42
PENERAPAN METODE PROJECT BASED LEARNING BERBANTUAN ALAT PERAGA KONDUKSI KALOR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN BEPIKIR ANALITIS SISWA PADA TOPIK KALOR SMK KELAS XI skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Oleh : Suharso 4201410055 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

PENERAPAN METODE PROJECT BASED LEARNINGlib.unnes.ac.id/32415/1/4201410055.pdf · penerapan metode project based learning berbantuan alat peraga konduksi kalor untuk meningkatkan pemahaman

Embed Size (px)

Citation preview

PENERAPAN METODE PROJECT BASED LEARNING

BERBANTUAN ALAT PERAGA KONDUKSI KALOR

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN

BEPIKIR ANALITIS SISWA PADA TOPIK KALOR SMK

KELAS XI

skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

Suharso

4201410055

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi pada

Hari : Senin

Tanggal : 18 September 2017

Semarang, 15 September 2017

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Suharto Linuwih, M.Si. Drs. Sukiswo Supeni Edie, M.Si.

NIP. 196807141996031005 NIP. 195610291986011001

iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila kemudian hari

terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Semarang, September 2017

Suharso

4201410055

iv

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

Penerapan Metode Project Based Learning Berbantuan Alat Peraga Konduksi

Kalor Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Bepikir Analitis Siswa

Pada Topik Kalor SMK Kelas XI

disusun oleh

Suharso

4201410055

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada

tanggal September 2017.

Panitia

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Zaenuri, S.E, M.Si, Akt Dr. Suharto Linuwih, M.Si.

NIP. 19631012 198803 1 001 NIP. 196807141996031005

Ketua Penguji

Dr. Bambang Subali, M.Pd.

NIP. 197512272005011001

Anggota Penguji Anggota Penguji / Pembimbing

Dr. Suharto Linuwih, M. Si. Drs. Sukiswo Supeni Edie, M.Si.

NIP. 196807141996031005 NIP.195610291986011001

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Jika tidak Bisa Menjadi Mentari Yang Menyinari Semesta,cukuplah menjadi

lilin yang menerangi lingkungan sekitar kita”

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan”

(QS. Al-Insyirah 94: 5-6)

“Hidup itu seperti naik sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak”

(Albert Einstein)

Karya ini saya persembahkan kepada:

� Bapak Teguh (almarhum) dan Ibuk Sugihartini tercinta,

terimakasih atas segala cinta, do’a, dan pengorbanan yang

tiada henti..

� Kakak-kakakku tersayang, Gunadi, Palupi dn Sutami yang

selalu memberi dukungan dan motivasi.

� Rekan-rekan Lentera Wisata Terimakasih untuk

semangatnya, You are shining in my live.

� Teman-teman Fast.com tercinta. Terimakasih telah menjadi

sahabat yang paling memahamiku.

� Wahyu, Luvi, Aditya fadli, Adi kurnedi terimakasih telah

menemani hari-hariku.

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya yang

senantiasa tercurah sehingga tersusunlah skripsi yang berjudul “Penerapan

Metode Project Based Learning Berbantuan Alat Peraga Konduksi Kalor Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Bepikir Analitis Siswa Pada Topik Kalor

SMK Kelas XI”.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak berupa saran,

bimbingan, maupun petunjuk dan bantuan dalam bentuk lain, maka penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang.

2. Prof. Dr. Zaenuri, S.E, M.Si, Akt., selaku Dekan Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

3. Dr. Suharto Linuwih, M.Si., selaku ketua Jurusan Fisika Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

4. Dr. Suharto Linuwih, M.Si., dan Drs. Sukiswo Supeni Edie, M.Si. selaku

dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran

kepada penulis selama penyusunan skripsi.

5. Dr. Bambang Subali, M.Pd, selaku dosen penguji skripsi yang telah

memberikan masukan serta mengarahkan penulis dalam menyempurnakan

skripsi ini.

6. Dr. Masturi, M.Si selaku dosen wali yang telah membimbing dan

mendampingi.

7. Bapak dan Ibu dosen jurusan Fisika yang telah memberikan bekal ilmu dan

pengetahuan selama kuliah.

8. Drs. Diyana, M.T selaku Pelaksana Tugas Kepala SMK Negeri Jawa Tengah

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

vii

9. Ahmad Sugeng Riyadi, S.Pd, Gr, selaku guru Fisika SMK Negeri Jawa

Tengah yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

10. Siswa SMK Negeri Jawa Tengah kelas XI TKR dan XI TOI tahun pelajaran

2017/2018, yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini..

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

membantu baik material maupun spiritual.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena

kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya, lembaga, masyarakat

dan pembaca pada umumnya. Kritikan, saran, atau masukan yang dapat

menambah data akan sangat bermanfaat untuk penulis.

Semarang, September 2017

Penulis

viii

ABSTRAK

Suharso. 2017. Penerapan Metode Pembelajaran Project Based Learning berbantuan alat

peraga kunduksi kalor untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan

berpikir anaitis Siswa pada topik kalor SMK kelas XI. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Dr.

Suharto Linuwih, M.Si dan Drs.Sukiswo Supeni Edie, M.Si

Kata Kunci : Project Based Learning, kemampuan pemahaman konsep, kemampuan

berpikir analitis.

Suharso. 2017. Penerapan Metode Pembelajaran Project Based Learning berbantuan alat

peraga kunduksi kalor untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan

berpikir anaitis Siswa pada topik kalor SMK kelas XI. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Dr.

