penel jntung

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    PENERAPAN PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG (PUGS) DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN JANTUNG PADA IBU PESERTA DAN BUKAN PESERTA KLUB

    JANTUNG SEHAT DI KALURAHAN PLERET BANTUL YOGYAKARTA

    (Rizqie Auliana, M.Kes dan Hainur Fardatin)

    Abstrak

    Peningkatan jumlah kematian akibat penyakit jantung lebih disebabkan oleh perubahan pola hidup masyarakat. Pola hidup yang tidak sehat, terutama kebiasaan makan sembarangan, kurang atau tidak olah raga, kebiasaan merokok serta stress merupakan faktor resiko utama. Kondisi ini akan semakin parah jika masyarakat tidak memiliki pengetahuan gizi terutama prinsip pedoman gizi seimbang. Penelitian ini bertujuan : 1) Mengetahui pengetahuan gizi ibu-ibu peserta dan bukan peserta klub jantung sehat dalam pencegahan penyakit jantung, 2) Mengetahui pengetahuan tentang penyakit jantung pada ibu-ibu peserta dan bukan peserta klub jantung sehat dalam pencegahan penyakit jantung dan 3) Mengetahui penerapan 13 pesan dasar gizi seimbang pada ibu-ibu peserta dan bukan peserta klub jantung sehat.

    Jenis penelitian adalah survei dengan metode angket. Lokasi penelitian di Kalurahan Pleret Kecamatan Pleret Bantul pada bulan Maret-Juni 2007. Populasi penelitian homogen dengan kriteria ibu rumah tangga berusia 20-55 tahun dengan pertimbangan faktor resiko pada perempuan terjadi pada usia 55 tahun sehingga sebelum usia tersebut mereka sudah mempersiapkan diri hidup sehat, peserta klub senam jantung sehat, serta benar-benar aktif mengikuti senam jantung sehat (kelompok senam). Sebagai kelompok pembanding dipilih ibu rumah tangga usia 20-55 tahun tetapi bukan peserta klub jantung sehat dan tidak aktif mengikuti senam jantung sehat. (kelompok bukan senam). Sampel penelitian dipilih secara simple random sampling masing-masing sebanyak 30 orang. Data penelitian yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.

    Hasil penelitian menunjukkan: 1) pengetahuan gizi antara kelompok senam dan bukan senam memiliki selisih 0,6, jumlah sampel berpengetahuan gizi baik pada kelompok senam 29 orang dan pada kelompok bukan senam 27 orang, dengan rata-rata nilai kelompok senam 14,97 dan kelompok bukan senam 14,37, yang berarti sebagian besar sampel penelitian telah memiliki pengetahuan gizi baik. 2) pengetahuan tentang penyakit jantung antara kelompok senam dan bukan senam memiliki selisih 0,27, semua sampel penelitian baik kelompok senam maupun kelompok bukan senam telah memiliki pengetahuan penyakit jantung baik dengan rata-rata nilai kelompok senam 13,75 dan kelompok bukan senam 13,1. 3) semua sampel penelitian baik kelompok senam maupun kelompok bukan senam telah menerapkan 13 pesan dasar PUGS dengan baik dalam kehidupan sehari-hari, hal ini bagi kelompok senam telah sesuai dengan teori perilaku bahwa pengetahuan yang baik merupakan dasar untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku.

    Kata kunci : PUGS, penyakit jantung, senam jantung sehat

  • 2

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Indonesia sebagai negara yang menyetujui deklarasi Millenium Development

    Goals (MDGs) dengan tujuan perbaikan kesehatan masyarakat masih memiliki kendala

    untuk mencapai kesehatan masyarakat secara optimal. Angka kematian orang dewasa

    akibat penyakit jantung dan hipertensi meningkat (Ranch Market, 2006). Penyakit

    jantung yang berkaitan erat dengan penyakit diabetes dan kegemukan merupakan

    penyebab utama kematian di beberapa negara maju dan negara berkembang.

    Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, penyakit jantung

    masih berada di peringkat ke-11 penyebab utama kematian di Indonesia, tahun 1986

    naik ke peringkat 3, dan tahun 1992-1995 sudah menduduki peringkat 1 (Siswono

    dalam www.gizi.net/2003/07/09). Keadaan tersebut terjadi lebih cepat dari yang

    diperkirakan karena 30 tahun yang lalu penyakit jantung dan pembuluh darah

    diperkirakan baru akan menjadi masalah utama pada tahun 2000-an. Namun ternyata

    sebelum tahun 2000 penyebab kematian di Indonesia yang diakibatkan oleh gangguan

    kelainan jantung dan pembuluh darah mencapai 25% (Santoso Karo Karo dalam

    www.idi.or.id/2008/01/14). Usia penderita juga semakin muda yaitu dibawah 40 tahun

    (www.promosikesehatan.com/2006/02/06).

    Penyakit jantung adalah penyakit non infeksi, salah satu yang paling banyak

    diderita dan merupakan penyebab kematian paling tinggi dimasyarakat adalah penyakit

    jantung koroner (PJK). Penyakit ini menyerang pembuluh darah yang mengalirkan

    darah ke jantung. Timbunan lemak, kolesterol dan jaringan ikat pada dinding pembuluh

    darah secara perlahan-lahan akan mengakibatkan penyempitan pembuluh darah. Pada

    waktu pembuluh darah menyempit maka jantung harus bekerja lebih keras sehingga

    menyebabkan nyeri dada. Pembuluh darah yang tersumbat membuat pasokan darah ke

    jantung terhenti sehingga terjadilah serangan jantung yang dapat menyebabkan

    kematian mendadak (Tabrani, 1995). Secara normal jantung berdenyut 60 sampai 100

    kali per menit (100 ribu kali perhari). Jantung yang berdenyut tidak normal disebut

    arryhytmia, denyut lambat (dibawah 60 kali permenit) disebut bradyarrhythmias dan

    diatas 100 per menit disebut tachyarrhytmias (Yayasan Jantung Indonesia,

    www.id.inaheart.or.id/2008/05/18). Faktor resiko penyebab terjadinya penyakit jantung

  • 3

    terdiri dari faktor yang tidak dapat dikendalikan : keturunan, usia, jenis kelamin, ras, dan

    faktor yang dapat dikendalikan : merokok, hipertensi, kolesterol tinggi, kurang olahraga,

    obesitas, diabetes, dan stress.

    Peningkatan jumlah kematian akibat penyakit jantung lebih dipengaruhi oleh

    perubahan pola hidup masyarakat. Pola hidup yang tidak sehat, terutama kebiasaan

    makan sembarangan, kurang atau tidak olah raga, kebiasaan merokok serta stress

    merupakan faktor resiko utama. Kondisi ini akan semakin parah jika masyarakat tidak

    memiliki pengetahuan gizi terutama prinsip pedoman gizi seimbang. Menurut Sadosa

    Sumosardjuno (www.depkes.go.id/2008/04/26) sebagian besar dari penurunan angka

    kematian dan penyakit jantung erat hubungannya dengan pola hidup terutama

    pengurangan kebiasaan merokok, perbaikan pola makan, dan kebiasaan melakukan

    latihan olahraga. Oleh karena itu upaya pencegahan paling baik yang dapat dilakukan

    adalah dengan pendidikan perilaku hidup sehat terutama dengan memahami dan

    menerapkan pedoman gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari, dan bagi masyarakat

    beresiko dapat diberikan pengetahuan tentang gizi dan menjaga kebugaran diri (Ranch

    Market, 2006).

