Author
eko-rohmad
View
21
Download
1
Embed Size (px)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangPada zaman sekarang kebutuhan akan energi listrik sangat dibutuhkan. Seiring dengan perkembangan zaman, aspek pembangunan seperti rumah tinggal, industri, dan perkantoran sangat pesat. Sehingga dari aspek pembangunan tersebut membutuhkan sistem kelistrikan yang bagus guna menunjang aspek aspek tersebut. Dengan dibutuhkan sistem kelistrikan yang bagus maka dibutuhkan tenaga tenaga yang handal dalam bidang instalasi kelistrikannya.
Instalasi listrik yang baik dibutuhkan dalam membantu menyalurkan tenaga listrik dengan aman dan handal berdasarkan standar yang berlaku seperti dalam PUIL,SPLN kepada beban beban yang membutuhkan, misalnya lampu, heater, motor motor listrik. Dalam instalasi listrik terdapat dua macam jenis instalasi yaitu instalasi penerangan listrik dan instalasi daya listrik. Dalam praktik kali ini yang diadakan di Politeknik Negeri Malang praktik yang dilaksanakan adalah instalasi penerangan listrik. Instalasai penerangan listrik yang penulis praktikan adalah sistem instalasi penerangan 3 fasa, dimana sistem ini banyak diterapkan pada instalasi pelanggan yang kompleks semisal rumah mewah, hotel, industri dan tempat- . Fasa yang dibutuhkan pada sistem 3 fasa adalah fasa R,S,T. Beberapa komponen yang dibutuhkan dalam sistem penerangan 3 fasa adalah MCB 3 fasa, fuse, penghantar, fitting, lampu, saklar, dll. 1.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup praktikum mencakup :
1. Perkenalan dan perencanaan pembuatan sebuah instalasi penerangan 3 fasa.
2. Pemasangan instalasi penerangan di dalam tembok (inflaster).
3. Pemeriksaan instalasi penerangan yang telah dipasang dalam kondisi tidak bertegangan dan bertegangan .
1.3. Tujuan dan Manfaat
1. Mahasiswa dapat menjelasakan prinsip penerangan 3 fasa 2. Mahasiswa dapat memahami komponen komponen dalam sistem penerangan 3 fasa
3. Mahasiswa dapat mengetahui langkah kerja dalam pelaksanaan sistem penerangan 3 fasa
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Definisi Umum
2.1.1. Definisi Instalasi
Instalasi listrik adalah rangkaian dari peralatan listrik yang saling berhubungan satu sama lain secara listrik yang berada dalam suatu ruang atau lokasi. Ada 2 jenis instalasi yaitu instalasi penerangan listrik dan instalasi daya listrik.
2.1.2. Syarat instalasi
Syarat teknis umum dalam merencanakan sebuah instalasi listrik bagi instalasi penerangan maupun instalasi daya adalah sebagai berikut :1. Aman bagi manusia, hewan, atau barang.
2. Material yang dipasang harus mempunyai kualitas yang baik.
3. Penghantar ( kabel ) yang digunakan harus mampu dialiri arus sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan.
4. Kerugian tegangan/voltage drop pada beban tidak boleh melebihi
2% dari tegangan nominal pada instalasi penerangan.
Dalam instalasi listrik ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi yaitu
1. Keandalan
2. Ketertiban
3. Ketersediaan
4. Keindahan
5. Keamanan
6. Ekonomis2.1.3. Keselamatan Kerja
Dalam melakukan sebuah pekerjaan, keselamatan kerja adalah yang didahulukan . Keselamatan kerja adalah adalah upaya agar dalam bekerja terhindar dari segala hal yang merugikan atau hal yang dapat membahayakan kita . dengan keselamtan kerja ini kita dapat aman dalam bekerja dan selamat dalam kerja. Faktor faktor yang menyebabkan terganggunya keselamatan kerja meliputi :A. Kurang berhati-hattidak mematuhi peraturanB. Tidak memperhatikan standar prosedur kerjaC. Tidak memakai alat perlindungan diriD. Kondisi badan yang lemah
Keselamatan kerja bertujuan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmani maupun rohani manusia, serta hasil kerja. Keselamatan kerja manusia secara terperinci antara meliputi:A. pencegahan terjadinya kecelakaan,B. mencegah dan mengurangi terjadinya penyakit akibat pekerjaan,C. mencegah dan mengurangi cacat tetap,D. mencegah dan mengurangi kematian,E. mengamankan material, konstruksi dan pemeliharaan.