Suharto Linuwih, M.Si dan Drs.Sukiswo Supeni Edie, M.Si

Pembelajaran modern menekankan kepada siswa untuk memiliki kecakapan berpikir dan

belajar Kecakapan yang dikembangkan diantaranya adalah kecakapan memecahkan

masalah, kolaborasi, dan kecakapan menganalisis. Pendidikan modern yang lebih bersifat

student-centered dan constructive learning sebaiknya segera dilakukan mulai saat ini.

Pembelajaran Project Based Learning membiasakan siswa untuk mengkonstruksi sendiri

pengetahuannya melalui praktikum dari fenomena yang didapat pada kehidupan sehari

hari, sehingga siswa lebih memahami konsep serta mampu menganalisis tentang

fenomena yang di dapat dalam kehidupan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah penerapan model Project Based Learning dapat meningkatkan pemahaman

konsep dan berpikir Analitis siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa

kelas XI SMK Negeri Jawa Tengah. Pengambilan sampel dilakukan secara acak

menggunakan teknik simple random sampling yaitu kelas XI TKR sebagai kelas

eksperimen. Desain penelitian memakai Pre-test dan Post-test Group. Uji peningkatan

rata-rata pemahaman konsep menunjukan bahwa nilai <g> kelompok eksperimen sebesar

0,62 dan nilai <g> kelompok kontrol yaitu 0,54, analisis ini menunjukan peningkatan

rata-rata kemampuan pemahaman konsep yang lebih baik pada kelas eksperimen

dibandingkan kelas kontrol. Hasil analisis kemampuan berpikir analitis menunjukan

kemampuan berpikir analitis siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Rata-

rata kemampuan berpikir analitis siswa kelas eksperimen 80,6% dan 72,5% untuk kelas

kontrol, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Project Based Learning

dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan berpikir analitis siswa pada

pokok bahasan konduksi kalor.

ix

ABSTRACT

Suharso. 2017. The Implementation of Project Based Learning Method assisted by heat

conduction visual aid to improve the students ability of Understanding Concept and

analytical thinking on the heat topic of XI grade of Vocational High School. Final

Project, Physics Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Semarang

State University. Advisors: Dr. Suharto Linuwih, M.Si and Drs.Sukiswo Supeni Edie,

M.Si.

Keywords: Project Based Learning, conceptual understanding ability, analytical thinking

ability

Modern learning emphasizes students to have the thinking and learning skills Skills

developed include problem-solving skills, collaboration, and analytical skills. Modern

education that is more student-centered and constructive learning should be done from

now on. Project Based Learning Learning familiarizes students to construct their own

knowledge through practicum of the phenomena gained in daily life, so that students

better understand the concept and able to analyze about the phenomena that can be in life.

This study aims to determine whether the application of the model of Project Based Learning can improve students' understanding and concept of Analytical thinking. The

population in this study are all students of class XI SMK Negeri Jawa Tengah. Sampling

was done randomly using simple random sampling technique that was class XI TKR as

experiment class. The study design used Pre-test and Post-Test Group. The mean

improvement test of concept comprehension showed that the experimental group value of

0.62 and the <g> control group value was 0.54, this analysis showed an improved average

of better concept comprehension ability in the experimental class than the control class .

The result of analytic thinking ability analysis showed students' analytical thinking ability

higher than control class. The average of students 'analytical thinking ability is 80,6% and

72,5% for control class, it can be concluded that Project Based Learning method can

improve the students' concept comprehension and analytical thinking on the subject of

heat conduction.

Keywords: Project Based Learning, conceptual understanding ability, analytical thinking

ability

.

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii

PERNYATAAN ........................................................................................................ iii

PENGESAHAN ........................................................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

PRAKATA ................................................................................................................ vi

ABSTRAK ................................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv

BAB I

1. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 5

1.5 Penegasan Istilah ...................................................................................... 6

1.6 Sistematika Penulisan .............................................................................. 7

2. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 10

2.1 Model Pembelajaran Project Based Learning ........................................ 10

2.2 Pemahaman Konsep ................................................................................ 14

2.3 Kemampuan Berpikir Analitis ............................................................... 16

2.4 Kerangka Berpikir ................................................................................... 19

2.5 Hipotesis ................................................................................................. 22

xi

3. METODE PENELITIAN ........................................................................... 23

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 23

3.1.1. Populasi Penelitian ..................................................................... 23

3.1.2. Sampel Penelitian ....................................................................... 23

3.2 Variabel Penelitian .................................................................................. 23

3.3 Desain Penelitian ..................................................................................... 24

3.4 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 25

3.4.1. Metode Dokumentasi ................................................................. 25

3.4.2. Metode Tes ................................................................................. 25

3.4.3. Metode Observasi ....................................................................... 25

3.5 Prosedur Penelitian.................................................................................. 26

3.5.1. Tahap Persiapan ......................................................................... 26

3.5.2. Tahap Pelaksanaan ..................................................................... 26

3.5.3. Tahap Akhir ................................................................................ 29

3.6 Analisis Data ........................................................................................... 29

3.6.1. Analisis Instrumen ...................................................................... 29

3.6.1.1. Validitas Soal ............................................................... 29

3.6.1.2. Tingkat Kesukaran ....................................................... 30

3.6.1.3. Reliabilitas ................................................................... 31

3.6.1.4. Daya Beda .................................................................... 33

3.6.2. Analisis Data Awal (Uji Homogenitas) ...................................... 34

3.6.3. Analisis Data Akhir .................................................................... 35

3.6.3.1. Uji Normalitas Data ..................................................... 36

3.6.3.2. Uji Hipotesis ................................................................. 36

3.6.3.3. Uji Peningkatan Pemahaman Konsep (Uji Normal

Gain).............................................................................. 37

