21
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA KELAS DASAR-DASAR PEMROGRAMAN Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Oleh : Kartika Putri (702010075) Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si., M.Pd. George J L Nikijuluw, S.Pd. Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Januari 2015

Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN

BERBASIS PROYEK GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MAHASISWA PADA KELAS DASAR-DASAR PEMROGRAMAN

Diajukan Kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh :

Kartika Putri (702010075)

Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si., M.Pd.

George J L Nikijuluw, S.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Januari 2015

Page 2: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
Page 3: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
Page 4: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
Page 5: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
Page 6: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
Page 7: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN

BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

HASIL BELAJAR MAHASISWA KELAS DASAR-DASAR

PEMROGRAMAN

1Kartika Putri

2Adriyanto J. Gundo, S.Si.,M.Pd.

3George J L.

Nikijuluw, S.Pd.

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)

[email protected])

[email protected] 3)[email protected]

Abstract

Learning motivation and learning outcomes of students FTI SWCU programming basics class low because of instructional media and teaching methods are still used with conventional methods. Concentration student can not centered on asdos that explains the material in front. In this study using Edmodo companion media and constructivism

learning methods, the type of study is a factorial design. The results showed that the learning process that uses media companion mengajara Edmodo and constructivism learning methods motivation is higher than the class that uses the conventional teaching methods.

Keywords: Learning motivation, learning outcomes, methods of constructivism, media

Edmodo, factorial design.

Abstrak

Motivasi belajar dan hasil belajar mahasiswa FTI UKSW kelas Dasar-

dasar pemrograman rendah dikarenakan media pembelajaran dan metode

pembelajaran yang masih digunakan dengan metode konvensional. Konsentrasi

mahasiswa tidak dapat berpusat pada asdos yang menerangkan materi didepan.

Pada penelitian ini menggunakan media pendamping edmodo dan metode

pembelajaran kontruktivisme, jenis penelitian yang digunakan adalah Desain

Factorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses belajar mengajara yang

menggunakan media pendamping edmodo dan metode pembelajaran

kontruktivisme motivasinya lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang

menggunakan metode pembelajaran konvensional.

1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan

Komputer, Universita Kristen Satya Wacana Salatiga 2 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Page 8: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Kata kunci : motivasi belajar, hasil belajar, metode kontruktivisme, media

edmodo, desai factorial

1. Pendahuluan

Pandangan kontruktivisme sebagai filosofi pendidikan masa kini

menganggap semua peserta didik mulai dari usia taman kanak-kanak sampai

dengan perguruan tinggi memiliki gagasan atau pengetahuan tentang

lingkungan dan peristiwa/gejala lingkungan disekitarnya, meskipun

gagasan/pengetahuan ini seringkali naïf dan miskonsepsi [1]. Kelas dasar-

dasar pemrograman angkatan 2014 yang berada di FTI UKSW Salatiga ini

motivasi dan hasil belajar mahasiswa tidak berkembang dengan baik,

dikarenakan asisten dosen yang mengajar tidak bisa memanfaatkan metode

dan media pembelajaran dengan baik. Dari hasil wawancara dengan teman

mahasiswa, dari beberapa mahasiswa banyak yang belum dapat memahami

atau mengerti tentang bahasa pemrograman itu. Dari hal tersebut diperlukan

metode pembelajaran yang tepat dan proses pembelajaran dalam

meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan inovasi mengajar bagi dosen

maupun asisten dosen. Beberapa mahasiswa masih merasa kesulitan dalam

memahami mata kuliah pemrograman itu sendiri. Ada beberapa yang memang

benar-benar belum mengetahui bahasa pemrograman itu apa, itulah sebabnya

dari beberapa mahasiswa itu mendapatkan nilai jelek untuk mata kuliah

pemrograman ini. Mahasiswa masih kesulitan dalam memahami mata kuliah

dasar-dasar pemrograman.

Dalam pembelajaran dikelas, mahasiswa sulit memahami materi yang

disampaikan dikelas, itu disebabkan karena pembelajaran berpusat pada

asisten dosen. Sehingga pemahaman mahasiswa terhadap materi yang

disampaikan tidak maksimal yang diterima oleh mahasiswa. Melalui

pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), tujuan pembelajaran

dirancang untuk melibatkan mahasiswa dalam pola pemecahan masalah.

Kondisi ini akan dapat mengembangkan keahlian belajar dalam bidangnya

secara langsung dalam mengidentifikasi penggalan program yang diberikan.

Media yang digunakan tidak dimanfaatkan dengan baik oleh asisten dosen.

Asisten dosen hanya memanfaatkan LCD Proyektor untuk menampilkan slide-

slide materi yang sudah dibuat dan hanya menerangkan didepan kelas saja.Hal

ini dapat membuat mahasiswa yang duduk paling belakang mengalihkan

perhatian mereka dan tidak fokus terhadap penjelasan asisten dosen. Cara

asisten dosen yang hanya menguasai media pembelajaran dan model

pembelajaran yang biasa ini bisa mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa

terhadap mata kuliah dasar-dasar pemrograman. Saat diberikan tespun

mahasiswa masih menggunakan cara lama yang harus menyiapkan kertas dan

membuat jawaban dikertas, hal ini dapat membuat mahasiswa merasa malas.

