53
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGS AW PADA MATA PELAJARAN BAHAS A INDONES IA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA KELAS V SDN 04 TUNDAGAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh : WIDHA ANGGUN NUGROHO NIM. : X9707046 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK …... · ii penerapan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada mata pelajaran bahasa indonesia untuk meningkatkan kemampuan

Embed Size (px)

Citation preview

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK

JIGSAW PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA KELAS V

SDN 04 TUNDAGAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh :

WIDHA ANGGUN NUGROHO

NIM. : X9707046

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK

JIGSAW PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA KELAS V

SDN 04 TUNDAGAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh :

WIDHA ANGGUN NUGROHO

NIM. : X9707046

Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

iii

PENGESAHAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan dihadapan Tim

Penguji Laporan penelitian Tindakan Kelas (PTK) Faakultas Keguruan dan Ilmu

pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana pendidikan.

Hari : Kamis

Tanggal : 24 Juni 2010

Tim Penguji Laporan PTK

Nama Terang tanda tangan

Ketua : Drs. Kartono, M.Pd ................................

Sekretaris : Dr. Riyadi, M.Si ................................

Anggota I : Drs. Sadiman, M.Pd ................................

Anggota II : Drs. Sutijan, M.Pd ................................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof.Dr.H.M. Furqon hidayatullah, M.Pd

NIP 196007271987021001

iv

PERSETUJUAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan

dihadapan Tim penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta,

Pembimbing, Supervisor

Drs. Sutijan, M.Pd Hermanto, S .Pd

NIP 195201271979031001 196908112003121002

v

ABSTRAK

Widha Anggun Nugroho, NIM : X9707046. PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA KELAS V SDN 04 TUNDAGAN TAHUN

PELAJARAN 2009/2010. Penelitian Tindakan Kelas, Surakarta : Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Penerapan model

pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan bermain

drama pada siswa kelas V sekolah dasar.

Penelitian ini disusun dengan metode Penelitian Tindakan Kelas subyek

penelitian adalah siswa kelas V SDN 04 Tundagan Watukumpul Pemalang yang

terdiri dari 18 siswa. Pengumpulan data menggunakan dokumen, observasi, dan

wawancara.

Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian diperoleh kesimpulan pada

kondisi awal, nilai rata-rata kelas 57,40. Dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif teknik Jigsaw pada siklus I, nilai rata-rata kelas menjadi 63,42. Pada

siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 71,29. Dari keseluruhan siklus

yang dilakukan, dpat disimpulkan bahwa guru telah mampu meningkatkan

pemahaman dan kemampuan bermain drama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Setiap siklus selalu membawa dampak positif ke arah peningkatan hasil belajar

siswa kelas V SDN 04 Tundagan Watukumpul Pemalang Tahun Ajaran 2009 /

2010.

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

dan menyusun penelitian tindakan kelas yang berjudul "PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA KELAS V SDN 04 TUNDAGAN TAHUN

PELAJARAN 2009/2010." Penulisan ini diajukan sebagai salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati

penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya

kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun material

sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Terlebih lagi ucapan kasih ini

dihaturkan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.

3. Bapak Drs. Sutijan, M.Pd, selaku pembimbing yang telah memberi bimbingan,

sehingga penulisan tindakan kelas ini dapat selesai tepat waktu.

4. Bapak Achmad khozin,A.Ma, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 04 Tundagan

Watukumpul Pemalang

5. Bapak Hermanto, S.Pd selaku Supervisor dan bapak/Ibu guru SD negeri 04

Tundagan Watukumpul Pemalang, atas segala bantuannya.

6. Siswa kelas V SDN 04 Tundagan, yang dengan semangat telah membantu

berhasilnya penelitian tindakan kelas.

Atas segala bantuan yang telah diberikan, hanya doa yang dapat penulis

panjatkan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan menjadikan amal

ibadah yang mulia. Selanjutnya sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari segala

kekurangan, untuk itu penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya.

vii

Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat

membantu penulis dalam penyempurnaan penyusunan selanjutnya.

Surakarta, Juni 2010

Penulis

Widha Anggun Nugroho

viii

DAFTAR ISI

SAMPUL ........................................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

Daftar Lampiran ............................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Rumusan dan Pemecahannya ..................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7

D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................ 7

E. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ................................................................................ 9

B. Kerangka Pikir ............................................................................ 11

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 13

B. Subyek Penelitian ....................................................................... 14

C. Prosedur Penelitian ..................................................................... 14

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 17

B. Pembahasan ................................................................................ 33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................. 39

B. Saran ........................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 41

ix

LAMPIRAN

A. Contoh Perangkat Pembelajaran ................................................ 42

B. Instrumen Penelitian .................................................................... 61

C. Personalia Peneliti ....................................................................... 67

D. Curriculum Vitae Peneliti ............................................................ 68

E. Data Pnelitian .............................................................................. 69

x

DAFTAR TABEL

1. Data nilai siklus I ....................................................................................... 21

2. Pengelompokan nilai siswa siklus I ........................................................... 23

3. Diagram batang ......................................................................................... 24

4. Hasil observasi .......................................................................................... 25

5. Data pengamatan motivasi siklus I ........................................................... 25

6. Data pengamatan motivasi siswa siklus I .................................................. 26

7. Data nilai siklus II ...................................................................................... 28

8. Pengelompokan nilai siswa siklus II ......................................................... 29

9. Diagram batang ......................................................................................... 30

10. Hasil observasi .......................................................................................... 31

11. Data pengamatan motivasi siklus II ......................................................... 31

12. Data pengamatan motivasi siswa siklus II ................................................ 31

13. Pengelompokan nilai rata-rata siklus I dan II ……………………………32

14. Pengelaoampokan nilai rata-rata siklus I dan II ......................................... 36

15. Diagram batang siklus I dan siklus II…………………………………….38

xi

DAFTAR LAMPIRAN

a. Curriculum vitae

b. Personalia Peneliti

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 1

d. Gambar Proses Pembelajaran

e. Absensi Murid

f. Presensi Guru Peneliti

g. Instrumen penilaian RPP

h. Daftar Nilai Kondisi Awal Pembelajaran

i. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 2

j. Absensi Murid

k. Penilaian RPP

l. Instrumen Penilaian RPP

m. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa

n. Lembar Observasi Aktivitas belajar Siswa

o. Angket Pendapat Siswa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kurikulum pendidikan dasar salah satu mata pelajaran yang

diajarkan di SD adalah bahasa Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia

dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa dan

menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai

bahasa yang komunikatif. Keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam

mata pelajaran bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek yaitu aspek

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

diajarkan tersebut berhubungan satu sama lain, jika seseorang mendengarkan

pasti ada orang yang berbicara, begitu pula orang yang membaca berarti ia

menikmati dan menghayati tulisan orang lain.

Keempat keterampilan berbahasa sebagai alat untuk berkomunikasi harus

dikuasai oleh setiap orang. Proses komunikasi itu sendiri terdiri dari

komunikasi lisan dan komunikasi tulisan.

Berbicara merupakan proses komunikasi secara lisan, hal itu sejalan

dengan pendapat yang dikemukakan Haryadi dan Zamzani (1997: 54), bahwa

“Berbicara adalah suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang

kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan, sehingga maksud

tersebut dapat dipahami orang lain.” Berbicara sebagai salah satu proses

penyampaian maksud kepada orang lain secara lisan, keberhpasilannya

ditentukan oleh kemampuan pembicara. Kemampuan tersebut salah satunya

bisa berbentuk terhadap makna pesan yang hendak disampaikan.

