45
PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL

PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL

Page 2: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi
Page 3: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL

1. Pendahuluan

Dalam usaha mencapai keberhasilan pembangunan nasional, ditingkatkan kegiatan penerangan dan peranan media massa. Ke-giatan penerangan dan media massa bertugas menggelorakan se- mangat pengabdian terhadap perjoangan bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan, mempertebal rasa tanggung jawab dandisiplin nasional serta menyadarkan bangsa akan kemutlakan peran aktifnya dalam pembangunan.

Hal ini dilakukan melalui motivasi untuk ikut membangun di kalangan rakyat. Dengan demikian rakyat merasa ikut memi- liki dan ikut bertanggung jawab atas keberhasilan pembangunan yang merupakan hasil bersama dari pemerintah dan rakyat. Oleh karena itu, komunikasi sosial yang bersifat terbuka, terarah, jujur, bebas dan bertanggung jawab perlu dibina dan dipupuk baik antara pemerintah dan masyarakat maupun antar golongan sosial dan profesi serta warga masyarakat itu sendiri.

Dalam kaitan ini, Garis-garis Besar Haluan Negara mengga-riskan, bahwa komunikasi sosial timbal balik memerlukan ber- bagai pembinaan dan wadah-wadah penyalur pendapat masyarakat, agar dapat dimanfaatkan dan menunjang terciptanya prakondisi positif dalam mencapai Tujuan Nasional Bangsa.

2. Kebijaksanaan dan Langkah-langkah

Sesuai dengan pengarahan Garis-garis Besar Haluan Negara, telah dirumuskan serangkaian kebijaksanaan di bidang pene-rangan dan media massa sebagai berikut:

1) Meningkatkan arus informasi dan meningkatkan motivasi masyarakat, baik yang tinggal di kota maupun di desa terhadap tujuan dan kegiatan pembangunan. Untuk itu pendekatan sosial-psikologik dan budaya perlu diting-katkan.

2) Memanfaatkan teknologi komunikasi massa seperti radio, televisi dan pers. Di samping itu teknologi komunikasi tradisional tetap dipergunakan dalam usaha mengefektifkan komunikasi sosial antara pemerintah dan masyarakat.

3) Kegiatan penerangan dilaksanakan secara lintas sektoral demi pembangunan manusia seutuhnya.

BAB

XXI/3

Page 4: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

4) Pendekatan komunikasi budaya, mensyaratkan suatu sikap yang persuasif, edukatif dan informatif dari semua pihak, agar melalui interaksi positif antara pemerintah, pers dan masyarakat akan tergerak untuk berpartisipasi secara nya- ta.

5) Meningkatkan peranan pers dalam pembangunan, yakni pers yang bertanggung jawab dan mampu mewujudkan fungsinya se- bagai penyalur informasi yang obyektif dan sanggup melak-sanakan fungsi kontrol sosial yang konstruktif. Pengem- bangan pers nasional diharapkan mampu menggelorakan sema- ngat dan jiwa Pancasila serta menjamin suatu pertumbuhan pers nasional yang sehat dalam rangka perwujudan Demokrasi Pancasila.

3. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan

a. Pengembangan Operasi Penerangan

Dalam tahun 1982/83 ditingkatkan pelaksanaan kebijaksanaan penerangan yang tertuang dalam "Sebelas Paket Penerangan se- bagai berikuta. Penerangan tentang Eka Prasetya Pancakarsa, Undang-Undang

Dasar 1945 dan Garis-garis Besar Haluan Negara 1978.b. Penerangan tentang Pemilihan Umum 1982, motivasi kesadaran

politik dan tugas warga negara untuk melibatkan diri seca- ra penuh dalam proses demokratik tersebut.

c. Penerangan tentang peningkatan produksi pangan dan berba- gai kegiatan di berbagai sektor pembangunan.

d. Penerangan tentang masalah kependudukan dan kelestarian lingkungan.

e. Hakekat Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dalam ke-hidupan Bangsa Indonesia.

f. Pembinaan Generasi Muda dan Peningkatan Peranan Wanita.g. Penerangan tentang masalah Pelaksanaan Inpres No. 6 tahun

1971.h. Masalah-masalah Luar Negeri yang melibatkan Negara Indone-

sia secara langsung atau tidak langsung.i. Penerangan tentang pemantapan Pembangunan Timor Timur.j. Memasyarakatkan hasil kerja sama ASEAN melalui berbagai

kegiatan regionalnya.k. Tema masalah penerangan teknik yang menunjang berbagai pe-

nyuluhan.

Untuk menunjang kebijaksanaan ini antara lain telah dikem-bangkan di Dati II Pusat-pusat Penerangan Masyarakat (PUSPEN- MAS), digalakkan sosiodrama dan bentuk-bentuk kesenian tradi-sional yang komunikatif, diperluas jaringan pertelevisian dan

XXI/4

Page 5: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

radio, diperbanyak berbagai kegiatan pameran, seperti Pameran Industri, Pameran Kerajinan Rakyat, Pameran 20 Mei (Hari Pen-didikan), Pameran 17 Agustus, Pameran Hari Kesaktian Nasio- nal, Pameran Flora Indonesia, Pameran Produksi Nasional dan lain-lain.

