Upload
phamtuyen
View
262
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK
JIGSAW PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA KELAS V
SDN 04 TUNDAGAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh :
WIDHA ANGGUN NUGROHO
NIM. : X9707046
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK
JIGSAW PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA KELAS V
SDN 04 TUNDAGAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh :
WIDHA ANGGUN NUGROHO
NIM. : X9707046
Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
iii
PENGESAHAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan dihadapan Tim
Penguji Laporan penelitian Tindakan Kelas (PTK) Faakultas Keguruan dan Ilmu
pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana pendidikan.
Hari : Kamis
Tanggal : 24 Juni 2010
Tim Penguji Laporan PTK
Nama Terang tanda tangan
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd ................................
Sekretaris : Dr. Riyadi, M.Si ................................
Anggota I : Drs. Sadiman, M.Pd ................................
Anggota II : Drs. Sutijan, M.Pd ................................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof.Dr.H.M. Furqon hidayatullah, M.Pd
NIP 196007271987021001
iv
PERSETUJUAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan
dihadapan Tim penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,
Pembimbing, Supervisor
Drs. Sutijan, M.Pd Hermanto, S .Pd
NIP 195201271979031001 196908112003121002
v
ABSTRAK
Widha Anggun Nugroho, NIM : X9707046. PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA KELAS V SDN 04 TUNDAGAN TAHUN
PELAJARAN 2009/2010. Penelitian Tindakan Kelas, Surakarta : Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Penerapan model
pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan bermain
drama pada siswa kelas V sekolah dasar.
Penelitian ini disusun dengan metode Penelitian Tindakan Kelas subyek
penelitian adalah siswa kelas V SDN 04 Tundagan Watukumpul Pemalang yang
terdiri dari 18 siswa. Pengumpulan data menggunakan dokumen, observasi, dan
wawancara.
Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian diperoleh kesimpulan pada
kondisi awal, nilai rata-rata kelas 57,40. Dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif teknik Jigsaw pada siklus I, nilai rata-rata kelas menjadi 63,42. Pada
siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 71,29. Dari keseluruhan siklus
yang dilakukan, dpat disimpulkan bahwa guru telah mampu meningkatkan
pemahaman dan kemampuan bermain drama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Setiap siklus selalu membawa dampak positif ke arah peningkatan hasil belajar
siswa kelas V SDN 04 Tundagan Watukumpul Pemalang Tahun Ajaran 2009 /
2010.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dan menyusun penelitian tindakan kelas yang berjudul "PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA KELAS V SDN 04 TUNDAGAN TAHUN
PELAJARAN 2009/2010." Penulisan ini diajukan sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati
penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun material
sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Terlebih lagi ucapan kasih ini
dihaturkan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.
3. Bapak Drs. Sutijan, M.Pd, selaku pembimbing yang telah memberi bimbingan,
sehingga penulisan tindakan kelas ini dapat selesai tepat waktu.
4. Bapak Achmad khozin,A.Ma, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 04 Tundagan
Watukumpul Pemalang
5. Bapak Hermanto, S.Pd selaku Supervisor dan bapak/Ibu guru SD negeri 04
Tundagan Watukumpul Pemalang, atas segala bantuannya.
6. Siswa kelas V SDN 04 Tundagan, yang dengan semangat telah membantu
berhasilnya penelitian tindakan kelas.
Atas segala bantuan yang telah diberikan, hanya doa yang dapat penulis
panjatkan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan menjadikan amal
ibadah yang mulia. Selanjutnya sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari segala
kekurangan, untuk itu penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya.
vii
Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat
membantu penulis dalam penyempurnaan penyusunan selanjutnya.
Surakarta, Juni 2010
Penulis
Widha Anggun Nugroho
viii
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
Daftar Lampiran ............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Rumusan dan Pemecahannya ..................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................ 7
E. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ................................................................................ 9
B. Kerangka Pikir ............................................................................ 11
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 13
B. Subyek Penelitian ....................................................................... 14
C. Prosedur Penelitian ..................................................................... 14
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................... 17
B. Pembahasan ................................................................................ 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 39
B. Saran ........................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 41
ix
LAMPIRAN
A. Contoh Perangkat Pembelajaran ................................................ 42
B. Instrumen Penelitian .................................................................... 61
C. Personalia Peneliti ....................................................................... 67
D. Curriculum Vitae Peneliti ............................................................ 68
E. Data Pnelitian .............................................................................. 69
x
DAFTAR TABEL
1. Data nilai siklus I ....................................................................................... 21
2. Pengelompokan nilai siswa siklus I ........................................................... 23
3. Diagram batang ......................................................................................... 24
4. Hasil observasi .......................................................................................... 25
5. Data pengamatan motivasi siklus I ........................................................... 25
6. Data pengamatan motivasi siswa siklus I .................................................. 26
7. Data nilai siklus II ...................................................................................... 28
8. Pengelompokan nilai siswa siklus II ......................................................... 29
9. Diagram batang ......................................................................................... 30
10. Hasil observasi .......................................................................................... 31
11. Data pengamatan motivasi siklus II ......................................................... 31
12. Data pengamatan motivasi siswa siklus II ................................................ 31
13. Pengelompokan nilai rata-rata siklus I dan II ……………………………32
14. Pengelaoampokan nilai rata-rata siklus I dan II ......................................... 36
15. Diagram batang siklus I dan siklus II…………………………………….38
xi
DAFTAR LAMPIRAN
a. Curriculum vitae
b. Personalia Peneliti
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 1
d. Gambar Proses Pembelajaran
e. Absensi Murid
f. Presensi Guru Peneliti
g. Instrumen penilaian RPP
h. Daftar Nilai Kondisi Awal Pembelajaran
i. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 2
j. Absensi Murid
k. Penilaian RPP
l. Instrumen Penilaian RPP
m. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa
n. Lembar Observasi Aktivitas belajar Siswa
o. Angket Pendapat Siswa
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kurikulum pendidikan dasar salah satu mata pelajaran yang
diajarkan di SD adalah bahasa Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia
dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa dan
menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai
bahasa yang komunikatif. Keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek yaitu aspek
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang
diajarkan tersebut berhubungan satu sama lain, jika seseorang mendengarkan
pasti ada orang yang berbicara, begitu pula orang yang membaca berarti ia
menikmati dan menghayati tulisan orang lain.
Keempat keterampilan berbahasa sebagai alat untuk berkomunikasi harus
dikuasai oleh setiap orang. Proses komunikasi itu sendiri terdiri dari
komunikasi lisan dan komunikasi tulisan.
Berbicara merupakan proses komunikasi secara lisan, hal itu sejalan
dengan pendapat yang dikemukakan Haryadi dan Zamzani (1997: 54), bahwa
“Berbicara adalah suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan, sehingga maksud
tersebut dapat dipahami orang lain.” Berbicara sebagai salah satu proses
penyampaian maksud kepada orang lain secara lisan, keberhpasilannya
ditentukan oleh kemampuan pembicara. Kemampuan tersebut salah satunya
bisa berbentuk terhadap makna pesan yang hendak disampaikan.
