81
PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK REMAJA Skripsi Diajukan kepada Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana PAI (S.Pd.I) Disusun oleh: MARIAH 106011000117 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBENTUKAN

AKHLAK REMAJA Skripsi

Diajukan kepada Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar sarjana PAI (S.Pd.I)

Disusun oleh:

MARIAH

106011000117

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 2: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

i

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Mariah

NIM : 106011000117

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini Saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata 1 (S1) di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli atau merupakan

jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

berdasarkan undang-undang yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Jakarta, 9 November 2010

Penulis

Mariah

Page 3: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

vi

ABSTRAK

Mariah 106011000117 Pendidikan Agama pada Majelis Ta’lim IKRAMI dan Pengaruhnya terhadap Pembentukan Akhlak Remaja. Akhlak merupakan hal utama yang menjadi tujuan pendidikan islam. Isu-isu tentang kemerosotan akhlak selalu menarik menjadi perbincangan baik di kalangan para ahli maupun masyarakat umum. Semakin canggihnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta semakin mudahnya untuk mengaksesnya menyebabkan semakin mudahnya segala hal yang kita butuhkan di dunia ini. Akan tetapi selain dampak positif tersebut, dewasa ini dampak negatif dari kemajuan teknologi pun mulai merusak kehidupan masyarakat. Dampak negatif ini sangat jelas terlihat pada kehidupan remaja dan perlu adanya solusi untuk mencegah agar generasi penerus bangsa tidak tercemari dengan hal-hal negatif dari perkembangan zaman ini.

Salah satu solusi tesebut adalah meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan agama baik di keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pada masyarakat atau lingkungan banyak sekali hal yang bisa membantu agar para remaja mampu membentengi diri mereka dari hal-hal negatif salah satunya adalah dengan adanya Majelis Ta’lim Remaja. Majelis Ta’lim ini dikelola dan dikembangkan oleh remaja yang manfaatnya dirisakan oleh remaja itu sendiri.

Salah satunya adalah Majelis Ta’lim Remaja yang berada di wilayah kedaung-Pamulang tepatnya di Jl. Aria Putra RT 07/ RW 10. Majelis Ta’lim ini telah berdiri sejak tahun 1994 yang telah banyak memberikan kontribusi pada para jama’ahnya melalui pendidikan agama yang diselenggarakannya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana pendidikan agama yang diselenggarakan Majelis Ta’lim Remaja Al Ikhwaniyah atau IKRAMI berkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para remaja di wilayah sekitar Masjid Al-Ikhwaniyah. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang dan sampel diambil dari jumlah populasi yang ada. Dalam penelitian ini menggunakan rumus prosentase dan untuk melihat tingkat pengaruhnya digunakan rumus product moment dari carl pearson.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis maka tingkat pengaruh pendidikan agama terhadap pembentukan akhlak remaja berada pada level sedang dengan indeks korelasi 0,44 yang menunjukan ada pengruh positif yang signifikan antara pendidikan agama pada Majelis Ta’lim IKRAMI dengan pembentukan akhlak remaja yang menjadi anggota jama’ahnya. Dan untuk nilai koefisien determinasinya yakni 19,36% yang berarti sebanyak 19,36% pembentukan akhlak remaja dipengaruhi oleh pendidikan agama yang diselenggarakan Majelis Ta’lim Remaja IKRAMI dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

Page 4: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

iii

KATA PENGANTAR Bismillahirohmanirahim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan

rahmat dan hidayahNya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi

Muhammad saw, kepada keluarga dan para sahabatnya, serta kepada seluruh muslimin

dan muslimat.

Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin, senantiasa penulis panjatkan kepada-Nya. Karena

atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian skripsi ini

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dirinya adalah makhluk sosial yang tidak

mungkin dapat hidup mandiri. Begitu pula dengan proses pelaksanaan penyusunan

laporan Penelitian skripsi ini, penulis membutuhkan bimbingan, bantuan, dukungan, dan

do’a dari berbagai pihak. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penilitian

skripsi ini dengan baik. Sebagai ungkapan rasa hormat yang teramat sangat, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bpk. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bpk. Bahrissalim, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bpk. Drs. Sapiuddin Shidiq. MA, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Dr. Eri Rossatria, M.Ag, Dosen Pembimbing Akademik. Terimakasih Ibu

atas segala nasehat-nasehat yang engkau berikan. Biarlah Allah swt. yang akan

membalas segala jasamu

5. Ibu Dr. Hj. Siti Salmiah, MA, Dosen pembimbing Skripsi. Berkat jasa Beliau,

penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan penelitian skripsi ini dengan

baik, yang senantiasa mencurahkan dan memberikan waktu dan tenaganya

dalam rangka membimbing penulis menjadi pendidik yang professional.

Page 5: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

iv

6. Ayah Bundaku tercinta, Bapak Endom dan Ibu Enur yang senantiasa

memberikan kasih sayang serta dukungan moril dan materil. Juga tak henti-

hentinya memanjatkan do’a kepada Allah swt untuk penulis, agar senantiasa

mendapatkan ridho-Nya di setiap langkah perjuangan ini dalam menempuh

perjalanan yang berliku untuk menggapai kesuksesan.

7. Seluruh Keluarga Besar Majelis Ta’lim Remaja IKRAMI Kedaung-Pamulang,

khususnya Teh Euis, terimakasih atas segala bantuan dan do’anya. Mudah-

Mudahan Allah swt. membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada

Penulis.

8. Kakak-kakak dan adik penulis, A_ndin-Teh Nur, A_Budi-Tante Hera, A_Iwan-

Teh Indah, Om Mama. Keponakan tercinta yang selalu mengganggu saat

penulis menyelesaikan skripsi ini Deni, Rafli, Ramli, Raihan dan Fahri

Terimakasih atas segala dukungan dan kritiknya selama ini. Deni, Rafli, Ramli,

Raihan dan Fahri, mudah-mudahan kalian menjadi anak-anak yang cerdas yang

selalu bersyukur dalam hidup kalian.

9. Mas Oby, Terimakasih atas pinjaman komputer dan printernya, serta

motivasinya untuk menyelesaikan skripsi ini. Mudah-mudahkan Allah swt

memudahkan apa yang kita harapkan dan selalu bersyukur akan apa yang kita

punya saat ini.

10. Kawan-kawan seperjuangan Pendidikan PAI angkatan 2006 khususnya kelas C

dan kakak-kakak kelas yang pernah merasa meminjamkan buku kepada penulis.

Terimakasih semua.

11. Idha afandi, El-bhe, Uni, Idhaso, Ikenk, Lily, kebersamaan kita mungkin akan

terhenti tapi tidak untuk cinta dan kasih sayang yang selalu kalian berikan.

Mudah-mudahan kebersamaan kita selama ini membuat penulis selalu

bersyukur akan segala takdir yang Allah swt. berikan.

12. Kawan-kawan DE-TE, khususnya Mba Lil, Alung dan semua pihak yang telah

membantu penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung

turut memberikan do’a dan dukungan selama proses penyusunan skripsi ini.

Page 6: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

v

Penulis panjatkan do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT, semoga jasa yang telah

mereka berikan menjadi amal shaleh dan mendapatkan balasan yang jauh lebih baik

dari-Nya. Amin.

Akhirul kalam, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala

kekurangan yang terdapat dalam laporan penelitian skripsi ini, dan dengan kerendahan

hati penulis menerima kritik dan saran yang konstruktif. Besar harapan penulis, semoga

laporan penelitian skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak

Jakarta, 11 November 2010

Penulis

Page 7: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN……………………….……………….………. i

LEMBAR PENGESAHAN ………………………….……………..……... ii

KATA PENGANTAR …………….………………………………..……....iii

ABSTRAK ...…………………………………………………….…..……....vi

DAFTAR ISI …………………………………………………..….……….. vii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………….. 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................ …. 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................. …. 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ .... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS

A. KAJIAN TEORITIS

1. Pendidikan Agama ................................................................ 8

a. Pengertian Pendidikan Agama ........................................ 8

b. Tujuan Pendidikan Agama .............................................. 10

c. Fungsi Pendidikan Agama .............................................. 11

2. Majelis Ta’lim Remaja .......................................................... 12

a. Pengertian Majelis Ta’lim Remaja .................................. 12

b. Tujuan Majelis Ta’lim Remaja ........................................ 14

c. Fungsi Majelis Ta’lim Remaja ......................................... 15

3. Pembentukan Akhlak ………………………………………. 16

a. Pengertian Akhlak ……………………………………… 16

b. Macam-macam Akhlak ………………………………… 17

Page 8: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

viii

d. Proses Pembentukan Akhlak …………………………… 18

4. Remaja …………………………………………………....... 22

a. Pengertian Remaja ........................................................... 22

b. Pembagian Masa Remaja .................................................. 23

B. Kerangka Berpikir………………………………………….…... 24

C. Hipotesis………………………………………………….…….. 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian ……………………………………….…… 26

B. Waktu dan Tempat Penelitian …………………………….…... 26

C. Populasi dan Sampel …………………………………............... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 27

E. Teknik Analisis dan Pengolahan Data …………………………. 28

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL

ANALISIS

A. Gambaran Umum Lokasi penelitian ...........................................32

1. Sejarah singkat ......................................................................32

2. Keadaan tenaga pengajar dan jama’ah IKRAMI ................ 33

B. Deskripsi Data ............................................................................. 33

C. Analisa dan Interpretasi Data ……………………………….…. 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................... .... 58

B. Saran .................................................................................. .... 59

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... .... 60

LAMPIRAN

Page 9: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

ix

DAFTAR TABEL Tabel. 1: Indeks korelasi product moment

Tabel. 2: Kisi-kisi Instrument Penelitian

Tabel. 3: Mengikuti pengajian di Majelis ta’lim IKRAMI

Tabel. 4: Senang mengikuti pengajian di Majelis Ta’lim IKRAMI

Tabel. 5: Majelis Ta’lim IKRAMI memberikan banyak pengetahuan tentang

agama

Tabel. 6: Ustad/ Ustadzah memberikan pengetahuan tentang ibadah sehari-hari

seperti shalat wajib, shalat sunat, puasa dan sebagainya.

Tabel. 7: Pengetahuan agama yang disampaikan ustad/ ustadzah beragam

(variatif)

Tabel. 8: Bosan mendengar pengetahuan agama yang disampaikan Ustad/

Ustadzah Tabel. 9: Ustad/ ustadzah membiarkan saya berkelahi

(tawuran)

Tabel. 10: Pendidikan agama di Majelis Ta’lim IKRAMI mengajarkan saya untuk

mencintai dan menyayangi sesama teman.

Tabel. 11: Ustad/ Ustadzah menggunakan beragam metode dalam menyampaikan

materi pelajaran

Tabel. 12: Ustad/ Ustadzah menunjukan perilaku sopan terhadap semua orang

Tabel. 13: Ustad/ Ustadzah mengajarkan saya mencintai dan menghormati orang

tua

Tabel. 14: Pendidikan agama di Majelis Ta’lim IKRAMI mengingatkan untuk

menjalankan perintah Allah swt dan menjauhi semua laranganNya

Tabel. 15: Pengetahuan agama pada Majelis Ta’lim IKRAMI mengajarkan untuk

banyak bersyukur dalam hidup

Tabel. 16: Ustad/ Ustadzah membiarkan meninggalkan shalat

Tabel. 17: Ustad/ Ustadzah mengajarkan berkata jujur

Tabel. 18: Majelis Ta’lim IKRAMI mengenalkan untuk mencintai lingkungan

dengan berbagai kegiatan seperti tadabur alam dan sebagainya

Page 10: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

x

Tabel. 19: Saya mendapatkan pelajaran untuk selalu berakhlak mulia dimanapun

saya berada

Tabel. 20: Pendidikan agama yang disampaikan di Majelis Ta’lim IKRAMI

melengkapi pengetahuan agama yang saya dapatkan dari sekolah

Tabel. 21: Mengikuti pengajian pada Majelis ta’lim IKRAMI membuat

pengetahuan tentang ibadah saya bertambah

Tabel. 22: Ustad/ ustadzah memberi nasehat saat saya dalam kesulitan atau saat

saya berbuat salah

Tabel. 23: Saya sediakan waktu untuk melaksanakan shalat sunat

Tabel. 24: Kesibukan membuat saya meninggalkan shalat wajib

Tabel. 25: Terasa berat bagi saya untuk melaksanakan puasa di bulan Ramadhan

Tabel. 26: Saya selalu melaksanakan puasa sunat di luar bulan Ramadahan

Tabel. 27: Saya menyesal akan kesalahan-kesalahan yang telah saya lakukan

Tabel. 28: Saya tidak rela menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan

Tabel. 29: Dalam pergaulan, saya memilih-milih teman

Tabel. 30: Hanya pada orang tertentu saja saya berbicara halus dan sopan

Tabel. 31: Tanpa di minta saya memaafkan kesalahan orang lain

Tabel. 32: Saya amat sulit untuk memaafkan kesalahan orang lain

Tabel. 33: Saya tunjukan perhatian pada yang lebih muda dengan rasa sayang

Tabel. 34: Saya berbaik sangka pada siapa saja dalam pergaulan

Tabel. 35: Saya hormati orang tua dengan penuh kesantunan

Tabel. 36: Saya tidak mau berinteraksi dengan orang dari agama lain

Tabel. 37: Hati saya gelisah saat saya berkata bohong

Tabel. 38: Saya menggunakan air dan listrik seperlunya

Tabel. 39: Saya berani untuk berkata jujur meskipun hal itu membuat saya celaka

Tabel. 40: Saya membiarkan hewan yang sedang menderita di jalan

Tabel. 41: Saya mencoret-coret tembok, pohon dan apapun untuk membuat hati

senang

Tabel. 42: Saya berakhlakul karimah (berakhlak mulia) dimanapun saya berada

Tabel. 43: Hasil antara Variabel X dan Y

Page 11: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya seluruh aspek kehidupan manusia telah diatur oleh syari’at

islam. Baik itu hubungan dan perilaku kita kepada sang pencipta, sesama

manusia, maupun sesama mahluk Allah swt lainnya. Akan tetapi dewasa ini

seiring berkembangnya kemajuan ilmu dan teknologi, banyak diantara kita

yang tidak mampu lagi mengindahkan tatanan syari’at agama dan lebih

mementingkan kehidupan dunia. Sehingga tidak dapat kita pungkiri bahwa

salah satu penyebab kemunduran dan kehancuran umat islam adalah ketika

sebagian perilaku umat islam tidak sesuai dengan ajaran dan norma agama.

