56
PENENTUAN KADAR Fe2O3, SiO2 dan P2O5 DALAM ALUMINIUM FLUORIDE DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM, KUALA TANJUNG, KAB. BATU BARA LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN Oleh : AFRILIANTO NBP. 0720055 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI AKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG ( ATIP) JURUSAN KIMIA ANALISIS OKTOBER 2009 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN R.I AKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENENTUAN KADAR Fe2O3.docx

Embed Size (px)

Citation preview

PENENTUAN KADAR Fe2O3, SiO2 dan P2O5 DALAM ALUMINIUM FLUORIDE DI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM,KUALA TANJUNG, KAB. BATU BARA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Oleh :AFRILIANTONBP. 0720055

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRIAKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG( ATIP)JURUSAN KIMIA ANALISIS

OKTOBER 2009

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN R.IAKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG

LEMBAR PENGESAHANLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENENTUAN KADAR Fe2O3, SiO2 dan P2O5 DI DALAM ALUMINIUM FLUORIDEDI PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM, KUALA TANJUNG, KAB. BATU BARA

Disusun oleh :AFRILIANTONBP. 0720055

Program studi : Kimia AnalisisJurusan : Kimia Analisis

Menyetujui,PembimbingTanggal : .2009

Ketua Jurusan Pembimbing Kuliah Kerja Praktek Pembimbing Akademik

Dra. Elizarni, M. Si Drs. Hazil Anwar, M. Si Dartini, S.PdKata PengantarSegala puji bagi Allah yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya untuk kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. Salawat dan salam kita doakan kepada Allah agar selalu tercurah untuk junjungan kita, Muhammad Rasulullah SAW.Laporan kuliah kerja praktek yang penulis lakukan di PT INALUM sejak tanggal 31 Agustus-16 Oktober berjudul penentuan kadar Fe2O3, SiO2 dan P2O5 dalam aluminium fluoride di PT INALUM. Penyusunannya berdasarkan pengalaman penulis selama melaksanakan kuliah kerja praktek di seksi SQA (Quality Assurance Section) PT INALUM dan dari referensi yang akurat.Dalam pelaksanaan kuliah kerja praktek sampai penulisan laporan ini, penulis sangat banyak dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :1. Kedua orang tua dan seluruh anggota keluarga yang selalu memberikan dorongan, baik moril, materil maupun doa yang tulus kepada Allah SWT.2. Bapak M. Arifin, SE, MM selaku direktur Akademi Teknologi industri padang.3. Ibu Elizarni, M.Si selaku ketua jurusan Kimia Analisis Akademi Teknologi industri padang.4. Bapak Hazil Anwar, M.Si selaku pembimbing dari jurusan Kimia Analisis Akademi Teknologi industri padang.5. Seluruh pimpinan dan karyawan PT INALUM, khusus buat semua karyawan di seksi SQA yang telah meluangkan waktu dan membimbing penulis dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek.6. Kawan-kawan dari Universitas Andalas, Universitas Sumatera Utara, Perguruan Tinggi Kimia Industri, Institut Teknik Medan, Sekolah Tinggi Teknik Harapan, Universitas Sriwijaya dan LP3I Medan yang telah bersama selama satu setengah bulan dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek di PT INALUM.7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan KKP sampai selesai penulisan laporan ini.Penulis menyadari, dalam penulisan laporan kuliah kerja praktek ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk pedoman bagi penulis dalam membuat tulisan selanjutnya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membacanya.

Padang, Oktober 2009

Penulis

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangKekayaan alam Indonesia memiliki sejuta manfaat yang tersimpan indah dan potensial yang masih menunggu tangan-tangan ahli untuk dapat dimanfaatkan secara optimal demi kesejahteraan umat manusia. Sungai Asahan yang mengalirkan air danau Toba di Sumatera Utara ke Selat Malaka merupakan salah satu contoh dari potensi alam tersebut.Menyadari potensi yang tersimpan begitu besar, maka pemerintah mengambil langkah strategis untuk memanfaatkan aliran Sungai Asahan tersebut untuk membangkitkan tenaga listrik yang seiring dengan pembangunan Pabrik Peleburan Aluminium sebagai konsumen tunggal listrik yang dihasilkan, yaitu PLTA Siguragura yang terletak di Paritohan, kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir dan PLTA Tangga serta Pabrik Peleburan Aluminium PT INALUM yang terletak di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara (dulu Kabupaten Asahan).Dengan demikian, PT INALUM telah berhasil mengangkat nama Indonesia sebagai salah satu Negara pengekspor Aluminium Ingot (Batangan) di dunia.Untuk mendapatkan produk yang bermutu tinggi dan berdaya saing di pasar global, tentunya perlu dilakukan pengujian terhadap bahan baku, bahan dalam proses dan juga produk aluminium yang dihasilkan. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan analisa terhadap kadar elemen yang ada dalam Aluminium Fluoride (sebagai salah satu Bahan Baku Utama dalam pembuatan aluminium ingot), yang penulis lakukan di Laboratorium SQA PT INALUM dari tanggal 31 Agustus s/d 16 Oktober 2009.1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa di bidang analisa khususnya di dunia industri dengan langsung melihat, belajar, bekerja dan mempraktekkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.2. Mempelajari dan memahami prinsip analisa dari penentuan kadar Fe2O3, SiO2 dan P2O5 di dalam Aluminium Fluoride di laboratorium PT INALUM.3. Menambah wawasan mahasiswa tentang dunia kerja industri, menaati jam kerja yang berlaku dan menunjukkan kedisiplinan kerja yang tinggi.4. Menciptakan keterampilan dalam hal penguasaan pekerjaan,disiplin dan tanggung jawab.5. Mengetahui dan memahami cara penggunaan instrumen di laboratorium PT INALUM.

1.3. Manfaat Kuliah Kerja Praktek1. Untuk mahasiswaa. Mengetahui lebih banyak tentang tempat Kuliah Kerja Praktek terkait sejarahnya, tujuannya, proses produksi, produk dan permasalahan yang ada didalamnya.b. Memperoleh pengalaman kerja terutama yang berkaitan dengan analisa.c. Sebagai wadah untuk melatih diri dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.d. Sebagai bahan penulisan laporan Kuliah Kerja Praktek yang nantinya akan dijadikan sebagai acuan untuk penulisan Tugas Akhir / Skripsi.2. Untuk Perguruan Tinggia. Menjalin dan meningkatkan kerjasama Perguruan Tinggi dengan Perusahaan.b. Mendapatkan informasi mengenai penerapan ilmu manajemen, produksi dan hal-hal lainnya yang dapat digunakan sebagai acuan perbaikan kurikulum pendidikan di perguruan tinggi agar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan kerja.c. Sebagai sarana promosi untuk mengenalkan Program Diploma-III jurusan Kimia Analisa di Akademi Teknologi Industri Padang kepada masyarakat khususnya Perusahaan.3. Untuk PT INALUMa. Sebagai bentuk dukungan Perusahaan terhadap pendidikan nasional dan pengembangan sumber daya manusia Indonesia.b. Sebagai salah satu tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang pendidikan.c. Sebagai bahan rujukan untuk mengetahui eksistensi perusahaan dilihat dari sudut pandang masyarakat khususnya mahasiswa yang melakukan Kuliah Kerja Praktek.

1.4. Ruang Lingkup Kuliah Kerja PraktekKuliah Kerja Praktek di PT INALUM meliputi ruang lingkup sebagai berikut:1. Manajemen PerusahaanMencakup segala sesuatu tentang struktur organisasi perusahaan, tata letak pabrik, tenaga kerja,keselamatan dan kesehatan kerja, standar produksi dan juga gugus kendali mutu (ISO 9001:14001).2. ProduksiMeliputi tentang berbagai proses produksi yang dilakukan di pabrik untuk melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi, yaitu aluminium ingot.

1.5. Batasan MasalahDalam penulisan Laporan Kuliah Kerja Praktek ini penulis membatasi masalah yang akan dibahas, agar pembahasannya lebih terarah dan jelas. Masalah yang akan dibahas yaitu, mengenai analisa terhadap kadar Fe2O3, SiO2 dan P2O5 dalam Auminium fluoride (AlF3).

1.6. Sistematika PenulisanSistematika penulisan dari laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah :1. BAB I membahas tentang Pendahuluan.2. BAB II membahas tentang Gambaran Umum Perusahaan.3. BAB III membahas tentang Struktur Organisasi Perusahaan.4. BAB IV membahas tentang Quality Assurance Section di PT INALUM, Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara.5. BAB V membahas tentang Tugas Khusus.6. BAB VI membahas tentang Kesimpulan dan Saran.

BAB IIGAMBARAN UMUM PERUSAHAAN2.1. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan1. Visi PT INALUMUntuk lebih menjelaskan tujuan ataupun target pencapaian perusahaan, maka PT INALUM memiliki visi, yaitu : PT INALUM Adalah Perusahaan Kelas Dunia Dalam Bidang Aluminium Dan Industri Terkait.2. Misi PT INALUMa. Menciptakan manfaat bagi semua pihak berkepentingan (stakeholder) melalui produksi aluminum ingot yang berkualitas tinggi dan produk-produk terkait serta mampu bersaing di pasar global.b. Mendukung operasi pabrik peleburan aluminium yang menguntungkan dan berkelanjutan melalui pengoperasian pembangkit listrik tenaga air yang efektif dan efisien.c. Mendukung pengembangan kelompok industri aluminium nasional yang pada akhirnya mendukung pengembangan ekonomi sosial.d. Berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi regional melalui pengelolaan operasi yang optimum secara menguntungkan.

3. Nilai PT INALUMDengan mengoperasikan pabrik peleburan aluminium dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) untuk menciptakan manfaat bagi semua pihak berkepentingan (stakeholder), PT INALUM bekerja keras untuk melestarikan lingkungan dan yakin bahwa komitmennya kepada masyarakat dan ekonomi sekitar adalah hal yang paling mendasar untuk mencapai misinya.

