39
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bagian ini merupakan kajian teoritik dan kerangka berfikir yang akan digunakan sebagai landasan penelitian ini. Untuk keperluan tersebut peneliti akan membahas mengenai variabel-variabel pokok yang menjadi ide penelitian. A. Kajian Teori Pada Kajian teori akan dijelaskan mengenai variabel- variabel yang terkait dalam penelitian ini, yaitu tentang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), spektrum teknik instalasi tenaga listrik, pengalaman guru, kemampuan awal, tuntutan pasar kerja, kompetensi siswa, dan mata pelajaran produktif. 1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang bertanggungjawab dalam mencetak dan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan akademis, sekaligus mempunyai keahlian khusus sesuai dengan program keahliannya masing-masing. Berdasarkan peraturan pemerintah no 66 tahun 2010 “Sekolah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat SMK, adalah salah satu 9

Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

Pada bagian ini merupakan kajian teoritik dan kerangka berfikir

yang akan digunakan sebagai landasan penelitian ini. Untuk keperluan

tersebut peneliti akan membahas mengenai variabel-variabel pokok

yang menjadi ide penelitian.

A. Kajian TeoriPada Kajian teori akan dijelaskan mengenai variabel-variabel

yang terkait dalam penelitian ini, yaitu tentang Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK), spektrum teknik instalasi tenaga listrik, pengalaman

guru, kemampuan awal, tuntutan pasar kerja, kompetensi siswa, dan

mata pelajaran produktif.

1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga

pendidikan yang bertanggungjawab dalam mencetak dan

menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan

akademis, sekaligus mempunyai keahlian khusus sesuai dengan

program keahliannya masing-masing. Berdasarkan peraturan

pemerintah no 66 tahun 2010 “Sekolah Menengah Kejuruan, yang

selanjutnya disingkat SMK, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan

formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain

yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau

setara SMP atau MTs”

9

Page 2: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

Siswa SMK mempelajari teori dan melakukan praktek kejuruan,

sehingga mereka setelah lulus nanti mempunyai pengalaman yang

mantap untuk langsung memasuki dunia kerja. Lulusan SMK juga dapat

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu melanjutkan kuliah di

perguruan tinggi, sesuai dengan program keahliannya. Sekarang ini

terdapat SMK yang sudah menyandang SMK Bertaraf Internasional

untuk menghadapi persaingan global. SMK telah mampu menciptakan

lulusan yang siap kerja, cerdas dan kompetitif.

2. Program Studi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL)

Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) merupakan kompetensi

keahlian yang dimiliki oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tujuan

umum dari TITL mengacu pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan

penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan

merupakan pendidikan menengah yang menyiapkan peserta didik

untuk bekerja di bidangnya. Tujuan khusus dari Teknik Instalasi Tenaga

Listrik di SMK adalah membekali siswa dengan pengetahuan, sikap,

dan keterampilan agar kompeten sehingga mampu menghadapi dunia

kerja. Kompetensi Keahlian TITL menggunakan acuan kurikulum

Kompetensi Kejuruan mengenai Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar.

3. Mata Pelajaran ProduktifUntuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan dunia

industri, substansi diklat dikemas dalam berbagai mata diklat yang

10

Page 3: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

dikelompokkan dan diorganisir menjadi program normatif, produktif

dan adaptif.

Kelompok mata pelajaran produktif berfungsi membekali siswa

agar memiliki kompetensi kerja sesuai dengan Standar Kompetensi

Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Program produktif lebih bersifat

melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan

dunia industri. Kelompok mata pelajaran produktif diajarkan secara

spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian.

4. Pengalaman GuruVariabel pegalaman guru mewakili teori Prosser tentang

landasan filsafat pendidikan kejuruan pada prinsip ke tujuh

(Wexler,2009:4).

"vocational education will be effective in proportion as the instructor

has had successful experience in the application of skills and

knowledge to the operations and processes he undertakes to teach".

Proses pendidikan di sekolah dilaksanakan dalam bentuk

belajar mengajar. Pembelajaran di SMK ada mata pelajaran produktif

yang terbagi menjadi teori dan praktik. Proses pembelajaran teori

dilaksanakan di kelas untuk memberikan ilmu pengetahuan/kognitif

pada siswa, sedangkan pembelajaran praktik dilaksanakan di bengkel

untuk mengasah keterampilan siswa. Berkaitan dengan ini, siswa akan

dituntut untuk pandai dalam kognitif dan terampil dalam praktik.

Tingkat keberhasilan belajar siswa ditunjukkan dari tinggi rendahnya

hasil belajar yang dicapai oleh siswa tersebut.

11

Page 4: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

Hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan kognitif,

mencakup kemampuan yang berhubungan dengan berfikir,

mengetahui dan pemecahan masalah. Sedangkan hasil belajar yang

berkaitan dengan kemampuan psikomotorik berkaitan dengan

keterampilan (skill) dan kemampuan untuk bertindak setelah peserta

didik menerima pengalaman belajar tertentu. Faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan

yaitu: faktor intern (faktor dari dalam diri peserta didik) dan faktor

ekstern (faktor dari luar peserta didik). Siswa dikatakan berhasil atau

berprestasi dalam mata pelajaran produktif apabila memperoleh

standar nilai yang merupakan akumulasi dari aspek pengetahuan,

keterampilan dan sikap. Keberhasilan siswa di kelas tercermin dalam

aspek pengetahuan telah diterimanya ketika proses belajar mengajar.

Sedangkan keberhasilan siswa dalam praktikum ditentukan oleh

kemampuan siswa dalam melakukan pekerjaannya ketika praktik di

bengkel setelah mendapatkan aspek pengetahuan di kelas.

