4
Keterpurukan citra bangsa Indonesia di dunia internasional tidak hanya merupakan gejala, tetapi sudah menjadi realita. Banyak faktor yang mempengaruhi keterpurukan citra bangsa, antara lain: degradasi karakter generasi muda, aplikasi nilai-nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara masih kurang, budaya nasional semakin luntur, Pendidikan Karakter Bangsa (PKB) dalam pendidikan formal, nonformal, dan informal kurang terakomodasi dan implementasi amanat perundang-undangan yang terkait dengan PKB kurang efektif. Semua faktor tersebut sebagai akibat kurang terinternalisasi dan aplikasi PKB dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam konteks itu, sebagian komponen masyarakat mensinyalir bahwa degradasi karakter bangsa Indonesia bermula dari pengaruh negatif era globalisasi yang dipicu oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Era tersebut telah menggeser tatanan sistem nilai yang paling mendasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di sektor ekonomi, politik, sosial, budaya, kepercayaan, agama, dan pendidikan. Nilai-nilai yang dulu terpatri dalam kehidupan bangsa Indonesia kini semakin luntur dan memprihatinkan. Karenanya, harapan untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang damai dan sejahtera, adil dan makmur, aman dan sentosa, serta kehidupan bangsa Indonesia yang madani, perlu motivasi, usaha, komitmen serta dukungan dari berbagai komponen salah satunya dari masyarakat. Karena itulah Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Orwil Jawa Barat bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan Nasional mengembangkan model pendidikan karakter bangsa dengan metode Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan (MHMMD). Demikian dikatakan Wakil Sekretaris ICMI Orwil Jawa Barat Aep Saepuloh. Guru dan Pendidikan Karakter Bangsa

Pendidikan Karakter Bangsa Melalui Guru

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Guru

Citation preview

Page 1: Pendidikan Karakter Bangsa Melalui Guru

Keterpurukan citra bangsa Indonesia di dunia internasional tidak hanya merupakan gejala, tetapi sudah menjadi realita. Banyak faktor yang mempengaruhi keterpurukan citra bangsa, antara lain:

degradasi  karakter generasi muda, aplikasi  nilai-nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara masih kurang, budaya nasional semakin luntur, Pendidikan Karakter Bangsa (PKB) dalam pendidikan formal, nonformal, dan informal kurang terakomodasi dan  implementasi amanat perundang-undangan yang terkait dengan PKB kurang efektif. Semua faktor tersebut sebagai akibat kurang terinternalisasi dan aplikasi PKB dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam konteks itu, sebagian komponen masyarakat mensinyalir bahwa degradasi karakter bangsa Indonesia bermula dari pengaruh negatif era globalisasi yang dipicu oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Era tersebut telah menggeser tatanan sistem nilai yang paling mendasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di sektor ekonomi, politik, sosial, budaya, kepercayaan, agama, dan pendidikan.

Nilai-nilai yang dulu terpatri dalam kehidupan bangsa Indonesia kini semakin luntur dan memprihatinkan. Karenanya, harapan untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang damai dan sejahtera, adil dan makmur, aman dan sentosa, serta kehidupan bangsa Indonesia yang madani, perlu motivasi, usaha, komitmen serta dukungan dari berbagai komponen salah satunya dari masyarakat.

Karena itulah Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Orwil Jawa Barat bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan Nasional mengembangkan model pendidikan karakter bangsa dengan metode Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan (MHMMD). Demikian dikatakan Wakil Sekretaris ICMI Orwil Jawa Barat Aep Saepuloh.

 

Guru dan Pendidikan Karakter Bangsa

Kondisi bangsa  sejak memasuki era reformasi dan demokratisasi selain membuka berbagai peluang kemajuan  juga penuh dengan tantangan yang bisa berakibat fatal bagi perjalanan bangsa ke depan. Sukses tidaknya kita melewati tantangan zaman sangat tergantung pada keseriusan kita membangun karakter bangsa.

Dalam program Pendidikan dan Pembinaan Karakter Bangsa, guru mempunyai peran teramat penting. Hal ini disebabkan karena mereka  berperan penting dalam proses pembentukan karakter peserta didik sejak usia dini. Selain itu jumlahnya sangat banyak dan menjangkau ke seluruh desa dan kelurahan  Indonesia.

