Upload
vuonghanh
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH DEPOSITO MUDHARABAH, SPREAD BAGI HASIL, DAN TINGKAT BAGI HASIL
TERHADAP PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL (Studi Empiris pada Bank Syariah di Indonesia Tahun 2010-2012)
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Nugroho Heri Pramono
NIM 7211409036
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada :
Hari : Senin
Tanggal : 18 Maret 2013
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Asrori, M.S. Kiswanto, S.E., M.Si. NIP.196005051986011001 NIP. 198309012008121002
Mengetahui, Ketua Jurusan Akuntansi
Drs. Fachrurrozie, M.Si. NIP. 196206231989011001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 2 April 2013
Penguji:
Agung Yulianto, S.Pd., M. Si. NIP 197407072003121002
Anggota I Anggota II
Drs. Asrori, M.S. Kiswanto, S.E., M.Si. NIP.196005051986011001 NIP. 198309012008121002
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Dr., S. Martono, M.Si. NIP. 196603081989011001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karyasendiri bukan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
atauseluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi
inidikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian
hariterbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka
sayabersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang,April 2013
Nugroho Heri Pramono 7211409036
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Siapa yang bersungguh-sungguh mengerjakan sesuatu maka akan mendapatkan apa yang diinginkannya(Man Jadda Wajada).
Tidak ada harga atas waktu, tetapi waktu sangat berharga. Memiliki waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakan dengan baik adalah sumber dari kekayaan (Mario Teguh).
Sebaik-baik orang adalah orang yang panjang umurnya dan bermanfaat untuk sesamanya.(Sabda Rasulullah SAW).
Sebaik-baik rencana apabila tidak direalisasikan tidak akan ada hasilnya. Namun tindakan tanpa rencana yang matang sama juga bohong.
Persembahan :
Dengan segenap rasa syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan dukungan baik spiritual maupun material serta doa yang selalu menyertai langkahku
Saudara-saudarakuyang selalu memberikan semangat dan doayang luar biasa
Bapak Sanusi Alm dan Keluarga yang senantiasa memberikan motivasi dan doa yang luar biasa
Sahabat, orang terdekat, teman seperjuangan “prodi Akuntansi S1 A 2009” yang selalu memberikan dukungan dan doa
Almamaterku Segenap Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi yang telah berjasa dalam mendidik dan membimbing baik dalam bidang akademik mapun non akadekmik.
vi
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telahmelimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga penulis dapat
menyelesaikanskripsi yang berjudul “PengaruhDeposito Mudharabah, Spread
Bagi Hasil, dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Berbasis Bagi
Hasil(Studi Empiris pada Bank Syariah di Indonesia Tahun 2010-2012)” dengan
baik.Segenap usaha dan kerja penulis tidak mungkin membuahkan hasil tanpa
kehendak-Nya. Segala halangan dan rintangan tidak akan mampu dilalui tanpa
jalan terang yang ditunjukkan dan digariskan-Nya.
Penyusunan skripsiini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelarSarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi, Universitas
Negeri Semarang.Penulisan Skripsi ini tidak lepas dari segala kendala dan
kesulitan bilatanpa bimbingan, dorongan, saran dan kritik dan bantuan dari
berbagai pihak yangberkaitan dengan penulisan skripsi ini. Pada kesempatan kali
ini penulis inginmengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas NegeriSemarang.
3. Drs. Fachrurrozie, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi Universitas
NegeriSemarang.
4. Drs., Asrori, M.S., Dosen Pembimbing I yang telah bersediamembimbing,
mengarahkan dan memberi sumbangan pemikiran selama penulisan hingga
selesai skripsi ini.
vii
5. Kiswanto, SE., M.Si, Dosen Pembimbing II yang telah bersediamembimbing,
mengarahkan dan memberi sumbangan pemikiran selamapenulisan hinggai
selesai skripsi ini.
6. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan dukungan baik spiritual maupun
material serta doa yang selalu menyertai langkahku.
7. Saudara-saudarakuyang selalu memberikan semangat luar biasa dan doa.
8. Teman-teman seperjuangan prodi Akuntansi, S1 A 2009 serta sahabat
yangsenantiasa memberi dukungan dan motivasi.
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yangberkepentingan. Terima kasih.
Semarang, April2013
Penulis
viii
SARI
Pramono, Nugroho Heri. 2013. “Pengaruh Deposito Mudharabah, Spread Bagi Hasil, dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil (Studi Empiris pada Bank Syariah di Indonesia Tahun 2010-2012)”. Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs., Asrori, M.S., Pembimbing II. Kiswanto, SE., M.Si. Kata Kunci : Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil, Deposito Mudharabah,
Spread Bagi Hasil, Tingkat Bagi Hasil
Undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah mendorong pesatnya pertumbuhan aset bank syariah. Tingginya aset tersebut tidak terlepas dari tingginya dana pihak ketiga pada sisi pasiva dan pertumbuhan pembiayaan pada sisi aktiva. Namun demikian, pesatnya pertumbuhan bank syariah di Indonesia, pembiayaannya masih didominasi oleh pembiayaan murabahah (jual-beli). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruhdeposito mudharabah, spread bagi hasil, dan tingkat bagi hasil terhadap jumlah pembiayaan berbasis bagi hasil bank syariahbaik secara parsialmaupunsimultan.
Populasi dalam penelitian ini adalahbank syariah di Indonesia yang terdiri dari 11 bank. Sedangkan sampelnya terdiri dari 5 bank syariah. Kriteria penentuan sampel menggunakan purposive sampling. Unit analisis yang digunakan adalah laporan keuangan publikasi triwulanan bank syariah tahun 2010-2012.Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas dan asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan alat uji SPSS 16.0. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t (parsial), uji F (simultan), dan koefisien determinasi.
Secara simultan variabel deposito mudharabah, spread bagi hasil, dan tingkat bagi hasil berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan berbasis bagi hasil. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel deposito mudharabah dan spread bagi hasil berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembiayaan berbasis bagi hasil. Sedangkan tingkat bagi hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembiayaan berbasis bagi hasil. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah bank syariah hendaknya lebih memperhatikan lagi dalam menyusun strategi untuk mengimpun dana khususnya dana yang berasal dari deposito mudharabah. Selain itu bank syariah juga harus memperhatikan spread bagi hasil dan tingkat bagi hasil. Dengan demikian bank syariah dapat lebih leluasa dalam menyalurkan pembiayaan berbasis bagi hasil kepada masyarakat.
ix
ABSTRACT
Pramono, Nugroho Heri., 2013. “The effect of Mudarabah deposits, Spread Bagi Profit-Sharing, Equivalent Rate (Empirical Study on Islamic Banking in Indonesia in 2010-2012)”. Thesis. Departement of Accounting, Faculty of economic. Semarang State University. Supervisor I. Drs., Asrori, M.S., Supervisor II. Kiswanto, SE., M.Si.
Keywords: Profit Sharing, Mudharabah Deposits, Spread Profit Sharing, and Equivalent Rate
Regulation number 21 of 2008 on Islamic Banking trigger rapid asset growth of Islamic Banks. The high asset can not be separated from the high third party funds on the liability and asset side financing growth. However, the rapid growth Islamic Banking in Indonesia is still dominated by financing Murabaha Financing. The purpose of this study to determine whether there is influence of mudharabah deposits, spread proft sharing, and the level of sharing to revenue-based financing of Islamic bank either partially or simultaneously. The population of this study is Islamic bank in Indonesia which consists of 11 banks. While the sample consisted of 5 Islamic banks. Sampling technique using purposive sampling. The unit analysis whichis used is the quarterly publication of the financial report of Islamic bank in 2010-2012. The data which has been collected were analyzed with analysis method of data which is first tasted for normality and assumptions of classical hyphotesis testing before testing too SPSS 16.0. Testing the hyphotesis in this study using multiple linear regression F test (simultaneosly) and t test (partial), and the coefficient determination. Variables of mudharabah deposits, spread profit sharing, and equivalent rate are significant effect simultaneously to the profit sharing. Based on the results of this study can be concluded that variable of mudharabah deposit and spread profit sharing are partially significant to the profit sharing. While equivalent rate is not significant to the profit sharing. The advice can be given in this study are Islamic banks should pay more attention again in developing strategies to collect fund especially funds derived from mudharabah deposits. Furthermore, Islamic banks must consider the spread profit sharing and equivalent rate. So that, Islamic banks can be more flexible in distributing funding based profit sharing to community.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
SARI ................................................................................................................. viii
ABSTRACT ...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
1. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................................. 8
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
2. LANDASAN TEORI ..................................................................................... 11
2.1. Bank Syariah ............................................................................................ 11
2.2. Akad-akad dalam Perbankan Syariah ...................................................... 13
2.3. Syaria Enterprise Theory dan Stewardship Theory ................................. 13
2.3.1. Sharia Enterprise Theory .............................................................. 13
xi
2.3.2. Stewardship Theory ....................................................................... 15
2.4. Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil ............................................................. 16
2.4.1. Mudharabah ................................................................................... 18
2.4.2. Musyarakah ................................................................................... 18
2.5. Deposito Mudharabah .............................................................................. 20
2.6. Spread Bagi Hasil .................................................................................... 21
2.7. Tingkat Bagi Hasil ................................................................................... 22
2.8. Penelitian Terdahulu ................................................................................ 22
2.9. Kerangka Berpikir dan Hipotesis ............................................................ 26
2.9.1. Kerangka Berpikir ......................................................................... 26
2.9.2. Hipotesis ........................................................................................ 29
3. METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 30
3.1. Desain Penelitian ..................................................................................... 30
3.2. Populasi dan Sampel ................................................................................ 30
3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...................................... 31
3.3.1. Variabel Dependen Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil .................. 31
3.3.2. Variabel Independen ..................................................................... 32
3.3.2.1 Deposito Mudharabah ........................................................ 32
3.3.2.2 Spread Bagi Hasil .............................................................. 33
3.3.2.3 Tingkat Bagi Hasil ............................................................. 33
3.4. Analisis Statistik Deskriptif ..................................................................... 34
3.5. Uji Normalitas dan Uji Asumsi Klasik .................................................... 35
3.5.1. Uji Normalitas ............................................................................... 35
xii
3.5.2. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 35
3.5.2.1. Uji Autokorelasi ............................................................... 35
3.5.2.2. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 36
3.5.2.3. Uji Multikolinieritas ......................................................... 37
3.6. Uji Hipotesis ........................................................................................... 37
3.6.1. Uji Simultan (Uji F) ............................................................. 38
3.6.2. Uji Parsiall (Uji t) ................................................................ 39
3.6.3. Koefisien Determinasi ........................................................ 39
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 40
4.1. Hasil Penelitian ........................................................................................ 40
4.1.1. Analisis Statistik Deskriptif .......................................................... 40
4.1.1.1. Deskriptif Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil ..................... 40
4.1.1.2. Deskriptif Deposito Mudharabah ...................................... 41
4.1.1.3. Deskriptif Spread Bagi Hasil ............................................ 42
4.1.1.4. Deskriptif Tingkat Bagi Hasil ........................................... 43
4.1.2. Uji Normalitas dan Uji Asumsi Klasik ......................................... 44
4.1.2.1. Uji Normalitas ................................................................... 44
4.1.2.2. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 45
4.1.2.2.1. Uji Autokorelasi ............................................. 45
4.1.2.2.2. Uji Heterokedastisitas ...................................... 46
4.1.2.2.3. Uji Multikolinieritas ........................................ 47
4.1.3. Analisis Regresi Berganda ............................................................ 49
4.1.3.1. Persamaan Regresi ............................................................ 49
xiii
4.1.3.2. Uji Simultan (uji-F) .......................................................... 51
4.1.3.3. Uji Parsial (Uji-t) .............................................................. 54
4.1.3.4. Analisis Koefisien Determinasi ........................................ 53
4.2. Pembahasan ............................................................................................ 54
4.2.1. Pengaruh Deposito Mudharabah, Spread Bagi Hasil, dan Tingkat
Bagi Hasi terhadap Pembiayaan Bebasis Bagi Hasil ................... 54
4.2.2. Pengaruh Deposito Mudharabah terhadap Pembiayaan Bebasis
Bagi Hasil ...................................................................................... 55
4.2.3. Pengaruh SpreadBagi Hasil terhadap Jumlah Pembiayaan
Bebasis Bagi Hasil ......................................................................... 56
4.2.4. Pengaruh Tingkat Bagi Hasil terhadap Jumlah Pembiayaan
Bebasis Bagi Hasil ......................................................................... 58
4.2.4. 61
5. PENUTUP ...................................................................................................... 61
5.1. Kesimpulan .............................................................................................. 61
5.7. Saran ....................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 63
xiv
DAFTAR TABEL Tabel Halaman
Tabel 1.1Perkembangan Aset, DPK, dan Penyaluran Dana Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah ............................................................. 3
Tabel 1.2 Penyaluran Dana BUS dan UUS (Rp Triliun) .................................... 4
Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................. 25
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ................................................. 34
Tabel 3.2 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi ........................ 36
Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Pembiayaan Berbasis
Bagi Hasil ...................................................................................................... 40
Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Deposito Mudharabah ................. 41
Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Spread Bagi Hasil ....................... 42
Tabel 4.4 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Tingkat Bagi Hasil ....................... 43
Tabel 4.5 Rasio Skewness dan Kurtosis .............................................................. 44
Tabel 4.6 Nilai Durbin-Watson ........................................................................... 45
Tabel 4.7 Uji Heterokedastisitas ......................................................................... 47
Tabel 4.8 Uji Multikolinieritas ............................................................................ 48
Tabel 4.9 Model Regresi Berganda ..................................................................... 49
Tabel4.10 Hasil Uji Simultan Pengaruh Deposito Mudharabah, Spread Bagi
Hasil, dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Berbasis
Bagi Hasil ........................................................................................... 50
Tabel 4.11Hasil Uji Parsial Pengaruh Deposito Mudharabah, Spread Bagi
Hasil, dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Berbasis
Bagi Hasil ........................................................................................... 52
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ......................................................................... 29
Gambar 4.1. Pengambilan Keputusan Ada atau Tidaknya Autokorelasi ............ 46
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Tabel Kerja Variabel Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil ................ 66
Lampiran 2 Tabel Kerja Variabel Deposito Mudharabah .................................. 68
Lampiran 3 Tabel Kerja Variabel Spread Bagi Hasil ........................................ 70
Lampiran 4 Tabel Tabel Kerja Variabel Tingkat Bagi Hasil .............................. 72
Lampiran 5 Analisis Statistik Deskriptif ............................................................. 73
Lampiran 6 Tabel Uji Normalitas ....................................................................... 74
Lampiran 7 Uji Autokorelasi dan Gambar Pengambilan Keputusan
Ada tidaknya Autokorelasi ........................................................................ 75
Lampiran 8 Uji Heterokedastisitas ..................................................................... 76
Lampiran 9 Uji Multikolinieritas ....................................................................... 77
Lampiran 10 Uji Regresi Berganda,................................................................... 78
Lampiran 11 Uji SimultanPengaruh Deposito Mudharabah, Spread Bagi
Hasil, dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Berbasis
Bagi Hasil7 ......................................................................................... 79
Lampiran 12 Uji ParsialPengaruh Deposito Mudharabah, Spread Bagi
Hasil, dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Berbasis
Bagi Hasil ........................................................................................... 80
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan nasional
mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Peranan perbankan syariah
dalam aktivitas ekonomi Indonesia tidak jauh berbeda dengan perbankan
konvensional.Perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada prinsip-prinsip
dalam transaksi keuangan atau operasional.Salah satu prinsip dalam operasional
perbankan syariah adalah penerapan bagi hasil dan resiko (profit and loss
sharing).Prinsip ini tidak berlaku di perbankan konvensional yang menerapkan
sistem bunga (Husni, 2009).