Seorang pembicara yang memiliki kemampuan menyampaikan pesan
berupa ide, pikiran, isi hati orang lain dengan baik maka isi pesan tersebut akan
mudah dipahami oleh orang yang menerima pesan tersebut. Oleh karena
itu, untuk mencapai kemampuan tersebut maka keterampilan berbicara perlu
dilatihkan dan dipelajari baik melalui lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat.
2
Proses pencapaian keterampilan berbicara siswa perlu mendapatkan
bimbingan dari guru melalui berbagai latihan pengembangan
kemampuan kognitif, apektif, dan psikomotor. Djago Tarigan (dalam
Djuanda, 2008: 61-62) mengemukakkan bahwa, keterampilan berbicara
harus dibina oleh guru melalui latihan: pengucapan, pelafalan,
pengontrolan suara, pengendalian diri, pengontrolan gerak gerik tubuh,
pemilihan kata, kalimat dan pelafalannya, pemakaian bahasa yang baik, dan
pengorganisasian ide. Salah satu latihan pengembangan keterampilan
berbicara adalah bermain drama. Bermain drama merupakan kegiatan
memerankan tokoh yang ada dalam cerita yang berbentuk dialog. Menurut
Akhadiah, S. dkk (1991: 130) bermain drama adalah “Peragaan tingkah laku
manusia secara mendasar yang dihayati oleh pemainnya dan diterima oleh
penonton yang merasakannya sebagai suatu kenyataan.”
Dengan bermain drama beberapa kemampuan dapat dikembangkan
seperti kemampuanberkomunikasi, kemampuan menghafal,dan kemampuan
mengaktualisasikan diri ke dalam situasi yang dihadapi. Selain itu dengan
bermain drama beberapa sikap dapat ditumbuhkan, misalnya percaya
diri, berani menghadapi orang banyak, bertanggung jawab terhadap tugas, dan
memiliki jiwa artistik yang merupakan salah satu sendi kehidupan manusia.
Dalam memerankan drama seorang pemain harus dapat membayangkan
latar dan tindakan pelaku dan dapat menggunakan suara sesuai dengan
pemahamannya terhadap perasaan dan pikiran pelaku. Bermain drama
yang merupakan pengembangan keterampilan berbicara harus dapat
dilatihkan dengan sungguh - sungguh kepada siswa sekolah dasar melalui
kegiatan pembelajaran.
Untuk mengembangkan keterampilan bermain drama seorang siswa, tentunya
guru harus memiliki dan memahami berbagai metode, teknik, dan
model pembelajaran sehingga pembelajaran bermain drama dapat dipahami
oleh siswa, dan menumbuhkan rasa antusias siswa terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan .
3
Dari data hasil pengumpulan data bahwa kemampuan bermain drama
siswa kelas V SD Negeri 04 Tundagan masih rendah, ini dapat dilihat dari
pencapaian nilai rata-rata kelas yang hanya 57,40 sedangkan Kriteria
Ketuntasan Minimal adalah 64,00. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
pembelajaran bermain drama di kelas V SD Negeri 04 Tundagan
mengalami permasalahan yaitu siswa belum mampu bermain drama dengan
lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh.
Berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaran bermain drama di kelas
V SD Negeri Tundagan, maka diketahui faktor penyebab siswa belum mampu
bermain drama dengan lafal,intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai
karakter tokoh, diantaranya yaitu:
1. Guru melakukan pembelajaran bermain drama melalui metode
penugasan, dimana guru membentuk kelompok belajar dan menugaskan
kepada siswa pada tiap-tiap kelompok untuk membaca teks drama dan
menghafalkannya. Dalam kegiatan ini guru kurang memberikan bimbingan
terhadap tugas yang harus dilakukan siswa sehingga sebagian besar
siswa kebingungan dalam mempelajari karakter tokoh yang akan
diperankan.
2. Guru kurang memberikan petunjuk yang jelas kepada siswa dalam
melakukan kegiatan kelompok
3. Siswa hanya membaca dan menghafalkan naskah dramanya saja,
tanpa berusaha memahami karakter tokoh yang akan diperankannya.
4. Siswa kurang mengetahui cara-cara mengekspresikan dan menghayati
karakter tokoh yang akan diperankan.
Dari faktor penyebab kesulitan siswa dalam bermain drama di atas maka
diperlukan suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi
selama berlangsungnya pembelajaran bermain drama di kelas V SD 04
Tundagan. Upaya yang dilakukan peneliti adalah dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw. Sedangkan metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK).
4
B. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHANNYA
1. Perumusan Masalah.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut maka diperlukan
sebuah model pembelajaran yang dapat mengatasi masalah yang terjadi di
kelas, model yang diterapkan yaitu model pembelajaran kooperatif teknik
jigsaw. Secara khusus rumusan masalah yang diajukan tersebut
diperinci sebagai berikut:
Apakah model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan bermain
drama siswa kelas V SD Negeri 04 Tundagan ?
2. Pemecahan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan yang muncul pada siswa kelas V
SD Negeri 04 Tundagan dalam bermain drama adalah siswa belum
mampu bermain drama dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan
ekspresi yang sesuai karakter tokoh. Untuk mengatasi masalah tersebut
maka peneliti mengambil tindakan berbentuk model pembelajaran
yaitu model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.
Selain itu model kooperatif teknik jigsaw ini memiliki keunggulan
yaitu pembagian tugas pada setiap kelompok dapat dipariasikan, siswa
memperoleh kesempatan untuk mengungkapkan pengetahuannya
tentang informasi yang dipelajari melalui kegiatan kelompok, baik
kelompok asal maupun kelompok ahli. Siswa terlibat dalam kerjasama
kelompok sehingga siswa yang berkemampuan rendah memiliki
tanggung jawab yang sama terhadap kesuksesan hasil kerja
kelompoknya, hal itu akan mengakibatkan siswa bekerja keras
mengerjakan tugasnya untuk memberikan hasil yang terbaik bagi kelompok.
Berdasarkan pada langkah-langkah penerapan teknik jigsaw dalam
pembelajaran yang dikemukakan oleh Lie (2002:69-0), maka dalam
pembelajaran bermain drama di kelas V SD Negeri 04 Tundagan,
langkah-langkah pembelajarannya peneliti kembangkan sebagai berikut:
5
a. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok (kelompok asal) setiap kelompok
terdiri dari 4 orang
b. Setiap kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan baik,
sedang, dan kurang.
c. Setiap siswa memperoleh naskah drama.
d. Guru menentukan tokoh yang harus diperankan masing-masing siswa.
e. Setiap siswa dalam kelompok asal memperoleh peran tokoh yang
berbeda.
f. Setiap siswa mempelajari tokoh yang harus diperankannya.
g. Setiap siswa yang berasal dari kelompok yang berbeda yang
memiliki peran yang sama setelah mempelajari tokoh yang akan
diperankan berkumpul dala kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan tokoh yang akan diperankan mereka.
h. Guru membagikan LKS.
i. Setelah selesai diskusi dalam kelompok ahli, setiap siswa kembali
ke dalam kelompok asal dan secara bergiliran menginformasikan
hasil diskui dari kelompok ahli kepada teman-teman satu
kelompok dan siswa lainnya mendengarkan dengan seksama.
j. Siswa dalam kelompok asal melakukan latihan bermain drama.
k. Setiap kelompok secara bergantian mementaskan drama di depan kelas.
