18
WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN : 2089-8592 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) BERBANTUAN LKS DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA DI KELAS VII-4 SMPN 15 MEDAN Irianna NIP. 19620921 198501 2 001 Guru SMP Negeri 15 Medan Jl. M. Nawi Harahap Gang Suka, Medan ABSTRAK Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif. Namun kemampuan untuk mengajar melalui ke- giatan kerjasama kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan ke- giatan belajar aktif dengan cara khusus. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa itu rendah, antara lain : (1) Sistem pengajaran yang kurang efektif, kurang efisien, dan kurang mem- bangkitkan gairah siswa untuk belajar (2) Aktivitas siswa rendah, karena siswa kurang terlibat dalam pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan informasi yang diberikan guru (3) Kualitas ran- cangan pengajaran yang kurang menarik minat siswa untuk belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat rendahnya hasil belajar disebabkan proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran konven- sional. Salah satu alternatif yang dapat di- lakukan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar PKn siswa yaitu dengan mengubah suasana pembelajaran yang lebih menekankan siswa aktif dalam proses belajar mengajar bukan sekedar menghafal dan mengerjakan soal. Guru harus memilih model pembelajaran yang tepat dan inovatif yang dapat meng- aktifkan dan memberi semangat bagi siswa untuk belajar. Salah satunya adalah Model Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Hasil analisis menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas siswa dengan me- nerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS di Kelas VII-4 SMPN 15 Medan. Data aktivitas siswa menurut pengamatan pengamat pada Siklus I antara lain menulis/membaca (47,0%), mengerjakan LKS (23,0%), bertanya sesama teman (17,0%), bertanya kepada guru (9,5%), dan yang tidak relevan dengan KBM (3,5%). Data aktivitas siswa menurut pengamatan pada Siklus II antara lain menulis/membaca (23,0%), mengerjakan LKS (53,0%), bertanya sesama teman (12,0%), bertanya kepada guru (11,0%), dan yang tidak relevan dengan KBM (1%). Dengan menerapkan model pem- belajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share hasil belajar siswa dari Siklus ke Siklus berikutnya mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share pada Formatif I dan Formatif II menunjukkan 18 orang siswa tuntas secara individu, sedangkan kelas tidak tuntas. Pada Siklus II, tuntas secara individu sebanyak 34 orang siswa, se- dangkan kelas adalah tuntas dengan rata- rata siklus I dan siklus II adalah 73,4 dan 82,4. Kata Kunci : Tipe Think Pair Share, Hasil Belajar PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secaraa sek- sama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …penelitian.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/IRIANA-Wahana.pdf · penelitian ini yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

Embed Size (px)

Citation preview

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN : 2089-8592

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) BERBANTUAN LKS

DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA DI

KELAS VII-4 SMPN 15 MEDAN

Irianna NIP. 19620921 198501 2 001 Guru SMP Negeri 15 Medan

Jl. M. Nawi Harahap Gang Suka, Medan

ABSTRAK

Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif. Namun kemampuan untuk mengajar melalui ke-giatan kerjasama kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan ke-giatan belajar aktif dengan cara khusus. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa itu rendah, antara lain : (1) Sistem pengajaran yang kurang efektif, kurang efisien, dan kurang mem-bangkitkan gairah siswa untuk belajar (2) Aktivitas siswa rendah, karena siswa kurang terlibat dalam pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan informasi yang diberikan guru (3) Kualitas ran-cangan pengajaran yang kurang menarik minat siswa untuk belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat rendahnya hasil belajar disebabkan proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran konven-sional.

Salah satu alternatif yang dapat di-lakukan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar PKn siswa yaitu dengan mengubah suasana pembelajaran yang lebih menekankan siswa aktif dalam proses belajar mengajar bukan sekedar menghafal dan mengerjakan soal. Guru harus memilih model pembelajaran yang tepat dan inovatif yang dapat meng-aktifkan dan memberi semangat bagi siswa untuk belajar. Salah satunya adalah Model Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar PKn siswa.

Hasil analisis menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas siswa dengan me-nerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe TPS di Kelas VII-4 SMPN 15 Medan. Data aktivitas siswa menurut pengamatan pengamat pada Siklus I antara lain menulis/membaca (47,0%), mengerjakan LKS (23,0%), bertanya sesama teman (17,0%), bertanya kepada guru (9,5%), dan yang tidak relevan dengan KBM (3,5%). Data aktivitas siswa menurut pengamatan pada Siklus II antara lain menulis/membaca (23,0%), mengerjakan LKS (53,0%), bertanya sesama teman (12,0%), bertanya kepada guru (11,0%), dan yang tidak relevan dengan KBM (1%).

Dengan menerapkan model pem-belajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share hasil belajar siswa dari Siklus ke Siklus berikutnya mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share pada Formatif I dan Formatif II menunjukkan 18 orang siswa tuntas secara individu, sedangkan kelas tidak tuntas. Pada Siklus II, tuntas secara individu sebanyak 34 orang siswa, se-dangkan kelas adalah tuntas dengan rata-rata siklus I dan siklus II adalah 73,4 dan 82,4. Kata Kunci : Tipe Think Pair Share, Hasil

Belajar

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Guru memiliki peranan yang sangat

penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secaraa sek-sama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.

352

Irianna : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think .............................................

Kegiatan belajar bersama dapat

membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif. Namun kemampuan untuk mengajar melalui ke-giatan kerjasama kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan ke-giatan belajar aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya memung-kinkan mereka untuk memperoleh pe-mahaman dan penguasaan materi pe-lajaran.

Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengajar di SMP Negeri 15 Medan ditemukan beberapa masalah yaitu hasil belajar PKn siswa yang ren-dah. Ada beberapa faktor yang menye-babkan hasil belajar siswa itu rendah, antara lain : (1) Sistem pengajaran yang kurang efektif, kurang efisien, dan kurang membangkitkan gairah siswa untuk belajar (2) Aktivitas siswa rendah, karena siswa kurang terlibat dalam pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan informasi yang diberikan guru (3) Kualitas ran-cangan pengajaran yang kurang menarik minat siswa untuk belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat rendahnya hasil belajar disebabkan proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran konven-sional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered se-hingga siswa menjadi pasif (Trianto, 2007:6). Dari pendapat ini maka perlu dilakukan perbaikan terhadap rancangan pengajaran di kelas, seperti menerapkan model pembelajaran yang dapat men-jadikan pembelajaran student centered.

Pembelajaran PKn tidak lagi meng-utamakan pada penyerapan melalui pen-capaian informasi, tetapi lebih meng-utamakan pada pengembangan kemam-puan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu diting-katkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000:24).

Pembelajaran kooperatif lebih me-nekankan interaksi antar siswa. Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan ko-munikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan mudah karena “siswa lebih mudah me-mahami penjelasan dari kawannya di-

banding penjelasan dari guru, karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni 2001: 2).

Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar PKn siswa yaitu dengan mengubah suasana pembelajaran yang lebih menekankan siswa aktif dalam proses belajar mengajar bukan sekedar menghafal dan mengerjakan soal. Guru harus memilih model pembelajaran yang tepat dan inovatif yang dapat meng-aktifkan dan memberi semangat bagi siswa untuk belajar. Salah satunya adalah Model Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Johnson & Johnson (dalam Trianto : 2009) menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan hasil akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.

