Upload
vonhan
View
226
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH EFEKTIVITAS FUNGSI AUDIT INTERNAL TERHADAPPENERAPAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCEDI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI LAMPUNG
TESIS
Oleh
MAGISTER ILMU AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
Reny Astuti
PENGARUH EFEKTIVITAS FUNGSI AUDITINTERNAL TERHADAP PENERAPANGOOD GOVERNMENT GOVERNANCE
DI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI LAMPUNG
Oleh
RENY ASTUTI
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER SAINS AKUNTANSI
Pada
Program Magister Ilmu Akuntansi FakultasEkonomi dan Bisnis Universitas Lampunng
MAGISTER ILMU AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2017
PENGARUH EFEKTIVITAS FUNGSI AUDIT INTERNAL TERHADAP
PENERAPAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE
DI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI LAMPUNG
RENY ASTUTI
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh efektifitas fungsi audit internal terhadap
penerapan good government governance pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di
pemerintah daerah provinsi lampung.
Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif dengan menggunakan metode skala likert . Populasi
dalam penelitian ini adalah 5 SKPD yang ada di lingkungan pemerintah daerah provinsi
lampung. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode survei.. Jenis data yang digunakan
adalah data subyek, dan sumber data yang digunakan adalah data primer.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner. Analisis
yang digunakan adalah analisis SEM berbasis PLS (partial least square)
Dari hasil penelitian menggunakan software SmartPLS diperoleh nilai Beta Koefisien sebesar
0,812089, berarah positif dengan αlpa 5%. Artinya variabel EFAI memberikan kontribusi positif
dan signifikan terhadap variabel GGG. dimana nilai t hitung > nilai t tabel (n-k-1) pada
signifikansi αlpa 5% (20,774762> 1.96). Artinya hipotesis diterima. atau dengan kata lain
semakin baik Fungsi Audit Internal maka Good Government Governance oleh Pemerintah
daerah juga semakin baik, sehingga hasil penelitian ini menerima hipotesis yang menyatakan
bahwa Efektifitas Fungsi Audit Internal berpengaruh positif signifikan terhadap Good
Government Governance. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengujian hipotesis, dimana nilai t
hitung > nilai t tabel pada signifikansi alpa 5%. Dalam penelitian ini disarankan: (1) pemerintah
menetapkan indikator kinerja agar kinerja pemerintah lebih mudah untuk diukur oleh auditor
dan penerapan Good Government Governance dapat tercapai, dan (2) penelitian selanjutnya
dapat menambahakan variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap penerapan Good
Government Governance.
Kata kunci: Efektifitas Fungsi Audit Internal, Good Government Governance
EFFECT OF EFFECTIVENESS OF INTERNAL AUDIT FUNCTION
GOVERNMENT OF THE IMPLEMENTATION OF GOOD GOVERNANCE
PROVINCIAL GOVERNMENT IN LAMPUNG
RENY ASTUTI
Abstract
This study aimed to examine the effect of the effectiveness of the internal audit function to the
implementation of good governance in government work units (SKPD) in the provincial
government of Lampung. This research is classified as qualitative study using the Likert scale
method. The population in this study was 5 SKPD in the neighborhood of Lampung provincial
government. Sampling was conducted by survey method .. The data used is the data subject, and
the sources of data used are primary data.
Data collection method used is by using a questionnaire. The analysis is the analysis of SEM-
based PLS (partial least square).
From the research results obtained using software SmartPLS Beta coefficient value of 0.812089,
with a positive directional αlpa 5%. This means EFAI variables contributing positively and
significantly to the variable GGG. where t count> t table (n-k-1) at the 5% significance αlpa
(20.774762> 1.96). This means that the hypothesis was accepted. or in other words, the better
the Internal Audit function, the Good Government Governance by local government is also
getting better, so the results of this study accepts the hypothesis that the effectiveness of the
Internal Audit Function significant positive effect on Good Government Governance. This can
be seen in the results of hypothesis testing, where the value t count> t table at alpha 5%
significance.
In this study suggested: (1) the government set performance indicators for the performance of
the government easier to measure by Government auditors and application of good governance
can be achieved, and (2) further research can be adding other variables that affect the
application of the Good Government Governance.
Keywords: Effectiveness of Internal Audit Function, Good Government Governance
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, tanggal 18 November 1977, sebagai anak
kelima dari lima bersaudara pasangan Bapak H. Iskandar Saleh, SE dan Ibu Eca
Hapsah (Alm).
Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis adalah Sekolah Dasar (SD)
di SDN 2 Gotong royong Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 1989. Tahun
1992 penulis berhasil menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
di SMPN 5 Bandar Lampung, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan pada
tahun 1996 di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung. Pendidikan Sarjana Akuntansi di
Fakultas Ekonomi Universitas Lampung diselesaikan pada tahun 2001. Kemudian,
pada tahun 2014 melanjutkan pendidikan Magister Ilmu Akuntansi di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Penulis memulai karir sebagai Pegawai Negeri Sipil sejak tahun 2008, dan
ditempatkan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung.
MOTO HIDUP
“Selalu ada harapan bagi mereka yang seringberdo’a
Selalu ada jalan bagi mereka yang seringberusaha........”
“Do the best, be good, then you will be the best”
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya penuh perjuangan ini kepada:
Papaku H. Iskandar Saleh, SE, yang tiada henti-hentinya memberikan
dukungan dan doa untuk menyelesaikan studi ini dan Mamaku Almarhumah
Hj. Eca Hapsah yang slalu ku rindukan, smoga mama ikut bahagia
walaupun berada ditempat yang jauh.
Papa mertuaku H. Drg. Agus Rahmanda dan Mama Mertuaku Hj. Anggraini, S.IPTerima kasih atas semua dukungan dan bimbingannya
yang telah diberikan selama ini.
My Priest, Ilham Esa Wirahman, S.T terimakasih atas kasih sayang,
perhatian dan kesabarannya yang telah memberiku semangat dan inspirasi
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Kedua Malaikatku, KK Rheysa dan Adek Aufa yang selalu menemani hari-hariku.
Kepala BPKP Pusat dan Kepala BPKP Perwakilan Provinsi Lampung
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studidalam rangka meningkatkan kualitas
sumber daya aparatur pemerintah khususnya pengelola keuangan.
Semua orang yang terlibat dalam penyelesaian studiku.
SANWACANA
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini.
Tesis yang berjudul “Pengaruh Efektifitas Fungsi Audit Internal Terhadap
Penerapan Good Government Governance Di Pemerintah Daerah Provinsi
Lampung”, disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu
Akuntansi pada Jurusan Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
Dalam penyelesaian tesis ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan
kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Susi Sarumpaet, Ph.D.,Akt., selaku Ketua Program Magister Ilmu
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing Utama
yang telah memberikan saran, masukan dan nasihatnya dalam penyelesaian
tesis ini.