Sebagaimana telah kita sadari bersama bahwa dampak positif dari pada

kemajuan teknologi sampai kini, adalah sifat fasilitatif (memudahkan)

kehidupan manusia yang hidup sehari-hari sibuk dengan berbagai macam

problema yang semakin mengemelut. Teknologi menawarkan berbagai macam

kemudahan dan kesenangan yang semakin beraneka ragam yang membuat kita

semakin mudah menjalankan kehidupan karena segala hal yang kita butuhkan

dapat terpenuhi dengan kecanggihannya.

Akan tetapi selain dampak positif, dampak-dampak negatif dari teknologi

modern telah mulai terasa di depan mata kita, yang pada prinsipnya

berkekuatan melemahkan daya mental spiritual/jiwa yang sedang tumbuh

Page 12: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

2

berkembang dalam berbagai bentuk penampilan dan gaya-gayanya. Tidak

hanya nafsu mutmainah yang dapat diperlemah oleh rangsangan negatif dari

teknologi elektronis dan informatika, melainkan juga fungsi-fungsi kejiwaan

lainnya seperti kecerdasan pikiran, ingatan, kemauan dan perasaan (emosi)

diperlemah kemampuan aktualnya dengan alat-alat teknologis-elektronis dan

informatika seperti komputer, foto-copy jarak jauh, video cassett recorder dan

komoditi celluloid (film, video-disc) dan sebagainya.1

Kurang selektifnya masyarakat muslim dalam menerima dampak

informasi terhadap kemajuan IPTEK tersebut mengakibatkan banyak perilaku

masyarakat muslim modern yang bertentangan dengan tatanan syariat islam

yang pada gilirannya membawa kerusakan moral/krisis akhlak karena

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut tidak diiringi dengan

meningkatnya pengetahuan mereka akan agama.

Krisis akhlak yang semula hanya menerpa sebagian kecil elite politik

(penguasa), kini telah menjalar kepada masyarakat luas, termasuk kalangan

pelajar. Menghadapi fenomena tersebut, tuduhan seringkali diarahkan kepada

dunia pendidikan sebagai penyebabnya. Dunia pendidikan benar-benar

tercoreng wajahnya dan tampak tidak beradaya untuk mengatasi krisis

tersebut. Hal ini bisa dimengerti, karena pendidikan berada digaris terdepan

dalam menyiapkan sumber daya manusia berkualitas, dan secara moral

memang harus berbuat demikian. Itulah sebabnya belakangan ini banyak

sekali seminar yang digelar kalangan pendidikan yang bertekad mencari solusi

untuk mengatasi krisis akhlak. Para pemikir pendidikan menyerukan agar

kecerdasan akal diikuti dengan kecerdasan moral, pendidikan agama dan

pendidikan moral harus siap menghadapi tantangan global, pendidikan harus

berkontribusi yang nyata dalam mewujudkan masyarakat yang semakin

berbudaya dan sebagainya.2

Selain berpengaruh terhadap masyarakat pada umumnya, kemajuan ilmu

Pengetahuan dan teknologi memberikan pengaruh yang besar bagi perilaku 1Muzayin Arifin, Pendidikan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat (suatu pendekatan filosofis, pedagogis, psikososial dan kultural). (Jakarta: Golden Terayon Press, tanpa tahun), h. 13 2Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2003), h 219

Page 13: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

3

remaja baik perilaku mereka terhadap orang tua, guru-guru maupun orang-

orang disekitarnya. Banyak diantara mereka yang tidak lagi mematuhi aturan-

aturan yang diberikan orang tua, guru-guru serta aturan-aturan yang ada di

lingkungan masyarakat. Sehingga banyak muncul kasus-kasus kenakalan

remaja seperti tawuran, pergaulan bebas, penggunaan obat-obat terlarang dan

hal-hal lain yang tidak baik yang seharusnya tidak dilakukan.

Remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak menuju masa

dewasa yang penuh tanggung jawab yang diperkiraan usia 13-21 tahun. Pada

masa ini seseorang masih belum dikatakan dewasa karena meski pada lahirnya

remaja terlihat seperti orang dewasa pada umumnya akan tetapi, baik sifat

maupun sikapnya masih mencerminkan kekanak-kanakan. Sehingga

pengaruh-pengaruh negatif dari luar khususnya kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi amat cepat terserap dan jika remaja tersebut tidak dibina

sebagaimana mestinya, maka dengan sangat mudah membentuk watak dan

perilaku negatif bagi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya,

remaja ingin disebut sebagai orang dewasa yang mampu mengatur diri mereka

sendiri. Akan tetapi disisi lain mereka belum mampu menghidupi dirinya

secara mandiri karena masih bergantung pada orang tuanya.

Salah satu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang paling sering

digunakan oleh remaja adalah akses internet yang saat ini semakin mudah dan

murah. Jika kemajuan teknologi internet tersebut digunakan untuk menambah

pengetahuan maka hal tersebut tentunya sangat baik akan tetapi jika si

penggunanya memanfaatkan teknologi internet hanya untuk hal-hal yang tidak

baik, seperti mencuri, menonton ataupun membaca hal-hal yang tidak

semestinya maka dengan sangat mudah akan merusak akhlak mereka. Pada

sisi lain, pendidikan agama yang diberikan sekolah belum memadai dan

memenuhi kebutuhan rohani (ketenangan jiwa) para remaja sehingga perlu

adanya dukungan orang tua dan partisipasi aktif masyarakat untuk

memberikan pendidikan agama.

Pada dasarnya keluarga merupakan wadah awal pendidikan agama

berlangsung. Pendidikan agama yang diberikan orang tua amat berpengaruh

Page 14: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

4

pada perilaku remaja Pendidikan agama memiliki peran yang penting dalam

pembentukan akhlak remaja. Sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta

dewasa ini memberikan pendidikan agama sesuai keyakinan yang dianut

peserta didiknya masing-masing. Akan tetapi, pendidikan agama yang

diberikan sekolah belum memadai dan memenuhi kebutuhan rohani para

remaja saat ini mengingat pendidikan agama yang diberikan pada sekolah

umum berkisar 1-2 jam pelajaran saja. Sehingga perlu adanya partisipasi

masyarakat untuk memberikan pendidikan agama khususnya bagi remaja.

Salah satunya adalah dengan jalan membentuk atau mendirikan Majelis

Ta’lim khusus bagi remaja atau lembaga pendidikan non formal lain yang

mampu membina akhlak remaja. Adanya lembaga pendidikan non formal

seperti Majelis Ta’lim Remaja diharapkan dapat membantu untuk memenuhi

kebutuhan rohani remaja. Perkembangan Majelis-Majelis Ta’lim berawal dari

swakarsa dan swapercaya masyarakat berkat motivasi agamanya kemudian

mengembang terus seiring dengan tuntunan pembangunan.

Majelis Ta’lim merupakan salah satu lembaga pendidikan islam yang

bersifat non formal, yang senantiasa menanamkan akhlak yang luhur dan

mulia, meningkatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan keterampilan

jama’ahnya serta memberantas kebodohan umat islam agar dapat memperoleh

kehidupan yang bahagia dan sejahtera dan di ridhai Allah SWT.3

Sesuai dengan makna yang terkandung dalam Majelis Ta’lim yang berarti

wadah atau tempat menuntut ilmu, Majelis Ta’lim biasanya memiliki visi,

misi dan diselenggarakan dalam upaya menambah pengetahuan pendidikan

agama pada masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan agama yang

diselenggarakan tersebut harus sesuai dengan kebutuhan rohani para remaja

dengan memperhatikan perkembangan kedewasaannya. Bukan hanya

berbentuk ceramah yang pada akhirnya sering dikatakan masuk telinga kanan

lalu keluar dari telinga kiri. Hal tersebut tentu saja kurang efektif karena hanya

menyentuh ranah kognitif remaja saja sedang ranah afektif kurang mendapat

3Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan perkembangan), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. I hal. 201.

Page 15: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

5

perhatian. Pendidikan agama yang diberikan harus dapat membimbing para

remaja agar mereka dapat hidup dengan akhlak yang baik serta memiliki rasa

kepedulian sosial yang tinggi. Hal tersebutlah yang merupakan tujuan pertama

Majelis Ta’lim karena ”Pembinaan akhlak mulia bukanlah hal yang ringan di

tengah-tengah perkembangan masyarakat yang semakin dinamis ini.

Perubahan sosial dan cepatnya arus informasi produk ilmu pengetahuan dan

teknologi dan berkembangnya masyarakat industri modern tidak selalu sesuai

dengan nilai-nilai Qur’ani.”4

Salah satunya Majelis Ta’lim tersebut adalah Majelis Ta’lim Remaja

Masjid Jami’ Al Ikhwaniyah, yang telah lama terbentuk sejak lama dan

memberikan banyak pengetahuan terhadap para jama’ahnya yang bertujuan

untuk membina akhlakul karimah remaja daerah sekitar. Upaya untuk

membina akhlak remaja terus dilakukan Majelis Ta’lim ini akan tetapi

semakin kuatnya pengaruh negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi mengakibatkan mulai semakin lemahnya pengaruh yang diberikan

Majelis Ta’lim ini terhadap akhlak remaja.

Dari latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul ”PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS

TA’LIM IKRAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP

PEMBENTUKAN AKHLAK REMAJA

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang pemikiran diatas, maka permasalahan yang dapat

diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Akibat kemajuan ilmu Pengetahuan dan teknologi menyebabkan sebagian

remaja di daerah sekitar Masjid Jami Al Ikhwaniyah Kedaung-Pamulang

mulai melalaikan ajaran dan syariat agama.

2. Kurang selektifnya remaja di daerah sekitar Masjid Jami Al Ikhwaniyah

Kedaung-Pamulang dalam menerima berbagai informasi dari kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi 4Said Agil Husin. Aktualisasi nilai-nilai Qur’ani. Jakarta: Ciputat Press, 2005. h. 37

Page 16: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

6

3. Kurangnya jam dan optimalisasi pelajaran pendidikan agama di sekolah

4. Kurangnya efektifnya peran Majelis Ta’lim Masjid Jami Al Ikhwaniyah

sebagai alternatif wadah pengajaran agama.

5. Kurangnya pembinaan akhlak remaja sehingga mudahnya membentuk

watak dan perilaku negatif remaja di daerah sekitar Masjid Jami Al

Ikhwaniyah Kedaung-Pamulang.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Setelah mengidentifikasi permasalahan sebagaimana disebutkan diatas,

agar tidak terjadi kesimpangsiuran maka penulis membatasi permasalahan

yang ada hanya pada “ Kurangnya efektifnya peran Majelis Ta’lim Masjid

Jami Al Ikhwaniyah sebagai alternatif wadah pengajaran agama.” dan

”Kurangnya pembinaan akhlak remaja sehingga mudahnya membentuk watak

dan perilaku negatif remaja di daerah Kedaung-Pamulang.”

Pembentukan akhlak remaja yang maksud adalah cara yang dilakukan

oleh Majelis Ta’lim untuk membentuk akhlakul karimah (akhlak mulia) pada

remaja baik akhlak kepada Allah, sesama manusia, maupun terhadap

lingkungan. Pendidikan agama yang dimaksud adalah pendidikan agama

islam atau pendidikan islam.

Dari pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

”Sejauhmana pengaruh pendidikan agama pada Majelis Ta’lim Remaja

IKRAMI dalam membentuk akhlak mulia Remaja?

D. Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Tujuan penelitian:

a. Untuk menjelaskan sejauh mana pendidikan agama yang

diselenggarakan Majelis ta’lim remaja IKRAMI dapat berkontribusi

pada pembentukan akhlak mulia remaja.

Page 17: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

7

b. Untuk melihat tingkat pengaruh pelaksanaan pendidikan agama yang

diselenggarakan Majelis Ta’lim Remaja IKRAMI dapat berkontribusi

pada pembentukan akhlak mulia remaja.

2. Manfaat penelitian:

a. Bagi remaja hasil penelitian ini diharapkan memberikan semangat

yang lebih besar untuk terus mengikuti kegiatan-kegiatan yang

diselenggarakan Majelis Ta’lim IKRAMI.

b. Bagi Majelis Ta’lim IKRAMI hasil penelitian ini diharapkan mampu

memberikan informasi yang nyata mengenai perannya terhadap

pembinaan akhlak remaja.

c. Bagi masyarakat hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

informasi mengenai perkembangan Majelis Ta’lim IKRAMI dan dapat

turut berkontribusi dalam membina akhlak remaja.

Page 18: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS

A. KAJIAN PUSTAKA

1. Pendidikan Agama

a. Pengertian Pendidikan Agama

Pendidikan menurut Ahmad D. Marimba adalah “bimbingan atau

pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan

jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang

utama.”1

Pendidikan dalam pengertian yang luas adalah meliputi “semua

perbuatan atau semua usaha dari generasi tua untuk mengalihkan

(melimpahkan) pengetahuannya, pengalamannya, kecakapan serta

keterampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha untuk

menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik

jasmani maupun rohani.”2

Disamping itu pendidikan sering juga diartikan sebagai suatu usaha

manusia untuk membimbing anak yang belum dewasa ketingkat

kedewasaaan, dalam arti sadar dan mampu memikul tanggung jawab

1Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Al Ma’arif,

1980), Cet. 4 h. 1 2Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 92

Page 19: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

9

atas segala perbuatannya dan dapat berdiri diatas kaki sendiri

(mandiri).