2.2. Riwayat Ringkas PT INALUMPada masa pemerintahan Hindia Belanda pembangunan pembangkit listrik di aliran sungai Asahan tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik Propinsi Sumatera Utara, tapi karena kebutuhan tersebut masih sangat kecil jika dibandingkan dengan listrik yang bisa dihasilkan, maka pengerjaannya mengalami kegagalan.Setelah upaya memanfaatkan potensi Sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba di Propinsi Sumatera Utara ke Selat Malaka itu mengalami kegagalan, pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di sungai tersebut.Tekad tersebut semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah menerima laporan dari Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan Jepang, tentang studi kelayakan Proyek PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium. Laporan tersebut menyatakan bahwa PLTA layak dibangun dengan sebuah pabrik peleburan aluminium sebagai pemakai utama dari listrik yang dihasilkannya.Dalam rangka mewujudkan tekad tersebut, pada Tahun 1972 Pemerintah Indonesia mengadakan pelelangan terhadap pembangunan proyek PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium yang dijadikan satu paket untuk Penanaman Modal Asing, tapi tidak ada satu pun yang menyanggupi sampai waktu pelelangan ditutup pada tahun 1973. Hal tersebut terjadi karena proyek ini membutuhkan investasi yang sangat besar.Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan yang panjang, pemerintah Republik Indonesia dan 12 Perusahaan Penanam Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan. Kedua belas Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut adalah Sumitomo Chemical company Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light Metal Company Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., C Itoh & Co., Ltd., Nichimen Co., Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Copporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui & co., Ltd.Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal tersebut bersama Pemerintah Jepang membentuk sebuah perusahaan dengan nama Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal 25 Nopember 1975.Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (PT INALUM), sebuah perusahaan patungan antara Pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, didirikan di Jakarta. PT INALUM adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan, sesuai dengan Perjanjian Induk.Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian Induk, Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976 yang melandasi terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil Pemerintah yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan Proyek Asahan.PT INALUM dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang industri peleburan aluminium dengan investasi 411 milyar yen.

2.3. Ruang Lingkup Usaha1. Pembangkit listrik Tenaga Air (PLTA)PT INALUM membangun dan mengoperasikan PLTA yang terdiri dari stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga yang terkenal dengan nama Asahan 2 yang terletak di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara. Stasiun pembangkit ini dioperasikan dengan memanfaatkan air Sungai Asahan yang mengalirkan air danau Toba ke Selat Malaka.Tenaga listrik yang dihasilkan sangat bergantung pada kondisi permukaan air danau Toba. Pembangunan PLTA dimulai pada tanggal 9 Juni 1978. Pembangunan stasiun pembangkit listrik bawah tanah Siguragura dimulai pada tanggal 7 April 1980 dan diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto. Acara Peletakan Batu Pertama diselenggarakan dengan tata cara adat Jepang dan tradisi lokal. Pembangunan seluruh PLTA memakan waktu 5 tahun dan diresmikan oleh Wakil Presiden Umar Wirahadikusuma pada tanggal 7 Juni 1983.Total kapasitas tetap 426 MW dan listrik yang dihasilkan digunakan untuk pabrik peleburan di Kuala Tanjung.PLTA PT INALUM terdiri dari :a. Bendungan PengaturBendungan ini terletak di desa Siruar, 14,6 km dari mulut Danau Toba. Bendungan ini berfungsi mengatur tinggi permukaan air danau Toba dan mengatur aliran air yang keluar dari Danau Toba. Bendungan ini dibangun dengan tipe beton massa, tinggi 39 m, panjang 71 m.b. Bendungan Penadah Air SiguraguraBendungan Penadah Air Siguragura ( Siguragura Intake Dam ) terletak di Simorea, 9 km dari Bendungan Pengatur. Bendungan ini berfungsi untuk mengontrol debit air yang masuk ke Stasiun Pembangkit Siguragura ( Siguragura Power Station ). Tipe bendungan ini adalah beton massa dengan ketinggian 46 meter, panjang 173 meter.c. PLTA SiguraguraStasiun Pembangkit Siguragura berada 200 m di dalam perut bumi dengan 4 unit generator di dalamnya, masing-masing generator tersebut berkapasitas 71,5 MW. Stasiun Pembangkit ini merupakan stasiun pembangkit bawah tanah pertama di Indonesia. Kapasitas tetap dari PLTA Siguragura adalah 203 MW.

d. Bendungan Penadah Air TanggaBendungan Penadah Air Tangga ( Tangga Intake dam ) yang terletak di Tangga, 4 km di bagian hilir Stasiun Pembangkit Listrik Siguragura. Tipe bendungan ini adalah beton massa berbentuk busur dengan ketinggian 82 meter, panjang 125 m. Bendungan ini berfungsi untuk mengatur pasokan air ke dalam Stasiun Pembangkit Listrik Tangga ( Tangga Power Station ). Bendungan ini merupakan bendungan busur pertama di Indonesia.e. PLTA TanggaAir dari Bendungan pengatur dialirkan melalui sebuah terowongan bawah tanah dengan panjang 3.150 meter. Stasiun pembangkit listrik ini memiliki 4 generator yang masing-masingnya berkapasitas 79,2 MW dan berada diatas permukaan tanah. Total kapasitas tetap dari PLTA tangga adalah 223 MWf. Jaringan TransmisiTenaga listrik yang dihasilkan stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga disalurkan melalui jaringan transmisi sepanjang 120 km dengan jumlah menara 271 buah dan tegangan 275 kv ke Kuala Tanjung. Melalui gardu induk Kuala Tanjung, tegangannya didistribusikan ke tiga gedung tungku reduksi dan gedung penunjang lainnya 2 unit penyearah silikon dengan DC 37 KA dan 800 V.

2. Pabrik Peleburan AluminiumPT INALUM membangun pabrik peleburan aluminium dan fasilitas pendukungnya di atas area 200 ha di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara (dulu Asahan), kira-kira 110 km dari kota Medan, Ibukota Propinsi Sumatera Utara.Pabrik peleburan dengan kapasitas terpasang 225.000 ton aluminium per tahun ini dibangun menghadap Selat Malaka. Pembangunan pabrik peleburan ini dimulai pada tanggal 6 Juli 1979 dan tahap I operasi dimulai pada tanggal 20 Januari 1982. Pembangunan ini diresmikan oleh Presiden RI (Soeharto) yang didampingi oleh 12 Menteri Kabinet Pembangunan II. Operasi pot pertama dilakukan pada tanggal 15 Pebruari 1982 dan Maret 1982, Aluminum ingot pertama berhasil dicetak.Pada tanggal 14 Oktober 1982, kapal Ocean Prima memuat 4.800 ton Aluminum Ingot meninggalkan Kuala Tanjung menuju Japan untuk mengekspor produk PT INALUM dan membuat Indonesia sebagai salah satu Negara pengekspor aluminium di dunia.Produk PT INALUM menjadi komoditi ekspor ke Jepang dan juga dalam negeri dan digunakan sebagai bahan baku industri hilir seperti ekstrusi, kabel dan lembaran aluminium. Kualitas produk PT INALUM adalah 99,70 % dan 99,90 %.Proses peleburan aluminum di Kuala Tanjung dilakukan dengan sistem elektrolisa dengan cara mereduksi alumina menjadi aluminium dengan menggunakan alumina, karbon, dan listrik sebagai material utama. Pabrik ini memiliki 3 pabrik utama, pabrik Karbon, pabrik Reduksi dan pabrik Penuangan serta fasilitas pendukung lainnya.

3. Perbandingan Saham Dan Tenaga Kerjaa. Perbandingan sahamPerbandingan saham antara Pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd.Tabel 2.3.1. Perbandingan SahamTahun Pemerintah RI Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd.Saat didirikan (1976) 10% 90%Oktober 1978 25% 75%Juni 1987 41,13 % 58,87%10 Pebruari 1998-sekarang 41,12 58,88%

b. Tenaga KerjaTabel 2.3.2. Tenaga Kerja

Kantor Per 31 Juli 2009Jakarta (IHO) 34 orangMedan (IMO) 9 orangKuala Tanjung (ISP) 1.765 orangParitohan 243 orang

4. Fasilitas Lainnyaa. Gas Cleaning System ( Sistem Pembersih Gas )Dalam rangka menciptakan pabrik yang ramah lingkungan, maka PT INALUM melakukan pembersihan terhadap gas yang berasal dari tungku reduksi termasuk Fluorida dan debu dihisap ke dalam sistem pembersih gas kering melalui pipa gas dengan ventilator penghisap .b. Pembersih Limbah PemukimanAir limbah yang berasal dari pemukiman karyawan disalurkan ke dalam instalasi air yang akan diproses dan dibersihkan kotoran-kotoran kemudian dialirkan kembali ke hilir sungai. Semua itu dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran air di daerah pemukiman karyawan.c. Prasarana PenunjangPrasarana merupakan hal penting yang dibangun dan dilakukan perawatan terhadapnya untuk penunjang kelancaran proses pekerjaan di PT INALUM.1) JalanPerusahaan melakukan perbaikan terhadap jalan dekat kawasan PT INALUM terutama jalan penghubung antara pemukiman karyawan di Tanjung Gading dengan Pabrik di Kuala Tanjung yang berjarak 16 Km. Selain itu juga melakukan perbaikan terhadap jembatan-jembatan yang sudah tua dan rapuh di dekat proyek agar dapat digunakan oleh masyarakat sekitar.

2) PelabuhanPT INALUM membangun pelabuhan yang menjorok ke Selat Malaka sepanjang 2,5 km dengan tiga dermaga. Dermaga A dan B dapat disandari kapal 25.000 DWT dan 16.000 DWT yang digunakan untuk membongkar bahan baku dan keperluan operasi peleburan aluminium dan PLTA dan juga sebagai tempat pengapalan hasil produksi PT INALUM. Sedangkan dermaga C sudah diserahkan kepada pemerintah pada tanggal 24 April 1984 untuk keperluan umum yang dapat disandari oleh kapal dengan bobot 3.000 DWT.3) Perumahan (perkotaan)PT INALUM membangun perumahan yang disediakan untuk karyawan yang dibangun diatas tanah seluas 200 ha di Tanjung Gading. Terdiri dari 1340 unit rumah untuk karyawan yang sudah berkeluarga dan 7 asrama untuk karyawan yang masih lajang. Perusahaan juga membangun fasilitas akomodasi bagi karyawan di Paritohan di atas tanah seluas 80 ha.4) PendidikanDalam rangka mendorong semangat belajar para pelajar setempat, PT INALUM pada tahun 1997 menyediakan beasiswa tidak mengikat kepada mereka yang belajar di Universitas Sumatera Utara, STM dan SMA sekitar proyek pada masa konstruksi. Sedangkan bagi siswa SD dan SMP yang berprestasi disediakan TABANAS oleh Perusahaan.5) Fasilitas UmumDi kedua proyek ini dibangun gedung Sekolah, Mesjid, Gereja, dan Rumah Sakit yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. PT INALUM juga menyerahkan Gedung dan fasilitas telekomunikasi berkapasitas 1000 satuan sambungan kepada PERUMTEL pada akhir tahun 1980.6) Fasilitas lainnyaSelain TK, SD dan SMP yang dibuka sejak 1981 dan dikelola oleh Depdiknas, terdapat juga berbagai fasilitas lain. Diantaranya : lapangan sepakbola, lapangan volly ball, lapangan tenis, lapangan golf, kolam renang, gedung pertemuan dan olah raga, supermarket, pertokoan, internet, telekomunkasi, kantor pos dan juga danau buatan.2.4. Manfaat PT INALUMPerusahaan menyadari bahwa kelancaran Pembangunan dan keberhasilan operasionalnya, tidak terlepas dari dukungan dan kerjasama yang baik dengan pemangku amanahnya ( stakeholder ). Oleh karena itu, Perusahaan melakukan berbagai kegiatan seperti dalam bidang Keagamaan, Pendidikan, Pemberdayaan Masyarakat, Olahraga dan Kebudayaan, Kepemudaan dan lain sebagainya. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menciptakan hubungan baik dengan masyarakat di sekitarnya.