4. Bapak Pigo Nauli, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Kedua yang telah bersedia
meluangkan waktu di sela kesibukannya untuk memberikan ilmunya, tenaga,
dan pikirannya dalam penulisan tesis ini.
5. Bapak Dr. Ende Evana, S.E., M.Si., Akt., selaku Penguji Utama yang telah
memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian tesis ini.
6. Ibu Dr. Farickah, S.E., M.Si., Akt., selaku Sekretaris Penguji yang telah
memberikan saran dan nasihatnya dalam penyelesaian tesis ini.
7. Kedua orang tuaku, Papa H. Iskandar Saleh dan Mama Eca Hapsah (Alm)
yang telah memberikan dukungan serta doa serta senantiasa berkorban dan
mengusahakan yang terbaik bagi penulis tanpa mengenal lelah.
8. My Soulmate, My Priest, Ilham Esa Wirahman, S.T, terimakasih atas
perhatian, dukungan, doa dan nasihatnya bagi penulis, untuk menjadi pribadi
yang lebih baik.
9. My Inspiration, My Spirit, My Lovely: Rheysa dan Aufa terimakasih sayang
untuk setiap pelukan dan ciumannya.
10. Kakak-kakakku tersayang, terimakasih atas perhatian dan doanya.
11. Bapak Kepala BPKP Pusat dan Kepala BPKP Perwakilan Provinsi Lampung
yang telah memberikan kesempatan untuk melanjutkan studi serta dukungan
baik moril maupun materil.
12. Bapak Drs. Hery Suliyanto, M.M., Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Lampung, atas dukungan dan izin yang telah diberikan untuk penulis
dalam melaksanakan studi ini.
13. Seluruh staf dan karyawan program studi Magister Ilmu Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
14. Sahabatku dan keluarga The Cruell Brother, yang tidak lelah memberikan
dukungan moril dalam menyelesaikan tesis ini.
15. Teman-teman Magister Ilmu Akuntansi Star BPKP Batch I , Acep, Sukani,
Zayendra, Lilis Suryani, Mega, Sadu Fitriani, Siti Juweni, Firda, Anifa, Ovi,
Wahdani, Sidiq, Fadriansyah, Windy, Feria, Nani, Endang, Dwi Laila, Nurul,
Desi, Dewi, Henny, Maisaroh, Bernadeta. Terimakasih atas kebersamaannya
selama perkuliahan.
16. Teman teman dan keluargaku pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta
pada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung terimakasih
atas dukungan dan doa yang telah diberikan.
Semoga tesis ini dapat bermanfaat dan membantu pihak-pihak yang
berkepentingan. Terima kasih.
Bandar Lampung, Januari 2017
Penulis
Reny Astuti
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
Latar Belakang Penelitian ……………………………………..
Perumusan Masalah ……………………………………………
Tujuan Penelitian ……………………………………………....
1
5
5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
Agency Theory dalam pemerintahan .…………………………
Efektifitas Fungsi Audit Internal ........…………………………
Good Government Governance.. ………………………………
Pengembangan Hipotesis...................... ………………………..
Kerangka Pemikiran..............................………………………..
Penelitian Terdahulu.......……………………………………….
6
7
9
13
15
15
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1
3.2
3.3
3.4
Desain Penelitian ……........................…………………………
Operasional Variabel ……………..........………………………
Populasi dan Sampel ……...............……………………………
Uji Kualitas Data................ ……………..……………………..
18
18
21
21
3.5 Metode Analisis data 21
3.5.1
3.5.2
Menilai Outer Model. ………………………………..
Menilai Inner Model………………………………….
22
24
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
4.2
4.3
4.4
Deskripsi Data dan Responden ….…….…………………….…
Karakteristik Responden ...................... ……………..…………
Statistik Deskriptif .................................………………………
Evaluasi Sampel ...…………...…………..……………………..
26
27
29
46
4.5 Uji Kualitas Data ...............……….…………………………… 47
4.5.1
4.5.2
Validitas Alat Ukur ..............…………………..……..
Reliabilitas Alat Ukur ….…………………………….
47
51
4.6 Analisis Data 51
4.6.1
4.6.2
Model Pengukuran Data .......…………………………
4.6.1.1. Outer Model .......…………………………….
Pengujian Model Struktural .………………………....
51
52
60
4.7
4.8
Pengujian Hipotesis ..............…………………………………..
Pembahasan .................................................................................
61
63
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKAS, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1
5.2
5.3
5.4
Kesimpulan …………………..…..………………………….…
Implikasi ……………….......................……………..…………
Keterbatasan ...…………………………………………………
Saran .......................…….…...…………..……………………..
65
66
67
67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner .................................26
Tabel 4.2. Informasi Umum Responden ...................................................28
Tabel 4.3. Statistik Deskritif ......................................................................29
Tabel 4.5.1 Hasil Uji Validitas (KMO and Bartlett's Test) Variabel
Efektifitas Fungsi Auditor Internal ...........................................48
Tabel 4.5.2 Hasil Uji Validitas (Component Matrixa) Variabel Efektifitas
Fungsi Auditor Internal .............................................................48
Tabel 4.5.3 Hasil UjiValiditas (KMO and Bartlett's Test) Variabel Good
Goverment Governance .............................................................49
Tabel 4.5.4 Hasil Uji Validitas (Component Matrixa) Variabel Good
Government Governance ..........................................................50
Tabel 4.5.5 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................51
Tabel 4.6 Model Pengukuran PLS ..............................................................51
Tabel 4.6.1 Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values) .............................55
Tabel 4.6.2 Cross Loading (Discriminant Validity) ....................................57
Tabel 4.6.3 Square Rootof Average Variance Extracted .............................59
Tabel 4.6.4 Latent Variable Correlations .....................................................59
Tabel 4.6.5 Nilai Average Variance Extracted Masing-Masing Variabel .....59
Tabel 4.6.6 Nilai Composite Reliability ......................................................60
Tabel 4.6.7 Nilai R-Square ...........................................................................61
Tabel 4.7 Path Coeffcients (Mean, STDEV, T-Value) ..............................62
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................15
Gambar 4.6 Nilai Outer Model Orginal Sampel ............................................53
Gambar 4.7 Nilai Outer Model ......................................................................54
Gambar 4.8 Model Struktural ........................................................................62
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Akuntabilitas dan transparansi dimaksudkan untuk memastikan bahwa
pengelolaan keuangan pemerintah yang dilakukan aparatur pemerintah berjalan
dengan baik. Hal tersebut seiring dengan tuntutan masyarakat agar organisasi
sektor publik meningkatkan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik
dalam menjalankan aktivitas pengelolaan keuangan pemerintah pusat/daerah.
Pemerintah mulai melakukan perubahan untuk perbaikan pengelolaan keuangan
negara yang berawal dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang
terjadi pada masa orde baru yang berlangsung hingga bertahun-tahun lamanya.
