Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
MEMBACA PEMAHAMAN MURID KELAS V SDN NO. 83 LEMBANGLOE
KECAMATAN BINAMU KABUPATEN JENEPONTO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian guna Memeroleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
C. ROSTINAH R
NIM 105401135219
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
JUNI 2021
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : C. ROSTINAH R
NIM : 105401135219
Jurusan : PKG Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Judul
Skripsi
: Penerapan Model Jigsaw dalam Pembelajaran
Keterampilan Membaca Pemahaman Murid Kelas V SDN
No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten
Jeneponto.
Dengan ini menyatakan bahwa:
Skripsi yang saya ajukan di depan TIM adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan
hasil ciplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Juni 2021
Yang Membuat Pernyataan
C. ROSTINAH R
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : C. ROSTINAH R
Nim : 105401135219
Jurusan : PKG Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD)
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini. Saya yang
menyusun sendiri skripsi saya ( tidak dibuatkan oleh siapa pun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini, saya selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan ( plagiat ) dalam menyusun skripsi
saya.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Juni 2021
Yang Membuat Perjanjian,
C. ROSTINAH R
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Moto :
Keberhasilan butuh kesabaran.
Lakukan sesuatu yang lebih bernilai
Orang yang memperbaiki niat, maka akan diperbaiki kehidupannya……..
” Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”
(Al-Baqarah: 153)
Persembahan :
Karena itu, kupersembahkan karya sederhana ini
sebagai ungkapan rasa cinta dan banggaku sebagai seorang anak
atas segala pengorbanan dan kasih sayang ibunda dan ayahandaku ,
Suamiku, buah hatiku, saudara-saudariku, serta keluargaku yang
senantiasa mendoakanku.
vii
ABSTRAK
C. ROSTINAH R. 2021. Penerapan Model Jigsaw dalam Pembelajaran
Keterampilan Membaca Pemahaman Murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe
Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar. Dibimbing oleh Aliem Bahri dan Sri Rahayu.
Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitain tindakan kelas (PTK)
yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model Jigsaw dapat
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia pada murid
Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang mencakup empat kali pertemuan.
Subjek penelitian ini adalah murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan
Binamu Kabupaten Jeneponto sebanyak 24 murid yang terdiri atas 14 orang laki-laki
dan 10 orang perempuan. Teknik pengumpulan data adalah observasi, tes (evaluasi),
dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan
analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan hasil belajar keterampilan
membaca pemahaman murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata hasil belajar membaca
pemahaman pada siklus I 58,9 dan yang tuntas 5 murid atau 20,8%, dan skor rata-rata
hasil belajar keterampilan membaca pemahaman murid pada siklus II meningkat
menjadi 82,1 dan yang tuntas sebanyak 20 murid atau 83,33%. Di samping itu juga,
data hasil observasi disetiap siklus menunjukan adanya perubahan sikap murid kearah
positif.
Dari hasil analisis tersebut disimpulkan bahwa keterampilan membaca
pemahaman murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten
Jeneponto dapat ditingkatkan melalui model Jigsaw.
Kata kunci: Keterampilan Membaca Pemahaman, Model Jigsaw.
viii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, penulis ucapkan kehadirat Allah swt, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. sehingga skripsi yang berjudul “Penerapan
Model Jigsaw dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca Pemahaman Murid Kelas
V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.” ini dapat
terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad saw, Nabi yang bertindak sebagai rahmatan lil’alamin. Skripsi ini adalah
setitik dari sederetan berkahmu.
Segala daya dan upaya telah Penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini dalam
memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program
Studi PKG Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar. Selama penulisan skripsi ini, segala hambatan
dan kekurangan Penulis telah mendapat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak.
Segala hormat Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
kedua orang tuaku, suamiku yang telah berjuang, mendoa’akan, mengasuh, mendidik,
dorongan, kasih sayang dan perhatiannya selama ini.
Selanjutnya Penulis menyampaikan ucapan terima kasih, penghormatan dan
penghargaan kepada Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing I dan Sri Rahayu,
S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang sabar, ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi, serta saran-saran yang berharga
kepada Penulis selama penyusunan skripsi. Pada kesempatan ini juga Penulis
ix
menyampaikan ucapan terima kasih, penghormatan dan penghargaan kepada : Prof.
Dr. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib,
M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar, Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar serta seluruh dosen dan staf pegawai program studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, yang telah membekali penulis dengan serangkaian
ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
Kepala Sekolah Hasiah Haris, S.Pd. Guru Kelas V Salehuddin, S.Pd. serta staf guru-
guru SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto yang telah
memberikan izin dan bantuan selama pelaksanaan penelitian ini.
Teristimewa Penulis haturkan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada teman-teman PKG angkatan 2019.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan
kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin, yarrobal ’alamin.
Billahi fisabilil haq fastabiqul khaerat.
Makassar, Juni 2021
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ................................................................................. v
MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
D. Manfaat Hasil Penelitian ................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ...... 8
A. Kajian Pustaka ................................................................................... 8
1. Hasil penelitian yang relevan ....................................................... 8
2. Keterampilan membaca ................................................................ 9
3. Membaca pemahaman .................................................................. 13
4. Model pembelajaran Jigsaw ......................................................... 20
5. Tujuan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw 22
6. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw .................................................................................... 23
xi
7. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ............................................ 24
B. Kerangka Pikir ................................................................................... 28
C. Hipotesis Tindakan............................................................................. 30
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 31
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................................ 31
B. Subjek Penelitian ............................................................................... 31
C. Fokus Penelitian ................................................................................ 32
D. Prosedur Penelitian ............................................................................ 32
E. Instrumen Penelitian........................................................................... 38
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 41
G. Teknik analisis Data ........................................................................... 42
H. Indikator Keberhasilan ...................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 44
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 44
1. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ........ 44
2. Hasil Implementasi Model Jigsaw pada Siklus I dan Siklus II .... 45
B. Pembahasan ........................................................................................ 47
1. Siklus I ......................................................................................... 47
a. Perencanaan ........................................................................... 47
b. Implementasi Tindakan Siklus I............................................. 47
c. Observasi dan Evaluasi .......................................................... 57
d. Refleksi Tindakan Siklus I ..................................................... 56
2. Siklus II ........................................................................................ 58
a. Perencanaan............................................................................ 58
b. Implementasi Tindakan Siklus II ........................................... 58
c. Observasi dan Evaluasi .......................................................... 58
d. Refleksi Tindakan Siklus II .................................................... 69
e. Hasil Observasi Keterampilan MembacaPemahaman ........... 71
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 77
A. Kesimpulan ....................................................................................... 77
B. Saran .................................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 79
LAMPIRAN
PERSURATAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
3.1 Format Penilaian Membaca Pemahaman Tertulis ...................... 39
3.2 Rubrik Penilaian Membuat Kesimpulan Secara Tertulis ........... 40
3.3 Kategori Keberhasilan ................................................................ 43
4.1 Pencapaian Hasil Belajar Membaca Pemahaman melalui Model
Pembelajaran Jigsaw Siklus I dan Siklus II ............................... 45
4.2 PerbandinganHasil Observasi Aktivitas Murid Siklus I dan II .. 46
4.3 Nilai Statistik Membaca Pemahaman Siklus I ........................... 54
4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Membaca
pada siklus I .............................................................................. 55
4.5 Persentase Ketuntasan Membaca Pemahaman Siklus I ............. 56
4.6 Nilai Statistik Membaca Pemahaman Siklus II .......................... 67
4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Membaca
Pemahaman pada siklus II ......................................................... 67
4.8 Persentase Ketuntasan Membaca Pemahaman Siklus II 68
4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Murid pada Siklus II
Pertemuan I, II dan III ................................................................ 72
4.10 Hasil Observasi Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus I . 73
4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Murid pada Siklus II
Pertemuan I, II dan III ................................................................ 74
4.12 Hasil Observasi Keterampilan Membaca Pemahaman
Siklus II ...................................................................................... 75
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1. Bagan Kerangka Pikir ......................................... 30
3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ....................... 33
4.1 Diagram Batang Hasil evaluasi Siklus I.............. 55
4.2 Diagram Batang Hasil evaluasi Siklus II ............ 68
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran B
1. Lembar Kerja Murid Siklus I
2. Lembar Kerja Murid Siklus II
3. Tes Siklus I
4. Tes Siklus II
Lampiran C
1. Hasil Evaluasi Siklus I
2. Hasil Evaluasi Siklus II
3. Kategori Skor Hasil Belajar Murid
Lampiran D
1. Lembar Observasi Guru
2. Lembar Observasi Murid
3. Daftar Hadir Murid
Lampiran E
1. Dokumentasi Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memahami bahan bacaan atau isi bacaan merupakan suatu hal yang penting
dalam kehidupan manusia sebagai sebuah keterampilan membaca. Sebagai kegiatan
yang bertujuan untuk memperoleh informasi, kemampuan pemahaman merupakan hal
yang cukup penting. Kemampuan memahami isi bacaan tidak hanya dibutuhkan oleh
masyarakat akademis, tetapi juga diperlukan oleh berbagai kalangan masyarakat yang
ingin memperoleh informasi melalui media tulis. (Rahmi, 2012:30) yang menyatakan
bahwa kemampuan pemahaman dapat dipandang sebagai keterampilan untuk
memperoleh pengetahuan dan memperluas informasi sebagai hasil dari kegiatan
membaca bahasa tulis.
Membaca merupakan hal yang sangat penting dikalangan murid dan
mahamurid. Oleh sebab itu, sejak taman kanak-kanak sudah diperkenalkan membaca
huruf-huruf abjad sehingga ketika mereka masuk ke sekolah dasar, kesulitan mereka
dalam membaca permulaan akan lebih teratasi. Membaca permulaan diajarkan di SD
kelas satu dan dua. Membaca permulaan di SD sangat penting sebab hasilnya akan
menjadi landasan untuk membaca lanjut dan memehami ilmu-ilmu yang amat luas,
lebih khusus lagi untuk pelajaran bahasa indonesia ( Dardjowidjojo, 2015:19).
1
2
Rendahnya kemampuan murid SD membaca permulaan berdampak kepada
kemampuan murid membaca lanjut oleh sebab itu, perlu adanya upaya untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman di SD. Oleh karena itu kemampuan
membaca pemahaman di SD merupakan fondasi yang sangat signifikan, guru juga
perlu memikirkan model pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman untuk murid SD.
Berdasarkan pengamatan pada tanggal 10 April 2021 di SDN No. 83
Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto, diketahui bahwa murid Kelas
V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto masih
mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan. Murid di sekolah baru dapat
menjawab pertanyaan atau melakukan tugas membaca pemahaman dengan baik pada
tingkatan pemahaman literal. Sementara itu, kemampuan mereka pada tingkatan
pemahaman yang lebih tinggi masih rendah. Kesulitan mereka pada tingkatan
pemahaman itu ditemui pada beberapa butir pembelajaran membaca pemahaman,
yaitu (1) menentukan tema dan ide pokok, (2) menentukan ide penjelas dalam bacaan,
dan (3) menyimpulkan isi bacaan.
Berdasarkan tes awal membaca pemahaman, dapat diketahui kemampuan
membaca terutama dalam membaca pemahaman masih rendah. Dari penilaian
terhadap tugas membaca pemahaman diperoleh bahwa hasil nilai rata-rata murid
hanya 58,75. Nilai murid dibawah 70 berjumlah 18 murid atau 60%, dan murid yang
mendapat nilai diatas 70 berjumlah 6 murid atau sekitar 40% dari total keseluruhan
murid 24 orang. Sehingga banyak murid yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan
3
Minimal (KKM) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang sudah ditetapkan
dengan nilai 70.
Selanjutnya peneliti mendapatkan beberapa fakta tentang adanya kesulitan
yang dialami oleh murid dalam memahami isi bacaan tersebut diduga sebagai akibat
dari pelaksanaan pembelajaran yang masih terikat dengan penggunaan strategi
konvensional. Dalam pembelajaran, guru masih beranggapan bahwa kemampuan
murid berpikir secara individual dalam konteks pembelajaran yang bersifat klasikal
merupakan faktor utama untuk mencapai keberhasilan pembelajaran. Guru belum
memberdayakan kelompok kecil dalam kelas, murid tidak diberi tanggung jawab
sepenuhnya tentang tugas yang diberikan, dan belum pernah menerapkan teknik
diskusi. Dengan demikian, murid tidak berpikir kritis, bekerja sama, atau saling
mengajari dalam proses pembelajaran.
Faktor lain yang diduga menjadi penyebab rendahnya pemahaman murid
terhadap isi bacaan adalah guru tidak sepenuhnya melakukan kegiatan yang
mendukung proses pembelajaran pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini,
ketergantungan guru tehadap penilaian hasil belajar masih tinggi. Sementara itu,
penilain proses belajar belum dikembangkan secara maksimal. Padahal, idealnya ada
keseimbangan antara penilaian proses dan penilaian hasil dalam pembelajaran.
Fakta di atas menuntut guru untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran
membaca pemahaman. Dalam hal ini diperlukan strategi lain yang tepat untuk
digunakan dalam membelajarkan murid pada aspek tersebut. Strategi pembelajaran
yang memberi harapan bagi pemecahan masalah tersebut adalah strategi yang
memilki ciri (1) mengarahkan guru untuk memperlakukan murid secara individual
4
dan kelompok, (2) adanya interaksi kelas dalam pembelajaran, baik interaksi antara
murid, maupun antara guru dan murid,dan (3) menempatkan penilaian proses dan
penilaian hasil belajar sebagai hal yang sama pentingnya dalam pembelajaran.
Penelitian ini mengkaji penerapan sebuah model pembelajaran yang diadopsi
dari pemikiran para pakar pengembang strategi belajar-mengajar di dalam kelas.
Model pembelajaran yang dimaksud adalah model Jigsaw yang dikembangkan dan
diuji oleh Elliot Arronson dan rekan-rekannya di Universitas Texas, dan kemudian
diadaptasi oleh (Sugianto, 2011:45).
Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang paling fleksibel
(Slavin, 2015:246). Model tersebut menarik dikaji dan diupayakan
pengaplikasikannya dalam pembelajaran karena beberapa kelebihan yang
dimilikinya. Di antara kelebihan tersebut ialah teknik pengorganisasian kelas yang
diatur dalam bentuk kelompok kecil. Selain mampu meningkatkan kemampuan
akademik, melalui belajar model Jigsaw diperoleh beberapa aspek positif. Aspek
positif yang dimaksud adalah menanamkan rasa kepekaan sosial, keinginan untuk
bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah, serta sikap saling memahami dan
menghargai antar murid. Aspek-aspek itu tidak mendapat perhatian yang memadai
dari seorang guru dalam praktik pembelajaran yang masih menganut paradigma
pembelajaran konvensional.
5
Model Jigsaw ini merupakan model yang mampu mengintegrasikan semua
keterampilan berbahasa dari mendengarkan, berbicara, membaca. Dengan pelaksanan
model ini diharapkan murid akan memahami manfaat membaca bagi dirinya.
Model jigsaw dalam pembelajaran keterampilan membaca pemahaman akan
diaplikasikan dan dikembangkan dalam pembelajaran membaca pemahaman untuk
memahami informasi fokus terhadap teks bacaan buku ajar bahasa indonesia untuk
Kelas V SD. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan murid memahami teks
bacaan dan memperbaiki proses pembelajaran membaca pemahaman yang dianggap
kaku dan membosankan menjadi kaku.
Penulis memilih model jigsaw sebagai alternatif dalam menangani rendahnya
keterampilan membaca pemahaman murid karena jigsaw merupakan salah satu
model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengasah kemampuan murid
dalam mengembangkan pemahaman terhadap isi bacaan.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Penerapan Model Jigsaw dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca
Pemahaman Murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto’’
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
permasalahan adalah sebagai berikut:
6
1. Bagaimanakah pelaksanaan penerapan model jigsaw dalam pembelajaran
keterampilan membaca pemahaman pada murid Kelas V SDN No. 83
Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto?
2. Bagaimanakah hasil evaluasi penerapan model jigsaw dalam pembelajaran
keterampilan membaca pemahaman pada murid Kelas V SDN No. 83
Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan:
1. Pelaksanaan penerapan model jigsaw dalam pembelajaran keterampilan
membaca pemahaman pada murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe
Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.
2. Hasil evaluasi penerapan model jigsaw dalam pembelajaran keterampilan
membaca pemahaman pada murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe
Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Dengan tulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang cara-cara
melatih pemahaman bacaan dan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
anak.
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi murid: Meningkatkan aktivitas belajar murid karena murid dilibatkan
secara aktif dalam proses pembelajaran.
b. Bagi Guru: Dapat memperbaiki dan meningkatkan keterampilan Membaca
Pemahaman di kelas sehingga permasalahan yang dihadapi oleh murid
maupun oleh guru dapat diminimalkan.
c. Bagi Sekolah: Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan
sekolah serta memberikan masukan dalam mengefektifkan pembinaan dan
pengelolaan proses belajar mengajar dalam pelaksanaan pendidikan.
d. Bagi Peneliti: Hasil penelitian dapat menambah pengalaman dan pengetahuan
khususnya dalam mencari model pembelajaran yang sesuai dengan
keterampuilan membaca pemahaman.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Penelitian yang Relevan
Banyak penelitian terkait dengan model jigsaw yang sudah berhasil, namun
penulis mengambil tiga contoh penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebagai
acuan dalam penulisan proposal ini.
a. Darliani (2012) “Penerapan Model Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Suku Kata Di Kelas V SD
Inpres Panynyikokang Kota Makassar”. Model Jigsaw ini dapat meningkatkan
keterampilan membaca karena dapat dilihat meningkatnya persentase jumlah
murid yang mampu membaca dengan baik murid menjadi senang mengikuti
kegiatan berlangsung baik aktifitas mandiri maupun aktifitas kelompok.
b. Ma’rifatus (2012) “Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Narasi Ekspositoris
Murid Kelas V SD Negeri 5 Gambirono Melalui Jigsaw Model Jigsaw”.
Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa Jigsaw model Jigsaw
mempengaruhi hasil belajar murid hal tersebut dapat dilihat dari ketuntasan
belajar murid secara klasikal. Terjadi peningkatan hasil belajar murid yang
menunjukkan peningkatan kompetensi belajar murid pula.
c. Setiyarini (2014) “Peningkatan Keterampilan Membaca Lancar dan Melengkapi
Cerita Rumpang Melalui Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Tema
Kegiatan Sehari-hari Murid Kelas V SD Negeri 1 Pakalu Kabupaten Maros”.
8
9
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar murid Kelas V SD 4 Karang Malang Kudus dapat meningkat dan berhasil
dengan baik setelah digunakannya model pembelajaran cooperative learning tipe
Jigsaw.
Dari beberapa penelitian yang relevan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
ketiga penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan model jigsaw
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan pada dasarnya memiliki
kesamaan yang merujuk pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan media
yang sama. Namun, perbedaan hanya pada subtansi konsep mata pelajaran
Bahasa Indonesia dengan keterampilan membaca pemahaman.
2. Keterampilan Membaca
Pengertian keterampilan membaca sampai sekarang sangat banyak jumlahnya.
Bentuk, isi, dan sifatnya pun beraneka ragam. Smith dalam Rahim (2016:63)
membatasi membaca sebagai suatu proses dengan tujuan tertentu pengenalan,
penafsiran, dan penilaian terhadap gagasan yang berkenaan dengan bobot mental atau
kesadaran total diri pembaca. Hal ini merupakan suatu proses yang kompleks atau
rumit yang tergantung pada perkembangan bahasa pribadi, latar belakang
pengalaman, kemampuan kognitif dan sikap terhadap bacaan.
Kemampuan membaca merupakan akibat penerapan faktor tersebut dalam
hubungannya dengan upaya mengenali, menginterpretasi, dan mengevaluasi gagasan
atau ide dalam bahan tertulis. (Tarigan, 2014: 42) Hal ini sejalan dengan pendapat
Subiyakto (2013: 164), yang mengatakan bahwa membaca merupakan suatu aktivitas
yang rumit atau kompleks karena sangat bergantung pada tingkat penalaran pembaca
10
dan keterampilan berbahasanya. Dua pandangan tersebut dipertegas lagi oleh Rahim
(2016: 17), yang menerangkan bahwa membaca efektif melibatkan proses mental
yang tinggi. Membaca melibatkan pengingatan kembali, penalaran, penilaian,
pembayangan, pengorganisasian, penerapan, dan pemecahan masalah. Membaca yang
baik memerlukan berpikir yang baik.
Berkaitan dengan hubungan membaca dengan proses berpikir, Said (2011: 10)
menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses berpikir. Tindakan dalam membaca
untuk mengenal kata memerlukan interpretasi dari simbol yang tertulis dengan
melibatkan proses berpikir dan bernalar. Untuk memahami suatu bacaan dengan
sempurna, seorang harus dapat menggunakan semua informasi yang ada untuk
membuat simpulan, untuk menyelami maksud penulis, atau juga untuk mengevaluasi
gagasan yang disajikan. Semua keterampilan tersebut melibatkan proses berpikir dan
bernalar.
Pernyataan pakar tersebut didukung oleh pernyataan Burhan (2015: 73)
bahwa membaca lebih dari sekadar mengenali kata-kata untuk memicu ingatan.
Membaca melibatkan respons berpikir yaitu, merasakan dan menentukan kebutuhan,
mengidentifikasi suatu pemecahan yang sesuai dengan kebutuhan, memilih cara-cara
yang tersedia, bereksperimen dengan pilihan tersebut, menolak ataupun
mempertahankan cara yang dipilih, dan menentukan alat untuk mengevaluasi
hasilnya.
