84
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Oleh: KARTIKA PUTRI ARUM SARI NIM K7406095 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

  • Upload
    vuthuan

  • View
    228

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE LEARNING TOGETHER DALAM MENINGKATKAN

KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI

SISWA KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2

SMA NEGERI 1 SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

(Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Oleh:

KARTIKA PUTRI ARUM SARI

NIM K7406095

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang ingin sukses dan berhasil dalam mengerjakan suatu aktivitas tertentu,

termasuk kesuksesan di dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu ciri sukses dalam

kegiatan belajar mengajar adalah memperoleh hasil (prestasi) belajar yang tinggi. Hasil

belajar adalah penguasaan atau ketrampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang

lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.

Ada dua faktor yang berhubungan dengan kesuksesan seseorang dalam kegiatan

belajar mengajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal peserta didik. Faktor internal

merupakan faktor-faktor yang berasal atau bersumber dari diri pribadi peserta didik yang

meliputi : prasyarat belajar siswa, kondisi pribadi siswa dan ketrampilan belajar siswa.

Prasyarat belajar siswa yaitu pengetahuan yang sudah dimiliki oleh seorang siswa

sebelum dia mengikuti suatu kegiatan pembelajaran; kondisi pribadi siswa yang meliputi

kesehatan, sikap, cita-cita dan hubungannya dengan orang lain sedang ketrampilan

belajar siswa meliputi cara-cara yang berkaitan dengan mengikuti kegiatan belajar

mengajar, membaca buku, belajar kelompok, mengerjakan tugas, mencari sumber belajar,

mempersiapkan ujian dan menindaklanjuti hasil ujian.

Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berasal atau bersumber dari luar

pribadi peserta didik antara lain meliputi: proses belajar mengajar, lingkungan belajar

yang meliputi lingkungan fisik seperti suasana rumah atau sekolah dan kondisi sosial

keluarga. Salah satu faktor eksternal yang turut mendukung hasil belajar siswa adalah

proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar salah satu komponen yang perlu

mendapat perhatian guru adalah metode pengajaran yang merupakan salah satu unsur

yang turut menentukan kualitas proses dan hasil belajar siswa.

Sejak tahun 2004 telah diterapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan

kini telah berubah menjadi kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), yang menggunakan paradigma pembelajaran konstruktivisme dalam kegiatan

pembelajaran. Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide atau gagasan bahwa siswa

harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi yang kompleks ke situasi lain

1

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar ini

pelajaran harus dikemas menjadi proses mengkontruksi, bukan menerima pengetahuan.

Pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan

seperangkat fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber

utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar mengajar,

sehingga kegiatan mengajar lebih memperlihatkan proses transfer pengetahuan atau

konsep-konsep dari guru kepada peserta didik.

Hal ini juga dicemaskan oleh guru Ekonomi/Akuntansi SMA Negeri 1 Sukoharjo

sehingga dalam kegiatan belajar mengajar guru mengkombinasikan beberapa metode

pembelajaran seperti ceramah, tanya jawab, kelompok presentasi dan diskusi kelompok.

Guru berusaha untuk melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, baik dalam bentuk

kelompok presentasi maupun kelompok diskusi.

Kelompok presentasi dibentuk dengan cara penarikan undian. Hal yang tak

terhindarkan dalam pembentukan kelompok dengan penarikan undian adalah bahwa ada

kelompok yang semua anggotanya berkemampuan tinggi, ada kelompok yang

anggotanya terdiri dari campuran siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah,

adapula kelompok yang semua anggotanya berkemampuan rendah. Kelompok yang

semua anggotanya berkemampuan tinggi, akan menyajikan materi pelajaran dengan baik.

Kegiatan presentasi dapat berjalan dengan baik. Banyak siswa yang ikut berpartisipasi di

dalam presentasi kelompok tersebut, baik yang mengajukan pertanyaan, menjawab

pertanyaan maupun mengemukakan ide atau gagasan tertentu. Sebaliknya dengan

kelompok yang semua anggotanya berkemampuan rendah. Kegiatan presentasi akan

berjalan kurang baik. Hanya sedikit siswa yang ikut berpartisipasi didalam presentasi

kelompok tersebut, baik yang mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan maupun

mengemukakan ide atau gagasan. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi kegiatan

presentasi materi pelajaran dan pada akhirnya juga turut mempengaruhi hasil belajar

siswa serta kualitas proses belajar.

Kelompok diskusi, pembagiannya berdasarkan urutan meja belajar, dua siswa

depan berpasangan dengan dua siswa dibelakangnya dan seterusnya. Kegiatan diskusi

kelompok ternyata juga berjalan kurang optimal. Dari beberapa kelompok hanya sedikit

kelompok yang terlihat cukup interaktif dan ikut berpartisipasi, yang berusaha untuk

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

saling membantu dan mengemukakan ide atau gagasannnya dalam menyelesaikan tugas.

Sisanya cenderung bekerja sendiri-sendiri dalam kelompok, bahkan ada yang sama sekali

tidak ikut mengerjakan tugas atau soal latihan.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti, terdapat 24 siswa dari 42 siswa

kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 belum memenuhi standar nilai KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) mata pelajaran Akuntansi, yaitu 68,00. Dari hasil ulangan (untuk

materi Struktur Dasar Akuntansi), nilai terendah yang diperoleh siswa kelas XI Ilmu

Pengetahuan Sosial 2 adalah 30,00, sedangkan nilai tertinggi adalah 86,00. Untuk tugas-

tugas rumah yang diberikan oleh guru, mayoritas siswa masih mengerjakan di kelas

sebelum pelajaran Akuntansi dimulai. Ini menunjukkan rendahnya keaktifan dan

tanggung jawab siswa dalam mengikuti pelajaran Akuntansi.

Permasalahan tersebut dapat di atasi dengan sebuah strategi belajar mengajar

‘baru’ yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar mengajar yang tidak

mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi pembelajaran yang

mendorong siswa mengkontruksi pengetahuan mereka sendiri. Ada berbagai alternatif

model pembelajaran yang bisa digunakan. Dalam penelitian ini, peneliti memilih model

pembelajaran kooperatif (cooperative learning) sebagai salah satu strategi alternatif yang

diharapkan dapat membantu siswa mengkontruksi pengetahuan mereka sendiri,

meningkatkan kemampuan siswa bekerja sama dengan orang lain, meningkatkan kualitas

proses dan pada saat yang sama meningkatkan hasil belajar siswa.

Cooperative learning (belajar bekerja sama), merupakan model pembelajaran

yang menekankan aspek kerja sama dalam memecahkan suatu persoalan. Sebuah model

pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dari teman sebayanya dalam sebuah

kelompok kooperatif. Falsafah yang mendasari model pembelajaran cooperative learning

adalah falsafah homo homini socius yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk

sosial. Karena itu, kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi

kelangsungan hidup manusia. Tanpa kerja sama tidak akan ada individu, keluarga,

organisasi atau sekolah. Ironisnya, model pembelajaran cooperative learning belum

banyak diterapkan dalam pendidikan walaupun orang Indonesia sangat membanggakan

sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat.

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Berbagai tipe cooperative learning yaitu Student Teams Learning; Student Teams

Achievement Division (STAD); Teams Games Together (TGT); Teams Assisted

Individualization (TAI); Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC);

Jigsaw; Learning Together; Group Investigation. Dalam penelitian ini, peneliti memilih

model pembelajaran tipe Learning Together untuk diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran Akuntansi bagi siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1

Sukoharjo.

Tipe ini dipilih karena merupakan tipe yang paling sederhana dari berbagai model

pembelajaran kooperatif dan diyakini cocok dengan situasi siswa yang cenderung belajar

lebih efisien dalam kelompok atau belajar secara bersama-sama. Selain itu, tipe

pembelajaran ini menunjukkan adanya keseimbangan peran antara guru sebagai salah

satu sumber belajar dan peran aktif siswa dalam mengkontruksi pengetahuan secara

individual dan sosial.

Learning Together adalah metode dengan menggunakan kelompok heterogen

yang terdiri dari empat sampai enam siswa kemudian diberi satu pelajaran atau worksheet

dimana mereka harus belajar dan melengkapinya bersama-sama. Tidak ada kompetisi

antar kelompok, sehingga metode ini sangat cocok digunakan untuk mengatasi masalah

yang dikemukakan di atas, yakni: pembagian kelompok presentasi yang tidak merata dan

kegiatan diskusi kelompok yang kurang optimal, sehingga menyebabkan proses

pembelajaran dan hasil belajar siswa kurang maksimal.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together

untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI

Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat di identifikasikan

sebagai berikut:

1. Apakah metode pembelajaran Akuntansi yang diterapkan selama ini yaitu metode

ceramah, tanya jawab, kelompok presentasi dan diskusi kelompok telah efektif dalam

meningkatkan kualitas proses pembelajaran siswa?

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

2. Mengapa siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun

pelajaran 2009/2010 kurang antusias terhadap mata pelajaran Akuntansi?

3. Mengapa kegiatan presentasi kelompok materi pelajaran Akuntansi siswa kelas XI

Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010

belum optimal?

4. Mengapa siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun

pelajaran 2009/2010 kurang aktif berpartisipasi dalam kegiatan diskusi kelompok

dalam proses pembelajaran mata pelajaran Akuntansi?

5. Mengapa prestasi/hasil belajar siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA

Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010 untuk mata pelajaran Akuntansi

belum maksimal? (Belum memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) mata pelajaran Akuntansi, yaitu 68,00)

6. Apakah dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Learning

Together dapat meningkatkan kualitas proses belajar akuntansi siswa kelas XI Ilmu

Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010?

7. Apakah dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Learning

Together dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Ilmu

Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah serta identifikasi masalah di atas, maka

permasalahan pada penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan kualitas proses

belajar dan hasil belajar siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1

Sukoharjo pada mata pelajaran Akuntansi dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Learning Together.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

1. Apakah dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Learning

Together dapat meningkatkan kualitas proses belajar akuntansi siswa kelas XI Ilmu

Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010?

2. Apakah dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Learning

Together dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Ilmu

Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan kualitas proses belajar akuntansi siswa kelas XI Ilmu

Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Ilmu

Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai

berikut:

1. Manfaat teoretis

Hasil penelatian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam

bidang pendidikan khususnya motode pembelajaran yang paling efektif, serta mendorong

calon peneliti lain untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam mengenai dunia

pendidikan.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi Sekolah

Sebagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembinaan dan pengelolaan sumber-

sumber belajar.

2. Bagi Guru

Meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar khususnya mata pelajaran Akuntansi.

3. Bagi Siswa

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Peningkatan kualitas mereka dalam aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya.

Siswa lebih menguasai materi yang mereka pelajari lebih menyenangi belajar yang

bernuansa perhitungan dan analisa, lebih berani dan terampil bertanya serta

menjelaskan.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Learning Together

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Robert E. Slavin (2009: 4) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif

merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam

mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat

saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah

pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam

pemahaman masing-masing.

Anita Lie (2008: 18) menjelaskan bahwa yang diperkenalkan dalam metode

pembelajaran cooperatif learning bukan sekedar kerja kelompoknya, melainkan pada

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

penstrukturannya. Jadi sistem pengajaran cooperatif learning bisa didefinisikan

sebagai kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk dalam struktur ini

adalah lima unsur pokok model pembelajaran kooperatif, yaitu saling ketergantungan

positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama dan

proses kelompok.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif

adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat

sampai enam orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.

Untuk mencapai hasil maksimal, lima unsur pokok model pembelajaran

gotong royong harus diterapkan, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab

individual, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok.

Dengan model pembelajaran ini diharapkan siswa semakin aktif dalam memperoleh

dan mempelajari berbagai konsep atau teori, pengetahuan dan ketrampilan serta

bekerja sama dengan siswa lainnya. Mereka akan saling membutuhkan dalam setiap

kegiatan belajar karena tiap anggota mempunyai peranan penting untuk

menyelesaikan tugas-tugas atau latihan.

b. Metode - Metode Pembelajaran Kooperatif

Robert E. Slavin (2009: 11-25) menjelaskan bahwa ada berbagai macam

metode kooperatif, di antaranya yaitu :

1. Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Dalam STAD, para siswa dibagi

dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat

kemampuan, jenis kelamin dan latar belakang etniknya. Guru menyanpaikan

pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua

anggota tim telah menguasai pelajaran.

2. Teams Games- Tournament (TGT). Metode ini menggunakan pelajaran yang

sama yang disampaikan guru dan tim kerja yang sama separti dalam STAD, tetapi

menggantikan kuis dengan turnamen mingguan, dimana siswa memainkan game

akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya.

3. Jigsaw II. Jigsaw II adalah adaptasi dari teknik teka-teki Elliot Aronson. Dalam

teknik ini siswa bekerja dalam anggota kelompok yang sama, yaitu empat orang,

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

dengan latar belakang yang berbeda seperti STAD dan TGT. Para siswa

ditugaskan membaca materi dan tiap anggota tim ditugaskan secara acak mencari

‘ahli’ dalam aspek tertentu dalam tugas membaca tersebut.

4. Team Accelerated Instruction (TAI). Sama dengan STAD dan TGT menggunakan

penggunaan bauran kemampuan empat anggota yang berbeda dan memberi

sertifikat untuk tim dengan kinerja terbaik.

5. Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC). CIRC merupakan

program komprehensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada kelas

sekolah dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah.

6. Grup Investigation (Kelompok Investigasi). Dalam metode ini para siswa

dibebaskan membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari dua sampai enam

anggota. Kelompok ini kemudian memilih topik-topik dari unit yang telah

dipelajari oleh seluruh kelas, membagi topik-topik ini menjadi tugas-tugas pribadi

dan melakukan kegiatan untuk mempersiapkan laporan kelompok.

7. Learning Together (Belajar Bersama). Metode ini melibatkan siswa yang dibagi

dalam kelompok yang terdiri atas empat atau lima kelompok dengan latar

belakang yang berbeda mengerjakan lembar tugas. Kelompok-kelompok ini

menerima satu lembar tugas, dan menerima pujian dan penghargaan berdasarkan

hasil kerja kelompok.

8. Complex Instruction (Pengajaran Kompleks). Fokus utama dari Complex

Instruction adalah membangun respek terhadap semua kemampuan yang dimiliki

siswa, dan guru menunjukkan bagaimana tiap siswa punya kelebihan dalam

sesuatu yang akan membantu keberhasilan kelompok.

9. Stucture Dyadic Methods (Metode Struktur Berpasangan). Didalam metode ini

ada peningkatan, dimana dua orang murid saling mengajarkan. Siswa saling

bergantian menjadi guru dan murid untuk mempelajari berbagai macam prosedur

atau mencari informasi dari teks.

c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Menurut Ibrahim, dkk (2000: 7-8) model pembelajaran kooperatif

dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran sebagai

berikut:

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

1. Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.

2. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain.

3. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.

d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kekurangan antara

lain sebagai berikut:

a) Kelebihan pembelajaran kooperatif

1. Meningkatkan kerja sama dalam kelompok tim.

2. Meningkatkan kemampuan dalam berdiskusi.

3. Meningkatkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi dengan siswa lainnya.

4. Meningkatkan rasa percaya diri.

b) Kekurangan pembelajaran kooperatif

1. Perlu persiapan yang matang.

2. Memungkinkan terjadinya persaingan negatif.

3. Masih adanya siswa yang kurang bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-

baiknya.

4. Siswa yang tidak cocok dengan anggota kelompoknya kurang bisa bekerja

sama dalam memahami materi maupun menyelesaikan tugas.

(http://damandiri.co.id/) diakses tanggal 20 November 2009.

e. Learning Together

Robert E. Slavin (2009: 48-56) menjelaskan bahwa model Learning Together

dari pembelajaran kooperatif a la David dan Roger Johnson mungkin merupakan

yang paling banyak digunakan dari semua metode kooperatif, dan telah dievaluasi

dalam sejumlah besar kajian. Kajian-kajian terhadap model Learning Together tanpa

tanggung jawab individual membuahkan hasil yang sering kali berbeda-beda. Salah

satu kajian yang dilakukan oleh Johnson, Johnson & Scott (1978) menemukan

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

perbedaan yang signifikan terhadap kelompok individualistik, sementara kajian yang

lain yang dilakukan oleh Johnson, Johnson, Scott & Ramolae (1985) menemukan

tidak ada perbedaan. Serangkaian kajian di Nigeria yang dilakukan oleh Peter

Okebuka (1984,1985,1986a, b) menemukan beberapa pengaruh positif dan negatif

dibandingkan dengan kondisi yang individualistik dan kompetitif.

