14
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Nomor 3, Desember 2013 1 PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Ratna Purwati Prodi PGSD, Jurusan Pedagogik, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia Rochdi Simon dan Ade Rohayati 1 Abstrak: Penerapan Pendekatan Realistic Mathematic Education Pada Pembelajaran Matematika Materi Pokok Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pendekatan Realistic Mathematic Education serta hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tiga siklus. Hasil Penelitian menunjukan perolehan nilai kognitif siswa pada siklus I mencapai 67,73 meningkat pada siklus II menjadi 76,92 dan pada siklus III mencapai 82,76. Dan perolehan nilai afektif siswa pada siklus I mencapai 64,90%, siklus II meningkat menjadi 71,85% dan siklus III mencapai 77,08%. Kata Kunci: Realistic Mathematic Education, hasil belajar. Abstract: Implementation of The Realistic Mathematic Education Approach on Learning Mathematic to Increase Student’s Learning Achievement The aim of the research is to describe teacher’s competence in planning and implementation of the realistic mathematic education and student’s learning achievement. This research used classroom action research, in three cycles. The techniques of collecting data were observation and test. The result of research indicated the score of cognitive in cycle I got 67,73, increase in cycle II became 76,92 and in cycle III got 82,76. And the score of affective in cycle I got 64,90%, in cycle II increase became 71,85% and cycle III got 77,08%. Keyword: Realistic Mathematic Education, Learning Achievement. 1 Penulis Penanggung Jawab

PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC · PDF fileMatematika Materi Pokok Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. ... pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi Belajar

  • Upload
    voliem

  • View
    215

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC · PDF fileMatematika Materi Pokok Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. ... pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi Belajar

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Nomor 3, Desember 2013

1

PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Ratna Purwati

Prodi PGSD, Jurusan Pedagogik, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia

Rochdi Simon dan Ade Rohayati1

Abstrak: Penerapan Pendekatan Realistic Mathematic Education Pada Pembelajaran

Matematika Materi Pokok Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan

pendekatan Realistic Mathematic Education serta hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tiga siklus. Hasil Penelitian menunjukan perolehan nilai

kognitif siswa pada siklus I mencapai 67,73 meningkat pada siklus II menjadi 76,92 dan pada

siklus III mencapai 82,76. Dan perolehan nilai afektif siswa pada siklus I mencapai 64,90%, siklus

II meningkat menjadi 71,85% dan siklus III mencapai 77,08%.

Kata Kunci: Realistic Mathematic Education, hasil belajar.

Abstract: Implementation of The Realistic Mathematic Education Approach on Learning

Mathematic to Increase Student’s Learning Achievement The aim of the research is to describe teacher’s competence in planning and implementation of the

realistic mathematic education and student’s learning achievement. This research used classroom

action research, in three cycles. The techniques of collecting data were observation and test. The

result of research indicated the score of cognitive in cycle I got 67,73, increase in cycle II became

76,92 and in cycle III got 82,76. And the score of affective in cycle I got 64,90%, in cycle II

increase became 71,85% and cycle III got 77,08%.

Keyword: Realistic Mathematic Education, Learning Achievement.

1 Penulis Penanggung Jawab

Page 2: PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC · PDF fileMatematika Materi Pokok Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. ... pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi Belajar

Ratna Purwanti, Penerapan Pendekatan Realistic Mathematic Education

pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

2

PENDAHULUAN

Di dalam Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.20

Tahun 2003, disebutkan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.

Seiring dengan pengertian

tersebut, disebutkan pula di dalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan

nasional No.20 Tahun 2003, bahwa

pendidikan harus mampu menjamin

pemerataan kesempatan pendidikan,

peningkatan mutu serta relevansi dan

efisiensi manajemen pendidikan untuk

menghadapi tantangan sesuai dengan

tuntutan perubahan kehidupan lokal,

nasional dan global sehingga perlu

dilakukan pembaharuan pendidikan

secara terencana, terarah, dan

berkesinambungan. Oleh sebab itu

kurikulum disusun oleh satuan

pendidikan untuk memungkinkan

penyesuaian program pendidikan dengan

kebutuhan dan potensi yang ada di daerah

yang disebut dengan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan.

Salah satu mata pelajaran dalam

KTSP yaitu Matematika. Matematika

merupakan ilmu universal yang

mendasari perkembangan teknologi

modern, mempunyai peran penting dalam

berbagai disiplin dan memajukan daya

pikir manusia. Mata pelajaran

Matematika perlu diberikan kepada

semua siswa mulai dari sekolah dasar

untuk membekali siswa dengan

kemampuan berpikir logis, analitis,

sistematis, kritis, dan kreatif, serta

kemampuan bekerjasama.

Dalam kurikulum 2006

(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran

matematika agar siswa mempunyai

kemampuan yaitu : (1) Memahami

konsep matematika, menjelaskan

keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep algoritma,

secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,

dalam pemecahan masalah; (2)

Menggunakan penalaran pada pola dan

sifat, melakukan manipulasi matematika

dan membuat generalisasi, menyusaun

bukti, atau menjelaskan gagasan dan

pernyataan matematika; (3) Memecahkan

masalah yang meliputi kemampuan

memahami masalah, merancang model

matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh; (4)

Mengkomunikasikan gagasan dengan,

simbol, tabel diagram, atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau

masalah; (5) Memiliki sikap menghargai

kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian,

dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya

diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan data yang diperoleh

tentang nilai ulangan harian siswa kelas

V dalam menyelesaikan soal matematika

menunjukan ada 20 anak yang tidak bisa

mencapai KKM dan 17 anak yang sudah

mencapai KKM dengan rata-rata nilai

matematika siswa kelas V adalah 51,38

belum mencapai KKM. Ini membuktikan

bahwa siswa dalam satu kelas belum

terampil dalam menyelesaikan soal

pecahan dan memahami materi pecahan

dengan baik

Permasalahan-permasalahan

tersebut mengindikasikan bahwa proses

pembelajaran matematika masih

memerlukan inovasi dan pengembangan

model, pendekatan atau metode

pembelajaran yang dapat mengaktifkan

siswa dalam menemukan konsep dan

memudahkan guru dalam pencapain

tujuan pembelajaran. Melalui pendekatan

Realistic Mathematic Education, siswa

dapat membangun pengetahuan sendiri

Page 3: PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC · PDF fileMatematika Materi Pokok Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. ... pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi Belajar