Tarigan (2014: 23) menyatakan bahwa membaca adalah menyerap huruf atau
simbol grafis yang kemudian diubah menjadi ucapan atau proses pengertian dalam
otak. Membaca bukan hanya persepsi visual melainkan kemampuan menyerap makna
11
simbol grafis dan kemampuan mereaksi terhadap simbol grafis tersebut. Membaca
adalah pengenalan kata dan pemahaman isinya. Sementara itu, Subiyakto (2013: 31)
menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses psikolinguistik kemana pembaca
menggunakan kemampuan untuk menyimpulkan arti yang dimaksudkan oleh penulis.
Berbeda dengan pendapat di atas Rahim (2016: 20) menegaskan bahwa
membaca adalah suatu permainan terkaan interaksi antara pikiran dan bahasa.
Membaca merupakan diskusi jarak jauh antara pembaca dan pengarang, yang di
dalamnya terdapat interaksi antara bahasa dan pikiran. Dengan kata lain, pengarang
atau penulis menyandikan pikirannya ke dalam bahasa, sedangkan pembaca
menguraikan sandi bahasa, tersebut ke dalam pikirannya.
Membaca merupakan suatu proses yang kompleks. Sebagai proses yang
kompleks maka dibutuhkan kemahiran pembaca untuk dapat melihat pada
seperangkat tanda-tanda grafis dan menangkap pesan yang disampaikan penulis.
Pendapat ini tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Rahim( 2016:52),
bahwa dalam membaca dibutuhkan kemampuan untuk dapat mengenali bentuk
visual, yang menghubungkan bentuk-bentuk itu sehingga dapat ditarik maknanya dan
berusaha untuk mengerti dan menginterpretasikan makna tersebut. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa dalam proses membaca terdapat beberapa komponen yaitu
komponen pondasi atau dasar, komponen latar belakang, komponen pengenalan,
komponen pemahaman, dan komponen penggunaan.
Secara rinci setiap komponen yang dikemukakan oleh Kennedy, dapat
diuraikan bahwa komponen dasar atau pondasi terdiri atas kapasitas mental,
12
kemampuan bahasa, dan penyegaran. Komponen yang kedua adalah latar belakang
yang terdiri atas pengetahuan langsung dan pengetahuan tidak langsung atau
terwakili, sedangkan kategori diskriminasi, asosiasi, penerimaan dan reproduksi
dikategorikan sebagai komponen pengenalan. Komponen yang keempat adalah
pemahaman yang terdiri atas kemampuan membedakan, interpretasi, penerimaan, dan
pengungkapan, sedangkan komponen yang terakhir adalah penggunaan yang terdiri
atas reaksi terhadap konsep atau ide, integrasi dan pemahaman terhadap fakta, serta
penilaian terhadap konsep yang ada.
Pandangan yang agak berbeda dikemukakan oleh Hardjono (2014: 49) bahwa
membaca merupakan aktivitas komunikatif, yang di dalamnya terdapat hubungan
timbal balik antara si pembaca dan isi bacaan atau teks tersebut. Selanjutnya,
dijelaskan bahwa membaca tidak hanya satu aktivitas mentransfer teks tertulis ke
dalam bahasa lisan, tetapi lebih ditekankan pada aktivitas yang komunikatif dan
dalam proses tersebut terjadi hubungan fungsional dan multidimensi.
Mempertimbangkan bahasan terhadap berbagai pengertian atau definisi
membaca seperti yang telah dipaparkan, dapat dikemukakan beberapa aspek
mendasar yang dapat disepakati. Pertama, membaca merupakan kegiatan
berinteraksi dengan bahasa yang telah dituangkan dalam bentuk bahasa tulis. Kedua,
hasil interaksi dengan bahasa tulis berupa pemahaman. Ketiga, kemampuan membaca
berkaitan erat dengan kemampuan berbahasa lisan. Keempat, membaca merupakan
suatu proses yang aktif dan berkelanjutan yang secara langsung dipengaruhi oleh
interaksi antara individu dengan lingkungannya.
13
Berdasarkan pandangan tersebut, hakikat keterampilan membaca diartikan
sebagai kecekatan seseorang dalam hubungannya dengan pendayagunaan semua
fungsi mental kognitifnya untuk memahami berbagai lambang atau simbol bahasa
(seperti kata, frasa, kalimat) yang terdapat pada bacaan atau teks bahasa Indonesia,
dengan tepat, baik secara tersurat maupun tersirat. Pemahaman yang tepat tersebut
dibuktikan dengan adanya kesamaan antara maksud penulis dengan interpretasi yang
dilakukan oleh pembaca.
3. Membaca Pemahaman
Setelah diuraikan beberapa pandangan tentang hakikat keterampilan
membaca, berikut dijelaskan pengertian tentang pemahaman. Hal ini penting,
mengingat esensi membaca pada hakikatnya adalah pemahaman terhadap isi bacaan.
Kata pemahaman atau comprehensiaon diartikan sebagai penafsiran atau
penginterpretasian pengalaman; menghubungkan informasi baru dengan informasi
yang telah diketahui; menemukan jawaban atas pertanyaan kognitif dalam bacaan.
Sementara itu, Tarigan (2014:43) menjelaskan bahwa pemahaman merupakan proses
pembentukan interpretasi atau pembentukan pengertian. Lebih lanjut diungkapkan
bahwa proses pemahaman dapat dibedakan menjadi dua yang disebut dengan
construction process dan utilization process. Proses pertama adalah pembentukan
pengertian yang berdasarkan atas kalimat yang diperoleh (dibaca) dari bacaan,
sedangkan proses kedua adalah proses bagaimana pengertian yang telah dibentuk itu
dipakai sebagai tindak lanjut (aplikasi) dari pengertian yang diperoleh.
14
Pendapat lain mengenai Membaca Pemahaman juga dikemukakan oleh
Asrori, (2014:68) bahwa membaca merupakan aktivitas memahami arti dalam suatu
bahasa melalui tulisan atau bacaan. Apabila diperhatikan, pendapat tersebut
menekankan dua hal pokok, yaitu bahasa dan simbol grafis. Hanya orang yang telah
menguasai bahasa dan simbol grafislah yang dapat melakukan kegiatan Membaca
Pemahaman. Hal ini adalah wajar, sebab serangkaian informasi dalam bacaan
disampaikan penulis melalui tulisan. Lebih lanjut dikatakan bahwa proses memahami
pesan itu berlapis, interaktif, dan terjadi proses pembentukan dan pengujiaan
hipotesis. Pesan digali melalui lapisan makna yang terdapat di dalam teks tersebut,
pembaca membuat dan menguji hipotesis. Hasil dari pengujian hipotesis dapat
dipakai sebagai dasar untuk menarik simpulan bagi pembaca mengenai pesan
informasi yang dimaksud dan ingin disampaikan penulis.
Kegiatan pemahaman terjadi apabila terdapat satu ikatan yang aktif antara
daya pikir pembaca dengan kemampuan yang diperoleh melalui pengalaman
membaca. Karena itu, kemampuan membaca tidaklah semata-mata merupakan
kemampuan dalam hal mengartikan sebuah teks perihal kalimat-kalimatnya dan kata-
katanya, tetapi juga kemampuan menyadari kebermaknaan dan tujuan informasi
dalam diri pembaca.
Analisis terhadap proses pemahaman terhadap isi teks atau bacaan tidak lepas
dari kemungkinan penerapan dua konsep pendekatan yang berbeda, yakni pendekatan
bottom-up dan top-down. Rahim (2016:38) Dalam pendekatan “bottom-up” (dari
detail ke keseluruhan), membaca dipandang sebagai suatu proses menguraikan isi
(decoding) simbol tertulis, dimulai dari unit yang lebih kecil (huruf) ke unit yang
15
lebih besar (kata, klausa, dan kalimat). Dengan kata lain, pembaca mengunakan
strategi untuk menguraikan isi (decode) bentuk-betuk tertulis agar sampai pada
makna. Pendekatan ini mendapat kritikan dari Smith berpendapat bahwa membaca
sebelutulnya bertolak belakang dengan apa yang dikemukakan dalam pendekatan
“bottom-up”. Dengan kata lain, pembaca perlu memahami makna agar bisa
mengidentifikasi kata, dan perlu mengenal kata untuk mengetahui huruf. Pendekatan
ini disebut pendekatan dari keseluruhan ke detail (top-down).
Berkaitan dengan kedua pendekatan tersebut, dalam buku yang lain Nunan,
(2013:91) menerangkan bahwa pendekatan top-down ini lebih menekankan pada
konstruksi makna daripada sekadar penafsiran bentuk sandi bahasa. Interaksi antara
pembaca dan teks merupaka inti dari kegiatan membaca karena dalam interaksi ini
pembaca akan membawa pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya tentang subjek
yang dibacanya. Pembaca juga akan memanfaatkan pengetahuan kebahasaannya,
memotifasi minat, dan sikap terhadap isi teks. Dalam pendekatan top-down ini,
pembaca tidak lagi menerjemahkan setiap simbol, atau bahkan tiap kata, tetapi akan
membentuk hipotesis tentang unsur yang terdapat dalam teks, dan kemudian
menggunakan teks tersebut sebagai semacam sampel untuk menentukan betul
tidaknya hipotesis yang telah diajukannya.
16
Namun, kedua pendekatan di atas juga tidak lepas dari kelemahan masing-
masing. Kelemahan utama dalam pendekatan bottom-up terletak pada asumsinya
bahwa inisiatif (pengajuan) proses pemahaman makna dalam tataran yang lebih
tinggi, seperti pemanfaatan pengetahuan latar, harus menunggu proses penafsiran
(decoding) simbol-simbol sandi bahasa, seperti huruf dan kata, yang berbeda pada
proses tataran yang lebih rendah. Di sisi lain, pendekatan top-down kurang
memberikan peluang pada proses tataran yang lebih tinggi, seperti pemahaman
makna global lewat pemanfaatan pengetahuan latar.
Sebenarnya masih banyak keterampilan lain yang disebut apresiasi.
Keterampilan memuntut seluruh dimensi kognitif yang terdapat keterampilan lain
yang sudah disebut di atas. Apresiasi melibatkan benturan psikologis dan estetis yang
terdapat pada teks bacaan, sehingga mencakup pengetahuan dan tanggapan
emosiaonal terhadap struktur, gaya, bentuk, dan teknik penulisan. Dalam praktik,
keterampilan ini jarang dilatihkan kecuali untuk telaah karya sastra pada mahamurid
tingkat lanjut. Jadi, keterampilan Membaca Pemahaman yang umumnya dilatihkan
hanya meliputi pemahaman literal, penyusunan kembali (reorganisasi) atau penafsiran
kembali (reinterpretasi), pemahaman inferensial, dan evaluasi.
Berbeda dengan pendapat terdahulu, Daves (2013:167) membuat taksonomi
dan rincian aktivitas membaca ke dalam empat kategori, yaitu; (1) acuan langsung
(direct reference); kategori ini diklasifikasikan lagi menjadi (a) kemampuan
memahami arti kata, istilah/ungkapan; (b) kemampuan menangkap informasi dalam
kalimat; dan (c) kemampuan menjelaskan istilah; (2) menyimpulkan (inference);
17
kategori ini diklasifikasikan menjadi; (a) kemampuan menemukan hubungan suatu
ide; (b) kemampuan menagkap isi bacaan, baik tersurat maupun tersirat; (3) dugaan
(supposition); kategori ini diklasifikasikan menjadi: (a) kemampuan dalam menduga
pesan yang terkandung dalam bacaan; (b) kemampuan menghubungkan isi teks
dengan situasi komunikasi; dan (4) penilaian (evaluation); kategori ini
diklasifikasikan menjadi: (a) kemampuan menilai isi teks bacaan/ bahasa yang
dipergunakan dalam bacaan; (b) kemampuan menilai ketepatan organisasi bacaan;
(c) kemampuan menilai ketepatan dalam mengungkapkan informasi.
Berpijak pada beberapa pengertian dan pemaparan konsep teoretik di atas
hakikat keterampilan membaca pemahaman dapat disimpulkan sebagai suatu
kecekatan pembaca (dalam hal ini murid) dalam mendayagunakan seluruh fungsi
kognitif/mentalnya untuk memahami lambang/simbol bahasa tertulis seperti kata,
frase, kalimat yang terdapat dalam bacaan, baik secara tersurat (pemahaman literal)
maupun tersirat (pemahaman interpretatif, kritis, kreatif) dengan tepat.
Dalam kegiatan Membaca Pemahaman, pembaca akan melibatkan dirinya
secara aktif dalam bacaan, mengolah informasi visual dan nonvisual, serta
merekonstruksikan isi tersurat dan tersirat apa-apa yang terkandung dalam bacaan.
membaca pemahaman melibatkan beberapa kemampuan, seperti kemampuan
linguistik, psikologis, perseptual. Dalam kaitamnya dengan kajian penelitian ini,
pemahaman yang dinilai mencakupi: (1) pemahaman literal, (2) pemahaman
interpretatif, (3) pemahaman kritis, dan (4) pemahaman kreatif. Sementara itu, aspek
yang diukur dari setiap pemahaman di atas dikembangkan peneliti dengan bersumber
pada teori atau konsep yang telah dipaparkan.
18
Membaca pemahaman ada beberapa aspek penting dalam penilaian membaca
adalah pemahaman isi bacaan. Adapun alat ukur yang paling tepat digunakan untuk
menguji kemampuan membaca murid SD, yaitu tes pemahaman kalimat dan tes
pemahaman wacana. Said (2011) beberapa jenis tes yang dapat dimanfaatkan untuk
mengukur kemampuan membaca yaitu:
a. Tes Cloze
Tes cloze dapat dimanfaatkan untuk penilaian tingkat keterbacaan dan
tingkat kesulitan teks, penilaian kemampuan Membaca Pemahaman. Penelaahan
kendala-kendala yang ada alam teks, penilaian kelancaran berbahasa, dan
penilaian efektifitas pengajaran.
b. Teknik meringkas
Untuk mengukur kemampuan pemahaman baik lisan maupum tulisan
c. Tes meringkas
Untuk mengukur kemampuan pemahaman testi yang bersifat global, sebab
tes ini banyak melibatkan schemata dalam sebuah teks. Tes ini menuntut testi
untuk dapat memahami secara rinci dan mengungkapkan kembali
pemahamannya secara ringkas
d. Tes Subjektif
Merupakan tes yang banyak digunakan dalam mengukur kemampuan
membaca. Tes subjektif yang dimaksud adalah tes jawabannya berupa uraian dan
penyekorannya dilakukan dengan mempertimbangkan benar salahnya uraian
yang diberikan testi.
19
e. Tes objektif
Tes objektif adalah tes yang cara pemeriksaannya dapat dilakukan secara
objektif yang dilakukan dengan cara mencocokkan kunci jawaban dengan hasil
pekerjaan testi. Tes ini terdiri atas butir-butir tes yang dapat dijawab dengan
sepatah atau beberapa patah kata atau memilih alternative jawaban yang telah
disediakan. Tes objektif memungkinkan testi untuk menjawab banyak
pertanyaan dalam waktu yang relative singkat. Sehingga bahan atau materi yang
diajukan dapat menjangkau sebagian besar bahan yang akan diujikan. Tes
objektif dapat dibedakan menjadi 4 (empat) macam, yaitu: penyempurnaan,
benar salah, penjodohan, dan pilihan ganda.
1) Para murid membagi tugas dan berbagai tanggung jawab di antara para
anggota kelompok.
2) Para murid diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang ikut berpengaruh
terhadap evaluasi kelompok.
3) Para murid berbagai kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerja sama selama belajar.
4) Setiap murid akan diminta mempertanggung jawabkan secara individu meteri
yang ditangani dalam kelompok.
Belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu
sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang tediri atas empat atau enam orang
murid, dalam keterampilan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah
terdiri atas campuran atas keterampilan murid, jenis kelamin dan suku. Hal ini
20
bermanfaat untuk melatih murid menerima perbedaan dan bekerja sama dengan
teman yang berbeda latar belakang.
4. Model pembelajaran Jigsaw
Yamin sebagaimana dalam pandangan historisnya sehubungan dengan riwayat
dihadirkannya model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam kegiatan
pembelajaran di kelas. Secara singkat Yamin (2013:89) menyebutkan
“Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan
teman-temannya di Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan
teman-temannya di Universitas John Hopkins”.
Pemaknaan tentang Jigsaw dalam Bahasa Inggris berarti gergaji ukir dan ada
pula yang mendefinisikannya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki yang
digunakan untuk menyusun potongan-potongan gambar. Namun, pemaknaan
mendasar yang diyakini oleh kalangan ahli maupun kalangan praktisi pendidikan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini mengambil pola cara kerja
sebuah gergaji (zig-zag).
Muliawan (2016:150) sebagaimana sajian teoretisnya mendefinisikan
“model pembelajaran Jigsaw atau disebut juga dengan Model Tim Ahli adalah teknik
pembelajaran yang memusatkan perhatian pada kemampuan penguasaan materi
pelajaran tertentu secara spesifik”.
Dikatakan oleh Rusman (2012) terkait cara kerja model ini dimana murid
melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan murid lainnya
untuk mencapai tujuan bersama. Sejalan dengan pandangan Rusman, Lie (Rusman,
2011:218) sebelumnya juga pernah berpandangan bahwa:
21
Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini merupakan model belajar
kooperatif dengan cara murid belajar dalam kelompok kecil yang
terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan murid
bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab
secara mandiri.
Hampir sama dengan keseluruhan pendefinisian dari model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw tersebut, dalam pandangan Slavin (2005) yang secara
gamblang mendefinisikan bahwa dalam pembelajaran model Jigsaw, para murid
bekerja dalam tim yang heterogen dan selanjutnya dalam kelompok akan ada
pembentukan kelompok asal dan kelompok ahli. Sehubungan dengan definisi yang
diungkapkan oleh Slavin, dikatakan pula oleh Jufri (2013) bahwa dalam
penerapannya model ini akan menghasilkan dua aktivitas kelompok belajar yaitu
kelompok asal dan kelompok ahli, dan tiap-tiap anggota suatu kelompok (kelompok
asal) akan menjadi ahli dalam materi tertentu. Dipertegas oleh Riyanto (2012:273-
274) yang menyebutkan ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw:
a. Menggunakan strategi tutor sebaya
b. Mengorganisasikan murid kedalam kelompok asal (home) dan
kelompok ahli (expert)
c. Dalam kelompok ahli, murid belajar secara kooperatif
menuntaskan topik yang sama sampai mereka menjadi “AHLI”
d. Dalam kelompok asal, setiap murid saling “mengajarkan”
keahlian masing-masing.
Berkenaan dengan definisi-definisi konsep tentang model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw di atas, secara umum dapat dipahami bahwa model tersebut
merupakan model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas belajar kelompok
yang heterogen dan setiap anggota yang terlibat dalam kelompok akan melibatkan
diri sebagai anggota kelompok asal dan anggota kelompok ahli.
22
Kelompok asal yang dimaksudkan di sini adalah kelompok utama disaat
murid ditempatkan dalam kelompok yang beranggotakan murid-murid dengan
kemampuan, asal dan latar belakang yang beragam. Sedangkan, kelompok ahli
dimaksudkan sebagai kelompok murid yang terdiri dari anggota kelompok asal yang
berbeda dan masing-masing diberi tugas untuk mempelajari ataukah mendalami topik
bahan ajar tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan
topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada kelompok asalnya, dalam artian bahwa
setiap anggota kelompok diberi bagian materi yang harus dipelajari oleh seluruh
kelompok dan menjadi pakar di bagian sub materi yang dipelajarinya masing-masing.
5. Tujuan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Seperti yang telah didefinisikan sebelumnya, model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif yang menempatkan murid
kedalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang murid
secara heterogen untuk bekerja sama dengan prinsip saling ketergantungan positif dan
bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajarinya
untuk kemudian menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
Berkenaan dengan definisi dari model pembelajaran ini, dapat dipahami
bahwa didesainnya model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada dasarnya
bertujuan untuk meningkatkan rasa responsibilitas murid, baik terhadap pelajarannya
sendiri maupun terhadap pembelajaran orang lain. Di samping itu, juga bertujuan
agar murid tidak hanya mempelajari materi yang ditugaskan kepadanya saja, tetapi
juga setiap murid harus siap memberikan ataukah mengajarkan materi tersebut pada
23
anggota kelompok belajar yang lainnya. Dengan demikian, dalam belajar murid akan
menjunjung prinsip kooperatif dalam belajar termasuk didalam menyelesaikan tugas-
tugas belajar yang dibebankan kepadanya.
6. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Dikatakan oleh Ibrahim (dalam Majid, 2014:184) dalam pelaksanaannya,
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw juga memiliki beberapa kelebihan dan
juga kekurangan.
Kelebihannya adalah:
a. Dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk
bekerjasama dengan murid lain
b. Murid dapat menguasai pelajaran yang disampaikan
c. Setiap anggota murid berhak menjadi ahli dalam
kelompoknya
d. Dalam proses belajar mengajar, murid saling ketergantungan
positif
e. Setiap murid dapat saling mengisi satu sama lain
Sedangkan, kekurangannya:
a. Membutuhkan waktu yang lama
b. Murid yang pandai cenderung tidak mau disatukan dengan
temannya yang kurang pandai dan yang kurang pandai pun
merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang
padai walaupun lama-kelamaan perasaan itu akan hilang
dengan sendirinya.
