Upload
nguyenkhanh
View
236
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT
KECEMASAN ANAK SAKIT KANKER DI RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh:
Eka Putranti
J 210 120 079
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT
KECEMASAN ANAK SAKIT KANKER DI RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
Eka Putranti
J 210 120 079
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
Endang Zulaicha Susilaningsih, S.Kp., M.Kep
NIK. 100.1637
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 15 Juli 2016
Penulis
Eka Putranti
1
PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT
KECEMASAN ANAK SAKIT KANKER DI RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
Eka Putranti *
Endang Zulaicha Susilaningsih **
Abstrak
Anak yang sakit kanker, psikologisnya tidak jauh berbeda dengan orang
dewasa seperti mudah gelisah, merasa tertekan, dan takut akan masa depannya.
Anak akan merasa sedih karena tidak dapat berinteraksi seperti anak normal
lainnya. Mereka juga berperilaku temperamen dan tidak kooperatif karena kurang
memahami penyakit yang diderita. Dukungan keluarga merupakan salah satu
faktor yang dapat membantu anak dalam menghadapi kecemasan. Dukungan
keluarga mampu menurunkan tingkat kecemasan anak yang akibat hospitalisasi
dan menyebabkan anak lebih mudah bekerjasama dengan tindakan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan
keluarga terhadap tingkat kecemasan anak sakit kanker di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Penelitian menggunakan metode deskriptif korelatif dengan rancangan
survei cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 116 anak. Sampel
penelitian sebanyak 35 anak dengan teknik pengambilan sampel menggunakan
accidental sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner dukungan keluarga dan kecemasan anak sakit kanker yang telah valid
dan reliabel. Analisa data menggunakan uji korelasi Rank Spearman untuk
tingkat kesalahan 5%. Hasil penelitian: dukungan keluarga terhadap anak sakit
kanker di RSUD Dr. Moewardi Surakarta sebagian besar dengan dukungan cukup
(54,3%). Tingkat kecemasan anak sakit kanker di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
sebagian besar dengan tingkat kecemasan sedang (71,4%). Hasil korelasi
spearman rank (rho) sebesar (-) 0,449 dengan nilai signifikansi (p value) = 0,007.
Simpulan: Ada hubungan signifikan negatif antara dukungan keluarga terhadap
tingkat kecemasan anak sakit kanker di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Kata kunci: Dukungan keluarga, kecemasan anak, kanker
THE EFFECT OF FAMILY SUPPORT FOR CHILDRENS ANXIETY
LEVELS IN CANCER PAIN IN RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
Abstract
Children with cancer his psychological are not much different from adults
such as easily agitated, depressed, and fearful about the future. Children will fell
sad for not being able to interact like normal kids. They also behave
temperrament and uncooperative due insufficient understanding of disease.
2
Family support is one factor that can assist children in dealing anxiety. Family
support can lower childrens anxiety levels as a results of hospitalization and
cause children more likely to cooperate with medical treatment. This research
aims to determine the relationship of family support for childrens anxiety levels in
cancer pain in RSUD Dr. Moewardi Surakarta. This research uses descriptive
correlative method with cross sectional survey design. Population in this research
were 116 children. The sample 35 children with the accidental of sampling
technique use of sampling. The research instruments used questionnaire family
support and children's anxiety cancer patients who have a valid and reliable.
Data analysis using Spearman rank correlation test for an error rate of 5%. Study
result : the relationship of family support for childrens anxiety levels in cancer
pain in RSUD Dr. Moewardi Surakarta most with enough support (54,3%), most
with a moderate level of anxiety (71.4%). Spearman rank correlation (rho) results
at (-) 0,449 with a significance (p value) = 0,007. Conclusion: there is a
significant negative correlation between family support for children's anxiety
levels of cancer pain in RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Keywords : Family support, child anxiety, cancer
1. PENDAHULUAN
Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang menyebabkan kematian.
Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga menyerang anak-anak.
Menurut Union for International Cancer Control (UICC) (2012) jumlah penderita
kanker anak setiap tahunnya sekitar 176.000 dan sebagian besar berasal dari
negara dengan penghasilan rendah dan menengah. Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 yang dikeluarkan Kementerian
Kesehatan jumlah kasus kanker di Indonesia berjumlah 1,4% per mil, jumlah kanker tertinggi di Provinsi DI Yogyakarta sekitar 4,1% kasus, diikuti Jawa
Tengah 2,1% kasus, Bali 2%, Bengkulu dan DKI Jakarta masing-masingnya 1,9%
per mil (Departemen Kesehatan, 2015).