Keberadaan perbankan syariah diharapkan dapat mendorong perkembangan
perekonomian suatu negara. Menurut Setiawan (2006), tujuan dan fungsi
perbankan syariah dalam perekonomian diantaranya adalah sebagai berikut:(1).
Kemakmuran ekonomi yang meluas, tingkat kerja penuh dan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang optimum, (2). Keadilan sosial ekonomi dan distribusi pendapatan
serta karyawan yang merata, (3). Stabilitas nilai uang, (4). Mobilisasi dan
investasi tabungan yang menjamin adanya pengembalian yang adil serta
pelayanan yang efektif.
2
Sebagai lembaga keuangan yang memiliki fungsi intermediasi keuangan,
bank syariah melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan yang disebut dana pihak ketiga. Dana tersebut disalurkan melalui
pembiayaan baik yang menggunakan prinsip bagi hasil, jual-beli maupun sewa-
menyewa. Menurut Karim (2003), pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh
perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga besar, yaitu: produk penyaluran dana
(financing), produk penghimpunan dana (funding), dan produk jasa (service).
Secara garis besar, produk pembiayaan (penyaluran dana) pada perbankan syariah
dibagi menjadi empat kategori yaitu: pembiayaan dengan prinsip jual-beli,
pembiayaan dengan prinsip sewa, pembiayaan dengan akad pelengkap, dan
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil.
Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, tingkat keuntungan bank ditentukan
dari besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi hasil. Produk bagi
hasil, keuntungan ditentukan oleh nisbah bagi hasil yang telah disepakati bersama
oleh kedua belah pihak yang bertransaksi di awal transaksi. Produk perbankan
syariah yang termasuk ke dalam kelompok bagi hasil adalah mudharabah dan
musyarakah.
Volume usaha perbankan syariah dalam kurun waktu satu tahun terakhir,
khususnya Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS),
mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Tingginya pertumbuhan aset tersebut
tidak terlepas dari tingginya pertumbuhan dana pihak ketiga pada sisi pasiva dan
pertumbuhan penyaluran dana pada sisi aktiva (lihat Tabel 1.1).
3
Tabel 1.1. Perkembangan Aset, DPK, dan Penyaluran Dana Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah
Oktober 2010 (triliun Rp)
Oktober 2011 (triliun Rp)
Growth
Nominal %
Aset 85,85 127,19 41,34 48,10
DPK 66,48 101,57 35,09 52,79
Penyaluran Dana 83,81 122,73 38,92 46,43
Sumber: www.bi.go.id
Pertumbuhan aset yang tinggi tersebut terkait erat dengan ekspansi
perbankan syariah terutama pasca disahkannya Undang-undang nomor 21 tahun
2008 tentang Perbankan Syariah. Secara kelembagaan, jaringan perbankan syariah
meningkat menjadi 11 BUS, dengan total jaringan kantor mencapai 1.688 kantor
dan 1.277 office chanelling(www.bi.go.id).
Namun demikian, pesatnya perbankan syariah di Indonesia, pembiayaan
masih didominasi oleh pembiayaan murabahah (jual-beli) yang dinilai kurang
mencerminkan karakteristik bank syariah. Febianto (2007), menyebutkan:
“Thelow level participationofthe Islamicbanksin mudharabah and musharakahfinancing modelshasbecome oneof theproblemsinthedevelopmentoftheindustry.Thisarrangements are unique toIslamicbanking and account for itssuperiorityoverconventionalbankingon grounds of ethicsandefficiency,butthemajorityofIslamicbanks havelimitedthemselvestolessriskytrade-financing assets, which tend to be a shorter maturity”.
Jadi, idealnya pembiayaan berbasis bagi hasil yang seharusnya
mendominasi pembiayaan lainnya. Namun, pada kenyataanya hingga akhir tahun
2011, porsi pembiayaan murabahah masih mendominasi pembiayaan yang
disalurkan oleh perbankan syariah (lihat Tabel 1.2).
4
Tabel 1.2.Penyaluran Dana BUS dan UUS (Rp Triliun)
Penyaluran Dana
Oktober 2010 Oktober 2011 Growth Nominal (%) Nominal (%) Nominal (%)
Pembiayaan 62,99 75,16 96,62 78,72 33,62 53,38
Murabahah 34,83 41,56 52,06 42,42 17,23 49,46
Qardh 3,2 3,93 13,02 10,61 9,72 295,17
Mudharabah 8,4 10,04 10,14 8,26 1,73 20,54
Musyarakah 13,42 16,01 17,73 14,45 4,31 32,11
Lainnya 3,04 3,62 3,67 2,99 0,64 20,92
Antar Bank 3,6 4,34 3,66 2,98 0,02 0,49
Penempatan di BI
11,1 13,35 16,21 13,21 5,02 44,89
Surat Berharga
5,67 6,76 5,94 4,84 0,27 4,78
Penyertaan 0,09 0,10 0,05 0,04 (0,04) (46,59)
Tagihan Lainnya
0,24 0,28 0,26 0,21 0,02 9,32
Total 83,81 100 122,73 100 38,92 46,43
Sumber: www.bi.go.id
Mayoritas portofolio pembiayaan bank syariah didominasi pembiayaan
murabahah atau jual-beli. Hal tersebut dapat di lihat pada tabel 1.2 yakni dari
pembiayaan murabahah sebesar 42,42% atau 52,06 triliun pada bulan Oktober
2011, sedangkan yang disalurkan untuk pembiayaan mudharabah dan musyarakah
masing-masing sebesar 8,26% dan 14,45% atau 10,14 dan 17,73 triliun. Hal
tersebut merupakan sebuah fenomena yang menarik karena diharapkan
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil diharapkan lebih menggerakan sektor riil
karena menutup kemungkinan disalurkannya dana pada kepentingan konsumtif
5
dan hanya pada kepentingan usaha produktif. Bila ditinjau dari konsep bagi hasil,
maka harus ada return yang harus dibagi, dan itu hanya bisa terjadi apabila uang
digunakan untuk usaha produktif. Bila ditinjau dari prinsip ketaatan terhadap
syariah, pembiayaan dengan prinsip jual beli dan sewa menimbulkan celah lebih
besar untuk melakukan penyimpangan terhadap prinsip syariah (Donna, 2006).
Masih rendahnya jumlah pembiayaan bagi hasil yang disalurkan
menunjukkan bahwa perbankan syariah belum mencerminkan core business yang
sesungguhnya. Padahal, pembiayaan berbasis bagi hasil sangat berpotensi dalam
menggerakan sektor riil. Selain itu, sebagian pakar akuntansi syariah berpendapat
bahwa pembiayaan nonbagi hasil khususnya murabahah, merupakan bentuk
pembiayaan sekunder yang seharusnya hanya dipergunakan sementara yakni pada
awal pertumbuhan bank syariah sebelum menyalurkan pembiayaan berbasis bagi
hasil (Andraeny, 2011).
Permasalahan penggunaan pembiayaan berbasis bagi hasil yang masih
rendah merupakan masalah yang tidak sederhana, bahkan merupakan masalah
yang memiliki multidimensi. Sebuah kenyataan menunjukkan bahwa model
pembiayaan yang paling umum digunakan nampaknya adalah pembiayaan
murabahah (jual-beli). Dalam transaksi murabahah bank membiayai pembelian
sebuah barang atau aset dengan membeli barang atas nasabahnya dan
menambahkan nilai mark up (kenaikan) sebelum menjual kembali barang kepada
nasabahnya sesuai dengan perjanjian laba dengan prinsip tambah biaya (Algaoud
dan Lewis, 2003).
6
Oleh karena itu, untuk mencari solusi atas masalah masih rendahnya jumlah
pembiayaan berbasis bagi hasil yang disalurkan oleh perbankan syariah, maka
perlu dikaji faktor apa saja yang dapat mempengaruhi jumlah pembiayaan
berbasis bagi hasil. Sehingga, faktor yang berpengaruh terhadap jumlah
pembiayaan berbasis bagi hasil dapat dioptimalkan oleh bank syariah untuk
mendorong peningkatan pembiayaan berbasis bagi hasil bank syariah.
Menurut Antonio (2001), terdapat empat jenis akad utama konsep bagi hasil
yang ditetapkan dalam bank syariah yaitu: mudharabah, musyarakah, muzaroah,
dan musaqoh. Namun prinsip yang paling digunakan di Indonesia adalah
mudharabah dan musyarakah. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, tingkat
keuntungan bank ditentukan dari besarnya keuntungan usaha sesuai dengan
prinsip bagi hasil.
Merujuk pada shariah enterprise theory yang yang mengatakan bahwa
manusia adalah Khalifatullah fil Ardh yang membawa misi menciptakan dan
mendisribusikan kesejahteraan bagi seluruh manusia dan alam, maka faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi pembiayaan berbasis bagi hasil meliputi: stakeholders,
deposito mudharabah, tingkat bagi hasil, spread bagi hasil, syariah compliance,
NPF, dan Dewan Pengawas Syariah.
Penelitian Seyed dan Makiyan (2001) menunjukkan bahwa variabel tingkat
bagi hasil tidak berpengaruh terhadap pembiayaan bagi hasil. Sedangkan variabel
yang berpengaruh adalah total dana pihak ketiga dan inflasi. Penelitian lain
dilakukan oleh Irawan (2004), mencoba untuk menganalisis faktor-faktor yang
dapa mempengaruhi permintaan dan penawaran pembiayaan pada bank umum
7
syariah. Faktor-faktor tersebut antara lain: kapasitas pinjaman (lending
capacity/LC), NPF, dan pendapatan yang diterima bank dari pembiayaan yang
diberikan. Ketiga faktor tersebut masing-masing mempunyai hubungan positif
lterhadap permintaan dan penawaran pembiayaan berbasis bagi hasil.
Hasil penelitian Pratin dan Adnan (2005), menyimpulkan bahwa dana pihak
ketiga signifikan mempengaruhi pembiayaan sedangakan prosentase bagi hasil
tidak signifikan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Donna dan Chotimah (2008)
menyimpulkan bahwa pembiayaan mudharabah dipengaruhi secara signifikan
oleh dana pihak ketiga, tingkat bagi hasil dan modal per aset. Selain itu, penelitian
Ambarwati (2008) menyimpulkan bahwa tingkat bagi hasil berpengaruh
signifikan terhadap pembiayaan mudharabah. Penelitian lebih lanjut dilakukan
Andraeny (2011), menyebutkan bahwa dana pihak ketiga dan tingkat bagi hasil
berpengaruh signifikan terhadap volume pembiayaan berbasis bagi hasil.
Rosmawati (2006), menyimpulkan bahwa spread suku bunga merupakan
salah satu variabel yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada BRI
cabang Bogor. Dengan demikian, apabila laba bersih BRI cabang Bogor
meningkat maka penyaluran kredit yang disalurkan akan meningkat begitu pula
sebaliknya.
Berdasarkan syariah enterprise theory dan penjelasan fakta empiris
penelitian terdahulu mengenai pembiayaan berbasis bagi hasil, maka penelitian
ini dilakuan untuk menguji kembali faktor apa saja yang mempengaruhi
pembiayaan berbasis bagi hasil bank syariah yakni pembiayaan mudharabah dan
musyarakah. Adapun variabel independen yang digunakan untuk mengetahui
8
berapa pembiayaan bagi hasil yang dapat disalurkan oleh bank syariah ke nasabah
antara lain: deposito mudharabah, spread bagi hasil, dan tingkat bagi hasil.
Alasan mengapa peneliti menggunakan variabel independen deposito
mudharabah dibandingkan dengan dana pihak ketiga lainnya, seperti tabungan
ataupun giro untuk menjelaskan pembiayaan berbasis bagi hasil adalah karena
deposito mudharabah merupakan investasi jangka panjang. Sehingga nominal
pengendapan di bank syariah lebih lama dibandingkan dengan tabungan dan giro.
Selain itu, peneliti juga menggunakan variabel independen spread bagi hasil dan
tingkat bagi hasil untuk menjelaskan pembiayaan berbasis bagi hasil karena
berguna untuk menentukkan laba bersih yang diperoleh oleh bank syariah.
Apabila laba bersih yang diperoleh bank syariah tinggi maka pembiayaan berbasis
bagi hasil yang dapat disalurkan oleh bank syariah akan meningkat.
1.2.Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian antara lain sebagai
berikut:
1. Apakah deposito mudharabah, spread bagi hasil, dan tingkat bagi hasil secara
bersama-sama berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan berbasis
bagi hasil bank syariah?
2. Apakah deposito mudharabah berpengaruh positif signifikan terhadap
pembiayaan berbasis bagi hasil bank syariah?
3. Apakah spread bagi hasil berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan
berbasis bagi hasil bank syariah?
9
4. Apakah tingkat bagi hasil berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan
berbasis bagi hasil bank syariah?
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh deposito mudharabah, spread bagi hasil, dan tingkat
bagi hasil terhadap pembiayaan berbasis bagi hasil bank syariah.
2. Mengetahui pengaruh deposito mudharabah terhadap pembiayaan berbasis
bagi hasil bank syariah.
3. Mengetahui pengaruh spread bagi hasil terhadap pembiayaan berbasis bagi
hasil bank syariah.
4. Mengetahui pengaruh tingat bagi hasil terhadap pembiayaan berbasis bagi
hasil bank syariah.
