12
Pendidikan Antikorupsi Bagi Mahasiswa Di Polinema Sebagai Upaya Preventif Tindak Pidana Korupsi Sri Hudiarini Politeknik Negeri Malang [email protected] Abstract Corruption in Indonesia has been worrying and has had a bad impact in various fields. Efforts to eradicate corruption itself involve two parts, namely prosecution or prevention. Both of these things will bring optimal results carried out by the government and society. Likewise, in efforts to prevent corruption, the active role of students is needed by participating in building an anti-corruption culture in society. The purpose of this research is that students are expected to be able to play an active role as agents of change and activator of the anti-corruption movement in society. This research is a quantitative research using a descriptive approach, which is insightful to explain or describe an event, state, object whether people, or everything that is interrelated. And regarding the data reading technique, the authors conducted interviews, distributed questionnaires, and also through observation. Anti-corruption education for Malang State Polytechnic students has the aim of providing sufficient knowledge about corruption and its eradication as well as instilling anti-corruption values. In addition, it is also to foster an anti-corruption culture and encourage students to be able to act in efforts to prevent corruption in Indonesia. And as a method of delivery, it is pursued in various ways, including through lectures, seminars and socialization activities. Keywords: Anti-Corruption Education, Students, Polytechnic, Active Role, Preventive Efforts Abstrak Tindak Pidana Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah mengkhawatirkan dan membawa dampak buruk di berbagai bidang. Upaya dari pemberantasan korupsi itu sendiri melibatkan dua bagian yaitu penindakan maupun pencegahan. Kedua hal ini akan membawa hasil secara optimal apabila dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Demikian pula dalam upaya pencegahan korupsi, peran aktif dari mahasiswa sangat diperlukan dengan cara ikut serta membangun budaya anti korupsi di masyarakat. Tujuan dari penelitian ini diharapkan mahasiswa akan mampu berperan aktif sebagai agen perubahan dan penggerak gerakan anti korupsi di masyarakat. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode pendekatan deskriptif, yang tujuannya untuk menjelaskan atau mendiskripsikan mengenai suatu peristiwa, keadaan, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang saling terkait. Dan mengenai teknik pengumpulan data, penulis melakukan dengan cara interview, membagikan kuesioner (angket), dan juga melalui observasi. Pendidikan anti korupsi bagi mahasiswa Politeknik Negeri Malang ini mempunyai tujuan untuk memberikan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan pemberantasannya serta menanamkan nilai-nilai anti korupsi. Selain itu juga untuk menumbuhkan budaya anti korupsi dan mendorong mahasiswa agar nantinya mampu berperan aktif dalam upaya preventif pencegahan tindak pidana korupsi di Indonesia. Dan sebagai metode dalam penyampaiannya ditempuh dengan berbagai cara, diantaranya melalui perkuliahan, seminar dan kegiatan sosialisasi. Kata kunci : Pendidikan Anti Korupsi, Mahasiswa, Politeknik, Peran aktif, Upaya Preventif Pendahuluan Bangsa Indonesia merupakan bagian dari masyarakat dunia, dengan menyandang citra tingkat korupsi yang cukup tinggi. Hal ini tentu menimbulkan kerugian dan kesan

Pendidikan Antikorupsi Bagi Mahasiswa Di Polinema Sebagai

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pendidikan Antikorupsi Bagi Mahasiswa Di Polinema Sebagai

Pendidikan Antikorupsi Bagi Mahasiswa

Di Polinema Sebagai Upaya Preventif

Tindak Pidana Korupsi

Sri Hudiarini

Politeknik Negeri Malang [email protected]

Abstract

Corruption in Indonesia has been worrying and has had a bad impact in various fields. Efforts to eradicate corruption itself involve two parts, namely prosecution or prevention. Both of these things will bring optimal results carried out by the government and society. Likewise, in efforts to prevent corruption, the active role of students is needed by participating in building an anti-corruption culture in society. The purpose of this research is that students are expected to be able to play an active role as agents of change and activator of the anti-corruption movement in society. This research is a quantitative research using a descriptive approach, which is insightful to explain or describe an event, state, object whether people, or everything that is interrelated. And regarding the data reading technique, the authors conducted interviews, distributed questionnaires, and also through observation. Anti-corruption education for Malang State Polytechnic students has the aim of providing sufficient knowledge about corruption and its eradication as well as instilling anti-corruption values. In addition, it is also to foster an anti-corruption culture and encourage students to be able to act in efforts to prevent corruption in Indonesia. And as a method of delivery, it is pursued in various ways, including through lectures, seminars and socialization activities.

Keywords: Anti-Corruption Education, Students, Polytechnic, Active Role, Preventive

Efforts

Abstrak Tindak Pidana Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah mengkhawatirkan dan membawa

dampak buruk di berbagai bidang. Upaya dari pemberantasan korupsi itu sendiri melibatkan

dua bagian yaitu penindakan maupun pencegahan. Kedua hal ini akan membawa hasil

secara optimal apabila dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Demikian pula dalam

upaya pencegahan korupsi, peran aktif dari mahasiswa sangat diperlukan dengan cara ikut

serta membangun budaya anti korupsi di masyarakat. Tujuan dari penelitian ini diharapkan

mahasiswa akan mampu berperan aktif sebagai agen perubahan dan penggerak gerakan anti

korupsi di masyarakat. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dengan

menggunakan metode pendekatan deskriptif, yang tujuannya untuk menjelaskan atau

mendiskripsikan mengenai suatu peristiwa, keadaan, objek apakah orang, atau segala

sesuatu yang saling terkait. Dan mengenai teknik pengumpulan data, penulis melakukan

dengan cara interview, membagikan kuesioner (angket), dan juga melalui observasi. Pendidikan anti korupsi bagi mahasiswa Politeknik Negeri Malang ini mempunyai tujuan

untuk memberikan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan

pemberantasannya serta menanamkan nilai-nilai anti korupsi. Selain itu juga untuk

menumbuhkan budaya anti korupsi dan mendorong mahasiswa agar nantinya mampu

berperan aktif dalam upaya preventif pencegahan tindak pidana korupsi di Indonesia. Dan

sebagai metode dalam penyampaiannya ditempuh dengan berbagai cara, diantaranya

melalui perkuliahan, seminar dan kegiatan sosialisasi. Kata kunci : Pendidikan Anti Korupsi, Mahasiswa, Politeknik, Peran aktif, Upaya

