Upload
ari-ibnu-umar
View
3.208
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI INDEX CARD MATH (ICM) UNTUK MENINGKATKANHASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA YLPI PEKANBARU
Citation preview
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN
STRATEGI INDEX CARD MATH (ICM) UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA
SMA YLPI PEKANBARU
SKRIPSI
Oleh:
ASTRI WAHYUNI
NPM: 076410145
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2010
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
A. JUDUL: Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Index Card Math (ICM)
untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA SMA YLPI
PEKANBARU.
B. BIDANG KAJIAN : Pendidikan Matematika
C. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia, negara, maupun
pemerintah pada era reformasi ini. Pembaruan demi pembaruan selalu diupayakan
agar pendidikan benar-benar dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam
usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana telah diamanatkan oleh
para pendiri Republik Imdonesia yang dituangkan dalam pembukaan UUD 1945
(Suyanto, 2000).
Menurut Dinn Wahyudin, dkk (2006:217) pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan
bagi perannnya di masa mendatang. Jadi pendidikan dapat diartikan suatu media yang
bersifat sistematis yang diarahkan dengan tujuan perubahan tingkahlaku, sehingga
manusia itu sendiri mengalami tingkat pendewasaan.
Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu
perkembangan potensi dan kemampuan anak didik, agar bermanfaat bagi kepentingan
hidupnya sebagai seorang individu dan warga negara. Terlaksananya pedidikan
melalui proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan inti dari pendidikan secara
keseluruhan, dimana guru sebagai pemegang peranan utamanya. Guru sebagai seorang
pendidik yang terlibat langsung dalam proses belajar mengajar bertugas menciptakan
kondisi belajar yang dapat membuat siswa belajar dengan optimal untuk mendapatkan
prestasi belajar yang memuaskan. Oleh karena itu, seorang guru harus mengupayakan
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
agar siswa aktif dalam proses belajar dengan cara menggunakan strategi pembelajaran
yang tepat sehingga prestasi belajar siswa meningkat.
Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat menarik untuk dibahas, hal
ini disebabkan oleh suatu kesadaran bahwa melalui pendidikan manusia dapat
menggali segenap potensi yang dibawa sejak lahir. Untuk itu pemerintah dan
masyarakat telah melakukan berbagai usaha untuk mencapainya, salah satu bentuk
usaha yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat adalah dengan memberikan
pendidikan formal dan nonformal. Khususnya pada pendidikan fomal itu sendiri
terdapat berbagai macam bidang studi diantaranya adalah bidang studi matematika.
Tujuan pendidikan mencakup tiga domain atau ranah, yaitu ranah kognitif, afektif
dan psikomotor. Ranah kognitif merupakan tujuan pendidikan yang mengarah kepada
kemampuan intelektual, kemampuan berfikir maupun kecerdasan yang akan dicapai.
Ranah afektif merupakan tujuan pendidikan yang mengarah kepada kemampuan-
kemampuan bersikap dalam menghadapi realitas atau masalah-masalah yanh muncul
disekitarya. Ranah psikomotor merupakan tujuan pendidikan yang mengarah kepada
keterampilan-kerampilan.
Matematika merupakan salah satu ilmu yang mempunyai peranan penting dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena pentingnya peranan
matematika tersebut, maka disetiap jenjang pendidikan matematika perlu
mendapatkan perhatikan. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
pendidikan matematika memberikan penataan nalar, keterampilan dan pembentukan
siswa dalam mengubah tingkah laku kearah yang lebih baik.
Matematika merupakan mata pelajaran yang mempunyai peranan yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Pentingnya matematika muncul dari kenyataan
bahwa matematika perlu untuk dipelajari, dikuasai serta dikembangkan. Hal ini sesuai
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
dengan tujuan pembelajaran matematika yang termuat dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu: (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat dalam memecahkan masalah, (2) Menggunakan penalaran
pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan dan pernyataan matematika, (3) Memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4)
Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah, dan (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah
(Depdiknas, 2006:2).
Dalam proses pembelajaran matematika diharapkan terciptanya suatu kondisi
dimana antara pengajar dan pembelajar terjadi komunikasi yang baik. Pengajar dapat
menyampaikan materi secara optimal dan pembelajar dapat menerima materi yang
diajarkan dengan maksimal. Dari berbagai bentuk interaksi, khususnya mengenai
interaksi yang disengaja, ada istilah interaksi edukatif. Interaksi edukatif adalah
interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan
pengajaran. Oleh karena itu, interaksi edeukatif perlu dibedakan dari bentuk interaksi
yang lain. Dalam arrti yang lebih spesifik pada bidang pengajaran, dikenal adanya
istilah interaksi belajar mengajar. Dengan kata lain, apa yang dinamakan interaksi
edukatif, secara khusus adalah sebagai interaksi balajar-mengajar. Interaksi belajar
mengajar mengandung suatu arti adanya interaksi dari tenaga pengajar yang
melaksanakan tugas mengajar di satu pihak, dengan warga belajar (siswa, anak
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
didik/subjek belajar) yang sedang melaksanakan kegiatan belajar, diharapkan
merupakan proses motivasi. Maksudnya, bagaimana dalam proses interaksi itu pihak
pengajar mampu memberikan dan mengembangkan motivasi kepada siswa/pesrta
didik/warga belajar, agar dapat melakukan kegiatan belajar secara optimal (Sardiman,
2010:1).
