41
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang kebutuhan akan energi listrik sangat dibutuhkan. Seiring dengan perkembangan zaman, aspek pembangunan seperti rumah tinggal, industri, dan perkantoran sangat pesat. Sehingga dari aspek pembangunan tersebut membutuhkan sistem kelistrikan yang bagus guna menunjang aspek – aspek tersebut. Dengan dibutuhkan sistem kelistrikan yang bagus maka dibutuhkan tenaga –tenaga yang handal dalam bidang instalasi kelistrikannya. Instalasi listrik yang baik dibutuhkan dalam membantu menyalurkan tenaga listrik dengan aman dan handal berdasarkan standar yang berlaku seperti dalam PUIL,SPLN kepada beban – beban yang membutuhkan, misalnya lampu, heater, motor – motor listrik. Dalam instalasi listrik terdapat dua macam jenis instalasi yaitu instalasi penerangan listrik dan instalasi daya listrik. Dalam praktik kali ini yang diadakan di Politeknik Negeri Malang praktik yang dilaksanakan adalah instalasi penerangan listrik. Instalasai penerangan listrik yang penulis praktikan adalah sistem instalasi penerangan 3 fasa, dimana sistem ini banyak diterapkan pada instalasi pelanggan yang kompleks semisal rumah mewah, hotel, industri dan tempat- . Fasa yang dibutuhkan pada sistem 3 fasa adalah fasa R,S,T. Beberapa komponen yang dibutuhkan dalam sistem penerangan 3 fasa adalah MCB 3 fasa, fuse, penghantar, fitting, lampu, saklar, dll. 1

Pene Rang An

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pene Rang An

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada zaman sekarang kebutuhan akan energi listrik sangat dibutuhkan. Seiring dengan

perkembangan zaman, aspek pembangunan seperti rumah tinggal, industri, dan perkantoran sangat

pesat. Sehingga dari aspek pembangunan tersebut membutuhkan sistem kelistrikan yang bagus

guna menunjang aspek – aspek tersebut. Dengan dibutuhkan sistem kelistrikan yang bagus maka

dibutuhkan tenaga –tenaga yang handal dalam bidang instalasi kelistrikannya.

Instalasi listrik yang baik dibutuhkan dalam membantu menyalurkan tenaga listrik dengan aman

dan handal berdasarkan standar yang berlaku seperti dalam PUIL,SPLN kepada beban – beban

yang membutuhkan, misalnya lampu, heater, motor – motor listrik. Dalam instalasi listrik terdapat

dua macam jenis instalasi yaitu instalasi penerangan listrik dan instalasi daya listrik. Dalam

praktik kali ini yang diadakan di Politeknik Negeri Malang praktik yang dilaksanakan adalah

instalasi penerangan listrik. Instalasai penerangan listrik yang penulis praktikan adalah sistem

instalasi penerangan 3 fasa, dimana sistem ini banyak diterapkan pada instalasi pelanggan yang

kompleks semisal rumah mewah, hotel, industri dan tempat- . Fasa yang dibutuhkan pada sistem 3

fasa adalah fasa R,S,T. Beberapa komponen yang dibutuhkan dalam sistem penerangan 3 fasa

adalah MCB 3 fasa, fuse, penghantar, fitting, lampu, saklar, dll.

1.2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup praktikum mencakup :

1. Perkenalan dan perencanaan pembuatan sebuah instalasi penerangan 3 fasa.

2. Pemasangan instalasi penerangan di dalam tembok (inflaster).

3. Pemeriksaan instalasi penerangan yang telah dipasang dalam kondisi tidak

bertegangan dan bertegangan .

1.3. Tujuan dan Manfaat

1. Mahasiswa dapat menjelasakan prinsip penerangan 3 fasa

2. Mahasiswa dapat memahami komponen – komponen dalam sistem penerangan 3 fasa

3. Mahasiswa dapat mengetahui langkah kerja dalam pelaksanaan sistem penerangan 3

fasa

1

Page 2: Pene Rang An

BAB II

DASAR TEORI

2.1Definisi Umum

2.1.1. Definisi Instalasi

Instalasi listrik adalah rangkaian dari peralatan listrik yang saling

berhubungan satu sama lain secara listrik yang berada dalam suatu ruang atau

lokasi. Ada 2 jenis instalasi yaitu instalasi penerangan listrik dan instalasi daya

listrik.

2.1.2. Syarat instalasi

Syarat teknis umum dalam merencanakan sebuah instalasi listrik bagi instalasi

penerangan maupun instalasi daya adalah sebagai berikut :

1. Aman bagi manusia, hewan, atau barang.

2. Material yang dipasang harus mempunyai kualitas yang baik.

3. Penghantar ( kabel ) yang digunakan harus mampu dialiri arus sesuai

dengan kemampuan dan kebutuhan.