Preventif

Pendahuluan

Bangsa Indonesia merupakan

bagian dari masyarakat dunia, dengan

menyandang citra tingkat korupsi yang

cukup tinggi. Hal ini tentu

menimbulkan kerugian dan kesan

Page 2: Pendidikan Antikorupsi Bagi Mahasiswa Di Polinema Sebagai

53

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020

buruk ini di saat berhadapan dengan

negara lain dan kehilangan kepercayaan

pihak lain. Ketidakpercayaan pelaku

bisnis dunia pada birokrasi

mengakibatkan investor luar negeri

berpihak ke negara-negara tetangga

yang dianggap memiliki iklim yang

lebih baik. Kondisi seperti ini bias

merugikan perekonomian dalam segala

aspeknya kehidupan. Dapat dikatakan

korupsi merupakan suatu “benalu

sosial” yang merusak struktur

pemerintahan dan menjadi penghambat

utama terhadap jalannya pemerintahan

dan pembangunan pada umumnya.

Secara praktek, korupsi hampir tidak

mungkin dapat diberantas, oleh karena

sangat sulit memberikan pembuktian-

pembuktian yang nyata dan melibatkan

banyak pihak yang terkait di dalamnya.

Pemerintah Indonesia juga telah

berusaha untuk bisa memerangi korupsi

dengan berbagai cara, salah satunya

dengan mendirikan Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

atau atau yang biasa disingkat dengan

KPK pada tahun 2002 dengan

berdasarkan Undang Undang No 30

tahun 2002. Sebagai suatu lembaga

independen yang secara khusus

menangani tindak korupsi, menjadi

upaya pencegahan dan penindakan

tindak pidana. Korupsi dipandang

sebagai kejahatan luar biasa (extra

ordinary crime) yang oleh karena itu

memerlukan upaya luar biasa pula

untuk memberantasnya.

Upaya pemberantasan korupsi

terdiri dari dua bagian besar, yaitu

pencegahan dan penindakan tidak akan

pernah berhasil optimal jika hanya

dilakukan oleh pemerintah saja tanpa

melibatkan peran serta masyarakat.

Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika

mahasiswa diharapkan dapat terlibat

aktif dalam upaya pemberantasan

korupsi di Indonesia.

Masalah pemberatasan korupsi

tidak hanya dapat dilakukan oleh aparat

penegak hukum saja, dunia pendidikan

diharapkan dapat berperan dalam

pencegahan korupsi sejak dini.

Pendidikan sebagai wadah untuk

membentuk generasi penerus bangsa

menjadi wadah yang efektif dalam

rangka pencegahan korupsi. Sebagai

generasi muda penerus bangsa,

mahasiswa harus mampu berbuat

sesuatu untuk masyarakat, bangsa dan

negaranya. Salah satu upaya jangka

panjang yang terbaik mengatasi korupsi

adalah dengan memberikan pendidikan

anti korupsi dini kepada kalangan

generasi muda sekarang khususnya

mahasiswa di Perguruan Tinggi.

Karena mahasiswa adalah generasi

penerus yang akan menggantikan

kedudukan para pejabat terdahulu.

Selain itu dapat pula dikatakan,

sebagai generasi muda sangat mudah

terpengaruh dengan lingkungan di

sekitarnya. Jadi, kita lebih mudah

mendidik dan memengaruhi generasi

muda supaya tidak melakukan tindak

pidana korupsi sebelum mereka lebih

dulu dipengaruhi oleh budaya korupsi

dari generasi pendahulunya.

Semangat yang membara

tertanam dalam diri mahasiswa, dimana

semangat tersebut mendasari perbuatan

untuk melakukan perubahan atas

keadaan yang mencerminkan nilai

ketidakadilan. Dalam sejarah kita

mencatat dengan tinta emas, mencatat

bahwa perjuangan bangsa Indonesia

tidak bisa lepas dari mahasiswa dan

dari pergerakan mahasiswa akan

muncul tokoh dan pemimpin bangsa.

Apabila kita menengok ke belakang,

sebelum masa kemerdekaan, para

mahasiswalah yang mempelopori

kebangkitan bangsa Indonesia dalam

melawan penjajahan Hindia Belanda.

Demikianlah perjuangan yang

dilakukan oleh mahasiswa dalam

Page 3: Pendidikan Antikorupsi Bagi Mahasiswa Di Polinema Sebagai

54

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020

mempertahankan idealismenya, untuk

memerangi ketidakadilan yang terjadi.

Di masa sekarang ini, mahasiswa

dihadapkan pada tantangan yang tidak

kalah besar dibandingkan dengan

kondisi masa lampau. Kondisi yang

membuat Bangsa Indonesia terpuruk,

yaitu masalah korupsi yang merebak di

seluruh bangsa ini. Mahasiswa harus

berpandangan bahwa korupsi adalah

musuh utama bangsa Indonesia dan

harus diperangi.

Keterlibatan mahasiswa dalam

upaya pemberantasan korupsi tentu

tidak pada upaya penindakan yang

merupakan kewenangan institusi

penegak hukum. Peran dari para

mahasiswa diharapkan lebih

difokuskan pada upaya pencegahan

korupsi dengan ikut membangun

budaya antikorupsi di masyarakat.