Matematika merupaka saah satu materi ajar yang berkaitan dengan mempelajari
ide-ide atau konsep yang bersifat abstrak. Hal ini membuat peserta didik beranggapan
bahwa matematika merupakan materi ajar yang sulit. Pada kenyataannya banyak
peserta didik juga kurang berminat terhadap matematika. Hal ini akan berdampak
pada kurangnya penguasaan terhadap konsep-konsep dalam matematika. Selain
pemahaman konsep dalam matematika, penanaman konsep yang benar juga sangat
diperlukan dalam kegiatan pembelajaran matematika. Jika konsep dasar yang diterima
peserta didik salah maka sukar memperbaiki kembali terutama jika sudah diterapkan
dalam penyelesaian suatu permasalahan, sehingga penting sekali untuk membuat
peserta didik memahami suatu konsep.
Pada pembelajaran matematika yang dikehendaki adalah pembelajaran yang
diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang menorong siswa secara aktif, baik fisik,
mental, maupun sosial. Ada banyak faktor yang akan menghambat penciptaan suasana
pembelajaran tersebut. Faktor penghambat bisa datang dari guru itu sendiri yang
kurang inovatif, sehingga dalam kegiatan pembelajaran cenderung monoton dan
menjenuhkan. Hal ini akan membuat peserta didik merasa bosan dalam kegiatan
pembelajaran, pada keadaan seperti ini guru harus dapat mengetahui masalah yang ada
di kelas dan menanganinya dengan cara yang tepat. Salah satu caranya adalah
menggunakan model dan strategi belajar bervariasi yang disesuaikan pada tiap materi
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
pelajaran yang akan disajikan sehingga siswa tidak bosan pada saat belajar dan lebih
termotivasi untuk belajar.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru matematika di SMA YLPI
Pekanbaru kelas XI IPA, KKM yang ditetapkan SMA YLPI Pekanbaru untuk
pelajaran matematika adalah 65. Lebih lanjut guru matematika SMA YLPI Pekanbaru
mengatakan bahwa hasil belajar matematika siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat
dari rendahnya tes hasil belajar matematika siswa pada mid semester tahun ajaran
2010/2011. Dari 30 siswa, Siswa yang mencapai KKM ada 20 siswa, sedangkan 10
siswa lainnya belum mencapai KKM. Menurut guru faktor rendahnya hasil belajar
dikarenakan siswa kurng memperhatikan guru dalam mengajar, kurang aktif dalam
pembelajaran, malu bertanya jika tidak mengerti, dan lupa dengan materi yang
disampaikan oleh guru. Disamping itu pada saat mengerjakan latihan, siswa malas
untuk belajar sendiri, sebagian besar siswa jika mengalami kesulitan dalam
mengejakan tugas mereka tidak mau berusaha untuk menyelesaikannya dan mereka
selalu mengandalkan salah seorang siswa yang mereka anggap bisa.
Berdasarkan observasi penulis, proses pembelajaran yang selama ini dilakukan
umumnya menggunakan metode ceramah. Menurut penulis, metode yang diterapkan
oleh guru kurang bervariasi, sehingga tidak semua siswa tertarik untuk memperhatikan
penjelasan dari guru. Siswa juga tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran
sehingga kurangnya kesempatan siswa dalam membangun pengalaman belajarnya.
Guru juga jarang memberikan latihan, sehingga siswa tidak terbiasa membahas soal-
soal dan akibatnya siswa mudah lupa dengan materi yang disampaikan oleh guru.
Dari kondisi tersebut, penulis ingin memperkenalkan suatu strategi pembelajaran
dengan cara membagi kelas menjadi pasangan-pasangan yaitu stategi index card math
(ICM). Dalam strategi ini guru membagi siswa dalam beberapa kelompok heterogen
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
dan memberikan latihan melalui kartu pertanyaan dan kartu jawaban, sehingga belajar
menjadi suatu proses yang menyenangkan dan siswa tertarik untuk mengikuti proses
pembelajaran. Strategi juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari
pasangan dan bekerjasama dengan pasangannya, sehingga setiap siswa dapat aktif
dalam proses pembelajaran. Strategi ini merupakan cara aktif dan menyenangkan
untuk meninjau ulang materi pelajaran. Cara ini memungkinkan siswa untuk
berpasangan dan memberikan pertanyaan kuis kepada temannya (Silberman,
2009:250). Namun, dalam strategi Index Card Math (ICM) ini guru hanya
memberikan kartu pertanyaan dan kartu jawaban saja, siswa diperintahkan untuk
menyelesaikan soal yang ada pada kartu yang mereka miliki. Disini siswa akan
bingung bagaimana cara menyelesaikan soal yang ada pada kartu yang mereka miliki
serta dalam pelaksanaan pencarian pasangan akan membuat kondisi kelas menjadi
ribut. Oleh sebab itu kekurangan ini akan ditanggulangi dengan penerapan
pembelajaran kooperatif dimana guru akan menjelaskan materi secara garis besar,
kemudian memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS tersebut berguna untuk
menuntun siswa dalam memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif,
siswa bekerjasama dalam kelompoknya dalam menyelesaikan masalah sehingga siswa
siswa yang tidak mengerti dapat bertanya kepada teman sekelompoknya. Dengan
demikian peneliti mengkombinasikan model pembelajaran kooperatif dengan strategi
Index Card Math (ICM).
