Author
dinhthien
View
222
Download
3
Embed Size (px)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA
PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS 2
SMA NEGERI COLOMADU
TAHUN 2010/2011
Oleh:
FELI FIRDIANAWATI
K 7407180
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 7 Februari 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Siswandari, M.Stats Sri Sumaryati, S.Pd., M.Pd
NIP. 19590201 198503 2 002 NIP. 19691229 200501 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal : Maret 2011
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang tanda tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd
Sekretaris : Drs. Sukirman, MM
Anggota I : Prof. Dr. Siswandari, M.Stats
Anggota II : Sri Sumaryati, S.Pd., M.Pd
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.
NIP 1316581653
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Feli Firdianawati.K7407180.PENERAPAN PADA PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA MATA PELAJARAN
AKUNTANSI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI COLOMADU TAHUN
AJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari. 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model
pembelajaran kooperatif jigsaw dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa
akuntansi kelas XI IPS 2 SMA Negeri Colomadu tahun ajaran 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan strategi siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2
SMA Negeri Colomadu yang berjumlah 40 siswa. Obyek penelitian pada
penelitian tindakan ini adalah aktivitas siswa yaitu keaktifan siswa ketika
bertanya, berdiskusi dan mengerjakan soal selama proses pembelajaran. Sumber
data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain informan, lokasi,
peristiwa, dokumen dan arsip. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua
siklus, masing masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu (1) perencanaan
tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi dan (4) refleksi.
Setiap siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, alokasi waktu masing-masing
pertemuan 6 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan aktivitas siswa pembelajaran akuntansi melalui penerapan
metode pembelajaran jigsaw. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator
sebagai berikut: (1) Peningkatan keaktifan bertanya 15% (dari 75% pada siklus 1
menjadi 90% pada siklus 2) (2) Peningkatan kerjasama siswa dalam diskusi
sebesar 25% (dari 70% pada siklus 1 menjadi 95% pada siklus 2) (3) Peningkatan
pencapaian hasil belajar sebesar 17,5% (dari 75% pada siklus 1 menjadi 92,5%).
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Peningkatan tertinggi terjadi pada kerjasama siswa, karena dalam
pembelajaran jigsaw ini, dituntut kerjasama kelompok untuk diskusi dan siswa
yang memiliki nilai yang bagus memberikan informasi ke siswa lain.
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Feli Firdianawati. K7407180. THE APPLICATION OF JIGSAW MODEL
OF COOPERATIVE LEARNING APPROACH TO IMPROVE THE
STUDENT ACTIVITY IN ACCOUNTING LEARNING IN XI IPS 2
GRADERS OF SMA NEGERI COLOMADU IN THE SCHOOL YEAR OF
2010/2011. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta
Sebelas Maret University, February. 2011.
The objective of research is to find out the application of jigsaw model of
cooperative learning approach in the attempt of improving the accounting student
activity in XI IPS 2 Graders of SMA Negeri Colomadu in the school year of
2010/2011.
This study employed a classroom action research (CAR) approach using
cycle strategy. The subject of research was XI IPS 2 Graders of SMA Negeri
Colomadu consisting of 40 students. The object of research in this action research
was the student activity, that is, the student activeness in asking question,
discussion, and working on the problem during learning process. This study was
carried out in collaboration between the researcher, class teacher and involving
student participation. The data source employed in this action research included
informant, location, event, document and archive. The research process was
carried out in two cycles, each of which consists of four stages: (1) planning, (2)
acting, (3) observing and interpreting, and (4) reflecting. Each cycle was carried
out in 3 meetings, with time allotment 6 x 45 minutes for each meeting.
Considering the research conducted, it can be concluded that there is an
increase in student activity in accounting learning through the application of
jigsaw learning method. It is reflected by several indicators, as follows: (1) the
increase in asking question activeness is 15% (from 75% in cycle 1 to 90% in
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cycle 2); (2) the increase in student cooperation in discussion is 25% (from 70%
in cycle 1 to 95% in cycle 2); and (3) the increase in learning achievement is
17.5% (from 75% in cycle 1 to 92.5% in cycle 2), the score before
implementation is 67.75, while after implementation it increases to 80.12 in cycle
I and 86.2 in the end of cycle II. The highest increase occurs in student
cooperation, because in this jigsaw learning, the group cooperation in discussion
is required and the student with good mark gives information to other students.
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO:
Tak peduli bagaimana pun gelapnya permulaan, pandang ke depan dengan optimis! Lihat semua kemungkinan-kemungkinan karena sukses selalu ada di
sana, menanti kita datang. Optimis dan Berjuang ! (Andri Wongso)
Dengan berbagi kepada orang lain, entah itu perhatian, spirit, doa, materi, tenaga atau apa pun kepada orang yang membutuhkan, pasti kita akan merasa happy.
(Andri Wongso)
Ambilah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan, ambilah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan, ambilah waktu untuk mencintai & dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan, ambilah
waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju surga. (Penulis)
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk :
Ibuku Budi Sulistyowati dan Bapakku Sutafir yang tercinta yang selalu mendoakanku dan memberi dukungan terus menerus
Kakakku Faya dan saudara kembarku Fela yang selalu memberi motivasi, doa dan memacuku menyelesaikan skripsi ini
Hakasa, Irwan, Ms Salim, Trahari, Tina, Yeri, Santi, Erna, Ryza, Bunga, Mey, Sawega, Alfi yang tersayang bersama kalian kita bisa sharing dan memperkaya
ilmu.
Teman-teman FKIP Akuntansi tetap semangat dan jangan menyerah.
Teman-teman Bougenvil semua yang tersayang yang memberikan pengalaman yang berharga.
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberi
kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama
pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dan berbagai
pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan
izin penulisan skripsi;
2. Drs. Saiful Bachri, M. Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan izin penulisan skripsi;
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., Ketua Program Pendidikan Ekonomi Akuntansi
yang telah memberikan izin penulisan skripsi;
4. Prof. Dr. Siswandari, M.Stats, pembimbing I dan Sri Sumaryati, S.Pd.,
M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan
dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan
dengan lancar;
5. Drs.Ngadiman, M.Si., Pembimbing Akademik, yang telah memberikan
arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Pendidikan
Ekonomi Akuntansi FKIP UNS;
6. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Ekonomi Akuntansi yang
secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis;
7. Drs. Sukarni, M.Hum., Kepala Sekolah SMA Negeri Colomadu, yang
telah memberikan izin penelitian di SMA Negeri Colomadu;
8. Dra.Siti Nurhayati., Guru Pamong SMA Negeri Colomadu, yang telah
memberikan arahan dan bimbingan selama penelitian, sehingga dapat
terselesaikan dengan baik;
9. Siswa-siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri Colomadu tahun ajaran
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2010/2011 yang menjadi subjek dalam penelitian penulis, terima kasih
sebesar-besarnya karena membantu dalam memperoleh data penelitian ini
dan dengan sukarela bersedia penulis wawancarai;
10. Rekan-Rekan Akuntansi 07 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
yang membantu dan memberikan kenangan selama menjadi mahasiswa
dan dalam menyelesaikan skripsi ini;
11. Berbagai pihak yang telah membantu penulis, yang tidak mungkin
penulis sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca.