Sebaliknya, kajian-kajian terhadap model Learning Together yang melibatkan

tanggung jawab individual cukup konsisten dalam menunjukkan pengaruh positif

yang signifikan. Dan terbukti pada pembelajaran individual dari anggota kelompok

menghasilkan pembelajaran yang lebih baik dibandingkan metode individualistik

atau kontrol.

Learning Together adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang

melibatkan siswa yang bekerja dalam kelompok-kelompok beranggota 4 atau 5

orang yang heterogen menangani tugas tertentu. Kelompok-kelompok tersebut

menyerahkan satu hasil kelompok. Mereka menerima pujian dan ganjaran

berdasarkan pada hasil kelompok tersebut. Metode ini dikembangkan dan diteliti

oleh David dan Roger Johnson beserta rekan-rekan mereka di University of

Minnetosa. Dalam hal penggunaan kelompok pembelajaran heterogen dan

penekanan terhadap interdepensi positif serta tanggung jawab individual, metode ini

sama dengan STAD. Akan tetapi mereka juga menyoroti perihal pembangunan

kelompok dan menilai sendiri kinerja kelompok dan merekomendasikan penggunaan

penilaian tim daripada pemberian sertifikat atau bentuk rekognisi lainnya.

Learning Together secara umum dapat diuraikan sebagai berikut: guru

memotivasi siswa untuk saling ketergantungan satu sama lain secara positif, saling

berinteraksi, memiliki tanggung jawab secara individu dan sosial serta melakukan

kerja kelompok. Sebagai contoh, siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru

akan dikembalikan kepada kelompoknya untuk menemukan jawabannya. Penskoran

didasarkan pada kinerja individual dan kesuksesan kelompoknya, tetapi individu–

individu dan kelompok-kelompok tidak bersaing dengan yang lainnya (tidak ada

kompetisi antar kelompok). Learning Together melibatkan tanggung jawab individu

terhadap pencapaian siswa.

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Robert E. Slavin (2009: 250) menyatakan bahwa Learning Together

menekankan empat unsur, yaitu:

1. Interaksi tatap muka: Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan empat sampai lima orang).

2. Interpendensi positif: Para siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan kelompok.

3. Tanggung jawab individual: Para siswa harus memperlihatkan bahwa mereka secara individual telah menguasai materinya.

4. Kemampuan-kemampuan interpersonal dan kelompok kecil: Para siswa diajari mengenai sarana-sarana yang efektif untuk bekerja sama dan mendiskusikan seberapa baik kelompok mereka bekerja dalam mencapai tujuan mereka.

Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Learning Together:

1. Guru melakukan presentasi bahan ajar;

2. Siswa dalam kelompok heterogen terdiri dari empat sampai enam orang

mengerjakan satu lembar kerja;

3. Guru menilai hasil kerja kelompok;

4. Guru memberikan kuis yang dikerjakan secara individual dan dinilai sebagai hasil

kerja individual.

Metode pembelajaran Learning Together juga mempunyai kelemahan, yakni:

metode ini terkadang mempunyai tanggung jawab individual yang rendah. Dalam

teorinya satu orang siswa dapat melakukan seluruh pekerjaan atau memberi tahu

jawabannya kepada yang lain. Akan tetapi metode ini lebih baik dan memberikan

pengaruh positif terhadap siswa dibandingkan metode individualistik atau kontrol.

2. Kualitas Proses Belajar Mengajar

a. Hakikat Proses Belajar Mengajar

Nana Sudjana (2008: 22) menjelaskan bahwa “Proses adalah kegiatan yang

dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran.” Ada empat unsur utama

proses belajar mengajar, yakni tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Tujuan

sebagai arah dari proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah

laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh

pangalaman belajarnya.

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari

kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar mengajar agar

sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan. Metode dan alat adalah cara atau teknik

yang digunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah upaya atau

tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai

atau tidak.

Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang dapat

dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar

mengajar dan hasil belajar. Hubungan ketiga unsur tersebut digambarkan sebagai

berikut:

Tujuan instruksional

(a) (c)

Pengalaman belajar Hasil belajar

(proses belajar mengajar) (b)

Gambar 1. Hubungan antara tujuan instruksional, pengalaman belajar

(proses belajar mengajar) dan hasil belajar

Garis (a) menunjukkan hubungan antara tujuan instruksional dengan

pengalaman belajar (proses belajar mengajar), garis (b) menunjukkan hubungan

antara proses belajar mengajar dengan hasil belajar, garis (c) menunjukkan hubungan

antara tujuan instruksional dengan hasil belajar.

b. Hakikat Kualitas Proses Belajar Mengajar

Yenny Anjar Jayadi (2007: 13-18) mengemukakan bahwa “Kualitas didalam

pembelajaran yang meliputi faktor internal dan ekternal diwujudkan sebagai

indikator kualitas pembelajaran yang meliputi motivasi belajar, partisipasi siswa

dalam kegiatan pembelajaran dan penguasaan konsep siswa.” Penilaian terhadap

kualitas proses belajar dan mengajar sering diabaikan, setidak-tidaknya kurang

mendapat perhatian dibandingkan dengan penilaian hasil belajar.

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Nana Sudjana (2008: 56) menyatakan bahwa “Penilaian kualitas

pembelajaran tidak hanya berorientasi pada hasil semata-mata, tetapi juga kepada

proses”. Oleh sebab itu, penilaian terhadap hasil dan proses belajar harus

dilaksanakan secara seimbang. Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik, bila

proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Dalam hal ini

perlu disadari, masalah yang menentukan bukan kolot atau modernnya pengajaran,

bukan pula konvensional atau progresifnya pengajaran, tetapi pengukuran suksesnya

pengajaran, syarat utama adalah hasilnya. Dalam menilai atau mendiskripsikan hasil

disinipun harus cermat dan tepat, yaitu dengan memperhatikan bagaimana prosesnya.

Dalam proses ini, siswa akan beraktivitas dan berkreavifitas, proses yang tidak baik

atau benar akan menghasilkan capaian yang tidak baik juga atau bisa dikatakan

capaian yang semu.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran

merupakan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang berupa peningkatan

pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap yang meliputi motivasi

belajar dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan

bagaimana proses pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Dalam penelitian ini,

indikator pencapaian kualitas proses belajar mengajar untuk mata pelajaran akuntansi

meliputi: (1) partisipasi siswa mengajukan pertanyaan atau ide dalam diskusi kelas,

(2) partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan dan (3) interaksi antar siswa dalam

kelompok kooperatif.

3. Hakikat Hasil Belajar

a. Hakikat Belajar

1). Pengertian Belajar

Bertolak dari adanya pengertian belajar yang beragam, berikut ini merupakan

pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli, seperti menurut Winkels (1999:

53) mengatakan bahwa belajar adalah aktifitas mental (psikis) yang berangsung

dalam interaksi dengan ligkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan

pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat

konstan dan berbekas. Slameto (2003: 2) mendefinisikan bahwa belajar ialah suatu

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Ngalim Purwanto dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan (2007:

84-85), menyatakan bahwa belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku

yang lebih baik, tetapi ada juga kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang

lebih buruk yang terjadi melalui latihan atau pengalaman dan perubahan itu harus

relatif mantap. Sejalan dengan Ngalim Purwanto, Muhibbin Syah (2008: 92)

mengemukakan bahwa belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh

tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi

dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Berdasarkan keempat pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli

mengenai pengertian belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses

perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang sebagai hasil dari

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Perubahan dan kemampuan untuk

berubahlah yang akan menjadikan manusia dapat secara bebas untuk

mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk

kehidupannya.

2). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Muhibbin Syah (2008: 144) menyatakan bahwa secara global, faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam, yakni:

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa;

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa;

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

Ngalim Purwanto (2007: 102) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar ada dua golongan, yaitu:

1. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang sering kita sebut dengan faktor individual. Yang termasuk ke dalam faktor individualistik antara lain: faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

2. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk ke dalam faktor sosial antara lain: faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.

Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat

dua faktor pokok yang mempengaruhi belajar yaitu faktor yang berasal dari dalam

diri siswa itu sendiri (internal/individual) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa

atau lingkungan sekitarnya (eksternal/sosial).

3) Unsur-unsur Belajar

Menurut Cronbach dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2003: 157), tujuh

unsur utama dalam proses belajar diantaranya yaitu:

1) Tujuan 2) Kesiapan 3) Situasi 4) Interpretasi 5) Respon 6) Konsekuensi 7) Reaksi terhadap kegagalan

Ketujuh unsur utama dalam proses belajar tersebut diatas, dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1) Tujuan

Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai.

2) Kesiapan

Untuk dapat melakukan belajar dengan baik anak atau individu perlu memiliki

kesiapan matang.

3) Situasi

Kegiatan belajar berlangsung dalam suatu situasi belajar

4) Interpretasi

Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan intepretasi yang melihat

hubungan antara situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan

menghubungkan dengan kemungkinan tujuan.

5) Respons

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Berpegang hasil dari interpretasi apakah individu mungkin atau tidak

mungkin maka ia memberikan respons.

6) Konsekuensi

Setiap usaha akan membawa hasil, akibat tahu konsekuensi entah itu keberhasilan

atau kegagalan demikian juga dengan respons atau usaha belajar siswa.

7) Reaksi terhadap kegagalan

Reaksi siswa adalah perasaan sedih dan kecewa.

b. Hakikat Hasil Belajar

Proses belajar mengajar dikelas dapat digunakan untuk mengetahui berhasil atau

tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa, maka harus dilakukan evaluasi. Evaluasi

terhadap penilaian hasil dan proses belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan

peserta didik dalam mengusai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dari hasil evaluasi

terhadap penilaian tersebut dapat diketahui kompetensi dasar dan materi yang belum

dikuasai peserta didik.

Nana Sudjana (2008: 22-23) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward

Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) ketrampilan dan kebiasaan, (b)

pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita.Masing-masing jenis hasil belajar

dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne

membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) ketrampilan

intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap dan (e) ketrampilan motoris. Dalam sistem

pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan

instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara

garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

psikomotoris.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam

aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahama, aplikasi, analisis, sintesis dan

evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek

berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yng terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Ranah

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada

aspek ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan reflex, (b) ketrampilan gerakan dasar, (c)

kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan ketrampilan

kompleks dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif.

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan yang dicapai oleh siswa dalam penguasaan pengetahuan dan

keterampilan suatu mata pelajaran tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hasil

belajar yang diperoleh dapat berupa keterampilan, pengetahuan, kebiasaan dan cita-cita.

Hasil belajar terdiri dari tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

psikomotoris yang semuanya sudah terangkum dalam ketuntasan hasil belajar siswa

(standar nilai 68,00).

4. Hakikat Mata Pelajaran Akuntansi

Ilmu Ekonomi saat ini telah berkembang menjadi cabang-cabang ilmu yang

bersifat teoritis seperti Ekonomi Makro dan Ekonomi Mikro, maupun yang bersifat ilmu

terapan seperti Ekonomi Perusahaan (bisnis). Sedangkan dalam rangka pengambilan

keputusan yang tepat para pengelola perusahaan memerlukan sejumlah informasi

kuantitatif antara lain mengenai transaksi keuangan yang dihimpun oleh bagian

Akuntansi.

Mata pelajaran Ekonomi didalam Sekolah Menengah Atas mencakup bahan

kajian Ekonomi (teori ekonomi sederhana, pengelolaan badan usaha, dan metode

kuantitatif) dan Akuntansi. Akuntansi merupakan bahan kajian mengenai suatu sistem

untuk menghasilkan informasi yang berhubungan dengan transaksi keuangan. Informasi

tersebut dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan tanggung jawab di bidang

keuangan baik oleh pelaku ekonomi swasta (Akuntansi Perusahaan), pemerintah

(Akuntansi Pemerintah), ataupun organisasi masyarakat lainnya (Akuntansi Publik).

Program pengajaran Akuntansi di Sekolah Menengah Atas berfungsi

mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap rasional, teliti, jujur dan

bertanggungjawab melalui prosedur pencatatan pengelompokan, pengikhtisaran transaksi

keuangan perusahaan dan penyusunan laporan keuangan secara benar menurut Prinsip

Akuntansi Indonesia (PAI).

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Tujuan mempelajari Akuntansi di Sekolah Menengah Atas adalah membekali

lulusannya dengan berbagai kemampuan dan pemahaman, agar mereka menguasai dan

mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur akuntansi yang benar,

baik untuk kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ataupun untuk terjun

ke masyarakat sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan mereka.

Isi materi Akuntansi untuk Sekolah Menengah Atas masih bersifat dasar

(elementer), karena itu lingkup isi pelajaran tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga

kelompok, yaitu:

1. Pengertian, prinsip dan prosedur dasar akuntansi

2. Siklus akuntansi yang meliputi proses pencatatan, pengelompokan,

pengikhtisaran dan pelaporan transaksi keuangan pada perusahaan jasa,

perusahaan dagang dan perusahaan koperasi.

3. Ketrampilan komputer akuntansi

Lingkup bahan pembelajaran Akuntansi untuk kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial

adalah sebagai berikut:

1. Akuntansi sebagai Sistem Informasi

2. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa: Jurnal dan Posting

3. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa: Penyesuaian (adjustment)

4. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa: Pelaporan Keuangan, Penutupan Buku,

dan Penyesuaian kembali/Pembalik.

B. Penelitian yang Relevan

Hinomarus Masu (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together untuk meningkatkan Kualitas Proses

dan Hasil Belajar Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial

SMAK Sang Timur Yogjakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui model

pembelajaran kooperatif tipe Learning Together untuk meningkatkan kualitas proses

pembelajaran dan hasil belajar Akuntansi pokok bahasan Jurnal telah mencapai indikator

keberhasilan (target) yang telah ditentukan, yaitu: partisipasi siswa dalam diskusi kelas

yang semula 3% menjadi 6,5%, interaksi antar siswa dalam kelompok kooperatif dari

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

kondisi awal 50% meningkat menjadi 84%, kemampuan kelompok dalam mengerjakan

lembar kerja siswa mencapai 93% dan kemampuan siswa dalam merangkum presentasi

guru mencapai 55%.

Muntari (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Strategi

Pembelajaran (Kooperatif Model Learning Together dan Langsung) terhadap

Pemahaman Konseptual dan Algoritmik Kimia pada Siswa SMA dengan kemempuan

Matematika Berbeda”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan

dalam pemahaman konseptual antara kelompok siswa yang belajar dengan menerapkan

strategi pembelajaran kooperatif dan kelompok siswa yang belajar dengan menerapkan

strategi pembelajaran langsung (F = 2,177, p = 0,142 > 0,05); (2) kemampuan

matematika yang berbeda menberikan pengaruh yang berbeda terhadap pemahaman

konseptual siswa (F = 12,855, p = 0,000 > 0,05). Siswa yang memiliki kemampuan

matmatika tinggi lebih baik pemahaman konseptualnya bila dibandingkan dengan siswa

yang memiliki kemampuan rendah; (3) tidak ada pengaruh interaksi dalam penerapan

strategi pembelajaran dan kemampuan matematika siswa terhadap pencapaian

pemahaman konseptual kimia (F = 0,150, p = 0,699 > 0,05); (4) penerapan strategi

pembelajaran kooperatif dan strategi pembelajaran langsung memberikan pengaruh yang

berbeda dalam pencapaian algoritmik siswa (F = 59,537, p = 0,000 < 0,05). Strategi

pembelajaran koopeatif lebih unggul bila dibandingkan dengan strategi pembelajaan

langsung dalam pencapaian pemahaman algoritmik kimia siswa; (5) kemampuan

matematika yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda dalam pencapaian

algoritmik kimia (F = 19,485, p = 0,000 < 0,05). Siswa yang memiliki kemampuan

matematika lebih tinggi lebih baik pemahaman algoritmiknya bila dibandingkan dengan

siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah; (6) tidak ada pengaruh interaksi

dalam penerapan strategi pembelajaran dan kemampuan matematika siswa terhadap

pencapaian pemahaman algoritmik kimia (F = 0,531, p = 0,467 > 0.05).