Keberhasilan siswa dalam aspek pengetahuan dan aspek keterampilan

di cerminkan dari nilai hasil belajar mereka.

Kemampuan ketercapainya pengetahuan yang dapat diserap

oleh peserta didik merupakan aspek yang menjadi target untuk

peningkatan kompetensi guru. Kompetensi dapat memberikan suatu

gambaran keahlian (skill) dan pengetahuan (knowledge) seseorang,

kompetensi merupakan perilaku yang irasional untuk mencapai tujuan

yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan pula.

Kompetensi sangat diperlukan untuk mengembangkan kualitas dan

12

Page 5: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

aktivitas tenaga pendidikan. Hal ini sejalan dengan pemikiran prosser

dalam teorinya tentang landasan filsafat pendidikan kejuruan pada

prinsip ketujuh yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan akan

efektif dalam proporsi sebagai instruktur memiliki pengalaman sukses

dalam aplikasi keterampilan dan pengetahuan untuk operasi dan

proses untuk mengajar.

Dalam hubungan dengan tenaga kependidikan kompetensi

merujuk pada perbuatan irasional dan memenuhi sertifikasi tertentu

dalam melaksankan tugas kependidikan. Tenaga kependidikan disini

adalah guru, guru harus memiliki kompetensi yang memadai agar

dapat menjalankan tugas dengan baik. Suparlan (2006: 85)

berpendapat bahwa “Kompetensi guru melakukan kombinasi kompleks

dari pengetahuan, sikap, ketrampilan dan nilai-nilai yang ditujukkan

guru dalam konteks kinerja yang diberikan kepadanya”.

Menurut Suparlan (2006: 83).“Kompetensi minimal yang harus

dimiliki guru meliputi: menguasai materi, metode dan system

penilaian, namun jika tidak dilandasi penguasaan kepribadian

keguruan dan ketrampilan lainnya, guru tidak akan dapat

melaksanakan tugasnya secara profesional”. Kompetensi guru perlu

ditingkatkan secara terprogram, berkelanjutan melalui berbagai sistem

pembinaan profesi, sehingga dapat meningkatkan kemampuan guru

tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan peran strategis guru terutama

dalam pembentukan watak siswa melalui pengembangan kepribadian

di dalam proses pembelajaran di sekolah.

13

Page 6: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

Menurut Gorky Sembiring (2008:39) kompetensi guru terdiri

dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, dan kompetensi profesional sebagai tuntutan profesi seorang

pendidik. Berikut adalah uraian masing-masing kompetensi guru:

a. Kompetensi pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran. Hal ini meliputi pemahaman wawasan

atau landasan kepemimpinan, pemahaman peserta didik,

pengembangan kurikulum dan silabus, merancang dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan potensi peserta didik.

b. Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian mencakup kepribadian yang

mantab, stabil, dewasa, arif, bijaksana, berwibawa, berakhlak

mulia, dan menjadi teladan bagi peserta didik. Mampu

mengevaluasi dan mengembangkan diri secara mandiri dan

berkelanjutan.

c. Kompetensi sosial

Kompetensi sosial meliputi kemampuan berkomunikasi

secara lisan, tulisan, dan/atau secara isyarat.

d. Kompetensi profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan

penguasaan atas materi pelajaran secara luas dan mendalam.

14

Page 7: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

Kompetensi pendidik menduduki posisi strategis dalam

menentukan kualitas pendidikan, sehingga pemenuhan kompetensi

pendidik menjadi suatu yang harus diupayakan, seiring dengan

dinamika tuntutan masyarakat yang dinamis, yang memiliki kebutuhan

untuk berubah. Sadar terhadap kondisi tersebut dan tuntutan

profesionalnya yang terus berkembang, maka pengembangan

kompetensi pendidik perlu terus diupayakan dengan melalui berbagai

tahapan secara berjenjang.

Kualitas guru dalam mengajar sangat mempengaruhi

keberhasilan belajar siswa. Hasil belajar siswa dipengaruhi guru yang

mempunyai pengalaman dalam mengajar maupun dalam pengalaman

industri karena kompetensi peserta didik SMK terlihat dari proses

belajar didalam kelas maupun dibengkel praktik. Ben Peretz (1995:7)

mengemukakan bahwa Peristiwa sehari-hari atau kejadian yang telah

dialami menjadi bagian dari ingatan individu dan dapat menentukan

sebagian besar perilaku individu dalam menghadapi beragam situasi.

Mempelajari bagaimana individu menggunakn pengalaman masa

lalunya untuk menghadapi situasi sekarang sangatlah penting.

Penggunaan pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi karakteristik

kepribadian dan profesionalisme individu. Hal ini berarti pengalaman

seorang guru dapat dijadikan acuan untuk menghadapi situasi belajar

mengajar di masa depan untuk menghasilkan peserta didik yang lebh

berkompeten.

Prosser dalam teorinya (Wexler, 2009:4) tentang pendidikan

kejuruan menjelaskan bahwa pendidikan kejuruan efektif jika diajar

15

Page 8: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

oleh guru dan instruktur telah memiliki pengalaman dan sukses dalam

menerapkan keterampilan dan pengetahuan mengenai operasi dan

proses kerja yang akan dilakukan. Seorang guru harus memiliki

kebiasaan pada tingkat yang cukup untuk memenuhi persyaratan

kerja. Guru dalam keterampilan tertentu harus memiliki pengetahuan

yang lebih tinggi dari pada muridnya.

Kapasitas pengetahuan dan keterampilan guru di dapat dari

proses belajar dan pengalaman di lapangan secara langsung. Semakin

banyak pengalaman yang dimiliki maka semakin tinggi kompetensi

guru dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan selama proses belajar

mengajar maupun dalam mengatasi karateristik siswa.