Kasus kanker pada anak usia dibawah satu tahun berjumlah 0,3 kasus per
1000 penduduk, usia satu sampai empat tahun sejumlah 0,1 kasus per 1000
penduduk, usia lima sampai empat belas tahun berjumlah 0,1 kasus per 1000
penduduk, dan usia lima belas tahun sampai usia delapan belas tahun berjumlah
0,3 kasus per 1000 penduduk (Departemen Kesehatan, 2015). Secara umum
kanker yang menyerang anak-anak meliputi kanker darah (leukemia), kanker
retina mata (retinoblastoma), kanker otak, kanker kelenjar getah bening
(limfoma), kanker saraf (neuroblastoma), kanker ginjal (tumor Wilms), kanker
otot lurik (rabdomiosarkoma), dan kanker tulang (osteosarkoma) (Yogasmara,
2010).
Anak yang sakit kanker, psikologisnya tidak jauh berbeda dengan orang
dewasa seperti mudah gelisah, merasa tertekan, dan takut akan masa depannya.
Perbedaannya adalah anak lebih cenderung diam, menutup diri, serta menangis
sebagai ekspresi dari kekhawatiran mereka (Kumalasari dkk, 2014). Anak akan
3
merasa sedih karena tidak dapat berinteraksi seperti anak normal lainnya. Mereka
juga berperilaku temperamen dan tidak kooperatif karena kurang memahami
penyakit yang diderita (Wong, 2008). Kecemasan terjadi karena adanya respon
dari anak yang sedang menjalani pengobatan. Cemas secara normal merupakan
bagian dari penyakit dan selama menjalani proses pengobatan pada penderita
kanker. Selain itu juga, kecemasan yang terjadi pada anak yang sakit kanker
sebagai dampak dari pengobatan dan prosedur pengobatan misalnya anemia,
stomatitis, malaise, mual, muntah, lesu, lemas, tidak dapat beraktivitas, terjadi
perubahan warna kulit, nyeri, takut, kerontokan rambut, perubahan citra tubuh, bahkan cemas akan kematian. Rasa cemas yang dirasakan anak dapat
mempengaruhi respon anak akan penanganan medis (Ningsih dkk, 2013).
Berdasarkan wawancara mendalam yang dilakukan oleh Fitri dkk (2008)
didalam penelitiannya menunjukkan anak usia sekolah dengan kanker merasa
cemas karena harus menjalani berbagai proses pengobatan dan perawatan serta
tidak dapat melakukan hal-hal lain yang diinginkannya. Anak juga merasa sedih
dan takut karena menganggap kanker adalah penyakit yang sulit untuk
disembuhkan bahkan dapat menyebabkan kematian. Pada saat keluarga khususnya
orangtua mengetahui anaknya terdiagnosa kanker maka keluarga tidak dapat
menghindar dari tanggung jawabnya dalam menghadapi penderitaan anaknya,
sehingga keluarga sangat dibutuhkan selama menjalani perawatan. Dukungan dari
keluarga dapat memberikan perasaan tenang, aman, rasa nyaman, serta dukungan
emosional yang akan berpengaruh pada kesehatan jiwa (Setiadi, 2008).
Orangtua yang memiliki anak dengan penyakit kanker mengalami beban
pikiran seperti kecemasan dan stress. Faktor utama kecemasan orangtua yaitu
masalah biaya perawatan dan resiko paling parah yang akan dihadapi oleh anak
mereka (Lanni dalam Cahyono, 2012). Hawari dalam Cahyono (2012), menyatakan kecemasan yang terjadi merupakan suatu reaksi emosional yang
normal pada beberapa situasi misalnya kecemasan yang dialami orangtua saat
menghadapi anak yang sakit. Tidak hanya sakit kronik, sakit demam biasa saja
dapat membuat orangtua tidak tidur di malam hari sampai panas tubuh anaknya
kembali normal atau dapat dikontrol, demikian pula dengan anak yang tiap
bulannya harus menghadapi transfusi darah satu sampai dua kali. Putri (2015)
dalam penelitiannya mengatakan orangtua yang mengalami kecemasan harus
mendukung anaknya yang juga mengalami kecemasan, sehingga orangtua juga
membutuhkan dukungan untuk meminimalkan kecemasan yang dialami. Sumber
dukungannya dapat diperoleh dari teman, perawat atau tenaga kesehatan, kerabat,
dan orangtua lain yang mengalami hal yang sama.
