93
PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI PRODUK UNTUK SUBDISTRIBUTOR DAN OUTLET PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. SINAR NIAGA SEJAHTERA DISTRIBUTOR WILAYAH SURAKARTA Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik R. ADITYA PRADANA I 1303064 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

  • Upload
    lycong

  • View
    234

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI

PRODUK UNTUK SUBDISTRIBUTOR DAN OUTLET PADA

JARINGAN DISTRIBUSI PT. SINAR NIAGA SEJAHTERA

DISTRIBUTOR WILAYAH SURAKARTA

Skripsi

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

R. ADITYA PRADANA

I 1303064

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

i

PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI

PRODUK UNTUK SUBDISTRIBUTOR DAN OUTLET PADA

JARINGAN DISTRIBUSI PT. SINAR NIAGA SEJAHTERA

DISTRIBUTOR WILAYAH SURAKARTA

Skripsi

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

R. ADITYA PRADANA

I 1303064

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi :

PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI

PRODUK UNTUK SUBDISTRIBUTOR DAN OUTLET PADA

JARINGAN DISTRIBUSI PT. SINAR NIAGA SEJAHTERA

DISTRIBUTOR WILAYAH SURAKARTA

Ditulis oleh:

R. Aditya Pradana

I 1303064

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Yuniaristanto, ST., MT Fakhrina Fahma, STP., MT

NIP 19750617 200012 1 001 NIP 19741008 200003 2 001

Ketua Program S-1 Non Reguler

Jurusan Teknik Industri

Fakultas Teknik UNS

Taufiq Rochman, STP, MT

NIP. 19701030 199802 1 001

Pembantu Dekan I Ketua Jurusan

Fakultas Teknik Teknik Industri UNS

Ir. Noegroho Djarwanti, MT Ir. Lobes Herdiman, MT

NIP 19561112 198403 2 007 NIP 19641007 199702 1 001

Page 4: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

iii

LEMBAR VALIDASI

Judul Skripsi :

PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI

PRODUK UNTUK SUBDISTRIBUTOR DAN OUTLET PADA

JARINGAN DISTRIBUSI PT. SINAR NIAGA SEJAHTERA

DISTRIBUTOR WILAYAH SURAKARTA

Ditulis oleh:

R. Aditya Pradana

I 1303064

Telah disidangkan pada hari Selasa tanggal 18 Mei 2010

Di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta,

dengan

Dosen Penguji

1. Ir. R. Hari Setyanto

NIP. 19630424 199702 1 001

2. Ilham Priadythama, ST, MT

NIP. 19801103 200812 1 002

Dosen Pembimbing

1. Yuniaristanto, ST., MT

NIP. 19750617 200012 1 001

2. Fakhrina Fahma, STP, MT

NIP. 19741008 200003 2 001

Page 5: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

iv

SURAT PERNYATAAN

ORISINALITAS KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : R. Aditya Pradana

Nim : I 1303064

Judul tugas akhir : Penentuan Lokasi Subdistributor dan Alokasi Produk

Untuk Subdistributor dan Outlet Pada Jaringan Distribusi

PT. Sinar Niaga Sejahtera Distributor Wilayah Surakarta.

Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun tidak

mencontoh atau melakukan plagiat dari karya tulis orang lain. Jika terbukti bahwa

Tugas Akhir yang saya susun mencontoh atau melakukan plagiat dapat dinyatakan

batal atau gelar Sarjana yang saya peroleh dengan sendirinya dibatalkan atau

dicabut.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

dikemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup

menanggung segala konsekuensinya.

Surakarta, Agustus 2010

R. ADITYA PRADANA

I 1303064

Page 6: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

v

SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : R. Aditya Pradana

Nim : I 1303064

Judul tugas akhir : Penentuan Lokasi Subdistributor dan Alokasi Produk

Untuk Subdistributor dan Outlet Pada Jaringan Distribusi

PT. Sinar Niaga Sejahtera Distributor Wilayah Surakarta.

Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat

lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama dengan Pembimbing 1 dan

Pembimbing 2. Bersamaan dengan syarat pernyataan ini bahwa hasil penelitian

dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk

publikasi dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat

nasional maupun internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian

dari publikasi karya ilmiah

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surakarta, Agustus 2010

R. ADITYA PRADANA

I 1303064

Page 7: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukut kehadirat Tugan YME, yang telah melimpahkan hikmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan yang sangat baik ini, dengan segenap kerendahan hati

dan rasa yang setulus-tulusnya, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Noegroho Djarwanti, M.T. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Ir. Lobes Herdiman, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Yuniaristanto, ST., MT. dan Ibu Fakhrina Fahma, STP., MT selaku

dosen pembimbing yang telah sabar dalam memberikan pengarahan dan

bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

4. Bapak Ir. R. Hari Setyanto selaku dosen penguji skripsi I dan Ilham

Priadhytama, ST, MT selaku dosen penguji skripsi II yang berkenan

memberikan saran dan perbaikan terhadap skripsi ini.

5. Ibu Fakhrina Fahma, STP., MT selaku pembimbing akademis. Terima kasih

atas kesabarannya dalam memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis.

6. Dosen-dosen Teknik Industri yang memberikan ilmu dan pengetahuan selama

ini.

7. Para staf dan karyawan Jurusan Teknik Industri (mba’ Yayuk, mba’ Rina, pak

Agus, mba’Tutik), atas segala kesabaran dan pengertiannya dalam

memberikan bantuan demi kelancaran penyelesaian skripsi ini.

8. Para staf dan karyawan PT. Sinar Niaga Sejahtera yang telah menerima saya

dengan baik dan memberikan bantuan beserta fasilitas selama melakukan

penelitian.

9. Kedua orang tua saya yang selalu memberi dorongan dan motivasi kepada

penulis.

10. Ardha Kurnia Sari Yudha Putri yang selalu menemani penulis dalam suka dan

duka.

11. Ajeng Astrini, adekku yang selalu memberikan keceriaan.

Page 8: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

vii

12. Terima kasih kepada kakakku tercinta atas kepercayaannya kepada penulis

dan tak henti-hentinya memberikan semangat kepada penulis.

13. Teman sekelas dan seperjuangan Teknik Industri ekstensi angkatan ’03.

14. Seluruh teman Teknik Industri angkatan ’03 UNS yang bersama berjuang

dalam menyelesaikan studi Strata-1. Atas semua bantuannya saya

mengucapkan banyak terima kasih.

15. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan dalam kata pengantar ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa maupun

siapa saja yang membutuhkannya. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir

ini masih jauh dari sempurna, dengan senang hati dan terbuka penulis menerima

segala saran dan kritik yang membangun.

Surakarta, Agustus 2010

Penulis

Page 9: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

viii

ABSTRAK

R. Aditya Pradana, NIM: I 1303064, PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR

DAN ALOKASI PRODUK UNTUK SUB DISTRIBUTOR DAN OUTLET PADA

JARINGAN DISTRIBUSI PT. SINAR NIAGA SEJAHTERA, DISTRIBUTOR

WILAYAH SURAKARTA. Skripsi. Surakarta: Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Teknik, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010.

PT. Sinar Niaga Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi.

Wilayah pemasaran PT. Sinar Niaga Sejahtera 6 Kabupaten dan Kotamadya di eks

Karesidenan Surakarta. Wilayah pemasaran yang luas mengakibatkan 34 kecamatan

belum terlayani oleh perusahaan dan biaya distribusi pada bulan Agustus – Juli 2009

yaitu sebesar Rp. 767.770.700,- atau sebesar 16 % dari pendapatan perusahaan. Target

biaya distribusi perusahaan adalah dibawah 14 %. Oleh karena itu perlu dilakukan

penentuan lokasi dan alokasi produk untuk gudang subdistributor serta alokasi produk

untuk outlet dengan kriteria minimasi biaya distribusi.

Penentuan lokasi subdistributor dan alokasi produk dibagi menjadi 4 tahap. Tahap

pertama adalah peramalan penjualan PT. Sinar Niaga Sejahtera, peramalan yang

digunakan adalah metode kualitatif berdasarkan rekomendasi perusahaan. Tahap kedua

adalah penentuan biaya distribusi, yang terdiri dari biaya bahan bakar, gaji karyawan dan

biaya perawatan armada transportasi serta biaya tetap yang terdiri dari biaya yang

dikeluarkan oleh gudang subdistributor yang meliputi gaji karyawan, pajak bumi dan

bangunan serta biaya listrik. Tahap ketiga adalah memodelkan sistem distribusi dalam

model mixed integer linear programming. Model yang digunakan adalah model Planwar

yang dikembangkan oleh Pirkul dan Jayawarman (1997). Tahap keempat adalah

penentuan lokasi dan alokasi dengan menggunakan software Risk Solver Platform versi 9.

Hasil pengolahan data adalah terdapat tiga wilayah yang akan dibuka gudang

subdistributor yaitu Karanganyar, Surakarta dan Boyolali. Biaya distribusi mengalami

penurunan sebesar Rp. 147.353.036,- atau sebesar 20 % dari biaya distribusi sebelumnya.

Pengujian kelayakan investai untuk gudang subdistributor dengan metode Net Present

Value, didapatkan bahwa gudang subdistributor ini layak untuk dibangun. Proyeksi

keuntungan untuk subdistributor Karanganyar tahun ke-1 sebesar Rp.301.804.545,- ,

tahun ke-2 sebesar Rp.119.448.436,- , tahun ke-3 sebesar Rp.159.355.063,- , tahun ke-4

sebesar Rp.185.736.630,- dan tahun ke-5 sebesar Rp.210.215.390,-. Proyeksi keuntungan

untuk subdistributor Surakarta tahun ke-1 sebesar Rp.411.268.631,- , tahun ke-2 sebesar

Rp.348.535.106,-, tahun ke-3 sebesar Rp.392.296.733,-, tahun ke-4 sebesar

Rp.249.302.497,- dan tahun ke-5 sebesar Rp.218.627.597,-. Subdistributor Boyolali

dibuka pada tahun ke-2 sehingga proyeksi keuntungan tahun ke-2 sebesar

Rp.493.903.248,-, tahun ke-3 sebesar Rp.213.719.351,-, tahun ke-4 sebesar

Rp.241.708.347,-, tahun ke-5 sebesar Rp.241.386.172,-

Kata kunci : mixed integer linear programming, lokasi dan alokasi produk, PLANWAR,

Risk Solver Platform, Net Present Value.

xv + 74 halaman; 27 tabel; 16 gambar; 5 lampiran.

Daftar pustaka : 14 (1990-2009).

Page 10: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

ix

ABSTRACT

R. Aditya Pradana, NIM: I 1303064, DETERMINATION OF SUBDISTRIBUTOR

LOCATION AND PRODUCT ALLOCATION FOR SUBDISTRIBUTORS AND

OUTLETS IN PT. SINAR NIAGA SEJAHTERA NETWORK DISTRIBUTION,

MARKETING AREA: SURAKARTA. Thesis. Surakarta: Department of Industrial

Engineering, Faculty of Engineering, University of Sebelas Maret, July 2010.

PT. Sinar Niaga Sejahtera (SNS) is a distribution company. PT. SNS marketing

area covers six regencies and municipalities in Surakarta and its surronding (Solo Raya).

Solo Raya. A Wide-range market area resulted in 34 districts can not be reached by PT.

Sinar Niaga Sejahtera and distribution costs in August to July 2009 was Rp. 767,770,700

or equal to 16% of company revenue. Expected distribution cost is less than 14%.

Therefore, it is necessary to determine the location of subdistributors depot and products

allocation of subdistributors and outlets which minimize distribution costs.

The determination of subdistributors depot location and products allocation are

divided into four stages. The first stage is forecasting of SNS sales. Forecasting method

used is a qualitative method based on the company recommendation. The second stage is

to calculate distribution costs which consist of fuel costs, employee salaries, vehicle

maintenance costs and fixed costs. Fixed cost is the operating costs of subdistributor

depot which includes employee salaries, property tax and electricity costs. The third stage

is to model the distribution system in a mixed integer linear programming model. The

model used is a PLANWAR model that developed by Pirkul and Jayawarman (1997).

The fourth stage is to determine the location and allocation model using software Risk

Solver Platform version 9.

Data processing results show that there are three depots to be opened in

Karanganyar, Surakarta and Boyolali. The distribution costs decreased by

Rp.147,353,036 is equal to 20% from the previous distribution costs. Feasibility analysis

for subdistributors depot investment using the Net Present Value (NPV) method. Based

on the NPV method is obtained that three depots are feasible to be built. The projected

profits for Karanganyar’s subdistributor in the first year is Rp.301,804,545, the second

year is Rp.119,448,436, the third year is Rp.159,355,063, the fourth year is

Rp.185,736,630, and fifth year is Rp.210,215,390. The projected profits for Surakarta’s

subdistributor in the first year is Rp.411,268,631, the second year is Rp.348,535,106, the

third year is Rp.392,296,733, the fourth year is Rp.249,302,497 and fifth year is

Rp.218,627,597. The Boyolali’s subdistributor will be opened in second year so the

projected profits for Boyolali’s subdistributor in the second year is Rp.493,903,248, the

third year is Rp.213,719,351, the fourth year is Rp.241,708,347, the fifth year is

Rp.241,386,172.

Keywords: mixed integer linear programming, location and allocation, PLANWAR, Risk

Solver Platform, Net Present Value

xv + 74 pages; 27 tables; 16 pictures; 5 attachments.

Bibliography : 14 (1990-2009).

Page 11: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

LEMBAR VALIDASI iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH iv

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah I – 1

1.2 Perumusan Masalah I – 3

1.3 Tujuan Penelitian I – 3

1.4 Manfaat Penelitian I – 3

1.5 Batasan Masalah I – 4

1.6 Asumsi I – 4

1.7 Sistematika Penulisan I – 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Perusahaan II – 1

2.1.1 Sejarah Perusahaan II – 1

2.1.2 Struktur Organisasi II – 2

2.1.3 Sistem Distribusi PT. Sinar Niaga Sejahtera II – 3

2.1.4 Jenis Produk dan Armada Transportasi II – 4

2.2 Landasan Teori II – 4

2.2.1 Konsep Dasar Supply Chain Management II – 5

2.2.2 Logistik II – 7

2.2.3 Transportasi II – 8

Page 12: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

xi

2.2.4 Distribusi II – 9

2.2.5 Desain Jaringan Distribusi II – 10

2.2.6 Pengelompokan Produk II – 15

2.2.7 Peramalan II – 15

2.2.8 Model Konfigurasi Jaringan Distribusi II – 18

2.2.9 Model untuk Pemilihan Lokasi Fasilitas

dan Alokasi Kapasitas II – 18

2.2.10 Permodelan Sistem II – 20

2.2.11 Model Optimasi Analitis II – 22

2.2.12 Model Referensi II – 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pengumpulan Data III – 2

3.2 Pengolahan Data III – 3

3.3 Analisis dan Interpretasi Hasil III – 7

3.4 Kesimpulan dan Saran III – 7

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data IV – 1

4.1.1 Data Wilayah Alternatf Penentuan

Lokasi Gudang Subdistributor IV – 1

4.1.2 Data Zona Konsumen IV – 2

4.1.3 Data Jenis Produk dan Pengelompokannya IV – 2

4.1.4 Data Permintaan Produk PT. Sinar Niaga Sejahtera IV – 3

4.1.5 Data Jarak Distributor dengan Gudang

Subdistributor dan Zona Konsumen IV – 4

4.1.6 Komponen Biaya Distribusi IV – 6

4.1.7 Data Biaya Tetap Gudang Subdistributor IV – 8

4.2 Pengolahan Data IV – 10

4.2.1 Peramalan Kualitatif IV – 10

4.2.2 Perhitungan Biaya Distribusi IV – 11

4.2.2 Perancangan Model Mixed Integer

Linear Programming IV – 13

4.2.3 Penyelesaian Model IV – 16

Page 13: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

xii

BAB V ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL

5.1 Interpretasi Hasil Pemilihan Lokasi

Gudang Subdistributor V – 1

5.2 Interpretasi Hasil Alokasi Produk V – 3

5.3 Interpretasi Hasil Penentuan Biaya Distribusi V – 9

5.4 Analisis Perbaikan Terukur (Biaya Minimal) V – 10

5.5 Analisis Investasi untuk Gudang Subdistributor V – 11

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan VI– 1

6.2 Saran VI –1

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan performansi desain jaringan distribusi II - 13

Tabel 2.2 Performansi jaringan distribusi untuk jenis kustomer II - 14

Tabel 4.1 Wilayah Alternatif Sub-distributor IV - 1

Tabel 4.2 Syarat untuk mendirikan gudang subdistributor IV - 1

Tabel 4.3 Alternatif lokasi gudang subdistributor IV - 2

Tabel 4.4 Permintaan produk selama 1 tahun IV - 3

Tabel 4.5 Jarak gudang sub-distributor ke gudang distributor IV - 4

Tabel 4.6 Jarak gudang subdistributor dengan zona konsumen IV - 5

Tabel 4.7 Gaji tenaga kerja gudang subdistributor per bulan IV – 9

Tabel 4.8 Biaya tetap gudang subdistributor per bulan IV – 9

Tabel 4.9 Peramalan untuk permintaan produk tahun 1 IV –10

Tabel 4.10 Peramalan untuk permintaan produk tahun 2 IV –10

Tabel 4.11 Peramalan untuk permintaan produk tahun 3 IV –11

Tabel 4.12 Peramalan untuk permintaan produk tahun 4 IV –11

Tabel 4.13 Peramalan untuk permintaan produk tahun 5 IV –11

Tabel 4.14 Total biaya distribusi untuk distributor IV –12

Tabel 4.15 Total biaya distribusi untuk subdistributor IV –13

Tabel 4.16 Biaya-biaya distribusi IV –18

Tabel 4.17 Jumlah alokasi barang ke gudang subdistributor IV –19

Tabel 4.18 Alokasi produk subdsitributor subdistributor Karanganyar IV –20

Tabel 4.19 Alokasi produk subdsitributor subdistributor Boyolali IV –21

Tabel 4.20 Alokasi produk subdsitributor subdistributor Surakarta IV –21

Tabel 5.1 Wilayah gudang subdsitributor V – 1

Tabel 5.2 Data aktual biaya distribusi bulan Agustus 2008 – Juli 2009 V – 10

Tabel 5.3 Net Present Value gudang subdistributor Karanganyar V – 12

Tabel 5.4 Net Present Value gudang subdistributor Surakarta V – 12

Tabel 5.5 Net Present Value gudang subdistributor Boyolali V – 13

Page 15: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur organisasi PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor

wilayah Surakarta II – 2

Gambar 2.2 Sistem distribusi PT. Sinar Niaga Sejahtera II – 3

Gambar 2.3 Skema teknik peramalan II – 16

Gambar 3.1 Metodologi penelitian III – 1

Gambar 4.1 Klasifikasi kelompok jenis produk IV – 3

Gambar 4.2 Parameter pada solver IV –17

Gambar 4.3 Hasil solver IV –18

Gambar 5.1 Peta lokasi gudang subdistributor V – 2

Gambar 5.2 Alokasi produk gudang distributor ke gudang subdistributorV – 3

Gambar 5.3 Alokasi produk untuk Kab Karanganyar V – 4

Gambar 5.4 Alokasi produk untuk Kab Wonogiri V – 5

Gambar 5.5 Alokasi produk untuk Kodya Surakarta V – 5

Gambar 5.6 Alokasi produk untuk Kab Sukoharjo V – 6

Gambar 5.7 Alokasi produk untuk Kab Boyolali V – 6

Gambar 5.8 Alokasi produk untuk Kab Klaten V – 7

Gambar 5.9 Alokasi produk untuk Kodya Surakarta dan Kab Sukoharjo V – 8

Page 16: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel L.1 Macam produk PT. Garudafood

Tabel L.2 Zona konsumen PT Sinar Niaga Sejahtera wilayah Surakarta

Tabel L.3 Pengelompokan Produk

Tabel L.4 Penjualan PT Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta

Gambar L.1 Peta alokasi zona konsumen

Page 17: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I adalah pendahuluan, bab ini membahas tentang latar belakang dan

identifikasi masalah yang diangkat dalam skripsi, perumusan masalah, penetapan

tujuan dan manfaat, pembatasan masalah, penetapan asumsi-asumsi yang

mendukung pengolahan data serta sistematika penulisan yang digunakan dalam

penyusunan skripsi.

1.1 LATAR BELAKANG

PT. Garudafood Indonesia merupakan produsen makanan ringan dan

minuman kemasan. Produk Garudafood yang banyak dikenal masyarakat antara

lain kacang kulit garuda, kacang atom, leo snack, okky jelly drink dan beberapa

merk produk yang lain (PT. Sinar Niaga Sejahtera, 2009). Hasil wawancara

dengan pihak PT. Sinar Niaga Sejahtera tahun 2009, terdapat beberapa tingkatan

dalam proses pendistribusian produk yaitu produsen, distributor regional dan

distributor wilayah atau disebut gudang depo. Distributor wilayah melakukan

pemesanan produk melalui distributor regional. Pengiriman akan langsung

dilakukan oleh produsen ke distributor wilayah berdasarkan permintaan

distributor regional. Pendistribusian produk ke outlet dilakukan oleh distributor

wilayah dengan menggunakan truk (PT Sinar Niaga Sejahtera, 2009).

