160
i PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MURID KELAS V SDN NO. 83 LEMBANGLOE KECAMATAN BINAMU KABUPATEN JENEPONTO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian guna Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh : C. ROSTINAH R NIM 105401135219 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR JUNI 2021

PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

i

PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN

MEMBACA PEMAHAMAN MURID KELAS V SDN NO. 83 LEMBANGLOE

KECAMATAN BINAMU KABUPATEN JENEPONTO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian guna Memeroleh Gelar

Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

C. ROSTINAH R

NIM 105401135219

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

JUNI 2021

Page 2: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …
Page 3: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …
Page 4: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : C. ROSTINAH R

NIM : 105401135219

Jurusan : PKG Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Judul

Skripsi

: Penerapan Model Jigsaw dalam Pembelajaran

Keterampilan Membaca Pemahaman Murid Kelas V SDN

No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten

Jeneponto.

Dengan ini menyatakan bahwa:

Skripsi yang saya ajukan di depan TIM adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan

hasil ciplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia

menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juni 2021

Yang Membuat Pernyataan

C. ROSTINAH R

Page 5: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : C. ROSTINAH R

Nim : 105401135219

Jurusan : PKG Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD)

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini. Saya yang

menyusun sendiri skripsi saya ( tidak dibuatkan oleh siapa pun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini, saya selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan ( plagiat ) dalam menyusun skripsi

saya.

4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Juni 2021

Yang Membuat Perjanjian,

C. ROSTINAH R

Page 6: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto :

Keberhasilan butuh kesabaran.

Lakukan sesuatu yang lebih bernilai

Orang yang memperbaiki niat, maka akan diperbaiki kehidupannya……..

” Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

(Al-Baqarah: 153)

Persembahan :

Karena itu, kupersembahkan karya sederhana ini

sebagai ungkapan rasa cinta dan banggaku sebagai seorang anak

atas segala pengorbanan dan kasih sayang ibunda dan ayahandaku ,

Suamiku, buah hatiku, saudara-saudariku, serta keluargaku yang

senantiasa mendoakanku.

Page 7: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

vii

ABSTRAK

C. ROSTINAH R. 2021. Penerapan Model Jigsaw dalam Pembelajaran

Keterampilan Membaca Pemahaman Murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe

Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar. Dibimbing oleh Aliem Bahri dan Sri Rahayu.

Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitain tindakan kelas (PTK)

yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model Jigsaw dapat

meningkatkan keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia pada murid

Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang mencakup empat kali pertemuan.

Subjek penelitian ini adalah murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan

Binamu Kabupaten Jeneponto sebanyak 24 murid yang terdiri atas 14 orang laki-laki

dan 10 orang perempuan. Teknik pengumpulan data adalah observasi, tes (evaluasi),

dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan

analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan hasil belajar keterampilan

membaca pemahaman murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu

Kabupaten Jeneponto. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata hasil belajar membaca

pemahaman pada siklus I 58,9 dan yang tuntas 5 murid atau 20,8%, dan skor rata-rata

hasil belajar keterampilan membaca pemahaman murid pada siklus II meningkat

menjadi 82,1 dan yang tuntas sebanyak 20 murid atau 83,33%. Di samping itu juga,

data hasil observasi disetiap siklus menunjukan adanya perubahan sikap murid kearah

positif.

Dari hasil analisis tersebut disimpulkan bahwa keterampilan membaca

pemahaman murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten

Jeneponto dapat ditingkatkan melalui model Jigsaw.

Kata kunci: Keterampilan Membaca Pemahaman, Model Jigsaw.

Page 8: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

viii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, penulis ucapkan kehadirat Allah swt, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. sehingga skripsi yang berjudul “Penerapan

Model Jigsaw dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca Pemahaman Murid Kelas

V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.” ini dapat

terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad saw, Nabi yang bertindak sebagai rahmatan lil’alamin. Skripsi ini adalah

setitik dari sederetan berkahmu.

Segala daya dan upaya telah Penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini dalam

memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program

Studi PKG Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Makassar. Selama penulisan skripsi ini, segala hambatan

dan kekurangan Penulis telah mendapat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak.

Segala hormat Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

kedua orang tuaku, suamiku yang telah berjuang, mendoa’akan, mengasuh, mendidik,

dorongan, kasih sayang dan perhatiannya selama ini.

Selanjutnya Penulis menyampaikan ucapan terima kasih, penghormatan dan

penghargaan kepada Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing I dan Sri Rahayu,

S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang sabar, ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi, serta saran-saran yang berharga

kepada Penulis selama penyusunan skripsi. Pada kesempatan ini juga Penulis

Page 9: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

ix

menyampaikan ucapan terima kasih, penghormatan dan penghargaan kepada : Prof.

Dr. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib,

M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar, Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar serta seluruh dosen dan staf pegawai program studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, yang telah membekali penulis dengan serangkaian

ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada

Kepala Sekolah Hasiah Haris, S.Pd. Guru Kelas V Salehuddin, S.Pd. serta staf guru-

guru SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto yang telah

memberikan izin dan bantuan selama pelaksanaan penelitian ini.

Teristimewa Penulis haturkan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada teman-teman PKG angkatan 2019.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan

kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin, yarrobal ’alamin.

Billahi fisabilil haq fastabiqul khaerat.

Makassar, Juni 2021

Penulis

Page 10: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN ................................................................................. v

MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi

ABSTRAK .................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

D. Manfaat Hasil Penelitian ................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ...... 8

A. Kajian Pustaka ................................................................................... 8

1. Hasil penelitian yang relevan ....................................................... 8

2. Keterampilan membaca ................................................................ 9

3. Membaca pemahaman .................................................................. 13

4. Model pembelajaran Jigsaw ......................................................... 20

5. Tujuan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw 22

6. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw .................................................................................... 23

Page 11: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

xi

7. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ............................................ 24

B. Kerangka Pikir ................................................................................... 28

C. Hipotesis Tindakan............................................................................. 30

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 31

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................................ 31

B. Subjek Penelitian ............................................................................... 31

C. Fokus Penelitian ................................................................................ 32

D. Prosedur Penelitian ............................................................................ 32

E. Instrumen Penelitian........................................................................... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 41

G. Teknik analisis Data ........................................................................... 42

H. Indikator Keberhasilan ...................................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 44

A. Hasil Penelitian ................................................................................. 44

1. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ........ 44

2. Hasil Implementasi Model Jigsaw pada Siklus I dan Siklus II .... 45

B. Pembahasan ........................................................................................ 47

1. Siklus I ......................................................................................... 47

a. Perencanaan ........................................................................... 47

b. Implementasi Tindakan Siklus I............................................. 47

c. Observasi dan Evaluasi .......................................................... 57

d. Refleksi Tindakan Siklus I ..................................................... 56

2. Siklus II ........................................................................................ 58

a. Perencanaan............................................................................ 58

b. Implementasi Tindakan Siklus II ........................................... 58

c. Observasi dan Evaluasi .......................................................... 58

d. Refleksi Tindakan Siklus II .................................................... 69

e. Hasil Observasi Keterampilan MembacaPemahaman ........... 71

Page 12: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

xii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 77

A. Kesimpulan ....................................................................................... 77

B. Saran .................................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 79

LAMPIRAN

PERSURATAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1 Format Penilaian Membaca Pemahaman Tertulis ...................... 39

3.2 Rubrik Penilaian Membuat Kesimpulan Secara Tertulis ........... 40

3.3 Kategori Keberhasilan ................................................................ 43

4.1 Pencapaian Hasil Belajar Membaca Pemahaman melalui Model

Pembelajaran Jigsaw Siklus I dan Siklus II ............................... 45

4.2 PerbandinganHasil Observasi Aktivitas Murid Siklus I dan II .. 46

4.3 Nilai Statistik Membaca Pemahaman Siklus I ........................... 54

4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Membaca

pada siklus I .............................................................................. 55

4.5 Persentase Ketuntasan Membaca Pemahaman Siklus I ............. 56

4.6 Nilai Statistik Membaca Pemahaman Siklus II .......................... 67

4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Membaca

Pemahaman pada siklus II ......................................................... 67

4.8 Persentase Ketuntasan Membaca Pemahaman Siklus II 68

4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Murid pada Siklus II

Pertemuan I, II dan III ................................................................ 72

4.10 Hasil Observasi Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus I . 73

4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Murid pada Siklus II

Pertemuan I, II dan III ................................................................ 74

4.12 Hasil Observasi Keterampilan Membaca Pemahaman

Siklus II ...................................................................................... 75

Page 14: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Bagan Kerangka Pikir ......................................... 30

3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ....................... 33

4.1 Diagram Batang Hasil evaluasi Siklus I.............. 55

4.2 Diagram Batang Hasil evaluasi Siklus II ............ 68

Page 15: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran B

1. Lembar Kerja Murid Siklus I

2. Lembar Kerja Murid Siklus II

3. Tes Siklus I

4. Tes Siklus II

Lampiran C

1. Hasil Evaluasi Siklus I

2. Hasil Evaluasi Siklus II

3. Kategori Skor Hasil Belajar Murid

Lampiran D

1. Lembar Observasi Guru

2. Lembar Observasi Murid

3. Daftar Hadir Murid

Lampiran E

1. Dokumentasi Penelitian

Page 16: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memahami bahan bacaan atau isi bacaan merupakan suatu hal yang penting

dalam kehidupan manusia sebagai sebuah keterampilan membaca. Sebagai kegiatan

yang bertujuan untuk memperoleh informasi, kemampuan pemahaman merupakan hal

yang cukup penting. Kemampuan memahami isi bacaan tidak hanya dibutuhkan oleh

masyarakat akademis, tetapi juga diperlukan oleh berbagai kalangan masyarakat yang

ingin memperoleh informasi melalui media tulis. (Rahmi, 2012:30) yang menyatakan

bahwa kemampuan pemahaman dapat dipandang sebagai keterampilan untuk

memperoleh pengetahuan dan memperluas informasi sebagai hasil dari kegiatan

membaca bahasa tulis.

Membaca merupakan hal yang sangat penting dikalangan murid dan

mahamurid. Oleh sebab itu, sejak taman kanak-kanak sudah diperkenalkan membaca

huruf-huruf abjad sehingga ketika mereka masuk ke sekolah dasar, kesulitan mereka

dalam membaca permulaan akan lebih teratasi. Membaca permulaan diajarkan di SD

kelas satu dan dua. Membaca permulaan di SD sangat penting sebab hasilnya akan

menjadi landasan untuk membaca lanjut dan memehami ilmu-ilmu yang amat luas,

lebih khusus lagi untuk pelajaran bahasa indonesia ( Dardjowidjojo, 2015:19).

1

Page 17: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

2

Rendahnya kemampuan murid SD membaca permulaan berdampak kepada

kemampuan murid membaca lanjut oleh sebab itu, perlu adanya upaya untuk

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman di SD. Oleh karena itu kemampuan

membaca pemahaman di SD merupakan fondasi yang sangat signifikan, guru juga

perlu memikirkan model pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan kemampuan

membaca pemahaman untuk murid SD.

Berdasarkan pengamatan pada tanggal 10 April 2021 di SDN No. 83

Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto, diketahui bahwa murid Kelas

V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto masih

mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan. Murid di sekolah baru dapat

menjawab pertanyaan atau melakukan tugas membaca pemahaman dengan baik pada

tingkatan pemahaman literal. Sementara itu, kemampuan mereka pada tingkatan

pemahaman yang lebih tinggi masih rendah. Kesulitan mereka pada tingkatan

pemahaman itu ditemui pada beberapa butir pembelajaran membaca pemahaman,

yaitu (1) menentukan tema dan ide pokok, (2) menentukan ide penjelas dalam bacaan,

dan (3) menyimpulkan isi bacaan.

Berdasarkan tes awal membaca pemahaman, dapat diketahui kemampuan

membaca terutama dalam membaca pemahaman masih rendah. Dari penilaian

terhadap tugas membaca pemahaman diperoleh bahwa hasil nilai rata-rata murid

hanya 58,75. Nilai murid dibawah 70 berjumlah 18 murid atau 60%, dan murid yang

mendapat nilai diatas 70 berjumlah 6 murid atau sekitar 40% dari total keseluruhan

murid 24 orang. Sehingga banyak murid yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan

Page 18: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

3

Minimal (KKM) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang sudah ditetapkan

dengan nilai 70.

Selanjutnya peneliti mendapatkan beberapa fakta tentang adanya kesulitan

yang dialami oleh murid dalam memahami isi bacaan tersebut diduga sebagai akibat

dari pelaksanaan pembelajaran yang masih terikat dengan penggunaan strategi

konvensional. Dalam pembelajaran, guru masih beranggapan bahwa kemampuan

murid berpikir secara individual dalam konteks pembelajaran yang bersifat klasikal

merupakan faktor utama untuk mencapai keberhasilan pembelajaran. Guru belum

memberdayakan kelompok kecil dalam kelas, murid tidak diberi tanggung jawab

sepenuhnya tentang tugas yang diberikan, dan belum pernah menerapkan teknik

diskusi. Dengan demikian, murid tidak berpikir kritis, bekerja sama, atau saling

mengajari dalam proses pembelajaran.

Faktor lain yang diduga menjadi penyebab rendahnya pemahaman murid

terhadap isi bacaan adalah guru tidak sepenuhnya melakukan kegiatan yang

mendukung proses pembelajaran pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini,

ketergantungan guru tehadap penilaian hasil belajar masih tinggi. Sementara itu,

penilain proses belajar belum dikembangkan secara maksimal. Padahal, idealnya ada

keseimbangan antara penilaian proses dan penilaian hasil dalam pembelajaran.

Fakta di atas menuntut guru untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran

membaca pemahaman. Dalam hal ini diperlukan strategi lain yang tepat untuk

digunakan dalam membelajarkan murid pada aspek tersebut. Strategi pembelajaran

yang memberi harapan bagi pemecahan masalah tersebut adalah strategi yang

memilki ciri (1) mengarahkan guru untuk memperlakukan murid secara individual

Page 19: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

4

dan kelompok, (2) adanya interaksi kelas dalam pembelajaran, baik interaksi antara

murid, maupun antara guru dan murid,dan (3) menempatkan penilaian proses dan

penilaian hasil belajar sebagai hal yang sama pentingnya dalam pembelajaran.

Penelitian ini mengkaji penerapan sebuah model pembelajaran yang diadopsi

dari pemikiran para pakar pengembang strategi belajar-mengajar di dalam kelas.

Model pembelajaran yang dimaksud adalah model Jigsaw yang dikembangkan dan

diuji oleh Elliot Arronson dan rekan-rekannya di Universitas Texas, dan kemudian

diadaptasi oleh (Sugianto, 2011:45).

Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang paling fleksibel

(Slavin, 2015:246). Model tersebut menarik dikaji dan diupayakan

pengaplikasikannya dalam pembelajaran karena beberapa kelebihan yang

dimilikinya. Di antara kelebihan tersebut ialah teknik pengorganisasian kelas yang

diatur dalam bentuk kelompok kecil. Selain mampu meningkatkan kemampuan

akademik, melalui belajar model Jigsaw diperoleh beberapa aspek positif. Aspek

positif yang dimaksud adalah menanamkan rasa kepekaan sosial, keinginan untuk

bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah, serta sikap saling memahami dan

menghargai antar murid. Aspek-aspek itu tidak mendapat perhatian yang memadai

dari seorang guru dalam praktik pembelajaran yang masih menganut paradigma

pembelajaran konvensional.

Page 20: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

5

Model Jigsaw ini merupakan model yang mampu mengintegrasikan semua

keterampilan berbahasa dari mendengarkan, berbicara, membaca. Dengan pelaksanan

model ini diharapkan murid akan memahami manfaat membaca bagi dirinya.

Model jigsaw dalam pembelajaran keterampilan membaca pemahaman akan

diaplikasikan dan dikembangkan dalam pembelajaran membaca pemahaman untuk

memahami informasi fokus terhadap teks bacaan buku ajar bahasa indonesia untuk

Kelas V SD. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan murid memahami teks

bacaan dan memperbaiki proses pembelajaran membaca pemahaman yang dianggap

kaku dan membosankan menjadi kaku.

Penulis memilih model jigsaw sebagai alternatif dalam menangani rendahnya

keterampilan membaca pemahaman murid karena jigsaw merupakan salah satu

model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengasah kemampuan murid

dalam mengembangkan pemahaman terhadap isi bacaan.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian

dengan judul “Penerapan Model Jigsaw dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca

Pemahaman Murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu

Kabupaten Jeneponto’’

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

permasalahan adalah sebagai berikut:

Page 21: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

6

1. Bagaimanakah pelaksanaan penerapan model jigsaw dalam pembelajaran

keterampilan membaca pemahaman pada murid Kelas V SDN No. 83

Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto?

2. Bagaimanakah hasil evaluasi penerapan model jigsaw dalam pembelajaran

keterampilan membaca pemahaman pada murid Kelas V SDN No. 83

Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan:

1. Pelaksanaan penerapan model jigsaw dalam pembelajaran keterampilan

membaca pemahaman pada murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe

Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.

2. Hasil evaluasi penerapan model jigsaw dalam pembelajaran keterampilan

membaca pemahaman pada murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe

Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Dengan tulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang cara-cara

melatih pemahaman bacaan dan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

anak.

Page 22: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi murid: Meningkatkan aktivitas belajar murid karena murid dilibatkan

secara aktif dalam proses pembelajaran.

b. Bagi Guru: Dapat memperbaiki dan meningkatkan keterampilan Membaca

Pemahaman di kelas sehingga permasalahan yang dihadapi oleh murid

maupun oleh guru dapat diminimalkan.

c. Bagi Sekolah: Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan

sekolah serta memberikan masukan dalam mengefektifkan pembinaan dan

pengelolaan proses belajar mengajar dalam pelaksanaan pendidikan.

d. Bagi Peneliti: Hasil penelitian dapat menambah pengalaman dan pengetahuan

khususnya dalam mencari model pembelajaran yang sesuai dengan

keterampuilan membaca pemahaman.

Page 23: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian yang Relevan

Banyak penelitian terkait dengan model jigsaw yang sudah berhasil, namun

penulis mengambil tiga contoh penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebagai

acuan dalam penulisan proposal ini.

a. Darliani (2012) “Penerapan Model Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Media Suku Kata Di Kelas V SD

Inpres Panynyikokang Kota Makassar”. Model Jigsaw ini dapat meningkatkan

keterampilan membaca karena dapat dilihat meningkatnya persentase jumlah

murid yang mampu membaca dengan baik murid menjadi senang mengikuti

kegiatan berlangsung baik aktifitas mandiri maupun aktifitas kelompok.

b. Ma’rifatus (2012) “Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Narasi Ekspositoris

Murid Kelas V SD Negeri 5 Gambirono Melalui Jigsaw Model Jigsaw”.

Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa Jigsaw model Jigsaw

mempengaruhi hasil belajar murid hal tersebut dapat dilihat dari ketuntasan

belajar murid secara klasikal. Terjadi peningkatan hasil belajar murid yang

menunjukkan peningkatan kompetensi belajar murid pula.

c. Setiyarini (2014) “Peningkatan Keterampilan Membaca Lancar dan Melengkapi

Cerita Rumpang Melalui Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Tema

Kegiatan Sehari-hari Murid Kelas V SD Negeri 1 Pakalu Kabupaten Maros”.

8

Page 24: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

9

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar murid Kelas V SD 4 Karang Malang Kudus dapat meningkat dan berhasil

dengan baik setelah digunakannya model pembelajaran cooperative learning tipe

Jigsaw.

Dari beberapa penelitian yang relevan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

ketiga penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan model jigsaw

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan pada dasarnya memiliki

kesamaan yang merujuk pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan media

yang sama. Namun, perbedaan hanya pada subtansi konsep mata pelajaran

Bahasa Indonesia dengan keterampilan membaca pemahaman.

2. Keterampilan Membaca

Pengertian keterampilan membaca sampai sekarang sangat banyak jumlahnya.

Bentuk, isi, dan sifatnya pun beraneka ragam. Smith dalam Rahim (2016:63)

membatasi membaca sebagai suatu proses dengan tujuan tertentu pengenalan,

penafsiran, dan penilaian terhadap gagasan yang berkenaan dengan bobot mental atau

kesadaran total diri pembaca. Hal ini merupakan suatu proses yang kompleks atau

rumit yang tergantung pada perkembangan bahasa pribadi, latar belakang

pengalaman, kemampuan kognitif dan sikap terhadap bacaan.

Kemampuan membaca merupakan akibat penerapan faktor tersebut dalam

hubungannya dengan upaya mengenali, menginterpretasi, dan mengevaluasi gagasan

atau ide dalam bahan tertulis. (Tarigan, 2014: 42) Hal ini sejalan dengan pendapat

Subiyakto (2013: 164), yang mengatakan bahwa membaca merupakan suatu aktivitas

yang rumit atau kompleks karena sangat bergantung pada tingkat penalaran pembaca

Page 25: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

10

dan keterampilan berbahasanya. Dua pandangan tersebut dipertegas lagi oleh Rahim

(2016: 17), yang menerangkan bahwa membaca efektif melibatkan proses mental

yang tinggi. Membaca melibatkan pengingatan kembali, penalaran, penilaian,

pembayangan, pengorganisasian, penerapan, dan pemecahan masalah. Membaca yang

baik memerlukan berpikir yang baik.

Berkaitan dengan hubungan membaca dengan proses berpikir, Said (2011: 10)

menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses berpikir. Tindakan dalam membaca

untuk mengenal kata memerlukan interpretasi dari simbol yang tertulis dengan

melibatkan proses berpikir dan bernalar. Untuk memahami suatu bacaan dengan

sempurna, seorang harus dapat menggunakan semua informasi yang ada untuk

membuat simpulan, untuk menyelami maksud penulis, atau juga untuk mengevaluasi

gagasan yang disajikan. Semua keterampilan tersebut melibatkan proses berpikir dan

bernalar.

Pernyataan pakar tersebut didukung oleh pernyataan Burhan (2015: 73)

bahwa membaca lebih dari sekadar mengenali kata-kata untuk memicu ingatan.

