Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
of 26/26
Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Berbantuan Schoology Dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas IX A SMP Negeri 9 Salatiga Artikel Ilmiah Diajukan sebagai prasyarat penyusunan skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer Oleh: Nama : John Yansen Wasanggay NIM : 702011168 Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana 2016
Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Text of Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Achievement Division (STAD) Berbantuan Schoology dalam Meningkatkan
Keaktifan Siswa pada Mata Pelajaran TIK Kelas IX A SMP Negeri 9
SalatigaPenerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Team
Achievement Division (STAD) Berbantuan Schoology Dalam
Meningkatkan
Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas IX A SMP Negeri
9
Salatiga
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Oleh:
Fakultas Teknologi Informasi
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
dalam proses pembelajaran dan kurangnya penggunaan media
pembelajaran di
kelas, dapat berdampak pada rendahnya keaktifan siswa di kelas [1].
SMP Negeri
9 Salatiga adalah salah satu sekolah negeri yang terletak di kota
Salatiga provinsi
Jawa Tengah. Berdasarkan hasil observasi awal di kelas IX A SMP N 9
Salatiga,
ditemukan bahwa masih digunakannya metode pembelajaran konvensional
pada
proses pembelajaran TIK. Hal ini membuat proses pembelajaran di
kelas berjalan
monoton, sehingga menyebabkan rendahnya keaktifan siswa di kelas.
Rendahnya
keaktifan siswa di kelas, dapat dilihat dari rendahnya nilai
rata-rata keaktifan
siswa pada observasi awal yang hanya sebesar 39,16% dengan kategori
sangat
kurang. Penyampaian materi hendaknya harus dapat menumbuhkan
berbagai
aktifitas belajar siswa di kelas, sehingga dengan demikian siswa
dapat aktif
membangun pemahamannya dalam memahami materi pelajaran [2]. Salah
satu
alternatif yang dapat digunakan adalah dengan mengunakan metode
pembelajaran
yang lebih mengutamakan keterlibatan siswa di kelas [3]. Metode
pembelajaran
yang lebih mengutamakan keterlibatan siswa di kelas salah satunya
adalah metode
pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division
(STAD).
Selain penggunaan meode pembelajaran, dibutuhkan juga
pengggunaan
media pembelajaran agar dapat menunjang proses pembelajaran di
kelas.
Pemanfaatan media pembelajaran yang digunakan adalah untuk
melakukan
penyajian soal, pendistribusian soal, dan sebagai alat evalausi
soal dan latihan.
Sehingga dengan demikian akan membantu dan mempermudah siswa dan
guru
dalam pembelajaran koopertif tipe STAD. Salah satu media
pembelajaran yang
dapat digunakan untuk melakukan hal-hal tersebut adalah Schoology.
Melalui
penggunaan schoology, maka dapat membantu siswa dan guru dalam
proses
pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan,
maka dapat
ditentuakan tujuan dari penelitian ini adalah pertama mengetahui
apakah penerapan
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan schoology dapat
meningkatkan
keaktifan siswa. Kedua untuk mengetahui bagaimana respon siswa
terhadap penerapan
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan Schoology pada
mata pelajaran
TIK SMP Negeri 9 Salatiga.
2. Kajian Pustaka
meningkatkan keaktifan siswa, menyimpulkan bahwa penerapan STAD
dapat
meningkatkan keaktifan siswa [6]. Adapun penelitian lain yang
dilakukan oleh
Tugiyo Aminoto & Hairul Pathoni, mengenai penerapan
schoology,
menyimpulkan bahwa penerapan Schoology dapat meningkatkan keaktifan
siswa
dan hasil belajar siswa [7]. Secara garis besar kedua penelitian
tersebut
mempunyai kesamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Pertama
penelitian
yang dilakukan oleh Mustofa sama meneliti mengenai keaktifan dan
penerapan
STAD di kelas. Perbedaannya pada penelitian tersebut tidak
memanfaatkan
Schoology dalam menyajikan LKS dan kuis. Kedua penelitian lain yang
dilakukan
oleh Tugiyo Aminoto & Hairul Pathoni juga meneliti mengenai
keaktifan dan
penerapan Schoology. Perbedaannya penelitian tersebut tidak
menggunakan
3
STAD sebagai metode pembelajaran di kelas. Untuk itu dalam
penelitian ini akan
digunakan STAD dan schoology secara bersamaan dalam meningkatkan
keaktifan
siswa.
ditandai dengan siswa belajar dan bekerjasama dalam
kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif yang beranggotakan 4 sampai dengan 5 orang
dengan struktur
kelompok yang heterogen [8]. Pembelajaran kooperatif adalah suatu
cara
pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk
memberikan
dorongan agar siswa bekerjasama selama proses pembelajaran [9].
Berdasarkan
kedua pemahaman tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran
kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
sejumlah
kelompok belajar yang heterogen, yang saling bekerjasama dalam
belajar.
Student Team Achivement Division (STAD) adalah metode yang
melibatkan siswa dalam kompetisi antar kelompok [2]. Pada
pembelajaran STAD
siswa akan dibagi kedalam beberapa kelompok belajar yang heterogen,
dimana
setiap kelompok pada umumnya terdiri dari 4 sampai 5 anggota
kelompok [8].
Tujuan dari metode pembelajaran STAD adalah menumbuhkan keaktifan
belajar
siswa, memotivasi siswa dan dapat terlibat dalam belajar [2]. STAD
terdiri atas 5
komponen utama yakni: (1) presentasi awal yaitu presentasi mengenai
materi awal
yang berfokus pada tugas setiap kelompok. (2) tim, yaitu pembagian
kelompok
yang heterogen, yang terdiri dari 4 sampai dengan 5 orang. (3)
kuis, yaitu
pemberian kuis untuk mengukur pemahaman siswa, dan juga bertujuan
untuk
memperoleh skor peningkatan individu (4) skor kemajauan individual,
yaitu
perhitungan skor kemajuan individual berdasarkan skor kuis
terdahuluh siswa
dalam mengerjakan kuis, dengan skor kuis terkini siswa. (5)
rekognisi tim, yaitu
pemberian penghargaan kepada setiap kelompok yang diperoleh
setiap
memperoleh kriteria poin tertentu. Kriteria kemajuan poin siswa
dapat dilihat
seperti pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3 Kriteria Kemajuan Poin Siswa [8]
Skor Kuis Poin Kemajuan
10 – 1 poin di bawah skor awal 10
Skor awal sampai 10 poin 20
Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30
Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30
Kriteria penghargaan kelompok dapat lihat seperti pada Tabel 4
berikut.