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Nomor 3, Desember 2013

3

melalui interaksi guru dan siswa dengan

hal-hal yang konkrit berupa

permasalahan yang dapat dibayangkan

oleh siswa, selanjutnya dengan hal-hal

semi konkrit berupa gambar-gambar,

denah ataupun grafik, dan pada akhirnya

menuju pada konsep pembelajaran yang

akan diberikan kepada siswa berupa

lambang-lambang.

Pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik adalah suatu

pendekatan pembelajaran yang tidak

selalu menitikberatkan pada

permasalahan sehari-hari tetapi lebih

mengacu pada fokus Pendidikan

Matematika Realistik dalam

menempatkan penekanan penggunaan

suatu situasi yang dapat dibayangkan

oleh siswa. Jadi, pembelajaran

matematika dengan pendekatan realistik

pada dasarnya adalah pemanfaatan realita

atau lingkungan yang dipahami peserta

didik untuk memperlancar proses

pembelajaran matematika sehingga dapat

mencapai tujuan pendidikan matematika

secara lebih baik dari pada masa yang

lalu (Soedjadi, 2001: 2)

Adapun lima karakteristik PMR

menurut Soedjadi (dalam Fauzi, 2002:

19) dalam blog Taufik di

http://ofiick.blogspot.com/2012/11/pemb

elajaran-konsep-dasar-

matematika.html?m=10 adalah sebagai

berikut.

1. Menggunakan masalah kontekstual

(the use of context)

Pembelajaran diawali dengan

menggunakan masalah kontekstual

(dunia nyata), tidak dimulai dari

sistem formal. Masalah kontekstual

yang diangkat sebagai topik awal

pembelajaran harus merupakan

masalah sederhana yang “dikenal”

oleh siswa. Melalui penggunaan

konteks, siswa dilibatkan secara aktif

untuk melakukan kegiatan eksplorasi

permasalahan. Hasil eksplorasi siswa

tidak hanya bertujuan untuk

menemukan jawaban akhir dari

permasalahan yang diberikan, tetapi

juga diarahkan untuk

mengembangkan berbagai strategi

penyelesaian masalah yang bias

digunakan.

Menurut Kaiser dalam De

Lange, 1987 (Wijaya, 2012: 22)

manfaat lain penggunaan konteks di

awal pembelajaran adalah “untuk

meningkatkan motivasi dan

ketertarikan siswa dalam belajar

matematika”.

2. Menggunakan model (use models,

bridging by vertical instruments)

Istilah model berkaitan

dengan model situasi dan model

matematika yang dikembangkan

sendiri oleh siswa, sebagai jembatan

antara level pemahaman yang satu ke

level pemahaman yang lain dengan

menggunakan instrumen-instrumen

vertikal seperti model-model, skema-

skema, diagram-diagram, simbol-

simbol dan sebagainya.

Hal yang perlu dipahami dari

kata “model” adalah bahwa “model”

tidak merujuk pada alat peraga.

“Model” merupakan suatu alat

“vertikal” dalam matematika yang

tidak bisa dilepaskan dari proses

matematisasi (yaitu matematisasi

horizontal dan matematisasi vertikal)

karena model merupakan tahapan

proses transisi level informal menuju

level matematika formal (Wijaya,

2012: 22)

3. Menggunakan kontribusi siswa

(students contribution)

Kontribusi yang besar pada

proses pembelajaran diharapkan

datang dari siswa, artinya semua

pikiran (konstruksi dan produksi)

siswa diperhatikan. Menurut Wijaya

(2012: 22) karakteristik ketiga dari

pendidikan matematika realistik ini

tidak hanya bermanfaat dalam

membantu siswa memahami konsep

matematika, tetapi juga sekaligus

Page 4: PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC · PDF fileMatematika Materi Pokok Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. ... pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi Belajar

Ratna Purwanti, Penerapan Pendekatan Realistic Mathematic Education

pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

4

mengembangkan aktivitas dan

kreativitas siswa

4. Interaktivitas (interactivity)

Mengoptimalkan proses

pembelajaran melalui interaksi siswa

dengan siswa, siswa dengan guru dan

siswa dengan sarana dan prasarana

merupakan hal yang penting dalam

pembelajaran Realistic Mathematic

Education, sampai proses konstruksi

yang dilakukan siswa dengan siswa,

siswa dengan guru diperoleh sehingga

interaksi tersebut bermanfaat.

5. Terintegrasi dengan topik lainnya

(intertwining)

Struktur dan konsep

matematika saling berkaitan, oleh

karena itu keterkaitan dan

keterintegrasian antar topik (unit

pelajaran) harus dieksplorasi untuk

mendukung terjadinya proses

pembelajaran yang lebih bermakna.

Adapun kelebihan dan kelemahan

menurut Suwarsono (2001) dalam blog

Taufik di

http://ofiick.blogspot.com/2012/11/pemb

elajaran-konsep-dasar-

matematika.html?m=10 adalah sebagai

berikut.

1. PMR memberikan pengertian yang

jelas dan operasional kepada siswa

tentang keterkaitan antara matematika

dengan kehidupan sehari-hari dan

kegunaan matematika pada umumnya

bagi manusia.

2. PMR memberikan pengertian yang

jelas dan operasional kepada siswa

bahwa matematika adalah suatu

bidang kajian yang dikonstruksi dan

dikembangkan sendiri oleh siswa.

