56
1 BAB I PENDAHULUAN Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati posisi penting dalam diagnosis invitro. Setidaknya terdapat 5 alasan penting mengapa pemeriksaan laboratorium diperlukan, yaitu : skrining, diagnosis, pemantauan progresifitas penyakit, monitor pengobatan dan prognosis penyakit. Oleh karena itu setiap laboratorium harus dapat memberikan data hasil tes yang teliti, cepat dan tepat. 1 Pengendalian mutu laboratorium terdiri dari tiga tahapan penting, yaitu tahap pra- analitik, analitik dan paska analitik. Pada umumnya yang sering sering diawasi dalam pengendalian mutu hanya tahap analitik dan paska analitik yang lebih cenderung kepada urusan administrasi, sedangkan proses pra-analitik kurang mendapat perhatian. Pra-analitik meliputi semua langkah-langkah kompleks yang harus dikerjakan sebelum suatu sampel dapat dianalisa. 1,2 Dengan berjalannya waktu, rangkaian penelitian menunjukkan bahwa 32%-75% dari seluruh kesalahan pemeriksaan, ada pada tahap pra-analitik, dan kemajuan teknologi serta prosedur penjaminan mutu telah secara nyata mengurangi angka kesalahan yang diakibatkan proses analitik. Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan paska analitik 14%. Hal ini menunjukkan tahapan pra-analitik sebagai penyebab utama kesalahan dan / atau variabel yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. 1,2 Faktor pra-analitik melitputi variabel terkait pasien (diet, usia, jenis kelamin, dan lain- lain), pengumpulan spesimen dan teknik pemberian label, pengawet dan antikoagulan spesimen, transport spesimen, serta proses dan penyimpanan. Hal yang berpotensi salah atau kegagalan dalam tahapan tersebut meliputi permintaan pemeriksaan yang tidak terpat,

Pengambilan Sampel Darah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pra analitik

Citation preview

  • 1BAB I

    PENDAHULUAN

    Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati posisi penting

    dalam diagnosis invitro. Setidaknya terdapat 5 alasan penting mengapa pemeriksaan

    laboratorium diperlukan, yaitu : skrining, diagnosis, pemantauan progresifitas penyakit,

    monitor pengobatan dan prognosis penyakit. Oleh karena itu setiap laboratorium harus dapat

    memberikan data hasil tes yang teliti, cepat dan tepat.1

    Pengendalian mutu laboratorium terdiri dari tiga tahapan penting, yaitu tahap pra-

    analitik, analitik dan paska analitik. Pada umumnya yang sering sering diawasi dalam

    pengendalian mutu hanya tahap analitik dan paska analitik yang lebih cenderung kepada

    urusan administrasi, sedangkan proses pra-analitik kurang mendapat perhatian. Pra-analitik

    meliputi semua langkah-langkah kompleks yang harus dikerjakan sebelum suatu sampel

    dapat dianalisa.1,2

    Dengan berjalannya waktu, rangkaian penelitian menunjukkan bahwa 32%-75% dari

    seluruh kesalahan pemeriksaan, ada pada tahap pra-analitik, dan kemajuan teknologi serta

    prosedur penjaminan mutu telah secara nyata mengurangi angka kesalahan yang diakibatkan

    proses analitik. Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61%

    dari total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan paska

    analitik 14%. Hal ini menunjukkan tahapan pra-analitik sebagai penyebab utama kesalahan

    dan / atau variabel yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.1,2

    Faktor pra-analitik melitputi variabel terkait pasien (diet, usia, jenis kelamin, dan lain-

    lain), pengumpulan spesimen dan teknik pemberian label, pengawet dan antikoagulan

    spesimen, transport spesimen, serta proses dan penyimpanan. Hal yang berpotensi salah atau

    kegagalan dalam tahapan tersebut meliputi permintaan pemeriksaan yang tidak terpat,

  • 2kesalahan identifikasi sampel, ketidaktepatan waktu, ketidaktepatan puasa, ketidaktepatan

    antikoagulan / rasio darah, ketidaktepatan pencampuran, kesalahan urutan pengambilan, serta

    hemolisis atau spesimen yang lipemik. Kesalahan pra-analitik yang sering terjadi ialah

    ketidaktepatan pengisian sampel ke dalam tabung, kesalahan dalam memasukkan spesimen

    ke dalam wadah penampungan atau pengawet, serta pemilihan jenis pemeriksaan yang tidak

    tepat.1,2

    Kesalahan pada tahapan pra-analitik mengakibatkan pengulangan pekerjaan atau

    penyelidikan tambahan yang memberikan prosedur tambahan lagi terhadap pasien dan biaya

    pemeliharaan kesehatan. Perawatan akibat luka yang disebabkan oleh jarum suntik

    membutuhkan biaya sebesar $500-$3000, dan teknik yang salah dapat mengakibatkan pasien

    menderita luka akibat kerusakan saraf atau arteri, perdarahan subkutaneus, infeksi bahkan

    kematian. Centers for Disease Control and Pervention (CDC) memperkirakan sebanyak

    385,000 luka akibat jarum suntik terjadi sepanjang tahun.2

    Tabel 1. Penyebab Penolakan Spesimen2

    Hemolisis / lipemikBekuan dalam spesimen dengan antikoagulanSpesimen bukan puasa ketika seharusnya membutuhkan puasaTabung pengumpulan darah yang tidak tepatTerlalu singkat, jumlah tidak tepatKondisi transport yang tidak sesuaiKetidaksesuaian antara permintaan dengan label spesimenSpesimen tidak berlabelSpesimen terkontaminasi / penampung bocor

    Ketidaktepatan jenis spesimen, salah pengawet, lipemik, bekuan, dan lain-lainnya,

    merupakan hal-hal yang mendasari penolakan spesimen. Penolakan terhadap spesimen tidak

    hanya menghabiskan biaya dan waktu, tetapi hal tersebut dapat membahayakan jiwa pasien,

    terutama bila salah dalam memberikan label sampel darah. Sasaran pertama dari The Joint

  • 3Commission 2008 National Patient Safety Goals for Laboratories ialah untuk meningkatkan

    keakuratan identifikasi pasien. Insidens dari kesalahan identifikasi pasien diperkirakan 1

    dari 1000, dan 1 dari 12000 pasien menerima unit darah yang bukan diperuntukkan kepada

    yang bersamgkutan.2

  • 4BAB II

    KELENGKAPAN PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH

    Contoh spesimen biologis yang akan dianalisa di laboratorium klinik antara lain: (1)

    whole blood; (2) serum; (3) plasma; (4) urin; (5) feses; (6) saliva; (7) cairan sumsum tulang,

    synovial, amnion, pleura, perikardium, dan asites; (8) berbagai jenis jaringan padat, termasuk

    jenis sel spesifik. The Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI, dahulu dikenal

    sebagai National Committee for Clinical Laboratory Standards atau NCCLS) telah

    menetapkan beberapa prosedur standar dalam pengumpulan spesimen-spesimen yang umum

    sebagaimana juga sampel khusus seperti yang digunakan untuk diagnostik molekuler dan

    analisa klorida dari keringat.3,4

    Darah yang akan dianalisa diperoleh dari vena, arteri, atau kapiler. Darah vena

    biasanya menjadi spesimen pilihan dan pungsi vena merupakan metode untuk mendapatkan

    spesimen tersebut. Saat darah diaspirasi, pembekuan akan terjadi. Cairan yang dapat dipisah

    dalam wujud tersendiri, yang berasal dari darah yang membeku disebut serum. Istilah plasma

    kerap saling ditukarkan dengan istilah serum. Namun, plasma berisikan protein fibrinogen,

    komponen yang dikonversikan menjadi substansi yang terdiri atas bekuan, dikenal dengan

    fibrin.3,4,5

    Pada anak-anak usia muda dan untuk point of care test, pungsi kulit sering digunakan

    untuk memperoleh darah kapiler; pungsi arteri umumnya digunakan untuk analisa gas darah.

    Proses untuk mendapatkan sampel darah dikenal dengan sebutan flebotomi dan harus

    dilakukan oleh seorang flebotomis terlatih. Dalam peraturan perundang-undangan di

    Indonesia belum diatur tenaga kesehatan yang disebut sebagai teknisi flebotomi, oleh karena

    itu teknisi flebotomi belum sah sebagai salah satu tenaga kesehatan.3,4,6

  • 5Keputusan menteri kesehatan nomor : 370/MenKes/SK/III/2007 Standar Profesi Ahli

    Teknologi Laboratorium Kesehatan tidak mencantumkan kewenangan analis kesehatan /

    pranata laboratorium kesehatan untuk melakukan flebotomi kecuali tercantum dalam hal

    persiapan pengambilan sampel.6

    Flebotomi adalah proses pengambilan darah melalui insisi vena dengan teknik yang

    benar sehingga komposisi analitnya bisa dipertahankan. Tujuan flebotomi ialah memperoleh

    sampel darah dalam volume yang cukup untuk pemeriksaan yang dibutuhkan, dengan

    memperhatikan pencegahan interferensi preanalisis, memasukkannya ke dalam tabung yang

    benar, memperhatikan keselamatan (safety), dan dengan sesedikit mungkin menimbulkan

    ketidaknyamanan pada pasien.6,7

    Gambar 1. Pengambilan darah vena6

    Agar dapat diperoleh spesimen darah yang memenuhi syarat uji laboratorium, maka

    prosedur pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan benar, mulai dari persiapan

    peralatan, pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan letak vena, teknik pengambilan sampai

    dengan pelabelan.8

    Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

    bersih, kering;

    tidak mengandung deterjen atau bahan kimia;

    terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen;

    sekali pakai buang (disposable);

    steril (terutama untuk kultur kuman);

  • 6 tidak retak / pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, ukuran sesuai dengan volume

    spesimen.1

    2.1.Peralatan pengambilan darah vena

    2.1.1. Spuit

    Gambar 2. Spuit6

    Spuit adalah alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau pemberian injeksi

    intravena dengan volume tertentu. Spuit mempunyai skala yang dapat digunakan untuk

    mengukur jumlah darah yang akan diambil. Volume spuit bervariasi dari 1ml, 3ml, 5ml

    bahkan ada yang sampai 50ml yang biasanya digunakan untuk pemberian cairan sonde

    atau syringe pump.6

    Volume spuit yang dipakai tergantung pada volume darah yang akan diambil; makin

    besar volume spuit makin kecil nomor jarum yang dipakai. Makin banyak volume darah

    yang diambil makin besar volume spuit yang digunakan.9

    2.1.2. Jarum suntik

    Gambar 3. Jarum suntik6

  • 7Jarum suntik ialah ujung spuit atau jarum yang digunakan untuk pengambilan secara

    vakum. Jarum ini bersifat non-fixed atau mobile sehingga mudah dilepas dari spuit serta

    tabung pengumpul vakum. Penggantian jarum dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan

    besarnya vena yang akan diambil atau untuk kenyamanan pasien yang menghendaki

    pengambilan dengan jarum kecil.6

    Jarum yang digunakan sebaiknya tidak terlalu kecil, atau terlalu besar, atau terlalu

    panjang; Nomor 19 atau 20G sesuai bagi orang dewasa pada umumnya. Jika vena

    cenderung untuk kolaps, digunakan ukuran 21G. The International Organization for

    Standardization telah menetapkan suatu standar (ISO 7864) yang berkaitan dengan

    diameter berbagai jenis ukuran lubang jarum: 19G = 1,1mm; 21G = 0,8mm; 23G =

    0,6mm. Ukuran 23G baik untuk anak-anak dan idealnya memiliki ukuran panjang yang

    lebih pendek (sekitar 15mm). 3,9,10

    Untuk menampung darah 30-50ml, diperlukan jarum ukuran 18G agar dapat

    dipastikan darah mengalir dengan adekuat. Jarum umumnya berukuran panjang 1,5 inci