4. Kerugian tegangan/voltage drop pada beban tidak boleh melebihi

- 2% dari tegangan nominal pada instalasi penerangan.

Dalam instalasi listrik ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi yaitu

1. Keandalan

2. Ketertiban

3. Ketersediaan

4. Keindahan

5. Keamanan

6. Ekonomis

2.1.3. Keselamatan Kerja

Dalam melakukan sebuah pekerjaan, keselamatan kerja adalah yang

didahulukan . Keselamatan kerja adalah adalah upaya agar dalam bekerja

terhindar dari segala hal yang merugikan atau hal yang dapat membahayakan

kita . dengan keselamtan kerja ini kita dapat aman dalam bekerja dan selamat

2

Page 3: Pene Rang An

dalam kerja. Faktor –faktor yang menyebabkan terganggunya keselamatan

kerja meliputi :

A. Kurang berhati-hattidak mematuhi peraturan

B. Tidak memperhatikan standar prosedur kerja

C. Tidak memakai alat perlindungan diri

D. Kondisi badan yang lemah

Keselamatan kerja bertujuan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan,

baik jasmani maupun rohani manusia, serta hasil kerja. Keselamatan kerja

manusia secara terperinci antara meliputi:

A. pencegahan terjadinya kecelakaan,

B. mencegah dan mengurangi terjadinya penyakit akibat pekerjaan,

C. mencegah dan mengurangi cacat tetap,

D. mencegah dan mengurangi kematian,

E. mengamankan material, konstruksi dan pemeliharaan.

Dasar-dasar keselamatn kerja yang ada di Indonesia telah diatur dalam

Undang-Undang RI No. 1 Th 1970.

Beberapa standar keselamatan kerja yang perlu diperhatikan:

A. Pelindung badan meliputi : pelindung mata, tangan, hidung, kaki, kepala,

dan telinga.

B. Pelindung mesin, sebagai tindakan untuk melindnungi mesin dari bahaya

yang mungkin timbul dari luar atau dari dalam atau dari pekerja itu sendiri.

C. Alat pengaman listrik, yang setiap saat dapat membahayakan.

D. Pengaman ruang meliputi : pemadam kebakaran, sistem alarm, penerangan

yang cukup, ventilasi udara yang baik dan sebagainya.

3

Page 4: Pene Rang An

2.1.4. Sistem Sumber Listrik

Ada 2 sistem dalam sumber listrik yaitu 1 fasa dan 3 fasa. Namun dalam

praktikum ini sistem yang digunakan adalah sistem 3 fasa, dimana terdapat 4

penghantar ( R, S, T, N ) + 1 penghantar pembumian ( Protective earth ). Pada

sistem 3 fasa nilai tegangan antara line to line bernilai 380 volt. Sedangkan nilai

tegangan antara line to neutral/ PE bernilai 220 volt.

Gambar 1. Sumber Listrik

Keterangan :

Kabel Merah : Pengahntar fasa R

Kabel Kuning : Penghantar fasa S

Kabel Hitam : Penghantar fasa T

Kabel Biru : Penghantar netral

Kabel Hijau-Kuning : Penghantar PE (Pentanahan)

Pada beban yang digunakan yaitu lampu – lampu dan stop kontak merupakan

beban 1 fasa. Sehingga beban untuk lampu hanya membutuhkan 1 penghantar

( fasa R / fasa S / fasa T ) dan pada stop kontak membutuhkan 1 penghantar

( fasa R / fasa S / fasa T ) , 1 penghantar netral dan 1 penghantar pentanahan.

2.2 Komponen Listrik

2.2.1. Diagram Pengawatan

Diagram pengawatan adalah gambar elektroteknik yang biasanya dinyatakan

dengan symbol – symbol, yang menyatakan hubungan antara bagian – bagian

peralatan suatu instalasi listrik. Manfaat dari diagram pengawatan adalah

mengetahui prinsip kerja suatu peralatan atau instalasi, membantu

4

Page 5: Pene Rang An

pelakasanaan pemasangan suatu peralatan atau instalasi, mempermudah

dalam menelusuri, mengusut gangguan pada suatu peralatan atau instalasi.

Contoh gambar diagram pengawatan ; (Lihat lampiran)

Beberapa macam diagram pengawatan diantaranya

1. Diagram Lay Out

2. Diagram Internal

3. Diagram Penyambungan

4. Diagram Terminal

5. Diagram Garis Tunggal

2.2.2. Kabel

Kabel yang digunakan dalam praktek ini adalah kabel NYA dan NYY. Jenis kabel

NYA bentuknya berinti tunggal dari bahan tembaga sebagai inti, erisolasi PVC.

