Upload
baszran-danta-wasana
View
1.256
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENDEKATAN , MODEL DAN GAYA KEPEMIMPINAN SUPERVISOR PENDIDIKAN
Oleh : Suyono
NIM : 505920028
Semester III PPI
ABSTRAK
Supervisor sebagai pengawas pendidikan bertindak sebagai stimulator,pembimbing
dan konsultan bagi guru dalam perbaikan pengajaran dan menciptakan situasi belajar
mengajar yang baik dan kondusif.Oleh karena untuk keberhasilan dalam menunaikan
tugasnya seorang supervisor pendidikan memerlukan pendekatan,model serta gaya
kepemimpinan yang tepat.
Kata kunci : Pendekatan,Model ,Gaya Kepemimpinan.
A. Kepemimpinan Supervisi Pendidikan
1. Definisi Kepemimpinan
Dalam kamus bahasa Inggris kata kepemimpinan diambil dari kata lead yang
berararti pemimpin ,sedang leader adalah seorang pemimpin dan leadership adalah
kepemimpinan.( John.M.Echols dan Hasan Shadili,2000: 351)
Ngalim Poerwanto ( 2003 : 25-26) mengutif beberapa definisi kepemimpinan dari
Prajudi Atmosudirdjo sebagai berikut :
a. Kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai suatu kepribadian seseorang yang
mendatangkan keinginan pada klompok orang-oranguntuk mencontohkannya atau
untuk mengikutinya ,atau yang memancarkan suatu penaruh yang tertentu ,suatu
kekuatan atau wibawa ,yang demikian rupa sehingga membuat seklompok orang
mau melakukan apa yang dikehendaki.
2
b. Kepemimpinan adalah suatu seni ( art),kesanggupan (ability) atau tehnik (technique)
untuk membuat seklompok orang bawahan dalam organisasi formal atau para
pengikut atau simpatisan dalam organisasi informal mengikuti atau mentaati segala
apa yang dikehendakinya,membuat mereka begitu antosias atau bersemangat untuk
mengikutinya atau bahkan berkorban untuknya.
c. Kepemimpinan dapat dipandang sebagai suatu bentuk persuasi suatu seni
pembinaan klompok orang-orang tertentu ,biasaanya melalui human relantion dan
motivasi yang tepat,sehingga mereka tanpa adanya rasa takut mau bekerja sama dan
membanting tulang untuk memahami dan mencapai segala apa yang menjadi tujuan
organisasi.
Menurut Burhanudin( 1994: 62 ) , mengutip pendapat Good,bahwa kepemimpinan
adalah the ability and readiness to inspire,guide,direct,or manage other,yang berarti
kepemimpinan merupakan suatu kemampuan dan kesiapan seseorang untuk
mempengaruhi ,membimbing dan mengarahkan atau menglola orang lain agar mereka mau
berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan bersama.
2. Supervisi Pendidikan
Supervise adalah usaha-usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru
Dan petugas-petugas lainnya,dalam memperbaiki pengajaran ,termasuk menstimulir
menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guu-guru dan merevisi tujuan-tujuan
pendidikan ,bahan-bhan pengajaran dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran.
(Piet.A.Sahertian DKK,1981 :18 ).Dipertegas oleh Ngalim Poerwanto (2003 : 76 ),bahwa
3
supervise adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru
dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Sedang supervisor adalah suatu usaha menstimuler,mengkoordinir,dan membimbing
secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara
kolektif agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pembelajaran dengan demikian mereka dapat menstimulir dan membimbing pertumbuhan
tiap peserta didik secara kontinyu,serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam
masrakat Indoesia.(Piet A.Sahertian ,1981 :19 ).