Adapun pengertian pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 tahun

2003 yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadaian, kecerdasaaan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyararakat,

bangsa dan negara.3

Menurut Ahmad Tafsir pendidikan adalah bimbingan terhadap

seseorang agar ia menjadi muslim semaksimal mungkin. sedangkan

menurut Hasbullah dalam karyanya yang berjudul Dasar-dasar Ilmu

Pendidikan Dalam arti sederhana, pendidikan sering diartikan sebagai

usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-

nilai di dalam masyarakat dan kebudayaaan.4

Adapun mengenai Pendidikan islam beberapa ahli mengemukakan

pendapatnya yakni:

1. Menurut Drs. Ahmad D. Marimba dalam bukunya Filsafat

Pendidikan islam menyatakan bahwa ”pendidikan islam adalah

bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama

islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut

ukuran-ukuran islam (kepribadian muslim).”5

2. Menurut Dra. Nur Uhbiyati dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam

dikemukakan bahwa pendidikan islam adalah “bimbingan yang

dilakukan oleh seorang dewasa kepada terdidik (peserta didik)

dalam masa pertumbuhan agar memiliki kepribadian muslim."6

3Undang-undang SISDIKNAS (UU RI No. 20 Th. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika,

2009), h. 3 4Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,

1999), h. 1 5Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan islam, (Bandung.: PT. Al

Ma’arif, 1980), h. 23 6Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), h. 11

Page 20: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

10

Pendidikan islam juga dapat dikatakan sebagai usaha sadar untuk

mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan segala

potensi yang dianugerahkan oleh Allah swt. kepadanya agar mampu

mengemban amanat dan tanggung jawab sebagai khalifah Allah di

bumi dalam pengabdiannya pada Allah Swt. Pendidikan islam

merupakan upaya untuk menanamkan pengetahuan agama sebagai

pedoman di dalam hidup yang terutama harus diawali dari lingkungan

keluarga karena merupakan tempat utama pendidikan diberikan.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan islam merupakan

usaha sadar orang dewasa untuk memberikan pengetahuan dan nilai-

nilai islam kepada anak didik agar mereka memiliki kepribadian

muslim sesuai dengan syari’at islam.

b. Tujuan Pendidikan Agama

Tujuan pendidikan islam dalam buku Solusi Islam Atas

Problematika Umat karya Adi Sasono adalah ”menyadarkan manusia

agar dapat mewujudkan penghambaan diri kepada Allah sang pencipta

baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.”7

Hal ini menunjukan bahwasanya konsep pendidikan islam tidak

terlepas dari konsep ke-Tuhanan karena segala sesuatunya didasarkan

pada sang pencipta. Pendidikan islam diharapkan mampu membentuk

kepribadian seseorang menjadi seorang hamba Allah yang mampu

menjalankan segala perintah Allah swt dan menjauhi segala

larangannya.

Sedangkan dalam buku Teologi Pendidikan karya Jalaluddin,

menegaskan bahwasanya tujuan pendidikan islam dirumuskan dari

nilai-nilai filosofis yang multi dimensi. “Salah satu dimensi tersebut

adalah dimensi moral dimana pendidikan islam dilaksanakan sebagai

upaya untuk membentuk pribadi manusia yang bermoral. Melalui

7Adi Sasono, Solusi Islam atas Problematika Umat (Ekonomi, Pendidikan dan

Dakwah), (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), h. 87.

Page 21: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

11

pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran moral, nilai-nilai

asasi kemanusiaan yang dimilikinya, sehingga membentuk makhluk

yang bermoral”.8

Konsep moral atau akhlak dalam teologi pendidikan karya jalaludin

merupakan hal utama yang menjadi tujuan pendidikan islam. Hal ini

menunjukan bahwa tujuan pendidikan islam adalah membentuk

manusia yang berakhlak mulia.

Dalam Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum) karya Prof.

H.M. Arifin, M.Ed diterangkan bahwasanya tujuan utama pendidikan

islam adalah “membina dan mendasari anak didik dengan nilai-nilai

agama dan sekaligus mengajarkan ilmu agama islam, sehingga ia

mampu mengamalkan syariat agama islam secara benar sesuai

pengetahuan agama”.9

Tidak jauh berbeda dengan yang dinyatakan oleh Dra. Nuryanis

dalam dalam buku Panduan Pendidikan Agama Islam pada

Masyarakat, tujuan pendidikan agama antara lain mengusahakan agar

masyarakat berkembang ke arah yang lebih baik sesuai dengan ajaran

agama yang diawali dengan akhlak yang baik dan perbutan yang

baik.10

Dapat dikatakan bahwasanya tujuan pendidikan islam adalah untuk

menjadikan manusia senatiasa bertaqwa pada Allah swt serta memiliki

akhlak yang mulia, memiliki wawasan yang tinggi mengenai

pengetahuan agama serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi

terhadap sesama maupun lingkungan sekitarnya.

8Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002). h. 93 9H. M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara,

1991), h. 5. 10Nuryanis, Pedoman Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat, (Jakarta: Diditjen

Kelembagaan Agam islam, 2003), h.14

Page 22: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

12

c. Fungsi Pendidikan Agama

Mengenai fungsi pendidikan islam itu sendiri yakni: “(1.)

Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. serta

akhlak mulia, (2.) Kegiatan pendidikan dan pengajaran, (3.)

Mencerdaskan kehidupan bangsa. (4.) Fungsi semangat studi

keilmuan dan IPTEK.”11

Menurut Djamaludin dan Abdullah Aly mengatakan bahwa

pendidikan agama Islam memiliki empat macam fungsi, berikut ini:

1. Menyiapkan generasi muda untuk memegang pernan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang.

2. Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-peranan tersebut dari generasi tua ke generasi muda.

3. Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban.

4. Mendidik anak agar beramal shaleh di dunia ini untuk memperoleh hasilnya di akhirat kelak.12

2. Majelis Ta’lim Remaja

a. Pengertian Majelis Ta’lim Remaja

Majelis Ta’lim terdiri dari dua kata yakni kata Majelis dan Taklim.

Kata Majelis dalam kamus Al Munawir karya Ahmad Warson

Munawwir yakni berasal dari kata: مجلس -یجلس -جلس yang berarti

tempat duduk, tempat sidang, dan dewan. Sedangkan mengenai kata

Ta’lim dalam sumber yang sama dijelaskan bahwa kata Ta’lim berasal

dari kata: تعلیما -یعلم - علم yang berarti pengajaran. Pengajaran yang

dimaksud adalah pengajaran agama.13

11Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa,

(Jakarta: Raja Grafindo persada, 2005), h. 43-44. 12Djamaluddin Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka

Setia, 1999). h.10 13A.Warson Munawir, Al Munawwir (kamus Arab-Indonesia), (Yogyakarta: Pustaka

Progressif, 1997), h. 202

Page 23: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

13

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian majelis

adalah pertemuan atau perkumpulan orang yang banyak atau bangunan

tempat orang berkumpul.

Jadi secara bahasa Majelis Ta’lim dapat diartikan sebagai tempat

untuk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama islam. Selain

itu pengertian Majelis Ta’lim dirumuskan pula pada Musyawarah

Majelis Ta’lim se-DKI Jakarta yang berlangsung 9-10 juli 1980 yakni,

Pengertian Majelis Ta’lim yaitu lembaga pedidikan non-formal islam yang memiliki kurikulum tersendiri, diselenggarakan secara teratur dan berkala, dan diikuti oleh jama’ah yang relatif banyak dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antara manusia dengan lingkungannya dalam rangka membina masyarakat yang bertakwa pada Allah swt.14

Majelis Ta’lim merupakan salah satu lembaga pendidikan islam

non formal yang dalam pengajarannya diajarkan pengetahuan

mengenai islam baik itu masalah aqidah, fiqh ataupun sejarah,

menanamkan akhlak luhur dan mulia, meningkatkan kemajuan ilmu

pengetahuan dan keterampilan jama’ahnya serta memberantas

kebodohan umat islam agar dapat memperoleh kehidupan yang

bahagia dan sejahtera dan di ridhai oleh Allah swt.

”Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat

yang memerlukan layanan pendidikan yang bersifat sebagai pengganti,

penambah, dan/pelengkap pendidikan formal dalam rangka

mendukung pendidikan sepanjang hayat.”15

Bila dilihat dari struktur oraganisasinya, Majelis ta’lim adalah

termasuk oraganisasi pendidikan luar sekolah (non formal) yang

bercirikan khusus kegamaan islam. Hal ini berdasarkan undang-

undang sistem pendidikan nasional (Sisdiknas) No. 20 tahun 2009

pasal 26 yakni ”satuan pendidikan non-formal terdiri atas lembaga

14Suwito (ed), Perkembangan Pendidikan Islam di Nusantara (Studi Perkembangan

Sejarah dari Abad 13 hingga Abad 20 M), (Bandung: Angkasa. 2005), h.141 15Undang-undang SISDIKNAS…, h. 17

Page 24: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

14

kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar

masyarakat, Majelis Ta’lim serta satuan pendidikan sejenis.”16

Dan bila dilihat dari segi tujuan, Majelis Ta’lim adalah termasuk lembaga atau sarana dakwah islam yang secara self-standing dan self disciplined (berdiri sendiri) dapat mengatur dan melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Yang keberadaannya sudah ada sejak zaman Rasulullah saw. Rasulullah sendiri menyelenggarakan sistem ta’lim secara periodik dirumah sahabat Arqam di Mekah dimana pesertanya tidak dibatasi oleh usia, lapisan sosial maupun rasial. Dikalangan anak-anak pada zaman Nabi juga dikembangkan kelompok pengajian khusus yang disebut Al Kuttab yang mengajarkan baca Al Qur’an, yang pada masa-masa selanjutnya menjadi semacam pendidikan formal untuk anak-anak, karena disamping baca Al Qur’an juga diajarkan ilmu agama seperti fiqh, ilmu tauhid, dan sebagainya.17

Dengan demikian menurut pengalaman historis islami itu sistem

Majelis Ta’lim telah berlangsung sejak awal penyebaran islam di

Benua Arabia, kemudian menyebar keseluruh penjuru dunia Islam di

Asia, Afrika dan indonesia pada khususnya sampai saat ini dan Majelis

Ta’lim merupakan cikal bakal wadah pendidikan islam yang terus

berkembang menjadi lembaga-lembaga pendidikan formal saat ini.

Majelis Ta’lim sebagai lembaga pendidikan nonformal harus terus

mengupayakan untuk menambah maupun melengkapi pendidikan

agama yang ada lembaga formal yang telah ada sehingga keduanya

besinergi membentuk kekuatan untuk mendidik generasi muda.

Sedangkan Majelis Ta’lim Remaja (MTR) adalah Majelis Ta’lim

yang jama’ahnya adalah para remaja dan biasanya di pimpin oleh

seorang ustad yang berasal dari lingkungan sekitar para remaja

tersebut dan seluruh pengelolaannya dilakukan oleh para remaja.

b. Tujuan Majelis Ta’lim Remaja

Pada dasarnya tujuan Majelis Ta’lim baik itu Majelis Ta’lim kaum

ibu, kaum bapak,dan remaja tidak ada perbedaannya.

16Undang-undang SISDIKNAS…, h.18 17H. M. Arifin, Kapita Selekta ..., h.118-119

Page 25: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

15

Dalam Ensiklopedia Islam dijelaskan bahwasanya tujuan Majelis

Ta’lim yakni: ”(1.) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran

beragama dikalangan masyarakat, (2.) Meningkatkan amal ibadah

mayarakat (3.) Mempererat silaturahmi jama’ah, (4.) Membina kader

dikalangan umat islam.”18

Sedangkan berdasarkan musyawarah Majelis Ta’lim se-DKI tujuan

Majelis Ta’lim adalah membina dan membangun hubungan yang baik

antara manusia dengan Allah swt. manusia dengan sesamanya dan

lingkungannya dalam rangka membina masyarakat yang bertaqwa

pada Allah swt.

c. Fungsi dan Peran Majelis Ta’lim Remaja

Mengenai fungsi dan peran Majelis Ta’lim, tidak lepas dari

kedudukanya sebagai alat dan sekaligus media pembinaan kesadaran

beragama. Sifat yang tidak terlalu ketat dan mengikat menjadikan

Majelis Ta’lim sebagai wadah dakwah islam yang cukup efektif dan

efisien dalam penyebaran ajaran islam. Sehingga dapat dikatakan

keberadaan Majelis Ta’lim amat penting.

Sebagai lembaga pendidikan nonformal, Majelis Ta’lim berfungsi

dan berperan sebagai berikut:

1. Membina dan mengembangkan ajaran dalam rangka membentuk masyarakat yang bertaqwa pada Allah swt.

2. Sebagai taman rekreasi rohaniah karena penyelenggaraannya bersifat santai

3. Sebagai ajang berlangsungnya silaturahmi masal yang dapat menghidupsuburkan dakwah dan ukhuwah islamiyah

4. Sebagai sarana dialog berkesinambungan antara ulama dan umara dengan umat

5. Sebagai media penyampaian gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan umat bangsa pada umumnya.19

18Depag (ed), Ensiklopedia Islam. (Jakarta: Depag, 1987), Jilid 2, h. 357 19Hasbullah. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia ( Lintasan Sejarah Pertumbuhan

dan perkembangan), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet-1, h. 206

Page 26: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

16

Upaya pembangunan melalui peran Majelis Ta’lim pun dapat

dikembangkan jika Majelis Ta’lim sebagai wadah pembinaan remaja

dapat berjalan dengan efektif dalam upaya membina akhlak remaja

karena remaja adalah generasi penerus bangsa yang bukan hanya

cerdas secara intelektual tetapi juga harus bermoral.

Upaya pembangunan haruslah didasari dengan pendidikan, agar

pembangunan berjalan dengan baik maka terlebih dahulu diupayakan

pembenahan dalam bidang pendidikan dan pada dasarnya lembaga

pendidikan non-formal seperti Majelis Ta’lim merupakan bagian dari

sistem pendidikan nasional oleh karena itu meskipun pada umumnya

pendidikan agama pada Majelis Ta’lim tidak terstruktur/terprogram

dengan baik layaknya pendidikan di sekolah atau madrasah akan tetapi

untuk mencapai hasil yang baik diperlukan perencanaan

penyelenggaraan pendidikan seperti, pendidik atau narasumber, peserta

didik atau jama’ah, metode serta materi yang diajarkan di Majelis

Ta’lim sehingga upaya untuk membentuk atau membina akhlak remaja

melalui pendidikan agama menjadi lebih baik.20

3. Pembentukan Akhlak

a. Pengertian Akhlak

Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa, yakni bentuk

jamak kata khuluq atau al-khulq, yang secara etimologis antara lain

berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabi’at. Dalam

kepustakaan, akhlak diartikan juga “sikap yang melahirkan perbuatan

(perilaku, tingkah laku) mungkin baik, mungkin buruk, seperti telah

disebut diatas.”21

“Menurut Imam Al Ghazali akhlak merupakan jamak dari Al

khuluq yang berarti ibarat (sifat atau keadaan) dari perilaku yang

20Teuku Amiruddin, Reorientasi Manajemen pendidikan islam, (Yogyakarta: UII

Press, 2000), h. 84 21Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Press 2008), h.