Mahasiswa setidaknya dapat berperan

sebagai agen perubahan dan motor

penggerak gerakan anti korupsi di

masyarakat. Untuk dapat berperan

aktif, mahasiswa perlu dibekali dengan

pengetahuan yang cukup tentang seluk

beluk perbuatan korupsi dan strategi

dalam pemberantasannya.

Pendidikan Antikorupsi bagi

mahasiswa mempunyai tujuan untuk

memberikan pengetahuan yang cukup

tentang permasalahan korupsi dan

pemberantasannya, mendorong

mahasiswa mampu berperan aktif

dalam upaya pencegahan korupsi,

menanamkan nilai-nilai antikorupsi

serta menumbuhkan budaya antikorupsi

di kalangan mahasiswa. Kampus

sebagai lingkungan pencetak generasi

bangsa dengan taraf yang lebih tinggi

juga sangat peduli terhadap pendidikan

anti korupsi di lingkungan mahasiswa.

Dengan pendidikan anti korupsi maka

generasi penerus bangsa akan lebih

awal memahami masalah korupsi dan

tidak melakukan kegiatan bejat ini

seperti apa yang dilakukan generasi

sebelumnya.

Permasalahan dalam penelitian

ini adalah mengenai peranan dari

pendidikan antikorupsi sehingga akan

mampu menggali kesadaran mahasiswa

sebagai upaya preventif dalam rangka

mencegah terjadinya tindak pidana

korupsi dan juga membahas bagaimana

model pembelajaran dari pendidikan

anti korupsi di lingkungan kampus

Polinema. Dan penulis membatasi

untuk mahasiswa Jurusan Akuntansi

dan Jurusan Teknik Elektro Politeknik

Negeri Malang.

Kajian Literatur

A. Pendidikan Anti Korupsi

Pendidikan anti korupsi

merupakan suatu usaha yang dilakukan

dengan sadar dan terencana untuk

mewujudkan proses belajar mengajar

yang kritis terhadap nilai-nilai anti

korupsi. Dalam proses tersebut, maka

Pendidikan Antikorupsi bukan hanya

sekedar alat untuk mentransfer

pengalihan pengetahuan (kognitif)

namun juga menekankan pada upaya

pembentukan karakter (afektif) dan

kesadaran moral dalam melakukan

perlawanan (psikomotorik) terhadap

adanya penyimpangan perilaku yang

terkait dengan perbuatan korupsi.

Korupsi atau rasuah (bahasa

Latin: corruptio dari kata kerja

corrumpere yang bermakna busuk,

rusak, menggoyahkan, memutarbalik,

menyogok) adalah tindakan pejabat

publik, baik politisi maupun pegawai

negeri, serta pihak lain yang terlibat

dalam tindakan itu yang secara tidak

wajar dan tidak legal menyalahgunakan

kepercayaan publik yang dikuasakan

kepada mereka untuk mendapatkan

keuntungan sepihak.

Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), definisi dari korupsi

adalah “penyelewengan atau

Page 4: Pendidikan Antikorupsi Bagi Mahasiswa Di Polinema Sebagai

55

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020

penggelapan uang negara atau

perusahaan, dan sebagainya untuk

keperluan pribadi”. Sedangkan dalam

Undang Undang No.31 tahun 1999 jo

Undang Undang 20 tahun 2001 dapat

diambil pengertian bahwa korupsi

adalah “Tindakan melanggar hukum

dengan maksud memperkaya diri

sendiri, orang lain, atau korporasi yang

berakibat merugikan keuangan negara

atau perekonomian Negara”.

Korupsi merupakan tindakan

yang dapat menyebabkan sebuah

negara menjadi bangkrut dengan efek

yang luar biasa seperti hancurnya

perekonomian, rusaknya sistem

pendidikan dan pelayanan kesehatan

yang tidak memadai.

Selanjutnya Baharudin Lopa

mengutip pendapat David M.

Chalmers, menguraikan istilah korupsi

dalam berbagai bidang, yang berkaitan

dengan masalah penyuapan, yang

berhubungan dengan manipulasi di

bidang ekonomi, dan yang menyangkut

bidang kepentingan umum. Hal ini

diambil dari definisi yang berbunyi

“financial manipulations and deliction

injurious to the economy are often

labeled corrupt” (Evi Hartanti: 2008).

B. Faktor - Faktor Penyebab

Tindak Pidana Korupsi

Erry Riyana Hardjapamekas

(2008) menyebutkan tingginya kasus

korupsi di negeri ini disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya (1) Kurang

keteladanan dan kepemimpinan elite

bangsa, (2) Rendahnya gaji Pegawai

Negeri Sipil, (3) Lemahnya komitmen

dan konsistensi penegakan hukum dan

peraturan perundangan, (4) Rendahnya

integritas dan profesionalisme, (5)

Mekanisme pengawasan internal di

semua lembaga perbankan, keuangan,

dan birokrasi belum mapan, (6)

Kondisi lingkungan kerja, tugas

jabatan, dan lingkungan masyarakat,

dan (7) Lemahnya keimanan, kejujuran,

rasa malu, moral dan etika.

Sedangkan Susila (dalam

Hamzah: 2004) menyebutkan tindakan

korupsi mudah timbul karena ada

kelemahan di dalam peraturan

perundang-undangan, yang mencakup

adanya peraturan perundang-undangan

yang bermuatan kepentingan pihak-

pihak tertentu, kualitas peraturan

perundang-undangan kurang memadai,

peraturan kurang disosialisasikan,

sanksi yang terlalu ringan, penerapan

sanksi yang tidak konsisten dan

pandang bulu, lemahnya bidang

evalusi dan revisi peraturan perundang-

undangan.