Adapun kelebihan atau pengaruh positif yang ditimbulkan dari pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang berangkat dari hasil riset yang
dilakukan oleh Johnson & Johnson (dalam Rusman, 2012:219) berikut.
24
a. Meningkatkan hasil belajar
b. Meningkatkan daya ingat
c. Dapat digunakan untuk mencapai taraf penalaran tingkat tinggi
d. Mendorong tumbuhnya motivasi instrinsik (kesadaran individu)
e. Meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen
f. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah
g. Meningkatkan sikap positif terhadap guru
h. Meningkatkan harga diri anak
i. Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif
j. Meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong
7. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw
Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
yang dikembangkan oleh beberapa ahli sangat beragam, namun pada intinya dalam
proses pelaksanaannya terdapat pembentukan kelompok asal dan juga kelompok ahli.
Sehubungan dengan hal tersebut, dapat dilihat beberapa langkah pelaksanaan model
pembelajaran seperti yang dikembangkan oleh Nurhadi & Gerrard (Majid, 2014:182)
yang membagi enam langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw sebagaimana uraiannya di bawah ini.
a. Menyampaikan tujuan belajar dan membangkitkan motivasi
b. Menyajikan informasi kepada murid dengan demonstrasi disertai
penjelasan verbal, buku teks atau bentuk lain
c. Mengorganisasikan murid kedalam kelompok belajar
d. Mengelola dan membantu murid dalam belajar kelompok dan
kerja di tempat duduk masing-masing
e. Mengetes penguasaan kelompok atas bahan ajar
f. Pemberian penghargaan atau pengakuan terhadap hasil belajar
Ada sedikit perbedaan dari apa yang dikembangkan oleh Hartono (2013:157)
sehubungan dengan langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw:
25
a. Guru mengelompokkan murid kedalam tim-tim yang terdiri atas 4
murid
b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
d. Anggota dari tim yang berbeda (kelompok asal) bertemu dalam
kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab
mereka
e. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka
tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi dengan baik
g. Guru memberi ruang evaluasi
h. Penutup
Lebih lanjut dijelaskan oleh Majid (2014:183) seputar gambaran proses yang
terjadi dalam pembelajaran dengan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw seperti penjelasannya berikut.
Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Melakukan kegiatan membaca atau menggali informasi. Murid
memeroleh topik-topik permasalahan untuk dibaca, sehingga
mendapatkan informasi dari permasalahan tersebut.
b. Diskusi kelompok ahli. Murid yang telah mendapatkan topik
permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok atau kita
sebut dengan kelompok ahli untuk membicarakan topik
permasalahan tersebut.
c. Laporan kelompok. Kelompok ahli kembali ke kelompok asal
dan menjelaskan hasil yang didapatkan dari diskusi tim ahli.
d. Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang
dibicarakan tadi.
e. Perhitungan skor kelompok dan menentukan perhargaan.
Merujuk pada beberapa bentuk pengembangan langkah-langkah pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sebagaimana yang dikembangkan oleh
beberapa ahli di atas, langkah-langkah pelaksanaan model tersebut dalam kaitannya
dengan pengajaran membaca pemahaman dapat dilakukan sebagai berikut.
26
a. Penyampaian tujuan pembelajaran. Pada langkah awal ini, guru mengarahkan
pikiran murid agar terfokus pada topik materi yang akan dipelajarinya beserta hasil
belajar yang diharapkan dapat tercapai dalam proses pembelajarannya.
b. Membangkitkan motivasi belajar. Membangkitkan motivasi belajar murid
merupakan salah satu kegiatan yang perlu dihadirkan dalam kegiatan pembelajaran
sebab salah satu manfaatnya agar murid dapat memunculkan semangat belajar
murid selama proses pembelajaran berlangsung.
c. Mengorganisasikan murid kedalam beberapa kelompok belajar yang heterogen.
Guru membentuk murid kedalam beberapa kelompok belajar yang anggota-
anggota diorganisasikan secara heterogen yang nantinya akan dinamai sebagai
kelompok asal dimana setiap anggota kelompok terdiri dari lima orang murid dan
masing-masing anggota murid dalam kelompok tersebut akan diberikan kartu
bernomor angka 1 sampai 5.
d. Penjelasan materi ajar. Guru menjelaskan materi ajar yang dilanjutkan dengan
pemberian tugas berupa kuis kepada setiap anggota kelompok murid.
e. Pembentukan kelompok tim ahli. Berdasarkan nomor kartu yang dimiliki oleh
murid dalam kelompok asalnya, guru mengintruksikan kepada masing-masing
anggota murid dari kelompok asal untuk membentuk kelompok belajar yang baru
(kelompok ahli) yang didalamnya tergabung angota-anggota murid yang memiliki
nomor kartu yang sama untuk mendiskusikan sub materi tertentu yang diberikan
dalam bentuk kuis.
f. Laporan hasil pengerjaan tugas kelompok ahli ke kelompok asalnya. Setiap
anggota kelompok asal yang berkecimpung dalam kelompok ahli, setelah
27
melakukan proses diskusi untuk sub materi tertentu, selanjutnya diintruksikan
untuk kembali ke kelompok asalnya yang semula dan bertugas untuk saling
mengajarkan sub materi ajar yang telah dikuasainya tersebut kepada teman-
temannya yang ada di kelompok asal sebagai bentuk laporan kelompok.
g. Diskusi kelompok asal. Memberikan kesempatan kepada seluruh anggota
kelompok murid yang berkecimpung di kelompok asal untuk menguasai
keseluruhan sub-sub materi kuis yang diberikan kepadanya.
h. Penunjukan perwakilan anggota kelompok asal untuk pengerjaan kuis. Anggota
kelompok asal yang disebutkan nomor kartunya diminta untuk tampil mengerjakan
kuis yang mencakup semua sub materi yang telah mereka bahas secara bersama-
sama saat terakhir kali bergabung dengan kelompok asalnya.
i. Apresiasi kelompok. Memberikan apresiasi kepada anggota kelompok murid yang
tampil mengerjakan kuis, sekaligus sebagai bentuk apresiasi pada setiap kelompok
asal setelah dilakukan perhitungan skor capaian hasil belajarnya.
Berkenaan dengan kesembilan tahapan pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw yang nantinya akan diterapkan dalam pembelajaran membaca
pemahaman murid, perlu dipertegas dalam inti pelaksanaannya terutama yang
berkaitan dengan tugas yang akan dilakukan, baik dalam kelompok ahli maupun
dalam kelompok asal sebagaimana yang dijelaskan oleh Riyanto (2012:272), “dalam
kelompok ahli peserta didik belajar secara kooperatif menuntaskan semua topik yang
sama sampai mereka menjadi “AHLI”. Dalam kelompok asal setiap murid saling
“mengajarkan” keahlian masing-masing”.
28
B. Kerangka Pikir
Membaca merupakan aktivitas memahami arti dalam suatu bahasa melalui
tulisan atau bacaan. Proses memahami pesan itu berlapis, interaktif, dan terjadi proses
pembentukan dan pengujiaan hipotesis. Pesan digali melalui lapisan makna yang
terdapat di dalam teks tersebut, pembaca membuat dan menguji hipotesis. Hasil dari
pengujian hipotesis tindakan dapat dipakai sebagai dasar untuk menarik simpulan
bagi pembaca mengenai pesan informasi yang dimaksud dan ingin disampaikan
penulis.
Kegiatan membaca pemahaman terjadi apabila terdapat satu ikatan yang aktif
antara daya pikir pembaca dengan kemampuan yang diperoleh melalui pengalaman
membaca. Karena itu, kemampuan membaca tidaklah semata-mata merupakan
kemampuan dalam hal mengartikan sebuah teks perihal kalimat-kalimatnya dan kata-
katanya, tetapi juga kemampuan menyadari kebermaknaan dan tujuan informasi
dalam diri pembaca. Sementara itu,kemampuan mereka pada tingkatan pemahaman
yang lebih tinggi masih rendah. Kesulitan mereka pada tingkatan pemahaman itu
ditemui pada beberapa butir pembelajaran membaca pemahaman, yaitu (1)
menentukan tema dan ide pokok, (2) menentukan ide penjelas dalam bacaan, dan (3)
menyimpulkan isi bacaan. Fakta itu menuntut dilakukannya tindakan dalam
pembelajaran membaca pemahaman.
Model pembelajaran jigsaw pertama kali dikemukakan oleh Aronson dkk.
Pada model jigsaw murid membaca bagian-bagian bacaan yang berbeda dengan
bahan yang dibaca oleh anggota kelompoknya. Pada model jigsaw, semua anggota
29
kelompok membaca keseluruhan isi bacaan yang dikaji dalam pembelajaran untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang berbeda.
Tujuan penggunaan model ini adalah untuk membantu murid memahami
materi tertulis yang telah tersedia, misalnya bab-bab dalam sebuah buku, biografi,
cerita, dan berbagai bentuk informasi tertulis yang lain. Untuk membentuk
pemahaman murid, strategi ini lebih banyak memberdayakan kemampuan murid
sendiri dalam pembelajaran dari pada keterlibatan guru. Model pembelajaran ditata
dengan dengan baik ke dalam situasi yang memungkinkan murid untuk dapat bekerja
sama atau saling tukar pengalaman dan pengetahuan antara sesama murid. Dalam
konteks demikian, murid lebih banyak melakukan aktivitas pembelajaran dengan cara
berembuk daripada bekerja secara individu sepanjang proses pembelajaran
berlangsung. Untuk lebih jelasnya kerangka pikir ini ditata dalam bagan berikut ini:
30
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis sebagai pengarah penelitian ini adalah : Jika model jigsaw
diterapkan dalam keterampilan membaca pemahaman murid Kelas V SDN No. 83
Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto meningkat.
Keterampilan Membaca Pemahaman
Belum memadai
Menentukan Topik Menentukan Ide Pokok
dan Ide Penjelas Menyimpulkan Isi
Bacaan
Pembelajaran Model Jigsaw
Perencanaan Pelaksanaan Penilaian
Siklus
Keterampilan Membaca Pemahaman
Meningkat
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Hal ini sesuai dengan pendapat Sanjaya (2012: 26) menyatakan bahwa PTK diartikan
sebagai pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam
upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan
yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan
tersebut.
Secara singkat penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai proses
pengkajian dari berbagai kegiatan pembelajaran, yang bertujuan bukan hanya
berusaha mengungkapkan penyebab dari berbagai permasalahan pembelajaran tetapi
yang lebih penting lagi adalah memberikan solusi berupa tindakan untuk mengatasi
permasalahan pembelajaran tersebut.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto pada murid Kelas V, yang difokuskan pada dua aspek yaitu:
1. Penerapan model jigsaw dalam pembelajaran membaca pemahaman untuk
meningkatkan kerjasama dan keaktifan belajar murid sehingga mampu
meningkatkan motivasi serta hasil belajarnya.
31
32
2. Hasil belajar murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto. Hasil belajar tersebut merupakan implikasi dari kegiatan
belajar yang berupa terjadinya perubahan pengetahuan atau kognitif serta
keterampilan dan sikap murid setelah terjadinya proses pembelajaran.
C. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto . Alasan pemilihan sekolah ini sebagai lokasi penelitian karena
sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai tempat (objek) dalam penelitian,
selain itu juga berdasarkan dari hasil observasi peneliti di lapangan, terdapat
permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Sehingga penelitian ini
dilaksanakan di ruang Kelas V.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe
Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto dengan jumlah murid sebanyak 24 orang
murid yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Tindakan ini
dilakukan oleh guru Kelas V sedangkan peneliti sendiri bertindak sebagai observer.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Penelitian tindakan
kelas, yaitu rancangan penelitian berdaur ulang hal ini mengacu pada pendapat
(Suharsimi, 2012: 16) bahwa Penelitian Tindakan Kelas terdiri atas empat tahapan
33
yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4)
refleksi (perenungan).
Adapun tahapan pelaksanaan penelitian ini adalah seperti tampak pada bagan
sebagai berikut:
E.
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2012:16)
Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) ini dijabarkan
sebagai berikut:
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
n
SIKLUS I
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS II Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
SIKLUS N?
34
1) Siklus I
Siklus pertama berlangsung selama empat kali pertemuan (8 jam pelajaran)
dengan rencana: pertemuan pertama, kedua dan ketiga dilakukan penyajian materi
dan pada pertemuan ke empat dilaksanakan tes akhir siklus I.
1. Tahap Perencanaan dan Persiapan
a. Menelaah materi Bahasa Indonesia Kelas V SD/MI berdasarkan kurikulum
2013.
b. Membuat Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)
c. Membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
d. Membuat Lembar Observasi Murid
e. Membuat Test (evaluasi/soal-soal yang berkaitan dengan materi yang
diajarkan)
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Tahap pertama
Pada tahap ini murid dibagi kedalam kelompok kecil beranggotakan 4-5
orang, enam kelompok dalam kelas. Tiap anggota kelompok diberi materi yang
berlainan dan bertanggung jawab mempelajarinya dan memahami materi tersebut.
b. Tahap kedua
Pada tahap ini, setiap murid yang mendapat tugas untuk memahami materi
yang sama, membentuk kelompok baru (kelompok ahli). Dalam kelompok ahli itu, ia
belajar bersama dengan utusan kelompok lain untuk memahami materi dan menjadi
ahli dalam bidang tersebut. Setelah itu murid ditugaskan merencanakan bagaimana
35
cara menyampaikan informasi/isi pesan yang telah dipahami kepada kelompok
kooperatif (kelompok awal).
c. Tahap ketiga
Pada tahap ini murid kembali ke kelompok kooperatif (awal) dan telah
menjadi ahli informasi dalam bidang ini. Secara bergantian setiap anggota kelompok
menyampaikan/memberikan informasi atau pesan yang telah dipahaminya kepada
teman sesama anggota kelompok sesuai dengan keahlian yang telah dimilikinya.
3. Observasi
Tahap observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
4. Evaluasi dan Refleksi
Evaluasi dan refleksi merupakan langkah untuk menganalisis kegiatan yang
dilakukan pada siklus I. Pada tahap ini, dilakukan analisis tentang aktivitas murid
dalam proses pembelajaran dan hasil belajar murid setelah menggunakan model
pembelajaran Jigsaw dengan cara melihat hasil pengamatan terhadap performansi
guru dan aktivitas murid serta nilai tes formatif yang diperoleh murid pada siklus I
ini. Hasil refleksi nantinya akan digunakan sebagai bahan evaluasi serta menetapkan
simpulan yang didapat dari penelitian ini serta hasil dari penelitian yang digunakan
sebagai bahan rekomendasi untuk rancangan tindakan selanjutnya.
36
2) Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi yang diperoleh pada
siklus I untuk memantapkan pelaksanaan model pembelajaran Jigsaw dan
memperbaiki hasil belajar murid sehingga indikator hasil belajar yang akan dicapai
pada setiap pertemuan dapat tuntas dengan langkah sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan dan Persiapan
a. Membuat Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)
b. Membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
c. Membuat Lembar Observasi Murid
d. Membuat Test (evaluasi/soal-soal yang berkaitan dengan materi yang
diajarkan)
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan model pembelajaran Jigsaw dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:
a. Tahap pertama
Pada tahap ini murid dibagi kedalam kelompok kecil beranggotakan 4-5
orang, tujuh kelompok dalam kelas. Tiap anggota kelompok diberi materi yang
berlainan dan bertanggung jawab mempelajari dan memahami materi tersebut
(misalnya materi teks bacaan pendek).
b. Tahap kedua
Pada tahap ini, setiap murid yang mendapat tugas untuk memahami materi
yang sama (misalnya teks bacaan pendek), membentuk kelompok baru (kelompok
ahli). Dalam kelompok ahli itu, ia belajar bersama dengan utusan kelompok lain
untuk memahami materi dan menjadi ahli dalam bidang tersebut. Setelah itu murid
37
ditugaskan merencanakan bagaimana cara menyampaikan informasi/isi pesan yang
telah dipahami kepada kelompok kooperatif (kelompok awal).
c. Tahap ketiga
Pada tahap ini murid kembali ke kelompok kooperatif (awal) dan telah
menjadi ahli informasi dalam bidang ini. Secara bergantian setiap anggota kelompok
menyampaikan/memberikan informasi atau pesan yang telah dipahaminya kepada
teman sesama anggota kelompok sesuai dengan keahlian yang telah dimilikinya.
3. Observasi
Tahap observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat mengikuti teknik observasi
pada siklus I.
4. Evaluasi dan Refleksi
Evaluasi dan refleksi merupakan langkah untuk menganalisis kegiatan yang
dilakukan. Pada tahap ini, dilakukan analisis tentang peningkatan aktivitas murid
dalam proses pembelajaran, dan hasil belajar murid setelah menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan cara melihat hasil pengamatan terhadap
performansi guru dan aktivitas murid serta nilai tes formatif yang diperoleh murid
pada siklus I dan siklus II.
38
E.Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data-data sehingga masalah yang diteliti terefleksi dengan
baik, maka diperlukan instrument yang tepat. Instrument-instrumen tersebut
diantaranya:
1. Instrumen Tes
Dalam penelitian ini untuk menilai kemampuan membaca pemahaman
dilakukan dengan tes, yang dalam pelaksanaannya tes diberikan secara tertulis
(menuntut jawaban tertulis).
Instrumen tes tertulis berupa soal-soal tes, yang meliputi isian dan uraian atau
essay. Tes tertulis digunakan untukmengukur kemampuan, yakni mengukur
pengetahuan atau penguasaan objek ukur terhadap seperangkat konten atau materi
tertentu, (Setiamihardja, 2016:44).
Tes tidak tertulis dilakukan melalui Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD),
lembar kerja murid bertujuan mengarahkan murid untuk beraktivitas dalam
pembelajaran.
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya rubrik
penialaian membaca pemahaman seperti pada tabel 3.1 dan tabel 3.2 berikut ini:
39
Tabel 3.1
Rubrik Penilaian Membaca Pemahaman Tertulis
Aspek yang
Dinilai
Kriteria dan Penskoran
Baik
(Skor 4)
Sedang
(Skor 3)
Kurang
(Skor 2)
Kurang Sekali
(Skor 1)
Pemahaman
Isi Teks
Keseluruhan
isi cerita
sesuai
dengan
cerita aslinya
Sebagian besar
isi cerita sesuai
dengan cerita
aslinya
Sebagian isi
cerita sesuai
dengan cerita
aslinya
Sebagian kecil isi
cerita sesuai
dengan cerita
aslinya
Ketepatan
Organisasi
Isi Teks
Keseluruhan
isi lengkap
dan
terorganisasi
dengan tepat
Keseluruhan
isi lengkap,
pengorganisasi
an isi kurang
tepat
Isi kurang
lengkap,
pengorganisasia
m isi kurang
tepat
Isi tidak
lengkap,pengorga
nisasian isi tidak
tepat
Ketepatan
Struktur
Kalimat
Keseluruhan
kalimat pada
cerita
terstruktur
dengan tepat
Sebagian besar
kalimat pada
cerita
terstruktur
dengan tepat
Sebagian
kalimat pada
cerita terstruktur
dengan tepat
Sebagian kecil
kalimat pada
cerita terstruktur
dengan baik
Ejaan dan
Tata Tulis
Keseluruhan
isi cerita
menggunaka
n ejaan yang
tepat,
penggunaan
huruf kapital
dan tanda
baca tepat,
tulisan rapi
Sebagian besar
isi cerita
menggunakan
ejaan yang
tepat, sebagian
besar
penggunaan
huruf kapital
dan tanda baca
tepat, tulisan
rapi
Terdapat
kesalahan isi
cerita
menggunakan
ejaan yang tepat,
terdapat
kesalahan
penggunaan
huruf kapital
dan tanda baca
tepat, tulisan
kurang rapi
Terdapat banyak
kesalahan isi
cerita
menggunakan
ejaan yang tepat,
terdapat banyak
kesalahan
penggunaan huruf
kapital dan tanda
baca tepat, tulisan
kurang rapi
Kebermakna
an
Penuturan
Penuturan
keseluruhan
isi cerita
mudah
dipahami
Penuturan
sebagian besar
isi cerita
mudah
dipahami dan
Penuturan
sebagian kecil
isi cerita dapat
dipahami dan
dimaknai
Penuturan isi
cerita mkurang
dapat dipahami
dan dimaknai
40
dan
dimaknai
dimaknai
(Sumber: Nurgiyantoro, 2012 : 393)
Tabel 3.2
Rubrik Penilaian Membuat Kesimpulan Secara Tertulis
Aspek yang
Dinilai
Kriteria dan Penskoran
Baik
(Skor 4)
Sedang
(Skor 3)
Kurang
(Skor 2)
Kurang Sekali
(Skor 1)
Kesesuaian
dengan Isi
Cerita
Keseluruhan
isi cerita
sesuai dengan
cerita aslinya
Sebagian besar
isi cerita sesuai
dengan cerita
aslinya
Sebagian isi
cerita sesuai
dengan cerita
aslinya
Sebagian kecil isi
cerita sesuai
dengan cerita
aslinya
Ketepatan
Pemilihan
Isi
Pesan/Aman
at Cerita
Keseluruhan
isi kesimpulan
sesuai dengan
amanat/pesan
cerita
Ada kalimat
yangtidak
sesuai dengan
amanat/pesan
cerita
Beberapa
kalimat sesuai
dengan
amanat/pesan
cerita
Isi tidak sesuai
dengan
amanat/pesan
certita
Ketepatan
Pengemban
gan Alur
Alur
organisasi
kalimat
jelasdan tepat
Sebagian besar
kalimat pada
cerita
terstruktur
dengan tepat
Sebagian
kalimat pada
cerita
terstruktur
dengan tepat
Sebagian kecil
kalimat pada
cerita terstruktur
dengan baik
Ketepatan
Kata dan
Kalimat
Keseluruhan
isi kesimpulan
cerita
menggunakan
kata/kalimat
yang tepat
Sebagian besar
isi kesimpulan
cerita tepat
Terdapat
banyak
kesalahan
penggunaan
kata kalimat
Terdapat banyak
kesalahan, tulisan
tidak rapi
Gaya
Penuturan
Penuturan
keseluruhan
isi kesimpulan
cerita mudah
dipahami dan
dimaknai
Penuturan
sebagian besar
isi kesimpulan
cerita mudah
dipahami dan
dimaknai
Penuturan
sebagian kecil
isi kesimpulan
cerita mudah
dipahami dan
dimaknai
Penuturan isi
kesimpulan cerita
kurang dapat
dipahami dan
dimaknai
(Sumber: Nurgiyantoro, 2012 : 3)
41
2. Instrumen Non Tes
Data-data tidak hanya dikumpulkan melalui tes, akan tetapi dapat diperoleh
melalui alat ukur bukan tesseperti pedoman observasi, wawancara, skala nilai, daftar
cek, skala sikap, rating scale dan dokumentasi. (Setiamihardja, 2006:10). Dalam
penelitian ini insrumen non tes yang digunakan adalah pedoman observasi.
