86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM MENGATASI KESULITAN MENULIS (DYSGRAPHIA) DAN MEMBACA (DYSLEXIA) ANAK TUNA GRAHITA RINGAN SKRIPSI Oleh : Sony Abdian Pranata NIM K 5105029 PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM MENGATASI

KESULITAN MENULIS (DYSGRAPHIA) DAN MEMBACA

(DYSLEXIA) ANAK TUNA GRAHITA RINGAN

SKRIPSI

Oleh :

Sony Abdian Pranata

NIM K 5105029

PENDIDIKAN LUAR BIASA

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM MENGATASI

KESULITAN MENULIS (DYSGRAPHIA) DAN MEMBACA

(DYSLEXIA) ANAK TUNA GRAHITA RINGAN

Oleh :

Sony Abdian Pranata

NIM K 5105029

Skripsi

Ditulis dan dajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus Jurusan Ilmu Pendidikan

PENDIDIKAN LUAR BIASA

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Sony Abdian Pranata, PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAMMENGATASI KESULITAN MENULIS (DYSGRAPHIA) DAN MEMBACA(DYSLEXIA) ANAK TUNA GRAHITA RINGAN. Skripsi, Surakarta : FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh positif abjad 8(alphabet 8s) sebagai media belajar membaca dan menulis terhadap peningkatankemampuan menulis dan membaca bidang studi Bahasa Indonesia pada anak tunagrahita yang mengalami kesulitan menulis (dysgraphia) dan kesulitan membaca(dyslexia). Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas eksperimendalam tiga siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah 6 siswa kelas VI SLB – CSetya Darma Surakarta tahun ajaran 2009/2010. teknik pengumpulan data padavariabel kesulitan menulis (dysgraphia) menggunakan tes tertulis dan variabelkesulitan membaca (dyslexia) menggunakan tes lisan. Teknik analisa data yangdigunakan adalah menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa abjad 8 (alphabet 8s)berpengaruh positif dalam mengatasi kesulitan menulis (dysgraphia) dan kesulitanmembaca (dyslexia) anak tuna grahita ringan kelas VI SLB – C Setya DarmaSurakarta tahun ajaran 2009/2010.

Kata kunci: pengaruh positif abjad 8 (alphabet 8s), kesulitan menulis(dysgraphia), kesulitan membaca (dyslexia), anak tuna grahita ringan.

Page 6: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Sony Abdian Pranata, THE INFLUENCE OF ALPHABET 8S INOVERCOMING WRITING DIFFICULTY (DYSGRAPHIA) AND READINGDIFFICULTY (DYSLEXIA) OF DOWN SYNDROM CHILD.

The aims of this research is to know the positive impact of alphabet 8 asmedium learning of writing and reading to the increasing of writing and readingability in Indonesian language study for down syndrome child. This research usesthe experiment action research method in three cycles. The subject on thisresearch are six pupils of sixth grade of SLB – C Setya Darma Surakarta in theyear 2009/2010. The technique in collecting data of the dysgraphia and dyslexiavariable used oral test. The data analytical used analysis qualitative descriptive.

The result of this research shows that alphabet 8 affected positively inovercoming dysgraphia and dyslexia down syndrom of sixth grade of SLB – CSetya Darma Surakarta in the year 2009/2010.

Keywords: the positive impact of alphabet 8s, writing disability(dysgraphia),reading disability (dyslexia), mild mental reatarded child

Page 7: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Ilmu itu didapat melalui lidah bagi orang yang gemar bertanya & melalui akalbagi mereka yang suka berpikir.

(HR. Abdullah bin Abbas r.a)

Setiap individu adalah unik, setiap dari mereka berkembang dan belajar dengancara mereka, tidak ada istilah murid bodoh atau guru pintar, yang ada hanyalahmetode pendekatan belajar yang kurang tepat.

(Penulis)

Page 8: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan dan didedikasikan

untuk:

Ibu dan Bapak

Kakakku dan keluarganya

Almamater.

Page 9: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Tidak ada kata yang pantas diucapkan penulis selain syukur alhamdulillah

kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang, atas seijin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya laporan penulisan atau skripsi

ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan, baik materil maupun moril yang

diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan

rendah hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada

yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku dekan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Bapak Drs. R. Indianto, M.Pd selaku ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Bapak Drs. Salim Choiri, M.Kes selaku ketua Program Studi Pendidikan

Khusus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S selaku Pembimbing I.

5. Bapak Drs. Salim Choiri, M.Kes selaku Pembimbing II.

6. Bapak Sutarno, S.Pd selaku kepala SLB-C Setya Darma Surakarta.

7. Ibu Sri muryani, S.Pd selaku kepala SDLB-C Setya Darma Surakarta.

8. Bapak Drs Andar S selaku guru kelas VI SDLB-C Setya Darma Surakarta.

9. Keluargaku, Ibu dan Bapak, Kakakku Mas Sandy beserta keluarganya,

Ndunk Vita serta Ir. Retno Setyowati Gito D, MS.

10. Teman-teman stressing C serta teman-teman PLB angkatan 2005, sukses

untuk kalian.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Page 10: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ini masih terdapat banyak

kekurangan, untuk itu penulis dengan besar hati menerima kritik dan saran yang

membangun, sehingga dapat memperkaya penulisan skripsi ini. Semoga karya

tulis ini mampu memberikan manfaat bagi penulis maupun para pembaca yang

berfokus pada anak-anak yang membutuhkan pendidikan khusus.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Page 11: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN..................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................... ............... iv

HALAMAN ABSTRAK.......................................................................... v

HALAMAN MOTTO.............................................................................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................. ix

DAFTAR ISI ........................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian .............................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka................................................................. 7

1. Tinjauan Tentang Anak Tuna Grahita............................ 7

a. Pengertian Anak Tuna Grahita Ringan ..................... 7

b. Karakteristik Anak Tuna Grahita Ringan.................. 7

c. Klasifikasi Anak Tuna Grahita Ringan ..............….... 9

d. Faktor Penyebab Tuna Grahita ................................. 10

2. Tinjauan Tentang Kesulitan Menulis / Disgrafia

(Dysgraphia) ............................................. ..................... 12

a. Pengertian Kesulitan Menulis / Disgrafia

(Dysgraphia)............................................................ 12

b. Karakteristik Anak Berkesulitan Menulis /

Disgrafia (Dysgraphia) ............................. ………… 13

3. Tinjauan Tentang Kesulitan Membaca / Disleksia

Page 12: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

(Dyslexia)...................................................................... 15

a. Pengertian Kesulitan Membaca / Disleksia

(Dyslexia) ................................................................ 15

b. Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca /

Disleksia (Dyslexia) ................................................. 16

c. Jenis-jenis Anak Berkesulitan Membaca /

Disleksia (Dyslexia) ................................................. 19

4. Tinjauan Tentang Media Pendidikan ............................. 20

a. Pengertian Media Pendidikan................................... 20

b. Fungsi dan Manfaat Media Pendidikan..................... 21

c. Klasifikasi Media Pendidikan................................... 22

5. Tinjauan Abjad 8 (Alphabet 8s) ..................................... 23

a. Latar Belakang Abjad 8 (Alphabet 8s) ..................... 23

b. Fungsi Abjad 8 (Alphabet 8s) ................................... 24

B. Kerangka Berpikir ............................................................... 26

C. Hipotesis ............................................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian................................................................. 31

1. Tempat penelitian .......................................................... 31

2. Waktu Penelitian............................................................ 31

3. Siklus Penelitian Tindakan............................................. 31

B. Subjek Penelitian................................................................. 31

C. Data dan Sumber Data ......................................................... 32

D. Teknik pengumpulan data.................................................... 33

1. Tes................................................................................. 33

2. Pengamatan atau Observasi............................................ 34

E. Validitas Data...................................................................... 35

1. Validitas ........................................................................ 35

2. Triangulasi..................................................................... 37

F. Teknik Analisis Data ........................................................... 37

G. Indikator Kinerja ................................................................. 38

Page 13: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

H. Prosedur Penelitian .............................................................. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian......................................................... 43

1. Siklus Pertama (Pertemuan Pertama).............................. 44

2. Siklus Kedua (Pertemuan Kedua) .................................. 51

3. Siklus Ketiga (Pertemuan Ketiga) ................................. 57

B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Penelitian ......................................................... 69

B. Saran ................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 71

LAMPIRAN ............................................................................................ 73

Page 14: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perolehan Skor Tes Menulis dan Membaca Siswa ...................... 43

Tabel 2. Perolehan Skor Tes Menulis dan Membaca Siswa ...................... 49

Tabel 3. Perolehan Skor Tes Menulis dan Membaca Siswa ...................... 55

Tabel 4. Perolehan Skor Tes Menulis dan Membaca Siswa............................ 60

Tabel 5. Perolehan Skor Tes Menulis dan Membaca Siswa ...................... 62

Tabel 6. Daftar Responden Siswa............................................................. 63

Tabel 7. Perkembangan Perolehan Skor Tes Menulis

dan Membaca Siswa ................................................................................ 65

Page 15: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Ilustrasi tentang anak yang mengalami

kesulitan menulis (disgrafia). .................................................. 14

Gambar 2. Bentuk alphabet 8s yang digambarkan menurut

belahan otak manusia.............................................................. 24

Gambar 3. Bentuk 8 Tidur yang diperagakan ........................................... 25

Gambar 4. Bentuk abjad 8 (alphabet 8s) yang terkandung

huruf yang menjadi bagiannya.................................................... 26

Gambar 5. Kerangka Berfikir Penelitian................................................... 27

Gambar 6. Skema penelitian .................................................................... 41

Page 16: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Definisi Abjad 8 (Alphabet 8s) ............................................. 73

Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen Abjad 8 (Alphabet 8s)............................ 75

Lampiran 3. Definisi Kesulitan Menulis (Dysgraphia) ............................ 78

Lampiran 4. Kisi-kisi Instrumen Kesulitan Menulis (Dysgraphia)............ 80

Lampiran 5. Definisi Kesulitan Membaca (Dyslexia) ............................... 82

Lampiran 6. Kisi-kisi Instrumen Kesulitan Membaca (Dyslexia).............. 85

Lampiran 7. Soal Tes Kemampuan Menulis dan Membaca ...................... 87

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................... 92

Lampiran 9. Pengitungan Data Menulis dan Membaca............................. 98

Lampiran 10. Dokumentasi ...................................................................... 108

Page 17: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan bagi

anak berkebutuhan khusus telah mengalami perkembangan yang cukup bagus.

Mulai dari penyelenggaraan pendidikan secara segregatif hingga integratif.

Namun, apapun bentuk penyelenggaraan pendidikan yang diberlakukan hal utama

yang harus diperhatikan adalah dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan

secara khusus untuk mereka yang berkebutuhan khusus. Tujuan dari pelayanan

pendidikan khusus adalah memaksimalkan keterampilan yang tersisa pada anak

berkebutuhan khusus. Dalam mempelajari atau membelajarkan keterampilan

kepada mereka, tidak terlepas dari kemampuan untuk menulis dan membaca

dalam memperoleh informasi dari lingkungan sekitar.

Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang

studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan

untuk membaca maka ia akan banyak mengalami kesulitan dalam mempelajari

berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya. Oleh karena itu anak harus

belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar (Mulyono Abdurrahman,

1999: 200). Maka kemampuan membaca hendaklah diajarkan pada anak sejak

usia dini agar anak tidak mengalami kesulitan dalam membaca yang berpengaruh

pada kemampuan menulis. Kemampuan menulis dan membaca sangat penting

untuk keperluan belajar pada individu. Karena pada dasarnya kemampuan

membaca dan menulis sangat erat kaitannya dalam proses belajar.

Kemampuan menulis dan membaca pada umumnya diajarkan pada kelas

persiapan atau permulaan. Kemampuan tersebut diajarakan secara bersamaan atau

secara bertahap sesuai dengan kebijakan institusi penyelenggara pendidikan.

Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang sifatnya

reseptif. Reseptif yang dimaksudkan adalah dengan membaca maka individu akan

memperoleh informasi, ilmu dan pengetahuan serta pengalaman baru yang

Page 18: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dituliskan orang lain. Semua yang diperoleh dengan membaca akan

memungkinkan individu tersebut mampu mempertinggi daya pikir, mempertajam

penalaran dan memperluas wawasannya.

Pada awal anak belajar membaca, mereka menyadari pula, bahwa bahasaujaran yang biasa digunakan dalam percakapan dapat dituangkan dalambentuk lambang tulisan. Mulai saat itu, timbullah kesadaran pada anaktentang perlunya belajar menulis. Dengan demikian, proses belajar menulisterkait erat dengan proses belajar berbicara dan membaca (MulyonoAbdurrahman, 1999: 224).Ketika dalam proses belajar menulis dan membaca, anak mengalami

hambatan dan kesulitan dalam belajar menulis, maka hal ini akan berdampak pada

kemampuan membaca. Mulyono Abdurrahman (1999: 228) menyatakan bahwa

”Disgrafia sering dikaitkan dengan kesulitan belajar membaca atau disleksia

(dyslexia) karena kedua jenis kesulitan tersebut sesungguhnya saling terkait”.

Hornsby (1984 : 9) dalam Mulyono Abdurrahman (1999: 204) mendefinisikan

disleksia tidak hanya kesulitan belajar membaca tetapi juga menulis. Definisi

Hornsby tersebut dapat dipahami karena ada kaitan yang erat antara membaca

dengan menulis. Anak yang berkesulitan membaca umumnya juga kesulitan

menulis.

Anak berkebutuhan khusus—dalam hal ini anak tuna grahita ringan—

memiliki kemampuan akademis yang rendah sehingga berdampak pada

kemampuan untuk belajar dan memperoleh informasi melalui membaca dan

menulis. Smith dkk (2002: 99) dalam Bandi Delphie (2006: 16) menyatakan

bahwa ”Fungsi kognitif, meliputi pengetahuan akademik dasar (seperti

pengetahuan tentang warna), membaca, menulis, fungsi-fungsi pengenalan

terhadap angka, waktu, uang, dan pengukuran”. Kebanyakan anak-anak yang

memiliki masalah pembelajaran juga mengalami masalah disgrafia (Jamila K. A.

Muhammad, 2008: 137).

Anak tuna grahita ringan adalah anak yang memiliki kemampuan

intelektual dibawah rata-rata, kemampuan berfikirnya rendah, perhatian dan daya

ingatnya lemah, dan sukar berfikir abstrak (Mulyono Abdurrahman dan Sudjadi,

1994 : 19). Fungsi kognitif atau kemampuan intelektual pada anak tuna grahita

yang rendah menyebabkan anak kesulitan dalam menerima dan menguasai

Page 19: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah. Kemampuan akademik dalam

penguasaan pelajaran di sekolah tidak terlepas pada kemampuan membaca dan

menulis. Oleh karena itu, dalam pembelajarannya, anak tuna grahita

membutuhkan pelayanan dalam pendidikan yang dapat disesuaikan dengan

kemampuannya.

Sistem pendidikan dan pengajaran anak berkelainan khususnya anak tunagrahita ringan berbeda dengan pendidikan anak normal pada umumnya.Untuk anak tuna grahita ringan lebih bersifat individual, fleksibel, dengancara informal, dan harus bersifat konkrit serta dapat menarik perhatiansehingga membantu mempermudah anak dalam menerima pelajaran(Mohammad Amin, 1999: 155).Pelaksanaan membaca anak tuna grahita pada umumnya rendah, oleh

sebab itu guru perlu mengupayakan berbagai cara agar anak memiliki ketertarikan

belajar membaca. Tersedianya media pembelajaran penting sekali dalam upaya

merangsang perhatian anak, membangkitkan motivasi belajar, membantu

mempermudah pemahaman materi yang diberikan, sehingga meningkatkan

prestasi belajar anak. Dengan demikian kehadiran guru untuk mengarahkan

kegiatan belajar mengajar yang menggunakan media pendidikan sangat

diperlukan. interaksi antara anak dan guru serta media pembelajaran inilah yang

sebenarnya merupakan wujud nyata dari tindak belajar. Sehubungan dengan hal

tersebut, maka guru dituntut untuk dapat memilih dan menggunakan media

pembelajaran yang tepat dalam mengajar membaca permulaan khususnya bagi

anak tuna grahita ringan karena penyesuaian kemampuan mereka terhadap media

belajar atau metode dalam pembelajaran mereka. Mengingat banyaknya jenis

media dan tidak semua media sama efektifnya untuk semua mata pelajaran. Oleh

karena itu guru sebagai pengelola proses belajar mengajar perlu memperhatikan

cocok tidaknya media yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.

Kemanfaatan dari media pendidikan yang digunakan secara tepat dalam proses

belajar mengajar sudah tidak diragukan lagi. Di satu sisi hal itu terjadi karena

tidak tersedianya media yang sesuai atau kesalahan guru dalam menggunakan

media yang ada. Di sisi lain sudah menjadi kenyataan bahwa proses belajar

mengajar yang terjadi pada saat ini cenderung memberikan kedudukan guru yang

lebih dominan. Selain itu guru kurang menyadari bahwa media pendidikan

Page 20: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

seharusnya merupakan bagian internal dari proses belajar mengajar. Hal ini sesuai

dengan pendapat Arif S. Sadiman (1996: 1) bahwa ”Proses belajar mengajar pada

hakikatnya merupakan proses komunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari

sumber pesan melalui sarana atau media tertentu ke penerima pesan”.