Seorang guru yang memiliki pengalaman dapat

mengaplikasikan semua kemampuan keterampilan dan pengetahuan

untuk proses belajar mengajar agar menciptakan kondisi kegiatan

belajar mengajar yang berkualitas dinamis dan kreatif. Guru SMK harus

memiliki pengalaman, baik pengalaman mengajar maupun

pengalaman industri agar terciptanya lulusan siswa SMK yang memiliki

sikap profesional.

a. Pengertian Pengalaman Mengajar

Pengalaman merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan

dari kehidupan manusia sehari – harinya. Pengalaman juga sangat

berharga bagi setiap manusia, dan pengalaman juga dapat

diberikan kepada siapa saja untuk digunakan dan menjadi

pedoman serta pembelajaran manusia.

16

Page 9: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

Pengalaman dalam semua kegiatan sangat diperlukan,

karena Experience is the best teacher, pengalaman merupakan

guru yang terbaik. Pengalaman adalah guru bisa yang tidak

pernah marah. Pengalaman adalah guru tanpa jiwa, namun selalu

dicari oleh siapapun juga. Menurut Benyamin Bwalman yang

dikutip Peter (1999: 89)

“experience is skill or understanding which is the result of living

through something or of participation in something” yaitu

pengalaman adalah keterampilan atau pemahaman yang

merupakan hasil dari kehidupan melalui beberapa hal dari praktik

atau keikutsertaannya. Guru sebagai pelaksana proses belajar

mengajar tentu pernah mengalami suatu masalah dalam

mengajar. Selama mengajar guru akan menemukan hal-hal baru,

dan jika hal tersebut dipahami dan dimanfaatkan sebagaimana

mestinya dia akan memberi pelajaran yang berarti bagi guru itu

sendiri.

Bermacam keadaan yang dihadapi oleh guru tersebut

tentunya akan mendorong guru untuk mencari jalan keluar untuk

mengatasinya. Semakin lama guru mengajar maka seharusnya

guru akan lebih banyak mendapatkan pengalaman yang

bermanfaat. Pengalaman bermanfaat yang didapatkan guru

tersebut dapat digunakan untuk mengoreksi dan memperbaiki

proses belajar mengajar yang dilakukannya.

Menurut Sumitro (2002: 70) hal yang perlu diperhatikan

oleh guru adalah bahwa mereka harus senantiasa meningkatkan

17

Page 10: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

pengalamannya sehingga mempunyai pengalaman yang banyak

dan berkualitas, yang dapat menunjang keberhasilan dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya. Pengalaman adalah guru

yang baik karena ketrampilan memecahkan persoalan dalam

proses belajar mengajar kurang didapatkan guru melalui

pendidikan formal yang ia tempuh tapi lebih banyak didasarkan

pada pengalaman yang telah ia dapatkan selama ia mengajar.

Pengalaman-pengalaman bermanfaat yang diperoleh selama

mengajar tersebut akan dapat mempengaruhi kualitas guru

dalam mengajar.

Semakin lama seorang guru menekuni tugas mengajar,

semakin tinggi penguasaan dalam melakukan tugas mengajar.

Guru punya tanggung jawab profesional. Tanggung jawab guru

dalam mengajar membutuhkan kompetensi profesional dan

kompetensi personal yang kuat. Di lain pihak, keikutsertaan

dalam seminar, penataran akan menambah pengetahuan untuk

meningkatkan kemampuan mengajar.

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan

keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan

oleh orang yang tidak memiliki keahlian khusus untuk melakukan

kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai

berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut

sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat

khusus, apalabi sebagai guru profesional yang harus menguasai

betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai

18

Page 11: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan

melalui masa pendidikan tertentu.

Proses dalam pengertiannya di sini merupakan interaksi

semua komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar-

mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan

(interdependent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan. Komponen

belajar-mengajar antara lain tujuan instruksional yang hendak

dicapai, materi pelajaran, metode mengajar, alat peraga

pengajaran, dan evaluasi sebagai alat ukuran tercapai-tidaknya

tujuan.

Setelah memperhatikan uraian di atas maka dapat

disimpulkan bahwa penampilan dan kemampuan serta

pengalaman guru sangatlah penting sehingga dapat mampu

menciptakan kondisi kegiatan belajar mengajar yang berkualitas,

dinamis dan kreatif. Dengan kondisi belajar mengajar demikian

menjamin output belajar berkualitas pula.

b. Pengalaman industri

Pengalaman industri dapat meningkatkan relevansi

kompetensi keahlian guru produktif dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang ada di dunia usaha dan dunia

industri. Guru dapat melihat secara nyata, tamatan seperti apa

yang dicari, yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri

itu nantinya.

Tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah orang-

orang yang kompeten, dan profesional di bidangnya. Mampu

19

Page 12: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

bersaing dengan calon-calon tenaga kerja tamatan sekolah

lainnya. Soalnya, keberhasilan pendidikan kejuruan, diukur

berdasarkan seberapa banyak lulusan dapat bekerja di dunia

usaha dan dunia industri maupun berwirausaha mandiri.

Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

(Iptek) di dunia usaha dan industri sering berjalan lebih cepat

daripada perkembangan Iptek yang ada di SMK itu sendiri. Hal ini

menyebabkan kompetensi keahlian yang diajarkan di SMK sering

mengalami kesenjangan dengan kompetensi yang dibutuhkan

dunia usaha dan dunia industri sehingga lulusan SMK belum siap

bekerja saat mereka lulus.

Untuk mengatasi kesenjangan ini, SMK harus mengirimkan

peserta didiknya melalui program praktik kerja industri (prakerin)

ke dunia usaha dan dunia industri dimaksud agar peserta didik

mendapat pengalaman kerja yang sesuai dengan standar kerja.

