40
PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN CENGKIH DI WILAYAH KABUPATEN SEMARANG DAN TEGAL, JAWA TENGAH SUPRIYANTO DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN

CENGKIH DI WILAYAH KABUPATEN SEMARANG DAN

TEGAL, JAWA TENGAH

SUPRIYANTO

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari
Page 3: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengamatan Penyakit

Mati Pucuk pada Tanaman Cengkih di Wilayah Kabupaten Semarang dan Tegal,

Jawa Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, November 2014

Supriyanto

NIM A34100113

Page 4: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari
Page 5: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

ABSTRAK

SUPRIYANTO. Pengamatan Penyakit Mati Pucuk pada Tanaman Cengkih di

Kabupaten Semarang dan Tegal, Jawa Tengah. Dibimbing oleh WIDODO dan

HERMANU TRIWIDODO.

Cengkih (Syzygium aromaticum L. Merr. & Perry) merupakan tanaman

rempah asli Indonesia yang memegang peranan penting dalam pembangunan

perkebunan untuk peningkatan devisa negara. Di Indonesia, bunga cengkih kering

digunakan terutama untuk bahan baku campuran rokok kretek dan sebagian kecil

untuk keperluan industri makanan, minuman, kosmetik dan farmasi. Serangan

hama dan penyakit menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman cengkih

bahkan kematian pada tanaman. Hal ini dapat menurunkan kualitas dan kuantitas

produktivitas cengkih. Salah satu penyakit yang menyerang tanaman cengkih dan

paling merusak tanaman cengkih yaitu penyakit mati pucuk yang disebabkan oleh

Bakteri Pembuluh Kayu Cengkih (BPKC). Penelitian ini dilakukan untuk

mengamati kondisi serangan penyakit mati pucuk di lapangan dan mengetahui

pengaruh praktek-praktek budidaya serta kemungkinan penyebab penyakit mati

pucuk. Pengamatan dilakukan di dua kabupaten yaitu Kabupaten Semarang dan

Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Pengamatan dilakukan pada pertanaman cengkih

yang berada di daerah perbukitan dan daerah sekitar pemukiman, kemudian

dihitung kejadian dan keparahan gejala penyakit mati pucuk, serta mengamati

keberadaan penggerek dan kanker batang. Sampel gejala penyakit mati pucuk

diambil dan diamati di laboratorium untuk melihat keberadaan bakterinya.

Kejadian serangan penyakit mati pucuk di Kabupaten Tegal lebih tinggi

dibandingkan Kabupaten Semarang sedangkan keparahan serangan penyakit mati

pucuk di Kabupaten Semarang lebih tinggi dibanding Kabupaten Tegal. Penyakit

BPKC tidak hanya disebabkan oleh bakteri saja tetapi ada peran OPT lain yaitu

penggerek dan kanker batang.

Kata kunci: cengkih, kanker, penyakit mati pucuk, serangga.

Page 6: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari
Page 7: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

ABSTRACT

SUPRIYANTO. Observation of Dieback Disease of Clove in Semarang and Tegal

Regencies, Central Java. Guided by WIDODO and HERMANU TRIWIDODO.

Cloves (Syzygium aromaticum L. Merr. & Perry) is an Indonesia origin

spices, has important role in the development of plantations to increase state

revenues. In Indonesia, dried cloves used primarily as raw material mixture of

cigarettes and a small portion for the purposes of the food industry, cosmetic and

pharmaceutical. Pests and diseases causes inhibition of cloves growth and death. It

can decrease the quality and quantity of cloves productivity. One of the diseases

which can infect cloves is called dieback caused by Wooden Vessels Bacteria

Cloves (in indonesian is BPKC). The purpose of this study were to observe the

dieback disease condition in the field, and determine the influence of cultivation

practices on the diseases. Observations were ca rried out in districts of Semarang

and districts of Tegal in Central Java Province. Observations were made on the

plantation in hilly areas and residential areas, and then were be calculated the

incidence and severity of dieback symptoms. The existence of stem canker and

stem borer symptoms were also observed which might be accompanied to dieback

disease. Symptoms of dieback samples were detection of bacteria in the

laboratory. Dieback incidence in district of Tegal is higher than the district of

Semarang while dieback severity in district of Semarang is higher than the district

of Tegal. Bosed on field observation and laboratory detection, the dieback

symptoms on clove in those areas were not only caused by bacteria, but stem

canker and stem borer were also have a role on the development of the symptoms.

Key words: canker, cloves, dieback disease, insect.

Page 8: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari
Page 9: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN

CENGKIH DI WILAYAH KABUPATEN SEMARANG DAN

TEGAL, JAWA TENGAH

SUPRIYANTO

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Departemen Proteksi Tanaman

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 10: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari
Page 11: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

Judul Skripsi : Pengamatan Penyakit Mati Pucuk pada Tanaman Cengkih di

. Wilayah Kabupaten Semarang dan Tegal, Jawa Tengah

Nama Mahasiswa : Supriyanto

NIM : A34100113

Disetujui oleh

Dr. Ir. Widodo, MS Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, M.Sc.

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Abdjad Asih Nawangsih, M.Si.

Ketua Departemen Proteksi Tanaman

Tanggal lulus:

Page 12: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari
Page 13: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas

akhir ini yang berjudul “Pengamatan Penyakit Mati Pucuk Pada Tanaman

Cengkih di wilayah Kabupaten Semarang dan Tegal, Jawa Tengah”. Penelitian

dilaksanakan di dua lokasi pertanaman cengkih yang berbeda yaitu di Kabupaten

Semarang dan Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Selain itu identifikasi penyakit

dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan mulai

bulan April 2014 sampai Juni 2014.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Ibu Marsiem, Bapak Tukino, Mas

Purwanto, Mbak Suprapti, Mas Hartanto, Mbak Sumiati dan Adik Reza yang

selalu memberikan doa, dukungan serta motivasi dalam belajar. Terima kasih juga

penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Widodo, MS dan Dr. Ir. Hermanu Triwidodo,

MSc selaku dosen pembimbing skripsi, Dr. Ir. Swastiko Priyambodo, MSi selaku

dosen penguji tamu serta Dr. Ir. Suryo Wiyono, MSc selaku dosen pembimbing

akademik yang selalu memberikan bimbingan, pengetahuan, saran, dan arahan

kepada penulis.

Terimakasih kepada PT. Bukit Asam (Persero) Tbk, Bapak Dedi dan pihak

CSR lainnya yang telah memberikan biaya perkuliahan dan biaya hidup serta

telah memberikan bimbingan, saran, dan arahan kepada penulis.

Terimakasih kepada Kak Ravi, Kak Rado, Kak Fitrah dan Sandi yang telah

membantu selama penelitian. Terimakasih kepada Bapak Thamrin, Bapak Slamet,

Mas Yetno yang telah membantu dan memberikan fasilitasi selama penelitian di

Kabupaten Semarang dan Tegal. Terimakasih kepada Tri Utami Ningsih, KC dan

teman-teman Departemen Proteksi Tanaman 47 yang telah mendukung

terlaksananya tugas akhir penelitian ini. Serta pihak lain yang turut membantu

dalam penyusunan tugas akhir ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua pihak.