3.6.3.4. Analisis Kemampuan Berpikir Analitis ........................ 38

4. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 39

4.1. Hasil Analisis Data Penelitian ................................................................ 39

4.1.1. Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Analitis Siswa ................. 39

4.1.1.1. Uji Peningkatan Rata-rata Pemahaman Konsep ......... 39

xii

4.1.1.2. Analisis Peningkatan Tiap Aspek Ranah Kognitif

Pemahaman Konsep ..................................................... 40

4.1.2. Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Analitis ............................ 42

4.1.3. Hasil Uji Hipotesis Untuk Pemahaman Konsep ......................... 43

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 44

4.2.1. Kemampuan Pemahaman Konsep .............................................. 44

4.2.2. Keterampilan Berpikir Analitis .................................................. 49

4.3. Kendala Dalam Melaksanakan Penelitian .............................................. 52

5. PENUTUP ..................................................................................................... 53

5.1 Simpulan ................................................................................................. 53

5.2 Saran ........................................................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 56

LAMPIRAN ...................................................................................................... 58

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Desain Penelitian........................................................................................ 24

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal................................................................ 30

Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas ............................................................................... 33

Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda Soal ...................................................................... 34

Tabel 3.5 Kategori Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep ......................... 38

Tabel 3.6 Kriteria Keberhasilan Siswa ...................................................................... 39

Tabel 4.1 Hasil Uji Peningkatan Pemahaman Konsep ............................................... 40

Tabel 4.2 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir analitis ............................................. 42

Tabel 4.3 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Uji Satu Pihak Kelas Kontrol Dan

Kelas Eksperimen ..................................................................................... 43

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ................................................................. 21

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian ............................................................................ 28

Gambar 4.1 Analisis Peningkatan Pemahaman Kelompok Kontrol dan

Eksperimen untuk Setiap Aspek Ranah Kognitif .................................... 41

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Daftar Nilai Siswa .................................................................................. 58

Lampiran 2 Uji Homogenitas Awal ........................................................................... 59

Lampiran 3 Uji Normalitas Awal ........................................................................................ 60

Lampiran 4 Analisis Uji Coba ............................................................................................. 65

Lampiran 5 Analisis Pre Test .............................................................................................. 66

Lampiran 6 Analisis Pos Test ............................................................................................. 71

Lampiran 7 SILABUS ......................................................................................................... 86

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ................................... 90

Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ......................................... 94

Lampiran 10 Kisi-Kisi Instrumen Tes Uji Coba .................................................................. 103

Lampiran 11 Soal Uji Coba Penelitian ................................................................................ 106

Lampiran 12 Rubrik Penilaian Kemampuan Berfikir Analitis Siswa .................................. 107

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Guru dalam pembelajaran sains di sekolah, dituntut harus lebih

inovatif. Hal ini sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan dalam Standar Proses dicantumkan bahwa proses

pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik.

Sains atau ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan istilah yang

merujuk pada ilmu, objeknya adalah benda – benda alam dengan hukum -

hukum pasti dan umum, berlaku dimanapun dan kapanpun (Wikipedia).

Tujuan pendidikan sains yaitu mengembangkan anak secara utuh baik

pikiran, hati maupun jasmani, mengembangkan intelektual, aspek kognitif,

afektif dan psikomotor anak (Abruscato, 1982). Sains adalah sarana yang

tepat untuk menumbuhkan kemampuan berfikir untuk memecahkan masalah

dan kreativitas sejak usia dini. Berdasakan data, pembelajaran sains

diperlukan di sekolah. Hal ini juga didukung oleh pemerintah melalui UU

sisdiknas tahun 2003 pasal 37 yang berbunyi “Kurikulum pendidikan dasar

dan menengah wajib memuat ilmu pengetahuan alam (sains)”.

2

Salah satu cabang ilmu sains yang dipelajari di SMK adalah fisika.

Melalui pelajaran fisika diharapkan para siswa memperoleh pengalaman

dalam membentuk kemampuan untuk bernalar deduktif kuantitatif

matematis berdasar pada analisis kualitatif dengan menggunakan berbagai

konsep dan prinsip fisika (Depdiknas, 2002a: 6). Pembelajaran fisika di

sekolah mayoritas masih didominasi oleh guru sebagai pemberi informasi

atau teacher center. Dalam konteks ini siswa hanya mendengarkan dan

sesekali membaca. Model pembelajaran seperti ini cenderung kurang

fleksibel, dikarenakan peserta didik tidak diberi kesempatan lebih untuk

memilih gaya belajarnya sendiri. Sesuai dengan uraian di atas, pembelajaran

fisika lebih mengutamakan proses penemuan pengetahuan. Metode

pembelajaran konvensional tidak dapat mencapai tujuan tersebut karena

siswa hanya sebagai objek.

Cara meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar, selaku seorang

pendidik hendaknya mencari dan menggunakan metode pembelajaran yang

tepat. Metode pembelajaran yang efektif, siswa harus terlibat dan berperan

aktif dalam pembelajaran khususnya di kelas. Selain itu, pembelajaran yang

dilakukan terdapat keterkaitan dengan dunia nyata ( real life ). Oleh karena

itu diperlukan pendekatan contextual teaching and learning (CTL).

Pendekatan ini beranggapan bahwa setiap belajar perlu dibangkitkan guru

dengan cara menghadirkan suasana dunia nyata kedalam kelas,

menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran dan memberikan dorongan

kepada siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang

3

dimiliknya dengan konteks kehidupan sehari hari siswa (Nurhadi

dkk,2004,4).