Pedoman observasi digunakan untuk mengukur penampilan yang dilakukan
dengan pengamatan atau observasi. Melalui observasi dapat diketahui bagaimana
sikap dan prilaku murid, kegiatan yang dilakukan, tingkat partisipasi dalam suatu
kegiatan, proses kegiatan yang dilakukan, kemampuan bahkan hasil yang diperoleh
dari kegiatan.
Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1) Observasi langsung dilakukan dengan mengamati gejala atau proses yang terjadi
dalam proses sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat. Hasilnya dapat
berupa catatan lapangan.
2) Observasi tidak langsung dilakukan dengan menggunakan alat, alat yang
digunakan oleh peneliti adalah kamera foto hasilnya berupa foto-foto yang
menggambarkan aktivitas belajar.
F. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik atau instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati
setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat
observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya, 2010: 86).
42
2. Tes (Evaluasi)
Tes instrumen pengumupulan data dapat diartikan sebagai instrumen
pengumpulan data untuk mengukur kemampuan murid dalam aspek kognitif,
atau tingkat penguasaan murid terhadap materi pembelajaran (Sanjaya, 2010:
86).
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh data nilai rata-rata
murid yang diperoleh dari nilai raport, selain itu juga untuk memperoleh data
guru dan jumlah murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan
Binamu Kabupaten Jeneponto.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan
tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya sehingga
memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian (Sanjaya, 2010:
86). Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis
kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk melihat
data hasil tes belajar murid, atau digunakan untuk menentukan peningkatan hasil
belajar murid sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan. Sedangkan
analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan proses belajar
khususnya berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru. Menurut Miles dan
Huberman (dalam Rahmi, 2012: 23) data hasil belajar murid dapat ditafsirkan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
43
NA = Jumlah Skor Perolehan x 100
Jumlah Skor Maksimal
Analisis kuantitatif dapat digunakan teknik kategorisasi dengan berpedoman
pada skala angka 0-100 seperti pada Tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel.3.3. Kategori Keberhasilan
No. Skor Kategori
1 85 – 100 Sangat tinggi
2 70 – 84 Tinggi
3 55 – 69 Sedang
4 46 – 54 Rendah
5 0 – 45 Sangat rendah
(Sumber: Depdikbud, 2011: 24)
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan kinerja dari penelitian ini adalah nilai rata-rata hasil
belajar murid kelas Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten
Jeneponto meningkat dari siklus ke siklus berikutnya. Berdasarkan KKM (kriteria
ketuntasan minimal), jika mendapat skor minimal 70 secara klasikal dan terdapat
80% murid yang tuntas dari keseluruhan murid.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan dibahas hasil pengolahan data dan pembahasan hasil-
hasil belajar selama melakukan penelitian, dimana penelitian ini dilaksanakan untuk
mengetahui peningkatan keterampilan membaca pemahaman pada murid kelas V
SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.
Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yang saling terkait yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam 2
siklus kegiatan yaitu siklus I dan siklus II. Adapun yang dianalisis yaitu hasil tes
siklus I dan siklus II, serta hasil pengamatan dari lembar observasi yang dilakukan
oleh peneliti sebagai pengamat.
1. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran ini merupakan kegiatan belajar pembelajaran yang
dilakukan untuk mengetahui kondisi awal hasil belajar murid setelah diterapkan
model jigsaw. Data yang diperoleh dari kegiatan ini adalah hasil tes dan perilaku
murid selama mengikuti pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran ini berlangsung selama
3 minggu dengan dua kali pertemuan. Kegiatan ini terdiri dari empat tahap yaitu
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi.
44
45
2. Hasil Implementasi Model Jigsaw Pada Siklus I dan Siklus II
Pencapaian hasil belajar membaca pemahaman melalui model pembelajaran
jigsaw siklus I dan II sesuai kriteria keberhasilan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Pencapaian hasil belajar membaca pemahaman melalui model
pembelajaran jigsaw siklus I dan II
Siklus KKM Tidak
Tuntas
Tuntas Nilai
Rata-
Rata
Persentase
(%)
Kategori
I 70 19 5 58,9 20,8 Rendah
II 70 4 20 82,1 83,33 Sangat Tinggi
Sumber: Data Hasil Tes Siklus I dan Siklus II
Dari tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar
membaca pemahaman murid pada siklus I sebesar 58,9 dan 5 murid yang tuntas atau
20,8% yang setelah dikategorisasikan berada pada kategori rendah sedangkan pada
siklus II terlihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar membaca pemahaman murid
sebesar 82,1 dan 20 murid yang tuntas atau 83,33% yang berada pada kategori sangat
tinggi dari 24 murid.
46
3. Hasil Observasi
Tabel 4.2 Perbandingan hasil observasi aktivitas murid siklus I dan siklus II
No
Komponen yang Diamati
Siklus I Siklus II
Persentase Persentase
1
Murid yang hadir pada saat
pembelajaran.
84,6
98,7
2 Murid yang memperhatikan
penjelasan guru.
75 86,3
3
Murid yang bertanya
59,6
69,6
4 Murid yang keluar masuk pada
saat proses pembelajaran.
40,3 13,7
5 Murid yang mempresentasekan
hasil kerja kelompoknya.
34,7
54,2
6 Murid yang mengajukan
tanggapan / komentar kepada
kelompok lain saat
mempersentasekan hasil
kerjasama mereka.
44,6
75
7
Murid yang bekerjasama dan
berpartisipasi dalam kelompok
79,2
98,7
Sumber : Tabel D.3 dan D.4 Lampiran D
Dari tabel 4.2 di atas, terjadinya peningkatan aktivitas belajar murid, jika
dibandingkan hasil observasi siklus I dan siklus II yaitu persentase rata-rata jumlah
murid yang hadir pada saat pembelajaran dari 84,6% menjadi 98,7%. Persentase rata-
rata jumlah murid yang memperhatikan penjelasan guru meningkat dari 75% menjadi
86,3%. Persentase rata-rata jumlah murid yang bertanya meningkat dari 59,6%
menjadi 69,6%. Persentase rata-rata jumlah murid yang keluar masuk pada saat
proses pembelajaran menurun dari 40,3% menjadi 13,7%. Persentase rata-rata jumlah
47
murid yang mempresentasekan hasil kerja kelompoknya meningkat dari 34,7%
menjadi 54,2%. Persentase jumlah murid yang mengajukan tanggapan / komentar
kepada kelompok lain saat mempersentasekan hasil kerjasama mereka meningkat dari
44,6% menjadi 75%. Persentase rata-rata jumlah murid yang bekerjasama dan
berpartisipasi dalam kelompok meningkat dari 79,2 menjadi 98,7%.
B. Pembahasan
1. Pelaksanaan Pembahasan Siklus 1
Perencanaan disusun dan dikembangkan oleh peneliti yang dikonsultasikan
dengan dosen pembimbing. Adapun materi pembelajaran yang dilaksanakan pada
tindakan siklus I adalah teks bacaan pendek. Dengan kompetensi dasar adalah
menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek dan
menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat). Indikatornya adalah menyebutkan
kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek, menyimpulkan isi teks
pendek ( 10 – 15 kalimat), melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat,
menangkap urutan peristiwa dalam bacaan, dan menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan teks.
a. Implementasi Tindakan Siklus I
Pada tahap tindakan dalam siklus I dilaksanakan selama 5 kali pertemuan
yaitu tanggal 23 dan 24 April, serta 26, dan 28 April 2021 yang diimplementasikan
berdasarkan RPP yang telah disusun.
Berdasarkan RPP tersebut implementasi tindakan pada semua pertemuan
yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
48
1) Pertemuan pertama (Jumat, 23 April 2021)
Pertemuan pertama dilaksanakan 23 April 2021, indikator yang diharapkan
dicapai pada pertemuan ini adalah menyebutkan kembali dengan kata-kata atau
kalimat sendiri isi teks pendek, menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat),
melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat, menangkap urutan peristiwa
dalam bacaan, dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks.
Pertama-tama guru memberi salam kemudian mengabsen murid. Setelah
mengabsen guru memotivasi murid berani menjawab pertanyaan dengan memberikan
pertanyaan terkait dengan materi yang akan dipelajari. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, kemudian guru menjelaskan sedikit materi pelajaran. Pada kegiatan
inti, guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas. Murid mendengarkan
guru membacakan teks bacaan. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang )
dinamakan kelompok Asal (6’). Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus
dikerjakan masing-masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:
• Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek .
• Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
• Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
• Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
• Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan
santun berbahasa.
Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal yang terdiri dari 4
orang anggota membahas 4 materi yang sama. Setelah selesai melakukan diskusi
49
dalam kelompok asal maka setiap anggota kelompok mengambil undian tugas secara
individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi yang telah
didiskusikan. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas yang
sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan mengerjakan tugas yang
diterima. Anggota kelompok tersebut berasal dari anggota kelompok asal yang
membahas materi berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan
berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang dinamakan kelompok
ahli. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) : Menyebutkan kembali dengan
kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek. Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6)
: Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat). Kelompok ahli 3
(C1,C2,C3,C4,C5,C6) : Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.
Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) : Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.
Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus mencatat, ikut serta
secaraaktif memberikan informasi berdiskusi. Kelompok ahli kembali berkumpul ke
kelompok asal bertugas memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.
Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusi secara
menyeluruh dalam diskusi kelas. Guru bersama murid merefleksi kegiatan
pembelajaran.
Guru memberikan pekerjaan rumah, memberikan pesan-pesan moral,
kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Pertemuan kedua (Sabtu, 24 April 2021)
Pertemuan kedua dilaksanakan tanggal 24 April 2021, indikator yang
diharapkan dicapai pada pertemuan ini adalah menyebutkan kembali dengan kata-
50
kata atau kalimat sendiri isi teks pendek, menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15
kalimat), melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat, menangkap urutan
peristiwa dalam bacaan, dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks.
Pertama-tama guru memberi salam kemudian mengabsen murid. Setelah
mengabsen guru memotivasi murid berani menjawab pertanyaan dengan memberikan
pertanyaan terkait dengan materi yang akan dipelajari. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, kemudian guru menjelaskan sedikit materi pelajaran. Pada kegiatan
inti, guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas. Murid mendengarkan
guru membacakan teks bacaan. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang )
dinamakan kelompok Asal (6’). Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus
dikerjakan masing-masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:
• Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek .
• Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
• Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
• Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
• Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan
santun berbahasa.
Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal yang terdiri
dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama. Setelah selesai melakukan
diskusi dalam kelompok asal maka setiap anggota kelompok mengambil undian tugas
secara individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi yang telah
didiskusikan. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas yang
51
sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan mengerjakan tugas yang
diterima. Anggota kelompok tersebut berasal dari anggota kelompok asal yang
membahas materi berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan
berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang dinamakan kelompok
ahli. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) : Menyebutkan kembali dengan
kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek. Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6)
: Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat). Kelompok ahli 3
(C1,C2,C3,C4,C5,C6) : Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.
Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) : Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.
Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus mencatat, ikut serta
secaraaktif memberikan informasi berdiskusi. Kelompok ahli kembali berkumpul ke
kelompok asal bertugas memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.
Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusi secara
menyeluruh dalam diskusi kelas. Guru bersama murid merefleksi kegiatan
pembelajaran.
Guru memberikan pekerjaan rumah, dan memberikan pesan-pesan moral,
kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
3) Pertemuan ketiga (Senin, 26 April 2021)
Pertemuan ini dilaksanakan pada tanggal 26 April 2021, indikator yang
diharapkan dicapai pada pertemuan ini adalah menyebutkan kembali dengan kata-
kata atau kalimat sendiri isi teks pendek, menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15
kalimat), melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat, menangkap urutan
peristiwa dalam bacaan, dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks.
52
Pertama-tama guru memberi salam kemudian mengabsen murid. Setelah
mengabsen guru memotivasi murid berani menjawab pertanyaan dengan memberikan
pertanyaan terkait dengan materi yang akan dipelajari. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, kemudian guru menjelaskan sedikit materi pelajaran. Pada kegiatan
inti, guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas. Murid mendengarkan
guru membacakan teks bacaan. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang )
dinamakan kelompok Asal (6’). Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus
dikerjakan masing-masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:
• Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek .
• Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
• Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
• Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
• Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan
santun berbahasa.
Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal yang terdiri
dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama. Setelah selesai melakukan
diskusi dalam kelompok asal maka setiap anggota kelompok mengambil undian tugas
secara individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi yang telah
didiskusikan. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas yang
sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan mengerjakan tugas yang
diterima. Anggota kelompok tersebut berasal dari anggota kelompok asal yang
membahas materi berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan
53
berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang dinamakan kelompok
ahli. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) : Menyebutkan kembali dengan
kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek. Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6)
: Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat). Kelompok ahli 3
(C1,C2,C3,C4,C5,C6) : Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.
Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) : Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.
Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus mencatat, ikut serta
secaraaktif memberikan informasi berdiskusi. Kelompok ahli kembali berkumpul ke
kelompok asal bertugas memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.
Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusi secara
menyeluruh dalam diskusi kelas. Guru bersama murid merefleksi kegiatan
pembelajaran.
Guru memberikan pesan-pesan moral, kemudian guru menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
4) Pertemuan keempat (Selasa, 27 April 2021)
Pertama-tama guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian mengecek kesiapan murid dan menginstruksikan untuk menyiapkan alat
tulis-menulisnya.
Setelah murid siap, guru membagikan tes siklus I yang harus dikerjakan oleh
setiap murid, murid tidak diperbolehkan untuk menyontek dan bekerjasama, waktu
yang diberikan sampai bel pergantian pelajaran berbunyi.
Kegiatan evaluasi siklus I ini berjalan dengan lancar. Dan hasilnya
dikumpulkan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Setelah semua murid
54
mengumpulkan lembar jawabannya, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada murid kelas V SDN No. 83
Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto, peneliti memperoleh dan
mengumpulkan data melalui instrumen tes siklus I. Dari hasil tes Siklus I dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3: Nilai Statistik Membaca Pemahaman Murid Kelas V SDN No. 83
Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto setelah
penerapan Model pembelajaran Jigsaw pada siklus I
Sumber : Data Tes Siklus I
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata – rata Membaca
Pemahaman murid sebanyak 58,9. Nilai terendah yang diperoleh murid adalah 40
dari nilai yang mungkin dicapai 0-54 dan nilai tertinggi yang diperoleh murid adalah
85 dari nilai ideal yang mungkin dicapai 100, ini menunjukkan kemampuan murid
cukup bervariasi.
Jika nilai Pemahaman dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh
distribusi frekuensi dan persentase sebagaimana berikut ini:
Statistik Nilai Statistik
Subjek 24
Nilai ideal 100
Nilai tertinggi 85
Nilai terendah 40
Nilai rata-rata 58,9
55
Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Membaca Pemahaman
Murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto setelah penerapan model pembelajaran
Jigsaw pada siklus I
No Nilai Kategori Frekuensi Persentase
1 85 – 100 Sangat Tinggi 2 8,3%
2 70 – 84 Tinggi 3 12,5%
3 55 – 69 Sedang 13 54,2%
4 46 – 54 Rendah 1 4,2%
5 0 – 45 Sangat Rendah 5 20,8%
Jumlah 24 100
Sumber : Data Tes Siklus I
Dari tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa persentase nilai pemahaman murid
setelah diterapkan siklus I adalah 5 orang murid atau 20,8% berada pada kategori
sangat rendah, 1 orang murid atau 4,2% berada pada kategori rendah, 13 orang murid
atau 54,2% berada pada kategori sedang, 3 orang murid atau 12,5% berada pada
kategori tinggi, dan 2 orang murid atau 8,3% berada pada kategori sangat tinggi.
0
10
20
30
40
50
60
1 2 3 4 5
2 3
13
15
8.312.5
54.2
4.2
20.8
Frekuensi Persentase
Gambar 4.1: Diagram Batang Hasil Evaluasi siklus I
56
Adapun presentase ketuntasan membaca pemahaman yang diperoleh dari hasil
belajar membaca pemahaman Murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan
Binamu Kabupaten Jeneponto setelah penerapan siklus I ditunjukkan pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.5: Persentase Ketuntasan Membaca Pemahaman Murid Kelas V
setelah penerapan Pembelajaran Jigsaw pada siklus I
No Nilai Kategori Frekuensi Persentase
(%)
1 0 – 69 Tidak Tuntas 19 79,2%
2 70 - 100 Tuntas 5 20,8%
Jumlah 24 100
Sumber : Data Tes Siklus I
Berdasarkan tabel 4.5 di atas hasil belajar Membaca Pemahaman yang
diperoleh murid dengan nilai rata–rata dan pada ketuntasan hasil belajar Membaca
Pemahaman diperoleh 79,2% dikategorikan tidak tuntas dan 20,8% tuntas. Dari hasil
yang diperoleh ini, dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi ketuntasan dalam proses
belajar mengajar karena murid yang mencapai ketuntasan hanya 8 murid dari 24
murid. Karena itulah, peneliti berusaha untuk mengadakan perbaikan dengan cara
melanjutkan penelitian pada siklus II untuk melihat seberapa jauh Membaca
Pemahaman murid itu tercapai.
b. Refleksi Tindakan Siklus I
Pada awal pelaksanaan siklus I, murid masih kurang bersemangat dan kurang
memperhatikan pelajaran sehingga peneliti berusaha bagaimana dapat menarik
perhatian murid dalam mengikuti proses pembelajaran yakni mengarahkan murid
57
dengan memberikan motivasi dan memberikan banyak latihan yang menyenangkan
berdasarkan materi yang telah dipelajari. Berdasarkan hasil tes pada siklus I diperoleh
rata-rata 58,9 yang berada pada kategori rendah. Dari segi ketuntasan belajar, terdapat
16 murid yang tidak tuntas dalam mengerjakan ujian dan dengan kesalahan yang
cukup fatal murid masih kurang teliti dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh
guru. Setelah diterapkan siklus I sebesar 20,8% berada pada kategori sangat rendah,
4,2% berada pada kategori rendah, 54,2% berada pada kategori sedang, 12,5%
berada pada kategori tinggi, dan 8,3% berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini
terjadi karena murid masih canggung dengan keberadaan peneliti dan dengan model
Jigsaw yang diterapkan peneliti sehingga kondisi murid masih terlihat bingung
dengan model tersebut sehingga masih kurang berminat dalam mengikuti proses
pembelajaran. Selain itu murid masih ragu dan malu menjawab pertanyaan lisan
ketika diberikan pertanyaan oleh guru, terlebih lagi jika diberikan kesempatan untuk
berkomentar atau bertanya dan berpendapat, biasanya hanya didominasi oleh dua
sampai tiga orang saja. Hal ini masih terjadi pada pertemuan dua dan tiga.
Berdasarkan hasil yang diperoleh murid pada siklus I mengindikasikan bahwa
nilai yang diperoleh oleh murid mayoritas masih dibawah standar ketuntasan belajar
yang telah ditetapkan departemen pendidikan nasional nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 70, sehingga peneliti merasa perlu mengadakan siklus II
sebagai perbaikan pada siklus I.
58
2. Siklus II
Penerapan pembelajaran Membaca Pemahaman pada siklus II melalui
penerapan model Jigsaw adalah sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pembelajaran Siklus II
Pelaksanaan tindakan kelas yang akan berlangsung pada siklus II sebagian
sama dengan kegiatan pada siklus I. Pembelajaran pada siklus II merupakan tindak
lanjut pelaksanaan siklus pertama yang telah ditetapkan 4 x pertemuan yakni Kamis
20 Mei, Sabtu 22 Mei, Senin 24 Mei dan Rabu 26 Mei 2021.
b. Implementasi Tindakan Siklus II
Tahap pelaksanaan pada siklus II selama 4 kali pertemuan yang
diimplementasikan berdasarkan RPP yang telah disusun dan dapat dilihat pada
lampiran.
Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I hanya
pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat perbaikan yang masih diperlukan dari
tindakan I. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama (Kamis, 20 Mei 2021)
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2021. Indikator yang
diharapkan dicapai pada pertemuan ini adalah menyebutkan kembali dengan kata-
kata atau kalimat sendiri isi teks pendek, menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15
kalimat), melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat, menangkap urutan
peristiwa dalam bacaan, dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks.
