9
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur © Jurusan Arsitektur Itenas | No. 13 | Vol. 4 Februari 2020 Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur 1 Penerapan Prinsip Arsitektur Fungsionalisme pada Rancangan Kantor Pemerintahan BAPPEDA Provinsi Jawa Barat Fatimah Zahra Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung Email: [email protected] ABSTRAK Dalam rangka membangun perencanaan dan pembangunan di Provinsi Jawa Barat, maka dibutuhkan sebuah wadah berupa bangunan yang dapat menunjang aktifitas pengguna bangunan dan dapat berfungsi sebagai kantor pemerintahan. Bangunan yang direncanakan adalah bangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) yang menerapkan prinsip arsitektur fungsionalisme sebagai tema dalam merancang bangunannya. “Architecture Fungsionalism” merupakan tema bangunan fungsionalis dengan memanfaatkan aspek fungsional dari semua bagian dari bangunan dan mencerminkannya dalam fasade bangunan. Semua bagian dari bangunan mempunyai fungsi tertentu yang didasari dari potensi-potensi tapak dan isu-isu yang terjadi dalam kebutuhan bangunan kantor pemerintahan. Dengan kata lain, tema bangunan “Architecture Fungsionalism” memiliki bentuk bangunan yang didasari dari kebutuhan fungsional pada kantor pemerintahan, mengutamakan penyederhanaan dari gaya sebelumnya, ditujukan kepada fungsi utama bangunan, minim ornamen, batas-batas antar ruang jelas dan saling terhubung, dan terbentuk dari garis-garis vertikal, horizontal, diagonal yang sederhana dan mengikuti fungsi (form follow function) Kata kunci: Kantor, Kantor Pemerintahan, Arsitektur Fungsionalisme. ABSTRACT In the context of building planning and development in the province of West Java, a container in the form of a building that can support the activities of the building user and can function as a government office is needed. The planned building is the Regional Development Planning Agency which applies the principles of functionalism architecture as a theme in designing the building. "Architecture Functionalism" is the theme of functionalist buildings by utilizing the functional aspects of all parts of the building and reflecting them in the building facade. All parts of the building have certain functions which are based on the potential of the site and issues that occur in the needs of government office buildings. In other words, the theme of the building "Architecture Functionalism" has a form of building that is based on functional needs in government offices, prioritizing the simplification of the previous style, aimed at the main functions of the building, minimal ornament, clear and connected bpundaries between spaces, and formed from simple vertical, horizontal, diagonal, lines, and follow the function ( form, follow, function). Keywords: Office, Government Office, Architecture Functionalism.

Penerapan Prinsip Arsitektur Fungsionalisme pada Rancangan

  • Upload
    others

  • View
    46

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penerapan Prinsip Arsitektur Fungsionalisme pada Rancangan

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur © Jurusan Arsitektur Itenas | No. 13 | Vol. 4

Februari 2020

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 1

Penerapan Prinsip Arsitektur Fungsionalisme pada

Rancangan Kantor Pemerintahan

BAPPEDA Provinsi Jawa Barat

Fatimah Zahra

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung

Email: [email protected]

ABSTRAK

Dalam rangka membangun perencanaan dan pembangunan di Provinsi Jawa Barat, maka dibutuhkan

sebuah wadah berupa bangunan yang dapat menunjang aktifitas pengguna bangunan dan dapat

berfungsi sebagai kantor pemerintahan. Bangunan yang direncanakan adalah bangunan Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) yang menerapkan prinsip arsitektur fungsionalisme

sebagai tema dalam merancang bangunannya. “Architecture Fungsionalism” merupakan tema bangunan

fungsionalis dengan memanfaatkan aspek fungsional dari semua bagian dari bangunan dan

mencerminkannya dalam fasade bangunan. Semua bagian dari bangunan mempunyai fungsi tertentu

yang didasari dari potensi-potensi tapak dan isu-isu yang terjadi dalam kebutuhan bangunan kantor

pemerintahan. Dengan kata lain, tema bangunan “Architecture Fungsionalism” memiliki bentuk

bangunan yang didasari dari kebutuhan fungsional pada kantor pemerintahan, mengutamakan

penyederhanaan dari gaya sebelumnya, ditujukan kepada fungsi utama bangunan, minim ornamen,

batas-batas antar ruang jelas dan saling terhubung, dan terbentuk dari garis-garis vertikal, horizontal,

diagonal yang sederhana dan mengikuti fungsi (form follow function)

Kata kunci: Kantor, Kantor Pemerintahan, Arsitektur Fungsionalisme.