Seorang pembicara yang memiliki kemampuan menyampaikan pesan

berupa ide, pikiran, isi hati orang lain dengan baik maka isi pesan tersebut akan

mudah dipahami oleh orang yang menerima pesan tersebut. Oleh karena

itu, untuk mencapai kemampuan tersebut maka keterampilan berbicara perlu

dilatihkan dan dipelajari baik melalui lingkungan keluarga, sekolah maupun

masyarakat.

2

Proses pencapaian keterampilan berbicara siswa perlu mendapatkan

bimbingan dari guru melalui berbagai latihan pengembangan

kemampuan kognitif, apektif, dan psikomotor. Djago Tarigan (dalam

Djuanda, 2008: 61-62) mengemukakkan bahwa, keterampilan berbicara

harus dibina oleh guru melalui latihan: pengucapan, pelafalan,

pengontrolan suara, pengendalian diri, pengontrolan gerak gerik tubuh,

pemilihan kata, kalimat dan pelafalannya, pemakaian bahasa yang baik, dan

pengorganisasian ide. Salah satu latihan pengembangan keterampilan

berbicara adalah bermain drama. Bermain drama merupakan kegiatan

memerankan tokoh yang ada dalam cerita yang berbentuk dialog. Menurut

Akhadiah, S. dkk (1991: 130) bermain drama adalah “Peragaan tingkah laku

manusia secara mendasar yang dihayati oleh pemainnya dan diterima oleh

penonton yang merasakannya sebagai suatu kenyataan.”

Dengan bermain drama beberapa kemampuan dapat dikembangkan

seperti kemampuanberkomunikasi, kemampuan menghafal,dan kemampuan

mengaktualisasikan diri ke dalam situasi yang dihadapi. Selain itu dengan

bermain drama beberapa sikap dapat ditumbuhkan, misalnya percaya

diri, berani menghadapi orang banyak, bertanggung jawab terhadap tugas, dan

memiliki jiwa artistik yang merupakan salah satu sendi kehidupan manusia.

Dalam memerankan drama seorang pemain harus dapat membayangkan

latar dan tindakan pelaku dan dapat menggunakan suara sesuai dengan

pemahamannya terhadap perasaan dan pikiran pelaku. Bermain drama

yang merupakan pengembangan keterampilan berbicara harus dapat

dilatihkan dengan sungguh - sungguh kepada siswa sekolah dasar melalui

kegiatan pembelajaran.

Untuk mengembangkan keterampilan bermain drama seorang siswa, tentunya

guru harus memiliki dan memahami berbagai metode, teknik, dan

model pembelajaran sehingga pembelajaran bermain drama dapat dipahami

oleh siswa, dan menumbuhkan rasa antusias siswa terhadap kegiatan

pembelajaran yang dilakukan .

3

Dari data hasil pengumpulan data bahwa kemampuan bermain drama

siswa kelas V SD Negeri 04 Tundagan masih rendah, ini dapat dilihat dari

pencapaian nilai rata-rata kelas yang hanya 57,40 sedangkan Kriteria

Ketuntasan Minimal adalah 64,00. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa

pembelajaran bermain drama di kelas V SD Negeri 04 Tundagan

mengalami permasalahan yaitu siswa belum mampu bermain drama dengan

lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh.

Berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaran bermain drama di kelas

V SD Negeri Tundagan, maka diketahui faktor penyebab siswa belum mampu

bermain drama dengan lafal,intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai

karakter tokoh, diantaranya yaitu:

1. Guru melakukan pembelajaran bermain drama melalui metode

penugasan, dimana guru membentuk kelompok belajar dan menugaskan

kepada siswa pada tiap-tiap kelompok untuk membaca teks drama dan

menghafalkannya. Dalam kegiatan ini guru kurang memberikan bimbingan

terhadap tugas yang harus dilakukan siswa sehingga sebagian besar

siswa kebingungan dalam mempelajari karakter tokoh yang akan

diperankan.

2. Guru kurang memberikan petunjuk yang jelas kepada siswa dalam

melakukan kegiatan kelompok

3. Siswa hanya membaca dan menghafalkan naskah dramanya saja,

tanpa berusaha memahami karakter tokoh yang akan diperankannya.

4. Siswa kurang mengetahui cara-cara mengekspresikan dan menghayati

karakter tokoh yang akan diperankan.

Dari faktor penyebab kesulitan siswa dalam bermain drama di atas maka

diperlukan suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi

selama berlangsungnya pembelajaran bermain drama di kelas V SD 04

Tundagan. Upaya yang dilakukan peneliti adalah dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw. Sedangkan metode

penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK).

4

B. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHANNYA

1. Perumusan Masalah.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut maka diperlukan

sebuah model pembelajaran yang dapat mengatasi masalah yang terjadi di

kelas, model yang diterapkan yaitu model pembelajaran kooperatif teknik

jigsaw. Secara khusus rumusan masalah yang diajukan tersebut

diperinci sebagai berikut:

Apakah model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan bermain

drama siswa kelas V SD Negeri 04 Tundagan ?

2. Pemecahan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan yang muncul pada siswa kelas V

SD Negeri 04 Tundagan dalam bermain drama adalah siswa belum

mampu bermain drama dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan

ekspresi yang sesuai karakter tokoh. Untuk mengatasi masalah tersebut

maka peneliti mengambil tindakan berbentuk model pembelajaran

yaitu model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.

Selain itu model kooperatif teknik jigsaw ini memiliki keunggulan

yaitu pembagian tugas pada setiap kelompok dapat dipariasikan, siswa

memperoleh kesempatan untuk mengungkapkan pengetahuannya

tentang informasi yang dipelajari melalui kegiatan kelompok, baik

kelompok asal maupun kelompok ahli. Siswa terlibat dalam kerjasama

kelompok sehingga siswa yang berkemampuan rendah memiliki

tanggung jawab yang sama terhadap kesuksesan hasil kerja

kelompoknya, hal itu akan mengakibatkan siswa bekerja keras

mengerjakan tugasnya untuk memberikan hasil yang terbaik bagi kelompok.

Berdasarkan pada langkah-langkah penerapan teknik jigsaw dalam

pembelajaran yang dikemukakan oleh Lie (2002:69-0), maka dalam

pembelajaran bermain drama di kelas V SD Negeri 04 Tundagan,

langkah-langkah pembelajarannya peneliti kembangkan sebagai berikut:

5

a. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok (kelompok asal) setiap kelompok

terdiri dari 4 orang

b. Setiap kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan baik,

sedang, dan kurang.

c. Setiap siswa memperoleh naskah drama.

d. Guru menentukan tokoh yang harus diperankan masing-masing siswa.

e. Setiap siswa dalam kelompok asal memperoleh peran tokoh yang

berbeda.

f. Setiap siswa mempelajari tokoh yang harus diperankannya.

g. Setiap siswa yang berasal dari kelompok yang berbeda yang

memiliki peran yang sama setelah mempelajari tokoh yang akan

diperankan berkumpul dala kelompok baru (kelompok ahli) untuk

mendiskusikan tokoh yang akan diperankan mereka.

h. Guru membagikan LKS.

i. Setelah selesai diskusi dalam kelompok ahli, setiap siswa kembali

ke dalam kelompok asal dan secara bergiliran menginformasikan

hasil diskui dari kelompok ahli kepada teman-teman satu

kelompok dan siswa lainnya mendengarkan dengan seksama.

j. Siswa dalam kelompok asal melakukan latihan bermain drama.

k. Setiap kelompok secara bergantian mementaskan drama di depan kelas.