Dukungan keluarga menurut Gatira (2011) adalah sebuah bentuk dari
interaksi sosial yang di dalamnya terdapat hubungan saling memberi dan
menerima bantuan yang sifatnya nyata, bantuan itu akan membuat individu-
individu yang terlibat di dalam sistem sosial pada akhirnya akan dapat
memberikan perhatian, cinta, maupun pendekatan yang baik pada keluarga sosial maupun pasangan. Sebagai bagian dari sebuah keluarga, individu akan
berinteraksi satu sama lain dalam memenuhi kebutuhannya. Suami, istri, dan anak
merupakan sumber dukungan dalam keluarga. Dukungan dari keluarga seperti
4
orang tua (ayah dan ibu) merupakan salah satu bentuk dukungan yang berkaitan
dengan ikatan atau hubungan darah (Riyanti dalam Ningsih, 2011).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 30 Maret 2016
di ruang Melati II RSUD Dr. Moewardi Surakarta anak kanker yang dirawat
sebanyak 5 orang. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada 5 orangtua di
dapatkan semua orangtua menemani anaknya selama di rawat di rumah sakit. 2
dari 5 orangtua menemani anaknya secara bergantian karena harus mengurus
urusan yang lain. Hasil observasi didapatkan sebanyak 3 orang anak menangis,
memberontak saat dilakukan perawatan, menolak untuk makan, serta takut saat ditinggal orangtua ke kamar mandi maupun ke ruang perawat. Sedangkan 2 anak
yang lain terlihat tenang dan bermain di tempat tidurnya. Hal ini menunjukkan
walaupun anak selalu ditemani orangtua selama dirawat dirumah sakit, anak tetap
mengalami kecemasan. Sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh
dukungan keluarga terhadap anak sakit kanker di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
2. METODOLOGI
Penelitian menggunakan metode deskriptif korelatif dengan rancangan
survei cross sectional. Populasi penelitian anak pasien kanker selama satu tahun
yaitu dari bulan Maret 2015 sampai Februari 2016 dengan jumlah 116 anak.
Jumlah sampel dalam penelitian ini diambil 30% dari populasi yaitu 35 anak
dengan cara accidental sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner yaitu untuk mengetahui dukungan keluarga dan kecemasan anak
penderita kanker yang telah valid dan reliabel. Kuesioner kecemasan yang
digunakan adalah kuesioner dari penelitian Aidar (2011) untuk tingkat kecemasan
anak usia sekolah (6-12 Tahun) yang mengalami hospitalisasi. Kuesioner
kecemasan ini terdiri dari 16 item pernyataan dengan bentuk jawaban
menggunakan skala Likert. Analisa data menggunakan uji korelasi Rank Spearman untuk tingkat kesalahan 5%.
3. HASIL PENELITIAN
3.1 Analisa Univariat
Analisa univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi
masing-masing variabel yang diteliti, adapun hasil analisa univariat sebagai
berikut:
5
3.1.1 Karakteristik Responden
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Karakteristik frekuensi Persentase
Umur
4-6 tahun
7-12 tahun
18
17
51,4
48,6
Jumlah 35 100
Jenis
Kelamin
Laki-laki
Perempuan
16
19
45,7
54,3
Jumlah 35 100
Anak Ke
Anak ke1
Anak ke2
Anak ke3
Anak ke4
14
16
4
1
40,0
47,5
11,4
2,9
Jumlah 35 100
Pekerjaan
Ayah
PNS
Wiraswasta
Petani
Buruh
Guru
Supir
2
20
5
5
2
1
5,7
57,1
14,3
14,3
5,7
2,9
Jumlah 35 100
Pekerjaan Ibu
PNS
Wiraswasta
Petani
Buruh
Supir
IRT
1
10
2
4
1
17
2,9
28,6
5,7
11,4
2,9
48,6
Jumlah 35 100
Hasil penelitian tentang karakteristik responden berdasarkan umur pada
tabel 1 menunjukkan sebagian sebagian besar anak berumur 4-6 tahun, yaitu
sebanyak 18 responden (51,4%). Karakterik responden berdasarkan jenis kelamin
anak menunjukkan sebagian anak dengan jenis kelamin perempuan, yaitu
sebanyak 19 responden (54,3%). Karakteristik responden berdasarkan jumlah
anak menunjukkan sebagian besar merupakan anak ke-2, yaitu sebanyak 16
responden (47,5%). Hasil penelitian tentang karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan ayah menunjukkan sebagian besar ayah bekerja sebagai wiraswasta,
yaitu sebanyak 20 responden (57,1%) dan pekerjaan ibu sebagian besar adalah
tidak bekerja atau ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 17 responden (48,6%).
