146
“PENGARUH SELF-EFFICACY, KONFORMITAS DAN GOAL ORIENTATION TERHADAP PERILAKU MENYONTEK (CHEATING) SISWA MTs AL-HIDAYAH BEKASI” SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi Disusun Oleh: Hasnatul ‘Alawiyah 106070002171 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433H / 2011M

PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

  • Upload
    phamtu

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

“PENGARUH SELF-EFFICACY, KONFORMITAS DAN GOAL

ORIENTATION TERHADAP PERILAKU MENYONTEK

(CHEATING) SISWA MTs AL-HIDAYAH BEKASI”

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi sebagian dari persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Disusun Oleh:

Hasnatul ‘Alawiyah

106070002171

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433H / 2011M

Page 2: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

i

“PENGARUH SELF-EFFICACY, KONFORMITAS DAN GOAL

ORIENTATION TERHADAP PERILAKU MENYONTEK

(CHEATING) SISWA MTs. AL-HIDAYAH BEKASI”

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh

gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

HASNATUL ‘ALAWIYAH

NIM : 106070002171

Di Bawah Bimbingan :

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si Solicha, M.Si

NIP.19561223 198303 2 001 NIP. 19720415 199903 2 001

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433H/2011M

Page 3: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul PENGARUH SELF-EFFICACY, KONFORMITAS DAN GOAL ORIENTATION TERHADAP PERILAKU MENYONTEK (CHEATING) SISWA MTS. AL-HIDAYAH BEKASI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 9 Desember 2011 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 9 Desember 2011

Sidang Munaqasyah

Dekan/ Pembantu Dekan/ Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP. 130 885 522 NIP.19561223 198303 2 001

Anggota :

Dra. Diana Mutiah, M.Si Solicha, M.Si NIP. 19720415 199903 2 001 NIP. 19671029 199603 2 001

Page 4: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

iii

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hasnatul ‘Alawiyah

NIM : 106070002171

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh self-efficacy,

konformitas dan goal orientation terhadap perilaku menyontek (cheating)

siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan

tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan

sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-

Undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan

dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 30 November 2011

Hasnatul ‘Alawiyah NIM : 106070002171

[email protected]

Page 5: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

iv

Motto

“Berlaku jujurlah, karena sesungguhnya Berlaku jujurlah, karena sesungguhnya Berlaku jujurlah, karena sesungguhnya Berlaku jujurlah, karena sesungguhnya

kejujuran itu menuntun kepada kebaikan, kejujuran itu menuntun kepada kebaikan, kejujuran itu menuntun kepada kebaikan, kejujuran itu menuntun kepada kebaikan,

dan sesungguhnya kejujuran itu menuntun ke surga. dan sesungguhnya kejujuran itu menuntun ke surga. dan sesungguhnya kejujuran itu menuntun ke surga. dan sesungguhnya kejujuran itu menuntun ke surga.

Dan jauhilah dusta, karena dusta itu menyeret kepada Dan jauhilah dusta, karena dusta itu menyeret kepada Dan jauhilah dusta, karena dusta itu menyeret kepada Dan jauhilah dusta, karena dusta itu menyeret kepada

dosa dan kemungkaran, dan sesungguhnya dosa itu dosa dan kemungkaran, dan sesungguhnya dosa itu dosa dan kemungkaran, dan sesungguhnya dosa itu dosa dan kemungkaran, dan sesungguhnya dosa itu

menuntun ke neraka.” menuntun ke neraka.” menuntun ke neraka.” menuntun ke neraka.”

( ( ( ( HR. BukhariHR. BukhariHR. BukhariHR. Bukhari ) ) ) )

“Man“Man“Man“Man jadda wa jadda wa jadda wa jadda wajajajajadddda”a”a”a”

Barang siapa yang bersungguhBarang siapa yang bersungguhBarang siapa yang bersungguhBarang siapa yang bersungguh----sunggusunggusunggusungguhhhh

maka maka maka maka dapatlah dapatlah dapatlah dapatlah ia ia ia ia

Page 6: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

v

Sebuah Dedikasi

Karya ini kupersembahkan untuk Ema & Bapak tercinta,

Sungguh pencapaian ananda ini tidak akan pernah sebanding

dengan segala pengorbanan yang telah Ema & Bapak berikan.

Terimakasih atas cinta dan kasih sayangnya serta doa

yang selalu terucap untuk ananda.

Kakak-kakak tersayang, yang selalu menyayangiku dengan

sepenuh hati, dan selalu memberikan dukungan

serta mendoakanku dalam kebaikan.

Serta kedua keponakanku yang selalu menghibur

dan membuat hari-hariku lebih berwarna

Page 7: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) November 2011 C) Hasnatul ‘Alawiyah D) Pengaruh self-efficacy, konformitas dan goal orientation terhadap perilaku

menyontek (cheating) siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi E) XVII + 99 halaman + 30 lampiran F) Kecenderungan menyontek dalam kegiatan akademis kerap kali terjadi di

dunia pendidikan. Oleh karena itu, menyontek menjadi salah satu fenomena yang muncul menyertai aktifitas proses belajar-mengajar sehari-hari di sekolah khususnya bila ada ulangan dan ujian. Oleh karena itu perilaku mencontek bukan hal baru dalam dunia pendidikan, menyontek sudah sangat populer mulai dari pelajar SD, SMP, hingga SMA sampai Perguruan tinggi. Dengan semakin maraknya perilaku menyontek (cheating) di kalangan siswa maka perlu diantisipasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku menyontek (cheating). Tujuan penelitian ini adalah menguji signifikansi faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi perilaku menyontek seperti self-efficacy, konformitas, goal orientation, jenis kelamin dan tingkatan kelas. Berdasarkan pengujian statistik penelitian ini diharapkan akan mengungkapkan seberapa besar pengaruh dari setiap variabel prediksi yang dianalisis tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan metode probability sampling, dengan menggunakan teknik stratified random sampling dimana pemilihan sampel dari populasi berdasarkan pada strata tiap-tiap kelas. Partisipan pada penelitian ini adalah siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi yang berjumlah 150 siswa. Kesimpulan penelitian ini adalah secara keseluruhan terdapat pengaruh yang signifikan dari self-efficacy, konformitas acceptance, konformitas compliance, mastery goal orientation, performance goal orientation, jenis kelamin dan tingkatan kelas terhadap perilaku menyontek (cheating). Berdasarkan proporsi varians seluruhnya, perilaku menyontek dipengaruhi oleh independen variabel yang diteliti sebesar 39,9% sedangkan sisanya yaitu 60.1% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Akan tetapi jika dilihat dari signifikan tidaknya proporsi varian sumbangan kontribusi dari masing-masing IV (independent variable), hanya terdapat tiga IV (independent variable) yang signifikan, yaitu konformitas acceptance, konformitas compliance dan

Page 8: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

vii

tingkatan kelas, dengan perincian yaitu variabel konformitas acceptance memberikan sumbangan sebesar 16,9%, konformitas compliance memberikan sumbangan sebesar 3,1%.dan tingkatan kelas memberikan sumbangan sebesar 15,8%.Sedangkan self-efficacy, mastery goal orientation, performance goal orientation tidak mempengaruhi perilaku menyontek (cheating). Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti menyarankan jika ada yang ingin melanjutkan penelitian dengan tema yang sama, untuk peneliti selanjutnya disarankan agar sebaiknya menggunakan beberapa variabel lain yang mempengaruhi cheating untuk dijadikan independent variabelnya dan hendaknya menambahkan atau memperbanyak jumlah sampel, sehingga hasil penelitian yang didapat lebih akurat. Untuk para pendidik hendaknya dalam kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas siswa dalam melakukan pembelajaran terutama dalam ujian, karena cenderung yang melakukan cheating adalah siswa tingkat kelas lebih tinggi. Oleh karena itu perlu perhatian dan pembinaan khusus pada kelas-kelas tersebut agar tidak terlalu memiliki perilaku menyontek (cheating).

G) Bahan Bacaan: 20 buku + 11 jurnal + 7 artikel internet + 5 skripsi

Page 9: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim

Syukur Alhamdullilah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat kekuasaan dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW serta

pengikutnya sampai akhir zaman.

Terselesaikannya skripsi ini sebenarnya juga tidak luput dari bantuan

pihak luar, oleh karena itu, izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Jahja Umar, Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Ibu Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si, Pembantu Dekan I, beserta seluruh

jajaran dekanat lainnya, yang selalu berusaha menciptakan lulusan-lulusan

Fakultas Psikologi yang berprestasi dan berkualitas.

2. Ibu Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si. Dosen Pembimbing satu, yang selalu sabar

memberikan solusi-solusi cerdas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

penelitian, berdiskusi, memberi masukan yang sangat berarti, dan memberi

semangat kepada penulis. Terimakasih atas keikhlasannya untuk meluangkan

waktu di sela-sela kesibukan dengan jadwal ibu yang begitu padat.

3. Ibu Solicha, M.Si. Dosen pembimbing dua, yang telah memberikan masukan

yang bermanfaat dan sangat berarti yang berkaitan dengan penelitian sehingga

sangat membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Terimakasih

atas semangat yang ibu berikan, buku-buku yang ibu pinjamkan dan sudah

meluangkan waktu di sela-sela kesibukan ibu yang sedang hamil sambil

melanjutkan S3, semoga ibu dimudahkan dalam melahirkan dan di

berikeselamatan, Amin.

4. Ibu S. Evangeline I Suaidy M. Psi. Psi., Pembimbing akademik kelas A

angkatan 2006 yang selalu menyempatkan diri untuk mengikuti acara-acara

kelas A untuk memberikan perhatian dan nasehat-nasehat yang berarti demi

masa depan yang lebih baik.

Page 10: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

ix

5. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan kesabaran dan keikhlasan.

Semoga segala ilmu dan pengetahuan yang bapak dan ibu berikan dapat

bermanfaat untuk penulis maupun untuk orang lain dalam kehidupan

bermasyarakat.

6. Teristimewa, Ema dan Bapak yang rela mengeluarkan keringat demi

pendidikan dan kebahagiaan anak-anaknya walaupun dengan kondisi badan

yang mudah sakit. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan kepada

Ema dan Bapak, amin. Skripsi ini adalah sebuah dedikasi sederhana atas

pengabdian penulis kepada Ema dan Bapak tercinta.

7. Kakak-kakakku, Ibu Ngkis (Mpo)yang selalu memotivasi baik secara moril

maupun materil untuk selalu semangat dalam menjalani kehidupan ini

terutama merapungkan skripsi yang sudah membuatku jungkir-balik dan

jatuh-bangun untuk menyelesaikannya. Bang Haji, Teh Haji, Bang Uding dan

Teh Ika terimakasih sudah menjadi motivator Neng untuk menjadi Sarjana.

Teh Enca, terimakasih udah ngurusin semua perlengkapan Neng kuliah.

Terimakasih juga buat Aa yang udah mau antar jemput Neng Bogor-Ciputat.

Serta kedua keponakanku tersayang, Bilqis dan Zahran, walaupun kalian

sering ngebuat teteh pusing tapi berkat kalian hari-hari teteh lebih berwarna.

8. Kepala Sekolah MTs. Al-hidayah Bekasi, Bapak H. Jahrudin, S. Ag, M.M.pd

dan seluruh siswa-siswi MTs. Al-Hidayah Bekasi, terimakasih atas izin dan

partisipasinya dalam merapungkan penelitian ini.

9. Teman-teman di Federasi Olahraga Mahasiswa (FORSA) serta Senpai-senpai

dan teman-teman Karate UIN Jakarta, yang telah banyak mengajarkan arti dan

makna hidup serta pengalaman berorganisasi. Khususnya Senpai Abi yang

selalu mengajarkan dan menekankan pentingnya mempunyai jiwa yang

pemberani yang tidak takut untuk menantang dunia namun tetaplah

mempunyai hati yang jernih, ikhlas dan tidak sombong.

10. Sahabat-sahabatku tersayang (Sarah, Susi, Kori, K’edo, Sofyan, Ali,

Bambang, Rere, Baiti, Bima, Ayu, Dimas, Eja, Mayhant, Adyo, Teteh ibu, Ifa

dan anak-anak koz Balans ceria), serta teman-teman yang lain yang tidak

Page 11: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

x

dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah selalu menjaga persaudaraan dan

kasih sayang kita. Kalian keluarga kedua yang Allah kirimkan untuk selalu

menemaniku baik itu dalam “tawa” maupun “tangis” disaat orang tua serta

saudara-saudaraku jauh di seberang sana. Persahabatan yang indah ini tidak

akan pernah terlupakan sampai kapanpun. Terimakasih untuk persahabatan

yang indah ini.

11. Teman-teman angkatan 2006 khususnya kelas A yang selalu smart dalam

berpikir dan berdiskusi, serta angkatan dibawah penulis, terimakasih atas

kebersamaan dan pembelajaran yang begitu indah selama ini. Semua

kenangan indah yang telah kita lalui bersama tidak akan pernah terlupakan.

12. Teman-teman J-Pers (Jejak Petualngan), Mahachala (Mahasiswa Pecinta

Alam) Psikologi UIN Jakarta, B2W Bogor (Bike To Work), B2C Bogor (Bike

To Campus) dan Topas (Tekun Olahraga Pasti Sehat Selalu) yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas pengalaman petualangan yang

sungguh mengesankan dan tidak terlupakan.

13. Staff bagian Akademik, Umum, dan Keuangan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, karena dukungan moral

serta pengertian mereka penulis bisa menyelesaikan laporan ini.

Hanya asa dan doa yang penulis panjatkan kepada semua pihak yang

membantu penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk

itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan untuk

menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca.

Jakarta, 30 November 2011

Penulis

Page 12: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

xi

DAFTAR ISI

Cover

Lembar Pengesahan Pembimbing.........................................................................i

Pengesahan Panitia Ujian....................................................................................ii

Pernyataan Bukan Plagiat................................................................................. .iii

Motto.................................................................................................................iv

Persembahan.......................................................................................................v

Abstrak ..............................................................................................................vi

Kata Pengantar…………………………………………………………………viii

Daftar Isi………………………………………………………………………... xi

Daftar Tabel ...........................................................…………………………… xiv

Daftar Bagan ………………………………………………………………….. xvi

Daftar Lampiran …………………………………………………………….....xvii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1

1.1. Latar Belakang.....................................................................1

1.2. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah .........................16

1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................19

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................19

1.5. Sistematika Penulisan............................................................20

BAB II KAJIAN PUSTAKA .....................................................................21

2.1. Perilaku Menyontek (cheating) ...............................................21

2.1.1. Pengertian Perilaku Menyontek (Cheating) .................22

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menyontek

(cheating)..............................................................................23

2.1.4. Dimensi-dimensi Perilaku Menyontek (cheating) ........29

2.2. Self-efficacy ..........................................................................29

2.2.1. Pengertian Self-efficacy ...............................................30

2.2.2. Faktor-faktor Terbentuknya Self-efficacy .....................32

2.2.3. Dimensi-dimensi Self-efficacy .....................................36

Page 13: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

xii

2.3. Konformitas ..........................................................................38

2.3.1. Pengertian Konformitas ...............................................39

2.3.2. Dimensi-dimensi Konformitas.....................................40

2.3.3. Kondisi yang Mendorong Terjadinya Konformitas ......42

2.4. Goal Orientation...................................................................45

2.4.1. Pengertian Goal Orientation........................................45

2.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Goal Orientation...46

2.4.3. Dimensi-Dimensi Goal Orientation .............................47

2.5. Kerangka Berfikir .................................................................52

2.6. Hipotesis Penelitian...............................................................56

BAB III METODE PENELITIAN...............................................................57

3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..............................................57

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.................57

3.2.1. Populasi ........................................................................57

3.2.2. Sampel..........................................................................58

3.2.3. Teknik Pengambilan Sampel .........................................58

3.3. Variabel Penelitian..................................................................59

3.3.1. Identifikasi Variabel......................................................59

3.3.2. Definisi Oprasional Variabel .........................................60

3.4. Pengumpulan Data ..................................................................62

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data ............................................62

3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data .......................................62

3.5. Teknik Uji Instrumen dan Analisis Data..................................73

3.5.1. Uji Validitas..................................................................73

3.5.2. Uji Reliabilitas ..............................................................74

3.6. Prosedur Penelitian .................................................................75

3.7. Teknik Analisa Data ...............................................................77

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................78

4.1. Gambaran Umum Responden................................................78

4.1.1. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin............78

4.1.2. Gambaran Subjek Berdasarkan angkatan....................79

Page 14: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

xiii

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian .....................................................79

4.2.1. Kategorisasi Skor Perilaku Menyontek (Cheating) .....79

4.2.2. Kategorisasi Skor Self-efficacy ...................................81

4.2.3. Kategorisasi Skor Konformitas ..................................82

4.2.4. Kategorisasi Skor Goal Orientation ...........................83

4.3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian................................................84

4.3.1. Hasil Uji Hipotesis Mayor..........................................84

4.3.2. Hasil Uji Hipotesis Minor ..........................................86

4.3.3. Pengujian Sumbangan Masing-masing Independent

Variable......................................................................90

4.3.4. Sumbangan Masing-masing Independent Variable .....91

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN………………………..94

5.1. Kesimpulan……………………………………………….....94

5.2. Diskusi………………………………………………………95

5.3. Saran………………………………………………………...98

5.3.1. Saran Teoritis…………………………………....….98

5.3.2. Saran Praktis………………………………………..99

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Prediksi tingkah laku menurut Alwisol ............................................. 36

Tabel 2.2. Konsep-konsep goal orientation ....................................................... 49

Tabel 3.1. Populasi siswa-siswi MTs. Al-Hidayah Bekasi tahun 2011 ............... 58

Tabel 3.2. Pilihan jawaban dan skoring respon jawaban .................................. 63

Tabel 3.3. Pedoman skoring kuisioner jenis kelamin ......................................... 64

Tabel 3.4. Pedoman skoring kuisioner tingkatan kelas....................................... 64

Tabel 3.5. Blue print perilaku menyontek (cheating) try out .............................. 65

Tabel 3.6. Blue print perilaku menyontek (cheating) ......................................... 66

Tabel 3.7. Blue print self-efficacy try out........................................................... 67

Tabel 3.8. Blue print self-efficacy ...................................................................... 68

Tabel 3.9. Blue print konformitas try out........................................................... 69

Tabel 3.10. Blue print konformitas .................................................................... 70

Tabel 3.11. Blue print goal orientation try out................................................... 71

Tabel 3.12. Blue print goal orientation.............................................................. 72

Tabel 3.13. Skor hasil uji reliabilitas skala......................................................... 75

Tabel 4.1. Gambaran umum subjek berdasarkan jenis kelamin .......................... 78

Tabel 4.2. Gambaran umum subjek berdasarkan tingkatan kelas........................ 79

Tabel 4.3. Skor peroleh perilaku menyontek (cheating)..................................... 80

Tabel 4.4. Klasifikasi skor perilaku menyontek (cheating) ................................ 80

Tabel 4.5. Skor perolehan self-efficacy .............................................................. 81

Tabel 4.6. Klasifikasi skor selfefficacy............................................................... 81

Tabel 4.7. Perolehan Z score konformitas.......................................................... 82

Tabel 4.8. Klasifikasi responden pada konformitas............................................ 83

Tabel 4.9. Perolehan Z score goal orientation ................................................... 83

Tabel 4.10. Klasifikasi responden pada goal orientation.................................... 84

Tabel 4.11. Tabel R-square ............................................................................... 85

Tabel 4.12. Tabel ANOVA pengaruh IV terhadap DV....................................... 85

Tabel 4.13. Koefisiensi regresi .......................................................................... 86

Tabel 4.14. Uji beda jenis kelamin .................................................................... 89

Tabel 4.15. Uji beda tingkatan kelas.................................................................. 89

Tabel 4.16. Tabel proporsi varian ...................................................................... 90

Page 16: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

xv

DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR

Bagan 2.1. Skema kerangka berfikir .................................................................. 55

Bagan 4.1. Residual plot perilaku menyontek (cheating) ................................... 93

Page 17: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Bukti Penelitian

Lampiran 3 Skala Try Out

Lampiran 4 Data Mentah Perilaku Menyontek Cheating Try Out

Lampiran 5 Data Mentah Selfefficacy Try Out

Lampiran 6 Data Mentah Konformitas Try Out

Lampiran 7 Data Mentah Goal Orientation Try Out

Lampiran 8 Output Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out Perilaku Menyontek

(cheating)

Lampiran 9 Output Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out Self-efficacy

Lampiran 10 Output Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out Konformitas

Lampiran 11 Output Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out Goal Orientation

Lampiran 12 Skala Field Study

Lampiran 13 Data Mentah Cheating Field Test

Lampiran 14 Data Mentah Self-efficacy Field Test

Lampiran 15 Data Mentah Konformitas Acceptance Field Test

Lampiran 16 Data Mentah Konformitas Compliance Field Test

Lampiran 17 Data Mentah Mastery Goal orientation Field Test

Lampiran 18 Data Mentah Performance Goal Orientation Field Test

Lampiran 19 Data Mentah Tingkatan Kelas dan Jenis Kelamin Terhadap

perilaku menyontek (cheating)

Page 18: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

xvii

Lampiran 20 Data T-test Jenis Kelamin

Lampiran 21 Data T-test Tingkatan Kelas

Lampiran 22 Z score konformitas

Lampiran 23 Z score Goal Orientation

Lampiran 24 Data Responden Hasil Penelitian

Lampiran 25 Output Uji Validitas dan Reliabilitas Field Study Perilaku

Menyontek (cheating)

Lampiran 26 Output Uji Validitas dan Reliabilitas Field Study Self-efficacy

Lampiran 27 Output Uji Validitas dan Reliabilitas Field Study Konformitas

Lampiran 28 Output Uji Validitas dan Reliabilitas Field Study Goal Orientation

Lampiran 29 T-Test Jenis Kelamin dan Tingkatan Kelas

Lampiran 30 Z score Konformitas dan Goal Orientation

Page 19: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi saat ini kompetisi antar individu dengan individu

yang lainnya sangat ketat disegala bidang. Kompetisi yang terjadi tidak hanya

antar individu dalam negeri saja, akan tetapi juga antar bangsa. Hal terpenting

dalam era globalisasi ini adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

begitu pesat. Negara yang maju adalah Negara yang mampu mengusai ilmu

pengetahuan dan teknologi serta mampu menciptakan teknologi baru.

Negara Indonesia sebagai Negara berkembang, termasuk salah satu Negara

yang sedang giat-giatnya membangun dan meningkatkan sumber daya manusia

melalui pendidikan. Oleh karena itu untuk mengantisipasi era globalisasi, dunia

pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten

agar mampu bersaing dalam segala hal.

Agar tidak ketinggalan dengan Negara-negara yang lain, Indonesia

dituntut untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju sangat

pesat. Mau tidak mau peningkatan sumberdaya manusia mutlak diperlukan.

Dalam hal ini pemerintah Indonesia sangat menyadari pentingnya

menciptakan warga Negara yang berkualitas, agar sumberdaya manusia Indonesia

tidak kalah dari sumber daya manusia di Negara lain. Agar dapat mengontrol

kualitas manusia Indonesia dalam jalur pendidikan dilakukan Ujian Nasional

(UN).

Page 20: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

2

Ujian merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi proses belajar.

Dalam dunia pendidikan, ujian dimaksudkan untuk mengukur taraf pencapaian

suatu tujuan pengajaran oleh siswa sebagai peserta didik, sehingga siswa dapat

mengetahui tingkat kemampuannya dalam memahami pelajaran yang sedang

ditempuh. Bila ternyata hasilnya belum maksimal, maka proses belajar harus

ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitas (Maradina, 2008).

Dalam usaha untuk meraih keberhasilan mendapatkan nilai yang baik

dalam ujian, ada siswa yang belajar dengan tekun dan ada pula siswa yang tidak

belajar, akan tetapi mengandalkan teman atau berbuat curang, misalnya

menyontek saat mengikuti ujian. Hal ini terjadi karena hasil ujian dan ulangan itu

merupakan salah satu kriteria yang dipakai pendidik atau pengajar dalam

menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar yang dilakukan. Tak dipungkiri

lagi, dalam pelaksanaan ujian dan ulangan itu, sebagian peserta didik mencontek

(Silvano dkk, 2008).

Perilaku menyontek dapat dilakukan oleh siapapun juga untuk

mendapatkan nilai yang tinggi dan mengurangi kemungkinan mendapatkan nilai

yang buruk. Karena masyarakat berpandangan bahwa seseorang dikatakan cerdas

atau pintar jika nilai-nilai raport atau ijazahnya tinggi. Oleh karena itu para pelajar

berlomba-lomba untuk mendapat nilai tinggi (Silvano dkk, 2008). Pandangan

tersebut menimbulkan tekanan pada siswa untuk mencapai nilai yang tinggi.

Tekanan yang dirasakan akan membuat siswa lebih berorientasi pada nilai, bukan

pada ilmu. Siswa dapat mempersepsi ujian sebagai alat untuk menyusun peringkat

dan dapat menyebabkan dirinya mengalami kegagalan, bukan sebagai instrumen

Page 21: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

3

yang dapat menunjukkan kemajuan dalam proses belajar (Sujana & Wulan, dalam

Setyani, 2007).

Kecenderungan menyontek dalam kegiatan akademis kerap kali terjadi di

dunia pendidikan. Oleh karena itu, menyontek menjadi salah satu fenomena yang

muncul menyertai aktifitas proses belajar-mengajar sehari-hari di sekolah

khususnya bila ada ulangan dan ujian. Oleh karena itu perilaku mencontek bukan

hal baru dalam dunia pendidikan, menyontek sudah sangat populer mulai dari

pelajar SD, SMP, hingga SMA sampai Perguruan tinggi. Bahkan dalam sejarah

Cina Kuno menyebutkan bahwa pada zaman pemerintahan Kaisar Wen Ti pada

tahun 77 Masehi telah diberlakukan aturan ujian yang ketat bagi orang-orang yang

mengikuti ujian menjadi pegawai kerajaan. Peserta yang kedapatan menyontek

dalam ujian tersebut diancam hukuman mati (Alhadza dalam Setyani, 2007).