ABSTRACT

In the context of building planning and development in the province of West Java, a container in the form

of a building that can support the activities of the building user and can function as a government office

is needed. The planned building is the Regional Development Planning Agency which applies the

principles of functionalism architecture as a theme in designing the building. "Architecture

Functionalism" is the theme of functionalist buildings by utilizing the functional aspects of all parts of the

building and reflecting them in the building facade. All parts of the building have certain functions which

are based on the potential of the site and issues that occur in the needs of government office buildings. In

other words, the theme of the building "Architecture Functionalism" has a form of building that is based

on functional needs in government offices, prioritizing the simplification of the previous style, aimed at

the main functions of the building, minimal ornament, clear and connected bpundaries between spaces,

and formed from simple vertical, horizontal, diagonal, lines, and follow the function ( form, follow,

function).

Keywords: Office, Government Office, Architecture Functionalism.

Page 2: Penerapan Prinsip Arsitektur Fungsionalisme pada Rancangan

Fatimah Zahra

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 2

1. PENDAHULUAN

Kota Bandung dalam perannya menjadi Ibu Kota Provinsi Jawa Barat berkembang menjadi kota yang

unggul dalam beberapa aspek, seperti politik, pemerintahan, keamanan, sosial, ekonomi, perindustrian

dan pendidikan. Hal tersebut tidak terlepas dari sebuah perencanaan dan pembangunan yang

dilaksanakan oleh pemerintahan Provinsi Jawa Barat, dimana Kantor Pemerintahan BAPPEDA

Provinsi Jawa barat adalah salah satu badan yang berperan dalam terbentuknya sebuah perencanaan

dan pembangunan di Provinsi Jawa Barat. Lokasi BAPPEDA Provinsi Jawa Barat terdapat di Jl. Ir. H.

Djuanda, Bandung. Lokasi dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Lokasi site Kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat

BAPPEDA Provinsi Jawa Barat dengan perannya dalam perencanan dan pembangunan di Provinsi

Jawa Barat memiliki sebuah visi tercapainya kualitas dan akuntabilitas [1], dimana visi nya sejalan

dengan sebuah kantor pemerintahan yang harus bekerja secara efektif, efisien, tertib, dan terbuka.

Tujuan dari proyek ini adalah (1) Memberikan wadah yang dapat menunjang kebutuhan urusan

pemerintah secara fungsional. (2) Menciptakan rancangan kantor pemerintahan yang efektif, efisien,

dan tertib melalui penerapan prinsip arsitektur fungsionalisme.

Metode yang diterapkan untuk merancang bangunan-bangunan pendidikan ini adalah mendekatkan

kembali dengan fungsi bangunan-bangunan itu sendiri, dimana efektifitas ruang menjadi dasar dalam

merancang bentuk, fungsi hingga fasade bangunan. Dalam menerapkan fungsional bangunan,

ditekankan untuk mengutamakan kebutuhan dari kantor pemerintahan, sebagai sinergi terhadap visi

dan misi dari BAPPEDA Provinsi Jawa Barat itu sendiri.

2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN

Tema yang diambil pada rancangan ini adalah “Architecture Functionalism” atau bisa disebut

Arsitektur Fungsionalisme. Arsitektur Fungsionalisme adalah salah satu gaya turunan dari

arsitektur modern, dimana dalam penerapannya mengutamakan fungsi dalam segi

perancangannya [2]. Gaya arsitektur fungsionalisme ini banyak digunakan pada bangunan, salah

satunya bangunan kantor pemerintahan (BAPPEDA) dimana peraturan daerah mewajibkan bangunan

kantor pemerintahan harus bekerja secara efektif, efisien, dan tertib yang berarti kantor pemerintahan

harus dapat menunjang segala aktifitas secara fungsional.