Kesempatan untuk melakukan korupsi pada masa tersebut telah menggerogoti
keuangan negara dan menyebabkan runtuhnya perekonomian negara. Dalam
penelitian Badjuri dan Trihapsari (2004) mengatakan bahwa Akuntabilitas dan
transparansi pengelolaan keuangan pemerintah pusat maupun daerah merupakan
tujuan penting reformasi akuntansi dan administrasi sektor publik. Pengelolaan
keuangan pemerintah yang baik harus didukung audit sektor publik yang
berkualitas, karena jika kualitas audit sektor publik rendah, kemungkinan
memberikan kelonggaran terhadap lembaga pemerintah melakukan penyimpangan
penggunaan anggaran. Selain itu juga mengakibatkan risiko tuntutan hukum
2
terhadap aparatur pemerintah yang melaksanakannya. Peneliaan diatas sejalan
dengan pendapat Basuki dan Krisna (2006) yang menyatakan bahwa kualitas audit
merupakan suatu issue yang komplek, karena begitu banyak faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas audit, yang tergantung dari sudut pandang masing-masing
pihak. Hal tersebut menjadikan kualitas audit sulit pengukurannya, sehingga
menjadi suatu hal yang sensitif bagi perilaku 2 individual yang melakukan audit.
Bentuk pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pengelolaan sumber
daya ekonomi yang digunakan oleh pemerintah selama satu periode yaitu dalam
bentuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Laporan keuangan
pemerintah daerah diwajibkan mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan sesuai
Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010. Tujuan diterapkannya hal tersebut
adalah agar lebih accountable dan peningkatan kualitas informasi laporan
keuangan, dikarenakan tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap
terwujudnya good government governance di Indonesia semakin meningkat dan
tuntutan ini dianggap wajar, karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa
terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya
pengelolaan (bad governance) buruknya birokrasi dapat dilihat dari permasalahan
yang ditemui pada masyarakat misalnya dari segi pendidikan, kesehatan dan
infrastruktur sehingga hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah daerah belum
menerapkan tata kelola pemerintahan yang baik (Sunarsip, 2001).
Menurut Mardiasmo (2005), terdapat tiga aspek utama yang mendukung
terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance), yaitu pengawasan,
pengendalian, dan pemeriksaan. Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh pihak di luar eksekutif, yaitu masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat
3
Daerah (DPRD) yang bertugas untuk mengawasi kinerja pemerintahan.
Pengendalian (control) adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif untuk
menjamin bahwa sistem dan kebijakan manajemen dilaksanakan dengan baik
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Salah satu unit yang melakukan
audit/pemeriksaan terhadap pemerintah daerah adalah inspektorat daerah selaku
auditor internal pemerintah daerah.
Menurut Boynton yang dikutip dari Rohman (2007), fungsi auditor internal
adalah melaksanakan fungsi pemeriksaan internal yang merupakan suatu fungsi
penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan
mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilakukan. Selain itu, auditor internal
diharapkan pula dapat lebih memberikan sumbangan bagi perbaikan efisiensi dan
efektivitas dalam rangka peningkatan kinerja organisasi. Dengan demikian auditor
internal pemerintah daerah memegang peranan yang sangat penting dalam proses
terciptanya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan di daerah.
Oleh karena itu kita perlu fungsi audit internal yang efektif dalam rangka
menciptakan pelaporan keuangan yang berkualitas, transparan dan akuntabel. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya, bahwa fungsi audit internal dapat
meningkatkan kualitas pelaporan keuangan (Schneider &Wilner, 1990; Goodwin
and Seow, 2002; Prawitt et al., 2008; Gramling et al., 2011). Didukung dari
penelitian sebelumnya juga menyatakan bahwa efektivitas fungsi audit internal
adalah kemampuan audit internal dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengkomunikasikan hasil temuan yang berguna sebagai masukan bagi
pemerintah daerah (Xiangdong, 1997; Spraakman, 1997; Dittenhofer, 2001;
Mihret and Yismaw, 2007). Faktanya, seperti diungkapkan oleh Menteri Dalam
4
Negeri Gamawan Fauzi (2011), bahwa fungsi auditor internal Pemda belum
memuaskan, sebagian besar auditor internal sekarang, lebih fokus ke pemeriksaan,
padahal seharusnya juga berfokus pada bagaimana mengevaluasi dan
menyarankan sistem pengendalian intern. Keberadaan audit internal untuk
menjalankan fungsi pemeriksaan seperti yang dijelaskan Mardiasmo (2005) dapat
mendorong terciptanya pelaksanaan tata kelola yang baik. Auditor internal
merupakan kunci keberhasilan kerja audit internal yang efektif. Hal ini terbukti
dari masih banyaknya laporan keuangan pemerintah baik di tingkat kementerian
maupun di tingkat daerah yang masih mendapatkan opini disclaimer dari BPK.
Menurut hemat penulis, hal ini merupakan masalah serius yang harus segera dicari
alternatif jalan keluarnya sehingga tidak sampai menimbulkan kerugian pada
pihak-pihak tertentu yang terkait dengan permasalahan ini.
Dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah mewajibkan setiap instansi pemerintah untuk membangun
pengendalian. Pengendalian internal dapat membantu pemerintah untuk
meminimalisasi terjadinya kelemahan, kesalahan dan resiko kecurangan. Penulis
mengakui secara jujur bahwa selama ini tugas-tugas yang dilaksanakan oleh audit
internal pemerintah tidak hanya terbatas pada pemeriksaan saja, tetapi juga
banyak melakukan fungsi pelayanan dan konsultansi dalam rangka peningkatan
kinerja instansi pemerintah sesuai dengan tuntutan paradigma auditor internal
yang dikehendaki pada saat ini. Hanya saja, masih kurang dianggap penting peran
dan arti audit internal pemerintah dalam membantu terwujudnya good government
governace pada sektor publik. Untuk merespon wacana yang berkembang di
5
masyarakat tersebut, maka saatnya bagi pemerintah pusat dan daerah untuk
secara jelas memformulasikan ruang lingkup pekerjaan, peranan, dan kewenangan
audit internal pemerintah. Perancangan pengendalian internal di setiap lingkungan
instansi pemerintah diharapkan nantinya mampu memberikan keyakinan yang
memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasi, kehandalan
pertanggung- jawaban, dan kepatuhan terhadap hukum sehingga tata kelola
pemerintahan yang baik dapat terwujud. Berdasarkan fenomena yang telah
dipaparkan, mendorong peneliti untuk dapat melakukan penelitian yang bertujuan
mengetahui pengaruh efektivitas fungsi audit internal dilingkungan pemerintah
daerah, mengingat bahwa pentingnya pengaruh efektivitas fungsi audit internal
dalam penerapan good government governance pada pemerintah daerah.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat diidentifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah:
Seberapa besar pengaruhnya peran audit internal didalam penerapan good
government governance.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh bukti empiris mengenai
pengaruh peran audit internal terhadap pelaksanaan good government
governance pada pemerintah daerah provinsi Lampung.