346

Page 27: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

17

konstan (tetap) dan meresap dalam jiwa, daripadanya tumbuh

perbuatan-perbuatan dengan wajar dan mudah, tanpa memerlukan

pikiran dan timbangan.”22

عبارة عن ھیئة فى النفس راسخة ،عنھا تصدر األفعال بسھولة

بحیث ویسرمن غیر حاجة إلى فكر ورویة ، فإن كانت الھیئة

میت تلك الھیئة تصدر عنھا األفعال الجمیلة المحمودة عقال وشرعا س

خلقا حسنا وان كان الصادر عنھا األفعال القبیحة سمیتا الھیئة ا لتى

ھي المصدر خلقا سیئا

Akhlak adalah suatu sikap (hay’ah) yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara’ maka disebut akhlak yang baik. Dan jika yang lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut di sebut akhlak yang buruk.23

Menurut sebagian ahli bahwa akhlak adalah insting (garizah) yang dibawa manusia sejak lahir. Akhlak merupakan pembawaan dari manusia sendiri, yaitu kecenderungan kepada kebaikan atau fitrah yang ada dalam diri manusia. Dan dapat berupa kata hati atau intuisi yang selalau cenderung kepada kebenaran. Pandangan seperti ini menunjukan bahwa akhlak akan tumbuh dengan sendirinya walaupun tanpa dibentuk atau diusahakan. Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa akhlak adalah hasil dari pendidikan, latihan, pembinaan dan perjuangan keras yang sungguh-sungguh. Kelompok yang mendukung pendapat kedua ini umumnya datang dari ulama-ulama islam yang cenderung pada akhlak seperti ibnu maskawaih, ibnu Sina, imam Al Ghazali dan lain-lain termasuk kelompok yang mengatakan bahwa akhlak adalah hasil usaha.24

Sedangkan Ibnu Maskawaih sebagai ahli dalam bidang akhlak

mengungkapkan bahwa akhlak ialah

22Zainudin, Seluk-Beluk Pendidikan dari Al Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991),

h. 102 23Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Karya Mulya, 2005), Cet. Ke-2, h. 29 24Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997) h. 154

Page 28: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

18

فس داعیة لھا إلى أفعا لھا من غیر فكر ورویةحال للن

“akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang

mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan

pemikiran dan pertimbangan”.25

Sejalan dengan pendapat Ibnu Maskawaih dalam Ensiklopedia

Islam dikatakan bahwa akhlak adalah “suatu keadaan yang melekat

pada jiwa manusia yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan

mudah tanpa melalui pemikiran, pertimbangan atau penelitian”. 26

Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwasanya akhlak adalah

suatu keadaan yang ada pada diri seseorang yang melahirkan

perbuatan-perbuatan baik maupun buruk tanpa adanya pemikiran dan

pertimbangan terlebih dahulu sebelumnya.

b. Macam-macam Akhlak

Menurut Prof. Moh. Ardani dalam bukunya Akhlak Tasawuf secara

garis besar akhlak dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut:

1. Akhlak yang terpuji (Akhlakul Karimah/Al Mahmudah), yaitu akhlak yang senantiasa berada dalam kontrol ilahiyah yang dapat membawa nilai-nilai positif dan kondusif bagi kemaslahatan umat, seperti sabar, jujur, ikhlas, bersyukur, tawadhu (rendah hati), husnudzdzon (berprasangka baik), optimis, suka menolong orang lain, suka bekerja keras dan lain-lain.

2. Akhlak tercela (Akhlakul Madzmumah), yaitu akhlak yang tidak dalam kontrol Ilahiyah, atau berasal dari hawa nafsu yang berada dalam lingkaran syaitaniyah dan dapat membawa suasana negatif serta destruktif bagi kepentingan umat manusia, seperti takabur (sombong), su’udzudzon (berprasangka buruk) tamak, pesimis, dusta, kufur, berkhianat, malas dan lain-lain.27

25Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Karya Mulya, 2005), Cet. Ke-2, h. 27 26Hasan Muarif Hambari, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,

1997), Cet. 4, h. 102 27Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, h. 49-59

Page 29: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

19

Sementara itu, menurut Aminudin dalam bukunya Pendidikan Agama

untuk perguruan tinggi objek atau sasaran akhlak dapat digolongkan

menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:

1. Akhlak kepada Allah (khalik), antara lain beribadah kepada Allah yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembahNya sesuai dengan perintahNya, berzikir kepada Allah yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondsi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hai, berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah.

2. Akhlak kepada makhluk dibagi menjadi dua, yaitu akhlak kepada Rasulullah, mencintai Rasulullah dengan sepenuh hati dan mengikuti semua sunahnya. Akhlak kepada sesama manusia biasa seperti orang tua, diri sendiri, akhlak kepada keluarga, karib kerabat, serta akhlak terhadap tetangga dan lain-lain.

3. Akhlak terhadap lingkungan baik bernyawa mauput tak bernyawa. Seperti, sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan alam,dan lain-lain.

c. Proses Pembentukan Akhlak

Pada dasarnya para ahli bependapat bahwasanya pembentukan akhlak

merupakan tujuan dari pendidikan islam. Seperti yang dikemukakan oleh

Muhammad Athiyah al Abrasyi dalam karyanya Dasar-dasar pokok

pendidikan islam, mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti adalah jiwa

dari pendidikan islam, dan islam telah menyimpulkan bahwa pendidikan

budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pendidikan islam, mencapai suatu

akhlak yang sempurna merupakan tujuan sebenarnya dari pendidikan.28

Pembinaan akhlak merupakan tumpuan pertama dalam islam. Hal ini

dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad saw. yang

utama yakni adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.

إنما بعثت أل تمم مكارم األ خال ق ”Bahwasanya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan keluhuran

budipekerti.”29

28M. Athiyah Al Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,

1970), h.1 29Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, h. 26

Page 30: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

20

Keutamaan akhlakpun digambarkan oleh hadits Nabi saw sebagai berikut:

نین إیمانا أحسنھم خلقاأكمل المو م Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang

yang sempurna budi pekertinya. (HR Turmudzi).30

Dalam Al Qur’an pun banyak ayat yang memerintahkan kita untuk

mempunyai akhlak mulia diantaranya:

Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau Menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Kuasa.

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

”Perhatian islam terhadap pembinaan Akhlak terdapat dalam seluruh

ajaran islam. Ajaran islam tentang keimanan misalnya sangat berkaitan

erat dengan mengerjakan serangkaian amal salih dan perbuatan terpuji.

Iman yang tidak disertai amal salih dinilai sebagai iman yang palsu,

bahkan dianggap sebagai kemunafikan”.31

30 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, h. 26 31Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 157

Page 31: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

21

Dalam buku Akhlak Tasawuf karya Abudin Nata yang Beliau kutip dari

pemikiran Al Ghazali menyatakan bahwa pembinaan akhlak dalam islam

juga terintegrasi dengan pelaksanaan rukun islam. Hasil analisis Al-

Ghazali terhadap rukun islam yang lima itu terkandung konsep pembinaan

akhlak. Rukun islam yang pertama adalah mengucapkan dua kalimat

syahadat, yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan bersaksi

bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. ”Kalimat ini mengandung

pernyataan bahwa selama hidupnya manusia hanya tunduk dan patuh pada

aturan Allah. Orang yang tunduk dan patuh pada aturan Allah dan Rasul-

Nya sudah dapat dipastikan akan menjadi orang yang baik.”32

Selanjutnya rukun islam yang kedua adalah mengerjakan shalat lima

waktu. Shalat yang dikerjakan akan membawa pelakunya terhindar dari

perbuatan keji dan munkar.33

Hal ini dijelaskan dalam Al Qur’an yakni Surat Al Ankabut ayat 45,

yaitu:

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Selanjutnya dalam rukun islam yang ketiga, yaitu zakat juga

mengandung didikan akhlak, yaitu agar orang yang melaksanakannya

dapat membersihkan diri dari sifat kikir, mementingkan diri sendiri, dan

membersihkan hartanya dari hak orang lain. ”Pelaksanaan zakat yang

32Abudin Nata, Akhlak…, h. 158 33Abudin Nata, Akhlak Tasawuf…, h. 159

Page 32: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

22

berdimensi akhlak yang bersifat sosial ekonomis ini dipersubur lagi

dengan pelaksanaan shadaqah yang bentuknya tidak hanya berupa materi

tetapi juga non materi.”34

Begitu juga islam mengajarkan ibadah puasa sebagai rukun islam yang

keempat, bukan hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum dalam

waktu yang terbatas, tetapi lebih dari itu merupakan latihan menahan diri

dari keinginan melakukan perbuatan keji yang dilarang.35

Selanjutnya rukun islam yang kelima adalah ibadah haji dalam ibadah

haji ini pun nilai pembinaan akhlaknya lebih besar lagi dibandingkan

dengan nilai pembinaan akhlak yang ada pada ibadah dalam rukun islam

lainnya. ”Hal ini bisa difahami karena ibadah haji ibadah dalam islam

bersifat komprehensif yang menuntut persyaratan yang banyak, yaitu

disamping harus menguasai ilmunya juga harus sehat fisiknya, ada

kemauan keras, bersabar dalam menjalankannnya dan harus mengeluarkan

biaya yang tidak sedikit. Serta rela meninggalkan tanah air, harta kekayaan

dan lainnya.”36

Cara lain yang dapat ditempuh untuk pembinaan akhlak ini adalah

pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu.

Untuk ini Al Ghazali menganjurkan agar akhlak diajarkan yaitu dengan

cara melatih jiwa kepada pekerjaan atau tingkah laku yang mulia.

Cara lain yang tak kalah ampuhnya dari cara-cara diatas dalam hal

pembinaan akhlak ini adalah melalui keteladanan. ”Akhlak yang baik tidak

dapat dibentuk hanya dengan pelajaran, intruksi dan pelarangan sebab

tabiat jiwa untuk menerima keutamaan itu tidak cukup dengan hanya

seseorang guru mengatakan kerjakan ini dan jangan kerjaan itu.”37

Selain itu pembinaan akhlak dapat pula ditempuh dengan cara

senantiasa menganggap diri ini sebagai yang banyak kekurangannya dari

pada kelebihannya.

34Abudin Nata, Akhlak Tasawuf..., h. 159 35Abudin Nata, Akhlak Tasawuf..., h. 160 36Abudin Nata, Akhlak Tasawuf..., h. 161 37Abudin Nata, Akhlak Ttasawuf…, h. 163

Page 33: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

23

Pada kenyatannya dilapangan, usaha-usaha pembinaan akhlak melalui

berbagai lembaga pendidikan dan melalui berbagai macam metode terus

dikembangkan, ini menunjukan bahwa akhlak memang perlu dibina, dan

pembinaan tersebut ternyata membawa hasil berupa terbentuknya pribadi-

pribadi muslim yang berakhlak mulia, taat kepada Allah dan rasulnya,

shormat kepada ibu bapak, sayang kepada sesama mahluk Tuhan dan

seterusnya.

Pembinaan remaja menjadi amat penting mengingat sedikitnya ada

empat faktor yaitu:

1. Pada saat ini banyak keluhan yang disampaikan orang tua, para guru dan orang yang bergerak di bidang sosial mengeluhkan tentang perilaku sebagian para remaja yang amat mengkhawatirkan. Di antara mereka sudah banyak terlibat dalam tawuran, penggunaan obat-obat terlarang, minuman keras, pembajakan bis, penodongan, pelanggaran seksual dan perbuatan kriminal.

2. Bahwa pembinaan akhlak yang mulia merupakan inti ajaran islam. Fazlur rahman dalm bukunya Islam bahwa inti ajaran islam sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an adalah akhlak yang bertumpu keimanan kepada Allah swt dan keadilan sosial.

3. Bahwa akhlak yang mulia sebagaimana dikemukakan para ahli bukanlah terjadi dengan sendirinya, melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama lingkungan keluarga, pendidikan dan masyarakat pada umumnya.

4. Bahwa pembinaan akhlak terhadap para remaja amat penting dilakukan, mengingat secara psikologis usia remaja adalah usia yang berada dalam goncangan dan mudah terpengaruh sebagai akibat dari keadaan dirinya yang masih belum memiliki bekal pengetahuan, mental dan pengalaman yang cukup. Akibat dari keadaan yang demikian, para remaja mudah sekali terjerumus kedalam perbuatan-perbutan yang menghancurkan masa depannya sebagaimana disebutkan diatas.38

4. Remaja

a. Pengertian Remaja

Remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak

menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai

perubahan, baik fisik maupun psikis.

38Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2003), h. 215-217

Page 34: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

24

1. Perubahan Fisik Rangkaian perubahan yang paling jelas yang nampak dialami oleh remaja adalah perubahan biologis dan fisiologis yang berlangsung pada masa pubertas atau pada awal masa remaja, yaitu sekitar 11-15 tahun pada wanita dan 12-16 tahun pada pria. Hormon-hormon baru di produksi oleh kelenjar endokrin, dan ini membawa perubahan dalam ciri-ciri seks primer dan memunculkan ciri-ciri seks sekunder.

2. Perubahan Emosionalitas Akibat langsung dari perubahan fisik dan hormonal tadi adalah perubahan dalam aspek emosional pada remaja dan juga pengaruh lingkungan yang terkait dengan perubahan badaniah tersebut seperti timbulnya perasaan rindu, menyayangi, perasaan cinta dan lain-lain.

3. Perubahan Kognitif Semua perubahan fisik yang membawa implikasi perubahan emosional tersebut makin dirumitkan oleh fakta bahwa individu juga sedang mengalami perubahan kognitif. Perubahan dalam kemampuan berpikir ini diungkapkan oleh Piaget sebagai tahap terakhir yang disebut sebagai tahap formal operation dalam perkembangan berikutnya.39

Dalam buku Perananan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah

Kenakalan Remaja ditambahkan bahwa perubahan atau perkembangan

masa remaja diatandai sebagai berikut:

1. Perkembangan Sosial Pada masa ini remaja sudah memiliki kemampuan untuk

memahami orang lain, sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat pribadi, minat, nilai-nilai maupun perasannya.

2. Perkembangan Moral Pada Masa ini timbul dorongan untuk melakukan perbuatan-

perbuatan yang dapat di nilai baik oleh orang lain. Remaja berperilaku bukan hanya untuk memenuhi kepuasan fisiknya, tetapi juga psikologisnya.40

b. Pembagian Masa Remaja

Masa remaja menurut Drs. M. Alisuf Sabri dalam bukunya Psikologi

umum dan perkembangan berlangsung dari umur 15/16 tahun sampai

39Hendrianti Agustiani, Psikologi Perkembangan (Pendekatan Ekologi Kaitannya

Dengan Konsep Diri Dan Penyesuaian Diri Pada Remaja), (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006), h. 30

40Aat Syafaat, dkk, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rajawali Press, 2008), h.103

Page 35: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

25

usia 21 tahun atau berlangsung saat individu matang secara seksual

sampai mencapai usia matang secara hukum. ”Masa remaja ini di bagi

dua bagian, yaitu pertama, masa remaja awal, yang berlangsung hingga

17 tahun dan kedua, masa remaja akhir yang berlangsung hingga

mencapai usia kematangan resmi secara hukum yaitu umur 21 tahun.”41

Sejalan dengan pendapat Drs. M. Alisuf Sabri, menurut TB Aat

Syafaat, S.Sos, M.Si dkk dalam buku Pendidikan Agama Islam dalam

Mencegah Kenakalan Remaja dijelaskan mengenai rentang usia remaja

yaitu: ”(1.) Masa pubertas (12-14 tahun), (2.) Masa remaja awal (14-16

tahun), (3.) Akhir masa pubertas (17-18 tahun), (4.) Periode remaja

Adolesen (19-21 tahun).”42

B. KERANGKA BERPIKIR

Kita ketahui bersama bahwasanya masa remaja merupakan masa yang amat

penting bagi kehidupan seseorang. Jika masa remaja seseorang dilaluinya dengan

baik dan mendapatkan pengetahuan yang baik pula maka masa dewasanya akan

menjadi baik pula terlepas dari pengaruh-pengaruh buruk yang mungkin saja

dihadapinya pada masa dewasa.