    Pedoman umum gizi seimbang (PUGS) yang dimiliki memuat 13 pesan dasar

    dengan tujuan memperbaiki perilaku hidup sehat terutama memahami dan

    mempraktekkan pedoman gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku hidup

    sehat menurut Sukidjo Notoatmodjo (2003) mencakup pengetahuan, sikap, dan praktek

    (tindakan) tentang gizi dan menjaga kebugaran diri. Pengetahuan sebagai aspek dasar

    untuk pemahaman membantu seseorang untuk mengambil sikap yang benar,

    selanjutnya dengan sikap yang benar seseorang akan melakukan suatu tindakan yang

    benar. Tindakan yang didasari oleh pemahaman akan bersifat langgeng dibandingkan

    yang tidak didasari pemahaman. Pengetahuan yang benar tentang gizi dan kebugaran

    dapat membuat seseorang memahami dan kemudian berupaya untuk menerapkannya

    dalam kehidupan sehingga terwujud pola hidup sehat. PUGS yang digunakan sebagai

    dietary guidelines Indonesia ini memiliki pesan universal membiasakan makan beraneka

    ragam dengan jenis dan porsi yang tepat.

    PUGS dibahas pertama kali dalam Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi V

    tahun 1993 sebagai penyempurnaan slogan 4 sehat 5 sempurna (Ranch Market, 2006).

    Salah satu pesan penting adalah melakukan aktivitas fisik dan berolahraga secara

  • 4

    teratur sebagai bentuk pola hidup sehat. Olahraga bagi penderita penyakit jantung

    bertujuan memacu denyut jantung, latihan 20-30 menit selama 3 kali seminggu dalam

    jangka 1,5 bulan sudah mampu memberi kenaikan 35% (Dede Kusmana, 2002).

    Penelitian Paffenharger tahun 1970 (Sadosa Sumosardjuno dalam

    www.depkes.go.id/2008/04/26), para pekerja pelabuhan di San Francisco yang dalam

    pekerjaannya sedikit menggunakan fisik memiliki risiko menderita PJK 60% lebih besar

    daripada yang banyak menggunakan fisik dalam pekerjaannya. Olah raga senam

    jantung sehat (SJS) diciptakan oleh Klub Jantung Sehat Yayasan Indonesia bagi

    masyarakat sebagai bentuk pencegahan dan pengendalian faktor resiko penyebab

    penyakit jantung. Pemeliharaan kesehatan jantung memang hanya dapat dilakukan

    dengan mengendalikan faktor resiko. Faktor resiko dapat dipelajari dari berbagai media

    sehingga masyarakat memiliki pengetahuan tentang faktor resiko penyakit jantung, dan

    kemudian dapat menerapkan pengendaliannya melalui perilaku hidup sehat yang sudah

    dituangkan dalam 13 pesan dasar (PUGS). Senam Jantung Sehat (SJS) sebagai bentuk

    pengendalian banyak diminati oleh masyarakat terutama kaum ibu dan banyak

    diselenggarakan diberbagai daerah sampai ke pedesaan sebagai wujud kesadaran

    hidup sehat.

    Melihat kenyataan bahwa kematian akibat penyakit jantung semakin meningkat

    maka perlu dilakukan penelitian untuk melihat pengetahuan tentang gizi, pengetahuan

    tentang penyakit jantung dan penerapan 13 pesan dasar dalam kehidupan sehari-hari

    pada masyarakat, terutama ibu-ibu peserta klub jantung sehat aktif yang telah

    melakukan upaya pengendalian resiko penyakit jantung.

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan kendala dan hambatan proses sosialisasi undang-undang PKDRT,

    maka penelitian ini mengajukan perumusan masalah sebagai berikut :

    1. Bagaimana pengetahuan gizi ibu-ibu peserta dan bukan peserta klub jantung sehat

    dalam pencegahan penyakit jantung ?.

    2. Bagaimana pengetahuan tentang penyakit jantung pada ibu-ibu peserta dan bukan

    peserta klub jantung sehat dalam pencegahan penyakit jantung?

    3. Bagaimana penerapan 13 pesan dasar gizi seimbang pada ibu-ibu peserta dan

    bukan peserta klub jantung sehat ?

  • 5

    C. Tujuan Penelitian

    1. Mengetahui pengetahuan gizi ibu-ibu peserta dan bukan peserta klub jantung sehat

    dalam pencegahan penyakit jantung.

    2. Mengetahui pengetahuan tentang penyakit jantung pada ibu-ibu peserta dan bukan

    peserta klub jantung sehat dalam pencegahan penyakit jantung.

    3. Mengetahui penerapan 13 pesan dasar gizi seimbang pada ibu-ibu peserta dan

    bukan peserta klub jantung sehat.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Memberikan informasi tentang pedoman umum gizi seimbang (PUGS) dan

    penerapannya sebagai wujud mencapai pola hidup sehat.

    2. Memberikan informasi tentang penyakit jantung dan pencegahannya sebagai upaya

    menurunkan angka kematian akibat penyakit jantung.

    3. Membantu pencapaian kesehatan masyarakat optimal menuju Indonesia sehat

    2010.

  • 6

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Penyakit Jantung

    Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah

    atau lebih tepatnya menyerang jantung dan urat-urat darah, beberapa contoh penyakit

    jantung adalah penyakit jantung koroner, serangan jantung, tekanan darah tinggi,

    stroke, sakit di dada (angina) dan penyakit jantung rematik. Penyakit jantung koroner

    merupakan yang paling banyak diderita masyarakat. Penyakit jantung ini menyerang

    pembuluh darah dan dapat menyebabkan serangan jantung. Serangan jantung terjadi

    karena pembuluh arteri tersumbat sehingga menghambat penyaluran oksigen dan

    nutrisi ke jantung. Sementara stroke disebabkan oleh kurangnya aliran darah yang

    mengalir ke otak dan terkadang menyebabkan pendarahan di otak. Namun demikian

    tidak semua penyakit jantung disebabkan oleh terserangnya pembuluh darah. Beberapa

    gangguan pada jantung :

    1. Abnormal Heart Rhythms

    Secara normal jantung berdetak 60 sampai 100 kali tiap menit (atau sekitar 100

    ribu kali setiap harinya). Jantung yang bedetak tidak normal disebut arryhytmia

    (dysrhythmia). Jantung yang berdetak terlalu lambat (dibawah 60 kali per menit)

    disebut bradyarrhythmias. Sedangkan yang berdetak di atas 100 per menit disebut

    tachyarrhytmias.

    2. Heart Failure

    Disebut juga gagal jantung dan merupakan penyakit jantung paling menakutkan.

    Pada kondisi ini tidak berarti jantung tidak dapat bekerja sama sekali, hanya saja

    jantung tidak berdetak sebagaimana mestinya.

    3. Heart Valve Disease

    Disebut juga rusaknya katup jantung. Katup jantung terdapat pada setiap bilik

    jantung (4 buah bilik) yang berfungsi mengatur aliran darah searah menuju jantung.

    4. Congenitas Heart Disease

    Atau biasa disebut kelainan pada jantung. Menyerang 8 sampai 10 anak dari tiap

    1000 kelahiran. Gejala awal biasanya terdeteksi saat kelahiran atau pada masa

    kanak-kanak. Di Amerika sekitar 500 ribu orang mengalami kelainan jantung pada

    masa pertumbuhannya dan bertambah sekitar 20 ribu orang tiap tahunnya.