Alur proses pembentukan kelompok ahli dalam pembelajaran bermain
drama di kelas V SD Negeri 04 Tundagan Kecamatan Watukumpul
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
6
Gambar ke-1
Kelompok Asal Kelompok Ahli Kelompok Asal
Dari gambar ke-1 tugas kelompok asal yaitu mempelajari naskah
drama mengenai para pelakunya (tokohnya), sifat-sifatnya (karakternya),
mempelajari cara pengintonasian dan pelafalan para pelaku sesuai dengan
sifat-sifatnya. Tugas yang harus dilakukan oleh kelompok ahli adalah
mendiskusikan tokoh drama yang akan diperankan, selanjutnya tugas
dalam kelompok asal yaitu secara bergantian menginformasikan hasil
diskusi dari kelompok ahli kepada teman- teman satu kelompoknya.
Dalam penerapan tindakan ini, peneliti merumuskan indikator
keberhasilan tindakan yang diterapkan, indikator tersebut yaitu jika setelah
tindakan diterapkan siswa dapat bermain drama dengan lafal, intonasi,
penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh. Rumusan yang
dikemukakan berdasarkan pada rumusan indikator yang tercantum
dalam kurikulum.
Kelompok I
1 2 3 4
Kelompok VI 1 2 3 4
Kelompok IV
1 2 3 4
Kelompok II 1 2 3 4
Kelompok III
1 2 3 4
Kelompok V
1 2 3 4
1 1 1 1 1 1
3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2
4 4 4 4 4 4
Kelompok I
1 2 3 4
Kelompok VI 1 2 3 4
Kelompok IV
1 2 3 4
Kelompok II 1 2 3 4
Kelompok III
1 2 3 4
Kelompok V
1 2 3 4
7
C. TUJUAN PENELITIAN
Dengan memperhatikan rumusan masalah yang telah di rumuskan
sebelumnya, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk :
1. Meningkatan kemampuan bermain drama siswa kelas V SD Negeri 04
Tundagan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik
jigsaw.
2. Mendapatkan gambaran yang jelas tentang penerapan model
pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam meningkatkan kemampuan
bermain drama siswa kelas V SD Negeri 04 Tundagan.
D. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Dapat melatih siswa dalam memerankan tokoh drama sesuai
dengan karakter tokoh yang diperankan.
b. Dapat menumbuhkan minat siswa dalam bermain drama
2. Bagi Guru
a. Dapat memperluas dan menambah wawasan guru mengenai
model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pengajaran bermain
drama.
b. Dapat memudahkan guru dalam pembelajaran bermain drama.
3. Bagi Sekolah
Diharapkan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat
memberikan konstribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah dasar.
8
E. HIPOTESIS TINDAKAN
Mengacu pada penjelasan tersebut di atas, kemampuan pemahaman
terhadap Kompetensi Kemampuan bermain drama di kelas V SD Negeri 04
Tundagan, dapat meningkat jika dalam implementasi pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.
Gambar ke-2 : Rencana Pelaksanaan PTK
Rencana Pelaksanaan
Siklus I
Implementasi
Siklus I
Analisis Data hasil Belajar
Implementasi
S iklus I
Implementas
i Siklus II
Pelaporan Hasil
Akhir
Penelitian
Tindakan Kelas
Pra Siklus
Refleksi
Implementasi
Siklus I
Rencana Perbaikan
Siklus II
Refleksi
Implementas
iPerbaikan
Siklus II
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
Agar konsep-konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini jelas,
maka kita perlu mengkaji pendapat – pendapat para ahli mengenai masalah
yang kita teliti. Dengan pendapat – pendapat tersebut kita mempunyai
pedoman untuk mengkaji pendapat para ahli.
1. Pengertian Belajar
Menurut B.F Skinner dalam Nabisi Lapono (2008 : 5) bahwa belajar
menghasilkan perubahan perilaku yang dapat diamati, sedangkan perilaku
dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan.
Belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar
terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak
mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu itu, atau
anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil.(M.Djauhari
Siddiq.2008:03).
Berdasarkan teori belajar tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja oleh individu yang membawa
perubahan tingkah laku, pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang
karena berinteraksi dengan lingkunganya.
2. Pengertian Pembelajaran bahasa Indionesia
Belajar Bahasa Indonesia pada hakekatnya adalah belajar berkomunikasi.
Oleh karena itu dalam pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik lisan maupun tertulis
(Depdikbud, 1995).
3. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar
yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau
membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam
kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih untuk memecahkan
10
masalah. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu suatu strategi belajar
mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam
bekerja sama atau membantu antar siswa dalam satu kelompok.
4. Pengertian Teknik Jigsaw
Teknik jigsaw merupakan suatu teknik pembelajaran kooperatif yang
terstruktur didasarkan atas kerjasama dan tanggung jawab yang jelas. Jigsaw
didesain untuk meningkatkanrasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajaranya. Teknik ini dapat digunakan dalampembelajaran mambaca,
menulis, mendengarkan maupun berbicara.
5. Pengertian Pembelajaran model kooperatif teknik Jigsaw.
Pembelajaran model kooperatif teknik Jigsaw adalah suatu tipe
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu
kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar
dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam
kelompoknya (Arends,1997)
6. Pengertian Drama.
Drama adalah suatu genre sastra yang ditulis dalam bentuk dialog yang
tujuannya bukan untuk dibaca melainkan untuk dipertunjukkan oleh aktor di
atas pentas. Hal tersebut sejalan dengan Hermawan (1988:2) bahwa “drama
merupakan cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan
pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action di hadapan
penonton.”.
11
B. Kerangka Berpikir
Prestasi balajar siswa kelas V SDN 04 Tundagan tahun pelajaran
2009/2010 pada konsep kemampuan bermain drama mata pelajaran Bahasa
Indonesia masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Masalah ini
terjadi karena dalam pembelajaranya guru tidak menggunakan model
pembelajaran yang tepat , sehingga siswa merasa bosan dan pembelajaran
tidak menyenangkan. Berdasarkan beberapa teori belajar dan pembelajaran,
maka untuk mengatasi masalah pembelajaran tersebut guru (peneliti)
melakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
teknik Jigsaw untuk meningkatkan kemampuan anak dalam bermain drama.
Dalam melakukan tindakan, peneliti akan melakukan tindakan perlakuan
sebanyak dua kali ( siklus ). Setiap tindakan (siklus) akan diadakan refleksi
terhadap penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya disampaikan pula hasil
perbaikan masing-masing siklus. Penyampaian hasil penelitian pada
masing-masing siklus akan mencakup penilaian penampilan perbaikan
pembelajaran dan hasil belajar siswa. Gambaran dari kerangka berpikir
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar ke-3 : Kerangka Berpikir
Kondisi Awal Metode Ceramah
(Verbalisme)
Pemahaman Konsep
Rendah
Pelaksanaan
Tindakan
Menggunakan
Model
Pembelajaran Kooperatif
Jigsaw Siklus II
Siklus I
Kondisi Akhir Pemahaman
konsep
meningkat
Pembelajaran
Bermakna
12
Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw diharapkan
kemampuan siswa dalam bermain drama akan lebih meningkat,
pembelajaran menjdi menyenangkan dan prestasi belajar siswa akan
meningkat.