Pemasangannya tidak boleh menempel di dinding/tembok, tetapi harus

menggunakan rol isolator atau pipa instalasi listrik. Kabel NYA tidak boleh

dipasang pada tempat yang terbuka atau dibawah tanah karena mudah

menjadi sasaran gigitan tikus sehingga menjadi terkelupas dan

membahayakan orang disekitarnya.

Gambar 2. Kabel NYA

Kabel NYY merupakan kabel tenaga yaitu penghantar yang berisolasi dan

berselubung PVC berurat 5 masing-masing berwarna merah-kuning-hitam-

biru-hijau, berpenghantar tembaga bulat pejal dengan luas penampang 2,5

mm2. Kabel ini digunakan untuk penyambungan atau penyaluran daya listrik

dari panel instalasi ke sumber di bengkel listrik.

5

Page 6: Pene Rang An

Gambar 3. Kabel NYY

2.2.3. Saklar

Fungsi saklar dalam instalasi listrik penerangan untuk memutuskan dan

menghubungkan arus listrik dari sumber ke beban. Di dalam saklar dilengkapi

dengan pegas yang dapat memutuskan rangkaian dalam waktu yang sangat

singkat, dengan cepatnya pemutusan ini kemungkinan timbulnya busur api

antara kontak (tuas) saklar menjadi lebih kecil. Saklar yang digunakan pada

umumnya jenis saklar tunggal, saklar seri dan saklar tukar (hotel) jenis inbow

(terpendam dalam tembok). Aturan pemasangan saklar :

a. Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai.

b. Dekat dengan pintu dan mudah dicapai tangan/sesuai kondisi tempat.

c. Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila pemasangan lebih dari satu.

Fungsi kotak kontak (stop kontak) dalam instalasi listrik sebagai alat

penghubung beban dengan sumber listrik. Aturan pemasangan stop kontak

:

a. Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai, apabila kurang dari harus

ditutup.

b. Mudah dicapai tangan.

c. Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnyaberada di

senelah kanan atau bawah.

6

Page 7: Pene Rang An

Gambar 4. Saklar

2.2.4. PHB

Panel hubung bagi di dalam instalasi listrik rumah/gedung merupakan

peralatan yang berfungsi sebagai tempat membagi dan menyalurkan tenaga

listrik ke beban yang memerlukan agar merata dan seimbang. Di dalam panel

bagi terdapat komponen antara lain rel (bus bar), saklar utama, pengaman,

pengaman, alat-alat ukur dan lampu indikator.

Gambar 5. Panel Hubung Bagi

2.2.5. Kotak Sambung

Kotak sambung berfungsi sebagai tempat sambungan kabel untuk mengambil

percabangan. Pemilihan kotak sambung yang akan digunakan harus

diesuaikan dengan kondisi ruangan, misalnya:

Ruang kering menggunakan kotak sambung jenis kotak dari PVC.

Ruang lembab menggunakan kotak sambung jenis kotak, bahan dari ebonit.

Ruang dengan bahan mekanik menggunakan kotak sambung jenis bulat,

(Baja).

Ruang dengan bahaya ledakan menggunakan kotak sambung jenis bulat, bahan

dari galvanis.

7

Page 8: Pene Rang An

Gambar 6. Kotak sambung

8

Page 9: Pene Rang An

2.2.6. Lasdop

Lasdop adalah alat untuk melindungi sambungan yang sesuai dengan kebutuhan Ini

dimaksudkan agar antara masing-masing sambungan tidak bersinggungan sehingga

tidak membahayakan.

Gambar 7. Lasdop

2.2.7. Saklar Seri

Saklar seri berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan dua buah lampu

dari suatu tempat secara bergantian atau bersamaan. Saklar seri biasanya

digunakan pada ruangan yang luas tetapi hanya mempunyai satu pintu. Contoh

pada ruang pertemuan, toko, dll.Saklar seri yang digunakan Broco dgn

kemampuan kerja Arus 10A /250V.

Gambar 8. Saklar seri

Gambar 9. Simbol saklar seri

Gambar 10. Rangkaian saklar seri

Gambar 11. Diagram kerja saklar seri

9

Page 10: Pene Rang An

2.2.8. Fitting Tender

Fitting tender adalah fitting yang tidak menggunakna roset dalam

pemasangannya terbuat dari bahan keramik. Memiliki 2 terminal, satu

terminal untuk kabel phasa dan satu lagi untuk kabel netral. Fitting jenis ini

memiliki keunggulan yaitu dapat digunakan untuk penerangan di luar ruangan

dan secara fisiknya jauh lebih kuat dari fitting lokal.