Pada model pembelajaran kooperatif Tipe think-pair-share siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami kon-sep yang sulit karena mereka saling ber-diskusi dengan temannya. Arends (2009 : 351) menyatakan bahwa:

“Model Pembelajaran Kooperatif di-kembangkan untuk mencapai sekurang-kurangnya tiga tujuan instruksional penting yaitu: hasil akademik, toleransi dan penerimaan perbedaan, serta per-kembangan keterampilan sosial”.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 15 Medan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada materi Kasus-kasus pelngaaran HAM dan upaya penegakan HAM. Dalam hal ini, penulis akan menggunakan instrumen tes hasil belajar dan observasi untuk memperoleh data penelitian. Selanjutnya, penulis tertarik untuk me-lakukan penelitian dengan judul: “Pene-rapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Berbantuan LKS Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Di Kelas VII-4 SMPN 15 Medan”.

2. Identifikasi masalah

Berdasarkan judul penelitian, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam meningkatkan aktivitas belajar PKn ber-

353

Irianna : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think .............................................

dasarkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Shareditetapkan:

1. Minat belajar siswa rendah. 2. Aktivitas siswa rendah, karena

siswa kurang terlibat dalam pem-belajaran. Siswa hanya men-dengarkan informasi yang diberi-kan guru.

3. Guru kurang maksimal dalam menggunakan model pembelajar-an.

4. Kurangnya sarana dan prasarana di sekolah.

3. Batasan Masalah

Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi siswa, maka peneliti membatasi permasalahan sesuai dengan kemampuan peneliti antara lain:

1. Model pembelajaran yang diguna-kan adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share.

2. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII-4 semester genap SMP Negeri 15 Medan Tahun Pem-belajaran 2012/2013.

3. Materi pokok yang diterapkan selama pengambilan data adalah Hak Asasi Manusia.

4. Kurikulum yang digunakan adalah KTSP

4. Pemecahan Masalah Metode pemecahan masalah dalam

penelitian ini yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. Dengan model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn.

5. Rumusan Masalah

Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas, maka yang menjadi rumusan-rumusan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah aktivitas siswa meningkat saat menerapkan model pem-belajaran Kooperatif Tipe Think Pair Sharedi kelas VII-4 SMP Negeri 15 Medan?

2. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan Model Pebelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Sharedi kelas VII-4 SMP Negeri 15 Medan?

6. Tujuan Penelitian Setelah menetapkan rumusan ma-

salah di atas maka, dapat ditentukan tujuan penelitian ini, antara lain:

1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa saat bekerja dalam kelompok saat menerapkan mo-del pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share di kelas VII-4 SMP Negeri 15 Medan.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah me-nerapkan Model Pebelajaran Ko-operatif Tipe Think Pair Sharedi kelas VII-4 SMP Negeri 15 Medan.

7. Manfaat Penelitian Hasil-hasil penelitian ini dapat di-

manfaatkan oleh: 1. Bagi siswa:

a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa.

b. Mengembangkan kemampu-an berpikir holistik (menye-luruh), kreatif, objektif, dan logis.

c. kerja kelompok lebih meng-untungkan dari pada kerja individu.

d. Menumbuh kembangkan ke-mampuan bekerjasama antar siswa dan memecahkan ma-salah dalam proses pembe-lajaran bagi siswa di sekolah.

e. Membangun kecakapan siswa untuk berfikir dalam proses belajarnya dengan memecah-kan masalah melalui percoba-an dan situasi kehidupan nyata yang dihadapinya

2. Bagi guru a. Sebagai alternatif bagi guru

dalam memilih model pem-belajaran yang sesuai dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

b. Diharapkan setelah penelitian ini, guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber informasi dalam pembelajaran PKn, tetapi menjadi perannya sebagai fasilitator dan me-diator.

3. Bagi Sekolah a. Khususnya bagi Kepala se-

kolah sebagai bahan pertim-

354

Irianna : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think .............................................

bangan bagaimana pentingnya model pembelajaran Koope-ratif tipe TPS.

8. Definisi Operasional

Definisi Operasional penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) adalah merupakan suatu cara yang efek-tif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan peng-aturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think-pair-share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.

2. Aktivitas belajar adalah suatu aktivitas yang sadar akan tujuan. Tujuan dalam belajar adalah terjadinya perubahan dalam indi-vidu seutuhnya

3. Hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami penga-laman belajarnya.

METODE PENELITIAN

1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP

Negeri 15 Medan Jl. M. Nawi Harahap,

Gg Suka Medan dan pelaksanaannya pada bulan Februari sampai dengan Mei Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 15 Medan. Dengan mempertimbangkan per-olehan nilai terendah untuk seluruh kelas VII adalah pada kelas VII-4, maka subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-4 SMP Negeri 15 Medan Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa yang terikut dalam penelitian sebanyak 38 orang. 3. Siklus Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dalam 2 siklus, sesuai dengan waktu yang telah direncanakan, yakni 4 jam pelajaran untuk pokok bahasan sebagai berikut : 1. Materi pembelajaran siklus 1 :

indikator dan kasus pelanggaran HAM 2. Materi Pembelajaran siklus 2 :

Cara-cara penanganan pelang-garan HAM

3. Pada tiap putaran terdiri atas 4 tahap, yaitu :

1. Rancangan 2. Kegiatan dan pengamatan 3. Refleksi 4. Revisi Adapun putaran dari pelaksanaan

penelitian tindakan kelas dapat digambar-kan sebagai berikut :

355

Irianna : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think .............................................

Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas (Tim PGSM, 1999)

4. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ditempuh dalam 2 (dua) siklus kegiatan. Tahapan-tahapan tersebut adalah se-bagai berikut: A. Siklus I

Kegiatan pada Siklus I meliputi: 1) Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti berdiskusi secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran sejenis dan pembimbing serta nara sumber dari UNIMED dan LPMP SUMUT dengan kegiatan perencanaan meliputi: a) Penyusunan rencana pelaksana-

an pembelajaran dan lembar kegiatan siswa yang telah dibuat oleh guru tentang sub materi “Indikator dan Kasus-kasus pe-langgaran HAM” untuk KBM 1 dengan sub materi “cara-cara pe-nanganan pelanggaran HAM”

untuk KBM 2. Selanjutnya diubah atau ditambah sesuai dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share.

b) Penyusunan instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas siswa serta pengelolaan guru ter-hadap proses pembelajaran de-ngan menerapkan model pem-belajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dan tes pemahaman siswa tentang hasil belajar siswa.

2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi (Action and Observation) Melaksanakan tindakan pembelajaran ke-1 dan ke-2 sesuai dengan RPP oleh peneliti sebagai guru di kelas VII-4. Selama proses pembelajaran di-lakukan observasi oleh observer (guru sejawat) untuk mengamati aktivitas siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh guru. Diakhir Siklus I dilakukan

Perencanaan

Revisi

Refleksi

Kegiatan dan Pengamatan

Siklus 1

Perencanaan

Revisi

Refleksi

Kegiatan dan Pengamatan

Siklus 2

356

Irianna : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think .............................................

pula tes hasil belajar siswa untuk mengetahui pemahaman siswa ten-tang kasus pelanggaran HAM dan upaya penegakan HAM sebagai Formatif I.