Media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar sangat

beragam baik bentuk dan variasinya, tetapi pada prinsipnya dibagi dalam tiga

kategori yaitu audio, visual dan audio visual. Abjad 8 (alphabet 8s) merupakan

media pembelajaran dalam pendidikan yang tergolong dalam media visual. Paul

E. Dennison (2008: 253) mengemukakan bahwa ”8 Tidur mengajari orang untuk

menggunakan kedua matanya dalam kedua bidang visual, dan karenanya penting

sekali untuk meningkatkan keterampilan membaca”.

Abjad 8 (alphabet 8s) melibatkan menulis huruf-huruf alfabet di dalam

lingkaran yang dibuat oleh 8 Tidur—hanya huruf kecil yang digunakan dan

sebuah 8 Tidur digambar setelah setiap huruf. Tujuannya adalah secara kinestetik

merasakan bahwa huruf-huruf alfabet mula-mula bulat dan berakhir di garis

tengah, atau dimulai dengan garis lurus ke bawah pada garis tengah dan bergerak

ke kanan. 8 Tidur merupakan keseluruhan yang di dalamnya terdapat semua huruf

yang menjadi bagiannya (Paul E. Dennison, 2008: 253-254).

Bentuk 8 telah digunakan selama bertahun-tahun dalam pelatihan di

sekolah-sekolah khusus untuk membantu murid yang menderita ”disleksia” dan

”disgrafia” parah. Dr. Dennison diperkenalkan dengan bentuk 8 untuk menulis

pada suatu program pelatihan intern di lembaganya di California (tahun 1974),

dan segera memasukkannya ke dalam programnya sendiri untuk mengembangkan

koordinasi mata-tangan dan keterampilan visual yang lain. Pembaruan pola

belajar (repatterning) pada murid untuk belajar huruf-huruf merupakan suatu

modifikasi gerakan 8 yang khusus diadaptasi oleh Dr. Dennison (Paul E.

Dennison dan Gail E. Dennison, 2005: 14).

Berdasarkan pengalaman peneliti sebagai guru sekolah luar biasa, dalam

melaksanakan proses belajar mengajar khususnya dalam mengajar menulis dan

membaca, belum menggunakan media pembelajaran yang menyesuaikan

Page 21: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

kebutuhan siswa untuk belajar dengan menggunakan kedua matanya dalam kedua

bidang visual yang untuk meningkatkan keterampilan membaca.

Atas dasar latar belakang masalah di atas, penulis akan meneliti lebih jauh

pengaruh penggunaan media pembelajaran berupa abjad 8 (alphabet 8s) untuk

membantu anak tuna grahita yang mengalami kesulitan dalam menulis dan

membaca. Oleh karena itu judul dalam penelitian ini adalah ”Pengaruh Abjad 8

(Alphabet 8s) Dalam Mengatasi Kesulitan Menulis (Dysgraphia) Dan Membaca

(Dyslexia) Anak Tuna Grahita Ringan”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut : Apakah abjad 8 (alphabet 8s) sebagai media belajar

menulis dan membaca berpengaruh dalam mengatasi kesulitan menulis dan

membaca dalam bidang studi Bahasa Indonesia pada anak tuna grahita kelas D6 di

SLB C Setya Darma Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang diharapkan dalam

penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh abjad 8 (alphabet 8s) sebagai

media belajar menulis dan membaca dalam mengatasi kesulitan menulis dan

membaca dalam bidang studi Bahasa Indonesia pada anak tuna grahita kelas D5 di

SLB C Setya Darma Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

a. Merupakan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan dan ilmu

pengetahuan pada umumnya dan Pendidikan Luar Biasa pada khususnya

karena pada dasarnya abjad 8 (alphabet 8s) dapat dipelajari oleh siapapun

dengan cara membuatnya yang sederhana.

Page 22: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Bagi guru, sebagai bahan wacana mengenai abjad 8 (alphabet 8s) dalam

memberikan pengajaran menulis dan membaca kepada siswa sehingga

kemampuan menulis dan membaca mencapai batas ketuntasan belajar.

c. Bagi orang tua dapat menambah dan memperluas referensi mengenai

masalah yang berkaitan dengan anak tuna grahita ringan yang mengalami

disgrafia dan disleksia.

d. Sebagai wacana bagi peneliti yang akan datang dalam menangani anak

yang mengalami kesulitan membaca (dysgraphia) dan kesulitan membaca

(dyslexia).

Page 23: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Anak Tuna Grahita

a. Pengertian Anak Tuna Grahita Ringan

Emi Dasiemi (1997: 38) memberikan batasan anak tuna gahita ringan atau

debil yaitu anak yang mempunyai IQ antara 50/55 – 70/75, kurang mampu

mencari nafkah sendiri, namun masih mampu menerima pendidikan atau latihan

meskipun terbatas.

Menurut Munzayanah (1997: 22) anak tuna grahita ringan adalah anak

yang mengalami gangguan dalam perkembangan daya pikir serta seluruh

kepribadiannya sehingga mereka tidak mampu hidup dengan kekuatan sendiri di

dalam masyarakat meskipun dengan cara hidup yang sederhana.

Sedangkan Mohammad Amin (1995: 34) menyatakan bahwa anak tuna

grahita ringan adalah anak yang mengalami hambatan dalam fungsi kecerdasan,

social, emosi, kepribadian dan fungsi mental lain sehingga anak tidak dapt

menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat diambil suatu pengertian

bahwa anak tuna grahita ringan adalah anak yang mempunyai kecerdasan mental

antara 50/55 – 70/75, mereka masih memiliki potensi yang dapat dikembangkan

apabila mendapatkan pendidikan dan laithan yang sesuai dengan kemampuannya.

b. Karakteristik Anak Tuna Grahita Ringan

Mohammad Amin (1995 : 37) menyebutkan bahwa karakteristik anak tuna

grahita menurut tingkat ketunagrahitaannya adalah sebagai berikut :

1. Karakteristik Anak Tuna Grahita Ringan

Karakteristik yang tampak pada anak tuna grahita ringan diantaranya adalah

mereka lancar berbicara tapi kurang perbendaharaan kata, mengalami kesukaran

berfikir abstrak tapi masih mampu mengikuti kegiatan akademik dalam batas-

Page 24: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

batas tertentu. Pada umur 16 tahun baru mencapai umur kecerdasan yang sama

dengan anak umur 12 tahun.

2. . Karakteristik Anak Tuna Grahita Sedang

Karakteristik yang tampak pada anak tuna grahita sedang adalah mereka hampir

tidak bisa mempelajari pelajaran-pelajaran akademik. Mereka umumnya dilatih

untuk merawat diri dan aktifitas sehari-hari. Pada umur dewasa mereka baru

mencapai tingkat kecerdasan yang sama dengan anak umur 7 tahun.

3. Karakteristik Anak Tuna Grahita Berat Dan Sangat Berat

Karakteristik yang tampak pada anak tuna grahita berat dan sangat berat adalah

mereka sepanjang hidupnya akan selalu bergantung pada pertolongan dan bantuan

dari orang lain. Mereka tidak dapat memelihara diri, tidak dapat membedakan

bahaya atau tidak, kurang dapat bercakap-cakap. Kecerdasannya hanya dapat

berkembang paling tinggi seperti anak normal yang berusia 3 atau 4 tahun.

Karakteristik anak tuna grahita yang dikemukakan oleh Munzayanah

(1997: 22) adalah sebagai berikut :

1. Anak Idiota) Mereka tidak dapat bercakap-cakap karena kemampuan berfikirnya rendahb) Tidak mampu mengerjakan atau mengurus dirinya sendiri meskipun diberi

latihanc) Hidupnya seperti bayi yang selalu muhkan perawatan dan pertolongand) Kadang-kadang tingkah lakunya dikuasai oleh gerakan yang berlangsung

dari luar kesadarannya, jadi bersifat otomatise) Jarang mencapai umur panjang karena adanya proses kemunduran organ-

organ didalam tubuhnya (deteriorisasi)2. Anak Imbisil

a) Dapat menggunakan kata-kata yang sederhanab) Dapat dilatih untuk merawat diri sendiric) Dapat dilatih untuk aktifitas hidup sehari-harid) Masih membutuhkan pengawasan orang laine) Sulit mengadakan sosialisasi

3. Anak Debil Atau Morona) Dapat dilatih untuk bermacam-macam tugas yang lebih tinggi atau

kompleksb) Dapat dilatih dalam bidang social atau intelektual dalam batas-batas

tertentu, misalnya membaca, menulis, menghitungc) Dapat dilatih untuk pekerjaan-pekerjaan rutin maupun keterampilan

4. Anak mongolism atau mongoloida) Matanya letaknya miring dan biasanya jarak antara dua mata lebih jauh

bila dibandingkan dengan anak normal, serta mata sipit

Page 25: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

b) Muka datar, bundar dan lebarc) Bibir tebal dan lebard) Lidah panjang dan lebar dsampai biasanya menjulur keluare) Hidung pesek dan pangkal hidung melebarf) Tengkorak dari muka sampai daerah belakang kepala pendek sampai jari

kelima.Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

karakteristik anak tuna grahita ringan masih bisa mengikuti kegiatan akademik

pada batas-batas tertentu tetapi tidak bisa berpikir abstrak, mereka masih dapat

dilatih untuk tugas yang lebih tinggi dan kompleks. Karakteristik anak tuna

grahita sedang adalah mereka hampir tidak bisa mengikuti kegiatan akademik,

pada umumnya mereka dilatih untuk merawat diri sendiri dan kegiatan sehari-hari.

Karakteristik anak tuna grahita berat dan sangat berat adalah mereka tidak dapat

merawat diri sendiri dan hampir tergantung pada bantuan orang lain.

c. Klasifikasi Anak Tuna Grahita

Umumnya sistem sekolah masih menggunakan klasifikasi ringan, sedang,

dan berat, atau debil, imbisil, dan idiot. Klasifikasi tersebut lebih dikenal dengan

istilah tuna grahita atau retardasi mental. Shonkoff (1996) dalam John W.

Santrock (2007: 224-225) menyebutkan bahwa retardasi mental digolongkan

menjadi retardasi mental ringan, moderat, berat dan parah. Sekitar 85 persen

murid dengan retardasi mental termasuk dalam kategori ringan (mild).

Tipe retardasi mental:

1. Ringan, dengan rentang IQ 55 - 70.2. Moderat, dengan rentang IQ 40 - 54.3. Berat, dengan rentang IQ 25 - 39.4. Parah, dengan rentang IQ < 25.

Munzayanah (1997: 20) mengklasifikasikan anak tuna grahita menjadi 5

macam sebagai berikut :

1. Klasifikasi menurut etiologi antara lain :a) Anak tuna grahita karena keturunanb) Anak tuna grahita karena gangguan fisikc) Anak tuna grahita karena kerusakan pada otak

2. Klasifikasi menurut tujuan pendidikannyaa) Anak tuna grahita mampu rawat

Page 26: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b) Anak tuna grahita mampu latihc) Anak tuna grahita mampu didik

3. Klasifikasi menurut tipe klinisa) Mongol (mongolism, mongolooid)b) Microchephalisc) Cretinisme (kretin, kerdil, cebol)d) Hidrocephalise) Cerebral palsy

4. Klasifikasi dari “The American Psychiatric Association” adalah :a) Mild deficiencyb) Moderate deficiencyc) Severe deficiency

5. Klasifikasi menurut American Association on Mental Deficiency (AAMD)atas dasar tinjauan medika) Penyakit karena infeksib) Penyakit karena intoksitasic) Penyakit karena traumad) Penyakit karena ketergantungan metaboisme, pertumbuhane) Penyakit karena pengaruh hormone

Klasifikasi menurut tipe klinis yang dikemukakan oleh Mohammad Amin

(1995: 27) adalah :

1. Down syndrome2. Cretin3. Hydrocephalus4. Microcephal, macrocephal

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

anak tuna grahita diklasifikasikan atas debil yaitu anak yang masih mampu didik,

imbisil yaitu anak yang mampu rawat, dan idiot yaitu anak yang mampu latih.

d. Faktor Penyebab Tuna Grahita

Anak yang mengalami tuna grahita bisa disebabkan oleh beberapa faktor.

Faktor tersebut bisa berupa secara medis dalam perkembangan saat masih dalam

kandungan, ketika kelahiran dan setelah kelahiran. Berikut ini beberapa factor

yang bisa mempengaruhi anak mengalami tuna grahita.

Page 27: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Menurut Yanet dalam buku “Gangguan Psikiatrik Pada Anak-Anak

Dengan Retardasi Mental” oleh Triman Prasadio (1976: 14), penyebab tuna

grahita digolongkan menjadi dua kelompok :

1. Kelompok Biomedik

a) Prenatal, dapat terjadi karena :

(a) Infeksi pada ibu sewaktu mengandung

(b) Gangguan metabolisme

(c) Irradiasi sewaktu umur kehamilan antara 2 – 6 minggu

(d) Kelainan kromosom

(e) Malnutrisi

b) Natal, antara lain :

(a) Anoxia

(b) Asphysia

(c) Prematuritas dan postmaturitas

(d) Kerusakan otak

c) Postnatal, dapat terjadi karena :

(a) Malnutrisi

(b) Infeksi : mnginitis dan encephalitis

(c) Trauma

2. Kelompok sosiokultural : psikomedik atau lingkungan

Kelompok etiologi ini dipengaruhi oleh proses psikososial dalam keluarga.

Faktor penyebab tuna grahita menurut Mulyono Abdurrachman dan

Sudjaji (1994: 30) adalah :

1. Genetic

a) Kerusakan biokimia

b) Abnormalitas kromosomal

2. Sebab-sebab pada masa prenatal

a) Infeksi rubella (cacar)

b) Faktor resus (Rh)

3. Sebab-sebab pada masa natal :

Page 28: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

a) Luka saat kelahiran

b) Sesak nafas

c) Prematuritas

4. Sebab-sebab pada masa postnatal :

a) Infeksi

b) Encephalitis

c) Meningitis

d) Malnutrisi

5. Faktor-faktor sosiokultural

Faktor-faktor sosiokultural dipengaruhi oleh lingkungan dan budaya yang

berkembang di lingkungan dimana anak bertumbuh dan kembang.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab

terjadinya tuna grahita meliputi :

a) Faktor sebelum lahir (prenatal), yang melip[uti kelukaan pada otak dan

gangguan psikologik

b) Faktor saat lahir (natal), yang meliputi kelukaan pada otak

c) Faktor sesudah lahir (postnatal), penyakit luar yang berakibat infeksi

pada otak

2. Tinjauan Tentang Kesulitan Menulis / Disgrafia (Dysgraphia)

a. Pengertian Kesulitan Menulis / Disgrafia (Dysgraphia)

Beberapa anak usia sekolah yang berada di SLB atau di sekolah reguler

yang memiliki intelegensi normal atau di atas rata-rata, tidak menutup

kemungkinan bahwa mereka mengalami gangguan dalam belajar dalam mata

pelajaran tertentu, salah satunya adalah ketidakmampuan dalam menulis.

Kesulitan belajar menulis sering disebut juga disgrafia (dysgraphia)

(Jordon seperti dikutip oleh Hallahan, Kafman, & Lloyd, 1985: 237). Mulyono

Abdurrahman, (1999: 227) menyatakan bahwa ”Kesulitan belajar menulis yang

berat disebut juga agrafia. Disgrafia menunujuk pada adanya ketidakmampuan

mengingat cara membuat huruf atau simbol-simbol matematika”.

Page 29: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Kamus Kedokteran Dorland mendefinisikan disgrafia sebagai

ketidakmampuan untuk menulis secara tepat; mungkin merupakan bagian dari

kelainan bahasa yang disebabkan oleh gangguan pada lobus parietalis atau sistem

motorik. Disebut juga dengan status dysgraphycus (Tim Penerjemah EGC, 1994:

579).

Disgrafia adalah masalah pembelajaran spesifik yang berdampak terhadap

kesulitan dalam menyampaikan hal yang ada dalam pikiran dalam bentuk tulisan,

yang akhirnya malah menyebabkan tulisannya menjadi buruk (Jamila K. A.

Muhammad, 2008: 137).

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kesulitan menulis /

disgrafia (dysgraphia) adalah ketidakmampuan individu dalam proses belajar

menulis huruf.

b. Karakteristik Anak Berkesulitan Menulis / Disgrafia (Dysgraphia)

Anak yang mengalami gangguan dalam belajar sering kali mendapatkan

kesulitan dalam belajar menulis. Mereka sering kali menulis dengan lambat dan

kesalahan ejaan karena ketidakmampuan mereka dalam menyesuaikan huruf

dengan bunyinya. Berikut ini beberapa penjelasannya.

Jamila K. A. Muhammad (2008: 138) menyebutkan bahwa tanda-tanda

masalah disgrafia adalah sebagai berikut :

1. Anak-anak dapat berkomunikasi dengan baik tetapi menghadapi masalahdalam kemampuan menulis.

2. Menggunakan tanda baca yang tidak benar, ejaan yang salah, mengulangkalimat atau perkataan yang sama.

3. Salah dalam mengartikan pertanyaan yang diberikan.4. Sulit menulis nomor menurut urutannya.5. Tidak konsisten dalam membuat tuisan yang bervariasi dalam kemiringan

huruf dan ukuran tulisan.6. Kalimat atau kata tidak ditulis lengkap, sering terdapat huruf atau kata

yang terlewat.7. Garis dan batas halaman kertas tidak sama antara satu halaman dan

halaman yang lain.8. Jarak antar-kata tidak konsisten.9. Menggenggam alat tulis sangat erat, biasanya mereka menulis dengan

bertumpu pada pangkal lengan dan memegang pensil hingga menempelkertas.