Kriteria-kriteria yang mempengaruhi Arsitektur Fungsionalisme adalah sebagai berikut :

Page 3: Penerapan Prinsip Arsitektur Fungsionalisme pada Rancangan

Penerapan Prinsip Arsitektur Fungionalisme pada Rancangan Kantor Pemerintahan

BAPPEDA Provinsi Jawa Barat

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 3

a. Mengikuti fungsi (form follow function).

b. Mengutamakan penyederhanaan dari gaya sebelumnya (klasik).

c. Ditujukan kepada fungsi utama bangunan.

d. Bentuk bangunan geometris dan jelas

e. Minim/anti ornament.

f. Batas–batas antar ruang jelas dan saling terhubung.

g. Terbentuk dari garis–garis vertikal, horizontal, dan diagonal yang

sederhana.

h. Dinding eksterior luas.

i. Berdasarkan 2 (dua) hal tersebut dapat disimpulkan bahwa arsitektur fungsional adalah arsitektur

yang mengutamakan fungsi dalam segi perancangannya [2].

2.2 Metoda Perancangan

a. Studi Literatur

Studi literatur berupa pencarian data terkait standar perancangan kantor pemerintah dan buku

panduan sesuai tema.

b. Survey Lokasi

Peninjauan lokasi tapak diperlukan agar mendapatkan data-data yang valid terkait keadaan tapak

pada situasi-situasi tertentu agar terjadi keselarasan antara bangunan dan tapak.

c. Studi Banding

Studi yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengenal lebih dalam pada bangunan sejenis

untuk mendapatkan gambaran-gambaran tentang arsitektural, struktur, dan fungsi dimana hal

tersebut dijadikan pertimbangan menuju arah perencanaan yang berhubungan dengan proyek

yang direncanakan.

d. Wawancara

Melakukan pertanyaan dengan pihak-pihak yang berkompeten/ pihak terkait untuk mendapatkan

masukan yang berguna di dalam proses perancangan

e. Studi Kasus

Dari studi kasus pada Kantor, dapat digunakan sebagai data perancangan di mana studi kasus ini

nantinya akan membandingkan dan mencari sebuah refrensi tentang perancangan yang akan

dilaksanakan.

f. Pengolahan dan Penyusunan Data

g. Data – data yang sudah terkumpul untuk kemudian diolah dan diproses guna mendapatkan

pedoman dalam perencanaan dalam pengerjaan bangunan kantor.

2.3 Transformasi Bentuk Kantor pemerintahan BAPPEDA Provinsi Jawa Barat menerapkan konsep Arsitektur Fungsionalisme

dimana pembagian zona nya dirancang secara fungsional.

Zonasi tapak terdiri dari 3 bagian besar yaitu;

a. Zona public meliputi Masjid BAPPEDA, Lobby utama yang berada pada tengah bangunan,

b. Zona privat adalah ruang – ruang kerja dan ruang rapat,

c. Zona semi publik merupakan zonasi yang terdapat ruang – ruang fasilitas pendukung

kantor seperti, kantin, dan perpustakaan, dan

d. Zona servis pada bagian belakang bangunan dan terkoneksi langsung dengan dapur kantin.

Konsep gubahan massa dibuat sesuai dengan kondisi iklim pada tapak, dan menerapkan kebutuhan

yang sesuai dengan fungsi kantor pemerintahan, salah satu isu yang diangkat mengenai kantor

pemerintahan ini yaitu konsep pemerintahan yang terbuka, dan untuk penerapan konsep fasad yang

menerapkan karakteristik terhadap prinsip arsitektur fungsionalisme. Berikut seperti pada gambar 2.

Page 4: Penerapan Prinsip Arsitektur Fungsionalisme pada Rancangan

Fatimah Zahra

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 4

Gambar 2. Gubahan masa

3. HASIL RANCANGAN

Hasil rangcangan arsitektural berisi tentang zonasi dalam tapak, pola sirkulasi dalam tapak, zonasi

dalam bangunan, orientasi massa bangunan, fasad bangunan, dan penerapan tema yang dijelaskan

sebagai berikut;

1. Luas Tapak adalah

9117 m2

2. Massa dibuat mengikuti bentuk

Tapak sebagai respon pada jalan

utama

3. Penerapan 2 buah fungsi

kebutuhan kantor area publik (biru)

dan Private (kuning)

4. Pemecahan massa dibagi menjadi zona-

zona sesuai fungsinya. Dihubungkan oleh

sirkulasi-sirkulasi untuk menghubugkan

dari setiap tempat ke tempat lainnya.

5. Penambahan area terbuka hijau

sebesar 52 % mengikuti rdtr Kota

Bandung.