Apabila kita melihat pada teori

yang dikemukakan oleh Jack Bologne

atau sering disebut dengan GONE

Theory, dijelaskan bahwa faktor-faktor

yang menyebabkan terjadinya tindak

pidana korupsi meliputi :

1. Greeds (keserakahan) : berkaitan

dengan adanya perilaku serakah yang

secara potensial ada di dalam diri setiap

orang.

2. Opportunities (kesempatan) : berkaitan

dengankeadaan organisasi atau instansi

atau masyarakat yang sedemikian rupa,

sehingga terbuka kesempatan bagi

seseorang untuk melakukan

kecurangan.

3. Needs (kebutuhan) : berkaitan dengan

faktor-faktor yamg dibutuhkan oleh

individu-individu untuk menunjang

hidupnya yang wajar.

4. Exposures (pengungkapan) : berkaitan

dengan tindakan atau konsekuensi yang

dihadapi oleh pelaku kecurangan

apabila pelaku diketemukan melakukan

kecurangan.

Mengenai aspek perilaku

individu, Isa Wahyudi memberikan

gambaran, sebab-sebab seseorang

melakukan korupsi dapat berupa

dorongan dari dalam dirinya, yang

Page 5: Pendidikan Antikorupsi Bagi Mahasiswa Di Polinema Sebagai

56

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020

dapat pula dikatakan sebagai keinginan,

niat, atau kesadaran untuk melakukan.

Lebih jauh disebutkan sebab-sebab

manusia terdorong untuk melakukan

korupsi antara lain : (a) sifat tamak

manusia, (b) moral yang kurang kuat

menghadapi godaan, (c) gaya hidup

konsumtif, (d) tidak mau (malas)

bekerja keras (Isa Wahyudi : 2007).

C. Strategi Dan Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi Upaya yang paling tepat untuk

memberantas korupsi adalah dengan

memberikan pidana atau menghukum

seberat-beratnya pelaku korupsi.

Dengan demikian bidang hukum

khususnya hukum pidana akan

dianggap sebagai jawaban yang paling

tepat untuk memberantas korupsi.

Kebijakan penanggulangan

kejahatan atau yang biasa dikenal

dengan istilah politik kriminal atau

criminal policy oleh G. Peter

Hoefnagels dibedakan menjadi

kebijakan penerapan hukum pidana

(criminal law application), kebijakan

pencegahan tanpa hukum pidana

(prevention without punishment),

kebijakan untuk mempengaruhi

pandangan masyarakat mengenai

kejahatan dan pemidanaan lewat mass

media (influencing views of society on

crime and punishment /mass media)

(Nawawi Arief : 2008)

D. Peranan Dan Keterlibatan

Mahasiswa

Seperti kita ketahui dalam

perjalanan sejarah bangsa, tercatat

bahwa mahasiswa mempunyai peranan

yang sangat penting dimulai dari tahun

1908 sebagai Kebangkitan Nasional,

Sumpah Pemuda tahun 1928,

Proklamasi Kemerdekaan NKRI tahun

1945, lahirnya Orde Baru tahun 1996,

dan Reformasi tahun 1998. Merekalah

yang menjadi motor penggerak dari

peristiwa peristiwa tersebut dengan

berbagai gagasan, semangat jiwa muda

dan idealisme yang mereka miliki.

Dengan kemampuan intelektual

yang tinggi, jiwa muda yang penuh

semangat, dan idealisme yang murni

telah terbukti bahwa mahasiswa selalu

mengambil peran penting dalam sejarah

perjalanan bangsa ini. Dalam beberapa

peristiwa besar perjalanan bangsa ini

telah terbukti bahwa mahasiswa

berperan sangat penting sebagai agen

perubahan (agent of change). Dalam

konteks gerakan anti-korupsi

mahasiswa juga diharapkan dapat

tampil di depan menjadi motor

penggerak. Mahasiswa didukung oleh

kompetensi dasar yang mereka miliki,

yaitu: intelegensia, kemampuan

berpikir kritis, dan keberanian untuk

menyatakan kebenaran.

Peranan pemuda dalam usaha

pemberantasan korupsi di Indonesia

sangatlah penting, oleh karena itu,

pemuda harus mulai mengambil peran

dalam setiap usaha pembangunan

bangsa dan Negara, khususnya usaha

pemberantasan korupsi untuk

menciptakan Indonesia yang bersih dan

adil. makmur serta sejahtera.

Pendidikan merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari usaha

pemeberantasan korupsi di Indonesia,

karena hanya dengan pendidikan

penanaman karakter anti karupsi

kepada masyarakat khususnya pemuda

dapat ditanamkan. Di sinilah kaum

muda dapat mengambil peranan dalam

pemberantasan korupsi, mereka harus

menuntut ilmu dengan giat kemudian

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-

hari.

Penerapan terhadap hasil

pendidikannya dapat dilakukan sejak

dini, misalnya dengan melakukan aksi-

aksi sosial, baik dalam bentuk kerja

bakti terhadap masyarakat atau dengan

aksi demonstrasi untuk menyuarakan

Page 6: Pendidikan Antikorupsi Bagi Mahasiswa Di Polinema Sebagai

57

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020

aspirasinya kepada pemerintah. Dengan

begitu maka pemuda dapat membawa

perubahan terhadap bangsa dan Negara,

karena di situlah kekuatan pemuda

berada, oleh karena itu tidak ayal jika

mengakatakan bahwa pemuda

merupakan the agent of change.

Pendidikan budi pekerti adalah salah

satu pendidikan penting untuk bekal

hidup setiap orang.

Untuk keterlibatan mahasiswa

dalam gerakan anti-korupsi di

lingkungan kampus dapat kita bedakan

menjadi dua, yaitu terkait individu

mahasiswa sendiri ataupun komunitas

mahasiswa. Untuk konteks individu,

seorang mahasiswa diharapkan dapat

mencegah agar dirinya sendiri tidak

berperilaku koruptif dan tidak korupsi.

