Author
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Volume 17, No. 3, September 2017 ISSN 1410-9794, EISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 111
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Penerapan Metode C4.5 Terhadap Penyakit Tuberkulosis Paru
Joko Sulis Setyo1, Adjat Sudradjat2 1STMIK Nusa Mandiri Jakarta, [email protected]
2AMIK BSI Jakarta, [email protected]
ABSTRAK – Kesehatan merupakan hal yang sangat berharga bagi semua orang.
Tuberkulosis paru menjadi penyakit menular yang umum dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. Tuberkulosis paru menular melalui udara ketika berinteraksi dengan orang yang
sudah terinfeksi saat ia batuk dan bersin, atau melalui butiran ludah mereka yang menyebar di udara. Tuberkulosis paru dapat menyerang siapa saja, baik tua atau muda, laki-laki atau perempuan. Banyak gejala yang bisa terjadi pada seseorang yang terjangkit tuberkulosis paru,
dan untuk menganalisa gejala tersebut bukan hal yang mudah, perlu dilakukan tes dahak pada penderita. Selain itu, dibutuhkan juga sebuah metode yang dapat mempermudah saat
melakukan analisa dan menggali informasi pasien dari data rekam medik yang tersedia. Metode C4.5 (Decision Tree) adalah algoritma pengklasifikasian popular yang sederhana dan mudah diterapkan. Hasil yang diperoleh dari decision tree lebih mudah untuk dibaca dan
ditafsirkan, melalui fitur untuk mengakses data detail profil pasien yang tersedia dalam pohon keputusan. Dengan perhitungan metode C4.5 diharapkan dapat membantu lebih awal dan
memberikan banyak manfaat bagi pihak puskesmas dalam menangani pasien yang terjangkit tuberkulosis paru. Kata Kunci: Tuberkulosis Paru, Metode C4.5, Catatan Medis Pasien, Pusat Kesehatan
ABSTRACT – Health is a very valuable thing for everybody. Pulmonary tuberculosis is a
common contagious disease and in many cases deadly. Pulmonary tuberculosis is transmitted through the air when interacting with an infected person at the time when they cough and sneeze, or through their spittle granules that spread in the air. Pulmonary tuberculosis can
affect all people, whether young or old, male or female. Many symptoms can occur in someone who contracted pulmonary tuberculosis, and to analyze the symptoms is not an easy
thing, it needs to do sputum tests in patients. In addition, it is also necessary a method that can facilitate when performing analysis and extract patient information from medical record data available. The C4.5 (Decision Tree) method is a simple and easy-to-apply classification
algorithm. The results obtained from the decision tree are easier to read and interpret, through features to access the detailed patient profile data available in the decision tree. With
the calculation of C4.5 method is expected to help early and provide many benefits for the puskesmas in dealing with patients affected by pulmonary tuberculosis. Key Words: Pulmonary Tuberculosis, C4.5 Method, Patient Medical Records, Health Centers
Naskah diterima : 15 Agustus 2017, Naskah dipublikasikan : 15 September 2017
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan nikmat yang
paling berharga bagi diri manusia. Pada umumnya setiap orang menginginkan hidup sehat. Namun bukan hal yang mudah untuk
menjaga kesehatan, ditambah lagi pola hidup yang kurang baik. Salah satu yang
bisa dilihat adalah kebiasaan merokok,
ditambah lagi pencemaran udara yang sangat tinggi dari polusi. Itu semua dapat
menimbulkan berbagai penyakit paru-paru. Paru-paru adalah organ dari sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan
dengan sistem peredaran darah. Pada organ paru terdapat beberapa jenis penyakit yang
dapat dikelompokan menjadi dua yaitu
Volume 17, No. 3, September 2017 ISSN 1410-9794, EISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 112
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
penyakit paru spesifik (Tuberkulosis Paru) dan penyakit paru nonspesifik seperti bronchitis, pneumonia bronchiectasis,
bronchial asthma, tumor paru, dan lain-lain. Di antara penyakit paru, penyakit yang
paling menular dan berbahaya adalah tuberkulosis paru. Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang umum,
dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. penyakit ini disebabkan oleh
berbagai strain mikrobakteria, umumnya mycrobacterium tuberculosis. Biasanya menyerang paru-paru, namun juga bisa
berdampak pada bagian tubuh lainnya. Tuberkulosis menyerang melalui udara
ketika orang yang terinfeksi TB aktif batuk, bersin, atau menyebarkan melalui butiran ludah mereka melalui udara. TBC dapat
menyerang siapa saja, baik tua maupun muda, laki-laki ataupun perempuan.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat
penting di Indonesia. Puskesmas adalah pintu pertama pelayanan kesehatan di masyarakat. Jika ditinjau dari sistem
pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan kedudukan puskesmas adalah
sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
Seluruh data rekam medik pasien
yang tersimpan di puskesmas dapat digunakan untuk penambangan data (data
mining), sehingga bisa mengekstrak pengetahuan atau menemukan pola dari suatu data yang ada.