Tabel 4 Kriteria Pemberian Penghargaan [8]
Kriterian Poin Penghargaan
15 Poin Rata-Rata TIM BAIK 20 Poin Rata-Rata TIM HEBAT 25 Poin
Rata-Rata TIM SUPER
4
Keaktifan Siswa adalah dimana siswa aktif terlibat secara
intelektual dan
emosional dalam kegiatan belajar [11]. Siswa aktif adalah siswa
yang terlibat
secara fisik, psikis, intelektual dan emosional secara terus
menerus dalam proses
pembelajaran [12]. Keaktifan siswa adalah suatu keadaan dimana
siswa
berpartisipasi secara aktif didalam sistem pembelajaran yang lebih
berpusat
kepada diri siswa (student centered learning) yang lebih menekankan
pada
aktifitas siswa secara fisik, mental, intelektual dan emosional,
guna memperoleh
hasil belajar yang berupa perpaduan antara ranah kognitif, ranah
afektif dan ranah
psikomotorik [13]. Dari ketiga pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa
keaktifan siswa adalah siswa yang terlibat secara terus menerus
baik secara fisik,
psikis, intelektual maupun emosional dalam mengikuti proses
pembelajaran di
kelas guna mencapai tujuan belajarnya. Keaktifan siswa di kelas
dapat dinilai
berdasarkan indikator keaktifan siswa seperti: 1) Turut serta dalam
melaksanakan
tugas belajarnya. 2) Terlibat dalam pemecahan permasalahan. 3)
Bertanya kepada
siswa lain atau kepada guru apabilah tidak memahami persoalan
yang
dihadapinya. 4) Berusaha mencari berbagai sumber informasi yang
diperlukan
untuk pemecahan masalah. 5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai
dengan
petunjuk guru. 6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang
diperolehnya.
7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis. 8)
Adanya
kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya
dalam
menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya [10].
Schoology adalah aplikasi LMS (Learning Managament System yang
dapat
dijalankan secara online, dan dapat digunakan oleh guru dan siswa
secara gratis
[5]. Schoology sangat mudah untuk digunakan karena schoology adalah
aplikasi e-
elearning yang berbasis media sosial, yang dapat dijadikan solusi
didalam
pembelajaran [14]. Salah satu fitur yang dapat dimanfaatkan oleh
guru dan siswa
pada schoology adalah fitur Quiz. Fitur quiz pada schoology
menyediakan
berbagai macam jenis soal, yang dapat diberdayakan oleh guru dan
siswa dalam
menyajikan soal tes secara online bagi siswa [15]. Schoology dapat
memudahkan
siswa dan guru dalam menyajikan, mendistribusikan materi dan
mengevaluasi
soal secara praktis bagi guru dan siswa, sehingga sangat efisien
[5].
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Salatiga, pada semester
ganjil
tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 2 siklus. Penelitian ini
menggunakan metode
penelitian tindakan kelas (PTK) atau Class Room Action Research,
yaitu
penelitian yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu masalah yang
ada di kelas
[17]. Jenis dari penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
secara kolaboratif,
yaitu penelitian yang dilakukan secara bersama-sama dengan rekan
kolaborator
dalam hal ini guru atau rekan lainnya [17].
Penetapan subjek penelitian ini dilakukan dengan melihat
rekomendasi
dari guru pengampu mata pelajaran TIK yang ada di SMP Negeri 9
Salatiga.
Berdasarkan rekomendasi guru pengampu mata pelajaran TIK, maka
dapat
ditetapkan subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IX A SMP
Negeri 9
5
Salatiga yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 10 siswa
laki-laki dan 20
siswa perempuan.
Desain penelitian tindakan kelas ini menggunakan desain dari
model
Kemmis dan Mc Taggart, yaitu desain yang setiap pelaksanaan
tindakan siklusnya
terdiri dari empat tahapan. Tahapan tersebut yaitu tahap (1)
perencanaan, yaitu
adalah tahap penyusunan perangkat pembelajaran, dan instrumen
penilaian dan
penelitian dalam menunjang proses pembelajarn (2) pelaksanaan
tindakan, yaitu
adalah tahap pelaksanaan penerapan tindakan siklus di kelas
berdasarkan
perencanaan yang telah disusun (3) observasi, yaitu pengamatan
terhadap
tindakan siklus yang diterapkan dan (4) refeleksi, yaitu melakukan
evaluasi dan
penarikan kesimpulan berdasarkan tindakan siklus yang telah
diterapkan [18].
Tahapan penelitian pada penelitian tindakan kelas ini secara
keseluruan
dilaksanakan melalui 5 tahapan seperti ditujukan pada Tabel 2
berikut ini.
Tabel 2 Tahapan Penelitiam No Tahap Penelitian Keterangan
1 Tahap Prapenelitian Pengurusan perizinan penelitian
Wawancara
Menyusun instrumen soal dan observasi
Menguji Instrumen tes
3 Tahap Pelaksanaan
4 Tahap observasi Melakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa dan
segalah sesuatu yang
terjadi di kelas menggunakan lembar observasi dan catatan.
5 Refleksi, pengolahan
dan analisis Data
Mengolah hasil pretest
Mengolah hasil posttest
Mengolah hasil observasi
penelitian di sekolah. Melakukan wawancara dengan guru untuk
menentukan
subjek penelitian. Melakukan observasi awal di kelas pada saat
proses
pembelajaran TIK di kelas IX A, yang bertujuan untuk
mengidentifikasi masalah
awal. Melakukan proses pengamatan terhadap ketersedian sarana dan
prasarana
penunjang pembelajaran TIK, seperti ketersedian lab komputer,
internet,
perpustakaan dan proyektor. Melakukan study literature yang
tujuannya untuk
memperoleh teori dari para ahli mengenai permasalahan yang telah
ditemukan.
