Upload
ghina-haifa-nur-hasya
View
251
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
1/34
MEMBANDINGKAN ANTARA KELOMPOK
SISWA EKONOMI KELAS ATAS DENGAN
EKONOMI KELAS MENENGAHDI SMAN 5 DEPOK
Perum. Bukit Rivaria sektor IV, Sawangan Depok
0251-8600092
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
2/34
Lembar Pengesahan
Guru Bidang Studi Wali Kelas
Sri Rahayu Utami. S.Pd Samsiah. S.Pd
NIP. 197609202009022004 NIP.197001112008012009
Kepala SMA Negeri 5 Depok
Drs. Dede Agus Suherman
NIP. 196608021995121002
i
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
3/34
Kata Pengantar
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat, nikmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan penelitian sosial ini yang
berjudul Membandingkan antara Kelompok Siswa Ekonomi Kelas Atas dengan Ekonomi KelasMenengah di SMAN 5 Depok.
Penelitian sosial ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran Sosiologi di
SMAN 5 Depok.
Dalam rangka penyusunan laporan penelitian sosial ini penulis mendapatkan begitu
banyak bantuan dari berbagai pihak, sehingga dengan segala ketebatasan yang penulis miliki,
laporan penelitin sosial ini dapat rampung tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih penulis
ucapkan khususnya kepada :
1. Ibu Sri Rahayu Utami, S.Pd selaku guru pembimbing mata pelajaran Sosiologi yang telahmenuntun penulis dalam penyusunan laporan penelitian sosial ini.
2. Kedua orang tua penulis, yang selalu memberikan motivasi dan dukungan baik materil dan
moril agar terselesaikannya tugas penelitian sosial ini.
3. Teman-teman kelas yang setia membantu penulis dalam berbagai hal sehingga tugas
penelitian sosial dapat diselesaikan.
4. Serta pihak lain yang mungkin tidak disebut dalam penulisan laporan penelitian sosial ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuanini sebagai ibadah,
Amin Yaa RobbalAlamin
Depok, Maret 2013
Penyusun
ii
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
4/34
Daftar Isi
Lembar Pengesahan............................................................ iKata Pengantar................................................................... ii
Daftar isi............................................................................ iii
BAB I : Pendahuluan
I.I Latar Belakang Masalah................................... 1
I.II Rumusan Masalah............................................ 2
I.III Tinjauan Penelitian...........................................2
I.IV Kegunaan Penelitian.........................................3BAB II : Kerangka Teori
II.I Tinjauan Kepustakaan......................................4
BAB III : Metodologi Penelitian........................................7
BAB IV : Pembahasan Hasil Penelitian.............................8
BAB V : Penutup
V.I Kesimpulan.......................................................12
V.II Saran.................................................................12Dokumentasi.......................................................................13
Daftar Pustaka....................................................................19
Profil Penulis.....................................................................20
iii
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
5/34
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
6/34
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang MasalahKelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan
sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa
dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama memiliki
kedudukan sosial yang kurang lebih sama.
Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu lapisan
yang kurang lebih sama pula. Perbedaan status sosial yang dimiliki tersebut jika berlawanan
akan terjadi benturan atau pertentangan. Hal itulah yang menyebabkan timbul yang dinamakan
Konflik Status. Jadi akibat yang ditimbulkan dari status sosial seseorang adalah timbulnya
konflik status. Perbedaan itu muncul dari sisi perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jeniskelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi badan, cakep jelek, dan lain sebagainya juga
membedakan manusia yang satu dengan yang lain.
Stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat kedalam lapisan-lapisan social
berdasarkan dimensi vertical akan memiliki pengaruh terhadap kehidupan bersama dalam
masyarakat. Dampak stratifikasi social dalam kehidupan masyarakat berikut ini.