3) Refleksi (Reflective) Kegiatan refleksi dilakukan oleh pe-neliti dengan kolaborator berdasarkan hasil observasi dan evaluasi hasil pembelajaran Pendidikan Kewarga-negaraan dengan model pembela-jaran Kooperatif Tipe Think Pair Share. Dari hasil refleksi kemudian peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran sejenis dan pem-bimbing serta nara sumber dari UNIMED dan LPMP SUMUT untuk memperbaiki dan menguatkan ren-cana tindakan Siklus II.

B. Siklus II Kegiatan pada Siklus II meliputi:

1) Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil refleksi terhadap proses pembelajaran pada Siklus I maka pada Siklus II disusun skenario model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan revisi tindakan untuk memperbaiki proses. Peneliti berdiskusi secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran sejenis dan pembimbing serta nara sumber dari UNIMED dan LPMP SUMUT dengan kegiatan perencanaan me-liputi: a) Penyusunan rencana pelaksana-

an pembelajaran dan lembar kegiatan siswa yang telah dibuat oleh guru tentang sub materi “Peranan lembaga perlindungan HAM” untuk KBM 3 dengan sub materi “Sikap positif terhadap upaya penegakan HAM” untuk KBM 4.

b) Penyusunan instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas siswa serta pengelolaan guru terhadap proses pembelajaran dengan menerapkan model pem-belajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dan tes pemahaman siswa tentang hasil-hasil aman-demen UUD 1945 siswa.

2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi (Action and Observation) Melaksanakan tindakan pembelajaran ke-3 dan ke-4 sesuai dengan RPP model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan topik

“peranan lembaga perlindungan HAM dan sikap positif terhadap upaya penegakan HAM” oleh peneliti se-bagai guru Pendidikan Kewarga-negaraan di Kelas VII-4 Selama pro-ses pembelajaran dilakukan observasi oleh observer (guru sejawat) untuk mengamati aktivitas siswa dan penge-lolaan pembelajaran oleh guru. Diakhir Siklus II dilakukan pula tes hasil belajar untuk mengahui pemaha-man siswa tentang peranan lembaga perlindungan HAM dan sikap positif terhadap upaya penegakan HAM sebagai Formatif II.

3) Refleksi (Reflective) Setelah kegiatan pembelajaran Siklus II dilaksanakan, dilanjutkan dengan kegiatan refleksi oleh peneliti ber-kolaborasi guru mata pelajaran se-jenis dan pembimbing serta nara sumber dari UNIMED dan LPMP SUMUT. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dan ketuntasan hasil belajar siswa ditelaah.

5. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian disusun melalui

diskusi kolaborasi antara peneliti dengan guru sejawat, pembimbing, dan nara sumber dari LPMP SUMUT dan UNIMED. Perangkat Siklus I disusun dalam peren-canaan Siklus I. Sementara dalam Siklus II perangkat disusun dalam perencanaan Siklus II, ini dimaksudkan agar ter-identifikasi kelemahan pembelajaran dan tersusun rencana yang direvisi terlebih dahulu. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Yaitu merupakan perangkat pem-

belajaran yang digunakan sebagai pe-doman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap siklus. Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar, indikator pen-capaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembe-lajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share.

2. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Istrumen ini terdiri dari lembar

observasi aktivitas siswa dalam pem-belajaran, untuk melihataktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran Pen-didikan Kewarganegaraan tiap siklus.

357

Irianna : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think .............................................

3. Tes formatif

Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan model Kooperatif Tipe Think Pair Share. Tes disusun dalam bentuk pilihan ganda yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) untuk SMP kelas VII bidang studi Pendidikan kewarganegaraan. Tes yang digunakan sebanyak 20 item dengan 4 option. Tes tersebut dituangkan dalam bentuk Tabel spesifikasi seperti tercantum pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Tabel Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar

No Indikator Bentuk

Soal No Soal Tingkat Kognitif

1. Menjelaskan indicator pelanggaran HAM dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

PG 1,2,3 C1, C2, C3

2. Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM dalam kehidupan sehari-hari

PG 4,5,6 C4, C3 ,C2

3. Menguraikan upaya-upaya penanganan pelanggaran HAM dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

PG 7,8,9 C2 C2 ,C3

4. Menguraikan pengadilan HAM dan fungsi perannya dalam upaya perlindungan dan penegakkan HAM

PG 10,11,12 C4, C1 C3

5. Menguraikan lembaga perlindungan HAM dan perannnya di Indonesia

PG 13,14,15,2

0 C4, C1 C2 C3

6. Menunjukkan sikap positif terhadap upaya perlindungan HAM yang dilakukan lembaga perlindungan HAM

PG 16,17,18,19

C4 ,C3 ,C2 C3

Keterangan : C1 : Pengetahuan C4 : Analisis C2 : Pemahaman C5 : Sintesis C3 : Aplikasi C6 : Evaluasi 6. Teknik Analisis Data

Metode Analisis Data Pada pene-litian ini digunakan metode deskriptif dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan.

Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut: 1. Merekapitulasi nilai pretes sebelum

tindakan dan nilai tes akhir Siklus I dan Siklus II

2. Menghitung nilai rerata atau per-sentase hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dengan hasil be-lajar setelah dilakukan tindakan pada Siklus I dan Siklus II untuk menge-tahui adanya peningkatan hasil belajar.

3. Penilaian a. Data nilai hasil belajar (kognitif) diperoleh dengan menggunakan rumus:

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙𝑥100

b. Nilai rata-rata siswa dicari dengan rumus sebagai berikut:

N

XX

Keterangan :

X = Nilai rata-rata Σ = Jumlah nilai X N = Jumlah peserta tes

c. Untuk penilaian aktivitas diguna-kan rumus sebagai berikut:

%𝑃𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑘𝑜𝑟𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙𝑥100%

(Majid, 2009:268)

d. Ketentuan persentase ketuntasan

belajar kelas

𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 =∑ 𝑆𝑏

𝐾𝑥100%

Keterangan: ΣSb = Jumlah siswa yang men-

dapat nilai ≥ KKM ΣK = Jumlah siswa dalam sampel

Sebagai tolak ukur keberhasilan

penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari: hasil tes, jika hasil belajar siswa

358

Irianna : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think .............................................

mencapai KKM secara individual dan 85% secara klasikal.

7. Indikator Ketercapaian

Penelitian menggunakan indikator ketercapaian yakni KKM Pendidikan Kewarganegaraan untuk kelas VII di SMP Negeri 15 Medan sebesar 75 untuk individu siswa. Artinya siswa dikatakan tuntas belajar jika nilainya dalam formatif mencapai KKM ini. Sedangkan kelas dikatakan tuntas atau penelitian berhasil jika paling tidak 85% dari jumlah siswa dalam kelas subjek memperoleh nilai mencapai KKM.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Data penelitian diperoleh dari data observasi berupa pengamatan penge-lolaan model pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dan pengamatan aktivitas guru dan siswa pada setiap siklus.

Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan pengelolaan model pembelajaran Ko-operatif Tipe TPS yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan data pengamatan aktivitas guru dan siswa.

Data tes formatif untuk mengetahui peneingkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Kooperatif Tipe TPS. Sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar maka dilakukan tes hasil belajar atau disebut Pretes. Análisis data menunjukan hasil pretes siswa rata-rata adalah 30,0.