Pengalaman industri dapat mengetahui kompotensi mana

yang harus dipertajam dalam pembelajaran agar dapat

melahirkan peserta didik yang kompeten sesuai dengan

kompetensi yang dibutuhkan. Dalam hal ini guru bisa memulainya

dari langkah pertama, yaitu menganalisis Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar yang akan dipelajari.

Kemudian indikator apa saja yang harus dilakukan untuk

mencapai kompetensi dasar dan standar kompetensi tersebut.

Berikutnya, guru dapat merancang persiapan mengajar dan

20

Page 13: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

mengatur strategi serta metode pembelajaran yang cocok untuk

diberikan kepada peserta didik.

Hal ini agar peserta didik dapat dengan mudah

memahami dalam mempelajari kompetensi tersebut sehingga

peserta didik bisa kompeten serta dapat mengaplikasikannya di

dunia usaha atau dunia industri setelah tamat nantinya.

Pengalaman industri dapat menambah pengetahuan dan

keterampilan yang mendukung guru produktif SMK untuk lebih

aktual pada saat mengajar dan memperoleh gambaran

bagaimana prosedur kerja di dunia usaha atau dunia industri.

Guru tidak lagi mengira-ngira apa dan bagaimana sebenarnya

untuk mencapai kompetensi yang dibutuhkan peserta didik

tersebut.

Selama ini guru menggali pengetahuan dan keterampilan

hanya dengan membaca buku atau literatur yang membuat guru

menghayalkan yang akan disampaikan kepada siswa. Kadang-

kadang guru ragu-ragu dalam mentransfer ilmu kepada siswa

karena belum melihat dan melakukan yang sebenarnya terjadi di

lapangan. Dengan ikut terlibatnya guru dalam proses pengerjaan

kompetensi yang diinginkan, membuat guru bertambah

wawasanya dan leluasa, percaya diri, mudah dalam mengambil

keputusan dalam mengajar. Mudah dalam penyampaian materi,

terampil dalam menyelesaikan kompetensi, tidak perlu

menghayal lagi. Tidak perlu mengira-ngira lagi karena sudah fakta

yang disampaikan kepada peserta didik. Peserta didik pun merasa

21

Page 14: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

senang dan mudah menyerap ilmu dan keterampilan dari guru

yang punya pengetahuan, punya wawasan serta terampil dengan

kompetensi yang diajarkan.

Guru SMK yang punya wawasan dan terampil dapat

menyiapkan lulusannya kompeten sesuai dengan kompetensi

yang dibutuhkan oleh setiap bagian di dunia usaha. Kompetensi

merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang

direfleksikan dalam kegiatan berfikir dan bertindak. Kompetensi

juga merupakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari

dirinya sehingga dia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif,

afektif dan psikomotor dengan sebaik-baiknya.

Bagi guru yang telah memiliki pengalaman industri akan

terasa bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan atau

kelemahan-kelemahan yang harus dibenahi oleh seorang guru

dalam membelajarkan siswa. Program praktik industri guru salah

satu untuk menutupi kekurangan dan kelemahan guru tersebut.

5. Kemampuan AwalVariabel kemampuan awal mewakili teori Prosser tentang

landasan filsafat pendidikan kejuruan pada prinsip ke delapan

(Wexler,2009:5).

"for every occupation there is a minimum of productive ability which an

individual must possess in order to secure or retain employment in that

occupation”.

22

Page 15: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

Teori kedelapan Prosser (Wexler, 2009:5) menyatakan bahwa,

untuk setiap jabatan, individu harus memiliki kemampuan minimum

agar mereka bisa mempertahankan diri untuk bekerja dalam posisi

tersebut. Oleh karena itu, siswa harus dilatih agar memiliki standar

kemampuan minimun sehingga dapat memberikan kinerja yang

kompeten. Siswa yang meiliki standar kemampuan minimum tidak

akan mengalami kesulitan dalam belajar dan menyesuaikan diri

dengan proses pembelajaran yang diterapkan. Sehingga dapat

mencapai standar kompetensi yang diterapkan pendidik.

Setiap individu mempunyai kemampuan belajar yang berlainan.

Kemampuan awal siswa adalah kemampuan yang telah dimiliki oleh

siswa sebelum mengikuti pembelajaran yang akan diberikan.

Kemampuan awal ini menggambarkan kesiapan siswa dalam

menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.

Kemampuan awal siswa penting untuk diketahui guru sebelum

ia memulai dengan pembelajarannya, karena dengan demikian dapat

di ketahui apakah siswa telah mempunyai atau pengetahuan yang

merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran. Sejauh mana

siswa telah mengetahui materi apa yang akan di sajikan. Dengan

mengetahui hal tersebut, guru akan dapat merancang pembelajaran

dengan lebih baik. Sebab apabila siswa di beri materi yang telah

diketahui maka akan merasa cepat bosan.

Keadaan awal siswa menjadi salah satu titik tolak bagi

perencanaan dan pengelolaan proses belajar mengajar. Kemampuan

siswa akan turut serta menentukan perilaku dan hasil belajar siswa.