Banyak model pembelajaran yang berpendekatan CTL, salah satunya

yaitu pembelajaran berbasis proyek (project base learning). Pembelajaran

berbasis proyek yang dimaksud adalah model pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran di

kelas dengan melibatkan kerja proyek. Proyek tersebut mempresentasikan

konsep pembelajaran dalam ruang lingkup yang sederhana. Permasalahan

yang terkait dipecahkan dengan pembuatan proyek. Penggunaan model

pembelajaran berbasis proyek ini, siswa lebih mengetahui konsep konsep,

meningkatkan aktivitas dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran serta

dapat meningkatkan kreativitas (Stevani: 2006, 1).

Pembelajaran menggunakan metode berbasis proyek bisa

diaplikasikan untuk pembelajaran materi yang dianggap sulit selain

mekanika (Hestenes, 2007). Pembelajaran menggunakan proyek bisa

diterapkan pada materi kalor. Hal ini dikarenakan materi kalor dianggap

sulit oleh siswa sehingga minat belajar dan tingkat pemahaman siswa SMK

rendah. Penerapan metode proyek pada materi kalor diharapkan mampu

meningkatkan minat dan pemahaman siswa.

Submateri kalor yang akan dijadikan penelitian adalah perambatan

kalor secara konduksi. Proyek yang dimaksud adalah siswa mencoba

merancang praktikum perambatan kalor secara konduksi dengan

menggunakan alat yang sudah disediakan. Alat yang yang dibuat dirancang

4

untuk mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap cepat rambat

kalor secara konduksi. Harapannya permasalahan yang terkait dengan

rambatan kalor secara konduksi mampu dipecahkan dengan proyek

konduksi kalor yang dikerjakan.

Melihat dari permasalahan dan gambaran yang telah dipaparkan, maka

peneliti tertarik untuk mengembangkan masalah tersebut dan mengadakan

penelitian dengan judul skripsi “PENERAPAN METODE PROJECT

BASED LEARNING BERBANTUAN ALAT PERAGA KONDUKSI

KALOR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN

BEPIKIR ANALITIS SISWA PADA TOPIK KALOR KELAS XI”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka permasalahan yang dijadikan bahan kajian dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dengan

menggunakan penerapan metode pembelajaran Project Based Learning

berbantuan alat peraga konduksi kalor?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir analitis siswa dengan

menggunakan penerapan metode pembelajaran Project Based Learning

berbantuan alat peraga konduksi kalor?

5

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dengan

menggunakan penerapan metode pembelajaran Project Based Learning

berbantuan alat peraga konduksi kalor.

2. Mengetahui peningkatan kemampuan berpikir analitis siswa dengan

menggunakan penerapan metode pembelajaran Project Based Learning

berbantuan alat peraga konduksi kalor.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Sekolah

Sebagai informasi dalam rangka meningkatkan efektifitas dan

efisiensi dalam proses pembelajaran dan meningkatkan mutu/kualitas

pembelajaran mata pelajaran fisika.

1.4.2 Bagi Guru

Sebagai referensi guru mengenai model pembelajaran yang lebih

bervariasi yang diharapkan dapat memperbaiki sistem pembelajaran di

kelas.

1.4.3 Bagi Siswa

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam

belajar fisika dengan model pembelajaran Project Based Learning, sehingga

dapat meningkatkan pemahaman konsep, dan berpikir analitis.

6

1.4.4 Bagi Peneliti

Sebagai pengetahuan sekaligus pengalaman dalam membekali diri

sebagai calon guru dan sebagai pengetahuan model pembelajaran yang

diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep dan berpikir analitis.

1.5 Penegasan Istilah

1.5.1 Project Based Learning

Menurut Thomas seperti dikutip oleh Ngalimun (2012), Project Based

Learning (PjBL) adalah metode pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada pendidik untuk melakukan pembelajaran di kelas

dengan melibatkan kerja proyek . Kerja proyek memuat tugas-tugas yang

kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang

sangat menantang, dan menuntut peserta didik untuk merancang,

memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi,

serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri.

Tujuannya adalah agar peserta didik mempunyai kemandirian dalam

menyelesaikan tugas yang dihadapinya.

1.5.2 Pemahaman Konsep

Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang

diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari. Dalam kamus

Besar Bahasa Indonesia, paham berarti mengerti dengan tepat, sedangkan

konsep berarti suatu rancangan. Sedangkan menurut Sudjana yang dimaksud

dengan pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa

7

mampu memahami arti dari konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya.

Dalam hal ini, siswa tidak hanya menghafal secara verbalitas, tetapi

memahami konsep dari konsep atau masalah (Amalia, 2008).

Pemahaman konsep diartikan sebagai kemampuan memahami

makna suatu konsep yang dipelajari. Dalam pemahaman konsep, siswa

mampu untuk menguasai konsep, operasi, dan relasi matematis.

1.5.3 Kemampuan Berpikir Analitis

Ronni Sofrani, Joy Kartika dan Asrini Suhita dalam bukunya

(2009:20) mengungkapkan pola pikir merupakan sesuatu yang bisa di

bentuk sesuai dengan tujuan yang diinginkan. analitis adalah dasar dari

sebuah pemikiran urut dan sistematis..Berpikir analitis adalah kemampuan

diri untuk memisahkan suatu hal kedalam bagian-bagian dan dapat menari

keterkaitan antar bagian-bagian tersebut. Beberapa ciri-ciri analitis adalah

(1) Dapat memberi asalan megapa bisa terjadi, (2) Dapat membuat dan

mengevaluasi (3) Dapat meramalkanakan akibat yang akan ditimbulkan dari

sebuah tindakan (4) Dapat mempertimbangankan (5) Menggunakan

argument yang kuat dalam berpendapat (6) Menggunakan data dalam

menyimpulkan sesuatu.