Materi Pelajaran yang diambil dalam penelitian yang dilakukan oleh Hinomarus

Masu adalah pokok bahasan jurnal. Penelitian ini menggunakan objek yang berbeda

dalam menggunakan materi pelajaran, yaitu pencatatan perusahaan jasa (jurmal umum)

pada siklus I dan pemindahbukuan pemindahbukuan (posting) dari jurnal kedalam buku

besar pada siklus II dengan variabel yang sama yaitu kualitas proses dan hasil belajar

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Muntari menggunakan pendekatan pembelajaran

kooperatif tipe Learning Together dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran

langsung pada pemahaman konseptual dan algoritmik kimia siswa SMA dengan

kemampuan matematika yang berbeda. Hasil yang diperoleh adalah pembelajaran

kooperatif Learning Together lebih unggul daripada pembelajaran langsung. Penelitian

tersebut menguatkan peneliti untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Learning Together untuk mata pelajaran Akuntansi di Sekolah Menengah Atas.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai pada

pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Untuk mencapai

kualitas proses dan hasil belajar yang optimal maka diperlukan kerangka pemikiran yang

sesuai dengan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya.

Didalam landasan teori disebutkan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh

beberapa faktor, satu diantaranya yaitu kondisi peserta didik yaitu faktor internal.

Kemampuan peserta didik sendiri sangat beragam dan tidak merata. Sehingga, prestasi

belajar siswa tergantung pada kemampuan gurunya dalam mengajar. Pada saat mengajar

hal utama yang dibutuhkan guru yaitu kemampuan dalam memilih dan menerapkan

metode mengajar yang baik. Metode mengajar yang baik adalah metode yang tepat dalam

upaya mencapai hasil atau prestasi belajar yang memuaskan, sedangkan metode yang

tepat adalah yang bisa menumbuhkan pemahaman dari dalam diri siswa. Salah satu upaya

dalam memperoleh pemahaman dari siswa adalah merangsang keaktifan siswa dengan

meningkatkan partisipasi dan interaksi siswa agar daya piker siswa bekerja secara

optimal. Sebab, setiap kelas yang diajar oleh guru pada mata pelajaran yang sama,

tidaklah memiliki karakter yang sama dan permasalahan yang sama pula.

Pengajaran yang bisa mendukung keberhasilan penanaman pemahaman siswa

adalah berkonsentrasi pada peserta didik, padahal pengajaran yang banyak digunakan di

sekolah menengah adalah pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru atau

teacher center. Metode konvensional adalah metode yang mudah digunakan dimana

peran guru sangat dominan dalam kelas. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode

konvensional, membuat siswa kurang aktif, partisipasi rendah, interaksi juga rendah dan

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

guru tidak bisa menganalisis daya tangkap atau pemahaman siswanya secara individu.

Dikarenakan metode tersebut dilakukan secara klasikal atau menyeluruh. Maka dari itu,

diperlukan metode yang bisa menarik perhatian siswa. Dinyatakan dalam penelitian

bahwa metode Learning Together ternyata efektif meningkatkan kualitas proses

pembelajaran siswa dalam mengikuti pembelajaran. Diharapkan metode ini juga akan

meningkatkan hasil belajar siswa.

Selaras dengan judul penelitian yang diambil, yaitu: “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together untuk Meningkatkan Kualitas

Proses dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2

SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010”, maka dapat digambarkan

kerangka pemikiran sebagai berikut:

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Gambar 2. Bagan Kerangka Permikiran

Proses Belajar Mengajar

1. Partisipasa siswa rendah selama proses pembelajaran berlangsung

2. Interaksi antar siswa rendah selama proses pembelajaran berlangsung

3. Ketuntasan belajar rendah.

Pembelajaran Konvensional

Kualitas proses dan hasil belajar akuntansi rendah/ kurang maksimal

Setelah penerapan model pembelajaran kooperatif

learning together

Sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif

learning together

1. Partisipasa siswa meningkat selama proses pembelajaran berlangsung

2. Interaksi antar siswa meningkat selama proses pembelajaran berlangsung

3. Ketuntasan belajar meningkat

Kualitas proses dan hasil belajar siswa meningkat

Penelitian Tindakan Kelas

Siklus II

Siklus I

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

relevan serta kerangka pemikiran, maka dapat penulis merumuskan hipotesis sebagai

berikut ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together dapat

Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Ilmu Pengetahuan

Sosial 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo Mata Pelajaran Akuntansi Tahun Pelajaran 2009/2010.

BAB III

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sukoharjo yang beralamatkan di

Jalan Pemuda No. 38 Sukoharjo. Sekolah ini dipimpin oleh Ibu Hj. Sri Lastari, S.Pd,

M.Pd. Alasan peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Sukoharjo dengan

pertimbangan sebagai berikut:

a. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai subjek penelitian sejenis,

sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang;

b. Kualitas proses dan hasil belajar akuntansi kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2

belum optimal, sehingga perlu dilakukan penelitian dengan penerapan model

Pembelajaran Kooperatif tipe Learning Together dengan harapan kualitas proses dan

hasil belajar siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 dapat meningkat.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata

pelajaran Ekonomi Akuntansi yaitu Ibu Dra. Tiensih W. yang membantu dalam

pelaksanaan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung,

sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol sekaligus menjaga

validitas hasil penelitian.

2. Waktu Penelitian

Waktu untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai bulan September 2009 sampai

bulan Februari 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan

penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian

Jenis Kegiatan September Oktober November Desember Januari Februari

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Persiapan

Penelitian

a. Penyusunan

Judul

b. Penyusunan

proposal

c. Perijinan

2. Perencanaan

Tindakan

3. Implementasi

Tindakan

a. Siklus I

b. Siklus II

4. Review

5. Penyusunan

Laporan

B. Subjek dan Obyek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial, yang mana

kelas XI dibagi kedalam empat kelas yaitu kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 1, kelas XI

Ilmu Pengetahuan Sosial 2, kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 3 dan kelas XI Ilmu

Pengetahuan Sosial 4. Pada keempat kelas tersebut ditemukan adanya permasalahan-

permasalahan dalam kegiatan belajar-mengajar khususnya mata pelajaran Akuntansi.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah satu subjek yaitu siswa kelas XI Ilmu

Pengetahuan Sosial 2 dengan jumlah siswa 42 siswa pada semester 1 tahun ajaran

2009/2010.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai kegiatan yang

terjadi didalam kelas selama berlangsungnya proses belajar mengajar yang terdiri dari:

a. Pemilihan strategi atau model pembelajaran.

b. Pelaksanaan strategi atau model pembelajaran yang dipilih, yaitu dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Learning Together.

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar.

d. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

e. Materi pelajaran: Pencatatan dan pembukuan perusahaan jasa

f. Hasil proses pembelajaran.

C. Sumber Data

Sumber data merupakan suatu sumber dimana data dapat diperoleh. Dalam

memilih sumber data, peneliti harus benar-benar berpikir mengenai kelengkapan

informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Sumber data dalam penelitian

ini, antara lain:

1. Informan

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang menjadi informan adalah guru mata

pelajaran Ekonomi Akuntansi kelas XI yaitu Dra. Tiensih W, tahun pelajaran

2009/2010.

2. Tempat atau lokasi

Tempat atau lokasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sekolah ruang kelas XI

Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo.

3. Peristiwa

Melalui pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses

bagaimana sesuatu terjadi secara langsung. Peristiwa dalam penelitian ini adalah

proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Akuntansi.

4. Dokumen atau arsip

Dokumen dan arsip juga merupakan sumber data yang penting artinya dalam

penelitian tindakan kelas. Dokumen dan arsip sebagai sumber data yang dapat

membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada kaitannya dengan

permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu: silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan hasil pekerjaan siswa, dalam hal ini siswa kelas

XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010.

D. Pendekatan Penelitian

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) atau disebut juga classroom action research, karena kelas merupakan

bagian kecil dan bagian penting dalam sistem pembelajaran di sekolah. Menurut pendapat

Kemmis dan Carr sebagaimana dikutip Kasihani Kasbolah (2001: 9), bahwa “Penelitian

tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat refleksi yang dilakukan

oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya,

memahami pekerjaan ini serta situasi di mana pekerjaan ini dilakukan”. Definisi lain

mengenai penelitian tindakan kelas juga disebutkan oleh Herawati Susilo (2008: )

“Penelitian Tindakan Kelas dapat didefinisikan sebagai sebuah proses investigasi

terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh

guru/calon guru yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap

sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi pembelajaran”.

Suharsimi Arikunto (2008: 2-3) dalam bukunya menyebutkan ada tiga kata yang

membentuk pengertian Penelitian Tindakan Kelas, yaitu:

1. Penelitian – menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan – menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas – dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Menurut Kasihani Kasbolah (2001: 15-17), karakteristik PTK meliputi:

a. Munculnya penelitian tindakan kelas karena ada permasalahan praktik faktual. Permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru.

b. Adanya tindakan-tindakan, yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui empat langkah utama

yang saling berkaitan, yaitu: 1) Perencanaan Tindakan, 2) Pelaksanaan Tindakan, 3)

Observasi dan 4) Refleksi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model PTK

sebagaimana yang dikemukakan oleh Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

dan Supardi (2008: 74). Untuk lebih jelas mengenai tahapan-tahapannya, dapat dilihat

pada bagan berikut:

Gambar 3. Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2008: 74)

Keterangan :

Rincian kegiatan pada tiap tahapan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang

apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan

dilakukan.

Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut :

Permasalahan Perencanaan Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Pengamatan/ Pengumpulan Data I

Refleksi I

Perencanaan Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II

Refleksi II Pengamatan/ Pengumpulan Data II

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Permasalahan baru Hasil refleksi

Apabila permasalahan

belum terselesaikan

Siklus I

Siklus II

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

a. mengidentifikasi cara menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat dimengerti

masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-benar faktual terjadi

di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya, masalah cukup penting dan

bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil pembelajaran dan masalah pun harus

dalam jangkauan kemampuan peneliti.

b. menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan

melatarbelakangi PTK.

c. merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun kalimat

pernyataan.

d. menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa

rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai

alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang paling

menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan oleh guru.

e. menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan

indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrumen pengumpul data yang

dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu.

f. membuat secara rinci rancangan tindakan.

2. Tindakan

Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan

diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan dilakukan, hendaknya

dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu menjelaskan (a)

langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan, (b) kegiatan yang seharusnya

dilakukan oleh guru, (c) kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa, (d) rincian

tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara menggunakannya,

(e) jenis intrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data atau pengamatan

disertai dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya.

3. Observasi dan Interpretasi

Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.

Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya

berlangsung dalam waktu yang sama.

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang

diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data

ini dilaksanakan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun,

termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu

ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang

dikumpulkan dapat berupa data kualitatif (hasil tes, kuis, presentasi, nilai tugas, dan

lain-lain) atau data kuantitatif yang menggambarkan kretifitas siswa, antusias siswa,

mutu diskusi yang dilakukan, dan lain sebagainya.

Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsahannya.

Data yang telah terkumpul memerlukan analisis, baik untuk mempermudah

penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk hal ini berbagai teknik

analisis statistika dapat digunakan.

4. Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang

telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi

guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK menyangkut

analisis, sintesis dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang

dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses

pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan

ulang, tindakan ulang dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan

dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu digunakan

teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang benar-benar valid dan dapat

dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain

dengan menggunakan:

1. Wawancara

Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa mengenai proses

pembelajaran yang selama ini dilakukan dan bagaimanakah respon atau hasil yang

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

timbul dari proses pembelajaran tersebut. Jenis wawancara yang digunakan adalah

wawancara bebas terpimpin dimana pewawancara memberikan pertanyaan sesuai

dengan rancangan yang telah dibuat, namun cara menyampaikan pertanyaan tersebut

tergantung pada kebijaksanaan pewawancara.

2. Observasi

Observasi dilaksanakan kolabarasi antara peneliti dan guru. Yaitu dengan

melaksanakan, mengamati, mengidentifikasi dan mencatat apa kekurangan dan

kelebihan dalam proses pembelajaran.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa

catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda

dan sebagainya. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk

memperoleh data sekolah, data identitas siswa, data hasil belajar kognitif siswa yang

berupa nilai ulangan harian mata pelajaran Akuntansi, untuk memperoleh data

tentang kemampuan awal siswa.

4. Tes

Tes merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengetahui hasil dari penelitian

yang telah dilakukan. Tes dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil belajar

yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan.

5. Angket

Angket adalah suatu daftar berisi pertanyaan tertulis tentang suatu masalah yang

akan diteliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari responden atau subyek

penelitian. Dalam penelitian ini, metode angket digunakan untuk memperoleh data

tentang tanggapan siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), menggunakan

model kooperatif tipe Learning Together.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian

dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap

kegiatan yaitu:

1. Tahap Pengenalan Masalah

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah:

a. Mengidentifikasi masalah

b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori yang

relevan

2. Tahap Persiapan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi:

a. Penyusunan jadwal penelitian

b. Penyusunan bentuk tindakan yang sesuai dalam bentuk RPP

c. Penyusunan soal evaluasi

3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan

Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu: siklus I dan siklus II. Setiap

siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi.

4. Tahap Implementasi Tindakan

Dalam tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dengan menerapkan model

Learning Together, yakni untuk menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran

akuntansi sehingga meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang akhirnya

meningkatkan pula hasil belajar akuntansi siswa. Hal ini diukur dari tingkat

partisipasi siswa dalam diskusi kelas, interaksi antar siswa dalam kelompok

kooperatif dan ketuntasan hasil belajar siswa.

5. Tahap Observasi dan Interpretasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang

melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru. Pengamatan dapat

dilakukan secara beiringan bahkan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan

(interpretasi metode). Semua hal yang berkaitan dengan hal diatas perlu dikumpulkan

dengan sebaik-baiknya.

6. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan,

kemudian bersama dengan guru pelaksana mendiskusikan implementasi rancangan

tindakan. Dalam hal ini, guru pelaksana merefleksikan pengalamannya kepada

peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan.

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

7. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah

dilakukan selama penelitian. Dalam kegiatan ini pertama-tama perlu ditulis paparan

hasil-hasil PTK. Paparan hasil PTK ini disatukan dengan deskripsi masalah, rumusan

masalah, tujuan dan kajian konsep atau teoritis.

G. Proses Penelitian

Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus

dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: (1) Perencanaan tindakan, (2)

Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi dan (4) Analisis dan Refleksi.

Adapun kedua siklus tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Rancangan Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan berbagai persiapan dan perencanaan

pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, yaitu meliputi:

1) Menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa sesuai

dengan tingkat kemampuan, yaitu siswa yang tergolong kemampuan rendah,

sedang, atau tinggi, dan membagi siswa secara heterogen menjadi kelompok-

kelompok yang beranggotakan lima orang.

2) Menyiapkan perangkat pembelajaran. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam

tahap ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi

pencatatan perusahaan jasa dan model pembelajaran kooperatif tipe Learning

Together, soal tes tertulis dan lembar observasi.

3) Menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi:

a) Kriteria keberhasilan proses dan hasil belajar siswa berdasarkan pelaksanaan

tindakan; kriteria dan indikator keberhasilan siswa ditentukan bersama guru

berdasarkan situasi konkrit di kelas tempat penelitian berlangsung;

b) Instrumen observasi partisipasi siswa dalam diskusi kelas;

c) Instrumen observasi interaksi antarsiswa dalam kegiatan kelompok

kooperatif;

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

d) Instrumen observasi ketuntasan hasil belajar siswa.

4) Menetapkan indikator ketercapaian

Tabel 2. Indikator ketercapaian

Aspek yang diukur

Persentase Target Capaian

Cara mengukur

Partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan/ide dalam diskusi kelas

70%

Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan/ide dalam diskusi kelas

Partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi kelas

70%

Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang menjawab pertanyaan dalam diskusi kelas

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Interaksi antar siswa dalam kelompok kooperatif

80%

Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi oleh peneliti dan dihitung dari jumlah siswa yang berinteraksi (berbagi informasi, berbagi tafsiran, negosiasi makna) dalam pemecahan masalah dalam kelompok

Ketuntasan hasil belajar (standar nilai 68)

80%

Dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai 68 ke atas, untuk siswa yang mendapat nilai 68 dianggap telah mencapai ketuntasan belajar.

b. Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun

bersama guru yang akan dilakukan di kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA

Negeri 1 Sukoharjo, yaitu pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Learning Together untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi. Skenario pembelajaran yang akan

peneliti lakukan bersama guru adalah sebagai berikut:

a) Peneliti dan guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan garis

besar materi yang akan dipelajari dengan melibatkan siswa dalam diskusi kelas.