  • 7

    5. Cardiomyopathies

    Gejala penyakit jantung ini menyerang otot jantung itu sendiri dan terlihat

    mengalami pembesaran danpengecilan jantung secara tidak normal dan atau

    bahkan menjadi kaku. Kondisi ini menyebabkan jantung memompa secara tidak

    normal (menjadi lebih lemah). Tanpa penanganan yang baik cardiomyopathies akan

    menyebabakan penyakit yang lebih buruk seperti gagal jantung atau menyebabkan

    jantung berdetak tidak normal.

    6. Pericarditis

    Adalah radang yang mengelilingi lapisan jantung dan gejala ini jarang terjadi dan

    biasanya disebabkan oleh infeksi.

    B. Pencegahan Penyakit Jantung

    1. Faktor resiko untuk penyakit jantung bisa dibagi menjadi dua:

    a. Faktor yang tidak bisa dikendalikan : keturunan, umur dimana makin tua resiko

    makin besar dan jenis kelamin, pria mempunyai resiko lebih tinggi dari pada

    wanita (wanita resikonya meningkat sesudah menopause)

    b. Faktor yang bisa dikendalikan : merokok, tekanan darah tinggi, kadar lemak

    yang tinggi dalam darah, kurang olah raga, diabetes yang tidak terkendali, stres

    dan kegemukan.

    Untuk memperbaiki kadar lemak, perlu diperhatikan hal-hal berikut:

    1. Kurangi makanan berlemak, termasuk segala jenis lemak.

    2. Kurangi makanan yang mengandung lemak hewani.

    3. Gantikan dengan lemak poliunsaturated (minyak jagung, minyak bunga

    matahari) dan lemak monosaturated (minyak kanola, zaitun).

    4. Makan ikan 3 - 4 kali seminggu.

    5. Tingkatkan jumlah serat terutama dengan buah segar, sayuran, kacang-

    kacangan kering, barley oats (sejenis gandum).

    6. Pertahankan berat badan ideal.

    7. Kurangi makan gula dan makanan manis.

    8. Kurangi alkohol (maksimum 1 atau 2 gelas sehari).

    9. Olah raga secara teratur.

    10. Jangan merokok

  • 8

    C. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang

    Upaya menanggulangi masalah gizi baik gizi kurang dan gizi lebih, adalah

    membiasakan mengkonsumsi hidangan sehari-hari dengan susunan zat gizi yang

    seimbang. Untuk maksud tersebut, ada 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang yang perlu

    diikuti.

    1. Makanlah beraneka ragam makanan.

    Makan beraneka ragam makanan dapat lebih mencukupi kebutuhan gizi

    seseorang yaitu kebutuhan lengkap akan karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan

    mineral. Berbagai jenis bahan makanan mempunyai masing-masing kandungan

    gizinya dengan kata lain mempunyai kelebihan dan kekurangan atas zat gizi tertentu.

    Misalnya beberapa makanan mengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang vitamin

    dan mineral. Sedangkan beberapa makanan lain kaya vitamin tetapi miskin

    karbohidrat. Jadi, untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin

    dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan, melainkan harus terdiri dari aneka

    ragam bahan makanan. Masing-masing bahan makanan akan saling memenuhi

    kebutuhan akan zat gizi.

    2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.

    Seseorang dapat menjalankan aktivitasnya seperti bekerja, belajar, berpikir atau

    pun berolahraga karena mempunyai energi. Energi ini didapatkan dari makanan

    khususnya dari karbohidrat, protein dan lemak. Jumlah makanan yang dimakan

    haruslah cukup. Jika berlebihan akan menambah berat badan sehingga

    meningkatkan resiko penyakit jantung, stroke dan lainnya. Jika kurang seseorang

    akan kekurangan energi sehingga menjadi lemas atau kurang bersemangat dan

    dapat menurunkan produkivitas kerja.

    3. Makanlah sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.

    Makanan sumber karbohidrat ini terdapat dalam bahan makanan pokok yang

    merupakan porsi yang paling besar dalam hidangan sebaiknya tidak lebih dari

    setengah kebutuhan. Setengah yang lainnya akan dipenuhi oleh bahan makanan lain

    yaitu protein dan lemak. Misalnya jika seseorang kekenyangan makan ubi akan

    melupakan makanan lain yang menjadi sumber protein dan lemak.

  • 9

    4. Batasi konsumsi lemak dan minyak seperempat dari kebutuhan energi.

    Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk

    meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin A, D, E, dan K,

    serta menambah lezatnya hidangan. Konsumsi lemak dan minyak dalam makanan

    sehari-hari sebaiknya 15 25 % dari kebutuhan energi. Potensi lemak dan minyak

    sebagai sumber energi terhitung lebih tinggi daripada karbohidrat dan protein. Tiap

    gram lemak menghasilkan 9 kilokalori, sedangkan karbohidrat dan protein hanya 4

    kilokalori. Bagi kebanyakan penduduk Indonesia, khususnya yang tinggal di

    perdesaan, konsumsi lemak/minyak masih sangat rendah sehingga masih perlu

    ditingkatkan. Sedangkan konsumsi lemak pada penduduk perkotaan sudah harus

    diwaspadai karena cenderung berlebihan. Mereka yang sudah berlebihan

    mengonsumsi lemak harus segera menurunkan secara bertahap, dengan cara

    mengurangi konsumsi makanan berlemak tinggi, termasuk mengurangi konsumsi

    makanan bersantan dan yang digoreng. Kebiasaan mengonsumsi lemak hewani

    yang berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan

    penyakit jantung koroner. Namun membiasakan makan ikan dapat mengurangi risiko

    menderita penyakit jantung koroner, karena lemak ikan mengandung asam lemak

    omega 3. Asam lemak omega 3 berperan mencegah terjadinya penyumbatan lemak

    pada dinding pembuluh darah.

    5. Gunakan garam beryodium.

    Sesuai Keppres No. 69 tahun 1994, semua garam yang beredar di Indonesia

    harus mengandung yodium. Kebijaksanaan ini berkaitan erat dengan masih tingginya

    kejadian gangguan kesehatan akibat kekurangan yodium (GAKY) di Indonesia.

    Garam beryodium adalah garam natrium yang telah diperkaya dengan KIO 3 (kalium

    iodat) sebanyak 30-80 ppm. GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium)

    merupakan masalah gizi yang serius, karena dapat menyebabkan penyakit gondok

    dan kretin (kerdil). Kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari, dapat pula

    menurunkan tingkat kecerdasan seseorang. Indonesia saat ini diperkirakan

    kehilangan 140 juta I.Q poin akibat GAKY. Anak sekolah yang menderita GAKY

    biasanya memerlukan waktu yang relatif lebih lama untuk menyelesaikan tingkat

    pendidikan formal tertentu. Bahkan mereka yang menderita GAKY tingkat berat

    (kretin, kretinoid) tidak mampu menyerap pelajaran pendidikan dasar.

  • 10

    6. Makanlah makanan sumber zat besi.

    Zat besi (Fe) merupakan salah satu unsur pembentuk dari sel darah merah

    (eritrosit) yang bertanggungjawab transpor oksigen dan karbondioksida. Kekurangan

    zat besi menimbulkan masalah anemia gizi besi atau di masyarakat dikenal dengan

    penyakit kurang darah. Sumber utama Fe adalah bahan pangan hewani dan kacang-

    kacangan serta sayuran berwarna hijau tua. Kesulitan utama untuk memenuhi

    kebutuhan Fe adalah rendahnya tingkat penyerapan Fe di dalam tubuh, terutama

    sumber Fe nabati yang hanya diserap 1-2%. Sedangkan tingkat penyerapan Fe

    makanan asal hewani dapat mencapai 10-20%. Ini berarti bahwa Fe pangan asal

    hewani (heme) lebih mudah diserap daripada Fe pangan asal nabati (non heme).