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi

Susunan skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pendahuluan,

bagian isi dan bagian akhir skripsi.

8

1. Bagian Pendahuluan

Bagian pendahuluan skripsi ini berisi halaman judul, persetujuan

pembimbing, pengesahan, motto dan persembahan, abstrak, abstract,

prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian Isi

Bagian isi terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut:

Bab 1 : Pendahuluan

Bagian bab 1 ini berisi tentang latar belakang, masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan

sistematika penulisan skripsi.

Bab 2 : Tinjauan Pustaka

Bagian bab 2 ini berisi tentang teori-teori dan konsep yang

mendasari penelitian.

Bab 3 : Metode Penelitian

Bagian bab 3 ini berisi metode yang digunakan untuk

analisis data yang meliputi: metode penentuan obyek

penelitian, metode pengumpulan data, penyusunan

instrumen, prosedur penelitian dan metode analisis data.

Bab 4 : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bagian bab 4 ini berisi hasil-hasil penelitian yang diperoleh

yang disertai dengan analisis data serta pembahasannya.

9

Bab 5 : Penutup

Bagian bab 5 ini berisi simpulan dari penelitian dan saran-

saran.

3. Bagian Akhir Skripsi

Bagian bab akhir skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran.

10

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran Project Based Learning

Menurut Thomas seperti dikutip oleh Ngalimun (2012:190),

Project Based Learning merupakan pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran di kelas

dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang

kompleks berdasarkan pertanyaan dan permasalahan (problem) yang

sangat menantang, dan menuntut peserta didik untuk merancang,

memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan

investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja

secara mandiri. Tujuannya adalah agar peserta didik mempunyai

kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya.

Project Based Learning, pembelajaran menitik beratkan pada kegiatan

desain, merumuskan job, merancang (designing), melaksanakan pekerjaan,

dan mengevaluasi hasil. Menurut Buck Institute for Education seperti

dikutip oleh Ngalimun (2012: 189), bahwa pembelajaran berbasis proyek

memiliki karakteristik: (1) belajar membuat keputusan dan membuat

kerangka kerja; (2) terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan

sebelumnya; (3) belajar merancang proses untuk mencapai hasil; (4) belajar

bertanggungjawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang

dikumpulkan; (5) melakukan evaluasi secara kontinue; (6) belajar secara

11

teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan; dan (7) hasil akhir

berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.

Menurut Thomas seperti dikutip oleh Ngalimun (2012: 193),

pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip. Prinsip-prinsip

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Prinsip sentralistis (centrality)

Kerja proyek bukan merupakan praktek tambahan dan aplikasi praktis

dari konsep yang sedang dipelajari, melainkan menjadi sentral kegiatan

pembelajaran dikelas.

2. Prinsip pernyataan pendorong/penuntun (driving question)

Kerja proyek berfokus pada pertanyaan dan permasalahan yang dapat

mendorong peserta didik untuk memperoleh konsep. Kerja proyek sebagai

external motivation yang mampu menggugah peserta didik dan internal

motivation untuk menumbuhkan kemandiriannya dalam mengerjakan tugas-

tugas pembelajaran.

3. Prinsip investigasi konstruktif (constructive investigation)

Penentuan jenis proyek haruslah dapat mendorong peserta didik untuk

mengonstruksi pengetahuan sendiri untuk memecahkan persoalan yang

dihadapinya. Pendidik merancang suatu kerja proyek yang mampu

menumbuhkan rasa untuk berusaha memecahkan masalah dan rasa ingin

tahu yang tinggi.

12

4. Prinsip otonomi (autonomy)

Project Based Learning sebagai kemandirian peserta didik dalam

melaksankan proses pembelajaran, yaitu bebas menentukan pilihannya

sendiri dan bertanggung jawab.

5. Prinsip realistis (realisme)

Pendidik harus merancang proses pembelajaran yang nyata yaitu

dengan mengajak peserta didik belajar pada dunia kerja yang sesungguhnya.

Pendidik harus mampu menggunakan dunia nyata sebagai sumber belajar

bagi siswa. Kegiatan pembuatan proyek dapat meningkatkan motivasi,

kreativitas, sekaligus kemandirian peserta didik dalam pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Learning

menururt The George Lucas Educational Foundation (2005) yaitu:

1. Start With the Essential Question

Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai

dengan sebuah investigasi mendalam. Pendidik berusaha agar topik yang

diangkat relevan untuk para peserta didik.

2. Design a Plan for the Project

Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktifitas yang dapat

mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara

mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan

bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

13

3. Create a Schedule

Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal

aktivitas dalam menyelesaikan proyek.

4. Monitor the Students and the Progress of the Project

Pendidik bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap

aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan

dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses.

5. Assess the Outcome

Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur

ketercapaian standar, Berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-

masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman

yang sudah dicapai peserta didik, membantu pendidik dalam menyusun

strategi pembelajaran berikutnya.

6. Evaluate the Experience

Pada akhir proses pembelajaran, pendidik dan peserta didik

melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah

dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun

kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan

perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.