LANDASAN TEORI Data Mining adalah proses untuk
menemukan hubungan, pola dan tren baru yang bermakna dengan menyaring data sangat besar, yang tersimpan dalam
penyimpanan, menggunakan teknik pengenalan pola seperti teknik statistik dan
matematika (Kusrini dan Luthfi, 2009). Jadi, data mining adalah sebagai serangkaian proses mendapatkan
pengetahuan atau pola dari kumpulan data.
Data Mining adalah perpaduan dari Statistik, Artificial Inteligent dan Database (Gorunescu, 2011). Data Mining kemudian
dikenal dengan nama Knowladge-discovery in Database. Knowladge-discovery in
Database (KDD) adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan, pemakaian data historis untuk menemukan keteraturan, pola
atau hubungan dalam set data berukuran besar. Keluaran dari data mining ini bisa
dipakai untuk memperbaiki pengambilan keputusan di masa depan berdasarkan informasi yang di peroleh dari data masa
lalu. Tergantung pada aplikasinya, data ini bisa berupa pasien, mahasiswa,
permohonan kredit, image atau signal atau pengukuran lain yang perlu diklasifikasikan atau dicari fungsi regesinya atau relasi antar
atribut. (Santosa, 2007). Pohon keputusan (Decision Tree)
adalah, sebuah struktur data yang terdiri dari simpul (node) dan rusuk (edge). Simpul pada sebuah pohon dibedakan
menjadi tiga, yaitu simpul akar (root node), simpul percabangan/internal (branch/internal node) dan simpul daun
(leaf node). Metode decision tree dengan
algoritma C4.5 dapat digunakan untuk mengumpulkan berbagai informasi dari data yang ada di Puskesmas. Decision Tree
adalah algoritma pengklasifikasian yang popular yang sederhana dan mudah
diterapkan, tidak membutuhkan pengetahuan domain atau parameter pengetahuan dan dapat menangani data
dengan dimensional tinggi. Hasil yang diperoleh dari decision tree lebih mudah
untuk membaca dan menafsirkan melalui fitur untuk mengakses data detail profil pasien yang tersedia dalam pohon
keputusan. Pada penelitian ini, diagnosis yang dikembangkan akan lebih mengarah
kepada perhitungan klasifikasi gejala apa saja yang mempengaruhi seseorang terkena tuberkulosis paru.
Volume 17, No. 3, September 2017 ISSN 1410-9794, EISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 113
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
METODOLOGI PENELITIAN
Tahapan Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh
penulis melalui tahapan sebagai berikut: 1. Perumusan Masalah
Setiap penelitian didasarkan pada permasalahan yang dihadapi. Tahap perumusan masalah yaitu klasifikasi
hal- hal yang mempengaruhi seseorang terjangkit penyakit TB paru dan apakah
ada penyakit penyerta lainnya dengan batasan ruang lingkup yang akan diteliti.