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk
mengangkat pemasalaha ini dalam bentuk penelitian yang berjudul “Penerapan
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika siswa Kelas XI IPA SMA YLPI Pekanbaru”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan maka penulis merumuskan
masalah dalam penelitian ini yaitu: Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif
dengan strategi Index Card Math (ICM) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi pokok Komposisi Dua Fungsi dan Fungsi Invers di kelas XI IPA SMA YLPI
Pekanbaru?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
matemtika siswa kelas XI IPA SMA YLPI Pekanbaru pada materi pokok Komposisi
Dua Fungsi dan Fungsi Invers tahun ajaran 2010/2011.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Sekolah, diharapkan dapat dijadikan masukan dalam rangka perbaikan proses
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan sebagai bahan
pertimbangan dalam rangka meningkatkan dan memperbaiki kualitas pendidikan.
2. Guru, melalui pembelajaran kooperatif dengan strategi Index Card Math (ICM)
dapat dijadikan sebagai salah satu variasi pembelajaran matematika di kelas XI
IPA SMA YLPI Pekanbaru terutama dalam pokok bahasan Komposisi Dua Fungsi
dan Fungsi Invers
3. Siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya dalam mata pelajaran
matematika di kelas XI IPA SMA YLPI Pekanbaru terutama pada materi pokok
Komposisi Dua Fungsi dan Fungsi Invers
4. Penulis, diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan penulis yang tertuang
dalam karya ilmiah dan melaksanakan penelitian dalam pendidikan matematika.
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
D. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan yang baru, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Sardiman (2010:20) mendefenisikan belajar sebagai usaha penguasaan materi ilmu
pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menujun terbentuknya kepribadian
seutuhnya. Selanjutnya Slameto (2010:2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Selanjutnya Sardiman (2010: 20) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu perubahan
tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan seseorang yang
dapat memberikan perubahan tingkah laku dalam dirinya sebagai hasil dari pengalaman
dan interaksi dengan lingkungannya.
Hasil belajar merupakan faktor yang penting dalam pendidikan, secara umum belajar
dipandang sebagai perwujudan nilai yang diperoleh siswa melalui proses belajar
mengajar. Hasil belajar yang diperoleh siswa sangat tergantung dari motivasi belajar.
Menurut Sudjana (2008:3) bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku yang diinginkan siswa. Perubahan ini dapat ditunjukkan dalam bentuk
pengetahuan, pemahaman, sikap dan kemampuan. Oleh sebab itu, seorang guru yang
ingin mengetahui apakah tujuan pembelajaran dapat dicapai atau tidak, ia dapat
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
melakukan evaluasi diakhir proses belajar mengajar. Dengan demikian, hasil belajar
adalah suatu perubahan yang terjadi setelah proses pembelajaran berupa skor-skor tes
diakhir materi pelajaran.
Sutikno, Sobry (2009:12) mengatakan bahwa belajar bukanlah sesuatu yang terjadi
Secara alamiah, tetapi hanya akan terjadi dengan adanya kondisi-kondisi tertentu, yaitu
(a) internal, yaitu menyangkut kesipan siswa dan apa yang telah dipelajari siswa
sebelumnya, dan (b) eksternal, yang merupakan situasi belajar dan penyajian stimuli
yang secara sengaja diatur oleh guru dengan tujuan memperlancar proses belajar.
Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subjek
belajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak faktor yang
berpengaruh itu, secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari
dalam) diri si subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) si subjek belajar (Sardiman,
2010:39). Dalam hubungannya dengan proses interaksi belajar-mengajar yang lebih
menitikberatkan pada soal motivasi dan reinforcement, pembicaraan mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor intern.
Faktor intern ini sebenarnya menyangkut faktor-faktor fisiologis dan faktor psikologis.
Berdasarkan uraian diatas diperoleh suatu kesimpulan bahwa hasil belajar adalah
suatu yang menjadi milik siswa berupa tingkat penguasaan/pemahaman setelah dilakukan
proses pembelajaran. Sedangkan hasil belajar matematika pada penelitian ini adalah
tingkat penguasaan yang dicapai siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif
dengan strategi Index Card Math (ICM) pada materi pokok....
2. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-
tugas yang terstruktur (Anita Lie, 2008:12). Selanjutnya Isjoni (2010:12) menyatakan
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa
sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling
bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.
Menurut (Slavin dalam Isjoni, 2010:12) pembelajaran kooperatif adalah suatu
model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Kelompok heterogen bisa dibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman gender, latar
belakang agama, sosio-ekonomi dan etnik, serta kemampuan akademik. Dalam hal
kemampuan akademik pembelajaran kooperatif biasanya terdiri dari satu orang
berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan akademis sedang, dan
satu orang lainnya dari kelompok berkemampuan akademis kurang (Anita Lie, 2008:41).
Model ini tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit,
tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerjasama,
dan membantu teman. Dalam pembelajaran ini siswa terlibat aktif pada proses
pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan
komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi
belajarnya.
Insert prosedur heterogenitas
Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif menurut (Lungdren dalam
Isjoni, 2010:13) sebagai berikut:
a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tanggelam atau berenang
bersama”.
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadapa siswa atau peserta didik lain
dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri daam mempelajari
materi yang dihadapi.
c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.
d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara
para anggota kelompok.
e. Para siswa memberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh
terhadap evaluasi kelompok.
f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan kerja
sama selama belajar.
g. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif.
Adapun ciri-ciri pembelajaran kooperatif yaitu : (a) setiap anggota memiliki peran, (b)
terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa, (c) setiap anggota kelompok
bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, (d) guru
membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, dan (e)
guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
dirancang agar siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dengan cara bekerja
sama di dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen.
Pada dasarnya pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-
tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum (Ibrahim dkk, dalam
Isjoni:27), yaitu:
a. Hasil belajar akademik
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
Dalam pembelajaran kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga
memperbaiki prestasi siswa dan tugas-tugas akademis lainnya. Beberapa ahli
berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-
konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan, model struktur
penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik
dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Disamping mengubah
norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajran kooperatif dapat memberi
keuntungan, baik pada siswa kelompok bawah maupu kelompok atas yang bekerja
sama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari
orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan
ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai
latar belakang dan kondisi untuk bekerja dan bergantung pada tugas-tugas akademik dan
melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
c. Pengembangan ketermpilan sosial
Tujuan penting yang terakhir adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja
sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial penting dimiliki siswa, sebab saat
ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.
Ibrahim dkk (dalam Trianto, 2007:48) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif
terdiri dari enam tahap. Adapun keenam tahap tersebut disajikan dalam tabel 2.2
Tabel 2.2 : Tahap-Tahap Model Pembelajaran Kooperatif
Tahap Aktivitas Guru
1. Menyapaikan tujuan pembelajaran
dan motivasi siswa.
Guru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
belajar.
2. Menyajikan Informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa.
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar.
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi/perpindahan secara efisien.
4. Membimbing kelompok bekerja dan
belajar.
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
mereka.
5. Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempersentasikan hasil
kerjanya.
6. Memberikan penghargaan. Guru mencari cara-cara untuk menghargai
baik upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.
Dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif melalui tahap-tahap sebagai berikut:
2.2.1 Tahap Persiapan
Pada tahap ini guru melakukan beberapa langkah-langkah sebagai berikut :
a. Dalam menerapkan pembelajaran kooperatif dipilih materi yang akan disajikan
dalam pembelajaran.
b. Membuat perangkat pembelajaran berupa Silabus dan Sistem Penilaian,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Pengamatan, Lembar
Kerja Siswa (LKS), dan kartu indeks.
c. Menetukan skor dasar individu.
Skor dasar diperoleh berdasarkan skor tes individu pada materi sebelumnya.
d. Membentuk kelompok kooperatif.
Anggota kelompok dipilih secara heterogen yang berjumlah empat orang yaitu
satu siswa dengan kemampuan akademik tinggi, dua orang siswa dengan
kemapuan akademik sedang dan satu orang siswa dengan kemampuan
akademik rendah. Dalam pembentukan kelompok tersebut berdasarkan daya
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
beda, yaitu kelompok tinggi 25 % dari jumlah siswa, kelompok rendah 25 %
dari jumlah siswa, kelompok rendah 25 % dari jumlah siswa, dan kelompok
sedang 50 % dari jumlah siswa (Purwanto, 2006:119).
2.2.2 Penyajian Kelas
Tahap ini diawali dengan pendahuluan. Pada tahap pendahuluan ini guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang akan digunakan,
kemudian mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar yang telah ditetapkan
serta menyampaikan materi secara garis besar.
2.2.3 Kegiatan Kelompok
Pada kegiatan kelompok ini guru memberikan LKS. Selama kegiatan
kelompok guru bertindak sebagai fasilitator dan memonitor kegiatan setiap kelompok.
Tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan oleh guru dan
mendiskusikan soal LKS. Jika ada anggota kelompok belajar yang belum memahami
materi atau tugas kelompok, maka teman sekelompok bertanggung jawab untuk
menjelaskan sebelum meminta bantuan kepada guru.
2.2.4 Evaluasi
Guru memberikan tes kepada siswa yang dikerjakan secara individu daam
waktu yang sudah ditentukan oleh guru. Soal yang dikerjakan secara individu tersebut
akan digunakan untuk melihat nilai perkembangan siswa.
2.2.5 Penghargaan Kelompok
Untuk penghargaan kelompok terdiri dari beberapa langkah, yaitu :
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
a. Menghitung Skor Individu dan Skor Kelompok
Perhitungan skor tes individu bertujuan untuk menentukan nilai perkembangan
individu yang disumbangkan sebagai skor kelompok. Nilai perkembangan
individu dihitung berdasarkan selisih perolehan skor tes individu terdahulu
dengan skor tes akhir. Dengan cara ini setiap anggota memiliki kesempatan yang
sama untuk memberikan sumbangan skor maksimum bagi kelompoknya. Kriteria
sumbangan skor kelompok bersumber dari (Slavin, dalam Isjoni 2010:53) seperti
terlihat pada tabel 2.3 berikut:
Tabel 2.3 : Nilai Perkembangan Siswa
Skor Tes Nilai
Perkembangan
Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 5
10 poin hingga 1 poin di bawah skor dasar 10
Sama dengan skor dasar sampai 10 poin di atasnya 20
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30
Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor dasar) 30
b. Memberikan Penghargaan Kelompok
Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan
masing-masing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah
anggota kelompok. Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor
rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat dan
kelompok super. Menurut Isjoni (2010:54) adapun kriteria yang digunakan untuk
menetukan pemberian penghargaan terhadap kelompok adalah sebagai berikut :
1. Kelompok dengan skor rata-rata 15, sebagai kelompok baik.
2. Kelompok dengan skor rata-rata 20, sebagai kelompok hebat.
3. Kelompok dengan skor rata-rata 25, sebagai kelompok super.
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
Slavin mengemukakan bahwa guru dapat mengubah kriteria tersebut.
Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Kelompok yang mempunyai interval 5 ≤ skor rata-rata ≤ 10 sebagai
kelompok Baik.
2) Kelompok yang mempunyai interval 10 ≤ skor rata-rata ≤ 20 sebagai
kelompok Hebat.
3) Kelompok yang mempunyai interval 20 ≤ skor rata-rata ≤ 25 sebagai
kelompok super.
2.4 Strategi Index Card Math ( ICM)
Dalam kegiatan pembelajaran matematika banyak sekali strategi pembelajaran
yang dapat diterapkan sehingga siswa dapat memahami konsep matematika dengan
baik dan menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan. Salah satu strategi
pembelajaran yang digunakan adalah strategi Index Card Math (ICM).
Menurut Silberman (2009:250) Index Card Math (ICM) merupakan salah satu
strategi pembelajaran yang dapat membawa siswa ke suasana yang menyenangkan
dan akan membuat aktif dalam pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi
siswa untuk bekerjasama dengan pasangannya.
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan strategi Index Card Math (ICM)
menurut Zaini (2007:69) adalah :
1. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah siswa yang ada di dalam kelas.
2. Bagi kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
3. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah
bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
4. Pada separoh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang tadi
dibuat.
5. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
6. Beri siswa satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan
berpasangan. Separoh siswa akan mendapatkan soal dan separoh siswa lain akan
mendapatkan jawaban.
7. Minta siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah
menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan.
8. Setiap pasangan secara berpasangan akan membacakan soal yang diperolehnya,
selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain.
9. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.
Dari paparan diatas dapat penulis kemukakan bahwa strategi Index Card Math
(ICM) ini mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya:
1. Membuat siswa aktif dalam proses belajar mengajar.
2. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
3. Memungkinkan siswa bekerja sama dalam arti pertukaran ilmu.
4. Memperkuat ingatan siswa terhadap pelajaran.
5. Meningkatkan motivasi belajar siswa.
2.5 Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Index Card Math (ICM)
Pembelajaran kooperatif dengan strategi Index Card Math (ICM) dalam
penelitian ini dilaksanakan dengan cara mengintegrasikan strategi Index Card Math
(ICM) dalam embelajaran kooperatif. Dengan demikian langkah-langkahnya dalah
sebagai berikut :
Langkah I : Persiapan
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Guru menyiapkan materi yang akan disajikan, serta alat dan sarana yang
dibutuhkan berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), kartu pertanyaan dan kartu
jawaban.
2. Menentukan skor dasar siswa dan membagi siswa dalam kelompok kooperatif.
Langkah II : Penyajian Kelas
Pada langkah ini, kegiatan yang dilakuka adalah :
1. Kegiatan Awal
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, memotivasi siswa,
mengingatkan materi prasyarat dan menginformasikan strategi pembelajaran yang
digunakan.