6
3.1.2 Dukungan Keluarga pada Anak Sakit Kanker di RSUD Dr. Moewardi
Tabel 2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga Frekuensi Persentase
Baik 16 45,7
Cukup 19 54,3
Kurang 0 0
Jumlah 35 100
Hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan anak yang dirawat dengan
dukungan keluarga baik sebanyak 16 responden (45,7%) dan anak dengan
dukungan keluarga cukup sebanyak 19 responden (54,3%).
3.1.3 Tingkat Kecemasan Anak Sakit Kanker di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Tabel 3 Distribusi Frekuensi berdasarkan Tingkat Kecemasan Anak Sakit
Kanker di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Skala Cemas Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase
16-17 Kecemasan ringan 10 28,6
28-39 Kecemasan sedang 25 71,4
40-51 Kecemasan berat 0 0 52-64 Kecemasan berat sekali 0 0
Jumlah 35 100
Hasil penelitian pada tabel 4.3 menunjukkan tingkat kecemasan anak sakit
kanker di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, yaitu sebanyak 10 responden (28,6%)
dengan tingkat kecemasan ringan dan sebanyak 25 responden (71,4%) dengan
tingkat kecemasan sedang.
3.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap
tingkat kecemasan anak sakit kanker di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan
menggunakan korelasi spearman rank (rho), sebelum dilakukan pengujian,
berikut ini ditampilkan tabulasi silang (cross tabulation) antara kedua variabel sebagai berikut:
Tabel 4 Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan Anak
Sakit Kanker di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Dukungan Keluarga
Kecemasan
Jumlah Ringan Sedang
f % f % f %
Baik 8 50,0 8 50,0 16 100
Cukup 2 10,2 17 89,5 19 100
Jumlah 10 28,6 25 71,4 35 100
7
Distribusi hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan anak
sakit kanker di RSUD Dr. Moewardi Surakarta menunjukkan anak dengan
dukungan baik sebanyak 16 responden, dengan 8 anaknya cemas ringan dan 8
dengan cemas sedang. Keluarga dengan dukungan cukup sebanyak 19 responden
dengan 2 anak cemas ringan dan 17 anak cemas sedang.
Adapun hasil uji korelasi spearman rank (rho) dengan hasil sebagai
berikut:
Tabel 5 Hasil Uji Korelasi Spearman Rank (rho)
hitung 2 (nilai
determinan)
Angka
signifikan
Keterangan
(-) 0,449 0,202 (20,2%) 0,007 Korelasi signifikan
dengan arah negatif
Hasil penelitian di atas menunjukan nilai spearman rank (rho) sebesar (-)
0,449 yang berarti semakin baik dukungan keluarga akan menurunkan tingkat
kecemasan anak sakit kanker di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Nilai determinan
(2 ) sebesar 20,2% artinya dukungan keluarga memberikan sumbangan pengaruh
sebesar 20,2% sedangkan sisanya (79,8%) dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak diteliti pada penelitian ini. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan p (0,007
< 0,05) artinya Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan signifikan antara dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan anak sakit kanker di RSUD
Dr. Moewardi Surakarta.
4. PEMBAHASAN
4.1 Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga sangat penting bagi anak. Hasil penelitian
menunjukkan sebagian besar anak sakit kanker yang dirawat di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta dengan dukungan keluarga cukup, yaitu sebanyak 19
responden (54,3%). Hasil ini menggambarkan dukungan keluarga yang diberikan
kepada anak sudah cukup baik, terlihat tidak ada dukungan yang kurang dari hasil
penelitian yang dilakukan. Selama menjalani perawatan di rumah sakit keluarga
merupakan unsur yang penting bagi anak. Keluarga terdekat merupakan kunci
agar anak mudah diberikan tindakan keperawatan. Penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian Lumiu, dkk (2013) yaitu 17 orang dengan dukungan baik (56,7%)
dan 13 orang memberikan dukungan yang kurang (43,3%). Hasil penelitian
Utomo (2014) juga menunjukkan dukungan keluarga baik sebanyak 89% dan
dukungan keluarga cukup sebanyak 11%. Menurut Muhlisin (2012), peran dan fungsi keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang
sehat bio-psiko-sosial-spiritual. Keluarga sebagai titik sentral pelayanan
keperawatan, maka dari itu keluarga yang sehat akan mempunyai anggota
keluarga yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat.