Membaca melibatkan respons berpikir yaitu, merasakan dan menentukan kebutuhan,

mengidentifikasi suatu pemecahan yang sesuai dengan kebutuhan, memilih cara-cara

yang tersedia, bereksperimen dengan pilihan tersebut, menolak ataupun

mempertahankan cara yang dipilih, dan menentukan alat untuk mengevaluasi

hasilnya.

Tarigan (2014: 23) menyatakan bahwa membaca adalah menyerap huruf atau

simbol grafis yang kemudian diubah menjadi ucapan atau proses pengertian dalam

otak. Membaca bukan hanya persepsi visual melainkan kemampuan menyerap makna

Page 26: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

11

simbol grafis dan kemampuan mereaksi terhadap simbol grafis tersebut. Membaca

adalah pengenalan kata dan pemahaman isinya. Sementara itu, Subiyakto (2013: 31)

menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses psikolinguistik kemana pembaca

menggunakan kemampuan untuk menyimpulkan arti yang dimaksudkan oleh penulis.

Berbeda dengan pendapat di atas Rahim (2016: 20) menegaskan bahwa

membaca adalah suatu permainan terkaan interaksi antara pikiran dan bahasa.

Membaca merupakan diskusi jarak jauh antara pembaca dan pengarang, yang di

dalamnya terdapat interaksi antara bahasa dan pikiran. Dengan kata lain, pengarang

atau penulis menyandikan pikirannya ke dalam bahasa, sedangkan pembaca

menguraikan sandi bahasa, tersebut ke dalam pikirannya.

Membaca merupakan suatu proses yang kompleks. Sebagai proses yang

kompleks maka dibutuhkan kemahiran pembaca untuk dapat melihat pada

seperangkat tanda-tanda grafis dan menangkap pesan yang disampaikan penulis.

Pendapat ini tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Rahim( 2016:52),

bahwa dalam membaca dibutuhkan kemampuan untuk dapat mengenali bentuk

visual, yang menghubungkan bentuk-bentuk itu sehingga dapat ditarik maknanya dan

berusaha untuk mengerti dan menginterpretasikan makna tersebut. Lebih lanjut

dijelaskan bahwa dalam proses membaca terdapat beberapa komponen yaitu

komponen pondasi atau dasar, komponen latar belakang, komponen pengenalan,

komponen pemahaman, dan komponen penggunaan.

Secara rinci setiap komponen yang dikemukakan oleh Kennedy, dapat

diuraikan bahwa komponen dasar atau pondasi terdiri atas kapasitas mental,

Page 27: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

12

kemampuan bahasa, dan penyegaran. Komponen yang kedua adalah latar belakang

yang terdiri atas pengetahuan langsung dan pengetahuan tidak langsung atau

terwakili, sedangkan kategori diskriminasi, asosiasi, penerimaan dan reproduksi

dikategorikan sebagai komponen pengenalan. Komponen yang keempat adalah

pemahaman yang terdiri atas kemampuan membedakan, interpretasi, penerimaan, dan

pengungkapan, sedangkan komponen yang terakhir adalah penggunaan yang terdiri

atas reaksi terhadap konsep atau ide, integrasi dan pemahaman terhadap fakta, serta

penilaian terhadap konsep yang ada.

Pandangan yang agak berbeda dikemukakan oleh Hardjono (2014: 49) bahwa

membaca merupakan aktivitas komunikatif, yang di dalamnya terdapat hubungan

timbal balik antara si pembaca dan isi bacaan atau teks tersebut. Selanjutnya,

dijelaskan bahwa membaca tidak hanya satu aktivitas mentransfer teks tertulis ke

dalam bahasa lisan, tetapi lebih ditekankan pada aktivitas yang komunikatif dan

dalam proses tersebut terjadi hubungan fungsional dan multidimensi.

Mempertimbangkan bahasan terhadap berbagai pengertian atau definisi

membaca seperti yang telah dipaparkan, dapat dikemukakan beberapa aspek

mendasar yang dapat disepakati. Pertama, membaca merupakan kegiatan

berinteraksi dengan bahasa yang telah dituangkan dalam bentuk bahasa tulis. Kedua,

hasil interaksi dengan bahasa tulis berupa pemahaman. Ketiga, kemampuan membaca

berkaitan erat dengan kemampuan berbahasa lisan. Keempat, membaca merupakan

suatu proses yang aktif dan berkelanjutan yang secara langsung dipengaruhi oleh

interaksi antara individu dengan lingkungannya.

Page 28: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

13

Berdasarkan pandangan tersebut, hakikat keterampilan membaca diartikan

sebagai kecekatan seseorang dalam hubungannya dengan pendayagunaan semua

fungsi mental kognitifnya untuk memahami berbagai lambang atau simbol bahasa

(seperti kata, frasa, kalimat) yang terdapat pada bacaan atau teks bahasa Indonesia,

dengan tepat, baik secara tersurat maupun tersirat. Pemahaman yang tepat tersebut

dibuktikan dengan adanya kesamaan antara maksud penulis dengan interpretasi yang

dilakukan oleh pembaca.

3. Membaca Pemahaman

Setelah diuraikan beberapa pandangan tentang hakikat keterampilan

membaca, berikut dijelaskan pengertian tentang pemahaman. Hal ini penting,

mengingat esensi membaca pada hakikatnya adalah pemahaman terhadap isi bacaan.

Kata pemahaman atau comprehensiaon diartikan sebagai penafsiran atau

penginterpretasian pengalaman; menghubungkan informasi baru dengan informasi

yang telah diketahui; menemukan jawaban atas pertanyaan kognitif dalam bacaan.

Sementara itu, Tarigan (2014:43) menjelaskan bahwa pemahaman merupakan proses

pembentukan interpretasi atau pembentukan pengertian. Lebih lanjut diungkapkan

bahwa proses pemahaman dapat dibedakan menjadi dua yang disebut dengan

construction process dan utilization process. Proses pertama adalah pembentukan

pengertian yang berdasarkan atas kalimat yang diperoleh (dibaca) dari bacaan,

sedangkan proses kedua adalah proses bagaimana pengertian yang telah dibentuk itu

dipakai sebagai tindak lanjut (aplikasi) dari pengertian yang diperoleh.

Page 29: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

14

Pendapat lain mengenai Membaca Pemahaman juga dikemukakan oleh

Asrori, (2014:68) bahwa membaca merupakan aktivitas memahami arti dalam suatu

bahasa melalui tulisan atau bacaan. Apabila diperhatikan, pendapat tersebut

menekankan dua hal pokok, yaitu bahasa dan simbol grafis. Hanya orang yang telah

menguasai bahasa dan simbol grafislah yang dapat melakukan kegiatan Membaca

Pemahaman. Hal ini adalah wajar, sebab serangkaian informasi dalam bacaan

disampaikan penulis melalui tulisan. Lebih lanjut dikatakan bahwa proses memahami

pesan itu berlapis, interaktif, dan terjadi proses pembentukan dan pengujiaan

hipotesis. Pesan digali melalui lapisan makna yang terdapat di dalam teks tersebut,

pembaca membuat dan menguji hipotesis. Hasil dari pengujian hipotesis dapat

dipakai sebagai dasar untuk menarik simpulan bagi pembaca mengenai pesan

informasi yang dimaksud dan ingin disampaikan penulis.

Kegiatan pemahaman terjadi apabila terdapat satu ikatan yang aktif antara

daya pikir pembaca dengan kemampuan yang diperoleh melalui pengalaman

membaca. Karena itu, kemampuan membaca tidaklah semata-mata merupakan

kemampuan dalam hal mengartikan sebuah teks perihal kalimat-kalimatnya dan kata-

katanya, tetapi juga kemampuan menyadari kebermaknaan dan tujuan informasi

dalam diri pembaca.

Analisis terhadap proses pemahaman terhadap isi teks atau bacaan tidak lepas

dari kemungkinan penerapan dua konsep pendekatan yang berbeda, yakni pendekatan

bottom-up dan top-down. Rahim (2016:38) Dalam pendekatan “bottom-up” (dari

detail ke keseluruhan), membaca dipandang sebagai suatu proses menguraikan isi

(decoding) simbol tertulis, dimulai dari unit yang lebih kecil (huruf) ke unit yang

Page 30: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

15

lebih besar (kata, klausa, dan kalimat). Dengan kata lain, pembaca mengunakan

strategi untuk menguraikan isi (decode) bentuk-betuk tertulis agar sampai pada

makna. Pendekatan ini mendapat kritikan dari Smith berpendapat bahwa membaca

sebelutulnya bertolak belakang dengan apa yang dikemukakan dalam pendekatan

“bottom-up”. Dengan kata lain, pembaca perlu memahami makna agar bisa

mengidentifikasi kata, dan perlu mengenal kata untuk mengetahui huruf. Pendekatan

ini disebut pendekatan dari keseluruhan ke detail (top-down).

Berkaitan dengan kedua pendekatan tersebut, dalam buku yang lain Nunan,

(2013:91) menerangkan bahwa pendekatan top-down ini lebih menekankan pada

konstruksi makna daripada sekadar penafsiran bentuk sandi bahasa. Interaksi antara

pembaca dan teks merupaka inti dari kegiatan membaca karena dalam interaksi ini

pembaca akan membawa pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya tentang subjek

yang dibacanya. Pembaca juga akan memanfaatkan pengetahuan kebahasaannya,

memotifasi minat, dan sikap terhadap isi teks. Dalam pendekatan top-down ini,

pembaca tidak lagi menerjemahkan setiap simbol, atau bahkan tiap kata, tetapi akan

membentuk hipotesis tentang unsur yang terdapat dalam teks, dan kemudian

menggunakan teks tersebut sebagai semacam sampel untuk menentukan betul

tidaknya hipotesis yang telah diajukannya.

Page 31: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

16

Namun, kedua pendekatan di atas juga tidak lepas dari kelemahan masing-

masing. Kelemahan utama dalam pendekatan bottom-up terletak pada asumsinya

bahwa inisiatif (pengajuan) proses pemahaman makna dalam tataran yang lebih

tinggi, seperti pemanfaatan pengetahuan latar, harus menunggu proses penafsiran

(decoding) simbol-simbol sandi bahasa, seperti huruf dan kata, yang berbeda pada

proses tataran yang lebih rendah. Di sisi lain, pendekatan top-down kurang

memberikan peluang pada proses tataran yang lebih tinggi, seperti pemahaman

makna global lewat pemanfaatan pengetahuan latar.

Sebenarnya masih banyak keterampilan lain yang disebut apresiasi.

Keterampilan memuntut seluruh dimensi kognitif yang terdapat keterampilan lain

yang sudah disebut di atas. Apresiasi melibatkan benturan psikologis dan estetis yang

terdapat pada teks bacaan, sehingga mencakup pengetahuan dan tanggapan

emosiaonal terhadap struktur, gaya, bentuk, dan teknik penulisan. Dalam praktik,

keterampilan ini jarang dilatihkan kecuali untuk telaah karya sastra pada mahamurid

tingkat lanjut. Jadi, keterampilan Membaca Pemahaman yang umumnya dilatihkan

hanya meliputi pemahaman literal, penyusunan kembali (reorganisasi) atau penafsiran

kembali (reinterpretasi), pemahaman inferensial, dan evaluasi.

Berbeda dengan pendapat terdahulu, Daves (2013:167) membuat taksonomi

dan rincian aktivitas membaca ke dalam empat kategori, yaitu; (1) acuan langsung

(direct reference); kategori ini diklasifikasikan lagi menjadi (a) kemampuan

memahami arti kata, istilah/ungkapan; (b) kemampuan menangkap informasi dalam

kalimat; dan (c) kemampuan menjelaskan istilah; (2) menyimpulkan (inference);

Page 32: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

17

kategori ini diklasifikasikan menjadi; (a) kemampuan menemukan hubungan suatu

ide; (b) kemampuan menagkap isi bacaan, baik tersurat maupun tersirat; (3) dugaan

(supposition); kategori ini diklasifikasikan menjadi: (a) kemampuan dalam menduga

pesan yang terkandung dalam bacaan; (b) kemampuan menghubungkan isi teks

dengan situasi komunikasi; dan (4) penilaian (evaluation); kategori ini

diklasifikasikan menjadi: (a) kemampuan menilai isi teks bacaan/ bahasa yang

dipergunakan dalam bacaan; (b) kemampuan menilai ketepatan organisasi bacaan;

(c) kemampuan menilai ketepatan dalam mengungkapkan informasi.

Berpijak pada beberapa pengertian dan pemaparan konsep teoretik di atas

hakikat keterampilan membaca pemahaman dapat disimpulkan sebagai suatu

kecekatan pembaca (dalam hal ini murid) dalam mendayagunakan seluruh fungsi

kognitif/mentalnya untuk memahami lambang/simbol bahasa tertulis seperti kata,

frase, kalimat yang terdapat dalam bacaan, baik secara tersurat (pemahaman literal)

maupun tersirat (pemahaman interpretatif, kritis, kreatif) dengan tepat.

Dalam kegiatan Membaca Pemahaman, pembaca akan melibatkan dirinya

secara aktif dalam bacaan, mengolah informasi visual dan nonvisual, serta

merekonstruksikan isi tersurat dan tersirat apa-apa yang terkandung dalam bacaan.

membaca pemahaman melibatkan beberapa kemampuan, seperti kemampuan

linguistik, psikologis, perseptual. Dalam kaitamnya dengan kajian penelitian ini,

pemahaman yang dinilai mencakupi: (1) pemahaman literal, (2) pemahaman

interpretatif, (3) pemahaman kritis, dan (4) pemahaman kreatif. Sementara itu, aspek

yang diukur dari setiap pemahaman di atas dikembangkan peneliti dengan bersumber

pada teori atau konsep yang telah dipaparkan.

Page 33: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

18

Membaca pemahaman ada beberapa aspek penting dalam penilaian membaca

adalah pemahaman isi bacaan. Adapun alat ukur yang paling tepat digunakan untuk

menguji kemampuan membaca murid SD, yaitu tes pemahaman kalimat dan tes

pemahaman wacana. Said (2011) beberapa jenis tes yang dapat dimanfaatkan untuk

mengukur kemampuan membaca yaitu:

a. Tes Cloze

Tes cloze dapat dimanfaatkan untuk penilaian tingkat keterbacaan dan

tingkat kesulitan teks, penilaian kemampuan Membaca Pemahaman. Penelaahan

kendala-kendala yang ada alam teks, penilaian kelancaran berbahasa, dan

penilaian efektifitas pengajaran.

b. Teknik meringkas

Untuk mengukur kemampuan pemahaman baik lisan maupum tulisan

c. Tes meringkas

Untuk mengukur kemampuan pemahaman testi yang bersifat global, sebab

tes ini banyak melibatkan schemata dalam sebuah teks. Tes ini menuntut testi

untuk dapat memahami secara rinci dan mengungkapkan kembali

pemahamannya secara ringkas

d. Tes Subjektif

Merupakan tes yang banyak digunakan dalam mengukur kemampuan

membaca. Tes subjektif yang dimaksud adalah tes jawabannya berupa uraian dan

penyekorannya dilakukan dengan mempertimbangkan benar salahnya uraian

yang diberikan testi.

Page 34: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

19

e. Tes objektif

Tes objektif adalah tes yang cara pemeriksaannya dapat dilakukan secara

objektif yang dilakukan dengan cara mencocokkan kunci jawaban dengan hasil

pekerjaan testi. Tes ini terdiri atas butir-butir tes yang dapat dijawab dengan

sepatah atau beberapa patah kata atau memilih alternative jawaban yang telah

disediakan. Tes objektif memungkinkan testi untuk menjawab banyak

pertanyaan dalam waktu yang relative singkat. Sehingga bahan atau materi yang

diajukan dapat menjangkau sebagian besar bahan yang akan diujikan. Tes

objektif dapat dibedakan menjadi 4 (empat) macam, yaitu: penyempurnaan,

benar salah, penjodohan, dan pilihan ganda.

1) Para murid membagi tugas dan berbagai tanggung jawab di antara para

anggota kelompok.

2) Para murid diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang ikut berpengaruh

terhadap evaluasi kelompok.

3) Para murid berbagai kepemimpinan sementara mereka memperoleh

keterampilan bekerja sama selama belajar.

4) Setiap murid akan diminta mempertanggung jawabkan secara individu meteri

yang ditangani dalam kelompok.

Belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu

sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang tediri atas empat atau enam orang

murid, dalam keterampilan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah

terdiri atas campuran atas keterampilan murid, jenis kelamin dan suku. Hal ini

Page 35: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

20

bermanfaat untuk melatih murid menerima perbedaan dan bekerja sama dengan

teman yang berbeda latar belakang.

4. Model pembelajaran Jigsaw

Yamin sebagaimana dalam pandangan historisnya sehubungan dengan riwayat

dihadirkannya model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam kegiatan

pembelajaran di kelas. Secara singkat Yamin (2013:89) menyebutkan

“Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan

teman-temannya di Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan

teman-temannya di Universitas John Hopkins”.

Pemaknaan tentang Jigsaw dalam Bahasa Inggris berarti gergaji ukir dan ada

pula yang mendefinisikannya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki yang

digunakan untuk menyusun potongan-potongan gambar. Namun, pemaknaan

mendasar yang diyakini oleh kalangan ahli maupun kalangan praktisi pendidikan

bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini mengambil pola cara kerja

sebuah gergaji (zig-zag).

Muliawan (2016:150) sebagaimana sajian teoretisnya mendefinisikan

“model pembelajaran Jigsaw atau disebut juga dengan Model Tim Ahli adalah teknik

pembelajaran yang memusatkan perhatian pada kemampuan penguasaan materi

pelajaran tertentu secara spesifik”.

Dikatakan oleh Rusman (2012) terkait cara kerja model ini dimana murid

melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan murid lainnya

untuk mencapai tujuan bersama. Sejalan dengan pandangan Rusman, Lie (Rusman,

2011:218) sebelumnya juga pernah berpandangan bahwa:

Page 36: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

21

Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini merupakan model belajar

kooperatif dengan cara murid belajar dalam kelompok kecil yang

terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan murid

bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab

secara mandiri.

Hampir sama dengan keseluruhan pendefinisian dari model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw tersebut, dalam pandangan Slavin (2005) yang secara

gamblang mendefinisikan bahwa dalam pembelajaran model Jigsaw, para murid

bekerja dalam tim yang heterogen dan selanjutnya dalam kelompok akan ada

pembentukan kelompok asal dan kelompok ahli. Sehubungan dengan definisi yang

diungkapkan oleh Slavin, dikatakan pula oleh Jufri (2013) bahwa dalam

penerapannya model ini akan menghasilkan dua aktivitas kelompok belajar yaitu

kelompok asal dan kelompok ahli, dan tiap-tiap anggota suatu kelompok (kelompok

asal) akan menjadi ahli dalam materi tertentu. Dipertegas oleh Riyanto (2012:273-

274) yang menyebutkan ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw:

a. Menggunakan strategi tutor sebaya

b. Mengorganisasikan murid kedalam kelompok asal (home) dan

kelompok ahli (expert)

c. Dalam kelompok ahli, murid belajar secara kooperatif

menuntaskan topik yang sama sampai mereka menjadi “AHLI”

d. Dalam kelompok asal, setiap murid saling “mengajarkan”

keahlian masing-masing.

Berkenaan dengan definisi-definisi konsep tentang model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw di atas, secara umum dapat dipahami bahwa model tersebut

merupakan model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas belajar kelompok

yang heterogen dan setiap anggota yang terlibat dalam kelompok akan melibatkan

diri sebagai anggota kelompok asal dan anggota kelompok ahli.

Page 37: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

22

Kelompok asal yang dimaksudkan di sini adalah kelompok utama disaat

murid ditempatkan dalam kelompok yang beranggotakan murid-murid dengan

kemampuan, asal dan latar belakang yang beragam. Sedangkan, kelompok ahli

dimaksudkan sebagai kelompok murid yang terdiri dari anggota kelompok asal yang

berbeda dan masing-masing diberi tugas untuk mempelajari ataukah mendalami topik

bahan ajar tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan

topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada kelompok asalnya, dalam artian bahwa

setiap anggota kelompok diberi bagian materi yang harus dipelajari oleh seluruh

kelompok dan menjadi pakar di bagian sub materi yang dipelajarinya masing-masing.

5. Tujuan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

Seperti yang telah didefinisikan sebelumnya, model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif yang menempatkan murid

kedalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang murid

secara heterogen untuk bekerja sama dengan prinsip saling ketergantungan positif dan

bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajarinya

untuk kemudian menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

Berkenaan dengan definisi dari model pembelajaran ini, dapat dipahami

bahwa didesainnya model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada dasarnya

bertujuan untuk meningkatkan rasa responsibilitas murid, baik terhadap pelajarannya

sendiri maupun terhadap pembelajaran orang lain. Di samping itu, juga bertujuan

agar murid tidak hanya mempelajari materi yang ditugaskan kepadanya saja, tetapi

juga setiap murid harus siap memberikan ataukah mengajarkan materi tersebut pada

Page 38: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

23

anggota kelompok belajar yang lainnya. Dengan demikian, dalam belajar murid akan

menjunjung prinsip kooperatif dalam belajar termasuk didalam menyelesaikan tugas-

tugas belajar yang dibebankan kepadanya.

6. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

Dikatakan oleh Ibrahim (dalam Majid, 2014:184) dalam pelaksanaannya,

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw juga memiliki beberapa kelebihan dan

juga kekurangan.

Kelebihannya adalah:

a. Dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk

bekerjasama dengan murid lain

b. Murid dapat menguasai pelajaran yang disampaikan

c. Setiap anggota murid berhak menjadi ahli dalam

kelompoknya

d. Dalam proses belajar mengajar, murid saling ketergantungan

positif

e. Setiap murid dapat saling mengisi satu sama lain

Sedangkan, kekurangannya:

a. Membutuhkan waktu yang lama

b. Murid yang pandai cenderung tidak mau disatukan dengan

temannya yang kurang pandai dan yang kurang pandai pun

merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang

padai walaupun lama-kelamaan perasaan itu akan hilang

dengan sendirinya.

Adapun kelebihan atau pengaruh positif yang ditimbulkan dari pelaksanaan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang berangkat dari hasil riset yang

dilakukan oleh Johnson & Johnson (dalam Rusman, 2012:219) berikut.