A. Diskripsi Pelaksanaan Tindakan 1. Kegiatan Pra Tindakan a. Identifikasi permasalahan pem-

belajaran Sebelum proses penelitian dilaksana-kan, terlebih dahulu peneliti mengadakan pra survei pada bulan Januari 2013. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan menyampaikan maksud mengadakan pe-nelitian tindakan kelas dengan menerap-kan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Shareuntuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajar-an.

b. Perencanaan kegiatan sebelum penelitian

1) Urutan tindakan a) Survei dan penjajakan

Survei dan penjajakan dilakukan se-cara langsung untuk mengetahui ke-mungkinan dan ketersediaan sekolah yang bersangkutan untuk dijadikan tem-pat penelitian. Tujuan survei yang lain adalah untuk mendapatkan informasi baik fisik maupun non fisik keadaan sekolah dan sarana pembelajaran. b) Penyusunan proposal

Penyusunan proposal atau rencana tindakan terlebih dahulu dikonsultasikan dengan tutor pembimbing. c) Perijinan

Perijinan diperoleh dengan prosedur yang ada dengan ijin dan rekomendasi lembaga terkait untuk perijinan ke lapangan. 2) Pelaksanaan Penelitian

Untuk melaksanakan penelitian, di-perlukan suatu rancangan yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran. Rencana penelitian ini merupakan suatu rancangan Model pembelajaran Ko-operatif Tipe Think Pair Sharedengan upaya meningkatkan aktivitas siswa da-lam belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Secara umum Model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Tugas guru selama proses pembelajaran ber-langsung adalah menyampaikan tujuan pembelajaran sejelas-jelasnya, memantau aktivitas siswa dan memberi bantuan ke-pada siswa untuk memaksimalkan proses pembelajaran, mengevaluasi kerja siswa, menerangkan materi pelajaran.

Dalam desain pembelajaran ini peran guru selain sebagai fasilitator juga se-bagai koordinator dan konsultan dalam memperdayakan siswa, artinya guru mempunyai kewajiban untuk mengamati siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu siswa dituntut untuk lebih aktif dalam menganalisa permasalahan dengan penuh tanggung jawab. 2. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilakukan selama 2 siklus/putaran dan masing-masing siklus dilaksanakan selama 2 x pertemuan. Jadi penelitian ini dilaksanakan selama 4 x pertemuan. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

359

Irianna : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think .............................................

a. Siklus I 1) Pertemuan 1 a) Perencanaan Tindakan

Standar Kompetensi : Menampilkan sikap positif terhadap per-lindungan dan penegakkan Hak Azasi Manusia (HAM)

Kompetensi Dasar : Mendeskrip-sikan kasus pelanggaran dan upaya pe-negakkan HAM

Materi :Indikator dan kasus pelang-garan HAM

b) Pelaksanaan tindakan Pertemuan 1

Gambar 1. Vignette Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII-4 SMP Negeri 15 Medan

Skenario Pertemuan 2

Gambar 2. Vignette Pembelajaran PKnKelas VII-4 SMPN 15 Medan

Ketika guru masuk kelas, pada jam ke 3 pelajaran, hari Selasa pada tanggal 26 Maret 2013, siswa kelas VII-4 mereka sedang asyik bercerita sambil tertawa, ada yang duduk berkelompok, ada juga yang masih berjalan-jalan, sadar gurunya sudah datang, semua siswa duduk di meja masing-masing. Setelah siswa diam guru memberi salam “Selamat pagi anak-anak” “Selamat pagi Bu” “Siapa yang tidak hadir hari ini?” siswa menjawab “Tidak ada, Bu”. Jawab Nurul Fauzih selaku sekretaris kelas.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, dan menjelaskan materi mengenai Indikator pelanggaran HAM dan kasus pelanggaran HAM. Guru menjelaskan kasus pelanggaran HAM dilingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan negara.

Setelah guru selesai menjelaskan materi pelajaran, Pada tahap pertama, think, Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada seluruh siswa. Siswa mengerjakan LKS tersebut secara individu, kemudian Siswa dikelompokkan dengan teman sebangkunya. Siswa berdiskusi dengan pasangannya mengenai jawaban tugas yang telah dikerjakan.

Setelah tahapan think selesai, guru meminta siswa berpasangan dengan temannya (kelompok) untuk mendiskusikan hasil jawabannya. Jawaban hasil diskusi ditulis pada lembar kerja yang telah disediakan. Tahapan ini disebut dengan pair (berpasangan). Ketika berpasangan dalam kelompok, peneliti memeriksa pelaksanaan pair (berpasangan) dari kelompok satu ke kelompok yang lain dan membantu jika ada kesulitan yang dihadapi ketika diskusi serta mengkondisikan agar diskusi dalam kelompok berjalan sesuai harapan. Setelah selesai Selanjutnya tahap share (berbagi) perwakilan tiap kelompok dipanggil secara acak untuk berbagi pendapat, membacakannya secara bergantian dengan intonasi yang tepat.

Setelah dipersentasikan secara kelompok dan waktu sudah habis maka diskusi diakhiri. Guru memberi kesimpulan. Karena waktu tinggal 10 menit lagi, guru memberi siswa tugas PR kemudian menjelaskan cara mengerjakan tugas tersebut dan menutup pelajaran dan memberi salam.

Setelah bel pertukaran jam belajar guru masuk kelas tanggal 2 April 2013 hari Selasa, di kelas VII-4 dan mengatakan “Selamat pagi anak-anak!”. Sebelum guru memulai pelajaran terlebih mengabsen siswa. Kemudian guru memberikan Tanya jawab pelajaran yang lalu selama lima menit. Guru bertanya, “coba sebutkan contoh pelanggaran HAM di lingkungan sehari-hari?” salah seorang siswa menjawab “memberikan kesempatan orang lain untuk beribadah dengan khusuk bu” jawab Mutiara. “Bagus” jawab Guru.

Baiklah pada hari ini materi kita “Cara-cara penangangan HAM”. Kemudian guru menjelaskan Upaya menangani pelanggaran HAM dan Pengadilan HAM tentang kedudukan dan wewenangnya sesuai UU No 26 tahun 2000.

Guru menyuruh siswa membentuk kelompok dan membagi LKS. Setelah diberi penjelasan tersebut, guru mengadakan Tanya jawab silih berganti. Sebelum masuk ke tahapan Pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) guru menjelaskan prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif dngan metode TPS (Think-Pair-Sare) kepada siswa. Selanjutnya, masuk ke pembelajaran TPS (Think-Pair-Share). Pada tahap pertama, think, guru memberikan siswa soal Guru memberi tugas kepada siswa untuk dikerjakan secara individu pada lembar kerja yang telah disediakan dan menuliskan upaya menangani pelanggaran HAM tersebut dalam bentuk diskusi kelompok.

Setelah tahapan think selesai, guru meminta siswa berpasangan dengan temannya (kelompok) untuk mendiskusikan hasil jawabannya. Jawaban hasil diskusi ditulis pada lembar kerja yang telah disediakan. Tahapan ini disebut dengan pair (berpasangan). Ketika berpasangan dalam kelompok, peneliti memeriksa pelaksanaan pair (berpasangan) dari kelompok satu ke kelompok yang lain dan membantu jika ada kesulitan yang dihadapi ketika diskusi serta mengkondisikan agar diskusi dalam kelompok berjalan sesuai harapan. Setelah selesai Selanjutnya tahap share (berbagi) perwakilan tiap kelompok dipanggil secara acak untuk berbagi pendapat, membacakannya secara bergantian dengan intonasi yang tepat.

Setelah dipersentasikan secara kelompok dan waktu sudah habis maka diskusi diakhiri. Guru memberi kesimpulan.