Selain keluarga, masyarakat harus ikut berpartisifasi dalam upaya membentuk

akhlak remaja. Pendirian Majelis Ta’lim Remaja merupakan alternatif sarana

pendidikan non-formal bagi remaja. Melalui pendidikan agama yang

diselenggarakan Majelis Ta’lim Remaja, remaja akan mendapat pengetahuan yang

lebih banyak selain dari sekolah. Sehingga pendidikan agama yang

diselenggarakan Majelis Ta’lim Remaja menjadi penting karena jika pendidikan

agama pada Majelis Ta’lim tersebut berkualitas atau baik maka akan memberikan

pengaruh yang positif bagi pembentukan akhlak remaja. Sebaliknya, jika

pendidikan agama yang diselenggarakan tidak berkualitas atau kurang baik maka

tidak akan mempengaruhi pembentukan akhlak remaja menjadi baik.

41Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman

Ilmu Jaya, 1993. hal. 160 42Aat Syafaat, dkk, Peranan Pendidikan Agama …, h.101

Page 36: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

26

C. HIPOTESIS

Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap permasalahan yang penulis

angkat yang selanjutnya perlu adanya pengujiaan hipotesis untuk membuktikan

kebenarannya. Adapun pada penelitian ini penulis mengajukan dua hipotesis

yakni:

1. Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara variabel pendidikan

agama pada Majelis Ta’lim dengan pembentukan akhlak remaja

2. Tidak ada pengaruh positif yang signifikan antara variabel pendidikan

agama pada Majelis Ta’lim dengan pembentukan akhlak remaja

Page 37: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu objek penelitian.

Pada penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu:

1. Pendidikan agama pada Majelis Ta’lim sebagai variabel bebas yang

disimbolkan dengan huruf X

2. Pembentukan akhlak remaja sebagai variabel terikat yang disimbolkan

dengan huruf Y

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama satu bulan yaitu sejak bulan Agustus-

Oktober

Adapun mengenai lokasi penelitian, yakni Majelis Ta’lim Remaja

Jami’ Al- Ikhwaniyah yang membentuk Ikatan Remaja Masjid Jami’ Al

Ikhwaniyah (IKRAMI) yang berada di wilayah RT 07/ RW 10 Kedaung-

Pamulang.

Page 38: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

27

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja yang mengikuti

pengajian Majelis Ta’lim Remaja Jami’ Al Ikhwaniyah sebanyak 30

orang

2. Sampel

Beradasarkan keterangan dari buku prosedur Penelitian Ilmiah karya

Prof. Dr. Suharsimi Arikuto bahwasanya jika jumlah populasi kuang

dari 100 maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi.1 Karena populasi penelitian ini kecil

maka sampel penelitian ini akan diambil sebanyak populasi yang ada.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian lapangan

(field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan langsung ke objek

penelitian. Untuk memperoleh data-data lapangan ini, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Angket, yaitu merupakan suatu daftar atau rangkaian pertanyaan

tertulis yang diberikan kepada responden untuk mengetahui

pendapat/persepsi mereka tentang pendidikan agama pada Majelis

Ta’lim IKRAMI

b. Studi Dokumentasi yaitu menghimpun bahan-bahan keterangan

mengenai Majelis Ta’lim Remaja IKRAMI seperti Struktur

organisasi, dan sejarah berdirinya.

c. Observasi, yaitu Pengamatan dan pencatatan dengan sistematik

terhadap fenomena-fenomena yang menjadi sasaran pengamatan

seperti kondisi saat dilakukan kegiatan pengajian, metode/cara

penyampaian materi pelajaran serta ragam materi yang disampaikan

di Majelis Ta’lim Remaja IKRAMI

1Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).( Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), h. 134

Page 39: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

28

d. Wawancara, yaitu merupakan tanya jawab yang dikerjakan secara

sistematis untuk mencari informasi yang lebih dalam dan lebih rinci

yang belum terdapat pada angket mengenai Majelis Ta’lim Remaja

IKRAMI dan para remaja yang mengikuti Pengajian tersebut.

Wawancara ini dilakukan dengan ketua Majelis Ta’lim Remaja

IKRAMI.

A. Teknik Analisis dan Pengolahan Data

Setelah data-data diklasifikasikan melalui proses editing, selanjutnya

adalah dilakukan analisa data. Dalam hal ini, jenis data yang dikumpulkan

penulis adalah data kuantitatif dengan menggunakan teknik statistik.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

1. Pentabelan data, yaitu memasukan data kedalam tabel yang

berisikan nomor urut, kolom alternatif jawaban, dan kolom-kolom

frekuensi jawaban (P).

Skor butir jawaban

Positif a = 4 b = 3 c = 2 d = 1

Negatif a = 1 b = 2 c = 3 d = 4

2. Mencari frekuensi jawaban (F) dengan cara menjumlahkan setiap

jawaban.

3. Mencari persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = NF

100 %

Keterangan:

P = Persentase

F = frekuensi jawaban

N = number of cases (jumlah banyaknya sampel)

Selanjutnya untuk mengetahui sejauhmana tingkat pengaruh

pendidikan agama terhadap pembentukan akhlak remaja. penulis

Page 40: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

29

menggunakan rumus product moment dari carl reason sebagai teknik

analisis.

Cara operasional data dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai

berikut:

a. Mencari angka korelasi dengan rumus:

rXY=

))()()(( 2222 YYNXXN

YXXYN

Keterangan:

r XY = Angka indeks korelasi ”r” product moment

N = Number of cases (jumlah responden)

XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

X = Jumlah seluruh skor Y

Y = Jumlah seluruh skor Y

b. Interpretasi terhadap indeks korelasi product moment dengan jalan

berkonsultasi variabel ”r” product moment

Apabila cara ini ditempuh maka prosedur yang akan dilalui adalah

sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis Ha dan Hipotesis Ho

2. Menguji kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan dengan

jalan membandingkan besarnya ”r” yang tercantum dalam tabel

dengan ”r” product moment baik pada taraf 0 % maupun 5 %

namun terlebih dahulu mencari derajat besarnya (db) atau degress

Fredom (df)

Keterangan:

df = Derajat bebas

N = Jumlah subyek sampel penelitian

Rumus: df = N- nr

Page 41: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

30

nr = Jumlah variabel2

Setelah memberikan interpretasi secara kasar atau sederhana

maupun menggunakan nilai r tabel, langkah selanjutnya yakni

mencari beberapa kontribusi yang diberikan variabel x terhadap

variabel y. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus:

Keterangan:

KD = Kontribusi variabel x terhadap variabel y

R2 = Koefisien korelasi antara variabel x dengan variabel y

Tabel. 1

Indeks korelasi product moment

Besarnya “r” product moment Interpretasi

0,00 - 0,20 Korelasi sangat rendah (diabaikan)

0,20 – 0,40 Korelasi rendah / lemah

0,40 – 0,70 Korelasi sedang / cukup

0,70 – 0,90 Korelasi kuat (tinggi)

0,90 – 1,00 Korelasi sangat kuat (sangat tinggi)

F. Instrument Penelitian

Adapun kisi-kisi instrument pada penelitian yang penulis gunakan dalam

pembuatan angket adalah sebagai berikut:

2Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta:Rajawali Press, 2008), h.

194

KD = R2 x 100 %

Page 42: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

31

Tabel. 2

Kisi-kisi Instrument Penelitian

No Aspek Dimensi Butir Item

1. Pendidikan

Agama Islam

pada Majelis

Ta’lim

IKRAMI

1. Aspek Materi

2. Aspek Metode

3. Aspek Pendidik (Ustad/Ustadzah)

4. Aspek Remaja (jama’ah)

3,4,11,12,13,1

5,16,17,18

5, 9

7, 19, 14, 20

1, 2, 6, 19

2. Pembentukan

akhlak

Remaja

1. Akhlak terhadap Allah

2. Akhlak terhadap sesama

3. Akhlak terhadap lingkungan

1, 2, 3, 4, 6,

5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17 16, 18, 19, 20

Page 43: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat

Majelis Ta’lim Remaja IKRAMI berdiri beberapa saat setelah selesainya

pembangunan Masjid Jami’ Al Ikhwaniyah Kedaung-Pamulang sekitar

tahun 1994 tepatnya tanggal 30 Januari 1994 M/ 17 Sya’ban 1414 H atas

dasar saran-saran yang diberikan para orangtua remaja daerah sekitar

kepada pengurus Masjid. Tujuannya adalah agar para remaja khususnya

remaja daerah sekitar Masjid mendapatkan banyak pengetahuan agama dan

akhirnya memiliki akhlakul karimah dimanapun mereka berada.

Setelah direncanakan oleh para pengurus Masjid tentang pembentukan

Majelis Ta’lim Remaja, maka dengan respon yang baik dari para remaja

mereka berkumpul bermusyawarah untuk menentukan bagaimana

pelakasanaan dan nama yang tepat untuk Majelis ta’lim remaja yang

dibentuk tersebut. Maka pada tanggal 28 Agustus 1994 M terbentuklah

Masjid Ta’lim Remaja IKRAMI yang merupakan singkatan Ikatan Remaja

Masjid Jami’ Al Ikhwaniyah. Pembukaan perdana Majelis Ta’lim IKRAMI

tanggal 3 September 1994 M dan ditetapkan bahwa pengajian Majelis

Ta;lim IKRAMI berlangsung setiap jum’at malam/ malam sabtu.

Page 44: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

2. Keadaan Tenaga Pengajar dan jama’ah IKRAMI

Tenaga pengajar atau Ustadz yang menjadi narasumber pada Majelis

Ta’lim Remaja IKRAMI berjumlah 4 orang yang memiliki latar belakang

pendidikan yang berbeda-beda yakni:

1. Ust. Endang Ghazali menyampaikan materi Fiqh

2. Ust. Sofyan menyampaikan materi Qiraatul Qur’an

3. Ust. Sodri menyampaikan materi Aqidah Akhlak

4. Ust. Lutfi (mengulang materi sebelumnya)

Adapun latar belakang para anggota Majelis Ta’lim Remaja IKRAMI

berasal dari daerah sekitar RT 07/ RW 10 yang kebanyakan diantara mereka

adalah pelajar SMP dan SMA namun ada sebagian dari mereka yang tidak

bersekolah. Adapun kendala-kendala yang dihadapi selama berdirinya

Majelis Ta’lim Remaja IKRAMI adalah tidak menentunya jumlah remaja

yang hadir pada saat pelaksanaan pengajian. Terkadang hal tersebut

didasarkan pada faktor cuaca dan kesibukan para remaja.

B. Deskripsi Data

Adapun untuk mengetahui secara rinci dari hasil penelitian pendidikan

agama pada Majelis Ta’lim remaja IKRAMI dan pengaruhnya terhadap

pembentukan akhlak remaja. Maka dijelaskan dalam tabel-tabel berikut ini:

Tabel. 3

Mengikuti pengajian di Majelis ta’lim IKRAMI

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Selalu 10 33,3% Sering 11 36,7%

Kadang-kadang 9 30% Tidak Pernah 0 0 %

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwasanya intensitas kehadiran para remaja

anggota Majelis Ta’lim IKRAMI tidak menentu akan tetapi hampir

seluruhnya menyatakan pernah hadir dan tidak ada yang menjawab tidak

Page 45: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

pernah hadir. Hal ini dibuktikan dengan 33,3% anggota jama’ah MTR

IKRAMI selalu menghadiri pengajian di MTR IKRAMI, 36% menyatakan

sering, dan 30% menyatakan kadang-kadang serta tidak ada yang menjawab

alternatif jawaban ”Tidak pernah”.

Tabel. 4

Senang mengikuti pengajian di Majelis Ta’lim IKRAMI

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Senang 12 40% Senang 15 50%

Tidak Senang 3 10% Biasa Saja 0 0%

Total 30 100 %

Tabel diatas menunjukan hampir setengahnya dari jumlah remaja anggota

MTR IKRAMI menyatakan sangat senang mengikuti pengajian di MTR

IKRAMI yang dibuktikan dengan 40% anggota jama’ah MTR IKRAMI

memilih alternatif jawaban sangat senang, 50 % atau setengahnya menyatakan

senang mengikuti pengajian, hanya 10% jama’ah yang merasa tidak

mengikuti pengajian di MTR IKRAMI. Hal ini menunjukan bahwasanya

adanya MTR IKRAMI di sekitar wilayah rumah mereka di respon dengan

baik.

Tabel. 5

Majelis Ta’lim IKRAMI memberikan banyak pengetahuan tentang agama

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Banyak 16 53,3% Banyak 9 30%

Kurang Banyak 3 10% Tidak Banyak 2 6,7%

Total 30 100%

Page 46: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Tabel diatas menunjukan bahwa lebih dari setengah jumlah remaja

anggota MTR IKRAMI menyatakan bahwa MTR IKRAMI memberikan

sangat banyak pengetahuan agama pada mereka yakni sekitar 53,3%.

Sedangkan 30% atau sebagian kecil menyatakan banyak pengetahuan agama

yang diberikan MTR IKRAMI, 10% atau sedikit sekali menyatakan kurang

banyak dan 6,7% menyatakan tidak banyak pengetahuan agama yang

diberikan oleh MTR IKRAMI.

Tabel. 6

Ustad/ Ustadzah memberikan pengetahuan tentang ibadah sehari-hari

seperti shalat wajib, shalat sunat, puasa dan sebagainya.