Page 39: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

24

a. Meningkatkan hasil belajar

b. Meningkatkan daya ingat

c. Dapat digunakan untuk mencapai taraf penalaran tingkat tinggi

d. Mendorong tumbuhnya motivasi instrinsik (kesadaran individu)

e. Meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen

f. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah

g. Meningkatkan sikap positif terhadap guru

h. Meningkatkan harga diri anak

i. Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif

j. Meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong

7. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw

Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

yang dikembangkan oleh beberapa ahli sangat beragam, namun pada intinya dalam

proses pelaksanaannya terdapat pembentukan kelompok asal dan juga kelompok ahli.

Sehubungan dengan hal tersebut, dapat dilihat beberapa langkah pelaksanaan model

pembelajaran seperti yang dikembangkan oleh Nurhadi & Gerrard (Majid, 2014:182)

yang membagi enam langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw sebagaimana uraiannya di bawah ini.

a. Menyampaikan tujuan belajar dan membangkitkan motivasi

b. Menyajikan informasi kepada murid dengan demonstrasi disertai

penjelasan verbal, buku teks atau bentuk lain

c. Mengorganisasikan murid kedalam kelompok belajar

d. Mengelola dan membantu murid dalam belajar kelompok dan

kerja di tempat duduk masing-masing

e. Mengetes penguasaan kelompok atas bahan ajar

f. Pemberian penghargaan atau pengakuan terhadap hasil belajar

Ada sedikit perbedaan dari apa yang dikembangkan oleh Hartono (2013:157)

sehubungan dengan langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw:

Page 40: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

25

a. Guru mengelompokkan murid kedalam tim-tim yang terdiri atas 4

murid

b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda

c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan

d. Anggota dari tim yang berbeda (kelompok asal) bertemu dalam

kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab

mereka

e. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke

kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka

tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya

mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi dengan baik

g. Guru memberi ruang evaluasi

h. Penutup

Lebih lanjut dijelaskan oleh Majid (2014:183) seputar gambaran proses yang

terjadi dalam pembelajaran dengan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw seperti penjelasannya berikut.

Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Melakukan kegiatan membaca atau menggali informasi. Murid

memeroleh topik-topik permasalahan untuk dibaca, sehingga

mendapatkan informasi dari permasalahan tersebut.

b. Diskusi kelompok ahli. Murid yang telah mendapatkan topik

permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok atau kita

sebut dengan kelompok ahli untuk membicarakan topik

permasalahan tersebut.

c. Laporan kelompok. Kelompok ahli kembali ke kelompok asal

dan menjelaskan hasil yang didapatkan dari diskusi tim ahli.

d. Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang

dibicarakan tadi.

e. Perhitungan skor kelompok dan menentukan perhargaan.

Merujuk pada beberapa bentuk pengembangan langkah-langkah pelaksanaan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sebagaimana yang dikembangkan oleh

beberapa ahli di atas, langkah-langkah pelaksanaan model tersebut dalam kaitannya

dengan pengajaran membaca pemahaman dapat dilakukan sebagai berikut.

Page 41: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

26

a. Penyampaian tujuan pembelajaran. Pada langkah awal ini, guru mengarahkan

pikiran murid agar terfokus pada topik materi yang akan dipelajarinya beserta hasil

belajar yang diharapkan dapat tercapai dalam proses pembelajarannya.

b. Membangkitkan motivasi belajar. Membangkitkan motivasi belajar murid

merupakan salah satu kegiatan yang perlu dihadirkan dalam kegiatan pembelajaran

sebab salah satu manfaatnya agar murid dapat memunculkan semangat belajar

murid selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Mengorganisasikan murid kedalam beberapa kelompok belajar yang heterogen.

Guru membentuk murid kedalam beberapa kelompok belajar yang anggota-

anggota diorganisasikan secara heterogen yang nantinya akan dinamai sebagai

kelompok asal dimana setiap anggota kelompok terdiri dari lima orang murid dan

masing-masing anggota murid dalam kelompok tersebut akan diberikan kartu

bernomor angka 1 sampai 5.

d. Penjelasan materi ajar. Guru menjelaskan materi ajar yang dilanjutkan dengan

pemberian tugas berupa kuis kepada setiap anggota kelompok murid.

e. Pembentukan kelompok tim ahli. Berdasarkan nomor kartu yang dimiliki oleh

murid dalam kelompok asalnya, guru mengintruksikan kepada masing-masing

anggota murid dari kelompok asal untuk membentuk kelompok belajar yang baru

(kelompok ahli) yang didalamnya tergabung angota-anggota murid yang memiliki

nomor kartu yang sama untuk mendiskusikan sub materi tertentu yang diberikan

dalam bentuk kuis.

f. Laporan hasil pengerjaan tugas kelompok ahli ke kelompok asalnya. Setiap

anggota kelompok asal yang berkecimpung dalam kelompok ahli, setelah

Page 42: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

27

melakukan proses diskusi untuk sub materi tertentu, selanjutnya diintruksikan

untuk kembali ke kelompok asalnya yang semula dan bertugas untuk saling

mengajarkan sub materi ajar yang telah dikuasainya tersebut kepada teman-

temannya yang ada di kelompok asal sebagai bentuk laporan kelompok.

g. Diskusi kelompok asal. Memberikan kesempatan kepada seluruh anggota

kelompok murid yang berkecimpung di kelompok asal untuk menguasai

keseluruhan sub-sub materi kuis yang diberikan kepadanya.

h. Penunjukan perwakilan anggota kelompok asal untuk pengerjaan kuis. Anggota

kelompok asal yang disebutkan nomor kartunya diminta untuk tampil mengerjakan

kuis yang mencakup semua sub materi yang telah mereka bahas secara bersama-

sama saat terakhir kali bergabung dengan kelompok asalnya.

i. Apresiasi kelompok. Memberikan apresiasi kepada anggota kelompok murid yang

tampil mengerjakan kuis, sekaligus sebagai bentuk apresiasi pada setiap kelompok

asal setelah dilakukan perhitungan skor capaian hasil belajarnya.

Berkenaan dengan kesembilan tahapan pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw yang nantinya akan diterapkan dalam pembelajaran membaca

pemahaman murid, perlu dipertegas dalam inti pelaksanaannya terutama yang

berkaitan dengan tugas yang akan dilakukan, baik dalam kelompok ahli maupun

dalam kelompok asal sebagaimana yang dijelaskan oleh Riyanto (2012:272), “dalam

kelompok ahli peserta didik belajar secara kooperatif menuntaskan semua topik yang

sama sampai mereka menjadi “AHLI”. Dalam kelompok asal setiap murid saling

“mengajarkan” keahlian masing-masing”.

Page 43: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

28

B. Kerangka Pikir

Membaca merupakan aktivitas memahami arti dalam suatu bahasa melalui

tulisan atau bacaan. Proses memahami pesan itu berlapis, interaktif, dan terjadi proses

pembentukan dan pengujiaan hipotesis. Pesan digali melalui lapisan makna yang

terdapat di dalam teks tersebut, pembaca membuat dan menguji hipotesis. Hasil dari

pengujian hipotesis tindakan dapat dipakai sebagai dasar untuk menarik simpulan

bagi pembaca mengenai pesan informasi yang dimaksud dan ingin disampaikan

penulis.

Kegiatan membaca pemahaman terjadi apabila terdapat satu ikatan yang aktif

antara daya pikir pembaca dengan kemampuan yang diperoleh melalui pengalaman

membaca. Karena itu, kemampuan membaca tidaklah semata-mata merupakan

kemampuan dalam hal mengartikan sebuah teks perihal kalimat-kalimatnya dan kata-

katanya, tetapi juga kemampuan menyadari kebermaknaan dan tujuan informasi

dalam diri pembaca. Sementara itu,kemampuan mereka pada tingkatan pemahaman

yang lebih tinggi masih rendah. Kesulitan mereka pada tingkatan pemahaman itu

ditemui pada beberapa butir pembelajaran membaca pemahaman, yaitu (1)

menentukan tema dan ide pokok, (2) menentukan ide penjelas dalam bacaan, dan (3)

menyimpulkan isi bacaan. Fakta itu menuntut dilakukannya tindakan dalam

pembelajaran membaca pemahaman.

Model pembelajaran jigsaw pertama kali dikemukakan oleh Aronson dkk.

Pada model jigsaw murid membaca bagian-bagian bacaan yang berbeda dengan

bahan yang dibaca oleh anggota kelompoknya. Pada model jigsaw, semua anggota

Page 44: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

29

kelompok membaca keseluruhan isi bacaan yang dikaji dalam pembelajaran untuk

menyelesaikan tugas-tugas yang berbeda.

Tujuan penggunaan model ini adalah untuk membantu murid memahami

materi tertulis yang telah tersedia, misalnya bab-bab dalam sebuah buku, biografi,

cerita, dan berbagai bentuk informasi tertulis yang lain. Untuk membentuk

pemahaman murid, strategi ini lebih banyak memberdayakan kemampuan murid

sendiri dalam pembelajaran dari pada keterlibatan guru. Model pembelajaran ditata

dengan dengan baik ke dalam situasi yang memungkinkan murid untuk dapat bekerja

sama atau saling tukar pengalaman dan pengetahuan antara sesama murid. Dalam

konteks demikian, murid lebih banyak melakukan aktivitas pembelajaran dengan cara

berembuk daripada bekerja secara individu sepanjang proses pembelajaran

berlangsung. Untuk lebih jelasnya kerangka pikir ini ditata dalam bagan berikut ini:

Page 45: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

30

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis sebagai pengarah penelitian ini adalah : Jika model jigsaw

diterapkan dalam keterampilan membaca pemahaman murid Kelas V SDN No. 83

Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto meningkat.

Keterampilan Membaca Pemahaman

Belum memadai

Menentukan Topik Menentukan Ide Pokok

dan Ide Penjelas Menyimpulkan Isi

Bacaan

Pembelajaran Model Jigsaw

Perencanaan Pelaksanaan Penilaian

Siklus

Keterampilan Membaca Pemahaman

Meningkat

Page 46: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Hal ini sesuai dengan pendapat Sanjaya (2012: 26) menyatakan bahwa PTK diartikan

sebagai pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam

upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan

yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan

tersebut.

Secara singkat penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai proses

pengkajian dari berbagai kegiatan pembelajaran, yang bertujuan bukan hanya

berusaha mengungkapkan penyebab dari berbagai permasalahan pembelajaran tetapi

yang lebih penting lagi adalah memberikan solusi berupa tindakan untuk mengatasi

permasalahan pembelajaran tersebut.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu

Kabupaten Jeneponto pada murid Kelas V, yang difokuskan pada dua aspek yaitu:

1. Penerapan model jigsaw dalam pembelajaran membaca pemahaman untuk

meningkatkan kerjasama dan keaktifan belajar murid sehingga mampu

meningkatkan motivasi serta hasil belajarnya.

31

Page 47: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

32

2. Hasil belajar murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu

Kabupaten Jeneponto. Hasil belajar tersebut merupakan implikasi dari kegiatan

belajar yang berupa terjadinya perubahan pengetahuan atau kognitif serta

keterampilan dan sikap murid setelah terjadinya proses pembelajaran.

C. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu

Kabupaten Jeneponto . Alasan pemilihan sekolah ini sebagai lokasi penelitian karena

sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai tempat (objek) dalam penelitian,

selain itu juga berdasarkan dari hasil observasi peneliti di lapangan, terdapat

permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Sehingga penelitian ini

dilaksanakan di ruang Kelas V.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe

Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto dengan jumlah murid sebanyak 24 orang

murid yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Tindakan ini

dilakukan oleh guru Kelas V sedangkan peneliti sendiri bertindak sebagai observer.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Penelitian tindakan

kelas, yaitu rancangan penelitian berdaur ulang hal ini mengacu pada pendapat

(Suharsimi, 2012: 16) bahwa Penelitian Tindakan Kelas terdiri atas empat tahapan

Page 48: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

33

yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4)

refleksi (perenungan).

Adapun tahapan pelaksanaan penelitian ini adalah seperti tampak pada bagan

sebagai berikut:

E.

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2012:16)

Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) ini dijabarkan

sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

n

SIKLUS I

Perencanaan

Pengamatan

SIKLUS II Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS N?

Page 49: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

34

1) Siklus I

Siklus pertama berlangsung selama empat kali pertemuan (8 jam pelajaran)

dengan rencana: pertemuan pertama, kedua dan ketiga dilakukan penyajian materi

dan pada pertemuan ke empat dilaksanakan tes akhir siklus I.

1. Tahap Perencanaan dan Persiapan

a. Menelaah materi Bahasa Indonesia Kelas V SD/MI berdasarkan kurikulum

2013.

b. Membuat Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)

c. Membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

d. Membuat Lembar Observasi Murid

e. Membuat Test (evaluasi/soal-soal yang berkaitan dengan materi yang

diajarkan)

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Tahap pertama

Pada tahap ini murid dibagi kedalam kelompok kecil beranggotakan 4-5

orang, enam kelompok dalam kelas. Tiap anggota kelompok diberi materi yang

berlainan dan bertanggung jawab mempelajarinya dan memahami materi tersebut.

b. Tahap kedua

Pada tahap ini, setiap murid yang mendapat tugas untuk memahami materi

yang sama, membentuk kelompok baru (kelompok ahli). Dalam kelompok ahli itu, ia

belajar bersama dengan utusan kelompok lain untuk memahami materi dan menjadi

ahli dalam bidang tersebut. Setelah itu murid ditugaskan merencanakan bagaimana

Page 50: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

35

cara menyampaikan informasi/isi pesan yang telah dipahami kepada kelompok

kooperatif (kelompok awal).

c. Tahap ketiga

Pada tahap ini murid kembali ke kelompok kooperatif (awal) dan telah

menjadi ahli informasi dalam bidang ini. Secara bergantian setiap anggota kelompok

menyampaikan/memberikan informasi atau pesan yang telah dipahaminya kepada

teman sesama anggota kelompok sesuai dengan keahlian yang telah dimilikinya.

3. Observasi

Tahap observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung

dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

4. Evaluasi dan Refleksi

Evaluasi dan refleksi merupakan langkah untuk menganalisis kegiatan yang

dilakukan pada siklus I. Pada tahap ini, dilakukan analisis tentang aktivitas murid

dalam proses pembelajaran dan hasil belajar murid setelah menggunakan model

pembelajaran Jigsaw dengan cara melihat hasil pengamatan terhadap performansi

guru dan aktivitas murid serta nilai tes formatif yang diperoleh murid pada siklus I

ini. Hasil refleksi nantinya akan digunakan sebagai bahan evaluasi serta menetapkan

simpulan yang didapat dari penelitian ini serta hasil dari penelitian yang digunakan

sebagai bahan rekomendasi untuk rancangan tindakan selanjutnya.

Page 51: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

36

2) Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi yang diperoleh pada

siklus I untuk memantapkan pelaksanaan model pembelajaran Jigsaw dan

memperbaiki hasil belajar murid sehingga indikator hasil belajar yang akan dicapai

pada setiap pertemuan dapat tuntas dengan langkah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan dan Persiapan

a. Membuat Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)

b. Membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

c. Membuat Lembar Observasi Murid

d. Membuat Test (evaluasi/soal-soal yang berkaitan dengan materi yang

diajarkan)

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan model pembelajaran Jigsaw dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:

a. Tahap pertama

Pada tahap ini murid dibagi kedalam kelompok kecil beranggotakan 4-5

orang, tujuh kelompok dalam kelas. Tiap anggota kelompok diberi materi yang

berlainan dan bertanggung jawab mempelajari dan memahami materi tersebut

(misalnya materi teks bacaan pendek).

b. Tahap kedua

Pada tahap ini, setiap murid yang mendapat tugas untuk memahami materi

yang sama (misalnya teks bacaan pendek), membentuk kelompok baru (kelompok

ahli). Dalam kelompok ahli itu, ia belajar bersama dengan utusan kelompok lain

untuk memahami materi dan menjadi ahli dalam bidang tersebut. Setelah itu murid

Page 52: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

37

ditugaskan merencanakan bagaimana cara menyampaikan informasi/isi pesan yang

telah dipahami kepada kelompok kooperatif (kelompok awal).

c. Tahap ketiga

Pada tahap ini murid kembali ke kelompok kooperatif (awal) dan telah

menjadi ahli informasi dalam bidang ini. Secara bergantian setiap anggota kelompok

menyampaikan/memberikan informasi atau pesan yang telah dipahaminya kepada

teman sesama anggota kelompok sesuai dengan keahlian yang telah dimilikinya.

3. Observasi

Tahap observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung

dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat mengikuti teknik observasi

pada siklus I.

4. Evaluasi dan Refleksi

Evaluasi dan refleksi merupakan langkah untuk menganalisis kegiatan yang

dilakukan. Pada tahap ini, dilakukan analisis tentang peningkatan aktivitas murid

dalam proses pembelajaran, dan hasil belajar murid setelah menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan cara melihat hasil pengamatan terhadap

performansi guru dan aktivitas murid serta nilai tes formatif yang diperoleh murid

pada siklus I dan siklus II.

Page 53: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

38

E.Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data-data sehingga masalah yang diteliti terefleksi dengan

baik, maka diperlukan instrument yang tepat. Instrument-instrumen tersebut

diantaranya:

1. Instrumen Tes

Dalam penelitian ini untuk menilai kemampuan membaca pemahaman

dilakukan dengan tes, yang dalam pelaksanaannya tes diberikan secara tertulis

(menuntut jawaban tertulis).

Instrumen tes tertulis berupa soal-soal tes, yang meliputi isian dan uraian atau

essay. Tes tertulis digunakan untukmengukur kemampuan, yakni mengukur

pengetahuan atau penguasaan objek ukur terhadap seperangkat konten atau materi

tertentu, (Setiamihardja, 2016:44).

Tes tidak tertulis dilakukan melalui Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD),

lembar kerja murid bertujuan mengarahkan murid untuk beraktivitas dalam

pembelajaran.

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya rubrik

penialaian membaca pemahaman seperti pada tabel 3.1 dan tabel 3.2 berikut ini:

Page 54: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

39

Tabel 3.1

Rubrik Penilaian Membaca Pemahaman Tertulis

Aspek yang

Dinilai

Kriteria dan Penskoran

Baik

(Skor 4)

Sedang

(Skor 3)

Kurang

(Skor 2)

Kurang Sekali

(Skor 1)

Pemahaman

Isi Teks

Keseluruhan

isi cerita

sesuai

dengan

cerita aslinya

Sebagian besar

isi cerita sesuai

dengan cerita

aslinya

Sebagian isi

cerita sesuai

dengan cerita

aslinya

Sebagian kecil isi

cerita sesuai

dengan cerita

aslinya

Ketepatan

Organisasi

Isi Teks

Keseluruhan

isi lengkap

dan

terorganisasi

dengan tepat

Keseluruhan

isi lengkap,

pengorganisasi

an isi kurang

tepat

Isi kurang

lengkap,

pengorganisasia

m isi kurang

tepat

Isi tidak

lengkap,pengorga

nisasian isi tidak

tepat

Ketepatan

Struktur

Kalimat

Keseluruhan

kalimat pada

cerita

terstruktur

dengan tepat

Sebagian besar

kalimat pada

cerita

terstruktur

dengan tepat

Sebagian

kalimat pada

cerita terstruktur

dengan tepat

Sebagian kecil

kalimat pada

cerita terstruktur

dengan baik

Ejaan dan

Tata Tulis

Keseluruhan

isi cerita

menggunaka

n ejaan yang

tepat,

penggunaan

huruf kapital

dan tanda

baca tepat,

tulisan rapi

Sebagian besar

isi cerita

menggunakan

ejaan yang

tepat, sebagian

besar

penggunaan

huruf kapital

dan tanda baca

tepat, tulisan

rapi

Terdapat

kesalahan isi

cerita

menggunakan

ejaan yang tepat,

terdapat

kesalahan

penggunaan

huruf kapital

dan tanda baca

tepat, tulisan

kurang rapi

Terdapat banyak

kesalahan isi

cerita

menggunakan

ejaan yang tepat,

terdapat banyak

kesalahan

penggunaan huruf

kapital dan tanda

baca tepat, tulisan

kurang rapi

Kebermakna

an

Penuturan

Penuturan

keseluruhan

isi cerita

mudah

dipahami

Penuturan

sebagian besar

isi cerita

mudah

dipahami dan

Penuturan

sebagian kecil

isi cerita dapat

dipahami dan

dimaknai

Penuturan isi

cerita mkurang

dapat dipahami

dan dimaknai

Page 55: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

40

dan

dimaknai

dimaknai

(Sumber: Nurgiyantoro, 2012 : 393)

Tabel 3.2

Rubrik Penilaian Membuat Kesimpulan Secara Tertulis

Aspek yang

Dinilai

Kriteria dan Penskoran

Baik

(Skor 4)

Sedang

(Skor 3)

Kurang

(Skor 2)

Kurang Sekali

(Skor 1)

Kesesuaian

dengan Isi

Cerita

Keseluruhan

isi cerita

sesuai dengan

cerita aslinya

Sebagian besar

isi cerita sesuai

dengan cerita

aslinya

Sebagian isi

cerita sesuai

dengan cerita

aslinya

Sebagian kecil isi

cerita sesuai

dengan cerita

aslinya

Ketepatan

Pemilihan

Isi

Pesan/Aman

at Cerita

Keseluruhan

isi kesimpulan

sesuai dengan

amanat/pesan

cerita

Ada kalimat

yangtidak

sesuai dengan

amanat/pesan

cerita

Beberapa

kalimat sesuai

dengan

amanat/pesan

cerita

Isi tidak sesuai

dengan

amanat/pesan

certita

Ketepatan

Pengemban

gan Alur

Alur

organisasi

kalimat

jelasdan tepat

Sebagian besar

kalimat pada

cerita

terstruktur

dengan tepat

Sebagian

kalimat pada

cerita

terstruktur

dengan tepat

Sebagian kecil

kalimat pada

cerita terstruktur

dengan baik

Ketepatan

Kata dan

Kalimat

Keseluruhan

isi kesimpulan

cerita

menggunakan

kata/kalimat

yang tepat

Sebagian besar

isi kesimpulan

cerita tepat

Terdapat

banyak

kesalahan

penggunaan

kata kalimat

Terdapat banyak

kesalahan, tulisan

tidak rapi

Gaya

Penuturan

Penuturan

keseluruhan

isi kesimpulan

cerita mudah

dipahami dan

dimaknai

Penuturan

sebagian besar

isi kesimpulan

cerita mudah

dipahami dan

dimaknai

Penuturan

sebagian kecil

isi kesimpulan

cerita mudah

dipahami dan

dimaknai

Penuturan isi

kesimpulan cerita

kurang dapat

dipahami dan

dimaknai

(Sumber: Nurgiyantoro, 2012 : 3)

Page 56: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

41

2. Instrumen Non Tes

Data-data tidak hanya dikumpulkan melalui tes, akan tetapi dapat diperoleh

melalui alat ukur bukan tesseperti pedoman observasi, wawancara, skala nilai, daftar

cek, skala sikap, rating scale dan dokumentasi. (Setiamihardja, 2006:10). Dalam

penelitian ini insrumen non tes yang digunakan adalah pedoman observasi.