BAB IILANDASAN TEORI
2.1. Teori Keagenaan
Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kontrak antara pihak
yang memberi wewenang yaitu pemilik (principal) dengan pihak yang menerima
wewenang (agent) yaitu manajer. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa
hubungan keagenan adalah :
“a contract under which one or more persons (the principal(s)) engageanother person (the agent) to perform some service on their behalf whichinvolves delegating some decision making authority to the agent.”
Definisi di atas menjelaskan bahwa hubungan keagenan muncul ketika satu atau
lebih individu (principal) mempekerjakan individu lain (agent) untuk memberikan
suatu jasa dan kemudian mendelegasikan kekuasaan kepada agen untuk membuat
suatu keputusan atas nama principal. Hal tersebut yang menjadi dasar bahwa
pihak manajemen harus melakukan pelaporan dan pengungkapan mengenai
perusahaan kepada pemilik sebagai perwujudan akuntabilitas manajemen terhadap
pemilik (Hikmah, Chairina dan Rahmayanti, 2011).
Tujuan dari teori agensi adalah pertama, untuk meningkatkan kemampuan
individu (baik prinsipal maupun agen) dalam mengevaluasi lingkungan dimana
keputusan harus diambil (The belief revision role). Kedua, untuk mengevaluasi
7
hasil dari keputusan yang telah diambil guna mempermudah pengalokasian hasil
antara prinsipal dan agen sesuai dengan kontrak kerja (The performance
evaluation role).
2.2. Efektivitas Fungsi Audit Internal
Definisi audit internal menurut Moeller (2005) adalah sebagai berikut:
“Internal auditing is an independent appraisal function established withinan organization to examine and evaluate its activities as a service to theorganization.”
Sedangkan pengertian audit internal menurut Mulyadi (2008:29) adalah
sebagai berikut :
“ Audit Internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan(perusahaan Negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalahmenentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemenpuncak telah dipenuhi, menentukan baik atau buruknya penjagaan terhadapkekayaan organisasi, menentukan efesiensi dan efektivitas prosedur kegiatanorganisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh bagianberbagai organisasi.”
Pengertian Audit Internal menurut Agoes (2004) adalah sebagai berikut :
“ Audit Internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagianperusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan,maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang yang telahditentukan oleh ketaatan peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dariikatan profesi yang berlaku”
Menurut Tugiman (2006) adalah:
“ Internal auditing atau pemeriksaan internal adalah suatu fungsipenilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji danmengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan)).”
8
Fungsi internal audit adalah sebuah aktivitas penilaian yang dibangun,
berfungsi menyediakan pelayanan bagi suatu entitas yang meliputi: menguji,
mengevaluasi, dan memonitor kecukupan dan keefektifan pengendalian internal.
Cohen dan Sayag (2010) menyatakan bahwa fungsi audit internal akan efektif
apabila dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan audit internal adalah
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi (Eden dan Moriah, 1996).
Lebih lanjut lagi dalam pengertian audit internal menurut IIA yang dikutip oleh
Sawyer (2005) menyatakan bahwa audit internal adalah sebagai berikut:
“Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan objektifyang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofipenambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan. Audit tersebutmembantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatanyang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitasproses pengelolaan resiko, kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi”
Fungsi audit internal merupakan kegiatan yang bebas, yang terdapat dalam
organisasi, yang dilakukan dengan memeriksa akuntansi, keuangan dan kegiatan
lain¸untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung
jawab mereka dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan
komentar–komentar penting terhadap kegiatan manajemen. Menurut Sawyer
(2005) fungsi audit internal bagi manajemen sebagai berikut: 1. Mengawasi
kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak. 2.
Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko. 3. Memvalidasi laporan ke
manajemen senior. 4. Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis. 5.
Membantu proses pengambilan keputusan. 6. Menganalisis masa depan, bukan
hanya untuk masa lalu. 7. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan
9
Menurut Moeller (2005), berdasarkan Performance Standard of Internal
Auditor oleh Institute of Internal Auditors (IIA) bahwa audit internal harus
mengelola aktifvitas audit internal secara efektif untuk meyakinkan bahwa
aktivitas tersebut memberikan nilai tambah bagi organisasi/pemangku
kepentingan yang sedang di audit, sehingga fungsi audit internal yang efektif
memiliki 6 dimensi sebagai berikut:
1. Planning (Perencanaan),2. Communication and Approval (Komunikasi dan persetujuan),3. Resource Management (Pengelolaan sumber daya),4. Policies and Procedures (Kebijakan dan prosedur),5. Coordination (Koordinasi),6. Reporting to the Board and Senior Management (Pelaporan kepadadewan dan manajemen senior).
2.3. Good Government Governance
Dalam Mardiasmo (2002) Governance dapat diartikan sebagai cara
mengelola urusan-urusan publik. United National Development Program (UNDP)
memberikan pengertian good governance sebagai berikut : “the exercise of
political, economic, and administrative authority to manage a nation’s affair at
all levels”. Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses, dan
lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok masyarakat mengutarakan
kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan
menjebatani perbedan-perbedaan diantara mereka. Sementara itu World Bank
mendefinisikan good governance sebagai suatu penyelenggaraan manajemen
pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip
demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan
pencegahan korupsi baik secara politik maupun administrasi, menjalankan disiplin
10
anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas
usaha (Mardiasmo, 2002). Jika mengacu pada program World Bank dan UNDP,
orientasi pembangunan sektor publik adalah untuk menciptakan good governance.
Pengertian good governance sering diartikan sebagai kepemerintahan yang baik.
Sementara itu, World Bank mendefinisikan good governance sebagai suatu
penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab
yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah
alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun
administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political
framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN No. 117/M-MBU/2002
pasal 3 yang menyatakan bahwa dalam penerapan good corporate governance di
BUMN terdapat lima prinsip utama. Kelima prinsip tersebut adalah: (1)
Transparency (keterbukaan informasi) yaitu keterbukaan dalam melaksanakan
proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi
materiil dan relevan mengenai perusahaan (2) Accountability (akuntabilitas) yaitu
kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban organ perusahaan
sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif (3) Responsibility
(pertanggungjawaban) yaitu kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan
yang berlaku (4) Fairness (kewajaran) yaitu perlakuan yang adil dan setara di
dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta
peraturan perundangan yang berlaku. Esensi dari corporate governance adalah
peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau pemantauan kinerja
11
manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap pemangku kepentingan
lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang berlaku (5)
Independency (Kemandirian) yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak
manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan yang
berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Good Governance menghendaki
pemerintahan dijalankan dengan mengikuti prinsip-prinsip pengelolaan yang baik,
seperti transparansi (keterbukaan), akuntabilitas, partisipasi, keadilan dsn
kemandirian, sehingga sumber daya negara yang berada dalam pengelolaan
pemerintah benar-benar mencapai tujuan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
dan kemajuan rakyat dan negara. Penerapan prinsip-prinsip good governance
dalam penyelenggaran negara tidak lepas dari masalah akuntabilitas dan
transparansi dalam pengelolaan keuangan negara dan daerah (Cadbury, 1992
dalan Zeyn, 2011). Menurut Organization for Economic Corporation and
Development (OECD Business Sector Advisory Group on Corporate Governance,
1998) menyebutkan 4 hal pokok yang menjadi prinsip dasar Good Governance,
diantaranya adalah:
1. Kewajaran (fairness)
Melindungi segenap kepentingan masyarakat dan Stakeholder lainnya dari
rekayasa-rekayasa dan transaksi-transaksi yang bertentangan dengan
peraturan yang berlaku.