PT. Sinar Niaga Sejahtera wilayah Karesidenan Surakarta terletak di Jl.

Surakarta-Purwodadi km 5. Distributor wilayah ini melayani 7 daerah yang

terdapat di Karesidenan Surakarta, yaitu Kabupaten Karanganyar, Boyolali,

Klaten, Sukoharjo, Wonogiri dan Sragen serta Kotamadya Surakarta. Terdapat

beberapa macam outlet yang dilayani oleh distributor wilayah ini, yaitu retailer,

grosir, modern market dan chainstore (PT Sinar Niaga Sejahtera, 2009).

Pengiriman produk yang dilakukan oleh distributor wilayah ini mengandalkan

dari salesman untuk melayani permintaan produk dari outlet. Pengiriman produk

ke outlet dilakukan satu hari setelah salesman mengambil order dari outlet (PT

Sinar Niaga Sejahtera, 2009). PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah

Page 18: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

I - 2

Surakarta mempunyai 10 armada yang berupa truk untuk mengirimkan produk

dari gudang depo ke outlet (PT Sinar Niaga Sejahtera, 2009).

Luasnya wilayah pemasaran PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah

Surakarta mengakibatkan jauhnya jarak antara gudang depo ke outlet. Tentu saja

dalam proses pengiriman barang memerlukan biaya–biaya untuk mendistribusikan

produk. Biaya distribusi meliputi biaya bahan bakar untuk pengiriman produk

yang menggunakan truk serta biaya perawatan kendaraan. Semakin jauh jarak

yang harus ditempuh maka biaya transportasi yang dikeluarkan juga akan semakin

besar. Biaya transportasi PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta

periode Agustus 2008 – Juli 2009 adalah sebesar Rp. 767.770.700,-. (PT Sinar

Niaga Sejahtera, 2009) atau sebesar 16% dari pendapatan perusahaan. Target

biaya distribusi PT. Sinar Niaga Sejahtera adalah kurang dari 14% dari

pendapatan. PT. Sinar Niaga Sejahtera perlu mengkaji ulang desain distribusi

yang saat ini berjalan untuk mencapai target yang ada di perusahaan.

Selain itu, luasnya wilayah pemasaran juga mengakibatkan jarak tempuh

salesman ke outlet yang berada di luar kota menjadi jauh sehingga salesman tidak

dapat menjangkau semua outlet yang berada di luar kota Surakarta karena waktu

yang terbatas. Hal ini dapat dilihat dengan data outlet PT. Sinar Niaga Sejahtera

distributor wilayah Surakarta, dimana terdapat beberapa kecamatan di luar kota

Surakarta yang belum dijangkau oleh salesman. Berdasarkan data yang didapat

dari PT. Sinar Niaga Sejahtera wilayah Surakarta daerah wilayah pendistribusian

hanya menjangkau 65 kecamatan dari 99 kecamatan di Karesidenan Surakarta (PT

Sinar Niaga Sejahtera, 2009), sehingga ada 34 kecamatan di 7 kabupaten yang

belum dilayani oleh PT. Sinar Niaga Sejahtera wilayah Surakarta terdiri dari

Kabupaten Boyolali 5 kecamatan, Klaten 16 kecamatan, Karanganyar 5

kecamatan dan Sukoharjo 4 kecamatan.

Berdasarkan uraian di atas, besarnya biaya distribusi dan belum

terjangkaunya beberapa kecamatan di wilayah pemasaran PT. Sinar Niaga

Sejahtera distributor wilayah Surakarta disebabkan oleh kurang optimalnya sistem

distribusi pada PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta. Oleh

karena itu, dipandang perlu untuk menyusun desain jaringan distribusi yaitu

dengan mempertimbangkan pembukaan gudang subdistributor dan alokasi produk

Page 19: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

I - 3

untuk tiap gudang subdistributor di eks karesidenan Surakarta. Pembangunan

gudang subdistributor diharapkan dapat mengurangi biaya distribusi.

Pirkul dan Jayaraman (1997) mengembangkan sebuah model yang disebut

model optimasi PLANWAR. Model ini bertujuan untuk menentukan lokasi pabrik

dan gudang dengan mempertimbangkan minimasi biaya–biaya distribusi.

Mengacu pada model PLANWAR yang dikembangkan oleh Pirkul dan Jayaraman,

penulis mengaplikasikan model untuk menentukan lokasi gudang subdistributor

dan alokasi produknya. Penyelesaian masalah penentuan lokasi gudang

subdistributor dan alokasi produk ini menggunakan pendekatan analitis. Model

yang digunakan yaitu mixed integer linear programming.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka

perumusan masalah yang diangkat yaitu bagaimana penentuan lokasi dan alokasi

produk untuk gudang sub distributor serta alokasi produk untuk outlet dengan

kriteria minimasi biaya distribusi?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka tujuan

pembahasan dalam penelitian ini yaitu :

1. Menentukan lokasi gudang subdistributor wilayah Karesidenan Surakarta

2. Menentukan alokasi produk untuk subdistributor dan outlet wilayah-

wilayah Karesidenan Surakata.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat diperoleh dari pembahasan yang dilakukan dalam

skripsi ini yaitu :

1. Penghematan biaya distribusi bagi PT. Sinar Niaga Sejahtera Distributor

wilayah Surakarta.

2. Permintaan outlet dapat terpenuhi.

3. Peluang kerjasama kepada pihak ke tiga yaitu gudang subdistributor.

Page 20: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

I - 4

1.5 BATASAN MASALAH

Pembatasan masalah diperlukan pada penelitian ini untuk menghindari

permasalahan yang terlalu luas dan supaya hasil analisis yang didapatkan sesuai

dengan tujuan. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Data yang digunakan adalah data permintaan outlet pada bulan Agustus 2008

– Juli 2009.

2. Wilayah pemasaran PT. Sinar Niaga Sejahtera Distributor wilayah

Karesidenan Surakarta meliputi Surakarta, Sragen, Karanganyar, Sukoharjo,

Boyolali dan Wonogiri.

3. Penelitian yang dilakukan tidak membahas tentang rute distribusi.

4. Zona outlet yang dipaparkan disini adalah pada tingkat kecamatan.

1.6 ASUMSI

Asumsi digunakan untuk menyederhanakan kompleksitas permasalahan

yang diteliti. Asumsi yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah:

1. Kapasitas produksi pabrik selalu bisa memenuhi permintaan distributor

wilayah, karena dari tahun sebelumnya permintaan dari PT Sinar Niaga

Sejahtera wilayah Karesidenan Surakarta hampir selalu dapat dipenuhi oleh

produsen.

2. Ukuran kardus barang dianggap sama, sesuai standar yang berlaku di PT Sinar

Niaga Sejahtera yaitu sebesar 35 cm x 25 cm x 18 cm.

3. Biaya tetap disini berdasarkan biaya yang timbul pada gudang subdistributor

yang telah dibuka di Wonogiri.

4. Peningkatan penjualan adalah 10% per tahun berdasarkan besarnya

peningkatan pada tahun–tahun sebelumnya dan target yang harus dicapai

perusahaan.

5. Peningkatan biaya distribusi per tahun diasumsikan sebesar 7% sesuai dengan

rata – rata tingkat inflasi per tahun berdasarkan Bank Indonesia.

Page 21: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

I - 5

I.7 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, memuat latar belakang masalah, perumusan

masalah, penetapan tujuan dan manfaat, batasan masalah, asumsi dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, bab ini membahas tentang gambaran

umum PT. Sinar Niaga Sejahtera Distributor Wilayah Surakarta yang merupakan

tempat dilaksanakannya penelitian skripsi. Serta berisi landasan teori yang

memuat teori-teori yang menunjang dalam pengolahan data.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN, berisi langkah-langkah

penyelesaian masalah secara umum. Tahapan itu meliputi penetapan perumusan

masalah, pengumpulan data, pengolahan data, analisis dan interpretasi hasil, dan

kesimpulan dan saran.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA, berisi data-

data yang diperlukan untuk penyelesaian masalah dan pengolahan data yang

dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian .

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL, berisi uraian

analisis dan interpretasi dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN, berisi kesimpulan dari hasil

pengolahan data dan analisis serta saran-saran yang diperlukan dalam

mendapatkan hasil yang lebih baik.

Page 22: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab II merupakan tinjauan pustaka yang berisi tinjauan umum perusahaan

serta landasan teori yang mendukung pengolahan data dalam penyusunan skripsi

ini. Tinjauan umum perusahaan meliputi sejarah perkembangan perusahaan,

struktur organisasi perusahaan, sistem distribusi serta jenis produk dan armada

pengiriman. Landasan teori berisi tentang teori desain jaringan dan evaluasi

desain jaringan.

2.1 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Sub bab ini berisi mengenai sejarah pekembangan perusahaan, struktur

organisasi perusahaan, sistem distribusi serta jenis produk dan armada

pengiriman.

2.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Sinar Niaga Sejahtera adalah perusahaan jasa yang bergerak dalam

bidang distribusi produk. Salah satu produk yang didistribusikan oleh PT. Sinar

Niaga Sejahtera adalah produk dari PT. Garudafood. PT. Sinar Niaga Sejahtera

berdiri pada tahun 1994 dan sampai saat ini telah memiliki 96 distributor wilayah

dan 5 kantor regional yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia (PT. Sinar Niaga

Sejahtera 2009).

PT. Sinar Niaga Sejahtera memiliki satu distributor wilayah di Surakarta.

PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta terletak di Jl. Raya Solo –

Purwodadi km 5. Area pendistribusian produk oleh PT. Sinar Niaga Sejahtera

distributor wilayah Surakarta hanya mencakup wilayah Eks-Karesidenan

Surakarta yaitu Kota Surakarta, Kabupaten Sragen, Wonogiri, Sukoharjo,

Karanganyar, Klaten dan Boyolali. PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah

Surakarta saat ini melayani beberapa macam konsumen yaitu 24 chainstore, 247

grosir, 546 semigrosir, 886 retailer, 57 modern market, 1 gudang subdistributor

(PT. Sinar Niaga Sejahtera, 2009).

Page 23: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 2

2.1.2 Struktur Organisasi

PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta dikepalai oleh satu

orang kepala cabang yang bertanggung jawab atas segala hal yang berkaitan

dengan PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta. Kepala cabang

dibantu oleh 3 kepala bagian yaitu SAK (Sales Area Koordinator), FAS (Finance

Accounting Supervisor), dan kepala gudang. Struktur organisasi PT. Sinar Niaga

Sejahtera distributor wilayah Surakarta dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini:

Branch Manager

SAK

(Sales Area

Koordinator)

FAS

(Finance Accounting

Manager)

Kepala Gudang

Sales

Traditional

Market

Sales Modern

market

SAK

(Sales Area

Koordinator)

Checker Good

Stock (GS)

Checker Bad

Stock (BS)Dropping

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor

wilayah Surakarta.

( Sumber : PT. Sinar Niaga Sejahtera, 2009 )

Secara lebih jelas, struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kepala cabang

Kepala cabang bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi di PT. Sinar

Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta.

2. Sales Area Koordinator (SAK)

SAK bertanggungjawab terhadap jadwal kunjungan salesman ke outlet. SAK

terdiri dari dua divisi, yaitu SAK untuk pasar tradisional dan SAK untuk

modern market.

3. Finance Account Supervisor (FAS)

Finance Account Supervisor bertanggungjawab untuk semua masalah

keuangan dan administrasi di PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah

Surakarta. Setiap akhir bulan, FAS harus membuat laporan keuangan . Sinar

Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta. Dalam tugasnya, FAS dibantu

oleh beberapa petugas administrasi.

4. Kepala Gudang

Kepala Gudang bertanggungjawab terhadap penyimpanan produk di dalam

gudang termasuk di dalamnya adalah pengecekan jumlah inventori, keadaan

Page 24: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 3

produk dan proses dropping barang. Dropper berasal dari pihak ke tiga atau

pihak penyedia jasa transportasi.

2.1.3 Sistem Distribusi PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah

Surakarta

Sistem distribusi PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta

dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut ini:

Gambar 2.2 Sistem distribusi PT. Sinar Niaga Sejahtera

( Sumber : PT. Sinar Niaga Sejahtera, 2009 )

Diagram alir sistem distribusi PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor

wilayah Surakarta pada gambar 2.2 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Order dari retailer

Order dari retailer berupa sejumlah produk dan kuantitasnya. PT. Sinar

Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta mengandalkan salesman dalam

mencari order dari outlet. Setiap hari salesman selalu membuat purchase order

untuk setiap order yang mereka dapatkan. Salesman mempunyai jadwal

kunjungan tetap sesuai dengan jadwal kunjungan yang telah ditetapkan oleh SAK.

2. Bagian pemasaran.

Bagian pemasaran bertugas menerima semua permintaan yang datang dari

retailer untuk semua jenis produk. Bagian pemasaran merupakan bagian yang

berhubungan langsung dengan relasi, termasuk menangani pembayaran dari relasi

Page 25: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 4

serta menanggapi keluhan dari relasi. Bagian pemasaran menetapkan lead time

satu hari untuk pemenuhan permintaan relasi, terhitung mulai dari order diterima

oleh bagian pemasaran sampai produk diterima oleh relasi. Selanjutnya bagian

pemasaran meneruskan informasi tentang order relasi tersebut ke bagian sirkulasi.

3. Bagian inventori (gudang).

Bagian inventori (gudang) mengatur penyimpanan produk di gudang.

Pengaturan yang dilakukan oleh bagian inventori meliputi pengaturan letak dan

penempatan produk di gudang serta pengaturan penempatan produk yang baru

diterima oleh distributor dari pabrik dan pengaturan penempatan produk yang

akan didistribusikan ke sejumlah retailer.

4. Bagian transportasi (dropping)

Bagian transportasi mengirimkan produk ke outlet berdasarkan hasil

kunjungan salesman pada hari sebelumnya.

2.1.4 Jenis Produk dan Armada Transportasi

Produk-produk yang didistribusikan oleh PT. Sinar Niaga Sejahtera

distributor wilayah Surakarta adalah produk-produk dari PT. Garudafood dan non

Garudafood (PT. Sinar Niaga Sejahtera, 2009). Produk tersebut terbagi atas

beberapa merk serta beberapa kemasan. Jenis produk yang

didistribusikan oleh PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta

berdasarkan merk serta kemasannya akan dicantumkan pada lampiran halaman 1.

Dalam pendistribusian produknya PT. Sinar Niaga Sejahera menggunakan

beberapa jenis armada (alat transportasi) pengiriman. Penentuan jenis armada

pengangkutan disesuaikan dengan jumlah atau banyaknya produk dan jenis

produk yang akan didistribusikan. Armada pengangkutan yang digunakan dalam

pendistribusian produk di PT. Sinar Niaga Sejahera yaitu truk ban ganda (PT.

Sinar Niaga Sejahtera, 2009).

2.2 LANDASAN TEORI

Sub bab ini berisi mengenai teori-teori pendukung dalam pengolahan data.

Antara lain desain jaringan dalam supply chain, distribusi, transportasi,

peramalan, mixed integer linear programming, serta teori mengenai perhitungan

biaya yang terkait dengan pendistribusian produk.

Page 26: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 5

2.2.1 Konsep Dasar Supply Chain Management

Supply chain terdiri dari semua aspek baik secara langsung ataupun tidak

langsung dalam memenuhi permintaan konsumen. Elemen-elemen dalam supply

chain tidak hanya supplier dan pembuat produk tetapi termasuk juga transportasi,

pergudangan, retailer dan juga konsumen itu sendiri (Chopra dan Meindl, 2004)

Supply chain management adalah metode atau pendekatan integrative

untuk mengelola aliran produk, informasi, dan uang secara integrasi yang

melibatkan pihak-pihak mulai dari hulu ke hilir yang terdiri dari supplier, pabrik,

jaringan distribusi maupun jasa-jasa logistik (Pujawan, 2005).

Tujuan yang mendasar dalam supply chain yaitu memenuhi kebutuhan

konsumen dalam proses memperoleh keuntungan bagi perusahaan. Aktivitas

supply chain dimulai dengan adanya permintaan konsumen telah membayar apa

yang dibelinya (Zabidi, 2001).

Terdapat dua sudut pandang dalam menilai proses performansi supply

chain yaitu berdasarkan cycle view dan push/pull view (Chopra dan Meindl,

2004). Penjelasan mengenai kedua sudut pandang tersebut dapat dipaparkan

sebagai berikut:

1. Cycle view

Menurut pandangan ini proses dalam supply chain dibagi dalam beberapa

tahapan siklus dimana setiap tahapan tersebut akan mempunyai hubungan dengan

tahapan yang lain. Berdasarkan pandangan siklus (cycle view), aktivitas supply

chain dapat dibagi dalam empat tahapan yaitu:

a. Siklus pemesanan konsumen, siklus ini terjadi pada hubungan antara

konsumen dan retailer dan termasuk juga proses langsung dalam penerimaan

dan pemenuhan pemesanan konsumen. Interaksi antara retailer dengan

konsumen dimulai ketika konsumen melakukan pemesanan dan berakhir

ketika konsumen telah menerima pesanannya.

b. Siklus replenishment, siklus ini terjadi pada hubungan antara retailer dan

distributor serta pemenuhan terhadap inventori retailer. Siklus ini dimulai

ketika sebuah retailer melakukan suatu pemesanan untuk menambah inventori

guna memenuhi permintaan di masa yang akan datang. Tujuan dari siklus ini

Page 27: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 6

adalah untuk menambah inventori bagi retalier dengan biaya minimum dengan

ketersediaan produk yang tinggi.

c. Siklus manufacturing, siklus ini terjadi dalam hubungan antara distributor dan

perusahaan manufaktur. Aktivitas yang dilakukan dalam siklus ini merupakan

penggantian terhadap inventori distributor. Siklus ini dipengaruhi oleh

permintaan konsumen, peramalan permintaan dari retailer atau distributor atau

dari peramalan terhadap permintaan konsumen serta ketersediaan barang jadi

dalam gudang pabrik.

d. Siklus procurement, siklus ini terjadi dalam hubungan antara pabrik dan

supplier. Aktivitas yang terjadi dalam siklus ini merupakan pemenuhan

material yang akan digunakan pabrik untuk memproduksi sebuah produk.

Pemesan komponen kepada supplier akan tergantung pada jadwal produksi.

2. Push/pull view.

Seluruh proses yang berlangsung dalam suatu supply chain dikategorikan

ke dalam dua kategori berdasarkan waktu yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan pengguna terakhir. Siklus dimulai dengan adanya permintaan

konsumen dalam pull proses. Siklus push proses ini dimulai dikarenakan untuk

mengantisipasi adanya permintaan konsumen. Pemintaan konsumen akan sebuah

produk telah diketahui dalam pull proses sedangkan dalam push proses

permintaan konsumen akan produk tidak diketahui secara pasti sehingga perlu

adanya peramalan terhadap permintaan konsumen. Pull proses disebut sebagai

proses reaktif karena proses ini timbul untuk merespon permintaan konsumen.

Push proses dapat juga disebut sebagai permintaan konsumen, push proses dapat

juga disebut sebagai proses spekulasi karena sistem ini mengantisipasi permintaan

konsumen yang dilakukan dengan melakukan peramalan terhadap permintaan

konsumen.

Perencanaan logistik dan penilaian dilakukan pada awal perusahaan

berdiri maupun ketika jaringan logistik sudah terbentuk. Penilaian bertujuan

memodifikasi jaringan yang sudah ada atau tetap membiarkannya jika sudah

memiliki desain yang optimal. Penentuan untuk penilaian jaringan diberikan lewat

lima kunci sebagai berikut (Ballou, 1998):

Page 28: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 7

1. Permintaan, tingkat permintaan dan penyebarannya mempengaruhi konfigurasi

jaringan logistik. Ketidakseimbangan pertumbuhan permintaan antar daerah

pemasaran ini, walaupun kecil nilainya sudah cukup menjadi alasan untuk

meninjau ulang jaringan distribusi.

2. Pelayanan konsumen, yang termasuk di dalamnya adalah ketersediaan

inventori, kecepatan pengiriman, kecepatan dan ketepatan pemenuhan

kebutuhan. Reformulasi strategi logistik selalu diperlukan sewaktu service

level berubah ketika menghadapi persaingan, perubahan tujuan.

3. Karakteristik produk, biaya logistik sangat sensitif terhadap beberapa

karakteristik seperti berat produk, volume, nilai dan resiko. Jika terjadi sedikit

perubahan karakteristik maka dapat sangat menguntungkan jika dilakukan

perencanaan ulang sistem logistik.