Gambar 12. Fitting Tender

2.2.9. Kotak Kontak Satu Phase

Dalam PUIL 2000, stop kontak ini dinamakan KKB (Kotak Kontak Biasa) dan

KKK (Kotak Kontak Khusus). KKB adalah kotak kontak yang dipasang untuk

digunakan sewaktu-waktu (tidak secara tetap) bagi piranti listrik jenis apapun

yang memerlukannya, asalkan penggunaannya tidak melebihi batas

kemampuannya. KKK adalah kotak kontak yang dipasang khusus untuk

digunakan secara tetap bagi suatu jenis piranti listrik tertentu yang diketahui

daya maupun tegangannya. Dengan demikian, KKK mempunyai tempat/lokasi

tertentu dengan beban tetap, dan dihubungkan langsung ke panel sebagai grup

tersendiri. Sedangkan KKB tersebar diseluruh bangunan dengan beban tidak

tetap, dan biasanya jadi satu dengan grup untuk penerangan. Kotak kontak

yang digunakan memiliki kemampuan kerja 16A / 250V.

10

Page 11: Pene Rang An

Gambar 13. Kotak Kontak Satu Phase

2.2.10. Sekring

Sekring adalah alat yang berfungsi untuk mengamankan rangkaian listrik dari

gangguan arus hubung singkat, pemasangannya pada hantaran fasa

dihubungkan seri terhadap beban. Sering juga dikenal sebagai pengaman

lebur, Untuk mengamankan hantaran dan aparatur digunakan pengaman lebur

dan sakelar arus maksimal (kotak sikering). Alat-alat ini umumnya digunakan

untuk :

1. Mengamanan hantaran, aparatur dan motor listrik terhadap beban lebih.

2. Mengamankan terhadap hubung singkat antar fasa dan netral serta

terhadap hubungan singkat aparatur dan motor listrik.

3. Pengamanan terhadap hubung singkat dengan badan mesin atau aparatur.

Gambar 14. Sekring

Tiap sekring mempunyai kegunaan atau jenis tersendiri, berikut adalah

spesifikasi sekring dengan kode warna serta kekuaan pemutus arus (survey

pasar) :

a Merah muda : 2 A

11

Page 12: Pene Rang An

b Coklat : 4 A

c Hijau : 6 A

d Merah : 10 A

e Abu – abu : 16 A

f Biru : 20 A

g Kuning : 25 A

h Hitam : 35 A

i Putih : 50 A

j Merah tembaga : 65 A

2.2.11. MCB (Miniatur Circuit Breaker)

MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan komponen

thermos (bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relai

elektromagnetik untuk pengaman hubung singkat. MCB banyak digunakan

untuk pengaman sirkit satu fasa dan tiga fasa. Keuntungan menggunakan MCB

meliputi :

A. Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa walaupun terjadi hubung singkat

pada salah satu fasanya.

B. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung

singkat atau beban lebih.

C. Mempunyai respon yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban

lebih.

Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan

elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban

lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan

jika terjadi hubung singkat. Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip

yang sama dengan thermal overload yaitu menggunakan dua buah logam yang

digabungkan (bimetal), pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini

bergantung pada besarnya arus yang harus diamankan, sedangkan pengaman

elektromagnetik menggunakan sebuah kumparan yang dapat menarik sebuah

angker dari besi lunak.

12

Page 13: Pene Rang An

MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu fasa, sedangkan

untuk pengaman tiga fasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang

disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka

kutub yang lainnya juga akan ikut terputus. Berdasarkan penggunaan dan

daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi lima jenis ciri yaitu :

Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk pengaman

rangkaian semikonduktor dan trafo-trafo yang sensitive terhadap

tegangan.

Tipe K (rating dan breaking capacity kecil)

Digunakan untuk mengamankan alat-alat rumah tangga.

Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor.

Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan.

Tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan.

Gambar 15. MCB 3 PhaseAdapun tipe mcb menurut triping class, yaitu mcb dibagi menjadi tiga tipeB, tipe C dan Tipe D,

Kurva triping class:

13

Page 14: Pene Rang An

14

Page 15: Pene Rang An

15

Page 16: Pene Rang An

2.3 Alat Ukur

2.3.1 Multimeter

Digunakan untuk mengukur arus, tegangan maupun hambatan. Dalam praktek ini

multimeter digunakan untuk mengetahui keadaan sakelar (baik atau rusak), untuk

mengukur tegangan dan dan untuk mengetahui kontinuitas antar sambungan.

