60
PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Deklarasi guru sebagai tenaga profesional dikemukakan oleh Presiden Republik Indonesia pada akhir tahun 2004, sebagai titik awal pemerintah untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia. Pendidik atau guru sebagai agen pemelajaran merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pemelajaran, menilai hasil pemelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, diharapkan mampu meningkatkan harkat dan martabat kualitas bangsa Indonesia di masa mendatang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Permasalahan yang dihadapi guru di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai agen pemelajaran antara lain, berupa perilaku peserta didik yang tidak mau mengerjakan tugas, tidak mau terlibat secara aktif dalam proses pemelajaran, mengantuk, ngobrol dengan temannya, dan lain-lain yang pada dasarnya merupakan gambaran masih rendahnya motivasi belajar peserta didik. Permasalahan lain muncul dari pribadi guru sendiri antara lain : tidak adanya persiapan dalam merancang pemelajaran, ketidaksiapan melaksanakan tugas pemelajaran di kelas yang tercermin dalam penguasaan materi ajar yang rendah, proses pemelajaran yang terkesan tidak terprogram, manajemen kelas yang tidak dikelola dengan baik serta ketidakseriusan guru dalam membimbing peserta didik. Guru belum optimal dalam memberi penguatan, keterampilan bertanya, variasi metode dan teknik pemelajaran, memberikan motivasi, membimbing kelompok dan individu sehingga pemelajaran menjadi tidak menarik, tidak menyenangkan dan bahkan monoton.

PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH.docx

  • Upload
    subaki

  • View
    132

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PTS

Citation preview

PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Deklarasi guru sebagai tenaga profesional dikemukakan oleh Presiden Republik Indonesia pada akhir tahun 2004, sebagai titik awal pemerintah untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia. Pendidikatau guru sebagai agen pemelajaran merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pemelajaran, menilai hasil pemelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, diharapkan mampu meningkatkan harkat dan martabat kualitas bangsa Indonesia di masa mendatang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Permasalahanyang dihadapi guru di dalam melaksanakan tugas dan fungsinyasebagai agen pemelajaran antara lain,berupa perilaku peserta didik yang tidak mau mengerjakan tugas,tidakmau terlibat secara aktif dalam proses pemelajaran, mengantuk, ngobrol dengan temannya, dan lain-lain yang pada dasarnyamerupakan gambaran masih rendahnya motivasi belajar peserta didik.Permasalahan lain muncul dari pribadi gurusendiri antara lain :tidak adanya persiapan dalam merancang pemelajaran, ketidaksiapan melaksanakan tugas pemelajaran di kelas yangtercermin dalam penguasaan materi ajar yang rendah, proses pemelajaran yang terkesantidak terprogram, manajemen kelas yangtidak dikelola dengan baik sertaketidakseriusan guru dalam membimbing peserta didik.Guru belum optimal dalam memberi penguatan, keterampilan bertanya, variasi metode dan teknik pemelajaran, memberikan motivasi,membimbing kelompok dan individu sehingga pemelajaran menjadi tidakmenarik, tidak menyenangkan dan bahkan monoton.Kondisi seperti tersebut di atas, tentu tidak boleh dibiarkan terus menerus.Pengawas Satuan Pendidikansebagai tenaga kependidikan profesional memiliki tugas dan tanggung jawab serta kewenangan penuh untukmelaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada sejumlah satuan pendidikan tertentumelalui kegiatan pemantauan, penilaian, pembinaan pelaporan dan tindak lanjut.Fungsipengawasan akademikyang dilakukan pengawas satuan pendidikan terhadap guru di sekolahmelalui kegiatan supervisi klinis.Secara spesifik, supervisi klinis dilakukandengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guruberdasarkan hasil diagnosis secara bersama-sama antara guru dengan pengawas satuan pendidikan. Temuan-temuan berupa kelemahan-kelemahan yang dihadapi guru dibahas bersama dan dicarikan solusi pemecahannya yang efektif.Pelaksanaan supervisi klinis seringkali diabaikan oleh para supervisor, baik Kepala Sekolah maupun Pengawas Satuan Pendidikan, sehinggaguru terkadang mencari caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah di kelas dan bahkan apa yang dilakukannya tidak tepatdan didak efektif. Untuk itu, supervisi klinis menjadi sangat penting dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru, sehinggakualitas pemelajaran akan meningkat dan berdampak pada meningkatnya taraf serappeserta didik terhadap materi yang dipelajrinya.Upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja guru di kelas di samping melalui supervisi klinis, dapat juga dilakukan secara kolaboratif antara sesama guru, kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan. Pendekatankolaboratif ini disebut dengan lesson study, yakni suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sejenis dengan difasilitasi oleh pengawas satuan pendidikan untuk menyusundisain instruksional, melaksanakan proses pemelajaran, mengamati proses pemelajaran serta merefleksi secara bersama-samatentang pelaksanaan pemelajaran di kelas.Berdasarkan latar belakang tersebut,peneliti sebagai pengawas sekolah berkewajiban untuk mencari solusinya untuk mengatasi permasalahan guru dalam melaksanakan pemelajaran dengan melakukan penelitian tindakan sekolah ( PTS ). Peneliti ingin mengungkapkan dan membahaslebihrincidengan mengambil judul Meningkatkan Profesionalisme Guru melalui Supervisi Klinis dengan Pendekatan Lesson Study