Bogor, November 2014

Supriyanto

Page 14: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari
Page 15: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

PENDAHULUAN ....................................................................................................

Latar Belakang 1

Tujuan 1

Manfaat 1

BAHAN DAN METODE .........................................................................................

Tempat dan Waktu 2

Metode Penelitian 2

Wawancara Petani 2

Pengamatan Lapang 2

Deteksi Ranting Tanaman Sakit 3

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................

Keadaan Umum Perkebunan dan Teknik Budidaya Cengkih 4

Penyakit Mati Pucuk di Kabupaten Semarang dan Tegal 6

Kondisi Serangan Mati Pucuk pada Perlakuan Petani terhadap Tanaman

Cengkih 9

Hubungan antara Gejala Serangan OPT (Kanker dan Penggerek) dengan

Kondisi Serangan Mati Pucuk pada Tanaman Cengkih 11

Hasil Deteksi Sampel Tanaman yang Sakit 13

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................

Kesimpulan 15

Saran 15

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 1616

LAMPIRAN ...................................................................................................... 1819

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 22

Page 16: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

viii

Page 17: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

DAFTAR TABEL

1 Kondisi dan cara budidaya tiga perkebunan cengkih di wilayah

Kabupaten Semarang dan Tegal 4

2 Keadaan serangan penyakit mati pucuk berdasarkan tingkat keparahan

serangan di Kabupaten Semarang dan Tegal (N=120) 6

3 Insidensi serangan penyakit mati pucuk berdasarkan wilayah

pengamatan (N=80) 7

4 Keadaan penyakit mati pucuk berdasarkan tingkat keparahan serangan di

lokasi pengamatan (N=60) 7

5 Peluang ditemukan gejala serangan penggerek batang, kanker batang,

penggerek dan kanker batang, serta tidak ditemukan penggerek dan

kanker batang berdasarkan tingkat campuran batu (N=120) 8

6 Keadaan serangan penyakit mati pucuk dilihat dari kondisi pemupukan 9

7 Keadaan serangan penyakit mati pucuk cengkih berdasarkan varietas

yang.digunakan 10

8 Peluang ditemukan gejala serangan penggerek batang, kanker batang,

penggerek dan kanker batang, serta tidak ditemukan penggerek dan

kanker batang berdasarkan frekuensi pemupukan (N=120) 11

9 Peluang ditemukan gejala serangan penggerek batang, kanker batang,

penggerek dan kanker batang, serta tidak ditemukan penggerek dan

kanker batang pada berbagai tingkat serangan penyakit mati pucuk 12

DAFTAR GAMBAR

1. Pola pengambilan sampel keparahan penyakit mati pucuk dan keberadaan

gejala penggerek dan kanker batang 2

2. Sehat (=0%), 0%< ringan ≤30%, 30%< sedang ≤75%, 75%< berat

<100%, dan mati (=100%) 3

3. Gejala penyakit mati pucuk (a) gejala yang ditemukan Van wyk et al.

(2004), (b) gejala yang ditemukan di Kabupaten Semarang 6

4. Gejala OPT cengkih (a) penggerek batang tampak dari luar, (b) kanker

batang tampak dari luar, (c) kanker tampak dari dalam, (d) gejala

penggerek dan perubahan warna hitam pada pembuluh batang tampak

dari dalam, (e) gejala penggerek dan gejala perubahan warna hitam pada

pembuluh kayu yang ditemukan oleh Wyk (2004) 13

5. Pengamatan di laboratorium (a) hasil pelembaban sampel dan (b)

pembiakan bakteri di laboraturium 13

Page 18: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

10

Page 19: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman cengkih (Syzygium aromaticum L. Merr. & Perry) merupakan

tanaman rempah asli Indonesia yang berasal dari Kepulauan Maluku. Usaha

perkebunan cengkih menghasilkan komponen produksi utama yaitu bunga,

tangkai dan daun cengkih. Bunga cengkih kering digunakan untuk bahan baku

campuran rokok kretek dan sebagian kecil untuk keperluan industri makanan,

minuman, kosmetik dan farmasi. Bunga cengkih yang digunakan untuk keperluan

industri mengalami proses pengolahan terlebih dahulu, hasil yang diperoleh

berupa minyak cengkih (Ruhnayat 2002).

Cengkih merupakan salah satu dari 15 komoditi yang diutamakan

penanganannya dalam pembangunan perkebunan khususnya untuk pemenuhan

kebutuhan dalam negeri. Komoditas cengkih memegang peranan penting dalam

pembangunan perkebunan dan pembangunan nasional pada umumnya karena

kontribusi hasil panen cengkih untuk peningkatan devisa negara (Ditjenbun 2013).

Luas areal perkebunan cengkih bertambah dari 461.60 ha pada tahun 2010 sampai

476.70 ha pada tahun 2011, namun produksi cengkih menurun dari 96.5 ton pada

tahun 2010 menjadi 70.7 ribu ton pada tahun 2011 (BPS 2013). Salah satu

penyebab penurunan produksi tanaman cengkih diantaranya yaitu serangan hama

dan penyakit. Serangan hama dan penyakit menyebabkan terhambatnya

pertumbuhan tanaman cengkih bahkan kematian pada tanaman. Hal ini dapat

menurunkan kualitas dan kuantitas produktivitas cengkih. Salah satu penyakit

yang paling merusak tanaman cengkih adalah penyakit mati pucuk.

Penyakit mati pucuk pada tanaman cengkih sering disebut sebagai penyakit

BPKC (Bakteri pembuluh kayu cengkih) dahulu disebut Sumatra disease yang

disebabkan oleh bakteri Pseudomonas syzygi (Robert et al. 1990). Penyakit BPKC

ditularkan oleh serangga vektor yaitu Hindola striata di Jawa Barat dan Hindola

fulva di Sumatera (Balfas et al. 1987). Penyakit BPKC termasuk penyakit paling

merusak tanaman cengkih karena dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai

10–15% (BBPPTP Surabaya 2013). Penelitian Mariana (2013), melaporkan

penyakit BPKC merupakan penyakit yang sangat penting. Berdasarkan informasi

dari tim klinik tanaman IPB ditemukan gejala kanker batang dan gejala penggerek

batang pada tanaman cengkih yang mempunyai gejala mati pucuk di Kabupaten

Jombang dan Tegal. Informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mati

pucuk belum banyak dilaporkan oleh karena itu penelitian ini di lakukan.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati kondisi serangan

penyakit mati pucuk di lapangan dan mengetahui pengaruh praktek-praktek

budidaya serta kemungkinan penyebab penyakit mati pucuk.

Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor-

faktor yang menyebabkan epidemi penyakit mati pucuk, sehingga dapat

digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan pengelolaan tanaman cengkih.

Page 20: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Pengamatan dilakukan di perkebunan cengkih milik warga di Kabupaten

Semarang dan Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Pemeriksaan lanjutan sampel

dilakukan di Laboratorium Mikologi, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini berlangsung mulai bulan April

sampai Juni 2014.