1.4.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara sebagai berikut:
1.4.1. Manfaat Teoritis
1.4.1.1. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk memperdalam
dan mengaplikasikan teori yang sudah diperoleh, selain itu juga merupakan
pelatihan intelektual yang diharapkan dapat mempertajam daya pikir ilmiah serta
meningkatkan kompetensi keilmuan dalam disiplin ilmu yang digeluti khususnya
mengenai penerapan teori akuntansi syariah. Penelitian ini juga diharapkan
10
dapatmemberikan tambahan kontribusi empiris mengenai variabel-variabel yang
berpengaruh terhadap pembiayaan berbasis bagi hasil bank syariah.
1.4.2. Manfaat Praktis
1.4.2.1. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wacana
bagi pembaca tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan berbasis
bagi hasil di perbankan syariah yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai acuan
guna penelitian lain.
1.4.2.2. Bagi Perbankan Syariah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan
informasi bagi lembaga perbankan syariah dalam menghimpun dan mengelola
dana dari nasabah secara amanah dan bertanggungjawab.
1.4.2.3. Bagi Akademisi
Sebagai bahan kajian bagi kalangan akademisi yang tertarik membahas
topik mengenahi faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pembiayaan berbasis
bagi hasil bank syariah.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Bank Syariah
Menurut Undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
Indonesia, dijelaskan bahwa bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank
Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank Umum Syariah
(BUS) adalah bank syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Sesuai dengan namanya maka prinsip yang digunakan oleh bank
syariah adalah prinsip hukum Islam berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah
(pasal 1:2). Adapun asasnya adalah demokrasi ekonomi dengan prinsip kehati-
hatian (pasal 2), sedangkan pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan perbankan syariah
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dalam Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS), aktifitas perbankan
syariah berlandaskan pada paradigma dasar bahwa alam semesta diciptakan oleh
Tuhan sebagai amanah (kepercayaan Allah) dan sarana kebahagiaan hidup bagi
seluruh umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan
spiritual (al falah).
12
Untuk itu transaksi syariah berdasarkan prinsip: persaudaraan (ukhuwah),
keadilan (‘adalah), kemaslahatan (maslahah), keseimbangan (tawazun) dan
universal (syumuliyah). Arifin (2003:11) mengemukakan bahwa aktifitas
keuangan dan perbankan syariah dapat dipandang sebagai wahana bagi
masyarakat modern untuk membawa mereka paling tidak pelaksanaan dua ajaran
yaitu:
a. Prinsip Al-Ta’awun, yaitu tolong-menolong, saling membantu dan
bekerjasama diantara sesama untuk kebaikan, sebagaimana dinyatakan dalam
firman Allah SWT: “…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran”. (Q.S Al-Maidah: 2).
b. Prinsip menghindari Al-Ikhtinaz yaitu menahan uang (dana) dan
membiarkannya menganggur (idle) dan tidak berputar dalam transaksi yang
bermanfaat bagi masyarakat umum. Firman Allah SWT dalam Alquran, “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesama
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang belaku dengan
suka sama suka diantara kamu”. (Q.S. Annisa: 29).
Kedua ayat di atas, merupakan penentuan dasar pikiran dari pesan Alquran
dalam bidang ekonomi (perbankan syariah). Dari ayat-ayat tersebut dapat
dipahami bahwa kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerjasama.
Bank dan nasabah diposisikan sebagai mitra usaha dalam merealisasikan bisnis
sesuai dengan peran dan porsi masing-masing pihak, bukan sebagai kreditur-
debitur. Dalam menjalin kerjasama antara bank dan nasabah harus didasarkan
13
kepada kepercayaan (trust), sehingga pengelolaan usaha dan penggunaan dana
oleh nasabah diyakini akan memberikan keuntungan kedua belah pihak
(Maryanah, 2006:15).
2.2. Akad-akad dalam Perbankan Syariah
Karim (2004:58-67) membagi akad menjadi dua bagian yakni akad tabarru’
dan tijarah.Akad tabarru’ (gratuitous contract) adalah segala macam perjanjian
yang menyangkut not-for profit transaction (transaksi nirlaba). Akad ini
dilakukan dengan tujuan tolong-menolong dalam rangka berbuat kebaikan, dan
pihak yang berbuat kebaikan tersebut tidak berhak mensyaratkan imbalan apapun
kepada pihak lainnya. Namun demikian, diperbolehkan meminta counter-part-nya
untuk sekedar menutupi biaya (over the cost) yang dikeluarkan untuk melakuan
akad tabarru’tersebut. Contoh akad tabarru’ adalah qard, rahn, hiwalah,
wakalah, kafalah, wadiah, hibah, shadaqah, hadiah dan lain-lain. Sedangkan akad
tijarah(conpensational contract)adalah segala macam perjanjian yang
menyangkut for profit transaction.
2.3. Syariah Enterprise Theory dan Stewardship Theory
2.3.1 Syariah Enterprise Theory
Slamet (2001: 266-268) dalam shariah enterprise theory aksioma
terpenting yang harus mendasari dalam setiap penetapan konsepnya adalah Allah
SWT sebagai Pencipta dan Pemilik Tunggal dari seluruh sumber daya yang ada di
dunia ini. Maka yang berlaku dalam shariah enterprise theory adalah Allah
14
sebagai sumber amanah utama, karena Dia adalah pemilik yang tunggal dan
mutlak. Sedangkan sumber daya yang dimiliki stakeholders pada prinsipnya
adalah amanah dari Allah yang di dalamnya melekat sebuah tanggungjawab untuk
menggunakan dengan cara dan tujuan yang ditetapkan oleh Sang Pemberi
Amanah (lihat Q.S. Al- Baqarah [2]: 254 dan 267).
Firman Allah SWT: Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka
nafkahkan. Jawablah: “Apakah saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah
diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin
dan orang-orang yang dalam perjalanan. “ dan apa saja kebaikan yang kamu
perbuat maka sesungguhnya Allah maha mengetahui” (Q.S Al-Baqarah [2]:215).
Firman Allah SWT lainnya adalah: “ (berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang
terikat (oleh jihad) di jalan Allah, mereka yang tidak dapat (berusaha) di bumi,
orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari
meminta-minta (Q.S. Al-Baqarah [2]: 273). Ayat-ayat tersebut membawa
implikasi penting dalam penetapan konsep-konsep dalam shariah enterprise
theory (Slamet 2001: 267). Utamanya adalah bahwa ayat-ayat tersebut
membimbing kita pada suatu pemahaman bahwa dalam harta kita sebenarnya
tersimpan hak orang lain seperti: hak para fakir miskin, anak-anak terlantar, dan
ibnu sabil.
Dengan demikian, dalam pandangan shariah enterprise theory, distribusi
kekayaan (welth), atau nilai tambah (value –added ) tidak hanya berlaku pada
partisipan yang terkait langsung atau yang memberikan kontribusi kepada operasi
perusahaan, tetapi pihak lain yang tidak terkait langsung dengan bisnis yang
15
dilakukan perusahaan atau pihak yang tidak memberikan kontribusi keuangan dan
skill. (Triyuwono,2006). Pemikiran ini dilandasi premis yang mengatakan bahwa
manusia adalah Khalifatullah fil Ardh yang membawa misi menciptakan dan
mendisribusikan kesejahteraan bagi seluruh manusia dan alam. Premis ini
mendorong shariah enterprise theory untuk mewujudkan nilai keadilan terhadap
manusia dan lingkungan alam. Oleh karena itu, shariah enterprise theory akan
membawa kemaslahatan bagi stakeholders, stockhoders, masyarakat dan
lingkungan alam tanpa meninggalkan kewajiban penting menunaikan zakat
sebagai manifestasi ibadah kepada Allah SWT (Slamet 2001: 268).
2.3.2 Stewardship Theory
Stewardship theory yaitu teori yang menggambarkan situasi dimana para
manajer tidaklah termotivasi oleh tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan
kepada sasaran hasil utama mereka untuk kepentingan organisasi, sehingga teori
stewardship mempunyai dasar psikologi dan sosiologi yang telah dirancang
dimana para eksekutif sebagai steward termotivasi untuk bertindak sesuai
keinginan prinsipal, selain itu perilaku steward tidak akan meninggalkan
organisasinya sebab steward berusaha mencapai sasaran organisasinya.
Implikasi stewardship theoryterhadap penelitian ini adalah bahwa
eksekutif sebagai pelayan (steward)dalam bank syariah dapat termotivasi untuk
bertindak dan melayani dengan cara terbaik pada prinsipalnya. Hal ini berbeda
dengan agency theory karena, dalam agency theory eksekutif dengan prinsipal
mempunyai perbedaan kepentingan.
16
2.4. Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil
Menurut Antonio (2001), berdasarkan sifat penggunaannya, pembiayaan
dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan produksi, dalam arti luas yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha
produksi perdagangan maupun investasi.
b. Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk kebutuhan.
Antonio (2001) menambahkan bahwa menurut keperluannya, pembiayaan
produktkif dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan peningkatan produksi baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif dan untuk keperluan perdagangan atau peningkatan kegunaan suatu
barang.
b. Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang diberikan kepada para nasabah
untuk keperluan investasi yaitu keperluan penambahan modal guna
mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha ataupun pendirian proyek baru. Pada
umumnya, pembiayaan investasi diberikan dalam jumlah besar dan berjangka
waktu yang cukup lama. Pembiayaan investasi yang diberikan oleh bank
syariah pada umumnya menggunakan skema mudharabah ataupun
musyarakah.
17
Menurut Antonio (2001), dalam perbankan syariah, sebenarnya penggunaan
kata pinjam-meminjam kurang tepat karena dalam Islam, pinjam meminjam
adalah akad sosial bukan akad komersial. Artinya bila seorang meminjam sesuatu
maka ia tidak boleh disyaratkan untuk memberikan tambahan atas pokok
pinjamannya. Hal ini didasarkan pada hadist Nabi Muhammmad SAW yang
menyatakan bahwa setiap pinjaman yang menghasilkan manfaat adalah riba. Para
ulama sepakat bahwa riba itu haram. Oleh karena itu, dalam perbankan syariah
pinjaman tidak disebut kredit tetapi pembiayaan (financing).
Pada saat pemberian pembiayaan, pihak perbankan syariah juga menetapkan
syarat-syarat umum untuk sebuah pembiayaan. Adapun syarat-syarat untuk
sebuah pembiayaan menurut Antonio (2001) adalah:
1. Surat permohonan tertulis dengan dilampiri proposal yang memuat gambaran
umum usaha, rencana atau prospek usaha, rincian dan rencana penggunaan
dana, jumlah kebutuhan dana dan jangka waktku penggunaan dana.
2. Legalitas usaha seperti identitas diri, akta pendirian usaha, surat ijin umum
perusahaan dan tanda tangan daftar perusahaan.
3. Laporan keuangan seperti neraca dan laporan laba rugi, data persediaan
terakhir, data penjualan dan fotokopi rekening bank.
18
2.4.1. Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata dharb yang artinya memukul atau berjalan.
Pengertian memukul atau berjalan lebih tepatnya adalah proses seseorang
memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha (Antonio, 2001).
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 105,
mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama
(pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola
dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di antara mereka sesuai
kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana.
Jenis-jenis mudharabah menurut PSAK 105 terdiri atas:
1. Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan
kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya.
2. Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberi
batasan kepada pengelola dana, antara lain mengenai tempat, cara dan atau
objek investasi.
3. Mudharabah musyarakah adalah bentuk mudharabah dimana pengelola dana
menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama investasi.
2.4.2. Musyarakah
Musyarakah menurut PSAK 106 adalah akad kerjasama antara dua pihak
atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan etentuan bahwa keuntungkan dibagi berdasarkan
19
kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Dana tersebut
meliputi kas atau aset nonkas yang diperkenakan oleh syariah.
Jenis-jenis musyarakah menurut PSAK 106 terdiri atas:
1. Musyarakah permanen adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana
setiap mitra ditentukkan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa
akad.
2. Musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha) adalah musyarakah dengan
ketentuan bagian salah satu mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra
lainnya sehingga bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akad
mitra lain tersebut akad menjadi pemilik penuh usaha tersebut.
Menurut Antonio (2001), musyarakah ada dua jenis yaitu musyarakah
pemilikan dan musyarakah akad (kontrak). Musyarakah pemilikan tercipta karena
warisan, wasiat atau kondisi lainnya yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh
dua orang atau lebih. Dalam musyarakah ini, kepemilikan dua orang atau lebih
berbagi dalam sebuah aset nyata dan berbagi puladari keuntungan yang dihasilkan
aset tersebut. Musyarakah akad tercipta dengan cara kesepakatan dimana dua
orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal
musyarakah. Kedua orang tersebut bersepakat untuk berbagi keuntungan dan
kerugian.
20
2.5. Deposito Mudharabah
Deposito menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
Deposito yang dibenarkan secara syariah adalah deposito yang berdasarkan
prinsip mudharabah (Fatwa DSN nomor 03/MUI/IV/2000).Deposito mudharabah,
yaitu investasi melalui simpanan pihak ketiga (perseorangan atau badan hukum)
yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu dengan
mendapat imbalan bagi hasil (Antonio, 2001). Adapun ketentuan umum deposito
berdasarkan mudharabah (DSN, 2001) adalah sebagai berikut:
1. Dalam transaksi deposito mudharabah nasabah bertindak sebagai shahibul
maal atau pemilik dana dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola
dana.
2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai
macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan
mengembangkannya, termasuk didalamnya mudharabah dengan pihak lain.
3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai bukan
piutang.
4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
21
6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah
tanpa persetujuan yang bersangkutan.
2.6. Spread Bagi Hasil
Spread atau net-margin adalah pendapatan bank yang utama dan akan
menentukkan besarnya pendapatan bersih bank. Besarnya spread bervariasi,
tegantung dari besarnya volume kredit yang akan disalurkan. Besarnya volume
kredit yang disalurkan bank akan berpengaruh terhadap margin antara tingkat
suku bunga pinjaman (cost of fund) dengan tingkat suku bunga simpanan (lending
rate).
Semakin tinggi spread yang mampu diciptakan oleh bank, maka
mengindikasikan tingkat keuntungan bank meningkat sehingga akan memberikan
kesempatan bagi bank untuk menyalurkan dana kreditnya. Penentuan tinggi
rendahnya spread tergantung pada bagaimana bank menerapkan strategi serta
target pasarnya dan risiko perbankan. Pengelompokan jenis industri dan peringkat
usaha bank merupakan pertimbangan untuk menerapkan tinggi rendahnya
spread(Dendawijaya, 2003). Berkaitan dengan spread bagi hasil, penulis ingin
mengetahui berapa perbandingan antara pendapatan bagi hasil yang diterima
dengan bagi hasil yang disalurkan oleh bank syariah.