Asisten dosen hanya menggunakan metode dan media pembelajaran yang

biasa membuat mahasiswa merasa malas dalam mencari pengetahuan tentang

materi dasar-dasar pemrograman. Penggunaan media pembelajaran Edmodo,

mahasiswa dapat belajar mandiri dalam mengerjakan soal-soal tes yang

diberikan. Metode pembelajaran kontruktivisme sangatlah dibutuhkan untuk

Page 9: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

membentuk kemandirian mahasiswa dengan mengkaitkan antara point-point

kontruktivisme yang satu dengan yang lainnya.Selain itu, metode

pembelajaran kontruktivisme juga dapat meningkatkan motivasi dan hasil

belajar mahasiswa terhadap mata kuliah dasar-dasar pemrograman. Metode

dan media pembelajaran yang digunakan, pendampingan diluar kelas juga

dibutuhkan untuk mendukung metode pembelajaran kontruktivisme itu

sendiri.

2. Kajian Pustaka

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yajid dengan judul Pengembangan

Bahan Ajar Berbantuan Camtasia pada Pokok Bahasan Lingkaran Melalui

Edmodo Untuk Siswa MTS. Menyimpulkan dengan pembelajaran berbantuan

media edmodo seluruh siswa dapat menggunakan bahan ajar tersebut dengan

mudah.Bahan ajar tersebut dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja selama

ada fasilitas pendukung dan layanan internet [13]. Selain itu hasil peelitian

yang dilakukan oleh Jefri dengan judul Studi Penggunaan Jejaring Sosial

Edmodo Sebagai Media E-Learning oleh Dosen Senior yang Tidak Terbiasa

Bekerja Dengan Komputer menyimpulkan dengan pemanfaatan media

edmodo ini dosen mempunyai persepsi yang positif untuk pembelajaran

dimana dosen menyatakan bahwa aspek teknis dan fitur dari edmodo mudah

untuk dipahami.

Penelitian yang dilakukan oleh Widiyatmoko dkk dengan judul

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Mengembangkan Alat Peraga IPA

Dengan Memanfaatkan Bahan Bekas Pakai menyimpulkan bahwa dengan

metode pembelajaran berbasis proyek dapat mengembangkan dan

menghasilkan alat peraga IPA dalam proses pembelajaran dirasa penting

karena peserta didik dalam menerima pengalaman belajar atau mendalami

materi-materi pembelajaran masih perlu benda-benda, kejadian-kejadian yang

sifatnya konkret sehingga pengalaman-pengalaman tersebut akan lebih

berkesan dan daya ingatnya lebih tahan lama. Berdasarkan penjelasan dari

paragraf sebelumnya penelitian-penelitian yang telah dilakukan, maka akan

dilakukan penelitian lebih jauh yang mengkaji tentang pemanfaatan

penggunaan media sosial edmodo melalui pembelajaran konstruktivisme

untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa FTI mata kuliah

DDP. Penerapan metode konstruktivisme dengan didampingi media edmodo

diharapkan dapat menjadi inovasi pembelajaran yang menarik dan

interaktif.Dalam hal ini juga diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam

meningkatkan semangat belajar mereka.Perbedaan dengan penelitian

sebelumnya adalah penelitian ini menggunakan metode pembelajaran

konstruktivisme dengan media edmodo saat pembelajaran berlangsung di

dalam kelas dan luar kelas.Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa FTI kelas

DDP.

Motivasi Belajar yang baik adalah siswa dalam pembelajaran harus

didasari oleh semangat dan motivasi belajar.Serangkaian usaha–usaha yang

dilakukan seseorang apapun yang di senangi dan bila tidak ada yang di

senangi harus berusaha mencapainya dengan meneysuaikan kondisi yang ada

Page 10: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

[4].Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah

laku.Motivasi belajar adalah kekuatan baik dari dalam maupun dari luar yang

mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan

sebelumnya [6].

Hasil belajar adalah merupakan kemampuan yang baru sama sekali atau

boleh juga penyempurnaan dari suatu kemmpuan yang telah dimiliki [10].

Hasil belajar dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : 1) Factor dari dalam. 2)

Factor dari luar. 3) Factor instrumen [17].

Metode kontruktivisme Pendekatan kontruktivisme memiliki beberapa

karakteristik yang dapat dilihat dalam proses pembelajaran. Karakteristik

kontruktivisme menurut Hanafiah dan Suhana yang dikutip oleh Sigit adalah:

1. Proses pembelajaran berpusat pada peserta didik. 2. Proses pembelajaran

merupakan proses integrasi pengetahuan baru dengan pengetahuan lama yang

dimiliki peserta didik. 3. Pandangan yang berbeda diantar peserta didik

dihargai sebagai tradisi dalam proses pembelajaran. 4. Proses pembelajaran

berbasis masalah dalam proses pencarian (inquiri) yang alami. 5. Proses

pembelajaran mendorong terjadinya kooperatif dan kompetitif dikalangan

peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan [2]. Pandangan

kontruktivisme menurut Kukla yang dikutip oleh Sigit memberikan pandangan

konturktivismenya dengan menyatakan “ all our concept are constructed”.

Hal tersebut dapat diartikan bahwa semua konsep yang didapat oleh setiap

organisme merupakan suatu hasil dari proses konstruksi. Kukla beranggapan

konsep yang dibangun berhubungan dengan suatu realitas [2].