B. Pendekatan dan Penangan Guru
Menurut Mariyati dalam Made Pidarta (2009 :145-146),bahwa kemampuan guru ter
bagi menjadi empat kategori yaitu :
a. Guru lemah
Guru lemah yaitu guru yang mempunyai tingkat abstraksi yang rendah dan tingkat
Komitmen yang rendah pula.Ciri guru seperti ini dalah bermotivasi rendah untuk
mengembangkan profesinya ,malah ia merasa tidak perlu bantun dari pihak lain ,termasuk
dari supervisor.
b. Guru energik
Guru energik adalah guru yang mempunyai tanggung jawab dan komitmen
tinggi,tetapi tingkat abstraksinya rendah.Guru ini kemauannya besar dan niat baiknya itu
diganjal oleh kemampuan umum guru ini kurang bagus,bahkan banyak yang ingin ia
4
capai,tetapi tidak sesuai kemampuannya sehingga banyak banyak pekerjaannya
terbengkelai.
c. Guru konseptor
Guru ini banyak membuat konsep-konsep baru untuk kemajuan pembelajaran mau-
pun sekolah tetapi tidak mampu mewujudkanya hal ini disebabkan karena tanggung jawab
dan komitmennya rendah.
d. Guru professional
Tipe guru ini yang paling baik,yaitu ia adalah pemikir sekaligus pelaksana .Hal
inidisebabkan ia mempunyai kemampuan mengabstraksi dan komitmennya juga cukup
tinggi .Dia mampu memikirkan sesuatu disamping tugas-tugasnya sendiri ,juga rencana
perbaikan,baik pengajaran dikelas maupun kemajuan sekolah.
Keempat kategori tersebut,didekati dan ditangani secara berbeda-beda dalam
proses supervise.Menurut Made pidarta (2009 : 148 – 150 ),ada tiga pendekatan yang harus
dilakukan seorang supervisor dalam mensupervisi empat kategori guru tersebut,yaitu :
1. Pendekatan tidak langsung dan metode menilai diri sendiri .Pendekatan dan metode
ini diterapkan pada guru yang termasuk kategori professional dalam proses
supervisi.
a. Pendekatan tidak langsung adalah pendekatan yang member kesempatan
kepada guru untuk berinisiatif dan kreatif menciptakan ide-ide baru untuk
melaksanakan pembelajaran.
b. Yang dimaksud dengan metode menilai diri sendiri adalah supervisor member
kepercayaankepada guru yang sudah professional mengadakan penilaian atas
5
diri sendiri.Hasil penilaian itu diperiksa oleh supervisor,sebagian besar hasil
penilaian dterima oleh supervisor.Kalau ada yang tidak disetujui,dia akan
bertanya terlebih dulu kepada guru tersebut.Guru dan supervisor lalu
mengadakan kesepakatan dengan memodifikasi hasil penilaian tadi.
2. Pendekatan kaloborasi dan metode berdasarkan kontrak.Pendekatan dan metode
ini diaplikasikan pada guru yang termasuk kategori guru enerjik dan guru konseptor
dalam proses supervise.
a. Koloborasi disini adalah kerjasama antara guru dan supervisor.Kerjasama ini
dilakukan dalam banyak hal untuk memajukan kedua macam guru ini.
b. Tentang metode berdasarkan kontrakadalah suatu strategi yang dibuat oleh
supervisor untuk member semacam paksaan kepada kedua macam guru ini
sebagai suatu ikatan.
3. Pendekatan langsung dan metode standar.Pendekatan dan metode ini diterapkan
pada guru yang termasuk kategori lemah.
a. Pendekatan langsung ini tidak member peluang lagi bagi guru untuk
berinisiatif,kreatif,dan inovatif dalam melakukan tugas sehari-hari.Sebab
supervisor merasa peluang seperti ini tidak akan dapat dimanfaatkan dan diisi
oleh guru lemah ini,karena kemampuan dan komitmen guru ini sangat rendah.
b. Metode yang diterapkan pada guru lemah ini disebut metode
standar,maksudnya adalah resep-resep berupa pelaku dan tindakan guru yang
disodorkan oleh supervisor tersebutadalah bersifat standar,suatu standar yang
berlaku secara nasional atu sesuai keadaan daerah bersangkutan.
C.Model Kepemimpinan Supervisor
6
Menurut Ngalim Purwanto (2003 :39 ),kepemimpinan supervisor memiliki tiga model
yaitu model kepemimpinan kontongensi Fieller,model kepemimpinan tiga dimensi dan
model kepemimpinan lima faktor.
