of 80 /80
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Persalinan lama pada setiap tahunnya menyebabkan 40.000 kematian maternal, juga merupakan morbiditas maternal saat persalinan yang paling sering muncul di pusat kesehatan seperti yang dikutip oleh Lila Amalia. Kematian maternal yang disebabkan oleh persalinan lama menjadi suatu hal yang perlu di tangani dengan baik agar tingkat kesejahteraan ibu dan bayi di Indonesia dapat tercapai serta menurunkan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia. Kejadian komplikasi obstetrik terdapat pada sekitar 20 % dari seluruh ibu hamil. 1 Persalinan yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan proses persalinan tidak berjalan lancar sehingga lama persalinan lebih lama dari normal atau terjadi partus lama. Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya persalinan meliputi faktor ibu, faktor janin, dan faktor jalan lahir. Faktor ibu meliputi paritas, usia, dan his yang dipengaruhi oleh penyakit penyerta, kecemasan, dan kelelahan . Faktor janin meliputi malposisi dan malpresentasi, dan janin besar. 4 Sedangkan faktor jalan lahir meliputi Disproporsi Cephalopelvik (CPD). Adapun faktor lain yang berperan terhadap lamanya persalinan, yakni riwayat ANC ibu selama hamil. 5 1

Pene Eva Gustina

Embed Size (px)

DESCRIPTION

IKM

Text of Pene Eva Gustina

Bab IPendahuluan1.1 Latar belakang

Persalinan lama pada setiap tahunnya menyebabkan 40.000 kematian maternal, juga merupakan morbiditas maternal saat persalinan yang paling sering muncul di pusat kesehatan seperti yang dikutip oleh Lila Amalia. Kematian maternal yang disebabkan oleh persalinan lama menjadi suatu hal yang perlu di tangani dengan baik agar tingkat kesejahteraan ibu dan bayi di Indonesia dapat tercapai serta menurunkan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia.Kejadian komplikasi obstetrik terdapat pada sekitar 20 % dari seluruh ibu hamil.1 Persalinan yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan proses persalinan tidak berjalan lancar sehingga lama persalinan lebih lama dari normal atau terjadi partus lama. Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya persalinan meliputi faktor ibu, faktor janin, dan faktor jalan lahir. Faktor ibu meliputi paritas, usia, dan his yang dipengaruhi oleh penyakit penyerta, kecemasan, dan kelelahan . Faktor janin meliputi malposisi dan malpresentasi, dan janin besar.4 Sedangkan faktor jalan lahir meliputi Disproporsi Cephalopelvik (CPD). Adapun faktor lain yang berperan terhadap lamanya persalinan, yakni riwayat ANC ibu selama hamil.5 Kejadian partus lama di RSIA Siti Fatimah, Makassar tahun 2006 adalah 74 kasus dari 2552 persalinan yaitu sekitar 2,89 % dari seluruh persalinan. Penelitian yang dilakukan Soekiman di RS Mangkuyudan di Yogyakarta didapatkan bahwa dari 3005 kasus partus lama, terjadi kematian pada bayi sebanyak 16,4 % (50 bayi), sedangkan pada ibu didapatkan 4 kematian.6Di RSUD Ulin, Banjarmasin pada periode 1 Januari 1998 sampai dengan 31 Desember 2000 terdapat 5.165 persalinan. Sebagian besar persalinan terjadi pada paritas ke-1 (47%), dengan kejadian partus normal sebesar 58 %. Primiparitas akan meningkatkan risiko partus lama sebesar 2,06 kali bila dibandingkan multiparitas. Kejadian partus lama insidensi tertinggi pada usia 19-35 tahun, dan pada paritas pertama dari seluruh kejadian partus lama.7 Dari angka ini, angka kematian ibu yang disebabkan oleh persalinan lama adalah sebesar 6,3%. Penelitian oleh Maria Olva pada tahun 2001 yang dilakukan di RSU Unit Swadana Kabupaten Subang, Jawa Barat menyebutkan persalinan lama cenderung meningkat pada setiap tahunnya yaitu 50,9% pada tahun 1999, 52,19% pada tahun 2000 sampai 56,71% pada tahun 2001.Adapun faktor yang mempengaruhi persalinan lama berdasarkan dari penelitian Maria Olva pada tahun 2001, faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan lama adalah usia, wanita yang menjalani persalinan dalam usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 34 tahun beresiko mengalami persalinan lama sebesar 1,33 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang melahirkan dalam rentang usia 20 sampai dengan 34 tahun. Paritas juga menjadi faktor yang menyebabkan persalinan lama. Wanita yang belum pernah melahirkan dan yang telah melahirkan lebih dari 3 kali beresiko engalami persalinan lama sebesar 1,32 kali. Wanita dengan disproposi sefalo-pelvik cenderung mengalami persalinan lama sebesar 2,04 kali dibandingkan wanita yang tidak disproposi sefalo-pelvik. Wanita dengan penyakit penyerta seperti Diabetes Mellitus (DM) beresiko mengalami persalinan lama sebesar 5,65 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak memiliki penyakit penyerta. Adanya kelainan letak janin cenderung mengalami persalinan lama 2,11 kali. Ibu yang melahirkan bayi kembar beresiko mengalami persalinan lama sebesar 4,94 kali. Data yang dikeluarkan oleh Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren Selatan 2012 menunjukkan prevalensi persalinan lama sebesar 64,30% sedangkan target yang ditetapkan oleh Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren Selatan adalah untuk mendapatkan penurunan ibu hamil dengan persalinan lama sebesar 50,60%. Karena tingginya angka persalinan lama pada ibu, maka peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan faktor faktor yang mempengaruhi persalinan lama karena belum ada data dan penelitian yang dilakukan berhubungan dengan lamanya persalinan dan faktor faktor lain berhubungan di Kelurahan Tanjung Duren Selatan tahun 2013.