6. Penambahan atap bangunan berbentuk

perisai untuk merespon iklom di Indonesia

yang tropis.

Page 5: Penerapan Prinsip Arsitektur Fungsionalisme pada Rancangan

Penerapan Prinsip Arsitektur Fungionalisme pada Rancangan Kantor Pemerintahan

BAPPEDA Provinsi Jawa Barat

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 5

3.1 Zonasi Dalam Tapak

Gambar 3. Zonasi masa bangunan

Dilihat pada Gambar 3. Zonasi dalam tapak yang memperlihatkan peruntukan bagian-bagian didalam

tapak.

3.2 Pola Sirkulasi Dalam Tapak

Pintu masuk site terbagi menjadi tiga, yang pertama adalah pintu masuk kedalam tapak dan

keluar tapak melalui jalan Ir.H.Djuanda, dan yang ketiga adalah pintu masuk kendaraan

servis. Sirkulasi kendaaran umum, dan pejalan kaki berada di pintu masuk tapak yaitu Jl. Ir.

H. Djuanda. Sirkulasi kendaraan dirancang agar dapat menampung berbagai kendaraan pada

tapak sesuai dengan pengunjung dan staff yang datang seperti motor, dan mobil, sirkulasi juga

dirancang agar tidak terjadi sirkulasi silang. Sedangkan untuk kebutuhan servis dapat di akses

dari Jl. Dago Asri agar tidak mengganggu kebutuhan publik. Pola sirkulasi dalam tapak dapat

dilihat pada Gambar 4.

Keterangan :

1. Pedestrian

2. Lapangan Upacara

3. Masuk Basement

4. Keluar Basement

5. Drop Off

6. Main Entrance

7. Side Entrance

8. Kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat

9. Utility Room

10. Service Area

Masuk Site

Keluar Site

Gambar 4. Pola sirkulasi dalam tapak

Page 6: Penerapan Prinsip Arsitektur Fungsionalisme pada Rancangan

Fatimah Zahra

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 6

3.3 Pola Sirkulasi Dalam Banguna

Pembagian zona dalam bangunan terbagi menjadi 3 zona yaitu zona publik, privasi, dan service

Gambar 5. Zonasi denah lantai basement

Pada lantai basement dapat dilihat pada Gambar 5. terdapat 59 parkir mobil dan 118 parkir motor,

semua kendaraan terparkir di basement. Lantai basement ini juga menjadi area untuk service seperti

ruang reservoar bawah, ruang kontrol, Gudang, dan ruang-ruang penunjang fasilitas pagawai seperti

supir, karyawan dan satpam. Terdapat juga lobby & tangga yang dapat menghubungkan ke area lantai

1 BAPPEDA Provinsi Jawa Barat.

Gambar 6. Zonasi denah lantai 1

Pada Gambar 6. diatas merupakan lantai dasar BAPPEDA Provinsi Jawa Barat terdapat fungsi publik

seperti lobby, lounge ruang pamer, masjid dan ruang makan. Untuk perpustakaan, ruang humas,

operation room, ruang laktasi, penitipan anak, dan poliklinik masuk ke dalam area private karna

kebutuhan fungsi yang tidak dapat diakses oleh semua orang. Dan untuk Area service pada lantai dasar

terdiri dari toilet, ruang panel, ruang office boy, gudang arsip utama dan ruang photocopy.

Keterangan :

Area Publik

Area Private

Area Service

Area Hijau/RTH

Keterangan :

Area Publik

Area Private

Area Service

Area Hijau/RTH

Page 7: Penerapan Prinsip Arsitektur Fungsionalisme pada Rancangan

Penerapan Prinsip Arsitektur Fungionalisme pada Rancangan Kantor Pemerintahan

BAPPEDA Provinsi Jawa Barat

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 7

Gambar 7. Zonasi denah lantai 2

Pada Gambar 7. diatas merupakan zonning lantai 2 yang kebutuhan fungsinya sudah didominasi oleh

area private. Area private ini berfungsi sebagai ruang kerja bidang, ruang rapat sidang ukuran sedang,

ruang kepala badan, dan ruang komite perencana. Area ini merupakan area yang private karena hanya

dapat diakses oleh staff-staff yang bekerja di BAPPEDA Provinsi Jawa Barat.