Metode Penelitian

Wawancara Petani

Wawancara petani dilakukan secara langsung kepada pekerja kebun atau

pemilik lahan dengan menggunakan lembar kuisioner yang telah disiapkan

terlebih dahulu. Jumlah petani yang diwawancarai dan lahannya diamati tingkat

keparahan penyakit mati pucuk, keberadaan gejala penggerek batang dan kanker

di Kabupaten Semarang sebanyak 18 petani sedangkan di Kabupaten Tegal

sebanyak 17 petani. Hal ini dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai

teknik budidaya, yaitu pemupukan dan varietas tanaman yang digunakan oleh para

petani serta mengetahui hama dan penyakit penting yang menyerang pertanaman

cengkih dan cara pengendaliannya.

Pengamatan Lapang

Pengamatan dilakukan pada lahan cengkih milik warga yang terletak di

Kecamatan Jambu dan Banyubiru, Kabupaten Semarang serta Kecamatan Bojong

dan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Pada setiap kecamatan dipilih tiga desa sebagai

lokasi pengamatan. Setiap desa terdiri dari 4 plot yang terbagi pada masing-

masing dua plot yaitu kebun cengkih yang terletak di perbukitan dan kebun

cengkih yang terletak di sekitar pemukiman. Pada setiap plot dipilih 20 tanaman

untuk dihitung insidensi penyakit mati pucuk. Kemudian setiap sampel bergejala

diambil untuk pengamatan lebih lanjut di laboratorium. Kejadian penyakit mati

pucuk dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Setiap selang 3 tanaman yang dipilih pada plot, diamati tingkat keparahan

penyakit mati pucuk serta keberadaan ada tidak gejala penggerek batang dan

gejala kanker batang.

Gambar 1 Pola pengambilan sampel keparahan penyakit mati pucuk, keberadaan

gejala penggerek, dan kanker batang

Page 21: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

3

Pengamatan gejala penggerek batang dan kanker dilakukan pada bagian

batang utama setinggi kurang lebih 2 m. Pengamatan tingkat keparahan penyakit

mati pucuk diambil berdasarkan tingkat kematian tajuk tanaman yang dibagi

menjadi lima kategori, yaitu Sehat (=0%), 0%< ringan ≤30%, 30%< sedang

≤75%, 75%< berat <100%, dan mati (=100%) (Gambar 2).

Gambar 2 Kategori gejala penyakit mati pucuk; (a) Sehat (=0%) (b) 0%< ringan

≤30%, (c) 30%< sedang ≤75%, (d) 75% < berat <100%, dan (e) mati

(=100% )

Deteksi Ranting Tanaman Sakit

Deteksi tanaman bergejala dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya bakteri

pada tanaman dengan cara melembabkan ranting. Sampel yang diperoleh dari

lapang adalah ranting dari tanaman bergejala. Ranting yang akan dilembabkan

dipotong terlebih dahulu dengan panjang sekitar 5 cm, kemudian diletakkan diatas

tisu yang telah dibasahi dengan air lalu dimasukkan ke dalam plastik mika.

Setelah 3 hari tanaman yang dilembabkan diamati ada tidaknya lendir yang keluar

dari ujung ranting. Sebagian tanaman yang mengeluarkan lendir dibiakkan dalam

media TZC (Tetrazolium Chlorida) untuk mendeteksi ada tidaknya bakteri pada

ranting tersebut.

d c b a e

Page 22: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Perkebunan dan Teknik Budidaya Cengkih

Perkebunan cengkih di wilayah Kabupaten Tegal dan Semarang secara

umum memiliki kondisi lingkungan dan teknik budidaya yang hampir sama

(Tabel 1).

Tabel 1 Kondisi dan cara budidaya perkebunan cengkih di Kabupaten Semarang

dan Tegal

Informasi kebun

Perkebunan

Kab.Tegal Kab. Semarang

Kec.Bojong Kec.Bumi

Jawa

Kec.Jambu Kec.Banyu

Biru

Tingkat

campuran batu

sedang sedang rendah sedang

Tanaman

tumpang sari

singkong,

pisang,

sengon,

kelapa,

pisang,

singkong,

kelapa, sengon,

kacang tanah

kopi, albisia,

alpukat

kopi, durian

Varietas

cengkih

Mawar,

Zanzibar

Mawar,

Zanzibar

Sikotok Zanzibar,

Sikotok

Umur tanaman

(tahun)

25 35 50 35

Jarak tanam (m) 5 x 5, 6 x 6 5 x 5, 4 x 4 5 x 5, 6 x 7 5 x 5, 6 x 6

Asal bibit beli

pedagang

keliling

beli di pasar beli di pasar beli di

pasar

Pestisida Decis Decis,

Furadan, pasta

Baktosin,

Ditan, Ortin,

Marsal

Decis,

Supermes,

Baktosin

Cara panen panjat

langsung

panjat

langsung

panjat

langsung

panjat

langsung

Sistem budidaya cengkih yang dilakukan masyarakat di Kabupaten

Semarang dan Tegal tidak jauh berbeda. Adapun pola tanam yang dilakukan

petani di Kabupaten Semarang dan Tegal adalah tumpang sari, namun komoditas

yang digunakan untuk tumpang sari berbeda-beda. Komoditas yang ditanam

petani di Kabupaten Semarang adalah kopi, alpukat, albisia, dan durian,

sedangkan di Kabupaten Tegal adalah singkong, pisang, sengon dan kelapa.

Ruhnayat dan Wahyudi (2012) menyebutkan sistem pola tanam tumpang sari

dapat memperlambat penyebaran penyakit BPKC. Selain itu penanaman tanaman

sela di antara tanaman cengkih juga membantu meningkatkan pendapatan petani.

Varietas tanaman cengkih yang ditanam petani Kabupaten Semarang adalah

varietas Zanzibar dan Sikotok, sedangkan di Kabupaten Tegal adalah Mawar dan

Zanzibar. Kedua Kabupaten menggunakan varietas yang sama yaitu Zanzibar.

Page 23: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

5

Berdasarkan hasil penelitian Bermawie dan Wahyuni (2007) genotipe Zanzibar

memiliki kadar minyak atsiri dengan kisaran 19-23% yang tergolong kisaran

tinggi dibanding varietas lainnya. Minyak atsiri yang berasal dari tangkai dan

bunga cengkih umumnya digunakan untuk bahan baku industri kosmetik, farmasi,

makanan, minuman dan rokok. Sementara minyak atsiri yang berasal dari daun

cengkih banyak dipakai untuk bahan baku pembuat eugenol. Eugenol dapat

digunakan untuk obat sakit gigi, bahan dasar penambal gigi, dan pestisida nabati.

Oleh karena itu banyak petani yang menggunakan varietas Zanzibar untuk

dibudidayakan. Varietas ini juga diketahui mempunyai kepekaan terhadap

penyakit BPKC (Ruhnayat & Wahyudi 2012).

Pestisida yang digunakan petani di Kabupaten Semarang adalah Bactocyn,

Dithane, Orthene, Marshal, Decis dan Supemec sedangkan pestisida yang

digunakan oleh petani di Kabupaten Tegal adalah Decis, Pastan dan Furadan.