Tahap kedua adalah tahap perencanaan. Berdasarkan data awal yang
telah
diperoleh maka dapat dilakukan perencanaan dan penyusunan
perangkat
pembelajaran seperti RPP, materi, media pembelajaran dan penyusunan
instrumen
tes dan intrumen observasi. Setelah itu dilakukan uji validitas dan
reabilitas
terhadap instrumen tes. Uji validitas dan reabilitas soal dilakukan
pada kelas yang
berbedah yaitu kelas IX B. Tahap ketiga adalah tahap pelaksanaan
tindakan.
Sebelum pelaksanaan tindakan siklus, pertama terlebih dahuluh
diberikan pretest.
Setelah pemebrian pretest, maka dapat dilaksanakan tahap
pelaksanaan tindakan.
Berupa penerapan STAD dan schoology di kelas yang sesuai dengan
perangkat
6
observasi. Observasi dilakukan selama berlangsungnya proses
pembelajaran pada
saat tindakan siklus sedang diterapkan. Observasi dilakukan untuk
mengamati
keaktifan siswa di kelas. Observasi dilakukan oleh rekan kolabotor
(guru TIK
SMP Negeri 9 Salatiga) dengan menggunakan lembar observasi
keaktifan siswa
berbetuk checklist. Tahap kelima adalah tahap refleksi atau evalusi
terhadap
tindakan siklus (proses pembelajaran) yang telah dilakukan. Hal ini
bertujuan
untuk menilai sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai dan
sejauh mana
kekurangan yang ada, agar dapat menjadi bahan masukan untuk dapat
dibenahi
pada tindakan siklus berikutnya. Jika tindakan siklus belum
mencapai kriteria
telah ditentukan, maka tindakan siklus dapat dilanjutnya pada
siklus berikutnya.
Tetapi jika sebaliknya maka tindakan siklus dapat di hentikan dan
dapat
dilanjutkan untuk melakukan pengolahan dan analisis data setelah
itu dapat
dilakukan penarikan kesimpulan dari penelitian ini.
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
adalah
metode observasi, angket dan tes. Observasi digunakan untuk
mengamati
keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran STAD. Angket
digunakan
untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan STAD berbantuan
schoology.
Tes digunakan untuk mengukur pemahaman siswa, dan sebagai dasar
untuk
menentukan kriteria penghargaan bagi setiap tim berdasarkan skor
kuis setiap
siswa.
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian terdiri dari
intrumen
tes dan instrumen nontes. Instrumen tes terdiri dari pretest dan
posttest. Instrumen
nontes yang digunakan berupa lembar observasi keaktifan siswa, dan
angket
respon siswa.
Teknik analisisa data pada penelitian ini terdiri dari uji
instrumen tes dan
analisa data kuantitatif. Data kuantitatif pada penelitian ini
berupa data hasil
observasi keaktifan siswa, data angket respon siswa dan data hasil
tes siswa.
Ketiga Data kuantitatif tersebut akan diolah secara
deskriptif.
Indikator keberhasilan dari penelitian ini dapat tercapai
apabilah
perbaikan terhadap permasalahan yang ada telah diperbaiki, sehingga
akan
berdampak pada perbaikan terhadap keaktifan siswa. Berikut ini
adalah urutan
indikator keberhasilan didalam penelitian ini.
1. Indikator keberhasilan keaktifan siswa minimal “baik”
2. Indikator respon siswa terhadap penerapan metode pembelajaran
STAD
berbantuan schology minimal “baik”
Penenelitian ini memakai kriterian penilaian seperti yang
ditunjukan pada Tabel 5
berikut ini. Tabel 5 Kriteria Penilaian [19]
Presentasi Kategori Kriteria
61% - 80% B Baik
0% - 20% E Jelek/sangat tidak baik
7
Proses penelitian ini dilakukan selama tiga minggu, pada minggu
pertama
dilakukannya proses perizinan penelitian disekolah. Melakukan
wawancara
terhadap guru pengampu mata pelajaran TIK, untuk menentukan subjek
dari
penelitian ini. Berdasarkan rekomendasi guru, maka dapat
ditetapakan kelas IX A
sebagai subjek dari penelitian ini. Selanjutnya melakukan observasi
awal dengan
menggunakan lembar observasi keaktifan siswa yang telah disejui
oleh dosen
pembimbing terhadap subjek dari penelitian ini. Selanjutnya
melakukan observasi
terhadap ketersediaan sarana dan prasarana pendukung mata pelajaran
TIK seperti
ketersedian lab komputer, proyektor, dan internet. Berdasarkan
hasil observasi
awal di kelas IX A SMP N 9 Salatiga, ditemukan bahwa masih
digunakannya
metode pembelajaran konvensional pada proses pembelajaran TIK. Hal
ini
membuat proses pembelajaran di kelas berjalan monoton, sehingga
menyebabkan
rendahnya aktifitas siswa di kelas dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Rendahnya nilai keaktifan siswa di kelas dapat dilihat dari
rendahnya nilai rata-
rata keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran TIK yang
hanya
sebesar 39,16% dengan kategori sangat kurang. Hasil dari pengamatan
awal
terhadap kektifan siswa di kelas tersebut dapat dilihat pada Tabel
6 berikut ini
yang diamati dengan menggunakan lembar observasi keaktifan
siswa.
Tabel 6 Pengamatan Awal Mengenai Keaktifan Siswa No. Indikator
Jumlah Siswa Persentase 1 Siswa mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru dengan baik 12 40 2 Siswa berani mengemukakan
pendapat 2 6,66 3 Siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan
petunjuk guru 0 - 4 Siswa berani bertanya kepada siswa lain atau
kepada guru apabilah tidak
memahami persoalan yang dihadapinya.
5 Siswa turut serta terlibat dalam melakukan tugas belajarnya
30
7
100 23.33 6 Siswa turut serta terlibat dalam pemecahan
masalah
7 Siswa berusaha mencari berbagai sumber informasi yang diperlukan
untuk
pemecahan masalah
10 33.33
8 Siswa melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal 30 100
Jumlah 94 313,32 Presentase keaktifan = Jumlah skor yang diperoleh
siswa X 100%
Jumlah seluruh siswa
dilakukan study literature untuk mencari definisi dari parah ahli
mengenai
masalah yang ditemukan. Berdasarkan data dan study literature awal
yang telah
diperoleh, maka dapat ditetapkan alternatif apa yang akan digunakan
untuk
mengatasi masalah yang ada. Alternatif yang ditemukan dalam rangka
untuk
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, TIK yaitu
adalah
dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD
berbantuan
Schoology. Sesudah ditetapkan alternatif yang akan digunakan, maka
selanjutnya
dapat dilakukan tindakan siklus berupa penerapan metode
pembelajaran
kooperatif tipe STAD berbantuan schoology.