2. Kegiatan Inti.
a. Guru menjelaskan materi pelajaran secara garis besar.
b. Guru meminta siswa untuk duduk berdasarkan kelompoknya masing-masing.
c. Guru membagikan LKS kepada seluruh siswa.
d. Guru mengawasi aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
Langkah III : Kegiatan Kelompok
e. Masing-masing kelompok mendiskusikan LKS yang diberikan oleh guru.
f. Guru membimbing siswa membahas LKS yang telah diajarkan.
g. Guru memberikan 4 kartu tiap kelompok dengan ketentuan 2 kartu merupakan
kartu pertanyaan dengan nomor kartu yang berbeda dan 2 kartu lagi
merupakan kartu jawaban yang nomor kartunya sesuai dengan nomor kartu
pada kartu pertanyaan.
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
h. Guru meminta setiap siswa dalam kelompoknya untuk memilih satu buah
kartu.
i. Setelah mendapatkan kartu, guru meminta siswa untuk mencari pasangannya
menurut nomor kartu yang didapat.
j. Setelah berpasangan, guru meminta siswa untuk mencari penyelesaian dari
pertanyaan pada kartu soal dan mencocokkannya dengan kartu jawaban.
k. Guru membimbing siswa menyelesaikan soal yang ada pada kartu pertanyaan.
l. Guru meminta pasangan dalam kelompok untuk menukarkan kartunya dengan
pasangan lain dalam kelompok yang sama dan mengerjakan kembali kartu
yang mereka dapatkan.
m. Setelah waktu yang ditentukan habis, maka guru mengundi salah satu
kelompok untuk mempersentasekan jawabannya kedepan kelas.
n. Kelompok yang terpilih, maka wakil dari kelompok akan mempersentasekan
jawabannya kedepan kelas dan menjawab tanggapan-tanggapan dari kelompok
lain.
3. Kegiatan Akhir
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah
diajarkan dan memberikan pekerjaan rumah.
Langkah IV : Evaluasi
Guru memberikan evaluasi pada setiap akhir materi yaitu setelah tiga kali
pertemuan (UH) secara individu untuk menilai sejauh mana keberhasilan belajar
yang telah dicapai siswa dalam proses belajar mengajar. Skor pada ulangan harian
akan digunakan untuk melihat seberapa besar nilai perkembangan individu dan
juga digunakan pada perhitungan perolehan skor kelompok.
Langkah V : Penghargaan Kelompok
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
Utuk menentukan penghargaan kelompok maka ditentukan skor individu dan skor
kelompok. Skor individu kemudian di proses untuk menentukan nilai
perkembangan individu. Rata-rata nilai perkembangan individu yang
disumbangkan kepada skor kelompok dinamakan skor kelompok. Selanjutnya
masing-masing kelompok akan mendapatkan penghargaan sesuai dengan rata-rata
nilai perkembangan anggota kelompoknya yaitu sebagai kelompok baik,
kelompok hebat, dan kelompok super.
a. Hubungan Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Index Card
Math (ICM) Terhadapa Hasil Belajar Matematika.
Keberhasilan siswa dalam belajar sangat dipengaruhi oleh strategi belajar yang
diterapkan guru. Untuk dapat meningkatakan hasil belajar matematika guru harus
melakukan banyak cara untuk mengoptimalkan hasil belajar matematika. Guru
diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang memungkinkan siswa
untuk mengembangkan kemampuannya, salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dan lebih
bervariasi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Slameto (2003:76) bahwa proses
belajar mengajar yang efektif dapat dicapai apabila guru menggunakan strategi
yang baik. Dengan digunakannya strategi yang baik diharapkan siswa dapat
meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam memecahkan masalah.
Salah satu pembelajaran yang dapat digunakan adalah strategi Index Card Math
(ICM) dalam pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif dengan strategi Index Card Math (ICM) berdasarkan
prinsip belajar siswa aktif, siswa dituntut tidak hanya menerima apa yang
diberikan kepadanya tetapi harus giat dan aktif dalam memecahkan masalah yang
diberikan kepadanya dalam bentuk soal dan jawaban. Sedangkan guru sebagai
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
fasilitator dan mediator agar siswa dapat merumuskan atau menyimpulkan
masalah yang dihadapi. Dengan adanya tuntutan untuk merumuskan atau
menyimpulkan suatu masalah maka siswa diharapkan dapat menguasai materi
pelajaran tersebut.
Pembelajaran kooperatif dengan strategi Index Card Math (ICM) siswa diberi
kesempatan untuk melakukan kegiatan berpikir, merefleksi, menyusun dan
mengeluarkan ide-ide, setiap siswa mempunyai tugas dan tidak akan terabaikan
oleh kelompoknya, ini disebabkan siswa hanya berdiskusi dengan pasangannya.