    (3,7cm), tetapi juga terdapat jarum 1 inci (2,5cm), yang biasanya terhubungkan dengan

    winged atau pasangan kupu-kupu.3,9,10

    Semua jarum harus steril, tajam, dan tidak bengkok. Agar darah yang mengalir bebas

    dari unsur-unsur dalam jumlah kecil, jarum tersebut harus terbuat dari bahan stainless

    steel dan bebas dari kontaminasi.3

    2.1.3. Penampung darah

    Tabung tempat penampungan darah yang tidak bersifat vakum udara, biasa digunakan

    untuk pemeriksaan manual, dan dengan keperluan tertentu misalnya pembuatan

    tampungan sendiri untuk efisiensi biaya.6

  • 82.1.4. Vacuum tube

    Gambar 4. Tabung vakum6

    Akhir-akhir ini pengambilan darah dilakukan menggunakan jarum khusus dengan

    tabung vakum sebagai penampung darah. Tabung vakum pertama kali dipasarkan dengan

    nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara,

    terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir

    masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah

    tercapai. Penggunaan tabung vakum yang sudah kadaluarsa dapat menimbulkan :

    Daya isap darah ke dalam tabung vakum berkurang sehingga rasio darah

    terhadap antikoagulan menurun dengan akibat darah tersebut mengandung

    antikoagulan yang berlebihan;

    Aktivitas antikoagulan berkurang, dapat menimbulkan mikrotrombi dan

    menyumbat alat pemeriksaan;

    Antikoagulan yang ada di dalam tabung vakum dapat menguap sehingga

    mengganggu rasio antara jumlah darah terhadap antikoagulan.6,9

    2.1.5. Turniket

    Gambar 5. Tourniquet6

  • 9Merupakan bahan mekanis yang fleksibel, biasanya terbuat dari karet sintetis yang

    bisa merenggang. Digunakan untuk pengebat atau pembendung pembuluh darah pada

    organ yang akan dilakukan penusukan flebotomi. Adapun tujuan pembendungan ini

    adalah untuk fiksasi, pengukuhan vena yang akan diambil. Dan juga untuk menambah

    tekanan vena yang akan diambil, sehingga akan mempermudah proses penyedotan darah

    ke dalam spuit.6

    2.1.6. Kapas Alkohol

    Gambar 6. Kapas alkohol6

    Merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap dan dibasahi dengan

    antiseptik berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas alkohol ialah untuk

    menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu pengamatan letak vena sekaligus

    mensterilkan area penusukan agar resiko infeksi bisa ditekan.6

    2.1.7. Plester

    Gambar 7. Plester6

    Digunakan untuk fiksasi akhir penutupan luka bekas flebotomi, sehingga membantu

    proses penyembuhan luka dan mencegah adanya infeksi akibat perlukaan atau trauma

    akibat penusukan.6

  • 10

    2.2.Peralatan pengambilan darah kapiler

    Pengambilan darah kapiler dimaksudkan untuk pemeriksaan laboratorium dengan volume

    yang lebih sedikit dari pengambilan melalui vena. Pengambilan ini umumnya digunakan

    untuk pemeriksaan dengan jumlah dibawah 500 mikroliter.6

    Gambar 8. Pengambilan darah kapiler6

    Alat-alat yang digunakan untuk pengambilan kapiler :

    2.2.1. Lancet

    MMooddeell WWaarrnnaa KKeeddaallaammaann JJaarruumm AAlliirraann DDaarraahh

    SSLLNN110000 KKuunniinngg 11..00 mmmm GG2266 AAlliirraann RReennddaahh55--1100 uull

    SSLLNN117700 LLiimmee 11..77 mmmm GG2288 AAlliirraann RReennddaahh55--1100 uull

    SSLLNN220000 AAbbuu--aabbuu 11..88 mmmm GG2233 AAlliirraann RReennddaahh1100--2200 uull

    SSLLNN224400 OOrraannyyee 22..22 mmmm GG2222 AAlliirraann SSeeddaanngg2200--4400 uull

    SSLLNN330000 MMeerraahhmmuuddaa 22..88 mmmm GG2211

    AAlliirraann SSeeddaanngg--TTIInnggggii

    4400--6600 uull

    SSLLBB220000 HHiijjaauu 11..88 mmmm GG1199 AAlliirraann TTiinnggggii7755--110000 uull

    SSLLBB225500 BBiirruu 22..33 mmmm GG1188 AAlliirraann TTiinnggggii115500--220000 uull

    Tabel 2. Jenis-jenis lancet11

    10

    2.2.Peralatan pengambilan darah kapiler

    Pengambilan darah kapiler dimaksudkan untuk pemeriksaan laboratorium dengan volume

    yang lebih sedikit dari pengambilan melalui vena. Pengambilan ini umumnya digunakan

    untuk pemeriksaan dengan jumlah dibawah 500 mikroliter.6

    Gambar 8. Pengambilan darah kapiler6

    Alat-alat yang digunakan untuk pengambilan kapiler :

    2.2.1. Lancet

    MMooddeell WWaarrnnaa KKeeddaallaammaann JJaarruumm AAlliirraann DDaarraahh

    SSLLNN110000 KKuunniinngg 11..00 mmmm GG2266 AAlliirraann RReennddaahh55--1100 uull

    SSLLNN117700 LLiimmee 11..77 mmmm GG2288 AAlliirraann RReennddaahh55--1100 uull

    SSLLNN220000 AAbbuu--aabbuu 11..88 mmmm GG2233 AAlliirraann RReennddaahh1100--2200 uull

    SSLLNN224400 OOrraannyyee 22..22 mmmm GG2222 AAlliirraann SSeeddaanngg2200--4400 uull

    SSLLNN330000 MMeerraahhmmuuddaa 22..88 mmmm GG2211

    AAlliirraann SSeeddaanngg--TTIInnggggii

    4400--6600 uull

    SSLLBB220000 HHiijjaauu 11..88 mmmm GG1199 AAlliirraann TTiinnggggii7755--110000 uull

    SSLLBB225500 BBiirruu 22..33 mmmm GG1188 AAlliirraann TTiinnggggii115500--220000 uull

    Tabel 2. Jenis-jenis lancet11

    10

    2.2.Peralatan pengambilan darah kapiler

    Pengambilan darah kapiler dimaksudkan untuk pemeriksaan laboratorium dengan volume

    yang lebih sedikit dari pengambilan melalui vena. Pengambilan ini umumnya digunakan

    untuk pemeriksaan dengan jumlah dibawah 500 mikroliter.6

    Gambar 8. Pengambilan darah kapiler6

    Alat-alat yang digunakan untuk pengambilan kapiler :

    2.2.1. Lancet

    MMooddeell WWaarrnnaa KKeeddaallaammaann JJaarruumm AAlliirraann DDaarraahh

    SSLLNN110000 KKuunniinngg 11..00 mmmm GG2266 AAlliirraann RReennddaahh55--1100 uull

    SSLLNN117700 LLiimmee 11..77 mmmm GG2288 AAlliirraann RReennddaahh55--1100 uull

    SSLLNN220000 AAbbuu--aabbuu 11..88 mmmm GG2233 AAlliirraann RReennddaahh1100--2200 uull

    SSLLNN224400 OOrraannyyee 22..22 mmmm GG2222 AAlliirraann SSeeddaanngg2200--4400 uull

    SSLLNN330000 MMeerraahhmmuuddaa 22..88 mmmm GG2211

    AAlliirraann SSeeddaanngg--TTIInnggggii

    4400--6600 uull

    SSLLBB220000 HHiijjaauu 11..88 mmmm GG1199 AAlliirraann TTiinnggggii7755--110000 uull

    SSLLBB225500 BBiirruu 22..33 mmmm GG1188 AAlliirraann TTiinnggggii115500--220000 uull

    Tabel 2. Jenis-jenis lancet11

  • 11

    2.2.2. Object Glass

    Gambar 9. Object glass6

    Merupakan gelas preparat yang akan digunakan untuk pemaparan sediaan darah atau

    pemeriksaan lain yang akan diperiksa dengan mikroskop.6

    2.2.3. Deck Glass

    Gambar 10. Deck glass6

    Adalah penutup object glass, berbentuk persegi lebih kecil dan tipis karena

    dimaksudkan agar bisa menutupi preparat tanpa mengganggu pemfokusan pengamatan

    dibawah mikroskop.6

    2.2.4. Tensimeter

    Gambar 11. Tensimeter6

  • 12

    Alat untuk mengukur tensi darah atau tekanan darah serta detak jantung manusia.

    Dalam sampling, tensi ini digunakan untuk memeriksa Bleeding time.6

    2.2.5. Kertas Saring

    Gambar 12. Kertas saring6

    Kertas yang mempunyai kerapatan tertentu sehingga bisa digunakan untuk menyaring

    larutan. Bisa digunakan untuk pemeriksaan bleeding time.6

    2.2.6. Tabung Kapiler

    Gambar 13. Tabung kapiler6

    Merupakan tabung kecil dengan diameter 1mm sehingga memiliki daya kapilaritas

    atau menyerap cairan darah yang akan diambil. Sehingga cukup dengan menempelkan

    salah satu ujungnya, maka darah akan mengisi tabung sesuai kebutuhan. Tabung kapiler

    dengan antikoagulan bertanda strip merah, sedangkan tanpa koagulan dengan strip biru.6

    2.2.7. Wax

  • 13

    Gambar 14. Wax6

    Merupakan dempul atau penutup yang digunakan sebagai penahan dasar tabung

    hematokrit sehingga disaat penyimpanan sampel darah atau pemutaran nilai hematokrit,

    darah bisa tertahan di dalam tabung.6

  • 14

    BAB III

    PENAMPUNG DAN ADITIF SPESIMEN DARAH

    3.1.Penampung Spesimen Darah

    Dua puluh sampai tiga puluh tahun yang lalu pengambilan darah dilakukan dengan

    menggunakan jarum spuit yang ditampung dalam botol atau tabung reaksi dan ada yang

    ditambahkan antikoagulan. Pengambilan darah seperti ini dapat menimbulkan hemolisis,

    darah terinfeksi karena penampung tidak steril, jumlah antikoagulan dan darah tidak

    seimbang.9

    Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan Amerika Serikat: BD

    (Becton-Dickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi

    yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah

    akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu

    telah tercapai.6

    Gambar 15. Sistem tabung evakuasi19

    Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan

    berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior

    ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat

    mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan

  • 15

    jarum pada sebuah penahan (holder) dan memudahkan pada saat mendorong tabung

    menancap pada jarum posterior.6

    Sistem tabung evakuasi yang lazim digunakan saat ini terdiri dari tabung / penampung

    dari bahan kaca atau plastik (dengan atau tanpa antikoagulan) dalam keadaaan vakum dengan

    penutup tabung yang disertai penyumbat (stopper) dari bahan plastik atau karet, sebuah

    jarum, dan penahannya yang menghubungkan jarum dengan tabung. Keunggulan utamanya

    ialah tidak perlu melepaskan penutup tabung untuk mengisi tabung ataupun mengambil

    sampel dari tabung untuk dianalisa sehingga mengurangi resiko kontaminasi isi tabung.