1.2 Rumusan Permasalahan1. Tingginya kejadian partus lama di Indonesia. Di RSIA Siti Fatimah, Makassar tahun 2006 adalah 74 kasus dari 2552 persalinan yaitu sekitar 2,89 % dari seluruh persalinan. 1. Persalinan yang lama menyebabkan kematian bayi dan ibu, hal ini meningkatkan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia. 1. Primiparitas akan meningkatkan risiko partus lama sebesar 2,06 kali bila dibandingkan multiparitas. Kejadian partus lama insidensi tertinggi pada usia 19-34 tahun, dan pada paritas pertama dari seluruh kejadian partus lama.1. Masih tingginya angka persalinan yang dialami oleh wanita usia dibawah 20 tahun.1. Wanita dengan disproposi sefalo-pelvik karena tinggi badan yang kuran dari 145cm cenderung mengalami persalinan lama sebesar 2,04 kali dibandingkan wanita dengan tinggi badannya lebih dari 145 cm1. Wanita dengan penyakit penyerta seperti Diabetes Mellitus (DM) beresiko mengalami persalinan lama sebesar 5,65 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak memiliki penyakit penyerta. 1. Adanya kelainan letak janin cenderung mengalami persalinan lama 2,11 kali. 1. Ibu yang melahirkan bayi kembar beresiko mengalami persalinan lama sebesar 4,94 kali1. Target penurunaan prevalensi persalinan lama di kelurahan Tanjung Duren Selatan belum tercapai.

1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan umumDiperoleh gambaran lama persalinan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Tanjung Duren Selatan pada periode 22 Januari 2013 sampai dengan periode 15 Febuari 2013.