8
Dukungan keluarga merupakan unsur penting dalam hospitalisasi apalagi
yang dirawat adalah anak usia pra sekolah, hal ini seperti yang dijelaskan Potts
dkk, (2012) keluarga merupakan pendukung dalam perawatan anak serta
mendengarkan pendapat anak sebagai komponen yang penting dari proses
pengambilan keputusan.
Dukungan keluarga memberikan efek psikologis yang luar biasa terhadap
perkembangan pasien, hal ini seperti yang dijelaskan oleh Setiadi (2008)
menyatakan efek dari dukungan keluarga yang adekuat terbukti berhubungan
dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi. Di samping itu, pengaruh positif dari dukungan
keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh
dengan stres.
Dampak dukungan keluarga mempengaruhi kesembuhan anak di rumah
sakit hal ini sesuai dengan Wong, et al (2008) yang menjelaskan kehidupan anak
sangat ditentukan oleh bentuk dukungan dari keluarga, hal ini dapat terlihat ketika
dukungan keluarga yang sangat baik maka pertumbuhan dan perkembangan relatif
stabil, tetapi apabila dukungan keluarga pada anak kurang baik, maka anak akan
mengalami hambatan pada dirinya yang dapat mengganggu psikologis anak. Anak
selalu membutuhkan orangtua selama di rumah sakit seperti dalam aktivitas
bermain atau program perawatan lainnya seperti pengobatan. Pentingnya
keterlibatan keluarga ini dapat mempengaruhi proses kesembuhan anak. Sering
kali ditemukan dampak yang cukup berarti pada anak apabila anak ditinggal
sendiri tanpa ada yang menemani seperti kecemasan yang bisa menjadi stres.
4.2 Tingkat Kecemasan Anak Sakit Kanker di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Hasil penelitian untuk tingkat kecemasan anak sakit kanker di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta 10 responden (28,6%) dengan tingkat kecemasan ringan dan 25 responden (71,4%) dengan tingkat kecemasan sedang. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Undari (2011) yang menunjukkan tingkat
kecemasan ringan sebanyak 37,5% (9 responden) dan kecemasan sedang
sebanyak 62,5% (15 orang). Hal ini menggambarkan secara umum kondisi anak
cemas saat dirawat di rumah sakit. Hospitalisasi memaksa anak berpisah dengan
lingkungannya yang dirasakan aman, penuh kasih sayang, dan menyenangkan.
Kecemasan terjadi karena adanya respon dari anak yang sedang menjalani
pengobatan. Hal ini sesuai penelitian Ningsih dkk, (2013) kecemasan pada anak
penderita kanker sebagai dampak dari pengobatan dan prosedur pengobatan
misalnya anemia, stomatitis, malaise, mual, muntah, lesu, lemas, tidak dapat
beraktivitas, terjadi perubahan warna kulit, nyeri, takut, kerontokan rambut,
perubahan citra tubuh, bahkan cemas akan kematian. Rasa cemas yang dirasakan
anak dapat mempengaruhi respon anak akan penanganan medis.
Menurut Wong (2008), anak sekolah membayangkan di rumah sakit
merupakan suatu hukuman, dipisahkan, merasa tidak aman dan kemandiriannya
terlambat. Pada usia ini anak merasa takut bila mengalami perlukaan, anak akan menganggap bahwa tindakan bahwa tindakan dan proses itu mengancam
integritas tubuhnya. Anak bereaksi dengan Agresif Ekspresif Verbal and
9
dependensif. Di samping itu anak juga akan menangis, bingung khususnya bila
keluar darah. Maka sulit bagi anak untuk percaya bahwa disuntik, mengukur
tekanan darah, mengukur suhu dan beberapa tindakan lainnya tidak akan
menimbulkan sakit dan mengalami luka pada tubuh.