Karena aspek partisipasi siswa dalam diskusi kelas maupun diskusi kelompok

turut mempengaruhi kualitas proses pembelajaran maka peneliti juga perlu

menjelaskan atau menyampaikan kepada siswa agar semua siswa terlibat dalam

diskusi kelas maupun dalan diskusi kelompok baik dalam mengemukakan ide

maupun mengajukan pertanyaan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi

adanya monopoli diskusi oleh beberapa siswa.

b) Peneliti dan guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen

beranggotakan lima orang dan membagikan lembar kerja untuk masing-masing

kelompok. Siswa dalam kelompok mengerjakan lembar kerja, sementara peneliti

berkeliling memantau kegiatan tersebut.

c) Peneliti, guru dan siswa mendiskusikan dan mengoreksi hasil kerja kelompok

secara bersama.

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

d) Peneliti dan guru memberi soal tertulis, dan siswa mengerjakannya secara

individual.

c. Observasi atau Pengamatan

Pada tahap ini peneliti dan guru mengamati jalannya proses pembelajaran dan

mencatat hal-hal yang mungkin terjadi ketika tindakan berlangsung antara lain: (1)

partisipasi siswa dalam diskusi kelas, (2) interaksi siswa dalam kegiatan kelompok

kooperatif, (3) hal-hal lain yang berpengaruh terhadap tindakan yang diberikan.

d. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis dengan

model analisis interaktif. Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dan guru

dapat merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran model pembelajaran

kooperatif tipe Learning Together yang telah dilakukan. Dengan demikian, dapat

diketahui peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Akuntansi. Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelebihan dan

kelemahan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I sehingga dapat

digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada pertemuan berikutnya atau siklus

II.

2. Rancangan Siklus II

Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai

pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi

pencatatan posting ke buku besar, termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan

interpretasi, serta analisis dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Sukoharjo

SMA Negeri 1 Sukoharjo berdiri atas swadaya masyarakat se-Kabupaten

Sukoharjo dengan cara mengumpulkan kelapa tua calon cikal, yakni tiap satu keluarga

satu pohon kelapa dan satu buah dengan diprakarsai oleh Bapak Wandyo Pranata,

Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sukoharjo pada tahun 1962. Hasil penjualan kelapa

tersebut dibelikan tanah seluas kurang lebih 19.116 m2 yang masih berupa sawah.

Pada bulan Agustus 1962 telah menerima tiga kelas I baru untuk tahun

pelajaran 1962/1963 yang menempati rumah Bapak Dwijo di Jetis Sukoharjo. Kelas ini

merupakan kelas jauh (filial) dari SMA Negeri 1 Surakarta dibawah pimpinan Bapak

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

R.Supamdam, selanjutnya dinegerikan dengan SK Menteri P dan K tanggal : 25 Juli

1963, No. 59/K/B/III.

Untuk tahap pertama membuat tiga ruang kelas dan selanjutnya mendapat

bantuan Gedung dari Depdikbud 10 ruang kelas secara bertahap. Jumlah kelas

seluruhnya 27 ruang kelas, yang lainnya sambungan dari BP 3 kelanjutan bantuan

gedung dari Depdikbud antara lain Laboratorium Bahasa, Sanggar Gedung SPTKG,

kemudian ruang gedung Perpustakaan.

Untuk kelangsungan hidup SMA Negeri 1 Sukoharjo, maka pengelolaanya

dibawah pimpinan kepala sekolah dan kepala Tata Usaha. Kepala SMA Negeri 1

Sukoharjo sejak berdiri hingga sekarang sebagai berikut:

1. Bp. P. Seno Kertodiharjo tahun 1963 - 1966

2. Bp. Sutasno, B.A tahun 1966 - 1981

3. Bp. Drs. Soekidjo tahun 1981 - 1987

4. Bp. Drs. D. H. Soegimo tahun 1987 - 1992

5. Bp. Drs. Mursidi tahun 1992 - 1993

6. Bp. Drs. Sadiyat tahun 1993 - Januari 1995

7. Bp. Drs. Praja Suminta, SH Februari 1995 - April 2005

8. Bp. Drs. Supartono tahun 1995 - Januari 2002

9. Bp. Drs. Sumadi Januari 2002 - Januari 2005

10. Bp. Drs. H. Sukirno Januari 2002 - Agustus 2009

11. Ibu Hj. Sri Lastari, S.Pd. M.Pd September 2009 - sekarang.

Sedangkan kepala Tata Usaha adalah sebagai berikut :

1. Bp. Ngirjan Hardjodipuro tahun 1963 – 1977

2. Bp. S. Hadiwiryoko tahun 1977 – 1990

3. Bp. Sutiman tahun 1991 – 2000

4. Ibu Suyatmi, S.Pd tahun 2001 – sekarang.

Demikian sejarah singkat berdirinya SMA Negeri 1 Sukoharjo, sebagai catatan

sejak 15 September 2009, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sukoharjo dipercayakan

kepada Ibu Hj. Sri Lastari, S.Pd. M.Pd.

2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 1 Sukoharjo

a. Visi SMA Negeri 1 Sukoharjo

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Terwujudnya sekolah yang unggul dibidang IMTAQ dan IPTEK.

b. Misi SMA Negeri 1 Sukoharjo

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga siswa

berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.

2) Menumbuhkembangkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh

warga sekolah.

3) Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenal potensi dirinya,

sehingga dapat dikembangkan secara optimal.

4) Meningkatkan mutu pendidikan sesuai tuntutan masyarakat dan perkembangan

IPTEK.

5) Meningkatkan prestasi dalam bidang ekstrakurikuer yang senantiasa berakar

pada sistem nilai, adat istiadat, agama dan budaya masyarakat dengan tetap

mengikuti perkembangan dunia luar.

6) Meningkatkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama yang

dianut dan budaya bangsa menjadi sumber kearifan dan bertindak.

c. Tujuan SMA Negeri 1 Sukoharjo

1) Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi dan mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, tehnologi serta kesenian.

2) Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam

mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan

alam sekitarnya.

3. Keadaan Lingkungan SMA Negeri 1 Sukoharjo

a. Lingkungan Fisik

SMA Negeri 1 Sukoharjo berada di lokasi yang strategis dan terlepas dari

kebisingan yaitu di jalan Pemuda No. 38 sehingga sangat mudah dijangkau

kendaraan umum. Lokasi sekolah juga berdekatan dengan Kantor Dinas

Pendidikan Kabupaten Sukoharjo sehingga komunikasi kedinasan lancar.

Adapun batas-batasnya adalah:

· Sebelah barat : Jalan Ki Hajar Dewantoro

· Sebelah selatan : Jalan Veteran

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

· Sebelah timur : SMP N 1 Sukoharjo, SMP N 2 Sukoharjo

· Sebelah utara : Jalan Pemuda

b. Lingkungan Sosial

Yang menunjang pengelolaan sekolah :

· Dilingkungan SMA Negeri 1 Sukoharjo banyak dikunjungi para pelajar dan

mahasiswa.

· Kegiatan masyarakat di sekitar sekolah sangat baik (gotong royong).

· Dilingkungan sekitar banyak tersedia tempat ibadah.

c. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Sukoharjo

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUKOHARJO

=

KEPALA SEKOLAH Hj.Sri Lastari, S.Pd.M.Pd

WAKASEK KURIKULUM

WAKASEK SARPRAS

WAKASEK HUMAS

UNIT LABORATORIUM

WAKASEK KESISWAAN

KOMITE SEKOLAH

LABORATORIUM KIMIA

LABORATORIUM BIOLOGI

LABORATORIUM FISIKA

UNIT TATA USAHA SEKOLAH

UNIT PERPUSTAKAAN

DEWAN GURU

WAKIL KEPALA SEKOLAH

LABORATORIUM BAHASA

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Jalur Koordinasi

Jalur Komando

Gambar 4. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Sukoharjo

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi

Kelas XI IPS 2 di SMA Negeri 1 Sukoharjo

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan

kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan tujuan untuk mengetahui keadaan

nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan pada hari Senin tanggal 2

November 2009 di SMA Negeri 1 Sukoharjo. Hasil dari identifikasi masalah tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Ditinjau dari Segi Siswa

a. Sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai (terbatasnya buku paket dan

media pembelajaran untuk siswa).

Pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Sukoharjo didukung dengan

buku paket yang mana masing-masing siswa berhak meminjam buku yang

tersedia di perpustakaan sekolah. Namun, kenyataan yang terjadi adalah tidak

semua siswa bisa mendapatkan buku tersebut. Hal itu dikarenakan jumlah buku

yang tersedia sangat terbatas, sehingga siswa terpaksa menggunakan satu buku

untuk dua orang. Keterbatasan tersebut berdampak pada terhambatnya proses

belajar siswa (baik belajar di rumah maupun di sekolah). Pembelajaran juga

didukung dengan buku pendamping, namun tidak semua siswa mempunyai buku

pendamping. Jadi pembelajaran hanya terpancang pada pembahasan materi di

LKS yang sifatnya terbatas.

b. Siswa kurang antusias dan kurang berminat terhadap pelajaran Akuntansi.

LABORATORIUM EKONOMI AKUNTANSI

LABORATORIUM KOMPUTER DAN

MULTIMEDIA

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Kejenuhan siswa pada pembelajaran akuntansi salah satunya disebabkan

karena penggunaan metode ceramah yang terus-menerus oleh guru, siswa hanya

diminta untuk mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan guru, serta

mengerjakan apa yang diperintahkan guru, sehingga siswa menjadi bosan dan

mengabaikan mata pelajaran akuntansi. Dampaknya, siswa mengalami kesulitan

dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru karena selain pemahaman siswa

kurang, dalam mata pelajaran akuntansi melibatkan perhitungan dan berkaitan

dengan kejadian sehari-hari. Hal tersebut dapat diatasi apabila siswa dilibatkan

secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa akan aktif

mengungkapkan pendapatnya tentang materi yang sedang dibahas dan bertanya

disaat mereka mengalami kesulitan.

c. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran Akuntansi.

Siswa cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya

tentang kesulitan yang mereka hadapi. Siswa merasa malu untuk mengungkapkan

pendapatnya jika diadakan tanya jawab. Mereka memilih diam tidak bertanya

meskipun sebenarnya mereka belum paham tentang materi yang sedang dibahas.

Sebagian siswa juga masih malu untuk maju ke depan jika diminta guru untuk

menjelaskan kembali apa yang mereka terima setelah mendengarkan penjelasan

guru. Siswa cenderung bermasalah dalam menuangkan ide, gagasan dan

kreatifitas.

2. Ditinjau dari Segi Guru

a. Guru sangat menguasai kelas dan suasana kelas sangat tenang, namun guru

merasa kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk

meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi.

Pada saat pembelajaran, siswa menunjukkan sikap yang kurang berminat

dan kurang antusias terhadap mata pelajaran akuntansi. Siswa terlihat bosan dan

jenuh terhadap pelajaran akuntansi serta kurang memperhatikan pelajaran dengan

seksama. Guru sudah mencoba membangkitkan minat siswa dengan memberikan

pendekatan secara langsung dan dengan memotivasi serta menegur siswa yang

tidak mau memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini ternyata belum mampu

membangkitkan semangat dan minat belajar siswa.

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

b. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil yang

maksimal.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti, terdapat 24 siswa dari

42 siswa kelas XI IPS 2 belum memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) mata pelajaran kompetensi kejuruan akuntansi untuk perusahaan dagang

yaitu 68,00. Dari hasil ulangan (untuk materi Struktur Dasar Akuntansi), nilai

terendah yang diperoleh siswa kelas XI IPS 2 adalah 30,00, sedangkan nilai

tertinggi adalah 86,00. Untuk tugas-tugas rumah yang diberikan oleh guru,

mayoritas siswa masih mengerjakan di kelas sebelum pelajaran dimulai. Ini

menunjukkan rendahnya keaktifan dan tanggung jawab siswa dalam mengikuti

pelajaran Akuntansi.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus

terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

observasi dan interpretasi dan (4) analisis dan refleksi tindakan.

1. Siklus I

Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui pembelajaran

kooperatif tipe learning together adalah:

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 6

Januari 2010 di ruang guru SMA Negeri 1 Sukoharjo. Guru bersama peneliti

mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini.

Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui permasalahan dalam

menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas serta kurangnya minat mengikuti

pelajaran akuntansi. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada

siklus I akan dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, yakni pada hari Senin tanggal

11 dan 18 Januari 2010 jam ke11-12 serta Rabu tanggal 13 dan 20 Januari 2010

jam ke1-2. Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut:

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi dagang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, dengan

skenario pembelajaran sebagai berikut:

a) Pertemuan pertama (Senin, 11 Januari 2010)

(1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa kemudian

memperkenalkan peneliti serta tujuannya mengadakan penelitian.

Peneliti bertindak sebagai guru selama penelitian berlangsung.

(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk

membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa

maupun kelas.

(3) Guru bersama peneliti membuka pelajaran dengan melanjutkan

materi pertemuan sebelumnya yaitu tentang materi jurnal umum.

Mengulang penjelasan secara garis besar dari mencatat transaksi

berdasar mekanisme debet dan kredit.

(4) Guru bersama peneliti menyajikan materi pengertian jurnal,

menganalisis pengaruh masing-masing transaksi terhadap akun-akun,

dan bentuk jurnal.

(5) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum

dipahami, kemudian peneliti menunjuk siswa secara acak untuk

menjawab soal agar siswa selalu siap dalam menyelesaikan suatu

permasalahan.

(6) Guru bersama peneliti membagi siswa dalam beberapa kelompok

kooperatif secara heterogen berdasar nilai ulangan materi

sebelumnya. Satu kelompok terdiri dari 5-6 orang dan kelompok

berjumlah 8 kelompok.

(7) Guru bersama peneliti membagi lembar jawab dan soal latihan

tentang jurnal umum kepada tiap-tiap kelompok kooperatif.

(8) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan untuk didiskusikan bersama

teman satu kelompoknya.

(9) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya diskusi kelompok dengan

baik dan memberikan penilaian proses.

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

(10) Guru bersama peneliti meminta setiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi dan didiskusikan dikelas.

(11) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya diskusi kelas dengan baik

dan memberikan penilaian proses.

(12) Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah

diajarkan sebelum menutup pelajaran dengan salam penutup dan

siswa diperbolehkan pulang.

b) Pertemuan kedua (Rabu, 13 Januari 2010)

(1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa kemudian dilanjutkan

dengan presensi siswa.

(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk

membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa

maupun kelas.

(3) Guru bersama peneliti mengulas tentang pertemuan sebelumnya dan

akan melanjutkan kegiatan presentasi dan diskusi kelas. Diharapkan

semua siswa ikut berpartisipasi dalam bertanya dan mengemukakan

ide masing-masing.

(4) Guru bersama peneliti mempersilahkan siswa untuk berformasi dalam

kelompoknya masing-masing berdasar pembagian kelompok pada

pertemuan sebelumnya.

(5) Kegiatan presentasi dan diskusi kelas dilanjutkan, semua siswa bebas

untuk bertanya dan mengemukakan ide mengenai hasil pekerjaan

kelompok yang presentasi.

(6) Guru bersama peneliti mengamati kegiatan diskusi kelas dan

memberi penilaian proses.

(7) Guru bersama peneliti memberikan koreksi bersama atas hasil kerja

kelompok yang presentasi serta memberi nilai untuk hasil kerja

kelompok.

(8) Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah

diajarkan sebelum menutup pelajaran dengan salam penutup.

c) Pertemuan ketiga (Senin, 18 Januari 2010)

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

(1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa kemudian dilanjutkan

dengan presensi siswa.

(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk

membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa

maupun kelas.

(3) Guru bersama peneliti mengulas tentang pertemuan sebelumnya dan

akan melanjutkan kegiatan presentasi dan diskusi kelas. Diharapkan

semua siswa ikut berpartisipasi dalam bertanya dan mengemukakan

ide masing-masing.