Akan tetapi walaupun perilaku menyontek telah dikenal sejak lama tetapi dalam

Kamus Bahasa Indonesia (Suharto & Iryanto, 1995), kata tersebut tidak dapat

ditemukan secara langsung, kata menyontek baru ditemukan pada kata jiplak-

menjiplak yang artinya meniru tulisan atau pekerjaan orang lain. Sedangkan

Dalam Kamus Bahasa Inggris (Echols & Shadily, 2003) kata menyontek atau

menjiplak disebut dengan istilah Cheating. Hal ini sesuai dengan artikel yang

ditulis oleh Alhadza, kata menyontek sama dengan cheating. Beliau mengutip

pendapat Bower, yang mengatakan cheating adalah perbuatan yang menggunakan

cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah/terhormat yaitu mendapatkan

keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan akademis (Alhadza, 2007).

Page 22: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

4

Menurut Mulyana (dalam Setyani, 2007), perilaku menyontek dapat

dilakukan dalam bentuk-bentuk sebagai berikut: menulis contekan di meja atau di

telapak tangan, menulis di sobekan kertas yang disembunyikan di lipatan baju,

bisa juga dengan melihat buku pedoman atau buku catatan sewaktu ujian. Seiring

dengan perkembangan teknologi, telepon genggam dapat digunakan sebagai

sarana untuk menyontek, yaitu dengan menyimpan data contekan di memori

telepon genggam atau saling berkirim jawaban melalui SMS (short message

service) pada saat ujian (Muljadi, dalam setyani 2007).

Berdasarkan pengertian di atas, menyontek adalah suatu perbuatan atau

cara-cara yang tidak jujur, curang dan menghalalkan segala cara untuk mencapai

nilai yang terbaik dalam ulangan atau ujian pada setiap mata pelajaran. Dapat

disimpulkan menyontek dalam pelaksanaan ujian adalah mengambil jawaban

soal-soal ujian dari cara-cara yang tidak dibenarkan dalam tata tertib ujian seperti:

dari buku, catatan, hasil pemikiran temannya dan media lain yang kemudian

disalin pada lembar jawaban ujian pada saat ujian berlangsung.

Pada dasarnya perilaku menyontek dapat merugikan banyak pihak, baik itu

orang yang menyontek ataupun orang yang dicontek. Dengan menyontek, orang

yang menyontek tidak dapat mengetahui seberapa besar kemampuan dirinya

dalam memahami atau menguasai pelajaran yang didapat, sedangkan orang yang

dicontek secara tidak langsung haknya diambil oleh orang yang menyontek.

Selain itu perilaku menyontek dapat menyulitkan guru dalam mengukur tingkat

keberhasilan dari proses belajar-mengajar di sekolah. Sebab nilai yang diperoleh

siswa dengan hasil menyontek bukanlah nilai yang sesungguhnya yang

Page 23: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

5

menunjukan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa itu sendiri. Secara

psikologispun, perilaku nyontek memiliki dampak yang tidak baik, sebab perilaku

menyontek dapat mendidik siswa untuk berbohong demi mendapatkan sesuatu

yang nantinya akan menjadi kebiasaan dan menjadikan pribadi pembohong.

Padahal seharusnya sekolah adalah tempat untuk belajar menjadi pribadi yang

lebih baik bukan tempat untuk belajar berbohong atau berbuat curang.

Secara keseluruhan bila melihat dari kenyataan yang terjadi, perilaku

menyontek (cheating) merupakan masalah serius dan penting dalam dunia

pendidikan. Akan tetapi sepertinya masalah ini kurang mendapatkan perhatian

khusus, meskipun beberapa penelitian mengenai perilaku menyontek kerap

dilakukan. Oleh karena itu sebaiknya semua pihak dalam dunia pendidikan

sepakat untuk mengatasi masalah menyontek dan tidak hanya terpaku oleh nilai

semata akan tetapi berusaha untuk dapat mencapai prestasi akademis yang optimal

dengan memahami materi yang diberikan.

Dengan semakin maraknya perilaku menyontek (cheating) dalam kalangan

siswa maka perlunya diantisipasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

perilaku menyontek (cheating). Salah satu faktor yang diduga dapat meningkatkan

dan menurunkan perilaku menyontek pada kalangan remaja Siswa SMP adalah

keyakinan dalam diri siswa akan kemampuannya sendiri. Keyakinan akan

kemampuan diri ini dikenal dengan istilah self-efficacy.

Self-efficacy adalah evaluasi seseorang terhadap kemampuan atau

kompetensinya untuk melakukan sebuah tugas, mencapai tujuan atau mengatasi

hambatan (Bandura dalam Baron & Byrne, 2003). Evaluasi ini dapat bervariasi

Page 24: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

6

tergantung pada situasi (Cervone dalam Baron & Byrne, 2003). Oleh karena itu,

seorang siswa yang memiliki keyakinan diri yang baik akan mampu menampilkan

kemampuan terbaiknya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan

disekolah dan mampu mengatasi hambatan demi tercapainya suatu tujuan dengan

apa yang dimilikinya.

Self-efficacy merupakan bagian dari psikologi positif. Self-efficacy yang

tinggi sangat baik apabila dimiliki oleh setiap individu terutama siswa yang akan

atau sedang menghadapi ujian, sebab self-fficacy merupakan persepsi atau

keyakinan seseorang akan kemampuan dirinya sendiri. Selain itu menurut

Bandura (1994), self-efficacy menentukan bagaimana seseorang merasa, berpikir,

memotivasi diri sendiri dan berperilaku. Jadi sudah jelas sekali kalau self-efficacy

ini sangat penting untuk dimiliki oleh siswa. Sebab dengan adanya keyakinan

pada kemampuan diri tersebut akan ikut mempengaruhi kinerja siswa dalam

mencapai keberhasilan, sehingga self efficacy pada siswa dalam mengerjakan

ujian sangat diperlukan.

Menurut Bandura (1994), Self-efficacy berkaitan dengan keyakinan

seseorang akan kemampuan yang dimilikinya untuk menjalankan kontrol atau

fungsi mereka sendiri lebih dari peristiwa yang mempengaruhi kehidupan mereka.

Keyakinan dalam keberhasilan mempengaruhi pilihan hidup seseorang, motivasi

dan ketahanan terhadap kesulitan baik itu stress atau depresi.

Seorang siswa yang memiliki self-efficacy yang baik dalam menghadapi

ujian akan memiliki pengharapan akan nilai yang bagus dan hasil yang

memuaskan dengan mempersiapkan diri sebelum dilakukannya ujian. Sebaliknya,

Page 25: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

7

siswa yang memiliki self-efficacy yang rendah pada saat menghadapi ujian akan

merasakan perasaan yang cemas, menunjukkan sikap yang tidak tenang karena

tidak mampu untuk menyelesaikan soal-soal ujian, sehingga siswa tersebut akan

merasa putus asa dalam menghadapi rintangan saat ujian dilaksanakan dan

akhirnya memutuskan untuk menyontek sebagai alternatif terakhir.

Pernyataan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Clara

Maradina (2008) yang dari penelitiannya menghasilkan: bahwa adanya hubungan

negatif yang signifikan antara self-efficacy dalam menghadapi ujian dengan

kecenderungan menyontek pada mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi

Ubaya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi self-efficacy maka semakin

rendah kecenderungan menyontek dan begitu juga sebaliknya semakin rendah

self-efficacy maka semakin tinggi kecenderungan untuk menyontek.

Selain self-efficacy faktor yang diduga dapat meningkatkan perilaku

menyontek adalah faktor konformitas. Sebab seringkali kita mendengar tentang

solidaritas remaja yang kadang kala disalahartikan. Dengan beranggapan bahwa

sikap solider itu adalah bagaimana kita membantu teman, baik itu dalam hal

positif maupun negatif, baik dengan rasa senang hati atau keterpaksaan karena

takut dibilang tidak solider. Melihat fenomena ini kita juga sering melihat para

siswa di sekolah misalnya pada saat ujian berlangsung mereka membantu

temannya dengan cara memberikan jawaban dengan alasan bahwa itu merupakan

sikap solider.

Menurut Sujana (dalam Nadhirah, 2008), perilaku menyontek tidak lepas

dari pengaruh adanya pengakuan atau persetujuan terhadap tindakan menyontek

Page 26: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

8

dan contoh tindakan menyontek yang dilakukan oleh teman sebaya dalam satu

kelompok atau teman sekelas. Jadi pengaruh kelompok sebaya akan sangat besar

dalam pemberian norma tingkahlaku yang akan dianut oleh individu, dimana salah

satu tingkahlaku tersebut adalah perilaku menyontek.

Perilaku mengikuti orang lain yang dimaksud disini adalah perilaku

konformitas. Biasanya perilaku konformitas ini terjadi karena mengikuti orang

lain yang ada dalam lingkungan individu berada, baik itu dengan terpaksa maupun

dengan sukarela.

Istilah konformitas pertama kali dipublikasikan oleh seorang ahli psikologi

sosial Solomon Asch tahun 1951, 1955. Eksperimen Asch ini menunjukan bahwa

orang cenderung melakukan konformitas, mengikuti penilaian orang lain,

ditengah tekanan kelompok yang mereka rasakan (Sarwono & Meinarno, 2009).

Sedangkan dalam Wade (2007) setiap orang pasti akan melakukan konformitas

dalam situasi tertentu dan untuk alasan yang sama dengan yang lain. Ada orang

yang melakukannya karena mereka mengidentifikasikan diri mereka dengan

kelompok dan anggota kelompok, serta ingin tampil serupa dengan mereka, sebab

teman-teman menggunakan pengaruh sosial satu sama lain.

Dalam kamus lengkap Psikologi J.P. Chaplin (2008) konformitas diartikan

sebagai kecendrungan untuk memperbolehkan satu tingkah laku seseorang

dikuasai oleh sikap dan pendapat yang sudah berlaku. Selain itu disebutkan juga

kalau konformitas merupakan ciri pembawaan kepribadian yang cenderung

membiarkan sikap dan pendapat orang lain untuk menguasai dirinya.

Page 27: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

9

Sedangkan dalam Wikipedia istilah konformitas diartikan sebagai proses

dimana seorang individu bersikap, meyakini, dan berperilaku yang dikondisikan

oleh sesuatu untuk menjadi apa yang orang lain bisa lihat. Dilain pihak seseorang

menyesuaikan keinginannya sendiri untuk mencapai rasa aman dalam

kelompoknya yang biasanya terdapat kesamaan dalam hal usia, budaya, agama,

bahkan status pendidikan. Akan tetapi konformitas ini sering dikaitkan dengan

remaja dan budaya kaum muda, karena remaja sangat terikat dengan kelompok

teman sebaya terutama di lingkungan sekolah (http://translate.google.co.id.

http://en.wikipedia.org/Conformity).

Dari fenomena yang biasa terjadi, konformitas pada remaja lebih banyak

memiliki efek yang buruk, padahal tidak semua konformitas memiliki efek buruk,

karena baik atau buruk tergantung pada situasi, kondisi dan tentunya pada

individu itu sendiri. Akan tetapi yang sering terjadi pada remaja adalah hal-hal

yang negatif (Santrock, 2002).

Konformitas dapat berperan secara positif atau negatif pada seorang

remaja, yang dimaksud peran negatif disini adalah perilaku menyontek (cheating).

Seperti yang terjadi baru-baru ini di SDN 2 Gadel, Surabaya, adanya fenomena

konformitas menyontek massal saat Ujian Nasional 2011, dimana seorang murid

bernama Alifah Ahmad Maulana (Aam) diminta oleh pihak sekolah “memadu”

teman-temannya menggarap soal ujian, karena takut kepada guru akhirnya Aam

memberikan hasil jawabannya kepada teman-temannya, dan hasilnya baik (Riadi,

2011). Sedangkan konformitas yang berperan secara positif adalah bagaimana

Page 28: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

10

siswa mempersiapkan diri dengan belajar bersama teman-temannya untuk

menghadapi ujian sekolah.

Biasanya pada perilaku konformitas seseorang mengikuti perilaku

kelompoknya meskipun ia berbeda pendapat dengan kelompoknya (Khrisnaresa,

2009). Semakin tinggi konformitas terhadap kelompok sebaya, maka

kecenderungan perilaku menyontek pun akan semakin tinggi. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Nadhirah (2008) yang dari penelitiannya

menghasilkan kalau adanya hubungan yang positif dan signifikan antara

konformitas kelompok dan perilaku menyontek pada mahasiswa IAIN “SMH”

Banten Fakultas Tarbiyah. semakin tinggi konformitas terhadap kelompok sebaya,

maka makin tinggi pula kecenderungan menyontek.

Selain self-efficacy dan konformitas kecendrungan menyontek siswa juga

dapat dikaitakan oleh goal orientation. Sebab ketika siswa menyontek, siswa

tersebut memiliki tujuan yang ingin dicapainya dan tentunya tujuan dari setiap

siswa yang menyontek berbeda-beda. Akan tetapi tujuan tersebut sangat terkait

dengan pencapain prestasi di kelas. Ini berarti perilaku menyontek (cheating) yang

terjadi pada siswa dapat dikaitkan dengan bagaimana siswa mengorientasikan

tujuannya.

Beragam usaha yang dilakukan siswa untuk meraih prestasi dalam

kegaiatan akademis terkait dengan suatu orientasi tujuan itu sendiri dalam

mencapai tujuan yang diharapkannya. Orientasi tujuan atau biasa disebut dengan

istilah goal orientation.

Page 29: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

11

Wikipedia mengartikan goal orientation (GO) adalah "tujuan". Disini GO

sebagai cara untuk mengejar dan mencapaian tujuan dalam konteks prestasi.

Selain itu GO merupakan motivasi internal dalam diri siswa dalam kompetensi

mengejar prestasi akademik disekolah http://en.wikipedia.org/wiki/Goal-oriented.

Goal atau tujuan adalah sesuatu yang diusahakan oleh seseorang untuk

dicapai, dan sesuatu itu berada diluar diri individu (Locke & latham, 1990 dalam

Pintrich & Schunk, 1996). Sedagkan goal orientation merupakan pola keyakinan

yang mengarahkan pada cara yang berbeda dalam pendekatan, penggunaan dan

respon terhadap achievement situation (Ames, 1992, dalam Pintrich & Schunk,

1996). Goal orientation merefleksikan standar individu dalam mencapai

keberhasilan.

Sedangkan dalam kamus lengkap Psikologi J.P. Chaplin (2008) goal

orientation diartikan sebagai kondisi dituntun menuju kearah sasaran. Dalam

kegiatan belajar keluar dari jalan yang ruwet simpang-siur, merupakan upaya atau

jalan tempuh yang mengarah pada sasaran, baik merupakan jalan buntu atau

menjadi bagian dari jalan yang benar.

Berkaitan dengan hal di atas, maka dapat diketahui bahwa seorang siswa

yang memiliki tujuan dalam proses belajar, maka siswa tersebut akan menetapkan

tujuan sebagai harapan, hal ini dapat dikatakan mengikuti ujian dan mendapatkan

kelulusan dengan nilai yang baik merupakan harapan yang harus dicapai. Maka

untuk memantapkan tujuan siswa yaitu mendapatkan keberhasilan saat ujian dan

meningkatkan prestasi, siswa akan mempersiapkan dirinya dengan banyak belajar

Page 30: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

12

dan meningkatkan waktu untuk membaca berbagai literatur yang mendukung

materi pelajaran (Maradina, 2008).

Secara umum ada dua jenis orientasi tujuan dalam kegiatan akademis,

yaitu tujuan untuk mengembangkan kemampuan (mastery orientation) dan tujuan

untuk menunjukan kemampuan (performance orientation). Menurut Pintrich dan

Schunk (1996), siswa yang berorientasi pada mastery orientation akan

memfokuskan tujuannya pada pengembangan kemampuan, dan berusaha untuk

memahami setiap tugas yang diberikan oleh para guru, dan selalu meningkatkan

kompetensi diri. Sebaliknya, siswa yang berorientasi pada performance

orientation lebih memfokuskan pada bagaimana penilaian orang lain terhadap

kemampuan yang dimiliki oleh para siswa.

Bila melihat kedua jenis orientasi tujuan, performance orientation lebih

mengarah pada pola perilaku maladaptip dari pada mastery goals. Oleh karena itu

siswa yang berorientasi pada performance orientation cenderung menggambarkan

siswa yang melakukan menyontek, sedangkan siswa yang berorientasi pada

mastery orientation cenderung menghindari perilaku menyontek (cheating) dalam

mencapai tujuan pembelajarannya. Oleh karena itu tidak setiap siswa yang

berorientasi pada performance orientation dia akan selalu menyontek dan siswa

yang berorientasi pada mastery orientation tidak akan menyontek.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh setya (2005) yang

menghasilkan kalau orientasi tujuan siswa dan struktur tujuan kelas secara

bersama-sama memberikan sumbangan pada perilaku menyontek siswa SMP

dalam pelajaran Matematika. Hal ini berarti orientasi tujuan siswa memiliki peran

Page 31: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

13

adanya kecendrungan menyontek siswa SMP dalam pelajaran Matematika. Dari

penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa orientasi tujuan dapat mempengaruhi

seseorang untuk menyontek atau tidak dalam mencapai tujuan yang

diharapkannya.

Dari pernyataan di atas sudah jelas kalau Goal orientation dapat

mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi hambatan untuk

mencapai tujuan sesuai dengan apa yang diharapkan. Baik itu hambatan dalam

pendidikan dan ujian ataupun hambatan dalam menyesuaikan diri dengan

perubahan, seperti halnya siswa SMP/MTs yang harus menyesuaikan diri dari

kehidupan Sekolah Dasar di masa anak-anak menuju masa remaja awal di Sekolah

Menengah Pertama. Oleh karena itu, sebaiknya siswa dalam menghadapi ujian

menganggap tugas mereka sebagai tantangan, bukan sebagai ancaman. Sebab

ketika siswa memandang tugas sebagai tantangan, bukan sebagai ancaman,

mereka tidak akan merasa takut dalam menghadapi kegagalan. Akan tetapi malah

termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar dengan hasil yang maksimal.

Selain variabel independen di atas, penelitian ini juga menggunakan

variabel demografis yang terdiri dari jenis kelamin dan tingkatan kelas. Variabel

demografis ini digunakan berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang

mengungkapkan mengenai jenis kelamin dan tingkatan kelas dalam hal

menyontek, seperti penelitian yang dilakukan oleh Calabrese dan Cochran (1990

dalam Anderman, Griesinger & Westerfield, 1998) yang mengemukakan bahwa di

Sekolah Negeri atau Swasta, perilaku menyontek (cheating) lebih umum

dilakukan oleh laki-laki. Dalam penelitian yang dilakukan pada kalangan

Page 32: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

14

mahasiswapun menyatakan hal yang sama, bahwa laki-laki lebih sering

menyontek daripada perempuan. Selain itu laki-laki juga mengatakan bahwa

mereka lebih banyak menyontek pada saat ulangan dengan menggunakan berbagai

metode menyontek. Di sisi lain perempuan menyetujui kalau cheating lebih

banyak dilakukan oleh laki-laki, sebab perempuan akan merasa bersalah jika

mereka menyontek (Baird, 1980 dalam Andermana & Midgley, 2004).

Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Newstead et al. (1996

dalam Anderman, Griesinger & Westerfield, 1998) mengungkapkan bahwa di

kalangan mahasiswa, laki-laki lebih banyak menyontek dari pada perempuan,

selain itu dalam penelitian itu pula diungkapkan kalau mahasiswa yang lebih

muda atau semester bawah lebih banyak menyontek dari pada murid yang tua atau

semester atas. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh McCabe,

Trevino dan Butterfield (2001) menunjukkan bahwa mahasiswa yang lebih muda

cenderung untuk menyontek dari mahasiswa yang lebih tua. McCabe dan Trevino

mengemukakan bahwa pada kesatu dan kedua tahun pertama mahasiswa merasa

berat dengan program fakultas, dan tidak ingin mengulang kembali mata kuliah

yang telah dipelajari, oleh karena itulah mahasiswa semester bawah lebih memilih

untuk menyontek. Sebaliknya, pada tahun katiga dan keempat perkuliahan,

mahasiswa tampaknya lebih antusias akan program fakultas karena sudah terbiasa

dengan program tersebut.

Berdasarkan asumsi penelitian yang dilakukan sebelumnya mengenai

variabel demografis, peneliti ingin mengetahui apakan benar perilaku menyontek

itu lebih banyak dilakukan oleh laki-laki dari pada perempuan ataukah berbanding

Page 33: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

15

terbalik dengan penelitian sebelumnya. Selain itu apakah dalam jenjang

pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) perilaku menyontek lebih

banyak dilakukan oleh kelas bawah ataukah berbanding terbalik dengan penelitian

sebelumnya.

Adapun dalam penelitian ini, fokusnya adalah para siswa pada jenjang

Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sebab siswa SMP/MTs merupakan usia

peralihan dari usia anak-anak menuju usia remaja awal, selain itu merekapun

mengalami masa peralihan dari Sekolah Dasar ke jenjang yang lebih tinggi yakni

Sekolah Menengah Pertama. Pada masa ini siswa perlu menyesuaikan diri dengan

konteks sosial yang berbeda dengan sebelumnya dan proses pencapaian

prestasipun berbeda degan sekolah dasar. Oleh karena itu perlunya kesiapan

dalam diri siswa dalam menghadapi proses perubahan yang terjadi, sebab apabila

siswa kesulitan dalam menghadapi perubahan ini maka mereka akan berusaha

mencari jalan keluar yang belum tentu benar. Dalam kondisi tersebut perilaku

menyontek mungkin akan terjadi karena dipandang sebagai jalan keluar termudah

agar mereka tetap dapat berprestasi di sekolah.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian longitudinal Anderman (dalam

Murdock & Anderman, 2006) menunjukkan bahwa menyontek sering dilakukan

siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dikarenakan adanya perubahan keadaan

lingkungan belajar yang dialami siswa, yaitu siswa mengalami masa transisi dari

Sekolah Dasar ke Sekolah Menengah Pertama, yang mana perubahan struktur

kelas yang kecil menjadi struktur kelas yang lebih besar, sehingga lingkungan

sekolah menjadi lebih kompetitif.

Page 34: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

16

Selain itu karena siswa SMP/MTs, termasuk siswa MTs. Al-Hidayah

Bekasi adalah termasuk pada masa remaja awal yang mana masa ini merupakan

masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa, maka pada masa ini seseorang

banyak sekali mengalami perubahan dalam dirinya, baik itu pertumbuhan dan

perkembangan fisik, pertumbuhan dan kematangan seks serta perkembangan

sosial. Oleh karena itu, remaja sangat dituntut untuk bisa memiliki rasa keyakinan

akan kemampuan diri dalam menghadapi ujian dan tidak mudah terpengaruh

dalam perilaku konformitas serta dapat menentukan tujuan mereka dalam bidang

akademis untuk mencapai prestasi sesuai dengan apa yang diharapkan tanpa

menyontek.

Berdasarkan penjelasan di atas, ada indikasi bahwa sebenarnya self-

efficacy, konformitas dan goal orientation serta variabel demografis dapat

menjelaskan terjadinya perilaku menyontek di sekolah. Berdasarkan pada

pemikiran tersebut penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh keempat

faktor self-efficacy, konformitas dan goal orientation serta variabel demografis

terhadap perilaku menyontek siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi.

Alasan mendasar penelitian ini dilakukan di MTs. Al-Hidayah Bekasi

karena sekolah ini memiliki siswa cukup banyak dalam satu kelas, yang

memungkinkan siswa untuk melakukan konformitas dalam menyontek.

1.2. Pembatasan dan Rumusan Masalah

2.1. Pembatasan Masalah

Agar penulisan penelitian ini menjadi terarah dan tidak meluas,

maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:

Page 35: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

17

1. Perilaku menyontek (cheating) yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah perbuatan curang yang dilakukan dalam

dunia pendidikan, baik itu meniru tulisan atau pekerjaan orang

lain dengan perbuatan atau cara-cara yang tidak jujur dengan

menghalalkan segala cara untuk mencapai nilai yang terbaik

dalam ulangan atau ujian pada setiap mata pelajaran, seperti:

menulis contekan di meja atau di telapak tangan, menulis di

sobekan kertas yang disembunyikan di lipatan baju, melihat

buku pedoman atau buku catatan, atau menyontek melalui

media lain seperti HP sewaktu ujian (Murdock & Anderman,

2006).

2. Self-efficacy yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

keyakinan siswa akan kemampuan dirinya dalam menghadapi

tantangan dalam dunia pendidikan. Keyakinan ini merupakan

kemampuan untuk melakukan tindakan-tindakan yang

diperlukan dalam mencapai keberhasilan pada saat ujian tanpa

perlu menyontek yang diungkapkan melalui skor-skor dari alat

ukur skala self-efficacy (Bandura, 1986).

3. Konformitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

perilaku meniru orang lain, baik itu berupa sikap atau tingkah

laku dikarenakan tekanan yang nyata maupun yang

dibayangkan oleh siswa. Akan tetapi konformitas disini lebih

ditekankan apakah siswa mengikuti temannya dalam

Page 36: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

18

menyontek di kelas atau sebaliknya yang diungkapkan melalui

skala konformitas (Sarwono & Meinarno, 2009).

4. Goal orientation yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

orientasi tujuan yang dimiliki siswa dalam belajar yang terdiri

dari mastery goal dan performance goal yang diungkapkan

melalui skala goal orientation (Pintrich & Schunk, 1996).

5. Variabel demografis disini adalah jenis kelamin yang terdiri

dari laki-laki dan perempuan, dan tingkatan kelas yang ada di

MTs Al-Hidayah Bekasi.