13
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian adalah di SD Negeri 04
Tundagan yang beralamat di dusun Jaha, desa Tundagan, Kecamatan
Watukumpul, Kabupaten Pemalang dengan alasan :
a) SDN 04 Tundagan yang berada di Kecamatan Watukumpul, Kabupaten
Pemalang belum pernah dijadikan tempat penelitian khususnya kelas V.
b) Pada tahun ajaran 2009/2010 dalam pembelajaran Bahasa Indonesia,
guru belum menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw
sehingga kemampuam siswa dalam bermain drama masih sangat
rendah.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian selama 6 bulan yaitu mulai bulan Januari
sampai dengan Juni 2010.
Dalam kurun tersebut untuk mengurus izin penelitian, menyusun
instrument, pengumpulkan data dan pelaksanaan penelitian, analisis data
dan menulis laporan penelitian dengan jadwal penelitian sebagai berikut:
No. Kegiatan januari Februari Maret. April. Mei. Juni.
1 Perencaan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Proposal x
Perijinan x x
2 Pelaksanaan
Siklus I x
Perencanaan x
Tindakan x
Observasi x
14
Refleksi x
Siklus 2 x
Perencanaan x
Tindakan X
Observasi x
Refleksi x
3 Pelaporan x x
Draf x x x x x x x
Revisi
Pelaporan
x x x
Hasil
laporan
x
B. SUBYEK PENELITIAN
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri
04 Tundagan yang berjumlah 18 orang, terdiri dari 12 orang siswa putra
dan 6 orang siswa putri.
C. PROSEDUR PENELITIAN
Prosedur atau langkah penelitian tindakan kelas ini terdir dari siklus-siklus.
Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai seperti yang
telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Prosedur pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini setiap siklus meliputi beberapa kegiatan , antara
lain : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Penelitian dipusatkan pada pelaksaan serangkaian pembelajaran yang
dipilah kedalam beberapa siklus tindakan. Pada setiap siklus tindakan
diobservasi, dievaluasi dan direfleksi data-data atau temuan yang
berhubumgan dengan kinerja guru dalam menggunakan Model Pendekatan
pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dan kinerja siswa mengikuti
pembelajaran meliputi:
15
a. Siklus ke-1
1) Perencanaan Tindakan
a) Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dengan penerapan model kooperatif teknik Jigsaw
b) Menyediakan media yang menunjang proses pembelajaran yang
relevan,misalnya audio visual.
c) Membuat instrument observasi.
d) Membuat lembar evaluasi pembealajaran
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Guru menerapkan rencana tindakan dengan penerapan model
kooperatif teknik Jigsaw pada konsep bermain drama.
b) Siswa belajar Bahasa Indonesia pada konsep bermain drama
dengan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw.
3) Observasi
Pelaksanaan observasi dilaksanakan oleh guru kelas V (peneliti)
bersama supervisor. Tugas supervisor adalah mengameti kegiatan
guru dan siswa selama proses pembelajaran.
4) Refleksi
Guru kelas V (peneliti) mengadakan evaluasi dan refleksi dari
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan observasi yang
dikolaborasikan dengan supervisor penelitian.Hasilevaluasi dan
refleksi siklus ke-1 digunakan sebagai acuan dalam menyusun
perencanaan siklus II
b. Siklus ke-2
1) Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, guru (peneliti) mengadakan
perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran terutama pada strategi
dan media pembelajaran.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Guru menerapkan rencana tindakan model pembelajaran
kooperatif teknik Jigsaw pada konsep bermain drama, dengan
16
penerapan model pembelajaran dan media lebih ditingkatkan.
b) Siswa belajar Bahasa Indonesia pada konsep bermain drama
dengan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw.
3) Observasi
Pelaksanaan observasi dilaksanakan hampir sama dengan siklus I
oleh guru kelas V (peneliti) bersama supervisor. mengameti
kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran.
4) Evaluasi dan Refleksi
Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan,
pelaksanaan dan observasi yang dikolaborasikan dengan supervisor
penelitian. Jika hasil evaluasi belum memenuhi indikator kinerja
penelitian maka dapat dilanjutkan pada siklus ke-3. Namun jika
sudah memenuhi indikator kinerja penelitian maka dapat diakhiri
pada siklus ke-2. Dari uraian tersebut dapat dibuat bagan sebagai
berikut :
Gambar ke-4
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
SIKLUS II
Pengamatan
Tindakan
Selanjutnya
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Refleksi
Perencanaan
17
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. S iklus I
a. Perencanaan
Adapun pelaksanaan siklus I dilaksanakan waktu 70 menit. Tindakan
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan pembelajaran Bahasa
Indonesia, Kompetensi dasar “memerankan tokoh drama dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi yang tepat”, perencanaan RPP mencakup
penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, dampak pengiring, materi pelajaran, strategi
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber
pembelajaran dan penilaian.
2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung
Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran
adalah :
a) Ruang Belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas V, guru
menyiapkan kapur, penggaris.
b) Buku Pelajaran
Buku Bahasa Indonesia, untuk SD Kelas V. Penerbit : Aneka Ilmu,
Buchori, dkk hal :72 – 74.
c) Alat Peraga
Kaset pementasan drama dan Tape Recorder
Gambar orang bermain drama
18
3. Menyiapkan Lembar Kerja
Guru menyiapkan materi yang diajarkan dan menyiapkan materi yang
diajarkan dan menyiapkan materi diskusi.
4. Menyiapkan Lembar Evaluasi
Guru menyiapkan soal-soal evaluasi untuk siswa
5. Menyiapkan lembar observasi untuk teman sejawat
Teman sejawat melakukan observasi terhadap proses pembelajaran
yang dilakukan yang hasilnya akan ditulis dalam lembar observasi.
b. Pelaksanaan
a. Kegiatan Awal
Guru mengkondisikan kelas dan memberikan pertanyaan agar sisw
termotivasi untuk belajar, misalnya :“Siapa yang pernah melihat
pertunjukan drama”.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi dengan tindakan :
1) Tindakan 1
Guru memberikan ceramah tentang bermain drama dan
memperdengarkan contoh suara pementasan drama dan
memperlihatkan gambar orang bermain drama.
2) Tindakan 2
Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok (kelompok
asal) setiap kelompok terdiri dari 4 orang, setiap
kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan baik,
sedang, dan kurang. Setiap siswa memperoleh naskah
drama dan guru menentukan tokoh yang harus diperankan
siswa, dimana siswa dalam kelompok asal memperoleh
peran tokoh yang berbeda.
19
Guru memberikan LKS dan membimbing masing-masing
kelompok dalam berdiskusi dan dalam melakukan latihan
drama.
