32
MAKALAH KEWARGANEGARAAN PENERAPAN IPTEK DALAM MEMBANGUN KETAHANAN NASIONAL Disusun oleh : Aji Nuryanto (055410100) Fatkhurozaq Budi Setyawan (025410062) 1

Penerapan IPTEK Dalam Tannas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penerapan IPTEK Dalam Tannas

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

PENERAPAN IPTEK DALAM MEMBANGUN

KETAHANAN NASIONAL

Disusun oleh :

Aji Nuryanto (055410100)

Fatkhurozaq Budi Setyawan (025410062)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

A K A K O MYOGYAKARTA

1

Page 2: Penerapan IPTEK Dalam Tannas

2009

Daftar Isi

Daftar Isi

Kata Pengantar

Bab I. Pendahuluan

I.1. Alasan Pemilihan Judul

I.2. Rumusan Masalah

I.3. Ruang Lingkup

I.4. Maksud dan Tujuan

Bab II. Pembahasan

I.1. Pertahanan Nasional

I.2. Pertahanan Keamanan

I.3. Kemajuan IPTEK Pertahanan

I.4. Kondisi Pertahanan di Indonesia

I.5. Upaya Penguasaan dan Penerapan IPTEK dalam Pertahanan Keamanan

I.6. Pemberdayaan Sumber Daya NasionalBab III. Penutup

III.1. Kesimpulan

III.2. Saran

2

Page 3: Penerapan IPTEK Dalam Tannas

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pemurah lagi Maha

Penyayang yang telah memberikan rahmat, kesehatan, kekuatan, semangat dan

kesabaran kepada penyusun sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Hambatan selalu kami hadapi, dalam penyusunan makalah ini. Berkat izin

Allah SWT dan berkat bimbingan, bantuan, dorongan dari berbagai pihak,

akhirnya kami dapat melalui hambatan hingga makalah ini kami selesaikan. Pada

kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Rikardha M.b.s, S.H

2. Teman – teman kelas 9 Kewarganegaraan

Kami, Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu Penyusun mengharap kritik dan saran sehingga pada kegiatan

selanjutnya lebih bisa sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Yogyakarta, November 2009

Penyusun

3

Page 4: Penerapan IPTEK Dalam Tannas

BAB.I PENDAHULUAN

I.1. Alasan Pemilihan Judul

Penerapan IPTEK dalam Membangun Ketahanan Nasional, judul

ini kami pilih karena adanya keterkaitan antara mata kuliah Pendidikan

Kewarganegaraan dengan Disiplin Ilmu kami, yaitu dibidang IPTEK

umumnya, Teknik Informatika khususnya.

Sehingga nantinya kami, sebagai pembuat makalah dapat

memahami hubungan IPTEK dengan Ketahanan Nasional.

I.2. Perumusan Masalah

Permasalahan yang di definisikan dalam makalah ini dirumuskan

sebagai berikut :

1. Bagaimana Pertahanan Nasional, dan Penyelenggaraan Pertahanan

Keamanan

2. Bagaimana Perkembangan IPTEK Pertahanan Di masa sekarang

3. Bagaimana Upaya pengembangan dan Penerapan IPTEK dalam

Penyelenggaraan Pertahanan Keamanan

I.3. Ruang Lingkup

Makalah ini membahas tentang Pertahanan Nasional, Pertahanan

Keamanan, Kemajuan IPTEK Pertahanan, Kondisi Pertahanan di

Indonesia, Upaya Penguasaan dan Penerapan IPTEK dalam Pertahanan

Keamanan, serta Pemberdayaan Sumber Daya Nasional.

4

Page 5: Penerapan IPTEK Dalam Tannas

I.4. Maksud dan Tujuan

a. Maksud

Makalah ini dimaksudkan untuk memperjelas pemahaman tentang

Pertahanan Nasional dan Upaya Penerapan IPTEK dalam Pertahanan

Keamanan.

b. Tujuan

Tujuan pembuatan Makalah ini dimaksudkan untuk menambah

wawasan tentang Pertahanan Nasional, Perkembangan IPTEK

Pertahanan bagi mahasiswa dan juga untuk memenuhi tugas Mata

Kuliah Kewarganegaraan.