3. PMR memberikan pengertian yang

jelas dan operasional kepada siswa

bahwa cara penyelesaian suatu soal

atau masalah tidak harus tunggal dan

tidak harus sama antara orang yang

satu dengan orang yang lain. Setiap

orang dapat menemukan atau

menggunakan cara sendiri, asalkan

orang itu bersungguh-sumgguh dalam

mengerjakan soal atau masalah

tersebut. Dengan membandingkan

cara penyelesaian yang satu dengan

yang lain akan dapat diperoleh cara

penyelesaian yang paling tepat.

4. PMR memberikan pengertian yang

jelas dan operasional kepada siswa

bahwa dalam mempelajari

matematika, proses pembelajaran

merupakan sesuatu yang utama, dan

untuk mempelajari matematika orang

harus menjalani proses itu dan

berusaha untuk menemukan sendiri

konsep-konsep matematika, dengan

bantuan pihak lain yang sudah lebih

tahu (guru). Tanpa kemauan untuk

menjalami sendiri proses tersebut,

pembelajaran yang bermakna tidak

akan terjadi

Belajar dan pembelajaran

merupakan proses yang memiliki sebuah

tujuan yakni perubahan tingkah laku,

dimana seseorang yang memiliki

perubahan tingkah laku tersebut berupa

pengetahuan, kecakapan dan

keterampilan dan sebagainya, sehingga

seseorang tersebut telah berhasil

melakukan pembelajaran. Perubahan

tingkah laku tersebut merupakan hasil

belajar. Seperti yang dikemukakan oleh

Menurut Oemar Hamalik dalam

Munawar di

http://indramunawar.blogspot.com/2009/

06/hasil-belajar-pengertian-dan-

definisi.html hasil belajar adalah sebagai

berikut.

Bila seseorang telah belajar

akan terjadi perubahan tingkah

laku pada orang tersebut,

misalnya dari tidak tahu menjadi

tahu, dan dari tidak mengerti

menjadi mengerti. Hasil belajar

adalah suatu penilaian akhir dari

proses dan pengenalan yang telah

dilakukan berulang-ulang. Serta

akan tersimpan dalam jangka

waktu lama atau bahkan tidak

akan hilang selama-lamanya

Page 5: PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC · PDF fileMatematika Materi Pokok Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. ... pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi Belajar

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Nomor 3, Desember 2013

5

karena hasil belajar turut serta

dalam membentuk pribadi

individu yang selalu ingin

mencapai hasil yang lebih baik

lagi sehingga akan merubah cara

berpikir serta menghasilkan

perilaku kerja yang lebih baik.

Namun, hasil belajar yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah

nilai atau skor yang diperoleh siswa kelas

V setelah proses pembelajaran melalui tes

matematika pada materi pecahan dengan

penerapan pendekatan Realistic

Mathematic Education (RME) dan proses

pembelajaran yaitu pada ranah afektif

siswa.

Seperti yang dikemukakan oleh

Benyamin Bloom dalam (Sudjana, 2011:

22) mengklasifikasikan hasil belajar

menjadi tiga ranah, yaitu : (1) domain

kognitif (pengetahuan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi),

(2) domain afektif berkenaan dengan

sikap (penerimaan, jawaban, penilaian,

organisasi, dan internalisasi), dan (3)

domain psikomotor berkenaan dengan

hasil belajar keterampilan (gerakan

refleks, ketrampilan gerakan dasar,

kemampuan perseptual, keharmonisan,

gerakan keterampilan kompleks, dan

gerakan ekspresif dan interpretatif)

Sedangkan hasil belajar menurut

Mujiono dan Dimyati dalam Widayati

(2012) adalah “hasil proses belajar yang

diperoleh siswa berupa angka- angka atau

skor, setelah diberikannya tes hasil

belajar pada setiap akhir pembelajaran”.

Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar

merupakan kemampuan yang dimiliki

siswa yang dinyatakan dengan skor yang

diperoleh melalui serangkaian tes hasil

belajar setelah pembelajaran.

METODE

Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode penelitian tindakan

kelas (PTK), yang terdiri dari tiga siklus.

Dalam penelitian tindakan kelas ini

peneliti mengadopsi model yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Mc

Taggart. Model ini menurut Kemmis dan

Mc Taggart dalam Kunandar (2012: 75-

76) mencakup empat komponen, yaitu :

perencanaan (planning), tindakan

(action), pengamatan (observation), dan

refleksi (reflection). Siklus prosedur

penelitian ini dapat divisualisasikan

sebagai berikut :

Gambar 1.

Model Siklus PTK dari Kemmis dan

Taggart

(Sumber. Proposal Skripsi, Meidiana P,

2012)

Penelitian ini dilaksanakan di

SDN 3 Cibodas Kp.Cibodas, Desa

Suntenjaya, Kecamatan Lembang,

Kabupaten Bandung Barat. Adapun

subyek dalam penelitian ini adalah siswa

kelas VA SDN 3 Cibodas pada semester

2 tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah

siswa 37 yang terdiri dari laki-laki 18

orang dan perempuan 19 orang. Nilai

Page 6: PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC · PDF fileMatematika Materi Pokok Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. ... pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi Belajar

Ratna Purwanti, Penerapan Pendekatan Realistic Mathematic Education

pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

6

rata-rata kelas yang diharapkan adalah 80

dengan persentase ketuntasan 80%.

Secara keseluruhan, penelitian

tindakan kelas ini berlangsung selama

lima bulan, mulai bulan Februari sampai

Juni tahun 2013, dengan jadwal sebagai

berikut :

Tabel 1.

Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

No Kegiatan Pelaksanaan

1 Observasi

awal

25 Februari-10

Maret 2013

2 Pembuatan

Proposal

11-31 Maret 2013

3 Pembuatan

Instrumen

22 April-10 Mei

2013

4 Pelaksanaan

Penelitian

Siklus I

Siklus II

Siklus III

15 dan 16 Mei

2013

24 Mei 2013

29 Mei 2013

5 Pengolahan

dan Analisis

Data

30 April – 9 Mei

2013

6 Penyusunan

Laporan

Hasil

Penelitian

10 – 28 Juni 2013

Data dikumpulkan melalui teknik

observasi dan tes. Instrumen penelitian

yang digunakan adalah lembar observasi

aktivitas guru dan siswa, lembar

observasi afektif siswa, lembar kerja

siswa dan lembar soal pre-test dan post-

test berbentuk essay (uraian).