(4) Guru bersama peneliti mempersilahkan siswa untuk berformasi dalam

kelompoknya masing-masing berdasar pembagian kelompok pada

pertemuan sebelumnya.

(5) Kegiatan presentasi dan diskusi kelas dilanjutkan, semua siswa bebas

untuk bertanya dan mengemukakan ide mengenai hasil pekerjaan

kelompok yang presentasi.

(6) Guru bersama peneliti mengamati kegiatan diskusi kelas dan memberi

penilaian proses.

(7) Guru bersama peneliti memberikan koreksi bersama atas hasil kerja

kelompok yang presentasi serta memberi nilai untuk hasil kerja

kelompok.

(8) Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah

diajarkan. Guru juga memberitahukan kepada siswa bahwa pada

pertemuan selanjutnya akan diadakan kuis/tes individual untuk

mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa selama belajar didalam

kelompoknya sebelum menutup pelajaran dengan salam penutup dan

siswa diperbolehkan pulang.

d) Pertemuan Keempat (Rabu, 20 Januari 2010)

(1) Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan

salam, kemudian dilanjutkan dengan persensi siswa.

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

(2) Siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk mempersiapkan diri

menjawab pertanyaan kuis berupa soal esai untuk materi yang sudah

didiskusikan pada pertemuan sebelumnya.

(3) Guru bersama peneliti membagikan soal kuis untuk materi jurnal

umum dan meminta siswa untuk mengerjakan secara mandiri.

(4) Siswa mengerjakan soal kuis sedangkan guru bersama peneliti

mengawasi dengan baik agar hasil kuis benar-benar mencerminkan

kemampuan mereka. Pada saat kuis berlangsung ada beberapa siswa

yang mencoba bertanya kepada teman, namun guru segera

memperingatkan siswa tersebut untuk mengerjakan soal kuis secara

mandiri.

(5) Guru bersama peneliti meminta lembar jawab soal kuis

(6) Guru dan peneliti mengakhiri pelajaran dengan salam penutup.

2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi

Jurnal Umum dan menyelesaikannya dengan model pembelajaran kooperatif

tipe Learning Together. Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian,

yang berupa tes dan nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi

akhir siklus berupa kuis), sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan

pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati partisipasi

siswa dalam diskusi kelas dan interaksi antarsiswa dalam kegiatan kelompok

kooperatif.

b. Pelaksanaan Tindakan I

Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, seperti

yang telah direncanakan, yaitu pada hari Senin dan Rabu masing-masing tanggal

11, 13, 18 dan 20 Januari 2010 di ruang kelas XI IPS 2. Pertemuan dilaksanakan

selama 8 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP.

Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah Jurnal Umum. Pertemuan

pertama digunakan guru bersama peneliti untuk mempresentasikan materi secara

garis besar, diskusi kelompok berdasar kelompok kooperatif, presentasi tiap-tiap

kelompok serta diskusi kelas membahas tentang hasil diskusi kelompok yang

presentasi. Sedangkan pertemuan kedua digunakan guru bersama peneliti untuk

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

melanjutkan kegiatan presentasi dan diskusi kelas. Pertemuan ketiga sama halnya

dengan pertemuan kedua yaitu melanjutkan kegiatan presentasi dan diskusi kelas.

Pertemuan keempat digunakan guru bersama peneliti untuk mengadakan kuis

individual untuk mengetahui pencapaian belajar siswa selama mengikuti diskusi

kelompoknya.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama (Senin,11 Januari 2010)

a) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa. Tidak ada siswa

membolos walaupun jam terakhir. Kemudian memperkenalkan peneliti

serta tujuannya mengadakan penelitian. Peneliti bertindak sebagai guru

selama penelitian berlangsung.

b) Peneliti memberikan pengantar materi yang akan dipelajari.

c) Peneliti memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi

pertanyaan tentang jurnal umum, pengertian, jenis dan akun-akun yang

terkait. Peneliti menunjuk beberapa siswa. Terlihat beberapa siswa

bersemangat sekali dalam mengikuti pelajaran. Siswa yang ditunjuk sebisa

mungkin menjawab. Namun hanya dua siswa yang mampu menjawab

dengan benar. Suasana menjadi tegang karena tidak biasanya guru

memberikan pertanyaan di awal pembelajaran. Banyak siswa yang protes

karena guru melakukan perubahan yang membuat siswa menjadi berdebar

hatinya. Namun perubahan tersebut berdampak positif bagi siswa, siswa

menjadi lebih memperhatikan guru meskipun ada beberapa siswa yang

masih tetap tidak memperhatikan. Dua siswa yang menjawab pertanyaan

dengan benar adalah Agung Jayadi dan Arum Pamungningtyas.

d) Siswa memperhatikan penjelasan peneliti tentang pengertian, jenis-jenis

dan akun-akun terkait dengan seksama dan menanyakan hal-hal yang

menurutnya belum jelas. Pada saat itu Yunita Sari menanyakan tentang

akun-akun yang terkait, Fia dan Pemi menanyakan hal yang serupa, maka

peneliti menjawab sebisa mungkin hingga semuanya jelas.

e) Peneliti memberikan beberapa pertanyaan seputar materi yang diberikan

secara acak. Banyak siswa yang mampu menjawab dengan benar. Bahkan

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

mereka menjawab secara serempak dengan benar sebelum peneliti

menunjuk salah satu siswa.

f) Guru menetapkan siswa kedalam kelompok-kelompok kooperatif secara

heterogen. Langkah-langkah dalam pembagian siswa kedalam kelompok

adalah sebagai berikut:

(1) Menyusun peringkat siswa dari yang memperoleh nilai tertinggi

sampai nilai terendah. Nilai diambil dari hasil ulangan materi

sebelumnya yaitu mekanisme debet dan kredit.

(2) Menentukan jumlah kelompok

Tiap kelompok terdiri dari lima sampai enam anggota. Hal tersebut

dikarenakan dalam pembagian kelompok tidak genap, maka terdapat

dua kelompok yang beranggotakan enam orang, yaitu Kelompok I

dan Kelompok II. Sedangkan Kelompok III, IV, V, VI, VII dan VIII

beranggotakan lima orang.

(3) Membagi siswa kedalam kelompok

Dalam membagi siswa kedalam kelompok, seimbangkan kelompok

sesuai dalam aturan Learning Together yaitu tiap kelompok terdiri

dari siswa yang berprestasi rendah, sedang, dan tinggi. Prestasi

diambil dari nilai ulangan materi sebelumnya yaitu materi mekanisme

debet dan kredit.

g) Guru bersama peneliti membagikan lembar soal dan lembar jawab kepada

setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Guru memberi

bantuan hanya dengan memperjelas perintah dan mengulang sedikit

konsep. Selama belajar dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah

menguasai materi pelajaran dan membantu teman satu kelompok untuk

menguasai materi. Anggota kelompok yang mengalami kesulitan terlebih

dahulu bertanya kepada sesama anggota kelompok ataupun kelompok lain,

dan apabila mengalami kesulitan baru diperbolehkan bertanya kepada

guru.

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

h) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya diskusi dengan baik dan

memberikan penilaian proses sesuai instrumen-instrumen interaksi

antarsiswa dalam kelompok kooperatif.

i) Setelah waktu yang diberikan untuk diskusi berakhir, guru

mempersilahkan kepada masing-masing kelompok untuk

mempresentasikan jawaban kelompoknya. Salah satu perwakilan dari

Kelompok I yaitu Agung Jayadi dengan sukarela mempresentasikan

jawabannya.

j) Pada waktu sesi tanya jawab atau diskusi kelas, ada tiga siswa yang

bertanya yaitu Adini Kusumaningtyas, Arum Pramuningtyas dan Pemi Sri

Purwanti. Mereka pada intinya menanyakan tentang bagaimana cara

menganalisis pengaruh masing-masing transaksi terhadap akun-akun.

Agung Jayadi dan Nugroho Kusumo anggota kelompoknya menjawab

sebisa mungkin. Kemudian Yunita Sari membantu menjawab untuk

menyempurnakan jawaban Kelompok II.

k) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya diskusi kelas dengan baik dan

memberikan penilaian proses sesuai instrumen-instrumen partisipasi siswa

mengajukan pertanyaan/ide dan menjawab pertanyaan dalam diskusi

kelas. Diskusi kelas mulai terlihat aktif, tetapi waktunya hampir habis.

Presentasi kelompok lain akan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.

l) Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan tentang hasil diskusi hari

ini.

m) Guru dan peneliti menutup pelajaran. Karena pelajaran Akuntansi adalah

jam terakhir, maka ketua kelas dipersilahkan memimpin doa sebelum

diperbolehkan pulang. Suasana pembelajaran terlihat tertib dari awal

sampai akhir pelajaran.

2) Pertemuan Kedua (Rabu, 13 Januari 2010)

a) Guru dan peneliti mengawali kegiatan belajar mengajar dengan

mengucapkan salam, kemudian dilanjutkan dengan presensi siswa.

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

b) Guru mengulas sedikit tentang pertemuan sebelumnya kemudian

mempersilahkan siswa berformasi dalam kelompoknya pada pertemuan

sebelumnya.

c) Kegiatan presentasi dan diskusi kelas dilanjutkan. Pertemuan kali ini

diharapkan ada 4 kelompok yang presentasi. Kesempatan pertama

langsung digunakan oleh Kelompok II. Arum Pramuningtyas sebagai

perwakilan Kelompok II mempresentasikan hasil diskusi kelompok

mereka.

d) Pada sesi tanya jawab atau diskusi kelas, ada tiga siswa yang bertanya

yaitu: Risty Agustiana, Maftukhah Arnum dan Agung Jayadi. Risty

meminta dijelaskan lagi tentang bentuk jurnal, Maftukhah menanyakan

tentang definisi jurnal Kelompok II yang sedikit berbeda, dan Agung

meminta diberi contoh tentang analisis pengaruh transaksi terhadap akun

aktiva dengan aktiva. Secara bergiliran Kelompok II menjawab yaitu

Arum, Riang dan Dhimas. Agung belum puas dengan jawaban yang

diberikan dan memberikan pertanyaan lagi untuk menegaskan. Kelompok

II terlihat bingung untuk menjelaskannya lagi. Peneliti menengahi dan

mempersilahkan siswa yang lain untuk menjelaskannya. Kemudian Pemi

Sri Purwanti angkat bicara mengemukakan jawabannya membantu

Kelompok II untuk menjelaskan kepada Agung.

e) Giliran Kelompok III yang presentasi, Bagus W sebagai perwakilan

Kelompok III yang mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka.

Pada sesi tanya jawab atau diskusi kelas ada tiga siswa yang bertanya yaitu

Yunita Sari, Dhimas Inggar dan Ike Prilawati. Yang menjawab adalah

Bagus W, Viyas V dan Wilda Maulianis R. Pada Kelompok III ini tidak

ada perdebatan dan langsung dilanjutkan Kelompok IV.

f) Kelompok IV presentasi, yang mewakili Kelompok IV untuk presentasi

adalah Damar Kartika. Pada sesi tanya jawab atau diskusi kelas ada tiga

siswa yang bertanya. Bagus W, Riang Nana dan Risna Sugesty. Yang

menjawab adalah Damar, Niken W dan Landung Cahyono. Kemudian

Dari Rahmawati menambahkan sedikit idenya untuk menyempurnakan

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

jawaban Kelompok IV. Nampaknya Riang kurang puas, dia

mengemukakan idenya dan bertanya lagi. Disinilah mulai ada perdebatan.

Damar menjawabnya, Dari juga membantu menjelaskannya. Akhirnya

Riang puas dengan jawaban mereka.

g) Dilanjutkan Kelompok V, kelompok terakhir pada pertemuan kali ini.

Perwakilan Kelompok V adalah Dari Rahmawati. Dalam sesi tanya jawab

atau diskusi kelas, ada tiga siswa yang bertanya yaitu Ahmad Salabi,

Wilda Maulianis dan Guntur Alfianto. Yang menjawab Dari dan Risty

Agustiana. Nampaknya ada yang tidak setuju dengan pendapat Dari,

Khresna Wahyu segera menanggapi jawaban Dari. Dari berusaha

menjelaskannya kembali tetapi Khresna masih saja tidak mengerti. Guru

menengahi dan mempersilahkan siswa yang lain membantu Dari. Risty

mencoba membantu Dari. Apringga juga turut membantu Dari. Khresna

akhirnya mengerti dan merasa puas atas jawaban mereka.

h) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya diskusi kelas dengan baik dan

memberikan penilaian proses sesuai instrumen-instrumen partisipasi siswa

dalam mengajukan pertanyaan/ide dan menjawab pertanyaan dalam

diskusi kelas.

i) Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan tentang hasil diskusi pada

pertemuan kali ini.

j) Guru dan peneliti menutup pelajaran dengan salam penutup. Suasana

pembelajaran terlihat tertib dari awal sampai akhir pelajaran.

3) Pertemuan Ketiga (Senin, 18 Januari 2010)

a) Guru dan peneliti mengawali kegiatan belajar mengajar dengan

mengucapkan salam, kemudian dilanjutkan dengan presensi siswa.

b) Guru mengulas sedikit tentang pertemuan sebelumnya kemudian

mempersilahkan siswa berformasi dalam kelompoknya pada pertemuan

sebelumnya.

c) Kegiatan presentasi dan diskusi kelas dilanjutkan. Pertemuan kali ini

diharapkan semua kelompok sudah presentasi. Kesempatan pertama

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

langsung digunakan oleh Kelompok VI. Ike Prilawati sebagai perwakilan

Kelompok VI mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka.

d) Pada sesi tanya jawab atau diskusi kelas, ada tiga siswa yang bertanya

yaitu: Nugroho Kusumo, Pipiet Alifah dan Yunita Lukitasari. Pipiet

meminta dijelaskan lagi tentang bagaimana menganalisa pengaruh

transaksi prive, Nugroho menanyakan tentang pengaruh meminjam di

bank dan Yunita L meminta diberi contoh tentang analisis pengaruh

transaksi terhadap akun aktiva dengan modal. Secara bergiliran Kelompok

VI menjawab yaitu Ike, Pemi dan Sulis Haryanto. Arum Pramuningtyas

menambahkan sebuah pertanyaan lagi yang nampaknya cukup sulit bagi

Kelompok VI yaitu berikan contoh analisis pengaruh-pengaruh transaksi

terhadap akun-akun modal dengan hutang. Ike dan Pemi berusaha

menjelaskan lagi. Tetapi Arum masih saja bingung. Kelompok VI

kemudian melempar pertanyaan ke siswa lain yang bisa. Ternyata tidak

ada siswa yang bisa. Akhirnya guru yang menjelaskan bahwa contohnya

adalah mengakui beban listrik, air dan telepon yang belum dibayar. Beban

bertambah dan hutang bertambah. Beban listrik, air dan telepon didebet

dan hutang listrik, air dan telepon dikredit.

e) Giliran Kelompok VII yang presentasi, Khresna W sebagai perwakilan

Kelompok VII yang mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka.

Pada sesi tanya jawab atau diskusi kelas ada tiga siswa yang bertanya yaitu

Agung Jayadi, Dwi Maharani dan Harivan Nasrudin. Yang menjawab

adalah Khresna W, Yunita Sari dan Risna Sugesty. Pada Kelompok VII ini

tidak ada perdebatan dan langsung dilanjutkan Kelompok VIII.

f) Dilanjutkan Kelompok VIII, kelompok terakhir. Perwakilan Kelompok VIII

adalah Maftukhah Arnum. Dalam sesi tanya jawab atau diskusi kelas, ada

tiga siswa yang bertanya yaitu Pemi S, Niken W dan Guntur Alfianto.

Yang menjawab Maftukhah dan Dwi Maharani. Semua pertanyaan

dijawab dengan lancar. Tetapi kali ini agak berbeda, Maftukhah

mengajukan pertanyaan untuk dijawab teman-temannya. Semua diam.

Guru dan Peneliti turun tangan untuk memberi motivasi mereka untuk

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

menjawab. Akhirnya ada tiga siswa yang mencoba menjawab, Arum,

Dhimas dan Bagus. Jawaban mereka pada intinya memang benar tetapi

dijelaskan dengan cara yang berbeda.

g) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya diskusi kelas dengan baik dan

memberikan penilaian proses sesuai instrumen-instrumen partisipasi siswa

dalam mengajukan pertanyaan/ide dan menjawab pertanyaan dalam

diskusi kelas.

h) Kegiatan presentasi dan diskusi kelas telah berakhir. Semua kelompok

sudah maju presentasi.

i) Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan tentang semua hasil diskusi.

