Pendidikan Karakter Untuk Membangun Identitas Bangsa Menuju

Embed Size (px)

Citation preview

Pendidikan Karakter untuk Membangun Identitas Bangsa menuju Integritas Nasional

Pendidikan Karakter untuk Membangun Identitas Bangsa menuju Integritas Nasional

Atika Desyderia( 125110600111013 )Desy Permatasari( 125110601111002 )Itqon Abdul Khoir ( 125110600111038 )Nelly Olivia H( 125110607111014 )

Kelompok 3

Latar BelakangDewasa ini karakter bangsa kita dipandang sebelah mata oleh negara lain, bahkan banyak orang-orang Indonesia tidak mau mengakui bahwa dirinya berasal dari Indonesia, mereka malu menjadi orang Indonesia. Hal ini mereka akui karena banyaknya kasus yang terjadi di Indonesia. Mereka takut negara lain memandang mereka berasal dari negara teroris, atau negara para koruptor, negara yang memiliki segalanya tetapi tidak mampu mengolah sumber daya alamnya, negara bodoh, negara penonton, negara majemuk yang masyarakatnya sering ricuh antar etnis, mementingkan diri sendiri dan sukunya tanpa mempedulikan orang lain, kasus korupsi, kolusi dan nepotisme, atau negara yang tidak memiliki kualitas dalam bidang apapun.Sehubungan dengan hal tersebut, Karakter bangsa masih dapat diselamatkan dan ditumbuh kembangkan melalui pembelajaran yang kontinyu. Proses pembelajaran membawa siswa kepada sosok generasi bangsa yang tidak sekedar memiliki pengetahuan, tetapi juga memiliki moral yang mencerminkan nilai-nilai luhur yang tertanam dalam benak siswa. Seiring denga era globalisasi dan kemajuan dunia informasi, bangsa indonesia tengah dilanda krisis nilai-nilai luhur yang menyebabkan martabat bangsa Indonesia dinilai rendah oleh bangsa lain. Karakter bangsa Indonesia saat ini perlu dibangun kembali agar terciptanya integrasi nasional yang baik untu diri kita dan bangsa. Oleh karena itu, penulis mengangkat tema ini agar mutu pendidikan di indonesia meningkat, tidak hanya meningkat dalam hal akademik namun juga secara nilai dan moral.

Rumusan MasalahBagaimanakah peran seorang Guru dalam membangun karakter bangsa ?Pentingkah Pendidikan Karakter di era Globalisasi ?

Tujuan penelitianMewujudkan Pendidikan Karakter untuk membangun identitas bangsa menuju integritas nasional.Mewujudkan peserta didik yang siap pakai secara global.

MANFAAT

Menjadikan perkembangan bangsa lebih baik melalui SDM yang berintelegensi tinggi dan bermoral.Memperbaiki model pendidikan saat ini yang sudah kehilangan moral dan nilai-nilai karakter bangsa.

Tinjauan pustakaA.Pendidikan Pendidikanadalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanabelajardan prosespembelajaranagarpeserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya danmasyarakat.KarakterKarakater merupakan kualitas individu atau kolektif yang menjadi ciri seseorang atau kelompok. Dalam hal ini, karakter dapat dimaknai positif atau negatif, Akan tetapi, dalam konteks pendidikan, karakter merupakan nilai-nilai yang baik, yakni tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, dan nyata berkehidupan baik, yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Secara koheren, karakter memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olahraga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang. Karakter juga merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan. Adapun pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Integrasi NasionalIstilah integrasi nasional berasal dari dua kata yaitu integrasi dan nasional. Istilah integrasi mempunyai arti pembauran/penyatuan sehingga menjadi kesatuan yang utuh / bulat. Istilah nasional mempunyai pengertian kebangsaan, bersifat bangsa sendiri, meliputi suatu bangsa seperti cita-cita nasional, tarian nasional, perusahaan nasional (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1989 dalam Suhady 2006: 36).

Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pustaka. metode yang menggunakan sumber-sumber pustaka, berupa artikel atau yang lainnya. Dalam metode ini peneliti tidak melakukan observasi atau eksperimen. Jadi peneliti hanya mengambil dari berbagai sumber-sumber yang berupa data saja. Metode pustaka digunakan untuk telaah dan kajian tentang hubungan pendidikan dan pembangunan nasional khususnya pendidikan karakter.Alur penelitian sejak awal sampai akhir dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama dilakukan analisis tentang arti pendidikan, karakter, integrasi nasional. Peneliti melakukan analisis tersebut dengan mengkaji beberapa sumber pustaka yang diperoleh dari internet. Setelah semua data terkumpul, peneliti menganalisisnya dan kemudian menarik kesimpulan dari data-data tersebut.

Setting PenelitianPeneliti mengkaji dan menganalisis sumber penelitian di lingkungan perpustakaan Universitas Brawijaya.Populasi PenelitianPeneliti pengambil data dengan contoh keadaan sistem pendidikan di level Sekolah Dasar, dimana pada level ini dimulainya pembentukan karakter siswa.

Sampel PenelitianPeneliti mengambil contoh sampel pada jenjang siswa SD kelas 1, yang merupakan tingkatan dasar para siswa mulai menerima pendidikan lanjutan setelah pendidikan dini di TK atau PAUD.Teknik Pengumpulan DataPeneliti mengumpulkan data secara pustaka yang bersumber dari berbagai artikel dan buku, dan mengelompokkan sub-sub data sebagai berikut : Sekilas tentang Pendidikan Karakter.Perlunya Pendidikan Karakter.Lingkup PendidikanPeran PemerintahPeran Guru dalam Pembentukan Karakter ( Character Building )Pendidikan Karakter di Sekolah DasarInstrumen PenelitianPeneliti menggunakan sistem pustaka dalam mengambil data dengan pengumpulan artikel dan buku, kemudian mengkaji dan menarik kesimpulan.Teknik Analisis DataPeneliti membaca dan menganalisis data-data yang telah tersedia kemudian menarik kesimpulan akhir.

PembahasanA.Sekilas tentang Pendidikan.Secara umum, karakter sering diidentikkan dengan tempramen, atau yang paling populer, karakter sering disamakan dengan kepribadian. Kepribadian dipandang sebagai ciri atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya di lingkungan keluarga saat masih kecil dan bawaan seseorang sejak lahir (Doni Koesoema A, 2007: 80). Dalam konteks mikro, karakter secara koheren akan memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang. Karakter merupakan ciri khas seseorang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan. Sedang secara makro, karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas-baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa sekelompok orang yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan norma-norma UUD 1945 (Udin S. Winataputra, 2010:3). Uraian ini menunjukkan bahwa karakter itu tidak semata-mata pembawaan, tetapi memerlukan program pembinaan. Oleh karena itu, pendidikan karakter yang dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan moral atau pendidikan budi pekerti (lih. juga Darmiyati Zuchdi, 2008: 5) merupakan program yang sangat diperlukan untuk mengembangkan dan memantapkan kepribadian setiap anggota masyarakat dan bangsa.

B.Perlunya Pendidikan KarakterPresiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam mengawali kerjanya sebagai kepala pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II mengangkat isu tentang pendidikan karakter bangsa sebagai pilar pembangunan. Selanjutnya Presiden menyatakan bahwa kita harus menjaga jati diri kita, keindonesiaan kita. Hal yang membedakan bangsa kita dengan bangsa lain di dunia adalah budaya kita, way of life kita dan keindonesiaan kita. Ada identitas dan kepribadian yang membuat bangsa Indonesia khas, unggul, dan tidak mudah goyah. Keindonesiaan kita tercermin dalam sikap pluralisme atau kebhinekaan, kekeluargaan, kesatuan, toleransi, sikap moderat, keterbukaan, dan kemanusiaan. Hal-hal inilah yang harus kita jaga, kita pupuk, kita suburkan di hati sanubari kita dan di hati anak-anak kita.