22
2.7. Tingkat Bagi Hasil
Tingkat bagi hasil (equivalen rate), adalah rata-rata tingkat imbalan atas
pembiayaan mudharabah dan musyarakah bagi bank syariah pada saat tertentu
(Andraeny, 2011). Tingkat bagi hasil juga dapat didefinisikan perbandingan antara
bagi hasil yang diterima dengan jumlah pembiayaan berbasis bagi hasil bank
syariah.
2.8. Penelitian Terdahulu
Sayed dan Makiyan (2001), melakukan penelitian terhadap pinjaman pada
bank syariah di Iran pada periode 1984-1994. Variabel yang digunakan adalah
pinjaman (dependen), tingkat bagi hasil, dana pihak ketiga, dan inflasi
(independen). Hasil penelitian Seyed dan Makiyan (2001) menunjukkan bahwa
variabel tingkat bagi hasil tidak berpengaruh terhadap pembiayaan bagi hasil.
Sedangkan variabel yang berpengaruh adalah total dana pihak ketiga dan inflasi.
Penelitian lain dilakukan oleh Irawan (2004), mencoba untuk menganalisis
faktor-faktor yang dapa mempengaruhi permintaan dan penawaran pembiayaan
pada bank umum syariah. Faktor-faktor tersebut antara lain: kapasitas pinjaman
(lending capacity/LC), NPF, dan pendapatan yang diterima bank dari pembiayaan
yang diberikan. Ketiga faktor tersebut masing-masing mempunyai hubungan
positif terhadap permintaan dan penawaran pembiayaan berbasis bagi hasil.
Hasil penelitian Pratin dan Adnan (2005), yang meneliti analisis hubungan
simpanan, modal sendiri, NPL, prosentase bagi hasil dan markup keuntungan
terhadap pembiayaan pada perbankan syariah, studi kasus pada Bank Muamalat
23
Indonesia. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa hanya variabel simpanan
mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap pembiayaan. Sedankan
variabel yang lain tidak berpengaruh signifikan.
Penelitian lain dilakukan oleh Donna (2006), yang meneliti tentang pengaruh
tingkat bagi hasil, ekspektasi profit, NPF, modal per aset , dan DPK terhadap
permintaan dan penawaran mudharabah, musyarakah, murabahah, dan istishna.
Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa permintaan mudharabah dipengaruhi
oleh tingkat bagi hasil (negatif), ekspektasi profit (positif), sedangkan penawaran
mudharabah dipengaruhi oleh tingkat bagi hasil (positif), DPK (psitif), dan tingkat
modal per aset (positif). Permintaan musyarakah dipengaruhi oleh tingkat bagi
hasil (negatif), ekspektasi profit (positif), sedangkan penawaran musyarakah
dipengaruhi oleh tingkat bagi hasil (positif), DPK (positif), dan tingkat modal per
aset (positif). Permintaan murabahah dipengaruhi oleh tingkat bagi hasil (negatif),
ekspektasi profit (positif), dan pendapatan (positif). Sedangkan penawaran
murabahah dipengaruhi oleh tingkat bagi hasil (positif) dan DPK (positif).
Permintaan istishna dipengaruhi oleh tingkat bagi hasil (negatif), ekspektasi profit
(positif), dan pendapatan (positif), sedangkan penawaran istishna dipengaruhi oleh
DPK (positif).
Selain itu, penelitian Ambarwati (2008), yang meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi pembiayaan murabahah dan mudharabah pada bank umum syariah
di Indonesia tahun 2004-2008. Hasil penelitiannya adalah pembiayaan murabahah
dipengaruhi oleh NPF (negatif), bonus SWBI (positif), dan tingkat suku bunga
24
pinjaman (positif). Sedangkan pembiayaan mudharabah dipengaruhi oleh variabel
murabahah (negatif) dan tingkat bagi hasil (positif).
Anggraeni (2005), menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah
penawaran pembiayaan musyarakah dan mudharabah, studi kasus pada Bank
Syariah Mandiri menyimpulkan bahwa variabel profit berpengaruh signifikan
terhadap jumlah penawaran musyarakah dan mudharabah. Sedangkan DPK dan
NPF tidak berpengaruh.
Sedangkan Maryanah (2006), meneliti mengenahi faktor-faktor yang
mempengaruhi pembiayaan berbasis bagi hasil pada bank syariah mandiri. Hasil
penelitiannya menyimpulkan bahwa dalam jangka panjang yang mempengaruhi
pembiayaan berbasis bagi hasil adalah DPK dan profit, sedangkan dalam jangka
pendek, faktor yang mempengaruhi pembiayaan berbasis bagi hasil adalah profit.
Selain itu, penelitian yang dilakukan Andraeny (2011), yang meneliti analisis
pengaruh DPK, tingkat bagi hasil, dan NPF terhadap volume pembiayaan berbasis
bagi hasil pada bank syariah di Indonesia. Hasil penelitiannya menyimpulkan
bahwa variabel DPK dan tingkat bagi hasil berpengaruh terhadap volume
pembiayaan berbasis bagi hasil. sedangkan NPF tidak berpengaruh. Secara
ringkas hasil penelitian terdahulu dapat di lihat pada tabel 2.1 berikut ini:
25
Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu Nama dan Tahun Var. Dependen Var. Independen Hasil
Sayed dan Makiyan (2001)
Pinjaman tingkat bagi hasil, dana pihak ketiga, dan inflasi
Tingkat bagi hasil tidak berpengaruh, DPK dan inflasi berpengaruh
Irawan (2004) permintaan dan penawaran pembiayaan
kapasitas pinjaman (lending capacity/LC), NPF, dan pendapatan yang diterima bank dari pembiayaan yang diberikan
Ketiga variabel berpengaruh signifikan
Pratin dan Adnan (2005)
Pembiayaan simpanan, modal sendiri, NPL, prosentase bagi hasil dan markup keuntungan
Hanya variabel simpanan yang berpenagruh signifikan terhadap pembiayaan
Ambarwati (2008) pembiayaan murabahah dan mudharabah
NPF, bonus SWBI, dan tingkat suku bunga pinjaman
NPF tidak signifkan terhadap pembiayaan murabahah, sedanngkan bonus SWBI dan tingkat suku bunga pinjaman berpengaruh. Tingkat suku bunga berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah
Anggraeni (2005) jumlah penawaran musyarakah dan mudharabah
Profit, NPF, dan DPK
Hanya variabel profit yang berpengaruh signifikan
Maryanah (2006) pembiayaan berbasis bagi hasil
DPK, profit, dan NPF
Variabel DPK dan profit berpengaruh signifikan dalam
26
jangka panjang, sedangkan dalam jangka pendek hanya variabel profit saja yang signifikan
Andraeny (2011) volume pembiayaan berbasis bagi hasil
DPK, tingkat bagi hasil, dan NPF
Variabel DPK dan tingkat bagi hasil berpengaruh signifikan sedangkan variabel NPF tidak signifikan.
2.9. Kerangka Berpikir dan Hipotesis
2.9.1. Kerangka Berfikir
Sebagai lembaga keuangan, masalah bank yang utama adalah dana. Dana
merupakan sumber utama dari operasional bank. Tanpa dana yang cukup, bank
tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Dana dapat dikatakan sebagai uang
tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank, tidak hanya berasal dari pemilik itu
sendiri tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana orang lain atau pihak
lain yang sewaktu-waktu atau pada saat tertentu akan ditarik sekaligus maupun
berangsur-angsur. Berdasarkan fakta bahwa dana yang berasal dari pemilik bank
hanya berkisar antara 4% sampai 8% dari total aktiva bank. Artinya, bahwa
jumlah aktiva yang dimiliki bank adalah milik masyarakat atau nasabah (Arifin,
2003: 50-51). Dengan demikian, perkembangan perbankan syariah sangat
dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya dalam melakukan penghimpunan
dana dan penyaluran dana kepada masyarakat, baik yang berskala besar maupun
27
beskala menengah bahkan berskala kecil dengan masa pengendapan yang
memadai (Arifin, 2003: 50).
Oleh karena itu, setiap perbankan syariah harus mampu mempersiapkan
strategi untuk melakukan penghimpunan dan penyaluran dana. Berkaitan dengan
penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah, dikenal istilah pembiayaan
(financing). Hubungan antara pembiayaan dengan sumber dana adalah bahwa
semakin besar sumber dana yang dihimpun maka akan semakin besar pembiayaan
yang akan disalurkan oleh bank syariah. Sebaliknya, semakin sedikit sumber dana
yang dapat dihimpun maka akan semakin sedikit pembiayaan yang akan
disalurkan oleh bank syariah.
Sumber dana yang diperoleh bank syariah berasal dari deposito, tabungan,
dan giro. Dalam penelitian ini, sumber dana yang dihasilkan bank syariah yang
digunakan peneliti untuk menjelaskan pembiayaan berbasis bagi hasil adalah
deposito mudharabah. Alasannya adalah karena deposito mudharabah merupakan
investasi jangka panjang, sehingga memiliki waktu pengendapan yang lebih lama
dibandingkan dengan tabungan dan giro. Semakin besar deposito mudharabah
yang dapat dihimpun maka akan semakin meningkat pembiayaan yang dapat
disalurkan oleh bank syariah, begitu pula sebaliknya.
Dalam praktiknya, bank syariah juga termasuk badan usaha syariah yang
berorientasi pada profit atau laba. Bank syariah akan menentukan spread bagi
hasil (jumlah pendapatan utama bank syariah) untuk mengetahui berapa
keuntungan atau laba bersih yang diperoleh bank syariah. Semakin meningkat
spread bagi hasil maka keuntungan bersih yang diperoleh bank syariah akan
28
meningkat. Artinya apabila keuntungan bersih yang dapat diperoleh bank syariah
meningkat, maka akan meningkat juga pembiayaan yang dapat disalurkan oleh
bank syariah. Sebaliknya, semakin kecil spread bagi hasil, maka keuntungan
bersih yang dapat diperoleh bank syariah akan semakin menurun. Artinya, apabila
keuntungan bersih yang diperoleh bank syariah menurun maka pembiayaan yang
dapat disalurkan bank syariah akan menurun.
Bank syariah juga akan menentukan tingkat bagi hasil untuk mengetahui
tingkat keuntungan atau profit. Tingkat bagi hasil merupakan salah satu faktor
penting dalam menentukan besarnya jumlah pembiayaan berbasis bagi hasil.
Tingkat bagi hasil menjadi faktor penting karena jenis pembiayaan berbasis bagi
hasil khususnya mudharabah dan musyarakah bersifat Natural Uncertainty
Contract (NUC) yang cenderung memiliki tingkat resiko tinggi dibandingkan
dengan jenis pembiayaan yang lain karena return yang dihasilkan bank syariah
tidak pasti. Dengan demikian, bank syariah akan lebih cenderung menyalurkan
pembiayaan berbasis bagi hasil apabila tingkat bagi hasilnya tinggi (tidak lebih
kecil dari resiko yang mungkin terjadi). Berdasarkan uraian kerangka berpikir
tersebut, maka hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen
dapat digambarkan pada gambar 2.1 berikut ini:
29
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
2.9.2. Hipotesis
H1: Deposito mudharabah, spread bagi hasil, dan tingkat bagi hasil secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan berbasis bagi hasil.
H2: Deposito mudharabah berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan
berbasis bagi hasil.
H3: Spread bagi hasil berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan
berbasis bagi hasil.
H4: Tingkat bagi hasil berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan
berbasis bagi hasil.
Deposito Mudharabah
Spread Bagi Hasil
Tingkat Bagi Hasil
Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya, demikian juga
pemahaman akan kesimpulan penelitian, akan lebih baik disertai dengan tabel,
grafik, bagan, dan gambar (Arikunto, 2002). Desain penelitian ini merujuk pada
syariah enterprise theory dan stewardship theory yang telah dijelaskan pada bab
II.
3.2. Populasi dan Sampel
Arikunto (2002) menjelaskan populasi adalah keseluruhan objek
penelitian.Penelitian ini dilakukan di 11 bank syariah di Indonesia meliputi: Bank
Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Rakyat
Indonesia Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank Panin Syariah, Bank Victoria
Syariah, Bank Central Asia Syariah, Bank Jabar dan Banten Syariah, Bank
Syariah BNI dan Maybank Indonesia syariah.
Berdasarkan 11 bank syariah yang dijadikan populasi, penulis mengambil 5
bank syariah untuk sampel. Bank syariah tersebut meliputi: Bank Muamalat
Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Rakyat Indonesia
Syariah, dan Bank Central Asia Syariah. Teknik penentuan sampel yang
31
digunakan adalah purposive samplingyaitu penentuan sampel dengan kriteria
tertentu, meliputi:
1. Bank syariah tersebut merupakan Bank Umum Syariah (BUS) bukan Unit
Usaha Syariah (UUS).
2. Bank syariah tersebut memiliki laporan keuangan publikasi triwulanan lengkap
dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
Unit analisis yang digunakan adalah laporan keuangan publikasi triwulan
bank syariah dari tahun 2010-2012, yakni sebanyak 55. Jumlah tersebut diperoleh
dari laporan keuangan publikasi bank syariah 4 triwulan tahun 2010 ditambah 4
triwulan tahun 2011 dan 3 triwulan tahun 2012 dikalikan dengan 5 bank syariah
yang dijadikan sampel. Sedangkan laporan keuangan publikasi triwulan 4 tahun
2012 tidak digunakan karena belum dipublikasikan oleh bank syariah.
3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.3.1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon
jika dihubungkan dengan variabel independen. Variabel yang diamati dan diukur
untuk menentukan pengaruh yang disebabkan variabel independen (Sarwono,
2012). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pembiayaan berbasis bagi
hasil.Pembiayaan berbasis bagi hasil adalah jumlah agregat nilai pembiayaan
mudharabah dan musyarakah yang disalurkan oleh bank syariah (Andraeny,
2011).
32
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 59,
mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara shahibul maal (pemilik dana)
dengan mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan
di awal transaksi. Sedangkan musyarakah adalah akad kerjasama diantara pemilik
modal yang mencampurkan modal mereka dengan tujuan mencari keuntungan.
Akad musyarakah, mitra usaha dan bank sama-sama menyediakan modal untuk
membiayai suatu usaha tertentu baik yang sudah berjalan maupun usaha yang baru
saja dijalankan. Selanjutnya mitra usaha dapat mengembalikan modal dari pihak
bank serta bagi hasil yang telah disepakati. Pembiayaan berbasis bagi hasil diukur
menggunakan skala rasio berdasarkan total pembiayaan berbasis bagi hasil yang
dapat disalurkan oleh bank syariah.
