121
HUKUM ACARA PIDANA Dr. SETYO UTOMO, SH., M.Hum

Pengantar Hukum Acara Pidana

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengantar Hukum Acara Pidana

HUKUM ACARA PIDANA

Dr. SETYO UTOMO, SH., M.Hum

Page 2: Pengantar Hukum Acara Pidana

Sistematika

1. Kedudukan, Pengertian dan Fungsi HAP2. Sejarah HAP3. Asas – Asas HAP4. Hak Tersangka / Terdakwa5. Tahapan HAP5. Tahapan HAP6. Koneksitas7. Pembuktian8. Alat Bukti dan Barang Bukti9. Upaya Hukum10. Pelaksanaan Putusan

Page 3: Pengantar Hukum Acara Pidana

A. KEDUDUKAN HAP

• Moeljatno :– Bagian dari keseluruhan hukum yg berlaku di

suatu negara

– Yang mengadakan dasar-dasar dan aturan – Yang mengadakan dasar-dasar dan aturan untuk menentukan kapan dan dalam hal apa kpd yang melanggar larangan itu dapat dijatuhi pidana

• Hukum Pidana : Hukum Publik

Page 4: Pengantar Hukum Acara Pidana

B. PENGERTIAN HAP

1. Simons

2. Andi Hamzah / van Bemmelen

3. Wirjono Prodjodikoro

Page 5: Pengantar Hukum Acara Pidana

B.1. Simons

HAP adalah :

• Hukum yang mengatur :– Bagaimana negara

– Melalui alat-alatnya– Melalui alat-alatnya

– Melaksanakan haknya

– untuk memidana dan menjatuhkan pidana

Page 6: Pengantar Hukum Acara Pidana

B.2. Andi Hamzahvan Bemmelen

• HAP adalah :• Peraturan-Peraturan yg diciptakan oleh negara,

karena adanya terjadi pelanggaran undang-undang pidana :– Negara melalui alat-alatnya menyidik kebenaran– Negara melalui alat-alatnya menyidik kebenaran– Sedapat mungkin menyidik pelaku perbuatan itu– Mengambil tindakan-tindakan yang perlu guna

menangkap si pembuat dan kalau perlu menahannya– Mengumpulkan bahan-bahan bukti– Hakim memberi keputusan– Upaya hukum– Melaksanakan keputusan

Page 7: Pengantar Hukum Acara Pidana

B.3. Wirjono Prodjodikoro

• HAP adalah :

• Rangkaian peraturan yang memuat cara bagaimana badan-badan pemerintah yang berkuasa, yaitu kepolisian, kejaksaan dan berkuasa, yaitu kepolisian, kejaksaan dan pengadilan harus bertindak guna mencapai tujuan negara dengan menegakkan hukum pidana

Page 8: Pengantar Hukum Acara Pidana

RangkumanPengertian HAP

HAP merupakan :

1. Serangkaian peraturan

2. Dibuat oleh negara ( UU )

3. Memberikan wewenang tkpd aparat 3. Memberikan wewenang tkpd aparat penegak hukum

4. Melakukan tindakan penyidikan, penuntutan dan menjatuhkan pidana

5. Terhadap pelaku tindak pidana

Page 9: Pengantar Hukum Acara Pidana

C. FUNGSI / TUJUANHAP

1. Penegakan hukum

2. Mencari dan mendapatkan kebenaran materiil

3. Melaksanakan putusan pengadilan3. Melaksanakan putusan pengadilan

4. Melindungi HAM

Kesimpulan :

HAP adalah utk menegakkan hukum pidana materiil.

Page 10: Pengantar Hukum Acara Pidana

II. Sejarah + Ruang Lingkup HAP

A. Sejarah HAP di Indonesia

B. Sejarah KUHAP

C. Ruang Lingkup HAP Indonesia

Page 11: Pengantar Hukum Acara Pidana

II.A. Sejarah HAPdi Indonesia

• GG Hindia Bld melalui Firman Raja No.1 tanggal 6 Mei 1946; memerintahkan membuat Peraturan Peraturan tata usaha kepolisian utk Bumiputera.

• Mr.H.L. Wichers serahkan kpd GG –JJ.Rochussen tgl.6-8-1847 serahkan konsepJJ.Rochussen tgl.6-8-1847 serahkan konsep

• IR – Stb.1849 No. 63• HIR – Stb. 1941 no. 44• UU. No.1 Th.1951 perubahan total susunan

kehakiman• UU No. 8 Th 1981 KUHAP

Page 12: Pengantar Hukum Acara Pidana

II.B. Sejarah KUHAP

• 1967 – dibentuk Panitia Intern Depkeh• 1968 – Seminar Hukum Nasional II• 1973 – Prakarsa LPHN, Panitia Intern Depkeh

membahas dg Kejagung, Polri, Hankam • 12-9-1979 RUU diserahkan kpd DPR• 12-9-1979 RUU diserahkan kpd DPR• 9-10-1979 mulai dibicarakan di DPR• 22-5-1980 dibentuk Tim Sinkronisasi• 9-9-1981 disetujui Sigab Komisi III DPR• 23-9-1981 disetujui Paripurna DPR• 31-12-1981 disahkan menjadi UU

Page 13: Pengantar Hukum Acara Pidana

II.C. Ruang Lingkup KUHAP

• Lingkungan Peradilan Umum untuk semua tingkatan :– Mahkamah Agung– Pengadilan Tinggi– Pengadilan Negeri– Pengadilan Negeri

• Mengikuti asas-asas Hukum Pidana• Berlaku utk Tindak Pidana Khusus, kecuali

ditentukan lain :– UU Pasar Modal -- Tipikor -- Perikanan– UU Bapebbti -- HAM Berat -- Pengadilan Anak

Page 14: Pengantar Hukum Acara Pidana

III. ASAS-ASASHAP

1. Praduga Tak Bersalah

2. Sama di depan hukum

3. Peradilan bebas, sederhana, cepat dan biaya ringanbiaya ringan

4. Peradilan terbuka utk umum

5. Ganti rugi dan rehabilitasi

6. Upaya paksa berdasar perintah tertulis

Page 15: Pengantar Hukum Acara Pidana

III.1. Praduga Tak Bersalah

• Psl. 8 UU-4/2004 ttg KPKK

• Dalam KUHAP tidak ditegaskan

• Mengandung asas utama perlindungan hak warga negara melalui proses hukum yg adil, warga negara melalui proses hukum yg adil, mencakup :– Perlindungan tindakan sewenang-wenang

– Pengadilan yg menentukan bersalah/tidak

– Di sidang terbuka

– Tersangka / terdakwa diberi jaminan membela diri.

