35
Pendekar Lengan Buntung • Karya: KIM TrAUW illustrasi Rip's JFLID 1 P O. BOX 1396/DAK Idzin Pol No. 072/BB/Lek/S/ PENDEKAR LENGAN BUNTUNG DILIO I OLEH KIM TIAUW GUNUNG Tiang Pelwsan tengah dis& imuti saldju putih laksana tebaran kapas n cmu'ih bersih memantjarkan sinar pe rak tatkala matahari pagi membersitkan sinar nja hanjat kemerahan2ank Udara pagi dipuntjak 'gunung itu sangat di ngm sekali, meskipun matahari pegi sudah mu lai menyairkan bungkahan2 saldju jang ber gumpal laksana permata jang dalam kristal tata warna iang in-iah sekali, Pantulan sinar mat&hrai membersit merah djingga me m bajang dalam gumpalan' saldju jang menipis menu tupi pepohonaa dan rumput2 hidjau mengharrt rar ditanah. Suasana demikian sunjj mi ti Harja sekali kali terdengar su;ra sir terdjun disebelah ba tf\ menumpahkan air jang tak kur.djung hen ti den menerbitkan irama lagu dilembah su nji. Amat tenang dan damai sekali suasara ditempat ini. Djaih disebelah sana terhampar sawah ladacg rrtighidjau d&D dikski bukit ini berdujun? para petani telah mulai pergi kesa wahnja dan mcnjibukan dui menggarap tanah pegunungan jang amat subur untuk ditanami Mereka bernjanji2 tiang menjaingi kitjau bu rung jang beterbangan menin{galkf.n sarang nja. Embun menurun lambat diri pmtjak Tiarg pek-san. Saldju mulai mentjair merupakan te tesan air dingin membasahi pepohonan dan rerumputan mengbidjau 5segar. Serombongan burung b;'i bis bt c r-angan diangkasa ketika suasana jang sunji mati itu dipetjabkan suara mendesing keras. Suara sendjata beradu, dan disusul dengan suara njaring dari seorang ga dis remadja , J'Tiang-suheng, mengapa sih kau keras ke pala ?" "Sumoyl terdenaar orang jang dipanggil Tiang-suheng oleh s'gadis tadi: "Aku harus perfi. ratap kau tidak menghalang- halaDgtku kelak kita akan bertemu kembali . . " Seka i werggetakkau tubihnja otsrg muda itu me!ontjat diatb dan beilari dengan amat tjepatnja Aksn ttapi sekali sigadis imr-tie lar iapun jadah berkelebat irengcdjar dan ss btttai ia pula sigadis telah berdiri didepannja 1

Pendekar Lengan Buntung 01

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pendekar Lengan Buntung 01

Pendekar LenganBuntung• Karya: KIM TrAUW illustrasi Rip's JFLID 1P O. BOX 1396/DAK Idzin Pol No. 072/BB/Lek/S/PENDEKAR LENGAN BUNTUNGDILIO IOLEHKIM TIAUWGUNUNG Tiang Pelwsan tengah dis& imuti saldju putih laksana tebaran kapas n cmu'ih bersih memantjarkan sinar pe rak tatkala matahari pagi membersitkan sinar nja hanjat kemerahan2ankUdara pagi dipuntjak 'gunung itu sangat di ngm sekali, meskipun matahari pegi sudah mu lai menyairkan bungkahan2 saldju jang ber gumpal laksana permata jang dalam kristal tata warna iang in-iah sekali, Pantulan sinar mat&hrai membersit merah djingga me m bajang dalam gumpalan' saldju jang menipis menu tupi pepohonaa dan rumput2 hidjau mengharrt rar ditanah.Suasana demikian sunjj mi ti Harja sekali kali terdengar su;ra sir terdjun disebelah ba tf\ menumpahkan air jang tak kur.djung hen ti den menerbitkan irama lagu dilembah su nji. Amat tenang dan damai sekali suasara ditempat ini. Djaih disebelah sana terhampar sawah ladacg rrtighidjau d&D dikski bukit ini berdujun? para petani telah mulai pergi kesa wahnja dan mcnjibukan dui menggarap tanah pegunungan jang amat subur untuk ditanami Mereka bernjanji2 tiang menjaingi kitjau bu rung jang beterbangan menin{galkf.n sarang nja.Embun menurun lambat diri pmtjak Tiarg pek-san. Saldju mulai mentjair merupakan te tesan air dingin membasahi pepohonan dan rerumputan mengbidjau 5segar. Serombongan burung b;'i bis bt c r-angan diangkasa ketika suasana jang sunji mati itu dipetjabkan suara mendesing keras. Suara sendjata beradu, dan disusul dengan suara njaring dari seorang ga dis remadja ,J'Tiang-suheng, mengapa sih kau keras ke pala ?""Sumoyl terdenaar orang jang dipanggil Tiang-suheng oleh s'gadis tadi: "Aku harus perfi. ratap kau tidak menghalang-halaDgtku kelak kita akan bertemu kembali . . "Seka i werggetakkau tubihnja otsrg muda itu me!ontjat diatb dan beilari dengan amat tjepatnja Aksn ttapi sekali sigadis imr-tie lar iapun jadah berkelebat irengcdjar dan ss btttai ia pula sigadis telah berdiri didepannja1Segelintir air maia sigadis meleleh lewat ke dua pipinja Daa fanganoja jang ketjil dan halus itu menghapus. Lalu memandang lagi kearah suhengnja."Tiang suheng, diangan... kau pergi... dja Ogan kau mengantarkan LJawa sia2,* terde ngar suara sigadis itu terisak Matanja bi sah cleb genangan? air jang hendak petjab.Terbaru djuga hati sipemuda jang dipang gil Tiang suheng oleh sigadis tadi, la melang kah madju dan memegang kedut bahu sigadisSumoy. harap kau tidak meaguatirkan kea daacku. Aku bis» rnen i jaga dtri, Biar bagai manapun hhay seperti setan sekalipun aku te tap akan mentjari musuh2 jang telah meog hantjaurkan Tian pek pay daa jang telabmsm bunuh suhu Aku a'can mengadu njawa de ngan Bong Bong Siandjln, Sianli kuksayj dan Te Tnian Lomo...!""Suleng kau gila mana kau dapat menan dingi mereka?""Biarlah sumoy, matipun tidak mengapa untuk demi bakti kepada Tiang-pek-pay dan arwah suhu jang masih penasaran ini," suara pemuda itu teardengar bersemangat Da danja jang bidang agak terangkat keatas. Ma t; nja bersinar2,

Page 2: Pendekar Lengan Buntung 01

"Suheng. kau ini sok pandail terlalu teke bvr: Apa kau kira kau dapat menandingi me-reka itu. Djangan tekebur suheng, kepandai a n kita masih djauh menuntut untuk balas."Sumoy . . . apakah kita harus berpeluk tangan sadja?"Bukan begitu svheng. Tentu sadja ladja 1 ita harus menuntut balas akan tetapi, seka spcg ini belum waktunja. Kita harus tunggu rupek dari Hong-san. dan beladjar kepadanja"Maaf gurcoy, aku tak mau menanti «upek Biarlah kalian tinggal menanti supek dan be Jsdjar daiipadanja. Kelak kita akan bertfmu lagi...! berkata begitu pemuda itu membalik hbD tubuhnja dan hendak berdjalan Akan (e tapi, beru bebe<apa tindak ia malangkah ta hu2 dibelakangnja terdtngar suara cjarina.Hahahal Tiang Lee . . . kau memang besar kepala. Tidck bisa dibilangin sekali. Biarlah aku mengudjimu . . . sekiranja kau dapat me cahan pedar gku ini, boleh kau pergi mening galkan Tiang-pek-pay!"Sirjg" terdcrjir suaia pedang ditarik dfii sarungnja Terkedjut sekali Tiang Lee meii hat bahwa dibelakangnja mendatangi It-su-herg dan djie-submg. Dan orang jarg berka la tadi adalah It-suheng nja jang bernama: Liok Kong In, jang sudah berdiri didepannja dengtn pedarg terhunus."Liok Suheng . . . , ""Begus Tiang Lee. Setelah Tisrg pck pay" n»ngalami kelanjuran, lartas kau hendak mabur?" tegur Liok Kor.g In Mutid pertama dari Tiang Pek Pty."Liok suherg . . . aku harus pergi . ."Fufci? Liok Kong In mengerecjukan ke crrgnja.1C"Betul suheng, tku harus pergi rtenuntut balas ktmatun suhu !"Tolol ! Apa kau kira sudah tjukup pandai dapat menandingi Boog Bong SUngdjin, Sian ii Ku kos y dan Te Thisn Lorro hu ?Aku tabu bahwa ke ^andaiauku cnasih dang kal suheng, akan tetapi . . . biarlah aku hendak mengadu njawa dengan mereka !"Setan ! Daripada kau mampus d.tangan musuh ltbih baik pedangku ini jang mentjabut nJ3Wi mu Tiang Le b.Tsiaplsh !. pedang di-tangan Liok Kong In berputar d atas kepala. Suaia angin berdesing saking kuafnja putaran pedang itu"Suheng . . Liok Suheng . . aku . . aku tak ingin berkelahi . . biarkanlah aku pergi , ahh! Tiang Le gugup sekali melihat su-Lengnja jang pertama ini sudah menggerak2 an pedangnja."Lihat pedang ! Pedaog ditangan Liok Kong In berkelebat trenjambar leher Tiang Le. Terkedjut bukan ma n melihat betapa suhengnja ini benar 2 meDJeiangrja dengan djurus2 ilmu silat jang k-ot't dan ganas. Sege ra sadja Tiang Le jang merasa segan untuk mengangkat pedang melawan suhengnja jang pertama ini, dengan mengandalkan kelintjah an tubuhnja ia sudah mengelak kesana kemari menghindarkan sambnran2 pedarg Kong Io jang beitubi2 menjeran^nja.Semenara itu, sifcadi. jdug mulai mentjegat Ti ng Le mer.diadi putjat wadjahnja melihat betapa it-suheegnja benar2 menjeiang Tiang Le Dengan g e r a k a n tjepat ia sudahI imenarik pedangnja dan m;njetbu kekngah afe na pertempuran. Pedangoja menangkis pedang Kong I n. Sehingga saking kuatnja dua orang muda ini mengadu ped.ng membuat «inar pe dang berkeredepao muatjrat laksana bungaapi Melihat bst apa sumoynia menahan pedangnjs Lok Kong In mcedjadi panas hatinja. "Sam sumcy. kau sila.""U suheng. KauLn jaog gila dan sinting.