360

Irianna : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think .............................................

Seperti dapat dilihat dalam Gambar

1 dan 2, Peneliti yang memulai kegiatan pembelajaran. Peneliti membuka pelajar-an dengan mengucapkan salam. Selanjut-nya guru melakukan presensi. Setelah pelaksanaan presensi, guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikator pen-capaian hasil belajar, dan tujuan pem-belajaran. Guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan yang lalu. Sebelum masuk ke tahapan Pembelajar-an TPS (Think-Pair-Share) guru menjelas-kan prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan metode TPS (Think-Pair-Sare) kepada siswa. Selanjutnya, masuk ke pembelajaran TPS (Think-Pair-Share). Pada tahap pertama, think, guru memberikan Lembar Kerja Siswa untuk dikerjakan secara individu pada lembar kerja yang telah disediakan.

Setelah tahapan think selesai, guru meminta siswa berpasangan dengan temannya (kelompok) untuk mendiskusi-kan hasil jawabannya. Jawaban hasil diskusi ditulis pada lembar kerja yang telah disediakan. Tahapan ini disebut dengan pair (berpasangan). Ketika ber-pasangan dalam kelompok, peneliti me-meriksa pelaksanaan pair (berpasangan) dari kelompok satu ke kelompok yang lain dan membantu jika ada kesulitan yang

dihadapi ketika diskusi serta meng-kondisikan agar diskusi dalam kelompok berjalan sesuai harapan. Selanjutnya tahap share (berbagi) masing-masing ke-lompok di suruh mempresentasikan hasil diskusinya ke depan. guru telah melibat-kan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Namun, pada saat siswa mempresen-tasikan hasil diskusi, siswa dari kelompok lain belum begitu antusias dalam mem-berikan tanggapannya maupun per-tanyaannya kepada kelompok yang maju. Data awal tersedia dalam beberapa vignette yang dicermati bersama kolabo-ratornya dalam suasana terbuka dimana setiap peserta penelitian mendapatkan kesempatan untuk bertanya dan meng-ajukan pendapatnya.

c) Tahap Observasi

• Data aktivitas belajar siswa Pada tahap observasi peneliti me-

lakukan pengamatan selama kegiatan berlangsung dengan bantuan dua orang guru untuk mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa. Dari hasil pengamatan aktivitas siswa diperoleh data aktivitas yang disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 2. Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

Siklus I

No Aktivitas Jumlah Rata-Rata Proporsi

1 Menulis,membaca 94 23.5 47.0%

2 Mengerjakan 46 11.5 23.0%

3 Bertanya pada teman 34 8.5 17.0%

4 Bertanya pada guru 19 4.75 9.5%

5 Yang tidak relevan 7 1.75 3.5%

Jumlah 200 50 100%

• Data Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus I dilakukan tes hasil

belajar atau disebut Formatif I, dengan data dapat dilihat Pada Tabel 3. Merujuk pada kesimpulan ini guru sebagai peneliti berusaha memperbaiki proses dan hasil

belajar siswa Melalui Model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Hasil belajar yang diperoleh pada Siklus I selama dua pertemuan disajikan dalam Tabel berikut:

361

Irianna : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think .............................................

Tabel 3. Distribusi Hasil Formatif I

Nilai Frekuensi Tuntas Individu

Tuntas Kelas

Nilai rata-rata

60 7 - -

73,4

70 13 - -

80 16 16 42%

90 2 2 5 %

Jumlah 38 18 47 %

Pada Tabel 3 tersebut, nilai terendah

Formatif I adalah 60 sebanyak 7 orang dan nilai tertinggi adalah 90 sebanyak 2 orang, dengan 20 orang mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan atau ke-tuntasan klasikal adalah sebesar 47%. Dengan nilai KMM sebesar 75. Nilai ini berada sedikit di bawah kriteria keber-hasilan klasikal sehingga dapat dikatakan KBM Siklus I kurang berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas. Nilai rata-rata kelas adalah 73,4.

d) Refleksi dan Revisi Siklus I

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut :

1) Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembela-jaran.

2) Kerjasama siswa dalam kelompok masih belum optimal, masih ba-nyak siswa yang pasif. Mereka memang terlihat seperti menger-jakan, tetapi sebenarnya hanya sebagian kecil saja dari mereka yang mengerjakan, yang lainnya hanya bergantung pada teman-nya. Hal ini dikarenakan siswa kurang mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas yang di-berikan. Keaktifan kinerja siswa masih kurang 23,0%.

3) Beberapa orang siswa meng-ganggu dalam pelaksanaan think dengan aktivitas tidak relevan yang tinggi (3,5%)

4) Sebagian besar siswa aktif be-kerja sama dan berdiskusi, dan hanya sebagian kecil siswa yang dapat menjawab pertanyaan soal yang ada I LKS

5) Siswa kurang aktif selama pem-belajaran berlangsung, hal ini terlihat ketika guru bertanya,

hanya sebagian kecil siswa yang menjawab pertanyaan guru.

Pelaksanaan kegiatan belajar meng-ajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

1) Sebelum menerapkan pembela-jaran kooperatif dengan metode TPS (Think-Pair-Share), peneliti memberikan pengarahan secara detail kepada siswa tentang prosedur pelaksanaan penerapan pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) serta tujuan pembelajaran. Hal ini dilakukan agar siswa tidak bingung dalam pelaksanaan pem-belajaran dan mudah untuk mengikuti pembelajaran. Guru perlu lebih terampil dalam me-motivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Untuk meningkatkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam ke-lompok, Peneliti memberikan peringatan bahwa, jika terdapat siswa yang membuat gaduh, tidak mengikuti pelaksanaan dengan seksama, maka akan dicatat dan akan mempengaruhi nilai siswa (semua siswa dalam kelas men-dengarkan informasi dari guru dan tenang).

3) Sebelum LKS dibagi, siswa diberi pertanyaan agar siswa dapat berpikir (Think).

4) Guru juga menggunakan media power point yang ditampilkan melalui infocus untuk membantu siswa mengamati dan menarik perhatian siswa dalam pem-belajaran.

362

Irianna : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think .............................................

b. Siklus II a) Perencanaan tindakan

Standar Kompetensi : Menampilkan sikap positif terhadap per-lindungan dan penegakkan Hak Azasi Manusia (HAM)

Kompetensi Dasar : Menghargai upaya

perlindungan HAM

Materi : Peranan lem-baga perlindu-ngan HAM dan sikap positif terha-dap upaya pe-negakan HAM.

b) Pelaksanaan tindakan Pertemuan 3

Gambar 3. Vignette Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII-4 SMP Negeri 15 Medan

Skenario Pertemuan 4

Gambar 4. Vignette Pembelajaran PKn Kelas VII-4 SMPN 15 Medan

Pada saat guru masuk kelas, pada jam 09.00, hari Selasa tanggal 9 April 2013 siswa kelas VII-4 suara ribut, beberapa siswa masih asyik mengerjakan PRnya, ada yang mondar mandir di depan kelas, ada yang masih bercerita dengan asyiknya. Melihat gurunya datang, siswa pun sadar lalu mereka menuju masing-masing. Guru memberi salam, “Selamat pagi, anak-anak, Apa kabar?” siswa menjawab “Baik Bu”, “Apakah ada yang tidak hadir hari ini?, “Tidak Bu”, jawab Ahmad Fauzi selaku ketua kelas. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kemudian Guru mengarahkan para siswa kepada materi yang akan mereka pelajari dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan dengan Cara-cara penangangan HAM. Guru lebih memberikan motivasi kepada siswa.