Surakarta, Februari 2011
Penulis
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................................... i
PERSETUJUAN.............................................................................................................. ii
PENGESAHAN .............................................................................................................. iii
ABSTRAK .................................................................................................................... iv
MOTTO .................................................................................................................. viii
PERSEMBAHAN........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 3
D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 6
A. Landasan Teori ............................................................................................ 6
1. Hakikat Belajar ............................................................................................. 6
2. Model Pembelajaran Kooperatif .............................................................. 7
a. Hakikat Model Pembelajaran .............................................................. 7
b. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ............................................ 7
c. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran .............................. 8
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Macam Model Pembelajaran Kooperatif ............................................. 9
3. Metode Pembelajaran Jigsaw ................................................................ 14
a. Hakikat Metode Jigsaw ...................................................................... 14
b. Langkah-langkah Metode Jigsaw ...................................................... 14
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Jigsaw ........................................ 16
4. Hakikat Aktivitas ................................................................................... 17
a. Prinsip-prinsip Aktivitas ...................................................................... 17
b. Pengertian Aktivitas Siswa .................................................................. 17
5. Hakikat Akuntansi .................................................................................. 19
B. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 20
C. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 22
D. Hipotesis Tindakan .................................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................. 25
A. Tempat dan Waktu Penelitian436991 ........................................................ 25
B. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 26
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 29
D. Prosedur Penelitian .................................................................................... 31
E. Proses Penelitian ....................................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 35
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ....................................................................... 35
1. Riwayat Singkat ..................................................................................... 35
2. Keadaan Lingkungan Belajar ................................................................ 36
3. Visi dan Misi .......................................................................................... 37
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 02 SMA
Negeri Colomadu ....................................................................................... 38
C. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................... 39
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Pembahasan ............................................................................................... 55
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................................... 61
A. Simpulan .................................................................................................... 61
B. Implikasi .................................................................................................... 62
C. Saran .......................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 64
LAMPIRAN ................................................................................................................... 66
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Nilai Nilai Siswa Sebelum Dilaksanakan Siklus I ........................................................ 2
2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ......................................................... 26
3. Indikator Ketercapaian Aktivitas Siswa ...................................................................... 33
4. Profil Hasil Penelitian Siklus I .................................................................................... 55
5. Profil Hasil Penelitian Siklus II .................................................................................. 56
6. Profil Hasil Penelitian Siklus I dan II ......................................................................... 57
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Kerangka Pemikiran .................................................................................................... 22
2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................................................... 28
3. Grafik Hasil Penelitian Siklus I .................................................................................. 55
4. Grafik Hasil Penelitian Siklus II ................................................................................. 56
5. Grafik Hasil Penelitian Siklus I dan II ........................................................................ 57
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Dokumentasi Foto Wawancara Sebelum dan Sesudah Siklus dilakukan ................... 67
2. RPP Siklus I ............................................................................................................... 70
3.RPP Siklus II ................................................................................................................ 82
4. Catatan Lapangan ........................................................................................................ 91
5. Data Hasil Wawancara ................................................................................................ 92
6. Lembar Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar ..................................................... 103
7. Daftar Nilai Siswa ..................................................................................................... 107
8. Daftar Hadir Siswa .................................................................................................... 109
9. Perijinan ................................................................................................................. 111
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan
global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya.
Perkembangan dan perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya
peningkatan mutu pendidikan untuk mewujudkan masyarakat yang mampu
bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Salah satu upaya yang
ditempuh untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui peningkatan mutu
pendidikan di sekolah. Sekolah adalah bagian dari masyarakat yang merupakan
tempat bagi pembinaan SDM yang sesuai dengan perkembangan sains dan
teknologi. Berbicara tentang pembelajaran di sekolah, khususnya pembelajaran
akuntansi, tidak akan terlepas dari masalah-masalah yang terdapat di dalam
pembelajaran akuntansi tersebut.
Aktivitas siswa sangat mempengaruhi pada hasil belajar siswa. Ketika
dilakukan pengamatan di kelas XI IPS 2 SMA N Colomadu, terdapat aktivitas
siswa yang masih kurang, terdapat siswa yang masih malu-malu untuk bertanya,
selanjutnya siswa tidak mau berpendapat karena dianggap tidak penting,
kemudian siswa diberikan waktu untuk diskusi cenderung digunakan untuk
bersendau gurau, ketika memecahkan soal banyak siswa yang mengalami
kesulitan. Berdasarkan pengamatan di kelas, khususnya materi pokok akuntansi,
masih terdapat nilai-nilai yang belum tuntas dalam mengerjakan ulangan pada
tahun ajaran 2009/2010, sehingga hasil belajar yang diberikan sangat kurang dari
KKM sekolah yaitu dengan skor nilai 65.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Tabel 1. Nilai-nilai siswa sebelum dilaksanakan siklus I dibawah ini.
Skor nilai Jumlah Siswa
81-90 6 siswa
71-80 13 siswa
61-70 3 siswa
51-60 13 siswa
41-50 5 siswa
31-40 1 siswa
Disamping itu guru masih memberikan metode ceramah, memberikan tugas
kemudian memberikan tes akhir, begitulah aktivitas ini berjalan terus. Rutinitas
model pembelajaran seperti itu yang kemudian menimbulkan rasa bosan dan
sungkan untuk memperhatikan guru yang sedang mengajar. Untuk pemilihan
metode dan pendekatan yang digunakan seorang guru harus memperhatikan
tujuan pengajaran. Selain itu, guru dalam memilih metode harus juga
memperhatikan jenis atau sifat bahan pengajaran. Fasilitas pengajaran lengkap,
siap dipakai, dan sesuai dengan mata pelajaran akan memberikan dorongan serta
peluang kepada guru untuk memilih suatu strategi pengajaran dalam rangka
mengoptimalkan proses dan hasil belajar yang dicapai.
Model pembelajaran yang dapat dipilih dan digunakan untuk XI IPS 2
adalah kooperatif jigsaw, karena jigsaw dapat meningkatkan rasa solidaritas bagi
teman satu kelas di XI IPS 2 ini. Cara ini dipilih dengan pertimbangan karena
dengan metode jigsaw siswa dapat saling berdiskusi, berpikir, mengemukakan
pendapat, menganalisis pendapat teman, sehingga aktivitas siswa akan meningkat
terus menerus. Menurut Doantara Yasa (2008) dalam Indah Kusharyati (2009:16)
mengatakan keunggulan metode jigsaw adalah:
1. Memacu siswa untuk berpikir kritis 2. Memaksa siswa untuk membuat kata-kata yang tepat agar dapat
menjelaskan kepada teman yang lain 3. Diskusi yang terjadi tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu tapi semua
siswa dituntut menjadi aktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
4. Jigsaw dapat digunakan bersama strategi belajar yang lain 5. Jigsaw mudah dilakukan
Jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang
mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai pelajaran untuk
mencapai prestasi yang maksimal. Dalam metode belajar ini terdapat tahap-tahap
dalam penyelenggaraanya. Tahap pertama siswa dikelompokkan dalam bentuk
kelompok-kelompok kecil. Pembentukan kelompok-kelompok siswa tersebut
dapat dilakukan guru berdasarkan pertimbangan tertentu.
Dari uraian di atas, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan
judul : Penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif metode jigsaw untuk
meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran akuntansi kelas XI IPS SMA N
Colomadu tahun ajaran 2010/2011.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Masih rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari nilai Kriteria
Ketuntasan Minimum siswa SMAN Colomadu khususnya kelas XI IPS
2 yakni, pada tahun ajaran 2009/2010 semester 1 yakni, 65.
2. Kesulitan siswa SMA N Colomadu khususnya kelas XI IPS 2 dalam
memecahkan soal.
3. Interaksi antar guru & siswa, maupun interaksi antar siswa di SMA N
Colomadu khususnya kelas XI IPS 2 dalam pembelajaran yang masih
kurang.
4. Metode pembelajaran akuntansi di SMA N Colomadu untuk kelas XI
IPS 2 masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yakni
metode ceramah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti
dibatasi pada :
1. Subjek penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA N Colomadu
tahun ajaran 2010/2011. Jumlah seluruhnya 40 orang
2. Objek penelitian
Objek penelitian meliputi :
Aktivitas siswa, yang diukur adalah bertanya, diskusi dan
mengerjakan soal.