    Sistem ini sangat berguna ketika diperlukan beberapa sampel dengan antikoagulan yang

    berbeda. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian

    sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Keadaan vakum mengatur jumlah darah yang masuk

    ke dalam tabung, sehingga dapat terjamin jumlah spesimen yang cukup untuk jenis

    pemeriksaan yang diperlukan dan dengan perbandingan antikoagulan yang tepat. Walau

    demikian, keadaan vakum tersebut akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu,

    sehingga perlu diberikan perhatian yang khusus terhadap tanggal kadaluarsa dari masing-

    masing tabung.3,4,6,10

    Gambar 16. Set jarum bersayap19

    Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena

    tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini

    mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle). Jarum bersayap atau sering juga

    dinamakan jarum kupu-kupu hampir sama dengan jarum vakutainer seperti yang

  • 16

    disebutkan di atas. Perbedaannya ialah antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah

    sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior

    dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang

    (flash). Penggunaan tabung evakuasi darah (evacuated blood tubes) dinilai (1) lebih murah,

    (2) lebih nyaman, dan (3) lebih mudah dibandingkan dengan penggunaan spuit.3,4,6

    Tabung evakuasi darah dapat terbuat dari soda-lime atau kaca borosilicate atau plastik

    (polyethylene terephthalate). Bahan kaca borosilicate merupakan bahan kaca yang tersusun

    dari bahan silika dan boron oksida. Bahan ini memiliki koefisien panas yang lebih rendah

    dibanding bahan kaca soda-lime. Karena daya tahannya yang tinggi terhadap zat-zat kimia

    maupun panas, maka bahan kaca borosilicate merupakan pilihan yang tepat untuk peralatan

    laboratorium. Walau lebih padat dibandingkan dengan bahan kaca soda-lime, bahan kaca

    borosilicate masih dapat pecah pada pemanasan yang sangat cepat atau pemanasan yang

    tidak merata. Meskipun demikian, apabila pecah, pecahan kaca cenderung besar dan tidak

    remuk.3,4,12

    Gambar 17. Tabung kaca dan tabung polystyrene19

    Untuk mengurangi kemungkinan pecah dan terpapar bahan infeksius, maka beberapa

    lembaga telah mengganti penggunaan bahan kaca menjadi plastik. Beberapa jenis bahan yang

    penyusun tabung plastik berdasarkan daya tahannya terhadap panas dari yang tertinggi antara

    lain: poly(ethylene terephthalate), polystyrene, polycarbonate, polypropylene, polyethylene

    16

    disebutkan di atas. Perbedaannya ialah antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah

    sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior

    dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang

    (flash). Penggunaan tabung evakuasi darah (evacuated blood tubes) dinilai (1) lebih murah,

    (2) lebih nyaman, dan (3) lebih mudah dibandingkan dengan penggunaan spuit.3,4,6

    Tabung evakuasi darah dapat terbuat dari soda-lime atau kaca borosilicate atau plastik

    (polyethylene terephthalate). Bahan kaca borosilicate merupakan bahan kaca yang tersusun

    dari bahan silika dan boron oksida. Bahan ini memiliki koefisien panas yang lebih rendah

    dibanding bahan kaca soda-lime. Karena daya tahannya yang tinggi terhadap zat-zat kimia

    maupun panas, maka bahan kaca borosilicate merupakan pilihan yang tepat untuk peralatan

    laboratorium. Walau lebih padat dibandingkan dengan bahan kaca soda-lime, bahan kaca

    borosilicate masih dapat pecah pada pemanasan yang sangat cepat atau pemanasan yang

    tidak merata. Meskipun demikian, apabila pecah, pecahan kaca cenderung besar dan tidak

    remuk.3,4,12

    Gambar 17. Tabung kaca dan tabung polystyrene19

    Untuk mengurangi kemungkinan pecah dan terpapar bahan infeksius, maka beberapa

    lembaga telah mengganti penggunaan bahan kaca menjadi plastik. Beberapa jenis bahan yang

    penyusun tabung plastik berdasarkan daya tahannya terhadap panas dari yang tertinggi antara

    lain: poly(ethylene terephthalate), polystyrene, polycarbonate, polypropylene, polyethylene

    16

    disebutkan di atas. Perbedaannya ialah antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah

    sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior

    dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang

    (flash). Penggunaan tabung evakuasi darah (evacuated blood tubes) dinilai (1) lebih murah,

    (2) lebih nyaman, dan (3) lebih mudah dibandingkan dengan penggunaan spuit.3,4,6

    Tabung evakuasi darah dapat terbuat dari soda-lime atau kaca borosilicate atau plastik

    (polyethylene terephthalate). Bahan kaca borosilicate merupakan bahan kaca yang tersusun

    dari bahan silika dan boron oksida. Bahan ini memiliki koefisien panas yang lebih rendah

    dibanding bahan kaca soda-lime. Karena daya tahannya yang tinggi terhadap zat-zat kimia

    maupun panas, maka bahan kaca borosilicate merupakan pilihan yang tepat untuk peralatan

    laboratorium. Walau lebih padat dibandingkan dengan bahan kaca soda-lime, bahan kaca

    borosilicate masih dapat pecah pada pemanasan yang sangat cepat atau pemanasan yang

    tidak merata. Meskipun demikian, apabila pecah, pecahan kaca cenderung besar dan tidak

    remuk.3,4,12

    Gambar 17. Tabung kaca dan tabung polystyrene19

    Untuk mengurangi kemungkinan pecah dan terpapar bahan infeksius, maka beberapa

    lembaga telah mengganti penggunaan bahan kaca menjadi plastik. Beberapa jenis bahan yang

    penyusun tabung plastik berdasarkan daya tahannya terhadap panas dari yang tertinggi antara

    lain: poly(ethylene terephthalate), polystyrene, polycarbonate, polypropylene, polyethylene

  • 17

    Bahan polypropylene dan polyehtylene biasanya digunakan untuk transport spesimen. Bahan

    polystyrene tidak cocok karena dapat retak bila membeku.4,13,14,15,16,17

    Terdapat berbagai jenis tabung evakuasi yang digunakan untuk menampung darah

    dari pungsi vena. Tabung tersebut bervariasi sesuai dengan jenis aditif dan kebutuhan volume

    pada masing-masing tabung. Beberapa tabung dari bahan kaca dilapisi dengan bahan silikon

    pada dinding tabung atau penyumbat untuk mengurangi adhesi dari bekuan (clots) serta

    mengurangi resiko hemolisis. Penyumbat dapat mengandung zinc, sehingga penggunaan

    tabung evakuasi darah untuk pengukuran kadar zinc menjadi tidak valid, serta adanya TBEP

    [tris(2-butoxyethyl)phosphate] yang merupakan bahan penyusun karet penyumbat, dapat

    mempengaruhi pengukuran beberapa jenis obat.3,4

    Darah yang telah dikumpulkan dalam tabung yang mengandung suatu aditif, tidak

    boleh dipindahkan ke dalam tabung lain, karena zat aditif yang pertama dapat mempengaruhi

    pemeriksaan dengan zat aditif berbeda. Kontaminasi darah saat jarum memasuki penyumbat

    atau melalui kontak dengan zat aditif dalam tabung dapat menyebabkan kesalahan pada hasil

    pemeriksaan pasien, yang dapat menyebabkan kesalahan pada diagnosis dan penanganan

    pasien. Oleh karena itu, perpindahan zat aditif dari satu tabung ke tabung lain, harus

    diminimalkan (atau agar efek samping dapat dihindari) dengan cara disiplin dalam mentaati

    rekomendasi urutan penggunaan tabung.3,4,18

    Gambar 18. Micro-tube19

    Tabung evakuasi dirancang khusus untuk menampung sejumlah volume darah

    tertentu. Beberapa tabung terlihat berukuran relatif sama besar, tetapi hanya menampung

  • 18

    sedikit darah, yang terlihat dari sedikitnya vakum dalam tabung. Tabung pengisian darah

    yang kecil ini berguna ketika mengambil darah dari bayi, anak-anak, maupun pasien yang

    sulit untuk diam.18

    Tabung evakuasi kaca memiliki penyumbat dari karet, sedangkan tabung evakuasi

    plastik memiliki penutup (shield) berbahan plastik yang menutupi penyumbat karet. Agar

    aman, sebaiknya yang digunakan ialah tabung dari plastik. Walau demikian, beberapa

    pemeriksaan laboratorium tetap memerlukan tabung kaca untuk menampung darah.18

    A

    B CGambar 19. (A)Tabung EDTA, (B)Tabung gel aktivator, (C)Tabung tanpa aditif19

    Penampung yang umum digunakan untuk pemeriksaan hematologi telah dilengkapi

    dengan dipotassium, tripotassium, atau disodium ethylendiaminetetra-acetic acid (EDTA)

    sebagai antikoagulan, dan telah ditandai pada tingkat tertentu untuk menunjukkan jumlah

    darah yang sesuai. Penampung juga ada yang mengandung trisodium citrate, heparin, atau

    acid-citrate-dextrose, sebagaimana juga ada yang tidak mengandung zat aditif, yang

    digunakan untuk pemeriksaan serum. Syarat dan spesifikasi lain untuk tempat penampungan

    spesimen telah ditetapkan dalam standar nasional maupun internasional, misalnya

    International Council for Standardization in Haematology, dan ada juga European Standard

    (EN 14820). Tetapi amat disayangkan, belum ada kesepakatan universal dalam hal

    pewarnaan untuk mengidentifikasi masing-masing penampung dengan zat aditif yang

    beragam; flebotomis harus membiasakan dirinya dengan warna dari pemasok.10

  • 19

    The Clinical and Laboratory Standars Institute (CLSI), yang dahulu dikenal sebagai

    National Commission on Clinical Laboratory Standards (NCCLS), memberikan rekomendasi

    yang dapat digunakan baik itu untuk tabung pengumpulan darah berbahan kaca maupun

    plastik. Urutan yang sama juga diterapkan pada pengambilan darah dengan menggunakan

    spuit ataupun sistem evakuasi (penahan tabung dan tabung penampung). Cukup banyak

    lembaga akreditasi laboratorium seperti College of American Pathologists (CAP) dan The

    Joint Commission telah menetapkan standard dari CLSI untuk diterapkan. Urutan

    pengambilan darah berdasarkan CLSI, yaitu :

    Tabung kultur darah;

    Tabung koagulasi (misal, penutup biru);

    Tabung serum dengan atau tanpa aktivator bekuan, dengan atau tanpa gel (misal

    penutup merah);

    Tabung heparin dengan atau tanpa gel pemisah plasma (misal, penutup hijau);

    Tabung EDTA dengan atau tanpa gel pemisah (misal, penutup lembayung, penutup

    perak);

    Inhibitor glikolisis (misal, penutup abu-abu).18

    Tabung yang mengandung zat aditif harus dibalik secara perlahan-lahan (tidak

    dikocok) segera sesudah pengambilan darah, untuk memastikan darah dengan cepat

    tercampur dalam jumlah yang cukup dengan zat aditif. Kegagalan dalam pencampuran

    spesimen darah dengan antikoagulan menyebabkan spesimen yang tidak dapat diterima untuk

    pemeriksaan atau hasil pemeriksaan yang tidak akurat.18

    Untuk mengenali letak tabung yang lain dalam urutan pengambilan darah, zat aditif

    pada tabung harus diketahui. Informasi ini didapatkan pada label tabung. Apabila informasi

    ini telah diketahui, zat aditif yang sama dikelompokkan menjadi satu dalam urutan

  • 20

    pengambilan darah. Sebagai contoh, pelindung coklat pada tabung mengandung K2EDTA,

    maka letaknya pada urutan pengambilan darah bersama-sama dengan tabung lain yang

    mengandung EDTA lembayung, merah muda dan putih.18

    Urutan pengambilan darah ini sangat penting. Hal ini disebabkan karena pemeriksaan

    laboratorium didasari oleh prinsip ilmiah yang meliputi biologi, kimia maupun fisika. Jumlah

    substansi (analit) yang sangat kecil, diukur dengan teknik yang rumit. Karena jumlahnya

    sedikit, keberadaan substansi lain akan mempengaruhi keakuratan dari hasil pemeriksaan.