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Selalu 13 43,3% Sering 5 16,7%

Kadang-kadang 12 40% Tidak Pernah 0 0%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 43,3% atau hampir setengahnya jama’ah

MTR IKRAMI menyatakan bahwa mereka selalu mendapatkan pengetahuan

tentang ibadah dari narasumber, 16,7% menyatakan sering mendapatkan

pengetahuan tentang ibadah dari narasumber dan cukup banyak jama’ah yang

menyatakan bahwa hanya kadang-kadang saja pengetahuan tentang ibadah

diberikan yakni sekitar 40%.

Tabel. 7

Pengetahuan agama yang disampaikan ustad/ ustadzah beragam

(variatif)

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Variatif 6 20% Variatif 20 67%

Kurang Variatif 4 13% Tidak Variatif 0 0%

Total 30 100%

Page 47: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Tabel diatas menunjukan bahwa 20% menyatakan pengetahuan agama

yang disampaikan Ustad/ustadazah sangat variatif, sedangkan yang

menjawab variatif, dan 13% meyatakan kurang variarif dan tidak ada yang

memilih alternatif jawaban ”Tidak Variatif. Hal ini menunjukan bahwa bagi

sebagaian besar anggota jama’ah menyatakan materi yang disampaikan oleh

narasumber di Majelis Ta’lim IKRAMI bermacam-macam atau variatif.

Tabel. 8

mendengar pengetahuan agama yang disampaikan Ustad/ Ustadzah

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Bosan 0 0 Bosan 1 3,3%

Tidak Bosan 20 66,7% Biasa Saja 9 30%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa tidak ada jama’ah yang merasa sangat

bosan mendengar pengetahuan agama yang yang disampaikan ustad/ustadzah

di MTR IKRAMI hal ini dibuktikan dengan 0% dari anggota jama’ah MTR

IKRAMI yang memilih alternatif jawban sangat bosan, 3,3% atau sedikit

sekali yang menyatakan bosan, 66,7% atau sebagian besar menyatakan

mereka tidak bosan dan 30% menyatakan biasa saja.

Tabel. 9

Ustad/ ustadzah membiarkan saya berkelahi (tawuran)

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Selalu 1 3,3% Sering 0 0%

Kadang-kadang 0 0% Tidak Pernah 29 96,7%

Total 30 100%

Page 48: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Tabel diatas menunjukan bahwa hampir keseluruhan dari remaja anggota

jamaa’ah MTR IKRAMI menyatakan bahwa ustad/ustadzah tidak pernah

membiarkan mereka berkelahi (tawuran). Hanya 1% atau sedikit sekali saja

yang menyatakan selalu.

Tabel. 10

Pendidikan agama di Majelis Ta’lim IKRAMI mengajarkan saya untuk

mencintai dan menyayangi sesama teman.

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Selalu 22 73,3% Sering 2 6,7%

Kadang-kadang 6 20% Tidak Pernah 0 0%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 73,3%atau sebagian besar menyatakan

bahwa pendidikan agama yang diberikan di MTR IKRAMI selalu

mengajarkan mereka untuk mencintai dan menyayangi sesama teman. 6,7%

menyatakan sering, 20% meyatakan kadang-kadang dan tidak ada yang

memilih alternatif jawaban ”Tidak Pernah”. Hal ini menunjukan bahwasanya

para anggota jama’ah selalu diajarkan untuk selalu berkasih sayang dengan

sesama teman mereka.

Tabel. 11

Ustad/ Ustadzah menggunakan beragam metode dalam menyampaikan

materi pelajaran

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 11 36,7% Setuju 18 60%

Tidak Setuju 1 3,3% Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 30 100%

Page 49: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Tabel diatas menunjukan bahwa 36,7% atau sebagian kecil menyatakan

sangat setuju bahwa dalam menyampaikan materi Ustad/Ustadzah di MTR

IKRAMI tidak hanya menggunakan satu metode saja melainkan banyak

metode. 60% atau lebih dari setengahnya menyatakan setuju dan hanya 3,3%

saja yang menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa selain materi

yang diajarkan cukup variatif metode yang digunakanpun cukup variatif.

Tabel. 12

Ustad/ Ustadzah menunjukan perilaku sopan terhadap semua orang

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 19 63,3% Setuju 11 36,7%

Tidak Setuju 0 0% Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 63,3% dari keseluruhan dari anggota

jama’ah MTR IKRAMI menyatakan Ustad/Ustadzah yang menjadi

narasumber di MTR IKRAMI menujukan perilaku sopan terhadap semua

orang dan sisanya 36,7% menyatakan setuju. Hal ini menunjukan bahwasanya

Ustad/Ustadzah yang menjadi narasumber di MTR IKRAMI menunjukan

perilaku yang sopan terhadap semua orang.

Tabel. 13

Ustad/ Ustadzah mengajarkan mencintai dan menghormati orang tua

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 22 73,3% Setuju 8 26,7%

Tidak Setuju 0 0% Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 30 100%

Page 50: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Tabel diatas menunjukan bahwa hampir keseluruhan atau 73,3% atau

hampir seluruhnya remaja anggota jama’ah MTR IKRAMI menyatakan

sangat setuju bahwa mereka diajarkan untuk selalu mencintai dan

menghormati orang tua. sedangkan sisanya sekitar 26,7 menyakan setuju. Hal

ini menunjukan bahwa keseluruhan remaja anggota jama’ah pendidikan

agama di MTR IKRAMI selalu mengajarkan untuk mencintai dan

menyayangi orang tua.

Tabel. 14

Pendidikan agama di Majelis Ta’lim IKRAMI mengingatkan untuk

menjalankan perintah Allah swt dan menjauhi semua laranganNya

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 25 83,3% Setuju 5 16,7%

Tidak Setuju 0 0 Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa hampir keseluruhan remaja anggota

jama’ah MTR IKRAMI menyatakan sangat setuju bahwa pendidikan agama

yang diajarakn di MTR IKRAMI mengingatkan mereka untuk menjalankan

perintah Allah swt dan menjauhi laranganNya. Dan sisanya 16,7%

menyatakan setuju. Hal ini menunjukan keseluruhan remaja anggota jama’ah

MTR IKRAMI menyatakan bahwa mereka diajarkan untuk selalu

menjalankan perintah Allah swt dan menjauhi segala laranganNya

Tabel. 15

Pengetahuan agama pada Majelis Ta’lim IKRAMI mengajarkan banyak

bersyukur dalam hidup

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 15 50% Setuju 15 50%

Tidak Setuju 0 0 Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 30 100%

Page 51: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Tabel diatas menunjukan bahwa 50% atau setengah dari remaja anggota

jama’ah MTR IKRAMI menyatakan sangat setuju bahwa pengetahuan atau

pendidikan agama di MTR IKRAMI mengajarkan mereka untuk selalu

bersyukur dalam hidup dan 50% lagi menyatakan setuju. Sehingga hal ini

menunjukan bahwa keseluruhan remaja anggota jama’ah MTR IKRAMI

diajarkan untuk selalu bersyukur dalam hidup ini.

Tabel. 16

Ustad/ Ustadzah membiarkan meninggalkan shalat

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Selalu 1 3,3% Sering 2 6,7%

Kadang-kadang 2 6,7% Tidak Pernah 25 83,3%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa hampir keseluruhan remaja anggota

jama’ah MTR IKRAMI yakni 83,3% atau sebagian besar menyatakan bahwa

Ustad/Ustadzah tidak pernah membiarkan mereka meninggalkan shalat dan

sisanya 3,3% menyatakan selalu, 6,7% menyatakan sering dan 2%

menyatakan kadang-kadang. Hal ini menunjukan bahwa perhatian narasumber

terhadap kedisiplinan ibadah para remaja anggota jama’ah MTR IKRAMI

cukup besar.

Tabel. 17

Ustad/ Ustadzah mengajarkan berkata jujur

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Selalu 15 50% Sering 11 36,7%

Kadang-kadang 4 13,3% Tidak Pernah 0 0%

Total 30 100%

Page 52: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Tabel diatas menunjukan bahwa 50%atau setengah dari remaja anggota

jama’ah MTR IKRAMI menyatakan sangat setuju mereka selalu diajarkan

untuk berkata jujur dan 36,7% menyatakan sering, dan 13,3% menyatakan

kadang-kadang sedangkan tidak ada yang memilih alternatif jawaban ”Tidak

Pernah”. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan agama di MTR IKRAMI

mengajarkan jama’ahnya untuk berkata jujur.

Tabel. 18

Majelis Ta’lim IKRAMI mengenalkan untuk mencintai lingkungan

dengan berbagai kegiatan seperti tadabur alam dan sebagainya

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Selalu 12 40% Sering 6 20%

Kadang-kadang 12 40% Tidak Pernah 0 0%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa MTR IKRAMI mengenalkan jama’ahnya

untuk mencintai lingkungan dengan berbagai kegiatan sepeti tadabur alam.

Hal ini dinyatakan dengan 40% atau hampir setengah dari remaja anggota

jama’ah MTR IKRAMI menyatakan selalu, 20% menyatakan sering dan 40%

menyatakan kadang-kadang. Hal ini berarti bahwasanya MTR IKRAMI

mempunyai kepedulian untuk melestarikan lingkungan dengan memberikan

pengetahuan akan lingkungan dari kacamata agama bagi para remaja anggota

jama’ahnya

Page 53: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Tabel. 19

Saya mendapatkan pelajaran untuk selalu berakhlak mulia dimanapun

berada

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 16 53,3% Setuju 14 46,7%

Tidak Setuju 0 0% Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 53,3% atau lebih dari setengah remaja

anggota jama’ah MTR IKRAMI menyatakan sangat setuju bahwa mereka

diajarkan untuk selalu berakhalak mulia dimanapun mereka berada dan 46,7%

menyatakan setuju. Hal ini menunjukan bahwa keseluruhan mereka selalu

diajarkan untuk berakhlak mulia dimanapun mereka berada.

Tabel. 20

Pendidikan agama yang disampaikan di Majelis Ta’lim IKRAMI

melengkapi pengetahuan agama yang saya dapatkan dari sekolah

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 9 30% Setuju 21 70%

Tidak Setuju 0 0% Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 30% remaja anggota jama’ah MTR

IKRAMI menyatakan bahwa mereka sangat setuju bahwasanya pendidikan

agama yang diajarkan di MTR IKRAMI melengkapi pengetahuan agama yang

mereka dapatkan dari sekolah mereka masing-masing, sedangkan sisanya

sekitar 70% menyatakan setuju yang berarti secara keseluruhan mereka

menyatakan bahwa pendidikan agama di MTR IKRAMI melengkapi

pengetahuan agama yang mereka dapatkan dari sekolah.

Page 54: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Tabel. 21

Mengikuti pengajian pada Majelis ta’lim IKRAMI membuat pengetahuan

tentang ibadah saya bertambah

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 17 56,7% Setuju 13 43,3%

Tidak Setuju 0 0% Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 56,7% remaja anggota jama’ah MTR

IKRAMI menyatakan sangat setuju bahwa pengetahuan tentang ibadah

mereka bertambah karena mengikuti pengajian di MTR IKRAMI, dan sisanya

sekitar 43,3% menyatakan setuju. Hal ini menunjukan keseluruhannya

menyatakan bahwa pengetahuan tentang ibadah mereka bertambah setelah

mengikuti pengajian di MTR IKRAMI.

Tabel. 22

Ustad/ ustadzah memberi nasehat saat saya dalam kesulitan atau saat

saya berbuat salah

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Selalu 9 30% Sering 13 43,3%

Kadang-kadang 8 26,7% Tidak Pernah 0 0%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 30% remaja anggota jama’ah MTR IKRAMI

menyatakan bahwa mereka selalu diberi nasehat baik saat mereka dalam keadan

kesulitan maupun saat mereka berbuat salah. 43,3% menyatakan sering dan

sisanya sekitar 26,7% menyatakan kadang-kadang

Page 55: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Tabel. 23

Saya sediakan waktu untuk melaksanakan shalat sunat

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 5 16,7% Setuju 9 30%

Tidak Setuju 15 50% Sangat Tidak Setuju 1 3,3%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 16,7% atau sebagian kecil remaja

anggota jama’ah MTR IKRAMI yang menjawab sangat setuju yang berarti

mereka menyediakan waktu untuk melaksanakan shalat sunat, 30%

menyatakan setuju, 50% atau setengahnya menyatakan tidak setuju yang

berarti mereka tidak menyediakan waktu untuk melaksanakan shalat sunat dan

3,3% menyatakan sangat tidak setuju yang berarti tidak menyediakan waktu

sama sekali untuk melaksanakan shalat sunat.

Tabel. 24

Kesibukan membuat saya meninggalkan shalat wajib

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 0 0% Setuju 2 6,7%

Tidak Setuju 18 60% Sangat Tidak Setuju 10 33,3%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 0% menyatakan bahwa mereka sangat

tidak setuju kesibukan membuat mereka meninggalkan shalat wajib, 2,7%

menyatakan setuju yang berarti kesibukan terkadang membuat mereka

meninggalkan shalat wajib, 60% menyatakan Tidak setuju yang berarti bahwa

mereka tetap melaksanakan shalat wajib meskipunsedang dalam keaaan sibuk.

Sedangkan 33,3% menyatakan bahwa kesibukan membuat mereka

meninggalkan shalat wajib.

Page 56: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Tabel. 25

Terasa berat bagi saya untuk melaksanakan puasa di bulan Ramadhan

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 1 3,3% Setuju 1 3,3%

Tidak Setuju 5 16,7% Sangat Tidak Setuju 23 76,7%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 3,3% remaja anggota jama’ah MTR

IKRAMI menyatakan sangat setuju merasa berat untuk melaksanakan ibadah

puasa, 3,3% lain menyatakan setuju, 16,7 % menyatakan bahwa mereka tidak

setuju dengan pernyataan tersebut diatas dan 76,7% menyatakan sangat tidak

setuju. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar para remaja tidak merasa

berat untuk melaksanakan puasa di bulan Ramadhan.

Tabel. 26

Selalu melaksanakan puasa sunat di luar bulan Ramadahan

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 1 3,3% Setuju 6 20%

Tidak Setuju 21 70% Sangat Tidak Setuju 2 6,7%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 3,3% menyatakan bahwa sangat setuju

yang berarti diluar bulan Ramadhan mereka juga melaksanakan puasa sunat.

20% menyatakan setuju, 21% menyatakan tidak setuju yang berarti mereka

jarang melaksanakan puasa sunat di luar puasa ramadhan dan 6,7%

menyatakan sangat tidak setuju yang berarti mereka tidak pernah

melaksanakan puasa selain puasa pada bulan Ramadhan.