Penggunaan jenis pestisida di Kabupaten Semarang lebih banyak dibandingkan

kabupaten Tegal karena di Kabupaten Semarang sering mendapatkan pestisida

dari pemerintah. Aplikasi pestisida di Kabupaten Semarang dan Kabupaten Tegal

yaitu dicampur dan tunggal. Secara umum pestisida Decis diaplikasikan dengan

cara mencelupkan kapas ke dalam cairan pestisida Decis terlebih dahulu

selanjutnya kapas tersebut dimasukkan ke dalam lubang gerekan, lalu lubang

tersebut ditutup dengan pasak. Pestisida Baktosin di aplikasikan dengan cara

menginfus pada bagian akar, dan ada juga yang diaplikasikan pada bagian batang

dengan cara dibor pada batang tanaman, sebanyak satu sendok atau sekitar 15 ml

setiap pohon. Menurut Ditjen PSP 2012 bahan aktif pestisida-pestisida tersebut

yaitu Decis dengan bahan aktif Deltametrin merupakan insektisida kontak dan

lambung, Baktosin dengan bahan aktif Oksitetrasiklin merupakan insektisida

racun kontak dan lambung, Furadan dengan bahan aktif Karbofuram merupakan

insektisida sistemik, Dithane dengan bahan aktif Mankozeb merupakan insektisida

sistemik, Marshal dengan bahan aktif karbosulfan merupakan insektisida sistemik,

kontak, lambung, Orthene dengan bahan aktif asefat merupakan insektisida

sistemik.

Jarak tanam yang digunakan oleh petani Kabupaten Semarang dan Tegal

berbeda-beda (Tabel 1). Menurut Disbun Jatim 2013 jarak tanam cengkih setiap

tempat berbeda-beda tergantung ketinggian dan kemiringan tempat, jarak tanam

yang sering digunakan adalah 6 m x 7 m, 7 m x 8 m dan 8 m x 8 m. Cara panen

yang dilakukan petani di Kabupaten Semarang dan Tegal tidak berbeda, yaitu

secara manual dengan memanjat langsung. Sistem penjualan cengkih yang

dilakukan petani yaitu dengan dijual sendiri dan sistem tebas. Pemanenan yang

dilakukan petani untuk sistem dijual sendiri kurang baik sebab cara pemanenan

yang dilakukan adalah dengan cara menarik cabang sehingga dapat menyebabkan

cabang patah. Pemanenan yang dilakukan petani untuk sistem penjualan tebas

lebih merusak tanaman sebab pemanenan bunga dilakukan dengan cara memotong

cabang secara langsung. Cara panen seperti ini menyebabkan pohon menjadi

rusak. Menurut Ruhnayat (2002) pemanenan cengkih sebaiknya menggunakan

tangga untuk menghindari patahnya percabangan cengkih. Cara pemetikan yang

baik dilakukan dengan menjepit pangkal gagang bunga dengan tangan kiri dan

tangan kanan memetik bunga. Cara pemetikan bunga yang kasar menyebabkan

pohon menjadi rentan terserang hama dan penyakit (Hadiwijaya 1983).

Page 24: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

6

Penyakit Mati Pucuk di Kabupaten Semarang dan Kabupaten Tegal

Pada pengamatan yang dilakukan di Kabupaten Semarang dan Tegal gejala

yang terlihat adalah daun di sekitar pucuk terlihat kering, tapi sebagian daun

tersebut masih menempel, gejala lanjut menyebabkan daun rontok dan akhirnya

tanaman mati (Gambar 3).

Gambar 3 Gejala mati pucuk; (a) gejala yang ditemukan Van wyk et al. (2004) dan

(b) gejala yang ditemukan di Kabupaten Semarang

Gejala yang terlihat di lapang sama dengan gejala yang ditemukan oleh

Wyk et al. (2004) (Gambar 3). Gejala seperti ini sama yang dijelaskan oleh

Hadiwijaya (1983), bahwa gejala penyakit mati pucuk yaitu daun yang gugur

secara mendadak kemudian ranting-ranting pada pucuk mati, adapula tanaman

terserang kadang-kadang percabangan atau seluruh tanamannya layu mendadak

dan mengakibatkan daun menjadi kering. Penyakit mati pucuk cenderung

menyerang tanaman cengkih yang telah menghasilkan dan berumur belasan tahun

(Hadiwijaya 1983). Sedangkan Semangun (2000) menjelaskan gejala serangan

BPKC dibagi menjadi dua tipe yaitu mati cepat atau mati layu dan mati lambat

atau mati karena tanaman menua. Gejala mati cepat ditandai dengan daun-daun

gugur secara mendadak, ranting-ranting pada cabang dekat pucuk atau pada pucuk

mati, daun gugur mulai dari bagian atas tajuk, lalu ke bagian bawah tajuk. Cabang

atau seluruh tanaman muda layu secara mendadak sehingga daun yang kering dan

berwarna coklat tetap melekat pada pohon untuk beberapa waktu. Sedangkan

gejala mati lambat atau mati karena tanaman menua gejala terjadi secara bertahap

dengan daun-daun dewasa yang menua sebelum waktunya.

Kejadian penyakit mati pucuk pada kategori kondisi serangan sedang di

Kabupaten Semarang lebih rendah (29.17%) dibandingkan di Kabupaten Tegal

(32.50%). Kejadian penyakit mati pucuk pada kondisi serangan dengan kategori

ringan, berat dan mati lebih tinggi di Kabupaten Semarang (Tabel 2).

Tabel 2 Keadaan serangan penyakit mati pucuk berdasarkan tingkat keparahan

serangan di Kabupaten Semarang dan Tegal (N=120)

Kabupaten Kondisi serangan (%)

Ringan Sedang Berat Mati

Semarang 57.50 29.17 10.00 3.30

Tegal 55.83 32.50 9.17 2.50

a b

Page 25: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

7

Insidensi penyakit mati pucuk di Kabupaten Semarang lebih rendah

dibanding Kabupaten Tegal. Insidensi penyakit paling rendah di Kabupaten

Semarang (53%) berada di Desa Kmambang, Kecamatan Banyu Biru, sedangkan

di Kabupaten Tegal (96%) berada di Desa Danasari, Kecamatan Bojong.

Persentase kejadian penyakit tertinggi di Kabupaten Semarang berada di Desa

Gertas dengan persentase 94%, sedangkan di Kabupaten Tegal terdapat kejadian

penyakit mati pucuk mencapai 100%, yaitu di Desa Sangkan Ayu Kecamatan

Bojong dan Desa Cintamanik, Kecamatan Bumijawa. Rata-rata persentase

insidensi penyakit mati di Kabupaten Tegal lebih tinggi dibanding dengan

Kabupaten Semarang (Tabel 3).

Tabel 3 Insidensi serangan penyakit mati pucuk berdasarkan wilayah pengamatan

(N=80)

Kabupaten Kecamatan Desa Kejadian (%)

Semarang Jambu Bedono 79.00

Kelurahan 85.00

Gertas 94.00

Bumijawa Wirogomo 91.00

Kmambang 53.00

Banyubiru 63.00

x̅ 78.00

Tegal Bojong Lengkong 98.00

Danasari 96.00

Sangkan Ayu 100.00

Bumijawa Begawat 98.00

Muncang larang 99.00

Cintamanik 100.00

x̅ 98.50

Kejadian penyakit mati pucuk di Kabupaten Semarang pada kondisi

serangan ringan lebih tinggi di lokasi pemukiman, sedangkan untuk kondisi

serangan sedang, berat, dan mati lebih tinggi di lokasi perbukitan (Tabel 4).