Sedangkan untuk konteks komunitas,

seorang mahasiswa diharapkan dapat

mencegah agar rekan-rekannya sesama

mahasiswa dan organisasi

kemahasiswaan di kampus tidak

berperilaku koruptif dan tidak korupsi.

Agar seorang mahasiswa dapat

berperan dengan baik dalam gerakan

anti-korupsi maka pertama-pertama

mahasiswa tersebut harus berperilaku

anti-koruptif dan tidak korupsi dalam

berbagai tingkatan. Dengan demikian

mahasiswa tersebut harus mempunyai

nilai-nilai anti-korupsi dan memahami

korupsi dan prinsip-prinsip anti-

korupsi. Kedua hal ini dapat diperoleh

dari mengikuti kegiatan sosialisasi,

kampanye, seminar dan kuliah

pendidikan anti korupsi. Nilai-nilai dan

pengetahuan yang diperoleh tersebut

harus diimplementasikan dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain

seorang mahasiswa dituntut harus

mampu untuk mendemonstrasikan

bahwa dirinya memang bersih dan jauh

dari perilaku korupsi.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif, maksudnya adalah suatu

proses menemukan pengetahuan yang

menggunakan data berupa angka sebagai

alat untuk menganalisis keterangan

mengenai apa yang ingin diketahui.

(Kasiram (2008: 149) dalam bukunya

Metodologi Penelitian Kualitatif dan

Kuantitatif).

Penelitian kuantitatif adalah

definisi, pengukuran data kuantitatif dan

statistik objektif melalui perhitungan

ilmiah berasal dari sampel orang-orang

atau penduduk yang diminta menjawab

atas sejumlah pertanyaan tentang survei

untuk menentukan persentase tanggapan

mereka.

Selain hal tersebut diatas, penelitian

kuantitatif ini mempunyai tujuan untuk

menyusun ilmu nomotetik yaitu ilmu yang

berupaya membuat hukum - hukum dari

generalisasinya. Sedangkan subjek yang

diteliti, data yang dikumpulkan, dan

sumber data yang dibutuhkan, serta alat

pengumpul data yang dipakai sesuai

dengan apa yang telah direncanakan

sebelumnya. Pengumpulan data dilakukan

melalui pengukuran dengan menggunakan

alat yang objektif dan baku. Melibatkan

penghitungan angka atau kuantifikasi

data. Analisis data dilakukan setelah

semua data terkumpul.

Karena obyek dari penelitian ini

adalah mahasiswa maka pemilihan

metode yang akan diterapkan adalah

dengan menggunakan metode pendekatan

deskriptif.. Menurut Punaji (2010) yang

dimaksud dengan penelitian deskriptif

adalah penelitian yang tujuannya untuk

menjelaskan ataupun juga

mendeskripsikan mengenai suatu

peristiwa, keadaan, objek apakah orang,

atau segala sesuatu yang terkait dengan

variabel-variebel yang bisa dijelaskan

baik menggunakan angka - angka maupun

bisa juga dengan memakai kata-kata.

Sedangkan menurut Hidayah Syah,

Penelitian deskriptif adalah suatu metode

Page 7: Pendidikan Antikorupsi Bagi Mahasiswa Di Polinema Sebagai

58

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020

penelitian yang digunakan untuk

menemukan pengetahuan terhadap obyek

penelitian pada suatu masa tertentu.

Sumber data yang digunakan adalah data

primer yang berasal dari objek yang

diteliti yaitu mahasiswa dan dara

sekunder yang berupa data presensi

mahasiswa. Materi dan berbagi teori yang

mendukung penelitian.

Selanjutnya jika dilihat dari teknik

pengumpulan data, maka penulis

melakukan dengan cara :

1. Interview (Wawancara), menjadi

teknik pengumpulan data saat

peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan guna menemukan

permasalahan yang harus diteliti,

dan jika peneliti ingin mengetahui

hal-hal dari responden dengan

sangat mendalam dan jumlah

respondennya sedikit / kecil.

Wawancara terstruktur, dipakai

sebagai teknik pengumpulan data,

jika peneliti atau pengumpul data

sudah mengetahui dengan pasti

informasi yang akan didapatkan.

Oleh sebab itu di dalam

melakukan wawancara,

pengumpul data harus sudah

menyiapkan instrumen penelitian

yang berupa pertanyaan tertulis

yang alternatif jawabannya pun

telah disiapkan. Dengan

wawancara terstruktur ini,

responden diberi pertanyaan yang

sama, dan pengumpul data harus

mencatatnya. Sedang wawancara

tidak terstruktur merupakan

wawancara yang bebas dan

peneliti tidak memakai pedoman

wawancara yang tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya.

2. Kuesioner adalah alat teknik

pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi pertanyaan

atau pernyataan tertulis pada

responden untuk dijawabnya.

Kuesioner adalah teknik

pengumpulan data yang amat

efisien jika peneliti tahu pasti

variabel yang diukur dan tahu apa

yang diharapkan dari responden.

3. Metode analisis data merupakan

tahapan proses penelitian dimana

data yang sudah dikumpulkan di-

manage untuk diolah dalam rangka

menjawab pengukuran suatu

fenomena dalam bentuk angka

angka.