Page 3: Pendekar Lengan Buntung 01

"Mengapa kau menjerang Tiang suheng".*Hemm. djidi kau hendak membelaja m mcy ?""Bukan aku mjmbelanja tapi aku tidak . . tidak suka melihat saudara seperguruan baku hantam seperti itu."Dii keras kepala, patut dibadjar, asing girlah!""Tidak suheng. tidak boleh kau menjerang"Kau, apa hubunganmu dengannja?*' Liok Kong In bertanja heran. Sementara hatinja djadi panas bukan main. Entah mengapa dia tak senang sumonja ini membsla Tiang Le,Tentu sadja mudab diduga, la menaruh ha d kepada sam sumoynja jang bernama Lie Bsve Hwa, memang, Bstul, Liok Kong In ini setjara diam*' telah menaruh hati kepada Bwe Hw*. Oleh sebab itulah tadi ketika ia melihat betapa Bwe Hwa menahan Tiang Lee dan dihhatnja ketapa intim hubungan kedua rja. Darah didaJa Kon^ In hendak meledak rasanja Sa -endiri sampai heran, kenapa ia aieadjadi marah kepada suterja ini?*3"Hwa sumoy, min^girlab kau , . .diangan %au men'janpuri urus..r ku ... i, Kembali Liok Kong lu madju hendak menjerang Tiang Le. Akan tetapi tiba 2 djie suheng jang ber. .nama Song fjie Lay telah madju menengahi** Sudahlah suberg . . . tidak perlu dibuat jibut besar. Biarlah kalau Tiang Le sute bea dak pergi meninggalkan Tiangpek-pay, kita *ak boleh men^haiangmja . . mungkin dalam perantauannya itu Tiang Le sute akan men df pa ikan pengalaman daa memperdalam ilmu fcilatEJa . . berkata Song Tjie Lay. Memang Song Tjie Lay ini berwatak halus dan tidak seperu Liok Kong In jang berangasan dan sering panas hati. Diam2 Tiang Le merasa berterima kasih kepada djie-.>u bengis ja ini. la menoleh kepada Song Tj e Lay dan tersenjum. Mengangguk kepada Lie Bvte Hwa, lalu ten pa oertjakap apa? lagi ia lelah berlari tjfpat menuruni pegtnucgan TiaD^-pek-san.Tiang Le berlari amit tjepat sekali. Senga-dja ia tidak memperlambat peidjalanannja karena sesungguhnja ia tidak ir gin kalau ic suhengnja jang b. rangasan uu menjegal eja lagi A p* bila ia sudah sarap: i diiereng bukit barulah ia memperlambat djalannja. Peman dangan alam disekitar pegunungan Tiang-pek «an ini indah sekaj fiJak lo^i dipecuti clea sa'diu ji>rg dingin sepeiti ciipuujak Dileiesg ini banjak sekali pohon2 aei ghidjau, sur.gai sungai jarg djertih dan air pantjuran jang1 3mfngalitkan air-ja jang tak kundju; g habis. Dlsini ini. hetapa scnar.g dan damaioja. Pada djaian jang keijil ini, ia berdjalan perlahan. Pandangan matanja terarah djauh kemaka.Dari kedjauhan terdengar suara kerbau me nguak naenoetfah kesunjian. Dan lagu seruling jang dimsinkan anak gembala membuat Tiang Le merol h kesampiog kirinja Ia melihat anak ketjli jang e si k sekali menjuling sambil duduk dipunggung kerbau jang berdjalan Iambat2 sambil merumput. Senang sekali hati sike"bau akan rumput2 jang gemuk dibawah kakinja Sebentar? ia mengangkat kepalanja dan treiguak. Tertunduk lagi. Merumput lagiMemang suasana dilereng bukit ini sangat indah «ekali pimaudingannja. Diami Tiat-tj Le Menj,a;umi akan keinlahan alam ini. Diatn2 ia mempeibatikao sianak gembala me njuling Diam2 ia djuga menjen?ngi suara kerbau menguak Memang sesungguhnjalab bah*a semuanja ini tidak berada dipuntjak Dipuntjak hanja ada saldju2 jang bergumpal?. Tidak ada disaaa kerbau merumput, atau ker bau meluku. oleh karenanja tiada pernah ter dengar suara kerbau menguak, apalagi suara seruling anak gemoala. Tak ada !Tiang Le termenung.

Page 4: Pendekar Lengan Buntung 01

Tiang' Le duduk dipinggir djalaa ketjil pada sebuah batu jang menondjol, Tiba l namanja dipanggil seseoranp. Suara itu merdu sekali. Suara seoian j gadis." Tiang tu ieng ... 1""Sian Hwa ... M?I iT ing L:e melihat bahwa jaBg memanggil tiamaaja tadi adalah simoynja jang kedua, Lien Staa Hwj.Oidis i tv bcrrdja'an menjhampirinja. Se« stju nnja jang tjeiah msngbias sepasang bibir nja jang merah berkilat ditimpah tjahaja ma tahart Mata Lism Stan H>a bersinar meaaan da = g Tiang Lee."Tiaag-suheng, aku turut denganmu!""Sian Hwa...mengapa kau kemari ?" tanja, Tiang Lee."Aku mau ikut kau suheng sahut SianHwa?"Djangan S'aa Hwa-moy, djangan kau ikut denganku. Ah, Tiang Lee mengeluh. Benar2 sulit sekali ia meninggaUan Tiang-pek-iian ini. Baru sadja ia tadi dihalang2i oleh suheng nja Liok Kong g n dan Bwe Hwa. Sekarang datangoja lagi sumoyoja. Sian Hwa. Beaar2 membuat ia ge!eng2 kepalanja,"Suheng aku mendengar dari sutji Bwe Hwa katanja kau telah turun gunung hendak men t jari musuh2 suhu, makanja aku tjepatl me ngedjarmu Untung kau belum djauh dan aku daoat mengedjarmu. Eh suheng jang baik ha ti bolehkah sumoymu ikut denganmu?"Tiang Lee meag-gtleng2san kepalanja.la memandang sumoyoja. Menatap taijamuPLB 1"Sian Hwa moy djsrgsnl h kau mengha I rg?iku" sutra TirrgLee perlahan. Ia sebe nsrrja tidak tega menjakiti bati Sian Hwa Bn'ab mengapa dengan Sian Hwa hatinja le mah. Dan sesunggulmja ada kegirangan hati I waktu mendengar Sian Hwa hendak ikut de ngai rja, ada dirasakan kehangatan itu waktu i g-dis ini muntjul dldeparni». Tetapi ttntu sa dja ia menjadari tak nupgkin ini ikut dengan nja. la tahu benar bahwa djie suhengnja jang bernama Song Tjie Lay itu diam2 mentjintti Sian Hwa dan ia tidak boleh menjakui hati djie suhecgTak boleh.Tiang Lee menggelengkan kepala, S<an Hwa menghampiri, menjentub lengan su hengnja. Seeer darah ditubuh Tiang Lee bcr desir mengeluarkan gedjolak hati, waktu \s ngacnja tersentuh tangan halus Sian Hwa, Gila! Tiang Le berteriak da'am hati. Tak bo leh terdjadi. Tak boleh terdjsdi! Tak boleh. Tak bo'eh aku berperasaan dengan sumoy!"Tiang subeng. aku ikut ja ?" Sian Hwa rcera ijuk-"Djangan sumcyl*"A'engapa subeng?" kini Sian H>va menatap Tiang Lee.Tiang Le melihat tatapan sinar mata gadis begitu.raju dan itmbut, dan apabila setetes air bening itu melordiak antara kedua pipi sijadis Ingin sekali ia mengangkat tangan mi dan mentjgeiai2 menghampusi lembut pi pi2 jaflfc basah ituBSumcy . . djangan kau memberatkan bati ku. Djangan kau menangis...ah, Tiang Lee mengeluh, Hatinja merenjub. I i gin sekali sa at itu ia menghibur sumoynja ini, Memeluk nja erat?. Dan mengatakan: djangan kau me aangis sajang...djangan membuat batiku susah"Akan tetapi Tiang Lc b:ikata!

Page 5: Pendekar Lengan Buntung 01

"Pulanglah sumoy... kembalilah kepuntjak» «entu subeog2 akan mentjari2mu!"Sian Hwa mengode lgkan keoalaoja. Semen tara air matanja bertambah bsrsen2 b:rtam bah lembab tatapan mata itu bertambah basah"Tidak!""Sumoy !*"Tiang suheng aku tak mau kembali ke puntjak kalau kau pergi aku djuga harus tu rut bersamamu,"Sian Hwa-rooy djangan memberatkan per djalaa?nku...djangan membuat hatiku bimbang"Tiang Le! Apakah aku ikut denganmu lantas memberatkan kakimu? Apakah aku minta digendong? Aku bisa djalan sendiii aku punia kaki!" kini Sian Hwa membanting2kan ktkicja, Air matanja bertambah bertjutjuran,Tjelaka, teriak Tiang Lee kalau sumoynja ini berbuat demikian susahlah untuk mentje gahnia, la tahu sumoyaja ini keras hati, Apa lagi kekerasan hatinja disertai air mita tuam pus ia, mani Tian? L", tega untuk membiaf kan sumoynja berbuat demikian, Ia pusing tate tega melibat wanita menangis. Paling t* ku t,5Tiang Le, kau lemah hati1"Sumoy . . j sudahlah, diangan begitu. Ba ik'ah kalau kau masih bertekad untik rr.ergi kuliku. Bolehlah! Tapi ingat Sian Hwa-moy, mengikutku . . . tidak sama tinggal dipun tjak. Kau akan nenga'rmi banjak kesusahan dan kesengsaraan. Hwa noy, berkata Tiang Le. Memegang kedua tefcu Sian Hwa.Tiba? Sian Hwa tersenjum, Minis sekali ser ii m gadis itu diantara deraian air mata jarg nafib melcn'jah2 lintjah. Terkesiap djti ga hati Tiang Lee. Aneh memang .suonojnja ini. sebentar marah/ dan menangis, sebentar tersenjum dan tertawa."Terima ke sih lir r g kol o, ia tidak men e but Tiang suheng lagi. Akan tetapi sebutan barusan betapa n erarja teru'jap dari kedua belahan tibirrja Sian Hwa dan Tiang Le me rjadari ini. Tanpa beikata apa? lagi ia mena nk tangan Sian Hwa serada berkata : "haio lita berangkat sekarang!"Maka kedua orsng itu berdjalan la h pcla ha n daa lambat 2 menjusuri tepian djalan ke tjil dilereni gunung Indah sekali pemandang en ini dirasakan oleh Tiang Le. Segala jang dilihatna Hu sekalian alam ini menjambutnja dergen serjum berseri? Mega mendung di p ntji k tren run lambat. Sementara matahari distas kera'a mulai tersapu awan hi»«r» jang menutupi Seekcr kerbau beriak "'"Z"didepar.nja. Mengi ak pandjang " . »«ortrg arak gembala jtng tadi meniup suling,Burung? diatas berterbsrgan rendah Tiang Le berdjalan disamriag kiri Siao Hwfi."Sian Hwa-moy kita harus memrcrtitpat... lektslab sebentar lagi tentu akan hudjan turun. Tiang Le rner jargga tangan sigadis. Sian Hwa uien peressst pegangan tangan itu"Hejolah Tiang koko, kita mentjari tempat berfeduh, stbut Sian Hwa Menientak tangan itu.Tiang Le menoleh.Ingin sekali ia bettanja ; "sumoy, mengapa kau roenjebut Tiang koko ( kanda Tiang ) mengapa tidak Tiang-suheng ? Akan tentu sadja Tiang Le tak sempat menanjakan itu karena titik hudjan sudah terasa d jatuh menimpali mukanja.Diatas aw?n hitam sedang memberat beo dak djatuh"Si; r. Hwa rsoy...sudah mulai hudjan tjepat lab ! seru Tiang Le dan keduanja berlarian dipematang persawahan itu hudjan tiba? men deras Kilat dan guntur menggelegar.