3. Model pembelajaran yang digunakan adalah jigsaw.
Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi
yang maksimal. Dalam model belajar ini terdapat tahap-tahap dalam
penyelenggaraannya. Tahap pertama siswa dikelompokkan dalam
bentuk kelompok-kelompok kecil. Pembentukan kelompok-kelompok
siswa tersebut dapat dilakukan guru berdasarkan pertimbangan
tertentu.
4. Materi penelitian :
Materi pelajaran akuntansi yang dijadikan sebagai objek penelitian
dikhususkan pada pokok bahasan Jurnal penyesuaian di SMA Negeri
Colomadu kelas XI IPS 2.
D.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
Apakah penerapan dengan pendekatan pembelajaran kooperatif metode jigsaw
dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran akuntansi pada siswa
kelas XI IPS 2 semester genap SMA N Colomadu tahun ajaran 2010/2011?
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan tujuan
penelitian ini,yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Mendeskripsikan penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif model
jigsaw dalam usaha meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran akuntansi
kelas XI IPS 2 semester genap SMA N Colomadu.
F.Manfaat Penelitian
1.Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan pengembangan
ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan dunia pendidikan terutama
dalam meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran akuntansi jenjang
Sekolah Menengah Atas
b. Untuk lebih mendukung teori-teori yang telah ada sehubungan dengan
masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
2.Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan
yang sudah peneliti dapatkan dari bangku kuliah selama ini.
2) Meningkatkan dan memantapkan wawasan ilmu pengetahuan peneliti
mengenai masalah aktivitas siswa.
b. Bagi sekolah
1) Sebagai masukan kepada pengajar akuntansi tentang penerapan metode
jigsaw dalam proses belajar mengajar untuk memacu motivasi siswa,
dengan tujuan siswa akan meraih prestasi belajar yang optimal.
2) Memberikan gambaran kepada pengajar akuntansi tentang arti pentingnya
pemberian metode jigsaw dalam latihan soal-soal yang berupa nilai.
c. Bagi peneliti lain
1) Dapat memberikan informasi tambahan kepada peneliti lain yang
membahas mengenai masalah yang sejenis.
2) Memberikan dorongan kepada peneliti lain agar dapat mendalami
permasalahan mengenai aktivitas siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Hakikat Belajar
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003, Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Pandangan seseorang tentang
belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakannya yang berhubungan dengan
belajar, dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar.
Ada beberapa definisi tentang belajar, antara lain dapat diuraikan sebagai
berikut menurut Slameto (2010:02) : Belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Menurut Sardiman A.M (2010:20) : (1) Cronbach memberikan
definisi : Learning is shown by a change in behavior as a result of experience,(2)
Harold Spears memberikan batasan : Learning is to observe, to read, to imitate, to
try something themselves, to listen, to follow direction, (3 ) Geoch, mengatakan :
Learning is a change in performance as a result of practise. Menurut Cronbach
dalam Agus Suprijono (2009:4) menyatakan bahwa Learning is to observe, to
read to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
kata lain bahwa belajar adalah mengamati, meniru, mencoba sesuatu, mendengar
dan mengikuti arah tertentu.
Jadi, berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses yang mengalami perubahan ke arah yang positif, baik itu
dalam bidang kognitif, afektif maupun psikomotorik.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
a.Hakikat Model pembelajaran
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada
tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai
pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan
memberi petunjuk kepada guru di kelas (Agus Suprijono, 2009:45-46)
b. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Drs. H. Isjoni (2010: 23) Pembelajaran kooperatif adalah suatu
model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan
belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk
mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang
tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli
pada yang lain. Model ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata
pelajaran dan berbagai usia. Dan menurut Robert E. Slavin (2010:41) mengatakan
bahwa terdapat dasar teoritis yang kuat untuk memprediksi bahwa metode-metode
pembelajaran kooperatif yang menggunakan tujuan kelompok dan tanggung
jawab individual akan meningkatkan pencapaian prestasi siswa.
Dalam Agus Suprijono (2009:11), Roger dan David Johson menyatakan
bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif.
Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran
kooperatif harus ditetapkan. Lima unsur tersebut adalah :
1) Positive interdependence (saling ketergantungan positif)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2) Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan) 3) Face to face promotive interaction (interaksi promotif) 4) Interpersonal skill (komunikasi setiap anggota) 5) Group processing (pemrosesan kelompok)
Positive interdependence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya
kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana
keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya.
Personal Responsibility, yaitu mengenai materi pelajaran dalam anggota
kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya, karena tujuan
dalam pembelajaran kooperatif adalah menjadikan setiap anggota kelompoknya
menjadi lebih kuat pribadinya.
Face to face promotive interaction, yaitu interaksi yang langsung terjadi
antar siswa tanpa adanya perantara, tidak adanya penonjolan kekuatan individu,
yang ada hanya pola interaksi dan perubahan yang bersifat verbal diantara siswa
yang ditingkatkan oleh adanya saling hubungan timbal balik yang bersifat positif
sehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran.
Interpersonal skill, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi,
mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang
efektif.
Group processing, yaitu tujuan terpenting yang diharapkan dapat dicapai
dalam pembelajaran kooperatif adalah siswa belajar keterampilan bekerjasama
dan berhubungan ini adalah keterampilan yang penting dan sangat diperlukan di
masyarakat.
Pada intinya, model pembelajaran kooperatif, didukung siswa yang
memiliki jiwa sosial dan tanggung jawab terhadap kelompoknya, sehingga dalam
menyelesaikan tugasnya dapat terselesaikan dengan cepat dan siswa lain juga
dapat sharing terhadap teman yang lebih pintar.
c.Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif untuk peran siswa,
menurut Jarolimek & Parker (1993) dalam Isjoni (2010:24) mengatakan
keunggulan model pembelajaran Kooperatif adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
1) saling ketergantungan yang positif 2) adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu 3) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas 4) suasana kelas yang rileks dan menyenangkan 5) terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru 6) memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.
Model pembelajaran kooperatif selain memiliki kelebihan seperti yang telah
disebutkan diatas juga mempunyai beberapa kelemahan. Isjoni (2010:25)
menuliskan beberapa keterbatasan pembelajaran kooperatif : (1) guru harus
mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih
banyak tenaga, pemikiran dan waktu, (2) agar proses pembelajaran berjalan
dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup
memadai, (3) selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan
topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, (4) saat diskusi kelas, terkadang
didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
d.Macam Model Pembelajaran Kooperatif
Terdapat macam-macam model pembelajaran kooperatif , menurut Agus
Suprijono (2009:101) yaitu: (1) Think Pair Share, (2) Numbered Heads Together,
(3) Group Investigation, (4) Two Stay Two Stray, (5) Make a Match, (6) Listening
Team, (7) Inside-Outside Circle, (8) Bamboo Dancing, (9) Point Counter Point,
(10) The Power of Two, (11) Listening Team, (12) Jigsaw.
1) Think Pair Share
Pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu
terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru
memberikan kesempatan kepada mereka memikirkan jawabannya. Selanjutnya
peserta didik berpasang-pasangan, dan guru memberikan kesempatan kepada
pasangan untuk diskusi. Diharapkan diskusi dapat memperdalam makna dari
jawaban yang telah dipikirkannya melalui intersubjektif dengan pasangannya.
Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan
seluruh kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2) Numbered Heads Together
Pembelajaran ini diawali guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok
kecil. Jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang
dipelajari.Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri dari 40 orang dan
terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka
tiap kelompok terdiri 8 orang. Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap kelompok diberi
nomor 1-8. Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa
pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Guru memberikan
kesempatan pada tiap-tiap kelompok. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok
menyatukan kepalanya Heads Together berdiskusi memikirkan jawaban
atas pertanyaan dari guru. Langkah berikutnya adalah guru memanggil peserta
didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok, untuk
menjawab pertanyaan guru.