Dalam penggunaannya, range yang dipilih harus sesuai dengan ketentuan.

Gambar 17. Multimeter2.3.2 Tang Ampere

Dengan menggunakan tang ampere, pengukuran arus dapat dilakukan dengan

mudah karena kita tidak perlu melepas saluran kabel kemudian dipasang seri

dengan alat ukur. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan, arus serta

hambatan. Untuk mengukur arus pada instalasi yang terhubung jaringan tegangan

rendah cukup menggunakan range 200 pda tang ampere agar arus dapat terbaca

dengan detail.

16

Page 17: Pene Rang An

Gambar 18. Tang Ampere

2.3.3 Megger

Megger atau megaohmmeter merupakan alat yang digunakan untuk menguji

kebocoran tegangan karena bocornya isolasi dan mengukur tahanan isolasi. Dengan

menggunakan megger selain dapat mengetahui adanya hubung singkat, juga dapat

mengetahui adanya suatu kebocoran yang terjadi pada penghantar ataupun pipa

pelindung. Buruknya insulasi jaringan bisa mengakibatkan terjadinya arus bocor

dan bisa membahayakan nyawa seseorang. Dimungkinkan juga akan menimbulkan

percikan api yang bisa mengakibatkan kebakaran. Alat ini membutuhkan tegangan

listrik sebesar 9 V yang disuplai oleh 6 baterai 1,5 V. Melalui DC Converter

tegangan 9 V dinaikkan hingga 1000 V. Hasil Pengujian dapat dibaca pada dua alur

bacaan.

Gambar 19. Megger

17

Page 18: Pene Rang An

Pengetesan dilakukan dengan pengukuran tingkat kebocoran isolasi jaringan line

/ fasa dengan netral, fasa dengan ground, dan fasa dengan fasa karena kita

menggunakan sumber 3 fasa. Sebelum melakukan pengetesan terlebih dahulu

dilakukan pemutusan hubungan komponen elektronik dan pilot lamp dengan

jaringan. Metode pengetesan bisa dilakukan dengan tegangan yang berbeda sesuai

dengan kebutuhan. Batas minimum insulasi yang bisa ditolerir untuk pengetesan

dengan tegangan 500 VDC adalah 5 Mega Ohm .

Gambar 20. Bagian – Bagian Megger

1. Output Jacks, MΩ

Berguna untuk memeriksa isolasi. Kabel penidik merah masuk ke jacks

merah dan hitam masuk ke jacks hitam pula.

2. Input Jacks, ACV

Digunakan untuk pengukuran tegangan AC dan nilai tahanan.

3. Papan Skala

4. Indikator “ON”

5. “ON MΩ” Saklar pilih untuk pengukuran tahanan tinggi.

“OFF (ACV) Saklar pilih untuk tegangan AC.

“Battery Check” Untuk memeriksa tegangan baterai.

6. Saklar “MΩ” Saklar “MΩ” untuk pilihan mode uji isolasi.

18

Page 19: Pene Rang An

Saklar “ACV” Untuk mode pengukuran tegangan AC.

7. Pengatur posisi jarum pada angka nol secara mekanik.

2.3.4 Phase Sequence

Phase Sequence Indicator digunakan untuk mengetahui urutan fasa-fasa pada

sumber 3 fasa maupun pada kotak-kontak 3 fasa. Untuk mengetahui urutan fasa

putar selector switch pada “phase detect”. Alat ini juga dapat digunakan sebagai

voltmeter dengan cara memutar selector switch pada posisi “voltage”. Terdapat 3

probes berbeda warna di alat ini, yaitu merah-putih-biru. Ketiga warna tersebut

digunakan untuk masing-masing fasa R-S-T. Urutan fasa dapat dilihat pada putaran

indicator. Jika searah jarum jam makanya merah adalah fasa R, putih fasa S, dan

biru fasa T.

Gambar 21. Phase Sequence

19

Page 20: Pene Rang An

BAB III

PROSEDUR PRAKTIKUM

3.1 Langkah Kerja

1. Memeriksa jalur pipa in plester

2. Menggambar single line diagram (Lihat Lampiran)

3. Membuat rekapitulasi daya (Lihat Lampiran)

4. Menggambar diagram pengawatan (Lihat Lampiran)

5. Melakukan perencanaan volume material panjang kabel fasa, netral, dan ground

6. Mengajukan perencanaan volume material dan daftar komponen kepada pembimbing

7. Menyiapkan komponen-komponen yang dibutuhkan sesuai kebutuhan

Untuk menyiapkan komponen-komponen yang dibutuhkan perlu dibuat suatu daftar komponen.