Dalam rangka meningkatkan dan memperluas kegiatan pene- rangan ke seluruh pelosok Indonesia, telah ditingkatkan pula pemanfaatan sarana pers. Berbagai surat kabar edisi Jakarta telah disebar-luaskan ke daerah untuk membantu para pamong dan pemimpin sosial desa dalam memperoleh informasi terutama tentang pemikiran dan program-program pemerintah. Untuk orang asing di Indonesia, melalui siaran TVRI semenjak 1 Januari 1983 disajikan siaran dalam bahasa Inggeris. Acara ini memuat berita dalam dan luar negeri, informasi tentang perkembangan ekonomi, politik maupun sosial budaya Indonesia, antara lain dalam usaha mempromosikan potensi pariwisata kepada masyara- kat asing di Indonesia.

Dalam rangka melaksanakan sistem penerangan terpadu, te- lah dibentuk forum kehumasan yang dikenal sebagai Badan Koor-dinasi Kehumasan (BAKOHUMAS) antar departemen di tingkat na-sional, Dati I maupun Dati II. Sistem penerangan terpadu ini merupakan usaha pemerataan informasi terpadu dari pusat ke daerah. Wahana untuk melaksanakan tugas ini ditingkat kabupa-ten/kotamadya, ialah Pusat Penerangan Masyarakat (PUSPENMAS) yang ternyata telah bermanfaat pula antara lain dalam penye-lenggaraan berbagai kegiatan tingkat Dati II seperti PKK dan lain-lain, di mana berbagai masalah operasional pembangunan dibahas bersama dengan masyarakat. Berbagai film penerangan maupun hiburan dan pertunjukan sosiodrama telah dilaksanakan di panggung-panggung setempat. Untuk keperluan penataran P4, penerangan tentang Pemilu tahun 1982 serta berbagai kegiatan penyuluhan maupun penerangan tentang Peningkatan Peranan Wa- nita, telah sangat dimanfaatkan ruang serbaguna PUSPENMAS.

Dalam tahun 1982/83 telah dibangun 29 PUSPENMAS baru, se- hingga sejak tahun 1975/76 sampai dengan 1982/83 jumlah PUS- PENMAS telah mencapai 240 buah.

Dalam usaha mengadakan komunikasi dua arah dengan masya- rakat, di setiap ibukota propinsi sejak tahun 1982 diadakan panggung-panggung keliling, sehingga pesan-pesan pembangunan dapat disampaikan kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan seperti sosiodrama dan festival kesenian.

XXI/5

Page 6: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

Kesenian tradisional yang komunikatif seperti ketoprak di Jawa, Seudati di Aceh, Randai di Sumatera Barat dan Mamanda di Kalimantan sebagai pertunjukan rakyat, ternyata bukan saja merupakan khasanah budaya tradisional bangsa yang khas bagi masing-masing daerah, tetapi merupakan pula media komunikasi yang sangat ampuh. Pertunjukan rakyat merupakan forum terbuka yang menjamin komunikasi timbal balik dan perwujudan dari komunikasi sosial antara pemerintah dan rakyat dan sekaligus dapat menampung aspirasi dan keinginan pemenuhan kebutuhan nyata masyarakat. Kerjasama dengan generasi muda telah meli- batkan generasi muda dalam sosiodrama sebagai sarana komuni- kasi yang demokratik. Festival sosiodrama dan pertunjukan rakyat yang bersifat tradisional dan komunikatif, ternyata telah menampilkan pemenang-pemenang generasi muda dalam usaha popularisasi semangat joang di kalangan generasi muda.

Penerangan luar negeri dilakukan secara terpadu antar departemen dan diarahkan untuk meningkatkan pelayanan in- formasi ke luar negeri melalui perwakilan-perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. Penerangan di luar negeri tentang pembangunan nasional dilaksanakan dalam berbagai bahasa asing seperti bahasa Arab, bahasa Perancis, bahasa Inggeris dengan fokus informasi tentang pembangunan Bangsa umumnya dan di Timor Timur khususnya. Dalam tahun 1982/83 telah pula dilan-jutkan penerbitan berbagai bahan terbitan luar negeri seperti majalah "Indonesia Today/Indonesia El Youm" yang terbit enam kali setahun. Demikian pula telah diterbitkan setiap tahunnya "Indonesia : An official handbook", berbagai brosur dalam ba- hasa Inggeris dan bahasa Arab yang dalam tahun 1982/83 men- capai 389.628 eksemplar, yang berarti suatu kenaikan dari 45% sejak tahun 1980/81 untuk berbagai terbitannya. Bahan-bahan ini dikirimkan ke 80 perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.