Pembelajaran berbasis masalah dirancang dalam suatu prosedur yang

diawali dengan sebuah masalah dan menggunakan instruktus sebagai pelatih.

Prosedur Problem Based Learning awalnya adalah penyajian masalah. Proses

pembelajaran dimulai setelah mahasiswa dijelaskan tentang masalah dan

struktuk masalah, sehingga mahasiswa mengetahui mengapa mereka harus

mempelajari materi ajar tersebut. Enam tahapan yang terdapat pada

pembelajaran berbasis masalah yaitu 1) Mulai dengan penyajian masalah, 2)

masalah berkaitan dengan dunia siswa, 3) Organisasi pembelajaran sesuai

dengan masalah, 4) Memberi siswa tanggung jawab utama dalam membentuk

dan mengarahkan pembelajarannya sendiri, 5) Menggunakan kelompok-

kelompok kecil dalam proses pembelajaran, 6) Menuntut siswa menampilkan

apa yang telah mereka pelajari [5].

Ciri penting dalam Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu (1) Tujuan

pembelajaran diransang untuk dapat merangsang dan melibatkan peserta didik

dalam pola pemecahan masalah. Kondisi ini akan dapat mengembangkan

keahlian belajar dalam bidangnya secara langsung dalam mengidentifikasi

maasalah. (2) sifat masalah yang disajikan dalam proses pembelajaran dalah

berlanjut. Dalam hal ini ada dua hal yang harus terpenuhi, pertama masalah

harus dapat memunculkan konsep-konsep yang relevan dengan content

domain yang dibahas, kedua permasalahan hendaknya bersifat real sehingga

menimbulkan kesamaan pandang antar siswa. (3) adanya presentasi

permasalahan, para siswa diajak untuk mempresentasikan masalah, sehingga

mereka merasa memiliki masalah tersebut. (4) guru berperan sebagai tutor

Page 11: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

atau fasilitator adalah mengembangkan kreativitas berfikir siswa dalam bentuk

keahlian dalam pemecahan masalah dan membantu siswa menjadi mandiri [3].

Edmodo adalah Witherspoon menyimpulkan bahwa edmodo dapat dilihat

sebagai Learning Management System (LMS) yang dapat memfasilitasi dosen

untuk membuat dan mengatur kelas online mereka secara mudah. Situs ini

menyediakan cara yang sederhana untuk dosen dan mahasiswa agar dapat

terhubung dan kerjasama secara virtual. Menurut Nurita dengan judul Cara

Membuat Media Pembelajaran On-Line Menggunakan Edmodo.Edmodo

adalah platform pembelajaran yang aman bagi guru, siswa dan sekolah

berbasis sosial media. Edmodo menyediakan cara yang aman dan mudah bagu

kelas untuk terhubung dan berkolaborasi antara siswa dengan guru untuk

berbagi konten pendidikan, mengelola proyek dan tugas dan menangani

pemberitahuan setiap aktivitas [15].

3. MetodologiPenelitian

Desain faktorial merupakan modifikasi dari desain true experimental, yaitu

dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang

mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil(variabel

dependen). Paradigma faktorial digambarkan sebagai berikut [8]:

Tabel 1.DesainPenelitian [8].

Grup Pretes Variabel

terikat

moderator Postes

R Eksperimen 1 O1 X Y O2

R Eksperimen 2 O3 X Y O4

R Kontrol O5 - Y O6

Dari desain yang telah dijelaskan bisa dibuat langkah-langkah sebagai

berikut : Treatment atau perlakuan diberikan kepada kelompo keksperimen

pertama yang telah diberi pretes (O1) dan kelompok eksperimen kedua yang

telah diberi pretes (O4). Pengaruh perlakuan (X) terhadap kelas eksperimen

pertama dan kedua = (O2-O1) – (O4-O3).

Perbedaan pada kelas eksperimen 1 dan 2 adalah pada media yang

digunakan. Kelas eksperiemen 2 menggunakan media pendamping edmodo

untuk posttest, sedangkan kelas eksperimen 1 tidak menggunakan media

pendamping. Kelas eksperimen 1 dan 2 sama-sama menggunakan pendekatan

konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek, sedangkan kelas

control menggunakan pembelajaran seperti biasa.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa

matakuliah dasar-dasar pemrograman angkatan 2014 FTI UKSW Salatiga.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga kelas yaitu mahasiswa

kelas dasar-dasar pemrograman kelas C, D dan E.

Page 12: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Gambar 1.Tahappenelitian

Tahap pertama adalah persiapan, dalam tahap persiapan ini yang dilakukan

adalah mengidentifikasi masalah. Tahap mengidentifikasi masalah dilakukan

tahap observasi dan wawancara. Tahap observasi dilakukan untuk melihat

perilaku dan pemahaman mahasiswa mengenai materi yang diajarkan, media

dan model yang digunakan oleh asisten dosen, dari hasil observasi tersebut

dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah. Selain observasi juga

dilakukan wawancara terhadap dosen dan asisten dosen. Wawancara ini

menanyakan tentang bagaimana menggunakan media dan model

pembelajaran, motivasi mahasiswa dan cara belajar mahasiswa. Hasil

wawancara juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan untuk menentukan kelas eksperimen dan

kelas kontrol adalah dengan memberikan pretest. Hasil dari pretest yang telah

diberikan maka untuk kelas eksperimen diberikan pada kelas D dan E, dan

untuk kelas kontrol diberikan pada kelas C. Masing-masing kelas eksperimen

dan kelas control berjumlah 20 mahasiswa.