Alur proses pembentukan kelompok ahli dalam pembelajaran bermain

drama di kelas V SD Negeri 04 Tundagan Kecamatan Watukumpul

dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

6

Gambar ke-1

Kelompok Asal Kelompok Ahli Kelompok Asal

Dari gambar ke-1 tugas kelompok asal yaitu mempelajari naskah

drama mengenai para pelakunya (tokohnya), sifat-sifatnya (karakternya),

mempelajari cara pengintonasian dan pelafalan para pelaku sesuai dengan

sifat-sifatnya. Tugas yang harus dilakukan oleh kelompok ahli adalah

mendiskusikan tokoh drama yang akan diperankan, selanjutnya tugas

dalam kelompok asal yaitu secara bergantian menginformasikan hasil

diskusi dari kelompok ahli kepada teman- teman satu kelompoknya.

Dalam penerapan tindakan ini, peneliti merumuskan indikator

keberhasilan tindakan yang diterapkan, indikator tersebut yaitu jika setelah

tindakan diterapkan siswa dapat bermain drama dengan lafal, intonasi,

penghayatan, dan ekspresi yang sesuai karakter tokoh. Rumusan yang

dikemukakan berdasarkan pada rumusan indikator yang tercantum

dalam kurikulum.

Kelompok I

1 2 3 4

Kelompok VI 1 2 3 4

Kelompok IV

1 2 3 4

Kelompok II 1 2 3 4

Kelompok III

1 2 3 4

Kelompok V

1 2 3 4

1 1 1 1 1 1

3 3 3 3 3 3

2 2 2 2 2 2

4 4 4 4 4 4

Kelompok I

1 2 3 4

Kelompok VI 1 2 3 4

Kelompok IV

1 2 3 4

Kelompok II 1 2 3 4

Kelompok III

1 2 3 4

Kelompok V

1 2 3 4

7

C. TUJUAN PENELITIAN

Dengan memperhatikan rumusan masalah yang telah di rumuskan

sebelumnya, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk :

1. Meningkatan kemampuan bermain drama siswa kelas V SD Negeri 04

Tundagan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik

jigsaw.

2. Mendapatkan gambaran yang jelas tentang penerapan model

pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam meningkatkan kemampuan

bermain drama siswa kelas V SD Negeri 04 Tundagan.

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Dapat melatih siswa dalam memerankan tokoh drama sesuai

dengan karakter tokoh yang diperankan.

b. Dapat menumbuhkan minat siswa dalam bermain drama

2. Bagi Guru

a. Dapat memperluas dan menambah wawasan guru mengenai

model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pengajaran bermain

drama.

b. Dapat memudahkan guru dalam pembelajaran bermain drama.

3. Bagi Sekolah

Diharapkan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat

memberikan konstribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di

sekolah dasar.

8

E. HIPOTESIS TINDAKAN

Mengacu pada penjelasan tersebut di atas, kemampuan pemahaman

terhadap Kompetensi Kemampuan bermain drama di kelas V SD Negeri 04

Tundagan, dapat meningkat jika dalam implementasi pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.

Gambar ke-2 : Rencana Pelaksanaan PTK

Rencana Pelaksanaan

Siklus I

Implementasi

Siklus I

Analisis Data hasil Belajar

Implementasi

S iklus I

Implementas

i Siklus II

Pelaporan Hasil

Akhir

Penelitian

Tindakan Kelas

Pra Siklus

Refleksi

Implementasi

Siklus I

Rencana Perbaikan

Siklus II

Refleksi

Implementas

iPerbaikan

Siklus II

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

Agar konsep-konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini jelas,

maka kita perlu mengkaji pendapat – pendapat para ahli mengenai masalah

yang kita teliti. Dengan pendapat – pendapat tersebut kita mempunyai

pedoman untuk mengkaji pendapat para ahli.

1. Pengertian Belajar

Menurut B.F Skinner dalam Nabisi Lapono (2008 : 5) bahwa belajar

menghasilkan perubahan perilaku yang dapat diamati, sedangkan perilaku

dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan.

Belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar

terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak

mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu itu, atau

anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil.(M.Djauhari

Siddiq.2008:03).

Berdasarkan teori belajar tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja oleh individu yang membawa

perubahan tingkah laku, pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang

karena berinteraksi dengan lingkunganya.

2. Pengertian Pembelajaran bahasa Indionesia

Belajar Bahasa Indonesia pada hakekatnya adalah belajar berkomunikasi.

Oleh karena itu dalam pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik lisan maupun tertulis

(Depdikbud, 1995).

3. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar

yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau

membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam

kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih untuk memecahkan

10

masalah. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu suatu strategi belajar

mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam

bekerja sama atau membantu antar siswa dalam satu kelompok.

4. Pengertian Teknik Jigsaw

Teknik jigsaw merupakan suatu teknik pembelajaran kooperatif yang

terstruktur didasarkan atas kerjasama dan tanggung jawab yang jelas. Jigsaw

didesain untuk meningkatkanrasa tanggung jawab siswa terhadap

pembelajaranya. Teknik ini dapat digunakan dalampembelajaran mambaca,

menulis, mendengarkan maupun berbicara.

5. Pengertian Pembelajaran model kooperatif teknik Jigsaw.

Pembelajaran model kooperatif teknik Jigsaw adalah suatu tipe

pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu

kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar

dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam

kelompoknya (Arends,1997)

6. Pengertian Drama.

Drama adalah suatu genre sastra yang ditulis dalam bentuk dialog yang

tujuannya bukan untuk dibaca melainkan untuk dipertunjukkan oleh aktor di

atas pentas. Hal tersebut sejalan dengan Hermawan (1988:2) bahwa “drama

merupakan cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan

pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action di hadapan

penonton.”.

11

B. Kerangka Berpikir

Prestasi balajar siswa kelas V SDN 04 Tundagan tahun pelajaran

2009/2010 pada konsep kemampuan bermain drama mata pelajaran Bahasa

Indonesia masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Masalah ini

terjadi karena dalam pembelajaranya guru tidak menggunakan model

pembelajaran yang tepat , sehingga siswa merasa bosan dan pembelajaran

tidak menyenangkan. Berdasarkan beberapa teori belajar dan pembelajaran,

maka untuk mengatasi masalah pembelajaran tersebut guru (peneliti)

melakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

teknik Jigsaw untuk meningkatkan kemampuan anak dalam bermain drama.