3) Group Investigation
Pembelajaran dengan metode group investigation dimulai dengan
pembagian kelompok. Selanjutnya guru dan peserta didik memilih topik-topik
tertentu dengan permasalahan-permasalahan yang dapat dikembangkan dari
topik-topik. Kemudian kelompok beraktivitas dari mengumpulkan data,
analisis data, sintesis, hingga menarik kesimpulan. Langkah berikutnya adalah
presentasi hasil oleh masing-masing kelompok.
4) Two Stay Two Stray
Metode two stay two stray atau metode dua tinggal dua tamu. Pembelajaran
dengan metode itu diawali dengan pembagian kelompok. Setelah kelompok
terbentuk guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang
harus mereka diskusikan jawabannya. Setelah diskusi intrakelompok usai, dua
orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk
bertamu kepada kelompok yang lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat
tugas sebagai tamu mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu
kelompok. Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada
tamu tersebut. Yang bertugas sebagai tamu, wajib bertamu kesemua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
kelompok. Setelah selesai, semua kelompok membahas hasil kerja yang telah
mereka tunaikan.
5) Make a Match
Yang disiapkan pertama adalah kartu-kartu, yang berisi pertanyaan-
pertanyaan dan jawaban-jawaban. Kemudian guru membagi komunitas
menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama pembawa kartu-kartu pertanyaan,
kelompok kedua pembawa kartu-kartu jawaban, kelompok ketiga sebagai
kelompok penilai. Setelah dibagi, guru memberikan aba-aba agar kelompok
pertama bertemu dengan kelompok kedua saling bergerak mereke bertemu,
mencari pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok. Selesai disamakan
pertanyaan dan jawaban, kelompok penilai memberikan nilai apakah jawaban
dan pertanyaan cocok. Berdasarkan kondisi inilah guru memfasilitasi diskusi
untuk memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik
menginformasikan hal-hal yang mereka telah lakukan yaitu memasangkan
pertanyaan-jawaban dan melaksanakan penilaian.
6) Listening Team
Pembelajaran dengan metode listening team diawali dengan pemaparan
materi pembelajaran oleh guru. Selanjutnya guru membagi kelas menjadi
kelompok-kelompok. Misal, 40 orang dalam suatu kelas dibagi menjadi 4
kelompok.Kelompok pertama merupakan kelompok penanya, kelompok
kedua dan kelompok ketiga adalah kelompok penjawab. Kelompok kedua
merupakan kumpulan orang yang menjawab berdasarkan perspektif tertentu,
sementara kelompok ketiga adalah kumpulan orang yang menjawab perspektif
berbeda dengan kelompok kedua. Kelompok keempat adalah kelompok yang
bertugas mereview dan membuat kesimpulan dari hasil diskusi.
7) Inside-Outside Circle
Pembelajaran dengan metode inside-outside circle diawali dengan
pembentukan kelompok. Jika kelas terdiri dari 40 orang bagilah menjadi 2
kelompok besar. Tiap-tiap kelompok besar terdiri dari 2 kelompok lingkaran
dalam dengan jumlah anggota 10 dan kelompok lingkaran luar terdiri dari 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
orang. Anggota kelompok lingkaran dalam berdiri melingkar menghadap
keluar dan anggota kelompok lingkaran keluar berdiri menghadap ke dalam.
Sehingga anggota lingkaran luar dan dalam saling berhadapan. Setelah itu
guru memberikan tugas pada tiap-tiap pasangan. Karena dalam contoh ini ada
10 pasangan berarti ada 10 indikator pembelajaran. Setelah mereka
berdiskusi, guru meminta kepada anggota kelompok lingkaran dalam bergerak
berlawan arah dengan angota kelompok lingkaran luar. Setiap pergerakan itu
akan terbentuk pasangan-pasangan baru. Pasangan-pasangan ini wajib
memberikan informasi berdasarkan hasil diskusi dengan pasangan asal,
demikian seterusnya. Pergerakan baru dihentikan jika anggota kelompok
lingkaran dalam dan luar sebagai pasangan asal bertemu kembali. Hasil
diskusi di tiap-tiap kelompok besar tersebut diatas, kemudian dipaparkan
sehingga terjadilah diskusi antar-kelompok besar.
8) Bamboo Dancing
Pembelajaran dengan metode bamboo dancing serupa dengan metode inside
outside circle. Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Guru
bisa menuliskan topik tersebut di papan tulis atau dapat pula guru bertanya
jawab apa yang diketahui peserta didik mengenai topik itu. Kegiatan sumbang
saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif yang telah
dimiliki peserta didik agar lebih siap mengahadapi pelajaran yang baru.
Langkah-langkahnya sama dengan metode inside outside circle.
9) Point Counter Point
Langkah pertama metode pembelajaran point conter point adalah membagi
peserta didik ke dalam kelompok-kelompok. Kelompok saling berhadapan,
guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk merumuskan
argumentasi-argumentasi sesuai dengan perspektif yang dikembangkannya.
Selanjutnya tiap kelompok mulai berdebat, mintalah tanggapan, bantahan atau
koreksi dari kelompok lain. Di penghujung waktu guru membuat evaluasi
sehingga peserta didik dapat mencari jawaban sebagai titik temu dari
argumentasi-argumentasi yang telah mereka munculkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
10) The Power of Two
Diawali dengan mengajukan pertanyaan, guru meminta kepada peserta didik
secara perorangan untuk menjawab yang diterimanya. Setelah semua
menyelesaikan jawabannya, guru meminta kepada peserta didik mencari
pasangan. Setiap pasangan menyusun jawaban baru yang disepakati bersama.
Di akhir pelajaran guru membuat rumusan-rumusan rangkuman sebagai
jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan.
11) Listening Team
Langkah-langkah metode tim pendengar adalah: (1) Guru membagi peserta
didik menjadi 4 tim: tim A perannya sebagai penanya dan tugasnya
merumuskan pertanyaan, tim B perannya sebagai pendukung dan tugasnya
menjawab pertanyaan yang didasarkan pada poin-poin yang disepakati
(membantu dan menjelaskannya, mengapa demikian), tim C perannya
penentang dan tugasnya mengutarakan poin-poin yang tidak disetujui atau
tidak bermanfaat dan menjelaskan mengapa demikian, tim D berperan sebagai
penarik kesimpulan dan tugasnya menyimpulkan hasil. Kemudian penyaji
memaparkan laporan hasil penelitiannya, setelah selesai beri waktu kepada
tiap kelompok untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan perannya masing-
masing.
12) Jigsaw
Pembelajaran dengan metode jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang
akan dibahas. Guru menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka
ketahui mengenai topik tersebut. Guru membagi kelas menjadi kelompok-
kelompok lebih kecil. Jumlah kelompok bergantung pada jumlah konsep yang
terdapat pada jumlah konsep yang terdapat pada topik yang dipelajari. Apabila
ada 4 konsep, bila satu kelas ada 40 orang, maka setiap kelompok
beranggotakan 10 orang. Keempat kelompok itu disebut kelompok asal. Sesi
berikutnya, membentuk kelompok ahli. Setiap kelompok ahli mempunyai 10
anggota yang berasal dari masing-masing kelompok asal. Karena jumlah
anggota setiap anggota kelompok asal adalah 10 orang, maka aturlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
sedemikian rupa terpenting adalah di setiap kelompok ahli ada kelompok asal
yang berbeda-beda tersebut. Kemudian kelompok ahli diberikan kesempatan
untuk mendiskusikan masing-masing konsep. Setelah diskusi selesai, mereka
kembali ke kelompok asal. Setelah itu, berikan kesempatan untuk berdiskusi.
Kegiatan ini merupakan refleksi terhadap pengetahuan yang telah mereka
dapatkan dari hasil berdiskusi di kelompok ahli.