Penulisan laporan

Pengolahan data dan analisa

Pelaksanaan

Penentuan materi, pembuatan media, instrumen

dan perencanaa

Persiapan

Page 13: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Tahap kedua adalah penentuan materi yang diberikan oleh asisten dosen.

Pembuatan media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media edmodo.

Media edmodo digunakan untuk pemberian soal posttest untuk kelas

eksperimen. Instrumen penelitian ini adalah pretest-posttest dan

angket/kuisoner yang disusun berdasarkan para ahli. Teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : MetodeTes (Pretest dan

Posttest) bertujuan untuk mengukur pencapain materi yang telah diberikan.

Metode lain yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah teknik

angket/kuisoner. Metode angket yaitu sebuah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh data dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Angket/kuisoner diberikan kepada

kelas control dan eksperimen yang diberikan pada akhir treatment setelah

mahasiswa mengerjakan soal posttest yang diberikan. Tujuan diberikan

angket/kuisoner ini adalah untuk mengetahui motivasi belajar mahasiswa,

baik dikelas eksperimen maupun dikelas kontrol. Indikator dari angket yang

diberikan terdiri dari a) Orientasi keberhasilan yang terdiri dari dua indicator

yaitu keinginan untuk berprestasi dalam belajar dan kebiasaan mengikuti

pembelajaran dalam pencapaian prestasi, b) Antisipasi kegagalan terdiri dari

usaha dalam menghadapi kesulitan dan sikap terhadap kesulitan, c) Inovasi

terdiri dari satu ndikator yaitu menemukan cara yang lebih mudah dan d)

Tanggung Jawab terdiri dari penyelesaian tugas, menggunakan kesempatan

diluar jam pelajaran dan percaya diri dalam pembuatan tugas [9]. Perhitungan

angket motivasi ini menggunakan skala Linkert yaitu dengan criteria jawaban

sangatsetuju (SS) mempunyai nilai 4, setuju (S) mempunyai nilai 3, tidak

setuju (TS) mempunyai nilai 2 dan sangat tidak setuju (STS) mempunyai nilai

1 [10]. Tabel indicator dapat dilihat pada tabel 2.

No Indikator

1. Orientasi keberhasilan :keinginan untuk

berprestasi dalam belajar dan kebiasaan

mengikuti pembelajaran dalam pencapaian

prestasi.

2. Antisipasi kegagalan : usaha dalam

menghadapi kesulitan dan sikap terhadap

kesulitan.

3. Inovasi : menemukan cara yang lebih mudah.

4. Tanggung jawab : penyelesaian tugas,

menggunakan kesempatan diluar jam

pelajaran dan percayadiri dalam pembuatan

tugas.

Tabel 2. Indikator Angket [9].

Pada tabel 2 menjelaskan tentang pertanyaan-pertanyaan yang terdapat

pada angket motivasi yang telah diberikan kepada kelas penelitian. Tujan

diberikan angket motivasi ini untuk mengetahui perbandingan motivasi antara

Page 14: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

kelas control dan kelas eksperimen. Hasil dari angket kelas control dan

eksperimen kemudian dilakukan perhitungan dengan rumus : skor total : skor

total maksimal x 100%. Tabel 2 terdapat beberapa indikator, indicator

tersebut dalam angket terdapat pada beberapa soal. Indikator Orientasi

keberhasilan yang mempunyai dua indicator yaitu keinginan untuk berprestasi

dan kebiasaan mengikuti pembelajaran dalam pencapaian prestasi terdapat

pada soal nomor 1,2,3,4,5,6. Antisipasi kegagalan yang mempunyai dua

indicator juga yaitu usaha dalam menghadapi kesulitan dan sikap terhadap

kesulitan terdapat pada nomor 7,8,9,10,11,12 dan indicator inovasi

menemukanc ara yang lebih mudah terdapat pada nomor 13,14,15. Tanggung

jawab merupakan indicator terakhir yang mempunyai tiga indicator yaitu

penyelesaian tugas, menggunakan kesempatan diluar jam pelajaran dan

percayadiri dalam pembuatan tugas terdapat pada nomor

16,17,18,19,20,21,22,23,24.

Tahap ketiga adalah tahap pelaksanaan tindakan, sebelum dilakukan

treatment pada kelas control dan kelas eksperimen diberikan pretest untuk

mengetahui kemampuan awal mahasiswa sebelum dilakukan proses

pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan berdasarkan dengan RPP yang

sudah dirancang. Kelas eksperimen proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan pendekatan kontruktivisme dalam pembelajaran berbasis

proyek, sedangkan pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran seperti biasa.

Setelah proses pembelajaran selesai diberikan posttest untuk mengetahui

kemampuan akhir dari masing-masing kelas, apakah ada peningkatan pada

kelas control maupun kelas eksperimen atau kemampuan masih sama pada

awal sebelum diberikan materi. Setelah diberikan posttest kemudian kelas

control dan kelas eksperimen diberikan angket motivasi belajar untuk

mengetahui motivasi belajar mahasiswa.