Dalam melakukan tindakan, peneliti akan melakukan tindakan perlakuan

sebanyak dua kali ( siklus ). Setiap tindakan (siklus) akan diadakan refleksi

terhadap penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya disampaikan pula hasil

perbaikan masing-masing siklus. Penyampaian hasil penelitian pada

masing-masing siklus akan mencakup penilaian penampilan perbaikan

pembelajaran dan hasil belajar siswa. Gambaran dari kerangka berpikir

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar ke-3 : Kerangka Berpikir

Kondisi Awal Metode Ceramah

(Verbalisme)

Pemahaman Konsep

Rendah

Pelaksanaan

Tindakan

Menggunakan

Model

Pembelajaran Kooperatif

Jigsaw Siklus II

Siklus I

Kondisi Akhir Pemahaman

konsep

meningkat

Pembelajaran

Bermakna

12

Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw diharapkan

kemampuan siswa dalam bermain drama akan lebih meningkat,

pembelajaran menjdi menyenangkan dan prestasi belajar siswa akan

meningkat.

13

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian adalah di SD Negeri 04

Tundagan yang beralamat di dusun Jaha, desa Tundagan, Kecamatan

Watukumpul, Kabupaten Pemalang dengan alasan :

a) SDN 04 Tundagan yang berada di Kecamatan Watukumpul, Kabupaten

Pemalang belum pernah dijadikan tempat penelitian khususnya kelas V.

b) Pada tahun ajaran 2009/2010 dalam pembelajaran Bahasa Indonesia,

guru belum menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw

sehingga kemampuam siswa dalam bermain drama masih sangat

rendah.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian selama 6 bulan yaitu mulai bulan Januari

sampai dengan Juni 2010.

Dalam kurun tersebut untuk mengurus izin penelitian, menyusun

instrument, pengumpulkan data dan pelaksanaan penelitian, analisis data

dan menulis laporan penelitian dengan jadwal penelitian sebagai berikut:

No. Kegiatan januari Februari Maret. April. Mei. Juni.

1 Perencaan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Proposal x

Perijinan x x

2 Pelaksanaan

Siklus I x

Perencanaan x

Tindakan x

Observasi x

14

Refleksi x

Siklus 2 x

Perencanaan x

Tindakan X

Observasi x

Refleksi x

3 Pelaporan x x

Draf x x x x x x x

Revisi

Pelaporan

x x x

Hasil

laporan

x

B. SUBYEK PENELITIAN

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri

04 Tundagan yang berjumlah 18 orang, terdiri dari 12 orang siswa putra

dan 6 orang siswa putri.

C. PROSEDUR PENELITIAN

Prosedur atau langkah penelitian tindakan kelas ini terdir dari siklus-siklus.

Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai seperti yang

telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Prosedur pelaksanaan

penelitian tindakan kelas ini setiap siklus meliputi beberapa kegiatan , antara

lain : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Penelitian dipusatkan pada pelaksaan serangkaian pembelajaran yang

dipilah kedalam beberapa siklus tindakan. Pada setiap siklus tindakan

diobservasi, dievaluasi dan direfleksi data-data atau temuan yang

berhubumgan dengan kinerja guru dalam menggunakan Model Pendekatan

pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dan kinerja siswa mengikuti

pembelajaran meliputi:

15

a. Siklus ke-1

1) Perencanaan Tindakan

a) Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

dengan penerapan model kooperatif teknik Jigsaw

b) Menyediakan media yang menunjang proses pembelajaran yang

relevan,misalnya audio visual.

c) Membuat instrument observasi.

d) Membuat lembar evaluasi pembealajaran

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Guru menerapkan rencana tindakan dengan penerapan model

kooperatif teknik Jigsaw pada konsep bermain drama.

b) Siswa belajar Bahasa Indonesia pada konsep bermain drama

dengan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw.

3) Observasi

Pelaksanaan observasi dilaksanakan oleh guru kelas V (peneliti)

bersama supervisor. Tugas supervisor adalah mengameti kegiatan

guru dan siswa selama proses pembelajaran.

4) Refleksi

Guru kelas V (peneliti) mengadakan evaluasi dan refleksi dari

kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan observasi yang

dikolaborasikan dengan supervisor penelitian.Hasilevaluasi dan

refleksi siklus ke-1 digunakan sebagai acuan dalam menyusun

perencanaan siklus II

b. Siklus ke-2

1) Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, guru (peneliti) mengadakan

perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran terutama pada strategi

dan media pembelajaran.

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Guru menerapkan rencana tindakan model pembelajaran

kooperatif teknik Jigsaw pada konsep bermain drama, dengan

16

penerapan model pembelajaran dan media lebih ditingkatkan.

b) Siswa belajar Bahasa Indonesia pada konsep bermain drama

dengan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw.

3) Observasi

Pelaksanaan observasi dilaksanakan hampir sama dengan siklus I

oleh guru kelas V (peneliti) bersama supervisor. mengameti

kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran.

4) Evaluasi dan Refleksi

Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan,

pelaksanaan dan observasi yang dikolaborasikan dengan supervisor

penelitian. Jika hasil evaluasi belum memenuhi indikator kinerja

penelitian maka dapat dilanjutkan pada siklus ke-3. Namun jika

sudah memenuhi indikator kinerja penelitian maka dapat diakhiri

pada siklus ke-2. Dari uraian tersebut dapat dibuat bagan sebagai

berikut :

Gambar ke-4

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

SIKLUS II

Pengamatan

Tindakan

Selanjutnya

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Refleksi

Perencanaan

17

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. S iklus I

a. Perencanaan

Adapun pelaksanaan siklus I dilaksanakan waktu 70 menit. Tindakan

yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam rangka implementasi tindakan perbaikan pembelajaran Bahasa

Indonesia, Kompetensi dasar “memerankan tokoh drama dengan lafal,

intonasi, dan ekspresi yang tepat”, perencanaan RPP mencakup

penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan

pembelajaran, dampak pengiring, materi pelajaran, strategi

pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber

pembelajaran dan penilaian.

2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung

Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran

adalah :

a) Ruang Belajar

Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas V, guru

menyiapkan kapur, penggaris.

b) Buku Pelajaran

Buku Bahasa Indonesia, untuk SD Kelas V. Penerbit : Aneka Ilmu,

Buchori, dkk hal :72 – 74.

c) Alat Peraga

Kaset pementasan drama dan Tape Recorder

Gambar orang bermain drama

18

3. Menyiapkan Lembar Kerja

Guru menyiapkan materi yang diajarkan dan menyiapkan materi yang

diajarkan dan menyiapkan materi diskusi.

4. Menyiapkan Lembar Evaluasi

Guru menyiapkan soal-soal evaluasi untuk siswa

5. Menyiapkan lembar observasi untuk teman sejawat

Teman sejawat melakukan observasi terhadap proses pembelajaran

yang dilakukan yang hasilnya akan ditulis dalam lembar observasi.

b. Pelaksanaan

a. Kegiatan Awal

Guru mengkondisikan kelas dan memberikan pertanyaan agar sisw

termotivasi untuk belajar, misalnya :“Siapa yang pernah melihat

pertunjukan drama”.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Kegiatan Inti

Guru menjelaskan materi dengan tindakan :

1) Tindakan 1

Guru memberikan ceramah tentang bermain drama dan

memperdengarkan contoh suara pementasan drama dan

memperlihatkan gambar orang bermain drama.

2) Tindakan 2

Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok (kelompok

asal) setiap kelompok terdiri dari 4 orang, setiap

kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan baik,

sedang, dan kurang. Setiap siswa memperoleh naskah

drama dan guru menentukan tokoh yang harus diperankan

siswa, dimana siswa dalam kelompok asal memperoleh

peran tokoh yang berbeda.