Hasil dan Pembahasan Agus Wibowo menyatakan bahwa

yang dimaksud dengan pendidikan

antikorupsi adalah setiap usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan proses dan

belajar mengajar yang kritis terhadap

nilai-nilai anti korupsi. Dalam proses

tersebut, maka pendidikan antikorupsi

bukan sekedar media bagi transfer

pengalihan pengetahuan (kognitif), namun

juga menekankan pada upaya

pembentukan karakter (afektif), dan

kesadaran moral dalam melakukan

perlawanan (psikomotorik), terhadap

penyimpangan perilaku korupsi. Wibowo

(2013:38)

Dapat kita ambil kesimpulan bahwa

pendidikan antikorupsi adalah usaha sadar

untuk memberikan pemahaman dan

pencegahan terjadinya perbuatan korupsi

yang dilakukan melalui pendidikan secara

formal maupun juga nonformal. Tujuan

utama pendidikan antikorupsi adalah

perubahan sikap dan perilaku terhadap

tindakan koruptif, membentuk kesadaran

akan bahaya korupsi dan kemudian

mempunyai rasa untuk bisa bangkit

melawannya.

Pendidikan anti korupsi juga

berguna mempromosikan nilai-nilai

kejujuran dan tidak mudah menyerah

demi kebaikan. Seyogianya, pendidikan

antikorupsi dikelola sebagai sebuah

dialog, hingga tumbuh kesadaran kolektif

tiap warga akan pentingnya

Page 8: Pendidikan Antikorupsi Bagi Mahasiswa Di Polinema Sebagai

59

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020

pemberantasan dan pencegahan korupsi.

Kebijakan memasukkan pendidikan anti

korupsi di slembaga pendidikan adalah

sebuah bentuk kesadaran baru berani

membentuk sikap anti korupsi sejak dini.

Maka arah dari semua langkah itu

adalah membangun kultur perlawanan

terhadap budaya korupsi yang dimulai

dari pendidikan keluarga, dengan sifat

menciptakan efek jera, menebarkan

budaya malu, menciptakan budaya

kejujuran, budaya tanggung jawab dan

berupaya untuk mencegah agar para calon

pelaku korupsi takut untuk berbuat serupa.

Maka sosok manusia yang

mengembangkan berbagai kecerdasan

tersebut, diharapkan siap menghadapi dan

memberantas perbuatan korupsi atau

bersikap anti korupsi.

Untuk menggali data-data dari

responden, penulis menyusun beberapa

pertanyaan dalam penelitian ini, dengan

cara mengajukan beberapa pertanyaan

agar bisa menjawab berbagai

permasalahan yang terkait dengan

rumusan masalah, yang ditujukan baik ke

mahasiswa maupun para dosen pengajar

yang terkait di dalamnya.

Penulis mengambil beberapa

penjelasan dari responden secara bebas

agar responden bisa mengungkapkan

persoalan individu yang dirasakan oleh

responden secara langsung sehingga tidak

terbelenggu oleh batasan pertanyaan dari

penulis.

Penelitian ini menampilkan responden

yang berada di wilayah kerja, dengan cara

mengisi link yang disebar untuk

mahasiswa.

1. Persyaratan utama untuk

memperoleh data yang akurat adalah

bahwa responden harus mengisi

jawaban secara jujur.

2. Sebagai penguat motivasi kepada

responden agar mereka bisa mengisi

kuisioner dengan sejujur-jujurnya

maka penulis memberikan pengantar

sebelum pengisian kuisioner, agar

responden menjawab dengan jujur

dan sesuai dengan hati nuraninya.

3. Tidak boleh ada sanksi apapun

terhadap responden. Pendataan ini

bersifat langsung jadi tidak boleh

ada pengondisian tertentu.

4. Responden tidak perlu

mencantumkan nama, diharapkan

agar mereka dapat bebas

menyampaikan aspirasinya.

Penelitian ini memerlukan data-data

riil yang diambil secara langsung dari

responden yaitu mahasiswa Politeknik

Negeri Malang jurusan Teknik

Elektronika maupun jurusan Akuntansi.

Dari hasil penyebaran kuesioner

yang sudah dilakukan diperoleh jumlah

responden yang mengisi sebanyak 200

mahasiswa. Dan untuk data yang

diperoleh dari responden tersebut

disajikan dalam bentuk diagram, maka

akan diperoleh hasil sebagai berikut :

Dari data diatas, dapat kita lihat

prosentase pendapat mahasiswa tentang

pentingnya materi Pendidikan anti korupsi

yang diajarkan di Politeknik Negeri

Malang sebesar 100% responden

menyatakan setuju atau penting. Upaya yang bisa dilakukan

sebagai wujud kepedulian diantaranya

adalah dengan menciptakan suasana

kampus sebagai rumah kedua. Hal ini

dimaksudkan agar kampus menjadi

tempat untuk mahasiswa berkarya, baik

kurikuler maupun ekstra-kurikuler tanpa

Page 9: Pendidikan Antikorupsi Bagi Mahasiswa Di Polinema Sebagai

60

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020

adanya batasan ruang gerak. Selain itu

yang dapat dilakukan juga adalah

memberikan kesempatan bagi mahasiswa

untuk menggalang dana guna

memberikan bantuan biaya pendidikan

bagi mahasiswa yang membutuhkan.

Dengan adanya aksi tersebut maka

interaksi mahasiswa satu dengan yang

lain akan semakin erat. Tindakan lainnya

adalah dengan memperluas akses

mahasiswa kepada dosen di luar jam

kuliah melalui pemanfaatan internet dan

juga meningkatkan peran dosen sebagai

fasilitator, dinamisator, dan motivator.

Membiasakan gaya hidup

sederhana, tidak boros, menganut pola

hidup sesuai dengan kemampuannya

merupakan hal yang sangat penting

dilakukan bagi mahasiswa. Dalam

menerapkan prinsip tersebut, mahasiswa

dibina untuk memproritaskan kebutuhan

atas keinginannya. Mengembangkan

sikap keberanian demi mempertahankan

pendiriannya dan keyakinannya,

mahasiswa harus mempertimbangkan

berbagai masalah dengan sebaik-

baiknya.