Pada penyajian kelas terjadi interaksi antara siswa dengan siswa yang lain
(pasangannya), untuk mengeluarkan dan menyatukan ide-idenya yang dapat
memacu terbentukya ide-ide baru yang akan memperkaya perembangan
intelektual siswa (http://scribd.com./proposal-ibu-aslam-21/d/17379507). Dengan
adanya interaksi seperti ini diharapkan masing-masing pasangan saling
mendukung dan saling memperhatikan dalam menyelesaikan masalah-masalah
yang terjadi. Jadi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan
strategi Index Card Math (ICM) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa.
2.6 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritis di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini
adalah “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Index Card
Math (ICM) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dalam mata
pelajaran matematika di kelas XI IPA SMA YLPI Pekanbaru pada materi pokok
Komposisi Dua Fungsi da Fungsi Invers tahun pelajaran 2010/2011”.
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Bentuk Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto
(2008:58), penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dengan tujuan memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran
dikelas, sehingga hasil belajar siswa meningkat serta memperbaiki kondisi-kondisi
praktek pembelajaran.
Kunandar (2008:46) adalah sebuah kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh
para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki
rasionalitas dan keadilan tentang: (a) praktik-praktik kependidikan mereka, (b)
pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi di mana
praktik-praktik itu dilaksanakan.
Wardani (2002:4) menyatakan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan
untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasilbelajar siswa menjadi
meningkat.
Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang
dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, diman uraiannya bersifat deskriptif
dalam bentuk kata-kata, penelitian merupakan instrumen utama dalam
pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti
diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek
dari suatu tindakan (Rochiati dalam Arikunto, 2008:46)
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan guru dalam merencanakan
tindakan refleksi hasil tindakan, sehingga bentuk penelitian ini tergolong pada
penelitian tindakan kelas (kolaboratif). Pelaksanaan tindakan langsung dilakukan
oleh peneliti sendiri, dengan bantuan guru atau teman sejawat sebagai pengamat
selama proses pembelajaran berlangsung.
Tindakan yang dilakukan oleh penulis adalah strategi pembelajaran Index Card
Math (ICM) untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Perancanaan siklus yang
akan dilakukan dalah untuk mengetahui keberhasilan dan hambatan dari tindakan
yang dilakukan.
Penelitian ini memerlukan perencanaan siklus yang terdiri dari empat tahap
yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, dan (4)
refleksi yang dapat disajikan pada tabel berikut:
Gambar 1 Siklus Pelaksaan Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto
(2008:16).
Insert
a. Refeksi awal : refleksi awal dilakukan peneliti dalam rangka mencari informasi untuk
mengenali kondisi awal guna mendapatkan masalah yang tepat, merumuskan masalah
dan merencanakan tindakan yang akan dilakukan.
b. Perencanaan : rencana tindakan kelas “apa” yang akan dilakukan untuk memperbaiki,
meningkatkan atau perubahan tingkah laku dan sikap sebagai solusi.
c. Pelaksanaan : apa yang akan dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya
perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
d. Pengamatan : mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan
terhadap siswa.
e. Refleksi : peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak
dari berbagai tindakan.
f. Perencanaan Ulang
Masing-masing komponen pada setiap siklus dalam penelitian ini berisikan :
a. Perencanaan
1. Menyiapkan silabus dan RPP
2. Menyiapkan LKS
3. Menyiapkan lembar pengamatan
4. Menyiapkan perangkat kartu indeks yaitu soal dan jawaban
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan pada proses pembelajaran secara terstruktur sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memberikan LKS, kartu pertayaan
dan kartu jawaban dengan menerapkan pembelajara kooperatif dengan strategi Index
Card Math (ICM).
c. Pengamatan
Pengamata dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan observasi
dilakukan oleh guru, dan peneliti yang melaksanakan tindakan dengan menggunakan
lembar pengamatan.
d. Refleksi
Data yang diperoleh dari kegiatankegiatan pengamatan dan teshasil belajar dianalisis
dan hasilnya dijadikan bahan pada kajian refleksi.Pada kegiatan refleksi akan ada
beberapa pertanyaan yang dijadikan sebagai patokan keberhasilan.
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
b. Subjek Penelitian
Sebagai subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA YLPI Pekanbaru
tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang terdiri dari 8
orang siswa laki-laki dan 22 orang siswa perempuan dengan karakteristik dan
kemempuan akademik yang heterogen.
c. Instrumen Penelitian
i.Perangkat Pembelajaran
1. Silabus dan Sistem Penilaian
Silabus dan sistem penilaian disusun berdasarkan prinsip yang berorientasi
pada pencapaian kompetensi. Sesuai dengan prinsip tersebut maka silabus dan
sistem penilaian mata pelajaran matematika dimulai idetitas sekolah, standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman belajar, indikator,
penilaian yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen dan contoh instrumen
serta alokasi waktu, sumber bahan atau alat. Pembuatan silabus dan sistem
penilaian ini bertujuan agar peneliti mempunyai acuan yang jelas dalam
melakukan tindakan selama jangka waktu tertentu.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pebelajaran yaitu pedoman yang disusun secara
sistematis yang berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
indikator, model atau metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang dimulai
dengan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. RPP ini berfungsi sebagai acuan
peneliti dalam melaksanakan satu kali proses pembelajaran. Tujuannya agar proses
pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan silabus yang telah
disusun.