2. Penentuan Tujuan Penelitian
Menentukan tujuan yang akan didapat dari perumusan masalah yang terjadi dari
penelitian ini. Tujuan penelitian adalah untuk klasifikasi faktor yang mempengaruhi seseorang terkena
tuberkulosis paru dan apakah ada penyakit penyerta lainnya dari data
pasien yang terjangkit tuberkulosis paru menggunakan algoritma C4.5, sehingga membantu mendapatkan informasi untuk
memprediksi kondisi pasien yang akan berobat.
3. Studi Pustaka
Langkah selanjutnya adalah memantapkan diri untuk meneliti
masalah tersebut dengan teori yang berhubungan. Peneliti mempelajari buku-buku, jurnal penelitian, dan e-book
teori tentang data mining yang akan digunakan sebagai kajian teori dalam
penelitian. 4. Pengumpulan Data Primer
Data yang dikumpulkan dari data pasien
poli paru tahun 2016 pada di Puskesmas Kecamatan Cengkareng.
5. Pengolahan Data Pengolahan data yang penulis lakukan menggunakan teknik Data Mining
Algoritma C4.5 atau lebih dikenal pohon keputusan (Decision Tree).
6. Deskripsi Hasil Penelitian Menganalisa hasil pengolahan data berdasarkan hasil penelitian dan teori
yang ada dengan menggunakan perhitungan metode data mining
algoritma C4.5 sehingga diperoleh hasil
penelitian dan mendeskripsikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, fenomena tersebut disebut variabel
penelitian (Sugiyono, 2009). Jadi instrumen penelitian merupakan alat bantu dalam
mengumpulkan data yang diperlukan terkait dengan penelitian tersebut. Karena data tersebut adalah data kuantitatif yang
dihitung dengan statistik dan menghasilkan deretan angka, maka instrumen yang
digunakan adalah melakukan pencatatan, wawancara informal dan dokumentasi dengan terjun langsung ke lapangan guna
mengambil data primer yang dibutuhkan saat observasi. Informasi yang dihasilkan
dari berbagai instrumen tidak perlu dicari validitas reliabelnya, sebab data yang diproses bersumber dari lembaga
bersangkutan yang menjadi tempat penelitian. Data yang diambil yaitu data historis rekam medik pasien yang terjangkit
penyakit tuberkulosis paru pada Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Penelitian Lapangan Penelitian lapangan adalah penelitian
yang dilakukan langsung pada objek yang diteliti. Dalam hal ini pengumpulan data diperoleh melalui:
b. Wawancara (Interview) Penulis melakukan wawancara secara
langsung oleh sumber informasi yaitu kepala bagian poli paru Ibu Dr. Fitriani pada Puskesmas Kecamatan
Cengkareng. c. Observasi
Pengunpulan data ini dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara langsung pada objek penelitian untuk
mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Seperti pencatatan dan
Volume 17, No. 3, September 2017 ISSN 1410-9794, EISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 114
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
pengamatan langsung pada saat wawancara.
d. Dokumentasi
Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara pengambilan data-data dokumen
yang diperlukan untuk kebutuhan penelitian. Dengan mengambil Data rekam medik pasien tahun 2016 yang
terjangkit penyakit Tuberkulosis Paru, visi dan misi perusahaan.
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi tidak hanya orang tetapi obyek dan benda-benda alam
yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu (Sugiyono, 2009).
Berdasarkan kesimpulan di atas, populasi dalam penelitian ini yaitu Data 247 data pasien poli paru Tahun 2016 pada
Puskesmas Kec. Cengkareng Jl. Kamal Raya No.02 RT.9/RW.7, Kelurahan
Cengkareng Barat, Kecamatan Cengkareng –Jakarta Barat 11730.
Sample Penelitian
Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi sample yang di ambil harus betul- betul mawakili (Sugiyono, 2009).
Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data kuantitatif, yaitu
suatu analisa data yang dipergunakan apabila kesimpulan-kesimpulan yang
diperoleh dapat dibuktikan dengan angka-angka dan juga dalam perhitungan dipergunakan rumus yang ada hubungannya
dengan analisis penelitian. Dalam hal ini
akan dipegunakan analisis Algoritma C4.5 (Decision Tree). Selanjutnya penulis melakukan pengamatan serta analisa
terhadap permasalahan di Puskesmas Kecamatan Cengkareng yang terjadi pada
Bagian Poli Paru dengan menggunakan metode pengolahan Data Algoritma C4.5 (Decision Tree).
Ada beberapa tahap dalam membuat pohon keputusan dengan algoritma C4.5
(Kusrini, 2007). Yaitu : 1. Menyiapkan data training. 2. Data training biasanya diambil dari data
histori yang pernah terjadi sebelumnya dan sudah dikelompokan ke
dalam kelas-kelas tertentu. 3. Menentukan akar dari pohon. Akar akan
mengambil dari atribut yang terpilih,
dengan cara menghitung niali gain dari masing – masing atribut, niali gain yang
paling tinggi yang akan menjadi akar pertama. Sebelum menghitung nilai gain dari atribut, hitung dahulu nilai entropy.
Untuk menghitung nilai entropy digunakan rumus:
Keterangan :
S = himpunan kasus n = jumlah partisi S pi = proposi Si terhadap S
4. Kemudian hitung nilai gain dengan
rumus :
Keterangan : S = himpunan kasus A = fitur
n = jumlah partisi atribut A |Si| = proposi Si terhadap S
|S| = jumlah kasus dalam S
5. Ulangi langkah ke-2 hingga semua
record terpartisi 6. Proses partisi pohon keputusan akan
berhanti saat:
Volume 17, No. 3, September 2017 ISSN 1410-9794, EISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 115
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
a. Semua record dalam simpul N mendapat kelas yang sama.
b. Tidak ada atribut di dalam record
yang dipartisi lagi. c. Tidak ada record di dalam cabang
yang kosong. Setelah hasil perhitungan algoritma
C4.5 didapat dengan perhitungan manual,
maka akan lebih akurat dengan software Rapid Miner. Dengan cara menginput table
ke dalam Ms. Excel yang kemudian akan dimasukan ke software Rapid Miner file akan terbaca apabila format yang digunakan
xls.
PEMBAHASAN
Berdasarkan data rekam medik pasien yang berobat tahun 2016 di poli paru Puskesmas Kecamatan Cengkareng dapat
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Data Rekam Medik Pasien Poli Paru
No
.
Jen
is k
ela
min
Um
ur
Ba
tuk
2-3
min
gg
u
Ker
ing
at
ma
lam
Ber
at
ba
da
n t
uru
n
Na
fsu
ma
ka
n b
erk
ura
ng
Riw
ay
t k
on
tak
TB
Ba
tuk
ber
da
ha
k
Ba
tuk
ber
da
rah
Ha
sil
BC
G m
un
cul
Cep
at
Ben
jola
n d
i le
her
Ha
sil
1 Prmpn 55-64 y t y y t y t t t -
2 Laki2 15-24 y y y y t y y t t +
3 Laki2 >65 y t y t t y t t t -
4 Laki2 25-34 y y y t t y t t t -
5 Laki2 15-24 y y y y y y y t t +
6 Laki2 35-44 y y y t t y t t t -
7 Prmpn 15-24 y y y t t y t t t -
8 Prmpn 15-24 y y y y t y y t t +
9 Prmpn 25-34 y y y y t y y t t +
10 Prmpn 15-24 y y y t t y t t t -
11 Laki2 25-34 y t y y t y t t t -
12 Laki2 55-64 y y y y t y t t t +
13 Laki2 35-44 y t y y t t t t t -
14 Laki2 45-54 y y y t t y t t t -
15 Laki2 45-54 y y y t t y t t t -
16 Prmpn 15-24 y y y t t y t t t -
17 Prmpn 15-24 y y y t t y t t t -
18 Laki2 25-34 y t y y y y y t t +
19 Prmpn >65 y t y y t y t t t -
20 Prmpn >65 y t y y t y t t t -
21 Laki2 45-54 y y y t t y t t t -
22 Laki2 35-44 y t y y t y t t t -
23 Laki2 35-44 y t y y t y t t t -
24 Prmpn 25-34 y y y y y y t t t +
25 Laki2 25-34 y y y y y y t t t +
26 Laki2 25-34 y y y y t y y t t +
27 Laki2 45-54 y y y y t y y t t +
28 Laki2 0-14 y t y y t y y y y +
29 Laki2 45-54 y t y y t t t t t -
Sumber: Puskesmas Cengkareng (2016)
Berdasarkan tabel tersebut dengan menggunakan metode C4.5 (Decision Tree) akan ditentukan seseorang positif atau
negatif terjangkit tuberkulosis paru dengan melihat Jenis kelamin, umur, batuk 2-
minggu, keringat malam, berat badan turun, nafsu makan berkurang, riwayat kontak TB, batuk berdahak, batuk berdarah, hasil
suntikan BCG muncul lebih cepat 1 minggu dan muncul benjolan di leher.