Perencanaan Tindakan Siklus I, berdasarkan data awal yang
telah
diperoleh, maka selanjutnya dapat dibuat perencanaan penyusunan
perangkat
8
pembelajaran yang meliputi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran
(RPP), materi, media pembelajaran dan instrument tes dan non tes
yang akan
digunakan pada tindakan siklus I. Selanjutnya setelah instrument
tes telah disusun,
maka dilakukan uji validitas dan reabilitas soal tes, yang
dilakukan dengan
menggunakan aplikasi pengolah data statistik. Hasil dari 25 soal
yang diujikan
pada kelas IX B, dengan jumlah 30 siswa, didapat 20 soal valid dan
5 soal tidak
valid. Soal yang tidak valid tersebut adalah soal nomor, 10, 14,
17, 23, 24, soal
yang valid tersebut kemudian diuji reabilitasnya yang mempunyai
ketentuan jika
alpha> 0.05 maka data tersebut reliabel. Hasil pengujian
menjukan bahwa Alpha
0.865> 0.05, maka soal dapat dinyatakan reabilitas bagus.
Pertemuan pertama (sebelum penerapan tindakan siklus)
dilakukan
dengan tujuan untuk memperkenalkan metode pembelajaran STAD dan
schoology
kepada siswa. Selain itu bertujuan juga untuk memberikan pretest.
Waktu 45
menit pertama dimulai dengan guru memberikan pretest kepada siswa.
Pemberian
pretest bertujuannya untuk mengukur kemamanpuan awal siswa dan
selain itu
juga bertujuan untuk memperoleh skor awal siswa yang akan digunakan
sebagai
dasar untuk pembentukan kelompok belajar siswa. Waktu 45 menit
kedua, guru
memeperkenalkan metode pembelajaran STAD dan schoology kepada
siswa.
Pengenalan mengenai STAD berupa pengenalan mengenai
langkah-langkah
STAD, dan pengenalan 5 komponen utama STAD. Pengenalan
mengenai
schoology yaitu berupa guru meperkenalkan schoology, membimbing
dan
mendemonstrasikan cara untuk mengakses schoology dan melakukan
proses
registrasi bagi setiap siswa pada schoology. Pada form registration
siswa harus
melakukan registrasi sebagai student. Setelah itu guru akan
memberikan kode
akses khusus bagi siswa, agar siswa dapat melakukan registrasi pada
kelas yang
telah dibuat oleh guru pada schoology. Sesudah siswa telah
memasukan kode
akses yang diberikan oleh guru, selanjutnya siswa dapat mengisi
biodata lengkap
siswa dan setelah berhasil siswa akan langsung login pada halaman
home
schoology. Selanjutnya guru akan memperkenalkan dan memperagakan
cara
mengakses kelas yang telah dibuat oleh guru pada schoology. Pada
halamana
Courses yang telah dibuat oleh guru, terdapat soal tes siswa dan
juga LKS siswa.
Berikut adalah contoh interface kelas seperti ditunjukan pada
Gambar 1.
Gambar 1 Interface Courses Yang Berisikan Soal Tes dan LKS
Online
9
Pada halaman courses, siswa dapat memilih untuk mengerjakan kuis
atau
latihan. Jika telah dipilih maka siswa akan masuk pada interface
intruksi
pengerjaan soal atau LKS. Pada inteface intruksi siswa dapat
membaca intruksi
pengerjaan soal atau LKS. Setelah itu siswa dapat memulai
mengerjakan kuis atau
LKS dengan menekan tombol biru yang bertulisan “Begin Tes/Quiz.
Secara
otomatis siswa akan masuk langsung pada halaman kuis atau LKS.
Berikut ini
adalah tampilan interface dari halaman intruction seperti yang
ditunjukan pada
Gambar 2 dan contoh tampilan dari interface Quiz atau LKS seperti
ditunjukan
pada Gambar 3.
Gambar 3 Interface Kuis dan LKS Yang Berbentuk Pilihan Ganda.
Tahap selanjutnya guru akan mengajarkan siswa untuk menyimpan
hasil
pekerjaan siswa. Caranya siswa cukup menekan tombol “submit” yang
terletak
dibagian bawah dari akhir soal, maka secara otomatis jawaban siswa
akan di
simpan. Tahap selanjutnya guru akan mengajarkan siswa agar siswa
dapat
mengakses hasil pekerjaan siswa, caranya yaitu siswa dapat
menggunakan tools
“Gradebook” untuk melihat hasil pekerjaannya. Tahap selanjutnya
guru akan
mengajarkan cara siswa untuk melakukan Logout dari akun siswa,
caranya cukup
dengan menekan tombol logout yang telah tersedia. Sesudah itu guru
memberi
penguatan kepada siswa dan menutup pelajaran.
Pertemuan kedua (Tindakan Siklus I), dilaksanakan oleh peneliti
yang
berperan sebagai guru TIK. Pada siklus I materi yang dibahas adalah
dasar-dasar
10
jaringan internet. Pokok materinya adalah internet. Pada siklus I
digunakan 20
soal kuis dan LKS yang berbentuk pilihan ganda. Pada tindakan
siklus I, guru
mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, mempersiapkan
media
pembelajaran, proyektor, sumber belajar, mengecek kehadiran siswa,
dan
menyampaikan tujuan dari pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah
tahap-tahap
pembelajaran metode pembelajaran STAD berbantuan schoology yaitu,
(1) guru
mempresentasikan materi awal yang mendukung tugas setiap kelompok
siswa.
(2) guru membentuk 6 kelompok belajar (Tim) siswa yang heterogen.