    Anemia Gizi Besi (AGB) terutama banyak diderita oleh wanita hamil, wanita

    menyusui, dan wanita usia subur pada umumnya, karena fungsi kodrati. Peristiwa

    kodrati wanita adalah haid, hamil, melahirkan dan menyusui. Karena itu

    menyebabkan kebutuhan Fe atau zat besi relatif lebih tinggi ketimbang kelompok

    lain. Kelompok lain yang rawan AGB adalah anak balita, anak usia sekolah, dan

    buruh serta tenaga kerja berpenghasilan rendah. AGB dapat mengakibatkan

    gangguan kesehatan dari tingkat ringan sampai berat. Anemia pada ibu hamil akan

    menambah risiko: mendapatkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), risiko perdarahan

    sebelum dan pada saat persalinan, dan bahkan dapat menyebabkan kematian ibu

    dan bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat. Anemia sedang dan

    ringan dapat menimbulkan gejala lesu, lelah, pusing, pucat dan penglihatan sering

    berkunang-kunang. Bila terjadi pada anak sekolah, anemia gizi akan mengurangi

    kemampuan belajar. Sedangkan pada orang dewasa akan menurunkan produktivitas

    kerja. Disamping itu, penderita anemia lebih mudah terserang infeksi. Hal ini

    tentunya sangat menghambat upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia.

    7. Berikan Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif) sampai bayi umur 6 bulan.

    ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Tidak ada seseorang pun yang dapat

    membuat makanan atau minuman sebaik ASI untuk bayi. Komposisi gizi dalam ASI

    sangat lengkap dan dapat memenuhi kebutuhan bayi untuk tumbuh sehat. Selain itu

    efek psikologis yang ditimbulkan baik terhadap bayi maupun ibunya. Kolostrum yang

    terdapat pada awal setelah ibu melahirkan meskipun hanya dalam jumlah sedikit

    mengandung zat kekebalan dan vitamin A tinggi harus segera diberikan pada bayi.

  • 11

    Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari ASI, maka ASI harus diberikan

    kepada bayi segera setelah dilahirkan (dalam waktu 30 menit setelah lahir).

    Disamping itu daya isap bayi pada saat itu paling kuat dapat merangsang produksi

    ASI selanjutnya. Pemberian makanan selain ASI pada umur 0-4 bulan sangat tidak

    dianjurkan karena bayi belum mampu memproduksi enzim untuk mencerna makanan

    bukan ASI. Apabila pada periode ini, bayi dipaksa menerima makanan bukan ASI,

    maka akan timbul gangguan kesehatan pada bayi, seperti diare, alergi dan bahaya

    lain yang fatal. Perlu diperhatikan cara menyusui yang baik dan benar, yaitu tidak

    dijadwal, ASI diberikan sesering mungkin, termasuk menyusui pada malam hari. Ibu

    menggunakan payudara kiri dan kanan secara bergantian tiap kali menyusui. Di

    samping itu posisi ibu bisa duduk atau tiduran dengan suasana tenang dan santai.

    Bayi dipeluk dengan posisi menghadap ibu. Isapan mulut bayi pada puting susu ibu

    harus baik, yaitu sebagian besar areola (bagian hitam sekitar puting) masuk ke mulut

    bayi. Semua ini agar pemberian ASI lebih efektif.

    8. Biasakan makan pagi.

    Sarapan atau makan pagi sangat penting untuk menunjang aktivitas sehari-hari.

    Makan pagi dapat mendukung produktivitas kerja karena meningkatkan daya tahan

    kerja. Bagi anak sekolah makan pagi penting untuk meningkatkan konsentrasi dalam

    belajar sehingga lebih mudah untuk menerima pelajaran. Kebiasaan makan pagi juga

    membantu seseorang untuk memenuhi kecukupan gizinya sehari-hari. Kebiasaan

    seseorang menghindari makan pagi dengan tujuan untuk menurunkan berat badan

    merupakan kekeliruan yang dapat mengganggu kondisi kesehatan misalnya berupa

    gangguan pada saluran pencernaan sepeti sakit maag. Seseorang yang tidak makan

    pagi memiliki risiko menderita gangguan kesehatan berupa menurunnya kadar gula

    darah dengan tanda-tanda antara lain : lemah, keluar keringat dingin, kesadaran

    menurun bahkan pingsan. Bagi anak sekolah, kondisi ini menyebabkan merosotnya

    konsentrasi belajar yang mengakibatkan menurunnya prestasi belajar. Bagi pekerja

    akan menurunkan produktivitas kerja.

    9. Minumlah air bersih dan aman yang cukup.

    Air yang bersih dan aman harus direbus sampai mendidih terlebih dahulu

    supaya kuman mati. Untuk memenuhi kebutuhan air dikonsumsi sekurang-kurangnya

    2 liter atau setara dengan 8 gelas sehari. Minum air yang cukup dapat menurunkan

  • 12

    resiko penyakit ginjal dan saluran kencing. Menentukan kebutuhan air minum dengan

    mengandalkan rasa haus tidak sepenuhnya benar. Contoh, seseorang yang bekerja

    di ruang AC tidak merasa haus, padahal yang bersangkutan seharusnya

    memerlukan cairan lebih banyak dibanding ketika ia bekerja di ruang tanpa AC. Atau

    ketika seseorang brada di daerah yang kelembababnya rendah sedangkan suhu

    udaranya tinggi cairan lebih mudah menguap melalui kulit sehingga kebutuhan air

    akan lebih banyak.

    10. Lakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur.

    Kebugaran fisik akan mudah dicapai jika seseorang berolahraga atau melakukan

    aktivitas fisik secara teratur. Seseorang dapat melakukan aktivitas fisik tanpa

    kelelahan yang berarti. Olahraga teratur juga dapat menjaga kelebihan berat badan

    serta meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot. Disamping itu olahraga juga dapat

    memperlambat proses penuaan. Ketidakseimbangan antara konsumsi makanan dan

    aktivitas fisik dapat mengganggu kesehatan terutama berhubungan dengan

    kelebihan berat badan. Hal ini sering terjadi pada orang yang dalam pekerjaannya

    lebih banyak di dalam ruangan sehingga tidak punya waktu untuk melakukan

    aktivitas fisik yang lebih banyak sedangkan mereka mengkonsumsi makanan tidak

    sesuai dengan kebutuhannya.

    11. Hindari minum minuman berakohol.

    Banyak sekali kerugian dari minuman berakohol. Minuman berakohol hanya

    mengandung energi tetapi tidak zat gizi lainnya. Kebiasaan minum minuman

    berakohol dapat mengakibatkan terhambatnya proses penyerapan zat gizi, hilangnya

    zat-zat gizi yang penting meskipun orang tersebut mengkonsumsi makanan bergizi

    dalam jumlah yang cukup sehingga menimbulkan kurang gizi, penyakit gangguan

    hati dan saluran pencernaan terutama lambung dan duodenum serta kerusakan

    saraf otak dan jaringan tubuh. Di samping itu, minum minuman beralkohol dapat

    menyebabkan ketagihan dan kehilangan kendali diri dan dapat menjadi faktor

    pencetus ke arah tindak kriminal.

    12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.