3) Tindakan 3
Guru membimbing dan melakukan evaluasi terhadap siswa
dalam melakukan pementasan drama didepan kelas dan
kelompok yang lainya memperhatikan.
3. Kegiatan Penutup
a. Siswa dan guru menyimpulkan materi pembelajaran.
b. Guru memberikan motivasi belajar
c. Pengamatan / Observasi
Pengamatan atau observasi adalah proses dimana teman sejawat
memberikan penilaian terhadap proses pembelajaran yang disampaikan
oleh guru. Di sini teman sejawat akan melakukan pengamatan dan
penilaian pada lembar observasi yang telah disediakan. Adapun hal-hal
yang akan dinilai dalam pengamatan meliputi :
1. Pra pembelajaran
2. Kegiatan Membuka Pelajaran
3. Kegiatan Inti Pembelajaran
a. Pelaksanaan materi pelajaran
b. Strategi pola pembelajaran
c. Pemanfaatan media pembelajaran
d. Penilaian proses dan hasil belajar
e. Penggunaan bahasa
4. Penutup
Adapun hal-hal yang diobservasi tentang kegiatan siswa dalam proses
belajar mengajar meliputi :
1. Banyaknya siswa yang bertanya (dilihat dari jumlah anak yang
tunjuk jari untuk bertanya)
20
2. Banyak siswa yang menjawab pertanyaan (dilihat dari
partisipasi/tunjuk jari siswa untuk menjawab)
3. Banyak siswa yang ingin maju ke depan kelas.
4. Banyak siswa yang mengerjakan tugas
5. Banyak siswa yang melamun
6. Banyak siswa yang mengerjakan tugas lain
7. Banyak siswa yang mengganggu teman
8. Banyak siswa yang keluyuran di luar kelas
Untuk lebih jelasnya, bentuk format lembar observasi dapat dilihat
pada bagian hasil penelitian dan lampiran.
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk meninjau
kembali pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan dasar
hasil observasi teman sejawat. Ini berguna untuk mengetahui kekurangan-
kekurangan dalam proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir
yang bertujuan untuk memperbaiki dan penyempurnaan pembelajaran.
e. Hasil Kinerja Siklus I
Siklus pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 11 pebruari 2010
dengan mengikut sertakan 18 siswa kelas V SDN 04 Tundagan. Materi
pokok yang diajarkan adalah Memerankan tokoh drama dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi yang tepat. Dalam penyampaian materi guru selain
memberi penjelasan, demonstrasi, tanya jawab dan diskusi, siswa juga
diajak diajak untuk mendengarkan contoh cerita drama anak, sehingga
siswa sangat antusias untuk mengikuti pembelajaran.
Data untuk perencanaan telah tertuang dalam RPP, yang dapat
dilihat pada lampiran laporan ini. Sedangkan data pelaksanaan, berupa
nilai evaluasi siswa dan hasil pengamatan siswa dapat adalah sebagai
berikut :
21
Tabel 1
Data nilai siswa pada siklus I Mata Bahasa Indonesia
Kompetensi dasar : memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi,
dan ekspresi yang tepat
Data nilai hasil evaluasi siswa pada siklus I
No.
Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Jml Skor
Nilai
Kriteria Ketuntasan
Minimal ( 64,00)
Lafal Intonasi Penghayatan Ekspresi
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 Tuntas Tdk
Tuntas
1 Sinem 6 50,00
2 Miswo 8 66,66
3 Narti 8 66,66
4 Saderi 9 75,00
5 Salim 8 66,66
6 Samirin 8 66,66
7 Rantini 6 50,00
8 Samsi fajar 9 75,00
9 Ahmad Z 8 66,66
10 Admilah 8 66,66
11 Muhtadin 6 50,00
12 Ramini 8 66,66
13 Al Maarif 9 75,00
14 Kholil 6 50,00
15 Sangidun 8 66,66
16 Dariman 6 50,00
17 Sarmin 8 66,66
18 Nur K 8 66,66
Jumlah 1141,6
0
Nilai Rata-rata Kelas 63,42
Prosentase Ketuntasan Belajar 72% 28%
22
Keterangan: Untuk mengisi format penilaian, kolom lafal, intonasi, penghayatan,
dan ekspresi diisi dengan membubuhkan tanda ceklis (√ ) pada kolom
skor yang sesuai. Deskriptor
1. Lafal
Skor 3 jika siswa melafalkan kata dengan jelas dan tepat
Skor 2 jika siswa melafalkan kata dengan jelas tapi tidak tepat atau
melafalkan
kata tidak jelas tapi tepat
Skor 1 jika siswa melafalkan kata dengan tidak jelas dan tidak tepat
2. Intonasi
Skor 3 jika intonasi siswa jelas dan tepat
Skor 2 jika intonasi siswa jelas tapi tidak tepat atau intonasi siswa
tepat tapi tidak jelas
Skor 1 jika intonasi siswa tidak jelas dan tidak tepat
3. Penghayatan
Skor 3 jika penghayatan siswa sesuai dengan karakter tokoh yang
diperankan.
Skor 2 jika penghayatan siswa menyimpang dari karakter tokoh
yang diperankan
Skor 1 jika penghayatan siswa tidak sesuai dengan karakter tokoh
yang diperankan
4. Ekspresi
Skor 3 jika ekspresi siswa sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan
Skor 2 jika ekspresi siswa menyimpang dari karakter tokoh yang
diperankan
Skor 1 jika ekspresi siswa tidak sesuai dengan karakter tokoh yang
diperankan
Nilai akhir = skor perolehan
skor ideal (12)
Nilai Rata-rata kelas = Jumlah Nilai
Banyak siswa
X 100
23
Dalam pembelajaran siklus I diperoleh hasil Nilai rata-rata kelas
63,42 dan prosentase siswa yang nilainya diatas KKM sudah mencapai
72%, hal ini dikarena guru dalam pembelajaran sudah menerapkan model
pebelajaran kooperatif teknik jigsaw dan sudah cukup menerapkan media
dan alat peraga yang sesuai dalam pembelajaran.
Dari hasil tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
pelaksanaan siklus I masih belum berhasil sehingga perlu dilaksanakan
pembelajaran pada siklus 2.
Tabel 2
Pengelompokan nilai siswa pada siklus I
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi dasar : memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi,
dan ekspresi yang tepat
Kelompok Nilai Jumlah siswa Persentase
A >8 0 0%
B 7-8 3 17%
C 6-<7 10 56%
D <6 5 27%
Jumlah 18 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang sangat baik menguasai
materi tidak ada, siswa yang baik menguasai materi ada 3 anak, yang cukup
menguasai materi ada 10 anak dan yang kurang menguasai materi ada 5
anak.