Page 16: Pengantar Hukum Acara Pidana

III.2. Perlakuan Yang Samadi depan Hukum

• Konvensi Internasional ttg Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial 1965

• Diratifikasi dg UU 29 / 1999

• Asas ini bermakna :• Asas ini bermakna :– Equal before the law

– Equal protection on the lawa

– Equal justice under the law

Page 17: Pengantar Hukum Acara Pidana

III.3. Peradilan Bebas, Sederhana,Cepat dan Biaya Ringan

• Pasal 158 KUHAP

• Pasal 18 ayat (2)

• Pasal 24(3), 25(3), 26(3), 27(3), 28(3), 29(5).

• Psl. 29(4) Pasal 107• Psl. 29(4) Pasal 107

• Pasal 50 Pasal 110

• Pasal 52 Pasal 102

• Biaya ringan SEMA 19 Okt 1981, minimal Rp.500,- max Rp.10.000,-

Page 18: Pengantar Hukum Acara Pidana

III.4.Peradilan TerbukaUntuk Umum

• Pasal 53 (3) KUHAP :“untuk keperluan pemeriksaan, Ketua sidang membuka sidang dan menyatakan terbuka untuk umum” kecuali perkara kesusilaan dan untuk umum” kecuali perkara kesusilaan dan anak-anak.

• Pasal 195 KUHAP :

“ semua putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan di sidang terbuka untuk umum”

Page 19: Pengantar Hukum Acara Pidana

III. Ganti Rugidan Rehabilitasi

• Penjelasan KUHAP

• Psl. 9 ayat (1) UU-KPKK

• Psl. 77 – 83 KUHAP ttg Pra Peradilan

• Psl. 95 – 97 KUHAP , Psl. 7 – 15 PP • Psl. 95 – 97 KUHAP , Psl. 7 – 15 PP 27/1983

• Psl. 9 ayat (2) UU-KPKK

Page 20: Pengantar Hukum Acara Pidana

III.6. Upaya Paksaberdasar Perintah Tertulis

Penangkapan( Psl. 1 no. 20; Psl. 16, 17, 18, 19 KUHAP )

a. Penahanan( Psl. 1 no.21; Psl. 20 – 31 KUHAP )( Psl. 1 no.21; Psl. 20 – 31 KUHAP )

b. Penggeledahan( Psl.1 no.17,18 ; Psl. 32 – 37 KUHAP )

c. Penyitaan( Psl.1 no.16 ; Psl.38 – 43 KUHAP )

Page 21: Pengantar Hukum Acara Pidana

IV. HAK-HAK TERSANGKA,TERDAKWA, PENASIHAT HUKUM1. Hak Tersangka

2. Hak Terdakwa

3. Hak Penasihat Hukum

Page 22: Pengantar Hukum Acara Pidana

IV.1. Hak Tersangka( Tingkat Penyidikan )

a. Segera diperiksa oleh penyidik (ps.50)b. Pemeriksaan baru dimulai setelah Tersangka

diberitahu perbuatan yang disangkakan (53) c. Memberikan keterangan secara bebas d. Mendapat bantuan Hukum (54-56)d. Mendapat bantuan Hukum (54-56)e. Mengajukan saksi / ahli yang meringankan

(65)f. Tidak dibebani pembuktian(66)g. Minta ganti rugi / rehabilitasi (77b,81,95-97)h. Memperoleh salinan BAP.

Page 23: Pengantar Hukum Acara Pidana

IV.2. Hak Terdakwa( Tingkat Penuntutan )

a. Perkaranya segera diadili

b. Mengerti dakwaannya

c. Memberikan keterangan dengan bebas

d. Diadili terbuka untuk umumd. Diadili terbuka untuk umum

e. Mengajukan pertanyaan kpd saksi

f. Mengajukan keberatan thd dakwaan

g. Menolak hakim yang ada hubungan keluarga

h. Menentukan sikap atas putusan

Page 24: Pengantar Hukum Acara Pidana

IV.3. Hak Penasihat Hukum

1. Menghubungi Tersangka/Terdakwa2. Memperoleh Turunan BAP3. Mengirim + menerima surat dari Tsk / Tdw4. Mengajukan penangguhan / pengalihan

penahananpenahanan5. Mengajukan alat bukti (yg meringankan)6. Mendampingi Tsk/Tdw di setiap tingkat

pemeriksaan7. Mengajukan Pembelaan / Duplik8. Mengajukan Upaya Hukum

Page 25: Pengantar Hukum Acara Pidana

V. TAHAPANHAP

• Van Bemmelen : lihat hal. 10 ( 7 tahap )• KUHAP :

1. Penyelidikan2. Penyidikan3. Pra Penuntutan / Penuntutan3. Pra Penuntutan / Penuntutan4. Pemeriksaan di Pengadilan5. Putusan Pengadilan6. Upaya Hukum7. Pelaksanaan Putusan8. Pengawasan Pelaksanaan Putusan

Page 26: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.1. Penyelidikan

a. Pengertian

b. Wewenang Penyelidik

c. Penyelidik

Page 27: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.1.a. Pengertian Penyelidikan

• Pasal 1 angka 5 KUHAP :– Serangkaian tindakan Penyelidik

– Untuk mencari dan menemukan

– suatu peristiwa– suatu peristiwa

– Yang diduga sebagai tindak pidana

– Guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan

– Menurut cara yang diatur dalam UU.