No. Nama Bahan Jumlah Satuan Keterangan

Saklar dan Pelengkap

1 Saklar seri 1 Buah 10A/250 V

2 Saklar tunggal 1 Buah 10A/250 V

3 Kotak kontak 1 phasa 2 Buah 10A/250 V

4 Lasdop + benang 1 Buah

5 Fitting E27 3 Buah 4A/250 V

6 Multimeter 1 Buah

7 Phase Sequence (Drivel) 1 Buah

8 Megger 1 Buah

9 Tang Ampere 1 Buah

10 Tang cucut 1 Buah

11 Tang kombinasi 1 Buah

12 Tang potong 1 Buah

13 Tang pengupas 1 Buah

14 Obeng 4 Buah

PANEL IML

1 box panel 40x30 cm 1 Buah  

20

Page 21: Pene Rang An

2 sekring lengkap-3 group 1 Set 10A

3 profil untuk line up terminal 2 Buah  

4 Profil sekring 1 Buah

5 MCB 3 phasa 1 Buah  

6 MCB 1 phasa 1 Buah  

7 line up terminal 5 Buah

Penghantar

1 NYA merah 1,5 mm2 1,5 Meter

2 NYA hitam 1,5 mm2 6 Meter

3 NYA kuning 1,5 mm2 4 Meter

4 NYA biru 1,5 mm2 3 Meter

5 NYA hijau/kuning 1,5 mm2 2 Meter

6 NYM 3X1,5 mm2 2 Meter

Tabel 4. Daftar list kebutuhan komponen

21

Page 22: Pene Rang An

Memeriksa kondisi dan kelengkapan komponen-komponen

Pekerjaan Pemasangan Panel dan Instalasi Penerangan 3 Phasa ( Pemeriksaan Visual )

Nama Perusahaan Daftar Simak (Check List)

KontraktorPekerjaan Pemasangan Panel

dan Instalasi Penerangan 3 phasa

Lokasi Bengkel Listrik Kabin 18 Nomor

Jenis Pekeriaan Instalasi In Plester TanggalNo. Gbr. Keria Lampiran Denah lokasi (key plan)Subkon / Mandor Halaman

No Uraian SimakKondisi Instruksi Tgl Penvelesaian

.Baik Kurang. Pelaksana Rencana Aktual

1. Kotak Panel 3sekrup dol2. Pengaman dalam panel 10 A

3.Ukuran Pemutus Mini / MCB

4.Terminasi Penghantar grd antara panel dan PE atau elektroda pembumian

5. Ukuran penghantar 6. Warna Penghantar Sesuai standar

7.Sambungan pada kotak sambung

1 unit lasdop

,

I

22

Page 23: Pene Rang An

Dibuat oleh : Mengetahuil / menyetujui Tanggal:

I

.

Diperiksa bersama oleh :

(tanda tangan) (tanda tangan ) (namajelas)Pelaksana Lapangan

(nama ielas) (nama ielas) (namajelas)\

Pelaksana Site EngineerSite Engineer / atasan lgs

Tabel 5. Pemeriksaan Visual

Nama Perusahaan Daftar Simak (Check List)

Kontraktor Pekerjaan Pemasangan Instalasi Penerangan 3 phasa

Lokasi Nomor

Jenis Pekeriaan TanggalNo. Gbr. Keria Lampiran Denah lokasi (key plan)Subkon / Mandor Halaman

No Uraian SimakFungsi Instruksi Tgl Penvelesaian

.Baik Kurang. Pelaksana Rencana Aktual

1.Kotak panel

2. Pengaman MCB 3 fasa

3. Pengaman MCB 1 fasa

4. Pengaman sekring fasa R

5. Pengaman sekring fasa S

6. Pengaman sekring fasa T

7. Saklar Seri

8. Saklar Tukar

23

Page 24: Pene Rang An

9 Saklar Seri -

10 Kotak kontak 1 fasaFasa.Sebelahk kiri = R

11. Kotak kontak 3 fasa -12 Saklar Tunggal -

13 Fitting E 27 A 1 sekrup dol

14 Fitting E 27 B 2 sekrup dol

15 Fitting E 27 C 1 sekrup dol

16 Fitting E 27 D -17 Fitting E 27 E -

Sambungan pd kotak samb . Ukuran penghantar

Warna Pengjhantar Sesuai Standar

Terminasi Penghantar grd antara panel dan PE atau elektroda pembumian

,

Dibuat oleh : Mengetahui / menyetujui Tanggal:

I

.