3.3.2. Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel stimulus atau variabel yang
mempengaruhi variabel lain, variabel yang dapat diukur, dimanipulasi, atau
dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang
diobservasi (Sarwono, 2012). Variabel independen dalam penelitian ini terdiri
atas:
2.3.2.1 Deposito Mudharabah
Deposito mudharabah, yaitu investasi melalui simpanan pihak ketiga
(perseorangan atau badan hukum) yang penarikannya hanya dapat dilakukan
dalam jangka waktu tertentu dengan mendapat imbalan bagi hasil (Antonio,
2001).Deposito mudharabah diukur dengan menggunakan skala rasio berdasarkan
33
besarnya deposito mudharabah yang dihimpun oleh bank syariah baik yang
dihimpun dari dalam negeri maupun luar negeri.
2.3.2.2 Spread Bagi Hasil
Spread atau net-margin adalah pendapatan bank yang utama dan akan
menentukkan besarnya pendapatan bersih bank. Besarnya spread bervariasi,
tegantung dari besarnya volume kredit yang akan disalurkan. Besarnya volume
kredit yang disalurkan bank akan berpengaruh terhadap margin antara tingkat
suku bunga pinjaman (cost of fund) dengan tingkat suku bunga simpanan (lending
rate) (Dendawijaya, 2003). Spread bagi hasil diukur menggunakan skala rasio
berdasarkan perbandingan antara pendapatan bagi hasil yang diterima dengan
bagi hasil yang disalurkan oleh bank syariah.
Rumus:
3.3.2.3 Tingkat Bagi Hasil
Tingkat bagi hasil (equivalen rate), adalah rata-rata tingkat imbalan atas
pembiayaan mudharabah dan musyarakah bagi bank syariah pada saat tertentu
(Andraeny, 2011). Tingkat bagi hasil diukur menggunakan skala rasio
berdasarkan perbandingan antara pendapatan bagi hasil yang diterima oleh bank
syariah dengan total pembiayaan yang dapat dihimpun oleh bank syariah.
Rumus:
Bagi Hasil yang Diterima Bank Syariah
Bagi Hasil yang Disalurkan oleh Bank Syariah
Bagi Hasil yang Diterima Bank Syariah
Total Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil yang Disalurkan
34
Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Penelitian
No. Variabel Definisi Skala Pengukuran 1. Pembiayaan
Berbasis Bagi Hasil
Jumlah agregat nilai pembiayaan berbasis bagi hasil yang disalurkan oleh bank syariah
Rasio Total pembiayaan bagi hasil yang disalurkan bank syariah
2. Deposito Mudharabah
Simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu dengan mendapat imbalan bagi hasil
Rasio Besarnya deposito mudharabah yang dihimpun dari dalam negeri maupun luar negeri
3. Spread Bagi Hasil
Pendapatan bank yang utama
Rasio bagi hasil yang diterima bank syariah/bagi hasil yang disalurkan bank syariah
4. Tingkat Bagi Hasil
Rata-rata tingkat imbalan atas pembiayaan mudharabah dan musyarakah
Rasio bagi hasil yang diterima/total pembiayaan yang disalurkan bank syariah
3.4. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dapat menggunakan beberapa cara. Anatara lain
adalah menggunakan distribusi frekuensi dan presentase, tendensi sentral dan
dispersi. Distribusi frekuensi merupakan dasar bagi satatistik deskriptif dan
menjadi prasayarat untuk membuat grafik serta untuk menggambarkan
seperangkat data. Tendensi sentral adalah nilai rata-rata dari setiap distribusi data.
Contoh bilangan dalam tendensi sentral adalah mean, median, dan modus.
Dispersi adalah distribusi nilai dalam kaitannya dengan kategori-kategori khusus.
Pengukuran variasi dalam dispersi diantaranya adalah range, mean,standar
deviasi, dan disperse deviasi (Sarwono, 2012).
35
3.5. Uji Normalitas dan Uji Asumsi Klasik
3.5.1. Uji Normalitas
Ghozali (2001:74), menyatakan bahwa uji normalitas adalah untuk
menguji apakah model regresi, variabel independen, dan variabel dependennya
memiliki distribusi data normal atau tidak normal. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak dapat
menggunakan rasio skewness dan kurtosis. Rasio skewnessadalah nilai
skewnessdibagi dengan standard errorskewness. Sedangkan rasio kurtosisadalah
nilai kurtosisdibagi dengan standard error kurtosis. Apabila rasio skewness dan
kurtosisberada diantara -2 hingga +2 maka distribusi data adalah normal (Santoso,
2000:53).
3.5.2. Uji Asumsi Klasik
3.5.2.1. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi (Ghozali, 2006:110). Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji Durbin – Watson.
Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order
36
autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept(konstanta) dalam model
regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen (lihat table 3.1).
Tabel 3.2. Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4-dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negative No decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl
Tidak ada autokkorelasi positif atau negative
Tidak ditolak du < d < 4-du
Sumber: Ghazali 2006
3.5.2.2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain (Ghozali, 2001:69). Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi variabel independen dengan
nilai absolut residual. Uji heteroskedastisitas menggunakan uji Gleser dengan
tingkat signifikansi α = 5%. Jika hasilnya lebih besar dari t-signifikansi (α = 5%)
maka tidak mengalami heteroskedastisitas.
3.5.2.3. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
37
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (Ghozali, 2001:57).
Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak
ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar
sesama variabel independen = 0. Pengujian multikolinieritas dapat dilihat dari
Tolerance Value atau Variance Inflation Factor (VIF), sebagai berikut:
a. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak
terdapat multikolinieritas pada penelitian tersebut.
b. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa terdapat
multikolinieritas pada penelitian tersebut.
3.6. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda
dengan alat bantu SPSS(Statistical Packages for Social Science). Analisis regresi
berganda digunakan untuk menguji pengaruh deposito mudharabah, spread bagi
hasil, dan tingkat bagi hasil terhadap pembiayaan berbasis bagi hasil.
Persamaan regresi dapat dituliskan sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Dimana:
Y = Pembiayaan berbasis bagi hasil.
α = Konstanta.
β1..β3 = Koefisien regresi masing-masing variabel independen.
X1 = Deposito mudharabah.
38
X2 = Spread bagi hasil.
X3 = Tingkat bagi hasil.
e = error.
Persiapan regresi yang diperoleh dalam suatu proses perhitungan tidak
selalu baik untuk mengestimasi nilai variabel dependen (Y), sehingga diperlukan
pengujian terhadap hipotesis dengan cara sebagai berikut:
3.6.1. Uji simultan (uji-F)
Uji simultan merupakan pengujian terhadap signifikansi model secara
simultan atau bersama-sama. Uji simultan digunakan untuk menguji pengaruh
deposito mudharabah, spread bagi hasil, dan tingkat bagi hasil terhadap
pembiayaan berbasis bagi hasil. Uji F ini dilakukan dengan membandingkan
tingkat kesalahan α= 5% dengan nilai signifikansi. Artinya apabila nilai
signifikansi untuk variabel independen yakni deposito mudharabah, spread bagi
hasil, dan tingkat bagi hasil secara simultan kurang dari 5% atau 0,05 maka
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yakni
pembiayaan berbasis bagi hasil begitu juga sebaliknya (Ghazali,2001).
3.6.2. Uji parsial (uji-t)
Uji t digunakan untuk menentukan apakah variabel independen yaitu
deposito mudharabah, spread bagi hasil, dan tingkat bagi hasil secara parsial
(individu) berpengaruh terhadap pembiayaan berbasis bagi hasil. Pengujian ini
dilakukan berdasarkan perbandingan antara tingkat kesalahan α= 5% dengan nilai
39
signifikansi. Artinya apabila nilai signifikansi untuk variabel independen yakni
deposito mudharabah, spread bagi hasil, dan tingkat bagi hasil secara parsial
kurang dari 5% atau 0,05 maka variabel independen berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen yakni pembiayaan berbasis bagi hasil begitu juga
sebaliknya (Ghazali, 2001).
3.6.3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
dterminasi adalah antar 0 dan 1. Nilai (R2) yang kecil brarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen secara umum koefisien determinasi untuk data silang (cross section)
relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara massing-masing
pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (times series) biasanya
mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. (Ghozali, 2011).
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan dan memberikan
informasi mengenai karakteristik dari variabel penelitian yang digunakan.
Karakteristik variabel tersebut dapat digambarkan melalui nilai rata-rata (mean),
nilai tertinggi (maximum), nilai terendah (minimal), serta nilai standar deviasi.
Berikut analisis statistik dekriptif yang akan diuraikan tiap variabel yang ada.
4.1.1.1.Deskriptif Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil
Pembiayaan berbasis bagi hasil ditunjukkan melalui jumlah pembiayaan
berbasis bagi hasil yang dapat disalurkan oleh bank syariah dalam jangka waktu
tertentu yang dinyatakan dalam rupiah. Hasil analisis deskriptif untuk variabel
pembiayaan berbasis bagi hasil dapat di lihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil
No Keterangan Jumlah
1 Minimal 22.890.000.000
2 Maksimal 12.786.014.000.000
3 Rata-rata 3.966.852.345.454,55
4 Standar Deviasi 4.295.022.418.178,958
Sumber: Data sekunder yang diolah 2013 pada lampiran 5
41
Hasil analisis deskriptif berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-
rata untuk variabel pembiayaan adalah sebesar 3.966.852.345.454,55 dan standar
deviasi sebesar 4.295.022.418.178,958. Maka kecenderungan variabel dependen
pembiayaan berbasis bagi hasil adalah pada standar deviasi karena nilainya lebih
besar daripada nilai rata-rata (mean). Nilai minimum untuk analisis deskriptif
variabel pembiayaan berbasis bagi hasil sebesar 22.890.000.000 terdapat pada
bank Mega Syariah tahun 2012 triwulan 3. Sedangkan untuk nilai maksimum
sebesar 12.786.014.000.000 terdapat pada bank Muamalat Indonesia tahun 2012
triwulan 3.
4.1.1.2.Deskriptif Deposito Mudharabah
Deposito mudharabah ditentukkan dari besarnya simpanan pihak ketiga
yang dihimpun dari dalam negeri maupun luar negeri. Hasil untuk analisis
deskriptif variabel deposito mudharabah dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Deposito Mudharabah
No Keterangan Jumlah
1 Minimal 322.648.000.000
2 Maksimal 23.524.711.000.000
3 Rata-rata 8.003.946.290.909,09
4 Standar Deviasi 7.436.733.948.410,446
Sumber: Data sekunder yang diolah 2013 pada lampiran 5
Hasil analisis deskritif berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-
rata untuk variabel deposito mudharabah adalah sebesar 8.003.946.290.909,09
sedangkan standar deviasinya sebesar 7.436.733.948.410,446. Artinya
42
kecenderungan variabel independen deposito mudharabah berada pada rata-rata
(mean) karena nilai mean lebih besar daripada nilai standar deviasinya. Nilai
minimum untuk analisis deskriptif deposito mudharabah sebesar 322.648.000.000
terdapat pada bank BCA syariah tahun 2010 triwulan 1. Sedangkan untuk nilai
maksimum sebesar 23.524.711.000.000 terdapat pada Bank Syariah Mandiri
tahun 2011 triwulan 4.
4.1.1.3.Deskriptif Spread Bagi Hasil
Spread bagi hasil ditentukkan dari hasil perbandingan antara pendapatan
bagi hasil yang diterima dengan bagi hasil yang disalurkan oleh bank syariah.
Hasil analisis deskriptif untuk variabel spread bagi hasil dapat dilihat pada tabel
4.3.
Tabel 4.3. Analisis Deskriptif Variabel Spread Bagi Hasil
No Keterangan Jumlah
1 Minimal 0,03
2 Maksimal 1,09
3 Rata-rata 0,5064
4 Standar Deviasi 0,31144
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2013 pada lampiran 5
Hasil analisis deskritif berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-
rata untuk variabel spread bagi hasil adalah sebesar 0,5064 sedangkan standar
deviasinya sebesar 0,31144. Artinya kecenderungan variabel independen spread
bagi hasil berada pada rata-rata karena nilai rata-rata lebih besar daripada nilai
standar deviasinya. Nilai minimum untuk analisis deskriptif variabel spread bagi
43
hasil sebesar 0,03 terdapat pada bank mega syariah tahun 2012 triwulan 3.
Sedangkan untuk nilai maksimum sebesar 1,09 terdapat pada bank Muamalat
Indonesia tahun 2010 triwulan 1.
4.1.1.4.Deskriptif Tingkat Bagi Hasil
Tingkat bagi hasil ditentukkan dari hasil perbandingan antara pendapatan
bagi hasil yang diterima dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank
syariah. Hasil analisis deskriptif variabel tingkat bagi hasil dapat dilihat pada tabel
4.4.
Tabel 4.4 Analisis Deskriptif Variabel Tingkat Bagi Hasil
No Keterangan Jumlah
1 Minimal 0,01
2 Maksimal 0,21
3 Rata-rata 0,660
4 Standar Deviasi 0,4175
Sumber: Data sekunder yang diolah 2013 pada lampiran 5
Hasil analisis deskritif berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-
rata untuk variabel deposito mudharabah adalah sebesar 0,660 sedangkan standar
deviasinya sebesar 0,4175. Artinya kecenderungan variabel independen tingkat
bagi hasil berada pada rata-rata karena nilai rata-rata lebih besar daripada nilai
standar deviasinya. Nilai minimum untuk analisis deskriptif variabel tingkat bagi
hasil sebesar 0,01 terdapat pada bank BCA syariah tahun 2010 triwulan 1-2 dan
tahun 2011 triwulan 2. Sedangkan untuk nilai maksimum sebesar 0,21 terdapat
pada bank Mega Syariah tahun 2011 triwulan 4.
44
4.1.2. Uji Normalitas dan Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan uji analisis regresi linier berganda, dilakukan terlebih
dahulu uji normalitas dan uji asumsi klasik (autokorelasi, multikolinieritas, dan
heterokedastisitas). Penyimpangan klasik yang terdapat pada data penelitian dapat
menimbulkan hasil penelitian tidak akurat. Berikut hasil uji normalitas dan uji
asumsi klasik yang dilakukan antara lain:
4.1.2.1.Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji kenormalan distribusi suatu
penelitian. Uji normalitas data yang dilakukan penulis adalah dengan mencari
rasio skewness dan kurtosis. Rasio skewness dan kurtosisdapat dijadikan petunjuk
apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai
skewness dibagi dengan standard errorskewness, sedangkan rasio kurtosis adalah
nilai kurtosisdibagi dengan standard error kurtosis. Apabila rasio skewness dan
kurtosisberada diantara -2 hingga +2 maka distribusi data adalah normal. Rasio
skewness dan kurtosisdapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5. Rasio Skewness dan Kurtosis
Skewness Kurtosis
Statistic Std. Error Statistic Std.