1.3.2 Tujuan khusus1. Diketahuinya distribusi lama persalinan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Tanjung duren Selatan, Jakarta Barat pada periode Januari 2013 sampai dengan periode Februari 2013.1. Diketahuinya distribusi tindakan akhir persalinan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Tanjung duren selatan pada periode Januari 2013 sampai dengan periode Februari 2013.1. Diketahuinya distribusi rata- rata waktu persalinan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Tanjung duren selatan pada periode Januari 2013 sampai dengan periode Februari 2013.1. Diketahuinya distribusi paritas, usia, tinggi badan, berat badan lahir, penolong persalinan dan riwayat ANC ibu di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Tanjung duren selatan periode Januari 2013 sampai dengan periode Februari 2013.1. Diketahuinya hubungan antara usia ibu pada saat melahirkan dengan lama persalinan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Tanjung duren selatan pada periode Januari 2013 sampai dengan periode Februari 2013.1. Diketahuinya hubungan antara paritas dengan lama persalinan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Tanjung duren selatan pada periode Januari 2013 sampai dengan periode Februari 2013.1. Diketahuinya hubungan antara tinggi badan ibu dengan lama persalinan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Tanjung duren selatan pada periode Januari 2013 sampai dengan periode Februari 2013.1. Diketahuinya hubungan antara berat badan lahir dengan lama persalinan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Tanjung duren selatan pada periode Januari 2013 sampai dengan periode Februari 2013.1. Diketahuinya hubungan antara penolong persalinan dengan lama persalinan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Tanjung duren selatan pada periode Januari 2013 sampai dengan periode Februari 2013.1. Diketahuinya hubungan antara riwayat ANC ibu dengan lama persalinan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Tanjung duren selatan pada periode Januari 2013 sampai dengan periode Februari 2013.

1.4 Manfaat Penelitian1.4.1. Manfaat Bagi Penelitia) Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang didapat saat kuliahb) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi langsung dengan masyarakatc) Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritisd) Menumbuhkan minat dan pengetahuan mengenai penelitiane) Melatih kerjasama tim

1.4.2. Manfaat Bagi Perguruan Tinggia) Merealisasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan fungsi atau tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.b) Memperkenalkan Fakultas Kedokteran UKRIDA sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang kesehatanc) Data awal untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan lamanya persalinan.

1.4.3. Manfaat Bagi Masyarakata) Sebagai masukan untuk bahan informasi dalam upaya peningkatan derajat kesehatan dan penelitian selanjutnya.b) Menambah pengetahuan masyarakat mengenai faktor faktor risiko yang mempengaruhi lamanya persalinan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Persalinan NormalDefinisi persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat.12.2. Tahapan PersalinanTahapan dalam persalinan di bagi menjadi 3 kala yaitu : 2,3,4,52.2.1. Kala I (kala pembukaan)Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve Friedmen, diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.3-5Tanda-tanda persalinan atau inpartu: Rasa sakit adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan kecil pada servik. Servik mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement)

2.2.2Kala II Persalinan (Kala Pengeluaran Janin)Tahap ini berawal saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir dengan keluarnya janin. Median durasinya adalah 50 menit untuk nulipara dan 20 menit untuk multipara. Pada wanita dengan paritas tinggi yang vagina dan perineumnya sudah melebar, dua atau tiga kali usaha mengejan setelah pembukaan lengkap mungkin cukup untuk mengeluarkan janin. Sebaliknya pada seorang wanita dengan panggul sempit atau janin besar atau dengan kelainan gaya ekspulsif akibat anesthesia regional maka kala II dapat sangat memanjang.2-5Gejala utama kala II adalah :a. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.b. Ibu meraskan adanya peningkatan tekanan pada rektum atau vagina.c. Perineum menonjol.d. Vulva vagina dan sfingter ani membuka.e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.

Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam (informasi obyektif) yang hasilnya :a. Pembukaan serviks telah lengkap dengan dipimpin mengedan.b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.

2.2.3 Kala III (kala uri)Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Tanda-tanda lepasnya plasenta : Uterus terdorong ke atas Tali pusat bertambah panjang Terjadinya perdarahan tiba-tiba Uterus menjadi bundar2.2.4 Kala IV (kala pengawasan) Dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum.