19

Guru memberikan LKS dan membimbing masing-masing

kelompok dalam berdiskusi dan dalam melakukan latihan

drama.

3) Tindakan 3

Guru membimbing dan melakukan evaluasi terhadap siswa

dalam melakukan pementasan drama didepan kelas dan

kelompok yang lainya memperhatikan.

3. Kegiatan Penutup

a. Siswa dan guru menyimpulkan materi pembelajaran.

b. Guru memberikan motivasi belajar

c. Pengamatan / Observasi

Pengamatan atau observasi adalah proses dimana teman sejawat

memberikan penilaian terhadap proses pembelajaran yang disampaikan

oleh guru. Di sini teman sejawat akan melakukan pengamatan dan

penilaian pada lembar observasi yang telah disediakan. Adapun hal-hal

yang akan dinilai dalam pengamatan meliputi :

1. Pra pembelajaran

2. Kegiatan Membuka Pelajaran

3. Kegiatan Inti Pembelajaran

a. Pelaksanaan materi pelajaran

b. Strategi pola pembelajaran

c. Pemanfaatan media pembelajaran

d. Penilaian proses dan hasil belajar

e. Penggunaan bahasa

4. Penutup

Adapun hal-hal yang diobservasi tentang kegiatan siswa dalam proses

belajar mengajar meliputi :

1. Banyaknya siswa yang bertanya (dilihat dari jumlah anak yang

tunjuk jari untuk bertanya)

20

2. Banyak siswa yang menjawab pertanyaan (dilihat dari

partisipasi/tunjuk jari siswa untuk menjawab)

3. Banyak siswa yang ingin maju ke depan kelas.

4. Banyak siswa yang mengerjakan tugas

5. Banyak siswa yang melamun

6. Banyak siswa yang mengerjakan tugas lain

7. Banyak siswa yang mengganggu teman

8. Banyak siswa yang keluyuran di luar kelas

Untuk lebih jelasnya, bentuk format lembar observasi dapat dilihat

pada bagian hasil penelitian dan lampiran.

d. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk meninjau

kembali pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan dasar

hasil observasi teman sejawat. Ini berguna untuk mengetahui kekurangan-

kekurangan dalam proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir

yang bertujuan untuk memperbaiki dan penyempurnaan pembelajaran.

e. Hasil Kinerja Siklus I

Siklus pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 11 pebruari 2010

dengan mengikut sertakan 18 siswa kelas V SDN 04 Tundagan. Materi

pokok yang diajarkan adalah Memerankan tokoh drama dengan lafal,

intonasi, dan ekspresi yang tepat. Dalam penyampaian materi guru selain

memberi penjelasan, demonstrasi, tanya jawab dan diskusi, siswa juga

diajak diajak untuk mendengarkan contoh cerita drama anak, sehingga

siswa sangat antusias untuk mengikuti pembelajaran.

Data untuk perencanaan telah tertuang dalam RPP, yang dapat

dilihat pada lampiran laporan ini. Sedangkan data pelaksanaan, berupa

nilai evaluasi siswa dan hasil pengamatan siswa dapat adalah sebagai

berikut :

21

Tabel 1

Data nilai siswa pada siklus I Mata Bahasa Indonesia

Kompetensi dasar : memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi,

dan ekspresi yang tepat

Data nilai hasil evaluasi siswa pada siklus I

No.

Nama Siswa

Aspek yang Dinilai

Jml Skor

Nilai

Kriteria Ketuntasan

Minimal ( 64,00)

Lafal Intonasi Penghayatan Ekspresi

3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 Tuntas Tdk

Tuntas

1 Sinem 6 50,00

2 Miswo 8 66,66

3 Narti 8 66,66

4 Saderi 9 75,00

5 Salim 8 66,66

6 Samirin 8 66,66

7 Rantini 6 50,00

8 Samsi fajar 9 75,00

9 Ahmad Z 8 66,66

10 Admilah 8 66,66

11 Muhtadin 6 50,00

12 Ramini 8 66,66

13 Al Maarif 9 75,00

14 Kholil 6 50,00

15 Sangidun 8 66,66

16 Dariman 6 50,00

17 Sarmin 8 66,66

18 Nur K 8 66,66

Jumlah 1141,6

0

Nilai Rata-rata Kelas 63,42

Prosentase Ketuntasan Belajar 72% 28%

22

Keterangan: Untuk mengisi format penilaian, kolom lafal, intonasi, penghayatan,

dan ekspresi diisi dengan membubuhkan tanda ceklis (√ ) pada kolom

skor yang sesuai. Deskriptor

1. Lafal

Skor 3 jika siswa melafalkan kata dengan jelas dan tepat

Skor 2 jika siswa melafalkan kata dengan jelas tapi tidak tepat atau

melafalkan

kata tidak jelas tapi tepat

Skor 1 jika siswa melafalkan kata dengan tidak jelas dan tidak tepat

2. Intonasi

Skor 3 jika intonasi siswa jelas dan tepat

Skor 2 jika intonasi siswa jelas tapi tidak tepat atau intonasi siswa

tepat tapi tidak jelas

Skor 1 jika intonasi siswa tidak jelas dan tidak tepat

3. Penghayatan

Skor 3 jika penghayatan siswa sesuai dengan karakter tokoh yang

diperankan.

Skor 2 jika penghayatan siswa menyimpang dari karakter tokoh

yang diperankan

Skor 1 jika penghayatan siswa tidak sesuai dengan karakter tokoh

yang diperankan

4. Ekspresi

Skor 3 jika ekspresi siswa sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan

Skor 2 jika ekspresi siswa menyimpang dari karakter tokoh yang

diperankan

Skor 1 jika ekspresi siswa tidak sesuai dengan karakter tokoh yang

diperankan

Nilai akhir = skor perolehan

skor ideal (12)

Nilai Rata-rata kelas = Jumlah Nilai

Banyak siswa

X 100

23

Dalam pembelajaran siklus I diperoleh hasil Nilai rata-rata kelas

63,42 dan prosentase siswa yang nilainya diatas KKM sudah mencapai

72%, hal ini dikarena guru dalam pembelajaran sudah menerapkan model

pebelajaran kooperatif teknik jigsaw dan sudah cukup menerapkan media

dan alat peraga yang sesuai dalam pembelajaran.

Dari hasil tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa hasil

pelaksanaan siklus I masih belum berhasil sehingga perlu dilaksanakan

pembelajaran pada siklus 2.

Tabel 2

Pengelompokan nilai siswa pada siklus I

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kompetensi dasar : memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi,

dan ekspresi yang tepat

Kelompok Nilai Jumlah siswa Persentase

A >8 0 0%

B 7-8 3 17%

C 6-<7 10 56%

D <6 5 27%

Jumlah 18 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang sangat baik menguasai

materi tidak ada, siswa yang baik menguasai materi ada 3 anak, yang cukup

menguasai materi ada 10 anak dan yang kurang menguasai materi ada 5

anak.