5

Page 6: Penerapan IPTEK Dalam Tannas

BAB.II PEMBAHASAN

II.1. Pertahanan Nasional

Pertahanan nasional menurut kamus besar bahasa Indonesia

terbitan Balai Pustaka tahun 1989 adalah :

1) Segala usaha untuk mencegah dan menangkis lawan, melindungi dan

membela kepentingan nasional terhadap segala macam paksaan

dengan kekerasan dan serangan dari pihak lain.

2) Kekuatan, kemampuan, daya tahan, dan keuletan yang menjadi tujuan

suatu bangsa untuk menghadapi tantangan, ancaman, hambatan, dan

gangguan yang datang dari luar ataupun dari dalam, yang secara

langsung atau tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup

bangsa dan negara.

Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan

integrasi dari setiap aspek kehidupan bangsa dan Negara. Pada

hakikatnya ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan

suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidup menuju

kejayaan bangsa dan Negara. Berhasilnya pembangunan nasional akan

meningkatkan ketahanan nasional. Selanjutnya ketahanan nasional yang

tangguh akan mendorong pembangunan.

6

Page 7: Penerapan IPTEK Dalam Tannas

Skema rumusan konseptual ketahanan nasional :

Unsur ketahanan nasional model Indonesia :

a. Trigatra adalah aspek alamiah ( tangible): penduduk, sumberdaya

alam, dan wilayah

b. Pancagatra adalah aspek sosial ( intangible) yang terdiri dari

ideology, politik, ekonomi , sosial budaya dan pertahanan keamanan.

Ketahanan nasional meliputi :

Ketahanan ideology : kondisi mental bangsa Indonesia yang

berlandaskan akan ideology Pancasila

Ketahanan Politik : kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia

yang berlandaskan demokrasi politik berdasarkan pancasila dan

UUD 1945 yang mampu memelihara sistem politik yang sehat dan

dinamis.

7

Page 8: Penerapan IPTEK Dalam Tannas

Ketahanan Ekonomi : kondisisi kehidupan perekonomian bangsa

yang berlandaskan demokrasi ekonomi yang berlandaskan pancasila

yang mampu memelihara stabilitas ekonomi.

Ketahanan sosial budaya : kondisi sosial budaya bangsa yang

dijiwai kepribadian nasional berdasarkan pancasila yang

mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan

kehidupan sosial budaya manusia an masyarakat Indonesia.

Ketahanan pertahanan keamanan adalah kondisi daya tangkal

bangsa yang dilandasi kesadaran Bela Negara seluruh rakyat yang

mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan

keamanan.

Sifat-sifat ketahanan nasional Indonesia :

Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada

kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan

yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu

pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian ini

merupakan prasyarat untuk menjalin kerja sama yang saling

menguntungkan dalam perkembangan global.

Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat

meningkat ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi

bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini

sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala sesatu di dunia

ini senantiasa berubah. Oleh sebab itu, uapaya peningkatan

8

Page 9: Penerapan IPTEK Dalam Tannas

ketahanan nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan

dan dinamikanya di arahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan

nasional yang lebih baik

Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang

diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang,

serasi, dan selaras di antara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara

Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang

bersifat manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang

akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya

tangkal suatu negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara,

semakin besar pula kewibawaannya

Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional Indoneisa

tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak

mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih

pada sifat konsultatif dan kerja sama serta saling menghargai dengan

mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa

II.2.Pertahanan Keamanan

Pengertian tentang Pertahanan Keamanan antara lain :

Sebagai salah satu gatra dalam konsep Pertahanan Nasional, terkait

dengan gatra lainnya

Sebagai Hak dan Kewajiban warga Negara dalam upaya bela Negara

9

Page 10: Penerapan IPTEK Dalam Tannas

Sebagai salah satu fungsi Negara : membangun dan mengembangkan

konsepsi Pertahanan Keamanan dengan mengerahkan dan

menggunakan segenap komponen kekuatan Pertahanan Keamanan

Berdasarkan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang

Pertahanan Negara, pasal 2 menyatakan hakikat pertahanan negara

adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang

penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban

warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri. Sedangkan yang

dimaksud dengan pertahanan bersifat semesta adalah keterlibatan seluruh

warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta

dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara

total, terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan

negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala

ancaman.