2.3 Persalinan LamaPersalinan lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primipara dan lebih dari 18 jam pada multipara. 2-5Lama Persalinan berdasarkan kala:1. Kala I fase laten pada primipara 8 - 9 jam tetapi tidak lebih dari 20 jam. Pada multipara dan grandemultipara adalah 5 - 14 jam.1. Kala II pada primipara 1 - 2 jam. Pada multipara dan grandemultipara 2 jam.1. Kala III pada primipara atau multipara dan grandemultipara 5 menit 2jam.Persalinan lama menurut kamus kedokteran didefinisikan secara menyeluruh yaitu persalinan yang memerlukan waktu lebih dari 24 jam pada primigravida dan lebih dari 18 jam pada multigravida dan grandemultipara, terhitung dari mulai keluarnya lendir darah yang merupakan indikasi terjadinya pembukaan serviks pertama kali hingga bayi keluar. Sedangkan menurut friedman, persalinan lama terjadi bila terjadi perpanjangan waktu pada kala 1 dengan atau perpanjangan waktu pada kala 2. Berdasarkan kurva Friedman, kala 1 pada persalinan pertama berlangsung lebih dari 20 jam, dan pada persalinan kedua dan seterusnya berlangsung lebih dari 14 jam. Pemanjangan kala 2 pada proses persalinan primipara terjadi jika prosesnya berlangsung lebih 2jam, pada multigravida dan grandemultigravida lebih dari 1 jam. Diagnosa persalinan lama ditentukan dari: Total waktu yang diperlukan untuk melakukan proses persalinan pada kala 1 dan 2 yang lebih dari pada seharusnya Kala 1 yang memanjang lebih daripada seharusnya Kala 2 yang memanjang lebih dari seharusnya

2.4 Bahaya Partus Lama2.4.3 Bahaya bagi ibuPartus lama menimbulkan efek berbahaya baik terhadap ibu maupun anak. Beratnya cedera meningkat dengan semakin lamanya proses persalinan, resiko tersebut naik dengan cepat setelah waktu 24 jam. Terdapat kenaikan pada insidensi atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, kelelahan ibu dan shock. Angka kelahiran dengan tindakan yang tinggi semakin memperburuk bahaya bagi ibu. 2,3,4,62.4.4 Bahaya bagi janinSemakin lama persalinan, semakin tinggi morbiditas serta mortalitas janin dansemakin sering terjadi keadaan berikut ini :2-4 Asfiksia akibat partus lama itu sendiri Trauma cerebri yang disebabkan oleh penekanan pada kepala janin Cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang sulit Pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran. Keadaan ini mengakibatkan terinfeksinya cairan ketuban dan selanjutnya dapat membawa infeksi paru-paru serta infeksi sistemik pada janin.Sekalipun tidak terdapat kerusakan yang nyata, bayi-bayi pada partus lama memerlukan perawatan khusus. Sementara pertus lama tipe apapun membawa akibat yang buruk bayi anak, bahaya tersebut lebih besar lagi apalagi kemajuan persalinan pernah berhenti. Sebagian dokter beranggapan sekalipun partus lama meningkatkan resiko pada anak selama persalinan, namun pengaruhnya terhadap perkembangan bayi selanjutnya hanya sedikit. Sebagian lagi menyatakan bahwa bayi yang dilahirkan melalui proses persalinan yang panjang ternyata mengalami defisiensi intelektual sehingga berbeda jelas dengan bayi-bayi yang lahir setelah persalinan normal.7

2.5 EtiologiDurasi persalinan dipengaruhi oleh power (tenaga mengedan), passage (jalan lahir), dan passenger (faktor janin), juga faktor psikologis ibu, yang dapat mempengaruhi lamanya kala I, II maupun kala III. Sering ada satu atau lebih faktor untuk terjadinya persalinan lama, yaitu: 2-81. Adalah faktor psikis seperti: Perasaan takut, cemas, khawatir, dan tegang sehingga dapat mempengaruhi kontraksi uterus yang pada akhirnya dapat menyebabkan persalinan lama.2. Kegagalan power (kekuatan ibu)Kontraksi uterus yang tidak efisien (hypotonik atau hypertonik), faktor yang mempengaruhi adalah anemia dapat menghambat efektifitas kontraksi uterus dan dapat mengarah pada atonia uteri seperti, persalinan dengan induksi khusus pada serviks belum matang, pemberiaan sedativa berlebihan atau terlalu dini, ketidakmampuan mengedan, dan penyakit yang diderita ibu.3. Kegagalan passage (jalan lahir)Ibu hamil pertama sangat membutuhkan perhatian khusus. Luas panggul ibu dan besar kepala janin mungkin tidak proporsional, dalam hal ini ada dua kemungkinan yang terjadi iaitu saama ada panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit dengan janin / kepala tidak besar atau panggul ibu ukuran normal tetapi anaknya besar / kepala besar.4. Kelainan passenger (janin)