Dasar-dasar keselamatn kerja yang ada di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang RI No. 1 Th 1970.Beberapa standar keselamatan kerja yang perlu diperhatikan:
A. Pelindung badan meliputi : pelindung mata, tangan, hidung, kaki, kepala, dan telinga.
B. Pelindung mesin, sebagai tindakan untuk melindnungi mesin dari bahaya yang mungkin timbul dari luar atau dari dalam atau dari pekerja itu sendiri.C. Alat pengaman listrik, yang setiap saat dapat membahayakan.Pengaman ruang meliputi : pemadam kebakaran, sistem alarm, penerangan yang cukup, ventilasi udara yang baik dan sebagainya.
2.1.4. Sistem Sumber Listrik
Ada 2 sistem dalam sumber listrik yaitu 1 fasa dan 3 fasa. Namun dalam praktikum ini sistem yang digunakan adalah sistem 3 fasa, dimana terdapat 4 penghantar ( R, S, T, N ) + 1 penghantar pembumian ( Protective earth ). Pada sistem 3 fasa nilai tegangan antara line to line bernilai 380 volt. Sedangkan nilai tegangan antara line to neutral/ PE bernilai 220 volt.
Gambar 1. Sumber Listrik
Keterangan :
Kabel Merah : Pengahntar fasa R
Kabel Kuning : Penghantar fasa S
Kabel Hitam : Penghantar fasa T
Kabel Biru : Penghantar netral
Kabel Hijau-Kuning : Penghantar PE (Pentanahan)
Pada beban yang digunakan yaitu lampu lampu dan stop kontak merupakan beban 1 fasa. Sehingga beban untuk lampu hanya membutuhkan 1 penghantar ( fasa R / fasa S / fasa T ) dan pada stop kontak membutuhkan 1 penghantar ( fasa R / fasa S / fasa T ) , 1 penghantar netral dan 1 penghantar pentanahan.
2.2 Komponen Listrik
2.2.1. Diagram Pengawatan
Diagram pengawatan adalah gambar elektroteknik yang biasanya dinyatakan dengan symbol symbol, yang menyatakan hubungan antara bagian bagian peralatan suatu instalasi listrik. Manfaat dari diagram pengawatan adalah mengetahui prinsip kerja suatu peralatan atau instalasi, membantu pelakasanaan pemasangan suatu peralatan atau instalasi, mempermudah dalam menelusuri, mengusut gangguan pada suatu peralatan atau instalasi. Contoh gambar diagram pengawatan ; (Lihat lampiran)
Beberapa macam diagram pengawatan diantaranya
1. Diagram Lay Out
2. Diagram Internal
3. Diagram Penyambungan
4. Diagram Terminal
5. Diagram Garis Tunggal2.2.2. Kabel
Kabel yang digunakan dalam praktek ini adalah kabel NYA dan NYY. Jenis kabel NYA bentuknya berinti tunggal dari bahan tembaga sebagai inti, erisolasi PVC. Pemasangannya tidak boleh menempel di dinding/tembok, tetapi harus menggunakan rol isolator atau pipa instalasi listrik. Kabel NYA tidak boleh dipasang pada tempat yang terbuka atau dibawah tanah karena mudah menjadi sasaran gigitan tikus sehingga menjadi terkelupas dan membahayakan orang disekitarnya.
Gambar 2. Kabel NYA
Kabel NYY merupakan kabel tenaga yaitu penghantar yang berisolasi dan berselubung PVC berurat 5 masing-masing berwarna merah-kuning-hitam-biru-hijau, berpenghantar tembaga bulat pejal dengan luas penampang 2,5 mm2. Kabel ini digunakan untuk penyambungan atau penyaluran daya listrik dari panel instalasi ke sumber di bengkel listrik.