24
Diagram Batang I
Nilai S iswa pada Siklus I
JU
ML
AH
SIS
WA
20
Siklus I
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
A B C D
NILAI SISWA
25
Data singkat dari hasil observasi yang dilakukan oleh teman sejawat adalah
sebagai berikut: Tabel 4
Hasil Observasi
NO Aspek yang diamati Hasil
1 Pra pembelajaran Baik
2 Kegiatan membuka pelajaran Baik
3 Kegiatan inti pelajaran
A.Pelaksanaan materi pelajaran Sedang
B.Strategi belajar Sedang
C.pemanfaatan media pembelajaran Sedang
D.Penilaian proses dan hasil belajar Baik
E.Penggunaan bahasa Baik
4 Penutup Baik
Keterangan: Untuk mengetahui lebih lengkap dan jelas dapat dilihat pada
lampiran. Tabel 5
Data pengamatan motivasi siswa pada siklus I
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar: Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan
ekspresi yang tepat
No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Sinem - - V V - - V V V
2. Miswo - - - V V - - V -
3. Narti - - V V - - - - -
4. Saderi V V V V - - - - -
5. Salim - - - V - - - - -
6. Samirin - - - V - - V - -
7. Rantini V V V V - - - - -
8. Samsi fajar V V V V - - - - -
9. Ahmad Zaenal V V V V - - - - -
10. Admilah - - - V - - V V -
11. Muhtadin - - V V - - - - -
12. Ramini - - - V - V - - -
13. Al Maarif - V V V - - - - -
14. Kholil V V V V - - V - V
15. Sangidun - V V V - - - - -
16. Dariman - V V V V V - - -
17. Sarmin - - V V - - - - -
18. Nur Khasanah V V V V - - - - -
Jumlah 6 9 13 18 2 2 4 3 2
26
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kolom nomor 1 anak yang ingin
bertanya 12 anak, kolom nomor 2 banyak anak menjawab 24 anak, kolom
nomor 3 banyak maju kedepan 28,kolom nomor 4 siswa yang mengerjakan
tugas 36 anak, kolom nomor 5 siswa yang melamun 2, kolom nomor 6 siswa
yang mangerjakan tugas lain 4 anak , kolom nomor 7 siswa yang berbicara
tidak relevan 4 siswa , kolom nomor 8 siswa mengganggu teman 4 anak ,
kolom nomor 9 keluyuran keluar kelas 2 anak.
Tabel 6
Pengelompokan data pengamatan motivasi siswa pada siklus 1 mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Kompetensi Dasar : Memerankan tokoh drama
dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
NO
Keterangan Siklus 1 Jumlah anak
1 Siswa yang bertanya 33% 6
2 Siswa yang menjawab 50% 9
3 Siswa yang maju kedepan 72% 13
4 Siswa yang mengerjakan tugas 100% 18
5 Siswa yang melamun 11% 2
6 Siswa yang mengerjakan tugas lain 11% 2
7 Siswa yang berbicara tidak relevan 22% 4
8 Siswa yang mengganggu teman 16% 3
9 Siswa yang keluyuran diluar kelas 11% 2
Adapun hasil dari refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan teman
sejawat, diperoleh data sebagai berikut :
a. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sudah
cukup berhasil meningkatkan motivasi siswa.
b. Dalam proses pembelajaran siswa terlibat mulai aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
c. Siswa dapat belajar dengan perasaan senang tidak ada ketakutan /
tekanan.
d. Siswa dalam mengikuti KBM dapat kerjasama dalam kelmpok.
e. Hasil evaluasi belajar juga mengalami peningkatan walaupun masih
ada yang belum tuntas.
27
Kelemahan proses pembelajaran siklus I, antara lain :
a. Siswa masih kesulitan dalam menjiwai peran dalam cerita.
b. Waktu yang tersedia sudah habis tapi KBM belum selesai.
c. Penggunaan alat peraga kurang optimal karena hanya menggunakan
media audio dan gambar.
d. Hadirnya observer juga mempengaruhi KBM, siswa agak terbagi
konsentrasinya.
Dari hasil observasi dan refleksi maka peneliti harus melakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Guru harus lebih dapat melatih siswa dalam melakukan penjiwaan sesuai
dengan peran dalam cerita drama.
b. Meningkatkan disiplin penggunaan waktu dalam pembelajaran.
c. Guru memberi aturan cara bertanya , menjawab , dan harus tunjuk jari
terlebih dahulu.
d. Alat peraga dan media pembelajaran harus lebih bervariasi agar lebih
optimal.
e. Sebelum pelajaran guru memberitahu bahwa kelas akan ada observer
didalam kelas sehingga tidak akan mengganggu konsentrasi belajar
siswa.
3. Siklus II
Siklus II (kedua) dilaksanakan pada hari Jumat, 12 Maret 2010 dengan
mengikut sertakan 18 siswa kelas V. Materi pokok yang diajarkan sama
dengan siklus I, dimana siklus II ini adalah tidak lanjut dari siklus I. Guru
lebih mengoptimalkan penggunaan alat peraga serta dalam diskusi dan
pentas drama guru lebih banyak dalam memberikan bimbingan belajar.
Data untuk perencanaan pada siklus II ini juga telah tertuang dalam
RPP, untuk dapat dilihat pada lampiran laporan ini sedangkan data dari hasil
pelaksanaan berupa nilai hasil evaluasi siswa pada siklus II adalah sebagai
berikut :
28
Tabel 7
Data Nilai Siswa pada Siklus II Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi dasar : Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan
ekspresi yang tepat
Format Hasil Penilaian Bermain Drama Siklus II
No
.
Nama
Siswa
Aspek yang Dinilai
Jml
Skor
Nilai
Kriteria
Ketuntasan Minimal ( 64,00)
Lafal Intonasi Penghayatan Ekspresi
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 Tuntas Tdk
Tuntas
1 Sinem 8 66,66
2 Miswo 9 75,00
3 Narti 8 66,66
4 Saderi 9 75,00
5 Salim 8 66,66
6 Samirin 8 66,66
7 Rantini 8 66,66
8 Samsi F 11 91,66
9 Ahmad Z 10 83,33
10 Admilah 9 75,00
11 Muhtadin 8 66,66
12 Ramini 8 66,66
13 Al Maarif 9 75,00
14 Kholil 8 66,66
15 Sangidun 9 75,00
16 Dariman 8 66,66
17 Sarmin 8 66,66
18 Nur K 8 66,66
Jumlah 1283,25
Nilai Rata-rata Kelas 71,29
Prosentase Ketuntasan Belajar 100% 0%
29
Dari hasil tes formatif diatas siswa telah dicapai nilai rata-rata kelas 71,29
dan semua nilai siswa sudah dapat mencapai KKM. Berdasarkan hal tersebut
maka pembelajaran pada siklus 2 dapat dikatakan sudah berhasil.
Hal ini dapat dilihat dalam tabel dan diagram berikut:
Tabel 8
Pengelompokkan nilai siswa pada siklus II Mata pelajaran Bahasa Indonnesia
Kompetensi Dasar : Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan
ekspresi yang tepat
Kelompok Nilai Jumlah Siswa Prosentase
A >80 1 6%
B 7-8 6 33%
C 6-7 11 61%
D <6 0 0%
Jumlah 18 100%
Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa siswa yang sangat baik menguasai
materi adalah 1, anak,yang baik menguasai materi 6 anak, anak yang cukup
menguasai materi ada 11 anak, sedangkan siswa yang kurang menguasai
materi tidak ada.