3. Metode Pembelajaran Jigsaw
a. Hakikat Metode Jigsaw
Dalam Isjoni (2010:57) menurut Aronson, jigsaw merupakan suatu kelompok kecil yang heterogen yang diberi nama tim jigsaw dan materi dibagi sebanyak kelompok menurut anggota timnya. Tiap-tiap tim diberikan satu set materi yang lengkap dan masing-masing individu ditugaskan untuk memilih topik mereka. Kemudian siswa dipisahkan menjadi kelompok ahli dan asal. b. Langkah-langkah Metode Jigsaw
Menurut Anita Lie (2010:69-70), langkah-langkah metode jigsaw adalah:
1) Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi dua bagian.
2) Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru.
3) Siswa dibagi dalam kelompok berempat. 4) Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama,
sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian seterusnya.
5) Kemudian, siswa disuruh membaca/mengerjakan bagian mereka masing-masing.
6) Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca/dikerjakan masing-masing. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
7) Kemudian dilakukan diskusi seluruh kelas. Apabila yang dikerjakan konsep materi cukup sulit, siswa bisa membentuk kelompok para ahli. Siswa berkumpul dengan siswa lain yang mendapatkan bagian yang sama dari kelompok lain. Mereka bekerjasama mempelajari bagian tersebut. Kemudian masing-masing siswa kembali ke kelompoknya sendiri dan membagikan apa yang telah dipelajarinya kepada rekan-rekan dalam kelompoknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Menurut Agus Suprijono (2009:89-91), langkah-langkah metode jigsaw
adalah: Pembelajaran dengan metode jigsaw diawali dengan pengenalan topik
yang akan dibahas. Guru menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka
ketahui mengenai topik tersebut. Guru membagi kelas menjadi kelompok-
kelompok lebih kecil. Jumlah kelompok bergantung pada jumlah konsep yang
terdapat pada jumlah konsep yang terdapat pada topik yang dipelajari. Apabila
ada 4 konsep, bila satu kelas ada 40 orang, maka setiap kelompok beranggotakan
10 orang. Keempat kelompok itu disebut kelompok asal. Sesi berikutnya,
membentuk kelompok ahli. Setiap kelompok ahli mempunyai 10 anggota yang
berasal dari masing-masing kelompok asal. Karena jumlah anggota setiap anggota
kelompok asal adalah 10 orang, maka aturlah sedemikian rupa terpenting adalah
di setiap kelompok ahli ada kelompok asal yang berbeda-beda tersebut. Kemudian
kelompok ahli diberikan kesempatan untuk mendiskusikan masing-masing
konsep. Setelah diskusi selesai, mereka kembali ke kelompok asal. Setelah itu,
berikan kesempatan untuk berdiskusi. Kegiatan ini merupakan refleksi terhadap
pengetahuan yang telah mereka dapatkan dari hasil berdiskusi di kelompok ahli.
Kemudian peneliti menyimpulkan langkah-langkah metode jigsaw sebagai
berikut:
1) Guru membagi materi pelajaran yang akan diberikan menjadi dua
bagian.
2) Sebelum materi pelajaran diberikan, guru memberikan pengenalan
mengenai topik yang akan dibahas dalam meteri pelajaran untuk hari
itu. Guru bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa
yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming
ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap
menghadapi materi pelajaran yang baru.
3) Siswa dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok asal adalah kelompok
awal siswa terdiri dari beberapa anggota kelompok ahli yang dibentuk
dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Sedangkan
kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
kelompok asal, yang ditugaskan untuk mendalami sub topik tertentu
untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
4) Bagian pertama materi diberikan kepada siswa yang pertama,
sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian
seterusnya.
5) Setiap kelompok asal mengirimkan anggotanya ke kelompok lain atau
kelompok ahli. Di dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian
materi belajar yang sama. Kemudian setiap anggota merencanakan
bagaimana mengajarkan sub topik yang menjadi bagian anggota
kelompoknya semula (kelompok asal).
6) Setelah pembahasan selesai para anggota kelompok kemudian
kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman
sekelompoknya pengetahuan apa yang telah mereka dapatkan saat
pertemuan di kelompok ahli.
7) Selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok.
8) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
9) Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor
penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar
individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Jigsaw
Menurut Doantara Yasa (2008) dalam Indah Kusharyati (2009:16)
pembelajaran metode jigsaw ini mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut :
1) Memacu siswa untuk berpikir kritis. 2) Memaksa siswa untuk membuat kata-kata yang tepat agar dapat
menjelaskan kepada teman yang lain. Hal ini akan membantu siswa mengembangkan kemampuan sosialnya.
3) Diskusi yang terjadi tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu tetapi semua siswa dituntut menjadi aktif.
4) Jigsaw dapat digunakan bersama strategi belajar yang lain. 5) Jigsaw mudah dilakukan.
Selain itu menurut Anita Lie (2010:69) metode jigsaw dapat membuat siswa
bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan
berkomunikasi.
Selain kelebihan-kelebihan diatas, menurut Doantara Yasa (2008) dalam
Indah Kusharyati (2009:16) jigsaw ini juga mempunyai kelemahan-kelemahan
diantaranya : (1) kegiatan belajar mengajarnya membutuhkan lebih banyak waktu
dibanding metode ceramah, (2) guru membutuhkan konsentrasi dan tenaga lebih
ekstra karena setiap kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda-beda.
4. Hakikat Aktivitas
Kata aktivitas berasal dari bahasa Inggris activity yang artinya kegiatan.
Di dalam belajar perlu ada aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar itu adalah
berbuat, learning by doing. Menurut Sardiman A. M, (1994:94) menyatakan
bahwa aktivitas adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan
kegiatan. Rousseau dalam Sardiman A. M (2010:96-97) bahwa, Dalam kegiatan
belajar segala pengetahuan harus diperoleh dengan bekerja sendiri, pengalaman
sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang
diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa adanya aktivitas maka
proses belajar tidak mungkin terjadi.
a.Prinsip-Prinsip Aktivitas
Prinsip-prinsip aktivitas pada belajar dalam hal ini akan dilihat dari sudut
pandang perkembangan konsep jiwa menurut ilmu jiwa. Dengan melihat unsur
kejiwaan seseorang subjek belajar/subjek didik, dapatlah diketahui bagaimana
prinsip aktivitas yang terjadi dalam belajar itu. Karena dilihat dari sudut pandang
ilmu jiwa, maka sudah barang tentu yang menjadi fokus perhatian adalah
komponen manusiawi yang melakukan aktivitas dalam belajar-mengajar, yakni
siswa dan guru.
Menurut Sardiman (2010:97-100) untuk melihat prinsip aktivitas belajar
dari sudut pandangan ilmu jiwa ini secara garis besar dibagi menjadi 2 pandangan
yakni Ilmu Jiwa Lama dan Ilmu Jiwa Modern.
1) Menurut pandangan Ilmu Jiwa Lama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
John Locke dengan konsepnya Tabularasa, mengibaratkan jiwa (psyche)
seseorang bagaikan kertas putih yang tidak bertulis. Kertas putih ini
kemudian akan mendapatkan coretan atau tulisan dari luar. Terserah
kepada unsur dari luar yang akan menulis, mau ditulisi merah atau hijau,
kertas itu akan bersifat reseptif. Konsep semacam ini kemudian ditansfer
ke dalam dunia pendidikan. Siswa diibaratkan kertas putih, sedang unsur
dari luar yang menulisi adalah guru. Dalam hal ini terserah kepada guru,
mau dibawa ke mana, mau diapakan siswa itu, karena guru adalah yang
memberi dan mengatur isinya. Dengan demikian aktivitas didominasi oleh
guru, sedang anak didik bersifat pasif dan menerima begitu saja. Guru
menjadi seorang yang adikuasa di dalam kelas.