Gambar 3. Kabel NYY
2.2.3. Saklar
Fungsi saklar dalam instalasi listrik penerangan untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik dari sumber ke beban. Di dalam saklar dilengkapi dengan pegas yang dapat memutuskan rangkaian dalam waktu yang sangat singkat, dengan cepatnya pemutusan ini kemungkinan timbulnya busur api antara kontak (tuas) saklar menjadi lebih kecil. Saklar yang digunakan pada umumnya jenis saklar tunggal, saklar seri dan saklar tukar (hotel) jenis inbow (terpendam dalam tembok). Aturan pemasangan saklar :
a. Tinggi pemasangan 150 cm di atas lantai.
b. Dekat dengan pintu dan mudah dicapai tangan/sesuai kondisi tempat.
c. Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila pemasangan lebih dari satu.
Fungsi kotak kontak (stop kontak) dalam instalasi listrik sebagai alat penghubung beban dengan sumber listrik. Aturan pemasangan stop kontak :
a. Tinggi pemasangan 150 cm di atas lantai, apabila kurang dari harus ditutup.
b. Mudah dicapai tangan.
c. Di pasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnyaberada di senelah kanan atau bawah.
Gambar 4. Saklar
2.2.4. PHB
Panel hubung bagi di dalam instalasi listrik rumah/gedung merupakan peralatan yang berfungsi sebagai tempat membagi dan menyalurkan tenaga listrik ke beban yang memerlukan agar merata dan seimbang. Di dalam panel bagi terdapat komponen antara lain rel (bus bar), saklar utama, pengaman, pengaman, alat-alat ukur dan lampu indikator.
Gambar 5. Panel Hubung Bagi
2.2.5. Kotak SambungKotak sambung berfungsi sebagai tempat sambungan kabel untuk mengambil percabangan. Pemilihan kotak sambung yang akan digunakan harus diesuaikan dengan kondisi ruangan, misalnya:
Ruang kering menggunakan kotak sambung jenis kotak dari PVC.
Ruang lembab menggunakan kotak sambung jenis kotak, bahan dari ebonit.
Ruang dengan bahan mekanik menggunakan kotak sambung jenis bulat, (Baja).
Ruang dengan bahaya ledakan menggunakan kotak sambung jenis bulat, bahan dari galvanis.
Gambar 6. Kotak sambung
2.2.6. LasdopLasdop adalah alat untuk melindungi sambungan yang sesuai dengan kebutuhan Ini dimaksudkan agar antara masing-masing sambungan tidak bersinggungan sehingga tidak membahayakan.
Gambar 7. Lasdop2.2.7. Saklar Seri
Saklar seri berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan dua buah lampu dari suatu tempat secara bergantian atau bersamaan. Saklar seri biasanya digunakan pada ruangan yang luas tetapi hanya mempunyai satu pintu. Contoh pada ruang pertemuan, toko, dll.Saklar seri yang digunakan Broco dgn kemampuan kerja Arus 10A /250V.
Gambar 8. Saklar seriGambar 9. Simbol saklar seri
Gambar 10. Rangkaian saklar seriGambar 11. Diagram kerja saklar seri
2.2.8. Fitting Tender
Fitting tender adalah fitting yang tidak menggunakna roset dalam pemasangannya terbuat dari bahan keramik. Memiliki 2 terminal, satu terminal untuk kabel phasa dan satu lagi untuk kabel netral. Fitting jenis ini memiliki keunggulan yaitu dapat digunakan untuk penerangan di luar ruangan dan secara fisiknya jauh lebih kuat dari fitting lokal.