23

Page 16: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

Suatu kelompok atau satuan kelas yang terdiri atas kelompok sebaya

belum tentu memiliki keadaan awal yang sama. Setiap kelas memiliki

motivasi belajar, kemampuan belajar, taraf pengetahuan, latar

belakang, sosial-ekonomi dan lain sebagainya. Keadaan seperti ini

menuntut guru untuk memberikan perlakuan yang berbeda pula pada

masing-masing kelas. Menurut Winkel (2004:150) keadaan awal ini

menjadi titik tolak untuk dikembangkan menjadi kemampuan baru

sesuai dengan tujuan instruksional (tingkah laku final). Keberhasilan

kegiatan pembelajaran sedikit banyak dipengaruhi oleh kondisi awal

siswa sebelum diberikan pembelajaran. Hamzah Uno (2000:40-41)

menyatakan bahwa:

mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas perseorangan dan dijadikan sebagai petunjuk dalam mempersiapkan strategi pengelolaan pembelajaran. Aspek-aspek yang diungkap dalam pembelajaran berupa bakat, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berfikir, minat atau kemampuan awal.

Berbeda dengan pendapat Winkel (2004:154) dalam buku

Psikologi pengajaran menguraikan bahwa keadaan awal dalam

cakupan pribadi siswa meliputi: (1) fungsi kognitif, (2) fungsi konatif,

(3) fungsi afektif, (4) fungsi sensorik-motorik, (5) beberapa hal yang

menyangkut kepribadian siswa. Fungsi kognitif menyangkut: taraf

intelegensi, dan daya kreativitas, bakat khusus, organisasi kognitif,

taraf kemampuan berbahasa, daya fantasi, gaya belajar, teknik-teknik

belajar.

24

Page 17: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

Menurut Robbins (2009: 57-61) menyatakan bahwa

kemampuan keseluruhan seorang individu pada dasarnya terdiri atas

dua kelompok faktor, yaitu :

a. Kemampuan Intelektual (Intelectual Ability),merupakan

kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai

aktifitas mental (berfikir, menalar dan memecahkan masalah).

b. Kemampuan Fisik (Physical Ability), merupakan kemampuan

melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, ketrampilan,

kekuatan, dan karakteristik serupa.

Dengan pengertian-pengertian tentang kemampuan awal

diatas dapat diartikan bahwa kemampuan awal adalah kecakapan atau

potensi mula-mula untuk menguasai suatu keahlian yang merupakan

hasil latihan pada kelas XII semester ganjil. Kemampuan awal yang

ingin diketahui pada penelitian ini adalah kemampuan siswa yang

berkaitan dengan mata pelajaran produktif memahami dasar-dasar

elektronika yang merupakan kompetensi dari salah satu ke empat

mata pelajaran produktif yang ada di SMK 1 Sedayu Bantul yang

diambil melalui nilai rapor.

6. Tuntutan Pasar KerjaVariabel tuntutan pasar kerja mewakili teori Prosser tentang

landasan filsafat pendidikan kejuruan pada prinsip ke sembilan

(Wexler,2009:5).

"vocational education must recognize conditions as they are and must

train individuals to meet the demands of the 'market' even though it

25

Page 18: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

may be true that more efficient ways of conducting the occupation

may be known and that better working conditions are highly desirable"

Pendidikan kejuruan harus memahami kondisi dalam

masyarakat dan situasi pasar karena harus melatih individu untuk

dapat memenuhi tuntutan pasar kerja sehingga dapat menciptakan

kondisi kerja yang lebih baik. Hal ini berarti siswa harus dilatih agar

memiliki kompetensi keahlian sesuai dengan tuntutan pasar kerja

sehingga daat memberikan kinerja yang kompeten.

Esensi dari tujuan pendidikan menengah kejuruan (SMK) adalah

mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang

tertentu (Depdikbud, 2004: 1). Namun sampai saat ini tenaga kerja

yang dihasilkan SMK masih belum mampu menjawab permasalahan

kebutuhan tenaga kerja yang memenuhi kualifikasi yang disyaratkan

dunia kerja. Hal ini menggambarkan adanya kesenjangan antara

demand pasar kerja dengan supply dan ketersediaan tenaga kerja dari

institusi pendidikan kejuruan.

Aspek-aspek kompetensi yang berupa hard skill dan soft skill,

tampak bahwa kesenjangan aspek soft skill lebih mendominasi

daripada aspek hard skill. Dari hasil kajian tampak bahwa kelemahan

dan kekurangan lulusan SMK sebagai tenaga kerja baru di industri

lebih banyak pada aspek soft skill seperti adaptasi, percaya diri,

kerjasama tim manajemen diri, kedisiplinan, inisiatif, mental kerja,

sikap kerja, motivasi kerja dan sejenisnya, yang semuanya merupakan

karakter spesifik atau budaya kerja yang harus dikuasai peserta didik.

26

Page 19: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

Dalam perencanaan pembangunan pendidikan kejuruan, pihak

dunia kerja ikut menentukan dimana SMK harus dibangun dan jurusan

atau program studi apa yang diperlukan. Dalam penyusunan program

pendidikan (kurikulum), dunia kerja ikut menentukan standar

kompetensi yang harus dicapai oleh tamatan SMK, karena mereka

yang lebih tahu kebutuhan di dunia industri. Kemampuan teknis (hard

skills) yang handal dan mahir apabila tidak didukung oleh kemampuan

berinteraksi dengan orang lain (soft skill) maka menjadi tidak

bermakna untuk bekerja di industri.

Kemampuan dan keterampilan yang diberikan di bangku

pembelajaran, 90 persen adalah kemampuan teknis dan sisanya soft

skill. Padahal, yang nantinya diperlukan untuk menghadapi dunia kerja

yaitu hanya sekitar 15 persen kemampuan hard skill. Dari data

tersebut, lanjutnya, dapat menarik benang merah bahwa dalam

memasuki dunia kerja soft skill-lah yang mempunyai peran yang lebih

dominan.