Tahap keempat adalah pengolahan dan analisa data. Pada tahap ini

dilakukan pengolahan data tes dan data angket. Hasil dari tes dibandingkan

dengan hasil sebelum dilakukan treatment dengan hasil setelah dilakukan

treatment. Apakah ada peningkatan setelah dilakukan perlakuan terhadap

kelas eksperimen kemudian dibandingkan dengan kelas kontrol. Setelah

menghitung data tes kemudian dilakukan perhitungan data angket. Data

angket yang dihasilkan setelah dilakukan perlakuan. Perhitungan data angket

untuk mengetahui jumlah skor adalah dengan cara menghitung semua

indicator yang sudah dijawab dan dikalikan dengan nilai dari masing-masing

indikator. Setelah menghitung angket kemudian dihitung presentasenya.

Setelah semua telah dilakukan pengolahan dan analisa data, kemudian

dilakukan penarikan kesimpulan dan penulisan laporan.

4. Hasil dan Pembahasan

Tahap pertama sebelum melakukan penilitian dilakukan observasi dan

wawancara terhadap dosen, asdos dan mahasiswa yang dilakukan di FTI

UKSW Salatiga.Hasil wawancara yang dilakukan pada dosen, asdos dan

Page 15: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

mahasiswa pembelajaran masih menggunakan pembelajaran biasa,

pembelajaran tersebut menyebabkan motivasi belajar mahasiswa menurun.

Proses pembelajaran pertama diawali dengan pemberian pretest untuk

menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berdasarkan hasil dari

pretest yang diberikan ditemukan kelas kontrol dengan nilai rata-rata pretest

39 nilai pretest dari kelas D, nilai pretest 36,5 adalah nilai dari kelas C yang

menjadi kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dengan nilai rata-rata 36

pada kelas E. masing-masing kelas kontrol dan eksperimen 1 dan 2 memiliki

jumlah mahasiswa 20 orang. Setelah dilakukan tes untuk menentukan kelas

control dan eksperimen selanjutnya dilakukan pembelajaran dengan

menerapkan penggunaan media pendamping edmodo dan metode

kontruktivisme pada kelas eksperimen E dan metode kontruktivisme pada

kelas eksperimen C, selanjutnya pada kelas control dilakukan metode

pembelajaran seperti biasa.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam

pembelajaran.Langkah pertama adalah dilakukan pengenalan terhadap

pendekatan kontruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek, pengenalan

ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui metode pembelajaran yan lebih

variatif. Pada kelas eksperimen 2 tidak hanya dikenalkan dengan pendekatan

konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek saja, akan tetapi pada

kelas eksperimen 2 ini juga dikenalkan media pendamping edmodo untuk

posttest mereka.

Selanjutnya langkah kedua guru memberikan pertanyaan kepada

mahasiswa tentang materi yang akan diajarakan. Sebelum guru memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada mahasiswa, dilakukan pretest untuk

mengetahui kemampuan awal mahasiswa.Guru memancing pemikiran

mahasiswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan lagi. Setelah mahasiswa

mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan kemudian guru

menerangkan materi yang berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan yang

tadi dilontarkan terhadap mahasiswa.Pada fase pertama ini dinamakan dengan

fase orientasi mahasiswa terhadap masalah.Selanjutnya masuk pada tahap

kedua yaitu mengorganisasikan mahasiswa. Guru memberikan penggalan

program kepada mahasiswa untuk dipahami. Setelah mahasiswa memahami

penggalan program yang telah diberikan, mahasiswa berdiskusi dengan teman

untuk menyelesaikan penggalan program yang telah diberikan.Fase ketiga

yaitu membimbing penyelidikan individu. Guru mendukung informasi-

informasi yang diperoleh mahasiswa dalam menyelesaikan penggalan program

yang telah diberikan. Selain mendukung informasi yang telah diberkan, guru

juga mendorong mahasiswa untuk mencari lebih banyak lagi informasi guna

menyelesaikan penggalan program yang diberikan.Guru juga meminta

mahasiswa untuk mengamati sebuah program yang sudah jadi, kemudian

mahasiswa dituntut untuk menyelesaikan penggalan program yang telah

diberikan.

Fase empat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya.Dalam fase

ini mahasiswa harus mempersiapkan penggalan program yang telah

diselesaikan. Sementara mahasiswa menyiapkan semuanya, guru berkeliling

Page 16: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

untuk mengamati mahasiswa lain dalam mempersiapkan penggalan program

mereka. Setelah semua mahasiswa selesai mempersiapkan, guru meminta

salah satu mahasiswa untuk menjelaskan alur dari penggalan program yang

telah diselesaikannya. Fase terakhir atau fase lima ini adalah menganalisa dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah. Saat salah satu mahasiswa

menjelaskan tentang alur jalannya program, semua mahasiswa diminta untuk

memperhatikannya. Jika penjelasan dari mahasiswa sebelum dirasa masih

kurang, maka guru akan meminta mahasiswa yang lainnya untuk menambahi

penjelasan dari alur program yang telah diselesaikan. Setelah penjelasan yang

dilakukan oleh mahasiswa selesai, guru mengumpulkan penggalan program

yang telah diselesaikan oleh mahasiswa, kemudia mengarahkan mahasiswa

dengan tanya jawab untuk mengevaluasi dari penggalan program yang telah

diberikan.