Page 6: Pendekar Lengan Buntung 01

Kini kedua^nja rreodjadi basah kujjp. Tempat berlindung tida adik dtengah 1 pesa wahan jang luas itu. Sementara hudjan se makin menggila. M< r ghemras' tubuh kedua orang muJa jaas 'en^th berlan2 rrentjari icir- -it)k berteduh. Disebelah depan nam1 t putih bergulueg gulung, petir me nja moa. tiga kali mengedjttkan Sian Hwa,"Kokoo . . fl*"Hvva-aioy . . Tiang Le memeluk tufaufl sumoynja jang leiah betah kujup Kasihan sekali hatinja melihat sumoynja sudah menggigil kedinginan Wa ijahnja biruSebuah peiir menjambar lagi berkeredep menerangi alam jang tertutup kabut. Oiantara keiedepan kilat itu Tiang Le berteriak girang; "Hwa-moy...disaDt itu ada sebuah pondok hajo kita kesana 1"Tiaa£ Le menarik tangan Sian Hwa. Benar sadja ada seratus meter mereka oerdjalaa di depan itu. ditengahi pemulang sawah sebuah pondok tua teidapat du.tu. Berkereot, hendak rubuh pondok itu dipermainkan angin ken-tjan6 jang bertiup men bawa deraian air hudjan.Tanpa mecoperdulikan keadaan pondok jang hampir rubuh i u Tiang Le dan mso Hwt memasuki kedi la m. Satelah Tiang Le mene liti legalah cati u j a karena poadok ini tjukup tahan dan serangan angn d m tik muo^kiu rubuh D.d«l<imrjja cjuk ,p lega. Berukuran tmpat persegi dan diiana teidapat sebuah dipan kaju dan Diinjak dierami terdapat diko loog dipan itu.Kini, disini ini mereka terhindai dari se rangan angin dan hudjan jang menggila bagai ditjurdhkau Jari langit. Melibat Sian Hwa menggigil patjat. Segera Tiang Le mengambil seuoggukan djerami kering dan sebentar pula20pondok itu ludah menjab api uuggun jang mendjilat diteng3b2 ruangan pondok. Merasa bawa panas dan segera Sian Hwa mendekati api unggun itu. Tiang Lee tertawa sambil me ngisap (rtesan air hudjan jacp meleleh pipi nja dan menggeraikan rambutnja jang ba sah."Hwa-moy.. inilah keiengiaraan pertama. Senangkah kau."Diantara tjuatja jang diterangi tjahija api unggun jang mendjilat2 teihembus'angin Sian Hwa tersenjum Manis sekali senjum itu,"Tiang Lee koko . . . denganmu, aku bs jitu pasrah Djangan! an hudjan lebat seperti ini, biarpun api nereka jang membakar tubvh ku, asalkan beserta dsngan engkau, aku akan hahagia sekali Tisngkoko, 9uara sigadis itu tergetar menandakan suatu perasa°n hati jang menggedjolak. Tiang Lee terkesiap. Betulkah i u cerlat8an jang keluar dari bibir Sian Hwa Oh alangkah indabnja menjentuh2 liang ha tt jang kosong iai, sudah lama ia mendam bakan kata seperti itu jicg keluar dari mu lu t surroynja, Sudah lama sekali Tapi baru sekarang ini sumoynja mengutarakan setjara blak'an.Dirasakan ada sesuatu perasaan hangat di hati Tiang Lee. Bukan perasaan hangat jang memantjar dari api unggun didepsnnja Itu. Melainkan perasaan hangat >ang membawa barpgia waktu g di* Jidepanfji itu b;ik>t*:"Ting L»e keko.....dergan ali begitu,DjmtranKan bul)an lebat seperti ini, b'amun ari ne-a'<a jang membakar tubuhku, asalkan beserta dengi.n engsau, aku akan bahagia se kali Tiangkoko . , ,6"Sumoy, Hwa moy moy mengapa feegiftj, mengapa didekatku engkau bahagia ?" tanpa tadan Tiang Le bertanja begitu. Ingin sekali ia mendengar perkataan indah seperti tadi. f-ngin sekali. Lama ia menanti."Koko, sedjak pertama ksi' kau ditang di puntjak Tiang pek saa itu. hatiku sudah tcr paut denganmu, aku msntjintaimu koko!"

Page 7: Pendekar Lengan Buntung 01

"Moy Moy (adinda)!""Koko, aku iahu bahwa kaupun mencintaiku, pandanganmu itu jang mengatakannja kepadaku. iikap2mu jang aneh itulah jang membuat aku jakia bahwa kau ijinta kepada ku koko katakanlah bahwa kau tjinta pada ku . . legakanlah batiku, koko, hampir s» dja suara Sian Hwa menangis saking tas dfc pai ia mengendalikan perasaan hati. Matanja be$i u saju memandang Tiang LeSebuan kiat menjambar berkereiep mene racgi wadjah saju itu. Tiang Le meletakkan djarinja d atas pipi jang basah. Tanpa disada ri kedua tanganoja itu merangkul Sian Hwa Dan bagaikan acU tenaga magnit jang kuat luar biasa tangan s>gad;s membalas pelukan Tiang Le. «.eduaJnja kini saling berangkulan.Hudjan benambah merggila.Langit diatas begitu muiam. Diberati oleh asvan2 hitam berkeijaran menutupi alam ini. Suara angin dan hudjan meningkah menjaingi guntu jang menggelegar hendak memetjah bu mi. Scsosoi tubun manusia menggigil diluar pondok itu. Tubuh seoiaag gadis remadja i*ng lengah oasao kujup diompa butir2 bu ujaD jiiig iflciupak.n peluru2 jang menim pai kepala dan tubuh gadis itu. Tubuhnja menggigilBukan mtngg'g'l karena diaginrjji hudian, Akan tetali ia mmggigil m • i'iat ps Tuuding an didilam poaiok itu. Pinaoiangan jang membuat h ninja membara.Lama gaiis itu berdiri diluar -pondok i'u mematung, sementara ai" matanja bertjutjurao mendisd; s ru diagan air hudjan jang menin pahi wadjihnja.Kemudian dengan bentakan keras ia me nerdjang madju dengan pedang jang suiah terhunus ditangan Pedang itu msaggigil. Me luntjur dsngan amat ijepitnja menjambar tu buh Tiang Lee dan S.an Hva jang tengah tenggelam dalam gelombang asaiara jang meng ombangambing"Singl" Bagaikan disengat ular berbisa. Tu buh Ti'ng Lee mentjelat keatai membobolkan atap pondok daa kedua2nja itu terguling dita nah jang menggenang air.Bs:i;u Tiang Lee menabahkan tubuh dan berdiri, la mendjadi terkesiap. Kaget, meli hat sumoynja jaag pertama itu sudah msner djangnja lagi dengan gerakan2 djurus ilaaj pe dang jang dahsjat."Bwe Hwa tahan!" bentak Tiang Lse mea tjelat kekiri menghindarkan sambaran psdang jang amat kuat itu. Air hudjan msmertjik ter sambar pedang ditangan Bwe Hwa s Dada li gadis turun naik saking hebatnja kawan apa itu hsndik meletus dikuigkungi api tjeaburu jang membuta."Tiang Les, kau...manusia binatang' Bilang mau mentjari musuh, tidak t a h u n j a ka» frertgOda surrOy diiini. ftaU rhvtnarig bef4 hati palsu I" Pedang ditangan Bwe Hwa me niambar lagi. Hebat sekali sambaran dari diurusi Tiang.psk'kiara hoat tj'ptaan guiunia iri. Akan tetapi menghadapi Tiang Le jang sudah mengenal baik akan ilmu pedarg itu, dengfn mudah sadja ia mengelak, dengar? mer.onJjolkan tubuhnja kebelakaBg mata pe-dang itu lewat didepan dadanja. Dan sekali tangan Tiang Le bergerak siku Bwe Hwa telah tertoiok dan rnendjadi lumpuh seketika itu d^uga.Mei st ini Sian Hwa menghampiri sutjinja. "Su'ji .»...!•Bwe Hwa mendengusrnarah. Matanja ber api memandang Sian Hwa dan Tjian Le. Dadarja memburu."Sian Hwa, bagus sekali perbuatanmu, Dj;c-su heng Song Tjie Lfy menan*i2aiu dan mentjiii seteBg-ih mati sedangkan kau disini makian berpatiaran dergan sam-subeng, ab . . . kepicfi'n aku tahu bagaimana sikap djie suten^ melhsi engkau berpelukan seperti itu dsngan djie jubeng, B:nBr2 perempuan rendah, tak tahu malu.**Su'ji . . . apa maksu lesu, mengapa kau berkata b. gila? tanja Sian Hwa putjat wa djal nja.

Page 8: Pendekar Lengan Buntung 01

**Hi fci h;k ... apa kau belagak pilon Sian' Hwa ? Apa alu tidtktahu kalau djie suheng itu rrentjir tainu ? Kepingin sek.liaku melihat d;ij suhect? mengamuk melibat patiarnja D.r buat serong terhadap lehki lain !"Bwe Hwa!" Tiang Le membentak"Hmm! Tiang Le kau djuga sama Berhati paUu, mampuslah kau !" kali ini Tiaag Le men ijidi terkedjut sekali m;ngapa dilam se kcJjap sadja to;o'<amja tadi pada iiku B.v; Hwa telah terbebas. Tak dapat berpikir lamai ia kareaa pedang ditangsn Bwa H#a sudah m? ngamuk deosan sengit m:ni rang TiaDg Le,".MJtji, diangan kau berkelahi sulj' I" berkati? Sian Hwa men-d)erit2 memisahkan k?, dua erang subeng dan sutiinja itu, Angin bati up sangat kentjang sekali d barengi s lara petir jang masih berkeredepan diaugkasa gelap"Lima puluh djuru. sudah Tiang Le melaja ni sumoynja in'. Tak mau ia mengangkat p; dang? ia mengelak terus kekiri kekanan undur kebaUakang, Sepuluh meter dibilakacgnja itu mengalir deras sebuah sungai jang rrelu tp airnja.Melihat Tiang Le mundur2 dan tidak b las menjerang bertambah panas hati Bwe Hwa, Pedaugnja dengan sengit menjambar? berkee dep mentj&ri sasaran ditubuh Tiang Le. Hs ran sekali. Mengapa ia begitu sengit sekarang terhadap suheng ini ? Tak tahu ia. kini api sjemburu telah membuat ia mata gelap Pikiran' se h a t n j a telah lenjap terselubunj olef pemandangan? jati g baru s n me nusu^S hiinja. Pemandang; n dimana Tiang Le dan Sian Hwa berpelukan.' Keparat? Keluarkan pedangmu Lawanlah sku, dj: agan mengelak begitu" Bwe Hwa mem bentak. Memainkan pedangnja dengan sengi|"Bwe Hwa sunnOy . . aVu tidak ingin ber kelahi Sudahlah hentikan!"•"Keparat! manusia sombong, apa kau kita i ku tidak dapat mengalahkanmu? Lihat pe dar g!""S'ng!""Suiji i . . 1 Sian Hwa menerdjarg kete i-gah? dan tnect ngkis pedang Bwe Hwa. Ber tarnrah panas batinja !a mendelik rmmati darg sumoyrjs,"Sian Hwa , , kau hendak membela dia?"Diangan kau menerang dia sutji . . sui.b lab ;!'angan bertempur , . , ?" suara Sian Hwa n.emohon la memandang sutjinja de- * rsgao kir rr>aia basah,"Sian Hwa , , apa , . apakah kau , , men tjintai , , ; Tiang Lee? tiba? Bwe H*a betta eja, Matarja tadjarn menusuk, Se-akan' hen dak menembus djr nturg bati sumoynja1 Sian Hwa tertegun sekali treihat sutjinja jang tne niadiuk; n pertanjasn jang aneh kedengaran nja iai, ia terdiam, IVtunduk,"Katakanlah Sian Hwa, djudjurlah kepada ku, Anakah kau mentjintai Tiang Lee?* S;bs ii lagi Bwe Hw: berlanja.Tentu sadja melihat bahwa suijinia isi ber-bijara dengan serius, maka Sian Hwa djuga ten'ak menundjukan keseriusan itu, Meski pun hatir.ja tak enak untuk berterus terang didepan sutjinja jni. Ia tahu betul, la tahu betul. Bahwa sutjinja ini rr.entjictai Tiang Le tak heran kalau barusan su'jinja ini pgamuk dan ka'ap oleh karena didalam pondok tadi ia dan Tiang Le berpelukan. Sebetulnja tak iaga ia meniakiti hati sutjinja. Akan tetapi ia djuga mer,t;intai Tiang Le, mentjintai gam* su hen g eja itu.Maka katarja :""Betul sutji...aku.„aku menjintai Tiang Le..."Berkilat mata Bwe Hwa Sebuah belati raenjjhudjam ulr hatinja. Teramat perih dan ptlu. la memandang tedjam kearah sumoy nja di n melihat betapa mata Sian Hwa mendjadi basah. Lulu hatinja. la tersenjum pahit.