Tabel 4 Keadaan serangan penyakit mati pucuk berdasarkan tingkat keparahan

serangan di lokasi pengamatan (N= 60)

Kabupaten Lokasi

pengamatan

Kondisi serangan (%)

Ringan Sedang Berat Mati

Semarang Pemukiman 68.33 23.34 5.00 3.33

Perbukitan 43.33 30.00 20.00 6.67

Tegal

Pemukiman 50.00 38.33 10.00 1.67

Perbukitan 61.67 26.67 8.33 3.33

Kejadian penyakit mati pucuk pada kondisi serangan ringan di Kabupaten

Tegal lebih tinggi di lokasi perbukitan, untuk kondisi serangan sedang kejadian

penyakit mati pucuk lebih tinggi di lokasi pemukiman. Kondisi serangan penyakit

mati pucuk kategori berat lebih tinggi di lokasi pemukiman namun untuk kondisi

Page 26: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

8

serangan mati lebih tinggi di lokasi perbukitan. Nilai kejadian penyakit mati

pucuk di Kabupaten Semarang dan Tegal pada kondisi serangan mati lebih tinggi

di lokasi perbukitan. Hal ini mungkin disebabkan karena lokasi perkebunan

disekitar pemukiman lebih dekat sehingga perawatannya lebih intensif. Selain itu

di perkebunan cengkih di lokasi perbukitan cenderung lebih sering terkena angin

yang lebih kencang.

Tingkat campuran batu kategori banyak di Kabupaten Semarang tidak ada

berbeda dengan tingkat campuran batu di Kabupaten Tegal, tidak ada lahan yang

tidak berbatu. Pada lahan pengamatan di Kabupaten Semarang ditemukan pohon

yang hanya bergejala penggerek namun di kabupaten Tegal tidak ditemukan

pohon yang hanya bergejala penggerek batang pada semua kategori tingkat

campuran batu. Pada lahan pengamatan di Kabupaten Semarang ditemukan pohon

yang tidak bergejala penggerek batang dan kanker namun pada lahan pengamatan

di Kabupaten Tegal tidak ditemukan pohon yang tidak bergejala penggerek batang

dan kanker.

Tabel 5 Peluang ditemukan gejala serangan penggerek batang, kanker batang,

penggerek dan kanker batang, serta tidak ditemukan penggerek dan

kanker batang berdasarkan tingkat campuran batu (N=120)

Kabupaten

Tingkat

Campuran

Batu

Kejadian OPT Cengkih (%)

N Hanya

Penggerek

Hanya

Kanker

Penggerek

dan

Kanker

Tidak Ada

Penggerek

dan Kanker

Semarang Tidak berbatu 4.00 44.00 4.00 48.00 25

Sedikit 6.67 60.00 24.44 8.89 45

Sedang 2.00 76.00 14.00 8.00 50

Banyak -* - - - -

Tegal Tidak berbatu -** - - - -

Sedikit 0.00 44.00 56.00 0.00 25

Sedang 0.00 42.86 57.14 0.00 70

Banyak 0.00 20.00 80.00 0.00 25

Keterangan: Tingkat campuran batu; (*) tidak ada tingkat campuran batu kategori banyak di

Kabupaten Semarang (**) tidak ditemukan lahan tidak berbatu di Kabupaten Tegal

Kejadian OPT tertinggi di Kabupaten Semarang adalah kanker pada

kategori berbatu sedang. Sedangkan di Kabupaten Tegal kejadian OPT tertinggi

adalah penggerek dan kanker dalam satu pohon pada kategori berbatu banyak.

Kejadian OPT kanker di Kabupaten Semarang semakin banyak tingkat campuran

batu maka keberadaan OPT kanker juga semakin tinggi hal ini berbeda dengan

keberadaan OPT di Kabupaten Tegal. Kejadian OPT penggerek dan kanker dalam

satu pohon di Kabupaten Semarang semakin banyak tingkat campuran batu

keberadaan OPT tidak semakin tinggi hal ini berbeda dengan keberadaan OPT di

Kabupaten Tegal yaitu semakin banyak tingkat campuran batu maka keberadaan

Page 27: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

9

OPT penggerek dan kanker dalam satu pohon semakin tinggi. Tingkat campuran

batu tidak berpengaruh terhadap keberadaan OPT kanker dan penggerek.

Kondisi Serangan Mati Pucuk pada Perlakuan Petani terhadap Tanaman

Cengkih

Pemupukan yang dilakukan oleh petani cengkih di Kabupaten Semarang

dan Tegal tidak ada yang menggunakan pupuk sintetik saja tanpa campuran dari

pupuk organik. Rata-rata petani melakukan pemupukan dengan menggunakan

campuran antara pupuk organik dan sintetik atau pupuk organik saja. Pada

Kabupaten Tegal terdapat petani yang tidak melakukan pemupukan (Tabel 6).

Serangan penyakit mati pucuk di Kabupaten Semarang dan Tegal tergolong

ringan pada petani yang melakukan pemupukan, karena rata-rata kejadian

penyakit paling tinggi berada pada kondisi serangan ringan. Hal ini berbeda

dengan petani yang tidak melakukan pemupukan, di Kabupaten Tegal yang

menunjukan kejadian tingkat serangan penyakit mati pucuk yang lebih tinggi pada

kondisi serangan sedang (Tabel 6)

Tabel 6 Keadaan serangan penyakit mati pucuk dilihat dari kondisi pemupukan

Kabupaten Kondisi

serangan

Pemupukan (%)

Hanya

Organik

Hanya

Sintetik

Organik dan

sintetik

Tidak melakukan

pemupukan

Semarang (90) Ringan 82.86a -* 63.63b -**

Sedang 11.43 - 20.00 -

Berat 2.86 - 12.73 -

Mati 2.85 - 3.64 -

Tegal (85) Ringan 46.67c - 54.00d 40.00e

Sedang 40.00 - 34.00 45.00

Berat 13.30 - 8.00 15.00

Mati 0.00 - 4.00 0.00

Keterangan: Jumlah tanaman yang diamati; (a) 35 pohon, (b) 55 pohon, (c) 15 pohon, (d) 50

pohon, (e) 20 pohon, (*) tidak ada petani yang hanya menggunakan pupuk sintetik

(**) tidak ada petani yang tidak melakukan pemupukan di Kabupaten Semarang

Hal ini menunjukkan petani yang melakukan pemupukan lebih baik

dibandingkan dengan petani yang tidak melakukan pemupukan. Zamarel (1995)

menjelaskan tingkat ketahanan tanaman terhadap suatu penyakit dipengaruhi oleh

jenis pupuk yang diberikan. Pemupukan N yang dikombinasikan dengan K dapat

meningkatkan ketahanan. Sedang pemupukan N yang tidak disertai dengan pupuk

K justru akan meningkatkan kepekaan tanaman cengkih terhadap penyakit

pembuluh kayu cengkih.