Pedoman observasi digunakan untuk mengukur penampilan yang dilakukan

dengan pengamatan atau observasi. Melalui observasi dapat diketahui bagaimana

sikap dan prilaku murid, kegiatan yang dilakukan, tingkat partisipasi dalam suatu

kegiatan, proses kegiatan yang dilakukan, kemampuan bahkan hasil yang diperoleh

dari kegiatan.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1) Observasi langsung dilakukan dengan mengamati gejala atau proses yang terjadi

dalam proses sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat. Hasilnya dapat

berupa catatan lapangan.

2) Observasi tidak langsung dilakukan dengan menggunakan alat, alat yang

digunakan oleh peneliti adalah kamera foto hasilnya berupa foto-foto yang

menggambarkan aktivitas belajar.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik atau instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati

setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat

observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya, 2010: 86).

Page 57: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

42

2. Tes (Evaluasi)

Tes instrumen pengumupulan data dapat diartikan sebagai instrumen

pengumpulan data untuk mengukur kemampuan murid dalam aspek kognitif,

atau tingkat penguasaan murid terhadap materi pembelajaran (Sanjaya, 2010:

86).

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh data nilai rata-rata

murid yang diperoleh dari nilai raport, selain itu juga untuk memperoleh data

guru dan jumlah murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan

Binamu Kabupaten Jeneponto.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan

tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya sehingga

memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian (Sanjaya, 2010:

86). Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis

kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk melihat

data hasil tes belajar murid, atau digunakan untuk menentukan peningkatan hasil

belajar murid sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan. Sedangkan

analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan proses belajar

khususnya berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru. Menurut Miles dan

Huberman (dalam Rahmi, 2012: 23) data hasil belajar murid dapat ditafsirkan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Page 58: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

43

NA = Jumlah Skor Perolehan x 100

Jumlah Skor Maksimal

Analisis kuantitatif dapat digunakan teknik kategorisasi dengan berpedoman

pada skala angka 0-100 seperti pada Tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel.3.3. Kategori Keberhasilan

No. Skor Kategori

1 85 – 100 Sangat tinggi

2 70 – 84 Tinggi

3 55 – 69 Sedang

4 46 – 54 Rendah

5 0 – 45 Sangat rendah

(Sumber: Depdikbud, 2011: 24)

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan kinerja dari penelitian ini adalah nilai rata-rata hasil

belajar murid kelas Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten

Jeneponto meningkat dari siklus ke siklus berikutnya. Berdasarkan KKM (kriteria

ketuntasan minimal), jika mendapat skor minimal 70 secara klasikal dan terdapat

80% murid yang tuntas dari keseluruhan murid.

Page 59: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dibahas hasil pengolahan data dan pembahasan hasil-

hasil belajar selama melakukan penelitian, dimana penelitian ini dilaksanakan untuk

mengetahui peningkatan keterampilan membaca pemahaman pada murid kelas V

SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.

Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yang saling terkait yaitu perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam 2

siklus kegiatan yaitu siklus I dan siklus II. Adapun yang dianalisis yaitu hasil tes

siklus I dan siklus II, serta hasil pengamatan dari lembar observasi yang dilakukan

oleh peneliti sebagai pengamat.

1. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran ini merupakan kegiatan belajar pembelajaran yang

dilakukan untuk mengetahui kondisi awal hasil belajar murid setelah diterapkan

model jigsaw. Data yang diperoleh dari kegiatan ini adalah hasil tes dan perilaku

murid selama mengikuti pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran ini berlangsung selama

3 minggu dengan dua kali pertemuan. Kegiatan ini terdiri dari empat tahap yaitu

tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi.

44

Page 60: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

45

2. Hasil Implementasi Model Jigsaw Pada Siklus I dan Siklus II

Pencapaian hasil belajar membaca pemahaman melalui model pembelajaran

jigsaw siklus I dan II sesuai kriteria keberhasilan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Pencapaian hasil belajar membaca pemahaman melalui model

pembelajaran jigsaw siklus I dan II

Siklus KKM Tidak

Tuntas

Tuntas Nilai

Rata-

Rata

Persentase

(%)

Kategori

I 70 19 5 58,9 20,8 Rendah

II 70 4 20 82,1 83,33 Sangat Tinggi

Sumber: Data Hasil Tes Siklus I dan Siklus II

Dari tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar

membaca pemahaman murid pada siklus I sebesar 58,9 dan 5 murid yang tuntas atau

20,8% yang setelah dikategorisasikan berada pada kategori rendah sedangkan pada

siklus II terlihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar membaca pemahaman murid

sebesar 82,1 dan 20 murid yang tuntas atau 83,33% yang berada pada kategori sangat

tinggi dari 24 murid.

Page 61: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

46

3. Hasil Observasi

Tabel 4.2 Perbandingan hasil observasi aktivitas murid siklus I dan siklus II

No

Komponen yang Diamati

Siklus I Siklus II

Persentase Persentase

1

Murid yang hadir pada saat

pembelajaran.

84,6

98,7

2 Murid yang memperhatikan

penjelasan guru.

75 86,3

3

Murid yang bertanya

59,6

69,6

4 Murid yang keluar masuk pada

saat proses pembelajaran.

40,3 13,7

5 Murid yang mempresentasekan

hasil kerja kelompoknya.

34,7

54,2

6 Murid yang mengajukan

tanggapan / komentar kepada

kelompok lain saat

mempersentasekan hasil

kerjasama mereka.

44,6

75

7

Murid yang bekerjasama dan

berpartisipasi dalam kelompok

79,2

98,7

Sumber : Tabel D.3 dan D.4 Lampiran D

Dari tabel 4.2 di atas, terjadinya peningkatan aktivitas belajar murid, jika

dibandingkan hasil observasi siklus I dan siklus II yaitu persentase rata-rata jumlah

murid yang hadir pada saat pembelajaran dari 84,6% menjadi 98,7%. Persentase rata-

rata jumlah murid yang memperhatikan penjelasan guru meningkat dari 75% menjadi

86,3%. Persentase rata-rata jumlah murid yang bertanya meningkat dari 59,6%

menjadi 69,6%. Persentase rata-rata jumlah murid yang keluar masuk pada saat

proses pembelajaran menurun dari 40,3% menjadi 13,7%. Persentase rata-rata jumlah

Page 62: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

47

murid yang mempresentasekan hasil kerja kelompoknya meningkat dari 34,7%

menjadi 54,2%. Persentase jumlah murid yang mengajukan tanggapan / komentar

kepada kelompok lain saat mempersentasekan hasil kerjasama mereka meningkat dari

44,6% menjadi 75%. Persentase rata-rata jumlah murid yang bekerjasama dan

berpartisipasi dalam kelompok meningkat dari 79,2 menjadi 98,7%.

B. Pembahasan

1. Pelaksanaan Pembahasan Siklus 1

Perencanaan disusun dan dikembangkan oleh peneliti yang dikonsultasikan

dengan dosen pembimbing. Adapun materi pembelajaran yang dilaksanakan pada

tindakan siklus I adalah teks bacaan pendek. Dengan kompetensi dasar adalah

menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek dan

menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat). Indikatornya adalah menyebutkan

kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek, menyimpulkan isi teks

pendek ( 10 – 15 kalimat), melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat,

menangkap urutan peristiwa dalam bacaan, dan menjawab pertanyaan yang

berhubungan dengan teks.

a. Implementasi Tindakan Siklus I

Pada tahap tindakan dalam siklus I dilaksanakan selama 5 kali pertemuan

yaitu tanggal 23 dan 24 April, serta 26, dan 28 April 2021 yang diimplementasikan

berdasarkan RPP yang telah disusun.

Berdasarkan RPP tersebut implementasi tindakan pada semua pertemuan

yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Page 63: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

48

1) Pertemuan pertama (Jumat, 23 April 2021)

Pertemuan pertama dilaksanakan 23 April 2021, indikator yang diharapkan

dicapai pada pertemuan ini adalah menyebutkan kembali dengan kata-kata atau

kalimat sendiri isi teks pendek, menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat),

melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat, menangkap urutan peristiwa

dalam bacaan, dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks.

Pertama-tama guru memberi salam kemudian mengabsen murid. Setelah

mengabsen guru memotivasi murid berani menjawab pertanyaan dengan memberikan

pertanyaan terkait dengan materi yang akan dipelajari. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran, kemudian guru menjelaskan sedikit materi pelajaran. Pada kegiatan

inti, guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas. Murid mendengarkan

guru membacakan teks bacaan. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang )

dinamakan kelompok Asal (6’). Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus

dikerjakan masing-masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:

• Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek .

• Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

• Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

• Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

• Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan

santun berbahasa.

Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal yang terdiri dari 4

orang anggota membahas 4 materi yang sama. Setelah selesai melakukan diskusi

Page 64: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

49

dalam kelompok asal maka setiap anggota kelompok mengambil undian tugas secara

individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi yang telah

didiskusikan. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas yang

sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan mengerjakan tugas yang

diterima. Anggota kelompok tersebut berasal dari anggota kelompok asal yang

membahas materi berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan

berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang dinamakan kelompok

ahli. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) : Menyebutkan kembali dengan

kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek. Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6)

: Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat). Kelompok ahli 3

(C1,C2,C3,C4,C5,C6) : Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.

Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) : Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.

Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus mencatat, ikut serta

secaraaktif memberikan informasi berdiskusi. Kelompok ahli kembali berkumpul ke

kelompok asal bertugas memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.

Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusi secara

menyeluruh dalam diskusi kelas. Guru bersama murid merefleksi kegiatan

pembelajaran.

Guru memberikan pekerjaan rumah, memberikan pesan-pesan moral,

kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

2) Pertemuan kedua (Sabtu, 24 April 2021)

Pertemuan kedua dilaksanakan tanggal 24 April 2021, indikator yang

diharapkan dicapai pada pertemuan ini adalah menyebutkan kembali dengan kata-

Page 65: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

50

kata atau kalimat sendiri isi teks pendek, menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15

kalimat), melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat, menangkap urutan

peristiwa dalam bacaan, dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks.

Pertama-tama guru memberi salam kemudian mengabsen murid. Setelah

mengabsen guru memotivasi murid berani menjawab pertanyaan dengan memberikan

pertanyaan terkait dengan materi yang akan dipelajari. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran, kemudian guru menjelaskan sedikit materi pelajaran. Pada kegiatan

inti, guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas. Murid mendengarkan

guru membacakan teks bacaan. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang )

dinamakan kelompok Asal (6’). Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus

dikerjakan masing-masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:

• Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek .

• Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

• Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

• Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

• Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan

santun berbahasa.

Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal yang terdiri

dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama. Setelah selesai melakukan

diskusi dalam kelompok asal maka setiap anggota kelompok mengambil undian tugas

secara individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi yang telah

didiskusikan. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas yang

Page 66: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

51

sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan mengerjakan tugas yang

diterima. Anggota kelompok tersebut berasal dari anggota kelompok asal yang

membahas materi berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan

berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang dinamakan kelompok

ahli. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) : Menyebutkan kembali dengan

kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek. Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6)

: Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat). Kelompok ahli 3

(C1,C2,C3,C4,C5,C6) : Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.

Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) : Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.

Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus mencatat, ikut serta

secaraaktif memberikan informasi berdiskusi. Kelompok ahli kembali berkumpul ke

kelompok asal bertugas memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.

Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusi secara

menyeluruh dalam diskusi kelas. Guru bersama murid merefleksi kegiatan

pembelajaran.

Guru memberikan pekerjaan rumah, dan memberikan pesan-pesan moral,

kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

3) Pertemuan ketiga (Senin, 26 April 2021)

Pertemuan ini dilaksanakan pada tanggal 26 April 2021, indikator yang

diharapkan dicapai pada pertemuan ini adalah menyebutkan kembali dengan kata-

kata atau kalimat sendiri isi teks pendek, menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15

kalimat), melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat, menangkap urutan

peristiwa dalam bacaan, dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks.

Page 67: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

52

Pertama-tama guru memberi salam kemudian mengabsen murid. Setelah

mengabsen guru memotivasi murid berani menjawab pertanyaan dengan memberikan

pertanyaan terkait dengan materi yang akan dipelajari. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran, kemudian guru menjelaskan sedikit materi pelajaran. Pada kegiatan

inti, guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas. Murid mendengarkan

guru membacakan teks bacaan. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang )

dinamakan kelompok Asal (6’). Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus

dikerjakan masing-masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:

• Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek .

• Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

• Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

• Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

• Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan

santun berbahasa.

Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal yang terdiri

dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama. Setelah selesai melakukan

diskusi dalam kelompok asal maka setiap anggota kelompok mengambil undian tugas

secara individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi yang telah

didiskusikan. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas yang

sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan mengerjakan tugas yang

diterima. Anggota kelompok tersebut berasal dari anggota kelompok asal yang

membahas materi berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan

Page 68: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

53

berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang dinamakan kelompok

ahli. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) : Menyebutkan kembali dengan

kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek. Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6)

: Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat). Kelompok ahli 3

(C1,C2,C3,C4,C5,C6) : Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.

Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) : Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.

Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus mencatat, ikut serta

secaraaktif memberikan informasi berdiskusi. Kelompok ahli kembali berkumpul ke

kelompok asal bertugas memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.

Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusi secara

menyeluruh dalam diskusi kelas. Guru bersama murid merefleksi kegiatan

pembelajaran.

Guru memberikan pesan-pesan moral, kemudian guru menutup pelajaran dengan

mengucapkan salam.

4) Pertemuan keempat (Selasa, 27 April 2021)

Pertama-tama guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam,

kemudian mengecek kesiapan murid dan menginstruksikan untuk menyiapkan alat

tulis-menulisnya.

Setelah murid siap, guru membagikan tes siklus I yang harus dikerjakan oleh

setiap murid, murid tidak diperbolehkan untuk menyontek dan bekerjasama, waktu

yang diberikan sampai bel pergantian pelajaran berbunyi.

Kegiatan evaluasi siklus I ini berjalan dengan lancar. Dan hasilnya

dikumpulkan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Setelah semua murid

Page 69: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

54

mengumpulkan lembar jawabannya, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada murid kelas V SDN No. 83

Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto, peneliti memperoleh dan

mengumpulkan data melalui instrumen tes siklus I. Dari hasil tes Siklus I dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3: Nilai Statistik Membaca Pemahaman Murid Kelas V SDN No. 83

Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto setelah

penerapan Model pembelajaran Jigsaw pada siklus I

Sumber : Data Tes Siklus I

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata – rata Membaca

Pemahaman murid sebanyak 58,9. Nilai terendah yang diperoleh murid adalah 40

dari nilai yang mungkin dicapai 0-54 dan nilai tertinggi yang diperoleh murid adalah

85 dari nilai ideal yang mungkin dicapai 100, ini menunjukkan kemampuan murid

cukup bervariasi.

Jika nilai Pemahaman dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh

distribusi frekuensi dan persentase sebagaimana berikut ini:

Statistik Nilai Statistik

Subjek 24

Nilai ideal 100

Nilai tertinggi 85

Nilai terendah 40

Nilai rata-rata 58,9

Page 70: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

55

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Membaca Pemahaman

Murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu

Kabupaten Jeneponto setelah penerapan model pembelajaran

Jigsaw pada siklus I

No Nilai Kategori Frekuensi Persentase

1 85 – 100 Sangat Tinggi 2 8,3%

2 70 – 84 Tinggi 3 12,5%

3 55 – 69 Sedang 13 54,2%

4 46 – 54 Rendah 1 4,2%

5 0 – 45 Sangat Rendah 5 20,8%

Jumlah 24 100

Sumber : Data Tes Siklus I

Dari tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa persentase nilai pemahaman murid

setelah diterapkan siklus I adalah 5 orang murid atau 20,8% berada pada kategori

sangat rendah, 1 orang murid atau 4,2% berada pada kategori rendah, 13 orang murid

atau 54,2% berada pada kategori sedang, 3 orang murid atau 12,5% berada pada

kategori tinggi, dan 2 orang murid atau 8,3% berada pada kategori sangat tinggi.

0

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5

2 3

13

15

8.312.5

54.2

4.2

20.8

Frekuensi Persentase

Gambar 4.1: Diagram Batang Hasil Evaluasi siklus I

Page 71: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

56

Adapun presentase ketuntasan membaca pemahaman yang diperoleh dari hasil

belajar membaca pemahaman Murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan

Binamu Kabupaten Jeneponto setelah penerapan siklus I ditunjukkan pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.5: Persentase Ketuntasan Membaca Pemahaman Murid Kelas V

setelah penerapan Pembelajaran Jigsaw pada siklus I

No Nilai Kategori Frekuensi Persentase

(%)

1 0 – 69 Tidak Tuntas 19 79,2%

2 70 - 100 Tuntas 5 20,8%

Jumlah 24 100

Sumber : Data Tes Siklus I

Berdasarkan tabel 4.5 di atas hasil belajar Membaca Pemahaman yang

diperoleh murid dengan nilai rata–rata dan pada ketuntasan hasil belajar Membaca

Pemahaman diperoleh 79,2% dikategorikan tidak tuntas dan 20,8% tuntas. Dari hasil

yang diperoleh ini, dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi ketuntasan dalam proses

belajar mengajar karena murid yang mencapai ketuntasan hanya 8 murid dari 24

murid. Karena itulah, peneliti berusaha untuk mengadakan perbaikan dengan cara

melanjutkan penelitian pada siklus II untuk melihat seberapa jauh Membaca

Pemahaman murid itu tercapai.

b. Refleksi Tindakan Siklus I

Pada awal pelaksanaan siklus I, murid masih kurang bersemangat dan kurang

memperhatikan pelajaran sehingga peneliti berusaha bagaimana dapat menarik

perhatian murid dalam mengikuti proses pembelajaran yakni mengarahkan murid

Page 72: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

57

dengan memberikan motivasi dan memberikan banyak latihan yang menyenangkan

berdasarkan materi yang telah dipelajari. Berdasarkan hasil tes pada siklus I diperoleh

rata-rata 58,9 yang berada pada kategori rendah. Dari segi ketuntasan belajar, terdapat

16 murid yang tidak tuntas dalam mengerjakan ujian dan dengan kesalahan yang

cukup fatal murid masih kurang teliti dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh

guru. Setelah diterapkan siklus I sebesar 20,8% berada pada kategori sangat rendah,

4,2% berada pada kategori rendah, 54,2% berada pada kategori sedang, 12,5%

berada pada kategori tinggi, dan 8,3% berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini

terjadi karena murid masih canggung dengan keberadaan peneliti dan dengan model

Jigsaw yang diterapkan peneliti sehingga kondisi murid masih terlihat bingung

dengan model tersebut sehingga masih kurang berminat dalam mengikuti proses

pembelajaran. Selain itu murid masih ragu dan malu menjawab pertanyaan lisan

ketika diberikan pertanyaan oleh guru, terlebih lagi jika diberikan kesempatan untuk

berkomentar atau bertanya dan berpendapat, biasanya hanya didominasi oleh dua

sampai tiga orang saja. Hal ini masih terjadi pada pertemuan dua dan tiga.

Berdasarkan hasil yang diperoleh murid pada siklus I mengindikasikan bahwa

nilai yang diperoleh oleh murid mayoritas masih dibawah standar ketuntasan belajar

yang telah ditetapkan departemen pendidikan nasional nilai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yaitu 70, sehingga peneliti merasa perlu mengadakan siklus II

sebagai perbaikan pada siklus I.

Page 73: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

58

2. Siklus II

Penerapan pembelajaran Membaca Pemahaman pada siklus II melalui

penerapan model Jigsaw adalah sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pembelajaran Siklus II

Pelaksanaan tindakan kelas yang akan berlangsung pada siklus II sebagian

sama dengan kegiatan pada siklus I. Pembelajaran pada siklus II merupakan tindak

lanjut pelaksanaan siklus pertama yang telah ditetapkan 4 x pertemuan yakni Kamis

20 Mei, Sabtu 22 Mei, Senin 24 Mei dan Rabu 26 Mei 2021.

b. Implementasi Tindakan Siklus II

Tahap pelaksanaan pada siklus II selama 4 kali pertemuan yang

diimplementasikan berdasarkan RPP yang telah disusun dan dapat dilihat pada

lampiran.

Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I hanya

pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat perbaikan yang masih diperlukan dari

tindakan I. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pertemuan Pertama (Kamis, 20 Mei 2021)

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2021. Indikator yang

diharapkan dicapai pada pertemuan ini adalah menyebutkan kembali dengan kata-

kata atau kalimat sendiri isi teks pendek, menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15

kalimat), melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat, menangkap urutan

peristiwa dalam bacaan, dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks.

Pertama-tama guru memberi salam kemudian mengabsen murid. Setelah

mengabsen guru memotivasi murid berani menjawab pertanyaan dengan memberikan

Page 74: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

59

pertanyaan terkait dengan materi yang akan dipelajari. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran, kemudian guru menjelaskan sedikit materi pelajaran. Pada kegiatan

inti, guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas. Murid mendengarkan

guru membacakan teks bacaan. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang )

dinamakan kelompok Asal (6’). Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus

dikerjakan masing-masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:

• Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek .

• Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

• Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

• Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

• Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan

santun berbahasa.

Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal yang terdiri

dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama. Setelah selesai melakukan

diskusi dalam kelompok asal maka setiap anggota kelompok mengambil undian tugas

secara individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi yang telah

didiskusikan. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas yang

sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan mengerjakan tugas yang

diterima. Anggota kelompok tersebut berasal dari anggota kelompok asal yang

membahas materi berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan

berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang dinamakan kelompok

ahli. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) : Menyebutkan kembali dengan

Page 75: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

60

kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek. Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6)

: Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat). Kelompok ahli 3

(C1,C2,C3,C4,C5,C6) : Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.

Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) : Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.

Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus mencatat, ikut serta

secaraaktif memberikan informasi berdiskusi. Kelompok ahli kembali berkumpul ke

kelompok asal bertugas memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.

Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusi secara

menyeluruh dalam diskusi kelas. Guru bersama murid merefleksi kegiatan

pembelajaran.

Guru memberikan pekerjaan rumah, meberikan pesan-pesan moral, kemudian

guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

2) Pertemuan kedua (Sabtu, 22 Mei 2021)

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2021. Indikator yang

diharapkan dicapai pada pertemuan ini adalah menyebutkan kembali dengan kata-

kata atau kalimat sendiri isi teks pendek, menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15

kalimat), melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat, menangkap urutan

peristiwa dalam bacaan, dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks.

Pertama-tama guru memberi salam kemudian mengabsen murid. Setelah

mengabsen guru memotivasi murid berani menjawab pertanyaan dengan memberikan

pertanyaan terkait dengan materi yang akan dipelajari. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran, kemudian guru menjelaskan sedikit materi pelajaran. Pada kegiatan

inti, guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas. Murid mendengarkan

Page 76: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

61

guru membacakan teks bacaan. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang )

dinamakan kelompok Asal (6’). Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus

dikerjakan masing-masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:

• Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek .

• Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

• Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

• Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

• Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan

santun berbahasa.

Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal yang terdiri

dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama. Setelah selesai melakukan

diskusi dalam kelompok asal maka setiap anggota kelompok mengambil undian tugas

secara individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi yang telah

didiskusikan. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas yang

sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan mengerjakan tugas yang

diterima. Anggota kelompok tersebut berasal dari anggota kelompok asal yang

membahas materi berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan

berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang dinamakan kelompok

ahli. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) : Menyebutkan kembali dengan

kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek. Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6)

: Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat). Kelompok ahli 3

(C1,C2,C3,C4,C5,C6) : Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.

Page 77: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

62

Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) : Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.

Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus mencatat, ikut serta

secaraaktif memberikan informasi berdiskusi. Kelompok ahli kembali berkumpul ke

kelompok asal bertugas memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.

Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusi secara

menyeluruh dalam diskusi kelas. Guru bersama murid merefleksi kegiatan

pembelajaran.

Guru memberikan pekerjaan rumah, dan memberikan pesan-pesan moral,

kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

3) Pertemuan ketiga (Senin, 24 Mei 2021)

Pertemuan ketiga ini diawali dengan mengucapkan salam kemudian

dilanjutkan dengan mengabsen murid. Indikator yang diharapkan dicapai pada

pertemuan ini adalah menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi

teks pendek, menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat), melengkapi cerita

sederhana dengan kata yang tepat, menangkap urutan peristiwa dalam bacaan, dan

menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks.

Pertama-tama guru memberi salam kemudian mengabsen murid. Setelah

mengabsen guru memotivasi murid berani menjawab pertanyaan dengan memberikan

pertanyaan terkait dengan materi yang akan dipelajari. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran, kemudian guru menjelaskan sedikit materi pelajaran. Pada kegiatan

inti, guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas. Murid mendengarkan

guru membacakan teks bacaan. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang )

dinamakan kelompok Asal (6’). Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus

Page 78: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

63

dikerjakan masing-masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:

• Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek .

• Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

• Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

• Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

• Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan

santun berbahasa.

Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal yang terdiri

dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama. Setelah selesai melakukan

diskusi dalam kelompok asal maka setiap anggota kelompok mengambil undian tugas

secara individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi yang telah

didiskusikan. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas yang

sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan mengerjakan tugas yang

diterima. Anggota kelompok tersebut berasal dari anggota kelompok asal yang

membahas materi berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan

berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang dinamakan kelompok

ahli. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) : Menyebutkan kembali dengan

kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek. Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6)

: Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat). Kelompok ahli 3

(C1,C2,C3,C4,C5,C6) : Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.

Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) : Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.

Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus mencatat, ikut serta

Page 79: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

64

secaraaktif memberikan informasi berdiskusi. Kelompok ahli kembali berkumpul ke

kelompok asal bertugas memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.

Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusi secara

menyeluruh dalam diskusi kelas. Guru bersama murid merefleksi kegiatan

pembelajaran.

Guru memberikan pesan-pesan moral, kemudian guru menutup pelajaran

dengan mengucapkan salam.

4) Pertemuan keempat (Rabu, 26 Mei 2021)

Pertemuan pertama dilaksanakan 26 Mei 2021, indikator yang diharapkan

dicapai pada pertemuan ini adalah menyebutkan kembali dengan kata-kata atau

kalimat sendiri isi teks pendek, menyimpulkan isi teks pendek (10 – 15 kalimat),

melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat, menangkap urutan peristiwa

dalam bacaan, dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks.

Pertama-tama guru memberi salam kemudian mengabsen murid. Setelah

mengabsen guru memotivasi murid berani menjawab pertanyaan dengan memberikan

pertanyaan terkait dengan materi yang akan dipelajari. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran, kemudian guru menjelaskan sedikit materi pelajaran. Pada kegiatan

inti, guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas. Murid mendengarkan

guru membacakan teks bacaan. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang )

dinamakan kelompok Asal (6’). Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus

dikerjakan masing-masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:

Page 80: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

65

• Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek .

• Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

• Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

• Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

• Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan

santun berbahasa.

Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal yang terdiri

dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama. Setelah selesai melakukan

diskusi dalam kelompok asal maka setiap anggota kelompok mengambil undian tugas

secara individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi yang telah

didiskusikan. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas yang

sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan mengerjakan tugas yang

diterima. Anggota kelompok tersebut berasal dari anggota kelompok asal yang

membahas materi berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan

berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang dinamakan kelompok

ahli. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) : Menyebutkan kembali dengan

kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek. Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6)

: Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat). Kelompok ahli 3

(C1,C2,C3,C4,C5,C6) : Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.

Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) : Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.

Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus mencatat, ikut serta

secaraaktif memberikan informasi berdiskusi. Kelompok ahli kembali berkumpul ke

Page 81: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

66

kelompok asal bertugas memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.

Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusi secara

menyeluruh dalam diskusi kelas. Guru bersama murid merefleksi kegiatan

pembelajaran.

Guru memberikan pekerjaan rumah, memberikan pesan-pesan moral,

kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam

4) Pertemuan kelima (Kamis, 26 April 2021)

Pertama-tama guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam,

kemudian mengecek kesiapan murid dan menginstruksikan untuk menyiapkan alat

tulis menulisnya dan mengumpulkan alat tulisnya dimeja guru.

Setelah murid siap, guru membagikan tes siklus II yang harus dikerjakan oleh

setiap murid, murid tidak diperbolehkan untuk menyontek dan bekerjasama, waktu

yang diberikan sampai bel pergantian pelajaran berbunyi.

Kegiatan evaluasi siklus II ini berjalan dengan lancar. Dan hasilnya

dikumpulkan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Setelah semua murid

mengumpulkan lembar jawabannya, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada murid kelas V SDN No. 83

Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto, peneliti memperoleh dan

mengumpulkan data melalui instrumen tes siklus II, dan hasil tes Siklus II dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 82: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

67

Tabel 4.6: Nilai Statistik Membaca Pemahaman Murid Kelas V SDN No. 83

Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto setelah

penerapan Pembelajaran Jigsaw pada siklus II

Statistik Nilai Statistik

Subjek 24

Nilai ideal 100

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 50

Nilai rata-rata 82,1

Sumber : Data Tes Siklus II

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata – rata membaca

pemahaman murid sebanyak 82,1. Nilai yang terendah yang diperoleh murid adalah

50 dari nilai yang mungkin dicapai 0-54 sampai nilai tertinggi yang diperoleh murid

100 dari nilai ideal yang mungkin dicapai 100, ini menunjukkan bahwa kemampuan

murid cukup bervariasi.

Jika nilai pemahaman dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh

distribusi frekuensi dan persentase sebagaimana berikut ini:

Tabel 4.7: Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Membaca Pemahaman

Murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu

Kabupaten Jeneponto Setelah penerapan Pembelajaran Jigsaw

pada siklus II

No Nilai Kategori Frekuensi Persentase

1 85 – 100 Sangat Tinggi 11 45,8%

2 70 – 84 Tinggi 9 37,5%

3 55 – 69 Sedang 3 12,5%

4 46 – 54 Rendah 1 4,2%

5 0 – 45 Sangat Rendah 0 0%

Jumlah 24 100

Sumber : Data Tes Siklus II

Page 83: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

68

Dari tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa persentase nilai membaca

pemahaman murid setelah diterapkan siklus II adalah tidak ada murid atau 0% berada

pada kategori sangat rendah, 1 orang murid atau 4,2% berada pada kategori rendah, 3

orang murid atau 12,5% berada pada kategori sedang, 9 orang murid atau 37,5%

berada pada kategori tinggi dan 11 orang murid atau 45,8% berada pada kategori

sangat tinggi.

0

10

20

30

40

50

1 2 3 4 5

11 93 1 0

45.8

37.5

12.5

4.20

Frekuensi Persentase

Gambar 4.2: Diagram Batang Hasil Evaluasi Siklus II

Adapun presentase ketuntasan membaca pemahaman yang diperoleh dari hasil

belajar murid Kelas V SDN No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten

Jeneponto setelah penerapan siklus II ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8: Persentase Ketuntasan Membaca Pemahaman Murid Kelas V SDN

No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto pada

siklus II

No Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 0 – 69 Tidak tuntas 4 16,67%

2 70 - 100 Tuntas 20 83,33%

Jumlah 24 100

Sumber: Data Tes Siklus II

Page 84: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

69

Berdasarkan tabel 4.8 di atas hasil belajar membaca pemahaman yang

diperoleh murid nilai rata-rata dan pada ketuntasan hasil belajar membaca

pemahaman diperoleh 16,67% dikategorikan tidak tuntas dan 83,33% tuntas. Dari

hasil yang diperoleh ini, dapat dinyatakan bahwa terjadi ketuntasan dalam proses

belajar mengajar karena Murid yang mencapai ketuntasan 20 murid dari 24 murid.

Berarti tinggal 4 murid yang perlu dibimbing dan diadakan perbaikan karena mereka

belum mencapai kriteria ketuntasan belajar. Dari hasil yang diperoleh, ini dapat

dinyatakan bahwa terjadi ketuntasan dalam proses belajar mengajar. Karena itulah,

peneliti beranggapan pemahaman belajar membaca pemahaman itu telah tercapai,

maka peneliti menghentikan siklusnya.

c. Refleksi Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama pada siklus I, akan

tetapi penekanan yang diberikan adalah bagaimana murid mampu menyelesaikan

soal-soal membaca pemahaman dengan penerapan model pembelajaran jigsaw. Pada

pertemuan pertama hingga terakhir pada siklus II perhatian dan minat belajar murid

semakin memperlihatkan adanya peningkatan. Hal ini terlihat dengan semakin

banyaknya murid yang berani mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan serta

banyaknya murid yang mengungkapkan pendapatnya.

Pada siklus ini pun nampak hasil belajar murid meningkat baik dalam

menyelesaikan soal-soal latihan maupun aktif dalam proses pembelajaran, selain itu

kemampuan murid memahami materi semakin meningkat, jika sebelumnya materi

kurang dimengerti murid sehingga harus dijelaskan berulang-ulang bahkan tiga

sampai empat kali, maka pada siklus II ini sebagian besar murid sudah langsung

Page 85: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

70

mencerna dan memahami materi dengan cepat dengan sekali atau dua kali penjelasan.

Peningkatan yang terjadi pada siklus II dapat dilihat dengan adanya peningkatan hasil

belajar murid.

Meskipun demikian, dari keseluruhan murid hingga siklus II, ada beberapa

murid yang memiliki nilai rendah dan sedang. Beberapa murid ini bukanlah murid-

murid yang malas dan kurang memperhatikan penjelasan guru, namun kemampuan

daya tangkap mereka memang tergolong lambat. Setelah diamati secara seksama,

Terdapat dua murid yang memiliki nilai yang berada dalam kategori rendah.

Disamping terjadinya peningkatan hasil belajar membaca pemahaman murid, selama

penelitian siklus I sampai siklus II terdapat berbagai perubahan yang terjadi pada

aktivitas murid terhadap pelajaran membaca pemahaman. Adapun perubahan yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Meningkatnya frekuensi kehadiran murid pada siklus I ke siklus II. Ini

menunjukkan bahwa Murid memilki kemauan, minat, dan perhatian dalam

mengikuti pelajaran.

2) Keaktifan murid dalam menyelesaikan soal terutama tugas yang diberikan oleh

guru mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, hal ini ditandai dengan

banyaknya murid yang mengumpulkan tugas baik tugas rumah maupun yang

dikerjakan di sekolah.

Perubahan ini yang merupakan data kualitatif yang diperoleh dari lembar

observasi yang dicatat pada siklus I dan siklus II. Perubahan tersebut adalah sebagai

berikut:

Page 86: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

71

1) Minat dan perhatian belajar murid semakin baik dapat dilihat dari persentase

kehadiran murid pada setiap pertemuan, yaitu pada siklus I rata-rata kehadiran

murid sebanyak 22 orang murid setiap pertemuan dan pada siklus II rata-rata 24

murid yang hadir dalam setiap pertemuan.

2) Perhatian murid terhadap proses pembelajaran mengalami peningkatan atau

kemajuan. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya murid yang menjawab

pertanyaan apabila diberikan pertanyaan oleh guru dan semakin banyak Murid

yang mau berkomentar. Pada siklus I minat murid untuk menjawab pertanyaan

sangat kurang bahkan ada beberapa murid yang tidak berminat sama sekali untuk

menjawab. Tetapi setelah beberapa kali pertemuan, mengeluarkan pendapatnya.

3) Munculnya keberanian murid dalam menjawab setiap pertanyaan lisan dari guru

dan temannnya juga mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari sejumlah Murid

yang mengacunkan tangan berulang-ulang untuk memberikan jawaban, yang

semula hanya sedikit yang berkomentar pada pertemuan siklus I, akan tetapi

meningkat pada pertemuan siklus II.

4) Rasa percaya diri murid juga meningkat sesuai dengan semakin bertambahnya

murid yang berani memberikan jawaban.

d. Hasil Observasi

1) Siklus I

Berikut ini data hasil observasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa

jauh penerapan model pembelajaran jigsaw pada murid kelas V SDN No. 83

Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.

Berdasarkan hasil observasi itulah peneliti menggambarkannya data yang

Page 87: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

72

diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.9: Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Murid kelas V SDN

No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto

selama penerapan model pembelajaran Jigsaw pada Siklus I

Pertemuan I, Pertemuan II, dan Pertemuan III.

No Aspek yang Diamati Jumlah

Murid

Pertemuan Persenta

se 1 2 3

1

Murid yang hadir pada saat

pembelajaran.

24

20

20

21

84,6

2

Murid yang memperhatikan

penjelasan guru.

24 18 18 18 75

3

Murid yang bertanya

24

14

14

15

59,6

4

Murid yang keluar masuk pada

saat proses pembelajaran.

24 10 10 9 40,3

5

Murid yang mempresentasekan

hasil kerja kelompoknya.

24

8

9

8

34,7

6

Murid yang mengajukan

tanggapan / komentar kepada

kelompok lain saat

mempersentasekan hasil

kerjasama mereka.

24

10

11

11

44,6

7

Murid yang bekerjasama dan

berpartisipasi dalam kelompok

24

19

19

19

79,2

Sumber: Data Hasil Observasi Siklus I

Berdasarkan data pada tabel 4.9 di atas, diperoleh gambaran mengenai aktivitas

belajar murid pada siklus I, dimana dari 24 murid kelas V SDN No. 83 Lembangloe

Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto yang di observasi terkait aspek-aspek

aktivitas belajar, hasilnya dapat dijelaskan dalam skala deskriptif sebagai berikut;

Murid yang hadir pada saat pembelajaran sebesar 84,6%; Murid yang memperhatikan

penjelasan guru sebesar 75%; Murid yang bertanya sebesar 59,6%; Murid yang

Page 88: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

73

keluar masuk pada saat proses pembelajaran 40,3%; Murid yang mempresentasekan

hasil kerja kelompoknya sebesar 34,7%; murid yang mengajukan

tanggapan/komentar kepada kelompok lain saat mempersentasekan hasil kerjasama

mereka sebesar 44,6%; dan Murid yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam

kelompok sebesar 79,2%

e. Observasi Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus I

Tabel 4.10 Hasil Observasi Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus I

No. Aspek yang dinilai Pertemuan

Rata-rata Persentase

(%) 1 2 3

1.

2.

3.

4.

5.

Murid yang aktif dalam

membaca sekilas (survey)

Murid yang aktif dalam

menyusun pertanyaan

(question)

Murid yang aktif dalam

membaca bacaan

(reading)

Murid yang aktif dalam

menjawab pertanyaan

(recite)

Murid yang aktif dalam

mengulangi atau meninjau

ulang bacaan (review)

15

13

12

14

15

18

15

14

15

17

19

18

17

17

19

17,3

15,3

14,3

15,3

17

72,1

63,7

59,6

63,7

70,8

Berdasarkan tabel 4.10 di atas diperoleh bahwa dari 24 murid kelas V SDN

No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. murid yang aktif

dalam membaca sekilas (survey) mencapai 72,1%, murid yang aktif dalam menyusun

pertanyaan (question) mencapai 63,7%, murid yang aktif dalam membaca bacaan

(reading) mencapai 59,6%, murid yang aktif dalam menjawab pertanyaan (recite)

Page 89: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

74

mencapai 63,7%, serta murid yang aktif dalam mengulangi atau meninjau ulang

bacaan (review) mencapai 70,8%.

f. Siklus II

Berikut ini data dari hasil observasi siklus II yang digunakan untuk mengetahui

seberapa jauh penerapan pembelajaran Jigsaw pada murid kelas V SDN No. 83

Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. Berdasarkan hasil observasi

itulah peneliti menggambarkannya data yang diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.11: Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Murid kelas V SDN No. 83

Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto selama

penerapan model pembeajaran Jigsaw pada Siklus II Pertemuan I,

Pertemuan II, dan Pertemuan III

No Aspek yang Diamati Jumlah

Murid

Pertemuan Persenta

se 1 2 3

1

Murid yang hadir pada saat

pembelajaran.

24

23

24

24

98,7

2

Murid yang memperhatikan

penjelasan guru.

24 20 20 22 86,3

3

Murid yang bertanya

24

16

17

17

69,6

4

Murid yang keluar masuk pada

saat proses pembelajaran.

24 5 3 2 13,7

5

Murid yang mempresentasekan

hasil kerja kelompoknya.

24

12

12

15

54,2

6

murid yang mengajukan

tanggapan / komentar kepada

kelompok lain saat

mempersentasekan hasil

kerjasama mereka.

24

18

18

18

75

7

Murid yang bekerjasama dan

24

23

24

24

98,7

Page 90: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

75

berpartisipasi dalam kelompok

Sumber: Data Hasil Observasi Siklus II

Berdasarkan data pada tabel 4.11 di atas, diperoleh gambaran mengenai

aktivitas belajar murid pada siklus I, dimana dari 24 murid kelas V SDN No. 83

Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto yang di observasi terkait

aspek-aspek aktivitas belajar, hasilnya dapat dijelaskan dalam skala deskriptif sebagai

berikut; Murid yang hadir pada saat pembelajaran sebesar 98,7%; Murid yang

memperhatikan penjelasan guru sebesar 86,3%; Murid yang bertanya sebesar 69,6%;

Murid yang keluar masuk pada saat proses pembelajaran 13,7%; Murid yang

mempresentasekan hasil kerja kelompoknya sebesar 54,2%; murid yang mengajukan

tanggapan / komentar kepada kelompok lain saat mempersentasekan hasil kerjasama

mereka sebesar 75%; dan Murid yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam

kelompok sebesar 98,7%.

g. Observasi Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus II

Tabel 4.12 Hasil Observasi Keterampilan Membaca Pemahaman Siklus II

No. Aspek yang dinilai Pertemuan

Rata-rata Persentase

(%) 1 2 3

1.

2.

3.

4.

5.

Murid yang aktif dalam

membaca sekilas (survey)

Murid yang aktif dalam

menyusun pertanyaan

(question)

Murid yang aktif dalam

membaca bacaan

(reading)

Murid yang aktif dalam

menjawab pertanyaan

(recite)

Murid yang aktif dalam

21

19

18

19

18

22

20

20

21

21

24

23

24

23

24

21,3

20,7

20,7

21

21

88,7

86,2

86,2

87,5

87,5

Page 91: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

76

mengulangi atau meninjau

ulang bacaan (review)

Berdasarkan Tabel 4.12 di atas diperoleh bahwa dari 24 murid kelas V SDN

No. 83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. murid yang aktif

dalam membaca sekilas (survey) mencapai 88,7%, murid yang aktif dalam menyusun

pertanyaan (question) mencapai 86,2%, murid yang aktif dalam membaca bacaan

(reading) mencapai 86,2%, murid yang aktif dalam menjawab pertanyaan (recite)

mencapai 87,5%, serta murid yang aktif dalam mengulangi atau meninjau ulang

bacaan (review) mencapai 87,5%.

Page 92: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

77

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa penerapan model jigsaw pada murid kelas V SDN No. 83

Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto dapat meningkatkan

keterampilan membaca pemahaman pada setiap siklus. Siklus I nilai rata-rata murid

adalah 58,9 dan menjadi 82,1 pada siklus II.

Ketuntasan belajar membaca pemahaman murid kelas V SDN No. 83

Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto juga mengalami peningkatan.