Setiap
kelompoknya terdiri dari 5 orang siswa dengan kemampuan dan gender
yang
berbedah. (3) Setelah pembagian kelompok guru mengajarkan
mengenai
keterampilan kooperatif kepada siswa seperti agar dapat berada
dalam tugas, dapat
berbagi tugas, dapat menggunakan suara yang pelan saat diskusi,
mempunyai
keberanian untuk bertanya, mendengar dengan baik, turut
berpartisipasi, dan dapat
memeriksa ketepatan pengerjaan latihan. Pemberian latihan bagi
setiap kelompok
bertujuan agar setiap kelompok dapat mempersiapkan anggotanya, agar
dapat siap
mengerjakan kuis yang sifatnya individu. Hal ini karena nilai kuis
setiap individu
akan hitung rata-ratanya dan dijadikan skor setiap kelompok. (4)
Langkah
selanjutnya guru membimbing dan mengawasi setiap siswa agar dapat
melakukan
diskusi kelompok dengan baik dan benar dalam menyelesaikan tugas
kelompok,
yang telah disajikan oleh guru pada schoology. (5) Selanjutnya guru
dan siswa
sama-sama membahas secara baik dan benar mengenai hasil dari tugas
kelompok.
(6) Pada tahap selanjutnya guru memberikan kuis online bersifat
individu agar
dapat di kerjakan oleh setiap siswa. (7) Selanjutnya guru dan siswa
sama-sama
mengecek hasil pekerjaan tes siswa pada schoology. Berikut adalah
tampilan
interface Results (hasil) kuis 1 pada interface guru yang
menampilkan hasil
perolehan seluruh siswa setelah mengerjakan kuis 1.
Gambar 4 Interface Results Daftar Nilai Kuis Siklus 1
Gambar 4, menunjukan nilai perolehan setiap siswa dalam
mengerjakan
kuis 1. Setelah itu untuk melihat nilai rata-rata kelas dalam
mengerjakan kuis 1,
guru dapat melihatnya dari interface statistic, seperti ditunjukan
pada gambar 5
berikut ini.
Gambar 5 interface statistic (Interface guru)
Pada Gambar 5 menunjukan nilai rata-rata siswa kelas IX A,
dalam
mengerjakan kuis 1 yaitu sebesar 74%. (10) Guru dan kolaborator
menghitung
rata-rata skor peningkatan hasil belajar setiap siswa, berdasarkan
nilai
perolehan setiap siswa dari hasil pengerjaan kuis. (12) Guru
mengumumkan
kelompok mana saja yang memperoleh penghargaan atau rekognisi
tim.
Rekognisi setiap tim pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 7
berikut ini.
Tabel 7 Rekapitulasi Hasil Peningkatan Skor Kuis TIK Siklus I
Kelompok Rata-rata Skor Dasar Rata-rata Skor
Kuis Siklus 1
II 57,00 73,00 22,00 Tim Hebat 2
III 58,00 75,00 24,00 Tim Hebat 1
IV 59,00 68,00 20,00 Tim Hebat 3
V 56,00 78.00 24,00 Tim Hebat 1
VI 59,00 76.00 16,00 Tim Baik
Jumlah 345,00 449,00 132,00 -
Rata-rata 57,5 74,83 22 -
Pada Tabel 7 menjelaskan hanya kelompok I yang mendapatkan
pengahargaan tim super. (13) Tahap selanjutya setelah pengumuman
penghargaan
tim, guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum dipahami
oleh
sidswa. Setelah itu guru memberi penguatan kepada siswa, dan
selanjutnya guru
membimbing siswa untuk sama-sama membuat kesimpulan. Tak lupa pada
akhir
pertemuan guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada minggu
depan.
Observasi Tindakan Siklus I, dilakukan oleh rekan kolaborator (guru
TIK
SMP Negeri 9 Salatiga) yang bertugas untuk mengamati keaktifan
siswa selama
berlangsungnya proses pembelajaran siklus satu. Proses pengamatan
keaktifan
siswa mengacu pada indikator keaktifan siswa yang telah masukan
kedalam
lembar observasi keaktifan siswa berupa checklist. Berikut ini
adalah desain
penilaian keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
STAD
berbantuan schoology di kelas seperti ditunujukan pada Tabel
8.
12
.
disaat diskusi kelompok. √
sesuai dengan petunjuk guru √
atau kepada guru apabilah tidak
memahami persoalan yang dihadapinya.
melakukan tugas belajarnya √ √ √ √ √
pemecahan masalah √ Schoology
informasi yang diperlukan untuk
masalah atau soal dengan menggunakan
schoology
√ Schoology
mengikuti proses pembelajaran STAD. Indikator pertama menjelaskan
bahwa
siswa akan dinilai keaktifannya apabilah siswa mendengarkan dan
memperhatikan
penjelasan guru dengan baik pada saat presentasi awal guru.
Indikator kedua
menjelaskan bahwa siswa akan dinilai keaktifannya apabilah siswa
berani
mengemukan pendapat disaat diskusi kelompok. Indikator ketiga
menjelaskan
bahawa siswa akan dinilai keaktifannya apabilah, siswa melaksanakan
diskusi
kelompok sesuai dengan petunjuk guru seperti: agar dapat berada
dalam tugas,
dapat berbagi tugas dalam mengerjakan latihan, dapat menggunakan
suara yang
pelan saat diskusi, turut berpartisipasi, dan dapat memeriksa
ketepatan pengerjaan
latihan. Indikator keempat menjelaskan siswa akan dinilai
keaktifannya apabilah
siswa berani bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabilah
tidak
memahami persoalan yang dihadapinya dalam diskusi tim. Indikator
kelima
menjelasakan bahwa siswa akan dinilai keaktifannya apabilah
siswa
melaksanakan tugas belajarnya seperti mencatat hal-hal penting pada
saat
presetasi guru, mengerjakan LKS dalam tim, mengerjakan kuis,
menilai
kemampuan dirinya melalui skor kemajuannya, dan menerima
peghargaan.
Indikator keenam menjelasakan bahwa siswa akan dinilai keaktifannya
apabilah
siswa turut serta terlibat dalam pemecahan masalah tim, seperti
terilbat mencari
sumber informasi pada buku catatan, modul maupun bertanya pada guru
untuk
memecahkan masalah. Indikator ketujuh menjelasakan bahwa siswa akan
dinilai
keaktifannya apabila siswa berusaha mencari berbagai sumber
informasi yang
diperlukan. Sumber infomasi tersebut berupa modul, catatan-catatan
harian siswa
menegenai masalah yang dibahas yang digunakan siswa untuk
pemecahan
masalah didalam tim.