1. Model kepemimpinan kontingensi fieldler
Model kepemimpinan ini dikembangkan oleh oleh Fred E.Fieldler,ia berpendapat
bahwa keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya ditentukan oleh suatu gaya
kepemimpinan yang diterapkanya.Dengan kta lain,tidak ada seorang pemimpin yang
dapat berhasil hanya dengan menerapkan satu macam gaya untuk semua
situasi.Seorang pemimpin akan cendrungberhasil dalam menjalankan
kepemimpinannya yang berlainan untuk menghadapi situasi yang berbeda.
Menurut pendekatan ini,ada tiga variabel yang menentukanefektif
tidaknyakepemimpinan,yaitu : (1) hubungan antara pemimpin dengan yang
dipimpin,(2) derajat struktur tugas,dan (3) kedudukan kekuasaan pimpinan.
Menurut Fieldler,hubungan pemimpin dengan yang dipimpin merupakan variabel
yang terpenting dalam menentukan dalam situasi yang menguntungkan.Drajat
struktur tugas merupakan masukan kedua sangat penting bagi situasi yang
menguntungkan,dan kedudukan kekuasaan pemimpin yang diperoleh melalui
wewenang formal merupakan dimensi penting ketiga dari situasi.
2. Model kepemimpinan tiga dimensi
Pendekatan atau model kepemimpinan ini dikemukakan oleh Wiliam J.Redin
(1970 ).Model ini dinamakan tree-dimensional-model arena dalam pendekatannya
7
menghubungkan tiga klompok gaya kepemimpinan ,yang disebutnya gaya dasar,gaya
efektif,dan gaya tak efektif menjadi satu kesatuan
3. Model kontinum berdasarkan berdasarkan banyaknya peran serta bawahan dalam
penganbilan putusan
Pengembangan model kepemimpinan ini adalah Vroom dan Yetton : keduanya
berpendapat ada dua macam kondisi utama yang dapat dijadikan dasar bagi
pemimpin untuk mengikutsertakan atau tidak mengikut sertakan atau tidak
mengikutsertakan bawahan dalam pembuatan putusan.Dua macam kondisi tersebut
ialah : (1) tingkat keefektifan teknis diantara para bawahan , (2) tingkat motivasi
serta dukungan para bawahan.
Berdasarkan kedua macam kondisi tersebut seorang pemimpin dapat memilih salah
satu dari empat gaya kepemimpinan yang akan diterapkan dalam hubungannya
dengan perbuatan manusia.
D.Gaya Kepemimpinan Supervisor Pendidikan
Gaya kepemimpinan adalah teori kepemimpinan dari pendekatan prilaku
pemimpin.Dari satu segi pendekatan ini masih difokuskan lagi pada gaya kepemimpinan
(leadership style),sebab gaya kepemimpinan bagian dari kepemimpinan bagian dari
pendekatan prilaku pemimpin yang memusatkan perhatian pada proses dinamika
kepemimpinan dalam usaha mempengaruhi aktivitas individu untuk mencapai suatu tujuan
dalam suatu situasi tertentu.
Gaya kepemimpinan ialah pola-pola prilaku pemimpin yang digunakan
untukmempengaruhi aktivitas orang-orang yang dipimpin untuk mencapai tujuan dalam
8
siuasi organisasinya dapat berubah bagaimana pemimpin mengembangkan program
organisasinya ,menegakan disiplin yang sejalan dengan tata tertib yang telah
dibuat ,memperhatikan bawahannya dengan meningkatkan kesejahteraannya serta
bagaimana pimpinan berkomunikasi dengan bawahannya.
Hal yang umum disetiap organisasi atau lembaga akan menjumpai berbagai gaya
serta corak kepemimpinan.Gaya-gaya kepemimpinan supervisor pendidikan yang mask pada
golongan salah satu kepemimpinan supervisor pendidikan itu ditentukan oleh cara dan sikap
dalam melaksanakan tugasnya,antara lain :
1. Gaya Otokratik
Secara etimologis,otoriter berarti berkuasa sendiri,sewenang-wenang.Sedang secara
terminologis kepemimpinan supervisor otoriter adalah menempatkan kekuasaan
ditangan satu orang atau seklompok kecil orang yang diantara mereka tetap ada
orang yang berkuasa (Hadari Nawawi DKK,2002 : 94 ).Dipertegas oleh Made Pidarta
bahwa supervisor otoriter merupakan supervisor yang bertindak secara otoriter
terhadap guru ( Made Pidarta,2009 :48).