Pada siklus I, dari 5 (20,8%) murid mencapai ketuntasan belajar, sedangkan pada

siklus II sebanyak 20 (83,33%) murid mencapai ketuntasan belajar dan ketuntasan

belajar klasikal tercapai. Penerapan model jigsaw juga dapat melibatkan murid secara

lebih aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan aktivitas

dari siklus I ke siklus II.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan pengalaman peneliti dalam penelitian ini,

maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut :

77

Page 93: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

78

1. Untuk meningkatkan hasil belajar murid pada mata pelajaran bahasa

Indonesia khususnya membaca pemahaman, maka diharapkan kepada guru

terkhusus guru Bahasa Indonesia untuk mempertimbangkan menggunakan

model pembelajaran jigsaw sebagai alternatif dalam pembelajaran.

2. Sebagai tindak lanjut penerapan, pada saat proses pembelajaran, diharapkan

guru lebih kreatif dalam menyajikan permasalahan agar murid dapat lebih

termotivasi, dan lebih terlatih dalam berfikir untuk menemukan penyelesaian

terhadap masalah.

3. Diharapkan kepada peneliti lain dalam bidang kependidikan khususnya

pendidikan Bahasa Indonesia supaya dapat meneliti lebih lanjut tentang

metode yang efektif dan efisien untuk mengatasi kesulitan murid dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia.

Page 94: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

79

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Asrori. 2014. Media pengajaran. Proyek OPF IKIP Malang

Burhan. 2015. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Yogyakarta:BPFE.

Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 5 dan Buku Murid Tema 1 Kelas 5 (Buku Tematik

Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

2013).

Dardjowidjojo. 2015. Peran Metode Dalam Pembelajaran Membaca. Makalah dalam

rangka Dies Natalis ke-41 IKIP Bandung

Darliani. 2012. Penerapan Model Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa

Indonesia Dengan Menggunakan Media Suku Kata Di Kelas V SD Inpres

Panynyikokang Kota Makassar. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar:

Universitas Negeri Makassar.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Sekolah Menengah Atas

Daves. Keith and William, Agus darman (pent) . 2013. Perilaku Dalam Organisasi,

Jakarta:Erlangga.

Hardjono, Sartina. 2014. Prinsip-Prinsip Pengajaran Sastra. Jakarta:Ditjen Dikti.

Hartono, Rudi, 2013. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid.

Jogjakarta:DIVA Press

Jufri, A. Wahab, 2013. Belajar dan Pembelajaran SAINS. Bandung:Pustaka Reka

Cipta

Kamus besar Bahasa Indonesia, 2008, Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional

Republik Indonesia

Page 95: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

80

Ma’rifatus. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Narasi Ekspositoris Murid

Kelas V SD Negeri 5 Gambirono Melalui Jigsaw Model Jigsaw. Skripsi tidak

diterbitkan. Malang:UM .

Majid, Abdul, 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Muliawan, Jasa Ungguh, 2016. 45 Model Pembelajaran Spektakuler; Buku Pegangan

Teknis Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Nurgiyantoro. 2012. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Edisi Ketiga.

Yogyakarta:BPFE

Nunan, DaVd. 2013. Designing tasks For the communicative Classroom. Cambridge:

Cambridge University Press.

Rahim. 2016. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta:Bumi Aksara.

Rahmi,. 2012. Keterampilan Membaca Pemahaman mahamurid Perguruan Tinggi

Swasta Kopertis Wilayah IX Sulawesi. Disertasi. Makassar:Pascasarjana

Universitas Hasanuddin.

Riyanto, Yatim, 2012. Paradigma Baru Pembelajaran; Sebagai Referensi bagi

Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.

Jakarta:Kencana Prenada Media Group

Rusman, 2011. Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta:Rajawali Pers

________, 2012. Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta:Raja Grafindo Persada

Said D M, M. Ide. 2011. Keterampilan Membaca Diktat. Unismuh Makassar.

Sanjaya, Wina. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Prenada Media Group.

Slavin, Robert E. 2015. Cooperative Learning; Teori, Riset dan Praktik. Bandung:

Penerbit Nusa Media

Setiyarini. 2014. Peningkatan Keterampilan Membaca Lancar dan Melengkapi

Cerita Rumpang Melalui Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Tema

Kegiatan Sehari-hari Murid Kelas V SD Negeri 1 Pakalu Kabupaten Maros.

Skripsi tidak diterbitkan. Makassar:Unismuh Makassar

Setiamihardja, R. 2016. Evaluasi Pengajaran (Assesment Based Classroom).

Bandung:UPI Kampus Cibiru.

79

Page 96: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

81

Subiyakto. 2013. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

Jakarta:PT Rosda Jayaputra.

Suharmisi, Suhardjono, Supardi. 2012. Penelitian tindakan kelas. Jakarta:Bumi

Aksara

Sugianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta:Yuma Pressindo.

Tarigan, Djago dan Henry Guntur Tarigan. 2014. Strategi Pengajaran dan

Pembelajaran Berbahasa. Bandung:Angkasa.

Yamin, Martinis, 2013. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta:

Referensi (GP Press Group)

Page 97: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

LAMPIRAN A

1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Page 98: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

LAMPIRAN C

1. LEMBAR KERJA MURID SIKLUS I

2. LEMBAR KERJA MURID SIKLUS II

3. TES SIKLUS I

4. TES SIKLUS II

Page 99: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

LAMPIRAN B

1. HASIL TES SIKLUS I

2. HASIL TES SIKLUS II

3. DATA HASIL BELAJAR MURID

Page 100: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

LAMPIRAN D

1. LEMBAR OBSERVASI GURU

2. LEMBAR OBSERVASI MURID

3. DAFTAR HADIR MURID

Page 101: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

LAMPIRAN E

1. DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 102: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

82

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I PERTEMUAN I

Satuan Pendidikan : SDN No. 83 Lembangloe

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : V / Genap

Alokasi Waktu : 2x35

Siklus : I

Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar (KD)

1. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek

2. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

Indikator

1. Membaca teks pendek.

2. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek.

3. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

4. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

5. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.

6. Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks

Tujuan Pembelajaran

1. Murid dapat membaca teks pendek.

2. Murid dapat menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks

pendek .

3. Murid dapat menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

4. Murid dapat melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

5. Murid dapat menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.

6. Murid dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks

Page 103: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

83

Materi Ajar

➢ Teks Bacaan Pendek

Model dan Metode Pembelajaran

Model : pembelajaran Jigsaw

Metode : Ceramah, tanyajawab, dan tugas individu

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

(waktu)

Perilaku Guru

Pra

kegiatan

(5 menit)

1. Salam

2. Doa

3. Presensi

4. Pengondisian kelas

Awal

(10 menit)

1. Guru mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya.

2. Guru melakukan apersepsi “siapa yang sudah membaca teks

bacaan?”.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Inti

(45 menit)

1. Guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas.

2. Murid mendengarkan guru membacakan teks bacaan.

3. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang ) dinamakan

kelompok Asal (6’)

Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal

1 2 3 4 5 6

4. Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan masing-

masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:

a. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi

teks pendek .

b. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

c. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

d. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

e. Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata

yang tepat dan santun berbahasa.

5. Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal

yang terdiri dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama.

6. Setelah selesai melakukan diskusi dalam kelompok asal maka

setiap anggota kelompok mengambil undian tugas secara individual

yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi yang telah

A1 B1

C1 D1

A2 B2

C2 D2

A3 B3

C3 D3

A4 B4

C4 D4

A5 B5

C5 D5

A6 B6

C6 D6

Page 104: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

84

didiskusikan.

7. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas

yang sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan

mengerjakan tugas yang diterima. Anggota kelompok tersebut

berasal dari anggota kelompok asal yang membahas materi

berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan

berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang

dinamakan kelompok ahli.

8. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) :

Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks

pendek.

Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6) :

Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

Kelompok ahli 3 (C1,C2,C3,C4,C5,C6) :

Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) :

Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

9. Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus

mencatat, ikut serta secaraaktif memberikan informasi berdiskusi.

10. Kelompok ahli kembali berkumpul ke kelompok asal bertugas

memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.

11. Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil

diskusi secara menyeluruh dalam diskusi kelas.

12. Guru bersama murid merefleksi kegiatan pembelajaran.

Penutup

(10 menit)

1. Guru bersama murid menyimpulkan butir-butir pembelajaran

2. Guru melakukan refleksi tentang proses dan hasil kegiatan

pembelajaran.

3. Guru menyampaikan pesan-pesan moral.

Sumber dan Media Belajar

➢ Sumber belajar : Buku Temati Kelas 4 SD

➢ Media Belajar : Teks bacaan pendek bergambar

Page 105: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

85

Penilaian Hasil Belajar

a. Prosedur Tes

1. Tes awal : tanya jawab soal pada apersepsi

2. Tes proses : saat proses pembelajaran berlangsung

3. Tes akhir : saat proses pembelajaran berakhir

b. Jenis Tes

1. Tertulis : tes uraian

2. Tes lisan : tes unjuk kerja

3. Soal Tes : terlampir

Jeneponto, April 2021

Guru Kelas V Peneliti

Salehuddin, S.Pd. C. Rostinah. R

Nip.19851204 201412 1001 Nim.105401135219

Mengetahui

Kepala Sekolah SDN No. 83 Lembangloe

Hasiah Haris, S.Pd.

Nip. 19610520 198203 2010

Page 106: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

86

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I PERTEMUAN II

Satuan Pendidikan : SDN No. 83 Lembangloe

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : V / Genap

Alokasi Waktu : 2x35

Siklus : I

Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar (KD)

1. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek

2. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

Indikator

1. Membaca teks pendek.

2. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek.

3. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

4. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

5. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.

6. Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks

Tujuan Pembelajaran

1. Murid dapat membaca teks pendek.

2. Murid dapat menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks

pendek .

3. Murid dapat menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

4. Murid dapat melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

5. Murid dapat menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.

6. Murid dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks

Page 107: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

87

Materi Ajar

➢ Teks Bacaan Pendek

Model dan Metode Pembelajaran

Model : pembelajaran Jigsaw

Metode : Ceramah, tanyajawab, dan tugas individu

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

(waktu)

Perilaku Guru

Pra

kegiatan

(5 menit)

1. Salam

2. Doa

3. Presensi

4. Pengondisian kelas

Awal

(10 menit)

1. Guru mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya.

2. Guru melakukan apersepsi “siapa yang sudah membaca teks

bacaan?”.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Inti

(45 menit)

1. Guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas.

2. Murid mendengarkan guru membacakan teks bacaan.

3. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang ) dinamakan

kelompok Asal (6’)

Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal

1 2 3

4 5 6

4. Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan masing-

masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:

a. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi

teks pendek .

b. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

c. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

d. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

e. Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata

yang tepat dan santun berbahasa.

5. Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal

yang terdiri dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama.

6. Setelah selesai melakukan diskusi dalam kelompok asal maka

A1 B1

C1 D1

A2 B2

C2 D2

A3 B3

C3 D3

A4 B4

C4 D4

A5 B5

C5 D5

A6 B6

C6 D6

Page 108: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

88

setiap anggota kelompok mengambil undian tugas secara

individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi

yang telah didiskusikan.

7. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas

yang sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan

mengerjakan tugas yang diterima. Anggota kelompok tersebut

berasal dari anggota kelompok asal yang membahas materi

berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan

berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang

dinamakan kelompok ahli.

8. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) :

Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks

pendek.

Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6) :

Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

Kelompok ahli 3 (C1,C2,C3,C4,C5,C6) :

Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) :

Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

9. Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus

mencatat, ikut serta secaraaktif memberikan informasi berdiskusi.

10. Kelompok ahli kembali berkumpul ke kelompok asal bertugas

memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.

11. Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil

diskusi secara menyeluruh dalam diskusi kelas.

12. Guru bersama murid merefleksi kegiatan pembelajaran.

Penutup

(10 menit)

1. Guru bersama murid menyimpulkan butir-butir pembelajaran

2. Guru melakukan refleksi tentang proses dan hasil kegiatan

pembelajaran.

3. Guru menyampaikan pesan-pesan moral.

Sumber dan Media Belajar

➢ Sumber belajar : Buku Temati Kelas 4 SD

➢ Media Belajar : Teks bacaan pendek bergambar

Page 109: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

89

Penilaian Hasil Belajar

Prosedur Tes

1. Tes awal : tanya jawab soal pada apersepsi

2. Tes proses : saat proses pembelajaran berlangsung

3. Tes akhir : saat proses pembelajaran berakhir

Jenis Tes

1. Tertulis : tes uraian

2. Tes lisan : tes unjuk kerja

3. Soal Tes : terlampir

Jeneponto, April 2021

Guru Kelas V Peneliti

Salehuddin, S.Pd. C. Rostinah. R

Nip.19851204 201412 1001 Nim.105401135219

Mengetahui

Kepala Sekolah SDN No. 83 Lembangloe

Hasiah Haris, S.Pd.

Nip. 19610520 198203 2010

Page 110: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

90

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I PERTEMUAN III

Satuan Pendidikan : SDN No. 83 Lembangloe

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : V / Genap

Alokasi Waktu : 2x35

Siklus : I

Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar (KD)

1. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek

2. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

Indikator

1. Membaca teks pendek.

2. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek.

3. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

4. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

5. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.

6. Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks

Tujuan Pembelajaran

1. Murid dapat membaca teks pendek.

2. Murid dapat menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks

pendek .

3. Murid dapat menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

4. Murid dapat melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

5. Murid dapat menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.

6. Murid dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks

Page 111: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

91

Materi Ajar

➢ Teks Bacaan Pendek

Model dan Metode Pembelajaran

Model : pembelajaran Jigsaw

Metode : Ceramah, tanyajawab, dan tugas individu

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

(waktu)

Perilaku Guru

Pra

kegiatan

(5 menit)

1. Salam

2. Doa

3. Presensi

4. Pengondisian kelas

Awal

(10 menit)

1. Guru mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya.

2. Guru melakukan apersepsi “siapa yang sudah membaca teks

bacaan?”.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Inti

(45 menit)

1. Guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas.

2. Murid mendengarkan guru membacakan teks bacaan.

3. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang ) dinamakan

kelompok Asal (6’)

Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal

1 2 3 4 5 6

4. Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan masing-

masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:

a. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi

teks pendek .

b. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

c. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

d. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

e. Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata

yang tepat dan santun berbahasa.

5. Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal

yang terdiri dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama.

6. Setelah selesai melakukan diskusi dalam kelompok asal maka

setiap anggota kelompok mengambil undian tugas secara

individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi

A1 B1

C1 D1

A2 B2

C2 D2

A3 B3

C3 D3

A4 B4

C4 D4

A5 B5

C5 D5

A6 B6

C6 D6

Page 112: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

92

yang telah didiskusikan.

7. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas

yang sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan

mengerjakan tugas yang diterima. Anggota kelompok tersebut

berasal dari anggota kelompok asal yang membahas materi

berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan

berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang

dinamakan kelompok ahli.

8. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) :

Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks

pendek.

Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6) :

Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

Kelompok ahli 3 (C1,C2,C3,C4,C5,C6) :

Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) :

Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

9. Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus

mencatat, ikut serta secaraaktif memberikan informasi berdiskusi.

10. Kelompok ahli kembali berkumpul ke kelompok asal bertugas

memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.

11. Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil

diskusi secara menyeluruh dalam diskusi kelas.

12. Guru bersama murid merefleksi kegiatan pembelajaran.

Penutup

(10 menit)

1. Guru bersama murid menyimpulkan butir-butir pembelajaran

2. Guru melakukan refleksi tentang proses dan hasil kegiatan

pembelajaran.

3. Guru menyampaikan pesan-pesan moral.

Sumber dan Media Belajar

➢ Sumber belajar : Buku Temati Kelas 4 SD

➢ Media Belajar : Teks bacaan pendek bergambar

Page 113: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

93

Penilaian Hasil Belajar

Prosedur Tes

1. Tes awal : tanya jawab soal pada apersepsi

2. Tes proses : saat proses pembelajaran berlangsung

3. Tes akhir : saat proses pembelajaran berakhir

Jenis Tes

1. Tertulis : tes uraian

2. Tes lisan : tes unjuk kerja

3. Soal Tes : terlampir

Jeneponto, April 2021

Guru Kelas V Peneliti

Salehuddin, S.Pd. C. Rostinah. R

Nip.19851204 201412 1001 Nim.105401135219

Mengetahui

Kepala Sekolah SDN No. 83 Lembangloe

Hasiah Haris, S.Pd.

Nip. 19610520 198203 2010

Page 114: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

94

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II PERTEMUAN I

Satuan Pendidikan : SDN No. 83 Lembangloe

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : V / Genap

Alokasi Waktu : 2x35

Siklus : II

Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar (KD)

1. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek

2. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

Indikator

1. Membaca teks pendek.

2. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek.

3. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

4. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

5. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.

6. Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks

Tujuan Pembelajaran

1. Murid dapat membaca teks pendek.

2. Murid dapat menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks

pendek .

3. Murid dapat menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

4. Murid dapat melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

5. Murid dapat menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.

6. Murid dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks

Page 115: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

95

Materi Ajar

➢ Teks Bacaan Pendek

Model dan Metode Pembelajaran

Model : pembelajaran Jigsaw

Metode : Ceramah, tanyajawab, dan tugas individu

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

(waktu)

Perilaku Guru

Pra

kegiatan

(5 menit)

1. Salam

2. Doa

3. Presensi

4. Pengondisian kelas

Awal

(10 menit)

1. Guru mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya.

2. Guru melakukan apersepsi “siapa yang sudah membaca teks

bacaan?”.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Inti

(45 menit)

1. Guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas.

2. Murid mendengarkan guru membacakan teks bacaan.

3. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang ) dinamakan

kelompok Asal (6’)

Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal

1 2 3 4 5 6

4. Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan masing-

masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:

a. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi

teks pendek .

b. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

c. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

d. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

e. Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata

yang tepat dan santun berbahasa.

5. Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal

yang terdiri dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama.

6. Setelah selesai melakukan diskusi dalam kelompok asal maka

setiap anggota kelompok mengambil undian tugas secara

individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi

A1 B1

C1 D1

A2 B2

C2 D2

A3 B3

C3 D3

A4 B4

C4 D4

A5 B5

C5 D5

A6 B6

C6 D6

Page 116: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

96

yang telah didiskusikan.

7. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas

yang sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan

mengerjakan tugas yang diterima. Anggota kelompok tersebut

berasal dari anggota kelompok asal yang membahas materi

berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan

berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang

dinamakan kelompok ahli.

8. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) :

Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks

pendek.

Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6) :

Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

Kelompok ahli 3 (C1,C2,C3,C4,C5,C6) :

Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) :

Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

9. Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus

mencatat, ikut serta secaraaktif memberikan informasi berdiskusi.

10. Kelompok ahli kembali berkumpul ke kelompok asal bertugas

memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.

11. Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil

diskusi secara menyeluruh dalam diskusi kelas.

12. Guru bersama murid merefleksi kegiatan pembelajaran.

Penutup

(10 menit)

1. Guru bersama murid menyimpulkan butir-butir pembelajaran

2. Guru melakukan refleksi tentang proses dan hasil kegiatan

pembelajaran.

3. Guru menyampaikan pesan-pesan moral.

Sumber dan Media Belajar

➢ Sumber belajar : Buku Temati Kelas 4 SD

➢ Media Belajar : Teks bacaan pendek bergambar

Page 117: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

97

Penilaian Hasil Belajar

Prosedur Tes

1. Tes awal : tanya jawab soal pada apersepsi

2. Tes proses : saat proses pembelajaran berlangsung

3. Tes akhir : saat proses pembelajaran berakhir

Jenis Tes

1. Tertulis : tes uraian

2. Tes lisan : tes unjuk kerja

3. Soal Tes : terlampir

Jeneponto, April 2021

Guru Kelas V Peneliti

Salehuddin, S.Pd. C. Rostinah. R

Nip.19851204 201412 1001 Nim.105401135219

Mengetahui

Kepala Sekolah SDN No. 83 Lembangloe

Hasiah Haris, S.Pd.

Nip. 19610520 198203 2010

Page 118: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

98

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II PERTEMUAN II

Satuan Pendidikan : SDN No. 83 Lembangloe

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : IV / Genap

Alokasi Waktu : 2x35

Siklus : II

Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar (KD)

1. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek

2. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

Indikator

1. Membaca teks pendek.

2. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek.

3. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

4. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

5. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.

6. Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks

Tujuan Pembelajaran

1. Murid dapat membaca teks pendek.

2. Murid dapat menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks

pendek .

3. Murid dapat menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

4. Murid dapat melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

5. Murid dapat menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.

6. Murid dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks

Page 119: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

99

Materi Ajar

➢ Teks Bacaan Pendek

Model dan Metode Pembelajaran

Model : pembelajaran Jigsaw

Metode : Ceramah, tanyajawab, dan tugas individu

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

(waktu)

Perilaku Guru

Pra

kegiatan

(5 menit)

1. Salam

2. Doa

3. Presensi

4. Pengondisian kelas

Awal

(10 menit)

1. Guru mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya.

2. Guru melakukan apersepsi “siapa yang sudah membaca teks

bacaan?”.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Inti

(45 menit)

1. Guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas.

2. Murid mendengarkan guru membacakan teks bacaan.

3. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang ) dinamakan

kelompok Asal (6’)

Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal

1 2 3 4 5 6

4. Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan masing-

masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:

a. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi

teks pendek .

b. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

c. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

d. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

e. Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata

yang tepat dan santun berbahasa.

5. Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal

yang terdiri dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama.

6. Setelah selesai melakukan diskusi dalam kelompok asal maka

setiap anggota kelompok mengambil undian tugas secara

individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi

A1 B1

C1 D1

A2 B2

C2 D2

A3 B3

C3 D3

A4 B4

C4 D4

A5 B5

C5 D5

A6 B6

C6 D6

Page 120: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

100

yang telah didiskusikan.

7. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas

yang sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan

mengerjakan tugas yang diterima. Anggota kelompok tersebut

berasal dari anggota kelompok asal yang membahas materi

berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan

berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang

dinamakan kelompok ahli.

8. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) :

Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks

pendek.

Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6) :

Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

Kelompok ahli 3 (C1,C2,C3,C4,C5,C6) :

Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) :

Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

9. Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus

mencatat, ikut serta secaraaktif memberikan informasi berdiskusi.

10. Kelompok ahli kembali berkumpul ke kelompok asal bertugas

memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.

11. Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil

diskusi secara menyeluruh dalam diskusi kelas.

12. Guru bersama murid merefleksi kegiatan pembelajaran.

Penutup

(10 menit)

1. Guru bersama murid menyimpulkan butir-butir pembelajaran

2. Guru melakukan refleksi tentang proses dan hasil kegiatan

pembelajaran.

3. Guru menyampaikan pesan-pesan moral.

Sumber dan Media Belajar

➢ Sumber belajar : Buku Temati Kelas 4 SD

➢ Media Belajar : Teks bacaan pendek bergambar

Page 121: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

101

Penilaian Hasil Belajar

Prosedur Tes

1. Tes awal : tanya jawab soal pada apersepsi

2. Tes proses : saat proses pembelajaran berlangsung

3. Tes akhir : saat proses pembelajaran berakhir

Jenis Tes

1. Tertulis : tes uraian

2. Tes lisan : tes unjuk kerja

3. Soal Tes : terlampir

Jeneponto, April 2021

Guru Kelas V Peneliti

Salehuddin, S.Pd. C. Rostinah. R

Nip.19851204 201412 1001 Nim.105401135219

Mengetahui

Kepala Sekolah SDN No. 83 Lembangloe

Hasiah Haris, S.Pd.

Nip. 19610520 198203 2010

Page 122: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

102

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II PERTEMUAN III

Satuan Pendidikan : SDN No. 83 Lembangloe

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : V / Genap

Alokasi Waktu : 2x35

Siklus : II

Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar (KD)

1. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek

2. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

Indikator

1. Membaca teks pendek.

2. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek.

3. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

4. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

5. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.

6. Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks

Tujuan Pembelajaran

1. Murid dapat membaca teks pendek.

2. Murid dapat menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks

pendek .

3. Murid dapat menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

4. Murid dapat melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

5. Murid dapat menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.

6. Murid dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks

Page 123: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

103

Materi Ajar

➢ Teks Bacaan Pendek

Model dan Metode Pembelajaran

Model : pembelajaran Jigsaw

Metode : Ceramah, tanyajawab, dan tugas individu

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

(waktu)

Perilaku Guru

Pra

kegiatan

(5 menit)

1. Salam

2. Doa

3. Presensi

4. Pengondisian kelas

Awal

(10 menit)

1. Guru mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya.

2. Guru melakukan apersepsi “siapa yang sudah membaca teks

bacaan?”.

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Inti

(45 menit)

1. Guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas.

2. Murid mendengarkan guru membacakan teks bacaan.

3. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang ) dinamakan

kelompok Asal (6’)

Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal

1 2 3 4 5 6

4. Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan masing-

masing anggota kelompok asal yang terdiri atas:

a. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi

teks pendek .

b. Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

c. Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

d. Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

e. Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata

yang tepat dan santun berbahasa.

5. Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal

yang terdiri dari 4 orang anggota membahas 4 materi yang sama.

6. Setelah selesai melakukan diskusi dalam kelompok asal maka

setiap anggota kelompok mengambil undian tugas secara

individual yang telah disediakan guru. Undian berisi materi-materi

A1 B1

C1 D1

A2 B2

C2 D2

A3 B3

C3 D3

A4 B4

C4 D4

A5 B5

C5 D5

A6 B6

C6 D6

Page 124: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

104

yang telah didiskusikan.

7. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas

yang sama untuk membentuk kelompok baru (tim ahli) dan

mengerjakan tugas yang diterima. Anggota kelompok tersebut

berasal dari anggota kelompok asal yang membahas materi

berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan

berisi dari murid yang membahas materi yang berbeda yang

dinamakan kelompok ahli.

8. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) :

Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks

pendek.

Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6) :

Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

Kelompok ahli 3 (C1,C2,C3,C4,C5,C6) :

Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) :

Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

9. Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus

mencatat, ikut serta secaraaktif memberikan informasi berdiskusi.

10. Kelompok ahli kembali berkumpul ke kelompok asal bertugas

memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.

11. Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil

diskusi secara menyeluruh dalam diskusi kelas.

12. Guru bersama murid merefleksi kegiatan pembelajaran.

Penutup

(10 menit)

1. Guru bersama murid menyimpulkan butir-butir pembelajaran

2. Guru melakukan refleksi tentang proses dan hasil kegiatan

pembelajaran.

3. Guru menyampaikan pesan-pesan moral.

Sumber dan Media Belajar

➢ Sumber belajar : Buku Temati Kelas 4 SD

➢ Media Belajar : Teks bacaan pendek bergambar

Page 125: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

105

Penilaian Hasil Belajar

Prosedur Tes

1. Tes awal : tanya jawab soal pada apersepsi

2. Tes proses : saat proses pembelajaran berlangsung

3. Tes akhir : saat proses pembelajaran berakhir

Jenis Tes

1. Tertulis : tes uraian

2. Tes lisan : tes unjuk kerja

3. Soal Tes : terlampir

Jeneponto, April 2021

Guru Kelas V Peneliti

Salehuddin, S.Pd. C. Rostinah. R

Nip.19851204 201412 1001 Nim.105401135219

Mengetahui

Kepala Sekolah SDN No. 83 Lembangloe

Hasiah Haris, S.Pd.

Nip. 19610520 198203 2010

Page 126: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

106

MATERI AJAR

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : V/II

A. Judul : Teks Bacaan Pendek

B. Tujuan Pembelajaran :

▪ Murid dapat membaca teks pendek.

▪ Murid dapat menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks

pendek .

▪ Murid dapat menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

▪ Murid dapat melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

▪ Murid dapat menangkap urutan peristiwa dalam bacaan.

▪ Murid dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks

C. Langkah-Langkah Pembejaran dengan menggunakan Model Jigsaw :

1. Guru membacakan teks bacaan dengan suara yang jelas.

2. Murid mendengarkan guru membacakan teks bacaan.

3. Membagi murid dalam kelompok kecil ( 4 orang ) dinamakan kelompok Asal (6’)

4. Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal Klp.Asal

1. 2 3 4 5 6

5. Guru menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan masing-masing anggota

kelompok asal yang terdiri atas:

• Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek .

• Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

• Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

• Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

• Bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan

santun berbahasa.

6. Karena jumlah murid 24 orang, berarti terdapat 6 kelompok asal yang terdiri dari 4

orang anggota membahas 4 materi yang sama.

7. Setelah selesai melakukan diskusi dalam kelompok asal maka setiap anggota

kelompok mengambil undian tugas secara individual yang telah disediakan guru.

Undian berisi materi-materi yang telah didiskusikan.

A1 B1

C1 D1

A2 B2

C2 D2

A3 B3

C3 D3

A4 B4

C4 D4

A5 B5

C5 D5

A6 B6

C6 D6

Page 127: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

107

8. Murid diminta menemui teman yang lain yang mempunyai tugas yang sama untuk

membentuk kelompok baru (tim ahli) dan mengerjakan tugas yang diterima.

Anggota kelompok tersebut berasal dari anggota kelompok asal yang membahas

materi berbeda. Jadi anggota kelompok baru jumlahnya lebih banyak dan berisi dari

murid yang membahas materi yang berbeda yang dinamakan kelompok ahli.

9. Kelompok ahli 1 (A1,A2,A3,A4,A4,A5,A6) :

Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi teks pendek.

Kelompok ahli 2 (B1,B2,B3,B4,B5,B6) :

Menyimpulkan isi teks pendek ( 10 – 15 kalimat)

Kelompok ahli 3 (C1,C2,C3,C4,C5,C6) :

Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat

Kelompok ahli 4 (D1,D2,D3,D4,D5,D6) :

Menangkap urutan peristiwa dalam bacaan

10. Setiap anggota kelompok baru bertindak sebagai ahli yang harus mencatat, ikut serta

secaraaktif memberikan informasi berdiskusi.

11. Kelompok ahli kembali berkumpul ke kelompok asal bertugas memberikan

informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.

12. Meminta perwakilan kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusi secara

menyeluruh dalam diskusi kelas.

D. Uraian Materi Ajar :

Rumahku yang Nyaman

Lingkungan di sekitar rumahku sangat bersih. Rumahku juga sejuk. Banyak

pohon ditanam di sekitar rumahku. Pohon-pohon membuat udara di rumahku sejuk.

Banyak tanaman bunga juga ditanam ibuku. Bungabunga itu ditanam di dalam pot.

Aku selalu menyiramnya setiap pagi dan sore. Ketika berbunga, halaman rumahku

semakin asri.

Rumahku sangat nyaman. Semua perabot ditata dengan rapi oleh ibuku. Aku

ikut membersihkannya setiap hari. Saudara dan tamu yang berkunjung ke rumahku

juga merasa nyaman. Aku sayang rumahku. Berbeda dengan rumah di sebelah

rumahku. Tidak ada pohon satu pun tumbuh di halaman rumah. Sampah berserakan

di mana-mana. Udara di rumah itu pasti terasa panas. Apalagi siang hari

saatmatahari yang panas bersinar dengan terang.

Page 128: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

108

Aku pernahmelihat kamar tidurnya. Semua berantakan. Barang-barang tidak

ditata dengan rapi. Semua ditaruh begitu saja. Lingkungan rumah itu dapat menjadi

sarang penyakit. Penghuninya juga akan mudah sakit.

Page 129: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

109

Data Hasil Belajar Murid Siklus I dan Siklus II

No Urut Siklus I Siklus II

Skor Ket Skor Ket

1. 65 Tidak Tuntas 95 Tuntas

2. 55 Tidak Tuntas 100 Tuntas

3. 55 Tidak Tuntas 100 Tuntas

4. 55 Tidak Tuntas 90 Tuntas.

5. 55 Tidak Tuntas 85 Tuntas

6. 85 Tuntas 100 Tuntas

7. 55 Tidak Tuntas 90 Tuntas

8. 85 Tuntas 90 Tuntas

9. 55 Tidak Tuntas 100 Tuntas

10. 40 Tidak Tuntas 70 Tuntas

11. 65 Tidak Tuntas 100 Tuntas

12. 60 Tidak Tuntas 80 Tuntas

13. 75 Tuntas 80 Tuntas

14. 55 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas

15. 60 Tidak Tuntas 50 Tidak Tuntas

16. 80 Tuntas 100 Tuntas

17. 60 Tidak Tuntas 75 Tuntas

18. 70 Tuntas 75 Tuntas

19. 40 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas

20. 40 Tidak Tuntas 55 Tidak Tuntas

21. 65 Tidak Tuntas 75 Tuntas

22. 50 Tidak Tuntas 80 Tuntas

23. 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas

24. 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas

Jumlah 1415

1970

Rata-Rata 58,9 82,1

Page 130: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

110

HASIL TES SIKLUS I

No Urut

Penskoran

Nilai 1

(20)

2

(20)

3

(20)

4

(20)

5

(20)

1 20 20 20 5 0 65

2 10 10 20 10 5 55

3 10 10 20 10 5 55

4 20 5 10 10 10 55

5 10 10 20 10 5 55

6 15 10 20 20 20 85

7 15 10 20 20 20 55

8 15 10 20 20 20 85

9 15 10 20 20 20 55

10 10 10 10 10 0 40

11 20 20 20 5 0 65

12 20 20 20 0 0 60

13 20 20 20 10 5 75

14 10 10 20 10 5 55

15 20 20 20 0 0 60

16 20 20 20 20 0 80

17 20 20 20 0 0 60

18 20 20 20 10 0 70

19 10 10 10 10 0 40

20 10 10 10 10 0 40

21 20 20 20 5 0 65

22 20 20 10 0 0 50

23 20 20 20 0 0 40

24 20 20 20 5 0 40

Jumlah 1415

Skor Rata-Rata 58,9

Keterangan :

Skor 0 : Jika tidak ada jawaban

Skor 5 : Jika jawaban salah

Skor 10 : Jika jawaban benar

Skor 15 : jika jawaban benar tapi tidak sempurna

Skor 20 : Jika jawaban benar dan sempurna

𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =jumlah nilai murid

jumlah muridx100%

% 𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 =jumlah murid yang memenuhi kriteria nilai

24 x 100

% Ketidaktuntasan =jumlah murid yang tidak memenuhi kriteria nilai

24 x 100

Page 131: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

111

HASIL TES SIKLUS II

No Urut

Penskoran

Nilai 1

(20)

2

(20)

3

(20)

4

(20)

5

(20)

1 20 20 20 20 15 95

2 20 20 20 20 20 100

3 20 20 20 20 20 100

4 20 20 20 20 10 90

5 20 20 20 10 15 85

6 20 20 20 20 20 100

7 20 20 20 20 10 90

8 20 20 20 20 10 90

9 20 20 20 20 20 100

10 20 20 20 20 0 70

11 20 20 20 20 20 100

12 20 20 20 20 0 80

13 20 20 20 0 20 80

14 20 20 20 0 0 60

15 20 20 10 0 0 50

16 20 20 20 20 20 100

17 20 20 20 10 5 75

18 20 20 20 10 5 75

19 20 20 20 0 0 60

20 20 20 10 5 0 55

21 20 20 20 10 5 75

22 20 20 20 20 0 80

23 20 20 20 20 0 80

24 20 20 20 0 20 80

Jumlah 1970

Skor Rata-Rata 82,1

Skor 0 : Jika tidak ada jawaban

Skor 5 : Jika jawaban salah

Skor 10 : Jika jawaban benar

Skor 15 : jika jawaban benar tapi tidak sempurna

Skor 20 : Jika jawaban benar dan sempurna

𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =jumlah nilai murid

jumlah muridx100%

% 𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 =jumlah murid yang memenuhi kriteria nilai

24 x 100

% Ketidaktuntasan =jumlah murid yang tidak memenuhi kriteria nilai

24 x 100

Page 132: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

112

LEMBAR KERJA MURID (LKM)

SIKLUS I

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi pokok : Teks Bacaan Pendek

Siklus : I

Kelompok :

1. Ketua :…………

2. …………. 4. ………………..

3. ………… 5. ……………….

Petunjuk :

a. Diskusikanlah soal berikut dengan teman kelompokmu!

b. Periksalah kembali pekerjaanmu apabila telah selesai dikerjakan

A. Bacalah Teks Bacaan berikut ini.

KADO ULANG TAHUN

Minggu yang lalu adalah hari ulang tahun adikku. Waktu itu aku ingin memberi

kado istimewa untuknya. Pulang dari sekolah aku mampir ke toko elektronik, kubeli

beberapa komponen rangkaian “Suara Burung” seperti yang pernah diberikan Pak

Harun pada kegiatan ekstrakurikuler satu bulan yang lalu. Komponen “Suara

Burung” sengaja kurangkai malam hari, saat adikku tidur. Begitu selesai, kukemas

rapi dengan sampul bergambar aneka robot. Ya, kado kecil mungil dan cantik.

Beberapa bungkus kado telah berjajar rapi di samping tempat tidur Willy,

adikku. Kado-kado itu dari saudara sepupu dan teman-teman akrabnya di kelas II.

Pelan-pelan kulangkahkan kaki ke kamarnya. Kucium kening Willy sambil

Page 133: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

113

mengucapkan selamat ulang tahun. Kemasan “Suara Burung” hanya sebesar

genggaman orang dewasa, kuletakkan di telapak tangannya.

Sebenarnya ia masih tidur, tetapi ia terbangun selepas azan subuh tiba-tiba

Willy berteriak, “Ibuuu aku terlambat ke sekolah, nih! Burung kutilang sudah

berkicau, Buu! Dia suka bertengger di pohon mangga itu saat jam tujuh, Buuu!”

Kami berhamburan ke kamar Willy. Iih, dia belum melepas selimutnya. “Lihat jam

dinding!” kataku. Mata Willy masih terpejam malas. “Burung kutilang itu sudah

berkicau, Kak! Biasanya jam tujuh!” Ibu menarik selimut Willy. Adik manja itu

bangun. Tiba-tiba suara kicauan burung berhenti.

Willy dan ibu bengong melihat kado pemberianku tertindih bahu Willy. Sambil

tersenyum manis Willy membuka kado itu. “Ooo, pantesan burung-burung

berkicau, saklarnya kepencet Kak!” Kami pun tertawa bersama-sama seraya

memeluk Willy.

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1. Apa ide pokok dari bacaan di atas?

2. Apakah isi kado istimewa pemberian kakak Willy?

3. Mengapa tiba-tiba ada suara burung berkicau selepas azan subuh?

4. Siapakah yang pernah membeli komponen suara burung?

5. Kado-kado dari siapa sajakah yang berjejer rapi di samping ranjang willy?

Page 134: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

114

Alternatif Jawaban :

1. Kado ulang tahun untuk sang adik.

2. Komponen suara burung.

3. Saklarnya terpencet.

4. Pak Harun.

5. Saudara sepupu dan teman-teman akrabnya di kelas II.

Page 135: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

115

LEMBAR KERJA MURID (LKM)

SIKLUS II

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi pokok : Teks Bacaan Pendek

Siklus : II

Kelompok :

1. Ketua :…………

2. …………. 4. ……………

3. …………. 5. ……………

Petunjuk :

a. Diskusikanlah soal berikut dengan teman kelompokmu!

b. Periksalah kembali pekerjaanmu apabila telah selesai dikerjakan

Serigala dan Si Gembala

Dahulu kala, tinggallah seorang penggembala di pinggiran hutan. Dia

menggembalakan ternaknya setiap hari di sana. Suatu hari, ia bermaksud

mempermainkan pendudukdesa disekitar hutan tersebut. Dia pun berteriak,”Tolong!

Tolong! Ada serigala!”

Mendengar teriakan itu, penduduk desa bergegas keluar rumah untuk

menolong siGembala. Ada yang membawa alat pukul, bara api, dan senjata tajam.

“Mana serigalanya?” Tanya mereka kepada si Gembala.

Tetapi si Gembala justru tertawa tergelak-gelak, “Hahaha…..! Ternyata kalian

mudah sekali tertipu!”

Beberapa hari berikutnya, siGembala kembali berteriak. “Tolong! Tolong!

Ada serigala!”

Demi menolong si Gembala, seluruh penduduk desa bergegas keluar

untukmenolongnya. Tetapi ketika tiba di sana, si Gembala kembali tertawa nakal.

Merasa tertipu lagi mereka pun pulang kerumah masing-masing dengan perasaan

kesal.

Page 136: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

116

Pada hari berikutnya, si Gembala kembali berteriak keras. “Tolong! Tolong!

Ada serigala!”

Kali ini penduduk desa enggan keluar rumah. Mereka sudah jengahditipu terus

menerus oleh si Gembala. Mereka berpikir, kali ini pun si Gembala pasti kembali

menipu mereka.

Sementara itu apa yang terjadi di hutan? Ternyata seekor serigala benar-benardatang.

Serigala itu menyerang dan menerkam domba-domba si Gembala. Si Gembala

kembaliberteriak meminta pertolongan.

Akhirnya sampailah si Gembala di desa sekitar hutan. Sambil terengah-engah,

si Gembala berkata, “ Seekor serigala memangsa domba-dombaku.”

“Ah, paling-paling kamu mau mempermainkan kami lagi,” sahut penduduk

desa, tidak acuh.

“Kemarin memang saya berbohong, tetapi kali ini tidak!” tutur si Gembala, mengiba.

Bersama si Gembala, Akhirnya penduduk desa menuju hutan. Dan ternyata

benar, serigala telah melahap habis domba-domba si Gembala.

A. Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Sebutkan judulcerita di atas!

2. Mengapa si Gembala tertawa ketika penduduk desa mau menolongnya?

3. Bagaimana perasaan penduduk desa ketika mengetahui ditipu oleh si Gembala?

4. Mengapa penduduk desa tidak mau menolong, ketika si Gembala berteriak meminta

tolong?

5. Apa akibatnya jika kita suka berbohong?

Page 137: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

117

Alternatif Jawaban

1. Serigala dan Si Gembala

2. Karena sudah menipu penduduk desadengan berteriak ada serigala.

3. Kesal.

4. Karena mereka sudah ditipu beberapa kali oleh si Gembala dan penduduk tidak

lagi mempercayai si Gembala.

5. Tidak akan dipercaya oleh orang lain.

Page 138: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

118

TES SIKLUS I

Nama : ………………..

Kelas : ………………..

Waktu : 30 Menit

Petunjuk : Bacalah dengan baik teks bacaan dibawah ini

Zebra Cross

Di jalan, baik jalan raya maupun jalan di perumahan, kita sering menemukan

zebra cross. Zebra cross atau garis penyeberangan berguna apabila kita ingin

menyeberang di jalan. Namun saat akan menyeberang jalan, orang-orang tidak mau

memanfaatkan zebra cross. Padahal apabila tidak menyeberang di zebra cross, kita

bisa celaka karena mungkin kita bisa tertabrak kendaraan bermotor yang melintas di

jalan. Oleh karena itu, kita harus menyeberang pada tempatnya agar kita selamat

sampai tujuan. Dari cerita tersebut kita dapat mengambil pesan bahwa kita harus

menyeberang pada tempatnya agar selamat.

Setelah membaca cerita “Zebra Cross” marilah menjawab pertanyan-

pertanyaan berikut ini!

2. Apa manfaat dari zebra Cross?

3. Kenapa kita tidak boleh menyebrang sembarangan?

4. Tuliskan kalimat utama paragraf kedua yang terdapat pada cerita “Zebra cross”!

5. Carilah arti dari kata dari “Jalan Raya” pada cerita “Zebra Cross” dengan

menggunakan kamus!

6. Apa pesan yang terdapat pada cerita “Zebra Cross”!

Page 139: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

119

Kunci Jawaban

1. Apabila kita ingin menyeberang di jalan.

2. Kita bisa celaka karena mungkin kita bisa tertabrak kendaraan bermotor yang

melintas di jalan.

3. Oleh karena itu, kita harus menyeberang pada tempatnya agar kita selamat sampai

tujuan.