Dalam Undang Undang Nomor 3 Tahun 2002, pasal 7 ayat (2) dan

(3) menyebutkan macam ancaman, yaitu ancaman militer dan ancaman

non militer. Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan

kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang dinilai mempunyai

kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah

negara, dan keselamatan segenap bangsa. Sedangkan ancaman non

militer pada hakikatnya adalah ancaman yg menggunakan faktor-faktor

non militer yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan

10

Page 11: Penerapan IPTEK Dalam Tannas

kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap

bangsa. Ancaman non militer ini merupakan ancaman yang sering

terlihat tidak nyata secara fisik tetapi sangat efektif untuk

menghancurkan suatu negara melalui penetrasi nilai-nilai diantaranya

kebebasan, demokrasi, HAM dan lingkungan hidup, akan terus terjadi

bahkan meningkat pada masa depan baik dari kuantitas maupun

kualitasnya.

II.3.Kemajuan IPTEK Pertahanan

Pemanfaatan kemajuan Iptek dalam bidang pertahanan, dapat

memperkuat pertahanan suatu negara dan juga menimbulkan ancaman

bagi negara lain. Pemanfaatan teknologi ini dapat meningkatkan

kemampuan alutsista dan peralatan militer lainnya, misalnya memperjauh

jarak tembak rudal, meningkatkan kemampuan anti radar, meningkatkan

kemampuan senjata kimia dan biologi (chemical/biological weapon).

Sedangkan dari aspek ancaman yang ditimbulkan dapat berupa

Electronic Warfare, Information Warfare, Cyber Warfare dan

Psychological Warfare. Pemanfaatan teknologi tersebut akan

berpengaruh besar pada kondisi pertahanan dan keamanan dunia.

Banyak negara telah mengembangkan teknologi informasi dan

komunikasi, teknologi kedirgantaraan, bioteknologi, teknologi propulsi,

teknologi pembangkit energi dan nanoteknologi untuk menggerakan

industri pertahanannya dalam rangka memproduksi alutsista yang

11

Page 12: Penerapan IPTEK Dalam Tannas

digunakan untuk memperkuat militernya dan juga untuk menyiapkan

sebagai produsen alutsista yang siap bersaing dengan negara produsen

lain. Industri pertahahan di negara maju berkembang sangat pesat karena

dukungan yang penuh dari pemerintah (baik kebijakan industri maupun

finansialnya) dan iklim ekonomi yang menunjang perkembangannya.

Di beberapa kawasan muncul negara sebagai kekuatan baru dengan

disertai peralatan militer yang canggih. India dan China merupakan

contoh negara yang memiliki kekuatan militer sekaligus kekuatan

ekonomi yang tangguh. Mereka memanfaatkan kemajuan Iptek untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menggiatkan industri

pertahanannya.

China mengembangkan kemampuan militer yang berteknologi

tinggi dengan membangun angkatan bersenjata yang terkomputerisasi,

kemampuan tempur berbasis teknologi informasi, dan didukung oleh

prajurit dengan jumlah yang besar dan berkualitas. Sedangkan India

dengan kemajuan elektroniknya berhasil mengembangkan pembuatan

pesawat, helikopter, dan rudal yang cukup disegani.

Dengan Iptek, sistem persenjataan dan alat peralatan baru dapat

diciptakan untuk mendukung keperluan militer/pertahanan yang lebih

handal, lebih akurat, dan lebih cepat dan fleksibel pengerahannya.

Teknologi dalam memproduksi persenjataan dan alat peralatan tersebut

terus berkembang sejalan dengan perkembangan Iptek.

12

Page 13: Penerapan IPTEK Dalam Tannas

II.4.Kondisi Pertahanan di Indonesia

Walaupun sejumlah keterbatasan yang dihadapi dalam

pembangunan kekuatan pertahanan dan ancaman militer akan semakin

jarang terjadi dimasa depan, Indonesia perlu terus meningkatkan

kemampuan pertahanan militer baik di darat, laut maupun udara, untuk

memberikan jaminan keamanan nasional. Pembangunan pertahanan saat

ini belum dapat mewujudkan postur pertahanan yang kuat dan disegani

dilihat dari jumlah dan kualitas peralatan militer/alutsista yang dimiliki.

Kondisi peralatan pertahanan saat ini sangat memprihatinkan baik dari

segi usia maupun kecanggihan teknologi. Alutsista yang dimiliki TNI

rata-rata berusia lebih dari 20 tahun. Untuk kesiapan operasional alutsista

dilakukan dengan repowering/retrofit dan dilakuan pembelian baru kalau

dinilai sangat mendesak/dibutuhkan.