Page 30: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

10. Sering berbicara sendiri saat menulis.11. Selalu memerhatikan tangan yang sedang menulis.12. Lambat dalam menulis.

Paul E. Dennison dan Gail E. Dennison dalam bukunya yang berjudul

Edu-K for Kids (2004: 39) mengilustrasikan anak yang mengalami kesulitan

menulis atau disgrafia sebagai berikut :

Gambar 1. Ilustrasi tentang anak yang mengalami kesulitan menulis (disgrafia).

Dalam ilustrasi tersebut di atas menggambarkan seorang anak yang sedang

menyalin tulisan yang tertulis pada papan tulis. Tulisan yang berbunyi ”Ada beda

badak dengan kuda nil” pada papan tulis, disalin oleh anak pada bukunya

dengan tulisan ”Aba deba dabak bengan kuba nil”. Hal itu menunjukkan bahwa

anak tersebut tidak dapat membedakan antara huruf ”b” dan ”d” yang mempunyai

bentuk hampir serupa. Tulisan tidak ditulis atau disalin pada buku tidak sesuai

dengan tulisan yang sudah tertera pada papan tulis. Selain itu, anak juga

mengalami kesalahan saat membaca tulisan tersebut ketika akan ditulis pada buku,

Page 31: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis dan membaca saling terkait satu

dengan yang lainnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa anak yang

mengalami kesulitan memiliki karakteristik dapat berkomunikasi dengan baik

tetapi mengalami kesulitan menulis yang diantaranya dalam penggunaan tanda

baca, ejaan, kata atau kalimat yang ditulis tidak lengkap sebagaimana mestinya

dengan terdapatnya huruf atau kata yang terlewat.

3. Tinjauan Tentang Kesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)

a. Pengertian Kesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)

Kesulitan belajar membaca sering disebut juga disleksia (dyslexia).

Perkataan disleksia berasal dari Yunani yang artinya “kesulitan membaca.” Ada

nama-nama lain yang menunjuk kesulitan belajar membaca, yaitu corrective

readers (Hallahan, Kaufman, & Lloyd, 1985 : 202); sedangkan kesulitan belajar

membaca yang berat sering disebut aleksia (alexia) (Lerner : 1981 : 295).

Kamus Kedokteran Dorland mendefinisikan disleksia sebagai

ketidakmampuan untuk membaca secara mengerti oleh karena lesi sentral (Tim

Penerjemah EGC, 1994 : 580).

Istilah lain yang digunakan untuk merujuk pada disleksia adalah buta

huruf atau alexia. Perkataan disleksia berasal dari bahasa Yunani yaitu “dys” dan

“lexia”. “dys” berarti kesulitan sedangkan “lexia” berarti kata. Disleksia

didefinisikan sebagai ketidakmampuan dalam memperoleh pengetahuan dari

proses pembelajaran akibat kesulitan dalam menafsirkan kalimat (Jamila K. A.

Muhammad, 2008 : 140).

Bryan dan Bryan seperti dikutip oleh Mercer (1979 : 200) dalam Mulyono

Abdurrahman (1999 : 204) mendefinisikan disleksia sebagai suatu sindroma

kesulitan dalam mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat,

mengintegrasikan komponen-komponen kata dan kalimat, dan dalam belajar

segala sesuatu yang berkenaan dengan waktu, arah, dan masa. Hornsby (1984 : 9)

dalam Mulyono Abdurrahman (1999 : 204) mendefinisikan disleksia tidak hanya

kesulitan belajar membaca tetapi juga menulis. Definisi Hornsby tersebut dapat

Page 32: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dipahami karena ada kaitan yang erat antara membaca dengan menulis. Anak

yang berkesulitan membaca umumnya juga kesulitan menulis.

Jovita maria ferliana dalam Lisa Weinstein (2007 : xxiv) mengemukakan

beahwa disleksia sering kita kenal dengan ketidakmampuan mengenal huruf dan

suku kata dalam bentuk tertulis. Atau dengan kata lain, ketidakmampuan dalam

membaca.

Ketidakmampuan dalam membaca juga berkaitan erat dengan kesulitan

menulis, hal senada dikemukakan oleh Jovita Merliana Ferliana dalam Lisa

Weinstein (2007 : xxiv) :

Penderita disleksia sebenarnya mangalami kesulitan membedakan bunyifonetik yang menyusun sebuah kata. Mereka bisa menangkap kata-kata tersebutdengan indera pendengarnya. Namun, ketika harus menuliskannya pada selembarkertas, mereka mengalami kesulitan harus menuliskannya dengan huruf-hurufyang mana saja. Dengan demikian, dia juga kesulitan menuliskan apa yang iainginkan ke dalam kalimat-kalimat panjang secara akurat.

Anak-anak penderita disleksia adalah anak-anak yang menghadapi

kesulitan dalam membaca, menulis dan mengeja. Tetapi tidak banyak anak-anak

yang tidak menyadari hal ini dan yang dirugikan adalah mereka sendiri karena

dianggap sebagai anak yang malas, bodoh, dan lamban (Jamila K. A. Muhammad,

2008 : 140).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anak

berkesulitan membaca atau disleksia adalah anak yang mengalami kesulitan dalam

belajar membaca, menulis dan mengeja serta kesulitan dalam mempelajari

komponen-komponen kata dan kalimat, mengintegrasikan komponen-komponen

kata dan kalimat, dan dalam belajar segala sesuatu yang berkenaan dengan waktu,

arah, dan masa.

b. Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)

Kebanyakan anak-anak disleksia tidak dapat mengimbangi daya ingat akan

huruf dengan perkataan dan menghadapi masalah dalam mnegingat bentuk huruf,

bunyi huruf, dan gabungan kata. Beberapa huruf yang sering emnjadi masalah

Page 33: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

bagi mereka adalah huruf b dan d, dan kata-kata lain yang hamper sama ejaannya

(Jamila K. A. Muhammad, 2008 : 142).

Ott (1997) dalam Jamila K. A. Muhammad (2008 : 142) menguraikan ciri-

ciri anak-anak disleksia sebagai berikut :

1. UmumSecara umum, anak yang mengalami kesulitan membaca dapat

digambarkan bahwa perkembangan penuturan dan bahasa lambat, kemampuanmengeja lemah, kemampuan membaca lemah, keliru membedakan kata yanghampir sama, sulit mengikuti arahan, sulit dalam menyalin tulisan, sulitmelewati jalan yang memiliki banyak belokan.

2. Pengamatan dan tingkah lakuCiri-ciri yang terlihat pada anak berkesulitan menulis juga dapat

diamati dari tingkah laku yang ada, seperti halnya salah jika menentukan arah,bingung untuk menentukan waktu, sering merasa tertekan, sering salah dalammemakaikan sepatu pada kaki yang benar, kemampuan untuk mandiri yangrendah.

3. Koordinasi antara pandangan dengan penglihatanSecara fisik, karakteristik yang muncul pada anak berkesulitan

mumbaca dapat diamati berdasarkan koordinasi antara pandangan denganpenglihatan diantaranya sulit mengeja dengan benar, sering melupakan hurufyang ada pada awal kata, sering menambah huruf pada akhir kata, bermasalahdalam penyusunan huruf, sulit dalam memahami perkataan, daya ingat lemah,sulit membuat abstraksi terhadap suatu kata.

4. Kemampuan motorikKarakteristik anak berkesulitan belajar, secara motorik dapat diamati

dengan adanya koordinasi yang lemah, selalu menggerakkan tangan denganterlampau cepat, lambat dalam menulis, tulisan buruk dan sulit dibaca, sulitmemegang pensil dengan benar, kesulitan dalam menggunakan gunting, sulitmenjaga keseimbangan badan, sulit untuk menendang dengan benar, sulituntuk menaiki tangga dengan benar.

Menurut Mercer C (1983: 309) ada empat kelompok karakteristik

kesulitan belajar membaca, yaitu berkenaan dengan :

1. Kebiasaan membaca2. Kekeliruan mengenal kata3. Kekeliruan pemahaman4. Gejala-gejala serbaneka.

Jovita Merliana Ferliana dalam Lisa Weinstein (2007: xxvi)

mengemukakan bahwa kekurangan anak disleksia dalam membaca adalah sebagai

berikut :

Page 34: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1. Membaca dengan amat lamban dan terkesan tidak yakin atas apa yang iaucapkan.

2. Menggunakan jarinya untuk mengikuti pandangan matanya yang beranjakdari satu teks ke teks berikutnya.

3. Melewatkan beberapa suku kata, kata, fraa, bahkan baris-baris dalam teksyang dibaca.

4. Menambahkan kata-kata atau frasa-frasa yang tidak ada dalam teks yangdibaca.

5. Membolak-balik susunan huruf atau suku kata dengan memasukkan huruf-huruf lain.

6. Salah melafalkan kata-kata yang sedang ia baca walalupun kata-katatersebut sudah akrab.

7. Mengganti suku kata dengan kata lainnya sekalipun kata yang digantitidak memiliki arti penting dalam teks yang dibaca.

8. Membuat kata-kata sendiri yang tidak memiliki arti.9. Mengabaikan tanda-tanda baca.

Menurut Mulyono Abdurrahman (1999: 205) anak berkesulitan membaca

sering mengalami kekeliruan dalam mengenal kata. Kekeliruan jenis ini

mencakup penglihatan, penyisipan, penggantian, pembalikan, salah ucap,

pengubahan tempat, tidak mengenal kata, dan tersentak-sentak.

Pendapat Vernon yang juga dikutip oleh Hargrove dan Poteet (1984: 164)

dalam Mulyono Abdurrahman (1999: 206) mengemukakan perilaku anak

berkesulitan belajar membaca sebagai berikut :

1. Memiliki kekurangan dalam diskriminasi penglihatan2. Tidak mampu menganalisis kata menjadi huruf-huruf3. Memiliki kekurangan dalam memori visual4. Memiliki kekurangan dalam melakukan diskriminasi auditoris5. Tidak mampu memahami simbol bunyi6. Kurang mampu mengintegrasikan penglihatan dengan pendengaran7. Kesulitan dalam mempelajari asosiasi simbol-simbol ireguler (khusus

yang berbahasa inggris)8. Kesulitan dalam mengurutkan kata-kata dan huruf-huruf9. Membaca kata demi kata10. Kurang memiliki kemampuan dalam berpikir konseptual.

Perilaku lain yang biasa dilakukan oleh anak yang mengalami disleksia

muncul ketika belajar menulis (Jovita Merliana Ferliana dalam Lisa Weinstein,

2007: xxvi-xxvii) adalah sebagai berikut :

1. Menuliskan huruf-huruf dengan urutan yang salah dalam sebuah kata.2. Tidak menuliskan sejumlah huruf dalam kata-kata yang ingin ia tulis.

Page 35: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

3. Menambahkan huruf-huruf pada kata-kata yang ia tulis.4. Mengganti satu huruf dengan huruf lainnya, sekalipun bunyi huruf-huruf

tersebut tidak sama.5. Menuliskan sederetan huruf yang tidak memiliki hubungan sama sekali

dengan bunyi kata-kata yang ingin di atuliskan.6. Mengabaikan tanda-tanda baca yang terdapat dalam teks-teks yang sedang

ia baca.Berdasarkan beberapa uraian tersebut dapat kita simpulkan bahwa perilaku

atau karakteristik anak yang mengalami disleksia dapat diamati secara fisik yang

terlihat pada motoriknya, koordinasi penglihatan dan pengamatan tingkah laku

dalam kemampuan menulis mengalami hambatan dalam proses menulis yang

sedang dilakukannya.

c. Jenis-Jenis Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)

Anak yang mengalami kesulitan dalam belajar membaca, beberapa

diantaranya mengalami gangguan dalam penglihatannya atau pendengarannya, hal

ini bukan karena mereka mengalami gangguan pada mata yang mengharuskan

mereka menggunakan bantuan kacamata untuk membaca atau gangguan pada

telinga yang mengharuskan mereka menggunakan bantuan alat bantu dengar,

melainkan gangguan berupa koordinasi penglihatan atau pendengaran yang

berhubungan dengan kemampuan akademis dalam mengingat hal yang dilihatnya

atau mengenal bunyi dalam kata.

Menurut Jamila K. A. Muhammad (2008: 141) disleksia dapat dibagi

menjadi tiga kategori, yaitu :

1. Disleksia visual

Disleksia visual berkaitan dengan masalah anak-anak dalam menggunakan

indera penglihatan. Walaupun anak-anak tersebut dapat melihat dengan

baik, ia tidak dapat membedakan, menginterpretasi, dan mengingat hal

yang dilihatnya.

2. Disleksia auditoris

Disleksia auditoris berkaitan dengan masalah anak-anak dalam

menggunakan indera pendengaran. Walaupun anak-anak tersebut dapat

mendengar, ia mengalami kesulitan dalam membedakan bunyi,

Page 36: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

menyimpulkan kesamaan dan perbedaannya, mengenal dengan baik bunyi

perkataan, dan juga bermasalah dalam membagi perkataan dalam

kelompok suku kata.

3. Disleksia visual-auditoris

Anak-anak dalam kategori ini berada pada tahap yang agak serius karena

kedua inderanya, yaitu penglihatan dan pendengaran, tidak dapat

membantunya menginterpretasikan apa yang dilihat dan didengarnya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, jenis anak berkesulitan membaca dapat

dibedakan antara lain disleksia visual yang berkaitan dengan kemampuan

penglihatan dalam proses menulis, disleksia auditoris yang berkaitan dengan

kemampuan pendengaran dalam proses menulis, dan disleksia visual-auditoris

yang berkaitan dengan kemampuan penglihatan dan pendengaran dalam proses

menulis.

4. Tinjauan Tentang Media Pendidikan

a. Pengertian Media Pendidikan

Secara harfiah media berasal dari bahasa Latin yaitu bentuk jamak dari

medium yang berarti perantara atau segala sesuatu yang membawa atau

menyalurkan informasi antara sumber dan penerima.

Menurut Koyok dan Zulkarnaen seperti dikutip Imam Supadi (1987: 18)

mengartikan media sebagai suatu yang dapat menyalurkan pesan yang dapat

merangsang pikiran, perasaan dan kemauan seseorang sehingga dapat mendorong

terciptanya proses belajar mengajar pada dirinya.

Menurut Oemar Hamalik (1982: 23) “media pendidikan adalah alat,

metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan

komunikasi dan interaksi antara guru dan anak didik dalam proses pendidikan dan

pengajran di sekolah”.

Berdasarkan ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media

pendidikan adalah bahan atau materi yang dituangkan ke dalam peralatan yang

Page 37: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dapat menyimpan dan menyalurkan informasi atau kesan yang dikandungnya

kepada penerima untuk tujuan pendidikan atau pengajaran.

Media pendidikan yang dimaksud dalam hal ini adalah abjad 8 (alphabet

8s), sebagai alat untuk menyampaikan informasi dari guru sebagai penyampai

kepada siswa sebagai penerima agar apa yang disampaikan dapat dipahami oleh

siswa sesuai dengan yang diharapkan.

b. Fungsi Dan Manfaat Media Pendidikan

Media pendidikan sangat penting dalam proses belajar mengajar

mengingat fungsi pendidikan yang sangat strategis bagi kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam hal ini mengenai penyampaian materi belajar

melalui media pendidikan. Sebagaimana diungkapkan oleh Roestijah NK (1982:

29) yang menyatakan bahwa media pendidikan mempunyai fungsi sebagai

berikut:

1. Fungsi EdukatifMedia pendidikan dapat memberi pengaruh baik yang mengandung nilai-nilai pendidikan.

2. Fungsi SosialMelalui media pendidikan hubungan antara anak didik akan lebih baik,sebab mereka secara gotong royong dapat bersama-sama menggunakanmedia tersebut.

3. Fungsi EkonomisDengan satu macam alat, media pendidikan sudah dapat dinikmati olehsejumlah anak didik dan dapat dipergunakan sepenjang waktu.

4. Fungsi PolitisDengan media pendidikan maka sumber pendidikan dari pusat akansampai ke sekolah-sekolah.

5. Fungsi Seni BudayaDengan adanya media pendidikan berarti kita dapat mengenal bermacam-macam hasil budaya manusia sehingga pengetahuan anak tentang nilai-nilai budaya manusia makin bertambah luas.

Media pendidikan yang digunakan dalam proses belajar mengajar

mempunyai manfaat. Adapun nilai atau manfaat media pendidikan menurut

pendapat Roestijah. NK (1982: 70) adalah sebagai berikut :

1. Menambah dan meningkatkan pengetahuan anak2. Mencegah verbalisme

Page 38: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

3. Memberikan pengalaman yang nyata dan langsung4. Membantu menumbuhkan pikiran pengertian yang teratur dan sistematis5. Mengembangkan sikap eksploratif6. Berorientasi pada lingkungan dan memberi kemanfaatan dalam

pengamatan7. Mengembangkan motivasi kegiatan belajar serta memberikan pengalaman

yang menyeluruh.

