Upload
tri-wahyuning-eka
View
137
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
metode counting chamber dan turbidimetri
Citation preview
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
1Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
LAPORAN RESMI
PENENTUAN JUMLAH SEL MIKROORGANISME
I. Tujuan
I.1 Metode Turbidimetri
Tujuan dari percobaan metode turbidimetri adalah untuk memonitor
pertumbuhan bakteri dalam media yang ditunjukkan dengan kekeruhan
media.
I.2 Metode Counting Chamber
Tujuan dari percobaan metode counting chamber adalah untuk
mempelajari cara menghitung jumlah sel mikroorganisme menggunakan
metode counting chamber.
II. Data Pengamatan
II.1 Metode Turbidimetri
II.1.1 Alat Percobaan
1. Spektrofotometer 1 buah
2. Cuvet 6 buah
3. Tabung reaksi 6 buah
II.1.2 Bahan Percobaan
1. Media Nutrient Broth 24 ml
2. Biakan Eschericia Coli 8 ml
3. Kapas Berlemak
II.1.3 Tabel Data Percobaan
Tabel II.1 Hasil Pengamatan Metode Turbidimetri
Faktor Pengenceran % T Optical Density (OD)
1:1 32,8 0,484
1:2 54,4 0,2644
1:4 76,3 0,1175
1:8 86,9 0,061
1:16 89,7 0,0472
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
2Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
II.2 Metode Counting Chamber
II.2.1 Alat Percobaan
1. Hemasitometer 1 buah
2. Deck Glass 2 buah
3. Tabung Reaksi 7 buah
4. Pipet ukur 5ml 1 buah
II.2.2 Bahan Percobaan
1. Fermipan 1 gram
2. Aquades Steril
II.2.3 Tabel Data Percobaan
Massa fermipan = 1 gram Total perbesaran mikroskop = 400 x
Tabel II.2 Hasil Pengamatan pada Pengenceran 10.000x
RunKotak
TotalJumlah Sel/
KotakA B C D E
1 6 5 3 5 4 23 4,6
2 6 2 3 3 6 20 4
3 5 4 5 6 4 24 6
JUMLAH 14,6
Jumlah sel fermipan rata-rata = 14,6/3
= 4,87 sel/kotak
Jumlah sel fermipan = 4,87 x (1/(1/25)) sel/mm2
= 121,75 sel/mm2
Jumlah sel fermipan = [121,75 sel/mm2 x (1/0,1mm)] sel/mm3
= 1217,5 sel/mm3
= 1217,5 sel/mm3 x
(1mm3/0,001ml)
= 1.217.500 sel/ml sampel
Jumlah sel fermipan pada pengenceran 10.000x
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
3Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Tabel II.3 Hasil Pengamatan pada Pengenceran 100.000x
RunKotak
TotalJumlah
Sel/KotakA B C D E
1 3 2 3 3 1 12 2,4
2 4 2 2 2 2 12 2,4
3 2 1 3 3 1 10 2
JUMLAH 6,8
Jumlah sel fermipan rata-rata = 6,8/3
= 2,267 sel/kotak
Jumlah sel fermipan = 2,267 x (1/(1/25)) sel/mm2
= 56,67 sel/mm2
Jumlah sel fermipan = [56,67 sel/mm2 x (1/0,1mm)]
sel/mm3
= 566,7 sel/mm3
= 566,7 sel/mm3 x
(1 mm3/0,001 ml)
= 566.667 sel/ml sampel
Tabel II.4 Hasil Pengamatan pada Pengenceran 1.000.000x
RunKotak
TotalJumlah
Sel/ KotakA B C D E
1 3 1 1 2 1 8 1,6
2 2 2 1 2 2 9 1,8
3 1 2 2 0 3 8 1,6
JUMLAH 5
Jumlah sel fermipan rata-rata = 5/3
= 1,67 sel/kotak
Jumlah sel fermipan = 1,67 x (1/(1/25)) sel/mm2
= 41,75 sel/mm2
Jumlah sel fermipan pada pengenceran 100.000x
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
4Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Jumlah sel fermipan = [41,75 sel/mm2 x (1/0,1mm)]
sel/mm3
= 417,5 sel/mm3
= 417,5 sel/mm3 x
(1 mm3/0,001 ml)
= 417.500sel/mlsampel
III. Pembahasan
Pengukuran kuantitatif populasi mikroba seringkali amat diperlukan di dalam
berbagai macam penelaahan mikrobiologi. Pada hakikatnya ada dua macam
pengukuran dasar, yaitu penentuan jumlah sel dan penentuan massa sel.