Perkembangan teknologi pertahanan Indonesia saat ini jauh

ketinggalan bila dibandingkan dengan perkembangan teknologi militer

(Revolution in Military Affairs-RMA) dari negara-negara lain yang maju

pesat dan dapat menciptakan sistem senjata baru yang memiliki daya

rusak dan daya jangkau yang lebih besar dan lebih jauh serta lebih akurat.

Sedangkan kebutuhan pemenuhan pemeliharaan, pengoperasian, maupun

suku cadang alutsista masih bergantung pada negara-negara lain. Dari

aspek profesionalisme, kualitas sumber daya manusia dan tingkat

kesejahteraan prajurit belum memenuhi kebutuhan yang diharapkan.

13

Page 14: Penerapan IPTEK Dalam Tannas

Oleh karena itu, kondisi kekuatan pertahanan Indonesia saat ini jauh di

bawah kebutuhan pokok, bahkan di bawah kekuatan pokok minimal

(minimum essential force) sekalipun.

II.5.Upaya Penguasaan dan Penerapan IPTEK dalam Pertahanan Keamanan

Paradigma pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia

sedang menuju pembangunanberbasis sumber daya masyarakat

berpengetahuan (knowledge based society). Proses ini berimplikasi pada

berbagai bidang pembangunan, termasuk pembangunan teknologi

pertahanan. Sebagai bagian utama dari knowledge based society, Ilmu

pengetahuan dan teknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan

kualitas dan kebutuhan hidup manusia dengan mendayagunakan sumber

daya yang ada disekelilingnya.

Pembangunan Iptek ini selaras dengan yang digariskan Undang-

undang, yaitu :

Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (5) menyatakan bahwa

pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk

kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,

pasal 23 ayat (1) menyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan

14

Page 15: Penerapan IPTEK Dalam Tannas

kemampuan pertahanan negara, pemerintah melakukan penelitian

dan pengembangan industri dan teknologi di bidang pertahanan.

Pembangunan kekuatan pertahanan Indonesia yang sedang

dilakukan tidak terlepas dari perkembangan Iptek. Program

pembangunan Iptek yang diarahkan untuk mendukung kepentingan

pertahanan lebih menjurus pada terpenuhinya kebutuhan alutsista yang

difokuskan pada teknologi pendukung, yaitu :

Daya Gerak, meliputi Alat transportasi Darat, Laut dan Udara

Daya Tempur, meliputi Senjata, Munisi Kaliber Besar dan dan

Bahan Peledak, Roket dan Peluru Kendali

Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer dan Informasi (K4I),

meliputi Alat Komunikasi, Surveilance, Penginderaan dan Navigasi

Peralatan/Bekal Prajurit , meliputi Perlengkapan Operasi Personel

II.6.Pemberdayaan Sumber Daya Nasional

Untuk menghadapi ancaman yang semakin kompleks dan

mewujudkan pemenuhan alutsista dari dalam negeri, memerlukan upaya

multidimensional dalam penyelesaiannya, serta kebijakan pertahanan

yang komprehensif (total defence). Kebijakan pertahanan tidak hanya

cukup menggunakan pendekatan militer namun perlu dintegrasikan

dengan melibatkan seluruh komponen bangsa, terutama pendekatan non

militer, seperti aspek-aspek ekonomi, sosial, budaya, politik dan

15

Page 16: Penerapan IPTEK Dalam Tannas

lingkungan hidup. Keterlibatan komponen bangsa tersebut merupakan

manisfestasi dari Sistem Pertahanan Semesta yang penyelenggaraannya

didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta

keyakinan pada kekuatan sendiri.

Untuk menyiapkan sumber daya manusia yang handal dalam

penguasaan dan penerapan IPTEK bidang pertahanan diperlukan

kerjasama sinergis antara pengguna teknologi, lembaga penelitian dan

pengembangan, perguruan tinggi dan industri. Kerjasama tersebut akan

mendorong percepatan menuju kemandirian nasional dalam bidang

penguasaan dan pengembangan teknologi pertahanan, karena selama ini

pemenuhan alustista dan sarana pertahanan negara lainnya sangat

tergantung dari pengadaan luar negeri. Hal ini disebabkan potensi

kemampuan industri nasional masih belum diberdayakan secara

maksimal.