Dengan melihat pada fungsi, nilai atau manfaat media pendidikan Oemar

Hamalik (1982: 27) mengemukakan bahwa terdapat pula sejumlah nilai atau

manfaat praktis dari media pendidikan yaitu sebagai berikut :

1. Media pendidikan melampaui batas pengalaman pribadi anak didik2. Media pendidikan melampaui batas ruang dan waktu3. Media pendidikan memberikan informasi atau kesamaan dalam

pengamatan4. Media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara

siswa dan lingkungan5. Media pendidikan akan memberikan pengertian atau konsep yang

sebenarnya secara realistis dan teliti6. Media pendidikan membangkitkan keinginan dan minat-minat baru7. Media pendidikan membangkitkan motivasi dan merangsang anak didik8. Media pendidikan memiliki pengalaman yang menyeluruh

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli tersebut

dapat disimpulkan bahwa media pendidikan yang dalam hal ini abjad 8 (alphabet

8s) mempunyai kelebihan dalam membantu proses belajar membaca terhadap

anak didik yaitu :

1. Memberikan pengalaman yang nyata dan langsung

2. Menambah dan merangsang perhatian anak

3. Memberikan motivasi kegiatan belajar dan merangsang kegiatan anak

4. Membantu anak memahami isi cerita

5. Lebih ekonomis dengan satu media pembelajaran, dapat dipakai oleh

sejumlah anak didik dan dapat digunakan sepanjang waktu

c. Klasifikasi Media Pendidikan

Klasifikasi media pendidikan menurut Koyok dan Zulkarnaen seperti yang

dikutip Imam Supadi (1987: 21) adalah sebagai berikut :

Page 39: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

1. Media visual, terdiri dari gambar atau foto, sketsa, diagram, chart, grafik,

peta dan globe.

2. Media auditif (dengar), terdiri dari radio magnetic, tape recorder, dan

laboratorium bahasa.

3. Projector slide media, antara lain terdiri dari slide, film, OHP.

Sedangkan klasifikasi media pendidikan menurut Amir Hamzah Sulaiman

(1985: 27) adalah sebagai berikut :

1. Media audio, yaitu alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi seperti casset,

tape recorder, dan radio.

2. Media visual, yaitu alat-alat yang dapat memperlihatkan bentuk dan rupa,

yakni kita kenal sebagai alat peraga, media visual ini terbagi atas :

a) Media visual dua dimensi yang meliputi :

(1) Media visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan,

seperti gambar-gambar, lembaran balik, wayang beber, grafik,

poster, foto, dan lain-lain.

(2) Media visual dua dimensi pada bidang yang transparan, seperti

slide, film, strip, dan lembaran transparansi.

b) Media visual tiga dimensi

3. Media audio visual, yaitu alat-alat yang dapat menghasilkan rupa dan

suara dalam satu unit misalnya TV dan film suara.

Berdasarkan kedua pendapat diatas maka diketahui bahwa posisi abjad 8

(alphabet 8s) dalam klasifikasi pendidikan terdapat dalam kelompok media visual

dua dimensi pada bidang yang tidak transparan.

5. Tinjauan Tentang Abjad 8 (Alphabet 8s)

a. Latar Belakang Abjad 8 (Alphabet 8s)

Abjad 8 mengadaptasi dari bentuk 8 Tidur sebagai tempat meletakkan

huruf kecil dari a ke t (huruf-huruf ini berkembang dari sistem Arab; huruf u

sampai z dari abjad Romawi). Aktivitas ini mengintegrasikan gerakan yang

menyangkut pembentukan huruf-huruf, memampukan penulisnya untuk

Page 40: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

menyebrangi garis tengah visual tanpa mengalami kebingungan. Setiap huruf

secara jelas ditempatkan pada salah satu sisi, kiri atau kanan dari garis tengah.

Banyak huruf mulai atau berakhir dengan menulis garis ke bawah. Bagi

kebanyakan murid, penulisan huruf kecil membaik maka tulisan tangan pun

umumnya juga lebih mudah (Paul E. Dennison et al, 2005: 13).

Gambar 2. Bentuk alphabet 8s yang digambarkan menurut belahan otakmanusia.

(Paul E. Dennison et al, 2004 : 40).

b. Fungsi Abjad 8 (alphabet 8s)

Menurut Paul E. Dennison et al (2005: 14) abjad 8 (alphabet 8s) memiliki

fungsi sebagai berikut :

1. Mengaktifkan otak untuk :a) Menyebrangi garis tengah kinestetik-perabaan untuk menulis dengan

dua sisi otak pada bidang tengahb) Meningktakan kesadaran periferc) Koordinasi mata-tangand) Mengenali dan membedakan simbol atau huruf

2. Kemampuan akademika) Kemampuan gerakan motorik-halusb) Kemampuan menulis indahc) Menulis miringd) Mengejae) Menulis kreatif

Page 41: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3. Hubungan perilaku dan sikap tubuha) Pada saat menulis mata, tengkuk, bahu, dan pergelangan tangan lebih

relaksb) Meningkatkan konsenterasi saat menulisc) Lebih terampil dalam kegiatan yang melibatkan koordinasi mata-

tangan

8 Tidur mengajari orang untuk menggunakan kedua matanya dalam kedua

bidang visual, dan karenanya penting sekali untuk meningkatkan ketrampilan

membaca (Paul E. Dennison, 2008: 253). Selain itu, 8 Tidur mengajarkan

perhatian visual dan memperbaiki keterampilan motilitas (kapasitas untuk

membuat gerakan) yang berhubungan dengan penglihatan yang dibutuhkan untuk

membaca (Paul E. Dennison, 2008: 253).

Gambar 3. Bentuk 8 Tidur yang diperagakan.( Paul E. Dennison et al, 2005: 10)

Abjad 8 melibatkan menulis huruf-huruf alfabet di dalam lingkaran yang

dibuat oleh 8 Tidur—hanya huruf kecil yang digunakan dan sebuah 8 tidur

digambar setelah setiap huruf. Tujuannya adalah secara kinestetik merasakan

bahwa huruf-huruf alfabet mula-mula bulat dan berakhir di garis tengah, atau

dimulai dengan garis lurus ke bawah pada garis tengah dan bergerak ke kanan. 8

Tidur merupakan keseluruhan yang di dalamnya terdapat semua huruf yang

menjadi bagiannya (Paul E. Dennison, 2008: 254).

Page 42: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Gambar 4. Bentuk abjad 8 (alphabet 8s) yang terkandung huruf yangmenjadi bagiannya.

(Paul E. Dennison et al, 2005: 14).

B. KERANGKA BERPIKIR

Kerangka berpikir dalam sebuah penelitian sangat penting artinya, karena

akan dapat memberikan gambaran hubungan antara variabel yang diteliti. Adapun

kerangka berpikir yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut :

1. Anak tuna grahita ringan adalah anak yang memiliki kecerdasan yang

rendah sehingga sangat perlu untuk diberikan pelayanan khusus.

2. Fungsi kognitif sangat erat kaitannya dengan kemampuan membaca dan

menulis pada anak untuk mendukung proses belajar. Tetapi anak tuna

grahita ringan memiliki kecerdasan yang rendah sehingga berdampak pada

fungsi kognitifnya.

3. Dengan kemampuan dasar yang dimiliki anak tuna grahita apabila diberi

kesempatan dan penanganan yang tepat, maka akan dapat mencapai hasil

belajar seperti yang maksimal sesuai kemampuannya.

Page 43: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

4. Dengan penerapan penggunaan abjad 8 (alphabet 8s) sebagai media

belajar membaca dan menulis, diharapkan dapat mengatasi kesulitan

menulis (dysgraphia) dan membaca (dyslexia) pada anak tuna grahita

ringan.

Kerangka pemecahan masalah dan gambaran pola pemecahannya adalah

sebagai berikut :

Diskusi Penerapan metodepemecahan masalah abjad 8 (alphabet 8s)

Evaluasi Efek

Gambar 5. Kerangka Berfikir Penelitian

Keadaan Sekarang Perlakuan Hasil Keluaran

Anak tuna grahitaringan dengankesulitan membaca(dyslexia) dankesulitan menulis(dysgraphia) denganhasil pembelajaranBahasa Indonesiarendah

1. Pelatihanpembelajaran abjad8 (alphabet 8s)

2. Simulasipembelajaran abjad8 (alphabet 8s)

Anak tuna grahitaringandengan kesulitanmembaca (dyslexia)dan kesulitanmenulis(dysgraphia) denganhasil pembelajaranBahasa Indonesiayang meningkatsehinggakesulitannya teratasi

Evaluasi Awal Evaluasi Akhir

Page 44: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

C. HIPOTESIS

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap suatu penelitian,

yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris (Sumadi Suryabrata, 2003 :

21). Berdasarkan tinjauan teori di atas dalam penelitian ini terdapat hipotesis yang

akan dibuktikan, hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Dengan diterapkan model abjad 8 (alphabet 8s) sebagai media belajar

menulis dan membaca berpengaruh positif terhadap peningkatan

kemampuan menulis dan membaca bidang studi Bahasa Indonesia pada

anak tuna grahita yang mengalami kesulitan membaca (dyslexia) dan

kesulitan menulis (dysgraphia).

2. Dengan diterapkan model abjad 8 (alphabet 8s) sebagai media belajar

menulis dan membaca, dapat mengatasi kesulitan membaca (dyslexia) dan

kesulitan menulis (dysgraphia) yang dialami anak tuna grahita ringan.

Page 45: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

BAB III

METODE PENELITIAN

Untuk mendapatkan kebenaran dari suatu hasil penelitian diperlukan

adanya metodologi yang tepat. Metodologi juga berfungsi untuk mengarahkan

proses berpikir agar penelitian menghasilkan kebenaran yang obyektif dan dapat

mengantarkan peneliti kearah tujuan yang diinginkan yaitu hasilnya dapat

dipertanggungjawabkan.

Dengan berorientasi pada judul penelitian, maka metode yang penulis

gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan. (action

research). Paul Suparno (2007: 5) menerangkan bahwa “Secara umum, riset

tindakan dimaksudkan sebagai riset yang dilakukan oleh seseorang yang sedang

praktik dalam suatu pekerjaan, untuk digunakan dalam pengembangan pekerjaan

itu sendiri”. Dalam hal ini seseorang yang dimaksudkan sedang praktik dalam

suatu pekerjaan adalah penulis yang bertindak sebagai pengajar. Praktik yang

dilakukan saat mengajar bertujuan untuk mengembangkan kemampauan siswa

dalam pelajaran tertentu.

Kemmis dan McTaggart (1988, dalam Kemmis, 1997) dalam Paul

Suparno (2007: 6) menjelaskan bahwa:

“Riset tindakan sebagai bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan olehpara partisan dalam situasi sosial dengan tujuan untuk memajukanproduktivitas, rasionalitas, keadilan pada persoalan social, atau praktikpendidikan. Partisipannya adalah guru, siswa, kepala sekolah, orang tua,anggota masyarakat. Dalam dunia pendidikan, riset tindakan digunakandalam pengembangan kurikulum, profesi, program sekolah, perencanaan,dan kebijakan sekolah.”Kemajuan praktik pendidikan yang ingin dicapai penulis adalah

kemampuan siswa dalam menulis dan membaca, yang menjadi partisipan

diantaranya penulis, siswa, guru kelas, dan kepala sekolah.

Dalam Zainal Aqib (2006: 19) menyebutkan bahwa terdapat empat jenis

penelitian tindakan kelas, yaitu sebagai berikut.

1. Penelitian Tindakan Kelas Diagnostik.

2. Penelitian Tindakan Kelas Partisipatori.

3. Penelitian Tindakan Kelas Empiris.

Page 46: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

4. Penelitian Tindakan Kelas Eksperimental (Chein, 1990).

Zainal Aqib (2006: 20) mengungkapkan bahwa suatu penelitian dikatakan

sebagai PTK partisipan apabila peneliti terlibat langsung didalam proses

penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian yang berupa laporan. Dengan

demikian, sejak perencanaan penelitian peneliti senantiasa terlibat dalam proses

belajar mengajar, selanjutnya peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan

data, lalu menganalisis data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya.

Di dalam kaitannnya dengan kegiatan belajar-mengajar, dimungkinkan

terdapat lebih dari satu strategi atau teknik yang diterapkan untuk mencapai suatu

tujuan instruksional. Dengan diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat

menentukan cara mana yang paling efektif dan efisien dalam rangka mencapai

tujuan pengajaran. Cara yang diguakan peneliti dalam pembelajaran yang

bertujuan untuk mengatasi atau setidaknya mengurangi kesulitan menulis

(dysgraphia) dan kesulitan membaca (dyslexia) adalah dengan memberikan

perlakuan abjad 8 (alphabet 8s) kepada siswa tersebut yang mengalami hal itu.

Zainal Aqib (2006: 20) menjelaskan bahwa yang dikategorikan sebagai PTK

eksperimen ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan

berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan

belajar-mengajar

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research).

Penelitian tindakan yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas

yang jenis partisipan dan eksperimen. Dimana abjad 8 (alphabet 8s) digunakan

untuk mengatasi atau setidaknya mengurangi kesulitan menulis (dysgraphia) dan

kesulitan membaca (dyslexia) pada siswa. Dalam konteks pendidikian, penelitian

tindakan kelas diartikan sebagai bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh

pengajar/guru dalam situasi kependidikan yang digunakan untuk perencanaan dan

pengembangan yang bertujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran.

Page 47: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dalam memperoleh data sebagai pemecahan masalah yang diajukan,

peneliti akan melaksanakan penelitiannya di SLB – C Setya Darma Surakarta

yang beralamat di Jl. Mr. Sartono No. 32 Cengklik Surakarta dengan

pertimbangan sebagai berikut:

a. Di SLB – C Setya Darma Surakarta terdapat data yang diperlukan peneliti,

sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai lokasi penelitian.

b. Lokasi SLB – C Setya Darma Surakarta cukup strategis dilihat dari segi

transportasi dengan banyaknya sarana transportasi yang melewati daerah

tersebut.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada awal semester II Tahun Ajaran

2009/2010, yaitu bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2010. penentuan

waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena penelitian

tindakan memerlukakn beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar

mengajar yang efektif.

3. Siklus Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk setiap

kompetensi dasar untuk melihat peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa

dalam mengikuti mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui pembelajaran abjad 8

(alphabet 8s). Dalam penelitian ini terdapat dua kompetensi dasar, jadi

keseluruhan ada enam siklus dan pre tes-post tes.

B. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang penulis jadikan subjek penelitian adalah anak

tuna grahita dengan kesulitan menulis (digraphia) dan kesulitan membaca

(dyslexia) di kelas 6 SLB – C Setya Darma Surakarta yang berjumlah 6 siswa

dengan komposisi 4 siswa.laki-laki dan 2 siswa perempuan.

Page 48: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

C. Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh sebagai sumber data didapatkan dari :

1. Siswa

Data yang berasal dari siswa dimaksudkan untuk mendapatkan data

tentang hasil belajar bidang studi Bahasa Indonesia dalam kemampuan

belajar menulis dan membaca serta aktivitas siswa dalam proses

belajar mengajar.

2. Guru

Data yang berasal dari guru (penulis sebagai peneliti) bertujuan untuk

mengukur tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran abjad 8

(alphabet 8s), hasil pembelajaran serta aktivitas siswa dalam proses

belajar mengajar.

3. Teman Sejawat atau Kolabolator

Teman sejawat dan kolabolator dimaksudkan sebagai sumber data

untuk melihat implementasi penelitian tindakan kelas secara

komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru (penulis sebagai

peneliti). Teman sejawat dalam penelitian ini adalah guru kelas yang

mengetahui keadaan siswa dan kelas yang diajar sejauh ini. Sedangkan

yang menjadi kolabolator dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah.

Selain yang disebutkan diatas, sumber data yang digunakan, baik sebagai

data utama maupun pendukung dalam penelitian ini adalah :

1. Dokumen (catatan hasil belajar dan portofolio)

2. Laporan pengamatan

3. Tes

4. Video atau foto

Page 49: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes

Teknik pengumpulan data cenderung lebih bersifat mencari tujuan yang

diharapkan (purposive) karena dipandang lebih mampu menangkap kelengkapan

dan kedalaman data didalam menghadapi realitas yang tidak tunggal. Pelaksanaan

penelitian tindakan ini dibantu dengan tes untuk mengumpulkan data yang

diperlukan dalam penelitian ini. Tes dilakukan sebelum melakukan intervensi

dalam mengatasi kesulitan menulis (dysgraphia) dan kesulitan membaca

(dyslexia) yang dialami oleh anak tuna grahita ringan, kemudian diberi perlakuan

dengan menggunakan abjad 8 (alphabet 8s) sebanyak 3 kali dan tes setelah anak

mendapatkan intervensi dengan menggunakan abjad 8 (alphabet 8s). Tes tersebut

adalah tes tertulis dengan pengamatan dari peneliti.

Suharsimi Arikunto (1996: 138) mengemukakan bahwa ”Tes adalah

serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

ketrampilan yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Sedangkan menurut

Sumadi Suryabrata (1993: 26) berpendapat bahwa ”Tes adalah pertanyaan-

pertanyan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan

yang berdasarkan atas bagaimana testi menjawab pertanyaan-pertanyaan dan atau

tidak melakukan perintah-perintah itu”.

Dari kedua pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tes adalah

serangkaian pertanyaan atau perintah yang harus dijawab serta mendasar untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan ataua bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok, dengan cara membandingkan dengan

standar atau dengan testi lain.

Berdasarkan atas cara menyelesaikannya, test dapat dibedakan menjadi

tiga jenis yaitu:

1. Tes Tertulis

Tes tertulis adalah tes yang soal-soalnya maupun jawabannya disampaikan

secara tertulis.

Page 50: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2. Tes Lisan

Tes lisan adalah tes dimana soal-soalnya maupun jawabannya disampaikan

secara lisan.