2) Menurut pandangan Ilmu Jiwa Modern
Aliran ilmu jiwa yang tergolong modern akan menerjemahkan jiwa
manusia sebagai sesuatu yang dinamis, memiliki potensi dan energi
sendiri. Oleh karena itu, secara alami anak didik itu juga bisa menjadi
aktif, karena adanya motivasi dan didorong oleh bermacam-macam
kebutuhan. Anak didik dipandang sebagai organisme yang mempunyai
potensi untuk berkembang. Oleh sebab itu, tugas pendidik adalah
membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat
mengembangkan bakat dan potensinya. Dalam hal ini, anaklah yang
beraktivitas, berbuat dan harus aktif sendiri.
Pendidik tugasnya menyediakan makanan dan minuman rohani anak, akan
tetapi yang memakan serta meminumnya adalah anak didik itu sendiri.
Guru bertugas menyediakan bahan pelajaran, tetapi yang mengolah dan
mencerna adalah para siswa sesuai dengan bakat, kemampuan dan latar
belakang masing-masing. Belajar adalah berbuat dan sekaligus merupakan
proses yang membuat anak didik harus aktif.
b. Pengertian Aktivitas Siswa
Menurut Aceng Haetami dan Supriadi dalam penelitiannya (2008:4),
aktivitas siswa dalam kelompok selama proses belajar mengajar adalah : (1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru, (2) mengerjakan LKS dalam
kelompok belajar, (3) berdiskusi dalam kelompok belajar, (4) mengajukan
pertanyaan atau menanggapi pertanyaan, (5) menghargai atau menerima pendapat,
(6) mempresentasikan hasil kerja kelompok.
Aktivitas siswa sangat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di kelas
dalam pembelajaran akuntansi. Melalui aktivitas siswa mampu meningkatkan
hasil belajar yang akan dicapai. Khususnya materi akuntansi mengenai jurnal
pnyesuaian, untuk materi ini siswa harus benar benar aktif selama pembelajaran,
memperhatikan materi tersebut yang dijelaskan oleh guru, mengerjakan latihan-
latihan soal dalam LKS. Aktivitas lain yang harus diterapkan adalah diskusi dalam
kelompok, hal ini dapat membantu siswa lain yang belum paham mengenai
perusahaan jasa. Apabila belum jelas dapat ditanyakan langsung kepada guru,
dengan belajar kelompok akan tahu hasil diskusi diadakan presentasi kelompok.
Untuk hasil belajar, juga akan terlihat setelah adanya tes individual yang diberikan
oleh guru. Sehingga untuk hasil belajar dianalisis secara deskriptif dengan
menentukan rata- rata kelas.
Aktivitas yang dilakukan siswa tentunya cukup kompleks dan bervariasi.
Paul B. Diedrich dalam (Sadirman A. M, 2003:101) menyebutkan bahwa aktivitas
siswa dapat digolongkan sebagai berikut :
1) Visual activities : membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain.
2) Oral activities : merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, dan diskusi.
3) Listening activities : mendengarkan uraian, percakapan, musik dan pidato.
4) Writing activities : menulis cerita, karangan laporan, angket, dan menyalin.
5) Drawing activities : menggambar, membuat grafik, peta dan diagram. 6) Motor activities : melakukan percobaan, membuat konstruksi, model,
mereparasi, bermain, berkebun, dan beternak. 7) Mental activities : menganggap, mengingat, memecahkan soal,
menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil keputusan. 8) Emosional activities : menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Dalam penelitian ini aktivitas siswa yang dimaksud dibatasi pada bertanya,
diskusi, dan memecahkan soal.
5. Hakikat Akuntansi
Akuntansi menyangkut pembukuan, audit (pemeriksaan kebenaran catatan
akuntansi), analisis laporan keuangan, sistem akuntansi dan masih banyak lagi
bidang kajian akuntansi. Akuntansi sebagai ilmu pengetahuan diartikan sebagai
pengetahuan yang sistematis dan dapat dipelajari tentang pengidentifikasian,
pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan informasi dari kegiatan yang dilakukan
perusahaan yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan.
Akuntansi sebagai seni diartikan sebagai proses pengidentifikasian,
pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan informasi dari kegiatan yang dilakukan
perusahaan untuk digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan, yang tidak
memiliki aturan baku dan hanya mengedepankan sisi keindahan dan kemudahan
memahami isi informasi tersebut.
Menurut kegiatan utama usahanya, jenis perusahaan dapat digolongkan
menjadi tiga bidang, yaitu : perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan
industri. Pada kelas XI semester genap ini mata pelajaran akuntansi perusahaan
jasa. Contohnya : jasa salon kecantikan, jasa konsultan keuangan, jasa
transportasi, dan sebagainya. Proses akuntansi membentuk suatu siklus, yaitu:
a. Mempersiapkan dan mengumpulkan bukti transaksi
b. Mencatat transaksi dalam buku harian/jurnal
c. Memindahkan transaksi dari jurnal ke akun buku besar (posting)
d. Membuat neraca saldo
e. Mempersiapkan data penyesuaian
f. Membuat kertas kerja (worksheet)
g. Menyusun laporan keuangan
h. Membuat ayat penutup dan menutup akun buku besar
i. Membuat neraca saldo setelah tutup buku
j. Membuat ayat jurnal pembalik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
B. Kerangka Berpikir
Saat ini model pembelajaran pada SMA N Colomadu masih menggunakan
metode konvensional, akibatnya siswa XI IPS 2 kurang termotivasi dan kurang
semangat dalam proses belajar mengajar. Sehingga aktivitas siswa dan hasil nilai
yang dicapai sedikit, ketika pengamatan oleh peneliti dilakukan. Pada proses
pembelajaran, jika aktivitas siswa mengalami kesulitan, maka perlu dicari solusi
untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Salah satu pemecahannya adalah menggunakan pembelajaran kooperatif.
Dengan cara ini diharapkan kesulitan yang dialami siswa dapat didiskusikan
dengan teman-temannya dalam satu kelompok tetapi masih dalam bimbingan
guru. Pengajar harus mampu menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan prestasi siswa. Misalnya dengan menggunakan model pembelajaran
jigsaw, merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas
siswa. Hal ini dilakukan karena metode jigsaw ini menekankan pada aktivitas
siswa dan hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran jigsaw ini, dituntut kerjasama
kelompok untuk saling berdiskusi, membaca sumber informasi, mendengarkan
apa yang diperintahkan guru, sehingga aktivitas siswa bisa memberikan hasil
belajar yang berkualitas.
Berdasarkan hasil observasi awal bahwa kurangnya aktivitas siswa dapat
menurunkan hasil belajar pada siswa. Terbukti 50 % belum mencapai batas
ketuntasan yaitu sebanyak 18 siswa dari 40 siswa. Sehingga diharapkan dengan
metode jigsaw dapat menambah aktivitas siswa dan hasil belajar yang meningkat
yaitu nilai siswa juga meningkat. Dari pemikiran di atas, dapat digambarkan
kerangka pemikiran sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Kondisi
awal
Tindakan
Kondisi
Akhir
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Tjok Rai Partadjaja dan Made Sulastri (2007) dalam skripsinya yang
berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Penalaran Mahasiswa Pada Mara Kuliah Ilmu
Budaya Dasar menyimpulkan bahwa dari hasil penelitian yang telah dilakukan
dapat diketahui (1) pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan aktivitas
siswa dan penalaran mahasiswa semester I jurusan Bimbingan Konseling dalam
matakuliah IBD yang diukur adalah mencari dan memberi informasi, keberanian
mengemukakan pendapat, keberanian bertanya, keberanian menanggapi pendapat
Guru masih menggunakan metode konvensional
Suasana tidak kondusif dan siswa cepat bosan, kurang aktif dalam beraktivitas
Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw
Suasana kelas menjadi lebih hidup karena siswa menjadi lebih aktif
Guru melakukan refleksi pada siklus I kemudian melanjutkan perbaikan pada siklus II
Aktivitas siswa dan hasil belajar siswa meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
atau pertanyaan teman/dosen, dan (2) kemampuan penalaran yang diukur melalui
kemampuan memahami dan mengaplikasi isi materi perkuliahan yang diukur dari
tes belajar. (3) Skor rata-rata aktivitas mahasiswa meningkat dari skor 7,37 pada
siklus I menjadi 10,2 pada siklus II. Masing-masing dari kategori cukup aktif
menjadi sangat aktif. Demikian pula skor rata-rata hasil belajar meningkat dari
67,67 pada siklus I menjadi 73,33 pada siklus II. Kentutasan belajarnya meningkat
dari 66,7% pada siklus I menjadi 96,7% pada siklus II.