Page 9: Pendekar Lengan Buntung 01

"Bagus Sian Hwa...mudab2an kau bahagia dengan dia...berkata demikian B *e Hwa meng bampiii Tiang Le dan roemeluknja. Terasa dtdanja mendjadi hangat oleh deraian air mata sigadis jang basah menembus baiju di bagian dada.Suar* Bwe Hwa terisak."Tiang suheng ..." ma >f icanlah aku !Titig Le memeluk. Membilas pelukan B*e P v s ! eralah tinja otbwa Bwe Hwa tidak k t lap la menarik napsi pandjang Matauja KrrVdjem. Setitik rratanja membasah."Sumoy . . akulah jang baru*? mfnta maa^ ke pada s-u ..f*Sib-uab petir menjambar. Berkeredep di-udara. Dau Tang Le kaget setengah anti. Sebuah sinar perak meDJambar leheroja. Faks keburu ia meranaku dalam, dalam kegugupannya i.u la miringkan lehernjr. "Fjep T tjepi Sratu ! Tiga kali udjung pedang itu membu» bat pundak kanan Tiang Le, darab merah mengutjur derai dan lengan jaog sudah bua tung sebatas pundak. Sebuah tangan mamisi* mergge'etak d (kaki kanm Tiang L?.Dan Tiang L: te hulung mundur dua tiu dak IV undur kebelakang. Mutanja membela la i: neman iang Bwe Hwa Rasa sakit jang berdenjut2 pida hngan kanannja membu 11 kepa'aaja berpu'ar2. Ia rneadjerit lirih. Dar> roboh pingsan."Sutji . , , kau , . . kau gila !" Sian Hwa membeda*, mesierdjarg dengan pedangnja membatiok dengan gerak tipu bau gunung merimpit) djurang. Batjokan ini htbit sekali d&n demikian tiepatraja, sehingga tak mu; g kin dieiakan lagi. Terpaksa Bwe Hwa ma nangkis dengan pedangnja jang berlumur darih meran."Traog , , ,! bunga? api berpiijar dara Sian Hwa merasa tangtnnja bergitar hebat,"SutJ , i , kau terlalu , , » kau begitu tega roemboatungi lengan subeaj setjara p: ngetjit. Biarlah aku mengadu njawa dengan mu* suara Sian Hwa bergelo.rb.ing saking marabnja. Air hudjan menempa» wadjaraija jarg sudah naemb4waKjirntara renjaian tir hudj n itu Bwe Ha scrtawa."Suu,oy...kau tabu... sam-uireng amat 8ng fKuh dan sombcBg, dia selalu tidsk mau me lajani pedangku. Nah sekarang puaslah hati ku Aku bisa mtnaklukaLni». MernbutfurtJ «engan kanannja. Kepingin sku t; hu setelah lenganria bunting, apakah, dia bisa rrecariV p< dang?""Kau sudab gila . . . kau sudah gila lu jmamputi kau!" Kini Sian Hwa menerdjarg madju Matanja ber-api rremindang sutji rja. Pedangnja bergetar?. Mendesing- mete bas butir? air budjaii jarg ma'ih noemerjsi. Sutra pedang berkali beisdu, mente'uarkan sinar perak dan kadeng2 disertti dengan ma kian daii Sian Hwa jang sudah panas bati"Kumampi si kau . , , perempuan berhati !b is Rebablah!" Dergan seruan ini Sian Hwa kembali merjerar g dengan peJacjnje dan kali ini ia menggerakkan pedangnja setja ra luar bi;$i, lmltb ilmu pedang tiong-pek-kiarrsut jang sudah mahir ditangan gadis ini, Akan tetapi menghadapi sutjirija, jang djuga Idah mahir dengan djuiu$2 i!mu pedang ter sebut' Dengan mudabnja sadja ia melajani amukan Sian Hwa.Bagus Sian Hwa . . kau hendak rremgalas kebuntungan lengan kekasihmu. Bo'eh. boleh! Asal kau bisa merobohkan aku!""Kau manusia kuntianak. kupenggal leher mu. kuiiintjang lenganmu , , . ?" Sian Hwa mtmekik mekik kalap,Hudjan masih turun*Kedua orang g»dis jang tengah berferrjpor itu tak menghiraukan lagi air sungai jang s*i dah meluap. Tak mengbitaukan lagi akan air sungai jeng sudah roenjerbu keduaniar membandjiri kedua kaki sebuas betis sigadis. Air dibawah betis menggeloubanjgelorobang. Rumput2 dan sawah! jang menghidjaa sudab terlanda bandjir.

Page 10: Pendekar Lengan Buntung 01

Udaia gelap sekali.Pada saat itu birkeltebit dua sosok bajang an. Langsung menjerbu kedua gadis jang tengah ber'empur raati?an. Terdengar suara pedang beradu keras dan disertai bentakanE menggur.ttr dari Liok Kong la, jarg m« mang berwatak berangasan itu,"S.an Hwa k . , lau sudah gila. mengapa kau menjertng Hwa moy dengaa kahp begitu tegur Liok Kong In."Bwe Hwa . . . kau , s , kenapa bertera pur dengan Siai Hwa moy ? Soap Tjie Lsy djuga bertanja Aiehr.j'i, Kong In tidak me aegur Bwe Hwa tapi ia menegur Sian Hwa sedangkan Song Tje Lay menegur Bwe Hwa. Memang aneh diantara keempat orang muda ini, Sebetulnja Liok Kong ih menjintai Bwe Hwa sedangkan Song Tjie Lay menaruh hati kepada Stan Hwa Akan tetapi aaehnja, di bati kedua gadis itu malui lebih tjondoog kepada Tiang Le ?10"Ii suheng, sutji ini siJah gila. Ma3a ia membuntungi lengan suheng Tiang Le . . ber kata Sian Hwa kepada Lio'c Kong In, mata nja melirik di mana tadi tubuh Tiang L? menggeletak. Akan tetapi betapa terkedjutnja Sian Hwa melihat bahwa tempat jang di mana tadi tubuh Tiang Le menggeletak kini telah mulai digenangi air sebatas b etis njaDan disitu tidak nampak Tiang Le. Wadjah gadis itu mendjadi putjat sekali"Tielaka . . . hanja perkataan itu jang ke luar dari mulut Sian Hwa. Wadjahnja putjat seperti majat.Air hudjan msnempas wadjah jang putjar itu."Kenapa Sian moy . . aoa jang terdjadi dengan Tiang Le ? Song Tjis Lay bertanja heran. Menatap gadis didepannja itu Nira pak diwaijah Sian Hwa bajang? ketjemasa i meliputi hatinja. Tiba2 ia membentak kepada Bwe Hwa"iutji , , , gara2 engkaulah sam su! eng lenjap, mungkin hanjut teibswa air suog'i uu, kau memang terlalu sutji ! suara Sian H wa tenggelam dalam isaknja. Bergerak tje pat menusukan pedan^nja kearah B.ve Hwa."Sian Hvi , , , tahan ! Kong In mem bentak.""Diangan berkelahi Sian Hva... berkah pula Song Tjie Lay.Kedua gadis perkasa ini sasie memar, dan g.Tiba? mata Bwe Hwa treni air serelintir fir mata. Pandangannja basah menatap Sian Hwa. Suaranja perlahan Bekali waktu ia ber kata:"Sian Hwa . . . kita sama . . . sama ber salah . . . maafkanlah aku kalau engkau ke lilangan Tiang Le . . " sekdii berkelebat tu buh Bwe Hwa sudah menije at d auh dan btr lari dengan amat tjepatnja. L ok Kong In p u nat wadjahnia.. "Sian Hwa . , . apa sebenainja jang ter djadi?""Itsubeng Bwe Hwa , , , telah merabun tungi lengaa Tiang Le . . . lihat . . . dai ah Tiang Le . 5 Sian Hwa rcecundjuk, nampak disebelah sana darah merah menggenang di atas air rrembandjir."Ahhh . . Liok Kong lu mengeluh. Dan sekali ia berkelebat pemuda itu sudah menge djar Bwe Hwa,"Sumoy . . , Song Tjie Lay menegur Sian Hwa jang masih termangu menerap darah jang mengambang disiiu, Pandangannja wenjusun sepacdjang sungai jang tengah meluap itu,"Mungkinkah Tiang Le banjut terbawa air sungai ini? Sian Hwa mengeluh perlahan, Air matanja beitjutjuran lawat kedua pipmja jarg sudah basah oleh air hudjan, Rambutnja be, derai iujup basah, Wadjahnja putjat sekali,Hudjan turun meranjai.5 Mg Tjie Lay melangkah. Mendekati SU rnoaynja dan berkata; "Hwa-moy . » marilah kita kembali kepuntjak . . .