Eklusivitas
Stratifikasi social yang membentuk lapisan-lapisan social juga merupakan sub-culture,
yang telah menjadikan mereka dalam lapisan-lapisan tertentu menunjukan eklusivitasnya
masing-masing. Eklusivitas dapat berupa gaya hidup, perilaku dan juga kebiasaan mereka yangsering berbeda antara satu lapisan dengan lapisan yang lain.
Gaya hidup dari lapisan atas akan berbeda dengan gaya hidup lapisan menengah dan bawah.
Demikian juga halnya dengan perilaku masing-masing anggotanya dapat dibedakan, sehingga
kita dapat mengetahui dari kalangan kelas sosial mana seseorang berasal.
Eklusivitas yang ada sering membatasi pergaulan diantara kelas sosial tertentu, mereka enggan
bergaul dengan kelas sosial dibawahnya atau membatasi diri hanya bergaul dengan kelas yang
sama dengan kelas mereka.
Etnosentrisme
Etnosentrisme dipahami sebagai mengagungkan kelompok sendiri dapat terjadi dalamstratifikasi sosial yang ada dalam masyarakat. Mereka yang berada dalam stratifikasi sosial atas
akan menganggap dirinya adalah kelompok yang paling baik dan menganggap rendah dan
kurang bermartabat kepada mereka yang berada pada stratifikasi sosial rendah.
Pola perilaku kelas social atas dianggap lebih berbudaya dibandingkan dengan kelas social di
bawahnya. Sebaliknya kelas social bawah akan memandang mereka sebagai orang boros dan
konsumtif dan menganggap apa yang mereka lakukan kurang manusiawi dan tidak memiliki
kesadaran dan solidaritas terhadap mereka yang menderita. Pemujaan terhadap kelas sosialnya
masing-masing adalah wujud dari etnosentrisme.
1
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
7/34
Perbedaan yang ada diantara kelas social dapat menyebabkan terjadinya kecemburuan sosial
maupun iri hati. Jika kesenjangan karena perbedaan tersebut tajam tidak menutup kemungkinan
terjadinya konflik sosial antara kelas sosial satu dengan kelas sosial yang lain. Kelas sosial
didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang
berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama`dan paraanggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang
rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para
anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada
mereka.
Di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan,
dan perilaku bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas
sosial lainnya. Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas
sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum
dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan
berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
I.II Rumusan Masalah
1. Faktor apakah yang menimbulkan perbedaan kelas sosial di lingkungan sekolah ?
2. Bagaimanakah gambaran status ekonomi kelas atas dan status ekonomi kelas
bawah ?
3. Seberapa besar pengaruh status sosial ekonomi terhadap pergaulan atau interaksisiswa di sekolah ?
I.III Tujuan Penelitian
1. Mengetahui faktor yang menimbulkan perbedaan kelas sosial di lingkungan sekolah
2. Menjelaskan gambaran status ekonomi kelas atas dan status ekonomi kelas bawah.
3. Mengetahui pengaruh status sosial ekonomi terhadap pergaulan atau interaksi siswa di
sekolah.
I.IV Kegunaan Penelitian
Secara TeoritisPenelitian ini diharapkan dapat memperkaya wacana ilmiah bagi ilmu sosiologi
mengenai Stratifikasi Sosial dengan memberi kontribusi terkait pengamatan dan
penyelidikan terhadap kelompok-kelompok sosial kelas atas dan kelas menengah yang
terjadi didalam sekolah.
2
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
8/34
Secara Praktisa)Bagi Kepala Sekolah, hasil ini dapat dijadikan sebagai informasi mengenai kelompok-
kelompok ekonomi kelas atas dan menengah yang terbentuk dikalangan para
siswa/siswi SMAN 5 Depok serta dapat membantu menciptakan keselarasan diantara
kelompok tersebut.
b)Bagi para guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengawasan terhadapkelompok-kelompok sosial yang terbentuk dikalangan siswa/siswi serta mencegah
terjadinya konflik diantara kelompok-kelompok tersebut.
c) Bagi para siswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran
penyelidikan, serta pengamatan kelompok-kelompok kelas atas dan menengah yang
terdapat di antara siswa/siswi SMAN 5 Depok. Dengan begitu kita dapat
membandingkan gaya hidup, cara bersosialisasi, cara pandang diantara kelompok-
kelompok siswa/siswi tersebut.