Aceng Haetami dan Supriadi (2007) dalam skripsinya yang berjudul
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan
Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali
Kelarutan, menjelaskan bahwa setelah dilakukan penelitian didapatkan
kesimpulan sebagai berikut: (1) Bahwa penerapan KTJ dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa untuk setiap siklus : dari rerata = 65,1% (siklus I) menjadi
rerata =89,0% (siklus II;2) meningkatkan hasil belajar kimia yang ditandai dengan
: (a) meningkatnya hasil belajar kimia untuk setiap siklus : siklus I (Rerata =86,4)
dan siklus II (Rerata =90,1) : (b) meningkatnya jumlah siswa yang bernilai lebih
dari 70,37 : dari siklus I (76,47%) menjadi siklus II (94,12%).
Indah Kusharyati (2009) dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep Dalam Pembelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IS 5 SMA
Negeri 8 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009, menjelaskan bahwa setelah
penelitian dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep pembelajaran akuntansi
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode jigsaw pada
siswa kelas XI IS SMA Negeri 8 Surakarta, hal tersebut terefleksi dari beberapa
indikator berikut : (1) Siswa yang dapat menyebutkan nama contoh buku besar
meningkat dari 21 siswa pada siklus I menjadi 34 siswa atau 94,4% dari 36 siswa
pada siklus II. (2) siswa yang dapat menyebutkan ciri-ciri buku besar meningkat
dari 16 siswa pada siklus I menjadi 32 siswa atau 88,9% dari 36 siswa pada siklus
II. (3) siswa yang dapat memilih dan membedakan contoh dari yang bukan contoh
buku besar meningkat dari 21 siswa menjadi 34 siswa atau 94,4 dari 36 siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pada siklus II. (4) siswa yang dapat menyelesaikan masalah atau soal yang
berkenaan dengan buku besar dan telah mencapai batas KKM meningkat dari 12
siswa pada siklus I menjadi 33 siswa atau 91,7% dari 36 siswa pada siklus II.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian, yang masih harus diuji kebenarannya sampai terbukti melalui data
yang terkumpul. Berdasarkan kajian teori, kerangka pemikiran dari penelitian
tindakan kelas, serta hasil penelitian yang relevan seperti yang telah diuraikan
diatas maka dapat dirumuskan suatu hipotesis bahwa penerapan pendekatan
pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa
pembelajaran akuntansi kelas XI IPS 2 SMA Negeri Colomadu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri Colomadu. Sekolah ini
dipimpin oleh Bapak Drs Sukarni, M.Hum selaku kepala sekolah. Sekolah ini
memiliki 25 kelas yang terdiri dari :
a. Kelas X sebanyak 7 kelas
b. Kelas XI sebanyak 7 kelas, terdiri dari 3 kelas jurusan IPA, dan
4 kelas jurusan IPS
c. Kelas XII sebanyak 7 kelas, terdiri dari 3 kelas jurusan IPA, dan
4 kelas jurusan IPS.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 dengan jumlah 40
siswa. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian ini adalah :
a. Menurut penelitian awal yang peneliti lakukan saat melaksanakan
Program Pengalaman Lapangan (PPL), dalam proses pembelajaran
akuntansi masih menggunakan model pembelajaran konvensional
sehingga para siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran
akuntansi akibatnya mereka cenderung tidak memperhatikan
penjelasan dari guru, kurangnya aktivitas siswa pada mata
pelajaran akuntansi belum memenuhi ketuntasan.
b. Sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian
sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata
pelajaran akuntansi yaitu Dra.Siti Nurhayati, yang membantu dalam penelitian
tindakan kelas ini, agar penelitian dapat dilakukan secara terarah dan menjaga
kevalidan data hasil penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
2. Waktu Penelitian
Peneliti merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Oktober 2010
sampai Februari 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan
laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut :
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang dilakukan peneliti adalah Classroom Action Research,
disingkat CAR dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan atau
disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Susilo (2007:16) dalam Indah
Kusharyati Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar dengan penekanan pada
penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses pembelajaran. PTK
merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas, sebagai
usaha atas kesadaran untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi
pada proses pembelajaran dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan.
Jenis Kegiatan
Oktober 2010
November
2010 Desember
2010 Januari 2011
Februari 2011
1. Persiapan Penelitian
a. Penyusunan Judul b. Penyusunan
proposal c. Perijinan 2. Perencanaan Tindakan 3. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I
b. Siklus II 4. Review 5. Penyusunan Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok
peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja
dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama
dengan peserta didik, atau oleh peserta didik dibawah bimbingan dan arahan guru,
dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
PTK merupakan tugas dan tanggung jawab guru terhadap kelasnya.
Meskipun menggunakan kaidah penelitian ilmiah PTK berbeda dengan penelitian
formal akademik pada umumnya. Sifat-sifat khususnya seperti terlihat di dalam
matrik di bawah ini (Ibnu:2000)
Menurut Zainal Aqib (2006:16) karakteristik PTK meliputi :
1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional 2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya 3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi 4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik
instruksional 5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
Disimpulkan bahwa karakteristik PTK adalah adanya tindakan nyata yang
dilakukan guru untuk memperbaiki praktik dan proses pembelajaran.Tindakan itu
harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya. Siklus
PTK dilakukan melalui empat tahap, yaitu: 1. Perencanaan tindakan, 2.
Pelaksanaan tindakan, 3. Pengamatan, dan 4. Refleksi. Dari pemikiran diatas,
dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :
Masalah penelitian Dari guru (aktual) Bukan dari guru
Peneliti utama Guru Guru hanya sebagai
pendamping
Desain penelitian Lentur/fleksibel Formal dan kaku
Analisis data Segera/seketika (Mungkin) ditunda
Format laporan Sesuai kebutuhan Formal dan kaku
Manfaat penelitian Jelas dan langsung Tidak langsung/tidak jelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Menurut Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Sapardi 2009:16-19)
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti melakukan identifikasi masalah kemudian setelah
menemukan masalah, perlu segera melakukan langkah analisis terhadap penyebab
adanya masalah yang akan dijadikan landasan berpikir untuk mencari alternatif
suatu tindakan atau aksi yang dapat dikembangkan sebagai bentuk solusi atau
pemecahan masalah. Kegiatan ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di
mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Untuk
memperlancar kegiatan ini peneliti membuat sebuah instrument pengamatan
sebagai alat bantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan
berlangsung. Pada PTK di mana peneliti dan guru adalah orang yang berbeda,
dalam tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara keduanya.
2. Tahap Pelaksanaan tindakan (Acting)
Setelah ditetapkan bentuk tindakan yang dipilih sesuai dengan rencana
pelaksanaan tindakan, maka langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan
tindakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang
sudah dibuat oleh guru dan peneliti. Dalam refleksi, keterkaitan antara
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Refleksi
?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron
dengan maksud semula.