Perkembangan dibidang operasi penerangan dapat dilihat pada Tabel XXI-1 dan Tabel XXI-2.

b. Perkembangan sarana radio, televisi dan film

Dalam usaha memeratakan informasi terutama ke daerah pe-desaan telah makin diperluas jangkauan dan daya tangkap radio dan televisi. Produksi film juga ditingkatkan, terutama film yang membangkitkan semangat perjoangan dan kesadaran memba- ngun. Pemanfaatan radio untuk siaran pendidikan sekolah dite-ruskan, demikian juga acara-acara budaya yang merupakan salah satu cara populer untuk pendekatan Wawasan Nusantara.

XXI/6

Page 7: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

TABEL XXI - 1PERKEMBANGAN JUMLAH PUSPENMAS,

1978/79 - 1982/83

XXI/7

Page 8: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

GRAFIK XXI – 1PERKEMBANGAN JUMLAH PUSPENMAS,

1978/79 – 1982/83

XXI/8

Page 9: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

TABEL XXI - 2

HASIL PELAKSANAAN PAMERAN HASIL PEMBANGUNAN,1979/80-1982/83(kali pamer)

XXI/9

XXI/8

Page 10: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

Melalui siaran berita/penerangan dan berbagai mata acara seperti "Gema Pancasila", "Dari desa ke desa", "Desa kita" dan lain-lain, RRI dan TVRI telah menyebarluaskan berbagai kegiatan pembangunan. Demikian pula berbagai kegiatan penyu- luhan oleh BKKBN dalam bidang kependudukan dan keluarga be-rencana yang menggunakan media massa, di samping acara-acara Lingkungan Hidup, telah meningkatkan kesadaran masyarakat akan masalah-masalah nasional. Penyuluhan dan informasi ten- tang berbagai program seperti program peningkatan pangan dan makanan bergizi, perkoperasian dan perkreditan, ilmu pengeta- huan dan teknologi, Karang Balita dan kesehatan pada umumnya, informasi tentang usaha masyarakat yang secara swasembada memperbaiki taraf hidupnya, penggalakan peningkatan produksi komoditi non minyak dan lain-lain, berusaha untuk lebih meli-batkan masyarakat hingga ke desa-desa dalam proses pembangun- an bangsa. Juga telah diadakan berbagai acara televisi dan radio tentang peran teknologi tepat guna dalam kehidupan se- hari-hari. Di samping itu masyarakat juga telah diinformasi- kan tentang kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa- nya dalam bidang teknologi mutakhir.

Khususnya dalam rangka peningkatan peranan wanita telah diadakan siaran melalui RRI dan televisi. Dalam hubungan ini stasiun-stasiun Nusantara RRI maupun stasiun-stasiun produksi TVRI di daerah, masing-masing dilibatkan secara aktif dalam produksi siaran tersebut, sehingga isi pesan dapat lebih di-fahami oleh wanita pedesaan maupun kota yang berpendidikan rendah, karena menggunakan bahasa daerah setempat dan dise- suaikan dengan masalah sehari-hari wanita setempat.

Dalam rangka peningkatan keakraban rakyat Indonesia dan rakyat Malaysia, telah diadakan ruang khusus melalui radio, yaitu ruang "Berbalas Pantun" dan "Salam Muhibah" serta "Ti- tian Muhibah" melalui televisi. Dalam bidang pembinaan spiri- tual agama telah disiarkan acara-acara Pekan Musabaqoh Tila-watil Qur'an, Nuzul'ul Qur'an, perayaan Waisak untuk umat Bu- dha di kompleks Candi Mendut dan Candi Borobudur oleh berba- gai media seperti radio, televisi dan pers. Selain itu telah disiarkan pula berbagai acara khusus untuk masyarakat Indone- sia yang beragama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Budha serta berbagai kelompok Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam rangka membina mutu siaran RRI dan TVRI, pertumbuh- an dan perkembangan berbagai acara TV telah dibantu oleh suatu Dewan Siaran Nasional yang turut mengikuti secara ter- atur berbagai penyajian acaranya.

XXI/10

Page 11: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

1). Pengembangan di bidang radio

Sebagai usaha pemantapan jangkauan siaran RRI di dalam dan ke luar negeri sejak Januari 1982 telah dibangun dan di-operasikan tiga pemancar gelombang pendek dengan kapasitas masing-masing 100 KW. Dari pemancar ini satu diarahkan ke wilayah Sumatera, satu diarahkan ke wilayah Kalimantan dan satu lagi diarahkan ke wilayah Sulawesi. Sedangkan untuk peningkatan daya jangkau siaran luar negeri telah dibangun dua pemancar dengan kekuatan masing-masing 250 KW.

Selain usaha peningkatan daya pancar tengah dilaksanakan pembangunan prasarana radio antara lain berupa gedung studio/ auditorium, pengadaan/penggantian peralatan studio dan lain- lain di 63 lokasi yang tersebar di seluruh tanah air, mulai dari Banda Aceh sampai Irian Jaya.