Page 28: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.1.b. Wewenang Penyelidik

1. Karena kewajibannya :a. Menerima laporan / pengaduanb. Mencari keterangan dan buktic. Menyuruh berhenti orang yang dicurigaid. Tindakan lain yg bert.jawabd. Tindakan lain yg bert.jawab

2. Atas perintah penyidik :a. Penangkapan, penggeledahan, penyitaanb. Pemeriksaan dan penyitaan suratc. Mengambil sidik jari, memotret orangd. Membawa orang ke penyidik

Page 29: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.1.c. Penyelidik

• Pasal 1 angka 4 – Pejabat polisi negara RI

– Yang diberi wewenang oleh UU ini

– Untuk melakukan penyelidikan– Untuk melakukan penyelidikan

Page 30: Pengantar Hukum Acara Pidana

II. PENYIDIKAN

a. Pengertian

b. Macam-macam Penyidik

c. Wewenang :

1. Penyidik Polri1. Penyidik Polri

2. PPNS

3. Hubungan antar Penegak Hukum

Page 31: Pengantar Hukum Acara Pidana

II.a. Pengertian Penyidikan

• Pasal 1 angka 2 KUHAP– Serangkaian tindakan penyidik

– Dalam hal dan menurut cara dlm UU ini

– Untuk mencari dan mengumpulkan bukti– Untuk mencari dan mengumpulkan bukti

– Yang dg bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi

– Dan guna menemukan tersangkanya

Page 32: Pengantar Hukum Acara Pidana

II.b. Macam-Macam Penyidik

1. Penyidik Polri

2. Penyidik Pegawai Negeri Sipil

3. Penyidik Pembantu

4. Penyidik Perwira TNI-AL4. Penyidik Perwira TNI-AL

Page 33: Pengantar Hukum Acara Pidana

II.c.1. Wewenang PenyidikPolri

1. Menerima laporan2. Melakukan pertama di TKP3. Menyuruh berhenti orang4. Penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan

penyitaanpenyitaan5. Pemeriksaan surat6. Mengambil sidik jari / memotret7. Memanggil dan memeriksa Tsk, Saksi8. Mendatangkan ahli9. Menghentikan penyidikan10.Tindakan lain yang bert.jawab

Page 34: Pengantar Hukum Acara Pidana

II.c.2. Wewenang PenyidikPPNS

• Wewenang khusus yang diberikan UU (Pajak, Bea Cukai, Imigrasi, Kehutanan, Bapepam, Perikanan)

• Contoh : Psl. 101 (3) UU Perikanan :• Contoh : Psl. 101 (3) UU Perikanan :– Menahan orang

– Menyita kapal

– Membebaskan kapal / orang dg uang jaminan

Page 35: Pengantar Hukum Acara Pidana

II.c.3. Hubungan AntarPenegak Hukum

• Penyidik Polri dengan PPNS :a. PenPol Korwas PPNSb. PenPol beri bantuan dan petunjuk PPNSc. PPNS melaporkan tindak pidana kpd Penpold. SP-3 PPNS dilaporkan kpd PenPold. SP-3 PPNS dilaporkan kpd PenPol

• Penyidik dengan Penuntut Umum :a. Penyidik serahkan Berkas kpd PUb. PU berikan perpanjangan penahananc. PU beri petunjuk kpd Penyidikd. SPDPe. SP-3 diberitahukan kpd PUf. PU berikan turunan pelimpahan + dakwaan

Page 36: Pengantar Hukum Acara Pidana

III. PRA PENUNTUTAN

a. Pengertian

b. Tata Cara

Page 37: Pengantar Hukum Acara Pidana

III.a. Pengertian Pra Penuntutan

• Wewenang PU meneliti berkas perkara yang diterima dari penyidik, dan memberikan petunjuk dalam hal berkas perkara belum lengkap.perkara belum lengkap.

• Hubungan hukum secara horizontal dlm rangka sistem peradilan pidana terpadu

Page 38: Pengantar Hukum Acara Pidana

III.b. Tata CaraPra Penuntutan

1. Penyidik serahkan berkas kpd PU2. PU meneliti, 7 hari PU beritahu Penyidik

berkas sudah lengkap/belum3. Belum lengkap, PU kembalikan kpd 3. Belum lengkap, PU kembalikan kpd

Penyidik dengan Petunjuk4. 14 hari tidak dikembalikan oleh PU,

berkas dianggap lengkap5. 14 hari Penyidik melengkapi berkas dan

kembalikan kepada PU

Page 39: Pengantar Hukum Acara Pidana

IV. PENUNTUTAN

a. Pengertian

b. Wewenang Penuntut Umum

c. Surat dakwaan :1. Pengertian1. Pengertian

2. Fungsi / hakikat

3. Syarat

4. Bentuk

5. Perubahan

Page 40: Pengantar Hukum Acara Pidana

IV.a. Pengertian Penuntutan

Pasal 1 angka 7 KUHAP :

• Tindakan penuntut umum

• Melimpahkan perkara pidana

• ke pengadilan negeri yang berwenang• ke pengadilan negeri yang berwenang

• Dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam UU ini

• Dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan

Page 41: Pengantar Hukum Acara Pidana

IV.b. WewenangPenuntut Umum

1. Menerima berkas perkara2. Melakukan Pra Penuntutan3. Memberikan perpanjangan penahanan4. Membuat surat dakwaan5. Melimpahkan perkara5. Melimpahkan perkara6. Memberitahukan waktu persidangan7. Melakukan penuntutan8. Menutup perkara demi hukum9. Melaksanakan penetapan hakim10. Melakukan tindakan lain

Page 42: Pengantar Hukum Acara Pidana

IV.c.1. PengertianSurat Dakwaan

• IR – 1848 :

• Surat / akta

• Memuat rumusan tindak pidana

• Yang didakwakan kpd terdakwa• Yang didakwakan kpd terdakwa

• Disimpulkan dari hasil penyidikan

• Merupakan dasar pemeriksaan di sidang pengadilan

Page 43: Pengantar Hukum Acara Pidana

IV.c.2. Fungsi / HakikatSurat Dakwaan

• Bagi Penuntut Umum :– Dasar penuntutan– Analisa yuridis dlm requisitoir– Upaya hukum

• Bagi Terdakwa / Penasihat Hukum:• Bagi Terdakwa / Penasihat Hukum:– Ajukan bukti yang meringankan– Dasar menyusun pembelaan– Upaya hukum