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Temuan Hasil Penelitian Siklus I

Pada tahap perencanaan siklus I

untuk tindakan I dan II ini dituangkan

dalam bentuk rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) dengan mengacu

pada langkah-langkah pembelajaran

pendekatan matematika realistik dengan

standar kompetensi (SK) : 5.

Menggunakan pecahan dalam pemecahan

masalah dan kompetensi dasar (KD) : 5.1

menjumlahkan dan mengurangkan

berbagai bentuk pecahan dengan materi

penjumlahan pecahan berpenyebut sama

untuk tindakan I dan materi penjumlahan

pecahan berpenyebut beda. Pembelajaran

ini dirancang dengan alokasi waktu 3 x

35 menit. Indikator yang digunakan

mencakup kemampuan kognitif

pengetahuan (C1) dan pemahaman (C2).

Selain RPP guru mempersiapakan: media

pembelajaran (jeruk, roti tawar dan kertas

lipat), lembar kerja siswa, lembar

observasi aktivitas guru dan siswa,

lembar observasi afektif siswa serta soal

pre-test dan post-test.

Dalam pelaksanaan pembelajaran,

guru melakukan kegiatan pembelajaran

seperti yang terdapat dalam RPP, yang

meliputi kegiatan awal, kegiatan inti

(eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi)

dan kegiatan penutup. Untuk hasil belajar

siswa pada siklus I berdasarkan hasil nilai

ulangan dan post-test di siklus I, maka

diperoleh data sebagai berikut:

1. Skor post-test tertinggi yaitu 100 dan

skor post-test terendah yaitu 18

2. Perolehan gain ternormalisasi dalam

pembelajaran siklus I yaitu 0,45

dengan kategori sedang.

3. Nilai rata-rata siswa pada observasi

awal mencapai 49,68. Sedangkan

pada post-test perolehan rata-rata

kelas mencapai 67,73

4. Dari data hasil observasi awal siklus I

menunjukan 12 siswa atau 32,43%

siswa dinyatakan tuntas (lulus) dan

sisanya sebanyak 25 siswa atau

67,57% siswa dinyatakan belum

lulus.

5. Dari data hasil post-test siklus I

menunjukan 26 siswa atau 70,27%

siswa dinyatakan tuntas (lulus) dalam

post-test dan sisanya sebanyak 11

siswa atau 29,73% siswa dinyatakan

belum lulus dalam post-test

Page 7: PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC · PDF fileMatematika Materi Pokok Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. ... pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi Belajar

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Nomor 3, Desember 2013

7

Gambar 2.

Grafik Peningkatan Hasil Rata-rata Nilai

Ulangan dan Post-test Siklus I

Dari hasil belajar kognitif siswa

terlihat adanya peningkatan dari pra

siklus ke siklus I, terlihat dari nilai rata-

rata kelas dan ketuntasan belajar. Pada

masa pra siklus nilai rata-rata siswa

mencapai 49,68, sedangkan pada post-

test perolehan rata-rata kelas mencapai

67,73. Untuk ketuntasan belajar pada

pra siklus menunjukan 12 siswa atau

32,43% siswa dinyatakan tuntas (lulus)

dan sisanya sebanyak 25 siswa atau

67,57% siswa dinyatakan belum lulus,

sedangkan pada siklus I menunjukan 26

siswa atau 70,27% siswa dinyatakan

tuntas (lulus) dalam post-test dan sisanya

sebanyak 11 siswa atau 29,73% siswa

dinyatakan belum lulus dalam post-test.

Sedangkan untuk ketercapaian

hasil belajar siswa pada ranah afektif

ditunjukan pada tabel berikut ini.

Tabel 2.

Hasil Belajar Aspek Afektif

Siswa Siklus I

No Aspek Ranah

Afektif

Persentase Ket

1 Bersungguh-

sungguh dalam

menemukan

75,23% Baik

strategi

penyelesaian

masalah dengan

melakukan tanya

jawab dengan

guru.

2 Dengan inisiatif

sendiri, siswa

mencari sumber

lain selain yang

digunakan oleh

guru dalam

menyelesaikan

soal.

58,5% Cukup

3 Siswa

mengerjakan soal

sesuai dengan

petunjuk

pengerjaan pada

LKS.

65,33% Cukup

4 Siswa memeriksa

kembali hasil

pekerjaan

kelompoknya.

60,56% Cukup

Data yang disajikan pada tabel

menunjukan bahwa rata-rata ranah afektif

siswa telah mencapai kategori cukup.

Sementara, hasil observasi aktivitas guru

dan siswa pada siklus I mencapai 85%

dan 77,8%. Berdasarkan hasil

pengamatan dari proses pembelajaran

hingga hasil tes siklus I dtemukan

kekurangan yang terjadi selama proses

pembelajaran untuk dijadikan refleksi

(perbaikan) dalam perencanaan siklus II.

Refleksi kegiatan siklus I sebagai berikut:

1. Pada tindakan II guru tidak

mengabsen siswa

2. Guru harus selalu melihat kesiapan

belajar siswa dan memotivasi siswa

untuk mengikuti pembelajaran

3. Alokasi waktu dperhatikan kembali

agar kegiatan pembelajaran dapat

berjalan sesuai dengan rencana dan

siswa tidak banyak mengeluh ingin

cepat selesai.