    Makanan harus bergizi lengkap dan juga harus layak dikonsumsi sehingga aman

    bagi kesehatan. Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan

    bahan kimia berbahaya serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat atau

  • 13

    dengan kata lain halal. Makanan atau masakan yang dapat memenuhi syarat-syarat

    halal dan aman untuk dikonsumsi, maka sejak bahan makanan tersebut ditanam

    atau diternakkan sampai siap disantap, makanan harus diperlakukan secara baik dan

    benar. Mulai dari proses panen, produksi, pengiriman, pengolahan di pabrik,

    pengolahan di rumah sampai akan dihidangkan harus melalui proses yang baik dan

    aman. Makanan harus bebas dari pengawet atau bahan tambahan lain yang dapat

    merugikan kesehatan seperti seperti asam borax/bleng, formalin, zat pewarna

    rhodamin B dan methanil yellow.Tanda-tanda umum bagi makanan yang tidak aman

    bagi kesehatan antara lain: berlendir, berjamur, aroma dan rasa atau warna

    makanan berubah. Khusus untuk makanan olahan pabrik, bila melewati tanggal

    daluwarsa, atau terjadi karat/kerusakan pada kemasan, makanan kaleng tersebut

    harus segera dimusnahkan. Sebaiknya, makanan dengan tanda-tanda tersebut tidak

    dibeli dan tidak dikonsumsi, meskipun harganya sangat murah.

    13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

    Label makanan yang dikemas adalah keterangan tentang isi, jenis dan ukuran

    bahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi, tanggal kadaluwarsa serta

    keterangan penting lainnya. Semua keterangan yang rinci pada label makanan yang

    dikemas sangat membantu konsumen pada saat memilih dan menggunakan

    makanan tersebut, sesuai kebutuhan gizi dan keadaan kesehatan konsumen.

  • 14

    D. Kerangka Konsep Penelitian

    Salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan seseorang adalah

    faktor perilaku yang meliputi pengetahuan dan penerapan (tindakan). Pengetahuan gizi

    dan pengetahuan penyakit jantung yang baik akan diikuti oleh penerapan pola hidup

    yang baik dan sehat. Namun demikian penerapan (tindkan) selalu diawali oleh

    pengetahuan yang baik karena masih banyak faktor lain yang mempengaruhi. Kerangka

    konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

    .

    Faktor Intrinsik : - Jenis kelamin - Usia - Kesadaran - Motivasi

    Faktor Ekstrinsik : - Pengetahuan - Lingkungan - Fasilitas

    Penerapan Gizi

  • 15

    BAB III. METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Lokasi Penelitian

    Jenis penelitian adalah survei yaitu jenis penelitian yang dilakukan pada poplasi

    besar maupun kecil tetapi data dipelajari relatif, distributif dan hubungan antar variabel

    (Sugiyono, 2005). Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juni 2007. Lokasi penelitian

    dilakukan di Kalurahan Pleret Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul Yogyakarta.

    B. Populasi danSampel

    Di Kalurahan Pleret terdapat 10 klub jantung sehat dengan jumlah peserta aktif

    ibu-ibu sebanyak 150 orang. Berdasarkan data peserta klub jantung sehat tersebut

    maka ditetapkan populasi penelitian homogen dengan kriteria ibu rumah tangga berusia

    20-55 tahun dengan pertimbangan faktor resiko pada perempuan terjadi pada usia 55

    tahun sehingga sebelum usia tersebut mereka sudah mempersiapkan diri hidup sehat,

    peserta klub senam jantung sehat, serta benar-benar aktif mengikuti senam jantung

    sehat. Kelompok ibu-ibu peserta klub jantung sehat ini disebut kelompok senam.

    Sebagai kelompok pembanding (kelompok bukan senam) dipilih ibu rumah tangga usia

    20-55 tahun tetapi bukan peserta klub jantung sehat dan tidak aktif mengikuti senam

    jantung sehat. Sampel penelitian dipilih secara simple random sampling sebanyak 30

    orang ibu rumah tangga peserta klub jantung sehat dan 30 orang ibu rumah tangga

    bukan peserta klub jantung sehat.

    C. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

    Data penelitian dikumpulkan menggunakan 3 instrumen yaitu : tes pengetahuan

    gizi, tes pengetahuan penyakit jantung dan kuesioner penerapan 13 pesan PUGS.

    1. Tes pengetahuan, digunakan untuk mengukur pemahaman tentang gizi. Tes

    terdiri dari 18 pertanyaan tertutup bersifat multiple choice dengan 4 pilihan

    jawaban berskala penilaian 0 dan 1.

    2. Tes pengetahuan, digunakan untuk mengukur pemahaman tentang penyakit

    jantung. Tes terdiri dari 15 pertanyaan tertutup benar-salah dengan skala

    penilaian 0 dan 1.

  • 16

    3. Kuesioner penerapan, digunakan untuk mengetahui penerapan 13 PUGS dalam

    kehidupan sehari-hari. Kuesioner berupa pertanyaan terbuka dengan skala

    penilaian 0-100 mengikuti 13 pesan PUGS.

    D. Pengujian Instrumen

    Untuk mengetahui kesahihan dan keterandalan instrumen sebagai alat

    pengumpul data dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada tes pengetahuan gizi dan

    penyakit jantung. Uji validitas memakai teknik korelasi produk momen taraf kesalahan

    5% dengan hasil r hitung 0,411 (r tabel 0, 231) dan uji reliabilitas memakai teknik kuder-

    richardson 20 taraf kesalahan 5% dengan hasil r hitung 0,800 (r tabel 0,239). Kuesioner

    penerapan 13 pesan PUGS tidak memakai uji validitas dan reliabilitas karena berupa

    pertanyaan dari kondisi nyata tetapi dibuat dengan memperhatikan validitas isi dengan

    skala penilaian 0-100.

    E. Analisis Data

    Data yang sudah diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif

    kuantitatif. Hasil analisis dgunakan untuk menentukan rata-rata (mean), median (Me).

    Modus (Mo) dan standar deviasi (Sd). Penentuan tinggi rendahnya skor pengetahuan

    gizi dan pengetahuan penyakit jantung menggunakan kriteria ideal dengan 5 klasifikasi :

    baik sekali, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang.

    Tabel 1. Klasifikasi Kriteria Ideal

    Kriteria Klasifikasi

    Mi+1,5 Sd keatas Baik Sekali

    Mi+0,5 Sd - < Mi+1,5 Sd Baik

    Mi-0,5 Sd - < Mi+0,5 Sd Cukup

    Mi-1,5 Sd Mi-0,5 Sd Kurang < Mi-1,5 Sd Kurang Sekali

  • 17

    BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Karakteristik sampel

    Senam jantung sehat yang diselenggarakan oleh Klub jantung sehat di

    Kalurahan Pleret Bantul dilaksanakan 1 kali seminggu dibawah bimbingan instruktur.