• Bagi Hakim :– Dasar pemeriksaan di sidang– Dasar menjatuhkan putusan

Page 44: Pengantar Hukum Acara Pidana

IV.c.3.Syarat-SyaratSurat Dakwaan

a. Syarat Formal :1. Tanggal dan tandatangan PU

2. Identitas terdakwa

b. Syarat Material :b. Syarat Material :1. Uraian cerjeleng tindak pidana

2. Waktu terjadinya tindak pidana

3. Tempat tindak pidana dilakukan

Page 45: Pengantar Hukum Acara Pidana

IV.c.4. BentukSurat Dakwaan

1. Tunggal

2. Alternatif

3. Subsidair

4. Kumulatif4. Kumulatif

5. Kombinasi / gabungan

Page 46: Pengantar Hukum Acara Pidana

IV.c.5. PerubahanSurat Dakwaan

• Pengadilan belum tetapkan hari sidang

• Paling lambat 7 hari sebelum sidang

• Bertujuan :– Sempurnakan surat dakwaan– Sempurnakan surat dakwaan

– Tidak melnjutkan penuntutan

Page 47: Pengantar Hukum Acara Pidana

V. UPAYA PAKSA

1. Penangkapan

2. Penahanan

3. Penggeledahan

4. Penyitaan 4. Penyitaan

Page 48: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.1. Penangkapan

1. Pasal 1 angka 20

2. Pasal 16

3. Pasal 17

4. Pasal 184. Pasal 18

5. Pasal 19

Page 49: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.1.1. Pasal 1 angka 20(Pengertian Penangkapan)

Adalah :

• Suatu tindakan penyidik

• Berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka / terdakwakebebasan tersangka / terdakwa

• Apabila terdapat cukup bukti

• Guna kepentingan penyidikan/penuntutan / peradilan

• Dalam hal dan menurut cara UU ini

Page 50: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.1.2. Pasal 17 KUHAP

Perintah penangkapan dilakukan terhadap seorang yang diduga melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukupcukup

Page 51: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.1.3. Pasal 16

(1) Untuk kepentingan penyelidikan, penyelidik atas perintah penyidik berwenang melakukan penangkapan

(2) Untuk kepentingan penyidikan, penyidik (2) Untuk kepentingan penyidikan, penyidik dan penyidik pembantu berwenang melakukan penangkapan

Page 52: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.1.4. Pasal 18

(1) Pelaksana penangkapan petugas kepolisian ( penyidik lain ?)

(2) Tertangkap tangan tanpa SP

(3) Tembusan SP diberikan kpd keluarga(3) Tembusan SP diberikan kpd keluarga

Page 53: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.1.5. Pasal 19 KUHAP

(1) Waktu penangkapan hanya 1 hari

(2) Terhadap pelanggaran tidak dapat dilakukan penangkapan, kecualui dua kali berturut-turt dipanggil tidak datang kali berturut-turt dipanggil tidak datang tanpa alasan yang sah.

Page 54: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.2. Penahanan

a. Pengertianb. Syarat sahnya Penahananc. Tata cara Penahanand. Jenis Penahanand. Jenis Penahanane. Perhitungan Masa Tahananf. Penangguhan / Pengalihan Jenis

Penahanang. Batas Waktu Penahanan

Page 55: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.2.a. Pengertian Penahanan

• Pasal 1 angka 21 KUHAP

Ialah :

• Penempatan tersangka / terdakwa di tempat tertentutempat tertentu

• Oleh penyidik / penuntut umum / hakim dengan penetapannya

• Dalam hal dan menurut cara dlm UU ini

Page 56: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.2.b.Syarat sahnyaPenahanan

• Syarat Obyektif :a. Diancam pidana minimal 5 tahun/ lebihb. Tindak pidana tertentu

• Syarat Subyektif :• Syarat Subyektif :– Ada bukti yang cukup– Ada kekhawatiran tersangka/ terdakwa:

• Melarikan diri• Menghilangkan barang bukti• Mengulangi tindak pidana

Page 57: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.2.c.Tata Cara Penahanan

• Dengan Surat perintah, memuat :– Identitas Tersangka/Terdakwa– Alasan penahanan– Tindak pidana yang disangkakan– Tindak pidana yang disangkakan

• Berita Acara Pelaksanaan :– Sejak kapan penahanan dilakukan– Tempat penahanan

• Turunan SP diberikan kpd keluargaTidak dipenuhi, dapat diajukan pra-peradilan

Page 58: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.2.d. Jenis Penahanan

1. Tahanan Rumah Tahanan Negara

2. Tahanan Rumah

3. Tahanan Kota

Page 59: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.2.e. Perhitungan Masa Tahanan

• Masa penangkapan dan penahanan dikurangkan dari pidana yg dijatuhkan

• Penahanan RUTAN = jumlah lamanya ditahanditahan

• Penahanan Kota = 1/5

• Tahanan Rumah = 1/3

Page 60: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.2.f. Penangguhan/PengalihanJenis Penahanan

1. Penangguhan Penahanan :a. Jaminan Uang

b. Jaminan Orang

2. Pengalihan Jenis Penahanan2. Pengalihan Jenis Penahanan

Page 61: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.2.g. Batas Waktu Penahanan

• Penyidik : ………………….( 20 + 40 = 60 )– Alasan Khusus…………….. 30 + 30 = 60

• Penuntut Umum: …………( 20 + 30 = 50 )– Alasan Khusus…………….. 30 + 30 = 60

• Hakim Pengadilan Negeri..( 30 + 60 = 90 )• Hakim Pengadilan Negeri..( 30 + 60 = 90 )– Alasan Khusus……………… 30 + 30 = 60

• Hakim Pengadilan Tinggi… 30 + 60 = 90– Alasan Khusus……………… 30 + 30 = 60

• Hakim Mahkamah Agung… 50 + 60 = 110– Alasan Khusus……………… 30 + 30 = 60

Page 62: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.3. Penggeledahan

a. Jenis Penggeledahan

b. Tata Cara Penggeledahan Rumah

c. Tata Cara Penggeledahan Badan

Page 63: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.3.a. Jenis Penggeledahan

1. Penggeledahan Rumah

2. Penggeledahan Badan

3. Tata Cara Penggeledahan

Page 64: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.3.a.1. Penggeledahan Rumah