Hasil penelitian Aiedah dan Audrey (2012) menyimpulkan bahwa

Project Based Learning merupakan pendekatan komprehensif yang dapat

meningkatkan keterlibatan siswa terutama dalam empat aspek yaitu belajar

bertanggung jawab, belajar strategis, pembelajaran kolaboratif dan aktif

14

dalam pembelajaran. Pembelajaran berbasis proyek menuntut siswa aktif

untuk mengakses informasi sehingga pemahaman terhadap materi

pembelajaran akan lebih baik (Erdem, 2012). Project Based Learning

bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah,

meningkatankan motivasi dan meningkatkan minat belajar (Turgut, 2008).

Menurut Moursound seperti dikutip oleh Ngalimun (2012: 197)

beberapa keuntungan dalam Project Based Learning antara lain sebagai

berikut:

(1) meningkatkan motivasi (increased motivation); (2) meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah (increased problem-solving ability); (3)

keterampilan peserta didik untuk mencari dan mendapatkan informasi akan

meningkat (increased library research skills); (4) keterampilan bekerja

dalam sebuah kelompok akan meningkat (increased collaboration) dan (5)

keterampilan untuk mengorganisasikan proyek (increased resource-

management skills).

2.2 Pemahaman Konsep

Unno et.al., (2012 : 61), mengartikan pemahaman sebagai

kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan

atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang

pernah diterimanya. Pemahaman konsep dapat diartikan sebagai

kemampuan memperoleh makna dari suatu konsep yang dipelajari. Dalam

pemahaman konsep, siswa mampu untuk menguasai konsep, operasi, dan

15

relasi matematis. Menurut Rohmi (2012) Pemahaman konsep merupakan

kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam

melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien, dan tepat.

Uno et.al., (2012 : 216), memaparkan indikator yang menunjukkan

pemahaman konsep sebagai berikut: (1) Menyatakan ulang konsep yang

dipelajari; (2) Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu

(sesuai dengan konsepnya); (3) Mengaplikasikan konsep atau algoritma

pemecahan masalah; (4) Memberi contoh dan kontra contoh dari konsep

yang dipelajari; (5) Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk

representasi fisika; (6) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur

atau operasi tertentu; (7) Mengembangkan syarat perlu dan atau cukup suatu

konsep.

Pemahaman konsep adalah apa yang siswa ketahui dan pahami

tentang suatu konsep, umumnya siswa dapat mengembangkan sifat dari

sebuah konsep. Setiap kekosongan dari pemahaman konsep dapat

dihubungkan dengan konsep yang lain. Dengan pemahaman siswa dapat

lebih mengerti tentang konsep materi pelajaran itu sendiri. Untuk

mengembangkan pemahaman konsep yang baru, siswa harus membangun

hubungan konsep dengan apa yang telah mereka ketahui. Ministry of

Education, 2009, sebagaimana dikutip oleh Rohmi (2012).

Pengertian masalah yang digunakan dalam penelitian ini menyatakan

bahwa masalah adalah suatu tugas bagi seseorang untuk memikirkan

sederetan kegiatan untuk mencapai beberapa tujuan khusus. Soal-soal

16

penerapan konsep memerlukan sederetan kegiatan berpikir dan bekerja,

karena itu soal-soal tersebut merupakan masalah bagi yang diberi tugas

untuk menyelesaikannya. Pemahaman merupakan suatu fase dalam kegiatan

belajar, seperti yang dinyatakan susanto (2011). James Hiebert (2007)

menyatakan bahwa pemahaman konsep adalah pengaitan antara informasi

yang terkandung pada konsep yang dipahami dengan skemata yang telah

dimiliki sebelumnya, pemahaman sangat penting untuk menjamin pebelajar

dapat memecahkan masalah secara sempurna. Efforts to solve problem must

be preceded by efforts to understand it (Simon, 1996 : 94) sebagaimana

yang dikutip oleh Susanto (2011). Upaya menyelesaikan masalah harus

diawali dengan memahami masalah, yang merupakan landasan keterampilan

pemecahan masalah, karena keterampilan pemecahan masalah tidak lepas

dari tindakan yang didasari oleh berpikir secara mendalam. Pemahaman

dalam pemecahan masalah merupakan pengaitan antara skemata yang telah

dimiliki oleh seseorang dengan langkah-langkah pemecahan masalah.

Langkah-langkah Polya dalam pemecahan masalah meliput: (1) memahami

masalah; (2) membuat rencana; (3) melaksanakn rencana; (4) melihat

kembali. Jadi dengan menerapkan langkah-langkah Polya untuk pemecahan

masalah diharapkan mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa.

2.3 Kemampuan Berpikir Analitis

Kemamapuan berpikir analitis adalah kemampuan berpikir siswa

untuk menguraikan, memperinci, dan menganalisis informasi-informasi

yang digunakan untuk memahami suatu pengetahuan dengan

17

menggunakan akal dan pikiran yang logis, bukan berdasar perasaan

atau tebakan untuk dapat berpikir analitis diperlukan kemampuan berpikir

logis dalam mengambil kesimpulan terhadap suatu situasi.

Menurut Sudjono (2010) Analisis adalah kemampuan seseorang unuk

merinci atau menguraikan suatu baha atau keadaan menurut bagian bagian

yanglebih kecil dan mampunmemahami hubungan diantara bagian-bagian

atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor yang lain.

Ronni Sofrani, Joy Kartika dan Asrini Suhita dalam bukunya

(2009:20) mengungkapkan pola pikir merupakan sesuatu yang bisa di

bentuk sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Berpikir analitis adalah dasar

dari sebuah pemikiran urut dan sistematis. Lewat berpikir analitis kita

dapat menguraikan masalah ibarat menguraikan benang kusut.