3
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
9/34
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
10/34
BAB II
KERANGKA TEORI
II.I Tinjauan Kepustakaan
Pengertian Status Sosial
Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam
masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan
ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya
rendah.
Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan / pembagian masyarakat secara
vertikal atau atas bawah. Contohnya seperti struktur organisasi perusahaan di mana direktur
berada pada strata / tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada struktur mandor atau supervisor di
perusahaan tersebut.
Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu:
Berdasarkan Status Ekonomi.
1
)
Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
- Golongan sangat kaya;
- Golongan kaya dan;
- Golongan miskin.
Aristoteles menggambarkan ketiga kelas tersebut seperti piramida:
1 = golongan sangat kaya
2 = golongan kaya
3 = golongan miskin
. >
aya
: merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri
dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
G.
Kaya
: merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam
masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.
G.
Miskin
: merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka
kebanyakan rakyat biasa.
4
http://popup%28%27aristoteles%27%2C%20%20%27aristoteles%2C%20seorang%20filsuf%2C%20ahli%20pikir%20terbesar%2C%20putra%20nicomachus%2C%20dokter%20istana%20raja%20amintas%20dari%20macedonia.%20menjadi%20murid%20plato%20pada%20usia%2018%20tahun%20dan%20tinggal%20di%20athena%20selama%20hampir%202%20tahun%20sebagai%20seorang%20akademi.%20pengajar%20pribadi%20pemuda%20alexander%20agung%20dari%20macedonia%2C%20berikutnya%20menjadi%20direktur%20sekolah%20di%20lyceum.%20karyanya%20mengadung%20analisis%20yang%20tidak%20berat%20sebelah%20dan%20perhatian%20luas%20atas%20fakta-fakta%20empiris.%20aristoteles%20membagi%20ilmu%20sebagai%20teori%2C%20praktek%20dan%20produksi.%20teori%20berarti%20pengetahuan%20%20yang%20tidak%20memihak.%20praktek%20mengandung%20pedoman%20tingkah%20laku%20dan%20produksi%20merupakan%20pedoman%20untuk%20bidang%20kesenian.%20%27%29/http://popup%28%27aristoteles%27%2C%20%20%27aristoteles%2C%20seorang%20filsuf%2C%20ahli%20pikir%20terbesar%2C%20putra%20nicomachus%2C%20dokter%20istana%20raja%20amintas%20dari%20macedonia.%20menjadi%20murid%20plato%20pada%20usia%2018%20tahun%20dan%20tinggal%20di%20athena%20selama%20hampir%202%20tahun%20sebagai%20seorang%20akademi.%20pengajar%20pribadi%20pemuda%20alexander%20agung%20dari%20macedonia%2C%20berikutnya%20menjadi%20direktur%20sekolah%20di%20lyceum.%20karyanya%20mengadung%20analisis%20yang%20tidak%20berat%20sebelah%20dan%20perhatian%20luas%20atas%20fakta-fakta%20empiris.%20aristoteles%20membagi%20ilmu%20sebagai%20teori%2C%20praktek%20dan%20produksi.%20teori%20berarti%20pengetahuan%20%20yang%20tidak%20memihak.%20praktek%20mengandung%20pedoman%20tingkah%20laku%20dan%20produksi%20merupakan%20pedoman%20untuk%20bidang%20kesenian.%20%27%29/7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
11/34
2 Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
a. Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang menguasai tanah dan alat
produksi.
b. Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.
c. Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi.
Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.
Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan kapatalis
karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Dengan
demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni
golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.