Gambar 12. Fitting Tender2.2.9. Kotak Kontak Satu Phase
Dalam PUIL 2000, stop kontak ini dinamakan KKB (Kotak Kontak Biasa) dan KKK (Kotak Kontak Khusus). KKB adalah kotak kontak yang dipasang untuk digunakan sewaktu-waktu (tidak secara tetap) bagi piranti listrik jenis apapun yang memerlukannya, asalkan penggunaannya tidak melebihi batas kemampuannya. KKK adalah kotak kontak yang dipasang khusus untuk digunakan secara tetap bagi suatu jenis piranti listrik tertentu yang diketahui daya maupun tegangannya. Dengan demikian, KKK mempunyai tempat/lokasi tertentu dengan beban tetap, dan dihubungkan langsung ke panel sebagai grup tersendiri. Sedangkan KKB tersebar diseluruh bangunan dengan beban tidak tetap, dan biasanya jadi satu dengan grup untuk penerangan. Kotak kontak yang digunakan memiliki kemampuan kerja 16A / 250V.
Gambar 13. Kotak Kontak Satu Phase
2.2.10. Sekring
Sekring adalah alat yang berfungsi untuk mengamankan rangkaian listrik dari gangguan arus hubung singkat, pemasangannya pada hantaran fasa dihubungkan seri terhadap beban. Sering juga dikenal sebagai pengaman lebur, Untuk mengamankan hantaran dan aparatur digunakan pengaman lebur dan sakelar arus maksimal (kotak sikering). Alat-alat ini umumnya digunakan untuk :
1. Mengamanan hantaran, aparatur dan motor listrik terhadap beban lebih.
2. Mengamankan terhadap hubung singkat antar fasa dan netral serta terhadap hubungan singkat aparatur dan motor listrik.
3. Pengamanan terhadap hubung singkat dengan badan mesin atau aparatur.
Gambar 14. Sekring
Tiap sekring mempunyai kegunaan atau jenis tersendiri, berikut adalah spesifikasi sekring dengan kode warna serta kekuaan pemutus arus (survey pasar) :
a Merah muda: 2 A
b Coklat: 4 A
c Hijau: 6 A
d Merah: 10 A
e Abu abu: 16 A
f Biru: 20 A
g Kuning: 25 A
h Hitam : 35 A
i Putih: 50 A
j Merah tembaga: 65 A
2.2.11. MCB (Miniatur Circuit Breaker)
MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan komponen thermos (bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relai elektromagnetik untuk pengaman hubung singkat. MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu fasa dan tiga fasa. Keuntungan menggunakan MCB meliputi :
A. Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa walaupun terjadi hubung singkat pada salah satu fasanya.
B. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung singkat atau beban lebih.
C. Mempunyai respon yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban lebih.
Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika terjadi hubung singkat. Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload yaitu menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal), pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada besarnya arus yang harus diamankan, sedangkan pengaman elektromagnetik menggunakan sebuah kumparan yang dapat menarik sebuah angker dari besi lunak.
MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu fasa, sedangkan untuk pengaman tiga fasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang lainnya juga akan ikut terputus. Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi lima jenis ciri yaitu :
Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo-trafo yang sensitive terhadap tegangan.
Tipe K (rating dan breaking capacity kecil)
Digunakan untuk mengamankan alat-alat rumah tangga.
Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor.
Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan.
Tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan.
Gambar 15. MCB 3 Phase
Adapun tipe mcb menurut triping class, yaitu mcb dibagi menjadi tiga tipe
B, tipe C dan Tipe D,
Kurva triping class:
2.3 Alat Ukur2.3.1 Multimeter
Digunakan untuk mengukur arus, tegangan maupun hambatan. Dalam praktek ini multimeter digunakan untuk mengetahui keadaan sakelar (baik atau rusak), untuk mengukur tegangan dan dan untuk mengetahui kontinuitas antar sambungan. Dalam penggunaannya, range yang dipilih harus sesuai dengan ketentuan.
Gambar 17. Multimeter2.3.2 Tang Ampere
Dengan menggunakan tang ampere, pengukuran arus dapat dilakukan dengan mudah karena kita tidak perlu melepas saluran kabel kemudian dipasang seri dengan alat ukur. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan, arus serta hambatan. Untuk mengukur arus pada instalasi yang terhubung jaringan tegangan rendah cukup menggunakan range 200 pda tang ampere agar arus dapat terbaca dengan detail.