Beberapa ciri-ciri analitis adalah (1) Dapat memberi asalan megapa

bisa terjadi, (2) Dapat membuat dan mengevaluasi (3) Dapat

meramalkanakan akibat yang akan ditimbulkan dari sebuah tindakan (4)

Dapat mempertimbangankan (5) Menggunakan argument yang kuat dalam

berpendapat (6) Menggunakan data dalam menyimpulkan sesuatu.

Menurut hardy (2007), berpikir analitis adalah kemampuan berpikir

siswa untuk menguraikan, memperinci, dan menganalisis informasi-

informasi yang digunakan untuk memahami suatu pengetahuan dengan

menggunakan akal dan pikiran yang logis, bukan berdasar perasaan atau

tebakan, untuk dapat berpikir analitis diperlukan kemampuan berpikir

logis dalam mengambil kesimpulan terhadap suatu situasi. Berpikir logis

18

dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir siswa untuk menarik

kesimpulan yang sah menurut aturan logika dan dapat membuktikan bahwa

kesimpulan itu benar (valid) sesuai dengan pengetahuan-pengetahuan

sebelumnya yang sudah diketahui.

Menurut Colin Rose Malcom J. Nicholl (2002:254) kemampuan

berpikir analitis dapat ditinjau dari berpikir analitis dalam pemecahan

masalah yaitu, mendefinisikan secara pasti apa masalah yang sebenarnya,

memiliki banyak gagasan, menyingkirkan alternatif yang paling kurang

efisien dan membuang pilihan-pilihan yang tidak memenuhi kriteria

yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan pilihan (opsi) ideal

dengan melihat solusi terbaik yang memenuhi kriteria yang ditetapkan,

mengetahui akibat dan dampak dalam menyelesaikan masalah.

Berdasarkan pendapat diatas, yang dimaksud kemampuan berpikir

analitis dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir analitis dimulai

dengan:

a. Mendefinisikan secara pasti apa masalah yang sebenarnya. Ini

termasuk dalam definisi masalah dengan jelas.

b. Memiliki banyak gagasan. Ini termasuk dalam membuat beberapa

pikiran alternatif.

c. Menyingkirkan alternatif yang paling kurang efisien dan

membuang pilihan-pilihan yang tidak memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya. Ini termasuk dalam mempersemit masalah.

19

d. Menentukan pilihan (opsi) ideal dengan melihat solusi terbaik yang

memenuhi kriteria yang ditetapkan. Ini termasuk memilih dan

memeriksa kosequensi atau akibatnya.

e. Mengetahui akibat dan dampak dalam menyelesaikan masalah. Ini

termasuk dalam akibat dan dampak tindakan yang dilakukan.

2.4 Kerangka Berpikir

Seiring dengan kemajuan zaman kualitas pendidikan harus

meningkat. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah

melalui pemilihan model pembelajaran. Model pembelajaran yang

digunakan harus disesuaikan dengan mata pelajaran dan materi pelajaran

yang diajarkan. Fisika adalah mata pelajaran yang bertujuan untuk melatih

nalar dan pola pikir peserta didik, jadi bukan semata-mata kemampuan

menghafal rumus dan menyelesaikan soal-soal yang menjadi fokus dari

pembelajaran fisika. Kenyataan di lapangan pembelajaran fisika masih

menerapkan pembelajaran ceramah dimana guru sebagai pusat

pembelajaran. Aktivitas peserta didik hanya duduk menyimak informasi

guru, mencatat, dan mengerjakan soal sesuai contoh soal yang guru berikan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan

pembelajaran inovatif dan komunikatif yang melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran (student centered) serta sesuai dengan tujuan pembelajaran

fisika yaitu mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap

ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Oleh karena itu,

20

diperlukan penerapan model pembelajaran yang lebih inovatif dan

komunikatif yang tentunya dapat meningkatkan pemahaman konsep dan

berpikir analitis siswa. Model pembelajaran yang dipilih dalam penelitian

ini adalah Project Based Learning. Model pembelajaran Project Based

Learning merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan

kepada pendidik untuk melakukan pembelajaran di kelas dengan melibatkan

kerja proyek . Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks

berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan (problem) yang sangat

menantang, dan menuntut peserta didik untuk merancang, memecahkan

masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri.

Sehingga pada akhirnya melalui penerapan model Project Based Learning

diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep dan berpikir analitis

siswa.

21

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian

Fakta

Pembelajaran Fisika berpusat pada guru, siswa hanya duduk, hanya menyimak informasi guru, mencatat dan mengerjakan soal sesuai contoh soal yang guru berikan

Paradigma pembelajaran modern menekankan pada siswa untuk

memiliki kecakapan berpikir analitis, diantaranya yaitu: sistematis, disiplin tinggi, logis, berpikir terorganisir dan

Teliti

a. Kurangnya pemahaman konsep, (memahami materi,mengaitkan hubungan antar konsep)

b. Minimnya komunikasi dari guru ke siswa dan sebaliknya dari siswa ke guru maupun siswa ke siswa.

Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning dalam pembelajaran fisika

Bekerjasama dalam suatu kelompok untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah

menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi

mampu menjelaskan kembali isi materi, dan dapat memprediksi kemungkinan pengembangan materi yang dipelajari

Pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran fisika meningkat

Kemampuan berpikir analitis siswa dalam pembelajaran fisika meningkat

22

2.5 Hipotesis

Dari teori dan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka hipotesis

dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Project Based

Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir

analitis siswa.

H0 :Penerapan Project Based Learning tidak dapat meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep dan berpikir analitis siswa.

Ha :Penerapan Project Based Learning dapat meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep dan berpikir analitis siswa.