Pemimpin dengan gaya otokratik pada umumnya memberikan perintah-
perintah dan meminta bawahan untuk mematuhinya.Para komandan militer
dimedan perang umumnya menerapkan gaya ini.Pemimpin yang menerapkan gaya
ini tidak memberikan cukup waktu kepada para bawahan untuk bertanya dan hal ini
lebih sesuai pada situasi yang memerlukan kecepatan dalam mengambil
keputusan.Gaya ini juga cocok diterapkan pada situasi dimana pimpinan harus
cepat mengambil keputusan sehubungan adanya desakan para pesaing.Gaya
otoratik ini tidak selalu jelek seperti persepsi orang selama ini.Untuk menghadapi
9
anggauta timyang malas,tidak disiplin ,susah diatur dan selalu menjadi
troublemaker,gaya kepemimpinan otokratik sangat tepat untuk digunakan oleh
seorang ketua tim.( Kasminto,2007 : 6 )
Dalam kepemimpinan yang otokratis ,pemimpin bertindak sebagai dictator
terhadap anggauta klimpoknya.Baginya pemimpin adalah menggerakan
menggerakan dan memaksa seseorang .Penafsirannya sebagai pemimpin tidak lain
adalah menunjukan dan memberikan perintah.Kewajiban bawahan hanyalah
mengikuti dan menjalankannya,tidak boleh membantah ataupun mengajukan saran.
( Ngalim Purwanto,2003 : 48 )
Pemimpin yang otokresi tidak menghendaki rapat-rapat atau
musyawarah.Berkumpul atau rapat berarti menyampaikan intruksi-intruksi .Setiap
perbedan pendapat diantara anggauta-anggauta klompok diartikan sebagai
kepicikan,pembangkang atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau intruksi
yang telah dittapkan.( Ngalim Purwanto,2003 :48-49 ).
Dalam tindakan dan perbuatannya ia tidak dapat dignggu gugat.Kekuasaan
yang berlebihan ini menyebabkan sikap menyerah tanpa kritik,sikap asal bapak
senang terhadap pimpinan,kecndrungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika
tidak ada pengawasan langsung.Dominasi yang berlebihan ini akan menimbulkan
sifat apatis ,sipat agresif pada anggauta klompok terhadap pemimpinnya.
Pemimpin yang bertipe demikian sebagai orang yang memberikan perintah
dan mengharapkan pelaksanaannya secara dogmatis dan selalu positif.Dengan
segala kemampuannya ,ia berusaha menakut-nakuti bawahannya dengan jalan
10
memberikan hukuman tertentu bagi yang berbuat egative,dan hadiah untuk seorang
bawahan yang bekerja dengan baik.( Burhanudin,1994 : 99).
Akibat negative yang ditimbulkan kepemimpinan otoriter antara lain : (1)
Guru menjadi manusia penurut yang tidak berani mengambil keputusan sehingga
sangat tergantung pada pimpinan atau kepala sekolah .(2) Kesediaan guru,staf dan
murid bekerja keras bersifat terpaksa dan berpura-pura karena didasari rasa
tertekan,takut dan ketegangan karena terus menerus dibayangi dengan sangsi dan
hukuman.(3) Sekolah menjadi bersifat statis.( Hadari Nawawi,2002 :94 ).
Kepemimpinan otoriter menimbulkan suasana kaku,tegang
mencekam,menakutkan sehingga dapat berakibat lebih lanjut timbulnya ketidak
puasan.Kepemimpinan otoriter juga memberikan keuntungan antara lain : disiplin
dapat dikontrol dengan baik,semua pekerjaan dapat berlangsung secara tertib dan
teratur ,cepat serta tegas dalam membuat keputusan dan tindakan sehinggauntu
sementara produktifitas dapat naik.