Berdasarkan hasil pengamatan mengenai keaktifan siswa di kelas
pada
siklus I, diperoleh hasil bahwa keaktifan siswa telah mengalami
peningkatan. Hal
tersebut dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata keaktifan
siswa,
sebelumnya pada observasi awal sebesar 39,16%, pada siklus I naik
menjadi
60,41%. Hasil observasi keaktifan siswa pada siklus I dapat dilihat
pada Tabel 9.
Tabel 9 Rekeapitulasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I No.
Indikator Banyaknya
siswa
Persentase
dengan baik
19 63,33
kelompok.
petunjuk guru
15 50
4 Siswa berani bertanya kepada siswa lain atau kepada guru
apabilah tidak memahami persoalan yang dihadapinya.
10 33,33
5 Siswa turut serta terlibat dalam melakukan tugas belajarnya 30
100
6 Siswa turut serta terlibat dalam pemecahan masalah 15 50
7 Siswa berusaha mencari berbagai sumber informasi yang
diperlukan untuk pemecahan masalah
dengan menggunakan schoology
Untuk memperoleh tanggapan siswa mengenai penerapan STAD dan
schoology, maka setelah pembelajaran siklus I telah selesai, guru
akan
membagikan lembar angket respon siswa kepada siswa, dan menjelaskan
cara
untuk mengisinya. Berikut adalah rekapitulasi hasil dari pengisian
angket respon
siswa pada siklus I, seperti yang ditunjukan pada Tabel 10
berikut.
Tabel 10 Rekapitulasi Hasil Angket Respon Siswa Pada Siklus I
Berdasarkan Tabel 10, menunjukan bahwa hasil perhitungan berada
pada
interval setuju dan sangat setuju dengan presentase skor sebesar
86,93% , dengan
makna sangat baik. Perhitungan secara jelas dapat dilihat seperti
sebagai berikut
ini.
No Pembelajaran TIK yang baru saja saya ikuti Skor total
Jawaban
Persentase
2 Membantu saya lebih mudah memahami materi 141 94
3 Mendorong saya belajar lebih giat 130 86.66
4 Membuat saya berani bertanya kepada guru dan teman 105 70
5 Menimbulkan rasa senang dalam belajar 136 90.66
6 Menumbuhkan keberanian saya dalam mengemukakan pendapat 140
93.33
7 Menumbuhkan rasa percaya diri saya dalam menyelesaikan soal 111
74
8 Menjadi tertantang dalam mengerjakan soal 138 92
9 Melalatih kreaktifitas dan keterampilan penggunaan TIK saya 132
88
10 Membuat saya tidak merasa bosan dalam belajar 132 88
Jumlah 1304 2608
Reflleksi Tindakan Siklus I, berdasarkan hasil dari proses
pelaksanaan
siklus I, maka dapat dibuatkan refleksi untuk mengevaluasi
pelaksanan siklus I.
Hasil refleksi yang dilakukan terhadap proses pembelajaran pada
siklus I dapat
dilihat pada Tabel 11 berikut.
Tabel 11 Hasil Refleski Siklus I No Keberhasilan Hal Yang Perlu
Diperbaiki Solusi
1
mengemukakan pendapat disaat
mengerjakan latihan. Contoh soal
Dan soal nomor 6-10 dikerjakan
oleh si C dan D, begitu seterusnya,
kemudia dicek ketepatanya bersama-
mengemukakan pendapatnya.
apabilah tidak memahami
STAD dan schoology sangat baik,
yaitu sebesar 86,93%.
berjalan cukup baik, meskipun
perlu diperbaiki lagi.
melaksanakan diskusi kelompok
dikusi, menggunakan giliran saat
tidak paham.
untuk berani bertanya. Caranya
dengan mendekati siswa dan
ada yang belum dipahami 4 Semua siswa telah dapat
meggunakan schoology ddengan
kuis 3. Guru perlu menjelasakan bahwa
dalam diskusi tim, ada aturannya
sehingga siswa harus dapat
nomor satu.
terlibat dalam pemecahan masalah,
kemampuan tingggi masih
Berdasarkan hasil refleksi siklus I, diputuskan agar dapat
dilakukan lagi
siklus II. Hal ini dilakukan agar dapat memperbaiki hasil tindakan
siklus I, yang
secara keseluruan belum mencapai indikator dari penelitian ini. Hal
ini dapat
dilihat dari masih rendahnya nilai rata-rata keaktifan siswa yang
hanya sebesar
60,41% dengan kategori cukup baik.
Perencanan Tindakan Siklus II, berdasarkan hasil refleksi dari
tindakan
siklus I, maka dapat dibuat perencanaan untuk melakukan perbaikan
pada siklus
II. Perencanaan tersebut meliputi, persiapan dan penyusunan
perangkat
pembelajaran seperti RPP, materi, media pembelajaran, LKS,
instrumen tes dan
instrumen penelitian. Setelah instrument tes telah disusun, maka
dilakukan uji
validitas dan reabilitas soal tes, yang dilakukan dengan
menggunakan aplikasi
pengolah data statistik. Hasil dari 25 soal yang diujikan pada
kelas IX B, dengan
jumlah 30 siswa, didapat 20 soal valid dan 5 soal tidak valid. Soal
yang tidak
valid tersebut adalah soal nomor, 5, 10, 13, 19, 22, soal yang
valid tersebut
kemudian diuji reabilitasnya yang mempunyai ketentuan jika
alpha> 0.05 maka
data tersebut reliabel. Hasil pengujian menjukan bahwa Alpha
0.879> 0.05, maka
soal dapat dinyatakan reabilitas bagus.