53

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil pengujian

yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi peningkatan

kemampuan pemahaman konsep siswa dengan menerapkan model

pembelajaran Project Based Learning. Peningkatan ini ditunjukkan

dengan lebih tingginya nilai siswa kelas eksperimen jika dibandingkan

dengan kelas kontrol. Rata-rata nilai kelas eksperimen 81,36 dan rata-rata

nilai kelas kontrol 74,58. Besarnya peningkatan pemahaman juga dapat

dilihat dari besar harga gain ternormalisasi, untuk kelas kontrol sebesar

0,53 sedangkan untuk kelas eksperimen 0,62, sehingga diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata yang signifikan

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selain dengan uji gain

peningkatan pemahaman konsep juga dapat dilihat dengan uji t-test

perbedaan dua rata-rata. Nilai dari thitung = 5,17 sedangkan ttabel = 1,99,

yang menunjukkan nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari

pada kelompok kontrol. Selain itu dengan uji t pihak kanan, hasil thitung

lebih besar dari ttabel ini menunjukkan posisi ttabel berada pada daerah

penolakan Ho, sehingga dapat diartikan bahwa hipotesis nol (Ho) yang

54

menyatakan bahwa rata-rata pemahaman konsep siswa selama

pembelajaran kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan rata-rata

kemampuan pemhaman konsep siswa selama pembelajaran kelas control

dinyatakan ditolak. Dengan demikan dapat disimpulkan jika metode

pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan pemahaman

konsep siswa. Selain meningkatkan pemahaman konsep model

pembelajaran Project Based Learning juga dapat meningkatkan

kemampuan berpikir analisis siswa. Peningkatan ini dapat dilihat pada

hasil analisis kemampuan berpikir analisis siswa tiap aspek penilaian,

didapatkan rata-rata kemampuan berpikir analisis siswa pada kelas

eksperimen adalah 80,6 dan 72,5 untuk kelas kontrol, sehingga

kesimpulan yang didapat adalah kemampuan berpikir analisis siswa kelas

eksperimen lebih bagus dari pada kemampuan berpikir analisis siswa

kelas kontrol.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan terkait dengan penelitian ini

adalah:

1. Perlunya dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model Project

Based Learning dalam pembelajaran fisika karena siswa diharapkan

mampu mencari pemecahan masalah yang ada disekitarnya dengan

teman sejawat.

55

2. Kemampuan berpikir analisis siswa SMK perlu dikembangkan

dengan pembelajaran aktif yang mencakup aspek produk, proses,

dan sikap ilmiah. Selain itu, siswa juga perlu dibiasakan

menyelesaikan soal berbentuk uraian.

3. Mempelajari dan memahami karakter siswa terlebih dahulu sebelum

melakukan penelitian, agar dalam pelaksanaan pembelajaran dapat

berjalan dengan baik sesuai dengan harapan peneliti.

56

DAFTAR PUSTAKA

Aiedah A.K. & Audrey Lee K.C. 2012. Application of Project-Based Learning in

Students’ Engagement in Malaysian Studies and English Language. Journal of Interdisciplinary Research in Education (JIRE), 2 (1): 37-46

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Assalma, N. E., E. S. Rahayu & R. S. Iswari. Pengembangan Lembar Kerja Siswa

Dengan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek (Pbp) Dan

Berwawasan Salingtemas. Unnes Journal of Biology Education, 2 (1): 41-

49. Astuti, Y & B. Setiawan. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis

Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Kooperaktif pada Materi

Kalor. Jurnal Pendidikan Indonesia, 2 (1) : 88-92.

BSNP. 2006b. Instrumen Penilaian Tahap II Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar.

Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta:

Depdiknas..

Depdiknas. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:

Depdiknas.

Erdem, E. 2012. Examination of the Effects of Project Based Learning Approach on

Students’ Attitudes Towards Chemistry and Test Anxiety. World Applied Sciences Journal, 17 (6): 764-769.

Giancoli, D. C. 2001. Fisika Jilid 1 (5th ed). Jakarta: Erlangga.

Hake, R. 1998. Interactive-engagement versus traditional methods: A six-thousand-

student survey of mechanics test data for introductory physics courses. Jurnal Department of Physics, Indiana University, Bloomington, Indiana, 66 (1). .

Halliday, D., R. Resnick., & J. Walker. 2008. Fundamentals of Physics (8th ed.). New

York: John Wiley & Sons.

Hiebert J., D. Berk, & A. Jansen. 2007. Preparing Teachers to Learn from Teaching. Journal. Of Teacher. Educ, 58(1).

57

Khaeriyah, S. & Suminem. 2012. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui

Pemahaman Konsep Tentang Teori Kinetik gas dengan Metode Diskusi dan

Tanya Jawab pada siswa Kelas XI IPA MAN 2 Pontianak Tahun 2009. Jurnal MIPA, 3(1): 4-5.

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressimdo.

Purwantoro, D., Ikhwanuddin, & Jaedun, A. 2010. Problem Solving dalam Pembelajaran

Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Berpikir Analitis. Jurnal Kependidikan, 40(2): 215-230.

Purworini, S. E. 2006. Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya Mengembangkan

Habit Of Mind Studi Kasus Di SMP Nasional KPS Balikpapan. Jurnal Pendidikan Inovatif, 1 (2): 17-19.

Rifa’i, A. & Anni C.T. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press.

Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sudijono, A. 2011. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

-----------. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV

Alfabeta.,

Uno, H. B. & S. Koni. 2013. Assesment Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

The George Lucas Educational Foundation. 2005. Instructional Module Project Based Learning.

Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium. Semarang: Unnes Press..

Widoyoko, E.P. 2010. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.