58
PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 7 ETM+ DI KABUPATEN CIAMIS BAGIAN UTARA JAJANG RONI AUNUL KHOLIK DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

  • Upload
    vandien

  • View
    237

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN

CITRA LANDSAT 7 ETM+ DI KABUPATEN CIAMIS

BAGIAN UTARA

JAJANG RONI AUNUL KHOLIK

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan
Page 3: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan
Page 4: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan
Page 5: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pendugaan Potensi

Hutan Rakyat Menggunakan Citra Landsat 7 ETM+ di Kabupaten Ciamis Bagian

Utara adalah benar hasil karya saya sendiri dengan arahan dari dosen pembimbing

dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau

lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013

Jajang Roni Aunul Kholik

NIM E14090090

Page 6: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan
Page 7: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan
Page 8: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan
Page 9: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

ABSTRAK

JAJANG RONI AUNUL KHOLIK. Pendugaan Potensi Hutan Rakyat

Menggunakan Citra Landsat 7 ETM+ di Kabupaten Ciamis Bagian Utara.

Dibimbing oleh NINING PUSPANINGSIH.

Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini

dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan sumberdaya hutan.

Salah satu alternatif tersebut adalah dengan dibangunnya hutan rakyat yang secara

sosial, ekonomi, dan ekologi sangat menguntungkan. Peningkatan potensi hasil

hutan kayu pada hutan rakyat mempunyai arti penting dalam kegiatan pengelolaan

hutan rakyat. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu kegiatan penelitian dalam

pendugaan potensi hutan rakyat. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan model

pendugaan potensi hutan rakyat menggunakan citra Landsat 7 ETM+ dan

membuat peta sebaran potensi hutan rakyat menggunakan citra Landsat 7 ETM+

di Kabupaten Ciamis bagian Utara. Tahapan penelitian ini terdiri dari: persiapan,

pengolahan citra, pengambilan data lapangan, pengolahan data lapangan,

penyusunan model, dan peta sebaran potensi hutan rakyat. Hasil analisis

menunjukkan korelasi antara nilai NDVI dengan nilai volume tegakan relatif

tinggi (> 0,800), hal ini menjelaskan bahwa nilai NDVI pada citra Landsat 7

ETM+ dapat digunakan dalam menduga volume tegakan. Berdasarkan hasil

analisis regresi dan uji akurasi pemetaan, model terpilih yang digunakan untuk

pemetaan sebaran potensi hutan rakyat di Kabupaten Ciamis bagian Utara adalah

model eksponensial yaitu V = 20,905*℮(1,765*NDVI)

dengan nilai R2 sebesar 62,8%,

Kappa Accuracy sebesar 30,9%, dan nilai Overall Accuracy sebesar 56%. Secara

keseluruhan lokasi desa yang diamati memiliki potensi antara 44,6 m3/ha sampai

dengan 78,3 m3/ha dengan total potensi hutan rakyat antara 1.366,9 m

3 sampai

dengan 70.868,4 m3.

Kata kunci: hutan rakyat, Kappa, model, potensi, regresi

ABSTRACT

JAJANG RONI AUNUL KHOLIK. Estimation of Potential of Private Forest

using Landsat 7 ETM+ Imageries in North of Ciamis Regency. Supervised by

NINING PUSPANINGSIH.

Development of forest outside the forest area managed state today can be an

alternative solution to the problem of forest resource pressures. One such

alternative is the developed of private forest that are socially, economically, and

ecologically profitable. Increased potential of timber forest product on private

forest have significance in private forest management activities. Therefore, it is

necessary to have an estimate of potential of research activities in private forest.

The purpose of this research is to formulate a Estimation model of potential of

private forest using Landsat 7 ETM+ imageries and create a map of distribution

Page 10: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

potential of private forest using Landsat 7 ETM+ imageries in north of Ciamis

Regency. Stages of this research consisted of: preparation, image processing, field

data collection, field data processing, modeling, and a map of distribution

potential of private forest. The results of analysis shows the correlation between

the value of NDVI with value of standing volume is high relatively (> 0,800), this

case explains that the value NDVI on Landsat 7 ETM+ imageries can be used in

surmise standing volume. Based on the results of the regression analysis and

mapping accuracy test, selected models are used for mapping the distribution of

potential of private forest in north of Ciamis Regency is the exponential models is

V = 20,905*℮(1,765*NDVI)

with R2 values of 62,8%, Kappa Accuracy of 30,9%, and

the value of Overall Accuracy of 56%. Overall the location of villages surveyed

are had a potency between 44,6 m3/ha up to 78,3 m

3/ha with a total potential of

private forest between 1.366,9 m3 up to 70.868,4 m

3.

Keywords: Kappa, model, potential, private forest, regression

Page 11: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Manajemen Hutan

PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN

CITRA LANDSAT 7 ETM+ DI KABUPATEN CIAMIS

BAGIAN UTARA

JAJANG RONI AUNUL KHOLIK

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 12: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan
Page 13: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan
Page 14: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan
Page 15: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

Judul Skripsi: Pendugaan Potensi Hutan Rakyat Menggunakan Citra Landsat 7 ETM+ di Kabupaten Ciamis Bagian Utara

Nama Jajang Roni Aunul Kholik NIM : E14090090

Disetujui oleh

Dr Nining Puspaningsih, MSi Pembimbing

Diketahui oleh

. Dr Ir Didik Suharjito, MS Ketua Departemen

Tanggal Lulus: 26 JUL 2013

Page 16: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

Judul Skripsi : Pendugaan Potensi Hutan Rakyat Menggunakan Citra Landsat 7

ETM+ di Kabupaten Ciamis Bagian Utara

Nama : Jajang Roni Aunul Kholik

NIM : E14090090

Disetujui oleh

Dr Nining Puspaningsih, MSi

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Didik Suharjito, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 17: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan
Page 18: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan
Page 19: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan
Page 20: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

PRAKATA

Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini

berhasil diselesaikan. Penelitian yang mengambil tema Pemodelan ini

dilaksanakan sejak bulan April 2013 sampai bulan Juni 2013 dengan judul

Pendugaan Potensi Hutan Rakyat Menggunakan Citra Landsat 7 ETM+ di

Kabupaten Ciamis Bagian Utara.

Skripsi ini merupakan hasil pembahasan secara ilmiah terhadap

perkembangan teknologi Remote Sensing dan Sistem Informasi Geografis (SIG)

yang diharapkan berguna dalam pemanfaatannya di dunia kehutanan baik pada

masa kini maupun masa yang akan datang. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Manajemen

Hutan Fakultas Kehutanan IPB.

Terima kasih penulis ucapkan kepada: Ayahanda Opa Mustopa dan Ibunda

Titin atas segala doa, kasih sayang, dan ketulusan serta bimbingannya kepada

penulis sejak lahir sampai lebih dari umur baligh, adik-adikku tersayang Hilmi

Dahyani dan Salsa Khoirunnisa atas kasih sayang yang dicurahkan kepada

penulis, serta Dr Nining Puspaningsih, MSi selaku dosen pembimbing. Di

samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ade Rifki Rozikin Nur dan

Endang Burhanuddin (Sahabatku, Alumni MAN Cijantung Ciamis) yang telah

membantu selama proses pengambilan data di lapangan, serta Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Kementerian Agama RI yang telah memberikan beasiswa studi

secara penuh selama masa perkuliahan di Fakultas Kehutanan IPB melalui jalur

Beasiswa Utusan Daerah (BUD) Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB).

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2013

Jajang Roni Aunul Kholik

Page 21: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan
Page 22: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan
Page 23: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan
Page 24: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1

TINJAUAN PUSTAKA 2

Hutan Rakyat 2 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2 Citra Landsat 7 ETM+ 3 Model-Model Spasial Menggunakan Citra Satelit 5

METODE PENELITIAN 6

Waktu dan Lokasi 6 Alat dan Bahan 6 Metode 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 15

Keadaan Umum Lokasi 15 Hasil Identifikasi Lapangan 17 Model Pendugaan Potensi Hutan Rakyat 20 Peta Sebaran Potensi Hutan Rakyat 22

SIMPULAN DAN SARAN 27

Simpulan 27 Saran 27

DAFTAR PUSTAKA 27

LAMPIRAN 29

Page 25: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

DAFTAR TABEL

1 Karakteristik citra Landsat 7 ETM+ 4

2 Karakteristik band dan kegunaan utama citra Landsat 7 ETM+ 5

3 Model-model spasial dengan menggunakan citra satelit 5

4 Analisis ragam untuk regresi sederhana 13

5 Matriks kesalahan (confusion matrix) 15

6 Penggunaan lahan di Kabupaten Ciamis tahun 2012 16

7 Hutan rakyat monocultur di lapangan dan NDVI pada citra 18

8 Hutan rakyat campuran di lapangan dan NDVI pada citra 19

9 Hasil analisis korelasi antara volume dan NDVI 20

10 Hasil uji Z pada nilai korelasi 20

11 Model pendugaan potensi hutan rakyat di Kabupaten Ciamis bagian

Utara tahun 2013 20

12 Hasil verifikasi model menggunakan Uji-χ2 21

13 Hasil uji akurasi pemetaan 23

14 Hasil uji Z pada tiap model 23

15 Volume tegakan hutan rakyat menggunakan model terpilih pada tiap

desa di Kabupaten Ciamis bagian Utara tahun 2013 24

16 Volume tegakan hutan rakyat menggunakan model terpilih pada tiap

kecamatan di Kabupaten Ciamis bagian Utara tahun 2013 26

DAFTAR GAMBAR

1 Peta lokasi penelitian 6

2 Bagan alir tahapan penelitian 7

3 Citra Landsat 7 ETM+ Kabupaten Ciamis bagian utara tahun 2013 8

4 Peta hasil klasifikasi NDVI pada citra Landsat 7 ETM+ 10

5 Peta sebaran plot contoh hutan rakyat Kabupaten Ciamis bagian Utara

tahun 2013 11

6 Model hubungan volume (m3/ha) dengan nilai NDVI 21

7 Peta klasifikasi potensi hutan rakyat Kabupaten Ciamis bagian Utara

tahun 2013 22

8 Peta sebaran potensi hutan rakyat Kabupaten Ciamis bagian Utara tahun

2013 24

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil perhitungan volume tegakan dengan model terpilih 28

2 Hasil perhitungan uji akurasi pemetaan 28

Page 26: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan hutan oleh masyarakat di luar kawasan hutan yang dikelola

negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

sumberdaya hutan. Salah satu alternatif tersebut adalah dengan dibangunnya hutan

rakyat yang secara sosial, ekonomi, dan ekologi sangat menguntungkan. Manfaat

hutan rakyat dilihat dari segi sosial dan ekonomi dapat meningkatkan pendapatan

bagi pemilik lahan, memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, dan

menjadi salah satu program kegiatan pembangunan ekonomi daerah berbasiskan

lingkungan. Manfaat hutan rakyat dilihat dari segi ekologi dapat mengendalikan

tingkat polusi udara, memperbaiki kesuburan tanah, mengatur keseimbangan

neraca air, dan memperkecil limpasan permukaan, sehingga akan mengurangi

kemungkinan terjadinya erosi dan banjir.