12
2. Transparansi (transparency)
Meningkatkan keterbukaan (disclosure) dari kinerja pemerintah daerah
secara teratur dan tepat waktu (timely basis) serta benar (accurate).
3. Dapat dikontrol (accountability)
Menciptakan sistem pengawasan yang efektif didasarkan atas distribusi dan
keseimbangan kekuasaan (distribution and balance of power).
4. Tanggungjawab (responsibility)
Pemerintah mempunyai tanggungjawab untuk mematuhi hukum dan
ketentuan peraturan yang berlaku termasuk tanggap terhadap kepentingan
masyarakat.
Adapun konsekuensi dari pelaksanaan good governance, setidaknya terlihat dari 3
hal berikut : pertama pemerintah mengambil posisi sebagai fasilitator dan
advocator kepentingan public, kedua adanya perlindungan yang nyata terhadap
“ruang dan wacana” public, serta yang ketiga mengakui dan menghormati
kemajemukan politik dalam rangka mendorong partisipasi dan mewujudkan
desentralisasi sehingga dapat meningkatkan kinerja pemerintah.
Menurut Pratikno (2009), good governance selain merujuk mekanisme pasar yang
dianggap paling efisien dalam pengelolaan sumberdaya, good governance juga
dirumuskan sebagai pola pemerintahan yang demokratis. Good Governance
sebagai democratic politics ini ditandai oleh beberapa karakter, seperti
transparansi, partisipasi, representasi, akuntabilitas dan penegakkan hak asasi
manusia.
13
2.4. Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Efektivitas fungsi audit internal terhadap penerapan Good
Government Governance.
Menurut Mardiasmo (2000), Good Governance merupakan suatu pola
kinerja yang baik dalam suatu instansi untuk mencapai tujuan instansi secara
efektif dan efisien dengan tetap memperhatikan para stakeholder. Pengaruh
Satuan Pengawas audit Internal terhadap pelaksanaan Good Governance sangatlah
besar, karena telah diketahui bahwa peran internal audit adalah untuk menetapkan
tingkat kesesuaian pelaksanaan instansi dengan peraturan yang ada dan juga
prinsip-prinsip dari Good Governance. Bahkan hal tersebut telah jelas tertuang di
dalam Standar Profesi Audit Internal (SPAI), tepatnya pada Standar Kinerja
dalam sub standar Lingkup Penugasan “Fungsi audit internal melakukan evaluasi
dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko,
pengendalian, dan governance, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis,
teratur dan menyeluruh”. Dari standar tersebut jelas terlihat bahwa peranan
pengawas audit Internal salah satunya adalah untuk menciptakan suasana Good
Government Governance di dalam instansi pemerintah. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa dengan diterapkannya audit internal melalui Satuan Pengawas Internal
yang efektif maka akan meningkatkan keefektifan pelaksanaan Good Government
Governance.
Penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Sawyer (2005) yang
menyatakan bahwa, fungsi audit internal adalah melakukan analisis, rekomendasi,
konsultasi, dan informasi yang berhubungan dengan aktivitas yang dinilai, adalah
untuk direksi dan dewan komisaris, dan dimaksudkan untuk menjaga pelaksanaan
14
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan. Audit internal berpengaruh secara
signifikan terhadap implementasi GCG dimana semakin tinggi peran audit
internal maka akan semakin mendukung kinerja implementasi GCG
Zarkasyi (2008). Auditor internal berperan untuk memastikan terlaksananya
prinsip-prinsip GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
kemandirian dan kewajaran yang nantinya akan memberikan kejelasan mengenai
fungsi, hak, dan tanggung jawab antara pihak-pihak yang berkepentingan atas
perusahaan, proses pengendalian internal dan menciptakan keseimbangan
antara organ perusahaan dan juga keseimbangan antar stakeholders.
Tugiman (2001), Fungsi audit internal saat ini tidak sekedar dituntut
menemukan permasalahan namun sekaligus menjadi bagian dari solusi dan
memberikan usulan perbaikan. Audit internal terlibat dan berperan aktif
memantau aktivitas unit bisnis dan memberikan peran konsultatif dalam
pelaksanaan proses operasi perusahaan. Dengan demikian, peran audit internal
tidak hanya sebatas sebagai “detector” namun bisa lebih yaitu sebagai pencegah
yang diharapkan mampu mendukung dan mendorong proses terwujudnya good
governance. Hubungan pengaruh peranan audit internal terhadap penerapan Good
Corporate Governance juga dibuktikan dalam penelitian Gumilang (2009),
Kusmayadi (2009), dan Wardoyo dan Lena (2010). Hasil penelitiannya
membuktikan bahwa fungsi audit internal berpengaruh signifikan positif terhadap
penerapan Good Corporate Governance. Selaras dengan penelitian sebelumnya
Rahmatika (2014) mengambil kesimpulan dari hasil penelitiannya bahwa
efektivitas fungsi audit internal memiliki dampak yang signifikan terhadap
15
penerapan Good Governance Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya
maka diturunkan Hipotesis :
Ha. Efektivitas fungsi audit internal berpengaruh positif signifikan didalampenerapan Good Government Governance.