Gambar 18. Tang Ampere2.3.3 Megger
Megger atau megaohmmeter merupakan alat yang digunakan untuk menguji kebocoran tegangan karena bocornya isolasi dan mengukur tahanan isolasi. Dengan menggunakan megger selain dapat mengetahui adanya hubung singkat, juga dapat mengetahui adanya suatu kebocoran yang terjadi pada penghantar ataupun pipa pelindung. Buruknya insulasi jaringan bisa mengakibatkan terjadinya arus bocor dan bisa membahayakan nyawa seseorang. Dimungkinkan juga akan menimbulkan percikan api yang bisa mengakibatkan kebakaran. Alat ini membutuhkan tegangan listrik sebesar 9 V yang disuplai oleh 6 baterai 1,5 V. Melalui DC Converter tegangan 9 V dinaikkan hingga 1000 V. Hasil Pengujian dapat dibaca pada dua alur bacaan.
Gambar 19. MeggerPengetesan dilakukan dengan pengukuran tingkat kebocoran isolasi jaringan line / fasa dengan netral, fasa dengan ground, dan fasa dengan fasa karena kita menggunakan sumber 3 fasa. Sebelum melakukan pengetesan terlebih dahulu dilakukan pemutusan hubungan komponen elektronik dan pilot lamp dengan jaringan. Metode pengetesan bisa dilakukan dengan tegangan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. Batas minimum insulasi yang bisa ditolerir untuk pengetesan dengan tegangan 500 VDC adalah 5 Mega Ohm .
Gambar 20. Bagian Bagian Megger1. Output Jacks, M
Berguna untuk memeriksa isolasi. Kabel penidik merah masuk ke jacks merah dan hitam masuk ke jacks hitam pula.
2. Input Jacks, ACV
Digunakan untuk pengukuran tegangan AC dan nilai tahanan.
3. Papan Skala
4. Indikator ON
5. ON M (Saklar pilih untuk pengukuran tahanan tinggi.
OFF (ACV) ( Saklar pilih untuk tegangan AC.
Battery Check ( Untuk memeriksa tegangan baterai.
6. Saklar M (Saklar M untuk pilihan mode uji isolasi.
Saklar ACV ( Untuk mode pengukuran tegangan AC.
7. Pengatur posisi jarum pada angka nol secara mekanik.2.3.4 Phase Sequence
Phase Sequence Indicator digunakan untuk mengetahui urutan fasa-fasa pada sumber 3 fasa maupun pada kotak-kontak 3 fasa. Untuk mengetahui urutan fasa putar selector switch pada phase detect. Alat ini juga dapat digunakan sebagai voltmeter dengan cara memutar selector switch pada posisi voltage. Terdapat 3 probes berbeda warna di alat ini, yaitu merah-putih-biru. Ketiga warna tersebut digunakan untuk masing-masing fasa R-S-T. Urutan fasa dapat dilihat pada putaran indicator. Jika searah jarum jam makanya merah adalah fasa R, putih fasa S, dan biru fasa T.
Gambar 21. Phase SequenceBAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM3.1 Langkah Kerja1. Memeriksa jalur pipa in plester
2. Menggambar single line diagram (Lihat Lampiran)3. Membuat rekapitulasi daya (Lihat Lampiran)4. Menggambar diagram pengawatan (Lihat Lampiran)5. Melakukan perencanaan volume material panjang kabel fasa, netral, dan ground
6. Mengajukan perencanaan volume material dan daftar komponen kepada pembimbing
7. Menyiapkan komponen-komponen yang dibutuhkan sesuai kebutuhan
Untuk menyiapkan komponen-komponen yang dibutuhkan perlu dibuat suatu daftar komponen.