Error
Unstandardized Residual -.133 .322 -.463 .634
Valid N (listwise)
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2013 pada lampiran 6 Berdasarkan tabel 4.5. dapat diketahui bahwa rasio skewness = -
0,309/0,322 = -0,413, sedangkan rasio kurtosis= -0,618/0,634 = -0,730. Karena
45
rasio skewness dan kurtosisberada diantara -2 hingga +2 maka dapat disimpulkan
bahwa distribusi data normal.
4.1.2.2.Uji Asumsi Klasik
4.1.2.2.1. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas dari autokorelasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi
ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji Durbin – Watson. Uji Durbin
Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order
autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept(konstanta) dalam model
regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen. Besarnya nilai
Durbin-Watson dapat dilihat pada tabel 4.6. berikut ini:
Tabel 4.6. Nilai Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .980a .961 .959 7.722E11 2.283Sumber: Data Sekunder yang diolah 2013 pada lampiran 7
46
Tabel 4.6. menunjukkan bahwa nilai Durbin - Watson sebesar 2,233.
Sedangkan nilai DL dan DU masing-masing sebesar 1,452 dan 1,681. Ketiga nilai
tersebut dapat digambarkan pada gambar 4.1 berikut ini.
Tidak tahu 2,283 Tidak tahu
Korelasi positif tidak ada korelasi Korelasi negatif
0 dl du 2 DW 4-du 4-dl 4 Gambar 4.1. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi
Berdasarkan gambar 4.1. maka dapat disimpulkan bahwa variabel data tidak ada
korelasi (autokorelasi).
4.1.2.2.2. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi variabel independen dengan
nilai absolut residual. Uji heteroskedastisitas menggunakan uji Gleser dengan
tingkat signifikansi α = 5%. Jika hasilnya lebih besar dari t-signifikansi (α = 5%)
maka tidak mengalami heteroskedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas dapat
dilihat pada tabel 4.7.
47
Tabel 4.7. Uji Heterokedastisitas
Model T Sig.
1 (Constant) 2.913 .005
Dep_Mudharabah .238 .813
SBH -.470 .640
TBH 1.130 .264 a. Dependent Variable: abresid Sumber: Data Sekunder yang diolah 2013 pada lampiran 8
Berdasarkan tabel 4.7. diketahui besarnya signifikansi dari variabel
deposito mudharah, spread bagi hasil, dan tingkat bagi hasil masing-masing
sebesar 0,813; 0,640; dan 0,264 artinya lebih besar dari tingkat signifikansiα =
5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data tidak mengalami gangguan
heterokedastisitas.
4.1.2.2.3. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
variabel independen = 0.
48
Pengujian multikolinieritas dapat dilihat dari Tolerance Value atau
Variance Inflation Factor (VIF), sebagai berikut:
c. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa
tidak terdapat multikolinieritas pada penelitian tersebut.
d. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa
terdapat multikolinieritas pada penelitian tersebut. (lihat tabel 4.8).
Tabel 4.8. Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Dep_Mudharabah .597 1.674
SBH .599 1.671
TBH .953 1.050 a. Dependent Variable: Pembiayaan Sumber: Data sekunder diolah 2013 pada lampiran 9
Berdasarkan tabel 4.8. dapat diketahui bahwa nilai VIF dari variabel
deposito mudharabah, spread hasil, dan tingkat bagi hasil masing-masing sebesar
1,674; 1,671; dan 1,050. Artinya nilai VIF < 10. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa data tidak terkena gangguan multikonieritas.
49
4.1.3. Analisis Regresi Berganda
4.1.3.1.Persamaan Regresi
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen atas perubahan dari setiap peningkatan
atau penurunan variabel independen yang akan mempengaruhi variabel dependen.
Hasil perhitungan regresi berganda menggunakan SPSS 16 dapat diihat pada tabel
4.9 berikut ini:
Tabel 4.9. Model Regresi Berganda
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.388.292.328.627,357
306.112.410.299,292
Dep_Mudharabah
.439 .021 .761
SBH 4.268.053.732.363,373491.028.702.358,678 .309
TBH -4.876.539.241.928,713 2.903.608.894.048,595
-.047
a. Dependent Variable: Pembiayaan Sumber: Data sekunder yang diolah 2013 pada lampiran 10
Berdasarkan tabel 4.9, maka dapat ditulis persamaan regresi berganda sebagai
berikut:
Y=-1.388.292.328.627,357 + 0,439 Dep_Mudharabah + 4.268.053.732.363,373
SBH – 4.876.539.241.928,713TBH + e
50
Keterangan:
1. Y: pembiayaan berbasis bagi hasil
2. Constant: -1.388.292.328.627,357 (negatif), artinya apabila deposito
mudharabah, spread bagi hasil, dan tingkat bagi hasil adalah 0, maka
jumlah pembiayaan berbasis bagi hasil sebesar – 1.388.292.328.627,357.
3. Koefisien b1= 0,439 (positif), artinya apabila deposito mudharabah
meningkat 1 rupiah, maka akan diikuti peningkatan jumlah pembiayaan
berbasis bagi hasil sebesar 0,439.
4. Koefisien b2 = 4.268.053.732.363,373 (positif), artinya apabila spread bagi
hasil meningkat 1% maka akan diikuti peningkatan jumlah pembiayaan
berbasis bagi hasil sebesar 4.268.053.732.363,373.
5. Koefisien b3= – 4.876.539.241.928,713 (negatif), dan arah hubungannya
negatif, artinya apabila tingkat bagi hasil meningkat 1% maka jumlah
pembiayaan berbasis bagi hasil yang disalurkan bank syariah tetap.
4.1.3.2.Uji Simultan (Uji-F)
Uji-F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen secara simultan (bersama-sama). Hasil pengujian tersebut dapat
di lihat pada tabel 4.10.
51
Tabel 4.10. Hasil Uji Simultan Pengaruh Deposito Mudharabah, Spread Bagi
Hasil, dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil
ANOVAb
Model F Sig.
1 Regression 422.236 .000a
Residual
Total
a. Predictors: (Constant), TBH, Dep_Mudharabah, SBH
b. Dependent Variable: Pembiayaan Sumber: Data sekunder yang diolah 2013 pada lampiran 11
Hasil uji-F pada tabel 4.10. diperoleh angka sebesar 422.236 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi menunjukan bahwa kurang dari
tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05 artinya H1 yaitu deposito mudharabah,
spread bagi hasil, dan tingkat bagi hasil secara bersama-sama berpengaruh
terhadap pembiayaan berbasis bagi hasil diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa
secara bersama-sama deposito mudharabah, spread bagi hasil, dan tingkat bagi
hasil berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan berbasis bagi hasil.
4.1.3.3.Uji Parsial (Uji-t)
Uji-t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara individual variabel
independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian tersebut dapat di lihat
pada tabel 4.11.
52
Tabel 4.11. Hasil Uji Parsial Pengaruh Deposito Mudharabah, Spread Bagi Hasil, dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil
Model T Sig. 1(Constant) -4.535 .000
Dep_Mudharabah 21.336 .000
SBH 8.692 .000 TBH -1.679 .099
a. Dependent Variable: Pembiayaan Sumber: Data sekunder yang diolah 2013 pada lampiran 12
Keterangan:
1. Hasil uji-t untuk H2 diperoleh angka sebesar 21.336 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000. Nilai signifikansi untuk variabel deposito mudharabah
menunjukkan nilai di bawah tingkat signifikansi α= 0,05 atau 5%, yang
menyimpulkan bahwa H2 yaitu deposito mudharabah berpengaruh positif
signifikan terhadap pembiayaan berbasis bagi hasil diterima. Artinya, bahwa
adanya pengaruh deposito mudharabah terhadap pembiayaan berbasis bagi
hasil.
2. Hasil uji-t untuk H3 diperoleh angka sebesar 8,692 dengan nilai signifikansi
sebesar 0.000. Nilai signifikansi untuk variabel spread bagi hasil menunjukkan
nilai di bawah tingkat signifikansi α= 5% atau 0,05 yang menyimpulkan
bahwa H3 yaitu spread bagi hasil berpengaruh positif signifikan terhadap
pembiayaan berbasis bagi hasil diterima. Artinya, bahwa adanya pengaruh
spread bagi hasil terhadap pembiayaan berbasis bagi hasil.
53
3. Hasil uji-t untuk H4 diperoleh angka sebesar -1,679 dengan nilai signifikansi
sebesar 0.109. Nilai signifikansi untuk variabel tingkat bagi hasil menunjukkan
nilai di atas tingkat signifkansi α= 5% atau 0,05 yang menyimpulkan bahwa
H4 yaitu tingkat bagi hasil berpengaruh positif terhadap pembiayaan berbasis
bagi hasil ditolak. Artinya, bahwa tidak adanya pengaruh tingkat bagi hasil
terhadap pembiayaan berbasis bagi hasil.
4.1.3.4.Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Kelemahan
mendasar penggunaan koefesiensi adalah bias terhadap jumlah variabel
independen yang dimasukkan kedalam model. Oleh karena itu banyak peneliti
menganjurkan untuk menggunakan nilai AdjustedR Square (Adj ) pada saat
mengevaluasi mana model regresi terbaik. AdjustedR Square (Adj ) sebagai
syarat dilakukannya Uji-F dan Uji-t. Adjusted R2 menyatakan koefisien
determinasi atau seberapa besar pengaruh variabilitas variabel independen secara
simultan terhadap variabilitas variabel dependen. Hasil koefisiensi determinasi
dapat dilihat pada tabel 4.6 pada halaman 42.
Hasil koefisien determinasi AdjustedR Square (Adj )diperoleh nilai
sebesar 0,959 atau 95,9%. Artinya, bahwa 95,9% jumlah pembiayaan berbasis
bagi hasil dipengaruhi oleh deposito mudharabah, spread bagi hasil, dan tingkat
bagi hasil. Sedangkan 4,1% pembiayaan berbasis bagi hasil dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti.
54
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Deposito Mudharabah, Spread Bagi Hasil, dan Tingkat Bagi
Hasil terhadap Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil
Berdasarkan uji simultan (bersama-sama) pada tabel 4.10, diketahui bahwa
H1 yaitu variabel independen deposito mudharabah, spread bagi hasil, dan tingkat
bagi hasil secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
berbasis bagi hasil pada bank syariah. Penelitian ini sesuai dengan shariah
enterprise theory yang menyatakan bahwa distribusi kekayaan (welth), atau nilai
tambah (value –added ) tidak hanya berlaku pada partisipan yang terkait langsung
atau yang memberikan kontribusi kepada operasi perusahaan, tetapi pihak lain
yang tidak terkait langsung dengan bisnis yang dilakukan perusahaan atau pihak
yang tidak memberikan kontribusi keuangan dan skill.Pemikiran ini dilandasi
premis yang mengatakan bahwa manusia adalah Khalifatullah fil Ardh yang
membawa misi menciptakan dan mendisribusikan kesejahteraan bagi seluruh
manusia dan alam. Premis ini mendorong shariah enterprise theory untuk
mewujudkan nilai keadilan terhadap manusia dan lingkungan alam.
Penelitlian ini juga sejalan dengan penelitian Anggraeni (2005) yang
menyimpulkan bahwa variabel independen profit, dana pihak ketiga, dan NPF
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap penawaran jumlah
pembiayaan mudharabah dan musyarakah.
Dengan demikian, deposito mudharabah, spread bagi hasil, dan tingkat
bagi hasil merupakan satu kesatuan yang harus diperhatikan oleh bank syariah
55
dalam menentukan pembiayaan berbasis bagi hasil yang akan disalurkan kepada
nasabah (masyarakat).
4.2.2. Pengaruh Deposito Mudharabah terhadap Pembiayaan Berbasis Bagi
Hasil
Berdasarkan uji parsial (individu) pada tabel 4.10, diketahui bahwa H2
yaitu deposito mudharabah berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan berbasis
bagi hasil. Penelitian ini sesuai dengan shariah enterprise theory yang
menyatakan bahwa distribusi kekayaan (welth), atau nilai tambah (value –added )
tidak hanya berlaku pada partisipan yang terkait langsung atau yang memberikan
kontribusi kepada operasi perusahaan, tetapi pihak lain yang tidak terkait langsung
dengan bisnis yang dilakukan perusahaan atau pihak yang tidak memberikan
kontribusi keuangan dan skill.Pemikiran ini dilandasi premis yang mengatakan
bahwa manusia adalah Khalifatullah fil Ardh yang membawa misi menciptakan
dan mendisribusikan kesejahteraan bagi seluruh manusia dan alam. Premis ini
mendorong shariah enterprise theory untuk mewujudkan nilai keadilan terhadap
manusia dan lingkungan alam.
Deposito mudharabah merupakan salah satu dana pihak ketiga yang
dihimpun oleh bank syariah dari nasabah. Alasan peneliti memilih deposito
mudharabah untuk menjelaskan jumlah pembiayaan berbasis bagi hasil pada bank
syariah adalah karena deposito mudharabah lebih mencerminkan prinsip ekonomi
Islam yaitu prinsip bagi hasil. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Pratin dan
Adnan (2005) yang meneliti tentang analisis hubungan simpanan, modal sendiri,
NPL, prosentase bagi hasil, dan markup keuntungan terhadap pembiayaan pada
56
perbankan syariah studi kasus pada Bank Muamalat Indonesia. Pratin dan Adnan
menjelaskan bahwa variabel simpanan (DPK) berpengaruh positif signifkan
terhadap pembiayaan. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Donna dan
Chotimah (2008) yang menyimpulkan bahwa DPK berpengaruh positif signifikan
terhadap volume pembiayaan mudharabah. Selain itu, penelitian Andraeny (2011)
yang meneliti tentang analisis pengaruh dana pihak ketiga, tingkat bagi hasil, dan
NPF terhadap pembiayaan berbasis bagi hasil pada perbankan syariah di
Indonesia yang menyimpulkan bahwa dana pihak ketiga berpengaruh signifikan
terhadap pembiayaan berbasis bagi hasil.
Hasil dari penelitian ini, diharapkan bank syariah dapat menyusun strategi
untuk lebih banyak lagi menghimpunan dana dari masyarakat. Apabila semakin
bertambah dana yang dihimpun dari masyarakat maka pembiayaan berbasis bagi
hasil yang disalurkan oleh bank syariah akan meningkat. Dengan meningkatnya
pembiayaan berbasis bagi hasil yang disalurkan, harapannya dapat mendorong
pertumbuhan usaha pada sektor riil.