    Usia peserta (sampel penelitian) berkisar antara 23-54 tahun, dengan usia paling

    banyak 25-50 tahun pada kelompok senam (93,33%) dan bukan senam (83,33%). Usia

    sampel terlihat seimbang antara kelompok senam dan kelompok bukan senam. Usia ini

    menunjukkan bahwa kepedulian untuk hidup sehat mulai terjadi sebelum usia resiko

    penyakit jantung pada perempuan sehingga mereka dapat mengendalikan resiko

    tersebut dengan olahraga. Usia merupakan salah satu faktor resiko penyakit jantung

    yang tidak dapat dikendalikan. Data secara lengkap terlihat pada tabel 2:

    Tabel 2. Usia Sampel Penelitian (n=30)

    Usia (tahun)

    Kelompok Senam Kelompok Bukan Senam

    n (%) n (%)

    < 25 - - 3 10

    25-50 28 93,33 25 83,33

    >50 2 6,67 2 6,67

    Ditinjau dari tingkat pendidikan terlihat bahwa pendidikansampel mulai dari SD

    sampai sarjana S1 dengan sebaran paling banyak adalah lulusan SD, dimana pada

    kelompok senam (46,66%) dan bukan senam (33,33%). Tingkat pendidikan yang

    rendah terjadi karena lokasi penelitian berada di wilayah pedesaan, namun ternyata

    kondisi ini menunjukkan bahwa perempuan desa pun peduli terhadap kesehatannya

    serta mulai melaksanakan pola hidup sehat dengan menjaga kebugaran diri. Hal lain

    menunjukkan bahwa sosialisasi klub jantung sehat dengan senam jantungnya telah

    masuk ke semua lapisan masyarakat. Data lengkap terdapat pada tabel 3 :

    Tabel 3. Tingkat Pendidikan Sampel Penelitian (n=30)

    Usia (tahun)

    Kelompok Senam Kelompok Bukan Senam

    n (%) n (%)

    Sarjana 2 6,66 1 3,33

    Diploma 4 13,33 4 13,33

    SLTA 5 16,66 8 26,33

    SLTP 5 16,66 7 23,33

    SD 14 46,66 10 33,33

  • 18

    B. Pengetahuan gizi

    Pengetahuan gizi sebagai gambaran pemahaman gizi diperoleh dengan

    memberikan tes pengetahuan sebanyak 18 item sehingga rentang nilai mulai dari 0

    sampai 18. Tes pengetahuan gizi yang diberikan mencakup pengertian zat gizi, fungsi

    zat gizi, sumber zat gizi, dan pedoman gizi seimbang. Hasil tes pengetahuan gizi pada

    kelompok senam diperoleh nilai terendah 10 dan tertinggi 18 dengan nilai rata-rata

    14,97. Sedangkan pada kelompok bukan senam nilai terendah 10 dan tertinggi 18

    dengan nilai rata-rata 14,37. Perbedaan perolehan nilai terlihat sama sehingga

    pengetahuan gizi antara kelompok senam dan bukan senam tidak berbeda jauh. Namun

    karena rata-rata nilai pengetahuan yang diperoleh lebih tinggi pada kelompok senam

    maka lebih banyak sampel kelompok senam yang telah memahami gizi. Pada kelompok

    senam 80% sampel memiliki pengetahuan gizi baik sekali, 16,66% sampel memiliki

    pengetahuan gizi baik dan 3,33% sampel memiliki pengetahuan gizi cukup. Pada

    kelompok bukan senam 66,66% sampel memiliki pengetahuan gizi baik sekali, 23,33%

    sampel memiliki pengetahuan gizi baik dan 10% sampel memiliki pengetahuan gizi

    cukup. Sebagian besar sampel penelitian baik kelompok senam maupun bukan senam

    telah memahami tentang pengertian zat gizi (75%), sumber zat gizi (83,33%), dan

    fungsi zat gizi (75%) meskipun dalam pengertian sederhana. Sementara pemahaman

    tentang pedoman gizi seimbang (61,66%) lebih dipahami sebagai pengaturan makan

    yang terdiri dari 5 unsur : makanan pokok, lauk, sayur, buah dan susu, serta tahu bahwa

    makanan berlemak tinggi dan jerohan tidak baik untuk kesehatan terutama jantung.

    Tetapi pemahaman tentang PUGS sebagai pedoman gizi yang harus diterapkan dalam

    kehidupan sehari-hari yang terdiri dari 13 pesan dasar baru sebagian kecil yang pernah

    mendengar. Data pengetahuan gizi secara lengkap adalah :

    Tabel 4. Hasil Pengetahuan Gizi (n=30)

    Kriteria Kelompok senam Kelompok bukan senam

    n % n %

    Baik sekali 24 80,00 20 66,67

    Baik 5 16,67 7 23,33

    Cukup 1 3,33 3 10,00

    Kurang 0 0 0 0

    Kurang sekali 0 0 0 0

    Jumlah (n) 30 100 30 100

  • 19

    Pengetahuan gizi yang telah dimiliki oleh kelompok senam maupun bukan senam

    dapat diperoleh dari berbagai informasi seperti media cetak maupun elektronik,

    informasi dari teman, dan penyuluhan-penyuluhan gizi sebelumnya yang menyisakan

    retensi pada sampel. Sebagaimana terlihat saat ini banyak majalah, tabloid, radio

    maupun televisi yang telah membantu memberikan pengetahuan gizi pada masyarakat.

    Media-media tersebut dengan mudah dapat diperoleh dengan harga terjangkau

    sehingga memungkinkan setiap keluarga membeli atau memiliki untuk kepentingan

    hiburan dan informasi.

    Hasil penelitian Nurkukuh (2002) tentang model KIE pencegahan dini PJK dalam

    bentuk buku sebagai pedoman menunjukkan peningkatan pengetahuan dan sikap

    perilaku merokok (perokok aktif dan pasif) yang naik sangat tajam pada akhir penelitian.

    Dengan demikian maka media merupakan sumber informasi yang dapat meningkatkan

    pemahaman tentang suatu hal yang bermanfaat bagi kesehatan. Lebih lanjut dengan

    pengetahuan tersebut akan memperbaiki perilaku hidup menjadi baik.

    Penelitian lain membuktikan bahwa pengetahuan gizi seseorang dapat

    memperbaiki perilaku hidup sehat, penelitian Yuyun Yueniwati dan Anita Rahmawati

    (2001) dalam www.tempo.co.id/medika/arsip/112002/art-2.htm/208/05/15, ada

    hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku ibu dalam menghadapi

    masalah obesitas pada anaknya dengan berkonsultasi ke dokter. Ibu dengan tingkat

    pengetahuan kurang tidak mengkonsultasikan masalah obesitas anaknya ke dokter,

    sedang ibu dengan tingkat pengetahuan baik telah mencoba untuk berkonsultasi

    dengan dokter. Hal ini menunjukkan kepedulian ibu menerapkan pengetahuan yang

    dimiliki untuk hidup sehat bagi anaknya, semakin tinggi pengetahuan semakin mereka

    khawatir bahwa masalah obesitas pada anak merupakan masalah serius.

    Pada penelitian ini terlihat bahwa lebih banyak anggota kelompok senam yang

    memiliki pengetahuan gizi baik sebagai bentuk pemahaman hidup sehat yang salah

    satunya sudah dijalani dengan aktif senam jantung. Sementara kelompok bukan senam

    pun ternyata memiliki pengetahuan gizi baik yang bermanfaat bagi pengaturan hidup

    meskipun mereka tidak aktif mengikuti senam. Dengan demikian perbedaan kelompok

    senam dibandingkan kelompok senam adalah Ibu-ibu kelompok senam menyadari betul

    bahwa pengendalian penyakit jantung selain memiliki pemahaman gizi juga dengan

  • 20

    cara memelihara kebugaran serta kesehatan adalah dengan berolah raga sehingga

    mereka aktif mengikuti dan menjalani senam jantung sehat (SJS).