Tabel 2. Proses Klasifikasi Data
JUM
LAH
K
ASU
S
NEG
ATI
F
PO
SITI
F
ENTR
OP
Y
GA
IN
TOTAL
247 106 141 0,985467
jenis kelamin
0,014028
Laki2 146 71 75 0,999458
Prmpn 101 35 66 0,930935
Umur
0,122861
0-14 44 3 41 0,359101
15-24 47 22 25 0,997059
25-34 46 18 28 0,965636
35-44 48 25 23 0,998747
45-54 32 19 13 0,974489
55-64 23 13 10 0,987692
>65 7 6 1 0,591672
Batuk
2-3 minggu
0,000340
YA 244 105 139 0,985948
TIDAK 3 1 2 0,918295
Keringat malam
0,039899
YA 158 54 104 0,926504
TIDAK 89 52 37 0,979411
Berat badan
turun
0,000340
YA 244 105 139 0,985948
TIDAK 3 1 2 0,918295
Nafsu
makan
0,283186
Berkurang YA 174 41 133 0,787700
TIDAK 73 65 8 0,498675
Riwayat
kontak TB
0,153185
YA 48 1 47 0,14609
Volume 17, No. 3, September 2017 ISSN 1410-9794, EISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 116
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
TIDAK 199 105 94 0,99779
Batuk
berdahak
0,030374
YA 196 94 102 0,99879
TIDAK 51 12 39 0,78712
Batuk
berdarah
0,182145
YA 68 4 64 0,32275
TIDAK 179 102 77 0,98588
Hasil BCG
muncul cepat
0,128261
YA 42 1 41 0,16232
TIDAK 205 105 100 0,99957
Muncul
benjolan dileher
0,128261
YA 42 1 41 0,16232
TIDAK 205 105 100 0,999570 Sumber: Hasil olahan data
Untuk memilih atribut sebagai akar,
didasarkan pada nilai gain tertinggi dari atribut-atribut yang ada. Sebelum
menghitung nilai gain dari atribut, hitung dahulu nilai entropy yaitu:
Berdasarkan tabel rekam medik
diatas, maka dihitung nilai entropy terlebih dahulu
1. Menghitung Nilai Entropy Total
Entropy (Total) =
(-106/247*log2(106/247))+(-141/247* log2 (141/247))
Entropy (Total) = 0,985467
2. Menghitung nilai entropy Jenis
Kelamin
Entropy (jenis kelamin,laki-laki) =
(-71/146*log2(71/146))+(-75/146* log2 (75/146))
Entropy (jenis kelamin,laki-laki l) = 0,999458
Entropy (jenis kelamin,perempuan) = (-35/101*log2(35/101))+ (-66/101* log2 66/101))
Entropy (jenis kelamin,perempuan) = 0,930935
Gain (Total,jenis kelamin) = 0,985467196–((-146/247*
0,999458482)+(101/247*0,930935072))
Gain(Total, jenis kelamin)= 0,014028
3. Menghitung Entropy Umur: Entropy(umur,0-14)=
(-3/44*log2(3/44))+(-41/44* log2(41/44))
Entropy(umur,0-14)= 0,359101
Entropy(umur,15-24)= (-22/47*log2(22/47))+(-25/47*
log2(25/47))
Entropy(umur,15-24)= 0,997059
Entropy(umur,25-34)= (-18/46*log2(18/46))+(-28/46*
log2(28/46))
Entropy(umur, 25-34)= 0,965636
Entropy(umur,35-44)=
(-25/48*log2(25/48))+(-23/48* log2(23/48))
Entropy(umur,35-44)= 0,998747
Entropy(umur,45-54)=
(-19/32*log2(19/32))+(-13/32* log2(13/32))
Entropy(umur,45-54)= 0,974489 Entropy(umur,55-64)=
(-13/23*log2(13/23))+(-10/23* log2(10/23))
Entropy(umur, 55-64)= 0,987692
Entropy(umur,>65)= (-6/7*log2(6/7))+(-1/7* log2(1/7))
Entropy(umur,>65)= 0,591672
Gain(Total,umur)=
0,985467196–((-44/247*0,359101626)+ (47/247*0,997059057)+ (46/247*0,965636133)+
(48/247*0,998747298)+
Volume 17, No. 3, September 2017 ISSN 1410-9794, EISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 117
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
(32/247*0,974489403)+ (23/247*0,987692509)+ (7/247*0,591672779))
Gain(Total,umur) = 0,122861
4. Menghitung Entropy Batuk 2-3
Minggu
Entropy(batuk 2-3 minggu,YA)= (-105/244*log2(105/244))+
(-139/244*log2139/244))
Entropy(batuk 2-3 minggu,YA)=
0,985948
Entropy(batuk 2-3 minggu,TIDAK)= (-1/3*log2(1/3))+(- 2/3* log2(2/3))
Entropy(batuk 2-3 minggu,TIDAK)= 0,918295
Gain(Total, batuk 2-3 minggu) = 0,985467196–((-244/247*0,985948041)+
(3/247*0,918295834))
Gain(Total,umur) = 0,000340
5. Menghitung Entropy Keringat malam
Entropy(keringat malam,YA)= (-54/158*log2(154/58))+ (-104/158*log2(104/158))
Entropy(keringat malam,YA)= 0,926504
Entropy(keringat malam,TIDAK)= (-52/89*log2(52/89))+ (-37/89*log2(37/89))
Entropy(keringat malam,TIDAK)= 0,979411
Gain(Total,keringat malam) =
0,985467196–((-158/247*0,926504446)+ (89/247*0,979411635))
Gain(Total,umur) =0,039899
Dari perhitungan pada tabel IV.2 dihasilkan gain tertinggi pada nafsu makan Berkurang dengan nilai 0,283186. Dengan
demikian nasfu makan berkurang menjadi
node akar. Ada dua nilai atribut dari nasfu makan berkurang yaitu YA dan TIDAK keduanya masih perlu dilakukan
perhitungan lagi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari uraian yang telah disampaikan
penulis, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil perhitungan secara manual bahwa
yang menjadi node akar adalah atribut nafsu makan berkurang dan hasil akhir
kelas pada atribut jenis kelamin dan keringat malam.
2. Hasil perhitungan menggunakan
Aplikasi Rapid Miner, yang menjadi node akar adalah atribut nafsu makan
berkurang dan hasil akhir kelas pada atribut jenis kelamin,hasil suntikan BCG muncul, dan keringat malam.