Varietas tanaman cengkih yang digunakan petani Kabupaten Semarang

adalah varietas Zanzibar, Mawar, dan Sikotok (Tabel 7). Pada lahan pengamatan

ditemukan petani yang menanam lebih dari satu varietas tanaman. Varietas

Page 28: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

10

tanaman yang digunakan petani di Kabupaten Tegal adalah varietas Zanzibar dan

Mawar, tidak ditemukan petani yang menggunakan varietas Sikotok.

Tabel 7 Keadaan serangan penyakit mati pucuk cengkih berdasarkan varietas

yang digunakan

Kabupaten Kondisi

serangan

Varietas (%)

Hanya

Zanzibar

Hanya

Mawar

Hanya

Sikotok

Zanzibar

dan Mawar

Zanzibar

dan

Sikotok

Semarang (90) Ringan 63.33a 100.00b 64.00c 80.00d 76.00e

Sedang 20.00 0.00 16.00 20.00 20.00

Berat 13.33 0.00 16.00 0.00 0.00

Mati 3.33 0.00 4.00 0.00 4.00

Tegal (85) Ringan - 54.00f - 42.86g -

Sedang - 38.00 - 37.14 -

Berat - 8.00 - 14.29 -

Mati - 0.00 - 5.71 -

Keterangan: Jumlah tanaman yang diamati (a) 30 pohon (b) 5 pohon (c) 25 pohon (d) 5 pohon (e)

25 pohon (f) 50 pohon (g) 35 pohon (-) Petani di Kabupaten Tegal tidak ada yang

hanya menggunakan varietas Zanzibar, Sikotok, dan campuran keduanya

Rata-rata pada semua varietas tanaman, kondisi serangan penyakit mati

pucuk termasuk dalam kondisi ringan. Pada varietas Mawar kejadian penyakit

pada tanaman dengan kondisi serangan berat tergolong rendah, selain itu tidak

terdapat kejadian penyakit dengan kondisi serangan mati. Berbeda halnya dengan

varietas Zanzibar dan Sikotok yang yang terdapat kejadian penyakit pada kondisi

serangan mati. Hal ini menunjukkan bahwa varietas Mawar lebih baik

dibandingkan varietas lainnya.

Frekuensi pemupukan di Kabupaten Semarang untuk pemupukan beberapa

tahun sekali tidak ada. Sedangakan di Kabupaten Tegal ditemukan pada semua

kategori frekuensi pemupukan (Tabel 8). Gejala penggerek saja di Kabupaten

Semarang di temukan pada lahan pengamatan namun pada lahan pengamatan di

Kabupaten Tegal tidak ditemukan pada semua tingkat frekuensi pemupukan.

Selain itu di Kabupaten Tegal juga tidak ditemukan pohon yang tidak bergejala

penggerek batang dan kanker.

Kejadian OPT cengkih di Kabupaten Semarang paling tinggi adalah kanker

pada kategori pemupukan frekuensi 2 x 1 tahun. Sedangkan di Kabupaten Tegal

kejadian OPT paling tinggi adalah penggerek dan kanker dalam satu pohon yaitu

pada kategori frekuensi pemupukan 2 x 1 tahun. Kejadian OPT berdasarkan

frekuensi pemupukan di Kabupaten Semarang dan Tegal frekuensi pemupukan

tidak berpengaruh terhadap keberadaan penggerek.

Page 29: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

11

Tabel 8 Peluang ditemukan gejala serangan penggerek batang, kanker batang,

penggerek dan kanker batang, serta tidak ditemukan penggerek, dan

kanker batang berdasarkan frekuensi pemupukan (N= 120)

Kabupaten Pemupukan

Kejadian OPT Cengkih (%)

N Hanya

Penggerek

Hanya

Kanker

Penggerek

dan

kanker

Tidak ada

penggerek

dan

kanker

Semarang Tidak pernah

dipupuk

0.00 100.00 0.00 0.00 10

Beberapa tahun

sekali

- - - - -

1 x 1 tahun 6.67 42.22 28.89 22.22 45

2 x 1 tahun 7.69 67.69 9.23 15.38 65

Tegal Tidak pernah

dipupuk

0.00 49.09 50.91 0.00 55

Beberapa tahun

sekali

0.00 40.00 60.00 0.00 10

1 x 1 tahun 0.00 30.00 70.00 0.00 40

2 x 1 tahun 0.00 20.00 80.00 0.00 15

Keterangan: Rotasi pemupukan; (-) Tidak ada petani di Kabupaten Semarang yang melakukan

pemupukan beberapa tahun sekali

Keberadaan kanker di Kabupaten Semarang frekuensi pemupukan tidak

berpengaruh, akan tetapi di Kabupaten Tegal semakin tinggi frekuensi pemupukan

maka keberadaan OPT kanker semakin menurun. Keberadaan penggerek dan

kanker dalam satu pohon di Kabupaten Semarang frekuensi pemupukan tidak

berpengaruh. Sedangkan di Kabupaten Tegal semakin tinggi frekuensi pemupukan

maka keberadaan OPT penggerek dan kanker dalam satu pohon semakin tinggi.

Frekuensi pemupukan tidak berpengaruh terhadap kejadian OPT penggerek,

kanker, penggerek dan kanker dalam satu pohon (Tabel 8).

Hubungan antara Gejala Serangan OPT (Kanker dan Penggerek) dengan

Kondisi Serangan Mati Pucuk pada Tanaman Cengkih

Gejala serangan yang hanya disebabkan oleh penggerek tidak terdapat di

Kabupaten Tegal, namun ditemukan di Kabupaten Semarang. Pada tanaman yang

diamati di Kabupaten Tegal semuanya terdapat gejala serangan penggerek dan

kanker. Pada pengamatan di Kabupaten Tegal semakin parah kondisi serangan

penyakit, maka semakin tinggi kejadian gejala serangan penggerek dan kanker.

Serangan penggerek dan kanker di Kabupaten Tegal semakin parah kondisi

serangan penyakit maka semakin tinggi kejadian gejala serangga penggerek dan

kanker. Hal ini berbeda dengan pengamatan di Kabupaten Semarang yang

kejadian gejala serangannya tidak stabil. Pada gejala yang hanya disebabkan oleh

kanker di Kabupaten Semarang dan Tegal terlihat bahwa semakin parah kondisi

Page 30: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

12

serangan penyakit mati pucuk, persentasi kejadian gejalanya tidak semakin tinggi.

Keadaan serangan penyakit mati pucuk kondisi serangan berat di Kabupaten

Semarang persentase jumlah tanaman bergejala kanker lebih tinggi dibanding

persentase jumlah tanaman yang tidak bergejala. Hal ini menunjukkan bahwa

penyakit mati pucuk atau BPKC diduga tidak hanya disebabkan oleh bakteri saja

tetapi ada peran OPT lain yaitu penggerek batang dan kanker batang.