    C. Pengetahuan penyakit jantung

    Pengetahuan tentang penyakit jantung sebagai penyakit yang membahayakan

    kehidupan dan merupakan penyebab kematian utama dapat membuat seseorang

    menerapkan pola hidup sehat. Pengetahuan sebagaimana dijelaskan Sukidjo

    Notoatmodjo (2003) adalah ranah awal dari terbentuknya perilaku. Secara teori

    memang perubahan perilaku atau mengadopsi perilaku baru itu mengikuti tahapan

    pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), praktik (practice) atau KAP. Beberapa

    penelitian telah membuktikan hal itu, namun penelitian lainnya juga membuktikan bahwa

    proses tersebut tidak selalu seperti teori diatas (K-A-P), bahkan di dalam praktik sehari-

    hari terjadi sebaliknya, seseorang telah berperilaku positif namun pengetahuan dan

    sikapnya masih negatif (Notoatmodjo, 2003).

    Pengetahuan tentang penyakit jantung pada penelitian ini adalah gambaran

    pemahaman tentang penyakit jantung dan faktor resikonya. Jumlah item pertanyaan

    tentang penyakit jantung sebanyak 15 pertanyaan benar salah. Hasil tabulasi data

    menunjukkan perolehan nilai sama antara kelompok senam dan bukan senam dimana

    nilai terendah 10 dan nilai tertinggi 15 dengan rata-rata nilai 13,1. Dari identifikasi

    kecenderungan tinggi rendahnya skor pengetahuan tentang penyakit jantung kelompok

    senam diperoleh hasil 93,33% memiliki pengetahuan baik sekali dan 6,67% memiliki

    pengetahuan baik, sementara pada kelompok bukan senam sebanyak 86,67% memiliki

    pengetahuan baik sekali dan 13,33% memiliki pengetahuan baik.

    Tabel 5. Hasil Pengetahuan Penyakit Jantung (n=30)

    Kriteria Kelompok senam Kelompok bukan senam

    n % n %

    Baik sekali 28 93,33 26 86,67

    Baik 2 6,67 4 13,33

    Cukup 0 0 0 0

    Kurang 0 0 0 0

    Kurang sekali 0 0 0 0

    Jumlah (n) 30 100 30 100

  • 21

    Tidak adanya perbedaan antara kelompok senam dan bukan senam

    menunjukkan bahwa pengetahuan tentang penyakit jantung dan faktor resiko telah

    dipahami masyarakat meskipun mereka tidak mengikuti senam jantung tetapi

    kemungkinan mereka mengendalikannya melalui pola makan. Kondisi ini menunjukkan

    fenomena yang bagus bahwa kaum ibu di Pleret memahami bahaya penyakit jantung.

    Berbeda dengan hasil penelitian lain (http://indonesian.cri.cn/1/2008/06/03), yang

    menunjukkan bahwa di antara 16,5 juta penderita penyakit pembuluh darah jantung

    yang meninggal setiap tahun, 8,6 juta diantaranya adalah kaum wanita. Angka itu

    merupakan dua kali lipat jumlah wanita penderita kanker mulut rahim dan kanker

    kelenjar payudara. Keadaan tersebut dapat terjadi karena rendahnya tingkat

    pengetahuan kaum wanita terhadap bahaya penyakit pembuluh darah jantung,

    kebanyakan kaum wanita tetap tidak menyadari bahayanya penyakit jantung, sebaliknya

    mereka lebih mengkhawatirkan bahaya penyakit jantung pada suaminya, dan hanya

    13% saja kaum wanita yakin bahwa penyakit jantung menjadi ancaman yang sangat

    besar terhadap jiwa mereka.

    Pertanyaan tentang penyakit jantung yang mencakup faktor resiko dan cara

    pencegahannya telah dijawab dengan baik, sehingga sebagian besar sampel penelitian

    baik kelompok senam maupun bukan senam telah memahami bahwa pencegahan PJK

    meliputi :

    1. Tidak merokok, 53,33% sampel menyatakan bahwa merokok adalah penyebab

    penyakit jantung, sebagian sampel mengetahui bahwa kandungan dalam rokok

    berpotensi menimbulkan kerusakan dinding pembuluh darah. Hal ini akan

    mempermudah kolesterol untuk melekat pada dinding pembuluh darah yang

    mengalami kerusakan sehinga membentuk plak. Kebiasaan merokok dapat

    meningkatkan resiko terkena serangan jantung.

    2. Melakukan olah raga, 73,33% sampel mengetahui bahwa berolahraga secara

    teratur dan melakukan aktivitas fisik mampu mencegah terjadinya penyakit jantung,

    dengan olahraga jantung akan berdenyut lebih cepat untuk meningkatkan jumlah

    darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh. Selain itu berolahraga juga

    membantu mengurangi berat badan.

  • 22

    3. Mengatur pola makan, 86,66% sampel memahami jika pola makan yang sehat dan

    tinggi serat serta mengurangi makan daging dan jerohan dapat mencegah penyakit

    jantung.

    4. Menghindari stress, 80% sampel penelitian telah mengetahui jika stress berlebihan

    dapat menyebabkan naiknya tekanan darah dan denyut jantung sehingga

    mempermudah kerusakan pada dinding pembuluh darah.

    5. Menghindari pola hidup tidak sehat, 46,66% sampel tahu jika malas bergerak,

    senang minum minuman keras, senang makan enak dapat menyebabkan diabetes,

    darah tinggi, kolesterol tinggi serta obesitas, faktor-faktor ini merupakan penyebab

    terjadinya penyakit jantung.

    D. Penerapan 13 pesan dasar pedoman umum gizi seimbang (PUGS)

    Data penerapan 13 pesan dasar yang tercantum dalam pedoman umum gizi

    seimbang (PUGS) diperoleh melalui proses wawancara dimana item pertanyaan terdiri

    dari 13 point sesuai jumlah pesan. Skor penilaian mulai dari 0-100, nilai 0 untuk yang

    tidak dilakukan sama sekali dan bertahap sesuai kriteria yang ditetapkan peneliti

    sehingga nilai tertinggi adalah 100. Adapun 13 pesan dasar PUGS yang ditanyakan

    beserta kriterianya adalah sebagai berikut :

    1. Makanlah beraneka ragam makanan, tujuan pesan ini adalah agar kebutuhan gizi

    seseorang tercukupi secara lengkap yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein,

    vitamin dan mineral. Kriteria penilaian : konsumsi setiap kali makan terdiri dari 5

    jenis : makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah.

    2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi, tujuan pesan adalah

    agar seseorang dapat menjalankan aktivitas fisik seperti bekerja, belajar, berpikir

    atau pun berolahraga. Kriteria penilaian : jumlah asupan sehari sesuai dengan

    angka kecukupan gizi.

    3. Makanlah sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi sehari, tujuan

    pesan adalah agar konsumsi sumber karbohidrat yang diperoleh dari makanan

    pokok tidak berlebihan. Kriteria penilaian : jumlah energi dari makanan pokok

    memenuhi 50% kebutuhan energi sehari.

    4. Batasi konsumsi lemak dan minyak seperempat dari kebutuhan energi sehari,

    tujuan pesan adalah agar konsumsi lemak dan minyak dalam makanan sehari-hari

  • 23

    sebaiknya 15 25 % dari kebutuhan energi untuk menurunkan resiko penyakit

    jantung. Kriteria penilaian : asupan lemak maksimal 25% kebutuhan energi sehari.

    5. Gunakan garam beryodium, tujuan pesan adalah menurunkan kejadian gangguan

    kesehatan akibat kekurangan yodium (GAKY) di Indonesia. Kriteria penilaian :

    selalu menggunakan garam beryodium dalam masakan dengan teknik yang benar.