3. Dari hasil perhitungan secara manual dan menggunakan aplikasi Rapid Miner didapat hasil yang hampir sama. Yaitu
atribut nafsu makan berkurang menjadi node akar seseorang terkena
Tuberkulusis Paru. Sedangkan hasil akhir kelas pada perhitungan manual didapat atribut jenis kelamin, keringat
malam dan perhitungan Rapid miner didapat atribut jenis kelamin, keringat
malam dan hasil suntikan BCG muncul cepat. Yang membedakan hanya atribut hasil suntikan BCG muncul pada
perhitungan Rapid miner. 4. Dari hasil penelitian yang penulis ambil
dari data pasien yang ada, Penulis menyimpulkan bahwa faktor seseorang batuk lebih 2-3 minggu, batuk
berdahak,dan batuk berdarah belum tentu terkena Tuberkulosis Paru. Bisa
saja terjangkit penyakit lain, seperti bronchitis, pneumonia brockiectasis, asma bronkiole dan penyakit pernafasan
lainnya.
Volume 17, No. 3, September 2017 ISSN 1410-9794, EISSN 2597-792X
Jurnal Kajian Ilmiah 118
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Berdasarkan hasil penelitian penerapan algoritma C4.5 pada penyakit Tuberkulosis yang akan diajukan, maka
saran yang selayaknya dapat dan dipertimbangkan agar dalam implementasi
nanti dapat bermanfaat dimasa depan sebagai berikut:
1. Memperluas ruang lingkup dari penelitian, sehingga menghasilkan informasi yang lebih menyeluruh
terhadap kondisi pasien dan menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan untuk menentukan strategi pihak puskesmas.
2. Perlunya pemeliharaan dan pengawasan
data pasien yang berguna sebagai bahan informasi menganalisa kondisi dimasa
yang akan datang. 3. Mengembangkan pengarsipan data yang
lebih terkomputerisasi yang berhubung
dengan data mining, seperti data warehouse.
DAFTAR PUSTAKA
Gorunescu, Florin. (2011). Data Mining-
Concepts, Models, and Techniques. Berlin: Springer.
Hermawati, Fajar Astuti. (2013). Data
Mining. Yogyakarta: Andi Offset.
Himawan, Hidayatulah, Oliver S.
Simanjuntak, Triawan, Agus. (2015). Diagnosa Tingkat Kesehatan Pasien Menggunakan Metode Decision Tree.
ISSN: 1979-2328. Yogyakarta: Jurnal Ilmiah UPN “Veteran” Vol I, No. 1
Yogyakarta 2015 : 178-181. Diambil dari: http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/se
mnasif/article/view/1380 (23 Oktober 2016)
Ihsan dan Wajhillah, Rusda. (2015).
Penerapan Algoritma C4.5 terhadap
Diagnosa Penyakit demam Tifoid Berbasis Mobile. ISSN: 2355-990.
Sukabumi: Jurnal Ilmiah Swabumi Vol III, No. 1 September 2015: 24-
30. Diambil dari: https://www.researchgate.net/publication/290438140 (22 Oktober 2016)
Iswanto, Mukhammad Hasim, Adhistya
Erna Permanasari, dan Hanung Adi Nugroho. (2015). Pemanfaatan Teknik Data Mining Untuk Diagnosis
Penyakit Tuberculosis (TBC). ISSN: 2302-3805. Yogyakarta: Jurnal Ilmiah
Semnasteknomedia Vol III, No.1 6-7 Februari 2015: 121-124. Diambil dari:
http://ojs.amikom.ac.id/index.php/semnasteknomedia/article/view/901 (16
Oktober 2016) Kusrini. (2007). Konsep dan Aplikasi
Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi Offset.
Kusrini dan Luthfi, E.T. (2009). Algoritma
Data Mining. Yogyakarta: Andi
Offset. Santosa, Budi. (2007). Data Mining
Terapan dengan Matlab. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Widodo, Prabowo Pudjo, Rahmadya Trias Handayanto, dan Herlawati. (2013). Penerapan Data Mining Dengan
Matlab. Bandung: Rekayasa Sains.
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/semnasif/article/view/1380http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/semnasif/article/view/1380https://www.researchgate.net/publication/290438140https://www.researchgate.net/publication/290438140http://ojs.amikom.ac.id/index.php/semnasteknomedia/article/view/901http://ojs.amikom.ac.id/index.php/semnasteknomedia/article/view/901