4. Biaya logistik, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk supply fisik dan

distribusi fisik selalu menentukan bagaimana frekuensi sistem logistik harus

direncanakan ulang. Perusahaan yang biaya logistiknya tinggi, perubahan

sekecil apapun terhadap frekuensi perencanaan ulang akan memberikan

pengurangan biaya yang lumayan.

5. Pricing policy, perubahan kebijakan pemberian harga selalu mempengaruhi

strategi logistik.

2.2.2 Logistik

Logistik adalah integrasi dari dua atau lebih kegiatan untuk tujuan

perencanaan, implementasi dan pengendalian arus bahan baku, persediaan dalam

proses dan barang jadi, dari titik awal sampai ke titik konsumsi (Bowersox dan

Closs, 1996). Prestasi logistik ditunjukkan oleh efektivitas dan efisiensi

pemanfaatan waktu dan tempat.

Persaingan ketat dalam pasar global, kehadiran produk dengan umur yang

semakin pendek dan tingginya harapan konsumen telah memaksa perusahaan

berinvestasi dan memfokuskan perhatian pada rantai pemasoknya. Kemajuan

teknologi dan transportasi telah mendorong evolusi rantai pemasok dan teknik

pengaturannya. Rantai pemasok (jaringan logistik), terdiri dari supplier, pabrikan,

gudang, pusat distribusi dan retailer, dimana didalamnya mengalir bahan mentah,

persediaan dalam proses dan produk jadi (Simchi-Levi dkk, 2003).

Page 29: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 8

2.2.3 Transportasi

Salah satu komponen penting dalam logistik adalah transportasi. Jika

transportasi tidak berjalan maka distribusi produk ke konsumen atau sebaliknya

tidak dilakukan. Transportasi mengacu pada pergerakan produk dari satu lokasi ke

lokasi lain sebagai fungsinya untuk mengirimkan produk dari awal jaringan

supply chain sampai pada tangan konsumen (Chopra dan Meindl,2004). Menurut

Chopra dan Meindl (2004) ada 2 pihak yang berperan dalam transportasi:

1. Pihak pengirim, adalah pihak yang memerlukan pemindahan produknya dari

satu titik ke titik lain dalam supply chain. Keputusan yang dibuat misalnya

desain jaringan transportasi, pemilihan alat trasnportasi, dan pengaturan

penempatan pesanan konsumen pada alat transportasi yang ada. Tujuan dari

pengiriman adalah untuk meminimasi total biaya pemenuhan pesanan

konsumen sementara tetap mencapai responsivens yang diinginkan. Biaya

yang diperhitungkan dalam pengambilan keputusan adalah:

a. biaya transportasi, merupakan jumlah total biaya untuk berbagai

pengirim yang mengirimkan produk pesanan kepada konsumen, bagi

shipper biaya transportasi termasuk biaya variabel selama kendaraanya

bukan milik pengirim sendiri.

b. Biaya inventori, merupakan biaya pengiriman dari inventori yang berasal

dari jaringan supply chain pengirim. Biaya inventori dianggap tetap

ketika keputusan transportasi berjangka pendek yaitu dalam kegiatannya

menempatkan kiriman konsumen pada pembawanya dan dianggap

variabel ketika shipper mendesain jaringan transportasi atau

merencanakan kebijakan operasi.

c. Biaya fasilitas, merupakan biaya semua fasilitas dalam jaringan supply

chain pengirim. Biaya ini dianggap variabel dalam pengambilan

keputusan desain jaringan strategis terpakai dianggap tetap untuk

keputusan transportasi lainnya.

d. Biaya proses, adalah biaya loading dan unloading dan semua biaya

menyangkut semua proses dalam trasportasi. Biaya proses dianggap

variabel untuk semua keputusan transportasi.

Page 30: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 9

e. Biaya service level, adalah biaya yang timbul karena ketidakmampuan

untuk memenuhi komitmen pengiriman.

2. Pihak pembawa, adalah pihak yang memindahkan produk. Tujuan pembawa

adalah untuk membuat keputusan investasi dan kebijakan operasi yang

memaksimalkan keuntungan dari tiap aset. Faktor yang dipertimbangkan

untuk mengambil keputusan sebagai berikut :

a. Biaya yang berkaitan dengan kendaraan, adalah biaya timbul karena

membeli atau menyewa kendaraan yang digunakan untuk mengirim.

Biaya ini tetap ada meskipun kendaraan digunakan atau tidak dan

besarnya proporsional dengan jumlah kendaraan.

b. Biaya operasional tetap, merupakan biaya yang berhubungan dengan

terminal airport dan tenaga kerja tetap ada walaupun kendaraan tidak

beroperasi. Biaya operasi tetap pada pada umumnya proporsional dengan

ukuran dari fasilitas operasional.

c. Biaya yang berkaitan dengan perjalanan, biaya ini mencakup gaji

karyawan dan bahan bakar yang diperlukan untuk perjalanan dan

besarnya bergantung pada jarak dan frekuensi pengiriman.

d. Biaya overhead, biaya ini mencakup biaya perencaan dan penjadwalan

jaringan transportasi dan investasi dalam teknologi informasi.

e. Biaya yang berkaitan dengan dengan jumlah barang, biaya ini mencakup

biaya loading dan unloading dan sebagian biaya bahan bakar yang

berubah sejalan dengan jenis dan jumlah barang yang dikirimkan.

2.2.4 Distribusi

Distribusi adalah aktivitas yang dilakukan untuk memindahkan dan

menyimpan produk dari tingkatan supplier hingga tingkatan konsumen dalam

supply chain (Chopra dan Meindl, 2004). Aliran material mentah dan komponen

berpindah dari supplier ke pabrik, sedangkan produk jadi akan berpindah dari

pabrik ke pengguna akhir.

Pada level tertinggi, performansi distribusi akan diukur dengan dua sudut

pandang yaitu kebutuhan konsumen yang terpenuhi dan biaya yang dibutuhkan

Page 31: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 10

untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

suatu jaringan distribusi yaitu (Chopra dan Meindl, 2004):

1. Respon terhadap waktu, merupakan waktu antara konsumen melakukan

pemesanan dan ketika konsumen menerima pesanannya.

2. Varietas produk, merupakan jumlah perbedaan jenis produk atau susunan

produk yang diinginkan konsumen dari suatu jaringan distribusi.

3. Ketersediaan produk, merupakan probabilitas ketersediaan produk dalam stok

ketika ada pemesanan dari konsumen.

4. Customer experince, merupakan suatu cara yang dapat digunakan oleh

konsumen untuk melakukan pemesanan dan penerimaan produk mereka.

5. Order visibility, merupakan kemampuan dari konsumen untuk melakukan

pengecekan terhadap pesanannya dari penempatan hingga pengiriman.

6. Returnability, merupakan ketersediaan cara dimana konsumen dapat

mengembalikan produk yang tidak sesuai dan kemampuan dari jaringan

distribusi untuk mengatasi masalah pengembalian tersebut.

2.2.5 Desain Jaringan Distribusi.

Pengambilan keputusan dalam desain jaringan distribusi terdiri dari

pemilihan lokasi pabrikan, lokasi penyimpanan, fasilitas-fasilitas yang

berhubungan dengan transportasi dan alokasi dari kapasitas serta peranan tiap

fasilitas (Chopra dan Meindl, 2004). Menurut Chopra dan Meindl (2004)

keputusan-keputusan yang berhubungan dengan fasilitas dapat diklasifikasikan,

sebagai berikut :

1. Peranan fasilitas, berhubungan dengan peran dan proses apa saja yang harus

dijalankan oleh tiap fasilitas.

2. Lokasi fasilitas, berhubungan dengan dimana sebaiknya suatu lokasi fasilitas

berada

3. Alokasi kapasitas, berkenaan dengan berapa banyak kapasitas yang seharusnya

dimiliki oleh tiap fasilitas.

4. Alokasi pasar dan supplai, berhubungan dengan pasar-pasar mana yang harus

dilayani oleh tiap fasilitas dan sumber mana yang akan mensuplai fasilitas-

fasilitas tersebut.

Page 32: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 11

Suatu keputusan lokasi fasilitas memiliki dampak jangka panjang pada

performansi suatu perusahaan. Suatu fasilitas yang ditutup dan atau dipindahkan

ke lokasi baru merupakan pengambilan keputusan yang mahal. Karenanya,

perusahaan sebaiknya menerapkan keputusan lokasi fasilitasnya untuk jangka

panjang. Keputusan lokasi dapat membantu kegiatan distribusi menjadi lebih

responsif dengan tetap meminimasi biaya (Chopra dan Meindl, 2004).

Keputusan alokasi kapasitas juga memiliki dampak yang signifikan

terhadap performansi sistem perusahaan. Pengalokasian kapasitas yang terlalu

banyak pada suatu lokasi mengakibatkan rendahnya utilitas dan meningkatkan

berbagai biaya,sedangkan pengalokasian kapasitas yang terlalu sedikit

mengakibatkan buruknya kemampuan pelayanan perusahaan jika permintaan

tidak dapat dipenuhi atau meningkatnya biaya jika permintaan tersebut

dialokasikan dari lokasi fasilitas yang jauh letaknya.

Alokasi sumber suplai dan pasar pada fasilitas yang dimiliki oleh

perusahaan berdampak penting terhadap performansi perusahaan karena hal

tersebut mempengaruhi total biaya produksi, biaya persediaan dan biaya

transportasi yang muncul dalam memenuhi permintaan konsumen. Keputusan

tersebut harus dipertimbangkan kembali dalam kurun waktu tertentu sehingga

alokasi tersebut dapat diubah sesuai dengan perubahan kondisi pasar atau

perubahan kapasitas pabrik (Chopra dan Meindl, 2004).

Tujuan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan fasilitas adalah

untuk mendesain jaringan distribusi sehingga tercapai minimal total biaya logistik,

termasuk biaya pembelian dan produksi, biaya persediaan, biaya fasilitas (biaya

simpan, biaya penanganan dan biaya tetap) dan biaya transportasi dengan kendala

service level yang telah ditentukan pihak manajemen perusahaan (Simchi-Levi

dkk, 2003). Dibawah ini dijelaskan beberapa faktor yang berpengaruh dalam

keputusan desain jaringan distribusi (Chopra dan Meindl, 2004), sebagai berikut :

1. Faktor strategi

Strategi persaingan suatu perusahaan sangat menentukan keputusan desain

jaringan distribusi. Perusahaan yang berfokus pada biaya, lebih memilih lokasi

fasilitas yang akan menghasilkan biaya terkecil, meskipun terletak jauh dari pasar

yang akan dilayani. Sedangkan perusahaan yang berfokus pada tingkat pelayanan,

Page 33: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 12

akan memilih lokasi yang berdekatan dengan pasar meskipun harus dibayar

dengan mahal.

2. Faktor teknologi

Jika teknologi yang dipakai perusahaan mampu menyediakan sistem

produksi yang ekonomis, maka yang paling efektif adalah mendirikan sedikit

fasilitas dengan kapasitas yang besar.

3. Faktor makroekonomi

Faktor-faktor makroekonomi terdiri dari pajak, tarif, nilai tukar dan faktor

ekonomi lain yang bukan merupakan bagian internal perusahaan. Seiring dengan

meningkatnya pertumbuhan volume perdagangan dan globalisasi pasar, faktor-

faktor makroekonomi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesuksesan

atau kegagalan desain sistem dan jaringan distribusi.

4. Faktor politik

Perusahaan memilih mendirikan pabriknya pada negara yang kondisi

politiknya stabil.

5. Faktor infrastruktur

Elemen infrastruktur yang harus dipertimbangkan dalam mendesain

jaringan distribusi dapat berupa ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan lokasi,

kedekatan dengan terminal trasportasi dan lain sebagainya.

6. Faktor kompetisi

Perusahaan harus mempertimbangkan strategi, ukuran dan lokasi

kompetitor dalam mendesain jaringan distribusi.

7. Faktor logistik dan operasional

Biaya logistik dan fasilitas yang muncul dalam suatu jaringan distribusi

berubah-ubah sejalan dengan perubahan jumlah fasilitas, lokasi fasilitas dan

alokasi fasilitas.

Penentuan model konfigurasi jaringan distribusi terdapat 2 hal yang perlu

diperhatikan (Chopra dan Meindl, 2004):

1. apakah dalam sistem distribusi tersebut barang akan dikirimkan ke lokasi

pelanggan ataukah pihak pelanggan akan melakukan pengambilan barang di

lokasi yang telah ditentukan?

2. apakah aliran fisik barang akan melalui suatu perantara?

Page 34: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 13

Berdasarkan kedua pertimbangan tersebut, menurut (Chopra dan Meindl,

2004) terdapat enam jenis model konfigurasi jaringan distribusi yang dapat

digunakan dalam pengiriman fisik barang dari pihak pemasok hingga ke lokasi

pelanggan,yatu:

a. Penyimpanan barang dilakukan oleh pihak pabrikan dengan sistem pengiriman

barang secara langsung kepada pelanggan (Model A).

b. Penyimpanan barang yang dilakukan oleh pihak pabrikan , dengan pengiriman

barang secara langsung kepada pihak pelanggan setelah terlebih dahulu

dilakukan pengelompokan barang menurut tujuan pelanggan oleh pihak

penyedia transportasi (Model B).

c. Penyimpanan barang oleh distributor kemudian dikirimkan langsung kepada

pelanggan oleh pihak penyedia jasa tranportasi (Model C).

d. Penyimpanan barang oleh distributor, dengan pengiriman langsung ke

pelanggan setelah terlebih dahulu dilakukan pengelompokkan berdasarkan

tujuan pelanggan (Model D).

e. Penyimpanan dilakukan oleh pabrikan dan distributor, proses pengambilan

dilakukan oleh pelanggan (Model E).

f. Penyimpanan barang dilakukan oleh retailer dengan proses pengambilan

barang oleh pelanggan (Model F).

Kesesuaian keenam model jarigan distribusi tersebut diatas dengan

berbagai skenario kondisi kinerja dalam konteks rantai pasokan, menurut Chopra

dan Meindl (2004), dapat dikelompokkan menurut matriks berikut ini :

Tabel 2.1 Perbandingan performansi desain jaringan distribusi

Retail storage

with customer

pickup

Manufacture

storage with

direct shipping

manufacture

storage with in-

transit merge

distrbutor

storage with

package

carrier

dstributor

storage with

last mile

delivery

manufactyre

storage with

pickup

response time 1 4 4 3 2 4

product variety 4 1 1 2 3 1

product avaibility 4 1 1 2 3 1

customer experience 5 4 3 2 1 5

order visibility 1 5 4 3 2 6

returnability 1 5 5 4 3 2

inventory 4 1 1 2 3 1

transportation 1 4 3 2 5 1

facility and handling 6 1 2 3 4 5

information 1 4 4 3 2 5

( Sumber : Chopra dan Meindl, 2004 )

Page 35: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 14

Tabel 2.2 Performansi jaringan distribusi untuk jenis pelanggan

Retail storage

with customer

pickup

Manufacture

storage with

direct shipping

manufacture

storage with in-

transit merge

distrbutor

storage with

package

carrier

delivery

dstributor

storage with

last mile

delivery

manufactyre

storage with

pickup

hgh demand product +2 -2 -1 0 +1 -1

medium-demand product +1 -1 0 +1 0 0

low-demand product -1 +1 0 +1 -1 +1

very low-demand product -2 +2 +1 0 -2 +1

many product sources +1 -1 -1 +2 +1 0

high product value -1 +2 +1 +1 0 -12

quick desired response +2 -1 -2 -1 +1 -2

high product response -1 2 0 +1 0 +2

low customer effort -2 +1 +2 +2 +2 -1

( Sumber : Chopra dan Meindl, 2004 )

Keputusan penentuan konfigurasi jaringan distribusi dalam konteks

manajemen operasi meliputi identifikasi terhadap lokasi fasilitas, peranan masing-

masing fasilitas dan kapasitas dari tiap fasilitas tersebut (Chopra dan Meindl,

2004)

Penyusunan model konfigurasi jaringan distribusi mempunyai implikasi

pada penyelesaian masalah optimasi yang cukup kompleks. Menurut Simchi-Levi

dkk (2003), tipikal permasalahan dalam penyusunan model konfigurasi jaringan

distribusi adalah kompleksitas pengolahan data tentang berbagai informasi hal-hal

berikut yang meliputi:

1. Lokasi pelanggan, retailer, gudang, pusat distribusi, pabrik pemasok.

2. Seluruh jenis produk, volume dan transportasi.

3. Permintaan pelanggan.

4. Biaya transportasi.

5. Biaya penggudangan meliputi : tenaga kerja, biaya simpan dan tetap.

6. Volume dan frekuensi pengiriman kepada pelanggan.

7. Biaya pesan.

8. Kebutuhan dalam melayani pelanggan.

Dalam penyusunan model konfigurasi jaringan distribusi, hal yang penting

yang juga perlu diperhatikan adalah efektifitas dari aplikasi model tersebut, yang

didasarkan dari hasil pengolahan data yang telah dikelompokkan.

Menurut Chopra dan Meindl (2004), nilai dari suatu model jaringan

distribusi yang baik ditentukan berdasarkan 2 parameter yaitu :

1. Kebutuhan pelanggan yang dapat dipenuhi melalui jaringan distribusi yang

telah disusun

Page 36: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 15

2. Biaya yang timbul dalam sistem distribusi untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan tersebut.

Pihak perusahaan harus selalu mengevaluasi pengaruh berbagai alternatif

pilihan model jaringan distribusi terhadap 1 layanan pelanggan dan 2 efisiensi

biaya yang dapat tercapai. Pemenuhan kebutuhan pelanggan yang berpengaruh

terhadap pendapatan perusahaan, harus sejalan dengan efisiensi biaya dalam

jaringan distribusi.

2.2.6 Pengelompokkan Produk

Berdasarkan kompleksitas data tersebut, maka sebelum diolah diperlukan

pengelompokan data terlebih dahulu. Menurut Simchi-Levi dkk (2003), proses

pengelompokan data tersebut dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan berikut ini

1. Pelanggan sama atau mirip maka dikelompokkan berdasarkan service level

dengan menggunakan teknik cluster.

2. Produk yang memiliki karakteristik yang sama atau mirip maka

dikelompokkan.

3. Pola distribusi: seluruh produk yang dipasok distributor yang sama dan

dikirim ke pelanggan yang sama maka dikelompokkan

2.2.7 Peramalan (Forecasting)

A. Definisi Peramalan

Makridakis dkk (1992) mendefinisikan peramalan sebagai suatu teknik

pendugaan mengenai apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Peramalan

di sini bukanlah menduga sesuatu dengan tanpa dasar ataupun melibatkan

khayalan, akan tetapi peramalan yang didasarkan pada informasi-informasi masa

lalu dan saat ini yang akurat disertai dengan teori-teori yang kuat. Teknik

peramalan digunakan untuk membantu dalam proses pengambilan suatu

keputusan

Page 37: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 16

Metode Peramalan

Metode Kualitatif Metode Kuantitatif

Time Series Kausal

Gambar 2.3 Skema Teknik Peramalan (forecasting)

( Sumber : Makridakis dkk, 1992 )

Dalam dunia usaha, sesuatu yang terjadi di periode mendatang sangatlah

penting diketahui oleh pihak manajemen (pengusaha) untuk menentukan

kebijakan-kebijakan yang perlu diambil saat ini demi kelancaran operasional.

Peramalan merupakan bagian integral dari kegiatan pengambilan keputusan

manajemen. Perusahaan atau organisasi selalu menentukan sasaran dan tujuan,

berusaha menduga faktor-faktor lingkungan, lalu memilih tindakan yang

diharapkan akan menghasilkan pencapaian sasaran dan tujuan tersebut.

Kebutuhan akan peramalan meningkat sejalan dengan usaha manajemen untuk

mengurangi ketergantungannya pada hal-hal yang belum pasti, apalagi seiring

dengan meningkatnya kompleksitas, persaingan dan tingkat perubahan lingkungan

(Makridakis dkk, 1992).

B. Tujuan Peramalan

Menurut Makridakis dkk (1992) peramalan dilakukan untuk memprediksi

permintaan pada periode yang akan datang. Proses peramalan dilakukan dengan

asumsi dasar bahwa pola permintaan pada masa yang lalu terus berlanjut pada

masa yang akan datang selama periode peramalan.

C. Prinsip- Prinsip Peramalan

Meskipun peramalan berperan penting dalam setiap bidang fungsional

manajemen bisnis, akan tetapi peramalan adalah salah satu aspek pembantu dalam

perencanaan maupun pengambilan keputusan. Untuk itu perlu dipahami prinsip-

prinsip peramalan yaitu (Makridakis dkk, 1992):

Page 38: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 17

a) Peramalan melibatkan kesalahan (error). Jadi peramalan sifatnya hanya

mengurangi ketidakpastian tetapi tidak menghilangkan.

b) Peramalan memakai tolak ukur kesalahan. Jadi pemakai harus tahu besar

kesalahan yang dapat digunakan dalam satuan unit atau prosentase.

c) Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan peramalan jangka

panjang, karena dalam jangka pendek, kondisi-kondisi cenderung tetap atau

perubahan yang lambat.