    Jika hasil tes pasien tidak akurat, ia mungkin akan tidak mendapatkan penanganan yang

    sesuai.18

    Tujuan dari urutan pengambilan darah ialah untuk mencegah kemungkinan terjadinya

    kesalahan pada hasil pemeriksaan sebagai akibat dari kontaminasi silang dari zat aditif dalam

    tabung. Walau sepertinya mustahil bahwa jumlah yang sangat kecil dari zat aditif dalam

    tabung dapat mengakibatkan hasil yang tidak akurat, pada kenyataannya berbagai penelitian

    yang telah dilakukan membuktikan bahwa hal ini mungkin terjadi.18

    EDTA mengandung banyak kalium dan dapat menyebabkan peningkatan kadar yang

    salah pada hasil tes. Oleh karena itu, tabung untuk pemeriksaan kalium harus diambil

    sebelum tabung yang mengandung EDTA.18

    Zat aditif pada penyumbat / penutup tabung yang berwarna abu-abu, dapat

    mengganggu gambaran mikroskopis sel-sel darah pada hitung jenis sel darah putih. Aktivator

    bekuan dapat mengganggu tes koagulasi seperti protrombin (PT) dan tes activated partial

    thromboplastin time (aPTT).18

    Bakteri dari tabung dengan penyumbat / penutup yang tidak steril dapat

    mengkontaminasi darah yang dikumpulkan dalam botol / tabung untuk kultur darah, sehingga

    bakteri berkembang yang mengakibatkan klinisi berpandangan bahwa pasien tersebut

    mengalami infeksi darah.18

  • 21

    Warna Penyumbat /Penutup Aditif

    Jumlah BalikanSaat Pengambilan

    Penggunaan Umumpada Laboratorium

    Stopper Abu-abu Pelindung abu-abu

    Kalium oksalat/Natriumfluorida atau

    Natrium fluorida atau Natrium

    fluorida/Na2EDTA

    888

    Glukosa

    Stopper hijau & abu-abu Pelindung hijau muda

    Heparin lithium & gel untukpemisahan plasma

    88

    Tes kimia yangmembutuhkan plasma

    Stopper hijau Pelindung hijau Natrium atau heparin lithium

    88

    Tes kimia yangmembutuhkan plasma

    Stopper lembayung Pelindung lembayung

    Cairan Na2EDTA (kaca) Lapisan Na2EDTA

    (plastik)88

    Pemeriksaan darahlengkap, kultur antigenvirus dari darah

    Stopper biru muda Pelindung biru muda Pelindung bening diatas

    stopper biru muda

    0,105 M Natrium sitras(kaca) atau

    0,129 M Natrium sitras(3,8%) atau

    CTAD

    3-43-43-4

    Natrium sitras:pemeriksaankoagulasi rutin

    CTAD:pemeriksaan fungsitrombosit,pemeriksaankoagulasi rutin

    Pelindung oranye (tanpa tabung kaca)

    Trombin atauTrombin & gel untukpemisahan serum

    85-6 Tes STAT

    Stopper merah muda Pelindung merah muda K2EDTA 8

    Tes bank darah;memiliki label khususinformasi pasien untukAABB (AmericanAssociation of BloodBanks)

    Stopper merah & hitam Pelindung emas

    Aktivator bekuan dan geluntuk pemisahan serum 5

    Tes kimia yangmembutuhkan serum

    Merah & abu-abu muda Pelindung bening diatas

    stopper merah- 0 Untuk tabung cadangan

    Stopper merah Pelindung merah

    Lapisan silikon (tabungkaca)

    Lapisan silikon &aktivator bekuan (tabungplastik)

    0Tes kimia & serologiyang membutuhkanserum

    Pelindung biru cerah (tanpa tabung kaca)

    Aktivator silikon atau Na2EDTA

    88

    Unsur kecil, toksikologi& penentuan nutrisi

    Pelindung Coklat (tanpa tabung kaca) K2EDTA 8 Timbal

    Pelindung putih (tanpa tabung kaca) K2EDTA dengan gel 8

    Tes diagnostikmolekular seperti PCR;Nama dagang BD untuktabung ini: PPT(plasma preparationtube)

    Stopper kuning (tanpa tabung plastik)

    SPS (sodium polyanetholsulfonate) atau

    Larutan ACD (acid citratedextrose) A atau

    Larutan ACD (acid citratedextrose) B

    888

    SPS : kultur darah ACD : HLA

    phenotyping untuktransplantasi, DNA& tes keturunan

    Tabel 3. Jenis tabung evakuasi18

  • 22

    3.2.Aditif Spesimen Darah

    Antikoagulan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah.

    Jenis antikoagulan yang dipergunakan harus disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang

    diminta. Volume darah yang ditambahkan juga harus tepat.1

    Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat

    kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang diperlukan untuk

    mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan. Jika tes membutuhkan

    darah atau plasma, spesimen harus dikumpulkan dalam sebuah tabung yang berisi

    antikoagulan. Spesimen-antikoagulan harus dicampur segera setelah pengambilan spesimen

    untuk mencegah pembentukan micro-clot. Pencampuran yang lembut sangat penting untuk

    mencegah hemolisis. Ada berbagai jenis antikoagulan, masing-masing digunakan dalam jenis

    pemeriksaan tertentu.1

    EDTA dan natrium sitras menyingkirkan kalsium yang dibutuhkan untuk koagulasi.

    Kalsium dapat diendapkan menjadi oksalat yang tidak terlarut (kristal yang dapat terlihat

    pada darah oksalat) atau terikat dalam bentuk tidak terionisasi. Heparin berikatan dengan

    antitrombin, sehingga menghambat interaksi dari beberap faktor pembekuan.10

    EDTA digunakan untuk perhitungan darah; natrium sitras digunakan untuk tes koagulasi

    dan laju endap eritrosit. Agar penyimpanan sel darah merah yang lama dapat lebih baik untuk

    beberapa tes tertentu maupun untuk tujuan transfusi, digunakan sitras yang dikombinasikan

    dengan dekstrosa dalam bentuk acid-citrate dextrose (ACD), citrate-phosphate-dextrose

    (CPD) atau larutan Alsevers. Campuran antikoagulan juga digunakan untuk saling

    mengkompensasi kekurangan masing-masing agar pra-syarat untuk proses analitik dapat

    tercapai, hal ini termasuk ACD, CPD atau heparin yang dikombinasikan dengan EDTA serta

    EDTA, sitras atau heparin yang dikombinasikan dengan natrium fluorida. Antikoagulan jenis

    apapun dapat digunakan pada pengambilan darah untuk flowcytometry.10

  • 23

    3.2.1. EDTA (ethylenediaminetetraacetic acid, [CH2N(CH2CO2H)2]2EDTA merupakan chelating agent dari kation bivalen seperti Ca2+, dan Mg2+.

    Umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium (kalium),

    mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi kalsium. Karena

    mengkhelasi kalsium atau besi, maka EDTA tidak cocok untuk digunakan pada spesimen

    yang digunakan untuk pemeriksaan kalsium dan besi menggunakan fotometer dan teknik

    titrimetric. EDTA memiliki keunggulan dibanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu

    tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga baik untuk pemeriksaan (1) hematologi, (2)

    isolasi genom DNA, (3) penentuan kualitatif dan kuantitatif virus melalui teknik

    molekuler. Walau demikian, kadar kolesterol telah diketahui menurun 3-5%.1,4

    Ada tiga macam EDTA, yaitu binatrium EDTA (Na2EDTA), bikalium EDTA

    (K2EDTA) dan trikalium EDTA (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA biasanya

    digunakan dalam bentuk kering, sedangkan K3EDTA biasanya digunakan dalam bentuk

    cair. Dapat diperoleh dalam tabung dengan penutup berwarna lembayung berbentuk

    cairan atau semprotan kering, dalam bentuk garam bikalium atau trikalium (K2EDTA

    dalam tabung plastik, berupa semprotan kering. K3EDTA berbentuk cairan dalam tabung

    kaca). 1,2

    Penutup merah-muda juga mengandung EDTA, yakni semprotan kering K2EDTA.

    Tabung berpenutup merah-muda digunakan dalam immunohematologi untuk grup ABO,

    jenis Rh, dan skrining antibodi. Tabung-tabung ini memiliki label silang-serasi yang

    khusus untuk memberikan informasi yang dibutuhkan bagi American Association of

    Blood Banks (AABB) dan disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika

    Serikat untuk persediaan Bank darah. Tabung dengan penutup putih juga mengandung

  • 24

    EDTA dan gel. Tabung tersebut sering digunakan pemeriksaan diagnostik molekular dari

    plasma.2

    Garam natrium dan kalium dari EDTA merupakan antikoagulan yang sangat kuat dan

    sangat cocok untuk digunakan dalam pemeriksaan darah rutin. EDTA bekerja melalui

    efek kelasi pada molekul kalsium dalam darah. Agar hal ini dapat terjadi, dibutuhkan 1,2

    mg kadar garam anhidrosa per ml darah (c 4 mmol). Garam bikalium sangat mudah larut

    (1650 g/l) dan dinilai lebih baik dari pada garam binatrium, yang kurang larut (108 g/l).

    Melapisi permukaan dinding dalam tabung dengan lapissan tipis EDTA meningkatkan

    kecepatan pengambilan darah.10

    Garam bilithium dari EDTA memiliki efek yang sama sebagai antikoagulan, dan

    penggunaannya memiliki kelebihan yakni dengan dapat digunakannya juga untuk

    pemeriksaan kimia darah. Tetapi lebih sulit larut dari pada garam bikalium (160 g/l).10

    Garam trikalium yang tersedia dalam bentuk cairan telah direkomendasikan di

    Amerika Serikat oleh NCCLS. Walau demikian, darah yang mengalir ke dalam larutan

    tersebut akan dilarutkan sedikit (K3EDTA akan melarutkan sampel 1% - 2%), dan

    garam trikalium akan menyebabkan penyusutan sejumlah sel darah merah sehingga

    terjadi penurunan PCV sebesar 2-3% dalam kurun waktu 4 jam pengambilan darah, yang

    diikuti dengan peningkatan bertahap dari mean cell volume (MCV). Sebaliknya, terdapat

    beberapa perubahan yang dapat diabaikan apabila digunakan garam bikalium. Oleh

    karena itu, International Council for Standardization in Haemtology (ICSH)

    merekomendasikan garam bikalium pada kadar 1,50 - 2,2 mg/ml darah; garam trikalium

    dapat digunakan sebagai alternatif. Na3EDTA tidak disarankan karena kadar pH-nya

    yang tinggi. Na2EDTA bila telah tercampur darah akan menunjukkan pH 5,0 1,0;

    K2EDTA pH 4,8 1,0; sedangkan K3EDTA pH 7,5 1,0. 2,9,10

  • 25

    Bila jumlah EDTA kurang, darah dapat mengalami koagulasi. Sebaliknya, kelebihan

    EDTA, terlepas dari bentuk garam, mempengaruhi baik itu sel darah merah maupun

    leukosit. Kelebihan EDTA sebanyak 2 mg/ml darah dapat mengakibatkan penurunan

    PCV yang bermakna ketika disentrifugasi dan peningkatan pada mean cell haemoglobin

    concentration (MCHC). Platelet juga terpengaruh; kelebihan EDTA menyebabkan

    platelet membengkak kemudian terpecah, sehingga mengakibatkan hasil yang tinggi

    pada perhitungan platelet secara artifisial, karena fragmen relatif berukuran cukup besar

    untuk dapat dihitung sebagai platelet normal. Oleh sebab itu perhatian khusus perlu

    diberikan pada saat pengisian darah, dan dengan pembolak-balikan tabung secara

    berulang, antikoagulan dapat tercampur secara merata dengan darah yang diisi ke dalam

    tabung. 2,10

    Sediaan hapus darah yang dibuat dari EDTA mungkin tidak dapat menunjukkan

    basophilic stippling dari sel darah merah yang terkontaminasi timah. EDTA juga telah

    terbukti menyebabkan penggumpalan leukosit, yang mempengaruhi netrofil dan limfosit,

    dan hal tersebut menyebabkan terjadinya reaksi alami auto-antibodi dari antiplatelet yang

    kadang menyebabkan menempelnya platelet dengan netrofil pada sediaan hapus darah.