Selanjutnya Guru menjelaskan peranan perlindungan HAM dengan menggunankan media power point. Setelah diberi penjelasan tersebut, guru mengadakan Tanya jawab silih berganti. Sebelum masuk ke tahapan Pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) guru menjelaskan prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif dngan metode TPS (Think-Pair-Sare) kepada siswa. Selanjutnya, masuk ke pembelajaran TPS (Think-Pair-Share). Pada tahap pertama, think, guru memberikan siswa soal. Guru memberi tugas kepada siswa menjelaskan peranan perlindungan HAM yang diberikan guru dalam bentuk LKS.

Setelah tahapan think selesai, guru meminta siswa berpasangan dengan temannya (kelompok) untuk mendiskusikan hasil jawabannya. Jawaban hasil diskusi ditulis pada lembar kerja yang telah disediakan. Tahapan ini disebut dengan pair (berpasangan). Ketika berpasangan dalam kelompok, peneliti memeriksa pelaksanaan pair (berpasangan) dari kelompok satu ke kelompok yang lain dan membantu jika ada kesulitan yang dihadapi ketika diskusi serta mengkondisikan agar diskusi dalam kelompok berjalan sesuai harapan. Setelah selesai Selanjutnya tahap share (berbagi) perwakilan tiap kelompok dipanggil secara acak untuk berbagi pendapat. Guru Menyuruh siswa menampilkan hasil kerja nya di papan tulis. Siswa yang lain menanggapi penjelasan yang disampaikan teman. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa. Pada iur pendapat, hamper semua siswa ikut berpartisipasi.

Guru memberikan soal-soal sebagai latihan untuk siswa. guru membimbing siswa untuk menuliskan kembali materi yang telah didapatkan dalam bentuk rangkuman. Karena waktu sudah mau habis, guru memberi tugas PR dan menutup pelajaran dan memberi salam.

Pada saat guru masuk kelas, hari Selasa pagi tanggal 19 April 2013 siswa baru saja selesai pergantian jam pelajaran, siswa sudah menunggu pergantian. Sadar guru sudah datang merekapun diam dan duduk dengan baik. Guru memberi salam dan mengumpulkan PR siswa masing-masing. Guru memberikan motivasi dan Apersepsi. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru memotivasi siswa.

Guru menjelaskan Sikap positif terhadap upaya penegakan HAM. Setelah diberi penjelasan tersebut, guru mengadakan Tanya jawab silih berganti. Sebelum masuk ke tahapan Pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) guru menjelaskan prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif dngan metode TPS (Think-Pair-Sare) kepada siswa. Selanjutnya, masuk ke pembelajaran TPS (Think-Pair-Share). Pada tahap pertama, think, guru memberikan LKS mengidentifikasi sikap positif terhadap upaya penegakan HAM.

Setelah tahapan think selesai, guru meminta siswa berpasangan dengan temannya (kelompok) untuk mendiskusikan hasil jawabannya. Jawaban hasil diskusi ditulis pada lembar kerja yang telah disediakan. Tahapan ini disebut dengan pair (berpasangan). Ketika berpasangan dalam kelompok, peneliti memeriksa pelaksanaan pair (berpasangan) dari kelompok satu ke kelompok yang lain dan membantu jika ada kesulitan yang dihadapi ketika diskusi serta mengkondisikan agar diskusi dalam kelompok berjalan sesuai harapan. Setelah selesai Selanjutnya tahap share (berbagi) perwakilan tiap kelompok dipanggil secara acak untuk berbagi pendapat, membacakannya secara bergantian dengan intonasi yang tepat. Guru Menyuruh siswa menampilkan hasil kerja nya di papan tulis. Siswa yang lain menanggapi penjelasan yang disampaikan teman. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.

Setelah diskusi selesai, guru menyuruh siswa menampilkan hasil kerja nya di papan tulis. Siswa yang lain menanggapi penjelasan tentang sikap positif terhadap upaya penegakan HAM. Karena jam pelajaran sudah mau habis, lalu guru memberi tugas PR dan memberi salam dan siswa bersalaman dengan guru sambil keluar.

363

Irianna : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think .............................................

Seperti dapat dilihat dalam Gambar

3 dan 4, peneliti telah melaksanakan KBM sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Sebelum masuk ketahapan pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) guru menjelaskan prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan metode TPS (Think-Pair-Sare) kepada siswa. Selanjutnya, masuk ke pembelajaran TPS (Think-Pair-Share). Guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah dipelajari. Masing-masing kelompok di suruh mempresentasikan hasil diskusinya ke depan. guru telah melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pada saat siswa presentasi, siswa sudah mulai aktif bertanya dan memberi tanggapannya kepada kelompok yang persentasi. Dari Data tersebut dalam beberapa vignette

yang dicermati bersama kolaboratornya dalam suasana terbuka dimana setiap peserta penelitian mendapatkan kesem-patan untuk bertanya dan mengajukan pendapatnya.

c) Tahap Observasi

• Data aktivitas belajar siswa Pada tahap observasi peneliti

melakukan pengamatan selama kegiatan berlangsung dengan bantuan dua orang guru untuk mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa.

Dari hasil pengamatan aktivitas siswa Siklus II diperoleh data aktivitas yang disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

Siklus II

No Aktivitas Jumlah Rata-Rata Proporsi

1 Menulis,membaca 42 10.5 23.0%

2 Mengerjakan 95 23.75 53.0%

3 Bertanya pada teman 22 5.5 12.0%

4 Bertanya pada guru 20 5 11.0%

5 Yang tidak relevan 1 0.25 1.0%

Jumlah 180 45 100%

• Data Hasil Belajar Siswa Pada akhir proses belajar mengajar

siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar

yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II datanya dapat dilihat Pada Tabel 5 adalah sebagai berikut.

Tabel 5. Distribusi Hasil Formatif II

Nilai Frekuensi Tuntas Individu

Tuntas Kelas

Rata-rata

70 4 - -

82,4

80 23 23 60%

90 9 9 24%

100 2 2 5%

Jumlah 38 34 89%

Merujuk pada Tabel 5, nilai terendah

untuk Formatif II adalah 70 sebanyak 4 orang dan tertinggi adalah 100 sebanyak 2 orang. Dengan 4 orang mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan atau ke-tuntasan klasikal adalah sebesar 89%. Nilai ini berada di atas kriteria keber-hasilan sehingga dapat dikatakan KBM Siklus II berhasil memberi ketuntasan

belajar dalam kelas. Nilai rata-rata kelas adalah 82,4. d) Refleksi dan Revisi Siklus II

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

364

Irianna : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think .............................................

Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagi berikut :

Beberapa hal yang dapat dicatat dalam refleksi pembelajaran Siklus II adalah sebagai berikut

1. Siswa mulai aktif dalam diskusi dengan ditunjukkan oleh hasil obser-vasi aktivitas belajarnya yang sedikit lebih baik dari pada Siklus I. pening-katan aktivitas siswa ini disajikan dalam Gambar 5.