D. Metode Peramalan

Menurut Makridakis dkk (1992), secara garis besar metode peramalan

dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

a) Metode Kualitatif

Metode ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :

Peramalan bersifat subyektif yaitu dengan menggunakan opini ahli

sehingga sangat bergantung pada persepsi masing-masing ahli.

Tidak memerlukan data yang lengkap sehingga dapat digunakan untuk

meramalkan permintaan produk baru atau ketika data historis tidak

lengkap.

Metode ini biasanya juga digunakan untuk meramalkan permintaan pada

jangka panjang.

b) Metode Kuantitatif

Metode ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :

Peramalan bersifat obyektif yaitu dengan mengolah data historis dengan

menggunakan model statistik-matematik oleh karenanya memerlukan data

yang lengkap.

Metode digunakan dengan asumsi pola masa lalu terus berlanjut ke masa

yang akan datang.

Metode ini biasanya digunakan untuk meramalkan existing product dalam

jangka pendek dan menengah.

Page 39: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 18

Metode kuantitatif dapat dibagi dalam dua macam :

Metode Time Series

Penjualan dan permintaan suatu produk dilihat polanya tanpa dicari apa

yang menyebabkan pola tersebut. Dalam metode ini permintaan dilihat

sebagai fungsi waktu.

Metode Kausal

Metode ini berusaha menyatakan permintaan sebagai fungsi perubahan

pada faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan. Hasil peramalan

dengan metode ini lebih akurat jika dibandingkan dengan metode time

series namun metode ini memerlukan waktu pengembangan model yang

lama dan biaya yang tinggi.

2.2.8 Model konfigurasi jaringan distribusi

Penyusunan model konfigurasi jaringan distribusi ada dua hal yang dapat

dilakukan (Simchi-Levi dkk, 2003) :

1. Teknik optimasi matematis yang terdiri dari

a. Exact algoritma, berfungsi untuk mendapatkan solusi optimal.

b. Heuristic algoritma, berfungsi untuk mendapatkan solusi yang baik

(tetapi belum tentu optimal).

2. Model simulasi, yang menghasilkan suatu mekanisme untuk mengevaluasi

beberapa alternatif sesuai dengan skenario yang disusun oleh perancangnya.

2.2.9 Model untuk pemilihan lokasi fasilitas dan alokasi kapasitas.

Seorang manajer harus mempertimbangkan banyak hal dalam pembuatan

desain jaringan, contohnya adalah membangun fasilitas untuk memenuhi

kebutuhan pasar lokal dapat mengurangi biaya tranportasi dan meningkatkan

waktu respon, disisi lain biaya fasilitas dan inventori yang ditanggung perusahaan

meningkat (Chopra dan Meindl, 2004).

Manajer menggunakan model desain jaringan untuk dua situasi yang

berbeda, yang pertama digunakan untuk menentukan dimanakah fasilitas harus

dibangun dan menentukan kapasitas setiap fasilitas dan yang kedua adalah model

ini digunakan untuk menentukan seberapa besar permintaan pasar yang dapat

Page 40: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 19

terpenuhi (Chopra dan Meindl, 2004). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam

membuat desain jaringan distribusi (Chopra dan Meindl, 2004), yaitu :

1. lokasi suplier dan pasar.

2. lokasi potensial fasilitas.

3. peramalan permintaan.

4. biaya fasilitas, tenaga kerja dan material.

5. biaya transportasi

6. biaya inventori.

7. harga jual setiap produk di setiap daerah.

8. pajak

9. response time dan servis faktor yang lain.

Berdasarkan informasi diatas, terdapat dua model untuk mendesain

jaringan yaitu model gravity dan model optimasi jaringan (Chopra dan Meindl,

2004). Penjelasan model optimasi jaringan dapat dilihat berikut ini.

Model optimasi Jaringan

Model optimasi Jaringan ini bertujuan untuk menentukan lokasi dari

fasilitas dan memperkirakan besarnya alokasi kapasitas setiap fasilitas. Dalam

menentukan ini biasanya menggunkan penyelesain dengan ILP,yaitu :

ij

n

i

n

i

m

j

ijii xcyf

1 1 1

min (2.1)

Dengan batasan

m1,....., jfor 1

J

n

i

ij Dx (2.2)

n1,....., ifor y i

1

i

m

j

ij Kx (2.3)

n1,.....,ifor 1,0 iy (2.4)

Keterangan :

Variabel keputusan : yi : 1 jika fasilitas i buka, 0 jika sebaliknya.

xij : jumlah pengiriman dari fasilitas i ke market j

Page 41: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 20

n : jumlah fasilitas yang potensial

m : jumlah pasar atau dareah permintaan

Dj : permintaan tahunan dari pasar j

Ki : kapasitas potensal dari fasilitas i

fi : biaya tetap pertahun dari fasilitas i jika buka

cij : biaya produksi dan pengiriman untuk 1 unit dari fasilitas

i ke pasar j

2.2.10 Permodelan Sistem

1. Konsep model

Model adalah representasi atau formalisasi dalam bahasa tertentu dari

suatu sistem nyata. Adapun sistem nyata adalah sistem yang sedang berlangsung

dalam kehidupan dan dijadikan titik perhatian masalah. Permodelan adalah proses

membangun atau membentuk sebuah model dari suatu sistem nyata dalam bahasa

formal tertentu. Murthy, dkk (1990) dalam Simatupang (1995) menyatakan bahwa

model adalah suatu representasi yang memadai dari suatu sistem. Model ini

disebut memadai jika telah sesuai dengan tujuan dalam pikiran analisis (pemodel).

Menurut Murty, dkk (1990) pemodelan matematik adalah proses

memodelkan sebuah permasalahan yang tampak dalam dunia nyata yang

diinterpretasikan dalam simbol yang abstrak. Karakteristik suatu model yang baik

sebagai ukuran pencapaian tujuan pemodelan (Simatupang, 1995), yaitu :

a. Tingkat generalisasi yang tinggi.

b. Mekanisme trasnsparansi.

c. Potensial untuk dikembangkan.

d. Peka terhadap perubahan asumsi.

2. Karakterisasi sistem

Pendekatan kondisi dunia nyata yang berhubungan dengan suatu

permasalahan digambarkan dalam sebuah sistem. Solusi dari permasalahan

didefinisikan sebagai tujuan. Proses mendiskripsikan suatu sistem membutuhkan

pemahaman inti dan konsep yang digunakan dalam pendekatan sistem.

Permasalahan dalam dunia nyata, biasanya sangat rumit, jika sistem dilihat dan

dideskripsikan secara keseluruhan maka permasalahan menjadi tercampur dan

Page 42: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 21

tidak teratur. Tidak semua fitur dunia nyata relevan sebagai solusi, sehingga

penjelasan secara parsial biasa digunakan, penjelasan secara parsial tersebut

biasanya disebut sebagai karakterisasi sistem. Karakterisasi sistem merupakan

proses penyederhanaan dan idealisasi.

Sebuah sistem didefinisikan sebagai sekumpulan objek yang saling

berhubungan. Objek memiliki atribut-atribut yang dideskripsikan sebagai

parameter dan variabel. Parameter adalah atribut intrinsik sebuah objek.

Sedangkan variabel adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk mendiskripsikan

interaksi atau hubungan antar objek-objek dalam suatu sistem.

3. Klasifikasi model

Berikut ini adalah pembagian model berdasarkan kelas-kelas tertentu

(Simatupang, 1995).

a. Acuan waktu

Model statik.

Model ini tidak mempersoalkan perubahan-perubahan karena waktu,

contohnya struktur organisasi

Model dinamis

Model ini menunjukkan perubahan setiap saat akibat aktivitas-

aktivitasnya. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem ini dapat

diturunkan sebagai fungsi dari waktu. Dengan perkataan lain,model-model

dinamik memiliki waktu sebagai variabel bebas.

b. Tingkat ketidakpastian.

Model deterministik.

Sifat alamiah adalah aspek-aspek lingkungan sistem yang tidak dapat atau

sedikit bisa dikendalikan oleh pengaruh keputusan. Untuk model

deterministik peluang sifat alamiah itu besarnya satu atau peluang

sempurna. Contoh model EOQ.

Model probabilitik

Model ini membantu pengambilan keputusan dengan faktor resiko. Contoh

diagram pohon keputusan.

Page 43: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 22

Model konflik.

Model ini sifat alamiah pengambil keputusan berada dalam pengendalian

lawan. Contoh posisi tawar atau negoisasi.

Model tak pasti.

Model yang dikembangkan untuk menghadapi ketidakpastian mutlak.

Contoh model-model keputusan.

c. Derajat kuantifikasi kuantitatif

Model statistik.

Model ini mendeskripsikan dan menyimpulkan data.

Model optimasi.

Model ini digunakan untuk menentukan jawaban terbaik.

Model heuristik.

Model ini digunakan untuk mencari jawaban yang baik tetapi bukan

optimum jadi model ini merupakan pendekatan iteratif.

Model simulasi.

Model ini digunakan untuk mencari jawaban yang baik atau

menguntungkan.

2.2.11 Model optimasi analitis (Integer Linier Programming)

Integer Linear Programming (ILP) merupakan teknik riset operasional

(operation research technique) yang telah dipergunakan secara luas dalam

berbagai jenis masalah manajemen. Banyak keputusan manajemen produksi dan

inventori mencoba membuat agar penggunaan sumber-sumber daya manufaktur

menjadi lebih efektif dan efisien. Sumber-sumber daya manufaktur seperti, mesin,

tenaga kerja, model, waktu dan bahan baku digunakan dalam kombinasi tertentu

yang paling optimum untuk menghasilkan jumlah produk (barang dan/ atau jasa)

secara bulat (integer). Dengan demikian ILP dipergunakan untuk membantu

manajer- manajer PPIC guna merencanakan dan membuat keputusan tentang

pengalokasian sumber- sumber daya yang optimum (Gaspersz, 2002). Terdapat

tiga jenis model ILP, yaitu model total integer, model 0-1 integer, dan model

mixed integer (Lieberman dan Hillier, 1994). Dalam model integer semua variabel

keputusan diharuskan mempunyai nilai solusi integer. Model 0-1 integer semua

Page 44: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 23

variabel keputusan mempunyai nilai integer satu atau nol. Terakhir, dalam model

mixed integer beberapa variabel keputusan (tetapi tidak semua) diharuskan

mempunyai solusi integer.

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model mixed integer

linier programming yang menggabungkan antara integer linear programming dan

model 0-1 integer, dimana dalam model tersebut terdapat 2 jenis variabel

keputusan yang terdiri dari variabel keputusan biner yaitu variabel keputusan yang

mempunyai nilai integer 1 atau 0 dan varibel keputusan biner yaitu variabel

keputusan yang mempunysi nilai integer 1 atau 0 dan variabel keputusan kontinu

dimana variable keputusan dapat mengambil bernilai berapapun dalam sebuah

interval yang spesifik (Rardin, 1998). Variabel kontinu yang dibangun dalam

model penelitian ini menerupakan variabel waktu yang mempunyai nilai dai 0

sampai tak hingga (nonnegatif variabel)

1. Karakteristik Integer Linear Programming

Gaspersz (2002) menyatakan bahwa pada dasarnya Integer Linear

Programming memiliki empat karakteristik utama, yaitu :

a) Masalah Integer Linear Programming berkaitan dengan upaya

memaksimumkan (pada umumnya keuntungan atau meminimumkan pada

umumnya biaya). Upaya optimasi (maksimum atau minimum) ini disebut

sebagai fungsi tujuan (objective function) dari integer linear programming.

Fungsi tujuan ini terdiri dari variabel- variabel keputusan (decision variable)

yang bersifat bilangan bulat (integer).

b) Terdapat kendala-kendala atau keterbatasan, yang membatasi pencapaian

tujuan yang dirumuskan dalam linear programming. Kendala-kendala ini

dirumuskan dalam fungsi-fungsi kendala (constraint’s functions), terdiri dari

variabel-variabel keputusan yang menggunakan sumber-sumber daya yang

terbatas itu. Dengan demikian yang akan diselesaikan dalam integer linear

programming adalah mencapai fungsi tujuan (maksimum keuntungan atau

minimum biaya) dengan memperhatikan fungsi-fungsi kendala (keterbatasan)

sumber daya yang ada.

c) Memiliki sifat linieritas. Sifat linieritas ini berlaku untuk semua fungsi tujuan

dan fungsi kendala. Misalnya, apabila satu unit produk A dapat menghasilkan

Page 45: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 24

keuntungan $30, maka apabila memproduksi dua unit A akan memberikan

keuntungan $60 (2 x $30), produksi tiga unit A memberikan keuntungan 90$

(3 x $30), dan seterusnya. Demikian pula untuk penggunaan sumber-sumber

daya. Misalkan untuk sumber daya tenaga kerja, memproduksi satu unit

produk A membutuhkan 2 jam kerja, maka untuk menghasilkan dua unit

produk A membutuhkan 4 jam kerja (2 unit produk x 2 jam kerja per unit),

dan seterusnya.

d) Memiliki sifat divisibility. Sifat divisibility diperlukan, karena integer linear

programming memperhitungan jumlah solusi secara bilangan bulat. Jadi

dalam hal ini produk yang dihasilkan tidak dapat dalam bentuk pecahan.

2. Model umum Integer Linear Programming

Secara matematik, model umum dari integer linear programming yang

terdiri dari sekumpulan variabel keputusan X1, X2, ..., Xn, dirumuskan sebagai

berikut (Gaspersz, 2002) :

Fungsi tujuan : Maksimasi (atau Minimasi)

nn xCxCxCxCZ ...332211 (2.5)

Kendala :

nnxaxaxaxaxa 1414313212111 ... ,, 1b (2.6)

nnxaxaxaxaxa 2424323222121 ... ,, 2b (2.7)

nnxaxaxaxaxa 3434333232131 ... ,, 3b (2.8)

:

:

:

nmnmmmm xaxaxaxaxa ...44332211 ,, mb (2.9)

dan 0,...,,,,,, 654321 nxxxxxxx (2.10)

Keterangan :

Z = nilai fungsi tujuan yang dimaksimumkan atau diminimumkan

n = macam batasan sumber daya atau fasilitas yang ada

m = macam aktivitas yang menggunakan sumber daya atau fasilitas

Page 46: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 25

ix = variabel keputusan

ib = nilai maksimal sumber daya untuk dialokasikan ke aktivitas

iC = besarnya kenaikan nilai Z setiap ada kenaikan satu satuan nilai

3. Asumsi dasar model Integer Linear Programming

Asumsi dasar yang digunakan dalam model analitis Integer Linear

Programming adalah (Liebermean dan Hillier, 1994) :

a) Proporsionalitas

Naik turunnya nilai fungsi tujuan (Z) dan penggunaan sumber daya berubah

sebanding (proporsional) dengan perubahan tingkat aktivitas.

b) Additivitas

Aktivitas (variabel keputusan) tidak saling mempengaruhi dalam

menentukan nilai fungsi tujuan sehingga nilai fungsi tujuan merupakan

penjumlahan kontribusi setiap variabel keputusan atau dengan kata lain kenaikan

fungsi tujuan yang diakibatkan oleh suatu aktivitas dapat ditambahkan tanpa

mempengaruhi bagian nilai fungsi tujuan yang diperoleh dari aktivitas yang lain.

c) Deterministik

Semua parameter yang terdapat dalam model matematis (Aij, Cj, bi) dapat

ditentukan dengan pasti, meskipun jarang dapat ditentukan dengan tepat.

d) Accountability

Sumber-sumber yang tersedia harus dapat dihitung sehingga dapat

dipastikan berapa bagian yang terpakai dan berapa bagian yang masih tersisa.

e) Linearity of Objectives

Fungsi tujuan dan kendala-kendala harus dapat dinyatakan sebagai suatu

fungsi linear.

2.2.12 Model Referensi

Model yang digunakan sebagai referensi dalam menyusun model-model

penentuan lokasi dan alokasi adalah model dalam jurnal yang dikembangkan oleh

Pirkul dan Jayaraman (1997).

Model Pirkul dan Jayaraman (1997)

Page 47: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 26

Model ini bertujuan untuk menentukan lokasi gudang dan pabrik dengan

berdasarkan batasan kapasitasnya. Diasumsikan bahwa daerah konsumen dan

permintaannya telah diketahui. Model Planwar (Pirkul dan Jayaraman,1997 )

adalah sebagai berikut:

Min Z = j

jj

k

kkjkljkl

lkj

ijlijl

lji

ZgPfYTXC (2.11)

Batasan

j

ilijl aX untuk semua i dan l (2.12)

Batasan ini menjelaskan bahwa semua permintaan konsumen dapat dipenuhi

oleh gudang yang dibuka.

i

jjijl

l

l WZXs untuk semua j (2.13)

Batasan ini menjelaskan bahwa permintaan konsumen yang dikirmkan dari

gudang tidak boleh melebihi dari kemampuan pengiriman gudang.

j

j WZ (2.14)

Batasan ini menjelaskan tentang jumlah gudang yang boleh dibuka.

i k

jklijl YX untuk semua j dan l (2.15)

Batasan ini menjelaskan tentang semua permintaan konsumen i untuk produk

l jumlahnya sama dengan jumlah produk l di gudang j yang dikirim dari

pabrik.

j l

kkjkll PDYq untuk semua k (2.16)

Batasan ini menjelaskan kapasitas gudang k tidak boleh lebih dari permintaan.

k

k PP (2.17)

Batasan ini menjelaskan jumlah pabrik yang akan dibuka.

Pk, Zj = 10, untuk semua j dan k (2.18)

Batasan ini menjelaskan tentang bilangan binary berhubungan buka atau

tidaknya pabrik dan gudang.

Xijl, Yjkl 0 untuk semua i, j, dan l (2.19)

Page 48: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

II - 27

Batasan ini menjelaskan tentang hasil yang didapatkan tidak boleh negatif.

Model ini meminimasi jumlah: biaya distribusi produk dari gudang ke

konsumen; biaya transportasi dari pabrik ke gudang; biaya tetap yang

berhubungan dengan penempatan dan operasional pabrik dan gudang.

Page 49: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

III - 1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian digunakan agar penyusunan skripsi menjadi

sistematis dan fokus pada masalah yang diteliti. Metodologi penelitian yang

digunakan dalam penyusunan skripsi ini dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut :

Mulai

Pengumpulan data:

1. Data permintaan outlet Agustus 2008 - Juli 2009

2. Data komponen biaya distribusi

3. Data biaya tetap subdistributor

4. Data produk PT. Sinar Niaga Sejahtera

5. Data konsumen yang dilayani PT. Sinar Niaga Sejahtera

6. Data jarak antara gudang depo - gudang subdistributor -

zona konsumen

7. Data alternatif lokasi gudang subdistributor

Peramalan dengan metode kualitatif

berdasarkan pendapat ahli

Penentuan biaya distribusi

Karakterisasi model

Pemodelan matematis

Penentuan fungsi tujuan

(objective function)

Penentuan batasan kapasitas

(constraint set)

Penyelesaian model

Analisis hasil

Kesimpulan dan saran

Selesai

Pengolahan

Data

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Page 50: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

III - 2

Berikut ini uraian dan penjelasan dari tahapan-tahapan metodologi

penelitian pada Gambar 3.1:

3.1 PENGUMPULAN DATA

Data yang dikumpulkan pada tahap pengumpulan data adalah data

perusahaan yang diperlukan dalam pengolahan data. Data yang dikumpulkan

dalam penelitian di PT Sinar Niaga Sejahtera Distributor wilayah Karesidenan

Surakarta yaitu :

1. Data permintaan Agustus 2008 – Juli 2009

Data permintaan adalah berupa data penjualan Distributor ke outlet-outlet

selama 1 tahun. Data ini dikumpulkan dari basis data penjualan PT. Sinar

Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta.

2. Data biaya distribusi

Data yang dimaksudkan disini adalah biaya yang berhubungan langsung

dengan pendistribusian produk dari gudang ke oulet-outlet. Biaya yang

termasuk di dalamnya adalah biaya bahan bakar dan biaya perawatan

kendaraan. Data ini diperoleh dari hasil wawancara dengan manajer keuangan

di PT Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta.

3. Data jenis produk dan pengelompokan produk

Data yang dikumpulkan adalah jenis-jenis produk yang didistribusikan oleh

distributor. Data ini diperoleh dari basis data produk PT. Sinar Niaga

Sejahtera distributor wilayah Surakarta. Pengelompokkan produk disini

dilakukan dengan cara level paling bawah adalah sku (stock keeping unit),

kemudian diagregasikan berdasarkan merk produk tersebut setelah dilakukan

diagregasikan lagi ke level tinggi berdasarkan jenis produk tersebut.