49,68

67,73

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Nilai UlanganPost-test Siklus I

Nil

ai

Rata

-rata

Hasil Belajar Kognitif

Page 8: PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC · PDF fileMatematika Materi Pokok Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. ... pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi Belajar

Ratna Purwanti, Penerapan Pendekatan Realistic Mathematic Education

pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

8

4. Ketika suasana kelas tidak terkontrol

(gaduh), guru harus memiliki cara

agar kelas kembali kondusif.

5. Pada tindakan kedua kesiapan siswa

dalam belajar masih kurang

konsentrasi, setelah diberikan

permainan konsentrasi oleh guru,

sebagian besar siswa sudah siap untuk

belajar.

6. Ketika guru memberikan masalah

kontekstual, beberapa siswa yang

duduknya berada paling belakang

banyak yang asik mengobrol sendiri,

tidak memperhatikan penjelasan guru.

Sehingga hanya 3 orang siswa yang

mampu memahami masalah

kontekstual dan menjawab dengan

benar.

7. Siswa masih perlu bimbingan untuk

menemukan pemecahan masalah,

karena siswa sudah terbiasa langsung

diberikan rumus. Sehingga siswa

sedikit kebingungan ketika

dihadapkan pada suatu masalah yang

harus dipecahkan sendiri.

8. Pada saat mengerjakan LKS secara

berkelompok, sebagian besar siswa

acuh tak acuh dalam kelompok dan

sering melakukan aktivitas diluar

diskusi kelompok bahkan ada yang

berpindah kelompok.

9. Suasana kelas tidak terkontrol

disebabkan karena beberapa

kelompok tidak mengerti dengan

LKS yang diberikan guru. Hal ini

dapat terjadi karena tidak

mendengarkan instruksi dari guru.

10. Media yang digunakan kurang

variatif dan melibatkan siswa yang

duduk didepan saja. Bagi siswa yang

duduk dibelakang kurang dapat

perhatian dari peneliti

2. Temuan Hasil Penelitian Siklus II

Pada tahap perencanaan siklus II

ini dituangkan dalam bentuk rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan

mengacu pada langkah-langkah

pembelajaran pendekatan matematika

realistik dengan standar kompetensi (SK)

: 5. Menggunakan pecahan dalam

pemecahan masalah dan kompetensi

dasar (KD) : 5.1 menjumlahkan dan

mengurangkan berbagai bentuk pecahan

dengan materi pengurangan pecahan

berpenyebut sama dan materi pegurangan

pecahan berpenyebut beda. Pembelajaran

ini dirancang dengan alokasi waktu 3 x

35 menit. Indikator yang digunakan

mencakup kemampuan kognitif

pengetahuan (C1) dan pemahaman (C2).

Selain RPP guru mempersiapakan: media

pembelajaran (jeruk, roti tawar dan

mika), lembar kerja siswa, lembar

observasi aktivitas guru dan siswa,

lembar observasi afektif siswa serta soal

pre-test dan post-test.

Dalam pelaksanaan pembelajaran,

guru melakukan kegiatan pembelajaran

seperti yang terdapat dalam RPP, yang

meliputi kegiatan awal, kegiatan inti

(eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi)

dan kegiatan penutup. Untuk hasil belajar

siswa pada siklus II berdasarkan hasil

nilai ulangan dan post-test di siklus I,

maka diperoleh data sebagai berikut:

a. Skor post-test tertinggi yaitu 100 dan

skor post-test terendah yaitu 34

b. Perolehan gain ternormalisasi dalam

pembelajaran siklus II yaitu 0,46

dengan kategori tinggi.

c. Nilai rata-rata siswa pada siklus I

mencapai 67,73. Sedangkan pada

post-test perolehan rata-rata kelas

meningkat menjadi 76,92.

d. Dari data hasil siklus I menunjukan

26 siswa atau 70,27% siswa

dinyatakan tuntas (lulus) dan pada

sikus II ketuntasan belajar siswa

meningkat menjadi 78,37% atau 29

siswa dinyatakan tuntas (lulus) dalam

post-test.

e. Sedangkan siswa yang tidak tuntas

belajar atau belum mencapai KKM

berkurang dari 11 siswa atau 29,73%

pada siklus I menjadi 8 siswa atau

21,67% siswa dinyatakan belum lulus

dalam post-test.

Page 9: PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC · PDF fileMatematika Materi Pokok Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. ... pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi Belajar

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Nomor 3, Desember 2013

9

Gambar 3.

Grafik Peningkatan Hasil Belajar kognitif

Siklus I dan Siklus II

Dari hasil belajar kognitif siswa

terlihat adanya peningkatan dari siklus I

ke siklus II, terlihat dari nilai rata-rata

kelas dan ketuntasan belajar. Pada siklus

I nilai rata-rata siswa mencapai 67,73,

sedangkan pada post-test siklus II

perolehan rata-rata kelas mencapai 76,92.

Untuk ketuntasan belajar pada siklus I

menunjukan 26 siswa atau 70,27% siswa

dinyatakan tuntas (lulus) dan sisanya

sebanyak 11 siswa atau 29,73% siswa

dinyatakan belum lulus, sedangkan pada

siklus II meningkat menjadi 29 siswa

atau 78,73% siswa dinyatakan tuntas

(lulus) dalam post-test dan sisanya

sebanyak 8 siswa atau 21,67% siswa

dinyatakan belum lulus dalam post-test.

Sedangkan untuk ketercapaian

hasil belajar siswa pada ranah afektif

ditunjukan pada tabel berikut ini.

Tabel 3.

Hasil Belajar Aspek Afektif

Siswa Siklus II

No Aspek Ranah

Afektif

Persentase Ket

1 Bersungguh-

sungguh

dalam

77,24% Baik

menemukan

strategi

penyelesaian

masalah

dengan

melakukan

tanya jawab

dengan guru.

2 Dengan

inisiatif

sendiri, siswa

mencari

sumber lain

selain yang

digunakan

oleh guru

dalam

menyelesaikan

soal.

64,36% Cukup

3 Siswa

mengerjakan

soal sesuai

dengan

petunjuk

pengerjaan

pada LKS.