    6. Makanlah makanan sumber zat besi, tujuan pesan adalah mengatasi masalah

    anemia gizi besi yang dapat menghambat upaya pengembangan kualitas

    sumberdaya. Kriteria penilaian : konsumsi bahan pangan sumber zat besi cukup.

    7. Berikan Air Susu Ibu (ASI) saja sampai bayi umur 6 bulan, tujuan pesan adalah

    agar ibu menyusui hanya memberikan ASI saja selama 6 bulan tanpa tambahan

    makanan lain (ASI ekslusif). Kriteria penilaian : memberikan ASI ekslusif minimal 4

    bulan.

    8. Biasakan makan pagi, tujuan pesan adalah agar setiap keluarga selalu

    menyempatkan makan pagi untuk mendukung produktivitas dan daya tahan dalam

    beraktivitas. Kriteria penilaian : membiasakan sarapan pagi.

    9. Minumlah air bersih dan aman yang cukup, tujuan pesan adalah agar memakai

    air bersih dan matang untuk keperluan konsumsi. Kriteria penilaian : minum air

    matang (mineral) minimal 8 gelas.

    10. Lakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur, tujuan pesan adalah agar

    menjaga kebugaran dan kesehatan dengan berolahraga. Kriteria penilaian : aktif

    berolahraga minimal 2 kali seminggu.

    11. Hindari minum minuman berakohol, tujuan pesan adalah supaya setiap orang

    tidak minum minuman beralkohol yang memiliki dampak negatif bagi kesehatan.

    Kriteria penilaian : tidak minum minuman beralkohol.

    12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan, tujuan pesan adalah agar

    makanan yang dikosumsi bergizi lengkap, bebas bahan kimia dan layak sehingga

    aman bagi kesehatan. Kriteria penilaian : selalu memilih makanan yang baik

    kualitasnya (bergizi, bebas bahan kimia, layak dan aman dikonsumsi).

    13. Bacalah label pada makanan yang dikemas, tujuan pesan adalah membiasakan

    masyarakat untuk memilih makanan berlabel jelas dan membaca label pada

    makanan kemasan yang akan dibeli. Kriteria penilaian : memilih dan membaca

    label makanan kemasan yang dibeli.

  • 24

    Hasil tabulasi data penerapan 13 pesan dasar pada kelompok senam diperoleh

    skor terendah 900 dan skor tertinggi 1300, sedangkan pada kelompok bukan senam

    skor terendah 480 dan skor tertinggi 1220. Hasil penerapan 13 pesan dasar yang

    diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi:

    1. Kurang menerapkan, jika pesan dilakukan kurang dari 60% kriteria penilaian atau

    skor kurang dari 780.

    2. Menerapkan, jika pesan dilakukan memenuhi 60-80% kriteria penilaian atau skor

    antara 780-1040.

    3. Menerapkan dengan baik, jika pesan banyak dilakukan sehingga memenuhi lebih

    dari 80% kriteria penilaian atau skor lebih dari 1040.

    Tabel 6. Hasil Penerapan 13 Pesan Dasar PUGS (n=30)

    Kriteria Kelompok senam

    Kelompok bukan senam

    n % n %

    Kurang menerapkan - - - -

    Menerapkan 2 6,67 3 10

    Menerapkan dengan baik 28 93,33 27 90

    Jumlah (n) 30 100 30 100

    Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kesadaran berperilaku hidup sehat telah

    dimiliki oleh kelompok senam maupun bukan senam meskipun kelompok bukan senam

    tidak mengikuti olahraga SJS. Namun untuk hal-hal lain yang mendukung masalah

    kesehatan ternyata mereka juga menerapkannya karena mereka juga menginginkan

    sehat melalui perbaikan pola makan. Bagi kelompok senam sesuai pula dengan teori

    perilaku bahwa pengetahuan berhubungan dengan perilaku seseorang, pada kelompok

    senam yang memiliki pengetahuan gizi dan pengetahuan tentang penyakit jantung baik

    ternyata juga memiliki perilaku (tindakan) untuk hidup sehat yang juga baik.

  • 25

    BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

    A. Simpulan

    1. Pengetahuan gizi antara kelompok senam dan bukan senam memiliki selisih 0,6,

    jumlah sampel berpengetahuan gizi baik pada kelompok senam 29 orang dan pada

    kelompok bukan senam 27 orang, dengan rata-rata nilai kelompok senam 14,97

    dan kelompok bukan senam 14,37, yang berarti sebagian besar sampel penelitian

    telah memiliki pengetahuan gizi baik.

    2. Pengetahuan tentang penyakit jantung antara kelompok senam dan bukan senam

    memiliki selisih 0,27, semua sampel penelitian baik kelompok senam maupun

    kelompok bukan senam telah memiliki pengetahuan penyakit jantung baik dengan

    rata-rata nilai kelompok senam 13,75 dan kelompok bukan senam 13,1.

    3. Semua sampel penelitian baik kelompok senam maupun kelompok bukan senam

    telah menerapkan 13 pesan dasar PUGS dengan baik dalam kehidupan sehari-hari,

    hal ini bagi kelompok senam telah sesuai dengan teori perilaku bahwa pengetahuan

    yang baik merupakan dasar untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku.

    B. Saran

    1. Pengetahuan gizi yang telah berada pada kategori baik perlu dipertahankan dan

    perlu diberikan penyuluhan secara rutin agar ibu-ibu benar-benar mengetahui dan

    memahami tentan gizi.

    2. Pengetahuan tentang penyakit jantung dan pencegahannya yang telah berada

    pada tingkat baik dapat dipertahankan dan diikuti oleh aktifitas fisik sebagai bentuk

    pencegahan penyakit jantung.

    3. Penerapan 13 pesan dasar perlu terus disosialisasikan lebih luas kepada kaum ibu

    sebagai penentu menu dan pengatur makan keluarga untuk mendukung

    tercapainya perbaikan kesehatan masyarakat.

  • 26

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2008. Pedulikan Kesehatan Wanita. http://indonesian.cri.cn/l/2008/06/03. Dede Kusmana. 2002. Olahraga Bagi Kesehatan Jantung. Jakarta : Balai Penerbit

    FKUI. Nurkukuh. 2002. Model KIE Pencegahan Dini Penyakit Jantung Koroner di

    Masyarakat. Warta Litbang Kesehatan. Vol. 6(2) 2002, FK UNDIP. Ranch Market. 2006. Hidup Sehat, Gizi Seimbang Dalam Siklus Kehidupan Manusia.

    Jakarta : PT Primamedia Pustaka. Sadosa Sumosardjono. 2008. Aktif Bergerak Kurangi Resiko Penyakit Jantung Koroner.

    www.depkes.go.id/2008/04/27.

    Santosa Karo-Karo. 2004. Penatalaksanaan Awal Jantung Berdasarkan Paradigma Sehat. www.idi.or.id/2008/01/14.

    Soekirman, dkk. 2000. Pedoman Umum Gizi Seimbang. www.promosikesehatan.com/ 2006/02/06. Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka

    Cipta. Tabrani RAB. 1995. Penyakit Jantung Koroner. Jakarta : Arcan. Yuyun Yueniwati dan Anita Rahmawati. 2002. Hubungan Karakteristik Sosial Ibu

    Dengan Pengetahuan Tentang Obesitas Pada Anak. www.tempo.co.id/medika/arsip/112002/art-2.htm/2008/05/15.

    Yayasan Jantung Indonesia. 2005. Kardiovaskuler Dapat Dihindari.

    www.id.inaheart.or.id/2008/05/18.