4. Data zona outlet.

Data outlet disini dikelompokkan berdasarkan daerah yaitu per kecamatan.

Data ini diperoleh dari basis data perputaran salesman ke outlet – outlet yang

ada di wilayah jangkauan PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah

Surakarta dan juga basis data outlet yang dilayani oleh PT. Sinar Niaga

Sejahtera distributor wilayah Surakarta.

Page 51: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

III - 3

5. Data biaya tetap gudang subdistributor

Data ini meliputi biaya yang dikeluarkan oleh gudang subdistributor yang

terdiri dati gaji karyawan, pajak bumi dan bangunan, serta pajak listrik. Data

ini didapatkan dari hasil wawancara dengan pemilik gudang subdistributor PT

Sinar Niaga Sejahtera yang sudah ada sebelumnya, yaitu gudang

subdistributor Wonogiri.

6. Data alternatif lokasi-lokasi gudang subdistributor

Pemilihan alternatif lokasi gudang subdistributor ini berdasarkan lokasi –

lokasi dimana outlet PT. Sinar Niaga Sejahtera berada yang kemudian

dikelompokkan menjadi satu area yang lebih besar yaitu wilayah kabupaten

dan kotamadya.

7. Data jarak lokasi subdistributor dengan zona outlet.

Data jarak yang dimaksud disini adalah jarak dengan lokasi-lokasi yang

termasuk dalam alternatif gudang subdistributor dengan zona outlet yang telah

dijelaskan diatas. Pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan Global

Potitioning System (GPS) Garmin.

3.2 PENGOLAHAN DATA

Setelah data dikumpulkan kemudian data diolah menggunakan beberapa

beberapa langkah. Langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan data,

yaitu:

3.2.1 Perhitungan peramalan

Metode peramalan disini menggunakan metode peramalan kualitatif.

Peramalan ini mempunyai beberapa karateristik yaitu peramalan bersifat subyektif

yaitu menggunakan opini dari ahli, pendapat ahli disini yang digunakan adalah

Branch Manager dari PT Sinar Niaga Sejahtera Distributor Wilayah Karesidenan

Surakarta. Peramalan ini tidak memerlukan data yang lengkap dan metode ini

untuk meramalkan permintaan jangka panjang (Makridakis dan Whellwright,

1992). Berdasarkan wawancara yang dilakukan didapatkan bahwa untuk

melakukan peramalan ke depan dilakukan dengan cara persentase dan target

perusahaan untuk tahun berikutnya dengan melihat pertumbuhan tahun

sebelumnya.

Page 52: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

III - 4

11 ttt axxy (3.1)

Dimana : yt : hasil peramalan periode t

Xt-1 : data penjualan tahun sebelumnya

a : tingkat persentase yang ditentukan oleh manajer.

3.2.2 Penentuan biaya-biaya distribusi dan biaya tetap

Penentuan biaya distribusi disini meliputi penentuan biaya perawatan

kendaraan, biaya transportasi yang terjadi di pada proses distribusi di perusahaan.

Sedangkan biaya tetap adalah biaya yang timbul di gudang subdistributor. Biaya-

biaya tersebut akan digunakan dalam formulasi fungsi tujuan yang akan

diminimasi dalam model mixed integer linear programming.

3.2.3 Karakterisasi Sistem distribusi PT. Sinar Niaga Sejahtera Distributor

wilayah Karesidenan Surakarta

Karakterisasi sistem distribusi PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor

wilayah Surakarta adalah sebagai berikut:

1. Tujuan : menentukan lokasi gudang subdistributor dan alokasi produk.

2. Kriteria : total biaya yaitu biaya transportasi dan biaya tetap.

3. Interval : karakterisasi interval waktu diskrit dengan satuan tahun

4. Sifat : model mixed integer linear programming yang akan dibuat

bersifat deterministik.

5. Variabel Keputusan

Xijk = total produk k yang dikirimkan oleh gudang subdistributor j

ke zona outlet i.

Yjlk = total produk k yang dikirimkan dari gudang distributor l ke gudang

subdistributor j.

Zj = gudang subdistributor buka atau tidak.

6. Parameter

Cijk = biaya variabel untuk distribusi produk k dari gudang subdisributor j

ke zona outlet i

Tjlk = biaya transport produk k dari gudang distributor l ke gudang

subdistributor j

Page 53: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

III - 5

gj = biaya tetap subdistributor

W = jumlah maksimal gudang subdistributor yang boleh dibuka

D = kapasitas gudang distributor.

aik = permintaan di zona outlet

3.2.4 Pemodelan Sistem

Pemodelan sistem disini terdiri dari 2 tahap yaitu penentuan fungsi tujuan

dan batasan kapasitas.

Fungsi Tujuan

Fungsi tujuan (objective function) dalam model mixed integer linear

programming yang dibuat adalah fungsi minimasi total biaya distribusi dari

gudang ke outlet. Secara umum, model fungsi tujuan sebagai berikut:

Min TC = m

j

jj

m

j l

p

k

jlkjlk

n

i

m

j

p

k

ijkijk ZgYTXC (3.2)

Keterangan :

j = wilayah potensial dibukanya gudang subdistributor ( 1,2,3, …, m)

i = daerah zona outlet (1,2,3, ..., n)

k = urutan indeks jenis produk (1,2,3, ..., p)

l = Gudang PT. Sinar Niaga Sejatera distributor wilayah Surakarta ( l :1 )

m = jumlah wilayah alternatif gudang Subdistributor.

n = jumlah zona outlet.

p = jumlah jenis produk.

Penentuan batasan kapasitas

Terdapat delapan batasan kapasitas yang digunakan dalam model mixed

integer linear programming ini. Persamaan umum batasan tersebut sebagai

berikut:

a. Semua permintaan di zona outlet i selalu dapat dipenuhi oleh gudang

subdistributor.

ik

m

j

ijk aX untuk semua i dan k (3.3)

Page 54: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

III - 6

b. Kemampuan pengiriman produk k oleh gudang subdistributor j ke zona outlet

i.

jj

n

i

p

k

ijk WZX untuk semua j (3.4)

c. Wilayah alternatif yang akan dibuka gudang subdistributor j.

WZm

j

j (3.5)

d. Produk k yang dikirimkan dari gudang subdistributor j ke zona outlet i tidak

boleh melebihi pengiriman produk k dari gudang distributor l ke gudang

subdistributor j.

p

k

jlk

n

i

ijk YX untuk semua j dan k (3.6)

e. Gudang distributor l dapat memenuhi semua permintaan produk k.

DYm

j

p

k

jlk (3.7)

f. Menyatakan angka biner dari variabel keputusan.

Zj = 10, untuk semua j (3.8)

g. Menyatakan variabel keputusan harus lebih dari nol.

Xijk, Yjk 0 untuk semua i,j,k (3.9)

h. Menyatakan variabel keputusan harus integer

Xijk, Yjk integer untuk semua k (3.10)

Model yang akan digunakan untuk pengolahan data menggunakan model

mixed integer linear programming.

3.2.5 Penyelesaian Model

Pada tahap ini dilakukan penentuan lokasi dan alokasi produk dari PT.

Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta untuk gudang subdistributor

menggunakan alat bantu risk solver platform versi 9.

Page 55: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

III - 7

3.2 ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Analisis dilakukan terhadap tiap langkah dalam pengolahan data beserta

hasil perhitungannya meliputi analisis perbaikan terukur (biaya minimal) dan

analisis investasi untuk pembukaan gudang subdistributor.

Intepretasi hasil yang dilakukan adalah menjelaskan hasil yang didapatkan

pada pengolahan data, yaitu intepretasi hasil penentuan lokasi gudang

subdistributor, hasil penentuan biaya-biaya, dan alokasi produk untuk gudang

subdistributor dan zona outlet.

3.3 KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab kesimpulan ini, ditarik kesimpulan dari hasil analisis yang telah

dilakukan. Dapat dilihat apakah kesimpulan yang diambil tersebut sudah

menjawab tujuan yang ditetapkan sebelumnya atau belum. Kesimpulan tersebut

selanjutnya disampaikan saran-saran yang dapat memberikan masukan untuk

perbaikan.

Page 56: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-1

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab IV merupakan pengumpulan dan pengolahan data. Dalam bab ini akan

disajikan data-data dari perusahaan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi

serta pengolahan data tersebut.

4.1 PENGUMPULAN DATA

Pada sub bab ini disajikan data-data yang dibutuhkan untuk pengolahan

data yang berasal dari perusahaan.

4.1.1 Data wilayah alternatif penentuan lokasi Gudang Subdistributor

Untuk menentukan wilayah alternatif ini dibagi ke dalam 7 wilayah yang

berada di dalam Karesidenan Surakarta. Ketujuh wilayah tersebut dapat dilihat

pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Wilayah Alternatif Sub-distributor

Wilayah Alternatif

Surakarta

Karanganyar

Klaten

Sragen

Sukoharjo

Wonogiri

Boyolali

Penentuan lokasi gudang subdistributor PT. Sinar Niaga Sejahtera wilayah

Surakarta mempunyai beberapa kriteria yang harus dipenuhi bagi pihak. Kriteria

ini dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Syarat untuk mendirikan gudang subdistributor

Kriteria pembukaan gudang Subdistributor

memiliki uang jaminan

Mempunyai gudang dengan ukuran minimal 350 m2

Mempunyai alat tranportasi berupa truk enkle

Sebelumnya tercatat sebagai grosir dari PT Sinar Niaga Sejahtera Surakarta

Terletak di wilayah Karesidenan Surakarta

Memiliki salesmen minimal 5 orang.

Page 57: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-2

Berdasarkan syarat-syarat berdirinya gudang subdisributor yang telah

ditentukan, maka didapatkan grosir-grosir yang memenuhi kriteria untuk

dikembangkan menjadi subdistributor. Ketujuh grosir tersebut dapat dilihat pada

tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Alternatif lokasi subdistributor

Wil. Alternatif Grosir Alamat

Surakarta Kiem UD Pasar Legi

Sragen Pojok TK JL.Sukowati

Boyolali Mas Hery Grosir Ps Sunggingan

Karanganyar Wahyu Jl Raya Solo Kra

Sukoharjo Mifta Abadi Jl Raya Ps

Wonogiri Berkat UD Ps Wonogiri

Klaten Subur Jaya Jl Veteran

4.1.2 Data zona outlet

Distributor PT. Sinar Niaga Sejahtera wilayah Surakarta memiliki 2073

outlet yang tersebar di seluruh wilayah Karesidenan Surakarta. Untuk

memudahkan dalam perhitungan alokasi produk maka 2073 outlet ini

dikelompokkan ke dalam skala yang lebih besar yaitu berdasarkan kecamatan.

Data yang ada di PT. Sinar Niaga Sejahtera wilayah Surakarta menunjukkan

bahwa 2073 outlet yang dilayani tersebar di 65 kecamatan. Data kecamatan dapat

dilihat pada lampiran pada halaman 4.

4.1.3 Data jenis produk dan pengelompokkannya.

PT. Sinar Niaga Sejahtera wilayah Surakarta menangani 157 varian

produk dari PT. GarudaFood yang harus didistribusikan ke outlet-outlet. Karena

banyaknya varian produk maka diperlukan pengelompokkan produk terlebih

dahulu untuk mempermudah dalam perhitungan. Pengelompokkan produk

dilakukan berdasarkan karakteristik atau jenis yang sama. Pengelompokan

dilakukan secara bertahap mulai dari kelompok dengan jumlah anggota terkecil

sampai yang terbesar anggotanya. Pengelompokkan ini melalui 3 level dalam

hirarki produk, yaitu level yang paling rendah adalah item unit, lalu level ke-2

adalah merk produk dan level ke-3 adalah jenis produk. Total keseluruhan produk

berada di level teratas hirarki produk

Page 58: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-3

Kelompok produk terkecil adalah kelompok item unit yang terdiri dari 157

produk. Kemudian kelompok ini dijadikan kelompok yang lebih kecil lagi yaitu

kelompok merk produk yang berjumlah 43 kelompok merk. Berdasarkan 43

kelompok merk ini dijadikan kelompok yang lebih kecil lagi yatu kelompok jenis

produk yang terdiri dari 8 jenis produk, pengelompokkan produk ini sudah

dikonfirmasi dengan pihak PT Sinar Niaga Sejahtera Karesidenan Surakarta.

Gambar 4.1 berikut ini adalah gambaran macam-macam jenis produk yang

didistribusikan oleh PT Sinar Niaga Sejahtera.

Total Produk

Kacang Jelly AMDK Biskuit Minyak Obat Susu Snack

Gambar 4.1 Klasifikasi Kelompok Jenis Produk

Selanjutnya untuk pengelompokan berdasarkan merk dan item unit produk

akan digambarkan di dalam lampiran halaman 5.

4.1.4 Data Permintaan Produk PT. Sinar Niaga Sejahtera Surakarta

Periode Agustus 2008 – Juli 2009

Untuk melakukan penentuan lokasi gudang subdistributor dan alokasi

produk maka diperlukan data permintaan produk selama agustus 2008 sampai Juli

2009 dari 2073 outlet yang dilayani oleh distributor. Data permintaan produk ini

diagregasikan dalam waktu 1 tahun dan diklasifikasikan ke dalam 8 jenis produk.

Jumlah permintaan produk selama 1 tahun untuk distributor wilayah Karesidenan

Surakarta dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4 Permintaan produk selama 1 tahun

Solo Sukoharjo Klaten Boyolali Sragen Karanganyar Wonogiri

AMDK 97.121 20.102 45.229 35.178 25.127 37.691 27.640

biskuit 79.249 16.402 36.906 28.705 20.503 30.755 22.554

jelly 136.161 28.182 63.409 49.318 35.227 52.840 38.750

kacang 52.299 10.825 24.355 18.943 13.530 20.296 14.883

snack 72.807 15.069 33.905 26.371 18.836 28.254 20.720

susu 373 77 174 135 96 145 106

minyak 5.496 1.138 2.559 1.991 1.422 2.133 1.564

obat 289 60 134 104 75 112 82

Permintaan [box]Wilayah

Jen

is Pro

du

k

Data penjualan per bulan dan per item dapat dilihat pada lampiran halaman 11.

Page 59: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-4

4.1.5 Data jarak gudang distributor dengan gudang subdistributor dan

zona outlet

Data ini diambil dengan menghitung jarak gudang distributor yang berada

di daerah gemolong dengan 7 alternatif wilayah yang akan dibuka gudang

subdistributor berdasarkan alamat calon gudang subdistributor yang telah

ditentukan sebelumnya. Alat yang digunakan untuk menghitung jarak adalah

handpone nokia 5800 yang telah diinstal aplikasi Garmin. Aplikasi garmin adalah

suatu aplikasi GPS (Global Positioning System) yang dapat menunjukkan peta

serta dapat menghitung jarak. Cara kerja alat ini dengan menentukan alamat dari

calon gudang subdistributor berada kemudian menentukan tujuan zona outlet yang

berupa kecamatan yang akan dituju. Jarak antara gudang distributor dengan

gudang subdistributor dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5 Jarak Gudang Sub-distributor ke Gudang Distributor

Gudang

Subdistributor

Jarak

[km]

Surakarta 12

Boyolali 29

Sragen 21

Klaten 43

Wonogiri 46

Sukoharjo 30

Karanganyar 27

Selain data jarak diatas juga diukur jarak antara gudang subdistributor

dengan zona outlet yang telah dikelompokkan berdasarkan Kecamatan. Data jarak

ini dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.

Page 60: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-5

Tabel 4.6 Jarak Gudang Sub-distributor dengan zona outlet

Boyolali Karanganyar Solo Sragen Sukoharjo Klaten Wonogiri

Serengan 26 17 3 29 9.4 27 26

Laweyan 22.7 21 2.2 30 13 26 30

Pasar kliwon 30 15 4.3 24 9.7 29 25

Banjarsari 28 19 1.8 27 14.1 29 30

Jebres 30 14 5.4 23 13.5 33 28

Sragen 50 19 27 3 35 53 43

Karangmalang 49 17 26 3.1 33 54 40

Masaran 42 13 18 11 26 45 36

Sambirejo 53.2 19 34 12 28 59.5 25

Ngrampal 53.5 24 32 4.6 40 40 48

Gemolong 29.7 27 19 21 30 43 46

Kalijambe 25.9 25 14 23 26 38 42

Plupuh 33.2 18 16 14 26 44 39

Mondokan 43.7 31 29 16 40 56 53

Sukodono 49 30 32 13 37 59 53

Sidoharjo 42.7 20 24 6.8 33 34 17

Kartosuro 15 25 7 34 18 23 32

Gatak 17.5 26 8.6 37 16 18 30

Grogol 24.5 17 6.4 31 6.2 26 23

Baki 21 22 6.5 34 11.1 22 26

Mojolaban 30 11 8.4 25 10.8 32 23

Polokarto 35 10 14 29 12.7 33 17

Bendosari 35 13 17 32 14.6 32 13

Sukoharjo 29.4 19 13 36 0.4 19 17

Nguter 36 20 22 39 14 30 7.4

Tawangsari 29 26 19 43 1.3 20 16

Bulu 34 9.1 21 29 12 18 9.9

Weru 30.1 30 24 49 19 19.25 17

Bayat 26.2 41 30 57 31 11 28

Cawas 24.5 35 25 51 25 14 23

Ceper 16.1 35 21 49 19 7.5 30

Delanggu 12.6 32 16 45 16 12 31

Gantiwarno 24.5 47 33 64 21 9.4 22

Jatinom 9.1 44 27 55 28 8.5 41

Juwiring 17.5 29 15 43 13 14 26

Karanganom 11.9 38 21 50 22 6.7 35

Karang nongko 15 48 29 50 31 7.5 43

Kemalang 15.4 45.5 34 59.5 33.25 7 44.5

Klaten utara 15.3 40 25 54 24 2.3 34

Klaten tengah 16.8 42 28 56 26 1.9 34

Klaten selatan 17.9 44 29 57 28 1.7 36

Manisrenggo 20.7 50.4 38.5 63.7 36.8 3.5 46.2

Nyawen 12.3 38.5 27 52.5 27 5.3 40.6

Pedan 23.8 32 20 47 17 10 26

Polanharjo 12.2 35 18 46 19 11 34

Prambanan 21 55 41 70 40 14 44

Trucuk 19.2 37 24 52 21 7.4 28

Tulung 5.2 41 23 51 25 12 41

Wedi 21.3 45 32 60 30 7.5 35

Wonosari 16.1 16 23 40 12 16 28

Jonalan 19.2 48.7 36.9 62.1 34.9 2.1 45.8

Kalikotes 17.5 37.3 26.3 50.8 23.8 3.5 35

Karangdowo 22.8 25 17.5 42 15 14.7 25

Sragen

Sukoharjo

SUBDISTRIBUTOR [km]

Solo

KecamatanKabupaten

Klaten

Page 61: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-6

Lanjutan Tabel 4.6

Boyolali Karanganyar Solo Sragen Sukoharjo Klaten Wonogiri

Wonogiri 44.8 24 30 43 19 38 2.2

Wonogiri 48.3 36 38 56 26 35 13

Purwantoro 77 41 56 51 48 73 38

Praimantoro 59.5 49 55 73 43 46 30

Baturetno 59.5 41 47 60 39 47 18

Batuwarno 64.7 44 53 63 45 55 24

Tirtomoyo 65.8 42 53 60 46 59 25

Colomadu 46 50 12.4 64 38 50 68

Gondangrejo 49 36 16.2 44 40 70 70

Jaten 68 14.4 24 40 28 60 52

Jumapolo 92 26 56 62 38 90 32

Karanganyar 74 2.6 38 38 30 76 34

Matesih 98 19 56 46 46 100 48

Mojogedang 90 13 44 28 46 96 60

Tasikmadu 71.4 8.8 30 36 34 82 52

Palur 58 20 16 48 24 66 50

Tawangmangu 116 38 76 56 66 118 60

Karangpandan 106 22 56 42 54 106 56

Teras 12.6 56 34 86 40 38 80

Banyudono 19.2 62 24 76 44 42 74

Mojosongo 7 76 40 92 58 38 86

Ngemplak 42 50 20 60 44 22 64

Simo 29.4 70 40 64 66 64 96

Boyolali 1.8 86 50 98 66 42 94

Cepogo 21 98 66 114 82 48 108

Ampel 24.5 120 70 118 100 32 134

Karanganyar

Boyolali

SUBDISTRIBUTOR [km]KecamatanKabupaten

Wonogiri

4.1.6 Komponen Biaya Distribusi

Biaya distribusi merupakan biaya yang timbul akibat adanya aktivitas

pendistribusian produk. Biaya distribusi ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu biaya

distribusi yang dikeluarkan oleh Distributor dan biaya yang dikeluarkan oleh

Subdistributor.