Pada Gambar 8. diatas merupakan zonning lantai 3 yang kebutuhan fungsinya hamper sama dengan

fungsi di lantai 2 yang didominasi area private. Area private di lantai 3 ini berfungsi sebagai ruang

kerja bidang dan ruang sidang pleno. Ruang sidang pleno ini dapat berfungsi sebagai ruang rapat yang

besar untuk menampung 150 orang kepala dinas di Jawa Barat. Area ini merupakan area yang private

karena hanya dapat diakses oleh staff-staff dan stakeholder terkait.

Keterangan :

Area Publik

Area Private

Area Service

Area Hijau/RTH

Keterangan :

Area Publik

Area Private

Area Service

Area Hijau/RTH

Gambar 8. Zonasi denah lantai 3

Page 8: Penerapan Prinsip Arsitektur Fungsionalisme pada Rancangan

Fatimah Zahra

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 8

3.4 Fasad Bangunan

Fasad bangunan hasil rancangan kurang lebih sesuai dengan konsep yang direncanakan. Fasad

didominasi oleh bidang horizontal dan transparan untuk memanfaatkan cahaya alami bagi ruang-ruang

kerja bidang juga sebagai view untuk para pegawai yang bekerja.

Untuk bagian tengah bangunan, fasad dibuat berbeda sebagai bentuk interpertasi bangunan utama

yang melayani kebutuhan publik, ruang kepala, dan ruang sidang pleno. Fasad bangunan didominasi

oleh material bata merah tempel untuk memberikan kesan warm/hangat sebagai kantor pemerintahan

yang biasa kaku dan formal.

Untuk desain fasad jendela, bentuk kusen dibuat melengkung dibagian atas untuk menyeimbangkan

bangunan fungsional yang terkesan kaku, namun tidak meninggalkan kesan formal karena tetap

mengadaptasikan bidang vetikal sebagai bentuk bangunan kantor pemerintahan. Berikut gambaran

tampak secara visual dapat dilihat pada Gambar 9. untuk Tampak depan bangunan dan Gambar 10.

untuk Tampak Samping.

Gambar 9. Fasad bangunan bagian utara

Gambar 10. Fasad bangunan bagian selatan

3.5 Penerapan Konsep Interior

Konsep interior yang diterapkan pada bangunan adalah konsep transparansi, dalam interaksi sesuai

dengan konsep pemerintah yaitu open government, pemerintahan harus memiliki keterbukaan

informasi antara satu dengan yang lain, maka material yang digunakan pada interior menggunakan

partisi kaca, untuk memunculkan kesan transparansi antar staff dengan kepala bidang atau kepala

BAPPEDA dan untuk memaksimalkan cahaya alami ke dalam ruangan seperti pada Gambar 11.

Page 9: Penerapan Prinsip Arsitektur Fungsionalisme pada Rancangan

Penerapan Prinsip Arsitektur Fungionalisme pada Rancangan Kantor Pemerintahan

BAPPEDA Provinsi Jawa Barat

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 9

Gambar 11. Interior ruang lobby, ruang kerja staf dan ruang rapat bidang

4. SIMPULAN

Kantor Pemerintahan BAPPEDA Provinsi Jawa Barat merupakan badan yang mengurus urusan

perencanaan dan pembangunan di Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut tidak terlepas dari sebuah wadah

berupa kantor pemerintahan yang dapat mendukung aktifitas pengguna dalam urusan pemerintah.

terkait hubungan fungsi dan kebutuhan dari sebuah kantor pemerintahan adalah hal yang paling utama,

maka penerapan prinsip tema arsitektur fungsionalisme dirasa cocok dalam merancang bangunan

Kantor Pemerintahan BAPPEDA Provinsi Jawa Barat ini. dimana rancangan bentuk bangunan didasari

dari kebutuhan fungsional pada kantor pemerintahan dan memiliki keunggulan dalam memanfaatkan

potensi-potensi tapak yang ada. Sehingga diharapkan kantor pemerintahan BAPPEDA Provinsi Jawa

Barat dapat bekerja secara tertib, efektif, dan efisien sesuai dengan fungsinya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] BAPPEDA Provinsi Jawa Barat http://bappeda.jabarprov.go.id/

[2] Sumalyo, Yulianto. 2005. Arsitektur Modern Akhir Abad XIX Dan Abad XX Edisi Ke 2. Jakarta.

UGM Press .