B.Identifikasi Masalah1)Masih banyak guru yang tidak memiliki silabus mata pelajaran;2)Banyak guru dalampembuatan Rencana Pelaksanaan Pemelajaran ( RPP)mengcopy dari sekolah lain;3)Banyak guru dalam mengelola kelaskurang menumbuhkan aktivitas pada peserta didik;4)Penggunaanstrategi/metode dan teknik pemelajaran selalu berpusat pada guru;5)Pelaksanaan remedial dan pengayaan belum dilaksanakan secarabaik;6)Analisis hasil belajar jarang dilakukan guru.

C.Pembatasan MasalahBerdasarkanidentifikasi masalah tersebut di atas, peneliti menyadari karenaberbagai keterbatasan ( materi, waktu dan tempat ), maka peneliti mencoba membatasi pada fokus masalah yang akan diteliti serta mencarikan solusi pemecahannya sebagai berikut :1)Penyusunan Perangkat pemelajaran terutamaRencana Pelaksanaan Pemelajaran ( RPP)2)Pemilihan strategi/ metode dan teknik pemelajaran yang efektif.3)Pelaksanaan pemelajaran yang menyenangkan dan variatif.

D.Rumusan MasalahBerdasarkanpembatasan masalah di atas, maka permasalahannya dirumuskan sebagai berikut :1.Apakah kegiatan supervisi klinis merupakan cara efektif untukmeningkatkan profesionalisme guru sebagai agen pemelajaran ?2.Apakah Pendekatan Lesson Study dalam Supervisi Klinis dapat menumbuhkanmotivasi guru untuk selalumerefleksi dan memperbaki pelaksanaan pemelajaran di kelas?

E.Tujuan Penelitian

Tujuan Umum Penelitian :1.Untuk meningkatkan kompetensi Pengawas Sekolah2.Untuk meningkatkanProfesionalisme Guru.3.Untuk meningkatkanMutu Sekolah BinaanTujuan Khusus Penelitian :1.Untuk Meningkatkan kompetensi pengawas sekolah dalam bidang penelitian dan pengembangan.2.Untuk mengungkapkan pelaksanaan supervisi klinis dengan pendekatanlesson studydalam upaya peningkatan profesionalitas guru pada sekolah binaan.3. Untukmemperoleh formula yang efektifdalam rangka tindak lanjut pengawasan akademik pada guru mata pelajaran yang sejenis.

F.Manfaat PenelitianaGuru akan termotivasi untuk membuat perangkat pemelajaranbGuruakan termotivasi untuk membuat RencanaPemelajaran yang efektif.cAkan terjalin komunitasbelajar yang solid antar sesama guru untuk meningkatkan kualitas pemelajarandGuru-guru akan termotivasi untuk selalu melaksanakan pemelajaran yang efektif dan menyenangkan, sehingga hasil pemelajaran akan lebih optimal.eKinerja guru dan sekolah pada umumnya akan meningkat.

BABIIKAJIAN TEORI

A.Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas SekolahMerujuk pada Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 39 ayat (1)bahwa pengawasan pada pendidikan formal dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan, sedangkan penegasannya dijelaskan pada pasal 55, yaitu pengawasan dimaksud meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, pengawas satuan pendidikan harus menguasai 6 dimensi kompetensi pengawas sekolah, seperti tercantum dalam PeraturanMenteri Pendidikan Nasional No. 12 tahun 2007 tentang Standar PengawasSekolah/Madrasah meliputi : kompetensi kepribadian, kompetensi supervisi manajerial,kompetensi supervisi akademik, kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi penelitian pengembanganserta kompetensi sosial.PengawasSMA/SMK dituntut harus menguasai betul sub-sub dimensi kompetensi supervisi akademik, meliputi: 1) memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengahyang sejenis;2) Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik dan kecenderungan perkembangan proses pemelajaran/ bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis; 3) Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip perkembangan KTSP; 4) Membimbing guru dalam memilihdan mengembangkan strategi/ metode/teknik/ pemelajaran/ bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui mata pelajarandalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis; 5) Membimbing guru dalammenyusun Rencana Pelaksanaan Pemelajaran (RPP) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis; 6) Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pemelajaran/ bimbingan ( di kelas, laboratorium, dan atau di lapangan ) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis; 7)Membimbig guru dalam mengelola, merawat, mengembangkandan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pemelajaran/ bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis; 8)Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pemelajaran/ bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.Berdasarkan tugas yang diamanatkan dalamketentuan tersebut, maka penelitiberupaya untuk menunaikannya dengan melakukan supervisi akademik dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan khususnya untuk meningkatkan kompetensi profesional guru dalam melaksanakan pemelajarandi sekolah binaan.