Keterangan: 1. Menulis,membaca 2. Mengerjakan

3. Bertanya pada teman 4. Bertanya pada guru 5. Yang tidak relevan

Gambar 5. Grafik Aktivitas siswa Siklus I dan Siklus II

2. Ketuntasan hasil belajar siswa me-ningkat dari 37,5 % atau gagal men-jadi 90,0% atau dalam ketogori ber-

hasil. Secara keseluruhan pening-katan hasil bbelajar siswa disajikan dalam Gambar 6.

Gambar 6. Grafik Hasil Belajar Kognitif

Siklus 1 4.7% 2.3% 1.7% 1.0% 0.4%

Siklus 2 2.3% 5.3% 1.2% 1.1% 0.1%

0.0%

1.0%

2.0%

3.0%

4.0%

5.0%

6.0%

Grafik Aktivitas siklus I dan II

Nilai Tertinggi Nilai terendahRata-rata nilai

tesKetuntasanklasikal (%)

Data Awal 50 20 30 0

Siklus 1 90 60 73.4 47

siklus 2 100 70 82.4 89

0

20

40

60

80

100

120

Grafik Prestasi Belajar

365

Irianna : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think .............................................

3. Selama proses belajar mengajar

guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi per-sentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.

4. Berdasarkan data Hasil peng-amatan, diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar ber-langsung. Ini dikarenakan siswa sudah mulai terbiasa dengan bekerja secara kelompok.

5. Siswa mulai aktif dan tahu akan tugasnya sehingga tidak meng-gantungkan permasalahan yang dihadapi kepada teman dalam kelompoknya.

Revisi Pada siklus II guru telah menerapkan model pembelajaran Koope-ratif Tipe TPS dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlau banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan proses belajar meng-ajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Pembahasan

Pembelajaran dengan model pem-belajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dalam pelaksanaannya berupa diskusi kelompok untuk menginvestigasi bahan yang diajarkan kelompok yang selanjutnya diadakan presentasi kelom-pok. Instrumen yang disiapkan untuk pembelajaran adalah silabus PKn, RPP, lembar pengamatan aktivitas, lembar kerja siswa, dan Instrumen Tes hasil belajar. Instrument tersebut dihasilkan dari diskusi antara peneliti bersama dengan tutor pembimbing penelitian dan pendamping penelitian.

Sebelum melaksanakan silkus I terlebih dahulu dilakukan pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa. diperolah nilai rata-rata sebesar 30,0 belum tuntas dan semua siswa tidak memperoleh nilai tuntas atau ketuntasan

klasikal 0%. Berdasarkan Hasil data yang dikumpulkan, dapat dikemukakan dua hal pokok yang perlu diatasi, yaitu mening-katkan aktivitas siswa dan Hasil belajar PKn dengan cara mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Ko-operatif Tipe Think Pair Share.

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang dibuat, siklus I direncanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu tiap pertemuan 2 x 45 menit. Untuk pertemuan pertama, guru mulai menerapkan model pembelajaran kooperatif Kooperatif Tipe Think Pair Share. Untuk diskusi pada siklus I setiap kelompok diberikan soal yang sama. Hal ini bertujuan agar pada saat dipresen-tasikan salah satu kelompok kedepan, kelompok yang lain dapat memperhatikan jawaban yang benar. Setiap kelompok berdiskusi dan mencari jawaban masing-masing.

Guru memberikan waktu untuk masing-masing kelompok berdiskusi, se-telah selesai kemudian jawaban dikum-pulkan kedepan. Guru menyuruh salah satu kelompok maju kedepan untuk mem-presentasikan hasil diskusinya, seluruh siswa fokus pada pekerjaan yang dikerja-kan didepan kelas. Selanjutnya setiap siswa pada setiap kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk meng-ajukan pertanyaan, pendapat ataupun tanggapan atas hal-hal yang belum di-pahami. Pembelajaran pada pertemuan pertama diakhiri dengan refleksi dan menarik kesimpulan. Penarikan ke-simpulan dilakukan bersama-sama antara guru dan siswa. Dengan begitu siswa akan lebih paham apa saja yang telah dipelajari pada pertemuan pertama ini. Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Proses pembelajaran dilaku-kan sesuai RPP yang telah disusun untuk siklus I. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I ini guru sebagai peneliti dibantu dua guru sejawat yang bertindak sebagai observer yang membantu peneliti meng-amati aktivitas belajar siswa.

Pertemuan kedua, dimulai dengan fase yang sama seperti pertemuan se-belumnya. Sebelum berakhirnya per-temuan kedua, guru memberikan kesem-patan pada siswa untuk bertanya apabila ada hal-hal yang masih belum paham mengenai pelajaran yang didiskusikan

366

Irianna : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think .............................................

kemarin. Setelah sudah tidak ada yang bertanya, guru melakunan formatif I setelah dilakukan proses pembelajaran dengan metode Kooperatif Tipe Think Pair Share. Tes yang diberikan adalah sebagian dari pretes yang indikatornya telah dipelajari pada siklus I. Alokasi waktu untuk melaksanakan kegiatan ini adalah 20 menit dengan soal pilihan berganda. Setelah waktu tes selesai, guru menginstruksikan siswa untuk mengum-pulkan lembar jawaban. Pembelajaran pada pertemuan kedua diakhiri dengan refleksi yang bertujuan untuk memberikan penguatan kepada siswa didalam me-mahami materi.

Merujuk pada Tabel 4, nilai rata-rata formatif I adalah 73,4 dengan ketuntasan klasikal adalah sebesar 47%. Kriteria ketuntasan klasikal yang ditetapkan ada-lah 85% siswa memperoleh nilai dibawah KKM PKn. Sehingga nilai ini berada di atas kriteria keberhasilan sehingga dapat dikatakan KBM siklus I belum berHasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas.

Hasil observasi dan analisis data siklus I, masih terdapat beberapa ke-kurangan yaitu siswa dalam melaksana-kan diskusi belum maksimal terlihat dari Tanya jawab antar siswa yang belum begitu menonjol (17,0%). Dalam segi penyampaian kurang jelas karena rasa kepercayaan diri yang rendah, hal ini membuat teman yang lain kurang mem-perhatikan terlihat dari dokumentasi penelitian dan kurang memahami tugas kerja terlihat dari aktivitas menulis dan membaca yang cukup menonjol (47,0%), sehingga mempengaruhi tingkat peng-kuasaan materi dan proses pembelajaran kurang optimal. Kondisi kelas kurang kondusif dengan aktivitas tidak relevan yang cukup tinggi (3,5%). Ini dapat dilihat dari pencapaian indikator dan Hasil observasi yang belum mencapai batas minimal. Upaya yang dilakukan adalah mengadakan perbaikan pada siklus II agar pembelajaran lebih optimal.

Berdasarkan Hasil refleksi pasca siklus I dan diskusi bersama pembimbing penelitian dan pendamping penelitian, maka revisi tindakan yang dapat dilaku-kan pada siklus II adalah sebagai berikut:

1) Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembe-lajaran.

2) Kerjasama siswa dalam kelompok masih belum optimal, masih banyak siswa yang pasif. Mereka memang terlihat seperti menger-jakan, tetapi sebenarnya hanya sebagian kecil saja dari mereka yang mengerjakan, yang lainnya hanya bergantung pada teman-nya. Hal ini dikarenakan siswa kurang mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Keaktifan kinerja siswa masih kurang 23,0%.

3) Beberapa orang siswa meng-gangu dalam pelaksanaan think dengan aktivitas tidak relevan yang tinggi (3,5%)

4) Sebagian besar siswa aktif be-kerja sama dan berdiskusi, dan hanya sebagian kecil siswa yang dapat menjawab pertanyaan soal yang ada I LKS.