Pembelajaran soft skills sangatlah penting untuk diberikan

kepada siswa sebagai bekal mereka terjun ke dunia kerja dan industri,

khususnya bagi sekolah kejuruan yang mencetak lulusannya siap pakai

di dunia kerja karena tuntutan dunia kerja lebih menekankan pada

kemampuan soft skills. Berdasarkan Survey National Association of

Colleges and Employee (NACE, 2002) dalam Elfindri dkk (2011: 156),

terdapat 19 kemampuan yang diperlukan di pasar kerja, kemampuan

yang diperlukan itu bisa dilihat pada lampiran 21 .

27

Page 20: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

Dari lampiran 21 dapat dilihat bahwa 16 dari 19 kemampuan

yang diperlukan di pasar kerja adalah aspek soft skills dan ranking 7

teratas ditempati oleh aspek soft skills pula. Berdasarkan kenyataan

inilah mengapa soft skills sangat penting diberikan dalam proses

pendidikan. Mulai dari kemampuan komunikasi sampai dengan

kemampuan entreprenership diharapkan dapat diajarkan kepada siswa

sehingga siswa akan menjadi lulusan yang siap pakai di dunia kerja

dan tidak hanya memiliki kemampuan hard skills saja tetapi juga

kemampuan soft skills.

Menurut Carman (2003), keterampilan pokok yang harus

dikuasai dalam rangka memasuki dunia kerja adalah (1) basic

workplace skill yang meliputi terampil membaca, menulis dan

berhitung; (2) basic workplace knowledge yang meliputi konsep-

konsep pengetahuan tentang keselamatan kerja dan kesehatan kerja,

mengerti proses dan produksi, struktur organsasi dan budaya kerja

serta prinsip-prinsip dasar keuangan; dan (3) basic employabilityy skill

yang meliputi keterampilan kerja tim, penyelesaian masalah, membuat

keputusan, mendemonstrasikan manajemen diri (termasuk dalam

bersikap), menjalin hubungan dengan relasi.

Menurut Crites (1969:184) Membentuk anak didik untuk

membiasakan mencintai kerja dapat dilakukan dengan membuat

kondisi sekolah menyerupai tempat kerja sebenarnya. Terdapat 5 hal

pokok yang harus diajarkan,yaitu: a) murid dilatih untuk mempelajari

bagaimana belajar kerja dan bekerja yang baik; b) murid dilatih untuk

mematuhi aturan-aturan yang berlaku ditempat kerja; c) murid

28

Page 21: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

dilatih mengembangkan karakternya; d) murid dianjurkan membangun

inisiatif dan menambah sosialisasinya; e) murid dilatih untuk

bergaul/bekerja sama dengan teman sekolah.

Dapat disimpulkan bahwa dalam dunia kerja, soft skills sangat

diperlukan keberadaannya dimulai dari proses perekrutan atau seleksi

karyawan hingga tentunya pada saat bekerja. Keseimbangan antara

kemampuan hard skills dan soft skills sangat diperlukan dalam dunia

pekerjaan. Jika kemampuan hard skills saja yang dimiliki maka akan

tersingkir oleh yang mempunyai kemampuan soft skills.

Indonesia belum ada dokumen resmi untuk memberikan

informasi atribut soft skills apa yang dibutuhkan oleh dunia kerja atau

dunia usaha, Beberapa lembaga pendidikan/perguruan tinggi, lembaga

konsultan SDM dan beberapa acara diskusi terbatas di DIKTI telah

menghasilkan rumusan atribut soft skills yang bervariasi di dunia

pekerjaan. Misalnya, hasil Tracer Study yang dilakukan oleh

Departemen (dulu jurusan) Teknologi Industri Pertanian IPB tahun

2000, menyatakan bahwa atribut jujur, kerjasama dalam tim,

integritas, komunikasi bahwakan rasa humor sangat diperlukan dalam

dunia kerja.

Telah dijelaskan sebelumnya tentang pentingnya soft skills

diberikan dalam proses pembelajaran dan pentingnya soft skills dalam

dunia kerja. Maka untuk menghasilkan sumber daya manusia yang

memiliki kemampuan soft skills yang baik dan memenuhi standar

dalam dunia pekerjaan tentunya dimulai dari dunia pendidikan karena

29

Page 22: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

dunia pendidikan khususnya sekolah merupakan awal dari suatu

pembelajaran.

7. KompetensiPengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau

kecakapan. Menurut Lynn (1985:33), bahwa “competence my range

from recall and understanding of fact and concepts, to advanced motor

skill, to teaching behaviours and profesional values”. Kompetensi dapat

meliputi pengulangan kembali fakta-fakta dan konsep-konsep sampai

pada ketrampilan motor lanjut hingga pada perilaku-perilaku

pembelajaran dan nilai-nilai profesional.

Pengertian kompetensi menurut Winarno (2009:367) adalah

kemampuan profesional, yang berfungsi untuk kepentingan kualitas.

Kompetensi didefinisikan Mulyana (2010:110) sebagai kemapuan,

kecakapan, atau kehlian tertentu yang dimiliki individu dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan. Sedangakan Yuliana (2006:19)

menggambarkan kompetensi individu (kompetensi diri) merupakan

keahlian atau kemampuan fisik yang dimiliki individu sebagai

karakteristik yang terbentuk akibat proses belajar pada dirinya.

Budi W. Soetjipto (2007:135) menjelaskan bahwa kompetensi

mengacu pada dimensi-dimensi perilaku individu yang terletak di balik

kinerja yang kompeten. Contohnya deskripsi mengenai perilaku, sikap,

dan karakteristik individu dalam melakukan berbagai tugas pekerjaan

untuk menghasilkan output yang efektif dan outstanding serta

superior.