30
DIAGRAM BATANG 2
JU
ML
AH
SIS
WA
35
SIKLUS II
30
25
20
15
10
5
0
> 8
7
s/d
8
6 s/d
7
<
6
NILAI SISWA
31
Tabel 9
Data singkat dari hasil observasi yang di lakukan oleh teman sejawat tentang
implementasi RPR sebagai berikut:
NO Aspek yang di amati Hasil
1 Pra pembelajaran Baik
2 Kegiatan membuka pelajaran Baik
3 Kegiatan inti pelajaran Baik
a. Pelaksanaan materi pembelajaran Baik
b. Strategi belajar Baik
c. Pemanfaatan media pembelajaran Baik
d. Penilaian proses dan hasil belajar Baik
e. Penggunaan bahasa Baik
4 Penutup Baik
Tabel 10
Lembar pengamatan motivasi siswa pada siklus II
Mata pelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar: Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan
ekspresi yang tepat
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Sinem - - V V - - - V -
2 Miswo - - V V - - - - -
3 Narti - - V V - - - - -
4 Saderi V V V V V V - - -
5 Salim V - V V - - - - -
6 Samirin V - V V - - - - -
7 Rantini V V V V - - - - -
8 Samsi fajar V V V V - - - - -
9 Ahmad Zaenal V V V V - - - - -
10 Admilah - V V V - - - - -
11 Muhtadin - V V V V - - - -
12 Ramini - - V V - - - - -
13 Al Maarif - V V V - - - - -
32
14 Kholil V V V V - - - - -
15 Sangidun - V V V - - - - -
16 Dariman - V V V - V - - -
17 Sarmin - V V V - - - - -
18 Nur Khasanah V V V V - - - - -
JUMLAH 8 12 18 18 2 2 0 2 0
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kolom nomor 1 anak yang ingin
bertanya 8 anak, kolom nomor 2 banyak anak menjawab 12 anak, kolom
nomor 3 banyak maju kedepan 18,kolom nomor 4 siswa yang mengerjakan
tugas 18 anak, kolom nomor 5 siswa yang melamun 2, kolom nomor 6 siswa
yang mangerjakan tugas lain 2 anak , kolom nomor 7 siswa yang berbicara
tidak relevan 0 siswa , kolom nomor 8 siswa mengganggu teman 2 anak ,
kolom nomor 9 keluyuran keluar kelas 0 anak.
Tabel 11
Pengelompokan data pengamatan motivasi siswa pada siklus 11 Mapel
Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar : Memerankan tokoh drama dengan
lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
LEMBAR PENGAMATAN
NO KETERANGAN JUMLAH
ANAK PRESENTASE
1 Siswa yang bertanya 8 44%
2 Siswa yang menjawab 12 67%
3 Siswa yang maju kedepan 18 100%
4 Siswa yang mengerjakan tugas 18 100%
5 Siswa yang melamun 2 11%
6 Siswa yang mengerjakan tugas lain 2 11%
7 Siswa yang berbicara tidak relevan 0 0%
8 Siswa yang mengganggu teman 2 11%
9 Siswa yang keluyuran diluar 0 0%
33
Hasil dari Refleksi antara peneliti dan teman sejawat ,diperoleh data sebagai
berikut :
a. Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sudah berhasil
meningkatkan motifasi siswa (lembar pengamatan motivasi )
b. Dalam proses pembelajaran siswa aktif dan kreatif ..
c. Pembelajaran menjadi efektif dan menyenagkan karena anak dapat
langsung film tentang drama anak-anak melalui media audio visual.
d. Hasil evaluasi meningkat dengan rata-rata 71,29 artinya siswa mampu
memahami materi yang diajarkan dengan baik .
Kelemahan dalam siklus II tidak ada , hanya karena Waktu pembelajaran yang
terlalu singkat dan media audio visual yang terbatas jumlahnya.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yangt telah dilaksanakan yang terdiri dari
dua siklus. Terdapat peningkatan dalam kegiatan belajar mengajar dari siklus1
ke siklus II, seperti yang terlihat dalam rata-rata hasil belajar dan lembar
pengamatan motifasi siswa.
Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan penerapan model
pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw terlihat motivasi siswa meningkat.
Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw juga dapat membuat
siswa aktif dalam belajar sehingga kemampuan siswa dalam bermain drama
lebih baik.
1. Pembahasan siklus Pertama.
Dari penelitian pada siklus 1 (pertama),teryata hasil yang
didapat kurang memuaskan . Dari hasil pembelajaran siswa pada tabel 1
dapat dilihat bahwa masih ada siswa yang belum menguasai materi.
Walaupun nilai rata-rata ketuntasan belajar sudah 72 % namun ini dirasa
masih belum maksimal , karena masih ada perbedaan nilai yang
mencolok antara siswa yang memiliki nilai rata-rata 75 dan siswa yang
memiliki nilai rata-rata 50.
34
Adapun kekurangan yang jelas terlihat pada strategi / metode
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran kurang lancer. Untuk hasil
observasi implementasi RPP oleh teman sejawat dapat dilihat dalam
table 4, dan untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran laporan
ini.
Adapun hasil pengamatan motivasi siswa juga kurang memuaskan
dapat dilihat dalam table 6 banyak siswa yang ingin bertanya hanya
33%, masih ada anak yang melamun , mengerjakan tugas lain ,
mengganggu teman dan keluyuran di luar kelas.
Dari hasil pembelajaran siklus 1 kurang berhasil , maka perlu
adanya langkah – langkah perbaikan yang harus dilakukan . langkah
perbaikan yang harus dilakukan antara lain, guru harus dapat lebih tepat
dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dan
harus lebih bervariasi dalam memilih alat peraga dan media
pembelajaran. Guru juga harus memperhtikan materi-materi yang sulit
dipahami anak. Siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran guru
harus tetap memberi bimbingan. Serta perlu adanya perbaikan terhadap
pembelajaran siklus berikut.
2. Pembahasan siklus kedua.
Pada siklus kedua, pembelajarannya sudah berhasil dengan
memuaskan. Semua siswa telah mampu bermain drama dengan lafal,
intonasi dan ekspresi yang tepat., ini terlihat dari nilai rata-rata siswa yang
mencapai 71,29 dan ketuntasan belajar semua siswa diatas KKM.
Semua aspek yang dijadikan observasi teman sejawatpun hasilnya
lebih baik. Ini tidak terlepas dari perbaikan yang dilakukan pada siklus II.
Adapun yang diperbaiki yaitu strategi dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw penggunaan dan penggunaan
media audio visual sehingga menyenangkan bagi siswa dan bermuara pada
optimalnya hasil belajar siswa.
35
Adapun dari hasil pangamatan motivasi siswa juga meningkat,hal
ini dapat dilihat dalam tabel 2,banyak siswa yang ingin bertanya 44%. ,
siswa yang ingin menjawab 12 anak, semua anak mengerjakan tugas
sampai selesai, walau masih ada anak yang berbicara tidak
relevan,mengganggu teman, tapi jumlahnya menurun sedang yang
keluyuran diluar kelas tidak ada.