3 Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam kelas
yakni:
a. Kelas sosial atas lapisan atas ( Upper-upper class)
b. Kelas sosial atas lapisan bawah ( Lower-upper class)
c. Kelas sosial menengah lapisan atas ( Upper-middle class)d. Kelas sosial menengah lapisan bawah ( Lower-middle class)
e. Kelas sosial bawah lapisan atas ( Upper lower class)
f. Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class)
1. Upper-upper class
2. Lower-upper class
3. Upper-middle class
4. Lower-middle class
5. Upper-lower class6. Lower-lower class
Kelas sosial
pertama: keluarga-keluarga yang telah lama kaya.
Kelas sosial
kedua: belum lama menjadi kaya
Kelas sosial
ketiga: pengusaha, kaum profesional
Kelas sosial
keempat
: pegawai pemerintah, kaum semi profesional, supervisor,
pengrajin terkemuka
Kelas sosial
kelima: pekerja tetap (golongan pekerja)
Kelas sosial
keenam
: para pekerja tidak tetap, pengangguran, buruh musiman,
orang bergantung pada tunjangan.
5
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
12/34
4 Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:
1 Kelas puncak (top class)
2 Kelas menengah berpendidikan (academic middle class)
Kelas menengah ekonomi (economic middle class)
3 Kelas pekerja (workmen dan Formensclass)4 Kelas bawah (underdog class)
Berdasarkan Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya.
Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status sosial
yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial
yang rendah.
Contoh :
Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria,
Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba.Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus
dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar
Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek
dipakai oleh kasta Sudra.
Berdasarkan Status Politik
Secara politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Seseorang yang
mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisan tinggi, sedangkan yang tidak
punya wewenang berada dilapisan bawah. Kelompok kelas sosial atas antara lain:
- pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa.- pejabat legislatif, dan
- pejabat yudikatif.
Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan jelas pada hirarki militer.
A Kelas Sosial Atas (perwira)
Dari pangkat Kapten hingga Jendral
B Kelas sosial menengah (Bintara)
Dari pangkat Sersan dua hingga Sersan mayor
C Kelas sosial bawah (Tamtama)
Dari pangkat Prajurit hingga Kopral kepala
6
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
13/34
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
14/34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian
Kualitatif
Teknik pengambian sampel
Sampel insidental
Pengambilan data
Dokumentasi/studi obervasi simulasi
Lokasi
SMAN 5 Depok
7
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
15/34
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
16/34
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Setelah melakukan studi observasi simulasi yang dilaksanakan dengan metode sampelinsidental tehadap kelompok-kelompok ekonomi kelas atas dan menengah siswa/siswi SMAN 5
Depok. Dalam konteks ini, status ekonomi merupakan citra (objek) yang berfungsi sebagai juru
bicara gaya hidup, baik dalam hal identitas diri maupun status Sosial.Hal tersebut terlihat darisikap para siswa di lingkungan sekolah SMAN 5 Depok kelas ekonomi kelas atas yang
menggunakan simbol-simbol sosial dari cara berpenampilan dan penggunaan barang-barang
bermerk untuk menunjukkan kelas sosialnya kepada siswa lainnya dan juga ingin
mempertontonkan citra diri ataupun gaya hidup dalam konteks status sosial lengkap dengan
berbagai simbol-simbolnya, seperti pakaian yang fashionable, handphone dengan segala
kecanggihannya, mobil mewah, dan lainnya. Adanya pembedaan diantara kedua kelas tersebut
juga tentunya dimanfaatkan oleh para siswa ekonomi kelas atas untuk mempermudah
aktivitasnya di sekolah, yakni untuk mempermudahnya keluar masuk kelas dan sekolah apabila
ingin melakukan suatu hal penting, yakni hanya dengan menunjukkan simbol atributnya sebagai
seorang siswa ekonomi kelas atas. Dan mengakibatkan kesenjangan sosial di sekolah, dimana
siswa kelas ekonomi atas ini merasa seperti kelompok elit yang berbeda dengan siswa kelas
ekonomi menengah.