Page 57: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Tabel. 27

Saya menyesal akan kesalahan-kesalahan yang telah saya lakukan

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 14 46,7% Setuju 3 10%

Tidak Setuju 13 43,3% Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 46,7% atau hampir setengahnya remaja

anggota jama’ah menyatakan sangat setuju bahwa mereka menyesal akan

kesalahanan yang telah mereka lakukan, 10% sebagian kecil menyatakan

bahwa mereka juga menyesali kesalahan yang telah mereka lakukan, dan

sisanya 43,3% menyatakan bahwa mereka sangat tidak setuju yang

menunjukan bahwa mereka tidak menyesal atas kesalahan yang mereka telah

lakukan.

Tabel. 28

Saya tidak rela menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 1 3,3% Setuju 6 20%

Tidak Setuju 16 53,3% Sangat Tidak Setuju 7 23,3%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 3,3% menyatakan mereka sangat setuju

dengan pernyataan diatas yang berarti mereka tidak rela menerima kenyataan

yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. 20% menyatakan setuju, 53,3%

menyatakan tidak setuju yang berarti mereka menerima keadaan baik sesuai

harapan maupun tidak sesuai dengan harapan mereka dan sisanya yakni

23,3% atau sebagian kecil menyatakan sangat tidak setuju.

Page 58: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Tabel. 29

Dalam pergaulan, saya memilih-milih teman

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 6 20% Setuju 3 10%

Tidak Setuju 11 36,7% Sangat Tidak Setuju 10 33,3%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 20% atau sebagian kecil menyatakan

sangat setuju yang berarti bahwa dalam pergaulan mereka memilih-milih

teman, 10% menyatakan bahwa mereka setuju, 36,7% menyatakan tidak

setuju dan 33,3% menyatakan sangat tidak setuju yang berarti mereka tidak

memilih-milih teman atau mereka mau berteman dengan siapa saja.

Tabel. 30

Hanya pada orang tertentu saja saya berbicara halus dan sopan

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 1 3,3% Setuju 0 0%

Tidak Setuju 13 43,3% Sangat Tidak Setuju 16 53,3%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 3,3% remaja anggota jama’ah MTR

IKRAMI menyatakan bahwa sangat setuju yang berarti hanya dengan orang

tertentu saja mereka berbicara sopan, 0% yang menyatakan setuju, 43,3%

menyatakan bahwa mereka tidak setuju dan 53,3% menyatakan sangat tidak

setuju, hal ini berarti mereka berbicara dengan sopan kepada siapapun.

Page 59: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Tabel. 31

Tanpa di minta saya memaafkan kesalahan orang lain

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 12 40% Setuju 14 46,7%

Tidak Setuju 3 10% Sangat Tidak Setuju 1 3,3%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 40% dari remaja Anggota jama’ah MTR

IKRAMI menyatakan sangat setuju yang berarti bahwa mereka tanpa di minta

tetap memaafkan orang yang berbuat kesalahan padanya, 46,7% menyatakan

setuju, 10% menyatakan tidak setuju dan 3,3% yang menyatakan sangat tidak

setuju yang berarti bahwa mereka akan memafkan kesalahan orang lain

jikalau orang tersebut meminta maaf terlebih dahulu.

Tabel. 32

Saya amat sulit untuk memaafkan kesalahan orang lain

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 4 13,3% Setuju 3 10%

Tidak Setuju 11 36,7% Sangat Tidak Setuju 12 40%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 13,3% remaja anggota jama’ah MTR

IKRAMI menyatakan sangat setuju yang berarti mereka amat sulit untuk

memaafkan kesalahan orang lain, 10% menyatakan setuju, 36,7% menyatakan

tidak setuju yang berarti mereka mudah untuk memaafkan kesalahan orang

lain, dan 40% menyatakan sangat tidak setuju yang berarti mereka sangat

mudah untuk memaafkan kesalahan orang lain.

Page 60: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Tabel. 33

Saya tunjukan perhatian pada yang lebih muda dengan rasa sayang

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 10 33,3% Setuju 8 26,7%

Tidak Setuju 11 36,7% Sangat Tidak Setuju 1 3,3%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 33,3% menyatakan sangat setuju yang

berarti mereka selalu menunjukan rasa kasih sayang pada orang-orang yang

lebih muda. 26,7% menyatakan bawa mereka setuju, 36,7% menyatakan

bahwa mereka tidak setuju dan 3,3% menyatakan sangat tidak setuju yang

berarti bahwa perhatian kepada orang yang lebih muda masih kurang.

Tabel. 34

Saya berbaik sangka pada siapa saja dalam pergaulan

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 12 40% Setuju 12 40%

Tidak Setuju 4 13,3% Sangat Tidak Setuju 2 6,7%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 40% atau hampir setengahnya remaja

anggota jama’ah MTR IKRAMI selalu berbaik sangka kepada siapa saja. 40%

lainnya menyatakan setuju, 13,3% menyatakan tidak setuju serta 6,7%

menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar

remaja anggota jama’ah MTR IKRAMI di dalam pergaulannya menunjukan

sikap berbaik sangka terhadap orang lain.

Page 61: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Tabel. 35

Saya hormati orang tua dengan penuh kesantunan

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 22 73,3% Setuju 3 10%

Tidak Setuju 5 16,7% Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 73,3% menyatakan bahwa mereka sangat

setuju yang berarti mereka menghormati orang tua dengan penuh kesantunan,

10% menyatakan setuju dan 16,7% menyatakan tidak setuju. Hal ini

menunjukan bahwa sebagian besar dari remaja anggota jama’ah MTR

IKRAMI berperilaku sopan terhadap orang tua mereka dan hanya sebagian

kecil saja yang tidak menunjukan perilaku sopan terhadap orang tuanya.

Tabel. 36

Saya tidak mau berinteraksi dengan orang dari agama lain

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 0 0% Setuju 1 3,3%

Tidak Setuju 18 60% Sangat Tidak Setuju 11 36,7%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 0% yang menyatakan sangat setuju atau

mereka sangat tidak mau bergaul dengan orang dari agama lain, 3,3% atau

sedikit sekali yang menyatakan bahwa mereka tidak mau bergaul dengan

orang dari agama lain. 60% menyatakan tidak setuju dan 36,7% menyatakan

sangat tidak setuju yang berarti mereka mau berinteraksi dengan orang dari

agama lain.

Page 62: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Tabel. 37

Hati saya gelisah saat saya berkata bohong

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 11 36,7% Setuju 19 63,3%

Tidak Setuju 0 0% Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 36,7% atau sebagian kecil menyatakan

sangat setuju hati mereka sangat gelisah saat mereka berkata bohong, 63,3%

menyatakan setuju atau sebagian besar dari remaja anggota MTR IKRAMI

gelisah saat mereka berkata bohong dan tidak ada yang memilih alternatif

jawaban ”tidak setuju” atau ”sangat tidak setuju”. Hal ini menunjukan bahwa

seluruh remaja anggota jama’ah MTR IKRAMI merasa gelisah manakala

mereka berbohong.

Tabel. 38

Saya menggunakan air dan listrik seperlunya

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 12 40% Setuju 17 56,7%

Tidak Setuju 0 0% Sangat Tidak Setuju 1 3,3%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 40% atau hampir seluruhnya menyatakan

sangat setuju dan 56,7% atau lebih dari setengahnya menyatakan setuju. Hal

ini menunjukan bahwa mereka peduli dengan lingkungan dengan

menggunakan energi sehemat mungkin. Sedangakan sisanya 3,3% atau sedikit

sekali yang menyatakan sangat tidak setuju yang berarti bahwa mereka tidak

berhemat dalam menggunakan energi tersebut.

Page 63: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Tabel. 39

Saya berani untuk berkata jujur meskipun hal itu membuat saya celaka

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 5 16,7% Setuju 3 10%

Tidak Setuju 21 70% Sangat Tidak Setuju 1 3,3%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 16,7% atau sebagian kecil dari dari

remaja anggota jama’ah MTR IKRAMI menyatakan sangat setuju, dan 10%

menyatakan setuju yang berarti mereka lebih mengutamakan kebenaran

daripada kepentingan pribadi mereka. 70% atau sebagian besar menyatakan

tidak setuju dan 3,3 % menyatakan sangat tidak setuju yang berarti mereka

takut untuk menyatakan kebenaran jika keselamatan mereka terancam.

Tabel. 40

Saya membiarkan hewan yang sedang menderita di jalan

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 0 0 Setuju 1 3,3%

Tidak Setuju 9 30% Sangat Tidak Setuju 20 66,7%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 0% menyatakan tidak setuju, 3,3%

menyatakan setuju. Sedangkan 30% menyatakan tidak setuju dan 66,7%

menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini berarti mereka memiliki rasa

sayangyang cukup besar terhadap binatang yang sedang menderita meskipun

masih ada yang kurang peduli akan tetapi hanya sedikit sekali.

Page 64: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Tabel. 41

Saya mencoret-coret tembok, pohon dan apapun untuk membuat hati

senang

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 1 3,3% Setuju 8 26,7%

Tidak Setuju 8 26,7% Sangat Tidak Setuju 13 43,3%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa 3,3% menyatakan sangat setuju terhadap

pernyataan tersebut diatas yang berarti bahwa merusak keindahan lingkungan

membuat hati mereka senang, 26,7% menyatakan setuju, 26,7% menyatakan

tidak setuju dan 43,3% meyatakan sangat tidak setuju. hal ini berarti lebih dari

setengah remaja angota jama’ah MTR IKRAMI menyatakan tidak setuju

terhadap perilaku mencoret-coret tembok, pohon atau apapun untuk membuat

hati mereka senang.

Tabel. 42

Saya berakhlakul karimah (berakhlak mulia) dimanapun saya berada

Alternatif Jawaban F Persentase (%)

Sangat Setuju 20 66,7% Setuju 9 30%

Tidak Setuju 1 3,3% Sangat Tidak Setuju 0 0%

Total 30 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa lebih dari setengah dari jumlah

keseluruhan anggota MTR IKRAMI atau sekitar 66,7% menyatakan sangat

setuju yang berarti mereka selalalu menunjukan akhlakul karimah dimanapun

mereka berada, 30% menyatakan setuju dan 3,3% menyatakan tidak setuju

yang berarti hanya pada tempat tertentu saja mereka menunjukan akhlakul

karimah.

Page 65: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

C. Analisis dan Intepretasi Data Mnggunakan Rumus Korelasi Product

Moment

Setelah memperoleh angka prosentase dari masing-masing butir angket

maka langkah selanjutnya adalah mencari korelasi antara variabel X dan

variabel Y dengan menggunakan rumus korelasi product moment.

Tabel. 43

Hasil antara Variabel X dan Y

No. X Y XY X² Y²

1. 63 57 3.591 3.969 3.249

2. 74 59 4.366 5.476 3.481

3. 63 58 3.645 3.969 3.364

4. 71 58 4.118 5.041 3.364

5. 73 59 4.307 5.329 3.481

6. 72 70 5.040 5.184 4.900

7. 73 63 4.599 5.329 3.969

8. 66 65 4.290 4.356 4.225

9. 66 64 4.224 4.356 4.029

10. 65 55 3.575 4.225 3.025

11. 72 66 4.752 5.184 4.356

12. 75 66 4.950 5.625 4.356

13. 75 66 4.950 5.625 4.356

14. 74 64 4.736 5.476 4.096

15. 62 56 3.472 3.844 3.136

16. 69 66 4.554 4.761 4.356

17. 74 64 4.736 5.476 4.096

18. 76 69 5.244 5.776 4.761

19. 68 54 3.672 4.624 2.916

20. 70 56 3.920 4.900 3.136

21. 70 53 3.710 4.900 2.809

Page 66: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

22. 63 68 4.284 3.969 4.624

23. 68 58 3.944 4.624 3.364

24. 69 51 3.519 4.741 2.601

25. 51 55 2.805 2.601 3.025

26. 68 59 4.012 4.624 3.481

27. 56 64 3.584 3.136 4.096

28. 57 55 3.135 3.249 3.025

29. 63 60 3.780 3.969 3.600

30. 70 67 4.690 4.900 4.489

JML ∑ X =

2.036

∑ Y =1.825 ∑ X²=

124.213

∑Y²=

138.988

∑XY=

111.833

Selanjutnya setelah perhitungan diatas, maka akan diuji kebenarannya

yaitu dengan cara menggunakan rumus product moment guna mengetahui tingkat

pengaruh antara pendidikan agama dengan pembentukan akhlak remaja yaitu:

a. Mencari angka korelasi dengan rumus:

rXY =

))()()(( 2222 YYNXXN

YXXYN

= ))1825(111833.30)()2036(138988.30(

)1825)(2036(124213.3022

= ))1825(111833.30)()2036(138988.30(

)1825)(2036(124213.3022

= )3330625(3354990)(41452964169640

37157003726390

= )24365)(24344(

10690

=593141560

10690

Page 67: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

= 497774,24354

10690 = 0,4328933296

Atau

= 5,24354

10690 = 0,438933256

Dibulatkan

= 0,44

b. Interpretasi terhadap indeks korelasi product moment dengan jalan

berkonsultasi variabel ”r” product moment:

Interpretasi secara kasar/ sederhana : Dari perhitungan di atas ternyata

angka korelasi atara variabel X dan variabel Y tidak bertanda negatif, berarti

diantara dua variabel tersebut terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan

searah). Dengan memperhatikan besarnya rxy (yaitu = 0,44), yang berkisar

antara 0,40-0,70 berarti korelasi positif antara variabel X dan variabel Y itu

adalah korelasi positif yang sedang.

Adapun untuk interpretasi dengan menggunakan tabel nilai ”r” yakni

dengan mencari derajat bebasnya terlebih dahulu.

Rumus: df = N- nr

= 30-2

= 28

Dengan memeriksa Tabel Nilai ”r” Product Moment ternyata bahwa

dengan df sebesar 28, pada taraf signifikasi 5% diperoleh rtabel = 0,361. oleh

karena itu, berarti rxy lebih besar dari rtabel yakni 0,44>0,361. Hal ini

menunjukan bahwa hipotesis nihil ditolak sedangkan hipotesis alternatif

diterima, berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antar variabel x dan

variabel y atau terdapat korelasi yang signifikan antara pendidikan agama

dengan pembentukan akhlak remaja di Majelis Ta’lim Remaja IKRAMI

meskipun pada taraf sedang atau cukupan.

Page 68: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Setelah memberikan interpretasi secara kasar atau sederhana maupun

menggunakan nilai r tabel, langkah selanjutnya yakni mencari beberapa

kontribusi yang diberikan variabel x terhadap variabel y. Dalam hal ini

penulis menggunakan rumus:

Keterangan:

KD = Kontribusi variabel x terhadap variabel y

R2 = Koefisien korelasi antara variabel x dengan variabel y

KD = R2 x 100 %

= 0,44 2 x 100%

= 0,1936 x 100% = 19,36%

Hal ini menunjukan bahwasanya kontribusi variabel x atau pendidikan

agama pada Majelis Ta’lim Remaja IKRAMI terhadap pembentukan akhlak

remaja sebesar 19,36% dan menujukan bahwa 80,7% pembentukan akhlak

remaja dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara

dengan Ketua Majelis Ta’lim Remaja IKRAMI yang menyatakan bahwa

pendidikan agama pada Majelis ta’lim IKRAMI memberikan pengaruh

penting pada akhlak remaja meskipun banyak faktor-faktor lain yang

berpengaruh lebih besar daripadanya terhadap pembentukan akhlak remaja

yang menjadi anggota jama’ah Majelis Ta’lim IKRAMI.

KD = R2 x 100 %

Page 69: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Pendidikan Agama pada Majelis Ta’lim Remaja Masjid Jami’ Al

Ikhwaniyah (IKRAMI) memberikan pengaruh positif yang cukup

signifikan pada pembentukan akhlak remaja anggota Majelis ta’lim

tersebut. Hal ini berarti semakin berkualitas pendidikan agama yang

diajarkan di Majelis Ta’lim Remaja IKRAMI menunjukan semakin

berkualitas pula akhlak remaja di daerah sekitar Kedaung khususnya

daerah sekitar Masjid Al Ikhwaniyah Kedaung Ciputat.

2. Tingkat pengaruh pendidikan agama yang diajarkan Majelis Ta’lim

IKRAMI terhadap pembentukan akhlak remaja didaerah sekitar Masjid

Jami Al Ikhwaniyah memiliki korelasi yang sedang berarti akhlak remaja

ada hubungannnya dengan kualitas pengajaran agama di MTR IKRAMI

meskipun korelasi positif tersebut hanya sedang atau cukupan saja.

B. SARA N

Bagi Majelis Ta’lim IKRAMI untuk terus meningkatkan dan

mengembangkan kualitas pendidikan agama yang diajarkan bukan hanya

mengenai materi yang disampaikan tapi lebih dari itu keteladanan yang

ditunjukan oleh pra narasumber merupakan bagian dari pendidikan yang

penting dengan memperhatikan kebutuhan para remaja akan pengetahuan

agama sesuai dengan tingkat pertumbuhan mereka agar menjadi generasi

Page 70: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

penerus bangsa yang memiliki iman dan taqwa kepada Allah swt dan tidak

terpengaruh akan hal negatif yang ada disekitar mereka.

Page 71: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, Hendrianti. Psikologi Perkembangan (Pendekatan Ekologi

Kaitannya Dengan Konsep Diri Dan Penyesuaian Diri Pada Remaja),

Bandung: PT. Refika Aditama, 2006.

Al Abrasyi, M. Athiyah. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan

Bintang, 1970.

Aminuddin dkk. Pendidikan Agama Islam (untuk perguruan tinggi), Jakarta:

PT. Ghalia Indonesia dan Univ. Indonusa Esa Unggul, 2002.

Amiruddin, Teuku. Reorientasi Manajemen Pendidikan Islam, Yogyakarta:

UII Press, 2000.

Ardani, Mohammad. Akhlak Tasawuf, Jakarta: Karya Mulya, 2005. Arifin, Muzayin. Pendidikan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat (suatu

pendekatan filosofis, pedagogis, psikososial dan kultural). Bandung:

Golden Terayon Press, tanpa tahun.

Arifin, Muzayyin. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).

Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Daud Ali, Muhammad. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Press

2008.

Depag (ed). Ensiklopedia Islam, Jakarta: Depag, jilid 2, 1987.

Djamaluddin & Abdullah Aly. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Bandung:

Pustaka Setia, 1999.

H. M. Arifin. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta: Bumi

Aksara, 1991.

Hambari. Hasan Muarif. Ensiklopedia Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van

Hoeve, Cet. 4, 1997.

Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1999.

Page 72: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Hasbullah. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia ( Lintasan Sejarah

Pertumbuhan dan perkembangan), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

Cet-1, 2001.

Husin, Said Agil. Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’ani. Jakarta: Ciputat Press,

2005.

Jalaluddin. Teologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.

Marimba, Ahmad D. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Al-

Ma’arif, Cet. 4, 1980.

Munawir, A.Warson. Al Munawwir (kamus Arab-Indonesia), Yogyakarta:

Pustaka Progressif, 1997.

Nata, Abudin. Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997.

Nata, Abudin. Manajemen Pendidikan, Jakarta: Prenada Media, 2003.

Nuryanis, Pedoman pendidikan Agama islam pada Masyarakat, Jakarta:

Ditjen kelembagaan Agama islam Departemen Agama, 2003.

Sabri, Alisuf. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, 1993

Sasono, Adi. Solusi Islam atas Problematika Umat (Ekonomi, Pendidikan dan

Dakwah), Jakarta: Gema Insani Press, 1998.

Shaleh, Abdul Rachman. Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak

Bangsa, Jakarta: Raja Grafindo persada, 2005.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press,

2008.

Suwito & Fauzan (editor). Perkembangan Pendidikan Islam di Nusantara

(Studi Perkembangan Sejarah dari Abad 13 hingga Abad 20 M). Bandung:

Angkasa, 2005.

Syafaat, Aat dkk. Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah

Kenakalan Remaja, Jakarta: Rajawali Press, 2008.

Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1998.

Undang-undang SISDIKNAS (UU RI No. 20 Th. 2003), Jakarta: Sinar

Grafika, 2009.

Page 73: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Skor Variabel X

No.

Subjek

Jawaban Responden

Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

X 1 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 63 X 2 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 74 X 3 2 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2 63 X 4 2 4 4 4 3 3 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 71 X 5 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 73 X 6 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 72 X 7 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 73 X 8 2 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 66 X 9 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 2 2 3 3 4 3 4 66

X 10 2 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 2 65 X 11 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 3 4 3 72 X 12 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 75 X 13 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 75 X 14 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 74 X 15 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 62 X 16 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3 69 X 17 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 74 X 18 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 76 X 19 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 68 X 20 3 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 70 X 21 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 70

Page 74: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Skor Variabel Y

X 22 2 1 1 2 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 63 X 23 3 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 68 X 24 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 3 4 2 69 X 25 2 1 1 2 2 2 4 4 1 3 4 3 3 4 2 2 3 3 3 2 51 X 26 3 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 68 X 27 2 1 2 2 2 4 4 2 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 2 56 X 28 3 3 2 2 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 57 X 29 4 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 4 2 2 3 3 3 2 63 X 30 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 70

Page 75: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

No. Subjek

Jawaban Responden

Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Y 1 3 2 4 3 2 3 4 4 3 4 2 1 2 1 3 4 2 3 3 4 57 Y 2 4 3 4 2 2 2 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 2 3 3 4 59 Y 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 1 3 3 3 2 3 4 2 2 2 3 58 Y 4 2 4 4 2 4 1 1 4 2 1 1 4 4 2 4 4 3 4 4 4 58 Y 5 3 4 4 2 4 4 1 1 2 1 4 1 4 2 4 4 2 4 4 4 59 Y 6 3 4 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 70 Y 7 2 4 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 63 Y 8 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 3 4 65 Y 9 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 3 4 64

Y 10 1 3 3 1 4 3 1 1 4 3 2 3 4 2 3 3 4 3 3 4 55 Y 11 3 3 4 2 2 3 4 4 3 4 3 4 4 1 4 4 2 4 4 4 66 Y 12 3 3 4 2 2 3 4 4 3 4 3 4 4 1 4 4 2 4 4 4 66 Y 13 3 3 4 2 2 3 4 4 3 4 3 4 4 1 4 4 2 4 4 4 66 Y 14 3 3 4 3 4 3 1 4 4 3 4 4 4 2 3 3 2 4 2 4 64 Y 15 2 3 2 3 4 2 3 3 4 3 2 3 2 2 3 3 2 4 3 3 56 Y 16 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 2 3 4 3 66 Y 17 2 3 4 2 4 2 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 64 Y 18 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 69 Y 19 2 4 4 2 2 4 3 3 2 1 2 3 4 1 3 3 2 4 2 3 54 Y 20 2 2 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 4 2 4 3 3 3 2 3 56 Y 21 2 3 1 2 2 2 3 3 3 4 2 3 2 1 3 3 2 3 4 4 53 Y 22 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 1 3 4 3 4 3 4 68 Y 23 2 3 3 2 4 3 3 4 4 3 2 2 3 2 4 3 2 4 2 3 58

Page 76: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Y 24 2 3 3 1 2 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 51 Y 25 2 3 4 2 4 3 2 3 3 4 3 2 4 1 3 1 2 4 1 4 55 Y 26 2 3 3 2 4 3 3 4 4 3 2 2 3 3 4 3 2 4 2 3 59 Y 27 2 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 1 4 4 2 64 Y 28 2 3 4 4 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 4 2 3 55 Y 29 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 1 3 3 2 4 4 4 60 Y 30 3 3 4 2 4 2 4 4 4 4 3 4 4 1 3 3 3 4 4 4 67

Page 77: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

1

DAFTAR PERTANYAAN ANGKET

PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN

PENGARUHNYA TERHADAP PEMBENTUKKAN AKHLAK REMAJA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

I. Identitas Responden

Nama:

Usia:

Alamat:

II. Petunjuk

1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sejujur-jujurnya

2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang kamu kehendaki

3. Periksa kembali setiap jawaban pada pertanyaan sebelum menyerahkan kembali

angket ini

Pertanyaan:

A. Pendidikan Agama pada Majelis Ta’lim IKRAMI

1. Saya mengikuti pengajian di Majelis ta’lim IKRAMI

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

2. Saya senang mengikuti pengajian di Majelis Ta’lim IKRAMI

a. Sangat Senang b. Senang c. Tidak Senang d. Biasa Saja

3. Majelis Ta’lim IKRAMI memberikan banyak pengetahuan tentang agama

a. Sangat Banyak b. Banyak c. Kurang Banyak d. Tidak Banyak

4. Ustad/ Ustadzah memberikan pengetahuan tentang ibadah sehari-hari seperti shalat

wajib, shalat sunat, puasa dan sebagainya.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

5. Pengetahuan agama yang disampaikan ustad/ ustadzah beragam (variatif)

a. Sangat Variatif b. Variatif c. Kurang Variatif d. Tidak Variatif

6. Saya bosan mendengar pengetahuan agama yang disampaikan Ustad/ Ustadzah

a. Sangat Bosan b. Bosan c. Tidak Bosan d. Biasa Saja

7. Ustad/ ustadzah membiarkan saya berkelahi (tawuran)

Page 78: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

2

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

8. Pendidikan agama di Majelis Ta’lim IKRAMI mengajarkan saya untuk mencintai

dan menyayangi sesama teman.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

9. Ustad/ Ustadzah menggunakan beragam metode dalam menyampaikan materi

pelajaran

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

10. Ustad/ Ustadzah menunjukan perilaku sopan terhadap semua orang

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

11. Ustad/ Ustadzah mengajarkan saya mencintai dan menghormati orang tua

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

12. Pendidikan agama di Majelis Ta’lim IKRAMI mengingatkan saya untuk

menjalankan perintah Allh swt dan menjauhi semua laranganNya

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

13. Pengetahuan agama pada Majelis Ta’lim IKRAMI mengajarkan saya banyak

bersyukur dalam hidup

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

14. Ustad/ Ustadzah membiarkan saya meninggalkan shalat

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

15. Ustad/ Ustadzah mengajarkan saya berkata jujur

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

16. Majelis Ta’lim IKRAMI mengenalkan saya untuk mencintai lingkungan dengan

berbagai kegiatan seperti tadabur alam dan sebagainya

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

17. Saya mendapatkan pelajaran untuk selalu berakhlak mulia dimanapun saya berada

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

18. Pendidikan agama yang disampaikan di Majelis Ta’lim IKRAMI melengkapi

pengetahuan agama yang saya dapatkan dari sekolah

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

19. Mengikuti pengajian pada Majelis ta’lim IKRAMI membuat pengetahuan tentang

ibadah saya bertambah

Page 79: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

3

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

20. Ustad/ ustadzah memberi nasehat saat saya dalam kesulitan atau saat saya berbuat

salah

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

B. Pembentukan Akhlak Remaja

1. Saya sediakan waktu untuk melaksanakan shalat sunat

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

2. Kesibukan membuat saya meninggalkan shalat wajib

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

3. Terasa berat bagi saya untuk melaksanakan puasa di bulan Ramadhan

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

4. Saya selalu melaksanakan puasa sunat di luar bulan Ramadahan

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

5. Saya selalu menyesal akan kesalahan-kesalahan yang telah saya lakukan

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

6. Saya tidak rela menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

7. Dalam pergaulan, saya memilih-milih teman

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

8. Hanya pada orang tertentu saja saya berbicara halus dan sopan

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

9. Tanpa di minta saya memaafkan kesalahan orang lain

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

10. Saya amat sulit untuk memaafkan kesalahan orang lain

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

11. Saya tunjukan perhatian pada yang lebih muda dengan rasa sayang

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

12. Saya berbaik sangka pada siapa saja dalam pergaulan

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

Page 80: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

4

13. Saya hormati orang tua dengan penuh kesantunan

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

14. Saya tidak mau berinteraksi dengan orang dari agama lain

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

15. Hati saya gelisah saat saya berkata bohong

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

16. Saya menggunakan air dan listrik seperlunya

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

17. Saya berani untuk berkata jujur meskipun hal itu membuat saya celaka

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

18. Saya membiarkan hewan yang sedang menderita di jalan

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

19. Saya mencoret-coret tembok, pohon dan apapun untuk membuat hati senang

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

20. Saya berakhlakul karimah (berakhlak mulia) dimanapun saya berada

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

Page 81: PENDIDIKAN AGAMA PADA MAJELIS TA’LIM IKRAMI DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2454/1/98154-MARIAH-FITK.pdfberkontribusi membantu membentuk akhlak mulia para

Ketua Irwansyah

Wk. ketua Desti

Sekretaris Lisna

Bendahara Euis

SEKSI-SEKSI

PERLENGKAPAN adih Andi Eza

Bayu

HUMAS Dilla

Ageng Opik

Eneng

PERIBADATAN Iiq

Syifa Wasis Ujang

ANGGOTA

ACARA Ayu

Akbar Ayang Agus

STRUKTUR KEPENGURUSAN IKATAN REMAJA/I

MASJID JAMI’AL IKHWANIYYAH (IKRAMI) PERIODE

2009-2010

Sumber: Arsip MTR IKRAMI Kedaung-Ciputat 2009