Dapat kita cermati, mengenai

beberapa alasan dari pembelajaran materi

Pendidikan anti korupsi menurut

responden adalah :

- Sebagai bekal atau modal ketika

mahasiswa nantinya hidup di

lingkungan masyarakat sejumlah

48,5%

- Harapan agar mahasiswa mampu

mengkritisi segala kebijakan

terkait tindak pidana korupsi yang

terjadi di negara kita sejumlah

20,5 %

- Kunci tindakan preventif bagi

mahasiswa sebesar 31%

Peranan penting dari mahasiswa

tidak dapat dilepaskan dari karakteristik

yang mereka miliki, yaitu dengan sifat

idealisme yang cukup tinggi dan juga

jiwa intelektualitas. Dengan idealisme,

kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa

muda yang penuh semangat telah

membuktikan bahwa mahasiswa selalu

mengambil peran penting dalam sejarah

perjalanan bangsa ini. Dalam beberapa

peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah

terbukti bahwa mahasiswa berperan

sangat penting sebagai agen perubahan

(agent of change).

Dampak mengikuti pendidikan

antikorupsi yaitu perubahan karakter.

Perubahan karakter disini yaitu perubahan

karakter yang lebih baik. Yang

sebelumnya biasa melakukan tindakan-

tindakan korupsi menjadi meninggalkan

tindakan-tindakan tersebut. Sehingga saat

terjun didunia kerja orang tersebut tidak

melukan tindak pidana korupsi.

Dalam konteks gerakan anti-

korupsi mahasiswa juga diharapkan dapat

tampil di depan menjadi motor penggerak.

Mahasiswa didukung oleh kompetensi

dasar yang mereka miliki, yaitu:

intelegensia, kemampuan berpikir kritis,

dan keberanian untuk menyatakan

kebenaran. Keterlibatan mahasiswa dalam

gerakan anti-korupsi di lingkungan

kampus dapat dibagi ke dalam dua

wilayah, yaitu: untuk individu

mahasiswanya sendiri, dan untuk

komunitas mahasiswa. Untuk konteks

individu, seorang mahasiswa diharapkan

dapat mencegah agar dirinya sendiri tidak

berperilaku koruptif dan tidak korupsi.

Sedangkan untuk konteks

komunitas, seorang mahasiswa

diharapkan dapat mencegah agar rekan-

rekannya sesama mahasiswa dan

organisasi kemahasiswaan di kampus

Page 10: Pendidikan Antikorupsi Bagi Mahasiswa Di Polinema Sebagai

61

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020

tidak berperilaku koruptif dan tidak

korupsi.

Dengan demikian mahasiswa

tersebut harus mempunyai nilai-nilai anti-

korupsi dan memahami korupsi dan

prinsip-prinsip anti-korupsi. Kegiatan

sosialisasi, kampanye, seminar, pelatihan,

kaderisasi, dan lain-lain dapat dilakukan

untuk menumbuhkan budaya anti korupsi.

Misalnya dengan mengkampanyekan

kepada mahasiswa untuk menghadapi

ujian bersih atau anti mencontek. Hal ini

dapat dilakukan untuk menumbuhkan

antara lain nilai-nilai kerja keras,

kejujuran, tanggung jawab, dan

kemandirian. Keberadaan dari kantin

kejujuran merupakan contoh lain yang

dapat dilakukan untuk menumbuhkan

nilai-nilai tanggung jawab dan juga

kejujuran.

Dari hasil survey, dapat kita lihat

prosentase dari pendapat mahasiswa

mengenai pentingnya materi pendidikan

antikorupsi yang menjadi mata kuliah

yang berdiri sendiri dan tidak menjadi

bagian dari mata kuliah Pendidikan

Pancasila ataupun Kewarganegaraan

adalah :

- tidak perlu menjadi mata kuliah mandiri

sebanyak sebesar 72,5 %,

- perlu menjadi mata kuliah yang berdiri

sendiri sebesar 27,5 %

Dengan hasil survey diatas, maka dapat

kita lihat bahwa mahasiswa Politeknik Negeri

Malang yang meyatakan setuju untuk

pembelajaran mata kuliah Antikorupsi sebagai

mata kuliah yang berdiri sendiri sebanyak 27,5

persen saja.

Pendidikan Antikorupsi

dimaksudkan supaya setelah mengikuti

pendidikan antikorupsi orang tersebut

bisa lebih kritis terhadap korupsi.

Dampak dari mahasiswa yang telah

mengikuti pendidikan antikorupsi antara

lain mengetahui bahaya dari tindak

pidana korupsi. Bahaya tindak pidana

korupsi antara lain dalam bidang ekonomi

korupsi merusak perkembangan ekonomi

suatu negara. Jika suatu aktivitas ekonomi

dijalankan dengan unsur-unsur korupsi,

maka pertumbuhan ekonomi yang

diharapkan tidak akan tercapai.

Menimbulkan efek pada kurangnya

investasi dan kepercayaan. Hal ini

dikarenakan para investor menjadi ragu

dan takut untuk mempercayakan

modalnya untuk dikelola di daerah yang

korup.

Pendidikan antikorupsi memang

bukan mata kuliah yang berdiri sendiri di

lingkungan kampus Polinema, akan tetapi

termasuk dalam bagian pembahasan mata

kuliah Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan. Mengenai metode

pembelajaran yang dapat diterapkan

dalam pendidikan anti korupsi di

lingkungan kampus Polinema, antara lain

dengan :

1. In class discussion, yaitu diskusi di

dalam kelas. Dosen menyampaikan

dan mendiskusikan konsep konsep

terkait korupsi dan anti korupsi.

Dengan tujuan untuk menumbuhkan

kepekaan dan membangun kerangka

berpikir mahasiswa.

2. Case study merupakan suatu studi

kasus yang membahas mengenai

kasus-kasus terkait dengan topik

hangat yang terjadi seperti kasus

korupsi yang sedang marak

berkembang, beberapa faktor yang

Page 11: Pendidikan Antikorupsi Bagi Mahasiswa Di Polinema Sebagai

62

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020

menjadi penyebab korupsi dan

dampaknya serta gerakan

pemberantasan korupsi yang

dilakukan oleh masyarakat ataupun

pemerintah.