Page 11: Pendekar Lengan Buntung 01

Dengan pandangan basah Sian Hwa meng gelengkan kepalanja. Hatinja tengah merenjuh kala itu. Seperti langit jang tengah menangis mentjutjurkan aif matanja ber-derai2"Djie-suheng . *, aku tak akan kembali ke puntjak, aku harus meninggalkan Tiang-pek-san aku harus mentjari Tiang Le . . tak ta hu ia bahwa perkataannja barusan itu menJ kam ulu hatinja Song Tjie Lay,Pemuda itu terperandjat"Sumoy i ., *"Dj e-suheng . , . kita harus berpisah, aku..... aku harus turun gunung . '. . . dan kaukau . . kau kembalilah kepuntjak menanti su pek !!** kata Sian Hwa dengan perlahan. Ia menatap keiangit jang mendung, kemudian bet alih keair sungai jang bergelombang. Meman dang saju,"Aku tak akan kembali kepuntjak, aku ha rus mendampingimu .-. . !!" Song Tjie Lay berkata, menatap saju sigadis.Terkedjut sekali Sian Hwa» Ia menoleh."Tidak suheng , . tidak boleh kau ikut ber samaku, aku harus mentjari Tiang Le dan se telah itu aku akan mentjari musuh2 dari su hu kita ... '"Alu alan fr.erofcanfurbrj iumoyf* *Djangan subecg..." "Sumoy . . i * "Suheng!"Dua tatapan mata saling beradu. Jang sd fu ntmandang dengan pandangan saju dan penuh tjinta kaiih dan jang satu Sagr mata Stan Hwa menatap penuh permohonan.Lama keduanja seperti itu.•^Saraoy . . apakah , . . katr rnentjinta» Tiang Lee 7* Sons Tjie Lay bTtarjja, Sebuafe periacjaan jang menjtntuh dihati gadis itu.Angin dingin dingin bersepoy basah,Stan Hwa menarik napas dalam."Suheng . . aku memang benar rnentjinta^ Tiang Lee, mentjintai dengan seluruh djiwa raga harap kau maafkanlah aku , , s suara* Sisn Hwa terisak. Tak tahan ia lebih lama di situ dan dengan sekali berkelebat Song Tjie Lay sudah kehilangan gadis sumoynja itu.Bersamaan dengan perginja Sian Hwa.Sor g Tjie Lry merenung seorang diri disi tu. Hatinja pilu bukan main melihat kenjafa an iri. Kini mendjadi kenjataanlah sudah bah wa apa jang ia kuatirkan mendjadi bukti, Ta di..ji ia harja mendug&2 sadja.Akan tetapi bajangas itu sudah mecdjaa» njata, Seperti apa jarg ja kuatirkan terbukti sudah, Sian Hwa mentjintai Tiang Le, oh, tisda keped^an lain hati itu selain34ieinsrpn verarg kekasih segala inrpian^ tmiikk mendjadi fudar sudafo, seperti pudar Sija awan? fair^m jaog telali («t bawa eegia «diatasnja."Sian Hwa ...... Song Tjie Lay mengeluhpandjang menjebutkan nama seorang ladu jang barusan sadja meninggalkan dirinja. Lalu dengan langkeh2 gontai ia berdialan. Berdjalan amat perlahan. Suara? str dikakinja enengeritjak Setitik dua air hudjan menerpa-nerpa wadjahnja jang kujtpla berdja'an merudu kepumjakAmat perlsfaaa lan^kahuja. Amat pirlahao, Entah kapan ia sampai dipuntjak Tiang-pek «an itu Kalau tadi ia menuruni pintjsk itu dengan ilmu Ini ijepat bersama suhengnja L.ok Kor.j In kini tak mau ia tjepat' sam pai kepuntak. Tak mau ia memperdulikan •keadaan disckelilirjgrja jarg peaub kabut tes bal menghalang djalan Udara lembab dan bas* h, Tak pel duli ia akan pakaiannja jang fcasah &ujup, tak perduli ramtuitnja atjak2an seperti seti n kesiengan. Tak perduli akan se tnuarja !

Page 12: Pendekar Lengan Buntung 01

Hanja hati itu jang mendjerit2.Hati jang merenjuh.Pandangannja nanar kedepan. Sekelumit bajaegan waojan jang selama ini meradjat impiannja mtmbajang didepan. Wadjah Sian Hwa. lDsn hati itu nenangis. Dan bati itu oiengungkafkan sebuah senjum jang teramat pahit, Dssn djiwa jang kososg itu berteriak j "dia tidak nectjintaiku , . , dia tidak men «jiotaiku t. J3STak tertahankan hati jang rnerenjuh itu. ffis ka menangislah Song Tjie Lay. Menangis se kuat2nja, tak ada jang mendengar dai tidak ada jang memperdulikan. Oleh sebab itulah dia menangis, sebentar kemudian tertawa, me nangis lagi.Ah Tjie Lay, kasihan kau !5Memang itulah jang terbaik Dengan meia figis orang akan kehilangan sebagian dari pers deritai; n Dengan menangis sedikit kepedihan hati itu dapat dilupakan tiPegunungan Tiang-pek-san penuh dengan puntjak2 jang tertutup saldju, dan dimana-ma na terdapat gumpa!an2 es. Melalui daerah ini orang harus ber-hati2. hampir sadja Tjie Lay menemui bentjana ketika mereka meliwati se buah sungai es jang lebar. Permukaan sungai itu nampak mengkilap laksana tebaran perak jang mentjerminkan langit membiru diau*?^ Tjie Lay berdjalan perlahan, ia tak memper dulikan dingin jang luar biasa menjelusup, dia tidak memperdulikan tubuhnja jang seba gian mendjadi kaku karena hawa dingin jang luar biasa menjerangnja HKetika ia hampir sampai dipuntjak Tiang pek-san jang tertinggi dari pegunungan Tiang pek-san, dari djauh ia melihat seorang berpa kaian putih tengah berdjalan dengan perlahan lahan, dan ia dibantu dengan tongkatnja jang pandjang.12*"Apakah jang berdjalsn itu supek dari Hong-san?" pikir Tjie Lay dan rrempertjepat ringkah kakinjr;Setelah ia deka* dengan kakek itu. Tjie Lav nelirat seoianp kakek jeng sudah tua sekali Rambutnja telab putih, tipis dan djarang, tertutup kain pembungkus rambut jang dibung kusnja pada kepala menutupi kedua telinga untuk mentjegah serangan angin dan hawa dingin Muka kakek itu sudah penuh keriput berkulit putih dan hanja sepasang matanja sa dja jang memperlihatkan kehidupan, karena matanja masih fa dja m berpengaruh, Djenggot dan kumisnja tercantucg kebawah seakan?, tidak bertenaga lagi, seperti djuga tabuh jang kurus dan lemah; Beoar2 seorang jarg sudah iandjut usiacja dan djalannjspun sudah kere potan kalau tak dibantu tongkatnja.Dengan gerakan jang amat tenang kakek itu menoleh dan menatap wadjah Song Tjie Lay, untuk beberapa lama tidak segera menegur kareta ia amat teliti dan tidak mau sem naungan membuka suata sebelum jakin me ogenali betul siapakah adanja anak muda didepannja iri."Orang muda... kau siapakah?" terdengar krkek uu menegur, Sutr«nja halus dan tera tur susun kata2nja, Pandangan maianja mena tap u dja m, Tjie Lay Mkedjut sekali melihat pandangan mata jang menusuk itu"Lotjian w;... boanpwe (saja Jang renda fo) adalah mutid kedua dari suhu Swi i t Tiangku Jang S:lah binasa ditangan- Boog Bon g Siao< djrn. Sianls ttokoay dan Te Tbian Lono. tak: tabu apakah lotjianpwe ini sup:k dari H ing San?*Soat Tjie Lay r»adja mewber? bor asa t d* agan sopan sekaH. h t&hu bahwa orang ink Dukan kakek biasa... tatapan mata tali sa> sgat tadjans dan nwajenabunjikan kekt'^taa sinkang iung leLb fr*:tttjapii tingkat tinsgi. maka ia raveadugk tentu orang tua. inilah, sa paknjia*.

Page 13: Pendekar Lengan Buntung 01

Dan benar saJja seper.i dugaaonjav Kakek itu bea*r dari Ho'g-jaa.He be b>«... tepa? sekali cfugaanmu orang muda, aku jang tua bangka ini memang dariHoig-san. Siapa kira kalau di Tian.-ptk-pa» ini suoji n>at!, kersaria murii: jaog Uvn, das siapa aaaaaTMj?*"Tcetju Tong Tjie Lay... maafkan, leaaas murid2 sudah binasa, banja tinggal teetjue dan keempat murid jang masih hidup..."."Mana saudara mu jang lain. baru sadja aku ke Tiang-pek-pay... tiaia seorangpu» jang menjarnbutku* suara «kakek t;r dengar tenang*Su?ek, keempat subeog dan SJtnOy . » b rangkali telah turun gunung . . suara Tjie Lay periaran sekali. Dan ini tak lepai dari pandang >n sikakek dari Hong San."Niraatnu Song Tjie Lay bukan ? Nah tje d'akanlah mengapa keempat murid Swi It Tianglo turun gunung dan tjeritakan pula Vediadian? d'sini , , . aii , , tidak disangka s1 ng2 Swi It telah menemui adjalnja , , , ^eikata begitu sikakek dari Hong San berdja San msnudju puntjac. Fji; Lay mengikuti di belakang.Diami ia merasa kagum sekali melihat iangkah2 jang demikian ringan dari sikakek? nampak kaki jang tua kurus kering itu se-okan2 mel tjang2 tak mengiadjak tanah, banja djubab pakaiannja itulah jang berdjuataiars menj°ntuh tanah.Kagum h«ti Tjie- Lay, Kakek ini aoiat tua sekail, tentu umurnja tidak djauh dari tudjub pu'uh tabun, ia itulah adik seperguruan dari Swi It Tiang Lo, meskipun ia hanja sute dari Swi It Tiang Lo akan tetapi kepandaian kakek ini djauh diatas Swi It Tianglo, suheng nja, tentu sadja kakek pertama ini jang ting gal dipuntjak Hong San, selalu melatih diri dan ditempat jang sunji itu. dipuntjak Hong San ia telah mentjiptakan sebuah ilmu silat iang hebat luar biasa jang bernama ilmu silat Hong san tiap dji liong sin kunhoat ( dua bs las pukulan naga sakti dari gunung Hong San )3y5~ediak muda kakek jang berflafta Seng 1 hian Ta>su ini gemar sekali bertapa. Dia se faiii mengasingkan diti dipucSjak'2 pegucung an jang sepi dan djauh ferafirg d*.ri dunia ra mai H*I ini sudah wadjar kareaa pada mas a a itu. i'mu silat tinggi kebanjakan dimiliki oleh para pertape, dan pendeta sutji. Ilmu sf fat jang tinggi selain berdekatan deagan ilmu ktbathinan, maka tentu sadja semakin tinggi oiaog itu memiliki ilmu bathin. semakin kuat pu'a tenaga bathin jaog tersembunji didalsm t ja, bersumber mendjadi tenaga sinkang jang. luar biasa. Ten'u sadja karena Seng Thian Tay tu mi sebagai pertapa maka tiada lain pekef diaannja rr.empf rda'am tenaga kebathican dan d-uga mempeidalam ilmu sl'&inja, Maka seks rang. Serg Thian Taysu djauh berbeda dari sepuluh tahun j? r g lalu.Sebenainja ia tidak hendak turun gurur-g Akan tetapi mendengar be apa suheognja bs oasa ditangan musuh2 dthat dan semua ansk murid Tiang-pek*pay tinasa, maka dengan ha ti petasaran Serg Trisn Taysu ini berandjan^ !te<.ar>a sini, Disini inilah sekarang dia meo det.gark. n tjeriia dari st orang murid kedua d» ii Swi It Tianglo orang2 satu7nja jang masilS &erada dipentiak tiang-pek sant,2SEPERTI djuga gunung2 besar lainnja, pe gunungan Tiang-pek-san ini mendjadi per hatian para OFang gagah didunia kangouw. Bu kan sadja pegunungan ini terkenal dengan pun(jak2nja jang amat tinggi mendjulang dan selalu tertutup saldju, akan tetapi jang mena rik perhatian dunia kangouw adalah berdiiinjd sebuah partay persilatan jang bernama Tia .-pek-pay. Seperti halivja partay2 Hoa-san pay Kun-lun pay, Go-bie pay, Bu-tong pay dan banjak lagi partay2 persilatan lainnja. Tiang pe; pav ini berdiri pada lima