30

Page 23: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

Menurut Parulian (2008:3), definisi kompetensi dibagi menjadi

3 kategori antara lain sebagai berikut.

a. Hard skills/ hard competency didefinisikan sebagai gambaran

mengenai apa yang harus diketahui atau dilakukan seseorang

agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Hal ini

meliputi pengetahuan dan keterampilan individu.

b. Soft skills/ soft competency menggambarkan bagaimana

seseorang diharapkan berperilaku agar dapat melaksanakan

pekerjaannya dengan baik. Hal ini meliputi sikap dan perilaku

individu dalam bekerja.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan

bahwa kompetensi adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan

suatu pekerjaan secara efektif dengan hard skills dan soft skills

sebagai karakteristik yang ada dalam dirinya.

Kompetensi peserta didik adalah kemampuan (hard skills dan

soft skills) yang harus dimiliki/ dicapai peserta didik setelah menempuh

pembelajaran sesua. Ketercapaian kompetensi peserta didik dilihat

dari penguasaan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang

direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bekerja. Peserta didik yang

telah menguasai kompetensi di bidang tertentu tidak hanya

mengetahui, tetapi juga dapat memahami dan menghayati bidang

tersebut yang tercermin dalam pola perilaku sehari-hari.

Proses belajar mengajar dikatakan berhasil atau efektif jika

peserta didik dapay mencapai/menguasai standar kompetensi yang

ditetapkan sekolah. Peserta didik yang berkompeten tidak akan 31

Page 24: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan standar kompetensi

yang ditetapkan dunia industri saat memasuki pasar kerja. Standar

kompetensi dalam hal ini merupakan daftar kompetensi setiap

pekerjaan yang disajikan secara umum untuk dapat dijadikan ukuran

standar pelaksanaan kompetensi (Parulian, 2008:6).

Menurut Radno Harsanto (2007:132), kompetensi menjadi

ukuran tentang apa yang dapat dilakunan oleh individu. Proses

pembelajaran berbasis kompetensi merupakan perangkat yang dapat

mengantar siswa menjadi kompeten dalam berbagai bidang kehidupan

yang dipelajarinya. Rumusan kompetensi dalam proses pembelajaran

menuju kompetensi merupakan pernyataan dari apa yang diharapkan

dapat diketahui, disikapi, dan dilakukan oleh siswa dalam setiap

tingkatan kelas dan jenjang sekolah, sekaligus menggambarkan

kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan berkelanjutan untuk

menjadi kompeten. Proses pembelajaran dapat dikatakan berorientasi

pada kompetensi jika memenuhi ciri-ciri sebagai berikut.

a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara

individual maupun secara bersama-sama. Pembelajaran

berpusat pada aktivitas belajar siswa. Guru berfungsi sebagai

fasilitator dan sebagai salah satu sumber belajar.

b. Menggunakan sumber belajar lain, misalnya perpustakaan,

lingkungan, media massa, dan lain-lain yang memenuhi unsur

edukatif.

c. Mengarah pada hasil dan keberagaman kebutuhan peserta

didiksesuai dengan tuntutan pasar kerja.

32

Page 25: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

d. Proses pembelajaran menggunakan berbagai pendekatan dan

metode pembelajaran yang bervariasi dalam suasana

pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan eksploratif.

B. Penelitian yang RelevanPenelitian ini memiliki kesamaan dengan beberapa penelitian

sebelumnya yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti berikut ini.

Putaris Lafianto (2012) dalam penelitiannya berjudul

“Ketercapaian Kompetensi Belajar Siswa Kelas X Smk Negeri 2

Yogyakarta Pada Mata Pelajaran Praktik Instalasi Listrik. Penelitian ini

menggunakan desain ex post facto dan ditetapkan dengan teknik

purposive sampling dan simple random sampling dan analisis yang

dilakukan menggunakan regresi ganda antara lain uji normalitas, uji

linieritas dan uji multikolinearitas. Hasil penelitian ini menyimpulkan

terdapat tingkat ketercapaian kompetensi belajar, motivasi dan

persepsi siswa pada mata pelajaran praktik instalasi listrik. Dinyatakan

bahwa kompetensi belajar memberi pengaruh sebesar 71,16%,

motivasi memberi pengaruh sebesar 76,87% dan untuk persepsi siswa

memberi pengaruh sebesar 71,83%.

Anik Maghfuroh (2008) dalam penelitiannya yang berjudul

“Kontribusi Kemampuan Awal, Kemampuan Numerik, dan Persepsi

Siswa Pada Kegiatan Tutorial Penguasaan Materi Listrik Dinamis Kelas

X SMA Kolombo Yogyakarta”. Penelitian ini menggunakan desain Ex

33

Page 26: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

Post Facto dan ditetapkan dengan teknik random sampling dan analisis

yang dilakukan menggunakan analisis regresi ganda antara lain uji

normalitas, uji independensi dan uji linearitas. Hasil penelitian ini

menyimpulkan bahwa terdapat kontribusi kemampuan awal,

kemampuan numeric, dan persepsi siswa pada kegiatan tutorial

terhadap penguasaan materi listrik dinamis. Dinyatakan bahwa

kemampuan awal memberi sumbangan relatif sebesar 30,160% dan

sumbangan efektif sebesar 15,702%, kemampuan numeric sumbangan

relatif sebesar 44,794% dan sumbangan efektif sebesar 23,322%.

Untuk persepsi siswa sumbangan relatif sebesar 25,044% dan

sumbangan efektif sebesar 13,038%.

Nanang Kurniawan (2012) dalam penelitiannya yang berjudul

“Hubungan Pengalaman Mengajar dan Persepsi Guru Tentang

Kepimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru SMK Swasta Se-

Kecamatan Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012”. Penelitian ini

menggunakan desain Ex Post Facto dan ditetapkan dengan teknik

proporsional random sampling dan analisis yang dilakukan

menggunakan analisis regresi ganda antara lain uji normalitas, uji

linearitas dan uji multikolinearitas. Hasil penelitian ini menyimpulkan

bahwa terdapat hubungan pengalaman mengajar, dan persepsi guru

tentang kepimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru SMK swasta

Se-Kecamatan Boyolali. Pengalaman mengajar memberi sumbangan

efektif sebesar 26,1%, dan persepsi guru memberi sumbangan efektif

sebesar 20,1%.