2.5. Kinerja Perusahaan1. ProduksiDesain produksi aluminum ingot PT INALUM adalah 225.000 ton aluminium per tahun. Namun dengan adanya technology Improvement yang dilakukan oleh karyawan PT INALUM, kini produksi PT INALUM jauh di atas desain produksinya. Tingkat efisiensi penggunaan arus juga meningkat lebih dari 92%.Kapasitas produksi aluminium batangan PT INALUM sangat bergantung pada jumlah listrik yang dihasilkan oleh PLTA PT INALUM. Sedangkan PLTA PT INALUM sangat bergantung pada kondisi permukaan air Danau Toba sebagai sumber air utama Sungai Asahan. Berikut ini adalah table produksi aluminium ingot PT INALUM sejak tahun 2003.2. Sertifikasi dan PenghargaanSertifikat Internasional dan penghargaan yang telah diterima PT INALUM adalah :1) Quality Management System (QMS)PT INALUM telah mendapatkan sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dari SGS, Internasional dan memperoleh 2 (dua) sertifikat, masing-masing :1). No. AU98/1054 sejak Pebruari 1988 untuk PLTA.2). No. : ID03/0239, sejak April 1988 untuk Pabrik Peleburan.

2) Environment Management System (EMS)Dalam rangka turut melestarikan lingkungan, PT INALUM telah mendapatkan sertifikat ISO 14001 tentang Sistem Managemen Lingkungan No. : GB02/55087 sejak April 2002 dari SGS Internasional.3) Sistem Manajemen Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja (SMK3)PT INALUM telah menerapkan Sistem Manajemen K3 dan Mendapatkan predikat Bendera Emas (Gold Flag) sebanyak 2(dua) kali yaitu pada tahun 2005 & 2008 (Sertifikat No. : 00351/SE/2004 & No. : 00351/SE/2007 untuk PLTA dan Sertifikat No. : 00352/SE/2004 & No.: 00352/SE/2007 untuk Pabrik Peleburan) dari Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.4) ProperPT INALUM juga telah mendapatkan 3 (tiga) kali peringkat BIRU dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yaitu pada tahun 2004, 2005 dan 2008 dari Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia.5) International Ship & Port Facility Security (ISPS) CodeUntuk mendeteksi ancaman keamanan dan tindakan pencegahan di Pelabuhan, PT INALUM telah mendapatkan sertifikasi ISPS Code No. : 02/1060-DV tanggal 3 Juni 2005 dari Pemerintah Republik Indonesia.6) Sahwali AwardsPerusahaan juga menerima Sahwali Awards tentang Environmentally Friendly Businessman pada tanggal 13 Nopember 1992 dari Indonesian Environmental Management and Information Center (IEMIC).

2.6. Alih TeknologiPembangunan PT INALUM merupakan suatu kesempatan baik untuk alih teknologi dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh putra-putri Indonesia sebagai suatu medan latihan. Untuk memenuhi harapan ini dilakukanlah alih teknologi dari para kontraktor asing.Pembangunan PT INALUM membutuhkan teknologi yang rumit. Dengan berpartisipasi dalam pembangunan proyek ini banyak karyawan Indonesia memperoleh kesempatan untuk melangkahkan kakinya ke gerbang teknik konstruksi modern yang diperolehnya dari para kontraktor Jepang. Banyak pula karyawan Indonesia yang bekerja pada perusahaan kontraktor Jepang dan sub-kontraktornya dikirim ke Jepang untuk mengikuti pelatihan.2.7. Proses ProduksiPabrik peleburan Aluminum disebut juga Proyek Listrik Dalam Kaleng, sebab listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit listriknya sebagian besar digunakan untuk kepentingan pabrik peleburan.Listrik yang dihasilkan melalui PLTA PT INALUM, yang terletak di Sungai Asahan, disalurkan ke Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala Tanjung melalui 275 Kv jaringan transmisi.Bahan baku untuk Aluminium dibongkar di pelabuhan PT INALUM dan dimasukkan ke dalam silo masing-masing melalui belt conveyor. Alumina di dalam silo kemudian dialirkan ke Dry Scrubber System untuk direaksikan dengan gas HF dari tungku reduksi. Reacted alumina tersebut kemudian dibawa ke Hopper Pot dengan Anode Changing Crane (ACC) dan dimasukkkan ke dalam tungku reduksi.Kokas yang ada di dalam silo dicampur dengan butt atau puntung anoda dan dipanaskan dulu. Material-material tersebut dicampur dengan pitch sebagai perekatnya. Kemudian material tersebut dicetak di Shaking Machine menjadi blok karbon mentah. Blok tersebut kemudian dipanggang di Baking furnace. Anoda yang sudah dipanggang kemudian dibawa ke pabrik penangkaian untuk diberikan tangkai, namanya Anode Assembly.Anode assembly ini kemudian dibawa ke Pabrik Reduksi dengan kendaraan khusus, Anode Transport Car (ATC) untuk digunakan sebagai elektroda dalam proses elektrolisa. Setelah anoda tersebut dipakai selama kurang lebih 30 hari di dalam pot, puntung anoda tersebut diganti dengan yang baru. Puntung tersebut kemudian dipecah di pabrik penangkaian untuk kemudian dipakai lagi.Di dalam tungku reduksi, alumina akan dielektrolisa menjadi aluminium cair. Setiap 32 jam, setiap pot akan dihisap 1,8 sampai 2 ton aluminium. Aluminium cair ini kemudian dibawa ke pabrik Penuangan dengan Metal Transport Car (MTC) dan dituangkan ke dalam Holding Furnace. Setelah mendapat proses lanjutan, aluminium cair ini dicetak di Casting Machine menjadi Ingot, beratnya 22,7 kg per batang. Aluminium batangan (ingot) ini kemudian diikat dan siap untuk dipasarkan.PT INALUM memiliki tiga pabrik utama, yaitu :1. Pabrik Anoda KarbonBlok anoda karbon yang disebut Baked Block (BB) diproduksi di pabrik karbon dengan menggunakan bahan baku berupa kokas (Petroleum Coke) yang didatangkan dari Jepang dan Amerika, dan Pitch keras (hard pitch) yang telah dicairkan dan berfungsi sebagai binder/perekat yang diimpor dari Jepang. Disamping itu, sisa anoda dari tungku reduksi (Butt) dan bongkahan bekas dari pabrik pemanggangan masih digunakan sebagai bahan untuk pembuatan anoda blok.Proses pembuatan anoda blok ini terdiri atas :a. Pembuatan Blok Anoda Mentah di pabrik Anoda Mentah (Green Plant)Kokas yang berasal dari penyimpanan kokas (Coke Silo) dibawa ke pabrik anoda mentah menggunakan ban berjalan yang disebut belt conveyor dan bucket elevator. Selanjutnya dilakukan penyaringan secara gravitasi dengan menjatuhkan kokas dari tingkat 8 sehingga tersaring sesuai dengan ukurannya. Setelah penyaringan, maka diperoleh kokas dengan ukuran sebagai berikut:1) Kasar-1 (Coarse-1) : 5-18 mm2) Kasar-2 (Coarse-2) : 1-5 mm3) Menengah (medium) : 0,2-1 mm4) Halus (fine) : < 0,2 mmHal-hal yang perlu dikontrol untuk anoda mentah yang baik adalah :1) Kontrol kokas : pengaturan terhadap komposisi ukuran kokas, karena akan mempengaruhi pemakaian hard pitch.2) Temperatur pencampuran : temperatur sangat mempengaruhi pasta yang dihasilkan.3) Proses pencetakan blok anoda di shaking machine.b. Pemanggangan Blok anoda mentah di Pabrik Pemanggangan Anoda (Baking Plant)Blok anoda mentah dari pabrik anoda mentah diangkut ke pabrik pemanggangan menggunakan Chain conveyor. Di PT INALUM terdapat 106 tungku pemanggangan anoda yang berukran 5x6x5 meter. Kapasitas 1 tungku adalah 75 anoda.Proses pemanggangan ini terdiri atas 5 tahap :1) Pemasukan blok anoda mentah (charging) ke dalam furnace menggunakan Anode Baking Crane (ABC).2) Pemanasan awal (Preheating)3) Pembakaran awal (Burning).4) Pendinginan (Cooling System)5) Pengeluaran blok anoda (Discharging) dari furnace.Setiap furnace terlebih dahulu dilapisi dengan kokas penyekat, baru kemudian diisi dengan blok anoda sebanyak 3 tingkat. Setiap tingkat terdiri atas 5 blok anoda. Sebelum furnace ditutup bagian atas blok anoda dilapisi dengan bola-bola keramik (Ceramic Ball) untuk mencegah terjadinya oksidasi. Kemudian diadakan pemanasan secara bertahap. Kecepatan pengaliran udara diatur sedemikian rupa, sehingga suhu naik secara bertahap mulai dari 200oC hingga 1250oC. Karena pembakaran yang terjadi merupakan proses kalsinasi hard pitch (hard pitch terdiri dari 65% karbon), sehingga bila pembakaran tidak baik, maka kualitas anoda yang dihasilkan menjadi tidak baik juga. Blok anoda yang telah dipanggang didinginkan secara bertahap kemudian dikeluarkan menggunakan ABC.c. Penangkaian Anoda Karbon di pabrik penangkaian (Rodding Plant)Blok anoda yang telah dipanggang di Baking Plant diangkut ke pabrik penangkaian untuk diberi tangkai. Anoda-anoda yang telah diberi tangkai ini siap untuk digunakan di pabrik peleburan aluminium. Tangkai ini dapat digunakan berulang kali, dengan kata lain bahwa tangkai yang digunakan adalah tangkai yang sudah dipakai sebelumnya di tungku reduksi. Pada saat pencetakan anoda mentah, pada sisi atas anoda tersebut telah dibuat lobang sebagai tempat pemasangan tangkai. Agar blok anoda dan tangkai dapat bersatu dengan kuat, maka digunakan besi tuang (Cast Iron). Setelah diberi tangkai, anoda tersebut disemprot dengan aluminium cair untuk mengurangi terjadinya oksidasi antar karbon dan udara bebas. Sebagian anoda yang telah diberi tangkai tidak disempot yang akan digunakan untuk start up tungku reduksi yang baru selesai dikonstruksi ulang atau diperbaiki.2. Pabrik ReduksiAluminium merupakan unsur yang sangat reaktif sehingga mudah teroksidasi. Karena sifatnya itu, di alam tidak ditemukan aluminiun dalam bentuk unsur, melainkan senyawa oksida. Umumnya dalam bentuk oksida alimunat atau silikat. Proses produksi aluminium yang digunakan saat ini ditemukan secara bersamaan oleh Charles Hall di USA dan Paul Herloult di Prancis pada tahun 1886. prosesnya adalah elektrolisa alumina (Al2O3) di dalam lelehan Kriolit (Na3AlF6) pada temperatur 980oC, sehingga menghasilkan aluminium cair. Pot atau tungku reduksi berbentuk kotak baja persegi yang dindingnya berlapiskan batu isolasi atau batu tahan api (Brick) dan pasta yang disebut Castable. Di dasar pot terdapat katoda karbon yang dihubungkan dengan kolektor bar, yang berfungsi sebagai penghantar listrik. Di bawah katoda dilapisi brick. Di PT INALUM terdapat 510 unit pot reduksi yang terbagi menjadi 3 gedung, sehingga di masing-masing gedung terdapat 170 pot. Arus listrik yang digunakan sebesar 190 KA-195 KA, dengan tegangan rata-rata di setiap pot 4,3 Volt.a. Operasi Pot ReduksiBahan baku yang digunakan dalam proses peleburan aluminium ini adalah alumina yang diperoleh dari Bauksit (Al2O3.XH2O) melalui proses Bayer. Bahan baku diimpor dari Australia dan India. Pada proses peleburan aluminium dalam pot reduksi dahulu dilakukan beberapa proses, yaitu :