24

Diagram Batang I

Nilai S iswa pada Siklus I

JU

ML

AH

SIS

WA

20

Siklus I

18

16

14

12

10

8

6

4

2

0

A B C D

NILAI SISWA

25

Data singkat dari hasil observasi yang dilakukan oleh teman sejawat adalah

sebagai berikut: Tabel 4

Hasil Observasi

NO Aspek yang diamati Hasil

1 Pra pembelajaran Baik

2 Kegiatan membuka pelajaran Baik

3 Kegiatan inti pelajaran

A.Pelaksanaan materi pelajaran Sedang

B.Strategi belajar Sedang

C.pemanfaatan media pembelajaran Sedang

D.Penilaian proses dan hasil belajar Baik

E.Penggunaan bahasa Baik

4 Penutup Baik

Keterangan: Untuk mengetahui lebih lengkap dan jelas dapat dilihat pada

lampiran. Tabel 5

Data pengamatan motivasi siswa pada siklus I

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar: Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan

ekspresi yang tepat

No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Sinem - - V V - - V V V

2. Miswo - - - V V - - V -

3. Narti - - V V - - - - -

4. Saderi V V V V - - - - -

5. Salim - - - V - - - - -

6. Samirin - - - V - - V - -

7. Rantini V V V V - - - - -

8. Samsi fajar V V V V - - - - -

9. Ahmad Zaenal V V V V - - - - -

10. Admilah - - - V - - V V -

11. Muhtadin - - V V - - - - -

12. Ramini - - - V - V - - -

13. Al Maarif - V V V - - - - -

14. Kholil V V V V - - V - V

15. Sangidun - V V V - - - - -

16. Dariman - V V V V V - - -

17. Sarmin - - V V - - - - -

18. Nur Khasanah V V V V - - - - -

Jumlah 6 9 13 18 2 2 4 3 2

26

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kolom nomor 1 anak yang ingin

bertanya 12 anak, kolom nomor 2 banyak anak menjawab 24 anak, kolom

nomor 3 banyak maju kedepan 28,kolom nomor 4 siswa yang mengerjakan

tugas 36 anak, kolom nomor 5 siswa yang melamun 2, kolom nomor 6 siswa

yang mangerjakan tugas lain 4 anak , kolom nomor 7 siswa yang berbicara

tidak relevan 4 siswa , kolom nomor 8 siswa mengganggu teman 4 anak ,

kolom nomor 9 keluyuran keluar kelas 2 anak.

Tabel 6

Pengelompokan data pengamatan motivasi siswa pada siklus 1 mata

pelajaran Bahasa Indonesia. Kompetensi Dasar : Memerankan tokoh drama

dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat

NO

Keterangan Siklus 1 Jumlah anak

1 Siswa yang bertanya 33% 6

2 Siswa yang menjawab 50% 9

3 Siswa yang maju kedepan 72% 13

4 Siswa yang mengerjakan tugas 100% 18

5 Siswa yang melamun 11% 2

6 Siswa yang mengerjakan tugas lain 11% 2

7 Siswa yang berbicara tidak relevan 22% 4

8 Siswa yang mengganggu teman 16% 3

9 Siswa yang keluyuran diluar kelas 11% 2

Adapun hasil dari refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan teman

sejawat, diperoleh data sebagai berikut :

a. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sudah

cukup berhasil meningkatkan motivasi siswa.

b. Dalam proses pembelajaran siswa terlibat mulai aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

c. Siswa dapat belajar dengan perasaan senang tidak ada ketakutan /

tekanan.

d. Siswa dalam mengikuti KBM dapat kerjasama dalam kelmpok.

e. Hasil evaluasi belajar juga mengalami peningkatan walaupun masih

ada yang belum tuntas.

27

Kelemahan proses pembelajaran siklus I, antara lain :

a. Siswa masih kesulitan dalam menjiwai peran dalam cerita.

b. Waktu yang tersedia sudah habis tapi KBM belum selesai.

c. Penggunaan alat peraga kurang optimal karena hanya menggunakan

media audio dan gambar.

d. Hadirnya observer juga mempengaruhi KBM, siswa agak terbagi

konsentrasinya.

Dari hasil observasi dan refleksi maka peneliti harus melakukan langkah-

langkah sebagai berikut :

a. Guru harus lebih dapat melatih siswa dalam melakukan penjiwaan sesuai

dengan peran dalam cerita drama.

b. Meningkatkan disiplin penggunaan waktu dalam pembelajaran.

c. Guru memberi aturan cara bertanya , menjawab , dan harus tunjuk jari

terlebih dahulu.

d. Alat peraga dan media pembelajaran harus lebih bervariasi agar lebih

optimal.

e. Sebelum pelajaran guru memberitahu bahwa kelas akan ada observer

didalam kelas sehingga tidak akan mengganggu konsentrasi belajar

siswa.

3. Siklus II

Siklus II (kedua) dilaksanakan pada hari Jumat, 12 Maret 2010 dengan

mengikut sertakan 18 siswa kelas V. Materi pokok yang diajarkan sama

dengan siklus I, dimana siklus II ini adalah tidak lanjut dari siklus I. Guru

lebih mengoptimalkan penggunaan alat peraga serta dalam diskusi dan

pentas drama guru lebih banyak dalam memberikan bimbingan belajar.

Data untuk perencanaan pada siklus II ini juga telah tertuang dalam

RPP, untuk dapat dilihat pada lampiran laporan ini sedangkan data dari hasil

pelaksanaan berupa nilai hasil evaluasi siswa pada siklus II adalah sebagai

berikut :

28

Tabel 7

Data Nilai Siswa pada Siklus II Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kompetensi dasar : Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan

ekspresi yang tepat

Format Hasil Penilaian Bermain Drama Siklus II

No

.

Nama

Siswa

Aspek yang Dinilai

Jml

Skor

Nilai

Kriteria

Ketuntasan Minimal ( 64,00)

Lafal Intonasi Penghayatan Ekspresi

3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 Tuntas Tdk

Tuntas

1 Sinem 8 66,66

2 Miswo 9 75,00

3 Narti 8 66,66

4 Saderi 9 75,00

5 Salim 8 66,66

6 Samirin 8 66,66

7 Rantini 8 66,66

8 Samsi F 11 91,66

9 Ahmad Z 10 83,33

10 Admilah 9 75,00

11 Muhtadin 8 66,66

12 Ramini 8 66,66

13 Al Maarif 9 75,00

14 Kholil 8 66,66

15 Sangidun 9 75,00

16 Dariman 8 66,66

17 Sarmin 8 66,66

18 Nur K 8 66,66

Jumlah 1283,25

Nilai Rata-rata Kelas 71,29

Prosentase Ketuntasan Belajar 100% 0%

29

Dari hasil tes formatif diatas siswa telah dicapai nilai rata-rata kelas 71,29

dan semua nilai siswa sudah dapat mencapai KKM. Berdasarkan hal tersebut

maka pembelajaran pada siklus 2 dapat dikatakan sudah berhasil.

Hal ini dapat dilihat dalam tabel dan diagram berikut:

Tabel 8

Pengelompokkan nilai siswa pada siklus II Mata pelajaran Bahasa Indonnesia

Kompetensi Dasar : Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan

ekspresi yang tepat

Kelompok Nilai Jumlah Siswa Prosentase

A >80 1 6%

B 7-8 6 33%

C 6-7 11 61%

D <6 0 0%

Jumlah 18 100%

Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa siswa yang sangat baik menguasai

materi adalah 1, anak,yang baik menguasai materi 6 anak, anak yang cukup

menguasai materi ada 11 anak, sedangkan siswa yang kurang menguasai

materi tidak ada.