4.2.3. Pengaruh Spread Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Berbasis Bagi
Hasil
Berdasarkan uji parsial (individu) pada tabel 4.10, diketahui bahwa H3
yaitu spread bagi hasil berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan berbasis bagi
hasil. Penelitian ini sesuai dengan pandangan shariah enterprise theory dan teori
stewardship. Di dalam pandangan shariah enterprise theory, dijelaskan bahwa
manusia adalah Khalifatullah fil Ardh yang membawa misi menciptakan dan
57
mendisribusikan kesejahteraan bagi seluruh manusia dan alam.Oleh karena itu,
shariah enterprise theory akan membawa kemaslahatan bagi stakeholders,
stockhoders, masyarakat dan lingkungan alam.
Sedangkan di dalam teori stewardship dijelaskan bahwa manajer tidak
akan termotivasi oleh tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan kepada sasaran
hasil utama mereka untuk kepentingan organisasi, sehingga teori stewardship
mempunyai dasar psikologi dan sosiologi yang telah dirancang dimana para
eksekutif sebagai steward termotivasi untuk bertindak sesuai keinginan prinsipal,
selain itu perilaku steward tidak akan meninggalkan organisasinya sebab steward
berusaha mencapai sasaran organisasinya.Teori stewardship di desain bagi para
peneliti untuk menguji situasi dimana para eksekutif dalam perusahaan sebagai
pelayan dapat termotivasi untuk bertindak dengan cara terbaik pada prinsipalnya.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rosmawati (2006), yang menyimpulkan bahwa spread suku bunga berpengaruh
signifikan terhadap laba bersih pada BRI cabang Bogor. Apabila laba bersih BRI
cabang Bogor meningkat maka penyaluran kredit yang disalurkan akan meningkat
begitu pula sebaliknya.
Hal yang sama juga terjadi pada spread bagi hasil. Bank syariah akan
menginginkan spread bagi hasil yang tinggi karena bank syariah juga termasuk
salah satu badan usaha syariah yang berorientasi pada profit. Sehingga, bank
syariah akan menyusun strategi untuk bisa menghasilkan spread bagi hasil yang
tinggi untuk mendapatkan keuntungan atau profit yang tinggi pula. Apabila
58
keuntungan yang dihasilkan bank syariah tinggi maka pembiayaan berbasis bagi
hasil yang dapat disalurkan bank syariah bertambah, begitu pula sebaliknya.
4.2.4. Pengaruh Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Berbasis Bagi
Hasil
Berdasarkan uji parsial (individu) pada tabel 4.10, diketahui bahwa H4
yaitu tingkat bagi hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
berbasis bagi hasil. Penelitian ini sejalan dengan pandangan shariah enterprise
theory dan teori stewardship. Di dalam pandangan shariah enterprise theory,
dijelaskan bahwa manusia adalah Khalifatullah fil Ardh yang membawa misi
menciptakan dan mendisribusikan kesejahteraan bagi seluruh manusia dan
alam.Oleh karena itu, shariah enterprise theory akan membawa kemaslahatan
bagi stakeholders, stockhoders, masyarakat dan lingkungan alam.
Sedangkan di dalam teori stewardship dijelaskan bahwa manajer tidak
akan termotivasi oleh tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan kepada sasaran
hasil utama mereka untuk kepentingan organisasi, sehingga teori stewardship
mempunyai dasar psikologi dan sosiologi yang telah dirancang dimana para
eksekutif sebagai steward termotivasi untuk bertindak sesuai keinginan prinsipal,
selain itu perilaku steward tidak akan meninggalkan organisasinya sebab steward
berusaha mencapai sasaran organisasinya.Teori stewardship di desain bagi para
peneliti untuk menguji situasi dimana para eksekutif dalam perusahaan sebagai
pelayan dapat termotivasi untuk bertindak dengan cara terbaik pada prinsipalnya.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Seyed dan Makiyan (2001)
yang meneliti pengaruh tingkat bagi hasil, total dana pihak ketiga , dan inflasi
59
terhadap pinjaman pada bank Iran (yang semuanya bank syariah) periode 1984-
1994. Hasil penelitian Seyed dan Makiyan menyimpulkan bahwa tingkat bagi
hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap pinjaman pada bank syariah di Iran.
Namun, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ambarwati (2008) dan
penelitian Andraeny (2011). Hasil penelitian keduanya menyimpulkan bahwa
tingkat bagi hasil berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bagi hasil.
Walaupun dalam praktiknya bank syariah berorientasi pada profit, namun
bank syariah harus tetap menjalankan operasionalnya yang berprinsip pada prinsip
ekonomi Islam. Sehingga, pembiayaan yang tepat yang seharusnya disalurkan
oleh bank syariah adalah pembiayaan berbasis bagi hasil. Untuk menentukan
jumlah pembiayaan berbasis bagi hasil yang dapat disalurkan maka bank syariah
akan menentukan tingkat bagi hasil guna mengetahui tingkat keuntungan atau
profit.
Tingkat bagi hasil merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan
besarnya jumlah pembiayaan berbasis bagi hasil. Tingkat bagi hasil menjadi
faktor penting karena jenis pembiayaan berbasis bagi hasil khususnya mudharabah
dan musyarakah bersifat Natural Uncertainty Contract (NUC) yang cenderung
memiliki tingkat resiko tinggi dibandingkan dengan jenis pembiayaan yang lain
karena return yang dihasilkan bank syariah tidak pasti. Dengan demikian, bank
syariah akan lebih cenderung menyalurkan pembiayaan berbasis bagi hasil apabila
tingkat bagi hasilnya tinggi (tidak lebih kecil dari resiko yang mungkin terjadi).
Selain itu, alasan mengapa dalam penelitian ini tingkat bagi hasil tidak
berpengaruh signifikan adalah karena adanya ketimpangan antara total
60
pembiayaan bagi hasil yang disalurkan dengan pendapatan bagi hasil yang
diterima oleh bank syariah, sehingga tingkat bagi hasil yang diperoleh sedikit.
Alasan lain mengapa tingkat bagi hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan berbasis bagi hasil adalah bahwa pembiayaan berbasis bagi hasil
memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi. Sehingga, bank syariah akan
menyalurkan pembiayaan berbasis bagi hasil.
61
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasanmaka dapat diambil
kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Berdasarkan uji simultan (bersama-sama) pada tabel 4.10 diketahui bahwa
nilai signifikansi deposito mudharabah, spread bagi hasil, tingkat bagi hasil
sebesar 0,000. Artinya bahwa H1 diterima atau dapat disimpulkan variabel
independen deposito mudharabah, spread bagi hasil, dan tingkat bagi hasil
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan berbasis
bagi hasil.
2. Berdasarkan uji parsial (individu) pada tabel 4.11 diketahui bahwa nilai t
sebesar 21, 336 (positif) dan nilai signifikansi deposito mudharabah sebesar
0,000. Artinya bahwa H2 diterima atau dapat disimpulkan variabel
independen deposito mudharabah berpengaruh positif signifikan terhadap
pembiayaan berbasis bagi hasil.
3. Berdasarkan uji parsial (individu) pada tabel 4.11 diketahui bahwa nilai t
sebesar 8,692 (positif) dan nilai signifikansi deposito mudharabah sebesar
0,000. Artinya bahwa H3 diterima atau dapat disimpulkan variabel
independen spread bagi hasil berpengaruh positif signifikan terhadap
pembiayaan berbasis bagi hasil.
62
4. Berdasarkan uji parsial (individu) pada tabel 4.11 diketahui bahwa nilai t
sebesar -1,679 (negatif) dan nilai signifikansi tingkat bagi hasil sebesar
0,099. Artinya bahwa H4 ditolak atau dapat disimpulkan variabel independen
tingkat bagi hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan berbasis
bagi hasil.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan
oleh peneliti, maka saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bank syariah hendaknya lebih meningkatkan pembiayaan berbasis bagi hasil
dan deposito mudharabah karena lebih mencerminkan semangat ekonomi
Islam. Selain itu, pembiayaan berbasis bagi hasil juga lebih dapat
meningkatkan usaha sektor riil.
2. Bank syariah juga harus memperhatikan pendapatan bagi hasil yang diterima
dengan bagi hasil yang diberikan, karena berguna untuk menentukan besarnya
spread bagi hasil. Selain itu, bank syariah juga harus memperhatikan antara
pendapatan bagi hasil yang diterima dengan total pembiayaan yang disalurkan,
karena berguna untuk menentukan besarnya tingkat bagi hasil.
3. Bagi peneliti yang selanjutnya juga dapat menambah variabel independen lain
yang dapat mempengaruhi pembiayaan berbasis bagi hasil bank syariah di luar
dari penelitian ini, misalnya variabel NPF, syariah complience, dan Dewan
Pengawas Syariah.
63
DAFTAR PUSTAKA
Al-Gaoud, Latifa M. & Mervyn K. Lewis, 2003. Perbankan Syariah, Prinsip,
Praktik, Prospek. Serambi Ilmu Semesta:Jakarta. Alquran dan Terjemahannya: Departemen Agama. Ambarwati, Septiana. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan
Murabahah dan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Tesis PSKTII Universitas Indonesia.
Andraeny, Dita. 2011. “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi
Hasil, dan Non Performing Financing terhadap Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil pada Perbankan Syariah di Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi XIV.
Anggraeni, Desti.2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran
Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah. Studi Kasus Bank Syariah Mandiri. Tesis PSKTII UI.
Antonio, Muhammad Syafii. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Gema
Insani Pers-Tazkia Cendikia: Jakarta Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi
IV. Rineka Cipta: Jakarta. Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia:Jakarta. Donna, D.R,dan Chotimah. 2008. Variabel-variabel yang Mempengaruhi
Pembiayaan pada Perbankan Syariah di Indonesia Ditinjau dari Sisi Penawaran. Jurnal Sosiosains Vol. 2 No. 2, Juni 2008.
DSN-BI, 2000. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional untuk Lembaga
Keuangan Syariah. Dewan Syariah Nasional-Bank Indonesia: Jakarta. Ghozali Imam. 2001.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
2. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang. Ghozali Imam. 2006.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
64
Ghozali Imam. 2011.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Husni, Azhary. 2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghimpunan Dana
Pihak Ketiga pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode: Januari 2006-Desemberb 2007”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) nomor 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah. DSN IAI: Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) nomor 105 tentang Akuntansi Mudharabah. DSN IAI: Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) nomor 106 tentang Akuntansi Murabahah. DSN IAI: Jakarta. Irawan, Febianto, and Rahmatina A. Kasri. 2007. Why Do Islamic Banks Tend to
Avoid Profit and Loss Sharing Arrangements?. Proceeding of the 2nd Islamic Converence 2007 (iECONS2007) organized by Faculty of Economic and Muamalat, Islamic Science University of Malaysia.
Irawan, Tony. 2004. Analisis Pemintaan dan Penawaran Pembiayaan Bank Umum
Syariah di Indonesia. Skripsi. Institut Pertanian Bogor: Bogor. Karim, Adiwarman. 2003. Bank Islam-Analisis Fiqih dan Keuangan. IIIT
Indonesia : Jakarta. Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam-Analisis Fiqih dan Keuangan. IIIT
Indonesia: Jakarta. Maryanah, 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Bagi Hasil di
Bank Syariah Mandiri. Tesis. Universitas Indonesia. .2012. Outlook Perbankan Syariah. Diakses melalui www.bi.go.id
tanggal 3 Februari 2013. Pratin, dan Akhyar Adnan. 2005. Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri,
NPL, Prosentase Bagi Hasil dan Markup Keuntungan terhadap Pembiayaan pada Perbankan Syariah Studi Kasus pada Bank Muamalat Indonesia (BMI). Jurnal Sinergi, Kajian Bisnis dan Manajemen.
Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametik. PT Elek Media
Komputindo: Jakarta. Sarwono, Jonathan. 2012. Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif
Menggunakan Prosedur SPSS. Jakarta: Gramedia Pustaka.
65
Setiawan. 2006. Bank Islam dan Bunga: Studi Kritis dan Interpretasi Kontemporer tentang Riba dan Bunga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Seyed dan Makiyan, N. 2001. The Role of Rate of Return on Loans in the Islamic
Banking System of Iran. Internasional Journal of Islamic Financial Services, 3(3).