3. Thematic exploration, yang mana

mahasiswa dibentuk menjadi satu

kelompok untuk melakukan

observasi terhadap suatu kasus

terkait tindak pidana korupsi atau

perilaku koruptif dari berbagai

ragam perspektif misalnya dari

social, budaya, ekonomi dan

hukum.

4. Film discussion, menggunakan

media film sebagai pembelajaran

melalui audio visual yang

ditampilkan di saat pembelajaran

berlangsung

5. General lecture, dengan cara

mengundang atau menghadirkan

seorang pembicara tamu untuk

berbagi pengalaman.

Simpulan Dan Saran

Dari hasil penelitian yang sudah

penulis lakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa pendidikan antikorupsi yang

merupakan bagian dari mata kuliah

Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan diharapkan akan

mampu menggali kesadaran mahasiswa

sebagai upaya preventif dalam rangka

mencegah terjadinya tindak pidana

korupsi. Dengan harapan setelah

mahasiswa lulus nanti dan terjun langsung

dalam masyarakat akan bisa memberikan

teladan yang baik dengan bekal ilmu yang

telah dimilikinya sejak di bangku

perkuliahan. Sedang untuk model

pembelajarannya di lingkungan kampus

Polinema digunakan beberapa metode

yaitu dengan In class discussion, Case

study, Thematic exploration, Film

discussion, General lecture.

Pendidikan antikorupsi yang

dilakukan di Lembaga Pendidikan

merupakan langkah awal untuk

mencegah terjadinya korupsi di masa

yang akan datang. Mahasiswa sebagai

generasi muda penerus bangsa bisa

lebih mengerti apa bahaya dari korupsi

sehingga tidak melakukan korupsi.

Untuk itu materi pendidikan antikorupsi

perlu di tingkatkan statusnya dari

bagian mata kuliah umum menjadi mata

kuliah yang berdiri sendiri dan wajib

untuk diikuti oleh setiap mahasiswa

Politeknik Negeri Malang. Selain itu,

diperlukan juga contoh dan teladan dari

para pendidik untuk benar benar

menerapkan budaya anti korupsi.

Daftar Rujukan

Agus Wibowo. 2013. Pendidikan

Antikorupsi di Sekolah Strategi

Internalisasi Pendidikan Antikorupsi

di Sekolah. Yogjakarta: Pustaka

Pelajar.

Darmawan, Deni. 2013. Metode

Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Hartanti, Evi (2008) Tindak Pidana

Korupsi, Jakarta : Sinar Grafika

Hudiarini, Sri. dkk, 2018, Pendidikan

Pancasila, Aditya Media, Yogyakarta

Jack Bologna, Tommie Singleton.

(2006), Fraud Auditing And

Forensic Accounting New Jersey :

John Wiliey & Sons Ink

Kasiram, Mohammad. 2008. Metode

Penelitian Kuantitatif-Kualitatif.

Malang:UIN Malang Press.

Punaji, Setyosari. 2010. Metode

Penelitian Pendidikan dan

Pengembangan. Jakarta Kencan

Page 12: Pendidikan Antikorupsi Bagi Mahasiswa Di Polinema Sebagai

63

Seminar Nasional Gabungan Bidang Sosial - Polinema 2020

Sugiyono, 2013, Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

Bandung: Alfabeta

Jurnal

Arfan Faiz Muhlizi, 2014, Revolusi

Mental Untuk Membentuk Budaya

Hukum Anti Korupsi, Rechtsvinding

Astika Nurul Hidayah, 2018, Analisis

Aspek Hukum Tindak Pidana

Korupsi Dalam Rangka Pendidikan

Anti Korupsi, Kosmik Hukum

Ahmad Fikri Hadin dan Reja Fahlevi,

2016, Desain Bahan Ajar

Pendidikan Kewarganegaraan

Berbasis Pendidikan Anti Korupsi

Di Perguruan Tinggi, Moral

Kemasyarakatan, hal 162 sd 172

Asep Syarifuddin Hidayat, 2019,

Pendidikan Kampus Sebagai Media

Penanaman Nilai-nilai Antikorupsi

Bagi Mahasiswa, Sosial Dan Budaya

Syar’I, hal 43 sd 54

N.S. Junaedi, Ita Susanti, Sumiyati, Model

Pembelajaran Pendidikan Anti

Korupsi Di Lingk Politeknik Negeri

Bandung

,file:///C:/Users/hp/Downloads/844-

Article%20Text-1649-1-

1020170928%20(3).pdf, diakses 10

agustus 2020

Natal Kristiono, 2018, Penanaman Nilai

AntiKorupsi Bagi Mahasiswa FIS

UNES Melalui Mata Kuliah

Pendidikan Anti Korupsi, Refleksi

Edukatika, hal 40 sd 45.

Ita Suryani, 2015, Penanaman Nilai Nilai

Anti Korupsi Di Lembaga

Pendidikan Perguruan Tinggi

Sebagai Pencegahan Preventif, Visi

Komunikasi, hal 285 sd 301

Putra Perdana Saifullah, 2017, Peran

Perguruan Tinggi Dalam

Menumbuhkan Budaya Anti

Korupsi, Hukum Dan Pembangunan.

Sutrisno, 2017, Implementasi pendidikan

antikorupsi pada mata pelajaran

PPKn berbasis project citizen di

Sekolah Menengah Atas, Civic

http://id.portalgaruda.org/article.php

?article=435720&val=9230, diakses

11 agustus 2020

https://docplayer.info/41377609-Asriana-

issa-sofia-haris-herdiansyah.html,

diakses 11 agustus 2020