15
Pertemuan ketiga (Tindakan Siklus II), dilaksanakan oleh peneliti
yang
berperan sebagai guru TIK. Pada siklus I pokok materi yang dibahas
adalah dasar-
dasar jaringan internet dengan sub materinya adalah jaringan
komputer
berdasarkan cakupan wilayahnya. Pada siklus I digunakan 20 soal
kuis dan 20
soal LKS berbentuk pilihan ganda. Pada tindakan siklus II dimulai
dengan guru
mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam. Selanjutnya
guru
mempersiapkan media pembelajaran, proyektor, sumber belajar,
mengecek
kehadiran siswa, mempersiapkan siswa, dan menyampaikan tujuan
dari
pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah tahap-tahap pembelajaran
metode
pembelajaran STAD berbantuan schoology, yaitu (1) guru
mempresentasikan
materi awal yang mendukung tugas setiap kelompok. (2) Guru
mengintruksikan
setiap siswa agar bergabung pada tim nya masing-masing dengan
teratur dan
tenang. (3) Guru menjelaskan kepada siswa mengenai keterampilan
kooperatif
kepada siswa seperti, agar dapat berada dalam tugas, dapat berbagi
tugas, dapat
menggunakan suara yang pelan saat diskusi, mempunyai keberanian
untuk
bertanya, mendengar dengan baik, turut berpartisipasi, dan dapat
memeriksa
ketepatan pengerjaan latihan. (4) Guru membimbing dan mengawasi
siswa untuk
melakukan diskusi kelompok dan mendorong siswa agar dapat
berpartisifasi
didalam diskusi kelompok. (5) Guru dan siswa sama-sama membahas
hasil
penegrjaan LKS secara baik dan benar. (6) Guru memerintahkan siswa
untuk
mengakses soal kuis pada schoology, agar dapat mengerjakannya
secara individu.
(7) Selanjutnya guru dan siswa sama-sama mengecek hasil pekerjaan
tes siswa
pada schoology. Berikut adalah tampilan interface Results pada
interface guru
yang menampilkan (nilai) perolehan seluruh siswa setelah
mengerjakan kuis 2.
Gambar 6 Interface Result (Daftar Nilai Kuis 2)
Pada Gambar 6, menunjukan nilai perolehan setiap siswa dalam
mengerjakan kuis 2. Setelah itu untuk melihat nilai rata-rata kelas
dalam
mengerjakan kuis 2, guru dapat melihatnya pada interface
statistics, seperti
ditunjukan pada Gambar 7 berikut ini.
16
Gambar 10 interface statistic (Interface guru)
Gambar 7 menunjukan nilai rata-rata siswa kelas IX A, dalam
mengerjakan
kuis 2, yaitu sebesar 85,5%. (8) Guru dan rekan kolaborator
menghitung rata-rata
skor peningkatan hasil belajar setiap siswa, berdasarkan nilai
perolehan setiap
siswa dari pengerjaan kuis, dalam menentukan kriteria penghargaan
bagi setiap
kelompok. (9) Guru mengumumkan kelompok mana saja yang
memperoleh
penghargaan atau rekognisi tim. Rekognssi setiap tim pada siklus II
dapat dilihat
pada Tabel 11 berikut ini.
Tabel 11 Rekapitulasi Hasil Peningkatan Skor Kuis TIK Siklus II
Kelompok Rata-rata Skor Dasar
(Kuis 1)
Rata-rata Skor
Kuis 2
Rata-rata Skor
Jumlah 449,00 513,00 110,5 -
Rata-rata 74,83 85,50 22 -
Pada Tabel 11, menunjukan bahwa hanya 2 kelompok yang
memperoleh
poin tertinggi dengan kriteria penghargaan Tim Super, yaitu pertama
adalah
kelompok V dan kedua adalah kelompok I. (10) Tahap selanjutya
setelah
pengumuman penghargaan, guru bertanya kepada siswa mengenai materi
yang
belum dipahami oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaan siswa, guru
memintah
setiap relawan dari setiap kelompok untuk dapat memberikan
pendapatnya. Setiap
relawan yang dimintah adalah setiap siswa yang dianggap kurang
begitu aktif di
kelas. Setelah itu guru memberi penguatan kepada siswa, dan
selanjutnya guru
membimbing siswa untuk sama-sama membuat kesimpulan. Tak lupa pada
akhir
pertemuan guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada minggu
depan dan
menutup pelajaran.
Observasi Siklus II, dilakukan oleh rekan kolaborator (guru TIK
SMP
Negeri 9 Salatiga) yang bertugas untuk mengamati keaktifan siswa
selama
17
siswa mengacu pada indikator keaktifan siswa. Berdasarkan hasil
pengamatan
mengenai keaktifan siswa di kelas pada siklus II, diperloeh hasil
bahwa keaktifan
siswa telah mengalami peningkatan yang sangat baik. Hal ini dapat
ditunjukan
dengan meningkatnya nilai rata-rata keaktifan siswa yang sebelumnya
pada masa
prapenelitian sebesar 39, 16%, pada siklus I naik menjadi 60,41%,
dan pada siklus
II naik menjadi 87,49% dengan kategori sangat baik. Berikut adalah
data
rekapitulasi hasil penilaian keaktifan siswa pada siklus II seperti
yang ditunujukan
pada Tabel 12.
Tabel 12 Rekeapitulasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pada Siklus
II No. Indikator Banyak Siswa Persentase
1 Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru dengan baik
25 83,33
2 Siswa berani mengemukakan pendapatnya. 22 73,33
3 Siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
24 80
4 Siswa berani bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabilah
tidak
memahami persoalan yang dihadapinya.
19 63,33
5 Siswa turut serta terlibat dalam melakukan tugas belajarnya 30
100 6 Siswa turut serta terlibat dalam pemecahan masalah 30
100
7 Siswa berusaha mencari berbagai sumber informasi yang diperlukan
untuk
pemecahan masalah
30 100
8 Siswa melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal dengan
menggunakan
Schoology
sebelum penerapan STAD dan schoology hingga sesudah penerapan STAD
dan
schoology pada siklus I dan II, maka dapat dibuat diagram histogram
untuk
melihat peningkatan rata-rata keaktifan siswa, seperti ditunjukan
pada Gambar 7
berikut ini.
Setelah pembelajaran selesai, kemudian guru membagikan lembar
angket
respon siswa kepada siswa dan menjelaskan cara untuk mengisi lembar
angket
respon siswa. Adapun hasil dari pengisian angket respon siswa
terhadap
penerapan metode pembelajaran STAD berbantuan schoology pada siklus
II,
dapat dilihat seperti ditunjukan pada Tabel 13 berikut.
18
Tabel 13 Rekapitulasi Hasil Angket Respon Siswa Pada Siklus
II
Tabel 12 menunjukan bahwa terjadi peningkatan respon siswa
terhadap
penerapan tindakan siklus, yang semulah pada siklus I sebesar
86,93% pada siklus
II naik menjadi 92.66% dengan interval sangat baik. Hal ini berarti
siswa
merespon sangat baik terhadap penerapan metode pembelajaran
STAD
berbantuan schoology.