B.Kompetensi Profesional GuruTarik menarik antara keharusan kompetensi profesonal guru dengan tidak memadainya kesejahteraan guru sampai saat ini merupakanisu dan bahan diskusi yang tidak habis-habisnya.Pandangan guru yang ideal mengenai profesionalisme guru direfleksikan dalam citra guru masa depan sebagaimana dikemukanan oleh Sudarminta dalam Idochi Anwar (1990), yaitu guru yang (1) sadar dan tanggap akan perubahan zaman, (2) berkualifikasi profesional, (3) rasional, demokratis dan berwawasan nasional, (4 ) bermoral tinggi dan beriman.Sadar dan tanggap akan perubahan zaman artinya, pola tindak keguruannya tidak rutin, maju dalam penguasaan dasar keilmuan dan perangkat instrumentalnya. Jadi guru tersebut diharapkan menguasaidayaforesight, intellectual coriosity, dan kemampuan berpikir lateral. Guru profesional yaitu guru yang tahu mendalam tentang apa yang diajarkan, mampu mengajarkannya secara efektif, efisien dan berkepribadian mantap. Guru bermoral tinggi dan beriman tingkah lakunya digerakkan oleh nilai-nilai luhur.Sejalan dengan kebijakan pemerintah, melalui pasal 7 dalamUndang-Undang Nomor 14 tahun 2005tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa pemberdayaan profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa dan kode etikprofesi. Di samping itu, menurut pasal 20 dalam menjalankan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban meningkatkandan mengembangkan kualifikasi akademikdan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.Terbitnya Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang kualifikasi dan kompetensi guru ditegaskan bahwaguru harus menguasai seperangkat kompetensi sebagai agenpendidikan yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profersional.Jadi, kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujudtindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pemelajaran.Kompetensi Profesional Guru dapat diukur meliputi :1.Kompetensi PedagogikKompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pemelajaran, evaluasi hasil belajar,dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagaipotensi yang dimilikinya.2.Kompetensi KepribadianKompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak muia.3.Kompetensi SosialKompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, masyarakat sekitar dan lingkungan hidup.4.Kompetensi ProfesionalKompetensi profesional merupakan penguasaan materi pemelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah, substansi dan metodologi keilmuannya serta keterkaitannya dengan kecakapan hidup dan lingkungan hidup.Berdasarkan payung hukum tersebut di atas, penulis memandang bahwaupaya meningkatkan profrsionalisme guru dapat dilakukanpengawas satuan pendidikan dan kepala sekolah dengan cara memberdayakan potensi guru mengarah pada penguasaan kompetensi guru.Di samping itu,hal penting yang harus dilakukan adalah pemberian motivasi yang dapat merangsang guru untuk berprestasi,program pendampingan, pembimbingan dan pembinaan secara berkesinambungan melalui kegiatan supervisi dengan berbagaikiatnya.