70,62% Cukup

4 Siswa

memeriksa

kembali hasil

pekerjaan

kelompoknya.

75,2% Baik

Sementara, hasil observasi

aktivitas guru dan siswa pada siklus I

mencapai 95% dan 95%. Berdasarkan

hasil pengamatan dari proses

pembelajaran hingga hasil tes siklus I

dtemukan kekurangan yang terjadi

selama proses pembelajaran untuk

dijadikan refleksi (perbaikan) dalam

perencanaan siklus II. Refleksi kegiatan

siklus I sebagai berikut:

a. Perbaikan RPP pembelajaran agar

lebih baik pada siklus III terutama

dalam langkah pembelajaran dan

pengelolaan kelas meliputi

menggunakan media konkret dan

pengerjaan LKS.

67,73 76,92

020406080

100

Siklus

I

Siklus

IINil

ai

Rata

-rata

Hasil Belajar Kognitif

Page 10: PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC · PDF fileMatematika Materi Pokok Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. ... pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi Belajar

Ratna Purwanti, Penerapan Pendekatan Realistic Mathematic Education

pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

10

b. Penggunaan media yang lebih mudah

dipahami siswa agar pembelajaran

lebih bermakna.

c. Guru lebih efisien lagi dalam

menggunakan waktu pada saat kerja

kelompok mengerjakan LKS,

sehingga siswa dapat melakukan

diskusi kelompok dan menyimpulkan

hasil diskusi

d. Guru memberi perhatian merata

untuk semua kelompok. Sehingga

siswa yang tidak mengerjakan tugas

dapat terkontrol

e. Ketika melakukan pergaan dengan

menggunakan media konkret, guru

sebaiknya membimbing siswa dan

memberikan penjelasan lebih jelas

dengan menggunakan bahasa anak

yang mudah dipahami.

f. Jarak antara siklus sebaiknya tidak

terlalu jauh, agar siswa mudah

mengingat pelajaran sebelumnya.

3. Temuan Hasil Penelitian Siklus III

Pada tahap perencanaan siklus III

ini dituangkan dalam bentuk rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan

memperhatikan kekurangan-kekurangan

pada RPP siklus I sehingga bisa lebih

baik dari siklus II. Standar kompetensi

untuk siklus III adalah (SK) : 5.

Menggunakan pecahan dalam pemecahan

masalah dan kompetensi dasar (KD) : 5.1

mengalikan dan membagi berbagai

bentuk pecahan dengan materi perkalian

berbagai bentuk pecahan. Pembelajaran

ini dirancang dengan alokasi waktu 3 x

35 menit. Indikator yang digunakan

mencakup kemampuan kognitif

pengetahuan (C1) dan pemahaman (C2).

Selain RPP guru mempersiapakan: media

pembelajaran (jeruk, roti tawar dan

mika), lembar kerja siswa, lembar

observasi aktivitas guru dan siswa,

lembar observasi afektif siswa serta soal

pre-test dan post-test.

Dalam pelaksanaan pembelajaran,

guru melakukan kegiatan pembelajaran

seperti yang terdapat dalam RPP, yang

meliputi kegiatan awal, kegiatan inti

(eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi)

dan kegiatan penutup. Untuk hasil belajar

siswa pada siklus II berdasarkan hasil

nilai ulangan dan post-test di siklus I,

maka diperoleh data sebagai berikut:

a. Skor post-test tertinggi yaitu 100 dan

skor post-test terendah yaitu 30

b. Perolehan gain ternormalisasi dalam

pembelajaran siklus I yaitu 0,72

dengan kategori tinggi.

c. Nilai rata-rata siswa pada siklus II

adalahi 76,92. Sedangkan pada post-

test siklus III perolehan rata-rata kelas

meningkat menjadi 82,76 sesuai

dengan harapan peneliti.

d. Dari data hasil siklus II menunjukan

29 siswa atau 78,37% siswa

dinyatakan tuntas (lulus) dan pada

sikus III ketuntasan belajar siswa

meningkat menjadi 83,78% atau 31

siswa dinyatakan tuntas (lulus) dalam

post-test.

e. Sedangkan siswa yang tidak tuntas

belajar atau belum mencapai KKM

berkurang dari 8 siswa atau 21,67%

pada siklus II, menjadi 6 siswa atau

16,22% siswa dinyatakan belum lulus

dalam post-test.

Gambar 4.

Grafik Peningkatan Hasil Belajar kognitif

Siklus II dan Siklus III

Dari hasil belajar kognitif siswa

terlihat adanya peningkatan dari siklus I

ke siklus II, terlihat dari nilai rata-rata

kelas dan ketuntasan belajar. Pada siklus

II nilai rata-rata siswa mencapai 76,92,

sedangkan pada post-test siklus III

perolehan rata-rata kelas mencapai 82,76.

Untuk ketuntasan belajar pada siklus II

76,92 83,78

020406080

100

Siklus

I

Siklus

IINil

ai

Ra

ta-r

ata

Hasil Belajar Kognitif

Page 11: PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC · PDF fileMatematika Materi Pokok Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. ... pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi Belajar

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Nomor 3, Desember 2013

11

menunjukan 29 siswa atau 78,73% siswa

dinyatakan tuntas (lulus) dan sisanya

sebanyak 8 siswa atau 21,67% siswa

dinyatakan belum lulus, sedangkan pada

siklus II meningkat menjadi 31 siswa

atau 83,78% siswa dinyatakan tuntas

(lulus) dalam post-test dan sisanya

sebanyak 6 siswa atau 16,22% siswa

dinyatakan belum lulus dalam post-test.

Sedangkan untuk ketercapaian

hasil belajar siswa pada ranah afektif

ditunjukan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.

Hasil Belajar Aspek Afektif

Siswa Siklus II

No Aspek Ranah

Afektif

Persentase Ket

1 Bersungguh-

sungguh

dalam

menemukan

strategi

penyelesaian

masalah

dengan

melakukan

tanya jawab

dengan guru.