6. Penelitian ini dilakukan di MTs. Al-Hidayah Bekasi Kelas I, II

dan III atau kelas VII, VIII dan kelas IX.

2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian

ini difokuskan pada:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan self-efficacy, konformitas

dan goal orientation terhadap perilaku menyontek (cheating)

siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi?

2. Seberapa besarkah pengaruh self-efficacy, konformitas dan goal

orientation terhadap perilaku menyontek (cheating) siswa

MTs. Al-Hidayah Bekasi?

3. Faktor-faktor manakah yang paling mempengaruhi perilaku

menyontek (cheating) siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi?

Page 37: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

19

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat:

1. Ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara self-efficacy,

konformitas dan goal orientation terhadap perilaku menyontek

(cheating) siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi.

2. Faktor yang paling mempengaruhi perilaku menyontek (cheating)

siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat

berupa:

1. Manfaat teoritis:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi

perkembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi pendidikan. Selain itu

dari hasil penelitian ini diharapkan juga dapat menambah khazanah

pengetahuan tentang perilaku cheating serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

2. Manfaat praktis

Bagi pihak MTs. Al-Hidayah Bekasi diharapkan hasil penelitian ini

dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor penyebab siswa

menyontek, khususnya pada saat ujian, sehingga mampu mengurangi

intensitas menyontek pada siswa. Bagi siswa diharapkan hasil penelitian

ini dapat memberikan informasi tentang hal apa yang menyebabkan siswa

Page 38: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

20

menyontek. Dengan demikian diharapkan siswa dapat menghilangkan

kebiasaan menyontek dan dapat memperoleh hasil ujian dengan baik dan

jujur.

1.5. Sistematika Penulisan

BAB I. Bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri atas: Latar

belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II. Bab ini memaparkan teori perilaku menyontek (cheating),

self- efficacy, konformitas dan goal orientation pada

siswa SMP yang dilengkapi dengan kerangka berfikir

dan hipotesis penelitian.

BAB III. Bab ini menggambarkan metode yang digunakan untuk

penelitian yang terdiri atas: pendekatan dan jenis penelitian,

definisi variabel, populasi dan sampel, metode pengambilan

data, teknik pengambilan data, dan teknik uji instrumen,

hasil uji instrumen serta prosedur penelitian.

BAB IV. Hasil penelitian yang terdiri dari: analisis deskriptif dan uji

hipotesis.

BAB V. Penutup yang mencakup: kesimpulan, diskusi dan saran.

Page 39: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

21

BAB II

KAJIAN TEORI

Bab ini memaparkan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun

subbab yang akan dipaparkan terdiri dari enam subbab yaitu subbab pertama

membahas tentang perilaku menyontek (cheating) dan faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku menyontek (cheating). Subbab kedua membahas tentang

self-efficacy. Subbab ketiga membahas tentang konformitas. Subbab keempat

membahas tentang goal orientation. Subbab kelima membahas tentang kerangka

berpikir, dan dilanjutkan dengan subbab keenam membahas tentang hipotesis

penelitian. Adapun fokus penelitian ditekankan pada siswa Sekolah Menengah

Pertama atau Madrasah Tsanawiyah.

2.1. Perilaku menyontek

Perilaku menyontek (cheating) telah dipelajari di bidang pendidikan,

sosiologi, filsafat, dan ekonomi (dalam Anderman & Murdock , 2007). Akan

tetapi perilaku menyontek (cheating) yang dibahas dalam penelitian ini adalah

perilaku menyontek (cheating) dalam bidang pendidikan. Sebab kecenderungan

menyontek dalam kegiatan akademis kerap kali terjadi di dunia pendidikan. Oleh

karena itu, menyontek menjadi salah satu fenomena yang muncul menyertai

aktivitas proses belajar-mengajar sehari-hari di sekolah. Schab (1991 dalam

Anderman & Midgley, 2004) pun dikatakan kalau perilaku menyontek dalam

dunia pendidikan merupakan fenomena umum di sekolah, baik itu pada Sekolah

Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan perguruan

Page 40: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

22

tinggi. Akan tetapi Departemen Pendidikan California menemukan hasil

penelitian perilaku menyontek yg lebih tinggi pada siswa Sekolah Menengah

Pertaman (SMP), yakni sebesar 75%.

2.1.1. Pengertian perilaku menyontek (cheating)

Perilaku menyontek (cheating) adalah strategi yang digunakan siswa untuk

meningkatkan kinerja (dalam hal ini kinerja yang dimaksud adalah nilai) mereka

dengan cara yang tidak benar (Anderman, Griesinger & Westerfield, 1998).

Menurut Gehring dan Pavela (1994 dalam Pincus & Schmelkin 2003) perilaku

menyontek (cheating) merupakan suatu tindakan curang yang sengaja dilakukan

ketika seorang siswa mencari dan membutuhkan adanya pengakuan atas hasil

belajarnya dari orang lain meskipun dengan cara yang tidak sah seperti

memalsukan informasi terutama ketika dilaksanakan evaluasi akademis.

Berdasarkan pengertian di atas, dalam penelitian ini perilaku menyontek

diartikan sebagai tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan sengaja dengan

cara-cara yang tidak jujur atau perbuatan curang dengan menghalalkan segala cara

yang dilakukan siswa khususnya dalam pelaksanaan ujian ataupun penyelesaian

tugas akademis untuk mencapai tujuan tertentu.

Praktek menyontek lainnya yang kerap kali dilakukan oleh siswa selama

ujian maupun dalam menyelesaikan tugas akademis antara lain seperti dalam

Pincus dan Schmelkin (2003) yang menyebutkan beberapa bentuk kecurangan

akademik yang biasanya terjadi seperti: plagiat, menyalin jawaban orang lain,

membeli kunci jawaban, mencuri soal ujian, atau memalsukan dokumen sekolah.

Sims (1995; dalam Pincus dan Schmelkin, 2003) menemukan bahwa perilaku

Page 41: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

23

menyontek (cheating) yang paling serius adalah menggunakan kertas atau hasil

jawaban orang lain, mengambil jawaban orang lain, meminta seseorang untuk

menjawab ujian, membeli jawaban, dan menggunakan contekan selama ujian.

Nuss (1984; dalam Pincus dan Schmelkin, 2003) menemukan bahwa menyalin

selama ujian, membayar seseorang untuk menulis makalah, dan menggunakan

sinyal selama ujian. Graham et al. (1994; dalam Pincus dan Schmelkin, 2003)

mengambil soal ujian untuk orang lain, menyalin kertas jawaban, menggunakan

jasa joki, dan menyalin jawaban selama ujian.

Dalam sebuah penelitian kualitatif mahasiswa di Kanada menjelaskan

berbagai strategi yang digunakan siswa untuk memastikan bahwa mereka tidak

dicurigai menyontek oleh orang lain sebagai cheater, seperti menatap langit-langit

sambil berpikir, berpakaian tanpa saku, dan membuat ekspresi wajah yang

menyampaikan keterlibatan serius dengan bahan ujian (Albas & Albas, 1996;

dalam Murdock & Anderman, 2006).

Goldsmith, (1998; dalam Gallant & Drinan, 2006), meningkatnya

kecanggihan teknologi memperbesar peluang siswa untuk menyontek dan dapat

meningkatkan perilaku menyontek pada siswa.

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyontek

(cheating)

Anderman dan Murdock (2007) menyatakan bahwa terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi cheating. Faktor-faktor tersebut digolongkan ke dalam

empat karakteristik, yaitu:

Page 42: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

24

1. Karakteristik demographic

Perbedaan individual pada perilaku mencontek sisiwa telah

dipelajari dalam kaitannya dengan faktor demografik seperti:

a. Gender

Beberapa penelitian telah meneliti secara khusus perbedaan gender

dalam perilaku menyontek (cheating). Kebanyakan dari penelitian ini

mengoperasionalkan perilaku menyontek (cheating) berdasarkan self-

report dari pelajar. Penelitian yang dilakukan oleh Calabrese dan Cochran,

Davis dan kawan-kawan, Michaels dan Miethe, Newstead, Franklyn-

Stokes, serta Armstead (dalam Anderman & Murdock, 2007),

menemukan bahwa laki-laki lebih banyak menyontek (cheating)

dibandingkan perempuan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

Jacobson dan kawan-kawan (1970 dalam Anderman & Murdock, 2007),

mengemukakan bahwa perempuan lebih banyak menyontek (cheating)

dari pada laki-laki. Terdapat juga penelitian yang tidak menemukan

perbedaan perilaku menyontek (cheating) antara laki-laki dan perempuan

seperti penelitian yang dilakukan oleh Haines dan kawan-kawan (1986

dalam Anderman & Murdock, 2007).

Penelitian di atas sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Anderman dan Midgley (2004), yang menyatakan siswa Sekolah

Menengah Pertama menunjukkan bahwa laki-laki lebih mungkin untuk

menyontek daripada perempuan (misalnya, Cizek, 1999; Schab, 1969).

Penelitian yang dilakukan oleh McCabe, Trevino & Butterfield (2001),

Page 43: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

25

juga mengatakan kalau laki-laki lebih sering menyontek dari pada

perempuan.

b. Usia

Penelitian Jensen dan kawan-kawan (2002 dalam Anderman &

Murdock, 2007), menemukan bahwa pelajar yang lebih muda lebih

mungkin mencontek daripada pelajar yang lebih tua ketika perbandingan

ini dibuat antara siswa dan mahasiswa. Dari penelitian ini ditemukan

bahwa perilaku menyontek (cheating) akan berkurang dengan

bertambahnya usia.

c. Status sosio-ekonomi

Calabrese dan Cochran (1990 dalam Anderman & Murdock, 2007),

juga meneliti perilaku menyontek (cheating) pada siswa berdasarkan status

sosio-ekonomi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa private

school (sekolah swasta) yang memiliki status sosio-ekonomi tinggi lebih

banyak menyontek dibandingkan dengan siswa yang berasal dari public

school (sekolah negeri).

d. Agama

Terdapat bermacam-macam hasil penelitian mengenai perilaku

menyontek (cheating) dan agama. Penelitian Rettinger dan Jordan (2005

dalam Anderman & Murdock, 2007), yang dilakukan pada kelas religi dan

kelas liberal, menemukan bahwa kelas religi lebih sedikit melakukan

cheating dibandingkan kelas liberal.

Page 44: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

26

2. Karekteristik akademik

a. Ability (kemampuan)

Newstead dan kawan-kawan (1996 dalam Anderman & Murdock,

2007), menekankan pada kompleksnya hubungan antara ability dan

cheating. Para peneliti pada umumnya menunjukkan bahwa ability

berhubungan dengan cheating, dan hal tersebut secara umum dipercaya

bahwa siswa yang memiliki ability rendah lebih berkemungkinan

melakukan cheating.

b. Area subjek

Bowers, Davis dan Ludvigson, Newstead dan kawan-kawan

(dalam Anderman & Murdock, 2007), menyatakan bahwa subjek yang

berada pada area sains, bisnis, dan mesin, diidentifikasi sebagai disiplin

ilmu dengan indikasi tinggi adanya cheating jika dibandingkan dengan

subjek yang berada pada area seni dan sosial.

3. Karakteristik motivasi

a. Self-efficacy

Penelitian Murdock dan kawan-kawan (2001 dalam Anderman &

Murdock, 2007), pada siswa Sekolah Menengah Pertama menemukan

bahwa terdapat hubungan berbanding terbalik antara cheating dan self-

efficacy. Menurut Finn dan Frone (2004 dalam Anderman & Murdock,

2007), self-efficacy memprediksi cheating ketika tingkat prestasi siswa

telah dikontrol. Beberapa penelitian seperti penelitian Calabrese dan

Page 45: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

27

Cochran, Michaels dan Miethe, serta Malinowski dan Smith (dalam

Anderman & Murdock, 2007), menemukan bahwa pelajar mencontek

lebih sering ketika mereka memiliki self-efficacy rendah yang meliputi

takut akan kegagalan.

b. Goal orientation

Studi mengenai cheating yang dikaitkan dengan teori achievement

goal menegaskan bahwa cheating sering muncul pada siswa yang tujuan

belajarnya bukan pada penguasaan materi. Hubungan antara goal dan

cheating telah ditemukan pada siswa yang lebih muda. Penelitian

Anderman dan kawan-kawan, dan Murdock dan kawan-kawan (dalam

Anderman & Murdock, 2007), pada siswa Sekolah Menengah Pertama

menemukan adanya hubungan yang berbanding terbalik antara cheating

dan mastery goals. Hal ini memberikan asumsi bahwa mastery goal

orientation tidak ada kaitannya dengan perilaku menyontek.

4. Karakteristik personality

a. Impulsivitas dan sensation-seeking

Impulsivitas dan sensation-seeking merupakan dua konstruk pada

literatur psikologi kepribadian yang mungkin berhubungan dengan

cheating (dalam Anderman & Murdock, 2007).

b. Self-control

Grasmick, Tittle, Bursik, dan Arneklev (1993 dalam Anderman &

Murdock, 2007), menemukan bahwa self-control dan persepsi terhadap

Page 46: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

28

kesempatan menyontek berhubungan dengan cheating. Sebab control diri

akan menentukan apa yang orang akan lakukan.

c. Tipe kepribadian

Pada penelitian eksperimen Davis (1995 dalam Anderman &

Murdock, 2007), ditemukan siswa dengan tipe kepribadian A lebih banyak

melakukan cheating daripada siswa dengan tipe kepribadian B. hal ini

membuktikan bahwa kepribadian seseorang memungkinkan seseorang

untuk menyontek.

d. Locus of control

Locus of control (pusat kendali) adalah gambaran keyakinan

seseorang mengenai sumber penentu perilakunya. Locus of control

merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan perilaku individu,

termasuk bagaiman seseorang menentukan apakah ia akan menyontek atau

tidak menyontek. Dalam penelitian eksperimen mengenai Locus of control

ditemukan bahwa seseorang yang memiliki eksternal locus of control lebih

berkemungkinan melakukan cheating (Anderman & Murdock, 2007).

Perilaku menyontek memang terkait dengan banyak faktor seperti

yang telah diuraikan sebelumnya. Akan tetapi dari sekian banyak faktor

tersebut, dalam penelitian ini difokuskan kepada self-efficacy, konformitas

dan goal orientation.

Page 47: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

29

2.1.3. Dimensi-dimensi perilaku menyontek (cheating)

Cizek dalam Anderman (2007) menyatakan bahwa perilaku menyontek

(cheating) terbagi menjadi tiga kategori, yaitu:

1. Giving (memberi), taking (mengambil), or receiving (menerima)

information

2. Menggunakan materi (bahan) yang terlarang

3. Memanfaatkan kelemahan seseorang, prosedur, atau proses untuk

memperoleh keuntungan

2.2. Self-efficacy

Bagaimana seseorang bertingkah laku dalam situasi tertentu tergantung

pada respirokal antara lingkungan dengan kondisi kognitif. Khususnya faktor

kognitif yang berhubungan dengan keyakinan bahwa dia mampu atau tidak

mampu melakukan tindakan yang memuaskan. Bandura menyebut keyakinan atau

harapan diri ini sebagai self-efficacy (Alwisol, 2004). Konsep ini sesungguhnya

merupakan versi ilmuan tentang hikmah di balik kekuatan berfikir positif (Luthfi,

Saloom & Yasun, 2009).

Self-efficacy merupakan turunan dari teori Behavioral yang ditokohi oleh

Albert Bandura. Self-efficacy ini berawal dari penelitiannya mengenai fobia ular

untuk mengatasi rasa takutnya dengan cara meningkatkan efficacy seseorang

dalam menghadapi ular (Bandura & Adams, 1977; dalam Baron & Byrne, 2003).

Page 48: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

30

2.2.1. Pengertian self-efficacy

Karena self-efficacy ini ditokohi oleh Albert Bandura, maka pengertian

mengenai self-efficacy ini lebih banyak didominasi oleh Bandura sendiri.

Beberapa pengertian self-efficacy menurut Bandura adalah:

· Self-efficacy adalah keyakinan seseorang akan kemampuan dirinya

untuk menghasilkan tigkat kinerja yang didapat dari hasil latihan atau

kejadian yang mempengaruhi kehidupan seseorang. Self-efficacy ini

dapat menentukan bagaimana orang merasa, berfikir, memotivasi diri

sendiri dalam berperilaku (Bandura, 1994).

· Self-efficacy adalah Evaluasi seseorang terhadap kemampuan atau

kompetensinya untuk melakukan sebuah tugas, mencapai tujuan atau

mengatasi hambatan (dalam Baron dan Byrne, 2003).

· Self-efficacy adalah ekspektasi – keyakinan (harapan) tentang seberapa

jauh seseorang mampu melakukan suatu perilaku dalam suatu situasi

tertentu (dalam Friedman dan Schustack, 2006).

Sedangkan dalam Alwisol (2004) Self-efficacy adalah persepsi diri sendiri

mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu. Self-efficacy

ini berhubungan dengan keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan untuk

melakukan tindakan yang diharapkan.

Dalam penelitian ini, self-efficacy didefinisikan sebagai keyakinan siswa

(khususnya siswa SMP/MTs) akan kemampuan yang dimilikinya dalam

melaksanakan tugas yang diberikan sekolah untuk mencapai keberhasilan yang

diharapkan dengan nilai yang memuaskan.

Page 49: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

31

Bandura (dalam Suprayogi, 2007) mengemukakan bahwa orang yang

memiliki keyakinan yang tinggi terhadap kemampuannya akan memandang tugas

yang sulit sebagai suatu tantangan yang harus dikuasai, bukan sebagai ancaman

yang harus dihindari. Ia akan mengatur sendiri orientasi yang penuh tantangan

dengan mempertahankan komitmen yang kuat untuk dirinya. Seseorang juga akan

mempertinggi dan meningkatkan usahanya dalam menghadapi kegagalan. Secara

cepat pula akan memulihkan kembali self-efficacy-nya setelah mengalami

kegagalan. Sebaliknya orang yang tidak yakin dengan kemampuannya akan

menghindari tugas-tugas yang sulit yang dianggapnya merupakan ancaman bagi

dirinya. Orang tersebut memiliki aspirasi yang rendah dan komitmen yang lemah

terhadap orientasi yang ingin diraih. Manakala menghadapi tugas-tugas yang sulit,

ia lebih memikirkan kekurangan yang dimilikinya, halangan yang akan ditemui,

dan hal-hal lain yang tidak memuaskan dari pada berkonsentrasi agar kinerja

berhasil dengan baik. Orang tersebut juga akan mengurangi usahanya dan cepat

menyerah ketika menghadapi kesulitan. Selain itu ia juga lambat dalam

memulihkan kembali rasa self-efficacy yang mengikuti kegagalan karena

memandang kinerja yang kurang sebagai kurangnya bakat.

Self-efficacy yang positif adalah keyakinan untuk mampu melakukan

perilaku yang dimaksud. Tanpa self-efficacy seseorang akan enggan untuk

melakukan suatu perilaku. Menurut Bandura, self-efficacy menentukan apakah

seseorang akan menunjukkan perilaku tertentu, sekuat apa seseorang dapat

bertahan saat menghadapi kesulitan atau kegagalan, dan bagaimana kesuksesan

Page 50: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

32

atau kegagalan dalam satu tugas tertentu mempengaruhi perilaku orang itu dimasa

depan (Friedman & Schustack, 2006).

Selain itu Self-efficacy ini dapat menentukan apakah seseorang dapat

melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa

dalam mengerjakan sesuatu sesuai dengan yang dipersyaratkan. Selain itu self-

efficacy menggambarkan akan kemampuan diri seseoarng. Orang yang memiliki

self-efficacy tinggi maka ia akan percaya bahwa dia dapat mengerjakan sesuai

tuntutan situasi, dan harapan yang di dapatpun sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya, sebab orang itu akan bekerja keras dan bertahan dalam mengerjakan

tugas sampai selesai (Alwisol, 2004). Schunk (dalam Santrock, 2008)

mengaplikasikan kalau konsep self-efficacy ini pada banyak aspek dari prestasi

murid. Murid dengan self-efficacy rendah mungkin menghindari banyak tugas

belajar, khususnya yang menantang dan sulit, sedangkan murid dengan level self-

efficacy tinggi mau mengerjakan tugas yang menantang dan sulit. Murid dengan

level self-efficacy tinggi lebih mungkin untuk tekun berusaha menguasai tugas

pembelajaran dari pada dengan murid dengan level self-efficacy rendah.

Setiap orang dalam mengatasi masalah atau tugas tidak hanya harus

memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam masalah atau tugas yang dihadapi,

akan tetapi juga harus memiliki keyakinan akan kemampuan yang dimiliki untuk

melakukan perilaku dalam menyelesaikan tugas yang ada.

2.2.2. Faktor-faktor terbentuknya self-efficacy

Dalam Bandura (1986), efikasi (konsistensi) seseorang, didasarkan pada

empat sumber utama, yakni:

Page 51: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

33

1. Pengalaman informasi (performance accomplishment)

Pengalaman informasi adalah prestasi yang pernah dicapai di masa

lalu, sebagai sumber, informasi masa lalu menjadi pengubah self-

efficacy yang paling kuat pengaruhnya. Prestasi di masa lalu yang

bagus meningkatkan ekspektasi efikasi, sedangkan kegagalan akan

menurunkan self-efficacy.

2. Pengalaman orang lain (vicarious experience)

Vicarious experience diperoleh melalui model sosial. Self-efficacy

akan meningkat ketika mengamati keberhasilan orang lain. Sebaliknya,

self-efficacy akan menurun ketika mengamati orang yang kemampuannya

kira-kira sama dengan dirinya ternyata gagal. Kalau figure yang diamati

berbeda dengan diri si pengamat, pengaruh orang lain tidak besar.

Sebaliknya, ketika mengamati figure yang setara dengan dirinya, bisa jadi

orang tidak mau mengerjakan apa yang pernah gagal dikerjakan oleh

figure yang diamatinya itu dalam jangka waktu yang lama (Alwisol,

2004).

Penilaian self-efficacy sebagian dipengaruhi oleh pengalaman

orang lain. Melihat atau memvisualisasikan orang lain melalui pengamatan

berhasil meningkatkan persepsi diri tentang keberhasilan bahwa mereka

juga memiliki kemampuan untuk menguasai kegiatan yang sebanding

(Bandura, Adams, Hardy & Howels, 1980; Kadzim, 1979; dalam Bandura,

1986). Pengalaman orang lain dapat meyakinkan diri bahwa jika orang lain

Page 52: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

34

bisa melakukannya, maka harus mampu mencapai hal yang sama,

setidaknya beberapa peningkatan kinerja (Bandura, 1986).

Self-efficacy dapat diubah dengan mudah oleh pengaruh model

yang relevan ketika orang telah memiliki pengalaman sebelumnya yang

menjadi dasar evaluasi kompetensi pribadi mereka (Bandura, 1986).

3. Persuasi sosial/persuasi verbal (social persuation/verbal persuasion)

Persuasi verbal secara luas digunakan untuk mencoba membujuk

orang mempercayai bahwa mereka memiliki kemampuan yang akan

memungkinkan mereka untuk mencapai apa yang mereka cari. Persuasi

sosial saja mungkin terbatas pada kekuatannya untuk peningkatan self-

efficacy, tetapi dapat memberikan konstribusi terhadap kinerja sukses jika

penilaian ada dalam batas-batas yang realistis. Orang-orang yang

membujuk secara lisan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk

menguasai tugas-tugas yang diberikan cendrung memobilisasi upaya

berkelanjutan yang lebih besar dari pada jika mereka memiliki keraguan

diri (Bandura, 1986).

Self-efficacy juga dapat diperoleh, diperkuat dan dilemahkan

melalui persuasi sosial. Dampak dari sumber ini terbatas. Tetapi pada

kondisi yang tepat persuasi dari orang lain dapat mempengaruhi self-

efficacy. Kondisi itu adalah rasa percaya kepada pemberi persuasi, dan

sifat realistic dari apa yang dipersuasikan (Alwisol, 2004).

Page 53: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

35

4. Keadaan emosi (emotional/psysiological states)

Sebagian orang mengandalkan informasi dari keadaan fisiologis

mereka dalam menilai kemampuan mereka (Bandura, 1986). Keadaan

emosi yang mengikuti suatu kegiatan akan mempengaruhi self-efficacy

dibidang kegiatan itu. Emosi yang kuat, takut, cemas, stress, dapat

mengurangi self-efficacy. Namun bisa terjadi, peningkatan emosi (yang

tidak berlebihan) dapat meningkatkan self-efficacy. Perubahan tingkah

laku akan terjadi kalau sumber ekspektasi self-efficacy berubah.

Pengubahan self-efficacy banyak dipakai untuk memperbaiki kesulitan dan

adaptasi tingkah laku orang yang mengalami berbagai masalah behivorial.

Dari empat alasan di atas pengalaman informasi (performance

accomplishment) yang menjadi alasan utama mengapa seseorang melakukan self-

efficacy, kemudian vicarious experience, persuasi verbal lalu reaksi emosi

emosional (Friedman dan Schustack, 2006).

Selain dari empat faktor di atas, ada faktor lain seperti kualitas

pembelajaran dan kursus atau kesulitan ujian yang dapat mempengaruhi self-

efficacy siswa dalam mencapai nilai atau hasil sesuai dengan hasil yang

diharapkan (Murdock & Anderman, 2006).

Dalam Alwisol (2004), tinggi atau rendahnya self-efficacy,

dikombinasikan dengan lingkungan yang responsif atau tidak responsif. Dari hal

tersebut akan menghasilkan empat kemungkinan prediksi tingkah laku seperti:

Page 54: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

36

Table 2.1.