Bersamaan dengan meningkatnya sarana siaran dan mening- katnya selera masyarakat maka pembinaan tenaga teknik radio dilanjutkan dalam rangka meningkatkan mutu siaran, terutama Siaran Pedesaan. Untuk memikat anggota kelompok pendengar, diadakan Lomba Siaran Pedesaan untuk tiga jenis khalayak, yaitu orang dewasa, pemuda dan wanita. Kegiatan Siaran Pede- saan ini khusus ditujukan kepada pendengar di pedesaan dalam rangka meningkatkan mutu kehidupan para petani dan nelayan. Untuk menunjang kegiatan tersebut, diteruskan kerja sama antar instansi pemerintah dengan berbagai universitas serta tokoh-tokoh masyarakat, baik di Pusat maupun di Daerah, se- hingga isi dan mutu siaran sesuai dengan kebutuhan masyarakat pedesaan. Selain itu telah diadakan sebanyak 28.817 paket siaran bagi wanita melalui radio dan 115 paket siaran bagi wanita dan pembangunan melalui televisi. Kegiatan siaran wa- nita melalui radio dan televisi ditunjang oleh sebanyak 144 penulis naskah maupun produsen acara. Perkembangan di bidang radio antara lain dapat dilihat pada Tabel XXI - 3, Tabel XXI - 4, dan Tabel XXI - 5.

2). Pengembangan di bidang televisi

Pengembangan di bidang televisi tetap diarahkan pada pe-ningkatan dan perluasan daya jangkau siaran untuk pemerataan informasi melalui televisi.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, dalam tahun 1982/83 telah ditambah jumlah pemancar maupun stasiun penghubung ser- ta kemampuan melalui satuan produksi keliling, dan kesembilan stasiun produksi telah ditingkatkan kemampuan produksi ber-

XXI/11

Page 12: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

TABEL XXI - 3PERKEMBANGAN JUMLAH STASIUN DAN KEKUATAN

PEMANCAR RRI,

*) Angka diperbaiki

TABEL XXI - 4JUMLAH JAM SIARAN RATA-RATA PER HARI DARI SELURUH

STASIUN PEMANCAR RRI SERTA IMBANGAN JENIS SIARANNYA,

*) Angka diperbaiki

XXI/12

Page 13: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

TABEL XXI - 5JUMLAH JAM SIARAN PEDESAAN (RADIO) RATA-RATA PER HARI,

JUMLAH STASIUN PENYELENGGARA DAN JUMLAH KELOMPOK PENDENGARNYA,1978/79 - 1982/83

*) Dari seluruh stasiun pemancar

XXI/13

Page 14: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

warnanya. Perluasan jangkauan penerimaan siaran oleh penduduk Indonesia kini telah mencapai 95,5 juta orang, yang dimung- kinkan karena bertambahnya pemancar mencapai 186 buah dalam tahun 1982/83 Di samping itu dalam tahun 1982/83 telah di- perbaiki pula berbagai antena/pemancar di daerah seperti pe- mancar di Kupang/NTT, di Fak-Fak dan Serui/Irian Jaya, di Ma-rakai/Kalimantan Timur, di Banda Aceh dan Lhokseumawe/Daerah Istimewa Aceh dan di Rantau Prapat/ Sumatera Utara. Dalam ta- hun 1982/83 telah beroperasi sebanyak 62 pemancar baru yang ditempatkan di berbagai propinsi di Indonesia, terutama untuk menjangkau penduduk di daerah perbatasan dan daerah transmi- grasi maupun daerah terpencil. Diantaranya terdapat 44 peman-car/p'enghubung televisi, seperti di Singkil Baru (Daerah Is- timewa Aceh), Rengat (Riau), Bukit Sarai, Lubuk Sikaping, Pa-saman Barat dan Painan (Sumatera Barat), Bangko, Sungai Penuh dan Kuala Tungkal (Jambi), Kota Bumi, Kota Gung dan Krui (Lampung), Lahat, Muara Enim, Tebing Tinggi, Batu Raja dan Prabu Mulih (Sumatera Selatan), Cilegon (Jawa Barat), Sambas, Marakai, Balai Karangan, Sanggauledo (Kalimantan Barat), Pangkalan Bun (Kalimantan Tengah), Amuntai dan Kandangan (Ka-limantan Selatan), Tanjung Redep, Tanah Grogot, Nunukan dan Gunung Perang (Kalimantan Timur), Tahuna dan Gorontalo (Sula- wesi Utara), Luwuk dan Toli-Toli (Sulawesi Tengah), Makadae (Sulawesi Selatan), Sumbawa Besar dan Bima (NTB), Ende (NTT), Ternate, Dobo dan Soasiu (Maluku), dan Biak, Sorong, Fakfak dan Nabire (Irian Jaya).