Jika  dirancang dan direncanakan  dengan sistematis serta dilaksanakan dengan sepenuh hati, kader inti Guru bisa menjadi penggerak perubahan karakter dan proses tranformasi nilai  bangsa Indonesia. Kader inti guru tingkat Nasional akan melatih kader Provinsi, Provinsi akan melatih dan mementor kader Kabupaten,  kader Kabupaten akan  melatih dan mementor guru, guru

Page 2: Pendidikan Karakter Bangsa Melalui Guru

melatih siswa lalu siswa  akan membawa pengaruh positif kepada keluarga dan masyarakat sekitarnya.

Menurut Aep Saepuloh, sasaran yang akan dicapai adalah terjadinya perubahan mindset dan karakter guru ke arah perbaikan dan peningkatan melalui rangkaian pelatihan dan pembiasaan, serta perenungan. Jika skenario ini berjalan baik, maka akan cukup signifikan terhadap perubahan karakter bangsa secara positif.

MHMMD: Suatu Model Pendidikan Karakter Bangsa

Model pendidikan karakter bangsa yang dikembangkan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) adalah Metode Pelatihan Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan (MHMMD) yang terdiri atas tiga hal: perubahan mindset dan karakter, pembiasaan, dan berbagi kisah sukses. Tiga hal inilah yang dilakukan peserta selama pelatihan.

Yang aktif adalah peserta, merekalah tokoh utama dan sentral. Ramuan metode inilah yang telah membantu peserta menemukan potensi diri, fokus, dan cara menggapai fokus mereka dalam hidup yang singkat ini.

Materi model MHMMD yang diciptakan Presidium ICMI Pusat Marwah Daud Ibrahim ini terdiri dari 12 Langkah dan 4 Etape, antara lain sebagai berikut:

 

Pada pelatihan ini, setiap peserta diajak untuk mengenal potensi diri. Pengenalan potensi diri adalah sebuah keterampilan hidup yang sangat mendasar. Hanya dengan mengenal potensi diri dalam kerangka masa lalu, masa kini, dan masa depan, seseorang dapat berpikir positif memandang dirinya, orang lain, lingkungan, dan bangsanya. Singkatnya, setiap orang harus tahu potensi besar dirinya, tahu akar hidup dan budayanya, dan menyadari multidimensi hidupnya.

Page 3: Pendidikan Karakter Bangsa Melalui Guru

Peserta diajak memiliki mindset yang baik terhadap hidupnya sebagai sebuah mata rantai tak terputus dari peradaban dunia. Bila tercapai, maka pada gilirannya setiap individu dapat menghasilkan karya terbaiknya. Keterampilan ini membantu setiap peserta mengenal diri mereka secara utuh.

Orang sukses bukan semata-mata mereka yang tahu potensi, tetapi juga adalah mereka yang memiliki visi, pandai mencari, meraih, dan menciptakan peluang. Peluang sangat erat dengan potensi. Penting bagi setiap orang untuk mengenal sebanyak mungkin kesempatan dan peluang pengembangan diri berdasarkan potensi dasarnya. Selain itu, ia pun harus jeli melihat peluang berdasarkan perspektif tempat (kewilayahan). Bumi terhampar untuk manusia dan di hamparan itulah ada peluang bagi mereka yang siap.

Selanjutnya peserta diajak untuk memiliki keterampilan dalam menetapkan tujuan, cita-cita spesifik, dan fokus (pilihan pengabdian yang akan ditekuni). Mereka diharapkan dapat memvisualisasikan cita-cita dan target spesifik secara detil dengan membuat rencana dan merealisasikannya lewat proses yang wajar. Proses menjadi sebuah keniscayaan. Tidak ada yang instant di dunia ini. Bahkan Allah SWT mengajarkan kepada kita bahwa segala sesuatu harus melewati proses.

Tahap selanjutnya adalah tahap yang sangat penting yaitu menyusun peta hidup, manajemen waktu, dan menetapkan role model. Keterampilan menyusun peta hidup akan sangat membantu untuk berpikir jangka panjang sebagai blue print atau grand design hidup. Instrumen ini mengajak Anda menempatkan masa lalu, masa kini, dan masa depan pada satu lembar kertas. Perjalanan waktu adalah sesuatu yang luar biasa cepat. Peta hidup ini akan diurai menjadi target dan aktivitas serta prioritas lima tahunan, tahunan, bulanan, mingguan, dan harian. Akhirnya, kita menyadari bahwa ada salah satu langkah menarik untuk sukses, yaitu memiliki role model atau dengan kata lai uswatun hasanah.