82,16% Baik

2 Dengan

inisiatif

sendiri, siswa

mencari

sumber lain

selain yang

digunakan

oleh guru

dalam

menyelesaika

n soal.

70,36% Cukup

3 Siswa

mengerjakan

soal sesuai

dengan

petunjuk

pengerjaan

pada LKS.

76,52% Baik

4 Siswa

memeriksa

kembali hasil

79,28% Baik

pekerjaan

kelompoknya.

Sementara, hasil observasi

aktivitas guru dan siswa pada siklus I

mencapai 95% dan 95%. Berdasarkan

hasil pengamatan dari proses

pembelajaran hingga hasil tes siklus III,

observer mengidentifikasikan hal-hal

yang terjadi selama proses pembelajaran

kegiatan siklus III sebagai berikut:

a. Penggunaan media sudah lebih

menarik dan dipahami siswa, namun

dalam pemberian soal yang

menggunakan media dikemas lebih

efisien.

b. Pada saat kerja kelompok

mengerjakan LKS, guru harus

memberikan petunjuk lebih jelas

sehingga siswa dapat melakukan

diskusi kelompok dan menyimpulkan

hasil diskusi

c. Guru memberi perhatian merata

untuk semua kelompok. Sehingga

siswa yang tidak mengerjakan tugas

dapat terkontrol

d. Ketika melakukan pergaan dengan

menggunakan media konkret, guru

sebaiknya membimbing siswa dan

memberikan penjelasan lebih jelas

dengan menggunakan bahasa anak

yang mudah dipahami.

Meskipun masih ada kekurangan

yang harus diperbaiki, namun pada siklus

III ini peneliti sudah mencapai target

yang diharapkan. Maka penelitian

dilakukan sampai siklus III.

Pembahasan Penelitian 1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran

menjadi bagian yang cukup penting untuk

menciptakan pembelajaran yang

kondusif. Untuk itu perencanaan setiap

siklus disusun secara sistematis. RPP

yang disusun dalam penelitian ini

mengacu pada langkah-langkah dan

prinsip pendekatan matematika realistik

dengan menggunakan masalah

Page 12: PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC · PDF fileMatematika Materi Pokok Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. ... pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi Belajar

Ratna Purwanti, Penerapan Pendekatan Realistic Mathematic Education

pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

12

kontekstual sebagai awal permulaan dari

pembelajaran. Perubahan lebih terlihat

dari persiapan guru dalam mengajar

terutama penggunaan media

pembelajaran yang lebih variatif,

menarik, dan mudah dipahami siswa.

Perubahan juga dilakukan alam RPP

dengan merubah langkah kegiatan inti

agar sesuai dengan alokasi waktu dan

tercapai target dari peneliti. Perubahan

perencanaan dari setiap setiap siklus

berdasarkan hasil observasi dan refleksi

ini memberikan hasil pembelajaran yang

semakin meningkat dari setiap siklusnya.

Sehingga peneliti dapat mencapai target

hasil belajar yang diharapkan.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran,

guru pada dasarnya sudah melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan langkah-

langkah dan prinsip pendekatan

matematika realistik. Namun dalam

pelaksanaannya masih terdapat

kekurangan yang dialami oleh peneliti

sebagai perbaikan untuk tindakan

selanjutnya. Pelaksanaan aktivitas guru

dan siswa selama pembelajaran ini

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

dari hasil post-test baik siklus I, II

maupun siklus III. Pelaksanaan aktivitas

guru dan siswa merupakan merupakan

hasil observasi dari observer. Dari hasil

observasi dapat dilihat secara

keseluruhan proses pembelajaran baik

aktivitas guru maupun siswa sudah baik

dan mengalami peningkatan dari siklus I,

II hingga siklus III.

3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa

a. Hasil Belajar Kognitif

Berdasarkan data yang diperoleh

pada pembelajaran di siklus I, II, dan III,

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

kognitif siswa yang ditunjukan melalui

nilai post-test pada setiap siklus

mengalami peningkatan yang signifikan

setelah dilakukan tindakan dengan

penerapan pendekatan matematika

realistik. Peningkatan hasil belajar siswa

ditunjukkan melalui rata-rata nilai post-

test yang meningkat pada setiap siklus.

Pada siklus I, nilai rata-rata siswa hanya

mencapai 67.73, namun di siklus ke II

mengalami peningkatan menjadi 76.92.

Setelah dilakukan pembelajaran yang

lebih baik dengan perbaikan-perbaikan

dari siklus I dan II, hasil belajar siswa

pun kembali meningkat menjadi 82.76.

Begitupun dengan skor gain

ternormalisasi <g> di setiap siklus yang

mengalami peningkatan berdasarkan hasil

pre-tes dan post-test. Di siklus I, gain

ternormalisasi mencapai 0,45 dengan

kategori sedang, di siklus II mencapai

0,46 dengan kategori sedang dan

meningkat pada siklus III menjadi 0,72

dengan kategori tinggi.

Hasil Belajar siswa pun

ditunjukkan dengan siswa yang telah

mencapai KKM pada setiap

pembelajaran. KKM pada pembelajaran

matematika di SDN 3 Cibodas adalah 58.

Di siklus I siswa yang lulus KKM hanya

mencapai 25 siswa, namun pada siklus II

meningkat menjadi 29 siswa. Sedangkan

di siklus III terjadi peningkatan yang

cukup signifikan, 32 siswa telah lulus

KKM.

Dalam pembelajaran pada siklus

ke I hingga siklus ke III ini, pembelajaran

matematika dikemas kedalam situasi

belajar yang menuntut siswa menemukan

dan mengkonstruksi konsep matematika

yang bermanfaat dalam membantu siswa

memahami konsep matematika. Hal

tersebut sejalan dengan karakteristik

pendidikan matematika realistik yaitu

pemanfaat hasil konstruksi siswa menurut

Treffers (dalam Wijaya, 2012)

mengemukakan bahwa:

Matematika tidak diberikan kepada

siswa sebagai suatu produk yang siap

dipakai tetapi sebagai suatu konsep

yang dibangun oleh siswa. Hasil Kerja

dan konstruksi siswa selanjutnya

digunakan untuk landasan

pengembangan konsep matematika.