Tabel 9 Peluang ditemukan gejala serangan penggerek batang, kanker batang,

penggerek dan kanker batang, serta tidak ditemukan penggerek dan

kanker batang pada berbagai tingkat serangan penyakit mati pucuk

Kabupaten Kondisi

serangan

Kejadian gejala serangan OPT Cengkih (%)

N Hanya

Penggerek

Hanya

Kanker

Penggerek

dan

kanker

Tidak ada

penggerek dan

kanker

Semarang Ringan 5.80 57.97 18.84 17.39 69

Sedang 2.86 77.14 5.71 14.29 35

Berat 0.00 50.00 41.67 8.33 12

Mati 0.00 25.00 25.00 50.00 4

Tegal Ringan 0.00 41.79 58.21 0.00 67

Sedang 0.00 41.03 58.97 0.00 39

Berat 0.00 27.27 72.73 0.00 11

Mati 0.00 0.00 100.00 0.00 3

Gejala penggerek batang yang ditemukan di lapang berupa lubang-lubang

gerekan, lubang gerekan tampak dari luar terlihat serbuk-serbuk kayu. Setelah

bagian batang yang digerek tersebut dibuka terdapat lorong gerekan berwarna

hitam dengan arah gerekan memanjang sejajar batang (Gambar 4). Kerusakan

disebabkan oleh larva yang hidup dan berkembang dalam lorong yang di buat

pada batang. Akibatnya aliran air dan unsur hara terganggu bahkan dapat terputus.

Sehingga terjadi gangguan fisiologis pada tanaman yang dapat menyebabkan

tanaman merana atau mati mendadak (Wikardi et al. 1990). Menurut Kalshoven

(1981) terdapat dua spesies penggerek batang yang menyerang tanaman cengkih

di sumatera dan jawa yaitu Nothopeus hemipterus C.L. dan Nothopeus

faciatipennis WAT. Gejala serangan dua penggerek ini tampak dari luar terlihat

sama namun jika batang dibelah gejala yang disebabkan oleh penggerek batang

N. faciatipennis arah lorong gerekan melingkar (ring borer) sedangkan gejala

penggerek N. hemipterus arah gerekan memanjang sejajar batang (stem borer).

Gejala penggerek yang ditemukan di lapang sama dengan gejala yang disebabkan

oleh N . hemipterus.

Wyk et al. (2004) menemukan cendawan Ceratocytis polychroma pada

pohon cengkih yang menunjukkan gejala warna hitam pada pembuluh xylem dan

lubang bekas gerekan tanaman cengkih. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan

tim klinik tanaman IPB pada tanaman cengkih yang bergejala kanker berhasil

diisolasi cendawan yang spesiesnya belum diidentifikasi. Dari uji inokulasi

Cendawan tersebut menyebabkan gejala perubahan warna hitam pada pembuluh

kayu tanaman cengkih (Wiyono & Widodo 2014 September 4, komunikasi

pribadi). Di lapang ditemukan gejala perubahan warna hitam pada daerah

Page 31: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

13

pembuluh kayu didekat liang gerekan, gejala ini sama dengan gejala yang

ditemukan oleh Wyk et al. (2004). Gejala kanker batang yaitu kulit batang retak

(pecah-pecah) dan ada yang terlihat seperti lubang, sedangkan gejala penggerek

batang jika dilihat dari luar terdapat lubang-lubang, biasanya dari lubang tersebut

keluar cairan (Gambar 4). Cairan yang masih basah menunjukkan bahwa lubang

tersebut masih aktif atau masih terdapat penggerek di dalam lubang tersebut,

sedangkan cairan yang terlihat kering menunjukkan bahwa lubang tersebut tidak

aktif. Gejala penggerek batang jika dilihat dari dalam terdapat warna hitam

sepanjang garis gerekan.

Gambar 4 Beberapa gejala OPT cengkih; (a) penggerek batang tampak dari luar,

(b) kanker batang tampak dari luar, (c) kanker tampak dari dalam, (d)

gejala penggerek dan perubahan warna hitam pada pembuluh batang

tampak dari dalam, dan (e) gejala penggerek dan gejala perubahan

warna hitam pada pembuluh kayu yang ditemukan oleh Wyk (2004)

Hasil Deteksi Sampel Tanaman yang Sakit

Penyakit Bakteri Pembuluh Kayu Cengkih (BPKC) disebabkan oleh bakteri

Pseudomonas syzygii (Robert et al. 1990). Jika kayu dipotong memanjang, sering

terlihat garis-garis kelabu kecoklatan terutama pada akar dan batang. Nenes

(ooze), lendir bakteri seperti susu keluar dari potongan akar atau cabang bila

bagian tanaman disimpan beberapa jam di tempat lembab. Lendir ini juga dapat

keluar jika bagian tanaman sakit ditekan dengan kuat (Semangun 2000).

Gambar 5 Pengamatan di laboratorium (a) hasil pelembaban sampel (b) deteksi

bakteri di laboratorium

e d

a b c

a b

Page 32: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

14

Hasil pelembaban di laboratorium ditemukan lendir berwarna kuning dan

hitam yang keluar dari ujung ranting yang dipotong (Gambar 5). Pada lendir yang

berwarna kuning ditemukan dapat berubah menjadi menjadi lendir berwarna

hitam. Hasil pelembaban sampel di Kabupaten Semarang ditemukan 25 sampel

yang mengeluarkan lendir berwarna hitam dan kuning, Sedangkan di Kabupaten

Tegal ditemukan 34 sampel yang mengeluarkan lendir berwarna hitam dan

kuning. Jumlah sampel yang dilembabkan masing-masing kabupaten sebanyak

120 sampel. Hasil deteksi lendir di laboratorium menunjukkan adanya bakteri

dengan koloni yang berwarna putih dan kuning.

Page 33: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kejadian penyakit mati pucuk di Kabupaten Semarang lebih rendah

dibandingkan Kabupaten Tegal. Sedangkan keparahan penyakit mati pucuk di

Kabupaten Semarang lebih tinggi dibandingkan Kabupaten Tegal. Penyakit

BPKC diduga tidak hanya disebabkan oleh bakteri saja tetapi ada peran OPT lain,

yaitu penggerek batang dan kanker batang. Faktor budidaya pemupukan

mempengaruhi keparahan penyakit mati pucuk. Kondisi keparahan mati pucuk

pada petani yang melakukan pemupukan tergolong rendah dibandingkan dengan

yang tidak melakukan pemupukan. Varietas Mawar merupakan varietas yang

cukup tahan terhadap serangan BPKC karena rata-rata keparahan penyakit

tergolong rendah.

Saran

Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh gejala penggerek dan

kanker batang terhadap produksi tanaman cengkih.

Page 34: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

DAFTAR PUSTAKA

Balfas R, Eden-Green SJ, Sutarjo T. 1986. Biologi Hindola striata, vektor

penyakit bakteri pembuluh kayu pada tanaman cengkih. Pemberitaan Littri

11 (3-4) : 51-55

[BBPPTP Surabaya] Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan

Surabaya. 2013. Bakteri Pseudomonas syzygii sebagai penyebab penyakit

bakteri pembuluh kayu cengkih (BPKC) [Internet]. Surabaya (ID):

BBPPTP; [diunduh 2014 Mei 5]. Tersedia pada :http://ditjenbun.deptan.go.

id/bbpptsurabaya/berita-210-bakteripseudomonas-syzygii-sebagaipenyebab-

penyakit-bakteri-pembuluh-kayu-cengkih-bpkc-html.