30

DIAGRAM BATANG 2

JU

ML

AH

SIS

WA

35

SIKLUS II

30

25

20

15

10

5

0

> 8

7

s/d

8

6 s/d

7

<

6

NILAI SISWA

31

Tabel 9

Data singkat dari hasil observasi yang di lakukan oleh teman sejawat tentang

implementasi RPR sebagai berikut:

NO Aspek yang di amati Hasil

1 Pra pembelajaran Baik

2 Kegiatan membuka pelajaran Baik

3 Kegiatan inti pelajaran Baik

a. Pelaksanaan materi pembelajaran Baik

b. Strategi belajar Baik

c. Pemanfaatan media pembelajaran Baik

d. Penilaian proses dan hasil belajar Baik

e. Penggunaan bahasa Baik

4 Penutup Baik

Tabel 10

Lembar pengamatan motivasi siswa pada siklus II

Mata pelajaran Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar: Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan

ekspresi yang tepat

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Sinem - - V V - - - V -

2 Miswo - - V V - - - - -

3 Narti - - V V - - - - -

4 Saderi V V V V V V - - -

5 Salim V - V V - - - - -

6 Samirin V - V V - - - - -

7 Rantini V V V V - - - - -

8 Samsi fajar V V V V - - - - -

9 Ahmad Zaenal V V V V - - - - -

10 Admilah - V V V - - - - -

11 Muhtadin - V V V V - - - -

12 Ramini - - V V - - - - -

13 Al Maarif - V V V - - - - -

32

14 Kholil V V V V - - - - -

15 Sangidun - V V V - - - - -

16 Dariman - V V V - V - - -

17 Sarmin - V V V - - - - -

18 Nur Khasanah V V V V - - - - -

JUMLAH 8 12 18 18 2 2 0 2 0

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kolom nomor 1 anak yang ingin

bertanya 8 anak, kolom nomor 2 banyak anak menjawab 12 anak, kolom

nomor 3 banyak maju kedepan 18,kolom nomor 4 siswa yang mengerjakan

tugas 18 anak, kolom nomor 5 siswa yang melamun 2, kolom nomor 6 siswa

yang mangerjakan tugas lain 2 anak , kolom nomor 7 siswa yang berbicara

tidak relevan 0 siswa , kolom nomor 8 siswa mengganggu teman 2 anak ,

kolom nomor 9 keluyuran keluar kelas 0 anak.

Tabel 11

Pengelompokan data pengamatan motivasi siswa pada siklus 11 Mapel

Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar : Memerankan tokoh drama dengan

lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat

LEMBAR PENGAMATAN

NO KETERANGAN JUMLAH

ANAK PRESENTASE

1 Siswa yang bertanya 8 44%

2 Siswa yang menjawab 12 67%

3 Siswa yang maju kedepan 18 100%

4 Siswa yang mengerjakan tugas 18 100%

5 Siswa yang melamun 2 11%

6 Siswa yang mengerjakan tugas lain 2 11%

7 Siswa yang berbicara tidak relevan 0 0%

8 Siswa yang mengganggu teman 2 11%

9 Siswa yang keluyuran diluar 0 0%

33

Hasil dari Refleksi antara peneliti dan teman sejawat ,diperoleh data sebagai

berikut :

a. Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sudah berhasil

meningkatkan motifasi siswa (lembar pengamatan motivasi )

b. Dalam proses pembelajaran siswa aktif dan kreatif ..

c. Pembelajaran menjadi efektif dan menyenagkan karena anak dapat

langsung film tentang drama anak-anak melalui media audio visual.

d. Hasil evaluasi meningkat dengan rata-rata 71,29 artinya siswa mampu

memahami materi yang diajarkan dengan baik .

Kelemahan dalam siklus II tidak ada , hanya karena Waktu pembelajaran yang

terlalu singkat dan media audio visual yang terbatas jumlahnya.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yangt telah dilaksanakan yang terdiri dari

dua siklus. Terdapat peningkatan dalam kegiatan belajar mengajar dari siklus1

ke siklus II, seperti yang terlihat dalam rata-rata hasil belajar dan lembar

pengamatan motifasi siswa.

Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan penerapan model

pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw terlihat motivasi siswa meningkat.

Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw juga dapat membuat

siswa aktif dalam belajar sehingga kemampuan siswa dalam bermain drama

lebih baik.

1. Pembahasan siklus Pertama.

Dari penelitian pada siklus 1 (pertama),teryata hasil yang

didapat kurang memuaskan . Dari hasil pembelajaran siswa pada tabel 1

dapat dilihat bahwa masih ada siswa yang belum menguasai materi.

Walaupun nilai rata-rata ketuntasan belajar sudah 72 % namun ini dirasa

masih belum maksimal , karena masih ada perbedaan nilai yang

mencolok antara siswa yang memiliki nilai rata-rata 75 dan siswa yang

memiliki nilai rata-rata 50.

34

Adapun kekurangan yang jelas terlihat pada strategi / metode

pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran kurang lancer. Untuk hasil

observasi implementasi RPP oleh teman sejawat dapat dilihat dalam

table 4, dan untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran laporan

ini.

Adapun hasil pengamatan motivasi siswa juga kurang memuaskan

dapat dilihat dalam table 6 banyak siswa yang ingin bertanya hanya

33%, masih ada anak yang melamun , mengerjakan tugas lain ,

mengganggu teman dan keluyuran di luar kelas.

Dari hasil pembelajaran siklus 1 kurang berhasil , maka perlu

adanya langkah – langkah perbaikan yang harus dilakukan . langkah

perbaikan yang harus dilakukan antara lain, guru harus dapat lebih tepat

dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dan

harus lebih bervariasi dalam memilih alat peraga dan media

pembelajaran. Guru juga harus memperhtikan materi-materi yang sulit

dipahami anak. Siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran guru

harus tetap memberi bimbingan. Serta perlu adanya perbaikan terhadap

pembelajaran siklus berikut.

2. Pembahasan siklus kedua.

Pada siklus kedua, pembelajarannya sudah berhasil dengan

memuaskan. Semua siswa telah mampu bermain drama dengan lafal,

intonasi dan ekspresi yang tepat., ini terlihat dari nilai rata-rata siswa yang

mencapai 71,29 dan ketuntasan belajar semua siswa diatas KKM.

Semua aspek yang dijadikan observasi teman sejawatpun hasilnya

lebih baik. Ini tidak terlepas dari perbaikan yang dilakukan pada siklus II.

Adapun yang diperbaiki yaitu strategi dalam menerapkan model

pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw penggunaan dan penggunaan

media audio visual sehingga menyenangkan bagi siswa dan bermuara pada

optimalnya hasil belajar siswa.

35

Adapun dari hasil pangamatan motivasi siswa juga meningkat,hal

ini dapat dilihat dalam tabel 2,banyak siswa yang ingin bertanya 44%. ,

siswa yang ingin menjawab 12 anak, semua anak mengerjakan tugas

sampai selesai, walau masih ada anak yang berbicara tidak

relevan,mengganggu teman, tapi jumlahnya menurun sedang yang

keluyuran diluar kelas tidak ada.