    Aktivitas monosit yang dinilai dari pelepasan faktor jaringan dan aktivitas tumour

    necrosis factor diketahui lebih rendah bila menggunakan EDTA dibanding sitras dan

    heparin. Hampir sama dengan hal tersebut, aktivasi netrofil yang diukur melalui

    pelepasan laktoferin dengan induksi lipopolisakarida, hasilnya rendah dengan EDTA.

    EDTA juga menunjukkan penekanan terhadap degranulasi dari platelet.2,10

    3.2.2. Trisodium citrate dihidrat (Na3C6H5O7 . 2 H2O )

    Secara komersial, tabung sitrat dapat dijumpai dalam bentuk tabung hampa udara

    dengan tutup berwarna biru terang. Sitras bekerja dengan mengikat atau mengkhelasi

  • 26

    kalsium. Larutan natrium sitras, dengan konsentrasi 34 38 g/L (0,109 M 3,2% atau

    0,129 M 3,8%), dengan perbandingan 1 bagian larutan dengan 9 bagian darah,

    direkomendasikan untuk pengujian koagulasi dan agregasi trombosit. Untuk pemeriksaan

    koagulasi, 9 volume darah ditambahkan ke dalam 1 bagian dari 109 mmol/l larutan

    natrium sitras (3,2 g/l Na3C6H5O7.2H2O). Perbandingan ini sangat penting karena

    pengaruh osmotik dan perubahan kadar ion Kalsium bebas akan mempengaruhi hasil tes

    koagulasi. Perbandingan sitras dengan darah ini, mungkin perlu disesuaikan untuk

    sampel dengan kadar hematokrit yang tinggi yang memerlukan pemeriksaan

    koagulasi.1,4,9,10

    Spesimen harus segera dicampur segera setelah pengambilan untuk mencegah aktivasi

    proses koagulasi dan pembentukan bekuan darah yang menyebabkan hasil tidak valid.

    Pencampuran dilakukan dengan membolak-balikkan tabung sebanyak 4-5 kali secara

    perlahan-lahan, karena pencampuran yang terlalu kuat dan berkali-kali (lebih dari 5 kali)

    dapat mengaktifkan penggumpalan platelet dan mempersingkat waktu pembekuan. Darah

    sitrat harus segera disentrifus selama 15 menit dengan kecepatan 1500 rpm dan dianalisa

    maksimal 2 jam setelah sampling.1

    Natrium sitrat konsentrasi 3,8% digunakan untuk pemeriksaan erythrocyte

    sedimentation rate (ESR) atau LED cara Westergreen dengan cara menambahkan 4

    volume darah ke dalam 1 volume larutan natrium sitras (109 mmol/l) dan dengan segera

    keduanya dicampur.1,10

    3.2.3. Heparin

    Antikoagulan ini merupakan asam mukopolisulfurik yang terdapat dalam bentuk

    garam natrium, kalium, lithium, dan amonium. Lithium heparin paling banyak digunakan

    sebagai antikoagulan karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam

  • 27

    darah. Heparin berasal dari isolasi sel hati oleh para peneliti yang berusaha mencari

    antikoagulan yang bekerja dengan aman pada manusia. yang bekerja dengan cara

    mempercepat kerja antitrombin III, sehingga menetralkan trombin dan mencegah

    pembentukan fibrin dari fibrinogen.1,2,4

    Heparin biasanya tersedia dalam bentuk bubuk kering, yang higrokopik dan sangat

    mudah larut. Setelah dimasukkan dalam tabung, spesimen harus segera dihomogenisasi 6

    kali dan disentrifugasi 1300-2000 rpm selama 10 menit kemudian plasma siap dianalisa.

    Darah heparin harus dianalisa dalam waktu maksimal 2 jam setelah sampling.1,4,10

    Lithium atau garam natrium heparin pada kadar 10-20 IU/ml darah umumnya

    digunakan sebagai antikoagulan untuk pemeriksaan kimia, analisis gas darah, dan

    pemeriksaan kegawatdaruratan. Heparin memiliki keuntungan dari pada EDTA sebagai

    antikoagulan, karena tidak mempengaruhi tingkat ion seperti Kalsium dan

    direkomendasikan ketika penting untuk mengurangi resiko lisis yang terjadi saat

    pengambilan darah. Oleh sebab itu, merupakan antikoagulan yang terbaik untuk OFT

    (osmotic fragility test) dan cocok untuk immunophenotyping.1,10

    Walau demikian, heparin tidak cocok digunakan untuk perhitungan jumlah sel darah

    karena sering menyebabkan clumping dari leukosit dan platelet. Juga sebaiknya tidak

    digunakan untuk membuat sediaan darah hapus karena memberikan gambaran latar

    belakang kebiruan bila sediaan hapus darah diberi pewarnaan dengan cat Romanowsky,

    terutama bila terdapat protein abnormal. Heparin akan menghambat aktifitas dari enzim

    dan sebaiknya tidak digunakan untuk pemeriksaan polymerase chain reaction dengan

    penghambatan enzim. Heparin juga memiliki kekurangan karena harganya yang tinggi

    dan waktu kerjanya yang sementara dibandingkan dengan senyawa kimia lainnya.1,4,10

    3.2.4. Oksalat

  • 28

    Natrium, kalium, amonium, dan lithium oksalat menghambat koagulasi dengan

    membentuk kompleks yang sukar larut dengan ion kalsium. Natrium Oksalat

    (Na2C2O4). Natrium oksalat bekerja dengan cara mengikat kalsium. Penggunaannya 1

    bagian oksalat + 9 bagian darah. Kalium oksalat (K2C2O4.H2O), pada kadar 1 2 g/L

    darah merupakan antikoagulan yang cukup banyak digunakan. Pada kadar yang lebih

    tinggi dari 3 gr oksalat per liter, maka akan terjadi hemolisis.1,4

    Kombinasi amonium dan / atau kalium oksalat tidak menyebabkan penyusutan

    eritrosit. Tetapi, oksalat lain telah diketahui dapat menyebabkan penyusutan dengan

    menarik air ke dalam plasma. Penurunan hematokrit dapat mencapai 10%, menyebabkan

    pengurangan kadar konstituen plasma sebesar 5%. Sebagaimana cairan hilang dari sel,

    pertukaran elektrolit dan konstituen lain melalui membran sel. Oksalat menghambat

    beberapa enzim, termasuk asam dan basa fosfatase, amilase, dan laktat dehidrogenase,

    dan menyebabkan pengendapan kalsium dalam bentuk garam.4

    3.2.5. Natrium Fluorida

    Natrium fluorida merupakan antikoagulan lemah yang sering ditambahkan sebagai

    pengawet untuk glukosa darah. Sebagai pengawet, bersama dengan antikoagulan lain

    seperti kalium oksalat, efektif pada kadar 2 g/L darah. Larutan ini dapat berfungsi

    mengawetkan dengan cara menghambat sistem enzim yang terlibat dalam glikolisis,

    walau sebetulnya penghambatan tersebut tidak perlu segera dan sejumlah degradasi

    terjadi pada 1 jam pertama pengambilan spesimen. Kebanyakan spesimen disimpan pada

    suhu 25 C selama 24 jam atau pada suhu 4 C selama 48 jam. Tanpa antikoagulan,

    kadar glukosa darah berkurang sekitar 100 mg/L (0,56 mmol/L) per jam pada suhu 25

    C. Rata-rata penurunan tersebut, lebih cepat pada bayi karena tingginya aktivitas

    metabolisme eritrosit, juga pada penderita leukimia karena tingginya metabolisme sel

  • 29

    darah putih. Natrium fluorida sukar larut, dan darah harus tercampur dengan baik agar

    efek antikoagulan dapat terwujud.4

    Jika natrium fluorida digunakan tunggal tanpa antikoagulan lainnya, dibutuhkan 3-5

    kali kadar yang lebih tinggi dari yang biasanya dipakai sebanyak 2 g/L. Tingginya kadar

    serta penghambatan siklus glikolisis ini cenderung menyebabkan pergeseran cairan dan

    perubahan pada kadar beberapa jenis analit. Fluorida merupakan inhibitor yang poten

    untuk berbagai enzim serum dan pada kadar yang tinggi juga mempengaruhi urease,

    digunakan untuk mengukur urea nitrogen pada berbagai sistem analisis.4

    3.2.6. Asam Sitras Dekstrosa (Acid Citrate Dextrose : ACD)

    Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa pengumpulan spesimen ke dalam EDTA,

    sering digunakan untuk isolasi genom DNA. Walau demikian, tes diagnostik tambahan

    dan menyeluruh seperti pemeriksaan sitogenetik, dapat diminta untuk diperiksa pada

    saat yang sama. Untuk alasan ini, sampel untuk diagnostik molekuler sering

    dikumpulkan dalam antikoagulan ACD, supaya bentuk maupun fungsi komponen seluler

    tetap terjaga.4

    Ada 2 jenis tabung ACD, yakni : ACD A dan ACD B. Keduanya hanya berbeda

    berdasarkan konsentrasinya. Keduanya meningkatkan vitalitas dan pemulihan dari sel

    darah putih setelah beberapa hari pengambilan spesimen, sehingga tepat untuk

    pemeriksaan diagnostik molekuler maupun sitogenetik.4

    Larutan A digunakan untuk 8,5 mL pengambilan darah (Jumlah total volume 10 mL),

    dan laruan B digunakan untuk 3 mL atau 6 mL pengambilan darah (Jumlah total volume

    7 mL). Jenis pemeriksaan yang diminta akan menentukan ukuran tabung yang diperlukan

    untuk pengambilan spesimen.4

  • 30

    3.2.7. CPD (Citrate Phosphat Dextrose) dan CPDA 1 (Citrate Phosphat Dextrose Adenin)

    Antikoagulan CPD (Citrate Phosphat Dextrose) dan CPDA 1 (Citrate Phosphat

    Dextrose Adenin) selain berfungsi sebagai antikoagulan juga berfungsi sebagai

    pengawet, terutama dalam penggunaan kantong donor darah. Rasio CPD dan darah ialah

    1,4:10 (0,4cc CPD:3cc darah).7

    3.2.8. Iodoasetat

    Natrium iodoasetat pada kadar 2 g/L meupakan antikoagulan yang cukup efektif dan

    pengganti dari natrium fluorida. Karena sifatnya yang tidak mempengaruhi urease, maka

    sering digunakan bila tes glukosa dan urea dikerjakan dari 1 spesimen. Iodoasetat

    menghambat kreatin kinase, tetapi tidak terdapat catatan mengenai tes klinis lainnya.4