• Tindakan Penyidik

• Memasuki rumah tempat tinggal, tempat tertutup lainnya

• Untuk melakukan tindakan :• Untuk melakukan tindakan :– Pemeriksaan

– penangkapan

• dalam hal menurut cara yang diatur dlm UU ini

Page 65: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.3.a.2. PenggeledahanBadan

• Tindakan Penyidik

• memeriksa badan / pakaian Tsk

• Untuk mencari benda yg diduga keras ada pada badannya / dibawa pada badannya / dibawa

• Untuk di sita

Page 66: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.3.b. Tata Cara Penggeledahan

1. Rumah :• Dibekali SP

• Izin dari Pengadilan Negeri

• Penghuni menolak / kosong didampingi • Penghuni menolak / kosong didampingi Kades / RW ,dua saksi

2. Badan

Page 67: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.4. Penyitaan

a. Pengertian

b. Tata Cara Penyitaan

c. Benda yang dapat dilakukan penyitaan

d. Benda sitaan yg dapat dijual lelangd. Benda sitaan yg dapat dijual lelang

e. Pengembalian Benda Sitaan

Page 68: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.4.a. Pengertian PenyitaanPsl. 1 angka 16 KUHAP

Adalah :• Serangkaian tindakan penyidik• Mengambil alih / menyimpan di bawah

penguasaannya• Benda : bergerak / tidak bergerak, berwujud / • Benda : bergerak / tidak bergerak, berwujud /

tidak berwujud• Untuk kepentingan pembuktian, dalam :

– Penyidikan– Penuntutan– Peradilan

Page 69: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.4.b. Tata CaraPenyitaan

a. Oleh penyidik, dengan SP, Izin Ketua PNb. Sangat mendesak, tanpa izin setelah menyita

minta persetujuan Ketua PNc. Tertangkap tangan saat itu disitad. Menyita surat harus ada izin khususd. Menyita surat harus ada izin khususe. Benda ada pd orang lain, diminta utk

menyerahkan dg tanda terimaf. Surat rahasia harus ada izin khusus dari Ketua

PNg. Semua benda sitaan disimpan di Rupbasan

Page 70: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.4.c.Benda yang dapatdilakukan Penyitaan

1. Benda/tagihan diperoleh dari tindak pidana

2. Alat melakukan tindak pidana3. Benda utk menghalangi penyidikan3. Benda utk menghalangi penyidikan4. Benda yg khusus dibuat utk melakukan

tindak pidana5. Benda lain yg mempunyai langsung dg

tindak pidana6. Benda yg ada dlm sitaan perdata/pailit

Page 71: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.4.d.Benda Sitaanyang dapat di lelang

1. Benda yang cepat rusak, biaya simpan tinggi

2. Prosedur :a. Dengan persetujuan tersangkaa. Dengan persetujuan tersangka

b. Sisihkan utk BB

c. Uang Hasil lelang jadikan BB

d. BS berbahaya , terlarang > amankan

Page 72: Pengantar Hukum Acara Pidana

V.4.e.PengembalianBenda Sitaan

Sebelum putusan :• Tidak diperlukan lagi dik / tut• Perkara dihentikan dik / tut nya• Perkara dideponeer oleh JA• Perkara ditutup demi hukum• Perkara ditutup demi hukumSetelah putusan :• Dikembalikan kpd yg disebut dlm putusan• Dirampas untuk negara• Dirampas untuk dimusnahkan• Untuk bukti perkara lain

Page 73: Pengantar Hukum Acara Pidana

PEMERIKSAAN

a. Saksi

b. Ahli

c. Tersangka

Page 74: Pengantar Hukum Acara Pidana

Pemeriksaan Saksi

1. Menjadi saksi adalah kewajiban hukum2. Syarat sahnya kesaksian3. Pemanggilan4. Pemeriksaan dengan BA4. Pemeriksaan dengan BA5. Tidak dapat menjadi saksi dan dapat

mengundurkan diri sbg saksi6. BAP berisi tanya jawab7. Ditandatangani Penyidik, Saksi/Tsk

Page 75: Pengantar Hukum Acara Pidana

Pemeriksaan Ahli

• Minta pendapat

• Sebelum pemeriksaan disumpah/janji

• Dapat memberikan laporan

Page 76: Pengantar Hukum Acara Pidana

Pemeriksaan Tersangka

1. Tsk – Psl. 1 angka 14

2. Dipanggil secara sah

3. Diberitahukan :a. hak-haknya ( didampingi PH )a. hak-haknya ( didampingi PH )

b. Tindak pidana yg disangkakan

4. BAP dto Tersangka dan Penyidik

Page 77: Pengantar Hukum Acara Pidana

PRA PERADILAN

a. Pengertian

b. Obyek

c. Subyek

d. Acara d. Acara

e. Putusan

f. Gugurnya permintaan

Page 78: Pengantar Hukum Acara Pidana

Pengertian Praperadilan( Psl. 1 angka 10 )

Wewenang pengadilan negeri, untuk memeriksa dan memutus :

1. Sah/tidaknya penangkapan, penahanan atas permintaan Tsk/Kel/Kuasanya

2. Sah/tidaknya penghentian penyidikan / 2. Sah/tidaknya penghentian penyidikan / penuntutan atas permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan

3. Permintaan ganti kerugian / rehabilitasi oleh Tsk/Kel/Kuasa yg perkaranya tidak diajukan ke pengadilan.

Page 79: Pengantar Hukum Acara Pidana

Obyek Praperadilan

a. Tidak sahnya penangkapan

b. Tidak sahnya penahanan

c. Tidak sahnya penghentian Penyidikan

d. Tidak sahnya penghentian penuntutand. Tidak sahnya penghentian penuntutan

e. Tidak sahnya penyitaan

f. Ganti kerugian

g. Rehabilitasi

Page 80: Pengantar Hukum Acara Pidana

Subyek Praperadilan

1. Tidak sahnya penangkapan/penahananOleh : Tersangka / Keluarga / Kuasanya

2. Tidak sahnya penghentian penyidikanOleh : PU, Pihak ketiga ybkpt

3. Tidak sahnya penghentian penuntutan3. Tidak sahnya penghentian penuntutanOleh : Penyidik, Pihak Ketiga ybkpt

4. Tidak sahnya penyitaanOleh : Tsk / Kel, Pihak Ketiga ybkpt

5. Ganti rugi / RehabilitasiOleh Tsk / Kel, Pihak ketiga ybkpt

Page 81: Pengantar Hukum Acara Pidana

Acara PemeriksaanPraperadilan

1. Permintaan diajukan kpd PN tempat termohon tinggal

2. Hakim tunggal, panitera yg menetapkan setelah tiga hari ditunjuksetelah tiga hari ditunjuk

3. Hakim mendengar keterangan pemohon, Tsk, pejabat yg berwenang, surat-surat yg berhubungan dengan perkara

4. Tujuh hari harus sudah putus.

Page 82: Pengantar Hukum Acara Pidana

PutusanPraperadilan

1. Penangkapan / penahanan tidak sah :a. Tsk/Tdw segera dikeluarkanb. Besarnya ganti rugi + rehabilitasi

2. SP-3 tidak sah penyidikan/penuntutan dilanjutkandilanjutkan

3. SP-3 sah :a. Tsk ditahan > tetapkan ganti kerugian + rehabilitasib. Tsk tidak ditahan > rehabilitasi

4. Penyitaan tidak sah > BS dikembalikan 5. Tidak dapat dimintakan banding, kecuali SP-3

Page 83: Pengantar Hukum Acara Pidana

Gugurnya PermintaanPraperadilan

• Perkara pokoknya sudah mulai diperiksa oleh pengadilan negeri

• Perkara praperadilan belum selesai / belum diputusbelum diputus

• Maka permintaan praperadilan gugur demi hukum.

Page 84: Pengantar Hukum Acara Pidana

GANTI KERUGIAN

a. Pengertian

b. Pemeriksaan

c. Bentuk Putusan

d. Daluarsad. Daluarsa

e. Jumlah besarnya

Page 85: Pengantar Hukum Acara Pidana

Pengertian

• Hak seseorang utk mendapatkan pemenuhan/tuntutannya

• Berupa imbalan sejumlah uang, karena :– ditangkap, ditahan, dituntut / diadili tanpa – ditangkap, ditahan, dituntut / diadili tanpa

alasan UU atau

– kekeliruan orangnya/hukum yg diterapkan

Page 86: Pengantar Hukum Acara Pidana

Pemeriksaan

1. Diperiksa oleh praperadilandlm hal perkara pokoknya belum diperiksa / diperiksa oleh pengadilan negeri

2. Diperiksa pengadilan negeria. Dalam hal perkara pokoknya sudah diperiksa /

diputus pengadilan

b. Sejauh mungkin diperiksa oleh hakim yg sama

c. Acara pemeriksaan praperadilan

d. Putusan berbentuk Penetapan.

Page 87: Pengantar Hukum Acara Pidana

Daluarsa

• Dalam waktu 3 bulan sejak putusan MKHT

• Terhadap sah/tidaknya penghentian dik / tut, 3 bln sejak SP-3 diberitahukan

Page 88: Pengantar Hukum Acara Pidana

Jumlah Besarnya

1. Rp.5.000,- s/d Rp.1.000.000,-

2. Mengakibatkan sakit/cacat max Rp.3.000.000,-

3. Ganti rugi dibayar oleh MenKeu / Kantor 3. Ganti rugi dibayar oleh MenKeu / Kantor Perbendaharaan negara.

Page 89: Pengantar Hukum Acara Pidana

Penggabungan Ganti Rugidg perkara pidana

• Tindak pidana menimbulkan kerugian

• Hakim atas permintaan korban dapat menetapkan digabungkan ganti rugi dengan perkara pidananyadengan perkara pidananya

• Sebelum PU mengajukan tuntutannya

• Dasar hukum Psl. 98 – 101 KUHAP

Page 90: Pengantar Hukum Acara Pidana

Tata cara Pemeriksaan

1. PN menimbang apakah berwenang mengadili gugatan perdata tsb;

2. HA Perdata yg berlaku

3. Putusan Hakim hanya menetapkan biaya yg 3. Putusan Hakim hanya menetapkan biaya yg telah dikeluarkan oleh korban;

4. Perkara pidana mkht, perdatanya juga mkht

5. Banding, termasuk perdatanya

6. Pidana tidak banding, perdatanya tidak bisa banding

Page 91: Pengantar Hukum Acara Pidana

Pelaksanaan Putusan

• Perkara pidananya oleh Jaksa

• Ganti rugi dilaksanakan oleh Panitera / Juru Sita.

Page 92: Pengantar Hukum Acara Pidana

Rehabilitasi

• Hak seseorang

• Untuk mendapat haknya dalam kemampuan, kedudukan, harkat dan martabatnya, karena :martabatnya, karena :– ditangkap, ditahan, dituntut atau diadili

– Kekeliruan orang / hukumnya

Page 93: Pengantar Hukum Acara Pidana

Tata Cara Pengajuandan Pemeriksaan

Permintaan 14 hari setelah putusan 1. Pra peradilan :

1. Diajukan kpd PN yg berwenang2. Amar : memulihkan hak pemohon, dst.3. Petikan penetapan praperadilan disampaikan kpd 3. Petikan penetapan praperadilan disampaikan kpd

pejabat ybs dan ditempelkan di papan pengumuman.

2. Peradilan biasa1. Putusan bebas, ontslag maka rehabilitasi tanpa

diminta dicantumkan dalam putusan;2. Amar : memulihkan hak terdakwa…dst.3. Ditempelkan di papan pengumuman PN.

Page 94: Pengantar Hukum Acara Pidana

IX. KONEKSITAS

a. Pengertian

b. Penyidikan

c. Wewenang mengadili

d. Penuntutand. Penuntutan

e. Pemeriksaan Sidang

f. Praperadilan Koneksitas

Page 95: Pengantar Hukum Acara Pidana

IX.a. Pengertian Koneksitas

• Tindak pidana yang dilakukan bersama-sama oleh mereka yang termasuk :– Lingkungan peradilan umum

– Lingkungan peradilan militer– Lingkungan peradilan militer

Page 96: Pengantar Hukum Acara Pidana

IX.b. PenyidikanKoneksitas

• Oleh Tim Tetap yang anggotanya :– Penyidik Polri, PPNS – Polisi Militer– Oditur Militer / Odmil tinggi

• Hasilnya diteliti bersama JPU dan Otmil utk • Hasilnya diteliti bersama JPU dan Otmil utk menentukan pengadilan mana yg berwenang;– Bila ke Peradilan Umum Papera membuat keputusan

dan segera menyerahkan kpd JPU– Bila ke Peradilan Militer, keputusan Papera menjadi

dasar Odmil utk usulkan ke Menhan + Menkumdang agar diadili oleh Pengadilan Militer.