C.Supervisi Klinis

1.PengertianUntuk terselenggaranya pendidikan yang efektif, diperukan upaya pembinaan secara teratur terhadap aspek-aspek personal, organisasional, operasional dan material. Supervisi pendidikan mengemban fungsi pembinaan keseluruhan aspek dan situasi pendidikan sebagaimana dimaksud.Suharsimi Arikunto dalam Idochi Anwar ( 1988)menyatakan bahwa supervisi menunjuk kepada suatu pekerjaan pengawasan yang sifatnya lebih manusiawi. Artinya, supervisor selama melaksanakan supervisi bukan untuk mencari-cari kesalahan atau kekurangan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinaan. Upaya pembinaaan dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang dibina, yaitu membicarakan bersama dan mengatasi sendiri kekurangan, dilanjutkan dengan membicarakan upaya mengatasi kekurangan itu.Imam Soepardi (1988) memberi pengertian bahwa supervisi merupakan bantuan dan pelayanan pendidikan guna menumbuhkan dan mengembangkan situasi belajar mengajar menjadi lebih baik. Situasi belajat yang makin baik akan lebih menyempurnakan tercapainya tujuan pendidikan.Supervisi klinis merupakan bagian dari supervisi pegajaran.Prosedur pelaksanaannya menekankan padamencari penyebab dari kelemahan-kelemahan yang terjadi pada saat proses pemelajaran, kemudian secara langsung dicarikanupaya memperbaiki kelemahan tersebut.Hasil diagnosis atas kelemahan-kelemahan gurudilakukan dengan cara wawancara atau dengan pengamatan langsung pada saat melaksanakan proses pemelajaran, kemudian langsung diikuti dengan diskusi setelah guru selesai melaksanakan pemelajaran untuk memperoleh balikan tentang kelebihan dan kelemahan yang ditemukan selama guru mengajar, serta upaya memperbaikinya.Richard Waller dalam Ngalim Purwanto (2006) menyatakan bahwa supervisi klinis merupakan salah satu model supervisi yang difokuskan pada peningkatan kemampuan mengajar melalui siklus yang sistematis, baik dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif tentang penampilan mengajar yang nyata, serta berujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.Sementara itu, Keith Acheson dan Meredith D. Gall menyatakan bahwa supervisi klinis adalah proses membantu guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku yang ideal ( Ngalim Purwanto: 2006).Berdasarkan pendapat di atas, penulis dapat mensintesiskan bahwa supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan profesionalitas guru khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar guru. Jadi, inti dari supervisi klinis adalah berfokus pada penampilan dan perilaku mengajar guru.2.Tujuan Supervisi KlinisSupervisi klinis bertujuan untuk membantu guru dalam memodifikasi pola-pola pengajaran yang tidak efektif. Secara spesifik supervisi klinis dirinci sebagai berikut :(1)Menyediakan umpan balik yang objektif bagi guru tentang pengajaran yang diselenggarakannya.(2)Mendiagnosis dan membantu memecahkan kesulitan-kesulitan pengajaran(3)Membantu guru mengembangkan kemampuan dalam menggunakan strategi pengajaran.(4)Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan dan keputusan lainnya.(5)Membantu guru mengembangkan sikap positif terhadap pengembangan profesional yang bekesinambungan.

3.Ciri-Ciri Supervisi KlinisMenurut Ngalim Purwanto ( 2006 :91) supervisi klinismengemukakan ciri-ciri sebagai berikut :1)Bimbingan supervisor terhadap guru bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi;2)Jenis keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh guru yang disupervisi dan disepakati melalui pengkajian bersama antara guru dan pengawas.3)Meskipun guru mempergunakan berbagai keterampilan mengajar secara terintegrasi, sasaran supervisi hanya pada beberapa keterampilan saja;4)Instrumen supervisi dikembangkan dan disepakati bersama antara pengawas dan guru;5)Balikan diberikan dengan segera dan objektif.6)Meskipunpengawas telah menganalisis dan menginterpretasikan data yang direkam oleh instrumen observasi, di dalam diskusi atau pertemuan balikan terlebih dahulu menganalisis kemampuannya.7)Pengawas lebih banyakbertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau mengarahkan.8)Supervisi berlangsung dalam suasana yang akrab dan terbuka.9)Supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan, observasi dan diskusi/ pertemuan balikan;10)Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukan peningkatan dan perbaikan kemampuan mengajar guru.

4.Prinsip-Prinsip Supervisi Klinis1)Supervisi klinisdilaksanakan harus berdasarkan inisiatif dari para guru terlebih dahulu. Perilaku supervisor harus taktis sehingga guru terdorong untuk meminta bantuan supervisor2)Menciptakan hubungan manusiawi yang bersifat interaktif dan penuh rasa kesejawatan3)Ciptakan suasana bebas mengeluarkan pendapat apa yang dialaminya. Supervisor berusahamenangkap apa yang diharapkan guru.4)Objek kajian adalah kebutuhan profesional guru yang nyata yang dialaminya.5)Perhatian dipusatkan pada unsur-unsur yang spesifik yang harus diangkat untuk diperbaiki.