Pertama-tama guru memberi salam kemudian mengabsen murid. Setelah
mengabsen guru memotivasi murid berani menjawab pertanyaan dengan memberikan
59
pertanyaan terkait dengan materi yang akan dipelajari. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, kemudian guru menjelaskan sedikit materi pelajaran. Pada kegiatan
inti, guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas. Murid mendengarkan
guru membacakan teks bacaan. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang )
dinamakan kelompok Asal (6’). Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus
dikerjakan masing-masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:
• Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek .
• Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
• Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
• Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
• Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan
santun berbahasa.
Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal yang terdiri
dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama. Setelah selesai melakukan
diskusi dalam kelompok asal maka setiap anggota kelompok mengambil undian tugas
secara individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi yang telah
didiskusikan. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas yang
sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan mengerjakan tugas yang
diterima. Anggota kelompok tersebut berasal dari anggota kelompok asal yang
membahas materi berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan
berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang dinamakan kelompok
ahli. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) : Menyebutkan kembali dengan
60
kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek. Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6)
: Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat). Kelompok ahli 3
(C1,C2,C3,C4,C5,C6) : Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.
Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) : Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.
Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus mencatat, ikut serta
secaraaktif memberikan informasi berdiskusi. Kelompok ahli kembali berkumpul ke
kelompok asal bertugas memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.
Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusi secara
menyeluruh dalam diskusi kelas. Guru bersama murid merefleksi kegiatan
pembelajaran.
Guru memberikan pekerjaan rumah, meberikan pesan-pesan moral, kemudian
guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Pertemuan kedua (Sabtu, 22 Mei 2021)
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2021. Indikator yang
diharapkan dicapai pada pertemuan ini adalah menyebutkan kembali dengan kata-
kata atau kalimat sendiri isi teks pendek, menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15
kalimat), melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat, menangkap urutan
peristiwa dalam bacaan, dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks.
Pertama-tama guru memberi salam kemudian mengabsen murid. Setelah
mengabsen guru memotivasi murid berani menjawab pertanyaan dengan memberikan
pertanyaan terkait dengan materi yang akan dipelajari. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, kemudian guru menjelaskan sedikit materi pelajaran. Pada kegiatan
inti, guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas. Murid mendengarkan
61
guru membacakan teks bacaan. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang )
dinamakan kelompok Asal (6’). Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus
dikerjakan masing-masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:
• Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek .
• Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
• Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
• Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
• Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan
santun berbahasa.
Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal yang terdiri
dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama. Setelah selesai melakukan
diskusi dalam kelompok asal maka setiap anggota kelompok mengambil undian tugas
secara individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi yang telah
didiskusikan. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas yang
sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan mengerjakan tugas yang
diterima. Anggota kelompok tersebut berasal dari anggota kelompok asal yang
membahas materi berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan
berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang dinamakan kelompok
ahli. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) : Menyebutkan kembali dengan
kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek. Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6)
: Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat). Kelompok ahli 3
(C1,C2,C3,C4,C5,C6) : Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.
62
Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) : Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.
Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus mencatat, ikut serta
secaraaktif memberikan informasi berdiskusi. Kelompok ahli kembali berkumpul ke
kelompok asal bertugas memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.
Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusi secara
menyeluruh dalam diskusi kelas. Guru bersama murid merefleksi kegiatan
pembelajaran.
Guru memberikan pekerjaan rumah, dan memberikan pesan-pesan moral,
kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
3) Pertemuan ketiga (Senin, 24 Mei 2021)
Pertemuan ketiga ini diawali dengan mengucapkan salam kemudian
dilanjutkan dengan mengabsen murid. Indikator yang diharapkan dicapai pada
pertemuan ini adalah menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi
teks pendek, menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat), melengkapi cerita
sederhana dengan kata yang tepat, menangkap urutan peristiwa dalam bacaan, dan
menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks.
Pertama-tama guru memberi salam kemudian mengabsen murid. Setelah
mengabsen guru memotivasi murid berani menjawab pertanyaan dengan memberikan
pertanyaan terkait dengan materi yang akan dipelajari. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, kemudian guru menjelaskan sedikit materi pelajaran. Pada kegiatan
inti, guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas. Murid mendengarkan
guru membacakan teks bacaan. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang )
dinamakan kelompok Asal (6’). Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus
63
dikerjakan masing-masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:
• Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek .
• Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
• Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
• Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
• Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan
santun berbahasa.
Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal yang terdiri
dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama. Setelah selesai melakukan
diskusi dalam kelompok asal maka setiap anggota kelompok mengambil undian tugas
secara individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi yang telah
didiskusikan. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas yang
sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan mengerjakan tugas yang
diterima. Anggota kelompok tersebut berasal dari anggota kelompok asal yang
membahas materi berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan
berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang dinamakan kelompok
ahli. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) : Menyebutkan kembali dengan
kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek. Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6)
: Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat). Kelompok ahli 3
(C1,C2,C3,C4,C5,C6) : Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.
Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) : Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.
Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus mencatat, ikut serta
64
secaraaktif memberikan informasi berdiskusi. Kelompok ahli kembali berkumpul ke
kelompok asal bertugas memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.
Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusi secara
menyeluruh dalam diskusi kelas. Guru bersama murid merefleksi kegiatan
pembelajaran.
Guru memberikan pesan-pesan moral, kemudian guru menutup pelajaran
dengan mengucapkan salam.
4) Pertemuan keempat (Rabu, 26 Mei 2021)
Pertemuan pertama dilaksanakan 26 Mei 2021, indikator yang diharapkan
dicapai pada pertemuan ini adalah menyebutkan kembali dengan kata-kata atau
kalimat sendiri isi teks pendek, menyimpulkan isi teks pendek (10 – 15 kalimat),
melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat, menangkap urutan peristiwa
dalam bacaan, dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks.
Pertama-tama guru memberi salam kemudian mengabsen murid. Setelah
mengabsen guru memotivasi murid berani menjawab pertanyaan dengan memberikan
pertanyaan terkait dengan materi yang akan dipelajari. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, kemudian guru menjelaskan sedikit materi pelajaran. Pada kegiatan
inti, guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas. Murid mendengarkan
guru membacakan teks bacaan. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang )
dinamakan kelompok Asal (6’). Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus
dikerjakan masing-masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:
65
• Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek .
• Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
• Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
• Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
• Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan
santun berbahasa.
Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal yang terdiri
dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama. Setelah selesai melakukan
diskusi dalam kelompok asal maka setiap anggota kelompok mengambil undian tugas
secara individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi yang telah
didiskusikan. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas yang
sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan mengerjakan tugas yang
diterima. Anggota kelompok tersebut berasal dari anggota kelompok asal yang
membahas materi berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan
berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang dinamakan kelompok
ahli. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) : Menyebutkan kembali dengan
kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek. Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6)
: Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat). Kelompok ahli 3
(C1,C2,C3,C4,C5,C6) : Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.
Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) : Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.
Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus mencatat, ikut serta
secaraaktif memberikan informasi berdiskusi. Kelompok ahli kembali berkumpul ke
66
kelompok asal bertugas memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.
Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusi secara
menyeluruh dalam diskusi kelas. Guru bersama murid merefleksi kegiatan
pembelajaran.
Guru memberikan pekerjaan rumah, memberikan pesan-pesan moral,
kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
4) Pertemuan kelima (Kamis, 26 April 2021)
Pertama-tama guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian mengecek kesiapan murid dan menginstruksikan untuk menyiapkan alat
tulis menulisnya dan mengumpulkan alat tulisnya dimeja guru.
Setelah murid siap, guru membagikan tes siklus II yang harus dikerjakan oleh
setiap murid, murid tidak diperbolehkan untuk menyontek dan bekerjasama, waktu
yang diberikan sampai bel pergantian pelajaran berbunyi.
Kegiatan evaluasi siklus II ini berjalan dengan lancar. Dan hasilnya
dikumpulkan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Setelah semua murid
mengumpulkan lembar jawabannya, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada murid kelas V SDN No. 83
Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto, peneliti memperoleh dan
mengumpulkan data melalui instrumen tes siklus II, dan hasil tes Siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut:
67
Tabel 4.6: Nilai Statistik Membaca Pemahaman Murid Kelas V SDN No. 83
Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto setelah
penerapan Pembelajaran Jigsaw pada siklus II
Statistik Nilai Statistik
Subjek 24
Nilai ideal 100
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 50
Nilai rata-rata 82,1
Sumber : Data Tes Siklus II
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata – rata membaca
pemahaman murid sebanyak 82,1. Nilai yang terendah yang diperoleh murid adalah
50 dari nilai yang mungkin dicapai 0-54 sampai nilai tertinggi yang diperoleh murid
100 dari nilai ideal yang mungkin dicapai 100, ini menunjukkan bahwa kemampuan
murid cukup bervariasi.
Jika nilai pemahaman dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh
distribusi frekuensi dan persentase sebagaimana berikut ini:
Tabel 4.7: Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Membaca Pemahaman
Murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto Setelah penerapan Pembelajaran Jigsaw
pada siklus II
No Nilai Kategori Frekuensi Persentase
1 85 – 100 Sangat Tinggi 11 45,8%
2 70 – 84 Tinggi 9 37,5%
3 55 – 69 Sedang 3 12,5%
4 46 – 54 Rendah 1 4,2%
5 0 – 45 Sangat Rendah 0 0%
Jumlah 24 100
Sumber : Data Tes Siklus II
68
Dari tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa persentase nilai membaca
pemahaman murid setelah diterapkan siklus II adalah tidak ada murid atau 0% berada
pada kategori sangat rendah, 1 orang murid atau 4,2% berada pada kategori rendah, 3
orang murid atau 12,5% berada pada kategori sedang, 9 orang murid atau 37,5%
berada pada kategori tinggi dan 11 orang murid atau 45,8% berada pada kategori
sangat tinggi.
0
10
20
30
40
50
1 2 3 4 5
11 93 1 0
45.8
37.5
12.5
4.20
Frekuensi Persentase
Gambar 4.2: Diagram Batang Hasil Evaluasi Siklus II
Adapun presentase ketuntasan membaca pemahaman yang diperoleh dari hasil
belajar murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten
Jeneponto setelah penerapan siklus II ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8: Persentase Ketuntasan Membaca Pemahaman Murid Kelas V SDN
No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto pada
siklus II
No Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 0 – 69 Tidak tuntas 4 16,67%
2 70 - 100 Tuntas 20 83,33%
Jumlah 24 100
Sumber: Data Tes Siklus II
69
Berdasarkan tabel 4.8 di atas hasil belajar membaca pemahaman yang
diperoleh murid nilai rata-rata dan pada ketuntasan hasil belajar membaca
pemahaman diperoleh 16,67% dikategorikan tidak tuntas dan 83,33% tuntas. Dari
hasil yang diperoleh ini, dapat dinyatakan bahwa terjadi ketuntasan dalam proses
belajar mengajar karena Murid yang mencapai ketuntasan 20 murid dari 24 murid.
Berarti tinggal 4 murid yang perlu dibimbing dan diadakan perbaikan karena mereka
belum mencapai kriteria ketuntasan belajar. Dari hasil yang diperoleh, ini dapat
dinyatakan bahwa terjadi ketuntasan dalam proses belajar mengajar. Karena itulah,
peneliti beranggapan pemahaman belajar membaca pemahaman itu telah tercapai,
maka peneliti menghentikan siklusnya.
c. Refleksi Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama pada siklus I, akan
tetapi penekanan yang diberikan adalah bagaimana murid mampu menyelesaikan
soal-soal membaca pemahaman dengan penerapan model pembelajaran jigsaw. Pada
pertemuan pertama hingga terakhir pada siklus II perhatian dan minat belajar murid
semakin memperlihatkan adanya peningkatan. Hal ini terlihat dengan semakin
banyaknya murid yang berani mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan serta
banyaknya murid yang mengungkapkan pendapatnya.
Pada siklus ini pun nampak hasil belajar murid meningkat baik dalam
menyelesaikan soal-soal latihan maupun aktif dalam proses pembelajaran, selain itu
kemampuan murid memahami materi semakin meningkat, jika sebelumnya materi
kurang dimengerti murid sehingga harus dijelaskan berulang-ulang bahkan tiga
sampai empat kali, maka pada siklus II ini sebagian besar murid sudah langsung
70
mencerna dan memahami materi dengan cepat dengan sekali atau dua kali penjelasan.
Peningkatan yang terjadi pada siklus II dapat dilihat dengan adanya peningkatan hasil
belajar murid.
Meskipun demikian, dari keseluruhan murid hingga siklus II, ada beberapa
murid yang memiliki nilai rendah dan sedang. Beberapa murid ini bukanlah murid-
murid yang malas dan kurang memperhatikan penjelasan guru, namun kemampuan
daya tangkap mereka memang tergolong lambat. Setelah diamati secara seksama,
Terdapat dua murid yang memiliki nilai yang berada dalam kategori rendah.
Disamping terjadinya peningkatan hasil belajar membaca pemahaman murid, selama
penelitian siklus I sampai siklus II terdapat berbagai perubahan yang terjadi pada
aktivitas murid terhadap pelajaran membaca pemahaman. Adapun perubahan yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Meningkatnya frekuensi kehadiran murid pada siklus I ke siklus II. Ini
menunjukkan bahwa Murid memilki kemauan, minat, dan perhatian dalam
mengikuti pelajaran.
2) Keaktifan murid dalam menyelesaikan soal terutama tugas yang diberikan oleh
guru mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, hal ini ditandai dengan
banyaknya murid yang mengumpulkan tugas baik tugas rumah maupun yang
dikerjakan di sekolah.
Perubahan ini yang merupakan data kualitatif yang diperoleh dari lembar
observasi yang dicatat pada siklus I dan siklus II. Perubahan tersebut adalah sebagai
berikut:
71
1) Minat dan perhatian belajar murid semakin baik dapat dilihat dari persentase
kehadiran murid pada setiap pertemuan, yaitu pada siklus I rata-rata kehadiran
murid sebanyak 22 orang murid setiap pertemuan dan pada siklus II rata-rata 24
murid yang hadir dalam setiap pertemuan.
2) Perhatian murid terhadap proses pembelajaran mengalami peningkatan atau
kemajuan. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya murid yang menjawab
pertanyaan apabila diberikan pertanyaan oleh guru dan semakin banyak Murid
yang mau berkomentar. Pada siklus I minat murid untuk menjawab pertanyaan
sangat kurang bahkan ada beberapa murid yang tidak berminat sama sekali untuk
menjawab. Tetapi setelah beberapa kali pertemuan, mengeluarkan pendapatnya.
3) Munculnya keberanian murid dalam menjawab setiap pertanyaan lisan dari guru
dan temannnya juga mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari sejumlah Murid
yang mengacunkan tangan berulang-ulang untuk memberikan jawaban, yang
semula hanya sedikit yang berkomentar pada pertemuan siklus I, akan tetapi
meningkat pada pertemuan siklus II.
4) Rasa percaya diri murid juga meningkat sesuai dengan semakin bertambahnya
murid yang berani memberikan jawaban.
d. Hasil Observasi
1) Siklus I
Berikut ini data hasil observasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa
jauh penerapan model pembelajaran jigsaw pada murid kelas V SDN No. 83
Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.
Berdasarkan hasil observasi itulah peneliti menggambarkannya data yang
72
diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.9: Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Murid kelas V SDN
No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto
selama penerapan model pembelajaran Jigsaw pada Siklus I
Pertemuan I, Pertemuan II, dan Pertemuan III.
No Aspek yang Diamati Jumlah
Murid
Pertemuan Persenta
se 1 2 3
1
Murid yang hadir pada saat
pembelajaran.
24
20
20
21
84,6
2
Murid yang memperhatikan
penjelasan guru.
24 18 18 18 75
3
Murid yang bertanya
24
14
14
15
59,6
4
Murid yang keluar masuk pada
saat proses pembelajaran.
24 10 10 9 40,3
5
Murid yang mempresentasekan
hasil kerja kelompoknya.
24
8
9
8
34,7
6
Murid yang mengajukan
tanggapan / komentar kepada
kelompok lain saat
mempersentasekan hasil
kerjasama mereka.
24
10
11
11
44,6
7
Murid yang bekerjasama dan
berpartisipasi dalam kelompok
24
19
19
19
79,2
Sumber: Data Hasil Observasi Siklus I
Berdasarkan data pada tabel 4.9 di atas, diperoleh gambaran mengenai aktivitas
belajar murid pada siklus I, dimana dari 24 murid kelas V SDN No. 83 Lembangloe
Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto yang di observasi terkait aspek-aspek
aktivitas belajar, hasilnya dapat dijelaskan dalam skala deskriptif sebagai berikut;
Murid yang hadir pada saat pembelajaran sebesar 84,6%; Murid yang memperhatikan
penjelasan guru sebesar 75%; Murid yang bertanya sebesar 59,6%; Murid yang
73
keluar masuk pada saat proses pembelajaran 40,3%; Murid yang mempresentasekan
hasil kerja kelompoknya sebesar 34,7%; murid yang mengajukan
tanggapan/komentar kepada kelompok lain saat mempersentasekan hasil kerjasama
mereka sebesar 44,6%; dan Murid yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam
kelompok sebesar 79,2%
e. Observasi Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus I
Tabel 4.10 Hasil Observasi Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus I
No. Aspek yang dinilai Pertemuan
Rata-rata Persentase
(%) 1 2 3
1.
2.
3.
4.
5.
Murid yang aktif dalam
membaca sekilas (survey)
Murid yang aktif dalam
menyusun pertanyaan
(question)
Murid yang aktif dalam
membaca bacaan
(reading)
Murid yang aktif dalam
menjawab pertanyaan
(recite)
Murid yang aktif dalam
mengulangi atau meninjau
ulang bacaan (review)
15
13
12
14
15
18
15
14
15
17
19
18
17
17
19
17,3
15,3
14,3
15,3
17
72,1
63,7
59,6
63,7
70,8
Berdasarkan tabel 4.10 di atas diperoleh bahwa dari 24 murid kelas V SDN
No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. murid yang aktif
dalam membaca sekilas (survey) mencapai 72,1%, murid yang aktif dalam menyusun
pertanyaan (question) mencapai 63,7%, murid yang aktif dalam membaca bacaan
(reading) mencapai 59,6%, murid yang aktif dalam menjawab pertanyaan (recite)
74
mencapai 63,7%, serta murid yang aktif dalam mengulangi atau meninjau ulang
bacaan (review) mencapai 70,8%.
f. Siklus II
Berikut ini data dari hasil observasi siklus II yang digunakan untuk mengetahui
seberapa jauh penerapan pembelajaran Jigsaw pada murid kelas V SDN No. 83
Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. Berdasarkan hasil observasi
itulah peneliti menggambarkannya data yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.11: Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Murid kelas V SDN No. 83
Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto selama
penerapan model pembeajaran Jigsaw pada Siklus II Pertemuan I,
Pertemuan II, dan Pertemuan III
No Aspek yang Diamati Jumlah
Murid
Pertemuan Persenta
se 1 2 3
1
Murid yang hadir pada saat
pembelajaran.
24
23
24
24
98,7
2
Murid yang memperhatikan
penjelasan guru.
24 20 20 22 86,3
3
Murid yang bertanya
24
16
17
17
69,6
4
Murid yang keluar masuk pada
saat proses pembelajaran.
24 5 3 2 13,7
5
Murid yang mempresentasekan
hasil kerja kelompoknya.
24
12
12
15
54,2
6
murid yang mengajukan
tanggapan / komentar kepada
kelompok lain saat
mempersentasekan hasil
kerjasama mereka.
24
18
18
18
75
7
Murid yang bekerjasama dan
24
23
24
24
98,7
75
berpartisipasi dalam kelompok
Sumber: Data Hasil Observasi Siklus II
Berdasarkan data pada tabel 4.11 di atas, diperoleh gambaran mengenai
aktivitas belajar murid pada siklus I, dimana dari 24 murid kelas V SDN No. 83
Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto yang di observasi terkait
aspek-aspek aktivitas belajar, hasilnya dapat dijelaskan dalam skala deskriptif sebagai
berikut; Murid yang hadir pada saat pembelajaran sebesar 98,7%; Murid yang
memperhatikan penjelasan guru sebesar 86,3%; Murid yang bertanya sebesar 69,6%;
Murid yang keluar masuk pada saat proses pembelajaran 13,7%; Murid yang
mempresentasekan hasil kerja kelompoknya sebesar 54,2%; murid yang mengajukan
tanggapan / komentar kepada kelompok lain saat mempersentasekan hasil kerjasama
mereka sebesar 75%; dan Murid yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam
kelompok sebesar 98,7%.
g. Observasi Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus II
Tabel 4.12 Hasil Observasi Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus II
No. Aspek yang dinilai Pertemuan
Rata-rata Persentase
(%) 1 2 3
1.
2.
3.
4.
5.
Murid yang aktif dalam
membaca sekilas (survey)
Murid yang aktif dalam
menyusun pertanyaan
(question)
Murid yang aktif dalam
membaca bacaan
(reading)
Murid yang aktif dalam
menjawab pertanyaan
(recite)
Murid yang aktif dalam
21
19
18
19
18
22
20
20
21
21
24
23
24
23
24
21,3
20,7
20,7
21
21
88,7
86,2
86,2
87,5
87,5
76
mengulangi atau meninjau
ulang bacaan (review)
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas diperoleh bahwa dari 24 murid kelas V SDN
No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. murid yang aktif
dalam membaca sekilas (survey) mencapai 88,7%, murid yang aktif dalam menyusun
pertanyaan (question) mencapai 86,2%, murid yang aktif dalam membaca bacaan
(reading) mencapai 86,2%, murid yang aktif dalam menjawab pertanyaan (recite)
mencapai 87,5%, serta murid yang aktif dalam mengulangi atau meninjau ulang
bacaan (review) mencapai 87,5%.