3. Tes Perbuatan

Tes perbuatan adalah tes yang pertanyaan-pertanyaannya atau perintah-

perintahnya disampaikan melalui tugas-tugas dan penilaiannya biasanya

dilakukan dengan baik terhadap proses pelaksanaan tugas-tugas maupun

terhadap hasil yang telah dicapai testi.

Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan tes tertulis dan tes lisan

berupa butir soal/instrument soal yang dibuat oleh penulis untuk mendapatkan

sebuah data. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil

belajar kemampuan menulis dan membaca anak tuna grahita ringan.

2. Pengamatan atau Obserasi

Dalam kegiatan pengumpulan data, pengamatan atau observasi digunakan

untuk melihat seberapa jauh dampak atau akibat dari tindakan telah mencapai

sasaran. Ada beberapa teknik dalam observasi yang dapat digunakan. Kunandar

(2009: 146) menjelaskan teknik-teknik observasi sebagai berikut :

1. Obseravsi terbuka adalah apabila sang pengamat atau observermelakukan pengamatannya dengan mengambil pensil, kemudianmencatatkan segala sesuatu yang terjadi di kelas.

2. Observasi terfokus adalah apabila penelitian ingin memfokuskanpermasalahan kepada upaya-upaya guru dalam membangkitkansemangat belajar siswa dengan memberikan respons kepadapertanyaan guru, sebaiknya dilakukan penelitian tindakan kelas yangmemfokuskan kepada meningkatkan kualitas bertanya.

3. Observasi terstruktur merupakan pengamatan yang dilakukan olehseorang peneliti terhadap subjek atau objek penelitian dimana yangdiamati itu sesuatu yang bersifat terstruktur.

4. Observasi sistematik merupakan pengamatan yang dilakuakan olehseorang peneliti terhadap subjek atau objek penelitia dimana yangdiamati itu sesuatu yang bersifat kuantitatif dengan menggunakanskala-skala.

Paul Suparno (2007: 45) menyebutkan bahwa “dalam observasi langsung,

peneliti langsung mengamati subek atau hal yang mau diteliti, terjun langsung

dengan melihat, merasakan, mendengarkan, berpikir tentang subjek atau hal yang

diteliti”.

Page 51: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Penelitian ini menggunakan pengamatan secara langsung dan terbuka

untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran dan

implementasi pembelajaran abjad 8 (alphabet 8s). Dalam pengamatan ini, penulis

yang akan menjadikan hasil pengamatan sebagai pelengkap/penjelas dari data

yang dikumpulkan/dicatat dari data yang dikumpulkan melalui metode tes dan

lembar pengamatan dalam penelitian.

E. Validitas Data

1. Validitas

Kondisi instrument yang baik sangat berpengaruh terhadap data penelitian

yang akan didapatkan peneliti melalui tes. Tes yang baik harus memenuhi syarat

validitas (kesahihan).

Validitas sering diartikan dengan kesahihan. Suatu alat ukur atau

instrument disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak

mengukur objek yang seharusnya diukur dan sesuai criteria terrtentu. Artinya ada

kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.

Menurut Suharsimi Arikunto (1996: 158) “Sebuah instrument dapat

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang dinginkan serta dapat

mengungkap data dari varibel yang diteliti secara tepat”

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 144), ada empat macam validitas

sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu :

a) Validitas kurikulum

b) Validitas konstruksi

c) Validitas empiris

d) Validitas prediksi

Saifudin Azwar (2003: 5), berpendapat bahwa “tes dikatakan mempunyai

validitas yang tinggi apabila alat tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya atau

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya”.

Penelitian ini menggunakan validitas kurikulum karena dapat mengungkap

seberapa valid tes itu berhubungan dengan pelajaran menulis dan membaca yang

Page 52: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

diberikan oleh peneliti dengan berpedoman pada kurikulum yang tercantum dalam

standar kompetensi dan kompetensi dasar.

McNiff (2002: 105-107) dalam Paul Suparno (2007: 63) mengungkapkan

bahwa “validitas akan menentukan apakah hasil penelitian dapat diterima sebagai

pengetahuan atau tidak, paling sedikit ada tiga model validitasi, yaitu (1) validitasi

pribadi (self validation), (2) lewat teman, dan (3) secara ilmiah’. Validitasi pribadi

dilakukan sendiri oleh penulis, kemudian validitasi lewat teman dilakukan melalui

teman sejawat dan kolabolator, teman sejawat dalam hal ini adalah guru kelas

yang mengetahui keadaan siswa dan kelas sejauh ini, dan yang bertindak sebagai

kolabolator adalah kepala sekolah.

Borg dan Gal (2003) dalam Rochiati (2005) dalam Kunandar (2009: 104-

106) menjelaskan bahwa ada lima tahap kriteria validitas, yaitu sebagai berikut:

1. Validitas hasil, yang peduli dengan sejauh mana tindakan dilakukan untukmemecahakn masalah dan mendorong dilakukannya penelitian tindakankelas atau dengan kata lain, seberapa jauh keberhasilan dapat dicapai.

2. Validitas proses, yaitu memeriksa kelayakan proses yang dikembangkandalam berbagai fase penelitian tindakan.

3. Validitas demokratis, yaitu merujuk kepada sejauh mana PTK berlangsungsecara kkolaboratif dengan para mitra peneliti, dengan perspektif yangberagam dan perhatian terhadap bahan yang dikaji.

4. Validitas katalistik (dari kata katalisator), yakni sejauh mana penelitianberupaya mendorong partisipan mereorientasikan, memfokuskan danmemberi semangat untuk membuka diri terhadap transformasi visi merekadalam menghadapi kenyataan kondisi praktik mengajar mereka sehari-hari.

5. Validitas dialog, yaitu merujuk kepada dialog yang dilakukan dengansebaya mitra peneliti dalam menyusun dan merview hasil penelitianbeserta penafsirannya.Validitas yang digunakan penulis untuk memvaliditasikan data yang

dikumpulkan adalah menggunakan validitas proses dan validitas dialog. Dalam

validitas proses, proses yang berlangsung memperhatikan sumber data yang

beragam, perspektif yang majemuk dan triangulasi data. Validitas dialog

dilakukan bersama teman sejawat yaitu guru kelas dan kepala sekolah sebagai

kolabolator.

Page 53: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

2. Triangulasi

Dalam penelitian tindakan, triangulasi sama pentingnya dalam penelitian

kualitatif, hal ini bertujuan agar kesimpulan penelitiannya dapat sungguh valid,

akurat dan dipercaya. Paul Suparno (2007: 71) menyebutkan bahwa “Pada riset

tindakan—karena sampelnya sedikit, bahkan kadang hanya satu orang—

kesimpulan menjadi lebih valid bila datanya diambil dari berbagai sudut pandang.

Disinilah triangulasi ambil peran besar dalam menambah validitas penelitian

tindakan”.

Kunandar (2009: 124) menjelaskan bahwa “Dalam rangka memperoleh

data yang akurat dan obyektif, dalam PTK, guru (peneliti) juga perlu melakukan

triangulasi sumber data, yaitu menggunakan berbagai sumber untuk meningkatkan

mutu data dengan cara cek silang”.

Triangulasi yang dapat digunakan ada beberapa macam. Kunandar (2009:

124) menyebutkan beberapa macam triangulasi:

1. Theorical triangulation atau triangulasi teori, yakni menggunakan teoridalam upaya menelaah sesuatu.

2. Data triangulation atau triangulasi data, yakni mengambil data dariberbagai suasana, waktu, tempat dan jenis.

3. Source triangulation atau triangulasi sumber, yakni mengambil data dariberbagai sumber.

4. Method triangulation atau triangulasi metode, yakni menggunakanberbagai metode pengumpulan data.

5. Instrumental triangulation atau triangulasi instrument, yakni denganmenggunakan berbagai jenis alat atau instrument.

6. Analytic triangulation atau triangulasi analitik, yakni menggunakanberbagai metode atau cara analisis.Dalam penelitian ini, menggunakan triangulasi data dan triangulasi sumber

karena dua macam triangulasi tersebut sangat mendukung untuk memvalidkan

data yang dikumpulkan penulis dalam penelitian tindakan.

F. Teknik Analisis Data

Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis penelitian yang diajukan

maka setelah data terkumpul, diadakan pengolahan data sehingga dapat

menghasilkan suatu kesimpulan. Teknik analisis data merupakan cara yang

Page 54: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

digunakan dalam mengolah data dan menganalisis data yang diperoleh dalam

penelitian guna membuktikan hipotesis yang telah diajukan.

Konsisten dengan desain penelitian yang dipilih, maka pre test dan post

test dalam penelitian ini diberikan pada kelompok yang sama. Pre test digunakan

untuk mengukur kemampuan menulis dan membaca siswa sebelum diberi

perlakuan. Sedangkan post test digunakan untuk mengukur kemampuan menulis

dan membaca setelah diberikan perlakuan.

Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengumpulkan data

kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditentukan tema

dan merumuskan hipotesis. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisa data kualitatif dan kuantitatif.

Analisa data kualitatif yaitu analisa data yang berupa informasi berbentuk

kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa yang berkaitan dengan

tingkat pemahaman terhadap pembelajaran, sikap siswa, aktivitas siswa dalam

proses belajar mengajar, perhatian/antusias, kepercayaan diri dan motivasi dalam

pembelajaran. Paul Suparno (2007: 72) menyebutkan bahwa “Analisis induktif ini

secara sederhana hendak menemukan pola (pattern) dari data-data yang telah kita

kumpulkan. Tentu pola-pola itu yang sesuai dengan topic dan tujuan dari

penelitian kita”.

Analisis data yang digunakan peneliti adalah analisa deskriptif kuantitatif

dengan cara membandingkan nilai rata-rata dan persentase keberhasilan belajar

yang diperoleh dari nilai sebelum dengan sesudah tindakan.

G. Indikator Kinerja

Dalam penelitian tindakan ini yang akan dilihat indikator kinerjanya selain

siswa adalah guru (penulis sebagai peneliti), karena guru merupakan fasilitator

dalam pembelajaran yang berpengaruh besar dalam proses pembelajaran terhadap

kinerja siswa. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keberhasilan dalam proses belajar mengajar yang ditandai oleh meningkatnya

nilai rata-rata pos tes sesudah tindakan lebih baik daripada siklus sebelumnya.

Page 55: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah kejelasan langkah-langkah penelitian dari awal

hingga akhir. Tahapan-tahapan dari penelitian ini adalah :

Siklus I

Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan

dan refleksi sebagai berikut.

1. Perencanaan (Planing)

a. Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui

kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan

menggunakan pembelajaran abjad 8 (alphabet 8s).

b. Membuat rencana pembelajaran abjad 8 (alphabet 8s) berupa RPP.

c. Membuat media pembelajaran abjad 8 (alphabet 8s).

d. Membuat lembar kerja siswa.

e. Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK.

f. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2. Pelaksanaan (Acting)

a. Mengondisikan kelas sebagai persiapan pembelajaran.

b. Menyajikan materi pembelajaran abjad 8 (alphabet 8s).

c. Siswa melakukan kegiatan abjad 8 (alphabet 8s).

d. Guru memberikan kuis atau pertanyaan berdasarkan materi yang

disampaikan.

e. Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan.

f. Penguatan dan kesimpulan materi pembelajaran secara bersama-

sama.

g. Melakukan pengamatan atau observasi pada sikap siswa yang positif

dan negatif dalam pembelajaran yang berlangsung.

3. Pengamatan (Observation)

a. Mengamati situasi kegiatan belajar mengajar.

b. Mengamati keaktifan siswa.

c. Mengamati kemampuan siswa dalam pembelajaran.

Page 56: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

4. Refleksi (Reflection)

Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi beberapa syarat

sebagai berikut :

a. Sebagian besar berani dan mampu untuk menjawab pertanyaan dari

guru.

b. Sebagian besar berani dan mampu untuk bertanya tentang materi

pelajaran hari itu.

c. Sebagian besar perhatian/antusias terhadap materi pelajaran hari itu.

d. Sebagian besar siswa aktif dalam mengerjakan tugas yang diberikan

oleh guru.

e. Penyelesaian tugas sesuai dengan waktu yang disediakan.

Siklus II

Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Peneliti membuat rencana

pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama. Guru

melaksanakan pembelajaran abjad 8 (alphabet 8s) berdasarkan rencana

pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama. Tim peneliti (guru,

mitra dan kolabolator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas

pembelajaran abjad 8 (alphabet 8s). Peneliti melakukan refleksi terhadap

pelaksanaan siklus kedua dan menyusun rencana (replaning) untuk

siklus ketiga.

Page 57: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Secara skematik, prosedur penelitian tindakan ang dilakukan oleh

penulis dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 6. Skema penelitian

3 Siklus untuk pemberian

perlakuan (treathment)

dilakukan sebanyak 6

pertemuan

1 2 3 4 5 6

Post TestPre Test

Page 58: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sekolah Luar Biasa/C Setya Darma Surakarta didirikan didirikan pada

tahun 1960 oleh beberapa alumni SGPLB atas dasar keprihatinan dikarenakan

pada tahun tersebut, di Solo belum terdapat sekolah yang mau menampung anak-

anak yang memiliki atau mengalami keterbelakangan mental. Sekolah yang

tersedia pada saat itu adalah Yayasan Penyandang Anak Cacat (YPAC) Surakarta,

dimana yayasan tersebut diperuntukkan bagi anak-anak yang mengalami cacat

fisik pada masalah tulang, otot dan persendian.

Pada tahun 1964 Yayasan Setya Darma mendapatkan akta notaris sebagai

peresmian eksisnya yayasan tersebut. Yayasan itu didirikan dengan dilandasi oleh

cita-cita untuk berbuat kebajikan terhadap sesama manusia, khususnya kepada

anak keterbelakangan mental. Karena mereka memang sangat perlu ditolong

dalam bidang pendidikannya agar dapat tumbuh dan berkembang serta memilikii

masa depan yang lebih baik dengan kemampuan yang dimilikinya. Dalam bidang

pendidikan, yayasan menyediakan SLB/C, meliputi jenjang pendidikan sebagai

berikut:

1. Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB), dengan lama pendidikan 2 tahun.

2. Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), dengan lama pendidikan 6 tahun.

3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa (SLTPLB), dengan lama

pendidikan 3 tahun.

4. Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB), setingkat SMU, dengan lama

pendidikan 3 tahun.

Sekolah Luar Biasa/C Setya Darma memiliki Visi dan Misi, visinya adalah

penyandang tuna grahita yang mandiri, taqwa kepada Tuhan YME, memiliki

pengetahuan dasar serta keterampilan sesuai dengan derajat kecacatannya,

bertanggung jawab dan dapat hidup di tengah-tengah masyarakat dengan baik.

Sedangkan misinya adalah mendidik anak tuna grahita memiliki kemampuan

dasar sesuai dengan derajat kecacatannya serta memiliki kepribadian luhur dan

tekun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Melatih keterampiilan sesuai derajat

Page 59: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

kecacatannya agar mereka mampu bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Memberikan rehabilitasi sosial agar mereka dapat/mampu hidup di tengah-tengah

masyarakat dengan penuh tanggung jawab. Memberikan rehabilitasi medis agar

anak tuna grahita dapat mencapai kemampuan fungsional secara maksimal.

A. Pelaksanaan Penelitian

Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus

pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan

di kelas. Dalam penelitian ini, pembelajaran dilakukan dalam tiga siklus, masing-

masing siklus dua kali pertemuan untuk setiap Kompetensi Dasar yang dipelajari

oleh siswa sebagaimana pemaparan berikut ini.

1. Kondisi Awal

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, penulis melakukan pre test

yang akan dijadikan sebagai data awal sebelum melakukan pembelajaran menulis

dan membaca dengan menggunakan abjad 8 (alphabet 8s). Berikut ini hasil

perolehan skor tes menulis sebelum siswa mendapatkan pembelajaran yang

menggunakan abjad 8 (alphabet 8s) yang diambil pada 12 Januari 2010.

Tabel 4.1. Perolehan Skor Tes Menulis dan Membaca Siswa

RespondenSkor Tes

Menulis

Skor Tes

MembacaAkumulasi

Hasil

Bagi(%)

Skor Ideal

Akumulasi

SSN 13 67 80 40 40 100

PTR 13 66 79 39.5 39.5 100

LTN 10 57 67 33.5 33.5 100

TYB 7 65 72 36 36 100

SRY 5 44 49 28.5 28.5 100

ED 9 55 64 32 32 100

Rerata 9.5 59 68.5 34.9 34.9 100

Sumber : data pre test skor menulis dan membaca siswa.

Page 60: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa LTN, SRY dan ED memperoleh

skor dibawah rerata pada skor tes membaca. Pada skor tes menulis didapatkan

bahwa TYB, SRY dan ED mendapatkan skor dibawah rerata. Sedangkan pada

akumulasi skor tes menulis dan membaca didapatkan bahwa SRY dan ED

mendapatkan skor dibawah rerata. Pada akumulasi skor, LTN tidak termasuk

dibawah rata-rata karena di amendapatkan skor tes menulis diatas rata-rata,

sedangkan TYB juga tidak termasuk karena dia mendapatkan skor tes membaca

diatas rata-rata.

2. Siklus Pertama

Siklus pertama terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan,

observasi dan refleksi serta perencanaan ulang atau replanning. Dalam siklus

pertama terdapat dua pertemuan seperti yang dijelaskan berikut ini.

a. Perencanaan (Planning)

1) Peneliti melakukan analisis kurikulum pada 15 Januari 2010 untuk

menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan

disampaikan kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran yang

menggunakan abjad 8 (alphabet 8s) sebagai perlakuan untuk mengatasi

dan meningkatkan kemampuan membaca dan menulis pada responden

siswa.