Bermawie N, Wahyuni S. 2007. Keragaman potensi hasil dan mutu beberapa

genotipe cengkih (Syzygium aromaticum (L.) Merr & Perr.). Di dalam:

Luntungan, Karmawati E, editor. Prosiding Seminar Nasional Rempah:

2007 Agustus 21; Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perkebunan. hlm 111-116.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi perkebunan rakyat menurut jenis

tanaman 2000-2012. [Internet]. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik Republik

Indonesia; [diunduh 2014 April 23]. Tersedia pada:http://bps.go.id/tab_sub/

view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek=54&notab=6

[Ditjen PSP] Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 2012. Pestisida

Terdaftar dan Diizinkan Tahun 2012. [Internet]. Jakarta (ID): Departemen

Pertanian; [diunduh 2014 Oktober 28]. Tersedia pada: http://psp.deptan.

go.id/assets/file/PESTISIDA%20TERDAFTAR%20DAN%20DIIZINKAN

%20-%202012.pdf

[Ditjenbun] Direktorat Jenderal Perkebunan. 2013. Pedoman Teknis

Pengembangan Tanaman Cengkih Tahun 2014. Jakarta (ID): Departemen

Pertanian.

Hadiwijaya T. 1983. Cengkih Data dan Petunjuk ke Arah Swasembada. Ed ke 6.

Jakarta (ID): PT Gunung Agung

Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Laan PA van der,

penerjemah. Jakarta (ID): Ichtiar Baru van Hoeve. Terjemahan dari: De

Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesië.

Mariana L. 2013. Hama dan penyakit cengkih di wilayah Kabupaten Kediri Jawa

Timur [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Ruhnayat A. 2002. Memproduksikan Cengkih, Tanaman Tua dan Tanaman

Terlantar. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Ruhnayat A, Wahyudi A. 2012. Pedoman teknis teknologi tanaman rempah dan

obat petunjuk teknis pembenihan tanaman cengkih (Euegenia aromaticum)

[Internet]. Bogor (ID) Balittro; [diunduh 2014 Mei 5]. Tersedia pada:

http://balittro.litbang.deptan.go.id/ind/images/publikasi/sirkuler/pembibitan

%20cengkih.pdf

Roberts SJ, Eden Green SJ, Jones P, Ambler DJ. 1990. Pseudomonas syzygii sp.

nov, the cause of sumatra disease of clove. System Appl Microbiol. 13:34-

43.

Semangun H. 2000. Penyakit-penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia.

Yogyakarta (ID): UGM Press.

Page 35: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

17

Wikardi EA, Iskandar M. 1990. Penggunaan Insektisida Secara Efektif Untuk

Pengendalian Hama Penggerek batang (Nothopeus spp). Bogor (ID): Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.

Wyk MV, Roux J, Barnes I, Wingfield BD, Liew ECY, Assa B, Summerell BA,

Wingfield MJ. 2004. Ceratocystis polychroma sp. nov, a new species from

Syzygium aromaticum in Sulawesi. Studies in Mycology. 50: 273-282.

Zamarel, Arifin. 1995. Pengaturan pemupukan untuk menekan serangan penyakit

bakteri pembuluh kayu cengkih [abstrak]. Di dalam : Abstrak Hasil

Penelitian Pertanian Komoditas Cengkih. Bogor (ID): Pusat Perpustakaan

dan Penyebaran Teknologi Pertanian.

Page 36: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari
Page 37: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

19

LAMPIRAN

Page 38: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

20

Lampiran 1

Kuesioner Pengamatan OPT Cengkih

Kabupaten Tegal, Jawa Tengah

Nama Petani : Hari, Tanggal :

Desa/Dusun : Nama Surveyor :

Informasi Ekologi

Lokasi : □ Bukit □ Pemukiman

Kemiringan : □ 10o-30o □ 31o-50o

Tebal Solum :

Tingkat campuran batu : □ Tinggi □ Sedang □ Rendah

Tanaman Lain : □ Kopi □ Kakao □ Alpukat □ Lainnya :

Informasi Teknik Budidaya

Umur Tanaman :

Jenis/varietas :

Asal bibit :

Jarak tanam :

Pemupukan organik : 1. Jenis : Dosis : Frekuensi :

2. Jenis : Dosis : Frekuensi :

Pupuk Kimia Sintetik : 1. Jenis : Dosis : Frekuensi :

2. Jenis : Dosis : Frekuensi :

3. Jenis : Dosis : Frekuensi :

Pestisida : □ Insektisida □ Herbisida □ Fungisida □ Bakterida

1. Jenis : Dosis : Frekuensi :

2. Jenis : Dosis : Frekuensi :

3. Jenis : Dosis : Frekuensi :

4. Jenis : Dosis : Frekuensi :

5. Jenis : Dosis : Frekuensi :

Cara Panen : □ Panjat Langsung □ Pakai Tangga □ Lainnya :

Informasi OPT

OPT berdasarkan persepsi petani :

Kapan mulai ada serangan :

Pengendalian yang sudah dilakukan dan keefektifannya :

Keterangan lainnya:

Page 39: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

21

Lampiran 2

Form Pengamatan

Nama Petani :

Desa/Dusun :

Hari, Tanggal :

Luas Lahan :

Letak lahan : (Bukit / Pemukiman)

Tanaman Lain (tumpang sari) :

Kondisi Tanah (Solum tanah) :

Kondisi Tanah

Berbatu/Tidak (%) Lain-lain

Keterangan: Tidak berbatu 0%, Sedikit < 30%, Sedang 30-75%, Banyak > 75%

Kejadian penyakit dari 20 tanaman cengkih :

Σ Tanaman Cengkih Terserang Σ Tanaman Cengkih Tidak Terserang

Keparahan penyakit 5 tanaman cengkih

Keterangan: Tingkat serangan Sehat (=0%), 0% < ringan ≤30%, 30%< sedang ≤75%, 75% < berat

<100%, dan mati (=100%)

Tanaman

Cengkih

Sakit

Keparahan (%) Kanker Penggerek Lain-

lain Sehat Ringan Sedang Berat Mati

Ada

(%) Tidak

Ada

(%) Tidak

1

2

3

4

5

Page 40: PENGAMATAN PENYAKIT MATI PUCUK PADA TANAMAN … · dilakukan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. ... dari

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Lahat pada tanggal 20 Januari 1991 dari

pasangan Bapak Tukino dan Ibu Marsiem. Penulis adalah putra ketiga dari empat

bersaudara. Pada tahun 2010 penulis lulus dari SMK Pertanian Kabupaten Lahat

dan pada tahun yang sama penulis masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui

jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) PT. Bukit Asam (Persero) Tbk dan

diterima di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor. Selama mengikuti perkuliahan mahasiswa aktif mengikuti Unit Kegiatan

Mahasiswa (UKM) sepak bola pada tahun 2010-2011. Penulis pernah

mendapatkan juara satu sepak bola OMI (Olimpiade Mahasiswa IPB) tahun 2012-

2013. Penulis juga aktif dalam kepanitiaan Himpunan Mahasiswa Proteksi

Tanaman (HIMASITA). Selain itu, penulis juga menjadi asisten praktikum mata

kuliah Hama dan Penyakit Benih pada program pendidikan Diploma IPB tahun

2014.