Kecemasan anak sebagai sebuat rekasi psikologis akibat hospitalisasi juga
dijelaskan oleh Wong, et al (2008) menjelaskan reaksi anak terhadap hospitalisasi
bersifat individual dan sangat tergantung pada usia perkembangan anak. Reaksi
anak usia pra sekolah terhadap hospitalisasi adalah menolak makan, sering
bertanya, menangis perlahan, tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan. Namun dengan pendekatan yang baik meningkatkan sikap kooperatif anak. Hasil
penelitian Youngblut, et al (2010) menunjukkan bahwa anak usia prasekolah yang
mengalami hospitalisasi tanpa pengalaman dirawat akan menyebabkan keluhan
somatik dan perilaku agresif dibandingkan dengan anak yang sudah mempunyai
pengalaman dirawat. Hasil penelitian oleh Subardiyah (2009) menyatakan bahwa
pengalaman anak dirawat sebelumnya akan mempengaruhi respon anak terhadap
hospitalisasi. Hal ini dapat memberi gambaran kepada anak tentang apa yang akan
dialaminya sehingga akan mempengaruhi respon anak seperti tindakan yang
menyakitkan dan pengalaman kemampuan mengendalikan kondisi cemas tersebut.
4.3 Hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan anak sakit kanker
di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Hasil penelitian di atas menunjukan semakin baik dukungan keluarga akan
menurunkan tingkat kecemasan anak sakit kanker di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Hal ini menjelaskan betapa pentingnya dukungan keluarga dalam
membantu mengurangi kecemasan anak selama di rumah sakit. Dukungan dari
keluarga dapat memberikan perasaan tenang, aman, rasa nyaman, serta dukungan
emosional yang akan berpengaruh pada kesehatan jiwa. Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat membantu anak dalam menghadapi
kecemasan. Penelitian oleh Ardiningsih, et al (2006) juga menunjukkan dukungan
keluarga mampu menurunkan tingkat kecemasan anak yang akibat dirawat di
rumah sakit dan menyebabkan anak lebih mudah bekerjasama dengan tindakan
yang diberikan.
Dukungan keluarga yang tinggi sangat membantu perawatan anak di
rumah sakit. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Hartono, et al (2009)
dukungan sosial yang di berikan keluarga terhadap anak yang rawat inap rata-rata
dengan dukungan baik dan sangat membantu selama menjalani perawatan di
rumah sakit. Sedangkan hasil penelitian Wibowo (2011) anak dengan dukungan
sosial tinggi akan dapat mengurangi cemas yang dialami (mereka tahu bahwa ada
seseorang yang akan dapat membantu mereka). Hipotesis efek langsung
berpendapat bahwa dukungan sosial itu bermanfaat bagi kesehatan dan
kesejahteraan sehingga seseorang tidak peduli dengan banyaknya kecemasan yang
akan dialami. Sebagai contoh adalah anak-anak dengan dukungan sosial tinggi
dapat memiliki penghargaan diri yang lebih tinggi yang membuat mereka tidak mudah terserang cemas. Berdasarkan teori dan hasil penelitian dukungan keluarga
sungguh sangat diperlukan agar anak lebih mudah bekerja sama untuk dilakukan
10
tindakan keperawatan. Adanya dukungan keluarga efektif meningkat kerjasama
antara anak dengan petugas kesehatan pada waktu diberikan intervensi atau
tindakan.
Sesuai dengan pendapat Wong, et al (2008) menjelaskan keluarga
merupakan unsur penting dalam perawatan, khususnya perawatan pada anak. Oleh
karena anak merupakan bagian dari keluarga, maka perawat harus mampu
mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau konstanta tetap dalam kehidupan
anak. Pendapat yang sama oleh Wills (dalam Murniasih dan Rachmawati, 2007)
yang menyatakan bahwa dukungan keluarga dapat menimbulkan efek penyangga yaitu dukungan keluarga menahan efek-efek negatif dari cemas terhadap
kesehatan dan efek utama yaitu dukungan keluarga yang secara langsung
mempengaruhi peningkatan kesehatan. Dukungan orang tua yang tinggi juga akan
meningkatkan harga diri, kemampuan kontrol diri dan kemampuan instrumental
anak. Sehingga dengan peningkatan kemampuan tersebut diharapkan akan
meningkatkan kemampuan koping anak dalam menghadapi berbagai kecemasan
yang dihadapinya saat hospitalisasi. Dengan kemampuan koping tersebut maka
tingkat kecemasan anak yang dialaminya ketika dirawat dapat diminimalisir.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Adipo, dkk
(2014) ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien
kemoterapi. Penelitian lain oleh Utomo (2014) juga membuktikan ada pengaruh
dukungan keluarga terhadap fase kecemasan anak usia toddler akibat hospitalisasi
dengan fase pelepasan dan fase putus asa.