Prediksi tingkah laku menurut Alwisol (2004)

Efikasi Lingkungan Prediksi hasil tingkah laku

Tinggi Responsif Sukses, melaksanakan tugas sesuai dengan

kemampuannya

Rendah Tidak responsif Depresi, melihat orang lain sukses pada tugas

yang dianggap sulit

Tinggi Tidak responsif Berusaha keras mengubah lingkungan menjadi

responsive, melakukan protes, aktivitas sosial,

bahkan melaksanakan perubahan

Rendah Responsif Orang menjadi apatis, pasrah, merasa tidak

mampu

2.1.1. Dimensi-dimensi self-efficacy

Menurut Bandura (1986), teori self-efficacy memiliki beberapa dimensi

yang mempunyai implikasi kinerja penting, yaitu:

1. Level

Level kinerja pada tugas-tugas sulit lebih dominan kemampuan

dasar ketika banyak usaha yang telah diberikan dalam kondisi yang

kondusif dengan kinerja maksimum. Kegagalan dalam kondisi tertentu

menandakan kemampuan yang terbatas. Individu yang mengalami

kegagalan secara berkala tapi terus meningkatkan usaha dari waktu

kewaktu lebih cendrung untuk meningkatkan keberhasilan.

Page 55: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

37

2. Generality

Orang mungkin menilai diri sendiri berfungsi efektif hanya di

wilayah tertentu atau di berbagai kegiatan dan situasi. Penilaian domain-

linked mengungkapkan pola dan tingkat umum dari persepsi orang tentang

keberhasilan mereka.

Penulis menyimpulkan bahwa dimensi ini menjelaskan bahwa self-

efficacy pada bidang yang umum, tidak terbatas pada satu bidang

kemampuan tertentu saja.

3. Strength

Lemahnya persepsi diri tentang keberhasilan mudah dinegasikan

oleh pengalaman, sedangkan orang-orang yang memiliki keyakinan yang

kuat dalam kompetensi mereka sendiri, akan bertahan mengatasi upaya

mereka meskipun kesulitan yang dihadapi meningkat.

Semakin kuat self-efficacy dirasakan, semakin besar kemungkinan

orang-orang untuk memilih tugas yang menantang. Semakin lama mereka

konsisten pada tugas-tugas sulit, semakin besar kemungkinan mereka

untuk berhasil dalam hal tersebut. Kekuatan self-efficacy belum tentu

hubungan linier dengan pilihan perilaku (Bandura, 1986).

Secara umum self-efficacy dipahami sebagai domain-spesifik. Artinya,

seseorang dapat memiliki lebih atau kurang kuat akan keyakinan yang dimilikinya

dalam domain yang berbeda atau hanya berfungsi dalam keadaan tertentu. Para

peneliti juga berpendapat secara umum self-efficacy mengacu pada kepercayaan

Page 56: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

38

global akan kemampuan seseorang dalam mengatasi di berbagai situasi (Sherer &

Maddux, 1982; Skinner et al, 1988; Schwarzer & Yerusalem, 1999 dalam

Schwarzer, 2002). Jadi secara umum self-efficacy bertujuan untuk menstabilkan

kompetensi pribadi untuk menangani secara efektif dalam berbagai situasi

(Schwarzer, 2002).

2.2. Konformitas

Manusia mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungan agar dapat

bertahan hidup. Cara yang termudah adalah dengan melakukan tindakan yang

sesuai dan diterima secara sosial. Melakukan tindakan yang sesuai dengan norma

sosial dalam psikologi sosial dikenal sebagai konformitas (Sarwono & Meinarno,

2009).

Istilah konformitas pertama kali dipublikasikan oleh seorang ahli Psikologi

Sosial Solomon Asch pada tahun 1951 dengan melakukan penelitian tentang

persepsi penglihatan melalui cara menggambar suatu panjang garis. Sejak itulah

istilah konformitas ini dikenal oleh banyak orang terutama dalam bidang psikologi

sosial (Sears, Freedman, Peplau, 1985; dan dalam Sarwono & Meinarno, 2009).

Eksperimen Asch ini menunjukkan bahwa orang cenderung melakukan

konformitas. Mengikuti penilaian orang lain, di tengah tekanan kelompok yang

mereka rasakan. Eksperimen ini memberikan masukan bahwa saat individu

menemukan penilaian, tindakan dan kesimpulannya berbeda dengan banyak

orang, ia cenderung akan mengubah dan mengikuti norma yang dikemukakan

oleh banyak orang. Ada kebutuhan kuat dalam diri manusia untuk bertindak benar

Page 57: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

39

atau tepat sehingga bisa diterima dan disukai oleh orang lain (Sarwono dan

Meinarno, 2009).

2.2.1. Pengertian konformitas

Konformitas adalah suatu bentuk pengaruh sosial, dimana individu

mengubah sikap dan tingkah lakunya agar sesuai dengan norma sosial (Baron,

Byrne & Branscombe 2008; dalam Sarwono & Meinarno, 2009). Sedangkan

dalam Henslin (2006), konformitas adalah perilaku mengikuti pendapat teman-

teman sebaya. Akan tetapi teman-teman sebaya tidak memiliki kewenangan

terhadap diri seseorang, teman-teman hanya memiliki pengaruh sejauh yang

diizinkan oleh individu itu sendiri.

Menurut Bandura (dalam Crain, 2007) konformitas ini merupakan

pembelajaran, dimana dalam lingkungan sosial adanya proses sosialisasi, proses

sosialisasi ini adalah proses dimana masyarakat mempengaruhi anggota-

anggotanya untuk bersikap agar bisa diterima secara sosial. Sosialisasi ini

merupakan proses inklusif yang mempengaruhi hampir tiap jenis tingkah laku,

termasuk kemampuan-kemampuan yang bersifat teknis.

Konformitas muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang

lain dikarenakan tekanan yang nyata maupun yang dibayangkan oleh mereka

(Santrock, 1996). Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan Wade (2007),

kalau seseorang melakukan tindakan atau sikap konformitas karena adanya

tekanan yang nyata maupun yang dipersepsikan.

Konformitas terjadi bila seseorang menampilkan perilaku tertentu karena

setiap orang lain menampilkan perilaku tersebut. Oleh karena itu selama masa

Page 58: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

40

remaja, khususnya awal masa remaja, seseorang lebih mengikuti standar-standar

teman sebaya dari pada yang dilakukan pada masa kanak-kanak. Para peneliti

telah menemukan bahwa pada kelas Sembilan, konformitas dengan teman sebaya

memuncak (Berndt, 1979; Berdent & Perry, 1990; Leventhal, 1994; dalam

Santrock, 1995) dan berkurang pada kelas 12 (Santrock, 1996).

Konformitas yang terjadi pada masa remaja dapat bersifat positif maupun

negatif (Camarena, 1991; Foster-Clark & Blyth, 1991; Pearl, Bryan, Herzog,

1990; Wall, 1993; dalam Santrock, 2002). Umumnya remaja terlibat dalam

semua bentuk perilaku konformitas yang negatif, salah satunya adalah perilaku

menyontek.

Berdasarkan teori belajar sosial Bandura, McCabe, Trevino dan Butterfield

(2001) menyimpulkan bahwa pengaruh kuat dari perilaku teman-teman

menunjukkan bahwa perilaku menyontek tidak hanya belajar dari mengamati

perilaku teman sebaya, tapi juga teman-teman rekan memberikan dukungan

normatif untuk menyontek.

Berdasarkan pengertian di atas, pengertian konformitas dalam penelitian

ini adalah suatu bentuk pengaruh sosial, dimana individu mengubah sikap dan

tingkah lakunya agar sesuai dengan norma sosial dalam lingkungannya (dalam

penelitian ini dikhususkan lingkungan sekolah), seperti mengikuti pendapat dan

tingkah laku teman-teman di sekolah.

2.2.2. Dimensi-dimensi konformitas

Mayers (1988; dalam Sarwono & Meinarno, 2009) membagi konformitas

dalam dua bentuk, yaitu:

Page 59: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

41

1. Acceptance

Pada bentuk konformitas acceptance, tingkah laku dan keyakinan

individu sesuai dengan tekanan dalam kelompok yang diterimanya.

Pada bentuk acceptance ini, konformitas terjadi karena kelompok

menyediakan informasi penting yang tidak dimiliki oleh individu

(informational influence).

Konformitas pada jenis ini terjadi karena orang lain merupakan

sumber informasi yang penting. Seringkali mereka mengetahui sesuatu

yang tidak kita ketahui, dengan melakukan apa yang mereka lakukan

kita akan memperoleh manfaat dari pengetahuan mereka (Sears,

Freedman, Peplau, 1985).

2. Compliance

Pada bentuk konformitas compliance, individu bertingkah laku

sesuai dengan tekanan kelompok, sementara secara pribadi ia tidak

menyetujui tingkah lakunya tersebut. Pada bentuk compliance ini,

individu menghindari penolakan kelompok dan mengharapkan reward

atau penerimaan kelompok (normative influence).

Alasan utama konformitas ini adalah demi memperoleh persetujuan

atau menghindari celaan kelompok, karena tidak ada seorangpun yang

mau mendapat celaan dari lingkungan sosialnya akan tetapi seseorang

selalu menginginkan harapan untuk dapat diterima dari kelompok

sosialnya (Sears, Freedman, Peplau, 1985).

Page 60: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

42

2.3.3. Kondisi yang mendorong terjadinya konformitas

Menurut Sears, Freedman dan Peplau (1985), kondisi yang

mendorong terjadinya konformitas antara lain:

1. Keadaan yang mendorong terjadinya konformitas Acceptance:

a. Kepercayaan terhadap kelompok

Faktor utamanya adalah apakah individu mempercayai

informasi yang dimiliki oleh kelompok atau tidak. Oleh karena itu,

semakin besar kepercayaan individu terhadap kelompok sebagai

sumber informasi yang benar, semakin besar pula kemungkinan

untuk menyesuaikan diri terhadap kelompok. Bila orang tersebut

berpendapat bahwa kelompok selalu benar, dia akan mengkuti

apapun yang dilakukan kelompok tanpa memperdulikan

pendapatnya sendiri. Demikian pula, bila kelompok mempunyai

informasi penting yang belum dimiliki individu, konformitas akan

semakin meningkat.

b. Kepercayaan yang lemah terhadap penilaian sendiri

Salah satu faktor yang dapat meningkatkan konformitas adalah

tingakat keyakinan seseoarng pada kemampuannya sendiri untuk

menampilkan suatu reaksi.

Sedangkan hal yang diduga dapat menurunkan konformitas

adalah dengan membuat seseorang merasa lebih menguasai suatu

persoalan. Karena segala sesuatu yang meningkatkan rasa percaya

Page 61: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

43

individu terhadap penilaiannya sendiri akan menurunkan tingkat

konformitas, dengan demikian kelompok bukan merupakan sumber

informasi yang unggul lagi.

2. Keadaan yang mendorong terjadinya konformitas compliance

a. Rasa takut terhadap penyimpangan

Rasa takut dianggap sebagai orang yang menyimpang,

merupakan alasan utama terjadinya konformitas compliance.

Seseorang biasanya ingin agar kelompok tempatnya berada dapat

menerimanya.

Penyimpangan dari kelompok dapat mengakibatkan seseorang

menerima resiko yang tidak menyenangkan, seperti dikucilkan atau

ditolak oleh kelompok.

b. Kekompakan kelompok

Konformitas dipengaruhi oleh eratnya hubungan antar individu

dengan kelompoknya. Jika individu semakin tertarik kepada

kelompok, maka konformitas akan semakin mungkin terjadi, ketika

anggota-anggota kelompok bekerja untuk satu tujuan yang sama,

mereka cendrung untuk konform dibandingkan jika mereka tidak

berada dalam satu kesatuan.

Jika rasa suka anggota kelompok satu terhadap yang lain

semakin besar, maka semakin besar pula harapan untuk

memperoleh manfaat dari keanggotaan kelompok dan kelompok

Page 62: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

44

tersebut makin kompak. Kekompakan yang semakin tinggi akan

mempertinggi tingkat konformitas.

c. Kesepakatan kelompok

Faktor yang sangat penting bagi timbulnya konformitas adalah

kesepakatan pendapat kelompok. Jika kesepakatan dari kelompok

mayoritas dilanggar, maka konformitas akan menurun secara

signifikan. Bila seseorang dihadapkan pada keputusan kelompok

yang sudah bulat, maka ia akan mendapatkan tekanan yang kuat

untuk menyesuaikan pendapat atau perilakunya. Namun jika

kelompok tidak bersatu akan menyebabkan penurunan

konformitas.

d. Ukuran kelompok

Konformitas akan meningkat bila ukuran mayoritas yang

sependapat juga meningkat. Dari hasil eksperimen Asch (1951

dalam Sears, Freedman, Peplau, 1985) dapat disimpulkan bahwa

untuk menghasilkan tingkat konformitas yang paling tinggi, ukuran

konformitas adalah tiga atau empat orang.

e. Keterikatan pada penilaian bebas

Orang yang secara terbuka dan bersungguh-sungguh terikat

suatu penilaian bebas akan lebih enggan menyesuaikan diri

terhadap penilaian kelompok yang berlawanan. Hal ini

menebabkan orang yang berlawanan dengan penilaian kelompok

Page 63: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

45

harus menanggung resiko mendapat celaan sosial karena

menyimpang dari pendapat kelompok.

2.3. Goal orientation

Teori goal orientation dikembangkan secara khusus untuk menjelaskan

perilaku prestasi. Teori ini diciptakan oleh ahli psikologi perkembangan, motivasi

dan pendidikan untuk menjelaskan kondisi belajar siswa dan kinerja pada tugas-

tugas akademik dan pengaturan sekolah. Dengan demikian, teori goal orientation

sangat relevan dengan pembelajaran dan pengajaran (Pintrich & Schunk, 1996).

2.3.1. Pengertian goal orientation

Goal atau tujuan adalah sesuatu yang diusahakan oleh seseorang untuk

dicapai, dan sesuatu itu berada di luar diri individu (Locke & Latham, 1990;

dalam Pintrich & Schunk, 1996). Menurut Ames (dalam Pintrich & Schunk,

1996), goal orientation disebutkan sebagai gambaran integrasi pola belief yang

memiliki peranan penting untuk membedakan pendekatan yang dipakai, cara

menggunakan dan respon terhadap situasi prestasi.

Sedangkan menurut Stipek (dalam Suprayogi, 2007), goal orientation

merupakan bagian dari faktor kognitif dalam motivasi yang menjadi penggerak

bagi individu untuk mendekat dan menjauh dari objek. Dengan demikian dapat

dinyatakan bahwa goal orientation merupakan faktor kognitif yang harus dimiliki

oleh siswa. goal orientation mempengaruhi pemilihan aktivitas dalam tugas-tugas

akademik dan pemilihan pendekatan belajar.

Page 64: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

46

Dapat disimpulkan bahwa goal orientation dalam penelitian ini adalah

faktor kognitif yang dimiliki siswa yang menggambarkan integrasi pola belief

yang dimiliki siswa, yang menjadi penggerak siswa sehingga siswa dapat

termotivasi dengan tujuan yang mereka harapkan.

2.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi goal orientation

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi goal orientation dapat dibagi

dalam dua faktor, yaitu:

1. Faktor instrinsik

a. Jenis kelamin: masih banyak pertentangan pendapat mengenai jenis

kelamin mana yang cendrung mengandopsi goal orientation, sehingga

penelitian mengenai hal ini masih perlu terus dilakukan (Pintrich &

Schunk, 1996).

b. Self-efficacy: Bandura mengatakan bahwa siswa yang memiliki self-

efficacy tinggi cendrung menetapkan orientasi yang tinggi, tidak takut

gagal, dan mampu bertahan ketika menemukan kesulitasn dalam

menguasai tugas yang sedang dikerjakan. Sedangkan siswa yang

memiliki self-efficacy rendah cenderung menetapkan orientasi yang

rendah, dan cendrung menghindar dari tugas yang sulit serta cepat

menyerah ketika menghadapi kesulitan (Pintrich & Schunk, 1996).

Page 65: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

47

2. Faktor ekstrinsik

a. Kelompok etnik: penelitian ini masih sedikit dilakukan, namun

ditemukan adanya perbedaan goal orientation dari etnik yang berbeda

( Pintrich & Schunk, 1996).

b. Iklim kelas: Ames (1992; dalam Pintrich & Schunk, 1996),

mengenalkan enam area iklim kelas yang dapat mempengaruhi

terbentuknya orientasi yang dimiliki siswa. Keenam area itu adalah:

1. Tugas yang harus dikerjakan (task).

2. Otonomi yang diberikan kepada siswa ketika sedang mengerjakan

tugas (autonomy).

3. Pemberian penghargaan bagi prestasi belajar (recognition).

4. Pengorganisasian kelas sehingga siswa dapat saling bekerja sama

dan berinteraksi (grouping).

5. Pelaksanaan evaluasi (evaluation).

6. Penggunaan waktu di kelas yang berkaitan dengan penentuan

waktu penyelesaian tugas oleh siswa dan fleksibilitas jadwal

kegiatan (time)

2.3.3. Dimensi-dimensi goal orientation

Para siswa memiliki tujuan yang berbeda-beda dalam menempuh

pembelajaran di sekolah, dan hal ini tergantung dari kebutuhan siswa akan

tujuannya. Sebagai suatu tujuan yang berhubungan dengan perilaku yang dibentuk

dalam meraih prestasi di sekolah, secara umum orientasi tujuan siswa digolongkan

Page 66: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

48

menjadi dua jenis tujuan untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya,

yaitu: learning dan performance goals (Dweck & Leggett, 1988; Elliot & Dweck,

1988 dalam Pintrich & Schunk, 1996), atau task-involved golas (Nicholls, 1994;

dalam Pintrich & Schunk, 1996), mastery dan performance goals (Ames &

Archer, 1987, 1988; dalam Pintrich & Schunk, 1996), atau task focused dan

ability focused goals (Maehr & Midgley, 1991; Pintrich & Schunk, 1996).

Dalam Pintrich & Schunk (1996), tokoh-tokoh yang mengemukakan goal

orientation diantaranya adalah Dweck, Ames, Maehr dan Midgley, dan Nicholas.

Konsep-konsep yang mereka berikan mengenai goal orientation adalah sebagai

berikut:

Page 67: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

49

Tabel 2.2

Konsep-konsep goal orientation

Dweck Ames Maehr dan Midgley Nichols Learning goals Saya menyukai masalah karena saya dapat belajar dari masalah tersebut, meskipun masalah itu sangat sulit dan saya banyak melakukan kesalahan

Mastery goals Saya bekerja keras untu belajar. Membuat kesalahan adalah bagian dari belajar

Task focused Alasan saya mengerjakan pekerjaan rumah adalah karena saya senang belajar. Mengerjakan pekerjaan sekolah lebih penting bagi saya dari pada nilai yang saya dapatkan. Saya merasa sangat sukses disekolah ketika saya mempelajari hal baru.

Task orientation Saya merasa sangat sukses ketika saya mempelajari suatu hal baru. Saya merasa sukses ketika sesuatu yang saya pelajari membuat saya penasaran. Saya merasa sukses ketika sesuatu yang saya pelajari membuat saya berfikir mengenai sesuatu.

Performance goals Saya menyukai masalah yang tidak terlalu sulit, sehingga saya tidak melakukan banyak kesalahan. Saya menyukai masalah yang cukup sulit untuk menunjukan bahwa saya pintar.

Performance goals Saya bekerja keras untuk mendapatkan nilai tinggi. Saya tidak suka melakukan kesalahan.

Performance focused-extrinsic Alasan utama saya melakukan pekerjaan rumah saya adalah karena saya akan mendapat masalah jika tidak mengerjakannya. Alasan penting mengapa saya mengerjakan pekerjaan rumah adalah untuk mendapatkan reward atau perlakukan khusus dari guru saya.

Performance focused-relative ability Saya senang menunjukan kepada guru bahwa saya lebih pintar dari teman-teman. Saya merasa sukses jika saya melakukan sesuatu lebih baik dari teman-teman di kelas. Saya merasa nyaman jika saya adalah satu-satunya siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru.

Work avoidant Saya merasa sukses jika saya tidak berusaha keras. Saya merasa sukses jika tidak ada sesuatupun yang saya kerjakan. Saya merasa sukses ketika saya membuang waktu saya begitu saya.

Page 68: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

50

Berdasarkan beberapa istilah goals di atas, memiliki maksud yang sama

dalam penelitian ini. Oleh karena itu peneliti mengambil dimensi dari grand

theory yang dikemukakan oleh Ames yang menyatakan bahwa goal orientation

memiliki dua dimensi, yaitu mastery dan performance goals.

1. Mastery goal orientation

Mastery goal orientation didefinisikan sebagai “fokus pada

pembelajaran”, menguasai tugas sesuai dengan aturan standar diri atau

peningkatan diri, mengembangkan keterampilan baru, meningkatkan atau

mengembangkan kompetensi, berusaha untuk mencapai sesuatu yang menantang,

dan mencoba untuk mendapatkan pemahaman dan wawasan (Pintrich & Shcunk,

1996).

Anak dengan mastery orientation akan fokus pada tugas ketimbang pada

kemampuan mereka, punya sikap positif (menikmati tantangan), dan menciptakan

strategi berorientasi solusi yang meningkatkan kinerja mereka. Siswa dengan

mastery orientation sering kali menyuruh diri mereka sendiri untuk

memperhatikan, berfikir cermat, dan mengingat strategi sukses dimasa lalu

(Anderman, Maehr & Midgley, 1996; dalam Santrock, 2007). Siswa dengan

mastery orientation percaya bahwa kemampuan mereka bisa diubah dan

ditingkatkan (Santrock, 2008).

2. Performance goal orientation

Ketika siswa ingin terlihat lebih baik dan menerima penilaian yang baik

dari orang lain, siswa ini menunjukan orientasi tujuannya pada performance. Para

Page 69: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

51

siswa yang berorientsi tujuan pada performance lebih peduli dengan

“penampilan”, karena mereka berharap selalu terlihat “pintar” dengan

mendapatkan nilai yang tinggi. Terlihat “pintar” biasanya bearti usaha untuk

mempertunjukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain yang kadang-kadang

dicapai tanpa usaha pembelajaran. Oleh karena itu, siswa yang memiliki

performance goal orientation ini biasanya belajar semata-mata hanya untuk

mendapatkan nilai bagus atau pujian guru, teman-teman dan orang tua.

Ketika menemukan adanya hambatan, para siswa yang memiliki

performance goal orientation cendrung menjadi takut bila usaha mereka

menampilkan prestasi menjadi terhambat pula, selain itu siswa yang merasa

kemampuannya rendah kemungkinan akan menunjukan sikap tidak berdaya,

karena mereka memiliki kesempatan yang sempit dalam mendapatkan nilai bagus.

Dapat disimpulkan bahwa performance goal orientation dalam penelitian

ini secara umum berkaitan dengan usaha siswa untuk mencari dan

mempertahankan citra positif akan kemampuan mereka dengan menghindari

tantangan.

Performance goal orientation lebih memperhatikan hasil dari pada proses.

Bagi siswa yang berorientasi kinerja atau prestasi, kemenangan atau keberhasilan

itu penting dan kebahagiaan dianggap sebagai hasil dari kemenangan atau

keberhasilan. Bagi siswa dengan mastery goal orientation yang penting adalah

mereka sudah berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya. Siswa dengan

mastery goal orientation tetap berharap berhasil atau menang, tetapi bagi mereka

Page 70: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

52

kemenangan itu tidak sepenting dengan apa yang dibayangkan oleh siswa dengan

performance goal orientation (Santrock, 2008).

Siswa denagn performance goal orientation yang tidak percaya pada

kesuksesannya akan menghadapi problem tersendiri (Stipek, 2002; dalam

Santrock, 2008). Jika mereka berusaha lalu gagal, mereka sering menganggap

kegagalan itu sebagai bukti dari kemampuan yang rendah. Apabila mereka tidak

mencoba, mereka dapat memberikan penjelasan alternatif atas kegagalan mereka

yang dapat diterima secara personal. Dilemma ini membuat siswa melindungi diri

mereka sendiri dari kesan tidak pandai, tetapi upaya ini akan mengganggu

pembelajaran mereka dalam jangka panjang (Covington, 1992; dalam Santrock,

2008). Untuk menghindari kesan tidak mampu, beberapa murid tidak mau

mencoba, atau menipu. Yang lainnya mungkin menggunakan strategi lain seperti

menghindari, mencari-cari alasan, bekerja setengah hati, dan menentukan tujuan

yang tidak realistis (Santrock, 2008). Kemungkinan lain yang siswa lakukan agar

siswa tidak dinilai bodoh adalah dengan mencontek agar mendapatkan hasil yang

sebaik mungkin sesuai dengan tujuan yang diharapkannya.

2.4. Kerangka berfikir

Perilaku menyontek (cheating) pada umumnya pernah dilakukan hampir

seluruh dari kita yang pernah duduk di bangku sekolah. Baik itu secara terang-

terangan ataupun tersirat. Biasanya dalam keadaan tertekan kita memilih jalan

untuk curang atau mencontek. Entah itu waktu yang mepet, soal yang dirasa tidak

dapat dikerjakan, kurangnya penguasaan akan materi pelajaran, tidak yakin akan

jawaban sendiri ataupun minat kita terhadap mata pelajaran yang diujikan

Page 71: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

53

tersebut. Agar hal tersebut tidak terus terjadi dan semakin meningkat, maka

dibutuhkan beberapa faktor untuk mencegah terjadi perilaku menyontek. Diantara

faktor-faktor yang diduga dapat menurunkan dan meningkatkan perilaku

menyontek (cheating) adalah self-efficacy, konformitas dan goal orientation.

Self-efficacy yang meliputi level atau tingkat kesulitan tugas, generality

atau kemampuan secara umum dan strength atau kemampuan siswa dalam

menghadapi tugas-tugas belajar yang diberikan. Apabila self-efficacy yang

dimiliki siswa tinggi, maka dapat menurunkan tingkat menyontek pada siswa

dalam mengerjakan tugas atau mengerjakan ujian sekolah. Sebaliknya, apabila

self-efficacy yang dimiliki siswa rendah, maka hal tersebut memungkinkan

terjadinya peningkatan dalam perilaku menyontek (cheating).

Faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi perilau menyontek siswa

adalah konformitas. Konformitas compliance ini dapat menyebabkan siswa

bertingkah laku sesuai dengan tekanan kelompok, sementara secara peribadi ia

tidak menyetujui tingkah lakunya tersebut. Pada bentuk compliance ini, individu

menghindari penolakan kelompok dan mengharapkan reward atau penerimaan

kelompok (normative influence).

Alasan utama konformitas ini adalah untuk menghindari celaan kelompok,

seperti mendapatkan nilai rendah. Oleh karena itu, konformitas ini memungkinkan

siswa untuk menyontek agar dapat diterima oleh lingkungannya, seperti keluarga

dan teman bahkan oleh guru di sekolah. Sedangkan konformitas acceptance,

tingkah laku dan keyakinan individu sesuai dengan tekanan dalam kelompok yang

diterimanya. Pada bentuk acceptance ini, konformitas terjadi karena kelompok

Page 72: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

54

menyediakan informasi penting yang tidak dimiliki oleh individu (informational

influence). Pada konformitas jenis ini teman merupakan sumber informasi yang

penting.

Oleh karena itu apabila konformitas yang terjadi pada siswa tinggi, maka

perilaku menyontek pada remaja juga akan tinggi pula. Sebaliknya, apabila

konformitas yang terjadi pada remaja itu rendah, maka ada kemungkinan perilaku

menyontek yang terjadi pada remaja akan rendah juga.

Selain faktor di atas, goal orientation atau orientasi tujuan siswa juga

diduga dapat mempengaruhi perilaku menyontek pasa siswa. Siswa yang

berorientasi tujuan pada penguasaan akan materi pelajaran maka ia akan belajar

dengan sungguh-sungguh, tidak peduli pandangan orang lain akan prestasi yang

akan ia raih, baginya yang terpenting adalah penguasaannya akan materi yang ia

dapat. Inilah yang disebut dengan mastery goal orientation. Sedangkan seseorang

yang tujuannya hanya pada performance, ia tidak peduli materi tersebut ia kuasai

atau tidak, yang terpenting baginya performancenya terlihat baik di depan orang

lain. Inilah seseorang yang dikatakan memiliki performance goal orientation.

Jika dikaitkan dengan penelitian ini, peneliti menduga bahwa akan ada

pengaruh self-efficacy, konformitas dan goal orientation terhadap perilaku

menyontek (cheating) pada siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi.

Page 73: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

55

Bagan 2.1.

Skema kerangka berpikir

Siswa SMP/MTs

Self-efficacy

Konformitas

Goal Orientation

Compliance

Acceptance

Mastery

Performance

Variabel Demografis

Jenis Kelamin

Tingkatan Kelas

Perilaku M

enyontek (cheating)

Page 74: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

56

2.5. Hipotesis penelitian

Berdasarkan uraian teoritis di atas, maka hipotesis ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

A. Hipotesis mayor:

Ha: Ada pengaruh yang signifikan self-efficacy, konformitas, goal orientation,

jenis kelamin dan tingkatan kelas terhadap perilaku menyontek (cheating)

siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi.

B. Hipotesis minor:

Ha1: Ada pengaruh yang signifikan self-efficacy terhadap perilaku menyontek

(cheating) siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi.

Ha2: Ada pengaruh yang signifikan konformitas compliance terhadap perilaku

menyontek (cheating) siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi.

Ha3: Ada pengaruh yang signifikan konformitas acceptance terhadap perilaku

menyontek (cheating) siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi.

Ha4: Ada pengaruh yang signifikan mastery goal orientation terhadap perilaku

menyontek (cheating) siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi.

Ha5: Ada pengaruh yang signifikan performance goal orientation terhadap

perilaku menyontek (cheating) siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi.

Ha5: Ada pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap perilaku

menyontek (cheating) siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi.

Ha6: Ada pengaruh yang signifikan tingkatan kelas terhadap perilaku

menyontek (cheating) siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi tinggi.

Page 75: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

57

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam metode penelitian ini diuraikan mengenai pendekatan dan jenis

penelitian yang digunakan, definisi operasional dari variabel yang diteliti,

populasi dan sampel (partisipan), metode pengumpulan data, teknik pengambilan

data, uji instrumen dan analisis data, hasil uji instrumen, dan prosedur penelitian.

3.1. Pendekatan dan jenis penelitian

Dalam penelitian ini, yang hendak diteliti adalah apakah ada pengaruh

yang signifikan dari masing-masing independent variable (IV) yang terdiri dari:

self-efficacy, konformitas dan goal orientation terhadap dependent variable (DV)

yakni perilaku menyontek (cheating), dan faktor apakah yang paling

mempengaruhi terjadinya perilaku menyontek (cheating) pada siswa MTs. Al-

Hidayah Bekasi. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan untuk menjawab

pertanyaan penelitian tersebut adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian

menggunakan pendekatan kuantitatif karena data yang diperoleh ini berupa angka

dan dianalisis dengan menggunakan anlisis statistik (Sugiyono, 2009).

3.2. Populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel

3.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi MTs. Al-Hidayah

Bekasi yang duduk dikelas VII, VIII dan IX yang terdiri dari 9 kelas atau

Page 76: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

58

berjumlah 431 siswa yang terdiri dari 232 siswa laki-laki dan 199 siswi

perempuan.

Tabel 3.1

Populasi siswa-siswi MTs. Al-Hidayah Bekasi tahun 2011

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

VII 68 57 125

VIII 85 68 153

IX 79 74 153

Jumlah 232 199 431

*(Sumber: Tata Usaha MTs. Al-Hidayah Bekasi 2011)

3.2.2. Sampel

Sampel penelitian ini berjumlah 150 siswa yang terdiri dari 9 kelas

yang ada di Sekolah MTs. Al-Hidayah Bekasi yang diambil secara acak.

3.2.3. Teknik pengambilan sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara

probability sampling, dengan menggunakan teknik stratified random

sampling dimana pemilihan sampel dari populasi berdasarkan pada strata

tiap-tiap kelas (Sulistyo, 2010). Setiap subjek yang menjadi sampel adalah

subjek yang memenuhi karakteristik sampel penelitian. Mengingat

populasi yang ada jumlahnya besar (431 siswa) serta keterbatasan dana,

waktu dan kemampuan peneliti, maka peneliti menetapkan siswa yang

akan dijadikan sampel penelitian sebanyak 150 orang dari jumlah populasi.

Page 77: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

59

Untuk mengambil jumlah sampel tersebut penulis menggunakan

rumus proporsi sebagai berikut :

Maka jumlah sampel untuk masing-masing tingkatan kelas adala

1. Kelas VII : 125/431 x 150 = 44 (L: 23 P: 21)

2. Kelas VIII : 153/431 x 150 = 53 (L: 27 P: 26)

3. Kelas IX : 153/431 x 150 = 53 (L: 27 P: 26)

3.3. Variabel Penelitian

3.3.1. Identifikasi variabel

Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis

penelitian, maka dalam penelitian ini terdapat dua variable, yaitu variable

terikat (dependent variable) dan variable bebas (independent variable).

Variabel-variabelnya adalah sebagai berikut:

1. Dependen variable : perilaku menyontek (cheating)

2. Independen variabel1 : self-effficacy

3. Independen variabel2 : konformitas

4. Independen variabel3 : goal orientation

5. Variabel demografis : jenis kelamin dan tingkatan kelas

Populasi per tingkatan kelas X jumlah sampel yang ditentukan Populasi total

Page 78: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

60

3.3.2. Definisi operasional variabel

1. Perilaku menyontek (cheating)

Perilaku menyontek (cheating) adalah skor yang diperoleh dari

skala pengukuran perilaku cheating berdasarkan kategorinya, yaitu:

memberi, mengambil, dan menerima informasi yang tidak

diperbolehkan, menggunakan bahan-bahan atau materi yang tidak

diperbolehkan, memanfaatkan kelemahan seseorang, prosedur, atau

proses untuk memperoleh keuntungan. Dari skor total perilaku

menyontek ini dapat menunjukan kecendrungan siswa menyontek pada

saat ulangan dan penyelesaian tugas-tugas akademis di kelas. Semakin

tinggi skor maka akan menunjukan tingginya kecendrungan

menyontek yang terjadi pada siswa, akan tetapi semakin rendah skor

perilaku menyontek maka akan semakin rendah pula perilaku

menyonttek yang terjadi pada siswa

2. Self-efficacy

Self-efficacy yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keyakinan

siswa MTs Al-Hidayah Bekasi terhadap kemampuan yang dimilikinya

untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan yang diungkapkan

melalui skor-skor yang didapat dari skala self-efficacy yang di adaptasi

dari general self-efficacy scale Ralf Schwarzer dkk yang terdiri dari 10

item pertamyaan.

Page 79: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

61

3. Konformitas

Konformitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku

mengikuti teman-teman disekolah (khususnya perilaku menyontek)

yang diungkapkan melalui skor-skor yang diperoleh melalui skala

pengukuran konformitas, yang terdiri dari dua dimensi konformitas,

yaitu: compliance dan acceptance.

4. Goal orientation

Goal orientation yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orientasi

tujuan yang dimiliki siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi dalam belajar

yang diungkapkan melalui skor-skor yang diperoleh melalui skala

pengukuran goal orientation, yang terdiri oleh dua dimensi goal

orientation, yaitu: mastery goal orientation dan performance goal

orientation.

5. Variabel demografis

Variabel demografis di sini terdiri dari:

a. Jenis kelamin: jenis kelamin di sini di gunakan untuk mengetahui

apakah laki-laki atau perempuan yang lebih sering melakukan

perilaku menyontek (cheating).

b. Tingkatan kelas: tingkatan kelas yang dimaksud dalam penelitian

ini di gunakan untuk mengetahui tingkatan berapa atau kelas

manakah yang lebih sering melakukan perilaku menyontek

(cheating) dalam mengerjakan tugas yang di berikan sekolah.

Page 80: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

62

3.4 Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah dengan menyebarkan kuesioner yang terdiri dari empat skala yaitu

skala untuk mengukur perilaku menyontek (cheating), self efficacy,

konformitas dan goal orientation.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah berbentuk kuesioner

yang berbentuk skala Likert, dimana aspek-aspek pada variabel dijadikan sebagai

tolak ukur penyusunan item-item instrumen. Jawaban dari setiap instrumen ini

memiliki gradasi dari yang tertinggi (sangat positif) sampai yang terendah (sangat

negatif). Pada skala penelitian ini digunakan empat pilihan jawaban, pada skala

satu (mengukur perilaku menyontek), yaitu: tidak Pernah (TP), jarang (J), sering

(S), selalu (S), dan pada skala 2, 3, dan 4 (mengukur self-efficacy, konformitas,

dan goal orientation), yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan

sangat tidak Setuju (STS). Tidak dimasukkannya pilihan jawaban tidak tahu atau

ragu-ragu karena dikhawatirkan ada kecenderungan responden akan memilih

jawaban tidak tahu atau ragu-ragu, sehingga tidak ada perbedaan atau variasi

jawaban dari setiap item.

Page 81: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

63

Tabel 3.2

Pilihan jawaban dan skoring respon jawaban

Pernyataan

Selalu (S)

Sangat

Sesuai (SS)

Sering (S)

Sesuai

(S)

Jarang (J)

TidakSesuai

(TS)

Tidak Pernah (TP)

Sangat Tidak Sesuai

(STS)

Favorable 4 3 2 1

Unfavorable 1 2 3 4

Dalam penelitian ini, peneliti juga akan memberikan skala yang terdiri dari

dua bagian, antara lain:

a. Bagian pengantar yang berisi: nama, jenis kelamin dan kelas (variabel

demografis), tujuan penelitian, kerahasiaan jawaban yang diberikan dan

ucapan terimakasih.

Pada penelitian ini, untuk mengetahui jenis kelamin dan angkatan

peneliti menggunakan kuesioner tertutup, yaitu bentuk kuesioner yang

jawabannya telah ditentukan atau disediakan. Hal ini dilakukan agar

jawaban responden tidak terlalu bervariasi, sehingga memudahkan peneliti

dalam menganalisa data.

Terdapat dua pilihan jawaban untuk kuesioner jenis kelamin, yaitu

laki-laki dan perempuan. Adapun cara skoring kuesioner ini adalah

sebagai berikut:

Page 82: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

64

Tabel 3.3

Pedoman skoring kuesioner jenis kelamin

Respon Jawaban Angka Simbolik

Laki-laki 0

Perempuan 1

Sementara pada kuesioner tingkatan kelas memiliki 3 pilihan

jawaban, yaitu kelas VII, kelas VIII dan kelas IX. Adapun cara skoring

kuesioner ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Pedoman skoring kuesioner tingkatan kelas

Kelas Angka Simbolik

Kelas VII 1

Kelas VIII 2

Kelas IX 3

b. Bagian isi, berisikan empat alat ukur. Adapun empat alat ukur tersebut

adalah:

1. Alat ukur perilaku menyontek (cheating)

Alat Untuk mengukur perilaku menyontek (cheating) adalah

sebuah skala yang mengukur pengungkapan diri siswa mengenai perilaku

menyontek (cheating) yang terjadi di MTs Al-Hidayah Bekasi. Skala

pengungkapan diri mengenai perilaku menyontek (cheating) ini terdiri dari

25 item pernyataan dengan rentang nilai 1 - 4.

Page 83: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

65

Table 3.5

Blue print perilaku menyontek try out

Pernyataan No Kategori Indikator

Favorable Unfavorable

Jumlah

· Memberikan

jawaban

1, 2*

2

· Mengambil

jawaban

3*, 4*, 5*

6, 7, 8 6

1. Giving, Taking,

Receiving

informasi yang

tidak di

perbolehkan · Menerima

jawaban

9* 1

· Membuat

catatan

10*, 11*

2 2. Menggunakan

bahan terlarang

· Menggunakan

media sebagai

alat untuk

menyontek

1 2*, 13*,

14*

3

· Plagiat 15*, 16* 17 3

· Menggunakan

jasa orang lain

18* 19* 2

3. Memanfaatkan

kelemahan

seseorang,

prosedur, atau

proses untuk

memperoleh

keuntungan

· Menggun

akan

kelemahan

orang lain

21*, 23*,

24*, 25*

20, 22

6

Jumlah 18 7 25

* Item yang valid

Setelah melakukan try out pada tanggal 20 September 2011 dengan

jumlah sampel 46 siswa, didapatkan 7 item yang gugur dari 25 item yang

ada, sehingga item yang tersisa adalah sebanyak 18 item.

Page 84: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

66

Table 3.6

Blue print perilaku menyontek (cheating)

Pernyataan No Kategori Indikator

Favorable Unfavorable

Jumlah

· Memberikan

jawaban

2 1

· Mengambil

jawaban

3, 4, 5 3

1. Giving, Taking,

Receiving

informasi yang

tidak di

perbolehkan · Menerima

jawaban

9 1

· Membuat

catatan

10, 11 2 2. Menggunakan

bahan terlarang

· Menggunakan

media sebagai

alat untuk

menyontek

12, 13, 14, 3

· Plagiat 15, 16, 2

· Menggunakan

jasa orang lain

18

17 2

3. Memanfaatkan

kelemahan

seseorang,

prosedur, atau

proses untuk

memperoleh

keuntungan

· Menggun

akan

kelemahan

orang lain

1, 6, 7, 8 4

Jumlah 17 1 18

Page 85: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

67

2. Alat ukur self-efficacy

Dalam penelitian ini, pengukuran self efficacy menggunakan skala

milik Ralf Schwarzer, dkk (2002) dari Universitas Freie, Berlin. Skala self

efficacy pada awalnya dikembangkan oleh Matthias Yerusalem dan Ralf

Schwarzer pada tahun 1979. Instrumen ini berisi 20 item, akan tetapi pada

tahun 1981 dikurangi menjadi 10 item yang diadaptasi untuk 28 bahasa

dan disebarkan melalui internet ke 25 negara diseluruh dunia dengan

rentang nilai 1 – 4.

Alasan peneliti menggunakan skala milik Ralf Schwarzer, dkk

(2002) karena landasan teori yang digunakan dalam penelitiannya

menggunakan teori social cognitive milik Albert Bandura. Selain itu,

menurut Ralf Schwarzer,dkk (1996) koefisien reliabilitas skala self

efficacy milik Ralf Schwarzer antara o,75 sampai 0,91 sehingga dapat

dikatakan reliabel dan juga dapat dibuktikan melalui validitas diskriminan

dan validitas konvergen. Dengan demikian, skala ini dapat dipergunakan

pada masa dan jangka waktu yang berbeda serta dengan karakteristik

responden yang berbeda.

Table 3.7

Blue print self-efficacy try out

Pernyataan No Dimensi Indikator Favorable Unfavorable

Jumlah

1. Level,

strength,

generality

· Keyakinan siswa

akan kemampuan

yang dimilikinya

1*, 2, 3, 4*,

5*, 6, 7, 8*,

9*, 10*

0 10

* Item yang valid

Page 86: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

68

Berdasarkan hasil uji coba (try out) penelitian, didapat item yang

tidak valid berjumlah 4 item. sehingga dalam field test peneliti hanya

menggunakan item-item valid saja, yaitu sejumlah 6 item.

Table 3.8

Blue print self-efficacy

Pernyataan No Dimensi Indikator

Favorable Unfavorable

Jumlah

1. Level,

strength,

generality

· Keyakinan siswa

akan kemampuan

yang dimilikinya

1, 2, 3, 4,

5, 6, 7

0 6

3. Alat ukur konformitas

Alat Untuk mengukur konformitas adalah sebuah skala yang

mengukur perilaku mengikuti teman-teman disekolah (khususnya perilaku

menyontek). Oleh karena itu item-item skala ini diadaptasi oleh item-item

konformitas dalam perilaku menyontek (cheating). Skala ini terdiri dari 20

item pertanyaan dengan rentang nilai 1- 4. Alat ukur ini disusun oleh

peneliti dengan berdasarkan pada dimensi-dimensi yang dikemukakan oleh

Mayers (1988; dalam Sarwono dan Meinarno, 2009) yang membagi

konformitas dalam dua bentuk, yaitu: compliance dan acceptance.

Page 87: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

69

Table 3.9

Blue print konformitas try out

Pernyataan No Dimensi Indikator

Favorable Unfavorable

Jumlah

· Mengikuti apa

yang dilakukan

teman karena

menghindari

penolakan

1*, 2*, 3*,

4, 7*

5, 6 7 1. Compliance

· Mengharapkan

reward atau

penerimaan

kelompok

8*

9

2

2. Acceptance · Mengikuti apa

yang dilakukan

teman karena

adanya suatu

kepercayaan

10*, 11*,

12*

13, 14*, 15,

16*

17*, 18*, 19

20*

11

Jumlah 13 7 20

* Item yang valid

Dari hasil uji coba (try out) penelitian yang dilakukan, didapat item

yang tidak valid berjumlah 7 item. Sehingga dalam field test peneliti

hanya menggunakan 13 item saja.

Page 88: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

70

Table 3.10

Blue print skala konformitas

Pernyataan No Dimensi Indikator

Favorable Unfavorable

Jumlah

· Mengikuti apa

yang dilakukan

teman karena

menghindari

penolakan

1, 3, 4, 7, 4 1. Compliance

· Mengharapkan

reward atau

penerimaan

kelompok

8 1

2. Acceptance · Mengikuti apa

yang dilakukan

teman karena

adanya suatu

kepercayaan

9, 10, 11,

12, 13

2, 5, 6 8

Jumlah 10 3 13

4. Alat ukur goal orientation

Alat untuk mengukur goal orientation adalah sebuah skala yang

mengukur oorientasi tujuan yang dimiliki siswa dalam bidang akademis.

Skala ini terdiri dari 30 item pertanyaan dengan rentang nilai 1 – 4. Untuk

item berupa pernyataan yang mewakili mastery goal orientation, rentang

nilai 1 – 4 dimulai dari sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju

(S) dan sangat setuju (SS). Sedangkan untuk item berupa pernyataan yang

Page 89: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

71

mewakili performance goal orientation, rentang nilai 1 – 4 dimulai dari

sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak Setuju

(STS).

Table 3.11

Blue print goal orientation Tyr Out

No Kategori Indikator Pernyataan

Favorable Unfavorable

Jumlah

· Menguasai

materi

1*, 2, 3*,

4*, 5, 6,7*

8, 9, 10, 11

11

· Mengembangkan

kemampuan

12, 13*, 14* 3

1. Mastery goal

orientation

· Meningkatkan

kinerja

15, 16*, 17* 18 4

· Mengharapkan

penilaian yang

baik dari orang

lain

19, 20, 21,

22*, 23, 24

6 2. Performance

goal

orientation

· Lebih terfokus

pada hasil dari

pada proses

25, 26*, 27,

28, 29*

30 6

Jumlah 24 6 30

* Item yang valid

Page 90: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

72

Setelah dilakukan uji coba (try out) penelitian, didapat item yang

tidak valid berjumlah 19 item. Sehingga dalam field test peneliti hanya

menggunakan 11 item saja.

Table 3.12

Blue print goal orientation

No Kategori Indikator Pernyataan

Favorable Unfavorable

Jumlah

· Menguasai

materi

1, 2, 9, 10, 4

· Mengembangkan

kemampuan

3, 4 2

1. Mastery goal

orientation

· Meningkatkan

kinerja

5, 6 2

· Mengharapkan

penilaian yang

baik dari orang

lain

7, 1 2. Performance

goal

orientation

· Lebih terfokus

pada hasil dari

pada proses

8, 11 2

Jumlah 11 11

Page 91: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

73

3.5. Teknik uji instrument dan analisis data

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen

dengan 85 item dari 4 skala, yaitu skala perilaku menyontek (cheating)

sebanyak 25 item, skala self efficacy sebanyak 10 item, skala konformitas

sebanyak 20 item dan skala goal orientation sebanyak 30 item. Uji

instrument diberikan kepada siswa kelas VIII3 berjumlah 46 siswa yang

dilakukan pada tanggal 20 September 2011. Uji instrument ini dilakukan

dengan maksud:

a. Mengetahui validitas instrument di mana skor tiap item dikorelasikan

dengan skor total.

b. Mengetahui tingkat reliabilitas instrument yang digunakan untuk

mengukur tingkat reliabilitas skala tersebut.

3.5.1. Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir

dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.

Anastasi memberikan definisi bahwa suatu tes dikatakan valid bila tes

tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Anastasi& Urbina, 1997).

Menurut Cronbach (dalam Azwar, 2005), koefisien validitas suatu kontruk

yang baik ialah > 0,3.

Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan, dari 25 item pada

skala cheating yang diuji coba terdapat 18 item yang valid, sedangkan

sisanya sebanyak 7 item dinyatakan gugur. Untuk skala self-efficacy dari

10 item yang diuji coba terdapat 6 item yang valid dan 4 item yang gugur,

Page 92: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

74

dan untuk skala konformitas dari 20 item (terdiri dari compliance dan

acceptance) yang diuji coba terdapat 13 item yang valid dan 7 item yang

gugur, sedangkan untuk skala goal orientation (yang terdiri dari mastery

dan performance) dari 30 item yang diuji terdapat 11 item yang valid dan

19 item yang gugur. Item- item yang gugur dikarenakan skor validitasnya

kurang dari 0,3. Setelah dilakukan try out jumlah total item yang

digunakan untuk penelitian adalah 48 item.

3.5.2. Uji reliabilitas

Pengukuran yang memiliki reliabilitas maksudnya adalah

pengukuran yang dapat menghasilkan data yang terpercaya, terandalkan

dan ajeg (dalam Azwar, 2005). Untuk mencari nilai estimasi reliabilitas

dari instrument penelitian yang digunakan, peneliti menggunakan teknik

Alpha Cronbach, dalam perhitungannya adalah dengan menggunakan

program SPSS 17.

Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien

reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan

1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti

semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati

angka 0 berarti semakin rendahnya reliiabilitas (Azwar, 2005).

Hasil uji reliabilitas skala perilaku menyontek (cheating) adalah

nilai reliabilitas skala perilaku menyontek (cheating) dengan 18 item yang

valid adalah sebesar 0,795. Pada skala self efficacy adalah nilai reliabilitas

skala self efficacy dengan 6 item yang valid adalah sebesar 0,619. Pada

Page 93: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

75

skala konformitas dengan 13 item yang valid nilai reliabilitasnya adalah

sebesar 0,825. Sedangkan pada skala goal orientation dengan 11 item

yang valid mempunyai nilai reliabilitas sebesar 0,746. Oleh karena itu,

skala perilaku menyontek (cheating), skala self efficacy, skala konformitas,

dan skala goal orientation ini dapat dikatakan reliabel dan dapat

digunakan sebagai alat ukur penelitian.

Tabel 3.13

Skor hasil uji reliabilitas skala

Skala Skor Keterangan

Skala perilaku menyontek (cheating) 0,795 Reliabel

Skala self efficacy 0,619 Reliabel

Skala konformitas 0,825 Reliabel

Skala goal orientation 0,746 Reliabel

3.6. Prosedur penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mencoba merencanakan langkah-langkah

yang diharapkan dapat menunjang kelancaran penelitian. Langkah-langkah

tersebut sebagai berikut:

1. Persiapan penelitian

a) Dimulai dengan perumusan masalah dan pembatasan masalah

b) Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti

c) Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan

teori yang tepat

Page 94: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

76

d) Menentukan, menyusun, dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan

dalam penelitian ini, yaitu skala perilaku menyontek (cheating), skala self-

efficacy, skala konformitas, dan skala goal orientation yang dirancang

berupa skala Likert.

2. Tahap pengambilan data

a) Menentukan jumlah sampel penelitian

b) Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta

kesediaan responden untuk mengisi skala penelitian

c) Memberikan alat ukur yang telah disiapkan kepada 50 responden.

3. Tahap uji coba

Peneliti melakukan uji coba alat ukur pada empat skala yang dibuat, yaitu

skala perilaku menyontek (cheating), skala Self efficacy, skala konformitas dan

skala goal orientation pada tanggal 20 September 2011 pada 50 siswa-siswi MTs.

Al-Hidayah Bekasi.

4. Tahap field test

Skala perilaku menyontek (cheating), skala self efficacy, skala konformitas

dan skala goal orientation terdiri dari 48 item pernyataan. Selanjutnya skala ini

diberikan kepada responden pada tanggal 27 September 2011 di MTs. Al-Hidayah

Bekasi.

5. Pengolahan data

a) Melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden.

Page 95: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

77

b) Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh, kemudian

membuat tabel data.

c) Melakukan analisa data dengan menggunakan metode statistik untuk

menguji hipotesis penelitian.

d) Membuat kesimpulan dan laporan akhir penelitian.

3.7 Teknik analisis data

Dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian yaitu apakah terdapat

pengaruh yang signifikan self efficacy, konformitas dan goal orientation terhadap

goal orientation siswa MTS. Al-Hidayah Bekasi, dan untuk mengetahui seberapa

besar konstribusi yang diberikan self efficacy, konformitas dan goal orientation

terhadap perilaku menyontek (cheating), menggunakan metode statistika karena

datanya berupa angka-angka yang merupakan hasil pengukuran atau perhitungan.

Dalam hal ini berdasarkan hipotesis yang akan di ukur menggunakan teknik

analisis multiple regression atau analisis regresi berganda. Analisis regresi

berganda ini digunakan untuk mengetahui besar dan arah hubungan self efficacy,

konformitas dan goal orientation dengan perilaku menyontek (cheating) siswa

MTS. Al-Hidayah Bekasi dengan menggunakan software SPSS versi 17.

Page 96: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

78

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Bab 4 ini akan membahas mengenai presentasi dan analisis data meliputi:

gambaran umum responden: berdasarkan jenis kelamin dan angkatan; Deskripsi

data penelitian; Hasil uji statistik; dan hasil uji hipotesis.

4.1. Gambaran umum responden

Gambaran umum subjek penelitian ini diuraikan secara rinci di bawah ini,

yaitu berdasarkan jenis kelamin dan tahun angkatan responden. Adapun populasi

dalam penelitian ini adalah siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi yang berjumlah 431

orang, sedangkan yang menjadi responden dalam penelitian ini berjumlah 150

orang.

4.1.1. Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, subjek dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.1

Gambaran umum subjek berdasarkan jenis kelamin

Kelas Jenis kelamin

Kelas VII Kelas

VIII

Kelas IX

Jumlah Persentase

Laki-laki 23 27 27 77 51%

Perempuan 21 26 26 73 49%

Jumlah 44 53 53 150 100%

Page 97: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

79

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini subjek berjenis

kelamin laki-laki lebih banyak dari pada subjek perempuan. Adapun subjek laki-

laki berjumlah 77 orang (51%), sedangkan jumlah subjek perempuan adalah 73

orang (49%).

4.1.2. Gambaran Subjek Berdasarkan Angkatan

Berdasarkan angkatan, subjek dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Gambaran umum subjek berdasarkan tingkatan kelas

kelas Jumlah Persentase

VII 44 29, 4%

VIII 53 35, 3%

IX 53 35, 3%

Jumlah 150 100 %

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian dari subjek

penelitian ini paling sedikit adalah kelas VII, yaitu berjumlah 44 orang

(29.4%), sedangkan responden kelas VIII dan kelas IX berjumlah sama,

yaitu berjumlah 53 orang (35.3%).

4.2. Deskripsi hasil penelitian

4.2.1. Kategorisasi skor perilaku menyontek

Data skor perilaku menyontek diperoleh melalui angket yang

disebar kepada siswa-siswi kelas VII, VIII dan IX MTs. Al-Hidayah

Page 98: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

80

Bekasi. Selanjutnya peneliti membuat kategorik responden untuk

menentukan tinggi dan rendah pada tiap variabel.

Tabel 4.3

Skor perolehan perilaku menyontek (cheating)

Pada variabel perilaku menyontek memiliki nilai maximum 46,

minimum 18 dan mean 27.7800. Berdasarkan skor perolehan di atas maka

hasil yang didapat adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Klasifikasi skor perilaku menyontek (cheating)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa subjek dengan tingkat

perilaku menyontek yang rendah dengan persentase 50% (75 orang),

subjek dengan tingkat self efficacy yang sedang dengan presentase 46 %

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

cheating 150 18.00 46.00 27.7800 5.74149 Valid N (listwise)

150

Kategori Rentang Skor Responden Persentase

Rendah

Sedang

Tinggi

18 – 27

28 – 37

38 – 47

75 orang

69 orang

6 orang

50%

46%

4%

Jumlah 150 100 %

Page 99: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

81

(69 orang), dan subjek dengan tingkat self efficacy yang tinggi 4% (6

orang) dari total sampel.

4.2.2. Kategorisasi skor self-efficacy

Data skor self efficacy diperoleh melalui angket yang disebar

kepada siswa-siswi kelas VII, VIII dan IX MTs. Al-Hidayah Bekasi.

Selanjutnya peneliti membuat kategorik responden untuk menentukan

tinggi dan rendah pada tiap variabel.

Tabel 4.5

Skor perolehan self efficacy

Descriptive Statistics

N

Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

selfefficacy 150 9.00 24.00 19.7000 2.36516 Valid N (listwise)

150

Pada variabel self efficacy memiliki nilai maximum 24, minimum

9, dan mean 19.7000. Berdasarkan skor perolehan di atas maka hasil yang

didapat adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Klasifikasi skor self efficacy

Kategori Rentang Skor Responden Persentase

Rendah

Sedang

Tinggi

9 – 14

15 – 20

21 - 26

3 orang

83 orang

64 orang

2%

55,3%

42,7%

Jumlah 150 100%

Page 100: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

82

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa subjek dengan tingkat self

efficacy yang rendah dengan persentase 2% (3orang), subjek dengan

tingkat self efficacy yang sedang dengan presentase 55,3% (83 orang),

dan subjek dengan tingkat self efficacy yang tinggi 42,7% (64 orang)

dari total sampel.

4.2.3. Kategorisasi skor konformitas

Data skor konformitas diperoleh melalui angket yang disebar

kepada siswa-siswi kelas VII, VIII dan IX MTs. Al-Hidayah Bekasi

dengan hasil sebagai nerikut:

Tabel 4.7

Perolehan Z score konformitas

Descriptive Statistics Konformitas N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

acceptance 150 8 25 15.45 3.845

compliance 150 5 20 10.31 2.951

Pada variabel konformitas acceptance memiliki nilai maximum 25,

minimum 8, dan mean 15.45. Sedangkan pada variabel konformitas

comliance memiliki nilai maximum 20, minimum 5, dan mean 10.31.

Berdasarkan skor perolehan di atas maka hasil yang didapat adalah

sebagai berikut:

Page 101: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

83

Tabel 4.8

Klasifikasi responden pada konformitas

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang cendrung

konformitas acceptance sebanyak 76 responden dengan persentase

sebesar 50,7%, sedangkan responden yang cendrung pada konformitas

compliance sebanyak 74 responden dengan presentase sebesar 49,3%.

4.2.4. Kategorisasi skor goal orientation

Data skor konformitas diperoleh melalui angket yang disebar

kepada siswa-siswi kelas VII, VIII dan IX MTs. Al-Hidayah Bekasi

dengan hasil sebagai nerikut:

Tabel 4.9

Perolehan Z score goal orientation

Descriptive Statistics

Goal orientattion N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Mastery 150 16 32 26.83 3.312

Performance 150 5 12 10.17 1.540

Pada variabel mastery orientation memiliki nilai maximum 32,

minimum 16, dan mean 26.83. Sedangkan pada variabel performance

Konformitas Responden Persentase

acceptance 76 50,7%

compliance 74 49,3%

Jumlah 150 100%

Page 102: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

84

orientation memiliki nilai maximum 12, minimum 5, dan mean 10.17.

Berdasarkan skor perolehan di atas maka hasil yang didapat adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.10

Klasifikasi responden pada goal orientation

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang cendrung

pada mastery goal orientation sebanyak 70 responden dengan persentase

sebesar 46,7%, sedangkan responden yang cendrung pada performance

orientation sebanyak 80 responden dengan presentase sebesar 53,3%.

4.3. Hasil uji hipotesis penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menguji hipotesis penelitian dengan teknik

analisis regresi berganda (multiple regression) menggunakan sofware SPSS 17.

Uji regresi ini dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian yang diajukan di

Bab II.

4.3.1. Hasil uji hipotesis mayor

Dengan menggunakan seluruh IV yang yang diteorikan, hasilnya

dapat dilihat pada table R square berikut:

Goal orientation Responden Persentase

Mastery 70 46,7%

performance 80 53,3%

Jumlah 150 100%

Page 103: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

85

Table 4.11 R-square

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

a. .631a .399 .369 7.94415

a. Predictors: (Constant), tingkatankelas, Jeniskelamin, selfefficacy, complieance, mastery, performance, acaptance

b. Dependent Variable: cheating

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perolehan R-square sebesar

0,399, yang berarti bahwa proporsi varian dari perilaku menyontek

(cheating) yang dijelaskan oleh semua independent variable tersebut

adalah sebesar 39,9%. Sedangkan sisanya (proporsi varians dari perilaku

menyontek (cheating) yang tidak bisa dijelaskan oleh IV yang ada sebesar

60,1%.

Selanjutnya untuk tabel anova, dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.12

Tabel ANOVA Pengaruh IV Terhadap DV

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

Regression 5938.457 7 848.351 13.443 .000a

Residual 8961.543 142 63.109

a.

Total 14900.000 149

a. Predictors: (Constant), tingkatankelas, Jeniskelamin, selfefficacy, complieance, mastery, performance, acaptance b. Dependent Variable: cheating

Page 104: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

86

Dengan melihat table di atas (p<0,05), maka berarti F yang

dihasilkan signifikan, yang artinya hipotesis yang menyatakan ada

pengaruh IV terhadap DV tidak ditolak. Sehingga dapat disimpulkan ada

pengaruh yang signifikan dari self-efficacy, compliance, acceptance,

mastery, performance, jenis kelamin dan tingkatan kelas terhadap perilaku

menyontek (cheating).

4.3.2. Hasil uji hipotesis minor

Tahap selanjutnya adalah melihat koefisien regresi setiap

independent variable yang signifikan. Artinya adalah independent variable

tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku menyontek

(cheating).

Tabel 4.13

Koefisien Regresi Dari tabel di atas, dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

a (Constant) 32.488

selfefficacy .034 .075 .034 .459 .647

accaptance .473 .087 .473 5.456 .000

compliance -.275 .083 -.275 -3.293 .001

mastery -.167 .083 -.167 -2.018 .045

performance .106 .083 .106 1.274 .205

Jeniskelamin -3.106 1.375 -.156 -2.258 .025

tingkatankelas 5.047 .827 .406 6.100 .000 a. Dependent Variable: cheating

Page 105: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

87

Cheating = 32,488 + 0,034 self-efficacy + 0,473 accaptance* - 0,275 compliance* – 0,167 mastery* + 0,106 performance – 3,106 jenis kelamin* + 5,047 tingkatan kelas*

Keterangan: Tanda (*) menunjukkan variabel signifikan

Berdasarkan tabel di atas, dari 7 koefisien regresi yang dihasilkan

ternyata ada lima IV yang secara statistik pengaruhnya signifikan terhadap

perilaku menyontek (cheating), yaitu acceptance, compliance, mastery,

jenis kelamin dan tingkatan kelas (nilai p < 0,05). Hal ini berarti bahwa

dari 7 hipotesis minor terdapat lima yang signifikan. Penjelasan dari nilai

koefisien regresi yang diperoleh pada masing-masing IV adalah sebagai

berikut:

Adapun penjelasan dan nilai koefiesien regresi yang diperoleh pada

masing-masing IV adalah sebagai berikut:

1. Variabel self efficacy

Nilai koefisien regresi variabel self efficacy adalah 0,034 dan nilai

signifikan 0,647, artinya variabel self efficacy secara positif tidak

berpengaruh signifikan terhadap perilaku menyontek (cheating).

2. Variabel konformitas acceptance

Nilai koefisien regresi variabel acceptance adalah 0,473 dan nilai

signifikan 0,000, artinya variabel acceptance secara positif

signifikan mempengaruhi perilaku menyontek (cheating). Jadi,

semakin tinggi accaptance, semakin tinggi perilaku menyontek

(cheating).

Page 106: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

88

3. Variabel konformitas compliance

Nilai koefisien regresi variabel compliance adalah -0,275 dan nilai

signifikan 0,001, artinya variabel compliance secara negatif

signifikan mempengaruhi perilaku menyontek (cheating). Jadi,

semakin tinggi compliance, semakin rendah perilaku menyontek

(cheating).

4. Variabel mastery orientation

Nilai koefisien regresi variabel mastery orientation adalah –0,167

dan nilai signifikan 0,045, artinya variabel mastery orientation

secara negatif signifikan mempengaruhi perilaku menyontek

(cheating). Jadi, semakin tinggi mastery orientation, semakin

rendah perilaku menyontek (cheating).

5. Variabel performance orientation

Nilai koefisien regresi variabel performance orientation adalah

0,106 dan nilai signifikan 0,205, artinya variabel performance

orientation secara positif tidak berpengaruh signifikan terhadap

perilaku menyontek (cheating).

6. Variabel jenis kelamin

Nilai koefisien regresi variabel jenis kelamin adalah – 3,106 dan

nilai signifikan 0,025, artinya variabel jenis kelamin secara negatif

signifikan mempengaruhi perilaku menyontek (cheating).

Page 107: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

89

Bila dilihat dari nilai uji beda variabel jenis kelamin memiliki nilai

sebagai berikut:

Tabel 4.14

Uji Beda Jenis Kelamin

Dari table diatas terlihat responden laki-laki memiliki nilai mean

28,84 yang artinya laki-laki lebih sering menyontek dari

perempuan.

7. Variabel tingkatan kelas

Nilai koefisien regresi variabel tingkatan kelas adalah 5,047 dan

nilai signifikan 0,000, artinya variabel tingkatan kelas secara

positif signifikan mempengaruhi perilaku menyontek (cheating).

Jadi, semakin tinggi tingkatan kelas, semakin tinggi perilaku

menyontek (cheating).

Bila dilihat dari nilai uji beda variabel tingkatan kelas memiliki

nilai sebagai berikut:

Tabel 4.15

Uji Beda Tingkatan Kelas

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Satu 44 24,09 4,147 ,625 Dua 53 28,68 5,857 ,804 Tiga 53 29,94 5,369 ,737

Jenis kelamin N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Laki-laki 77 28,84 6,235 ,710 Perempuan 73 26,66 4,970 ,582

Page 108: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

90

Dari table diatas terlihat responden kelas tiga memiliki nilai mean

lebih besar dari pada responden kelas satu dan dua, yaitu 29,94

yang artinya kelas tiga lebih sering menyontek dari pada kelas satu

dan dua.

4.3.3. Pengujian Sumbangan masing-masing independent variable

Peneliti selanjutnya menganalisis juga besarnya proporsi varian

dari DV yang merupakan sumbangan/pengaruh dari masing-masing IV,

hal ini dilakukan dengan menghitung pertambahan proporsi varian setiap

kali IV baru dimasukkan dalam persamaan. Bertambahnya R2 (R2 change)

ini dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini.

Tabel 4. 16

Sumbangan Masing-masing Independen Variabel

Model Summaryi

Change Statistics Model R Square R Square

Change F

Change df1 df2 Sig. F

Change

1 .007 .007 1.004 1 148 .318 2 .176 .169 30.164 1 147 .000* 3 .207 .031 5.753 1 146 .018* 4 .223 .016 3.015 1 145 .085 5 .225 .002 .323 1 144 .571 6 .241 .016 3.007 1 143 .085 7 .399 .158 37.212 1 142 .000*

* Variabel Signifikan 1. Predictors: (Constant), selfefficacy 2. Predictors: (Constant), selfefficacy, acaptance 3. Predictors: (Constant), selfefficacy, acaptance, complieance 4. Predictors: (Constant), selfefficacy, acaptance, complieance, mastery 5. Predictors: (Constant), selfefficacy, acaptance, complieance, mastery, performance 6. Predictors: (Constant), selfefficacy, acaptance, complieance, mastery, performance,

Jeniskelamin 7. Predictors: (Constant), selfefficacy, acaptance, complieance, mastery, performance,

Jeniskelamin, tingkatankelas 8. Dependent Variable: cheating

Page 109: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

91

4.3.4. Sumbangan masing-masing independen variabel

Dari tabel 4.16 di atas, dapat disampaikan informasi sebagai

berikut:

1. Variabel self-efficacy memberi sumbangan atau pengaruh sebesar

0,7% bagi bervariasinya perilaku menyontek (cheating) siswa,

dengan nilai F dari R square change=1.004, p>0,05, df=1,148 dan

sig. F change 0,318, sehingga tidak signifikan.

2. Variabel acceptance memberi sumbangan atau pengaruh sebesar

16,9% bagi bervariasinya perilaku menyontek (cheating) siswa,

sumbangan ini signifikan dengan nilai F dari R square

change=30.164, p<0,05, df=1,147 dan sig. F change 0,000,

sehingga signifikan.

3. Variabel compliance memberi sumbangan atau pengaruh sebesar

3,1% bagi bervariasinya perilaku menyontek (cheating) siswa,

sumbangan ini signifikan dengan nilai F dari R square

change=5.753, p<0,05, df=1,146 dan sig. F change 0,018, sehingga

signifikan.

4. Variabel mastery memberi sumbangan atau pengaruh sebesar

1,6% bagi bervariasinya perilaku menyontek (cheating) siswa,

dengan nilai F dari R square change=3.015, p>0,05, df=1,145 dan

sig. F change 0,085, sehingga tidak signifikan.

5. Variabel performance memberi sumbangan atau pengaruh sebesar

0,2% bagi bervariasinya perilaku menyontek (cheating) siswa,

Page 110: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

92

dengan nilai F dari R square change=0,323, p>0,05, df=1,144 dan

sig. F change 0,571, sehingga tidak signifikan.

6. Variabel jenis kelamin memberi sumbangan atau pengaruh sebesar

1,6% bagi bervariasinya perilaku menyontek (cheating) siswa,

dengan nilai F dari R square change=3.007, p>0,05, df=1,143 dan

sig. F change 0,085, sehingga tidak signifikan.

7. Variabel tingkatan kelas memberi sumbangan atau pengaruh

sebesar 15,8% bagi bervariasinya perilaku menyontek (cheating)

siswa, sumbangan ini signifikan dengan nilai F dari R square

change=37.212, p<0,05, df=1,142 dan sig. F change 0,000,

sehingga signifikan.

Sebagai kesimpulan dari bagian ini adalah bahwa hanya ada tiga

IV dari sepuluh IV, yaitu acceptance, , compliance dan tingkatan kelas

yang mempengaruhi perilaku menyontek (cheating), jika dilihat dari

besarnya pertambahan R2 yang dihasilkan setiap kali dilakukan

penambahan IV (sumbangan proporsi varian yang diberikan).

Dalam analisis regresi, terutama yang menggunakan Least Square,

diperlukan asumsi bahwa distribusi frekuensi dari residu adalah mengikuti

kurva normal. Apabila residual berada di sekitar garis untuk kurva normal,

maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi ini memiliki residual

yang distribusinya mengikuti kurva normal. Artinya, hasil persamaan

regresi beserta interpretasinya dapat dipercaya dan lebih akurat. Oleh

sebab itu, penulis pun melakukan uji terhadap asumsi tersebut. Dengan

Page 111: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

93

melihat output dari analisis SPSS, normal tidaknya distribusi residu, dapat

dilihat pada grafik P-P Plot berikut:

Gambar 4.1.

Residual plot perilaku menyontek

Karena distribusi keseluruhan kasus yang ada pada histogram

relatif normal dan pada grafik plot data umumnya mendekati garis harapan

pada plot, maka semua penafsiran dari hasil regresi pada penelitian ini

cukup dapat dipercaya. Artinya asumsi tentang normalitas distribusi

frekuensi dari residual telah terpenuhi.

Page 112: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

94

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab ini dikemukakan hasil penelitian mengenai pengaruh self

efficacy, konformitas dan goal orientation terhadap perilaku menyontek

(cheating) siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi. Selanjutnya akan dikemukakan pula

diskusi tentang penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka kesimpulan yang dapat

diambil dari penelitian ini adalah:

· Secara keseluruhan terdapat pengaruh yang signifikan dari self-efficacy,

konformitas acceptance, konformitas compliance, mastery goal

orientation, performance goal orientation, jenis kelamin dan tingkatan

kelas terhadap perilaku menyontek (cheating). Berdasarkan proporsi

varians seluruhnya, perilaku menyontek dipengaruhi oleh independen

variabel yang diteliti sebesar 39,9% sedangkan sisanya yaitu 60.1%

dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

· Jika dilihat dari signifikan tidaknya koefisien regresi dari masing-masing

IV, ditemukan bahwa terdapat lima IV (independent variable) yang

memiliki pengaruh signifikan terhadap DV, yaitu konformitas acceptance

(0,473 dengan sig.000), konformitas compliance (- 0,275 dengan sig.

0,001), mastery orientation (–0,167 dengan sig.0,045), jenis kelamin (-

3,106 dengan sig. 0.025) dan tingkatan kelas (5,047 dengan sig. 0.000).

Page 113: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

95

· Jika dilihat dari signifikan tidaknya proporsi varian sumbangan kontribusi

dari masing-masing IV, hanya terdapat tiga IV yang signifikan, yaitu

konformitas acceptance, konformitas compliance dan tingkatan kelas,

dengan perincian yaitu variabel konformitas acceptance memberikan

sumbangan sebesar 16,9%, konformitas compliance memberikan

sumbangan sebesar 3,1%.dan tingkatan kelas memberikan sumbangan

sebesar 15,8%.

5.2. Diskusi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel self efficacy tidak ada

pengaruh terhadap perilaku menyontek (cheating). Jadi tinggi atau rendahnya self-

efficacy yang dimiliki siswa tidak mempengaruhi perilaku menyontek (cheating)

siswa. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Murdock dan kawan-

kawan (2001 dalam Anderman & Murdock, 2007), bahwa pada Siswa Sekolah

Menengah Pertama terdapat hubungan berbanding terbalik antara cheating dan

self-efficacy. Dari hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak selalu self-efficacy

rendah diikuti dengan perilaku menyontek (cheating) yang tinggi, dan sebaliknya

self-efficacy yang tinggi tidak selalu diikuti oleh perilaku menyontek (cheating)

yang rendah. Jadi dapat dimungkinkan sebagian besar perilaku menyontek

(cheating) yang rendah dipengaruhi oleh variabel lain selain self-efficacy.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel konformitas

acceptance secara positif berpengaruh terhadap perilaku menyontek (cheating)

dan signifikan. Jadi, semakin tinggi konformitas accaptance, maka semakin tinggi

perilaku menyontek (cheating). Begitu juga sebaliknya, semakin rendah

Page 114: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

96

konformitas acceptance, maka semakin rendah pula perilaku menyontek

(cheating). Sedangkan variabel konformitas compliance memiliki pengaruh yang

secara negatif terhadap perilaku menyontek (cheating) dan signifikan. Jadi

semakin tinggi konformitas compliance, akan semakin rendah perilaku menyontek

(cheating).

Bila dilihat dari berapa banyak responden yang cendrung untuk

konformitas acceptance atau konformitas compliance, pada penelitian ini

responden lebih cenderung pada konformitas acceptance, yakni sebanyak 76

orang atau sebesar 50,7%. Sedangkan responden yang cendereung pada

konformitas compliance sebanyak 74 orang atau sebesar 49,3%. Jadi apabila

dilihat secara keseluruhan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan kalau pada

variabel konformitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku

menyontek (cheating). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nadhirah (2008) yang dari penelitiannya menghasilkan adanya hubungan yang

signifikan antara konformitas dengan perilaku menyontek (cheating).

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel mastery goal

orientation secara negatif memiliki pengaruh terhadap perilaku menyontek

(cheating) akan tetapi tidak signifikan. Disini terlihat kecenderungan bahwa,

semakin tinggi mastery, semakin rendah perilaku menyontek (cheating). Hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Indarto dan Masrun (2007), yang

dari hasil penelitiannya menyatakan ada hubungan negative dan signifikan antara

orientasi tujuan penguasaan dengan intensi menyontek. Sedangkan pada variabel

performance goal orientation secara positif tidak berpengaruh terhadap perilaku

Page 115: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

97

menyontek (cheating) dan tidak signifikan. Jadi tidak ada hubungan antara

performance goal orientation terhadap perilaku menyontek (cheating). Hal ini

berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Indarto dan Masrun (2007), yang

menghasilkan penelitian adanya hubungan positif antara orientasi tujuan

performansi dengan intensi menyontek, hal ini berarti semakin tinggi orientasi

performansi maka semakin tinggi pula intensi menyontek.

Bila dilihat dari berapa banyak responden yang cendrung untuk mastery

orientation atau performance orientation, pada penelitian ini responden lebih

cenderung pada performance orientation, yakni sebanyak 80 orang atau sebesar

53,3%. Sedangkan responden yang cenderung pada mastery orientation sebanyak

70 orang atau sebesar 46,7%. Jadi ternyata dalam penelitian ini goal orientation

tidak berpengaruh terhadap perilaku menyontek (cheating).