  • 31

    BAB IV

    PENGAMBILAN SAMPEL DARAH

    4.1.Persiapan Pengambilan Sampel Darah

    Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter merencanakan pemeriksaan

    laboratorium bagi pasien. Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat memberikan

    informasi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan, manfaat dari tindakan itu, dan

    persyaratan apa yang harus dilakukan oleh pasien. Informasi yang diberikan harus jelas

    agar tidak menimbulkan ketakutan atau persepsi yang keliru bagi pasien. Pemilihan jenis

    tes yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan menghasilkan

    interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien akan instruksi yang diberikan oleh dokter atau

    paramedis sangat berpengaruh terhadap hasil laboratorium; tidak diikutinya instruksi

    yang diberikan akan memberikan penilaian hasil laboratorium yang tidak tepat. Hal yang

    sama juga dapat terjadi bila keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti instruksi

    tersebut dengan baik.1

    Sebelum suatu spesimen diambil, seorang flebotomis harus mengkonfirmasi identitas

    dari pasien tersebut. Setidaknya dua atau tiga identifikasi berikut harus dipastikan: (1)

    nama, (2) nomor rekam medis, (3) tanggal lahir, (4) alamat pasien jika pasien tersebut

    merupakan pasien rawat jalan. Apabila pasien dirawat inap, maka seorang flebotomis

    dapat memastikan identitas pasien dengan mencocokkannya dengan gelang identitas

    pasien. Bagi pasien pediatri, orangtua / pendamping pasien harus hadir dan secara aktif

    memastikan identitas pasien. Memastikan adanya alergi terhadap bahan sarung tangan

    maupun turniket juga perlu dilakukan selain adanya informed consent terhadap jenis

    tindakan yang akan dilakukan. 2,4,7

  • 32

    Pemberian identitas pasien dan atau spesimen adalah tahapan yang harus dilakukan

    karena merupakan hal yang sangat penting. Pemberian identitas meliputi pengisian

    formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dan pemberian label pada wadah

    spesimen. Keduanya harus cocok sama. Pemberian identitas ini setidaknya memuat nama

    pasien, nomor ID atau nomor rekam medis serta tanggal pengambilan. Kesalahan

    pemberian identitas dapat merugikan. Untuk spesimen berisiko tinggi (HIV, Hepatitis)

    sebaiknya disertai tanda khusus pada label dan formulir permintaan laboratorium.1

    Sebelum pengambilan spesimen, periksa form permintaan laboratorium. Identitas

    pasien harus ditulis dengan benar (nama, umur, jenis kelamin, nomor rekam medis)

    disertai diagnosis atau keterangan klinis. Periksa apakah identitas telah ditulis dengan

    benar sesuai dengan pasien yang akan diambil spesimen. Tanyakan persiapan yang telah

    dilakukan oleh pasien, misalnya diet, puasa. Tanyakan juga mengenai obat-obatan yang

    dikonsumsi, minum alkohol, merokok, dan lain sebagainya. Catat apabila pasien telah

    mengkonsumsi obat-obatan tertentu, merokok, minum alkohol, paska transfusi, dan lain

    sebagainya. Catatan ini nantinya harus disertakan pada lembar hasil laboratorium.1

    Seorang flebotomis perlu mencuci tangan sebelum mengenakan alat pelindung diri

    (APD) seperti gaun / apron, sarung tangan, masker, ataupun kacamata pelindung sebelum

    bersinggungan dengan pasien. Hal ini bertujuan untuk mencegah resiko terjadinya

    paparan terhadap bahan infeksius dan membatasi penularan penyakit infeksi seorang

    terhadap yang lain. Apabila diperlukan pengekangan, maka harus ada alasan yang

    obyektif untuk dilakukannya tindakan tersebut dan tidak semata-mata agar tindakan

    flebotomi mudah dikerjakan. Jika diperlukan pengekangan untuk mencegah celaka bagi

    pasien dengan kapasitas terbatas, maka harus menggunakan tenaga yang minimal dan

    waktu yang sesingkatnya.4,7,20

  • 33

    Gambar 20. Alat pelindung diri

    Pada umumnya waktu pengambilan spesimen dilakukan pada pagi hari, terutama

    untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi, dan imunologi, karena umumnya nilai

    normal ditetapkan dalam keadaan basal. Untuk pemeriksaan yang memerlukan puasa,

    pengambilan spesimen dilakukan untuk 12 jam setelah makan terakhir dan tidak

    melakukan aktivitas olahraga.7,21

    Pemeriksaan yang memerlukan puasaGlukosa Puasa 10-12 jamTes Toleransi Glukosa (TTG) Puasa 10-12 jamGlukosa kurva harian Puasa 10-12 jamTrigliserida Puasa 12 jamAsam urat Puasa 10-12 jamVMA Puasa 10-12 jamRenin (PMA) Puasa 10-12 jamInsulin Puasa 8 jamC-peptide Puasa 8 jamGastrin Puasa 12 jamAldosteron Puasa 12 jamHomosistein Puasa 12 jamLp(a) Puasa 12 jamPTH intact Puasa 12 jamApo A1 Dianjurkan puasa 12 jamApo B Dianjurkan puasa 12 jam

    Tabel 3. Pemeriksaan yang memerlukan puasa21

    Jika pemeriksaan laboratorium yang dilaksanakan untuk tujuan pemantauan

    pengobatan atau therapeutic drug monitoring (TDM), pengambilan sampel

    dipertimbangkan saat telah tercapai kadar puncak setelah minum obat dan fase steady

    state sebelum pemberian dosis berikutnya. Ada beberapa jenis pemeriksaan yang waktu

  • 34

    pengambilan spesimennya harus disesuaikan dengan perjalanan penyakit dan fluktuasi

    harian, antara lain :

    Demam tifoid

    Untuk biakan darah dilakukan pada minggu ke-1 atau ke-2 sakit, dan untuk Widal,

    diperiksa saat fase akut dan konvalesen.

    Pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman

    Spesimen harus diambil sebelum pemberian antibiotika.

    Pemeriksaan mikrofilaria

    Dilakukan pada waktu senja dan menjelang tengah malam.

    Pemeriksaan malaria

    Diambil pada akhir periode demam.

    Pemeriksaan tuberkulosis

    Dahak diambil pada pagi hari, segera setelah pasien bangun tidur.

    Pemeriksaan profil besi

    Spesimen diambil pada pagi hari dan setelah puasa 10-12 jam 1,7,21

    Terkadang sampel harus diambil pada saat tertentu. Kegagalan dalam melaksanakan

    sesuai waktu yang telah ditetapkan dapat menyebabkan hasil yang salah dan kesalahan

    dalam menilai kondisi pasien. Idealnya, seorang pasien tetap diam pada posisi yang sama

    selama 30 menit sebelum dilakukannya pengambilan spesimen, demikian juga untuk

    pengambilan spesimen selanjutnya. Turniket digunakan untuk membantu agar lokasi vena

    pada pungsi vena dapat terlihat, tetapi pemasangan turniket selama lebih dari 1 menit

    akan merangsang terjadinya hemokonsentrasri.2,4

    Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi pengambilan

    yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta, misalnya :

  • 35

    Darah vena umumnya diambil dari vena lengan (median cubiti, vena cephalic,

    atau vena basilica). Tempat pengambilan tidak boleh pada jalur infus atau

    transfusi, bekas luka, hematoma, oedema, kanula, fistula.

    Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis (pergelangan tangan), arteri

    brachialis (lengan), atau arteri femoralis (lipat paha).

    Darah kapiler umumnya diambil dari ujung jari tengah atau jari manis tangan

    bagian tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki pada bayi. Tempat

    yang dipilih untuk pengambilan tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran

    darah seperti sianosis atau pucat.

    Spesimen untuk pemeriksaan biakan kuman diambil dari tempat yang sedang

    mengalami infeksi, kecuali darah dan cairan otak.1,4,7,21

    Gambar 21. Lokasi pengambilan sampel darah19

    Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses pra-analitik yang

    dapat mempengaruhi keandalan pengujian laboratorium, tapi yang hampir tidak dapat

    diidentifikasi oleh staf laboratorium. Ini terutama mencakup variabel fisik pasien, seperti

    latihan fisik, puasa, diet, stres, efek posisi, menstruasi, kehamilan, gaya hidup (konsumsi

    alkohol, rokok, kopi, obat adiktif), usia, jenis kelamin, variasi diurnal, pasca transfusi,

    paska donasi, pasca operasi, ketinggian. Karena variabel tersebut memiliki pengaruh yang

    kuat terhadap beberapa variabel biokimia dan hematologi, maka gaya hidup individu dan

    ritme biologis pasien harus selalu dipertimbangkan sebelum pengambilan sampel.1

  • 36

    4.2.Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan

    4.2.1. Postur

    Pada orang dewasa, perubahan dari berbaring ke berdiri menyebabkan penurunan

    volume darah sebesar 10% ( 600-700 mL). Karena hanya cairan yang bebas protein

    yang berpindah dari kapiler menuju jaringan, maka perubahan postur tubuh akan

    menyebabkan berkurangnya volume plasma dan peningkatan kadar protein plasma (

    8-10%). Untuk menormalkan keseimbangan cairan tubuh dari posisi berdiri ke posisi

    duduk, dianjurkan pasien untuk duduk tenang sekurang-kurangnya 15 menit sebelum

    diambil darah.4,21

    4.2.2. Tirah baring yang lama

    Plasma dan cairan ekstraseluler menurun dalam beberapa hari permulaan tirah baring.

    Akibatnya, hematokrit dapat meningkat hingga 10% dalam 4 hari. Biasanya jumlah

    total cairan tubuh berkurang sedikit dapat diketahui, tetapi dalam 2 minggu tirah

    baring, volume plasma kembali pada nilai sebelum tirah baring.4

    4.2.3. Olahraga

    Perubahan konsentrasi analit karena olahraga sebagian besar disebabkan karena

    pergeseran cairan antara intravaskular dan kompartemen interstitial serta perubahan

    konsentrasi hormon yang distimulasi oleh perubahan aktivitas dan kehilangan cairan

    karena berkeringat. Dengan latihan sedang, respon stress yang dipicu menyebabkan

    peningkatan glukosa darah, yang merangsang sekresi insulin. Perbedaan arteriovenosa

    pada kadar glukosa meningkat hingga 5 kali lipat sekitar 14 mg/dL (0,8 mmol/L) saat

    istirahat, tergantung dari lamanya dan intensitas olahraga berkaitan dengan kebutuhan

  • 37

    jaringan akan glukosa. Plasma piruvat dan laktat meningkat dengan meningkatnya

    aktivitas metabolik dari otot rangka. Bahkan latihan ringan dapat meningkatkan laktat

    plasma 2 kali lipat.4

    4.2.4. Latihan fisik

    Atlit pada umumnya memiliki aktivitas enzim serum otot rangka yang lebih tinggi

    dari pada yang bukan atlit pada saat istirahat. Tetapi respon enzim-enzim tersebut

    terhadap latihan lebih lambat daripada individu lain. Berkurangnya pelepasan enzim

    dari otot rangka pada individu terlatih dihubungkan dengan bertambahnya jumlah dan

    ukuran mitkondria yang menyebabkan metabolisme glukosa, asam lemak, dan benda

    keton menjadi lebih baik.4

    4.2.5. Variasi irama sirkadian dan diurnal

    Pada tubuh manusia terjadi perbedaan kadar zat-zat tertentu dalam tubuh dari waktu

    ke waktu yang disebut sebagai variasi irama sirkadian. Perubahan tersebut dapat

    bersifat linear (garis lurus) seperti umur, dapat bersifat siklus harian (variasi diurnal),

    siklus bulanan (menstruasi), dan musiman. Berbagi unsur cairan tubuh menunjukkan

    variasi siklik sepanjang hari. Variasi siklik tersebut dapat sangat besar sehingga waktu

    pengambilan spesimen harus benar-benar terkontrol. Sebagai contoh, kadar serum

    besi dapat meningkat 50% antara pk.08.00-14.00. 4,21

    Hormon disekresikan sewaktu-waktu, dan hal ini, bersama dengan variasi siklik, pada

    saat hormon menjadi subyek yang akan diperiksa, membuat pemeriksaan menjadi

    sulit. Sekresi hormon kortikotropin dipengaruhi oleh kortisol-yang menyerupai

    steroid, tetapi juga dipengaruhi oleh postur, terang, gelap serta stress. Sekresi growth

    hormone meningkat pesat pada saat tidur dimulai. Sebaliknya, keadaan basal plasma

  • 38

    insulin leibih tinggi pada pagi hari dari pada siang dan responsnya terhadap glukosa

    lebih tinggi di pagi hari dan terndah saat tengah malam.21

    Konsentrasi sel darah dipengaruhi oleh irama sirkadian, dengan peningkatan hitung

    jenis netrofil dan limfosit sebesar 61% dan 67% masing-masing pada puncaknya dari

    titik terendah. Jumlah eosinofil lebih rendah pada malam hingga pagi hari

    dibandingkan saat siang hari. Pemeriksaan yang dipengaruhi variasi diurnal perlu

    diperhatikan waktu pengambilan darahnya, antara lain pemeriksaan ACTH, renin, dan

    aldosteron.4,21

    4.2.6. Perjalanan

    Bepergian melewati beberapa wilayah waktu mempengaruhi irama sirkadian normal.