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan standar

kompetensi: memahami cara-cara membaca intensif dan teks drama,

kompetensi dasar: membaca intensif teks sederhana dan menentukan

makna tersirat. Stadar kompetensi yang peneliti gunakan hanya tentang

memahami cara-cara membaca intensif, serta kompetensi dasar tentang

membaca intensif teks sederhana. Abjad 8 (alphabet 8s) digunakan

sebagai perlakuan kepada responden siswa untuk membantu mengatasi

masalah kesulitan membaca teks sederhana yang berdasarkan kompetensi

dasar yang ada.

3) Peneliti dengan intensif memberikan pengertian kepada siswa tentang

langkah-langkah gerakan abjad 8 (alphabet 8s) untuk membantu mereka

Page 61: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

melakukan gerakan dengan benar, sehingga siap untuk tahap pembelajaran

membaca dan menulis dengan bantuan abjad 8 (alphabet 8s).

4) Peneliti membantu siswa yang belum maupun yang sudah memahami

langkah-langkah gerakan abjad 8 (alphabet 8s) agar gerakan atau bentuk

yang dibuat menjadi terarah dengan benar.

5) Membimbing siswa lebih intensif untuk membuat gerakan abjad 8

(alphabet 8s) dalam beberapa variasi media selain papan tulis agar siswa

terbiasa dengan gerakan tersebut sehingga untuk hari berikutnya

memudahkan siswa untuk memmahami cara menulis atau membaca

dengan latihan abjad 8 (alphabet 8s).

6) Menyiapkan materi pembelajaran dan membuat lembar kerja siswa untuk

menulis dan membaca teks sederhana.

7) Membuat instrumen yang digunakan untuk pengamatan kepada siswa

dalam siklus PTK.

8) Menyusun alat evaluasi pembelajaran menulis dan membaca kata

sederhana. Penilaian berdasarkan benar tidaknya mereka menulis dan

membaca kata sederhana yang telah disusun.

b. Pelaksanaan (Acting)

Pada siklus pertama, tindakan I yang telah dilakukan dalam pelaksanaan

proses belajar mengajar pada 16 dan 19 Januari 2010 adalah:

1) Peneliti sebagai guru mengondisikan suasana di kelas yang akan dijadikan

tempat belajar oleh guru dan siswa. Guru melakukan apersepsi untuk

menarik perhatian dan antusias siswa tentang pengenalan kegiatan abjad 8

(alphabet 8s). Siswa membuat bentuk lingkaran secara bergantian pada

papan tulis yang telah disediakan, kemudian guru meminta siswa membuat

angka 8. Guru bersama siswa menyamakan persepsi tentang cara membuat

angka 8 yang dibuat tanpa terputus, lingkaran penuh pada bagian bawah

kemudian dilanjutkan dengan lingkaran penuh pada bagian atas.

2) Persepsi guru dan siswa dalam membuat angka 8 telah sama, maka saatnya

masuk ke tahap inti pembelajaran. Guru menjelaskan kepada siswa tentang

bagaimana gerakan abjad 8 (alphabet 8s) dilakukan. Guru memberikan

Page 62: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

contoh bentuk pada papan tulis, bahwa cara membuat abjad 8 (alphabet

8s) hampir sama dengan cara membuat angka 8, hanya saja angka 8 dalam

gerakan abjad 8 (alphabet 8s) dibuat dengan posisi tidur.

3) Guru menjelaskan petunjuk membuat abjad 8 (alphabet 8s) pada media

udara secara bersama-sama dan dilanjutkan pada media papan tulis pada

masing-masing siswa sebagaimana berikut ini:

(a) Luruskan tubuh menghadap satu titik yang terletak setingi mata.

Titik itulah yang akan menjadi titik tengah dari angka 8.

(b) Siswa memilih posisi yang nyaman untuk membuat angka 8 tidur

sebagai gerakan abjad 8 (alphabet 8s), dengan lebar dan tinggi yang

sesuai dengan jangkauan seluruh bidang penglihatannya dan juga

jangkauan terjauh kedua tangannya.

(c) Siswa melakukan gerakan dengan ukuran besar dulu, digambarkan di

udara mulai dengan tangan kiri dulu untuk segera mengaktifkan sisi

kanan otak dan dilanjutkan dengan tangan kanan kemudian dengan

tangan menyatu, untuk mengaktifkan otot-otot utama pada lengan,

bahu dan dada.

(d) Gerakkan tangan mulai dari titik tengah ke arah sisi atas, melingkar

ke kiri bawah, naik ke titik tengah lagi dan terus ke kanan atas,

berputar ke kanan bawah, kembali ke titik tengah, demikian

seterusnya.

(e) Mata mengikuti gerakan abjad 8 (alphabet 8s), kepala bergerak

sedikit dan leher tetap relaks.

(f) Gerakan yang dilakukan oleh siswa sedikitnya lima kali untuk setiap

tangan kanan dan kiri, dan juga untuk kedua tangan secara bersama-

sama.

4) Siswa secara bergantian melakukan gerakan abjad 8 (alphabet 8s) pada

papan tulis sesuai dengan petunjuk yang telah ada dan dengan arahan dari

guru. Masing-masing siswa yang telah melakukan gerakan abjad 8

(alphabet 8s), menyebutkan hobi mereka masing-masing kemudian

dituliskan pada papan tulis, hal ini bertujuan untuk mengecek sekaligus

Page 63: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

melatih kemampuan mereka dalam menuliskan kata yang mereka pilih

sendiri.

5) Siswa secara bergantian menuliskan kata berdasarkan kata dan kalimat

yang diucapkan oleh guru serta membaca teks sederhana berupa bacaan

yang bertemakan liburan sekolahku yang telah disediakan oleh guru. Guru

melakukan pengamatan dan penilaian kepada siswa.

Pada akhir siklus pertama dari hasil pengamatan peneliti sebagai guru dan

berkolaborasi dengan guru kelas sebagai teman sejawat dapat disimpulkan:

1) Siswa belun terbiasa dengan pola pembelajaran membaca dan menulis

yang baru untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2) Siswa baru mengenal gerakan abjad 8 (alphabet 8s) yang membantu

mereka lebih fokus pada pembelajaran membaca dan menulis.

3) Siswa masih kesulitan membayangkan gerakan abjad 8 (alphabet 8s) pada

media udara, sehingga gerakan yang dibuat menjadi kurang terarah sesuai

dengan langkah-langkah yang ada. Tetapi pada media papan tulis, siswa

mulai mengenali gerakan abjad 8 (alphabet 8s) yang memiliki pola

gerakan tertentu dalam membuat gerakan tersebut.

4) Siswa dapat menyimpulkan bahwa gerakan abjad 8 (alphabet 8s) memiliki

langkah-langkah tertentu yang dengan mudah bisa diterapkan.

c. Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation)

1) Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM.

Sikap negatif yang ditunjukkan oleh siswa secara umum adalah adanya

siswa yang mengantuk, berisik, keluar masuk kelas saat peneliti sedang

melakukan proses pembelajaran, mengganggu siswa lain ketika siswa

tersebut melakukan gerakan abjad 8 (alphabet 8s). Sikap positif yang

muncul pada siswa antara lain adalah adanya minat dan perhatian pada

pembelajaran membaca dengan metode yang baru. Presentasi atau dalam

hal ini siswa melakukan gerakan abjad 8 (alphabet 8s) cukup bagus karena

kepercayaan diri pada siswa, meskipun gerakan yang dibuat masih belum

sempurna serta partisipasi yang cukup dalam pembelajaran.

.

Page 64: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2) Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM.

Hasil observasi aktivitas peneliti sebagai guru dalam kegiatan belajar

mengajar pada siklus pertama masih tergolong kurang. Hal ini terjadi

karena lebih banyak berdiri di depan kelas dan kurang memberikan

pengarahan kepada siswa agar kondisi kelas tetap tenang ketika ada salah

satu siswa yang mempraktikkan abjad 8 (alphabet 8s) pada media papan

tulis. Selain itu, suara peneliti juga masih terlihat canggung belum

terdengar cukup keras agar siswa yang berada di tempat duduk yang

belakang tetap fokus mendengarkan meskipun perhatian peneliti terfokus

pada siswa yang sedang membuat gerakan abjad 8 (alphabet 8s) pada

papan tulis. Pujian yang diberikan kepada siswa sebagai bentuk

penghargaan karena siswa bisa dan mampu melakukan gerakan abjad 8

(alphabet 8s), masih kurang, yang berpengaruh terhadap motivasi siswa

dalam mengikuti pembelajaran.

3) Hasil Evaluasi Siklus 1. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.

Selain aktivitas peneliti dalam PBM, penguasaaan siswa terhadap materi

pembelajaran pun masih tergolong kurang. Hal ini ditunjukkan dengan

masih rendahnya kemampuan membaca pada siswa. Kemampuan menulis

tergolong cukup, permasalahan yang muncul pada siswa adalah bahwa

mereka tahu kata apa yang diucapkan oleh peneliti, tetapi mereka masih

mengalami kesulitan untuk menuliskannya dengan tepat, sehingga hal ini

berpengaruh pada saat siswa membaca tulisan yang mereka buat sendiri.

Kemampuan menulis dan membaca siswa dapat dipaparkan dalam tabel

berikut ini.

Page 65: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 4.2. Perolehan Skor Tes Menulis dan Membaca Siswa

RespondenSkor Tes

Menulis

Skor Tes

MembacaAkumulasi

Hasil

Bagi(%)

Skor Ideal

Akumulasi

SSN 12 72 84 42 42 100

PTR 14 69 83 41.5 41.5 100

LTN 11 60 71 33.5 33.5 100

TYB 9 70 79 39.5 39.5 100

SRY 11 52 63 31.5 31.5 100

ED 6 61 67 33.5 33.5 100

Rerata 10.5 64 74.5 37.3 37.3 100

Sumber : data post test siklus 1 skor menulis dan membaca siswa.

Berdasarkan tabel diatas, pada skor tes menulis terdapat 2 siswa yang

skornya dibawah rata-rata yaitu TYB dan ED. Pada skor tes membaca didapatkan

bahwa LTN, SRY dan ED mendapatkan skor dibawah rata-rata. Kemudian pada

akumulasi dan hasil bagi skor tes menulis dan membaca didapatkan LTN, SRY

dan ED mendapatkan skor dibawah rata-rata diantara teman yang lain. Sedangkan

TYB tidak termasuk dalam skor dibawah rata-rata meskipun hasil tes menulisnya

dibawah rata-rata, karena pada skor membaca dia mendapatkan skor diatas rata-

rata.

d. Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflection and Replanning)

Pada saat awal siklus pertama, pelaksanaan masih belum sesuai dengan

yang sudah direncanakan. Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada

siklus pertama adalah sebagai berikut.Hal ini disebabkan oleh:

1) Sebagian besar siswa belum mengenali gerakan abjad 8 (alphabet 8s)

dengan baik karena hal itu merupakan hal baru bagi mereka.

2) Sebagian besar siswa belum memahami langkah-langkah gerakan angka 8

pada posisi tidur, sehingga perputaran tangan untuk menggambarkan dan

menelusuri abjad 8 (alphabet 8s) masih kaku dan kurang terarah dengan

benar sesuai dengan gerakan yang semestinya.

Page 66: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

3) Sebagian besar siswa masih kaku menggunakan tangan kiri untuk

membuat gerakan abjad 8 (alphabet 8s) karena belum terbiasa, dan hal ini

menunjukkan bahwa keseimbangan antara otak kanan dan kiri siswa masih

belum tercapai.

4) Penguasaan siswa terhadap gerakan abjad 8 (alphabet 8s) pada media

udara masih belum bagus, siswa masih kesulitan membayangkan hal yang

abstrak untuk melakukan gerakan tersebut. Tetapi mereka lebih mudah

melakukan gerakan tersebut pada media papan tulis dibandingkan pada

media udara.

5) Peneliti belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif

untuk semua siswa agar suasana ruang kelas tetap tenang meskipun ketika

fokus peneliti hanya terpusat pada siswa yang sedang mempraktikkan

gerakan abjad 8 (alphabet 8s) pada papan tulis. Hal ini disebabkan karena

suara peneliti kurang keras untuk didengarkan di ruang kelas.

6) Sebagian besar siswa belum terbiasa dengan pembelajaran membaca dan

menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan

metode abjad 8 (alphabet 8s). Meskipun demikian, mereka terlihat merasa

senang dan antusias dalam belajara menggunakan cara yang baru.

7) Masih ada siswa yang belum bisa menggambarkan abjad 8 (alphabet 8s)

karena masih bingung terhadap gerakan yang mereka lakukan, karena

masih belum cukup bisa membedakan gerakan pada sisi kiri dan sisi kanan

pada abjad 8 (alphabet 8s).

8) Siswa kurang termotivasi karena kurangnya pujian (reward) yang

diberikan oleh guru ketika siswa dapat melakukan dengan benar, meskipun

gerakan yang dibuat belum sepenuhnya benar.

9) Perbedaan skor tertingi dan terendah masih jauh, perlu adanya

pendampingan yang lebih serius pada siswa yang mendapatkan skor

terendah, terutama yang masuk daftar tiga terendah.

Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang

telah dicapai pada siklus pertama, maka pada siklus kedua dapat dibuat

perencanaan sebagai berikut.

Page 67: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

1) Memberikan motivasi terhadap siswa agar lebih terfokus pada gerakan

abjad 8 (alphabet 8s) yang dia gambarkan pada papan tulis.

2) Membimbing siswa lebih intensif untuk membuat gerakan abjad 8

(alphabet 8s) dalam beberapa variasi media selain papan tulis agar siswa

terbiasa dengan gerakan tersebut sehingga untuk hari berikutnya

memudahkan siswa untuk memmahami cara menulis atau membaca

dengan latihan abjad 8 (alphabet 8s).

3) Suara peneliti saat pembelajaran di kelas lebih keras agar semua siswa

tetap fokus mendengarkan peneliti dalam mengarahkan dan membimbing

siswa yang sedang membuar gerakan abjad 8 (alphabet 8s) pada papan

tulis.

4) Memberi pengakuan, pujian atau penghargaan (reward) kepada siswa agar

tetap semangat dan lebih termotivasi dalam belajar.

5) Peneliti dengan intensif memberikan pengertian kepada siswa tentang

langkah-langkah gerakan abjad 8 (alphabet 8s) untuk membantu mereka

melakukan gerakan dengan benar, sehingga siap untuk tahap pembelajaran

membaca dan menulis dengan bantuan abjad 8 (alphabet 8s).

6) Peneliti membantu siswa yang belum maupun yang sudah memahami

langkah-langkah gerakan abjad 8 (alphabet 8s) agar gerakan atau bentuk

yang dibuat menjadi terarah dengan benar.

7) Peneliti lebih intensif mendampingi siswa yang memperoleh skor

terendah, agar kemampuan membacanya meningkat sehingga mencapai

skor ideal atau setidaknya mendekati skor ideal.

3. Siklus Kedua

Pada siklus kedua ini, beberapa hal yang menjadi kelemahan pada siklus

pertama diharapkan dapat diminimalkan, terutama kelemahan yang ada pada

peneliti karena hal ini berdampak lalngsung pada kualitas pembelajaran yang

dilakukan bersama siswa.

Page 68: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

a. Perencanaan (Planning)

Peneliti bersama kolabolator pada 22 Januari 2010 merencanakan tindakan

berikutnya sebagai berikut.

1) Peneliti lebih intensif dalam mengarahkan gerakan abjad 8 (alphabet 8s)

yang benar ketika siswa melakukan pada media udara.

2) Suara peneliti agar lebih keras dan maksimal keras agar terkesan lebih

tegas dalam menegur siswa yang gaduh ketika siswa yang lain sedang

mempraktikkan gerakan abjad 8 (alphabet 8s) pada papan tulis.

3) Peneliti harus bisa membagi perhatiannnya pada dua hal, siswa yang

sedang melakukan gerakan abjad 8 (alphabet 8s) pada papan tulis dan

siswa yang masih duduk di bangku menunggu giliran untuk melakukan

gerakan tersebut, hal ini bertujuan agar suasana kelas lebih terkondisikan.

4) Peneliti lebih tegas dalam menyikapi tindakan siswa yang bisa

mengganggu konsentrasi siswa lain, siswa yang sesekali makan makanan

ringan, siswa yang mengjak bicara siswa lain, siswa yang mengantuk saat

dalam proses belajar mengajar di kelas.

5) Peneliti lebih sering memberikan pujian ketika siswa dapat melakukan

gerakan abjad 8 (alphabet 8s) dengan benar meskipun tidak sebenar

penilaian peneliti.

6) Peneliti selalu mengikutsertakan integrasi pendengaran, penglihatan,

kinestetik dengan mengatakan “Ke kiri atas dan memutar. Seberangi titik

tengah dan ke kanan atas. Putar, ke bawah, dan kembali ke tengah.” pada

setiap siswa yang sedang melakukan gerakan abjad 8 (alphabet 8s).

7) Peneliti lebih intensif membimbing siswa yang dalam pembuatan goresan

gerakan abjad 8 (alphabet 8s) pada media kertas masih belum terarah

sesuai dengan langkah-langkah yang ada.

8) Membuat pernagkat pembelajaran abjad 8 (alphabet 8s) yang lebih mudah

dipahami oleh siswa.

b. Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan siklus kedua pertemuan pertama ini dilaksanakan pada 23 dan

26 Januari 2010.

Page 69: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

1) Guru mengondisikan suasana kelas agar lebih siap untuk melakukan

pembelajaran sebagai apersepsi.