Lingkup PendidikanTujuan dari pendidikan dan pembangunan karakter bangsa itu adalah untuk membina dan mengembangkan karakter warga negara, agar menjadi warga negara yang baik, mampu mewujudkan masyarakat bangsa atas dasar sila-sila Pancasila (lih. Kebijakan Nasional, 2010:5). Adapun sasarannya adalah (Kebijakan Nasional, 2010:5-6):a. Lingkup Keluarga, merupakan wahana pembelajaran dan pembiasaan nilai-nilai kebaikan yang dilakukan oleh orang tua dan orang dewasa lain di keluarga, sehingga melahirkan anggota keluarga yang berkarakter.b. Lingkup satuan pendidikan, merupakan wahana pembinaan dan pengembangan karakter yang dilaksanakan dengan:pengintegrasian pada semua mata pelajaranpengembangan budaya sekolahmelalui kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler, pembiasaan perilaku dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah. c. Lingkup pemerintahan, merupakan wahana pengembangan karakter bangsa melalui keteladanan penyelenggara negara, elit pemerintah dan elit politik.d. Lingkup Masyarakat sipil, merupakan wahana pengembangan dan pendidikan karakter melalui keteladanan tokoh dan pemimpin masyarakat serta berbagai kelompok masyarakat yang tergabung dalam organisasi sosial.e. Lingkup masyarakat politik, merupakan wahana untuk melibatkan warga negara dalam penyaluran aspirasi politik.f. Lingkup Dunia Usaha, merupakan wahama interaksi para pelaku sektor riil yang menopang bidang perekonomian nasional, yang ditandai misalnya menguatnya daya saing dan meningkatnya lapangan kerja

D. Peran PemerintahPemerintah merupakan komponen yang sangat penting dalam kegiatan pembentukan karakter bangsa. Para aparatur negara sebagai penyelenggara pemerintahan merupakan pengambil dan pelaksana kebijakan yang ikut menentukan berhasilnya pembangunan karakter bangsa, baik pada tataran informal, formal maupun nonformal. Terkait dengan ini maka pemerintah harus secara intens melibatkan diri dalam pendidikan karakter ini dengan berbagai regulasi, menetapkan berbagai peraturan daerah yang dapat mendukung pelaksanaan pembentukan karakter bangsa. E. Peran Guru dalam Pembentukan Karakter ( Character Building )Guru adalah satu-satunya profesi yang menentukan dalam mengubah nasib bangsa. Hal ini karena guru bertugas mendidik dan mengajar anak-anak bangsa, mengubah perilaku, membentuk karakter. Sebuah tugas yang sangat fundamental. Kalau bangsa Indonesia ingin melakukan perbaikan keadaan bangsa Indonesia di masa datang, harapan itu tertumpang kepada guru, dunia pendidikan.Guru yang profesional lah yang bisa mencerdaskan bangsa untuk mengubah nasib bangsa ini. Menurut undang-undang guru dan dosen terdapat beberapa persyaratan seorang guru profesional, baik kualifikasi, ataupun kompetensi.Dalam memasukkan nilai-nilai karakter pada siswa, hal yang tidak dapat dipisahkan adalah peran guru. Menurut Karen Bohlin, Debora Farmer dan Kevin Ryan dalam Amri, S. dkk (2011:97-98), ada tujuh kompetensi yang harus dimiliki oleh para pendidik atau guru dalam membangun karakter siswa :

Nilai-nilai karakter pada siswa dapat dimulai sejak anak usia dini sehingga karakter anak akan mudah terbentuk. Pembentukan karakter pada anak dapat dilakukan di sekolah. Menurut Najib Sulhan (2010 dalam Amri, S. dkk 2011:43) langkah-langkah pembentukan karakter disekolah adalah sebagai berikut :