Page 14: Pendekar Lengan Buntung 01

tahun jang lalu sttelah diadakannja perebutan gelar pendekar LOiiior satu dipuntjak Tiang pek san ini.41Pada sjatitn Swi It Tianglo jaog kebetulan meng kuti sejembara perebutan gelar pende kar n< mor satu mendjadi tertarik hatinja dan tergerak melibat pemandangan jang indah d r d benih dipuntjak jang selalu bersaldtu Maka sete'ah perebutan gelar itu, meskipun ia sen d n tidak dapat mentjapai sehutan pendekar m mor satu aksn tet*pi ia betas sadja ber i asrat menditikan sebuah partai dipuntjak ini Maka tak lame kemudian dunia persilatan dikedjutkan oleh brrdirinja partai Tiang pek-san iarg dikuasai oleh Swi It Tianblo.Ada seratus lebih anak murid Tiang-pak-pay dalam waktu jarg singkat. Mereka itu kebe injakan terdiri dari para lo'jianpwe (orang *ua gagah) iang menggabungkan diri keda Jamrja. Teitu sadja ksrena nama Swi |t Tiang lo sudab terkmal dida'am dunia persilatan, rraka bar.jak orang gagah jang mendukung berdir.aja partai tersebut.D;antaranja jarg menggabungkan diri ada 'ah tiga orang gagah dari daerah sungai Huargho Diasingi' bernama Swi-seng-thian Wi wi-trysu, dan seorang kakek aneh dari Buton* psy jang bernama ButongVosy 'odjn It Swi Djin. Ti%a Orang gagah itu terkera! did«e rah Hutngho sebBgai Huarg-ho-samrrghioi j dan djuga terdapat pula seorang kakek tua47dari Tay-san jaag berruau Tay-san-sin kism tap Kwe Lung. Dan b.in,ak tajj dunia kang «w jang menggabungkan diti mendukung ke kuataa partai Tjanj-pek pty iri.Diantara murid2 kauaa tua, S -vi It Tianglo djuga mengambil Umaoitng muiid, dua orang wanita dan tiga piia Mereka itu adalab Liok Kong lu sebagai murid pertama, Song Tjie Lay seoagai murid kedua, dan Sung Tiang Le adalab sebadai murid ketiga dan keempat storarg wanita Lie Bwe Hwa dan jang kelima adalah Lim Sian Hwa.Aki n tetapi diant. ra kelima orung murid Swi It Tianglo itu jang paling menoadjol adaLh Sur.g Tiang Le. Bukan sadja pemuda ioi berparas tjakap seperti Poa An, akan te tapi disamping wad abeja jang tjakap itu, ia mempunjai hati jang lembut, selemout bulu aemba Dan kata2ivja halus, tidak seperti Liok Kong In jang kasar dan berangasan jeng selalu ingin nenarg sendiri. Dan anehnja, Tu ng Le ici paling disenangi oleh dua orang gadis lumcytja.Lie Bwe Hwa daa Liejn Sian Hwa.Seakan: dua orang gadis iri berlomba2 hendak menarik perhatian Tiang Le Dan ss lalu tindik rj.ecdtka'inja apabila kesempatan i'u rda Tiang Le bukan tidak tahu ini. U tioatt buta la t bu betul bahwa dengan d>am' dua o r a r g sunoyoja ini menaruh43 hati kepiiaaja, djuitru itu ia selalu mendj&u fci diri dari d >a orang gadis ini. Meskipun ada dirasakan diha'inja leb.h cjo.idpng kepa da Sian Hwa. Tetapi ia tak bpleb mem babt-buta, la tabu betul bahwa suhengnja jang ke dus Soag Tjie Lay sangat mentjiotai S>an H*a ia tahu ini dari tatapaa aiita suhengnja te-hadap r_'adis aamoyaja, jaog bernama Sian Hwa itu.la tak mau menjaki'i hati djis sa'ieagija jang selalu bersikap ranah kjpadaaja. O eh karena itu ia selalu msnijauhkan diri dari Sian Hwa* dan djuga Bwe Hwa jang hendak did'odohkan oleh subunja bjat Liok Kong [n"Aku tak bplek merusak kebabagian su heng ku Tak boleh," demikian pikir Tiang Le. Menekan pera»aan hatinja, apabila ia ber temu pandang dengan San Hwa dan Bwe Hwa.Pada suatu pagi dipua'jak Tiang pek-san. Jererti biasanja ia berlima langsung dilatih olth guruoja Swi I T.anglo. - Tempat latibaa itu, uise'ou&h tanan d tar jang Iujs dan rata Mscdjurus kebetakang terbentang sebuah dju rang jang amat ijuram. Indah sekali

Page 15: Pendekar Lengan Buntung 01

peman tiancan disini. Ditempat inilah ia rre'atib m\i r'd'nia, seperti biasanja apabla dia selesai remberi petundjuk2 kepada murid'nja. la mertnfga'kaa kelima orang muriiaji itu jang lUvisih teius berlatih, ia maiuk kedaiaoa.Alat teUpi betapa teike Jjutrja hati orang «va itu, melihat sepu'juk su'bt leah terletak dimeaja. DikB^xarrja• Dengan terheran, ia tnembatja surat itu. Terkedjutlih ia apabila pandangan matanja terbeatur kepada huruf2 jang teitulis dikertas itu.la membatja lagi sekah". Swi ItLama svdab k fa tidak bertemu sebuluh tahun sudah berlalu , . t i n g a t k t b k?u kepadaku ? Bong Borg Siengdjm i^gin bertemu menagih hutang, sepuluh tahun jang lalu.Demikian s*n>kat surat itu Akan tetapi Swi It Tisrg'o jang sudah berpengalaman dapat msBahami isinsa Teiingailbh ia seka rarg bahwa sepuluh tahun j&ng lalu ia per m b membunuh muiid Bong Bocg Siandjin Inilah bebat, kalau Bong Bong Siandjin su> dan mengirimkan surat seperti mi. Ini merupakan tantangan jang berat, la mengenal baik s*iapa itu Bong Bong Siandjin, kakek dari puntjak Thang La dibukit harimau. Masih bersaudara seperguruan dengan Bu Beng -Siandjin TerkedjutUh ia. Ia menjadari bahwa kepandai3nnia belum dapat menandingi Bong Bong Sissdjin'Tjeleka ! Swit It Tianglo mengeluh. Diam-dam ia memutar. Bukan ia takut kepada15Tocg Bong Siandjin. Saginja lendiii tilak pernah mengenal rasa takut. Akan tetapi, sebegal ketua Tiang pek psy ia merasa ber tanggung djawab terh dap seratus li na oran i muridnja. Tak mau urusan pribad nja ini membawa korban djiwa bagi murid2nja jang tavk tabu apa0. Apalagi ia merasa sajang kepada lima orang muridnja jang masih muda? ini ! Tak boleh mereka disangkutkan dengan urusan pribadiku !Swi lt Tianglo berlalu meninggalkan kamar uja. I» menudju kamar sebelah dimana Tay-san sin V. i a m h i a p telah caenantinja,"Swi It pangtju, tegur Taysan sin kiam-biap Kwe Lung melihat kedatangan pangtju nja. Btgitu di ihatnja wadjah Swi U Tianglo muram dan seakan? ada sesuatu jang meng gandjal hatinja, maka Kwe Lung menegurnja'"Pangtju (ketua) ada apakah gerangan ja a g pangtju pikirkan ? tanja Taysan sin kiaon hiap Kwe Lung.Swi lt Tianglo memberikan surat itu kepada sahabat nja ini.Kwe Lung menerima dan membatjanja, "Ahhh . . , Bong Bong Siangdjin . , . ?tanja Kwe Lung."Djustru itulah jang merisaukan hatiku Lung te. aku tak ingin karena urusan pribadi ku ini akan menjeretl njawa anak murid Tiang pek pay. Ini tak boleh ?"Kita tunggu sadja Bong Bong Siangdjin pangtju, mengapa mesti ditakuti ? Kwe Lung b.rkata gagah.Swi St Tianglo tersenjum"Bagiku tidak mengenal arti takut Lung te tapi apakah kau tidak memikirkan keseratus anak muridku dan kelima orang muda itu ? Ketahuilah Lungte, kepandaian Bong Bong Siandjin begitu hcPat. Aku sendiri tak mam pu menandinginja...... aaah, akan hantjurlahTiang pek pay,""Pangtju. djangan kuatir... aku memperta truhkan njawa untuk Tiang pek pay!" teriak Taysan «in kiamhiap Kwe Lung.Swi It Tiangle menjjjelengIkan kepalanja,

Page 16: Pendekar Lengan Buntung 01

"Tidak, tak boleh kelima muridku mengha dapi musuh2ku eh Lungte kau kesinilah. ma ka ketua Tiang pek pay itu berbisik perlahan d:d:kat telinga Taysan sin-kiam hiap Kwe Lung Nampak Kwe Lung mengangguk an kepalanja,"Baik pantju..." katanja "Nah, Kwe Lungte kau segeralah . , aku akan menghubungi kelima muridku.*! berka ta Swe lt Tianglo meninggalkan Taysan sin kiamhiap Kwe Lung.Diruang belakang Swi lt Tiaaglo berkata kepada murid'nja.^Kalian pergilah kelembah Merpati, dile reng pegunungan Tiang peksan kirai lima pu luh lie dari sini terdapat sebuah pohon jang bernama Angto, buah aagto itu besar sekali kasiatnji muridku Ratusan orang kangouw berani mempertaruhkan n j a w a nja untukn t ia ifilet:dapatkan bi^h jang harja terdapat dise» pardjang lereng pegunungan Tiang pek san, (ai'.u sebuah lembah J8rg bernama L°mbab Merpati, dan pohoncja banja berbuah setiap lima tahun sekali, kau mau tahu kehebatan nja ? Swi It Tianglo mengben'ikan re kataan nia. menatap kelima orang muridnja btr-ganti 2,"Chas'atnja bagaimana suhu ? tanja S;an Hwa mtra'a tertark akan tjerita luhunja jam? aneh itu Kong Ia dan Tjie Lay. serta Bwe Hwa diuga menanti urai.n suhunja lebih lanijut. Hirja Tiang Le jang mengerutkan kering, seakan2 tengah memikirkan hal buab angto j&ng aneh i u, sepandjang menurut per> dengareuija buah ang-to itu tidak terdapat dilcmbah merpati, melainkan dipuntjak Hoa-san. Tapi nengapa suhuija mengatakan di Lembah Msrpan Mungkirkah riisara terda pat buah adjaib itu ?Ia Utrrerurg. Sementara gururja melara djutkan tjfii'anja :"Buah itu Ciaiiatnja besar sekali. Bukan safja Ar.g to ( buab merah ) ini dapat merupakan djim som jang mudjidjet sebagai to nikum jang baik urtuk ke ehatan tubuh, akun tetapi djuga Ar>g-:o iri te eaasat untuk u!er>jembuhkj.n luka2 jang parah, dapat de r gan segera menghilangkan ratjun jan^ mers 'jji'ar dnubub, dan terutama seka i apabila4 forang makaa buah itu. tenaga IwekangOja a-kan berlipat ganda dan ginkangnja bertambah ringan, tidak kalah orang melatih diri sela ma dua puluh tahun, nah oleh karena itu nrrHku, aku merasa buah ang-to itu banjak sekali faedahnia untuk perkembangan tubuh kalian, maka hari ini kuperintahkan sekarang djuga kalian turun meninggalkan puntjak dan tiarilah buah itu dilembah merpati, mengerti kau?'Keiima orang anak muda itu termenung."Suhu...sungguhkah buah ang-to itu bera da disana tania Tiang Le. Memang Tiang Le ini sangat lati ' sekali mengambil tindakan se suatu, Dan janji membuat hatinja meragu ada lab perka'aan turunja ini btrgetar. seakan menj" rbunjkan perasaan sesuatu jang tidsk terungkapkanDiam2 Swi It Tianglo kr guna sektli kepada muriJ.ja jang ketiga iri'. L tersnjism dan ber kata:"Ada tiJaknja i'u harus ditjaii Tiang Le seperti redjeki ini. semua mranusia hidup telah dikumirkan redjeki se'jukupvja o'eh Thiau J8r.g b, ik hai. Namun redjeki itu tidak akan turun dari langit djika tidak diliari. Dunia ir i penuh dengan kekajaan alam jang be,fc'anpah *uah dan itu *e!ah ditjiptakan oleh Thiancntik ketiduran d seusia N.isui. d.'saoipiog itu, s narusia djuga harus menggarap harus rrenijari sumber2 kekajaan alam jang bermao faal untuk kehidupan manusia, manusia bi dup harus berusaha, harus mentjari, mengga iap ah., muridku, kekajaan alam ini tiada ba (asnja? Amat melimpah ruah...namun tjelake I* h bagi si pemalas! ia akar kehilangan rtdje ki itu, ia akan tertinggal oleh keganasan wak tu jang mengganas, nah...kau...pergilah..." "Suhu...Sian Hwa memandang gurunja.