5.Langkah-Langkah Supervisi KlinisLangkah-langkahsupervisi klinis yang perlu dilakukan menurut Cogan (1973) dalam Ibrahim Bafadal (2003) ada delapan langkah sebagai berikut :1)Tahap membangun dan menetapkan hubungan guru dengan pengawas2)Tahap perencanaan bersama guru3)Tahap perencanaan strategi observasi4)Tahapobservasi pemelajaran5)Tahap analisis proses pemelajaran6)Tahap perencanaan strategi pertemuan7)Tahap pertemuan8)Tahap penjajagan rencana pertemuan berikutnya.Berdasarkan pendapat di atas,penulismensintesiskan bahwa hal-hal yang dilakukan supervisor pada setiap langkahnya dapat dirinci sebagai berikut :1.Pertemuan awalPada tahap ini supervisor mengadakan pertemuan dengan guru yang akan disupervisi untuk membicarakan pelaksanaan pemelajaran yang akan diselenggarakan oleh guru dalam suasana yang akrab, harmonis dan terbuka. Kondisi demikian perlu diciptakan untuk membina hubungan kerja sama yang baik antara supervisordenganyang disupervisi.2.Observasi MengajarPada tahap observasi ini guru berlatih mengajar dengan menerapkan komponen-komponen kemampuan yang telah disepakati bersama pada pertemuan awal. Di pihak lain supervisor mengadakan pengamatan secara cermat dan objektif terhadap tingkah laku guru selama mengajar dengan menggunakan alat perekam ( lembar pengamatan ) yang juga telah disepakati sebelumnya, sesuai dengan permintaan guru. Misalnya, jika guru merasa lemah dalam kemampuan bertanya, memberi penguatan dan memberikan waktu untuk berpikir, maka ketiga hal itulah yang diamati dan direkam. Dalam pelaksanaannya, pada hal-hal tertentu untuk mencatat data, supervisor dapat juga mengadakan pengamatan dan mencatat tingkah laku peserta didik di kelas serta interaksi antara guru dan peserta didik.3.Pasca Observasi ( Pertemuan Balikan )Sebelum pertemuan balikan ini dilaksanakan, supervisor lebih dahulu mengadakan analisis dan menginterpretasikan data hasil pengamatan atau rekaman yang dibuat sebagai bahan pembicaraan pada pertemuan balikan.Pertemuan balikan harus segera dilakukan untuk menjaga segala sesuatu yang terjadi masih segar dalam ingatan guru.Pertemuan dilakukan sama dengan waktu pertemuan awal, yaitu diselenggarakan dalam suasana akrab,terbuka dan bebas dari perasaan dinilai atau diadili. Supervisor hendaknya menyajikan data sedemikian rupa, sehingga guru diharapkan dapat menemukan kelemahan/ kekurangan dan kelebihannya sendiri. Yang menjadi tolok ukur pada pertemuan balikan ini, adalah kontrak yang telah disepakatio bersama pada pertemuan awal. Selesai pertemuan ini hendaknya menyadari sampai seberapa jauh kontrak yang telah disepakati dapat tercapai.Berdasarkan pertemuan ini, guru dapat membuat kontrak berikutnya.Berdasarkan paparan di atas, supervisi klinis pada dasarnya berfungsi memperbaiki kinerja guru di kelas secara terbimbing oleh pengawas yang dinilai memiliki pengetahuan, pengalaman dan kemampuan lebih daripada yang disupervisi, meskipun dalam pelaksanaannya tidak boleh ditampakkan dalam bentuk perilaku yang direktif.Dengah demikian, diprediksi bahwa pelaksanaan supervisi klinis secara terprogramdan berkelanjutan akan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pemelajaran di kelas.

D.Pendekatan Lesson StudyLesson Studytelah dipilih dan diimplementasikandi beberapa negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat sebagai suatu pendekatan, metode dan teknik yang dapat diandalkan dalam upaya meningkatkan mutu proses dan hasil pemelajaran.Ternyata pendekatan ini dapat meningkatkan kompetensi dan keprofesionalan guru serta meningkatkan kualitas proses dan hasil pemelajaran. Mengingat manfaat pendekatan ini yang demikian bagus, maka sebagai salah satu alternatif untuk memperbaiki mutu pendidikan di negeri ini kita perlu juga berupaya, memikirkan, dan mencoba menerapkannya pada sekolah yang ada.Mengawali upaya tersebut, kita akan memaparkan secara singkat tentang(1) apalesson study,(2) mengapalesson study, dan (3) bagaimanalesson study.Apalesson studyterkait dengan pengertian atau definisilesson study.Mengapalesson studyberhubungan dengan alasan-alasan tentang mengapalesson studyitu dipilih.Bagaimanalesson studyberkaitan dengan cara, proses, atau tahap menyelenggarakan suatulesson study.Ada beberapa pengertian tentang istilahlesson study.Menurut Hendayanadkk ( 2006 : 10 )mengemukakan bahwa Leson study adalahsuatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas danmutual learninguntukmembangunlearning community.

Selanjutnya Fernandezdan Yoshida (2004:7-9) mengemukakan 6 (enam) langkah dalam proses melaksanakan suatulesson study. Keenam langkah itu adalah(1) membentuk group lesson study,(2) memfokuskan lesson study, (3) merencanakan research lesson ( pelajaran yang diteliti ), (4) menjar dan mengamati research lesson, (5) mendiskusikan dan menganalisis researchlesson, dan (6)merefleksikan lesson study.