Triyuwono, Iwan. 2006. Perspektif, Metodologi, dan Teori Akuntansi Syariah. PT
Raja Grafindo: Jakarta. Undang-undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Yulis, Rosmawati. 2006. Manajemen Suku Bunga PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Skripsi. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
66
LAMPIRAN 1
TABEL KERJA VARIABEL PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL
NO TRIWULAN TAHUN NAMA BANK PBBH (Y) 1 1 2010 Bank Muamalat Rp 6,049,288,000,000 2 1 2010 Bank Syariah Mandiri Rp 6,915,135,000,000 3 1 2010 Bank Mega Syariah Rp 191,677,000,000
4 1 2010 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 1,043,925,000,000
5 1 2010 Bank BCA Syariah Rp 26,116,000,000 6 2 2010 Bank Muamalat Rp 6,405,946,000,000 7 2 2010 Bank Syariah Mandiri Rp 7,885,962,000,000 8 2 2010 Bank Mega Syariah Rp 182,319,000,000
9 2 2010 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 1,274,727,000,000
10 2 2010 Bank BCA Syariah Rp 39,174,000,000 11 3 2010 Bank Muamalat Rp 6,928,108,000,000 12 3 2010 Bank Syariah Mandiri Rp 8,275,818,000,000 13 3 2010 Bank Mega Syariah Rp 169,056,000,000
14 3 2010 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 1,373,463,000,000
15 3 2010 Bank BCA Syariah Rp 67,516,000,000 16 4 2010 Bank Muamalat Rp 7,510,238,000,000 17 4 2010 Bank Syariah Mandiri Rp 8,715,920,000,000 18 4 2010 Bank Mega Syariah Rp 149,474,000,000
19 4 2010 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 1,328,992,000,000
20 4 2010 Bank BCA Syariah Rp 139,275,000,000 21 1 2011 Bank Muamalat Rp 7,759,072,000,000 22 1 2011 Bank Syariah Mandiri Rp 9,354,114,000,000 23 1 2011 Bank Mega Syariah Rp 139,664,000,000
24 1 2011 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 1,129,899,000,000
25 1 2011 Bank BCA Syariah Rp 134,705,000,000 26 2 2011 Bank Muamalat Rp 8,555,224,000,000 27 2 2011 Bank Syariah Mandiri Rp 9,792,439,000,000 28 2 2011 Bank Mega Syariah Rp 126,643,000,000
29 2 2011 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 1,245,973,000,000
30 2 2011 Bank BCA Syariah Rp 1,136,333,000,000 31 3 2011 Bank Muamalat Rp 9,012,897,000,000 32 3 2011 Bank Syariah Mandiri Rp 9,891,985,000,000
67
33 3 2011 Bank Mega Syariah Rp 119,363,000,000
34 3 2011 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 1,304,501,000,000
35 3 2011 Bank BCA Syariah Rp 130,987,000,000 36 4 2011 Bank Muamalat Rp 9,133,701,000,000 37 4 2011 Bank Syariah Mandiri Rp 9,962,919,000,000 38 4 2011 Bank Mega Syariah Rp 72,540,000,000
39 4 2011 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 1,760,141,000,000
40 4 2011 Bank BCA Syariah Rp 207,798,000,000 41 1 2012 Bank Muamalat Rp 10,025,747,000,000 42 1 2012 Bank Syariah Mandiri Rp 9,912,866,000,000 43 1 2012 Bank Mega Syariah Rp 56,990,000,000
44 1 2012 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 1,899,327,000,000
45 1 2012 Bank BCA Syariah Rp 252,996,000,000 46 2 2012 Bank Muamalat Rp 11,813,302,000,000 47 2 2012 Bank Syariah Mandiri Rp 10,355,089,000,000 48 2 2012 Bank Mega Syariah Rp 22,890,000,000
49 2 2012 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 2,020,064,000,000
50 2 2012 Bank BCA Syariah Rp 283,148,000,000 51 3 2012 Bank Muamalat Rp 12,786,014,000,000 52 3 2012 Bank Syariah Mandiri Rp 10,440,296,000,000 53 3 2012 Bank Mega Syariah Rp 40,002,000,000
54 3 2012 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 2,228,743,000,000
55 3 2012 Bank BCA Syariah Rp 396,378,000,000
68
LAMPIRAN 2
TABEL KERJA VARIABEL DEPOSITO MUDHARABAH
NO TRIWULAN TAHUN NAMA BANK DM (X1) 1 1 2010 Bank Muamalat Rp 6,644,445,000,000 2 1 2010 Bank Syariah Mandiri Rp 10,902,750,000,000 3 1 2010 Bank Mega Syariah Rp 2,530,067,000,000
4 1 2010 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 473,982,000,000
5 1 2010 Bank BCA Syariah Rp 322,648,000,000 6 2 2010 Bank Muamalat Rp 6,414,616,000,000 7 2 2010 Bank Syariah Mandiri Rp 12,817,414,000,000 8 2 2010 Bank Mega Syariah Rp 2,316,277,000,000
9 2 2010 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 2,946,816,000,000
10 2 2010 Bank BCA Syariah Rp 358,907,000,000 11 3 2010 Bank Muamalat Rp 7,809,360,000,000 12 3 2010 Bank Syariah Mandiri Rp 12,817,417,000,000 13 3 2010 Bank Mega Syariah Rp 2,564,105,000,000
14 3 2010 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 4,047,602,000,000
15 3 2010 Bank BCA Syariah Rp 363,909,000,000 16 4 2010 Bank Muamalat Rp 11,019,886,000,000 17 4 2010 Bank Syariah Mandiri Rp 15,110,402,000,000 18 4 2010 Bank Mega Syariah Rp 2,454,062,000,000
19 4 2010 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 4,654,941,000,000
20 4 2010 Bank BCA Syariah Rp 417,890,000,000 21 1 2011 Bank Muamalat Rp 11,241,573,000,000 22 1 2011 Bank Syariah Mandiri Rp 17,449,883,000,000 23 1 2011 Bank Mega Syariah Rp 2,375,127,000,000
24 1 2011 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 4,810,400,000,000
25 1 2011 Bank BCA Syariah Rp 501,161,000,000 26 2 2011 Bank Muamalat Rp 13,196,411,000,000 27 2 2011 Bank Syariah Mandiri Rp 18,687,254,000,000 28 2 2011 Bank Mega Syariah Rp 2,131,119,000,000
29 2 2011 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 5,222,342,000,000
30 2 2011 Bank BCA Syariah Rp 462,381,000,000 31 3 2011 Bank Muamalat Rp 14,538,680,000,000 32 3 2011 Bank Syariah Mandiri Rp 21,393,987,000,000
69
33 3 2011 Bank Mega Syariah Rp 2,424,947,000,000
34 3 2011 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 6,816,612,000,000
35 3 2011 Bank BCA Syariah Rp 493,839,000,000 36 4 2011 Bank Muamalat Rp 19,625,142,000,000 37 4 2011 Bank Syariah Mandiri Rp 23,524,711,000,000 38 4 2011 Bank Mega Syariah Rp 2,945,227,000,000
39 4 2011 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 7,901,067,000,000
40 4 2011 Bank BCA Syariah Rp 677,736,000,000 41 1 2012 Bank Muamalat Rp 18,120,190,000,000 42 1 2012 Bank Syariah Mandiri Rp 22,098,719,000,000 43 1 2012 Bank Mega Syariah Rp 2,515,154,000,000
44 1 2012 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 7,010,964,000,000
45 1 2012 Bank BCA Syariah Rp 746,506,000,000 46 2 2012 Bank Muamalat Rp 20,100,807,000,000 47 2 2012 Bank Syariah Mandiri Rp 22,098,719,000,000 48 2 2012 Bank Mega Syariah Rp 2,413,958,000,000
49 2 2012 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 7,406,366,000,000
50 2 2012 Bank BCA Syariah Rp 721,429,000,000 51 3 2012 Bank Muamalat Rp 19,734,354,000,000 52 3 2012 Bank Syariah Mandiri Rp 21,300,901,000,000 53 3 2012 Bank Mega Syariah Rp 3,945,784,000,000
54 3 2012 Bank Rakyat Indonesia Syariah Rp 7,868,799,000,000
55 3 2012 Bank BCA Syariah Rp 727,301,000,000
70
LAMPIRAN 3
TABEL KERJA VARIABEL SPREAD BAGI HASIL
NO TRIWULA
N TAHUN NAMA BANK SBH (X2) 1 1 2010 Bank Muamalat 1.09 2 1 2010 Bank Syariah Mandiri 0.87 3 1 2010 Bank Mega Syariah 0.16 4 1 2010 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.67 5 1 2010 Bank BCA Syariah 0.05 6 2 2010 Bank Muamalat 0.96 7 2 2010 Bank Syariah Mandiri 0.84 8 2 2010 Bank Mega Syariah 0.16 9 2 2010 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.70 10 2 2010 Bank BCA Syariah 0.09 11 3 2010 Bank Muamalat 1.01 12 3 2010 Bank Syariah Mandiri 0.84 13 3 2010 Bank Mega Syariah 0.15 14 3 2010 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.66 15 3 2010 Bank BCA Syariah 0.20 16 4 2010 Bank Muamalat 1.01 17 4 2010 Bank Syariah Mandiri 0.84 18 4 2010 Bank Mega Syariah 0.14 19 4 2010 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.61 20 4 2010 Bank BCA Syariah 0.23 21 1 2011 Bank Muamalat 0.86 22 1 2011 Bank Syariah Mandiri 0.77 23 1 2011 Bank Mega Syariah 0.09 24 1 2011 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.41 25 1 2011 Bank BCA Syariah 0.41 26 2 2011 Bank Muamalat 0.92 27 2 2011 Bank Syariah Mandiri 0.71 28 2 2011 Bank Mega Syariah 0.09 29 2 2011 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.40 30 2 2011 Bank BCA Syariah 0.36 31 3 2011 Bank Muamalat 0.85 32 3 2011 Bank Syariah Mandiri 0.69 33 3 2011 Bank Mega Syariah 0.10 34 3 2011 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.38 35 3 2011 Bank BCA Syariah 0.36
71
36 4 2011 Bank Muamalat 0.85 37 4 2011 Bank Syariah Mandiri 0.66 38 4 2011 Bank Mega Syariah 0.10 39 4 2011 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.37 40 4 2011 Bank BCA Syariah 0.36 41 1 2012 Bank Muamalat 0.73 42 1 2012 Bank Syariah Mandiri 0.59 43 1 2012 Bank Mega Syariah 0.04 44 1 2012 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.35 45 1 2012 Bank BCA Syariah 0.45 46 2 2012 Bank Muamalat 0.82 47 2 2012 Bank Syariah Mandiri 0.60 48 2 2012 Bank Mega Syariah 0.04 49 2 2012 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.42 50 2 2012 Bank BCA Syariah 0.49 51 3 2012 Bank Muamalat 0.85 52 3 2012 Bank Syariah Mandiri 0.62 53 3 2012 Bank Mega Syariah 0.03 54 3 2012 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.25 55 3 2012 Bank BCA Syariah 0.55
72
LAMPIRAN 4
TABEL KERJA VARIABELTINGKAT BAGI HASIL
NO TRIWULA
N TAHUN NAMA BANK TBH (X3) 1 1 2010 Bank Muamalat 0.03 2 1 2010 Bank Syariah Mandiri 0.03 3 1 2010 Bank Mega Syariah 0.04 4 1 2010 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.03 5 1 2010 Bank BCA Syariah 0.01 6 2 2010 Bank Muamalat 0.05 7 2 2010 Bank Syariah Mandiri 0.06 8 2 2010 Bank Mega Syariah 0.08 9 2 2010 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.06 10 2 2010 Bank BCA Syariah 0.01 11 3 2010 Bank Muamalat 0.08 12 3 2010 Bank Syariah Mandiri 0.09 13 3 2010 Bank Mega Syariah 0.12 14 3 2010 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.09 15 3 2010 Bank BCA Syariah 0.04 16 4 2010 Bank Muamalat 0.10 17 4 2010 Bank Syariah Mandiri 0.11 18 4 2010 Bank Mega Syariah 0.17 19 4 2010 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.13 20 4 2010 Bank BCA Syariah 0.03 21 1 2011 Bank Muamalat 0.03 22 1 2011 Bank Syariah Mandiri 0.03 23 1 2011 Bank Mega Syariah 0.03 24 1 2011 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.04 25 1 2011 Bank BCA Syariah 0.03 26 2 2011 Bank Muamalat 0.05 27 2 2011 Bank Syariah Mandiri 0.06 28 2 2011 Bank Mega Syariah 0.06 29 2 2011 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.06 30 2 2011 Bank BCA Syariah 0.01 31 3 2011 Bank Muamalat 0.08 32 3 2011 Bank Syariah Mandiri 0.09 33 3 2011 Bank Mega Syariah 0.10 34 3 2011 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.09 35 3 2011 Bank BCA Syariah 0.07
73
36 4 2011 Bank Muamalat 0.11 37 4 2011 Bank Syariah Mandiri 0.12 38 4 2011 Bank Mega Syariah 0.21 39 4 2011 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.10 40 4 2011 Bank BCA Syariah 0.06 41 1 2012 Bank Muamalat 0.03 42 1 2012 Bank Syariah Mandiri 0.03 43 1 2012 Bank Mega Syariah 0.03 44 1 2012 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.02 45 1 2012 Bank BCA Syariah 0.02 46 2 2012 Bank Muamalat 0.05 47 2 2012 Bank Syariah Mandiri 0.06 48 2 2012 Bank Mega Syariah 0.15 49 2 2012 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.05 50 2 2012 Bank BCA Syariah 0.04 51 3 2012 Bank Muamalat 0.07 52 3 2012 Bank Syariah Mandiri 0.09 53 3 2012 Bank Mega Syariah 0.11 54 3 2012 Bank Rakyat Indonesia Syariah 0.04 55 3 2012 Bank BCA Syariah 0.05
74
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pembiayaan 55 22.890.000.000 12.786.014.000.000 3.966.852.345.454,55 429.502.241.8178,958
Dep_Mudharabah 55 322.648.000.000 23.524.711.000.000 8.003.946.290.909,09 7.436.733.948.410,446
SBH 55 .03 1.09 .5064 .31144
TBH 55 .01 .21 .0660 .04175
Valid N (listwise) 55
LAMPIRAN 5
75
Tabel Uji Normalitas
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Unstandardi
zed
Residual
55 -1.48444E12 2.21932E12 .0009229 8.44969326E11 -.133 .322 -.463 .634
Valid N
(listwise) 55
LAMPIRAN 6
76
Tabel Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .980a .961 .959 7.722E11 2.283
Tidak tahu 2,283 Tidak tahu
Korelasi positif tidak ada korelasi Korelasi negatif
0 dl du 2 DW 4-du 4-dl 4 Gambar 4.1. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi
LAMPIRLAN 7
77
Tabel Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 4.895E11 1.680E11 2.913 .005
Dep_Mudharabah .003 .011 .042 .238 .813 .597 1.674
SBH 1.267E11 2.695E11 .083 .470 .640 .599 1.671
TBH 1.801E12 1.594E12 .159 1.130 .264 .953 1.050
a. Dependent Variable: abresid
LAMPIRAN 8
78
Tabel Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 4.895E11 1.680E11 2.913 .005
Dep_Mudharabah .003 .011 .042 .238 .813 .597 1.674
SBH 1.267E11 2.695E11 .083 .470 .640 .599 1.671
TBH 1.801E12 1.594E12 .159 1.130 .264 .953 1.050
a. Dependent Variable: abresid
LAMPIRAN 9
79
Tabel Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1388292328627.357 306112410299.292 -4.535 .000
Dep_Mudh
arabah .439 .021 .761 21.336 .000 .597 1.674
SBH 4268053732363.373 491028702358.678 .309 8.692 .000 .599 1.671
TBH -4876539241928.713 2903608894048.595 -.047 -1.679 .099 .953 1.050
a. Dependent Variable: Pembiayaan
LAMPIRAN 10
80
Tabel Uji Simultan Pengaruh Deposito Mudharabah, Spread Bagi Hasil, dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 9.576E26 3 3.192E26 422.236 .000a
Residual 3.855E25 51 7.560E23
Total 9.961E26 54
a. Predictors: (Constant), TBH, SBH, Dep_Mudharabah
b. Dependent Variable: Pembiayaan
LAMPIRAN 11
81
Tabel Uji Parsial Pengaruh Deposito Mudharabah, Spread Bagi Hasil, dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.388E12 3.061E11 -4.535 .000
Dep_Mudhar
abah .439 .021 .761 21.336 .000
SBH 4.268E12 4.910E11 .309 8.692 .000
TBH -4.877E12 2.904E12 -.047 -1.679 .099
a. Dependent Variable: Pembiayaan
LAMPIRAN 12