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS disusun secara sistematis yang berisi konsep dan soal-soal yang berfungsi
sebagai perangkat kerja sehingga siswa mampu menyelesaikan suatu permasalahan
baik secara individu maupun kelompok.
4. Kartu Indeks
Kartu indeks berisi kartu pertanyaan dan kartu jawaban. Kartu pertanyaan
berisi soal-soal yang harus dikerjakan oleh masing-masing pasangan sebagai bentuk
pemahaman terhadap materi pelajaran. Dan kartu jawaban berisi jawaban singkat.
Kemudian kartu pertanyaan yang didapat dicocokkan jawabannya dengan kartu
jawaban yang telah didapatkan sebelumnya.
ii. Instrumen Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data aktivitas siswa dan
belajar matematika siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar. guru
selama proses pembelajaran untuk setiap pertemuan dan data tentang hasil belajar
siswa setelah proses pembelajaran, data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan
lembar pengamatan terbuka. Lembar pengamatan terbuka ini berupa hasil pengamatan
dan kritik/saran tentang jalannya pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga
dapat diketahui aspek-aspek apa yang harus diperbaiki/ditingkatkan. Data tentang
hasil belajar matematika dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar.
d. Teknik Pengumpulan Data
i. Teknik Pengamatan
Lembar pengamatan diisi oleh pengamat/observer degan cara melihat aktivitas
yang dilkukan guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran untuk setiap kali
pertemuan. Pembelajaran harus diamati secara cermat, dilihat kelancarannya,
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
kesesuaian dan penyimpangan dari rencana, esulitan atau hambatan yang dijumpai dan
aspek lain yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
ii. Teknik Tes
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar matematika
siswa berupa soal ulangan harian pada materi pokok Komposisi Dua Fungsi dan
Fungsi Invers.
e. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Analisis
statistik deskriptis ini bertujuan untuk menggambarkan data tentang aktivitas
siswa dan guru selama proses pembelajaran dan data tentang ketuntasan hasil
belajar matematika siswa pada materi pokok Komposisi Dua Fungsi dan Fungsi
Invers.
i. Analisis Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan yang diperoleh pengamat dan peneliti dari lembar
pengamatan dianalisis secara naratif atau uraian yang bertujaun untuk
menggambarkan data tentang aktivitas guru dan siswa. Hasil pengamatan berguna
untuk melihat kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan tindakan. Apabila
dari hasil pengamatan tersebut masih terdapat kekeliruan atau ketidaksesuaian dalam
pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.
ii. Analisis Ketercapaian KKM
Untuk menentukan ketercapaian KKM dapat dilakukan dengan menghitung
ketuntasan individu. Analisis ketercapaian KKM juga dapat dilakuakan berdasarkan
masing-masing indikator. Rumus yang digunakan yaitu:
KI = × 100 (Depdiknas, 2006)
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
Keterangan :
KI = Ketuntasan individu
SS = Skor hasil belajar siswa
SMI = Skor maksimal ideal
iii. Distribusi Frekuensi
Peningkatan hasil belajar siswa setelah tindakan dilihat dari skor dasar,
Ulangan Harian I, dan Ulangan Harian II untuk mengetahui jumlah siswa yang
memperoleh nilai rendah., sedang, dan tinggi. Apabila jumlah siswa yang
memperoleh nilai rendah setelah tindakan lebih sedikit dibandingkan sebelum
tindakan, dan jumlah siswa yang memperoleh nilai tinggi lebih banyak
dibandingkan sebelum tindakan, maka dapat dikatakan hasil belajar siswa
meningkat dengan demikian tindakan berhasil.
Download Lengkap di :
http://arimatematika.blogspot.com/
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharmisi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Aslam, Ibu. 2009. Proposal. (http://scribd.com/proposal-ibu-aslam-21/d/17379507),
download tanggal 2/11/2010
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pusat Kurikulum Balitbang,
Jakarta: Depdiknas
Dinn Wahyudin, dkk. 2006. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka
Isjoni, 2010. Cooperatif Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Lie, Anita. 2008. Cooperatif Learning: Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang
Kelas, Jakarta: Grasindo
Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers
Sibelman, Melvin L. 2009. Aktive Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nusamedia
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Slavin, Robert E. 2010. Cooperatif Learning Theory Reasearch and Practice, Baston Ally
and Bacon
Sudjana, Nana. 1991. Model-Model Pembelajaran CBSA. Bandung: PT. Sinar Baru
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Wardani, dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Pusat Penelitian Universitas Terbuka,
Jakarta
Zaini, Hisyam, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. CTSD, Yogyakarta.