Berdasarkan pendapat di atas, penulis mensintesiskan bahwapendekatan lesson studyrelevan denganamanatUndang-Undang Nomor 14tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menyatakan bahwadalam melaksanakan tugas keprofesionalan guru berkewajiban : (a )merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, (b) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.Lesson Studydilaksanakan dalam tiga tahapan yaituPlan(merencanakan),Do(melaksanakan), danSee(merefleksi) yang berkelanjutan. Dengan kata lain Lesson Study merupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikan yang tak pernah berakhir (continuous improvement). Untuk jelasnya dirinci sebagai berikut :(1)Perencanaan (Plan)Pada tahap ini diskusi dilakukan untuk membahas masalah :a)Pemilihan topik, yaitu topik yang sulit dipahami olehsebagian besar peserta didik.b)Pemilihan pendekatan /metode pemelajaran yang sesuai dengantopik/ materi dan tingkat perkembangan intelektual peserta didik, dan terfokus pada kegiatan peserta didik , serta penerapanPAKEM ( Pemelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan ).c)Penyusunan sajian materi pelajarand)Pemilihan alat dan media pemelajaran yang sesuai dengan materi pelajarane)Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa ( LKS )f)Penyusunan alat evaluasiHasil yang diharapkan dari tahapperencanaan adalah berupa :1)SatuanPelajaran/ RencanaPelaksanaan Pemelajaran2)Petunjuk Mengajar guru (Teaching guide)3)Lembar Kerja Siswa ( LKS )4)Media / alat peraga pemelajaran5)Lembar penilaian proses dan hasil pemelajaran6)Lembar observasi(2)Pelaksanaan dan Observasi (do)Dalam tahap pelaksanaan lesson study, seorang guru ditugasi sebagai guru model yang melaksanakanpemelajaran, sedangkan guru lainnya, wakil kepala sekolah atau kepala sekolah sebagai observer.(3)Refleksi (see)Kegiatan tahap refleksi berupa kegiatan yang berkenaan dengan hal-hal sebagai berikut :1)Kesan penyaji/ guru model tentang strategi/ teknik/ metode pemelajaran yang telah digunakan2)Tanggapan-tanggapan observer yang difokuskan pada pemelajaran siswa3)Tanggapan balikan dari penyaji/ guru model4)Kesimpulan dan saran untuk perbaikan pada putaran berikutnya.

Lesson Studydipilih dan dimplementasikan karena beberapa alasan.Pertama,lesson studymerupakan suatu cara efektif yang dapat meningkatkan kualitas mengajar dan belajar serta pelajaran di kelas. Hal ini benar, karena (1) pengembanganlesson studydilakukan dan didasarkan pada hasil sharing pengetahuan profesional yang berlandaskan pada praktek dan hasil pengajaran yang dilaksanakan para guru, (2) penekanan mendasar suatulesson studyadalah para siswa memiliki kualitas belajar, (3) tujuan pelajaran dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas, (4) berdasarkan pengalaman real di kelas,lesson studymampu menjadi landasan bagi pengembangan pembelajaran, dan (5)lesson studyakan menempatkan peran para guru sebagai peneliti pembelajaran ( Lewis, 2002:7 ).Kedua,lesson studyyang didesain dengan baik akan menghasilkan guru yang profesional dan inovatif. Dengan melaksanakanlesson studypara guru dapat (1) menentukan tujuan, pelajaran (lesson), satuan (unit) pelajaran, dan mata pelajaran yang efektif; (2) mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagi siswa; (3) memperdalam pengetahuan tentang mata pelajaran yang disajikan para guru; (4) menentukan tujuan jangka panjang yang akan dicapai para siswa; (5) merencanakan pelajaran secara kolaboratif; (6) mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa; (7) mengembangkan pengetahuan pemelajaran yang dapat diandalkan; dan (8) melakukan refleksi terhadap pengajaran yang dilaksanakannya berdasarkan pandangan siswa dan koleganya ( Lewis, 2002: 27 )Dalam mengimplementasikan suatulesson study, kita dapat memilih dan menerapkan metoda, teknik, pendekatan, strategi, media, dan trend pemelajaran yang ada, sesuai, dan sudah dikenal. Kita juga dapat menerapkan teknik atau alat asesmen kelas yang ada, sesuai, dan sudah dikenal.Metoda atau teknik mana yang diterapkan sangat tergantung pada hakikat materi ajar serta pilihan dan kesepakatan anggota kelompok.Pendekatanlesson studyperlu dipahami oleh para guru atau praktisi pendidikan. Mengingat manfaatnya yang demikian bagus, maka kita perlu berupaya dan memikirkan bagaimana agar pendekatan ini dapat diimplementasikan di sekolah masing-masing. Pengimplementasian suatulesson studyakan lebih efektif, jika kita memahami apa dan mengapalesson studyserta menerapkan langkah-langkah yang telah dikemukakan di atas secara hati-hati, sungguh-sungguh, bijak, dan seksama.Dengan cara seperti ini, tujuan pengimplementasian suatulesson studyyang berfokus pada peningkatan kualitas pemelajaran dan belajar para siswa serta peningkatan keprofesionalan guru dapat diwujudkan dengan benar dan baik.Berdasarkan paparan di atas, ternyataalur mekanisme pendekatan lesson studymemiliki kesamaan dengan alur/ prosedur pada penelitian tindakan sekolah/ kelas, serta isi kegiatannya sesuai dengan kegiatan supervisi klinisyang dilakukan secara kolaboratif, lazimnya dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan saat melakukan supervisi akademik terhadap guru-guru mata pelajaran di sekolah binaan.