Peningkatan potensi hasil hutan kayu pada hutan rakyat mempunyai arti

penting dalam kegiatan pengelolaan hutan rakyat. Oleh karena itu, diperlukan

adanya suatu kegiatan penelitian dalam pendugaan potensi hutan rakyat. Teknik

pendugaan yang dapat dilakukan secara cepat dan akurat dalam menghasilkan dan

menyajikan data mengenai potensi, karakteristik, dan sebaran hutan rakyat adalah

kegiatan inventarisasi sumberdaya hutan. Kegiatan ini biasanya dilakukan melalui

suatu teknik penarikan contoh (sampling), yaitu teknik pengukuran potensi dan

karakteristik suatu populasi (sumberdaya) dengan hanya dilakukan pada sebagian

contoh (sample) dari populasi tersebut.

Inventarisasi sumberdaya hutan dapat dilakukan dengan berbagai cara,

diantaranya adalah dengan melakukan pendataan potensi tegakan secara terestris

(langsung di lapangan) dan dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh

yaitu metode pengambilan data tanpa harus mendatangi lokasi yang diamati atau

berhubungan langsung dengan objeknya sehingga lebih efisien baik dalam hal

waktu, biaya, maupun sumberdaya manusia yang dibutuhkan. Penyusunan model

pendugaan potensi hutan rakyat ini untuk mempelajari hubungan antara peubah-

peubah tegakan yang diambil dengan metode terestris dan penginderaan jauh.

Penyusunan model dengan menggunakan metode ini dapat digunakan sebagai alat

bantu dalam pendugaan potensi hutan rakyat di Kabupaten Ciamis bagian Utara

secara cepat dan murah, mempermudah pelaksanaan kegiatan perencanaan dan

monitoring hutan rakyat, serta mendorong pemanfaatan teknologi penginderaan

jauh yang murah, mudah, dan cepat guna mendukung pelaksanaan pengelolaan

hutan rakyat yang berkelanjutan.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Merumuskan model pendugaan potensi hutan rakyat menggunakan citra

Landsat 7 ETM+ di Kabupaten Ciamis bagian Utara.

2. Membuat peta sebaran potensi hutan rakyat menggunakan citra Landsat 7

ETM+ di Kabupaten Ciamis bagian Utara.

Page 27: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

2

TINJAUAN PUSTAKA

Hutan Rakyat

Menurut Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan Bab I

Pasal 1 Ayat 5, hutan hak atau disebut juga hutan rakyat adalah hutan yang

tumbuh di atas tanah yang dibebani hak milik (hak atas tanah). Definisi ini

diberikan untuk membedakannya dari hutan negara yaitu hutan yang tumbuh di

atas tanah yang tidak dibebani hak milik atau berada pada tanah negara. Menurut

Hardjosoediro (1980) diacu dalam Prastiyo (2009), hutan rakyat atau hutan milik

adalah semua hutan yang ada di Indonesia yang tumbuh di luar tanah yang

dikuasai oleh pemerintah atau negara, atau dengan kata lain hutan yang secara

pribadi dimiliki oleh rakyat.

Ketentuan luasan dan persentase tutupan tajuk pada hutan rakyat

berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor:

P.03/Menhut-V/2004 tentang Pedoman Pembuatan Tanaman Hutan Rakyat

Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan adalah hutan yang tumbuh di atas

tanah yang dibebani hak milik maupun hak lainnya di luar kawasan hutan negara

dengan ketentuan luas minimum sekitar 0,25 ha, penutupan tajuk tanaman kayu-

kayuan dan tanaman lainnya lebih dari 50%. Adapun tujuan dari pembuatan hutan

rakyat ini adalah terwujudnya hutan rakyat sebagai upaya rehabilitasi dan

meningkatkan produktivitas lahan dengan berbagai hasil hutan baik berupa hasil

hutan kayu maupun hasil hutan bukan kayu, serta memberikan peluang

kesempatan kerja dan kesempatan berusaha sehingga dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat serta kualitas lingkungan.

Menurut Lembaga Penelitian IPB (1983) diacu dalam Purwanto et.al.

(2003), terdapat tiga tipe hutan rakyat yaitu sebagai berikut:

1. Hutan rakyat murni (monocultur) yaitu hutan rakyat yang hanya terdiri dari

satu jenis tanaman pokok berkayu yang ditanam dan diusahakan secara

homogen atau monokultur.

2. Hutan rakyat campuran (polycultur) yaitu hutan rakyat yang terdiri dari

berbagai jenis tanaman berkayu yang ditanam secara campuran.

3. Hutan rakyat wanatani (agroforestry) yaitu hutan rakyat yang mempunyai

bentuk usaha kombinasi antara usaha kehutanan dengan cabang usaha tani

lainnya, seperti: perkebunan, pertanian, tanaman pangan, peternakan, dan lain

sebagainya yang diusahakan dan dikembangkan secara terpadu.

Sistem Informasi Geografis (SIG)

Definisi SIG menurut ESRI (1990) diacu dalam Prahasta (2002) adalah

kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data

geografis, dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh,

menyimpan, meng-update, manipulasi, analisis, dan menampilkan semua bentuk

informasi yang bereferensi geografis. SIG juga dapat didefinisikan sebagai

perangkat lunak untuk menyimpan, memanggil kembali, transformasi, dan displai

data keruangan permukaan bumi yang terdiri dari:

Page 28: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

3

a. Spasial yaitu data yang berkaitan dengan koordinat geografis bumi (lintang,

bujur, dan ketinggian).

b. Atribut yaitu data yang tidak berkaitan dengan posisi geografis, dan

c. Hubungan antara data spasial, atribut, dan waktu.

Jaya (2002) menyebutkan pada bidang kehutanan, SIG sangat diperlukan

guna mendukung pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah keruangan

(spasial) mulai dari tahap perencanaan, pengelolaan, sampai dengan pengawasan.

SIG sangat membantu memecahkan permasalahan yang menyangkut lokasi

(point), batas (line atau Arc), dan luasan (polygon). Data spasial yang umum

digunakan di bidang kehutanan antara lain sebagai berikut:

a. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah dan Tata Guna Hutan;

b. Peta Rupa Bumi (kontur);

c. Peta Jaringan Jalan dan Sungai;

d. Peta Batas Unit Pengelolaan Hutan dan Administrasi Kehutanan;

e. Peta Iklim, Tanah, dan Geologi; dan

f. Peta Vegetasi dan Potensi Hutan (turunan dari foto udara atau citra satelit).

Citra Landsat 7 ETM+

Paine (1992) menyatakan bahwa Landsat merupakan satelit sumber daya

Bumi yang pada awalnya bernama ERTS-1 (Earth Resource Technology Satellite-

1) yang diluncurkan pertama kalinya pada tanggal 23 Juli 1972 yang mengorbit

hingga 6 Januari 1978. Tepat sebelum peluncuran ERTS-B tanggal 22 Juli 1975,

NASA (National Aeronatics and Space Administration) secara resmi menangani

program ERTS menjadi program Landsat untuk membedakan program

oseanografi ”Seasat”, sehingga ERTS-1 menjadi Landsat 1 dan Landsat 2.

Peluncuran Landsat 3 terjadi pada tanggal 5 Maret 1978. Landsat 1, 2, dan 3

mempunyai dua sensor, yaitu RBV (Return Beam Vidicon) dan MSS (Multi

Spectral Scanner). Landsat 4 diluncurkan pada bulan Juli 1982, Landsat 5

diluncurkan pada bulan Maret 1984, dan Landsat 6 diluncurkan pada bulan

Februari 1993, namun tidak mencapai orbit dan jatuh ke laut. Landsat 1, 2, dan 3

membawa empat saluran sensor MSS, sedangkan Landsat 4 dan 5 membawa

empat saluran sensor MSS, tujuh saluran sensor TM (Thematic Mapper), dan satu

saluran ETM+ (Enhanced Thematic Mapper plus) (Paine 1992).

Jaya (2002) menyatakan bahwa Thematic Mapper (TM) merupakan alat

scanning mekanis yang sama dengan MSS, yaitu: mempunyai resolusi spektral (7

band), resolusi spasial (30 m x 30 m), dan radiometrik (8 bit). Perubahan tinggi

orbit menjadi 705 km dari permukaan bumi berakibat pada peningkatan resolusi

spasial menjadi 30 m x 30 m untuk TM 1 - TM 5, serta 120 m x 120 m untuk TM

6 dan TM 7. Resolusi temporal menjadi 16 hari dan perubahan data dari 6 bit (64

tingkatan warna) menjadi 8 bit (256 tingkatan warna). Kelebihan citra Landsat 7

ETM+ adalah menggunakan tujuh saluran, enam saluran terutama dititikberatkan

untuk studi vegetasi dan satu saluran untuk studi geologi. Terakhir kalinya pada

akhir era 2000-an, NASA menambahkan penajaman sensor band pankromatik

yang ditingkatkan resolusi spasialnya menjadi 15 m x 15 m, sehingga dengan

kombinasi didapatkan citra komposit dengan resolusi 15 m x 15 m. Karakteristik

citra Landsat 7 ETM+ secara lengkap disajikan pada Tabel 1.

Page 29: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

4

Karakteristik data Landsat 7 ETM+ diperoleh pada tujuh saluran spektral

yaitu tiga saluran tampak, satu saluran inframerah dekat (NIR), dua saluran

inframerah tengah (MIR), dan satu saluran inframerah termal (TIR). Lokasi dan

lebar dari ketujuh saluran ini ditentukan dengan mempertimbangkan kepekaannya

terhadap fenomena alam tertentu dan untuk menekan sekecil mungkin pelemahan

energi permukaan bumi oleh kondisi atmosfer bumi. Salah satu kegunaan citra

Landsat 7 ETM+ dalam kegiatan pengelolaan sumberdaya alam adalah untuk

analisis penggunaan lahan, klasifikasi vegetasi, dan pemetaan hidrotermal.