1) Baking atau PreheatingBaking atau preheating adalah pemanasan blok katoda secara bertahap, tujuannya untuk menghindari thermalshock yang mungkin terjadi bila pot yang masih dingin tiba-tiba dioperasikan pada temperatur tinggi. Sebelum dilakukan baking, kokas dasar diletakkan di anoda dan katoda. Kokas dasar ini berfungsi sebagai penghantar listrik dari anoda ke katoda. Pada saat baking arus listrik dialirkan secara bertahap ke dalam pot. Kokas dimasukkan secara perlahan, sehingga akan panas dan membara, memanasi permukaan blok anoda, blok katoda dan dinding samping pot. Operasi ini berlangsung selama 72 jam. Pada akhir baking temperatur blok katoda sekitar 750oC dan siap untuk di start up.2) Start UpMerupakan proses menghidupkan pot yang baru diperbaiki maupun baru dikonstruksi ulang, sehingga elektrolisa bisa berlangsung. Proses ini diawali dengan mengeluarkan kokas dasar dan memutuskan arus listrik yang mengalir ke pot. Kemudian dimasukkan bath cair (Kriolit) sebanyak 6 ton ke dalam pot. Setelah itu arus listrik dialirkan kembali ke dalam pot sehingga proses elektrolisa berlangsung. Agar terjadi kesetimbangan panas (heat balance) di dalam pot, 20 jam atau 72 jam setelah start up metal cair dimasukkan ke dalam pot sebanyak 12 ton, dan selanjutnya mengalami proses transisi.

3) TransisiMasa transisi merupakan masa peralihan dari start up menuju normal. Selama tahap ini, komposisi bath, tinggi metal dan tinggi bath harus dijaga sesuai dengan standarnya. Dalam proses ini terjadi pembentukan kerak samping yang berguna sebagai pelindung dinding samping dari serangan bath yang korosif. Meskipun masa transisi ini hanya berlangsung 60 hari, tetapi sangat menentukan umur dan kestabilan pot.b. Operasi NormalOperasi normal adalah keadaan dimana pot sudah berada dalam keadaan stabil dan dapat dioperasikan untuk proses elektrolisa. Selama pot dalam keadaan normal, pekerjaan utama yang biasa dilakukan antara lain :1) Penggantian anoda (anode changing) dan penaikan busbar anodaSetiap unit pot terdapat 18 buah anoda yang masa pakainya rata-rata 27 hari. Supaya tegangan tetap stabil dan proses elektrolisa berjalan dengan baik, penggantian anoda dilakukan secara berkala dan teratur. Setiap hari biasanya dilakukan penggantian satu anoda untuk tiap pot. Penggantian anoda ini dilakukan menggunakan alat yaitu Anode Changing crane (ACC).Busbar anoda adalah aluminium penghantar listrik, untuk menjepit tangkai anoda. Busbar ini dapat naik turun menggerakkan seluruh anoda, karena anoda terkonsumsi oleh proses elektrolisa maka busbar akan turun. Secara berkala busbar akan dinaikkan ke posisi semula. Pekerjaan penggantian anoda dan penaikkan busbar dilakukan dengan bantuan anode canging crane (ACC).2) Pengambilan aluminium cair (metal tapping)Pengambilan aluminium cair hasil proses reduksi, setiap hari di tapping (diambil) atau dihisap dengan cara vakum menggunakan vacum ladle yang digantungkan pada Anode Changing Crane (ACC). Pengambilan aluminium cair dilakukan setiap 32 jam sekali. Banyaknya metal cair yang diambil dari setiap pot berkisar antara 1,8 ton. Aluminium cair yang diambil dari pot dibawa langsung ke casting shop menggunakan Metal Transpor Car (MTC).3) Pemasukan MaterialMaterial yang dimaksud disini adalah AlF3 merupakan adiktif (Reacted Alumina) untuk mengimbangi penguapan gas fluorida dan menjaga kondisi bath agar tetap stabil. Bath cair perlu dimasukkan atau dikeluarkan dari dalam pot bila tidak sesuai dengan standar tinggi bath, antara 20-24 cm. Pemasukan dan pengeluarannya dilakukan secara manual menggunakan kereta bath setiap harinya.4) Pemecahan kerak dan pemasukan aluminaPemecahan kerak tengah dilakukan oleh blade, sedangkan pemasukan alumina ke dalam bath sebanyak 20 kg dilakukan melalui hopper alumina di bagian tengah pot. Pekerjaan ini dikontrol secara terus-menerus oleh komputer dan dilakukan setiap 18 menit sekali.5) Pengontrolan Voltase dan penanggulangan NoiseAgar temperatur tetap terjaga, maka volume pot sebanding dengan energi input perlu dikontrol terus menerus dan gangguan (noise) voltage dihilangkan secepatnya. Pekerjaan ini dilakukan dengan bantuan komputer.6) Penghentian anode effectAnode Effect merupakan peristiwa naiknya pot voltage secara tiba-tiba, karena konsentrasi alumina dalam bath terlalu rendah ( 1%). Voltage naik dari 4,3 volt menjadi 30-50 volt, yang dapat mengakibatkan kebocoran pot. Anode Effect dapat dihentikan dengan cara memasukkan alumina ke dalam bath sambil menaik turunkan anoda, sehingga gas-gas dibawah anoda dapat keluar. Pekerjaan ini dibantu dengan komputer.7) Pengukuran parameter-parameter.Pada operasi normal, parameter-parameter yang perlu diukur adalah:a) Pengukuran tinggi bath dan tinggi metalb) Pengukuran keasamanc) Pengukuran kemurnian metald) Pengukuran distribusi tegangan pot, tinggi lumpur dan jumlah metal.e) Pengukuran temperatur bath.c. Cut Out Pot (mematikan Pot)Mematikan pot dilakukan bila terjadi kondisi sudah memburuk dan tidak memungkinkan untuk operasi lagi. Tanda-tanda pot mulai memburuk diantaranya :1) Kadar Fe dan Si dalam metal cair meningkat dan tidak bisa diturunkan lagi. Hal ini biasanya terjadi apabila blok katoda retak atau berlubang, sehingga baja kolektor yang terletak dibawah blok katoda dapat tererosi dan larut dalam metal cair, hal ini akan mengakibatkan kandungan Fe naik. Sedangkan kenaikan kadar Si terjadi apabila dinding pot samping tererosi, sehingga silika yang terkandung dalam isolasi akan larut dan menaikkan kadar Si dalam metal cair.2) Operasi pot yang sulit. Bila gangguan (Noise) voltage sulit dikendalikan, suhu dan tegangan sering naik dan sulit diturunkan. Hal ini mengakibatkan Anode Effect yang timbul sulit dihentikan. Keadaan seperti ini membuat banyak operasi manual dilakukan, sehinggga memberatkan operator. Pot biasanya dimatikan untuk dilakukan perbaikan, sehingga akan dapat digunakan kembali jika kerusakannya telah diperbaiki.

3. Pabrik PenuanganAluminium cair yang dihasilkan di pabrik peleburan (Reduction Plant) yang telah dihisap oleh vacum laddle dibawa dengan Metal Transport Car ke pabrik penuangan. Di pabrik penuangan (casting shop) temperatur aluminium cair tetap dijaga dan ditaburi flux untuk memurnikannya. Dross yang terbentuk dipermukaan aluminium cair diambil, lalu didinginkan di tempat pendinginan dross.

Terdapat 10 unit dapur di pabrik penuangan, yang terdiri dari 1 unit dapur pelebur (Melting Furnace) dan 9 unit dapur penampung (Holding Furnace) dengan masing-masing kapasitas 30 ton aluminium cair. Sebelum diisikan ke dalam dapur, Metal Transport Car beserta laddle dan isinya ditimbang pada 40 ton scale.

Aluminium yang sudah murni diatur temperaturnya, kemudian dituangkan ke casting machine melalui suatu pengalir, dimana aluminium ini akan membeku membentuk aluminium batangan (ingot). Ingot yang keluar dari Casting Machine masuk ke conveyor pendingin, lalu dipindahkan ke conveyor penumpuk dengan mengggunakan servo arm.

Setelah tumpukan ingot ditimbang, selanjutnya dipindahkan ke lapangan pendingin dengan menggunakan Forklift, sedangkan ingot yang sudah dingin dilakukan proses bundling, kemudian disimpan ke lapangan penyimpanan ingot. Di PT INALUM terdapat 7 unit casting machine untuk pencetakan ingot 50 pon (22,7 Kg) dengan kapasitas 12 ton/jam untuk masing-masing unit casting.

BAB IIISTRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

Setiap orang tentu mempunyai tujuan dan berusaha untuk mencapainya. Tujuan itu akan berbeda bagi setiap orang, antara lain karena pengaruh pengetahuan dan pengalamannya berbeda. Namun, setiap orang akan sama dalam satu hal yaitu ingin mempertahankan dan memenuhi kebutuhan hidupnya, antara lain kebutuhan akan sandang pangan, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk bergaul, kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan diakui keberhasilannya.Oleh karena manusia secara kodrat terbatas kemampuannya maka dia tidak dapat memenuhi kebutuhannya secara sendiri. Dia harus bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuannya, atau berorganisasi.

3.1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)1. RUPS adalah organ Perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi. RUPS terdiri daria. Rapat tahunan yang diadakan selambat-lambatnya pada akhir bulan September setiap tahun kalender.b. Rapat Umum Luar Biasa diadakan setiap saat jika dianggap perlu oleh Direksi dan/atau Pemegang Saham.2. Hak dan wewenang RUPS adalah mengangkat dan memberhentikan Komisaris dan Direksi.