D.InformasiPenelitian SebelumnyaPenelitian yang dilakukan Flanders ( dalam Bafadal ( 2003 : 67)tentang Efektivitas penyelenggaraan supervisi klinis disimpulkan bahwa dengan supervisi klinis, seorang supervisor dapat membantu guru untuk menganalisis interaksi yang dilakukan guru di dalam kelas.Sementara itu, Blumberg dan Amidon menemukan bahwaguru-guru lebih menyukai dan menghargai penerapan komunikasi tidak langsung yang merupakan unsur penting dalam supervisi klinis.Shin menemukan bahwa para guru banyak yang mengatakan teknisk supervisi klinis sangat bermanfaatdan lebih menyukaipenerapan supervisi klinis yang berbentuk tidak langsung.Penelitian yang dilakukan oleh Tuckmen dan Yates diperoleh kesimpulan bahwa : a) ada perbedaan yang signifikan antara guru-guru yang memperoleh balikan dari peserta didik dan yang tidak, b) penampilan mengajar tingkat akhir lebih baik bila dibandingkan dengan penampilan mengajar tingkat permulaan bagi kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol . tahun 1984 Mantja melakukan penelitian eksperimental tentang efektivitas supervisi klinis pada mahasiswa IKIP Malang dengan kesimpulan kelompok mahasiswa yang dibimbing dengan menggunakan supervisi klinis menunjukkan prestasi keberhasilan lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang dibimbing secara tradisional ( Bafadal, 2003 : 69 ).

BABIIIMETODOLOGI PENELITIAN

A.Setting Penelitian1.Tempat dan Sampel PenelitianTempat penelitian adalahsekolah binaan, yaituSMK Budiarti Cirebondan SMASyarif Hidayatullah Cirebon.Jumlah gurudari dua sekolah tersebutsebanyak 78 orang, danpeneliti mengambil sampelnya sebanyak 20 orang, masing-masing sekolah sebanyak 10 orang.2.Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahunpelajaran2007/2008, dengan menggunakan refleksi awal tahun sebelumnya.Penelitian ini bersifat kolaboratif dengan guru-guru di sekolah binaan. Pelaku tindakan adalah Guru Bahasa Indonesia, sedangkan observer adalah peneliti, kepala sekolahdan guru-guru lainnya di sekolah binaan3.KolaboratorDalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan :1)Guru-guru pada sekolah binaan, baik sebagaisubjek maupun objek untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan data dari pelaksanaan proses pemelajaran.

2)KepalaSekolah untuk membantu peneliti dalam pengumpulan data dari proses pemelajaran.

B.Faktor yang DiamatiUntuk menjawab pertanyaanyang dirumuskan dalam penelitian, ada beberapa faktor yang akan diteliti, yaitu :1.Faktor Guru, yaitu mengamati;pertama,aktivitasguruselama proses diskusi berlangsung,kedua, mengamati kemampuan guru dalam pembuatanperencanaan pemelajaran (RPP);ketiga, mengamati kemampuan guru dalam melaksanakan pemelajaran pada waktumengajar sesama teman guru/ tutor sebaya(peer teaching)2.Faktor hasil kegiatanmengajar sesamateman guru (peer teaching) yang diaplikasikan dalam proses pemelajaran dikelas masing-masing, sehingga dapat dilihat juga hasil belajar siswa.

C. Alat Pengumpul Data1.LembarKuesioner sikap gurupadakegiatan simulasi mengajar untuk menentukan tindakan, seperti format berikut :

Tabel3.1Format Isian Sikap Guru terhadapPenampilan /Unjuk KerjaMengajar

NOPERTANYAANYATIDAKALASAN

1Apakah anda merasa senang dengan tampilan mengajar teman anda ?

2Apakah andasependapat dengan strategi/metode/teknik penyajian yang digunakan teman anda dalam mengajar ?

3Apakah anda setuju jika kegiatansupervisi klinis dengan pendekatan leson study diagendakan rutin setiap akhirsemester ?

4Apakah anda setuju, jikakegiatan ini dilakukan khusus guru mata pelajaran yang sama ?

5Apakah kegiatan ini bermanfaat bagiAnda dalam meningkatkan kualitas pemelajaran ?