77
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa penerapan model jigsaw pada murid kelas V SDN No. 83
Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto dapat meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman pada setiap siklus. Siklus I nilai rata-rata murid
adalah 58,9 dan menjadi 82,1 pada siklus II.
Ketuntasan belajar membaca pemahaman murid kelas V SDN No. 83
Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto juga mengalami peningkatan.
Pada siklus I, dari 5 (20,8%) murid mencapai ketuntasan belajar, sedangkan pada
siklus II sebanyak 20 (83,33%) murid mencapai ketuntasan belajar dan ketuntasan
belajar klasikal tercapai. Penerapan model jigsaw juga dapat melibatkan murid secara
lebih aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan aktivitas
dari siklus I ke siklus II.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan pengalaman peneliti dalam penelitian ini,
maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut :
77
78
1. Untuk meningkatkan hasil belajar murid pada mata pelajaran bahasa
Indonesia khususnya membaca pemahaman, maka diharapkan kepada guru
terkhusus guru Bahasa Indonesia untuk mempertimbangkan menggunakan
model pembelajaran jigsaw sebagai alternatif dalam pembelajaran.
2. Sebagai tindak lanjut penerapan, pada saat proses pembelajaran, diharapkan
guru lebih kreatif dalam menyajikan permasalahan agar murid dapat lebih
termotivasi, dan lebih terlatih dalam berfikir untuk menemukan penyelesaian
terhadap masalah.
3. Diharapkan kepada peneliti lain dalam bidang kependidikan khususnya
pendidikan Bahasa Indonesia supaya dapat meneliti lebih lanjut tentang
metode yang efektif dan efisien untuk mengatasi kesulitan murid dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.
79
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Asrori. 2014. Media pengajaran. Proyek OPF IKIP Malang
Burhan. 2015. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Yogyakarta:BPFE.
Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 5 dan Buku Murid Tema 1 Kelas 5 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2013).
Dardjowidjojo. 2015. Peran Metode Dalam Pembelajaran Membaca. Makalah dalam
rangka Dies Natalis ke-41 IKIP Bandung
Darliani. 2012. Penerapan Model Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Dengan Menggunakan Media Suku Kata Di Kelas V SD Inpres
Panynyikokang Kota Makassar. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar:
Universitas Negeri Makassar.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Sekolah Menengah Atas
Daves. Keith and William, Agus darman (pent) . 2013. Perilaku Dalam Organisasi,
Jakarta:Erlangga.
Hardjono, Sartina. 2014. Prinsip-Prinsip Pengajaran Sastra. Jakarta:Ditjen Dikti.
Hartono, Rudi, 2013. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid.
Jogjakarta:DIVA Press
Jufri, A. Wahab, 2013. Belajar dan Pembelajaran SAINS. Bandung:Pustaka Reka
Cipta
Kamus besar Bahasa Indonesia, 2008, Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia
80
Ma’rifatus. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Narasi Ekspositoris Murid
Kelas V SD Negeri 5 Gambirono Melalui Jigsaw Model Jigsaw. Skripsi tidak
diterbitkan. Malang:UM .
Majid, Abdul, 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Muliawan, Jasa Ungguh, 2016. 45 Model Pembelajaran Spektakuler; Buku Pegangan
Teknis Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Nurgiyantoro. 2012. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Edisi Ketiga.
Yogyakarta:BPFE
Nunan, DaVd. 2013. Designing tasks For the communicative Classroom. Cambridge:
Cambridge University Press.
Rahim. 2016. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta:Bumi Aksara.
Rahmi,. 2012. Keterampilan Membaca Pemahaman mahamurid Perguruan Tinggi
Swasta Kopertis Wilayah IX Sulawesi. Disertasi. Makassar:Pascasarjana
Universitas Hasanuddin.
Riyanto, Yatim, 2012. Paradigma Baru Pembelajaran; Sebagai Referensi bagi
Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.
Jakarta:Kencana Prenada Media Group
Rusman, 2011. Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta:Rajawali Pers
________, 2012. Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta:Raja Grafindo Persada
Said D M, M. Ide. 2011. Keterampilan Membaca Diktat. Unismuh Makassar.
Sanjaya, Wina. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Prenada Media Group.
Slavin, Robert E. 2015. Cooperative Learning; Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Penerbit Nusa Media
Setiyarini. 2014. Peningkatan Keterampilan Membaca Lancar dan Melengkapi
Cerita Rumpang Melalui Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Tema
Kegiatan Sehari-hari Murid Kelas V SD Negeri 1 Pakalu Kabupaten Maros.
Skripsi tidak diterbitkan. Makassar:Unismuh Makassar
Setiamihardja, R. 2016. Evaluasi Pengajaran (Assesment Based Classroom).
Bandung:UPI Kampus Cibiru.
79
81
Subiyakto. 2013. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.
Jakarta:PT Rosda Jayaputra.
Suharmisi, Suhardjono, Supardi. 2012. Penelitian tindakan kelas. Jakarta:Bumi
Aksara
Sugianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta:Yuma Pressindo.
Tarigan, Djago dan Henry Guntur Tarigan. 2014. Strategi Pengajaran dan
Pembelajaran Berbahasa. Bandung:Angkasa.
Yamin, Martinis, 2013. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta:
Referensi (GP Press Group)
LAMPIRAN A
1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
LAMPIRAN C
1. LEMBAR KERJA MURID SIKLUS I
2. LEMBAR KERJA MURID SIKLUS II
3. TES SIKLUS I
4. TES SIKLUS II
LAMPIRAN B
1. HASIL TES SIKLUS I
2. HASIL TES SIKLUS II
3. DATA HASIL BELAJAR MURID
LAMPIRAN D
1. LEMBAR OBSERVASI GURU
2. LEMBAR OBSERVASI MURID
3. DAFTAR HADIR MURID
LAMPIRAN E
1. DOKUMENTASI PENELITIAN
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I PERTEMUAN I
Satuan Pendidikan : SDN No. 83 Lembangloe
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V / Genap
Alokasi Waktu : 2x35
Siklus : I
Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar (KD)
1. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek
2. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
Indikator
1. Membaca teks pendek.
2. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek.
3. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
4. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
5. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.
6. Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
Tujuan Pembelajaran
1. Murid dapat membaca teks pendek.
2. Murid dapat menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks
pendek .
3. Murid dapat menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
4. Murid dapat melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
5. Murid dapat menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.
6. Murid dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
83
Materi Ajar
➢ Teks Bacaan Pendek
Model dan Metode Pembelajaran
Model : pembelajaran Jigsaw
Metode : Ceramah, tanyajawab, dan tugas individu
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
(waktu)
Perilaku Guru
Pra
kegiatan
(5 menit)
1. Salam
2. Doa
3. Presensi
4. Pengondisian kelas
Awal
(10 menit)
1. Guru mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya.
2. Guru melakukan apersepsi “siapa yang sudah membaca teks
bacaan?”.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Inti
(45 menit)
1. Guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas.
2. Murid mendengarkan guru membacakan teks bacaan.
3. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang ) dinamakan
kelompok Asal (6’)
Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal
1 2 3 4 5 6
4. Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan masing-
masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:
a. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi
teks pendek .
b. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
c. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
d. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
e. Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata
yang tepat dan santun berbahasa.
5. Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal
yang terdiri dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama.
6. Setelah selesai melakukan diskusi dalam kelompok asal maka
setiap anggota kelompok mengambil undian tugas secara individual
yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi yang telah
A1 B1
C1 D1
A2 B2
C2 D2
A3 B3
C3 D3
A4 B4
C4 D4
A5 B5
C5 D5
A6 B6
C6 D6
84
didiskusikan.
7. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas
yang sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan
mengerjakan tugas yang diterima. Anggota kelompok tersebut
berasal dari anggota kelompok asal yang membahas materi
berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan
berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang
dinamakan kelompok ahli.
8. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) :
Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks
pendek.
Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6) :
Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
Kelompok ahli 3 (C1,C2,C3,C4,C5,C6) :
Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) :
Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
9. Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus
mencatat, ikut serta secaraaktif memberikan informasi berdiskusi.
10. Kelompok ahli kembali berkumpul ke kelompok asal bertugas
memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.
11. Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil
diskusi secara menyeluruh dalam diskusi kelas.
12. Guru bersama murid merefleksi kegiatan pembelajaran.
Penutup
(10 menit)
1. Guru bersama murid menyimpulkan butir-butir pembelajaran
2. Guru melakukan refleksi tentang proses dan hasil kegiatan
pembelajaran.
3. Guru menyampaikan pesan-pesan moral.
Sumber dan Media Belajar
➢ Sumber belajar : Buku Temati Kelas 4 SD
➢ Media Belajar : Teks bacaan pendek bergambar
85
Penilaian Hasil Belajar
a. Prosedur Tes
1. Tes awal : tanya jawab soal pada apersepsi
2. Tes proses : saat proses pembelajaran berlangsung
3. Tes akhir : saat proses pembelajaran berakhir
b. Jenis Tes
1. Tertulis : tes uraian
2. Tes lisan : tes unjuk kerja
3. Soal Tes : terlampir
Jeneponto, April 2021
Guru Kelas V Peneliti
Salehuddin, S.Pd. C. Rostinah. R
Nip.19851204 201412 1001 Nim.105401135219
Mengetahui
Kepala Sekolah SDN No. 83 Lembangloe
Hasiah Haris, S.Pd.
Nip. 19610520 198203 2010
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I PERTEMUAN II
Satuan Pendidikan : SDN No. 83 Lembangloe
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V / Genap
Alokasi Waktu : 2x35
Siklus : I
Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar (KD)
1. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek
2. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
Indikator
1. Membaca teks pendek.
2. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek.
3. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
4. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
5. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.
6. Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
Tujuan Pembelajaran
1. Murid dapat membaca teks pendek.
2. Murid dapat menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks
pendek .
3. Murid dapat menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
4. Murid dapat melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
5. Murid dapat menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.
6. Murid dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
87
Materi Ajar
➢ Teks Bacaan Pendek
Model dan Metode Pembelajaran
Model : pembelajaran Jigsaw
Metode : Ceramah, tanyajawab, dan tugas individu
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
(waktu)
Perilaku Guru
Pra
kegiatan
(5 menit)
1. Salam
2. Doa
3. Presensi
4. Pengondisian kelas
Awal
(10 menit)
1. Guru mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya.
2. Guru melakukan apersepsi “siapa yang sudah membaca teks
bacaan?”.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Inti
(45 menit)
1. Guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas.
2. Murid mendengarkan guru membacakan teks bacaan.
3. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang ) dinamakan
kelompok Asal (6’)
Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal
1 2 3
4 5 6
4. Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan masing-
masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:
a. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi
teks pendek .
b. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
c. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
d. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
e. Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata
yang tepat dan santun berbahasa.
5. Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal
yang terdiri dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama.
6. Setelah selesai melakukan diskusi dalam kelompok asal maka
A1 B1
C1 D1
A2 B2
C2 D2
A3 B3
C3 D3
A4 B4
C4 D4
A5 B5
C5 D5
A6 B6
C6 D6
88
setiap anggota kelompok mengambil undian tugas secara
individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi
yang telah didiskusikan.
7. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas
yang sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan
mengerjakan tugas yang diterima. Anggota kelompok tersebut
berasal dari anggota kelompok asal yang membahas materi
berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan
berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang
dinamakan kelompok ahli.
8. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) :
Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks
pendek.
Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6) :
Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
Kelompok ahli 3 (C1,C2,C3,C4,C5,C6) :
Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) :
Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
9. Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus
mencatat, ikut serta secaraaktif memberikan informasi berdiskusi.
10. Kelompok ahli kembali berkumpul ke kelompok asal bertugas
memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.
11. Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil
diskusi secara menyeluruh dalam diskusi kelas.
12. Guru bersama murid merefleksi kegiatan pembelajaran.
Penutup
(10 menit)
1. Guru bersama murid menyimpulkan butir-butir pembelajaran
2. Guru melakukan refleksi tentang proses dan hasil kegiatan
pembelajaran.
3. Guru menyampaikan pesan-pesan moral.
Sumber dan Media Belajar
➢ Sumber belajar : Buku Temati Kelas 4 SD
➢ Media Belajar : Teks bacaan pendek bergambar
89
Penilaian Hasil Belajar
Prosedur Tes
1. Tes awal : tanya jawab soal pada apersepsi
2. Tes proses : saat proses pembelajaran berlangsung
3. Tes akhir : saat proses pembelajaran berakhir
Jenis Tes
1. Tertulis : tes uraian
2. Tes lisan : tes unjuk kerja
3. Soal Tes : terlampir
Jeneponto, April 2021
Guru Kelas V Peneliti
Salehuddin, S.Pd. C. Rostinah. R
Nip.19851204 201412 1001 Nim.105401135219
Mengetahui
Kepala Sekolah SDN No. 83 Lembangloe
Hasiah Haris, S.Pd.
Nip. 19610520 198203 2010
90
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I PERTEMUAN III
Satuan Pendidikan : SDN No. 83 Lembangloe
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V / Genap
Alokasi Waktu : 2x35
Siklus : I
Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar (KD)
1. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek
2. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
Indikator
1. Membaca teks pendek.
2. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek.
3. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
4. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
5. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.
6. Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
Tujuan Pembelajaran
1. Murid dapat membaca teks pendek.
2. Murid dapat menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks
pendek .
3. Murid dapat menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
4. Murid dapat melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
5. Murid dapat menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.
6. Murid dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
91
Materi Ajar
➢ Teks Bacaan Pendek
Model dan Metode Pembelajaran
Model : pembelajaran Jigsaw
Metode : Ceramah, tanyajawab, dan tugas individu
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
(waktu)
Perilaku Guru
Pra
kegiatan
(5 menit)
1. Salam
2. Doa
3. Presensi
4. Pengondisian kelas
Awal
(10 menit)
1. Guru mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya.
2. Guru melakukan apersepsi “siapa yang sudah membaca teks
bacaan?”.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Inti
(45 menit)
1. Guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas.
2. Murid mendengarkan guru membacakan teks bacaan.
3. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang ) dinamakan
kelompok Asal (6’)
Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal
1 2 3 4 5 6
4. Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan masing-
masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:
a. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi
teks pendek .
b. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
c. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
d. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
e. Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata
yang tepat dan santun berbahasa.
5. Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal
yang terdiri dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama.
6. Setelah selesai melakukan diskusi dalam kelompok asal maka
setiap anggota kelompok mengambil undian tugas secara
individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi
A1 B1
C1 D1
A2 B2
C2 D2
A3 B3
C3 D3
A4 B4
C4 D4
A5 B5
C5 D5
A6 B6
C6 D6
92
yang telah didiskusikan.
7. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas
yang sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan
mengerjakan tugas yang diterima. Anggota kelompok tersebut
berasal dari anggota kelompok asal yang membahas materi
berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan
berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang
dinamakan kelompok ahli.
8. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) :
Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks
pendek.
Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6) :
Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
Kelompok ahli 3 (C1,C2,C3,C4,C5,C6) :
Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) :
Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
9. Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus
mencatat, ikut serta secaraaktif memberikan informasi berdiskusi.
10. Kelompok ahli kembali berkumpul ke kelompok asal bertugas
memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.
11. Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil
diskusi secara menyeluruh dalam diskusi kelas.
12. Guru bersama murid merefleksi kegiatan pembelajaran.
Penutup
(10 menit)
1. Guru bersama murid menyimpulkan butir-butir pembelajaran
2. Guru melakukan refleksi tentang proses dan hasil kegiatan
pembelajaran.
3. Guru menyampaikan pesan-pesan moral.
Sumber dan Media Belajar
➢ Sumber belajar : Buku Temati Kelas 4 SD
➢ Media Belajar : Teks bacaan pendek bergambar
93
Penilaian Hasil Belajar
Prosedur Tes
1. Tes awal : tanya jawab soal pada apersepsi
2. Tes proses : saat proses pembelajaran berlangsung
3. Tes akhir : saat proses pembelajaran berakhir
Jenis Tes
1. Tertulis : tes uraian
2. Tes lisan : tes unjuk kerja
3. Soal Tes : terlampir
Jeneponto, April 2021
Guru Kelas V Peneliti
Salehuddin, S.Pd. C. Rostinah. R
Nip.19851204 201412 1001 Nim.105401135219
Mengetahui
Kepala Sekolah SDN No. 83 Lembangloe
Hasiah Haris, S.Pd.
Nip. 19610520 198203 2010
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II PERTEMUAN I
Satuan Pendidikan : SDN No. 83 Lembangloe
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V / Genap
Alokasi Waktu : 2x35
Siklus : II
Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar (KD)
1. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek
2. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
Indikator
1. Membaca teks pendek.
2. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek.
3. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
4. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
5. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.
6. Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
Tujuan Pembelajaran
1. Murid dapat membaca teks pendek.
2. Murid dapat menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks
pendek .
3. Murid dapat menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
4. Murid dapat melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
5. Murid dapat menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.
6. Murid dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
95
Materi Ajar
➢ Teks Bacaan Pendek
Model dan Metode Pembelajaran
Model : pembelajaran Jigsaw
Metode : Ceramah, tanyajawab, dan tugas individu
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
(waktu)
Perilaku Guru
Pra
kegiatan
(5 menit)
1. Salam
2. Doa
3. Presensi
4. Pengondisian kelas
Awal
(10 menit)
1. Guru mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya.
2. Guru melakukan apersepsi “siapa yang sudah membaca teks
bacaan?”.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Inti
(45 menit)
1. Guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas.
2. Murid mendengarkan guru membacakan teks bacaan.
3. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang ) dinamakan
kelompok Asal (6’)
Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal
1 2 3 4 5 6
4. Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan masing-
masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:
a. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi
teks pendek .
b. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
c. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
d. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
e. Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata
yang tepat dan santun berbahasa.
5. Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal
yang terdiri dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama.
6. Setelah selesai melakukan diskusi dalam kelompok asal maka
setiap anggota kelompok mengambil undian tugas secara
individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi
A1 B1
C1 D1
A2 B2
C2 D2
A3 B3
C3 D3
A4 B4
C4 D4
A5 B5
C5 D5
A6 B6
C6 D6
96
yang telah didiskusikan.
7. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas
yang sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan
mengerjakan tugas yang diterima. Anggota kelompok tersebut
berasal dari anggota kelompok asal yang membahas materi
berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan
berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang
dinamakan kelompok ahli.
8. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) :
Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks
pendek.
Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6) :
Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
Kelompok ahli 3 (C1,C2,C3,C4,C5,C6) :
Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) :
Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
9. Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus
mencatat, ikut serta secaraaktif memberikan informasi berdiskusi.
10. Kelompok ahli kembali berkumpul ke kelompok asal bertugas
memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.
11. Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil
diskusi secara menyeluruh dalam diskusi kelas.
12. Guru bersama murid merefleksi kegiatan pembelajaran.
Penutup
(10 menit)
1. Guru bersama murid menyimpulkan butir-butir pembelajaran
2. Guru melakukan refleksi tentang proses dan hasil kegiatan
pembelajaran.
3. Guru menyampaikan pesan-pesan moral.
Sumber dan Media Belajar
➢ Sumber belajar : Buku Temati Kelas 4 SD
➢ Media Belajar : Teks bacaan pendek bergambar
97
Penilaian Hasil Belajar
Prosedur Tes
1. Tes awal : tanya jawab soal pada apersepsi
2. Tes proses : saat proses pembelajaran berlangsung
3. Tes akhir : saat proses pembelajaran berakhir
Jenis Tes
1. Tertulis : tes uraian
2. Tes lisan : tes unjuk kerja
3. Soal Tes : terlampir
Jeneponto, April 2021
Guru Kelas V Peneliti
Salehuddin, S.Pd. C. Rostinah. R
Nip.19851204 201412 1001 Nim.105401135219
Mengetahui
Kepala Sekolah SDN No. 83 Lembangloe
Hasiah Haris, S.Pd.
Nip. 19610520 198203 2010
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II PERTEMUAN II
Satuan Pendidikan : SDN No. 83 Lembangloe
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV / Genap
Alokasi Waktu : 2x35
Siklus : II
Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar (KD)
1. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek
2. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
Indikator
1. Membaca teks pendek.
2. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek.
3. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
4. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
5. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.
6. Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
Tujuan Pembelajaran
1. Murid dapat membaca teks pendek.
2. Murid dapat menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks
pendek .
3. Murid dapat menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
4. Murid dapat melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
5. Murid dapat menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.
6. Murid dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
99
Materi Ajar
➢ Teks Bacaan Pendek
Model dan Metode Pembelajaran
Model : pembelajaran Jigsaw
Metode : Ceramah, tanyajawab, dan tugas individu
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
(waktu)
Perilaku Guru
Pra
kegiatan
(5 menit)
1. Salam
2. Doa
3. Presensi
4. Pengondisian kelas
Awal
(10 menit)
1. Guru mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya.
2. Guru melakukan apersepsi “siapa yang sudah membaca teks
bacaan?”.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Inti
(45 menit)
1. Guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas.
2. Murid mendengarkan guru membacakan teks bacaan.
3. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang ) dinamakan
kelompok Asal (6’)
Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal
1 2 3 4 5 6
4. Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan masing-
masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:
a. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi
teks pendek .
b. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
c. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
d. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
e. Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata
yang tepat dan santun berbahasa.
5. Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal
yang terdiri dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama.
6. Setelah selesai melakukan diskusi dalam kelompok asal maka
setiap anggota kelompok mengambil undian tugas secara
individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi
A1 B1
C1 D1
A2 B2
C2 D2
A3 B3
C3 D3
A4 B4
C4 D4
A5 B5
C5 D5
A6 B6
C6 D6
100
yang telah didiskusikan.
7. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas
yang sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan
mengerjakan tugas yang diterima. Anggota kelompok tersebut
berasal dari anggota kelompok asal yang membahas materi
berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan
berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang
dinamakan kelompok ahli.
8. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) :
Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks
pendek.
Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6) :
Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
Kelompok ahli 3 (C1,C2,C3,C4,C5,C6) :
Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) :
Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
9. Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus
mencatat, ikut serta secaraaktif memberikan informasi berdiskusi.
10. Kelompok ahli kembali berkumpul ke kelompok asal bertugas
memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.
11. Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil
diskusi secara menyeluruh dalam diskusi kelas.
12. Guru bersama murid merefleksi kegiatan pembelajaran.
Penutup
(10 menit)
1. Guru bersama murid menyimpulkan butir-butir pembelajaran
2. Guru melakukan refleksi tentang proses dan hasil kegiatan
pembelajaran.
3. Guru menyampaikan pesan-pesan moral.
Sumber dan Media Belajar
➢ Sumber belajar : Buku Temati Kelas 4 SD
➢ Media Belajar : Teks bacaan pendek bergambar
101
Penilaian Hasil Belajar
Prosedur Tes
1. Tes awal : tanya jawab soal pada apersepsi
2. Tes proses : saat proses pembelajaran berlangsung
3. Tes akhir : saat proses pembelajaran berakhir
Jenis Tes
1. Tertulis : tes uraian
2. Tes lisan : tes unjuk kerja
3. Soal Tes : terlampir
Jeneponto, April 2021
Guru Kelas V Peneliti
Salehuddin, S.Pd. C. Rostinah. R
Nip.19851204 201412 1001 Nim.105401135219
Mengetahui
Kepala Sekolah SDN No. 83 Lembangloe
Hasiah Haris, S.Pd.
Nip. 19610520 198203 2010
102
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II PERTEMUAN III
Satuan Pendidikan : SDN No. 83 Lembangloe
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V / Genap
Alokasi Waktu : 2x35
Siklus : II
Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar (KD)
1. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek
2. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
Indikator
1. Membaca teks pendek.
2. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek.
3. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
4. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
5. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.
6. Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
Tujuan Pembelajaran
1. Murid dapat membaca teks pendek.
2. Murid dapat menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks
pendek .
3. Murid dapat menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
4. Murid dapat melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
5. Murid dapat menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.
6. Murid dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
103
Materi Ajar
➢ Teks Bacaan Pendek
Model dan Metode Pembelajaran
Model : pembelajaran Jigsaw
Metode : Ceramah, tanyajawab, dan tugas individu
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
(waktu)
Perilaku Guru
Pra
kegiatan
(5 menit)
1. Salam
2. Doa
3. Presensi
4. Pengondisian kelas
Awal
(10 menit)
1. Guru mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya.
2. Guru melakukan apersepsi “siapa yang sudah membaca teks
bacaan?”.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Inti
(45 menit)
1. Guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas.
2. Murid mendengarkan guru membacakan teks bacaan.
3. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang ) dinamakan
kelompok Asal (6’)
Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal
1 2 3 4 5 6
4. Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan masing-
masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:
a. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi
teks pendek .
b. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
c. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
d. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
e. Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata
yang tepat dan santun berbahasa.
5. Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal
yang terdiri dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama.
6. Setelah selesai melakukan diskusi dalam kelompok asal maka
setiap anggota kelompok mengambil undian tugas secara
individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi
A1 B1
C1 D1
A2 B2
C2 D2
A3 B3
C3 D3
A4 B4
C4 D4
A5 B5
C5 D5
A6 B6
C6 D6
104
yang telah didiskusikan.
7. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas
yang sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan
mengerjakan tugas yang diterima. Anggota kelompok tersebut
berasal dari anggota kelompok asal yang membahas materi
berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan
berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang
dinamakan kelompok ahli.
8. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) :
Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks
pendek.
Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6) :
Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
Kelompok ahli 3 (C1,C2,C3,C4,C5,C6) :
Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) :
Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
9. Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus
mencatat, ikut serta secaraaktif memberikan informasi berdiskusi.
10. Kelompok ahli kembali berkumpul ke kelompok asal bertugas
memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.
11. Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil
diskusi secara menyeluruh dalam diskusi kelas.
12. Guru bersama murid merefleksi kegiatan pembelajaran.
Penutup
(10 menit)
1. Guru bersama murid menyimpulkan butir-butir pembelajaran
2. Guru melakukan refleksi tentang proses dan hasil kegiatan
pembelajaran.
3. Guru menyampaikan pesan-pesan moral.
Sumber dan Media Belajar
➢ Sumber belajar : Buku Temati Kelas 4 SD
➢ Media Belajar : Teks bacaan pendek bergambar
105
Penilaian Hasil Belajar
Prosedur Tes
1. Tes awal : tanya jawab soal pada apersepsi
2. Tes proses : saat proses pembelajaran berlangsung
3. Tes akhir : saat proses pembelajaran berakhir
Jenis Tes
1. Tertulis : tes uraian
2. Tes lisan : tes unjuk kerja
3. Soal Tes : terlampir
Jeneponto, April 2021
Guru Kelas V Peneliti
Salehuddin, S.Pd. C. Rostinah. R
Nip.19851204 201412 1001 Nim.105401135219
Mengetahui
Kepala Sekolah SDN No. 83 Lembangloe
Hasiah Haris, S.Pd.
Nip. 19610520 198203 2010
106
MATERI AJAR
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V/II
A. Judul : Teks Bacaan Pendek
B. Tujuan Pembelajaran :
▪ Murid dapat membaca teks pendek.
▪ Murid dapat menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks
pendek .
▪ Murid dapat menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
▪ Murid dapat melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
▪ Murid dapat menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.
▪ Murid dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
C. Langkah-Langkah Pembejaran dengan menggunakan Model Jigsaw :
1. Guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas.
2. Murid mendengarkan guru membacakan teks bacaan.
3. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang ) dinamakan kelompok Asal (6’)
4. Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal
1. 2 3 4 5 6
5. Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan masing-masing anggota
kelompok asal yang terdiri atas:
• Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek .
• Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
• Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
• Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
• Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan
santun berbahasa.
6. Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal yang terdiri dari 4
orang anggota membahas 4 materi yang sama.
7. Setelah selesai melakukan diskusi dalam kelompok asal maka setiap anggota
kelompok mengambil undian tugas secara individual yang telah disediakan guru.
Undian berisi materi-materi yang telah didiskusikan.
A1 B1
C1 D1
A2 B2
C2 D2
A3 B3
C3 D3
A4 B4
C4 D4
A5 B5
C5 D5
A6 B6
C6 D6
107
8. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas yang sama untuk
membentuk kelompok baru (tim ahli) dan mengerjakan tugas yang diterima.
Anggota kelompok tersebut berasal dari anggota kelompok asal yang membahas
materi berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan berisi dari
murid yang membahas materi yang berbeda yang dinamakan kelompok ahli.
9. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) :
Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek.
Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6) :
Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)
Kelompok ahli 3 (C1,C2,C3,C4,C5,C6) :
Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat
Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) :
Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan
10. Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus mencatat, ikut serta
secaraaktif memberikan informasi berdiskusi.
11. Kelompok ahli kembali berkumpul ke kelompok asal bertugas memberikan
informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.
12. Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusi secara
menyeluruh dalam diskusi kelas.
D. Uraian Materi Ajar :
Rumahku yang Nyaman
Lingkungan di sekitar rumahku sangat bersih. Rumahku juga sejuk. Banyak
pohon ditanam di sekitar rumahku. Pohon-pohon membuat udara di rumahku sejuk.
Banyak tanaman bunga juga ditanam ibuku. Bungabunga itu ditanam di dalam pot.
Aku selalu menyiramnya setiap pagi dan sore. Ketika berbunga, halaman rumahku
semakin asri.
Rumahku sangat nyaman. Semua perabot ditata dengan rapi oleh ibuku. Aku
ikut membersihkannya setiap hari. Saudara dan tamu yang berkunjung ke rumahku
juga merasa nyaman. Aku sayang rumahku. Berbeda dengan rumah di sebelah
rumahku. Tidak ada pohon satu pun tumbuh di halaman rumah. Sampah berserakan
di mana-mana. Udara di rumah itu pasti terasa panas. Apalagi siang hari
saatmatahari yang panas bersinar dengan terang.
108
Aku pernahmelihat kamar tidurnya. Semua berantakan. Barang-barang tidak
ditata dengan rapi. Semua ditaruh begitu saja. Lingkungan rumah itu dapat menjadi
sarang penyakit. Penghuninya juga akan mudah sakit.
109
Data Hasil Belajar Murid Siklus I dan Siklus II
No Urut Siklus I Siklus II
Skor Ket Skor Ket
1. 65 Tidak Tuntas 95 Tuntas
2. 55 Tidak Tuntas 100 Tuntas
3. 55 Tidak Tuntas 100 Tuntas
4. 55 Tidak Tuntas 90 Tuntas.
5. 55 Tidak Tuntas 85 Tuntas
6. 85 Tuntas 100 Tuntas
7. 55 Tidak Tuntas 90 Tuntas
8. 85 Tuntas 90 Tuntas
9. 55 Tidak Tuntas 100 Tuntas
10. 40 Tidak Tuntas 70 Tuntas
11. 65 Tidak Tuntas 100 Tuntas
12. 60 Tidak Tuntas 80 Tuntas
13. 75 Tuntas 80 Tuntas
14. 55 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas
15. 60 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas
16. 80 Tuntas 100 Tuntas
17. 60 Tidak Tuntas 75 Tuntas
18. 70 Tuntas 75 Tuntas
19. 40 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas
20. 40 Tidak Tuntas 55 Tidak Tuntas
21. 65 Tidak Tuntas 75 Tuntas
22. 50 Tidak Tuntas 80 Tuntas
23. 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas
24. 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas
Jumlah 1415
1970
Rata-Rata 58,9 82,1
110
HASIL TES SIKLUS I
No Urut
Penskoran
Nilai 1
(20)
2
(20)
3
(20)
4
(20)
5
(20)
1 20 20 20 5 0 65
2 10 10 20 10 5 55
3 10 10 20 10 5 55
4 20 5 10 10 10 55
5 10 10 20 10 5 55
6 15 10 20 20 20 85
7 15 10 20 20 20 55
8 15 10 20 20 20 85
9 15 10 20 20 20 55
10 10 10 10 10 0 40
11 20 20 20 5 0 65
12 20 20 20 0 0 60
13 20 20 20 10 5 75
14 10 10 20 10 5 55
15 20 20 20 0 0 60
16 20 20 20 20 0 80
17 20 20 20 0 0 60
18 20 20 20 10 0 70
19 10 10 10 10 0 40
20 10 10 10 10 0 40
21 20 20 20 5 0 65
22 20 20 10 0 0 50
23 20 20 20 0 0 40
24 20 20 20 5 0 40
Jumlah 1415
Skor Rata-Rata 58,9
Keterangan :
Skor 0 : Jika tidak ada jawaban
Skor 5 : Jika jawaban salah
Skor 10 : Jika jawaban benar
Skor 15 : jika jawaban benar tapi tidak sempurna
Skor 20 : Jika jawaban benar dan sempurna
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =jumlah nilai murid
jumlah muridx100%
% 𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 =jumlah murid yang memenuhi kriteria nilai
24 x 100
% Ketidaktuntasan =jumlah murid yang tidak memenuhi kriteria nilai
24 x 100
111
HASIL TES SIKLUS II
No Urut
Penskoran
Nilai 1
(20)
2
(20)
3
(20)
4
(20)
5
(20)
1 20 20 20 20 15 95
2 20 20 20 20 20 100
3 20 20 20 20 20 100
4 20 20 20 20 10 90
5 20 20 20 10 15 85
6 20 20 20 20 20 100
7 20 20 20 20 10 90
8 20 20 20 20 10 90
9 20 20 20 20 20 100
10 20 20 20 20 0 70
11 20 20 20 20 20 100
12 20 20 20 20 0 80
13 20 20 20 0 20 80
14 20 20 20 0 0 60
15 20 20 10 0 0 50
16 20 20 20 20 20 100
17 20 20 20 10 5 75
18 20 20 20 10 5 75
19 20 20 20 0 0 60
20 20 20 10 5 0 55
21 20 20 20 10 5 75
22 20 20 20 20 0 80
23 20 20 20 20 0 80
24 20 20 20 0 20 80
Jumlah 1970
Skor Rata-Rata 82,1
Skor 0 : Jika tidak ada jawaban
Skor 5 : Jika jawaban salah
Skor 10 : Jika jawaban benar
Skor 15 : jika jawaban benar tapi tidak sempurna
Skor 20 : Jika jawaban benar dan sempurna
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =jumlah nilai murid
jumlah muridx100%
% 𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 =jumlah murid yang memenuhi kriteria nilai
24 x 100
% Ketidaktuntasan =jumlah murid yang tidak memenuhi kriteria nilai
24 x 100
112
LEMBAR KERJA MURID (LKM)
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi pokok : Teks Bacaan Pendek
Siklus : I
Kelompok :
1. Ketua :…………
2. …………. 4. ………………..
3. ………… 5. ……………….
Petunjuk :
a. Diskusikanlah soal berikut dengan teman kelompokmu!
b. Periksalah kembali pekerjaanmu apabila telah selesai dikerjakan
A. Bacalah Teks Bacaan berikut ini.
KADO ULANG TAHUN
Minggu yang lalu adalah hari ulang tahun adikku. Waktu itu aku ingin memberi
kado istimewa untuknya. Pulang dari sekolah aku mampir ke toko elektronik, kubeli
beberapa komponen rangkaian “Suara Burung” seperti yang pernah diberikan Pak
Harun pada kegiatan ekstrakurikuler satu bulan yang lalu. Komponen “Suara
Burung” sengaja kurangkai malam hari, saat adikku tidur. Begitu selesai, kukemas
rapi dengan sampul bergambar aneka robot. Ya, kado kecil mungil dan cantik.
Beberapa bungkus kado telah berjajar rapi di samping tempat tidur Willy,
adikku. Kado-kado itu dari saudara sepupu dan teman-teman akrabnya di kelas II.
Pelan-pelan kulangkahkan kaki ke kamarnya. Kucium kening Willy sambil
113
mengucapkan selamat ulang tahun. Kemasan “Suara Burung” hanya sebesar
genggaman orang dewasa, kuletakkan di telapak tangannya.
Sebenarnya ia masih tidur, tetapi ia terbangun selepas azan subuh tiba-tiba
Willy berteriak, “Ibuuu aku terlambat ke sekolah, nih! Burung kutilang sudah
berkicau, Buu! Dia suka bertengger di pohon mangga itu saat jam tujuh, Buuu!”
Kami berhamburan ke kamar Willy. Iih, dia belum melepas selimutnya. “Lihat jam
dinding!” kataku. Mata Willy masih terpejam malas. “Burung kutilang itu sudah
berkicau, Kak! Biasanya jam tujuh!” Ibu menarik selimut Willy. Adik manja itu
bangun. Tiba-tiba suara kicauan burung berhenti.
Willy dan ibu bengong melihat kado pemberianku tertindih bahu Willy. Sambil
tersenyum manis Willy membuka kado itu. “Ooo, pantesan burung-burung
berkicau, saklarnya kepencet Kak!” Kami pun tertawa bersama-sama seraya
memeluk Willy.
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Apa ide pokok dari bacaan di atas?
2. Apakah isi kado istimewa pemberian kakak Willy?
3. Mengapa tiba-tiba ada suara burung berkicau selepas azan subuh?
4. Siapakah yang pernah membeli komponen suara burung?
5. Kado-kado dari siapa sajakah yang berjejer rapi di samping ranjang willy?
114
Alternatif Jawaban :
1. Kado ulang tahun untuk sang adik.
2. Komponen suara burung.
3. Saklarnya terpencet.
4. Pak Harun.
5. Saudara sepupu dan teman-teman akrabnya di kelas II.
115
LEMBAR KERJA MURID (LKM)
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi pokok : Teks Bacaan Pendek
Siklus : II
Kelompok :
1. Ketua :…………
2. …………. 4. ……………
3. …………. 5. ……………
Petunjuk :
a. Diskusikanlah soal berikut dengan teman kelompokmu!
b. Periksalah kembali pekerjaanmu apabila telah selesai dikerjakan
Serigala dan Si Gembala
Dahulu kala, tinggallah seorang penggembala di pinggiran hutan. Dia
menggembalakan ternaknya setiap hari di sana. Suatu hari, ia bermaksud
mempermainkan pendudukdesa disekitar hutan tersebut. Dia pun berteriak,”Tolong!
Tolong! Ada serigala!”
Mendengar teriakan itu, penduduk desa bergegas keluar rumah untuk
menolong siGembala. Ada yang membawa alat pukul, bara api, dan senjata tajam.
“Mana serigalanya?” Tanya mereka kepada si Gembala.
Tetapi si Gembala justru tertawa tergelak-gelak, “Hahaha…..! Ternyata kalian
mudah sekali tertipu!”
Beberapa hari berikutnya, siGembala kembali berteriak. “Tolong! Tolong!
Ada serigala!”
Demi menolong si Gembala, seluruh penduduk desa bergegas keluar
untukmenolongnya. Tetapi ketika tiba di sana, si Gembala kembali tertawa nakal.
Merasa tertipu lagi mereka pun pulang kerumah masing-masing dengan perasaan
kesal.
116
Pada hari berikutnya, si Gembala kembali berteriak keras. “Tolong! Tolong!
Ada serigala!”
Kali ini penduduk desa enggan keluar rumah. Mereka sudah jengahditipu terus
menerus oleh si Gembala. Mereka berpikir, kali ini pun si Gembala pasti kembali
menipu mereka.
Sementara itu apa yang terjadi di hutan? Ternyata seekor serigala benar-benardatang.
Serigala itu menyerang dan menerkam domba-domba si Gembala. Si Gembala
kembaliberteriak meminta pertolongan.
Akhirnya sampailah si Gembala di desa sekitar hutan. Sambil terengah-engah,
si Gembala berkata, “ Seekor serigala memangsa domba-dombaku.”
“Ah, paling-paling kamu mau mempermainkan kami lagi,” sahut penduduk
desa, tidak acuh.
“Kemarin memang saya berbohong, tetapi kali ini tidak!” tutur si Gembala, mengiba.
Bersama si Gembala, Akhirnya penduduk desa menuju hutan. Dan ternyata
benar, serigala telah melahap habis domba-domba si Gembala.
A. Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan judulcerita di atas!
2. Mengapa si Gembala tertawa ketika penduduk desa mau menolongnya?
3. Bagaimana perasaan penduduk desa ketika mengetahui ditipu oleh si Gembala?
4. Mengapa penduduk desa tidak mau menolong, ketika si Gembala berteriak meminta
tolong?
5. Apa akibatnya jika kita suka berbohong?
117
Alternatif Jawaban
1. Serigala dan Si Gembala
2. Karena sudah menipu penduduk desadengan berteriak ada serigala.
3. Kesal.
4. Karena mereka sudah ditipu beberapa kali oleh si Gembala dan penduduk tidak
lagi mempercayai si Gembala.
5. Tidak akan dipercaya oleh orang lain.
118
TES SIKLUS I
Nama : ………………..
Kelas : ………………..
Waktu : 30 Menit
Petunjuk : Bacalah dengan baik teks bacaan dibawah ini
Zebra Cross
Di jalan, baik jalan raya maupun jalan di perumahan, kita sering menemukan
zebra cross. Zebra cross atau garis penyeberangan berguna apabila kita ingin
menyeberang di jalan. Namun saat akan menyeberang jalan, orang-orang tidak mau
memanfaatkan zebra cross. Padahal apabila tidak menyeberang di zebra cross, kita
bisa celaka karena mungkin kita bisa tertabrak kendaraan bermotor yang melintas di
jalan. Oleh karena itu, kita harus menyeberang pada tempatnya agar kita selamat
sampai tujuan. Dari cerita tersebut kita dapat mengambil pesan bahwa kita harus
menyeberang pada tempatnya agar selamat.
Setelah membaca cerita “Zebra Cross” marilah menjawab pertanyan-
pertanyaan berikut ini!
2. Apa manfaat dari zebra Cross?
3. Kenapa kita tidak boleh menyebrang sembarangan?
4. Tuliskan kalimat utama paragraf kedua yang terdapat pada cerita “Zebra cross”!
5. Carilah arti dari kata dari “Jalan Raya” pada cerita “Zebra Cross” dengan
menggunakan kamus!
6. Apa pesan yang terdapat pada cerita “Zebra Cross”!
119
Kunci Jawaban
1. Apabila kita ingin menyeberang di jalan.
2. Kita bisa celaka karena mungkin kita bisa tertabrak kendaraan bermotor yang
melintas di jalan.
3. Oleh karena itu, kita harus menyeberang pada tempatnya agar kita selamat sampai
tujuan.