5) Siswa kurang aktif selama pem-belajaran berlangsung, hal ini terlihat ketika guru bertanya, hanya sebagian kecil siswa yang menjawab pertanyaan guru.

Kekurangan-kekurangan pada pu-taran I yang berhubungan dengan minat belajar siswa dan kemandirian siswa dalam belajar dibenahi guru pada pem-belajaran putaran II ini. Dalam pem-bahasan materi ajar, guru menggunakan aturan seperti pada pertemuan sebelum-nya, tetapi pada pembelajaran kali ini guru membenahi gaya mengajarnya seperti melakukan pendekatan kepada siswa yang kurang perhatian pada saat pelajaran berlangsung. Di samping itu guru juga menggunakan media chart berupa gambar-gambar dengan jumlah karakter yang berlainan untuk dihitung unuk membantu siswa mengamati dan menarik perhatian siswa dalam pem-belajaran. Selain itu guru juga berkeliling memantau dan memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menangkap inti pelajaran serta yang mengalami kesulitan dalam menger-jakan soal. Pada akhirnya, pertemuan ini, guru memberikan tes untuk mengukur kemampuan siswa memahami materi sebagai Formatif II.

Siklus II juga dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, setelah berakhirnya siklus II dilakukan tes Hasil belajar sebagai formatif II. Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 82,4 nilai ini meningkat

367

Irianna : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think .............................................

dibandingkaan formatif I dan telah tuntas, ketuntasan klasikal telah mencapai 89%. Mengacu pada Kriteria ketuntasan klasikal minimum sebesar 85% maka nilai ini telah berada di atas kriteria keber-hasilan sehingga dapat dikatakan KBM siklus II telah berhasil memberi ketun-tasan belajar dalam kelas.

Hal ini didukung oleh data aktivitas belajar yang membaik dimana aktivitas individual menulis dan membaca menurun (23,0%) yang berarti siswa mulai me-mahami tugasnya dalam diskusi yang aktif. Sejalan pula dengan aktivitas mengerjakan dalam diskusi yang me-ningkat (53,0%) menandakan siswa mulai ada bahan pembahasan masalah untuk diselesaikan. Sehingga meningkat pula aktivitas bertanya sesama teman (12,0%) dan menurunya aktivitas yang tidak relevan dengan KBM (1%).

Secara keseluruhan Hasil belajar siswa meningkat dari pretes, formatif I, sampai formatif II. Namun peningkatan yang terjadi baik pada siklus I maupun pada siklus II masih meninggalkan be-berapa siswa yang belum tuntas Hasil belajarnya. Kodisi ini muncul karena berbagai kendala yang muncul dari bebe-rapa siswa tersebut dalam pembelajaran.

Hasil-hasilnya adalah sebagai berikut: Pelaksanaan proses pembe-lajaran yang dilakukan oleh guru PKn sudah sesuai dengan harapan, karena sudah menggunakan pendekatan belajar Kooperatif tipe TPS dengan baik dan benar. Sehingga siswa memiliki minat dalam belajar berkaitan dengan tindak mengajar yang dilakukan guru PKn kelas VII-4 adalah selalu memberikan tujuan pembelajaran, inti materi ajar dan ke-giatan yang akan dilakukan, membimbing dan mengarahkan siswa yang bertujuan menciptakan hubungan baik dengan siswa, mendorong dan membimbing siswa dalam menyampaikan ide, berlaku adil pada semua siswa, mengingatkan siswa untuk mengulangi materi yang telah diajarkan, memberi semangat siswa dalam belajar, menciptakan suasana yang membuat siswa terlibat secara aktif dengan memberi latihan soal-soal.

Proses pembelajaran yang dilakukan dengan gaya mengajar terbuka merupa-kan upaya pembenahan gaya mengajar guru. Pembenahan yang diupayakan antara lain model pembelajaran klasikal, yang cenderung dilaksanakan tanpa

variasi dibenahi menjadi model belajar klasikal, kelompok dan individual. Pembenahan ini dilaksanakan dengan strategi pembelajaran terbuka, yaitu men-jamin rasa aman, nyaman dan senang dalam pembelajarannya serta guru selalu menarik dan memelihara minat belajar siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Setelah data-data tes hasil belajar, dan aktivitas belajar siswa terkumpul kemudian dianalisis sehingga dapat di-simpulkan antara lain:

1. Terjadi peningkatan aktivitas siswa dengan menerapkan model pem-belajaran kooperatif tipe TPS di Kelas VII-4 SMPN 15 Medan. Data aktivitas siswa menurut peng-amatan pengamat pada Siklus I antara lain menulis/membaca (47,0%), mengerjakan LKS (23,0%), bertanya sesama teman (17,0%), bertanya kepada guru (9,5%), dan yang tidak relevan dengan KBM (3,5%). Data aktivi-tas siswa menurut pengamatan pada Siklus II antara lain me-nulis/membaca (23,0%), menger-jakan LKS (53,0%), bertanya sesama teman (12,0%), bertanya kepada guru (11,0%), dan yang tidak relevan dengan KBM (1%).

2. Dengan menerapkan model pem-belajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share hasil belajar siswa dari Siklus ke Siklus berikutnya meng-alami peningkatan. Hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Sharepada Formatif I dan Formatif II menunjukkan 18 orang siswa tuntas secara individu, sedangkan kelas tidak tuntas. Pada Siklus II, tuntas secara individu sebanyak 34 orang siswa, sedangkan kelas adalah tuntas dengan rata-rata siklus I dan siklus II adalah 73,4 dan 82,4.

Saran

Setelah melakukan kegiatan belajar mengajar selama empat kali atau disebut dua Siklus maka perlu saran agar pengguna atau yang memanfaatkan LKS

368

Irianna : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think .............................................

di sekolah benar-benar bermanfaat se-suai dengan tujuan penelitian.

1. Bagi para peneliti yang ingin menggunakan model pembe-lajaran Think Pair Share ini agar menggunakan sampel dengan tingkatan yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan siswa di tingkat rendah (misalnya kelas VII), cen-derung kesulitan untuk meng-ungkapkan ide-ide mereka dalam bentuk tulisan.

2. Bagi guru yang ingin meneliti lebih lanjut dengan model pem-belajaran yang sama diharapkan dapat mengkondisikan waktu yang disediakan terkhusus pada tahap diskusi kelompok. Pem-bagian kelompok harus heterogen dan para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi

3. Kepada peneliti selanjutnya di-harapkan dapat menggunakan tes hasil belajar dalam bentuk uraian. Hal ini bertujuan agar keber-hasilan strategi ini benar-benar terlihat dari kemampuan siswa menguraikan jawaban dari tes yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA Aqib, Z. 2006. Peneltian Tindakan Kelas.

Penerbit, Yrama Widya, Bandung Arends, R. 2009. Learning to Teach. New

York : Penerbit McGraw-Hill Companies

Djamarah, S.B. dan A. Zain. 2006.

Startegi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. 2002. psikologi belajar.

Rineksa Putra Lie, A. 2008. Cooperative Learning

Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang- Ruang Kelas. Jakarta: Penerbit PT. Grasindo

Soetomo, 1993. Dasar-Dasar Interaksi

Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional.

Trianto. 2009. Mendesain Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Penerbit Kencana