2) Siswa diminta berdiri oleh guru untuk melakukan gerakan abjad 8

(alphabet 8s) dengan mengikutsertakan integrasi pendengaran,

penglihatan, kinestetik dengan mengatakan “Ke kiri atas dan memutar.

Seberangi titik tengah dan ke kanan atas. Putar, ke bawah, dan kembali ke

tengah.” pada media udara secara bersama-sama dilanjutkan pada media

papan tulis dengan langkah-langkah sebagai berikut :

(a) Luruskan tubuh menghadap satu titik yang terletak setingi mata.

Titik itulah yang akan menjadi titik tengah dari angka 8.

(b) Siswa memilih posisi yang nyaman untuk membuat angka 8 tidur

sebagai gerakan abjad 8 (alphabet 8s), dengan lebar dan tinggi yang

sesuai dengan jangkauan seluruh bidang penglihatannya dan juga

jangkauan terjauh kedua tangannya.

(c) Siswa melakukan gerakan dengan ukuran besar dulu, digambarkan di

udara mulai dengan tangan kiri dulu untuk segera mengaktifkan sisi

kanan otak dan dilanjutkan dengan tangan kanan kemudian dengan

tangan menyatu, untuk mengaktifkan otot-otot utama pada lengan,

bahu dan dada.

(d) Gerakkan tangan mulai dari titik tengah ke arah sisi atas, melingkar

ke kiri bawah, naik ke titik tengah lagi dan terus ke kanan atas,

berputar ke kanan bawah, kembali ke titik tengah, demikian

seterusnya.

(e) Mata mengikuti gerakan abjad 8 (alphabet 8s), kepala bergerak

sedikit dan leher tetap relaks.

(f) Gerakan yang dilakukan oleh siswa sedikitnya lima kali untuk setiap

tangan kanan dan kiri, dan juga untuk kedua tangan secara bersama-

sama.

3) Setelah masing-masing siswa melakukan gerakan abjad 8 (alphabet 8s)

pada media papan tulis, kemudian dilanjutkan pada media yang lebih

kecil ukurannya, yaitu kertas yang telah disediakan oleh peneliti. Hal ini

Page 70: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

bertujuan untuk menghubungkan gerakan dengan menulis pada siklus

berikutnya.

4) Peneliti menjelaskan kepada siswa bahwa gerakan yang mereka lakukan

tidak semata-mata hanya membuat pola lingkaran yang bersambungan,

tetapi ada maksudnya. Huruf pada bidang penglihatan kiri kebanyakan

dimulai pada titik tengah mengikuti lingkaran ke kiri atas, putar, dan turun

di garis tengah, salah satu contoh antara lain adalah huruf ”a, c, d, e, g,

o, q”. Huruf pada bidang kanan dimulai pada garis tengah dengan garis ke

bawah, naik ke lingkaran kanan atas, dan putar, salah satu contoh antara

lain huruf ”b, h, k, m, n, p”.

5) Siswa menulis dan membaca teks sederhana berupa bacaan yang telah

disiapkan oleh peneliti sebagai bahan evaluasi pembelajaran.

Pada akhir kegiatan dalam siklus kedua ini, peneliti bersama

kolabolator/teman sejawat menyimpulkan bahwa:

1) Siswa sudah terbiasa dan mampu melakukan gerakan abjad 8 (alphabet 8s)

pada media papan tulis. Pada media udara, siswa terkadang masih belum

tepat membuat gerakan abjad 8 (alphabet 8s).

2) Siswa mengalami sedikit kesulitan ketika melakukan gerakan abjad 8

(alphabet 8s) pada media kertas yang ukurannya lebih kecil dibandingkan

papan tulis, ada beberapa goresan dari gerakan tersebut melebar pada

kertas yang disediakan, bekas gambaran yang dibuat masih belum serapi

ketika menggoreskan pada media papan tulis, goresan yang dibuat kurang

sesuai dengan langkah-langkah gerakan abjad 8 (alphabet 8s).

c. Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation)

1) Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM.

Pada siklus kedua, sikap negatif dalam pembelajaran masih ditunjukkan

oleh siswa, antara lain adanya siswa yang mengantuk, berisik, menganggu

siswa lain, serta berpindah-pindah tempat duduk tetapi meskipun begitu,

mereka terlihat lebih kooperatif dalam pembelajaran. Sikap positif yang

ditunjukkan oleh siswa diantaranya minat dan perhatian yang sangat baik

Page 71: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

dalam kegiatan membuat gerakan abjad 8 (alphabet 8s) serta presentasi

yang baik dalam melakukan gerakan tersebut.

2) Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM.

Pada siklus kedua ini berdasarkan pengamatan dari kolabolator/teman

sejawat, peneliti lebih aktif untuk mengondisikan kelas ketika siswa mulai

menunjukkan tindakan yang bisa dianggap mengganggu siswa lain.

Peneliti lebih tegas menyikapi siswa mengajak bicara teman yang duduk di

depannya, siswa yang terkadang makan makanan ringan yang

disembunyikan di kolong meja, siswa yang mengantuk dengan posisi

duduk yang kurang bagus. Selain itu, suara peneliti lebih lantang ketika

dalam kegiatan belajar mengajar.

3) Hasil Evaluasi Siklus 2. Penguasaan siswa terhadapmateri pembelajaran.

Berdasarkan evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan, penguasaan

siswa pada materi belajar tergolong cukup. Siswa pada umumnya

membaca teks dengan lancar meskipun pada pembacaan kata tertentu

masih belum lancar, hal ini diperkirakan karena siswa tidak terbiasa

membaca atau mengenali kata tersebut. Berikut ini perolehan skor menulis

dan membaca.

Tabel 4.3. Perolehan Skor Tes Menulis dan Membaca Siswa

RespondenSkor Tes

Menulis

Skor Tes

MembacaAkumulasi

Hasil

Bagi(%)

Skor Ideal

Akumulasi

SSN 17 73 90 45 45 100

PTR 15 72 87 43.5 43.5 100

LTN 13 67 80 40 40 100

TYB 11 69 80 40 40 100

SRY 10 60 70 35 35 100

ED 9 64 73 36.5 36.5 100

Rerata 12.5 67.5 80 40 40 100

Sumber : data post test siklus 2 skor menulis dan membaca siswa.

Page 72: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Berdasarkan tabel diatas, dapat kita lihat bahwa pada skor tes menulis

terdapat 3 siswa yang skornya dibawah rata-rata yaitu TYB, SRY dan ED. Pada

skor hasil tes membaca, yang mendapatkan skor dibawah rata-rata adalah LTN,

SRY dan ED. Kemudian pada skor akumulasi dan hasil bagi tes menulis dan

membaca, yang mendapatkan skor dibawah rata-rata adalah SRY dan ED, LTN

tidak termasuk karena dia mendapatkan skor diatas rata-rata pada tes menulis jadi

pada akumulasi skor dia termasuk dalam rata-rata, sedangkan TYB mendapatkan

skor tes membaca diatas rata-rata jadi akumulasi skornya termasuk dalam rata-

rata.

d. Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflection and Replanning)

Pada saat awal siklus kedua pertemuan pertama, pelaksanaan masih belum

sesuai dengan yang sudah direncanakan. Adapun keberhasilan dan kegagalan

yang terjadi pada siklus kedua adalah sebagai berikut. Hal ini disebabkan oleh:

1) Siswa terlihat lebih mudah melakukan gerakan abjad 8 (alphabet 8s)

dengan diikutsertakan integrasi pendengaran, penglihatan, kinestetik

dengan mengatakan “Ke kiri atas dan memutar. Seberangi titik tengah dan

ke kanan atas. Putar, ke bawah, dan kembali ke tengah.”

2) Siswa masih sedikit kesulitan melakukan gerakan abjad 8 (alphabet 8s)

pada media kertas, goresan yang mereka buat masih melebar pada kertas

tersebut, hal ini kemungkinan terjadi karena mereka masih menyesuaikan

pembuatan goresan pada bidang yang lebih kecil.

3) Tindakan siswa yang mengarah pada gangguan pada siswa lain, sudah

terkurangi, meskipun masih ada siswa yang merepotkan untuk

dikendalikan.

Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang

telah dicapai pada siklus kedua, maka pada siklus berikutnya dapat dibuat

perencanaan sebagai berikut.

1) Peneliti selalu mengikutsertakan integrasi pendengaran, penglihatan,

kinestetik dengan mengatakan “Ke kiri atas dan memutar. Seberangi titik

tengah dan ke kanan atas. Putar, ke bawah, dan kembali ke tengah.” pada

setiap siswa yang sedang melakukan gerakan abjad 8 (alphabet 8s).

Page 73: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

2) Peneliti lebih intensif untuk mendampingi siswa ketika melakukan gerakan

abjad 8 (alphabet 8s) pada media kertas yang ukurannya lebih kecil

daripada papan tulis, karena goresan yang dibuat pada kertas masih

melebar.

3) Peneliti lebih intensif membimbing siswa yang dalam pembuatan goresan

gerakan abjad 8 (alphabet 8s) pada media kertas masih belum terarah

sesuai dengan langkah-langkah yang ada.

4) Peneliti memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan,

agar siswa lebih mudah dalam menulis dan membaca kalimat sederhana

untuk mendukung kelancaran pembelajarannya.

4. Siklus Ketiga

Pada siklus ketiga ini, beberapa hal yang menjadi kelemahan pada siklus

kedua diharapkan dapat diminimalkan terlebih lagi dihilangkan, terutama

kelemahan yang ada pada peneliti dalam pengelolaan pembelajaran.

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti dan kolabolator pada 29 Januari

2010 adalah sebagai berikut.

1) Peneliti lebih intensif dalam mendampingi siswa dalam membuat goresan

abjad 8 (alphabet 8s) dalam ukuran kecil pada media kertas, karena hal ini

berpengaruh langsung pada kemampuan menulis dan membaca siswa pada

saat sehari-hari menulis pada kertas.

2) Peneliti memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan

dalam menulis dan membaca kalimat sederhana untuk mendukung

kelancaran pembelajarannya.

3) Peneliti sebaiknya ketika menjelaskan pola goresan abjad 8 (alphabet 8s)

menghadap ke arah yang sama dimana siswa menghadap pada arah

tersebut, jadi tidak menimbulkan perbedaan persepsi arah kiri dan kanan

antara siswa dengan peneliti.

4) Membuat instrumen pembelajaran yang lebih mudah dipahami siswa.

Page 74: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

b. Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada 30 Januari dan2 Februari 2010.

1) Guru mengondisikan suasana kelas agar lebih siap untuk melakukan

pembelajaran sebagai apersepsi.

2) Siswa diminta berdiri oleh guru untuk melakukan gerakan abjad 8

(alphabet 8s) dengan mengikutsertakan integrasi pendengaran,

penglihatan, kinestetik dengan mengatakan “Ke kiri atas dan memutar.

Seberangi titik tengah dan ke kanan atas. Putar, ke bawah, dan kembali ke

tengah.” pada media udara secara bersama-sama dilanjutkan pada media

kertas dengan langkah-langkah sebagai berikut :

(a) Luruskan tubuh menghadap satu titik yang terletak setingi mata.

Titik itulah yang akan menjadi titik tengah dari angka 8.

(b) Siswa memilih posisi yang nyaman untuk membuat angka 8 tidur

sebagai gerakan abjad 8 (alphabet 8s), dengan lebar dan tinggi yang

sesuai dengan jangkauan seluruh bidang penglihatannya dan juga

jangkauan terjauh kedua tangannya.

(c) Siswa melakukan gerakan dengan ukuran besar dulu, digambarkan di

udara mulai dengan tangan kiri dulu untuk segera mengaktifkan sisi

kanan otak dan dilanjutkan dengan tangan kanan kemudian dengan

tangan menyatu, untuk mengaktifkan otot-otot utama pada lengan,

bahu dan dada.

(d) Gerakkan tangan mulai dari titik tengah ke arah sisi atas, melingkar

ke kiri bawah, naik ke titik tengah lagi dan terus ke kanan atas,

berputar ke kanan bawah, kembali ke titik tengah, demikian

seterusnya.

(e) Mata mengikuti gerakan abjad 8 (alphabet 8s), kepala bergerak

sedikit dan leher tetap relaks.

(f) Gerakan yang dilakukan oleh siswa sedikitnya lima kali untuk setiap

tangan kanan dan kiri, dan juga untuk kedua tangan secara bersama-

sama.

Page 75: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

3) Setelah masing-masing siswa melakukan gerakan abjad 8 (alphabet 8s)

pada media udara, kemudian dilanjutkan pada media yang lebih kecil

ukurannya, yaitu kertas yang telah disediakan oleh peneliti. Hal ini

bertujuan untuk menghubungkan gerakan dengan cara menulis.

4) Peneliti menjelaskan kepada siswa bahwa gerakan yang mereka

lakukan tidak semata-mata hanya membuat pola lingkaran yang

bersambungan, tetapi ada maksudnya. Huruf pada bidang penglihatan

kiri kebanyakan dimulai pada titik tengah mengikuti lingkaran ke kiri

atas, putar, dan turun di garis tengah, salah satu contoh antara lain

adalah huruf ”a, c, d, e, g, o, q”. Huruf pada bidang kanan dimulai

pada garis tengah dengan garis ke bawah, naik ke lingkaran kanan atas,

dan putar, salah satu contoh antara lain huruf ”b, h, k, m, n, p”.

Pada akhir kegiatan dalam siklus ketiga ini, peneliti bersama

kolabolator/teman sejawat menyimpulkan bahwa:

1) Siswa mulai terbiasa dengan membuat goresan pada media kertas,

goresan yang dihasilkan semakin rapi, tidak melebihi dari ukuran

kertas yang disediakan.

2) Siswa mulai mengerti bahwa gerakan yang selama ini mereka lakukan

adalah mengandung cara menulis huruf.

3) Siswa mampu membaca bacaan yang disediakan oleh peneliti,

meskipun ada beberapa kata yang masih salah cara membacanya.

4) Siswa telah terbiasa membuat goresan abjad 8 (alphabet 8s) pada

media kertas dan lebih memahami pola dalam goresan abjad 8

(alphabet 8s) dengan membedakan cara menulis huruf pada bidang kiri

dan bidang kanan.

5) Siswa menjadi lebih kooperatif dalam proses pembelajaran,

dimungkinkan karena peneliti lebih intensif dalam memberikan

instrumen pembelajaran yang lebih mudah dipelajari oleh siswa.

c. Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation)

1) Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM.

Page 76: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Pada siklus ketiga ini, sikap negatif siswa relatif sudah berangsur

menurun, mereka lebih kooperatif dalam mengikuti proses pembelajaran.

Sikap positif siswa adalah semakin baiknya minat, perhatian, partisipasi

siswa dalam pembelajaran.

2) Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM.

Pada siklus ketiga ini berdasarkan pengamatan dari kolabolator/teman

sejawat, peneliti sudah menguasai jalannya proses pembelajaran, tetapi

peneliti dalam proses pembelajaran bersama siswa sedikit pasif, karena

siswa sudah terbiasa dengan membuat goresan abjad 8 (alphabet 8s) pada

media kertas, sekaligus mengerti perbedaan pola menulis huruf pada

bidang kiri dan bidang kanan. Pengondisian suasana belajar dan penjelasan

untuk materi belajar sudah lumayan bagus.

3) Hasil Evaluasi Siklus 3. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.

Berdasarkan evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan, penguasaan

siswa terhadap materi belajar tergolong cukup pada siklus ini. Berikut ini

perolehan skor hasil tes menulis dan membaca.

Tabel 4.4. Perolehan Skor Tes Menulis dan Membaca Siswa

RespondenSkor Tes

Menulis

Skor Tes

MembacaAkumulasi

Hasil

Bagi(%)

Skor Ideal

Akumulasi

SSN 20 73 93 46.5 46.5 100

PTR 17 74 93 46.5 46.5 100

LTN 13 69 82 41 41 100

TYB 16 70 86 43 43 100

SRY 12 64 76 38 38 100

ED 13 69 82 41 41 100

Rerata 15.2 69.8 85.3 42.6 42.6 100

Sumber : data post test siklus 3 skor menulis dan membaca siswa.

Pada siklus ketiga ini, ada tiga siswa yang mendapatkan skor dibawah

rata-rata pada tes menulis, tes membaca serta akumulasi skor dan hasil bagi, yaitu

LTN, SRY dan ED.

Page 77: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

d. Refleksi (Reflection)

Pada siklus ketiga,. adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada

siklus ini adalah sebagai berikut. Hal ini disebabkan oleh:

1) Siswa mulai terbiasa dengan melakukan goresan abjad 8 (alphabet 8s)

pada media kertas, hal ini harus dipertahankan untuk mempengaruhi

kemampuan siswa dalam menulis dan membaca.

2) Siswa semakin kooperatif dalam pembelajaran, sehingga memudahkan

peneliti untuk melaksanakan proses pembelajaran, selain itu, siswa mulai

memahami bahwa goresan abjad 8 (alphabet 8s) yang mereka buat pada

media kertas adalah mnyerupai menulis huruf yang memiliki pola tertentu

yaitu pada bidang kanan dan bidang kiri.