2.Lembar Observasi, digunakan untuk mencatat aktivitas guru selama kegiatan simulasi mengajar/ tutor sebaya, dan kegiatan PBM, seperti tercantum dalam format berikut :

Tabel : 3.2FormatObservasi Aktivitas Guru dalam Kegiatan Pembuatan RPPNOKEGIATANSKORKET

12345

1Hadir tepat waktu

2Aktivitas dalam kegiatan /bertanya, berdiskusi

3Kesungguhan mengerjakan tugas

4Teknik yang dikembangkan

5Kerja sama dengan sesama guru

6Ketepatan dalam pengambilan keputusan

JUMLAH SKOR

KESIMPULAN

3.Lembar Observasi untukkegiatan Penilaian Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pemelajaran ( RPP ), seperti tertulis di bawah ini :Tabel 3.3Format Penilaian Rencana Pelaksanaan Pemelajaran (RPP)No.Aspek yang dinilaiSkor

1.Kejelasan perumusan tujuan pemelajaran (tidak menimbul kan penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar)12345

2.Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik)12345

3.Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu)12345

4.Pemilihan sumber/media pemelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik)12345

5.Kejelasan skenario pemelajaran (langkah-langkah kegiatan pemelajaran: awal, inti, dan penutup)12345

6.Kerincian skenario pemelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)12345

7.Kesesuaian teknik dengan tujuan pemelajaran12345

8.Kekengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran)12345

Skor Total.......

4.Lembar Penilaian kegiatan simulasi mengajar dan hasil pelaksanaan proses pemelajaran di kelas, seperti format di bawah ini :Tabel : 3. 4Format Penilaian PelaksanaanPemelajarandalam Simulasi PBMNOINDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATISKOR

IPRA PEBELAJARAN

1.Memeriksa kesiapan siswa12345

2.Melakukan kegiatan apersepsi12345

IIKEGIATAN INTI PEMELAJARAN

A.Penguasaan materi pelajaran

3.Menunjukkan penguasaan materi pemelajaran12345

4.Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan12345

5.Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki belajar12345

6.Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan12345

B.Pendekatan/strategi pemelajaran

7.Melaksanakan pemelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai12345

8.Melaksanakan pemelajaran secara runtut12345

9.Menguasai kelas12345

10.Melaksanakan pemelajaran yang bersifat kontekstual12345

11.Melaksanakan pemelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif12345

12.Melaksanakan pemelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan12345

C.Pemanfaatan sumber belajar /media pemelajaran

13.Menggunakan media secara efektif dan efisien12345

14.Menghasilkan pesan yang menarik12345

15.Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media12345

D.Pemelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

16.Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pemelajaran12345

17.Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa12345

18.Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar12345

12345

E.Penilaian proses dan hasil belajar

19.Memantau kemajuan belajar selama proses12345

20.Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)12345

F.Penggunaan bahasa

21.Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar12345

22.Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai12345

IIIPENUTUP

23.Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa12345

24.Melaksanakan tindak lanjutdengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan12345

Total Skor

5.Daftar HadirResponden, seperti format di bawahn ini :Tabel 3.5Daftar Hadir Respondenpada Sekolah BinaanNONAMA GURUASAL SEKOLAHTANDA TANGAN

11

22

33

44

55

66

77

88

99

1010

1111

1212

1313

1414

1515

1616

1717

1818

1919

2020

D.Teknik Pengumpulan Data1. Observasi / pengamatan untuk data yang bersifat kualitatif, dilakukandengan mengamati aktivitas guru dalam pembuatan RPP, kegiatan Lesson Studi serta pelaksanaan PBM di kelas2. Wawancara, dilakukan peneliti terhadap guru dengan teknik supervisi klinis setelah selesai melakukan simulasi mengajar.3. Analisis hasil pelaksanaan pemelajaran untuk data yang bersifat kuantitatif.Tabel3.6Matrik Teknik Pengumpulan DataNoSumber DataJenis dataTeknik Pengumpul DataInstrumenWaktu

1GuruPermasalahanterkait dengan pemelajaranObservasiLembar isian /kuesionerPertemuan I di sekolah binaan

2GuruSikap guru terhadap model PBM yang dicontohkanKuessionerLembar kuesionerPertemuan I di sekolah binaan

3GuruAktivitas guru dalam penyusunan RPPObservasiFormat ObservasiKegiatan Leson Study

4GuruAktivitas Guru dalampertemuanObservasiFormat observasiKegiatan Leson Study

5RPPGambaran kemampuan guruObservasi dan wawancaraFormat observasiKegiatan leson study

6GuruGambaran kemampuan guru dalam PBMObservasi dan wawancaraFormat observasiKegiatanPBM ( peer teaching )

E.Teknik Pengolahan DataData yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis yaitu interpretasi data hasil observasi, hasil analisis kegiatan Leson study dan analisis pelaksanaan pemelajaran/ simulasi mengajar.Tabel3.7Rentang Nilai KeberhasilanRentang NilaiKualifikasi

85