C. Kerangka Berpikir34

Page 27: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

Keberhasilan suatu prestasi di sekolah dipengaruhi oleh

beberapa hal, mulai dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal

berasal dari siswa itu sendiri seperti motivasi, gaya belajar, kreativitas

maupun kemampuan awal siswa tersebut. Sedangkan faktor eksternal

meliputi sarana prasarana, iklim belajar, lingkungan keluarga, kinerja

guru dalam mengajar dan lain-lain. Proses belajar mengajar yang

optimal tidak lepas dari kinerja guru dan kemampuan awal siswa.

Guru merupakan orang yang berwenang dan bertanggung

jawab atas pendidikan muridnya. Guru harus memiliki kompetensi agar

bisa menjalankan tugas dengan baik. Kompetensi guru merupakan

perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan sosial, spritual yang

kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru yang mencakup

penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran

yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.

Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan

perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal

maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang

membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi.

Berdasarkan kajian teori pengalaman guru terbagi menjadi dua

kelompok, pengalaman mengajar dan pengalaman industri.

Pengalaman mengajar guru menjadi sangat penting karena dapat

menciptakan kondisi kegiatan belajar mengajar yang berkualitas,

dinamis dan kreatif.

Dengan kondisi belajar mengajar demikian menjamin output

belajar berkualitas. Pengalaman industri membantu guru dalam proses

35

Page 28: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

pembelajaran, guru dapat menentukan kompetensi mana yang harus

dipertajam agar dapat melahirkan peserta didik yang kompoten sesuai

dengan kompetensi yang dibutuhkan di industri. Guru dapat

merancang persiapan mengajar dan mengatur strategi serta metode

pembelajaran yang cocok untuk diberikan kepada peserta didik. Hal ini

agar peserta didik dapat dengan mudah memahami dalam

mempelajari kompetensi tersebut sehingga peserta didik bisa

kompeten serta dapat mengaplikasikannya di dunia usaha atau dunia

industri setelah tamat nantinya.

Kemampuan awal siswa merupakan prasyarat atau

pengetahuan dasar yang wajib dimiliki untuk mengikuti pembelajaran

sehingga dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik.

Kemampuan siswa akan turut serta menentukan perilaku dan hasil

belajar siswa. Setiap siswa belum tentu memiliki kemampuan awal

yang sama. Keberhasilan kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh

kondisi awal siswa sebelum diberikan pembelajaran. Kemampuan ini

berkaitan dengan mata pelajaran produktif memahami dasar-dasar

elektronika yang merupakan kompetensi dari salah satu ke empat

mata pelajaran produktif yang ada di semester gasal, agar nantinya

setiap siswa memiliki hasil belajar dan prestasi yang baik.

Tamatan SMK harus melihat kebutuhan di dunia industri,

kemampuan teknis (hard skiils) yang handal dan mahir apabila tidak

didukung dengan karakter kerja yang baik maka akan menjadi tidak

bermakna untuk bekerja di industri. Karakter merupakan nilai-nilai

yang terpatri dalam diri seseorang yang dibentuk melalui proses;

36

Page 29: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan dan pengaruh

lingkungan, menjadi nilai intrinsik yang melandasi sikap dan perilaku

seseorang. Pengembangan karakter kerja harus dimiliki setiap peserta

didik karena pendidikan kejuruan menuntut pendekatan pembelajaran

yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja agar hasilnya efektif.

Setiap peserta didik harus membangun etos kerja, motivasi

kerja, kesiapan kerja, rasa percaya diri, siswa bertanggung jawab

terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan sampai tuntas; berdisiplin

dengan waktu, memiliki daya juang yang tinggi; dan memiliki

ketahanan mental kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja,

karena dunia kerja mengukur kompetensi karyawannya dengan

memperhatikan mutu hasil kerja, mutu yang baik akan mempengaruhi

harga jual sedangkan mutu yang jelek akan merugikan industri sendiri.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa

pengalaman guru, kemampuan awal dan tuntutan pasar kerja dapat

mempengaruhi kompetensi siswa secara langsung. Kerangka secara

umum dirangkum pada gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pikir

D. Hipotesis penelitian

37

Pengalaman

Kemampuan

Tuntutan Pasar

Kompetensi Siswa

Page 30: Pengalaman Guru, Kemampuan Guru, Tuntutan Pasar Kerja

Berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berfikir

sebelumnya hipotesis dalam penelitian ini dapat disusun sebagai

berikut.

1. Terdapat pengaruh pengalaman guru, kemampuan awal dan

tuntutan pasar kerja secara bersama - sama yang signifikan

terhadap kompetensi siswa pada kelompok mata pelajaran produktif

kelas XII Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK 1

Sedayu Bantul.

2. Terdapat pengaruh pengalaman guru yang signifikan terhadap

kompetensi siswa pada kelompok mata pelajaran produktif kelas XII

Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK 1 Sedayu

Bantul.

3. Terdapat pengaruh kemampuan awal yang signifikan terhadap

kompetensi siswa pada kelompok mata pelajaran produktif kelas XII

Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK 1 Sedayu

Bantul.

4. Terdapat pengaruh tuntutan pasar kerja yang signifikan terhadap

kompetensi siswa pada kelompok mata pelajaran produktif kelas XII

Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK 1 Sedayu

Bantul.

38