2.5 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka keterkaitan antar
konsep penelitian dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran seperti terlihat
pada Gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.6 Penelitian Terhadulu
Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian
Dien NovianyRahmatika(2014)
The Impact of Internal AuditFunction Effectiveness on Qualityof Financial Reporting and itsImplications on GoodGovernment (Research on LocalGovernment Indonesia)
Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa: (1)Dari hasil uji KrusskalWallis, tidak ada perbedaanyang signifikan antaraefektivitas audit internal,pelaporan keuanganberkualitas dan tatapemerintahan yang baik di 7pemerintah daerah (2)efektivitas fungsi auditinternal memiliki pengaruhyang signifikanpada kualitas pelaporankeuangan. 3) Fungsi auditinternal memiliki dampakyang signifikan terhadap
Efektivitas Fungsi Audit Internal Good Government Governance
16
Good Governance, 4)Kualitas pelaporan keuanganmemiliki dampak yangsignifikan terhadappenerapan Good Governance
Trimanto S.Wardoyo (2014)
Peranan Auditor InternalL dalamMenunjang PelaksanaanGood Corporate Governance(Studi Kasus Pada PT. DirgantaraIndonesia)
hasil penelitian, penulismenarik kesimpulan sebagaiberikut; (1) keberhasilan dariseorang audit Internal dapatdilihat dengan a. Kode etiketik profesi dan standarprofesional audit internal (2)Pelaksanaan good corporategovernance di PT DirgantaraIndonesia sudah cukup baik.Pelaksanaan prinsiptransparansi sudah cukupbaik karena respondenmenganggap pihakmanajemen kurangmemberikan informasikepada mereka, untuk prinsipakuntabilitas, kemandirian,pertanggungjawaban dankewajaran sudah baik,perusahaan mempunyaipembagian tugas sesuaidengan fungsi dan tanggungjawabnya. (3)Dalam persyaratan jabatanperusahaan mewajibkanadanya pendidikannonformal berupa sertifikasibaik QIA/PIA/CIA, tetapidari data responden yangdidapat terdapat 50%responden yang tidakmemiliki sertifikasi sepertiyang disyaratkan olehperusahaan.
Rindu RikaGamayuni (2014)
The effect of internal auditorcompetence and objectivity, andmanagement support oneffectiveness of internal auditfunction and financial reportingquality implications at localgovernment
Hasil penelitian inimenunjukkan bahwakompetensi auditor internaldan objektivitas auditorinternal berpengaruhsignifikan terhadapefektivitas fungsi auditinternal. Fungsi audit internalyang belum efektifdisebabkan karena auditor
17
internal yang belumkompeten dan belumobjektif. Untuk memecahkanmasalah yang terjadidiperlukan peningkatanpengetahuan dan keahlianauditor internal terutamatentang Standar AkuntansiPemerintah (SAP) danSistem Pengendalian InternPemerintah (SPIP),peningkatan objektivitasauditor internal denganmenanamkan sikapindependen dan objektifmelalui sosialisasi danpenegakan Kode Etik danStandar Audit APIP.
Zulkarnain(2010)
Analisis Pengaruh PerananInternal AuditorSebagai Salah Satu FungsiPenerapan Tata Kelola (GoodCorporate Governance) TerhadapKinerja Perusahaan PerkebunanNegara(Studi Kasus : PT PerkebunanNusantara II)
Peneliti menarik Kesimpulandari penelitiannya yaituperanan internal auditorsebagai salah satu fungsiGood Corporate Governanceyang mencakup transparansi,kemandirian, akuntabilitaspertanggungjawabandan kewajaran secarasimultan sangat berpengaruhsignifikan terhadap kinerjaperusahaan di PTPerkebunan Nusantara II.
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Desain penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
survei, dengan kuadrat terkecil parsial (PLS) sebagai metode analisis. Unit
analisis dari penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di
Pemerintah Daerah Provinsi Lampung.
3.2 Operasional Variabel
Dalam penelitian ini, variabel eksogen dan variabel endogen adalah:
1 variabel eksogen terdiri dari Efektivitas Fungsi Audit Internal (EFAI).
2 variabel endogen terdiri dari Good Government Governance (GGG).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen adaptasi dan
instrumen yang dibangun sendiri, item pertanyaannya berdasarkan hasil
eksplorasi. Metode skala yang dipakai yaitu skala 5 likert. Dimulai dari sangat
tidak setuju sampai sangat setuju. Selain itu pada instrumen penelitian, setiap
pertanyaan mengandung indikator sesuai dengan variabel yang digunakan.
Teknik pengukuran yang digunakan untuk mengubah data-data kualitatif
dari kuisioner menjadi suatu ukuran Metode skala yang dipakai yaitu data
kuantitatif adalah Summated Rating Method : Likert Schale (Skala Likert).
Dengan perincian sebagai berikut:
19
Angka 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
Angka 2 = Tidak Setuju (TS)
Angka 3 = Netral (NS)
Angka 4 = Setuju (S)
Angka 5 = Sangat Setuju (SS)
VARIABEL DIMENSI INDIKATORNo.
PertanyaanEfektivitas FungsiAudit internal
1. Perencanaan1.1Mempertimbangkan resiko
1(EFAI) 1.2 Pertimbangan pimpinan 2Moeller (2005) 1.3Mengidentifikasi,
menganalisis, mengevaluasidan mendokumentasikaninformasi yang memadai untukmencapai tujuan penugasan. 31.4 Penyusunan rencanadidasarkan atas prinsipkeserasian, keterpaduan,menghindari tumpang tindihdan pemeriksaan berulang-ulang serta memperhatikanefisiensi dan efektifitaspenggunaan sumber daya. 4
2. Komunikasidan persetujuan
2.1 Komunikasi kepadapimpinan 5
3. Pengelolaansumber daya
3.1 Mengelola danmemanfaatkan sumber dayayang dimiliki secara ekonomis,efisien dan efektif
6, 7
4. Kebijakan danprosedur
4.1 Isi kebijakan dan prosedur 84.2 Review kebijakan danprosedur terus menerus agarefektif.
9
5. Koordinasi 5.1 Koordinasi rencanapengawasan serta hasil-hasilpengawasan dengan auditorinternal dan eksternal
10
6.Laporankepada pimpinan
6.2 Laporan disampaikansecara berkala kepadapimpinan.
11
20
VARIABEL DIMENSI INDIKATORNo.
PertanyaanGoodGovernmentGovernance(GGG)
1. Transparansi(transparency)
1.1.Informasi disediakan tepatwaktu
1Organization forEconomicCorporation andDevelopment(OECD)
1.2 Informasi jelas dan mudahdi akses
21.3 Pengungkapan informasimeliputi 3keadaan keuangan danpengelolaanpemerintah1.4 Tetap menjaga kerahasiaan 4organisasi1.5 Keterbukaan terhadapkebijakan 5
2. Kewajaran 2.1 Kebebasan berpendapat 6
(fairness)2.2 Perlakuan yang setara danwajar 72.3 Adanya kebijakankompensasi 8positif dan negatif
3. Akuntabilitas3.1 Tugas dan tanggungjawabditetap
9(accountability) kan secara jelas3.2 Kemampuan pegawai sesuai
10dengan bidangnya3.3 SPI dilakukan secara efektif 113.4 Berpegang pada etika dan 12pedoman perilaku
4.Responsibilitas(responsibility)
4.1 Patuh terhadap peraturandan 13Undang-undang yang berlaku4.2 Tanggungjawab sosial 14
21
3.3 Populasi dan sampel
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah 5 Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) di Provinsi Lampung. yang terdiri dari Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan, Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum sebagai Instansi
pemerintah daerah yang bersentuhan dekat dengan pelayanan pada masyarakat.