3) Siswa masih ada yang kurang tepat dalam menyusun kata dan kalimat,

dengan masih adanya beberapa tulisan yang kurang tepat jika dibaca,

misalkan adanya kata yang salah dalam penulisan hurufnya, huruf yang

kurang dalam penulisan kata. Meskipun demikian, siswa menunjukkan

kemajuan dalam peningkatan hasil belajarnya selama tiga siklus ini, jika

dilihat secara nilai rata-rata, masih ada siswa yang skor tes menulis dan

membaca dibawah rata-rata

5. Kondisi Akhir

Setelah dilaksanakannya penelitian tindakan selama tiga siklus yang

masing-masing dua pertemuan dengan perlakuan abjad 8 (Alphabet 8s), maka

dilakukan post test untuk yang terakhir. Tes ini dilaksanakan pada 4 Februari

2010. perolehan skor hasil tes dapat dipaparkan pada tabel berikut ini.

Page 78: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 4.5. Perolehan Skor Tes menulis dan Membaca Siswa

RespondenSkor Tes

Menulis

Skor Tes

MembacaAkumulasi

Hasil

Bagi(%)

Skor Ideal

Akumulasi

SSN 20 78 98 49 49 100

PTR 18 78 96 48 48 100

LTN 16 75 91 45.5 45.5 100

TYB 17 76 93 46.5 46.5 100

SRY 15 70 85 42.5 42.5 100

ED 13 73 86 43 43 100

Rerata 16.5 75 91.5 45.8 45.8 100

Sumber : data post test skor menulis dan membaca siswa.

Setelah siswa mendapatkan perlakuan berupa abjad 8 (alphabet 8s),

kemampuan membaca siswa menunjukkan peingkatan, hal ini ditunjukkan dengan

meningkatnya perolehan skor tes menulis dan membaca yang mendekati skor

ideal. Pada skor hasil tes menulis, LTN, SRY dan ED mendapatkan nilai dibawah

rata-rata. Pada skor hasil tes membaca, hanya SRY dan ED yang mendapat skor

dibawah rata-rata. Kemudian pada akumulasi skor tes membaca dan menulis,

didapatkan tiga siswa lagi yang mendapatkan skor dibawah rata-rata, yaitu LTN,

SRY dan ED. Meskipun dalam pos tes yang terakhir masih ada siswa yang

skornya dibawah rata-rata, hal ini tidak menjadikan masalah karena mereka

menunjukkan perkembangan dalam menigkatnya kemampuan menulis dan

membaca. Penigkatan itu terlihat pada setiap pos tes yang dilakukan selama siklus

dan akhir.

Page 79: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Data dalam penelitian tindakan kelas eksperimen adalah data tentang

kemampuan menulis dan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa

kelas VI SDLB-C Setya Darma Surakarta.

Dalam penelitian yang berjudul ” Pengaruh Abjad 8 (Alphabet 8s) Dalam

Mengatasi Kesulitan Menulis (Dysgraphia) Dan Membaca (Dyslexia) Anak Tuna

Grahita Ringan”, terdapat 3 variabel, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Metode pembelajaran Abjad 8 (Alphabet 8s) sebagai variabel bebas (X)

b. Kemampuan menulis pada anak yang mengalami kesulitan menulis

(Dysgraphia) sebagai variabel terikat (Y1)

c. Kemampuan membaca pada anak yang mengalami kesulitan membaca

(Dyslexia) sebagai variabel terikat (Y2)

Adapun tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui

signifikansi penggunaan abjad 8 (alphabet 8s) dalam mengatasi kesulitan menulis

(dysgraphia) dan membaca (dyslexia) anak tuna grahita ringan. Subjek penelitian

adalah siswa kelas VI SDLB-C Setya Darma Surakarta dengan populasi sejumlah

6 siswa. Deskripsi data dari 6 siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6. Daftar Responden Siswa

No Nama Siswa Jenis Kelamin

1. ED Laki-laki

2. LTNG Laki-laki

3. PTR Perempuan

4. SRY Laki-laki

5. SSN Perempuan

6. TYB Laki-laki

Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas eksperimen, karena

dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti melakukan perlakuan tertentu

(treatment) pada siswa dengan melakukan gerakan atau goresan abjad 8 (alphabet

8s) untuk mengukur peningkatan kemampuan membaca dan menulis siswa kelas

Page 80: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

VI SDLB-C Setya Darma Surakarta sebagi responden dalam penelitian. Prosedur

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memberikan tes awal (pre

test) kepada enam siswa untuk mengetahui kemampuan awal mereka dalam

menulis dan membaca. Kemudian dilakukan tindakan per siklus untuk

memberikan perlakuan kepada siswa sekaligus memberikan latihan sejenis

ulangan harian. Perlakuan ini dilakukan sebanyak enam kali dalam siklus

pembelajaran yang berlangsung. Setelah perlakuan dan tindakan per siklus selesai

dilakukan, peneliti melakukan tes akhir (post test) untuk mengukur tingkat

kemampuan siswa setelah mendapatkan perlakuan dalam tindakan per siklus.

Pertemuan yang dilakukan sebanyak delapan kali pertemuan, 2 pertemuan

masing-masing untuk tes awal dan tes akhir, serta enam kali pertemuan untuk

melakukan tindakan dalam tiga siklus.

Dalam mengetahui pengaruh perlakuan abjad 8 (alphabet 8s) yang

diberikan peneliti kepada siswa tuna grahita ringan yang mengalami kesulitan

menulis dan membaca pada pelajaran Bahasa Indonesia, analisa data yang

digunakan oleh peneliti adalah menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.

Dalam penelitian tindakan kelas eksperimen ini, kemampuan menulis dan

kemampuan membaca merupakan variabel bebas dengan teknik pengumpulan

datanya berupa tes tertulis yang dipandu oleh peneliti dengan cara peneliti

membacakan kata atau kalimat kemudian siswa menuliskan kata atau kalimat

yang mereka dengar. Tes terdiri dari 20 item dengan 14 berupa kata dan 6 berupa

kalimat.

Kemampuan menulis dan membaca siswa kelas VI SDLB-C Setya Darma

Surakarta sebelum (pre test), selama siklus dan sesudah (post test) diberikan

perlakuan berupa abjad 8 (alphabet 8s) mengalami peningkatan, capaian skor

berangsur-angsur cenderung meningkat, meskipun ada skor siswa yang dalam

setiap tahap masih tetap (tidak ada peningkatan ataupun penurunan). Semua

perolehan skor diringkas dalam tabel berikut ini.

Page 81: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 4.7. Perkembangan Perolehan Skor Tes Menulis dan Membaca

Siswa

RespondenSkor

Ideal

Perolehan

Skor

Pre Test

Perolehan

Skor

Siklus I

Perolehan

Skor

Siklus II

Perolehan

Skor

Siklus III

Perolehan

Skor

Post Test

Keterangan

SSN 50 40 42 45 46.5 49 meningkat

PTR 50 39.5 41.5 43.5 46.5 48 meningkat

LTNG 50 33.5 35.5 40 41 45.5 meningkat

TYB 50 36 39.5 40 43 46.5 meningkat

SRY 50 28.5 31.5 35 38 42.5 meningkat

ED 50 32 33.5 36.5 41 43 meningkat

Rerata 50 34.9 37.3 40 42.6 45.8 meningkat

Sumber : data pre test, selama tindakan dan post test skor menulis dan membaca

siswa.

Berdasarkan tabel diatas, terdapat peningkatan dari perkembangan

kemampuan menulis dan membaca siswa selama proses penelitian berlangsung.

Peningkatan tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan yang diukur

secara numerik pada skor perolehan tes menulis dan membaca yang dimulai dari

pre tes, siklus 1 sampai 3 kemudian pos tes akhir.

1. Pembahasan

Berdasarkan analisis dan interpretasi data dapat dijelaskan bahwa hasil

analisis data perbedaan skor sebelum (pre test) dan sesudah (post test)

kemampuan menulis dan kemampuan membaca menunjukkan bahwa perlakuan

abjad 8 (alphabet 8s) dapat meningkatkan kemampuan menulis dan kemampuan

membaca pada siswa kelas VI SDLB-C Setya Darma Surakarta. Abjad 8

(alphabet 8s) sebagai salah satu metode pembelajaran bagi anak tuna grahita yang

mengalami kesulitan menulis (dysgraphia) dan kesulitan membaca (dyslexia)

belum pernah diterapkan pada sekolah luar biasa khususnya di SDLB-C Setya

Darma Surakarta, hal ini dikarenakan metode pembelajaran menulis dan membaca

dengan abjad 8 (alphabet 8s) merupakan replika dari penulis setelah mengetahui

informasi mengenai Brain Gym® dari buku dan situs internet. Dengan

Page 82: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

diterapkannya abjad 8 (alphabet 8s) ini, diharapkan dapat membantu siswa yang

mengalami kesulitan menulis ataupun kesulitan membaca agar lebih mudah

membedakan bidang kiri dan bidang kanan, karena pada dasarnya huruf dapat

dibedakan cara penulisannya berdasarkan kedua bidang tersebut.

Abjad 8 (alphabet 8s) merupakan salah satu cara untuk membantu kita

semua dalam membedakan bidang kiri dan kanan, pada dasarnya tubuh kita terdiri

dari dua sisi tubuh yaitu kiri dan kanan. Gerakan yang dihasilkan dari abjad 8

(alphabet 8s) diperlukan untuk menyeberangi garis tengah, dimana gerakan

bagian tubuh kiri dan kanan melewati bagian tengah tubuh. Garis tengah vertikal

pada tubuh kita memegang peranan penting yang diperlukan untuk semua

kemampuan dua sisi tubuh. Menurut Dr. Dennison et al (2005: 5) ”bidang tengah”

adalah area dimana bidang penglihatan kiri dan kanan saling tumpang tindih,

bidang tengah ini memerlukan peranan kedua mata dan semua otot bersangkutan

untuk bekerjasama dengan baik sebagai satu tim sehingga kedua mata berfungsi

sebagai satu kesatuan.

Kemampuan bergerak pada sisi tubuh kiri dan kanan secara bilateral,

sudah kita mulai sejak kita belajar merangkak, berjalan, dan melihat yang secara

mutlak kita perlukan untuk koordinasi tubuh secara keseluruhan dan kemudahan.

Koordinasi tubuh secara bilateral untuk menggunakan kedua mata, telinga,

tangan, dan kedua sisi otak berpengaruh pada kegiatan membaca, menulis, dan

kemampuan lain yang berhubungan dengan koordinasi gerakan motorik halus

selama kita bertumbuh dan berkembang.

Kemampuan membaca ataupun menulis bukanlah sekedar tentang

pengenala huruf dan kata, melainkan pengembangan dari pengkoordinasian mata-

tangan dan serta pengintegrasian pendengaran. Kemampuan membaca

memerlukan pengkoordinasian mata kiri dan kanan, sedangkan kemampuan

menulis memerlukan integrasi mata-tangan untuk saling koordinasi dalam

melakukannya. Menurut Paul E. Dennison (2008: 29) membaca tidak akan terjadi

tanpa seluruh rangkaian kemampuan fisik seperti:

1. binokularitas (menggunakan kedua mata bersama-sama di bidang tengahvisual)

Page 83: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

2. konvergensi (menggerakkan kedua mata bersama-sama untuk melihatsesuatu yang dekat)

3. melacak (menggerakkan kedua mata bersama-sama untuk menyeberangigaris tengah visual/auditori/kinestetik untuk membaca dari kiri ke kanan)

4. mempertahankan perhatian dan konsentrasi5. keterarahan dan perencanaan motorik6. mendengarkan dan mencocokkan grafem (simbol) dengan fonem (bunyi

percakapan)7. berpikir (berbicara dalam hati)8. memori tentang bunyi dan bentuk-bentuk9. visualisasi pola-pola huruf dan bentuk-bentuk kata10. koordinasi tangan-mata11. penentuan waktu, ritme, dan penyusunan kata-kata dan pola-pola bicara.

Kemampuan fisik yang berupa binokularitas, konvergensi, melacak,

visualisasi pola-pola huruf dan koordinasi tangan-mata sangat berperan dalam

membaca dan menulis. Kemampuan membaca pada dasarnya sangat berkaitan

erat dengan kemampuan menulis, karena kedua hal tersebut merupakan kesatuan

kemampuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Kemampuan menulis memerlukan pengkoordinasian tangan-mata untuk melacak

gerakan pada setiap huruf dimana pada saat yang bersamaan diperlukan

kemampuan binokular dan konvergensi. Karena pada saat kita menuliskan huruf,

tangan-mata kita sangat berperan, apa yang kita lihat, dengar ataupun pikirkan

berhubungan langsung dengan syaraf pada motorik halus yang membuat kita

menuliskan huruf untuk menyusun kata dan kalimat.

Kemampuan-kemampuan tersebut dapat kita latih dengan cara

menyeberangi garis tengah diantara kedua belahan otak kita salah satunya dengan

melakukan abjad 8 (alphabet 8s) yang mirip dengan ”simbol tak terhingga”.

Karena dengan menelusuri bentuk tersebut, memungkinkan kita untuk

menyeberangi garis tengah dengan lancar atau tanpa terputus. Seperti yang

diungkapkan oleh Paul E. Dennison (2008: 77):

Latihan ini bermanfaat karena memungkinkan murid untuk menyeberanggaris tengah dengan lancar (garis tak terputus) dan mencegah putusnyaaliran energi dari otak kanan. Latihan ini merupakan satu simbol yangmenunjang ”pemusatan” seseorang untuk sementara, ini menunjang sistemsaraf dengan lebih banyak energi yang bertahan lama. Akibatnya terciptakeseimbangan kedua belahan otak untuk sementara, sehngga belajarterintegrasi dapat dialami dan disimpan.

Page 84: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Dengan menelusuri bentuk abjad 8 (alphabet 8s), dimulai dari garis tengah

ke atas, melingkar melawan arah jarum jam ke kiri lalu mengikuti arah jarum jam

ke kanan dan dilakukan secara terus menerus tanpa berhenti dalam beberapa

putaran, akan membantu kita menyeberangi garis tengah pada otak dan

membedakan antara bidang kiri dan kakan otak serta tubuh kita. Selain itu,

koordinasi antara tangan dan mata serta diikutsertakannya integrasi pendengaran

berupa aba-aba dalam menelusuri abjad 8 (alphabet 8s) akan memacu kerja otak

secara terintegrasi. Bidang kiri dan bidang kanan abjad 8 (alphabet 8s) yang

ditelusuri akan membantu kita membedakan huruf yang penulisannya berada pada

bidang kiri seperti huruf: a, c, d, e, q dan huruf yang penulisannya berada pada

bigang kanan seperti huruf: b, h, m, n, p pada alfabet.

Dengan demkian, abjad 8 (alphabet 8s) dapat meningkatkan kemampuan

visual, auditori, koordinasi tangan-mata ataupun binokularitas dan konvergenasi

yang dapat berpengaruh pada aktifnya kedua belahan otak yang mempengaruhi

kemampuan menulis dan membaca yang metode pembelajarannya dimodifikasi

dengan abjad 8 (alphabet 8s) ini. Hal ini dalam sajian pembahasan hasil penelitian

ini dapat menimbulkan keyakinan dan pemahaman dalam ilmu pengetahuan

bahwa abjad 8 (alphabet 8s) berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan

menulis dan membaca dan dapat mengurangi kesulitan menulis (dysgraphia) dan

kesulitan membaca (dyslexia).

Page 85: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengaruh Abjad 8 (Alphabet 8s)

Dalam Mengatasi Kesulitan Menulis (Dysgraphia) Dan Membaca (Dyslexia)

Anak Tuna Grahita Ringan pada siswa kelas VI SDLB-C Setya Darma Surakarta

Tahun Ajaran 2009/2010, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Abjad 8 (alphabet 8s) sebagai media belajar

menulis dan membaca berpengaruh positif terhadap peningkatan

kemampuan menulis dan membaca bidang studi Bahasa Indonesia pada

anak tuna grahita ringan yang mengalami kesulitan menulis (dysgraphia)

dan kesulitan membaca (dyslexia)

2. Abjad 8 (alphabet 8s) sebagai media belajar

menulis dan membaca berpengaruh positif sehingga dapat mengatasi

kesulitan menulis (dysgraphia) dan kesulitan membaca (dyslexia) yang

dialami anak tuna grahita ringan.

B. Saran

Telah terbuktinya pengaruh positif abjad 8 sebagai media belajar menulis

dan membaca sehingga dapat mengatasi kesulitan menulis (dysgraphia) dan

kesulitan membaca (dyslexia) yang dialami anak tuna grahita ringan, maka penulis

sarankan hal-hal sebagai berikut kepada :

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai pihak pemegang kebijakan, melakukan regulasi

dan sosialisasi kepada guru di sekolah sebagai tenaga pengajar dalam

menerapkan pola pembelajaran ke siswa untuk belajar menulis dan

membaca dengan menggunakan abjad 8 (alphabet 8s)

Page 86: PENGARUH ABJAD 8 (ALPHABET 8S) DALAM …eprints.uns.ac.id/5423/1/212351411201111341.pdf · Karakteristik Anak Berkesulitan Membaca / Disleksia (Dyslexia)..... 16 c. Jenis-jenis Anak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

2. Guru

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru disarankan menjadikan abjad 8

(alphabet 8s) sebagai suatu alternatif media pembelajaran atau belajar

menulis dan membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk

meningkatkan kemampuan menulis dan membaca dan hasil belajar siswa.

3. Siswa

Siswa yang masih mengalami kesulitan dalam belajar menulis dan

membaca disarankan belajar menulis dan membaca menggunakan abjad 8

(alphabet 8s).

4. Peneliti Lain

Bagi peneliti yang tertarik dengan media abjad 8 (alphabet 8s) diharapkan

melakukan penelitian tentang pembelajaran menggunakan abjad 8

(alphabet 8s) pada mata pelajaran lain.