Sehubungan dengan fungsi TVRI sebagai sarana penerangan, pendidikan dan hiburan, dari tahun ke tahun telah terjadi ke-majuan, khususnya setelah dihapuskannya iklan melalui TVRI. Dengan demikian acara-acara siaran TVRI dapat lebih diman- faatkan untuk komunikasi antar daerah mengenai hasil-hasil pembangunan, demi pemerataan informasi. Sebanyak 2.057 jam siaran per tahun yang dulu dipergunakan untuk iklan, kini di-pergunakan untuk acara pemberitaan/penerangan atau acara bu- daya, seperti "Dari desa ke Desa", "Gema Pancasila", "Mimbar Televisi", "Desa Kita", "Forum Pemuda", "Dinamika Pembangun- an" dan lain-lain. Untuk mencapai hasil semaksimal mungkin, dipergunakan juga berbagai media massa maupun teknik anjang- sana dan percontohan serta teknik penerangan melalui pameran. Dengan demikian keberhasilan yang telah dicapai di suatu tem- pat, terutama yang bersifat swadaya rakyat, akan menjadi rangsangan dan contoh bagi masyarakat di tempat-tempat lain di tanah air Indonesia.

Sekaligus dengan meningkatnya acara-acara siaran televi- si, telah diusahakan pula peningkatan produksi film TVRI de-

XXI/14

Page 15: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

ngan mengurangi jumlah film-film asing dalam siarannya. Pada tahun 1978/79 produksi TVRI baru mencapai 65%, tetapi dalam tahun 1982/83 telah meningkat kemampuannya menjadi 88%.

Perkembangan di bidang televisi dapat dilihat pada Tabel-tabel XXI-6, 7, 8, 9, 10, dan 11.

3). Pengembangan di bidang film

Untuk menjadikan Indonesia "tuan rumah di negara sendiri" dalam bidang perfilman, kemampuan produksi film untuk bioskop dan televisi terus ditingkatkan. Hal ini ditunjang antara la- in oleh pengadaan laboratorium film serta perangkatnya, se- perti alat penyunting, alat suara, kamera dan lain-lain. Di samping itu telah diadakan berbagai latihan keterampilan yang melibatkan pula pihak non pemerintah/swasta. Demikian pula, sejalan dengan kemajuan teknologi, telah diadakan berbagai peralatan perekaman video maupun teknologi sinerama.

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan perfilman na- sional, suatu Dewan Film Nasional membantu Pemerintah sejak tahun 1978/79 dalam perumusan berbagai kebijaksanaan, seperti mengenai usaha-usaha promosi dan pemasaran film Indonesia di luar negeri, terutama ke Malaysia dan Singapura.

Sementara itu dalam usaha pembinaan film televisi di In-donesia, telah diusahakan peningkatan produksi film nasional dan peredarannya hingga ke daerah-daerah. Isi film-film ter- sebut ditekankan pada sifat budaya dan pendidikan dalam arti luas, termasuk pendidikan politik Bangsa.

Produksi film nasional diusahakan peningkatannya. Apabila dalam tahun 1978/79 produksi PFN baru mencapai 73 judul, pa- da tahun 1982/83 telah mencapai 311 judul, (Tabel XXI-12) yang terdiri dari film perjuangan, film dokumenter 35 mm dan film 16 mm yang lebih bersifat penyuluhan. Hasil-hasil ini dapat dicapai setelah dilaksanakan pendidikan bagi kalangan perfilman, para karyawan film dan artis yang selama Repelita III berjumlah 887 orang, termasuk 117 artis. Untuk memenuhi kebutuhan pembuatan film-film penerangan dalam tahun 1982/83 PFN dapat memproduksi sebanyak 16 Film animasi/boneka, film cerita dan film dokumenter (Tabel XXI-13). Dalam tahun 1982/ 83 jumlah film dokumenter dan film Gelora Pembangunan berku- rang, mengingat bahwa tugasnya diambil alih oleh Siaran Beri- ta Televisi setiap harinya,dan melalui berbagai acara seperti "Dari Desa ke Desa" dan "Desa Kita" maupun berbagai acara tentang pembangunan lainnya yang diproduksi oleh Pusat Pro-

XXI/15

Page 16: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

TABEL XXI - 6

PERKEMBANGAN JUMLAH STUDIO, STASIUN PEMANCARDAN PENGHUBUNG TVRI,1978/79 - 1982/83(buah stasiun)

TABEL XXI - 7

JUMLAH JAM SIARAN SERTA IMBANGAN JENIS SIARAN TVRI *)1978/79 - 1982/83

(jam)

*) Jumlah jam siaran selama setahun dari seluruh stasiun TVRI.

XXI/16

Page 17: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

TABEL XXI - 8

LUARAN 1) SIARAN STASIUN TVRI PUSAT DAN STASIUN TVRI DAERAH,1978/79 - 1982/83

(Jam)

1) Merupakan hasil (output) selama setahun2) Mencakup sebanyak 8 stasiun daerah

TABEL XXI - 9JUMLAH JAM SIARAN RATA-RATA PER HARI TVRI JAKARTA

BERDASAR PRODUKSI SENDIRI DAN PRODUKSI ASING,1978/79 - 1982/83

(Jam)

XXI/17

Page 18: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

TABEL XXI - 10

LUAS DAERAH DAN JUMLAH PENDUDUK DALAM DAERAH PANCARAN TVRISERTA JUMLAH PESAWAT TELEVISI YANG TERDAFTAR,

1978/79 – 1982/83

XXI/18

Page 19: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

TABEL XXI - 11

PERKEMBANGAN JUMLAH TELEVISI UMUM,1978/79 -1982/83(buah televisi)

*) Angka diperbaiki

XXI/19

Page 20: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

GRAFIK XXI – 2PERKEMBANGAN JUMLAH TELEVISI UMUM,

1978/79 – 1982/83

XXI/20

Page 21: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

duksi Televisi di Jakarta maupun di 7 Stasiun Televisi di daerah.