3.2. Komisaris1. Keanggotaaannyaa. Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota, salah seorang diantaranya bertindak sebagai Presiden Komisaris.b. Para anggota Komisaris dan Presiden Komisaris diangkat oleh RUPS dari calon-calon yang diusulkan oleh para Pemegang Saham pihak asing dan Pemegang Saham Pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya 1 (satu) orang anggota komisaris harus dari calon yang diusulkan oleh Pemegang Saham pihak Indonesia.c. Anggota Komisaris dipilih untuk jangka waktu yang berakhir pada penutupan Rapat Umum Pemegang Saham tahunan yang kedua setelah mereka terpilih dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang saham untuk memberhentikan para anggota Komisaris sewaktu-waktu dan mereka dapat dipilih kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham.2. Tugas dan wewenanga. Komisaris bertugas mengawasi kebijakan direksi dalam menjalankan perseroan serta memberikan nasihat kepada Direksi.b. Komisaris dapat meminta penjelasan tentang segala hal yang dipertanyakanc. Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota Direksi berdasarkan keputusan yang disetujui oleh lebih dari jumlah anggota komisaris jikalau mereka bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan/atau Undang-Undang dan peraturan yang berlaku.

3.3. Direksi1. Keanggotaana. Direksi terdiri dari sekurang-kurangnya enam orang anggota, diantaranya seorang sebagai Presiden Direktur.b. Para anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.c. Para anggota Direksi diangkat dari calon-calon yang diusulkan oleh para pemegang saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya satu orang anggota Direksi harus dari calon yang diusulkan oleh Pemegang Saham pihak Indonesia.d. Tidak kurang dari dua orang anggota Direksi termasuk seorang anggota yang dicalonkan oleh pemegang Saham Pihak Indonesia harus berkebangsaan Indonesia.2. Masa Jabatana. Para anggota Direksi dipilih untuk jangka waktu yang berakhir pada penutupan Rapat Umum Pemegang Saham tahunan yang kedua setelah mereka terpilih dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang saham untuk memberhentikan para anggota Direksi sewaktu-waktu dan mereka dapat dipilih kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham.b. Dalam hal terdapat penambahan anggota Direksi, maka masa jabatan anggota Direksi tersebut akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan anggota Direksi lainnya yang telah ada, kecuali Rapat Umum Pemegang Saham menetapkan lain.3. Tugas dan wewenanga. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.b. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada Komisaris.c. Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggung jawabnya sendiri, berhak pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasa yang diatur dalam surat kuasa.d. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam atau di luar pengadilan serta melakukan segala tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan maupun mengenai pemilikan serta mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perseroan, dengan pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

3.4. Presiden DirekturPresiden Direktur adalah salah seorang anggota Direksi yang oleh karena jabatannya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.3.5. DirekturDirektur adalah anggota Direksi yang oleh karena jabatannya melaksanakan tugas untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan ruang lingkup tugas/fungsi masing-masing seperti tersebut di bawah ini :a. Umum dan Sumber Daya Manusiab. Perencanaan & Keuanganc. Bisnisd. Produksie. Teknologi Peleburanf. Koordinasi Keuangan

3.6. DivisiBadan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk membantu Direktur dalam menuangkan ketentuan-ketentuan yang akan dilaksanakan berdasarkan ruang lingkup/fungsi direktur masing-masing. Divisi dikepalai oleh seorang General Manager.

3.7. DepartemenBadan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk melaksanakan dari ketentuan-ketentuan yang telah digariskan/ditentukan oleh Divisi masing-masing. Departemen dikepalai oleh Senior Manager.

3.8. SeksiBadan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk melaksanakan setiap kebijaksanaan yang telah ditentukan/digariskan oleh Departemen masing-masing. Seksi dikepalai oleh Manager.

3.9. Sub-SeksiBadan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk melaksanakan setiap kebijaksanaan yang telah ditentukan/digariskan oleh Seksi masing-masing. Sub-Seksi dikepalai oleh Junior Manager (JM).

3.10. Auditor Internal (AI)Auditor Internal merupakan unit organisasi yang berdiri sendiri yang bertanggung jawab atas pemeriksaan dan penilaian kegiatan Perusahaan dan melaporkan hasil pemeriksaan dan penilaian tersebut kepada Presiden Direktur. Auditor Internal di bawah pengawasan Presiden Direktur membantu anggota organisasi yang bertanggung jawab atas tugas yang mereka emban dengan cara memberikan analisa, penilaian, rekomendasi, pemberian nasihat dan informasi.

3.11. Wakil Manajemen Untuk ISO 9001:2000, ISO 14001:2004 Dan SMK3 (MR)Management Representative (Wakil Manajemen) untuk Sistem Manajemen Mutu Standar ISO 9001, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) diangkat dan bertanggung jawab kepada Presiden Direktur melaksanakan tugas dan tanggung jawab seperti yang telah ditetapkan dalam Manual Mutu, Lingkungan dan K3 serta Prosedur Mutu, Lingkungan dan K3 mengenai Sistem Manajemen Mutu Standar ISO-9001, Sistem Manajemen Lingkungan ISO-14001 dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sebagai berikut.Tugas dan tanggung jawab Wakil Manajemen antara antara lain :a. Memberikan arahan dan petunjuk kepada seluruh tingkatan manajemen mengenai implementasi Sistem Manajemen Mutu, Sistem manajemen lingkungan dan Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja Perusahaan.b. Sebagai penghubung antara Perusahaan dengan Badan Sertifikasi mengenai Sistem Manajemen Mutu Standar ISO 9001, Sistem Manajemen Lingkungan dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).c. Memberikan saran kepada Presiden Direktur untuk melakukan Tinjauan Manajemen mengenai implementasi Sistem Manajemen Mutu, Sistem manajemen lingkungan dan Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan tindakan pencegahan dan koreksi sesuai dengan prosedur Mutu, Prosedur Lingkungan dan Prosedur K3.d. Bertanggung jawab atas fungsi Jaminan Mutu, Lingkungan dan K3 dengan memberikan masukan-masukan kepada Presiden Direktur dan/atau Direktur terkait sesuai dengan permasalahan yang ditemukan atau yang timbul sebagai upaya untuk tindakan pencegahan dan koreksi demi peningkatan Sistem Manajemen Mutu, Lingkungan dan K3 Perusahaan.BAB IVQUALITY ASSURANCE SECTION (SQA)4.1. Quality Assurance Section (SQA)Quality Assurance Section(SQA) merupakan seksi yang menjamin mutu/kualitas dari bahan baku, bahan dalam proses dan juga produk yang dihasilkan. Selain itu, SQA juga bertanggung jawab melakukan analisa dan inspeksi secara periodik / berkala terhadap lingkungan sekitar smelting plant (environmental protection).Semua itu seiring dengan ketentuan-ketentuan dalam ISO 9002 mengenai jaminan mutu dan ISO 14001 mengenai lingkungan. Gas buangan yang berasal dari proses peleburan aluminium di tungku reduksi harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum dibuang ke udara bebas melalui stack. Pembersihan dilakukan di sebuah sistem yang disebut gas cleaning System. Kandungan gas yang dibuang ke lingkungan harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dalam perjanjian induk (Master Agreement), dan tidak melampaui nilai ambang batas yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia atau Peraturan Internasional.Tidak hanya itu, air limbah yang berasal dari Smelting Plant juga di analisa. Analisa juga dilakukan di setiap muara pembuangan air, hingga sampel air dari sumur dan tanaman masyarakat sekitar pabrik dengan radius 11 km.

1. Struktur Organisasi SQASeksi jaminan mutu (SQA) mempunyai struktur organisasi yang berbeda dengan seksi lainnya. Struktur organisasi SQA berbentuk line organization yang dipimpin oleh seorang manager dan tidak dibawahi oleh Departemen, tetapi berada langsung di bawah DGM (Deputy general Manager) Divisi Produksi. (Struktur Organisasi Terlampir).Dalam pelaksanaan tugas manager SQA dibantu oleh dua orang Junior Manager (JM) yang masing-masingnya ditempatkan pada sub-seksi QA & Administration dan Laboratory Operation. Di sub seksi QA & Administration, terdapat seorang Senior Staff (SS).Posisi selanjutnya adalah Staff / Foreman (S/F). terdapat tiga orang Staff dan tiga Orang Foreman, satu orang foreman diantaranya ditempatkan di sub-seksi QA & Administration dan lima lainnya merupakan Staff / foreman di sub-seksi Laboratory Operation. Kelima orang staff ini masing-masing ditempatkan di group / bagian lingkungan, Produk, X-ray dan Instrumen, Anoda dan Material. Selanjutnya terdapat 4 orang Leader Operator dan 29 orang Senior Operator / Operator yang bersama-sama dengan staff / foreman menangani Job Description di group masing-masing.2. Kebijakan K-3 SQA Untuk Tahun Fiskal 2009a. Seluruh karyawan SQA menjadikan K-3 bagian dari pelaksanaan tugas.b. Setiap karyawan harus mengenali potensi bahaya dari pekerjaan yang dilakukan.c. K-3 merupakan tanggung jawab kita bersama.3. Sasaran K3 SQA Untuk Tahun Fiskal 2009Mempertahankan kondisi nihil kecelakaan kerja.

4. Slogan K-3 SQA Untuk Tahun Fiskal 2009a. Dengan mematuhi prosedur dalam bekerja berarti anda telah menyelesaikan sebagian pekerjaan.b. Tingkatkan kebersihan dan kerapian di lokasi kerja.c. Keselamatan anda adalah kebahagiaan kita semua.4.2. QA dan ADMSecara umum tugas-tugas QA dan Administrasi adalah :a. Jaminan Mutu, yang meliputi :1) Riset Teknik, studi dan pengembangan mengenai standar mutu dan spesifikasi bahan baku, produk setengah jadi dan produk yang dihasilkan.2) Bantuan teknik untuk menindaklanjuti keluhan pelanggan.3) Verifikasi atas pemeriksaan dari aluminium batangan (ingot) yang telah memenuhi standar yang telah ditentukan.

b. Inspeksi, meliputi :1) Koordinasi dan administrasi untuk merencanakan penetapan, penerbitan, perubahan dan penghapusan inspeksi mengenai produk, produk setengah jadi dan juga mengenai bahan baku.2) Perencanaan penetapan, perubahan dan penghapusan standar inspeksi mengenai produk, produk setengah jadi dan bahan baku.3) Studi penelitian dan administrasi mengenai mutu produk, produk setengah jadi dan bahan baku.4.3. Laboratorium OperationLaboratorium operation terdiri atas beberapa group kerja :1. Group MaterialTugas-tugas group material adalah analisa terhadap Bahan Baku utama dan Bahan Dalam Proses.a. Bahan baku utama, yaitu :1) AluminaAlumina ditemukan di alam dalam bentuk oksida yaitu oksida aluminat atau silikat. Senyawa ini dijumpai berupa oksida bebas (Al2O3) yang berikatan dengan molekul air dan senyawa lainnya. Jika diamati secara fisik, alumina berbentuk seperti tepung yang halus berwarna putih. Alumina diperolah dari bauksit sebagai bahan baku alumina melalui Proses Bayer. Alumina diimpor dari Australia, India dan Brazil. Analisanya meliputi :a) Moisture (Kadar air)b) LOI (Loss On Ignition) 300-1000oCc) Impurities (SiO2, Fe2O3, TiO2, Na2O dan CaO)d) SSA (Spesifik Surface Area)e) Total H2Of) Total Al2O3g) Sifat-sifat fisika UTD (Untamped Density) TD (Tamped Density) Angel of repose2) Aluminium Fluorida (AlF3)Di dalam proses produksi Aluminium Fluoride (AlF3) berfungsi untuk menjaga keasaman Bath dan menurunkan temperatur sehingga proses elektrolisa dapat berlangsung dibawah suhu 1000oC. Aluminium fluoride merupakan bahan yang dituangkan secara manual ke dalam tungku reduksi. Analisanya meliputi :a) Moistureb) LOI 500oCc) Kandungan Fe2O3, SiO2 dan P2O5d) Total AlF3.e) Sifat-sifat fisika: UTD (Untamped Density) TD (Tamped Density) Angel of repose