Setelah treatment pembelajaran berbasis proyek dilakukan kemudian

dilakukan pendekatan konstruktivisme.Pendekatan konstruktivisme dilakukan

guna membangun pengetahuan mahasiswa tentang materi yang telah diajarkan

agar nantinya tidak mudah dilupakan. Pendekatan konstruktivisme ini

memiliki beberapa karakteristik yaitu 1) proses pembelajaran berpusat pada

peserta didik, 2) proses pembelajaran merupakan proses integerasi

pengetahuan baru dengan pengetahuan lama yang dimiliki peserta didik, 3)

pandangan yang berbeda pada peserta didik dihargai sebagai tradisi dalam

proses pembelajaran, 4) proses pembelajaran berbasis masalah dalam proses

pencarian (inquiry) yang alami, 5) proses pembelajaran mendorong terjadinya

kooperatif dan kompetitif dikalangan peserta didik secara aktif, kreatif,

inovatif dan menyenangkan.Setelah dilakukan treatment, dilakukan posttest

untuk mengetahui kemampuan mahasiswa setelah diberikan perlakuan. Kelas

eksperimen satu diberikan posttest dengan menggunkan kertas seperti biasa,

akan tetapi kelas eksperimen dua diberikan posttest pada media pendamping

edmodo. Setelah mahasiswa menyelesaikan posttest yang diberikan kemudian

diberikan angket motivasi belajar.

Setelah dilakukan pertemuan pada jam pelajaran dikelas, masing-masing

kelas dibagi menjadi dua kelompok, yang masing-masing kelompok

berjumlah 10 mahasiswa. Masing-masing kelompok melakukan pertemuan

diluar kelas untuk membahas ulang materi yang telah diberikan pada jam

pelajaran dikelas. Pertemuan diluar kelas ini dilakukan pendampingan

terhadap mahasiswa untuk bertanya jawab tentang materi yang belum

dimengerti.Pada pertemuan diluar kelas ini suasana pembelajaran lebih santai.

Pertemuan pertama pada kelas kontrol dilakukan seperti biasa tanpa

perlakuan. Dikelas kontrol ini akan diberikan pretest-posttest seperti pada

kelas eksperimen, akan tetapi pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan.

Perlakuan yang dimaksudkan adalah pendekatan konstruktivisme dalam

pembelajaran berbasis proyek.Kelas kontrol juga diberikan angket motivasi

belajar untuk mengetahui motivasi belajar pada kelas kontrol.

Berdasarkan penjelasan mengenai langkah-langkah dalam penelitian yang

dilakukan, bahwa pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis

proyek membuat mahasiswa dapat lebih memperhatikan asisten dosen dalam

Page 17: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

melakukan penjelasan dan pembelajaran berbasis proyek dapat membuat

mahasiswa menjadi lebih paham dalam menyelesaikan penggalan-penggalan

program.Dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis

proyek ini maka kebiasaan-kebiasaan mahasiswa yang suka tidak

memperhatikan dikelas tidak lagi terjadi karena adanya pendekatan

konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek.Pendekatan

konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek ini memberikan sedikit

sentuhan yang berbeda, sehingga diharapkan dapat membuat mahasiswa

tertarik dan memperhatikan dalam penjelasan asisten dosen dan dapat

memotivasi mahasiswa dalam belajar. Motivasi belajar siswa dalam penelitian

ini dihitung ,menggunakan skala linkert dengan bantuan pengolahan data.

Perhitungan presentase dalam angket motivasi ini dengan cara : jumlah skor

perindikatordibagi dengan jumlah skor maksimal perindikator dikalikan

dengan 100%. Hasil perhitungan presentase motivasi belajar dapat dilihat pada

tabel 3

Tabel 3. Skor perindikator motivasi belajar mahasiswa

N

o Indikator

Kelas kontrol Kelas eksperimen 1 Kelas eksperimen 2

Awal Perlakuan

1

Perlakuan

2 Awal

Perlakuan

1

Perlakuan

2 Awal

Perlakuan

1

Perlakuan

2

1 Orientasi

keberhasilan

85,41% 87,29% 85,62% 81,4% 83,75% 85,83% 82,5% 85,20% 88,95%

2 Antisipasi

kegagalan

73,54% 72,5% 73,75% 69,58% 71,66% 72,29% 69,79% 74,16% 75,83%

3 Inovasi 74,58% 75% 79,58% 72,5% 79,58% 80,83% 76,66% 85,83% 87,08%

4 Tanggung jawab

73,75% 74,58% 76,25% 71,80% 76,80% 79,77% 68,19% 75,55% 79,58%

Berdasarkan tabel 3 presentase yang dimiliki oleh perindikator dalam kelas

kontrol maupun kelas eksperimen, pembagian dan pengisian angket motivasi

ini diberikan pada sebelum dilakukan perlakuan dan sesudah dilakukan

perlakuan. Presentase nilai perindikator dihitung berdasarkan kelas kontrol

dan kelas eksperimen cara perhitungannya yaitu dengan membagikan nilai

perindikator, kemudian dicari nilai skor total perindikator dengan cara

menjumlahkan semua item yang ada untuk mengetahui skor total. Untuk

mengetahui skor maksimal setiap indikator perhitungannya dengan cara total

item indikator dikalikan dengan skor tertinggi indikator, sedangkan untuk

mencari presentase perindikator dengan cara total skor dibagi skor maksimal

dikalikan 100%.