Diperiksa bersama oleh :

(……………….)Pelaksana Lapangan

(…………………….) (………………….) (…………………)\

Pelaksana Site EngineerSite Engineer / atasan lgs

Tabel 6. Kelayakan Fungsi

1. Memasukkan kabel ke dalam jalur pipa pada tembok dan memasang komponen

24

Page 25: Pene Rang An

o Instalasi Komponen

Dalam hal ini dilakukan pemasangan seluruh komponen mulai dari kabel sampai panel.

Langkah pertama kabel yang sudah diukur sebelumnya dimasukkan sesuai jalur yang telah

dibuat dalam diagram pengawatan. Sambungan kabel harus diletakkan pada kotak sambung

yang telah tersedia. Setelah seluruh kabel terpasang, maka langkah selanjutnya adalah

pemasangan komponen pada beban yang dibutuhkan yaitu fitting lampu, kotak kontak, dan

saklar.

A. Kabel

Sebelum memasang kabel, instalir mengukur panjang kabel yang dibutuhkan. Kemudian

meminta kabel yang selanjutnya dimasukkan pada tempat – tempat yang telah terancang.

Apabila kabel akan dirangkap menjadi satu, maka dibelitkan dengan benang dan berikutnya

ditutp dengan lasdop.

B. Fitting Tender E 27

Fitting tender merupakan tempat lampu. Kabel yang dibutuhkan yaitu kabel fasa S (kuning),

kabel fasa T (hitam), dan kabel netral (biru). Setiap fitting hanya dibuthkan 2 kabel yaitu fasa

dan netral.

C. Saklar tunggal

Saklar tunggal hanya terdiri dari 2 kabel fasa yaitu 1 kabel dari sumber dan 1 kabel lainnya

untuk beban (lampu).

D. Saklar Tukar

Setiap dua buah saklar tukar dibutuhkan 4 fasa yaitu 3 fasa dari sumber dan 1 fasa lainnya

untuk beban (lampu)

E. Kotak Kontak Biasa (KKB)

KKB merupakan kotak kontak 1 phasa. Kotak kontak ini membutuhkan 3 kabel yaitu ground

(hijau kuning), fasa T (hitam) , dan netral (biru).

F. Kotak Panel (PHB)

PHB ialah panel hubung bagi. Terdiri dari MCB 3 phasa, terminal busbar, fuse.

25

Page 26: Pene Rang An

o Pengawatan Panel IML

Dalam pengawatan panel, yang harus diperhatikan adalah jalur/rangkaian harus

sesuai dengan instalasi yang telah terpasang. Selain itu perlu diperhatikan juga

fungsi/tugas masing-masing pengaman yang ada didalam panel. Pengawatan panel

diusahakan rapi, agar memudahkan untuk proses pengecekkan dan maintenance.

o Pemasangan Panel

Setelah pengawatan pada panel selesai, maka panel siap untuk dipasang dan

dihubungkan dengan terminal-terminal beban. Ujung-ujung kabel yang terhubung

pada beban, langsung disambungkan pada masing-masing pengaman yang telah

ditentukan sebelumnya. Setelah semua tersambung dengan rapi, maka instalasi

siap untuk diuji.

2. Melakukan pengujian tak bertegangan

- Uji Kontinuitas

Uji kontinuitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah instalasi yang dilakukan

tersebut sudah tersambung dengan baik dan benar. Dalam uji kontinuitas ini, alat yang

digunakan adalah multimeter dengan mengatur range pada Ohm.

A. Matikan terlebih dahulu sumber listrik (belum tersambung dengan sumber

listrik).

B. Atur posisi selektor (saklar pemilih) pada range ohm.

C. Hubungkan salah satu ujung terminal AVO meter ke kawat fasa dan ujung

satunya lagi ke kawat netral.

D. Bila jarum penunjuk tidak bergerak, berarti sambungan tidak ada yang

terhubung singkat. Bila jarum penunjuk bergerak menyimpang ke kanan

berarti terdapat sambungan yang short (hubung singkat) dan periksa kembali

hubungan pengawatan pada instalasi tersebut.

26

Page 27: Pene Rang An

- Uji Visual dan Uji Tahanan Isolasi

Uji visual ini bertujuan untuk mengetahui keadaan komponen dalam Panel

APP. Untuk uji tahanan isolasi menggunakan Megger (Mega Ohm Meter).

Menurut PUIL

Tabel 7. Nilai Resistansi Isolasi Minimun

No. Nama alat / lengkapanKeadaan

KeteranganBaik Cacat Rusak

1.

2.

3.

4.

5.

Kotak APP

Meter

Pemutus mini

Terminal

Kawat :

- Warna

- Label

- Pengikat

Tabel 8. Pemeriksaan Visual

NO. YANG DIPERIKSAHASIL

( Mega Ohm)

MINIMUM

( Mega Ohm)

A

1.