Pemisahan kedua kelompok tersebut menimbulkan terjadinya pemisahan yang dapat
menimbulkan kelompok sebagaimana yang diartikan sebagai segregasi yaitu pemisahan suatu
golongan dari golongan lainnya. Segregasi terjadi karena adanya simbol-simbol sosial dapat
mengakibatkan diskriminasi yang terjadi akibat adanya prasangka sosial di dalam lingkungansekolah yang menciptakan munculnya stereotype di SMAN 5 Depok. Simbol-simbol sosial yang
dipergunakan oleh para siswa timbul akibat adanya kesadaran terhadap status sosial yang mereka
miliki, dan hal tersebut kemudian memberikan pengaruh terhadap pembentukan jarak dalam
hubungan yang terjalin diantara siswa. Jarak sosial yang terlihat dengan adanya penggunaan
simbol tersebut, antara lain menyebabkan terjadinya pengelompokan diantara para siswa, dimana
para siswa hanya mau menjalin hubungan dengan teman-teman yang sama dengannya, terutama
dalam hal status sosial ekonominya. Bahkan untuk bergaul di luar sekolah saja juga terlihat
jurang pemisah diantara kedua siswa berbeda kelas tersebut.
Simbol-Simbol Sosial Siswa Ekonomi Kelas AtasSetiap siswa memiliki simbol-simbol sosial yang mereka pergunakan dalam
kehidupannya sehari-hari, khususnya dalam lingkungan sekolah. Siswa ekonomi kelas atas
memiliki simbol-simbol diantaranya
1. Gadget
Gadget adalah perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Handphone, mp3 player,
dan tablet adalah sekian dari gadget yang sering digunakan, khususnya oleh remaja. Sama
halnya dengan siswa/i SMA Negeri 5 Depok. Banyak siswa/siswi yang membawa gadget-gadget
tersebut ke sekolah. Namun, bisa kita lihat bahwa siswa/siswi yang menggunakan gadget tsb
umumnya berasal dari kalangan menengah ke atas.
8
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
17/34
Siswa/siswi tersebut umumnya tidak hanya menggunakan handphone keluaran terbaru, namun
mereka juga menggunakan dan membawa gadget lain seperti laptop atau tablet ke sekolah.
Gadget-gadget itu berasal dari merek-merek ternama seperti Apple, Samsung, dll. yang pastinya
tidak murah. Kontras sekali jika dibandingkan dengan siswa/siswi dari kalangan menengah ke
bawah yang umumnya hanya menggunakan handphone biasa dan tidak memiliki gadget-gadget
tambahan seperti tablet atau laptop. Walaupun ada beberapa siswa dari kalangan ini yangmemiliki laptop, namu laptop tersebut biasanya hanya laptop biasa dan jarang sekali mereka
bawa ke sekolah.
2. Transportasi
Banyak jenis transportasi yang sering dipilih anak sekolah. Mulai dari angkutan umum (angkot),
ojek, diantar jemput menggunakan mobil, atau membawa motor atau mobil sendiri. Umumnya
siswa/siswi lebih memilih untuk menggunakan angkutan umum atau membawa motor sendiri.
Namun, beberapa murid dari kalangan menengah ke atas lebih memilih diantar jemput
menggunakan mobil atau mengendarai mobil sendiri. Mereka yang diantar jemput biasanya
diantar oleh orang tua, saudara, atau supir. Dan mobil yang mereka kendarai mayoritas adalah
mobil yang terbilang mewah.