Adapun cirri-ciri gaya kepemimpinan otokratik adalah sebagai berikut : (1)
Menganggaporganisasi yang dipimpinnya sebagai milik pribadi .(2)
Mengidentifikasikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.(3) Menganggap
bawahan sebagai alat semata-mata. (4) Tidak mau menerima pendapat ,saran,dan
kritik. (5) Terlalu bergantung dengan kekuasaan formal.dan (6) Cara menggerakan
bawahan dengan pendekatan paksaan dan bersifat mencari kesalahan /menghukum.
( Ngalim Purwanto,2003 :50-51 ).
2.Gaya Demokratik
11
Pemimpin demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dengan
kelompoknya ,yang bersama-sama dengan kelompoknya berusaha dan bertanggung
jawab tentang tercapainya tujuan bersama .Agar semua anggauta merasa
bertanggung jawab maka semua anggauta diajak ikut serta dalam setiap
kegiatan .Keikut sertaan itu disesuaikan dengan posisi masing-masing yang
mempunyai wewenang sebagian besar dan seluruh peraturan dan keputusan-
keputusan penting berasal dari dan disesuaikan dengan tuntutan-tuntutan situasi
kelompok,dimana pemimpin bersama-sama anggauta-anggauta kelompok
mengambil bagian secara aktif dalam perumusan dan penetapan peraturan
umum ,keputusan-keputusan penting dalam lembaga kerja tersebut.
Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan
sebagai diktatator ,melainkan sebagai pemimpin ditengah-tengah anggauta
kelompoknya.Pemimpin demokratis sering mengajak pengikutnya dalam mengambil
keputusan,consensus dan pemberdayaan.Hubungan dengan anggauta kelompok
bukan sebagai majikan terhadap buruhnya melainkan sebagai saudara tua diantara
sudara –saudara teman sekerjanya.Pemimpin yang demokratis sealu berusaha
menstimulasi anggautanya agar bekerja secara kooperatif untuk mencapai tujuan
bersama .Dalam tindakan dn usaha-usahanya,ia selalu berpangkal pada kepentingan
dn kebutuhan kelompoknya dan mempertimbangkan kemampuan dan kesanggupan
kelompoknya.Dalam melaksanakan tugasnya ia mau menerima dan mengharapkan
kritik-kritik yang membangun dari para anggauta yang diterimanya sebagai umpan
balikdan dijadikan bahan pertimbangan dalam tindakan-tindakan berikutnya.( ngalim
Purwanto,2003 : 50 ).
12
Gaya demokratik mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan
menaruh kepercayaan pula pada anggautanya bahwa mereka mempunyai
kesanggupan bekerja dengan baik dan bertatanggung jawab.Pemimpin yang
demokratis selalu berusaha memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan.Gaya ini
senantiasa berusaha membangun semangat anggauta-anggauta kelompok dalam
menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya.Disamping itu gaya ini juga
memberikan kesempatan bagi timbulnya kecakapan memimpin pada anggauta
kelompoknya dengan jalan mendelegasikan sebagian kekuasaan dan tanggung
jawabnya.
Pemimpin gaya ini mengadakan konsultasi dengan para bawahannya
mengenai tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang diusulkan/dikehendaki
oleh pemimpin,serta berusaha memberikan dorongan untuk turut serta aktif
melaksanakan semua keputusan dan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan
itu.Tipe kepemimpinan ini dipandang berada pada sebuah bentuk spectrum yang
diurutkan mulai dari orang yang bertindak atas persetujuan dengan bawahan sampai
kepada yang membuat keputusan-keputusan namun sudah berkonsultasi
sebelumnya dengan para anggauta kelompoknya.( Burhanudin,1994 :99 ).
Berdasarkan hal-hal diatas bahwa gaya kepemimpinan demokratis
merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap
staf.Menggunakan kekuasaan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide-ide dari
staf.Memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri.Membuat perencanaan
,mengontrol dalam penerapannya,informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka
13
Kalau di sekolah dilaksanakan kepemimpinan pendidikan yang bersifat
demokratis ,maka ini merupakan hasil interaksi kelompok,dimana setiap orang
dipandang memiliki potensi dapat memberikan sumbangan prosedur
kooperatif,yang dimanfaatkan secara luas .Pemimpin yang mengusahakan perbaikan
dalam pengajaran akan selalu mencari jalan untuk mengembangkan potensi
kepemimpinan yang terdapat pada orang lain.