A. Komponen Biaya Distribusi untuk Distributor

Biaya distribusi yang dikeluarkan oleh distributor terdiri dari biaya bahan

bakar dan biaya perawatan kendaraan.

1. Biaya bahan bakar

Kendaraan yang dipakai untuk mendistribusikan barang dari distributor ke

gudang subdistributor adalah truk ganda. Nilai biaya bahan bakar yang dipakai

oleh truk perusahaan dihitung berdasarkan data perusahaan sebagai berikut:

- Rasio konsumsi bahan bakar alat transportasi milik perusahaan yaitu sebesar

1 : 5 (satu liter untuk menempuh jarak 5 km).

- Biaya bahan bakar per liter alat transportasi truk yaitu harga solar per liter

sebesar Rp. 4.500,00 per liter.

Harga solar = Rp. 4500,-

Page 62: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-7

Jarak tempuh truk tiap 1 liter = 5 km

Kapasitas angkut truk = 125 box

2. Biaya perawatan

Biaya perawatan yang dianggarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 200.000,-

sebulan untuk satu kendaraan.

- Biaya perawatan truk = Rp.200.000,00 per bulan

- Rata-rata truk per bulan menempuh jarak = 2900 km

B. Komponen Biaya Distribusi untuk Subdistributor

Biaya distribusi yang dikeluarkan oleh distributor terdiri dari biaya bahan

bakar dan biaya perawatan kendaraan.

1. Biaya Bahan Bakar

Kendaraan yang dipakai oleh subdistributor untuk mendistribusikan

produk dari gudang subdistributor ke zona outlet adalah truk engkel. Nilai biaya

bahan bakar yang dipakai oleh truk perusahaan dihitung berdasarkan pengetahuan

perusahaan sebagai berikut:

- Rasio konsumsi bahan bakar alat transportasi milik perusahaan yaitu sebesar

1 : 8 (satu liter untuk menempuh jarak 8 km).

- Biaya bahan bakar per liter alat transportasi truk yaitu harga solar per liter

sebesar Rp. 4.500,00 per liter.

Harga solar = Rp. 4500,-

Jarak tempuh truk tiap 1 liter = 8 km

Kapasitas angkut truk = 80 box

2. Biaya Perawatan

Biaya perawatan yang dianggarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 75.000,-

sebulan untuk satu kendaraan.

- Biaya perawatan truk = Rp.75.000,00 per bulan

- Rata-rata truk per bulan menempuh jarak = 1800 km

- Jumlah maksimal pengiriman box sebulan = 16.973 box

Page 63: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-8

4.1.7 Data biaya tetap subdistributor

Komponen biaya tetap dihitung pada subdistributor yang akan dibuka.

Biaya tetap terdiri dari biaya gaji tenaga kerja, biaya perawatan gudang, biaya

penggunaan listrik dan pajak bumi dan bangunan (PBB). Berikut ini adalah biaya

tetap untuk calon subdistributor.

a. Biaya gaji tenaga kerja

1. Salesman

Jumlah salesman = 5 orang

Gaji = @ Rp. 700.000,-

Jumlah gaji = 5 x Rp. 700.000,-

= Rp. 3.500.000,-

2. Petugas Administrasi

Jumlah = 2 orang

Gaji = @ Rp. 600.000,-

Jumlah gaji = 2 x Rp. 600.000,-

= Rp. 1.200.000,-

3. Supir

Jumlah = 3 orang

Gaji = @ Rp. 700.000,-

Jumlah gaji = 2 x Rp. 300.000,-

= Rp. 2.100.000,-

4. Helper

Jumlah = 3 orang

Gaji = @ Rp. 450.000,-

Jumlah gaji = 3 x Rp. 450.000,-

= Rp. 1.350.000,-

5. Petugas Gudang

Jumlah = 1 orang

Gaji = @ Rp. 600.000,-

Jumlah gaji = 1 x Rp. 600.000,-

= Rp. 600.000,-

Page 64: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-9

Jadi total biaya tenaga kerja per bulan ditunjukkan dalam tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7 Gaji Tenaga Kerja Gudang Subdistributor per Bulan

Karyawan JUMLAH Gaji [Rp] Total [Rp]

Salesmen 5 700.000,- 3.500.000,-

Admin 2 600.000,- 1.200.000,-

Supir 3 700.000,- 2.100.000,-

Helper 3 450.000,- 1.350.000,-

Peg Gud 1 600.000,- 600.000,-

8.750.000,-Grand total

b. Biaya perawatan gudang

Perusahaan menetapkan biaya perawatan bangunan gudang sebesar Rp.

150.000,00 per bulan. Biaya perawatan gudang ini sudah termasuk biaya

kebersihan gudang.

c. Biaya penggunaan listrik

Biaya penggunaan listrik di gudang sebesar 15% dari total biaya pemakaian

listrik perusahaan yaitu sebesar Rp. 350.000,00 sehingga diperoleh biaya

penggunaan listrik di gudang sebesar Rp. 52.500,00

d. Pajak Bumi dan Bangunan

PBB / tahun = Rp. 400.000,-

PBB / bulan = 12

400.000,- Rp.

= Rp. 33.333,33 / bulan

Jadi total biaya tetap yang dikeluarkan untuk satu subdistributor dapat dilihat

pada tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8 Biaya tetap Gudang Subdistributor per Bulan

KOMPONEN BIAYA

TETAPJUMLAH [Rp]

Gaji karyawan 8.750.000,-

Biaya listrik 52.500,-

Biaya perawatan gudang 150.000,-

PBB 33.333,33

Total 8.985.833,33

Page 65: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-10

4.2 PENGOLAHAN DATA

Pada sub bab pengolahan data dilakukan penghitungan dan pengolahan

data sesuai dengan langkah-langkah yang dijelaskan dalam metodologi penelitian.

Pengolahan data diawali dengan melakukan perhitungan peramalan secara

kualitatif dilanjutkan perancangan model mixed integer linear programming

sehingga mendapatkan lokasi dan alokasi produk daerah pembukaan gudang

subdistributor.

4.2.1 Peramalan Kualitatif

Peramalan yang akan digunakan bersifat kualitatif, peramalan ini

menggunakan asumsi perusahaan yang menyatakan bahwa target penjualan setiap

tahun mengalami peningkatan sebesar 10 %. Data yang akan digunakan untuk

melakukan peramalan ini adalah data penjualan pada tahun 2008-2009, peramalan

ini dilakukan untuk mengetahui data penjualan 5 tahun ke depan dengan

menggunakan perhitungan pada persamaan 3.1. Peramalan yang didapatkan dapat

dilihat pada tabel 4.9 – 4.13 dibawah ini.

Tabel 4.9 Peramalan Untuk Permintaan produk tahun ke-1

Solo Sukoharjo Klaten Boyolali Sragen Karanganyar Wonogiri

AMDK 106.834 22.112 49.751 38.695 27.640 41.460 30.404

biskuit 87.174 18.042 40.596 31.575 22.554 33.830 24.809

jelly 149.777 31.000 69.750 54.250 38.750 58.124 42.625

kacang 57.529 11.907 26.791 20.837 14.884 22.326 16.372

snack 80.087 16.576 37.296 29.008 20.720 31.080 22.792

susu 410 85 191 148 106 159 117

minyak 6.046 1.251 2.815 2.190 1.564 2.346 1.721

obat 318 66 148 115 82 123 90

Permintaan [box]Wilayah

Jen

is Pro

du

k

Tabel 4.10 Peramalan Untuk Permintaan produk tahun ke-2

Solo Sukoharjo Klaten Boyolali Sragen Karanganyar Wonogiri

AMDK 117.517 24.323 54.727 42.565 30.403 45.606 33.444

biskuit 95.892 19.847 44.656 34.733 24.809 37.213 27.290

jelly 164.754 34.100 76.725 59.675 42.625 63.937 46.887

kacang 63.282 13.098 29.470 22.921 16.372 24.558 18.009

snack 88.096 18.234 41.026 31.909 22.792 34.188 25.071

susu 451 93 210 163 116 175 128

minyak 6.651 1.376 3.097 2.409 1.721 2.581 1.893

obat 349 72 162 126 90 135 99

Permintaan [box]Wilayah

Jen

is Pro

du

k

Page 66: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-11

Tabel 4.11 Peramalan Untuk Permintaan produk tahun ke-3

Solo Sukoharjo Klaten Boyolali Sragen Karanganyar Wonogiri

AMDK 129.269 26.755 60.199 46.821 33.444 50.166 36.788

biskuit 105.481 21.831 49.121 38.206 27.290 40.935 30.019

jelly 181.230 37.510 84.398 65.642 46.888 70.331 51.576

kacang 69.610 14.407 32.417 25.213 18.009 27.014 19.810

snack 96.906 20.057 45.128 35.100 25.071 37.607 27.579

susu 496 102 231 179 128 193 141

minyak 7.316 1.514 3.407 2.650 1.893 2.839 2.082

obat 384 79 179 139 99 149 109

Permintaan [box]Wilayah

Jen

is Pro

du

k

Tabel 4.12 Peramalan Untuk Permintaan produk tahun ke-4

Solo Sukoharjo Klaten Boyolali Sragen Karanganyar Wonogiri

AMDK 142.195 29.431 66.219 51.504 36.788 55.183 40.467

biskuit 116.029 24.015 54.034 42.026 30.019 45.028 33.021

jelly 199.353 41.261 92.837 72.206 51.576 77.364 56.734

kacang 76.571 15.848 35.658 27.735 19.810 29.715 21.791

snack 106.596 22.063 49.641 38.610 27.578 41.367 30.336

susu 545 113 255 197 141 212 155

minyak 8.047 1.665 3.747 2.915 2.082 3.123 2.290

obat 423 87 196 153 109 164 120

Permintaan [box]Wilayah

Jen

is Pro

du

k

Tabel 4.13 Peramalan Untuk Permintaan produk tahun ke-5

Solo Sukoharjo Klaten Boyolali Sragen Karanganyar Wonogiri

AMDK 156.415 32.374 72.841 56.654 40.467 60.701 44.514

biskuit 127.632 26.416 59.437 46.229 33.021 49.531 36.323

jelly 219.288 45.387 102.121 79.427 56.734 85.100 62.407

kacang 84.228 17.433 39.224 30.508 21.791 32.687 23.970

snack 117.256 24.269 54.605 42.471 30.336 45.504 33.370

susu 600 124 280 217 155 233 171

minyak 8.852 1.832 4.122 3.206 2.290 3.435 2.519

obat 465 96 216 168 120 180 132

WilayahPermintaan [box]

Jen

is Pro

du

k

4.2.2 Perhitungan Biaya Distribusi

Biaya distribusi perusahaan dibedakan menjadi dua jenis yaitu biaya

distribusi untuk distributor dan biaya distribusi untuk subdistributor. Biaya

distribusi dihitung untuk tiap satuan box. Biaya distribusi terdiri dari biaya bahan

bakar dan biaya perawatan kendaraan.

Page 67: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-12

1. Biaya distribusi untuk distributor

Biaya distribusi untuk distributor terdiri atas biaya bahan bakar dan biaya

perawatan. Armada transportasi yang digunakan adalah truk double.

Biaya bahan bakar

Biaya bahan bakar tiap pendistribusian diperoleh dari perhitungan sebagai

berikut:

Harga solar = Rp.4.500,00 per liter

Kapasitas angkut truk = 125 box

Jarak tempuk truk tiap liter solar = 5 km

Biaya bahan bakar tiap pendistribusian = Rp.4.500,00 : (5 * 125)

= Rp. 7,2/km box

Biaya perawatan (maintenance) armada transportasi

Biaya perawatan (maintenance) diperoleh melalui perhitungan sebagai

berikut.

Biaya perawatan truk = Rp.200.000,00 per bulan

Rata-rata jarak tempuh perbulan = 2900 km

Jumlah maksimal pengiriman box sebulan = 60.489 box

Biaya perawatan truk = Rp. 200.000,- : (2900*60489)

= Rp. 0,001/km box

Biaya-biaya distribusi untuk armada transportasi PT. Sinar Niaga

Sejahtera Distributor wilayah Karesidenan Surakarta diasumsikan meningkat 7%

tiap tahun karena terjadinya inflasi, biaya distribusi untuk tahun pertama sampai

dengan tahun ke-lima dapat dilihat pada tabel 4.14.

Tabel 4.14 Total biaya distribusi untuk distributor

Tahun

Biaya distribusi

dalam km/box

(Rp.)

1 7,201

2 8,2

3 8,8

4 9,4

5 10,1

Page 68: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-13

2. Biaya distribusi untuk subdistributor

Biaya distribusi untuk distributor terdiri atas biaya bahan bakar dan biaya

perawatan. Armada transportasi yang digunakan adalah truk engkle.

Biaya bahan bakar

Biaya bahan bakar tiap pendistribusian diperoleh dari perhitungan sebagai

berikut:

Harga solar = Rp.4.500,00 per liter

Kapasitas angkut truk = 80 box

Jarak tempuk truk tiap liter solar = 8 km

Biaya bahan bakar tiap pendistribusian = Rp.4.50,00 : (8 * 80)

= Rp. 7,03 /km box

Biaya perawatan armada transportasi

Biaya perawatan diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut.

Biaya perawatan truk = Rp. 75.000,- perbulan

Rata-rata jarak tempuh perbulan = 1800 km

Jumlah maksimal pengiriman box sebulan = 16.973 box

Biaya perawatan truk = Rp. 75.000,- : (1800*16973)

= Rp. 0,002/km box

Biaya-biaya distribusi untuk armada transportasi PT. Sinar Niaga

Sejahtera Distributor wilayah Karesidenan Surakarta diasumsikan meningkat 7%

tiap tahun karena terjadinya inflasi, biaya distribusi untuk tahun pertama sampai

dengan tahun ke-lima dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4.15 Total biaya distribusi untuk subdistributor

Tahun

Biaya distribusi

dalam km/box

(Rp.)

1 7,03

2 8,0

3 8,6

4 9,2

5 9,9

Page 69: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-14

4.2.3 Perancangan Model Mixed Integer Linear Programming

Perancangan model mixed integer linear programming terdiri atas tiga

langkah yaitu penentuan fungsi tujuan, penentuan batasan kapasitas, serta

penyusunan model integer linear programming secara keseluruhan.

A. Fungsi Tujuan

Fungsi tujuan merupakan fungsi yang akan dicari nilai optimalnya. Fungsi

tujuan dalam model mixed integer linear programming ini adalah minimasi biaya

yang terkait dengan aktivitas pendistribusian produk PT. Garudafood dari

distributor ke subdistributor kemudian ke outlet yang meliputi, biaya transportasi

dan biaya tetap

Formulasi matematis fungsi tujuan secara umum dapat dilihat pada

persamaan 3.1. Perumusan fungsi tujuan untuk mixed integer linear programming

penentuan lokasi gudang subdistributor di PT Sinar Niaga Sejahtera distributor

wilayah Surakarta yaitu :

Minimize Z =

65

1

7

1

7

1 1

8

1

7

1

8

1

9,96107.829.99i j

j

j l

jlk

k

jlkijk

j k

ijk ZYTXC

dimana :

j = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 (urutan indeks lokasi alternatif subdistributor)

1 : Kotamadya Surakarta

2 : Kabupaten Karanganyar

3 : Kabupaten Sragen

4 : Kabupaten Boyolali

5 : Kabupaten Sukoharjo

6 : Kabupaten Wonogiri

7 : Kabupaten Klaten

i = urutan indeks daerah zona outlet (1, 2, 3...65)

k = urutan indeks jenis produk (1, 2, 3,..., 8)

l = jumlah gudang distributor ( l = 1 )

Cijk = biaya distribusi untuk mendistribusikan produk k dari gudang

subdistributor j ke zona outlet i

Page 70: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-15

Xijk = total produk k yang dikirimkan oleh subdistributor j ke zona outlet i

Tjlk = biaya distribusi dari gudang distributor l ke gudang subdistributor j

untuk semua jenis produk k.

Yjlk = total produk k yang dikirimkan dari gudang distributor i ke

subdistributor j.

gj = biaya tetap gudang subdistributor j

Zj = keputusan gudang subdistributor j buka atau tidak

Pada persamaan di atas Cijk adalah biaya distribusi dari gudang

subdistributor j ke zona outlet i yang nilainya berbeda-beda untuk setiap i dan j.

Nilai ini didapat berdasarkan jarak i dan j. Semakin jauh jarak tempuhnya maka

nilai Cijk juga akan semakin besar. Kemudian biaya distribusi ini akan dikalikan

dengan Xijk yang merupakan variabel keputusan jumlah barang yang akan

didistribusikan dari gudang subdistributor j ke zona outlet i.

Tjlk adalah biaya distribusi dari gudang distibutor l ke gudang

subdistributor j yang nilainya berbeda-beda untuk setiap j. Besarnya biaya

distribusi didapat berdasarkan jarak gudang distributor ke gudang j. Semakin jauh

jarak tempuhnya maka nilai Tjlk juga akan semakin besar. Kemudian biaya

distribusi ini akan dikalikan dengan Yjlk yang merupakan variabel keputusan

jumlah barang yang akan didistribusikan dari gudang distributor ke gudang

subdistributor j.

Biaya tetap masing-masing gudang subdistributor j selama 1 tahun adalah

Rp. 107.829.999,96. Nilai ini sama untuk semua gudang subdistributor j. Biaya

tetap ini kemudian akan dikalikan dengan variabel keputusan Zj yang berupa

koefisien binary yang akan bernilai 1 jika subdistributor dibuka atau bernilai 0

jika tidak dibuka.

B. Batasan Kapasitas

Pendistribusian produk PT Sinar Niaga Sejahtera Distributor Wilayah

Surakarta memiliki batasan kapasitas sebagai berikut:

Page 71: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-16

1. Permintaan outlet dapat dipenuhi seluruhnya oleh gudang subdistributor

Formulasi umum untuk batasan kapasitas ini dapat dilihat pada persamaan

3.2. Persamaan ini berarti permintaan outlet di zona i terpenuhi seluruhnya oleh

gudang subdistributor j.

ik

j

ijk aX

7

1

2. Kemampuan pengiriman produk k oleh gudang subdistributor j ke zona outlet.

Formulasi umum untuk batasan kapasitas ini dapat dilihat pada persamaan

3.3. Persamaan ini berarti bahwa kemampuan pengiriman gudang subdistributor

dapat memenuhi semua permintaan produk k di zona i. Oleh karena itu

berdasarkan perhitungan kemampuan pengiriman sebelumnya akan didapatkan

persamaan sebagai berikut:

65

1

8

1

489.721*i k

jijk ZX

Persamaan di atas menyatakan bahwa jumlah barang yang dikirim oleh

subdistributor tidak boleh melebihi kemampuan pengirimannya. Kemampuan

pengiriman subdistributor dilihat dari jumlah permintaan tertinggi untuk masing-

masing alternatif lokasi subdistributor, karena diasumsikan subdistributor harus

mampu memenuhi permintaan di zona outlet. Jumlah permintaan tertinggi yang

diambil sebagai batasan kapasitas pengiriman diambil dari permintaan di

Kotamadya Surakarta, yaitu sebesar 721.489 unit produk.

3. Jumlah maksimal pembukaan gudang subdistributor

77

1

j

jZ

4. Produk k yang dikirimkan dari gudang subdistributor j ke zona outlet i tidak

boleh melebihi pengiriman produk k dari gudang distributor l ke gudang

subdistributor j

8

1

65

1 k

jlk

i

ijk YX .

5. Gudang distributor l dapat memenuhi semua permintaan produk k.

7

1

000.200.2j

jkY

Page 72: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-17

Batasan masalah ini dimaksudkan bahwa semua permintaan outlet dapat

dipenuhi oleh gudang distributor, sehingga 2.200.000 didapatkan berasal dari

permintaan outlet selama 1 tahun.

6. Menyatakan angka biner dari variable keputusan.

Zj = 10,

7. Menyatakan variable keputusan harus lebih dari nol.

Xijk, Yjk 0

8. Menyatakan varianel keputusan harus integer

Xijk, Yjk integer

4.2.3 Penyelesaian Model

Untuk memperoleh jumlah alokasi barang yang optimal maka model

mixed integer linear programming dijalankan dengan menggunakan Risk Solver

Platform versi 9 dengan fungsi tuuan minimasi total biaya distribusi produk.

Dalam penentuan lokasi gudang subdistributor dilihat setiap tahunnya berdasarkan

permalan yang telah dilakukan untuk 5 tahun ke depan Langkah-langkah dalam

memperoleh solusi optimal menggunakan Solver Microsoft Excel melalui

beberapa tahap yaitu:

1. Membuat tabel parameter di Microsoft Excel

Parameter pada fungsi tujuan adalah biaya distribusi untuk distributor,

biaya distribusi untuk subdistributor, biaya tetap gudang subdistributor dan fungsi

tujuan. Pada kolom fungsi tujuan sudah diisi dengan formula fungsi tujuan.