4. Jalan yang dilalui banyak kendaraan bermotor.

5. Kita harus menyebrang dengan zebra cross, dan harus berhati-hati saat

menyebrang supaya selamat sampai tujuan

Page 140: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

120

TES SIKLUS II

Nama : ………………..

Kelas : ………………..

Waktu : 30 Menit

Petunjuk : Bacalah teks bacaan dibawah ini

Merawat Tanaman

Ketika hari Minggu, Yuan duduk-duduk di teras rumahnya. Tanpa terasa Yuan

merasa tidak betah disitu. Tidak seperti hari-hari sebelumnya. Seakan-akan ada sesuatu yang

mengganggu perasaannya. Setelah dipikir-pikir, penyebabnya hanya sepele, yaitu beberapa

tanaman di halaman rumahnya tampak layu. Daun-daunnya berserakan. Bahkan, beberapa

tanaman ada yang mati karena dinjak-injak adiknya saat bermain-main. Yuan ingin marah,

tetapi marah kepada siapa. Ia tidak mungkin memarahi adiknya hanya gara-gara tanaman.

Akhirnya, Yuan mengambil air dan menyirami tanaman itu. Semoga, tanaman itu dapat

tumbuh segar kembali menghiasi halaman rumah Yuan.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar!

1. Apa yang dilakukan Yuan pada hari minggu?

2. Mengapa Yuan tidak betah duduk-duduk di teras?

3. Mengapa perasaan Yuan terganggu?

4. Apa yang dilakukan adik Yuan saat bermain-main?

5. Apa yang dilakukan Yuan untuk merawat kembali tanamannya?

Page 141: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

121

Kunci Jawaban

1. Merawat tanaman dihalaman rumahnya.

2. Karena ia melihat tanaman di halaman rumahnya tampak layu.

3. Karena ia melihat beberapa tanaman di halaman rumahnya tampak layu dan daun-

daunnya berserakan.

4. Menginjak-injak tanaman.

5. Yuan mengambil air dan menyirami tanaman itu. Semoga, tanaman itu dapat

tumbuh segar kembali menghiasi halaman rumah Yuan.

Page 142: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

122

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

NO AKTIVITAS YANG DIAMATI

SIKLUS I

Ya Tidak

A. PENDAHULUAN

1. Mengecek kesiapan belajar murid, ruang

kelas, dan media yang akan digunakan.

2. Menciptakan suasana kelas yang kondusif

dan memotivasi murid untuk belajar.

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran √

4. Melakukan ice breacking √

B. KEGIATAN INTI

1. Guru membacakan teks bacaan dengan

suara yang jelas. √

2. Guru membagi murid dalam kelompok

kecil ( 4 orang ) dinamakan kelompok

Asal (6’)

3. Guru menyampaikan tugas-tugas yang

harus dikerjakan masing-masing anggota

kelompok asal

4. Murid diminta menemui teman yang lain

yang mempunyai tugas yang sama untuk

membentuk kelompok baru (tim ahli) dan

mengerjakan tugas yang diterima.

Anggota kelompok tersebut berasal dari

anggota kelompok asal yang membahas

materi berbeda. Jadi anggota kelompok

baru jumlahnya lebih banyak dan berisi

dari murid yang membahas materi yang

berbeda yang dinamakan kelompok ahli.

5. Kelompok ahli kembali berkumpul ke

kelompok asal bertugas memberikan

informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.

6. Meminta perwakilan kelompok asal untuk

mempresentasikan hasil diskusi secara

menyeluruh dalam diskusi kelas

7. Guru bersama murid merefleksi kegiatan

pembelajaran

C. KEGIATAN PENUTUP

1. Guru bersama murid menyimpulkan butir-

butir pembelajaran.

2. Guru melakukan refleksi tentang proses

dan hasil kegiatan pembelajaran.

3. Guru menyampaikan pesan-pesan moral. √

Page 143: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

123

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

NO AKTIVITAS YANG DIAMATI

SIKLUS II

Ya Tidak

A. PENDAHULUAN

1. Mengecek kesiapan belajar murid, ruang

kelas, dan media yang akan digunakan.

2. Menciptakan suasana kelas yang kondusif

dan memotivasi murid untuk belajar.

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran √

4. Melakukan ice breacking √

B. KEGIATAN INTI

1. Guru membacakan teks bacaan dengan

suara yang jelas. √

2. Guru membagi murid dalam kelompok

kecil ( 4 orang ) dinamakan kelompok Asal

(6’)

3. Guru menyampaikan tugas-tugas yang

harus dikerjakan masing-masing anggota

kelompok asal

4. Murid diminta menemui teman yang lain

yang mempunyai tugas yang sama untuk

membentuk kelompok baru (tim ahli) dan

mengerjakan tugas yang diterima. Anggota

kelompok tersebut berasal dari anggota

kelompok asal yang membahas materi

berbeda. Jadi anggota kelompok baru

jumlahnya lebih banyak dan berisi dari

murid yang membahas materi yang

berbeda yang dinamakan kelompok ahli.

5. Kelompok ahli kembali berkumpul ke

kelompok asal bertugas memberikan

informasi dari hasil diskusi kelompok ahli.

6. Meminta perwakilan kelompok asal untuk

mempresentasikan hasil diskusi secara

menyeluruh dalam diskusi kelas

7. Guru bersama murid merefleksi kegiatan

pembelajaran

C. KEGIATAN PENUTUP

1. Guru bersama murid menyimpulkan butir-

butir pembelajaran.

2. Guru melakukan refleksi tentang proses

dan hasil kegiatan pembelajaran.

3. Guru menyampaikan pesan-pesan moral. √

Page 144: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

124

Lembar Observasi Aktivitas Murid pada Siklus I Pertemuan I

Berilah tanda ( √ ) jika murid melaksanakan indicator dibawah ini!

Aspek Yang Diamati

1. Murid yang hadir pada saat pembelajaran

2. Murid yang memperhatikan penjelasan guru

3. Murid yang bertanya

4. Murid yang keluar masuk pada saat proses pembelajaran

5. Murid yang mempresentasekan hasil kerja kelompoknya

6. Murid yang mengajukan tanggapan/komentar kepada kelompok lain saat

mempersentasekan hasil kerjasama mereka

7. Murid yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompok.

NO URUT INDIKATOR YANG DIAMATI

1 2 3 4 5 6 7

1 √ √ √ √ √

2 √ √ √ √

3 √ √

4 √ √ √ √

5 √ √ √ √

6 √ √

7 √ √ √ √ √ √

8 √ √ √

9 √ √ √ √ √

10 √ √ √ √ √

11 √ √ √ √

12 √ √ √ √ √

13 √ √ √ √

14 √ √ √ √

15 √ √ √ √

16 √ √ √ √

17 √ √ √ √ √

18 √ √ √ √

19 √ √ √

20 √ √ √ √ √ √

21 √

22 √ √ √ √ √

23 √ √ √ √

24 √ √ √ √ √ √

Jumlah 20 18 14 10 8 10 19

Page 145: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

125

Lembar Observasi Aktivitas Murid pada Siklus I Pertemuan II

Berilah tanda ( √ ) jika murid melaksanakan indicator dibawah ini!

Aspek Yang Diamati

1. Murid yang hadir pada saat pembelajaran.

2. Murid yang memperhatikan penjelasan guru.

3. Murid yang bertanya

4. Murid yang keluar masuk pada saat proses pembelajaran

5. Murid yang mempresentasekan hasil kerja kelompoknya.

6. Murid yang mengajukan tanggapan/komentar kepada kelompok lain saat

mempersentasekan hasil kerjasama mereka.

7. Murid yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompok.

NO URUT INDIKATOR YANG DIAMATI

1 2 3 4 5 6 7

1 √ √ √ √ √

2 √ √ √ √

3 √ √ √ √

4 √ √ √ √

5 √ √ √ √

6 √ √

7 √ √ √ √ √ √

8 √ √ √

9 √ √ √ √ √

10 √ √ √ √

11 √ √ √ √ √

12 √ √ √

13 √ √ √ √ √ √

14 √ √ √ √

15 √ √ √ √

16 √ √ √ √

17 √ √ √

18 √ √ √ √

19 √ √ √

20 √ √ √ √ √ √

21 √ √ √

22 √ √ √ √ √ √

23 √ √ √ √

24 √ √ √ √ √

Jumlah 20 18 14 10 9 11 19

Page 146: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

126

Lembar Observasi Aktivitas Murid pada Siklus I Pertemuan III

Berilah tanda ( √ ) jika murid melaksanakan indicator dibawah ini!

Aspek Yang Diamati

1. Murid yang hadir pada saat pembelajaran.

2. Murid yang memperhatikan penjelasan guru.

3. Murid yang bertanya

4. Murid yang keluar masuk pada saat proses pembelajaran

5. Murid yang mempresentasekan hasil kerja kelompoknya.

6. Murid yang mengajukan tanggapan/komentar kepada kelompok lain saat

mempersentasekan hasil kerjasama mereka.

7. Murid yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompok.

NO URUT INDIKATOR YANG DIAMATI

1 2 3 4 5 6 7

1 √ √ √ √

2 √ √ √ √

3 √ √ √ √

4 √ √ √ √

5 √ √ √ √

6 √ √ √ √

7 √ √ √ √ √ √

8 √ √ √

9 √ √ √ √ √

10 √ √ √

11 √ √ √ √ √

12 √ √ √ √ √

13 √ √ √ √ √

14 √ √ √ √

15 √ √ √ √

16 √ √ √ √

17 √ √

18 √ √ √ √

19 √ √ √

20 √ √ √ √ √ √

21 √ √ √ √

22 √ √ √ √ √ √

23 √ √

24 √ √ √ √ √ √

Jumlah 21 18 15 9 8 11 19

Page 147: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

127

Lembar Observasi Aktivitas Murid pada Siklus II Pertemuan I

Berilah tanda ( √ ) jika murid melaksanakan indicator dibawah ini!

Aspek Yang Diamati

1. Murid yang hadir pada saat pembelajaran.

2. Murid yang memperhatikan penjelasan guru.

3. Murid yang bertanya

4. Murid yang keluar masuk pada saat proses pembelajaran

5. Murid yang mempresentasekan hasil kerja kelompoknya.

6. Murid yang mengajukan tanggapan/komentar kepada kelompok lain saat

mempersentasekan hasil kerjasama mereka.

7. Murid yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompok

NO URUT INDIKATOR YANG DIAMATI

1 2 3 4 5 6 7

1 √ √ √ √ √

2 √ √ √ √

3 √ √ √ √

4 √ √ √ √ √ √

5 √ √ √ √

6 √ √ √ √

7 √ √ √ √ √ √

8 √ √ √ √

9 √ √ √ √ √

10 √ √ √ √ √

11 √ √ √ √ √ √

12 √ √ √ √

13 √ √ √ √ √ √

14 √ √

15 √ √ √ √ √

16 √ √ √ √ √

17 √ √ √ √ √

18 √ √ √ √

19 √ √ √ √ √ √

20 √ √ √ √ √ √

21 √ √ √ √ √

22 √ √ √ √ √ √

23 √ √ √ √

24 √ √ √ √ √ √

Jumlah 23 20 16 5 12 18 23

Page 148: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

128

Lembar Observasi Aktivitas Murid pada Siklus II Pertemuan II

Berilah tanda ( √ ) jika murid melaksanakan indicator dibawah ini!

Aspek Yang Diamati

1. Murid yang hadir pada saat pembelajaran.

2. Murid yang memperhatikan penjelasan guru.

3. Murid yang bertanya

4. Murid yang keluar masuk pada saat proses pembelajaran

5. Murid yang mempresentasekan hasil kerja kelompoknya.

6. Murid yang mengajukan tanggapan/komentar kepada kelompok lain saat

mempersentasekan hasil kerjasama mereka.

7. Murid yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompok

NO URUT INDIKATOR YANG DIAMATI

1 2 3 4 5 6 7

1 √ √ √ √ √

2 √ √ √ √

3 √ √ √ √

4 √ √ √ √ √ √

5 √ √ √ √

6 √ √ √ √

7 √ √ √ √ √

8 √ √ √ √

9 √ √ √ √ √

10 √ √ √ √ √

11 √ √ √ √ √

12 √ √ √ √

13 √ √ √ √ √ √

14 √ √ √ √

15 √ √ √ √ √

16 √ √ √ √ √

17 √ √ √ √ √

18 √ √ √ √

19 √ √ √ √ √ √

20 √ √ √ √ √ √

21 √ √ √ √ √

22 √ √ √ √ √ √

23 √ √ √ √ √

24 √ √ √ √ √ √

Jumlah 24 20 17 3 12 18 24

Page 149: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

129

Lembar Observasi Aktivitas Murid pada Siklus II Pertemuan III

Berilah tanda ( √ ) jika murid melaksanakan indicator dibawah ini!

Aspek Yang Diamati

1. Murid yang hadir pada saat pembelajaran.

2. Murid yang memperhatikan penjelasan guru.

3. Murid yang bertanya

4. Murid yang keluar masuk pada saat proses pembelajaran

5. Murid yang mempresentasekan hasil kerja kelompoknya.

6. Murid yang mengajukan tanggapan/komentar kepada kelompok lain saat

mempersentasekan hasil kerjasama mereka.

7. Murid yang bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompok

NO URUT INDIKATOR YANG DIAMATI

1 2 3 4 5 6 7

1 √ √ √ √ √

2 √ √ √ √

3 √ √ √ √ √

4 √ √ √ √ √

5 √ √ √ √

6 √ √ √ √

7 √ √ √ √ √

8 √ √ √ √

9 √ √ √ √ √

10 √ √ √ √ √

11 √ √ √ √ √

12 √ √ √ √

13 √ √ √ √ √ √

14 √ √ √ √ √

15 √ √ √ √ √

16 √ √ √ √ √ √

17 √ √ √ √ √

18 √ √ √ √ √

19 √ √ √ √ √ √

20 √ √ √ √ √ √

21 √ √ √ √ √

22 √ √ √ √ √ √

23 √ √ √ √ √ √

24 √ √ √ √ √ √

Jumlah 24 22 17 2 15 18 24

Page 150: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

130

HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

Sekolah : SDN No. 83 Lembangloe

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : IV/2 (Genap)

Siklus/Pertemuan : Satu/Pertama

Nomor Urut Keterampilan Membaca Pemahaman

a b c d E

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

J u m l a h 15 13 12 14 15

Persentase 62,5% 54,2% 50% 58,3% 62,5%

Keterangan:

a. Keaktifan dalam membaca sekilas (survey)

b. Keaktifan dalam menyusun pertanyaan (question)

c. Keaktifan dalam membaca bacaan (reading)

d. Keaktifan dalam menjawab pertanyaan (recite)

e. Keaktifan dalam mengulangi atau meninjau ulang bacaan (review)

Page 151: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

131

HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

Sekolah : SDN No. 83 Lembangloe

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : IV/2 (Genap)

Siklus/Pertemuan : Satu/Kedua

Nomor Urut Keterampilan Membaca Pemahaman

a b c d e

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

J u m l a h 18 15 14 15 17

Persentase 75% 62,5% 58,3% 62,5% 70,8%

Keterangan:

a. Keaktifan dalam membaca sekilas (survey)

b. Keaktifan dalam menyusun pertanyaan (question)

c. Keaktifan dalam membaca bacaan (reading)

d. Keaktifan dalam menjawab pertanyaan (recite)

e. Keaktifan dalam mengulangi atau meninjau ulang bacaan (review)

Page 152: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

132

HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

Sekolah : SDN No. 83 Lembangloe

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : IV/2 (Genap)

Siklus/Pertemuan : Satu/Ketiga

Nomor Urut Keterampilan Membaca Pemahaman

a b c d e

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

J u m l a h 19 18 17 17 19

Persentase 79,2% 75% 70,8% 70,8% 79,2%

Keterangan:

a. Keaktifan dalam membaca sekilas (survey)

b. Keaktifan dalam menyusun pertanyaan (question)

c. Keaktifan dalam membaca bacaan (reading)

d. Keaktifan dalam menjawab pertanyaan (recite)

e. Keaktifan dalam mengulangi atau meninjau ulang bacaan (review)

Page 153: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

133

HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

Sekolah : SDN No. 83 Lembangloe

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : IV/2 (Genap)

Siklus/Pertemuan : Dua/Pertama

Nomor Urut Keterampilan Membaca Pemahaman

a b c d e

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

J u m l a h 21 19 18 19 18

Persentase 87,5% 79,2% 75% 79,2% 75%

Keterangan:

a. Keaktifan dalam membaca sekilas (survey)

b. Keaktifan dalam menyusun pertanyaan (question)

c. Keaktifan dalam membaca bacaan (reading)

d. Keaktifan dalam menjawab pertanyaan (recite)

e. Keaktifan dalam mengulangi atau meninjau ulang bacaan (review)

Page 154: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

134

HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

Sekolah : SDN No. 83 Lembangloe

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : IV/2 (Genap)

Siklus/Pertemuan : Dua/Dua

Nomor Urut Keterampilan Membaca Pemahaman

A b c d e

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

J u m l a h 22 20 20 21 21

Persentase 91,7% 83,3% 83,3% 87,5% 87,5%

Keterangan:

a. Keaktifan dalam membaca sekilas (survey)

b. Keaktifan dalam menyusun pertanyaan (question)

c. Keaktifan dalam membaca bacaan (reading)

d. Keaktifan dalam menjawab pertanyaan (recite)

e. Keaktifan dalam mengulangi atau meninjau ulang bacaan (review)

Page 155: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

135

HASIL PENGAMATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

Sekolah : SDN No. 83 Lembangloe

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : IV/2 (Genap)

Siklus/Pertemuan : Dua/Ketiga

Nomor Urut Keterampilan Membaca Pemahaman

a b c d e

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

J u m l a h 24 23 24 23 24

Persentase 100% 95,8% 100% 95,8% 100%

Keterangan:

a. Keaktifan dalam membaca sekilas (survey)

b. Keaktifan dalam menyusun pertanyaan (question)

c. Keaktifan dalam membaca bacaan (reading)

d. Keaktifan dalam menjawab pertanyaan (recite)

e. Keaktifan dalam mengulangi atau meninjau ulang bacaan (review)

Page 156: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

136

DAFTAR HADIR MURID

NO URUT

Pertemuan

Siklus I Siklus II

1 2 3 4 1 2 3 4

1 √ √ √ √ √ √ √ √

2 √ √ √ √ √ √ √ √

3 i √ √ √ √ √ √ √

4 √ √ √ √ √ √ √ √

5 √ √ √ √ √ √ √ √

6 S S √ √ √ √ √ √

7 √ √ √ √ √ √ √ √

8 √ √ √ √ √ √ √ √

9 √ √ √ √ √ √ √ √

10 √ √ S √ √ √ √ √

11 √ √ √ √ √ √ √ √

12 √ X √ √ √ √ √ √

13 X √ √ √ √ √ √ √

14 √ √ √ √ S √ √ √

15 √ √ √ √ √ √ √ √

16 √ √ √ √ √ √ √ √

17 √ S S √ √ √ √ √

18 √ √ √ √ √ √ √ √

19 √ √ √ √ √ √ √ √

20 √ √ √ √ √ √ √ √

21 i √ √ √ √ √ √ √

22 √ √ √ √ √ √ √ √

23 √ √ I √ √ √ √ √

24 √ S √ √ √ √ √ √

HADIR 20 20 21 24 23 24 24 24

TIDAK HADIR 4 4 3 - 1 - - -

Page 157: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

137

Dokumentasi

Menjelaskan Materi Pelajaran

MURID MEMBACA TEKS BACAAN

Page 158: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

138

MURID MEMBACA TEKS BACAAN

MEMBIMBING MURID

Page 159: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

139

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SDN NO. 83 LEMBANGLOE Alamat : Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

Nomor :

Yang bertandatangan di bawah ini, Kepala Sekolah SDN No. 83 Lembangloe

Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto menerangkan bahwa:

Nama : C. Rostinah R

NIM : 105401135219

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Alamat : Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto

Benar nama tersebut di atas telah melaksanakan penelitian di sekolah kami, dalam

rangka menyelesaikan studi, penyusunan skripsi dengan judul “Penerapan Model Jigsaw

dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca Pemahaman Murid Kelas V SDN No.

83 Lembangloe Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto”. Selama 4 minggu terhitung

mulai tanggal 22 April s/d 22 Juni 2021.

Demikian surat keterangan ini kami buat dan diberikan kepada yang bersangkutan

untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jeneponto 11 Juni 2021

Kepala Sekolah SDN No. 83 Lembangloe

Hasiah Haris, S.Pd.

Nip. 19610520 198203 2010

Page 160: PENERAPAN MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN …

140

RIWAYAT HIDUP

C.Rostinah.R, lahir di Jeneponto pada Tanggal 15 Februari 1979, anak

Pertama dari lima bersaudara Dari pasangan ABD. Rahim.PS dan

Nurlina.L. Penulis memasuki Pendidikan dasar di SDN No.83

Lembangloe Tahun 1985 dan tamat tahun 1991, melanjutkan sekolah

pada Sekolah Menengah Tingkat Pertama SMP Negeri Binamu pada

tahun 1991 dan tamat tahun 1994, kemudian melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 1

Jeneponto tahun 1994 dan tamat tahun 1997. Tahun 2001 kuliah di Sekolah Tinggi Agama

Islam Yapnas Jeneponto (STAI YAPNAS JENEPONTO) Program Studi PGSDI/MI D.II dan

tamat 2003 dan melanjutkan pendidikan tahun 2007 di Sekolah Tinggi Agama Islam Yapnas

Jeneponto (STAI YAPNAS JENEPONTO) Program Studi TARBIYAH S.1 dan Tamat tahun

2009, Kemudian lanjut di Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) program studi

PGDS S.1 pada tahun 2020 sampai sekarang.

Berkah rahmat Allah SWT dan iringan doa dari kedua orang tua, Suami dan saudara-

saudariku tercinta, serta rekan seperjuangan di bangku kuliah. Pada tahun 2021 penulis

menyelesaikan studi dengan menyusun sebuah karya ilmiah yang berjudul ” Penerapan Model

JIGSAW Dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca Pemahaman Murid Kelas V SDN

NO. 83 LEMBANGLOE Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto”.

.