Guru dan peneliti merasa siswa-siswa sudah memegang konsep-konsep

yang diberikan dan memberitahukan kepada siswa bahwa pertemuan

selanjutnya akan diadakan kuis/tes individual untuk mengetahui sejauh

mana pengetahuan siswa selama belajar di dalam kelompoknya.

j) Guru dan peneliti menutup pelajaran. Ketua kelas dipersilahkan memimpin

doa sebelum siswa diperbolehkan pulang. Suasana pembelajaran terlihat

tertib dari awal sampai akhir pelajaran.

4) Pertemuan Keempat (Rabu, 20 Januari 2010)

a) Guru dan peneliti mengawali kegiatan belajar mengajar dengan

mengucapkan salam, kemudian dilanjutkan dengan presensi siswa.

b) Siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk mempersiapkan diri

menjawab pertanyaan kuis berupa soal esai untuk materi yang sudah

didiskusikan pada pertemuan sebelumnya.

c) Guru membagikan soal kuis untuk materi jurnal umum dan meminta siswa

untuk mengerjakan secara mandiri.

d) Siswa mengerjakan soal kuis sedangkan guru bersama peneliti

mengawasi dengan baik agar hasil kuis benar-benar mencerminkan

kemampuan mereka. Pada saat kuis berlangsung ada salah satu siswa

yang mencoba bertanya kepada teman, namun guru segera

memperingatkan siswa tersebut untuk mengerjakan soal kuis secara

mandiri.

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

e) Kegiatan evaluasi yang dilaksanakan berlangsung cukup tertib, hasil kuis

dikumpulkan saat itu juga.

f) Kegiatan belajar dalam tim/kelompok dan kegiatan evaluasi pada Siklus I

berakhir.

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan berpedoman pada

lembar observasi yang telah disusun. Pertemuan pertama dimulai hari Senin tanggal

11 Januari 2010 di kelas XI IPS 2. Metode yang digunakan pada pertemuan pertama

lebih didominasi presentasi oleh guru dan diskusi kelompok. Kemudian dilanjutkan

presentasi masing-masing kelompok dengan sesi tanya jawab atau diskusi kelas.

Hanya satu kelompok yang presentasi dalam pertemuan pertama. Hal ini dilakukan

untuk mengawali penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together.

Pada pertemuan kedua yaitu hari Rabu, tanggal 13 Januari 2010, guru, peneliti dan

siswa melanjutkan kegiatan presentasi dan diskusi kelas. Ada empat kelompok yang

presentasi yaitu kelompok II, III, IV dan V.

Pada pertemuan ketiga, yaitu pada hari Senin, tanggal 18 Januari 2010,

digunakan untuk melanjutkan kegiatan presentasi dan diskusi kelas. Kelompok yang

presentasi yaitu kelompok VI, VII dan VIII. Sedangkan pertemuan terakhir Rabu, 20

Januari 2010 digunakan guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi akhir dari siklus

I berupa kuis agar prestasi belajar siswa dapat diketahui. Kuis berupa soal esai untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa sebagai hasil dari diskusi kelompok pada

pertemuan sebelumnya. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses

pembelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Learning Together sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan I.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar

akuntansi di kelas XI IPS 2, diperoleh gambaran tentang kualitas proses dan hasil

belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu pada tabel berikut

ini:

Tabel 3. Proses dan Hasil Belajar Siswa Siklus I

Jumlah Siswa dan Persentase Aspek yang diukur Aktif Persen- Cukup aktif Persen- Kurang aktif Persen-

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

(skor 3) tase (skor 2) tase (skor 3) tase

Partisipasi siswa dalam

mengajukan pertanyaan/ ide dalam diskusi

kelas

11 siswa 33% 18 siswa 54% 13 siswa 13%

Partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan dalam

diskusi kelas

10 siswa 29,42% 20 siswa 58,82% 12 siswa 11,76%

Interaksi antarsiswa dalam

kelompok kooperatif

24 siswa 71,28% 11 siswa 21,78% 7 siswa 6,94%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa partisipasi siswa dalam

mengajukan pertanyaan/ide dalam diskusi kelas pada siklus I yaitu: sebanyak 11

siswa yang aktif dengan persentase 33%, siswa yang cukup aktif sebanyak 18 siswa

dengan persentase 54% dan siswa yang kurang aktif sebanyak 13 siswa dengan

persentase 13%. Partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi kelas

pada siklus I dijelaskan sebagai berikut: siswa yang aktif sebanyak 10 siswa dengan

persentase 29,42%, siswa yang cukup aktif sebanyak 20 siswa dengan persentase

58,82% dan siswa yang kurang aktif sebanyak 12 siswa dengan persentase 11,76%.

Serta interaksi antarsiswa dalam kelompok kooperatif pada siklus I yaitu: sebanyak

24 siswa yang aktif dengan persentase 71,28%, siswa yang cukup aktif sebanyak 11

siswa dengan persentase 21,78% dan siswa yang kurang aktif sebanyak 7 siswa

dengan persentase 6,94%.

Berdasarkan kuis pada siklus I, ketuntasan hasil belajar (Kriteria Ketuntasan

Minimal adalah 68,00) yang tercapai pada siklus I sebanyak 35 siswa dengan

presentase sebesar 83,33% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 76,60.

Ketuntasan belajar siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

Ketuntasan Hasil Belajar Kriteria Jumlah siswa Persentase Tuntas 35 siswa 83,33% Tidak Tuntas 7 siswa 18,67% Jumlah 42 siswa 100%

Hasil capaian proses dan hasil belajar siswa untuk pelajaran akuntansi

tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Gambar 5. Profil Capaian Proses dan Hasil Belajar Siswa Siklus I

Ketuntasan hasil belajar siswaSiklus I juga dapat dilihat pada grafik berikut

ini:

Gambar 6. Profil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,

peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini adalah:

a) Guru kurang memberi motivasi pada siswa yang kurang aktif dan lebih

memberi perhatian pada siswa yang bertanya.

b) Guru kurang berperan dalam kegiatan diskusi kelas, sehingga diskusi kelas

hanya dimanfaatkan siswa yang aktif dan pandai bicara.

c) Pada saat evaluasi, guru kurang memperhatikan kondisi siswa yang duduk

dibarisan belakang. Hal ini mengakibatkan siswa yang duduk dibelakang

kurang sportif dalam mengerjakan soal, masih ada beberapa siswa yang

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

bertanya dan menyontek jawaban teman sebelahnya tanpa diketahui oleh

guru.

2) Dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut:

a) Belum maksimalnya siswa dalam menggunakan waktu yang diberikan saat

diskusi. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya beberapa siswa yang

melakukan aktivitas lain selain diskusi tentang materi pelajaran.

b) Walaupun banyak siswa yang cukup aktif dalam pembelajaran, tetapi

masih banyak juga siswa yang kurang aktif bahkan cenderung diam dan

mengabaikan kegiatan diskusi kelas.

c) Pada saat kuis berlangsung, beberapa siswa yang duduk dibarisan

belakang kurang sportif dalam mengerjakan soal. Hal ini terbukti dengan

adanya siswa yang bertanya dan menyontek jawaban teman sebelahnya.

Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi yang

dapat dilakukan adalah:

1) Guru lebih banyak melakukan pendekatan dan motivasi kepada seluruh siswa

terutama siswa yang kurang aktif di kelas.

2) Guru lebih aktif dan ikut terlibat didalam diskusi kelas. Ikut menyumbangkan

ide dalam memberi penguatan materi kepada siswa yang masih bingung agar

siswa benar-benar memahami materi yang disampaikan tersebut. Setelah itu

baru kemudian beralih ke konsep atau materi selanjutnya.

3) Guru lebih memperhatikan kondisi siswa yang duduk dibarisan belakang pada

saat kuis sehingga hal tersebut tidak memungkinkan bagi siswa yang mencoba

bertanya jawaban pada teman yang duduk disebelahnya.

2. Siklus II

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Learning Together

berdasarkan refleksi pada siklus I menunjukkan bahwa masih terdapat kekurangan-

kekurangan, yaitu masih terdapat siswa yang kurang aktif dan hasil atau prestasi

belajarnya kurang maksimal. Langkah-langkah penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Learning Together pada siklus II adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20

Januari 2010 di ruang Guru SMA Negeri 1 Sukoharjo. Guru bersama peneliti

mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini.

Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus

I, kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan

dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, yakni pada hari Senin tanggal 25 Januari

dan 1 Februari jam 11-12, serta Rabu tanggal 27 Januari dan 3 Februari 2010 jam

1-2 dengan rancangan sebagai berikut:

1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran Akuntansi

dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe Learning Together

yaitu dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:

a) Pertemuan Pertama (Senin, 25 Januari 2010)

(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.

(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk

membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa

maupun kelas.

(3) Guru bersama peneliti secara bergantian membuka pelajaran dengan

mengulas sedikit soal kuis pada siklus I.

(4) Pelajaran dilanjutkan dengan penjelasan materi lanjutan dari materi

Jurnal Umum. Penjelasan dimulai dari pengertian buku besar, bentuk

buku besar dan cara melakukan posting dari jurnal umum ke buku

besar.

(5) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum

dipahami, kemudian guru menunjuk siswa secara acak untuk

menjawab soal agar siswa selalu siap dalam menyelesaikan suatu

permasalahan.

(6) Guru bersama peneliti membagi siswa dalam beberapa kelompok

kooperatif secara heterogen berdasar nilai kuis siklus I. Seperti

pembagian kelompok sebelumnya, satu kelompok terdiri dari 5-6

orang dan kelompok berjumlah 8 kelompok.

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

(7) Guru bersama peneliti membagi lembar jawab dan soal latihan

tentang buku besar kepada tiap-tiap kelompok kooperatif.

(8) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan untuk didiskusikan bersama

teman satu kelompoknya.

(9) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya diskusi kelompok dengan

baik dan memberikan penilaian proses

(10) Guru bersama peneliti meminta setiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi mereka dan didiskusikan dikelas.

(11) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya diskusi kelas dan ikut

berpartisipasi didalamnya serta memberikan penilaian proses.

(12) Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah

diajarkan sebelum menutup pelajaran dengan salam penutup dan

siswa diperbolehkan pulang.

b) Pertemuan Kedua ( Rabu, 27 Januari 2010)

(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa kemudian dilanjutkan

dengan presensi siswa.

(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk

membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa

maupun kelas.

(3) Guru bersama peneiti mengulas tentang pertemuan sebelumnya dan

akan melanjutkan kegiatan presentasi dan diskusi kelas. Diharapkan

semua siswa ikut berpartisipasi dalam bertanya dan mengemukakan

ide masing-masing.

(4) Guru bersama peneliti mempersilahkan siswa untuk berformasi dalam

kelompoknya masing-masing berdasar pembagian kelompok pada

pertemuan sebelumnya.

(5) Kegiatan presentasi dan diskusi kelas dilanjutkan, semua siswa bebas

untuk bertanya dan mengemukakan ide mengenai hasil pekerjaan

kelompok yang presentasi.

(6) Guru bersama peneliti mengamati kegiatan diskusi kelas, ikut

berpartisipasi didalamnya dan memberi penilaian proses.

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

(7) Guru bersama peneliti memberikan koreksi bersama atas hasil kerja

kelompok yang presentasi serta memberi nilai untuk hasil kerja

kelompok.

(8) Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah

diajarkan sebelum menutup pelajaran dengan salam penutup.

c) Pertemuan Ketiga (Senin, 1 Februari 2010)

(1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa kemudian

dilanjutkan dengan presensi siswa.

(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk

membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa

maupun kelas.

(3) Guru bersama peneliti mengulas tentang pertemuan sebelumnya dan

akan melanjutkan kegiatan presentasi dan diskusi kelas. Diharapkan

semua siswa ikut berpartisipasi dalam bertanya dan mengemukakan

ide masing-masing.

(4) Guru bersama peneliti mempersilahkan siswa untuk berformasi dalam

kelompoknya masing-masing berdasar pembagian kelompok pada

pertemuan sebelumnya.

(5) Kegiatan presentasi dan diskusi kelas dilanjutkan, semua siswa bebas

untuk bertanya dan mengemukakan ide mengenai hasil pekerjaan

kelompok yang presentasi.

(6) Guru bersama peneliti mengamati kegiatan diskusi kelas, ikut

berpartisipasi didalamnya dan memberi penilaian proses.

(7) Guru bersama peneliti memberikan koreksi bersama atas hasil kerja

kelompok yang presentasi serta memberi nilai untuk hasil kerja

kelompok.

(8) Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah

diajarkan. Guru juga memberitahukan kepada siswa bahwa pada

pertemuan selanjutnya akan diadakan kuis/tes individual untuk

mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa selama belajar didalam

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

kelompoknya sebelum menutup pelajaran dengan salam penutup dan

siswa diperbolehkan pulang.

d) Pertemuan Keempat (Rabu, 3 Februari 2010)

(1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa.

(2) Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk mempersiapkan diri

sebelum mengerjakan soal kuis atas materi yang telah dipelajari yaitu

memposting jurnal umum ke buku besar.

(3) Guru bersama peneliti membagikan soal kuis dan meminta siswa

untuk mengerjakan secara tertib dan mandiri.

(4) Siswa mengerjakan soal kuis sampai waktu yang telah ditentukan

berakhir, sedangkan guru bersama peneliti mengawasi dengan baik

agar hasil kuis dapat mencerminkan kemampuan mereka sebagai

hasil dari diskusi dengan kelompoknya pada pertemuan sebelumnya.

Posisi guru tidak hanya berada di depan kelas saat evaluasi

berlangsung, tetapi juga berkeliling untuk memastikan kondisi siswa.

Hal ini dilakukan agar siswa mengerjakan soal secara mandiri dan

tidak ada siswa yang berani mencoba menanyakan jawaban kepada

temannya terutama bagi siswa yang duduk dibarisan belakang.

(5) Guru bersama peneliti meminta lembar jawab soal kuis.

(6) Guru dan peneliti mengakhiri pelajaran dengan salam penutup.

2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi

Pemindahbukuan (posting) jurnal umum ke buku besar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Learning Together.

3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes.

Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (kuis), sedangkan instrumen nontes

dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan

mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar mengajar

berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan II

Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama 4 kali pertemuan seperti

yang telah direncanakan yaitu tanggal 25, 27 Januari, 1 Februari dan 3 Februari

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

2010 di ruang kelas XI IPS 2. Pertemuan dilaksanakan selama 8 x 45 menit sesuai

dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan tindakan II hampir sama

dengan pelaksanaan tindakan I, hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat

penguatan yang masih diperlukan dari tindakan I. Materi yang disampaikan pada

pelaksanaan tindakan II juga berbeda dengan pelaksanaan tindakan I. Materi pada

pelaksanaan tindakan II ini adalah pemindahbukukan (posting) jurnal umum ke

buku besar.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama (Senin, 25 Januari 2010)

a) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa. Tidak ada siswa

membolos walaupun jam terakhir.

b) Peneliti memberikan pengantar materi yang akan dipelajari.

c) Peneliti memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi

pertanyaan tentang buku besar. Peneliti menunjuk beberapa siswa.

Terlihat beberapa siswa bersemangat sekali dalam mengikuti pelajaran.

Siswa yang ditunjuk sebisa mungkin menjawab. Empat siswa yang

menjawab pertanyaan dengan benar adalah Ahmad Salabi, Apringga dan

Candra Purnama.

d) Siswa memperhatikan penjelasan peneliti tentang: definisi buku besar,

bentuk buku besar, langkah-langkah posting dan pencatatan posting ke

buku besar dengan seksama dan menanyakan hal-hal yang menurutnya

belum jelas. Pada saat itu menanyakan tentang, Fia dan Pemi

menanyakan hal yang serupa, maka peneliti menjawab sebisa mungkin

hingga semuanya jelas.

e) Peneliti memberikan beberapa pertanyaan seputar materi yang diberikan

secara acak. Banyak siswa yang mampu menjawab dengan benar.