3) Coal Tar PitchBerfungsi sebagai perekat campuran kokas, butt (Puntung anoda) dan scrap anoda, sehingga blok anoda yang dihasilkan menjadi kokoh dan tidak rapuh. Analisanya meliputi :a) Moistureb) Kadar Abu (Ash)c) Fixed Carbond) Softening pointe) Toluene insolublef) Quinoline insolubleg) Kadar tar (destilasi)h) Sifat-sifat fisika : UTD (Untamped Density) TD (Tamped Density) Partikel Size4) KokasDigunakan sebagai bahan baku pembuatan anoda yang berasal dari minyak bumi. Analisanya meliputi :a) Moistureb) Volatile matter (VM)c) Real Densityd) Vibrated Bulk Densitye) Kadar Abu (Ash)f) Kadar Impurities (S, Si, Fe, Ni, V, Na dan Ca)g) Fixed carbonh) Sifat-sifat fisikanya (Tamped, Untamped dan Angle of refose).b. Analisa Bahan Dalam Proses, yaitu analisa terhadap bahan yang dihasilkan selama proses peleburan berlangsung, meliputi :1) Cast Iron, yang dianalisa adalah Kadar (P, Mn, Si, S, C).2) Butt dan Baked Block, yang dianalisa :a) Kadar Abub) Impurities (Fe, Si, S, Ca, Na, Ni, V)3) Reacted Alumina (RA), yang dianalisa adalah kadar impurities(Fe2O3, Na2O, F, ).4) Return Crust (RC), yang dianalisa :a) Kadar (Fe2O3, Al2O3, SiO2, Na2O dan F)b) Sifat-sifat fisikanya.5) Caustic Soda, yang dianalisa :b) Kadar NaOHc) Specific Grafity6) Graphite Solution, yang dianalisa adalah kadar grafitnya.7) Dross, yang dianalisa adalah metal Aluminium.2. Group X-RayGroup X-Ray bertanggung jawab untuk melakukan analisa terhadap bath yang dihasilkan selama proses peleburan untuk mengontrol kondisi pot-pot reduksi dan menganalisa Bahan Baku Utama serta Bahan Dalam Proses. Untuk analisa bath digunakan instrument XRD (X-Ray Diffraction). Parameter yang dianalisa adalah Free-AlF3, CaF2 dan NaF.Sebelum sampel bath dianalisa dengan XRD, sampel tersebut dihaluskan terlebih dahulu dengan coffee mill hingga didapat ukuran 60 mess. Kemudian dicetak menggunakan mesin press (Briqueting Machine) dengan tekanan 5 ton.

Sedangkan untuk analisa impurities Alumina, coke, CTP dan bahan dalam Proses digunakan instrument XRF (X-Ray Fluoresence).

3. Group ProdukSub bagian ini bertanggung jawab untuk melakukan analisa terhadap sampel metal aluminium mulai dari peleburan sampai pencetakan. Dilakukan tiga kali analisa terhadap sampel ini, yaitu :a. Analisa Pot MetalAnalisa ini bertujuan untuk mengetahui kandungan pengotor yang ada di dalam setiap pot reduksi (Fe, Si dan lainnya), hal ini berguna untuk merencanakan produk akhir aluminium ingot. Selain itu juga untuk mengetahui kebocoran pot reduksi. Bila kadar Fe dan Si nya meningkat, berarti ada kondisi abnormal pada pot yang dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran, sehingga SQA harus melaporkan ini pada Reduction Plant untuk melakukan langkah selanjutnya. Analisanya menggunakan alat OES (Optical Emission Spectrophotometer).

b. Analisa Test Produk Metal (TPM)Aluminium cair yang dibawa dengan MTC dari Reduction Plant akan dikumpulkan di dalam furnace di Casting Plant. Sampel test produk metal diambil dari dalam (bagian tengah) furnace tersebut untuk mengetahui kadar logam pengotor utama yaitu besi (Fe) dan silika (Si). Kemudian sampel ini akan dianalisa dengan alat OES. Jika hasil analisa menunjukkan bahwa kandungan logam pengotor tidak melewati batas, barulah aluminium dicetak.c. Analisa Produk Metal (PM)Pengambilan sampel untuk analisa produk metal diambil secara tiga tahap saat penuangan (pencetakan). Masing-masingnya : di awal, tengah dan akhir penuangan. Analisa terhadap produk metal ini bertujuan untuk memastikan aluminium ingot yang telah di cetak sesuai dengan standar JIS.

4. Group Lingkungana. Sub Bagian LingkunganSub bagian ini bertanggung jawab untuk melakukan analisa terhadap sampel gas yang berasal dari udara emisi dan udara Ambient.Udara emisi adalah udara yang berasal dari cerobong gas (stack gas cleaning) pabrik reduksi dan pabrik karbon, roof monitor, roof piping dan main duct. Parameter yang dianalisa adalah : temperature, debit gas, kadar air, HF, debu, F dalam debu, SO2 dan coal tar.Udara Ambient adalah udara yang berasal dari lingkungan pabrik, lingkungan perkampungan sekitar pabrik dan lingkungan kerja. Parameter yang diukur adalah : temperatur, pencahayaan, kebisingan, kelembaban, debu, CO, CO2, SO2, CH4, NH3, NO2, HF, Cl2 dan Coal Tar.b. Sub Bagian AirSub bagian ini juga bertanggung jawab untuk melakukan analisa terhadap air.yaitu :1) Air untuk proses, yang terdiri dari : air baku (air sungai yang diolah menjadi air bersih) dan air industri (air yang digunakan untuk kegiatan industri, misalnya : air pendingin di HF Gas Cleaning.2) Air lingkungan, yang berasal dari : air sumur penduduk, air sungai, air laut, air hujan, air buangan industri.5. Group Instrument dan OilGroup ini bertanggung jawab untuk melakukan pengukuran terhadap sampel yang berasal dari sub bagian material, analisa air, dan gas di lingkungan kerja. Untuk melakukan analisa-analisa tersebut dibutuhkan alat instrument sesuai dengan metoda yang dipakai.Alat-alat instrument selalu dijaga dan dikondisikan dalam keadaan baik. Untuk hal tersebut instrument tetap dikalibrasi dan diperiksa secara rutin untuk memastikan instrument tersebut dalam keadaan siap.

Di sub bagian ini terdapat alat-alat instrument, yaitu :a Atomic Absorption Spectrophotometer Hitachi Z-5000 (AAS)b Spectrophotometer (UV-Visible Spectrophotometer)c Mikroskop Olympus BH-2d Gas Cromatographi SRI-5610Ce Gas Pycnometer (ACCU PYC 1330)f Mesophase instrument (Optical Microscopy-Nikon ECLIBE LV 100 POL)g Surface Area Analyzer Gemini 2375 untuk analisa Specific Surface Area (SSA)h Porosizer 9310.Sedangkan oil, yang dianalisa adalah minyak pelumas yang digunakan PT INALUM untuk mesin-mesin. Tujuan dilakukannya analisa adalah untuk mengetahui kandungan dalam minyak pelumas tersebut, sehingga dapat mencegah kerusakan pada mesin. Parameter yang dianalisa adalah :a. Titik nyala (Flash point)b. Kekentalan (Viskositas)c. Residu karbon (Carbon Residu), yang tidak ikut teroksidasi saat pemanasan.d. Kadar asam (Total Acid Number).e. Kadar airf. Warna (Colour)g. Kadar sulfur (Sulfur Content), yang dapat menyebabkan korosif.h. Kadar busa dan jelaga/kabut (Soot Meter)i. Kadar abu (Ash)j. Kadar metal (Metal Content).

6. Group Maintenance (perawatan)Maintenance adalah gruop yang menangani masalah perawatan dan pencegahan terhadap kerusakan instrumen laboratorium dan alat-alat di SQA yang meliputi :a) Pemeliharaan berkala (bulanan, tahunan)b) Pemeliharaan pencegahan kerusakan.c) Perbaikan.

BAB VTUGAS KHUSUSPENENTUAN KADAR Fe2O3, SiO2 DAN P2O5 DALAM ALUMINUM INGOT DI PT INALUM.5.1. Penentuan Kadar Fe2O3, SiO2 dan P2O5 Dalam Aluminum Fluoride di PT INALUM.Aluminium Fluoride(AlF3) adalah salah satu bahan baku utama dalam peleburan aluminium. AlF3 berbentuk serbuk putih yang memiliki titik lebur 1260C, kepadatan kristalnya 2,9 gr/cc, suhu penguapannya 1100oC dan massa molarnya adalah 83,976 gr/mol.Analisa terhadap kadar Fe2O3, SiO2 dan P2O5 dalam AlF3 dilakukan untuk mengetahui kadar komponen tersebut dalam AlF3 dan membandingkannya dengan spesifikasi kontrak PT INALUM dengan Supplier. (Tabel Spesifikasi Kontrak : Lampiran 1).1. Pengambilan Sampel Aluminium Fluorideb. Peralatan Safety4) Masker debu5) Kaca mata6) Sarung tangan katunc. Peralatan sampling1) Kantong plastik kapasitas 0,5 kg2) Sealer3) Spidol permanen (marker).4) Tombak untuk mengambil sampel dengan panjang 1,5 m dan diameter 20 mm.d. Cara kerja1) Persiapana Tentukan jumlah bag aluminium fluoride yang akan di sampling (n) dengan rumus :

b Siapkan 1 kantong plastik kapasitas 0,5 kg.c Tentukan nomor-nomor bag yang akan disampling secara acak.2) Pengambilan sampela) Pakai masker debu, kaca mata dan sarung tangan katun.b) Buka ikatan penutup bag Aluminium Fluoride yang akan disampling.c) Siapkan tombak sampling dalam keadaan tertutup dengan memutar tangkai tombak ke kiri.d) Ambil sampel dengan cara menusukkan tombak sampling dari atas ke dalam bag AlF3 yang sudah dibuka tutupnya.e) Buka tombak sampling dengan cara memutar tangkai bagian atas kearah kanan sehingga material masuk ke bagian dalam tombak.f) Tutup kembali tombak sampling tersebut kearah yang berlawanan.g) Angkat tombak sampling tersebut dari dalam material AlF3.h) Keluarkan material dari dalam tombak sampling dengan memutar tangkainya dan tampung dengan kantong plastik.i) Ulangi langkah 2).c) sampai dengan 2).h) sebanyak dua kali dengan arah penusukan tombak yang berbeda seperti pada gambar.j) Tulis identitas sampel (nomor bag dan nomor shipment) pada kantong plastik tersebut dengan spidol dan tutup dengan sealer.k) Lakukan langkah 2).b) sampai dengan 2).j) untuk bag yang nomornya sudah ditentukan.