5. PENUTUP
5.1 Simpulan
Penelitian untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat
kecemasan anak sakit kanker di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dukungan keluarga terhadap anak sakit kanker di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta sebagian besar dengan dukungan cukup.
2. Tingkat kecemasan anak sakit kanker di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
sebagian besar dengan tingkat kecemasan sedang.
3. Ada hubungan signifikan antara dukungan keluarga terhadap tingkat
kecemasan anak sakit kanker di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
5.2 Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Dukungan keluarga sangat penting bagi perawatan anak. Rumah sakit
sebaiknya membuat kebijakan berkaitan dengan pentingnya keluarga sebagai
fokus dasar dalam intervensi kesehatan dan memberdayakan serta mendorong
keluarga agar turut aktif dalam perawatan anak. Selain itu disarankan rumah sakit
menciptakan lingkungan rumah sakit yang ramah anak.
11
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah studi kepustakaan dan
menjadi masukan yang berarti serta bermanfaat bagi mahasiswa ilmu keperawatan
dalam memahami psikologi anak yang dirawat di rumah sakit.
3. Bagi peneliti
Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak faktor yang
tidak diteliti dalam penelitian ini. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya untuk
meneliti faktor-faktor lain yang dalam penelitian ini tidak diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Adipo, Satria., Jumaini., & Damanik, Siti Rahmalia Hairani. (2014). Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Yang Menjalani
Kemoterapi Di Ruang Anyelir RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.
(Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau)
Aidar, Nur. (2011). Hubungan Peran Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Anak
Usia Sekolah (6-12 Tahun) Yang Mengalami Hospitalisasi Di Ruang III
Rumah Sakit Umum DR. Pirngadi Medan. Jurnal Keperawatan USU. 1(1).
1-11
Apriliawati, Anita. (2011). Pengaruh Biblioterapi Terhadap Tingkat Kecemasan
Anak Usia Sekolah Yang Menjalani Hospitalisasi Di Rumah Sakit Islam
Jakarta. (Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia)
Ardiningsih, Yektiningtyastuti, dan Purwandari. (2006). “Hubungan antara
Dukungan Informasional Dengan Kecemasan Perpisahan Akibat
Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah”. Jurnal Keperawatan Soedirman
(The Soedirman Journal of Nursing), 1(1), Juli 2006
Bowden, Vicky R., & Greenberg, Cindy Smith. (2012). Pediatric Nursing
Procedures 3th
Ed. California : Lippincott Williams & Wilkins
Cahyono, Ari. (2012). Gambaran Tindakan Orangtua Yang Mempunyai Anak
Dengan Penderita Leukemia Di Ruang Melati II RSUD Dr. Moewardi.
(Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Chen, Rosita., & Cancerhelps.com. (2012). Solusi Cerdas Mencegah Dan
Mengobati Kanker. Jakarta Selatan : AgroMedia Pustaka
Departemen Kesehatan. (2015). (Online), http://www.depkes.go.id/ diakses
tanggal 11 November 2015
Fitri, Rani Agias., & Fensi. (2008). Representasi Penyakit Dan Pengatasan Pada
Anak Yang Menderita Kanker. (Fakultas Psikologi Universitas Kristen
Krida Wacana
12
Gatira, Tia. (2011). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kejadian
Baby Blues Syndrome Pada Ibu Post Section Caesaria. (Fakultas Psikologi
Unversitas Muhammadiyah Surakarta)
Hartono, C.B., Marsito dan Asti. A.D. (2009). “Hubungan Antara Dukungan
Sosial Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Rawat Inap Di RSU
PKU Muhammadiyah Gombong”. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. 5
(1), 8-19
Hermalinda. (2011). Pengalaman Orangtua Dalam Penggunaan Pengobatan
Alternatif Pada Anak Yang Menderita Kanker Di Jakarta. Jakarta. Tesis :
Universitas Indonesia
Hockenberry, Marilyn J., & Wilson, David. (2008). Wong’s Clinical Manual of
Pediatric Nursing 7th
Ed. USA : Mosby Elsevier
Kumalasari, Louisa Siska., & Kristi, Eunike. (2014). Fasilitas Perawatan Anak
Penderita Kanker Di Surabaya. Surabaya : Universitas Kristen Petra
Kusumaningrum, Arie. (2007). Aplikasi Dan Strategi Konsep Family Centered