Panel Penerangan

Fase tunggal

Sirkit fase – Pembumian ∞ 5

27

Page 28: Pene Rang An

2. Fase tiga

Sirkit fase R.S.T. – Pembumian ∞

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Sirkit arus fase R – Pembumian

Sirkit arus fase S – Pembumian

Sirkit arus fase T – Pembumian

Sirkit arus fase R – Sirkit arus fase S

Sirkit arus fase R – Sirkit arus fase T

Sirkit arus fase S – Sirkit arus fase T

Sirkit tegangan R,S,T – Pembumian

Sirkit tegangan R,S,T – Sirkit arus fase R

Sirkit tegangan R,S,T – Sirkit arus fase S

Sirkit tegangan R,S,T – Sirkit arus fase T

5

Tabel 9. Pemeriksaan Tahanan Isolasi

E. Melakukan pengujian bertegangan dengan beban

Pengujian ini menggunakan phase sequence(drivel) dan Tang Ampere.

Phase Sequence

- Memeriksa urutan fase sumber

- Mengukur tegangan line dan tegangan fasa

Gambar 23. Pengujian Phase Sequence

a. Tang Ampere

- Mengukur arus yang mengalir pada tiap fasa

F. Menyambung pada sumber tegangan

28

Page 29: Pene Rang An

G. Pelepasan komponen dan pengembalian alat kepada pembimbing

Setelah semua tahap telah dilakukan, komponen-komponen beserta kabel seluruhnya dilepas kembali. Sebelum dikembalikan kepada pembimbing, terlebih dahulu dilakukan pengecekan terhadap komponen-komponen agar pada saat pengembalian dapat dipastikan komponen dalam keadaan baik.

29

Page 30: Pene Rang An

BAB IVPenutup

4.1. Kesimpulan

Semua instalasi listrik yang berhubungan dengan PLN harus dilaksanakan sesuai dengan

standar-standar yang berlaku di Indonesia seperti PUIL, SPLN dan SNI, agar instalasi

dapat dipakai secara mudah dan aman.

Instalatir harus memperhatikan beberapa faktor saat pemasangan komponen dalam segi

jumlah maupun kekuatan pemasangan(berapa lama bertahannya komponen tersebut) agar

instalasi tersebut bekerja dengan semestinya. Beberapa faktor yang penting tersebut yaitu,

memperhatikan panjang kabel yang dibutuhkan agar tidak berlebih ataupun kurang,

mencoba menggunakan komponen setelah pemasangan dan lain-lain.

Sebelum instalasi disambungkan dengan sumber dari PLN harus ada pengecekan terlebih

dahulu, yaitu pengecekan dalam keadaan bertegangan dan tidak bertegangan secara

bertahap. Hal ini untuk meminimalisasi adanya short circuit atau koslet (sebagai langkah

safety)

Perbedaan KWH meter 3 fasa dengan KWH meter 1 fasa adalah dari sisi pengawatannya,

karena KWH meter 3 fasa mendpat masukan kabel fasa sebanyak 3 buah.

Pengecekan instalasi untuk keadaan tidak bertegangan yaitu dengan menggunakan :

1. Megger untuk mengecek tahanan isolasi (bagus tidaknya kabel yang di gunakan)

2. Multimeter digital sebagai pengecekan kontinuitas.

Perbedaan instalasi 3 fasa dengan instalasi 1 fasa yaitu pada 3 fasa harus dilakukan

pengecekan urutan fasa pada keadaan bertegangan dengan menggunakan Phase Sequence

Tester dan pengecekan besarnya tegangan apakah sesuai standar atau tidaknya, yaitu

tegangan line to line 380 V dan tegangan line to neutral 220V.

Besar tegangan pada instalasi penerangan 3 fasa harus memenuhi standar minimum dan

maksimum yaitu ± 5-10% dari tegangan nominal standar.

4.2. Saran

Sebaiknya di awal pertemuan, mahasiswa membuat job list yang harus dikerjakan

setiap minggunya, agar pekerjaan instalasi penerangan 3 fasa tersebut dapat

terselesaikan dengan tepat waktu.

30

Page 31: Pene Rang An

Sebaiknya ketika mahasiswa membuat diagram garis tunggal maupun pengawatan

harus diberi pengarahan terlebih dahulu oleh pembimbing agar pengawatannya

tidak menyimpang dari standar maupun aturan yang ada.

Sebaiknya pada awal pekerjaan, pembimbing memberitahukan kondisi tembok dan

komponen yang sudah terpasang pada masing-masing kabin, agar mahasiswa dapat

segera melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan dan disesuaikan dengan

kebutuhan untuk instalasinya .

31