3. Pola perilaku
Pola perilaku masing-masing orang berbeda. Pola perilaku tersebut keseringan diperngaruhi
faktor lingkungan. Kebanyakan siswa/siswi dari kalangan menengah atas bersikap percaya diri
karena biasanya mereka memiliki banyak teman. Namun kadang mereka malah cenderung
terlihat sombong dan seperti ingin menyombongkan harta benda yang mereka miliki. Sedangkan
siswa/siswi dari kalangan menengah ke bawah cenderung pemalu dan minder. Keseringan
karena mereka merasa tidak memiliki apa-apa dan ketinggalan jaman. Namun ada juga
siswa/siswi dari kalangan menengah ke atas yang pemalu dan pendiam. Dan ada juga siswa/siswi
dari kalangan menengah ke bawah yang justru malah memiliki banyak teman dan tidak merasa
minder dengan keterbatasan ekonomi mereka.
Perbedaan yang terjadi di lingkungan SMAN 5 Depok antara kelas ekonomi atas dan
kelas ekonomi menengan mengakibatkan prasang-prasangka negatif yang terjadi diantara 2
status sosial ini. Bermacam-macam teori yang telah dikemukakan bahwa prasangka adalah
sebagai sesuatu yang wajar yang sendirinya timbul bila terjadi hubungan antara dua kelompok
yang berlainan.
Prasangka dalam Hubungan antar Kelompok
Prasangka sebagai sesuatu yang dipelajari
Teori ini memandang bahwa prasangka sebagai hasil proses belajar seperti halnya
dengan sikap-sikap lain yang terdapat pada manusia seperti sikap senang atau tidak
senangnya terhadap golongan lain adalah hasil pengalaman pribadi yang berlangsung
lama atau berdasarkan pengalaman yang traumatis.
Prasangka sebagai alat mencapai tujuan praktis
Golongan yang dominan ingin menyingkirkan golongan minoritas dari dunia
Persaingan. Sikap itu terdapat dikalangan penjajah terhadap bangsa yang dijajah agar
dapat dieksploitasinya.
9
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
18/34
Prasangka sebagai aspek pribadi
Menurut penelitian Murphy dan Likert ada dua orang yang mempunyai pribadi yang
berprasangka. Orang yang pribadinya berprasangka menaruh prasangka terhadap
berbagai hal. Maka kepribadian merupakan suatu faktor penting bila kita ingin
memahami hakikat dan perkembangan prasangka. Pendekatan multi dimensional
Dalam berbagai faktor yang dapat menimbulkan prasangka dapat diambil
kesimpulan bahwa untuk memahami prasangka harus kita gunakan pendekatan yang
multi dimensional. Prasangka dalam hubungan antar- kelompok perlu kita ketahui
bahwa prasangka bukanlah suatu instink yang dibawa lahir, melainkan sesuatu yang
dipelajari. Karena prasangka itu dapat dipelajari maka prasangka itu dapat diubah
atau dikurangi bahkan dapat dicegah
Ada tidaknya perbedaa golongan dikalangan ekonomi kelas atas dan ekonomi kelas
menengah mempengaruhi hubungan antar kelompok itu. Siswa/siswi di SMAN 5 Depok selainmenunjukan perbedaan anatara kelas ekonomi juga sering menunjukkan perbedaan tentang asal
kebangsaan, kesukuan, agama, adat istiadat, dan kedudukan. Berdasarkan perbedaan-perbedaan
itu, mungkin timbul golongan minoritas di kalangan murid-murid yang tersembunyi ataupun
yang nyata. Pihak sekolah seharusnya memperhatikan struktur golongan-golongan dikalangan
murid-muridnya.sehingga tidak terjadi diskriminas sosial di dalam lingkungan sekolah.