No.Nama BahanJumlahSatuanKeterangan
Saklar dan Pelengkap
1Saklar seri1Buah10A/250 V
2Saklar tunggal1Buah10A/250 V
3Kotak kontak 1 phasa2Buah10A/250 V
4Lasdop + benang1Buah
5Fitting E273Buah 4A/250 V
6Multimeter1Buah
7Phase Sequence (Drivel)1Buah
8Megger1Buah
9Tang Ampere1Buah
10Tang cucut1Buah
11Tang kombinasi1Buah
12Tang potong1Buah
13Tang pengupas1Buah
14Obeng4Buah
PANEL IML
1box panel 40x30 cm1Buah
2sekring lengkap-3 group1Set10A
3profil untuk line up terminal2Buah
4Profil sekring1Buah
5MCB 3 phasa1Buah
6MCB 1 phasa1Buah
7line up terminal5Buah
Penghantar
1NYA merah 1,5 mm21,5Meter
2NYA hitam 1,5 mm26Meter
3NYA kuning 1,5 mm24Meter
4NYA biru 1,5 mm23Meter
5NYA hijau/kuning 1,5 mm22Meter
6NYM 3X1,5 mm22Meter
Tabel 4. Daftar list kebutuhan komponen
Memeriksa kondisi dan kelengkapan komponen-komponenPekerjaan Pemasangan Panel dan Instalasi Penerangan 3 Phasa ( Pemeriksaan Visual )
Nama PerusahaanDaftar Simak (Check List)
KontraktorPekerjaan Pemasangan Panel dan Instalasi Penerangan 3 phasa
LokasiBengkel Listrik Kabin 18Nomor
Jenis PekeriaanInstalasi In PlesterTanggal
No. Gbr. KeriaLampiranDenah lokasi (key plan)
Subkon / MandorHalaman
NoUraian SimakKondisiInstruksiTgl Penvelesaian
.BaikKurang.PelaksanaRencanaAktual
1.Kotak Panel(3sekrup dol
2.Pengaman dalam panel(10 A
3.Ukuran Pemutus Mini / MCB(
4.Terminasi Penghantar grd antara panel dan PE atau elektroda pembumian(
(
5.Ukuran penghantar(
6.Warna Penghantar(Sesuai standar
7.Sambungan pada kotak sambung(1 unit lasdop
,
I
Dibuat oleh :Mengetahuil / menyetujuiTanggal:
I.
Diperiksa bersama oleh :
(tanda tangan)(tanda tangan )(namajelas)
Pelaksana Lapangan
(nama ielas)(nama ielas)(namajelas)
\
PelaksanaSite EngineerSite Engineer / atasan lgs
Tabel 5. Pemeriksaan VisualNama PerusahaanDaftar Simak (Check List)
KontraktorPekerjaan Pemasangan Instalasi Penerangan 3 phasa
LokasiNomor
Jenis PekeriaanTanggal
No. Gbr. KeriaLampiranDenah lokasi (key plan)
Subkon / MandorHalaman
NoUraian SimakFungsiInstruksiTgl Penvelesaian
.BaikKurang.PelaksanaRencanaAktual
1.Kotak panel(
2.Pengaman MCB 3 fasa
3.Pengaman MCB 1 fasa
4.Pengaman sekring fasa R
5.Pengaman sekring fasa S
6.Pengaman sekring fasa T
7.Saklar Seri
8.Saklar Tukar
9Saklar Seri -
10Kotak kontak 1 fasaFasa.
Sebelahk kiri = R
11.Kotak kontak 3 fasa -
12Saklar Tunggal -
13Fitting E 27 A1 sekrup dol
14Fitting E 27 B 2 sekrup dol
15Fitting E 27 C1 sekrup dol
16Fitting E 27 D-
17Fitting E 27 E-
Sambungan pd kotak samb
.Ukuran penghantar
Warna Pengjhantar Sesuai Standar
Terminasi Penghantar grd antara panel dan PE atau elektroda pembumian,
Dibuat oleh :Mengetahui / menyetujuiTanggal:
I.
Diperiksa bersama oleh :
(.)