Tabel 3 menjelaskan tentang presentase yang diperoleh pada setiap

indikator.Dan berikut merupakan penjelasan dari perolehan presentase

perindikator. Pada sub variabel a) orientasi keberhasilan dibagi menjadi dua

indikator yaitu keinginan untuk berprestasi dalam belajar dan kebiasaan

mengikuti pembelajaran dalam pencapaian prestasi. Dalam dua indikator

orientasi keberhasilan dibagi menjadi enam soal yang masing-masing

indikator berjumlah tiga soal. Presentase motivasi akhir yang didapatkan pada

orientasi keberhasilan untuk kelas eksperimen 1 adalah sebesar 85,83%

mengalami kenaikan 4,43% dari presentase awal. Sedangkan kelas eksperimen

Page 18: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

2 mendapatkan presentase 88,95% mengalami kenaikan 6,45% dari presentase

motivasi awal. Sub variabel b) antisipasi kegagalan juga mempunyai dua

indikator yaitu usaha dalam menghadapi kesulitan dan sikap terhadap

kesulitan. Indikator antisipasi kegagalan juga dibagi menjadi enam soal yang

masing-masing indikator berjumlah tiga soal. Presentase akhir indicator

antisipasi kegagalan pada kelas eksperimen 1 adalah 72,29% dengan

peningkatan 2,71%, sedangkan untuk kelas eksperimen 2 adalah 75,83%

mengalami peningkatan 6,04% dari angket motivasi awal. Indikator dari c)

inovasi mempunyai tiga soal dan presentase akhir dari kelas eksperimen

adalah 80,83% mengalami kenaikan 8,33% dari sebelum diberikan perlakuan,

sedangkan kelas eksperimen 2 mendapatkan presentase sebesar 87,08%

mengalami peningkatan sebesar 10,42% dari angket sebelum dilakukan

perlakuan. Pada sub variabel terakhir yaitu d) tanggung jawab mempunyai tiga

indikator yaitu penyelesaian tugas, menggunakan kesempatan diluar jam

pelajaran dan percaya diri dalam pembuatan tugas. Dalam indikator tanggung

jawab ini terdapat Sembilan soal yang msing-masing indikator terdapat tiga

soal. Presentase akhir pada indikator ini untuk kelas eksperimen 1 adalah

79,77% mengalami kenaikan sebesar 7,97% dan kelas eksperimen 2

mendapatkan presentase 79,58% dan mengalami kenaikan sebesar 11,39%

dari angket awal.

Perbedaaan presentase itu menandakan bahwa pendekatan konstruktivisme

dalam pembelajaran berbasis proyek motivasi belajar mahasiswa lebih tinggi

dibandingkan dengan penggunaan metode pembelajaran biasa. Hal ini berarti

selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam

pembelajaran berbasi proyek mahasiswa merasa tertarik dan pemahaman

materi menjadi meningkat. Dilihat dari angket motivasi belajar mahasiswa

sudah meningkat, tetapi dalam penelitian ini juga dilakukan pretest dan

posttest untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam penyerapan materi

yang diajarkan.Pretest dan posttest ini merupakan data tambahan untuk

membuktikan bahwa angket motivasi belajar mahasiswa meningkat, yaitu

dengan menghitung hasil belajar dari mahasiswa yang telah dilakukan untuk

mengetahui kemampuan mahasiswa yang dimiliki. Hasil perhitungan pretest

dan posttest dapat melihat hasil perbandingan nilai rata-rata kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Nilai hasil belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 4 :

Tabel 4.Rata-rata nilai pretest dan posttest.

Nilai Kelas kontrol Kelas eksperimen 1 Kelas ekperimen 2

Mean 1 Mean 2 Mean 3 Mean 1 Mean 2 Mean 3 Mean 1 Mean 2 Mean 3

Pretest 39 39,85 41,85 36,5 38,3 40,5 36 37,1 39,5 posttest 57,5 60,05 57,5 60,5 61 63 67,5 69,5 70,5

Berdasarkan pada tabel 4nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol.Hal itu disebabkan dengan

perlakuan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek

Page 19: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

pada kelas eksperimen dapat meningkatkan hsil belajar mahasiswa. Sedangkan

untuk kelas kontrol hanya menggunakan metode belajar biasa atau

pembelajaran seperti biasa. Hasil dari pretest dan posttest juga dipengaruhi

dengan motivasi belajar mahasiswa.Dari hasil angket motivasi belajar

mahasiswa mengalami kenaikan dri sebelum dilakukan treatment sampai

setelah dilakukan treatment.Jika hasil dri angket motivasi tidak meningkat

maka hasil belajar mahasiswapun juga tidak meningkat. Selain menggunakan

pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek,

pendampingan diluar kelas juga berpengaruh akan hasil belajar mahasiswa.

Pendampingan diluar kelas dilakukan agar mahasiswa tidak malas dalam

mengulang materi yang telah diberikan.