Page 97: Pengantar Hukum Acara Pidana

IX.c. Wewenang MengadiliPerkara Koneksitas

• Titik berat pada kerugian akibat tindak pidana

• Diteliti oleh Jaksa Tinggi dan Odmil

• Ada perbedaan, diputus oleh Jaksa Agung • Ada perbedaan, diputus oleh Jaksa Agung + Oditur Jenderal.

Page 98: Pengantar Hukum Acara Pidana

IX.d. Peradilan Koneksitas

• Oleh Pengadilan Negeri :– Hakim Ketua dari PN

– Hakim anggota Hakim PN dan Hakim Militer

– Hukumnya : KUHAP– Hukumnya : KUHAP

• Oleh Pengadilan Militer :– Hakim Ketua dari Hakim Militer

– Anggota : Hakim Militer + Hakim PN

– Hukum Acara : UU 6/1950 jo UU 1/1958

Page 99: Pengantar Hukum Acara Pidana

PEMBUKTIANPERKARA PIDANA

1. Sistem / Teori Pembuktian :a. Umumb. Di Indonesia

2. Alat Bukti :a. Jenis Alat Buktia. Jenis Alat Buktib. Kekuatan pembuktianc. Barang Bukti

3. Pembuktian :a. Beban Pembuktianb. Tahap Penyelidikan, Penyidikan, Penuntutanc. Persidangand. Perbedaan keterangan di penyidikan dengan di sidang

Page 100: Pengantar Hukum Acara Pidana

Sistem / TeoriPembuktian

a. Umum :1. Keyakinan Hakim semata (conviction intime)2. Keyakinan Hakim atas alasan logis

( conviction raisonnee )3. Pembuktian menurut UU secara positif (positif

wettelijk stelsel)wettelijk stelsel)4. Pembuktian menurut UU secara negatif

( negatif wettelijk stelsel )b. Di Indonesia :

– Negatif wettelijk stelsel– Pasal : 183 KUHAP

Page 101: Pengantar Hukum Acara Pidana

JenisAlat Bukti

Pasal 184 KUHAP:

• Keterangan Saksi

• Keterangan Ahli

• Surat• Surat

• Petunjuk

• Keterangan Terdakwa

Page 102: Pengantar Hukum Acara Pidana

Kekuatan Pembuktianketerangan Saksi

Keterangan Saksi ( Psl.185 )1. Apa yang diterangkan di sidang ( disumpah )2. Seorang Saksi tidak cukup membuktikan3. Disertai satu alat bukti sah lain ( Ps. 183 )4. Bukti rantai (ketting bewijs)4. Bukti rantai (ketting bewijs)5. Pendapat, rekaan, bukan ket. Saksi ( Ps.1 no.27)6. Harus diperhatikan :

a. Persesuaian antar saksib. Persesuaian dg alat bukti lainc. Alasan memberikan keterangand. Cara hidup / kesusilaan saksi

Page 103: Pengantar Hukum Acara Pidana

Kekuatan BuktiKeterangan Ahli

Pasal 186 KUHAP :

• Apa yang dinyatakan di sidang ( setelah disumpah )

• Dapat juga diberikan di penyidik / penuntut • Dapat juga diberikan di penyidik / penuntut umum dengan laporan dibawah sumpah

Page 104: Pengantar Hukum Acara Pidana

Kekuatan BuktiSurat

Pasal 187 KUHAP :

• Dibuat atas sumpah jabatan :– BA / surat lain ttg keterangan, kejadian,

keadaan, dilihat, dialamikeadaan, dilihat, dialami

– Yang dibuat menurut per-uu-an

– Surat keterangan ahli

– Surat lain yg ada hub. dg alat bukti lain

Page 105: Pengantar Hukum Acara Pidana

Kekuatan PembuktianPetunjuk

Pasal 188 KUHAP• Adalah : perbuatan, kejadian, keadaan

bersesuaian menandakan telah terjadi tindak pidana dan siapa pelakunya

• Diperoleh dari : Ket. Saksi, Surat, Keterangan • Diperoleh dari : Ket. Saksi, Surat, Keterangan Terdakwa

• Kekuatan pembuktian diserahkan kepada Hakim dg arif, bijaksana, cermat, seksama dan hati nurani.

• Tipikor, KPK : pengertiannya diperluas

Page 106: Pengantar Hukum Acara Pidana

Kekuatan PembuktianKeterangan Terdakwa

Pasal 189 KUHAP :

1. Apa yg dinyatakan di sidang yg ia lakukan, ketahui, alami sendiri

2. Ket. diluar sidang dapat membantu 2. Ket. diluar sidang dapat membantu

3. Hanya dapat digunakan thd dirinya

4. Tidak cukup utk membuktikan, harus disertai alat bukti lain

Page 107: Pengantar Hukum Acara Pidana

Barang Bukti

• Ialah : benda bergerak, tidak bergerak, yg mempunyai hubungan dg tindak pidana

• Harus disita dg BA oleh penyidik dg izin Ketua PNKetua PN

• Barang bukti ini dapat menjadi petunjuk karena dapat menghubungkan antara TKP, Korban dan Tsk.