Peredaran film Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang pesat dengan meningkatnya jumlah film Indonesia yang diputar di gedung-gedung bioskop di seluruh Indonesia. Film-film na-sional yang diedarkan ke seluruh pelosok Tanah Air dan ke luar negeri, dicapai melalui partisipasi pihak Gabungan Pe- ngusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI). Koordinator pere- daran film di tingkat-tingkat Propinsi ialah Kantor Wilayah Penerangan Propinsi, sedangkan di daerah Tingkat II tugas ini disalurkan melalui Kantor-kantor Dinas Penerangan setempat.

Melalui Festival Internasional di Damaskus (Oktober 1981), Manila (Januari 1982), dan Berlin Barat (Pebruari 1982) serta Pekan Film ASEAN II di Manila (Oktober 1982), In- donesia telah mencoba memasuki pasaran film luar negeri. Sa- lah satu film yang terjual adalah film "Janur Kuning". Dalam Repelita III Badan Sensor Film juga telah meningkatkan berba- gai kegiatan penyensorannya, antara lain dengan menyensor pu- la film-film video.

Perkembangan dibidang film dapat dilihat pada Tabel XXI - 12 dan XXI - 13.

c. Pembinaan dan Pengembangan Pers

Pers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi rakyat dan penggelora komunikasi antara Pemerin- tah dan rakyat serta pembangkit partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa. Dalam ruang lingkup tersebut, pengembang- an tugas dan peranan pers ialah sebagai pers nasional bangsa yang bersikap bebas dan bertanggung jawab, berdasarkan sema- ngat dan jiwa Pancasila.

Selain itu mutu pers ditentukan pula oleh antara lain tingkat dan jenis pendidikan.para wartawan maupun spesialisa-sinya. Dalam tahun 1981 terdaftar 2.849 wartawan dan dalam tahun 1982 terdaftar 2.677 wartawan, diantaranya 234 wanita. Dari data tahun 1981 diketahui bahwa pendidikan para warta-wan/wartawati ialah sebagai berikut: 238 orang berpendidikan sarjana penuh, 306 sarjana muda, 1.855 berpendidikan sla, 229 orang berpendidikan SLP dan 49 orang berpendidikan SD. Di samping itu pembaca surat kabar pada umumnya terdiri dari 30% karyawan, 23% mahasiswa/pelajar, 30% pengusaha/pedagang, 6% petani dan lain-lain profesi sebanyak 11%.

XXI/21

Page 22: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

TABEL XXI - 12

JUMLAH PRODUKSI FILM CERITA NASIONALDAN IMPOR FILM CERITA KOMERSIAL,

1978/79 - 1982/83(buah film)

XXI/22

Page 23: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

TABEL XXI - 13

HASIL PELAKSANAANPENYENSORAN FILM DAN KASET VIDEO,

1978/79'- 1982/83(buah film)

XXI/23

Page 24: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

Karyawan penerbitan pers selanjutnya berjumlah 24.256 orang secara keseluruhan, dengan 6.064 orang bertanggung ja- wab terhadap bidang manajemen, 4.518 dalam bidang redaksional, dan 13.674 orang dalam bidang percetakan.

Berdasarkan profil sosial para wartawan/wartawati dan ma- najer perusahaan pers inilah, pembinaan pers selalu dilakukan dengan berbagai kegiatan seperti peningkatan mutu manajemen, mutu redaksional dan penambahan pengetahuan umum.

Dalam tahun 1982/83 telah dilakukan berbagai kegiatan da- lam rangka pembinaan dan pengembangan pers nasional yang me-liputi antara lain

1) Penataran dan latihan manajemen pers dan ketrampilan jur-nalistik.

2) Penerbitan buku pembinaan pers.3) Memberikan bantuan pembiayaan produksi dan distribusi ke-

pada 47 penerbit pers di seluruh Indonesia, yang ikut serta dalam pelaksanaan proyek Koran Masuk Desa (KMD) da- lam rangka meningkatkan arus penerangan ke pedesaan.

4) Menyelenggarakan Inventarisasi Pertumbuhan dan Perkem-bangan Pers Nasional di seluruh Indonesia.

5) Mengadakan hubungan kerja dengan organisasi-organisasi pers khususnya dalam usaha menyelesaikan berbagai kasus pengelolaan penerbitan pers.

6) Mengadakan hubungan dengan Instanai-inatanai Pemerintah cq. Kejaksaan Agung dan Bakin dalam masalah penerbitan pers asing.