Bahkan mereka menjawab secara serempak dengan benar sebelum

peneliti menunjuk salah satu siswa.

f) Guru menetapkan siswa kedalam kelompok-kelompok kooperatif secara

heterogen. Langkah-langkah dalam pembagian siswa kedalam kelompok

adalah sebagai berikut:

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

(1) Menyusun peringkat siswa dari yang memperoleh nilai tertinggi

sampai nilai terendah. Nilai diambil dari hasil ulangan materi

sebelumnya yaitu jurmal umum.

(2) Menentukan jumlah kelompok

Tiap kelompok terdiri dari lima sampai enam anggota. Hal tersebut

dikarenakan dalam pembagian kelompok tidak genap, maka terdapat

dua kelompok yang beranggotakan enam orang, yaitu kelompok I dan

Kelompok II. Sedangkan Kelompok III, IV, V, VI, VII dan VIII

beranggotakan lima orang.

(3) Membagi siswa kedalam kelompok

Dalam membagi siswa kedalam kelompok, seimbangkan kelompok

sesuai dalam aturan Learning Together yaitu tiap kelompok terdiri

dari siswa yang berprestasi rendah, sedang, dan tinggi. Prestasi

diambil dari nilai ulangan materi sebelumnya yaitu materi Jurnal

Umum.

g) Guru bersama peneliti membagikan lembar soal dan lembar jawab

kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Guru

memberi bantuan hanya dengan memperjelas perintah dan mengulang

sedikit konsep. Selama belajar dalam kelompok, tugas anggota kelompok

adalah menguasai materi pelajaran dan membantu teman satu kelompok

untuk menguasai materi. Anggota kelompok yang mengalami kesulitan

terlebih dahulu bertanya kepada sesama anggota kelompok ataupun

kelompok lain, dan apabila mengalami kesulitan baru diperbolehkan

bertanya kepada guru.

h) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya diskusi dengan baik dan

memberikan penilaian proses sesuai instrumen-instrumen interaksi

antarsiswa dalam kelompok kooperatif.

i) Setelah waktu yang diberikan untuk diskusi berakhir, guru

mempersilahkan kepada masing-masing kelompok untuk

mempresentasikan jawaban kelompoknya. Berdasar pengalaman pada

siklus I yang tidak dapat melibatkan semua siswa, maka pada tiap-tiap

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

presentasi kelompok diadakan sesi tanya jawab dengan empat penanya.

Semua anggota kelompok presentasi harus bergiliran menjawab. Salah

satu perwakilan dari Kelompok I yaitu Agung Jayadi dengan sukarela

mempresentasikan jawabannya.

j) Pada waktu sesi tanya jawab atau diskusi kelas, ada empat siswa yang

bertanya yaitu, Apringga Tri, Arum Pramuningtyas, Damar Kartika dan

Harivan Nasrudin. Mereka pada intinya menanyakan tentang bagaimana

cara memposting dengan benar. Agung Jayadi, Bagus W, Niken W,

Aldhila Arta dan Nurul Enggar secara bergiliran menjawab pertanyaan

yang ditujukan kepada kelompok mereka. Kemudian Maftukhah Arnum

membantu menjawab untuk menyempurnakan jawaban Kelompok II.

k) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya diskusi kelas dengan baik dan

memberikan penilaian proses sesuai instrumen-instrumen partisipasi

siswa mengajukan pertanyaan/ide dan menjawab pertanyaan dalam

diskusi kelas. Diskusi kelas mulai terlihat aktif, tetapi waktunya hampir

habis. Presentasi kelompok lain akan dilanjutkan pada pertemuan

selanjutnya.

l) Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan tentang hasil diskusi hari

ini.

m) Guru dan peneliti menutup pelajaran. Karena pelajaran Akuntansi adalah

jam terakhir, maka ketua kelas dipersilahkan memimpin doa sebelum

diperbolehkan pulang. Suasana pembelajaran terlihat tertib dari awal

sampai akhir pelajaran.

2) Pertemuan Kedua (Rabu, 27 Januari 2010)

a) Guru dan peneliti mengawali kegiatan belajar mengajar dengan

mengucapkan salam, kemudian dilanjutkan dengan presensi siswa.

b) Guru mengulas sedikit tentang pertemuan sebelumnya kemudian

mempersilahkan siswa berformasi dalam kelompoknya pada pertemuan

sebelumnya.

c) Kegiatan presentasi dan diskusi kelas dilanjutkan. Pertemuan kali ini

diharapkan ada 4 kelompok yang presentasi. Kesempatan pertama

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

langsung digunakan oleh Kelompok II. Riang Nana sebagai perwakilan

Kelompok II mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka.

d) Pada sesi tanya jawab atau diskusi kelas, ada empat siswa yang bertanya

yaitu: Agung Jayadi, Bagus W, Dhimas Inggar dan Candra Purnama.

Agung meminta dijelaskan lagi tentang buku besar, Bagus menanyakan

tentang definisi buku besar Kelompok II yang sedikit berbeda, Dhimas dan

Candra meminta diberi contoh memposting jurnal umum ke buku besar.

Secara bergiliran Kelompok II menjawab yaitu Riang, Apringga, Pemi dan

Viyas. Bagus belum puas dengan jawaban yang diberikan dan memberikan

pertanyaan lagi untuk menegaskan. Kelompok II terlihat bingung untuk

menjelaskannya lagi. Peneliti menengahi dan mempersilahkan siswa yang

lain untuk menjelaskannya. Kemudian Risty Agustiana angkat bicara

mengemukakan jawabannya membantu Kelompok II untuk menjelaskan

kepada Bagus. Guru beserta peneliti menguatkan jawaban tersebut.

e) Giliran Kelompok III yang presentasi, Dhimas Inggar sebagai perwakilan

Kelompok III yang mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka.

Pada sesi tanya jawab atau diskusi kelas ada empat siswa yang bertanya

yaitu, Nugroho K, Sulis Haryanto, Nia Priska dan Landung Cahyono.

Yang menjawab adalah Dari,Candra, Pipiet dan Guntur. Maulianis R. pada

Kelompok III ini tidak ada perdebatan dan langsung dilanjutkan kelompok

IV.

f) Kelompok IV presentasi, yang mewakili Kelompok IV untuk presentasi

adalah Matfukhah Arnum. Pada sesi tanya jawab atau diskusi kelas ada

empat siswa yang bertanya Ike P, Khresna, Muhammad dan Nia Priska.

Yang menjawab adalah Arum, Dwi Maharani, Risna Sugesti dan Dinar

Agus N. Nampaknya Ike P kurang puas, dia mengemukakan idenya dan

bertanya lagi. Disinilah mulai ada perdebatan. Maftukhah menjelaskan

kembali. Akhirnya Ike puas dengan Maftukhah.

g) Dilanjutkan Kelompok V, kelompok terakhir pada pertemuan kali ini.

Perwakilan Kelompok V adalah Yunita Sari. Dalam sesi tanya jawab atau

diskusi kelas, ada empat siswa yang bertanya yaitu Ahmad Salabi, Wilda

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Maulianis, Putri Candra Dewi dan Guntur Alfianto. Yang menjawab

Yunita Sari, Damar Kartika, Sulis Haryanto dan Khresna. Nampaknya ada

yang tidak setuju dengan pendapat Khresna Wahyu, Nia Priska segera

menanggapi jawaban Khresna. Khresna berusaha menjelaskannya kembali

tetapi Nia masih saja tidak mengerti. Guru menengahi dan

mempersilahkan siswa yang lain membantu Kresna. Risty mencoba

membantu Khresna. Apringga juga turut membantu Khresna. Guru juga

memperkuat jawaban Risty dan Apringga. Nia akhirnya mengerti.

h) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya diskusi kelas dengan baik dan

memberikan penilaian proses sesuai instrumen-instrumen partisipasi siswa

dalam mengajukan pertanyaan/ide dan menjawab pertanyaan dalam

diskusi kelas.

i) Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan tentang hasil diskusi pada

pertemuan kali ini.

j) Guru dan peneliti menutup pelajaran dengan salam penutup. Suasana

pembelajaran terlihat tertib dari awal sampai akhir pelajaran.

3) Pertemuan Ketiga (Senin, 1 Februari 2010)

a) Guru dan peneliti mengawali kegiatan belajar mengajar dengan

mengucapkan salam, kemudian dilanjutkan dengan presensi siswa.

b) Guru mengulas sedikit tentang pertemuan sebelumnya kemudian

mempersilahkan siswa berformasi dalam kelompoknya pada pertemuan

sebelumnya.

c) Kegiatan presentasi dan diskusi kelas dilanjutkan. Pertemuan kali ini

diharapkan semua kelompok sudah presentasi. Kesempatan pertama

langsung digunakan oleh Kelompok VI. Nugroho Kusumo sebagai

perwakilan Kelompok VI mempresentasikan hasil diskusi kelompok

mereka.

d) Pada sesi tanya jawab atau diskusi kelas, ada empat siswa yang bertanya

yaitu: Dwi Maharani, Arum, Guntur dan Wilda M. Yang menjawab yaitu

Harivan, Fia Tri, Tito Nur P dan Putri Candra D. Pada kelompok ini tidak

ada perdebatan berarti, hanya salah satu penanya saja yang belum puas.

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Kemudian guru memberikan jawabannya dan memperkuat pendapat

Kelompok VI.

e) Giliran Kelompok VII yang presentasi, Risty Agustiana sebagai

perwakilan Kelompok VII yang mempresentasikan hasil diskusi kelompok

mereka. Pada sesi tanya jawab atau diskusi kelas ada empat siswa yang

bertanya yaitu, Candra P, Guntur, Hariyan N, Yunita S dan Sulis H. Yang

menjawab adalah Ike P, Landung C, Wilda M dan Muhammad. Setelah

semua pertanyaan dijawab, Risty mengajukan pertanyaan untuk dijawab

teman-temannya. Semua diam. Guru dan Peneliti turun tangan untuk

memberi motivasi mereka untuk menjawab. Akhirnya ada tiga siswa yang

mencoba menjawab, Pipiet Alifah, Viyas Vivin, dan Dhimas I. Jawaban

mereka pada intinya memang benar tetapi dijelaskan dengan cara yang

berbeda.

f) Dilanjutkan Kelompok VIII, kelompok terakhir. Perwakilan Kelompok

VIII adalah Yunita Lukita S. Dalam sesi tanya jawab atau diskusi kelas,

ada empat siswa yang bertanya yaitu Pemi S, Niken W, Ardyan Zulfikar

dan Guntur Alfianto. Yang menjawab Adini K, Ahmad Salabi, Nia Priska

dan Novi P. Semua pertanyaan dijawab dengan lancar. Guru dan peneliti

menguatkan jawaban masing-masing kelompok dan menanamkan konsep

yang benar.

g) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya diskusi kelas dengan baik dan

memberikan penilaian proses sesuai instrumen-instrumen partisipasi siswa

dalam mengajukan pertanyaan/ide dan menjawab pertanyaan dalam

diskusi kelas.

h) Kegiatan presentasi dan diskusi kelas telah berakhir. Semua kelompok

sudah maju presentasi.

i) Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan tentang semua hasil diskusi.

Guru dan peneliti merasa siswa-siswa sudah memegang konsep-konsep

yang diberikan dan memberitahukan kepada siswa bahwa pertemuan

selanjutnya akan diadakan kuis/tes individual untuk mengetahui sejauh

mana pengetahuan siswa selama belajar di dalam kelompoknya.

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

j) Guru dan peneliti menutup pelajaran. Ketua kelas dipersilahkan memimpin

doa sebelum siswa diperbolehkan pulang. Suasana pembelajaran terlihat

tertib dari awal sampai akhir pelajaran.

4) Pertemuan Keempat (Rabu, 3 Februari 2010)

a) Guru mengucapkan salam pembuka dan mengabsen siswa.

b) Siswa diberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri menjawab

pertanyaan kuis berupa soal esai untuk materi yang telah didiskusikan

dalam pertemuan sebelumnya yaitu Memindahbukukan (posting) jurnal

umum ke buku besar.

c) Guru besama peneliti membagikan lembar soal dan lembar jawab kepada

siswa dan meminta siswa untuk mengerjakannya secara tertib dan mandiri.

d) Siswa mengerjakan soal kuis sampai waktu yang telah ditentukan berakhir,

sedangkan guru bersama peneliti mengawasi dengan tertib jalannya kuis.

Berbeda pada siklus I dimana posisi guru lebih banyak didepan kelas, pada

evaluasi (kuis) siklus II ini, guru berkeliling kelas dan lebih

memperhatikan siswa yang duduk dibarisan belakang agar tidak ada siswa

yang berani mencoba bertanya jawaban pada temannya. Pelaksanaan

evaluasi (kuis) pada siklus II ini berjalan lebih tertib bila dibanding pada

siklus I. Hal ini terbukti dari suasana kelas yang tenang dan tidak ada

siswa yang berbuat curang selama kuis berlangsung.

e) Kegiatan evaluasi (kuis) berlangsung baik, hasil kuis segera dikumpulkan.

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together di kelas XI IPS 2. Metode

yang digunakan pada pertemuan pertama pada siklus II lebih didominasi

presentasi oleh guru dan diskusi kelompok. Kemudian dilanjutkan presentasi

masing-masing kelompok dengan sesi tanya jawab atau diskusi kelas. Hanya satu

kelompok yang presentasi dalam pertemuan pertama. Hal ini dilakukan untuk

mengawali penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together.

Pada pertemuan kedua yaitu hari Rabu, tanggal 27 Januari 2010, guru, peneliti

dan siswa melanjutkan kegiatan presentasi dan diskusi kelas. Ada empat

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

kelompok yang presentasi yaitu kelompok II, III, IV dan V. Kegiatan Diskusi

kelas berjalan dengan baik, hampir seluruh siswa ikut didalamnya.

Pada pertemuan ketiga, yaitu pada hari Senin, tanggal 1 Februari 2010,

digunakan untuk melanjutkan kegiatan presentasi dan diskusi kelas. Kelompok

yang presentasi yaitu kelompok VI, VII dan VIII. Sedangkan pertemuan terakhir

Rabu, 3 Februari 2010 digunakan guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi

akhir dari siklus II berupa kuis agar prestasi belajar siswa dapat diketahui. Dari

kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran Akuntansi

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together

sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan II.

Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar

akuntansi, diperoleh informasi tentang prestasi dan aktivitas siswa selama

kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:

Tabel 5. Proses dan Hasil Belajar Siswa Siklus II

Jumlah Siswa dan Persentase

Aspek yang diukur Aktif

(skor 3)

Persen-tase

Cukup aktif

(skor 2)

Persen-tase

Kurang aktif

(skor 1)

Persen-tase

Partisipasi siswa dalam mengajukan

pertanyaan/ide dalam diskusi kelas

28 siswa 77,07% 11 siswa 20,18% 3 siswa 2,75%

Partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan dalam

diskusi kelas

27 siswa 74,32% 13 siswa 23,85% 2 siswa 1,18%

Interaksi antarsiswa dalam kelompok

kooperatif 35 siswa 89,74% 5 siswa 8,54% 2 siswa 1,72%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa partisipasi siswa dalam

mengajukan pertanyaan/ide dalam diskusi kelas pada siklus II yaitu: siswa yang

aktif sebanyak 28 siswa dengan persentase 77,07%, siswa yang cukup aktif

sebanyak 11 siswa dengan persentase 20,18% dan siswa yang kurang aktif

sebanyak 3 siswa dengan persentase 2,75%. Partisipasi siswa dalam menjawab

pertanyaan dalam diskusi kelas pada siklus II dijelaskan sebagai berikut: siswa

yang aktif sebanyak 27 siswa dengan persentase 74,32%, siswa yang cukup aktif

sebanyak 13 siswa dengan persentase 23,85% dan siswa yang kurang aktif

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

sebanyak 2 siswa dengan persentase 1,18%. Serta interaksi antarsiswa dalam

kelompok kooperatif pada siklus II yaitu: siswa yang aktif sebanyak 35 siswa

dengan persentase 89,74%, siswa yang cukup aktif sebanyak 5 siswa dengan

persentase 8,54% dan siswa yang kurang aktif sebanyak 2 siswa dengan

persentase 1,72%.

Berdasarkan nilai kuis siklus II, ketuntasan hasil belajar (standar nilai

minimal adalah 68,00) yang tercapai pada siklus I sebanyak 39 siswa dengan

presentase sebesar 92,85% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 88,04.