Page 17: Pendekar Lengan Buntung 01

"Ada spa Sian Hwa ?" tanja guiunja."Apakah tidak tjukup kalau kami bertiga sadja pergi dan ruherg atau sutji tinggal di s'oi mendjagai suhu?"Terkes;ap Swi l' Tianglo ia menatap tadjam kearab muridrja j«rg satu ini mengelabui rea tjansnja? Belum sempat ia bertanja, Bwe Hwa sudah berkata ketus:"Tidak. KbIiu kalian pergi, aku djuga ha rus ikut."?Swi It Tianglo menarik napas lega-Dia mengangguk"Benarlah Sian Hwa ini sebagai udjian ba» ji kalian berlima. Siapa paling dulu orangnjajar>j, sri'ndgra'kan buah itu, aku akan meng hadiahi ar pedangku ini ke pada r; ja Pedang Acg Hong- k.1«m ini ss bagai 1 a m bang pimpinan Tiaug pek pay 1 Nah kalian pe gi-lah . . . tjatilih buah Ar.g io iiu. berkata dem kian Swi It Tiang'o bangkti berdiri dan masuk kedalam. Tak mau kaku trurid2nja ber-tanja' lagi, Semakin lekas muridnja itu pergi, semakin baik Apabila sampai dikamar nja d,am2 ia membuka djendeta angin dan memandang kebelakang.Dilibatnja kelima orang muridnja tidak ada disitu lagi. Legalah hatinja. Akan tetapi di samping itu ketegangan menjeiimuti di t i nja.Nanti malam Bong Bong Siandjin datang dan ia harus menghadapinja, Lebih baik ma ti seperti harimau dari pada menjerth kalah seperti babi iNanti malam ia harus mempertaruhkan njawanja STangannja merabah pedang Ang hong kiam D.letakaa pedang itu diatas n.edja la meli nk melemparkan pandang melalui tjela tjela djendefa. Diluar sen dja sudah mengambang,Sebentar lagi malam akan tiba,x X xPada malam ban itu, sebuah bajangan jarg arrat gesit melompat lompat diatas gen ung2 tebal dari kemplek bangunan Tiang pek pay jang me^ah. Bukan seorang baajang25 iberkcfebatgejit itu, lcb b d'aif searang, Ti;a bajsnian manusia, sampai di-iepan pintu ger-bang Tiang pek-pay ke i-gk orang ku betben'f Mtm'ii dan g kes;k-liling suoji dan m.fi. ha? rja suara btn.-.targ gurrtung da?i kejjV>uha \ itu» m; n g i s i k-t h e ia g e e ma lu a».Tibal pintu- gerbang Tiang pek pay terbukaSvi f t Tianglo minjambat tamu rsalam>aja< ha dengan senjurn lebar dan dibelakangi i j« nampak Tays-an-san-kiam-hiap Kwe- Ling daa beberapa oran: taa murid Tiang pek pay."Ha ha ha. kiranja Bong Bong siandjis i* n g berkmdjunt kepondokku jang djelek ini Enfjh ada urusan spakah malam berkun djurg ketcmpat im?* datang? S*i It Thng'o meLeaur tamu eja"Ha ha ha! Eutah jang mara jang b.rna ma Swi U Tiang'o ketua Tisng pek pay?" ter *!• ngar seorang dari ke iga tamu malam ia berkata dengar» pandang mata menjelidik.''Akulah panaju dari Tiaogpek pay, Bong Bong siandjin, Swi It Tianglo madju kedepan ia sudah bersiap siaga untuk menghadapi ta mi nja ini"He he he, bagus kalau begitu, Djadi engkau itulah jang bernama Swi It Tianglojang telah membunuh muridku? Bagus bersiaplah ferfj rntuk mendjurnpai murid diacherai!" ber fkata demikian Bong Borag Siandjin menggersk kan tangan kananrja dan angin dingin htr pusing menjambar tubuh Swi It Tianglo de ftjan gerakan tjepat lak'ana kilat. Tentu ta dia Swi It Tianglo sudah memaklumi akar» ^efcebjtan lawannja ini, maka begitu angfi dingin menjambar dadanja. segera ia mengg-; rak ia menggerakan tangacoja mendorong k s depan."Desss!" Dua tenaga dabsiat saling beri*5 mu. Swi It Tiarg o menggigil, tubuhnja dan min 'ah darah segar Sedangkan Bong Bor s? Siacgdj'n beigojarg? sadja sfperti t»rg'<ai bu rga'. frtiup angin,

Page 18: Pendekar Lengan Buntung 01

"Hal ala! Ketua Tiang pek-ray ;juma segJ 111 sa-rj* i'.inja. Hehtfce gentong} kesorg jati g «••jaring..." Bong Bong Siandj n mtr.gedjeks Madju kid.-pan Tafijaanja »iap hendak n e rruku! ketua Tiang pek-pay jang telah terluka dibagian dadanja Hebat memang kakek den r-ukit haiirr-au ini, Sekali gebuk sadja Swi It Tiargto muntiihken darah! Aki n tetapi tentu sadja ia t'dak mundur sampai disini. Dengan snecg-tram keras ia mtneidjarg Bong Bong Sucdjio dengan tekad."Pangtjy...!" I'ulah djeritata Taysan-sin-kiam faiap Kve Lung jicg mtntjegah paBgtjur.ja jang benirdak nekad. Akan tetapi terlambat Seian^ar» Swi St Tianglo disambut oleh kedua «angan tersuka dari Eong Bong Siandjin Ter cefigar suara keras- "Krek" tantjurlth tuiargiK "iSwi tt Tiang'o. Heb3t bukan main pukufats maut itu Hingga Taysan sin kiamhiap Kwe Lung membelalak mitanja. Pukulan apa itu ?Perlahan? tubuh Swi lt Tianglo roboh meog gelatak ditanah. Napasnja sudah putus. Muka pja hitam dan darah kehitarran mengalir dai» mulut. Kedua ija t nian? belakaognja bir serakan. Inilah hebat Btgaimana mungkin ketua Tiang pek pay roboh dalam daa geb rak; n sadja ?Tidak I e pikir lebih landjut. Taysan-sin» kiamhiap Kwe Lung sudah meneidjang ma dju. Kemudian Ia disambut oleh dua orang teman Bong Bong Siandjin. Orang se tengah tua itu, jang berpakaian seperti orang Tibet adalah Te Thian Lomo dan jaog satu lagi adalah nenek? sakti j?ng terkenal didit nia kangauw sebagai Siauli Kukoay. Kedua o inilah j a i g melajani Taysansin-kia» bup Kwa Ling Tentu sadja menghadapi kedua orang ini, sebentar sadja Kwe Lung sudah terdesak hebat.Sementara itu Bong Bong Siandjin memasu ki ruangan da'am. Lima or^ng murid Tiang pek-pay madju dengan pedang ditangan. Akan tetapi begitu Bong Bong Siandjin mengibas kan lengan djubahnja pedang2 itu terlempar diudara. Dan sebentar kemudian terdengar djeritan mengerikan dari kelima orang kakek Tiang pek pay itu. Kepala mereka petjah dan otak berhamburan tersambar angin pukulan dari udjung djubah Bong Bong Siandjin. Hanja sebentar suara itu, kemudian ssnjap la^i.Dengan langkah 2 lebar Boag Borsg S'andj.a memasuki ruangan tengah. Sebuth papan na ma jang bertulisan TiaogPck-pay hantjur be raatakan dipukul dari bawah oleh kakek sak ti ini T.ba2 tangannja menggebrak t<ang rem bok dan runtuhlah gedung tengah itu menge luarkan debu jang berhamburan Tidak saru pai disitu sadja ia terus melangkah memas t ki ruang belakang."Seer......seei!" Puluhan batang anak pinahmenjambar tubuh Bong Bong Siandjin. Ki kek ini tersenjum mengedjek dan seka i tangku nja bergetak, kedua puluh batang anak pa. nah itu telah berada dalam genggamannja. Hebat. Dr leiih hebat lagi waktu tangan itu berderak. Terdengar djerit manusia dii-tas. Djerian jang pandjang menghantar kematiaa orang' jang tersambar anak panahnja sendiri mcnei>bus leher, Barkeloijotanlah tubuh? itu. Dan tak lama kemudian, kedua puluh orang jarg melakukan strangan gelap tadi sudah menggeletak tanpa njawa,Sekali tangan kiri Bong Bong Siandjin ber gerak, sebuah kepala manuiia jang tengah ke leogar hantjur berantakan dihantamkan kepa da tembok dmding Kemud'ao darah memba i di'ri dari kepala manusii jan^ hanijur bera n takar itu B cg Bong Siandj n mengambil se buah pit dan mentjelapkan pada genangan da rdh itu dan menu'islah ii pada tembok pu tih bersih,Dr d t