Dapat disimpulkan bahwa dengan emnggunkaan pendekatan

konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan

hasil belajar mahasiswa kelas eksperimen, dibandingkan dengan mahasiswa

kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran seperti biasa. Keberhasilan

proses belajar mengajar dapat dilihat pada hasil akhir dri posttest, jika hasil

dari posttest meningkat maka proses pembelajaran dikatakan berhasil. Akan

tetapi jika hasil belajar posttest turun, maka proses pembelajaran dikatakan

tidak berhasil.Jika dibandingkan dengan motivasi belajar mahasiswa, jika

motivasi belajar mahasiswa tinggi maka dapat mempengaruhi hasil belajar

mahasiswa.Berdasarkan penelitian yang dilakukan, proses pembelajaran yang

menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis

proyek pada kelas eksperimen dan pembelajaran biasa pada kelas kontrol,

memperlihatkan bahwa kedua kelas mengalami perbedaan pada hasil belajar.

Dapat dilihat dari hasil rata-rata kelas eksperimen 1 mengalami kenaikan hasil

belajar dari 40,5 menjadi 63 dan kelas eksperimen 2 dari 39,5 menjadi 70,5.

Sedangkan kelas kontrol dari 41,85 naik menjadi 57,5.

Berdasarkan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini membuktikan bahwa

menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis

proyek dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa dari proses pembelajaran

biasa, hasil angket motivasi belajar mahasiswa juga berpengaruh terhadap

hasil belajar.Dengan demikian penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam

pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar

mahasiswa.

Selain itu bukti yang mendukung juga dilakukan wawancara kepada

mahasiswa.Dengan penggunaan metode pembelajaran kontruktivisme

mahasiswa merasa terbantu dengan materi-materi dasar-dasar pemrograman

yang sulit. Media yang digunakan juga membantu mahasiswa agar lebih

mandiri dalam mnegrjakan soal-sola test. Metode belajar kontruktivisme juga

membantu dalam pemahaman tentang materi-materi yang disampaikan,

sehingga motivasi belajar mahasiswa menjadi meningkat.Dalam

pendampingan diluar kelas mahasiswa juga merasakan kenyaman dalam

bertanya tentang materi-materi yang belum dipahami.

5. Simpulan

Page 20: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan kepada

mahasiswa kelas dasar-dasar pemrograman angkatan 2014. Dapat disimpulkan

bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran kontruktivisme tipe project

based learning meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa.

Penggunaan media pendamping edmodo sebagai media posttest membuat

mahasiswa tertarik dalam menggunakan media pembelajaran, ini dikarenakan

mahasiswa tidak perlu lagi menyediakan kertas jawaban untuk menjawab soal-

soal posttest yang diberikan. Hasil belajar mahasiswa pada rata-rata terakhir

mendapatkan nilai sebesar 63 dan 70,5 untuk kelas eksperimen 1 dan 2.

Berdasarkan simpulan, beberapa saran yang dapat dipergunakan yaitu

:Diharapkan metode kontruktivisme dengan pendampingan diluar kelas dapat

dilanjutkan sebagai wadah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar

mahasiswa. Sesuaikan media pendamping dengan yang disenangi oleh

mahasiswa agar mahasiswa tidak merasa jenuh dan menggunakan media yang

lebih baru.

6. Daftar Pustaka

[1] Dasim Budimansyah. (2002). Model Pembelajaran dan Penilaian

Portofolio.Bandung : Ganesindo.

[2] Sigit Mangun Wardoyo. (2013). Pembelajaran Konstruktivisme. Bandung:

Penerbit Alfabeta.

[3] Brooks J.G. & Martin G.B. (1993). In Search of Understanding; The Case

for Constructivist Classroom. Alexandria Virginia.

[4] Sadirman, AM. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

[5] Savoie J.M. & Andrew S.H. (1994). Problem Based Learning as

Classroom Solotion. Educational Leadership.

[6]Hamzah B. Uno.(2012). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta:Bumi

Aksara.

[7]Mardapi, Djemari. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan

Nontes.Yogjakarta : Mitra Cendika Press.

[8]Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

[9]Widoyoko.(2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

[10]Riduwan.(2013). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung:

Alfabeta.

[11]Susriyati Mahanal dkk.Pengeruh pembelajaran Project Based Learning

pada Materi Ekosistem terhadap Sikap dan Hasil Belajar Siswa SMA N 2

MALANG.

[12]Ghullam Hamdu dan Lisa Agustina (2011).Pengaruh Motivas Belajar

Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian

Pendidikan Vol. 12 No.1 hal (1-6)

Page 21: Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Berbasis ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13849/2/T1_702010075_Full... · AN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

[13]Jefri Marzal (2014). Studi Penggunan Jejaring Sosial Edmodo Sebagai

Media E-Learning Oleh Dosen Senior Yang Tidak Terbiasa Bekerja Dengan

Komputer.Jurnal Edumatika Vol. 04 No. 01 hal (1-7).

[14]Yajid Latif (2013). Pengembangan Bahan Jara Berbantuan Camtasia pada

Pokok Bahasan Lingkaran melalui Edmodo untuk Siswa MTS. Jurnal Kreano

Vol. 04 No. 02 hal (1-10).

[15]Nurita Putranti (2013). Cara Membuat Media Pembelajaran Online

Menggunakan Edmodo.Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains, Vol. 2, No.

2, hal (1-9).

[16]Widiyatmoko dkk (2012).Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk

Mengembangkan Alat Peraga IPA Dengan Memanfaatkan Bahan Bekas Pakai.

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia No. 1 Tahun 2012, hal (51-56).

[17]Keke T. Aritonang. (2008). Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur, No. 10 Tahun ke-7.