4. Jalan yang dilalui banyak kendaraan bermotor.
5. Kita harus menyebrang dengan zebra cross, dan harus berhati-hati saat
menyebrang supaya selamat sampai tujuan
120
TES SIKLUS II
Nama : ………………..
Kelas : ………………..
Waktu : 30 Menit
Petunjuk : Bacalah teks bacaan dibawah ini
Merawat Tanaman
Ketika hari Minggu, Yuan duduk-duduk di teras rumahnya. Tanpa terasa Yuan
merasa tidak betah disitu. Tidak seperti hari-hari sebelumnya. Seakan-akan ada sesuatu yang
mengganggu perasaannya. Setelah dipikir-pikir, penyebabnya hanya sepele, yaitu beberapa
tanaman di halaman rumahnya tampak layu. Daun-daunnya berserakan. Bahkan, beberapa
tanaman ada yang mati karena dinjak-injak adiknya saat bermain-main. Yuan ingin marah,
tetapi marah kepada siapa. Ia tidak mungkin memarahi adiknya hanya gara-gara tanaman.
Akhirnya, Yuan mengambil air dan menyirami tanaman itu. Semoga, tanaman itu dapat
tumbuh segar kembali menghiasi halaman rumah Yuan.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Apa yang dilakukan Yuan pada hari minggu?
2. Mengapa Yuan tidak betah duduk-duduk di teras?
3. Mengapa perasaan Yuan terganggu?
4. Apa yang dilakukan adik Yuan saat bermain-main?
5. Apa yang dilakukan Yuan untuk merawat kembali tanamannya?
121
Kunci Jawaban
1. Merawat tanaman dihalaman rumahnya.
2. Karena ia melihat tanaman di halaman rumahnya tampak layu.
3. Karena ia melihat beberapa tanaman di halaman rumahnya tampak layu dan daun-
daunnya berserakan.
4. Menginjak-injak tanaman.
5. Yuan mengambil air dan menyirami tanaman itu. Semoga, tanaman itu dapat
tumbuh segar kembali menghiasi halaman rumah Yuan.
122
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
NO AKTIVITAS YANG DIAMATI
SIKLUS I
Ya Tidak
A. PENDAHULUAN
1. Mengecek kesiapan belajar murid, ruang
kelas, dan media yang akan digunakan.
√
2. Menciptakan suasana kelas yang kondusif
dan memotivasi murid untuk belajar.
√
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
4. Melakukan ice breacking √
B. KEGIATAN INTI
1. Guru membacakan teks bacaan dengan
suara yang jelas. √
2. Guru membagi murid dalam kelompok
kecil ( 4 orang ) dinamakan kelompok
Asal (6’)
√
3. Guru menyampaikan tugas-tugas yang
harus dikerjakan masing-masing anggota
kelompok asal
√
4. Murid diminta menemui teman yang lain
yang mempunyai tugas yang sama untuk
membentuk kelompok baru (tim ahli) dan
mengerjakan tugas yang diterima.
Anggota kelompok tersebut berasal dari
anggota kelompok asal yang membahas
materi berbeda. Jadi anggota kelompok
baru jumlahnya lebih banyak dan berisi
dari murid yang membahas materi yang
berbeda yang dinamakan kelompok ahli.
√
5. Kelompok ahli kembali berkumpul ke
kelompok asal bertugas memberikan
informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.
√
6. Meminta perwakilan kelompok asal untuk
mempresentasikan hasil diskusi secara
menyeluruh dalam diskusi kelas
√
7. Guru bersama murid merefleksi kegiatan
pembelajaran
√
C. KEGIATAN PENUTUP
1. Guru bersama murid menyimpulkan butir-
butir pembelajaran.
√
2. Guru melakukan refleksi tentang proses
dan hasil kegiatan pembelajaran.
√
3. Guru menyampaikan pesan-pesan moral. √
123
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
NO AKTIVITAS YANG DIAMATI
SIKLUS II
Ya Tidak
A. PENDAHULUAN
1. Mengecek kesiapan belajar murid, ruang
kelas, dan media yang akan digunakan.
√
2. Menciptakan suasana kelas yang kondusif
dan memotivasi murid untuk belajar.
√
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
4. Melakukan ice breacking √
B. KEGIATAN INTI
1. Guru membacakan teks bacaan dengan
suara yang jelas. √
2. Guru membagi murid dalam kelompok
kecil ( 4 orang ) dinamakan kelompok Asal
(6’)
√
3. Guru menyampaikan tugas-tugas yang
harus dikerjakan masing-masing anggota
kelompok asal
√
4. Murid diminta menemui teman yang lain
yang mempunyai tugas yang sama untuk
membentuk kelompok baru (tim ahli) dan
mengerjakan tugas yang diterima. Anggota
kelompok tersebut berasal dari anggota
kelompok asal yang membahas materi
berbeda. Jadi anggota kelompok baru
jumlahnya lebih banyak dan berisi dari
murid yang membahas materi yang
berbeda yang dinamakan kelompok ahli.
√
5. Kelompok ahli kembali berkumpul ke
kelompok asal bertugas memberikan
informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.
√
6. Meminta perwakilan kelompok asal untuk
mempresentasikan hasil diskusi secara
menyeluruh dalam diskusi kelas
√
7. Guru bersama murid merefleksi kegiatan
pembelajaran
C. KEGIATAN PENUTUP
1. Guru bersama murid menyimpulkan butir-
butir pembelajaran.
√
2. Guru melakukan refleksi tentang proses
dan hasil kegiatan pembelajaran.
√
3. Guru menyampaikan pesan-pesan moral. √
124
Lembar Observasi Aktivitas Murid pada Siklus I Pertemuan I
Berilah tanda ( √ ) jika murid melaksanakan indicator dibawah ini!
Aspek Yang Diamati
1. Murid yang hadir pada saat pembelajaran
2. Murid yang memperhatikan penjelasan guru
3. Murid yang bertanya
4. Murid yang keluar masuk pada saat proses pembelajaran
5. Murid yang mempresentasekan hasil kerja kelompoknya
6. Murid yang mengajukan tanggapan/komentar kepada kelompok lain saat
mempersentasekan hasil kerjasama mereka
7. Murid yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompok.
NO URUT INDIKATOR YANG DIAMATI
1 2 3 4 5 6 7
1 √ √ √ √ √
2 √ √ √ √
3 √ √
4 √ √ √ √
5 √ √ √ √
6 √ √
7 √ √ √ √ √ √
8 √ √ √
9 √ √ √ √ √
10 √ √ √ √ √
11 √ √ √ √
12 √ √ √ √ √
13 √ √ √ √
14 √ √ √ √
15 √ √ √ √
16 √ √ √ √
17 √ √ √ √ √
18 √ √ √ √
19 √ √ √
20 √ √ √ √ √ √
21 √
22 √ √ √ √ √
23 √ √ √ √
24 √ √ √ √ √ √
Jumlah 20 18 14 10 8 10 19
125
Lembar Observasi Aktivitas Murid pada Siklus I Pertemuan II
Berilah tanda ( √ ) jika murid melaksanakan indicator dibawah ini!
Aspek Yang Diamati
1. Murid yang hadir pada saat pembelajaran.
2. Murid yang memperhatikan penjelasan guru.
3. Murid yang bertanya
4. Murid yang keluar masuk pada saat proses pembelajaran
5. Murid yang mempresentasekan hasil kerja kelompoknya.
6. Murid yang mengajukan tanggapan/komentar kepada kelompok lain saat
mempersentasekan hasil kerjasama mereka.
7. Murid yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompok.
NO URUT INDIKATOR YANG DIAMATI
1 2 3 4 5 6 7
1 √ √ √ √ √
2 √ √ √ √
3 √ √ √ √
4 √ √ √ √
5 √ √ √ √
6 √ √
7 √ √ √ √ √ √
8 √ √ √
9 √ √ √ √ √
10 √ √ √ √
11 √ √ √ √ √
12 √ √ √
13 √ √ √ √ √ √
14 √ √ √ √
15 √ √ √ √
16 √ √ √ √
17 √ √ √
18 √ √ √ √
19 √ √ √
20 √ √ √ √ √ √
21 √ √ √
22 √ √ √ √ √ √
23 √ √ √ √
24 √ √ √ √ √
Jumlah 20 18 14 10 9 11 19
126
Lembar Observasi Aktivitas Murid pada Siklus I Pertemuan III
Berilah tanda ( √ ) jika murid melaksanakan indicator dibawah ini!
Aspek Yang Diamati
1. Murid yang hadir pada saat pembelajaran.
2. Murid yang memperhatikan penjelasan guru.
3. Murid yang bertanya
4. Murid yang keluar masuk pada saat proses pembelajaran
5. Murid yang mempresentasekan hasil kerja kelompoknya.
6. Murid yang mengajukan tanggapan/komentar kepada kelompok lain saat
mempersentasekan hasil kerjasama mereka.
7. Murid yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompok.
NO URUT INDIKATOR YANG DIAMATI
1 2 3 4 5 6 7
1 √ √ √ √
2 √ √ √ √
3 √ √ √ √
4 √ √ √ √
5 √ √ √ √
6 √ √ √ √
7 √ √ √ √ √ √
8 √ √ √
9 √ √ √ √ √
10 √ √ √
11 √ √ √ √ √
12 √ √ √ √ √
13 √ √ √ √ √
14 √ √ √ √
15 √ √ √ √
16 √ √ √ √
17 √ √
18 √ √ √ √
19 √ √ √
20 √ √ √ √ √ √
21 √ √ √ √
22 √ √ √ √ √ √
23 √ √
24 √ √ √ √ √ √
Jumlah 21 18 15 9 8 11 19
127
Lembar Observasi Aktivitas Murid pada Siklus II Pertemuan I
Berilah tanda ( √ ) jika murid melaksanakan indicator dibawah ini!
Aspek Yang Diamati
1. Murid yang hadir pada saat pembelajaran.
2. Murid yang memperhatikan penjelasan guru.
3. Murid yang bertanya
4. Murid yang keluar masuk pada saat proses pembelajaran
5. Murid yang mempresentasekan hasil kerja kelompoknya.
6. Murid yang mengajukan tanggapan/komentar kepada kelompok lain saat
mempersentasekan hasil kerjasama mereka.
7. Murid yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompok
NO URUT INDIKATOR YANG DIAMATI
1 2 3 4 5 6 7
1 √ √ √ √ √
2 √ √ √ √
3 √ √ √ √
4 √ √ √ √ √ √
5 √ √ √ √
6 √ √ √ √
7 √ √ √ √ √ √
8 √ √ √ √
9 √ √ √ √ √
10 √ √ √ √ √
11 √ √ √ √ √ √
12 √ √ √ √
13 √ √ √ √ √ √
14 √ √
15 √ √ √ √ √
16 √ √ √ √ √
17 √ √ √ √ √
18 √ √ √ √
19 √ √ √ √ √ √
20 √ √ √ √ √ √
21 √ √ √ √ √
22 √ √ √ √ √ √
23 √ √ √ √
24 √ √ √ √ √ √
Jumlah 23 20 16 5 12 18 23
128
Lembar Observasi Aktivitas Murid pada Siklus II Pertemuan II
Berilah tanda ( √ ) jika murid melaksanakan indicator dibawah ini!
Aspek Yang Diamati
1. Murid yang hadir pada saat pembelajaran.
2. Murid yang memperhatikan penjelasan guru.
3. Murid yang bertanya
4. Murid yang keluar masuk pada saat proses pembelajaran
5. Murid yang mempresentasekan hasil kerja kelompoknya.
6. Murid yang mengajukan tanggapan/komentar kepada kelompok lain saat
mempersentasekan hasil kerjasama mereka.
7. Murid yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompok
NO URUT INDIKATOR YANG DIAMATI
1 2 3 4 5 6 7
1 √ √ √ √ √
2 √ √ √ √
3 √ √ √ √
4 √ √ √ √ √ √
5 √ √ √ √
6 √ √ √ √
7 √ √ √ √ √
8 √ √ √ √
9 √ √ √ √ √
10 √ √ √ √ √
11 √ √ √ √ √
12 √ √ √ √
13 √ √ √ √ √ √
14 √ √ √ √
15 √ √ √ √ √
16 √ √ √ √ √
17 √ √ √ √ √
18 √ √ √ √
19 √ √ √ √ √ √
20 √ √ √ √ √ √
21 √ √ √ √ √
22 √ √ √ √ √ √
23 √ √ √ √ √
24 √ √ √ √ √ √
Jumlah 24 20 17 3 12 18 24
129
Lembar Observasi Aktivitas Murid pada Siklus II Pertemuan III
Berilah tanda ( √ ) jika murid melaksanakan indicator dibawah ini!
Aspek Yang Diamati
1. Murid yang hadir pada saat pembelajaran.
2. Murid yang memperhatikan penjelasan guru.
3. Murid yang bertanya
4. Murid yang keluar masuk pada saat proses pembelajaran
5. Murid yang mempresentasekan hasil kerja kelompoknya.
6. Murid yang mengajukan tanggapan/komentar kepada kelompok lain saat
mempersentasekan hasil kerjasama mereka.
7. Murid yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompok
NO URUT INDIKATOR YANG DIAMATI
1 2 3 4 5 6 7
1 √ √ √ √ √
2 √ √ √ √
3 √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √
5 √ √ √ √
6 √ √ √ √
7 √ √ √ √ √
8 √ √ √ √
9 √ √ √ √ √
10 √ √ √ √ √
11 √ √ √ √ √
12 √ √ √ √
13 √ √ √ √ √ √
14 √ √ √ √ √
15 √ √ √ √ √
16 √ √ √ √ √ √
17 √ √ √ √ √
18 √ √ √ √ √
19 √ √ √ √ √ √
20 √ √ √ √ √ √
21 √ √ √ √ √
22 √ √ √ √ √ √
23 √ √ √ √ √ √
24 √ √ √ √ √ √
Jumlah 24 22 17 2 15 18 24
130
HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
Sekolah : SDN No. 83 Lembangloe
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/2 (Genap)
Siklus/Pertemuan : Satu/Pertama
Nomor Urut Keterampilan Membaca Pemahaman
a b c d E
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
J u m l a h 15 13 12 14 15
Persentase 62,5% 54,2% 50% 58,3% 62,5%
Keterangan:
a. Keaktifan dalam membaca sekilas (survey)
b. Keaktifan dalam menyusun pertanyaan (question)
c. Keaktifan dalam membaca bacaan (reading)
d. Keaktifan dalam menjawab pertanyaan (recite)
e. Keaktifan dalam mengulangi atau meninjau ulang bacaan (review)
131
HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
Sekolah : SDN No. 83 Lembangloe
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/2 (Genap)
Siklus/Pertemuan : Satu/Kedua
Nomor Urut Keterampilan Membaca Pemahaman
a b c d e
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
J u m l a h 18 15 14 15 17
Persentase 75% 62,5% 58,3% 62,5% 70,8%
Keterangan:
a. Keaktifan dalam membaca sekilas (survey)
b. Keaktifan dalam menyusun pertanyaan (question)
c. Keaktifan dalam membaca bacaan (reading)
d. Keaktifan dalam menjawab pertanyaan (recite)
e. Keaktifan dalam mengulangi atau meninjau ulang bacaan (review)
132
HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
Sekolah : SDN No. 83 Lembangloe
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/2 (Genap)
Siklus/Pertemuan : Satu/Ketiga
Nomor Urut Keterampilan Membaca Pemahaman
a b c d e
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
J u m l a h 19 18 17 17 19
Persentase 79,2% 75% 70,8% 70,8% 79,2%
Keterangan:
a. Keaktifan dalam membaca sekilas (survey)
b. Keaktifan dalam menyusun pertanyaan (question)
c. Keaktifan dalam membaca bacaan (reading)
d. Keaktifan dalam menjawab pertanyaan (recite)
e. Keaktifan dalam mengulangi atau meninjau ulang bacaan (review)
133
HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
Sekolah : SDN No. 83 Lembangloe
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/2 (Genap)
Siklus/Pertemuan : Dua/Pertama
Nomor Urut Keterampilan Membaca Pemahaman
a b c d e
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
J u m l a h 21 19 18 19 18
Persentase 87,5% 79,2% 75% 79,2% 75%
Keterangan:
a. Keaktifan dalam membaca sekilas (survey)
b. Keaktifan dalam menyusun pertanyaan (question)
c. Keaktifan dalam membaca bacaan (reading)
d. Keaktifan dalam menjawab pertanyaan (recite)
e. Keaktifan dalam mengulangi atau meninjau ulang bacaan (review)
134
HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
Sekolah : SDN No. 83 Lembangloe
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/2 (Genap)
Siklus/Pertemuan : Dua/Dua
Nomor Urut Keterampilan Membaca Pemahaman
A b c d e
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
J u m l a h 22 20 20 21 21
Persentase 91,7% 83,3% 83,3% 87,5% 87,5%
Keterangan:
a. Keaktifan dalam membaca sekilas (survey)
b. Keaktifan dalam menyusun pertanyaan (question)
c. Keaktifan dalam membaca bacaan (reading)
d. Keaktifan dalam menjawab pertanyaan (recite)
e. Keaktifan dalam mengulangi atau meninjau ulang bacaan (review)
135
HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
Sekolah : SDN No. 83 Lembangloe
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/2 (Genap)
Siklus/Pertemuan : Dua/Ketiga
Nomor Urut Keterampilan Membaca Pemahaman
a b c d e
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
J u m l a h 24 23 24 23 24
Persentase 100% 95,8% 100% 95,8% 100%
Keterangan:
a. Keaktifan dalam membaca sekilas (survey)
b. Keaktifan dalam menyusun pertanyaan (question)
c. Keaktifan dalam membaca bacaan (reading)
d. Keaktifan dalam menjawab pertanyaan (recite)
e. Keaktifan dalam mengulangi atau meninjau ulang bacaan (review)
136
DAFTAR HADIR MURID
NO URUT
Pertemuan
Siklus I Siklus II
1 2 3 4 1 2 3 4
1 √ √ √ √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √ √ √ √
3 i √ √ √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √ √ √ √
6 S S √ √ √ √ √ √
7 √ √ √ √ √ √ √ √
8 √ √ √ √ √ √ √ √
9 √ √ √ √ √ √ √ √
10 √ √ S √ √ √ √ √
11 √ √ √ √ √ √ √ √
12 √ X √ √ √ √ √ √
13 X √ √ √ √ √ √ √
14 √ √ √ √ S √ √ √
15 √ √ √ √ √ √ √ √
16 √ √ √ √ √ √ √ √
17 √ S S √ √ √ √ √
18 √ √ √ √ √ √ √ √
19 √ √ √ √ √ √ √ √
20 √ √ √ √ √ √ √ √
21 i √ √ √ √ √ √ √
22 √ √ √ √ √ √ √ √
23 √ √ I √ √ √ √ √
24 √ S √ √ √ √ √ √
HADIR 20 20 21 24 23 24 24 24
TIDAK HADIR 4 4 3 - 1 - - -
137
Dokumentasi
Menjelaskan Materi Pelajaran
MURID MEMBACA TEKS BACAAN
138
MURID MEMBACA TEKS BACAAN
MEMBIMBING MURID
139
PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SDN NO. 83 LEMBANGLOE Alamat : Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
Nomor :
Yang bertandatangan di bawah ini, Kepala Sekolah SDN No. 83 Lembangloe
Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto menerangkan bahwa:
Nama : C. Rostinah R
NIM : 105401135219
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Alamat : Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto
Benar nama tersebut di atas telah melaksanakan penelitian di sekolah kami, dalam
rangka menyelesaikan studi, penyusunan skripsi dengan judul “Penerapan Model Jigsaw
dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca Pemahaman Murid Kelas V SDN No.
83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto”. Selama 4 minggu terhitung
mulai tanggal 22 April s/d 22 Juni 2021.
Demikian surat keterangan ini kami buat dan diberikan kepada yang bersangkutan
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jeneponto 11 Juni 2021
Kepala Sekolah SDN No. 83 Lembangloe
Hasiah Haris, S.Pd.
Nip. 19610520 198203 2010
140
RIWAYAT HIDUP
C.Rostinah.R, lahir di Jeneponto pada Tanggal 15 Februari 1979, anak
Pertama dari lima bersaudara Dari pasangan ABD. Rahim.PS dan
Nurlina.L. Penulis memasuki Pendidikan dasar di SDN No.83
Lembangloe Tahun 1985 dan tamat tahun 1991, melanjutkan sekolah
pada Sekolah Menengah Tingkat Pertama SMP Negeri Binamu pada
tahun 1991 dan tamat tahun 1994, kemudian melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 1
Jeneponto tahun 1994 dan tamat tahun 1997. Tahun 2001 kuliah di Sekolah Tinggi Agama
Islam Yapnas Jeneponto (STAI YAPNAS JENEPONTO) Program Studi PGSDI/MI D.II dan
tamat 2003 dan melanjutkan pendidikan tahun 2007 di Sekolah Tinggi Agama Islam Yapnas
Jeneponto (STAI YAPNAS JENEPONTO) Program Studi TARBIYAH S.1 dan Tamat tahun
2009, Kemudian lanjut di Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) program studi
PGDS S.1 pada tahun 2020 sampai sekarang.
Berkah rahmat Allah SWT dan iringan doa dari kedua orang tua, Suami dan saudara-
saudariku tercinta, serta rekan seperjuangan di bangku kuliah. Pada tahun 2021 penulis
menyelesaikan studi dengan menyusun sebuah karya ilmiah yang berjudul ” Penerapan Model
JIGSAW Dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca Pemahaman Murid Kelas V SDN
NO. 83 LEMBANGLOE Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto”.
.