Pelaksana Lapangan
(.)(.)()
\
PelaksanaSite EngineerSite Engineer / atasan lgs
Tabel 6. Kelayakan Fungsi1. Memasukkan kabel ke dalam jalur pipa pada tembok dan memasang komponen
Instalasi KomponenDalam hal ini dilakukan pemasangan seluruh komponen mulai dari kabel sampai panel. Langkah pertama kabel yang sudah diukur sebelumnya dimasukkan sesuai jalur yang telah dibuat dalam diagram pengawatan. Sambungan kabel harus diletakkan pada kotak sambung yang telah tersedia. Setelah seluruh kabel terpasang, maka langkah selanjutnya adalah pemasangan komponen pada beban yang dibutuhkan yaitu fitting lampu, kotak kontak, dan saklar.A. KabelSebelum memasang kabel, instalir mengukur panjang kabel yang dibutuhkan. Kemudian meminta kabel yang selanjutnya dimasukkan pada tempat tempat yang telah terancang. Apabila kabel akan dirangkap menjadi satu, maka dibelitkan dengan benang dan berikutnya ditutp dengan lasdop.B. Fitting Tender E 27Fitting tender merupakan tempat lampu. Kabel yang dibutuhkan yaitu kabel fasa S (kuning), kabel fasa T (hitam), dan kabel netral (biru). Setiap fitting hanya dibuthkan 2 kabel yaitu fasa dan netral.C. Saklar tunggalSaklar tunggal hanya terdiri dari 2 kabel fasa yaitu 1 kabel dari sumber dan 1 kabel lainnya untuk beban (lampu).D. Saklar TukarSetiap dua buah saklar tukar dibutuhkan 4 fasa yaitu 3 fasa dari sumber dan 1 fasa lainnya untuk beban (lampu)
E. Kotak Kontak Biasa (KKB)KKB merupakan kotak kontak 1 phasa. Kotak kontak ini membutuhkan 3 kabel yaitu ground (hijau kuning), fasa T (hitam) , dan netral (biru).F. Kotak Panel (PHB)PHB ialah panel hubung bagi. Terdiri dari MCB 3 phasa, terminal busbar, fuse.
Pengawatan Panel IML
Dalam pengawatan panel, yang harus diperhatikan adalah jalur/rangkaian harus sesuai dengan instalasi yang telah terpasang. Selain itu perlu diperhatikan juga fungsi/tugas masing-masing pengaman yang ada didalam panel. Pengawatan panel diusahakan rapi, agar memudahkan untuk proses pengecekkan dan maintenance.
Pemasangan Panel
Setelah pengawatan pada panel selesai, maka panel siap untuk dipasang dan dihubungkan dengan terminal-terminal beban. Ujung-ujung kabel yang terhubung pada beban, langsung disambungkan pada masing-masing pengaman yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah semua tersambung dengan rapi, maka instalasi siap untuk diuji.
2. Melakukan pengujian tak bertegangan Uji Kontinuitas
Uji kontinuitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah instalasi yang dilakukan tersebut sudah tersambung dengan baik dan benar. Dalam uji kontinuitas ini, alat yang digunakan adalah multimeter dengan mengatur range pada Ohm.A. Matikan terlebih dahulu sumber listrik (belum tersambung dengan sumber listrik). B. Atur posisi selektor (saklar pemilih) pada range ohm. C. Hubungkan salah satu ujung terminal AVO meter ke kawat fasa dan ujung satunya lagi ke kawat netral.D. Bila jarum penunjuk tidak bergerak, berarti sambungan tidak ada yang terhubung singkat. Bila jarum penunjuk bergerak menyimpang ke kanan berarti terdapat sambungan yang short (hubung singkat) dan periksa kembali hubungan pengawatan pada instalasi tersebut.