Adapun cirri seorang pemimpin yang demokratis adalah sebagai berikut : (1)
Senang menerima saran ,penddkritikan dari bawahan.(2) Mengutamakan kerjasama
dmencapai tujuan.(3) Membuat keputusan bersama dengan anggauta kelompok.(4)
Menjelaskan sebab-sebab keputusan yang dibuat sendiri kepada kelompok. (5) Feed
back dijadikan sebagai salah satu masukan yang berharga.( Ngalim Purwanto,2003 :
52).
3.Gaya Laisez Faire
Gaya kepemimpinan ini disebut juga bebas tindak atau
membiarkan.Merupakan pimpinan ofisial ,karyawan menentukan sendiri kegiatan
tanpa pengarah,supervisi,dan koordinasi.Staf/bawahan mengevaluasi pekerjaan
sesuai dengan caranya sendiri.Pimpinan hanya sebagai sumber informasi dan
pengendali secaraminimal atau sebagai fasilitator.
Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan tipe kepemimpinan
otoriter.Kepemimpinannya dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada
orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut
kehendak dan kepentingan masing-masing.Semua kebijaksanaan ,metode dan
14
sebagainya menjadi hak sepenuhnya dari orang yang dipimpin,seluruh kegiatan
tersebut berlangsung tanpa dorongan,bimbingan dan pengaruh dari pimpinan.
Dari uraian tersebut dapat diketahui cirri-ciri pimpinan Laissez – Faire sebagai
berikut : (1) Tidak yakin dengan kemampuan sendiri .(2) Tidak berani menetapkan
tujuan untuk kelompok.(3) Tidak berani menanggung resiko .(4) Membatasi
komunikasi dan hubungan kelompok.
Jadi dapat disimpulkan bahwa inti dari kepemimpinan Laissez-Faire bukanlah
seorang pemimpin dalam pengertian sebenarnya .Kendatipun
demikian ,kepemimpinan ini juga memberikan keuntungan antara lain para anggauta
(guru ) atau bawahan akan dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
4.Gaya Manipulatif Diplomatik ( Psedo – Demokratis )
Gaya kepemimpinan psedo-demokratis merupakan kepemimpinan yang
secara supervise tampak demokratis namun sebenarnya otoriter atau demi
kepentingan kelompok kecil/klik,semu,manipulative.
E. Kesimpulan
Supervisor sebagai pengawas pendidikan bertugas sebagai pembimbing para
guru untuk memperbaiki kualitas pengajaran dan menciptakan situasi belajar
mengajar yangbaik.Untuk itu supervisor dalam melakukan tugasnya memerlukan
pendekatan ,model ,dan gaya kepemimpinan yang tepat sehingga dengan cara-cara
ini supervisorakan berhasil dalam melaksanakan tuganya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Amin Thalib,H.M,Kepengawasan Pendidikan ,Departemen Agama RI Derektorat
Jendral Kelembagaan Agama Islam Derektorat Madrasah dan Pendidikan
Agama disekolah Umum,Jakarta ,2005
Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan,
Buni Aksara,Jakarta ,1994,
Echols,John M. DKK,Kamus Inggris Indonesia,Gramedia,Jakarta 2000
Kasminto,Kepemimpinan,Pusdiklatwas,Bogor,2007
Nawawi,Hadari DKK,Kepemimpinan Yan Efektif, Gajah Mada University Press,
16
Jogjakarta,2002
Pidarta,Made,Supervisi Pendidikan Kontekstual,PT Rineka Cipta ,Jakarta,2003
Purwanto,Ngalim,Administrasi dan Supervisi Pendidikan,Remaja Rosdakarya
Jakarta,2003
Sahertian,Piet A,Prinsip dan teknik Supervisi,Usaha Nasional,Surabaya,1981
17
PENDEKATAN,MODEL DAN GAYA KEPEMIMPINAN
SUPERVISOR PENDIDIKAN
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata kuliah : Supervisi Pendidikan
Dosen : Dr.Diding Nurdin,M.Pd
Oleh :
SUYONO
NIM : 505920028
Semester III PPI
PROGRAM PASCASARJANA IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2010
18