7) Pemberian bantuan pembebasan bea masuk terhadap import kertas koran pers serta pemberian subsidi ongkos potong dan ongkos angkutan kepada para penerbit pers seluruh In-donesia.

Mengingat bahwa Garis-garis Besar Haluan Negara menetap- kan tentang peninjauan kembali Undang-undang tentang Ketentu- an-ketentuan Pokok Pers, maka Undang-undang No.21 tahun 1982 yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan $akyat telah me-nyempurnakan Undang-undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers, sebagaimana te- lah diubah dengan Undang-undang Nomor 4 tahun 1967. Perubah- an-perubahan tersebut terutama menyangkut istilah-istilah yang tidak sesuai lagi dengan tingkat perkembangan masyarakat dan politik Zaman Orde Baru, perkembangan teknologi, khusus- nya dalam bidang penyebaran informasi, komunikasi dan media massa.

XXI/24

Page 25: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

Dalam memenuhi kebutuhan informasi untuk para pemuka for- mal maupun pemuka informal di daerah pedesaan, semenjak tahun 1977 telah dilibatkan kegiatan Koran Masuk Desa. Apabila da- lam tahun 1978/79 kegiatan ini dimulai dengan 5 propinsi de- ngan jumlah oplah sebesar 4.500.000 eksemplar, dalam tahun 1982/83 telah meliputi 26 propinsi dengan mencapai oplah 12.480.000 eksemplar. Disamping itu telah dilakukan pula pe-ngiriman surat kabar edisi Jakarta ke daerah yang dalam tahun 1982/83 telah mencapai 21.000 eksemplar per hari. Melalui ke-giatan penyebaran surat kabar edisi Jakarta untuk daerah mau- pun bantuan terhadap surat kabar daerah dalam bentuk Koran Masuk Desa, telah diusahakan agar tercipta pasaran baru bagi pers perintis berdasarkan peningkatan minat baca masyarakat.

Perkembangan di bidang pembinaan dan pengembangan pers dapat dilihat pada Tabel-tabel XXI - 14, dan 15.

d. Penelitian Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

Dalam rangka komunikasi pembangunan yang efektif, telah diadakan berbagai penelitian antara lain penelitian tentang unsur-unsur yang terlibat dalam proses komunikasi, analisa media cetak dan media massa, tanggapan khalayak terhadap ber- bagai kegiatan penerangan melalui berbagai media massa, pe-nyebaran dan pemanfaatan film video, efektivitas dari berba- gai kegiatan penataran pers serta sistem komunikasi (sosial) di daerah perkotaan dan pedesaan dan lain-lain.

Dalam usaha meningkatkan volume dan arus informasi ke daerah-daerah terpencil, khususnya daerah transmigrasi, telah diadakan proyek perintis Balai Penerangan tingkat kecamatan untuk daerah transmigrasi, masing-masing sebuah di Bengkulu dan sebuah di Minahasa. Pelaksanaan penelitian sebagian be- sar dilaksanakan dalam rangka kerja sama dengan universitas/ perguruan tinggi dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam bi- dang penelitian. Kerjasama tersebut telah dilakukan antara lain dengan Universitas Indonesia di Jakarta, Universitas Pa-jajaran di Bandung, Universitas Gajah Mada di Yogyakarta, Universitas Hasanudin di Ujung Pandang, IKIP di Semarang, Bandung dan Medan, Institut Pertanian Bogor, Institut Tekno- logi Surabaya, Institut Teknologi Bandung, Lembaga Adminis-trasi Negara, Lembaga Elektroteknika Nasional/LIPI dan Uni-versitas Brawijaya di Malang.

Ruang lingkup penelitian komunikasi meliputi penelitian perangkat keras dan perangkat lunak ataupun penelitian penunjang maupun pengembangan.

XXI/25

Page 26: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

TABEL XXI - 14

JUMLAH PENERBITAN SURAT KABAR, MAJALAH DAN BULETIN,1978/79 - 1981/82

(eksemplar per hari terbit)

TABEL XXI - 15

KORAN MASUK DESA,

1978/79 - 1982/83

TahunJumlahTerbitan(kali)

Jumlah Penerbitanper tahun

(eksemplar)

Jumlah Daerahyang dijangkau(propinsi)

1978/79 50 4.500.000 5

1979/80 50 6.000.000 8

1980/81 50 7.150.000 13

1981/82 52 15.652.000 22

1982/83 52 12.480.000 26

XXI/26

Page 27: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

Dalam tahun 1982/83 telah diadakan kegiatan penelitian yang meliputi

1) Studi/Evaluasi pengiriman dan pemanfaatan bahan informa- si dari Pusat ke Daerah.

2) Penelitian keadaan tenaga teknik kualitatif dan kuantita- tif teknik radio, teknik televisi, teknik film dan teknik Grafika.