Pengukuran jumlah sel biasanya dilakukan bagi organisme bersel tunggal,
misalnya bakteri, sedangkan penentuan massa sel dapat dilakukan tidak hanya
bagi organisme bersel tunggal tetapi juga bagi organisme berfilamen seperti
jamur. Ada berbagai cara untuk mengukur jumlah sel, antara lain dengan
hitungan cawan, hitungan mikroskopik langsung atau secara elektronis dengan
bantuan alat. Pada metode hitungan mikroskopik langsung, sampel ditaruh di
suatu ruang hitung, seperti hemasitometer, dan jumlah sel dapat ditentukan
langsung dengan bantuan mikroskop.
(Salmah, 2004, hal 7)
Metode langsung merupakan perhitungan yang menghitung jumlah total sel
(sel mati atau sel hidup) yang ada pada sampel. Keuntungan pada metode ini
adalah pelaksanaannya cepat dan tidak memerlukan banyak peralatan. Namun
mempunyai kelemahan yakni sel-sel mikroba yang telah mati tidak dapat
dibedakan dari sel yang masih hidup. Oleh karena itu keduanya ikut terhitung.
Dengan kata lain hasil yang diperoleh ialah jumlah total sel yang ada didalam
populasi. Contoh metode langsung antara lain: metode hitungan cawa (Total Plate
Count) dan metode Petroff-Hauser dengan bantuan alat hemasitometer.
Sedangkan metode tidak langsung dipakai untuk menentukan jumlah mikroba
keseluruhan baik yang hidup maupun yang mati atau hanya untuk menentukan
jumlah mikroba yang hidup saja tergantung pada cara yang dipergunakan.
Jumlah sel fermipan pada pengenceran 1.000.000x
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
5Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Diantaranya berdasarkan jumlah koloni yaitu dengan membuat suatu pengenceran
bahan dengan kelipatan 10, metode MPN (Most Propable Number) dan
turbidimetri.
(www.biologiedukasi.com)
III.1 Metode Turbidimetri
Percobaan ini bertujuan untuk memonitor pertumbuhan bakteri dalam
media yang ditunjukkan dengan kekeruhan media. Turbidimetri adalah suatu
metode pengukuran pada sejumlah cahaya transmitans (dan perhitungan cahaya
yang diserap) oleh suatu partikel dalam suspensi untuk menjelaskan konsentrasi
substansi tersebut. Dengan sejumlah cahaya yang diserap maka konsentrasi
bergantung pada jumlah partikel dan ukuran partikel. Turbiditas diukur dengan
absorbans atau sering kali disebut dengan Optical Density (OD) menggunakan
spektrofotometer atau fotometer. Absorbans merupakan intensitas cahaya yang
diabsorbsi oleh suatu suspensi, sedangkan OD dalam hal ini adalah jumlah
intensitas cahaya yang diserap hanya oleh suatu zat yang diinginkan (misalnya
bakteri) dalam suatu media (NB cair). Spektrofotometer adalah alat untuk
mengukur transmittan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang
gelombang.
(Underwood, 2002, hal 396)
Gambar III.1. Prinsip Kerja Spektrofotometer
Keterangan : C1 = contoh
A = sumber cahaya C2 = pelarut
B = monokromator D = detektor
C = sel absorpsi (tempat larutan) E = meter atau rekorder
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
6Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Prinsip kerja alat spektrofotometer seperti yang terlihat pada bagan, suatu
sumber cahaya dipancarkan melalui monokromator (B). monokromator
menguraikan sinar yang masuk dari sumber cahaya tersebut menjadi pita – pita
panjang gelombang yang diinginkan untuk pengukuran suatu zat tertentu. Dari
monokromator tadi cahaya/energy radiasi diteruskan dan diserap oleh suatu
larutan yang akan diperiksa didalam kuvet. Kemudian jumlah cahaya yang diserap
oleh larutan akan menghasilkan signal elektrik pada detector, yang mana sinyal
elektrik ini sebanding dengan cahaya yang diserap oleh larutan tersebut. Besarnya
signal elektrik yang dialirkan ke pencatat dapat dilihat sebagai angka. Cahaya
yang diserap oleh larutan disebut dengan absorbansi. Cahaya yang dapat melewati
sampel (tidak terserap) yang adalah cahaya monokromatik yang kemudian akan
ditangkap oleh tabung tabung cahaya yang kemudian memberikan angka hasil
nilai %T pada spektrofotometer. Semakin tinggi nilai transmitannya , semakin
sedikit jumlah sel yang terdapat dalam sampel.
(Triyati, 1985, hal 42 )
Mikroorganisme yang digunakan dalam percobaan ini adalah biakan bakteri
Escherichia Coli. Bakteri Escherichia coli adalah bakteri yang umum ditemukan
dalam saluran pencernaan manusia dan hewan sehingga biasa digunakan sebagai
indikator pencemaran.
(Pelczar, 1986, hal 169)
Langkah pertama yang dilakukan untuk metode ini adalah menyalakan alat
spektrofotometer kemudian mendiamkannya selama ± 15 menit agar alat
mencapai kesetimbangan thermal dan kondisinya stabil. Kemudian melakukan
kalibrasi dengan cara memasukkan kuvet berisi larutan blanko, yaitu NB cair ke
dalam spektrofotometer. Alasan digunakannya NB cair sebagai larutan blanko
karena media yang digunakan pada percobaan ini adalah NB cair. Selanjutnya
mengatur panjang gelombang sebesar 686 nm. Panjang gelombang 686 nm karena
media NB cair dapat mengabsorbsi cahaya dengan baik pada panjang gelombang
686 nm. Kemudian mengatur agar jarum meter menunjuk pada 100% T dan 0 A,
artinya intensitas cahaya diteruskan oleh larutan tanpa ada yang terabsorbsi.
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
7Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Biakan bakteri tersebut merupakan suspensi yang akan menyerap cahaya.
Semakin banyak jumlah bakteri dalam biakan, intensitas cahaya yang diserap
akan semakin besar dan semakin sedikit intensitas cahaya yang diteruskan.
Spektofotometer akan mengukut %T yang ditruskan oleh suspensi bakteri.
(Underwood, 2002, hal 391)
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan tujuh buah tabung reaksi. Lima
tabung reaksi diberi nama dengan menggunakan label 1:1, 1:2, 1:4, 1:8, dan 1:16
yang mnunjukkan faktor pengenceran dari masing-masing suspensi bakteri pada
tabung. Kemudian, masing-masing diisi dengan larutan nutrient (NB cair)
sebanyak 4 ml kecuali pada tabung reaksi 1:1. Sebelumnya, mengambil 8 ml
suspensi bakteri bakteri Escherichia coli. Setelah itu, baru dilakukan proses
pengenceran dengan memasukkan larutan yang telah berisi suspensi bakteri
sebanyak 4 ml ke tabung 1:1 dan 4 ml ke tabung 1:2 lalu menggoyangkannya
hingga bakteri merata meggunakan kedua tangan. Selanjutnya, mengambil 4 ml
suspensi bakteri dari tabung 1:2 dan memasukkannnya kedalam tabung 1:4 lalu
menggoyangkannya hingga merata. Setelah itu, mengambil 4 ml suspensi bakteri
dari tabung 1:4 dan memasukannya ke dalam tabung 1:8 lalu menggoyangkannya
hingga merata. Mengambil 4 ml suspensi dari tabung 1:8 dan memasukannya ke
dalam tabung 1:16 lalu menggoyangkannya hingga merata. Pengenceran tersebut
dilakukan untuk menurunkan konsentrasi larutan yang berisi bakteri Escherichia
coli, yang akan dihitung %T dan Optical Density-nya, selain itu agar kaidah
hukum beer (menyatakan hubungan absorbansi dan transmitansi) berlaku, karena
hukum beer berlaku pada konsentrasi yang rendah. Kemudian dihitung masing-
masing nilai transmittan dan absorban dari tabung 1:1, 1:2, 1:4, 1:8. dan 1:16
menggunakan spektrofotometer. Setelah dilakukan proses pengenceran kemudian
melakukan pengukuran persen transmittan (%T) untuk kelima larutan nutrient
tersebut. Setelah didapatkan nilai % T dari masing-masing larutan kemudian
menghitung besarnya Optical Density (OD) dengan menggunakan hubungan OD
= 2 – Log % T.
( Benson, 2001, hal 97)
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
8Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Hubungan OD = 2 – Log % Ts diperoleh dari persamaan sebagai berikut:
OD = Asampel - Ablangko
OD = log (1/Ts) – log (1/Tb)
OD = - log Ts – (- log Tb)
OD = log Tb – log Ts
OD = log 100 – log %Ts
OD = 2 – log %Ts
Dimana :
Tb = transmitan blanko Ts = transimitan sampel
(Leboffe, 2010, hal 446)
Optical Density adalah jumlah cahaya yang dihamburkan dan diserap oleh
sel dalam suatu larutan. Semakin banyak mikroorganisme dalam suatu larutan
maka nilai absorbansi juga akan semakin besar, karena kekeruhan larutan juga
akan semakin tinggi. Oleh karena itu, nilai dari %T akan semakin kecil, karena
terdapat hubungan A = log (1/T) dengan nilai %T semakin kecil. Sesuai hubungan
OD = 2 – Log % T maka nilai OD akan semakin besar, sehingga apabila dibuat
plot grafik hubungan antara dilution dengan OD akan diperoleh grafik yang
memiliki gradien positif.
(Underwood, 2002, hal 394)
Dari persamaan diatas didapatkan nilai OD pada faktor pengenceran 1:1
sebesar 0,484. Pada faktor pengenceran 1:2 didapatkan OD sebesar 0,2644. Pada
faktor pengenceran 1:4 didapatkan OD sebesar 0,1175. Pada faktor pengenceran
1:8 didapatkan OD sebesar 0,061. Pada faktor pengenceran 1:16 didapatkan OD
sebesar 0,0472. Kemudian dibuat plot grafik hubungan antara pengenceran
dengan OD dan diperoleh grafik berikut ini :
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
9Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Gambar III.2 Grafik Hubungan antara Optical Density vs Faktor Pengenceran
Metode turbidimetri mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya metode turbidimetri antara lain :
1. Metode yang cukup sederhana dan cepat dalam mengikuti pertumbuhan
mikroorganisme.
2. Faktor human error dapat diminimalisir.
Sedangkan kekurangannya antara lain :
1. Keterbatasannya untuk menghitung jumlah sel mikroorganisme dalam
kultur yang sekaligus mengandung material selain mikroorganisme itu
sendiri.
2. Kultur yang akan diukur harus cukup padat agar mampu dilewati
instrumen turbiditas.
3. Tidak mungkin bisa mengukur dan menghitung bakteri yang tumbuh
secara kuantitatif.
4. Tidak dapat mengenali sel-sel yang mati dan hidup yang ikut
berkontribusi dalam kekeruhan (turbidity).
Cara mengekspresikan pertumbuhan mikroorganisme dengan metode turbidimetri
ini adalah dengan optical density.
(Pelczar, 2007, hal 129)
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
10Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Seperti yang terlihat diatas, dari grafik menunjukkan bahwa hasil
percobaan sesuai dengan literatur dimana semakin encer suatu larutan maka
jumlah sel mikroorganismenya semakin sedikit sehingga nilai OD juga akan
menurun. Atau dapat dikatakan bahwa pengenceran berbanding terbalik dengan
konsentrasi, dan konsentrasi berbanding terbalik dengan %T sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa pengenceran berbanding lurus dengan %T dan
berbanding terbalik dengan OD. Grafik hubungan antara optical density dan
faktor pengenceran seharusnya membentuk garis linear, yang menunjukkan
bakwa kenaikan faktor pengenceran dan penurunan optical density memiliki suatu
nilai konstan pada setiap perubahannya. Grafik tidak linear bisa disebabkan oleh
kurang merata pada saat pengadukan sehingga bakteri tidak tersebar merata pada
suspensinya dan juga pada metode ini semua sel hidup maupun mati akan
menyerap intensitas cahaya dan akan berpengaruh pada nilai %T. Hal ini
menyebabkan kurang akuratnya %T yang terbaca pada spektrofotometer.
(Underwood, 2002, hlm : 394)
III.2 Metode Counting Chamber
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari cara menghitung jumlah sel
mikroorganisme menggunakan metode counting chamber. Counting chamber
adalah instrumen presisi pengukuran yang terbuat dari kaca optik khusus.,
digunakan untuk menghitung sel atau partikel lain dalam suspensi di bawah
mikroskop. Counting chamber terutama digunakan untuk menghitung sel darah
(contoh leukosit, eritrosit, trombosit, dan lain – lain) dan sel dalam cairan otak dan
sumsum tulang belakang. Selanjutnya, counting chamber juga digunakan untuk
menghitung bakteri, sperma, dan spora jamur. Pada metode counting chamber,
suspensi bakteri (sampel) ditempatkan pada suatu alat yang bernama
hemacytometer, lalu diamati menggunakan mikroskop. Ketika jumlah bakteri
telah dihitung di beberapa area, maka jumlah rata-rata bakteri per area dapat
diketahui.
(Marienfeld, 1922, hal 58)
Hemositometer adalah perangkat yang awalnya digunakan untuk
menghitung sel darah (seperti namanya). Sekarang digunakan untuk menghitung
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
11Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
sel-sel lain dan banyak jenis partikel mikroskopis. Hemasitometer terdiri dari slide
mikroskop kaca tebal dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan ruang
dimensi tertentu. Ruang ini terukir dengan grid garis lurus. Semua hemasitometer
terdiri dari 2 ruang, masing–masing terbagi menjadi 9 kotak besar dengan dimensi
1 x 1 mm, penutup kaca terletak 0,1 mm diatas kotak sehingga total volume setiap
kotak adalah 1,0 mm2 x 0,1 mm atau 0,1 mm3. Di mana satu kotak besar sama
dengan 25 kotak kecil sehingga satu kotak besar tersebut memiliki volume sebesar
0.0001 ml. Adapun kotak yang paling kecil berfungsi untuk mempermudah
perhitungan sel. Sebelum digunakan, pada salah satu chamber yang digunakan
ditentukan letak kotak A, B, C, D, dan E pada chamber tersebut. Penentuan letak
tersebut bebas, namun letak kotak tersebut harus sama terus dalam menentukan
jumlah sel selanjutnya. Penentuan letak kotak tersebut bisa dilihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar III.4 Hemasitometer dan pembagian daerahnya
A B
C
DE
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
12Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Gambar III.3 Hemasitometer
(http://bio.lonza.com/uploads/tx_mwaxmarketingmaterial/
Lonza_ManualsProductInstructions_Cell_Counting_and_Determination_of_Viabi
lity_Via_Hemocytometer.pdf)
Deck glass digunakan untuk menutup bagian atas hemasitometer yang
memiliki ketebalan 0,1 mm. Hemasitometer diletakkan diatas spesimen pentas
(tempat objek) dan digunakan untuk menghitung jumlah suspensi sel.
Dalam melakukan percobaan dengan metode ini, langkah pertama yang
dilakukan adalah mengambil fermipan sebanyak 1 gram dan mengencerkannya
dengan 10 ml aquades. Kemudian menyiapkan enam buah tabung reaksi dan
masing-masing diisi aquades sebanyak 9 ml serta memberi nama pada masing-
masing tabung dengan 10x, 100x, 1000x, 10.000x, 100.000x dan 1.000.000x yang
menunjukkan faktor pengenceran pada tiap tabung reaksi. Selanjutnya,
mengambil 1 ml larutan fermipan dan memasukkannya pada tabung reaksi 10x
kemudian menggoyangkannya hingga homogen. Kemudian mengambil kembali 1
ml larutan dari tabung 10x dan memasukkannya kedalam tabung 100x lalu
menggoyangkannya hingga homogen dan begitu seterusnya hingga tabung yang
1.000.000x. Pada percobaan ini, variabel pengenceran yang nantinya diamati
adalah variabel 10.000x, 100.000x, dan 1.000.000x. Hal ini dilakukan karena
untuk mempermudah perhitungan bakteri karena jumlah sel bakteri dalam
suspensi menjadi lebih sedikit. Banyaknya populasi bakteri akan menyebabkan
kurang teliti dan sulit dalam melakukan perhitungan
Langkah selanjutnya, sterilisasi alat hitung atau hemasitometer dengan
menggunakan alcohol 70% agar mikroorganisme yang tidak diinginkan mati.
Pengunaan alcohol 70% karena konsentrasi tersebut merupakan konsentrasi paling
efektif untuk memecah protein yanh ada dalam mikroorganisme. Setelah
melakukan sterilisasi alat langkah selanjutnya adalah meneteskan suspensi dari
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
13Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
tabung 10.000x pada counting chamber atau hemasitometer kemudian
menutupnya dengan deck glass. Dengan bantuan mikroskop , menghitung jumlah
mikroorganisme yang terdapat pada kotak A, B, C, D dan E. Langkah tersebut
diulangi hingga tiga kali kemudian diambil rata-ratanya. Selanjutnya menghitung
jumlah sel untuk pengenceran 100.000x dan 1.000.000x. Ketika suatu cairan
sampel dalam hal ini suspensi bakteri yang mengandung sel-sel tak bergerak
diletakkan pada hemasitometer, kemudian ditutup dengan menggunkan deck glass
makan akan terjadi capillary action yang menyebabkan seluruh permukaan
hemsitometer terisi oleh sel bakteri dari sampel, sehingga tidak ada tempat yang
kosong. Dengan melihat chamber melalui mikroskop, jumlah sel dapat ditentukan
dengan menghitungnya. Jenis sel yang berbeda-beda dapat dihitung sepanjang sel
tersebut dapat dibedakan secara visual. Jumlah sel pada chamber digunakan untuk
menghitung konsentrasi dari sel pada campuran dimana sel tersebut diambil.
( Sri Sumarsih, 2008, hal 8 )
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan jumlah sel mikroorganisme
pada pengenceran 10.000x sebanyak 1,2175 x 106 sel / mL sampel, pada
pengenceran 100.000x sebanyak 5,66667 x 105 sel / mL sampel, sedangkan pada
pengenceran 1.000.000x sebanyak 4,175 x 105 sel / mL sampel. Dari hasil
tersebut didapatkan hubungan antara faktor pengenceran dan jumlah sel seperti
yang ditunjukkan grafik dibawah ini :
Gambar III.5 Grafik Hubungan antara Faktor Pengencaeran dengan Jumlah sel
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
14Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin pekat suspensi
mikroorganisme maka akan semakin banyak jumlah sel yang terkandung
didalamnya. Begitu pula sebaliknya, semakin encer suspensi mikroorganisme,
semakin sedikit jumlah sel yang terkandung didalamnya. Hal ini sesuai dengan
literatur yang menyatakan bahwa semakin encer suspensi maka akan semakin
sedikit jumlah sel mikroorganisme yang terkandung didalam suspensi tersebut.
Untuk mendapatkan jumlah sel bakteri pada pengenceran 1:1 (kondisi
awal), dilakukan perhitungan dengan cara jumlah sel dikalikan dengan faktor
pengenceran. Pada pengenceran 10.000x didapatkan jumlah sel saat kondisi awal
sebesar 1,2175 x 1010 sel/mL. Pada pengenceran 100.000x didapatkan jumlah sel
saat kondisi awal sebesar 5,66667 x 1010 sel/mL. Sedangkan pada pengenceran
1.000.000x didapatkan jumlah sel saat kondisi awal sebesar 4,175 x 1011 sel/mL.
Seharusnya jumlah sel saat kondisi awal pada setiap pengenceran mempunyai
hasil yang sama, karena berasal dari satu suspensi bakteri yang sama. Hasil
tersebut berbeda dikarenakan kurang teliti pada saat pembacaan dalam mikroskop,
larutan kurang homogen sehingga sel bakteri tidak tersebar merata. Perkiraan
jumlah sel saat kondisi awal sebesar 3 x 1010 sel/mL.
Pada percobaan ini mikroskop yang digunakan adalah mikroskop cahay.
Mikroskop cahaya mempunyai pembesaran maksimum 1000 kali. Bagian –
bagian mikroskop cahaya antara lain:
1. Kaki mikroskop
Mikroskop cahaya memiliki kaki yang berat dan kokoh dengan
tujuan agar dapat berdiri dengan stabil.
2. Lensa obyektif
Lensa yang terletak di dekat obyek. Ciri penting lensa obyektif adalah
memperbesar bayangan obyek dan mempunyai nilai aperture. Nilai
aperture adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan
menentukan daya pisak spesimen, sehingga mampu menunjukkan
struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
3. Lensa okuler
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
15Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung
yang berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk
memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif dan
perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar 4-25 kali. Lensa ini bisa
berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler).
4. Kondensor
Berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang
akan di fokus, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya
pisah masksimal. Jika daya pisah kurang maksimal dua benda akan
tampak menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah
mikroskop kurang baik.
5. Meja preparat
Tempat untuk meletakkan preparat
6. Lampu
Berfungsi sebagai sumber cahaya
(http://eprints.undip.ac.id/44461/3/BAB_II.pdf)
Metode counting chamber mempunyai kelebihan dan kekurangan, kelebihan
metode ini antara lain:
1. Peralatan yang dibutuhkan sedikit
2. Merupakan metode yang cepat dan murah
Sedangkan kelemahannya antara lain:
1. Sel – sel mikroba yang telah mati tidak dapat dibedakan dari sel hidup
karena itu keduanya terhitung.
2. Sel - sel yang berukuran kecil sukar dilihat dibawah mikroskop sehingga
kalau tidak teliti tidak terhitung.
3. Untuk mempertinggi ketelitian, jumlah sel didalam suspensi harus cukup
tinggi, minimal untuk bakteri 106 sel/ml. Hal ini disebabkan dalam setiap
bidang pandang yang diamati harus terdapat sejumlah sel yang dapat
dihitung.
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
16Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
4. Tidak dapat digunakan untuk menghitung sel mikroba didalam bahan
pangan yang banyak mengandung debris atau ekstrak makanan karena
hal tersebut akan mengganggu dalam perhitungan sel.
(http://eprints.ung.ac.id/3357/5/2013-1-48401-821310022-bab2-
30072013070923.pdf)
IV. Jawaban Pertanyaan
1. Apakah hubungan antara OD dengan jumlah sel pada culture saudara?
Optical Density (OD) berbanding lurus dengan nilai absorbansi (A). Tetapi
absorbansi dan optical density mempunyai pengertian yang berbeda. Absorbans
merupakan intensitas cahaya yang diabsorbsi oleh suatu suspensi, sedangkan
OD dalam hal ini adalah jumlah intensitas cahaya yang diserap hanya oleh
suatu zat yang diinginkan (misalnya bakteri) dalam suatu media (NB cair).
Sehingga, semakin tinggi nilai absorbansi (A) maka jumlah sel
mikroorganisme dalam suatu larutan akan semakin tinggi. Dengan semakin
tingginya nilai absorbansi (A), nilai dari %T akan semakin kecil, hal ini
disebabkan karena absorbansi dan %T berbanding terbalik. Hal ini ditunjukkan
oleh hubungan A = log (1/T).
(Benson, 2001, hal 97)
2. Apakah diperlukan untuk membuat suatu hubungan antara perhitungan jumlah
sel antara metode I (turbidimetri) dengan metode II (counting chamber) ?
Ya, karena agar data yang diperoleh dari metode turbidimetri dapat dinyatakan
sebagai konsentrasi mikroorganisme. Sehingga diperlukan suatu kurva standar
yang menyatakan hubungan antara kekeruhan suspensi bakteri dengan jumlah
mikroorganisme per volume biakan. Tetapi pada percobaan kali ini hal itu tidak
bisa dilakukan dikarenakan dua percobaan ini memiliki organisme yang
berbeda.
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
17Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
V. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pertumbuhan bakteri pada media berbanding lurus dengan kekruhannya.
Semakin keruh suatu suspense, jumlah bakteri akan semakin banyak dan
sebaliknya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai OD (Optical Density) yang
semakin naik seiring dengan naiknya konsentrasi suspense.
2. Jumlah sel mikroorganisme dapat ditentukan dengan metode counting
chamber dengan menggunakan alat hemasitometer.
Daftar Pustaka
Benson, Harold J. 2001. Microbiological Application. Boston : Mc Graw – Hill.
30072013070923.pdf
Day, R.A dan Underwood. 2002. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta
: Erlangga.
Pelczar, J. Michael dan E. C. S. Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta :
UI Press.
Salmah. 2004. Analisa Pertumbuhan Mikroba Pada Fermentasi. Universitas
Sumatra Utara.
Sri Sumarsih, 2008. Diktat Kuliah Mikrobiologi: Pertumbuhan dan Penghitungan
Jumlah Mikroba. Yogyakarta : Universitas UPN “Veteran” Yogyakarta.
Tortora, Gerald. 2010. Microbiology An Introduction. San Fransisco : Pearson.
Triyati, Salmah. 1985. Spektrofotometer Ultra Violet dan Sinar Tampak serta
Aplikasinya dalam Oseanologi. Jakarta : LIPI.
http://bio.lonza.com/uploads/tx_mwaxmarketingmaterial/
Lonza_ManualsProductInstructions_Cell_Counting_and_Determination_of_
Viability_Via_Hemocytometer.pdf, diakses pada tanggal 29 maret 2016
pukul 21:00 WIB
http://eprints.ung.ac.id/3357/5/2013-1-48401-821310022-bab2-30072013070923.
pdf diakses pada tanggal 30 maret 2016 pada pukul 19:45 WIB
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
18Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
http://eprints.undip.ac.id/44461/3/BAB_II.pdf, diakses pada tanggal 5 Maret 2016
pada pukul 05.00 WIB
http://teaching.shu.ac.uk/hwb/chemistry/tutorials/molspec/beers1.htm, diakses
pada tanggal 29 maret 2016 pukul 19.00 WIB
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/MIKROSKOP.pdf, diakses pada
tanggal 29 maret 2016 pukul 19:15 WIB
http://www.marienfeld-superior.com/index.php/manuals.html?file=tl_files/
Infomaterial/Anleitungen%20und%20Anwendung/Z%C3%A4hlkammern/
2010-Marienfeld-info-counting-chamber.pdf diakses pada tanggal 29 maret
2016 pukul 21:15 WIB