Dengan demikian siklus II sudah memuaskan dan terciptanya
pembelajaran yang disukai oleh siswa, sehingga pembelajaran tersebut
bermakna bagi siswa dan akan teringat lama dipikiran mereka (dapat
dilihat dari hasil angka pada lampiran).
3. Pembahasan antar siklus.
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar ”
Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat ”
melalui PTK menunjukan hasil yang memuaskan. Siswa mengalami
peningkatan prestasi maupun keaktifan dalam perbaikan pembelajaran dari
siklus pertama sampai kedua. Hasil data tes formatif dari studi awal
sampai perbaikan pembelajaran pada siklus kedua.
36
Tabel 12
Hasil tes Unjuk Kerja Pra Siklus, siklus I dan Siklus II
NO
NAMA
INDUK
NILAI
HASIL PEMBELAJARAN KET
PRA
SIKLUS
SIKLUS
I
SIKLUS
II
1 Sinem 397 41,66 50,00 66,66 Nilai
KKM
64,00
2 Miswo 437 66,66 66,66 75,00
3 Narti 438 41,66 66,66 66,66
4 Saderi 441 66,66 75,00 75,00
5 Salim 442 66,66 66,66 66,66
6 Samirin 443 66,66 66,66 66,66
7 Rantini 455 33,33 50,00 66,66
8 Samsi fajar 456 75,00 75,00 91,66
9 Ahmad Zaenal 457 66,66 66,66 83,33
10 Admilah 459 33,33 66,66 75,00
11 Muhtadin 460 41,66 50,00 66,66
12 Ramini 461 66,66 66,66 66,66
13 Al Maarif 462 75,00 75,00 75,00
14 Kholil 463 41,66 50,00 66,66
15 Sangidun 464 66,66 66,66 75,00
16 Dariman 465 50,00 50,00 66,66
17 Sarmin 466 66,66 66,66 66,66
18 Nur Khasanah 469 66,66 66,66 66,66
JUMLAH 1033,24 1141,60 1283,25
NILAI RATA-RATA KELAS 57,40 63,42 71,29
PROSENTASE KETUNTASAN 61 % 72 % 100 %
37
Indikator keberhasilan pembelajaran :
a) Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa dalam kemampuan bermain drama
mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah diatas nilai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM), yaitu 64,00.
b) Siswa yang mendapat nilai di atas KKM minimal sebanyak 75 %.
Dari data diatas dapat dilihat hasil perubahan nilai yang diperoleh siswa tiap -
tiap siklus.Perubahan prestasi siswa dapat diuraikan sebagai berikut:
1.Siswa yang belum tuntas belajar:
1) Pada Pra siklus siswa yang belum tuntas belajar 7 anak atau 39% dari
jumlah 18 siswa.
2) Pada siklus pertama siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 5 anak
atau 28% dari 18 siswa.
3) Pada siklus ke dua siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 0 anak atau
0% dari 18 siswa.
2.Siswa yang sudah tuntas belajar:
1) Pada Pra siklus siswa yang tuntas belajar 11 anak atau 61%
2) Pada siklus pertama siswa yang tuntas belajar sebanyak 13 anak atau
72% dari 18 siswa.
3) Pada siklus kedua siswa yang tuntas belajar sebanyak 18 anak atau 100%
dari 18 siswa.
38
Tabel 13
Rekap Ketuntasan Belajar tiap-tiap siklus
NO URAIAN
SISWA TUNTAS
BELAJAR
SISWA BELUM
TUNTAS BELAJAR
Frekuensi % Frekuensi %
1 Studi awal 11 61 % 7 39 %
2 Siklus pertama 13 72 % 5 28 %
3 Siklus kedua 18 100 % 0 0 %
GRAFIK PENINGKATAN KETUNTASAN
BELAJAR
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
ProsentaseKetuntasanKKM
Nilai Rata-rataKelas
39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan suatu laporan pembelajaran akan di dapat suatu
kesimpulan yang merupakan hasil dari masalah yang di bahas. Maka dari itu
hasil pembahasan dapat di tarik kesimpulan bahwa, penerapan model
pembelajaran teknik Jigsaw dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan
siswa kelas V dalam bermain drama pada mata pelajaran bahasa Indonesia,
kompetensi dasar “memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan
ekspresi yang tepat”. Hal ini dapat terlihat dari data hasil belajar siswa yang
meningkat. Data yang diperoleh selama penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam 2 siklus menunjukkan ketuntasan belajar siswa diatas
KKM jumlahnya meningkat meningkat dari 72% menjadi 100% pada akhir
siklus II atau meningkat sebesar 28%. Rata-rata kelas juga mengalami
peningkatan dari 63,42 meningkat menjadi 71,29 pada siklus II atau terjadi
peningkatan sebesar 7,87 poin.
Berdasarkan data tersebut peneliti menyimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatkan
kemampuan bermain drama siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia di
kelas V SD Negeri 04 Tundagan tahun pelajaran 2009/2010.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas,beberapa hal yang sebaiknya di
lakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran untuk
memperoleh hasil yang memuaskan, di antaranya:
1. Guru harus dapat menguasai berbagai model pembelajaran dan dapat
memilih yang sesuai supaya dapat diterapkan dalam pembelajaran,
sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan dan bermakna bagi
siswa
40
2. Guru harus pandai menumbuhkan minat dan daya tarik dan motivasi siswa
terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam kemampuan
bermain drama.
3. Guru harus dapat memberi kesempatan untuk berperan aktif dalam proses
pembelajaran.
4. Hendaknya kita sebagai guru selalu berupaya melakukan inovasi
pembelajaran agar siswa lebih menguasai materi pelajaran.
5. Guru hendaknya menggunakan alat peraga dan media dalam pembelajaran
6. Guru harus menciptakan lingkungan yang kondusif guna mendukung
keberhasilan pembelajaran.
41
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, S. dkk. 1991. Bahasa Indonesia III. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas.
2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Djuanda, D. 2008. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di
SD. Bandung: Pustaka Latifah.
Haryadi-Zamzani. 1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Jakarta: Depdikbud.
Karli, H-Margaretha. 2004. Model-model Pembelajaran. Bandung: CV
Bina Media Informasi.
Kasbolah, K. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.
Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Rakhmat-Suherdi. 1998/1999. Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Dedikbud.
Rofi`uddin, A-Zuchdi, D. 1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
di Kelas Tinggi. Jakarta: Depdikbud.
Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan PTK. Yogyakarta: Depdikbud.
http://yusti-arini.blogspot.com/2009/08/model-pembelajaran-kooperatif.html (
diakses tanggal 4 Januari 2010 )
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/teknik-elektro/pengaruh-model-
pembelajaran-kooperatif-tipe-think-pare-share-tps-dan-ba ( diakses tanggal 5 Januari 2010 )
http://tpcommunity05.blogspot.com/2008/03/kel-3-cooperative-learning-
sebagai_05.html ( diakses tanggal 5 Januari 2010 )
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/tips-motivasi-belajar-
siswa-1.html ( diakses tanggal 6 Januari 2010 ) http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/teori-
konstruktivisme.html ( diakses tanggal 6 Januari 2010 )
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/langkah-langkah-model-
pembelajaran.html ( diakses tanggal 6 Januari 2010 )