3) Penyusunan Data Penerangan.4) Penelitian Penerbitan Khusus sebagai sarana Penerangan

Pembangunan.5) Studi Analisa isi majalah di Indonesia6) Pengembangan Pola Acara Siaran TVRI yang berorientasi ke-

pada pembangunan dan khalayak.7) Penelitian efektivitas pameran dan sosiodrama.8) Studi Pengamatan efektivitas Balai Penerangan.9) Penelitian kekuatan pemancar siaran RRI Nasional.10) Penelitian Pendapat Umum terhadap pelaksanaan dan hasil-

hasil Pemilu (27 Propinsi).11) Penelitian Rencana Induk Deppen R.I.12) Penelitian Pusat Informasi Nasional.13) Penyusunan Repelita IV bidang Penerangan.14) Penyusunan Kredit Point Jabatan Fungsional di Lingkungan

Departemen Penerangan R.I.15) Pedoman Penerangan Sistem Pengawasan Kepegawaian. 16) 16) Penyusunan Standar Persyaratan Juru Penerang.

e. Pendidikan Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

Pendidikan dan latihan diarahkan untuk meningkatkan ke-mampuan dan keterampilan tenaga departemen baik di pusat maupun di daerah, serta unit-unit pelaksananya melalui berba- gai jenis pendidikan/latihan dan keterampilan maupun penatar- an. Berbagai kegiatan pendidikan dan latihan mengikut serta- kan pihak swasta seperti pendidikan dan latihan perfilman, sedangkan kegiatan pembinaan pers khususnya diarahkan untuk dimanfaatkan oleh pers/wartawan sendiri. Adapun isi dari pe-nataran/latihan tersebut dilaksanakan dalam rangka kerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan dengan perguru- an tinggi sesuai dengan pengarahan dari Dewan Pers. Adapun jumlah petatar/penikmat pendidikan/latihan dalam tahun 1982/- 83 ialah sebagai berikut

a. SESPAPEN yang telah mendidik 30 orang peserta;b. SESPADYA/SESPEN II di Jakarta dengan sejumlah 30 orang

peserta;

XXI/27

Page 28: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

TABEL XXI - 16

HASIL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PEGAWAI,1978/79 - 1982/83

(peserta)

Jenis Diklat 1978/79 1979/80 1980/81 1981/82 1982/83

Pusdiklat 1.980 2.089 1.974 1.261 1.490

Penataran/Kursus(rutin) 3.832 212 4.627 458 930

Diklat Radio 206 233 212 163 280

Diklat Televisi 234 112 256 383 519

Diklat Perfilman - 300 189 389 309

Jumlah : 6.252 2.946 7.258 2.654 3.528

XXI/28

Page 29: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi

c. SESPALA/SESPEN I yang diselenggarakan di lima kota, yaitu di Jakarta, Medan, Bandung, Yogyakarta dan Ujung Pandang dan telah mendidik 40 orang peserta dari seluruh Indonesia;

d. SEPADA/SESDAPEN yang diselenggarakan di empat kota, yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, Ujung Pandang dan telah melatih sejumlah 40 orang peserta dari seluruh Indonesia;

e. PPSD (Pendidikan Pegawai Staf Departemen Penerangan) yang diselenggarakan di tujuh kota yaitu Jakarta, Medan, Palembang, Bandung, Yogyakarta, Ujung Pandang dan Jayapu- ra, yang telah mendidik 270 orang peserta;

f. Pendidikan Teknik Mobil Unit Penerangan yang diselengga- rakan di Jakarta dan telah melatih 40 orang peserta;

g. Pendidikan Teknik Fotografi Penerangan yang diselenggara- kan di Jakarta mendidik 40 orang peserta;

h. Pendidikan Teknik Pameran Penerangan yang diselenggarakan di Jakarta berhasil mendidik 39 orang peserta dari selu- ruh Indonesia;

i. Pendidikan Pertunjukan Rakyat Tradisional yang diseleng-garakan di Jakarta telah membina 41 orang peserta;

j. Pendidikan. Juru Penerangan yang diselenggarakan di 12 ibu kota propinsi, yaitu di Medan, Pekanbaru, Bengkulu, Ja- karta, Banjarmasin, Semarang, Surabaya, Palangkaraya, Ma- nado, Ujung Pandang, Kupang dan Ambon telah berhasil men- didik 920 orang yang terdiri dari Juru Penerang maupun Pamong Desa. Dalam rangka meningkatkan peranan wanita pa- da setiap penyelenggaraan Diklat Juru Penerang, diikut sertakan sejumlah 25% peserta wanita dari berbagai orga- nisasi wanita, termasuk Dharma Wanita;

k. Pendidikan dan Latihan Radio dengan 280 peserta;l. Pendidikan dan Latihan Televisi dengan 519 peserta, danm. Pendidikan dan Latihan Perfilman dengan 309 orang peserta.

Perkembangan dibidang pendidikan penerangan pers dan ko-munikasi sosial dapat dilihat pada tabel XXI - 16.

XXI/29

Page 30: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPers memainkan peranan sebagai penyebar informasi yang obyektif, salah satu kontrol sosial yang konstruktif, penya- lur aspirasi