2. Membuat tabel variabel keputusan di Microsoft Excel

Variabel keputusan yang dipakai adalah jumlah alokasi produk dari

distributor ke subdistributor, jumlah alokasi produk dari subdistributor ke zona

outlet, dan keputusan buka / tidak gudang subdistributor.

3. Memasukkan parameter, variabel keputusan dan batasan di Solver

Fungsi tujuan diinput pada menu “objectives” sedangkan variabel

keputusan diinput pada menu “variables”. Untuk batasan langsung diinput pada

menu “constraint” sesuai dengan batasan pada fungsi tujuan yang kemudian akan

Page 73: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-18

dipisah secara otomatis oleh Solver sesuai dengan jenis batasan-nya. Tampilan

solver parameter dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini.

Gambar 4.2 Parameter pada solver

4. Penyelesaian fungsi tujuan

Untuk menyelesaikan fungsi tujuan yang sudah diinput ke dalam Solver,

klik “Solve” dan akan muncul hasil seperti pada gambar 4.3 berikut ini.

Gambar 4.3 Hasil Solver

Setelah muncul tampilan seperti gambar di atas, maka klik “Ok” sehingga

akan muncul hasil minimasi biaya, lokasi gudang subdistributor serta hasil alokasi

Page 74: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-19

demand ke subdistributor dan dari subdistributor. Berikut ini adalah hasil optimasi

biaya distribusi yang dihitung oleh Solver Platform versi 9 untuk tahun ke-5:

Minimized Cost = Rp.1.293.486.365,00

Biaya yang didapat di atas meliputi biaya distribusi dari PT. Sinar Niaga

Sejahtera distributor wilayah Surakarta ke lokasi gudang subdistributor sebesar

Rp. 620.417.664,-, biaya distribusi yang dikeluarkan gudang subdistributor ke

zona outlet (outlet) sebesar Rp. 349.578.704,- , biaya tetap yang dikeluarkan

akibat dibukanya gudang subdistributor sebesar Rp. 323.489.997,-. Untuk tahun

ke-1 sampai ke -5 dapat dilihat pada table 4.16 berikut ini.

Tabel 4.16 Biaya-biaya distribusi

Transportasi dari gudang

ke subdistributor

Transportasi dari

subdistributor ke konsumen

Biaya tetap

subdistributor

1 390.822.624 314.629.392 215.659.998

2 440.295.264 246.305.495 323.489.997

3 494.715.024 274.588.379 323.489.997

4 494.715.024 274.588.379 323.489.997

5 620.417.664 . 349.578.704 323.489.997

Biaya

Tahun ke-

Hasil perhitungan minimasi biaya untuk tahun ke-5 di atas adalah

keputusan gudang subdistributor yang layak dibuka yaitu di Kabupaten Boyolali,

Kotamadya Surakarta dan Kabupaten Karanganyar. Alokasi pengiriman barang

dari gudang subdistributor Boyolali, Karanganyar dan Surakarta dapat dilihat

pada lampiran. Tahun pertama, lokasi yang dibuka untuk gudang subdistributor

adalah Karanganyar dan Surakarta, sedangkan pada tahun kedua sampai kelima

lokasi yang dibuka untuk gudang subdistributor adalah Karanganyar, Surakarta

dan Boyolali.

Sedangkan nilai variabel keputusan untuk jumlah produk yang

dialokasikan dari distributor ke gudang subdistributor Boyolali, Sragen dan

Surakarta dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini:

Page 75: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-20

Tabel 4.17 Jumlah Alokasi Barang ke Gudang Subdistributor

Jenis produk

[box]Boyolali Surakarta Karanganyar

AMDK 108.198 139.826 163.248

biskuit 116.551 114.488 155.906

jelly 141.497 196.241 192.224

kacang 91.697 118.498 91.929

snack 103.387 141.586 108.913

susu 465 649 558

minyak 6.791 9.699 8.273

obat 414 502 438

Berdasarkan perhitungan solver didapatkan juga lokasi-lokasi kecamatan

yang akan di lakukan pengiriman distribusi oleh gudang-gudang subdistributor

yang buka. Pendistribusian produk dari gudang ke distributor ke zona outlet dapat

dilihat pada tabel 4.18 – 4.20.

Tabel 4.18 Alokasi produk subdistributor Karanganyar

AMDK biskuit jelly kacang snack susu minyak obat

Jaten 3.382 2.759 4.741 1.821 2.535 13 191 10

Jumapolo 3.213 4.504 2.621 2.408 1.730 12 182 10

Karanganyar 24.179 19.730 33.898 13.020 18.126 93 1.368 72

Matesih 3.213 2.621 4.504 1.730 2.408 12 182 10

Mojogedang 3.029 1.093 1.845 1.656 1.521 5 115 9

Tasikmadu 1.860 1.518 2.608 1.002 1.394 7 105 6

Palur 2.087 3.967 8.534 8.278 4.563 23 344 18

Tawangmangu 4.058 5.311 1.689 4.185 3.042 16 230 12

Karangpandan 2.536 2.070 3.556 1.366 1.901 10 144 8

Jebres 0 33.298 19.035 0 0 0 0 0

Sragen 16.568 13.519 23.228 8.922 12.420 64 938 49

Karangmalang 2.786 2.273 3.906 1.500 2.088 11 158 8

Masaran 4.692 3.828 6.578 2.527 3.517 18 266 14

Sambirejo 3.083 1.795 2.199 1.184 1.649 8 124 7

Ngrampal 1.320 1.077 1.850 711 989 5 75 4

Gemolong 4.718 5.666 5.017 6.079 4.287 22 324 17

Plupuh 2.199 1.795 3.083 1.184 1.649 8 124 7

Mondokan 1.173 957 1.644 632 879 5 66 3

Sukodono 586 479 822 316 440 2 33 2

Sidoharjo 733 598 1.028 395 550 3 41 2

Sukoharjo 8.808 7.187 12.348 4.743 6.603 34 498 26

Nguter 3.452 2.816 4.839 1.859 2.587 13 195 10

Bulu 2.023 1.651 2.837 1.090 1.517 8 115 6

Wonogiri 14.207 11.592 19.917 7.650 10.650 55 804 42

Wuryantoro 3.031 2.473 4.249 1.632 2.272 12 172 9

Purwantoro 2.084 1.700 2.921 1.122 1.562 8 118 6

Pracimantoro 5.683 4.637 7.967 3.060 4.260 22 322 17

Batuwarno 2.273 927 1.593 612 852 4 64 3

Tirtomoyo 1.137 927 1.593 612 852 4 64 3

Jatisrono 2.841 2.318 3.983 1.530 2.130 11 161 8

Selogiri 2.462 2.009 3.452 1.326 1.846 9 139 7

Paranggupito 2.273 1.855 1.224 3.187 1.704 9 129 7

Manyaran 4.546 3.710 6.373 2.448 3.408 17 257 14

Eromoko 3.978 3.246 5.577 2.142 2.982 15 225 12

Zona konsumenProduk [box]

Page 76: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

IV-21

Tabel 4.19 Alokasi produk subdistributor Boyolali

AMDK biskuit jelly kacang snack susu minyak obat

Teras 4.103 3.348 5.752 2.209 3.076 16 232 12

Banyudono 2.367 2.515 2.732 1.360 5.531 0 63 51

Mojosongo 3.945 3.219 5.531 2.125 2.958 15 223 12

Ngemplak 2.525 2.060 3.540 1.195 0 0 0 0

Simo 6.312 5.151 8.850 3.399 4.732 24 357 19

Boyolali 14.036 17.201 24.116 12.263 9.895 66 973 51

Cepogo 5.050 4.121 7.080 2.719 3.786 19 286 15

Ampel 9.047 9.014 5.949 15.487 10.281 42 625 33

Kartosuro 2.820 4.273 5.342 5.237 5.926 20 296 16

Gatak 3.333 2.719 4.672 1.795 2.498 13 189 10

Weru 1.547 1.263 2.169 833 1.160 6 88 5

Cawas 4.784 3.904 6.707 2.576 3.586 18 271 14

Delanggu 8.951 7.304 6.710 4.820 12.549 34 507 27

Jatinom 4.932 2.393 2.111 1.579 2.198 11 166 9

Karanganom 1.543 1.259 2.164 831 1.157 6 87 5

Klaten utara 4.167 3.400 5.842 2.244 3.124 16 236 12

Klaten tengah 2.315 1.889 3.245 1.247 1.735 9 131 7

Klaten selatan 14.075 29.644 23.752 22.964 18.047 92 1.362 72

Pedan 5.401 4.407 7.572 2.909 4.049 21 306 16

Wedi 4.321 5.326 6.058 2.327 3.239 17 245 13

Wonosari 2.624 2.141 3.678 1.413 1.967 10 148 8

Produk [box]Zona konsumen

Tabel 4.20 Alokasi produk subdistributor Surakarta

AMDK biskuit jelly kacang snack susu minyak obat

Ngemplak 0 0 2.075 0 0 0 143 0

Colomadu 4.565 3.725 6.400 2.458 3.422 18 258 14

Gondangrejo 507 414 711 271 380 2 29 2

Serengan 14.997 12.237 21.025 8.076 11.242 58 849 45

Laweyan 27.918 22.780 29.140 25.034 20.929 107 1.580 83

Pasar kliwon 23.712 19.349 23.244 12.769 27.776 91 1.342 70

Banjarsari 38.981 49.967 48.669 41.376 41.718 188 2.772 145

Kalijambe 2.493 2.034 3.494 1.342 1.869 10 141 7

Grogol 1.904 1.554 2.670 1.025 1.428 7 108 6

Baki 2.976 2.428 1.602 4.172 2.231 11 168 9

Jebres 40.808 0 38.176 21.975 30.591 157 2.309 121

Zona konsumenProduk [box]

Page 77: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

V-1

BAB V

ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Pada bab analisis dan interpretasi hasil akan dilakukan analisis dan

interpretasi hasil pengolahan data. Intepretasi hasil meliputi intepretasi pemilihan

lokasi gudang subdistributor, intepretasi alokasi produk untuk outlet dan

intepretasi penentuan biaya-biaya yang timbul karena proses distribusi. Analisis

yang dilakukan meliputi anlisis perbaikan terukur (biaya minimal) dan analisis

kelayakan investasi bagi gudang subdistributor.

5.1 Interpretasi Hasil Pemilihan Lokasi Gudang Subdistributor

Penentuan lokasi gudang subdistributor bertujuan untuk membantu sistem

distribusi di PT. Sinar Niaga Sejahtera. Diharapkan dengan adanya pembukaan

gudang subdistributor dapat mengurangi biaya distribusi yang timbul akibat

pengiriman produk. Terdapat 7 alternatif lokasi gudang subdistributor yaitu

Kabupaten Klaten, Kotamadya Surakarta, Kabupaten Boyolali, Kabupaten

Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo.

Pembagian ini dilakukan berdasarkan wilayah batas geografis disebabkan area

distribusi yang luas dari PT Sinar Niaga Sejahtera Distributor wilayah

Karesidenan Surakarta.

Pemilihan lokasi gudang subdistributor dilakukan berdasarkan beberapa

aspek yaitu jarak antara gudang depo dengan gudang subdistributor, jarak gudang

subdistributor dengan zona outlet, kapasitas gudang subdistributor serta aspek

biaya distribusi dan lokasi gudang ini diproyeksikan untuk 5 tahun ke depan.

Berdasarkan aspek-aspek yang telah disebutkan maka di dapatkan beberapa

wilayah yang layak untuk dibuka gudang subdistributor, ini dapat pada tabel 5.1

berikut ini.

Tabel 5.1 Wilayah gudang subdistributor

Tahun ke- Gudang Subdistributor

1 Karanganyar dan Surakarta

2 Karanganyar, Surakarta dan boyolali

3 Karanganyar, Surakarta dan boyolali

4 Karanganyar, Surakarta dan boyolali

5 Karanganyar, Surakarta dan boyolali

Page 78: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

V-2

Tabel 5.1 di atas dapat dilihat wilayah-wilayah yang akan dibuka untuk

gudang subdistributor untuk 5 tahun ke depan. Pada tahun pertama wilayah yang

akan dibuka adalah Karanganyar dan Surakarta, pemilihan ke dua lokasi ini

didasarkan pada jarak ke dua gudang subdistributor ini relatif dekat dengan

gudang subdistributor yaitu 12 km untuk Surakarta dan 27 km untuk Karanganyar.

Selain itu permintaan pada tahun pertama masih dapat dipenuhi oleh ke dua

gudang subdistributor tersebut. Pada tahun ke dua sampai tahun ke lima wilayah

yang layak untuk dibuka gudang subdistributor bertambah satu yaitu di Boyolali,

penambahan wilayah ini disebabkan karena permintaan akan produk bertambah

banyak sehingga dengan dua gudang subdistributor tidak mampu memenuhi.

Pemilihan lokasi gudang subdistributor di Boyolali disebabkan karena jaraknya

relatif dekat dengan gudang distribusi dan selain itu wilayah Boyolali juga dekat

dengan Wilayah Sragen. Lokasi gudang subdistributor dapat dilihat pada gambar

5.1 berikut ini.

Gambar 5.1 Peta lokasi gudang subdistributor

Gambar 5.1 memaparkan tentang letak lokasi gudang subdistributor.

Terdapat tanda kotak, tanda kotak merah ( ■ ) menandakan posisi gudang

subdistributor Boyolali, tanda kotak biru ( ■ ) menandakan posisi gudang

subdistributor Surakarta dan tanda kotak merah muda ( ■ ) menandakan posisi

gudang subdistributor Karanganyar. Persebaran zona outlet dapat dilihat pada

lampiran halaman 17, dengan notasi bulat merah (●) menandakan zona outlet dari

Page 79: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

V-3

subdistributor Boyolali, dengan notasi bulat biru (●) menandakan zona outlet dari

subdistributor Surakarta dan dengan notasi bulat merah muda (●) menandakan

zona outlet dari subdistributor Karanganyar. Model yang dikembangkan memiliki

kelemahan yaitu bahwa distributor mengalokasikan semua permintaan produk ke

gudang subdistributor sehingga outlet – outlet yang letaknya relatif dekat dengan

gudang distributor akan tetap dilayani oleh gudang subdistributor.

5.2 Interpretasi Hasil Alokasi Produk Untuk Outlet.

Penentuan alokasi produk bertujuan untuk mengetahui berapa banyaknya

produk yang harus didistribusikan ke zona outlet. Berdasarkan data yang

dihimpun, terdapat 65 kecamatan atau zona outlet yang tersebar di Karesidenan

Surakarta.

Alokasi produk berdasarkan data permintaan pada tahun ke 5, alokasi ini

dibagi menjadi 2 yaitu alokasi produk dari gudang distribusi terhadap gudang

subdistributor dan alokasi produk dari gudang subdistributor terhadap permintaan

produk di zona outlet. Pada gambar 5.2 berikut ini dapat dilihat alokasi produk

dari gudang distribusi ke gudang subdistributor.

Alokasi Produk dari PT. SNS ke Subdistributor

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

Boyolali Surakarta Karanganyar

Subdistributor

Ju

mla

h P

rod

uk

(b

ox

) amdk

biskuit

jelly

kacang

snack

susu

minyak

OBH

`

Gambar 5.2 Alokasi produk gudang distributor ke gudang subdistributor

Gambar 5.2 menggambarkan tentang jumlah alokasi produk dari gudang

distributor ke gudang subdistributor. Pada grafik dapat dilihat permintaan produk

jelly di wilayah Surakarta sebesar 192.241 box,jumlah ini lebih besar dari pada

permintaan jelly di wilayah Karanganyar yaitu sebesar 192.224 box dan

permintaan di wilayah Boyolali sebesar 141.497 box. Permintaan produk Amdk

(air minum dalam kemasan) paling besar adalah wilayah Karanganyar yaitu

Page 80: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

V-4

sebesar 163.248 box, kemudian diikuti wilayah Surakarta yaitu sebesar 139.826

box dan paling sedikit di wilayah Boyolali sebesar 108.598 box. Pada gambar 5.1

dapat dilihat permintaan biskuit paling besar di wilayah Karanganyar sebesar

155.906 box, kemudian diikuti permintaan biskuit di wilayah Boyolali sebesar

116.551 box dan permintaan biskuit di Surakarta sebesar 114.488 box. Produk

kacang memiliki permintaan paling besar berada di wilayah Surakarta sebesar

118.498 box, kemudiaan diikuti permintaan kacang di Karanganyar sebesar

91.929 box dan permintaan paling sedikit berada di Boyolali sebesar 91.697 box.

Permintaan produk snack di Surakarta yaitu sebesar 141.586 box lebih besar

daripada permintaan di Karanganyar sebesar 108.913 box dan permintaan di

Boyolali sebesar 103.397 box. Permintaan produk susu paling besar berada di

Surakarta sebesar 649 box kemudian diikuti permintaan di Karanganyar sebesar

558 box dan paling sedikit berada di Boyolali sebesr 465 box. Permintaan minyak

di wilayah Surakarta paling besar daripada wilayah lainnya yaitu sebesar 9.699

box, kemudian diikuti Karanganyar sebesar 8.273 box dan paling sedikit berada di

Boyolali sebesar 6.791 box. Permintaan produk obat paling besar di wilayah

Surakrta yaitu sebesar 582 box diikuti Karanganyar sebesar 438 box dan Boyolali

sebesar 414 box.

Alokasi produk dari gudang subdistributor Karanganyar ke zona outlet

dapat dilihat pada gambar 5.3 – 5.5 berikut ini.

Alokasi Gudang Subdistributor Karanganyar ke Konsumen di Kab. Karanganyar

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

jate

n

jum

apol

o

kara

ngany

ar

mat

esih

moj

oged

ang

tasikm

adu

palu

r

tawan

gman

gu

kara

ngpan

dan

Kecamatan

Ju

mla

h P

rod

uk (

bo

x)

amdk

biskuit

jelly

kacang

snack

susu

minyak

obat

Gambar 5.3 Alokasi produk untuk Kab Karanganyar

Page 81: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

V-5

Alokasi Gudang Subdistributor Karanganyar ke Konsumen di Kab. Wonogiri

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

suko

harjo

ngut

erbu

lu

won

ogiri

wur

yanto

ro

purw

anto

ro

prac

iman

toro

batu

warn

o

tirto

moy

o

jatis

rono

selogi

ri

para

nggu

pito

man

yara

n

erm

oko

Kecamatan

Ju

mla

h P

rod

uk (

bo

x)

amdk

biskuit

jelly

kacang

snack

susu

minyak

obat

Gambar 5.4 Alokasi produk untuk Kab Wonogiri

Gambar 5.5 Alokasi produk untuk Kodya Surakarta

Gambar 5.3-5.5 dapat dilihat jumlah alokasi produk yang dikirim dari

gudang subdistributor Boyolali ke zona outlet yang tersebar 3 wilayah yaitu Kab.

Karanganyar, Wonogiri dan Kotamadya Surakarta. Permintaan produk amdk

paling besar berada di kecamatan Karanganyar sebesar 24.179 box dan paling

sedikit berada di kecamatan Sidoharjo sebesar 733 box. Permintan produk biskuit

paling besar berada di kecamatan Jebres sebesar 33.298 box dan paling sedikit

berada di kecamatan Sukodono sebesar 479 box. Untuk produk jelly permintaan

paling besar berada di kecamatan Karanganyar sebesar 33.298 box dan

permintaan paling sedikit berada di kecamatan Sukodono sebesar 822 box.

Permintaan produk kacang paling besar berada di kecamatan Karanganyar sebesar

13.020 box dan paling sedikit berada di kecamatan Sukodono sebesar 316 box.

Permintaan produk snack paling besar berada di kecamatan Karanganyar sebesar

Page 82: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

V-6

18.1216 box dan permintaan paling sedikit berada di kecamatan Sukodono 440

box. Permintaan produk susu paling besar beradadi kecamatan Karanganyar

sebesar 1.368 box dan paling sedikit berada di kecamatan Sukodono sebesar 33

box. Permintaan produk minyak paling besar berada di kecamatan Karanganyar

sebesar 1.3638 box dan paling sedikit berada di kecamatan Sukodono sebesar 33

box. Untuk obat permintaan paling besar berada di kecamatan Karanganyar

sebesar 72 box dan paling sedikit berada di 2 kecamatan yaitu Sukodono dan

Sidoharjo masing masing sebesar 2 box.

Alokasi produk dari gudang subdistributor Boyolali ke zona outlet dapat

dilihat pada gambar 5.6-5.8 berikut ini.