Interaksi dan Jarak Sosial antara Siswa
Interaksi sosial merupakan alat dalam kehidupan sosial yang tertata dalam bentuk
tindakan-tindakan yang didasarkan pada nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku di
masyarakat, membutuhkan simbol-simbol tertentu serta melibatkan suatu pertukaran simbol.Interaksi yang terjalin diantara para siswa ekonomi kelas atas dan reguler pada kenyataannya
kurang baik. Para siswa ekonomi kelas atas berupaya menunjukkan identitas diri dan status
sosial mereka dengan menggunakan berbagai simbol-simbol sosial, seperti cara berpakaian yang
modis, fashionable, dan juga gadget yang canggih. Kompetisi yang terjadi diantara siswa
bukanlah secara intelektual tetapi gaya hidup. Padahal sekolah seharusnya menjadi wadah utama
bagi siswa/siswi dari semua kalangan masyarakat menimba ilmu tanpa diskriminasi dan
kastanisasi. Interaksi antara siswa juga dihambat oleh adanya pandangan negatif oleh siswa
ekonomi kelas menengah kepada para siswa dari ekonomi kelas atas , yang membuat hubungan
diantara mereka tidak dapat berjalan dengan harmonis. Sedangkan untuk interaksi siswa denganteman sesamanya, atau interaksi antar sesama siswa ekonomi kelas atas tidaklah terdapat
hambatan sama sekali, dikarenakan oleh gaya hidup dan cara pandang mereka yang memiliki
kesamaan. Jarak sosial yang terlihat dengan adanya penggunaan simbol tersebut, antara lain
menyebabkan terjadinya pengelompokan diantara para siswa, dimana para siswa hanya mau
menjalin hubungan dengan teman-teman yang sama dengannya, terutama dalam hal status sosial
ekonominya. Bahkan untuk bergaul di luar sekolah saja juga terlihat jurang pemisah diantara
kedua siswa berbeda kelas tersebut.
10
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
19/34
Usaha-usaha memperbaiki hubungan antar kelompok di sekolah
Tiap sekolah perlu memperhatikan hubungan antar-murid dan antar-kelompok, terlebih
jika terdapat golongan minoritas. Berbagai usaha dapat dijalankan untuk memperbaiki hubungan
antar-kelompok, walaupun kekuasaan sekolah sangat terbatas. Oleh sebab itu untuk mengubah
situasi sosial sekolah, dapat menggugah nilai-nilai dan sikap anak-anak secara individual, rasakeadilan, rasa keagamaan yang mengemukakan kesamaan manusia di hadapan Tuhan. Cara ini
dapat dilakukan melalui pemberian informasi diskusi kelompok, hubungan pribadi dan
sebagainya.
Kebanyakan usaha dalam perbaikan hubungan antar-kelompok mengandung unsur
penggugahan nilai dan sikap, oleh sebab itu sekolah tidak mampu mengubah keadaan sosial dan
prasangka dalam masyarakat. Di tengah pendidikan yang dikonsep saebagai arena perjuangan
antar kelas/strata sosial maka pendidikan harus bisa diubah menjadi kekuatan yang bisa
membebaskan diri dari operasi kelas dominan. Perjuangan ini dimulai dengan pemberian
penyadaran terhadap siswa dan seluruh praktisi pendidikan. Mereka harus memiliki self-awareness dan kesadaran kelas. Intervensi ke sekolah harus dilakukan, hal ini dimaksudkan
untuk mengubah karakter sekolah/pendidikan
.
11
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
20/34
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
21/34
BAB V
PENUTUPAN
V.I Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa status sosial ekonomi siswa
dapat mempengaruhi perbedaan kelas sosial di lingkungan sekolah antara status ekonomi kelas
atas dengan status ekonomi kelas bawah. Siswa yang berada di ekonomi kelas atas akan
menganggap dirinya adalah kelompok yang paling baik dan menganggap rendah dan kurang
bermartabat kepada siswa ekonomi kelas menengah. Perbedaan yang ada di antara kelas sosial di
lingkungan sekolah dapat menyebabkan terjadinya kecemburuan sosial, maupun iri hati. Hal ini
di karenakan faktor-faktor gaya hidup (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama)
siswa kelas atas dan siswa kelas menengah yang cenderung membedakan anggota setiap kelas
dari anggota kelas sosial lainnya di lingkungan sekolah.