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin

mempengaruhi perilaku menyontek (cheating). Apabila dilihat dari nilai uji beda,

laki-laki memiiki nilai mean lebih besar dari perempuan, yaitu 28,84 sedangkan

peremuan 26,66. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anderman

& Murdock (2007) yang menghasilkan bahwa laki-laki memiliki skor cheating

lebih tinggi dari pada perempuan. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan

oleh Anderman dan Midgley (2004), yang menyatakan siswa Sekolah Menengah

Pertama menunjukkan bahwa laki-laki lebih mungkin untuk menyontek daripada

perempuan (misalnya, Cizek, 1999; Schab, 1969). Begitu juga penelitian yang

dilakukan oleh McCabe dan Trevino (1997 dalam McCabe, Trevino &

Page 116: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

98

Butterfield, 2001), juga mengatakan kalau laki-laki lebih sering menyontek dari

pada perempuan.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkatan kelas secara

positif signifikan mempengaruhi perilaku menyontek (cheating). Jadi, semakin

tinggi tingkatan kelas, semakin tinggi perilaku menyontek (cheating).

Sebagaimana hasil yang di dapat yaitu kelas VII memiliki nilai mean sebesar

24,09 dan kelas VIII memiliki nilai mean sebesar 28,68 sedangkan kelas IX

memiliki nilai mean sebesar 29,94. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Evans dan Craig (dalam Murdock & Anderman, 2006), yang

menyatakan bahwa siswa yang lebih tua pada Sekolah Menengah Pertama lebih

banyak menyontek daripada siswa yang lebih muda, yang artinya tingkatan kelas

yang lebih tinggi lebih banyak menyontek dari pada tingkatan yang lebih rendah.

5.3. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis seluruh proses dan isi laporan,

masih terdapat ketidaksempurnaan, sehingga ada beberapa saran yang dapat

diberikan untuk selanjutnya dapat digunakan bagi yang menggunakan topik atau

pendekatan yang sama, antara lain:

5.3.1. Saran teoritis

1. Jika ada yang ingin melanjutkan penelitian dengan tema yang

sama, untuk peneliti selanjutnya disarankan agar sebaiknya

menggunakan beberapa variabel lain yang mempengaruhi cheating

untuk dijadikan independent variabelnya.

Page 117: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

99

2. Untuk peneliti selanjutnya, hendaknya menambahkan atau

memperbanyak jumlah sampel, sehingga hasil penelitian yang di

dapat lebih akurat.

3. Skala cheating yang aitemnya cenderung sedikit dan merupakan

pernyataan perilaku, sebaiknya dianalisis dengan menggunakan

Confirmatory Factor Analisis (CFA) agar dapat dianalisis per

itemnya.

4. Pada saat try out lebih diperbanyak aitem pada skala self-efficacy,

konformitas dan goal orientation agar memperoleh item yang

bervariasi pada saat field test nanti, sehingga dapat mengurangi

kemungkinan social desirability yang dapat menyebabkan kecilnya

nilai reliabilitas alat ukur tersebut.

5.3.2. Saran praktis

1. Cheating dalam dunia pendidikan yang dilakukan oleh para pelajar

patutnya mendapat perhatian lebih untuk segera ditanggulangi

karena akan berdampak negatif baik untuk pelakunya sendiri,

orang lain, dan terlebih lagi bagi perkembangan dunia pendidikan.

2. Para pendidik hendaknya dalam kegiatan belajar mengajar

sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas siswa dalam melakukan

pembelajaran terutama dalam ujian, karena cenderung yang

melakukan cheating adalah siswa tingkat kelas lebih tinggi. Oleh

karena itu perlu perhatian dan pembinaan khusus pada kelas-kelas

tersebut agar tidak terlalu memiliki perilaku menyontek (cheating).

Page 118: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

DAFTAR PUSTAKA Alwisol. (2004). Psikologi kepribadian. Malang: PT. UMM Press Anastasi, Anne & Susana Urbina. (1997). Tes psikologi. Jakarta: Indeks. Anderman, E. M. & Murdock, T. B. (2007). Psychology of academic cheating.

(pp. 87-106). San Diego, CA, US: Elsevier Academic Press. Xix, 326 pp Anderman, E. M., & Midgley, C. (2004). Change in self-reported academic cheating across the transition from middle school to high school. Contemporary educational psychology, 29, 499–517 Anderman, E. M., Griesinger. T., & Westerfield, G. (1998). Motivation and Cheating During Early Adolescence. Journal of educational psychology, Vol. 90, No. 1, 84-93 Azwar, Saifuddin. (2005). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bandura, A. (1994). Self-efficacy. Diambil 07 Februari 2010

www.des.emory.edu/mfp/BanEncy.html Bandura, A. (1986). Social foundations of thought and action: a social cognitive

theory. New Jersey: Prentice Hall Baron, R.A. & Byrne, D. (2006). Psikologi sosial. Edisi kesepuluh, Jilid I.

Jakarta: PT. Erlangga Chaplin, J.P. (2008). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT. raja Grafindo Persada Crain, W. (2007). Teori perkembangan konsep dan aplikasi edisi ketiga.

Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar Echols, J.M. (2003). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Friedman, H. S., & Schustack, M. W. (2006). Kepribadian teori klasik dan riset

modern. Jakarta: Penerbit Erlangga Gallant, T. B. & Drinan, P. (2006). Organizational theory and student sheating: Explanation, Responses, and Strategies. Journal of higher education, Vol. 77, No.5 Henslin, j. M. (2006). Sosiologi jilid I dengan pendekatan membumi edisi keenam. Jakarta: PT. Erlangga

Page 119: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

http://translate.google.co.id http://en.wikipedia.org/wiki/Conformity. Diambil tangggal 10 November 2010

http://en.wikipedia.org/wiki/Goal-oriented. Diambil tanggal 23 Februari 2011 Indarto, y. & Masrun. (2007). Hubungan antara orientasi penguasaan dan orientasi performasi dalam intensi menyontek. Skripsi. Fakultas Psikologi Pascasarjana Universitas Gajah Mada Khrisnaresa. (2009). Konformitas sosial. Diambil tangggal 07 Oktober 2010 dari www.ruangpsikologi.com Luthfi, I., Saloom. G., & Yasun, H. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta Maradina, Clara. (2008). Hubungan antara self-efficacy dalam menghadapi ujian dengan kecendrungan menyontek pada mahasiswa akhir. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Surabaya McCabe, D. L., Trevino, L. K. & Butterfield, K. D. (2001). Cheating in academic institutions: A decade of research. Ethic & behavior, 11(3), 219–232 Murdock, T.B. & Anderman, E. M. (2006). Motivational perspectives on student cheating: toward and integrated model of academic dishonesty. Educational psychologist, 41(3), 129–145 Nadhirah, Y.F. (2008). Hubungan antara konsep diri dan konformitas terhadap kelompok sebaya dengan perilaku menyontek. Diambil tanggal 10 November 2010 dari http://dinifirda.blogspot.com/2008/09/artikel.html Pincus, H. S. & Schmelkin, L. P. (2003). Faculty perceptions of academic dishonesty: A multidimensional scaling analysis. Journal of higher education - Volume 74, Number 2, pp. 196-209 Pintrich, P.R. & Schunk, D.H. (1996). Motivation in education: theory, research and applications. New Jersey: Prentice Hall. Rahardiani, N.M., Indrawati, E.S., & Sawitri, D.R. (2010). The relation between

adversity intelligence and intention of cheating in mathematics lessons at student of SMP Negeri 2 and SMP PGRI 13 in Kandal Regency. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Semarang

Riadi, D. Jujur dalam menyontek.. Diambil tangggal 07 Oktober 2010 dari http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/06/17/149879/Juju r-dalam-Menyontek

Page 120: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

Santrock, J.W. (2002). Life-span development (perkembangan masa hidup) edisi kelima. (ter. Damanik, J., & Chusairi, A). Jakarta: PT. Erlangga

Santrock, J.W. (2003). Adolescence (perkembangan remaja). (ter. Adelar, S. B.,

& Saragih, S). Jakarta: PT. Erlangga. Santrock, J.W. (2008). Psikologi pendidikan edisi kedua. (ter. Wibowo, B. S).

Jakarta: Kencana Prenada Media group Sarwono, S. W., & Meinarno, E. A. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: PT. Salemba

Humanika. Sears, D. O., Freedman, J. L., & Peplau, L.A. (1985). Psikologi sosial jilid dua. Jakarta: PT. Erlangga Setyani, U. (2007). Hubungan antara konsep diri dengan intensi menyontek pada siswa SMANegeri 2 Semarang. Skripsi. Fakultas Kedokteran Program Studi Psikologi Universitas Diponegor, Semarang Setya, R.A. (2005). Sumbangan orientasi tujuan siswa dan struktur tujuan kelas pada perilaku menyontek siswa SMP dalam pelajaran Matematika. Tesis. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Scholz, U., Dona, G. B., Sud, S., & Schwarzer, R. (2002). European journal of Psychological Assessment, Vol. 18, Issue 3, pp. 242–251 Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Cv. Alfabeta Suharto,. & Iryanto, T. (1995). Kamus bahasa indonesia terbaru. Surabaya: PT.

Indah Surabaya (Anggota IKAPI) Sulistyo, J. S. (2010). 6 hari jago SPSS 17. Yogyakarta: PT. Bhuana Ilmu

Populer. Silvano, dkk. (2008). “Budaya menyontek”. Diambil tanggal 23 Februari 2011 dari www.slideshare.net Suprayogi, M. N. (2007). Tazkiya jurnal of Psychology. Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Wade, Carole. (2007). Psikologi. Edisi ke_9. Jilid 1. Jakarta: PT. Erlangga.

Page 121: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas
Page 122: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

LAMPIRAN 3 Skala Try Out

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Assalamualaikum… Wr. Wb. Dalam rangka merampungkan studi S1, saya diharuskan untuk melakukan penelitian. Oleh karena itu, saya mengharapkan bantuan teman-teman untuk dapat bekerja sama mengisi data dan soal di bawah ini. Semua keterangan dan jawaban yang teman-teman berikan akan dijamin kerahasiaannya dan digunakan sebaik-baiknya hanya untuk kepentingan penelitian. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerjasama yang baik ini. Salam Kenal, Hasnatul Alawiyah ------------------------------------------------------------------------------------------------------- Nama : Kelas : Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan (lingkari alah satu) -------------------------------------------------------------------------------------------------------

PETUNJUK PENGISIAN 1 Baca dan pahami setiap pernyataan dibawah ini, kemudian beri tanda centang (üüüü) di masing-masing pernyataan yang sesuai dengan diri teman-teman. Setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda, pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri anda sendiri karena tidak ada jawaban yang dianggap salah. Sebelum anda menyerahkan lembaran ini, harap diperiksa kembali, agar tidak ada pernyataan yang terlewat. Contoh Pengisian: No Pernyataan TP J S SL

1 Saya malas mengerjakan PR üüüü Keterangan: TP : Tidak Pernah S : Sering J : Jarang SL : Selalu Apabila anda memberikan tanda (üüüü) pada kolom TP, maka berarti pernyataan Saya malas mengerjakan PR, Tidak Pernah, yang artinya tidak sesuai dengan diri anda.

Page 123: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

Skala perilaku menyontek (cheating) No Pernyataan SS S TS STS 1. Saya lebih sering dicontek oleh teman dari pada

menyontek kepada teman

2. Saya membiarkan teman menyalin jawaban saya jika ia meminta

3. Menyontek merupakan hal yang biasa buat saya 4. Saya punya cara untuk menyontek ketika ulangan 5. Saya pura-pura berfikir agar tidak ketahuan

menyontek

6. Saya lebih baik menebak-nebak jawaban dari pada menyontek

7. Saya lebih baik menebak-nebak jawaban dari pada menyontek

8. Saya tidak akan menyontek meskipun ada peluang 9. Saya mengandalkan jawaban dari teman 10. Saya membuat contekan di meja tempat saya ulangan 11. Saya membuat catatan dalam bentuk kertas kecil

ketika ulangan

12. Saya bertukar jawaban dengan menggunakan HP 13. Saya membawa buku catatan ketika sedang ulangan 14. Saya berpura-pura izin ke kamar mandi untuk melihat

catatan

15. Saya meminjam PR teman untuk saya contek 16. Saya menyalin hasil karya orang lain dan

menjadikannya sebagai hasil karya saya sendiri

17 Saya menyalin hasil karya orang lain dan menjadikannya sebagai hasil karya saya sendiri

18. Saya menyuruh seseorang untuk mengerjakan tugas sekolah saya

19. Saya lebih suka mengerjakan tugas sendiri dari pada menyuruh orang lain

20. Saya tidak menyontek walaupun tidak ada guru yang mengawas

21. Kadang-kadang saya menyalin jawaban teman tanpa sepengetahuan teman yang saya contek

22. Saya tidak menyontek meskipun pengawasan longgar 23. Ketika guru pengawas lengah saya

mempergunakannya untuk menyontek

24. Di sekolah saya, menyontek merupakanhal yang wajar terjadi ketika ulangan

25. Saya pernah ketahuan menyontek tapi dibiarkan oleh guru

Page 124: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

PETUNJUK PENGISIAN 2 Baca dan pahami setiap pernyataan tersebut, kemudian beri tanda centang (üüüü) di masing-masing pernyataan yang sesuai dengan diri teman-teman. Setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda, pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri anda sendiri karena tidak ada jawaban yang dianggap salah. Sebelum anda menyerahkan lembaran ini, harap diperiksa kembali, agar tidak ada pernyataan yang terlewat. Contoh Pengisian: No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya malas mengerjakan PR üüüü Keterangan: SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju Apabila anda memberikan tanda (üüüü) pada kolom TS, maka berarti pernyataan Saya malas mengerjakan PR, Tidak Setuju, yang artinya tidak sesuai dengan diri anda.

Skala Self-efficacy

No Pernyataan SS S TS STS 1. Kalau saya berusaha, saya yakin bisa memecahkan soal-

soal yang sulit

2. Jika seseorang menghambat tujuan saya, saya akan mencari cara atau jalan keluar untuk meneruskannya

3. Saya tidak mempunyai kesulitan untuk melaksanakan niat dan tujuan saya

4. Dalam situasi apapun saya tahu bagaimana saya harus bertingkah laku

5. Berkat akal saya, saya dapat menangani situasi yang tidak terduga

6. Saya dapat mengatasi masalah yang saya hadapi 7. Dengan kemampuan yang saya miliki, saya dapat

menghadapi kesulitan dengan tenang

8. Ketika saya menghadapi kesulitan, saya mempunyai banyak solusi untuk mengatasinya

9. Jika dalam keadaan yang sulit, saya dapat memikirkan solusi yang baik dalam menghadapi kesulitan tersebut

10. Apapun yang terjadi, saya akan siap menghadapinya

Page 125: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

Skala Konformitas No Pernyataan SS S TS STS 1. Kadang –kadang saya memberikan jawaban saya kepada

teman karena takut dijauhi oleh teman

2 Saya membiarkan teman saya menyontek karena saya takut dibilang pelit

3. Saya terpaksa menyontek karena takut dikucilkan teman jika nilai saya jelek

4. Walaupun menyontek bertentangan dengan hati nurani saya tapi saya tidak enak kalau menolak untuk bekerja sama dengan teman

5 Saya tidak takut dikucilkan oleh teman-teman karena tidak ketahuan menyontek

6 Saya tidak mau memberikan contekan kepada teman meskipun saya diancam

7. Saya akan melakukan apapun yang dilakukan teman karena saya takut tidak ditemani

8. Saya terpaksa menyontek karena takut dibilang bodoh oleh teman-teman kalau saya tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan

9. Apapun yang dikatakan teman terhadap saya, itu bukan alasan saya untuk memberikan contekan

10. Saya menyontek karena melihat teman-teman menyontek 11. Saya akan melakukan apapun yang teman-teman saya

lakukan, karena itu adalah bukti kekompakan dalam persahabatan

12. Saya percaya pada jawaban teman saya, karena dia lebih pintar dari saya

13. Saya belajar cara menyontek dari teman-teman 14. Saya dan teman saya sudah sepakat untuk saling memberi

jawaban ketika ulangan

15. Di kelas saya, kami kompak saling bertukar jawaban ketika sedang ulangan

16. Saya mengikuti jawaban teman karena yakin jawabannya benar

17 Saya berusaha mengikuti kata hati saya ketika bertindak, agar tidak terbawa pengaruh negatif teman-teman

18. Walaupun teman-teman saya menyontek, saya tidak akan menyontek

19. Menurut saya, memberikan jawaban ketika ulangan kepada teman bukan bukti solidaritas dalam persahabatan

20. Saya malas untuk menyontek kepada teman, karena jawaban mereka juga belum tentu benar

Page 126: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

Skala Goal orientation No Pernyataan SS S TS STS 1. Alasan saya mengerjakan tugas-tugas yang diberikan

sekolah karena saya ingin menguasai materi yang diberikan

2. Saya menguasai materi yang diujikan 3. Bagi saya, tugas yang membutuhkan pemikiran yang

mendalam merupakan hal yang menantang

4. Buat saya prestasi yang saya dapat dari menyontek adalah sia-sia

5. Saya tetap merasa berhasil bila saya menjawab ulangan dengan hasil saya sendiri meski hasilnya biasa-biasa saja

6. Menurut saya kepintaran seseorang tidak hanya dilihat dari nilai yang ia dapat ketika ujian

7. Saya tertantang dengan soal-soal yang sulit 8. Saya merasa terbebani dengan tugas-tugas yang

diberikan sekolah

9. Saya sangat menyukai tugas-tugas yang mudah dari pada tugas yang sulit, karena dengan begitu saya mudah mendapatkan nilai yang tinggi

10. Ketika saya tidak memahami suatu soal, maka saya memilih untuk menyontek

11. Banyak mata pelajaran di sekolah ini yang tidak saya sukai

12. Saya ingin mengerjakan PR dan ulangan lebih baik dari siswa-siswa yang lain

13. Saya paling merasa berhasil ketika saya dapat mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan kemampuan saya sendiri

14 Saya tidak suka menyontek, karena itu sama saja membohongi diri sendiri dalam mengukur kemampuan yang saya miliki

15 Semakin sulit tugas yang diberikan, saya akan semakin meningkatkan usaha yang saya lakukan

16 Saya akan belajar sebaik mungkin untuk hasil yang lebih baik

17. Saya cukup puas dengan nilai-nilai saya karena saya mendapatkannya dengan kerja keras

18. Ketika mendapat tugas yang sulit dari sekolah, saya lebih memilih menyontek dari pada berusaha keras mengerjakan tugas

19. Dengan nilai yang tinggi saya dikenal sebagai murid yang cerdas

Page 127: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

20. Saya terpaksa menyontek untuk mendapatkan pujian dari guru dengan nilai yang tinggi

21. Alasan saya bertanya ketika pelajaran berlangsung adalah agar guru saya menilai saya sebagai siswa yang aktif dan pintar

22. Saya ingin menunjukkan kepada guru kalau saya lebih pintar dari siswa lain

23. Bagi saya, merupakan hal yang penting jika teman-teman di kelas saya menilai saya pintar dengan hasil yang saya capai

24. Saya menyontek karena orang tua saya mengharapkan saya mendapatkan nilai yang bagus

25. Saya bangga dengan hasil yang saya dapat meskipun dengan cara menyontek

26. Tujuan saya belajar adalah untuk mendapatkan nilai yang bagus

27. Saya lebih suka mendapat prestasi baik, meski tidak sungguh-sungguh belajar dengan baik

28. Apapun saya lakukan agar mendapat nilai yang baik 29. Tujuan saya belajar adalah untuk mendapatkan nilai

yang tinggi di kelas

30. Saya akan kecewa pada diri saya apabila saya tidak menjadi yang terbaik

“Mohon periksa kembali lembar kuisioner ini agar tidak ada pernyataan yang terlewat”

Page 128: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

LAMPIRAN 12 Skala Field Study

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Assalamualaikum… Wr. Wb. Dalam rangka merampungkan studi S1, saya diharuskan untuk melakukan penelitian. Oleh karena itu, saya mengharapkan bantuan teman-teman untuk dapat bekerja sama mengisi data dan soal di bawah ini. Semua keterangan dan jawaban yang teman-teman berikan akan dijamin kerahasiaannya dan digunakan sebaik-baiknya hanya untuk kepentingan penelitian. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerjasama yang baik ini. Salam Kenal, Hasnatul Alawiyah ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Nama : Kelas : Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan (lingkari alah satu) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PETUNJUK PENGISIAN 1 Baca dan pahami setiap pernyataan dibawah ini, kemudian beri tanda centang (üüüü) di masing-masing pernyataan yang sesuai dengan diri teman-teman. Setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda, pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri anda sendiri karena tidak ada jawaban yang dianggap salah. Sebelum anda menyerahkan lembaran ini, harap diperiksa kembali, agar tidak ada pernyataan yang terlewat. Contoh Pengisian: No Pernyataan TP J S SL

1 Saya malas mengerjakan PR üüüü Keterangan: TP : Tidak Pernah S : Sering J : Jarang SL : Selalu Apabila anda memberikan tanda (üüüü) pada kolom TP, maka berarti pernyataan Saya malas mengerjakan PR, Tidak Pernah, yang artinya tidak sesuai dengan diri anda.

Page 129: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

Skala perilaku menyontek (cheating)

No Pernyataan SS S TS STS 1. Saya pernah ketahuan menyontek tapi dibiarkan oleh

guru

2. Saya membiarkan teman menyalin jawaban saya jika ia meminta

3. Menyontek merupakan hal yang biasa buat saya 4. Saya punya cara untuk menyontek ketika ulangan 5. Saya pura-pura berfikir agar tidak ketahuan

menyontek

6. Di sekolah saya, menyontek merupakan hal yang wajar terjadi ketika ulangan

7. Ketika guru pengawas lengah saya mempergunakannya untuk menyontek

8. Kadang-kadang saya menyalin jawaban teman tanpa sepengetahuan teman yang saya contek

9. Saya mengandalkan jawaban dari teman 10. Saya membuat contekan di meja tempat saya ulangan 11. Saya membuat catatan dalam bentuk kertas kecil

ketika ulangan

12. Saya bertukar jawaban dengan menggunakan HP 13. Saya membawa buku catatan ketika sedang ulangan 14. Saya berpura-pura izin ke kamar mandi untuk melihat

catatan

15. Saya meminjam PR teman untuk saya contek 16. Saya menyalin hasil karya orang lain dan

menjadikannya sebagai hasil karya saya sendiri

17 Saya lebih suka mengerjakan tugas sendiri dari pada menyuruh orang lain

18. Saya menyuruh seseorang untuk mengerjakan tugas sekolah saya

Page 130: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

PETUNJUK PENGISIAN 2

Baca dan pahami setiap pernyataan tersebut, kemudian beri tanda centang (üüüü) di masing-masing pernyataan yang sesuai dengan diri teman-teman. Setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda, pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri anda sendiri karena tidak ada jawaban yang dianggap salah. Sebelum anda menyerahkan lembaran ini, harap diperiksa kembali, agar tidak ada pernyataan yang terlewat. Contoh Pengisian: No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya malas mengerjakan PR üüüü Keterangan: SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju Apabila anda memberikan tanda (üüüü) pada kolom TS, maka berarti pernyataan Saya malas mengerjakan PR, Tidak Setuju, yang artinya tidak sesuai dengan diri anda.