a. Pengguna/pemerintah

Pemerintah/Dephan memperhatikan perkembangan industri

pertahanan dan industri nasional untuk mendukung pemenuhan

kebutuhan alutsista dan alat pertahanan lainnya dengan memfasilitasi

pertumbuhan industri pertahanan dan industri nasional yang

berkaitan dengan bidang pertahanan. Hal ini merupakan

implementasi dari pasal 20, ayat (2), UU Pertahanan Negara,

menyatakan segala sumber daya nasional yang berupa sumber daya

16

Page 17: Penerapan IPTEK Dalam Tannas

manusia, sumber daya alam dan buatan, nilai-nilai, teknologi dan

dana dapat didayagunakan untuk meningkatkan kemampuan

pertahanan Negara.

b. Lembaga Litbang

Lembaga penelitian dan pengembangan memiliki peran sangat

penting dalam mendukung penguasaan teknologi. Pada saat ini,

peran sebagian besar lembaga penelitian dan pengembangan nasional

masih belum menjadi kekuatan utama dalam pencapaian keunggulan

teknologi. Untuk itu, lembaga Litbang harus diberdayakan untuk

dapat menghasilkan yang dapat digunakan bagi pembangunan

pertahanan negara. Pemberdayaan Litbang ini dapat dilakukan

dengan metoda penguasaan teknologi yaitu Alih Teknologi, Forward

Engineering, dan Reverse Engineering.

c. Perguruan Tinggi

Dalam rangka menuju kemandirian teknologi pertahanan diperlukan

penguasaan teknologi dan aktivitas penelitian dan pengembangan

yang didukung oleh sumber daya manusia dengan kualitas dan

kuantitas yang memadai. Sedangkan untuk mencetak SDM yang

memiliki keahlian dalam bidang-bidang yang berkaitan dengan

teknologi pertahanan tidak terlepas dari peran lembaga pendidikan

formal dan non formal.

17

Page 18: Penerapan IPTEK Dalam Tannas

Perguruan Tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

sangat berperan dalam pembentukan SDM yang berkualitas. Untuk

itu, diperlukan perguruan tinggi dan sarana pendidikan yang dapat

mewujudkan SDM yang memiliki kompetensi dalam Iptek

Pertahanan.

d. Industri Pertahanan dan Industri Nasional

Pengembangan Iptek dalam industri pertahanan bertujuan untuk

pemenuhan kebutuhan alutsista dan mewujudkan kemandirian

industri pertahanan. Industri pertahanan merupakan bagian dari

industri nasional yang pengembangannya harus dilakukan secara

komprehensif, agar terjadi sinergi dan efesiensi secara nasional.

Sebagian industri nasional telah dapat terintegrasi dan berperan

ganda, yaitu sebagai industri penghasil peralatan pertahanan dan

keamanan, sekaligus industri penghasil peralatan sipil.

e. Kerjasama Kelembagaan

Membangun kerjasama kelembagaan dengan pihak luar dalam

berbagai bentuk kegiatan seperti pendidikan dan pelatihan, penelitian

dan pengembangan, akuisisi dan kerjasama lainuntuk meningkatkan

kemampuan dalam pemenuhan alustista.

18

Page 19: Penerapan IPTEK Dalam Tannas

BAB.III PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Pertahanan Nasional adalah Kekuatan, kemampuan, daya tahan, dan

keuletan yang menjadi tujuan suatu bangsa untuk menghadapi

tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang datang dari luar

ataupun dari dalam, yang secara langsung atau tidak langsung

membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pertahanan

dapat menimbulkan ancaman militer dan ancaman non militer

semakin luas. Untuk itu, kemajuan Iptek harus dimanfaatkan untuk

mendukung terwujudnya pertahanan negara yang kuat.

Dengan demikian, penguasaan dan penerapan Iptek dapat memperkuat

pertahanan Negara sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi

nasional selanjutnya dapat meningkatkan martabat bangsa dan

ketahanan nasional.

III.2. Saran

Dalam membangun ketahanan nasional dengan penerapan IPTEK

19

Page 20: Penerapan IPTEK Dalam Tannas

Daftar Pustaka

Handout Pendidikan Kewarganegaraan Bab III, Negara dan Upaya Pembelaan

Negara (TI/2009)

Ketahanan Nasional, Koordinator Widyaiswara Pusdiklatjemen

http://www.dephan.go.id/modules.php?

name=Sections&op=viewarticle&artid=54

Ketahanan Nasional, http://naynienay.wordpress.com/2007/12/05/ketahanan-

nasional-2/

20