V.II Saran
1. Perlu adanya pengawasan dari pihak sekolah terhadap siswa ekonomi kelas atas,
sehingga kesenjangan sosial diantara para siswa di lingkungan sekolah dapat
terkontol.
2. Mengingat adanya kecemburuan sosial, maupun iri hati pada siswa kelas menengah
di lingkungan sekolah yang di pengaruhi oleh faktor gaya hidup oleh ekonomi kelas
atas, seharusnya siswa ekonomi kelas atas dapat membedakan perilaku serta gaya
hidupnya di dalam lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah.
12
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
22/34
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
23/34
Kelompok Sosial Ekonomi Kelas Atas Siswa/Siswi SMAN 5 Depok
13
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
24/34
14
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
25/34
15
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
26/34
Foto diatas diambil di lingkungan SMAN 5 Depok, berdasarkan
observasi simulasi yang dilakukan terhadap siswa/siswi ekonomi kelas atas,
dapat dilihat siswa/siswi yang memiliki ekonomi tinggi rata-rata membawa
gadget maupun mobil kesekolah.
16
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
27/34
Kelompok Sosial Ekonomi Kelas Menengah Siswa/Siswi
SMAN 5 Depok
17
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
28/34
Foto diatas diambil di lingkungan SMAN 5 Depok, berdasarkan
observasi simulasi yang dilakukan terhadap siswa/siswi ekonomi kelas
menengah, dapat dilihat siswa/siswi yang memiliki ekonomi menengah
mereka rata-rata juga menggunakan gadget, namun gadget yang mereka
gunakan tidak semewah gadget yang digunakan oleh siswa/siswi yang
memiliki ekonomi kelas atas.
18
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
29/34
Daftar Pusaka
Https://www.google.co.id
Https://www.wikipedia.com
Https://www.stratifikasisosial.com
19
https://www.google.co.id/https://www.google.co.id/https://www.wikipedia.com/https://www.wikipedia.com/https://www.stratifikasisosial.com/https://www.stratifikasisosial.com/https://www.stratifikasisosial.com/https://www.wikipedia.com/https://www.google.co.id/7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
30/34
PROFIL PENULIS
Nama : Adinda Ayu S.
TTL : Jakarta, 11 Jan 1996
Alamat : Jl. Margonda Raya
No. Telp : 083873244774
Email : [email protected]
Nama : Ghina Haifa N
TTL : Brebes, 4 Jan 96
Alamat : Jl.Kartini no.58 Perum. Permata
Asri C7
No. Telp : 085691505908
Email : [email protected]
20
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
31/34
Nama : Intan Larasati
TTL : Depok 31 Agst 95
Alamat : Jl. Kutilang 2/221 Depok Jaya
No. Telp : 08989250428
Email : [email protected]
Nama : Diaz Ariesta N
TTL : Smg, 8 Apr 95
Alamat : Perum. Villa Cemara no. 4
No. Telp : 081282808401
Email : [email protected]
21
7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
32/34
Nama : Alvin Kurnia
TTL : Jakarta, 16 Okt 95
Alamat : Jl. Jawa, Beji Depok
No.tlp : 085719577535
Email : [email protected]
Nama : Dimas Fitriyanto P.
TTL : Jakarta, 8 Mar 95
Alamat : Komp. Depok Jaya Agung
No.Telp : 08979591260
Email : [email protected]
22
mailto:[email protected]:[email protected]7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
33/34
Nama : Riandi
TTL : Jakarta, 9 mar 95
Alamat : Kp.Rawakalong no.31
No. Telp : 08577452490
Email : [email protected]
Nama : Bagus Septiawan
TTL : Jakarta, 6 Sept 95
Alamat : Jl. Sawah Indah no.4
No. Telp : 089888940677
Email : [email protected]
23
mailto:[email protected]:[email protected]7/29/2019 Penelitian Sosial sosiologi
34/34