3. Tahap pengamatan (Observing)
Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas
dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara obyektif
tentang perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari tindakan yang
dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. Kegiatan pengamatan dilakukan
pada waktu tindakan sedang dilakukan serta dapat dilaksanakan oleh peneliti dan
guru. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan data dengan
observasi ini adalah: (a) jenis data yang dihimpun memang diperlukan dalam
rangka implementasi tindakan perbaikan, (b) indikator-indikator yang ditetapkan
harus tergambarkan pada perilaku siswa secara terukur, (c) kesesuaian prosedur
pengambilan data, dan (d) pemanfaatan data dalam analisis dan refleksi.
4. Tahap Refleksi (Reflecting)
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Istilah refleksi dari kata bahasa Inggris reflection, yang
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai pemantulan. Refleksi dilakukan
untuk mengadakan evaluasi yang dilakukan guru atau pengamat. Kegiatan refleksi
lebih tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah melakukan tindakan, kemudian
berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan
tindakan. Pada kegiatan refleksi ini ditelaah aspek-aspek mengapa, bagaimana,
dan sejauh mana tindakan yang dilakukan mampu memperbaiki masalah secara
bermakna. Melalui refleksi inilah maka guru bersama peneliti akan memutuskan
langkah selanjutnya, untuk melakukan siklus lanjutan ataukah berhenti karena
sudah mencapai tujuan yang diharapkan.
Siklus pertama ini terdapat empat tahapan yang sudah dijelaskan di atas
mulai dari perencanaan sampai refleksi, sebagai bentuk evaluasi terhadap
penerapan siklus sebelumnya apakah tindakan yang dilaksanakan tersebut sudah
mencapai tujuan atau belum dan apakah penelitian perlu dilanjutkan ke siklus
berikutnya atau tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan
dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data perlu digunakan
teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang benar-benar valid.
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian adalah:
1. Observasi adalah pengunpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati
secara sistematik gejala-gejala yang muncul dalam hal kegiatan PTK yaitu
dengan melakukan observasi terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan
penerapan tipe jigsaw. Fokus observasi ditekankan pada peran serta siswa
dalam kegiatan apersepsi, keaktifan dalam kelompok serta keaktifan siswa
dalam menyelesaikan masalah terutama saat presentasi.
2. Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung
secara lisan dengan dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara
langsung informasi-informasi dari nara sumber. Wawancara ini dilakukan
oleh peneliti kepada guru mata pelajaran akuntansi dan siswa terhadap
kegiatan belajar mengajar yang dimaksudkan untuk mengungkap
permasalahan yang dihadapi dan untuk memperoleh informasi tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran akuntansi.
Wawancara ini dilaksanakan sebelum penerapan metode dan ketika kegiatan
pembelajaran selesai atas dasar pengamatan dari setiap siklus. Jenis
wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas
terpimpin dimana pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang
akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti
situasi.
3. Tes merupakan pengumpulan data yang dilakukan pada setiap akhir
penyajian bahan ajar atau akhir siklus. Pemberian tes dimaksudkan untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah kegiatan pemberian tindakan apakah
sudah memenuhi target. Tes ini berupa tes tertulis.
4. Dokumentasi dalam penelitian ini terdiri dari dokumen tentang keadaan
sekolah secara umum, data siswa, rancangan pelaksanaan pembelajaran,
lembar observasi, pedoman untuk wawancara, serta lembar skor kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
dan hasil nilai evaluasi dari setiap siklus. Peneliti juga mengambil foto ketika
proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah rinci yang ditempuh untuk
melaksanakan penelitian mulai dari awal penelitian sampai akhir penelitian. Agar
penelitian dapat berjalan dengan teratur sehingga hasil penelitian dapat
dipertanggungjawabkan. Terdiri beberapa tahap kegiatan yaitu:
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah:
a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah dan Guru mata pelajaran
akuntansi SMA Negeri Colomadu Karanganyar.
b. Observasi untuk mendapatkan gambaran mengenai permasalahan
dalam pembelajaran akuntansi di kelas XI IPS 2.
c. Penyusunan jadwal penelitian.
2. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu: siklus I dan siklus II.
Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi, serta tahap analisis dan refleksi. Masing-masing
siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pada tahap ini peneliti menyusun
instrumen-instrumen yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, yang terdiri
dari: RPP, lembar observasi, pedoman wawancara, serta soal tes untuk siklus I
dan siklus II.
3. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan isi rancangan mengenai tindakan di kelas.
Pada tahap ini peneliti menentukan alternatif tindakan yang dipandang paling
tepat yang mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Tindakan yang
diambil pada penelitian ini adalah peningkatan aktivitas dan hasil belajar dalam
pembelajaran akuntansi menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe
jigsaw.
4. Tahap Observasi atau Pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tahap observasi yaitu tahap pelaksanaan pengamatan oleh peneliti.
Kegiatan ini dalam PTK dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran
lengkap secara obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran dan pengaruh
dari tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas yang dinyatakan dalam bentuk
data.
5. Tahap Penyusunan Laporan
Tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama penelitian.
E. Proses Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya
aktivitas siswa dalam pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IPS 2 SMA
Negeri Colomadu Karanganyar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
dengan tipe jigsaw. Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut
dirancang dalam satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: 1.
Perencanaan Tindakan, 2. Pelaksanaan Tindakan, 3. Observasi dan Interpretasi,
dan 4. Refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini,
direncanakan dalam dua siklus.
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain:
1) Menyusun skenario pembelajaran sebagai berikut :
a) Guru menciptakan suasana yang kondusif dan teratur
kemudian memberikan pengetahuan awal kepada siswa
mengenai perusahaan jasa.
b) Guru membagi materi perusahaan jasa. Kemudian guru
membagi siswa dalam kelompok-kelompok asal dan
meminta ketua dari kelompok asal membagi materi yang
menjadi tanggung jawab setiap anggotanya. Untuk siklus I
aktivitasnya yaitu: bertanya, diskusi dan memecahkan soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Sedangkan pada siklus II aktivitasnya yaitu sama dengan
siklus I.
c) Guru memberitahukan bahwa masing-masing kelompok
asal akan mengirimkan anggota kelompoknya ke kelompok
ahli, yakni siswa yang rata-rata nilainya diatas batas tuntas,
untuk mendiskusikan mengenai perusahaan jasa sesuai
tanggung jawab masing-masing.
d) Setelah menyelesaikan diskusi di kelompok ahli, siswa
diminta kembali mengunjungi kelompok asalnya masing-
masing untuk memberikan informasi dari hasil diskusi yang
diperoleh dalam kelompok ahlinya kepada kelompok asal
yang lain, dalam hal ini setiap anggota diminta untuk
mengajarkan materi yang menjadi tanggung jawabnya.
Kemudian setiap kelompok diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka.
2) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis
3) Menetapkan indikator ketercapaian, yaitu:
Dibawah ini merupakan Tabel 3. Indikator Ketercapaian Aktivitas Siswa
Aspek yang diukur Persentase
target
pencapaian
Cara Mengukur
Menanyakan kesulitan
dalam jurnal penyesuaian
90% Diamati saat
pembelajaran dengan
menggunakan lembar
observasi dan dihitung
dari jumlah apakah siswa
bertanya secara struktural,
deklaratif maupun tidak
relevan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini dilakukan dengan menggunakan skenario pembelajaran yang telah
direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap dampak
tindakan.
c. Tahap Observasi dan Interpretasi
Tahap ini dilakukan dengan mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar
terutama dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif dengan tipe jigsaw dan peran siswa dalam proses belajar mengajar
yang langsung diamati oleh peneliti dengan bantuan guru.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi ini, dilakukan analisis dan interpretasi terhadap
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan hasil peningkatan aktivitas siswa, serta
hasil belajar terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Data yang
diperoleh selanjutnya menjad