Karakteristik band dan kegunaan utama citra Landsat 7 ETM+ secara lengkap

disajikan pada Tabel 2.

Menurut Jaya (2002), Sistem Landsat merupakan sistem milik Amerika

Serikat yang mempunyai tiga instrumen pencitraan, yaitu:

1. RBV (Return Beam Vidicon) merupakan instrumen semacam televisi yang

mengambil citra snapshot dari permukaan bumi sepanjang track lapangan

satelit pada setiap selang waktu tertentu.

2. MSS (Multi Spectral Scanner) merupakan suatu alat scanning mekanik yang

merekam data dengan cara men-scanning permukaan bumi dalam jalur atau

baris tertentu.

3. TM (Thematic Mapper) merupakan alat scanning mekanis yang mempunyai

resolusi spektral, spasial, dan radiometrik.

Tabel 1 Karakteristik citra Landsat 7 ETM+

Sistem Landsat 7 ETM+

Orbit

Sensor

Swath Width

Off-track viewing

Revisit Time

Band-band Spektral (µm)

Ukuran Piksel Lapangan

(Resolusi spasial)

Arsip data

705 km, 98,2o, sun-synchronous, 10:00 AM

crossing, rotasi 16 hari (repeat cycle)

ETM+ (Enhanced Thematic Mapper Plus)

185 km (FOV=15o)

Tidak tersedia

16 hari

0,45-0,52 (1), 0,52-0,60 (2), 0,63-0,69 (3),

0,76-0,90 (4), 1,55-1,75 (5), 10,40-12,50 (6),

2,08-2,35 (7), 0,50-0,90 (PAN)

30 m x 30 m (band 1-5, dan 7), 15 m x 15 m

(PAN), 60 m x 60 m (band 6)

earthexplorer.usgs.gov

Page 30: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

5

Tabel 3 Model-model spasial dengan menggunakan citra satelit

Peneliti Tahun Peubah Model persamaan R2 (%)

Febrianto 2007 - NDVI (x)

- Volume (y)

Hutan Sejenis: Y = 2,26x + 3,23

Kebun Campuran: Y = 23,56x2 -

12,18x + 4,06

64,0

78,5

Supriyanto 2007 - NDVI (x)

- Volume (y)

Hutan Sejenis: Y = 85,5x + 80,5

Kebun Campuran: Y = 5,57x + 0,8

77,5

53,7

Nofianti 2006 - NDVI (x)

- Volume (y)

Hutan Rakyat: Y = 73,34x + 16,87 74,0

Model-Model Spasial Menggunakan Citra Satelit

Citra satelit sumber daya alam telah banyak digunakan dalam kegiatan

pemodelan spasial terutama di bidang kehutanan. Salah satu model yang dapat

dihasilkan dari penggunaan citra satelit adalah model pendugaan potensi tegakan

berdasarkan nilai NDVI pada citra. Model-model spasial dengan menggunakan

citra satelit disajikan pada Tabel 3.

Tabel 2 Karakteristik band dan kegunaan utama citra Landsat 7 ETM+

Saluran Kisaran

gelombang (µm) Kegunaan utama

1 0,45 – 0,52 Penetrasi tubuh air, analisis penggunaan lahan,

tanah, dan vegetasi, serta pembedaan vegetasi dan

lahan.

2 0,52 – 0,60 Pengamatan puncak pantulan vegetasi pada saluran

hijau yang terletak diantara dua saluran

penyerapan. Pengamatan ini untuk membedakan

jenis vegetasi dan tanaman sehat terhadap tanaman

yang tidak sehat.

3 0,63 – 0,69 Saluran terpenting untuk membedakan jenis

vegetasi. Saluran ini terletak pada salah satu

daerah penyerapan klorofil.

4 0,76 – 0,90 Saluran yang peka terhadap biomassa vegetasi,

untuk identifikasi jenis tanaman, memudahkan

pembedaan tanah dan tanaman, serta lahan dan air.

5 1,55 – 1,75 Saluran penting untuk pembedaan jenis tanaman,

kandungan air pada tanaman, dan kelembaban

tanah.

6 10,40 – 12,50 Membedakan formasi batuan (geologi) dan

pemetaan hidrotermal.

7 2,08 – 2,35 Klasifikasi vegetasi, analisis gangguan vegetasi,

pembedaan kelembaban tanah, dan keperluan lain

yang berhubungan dengan gejala termal.

8 Pankromatik Studi kota, penajaman batas linier, dan analisis tata

keruangan. a Sumber: Lillesand dan Kiefer (1990)

Page 31: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

6

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu: pada bulan April 2013

dilaksanakan pengambilan data lapangan yang berlokasi di hutan rakyat

Kabupaten Ciamis bagian Utara, Provinsi Jawa Barat dan pada bulan Mei 2013

sampai dengan bulan Juni 2013 dilaksanakan kegiatan pengolahan data yang

berlokasi di Laboratorium Remote Sensing dan GIS, Departemen Manajemen

Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 1.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan antara lain: GPS (Global Positioning System), pita

diameter (phi band), pita ukur, Suunto Tandem, tali tambang sepanjang 17,85

meter, seperangkat komputer dengan program Microsoft Office 2007 (Word dan

Excel), Software Minitab 14, ArcGIS versi 9.3, dan ERDAS Imagine versi 9.1,

tally sheet lapangan, kamera digital, serta kalkulator.

Bahan yang digunakan terdiri atas: data primer dan data sekunder. Data

primer adalah data yang dihasilkan dari pengukuran pohon secara langsung di

lapangan, yaitu: nama jenis pohon, diameter pohon setinggi dada (Dbh), tinggi

total (Tt) dan tinggi bebas cabang pohon (Tbc), jumlah pohon (N), diameter tajuk

setiap pohon, koordinat titik pusat plot (X,Y), dan dokumentasi tutupan lahan di

lapangan. Data sekunder adalah data mengenai keadaan umum lokasi penelitian,

Gambar 1 Peta lokasi penelitian

Page 32: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

7

citra Landsat 7 ETM+ Kabupaten Ciamis (Path/Row 121/065) liputan bulan April

tahun 2013, dan data vektor digital berupa administrasi Kabupaten Ciamis (batas

desa dan kecamatan) bersumber dari BAPPEDA Kabupaten Ciamis tahun 2012.

Metode

Tahapan penelitian Pendugaan Potensi Hutan Rakyat menggunakan Citra

Landsat 7 ETM+ di Kabupaten Ciamis bagian Utara ini terdiri dari: 1) persiapan,

2) pengolahan citra, 3) pengambilan data lapangan, 4) pengolahan data lapangan,

5) penyusunan model, dan 6) peta sebaran potensi hutan rakyat. Tahapan

penelitian secara lengkap disajikan pada Gambar 2.

Persiapan

Pada tahap ini dilakukan kegiatan pengumpulan data sekunder berupa

keadaan umum lokasi penelitian, citra Landsat 7 ETM+ Kabupaten Ciamis bagian

Utara (Path/Row 121/065) liputan bulan April tahun 2013 (Gambar 3), dan data

vektor digital berupa data administrasi Kabupaten Ciamis yang bersumber dari

BAPPEDA Kabupaten Ciamis tahun 2012.

Gambar 2 Bagan alir tahapan penelitian

Persiapan

Analisis statistik penyusunan model penduga

Mulai

Peng ambilan data lapangan

Potensi tegakan (m 3 /plot)

Pengolahan data lapangan

Peta hasil analisis NDVI

Pengolahan citra

Citra Landsat Lokasi plot

contoh hutan rakyat

Pengujian model

Model terpilih

Peta sebaran potensi hutan rakyat

Selesai Uji akurasi pemetaan

Page 33: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

8

Pengolahan Citra

Pengolahan citra dilakukan pada citra Landsat 7 ETM+ Kabupaten Ciamis

(Path/Row 121/065) liputan bulan April tahun 2013. Kegiatan pengolahan citra

yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Layer Stack

Layer Stack merupakan suatu proses menggabungkan beberapa band pada

citra menjadi satu kesatuan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menghasilkan

citra gabungan yang mempunyai kualitas kekontrasan yang baik.

Rektifikasi (Koreksi Geometris)

Rektifikasi merupakan suatu proses melakukan transformasi data dari suatu

sistem grid menggunakan suatu transformasi geometrik (Jaya 2002). Kegiatan

rektifikasi ini dilakukan karena pada citra tersebut masih terdapat kesalahan-

kesalahan atau distorsi pada saat perekaman. Posisi piksel pada citra output tidak

sama dengan posisi piksel pada citra input, maka piksel-piksel yang digunakan

untuk mengisi citra yang baru harus di-resampling kembali.

Resampling adalah suatu proses melakukan ektrapolasi nilai data untuk

piksel-piksel pada sistem grid yang baru dari nilai piksel citra aslinya. Metode

yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Nearest Neighbor, dimana

dalam metode ini nilai pikselnya tidak berubah karena menggunakan nilai dari

piksel yang terdekat (Jaya 2002). Tahapan rektifikasi yang dilakukan adalah:

1. Memilih titik kontrol lapangan (Ground control point). GCP tersebut sedapat

mungkin adalah titik-titik atau obyek yang mudah diketahui di lapangan dan

tidak berubah dalam jangka waktu yang lama. GCP yang dipilih harus tersebar

merata pada citra yang akan dikoreksi.

Gambar 3 Citra Landsat 7 ETM+ Kabupaten Ciamis bagian utara tahun 2013

Page 34: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

9

2. Menghitung kesalahan (RMSE, root mean squared error) dari GCP yang

terpilih. Nilai RMSE yang diperkenankan adalah tidak lebih dari 0,5 piksel.

Penyamaan Histogram (Histogram equalization)

Penyamaan histogram adalah metode penajaman kontras yang tidak linier

sehingga distribusi histogram dari pikselnya mendekati uniform, atau

menghasilkan histogram yang mendekati datar. Kontras hasil penajaman ini akan

menjadi merata di seluruh areal. Kontras meningkat pada puncak-puncak

histogram dan menurun pada ujung-ujung histogram (Jaya 2005).