Uji Visual dan Uji Tahanan Isolasi
Uji visual ini bertujuan untuk mengetahui keadaan komponen dalam Panel APP. Untuk uji tahanan isolasi menggunakan Megger (Mega Ohm Meter). Menurut PUIL
Tabel 7. Nilai Resistansi Isolasi MinimunNo.Nama alat / lengkapanKeadaanKeterangan
BaikCacatRusak
1.2.3.4.5.Kotak APPMeterPemutus miniTerminalKawat : Warna Label Pengikat
Tabel 8. Pemeriksaan VisualNO.YANG DIPERIKSAHASIL( Mega Ohm)MINIMUM( Mega Ohm)
A1.2.Panel PeneranganFase tunggal Sirkit fase Pembumian Fase tigaSirkit fase R.S.T. Pembumian
5
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.Sirkit arus fase R PembumianSirkit arus fase S PembumianSirkit arus fase T PembumianSirkit arus fase R Sirkit arus fase SSirkit arus fase R Sirkit arus fase TSirkit arus fase S Sirkit arus fase TSirkit tegangan R,S,T PembumianSirkit tegangan R,S,T Sirkit arus fase RSirkit tegangan R,S,T Sirkit arus fase SSirkit tegangan R,S,T Sirkit arus fase T
5
Tabel 9. Pemeriksaan Tahanan Isolasi
E. Melakukan pengujian bertegangan dengan bebanPengujian ini menggunakan phase sequence(drivel) dan Tang Ampere.Phase Sequence Memeriksa urutan fase sumber Mengukur tegangan line dan tegangan fasaGambar 23. Pengujian Phase Sequencea. Tang Ampere
Mengukur arus yang mengalir pada tiap fasaF. Menyambung pada sumber teganganG. Pelepasan komponen dan pengembalian alat kepada pembimbingSetelah semua tahap telah dilakukan, komponen-komponen beserta kabel seluruhnya dilepas kembali. Sebelum dikembalikan kepada pembimbing, terlebih dahulu dilakukan pengecekan terhadap komponen-komponen agar pada saat pengembalian dapat dipastikan komponen dalam keadaan baik.
BAB IVPenutup4.1. Kesimpulan Semua instalasi listrik yang berhubungan dengan PLN harus dilaksanakan sesuai dengan standar-standar yang berlaku di Indonesia seperti PUIL, SPLN dan SNI, agar instalasi dapat dipakai secara mudah dan aman. Instalatir harus memperhatikan beberapa faktor saat pemasangan komponen dalam segi jumlah maupun kekuatan pemasangan(berapa lama bertahannya komponen tersebut) agar instalasi tersebut bekerja dengan semestinya. Beberapa faktor yang penting tersebut yaitu, memperhatikan panjang kabel yang dibutuhkan agar tidak berlebih ataupun kurang, mencoba menggunakan komponen setelah pemasangan dan lain-lain. Sebelum instalasi disambungkan dengan sumber dari PLN harus ada pengecekan terlebih dahulu, yaitu pengecekan dalam keadaan bertegangan dan tidak bertegangan secara bertahap. Hal ini untuk meminimalisasi adanya short circuit atau koslet (sebagai langkah safety) Perbedaan KWH meter 3 fasa dengan KWH meter 1 fasa adalah dari sisi pengawatannya, karena KWH meter 3 fasa mendpat masukan kabel fasa sebanyak 3 buah. Pengecekan instalasi untuk keadaan tidak bertegangan yaitu dengan menggunakan :
1. Megger untuk mengecek tahanan isolasi (bagus tidaknya kabel yang di gunakan)
Multimeter digital sebagai pengecekan kontinuitas. Perbedaan instalasi 3 fasa dengan instalasi 1 fasa yaitu pada 3 fasa harus dilakukan pengecekan urutan fasa pada keadaan bertegangan dengan menggunakan Phase Sequence Tester dan pengecekan besarnya tegangan apakah sesuai standar atau tidaknya, yaitu tegangan line to line 380 V dan tegangan line to neutral 220V. Besar tegangan pada instalasi penerangan 3 fasa harus memenuhi standar minimum dan maksimum yaitu 5-10% dari tegangan nominal standar. 4.2. Saran
Sebaiknya di awal pertemuan, mahasiswa membuat job list yang harus dikerjakan setiap minggunya, agar pekerjaan instalasi penerangan 3 fasa tersebut dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Sebaiknya ketika mahasiswa membuat diagram garis tunggal maupun pengawatan harus diberi pengarahan terlebih dahulu oleh pembimbing agar pengawatannya tidak menyimpang dari standar maupun aturan yang ada.
Sebaiknya pada awal pekerjaan, pembimbing memberitahukan kondisi tembok dan komponen yang sudah terpasang pada masing-masing kabin, agar mahasiswa dapat segera melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan dan disesuaikan dengan kebutuhan untuk instalasinya .22