Dengan demikian siklus II sudah memuaskan dan terciptanya

pembelajaran yang disukai oleh siswa, sehingga pembelajaran tersebut

bermakna bagi siswa dan akan teringat lama dipikiran mereka (dapat

dilihat dari hasil angka pada lampiran).

3. Pembahasan antar siklus.

Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar ”

Memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat ”

melalui PTK menunjukan hasil yang memuaskan. Siswa mengalami

peningkatan prestasi maupun keaktifan dalam perbaikan pembelajaran dari

siklus pertama sampai kedua. Hasil data tes formatif dari studi awal

sampai perbaikan pembelajaran pada siklus kedua.

36

Tabel 12

Hasil tes Unjuk Kerja Pra Siklus, siklus I dan Siklus II

NO

NAMA

INDUK

NILAI

HASIL PEMBELAJARAN KET

PRA

SIKLUS

SIKLUS

I

SIKLUS

II

1 Sinem 397 41,66 50,00 66,66 Nilai

KKM

64,00

2 Miswo 437 66,66 66,66 75,00

3 Narti 438 41,66 66,66 66,66

4 Saderi 441 66,66 75,00 75,00

5 Salim 442 66,66 66,66 66,66

6 Samirin 443 66,66 66,66 66,66

7 Rantini 455 33,33 50,00 66,66

8 Samsi fajar 456 75,00 75,00 91,66

9 Ahmad Zaenal 457 66,66 66,66 83,33

10 Admilah 459 33,33 66,66 75,00

11 Muhtadin 460 41,66 50,00 66,66

12 Ramini 461 66,66 66,66 66,66

13 Al Maarif 462 75,00 75,00 75,00

14 Kholil 463 41,66 50,00 66,66

15 Sangidun 464 66,66 66,66 75,00

16 Dariman 465 50,00 50,00 66,66

17 Sarmin 466 66,66 66,66 66,66

18 Nur Khasanah 469 66,66 66,66 66,66

JUMLAH 1033,24 1141,60 1283,25

NILAI RATA-RATA KELAS 57,40 63,42 71,29

PROSENTASE KETUNTASAN 61 % 72 % 100 %

37

Indikator keberhasilan pembelajaran :

a) Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa dalam kemampuan bermain drama

mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah diatas nilai Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM), yaitu 64,00.

b) Siswa yang mendapat nilai di atas KKM minimal sebanyak 75 %.

Dari data diatas dapat dilihat hasil perubahan nilai yang diperoleh siswa tiap -

tiap siklus.Perubahan prestasi siswa dapat diuraikan sebagai berikut:

1.Siswa yang belum tuntas belajar:

1) Pada Pra siklus siswa yang belum tuntas belajar 7 anak atau 39% dari

jumlah 18 siswa.

2) Pada siklus pertama siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 5 anak

atau 28% dari 18 siswa.

3) Pada siklus ke dua siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 0 anak atau

0% dari 18 siswa.

2.Siswa yang sudah tuntas belajar:

1) Pada Pra siklus siswa yang tuntas belajar 11 anak atau 61%

2) Pada siklus pertama siswa yang tuntas belajar sebanyak 13 anak atau

72% dari 18 siswa.

3) Pada siklus kedua siswa yang tuntas belajar sebanyak 18 anak atau 100%

dari 18 siswa.

38

Tabel 13

Rekap Ketuntasan Belajar tiap-tiap siklus

NO URAIAN

SISWA TUNTAS

BELAJAR

SISWA BELUM

TUNTAS BELAJAR

Frekuensi % Frekuensi %

1 Studi awal 11 61 % 7 39 %

2 Siklus pertama 13 72 % 5 28 %

3 Siklus kedua 18 100 % 0 0 %

GRAFIK PENINGKATAN KETUNTASAN

BELAJAR

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Pra

Siklus

Siklus

I

Siklus

II

ProsentaseKetuntasanKKM

Nilai Rata-rataKelas

39

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan suatu laporan pembelajaran akan di dapat suatu

kesimpulan yang merupakan hasil dari masalah yang di bahas. Maka dari itu

hasil pembahasan dapat di tarik kesimpulan bahwa, penerapan model

pembelajaran teknik Jigsaw dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan

siswa kelas V dalam bermain drama pada mata pelajaran bahasa Indonesia,

kompetensi dasar “memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan

ekspresi yang tepat”. Hal ini dapat terlihat dari data hasil belajar siswa yang

meningkat. Data yang diperoleh selama penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan dalam 2 siklus menunjukkan ketuntasan belajar siswa diatas

KKM jumlahnya meningkat meningkat dari 72% menjadi 100% pada akhir

siklus II atau meningkat sebesar 28%. Rata-rata kelas juga mengalami

peningkatan dari 63,42 meningkat menjadi 71,29 pada siklus II atau terjadi

peningkatan sebesar 7,87 poin.

Berdasarkan data tersebut peneliti menyimpulkan bahwa penerapan

model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatkan

kemampuan bermain drama siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia di

kelas V SD Negeri 04 Tundagan tahun pelajaran 2009/2010.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas,beberapa hal yang sebaiknya di

lakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran untuk

memperoleh hasil yang memuaskan, di antaranya:

1. Guru harus dapat menguasai berbagai model pembelajaran dan dapat

memilih yang sesuai supaya dapat diterapkan dalam pembelajaran,

sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan dan bermakna bagi

siswa

40

2. Guru harus pandai menumbuhkan minat dan daya tarik dan motivasi siswa

terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam kemampuan

bermain drama.

3. Guru harus dapat memberi kesempatan untuk berperan aktif dalam proses

pembelajaran.

4. Hendaknya kita sebagai guru selalu berupaya melakukan inovasi

pembelajaran agar siswa lebih menguasai materi pelajaran.

5. Guru hendaknya menggunakan alat peraga dan media dalam pembelajaran

6. Guru harus menciptakan lingkungan yang kondusif guna mendukung

keberhasilan pembelajaran.

41

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S. dkk. 1991. Bahasa Indonesia III. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas.

2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Djuanda, D. 2008. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di

SD. Bandung: Pustaka Latifah.

Haryadi-Zamzani. 1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.

Jakarta: Depdikbud.

Karli, H-Margaretha. 2004. Model-model Pembelajaran. Bandung: CV

Bina Media Informasi.

Kasbolah, K. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.

Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Rakhmat-Suherdi. 1998/1999. Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Dedikbud.

Rofi`uddin, A-Zuchdi, D. 1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

di Kelas Tinggi. Jakarta: Depdikbud.

Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan PTK. Yogyakarta: Depdikbud.

http://yusti-arini.blogspot.com/2009/08/model-pembelajaran-kooperatif.html (

diakses tanggal 4 Januari 2010 )

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/teknik-elektro/pengaruh-model-

pembelajaran-kooperatif-tipe-think-pare-share-tps-dan-ba ( diakses tanggal 5 Januari 2010 )

http://tpcommunity05.blogspot.com/2008/03/kel-3-cooperative-learning-

sebagai_05.html ( diakses tanggal 5 Januari 2010 )

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/tips-motivasi-belajar-

siswa-1.html ( diakses tanggal 6 Januari 2010 ) http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/teori-

konstruktivisme.html ( diakses tanggal 6 Januari 2010 )

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/langkah-langkah-model-

pembelajaran.html ( diakses tanggal 6 Januari 2010 )

42