2.6 Faktor resiko2.6.1 ParitasSeorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup. Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari atau sama dengan 500 gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati.2-10Paritas mempengaruhi durasi persalinan dan insiden komplikasi. Pada multipara dominasi fundus uteri lebih besar dengan kontraksi uterus lebih besar dengan kontraksi lebih kuat dan dasar panggul yang lebih rileks sehingga bayi lebih mudah melalui jalan lahir dan mengurangi lama persalinan. Namun pada grand multipara, semakin semkin banyak jumlah janin, persalinan secara progresif lebih lama. Hal ini diduga akibat keletihan pada otot-otot uterus .9Tingkatan paritas antara lain :1. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali. Pada primi kala I mengalami fase serviks mendatar (effacement) dulu baru dilatasi, berlangsung 13-14 jam. Pada kala II (kala pengeluaran janin) berlangsung 1 jam.2. Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali (sampai 5 kali). Pada kala I mengalami fase mendatar dan membuka bisa bersamaan lamanya 6-7 jam. Pada kala II berlangsung 1/2 jam.3. Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati. Pada seorang wanita yang mempunyai paritas lebih tinggi dengan vagina dan perineum yang lemas, untuk menyelesaikan kelahiran bayi cukup membutuhkan dua atau tiga daya dorong setelah pembukaan servik lengkap sehingga jika terjadi persalian lama, merupakan akibat pemanjangan waktu pada kala 1.2,9,11Hasil analisis risiko paritas terhadap kejadian partus lama pada penelitian yang dilakukan di RSIA Siti Fatimah Makasar tahun 2006 oleh Dhika Indriyani dari fakultas kesehatan masyarakat Universitas Hasanudin memperlihatkan nilai OR= 3,441 (95% CI: 1,9921. Penelitian Siti Mulidah di Kabupaten Purworejo tahun 2002 bahwa ibu dengan paritas I cenderung lebih besar risikonya mengalami partus lama sebesar 3,45 kali dan bermakna secara statistik.

2.6.2 Cephalopelvic Dispoportion2-9Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina. Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun kombinasi keduanya. Oleh karena itu, CPD merupakan salah satu faktor resiko yang mempengaruhi lama persalinan pada kala II.a. Panggul Sempit2-5,7Distosia adalah persalinan yang sulit dan ditandai oleh terlalu lambatnya kemajuan persalinan. Distosia dapat disebabkan oleh kelainan pada servik, uterus, janin, tulang panggul ibu atau obstruksi lain di jalan lahir. Panggul dengan ukuran normal tidak akan mengalami kesukaran kelahiran pervaginam pada janin dengan berat badan yang normal.. Panggul sempit yang penting pada obstetric bukan sempit secara anatomis namun panggul sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala dan panggul. Selain panggul sempit dengan ukuran yang kurang dari normal, juga terdapat panggul sempit lainnya. Setiap penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul dapat menyebabkan distosia saat persalinan. penyempitan dapat terjadi pada pintu atas panggul, pintu tengah panggul, pintu bawah panggul, atau panggul yang menyempit seluruhnya.Ibu bertubuh pendek < 145 cm yang biasanya berkaitan dengan kemungkinan panggul sempit. Tinggi badan Ibu < 145 cm terjadi ketidakseimbangan antara luas panggul dan besar kepala janin.1,10 Sebagian besar kasus partus lama disebabkan oleh tulang panggul ibu terlalu sempit sehingga tidak mudah dilintasi kepala bayi waktu bersalin. Proporsi wanita dengan rongga panggul yang sempit menurun dengan meningkatnya tinggi badan, persalinan macet yang disebabkan panggul sempit jarang terjadi pada wanita tinggi. Penelitian di Nigeria Utara dari seluruh ibu yang mengalami persalinan macet, proporsi wanita dengan panggul sempit memiliki tinggi badan < 145 cm sebesar 40%, tinggi badan 150 cm sebesar 14% dan tinggi badan 160 cm sebesar 1%.b. Janin yang besar4,6,9Normal berat neonatus pada umumnya