Page 108: Pengantar Hukum Acara Pidana

Beban Pembuktian

• Tidak diatur di KUHAP

• Pasal 66 Terdakwa tidak dibebani Pembuktian

• Perdata : siapa yang mendalilkan ia harus • Perdata : siapa yang mendalilkan ia harus membuktikan ( Jaksa mendakwa )

• UU -Tipikor :– PU wajib membuktikan

– Ada pembuktian terbalik

Page 109: Pengantar Hukum Acara Pidana

Pembuktiantahap Penyelidikan

• Tidak semua perkara melalui tahap LID• Penyelidik mempunyai wewenang:

– Menerima laporan + pengaduan– Mencari keterangan dan barang bukti– Menyuruh berhenti– Menyuruh berhenti– Tindakan lain

• Atas perintah penyidik :– Penangkapan, larangan meninggalkan tempat,

penggeledahan, penyitaan;– Pemeriksaan dan penyitaan surat– Mengambil sidik jari / memotret– Membawa orang ke penyidik

Page 110: Pengantar Hukum Acara Pidana

Pembuktian dalam TahapPenyidikan

• Tugas pokok penyidik adalah mencari bukti (termasuk barang bukti)

• Dari bukti-bukti itu, penyidik menentukan apakah perbuatan itu merupakan suatu tindak pidana perbuatan itu merupakan suatu tindak pidana dan siapa pelakunya

• Apabila penyidik dengan bukti-bukti itu berpendapat telah terjadi tindak pidana serta sudah dapat ditentukan tersangkanya maka ia melimpahkan ke PU

Page 111: Pengantar Hukum Acara Pidana

Pembuktian dalam Penuntutan

• PU menerima hasil penyidikan

• PU meneliti : apakah orang dan / benda hasil penyidikan telah memenuhi syarat pembuktian pembuktian

• Bila tidak cukup bukti PU menghentikan penuntutan

• Bila telah lengkap dan memenuhi persyaratan > dilimpahkan ke PN

Page 112: Pengantar Hukum Acara Pidana

Pembuktiandi Persidangan

• Bukti-bukti tahap DIK diperiksa di sidang apakah dapat dijadikan alat bukti yang sah

• Apakah yang dinyatakan di sidang oleh :– Saksi di sidang dapat menjadi alat bukti keterangan

saksi– Ahli di sidang dapat dijadikan alat bukti ket. Ahli– Terdakwa dapat dijadikan alat bukti keterangan

terdakwa– Apakah surat (barang bukti) yg diajukan di sidang

dapat dijadikan alat bukti surat• Apakah barang bukti,ket.saksi,surat, ket.Tdw

dapat dijadikan alat bukti petunjuk oleh Hakim

Page 113: Pengantar Hukum Acara Pidana

XI. UPAYA HUKUM

1. Pengertian

2. Jenis :a. Upaya hukum biasa :

1. Perlawanan1. Perlawanan

2. Banding

3. Kasasi

b. Upaya hukum luar biasa :1. Kasasi demi kepentingan hukum

2. Peninjauan kembali

Page 114: Pengantar Hukum Acara Pidana

XI.1. PengertianUpaya Hukum

• Pasal 1 angka 12 KUHAP :

• Hak terdakwa / PU

• Untuk tidak menerima putusan pengadilan

• Berupa :• Berupa :– Perlawanan -- Kasasi

– Banding -- Peninjauan Kembali

• Dalam hal dan menurut cara UU ini

Page 115: Pengantar Hukum Acara Pidana

XI.2.a.1. Perlawanan

• Psl. 156 KUHAP, keputusan Hakim atas :– Pengadilan tidak berwenang mengadili– Dakwaan tidak dapat diterima / dibatalkan

• Pasal 80, 81 KUHAP : perlawanan atas • Pasal 80, 81 KUHAP : perlawanan atas putusan praperadilan ttg sah/tidaknya penghentian penyidikan / penuntutan.

• Pasal 214 (4) : Perlawanan atas putusan APPLLJ yang tidak dihadiri TDW berupa perampasan kemerdekaan

Page 116: Pengantar Hukum Acara Pidana

XI.2.a.2. Upaya HukumBanding

• Psl. 21 UU - 22/2002 :– Putusan tidak : bebas, ontslag *)

• Psl. 67 KUHAP :– Putusan tidak : bebas, ontslag *) yang – Putusan tidak : bebas, ontslag *) yang

menyangkut kurang tepatnya penerapan hukum,

– Putusan dlm perkara APC

*) lihat pasal 191 (2) KUHAP

Page 117: Pengantar Hukum Acara Pidana

XI.2.a.3. Upaya HukumKasasi

• Pasal 244 KUHAP :– Oleh PU atau Terdakwa / PH– Kecuali putusan bebas

• Pasal 253 (1) KUHAP, alasan Kasasi :– Peraturan hukum tidak diterapkan– Peraturan hukum tidak diterapkan– Cara mengadili tidak menurut UU– Pengadilan melampaui batas kewenangan

• Surat MARI : MA/Peb/2651/83 , Yurisprudensi MA No.19/Kr/1969 :– Putusan bebas tidak murni dapat dikasasi

Page 118: Pengantar Hukum Acara Pidana

XI.2.b.1. Upaya Hukum Luar BiasaKasasi demi Kepentingan Hukum

• Pasal 259 – 262 KUHAP

• Terhadap putusan MKHT : PN, PT, peradilan militer ; kecuali putusan MA

• Oleh Jaksa Agung• Oleh Jaksa Agung

• Tidak boleh merugikan pihak yang berkepentingan

Page 119: Pengantar Hukum Acara Pidana

XI.2.b.2. Upaya Hukum Luar BiasaPeninjauan Kembali

• Psl.23 UUKK : hanya satu kali• Pasal 263 KUHAP• Terhadap putusan MKHT ( semua tingkat)• Kecuali putusan bebas / ontslag• Terpidana / Ahli waris *)• Terpidana / Ahli waris *)• Alasan :

– Ada novum– terbukti tidak dipidana– Kekhilafan / kekeliruan Hakim

*) dalam perkembangannya Jaksa juga bisa PK : M.Pakpahan, Polycarpus.

Page 120: Pengantar Hukum Acara Pidana

X. PELAKSANAANPUTUSAN PENGADILAN

• Psl. 36 UUKK

• Psl. 270 – 276 KUHAP

• Terhadap Putusan yang telah MKHT

• Oleh Jaksa :• Oleh Jaksa :– Mati : menurut UU no. 2/Pnps/1964

– Penjara/kurungan > Lapas

– Denda : 1 bulan (dpt diperpanjang), APC = seketika

– Bersyarat : dilakukan dg wasmat sungguh-2

– Biaya perkara

Page 121: Pengantar Hukum Acara Pidana

Penutup

Terima kasih atas perhatiannya

WWW