Gambar Pengambilan Sampel Aluminium Fluoride

2. Penentuan Kadar Fe2O3 Dalam Aluminium FluorideKadar Fe2O3 di tentukan menggunakan alat AAS (Absorption Atomic Spectrophotometer).a. Peralatan dan bahan untuk analisa1) Peralatan safetya) Jas labb) Sarung tangan kulitc) Sarung tangan katund) Face shield2) Peralatan analisaa) Krusibel platinum 50 ml.b) Timbangan dengan ketelitian 0,1 mg (neraca analitik).c) Sendok pereaksid) Muffle furnacee) Labu ukur polyethylene 100 ml dan 250 ml.f) Beaker Teflon 100 ml.g) Plat heaterh) Pipet volumetrik 3, 5, 10, 15 mli) Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)j) Stop watch.k) Aspirator

3) Bahana) Na2CO3 (natrium karbonat)b) H3BO3 (boric acid)c) Larutan HNO3 (1+2).d) Larutan standar Fe dengan konsentrasi 0,01 mg/ml.b. Cara kerja1) Penyiapan larutan sampela) Pakai jas labb) Set 2 buah Muffle Furnace masing-masing pada suhu 800oC dan 1000oC.c) Timbang sample A dan B masing-masing sebanyak 0,5 gr sample dalam Krusible Platinum 50 ml dengan ketelitian 0,1 mg.d) Tambahkan 3,3 gr Na2CO3 dan 1,0 gr H3BO3 lalu aduk sehingga merata dengan cara memutar-mutar Krusible Platinum dengan tangan.e) Pakai sarung tangan kulit dan face shield.f) Masukkan Krusible Platinum yang berisi sample ke Muffle Furnace pada 800oC dan biarkan selama 2 menit.g) Pindahkan Krusibel Platinum dari Muffle Furnace 800oC ke Muffle Furnace 1000oC dan biarkan selama 7 menit.h) Keluarkan Krusibel Platinum yang berisi sample dari Muffle Furnace 1000oC dan biarkan mencapai suhu kamar.i) Lepaskan sarung tangan kulit dan Muffle Furnace, lalu simpan pada tempatnya.j) Tambahkan 27 ml HNO3 (1+2) secara perlahan lalu letakkan di atas plat heater pada suhu 120oC dan biarkan sehingga larut.k) Pindahkan larutan yang ada dalam Krusibel Platinum ke dalam Beaker Teflon 100 ml, bilas dengan air panas hingga larut.l) Pindahkan larutan yang ada dalam Beaker Teflon ke dalam labu ukur polyethylene 100 ml, tambahkan air destilat hingga tanda.2) Penyiapan larutan blankoa) Timbang 8,25 gr Na2CO3 dan 2,50 gr H3BO3 dalam Krusibel Platinum 50 ml.b) Masukkan Krusibel Platinum yang berisi sample ke Muffle Furnace pada suhu 800oC dan biarkan selama 2 menit.c) Pindahkan Krusibel Platinum dari Muffle Furnace 800oC ke Muffle Furnace 1000oC dan biarkan selama 7 menit.d) Keluarkan Krusibel Platinum dan biarkan mencapai suhu kamar.e) Tambahkan HNO3 (1+2) sebanyak 67,5 ml secara perlahan.f) Pindahkan larutan ke dalam labu ukur polyethylene 250 ml dan tambahkan air destilat hingga tanda.3) Penyiapan larutan standara) Siapkan 5 buah labu ukur volumetrik 100 ml.b) Pipet larutan standar Fe 0,01 mg/ml ke dalam 4 labu volumetrik 100 ml masing-masing sebanyak 3, 5, 10,15 ml, sedangkan satu buah labu volumetrik gelas lagi tanpa pemipetan larutan standar atau 0 ml.c) Tambahkan air destilat hingga tanda dalam masing-masing labu volumetrik 100 ml.4) Pengukurana) Ukur larutan blanko, standard dan sample dengan Atomic Absorption Spectrophotometer.b) Tampung semua limbah cair sisa analisa ke dalam jirigen limbah cair B3 dan catat jumlahnya pada formulir Daftar Produksi Limbah B3 di SQA.c. PerhitunganHitung kadar Fe2O3 dalam aluminium fluoride dengan rumus :

Keterangan :V = Hasil pembacaan kurva (ml)Ws = Berat sample (mg)0,01 = Konsentrasi larutan standar (Fe2O3)

d. Hasil Analisa kadar Fe2O3 dalam Aluminium Fluoride

Tabel 6.1.1. Hasil Kalibrasi Standar Fe2O3 dalam Aluminium FluorideNoStandarKonsentrasi Absorbans1 Standard 1 0 0.00012 Standard 2 3 0.00833 Standard 3 5 0.01434 Standard 4 10 0.03105 Standard 5 15 0.0468

Kurva Kalibrasi Standar

Tabel 6.1.2. Hasil Analisa Fe2O3 Dalam Aluminium Fluoride

3. Penentuan Kadar SiO2 dalam Aluminium Fluoridea. Peralatan dan bahan untuk analisa1) Peralatan safetya) Jas labb) Sarung tangan kulitc) Sarung tangan katund) Face shield1) Peralatan analisaa) Krusibel platinum 50 ml.b) Timbangan dengan ketelitian 0,1 mg (neraca analitik).c) Sendok pereaksid) Muffle furnacee) Labu ukur polyethylene 100 mlf) Beaker Teflon 100 ml.g) Plat heaterh) Pipet volumetrik 3, 5, 10, 15 mli) Stop watch.j) Aspiratork) Beaker Teflon 300 mll) Spectrophotometerm) pH metern) Pipet ukur 5 mlo) Beaker gelas 100 mlp) Labu ukur gelas 100 ml2) Bahana) Na2CO3b) H3BO3c) Na2SO3d) Na2S2O5e) Larutan HNO3 (1+2)f) 1-Amino-2-Naphtol-4-Sulfonic Acidg) Larutan 5 gr Amonium Molibdate dalam 50 ml air.h) Larutan standar SiO2 0,01 mg/mli) Larutan Asam tartaric 10 % (v/v).3) Larutan pereduksia) Timbang 0,70 gr Na2SO3 dalam beaker gelas 100 ml + air hingga menjadi 40 ml, lalu tambahkan 0,15 gr 1-Amino-2-Nephtol-4-Sulfonic Acid.b) Timbang 9,0 gr Na2S2O5 dalam beaker gelas 100 ml, tambahkan air hingga menjadi 40 ml.c) Gabungkan kedua larutan di atas dalam labu ukur gelas 100 ml, lalu tambahkan air destilat hingga tanda.4) Air pH 1,2Tambahkan HNO3 / NaOH ke dalam air destilat hingga pH 1,2 dan air pH 1,2 ini digunakan sebagai pengganti air destilat dalam pengenceran sampelb. Cara kerja1) Penyiapan larutan sampela) Pakai jas labb) Set 2 buah Muffle Furnace masing-masing pada suhu 800oC dan 1000oC.c) Timbang sample A dan B masing-masing sebanyak 0,5 gr sample dalam Krusible Platinum 50 ml dengan ketelitian 0,1 mg.d) Tambahkan 3,3 gr Na2CO3 dan 1,0 gr H3BO3 lalu aduk sehingga merata dengan cara memutar-mutar Krusible Platinum dengan tangan.e) Pakai sarung tangan kulit dan face shield.f) Masukkan Krusible Platinum yang berisi sample ke Muffle Furnace pada 800oC dan biarkan selama 2 menit.g) Pindahkan Krusibel Platinum dari Muffle Furnace 800oC ke Muffle Furnace 1000oC dan biarkan selama 7 menit.h) Keluarkan Krusibel Platinum yang berisi sample dari Muffle Furnace 1000oC dan biarkan mencapai suhu kamar.i) Lepaskan sarung tangan kulit dan face shield, lalu simpan pada tempatnya.j) Tambahkan 27 ml HNO3 (1+2) secara perlahan lalu letakkan di atas plat heater pada suhu 120oC dan biarkan sehingga larut.k) Pindahkan larutan yang ada dalam Krusibel Platinum ke dalam beaker teflon 100 ml, bilas dengan air panas hingga larut.l) Pindahkan larutan yang ada dalam beaker teflon ke dalam labu ukur polyethylene 100 ml, tambahkan air destilat hingga tanda.m) Pindahkan larutan yang ada dalam beaker teflon ke dalam labu ukur polyethylene 100 ml, tambahkan air destilat hingga tanda, aduk dan kembalikan larutan tersebut ke beaker teflon 100 ml.n) Ambil 10 ml larutan yang ada dalam beaker teflon dengan pipet volume dan masukkan ke beaker polyethylene 100 ml, lalu tambahkan air destilat hingga menjadi 50 ml.o) Ukur pH larutan dengan pH meter dan jadikan pH larutan menjadi 1,2 dengan HNO3 (1+2) atau NaOH 20 %, lalu pindahkan ke dalam labu ukur polyethylene 100 ml.p) Tambahkan 2 ml larutan ammonium molybdate 10 % ke labu ukur polyethylene dan biarkan selama 5 menit.q) Tambahkan 2 ml Asam tartaric dan 2 ml zat pereduksi, lalu tambahkan air pH 1,2 hingga tanda kemudian biarkan 15 menit.2) Penyiapan larutan blankoa) Timbang 8,25 Na2CO3 dan 2,50 gr H3BO3 dalam krusibel platinum 50 ml.b) Masukkan Krusibel Platinum yang berisi sampel ke Muffle Furnace pada 800oC selama 2 menit.c) Pindahkan Krusibel Platinum dari Muffle Furnace 800oC ke Muffle Furnace 1000oC dan biarkan selama 7 menit.d) Keluarkan Krusibel Platinum dan biarkan mencapai suhu kamar.e) Tambahkan HNO3 (1+2) sebanyak 67,5 ml secara perlahan-lahan.f) Pindahkan larutan ke dalam labu ukur polyethylene 250 ml dan tambahkan air destilat hingga tanda, lalu pindahkan ke beaker teflon 300 ml. larutan ini juga akan digunakan pada analisa komponen P2O5 dan Fe2O3.