Page 13: PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC · PDF fileMatematika Materi Pokok Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. ... pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi Belajar

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Nomor 3, Desember 2013

13

Begitupun dengan adanya

penerapan lima karakteristik pendekatan

matematika realistik yang dijadikan

landasan dalam langkah-langkah

pembelajaran matematika ini secara tidak

langsung mempermudah siswa dalam

memahami suatu konsep dengan

sistematis. Dalam pembelajaran ini guru

telah menerapkan lima karakteristik

tersebut sesuai yang telah dikemukakan

Treffers (dalam Wijaya, 2012), yaitu :

1. Menggunakan masalah kontekstual

(the use of context)

2. Menggunakan model (use models,

bridging by vertical instruments)

3. Menggunakan kontribusi siswa

(students contribution)

4. Interaktivitas (interactivity)

5. Terintegrasi dengan topik lainnya

(intertwining)

b. Hasil Belajar Afektif

Indikator hasil belajar pada ranah

afektif mencakup ketekunan dan

ketelitian siswa dalam mengerjakan LKS

yang diuraikan kedalam empat aspek.

Pada aspek tekun meliputi : A)

Bersungguh-sungguh dalam menemukan

strategi penyelesaian masalah dengan

melakukan tanya jawab dengan guru, B)

Dengan inisiatif sendiri, siswa mencari

sumber lain selain yang digunakan oleh

guru dalam menyelesaikan soal. Dan

pada aspek tekun meliputi: C) Siswa

mengerjakan soal sesuai dengan petunjuk

pengerjaan pada LKS, D) Siswa

memeriksa kembali hasil pekerjaan

kelompoknya. Maka dapat teramati

bahwa hasil belajar afektif siswa di setiap

siklusnya pada setiap aspek dan

keseluruhan aspek semakin baik dan

meningkat. Rata-rata pada aspek A, B, C,

dan D di siklus I berturut-turut adalah

78.21% dengan kategori baik, 64.40%

dengan kategori cukup, 70.82% dengan

kategori baik dan 71.68% dengan

kategori baik. Sedangkan rata-rata

seluruh aspek pada siklus I mencapai

64.90% dengan kategori cukup, pada

siklus II meningkat menjadi 71.85%

dengan kategori cukup, dan pada siklus

III meningkat menjadi 77.08% dengan

kategori baik.

Maka dari itu, berdasarkan hasil

yang telah diuraikan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa penerapan

pendekatan matematika realistik dapat

dikatakan efektif sebagai upaya

meningkatkan hasil belajar kognitif siswa

dalam mata pelajaran matematika

khusunya pada materi pokok operasi

hitung pecahan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan dapat disimpulkan bahwa

perencanaan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan Realistic

Mathematic Education sudah baik hingga

siklus III dengan mengacu pada KTSP.

Terlihat pada penggunaan media

pembelajaran yang mudah dipahami

siswa, lembar observasi guru dan siswa

yang sesuai dengan tahapan-tahapan

dalam RPP, dan lembar kerja siswa serta

tes evaluasi yang sesuai SK dan KD.

Pelaksanaan pembelajaran dengan

pendekatan Realistic Mathematic

Education pada materi pokok pecahan

dikelas V sudah terlaksana dengan baik

berdasarkan hasil observasi pada siklus I,

II, dan III dengan mengacu pada tahapan-

tahapan pendekatan Realistic Mathematic

Education. Peningkatan hasil belajar

matematika sudah mencapai target

peneliti dengan peningkatan dari siklus I,

II, dan III berdasarkan hasil belajar

kognitif dan afektif siswa. Pada siklus I

rata-rata hasil belajar kognitif siswa

mencapai 67,73, siklus II meningkat

menjadi 76,92 dan siklus III mencapai

82,76. Sedangkan untuk rata-rata ranah

afektif siswa di siklus I mencapai

64,90%, pada siklus II meningkat

menjadi 71,85% dan siklus III mencapai

77,08%. Selain itu terdapat pula

peningkatan ketuntasan belajar siswa

pada setiap siklus. Pada siklus I terdapat

Page 14: PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC · PDF fileMatematika Materi Pokok Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. ... pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi Belajar

Ratna Purwanti, Penerapan Pendekatan Realistic Mathematic Education

pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

14

25 siswa atau 70,27% yang tuntas belajar,

siklus II terdapat 29 siswa atau 78,73

yang tuntas belajar dan pada siklus III

terdapat 32 siswa atau 86,49% yang

tuntas.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. et al. (2009). Penelitian

Tindakan Kelas. Jakarta:Bumi

Aksara.

Depdiknas. (2006). KTSP SD/MI.

Jakarta: Depdiknas

Kunandar. (2008). Langkah Mudah

Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta

: Rajawali Pers.

Munawar, I. (2009). Hasil Belajar

Pengertian dan Definisi. [Online].

Tersedia :

http://indramunawar.blogspot.com/20

09/06/hasil-belajar-pengertian-dan-

definisi.html [14 November 2012]

Prihardina, M. (2012). Penerapan Model

Pembelajaran Learning Cycle Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Kelas V Pada Pembelajaran IPA

Materi Pokok Sifat-Sifat Cahaya.

Skripsi pada Program Pendidikan

Guru Sekolah Dasar FIP UPI.

Bandung: Tidak Diterbitkan

Taufik. (2012). Pembelajaran Konsep

Dasar Matematika. [online]. Tersedia

:

http://ofiick.blogspot.com/2012/11/pe

mbelajaran-konsep-dasar-

matematika.html?m=10 [24 Februari

2013]

Wijaya, A. (2012). Pendidikan

Matematika Realistik. Yogyakarta:

Graha Ilmu