F. Pendidikan Karakter di Sekolah DasarPotensi karakter yang baik telah dimiliki tiap manusia sebelum dilahirkan, tetapi potensi tersebut harus terus-menerus dibina melalui sosialisasi dan pendidikan sejak usia dini. Karakter merupakan kualitas moral dan mental seseorang yang pembentukannya dipengaruhi oleh faktor bawaan (fitrah-natural) dan lingkungan (sosialisasi atau pendikan-natural). Pendidikan merupakan salah satu wadah dalam menunjang pembentukan karakter tiap individu. Sekolah Dasar adalah merupakan pendidikan awal penanaman karakter anak dalam perkembangan dirinya. Tak bisa kita mungkiri bahwa banyaknya generasi di Indonesia, yang tidak mengenal dirinya sebagai bangsa Indonesiayang memiliki berbagai macam suku, budaya, dan kultur sosial yang berbeda.KesimpulanTidak perlu disangsikan lagi, bahwa pendidikan karakter merupakan upaya yang harus dilakukan dan melibatkan semua pihak baik rumah tangga atau keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah, masyarakat luas bahkan oleh para elit politik maupun pemimpin bangsa. Pendidikan karakter merupakan wahana yang strategis untuk membentuk insan-insan Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, demokratis dan bertanggung jawab, memiliki jati diri dan semangat kebangsaan yang kuat berdasarkan nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan integritas nasional. Oleh karena itu, perlu menyambung kembali hubungan dan educational networks yang mulai terputus tersebut. Pembentukan dan pendidikan karakter tersebut, tidak akan berhasil selama antar lingkungan pendidikan dan antar seluruh komponen masyarakat tidak ada kesinambungan dan keharmonisan.Guru akan mampu untuk mencerdaskan bangsa, memajukan pembangunan bangsa ini adalah guru yang profesional yang mampu melaksanakan peran tugasnya. Usaha untuk mencerdaskan bangsa ini tidak akan berhasil kalau guru tidak memiliki keikhlasan dan idealisme dalam mengabdi, mereka juga tidak akan mampu memperbaiki nasib bangsa. Guru yang bisa mencerdaskan bangsa, mengubah bangsa ini adalah guru yang profesional, ikhlas dan idealis dalam mengabdi atau menjalankan perannyaDisisi lain, keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter pertama dan juga lebih diberdayakan. Sebagaimana disarankan Philips, keluarga hendaklah kembali menjadi school of love, sekolah untuk kasih sayang (Philips, 2000) atau tempat belajar yang penuh cinta sejati dan kasih sayang (keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah). Bangsa yang berkarakter unggul, disamping tercermin dari moral, etika dan budi pekerti yang baik, juga ditandai dengan semangat, tekad dan energi yang kuat, dengan pikiran yang positif dan sikap yang optimis, serta dengan rasa persaudaraan, persatuan dan kebersamaan yang tinggi. Pembiasaan berperilaku santun dan damai adalah refleksi dari tekad kita.

SaranMembangun karakter dan watak bangsa melalui pendidikan mutlak diperlukan, bahkan tidak bisa ditunda, mulai dari lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat dengan meneladani para tokoh yang memang patut untuk dicontoh. Bagi MasyarakatDalam upaya untuk mendukung dan mensukseskan pendidikan karakter perlu adanya teladan yang baik bagi murid-murid di sekolah. Sehingga mereka akan mudah untuk mengaplikasikan materi-materi pendidikan karakter.Bagi PemerintahDalam upaya untuk mendukung dan mensukseskan pendidikan karakter, selain adanya teladan yang baik, juga memberikan perhatian dan memberikan sarana-sarana yang menunjang bagi kesuksesan pendidikan karakter di era globalisasi.Bagi Sekolah dan GuruPihak guru dan sekolah diharapkan mampu mengontrol perkembangan perilaku murid-muridnya. Sehingga sedapat mungkin kesalahan-kesalahan yang ada pada murid bisa segera ditangani. Semoga bangsa kita lebih beradab, maju, sejahtera, kini, esok dan selamanya, Amin.

TERIMA KASIH