    Dibutuhkan 5 hari untuk mencapai irama sirkadian normal setelah melawati 10

    wilayah waktu. Perubahan pada hasil tes laboratorium akan menyertai perubahan

    fungsi kelenjar adrenal dan pituitari. Selama 20 jam penerbangan, konsentrasi serum

    glukosa dan trigliserid meningkat, sementara sekresi glukokortikoid distimulasi. Pada

    saat penerbangan yang panjang, retensi natrium dan cairan terjadi, tetapi ekskresi urin

    akan kembali normal dalam 2 hari.4

    4.2.7. Diet

    Diet dinilai dapat memberikan pengaruh terhadap komposisi plasma. Pemeriksaan

    laju endap darah, aktivitas besi dan trace elements dipengaruhi secara langsung

    maupun tidak langsung oleh diet. Empat hari setelah diet tinggi protein, akan

    melipatgandakan konsentrasi urea plasma sejalan dengan peningkatannya dalam

    sekresi urin. Konsentrasi kolesterol, fosfat, urat dan amonia serum juga akan

    meningkat. Sebaliknya, diet tinggi lemak akan menekan kadar nitrogen karena

  • 39

    kebutuhan untuk eksresi amonium yang diperlukan agar keseimbangan asam-basa

    dapat terpelihara. Diet tinggi lemak meningkatkan kadar trigliserid tetapi menurunkan

    kadar urat serum.4,21

    Kafein yang terdapat dalam sejumlah minuman memiliki pengaruh terhadap

    konsentrasi konstituen darah. Kafein menstilmulasi medula adrenal, menyebabkan

    peningkatan sekresi epinefrin, yang tercermin dari 2-3 kali lipat peningkatan

    konsentrasi epinefrin plasma. Kafein juga telah diketahui memiliki efek terhadap

    metabolisme lemak. Meminum 2 cangkir kopi akan meningkatkan asam lemak bebas

    dalam plasma sebesar 30% serta sejumlah kecil gliserol, lemak total dan lipoprotein.21

    Ketika seseorang berpuasa selama 60 jam dibandingkan dengan puasa 12 jam yang

    biasa diterapkan pada praktek klinis untuk mendapatkan nilai dasar laboratorium,

    konsentrasi insulin plasma berkurang hingga separuhnya, dan konsentrasi C-peptide

    berkurang lebih dari sepertiganya. Sebaliknya konsentrasi glukagon, epinefrin, serta

    nor-epinefrin menjadi berlipat-ganda dan growth hormone meningkat 5 kali lipat.21

    4.2.8. Pola / Gaya hidup

    Faktor gaya hidup yang mempengaruhi hasil analit pada pemeriksaan meliputi

    merokok dan konsumsi alkohol. Merokok menyebabkan terjadinya perubahan cepat

    dan lambat pada kadar zat tertentu yang diperiksa. Merokok, melalui kerja dari

    nikotin, akan mempengaruhi beberapa hasil pemeriksaan. Seberapa besar

    pengaruhnya, tergantung dari jumlah rokok dan asap yang dihirup. Melalui stimulasi

    medula adrenal, nikotin meningkatkan konsentrasi dari epinefrin plasma beserta

    ekskresi katekolamin dan metabolitnya melalui urin. Konsentrasi glukosa meningkat

    10 mg/dL (0,56 mmol/L) saat merokok selama 10 menit. Konsentrasi insulin plasma

    menunjukkan respons yang lambat terhadap peningkatan glukosa, meningkat setelah 1

  • 40

    jam dari waktu merokok. Umumnya konsentrasi glukosa plasma lebih tinggi pada

    perokok dibandingkan bukan perokok dan toleransi glukosa sedikit terganggu pada

    perokok. Konsentrasi kolesterol plasma, trigliserida, dan kolesterol LDL meningkat

    masing-masing sebesar 3%, 9%, dan 2% pada perokok. Merokok juga menurunkan

    respon imun seseorang. Sebagai contoh, konsentrasi imunoglobulin serum (Ig)A, IgG,

    dan IgM secara umum lebih rendah pada perokok daripada bukan perokok dengan IgE

    yang lebih tinggi.4,21

    Konsumsi alkohol juga menyebakan perubahan cepat dan lambat dari beberapa kadar

    analit. Dosis ringan sedang alkohol sedikit mempengaruhi hasil pemeriksaan

    laboratorium. Mengkonsumsi alkohol yang mengakibatkan seseorang menjadi mabuk,

    dapat meningkatkan kadar glukosa 20-50%. Konsumsi alkohol tunggal (1 g/kgBB)

    telah menunjukkan penigkatan aktivitas serum GGT hampir 10% setelah 4 jam, dan

    menjadi 100% , 24 jam setelahnya, sebagai pengaruh dari induksi enzim mikrosomal

    hepatik. Konsumsi alkohol kronis mempengaruhi kerja berbagai enzim serum.

    Aktivitas GGT telah diteliti secara luas, dan peningkatan aktivitas enzim tersebut

    digunakan sebagai penanda peminum yang persisten. Alkoholis kronis telah dikaitkan

    dengan berbagai abnormalitas karakteristik biokimia, meliputi abnormalitas fungsi

    pituitari, kortiko adreanal, dan medula. Aktivitas AST maupun ALT juga meningkat

    masing-masing 250% dan 60% pada alkoholis.21

    4.2.9. Obat-obatan

    Obat-obatan yang diberikan baik secara oral maupun lainnya akan menyebabkan

    terjadinya respon tubuh terhadap obat tersebut. Pengaruh obat pada hasil tes

    laboratorium dapat terlihat melalui tujuan terapeutik, tetapi juga dapat terlihat melalui

    efek samping dan respon idiosinkrasi pasien.

  • 41

    Jenis Obat Pemeriksaan yang Dipengaruhi

    DiuretikHampir seluruh pemeriksan substrat dan enzim dalam darah akanmeningkat karena terjadi hemokomsentrasi, terutamapemeriksaan Hb, hitung sel darah, hematokrit, elektrolit.

    Kafein Sama dengan diuretik

    Thiazid Glukosa darah Tes toleransi glukosa Ureum darah

    Pil KB (hormon) LED Kadar hormon

    Morfin Enzim hati (GOT, GPTPhenobarbital GGTAsetosal Uji hemostasisVitamin C Reduksi urinObatantidiabetika

    Glukosa darah Glukosa urin

    Kortikosteroid Hitung eosinofil Tes toleransi glukosa

    Tabel 4. Daftar obat dan jenis pemeriksaan yang dipengaruhi21

    4.3.Prosedur Pengambilan Sampel Darah

    4.3.1. Pengambilan Darah Kapiler

    Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti proses

    pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang digunakan untuk pengambilan

    darah kapiler adalah :

    Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga.

    Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi telapak

    kaki atau ibu jari kaki.

    Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti

    vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis

    setempat.

    Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampel dengan

    volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit

    (mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary method).

  • 42

    Prosedur

    Siapkan peralatan sampling : lancet steril, kapas alcohol 70%.

    Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering.

    Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri

    berkurang.

    Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperas-

    peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal

    ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di

    atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.

    Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas kering, tetes

    berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.

    Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras untuk

    mencegah terbentuknya jendalan.1

    4.3.2. Pengambilan Darah Arteri

    Pengambilan darah arteri umumnya menggunakan arteri radialis di daerah pergelangan

    tangan. Jika tidak memungkinkan dapat dipilih arteri brachialis di daerah lengan atau arteri

    femoralis di lipat paha. Pengambilan darah harus dilakukan dengan hati-hati dan oleh tenaga

    terlatih. Sampel darah arteri umumnya digunakan untuk pemeriksaan analisa gas darah.

    Prosedur

    Siapkan peralatan sampling di tempat/ruangan dimana akan dilakukan sampling.

    Pilih bagian arteri radialis.

    Pasang tali pembendung (tourniquet) jika diperlukan.

    Lakukan palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk memastikan letak arteri.

  • 43

    Desinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering. Kulit

    yang telah dibersihkan jangan dipegang lagi.

    Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu tusukkan jarum di

    samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum tegak atau agak miring. Jika tusukan

    berhasil darah terlihat memasuki spuit dan mendorong thorak ke atas.

    Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki, lepaskan/tarik jarum dan segera

    letakkan kapas pada tempat tusukan lalu tekan kapas kuat-kuat selama 2 menit.

    Pasang plester pada bagian ini selama 15 menit.1

    4.3.3. Pengambilan Darah Vena

    Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari

    vena mediana cubiti, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat

    dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak

    memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya.

    Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan

    dengan arteri brachialis dan syaraf median.1

    Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah

    dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan

    sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.1

    Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :

    Lengan pada sisi mastectomy

    Daerah edema

    Hematoma

    Daerah dimana darah sedang ditransfusikan

  • 44

    Daerah bekas luka

    Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular

    Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah

    menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.1

    Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara

    manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara vakum dengan

    menggunakan tabung vakum (vacutainer).1

    Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :

    Pemasangan turniket (tali pembendung)

    Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan

    hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan

    kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total).

    Melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma.

    Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan

    masuknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.

    Penusukan

    Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga

    dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga

    berpotensi menyebabkan hematoma.

    Tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah

    bocor dengan akibat hematoma.

  • 45

    Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat

    kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien

    ketika dilakukan penusukan.1

    4.3.3.1.Pengambilan Darah Vena dengan Syringe

    Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien

    dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).

    Prosedur :

    Persiapkan alat-alat yang diperlukan : syring, kapas alkohol 70%, tali pembendung

    (turniket), plester, dan tabung. Untuk pemilihan syring, pilihlah ukuran/volume sesuai

    dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan

    pastikan jarum terpasang dengan erat.

    Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman

    mungkin.

    Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.

    Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien

    minum obat tertentu, tidak puasa dsb.

    Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.

    Minta pasien mengepalkan tangan.

    Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.

    Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk

    memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki

    dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke

    siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.

  • 46

    Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan

    biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.

    Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah

    masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash).

    Usahakan sekali tusuk kena.

    Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien membuka

    kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau

    plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.

    Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas

    beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum

    turniket dibuka.1

    4.3.3.2.Pengambilan Darah Vena dengan Tabung Vakum (vacutainer)

    Prosedur :

    Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung

    (turniket), plester, tabung vakum.

    Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.

    Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman

    mungkin.

    Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.

    Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien

    minum obat tertentu, tidak puasa dsb.

    Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.

    Minta pasien mengepalkan tangan.

    Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.

  • 47

    Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk

    memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki

    dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke

    siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.

    Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan

    biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.

    Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung

    ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung,

    maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti

    mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan

    ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.

    Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang

    diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk

    pemeriksaan.

    Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas

    beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum

    turniket dibuka.1

    4.3.3.3.Pengambilan Darah Vena pada Pasien yang Terpasang Intravena (IV) Lines

    Agar dapat diperoleh spesimen darah yang memenuhi syarat uji laboratorium, maka prosedur

    pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan benar, mulai dari persiapan peralatan,

    pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan letak vena, teknik pengambilan sampai dengan

    pelabelan.1

    Pemilihan letak vena menjadi perhatian penting ketika pasien terpasang intravena (IV) line,

    misalnya infus. Prinsipnya, pengambilan sampel darah tidak boleh dilakukan pada lengan

  • 48

    yang terpasang infus. Jika salah satu lengan terpasang infus, maka pengambilan darah

    dilakukan pasa lengan yang tidak terpasang infus. Jika kedua lengan terpasang infus, lakukan

    pengambilan pada vena kaki. Lalu bagaimana jika seluruh akses vena tidak memungkinkan

    untuk dilakukan pengambilan sampel darah? Berikut ini adalah teknik pengambilan sampel

    darah pada pasien yang terpasang infus atau IV-lines (contoh kasus pasien luka bakar di atas

    70%).1

    Aternatif 1

    Jika memungkinkan, lakukan pengambilan darah pada lengan yang tidak terpasang infus.

    Alternatif 2

    Jika tidak memungkinkan, lakukan pengambilan sampel darah di daerah kaki.

    Alternatif 3

    Jika tidak ada akses vena di tempat lain, lakukan pengambilan sampel darah pada lengan

    yang terpasang infus dengan cara :

    Mintalah perawat untuk menghentikan aliran infus selama minimal 2 menit sebelum

    pengambilan.

    Pasang tourniquet pada bagian sebelah bawah jarum infus.

    Lakukan pengambilan sampel darah pada vena yang berbeda dari yang terpasang

    infus atau di bagian bawah vena yang terpasang infus.

    Mintalah perawat untuk me-restart infus setelah spesimen dikumpulkan.

    Buatlah catatan bahwa spesimen dikumpulkan dari lengan yang terpasangi infus

    beserta jenis cairan infus yang diberikan. Tulislah informasi ini pada lembar

    permintaan lab.

    Alternatif 4

    Jika hanya ada satu saja akses vena di tempat yang terpasang infus, maka :

    Hentikan aliran infus seperti cara di atas

  • 49

    Keluarkan darah dari vena tersebut, buang 2-5 ml pertama, dan tampung aliran sampel

    darah selanjutnya dalam tabung.

    Mintalah perawat untuk me-restart infus setelah spesimen dikumpulkan.

    Buatlah catatan bahwa spesimen dikumpulkan dari lengan yang terpasangi infus

    beserta jenis cairan infus yang diberikan. Tulislah informasi ini pada lembar

    permintaan lab.1

    Perhatian : Pemilihan alternatif 3 dan 4 harus dengan ijin dan pengawasan dokter.

    Phlebotomis dapat bekerjasama dengan perawat untuk prosedur pengambilan ini.1

    Sumber-sumber kesalahan pada pengambilan spesimen darah :

    Pemasangan turniquet terlalu lama dapat menyebabkan :

    Protein (termasuk enzim) , Ca2+, laktat , fosfat, dan Mg2+ meningkat

    pH menurun, hemokonsentrasi

    PPT dan APTT mungkin memendek karena pelepasan tromboplastin jaringan ke

    dalam sirkulasi darah

    Pemompaan menyebabkan kalium, laktat, glukosa, dan Mg2+ meningkat, sedangkan

    pH menurun

    Pengambilan darah terlalu lama (tidak sekali tusuk kena) dapat menyebabkan :

    trombosit dan fibrinogen menurun; PPT dan APTT memanjang

    kalium, LDH dan SGPT/ALT meningkat

    Pengambilan darah pada jalur infus dapat menyebabkan :

    natrium meningkat pada infus saline

    kalium meningkat pada infus KCl

    glukosa meningkat pada infus dextrose

    PPT, APTT memanjang pada infus heparine.

  • 50

    kreatinin, fosfat, LDH, SGOT, SGPT, Hb, Hmt, lekosit, trombosit, eritrosit menurun

    pada semua jenis infus

    Homogenisasi darah dengan antikoagulan yang tidak sempurna atau keterlambatan

    homogenisasi menyebabkan terbentuknya bekuan darah.

    Hemolisis dapat menyebabkan peningkatan K+, Mg2+, fosfat, aminotransferase,

    LDH, fosfatase asam total.1

  • 51

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Riswanto. Pemantapan Mutu, Pengumpulan Spesimen. Terdapat dalam:http://labkesehatan.blogspot.com/2010/07/pemantapan-mutu-pra-analitik.html. Diunduh27 Mei 2013.

    2. Sanford KW, McPherson R. Preanalysis. In: McPherson RA, Pincus MR, editors.Henrys Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. 22nd ed.Philadelphia: Elsevier Saunders; 2011, p.24-36.

    3. Young DS, Bermes EW, Haverstick DM. Specimen Collection and Other PreanalyticalVariables. In: Burtis CA, Ashwood ER, Bruns DE, Sawyer BG. Tietz Fundamentals ofClinical Chemistry. 6th ed. St.Louis, Missouri: Elsevier Saunders; 2008, p.42-62.

    4. Haverstick DM, Groszbach AR. Specimen Collection and Processing. In: Burtis CA,Ashwood ER, Bruns DE. Tietz Textbook of Clinical Chemistry and MolecularDiagnostics. 5th ed. St.Louis, Missouri: Elsevier Saunders; 2012, p. 145-161.

    5. Kee JL. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Dianostik. Edisi 6. Jakarta: EGC;2007.

    6. Hendro. Pengenalan Alat Sampling Darah. Terdapat dalam:http://hendrosmk.wordpress.com/2011/08/07/pengenalan-alat-sampling-darah/. Diunduh28 Mei 2013.

    7. Tahono, Sidharta BRA, Pramudianti MID, editor. Buku Ajar Flebotomi. Surakarta:Sebelas Maret University Press; 2012.

    8. Forum Laboratorim Kesehatan Indonesia. Pedoman Pengelolaan LaboratoriumKesehatan yang Baik di Indonesia (Good Medical Laboratory Practice). Jakarta; 2009, p.24-8.

    9. Wirawan R. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Jakarta: Badan Penerbit FakultasKedokteran Universitas Indonesia; 2011, p: 3-21.

    10. Jury C, Nagai Y, Tatsumi N. Collection and Handling of Blood. In: Bain BJ, Bates I,Laffan M, Lewis SM. Dacie and Lewis Practical Haematology. 11th ed. Philadelphia:Elsevier Churchill Livingstone; 2011, p.1-8.

    11. Medipurpose. Surgilance Safety Lancet Models. Terdapat dalam:http://www.medipurpose.com/surgilance/models. Diunduh 28 Mei 2013.

    12. Wikipedia The Free Encyclopedia. Borosilicate glass. Terdapat dalam:http://en.wikipedia.org/wiki/Borosilicate_glass. Diunduh 2 Juni 2013.

    13. Wikipedia The Free Encyclopedia. Polyethylene Terephthalate. terdapat dalam:http://en.wikipedia.org/wiki/Polyethylene_terephthalate. Diunduh 3 Juni 2013.

    14. Wikipedia The Free Encyclopedia. Polypropilene. terdapat dalam:https://en.wikipedia.org/wiki/Polypropylene. Diunduh 3 Juni 2013.

    15. Wikipedia The Free Encyclopedia. Polystyrene. terdapat dalam:http://en.wikipedia.org/wiki/Polystyrene. Diunduh 3 Juni 2013.

    16. Wikipedia The Free Encyclopedia. Polyethylene. terdapat dalam:http://en.wikipedia.org/wiki/Polyethylene. Diunduh 3 Juni 2013.

  • 52

    17. Wikipedia The Free Encyclopedia. Polycarbonates. terdapat dalam:http://en.wikipedia.org/wiki/Polycarbonate. Diunduh 3 Juni 2013.

    18. Johnson L. Phlebotomy Order of Draw. National Center for Competency Testing.Kansas; October 2012. Terdapat dalam: www.ncctinc.com. Diunduh 27 Mei 2013.

    19. Di Lorenzo MS, Strasinger SK. Blood Collection. 2nd edition. Pensacola: F.A.DavisCompany; 2010.

    20. Ingram S, Byrnell J. Phlebotomy Procedure. Version: 2. NHS Foundation Trust.Terdapat dalam: www.southernhealth.nhs.uk. Diunduh 27 Mei 2013.

    21. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Direktorat Laboratorium Kesehatan. PedomanPraktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice). Jakarta: DepartemenKesehatan Republik Indonesia; 2004, p: 34-52.

  • 53

    TUGAS (PR) SAMPLING

    Tinjauan Pustaka (sumber) untuk waktu pembekuan normal darah :

    Blood that has been removed from the body will coagulate or clot in about 20

    minutes

    - Phlebotomy Order of Draw; National Center for Competency Testing

    Blood collected in a tube with no additive will clot within 15-45 minutes. One 10 ml

    tube of whole blood will yield about 3-4 ml of serum.

    - Fundamentals of Phlebotomy, 2nd edition

    Blood collected in order to obtain serum should be delivered into sterile tubes with

    caps or commercially available plain (non-anticoagulant) evacuated collection tubes

    and allowed to clot undisturbed for about 1 hour at room temperature (18-25C).

    - Dacie and lewis Practical Hematology 11th edition

    Complete clotting normally takes 30 to 60 minutes at room temperature (22-25C).

    - Phlebotomy Essentials, 5th edition

    Penggunaan alat pemindah dari spuit (syringe transfer device) :

    Lepaskan jarum dari syringe dan buang dalam sharp container

    Pasang ulir syringe pada ulir transfer device, kencangkan

    Pegang syringe vertikal, dengan ujung menghadap ke bawah dan transfer device di

    bagian bawah

    Pasang tabung vakum pada bagian penampung transfer device dan dorong sampai

    bagian ujung

    Ikuti order of draw

    Tetap pertahankan tabung dan transfer device tetap vertikal

  • 54

    Biarkan tabung terisi dengan sendirinya, jangan dorong syringe

    Jika tabung harus diisi tidak penuh, maka tahan pendorong spuit, sebelum dilepaskan

    Kocok tabung yang memiliki aditif segera setelah tabung dilepas

    Perbedaan tabung kaca dan plastik :

    Penggunaan tabung kaca telah beralih menjadi tabung plastik :

    Minimalisasi materi berbahaya / biohazard (darah)

    Minimalisasi kaca pecah

    Menurunkan biaya pengolahan limbah berbahaya

    Mengikuti / sejalan dengan anjuran dari OSHA (Occupational Safety and

    Health Administration).

    Penggunaan tabung kaca / plastik dengan aditif (termasuk gel) dalam order of draw

    ialah setelah tabung sitras (menghindari gangguan pemeriksaan koagulasi).

    Penggunaan tabung kaca / plastik tanpa clot activator / gel separator dalam order of

    draw ialah sebelum tabung koagulasi.

    - Henrys Clinincal Diagnosis and Management by Laboratory Methods, 22nd edition

    54

    Biarkan tabung terisi dengan sendirinya, jangan dorong syringe

    Jika tabung harus diisi tidak penuh, maka tahan pendorong spuit, sebelum dilepaskan

    Kocok tabung yang memiliki aditif segera setelah tabung dilepas

    Perbedaan tabung kaca dan plastik :

    Penggunaan tabung kaca telah beralih menjadi tabung plastik :

    Minimalisasi materi berbahaya / biohazard (darah)

    Minimalisas