Refleksi Siklus II, berdasarkan proses pengamatan terhadap
proses
pembelajaran pada siklus II, maka dapat dibuat refleksi. Hasil
pengamatan yang
dilakukan terhadap proses pembelajaran pada siklus II oleh rekan
kolaborator,
ditemukan bahwa: 1) Nilai rata-rata keaktifan siswa yang sebelumnya
pada siklus
sebesar 60,41% dengan kategori cukup baik, pada siklus II telah
naik menjadi
87,49% dengan kategori sangat baik. 2) Respon siswa terhadap
penerapan STAD
dan schoology sangat baik, yaitu sebesar 86,97% pada siklus I, pada
siklus II naik
menjadi 92,66%. 3) Siswa sudah berani untuk mengemukakan pendapat
disaat
diskusi kelompok. 4) Siswa telah berani untuk bertanya kepada siswa
lain atau
kepada guru apabilah tidak memahami persoalan yang dihadapinya. 5)
Semua
siswa telah yang melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan
petunjuk guru,
seperti agar jangan ramai saat dikusi, menggunakan giliran saat
bicara dan berani
bertanya jika tidak paham. 6) Siswa telah semuanya turut serta
terlibat dalam
pemecahan masalah, hal ini karena siswa yang memiliki kemampuan
tingggi tidak
lagi mendominasi diskusi. Kekurangan yang ditemui pada pelaksanaan
siklus II
adalah, pada saat proses pembelajaran STAD
5. Simpulan
dapat disimpulkan bahwa: pembelajaran kooperatif tipe STAD
berbantuan
schoology terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hal ini
dapat dilihat dari
meningkatnya nilai rata-rata keaktifan siswa yaitu sebelum
penerapan tindakan
siklus, nilai rata-rata keaktifan siswa sebesar 39,16%, dengan
kategori cukup baik.
Pada siklus I kemudian naik menjadi 60,41% dengan kategori cukup
baik Pada
siklus II kemudian selanjutnya naik menjadi 87,49% dengan kategori
sangat baik.
Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan
schoology
Pembelajaran TIK yang baru saja saya ikuti Skor total
Jawaban
Persentase
2 Membantu saya lebih mudah memahami materi 141 94
3 Mendorong saya belajar lebih giat 143 95.33
4 Membuat saya berani bertanya kepada guru dan teman 137
91.33
5 Menimbulkan rasa senang dalam belajar 136 90.66
6 Menumbuhkan keberanian saya dalam mengemukakan pendapat 142
94.66
7 Menumbuhkan rasa percaya diri saya dalam menyelesaikan soal 139
92.66
8 Menjadi tertantang dalam mengerjakan soal 140 93.33
9 Melalatih kreaktifitas dan keterampilan penggunaan TIK saya 135
90
10 Membuat saya tidak merasa bosan dalam belajar 132 88
Jumlah 1390 2780
19
terbukti juga mendapat respon positif dari siswa dengan kategori
sangat baik. Hal
ini dapat dilihat dari meningkatnya respon siswa pada siklus I
sebesar 87,4%.
Pada siklus II naik menjadi 92,66% dengan kategori sangat baik.
Penerapan
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan schoology
terbukti juga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK yang
ditunjukan
dengan meningkatnya skor rata-rata hasil belajar siswa pada setiap
siklusnya.
6. Saran.
menggunakan fitur quiz pada schoology. Sehingga bagi peneliti lain
yang
mungkin tertarik untuk melakukan penelitian penerapan STAD
berbantuan
schoology mungkin dapat menggunakan fitur lain yang ada pada
schoology,
seperti fitur assignment, galery, chatting dan fitur lainnya
sebagai bahan
penelitian.
[2] Abdullah, Ridwan, Sani 2013, Inovasi Pembelajaran, Jakarta:
Bumi Aksara.
[3] Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2009. Media Pembelajaran
Hakikat
Pengembangan, Pemanfaatan, Penilaian. Bandung: CV Wahana
Prima.
[4] Huda. 2011. Cooperative Learning Metode Teknik Struktur dan
Model
Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
[5] Schoology website. 2015. Expect More From Your Learning
Management
System. Online. https://www.schoology.com/faqs.php. 10 Oktober
2015
(18:00).
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Melalui Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Team Achievment Division (Stad) Pada Siswa
Kelas
V Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Tegalrejo Sidorejo Ponjong
Gunungkidul
Yogyakarta. Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan
kalijaga.Online
http://digilib.uinsuka.ac.id/10149/1/BAB%20I,%20IV,%20DAFTAR%20PU
STAKA.pdf. 09 sepetember 2015 (11.56).
[7] Mustofa. 2014. Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa
Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student
Teams
Achievement Divisions) Di Kelas VII C SMP Islam Diponegoro
Surakarta.
Skripsi Univeristas Sebelas Maret Surakarta. Online.
http://eprints.uns.ac.id/20866/. 09 sepetember 2015 (12.30).
[8] Yusron, Narulita dan Zubaedi. 2011. Cooperative Learning Teori,
Riset dan
Praktik. Bandung: Nusa Media
Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Deepublish.
[10] Warsono dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan
Asesmen.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
[11] Ahmadi, Abu & Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar.
Jakarta: Rineka
[12] Hollingsworth, Pat & Gina Lewis. 2008. Pembelajaran Aktif
Meningkatkan
Keasyikan Kegiatan Di Kelas. Jakarta: PT Macanan Jaya
Cemerlang
[13] Jamal Ma’mur Asmani. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran
Aktif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Yogyakarta : Diva Press.
[14] Oemar Hamalik. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
Bumi
Aksara.
Online.https://www.schoology.com/k-12.php. 10 Oktober 2015
(:17.50)
[16] Collins,K.2015. Course Materials: Tests/Quizzes.
https://support.schoology.com/hc/en-us/articles/207163137-Course-
[17] Kunandar. 2014. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas
Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Grajafindo Persada.
[18] Tukiran Taniredja dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas
Untuk
Pengembangan Profesi Guru Praktik, Prakstis, dan Mudah.
Bandung:
Alfabeta.
Profesi Pendidik dan Keilmuan. Jakarta: Erlangga.