3) Penyiapan larutan standara) Siapkan 5 buah beaker polyethylene 100 mlb) Pipet larutan standar SiO2 0,01 mg/ml ke dalam 4 buah beaker polyethylene 100 ml masing-masing sebanyak 3, 5, 10, 15 sedangkan 1 buah beaker lagi tanpa pemipetan larutan standar atau 0 ml.c) Tambahkan 10 ml larutan blanko ke dalam masing-masing beaker polyethylene 100 ml lalu encerkan dengan air destilat hingga menjadi 50 ml.d) Ukur pH larutan dengan pH meter dan jadikan pH larutan menjadi 1,2 dengan HNO3 (1+2) atau NaOH 20 %, lalu pindahkan ke dalam labu ukur polyethylene 100 ml.e) Tambahkan 2 ml larutan ammonium molybdate 10 % ke labu ukur polyethylene dan biarkan selama 5 menit.f) Tambahkan 2 ml Asam tartaric dan 2 ml zat pereduksi, lalu tambahkan air pH 1,2 hingga tanda kemudian biarkan 15 menit.4) Pengukurana) Ukur larutan standard dan sampel di atas dengan Spectrophotometer pada panjang gelombang 655 nm.b) Tamping semua limbah cair sisa analisa ke dalam jirigen limbah cair B3 dan catat jumlahnya pada formulir daftar produksi limbah B3 di SQA.c. PerhitunganHitung kadar SiO2 dalam Aluminium Fluoride dengan rumus :

%Keterangan :V = Hasil pembacaan kurva (ml)Ws = Berat sampel (mg)0,01 = konsentrasi standar.

d. Hasil analisa kadar SiO2 dalam Aluminium fluorideTabel 6.1.3. Hasil Analisa Hasil Kalibrasi Standar SiO2 dalam Aluminium FluorideNoStandarKonsentrasi Absorbans1 Standard 1 0 0.00052 Standard 2 3 0.03643 Standard 3 5 0.06914 Standard 4 10 0.12105 Standard 5 15 0.1840

Kurva Kalibrasi Standar

Table 6.1.4. Hasil Analisa SiO2 dalam Aluminium Fluoride

4. Penentuan Kadar P2O5 dalam Aluminium Fluoridea. Peralatan dan bahan1) Peralatan safetya) Jas labb) Sarung tangan kulitc) Sarung tangan katund) Face shield2) Peralatan analisaa) Krusible platinumb) Timbangan dengan ketelitian 0,1 mg (neraca analitik)c) Sendok pereaksid) Muffle Furnacee) Labu ukur polyethylene 100 ml dan 250 ml.f) Beaker Teflon 100 ml dan 250 ml.g) Plat Heaterh) Pipet volumetrik 3, 5, 10, 15 dan 25 ml.i) Aspiratorj) pH meterk) Beaker polyethylene 100 mll) Beaker gelas 100 ml.m) Pipet ukur 5 ml.n) Spectrophotometer

3) Bahana) Na2CO3b) H3BO3c) Na2SO3d) Na2S2O5e) Larutan HNO3 (1+2)f) 1-amino-2-naphtol-4-sulfonic acidg) Larutan ammonium molybdate 10 %Larutkan 5 gr ammonium molybdate dalam 50 ml air.h) Larutan NaOH 20 %Larutkan 20 gr NaOH ke dalam 100 ml air.i) Larutan standar P2O5. Larutan standar primer P2O5 0.01 mg/ml.Larutkan 0,1918 gr KH2PO4 menjadi 1 L dengan air destilat. Larutan standar sekunder P2O5 0,005 mg/mlPipet 5 ml larutan standar primer P2O5 dan encerkan menjadi 100 ml dengan air destilat.j) Larutan pH 0,2Ukur Ph 1 L air destilat dengan pH meter dan tambahkan perlahan HNO3 (1+2) atau NaOH hingga pH menjadi 0,2.k) Larutan pereduksi Timbang 0,70 gr Na2SO3 dalam beaker 100 ml dan tambahkan air hingga menjadi 40 ml, lalu tambahkan 0,15 gr 1-amino-2-naphtol-4-sulfonic acid. Timbang 9,0 gr Na2S2O5 dalam beaker gelas 100 ml dan tambahkan air hingga menjadi 40 ml. Gabungkan kedua larutan di atas dalam labu ukur 100 m, lalu tambahkan air destilat hingga tanda.b. Cara kerja1) Penyiapan larutan sampela) Pakai jas labb) Set 2 buah Muffle Furnace masing-masing pada suhu 800oC dan 1000oC.c) Timbang sampel A dan B masing-masing sebanyak 0,5 gr sampel dalam Krusibel Platinum 50 ml dengan ketelitian 0,01 mg.d) Tambahkan 3,3 gr Na2CO3 dan 1,0 gr H3BO3, lalu aduk hingga merata dengan cara memutar-mutar Krusibel Platinum dengan tangan.e) Pakai sarung tangan kulit dan face shieldf) Masukkan Krusibel Platinum yang berisi sampel ke Muffle Furnace pada 800oC dan biarkan selama 2 menit.g) Pindahkan Krusibel Platinum dari Muffle furnace 800oC ke Muffle Furnace 1000oC dan biarkan selama 7 menit.h) Keluarkan Krusibel Platinum yang berisi sampel dari Muffle Furnace 1000oC dan biarkan mencapai suhu kamar.i) Lepaskan sarung tangan kulit dan Face Shield, lalu simpan pada tempatnya.j) Tambahkan 27 ml HNO3 (1+2) secara perlahan, lalu letakkan di atas Plat Heater pada suhu 120oC dan biarkan hingga larut.k) Pindahkan larutan yang ada dalam Krusibel Platinum ke dalam beaker teflon 100 ml, bilas dengan air panas hingga larut dan biarkan sampai mencapai suhu kamar.l) Pindahkan larutan yang ada dalam beaker teflon ke dalam labu ukur polyethylene 100 ml, tambahkan air destilat hingga tanda, aduk dan kembalikan larutan tersebut ke beaker teflon 100 ml.m) Pipet 25 ml larutan sampel dari beaker teflon ke dalam beaker polyethylene 100 ml dan tambahkan 20 ml destilat.n) Ukur pH larutan dan jadikan pH nya 0,2 dengan penambahan HNO3 (1+2) atau NaOH 20 %, lalu pindahkan larutan tersebut ke labu ukur polyethylene 100 ml.o) Tambahkan 2 ml larutan Ammonium Molybdate 10 % ke dalam labu polyethylene dan biarkan 20 menit.p) Tambahkan 2 ml larutan pereduksi dan tepatkan hingga tanda dengan air destilat (pH 0,2), lalu biarkan 15 menit.2) Penyiapan larutan blankoa) Timbang 8,25 gr Na2CO3 dan 2,50 gr H3BO3 dalam Krusibel Platinum 50 ml.b) Masukkan Krusibel Platinum yang berisi sample ke Muffle Furnace pada suhu 800oC dan biarkan selama 2 menit.c) Pindahkan Krusibel Platinum dari Muffle Furnace 800oC ke Muffle Furnace 1000oC dan biarkan selama 7 menit.d) Keluarkan Krusibel Platinum dan biarkan mencapai suhu kamar.e) Tambahkan HNO3 (1+2) sebanyak 67,5 ml secara perlahan.f) Pindahkan larutan ke dalam labu ukur polyethylene 250 ml dan tambahkan air destilat hingga tanda.3) Penyiapan larutan standara) Siapkan 5 buah beaker polyethylene 100 mlb) Pipet larutan standar P2O5 0,005 mg/ml ke dalam 4 buah beaker polyethylene 100 ml. Masing-masing sebanyak 3, 5, 10 dan 15 ml, sedangkan 1 buah beaker lagi tanpa pemipetan larutan standar atau 0 ml.c) Tambahkan 25 ml larutan blanko ke dalam masing-masing beaker polyethylene 100 ml, lalu encerkan dengan air destilat hingga volume menjadi 50 ml.d) Lakukan langkah kerja 1). n) sampai 1). p).4) Pengukurana) Ukur larutan blanko, standar dan sampel di atas dengan Spektrophotometer pada panjang gelombang 655 nm.b) Tampung semua limbah cair sisa analisa ke dalam jirigen limbah cair B3 dan catat jumlahnya pada formulir Daftar Produksi Limbah B3 di SQA.

c. PerhitunganHitung kadar P2O5 dalam aluminium fluorida dengan rumus :%Keterangan :V = hasil pembacaan kurva (ml)Ws = berat sampel (mg)0,05 = konsentrasi standar

d. Hasil analisa kadar P2O5 dalam Aluminium fluorideTabel 6.1.5. Hasil Kalibrasi Standar P2O5 dalam Aluminium FluorideNoStandarKonsentrasi Absorbans1 Standard 1 0 -0.00022 Standard 2 33 Standard 3 5 0.00464 Standard 4 10 0.01185 Standard 5 15 0.0187

Kurva Kalibrasi Standar

Table 6.1.6. Hasil Analisa P2O5 dalam Aluminium Fluoride

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN6.1. Kesimpulan1. Quality Assurance Section (SQA) merupakan seksi jaminan mutu yang bertanggung jawab untuk menjamin mutu bahan baku, bahan dalam proses dan produk yang dihasilkan oleh PT INALUM. Selain itu juga bertanggung jawab untuk melakukan analisa dan inspeksi secara periodik terhadap lingkungan sekitar pabrik.2. Kualitas produk aluminium ingot PT INALUM adalah grade G-1 dan S-1B. Produk tersebut di ekspor ke luar negeri dan juga untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.3. Aluminium fluoride merupakan salah satu bahan baku utama PT INALUM untuk membuat aluminium ingot, selain Alumina, Coal tar pitch dan kokas.4. Analisa kadar Fe2O3, SiO2 dan P2O5 dalam aluminium fluoride bertujuan untuk mengetahui kadar dari komponen-komponen tersebut, karena kadar Fe dan Si adalah pengotor utama dalam penentuan grade aluminium ingot yang dihasilkan. Selain itu, analisa juga dilakukan untuk melihat kesesuaian kadar dalam Aluminium Fluoride yang diterima dengan spesifikasi kontrak pembelian dengan Supplier.

6.2. Saran1. Penulis menyarankan agar PT INALUM memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada mahasiswa untuk turut serta dalam kegiatan kerja selama masa Kuliah Kerja Praktek.2. Sebaiknya Perusahaan membuka kesempatan yang lebih luas kepada mahasiswa yang berasal dari luar Propinsi Sumatera Utara untuk dapat melakukan Kuliah Kerja Praktek di PT INALUM, karena penulis lihat masih kecil persentase mahasiswa luar Sumatera Utara yang diterima Kuliah Kerja Praktek di PT INALUM.3. Karena PT INALUM sangat mengutamakan K3, penulis mengharapkan agar meminjamkan peralatan safety yang lebih baik, seperti: penggunaan masker dibandingkan handuk.

lampiran 1