Dinas Pendapatan Daerah sebagai Instansi yang menggali dan mengelola sumber
pendapatan daerah, serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
yang memiliki tugas pokok meneliti dan merencanakan pembangunan daerah.
Menurut Sugiyono (2008). Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.
Probability sampling meliputi: simple random, proportioned stratified random,
disproportionate stratified random dan cluster /area random. Sedangkan
nonprobobility sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling
aksidental, purposive sampling, sampling jenuh dan snowball sampling. Penelitian
ini menggunakan simple random samping.
3.4. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas Instrumen
b. Uji Reliabilitas Instrumen
3.5. Metode Analisis Data
Teknik pengolahan data dengan menggunakan metode SEM berbasis
Partial Least Square (PLS) memerlukan 2 tahap untuk menilai Fit Model dari
sebuah model penelitian. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut :
22
3.5. 1. Menilai Outer Model atau Measurement Model
Pengujian model pengukuran digunakan untuk memvalidasi model
penelitian yang dibangun.dua parameter utama yang dibangun adalah pengujian
validitas konstruk (Convergent ValiditydanDiscriminant Validity) dan pengujian
konsistensi internal (Composite Reliability). Convergent validity dari model
pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item
score/componen score yang dihitung dengan PLS. Ukuran refleksif individual
dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang diukur.
Namun menurut Chin (1998) dalam Ghozali (2006) untuk penelitian tahap awal
dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap
cukup memadai. Discriminant Validity dari model pengukuran dengan refleksif
indikator dinilai berdasarkan Cross Loading pengukuran dengan konstruk. Jika
korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk
lainnya, maka hal tersebut menunjukkan konstruk laten memprediksi ukuran pada
blok mereka lebih baik daripada ukuran pada blok lainnya. Metode lain untuk
menilai Discriminant Validity adalah membandingkan nilai Root Of Average
Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk
dengan konstruk lainnya dalam model. Jika nilai AVE setiap konstruk lebih besar
daripada nilai korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model,
maka dikatakan memiliki nilai Discriminant Validity yang baik (Fornell dan
Larcker, 1981 dalam Ghozali 2006). Berikut ini rumus untuk menghitung AVE:
23
Dimana λi adalah component loading ke indikator ke var (εi ) = 1- λi².
Jika semua indikator di standardized, maka ukuran ini sama dengan
AverageCommunalities dalam blok. Fornell dan Larcker (1981, dalam Ghozali,
2006) menyatakan bahwa pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur
reliabilitas component score variabel laten dan hasilnya lebih konservatif
dibanding dengan composite reliability. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih
besar dari nilai 0,50.
Composite reliability blok indikator yang mengukur suatu konstruk dapat
dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu internal consistency yang
dikembangkan oleh Wert, et.al (1979, dalam Ghozali, 2006). dengan
menggunakan output yang dihasilkan PLS maka Composite reliability dapat
dihitung dengan rumus:
dimana λi adalah component loading ke indikator dan var (εi ) = 1- λi².
Dibanding dengan Cronbach Alpha, ukuran ini tidak mengasumsikan tau
equivalence antar pengukuran dengan asumsi semua indikator diberi bobot sama.
Sehingga Cronbach Alpha cenderung lower bound estimate reliability, sedangkan
ρc merupakan closer approximation dengan asumsi estimate parameter adalah
akurat. ρc sebagai ukuran internal consistence hanya dapat digunakan untuk
kostruk reflektif indikator (Ghozali, 2006).
24
Secara ringkas untuk menilai outer model yaitu Convergent Validity,
Discriminant Validit, Cronbach Alpha dan Composite Reliability dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
UnsurPengujian
Parameter Pengujian Standar Pengujian
VALIDITASKONTRUK
ConvergentValidity
Average VarianceExtracted (AVE)
≥ 0.5
Communality ≥ 0.5
Discriminant Validity Cross Loading ≥ Correlations
RELIABILITAS
Cronbachs Alpha ≥ 0.6
CompositeReliability
≥ 0.7
3.5.2. Inner Model Atau Structural Model
Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat
hubungan antara konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian.
Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk
dependen, Stone-Geisser Q-square test untuk predictive relevance dan uji t serta
signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural (Ghozali, 2006). Dalam
menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square untuk setiap variabel
laten dependen. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai
pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel laten dependen
apakah menpunyai pengaruh yang substantive. Pengaruh besarnya f² dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
25
Dimana R² included dan R² excluded adalah R-square dari variabel laten
dependen ketika prediktor variabel laten digunakan atau dikeluarkan di dalam
persamaan struktural. Disamping melihat nilai R-square, model PLS juga
dievaluasi dengan melihat Q-Square predictive relevance untuk model konstruk.
Q-Square predictive relevance mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan
oleh model dan juga estimasi parameternya. nilai Q-Square predictive relevance
lebih besar dari 0 menunjukkan bahwa model mempunyai nilai predictive
relevance, sedangkan nilai Q-Square predictive relevance kurang dari 0
menunjukkan bahwa model kurang memiliki predictive relevance (Ghozali,
2006).
65
BAB VKESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Good Government Governance pada
Pemerintah Daerah Provinsi Lampung. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Efektivitas Fungsi Audit Internal secara umum berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penerapan Good Government Governance pada Pemerintah Daerah Provinsi Lampung. Hal
ini menjelaskan bahwa semakin efektif pelaksanaan fungsi audit internal melalui perencanaan
yang baik, komunikasi dan koordinasi, serta pengelolaan sumber daya yang baik maka
pelaksanaan good goverment governance yang diterapkan pada pemerintah daerah atau
organisasi akan menjadi akuntabel, transparansi sesuai pada perinsip dari good goverment
governance.
5.2 Implikasi
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi semua Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) bahwasanya betapa pentingnya Fungsi Audit Internal yang terencana,
terkoordinasi dan memiliki kebijakan serta prosedur yang baik didalam penerapan
Good Goverment Governance.
66
2. Dalam Penerapan Good Goverment Governance di pemerintah daerah atau organisasi
yang menganut pada perinsip kewajaran, transparansi, akuntabilitas serta
responsibilitas membuktikan bahwa fungsi audit internal yang baik menjadikan
penerapan good goverment governance sesuai dengan yang dibutuhkan serta harapan
masyarakat.
5.3 Keterbatasan
Beberapa keterbatasan yang ada dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Instrumen dan daftar pertanyaan dalam kuesioner penelitian ini mengadopsi item-item
pertanyaan dari penelitian sebelumnya dengan sedikit merubah bentuk pertanyaan
yang disesuaikan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintah Daerah
Provinsi Lampung yang mana dalam penelitian ini masih dirasakan banyak
kelemahan-kelemahannya.
2. Sampel pada penelitian ini hanya dilakukan pada 5 Satuan Perangkat Kerja Daerah
(SKPD) di Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, dianggap kurang mewakili
penilaian SKPD terhadap tata kelola pemerintah yang baik (Good Government
Governance).