Alokasi Gudang Subdistributor Boyolali ke Konsumen di Kab. Sukoharjo

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

kartosuro gatak w eru

Kecamatan

Jum

lah

Pro

du

k (b

ox)

amdk

biskuit

jelly

kacang

snack

susu

minyak

obat

Gambar 5.6 Alokasi produk untuk Kab Sukoharjo

Alokasi Gudang Subdistributor Boyolali ke Konsumen di Kab. Boyolali

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

teras banyudono Mojosongo ngemplak simo Boyolali cepogo ampel

Kecamatan

Ju

mla

h P

rod

uk (

bo

x)

amdk

biskuit

jelly

kacang

snack

susu

minyak

OBH

Gambar 5.7 Alokasi produk untuk Kab Boyolali

Page 83: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

V-7

Alokasi Gudang Subdistributor Boyolali ke Konsumen di Kab. Klaten

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

cawas

dela

nggu

jatin

om

kara

ngano

m

klat

en u

tara

klat

en te

ngah

klat

en s

elat

an

peda

n

wed

i

won

osar

i

Kecamatan

Ju

mla

h P

rod

uk (

bo

x)

amdk

biskuit

jelly

kacang

snack

susu

minyak

obat

Gambar 5.8 Alokasi produk untuk Kab Klaten

Gambar 5.6-5.8 dapat diketahui alokasi produk yang dikirimkan dari

gudang subdistributor ke zona outlet. Gudang subdistributor Boyolali daerah

distribusi meliputi 3 wilayah yaitu Klaten, Boyoli dan Sukoharjo. Berdasarkan

grafik diatas dapat diketahui permintaan produk amdk paling besar berada di

kecamatan Klaten selatan sebesar 14.075 box dan permintaan plaing sedikit

berada di kecamatan Karanganom sebesar 1.543 box. Permintaan produk jenis

biskuit paling besar berada di kecamatan Klaten selatan sebesar 29.644 box dan

paling sedikit berada di kecamatan Karanganom sebesar 1.259 box. Permintaan

produk jenis jelly paling besar berada di kecamatan Boyolali sebesar 24.116 box,

sedangkan permintaan paling sedikit berada di kecamatan Jatinom 2.111 box.

Permintaan produk jenis kacang paling banyak berada di kecamatan Klaten

selatan sebesar 22.964 box, sedangkan permintaan paling sedikit berada di

kecamatan Karanganom sebesar 831 box. Permintaan paling banyak untuk jenis

produk snack berada di kecamatan Klaten selatan sebesar 18.407 box, sedangkan

permintaan paling sedikit berada di kecamatan Weru 1.160 box. Permintaan

paling besar untuk produk jenis susu berada di kecamatan Klaten selatan sebesar

92 box sedangkan permintaan paling sedikit berada di kecamatan Weru dan

Karanganom sebesar 6 box. Permintaan paling banyak untuk produk jenis minyak

berada di kecamatan Klaten selatan sebesar 1.362 box sedangkan permintaan

paling sedikit berada di kecamatan Banyudono sebesar 63 box. Produk jenis obat

Page 84: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

V-8

paling banyak permintaanya berada di kecamatan Klaten selatan sebesar 72 box

sedangkan paling sedikit berada di kecamatan Weru sebesar 5 box.

Alokasi produk dari gudang subdistributor Surakarta ke zona outlet dapat

dilihat pada gambar 5.9 berikut ini.

Alokasi Produk dari Subdistributor Surakarta ke Kod Surakarta dan Kab

Sukoharjo

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

ngem

plak

colom

adu

gond

angr

ejo

sere

ngan

lawey

an

pasa

r kliw

on

banj

arsa

ri

kalija

mbe

grog

olba

ki

jebr

es

Zona Konsumen

Ju

mla

h P

rod

uk

amdk

Biskuit

Jelly

Kacang

Snack

Susu

Minyak

OBH

Gambar 5.9 Alokasi produk untuk Kodya. Surakarta dan Kab. Sukoharjo

Gambar 5.9 menggambarkan tentang jumlah alokasi produk ke zona outlet

yang tersebar di 2 wilyah yaitu Kodya. Surakarta dan Kab Sukoharjo. Kecamatan

Jebres memiliki permintaan paling banyak untuk produk jenis amdk sebesar

40.808 box, sedangkan kecamatan Gondangrejo merupakan wilayah yang paling

sedikit permintannya sebesar 507 box. Permintaan produk jenis biskuit paling

besar berada di kecamatan Banjarsari sebesar 49.967 box sedangkan permintaan

paling sedikit berada di kecamatan Gondangrejo. Permintaan produk jenis jelly

paling banyak berada di kecamatan Banjarsari sebesar 48.669 box sedangkan

permintaan paling sedikit berada di kecamatan Gondangrejo sebesar 711 box.

Permintaan di kecamatan Banjarsari akan produk jenis kacang adalah yang paling

besar dibandingkan wilayah lain sebesar 41.376 box, sedangkan kecamatan

Gondangrejo memiliki permintaan paling sedikit sebesar 271 box. Untuk produk

jenis snack kecamatan yang mempunyai permintaan paling banyak adalah

Banjarsari sebesar 41.718 box, sedangkan paling sedikit berada di kecamatan

Goandangrejo sebesar 380 box. Permintaan produk jenis susu paling banyak

berada di kecamatan Banjasari sebesar 188 box dan paling sedkit berada di

Page 85: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

V-9

kecamatan Gondang rejo sebesar 2 box. Permintaan produk jenis minyak paling

banyak berada di kecamatan Banjarsari sebesar 2.772 box, sedangkan permintaan

paling sedikit berada di kecamatan Gondangrejo sebesar 29 box. Kecamatan

Banjarsari memiliki permintaan paling besar akan produk jenis obat sebesar 145

box, sedangkan permintaan paling kecil berada di kecamatan Gondangrejo sebesar

2 box.

5.3 Interpretasi Hasil Penentuan Biaya–Biaya

Penentuan biaya yang dilakukan dalam perencanaan pendistribusian ini

meliputi penentuan biaya variabel distribusi produk dari gudang subdistributor ke

zona outlet, biaya transportasi produk dari gudang PT. SNS ke gudang

subdistributor dan biaya tetap subdistributor. Biaya – biaya tersebut digunakan

sebagai input dalam perancangan model mixed integer linear programming yaitu

sebagai parameter dalam fungsi tujuan yang akan diminimasi.

Biaya variable adalah biaya yang timbul akibat adanya aktivitas proses

distribusi produk dari gudang subdistributor ke zona outlet. Biaya ini akan

berubah menjadi besar atau kcil dipengaruhi oleh besarnya kecilnya permintaan

akan produk. Perhitungan biaya ini melibatkan beberapa komponen yaitu biaya

bahan bakar dan biaya perawatan. Berdasrakan hasil perhitungan diperoleh biaya

pengiriman sebesar Rp. 7,032 per km/box.

Biaya transportasi adalah biaya yang timbul akibat adanya aktivitas proses

distribusi produk dari gudang sns ke gudang subdistributor. Biaya ini akan

berubah menjadi besar atau kecil dipengaruhi oleh besarnya kecilnya permintaa

akan produk. Perhitungan biaya ini melibatkan beberapa komponen yaitu biaya

bahan bakar dan biaya perawatan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh biaya

pengiriman sebesar Rp. 7,201 per km/box.

Biaya tetap adalah biaya yang selalu tetap tidak terpengaruh dengan besar

kecilnya permintaan. Biaya tetap disini dihitung pada gudang subdistributor yang

akan dibuka. Komponen biya tetap disni terdiri dari biaya upah tenaga kerja, biaya

perawatan gudang, biaya penggunaan listrik dan pajak bumi dan bangunan.

Berdasarkan perhitungan didapatkan total biaya tetap adalah Rp. 8.985.833,- per

bulan sehingga selama 1 tahun didapatkan Rp. 107.829.999,96 per tahun.

Page 86: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

V-10

5.4 Analisis Perbaikan Terukur (Biaya minimal)

Analisis perbaikan terukur berupa total biaya yang lebih kecil dilakukan

dengan membandingkan total biaya dengan menerapakan solusi pembukaan

gudang subdistributor yang berdaasrkan jarak dan biaya transportasi hasil model

mixed integer linear programming dengan total biaya yang dikeluarkan

perusahaan dengan system yang ada saat ini.

Total biaya distribusi aktual selama bulan Agustus 2008 sampai juli 2009

yang meliputi biaya bahan bakar, gaji tenaga kerja dan biaya perawatan dapat

dilihat pada tabel 5.2 berikut ini.

Tabel 5.2 Data aktual biaya distribusi bulan Agustus 2008 – Juli 2009

Bulan Biaya Distribusi

Agustus '08 67.268.572

September '08 62.780.612

Oktober '08 62.958.161

November '08 64.617.291

Desember '08 65.116.086

Januari '09 65.220.872

Februari '09 62.202.610

Maret '09 65.192.248

April '09 61.201.098

Mei '09 64.660.600

Juni '09 62.589.675

Juli '09 63.962.875

Rekapitulasi pada tabel 5.2 di atas dapat dihitung total biaya distribusi

yang dikeluarkan oleh PT. Sinar Niaga Sejahtera distributor wilayah Surakarta

selama bulan Agustus 2008–Juli 2009 adalah sebesar Rp767.770.700,-.

Sedangkan dengan menerapkan model Mixed Integer Linear Programming

didapatan total biaya distribusi adalah sebesar Rp. 623. 191. 041,- sehingga dapat

dihitung penghematan biaya setelah menggunakan model Mixed Integer Linear

Programming.

Penghematan biaya = Rp767.770.700,- - Rp. 620.417.664,-

= Rp. 147.353.036,-

Dari perhitungan di atas terbukti bahwa dengan menggunakan model

mixed integer linear programming biaya yang dikeluarkan perusahaan menjadi

lebih kecil dari pada sebelumnya yaitu sebesar Rp. 623. 191. 041,- sehingga

perusahaan dapat menghemat Rp. 147.353.036,-.

Page 87: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

V-11

5.5 Analisis Investasi untuk Masing–masing Gudang Subdistributor

Analisis investasi dilakukan untuik mengetahui apakah investasi dalam

pembukaan gudang subdistriburot ini layak untuk dilakukan bagi pijak ketiga dan

untuk mengetahui berapa lama investasi ini bisa kembali.

Analisis investasi dilakukan dengan menggunakan perhitungan NPV.

Investasi dianggap layak jika nilai NPV > 0 atau bernilai positif. Dalam

perhitungan NPV, dibutuhkan beberapa input data yaitu total omset per tahun

(Bt), pengeluaran yang dikeluarkan oleh gudang subdistributor per tahun (Ct),

total investasi awal (C0), dan tingkat suku bunga pinjaman bank (i). Berikut ini

adalah rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV:

NPVi = tttt CPFBPF (5.1)

Keterangan:

PFt : Faktor koreksi pengaruh terhadap nilai uang pada periode ke t dengan

interest rate i per tahun yang didapatkan dari rumus (1 + i)-t.

i : Suku bunga bank

Bt : Penerimaan total dari proyek industri

Ct : Biaya total yang dikeluarkan dari proyek industri

C0 : Biaya investasi awal.

Yang termasuk dalam pengeluaran per tahun (Ct) adalah total biaya

transportasi per tahun, biaya tetap per tahun, dan biaya depresiasi truk per tahun.

Diasumsikan tingkat inflasi pada tahun kedua adalah 7% sehingga total

pengeluaran pada tahun ke-2 akan meningkat sebanyak 7% dari tahun pertama.

Sedangkan pada tahun ke-3 dan tahun-tahun berikutnya diasumsikan tingkat

inflasi turun menjadi 5% sehingga total pengeluaran akan meningkat sebanyak 5%

dari total pengeluaran pada tahun sebelumnya. Analisis investasi disini dilakukan

pada gudang-gudang subdistributor yang dibuka yaitu gudang subdistributor

Boyolali, gudang subdistributor Surakarta dan gudang subdistributor

Karanganyar.

Berdasarkan ketentuan dari PT. Sinar Niaga Sejahtera, untuk membuka

gudang subdistributor Karanganyar dibutuhkan jaminan yang bernilai

Rp. 350.000.000,00; 3 buah truk engkel dengan harga masing-masing adalah Rp.

Page 88: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

V-12

170.000.000,00; dan kebutuhan lainnya seperti komputer dan peralatan lainnya

yang berjumlah Rp. 20.000.000,00. Sehingga total investasi awal adalah sebesar

Rp. 880.000.000,00. Berdasarkan hasil dari perhitungan dengan asumsi tingkat

suku bunga bank (i) adalah 13%, didapatkan hasil NPV untuk gudang

subdistributor Karanganyar yang dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini:

Tabel 5.3 Net Present Value Gudang Subdistributor Karanganyar

Tahun PFt Ct Bt PFt.Ct PFt.Bt NPV

0 1,0000 880.000.000 0 880.000.000 0 -880.000.000

1 0,8850 286.674.416 627.713.551 253.694.173 555.498.718 301.804.545

2 0,7831 273.520.170 426.043.878 214.206.414 333.654.850 119.448.436

3 0,6931 287.196.178 517.129.121 199.041.358 358.396.421 159.355.063

4 0,6133 301.555.987 604.394.661 184.949.934 370.686.564 185.736.630

5 0,5428 316.633.787 703.942.016 171.856.134 382.071.524 210.215.390

96.560.064∑NPV

Hasil perhitungan pada tabel 5.3 didapatkan nilai NPV > 0 yaitu sebesar

Rp. 96.560.064,00 sehingga dapat dikatakan bahwa pembukaan gudang

subdistributor Karanganyar layak untuk investasi.

Berdasarkan ketentuan dari PT. Sinar Niaga Sejahtera, untuk membuka

gudang subdistributor Surakarta dibutuhkan jaminan yang bernilai

Rp. 400.000.000,00; 3 buah truk engkel dengan harga masing-masing adalah Rp.

170.000.000,00; dan kebutuhan lainnya seperti komputer dan peralatan lainnya

yang berjumlah Rp. 20.000.000,00 sehingga total investasi awal adalah sebesar

Rp. 930.000.000,00. Berdasarkan hasil dari perhitungan dengan asumsi tingkat

suku bunga bank (i) adalah 13%, didapatkan hasil NPV untuk gudang

Subdistributor Surakarta yang dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini:

Tabel 5.4 Net Present Value Gudang Subdistributor Surakarta

Tahun PFt Ct Bt PFt.Ct PFt.Bt NPV

0 1.0000 930,000,000 0 930,000,000 0 -930,000,000

1 0.8850 243,113,643 707,847,196 215,144,817 626,413,448 411,268,631

2 0.7831 260,131,598 705,176,075 203,721,198 552,256,304 348,535,106

3 0.6931 273,138,178 694,892,257 189,298,458 481,595,191 292,296,733

4 0.6133 286,795,086 693,276,228 175,896,798 425,199,294 249,302,497

5 0.5428 301,134,841 703,942,016 163,443,927 382,071,524 218,627,597

590,030,564∑NPV

Hasil perhitungan pada tabel 5.4 didapatkan nilai NPV > 0 yaitu sebesar

Rp. 590.030.564,00 sehingga dapat dikatakan bahwa pembukaan gudang

subdistributor Surakarta layak untuk investasi.

Page 89: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

V-13

Berdasarkan ketentuan dari PT. Sinar Niaga Sejahtera, untuk membuka

gudang subdistributor Boyolali dibutuhkan jaminan yang bernilai

Rp. 300.000.000,00; 3 buah truk engkel dengan harga masing-masing adalah Rp.

170.000.000,00; dan kebutuhan lainnya seperti komputer dan peralatan lainnya

yang berjumlah Rp. 20.000.000,00. Sehingga total investasi awal adalah sebesar

Rp. 830.000.000,00. Berdasarkan hasil dari perhitungan dengan asumsi tingkat

suku bunga bank (i) adalah 13%, didapatkan hasil NPV untuk gudang

Subdistributor Boyolali yang dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini:

Tabel 5.5 Net Present Value Gudang Subdistributor Boyolali

Tahun PFt Ct Bt PFt.Ct PFt.Bt NPV

0 1.0000 830,000,000 0 830,000,000 0 -830,000,000

1 0.8850 176,902,723 404,007,126 156,551,082 449,002,952 493,903,248

2 0.7831 189,285,913 462,184,152 148,238,635 361,957,986 213,719,351

3 0.6931 198,750,209 547,510,457 137,743,864 379,452,211 241,708,347

4 0.6133 208,687,719 602,261,503 127,992,086 369,378,259 241,386,172

360,717,117∑NPV

Hasil perhitungan pada tabel 5.5 didapatkan nilai NPV > 0 yaitu sebesar

Rp. 360.717.117,00 sehingga dapat dikatakan bahwa pembukaan gudang

subdistributor Boyolali layak untuk investasi.

Page 90: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

VI-1

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dilakukan penarikan kesimpulan dari penelitian yang

dilakukan dan dapat dilihat apakah kesimpulan tersebut sudah menjawab tujuan

penelitian atau belum serta saran-saran perbaikan.

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT. Sinar Niaga Sejahtera

Distributor Wilayah Surakarta serta pengumpulan dan pengolahan data yang

dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembukaan gudang subdistributor yang akan dibuka di wilayah Karesidenan

Surakarta dengan metode mixed integer linear programming didapatkan 3

lokasi yaitu Kabupaten Boyolali melayani 21 kecamatan, Kabupaten

Karanganyar melayani 34 kecamatan dan Kotamadya Surakarta melayani 11

kecamatan.

2. Alokasi produk untuk gudang subdistributor Surakarta sebesar 721.489 box,

subdistributor Karanganyar sebesar 629.942 box dan Subdistributor Boyolali

sebesar 477.627 box.

3. Biaya distribusi yang harus dikeluarkan PT Sinar Niaga Sejahtera Wilayah

Karesidenan Surakarta pada tahun 2008-2009 berdasarkan hasil model mixed

integer linear programming yaitu Rp. 620.417.664,- sehingga perusahaan

dapat menghemat biaya sebesar Rp. 147.353.036,- atau sekitar 20 %.

6.2 SARAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT. Sinar Niaga Sejahtera

Distributor Wilayah Surakarta, pengumpulan dan pengolahan data serta

kesimpulan yang ditarik, maka berikut ini adalah saran-saran penulis demi

tercapainya perbaikan :

1. PT. Sinar Niaga Sejahtera Distributor Wilayah Surakarta dapat mengubah

sistem distribusi dengan cara membuka gudang-gudang di berbagai wilayah

Page 91: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

VI-2

yang telah ditentukan dengan tujuan untuk mengurangi biaya-biaya yang

timbul akibat proses distribusi.

2. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan rute untuk pengiriman

produk ke outlet dan rute kunjungan salesman untuk mengambil order ke

outlet-outlet.

3. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan model dengan

mempertimbangkan distributor dapat mengirim produk ke outlet.

Page 92: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

DAFTAR PUSTAKA

Ballou, R. H. 1998. Bussiness Logistic Management. New Jersey: Prentice-Hall.

Bowersox, D. J. dan Closs, D. J. 1996. Logistical Management, The Integrated

Supply Chain Process. New York: Mc Graw-Hill Inc.

Chopra, S. dan Meindl, P. 2004. Supply Chain Management: Strategy, Planning

and Operation. New Jersey : Prentice-Hall, Inc.

Gasperz, V. 2002. Production and Inventory Control Berdasarkan Pendekatan

Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufacturing 21. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Lieberman, G. J dan Hillier, F. S. 1994. Pengantar Riset Operasi. Edisi 5,

Terjemahan: Ellen Gunawan dan Ardi Wirda Mulia. Jakarta: Erlangga.

Makridakis, S., Wheelright, S. C. dan McGee, V. E. 1992. Metode dan Aplikasi

Peramalan Ed 2 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Murthy, D. N. P, Page, N. W., dan Rodin, E. Y. 1990. Mathematical Modelling,

A Tool for Problem Solving in Engineering, Physical, Biological and Social

Sciences. Oxford: Pergamon.

Pirkul, H. dan Jayaraman, V. 1997. A Multi Comodity, Multi Plant, Capacitated

Facility Location Problem: Formulation and Efficient Heuristic Solution.

Computer and Operation Research, Vol 25, No.10.

PT. Sinar Niaga Sejahtera, 2009. Company Profile PT. Sinar Niaga Sejahtera

Pujawan, I. N. 2005. Supply Chain Management, Edisi. 1. Surabaya: Guna Widya.

Rardin, R. L. 1998. Optimization in Operations Research. New Jersey: Prentice-

Hall.

Simchi-Levi, D., Kaminsky, P., Simchi-Levi, E. 2003. Designing and Managing

the Supply Chain. Boston: McGraw-Hill.

Page 93: PENENTUAN LOKASI SUBDISTRIBUTOR DAN ALOKASI …... · jurusan teknik industri fakultas teknik universitas sebelas maret surakarta 2010 . i penentuan lokasi subdistributor dan alokasi

Simatupang, T.M. 1995. Pemodelan Sisten. Klaten: Nindita.

Zabidi. Y. 2001. Supply Chain Management : Teknik terbaru dalam Mengelola

Aliran Material Produk dan Informasi dalam Memenangkan Persaingan.

Usahawan, TH. XXX, No. 2, pp.3-7