Skala self-efficacy

No Pernyataan SS S TS STS 1. Kalau saya berusaha, saya yakin bisa memecahkan soal-

soal yang sulit

2. Jika dalam keadaan yang sulit, saya dapat memikirkan solusi yang baik dalam menghadapi kesulitan tersebut

3. Ketika saya menghadapi kesulitan, saya mempunyai banyak solusi untuk mengatasinya

4. Dalam situasi apapun saya tahu bagaimana saya harus bertingkah laku

5. Berkat akal saya, saya dapat menangani situasi yang tidak terduga

6. Apapun yang terjadi, saya akan siap menghadapinya

Page 131: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

Skala konformitas

No Pernyataan SS S TS STS 1. Kadang –kadang saya memberikan jawaban saya kepada

teman karena takut dijauhi oleh teman

2 Saya malas untuk menyontek kepada teman, karena jawaban mereka juga belum tentu benar

3. Saya terpaksa menyontek karena takut dikucilkan teman jika nilai saya jelek

4. Walaupun menyontek bertentangan dengan hati nurani saya tapi saya tidak enak kalau menolak untuk bekerja sama dengan teman

5 Walaupun teman-teman saya menyontek, saya tidak akan menyontek

6 Saya berusaha mengikuti kata hati saya ketika bertindak, agar tidak terbawa pengaruh negatif teman-teman

7. Saya akan melakukan apapun yang dilakukan teman karena saya takut tidak ditemani

8. Saya terpaksa menyontek karena takut dibilang bodoh oleh teman-teman kalau saya tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan

9. Saya mengikuti jawaban teman karena yakin jawabannya benar

10. Saya menyontek karena melihat teman-teman menyontek 11. Saya dan teman saya sudah sepakat untuk saling memberi

jawaban ketika ulangan

12. Saya percaya pada jawaban teman saya, karena dia lebih pintar dari saya

13. Saya belajar cara menyontek dari teman-teman

Page 132: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

Skala goal orientation

No Pernyataan SS S TS STS 1. Buat saya prestasi yang saya dapat dari menyontek adalah

sia-sia

2. Menurut saya kepintaran seseorang tidak hanya dilihat dari nilai yang ia dapat ketika ujian

3. Saya paling merasa berhasil ketika saya dapat mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan kemampuan saya sendiri

4. Saya tidak suka menyontek, karena itu sama saja membohongi diri sendiri dalam mengukur kemampuan yang saya miliki

5. Saya akan belajar sebaik mungkin untuk hasil yang lebih baik

6. Saya cukup puas dengan nilai-nilai saya karena saya mendapatkannya dengan kerja keras

7. Saya ingin menunjukkan kepada guru kalau saya lebih pintar dari siswa lain

8. Tujuan saya belajar adalah untuk mendapatkan nilai yang bagus

9. Alasan saya mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sekolah karena saya ingin menguasai materi yang diberikan

10. Saya menguasai materi yang diujikan 11. Bagi saya, tugas yang membutuhkan pemikiran yang

mendalam merupakan hal yang menantang

12. Saya tetap merasa berhasil bila saya menjawab ulangan dengan hasil saya sendiri meski hasilnya biasa-biasa saja

13. Saya tertantang dengan soal-soal yang sulit 14 Saya merasa terbebani dengan tugas-tugas yang diberikan

sekolah

15 Ketika saya tidak memahami suatu soal, maka saya memilih untuk menyontek

16 Banyak mata pelajaran di sekolah ini yang tidak saya sukai

17. Saya ingin mengerjakan PR dan ulangan lebih baik dari siswa-siswa yang lain

18. Semakin sulit tugas yang diberikan, saya akan semakin meningkatkan usaha yang saya lakukan

19. Dengan nilai yang tinggi saya dikenal sebagai murid yang cerdas

Page 133: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

20. Alasan saya bertanya ketika pelajaran berlangsung adalah agar guru saya menilai saya sebagai siswa yang aktif dan pintar

21. Bagi saya, merupakan hal yang penting jika teman-teman di kelas saya menilai saya pintar dengan hasil yang saya capai

22. Apapun saya lakukan agar mendapat nilai yang baik 23. Tujuan saya belajar adalah untuk mendapatkan nilai yang

tinggi di kelas

“Mohon periksa kembali lembar kuisioner ini agar tidak ada pernyataan yang terlewat”

Page 134: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

LAMPIRAN 8

Output Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out Perilaku Menyontek (cheating)

Item-Total Statistics I Scale Mean if Item

Deleted Scale Variance if

Item Deleted Corrected Item-Total

Correlation Cronbach's Alpha if

Item Deleted

VAR00001 64.24 218.764 .232 .884 VAR00002 64.20 201.850 .632 .874 VAR00003 64.17 207.347 .727 .875 VAR00004 63.85 192.621 .867 .867 VAR00005 63.87 199.094 .754 .872 VAR00006 63.98 236.866 -.401 .898 VAR00007 64.46 242.120 -.534 .902 VAR00008 64.13 242.249 -.597 .901 VAR00009 63.93 201.129 .718 .873 VAR00010 63.67 191.202 .838 .867 VAR00011 63.72 193.763 .848 .868 VAR00012 63.72 190.874 .837 .867 VAR00013 63.96 194.887 .795 .869 VAR00014 63.65 190.943 .829 .868 VAR00015 64.07 206.951 .657 .875 VAR00016 63.70 193.639 .844 .868 VAR00017 64.50 246.256 -.577 .906 VAR00018 63.63 192.149 .822 .868 VAR00019 64.04 209.065 .459 .879 VAR00020 64.00 225.422 -.050 .890 VAR00021 63.89 195.166 .807 .869 VAR00022 64.24 235.342 -.353 .897 VAR00023 63.83 198.236 .806 .870 VAR00024 64.30 207.016 .528 .877 VAR00025 63.91 194.881 .813 .869

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.884 25

Page 135: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

Item-Total Statistics II Scale Mean if Item

Deleted Scale Variance if

Item Deleted Corrected Item-Total

Correlation Cronbach's Alpha if

Item Deleted

VAR00002 47.17 278.680 .645 .967 VAR00003 47.15 285.021 .748 .967 VAR00004 46.83 266.369 .915 .964 VAR00005 46.85 274.710 .787 .966 VAR00009 46.91 277.281 .747 .966 VAR00010 46.65 263.921 .902 .964 VAR00011 46.70 268.439 .878 .964 VAR00012 46.70 263.372 .905 .964 VAR00013 46.93 270.773 .800 .965 VAR00014 46.63 264.727 .866 .964 VAR00015 47.04 286.131 .623 .968 VAR00016 46.67 268.047 .881 .964 VAR00018 46.61 266.866 .843 .965 VAR00019 47.02 290.244 .389 .970 VAR00021 46.87 269.538 .852 .965 VAR00023 46.80 274.694 .811 .965 VAR00024 47.28 285.052 .534 .969 VAR00025 46.89 270.188 .832 .965

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.968 18

Page 136: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

LAMPIRAN 9

Output Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out Self-efficacy

Item-Total Statistics I Scale Mean if Item

Deleted Scale Variance if Item

Deleted Corrected Item-

Total Correlation Cronbach's Alpha if

Item Deleted VAR00001 29.0217 8.244 .390 .619 VAR00002 29.5000 8.967 .007 .679 VAR00003 29.5000 8.078 .228 .642 VAR00004 29.7174 7.763 .348 .617 VAR00005 29.9130 7.503 .449 .597 VAR00006 29.6087 8.377 .223 .640 VAR00007 29.3913 8.243 .167 .655 VAR00008 29.5435 6.965 .596 .562 VAR00009 29.7174 6.785 .455 .588 VAR00010 29.5217 7.366 .332 .621

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.649 10

Item-Total Statistics II Scale Mean if Item

Deleted Scale Variance if Item

Deleted Corrected Item-

Total Correlation Cronbach's Alpha if

Item Deleted

VAR00001 15.7174 4.963 .335 .670 VAR00004 16.4130 4.203 .465 .626 VAR00005 16.6087 4.288 .445 .633 VAR00008 16.2391 4.008 .535 .602 VAR00009 16.4130 3.714 .449 .634 VAR00010 16.2174 4.174 .316 .683

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.683 6

Page 137: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

LAMPIRAN 10

Output Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out Konformitas

Item-Total Statistics I Scale Mean if Item

Deleted Scale Variance if

Item Deleted Corrected Item-Total

Correlation Cronbach's Alpha if

Item Deleted VAR00001 40.2391 38.853 .570 .778 VAR00002 40.2391 41.653 .270 .794 VAR00003 40.2609 39.975 .421 .786 VAR00004 39.6957 38.839 .396 .788 VAR00005 39.6304 42.060 .150 .802 VAR00006 39.9348 39.929 .265 .798 VAR00007 40.1957 40.205 .343 .791 VAR00008 40.1304 38.249 .634 .774 VAR00009 40.1304 44.383 -.079 .816 VAR00010 40.1304 41.138 .387 .789 VAR00011 39.7609 41.297 .254 .795 VAR00012 39.8261 39.880 .472 .784 VAR00013 40.2391 41.342 .337 .791 VAR00014 39.9783 37.577 .671 .770 VAR00015 40.1739 42.014 .234 .796 VAR00016 39.9565 39.820 .481 .783 VAR00017 40.4783 37.988 .562 .776 VAR00018 40.4565 39.676 .427 .785 VAR00019 40.1304 41.449 .236 .797 VAR00020 40.5435 39.498 .390 .788

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.798 20

Page 138: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

Item-Total Statistics II

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 24.7174 24.029 .596 .806 VAR00003 24.7391 24.642 .484 .814 VAR00004 24.1739 23.525 .466 .817 VAR00007 24.6739 25.291 .333 .826 VAR00008 24.6087 23.443 .679 .800 VAR00010 24.6087 26.110 .368 .822 VAR00012 24.3043 24.928 .484 .815 VAR00013 24.7174 25.852 .392 .821 VAR00014 24.4565 22.920 .713 .796 VAR00016 24.4348 25.096 .457 .816 VAR00017 24.9565 23.731 .527 .811 VAR00018 24.9348 25.173 .375 .822 VAR00020 25.0217 25.311 .304 .829

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.827 13

Page 139: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

LAMPIRAN 11

Output Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out Goal Orientation

Item-Total Statistics I Scale Mean if Item

Deleted Scale Variance if

Item Deleted Corrected Item-Total

Correlation Cronbach's Alpha if

Item Deleted VAR00001 86.3043 31.372 .216 .556 VAR00002 86.5652 31.318 .237 .554 VAR00003 86.7609 29.875 .364 .537 VAR00004 86.5870 30.070 .284 .544 VAR00005 86.1304 32.116 .149 .563 VAR00006 86.4130 30.248 .441 .536 VAR00007 87.2391 30.186 .328 .541 VAR00008 87.0870 32.526 .006 .580 VAR00009 87.5652 33.851 -.145 .601 VAR00010 87.1087 31.610 .134 .564 VAR00011 87.0870 32.170 .055 .573 VAR00012 86.4130 32.426 .048 .572 VAR00013 86.5217 30.255 .299 .544 VAR00014 86.4348 30.651 .290 .547 VAR00015 86.3043 31.772 .155 .562 VAR00016 86.2609 28.953 .500 .520 VAR00017 86.2391 29.964 .383 .536 VAR00018 86.8696 33.716 -.131 .597 VAR00019 86.5652 30.607 .261 .549 VAR00020 87.7174 33.496 -.104 .589 VAR00021 87.1739 30.325 .211 .554 VAR00022 86.6087 30.288 .337 .541 VAR00023 86.6304 30.283 .372 .539 VAR00024 87.7826 33.418 -.092 .585 VAR00025 87.7826 33.018 -.048 .585 VAR00026 86.2391 29.608 .345 .536 VAR00027 87.0652 32.818 -.023 .582 VAR00028 86.6739 29.380 .285 .542 VAR00029 86.3913 30.288 .263 .547 VAR00030 87.8043 36.161 -.355 .632

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.570 30

Page 140: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

Item-Total Statistics I Scale Mean if Item

Deleted Scale Variance if

Item Deleted Corrected Item-Total

Correlation Cronbach's Alpha if

Item Deleted

VAR00001 70.2609 34.197 .363 .720 VAR00002 70.5217 35.144 .234 .728 VAR00003 70.7174 33.452 .383 .718 VAR00004 70.5435 32.743 .408 .715 VAR00005 70.0870 35.637 .207 .730 VAR00006 70.3696 33.927 .450 .716 VAR00007 71.1957 34.161 .298 .724 VAR00008 71.0435 35.465 .112 .739 VAR00010 71.0652 35.485 .128 .736 VAR00011 71.0435 35.376 .133 .736 VAR00012 70.3696 36.016 .087 .738 VAR00013 70.4783 33.455 .367 .719 VAR00014 70.3913 34.155 .326 .722 VAR00015 70.2609 35.219 .211 .730 VAR00016 70.2174 32.529 .512 .708 VAR00017 70.1957 33.316 .434 .714 VAR00019 70.5217 34.566 .237 .728 VAR00021 71.1304 35.316 .090 .743 VAR00022 70.5652 33.940 .350 .720 VAR00023 70.5870 34.737 .269 .726 VAR00026 70.1957 32.694 .419 .714 VAR00028 70.6304 34.149 .184 .736 VAR00029 70.3478 32.987 .385 .717

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.734 23

Page 141: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

LAMPIRAN 25

Output Uji Validitas dan Reliabilitas Field Study Perilaku Menyontek (cheating)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 26.2133 29.981 .424 .783 VAR00002 25.8733 28.407 .496 .776 VAR00003 26.1067 27.626 .628 .767 VAR00004 26.2467 27.986 .559 .772 VAR00005 26.2000 27.933 .627 .768 VAR00006 25.9867 28.792 .391 .785 VAR00007 26.1067 28.458 .512 .775 VAR00008 26.3067 28.550 .542 .774 VAR00009 26.1800 29.383 .505 .778 VAR00010 26.5200 30.734 .348 .787 VAR00011 26.4733 31.365 .189 .796 VAR00012 26.5600 31.389 .243 .792 VAR00013 26.3000 29.446 .455 .780 VAR00014 26.6267 31.752 .185 .795 VAR00015 25.9400 29.090 .468 .779 VAR00016 26.4333 32.059 .114 .799 VAR00017 25.6667 31.445 .026 .825 VAR00018 26.5200 31.258 .209 .795

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.795 18

Page 142: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

LAMPIRAN 26

Output Uji Validitas dan Reliabilitas Field Study Self-efficacy

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 16.0933 4.622 .291 .597 VAR00002 16.4267 4.031 .398 .555 VAR00003 16.6333 4.247 .376 .566 VAR00004 16.5333 4.143 .295 .600 VAR00005 16.5267 4.264 .325 .585 VAR00006 16.2867 3.776 .428 .541

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.619 6

LAMPIRAN 27

Output Uji Validitas dan Reliabilitas Field Study Konformitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 33.7400 16.932 .117 .768 VAR00002 33.7467 15.237 .472 .717 VAR00003 33.5600 15.402 .465 .718 VAR00004 33.6867 14.874 .457 .718 VAR00005 33.4733 15.419 .531 .712 VAR00006 33.5733 15.052 .508 .712 VAR00007 33.8267 15.943 .312 .739 VAR00008 33.4333 15.724 .458 .720 VAR00009 33.5733 16.260 .363 .732 VAR00010 33.8667 15.673 .359 .732 VAR00011 33.5867 15.466 .375 .730

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .746 11

Page 143: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

LAMPIRAN 28

Output Uji Validitas dan Reliabilitas Field Study Goal Orientation

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 23.7133 32.005 .452 .815 VAR00002 24.0667 34.452 .298 .824 VAR00003 23.7667 31.885 .559 .807 VAR00004 23.3467 31.892 .493 .811 VAR00005 23.9667 34.046 .272 .828 VAR00006 24.0667 34.855 .190 .833 VAR00007 23.7933 31.950 .516 .810 VAR00008 23.8733 31.252 .598 .804 VAR00009 23.7333 31.405 .562 .806 VAR00010 23.6667 31.969 .592 .805 VAR00011 23.7000 31.339 .536 .808 VAR00012 23.5400 31.485 .499 .811 VAR00013 23.8867 31.376 .520 .809

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.825 13

Page 144: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

LAMPIRAN 29

T-Test Jenis Kelamin dan Tingkatan Kelas

One-Sample Statistics

N Mean

Std.

Deviation Std. Error Mean

Laki 77 28,84 6,235 0,710

Perempuan 73 26,66 4,970 0,582

Satu 44 24,09 4,147 0,625

Dua 53 28,68 5,857 0,804

Tiga 53 29,94 5,369 0,737

LAMPIRAN 30

Z score Konformitas dan Goal Orientation

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kon. acceptance 150 8 25 15.45 3.845

Kon. compliance 150 5 20 10.31 2.951

Mastery orientation 150 16 32 26.83 3.312

Performance orientation 150 5 12 10.17 1.540

Page 145: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

Responden Jenis Kelamin Tingkatan Kelas Cheating Self-efficacy Kon. acceptance =Kon. compliance Mastery orientation Performance orientation1 1 1 28 21 -0.89806 0.23492 0.956 0.53672 1 1 28 18 0.40222 -0.10391 -0.85537 -0.112533 1 1 28 18 0.14216 -0.10391 -0.85537 -0.112534 0 1 24 21 -0.63801 -0.10391 -0.85537 -0.112535 0 1 23 21 -0.63801 -0.10391 0.05032 1.185946 0 1 23 15 -1.41818 -0.44273 0.956 0.53677 0 1 30 18 0.14216 0.91256 -0.55347 -0.112538 1 1 27 19 0.14216 -0.10391 -0.85537 -0.112539 0 1 26 19 0.92234 1.25139 0.956 0.536710 0 1 22 20 -0.11789 -0.10391 -0.55347 0.536711 0 1 24 21 0.66228 -0.10391 -0.55347 0.536712 1 1 23 20 -0.37795 -0.44273 0.956 1.1859413 0 1 27 18 1.70251 0.57374 -1.76106 -0.1125314 0 1 26 18 0.66228 0.57374 -0.85537 -0.7617715 1 1 27 9 0.66228 -0.44273 -0.85537 1.1859416 0 1 29 21 -0.37795 0.57374 0.35221 0.536717 1 1 34 14 2.48268 0.23492 -2.36485 -2.7094818 0 1 18 21 -0.11789 -0.78155 -0.55347 -0.7617719 0 1 22 19 -0.37795 -0.44273 -0.55347 -0.1125320 1 1 21 22 -1.15812 -0.44273 0.35221 1.1859421 0 1 18 23 -0.89806 -0.10391 -0.25158 0.536722 0 1 21 20 -1.15812 -1.4592 1.2579 1.1859423 0 1 21 21 -0.37795 0.57374 0.05032 -0.7617724 0 1 29 20 0.92234 2.60668 0.35221 -1.4110125 0 1 20 18 0.14216 0.23492 0.956 1.1859426 1 1 20 20 0.40222 0.23492 0.35221 -0.1125327 1 1 20 22 -0.37795 -0.44273 0.35221 -0.1125328 1 1 22 21 -1.15812 -0.44273 1.55979 1.1859429 1 1 20 21 -1.15812 -1.4592 0.956 0.536730 1 1 27 19 -0.63801 -1.12038 -0.25158 -0.1125331 1 1 27 21 0.66228 -0.78155 -1.15727 1.1859432 1 1 24 21 -0.63801 -0.10391 -0.25158 1.1859433 1 1 18 24 -1.93829 -1.79802 1.55979 1.1859434 1 1 18 24 -1.93829 -1.79802 1.55979 1.1859435 0 1 20 20 0.40222 -0.44273 -1.15727 -0.1125336 0 1 34 19 1.96256 -0.10391 -0.25158 1.1859437 0 1 25 21 -0.37795 -1.79802 1.55979 0.536738 1 1 20 19 -1.41818 -0.44273 1.2579 1.1859439 1 1 18 21 -0.89806 -1.12038 0.956 0.536740 1 1 24 23 -0.89806 -0.78155 -0.85537 1.1859441 1 1 28 19 0.14216 -1.12038 0.05032 -0.1125342 0 1 25 19 -0.89806 1.25139 0.35221 0.536743 0 1 23 21 -0.63801 0.57374 -0.25158 -0.1125344 0 1 28 21 -0.89806 -1.79802 -0.25158 -0.1125345 0 2 32 17 0.40222 -0.44273 0.05032 -0.1125346 0 2 29 20 1.70251 1.25139 -0.85537 0.536747 0 2 22 24 1.96256 3.28433 0.35221 1.1859448 0 2 31 21 2.48268 0.91256 -0.85537 -1.4110149 0 2 24 20 1.44245 2.60668 0.35221 -0.1125350 0 2 30 19 1.44245 1.25139 0.35221 -0.1125351 0 2 29 19 1.44245 2.26786 0.35221 -0.1125352 0 2 20 20 -0.11789 1.59021 0.65411 0.536753 0 2 29 18 -0.11789 0.23492 -0.55347 -0.1125354 0 2 29 18 -0.11789 0.91256 -0.25158 -0.1125355 0 2 35 21 0.92234 0.57374 -1.45916 -2.0602456 0 2 26 19 -0.11789 0.57374 -1.45916 1.1859457 1 2 28 20 0.92234 1.25139 -0.25158 -0.7617758 0 2 32 21 0.66228 -0.10391 -0.85537 0.536759 0 2 34 19 0.66228 -1.12038 0.35221 0.536760 0 2 22 20 0.40222 0.23492 0.35221 1.1859461 0 2 30 21 -0.11789 -0.78155 0.35221 0.536762 0 2 34 20 0.92234 0.91256 0.05032 -1.4110163 0 2 37 21 0.66228 -1.12038 0.65411 -0.7617764 1 2 30 21 0.14216 0.57374 0.35221 1.1859465 1 2 28 22 -0.37795 -1.4592 0.65411 1.1859466 0 2 26 20 1.70251 2.26786 0.65411 0.536767 1 2 33 20 1.18239 -0.10391 -1.15727 -0.7617768 1 2 27 23 -0.11789 0.57374 0.65411 0.536769 1 2 36 20 1.44245 0.57374 -1.15727 -1.4110170 1 2 35 16 0.66228 0.23492 0.05032 -0.1125371 0 2 43 23 1.70251 -0.10391 0.65411 0.536772 0 2 38 20 -1.41818 -1.4592 -2.36485 -0.7617773 0 2 28 19 -0.89806 -0.44273 0.35221 -0.7617774 0 2 33 16 1.18239 -0.10391 0.35221 -0.76177

Lampiran 24Data Responden Hasil Penelitian

Page 146: PENGARUH ELFS -EFFICACY , KONFORMITAS DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1758/1/HASNATUL... · kegiatan belajar mengajar sebaiknya memperhatikan tingkatan kelas

Responden Jenis Kelamin Tingkatan Kelas Cheating Self-efficacy Kon. acceptance =Kon. compliance Mastery orientation Performance orientation75 0 2 46 18 0.66228 0.91256 -1.45916 -0.7617776 1 2 25 17 0.40222 0.23492 -2.36485 -3.3587177 0 2 29 15 -0.63801 -1.12038 0.35221 0.536778 0 2 31 15 0.92234 0.23492 0.05032 -2.7094879 0 2 27 16 -0.89806 -0.44273 0.35221 -1.4110180 1 2 19 24 -1.93829 -0.78155 1.55979 0.536781 1 2 28 20 -0.11789 -0.10391 0.65411 1.1859482 1 2 33 16 1.96256 1.25139 -2.06295 -2.0602483 1 2 24 21 -1.15812 0.57374 0.956 1.1859484 1 2 27 15 1.18239 0.57374 -2.66674 -1.4110185 1 2 33 23 -0.89806 -1.12038 0.65411 1.1859486 1 2 24 20 -1.15812 -0.78155 0.956 0.536787 1 2 20 22 -1.41818 -1.4592 0.65411 -0.1125388 1 2 30 21 -0.37795 0.23492 0.956 0.536789 1 2 21 21 -0.89806 -0.44273 0.35221 -0.1125390 1 2 25 14 0.40222 1.25139 0.35221 -1.4110191 1 2 20 23 -1.15812 -0.78155 1.55979 1.1859492 1 2 25 22 -1.67824 -1.4592 1.55979 -0.1125393 1 2 18 24 -1.67824 -1.12038 0.956 0.536794 1 2 19 24 -1.67824 -1.79802 1.55979 -1.4110195 1 2 26 21 -0.89806 -1.12038 1.2579 -0.7617796 1 2 30 19 -1.15812 -0.78155 -0.25158 0.536797 1 2 30 18 -1.15812 -1.12038 -0.55347 -0.7617798 1 3 31 17 0.66228 0.57374 -1.15727 -0.7617799 1 3 27 13 1.44245 0.23492 -1.15727 -2.06024100 1 3 34 17 0.92234 -0.78155 -0.55347 0.5367101 1 3 26 21 0.14216 -0.44273 -0.55347 -0.11253102 1 3 30 18 -0.11789 0.23492 0.05032 -0.11253103 1 3 26 20 0.14216 -0.78155 0.05032 -0.76177104 1 3 35 19 -0.11789 -0.44273 -0.85537 1.18594105 1 3 33 19 -0.37795 -0.44273 -1.15727 1.18594106 1 3 33 19 0.14216 0.91256 0.65411 1.18594107 0 3 27 21 0.14216 1.25139 0.65411 -0.11253108 0 3 27 20 0.14216 0.91256 -3.27053 -2.70948109 0 3 25 19 -0.89806 0.91256 -1.45916 0.5367110 0 3 26 20 -0.11789 0.23492 -1.76106 -1.41101111 0 3 34 21 -1.15812 -0.44273 -0.25158 -0.11253112 0 3 27 20 0.66228 1.25139 -2.36485 -0.11253113 0 3 32 19 1.70251 0.91256 0.956 -0.11253114 1 3 26 20 0.14216 -0.44273 -0.85537 -0.76177115 0 3 21 19 -0.63801 0.23492 0.65411 -0.76177116 0 3 29 16 0.40222 -0.10391 -0.55347 -2.06024117 1 3 28 20 0.92234 -0.44273 0.65411 -0.76177118 0 3 29 19 1.70251 -0.10391 -0.25158 -1.41101119 0 3 43 21 0.66228 -0.44273 -0.25158 -0.11253120 0 3 43 21 2.22262 2.94551 0.956 1.18594121 1 3 24 18 -0.63801 0.23492 -0.85537 -0.76177122 0 3 24 21 -0.89806 -1.12038 0.05032 -1.41101123 0 3 30 22 1.44245 2.94551 -0.25158 0.5367124 0 3 34 21 -0.63801 -0.44273 0.956 1.18594125 0 3 24 17 0.14216 0.57374 -0.25158 -0.11253126 0 3 29 18 0.66228 -0.44273 -2.36485 -0.11253127 0 3 46 21 0.66228 -0.44273 0.65411 -0.11253128 0 3 36 21 0.14216 -0.44273 0.05032 0.5367129 0 3 38 20 1.44245 0.23492 -0.55347 0.5367130 0 3 25 22 -0.11789 -1.4592 0.65411 0.5367131 0 3 31 19 -1.41818 -0.10391 1.55979 1.18594132 0 3 31 19 -1.41818 -0.10391 1.55979 1.18594133 0 3 32 19 -1.41818 -0.10391 1.55979 1.18594134 0 3 33 21 -0.11789 -0.44273 0.35221 0.5367135 0 3 34 21 -0.11789 -0.44273 0.05032 -0.11253136 0 3 27 17 -0.11789 -0.44273 0.35221 0.5367137 1 3 27 17 0.14216 0.23492 -0.85537 -0.76177138 1 3 35 21 -0.63801 -0.10391 0.956 1.18594139 1 3 28 22 -0.11789 0.23492 0.35221 -0.11253140 1 3 29 22 -0.11789 0.23492 0.65411 -0.76177141 1 3 32 21 0.14216 0.91256 0.956 1.18594142 1 3 32 17 0.14216 -0.10391 0.35221 -0.76177143 1 3 34 19 0.92234 1.92904 -1.15727 -2.06024144 1 3 27 21 0.14216 0.57374 0.35221 -0.11253145 1 3 33 23 -0.89806 -1.12038 0.65411 1.18594146 1 3 24 20 -1.15812 -0.78155 0.956 0.5367147 1 3 20 22 -1.41818 -1.4592 0.65411 -0.11253148 1 3 30 21 -0.37795 0.23492 0.956 0.5367149 1 3 21 21 -0.89806 -0.44273 0.35221 -0.11253150 1 3 25 14 0.40222 1.25139 0.35221 -1.41101