3. Unit analisis dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah, sementara
yang dianggap mampu dalam menilai pengaruh efektifitas fungsi audit internal
terhadap tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance) adalah
Inspektorat sebagai lembaga audit internal dalam Permerintah Daerah.
67
5.4 Saran
Berdasarkan pada hasil di atas peneliti ingin memberikan saran sebagai berikut :
a. Dalam penelitian selanjutnya dapat memperluas sampel penelitian dan wilayah penelitian
sehingga menyempurnakan hasil penelitian ini dan penelitian sebelumnya.
b. Agar dalam penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel yang lain dan dapat lebih
mengembangkan dimensi serta indikator baru yang dapat menjadikan penelitian
berikutnya menjadi lebih baik dan sempurna.
c. Pemerintah daerah sebaiknya memberikan dukungan dan perhatian penuh dalam
meningkatkan peran pengawasan internal pemerintah dalam melaksanakan peran serta
fungsi audit internal dalam mereviu Laporan Keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
A.Cohen & G.Sayag, 2010. The Effectiveness of Internal Auditing: An EmpiricalExamination of its Determinants in Israeli Organisations. AustralianAccounting Review No. 54 Vol. 20 Issue 3 2010.
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik.Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.
Arens, A.A., J.K. Loebbecke. 2000. Auditing: An Integrated Approach. Eight Edition. NewJersey: Prentice Hall International Inc.
Alim, M. Nizarul., Trisni,Hapsari.,Lilik,Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi danIndependensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabe lModerasi. SNA X Makassar.AUEP-08.
Boyton William C. , Walter G. Kell. 2005. Modern Auditing, Assurance Service andIntegrity of Financial Reporting. 8th edition. John Wiley and Sons, Inc., NewYork.
Cangemi, Michael P. and Singleton, Tommie W. 2003. Managing the Audit Function: ACorporate Audit Department Procedures Guide. John Wiley &Sons.
Cadbury. 1992, The Financial Aspects of corporate governance. The comittee on thefinancial aspects of corporate governance and gee and co.Ltd
Dien Noviany Rahmatika. 2014, The Impact of Internal Audit Function Effectiveness onQuality of Financial Reporting and its Implications on Good Government(Research on Local Government Indonesia) Research Journal of Finance andAccounting ISSN 2222-1697 (Paper) ISSN 2222-2847 (Online) Vol.5, No.18,2014.
Eden, D. And Moriah, L. 1996. ‘Impact of Internal Auditing on Branch BankPerformance: AField Experiment’, Organizational Behavior and HumanDecision Performance, 68: 262–71.
Falah, S. 2005. “Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika terhadapSensitivitas Etika”. Tesis.Semarang: Universitas Diponegoro.
Gramling, Audrey A., Irem Nuhoglu, David A. Wood. 2011. Factors Associated withthe Internal Audit Function Having an Impact: Comparisons between
Organizations in a Developed and an Emerging Economy. BogaziciUniversity, Research Fund Center. Electronic copy available at:http://ssrn.com/abstract=1947393
Ghozali, Imam,2014, Structural Equation Modeling, Metode Alternatif DenganPARTIAL LEAST SQUARES (PLS), Semarang UNDIP, Edisi 4
International Federation of Accountants (IFAC), (1998). International managementaccounting practice statement: Management accounting concepts. New York.
Kode Etik dan Standar Audit APIP. 2008. Pusat Pendidikan dan Pelatihan PengawasanBadan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-117/M-MBU/2002Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan UsahaMilik Negara (BUMN)
Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 46 A TAHUN 2003 TentangPedoman Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Struktural Jabatan PegawaiNegeri Sipil.
Mardiasmo, 2002, Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah, Yogyakarta: PenerbitAndi
Mardiasmo. 2005 dan 2009. Akuntansi Sektor Publik Edisi 2. Penerbit Andi.Yogyakarta
Moeller, Robert R. 2005. Brink’s modern internal auditing. 6th ed. John Wiley & Sons,Inc., Hoboken, New Jersey
Mulyadi. 2002. Auditing. PT Salemba. Jakarta
Mihret, Dessalegn Getie and Yismaw, Aderajew Wondim. 2007. Internal auditeffectiveness: an Ethiopian public sector case study. The Auditor Internal.Vol.7 No. 2;pg. 470-484.
Machfoedz, Mahmud. 2005. Kewirausahaan : Metode, Manajemen, dan Implementasi.Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta.
Muh. Taufiq Efendy. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi terhadapKualitas Audit Aparat Inpektorat dalam Pengawasan Keuangan Ddaerah (StudiEmpiris pada Pemerintah Kota Gorontalo). Tesis Universitas Diponegoro
Organization for Economis Cooperation and Development. 1999. OECD Principles ofCorporate Governance, The OECD Paris
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 64 tahun 2013 tentangPenerapan Standar Akuntansi Pemerintah.
Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintah
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian InternPemerintah.
Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan JabatanPegawai Negeri Sipil. Sekretariat Kabinet RI. Jakarta.
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 46 TAHUN 2015 TentangPedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Auditor Kepegawaian
Patricia Saptapradipta. 2013 Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internalterhadap Pelaksanaan Good Governance (Studi pada Badan Layanan UmumUniversitas Brawijaya Malang). Universitas Brawijaya Malang
Prayitno, Widodo dan Suprapto, 2002. Standarisasi Kompetensi Pegawai Negeri SipilMenuju Era Globalisasi Global. Seri Kertas Kerja Volume II Nomor 05, PusatPenelitian dan Pengembangan BKN, Jakarta.
RR Gamayuni ,2014. The effect of internal auditor competence and objectivity, andmanagement support on effectiveness of internal audit function and financialreporting quality implications at local government,
Sawyer, B Lawrence., et al. 2005. Internal Auditing. The IIA: Salemba Empat.
Sawyer, B Lawrence. 2003. The Practice of Modern Internal Auditing. 5th Edition,IIA.
Spencer, M. Lyle, 1993. Competence At Work. New York. Wiley
Sugiyono. 2010 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.
Sunarsip, 2001, Coorporat Governance Audit : Paradigma Baru Profesi Akuntansidalam Mewujudkan Good Coorporate Governance, Media Akuntansi, No.17/Th. VII.pp. II-VII
Trimanto S. Wardoyo ,2014, Peranan Auditor InternalL dalam Menunjang PelaksanaanGood Corporate Governance (Studi Kasus Pada PT. Dirgantara Indonesia),
Jurnal Ilmiah Akuntansi No.3 Tahun ke-1 September-Desember 2010
Zeyn, Elvira. 2011. Pengaruh Good Governance dan Standar Akuntansi Pemerintahterhadap Akuntabilitas Keuangan. Trikonomika. Volume 10, No. 1 Juni 2011.
Zulkarnain. 2010, Analisis Pengaruh Peranan Internal Auditor. Tesis UniversitasSumatera Utara