Care Pada Hospitalisasi Anak Pra Sekolah. (Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya)
Lumiu, Stella Engel., Tuda, Josef S.B., & Ponidjan, Tati. (2013). Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada
Anak Di Usia Pra Sekolah Di Irina E Blu RSUP Prof Dr. R.D Kandou
Manado. Ejournal Keperawatan(E-
Murniasih., & Rachmawati. (2007). “Hubungan Dukungan Keluarga dengan
Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah Di
Bangsal L RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2007”. Jurnal
Kesehatan Surya Medika Yogyakarta. 2(1). 1-13
Muhlisin, Abi. (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta : EGC
Ningsih, Eka W., Widastra, I Made., & Widianah, Lilis. (2013). Pengaruh Terapi
Bermain Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Yang Menjalani Kemoterapi
Di Ruang Pudak RSUP Sanglah Denpasar. (Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana)
Ningsih, Eni Sufiya. (2011). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan
Penyesuaian Diri Pada Santri Di Pondok Pesantren Modern Islam Assalam
Surakarta. (Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Pena, Ana Lucia Norena., & Juan, Luis Cibanal. (2011). The Experience Of
Hospitalized Children Regarding Their Interactions With Nursing
Professionals. Enfermagem Original Article, 19(6), 1429-1436
13
Putri, Amanda Febriani. (2015). Dukungan Orangtua Yang Memiliki Anak
Dengan Leukemia Usia 6-12 Tahun Di RSU Kabupaten Tangerang.
(Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Saragih, Rosita. (2010). Peranan Dukungan Keluarga Dan Koping Pasien
Dengan Penyakit Kanker Terhadap Pengobatan Kemoterapi Di RB 1
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010. (Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Darma Agung)
Setiadi. (2008). Konsep Dan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Setyaningsih, Febi Dwi., Makmuroch., & Andayani, Tri Rejeki. (2011).
Hubungan Antara Dukungan Emosional Keluarga Dan Resiliensi Dengan
Kecemasan Menghadapi Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta. (Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta)
Subardiyah, I.P. (2009). Pengaruh Permainan Terapetik Terhadap Kecemasan,
Kehilangan, Kontrol, dan Ketakutan Anak Prasekolah Selama Dirawat
Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung. Jakarta. Tesis :
Universitas Indonesia
Supartini, Yupi. (2005). Buku Ajar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Suyanto. (2011). Metodologi Dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta:
Nuha Medika
Undari, Kaexsi Lis. (2011). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah Yang Menjalani Hospitalisasi Di
RS PKU Muhammadiyah Gombong. Jurnal Keperawatan. 1(1).1-10
Utami, Yuli. (2014). Dampak Hospitalisasi Terhadap Perkembangan Anak. Jurnal
Ilmiah WIDYA, 2(2), 9-20
Utomo, I’in Syukriyani. (2014). Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Fase
Kecemasan Pada Anak Usia Toddler Akibat Hospitalisasi Di RSUD
Pandan Arang Boyolali. (Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta)
Wibowo, Thomas Ari. (2011). Hubungan Support System Keluarga Dengan
Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah Yang Dirawat Inap Di
Bangsal Melati 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. (Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Wong, Donna L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol 1 Edisi 6. Jakarta:
EGC
______. (2012). Pengaruh Psikologis Anak Yang Menderita Kanker. (Online),
http://artikelkesehatananak.com/pengaruh-psikologis-anak-yang-
menderita-kanker.html diakses tanggal 11 November 2015
14
Yogasmara, Erryga., & Lestari, Puji. (2010). Buku Pintar Keluarga Sehat :
Panduan Praktis Hidup Sehat Bagi Seluruh Anggota Keluarga. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Yongblut, J.M. (2010). “Alternate Child Care, History Of Hospitalization, And
Preeschool Child Behavior”. Nurs Res, 48 (1), 29-34
*Eka Putranti : Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS. Jln. A. Yani Tromol
Pos 1 Kartasura
** Endang Zulaicha Susilaningsih, S.Kp., M.Kep : Dosen Keperawatan FIK
UMS. Jln. A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura