26
Laboratorium Mikrobiologi Teknik 1 Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik LAPORAN RESMI PENENTUAN JUMLAH SEL MIKROORGANISME I. Tujuan I.1 Metode Turbidimetri Tujuan dari percobaan metode turbidimetri adalah untuk memonitor pertumbuhan bakteri dalam media yang ditunjukkan dengan kekeruhan media. I.2 Metode Counting Chamber Tujuan dari percobaan metode counting chamber adalah untuk mempelajari cara menghitung jumlah sel mikroorganisme menggunakan metode counting chamber. II. Data Pengamatan II.1 Metode Turbidimetri II.1.1 Alat Percobaan 1. Spektrofotometer 1 buah 2. Cuvet 6 buah 3. Tabung reaksi 6 buah II.1.2 Bahan Percobaan 1. Media Nutrient Broth 24 ml 2. Biakan Eschericia Coli 8 ml 3. Kapas Berlemak II.1.3 Tabel Data Percobaan Tabel II.1 Hasil Pengamatan Metode Turbidimetri Faktor Pengenceran % T Optical Density (OD)

penentuan jumlah sel mikroorganisme

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metode counting chamber dan turbidimetri

Citation preview

Page 1: penentuan jumlah sel mikroorganisme

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

1Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

LAPORAN RESMI

PENENTUAN JUMLAH SEL MIKROORGANISME

I. Tujuan

I.1 Metode Turbidimetri

Tujuan dari percobaan metode turbidimetri adalah untuk memonitor

pertumbuhan bakteri dalam media yang ditunjukkan dengan kekeruhan

media.

I.2 Metode Counting Chamber

Tujuan dari percobaan metode counting chamber adalah untuk

mempelajari cara menghitung jumlah sel mikroorganisme menggunakan

metode counting chamber.

II. Data Pengamatan

II.1 Metode Turbidimetri

II.1.1 Alat Percobaan

1. Spektrofotometer 1 buah

2. Cuvet 6 buah

3. Tabung reaksi 6 buah

II.1.2 Bahan Percobaan

1. Media Nutrient Broth 24 ml

2. Biakan Eschericia Coli 8 ml

3. Kapas Berlemak

II.1.3 Tabel Data Percobaan

Tabel II.1 Hasil Pengamatan Metode Turbidimetri

Faktor Pengenceran % T Optical Density (OD)

1:1 32,8 0,484

1:2 54,4 0,2644

1:4 76,3 0,1175

1:8 86,9 0,061

1:16 89,7 0,0472

Page 2: penentuan jumlah sel mikroorganisme

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

2Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

II.2 Metode Counting Chamber

II.2.1 Alat Percobaan

1. Hemasitometer 1 buah

2. Deck Glass 2 buah

3. Tabung Reaksi 7 buah

4. Pipet ukur 5ml 1 buah

II.2.2 Bahan Percobaan

1. Fermipan 1 gram

2. Aquades Steril

II.2.3 Tabel Data Percobaan

Massa fermipan = 1 gram Total perbesaran mikroskop = 400 x

Tabel II.2 Hasil Pengamatan pada Pengenceran 10.000x

RunKotak

TotalJumlah Sel/

KotakA B C D E

1 6 5 3 5 4 23 4,6

2 6 2 3 3 6 20 4

3 5 4 5 6 4 24 6

JUMLAH 14,6

Jumlah sel fermipan rata-rata = 14,6/3

= 4,87 sel/kotak

Jumlah sel fermipan = 4,87 x (1/(1/25)) sel/mm2

= 121,75 sel/mm2

Jumlah sel fermipan = [121,75 sel/mm2 x (1/0,1mm)] sel/mm3

= 1217,5 sel/mm3

= 1217,5 sel/mm3 x

(1mm3/0,001ml)

= 1.217.500 sel/ml sampel

Jumlah sel fermipan pada pengenceran 10.000x

Page 3: penentuan jumlah sel mikroorganisme

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

3Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Tabel II.3 Hasil Pengamatan pada Pengenceran 100.000x

RunKotak

TotalJumlah

Sel/KotakA B C D E

1 3 2 3 3 1 12 2,4

2 4 2 2 2 2 12 2,4

3 2 1 3 3 1 10 2

JUMLAH 6,8

Jumlah sel fermipan rata-rata = 6,8/3

= 2,267 sel/kotak

Jumlah sel fermipan = 2,267 x (1/(1/25)) sel/mm2

= 56,67 sel/mm2

Jumlah sel fermipan = [56,67 sel/mm2 x (1/0,1mm)]

sel/mm3

= 566,7 sel/mm3

= 566,7 sel/mm3 x

(1 mm3/0,001 ml)

= 566.667 sel/ml sampel

Tabel II.4 Hasil Pengamatan pada Pengenceran 1.000.000x

RunKotak

TotalJumlah

Sel/ KotakA B C D E

1 3 1 1 2 1 8 1,6

2 2 2 1 2 2 9 1,8

3 1 2 2 0 3 8 1,6

JUMLAH 5

Jumlah sel fermipan rata-rata = 5/3

= 1,67 sel/kotak

Jumlah sel fermipan = 1,67 x (1/(1/25)) sel/mm2

= 41,75 sel/mm2

Jumlah sel fermipan pada pengenceran 100.000x

Page 4: penentuan jumlah sel mikroorganisme

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

4Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Jumlah sel fermipan = [41,75 sel/mm2 x (1/0,1mm)]

sel/mm3

= 417,5 sel/mm3

= 417,5 sel/mm3 x

(1 mm3/0,001 ml)

= 417.500sel/mlsampel

III. Pembahasan

Pengukuran kuantitatif populasi mikroba seringkali amat diperlukan di dalam

berbagai macam penelaahan mikrobiologi. Pada hakikatnya ada dua macam

pengukuran dasar, yaitu penentuan jumlah sel dan penentuan massa sel.

Pengukuran jumlah sel biasanya dilakukan bagi organisme bersel tunggal,

misalnya bakteri, sedangkan penentuan massa sel dapat dilakukan tidak hanya

bagi organisme bersel tunggal tetapi juga bagi organisme berfilamen seperti

jamur. Ada berbagai cara untuk mengukur jumlah sel, antara lain dengan

hitungan cawan, hitungan mikroskopik langsung atau secara elektronis dengan

bantuan alat. Pada metode hitungan mikroskopik langsung, sampel ditaruh di

suatu ruang hitung, seperti hemasitometer, dan jumlah sel dapat ditentukan

langsung dengan bantuan mikroskop.

(Salmah, 2004, hal 7)

Metode langsung merupakan perhitungan yang menghitung jumlah total sel

(sel mati atau sel hidup) yang ada pada sampel. Keuntungan pada metode ini

adalah pelaksanaannya cepat dan tidak memerlukan banyak peralatan. Namun

mempunyai kelemahan yakni sel-sel mikroba yang telah mati tidak dapat

dibedakan dari sel yang masih hidup. Oleh karena itu keduanya ikut terhitung.

Dengan kata lain hasil yang diperoleh ialah jumlah total sel yang ada didalam

populasi. Contoh metode langsung antara lain: metode hitungan cawa (Total Plate

Count) dan metode Petroff-Hauser dengan bantuan alat hemasitometer.

Sedangkan metode tidak langsung dipakai untuk menentukan jumlah mikroba

keseluruhan baik yang hidup maupun yang mati atau hanya untuk menentukan

jumlah mikroba yang hidup saja tergantung pada cara yang dipergunakan.

Jumlah sel fermipan pada pengenceran 1.000.000x

Page 5: penentuan jumlah sel mikroorganisme

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

5Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Diantaranya berdasarkan jumlah koloni yaitu dengan membuat suatu pengenceran

bahan dengan kelipatan 10, metode MPN (Most Propable Number) dan

turbidimetri.

(www.biologiedukasi.com)

III.1 Metode Turbidimetri

Percobaan ini bertujuan untuk memonitor pertumbuhan bakteri dalam

media yang ditunjukkan dengan kekeruhan media. Turbidimetri adalah suatu

metode pengukuran pada sejumlah cahaya transmitans (dan perhitungan cahaya

yang diserap) oleh suatu partikel dalam suspensi untuk menjelaskan konsentrasi

substansi tersebut. Dengan sejumlah cahaya yang diserap maka konsentrasi

bergantung pada jumlah partikel dan ukuran partikel. Turbiditas diukur dengan

absorbans atau sering kali disebut dengan Optical Density (OD) menggunakan

spektrofotometer atau fotometer. Absorbans merupakan intensitas cahaya yang

diabsorbsi oleh suatu suspensi, sedangkan OD dalam hal ini adalah jumlah

intensitas cahaya yang diserap hanya oleh suatu zat yang diinginkan (misalnya

bakteri) dalam suatu media (NB cair). Spektrofotometer adalah alat untuk

mengukur transmittan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang

gelombang.

(Underwood, 2002, hal 396)

Gambar III.1. Prinsip Kerja Spektrofotometer

Keterangan : C1 = contoh

A = sumber cahaya C2 = pelarut

B = monokromator D = detektor

C = sel absorpsi (tempat larutan) E = meter atau rekorder

Page 6: penentuan jumlah sel mikroorganisme

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

6Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Prinsip kerja alat spektrofotometer seperti yang terlihat pada bagan, suatu

sumber cahaya dipancarkan melalui monokromator (B). monokromator

menguraikan sinar yang masuk dari sumber cahaya tersebut menjadi pita – pita

panjang gelombang yang diinginkan untuk pengukuran suatu zat tertentu. Dari

monokromator tadi cahaya/energy radiasi diteruskan dan diserap oleh suatu

larutan yang akan diperiksa didalam kuvet. Kemudian jumlah cahaya yang diserap

oleh larutan akan menghasilkan signal elektrik pada detector, yang mana sinyal

elektrik ini sebanding dengan cahaya yang diserap oleh larutan tersebut. Besarnya

signal elektrik yang dialirkan ke pencatat dapat dilihat sebagai angka. Cahaya

yang diserap oleh larutan disebut dengan absorbansi. Cahaya yang dapat melewati

sampel (tidak terserap) yang adalah cahaya monokromatik yang kemudian akan

ditangkap oleh tabung tabung cahaya yang kemudian memberikan angka hasil

nilai %T pada spektrofotometer. Semakin tinggi nilai transmitannya , semakin

sedikit jumlah sel yang terdapat dalam sampel.

(Triyati, 1985, hal 42 )

Mikroorganisme yang digunakan dalam percobaan ini adalah biakan bakteri

Escherichia Coli. Bakteri Escherichia coli adalah bakteri yang umum ditemukan

dalam saluran pencernaan manusia dan hewan sehingga biasa digunakan sebagai

indikator pencemaran.

(Pelczar, 1986, hal 169)

Langkah pertama yang dilakukan untuk metode ini adalah menyalakan alat

spektrofotometer kemudian mendiamkannya selama ± 15 menit agar alat

mencapai kesetimbangan thermal dan kondisinya stabil. Kemudian melakukan

kalibrasi dengan cara memasukkan kuvet berisi larutan blanko, yaitu NB cair ke

dalam spektrofotometer. Alasan digunakannya NB cair sebagai larutan blanko

karena media yang digunakan pada percobaan ini adalah NB cair. Selanjutnya

mengatur panjang gelombang sebesar 686 nm. Panjang gelombang 686 nm karena

media NB cair dapat mengabsorbsi cahaya dengan baik pada panjang gelombang

686 nm. Kemudian mengatur agar jarum meter menunjuk pada 100% T dan 0 A,

artinya intensitas cahaya diteruskan oleh larutan tanpa ada yang terabsorbsi.

Page 7: penentuan jumlah sel mikroorganisme

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

7Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Biakan bakteri tersebut merupakan suspensi yang akan menyerap cahaya.

Semakin banyak jumlah bakteri dalam biakan, intensitas cahaya yang diserap

akan semakin besar dan semakin sedikit intensitas cahaya yang diteruskan.

Spektofotometer akan mengukut %T yang ditruskan oleh suspensi bakteri.

(Underwood, 2002, hal 391)

Langkah selanjutnya adalah menyiapkan tujuh buah tabung reaksi. Lima

tabung reaksi diberi nama dengan menggunakan label 1:1, 1:2, 1:4, 1:8, dan 1:16

yang mnunjukkan faktor pengenceran dari masing-masing suspensi bakteri pada

tabung. Kemudian, masing-masing diisi dengan larutan nutrient (NB cair)

sebanyak 4 ml kecuali pada tabung reaksi 1:1. Sebelumnya, mengambil 8 ml

suspensi bakteri bakteri Escherichia coli. Setelah itu, baru dilakukan proses

pengenceran dengan memasukkan larutan yang telah berisi suspensi bakteri

sebanyak 4 ml ke tabung 1:1 dan 4 ml ke tabung 1:2 lalu menggoyangkannya

hingga bakteri merata meggunakan kedua tangan. Selanjutnya, mengambil 4 ml

suspensi bakteri dari tabung 1:2 dan memasukkannnya kedalam tabung 1:4 lalu

menggoyangkannya hingga merata. Setelah itu, mengambil 4 ml suspensi bakteri

dari tabung 1:4 dan memasukannya ke dalam tabung 1:8 lalu menggoyangkannya

hingga merata. Mengambil 4 ml suspensi dari tabung 1:8 dan memasukannya ke

dalam tabung 1:16 lalu menggoyangkannya hingga merata. Pengenceran tersebut

dilakukan untuk menurunkan konsentrasi larutan yang berisi bakteri Escherichia

coli, yang akan dihitung %T dan Optical Density-nya, selain itu agar kaidah

hukum beer (menyatakan hubungan absorbansi dan transmitansi) berlaku, karena

hukum beer berlaku pada konsentrasi yang rendah. Kemudian dihitung masing-

masing nilai transmittan dan absorban dari tabung 1:1, 1:2, 1:4, 1:8. dan 1:16

menggunakan spektrofotometer. Setelah dilakukan proses pengenceran kemudian

melakukan pengukuran persen transmittan (%T) untuk kelima larutan nutrient

tersebut. Setelah didapatkan nilai % T dari masing-masing larutan kemudian

menghitung besarnya Optical Density (OD) dengan menggunakan hubungan OD

= 2 – Log % T.

( Benson, 2001, hal 97)

Page 8: penentuan jumlah sel mikroorganisme

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

8Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Hubungan OD = 2 – Log % Ts diperoleh dari persamaan sebagai berikut:

OD = Asampel - Ablangko

OD = log (1/Ts) – log (1/Tb)

OD = - log Ts – (- log Tb)

OD = log Tb – log Ts

OD = log 100 – log %Ts

OD = 2 – log %Ts

Dimana :

Tb = transmitan blanko Ts = transimitan sampel

(Leboffe, 2010, hal 446)

Optical Density adalah jumlah cahaya yang dihamburkan dan diserap oleh

sel dalam suatu larutan. Semakin banyak mikroorganisme dalam suatu larutan

maka nilai absorbansi juga akan semakin besar, karena kekeruhan larutan juga

akan semakin tinggi. Oleh karena itu, nilai dari %T akan semakin kecil, karena

terdapat hubungan A = log (1/T) dengan nilai %T semakin kecil. Sesuai hubungan

OD = 2 – Log % T maka nilai OD akan semakin besar, sehingga apabila dibuat

plot grafik hubungan antara dilution dengan OD akan diperoleh grafik yang

memiliki gradien positif.

(Underwood, 2002, hal 394)

Dari persamaan diatas didapatkan nilai OD pada faktor pengenceran 1:1

sebesar 0,484. Pada faktor pengenceran 1:2 didapatkan OD sebesar 0,2644. Pada

faktor pengenceran 1:4 didapatkan OD sebesar 0,1175. Pada faktor pengenceran

1:8 didapatkan OD sebesar 0,061. Pada faktor pengenceran 1:16 didapatkan OD

sebesar 0,0472. Kemudian dibuat plot grafik hubungan antara pengenceran

dengan OD dan diperoleh grafik berikut ini :

Page 9: penentuan jumlah sel mikroorganisme

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

9Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Gambar III.2 Grafik Hubungan antara Optical Density vs Faktor Pengenceran

Metode turbidimetri mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihannya metode turbidimetri antara lain :

1. Metode yang cukup sederhana dan cepat dalam mengikuti pertumbuhan

mikroorganisme.

2. Faktor human error dapat diminimalisir.

Sedangkan kekurangannya antara lain :

1. Keterbatasannya untuk menghitung jumlah sel mikroorganisme dalam

kultur yang sekaligus mengandung material selain mikroorganisme itu

sendiri.

2. Kultur yang akan diukur harus cukup padat agar mampu dilewati

instrumen turbiditas.

3. Tidak mungkin bisa mengukur dan menghitung bakteri yang tumbuh

secara kuantitatif.

4. Tidak dapat mengenali sel-sel yang mati dan hidup yang ikut

berkontribusi dalam kekeruhan (turbidity).

Cara mengekspresikan pertumbuhan mikroorganisme dengan metode turbidimetri

ini adalah dengan optical density.

(Pelczar, 2007, hal 129)

Page 10: penentuan jumlah sel mikroorganisme

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

10Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Seperti yang terlihat diatas, dari grafik menunjukkan bahwa hasil

percobaan sesuai dengan literatur dimana semakin encer suatu larutan maka

jumlah sel mikroorganismenya semakin sedikit sehingga nilai OD juga akan

menurun. Atau dapat dikatakan bahwa pengenceran berbanding terbalik dengan

konsentrasi, dan konsentrasi berbanding terbalik dengan %T sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa pengenceran berbanding lurus dengan %T dan

berbanding terbalik dengan OD. Grafik hubungan antara optical density dan

faktor pengenceran seharusnya membentuk garis linear, yang menunjukkan

bakwa kenaikan faktor pengenceran dan penurunan optical density memiliki suatu

nilai konstan pada setiap perubahannya. Grafik tidak linear bisa disebabkan oleh

kurang merata pada saat pengadukan sehingga bakteri tidak tersebar merata pada

suspensinya dan juga pada metode ini semua sel hidup maupun mati akan

menyerap intensitas cahaya dan akan berpengaruh pada nilai %T. Hal ini

menyebabkan kurang akuratnya %T yang terbaca pada spektrofotometer.

(Underwood, 2002, hlm : 394)

III.2 Metode Counting Chamber

Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari cara menghitung jumlah sel

mikroorganisme menggunakan metode counting chamber. Counting chamber

adalah instrumen presisi pengukuran yang terbuat dari kaca optik khusus.,

digunakan untuk menghitung sel atau partikel lain dalam suspensi di bawah

mikroskop. Counting chamber terutama digunakan untuk menghitung sel darah

(contoh leukosit, eritrosit, trombosit, dan lain – lain) dan sel dalam cairan otak dan

sumsum tulang belakang. Selanjutnya, counting chamber juga digunakan untuk

menghitung bakteri, sperma, dan spora jamur. Pada metode counting chamber,

suspensi bakteri (sampel) ditempatkan pada suatu alat yang bernama

hemacytometer, lalu diamati menggunakan mikroskop. Ketika jumlah bakteri

telah dihitung di beberapa area, maka jumlah rata-rata bakteri per area dapat

diketahui.

(Marienfeld, 1922, hal 58)

Hemositometer adalah perangkat yang awalnya digunakan untuk

menghitung sel darah (seperti namanya). Sekarang digunakan untuk menghitung

Page 11: penentuan jumlah sel mikroorganisme

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

11Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

sel-sel lain dan banyak jenis partikel mikroskopis. Hemasitometer terdiri dari slide

mikroskop kaca tebal dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan ruang

dimensi tertentu. Ruang ini terukir dengan grid garis lurus. Semua hemasitometer

terdiri dari 2 ruang, masing–masing terbagi menjadi 9 kotak besar dengan dimensi

1 x 1 mm, penutup kaca terletak 0,1 mm diatas kotak sehingga total volume setiap

kotak adalah 1,0 mm2 x 0,1 mm atau 0,1 mm3. Di mana satu kotak besar sama

dengan 25 kotak kecil sehingga satu kotak besar tersebut memiliki volume sebesar

0.0001 ml. Adapun kotak yang paling kecil berfungsi untuk mempermudah

perhitungan sel. Sebelum digunakan, pada salah satu chamber yang digunakan

ditentukan letak kotak A, B, C, D, dan E pada chamber tersebut. Penentuan letak

tersebut bebas, namun letak kotak tersebut harus sama terus dalam menentukan

jumlah sel selanjutnya. Penentuan letak kotak tersebut bisa dilihat pada gambar

dibawah ini:

Gambar III.4 Hemasitometer dan pembagian daerahnya

A B

C

DE

Page 12: penentuan jumlah sel mikroorganisme

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

12Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Gambar III.3 Hemasitometer

(http://bio.lonza.com/uploads/tx_mwaxmarketingmaterial/

Lonza_ManualsProductInstructions_Cell_Counting_and_Determination_of_Viabi

lity_Via_Hemocytometer.pdf)

Deck glass digunakan untuk menutup bagian atas hemasitometer yang

memiliki ketebalan 0,1 mm. Hemasitometer diletakkan diatas spesimen pentas

(tempat objek) dan digunakan untuk menghitung jumlah suspensi sel.

Dalam melakukan percobaan dengan metode ini, langkah pertama yang

dilakukan adalah mengambil fermipan sebanyak 1 gram dan mengencerkannya

dengan 10 ml aquades. Kemudian menyiapkan enam buah tabung reaksi dan

masing-masing diisi aquades sebanyak 9 ml serta memberi nama pada masing-

masing tabung dengan 10x, 100x, 1000x, 10.000x, 100.000x dan 1.000.000x yang

menunjukkan faktor pengenceran pada tiap tabung reaksi. Selanjutnya,

mengambil 1 ml larutan fermipan dan memasukkannya pada tabung reaksi 10x

kemudian menggoyangkannya hingga homogen. Kemudian mengambil kembali 1

ml larutan dari tabung 10x dan memasukkannya kedalam tabung 100x lalu

menggoyangkannya hingga homogen dan begitu seterusnya hingga tabung yang

1.000.000x. Pada percobaan ini, variabel pengenceran yang nantinya diamati

adalah variabel 10.000x, 100.000x, dan 1.000.000x. Hal ini dilakukan karena

untuk mempermudah perhitungan bakteri karena jumlah sel bakteri dalam

suspensi menjadi lebih sedikit. Banyaknya populasi bakteri akan menyebabkan

kurang teliti dan sulit dalam melakukan perhitungan

Langkah selanjutnya, sterilisasi alat hitung atau hemasitometer dengan

menggunakan alcohol 70% agar mikroorganisme yang tidak diinginkan mati.

Pengunaan alcohol 70% karena konsentrasi tersebut merupakan konsentrasi paling

efektif untuk memecah protein yanh ada dalam mikroorganisme. Setelah

melakukan sterilisasi alat langkah selanjutnya adalah meneteskan suspensi dari

Page 13: penentuan jumlah sel mikroorganisme

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

13Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

tabung 10.000x pada counting chamber atau hemasitometer kemudian

menutupnya dengan deck glass. Dengan bantuan mikroskop , menghitung jumlah

mikroorganisme yang terdapat pada kotak A, B, C, D dan E. Langkah tersebut

diulangi hingga tiga kali kemudian diambil rata-ratanya. Selanjutnya menghitung

jumlah sel untuk pengenceran 100.000x dan 1.000.000x. Ketika suatu cairan

sampel dalam hal ini suspensi bakteri yang mengandung sel-sel tak bergerak

diletakkan pada hemasitometer, kemudian ditutup dengan menggunkan deck glass

makan akan terjadi capillary action yang menyebabkan seluruh permukaan

hemsitometer terisi oleh sel bakteri dari sampel, sehingga tidak ada tempat yang

kosong. Dengan melihat chamber melalui mikroskop, jumlah sel dapat ditentukan

dengan menghitungnya. Jenis sel yang berbeda-beda dapat dihitung sepanjang sel

tersebut dapat dibedakan secara visual. Jumlah sel pada chamber digunakan untuk

menghitung konsentrasi dari sel pada campuran dimana sel tersebut diambil.

( Sri Sumarsih, 2008, hal 8 )

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan jumlah sel mikroorganisme

pada pengenceran 10.000x sebanyak 1,2175 x 106 sel / mL sampel, pada

pengenceran 100.000x sebanyak 5,66667 x 105 sel / mL sampel, sedangkan pada

pengenceran 1.000.000x sebanyak 4,175 x 105 sel / mL sampel. Dari hasil

tersebut didapatkan hubungan antara faktor pengenceran dan jumlah sel seperti

yang ditunjukkan grafik dibawah ini :

Gambar III.5 Grafik Hubungan antara Faktor Pengencaeran dengan Jumlah sel

Page 14: penentuan jumlah sel mikroorganisme

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

14Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin pekat suspensi

mikroorganisme maka akan semakin banyak jumlah sel yang terkandung

didalamnya. Begitu pula sebaliknya, semakin encer suspensi mikroorganisme,

semakin sedikit jumlah sel yang terkandung didalamnya. Hal ini sesuai dengan

literatur yang menyatakan bahwa semakin encer suspensi maka akan semakin

sedikit jumlah sel mikroorganisme yang terkandung didalam suspensi tersebut.

Untuk mendapatkan jumlah sel bakteri pada pengenceran 1:1 (kondisi

awal), dilakukan perhitungan dengan cara jumlah sel dikalikan dengan faktor

pengenceran. Pada pengenceran 10.000x didapatkan jumlah sel saat kondisi awal

sebesar 1,2175 x 1010 sel/mL. Pada pengenceran 100.000x didapatkan jumlah sel

saat kondisi awal sebesar 5,66667 x 1010 sel/mL. Sedangkan pada pengenceran

1.000.000x didapatkan jumlah sel saat kondisi awal sebesar 4,175 x 1011 sel/mL.

Seharusnya jumlah sel saat kondisi awal pada setiap pengenceran mempunyai

hasil yang sama, karena berasal dari satu suspensi bakteri yang sama. Hasil

tersebut berbeda dikarenakan kurang teliti pada saat pembacaan dalam mikroskop,

larutan kurang homogen sehingga sel bakteri tidak tersebar merata. Perkiraan

jumlah sel saat kondisi awal sebesar 3 x 1010 sel/mL.

Pada percobaan ini mikroskop yang digunakan adalah mikroskop cahay.

Mikroskop cahaya mempunyai pembesaran maksimum 1000 kali. Bagian –

bagian mikroskop cahaya antara lain:

1. Kaki mikroskop

Mikroskop cahaya memiliki kaki yang berat dan kokoh dengan

tujuan agar dapat berdiri dengan stabil.

2. Lensa obyektif

Lensa yang terletak di dekat obyek. Ciri penting lensa obyektif adalah

memperbesar bayangan obyek dan mempunyai nilai aperture. Nilai

aperture adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan

menentukan daya pisak spesimen, sehingga mampu menunjukkan

struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.

3. Lensa okuler

Page 15: penentuan jumlah sel mikroorganisme

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

15Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

Merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung

yang berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk

memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif dan

perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar 4-25 kali. Lensa ini bisa

berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler).

4. Kondensor

Berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang

akan di fokus, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya

pisah masksimal. Jika daya pisah kurang maksimal dua benda akan

tampak menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah

mikroskop kurang baik.

5. Meja preparat

Tempat untuk meletakkan preparat

6. Lampu

Berfungsi sebagai sumber cahaya

(http://eprints.undip.ac.id/44461/3/BAB_II.pdf)

Metode counting chamber mempunyai kelebihan dan kekurangan, kelebihan

metode ini antara lain:

1. Peralatan yang dibutuhkan sedikit

2. Merupakan metode yang cepat dan murah

Sedangkan kelemahannya antara lain:

1. Sel – sel mikroba yang telah mati tidak dapat dibedakan dari sel hidup

karena itu keduanya terhitung.

2. Sel - sel yang berukuran kecil sukar dilihat dibawah mikroskop sehingga

kalau tidak teliti tidak terhitung.

3. Untuk mempertinggi ketelitian, jumlah sel didalam suspensi harus cukup

tinggi, minimal untuk bakteri 106 sel/ml. Hal ini disebabkan dalam setiap

bidang pandang yang diamati harus terdapat sejumlah sel yang dapat

dihitung.

Page 16: penentuan jumlah sel mikroorganisme

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

16Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

4. Tidak dapat digunakan untuk menghitung sel mikroba didalam bahan

pangan yang banyak mengandung debris atau ekstrak makanan karena

hal tersebut akan mengganggu dalam perhitungan sel.

(http://eprints.ung.ac.id/3357/5/2013-1-48401-821310022-bab2-

30072013070923.pdf)

IV. Jawaban Pertanyaan

1. Apakah hubungan antara OD dengan jumlah sel pada culture saudara?

Optical Density (OD) berbanding lurus dengan nilai absorbansi (A). Tetapi

absorbansi dan optical density mempunyai pengertian yang berbeda. Absorbans

merupakan intensitas cahaya yang diabsorbsi oleh suatu suspensi, sedangkan

OD dalam hal ini adalah jumlah intensitas cahaya yang diserap hanya oleh

suatu zat yang diinginkan (misalnya bakteri) dalam suatu media (NB cair).

Sehingga, semakin tinggi nilai absorbansi (A) maka jumlah sel

mikroorganisme dalam suatu larutan akan semakin tinggi. Dengan semakin

tingginya nilai absorbansi (A), nilai dari %T akan semakin kecil, hal ini

disebabkan karena absorbansi dan %T berbanding terbalik. Hal ini ditunjukkan

oleh hubungan A = log (1/T).

(Benson, 2001, hal 97)

2. Apakah diperlukan untuk membuat suatu hubungan antara perhitungan jumlah

sel antara metode I (turbidimetri) dengan metode II (counting chamber) ?

Ya, karena agar data yang diperoleh dari metode turbidimetri dapat dinyatakan

sebagai konsentrasi mikroorganisme. Sehingga diperlukan suatu kurva standar

yang menyatakan hubungan antara kekeruhan suspensi bakteri dengan jumlah

mikroorganisme per volume biakan. Tetapi pada percobaan kali ini hal itu tidak

bisa dilakukan dikarenakan dua percobaan ini memiliki organisme yang

berbeda.

Page 17: penentuan jumlah sel mikroorganisme

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

17Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

V. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pertumbuhan bakteri pada media berbanding lurus dengan kekruhannya.

Semakin keruh suatu suspense, jumlah bakteri akan semakin banyak dan

sebaliknya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai OD (Optical Density) yang

semakin naik seiring dengan naiknya konsentrasi suspense.

2. Jumlah sel mikroorganisme dapat ditentukan dengan metode counting

chamber dengan menggunakan alat hemasitometer.

Daftar Pustaka

Benson, Harold J. 2001. Microbiological Application. Boston : Mc Graw – Hill.

30072013070923.pdf

Day, R.A dan Underwood. 2002. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta

: Erlangga.

Pelczar, J. Michael dan E. C. S. Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta :

UI Press.

Salmah. 2004. Analisa Pertumbuhan Mikroba Pada Fermentasi. Universitas

Sumatra Utara.

Sri Sumarsih, 2008. Diktat Kuliah Mikrobiologi: Pertumbuhan dan Penghitungan

Jumlah Mikroba. Yogyakarta : Universitas UPN “Veteran” Yogyakarta.

Tortora, Gerald. 2010. Microbiology An Introduction. San Fransisco : Pearson.

Triyati, Salmah. 1985. Spektrofotometer Ultra Violet dan Sinar Tampak serta

Aplikasinya dalam Oseanologi. Jakarta : LIPI.

http://bio.lonza.com/uploads/tx_mwaxmarketingmaterial/

Lonza_ManualsProductInstructions_Cell_Counting_and_Determination_of_

Viability_Via_Hemocytometer.pdf, diakses pada tanggal 29 maret 2016

pukul 21:00 WIB

http://eprints.ung.ac.id/3357/5/2013-1-48401-821310022-bab2-30072013070923.

pdf diakses pada tanggal 30 maret 2016 pada pukul 19:45 WIB

Page 18: penentuan jumlah sel mikroorganisme

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

18Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik

http://eprints.undip.ac.id/44461/3/BAB_II.pdf, diakses pada tanggal 5 Maret 2016

pada pukul 05.00 WIB

http://teaching.shu.ac.uk/hwb/chemistry/tutorials/molspec/beers1.htm, diakses

pada tanggal 29 maret 2016 pukul 19.00 WIB

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/MIKROSKOP.pdf, diakses pada

tanggal 29 maret 2016 pukul 19:15 WIB

http://www.marienfeld-superior.com/index.php/manuals.html?file=tl_files/

Infomaterial/Anleitungen%20und%20Anwendung/Z%C3%A4hlkammern/

2010-Marienfeld-info-counting-chamber.pdf diakses pada tanggal 29 maret

2016 pukul 21:15 WIB