Cropping

Cropping merupakan suatu proses pemotongan atau pembatasan citra yang

akan digunakan sehingga sesuai dengan lokasi penelitian. Kegiatan Cropping ini

dilakukan untuk menganalisis dan mengevaluasi suatu lokasi agar sesuai dengan

batasan lokasi yang akan diamati. Citra yang dipotong pada penelitian ini adalah

citra Landsat 7 ETM+ Kabupaten Ciamis (Path/Row 121/065) liputan bulan April

tahun 2013, sedangkan layer untuk memotongnya menggunakan layer batas

administrasi Kabupaten Ciamis bagian Utara.

Pembuatan Peta NDVI

Perhitungan indeks vegetasi tutupan lahan dengan menggunakan

Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) merupakan perhitungan dari

sinar tampak dan infra merah dekat yang direfleksikan oleh vegetasi. Klasifikasi

nilai piksel untuk NDVI berkisar antara -1 sampai dengan 1, dimana nilai NDVI

yang rendah (negatif) mengidentifikasikan wilayah badan air, bebatuan, pasir, dan

salju. Nilai NDVI yang tinggi (positif) mengidentifikasikan wilayah vegetasi baik

berupa padang rumput, semak belukar, maupun hutan, sedangkan nilai NDVI

mendekati 0 umumnya mengidentifikasikan lahan kosong (Saputra 2007). Nilai

NDVI ini dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

Keterangan:

NIR = near infra red (band infra merah dekat/ band 4)

RED = band merah (band 3)

Citra pada band 4 dan band 3 mempunyai kelebihan yaitu objek bervegetasi

akan memberikan tanggapan spektral yang tinggi. Nilai indeks vegetasi dapat

memberikan informasi tentang persentase penutupan vegetasi, indeks tanaman

hidup (Leaf Area Index), biomassa tanaman, kapasitas fotosintesis, dan estimasi

penyerapan karbon dioksida (CO2) (Saputra 2007). Hasil klasifikasi NDVI

disajikan pada Gambar 4.

Page 35: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

10

Pengambilan Data Lapangan

Pengambilan data lapangan dalam pendugaan potensi hutan rakyat ini

dilakukan melalui kegiatan inventarisasi hutan. Inventarisasi hutan merupakan

suatu rangkaian kegiatan pengumpulan data untuk mengetahui keadaan potensi

sumberdaya hutan serta lingkungannya secara lengkap dari suatu areal hutan yang

diamati (Kemenhut 2010). Pengambilan contoh di lapangan dilakukan dengan

menggunakan metode purposive sampling berdasarkan kriteria penyebaran kelas

umur dan jenis tegakan pada 50 plot contoh berbentuk lingkaran seluas 0,1 ha.

Data yang diukur yaitu:

1. Diameter pohon setinggi dada (Dbh)

2. Tinggi total (Tt) dan tinggi bebas cabang pohon (Tbc)

3. Nama jenis pohon (komersial dan non komersial)

4. Koordinat titik pusat plot (X,Y)

5. Diameter tajuk setiap pohon

6. Dokumentasi tutupan lahan di lapangan

Hasil pengecekan di lapangan dengan menggunakan metode purposive

sampling pada 50 plot contoh hutan rakyat, dapat diketahui informasi mengenai

sebaran plot contoh yang ada, yaitu: sebanyak 9 plot contoh berada di Kecamatan

Cipaku, 12 plot contoh di Kecamatan Jatinagara, 21 plot contoh di Kecamatan

Rajadesa, dan 9 plot contoh berada di Kecamatan Rancah. Peta sebaran plot

contoh hutan rakyat disajikan pada Gambar 5.

Gambar 4 Peta hasil klasifikasi NDVI pada citra Landsat 7 ETM+

Page 36: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

11

Pengolahan Data Lapangan

Pendugaan Potensi

Pendugaan potensi tegakan dihitung berdasarkan data diameter pohon

setinggi dada (Dbh) dan tinggi bebas cabang pohon (Tbc) hasil pengukuran di

lapangan dengan menggunakan rumus volume pohon, yaitu:

Keterangan:

V = volume pohon (m3)

Dbh = diameter pohon setinggi dada (m)

Tbc = tinggi bebas cabang pohon (m)

f = angka bentuk pohon = 0,7

π = 3,14

Setelah dilakukan perhitungan volume untuk semua pohon yang ada, maka

dilanjutkan dengan perhitungan volume tegakan per plot, yaitu:

Keterangan:

Vteg = volume tegakan per plot (m3/plot)

Vi = volume pohon ke-i (m3)

Gambar 5 Peta sebaran plot contoh hutan rakyat Kabupaten Ciamis bagian Utara

tahun 2013

Page 37: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

12

Analisis Spasial

Analisis spasial merupakan suatu kegiatan menggabungkan feature dari

beberapa layer ke dalam layer baru serta menggabungkan secara relasional atribut

feature-nya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggabungkan peta koordinat titik

pusat plot contoh dengan peta hasil analisis NDVI untuk mendapatkan data nilai

NDVI tiap plot contoh.

Penyusunan Model Pendugaan Potensi Hutan Rakyat

Analisis hubungan antara volume tegakan dengan NDVI dilakukan dengan

menyusun model hubungan volume tegakan terhadap nilai NDVI pada citra

Landsat 7 ETM+. Model-model yang dikembangkan pada penelitian ini adalah:

1. Linear V = a + b*NDVI

2. Kuadratik V = a + b*NDVI2

3. Polinomial V = a + b*NDVI + c*NDVI2

4. Power V = a*NDVIb

5. Eksponensial V = a*e(b*NDVI)

Keterangan:

V = volume tegakan (m3/ha)

NDVI = nilai tengah NDVI pada citra Landsat 7 ETM+

a,b,c = nilai konstanta

Uji Korelasi

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan antar

peubah yang akan digunakan dalam pendugaan volume tegakan dengan

menghitung koefisien korelasi (r) menggunakan rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑

Keterangan:

r = nilai korelasi

xi = nilai NDVI dari unit-unit contoh

yj = nilai volume tegakan dari unit-unit contoh

n = jumlah unit contoh

Besarnya koefisien korelasi (r) akan berkisar antara -1 sampai dengan 1.

Nilai korelasi negatif menunjukkan hubungan antara dua peubah yang diuji

memiliki korelasi negatif, yaitu jika salah satu peubah nilainya menurun, maka

peubah lainnya akan meningkat. Nilai korelasi positif menunjukkan hubungan

antara dua peubah yang diuji memiliki korelasi positif, yaitu jika salah satu

peubah nilainya meningkat, maka peubah lainnya akan meningkat pula.

Sedangkan nilai korelasi 0 menunjukkan hubungan antara dua peubah yang diuji

tidak memiliki korelasi. Hipotesisnya adalah:

H0 : p = 0, artinya tidak ada korelasi antara 2 peubah

H1 : p ≠ 0, artinya ada korelasi antara 2 peubah

H0 diterima apabila p ≥ α dan H1 diterima apabila p < α, dimana α adalah tingkat

kepercayaan 95% (0,05).

Page 38: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

13

Keterangan:

Zr = nilai korelasi sebenarnya

Zρ = nilai korelasi harapan

б = simpangan baku

Jika Z-hitung < Z-tabel, maka korelasi antara peubah Y (volume tegakan)

dengan peubah X (NDVI) memiliki hubungan yang cukup erat dengan r ≥ 0,7071.

Uji Koefisien Regresi

Untuk mengetahui pengaruh signifikansi koefisien regresi yang dihasilkan

dalam pembuatan model terhadap volume tegakan, maka perlu dilakukan

pengujian menurut kaidah statistik. Uji koefisien regresi ini dilakukan dengan

menggunakan Uji-F (uji secara simultan / bersama).

1. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan terhadap model untuk mengetahui keberartian

hubungan peubah pada citra dengan volume tegakan di lapangan. Analisis ragam

untuk regresi sederhana disajikan pada Tabel 4.

Hipotesis yang diuji adalah:

H0 : βi = 0, i = 1, 2, 3, ..., p

H1 : sekurang-kurangnya ada satu βi ≠ 0.

Keterangan: jika F-hit > F-tab maka terima H1

jika F-hit ≤ F-tab maka terima H0

2. Perhitungan koefisien determinasi dan koefisien determinasi tekoreksi

Koefisien determinasi (R2) adalah ukuran dari besarnya keragaman peubah

tidak bebas yang dapat diterangkan oleh keragaman peubah bebasnya.

Perhitungan besarnya koefisien determinasi dimaksudkan untuk melihat tingkat

ketelitian dan keeratan hubungan yang dinyatakan dengan rumus:

{

}

Keterangan:

R2 = koefisien determinasi

JKR = jumlah kuadrat regresi

JKS = jumlah kuadrat sisa

JKT = jumlah kuadrat total

Tabel 4 Analisis ragam untuk regresi sederhana

Sumber

Keragaman Db JK KT F Hit

Regresi

Sisa

Total

dbr=p-1

dbs=n-p

n-1

JKR=bJHKxy

JKS=JKT-JKR

JKT=Jky

KTR=JKR/dbr

KTS=JKS/dbs

KTR/KTS

a p: banyaknya parameter; n: banyaknya plot contoh; db: derajat bebas; JK: jumlah kuadrat;

JHKxy: jumlah hasil kali x dan y; Jky: jumlah hasil kali y; KT: kuadrat tengah.

Page 39: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

14

Jika nilai koefisien determinasi sebesar 50%, maka mempunyai pengertian

bahwa 50% variasi peubah X dapat menerangkan secara memuaskan variasi

peubah Y, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain. Pada penelitian ini yang

menjadi peubah X adalah NDVI sedangkan peubah Y adalah volume tegakan

pada tiap plot contoh.

Uji Verifikasi

Setelah model terbangun dan secara statistik dapat diterima, maka perlu

dilakukan verifikasi terhadap hasil dari model tersebut dengan menggunakan

perhitungan Uji-χ2 (Chi-square).

Perhitungan Uji-χ2

menunjukkan besarnya kecocokan antara hasil

perhitungan menggunakan model dengan perhitungan data lapangan aktual. Jika

nilai χ2-hit < χ

2-tabel, maka dapat dinyatakan bahwa hasil dugaan menggunakan

model tersebut tidak berbeda nyata dengan perhitungan data lapangan aktual.

Perhitungan Uji- χ2 dapat dirumuskan sebagai berikut (Walpole 1993):

Keterangan:

χ2 = nilai Chi-square

Oi = nilai observasi/ aktual

Ei = nilai ekspetasi/ dugaan

Peta Sebaran Potensi Hutan Rakyat

Pembuatan peta sebaran potensi hutan rakyat ini dilakukan dengan

menggunakan model terpilih yang sudah terverifikasi. Peta sebaran potensi hutan

rakyat ini dibuat dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS versi 9.3.

Uji Akurasi Pemetaan

Uji akurasi pemetaan dilakukan untuk mengetahui tingkat keterwakilan dan

akurasi pembuatan peta sebaran potensi hutan rakyat. Uji akurasi pemetaan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Kappa Accuracy (K). Akurasi ini

menggunakan semua elemen atau kolom dalam matriks (Jaya 2005). Selain itu,

dalam Kappa Accuracy dapat pula dihitung nilai Overall Accuracy (OA), akurasi

pembuat (Producer’s Accuracy/PA), dan akurasi pengguna (User’s Accuracy/UA)

dari setiap kelas yang telah dibuat (Tabel 5). Perhitungan nilai K, OA, PA, dan

UA dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

Xii = nilai diagonal dari matrik kontingensi baris ke-i dan kolom ke-i

Xi+ = jumlah piksel dalam kolom ke-i

X+i = jumlah piksel dalam baris ke-i

N = banyaknya plot contoh

Page 40: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

15

Untuk mengetahui signifikansi antar model yang telah dibuat, dilakukan uji

Z-Kappa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

k1 = nilai Kappa Accuracy model 1

k2 = nilai Kappa Accuracy model 2

= nilai ragam model 1

= nilai ragam model 2

Jika nilai Z-hitung < 1,96, maka antar model yang diuji tidak terdapat

perbedaan yang nyata/ signifikan.

Penentuan Model Terpilih

Penentuan model terpilih dilakukan setelah model-model yang ada diuji

konsistensinya terhadap peubah-peubah yang sama antara peubah yang diukur di

lapangan dengan peubah yang diukur di citra. Model terpilih harus mempunyai

koefisien regresi dan koefisien determinasi (R2) yang tinggi. Selain itu, model

terpilih juga harus memperhatikan hasil uji akurasi pemetaan yang tinggi. Model

yang dihasilkan nantinya diharapkan memiliki nilai yang mendekati dengan

keadaan sebenarnya di lapangan, sehingga harus dipilih secara cermat dan diuji

berulang kali untuk memperoleh hasil yang diinginkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Lokasi

Letak Geografis

Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat mempunyai luas wilayah sebesar

242.552 ha (7,67% dari total luas daratan Provinsi Jawa Barat). Secara geografis,

wilayah Kabupaten Ciamis berada pada 108020’ - 108

040’ BT dan 7

040’20” -

7041’20” LS. Secara administratif, Kabupaten Ciamis memiliki 26 kecamatan

yang terdiri dari: 242 desa dan 7 kelurahan (BAPPEDA 2012).

Tabel 5 Matriks kesalahan (confusion matrix)

Data acuan

(Training Area)

Diklasifikasikan ke dalam kelas

(data kelas di peta) Total baris Producer’s

Accuracy A B C D

A Xii Xi+ Xii /Xi+

B

C

D Xii

Total kolom X+i N

User’s Accuracy Xii/X+i

Page 41: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

16

Iklim dan Topografi Iklim Kabupaten Ciamis berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan

Ferguson termasuk ke dalam iklim A dan beriklim tropis dengan curah hujan

berkisar antara 2500 - 4000 mm per tahun di daerah pegunungan dan 1500 - 2000

mm per tahun di daerah dataran rendah dengan kelembaban udara berkisar 70 -

89%. Suhu udara rata-rata di Kabupaten Ciamis berkisar 20° - 30°C.

Secara garis besar, topografi permukaan wilayah Kabupaten Ciamis dapat

dibedakan menjadi dua (BAPPEDA 2012), yaitu:

1. Wilayah Ciamis bagian Utara yang merupakan dataran tinggi pegunungan

dan berbukit terutama di wilayah Gunung Sawal mempunyai ketinggian

antara 600 - 1000 mdpl (meter di atas permukaan laut) dengan kemiringan

lereng antara 15 - 40% dan di atas 40%. Wilayah ini didominasi oleh kebun

campuran, perkebunan, dan hutan.

2. Wilayah Ciamis bagian Tengah dan Selatan terdiri atas dataran rendah yang

sebagian besar bergelombang dengan ketinggian antara 25 - 500 mdpl dengan

kemiringan lereng antara 15 - 40% serta wilayah dataran rendah di pesisir

pantai yang landai dengan ketinggian antara 0 - 25 mdpl dan kemiringan

lereng antara 0 - 15%. Wilayah ini didominasi oleh lahan basah berupa

sawah, perikanan, dan rawa.

Jenis Tanah dan Geologi

Kondisi tanah dan geologi di Kabupaten Ciamis banyak dipengaruhi oleh

batuan induk dan faktor lainnya. Jenis tanah yang ada didominasi oleh jenis

Podsolik merah kekuningan. Secara umum jenis tanah di Kabupaten Ciamis

terdiri atas: Latosol coklat, Latosol coklat kemerahan, Aluvial kelabu, Aluvial

kelabu kuning, Asosiasi aluvial kelabu tua, Glei humus rendah, Grumusol kelabu,

Andosol coklat kekuningan, Podsolik, Asosiasi Podsolik merah kekuningan dan

Litosol, serta Kompleks Podsolik merah kekuningan dan Regosol. Berdasarkan

stuktur geologis, tanah di Kabupaten Ciamis memiliki batuan induk yang terdiri

atas: Aluvial, Undifferentiated Volcanic Products, Pliocene Sedimentary facies,

Miocene Sedimentary facies, dan Miocene Limestone facies (BAPPEDA 2012).

Penggunaan Lahan

Komposisi penggunaan lahan Kabupaten Ciamis tahun 2012 terdiri dari

51.688 ha lahan basah (21,14 %) dan 192.791 ha lahan kering (78,86 %). Pola

penggunaan lahan di Kabupaten Ciamis pada umumnya dapat dibedakan menjadi

pemukiman, sawah, pekarangan, perkebunan, penggembalaan padang rumput,

hutan, kolam ikan/empang, tambak, tegal/kebun/ladang/huma, dan lain-lain.

Sawah dibedakan menjadi sawah beririgasi teknis, setengah teknis, sawah

sederhana, dan sawah tadah hujan. Sedangkan perkebunan dan hutan dapat

dibedakan atas perkebunan/hutan milik negara dan perkebunan/hutan rakyat.

Penggunaan lahan di Kabupaten Ciamis disajikan pada Tabel 6.

Page 42: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

17

Tabel 6 Penggunaan lahan di Kabupaten Ciamis tahun 2012

Jenis penggunaan lahan Luas (ha)

Sawah 51.942,4

Pekarangan 29.257,9

Tegal/ Kebun/ Ladang/ Huma 79.948,7

Penggembalaan Padang Rumput 1.400,0

Hutan 56.141,0

Perkebunan 15.947,0

Tambak 43,3

Kolam 2.649,2

Lain-lain 5.222,5

Hasil Identifikasi Lapangan

Berdasarkan hasil pengamatan pada 50 plot contoh hutan rakyat di

Kabupaten Ciamis bagian Utara, sebanyak 38 plot contoh yang teramati dapat

dikategorikan sebagai hutan rakyat murni (monocultur) dengan jenis yang ada

adalah sebanyak 26 plot contoh berupa jenis Sengon (Paraserianthes falcataria)

dan 12 plot contoh berupa jenis Mahoni Daun Kecil (Swietenia mahagoni),

sedangkan sisanya sebanyak 12 plot contoh dikategorikan sebagai hutan rakyat

campuran (polycultur) dengan jenis yang ada berupa: Sengon (Paraserianthes

falcataria), Mahoni Daun Kecil (Swietenia mahagoni), Gmelina (Gmelina

arborea), Nangka (Arthocarpus heterophyllus), Kayu Afrika (Maesopsis eminii),

Dukuh (Lancium domesticum), Jengkol (Pitechelobium jiringa), dan jenis Durian

(Durio zibethinus).

Setiap plot contoh yang teramati mempunyai nilai NDVI yang berbeda-beda

pada citra. Nilai NDVI tersebut berkisar antara 0,1 sampai dengan 1. Hutan rakyat

yang diamati di lapangan dan NDVI pada citra dapat dilihat pada Tabel 7 dan

Tabel 8.

Page 43: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

18

Tabel 7 Hutan rakyat monocultur di lapangan dan NDVI pada citra

NDVI Tampilan hutan rakyat di citra Kondisi hutan rakyat di lapangan

0,15

0,25

0,35

0,45

0,55

0,95

Page 44: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

19

Tabel 8 Hutan rakyat campuran di lapangan dan NDVI pada citra

NDVI Tampilan hutan rakyat di citra Kondisi hutan rakyat di lapangan

0,25

0,35

0,45

0,55

0,95

Page 45: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

20

Tabel 11 Model pendugaan potensi hutan rakyat di Kabupaten Ciamis bagian

Utara tahun 2013

No.

model Persamaan regresi R

2 (%) F-hit P-value

1 V = 1,695 + 113,39*NDVI 64,0 49,84 0,000

2 V = 28,93 + 95,59*NDVI2 66,4 55,37 0,000

3 V = 26,50 + 9,69*NDVI + 87,74 *NDVI2 66,4 26,72 0,000

4 V = 97,72*NDVI0,845

62,1 45,84 0,000

5 V = 20,905*℮(1,765*NDVI)

62,8 47,26 0,000 a Keterangan: P-value pada tingkat kepercayaan 95%

Tabel 9 Hasil analisis korelasi antara volume dan NDVI

Volume NDVI NDVI2

Volume 1 0,800 0,815

NDVI 0,800 1 0,978

NDVI2 0,815 0,978 1

Tabel 10 Hasil uji Z pada nilai korelasi

Peubah Korelasi Z-hit Z-tab

Volume dan NDVI 0,800 1,129 1,645

Volume dan NDVI^2 0,815 1,353 1,645

Model Pendugaan Potensi Hutan Rakyat

Koefisien Korelasi

Hasil pendugaan potensi hutan rakyat dengan menggunakan citra Landsat 7

ETM+ diketahui adanya korelasi antar peubah yang digunakan dalam pembuatan

model. Hasil perhitungan korelasi disajikan pada Tabel 9.

Korelasi yang dihasilkan antara peubah Y (volume tegakan) dengan peubah

X (NDVI) adalah bernilai positif, artinya apabila terjadi peningkatan pada nilai

NDVI pada citra, maka akan terjadi peningkatan pula pada nilai volume tegakan

(m3/ha) yang dihasilkan, dan berlaku sebaliknya. Korelasi positif juga ditunjukkan

antara peubah X1 (NDVI) dengan peubah X2 (NDVI2), artinya apabila terjadi

peningkatan pada nilai NDVI, maka akan terjadi peningkatan pula pada nilai

NDVI2, dan berlaku sebaliknya. Hubungan korelasi yang dihasilkan antara nilai

NDVI dengan nilai volume tegakan relatif tinggi, hal ini menunjukkan bahwa

nilai NDVI pada citra Landsat 7 ETM+ dapat digunakan untuk menduga volume

tegakan (Tabel 9).

Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai korelasi yang dihasilkan antara volume

dengan NDVI memiliki tingkat signifikansi yang cukup erat dengan r ≥ 0,7071.

Hal tersebut dapat dilihat dari nilai Z-hitung yang dihasilkan lebih kecil daripada

Z-tabel (Z-hit < 1,645).

Model Penduga Potensi Hutan Rakyat

Hasil analisis regresi yang dilakukan antara peubah X (NDVI) dan peubah

Y (volume tegakan) menghasilkan beberapa model persamaan pendugaan potensi

hutan rakyat yang disajikan pada Tabel 11.

Page 46: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

21

Tabel 12 Hasil verifikasi model menggunakan Uji-χ2

No. Persamaan regresi χ2-hit χ

2-tab Ket

1 V = 1,695 + 113,39*NDVI 13,889 16,919 *

2 V = 28,93 + 95,59*NDVI2 14,482 16,919 *

3 V = 26,50 + 9,69*NDVI + 87,74 *NDVI2 13,674 16,919 *

4 V = 97,72*NDVI0,845

11,379 16,919 *

5 V = 20,905*℮(1,765*NDVI)

12,717 16,919 * a Keterangan: * tidak berbeda nyata (tingkat kepercayaan 95%)

Gambar 6 Model hubungan volume (m3/ha)

dengan nilai NDVI

Tabel 11 menjelaskan bahwa keseluruhan model persamaan yang dihasilkan

memiliki nilai R2 yang cukup baik, yaitu berkisar antara 62,1% - 66.4%. Hal

tersebut dikarenakan bahwa nilai NDVI pada citra lebih banyak dipengaruhi oleh

kondisi tutupan dan kerapatan tegakan yang ada. Apabila nilai volume hasil

inventarisasi lapangan yang dihasilkan semakin besar dan kondisi tutupan serta

kerapatan tegakan yang ada semakin jarang, maka nilai NDVI pada citra akan

semakin kecil atau mendekati 0 (nol). Sebaliknya, apabila nilai volume hasil

inventarisasi lapangan yang dihasilkan semakin kecil dan kondisi tutupan serta

kerapatan tegakan yang ada semakin rapat, maka nilai NDVI pada citra akan

semakin besar atau mendekati 1 (satu), karena nilai kehijauan pada tegakan

tersebut sangat tinggi. Nilai R2 tersebut menunjukkan bahwa peubah bebas X

(NDVI) dapat menerangkan peubah terikat Y (volume tegakan) sebesar 62,1% -

66,4%, dan sisanya diterangkan oleh faktor lain.

Apabila dianalisis berdasarkan nilai P-value yang dihasilkan pada tingkat

kepercayaan 95%, keseluruhan model menghasilkan nilai yang relatif baik yaitu

dengan nilai P-value yang dihasilkan kurang dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan

bahwa keseluruhan model yang terbangun memiliki hubungan yang signifikan

dalam menjelaskan volume tegakan.

Model terbaik yang menghasilkan nilai koefisien determinasi (R2) tertinggi

adalah model kuadratik yaitu V = 28,93 + 95,59*NDVI2 dengan nilai R

2 sebesar

66.4%. Model persamaan tersebut disajikan pada Gambar 6.

Verifikasi Model

Verifikasi model yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan data

yang berbeda dengan data yang digunakan dalam pembuatan model penduga

volume tegakan. Hasil uji verifikasi model dengan menggunakan perhitungan Uji-

χ2 (Chi square) disajikan pada Tabel 12.

Page 47: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

22

Jika nilai χ2-hit < χ

2-tabel, maka nilai volume dugaan tidak berbeda nyata

dengan nilai volume aktual. Keseluruhan model persamaan yang ada

menghasilkan nilai volume dugaan yang tidak berbeda nyata dengan nilai volume

aktual hasil inventarisasi di lapangan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai χ2-hit

yang dihasilkan secara umum lebih kecil daripada nilai χ2-tabel. Akan tetapi,

apabila dibandingkan dari nilai χ2-hit yang dihasilkan, model yang menghasilkan

nilai χ2-hit terkecil adalah model Power yaitu V = 97,72*NDVI

0,845 dengan nilai

χ2-hit sebesar 11,379 (Tabel 12). Hal ini menunjukkan bahwa model Power

tersebut menghasilkan perbedaan antara nilai volume dugaan dengan volume

aktual yang paling kecil dibandingkan dengan model lainnya.

Peta Sebaran Potensi Hutan Rakyat

Peta klasifikasi potensi hutan rakyat di Kabupaten Ciamis bagian Utara

dibuat berdasarkan model persamaan yang sudah terverifikasi. Peta yang dibuat

pada penelitian ini menggunakan tiga kelas volume tegakan (m3/ha). Setiap kelas

volume diwakili dengan warna yang berbeda sehingga dapat secara mudah untuk

dibacanya. Peta klasifikasi potensi hutan rakyat disajikan pada Gambar 7.

Uji akurasi pemetaan dilakukan pada peta klasifikasi potensi hutan rakyat

yang dibuat berdasarkan model yang sudah terverifikasi. Hasil uji akurasi

pemetaan disajikan pada Tabel 13.

Gambar 7 Peta klasifikasi potensi hutan rakyat Kabupaten Ciamis bagian Utara

tahun 2013

Page 48: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

23

Tabel 13 Hasil uji akurasi pemetaan

No. Persamaan regresi OA (%) K (%)

1 V = 1,695 + 113,39*NDVI 52,00 20,11

2 V = 28,93 + 95,59*NDVI2 46,00 20,59

3 V = 26,50 + 9,69*NDVI + 87,74 *NDVI2 48,00 21,78

4 V = 97,72*NDVI0,845

52,00 28,40

5 V = 20,905*℮(1,765*NDVI)

56,00 30,90

Tabel 14 Hasil uji Z pada tiap model

Model 1 2 3 4 5

1 0 0,04 0,15 0,66 0,81

2 0,04 0 0,11 0,63 0,78

3 0,15 0,11 0 0,52 0,68

4 0,66 0,63 0,52 0 0,17

5 0,81 0,78 0,68 0,17 0

Tabel 13 menunjukkan bahwa hasil uji akurasi pemetaan pada peta

klasifikasi hutan rakyat menggunakan citra Landsat 7 ETM+ secara keseluruhan

menghasilkan nilai Kappa Accuracy (K) dan Overall Accuracy (OA) masing-

masing sebesar 20,11% - 30,90% (Kappa Accuracy) dan 46% - 56% (Overall

Accuracy). Hasil uji akurasi menunjukkan bahwa piksel-piksel yang ada dalam

area contoh pada citra dapat terkelaskan dengan cukup baik.

Hasil uji Z yang telah dilakukan pada masing-masing model secara umum

menghasilkan nilai Z-hitung < 1,96 (Tabel 14). Hal tersebut menunjukkan bahwa

antar model yang diuji tidak terdapat perbedaan yang nyata. Oleh karena itu,

semua model yang ada dapat digunakan untuk pembuatan peta sebaran potensi

hutan rakyat.

Penentuan model terpilih yang akan digunakan untuk pembuatan peta

sebaran potensi hutan rakyat di Kabupaten Ciamis dilakukan dengan

memperhatikan nilai hasil uji akurasi pemetaan yang dihasilkan. Model yang

terpilih diharapkan memiliki nilai yang mendekati dengan keadaan sebenarnya di

lapangan. Selain itu, model terpilih harus memiliki peubah yang lebih sedikit

sehingga menjadikan model tersebut lebih sederhana dengan tingkat akurasi yang

tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka model terpilih yang akan digunakan untuk

pemetaan sebaran potensi hutan rakyat di Kabupaten Ciamis bagian Utara adalah

model eksponensial yaitu V = 20,905*℮(1,765*NDVI)

dengan nilai K dan OA yang

dihasilkan sebesar 30,9% dan 56% (Tabel 13). Berdasarkan model persamaan

tersebut, maka dibuat peta sebaran potensi hutan rakyat di Kabupaten Ciamis

bagian utara. Peta sebaran potensi hutan rakyat menggunakan model terpilih

disajikan pada Gambar 8.

Page 49: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

24

Potensi hutan rakyat pada masing-masing desa dan kecamatan di wilayah

Kabupaten Ciamis bagian Utara disajikan pada Tabel 15 dan Tabel 16.

Tabel 15 Volume tegakan hutan rakyat menggunakan model terpilih pada tiap

desa di Kabupaten Ciamis bagian Utara tahun 2013

Nama desa Nama

kecamatan

Luas hutan

rakyat (ha)

Volume total

(m3)

Volume

rata-rata

(m3/ha)

Bangbayang Cipaku 195,0 12.024,4 61,7

Buniseuri Cipaku 243,9 16.741,8 68,6

Ciakar Cipaku 106,1 5.186,8 48,9

Cieurih Cipaku 187,3 11.411,3 60,9

Cipaku Cipaku 91,2 4.187,0 45,9

Gereba Cipaku 181,7 10.659,7 58,7

Jalatrang Cipaku 518,8 32.903,5 63,4

Mekarsari Cipaku 255,7 15.597,4 61,0

Muktisari Cipaku 564,6 37.768,9 66,9

Pusakasari Cipaku 270,0 19.028,2 70,5

Selacai Cipaku 420,3 28.247,5 67,2

Selamanik Cipaku 562,8 37.373,2 66,4

Sukawening Cipaku 207,0 11.436,0 55,3

Bayasari JatiNagara 219,9 15.136,4 68,8

Cintanagara JatiNagara 623,4 38.894,4 62,4

Dayeuhluhur JatiNagara 587,6 37.053,1 63,1

Gambar 8 Peta sebaran potensi hutan rakyat Kabupaten Ciamis bagian Utara

tahun 2013

Page 50: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

25

Tabel 15 Lanjutan

Nama desa Nama

kecamatan

Luas hutan

rakyat (ha)

Volume total

(m3)

Volume

rata-rata

(m3/ha)

Jatinagara JatiNagara 428,4 29.979,6 70,0

Mulyasari JatiNagara 251,1 18.032,7 71,8

Sukanagara JatiNagara 168,0 8.806,7 52,4

Citeureup Kawali 361,0 23.679,3 65,6

Karangpawitan Kawali 238,4 13.277,5 55,7

Kawali Kawali 68,1 4.096,3 60,1

Kawalimukti Kawali 30,7 1.366,9 44,6

Margamulya Kawali 75,0 4.921,4 65,6

Purwasari Kawali 307,7 18.161,0 59,0

Selasari Kawali 49,6 2.352,1 47,4

Sindangsari Kawali 138,4 8.430,4 60,9

Talagasari Kawali 142,6 7.651,0 53,7

Winduraja Kawali 208,4 12.693,9 60,9

Andapraja Rajadesa 487,9 38.176,0 78,3

Purwaraja Rajadesa 278,3 18.736,3 67,3

Rajadesa Rajadesa 75,0 4.536,8 60,5

Sirnajaya Rajadesa 490,0 34.142,0 69,7

Sukaharja Rajadesa 287,6 19.551,0 68,0

Sukajaya Rajadesa 208,7 10.836,1 51,9

Tanjungjaya Rajadesa 605,0 43.074,9 71,2

Tanjungsari Rajadesa 622,1 44.113,4 70,9

Tanjungsukur Rajadesa 533,7 38.876,9 72,8

Tigaherang Rajadesa 426,4 26.636,4 62,5

Bojonggedang Rancah 697,2 46.094,1 66,1

Cileungsir Rancah 574,2 37.779,8 65,8

Cisontrol Rancah 669,0 46.096,8 68,9

Dadiharja Rancah 60,7 3.942,8 65,0

Giriharja Rancah 86,4 4.425,7 51,2

Jangalaharja Rancah 94,5 4.847,6 51,3

Karangpari Rancah 590,2 42.434,7 71,9

Kawunglarang Rancah 959,4 66.431,2 69,2

Kiarapayung Rancah 636,3 46.225,0 72,6

Patakaharja Rancah 164,2 8.941,2 54,4

Rancah Rancah 400,5 27.118,9 67,7

Situmandala Rancah 461,7 27.485,2 59,5

Bunter Sukadana 1.168,0 70.868,4 60,7

Ciparigi Sukadana 631,5 39.520,9 62,6

Margaharja Sukadana 600,8 37.939,4 63,1

Margajaya Sukadana 427,4 29.393,9 68,8

Salakaria Sukadana 353,1 20.961,1 59,4

Sukadana Sukadana 463,1 27.318,7 59,0

Page 51: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

26

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 15,

terlihat bahwa secara

keseluruhan lokasi desa yang diamati memiliki potensi rata-rata per hektar antara

44,6 m3/ha sampai dengan 78,3 m

3/ha dengan total potensi hutan rakyat antara

1.366,9 m3 sampai dengan 70.868,4 m

3. Desa yang memiliki potensi hutan rakyat

tertinggi pada masing-masing kecamatan adalah Desa Muktisari Kecamatan

Cipaku dengan potensi sebesar 37.768,9 m3, Desa Cintanagara Kecamatan

Jatinagara sebesar 38.894,4 m3, Desa Citeureup Kecamatan Kawali sebesar

23.679,3 m3, Desa Tanjungsari Kecamatan Rajadesa sebesar 44.113,4 m

3, Desa

Kawunglarang Kecamatan Rancah sebesar 66.431,2 m3, dan Desa Bunter

Kecamatan Sukadana dengan potensi sebesar 70.868,4 m3. Desa yang memiliki

potensi hutan rakyat terendah pada masing-masing kecamatan adalah Desa Cipaku

Kecamatan Cipaku dengan potensi sebesar 4.187,0 m3, Desa Sukanagara

Kecamatan Jatinagara sebesar 8.806,7 m3, Desa Kawalimukti Kecamatan Kawali

sebesar 1.366,9 m3, Desa Rajadesa Kecamatan Rajadesa sebesar 4.536,8 m

3, Desa

Dadiharja Kecamatan Rancah sebesar 3.942,8 m3, dan Desa Salakaria Kecamatan

Sukadana dengan potensi sebesar 20.961,1 m3. Apabila dilihat dari keseluruhan

desa yang diamati, desa yang memiliki potensi hutan rakyat tertinggi adalah Desa

Bunter Kecamatan Sukadana dengan potensi sebesar 70.868,4 m3, sedangkan desa

yang memiliki potensi hutan rakyat terendah adalah Desa Kawalimukti

Kecamatan Kawali dengan potensi sebesar 1.366,9 m3 (Tabel 15).

Apabila dibandingkan berdasarkan kecamatan yang diamati, kecamatan

yang memiliki potensi hutan rakyat tertinggi adalah Kecamatan Rancah dengan

potensi sebesar 361.823,0 m3, sedangkan kecamatan yang memiliki potensi hutan

rakyat terendah adalah Kecamatan Kawali dengan potensi sebesar 96.629,9 m3

(Tabel 16).

Tabel 16 Volume tegakan hutan rakyat menggunakan model terpilih pada tiap

kecamatan di Kabupaten Ciamis bagian Utara tahun 2013

No Nama kecamatan

Luas hutan

rakyat (ha) Potensi hutan rakyat (m

3)

1 Cipaku 3.034,6 242.565,7

2 Jatinagara 2.629,2 147.902,9

3 Kawali 2.039,1 96.629,9

4 Rajadesa 4.014,8 278.679,8

5 Rancah 5.394,4 361.823,0

6 Sukadana 3.643,9 226.002,5

Page 52: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

27

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Model persamaan yang dipilih dalam pendugaan potensi hutan rakyat di

Kabupaten Ciamis bagian Utara adalah model persamaan eksponensial yaitu V =

20,905*℮(1,765*NDVI)

dengan nilai R2 sebesar 62,8%. Model tersebut merupakan

model terbaik berdasarkan hasil analisis regresi, uji verifikasi model, dan uji

akurasi pemetaan. Hasil uji akurasi pemetaan menghasilkan nilai K dan OA untuk

model tersebut masing-masing sebesar 30,9% dan 56%.

Secara keseluruhan lokasi desa yang diamati memiliki potensi rata-rata per

hektar antara 44,6 m3/ha sampai dengan 78,3 m

3/ha dengan total potensi hutan

rakyat antara 1.366,9 m3 sampai dengan 70.868,4 m

3. Desa yang memiliki potensi

hutan rakyat tertinggi adalah Desa Bunter Kecamatan Sukadana dengan potensi

sebesar 70.868,4 m3 atau dengan potensi rata-rata per hektar sebesar 60,7 m

3/ha,

sedangkan desa yang memiliki potensi hutan rakyat terendah adalah Desa

Kawalimukti Kecamatan Kawali dengan potensi sebesar 1.366,9 m3 atau dengan

potensi rata-rata per hektar sebesar 44,6 m3/ha.

Saran

1. Perlu jumlah plot contoh yang lebih banyak untuk menghasilkan nilai regresi

dan akurasi yang lebih tinggi.

2. Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut dengan jumlah piksel yang berbeda

dalam pembuatan kelas NDVI pada citra Landsat 7 ETM+.

3. Perlu dilakukan koreksi radiometrik pada citra Landsat 7 ETM+ yang

digunakan, agar model terpilih dapat digunakan pada tahun berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

[BAPPEDA] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Ciamis. 2012.

Gambaran Umum Kabupaten Ciamis. Ciamis (ID) : BAPPEDA Ciamis.

[Dephut] Departemen Kehutanan RI. 2004. Peraturan Menteri Kehutanan

Republik Indonesia Nomor: P.03/Menhut-V/2004 tentang Pedoman Pembuatan

Tanaman Hutan Rakyat Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan.

Jakarta (ID) : Departemen Kehutanan RI.

Febrianto DJ. 2007. Model Penduga Potensi Hutan Rakyat Menggunakan Citra

Aster di Beberapa Wilayah Kabupaten Bogor Bagian Timur [skripsi]. Bogor

(ID) : Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB.

Jauhari R. 2003. Studi Potensi dan Pengembangan Hutan Rakyat Sengon di

Kabupaten Garut [skripsi]. Bogor (ID) : Jurusan Manajemen Hutan Fakultas

Kehutanan IPB.

Jaya INS. 2002. Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Kehutanan. Bogor

(ID) : Laboratorium Inventarisasi Hutan, Fakultas Kehutanan IPB.

Page 53: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

28

Jaya INS. 2005. Analisis Citra Digital. Bogor (ID) : Laboratorium Inventarisasi

Sumber Daya Hutan. Fakultas Kehutanan IPB.

[Kemenhut] Kementerian Kehutanan RI. 2010. Peraturan Menteri Kehutanan

Republik Indonesia Nomor: P.06/Menhut-II/2010 tentang Norma, Standar,

Prosedur, dan Kriteria Pengelolaan Hutan Pada Kesatuan Pengelolaan Hutan

Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP). Jakarta

(ID) : Kementerian Kehutanan RI.

Lillesand TM, RW Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra.

Dulbahri, P. Suharsono, Hartono, dkk. penerjemah. Yogyakarta (ID) : Gadjah

Mada University Press. Terjemahan dari: Remote Sensing And Image

Interpretation.

Nofianti E. 2006. Pendugaan Potensi Hutan Rakyat dan Hutan Negara

Menggunakan Citra Aster dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus:

Kecamatan Ciseeng, Gunung Sindur, Kemang, Parung, Rancabungur, dan

Rumpin). [skripsi]. Bogor (ID) : Program Diploma III Jurusan Manajemen

Hutan Produksi IPB

Paine DP. 1992. Fotografi Udara dan Penafsiran Citra untuk Pengelolaan

Sumberdaya. Yogyakarta (ID) : Gadjah Mada University Press.

Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan. Jakarta (ID) : Sekretariat Negara.

Prahasta E. 2002. Sistem Informasi Geografis-Tutorial ArcView. Bandung (ID) :

Informatika Bandung.

Prastiyo Sigit. 2009. Identifikasi Potensi dan Pemasaran Produk dari Hutan

Rakyat Bambu (studi kasus Desa Pertumbukan Kec. Wampum Kab. Langkat)

[skripsi]. Sumatera (ID) : Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara.

Purwanto, SA Cahyono, DR Indrawati. 2003. Peranan Hutan Rakyat dalam

Rehabilitasi Lahan Kritis. Prosiding Seminar Sehari Prospek Pengembangan

Hutan Rakyat di Era Otonomi Daerah; 2003 Desember 13; Cilacap, Indonesia.

Ciamis (ID) : Loka Litbang Hutan Monsoon.

Saputra GR. 2007. Model Penduga Potensi Hutan Rakyat Menggunakan Citra

Aster dan Sistem Informasi Geografis di Beberapa Wilayah Kabupaten Bogor

Bagian Barat [skripsi]. Bogor (ID) : Departemen Manajemen Hutan Fakultas

Kehutanan IPB.

Supriyanto BFY. 2007. Model Penduga Potensi Hutan Rakyat Menggunakan

Citra Aster di Beberapa Wilayah Kabupaten Bogor Bagian Tengah [skripsi].

Bogor (ID) : Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB.

Walpole RE. 1993. Pengantar Statistika Edisi 3. Jakarta (ID) : Gramedia Pustaka

Utama.

Page 54: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

29

LAMPIRAN

Page 55: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

30

Lampiran 1 Hasil perhitungan volume tegakan dengan model terpilih

No X Y N_pohon

(per ha)

Volume aktual

(m3/ha)

NDVI Volume dugaan

(m3/ha)

1 209875 9199016 130 65,2 0,35 38,8

2 210108 9200224 260 26,3 0,15 27,2

3 210129 9198845 170 68,3 0,35 38,8

4 210282 9200878 240 34,9 0,35 38,8

5 210611 9200225 150 72,5 0,55 55,2

6 211008 9199372 180 31,7 0,45 46,3

7 211213 9197659 200 26,3 0,15 27,2

8 211447 9201600 140 43,9 0,55 55,2

9 212551 9199512 210 32,4 0,55 55,2

10 213283 9206490 240 120,5 0,45 46,3

11 213821 9205460 220 89,7 0,95 111,8

12 213841 9205567 150 34,9 0,35 38,8

13 214057 9204695 190 53,3 0,25 32,5

14 214079 9202275 210 80,3 0,55 55,2

15 214080 9205951 210 72,5 0,55 55,2

16 214083 9205691 120 24,3 0,25 32,5

17 214738 9202698 260 37,1 0,45 46,3

18 214854 9202936 240 32,8 0,55 55,2

19 214933 9206801 180 47,8 0,55 55,2

20 215244 9205780 100 31,2 0,45 46,3

21 215520 9205485 250 144,6 0,95 111,8

22 215843 9203712 220 98,3 0,95 111,8

23 215909 9201014 150 46,1 0,55 55,2

24 216060 9203802 210 33,9 0,45 46,3

25 216234 9204705 210 203,0 0,25 32,5

26 216282 9206930 160 29,4 0,25 32,5

27 216326 9205603 160 45,4 0,55 55,2

28 216590 9206159 260 57,1 0,35 38,8

29 216600 9203536 210 35,0 0,95 111,8

30 216840 9205812 230 76,3 0,55 55,2

31 217353 9201987 190 49,0 0,35 38,8

32 217386 9201860 220 95,7 0,95 111,8

33 217494 9200107 130 49,0 0,35 38,8

34 218229 9200152 250 35,1 0,35 38,8

35 218260 9206207 250 167,9 0,95 111,8

36 218358 9206229 230 35,1 0,35 38,8

37 218359 9206249 210 29,8 0,25 32,5

38 218425 9204970 240 27,4 0,25 32,5

39 218578 9205001 250 63,1 0,45 46,3

40 218695 9206727 220 64,8 0,45 46,3

Page 56: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

31

Lampiran 1 Lanjutan

No X Y N_pohon

(per ha)

Volume aktual

(m3/ha)

NDVI Volume dugaan

(m3/ha)

41 218958 9206689 210 38,4 0,35 38,8

42 220379 9204460 160 27,4 0,25 32,5

43 221343 9203829 130 15,9 0,15 27,2

44 222599 9202538 130 61,4 0,55 55,2

45 225226 9203321 210 57,1 0,55 55,2

46 225260 9203349 160 50,0 0,95 111,8

47 225305 9201645 150 81,9 0,95 111,8

48 225749 9201439 170 57,1 0,55 55,2

49 226140 9201336 160 69,1 0,95 111,8

50 226357 9202633 220 129,9 0,55 55,2

Lampiran 2 Hasil perhitungan uji akurasi pemetaan

Model Linear

Data Rendah Sedang Tinggi Row Total Producer's Acc

---------- ---------- ---------- ---------- ----------

Rendah 2 2 0 4 50,00

Sedang 4 16 3 23 69,57

Tinggi 2 13 8 23 34,78

Column Total 8 31 11 50

User's Acc 25,00 51,61 72,73

Σxii 26

ΣXi+ X+i 998

Overall Acc 52,00

Kappa Acc 20,11

Model Kuadratik

Data Rendah Sedang Tinggi Row Total Producer's Acc

---------- ---------- ---------- ---------- ----------

Rendah 3 3 0 6 50,00

Sedang 3 11 1 15 73,33

Tinggi 4 16 9 29 31,03

Column Total 10 30 10 50

User's Acc 30,00 36,67 90,00

Σxii 23

ΣXi+ X+i 800

Overall Acc 46,00

Kappa Acc 20,59

Page 57: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

32

Lampiran 2 Lanjutan

Model Polinomial

Data Rendah Sedang Tinggi Row Total Producer's Acc

---------- ---------- ---------- ---------- ----------

Rendah 3 2 0 5 60,00

Sedang 2 14 2 18 77,78

Tinggi 6 14 7 27 25,93

Column Total 11 30 9 50

User's Acc 27,27 46,67 77,78

Σxii 24

ΣXi+ X+i 838

Overall Acc 48,00

Kappa Acc 21,78

Model Power

Data Rendah Sedang Tinggi Row Total Producer's Acc

---------- ---------- ---------- ---------- ----------

Rendah 4 3 0 7 57,14

Sedang 4 14 0 18 77,78

Tinggi 4 13 8 25 32,00

Column Total 12 30 8 50

User's Acc 33,33 46,67 100,00

Σxii 26

ΣXi+ X+i 824

Overall Acc 52,00

Kappa Acc 28,40

Model Eksponensial

Data Rendah Sedang Tinggi Row Total Producer's Acc

---------- ---------- ---------- ---------- ----------

Rendah 4 2 0 6 66,67

Sedang 5 16 1 22 72,73

Tinggi 3 11 8 22 36,36

Column Total 12 29 9 50

User's Acc 33,33 55,17 88,89

Σxii 28

ΣXi+ X+i 908

Overall Acc 56,00

Kappa Acc 30,90

Page 58: PENDUGAAN POTENSI HUTAN RAKYAT MENGGUNAKAN … · Pembangunan hutan di luar kawasan hutan yang dikelola negara saat ini dapat menjadi alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan

33

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Tasikmalaya, Provinsi

Jawa Barat pada tanggal 9 Juli 1990 sebagai anak

pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Opa

Mustopa dan Ibu Titin. Riwayat pendidikan penulis

adalah sebagai berikut: RA PUI Sindangwargi (1996-

1997), SD Negeri Sindangasih (1997-2003), Madrasah

Diniyah Al-Ittihad Kereteg (1997-2003), Pondok

Pesantren Al-Qur’an Cijantung Ciamis (2003-2009),

MTs Al-Islam Cijantung Ciamis (2003-2006), dan MA

Negeri Cijantung Ciamis (2006-2009). Pada tahun 2009,

penulis melanjutkan studi S-1 di Departemen Manajemen

Hutan, Fakultas Kehutanan IPB melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD)

Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kementerian Agama Republik

Indonesia.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif mengikuti beberapa organisasi

kemahasiswaan baik internal maupun eksternal kampus. Organisasi internal

kampus yang diikuti penulis yaitu: Kementerian Kebijakan Kampus Badan

Eksekutif Mahasiswa (BEM KM IPB) Generasi Inspirasi tahun 2009/2010,

Kelompok Ilmiah FORCES IPB tahun 2009/2010, dan Kelompok Studi

Perencanaan Forest Management Student Club (FMSC) tahun 2010-2012.

Organisasi eksternal kampus yang diikuti penulis yaitu: Community of Santri

Scholars of Ministry of Religious Affairs (CSS MoRA IPB) tahun 2009-2013,

Divisi Pengembangan Eksternal Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU

IPB) tahun 2011/2012, Organisasi Mahasiswa Daerah Tasikmalaya (Himalaya)

tahun 2009-2012, dan Editor Majalah I.COM tahun 2011/2012. Prestasi yang

pernah diraih penulis adalah didanainya kegiatan PKM bidang Pengabdian kepada

Masyarakat, berjudul “Laboratorium Alam Berbasis Kehutanan sebagai Sarana

Belajar Santri di Pondok Pesantren Al-Qur’an Cijantung Ciamis” tahun 2012.

Praktek yang pernah diikuti penulis, yaitu: Praktek Pengenalan Ekosistem

Hutan (PPEH) jalur Pangandaran dan Gunung Sawal Kabupaten Ciamis pada

tahun 2011, Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung

Walat Kabupaten Sukabumi pada tahun 2012, dan Praktek Kerja Lapang (PKL) di

IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Provinsi Riau pada tahun 2013. Penulis

juga mengikuti kegiatan Ecological Social Mapping (ESM) di masyarakat sekitar

Hutan Pendidikan Gunung Walat Kabupaten Sukabumi pada tahun 2012. Selain

itu, penulis juga pernah menjadi asisten pada beberapa mata kuliah, diantaranya:

Ilmu Ukur Tanah dan Pemetaan Wilayah (IUTPW), Inventarisasi Sumberdaya

Hutan (ISDH), dan Teknik Inventarisasi Sumberdaya Hutan (TEKIN).

Skripsi berjudul Pendugaan Potensi Hutan Rakyat Menggunakan Citra

Landsat 7 ETM+ di Kabupaten Ciamis Bagian Utara merupakan karya penulis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan (S.Hut.)

pada Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB dibawah bimbingan

Dr. Nining Puspaningsih, MSi.