Ketuntasan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

Ketuntasan hasil belajar

Kriteria Jumlah siswa Persentase

Tuntas 39 siswa 92,85%

Tidak Tuntas 3 siswa 7,15%

Jumlah 42 siswa 100%

Hasil capaian proses dan hasil belajar siswa untuk pelajaran akuntansi

tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Gam

bar 7. Profil Capaian Proses dan Hasil Belajar Siswa Siklus II

Ketuntasan hasil belajar siswa juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Ga

mbar 8. Profil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II,

peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Guru lebih bisa membangkitkan semangat dan motivasi siswa untuk lebih

memperhatikan presentasi guru saat kegiatan belajar mengajar sedang

berlangsung.

2) Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar mengalami

peningkatan. Siswa jauh lebih aktif dan bersemangat saat diskusi berlangsung.

Tidak ada lagi siswa yang malu-malu mengemukakan pendapatnya.

3) Sebagian besar siswa aktif berperan serta dalam diskusi kelas sehingga kelas

nampak hidup, proses dan hasil belajar meningkat.

4) Guru sudah dapat memposisikan diri saat evaluasi berlangsung dan tidak

hanya berada didepan kelas tetapi berkeliling untuk mengawasi dengan ketat

jalannya kuis. Hal tersebut dilakukan agar siswa terutama siswa yang duduk

dibarisan belakang tidak mempunyai kesempatan untuk berbuat curang.

Berdasarkan hasil observasi dan analisis tersebut, peneliti dan guru

melakukan refleksi tindakan sebagai berikut:

1) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan terhadap

siswa, sehingga setiap siswa yang mengalami kesulitan akan mudah teratasi.

2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif

sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

3) Guru lebih inovatif dalam menggunakan berbagai model pembelajaran saat

mengajar, sehingga siswa lebih bersemangat mengikuti pelajaran dan tidak

cepat bosan.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat dinyatakan

bahwa terjadi peningkatan proses dan hasil belajar akuntansi melalui penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dari siklus I ke siklus II. Hal tersebut

dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 7. Hasil Penelitian Siklus I dan II

Jumlah Siswa Aktif

Aspek yang diukur

Persentase target

capaian Siklus I Persentase Siklus II Persentase Keterangan

Partisipasi siswa dalam mengajukan

pertanyaan/ ide dalam diskusi kelas

70% 11 33% 28 77,07% Tercapai

Partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi kelas

70% 10 29,42% 27 74,32% Tercapai

Interaksi antarsiswa dalam kelompok

kooperatif 80% 24 71,28% 35 89,74% Tercapai

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa semua persentase target capaian

dapat tercapai. Keaktifan siswa yang diukur melalui partisipasi siswa dalam mengajukan

pertanyaan/ ide dalam diskusi kelas, partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan dalam

diskusi kelas, serta interaksi antarsiswa dalam kelompok kooperatif pada siklus I ke

siklus II mengalami perubahan dan peningkatan. Partisipasi siswa dalam mengajukan

pertanyaan/ ide dalam diskusi kelas pada siklus I, siswa yang aktif sebanyak 11 siswa

dengan persentase 33% meningkat menjadi 77,07% atau sebanyak 28 siswa pada siklus

II. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi kelas sebanyak 10 siswa

atau 29,42% pada siklus I meningkat menjadi 27 siswa atau 74.32% pada siklus II.

Dalam interaksi antarsiswa dalam kelompok kooperatif pada siklus I terdapat 24 siswa

atau 71,28%, meningkat menjadi 35 siswa atau 89,74% pada siklus II.

Berdasarkan kuis pada siklus I, ketuntasan hasil belajar (Kriteria Ketuntasan

Minimal adalah 68) yang tercapai pada siklus I sebanyak 35 siswa dengan persentase

sebesar 83,33% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 76,60. Sedangkan untuk

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

siklus II, ketuntasan hasil belajar yang tercapai sebanyak 39 siswa dengan persentase

sebesar 92,85% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 88,04. Target capaian yang

mencapai 80% dapat terlampaui jauh diatasnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 8. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II

Ketuntasan Hasil Belajar (target capaian 80%)

Jumlah Siswa Kriteria Siklus I Persentase Siklus II Persentase

Keterangan

Tuntas 35 siswa 83,33% 39 siswa 92,85%

Tidak Tuntas 7 siswa 18,67% 3 siswa 7,15% Tercapai

Peningkatan prestasi belajar akuntansi tersebut juga dapat dilihat pada grafik

berikut ini :

Ga

mbar 9. Hasil Penelitian Siklus I dan II

Ketuntasan hasil belajar siswa juga bisa dilihat pada grafik berikut ini:

Gambar 10. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II

Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Learning Together berdampak terhadap proses dan hasil kegiatan

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

pembelajaran Akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain siswa lebih memahami

materi yang disampaikan oleh guru, siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam

mengikuti proses pembelajaran dan siswa dapat bekerjasama dalam kelompok dengan

siswa yang lain serta mendiskusikan hasil pekerjaannya. Selain itu, hasil belajar siswa

mengalami peningkatan.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus

dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan

tindakan, (3) observasi dan interpretasi dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Deskripsi

hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui

kondisi/keadaan yang ada di kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1

Sukoharjo dengan cara observasi dan wawancara baik dengan guru kelas maupun dengan

siswa. Dari hasil survei ini, peneliti menemukan bahwa prestasi belajar Akuntansi pada

siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo masih belum

maksimal. Oleh karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari

solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Learning Together.

Setelah mengadakan diskusi dengan guru, selanjutnya peneliti dibantu guru

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dalam

siklus I tindakan kelas. Sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan guru mata

pelajaran Akuntansi, maka materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah Jurnal

Umum. Setelah guru menjelaskan dan mendemonstrasikan materi, siswa diberi latihan

soal untuk didiskusikan dengan kelompoknya berdasarkan kelompok kooperatif tipe

Learning Together yang telah dibentuk dan diminta untuk dapat mempresentasikan hasil

pekerjaannya. Dalam pengerjaan soal, guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok

kooperatif Learning Together yang terdiri dari 5 sampai 6 siswa untuk setiap kelompok

dan terdiri dari 8 kelompok. Hal ini dilakukan agar siswa dapat belajar bekerjasama

dengan siswa yang lain. Namun, dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar

Akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa kurang

aktif dalam mengikuti pembelajaran Akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari respon siswa

pada saat apersepsi dan dominasi beberapa siswa dalam mengemukakan pendapatnya

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, kesempatan tanya jawab yang

diberikan guru juga cukup terbatas. Karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun

rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam

pembelajaran akuntansi pada siklus I.

Materi pembelajaran pada siklus II adalah lanjutan dari materi siklus I yaitu

memmindahbukukan (posting) jurnal umum ke buku besar. Dalam siklus ke II ini, guru

membagi siswa dalam kelompok-kelompok kooperatif Learning Together untuk

menyelesaikan soal diskusi yang diberikan oleh guru. Selain itu, siklus II dilaksanakan

didasarkan atas perbaikan dari kelemahan siklus I. Pada saat peneliti menyebarkan angket

kepada siswa, siswa merasa cukup tertarik dengan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Learning Together selain siswa menjadi aktif dalam

pembelajaran, siswa juga merasa lebih bisa memahami materi. Selain itu, siswa juga

diajarkan untuk bekerja secara kelompok dalam menyelesaikan latihan soal. Dengan cara

ini, siswa menjadi lebih aktif karena selain dapat bertanya langsung kepada guru, siswa

juga dapat bertanya dengan teman mereka dalam kelompok.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada

siklus II, kualitas pembelajaran baik proses maupun hasil sudah menunjukkan

peningkatan. Dari segi partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan/ide dalam diskusi

kelas menunjukkan peningkatan dari 33% atau 11 siswa pada siklus I menjadi 77,07%

atau 28 siswa pada siklus II. Selama proses diskusi kelas berlangsung siswa yang

menunjukkan keaktifan mereka dalam menjawab pertanyaan sebanyak 10 siswa atau

29,42% pada siklus I sedangkan pada siklus II sebanyak 27 siswa atau 74,32%. Dalam

interaksi antarsiswa dalam kelompok kooperatif pada siklus I terdapat 24 siswa atau

71,28%, sedangkan pada siklus II terdapat 35 siswa atau 89,74%. Begitupula pada

ketuntasan hasil belajar siswa peningkatan ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang

sudah mencapai batas ketuntasan minimal yaitu sebesar 83,33% atau sebanyak 35 siswa

pada siklus I dan 92,85 % atau sebanyak 39 siswa pada siklus II. Siswa yang sebelumnya

kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dalam proses

pembelajaran. Selain itu siswa yang sebelumnya tidak bisa bekerjasama dalam kelompok,

pada siklus II ini sudah dapat bekerjasama dengan siswa lain dengan baik. Meskipun

begitu, masih diperlukan juga motivasi dan pendekatan dari guru untuk mendukung

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

berhasilnya proses belajar mengajar akuntansi. Oleh sebab itu masalah yang dihadapi

pada pembelajaran Akuntansi sudah dapat teratasi dengan cara penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Learning Together yang secara langsung dapat

meningkatkan pemahaman siswa, mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dan

meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran

akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga kualitas dan hasil belajar

akuntansi dapat meningkat. Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan motivasi dan

kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif, menarik dan

menyenangkan. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dapat dilihat dari indikator-indikator

sebagai berikut:

1) Siswa terlihat antusias, bersemangat serta aktif berpartisipasi dalam mengikuti

pembelajaran Akuntansi.

2) Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini terjadi karena

siswa yang mulanya belum memahami benar materi yang disampaikan oleh guru

dapat menanyakannya lebih lanjut dan leluasa baik kepada guru secara langsung

maupun kepada teman satu kelompoknya.

3) Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok untuk

mnyelesaikan suatu tugas bersama. Mereka terlihat aktif dalam mengikuti diskusi

kelompok maupun diskusi pada saat presentasi.

4) Siswa sudah tidak malu dan berani untuk maju ke depan kelas mempresentasikan

tugas yang diberikan guru. Hal ini dikarenakan siswa sudah paham tentang materi

yang akan dipresentasikan, karena sebelumnya sudah melihat secara langsung guru

menjelaskan dan memberikan contoh secara langsung mengenai materi yang sedang

dipelajari.

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Tujuan peneltian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui peningkatan

kualitas proses dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2

SMA Negeri 1 Sukoharjo. Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah penulis

lakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dapat

meningkatkan kualitas proses belajar akuntansi siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan

Sosial 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo. Indikator peningkatan kualitas proses belajar

siswa antara lain:

a. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi,

keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan/ ide dalam diskusi kelas

menunjukkan peningkatan dari 33% (pada siklus I) menjadi 77,07% (pada siklus

II). Siswa sudah tidak malu dan berani untuk mengajukan pertanyaan/ide dalam

diskusi kelas (siswa menjadi lebih aktif).

b. Siswa mampu menjawab pertanyaan dan menerapkan konsep dalam pembelajaran

akuntansi. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi kelas

menunjukkan peningkatan dari 29,42% (pada siklus I) menjadi 74,32% (pada

siklus II). Siswa tidak lagi pasif dalam menghadapi pertanyaan yang diajukan oleh

teman-temannya maupun guru.

c. Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok untuk

menyelesaikan suatu tugas bersama. Selama proses pembelajaran berlangsung,

siswa yang saling berinteraksi menunjukkan keaktifan mereka dalam kelompok

kooperatif pada siklus I sebanyak 24 siswa sedangkan pada siklus II sebanyak 35

siswa.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 SMA Negeri 1

Sukoharjo. Indikator peningkatan hasil belajar siswa yaitu: siswa mampu memahami

materi yang diberikan oleh guru. Hal ini bisa dilihat dari hasil evaluasi yang

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

menunjukkan peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 83,33% pada siklus I

menjadi 92,85% pada siklus II.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikaji implikasinya baik implikasi

teoritis maupun implikasi praktis sebagai berikut:

1. Implikasi Teoretis

Upaya peningkatan proses dan hasil belajar akuntansi perlu bertumpu pada

kebutuhan siswa, artinya pengoptimalan penggunaan kemampuan berpikir dan bekerja

sama siswa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran kooperatif. Menurut

Slavin, pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran

dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu

sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe

Learning Together mengarah pada pembangunan kelompok dan menilai sendiri kinerja

kelompok. Penelitian mengenai metode ini telah menemukan bahwa bentuk penilaian

yang diberikan kepada kelompok didasarkan pada pembelajaran individual semua

anggota kelompok. Hal ini dapat meningkatkan pencapaian siswa lebih dari metode-

metode individualistik dan memiliki pengaruh positif pada hasil yang dikeluarkan, seperti

penerimaan teman sekelas yang berbeda latar belakang dan tingkat kemampuannya

dibidang akademik sehingga peningkatan kualitas proses dan hasil belajar dapat tercapai.

2. Implikasi Praktis

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dapat meningkatkan kualitas proses dan

hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari proses (keaktifan) selama mengikuti

pembelajaran dan hasil belajar siswa yang meningkat. Siswa menjadi aktif dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran dan diskusi karena lebih memahami materi yang

diberikan oleh guru (92,85%, siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal).

Pelaksanaan tindakan dari siklus I sampai siklus II dapat dideskripsikan bahwa

terdapatnya kekurangan dan kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran

akuntansi berlangsung. Kelemahan tersebut antara lain kemampuan siswa untuk

bekerjasama dalam diskusi dan berkomunikasi baik dalam kelompok maupun dengan

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

guru masih belum maksimal. Belum maksimalnya kemampuan guru untuk mengelola

kelas dikarenakan kondisi kelas yang tidak mendukung, media pembelajaran yang

kurang lengkap, serta pengembangan model dan metode pembelajaran yang masih sangat

minim. Dari pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses

pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan proses dan hasil belajar

Akuntansi.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka dapat

dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah:

a. Lebih mengusahakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar

mengajar.

b. Hendaknya mendorong dan memotivasi guru untuk selalu berusaha

mengembangkan model dan metode pembelajaran yeng merangsang siswa untuk

aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran.

2. Bagi Guru:

a. Hendaknya guru selalu meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan

dan menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas

pembelajaran dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan

yang dimilikinya.

b. Kepada guru yang belum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Learning Together dapat menerapkan model tersebut dalam kegiatan belajar

mengajar yang tentunya disesuaikan dengan materi dan kondisi siswa.

c. Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan

sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan siswa dapat lebih

mudah memahami materi pembelajaran.

3. Bagi Siswa:

a. Hendaknya dapat bekerjasama dalam arti yang positif, baik dengan guru maupun

dengan siswa yang lain dalam proses belajar mengajar.

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

b. Siswa hendaknya mampu memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik dimana

hal ini pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Etin Solihatin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Herawati Susilo, dkk. Penelitian Tindakan Kelas sebagai Sarana Pengembangan

Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang: Bayumedia. Hinomarus Masu. 2008. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning

Together untuk meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Akuntansi

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE · PDF filepenerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar akuntansi

Pokok Bahasan Jurnal Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial SMAK Sang Timur Yogjakarta. Jogjakarta. Universitas Sanata Dharma.

http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-dan pembelajaran// Diakses tanggal 24

Desember 2008 jam 16.00 WIB. Kasihani Kasbolah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Malang. Muhibbin, Syah. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Perdasa. Muntari. 2009. Pengaruh Strategi Pembelajaran (Kooperatif Model Learning Together

dan Langsung) terhadap Pemahaman Konseptual dan Algoritmik Kimia pada Siswa SMA dengan kemempuan Matematika Berbeda. Malang: Universitas Negeri Malang.

Nana Sudjana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:

Rosdakarya. Ngalim Purwanto. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Novia Purbawani. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Achievement Divisions (STAD) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas X Akuntansi 2 SMK Kristen 1 Surakarta tahun 2008/2009. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta. Suharsimi Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sumadi Suryabrata. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Wahyu Adji, dkk. 2007. Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. W. S. Winkel. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia. Yenny Anjar Jayadi. 2008. Penggunaan Jurnal Belajar Macromedia Flash Dalam

Pembelajaran Biologi Untuk meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa kelas X di SMA Negeri 2 Surakarta. Surakarta. Universitas Negeri Sebelas Maret.