Page 19: Pendekar Lengan Buntung 01

Kemudian ia kc'uar mesno.galkaa tempa* itu Matanja men-tjari? kalau? ada manusia hidup jang terdapat dismi. Memang ia hendak memusnahkan seluruh Tiang pek pay ini. Akan tetapi tidak didapatinja manusia hidup lagi. Dengan tersenjum puas ia meninggalkan gedung Tiang pek pay.Diluar Te Thian Lomo dan Sianli Kokuay tengah menanti. Dibawah kaki mereka meng-geletak tubuh Taysan sin kiamhiap Kwe Lung jang sudah tak bernjawa lagi dengan dada tertembus pedang.Kemudian sekali berkelebat, ketiga bajangan tu tudah lenjap dari puntjak Tiang pek san. Angin dingin berhembus perlahan.Bulan purnama diatas tertutup mega.Sementara suasana dipuntjak itu demikian sunji dan mati.Apabila pada pagi2 hari itu kelima orang muda mendaki purtjak Tiang pek san, betapa terkedjuti ia hati mereka melihat tiada seoiang pun jang rampak pada puntjak itu, Tidak tepcrt. biasanja, bissanja apabila orang hen dak sampai kepuntjak itu selalu kakek dari Tiang pek pay iri rcend aganja dua atau tiga orarg. Akan tetapi kenapa sekararg demikian si nji mati ?Dergan perasaan tiJiik enak kehmanja ber Ipri tiepat nrrdrki puntjak, Dan apikah jang dlifcatna" Per iaiBi2 >a melibat majat tuhu nje menggeletak dimuka gebang itu. wadjah rniinghitam hafigus dan tulang2 berantakan. lidak djauh dari majat suhunja, nampak ma jat Thaysan-sin kiamhiap Kwe Lung jang di kenalnja dan beberapa kakek Tiang-pek-paylainnja.Bagaikan terbang Tiang Le melontjat ting gi dan terus sadja memasuki pintu gerbang itu dan msnudju gedung Tiang-pek-pay. Ru ang tengah gedung sebagian ambruk. Majat sepuluh kakek Tiang-pek-pay nampak mengge letak dengan leher tertembus anak panah. Ti dak djauh dari situ ia melihat sebuah tulisan memakai tinta darah manusia jang berbunji:"Bong Bong Siandjin, Te Thian dan Sianli Kokuay menuntut balas !!"Keparat!!" Tiang Le menggertak giginja. Dadanja berombak turun naik. Dan dengan se kali berkelebat dia sudah memasuki kamar su hunja Sebuah surat suhunja tergeletak diatas medja.Tiang Le membatja surat peninggalan suhu nja itu."Sebelum supek Seng Thian Thaysu bef kundjung, kelima muridku tidak boleh meninggalkan puntjak !!*!Hanja itu jang ditulis gurunja.Tahulah Tiang Le bahwa sengadja memang gurunja menjingkirkan mereka berlima agar terhindar dari bentjana ini. Surat gurunja itu hantjur dalam genggaman Tiang Le.St«Im^teetju berlima jari; masih selamat. :bar. sedia k itu kami menantikan kedatangan supek. Akan tttapi s>apa batu sadja tadi pas gi keempat murid Suhu jang bin telah mening gaikan pur tiak ini,* demikian Song Tj;e Lay fneftgachiii tjeritanja. Wadjahnja mtiram, Ke? n igt.ja dikerutkan. Tentu sadja ia tidak merj Rentakan tragedi tjinta segi;iga kepada supek nja ini. Akan tetapi melibat «adjahnja jang h urafn dt>n «aju, pandangan Seng Thian t.y-su iang tadjem te'ah dapat menerka apa jang ttrkandurg dibati orang muda j»h.i i* Tjie Lay karera kau sah2aja murid Swi It jang masih berada di Tiang pek san ini, maka biatlab aku menjtdiakan waktu untuk melatihmu. MudahTan sadja kelak dikemudi an hari engkau dapat rrengargkat keasbsh nama Tiang pek pay jang sudah bantjur besar

Page 20: Pendekar Lengan Buntung 01

takan ini . . . sekarang engkau kuangkat mendjadi muridku Tjie Lay, bergiatlah kau bu latih !"Mendengar perkataan supeknja ini, keruan sadja Tjie Lay mendjadi girang batmja. Serta merta ia mendljatuhkan diri berlutut didepa,< supeknja,"Teri.naki sih a'as budi baik supek, tee'ju berdjacdji ur.tuk mentaati pesan/ supek dan mohon petundjukmu...berkata Tjie Lay. Masih berlutut ia didepan orang tua sakti di.ri Hot g s.n.*9Seng Thian Taysu menggerakkan udjurg djubabnja dan keruan sadja tubuh Tjie Lay j'a'Bf tengah berlutut itu terangkat naik. Tjie L. y menterat.kas Iwekang dan menekan k c bawah Nampak tubuhnja tergantung diudaia dal^m keadaan berlutut. Hebat sekali tenaga sinkang kakek dari Hong San ini, Hanja de-r.gan udjung djib.hnja sadja ia mampuh n e rgangkat tubuh anak muda itu. Padahal Tjie Lay sudah mengerahkan Iwi kengoja menekan, taaoun semakin ia mengerahkan tenaga, se-serrakin kuat tarikan dari atas.Seng laian Taysu tertawa terbahak2.5C"Hsa . . haa Oranj. n-ada, Fwekangmu fjii kup baik. Tubuhmu penuh hawa murni. Ban*; kalah kau !!! Dengan sekali sentak sadja tus buh Ijie Lay melajang t i ? ggi keudara bag >f kan ada suatu tenaga jang < mat dahsjat me lemparkannja dari bawah. Dengan tjepat dii mengerahkan ginkungnja dan berpoksay tiga kali, sesaat itu pula ia sudah berdiri drdepare Seng Thian Thaysu."Lweekangmu boleh djuga Tjie Lay, akar* h tapi daja tahan ditubuhmu belum sempurna benar. Se arang kau turutkan gerakanku, ser habis berkata demikian, tahu2 tubjh kakek itu berdjungkir balik berdiri dengan kepala diba wah kaki diatas. Berdiri tegak."Tjie Lay turuti aku begini t!" kata Seng Thian Taysu.lys Lay djongkok, mendjungkirkan tubuh nja dengan kepala dibawah Vcan tetapi ber. luni lagi ia sempat berdiri dan mengangkat ka ki keatas, dirasakannja kepalanja pening bu kan main. Belum dua menit ia berdiri djung kir balik seperti itu, ia sudah roboh lagi dan sedjuta bintang berputar! diatas kepalanja. la segera mengerahkan hawa murni dilubuhnja mengusir rasa pening."Hee i . . hee belum biasa . belum bs asa . . . hajo Tjie Lay tjoba lagi, terus sam pai kau dapat berdiri sepertiku ini, dan apa bila engkau sudah biasa, djalanpun eDak sa dja, Nah !t! kau lihat aku, kedua tangan20USeng Tt ian Ttysu menekar, tanah- kepalan]* ; g» k terangkat sedikit dan dengan kekuatan fceiua tangan i'u berdjalariah ia. ber-putar?, Tentu sadja t rtuk melakukan ini harus pu njfi tenaga Iwekang jang sempurna dan gin kang jang ticgfi untuk mengimbangi tubuhTjie Lay rrentjoba lagi menurut seperti jang dibenkan surekeja, Akan tetapi b.-ikali ia mentjoba, se'alu sadja ia terguling roboh Dan kepalanja berdenjut7 keras. Kelubnja da lam hati, Tjetaka rupanja supeknja ini orang aneh Melatih lw t kang nja dengan tjaia seper ti itu, Biasanja suhunja h a nja mengrdj rkan laliban2 siulan (bersemcdbi) sadja sambil ber sila dan mengatur pernapasan ditempai terbu ka. Tetapi sekarang supeknja. ini mengadjar kan jang aneh2. Berdiri berdjungkir balik itu dengan kepala dibawah kaki diatas memang tidak mudah. Apalagi belum biasa betapa tje oatnja rasa pening itu menjerang kepalanja. Napasaja sesak.Tentu sadja Tjie Lay tidak mengutarakan kelubanDJa ini. la memang acak tjerdik dan berksras hati. Kalau supeknja demikian iakti dengan berlatih setjara ini, mengapa iapun tt dak dapat?

Page 21: Pendekar Lengan Buntung 01

Maka ditjobanja lagi Ditjobanja lagi, Terguling lagi. Roboh lagi.BISeng Thiaa Taysu tertawa m;l\hiat ajuriJafa jiBg pantang menjeiab ini, la tabu bahwa u» Kik tar* f pcrmulaaoi tak mungkin orarag ber Jdtih terus sadja dengan kepala dibawah ka ki diatas dan seharusoja memerlukan perto o cgan pertama. Maka me'ibat bahwa muridnja mi memiog berbakat dan keras bati, Diam2 Seng Thian Taysu girang hatinja.Dengan sekali end.otan kedua tangannja pa da tanah, ububo'n membal keatas. Dan bar diri. Menghampiri Tjie Lay,"Bukan begitu tjaranja. bukan begitu, Ha o kau ikutlah akut" kata Seng Thian Taysu menghampiri sebuah pohon besar,"Kau naik'ah keatas, peiio'abnjaTanpa bertanja2 iagi. Tjie Lay memandjat pohon itu Sebetu'nja ia bisa sadja dengan gir» k n»nja mentjelat keatas akan tetapi tak mau ia mtnondjo kan kepaadaianaja \&Qi tak bi rarti Maka dengan memandjat seperi' seekor mor.jet sampailah ia di sebuah tj'barg pobo » jang paling tinggi bsidiri,Tiba2 t3ngan kiri Seng Thian Taysu berge tak berkelebat menjambar kedua kaki Tjie Lay dan membelit. Ternjata jaog dilontarkan nja tadi adalah sebuah sutra mer»h. Dan lut ra merah itu sudah membe'it kedua kaki Tjie Lay dengan amat kuatnja.Seng Thian ta>su ierrsnjurn."Nah, Tjie Lay sekarang bergantua^aihi disitu dengan keiua kaki diatas* perintan supeknja dan diturut oie'a anak muda ini d e ngan patuh dan psrtjaja kepada supeknja jaag sakti.Daa sedjak hari itu, Tjie L»y diikat kedua kakioja dan kemudian ikatan itu digantung kan pada tjabang pohoa sehiigga dia tergau lung seperti seekor kalong."Dengan latihan begini, pjrnapmrma s-lalu akan mengumpul di-paruZuu, Perutmu akan selalu kempis kosong, Pusatkan hawa murni dipecut dan petlaban2 tariklah napas Djangan hiraukan siksaan dari peredaran da rah jang setjara membalik ini. akan terasa tak enak dan memusingkan kepalamu. Kulihat engkau sudah pandai menggunakan hawa tian-tan (perut), nah salurkanlah hawa murni itu dan tutuplah hawa dibagian kepala supa ja sedikit demi sedikit eagkau tiada merasa pusing iagi' Nah kau perbuatlah itu se terus nja. dtpagi hari jang terbuka itu lebih baik lagil Biarlah hawa dingin itu akan menggem bleng tubuhmu lama kelamaan tenaga Im (dingin) akan bsrpusat aiperut. Daa inilah tenaga im-kang jang hebat luar biasa Tekun lab kau berlatih Tjie Lay...!D mikianlab dapat dibajangkan betapa fecgsarsnja Tjie Lay karena harus berlatih retjara iri Beberapa kali ia pingsan dalam keadaan tergantung, Dan hebatnja. apabila matahari belum naik tinggi, supeknja itu be lum mau membuka tali sutera jang melibat kakinja, Sehingga sering kali ia harus menghadapi tantangan bapak matahari jang meng ganas membakar tubuhnja. Dan perutnja te rasa lapar dan perih. Sementara tangannja jang terdjuntai ke bawah itu sudah dingin daa kaku, namun supeknja tak begitu memper hatkan, Se akan2 ia sengadja melatih anak n.uda ini dalam hal kesengsaraan djasmani dan gemblengrc mental.D n anehnja, Tjie Lay tak pernah mengc luh Dan tak pernah minta untuk dilepaskan tali jang mengikat kedua kakinja.Ahirnja bebeb*pa bulan sudah, ia telah dapat melakukan siulan (samadhi) seperti ini. Tidak lagi bergantung diatas tjabaog pohon dengan kedua kaki terikat, malah sekarang i t suJan dapat berlatih diatas tanah seperti «upeknja Berdiri dengan kedua kaki terpen taog ktatas dan kepala ditanah. Tidak 'erasa lagi kekeringan ji-r.g dulu selalu menghantui kepalan a. Sekarang malah dirasakannja bef ttimbih segar dai» sebar apabali ia telah me lakukan s u'an se'jara itu. Dan saking a t j k i.jt ia, kadang2 tsriup»

Page 22: Pendekar Lengan Buntung 01

makan dan minun. Sampai tiga hari tiga malam ! Dierang angin d. n saljju. Dibrkar gai tsnja n au bati di i trg hari.«22K ni tubuhnja terasa ringan dan pikirannja terang.Dan ia telah mendapatkan kepandaianiirw istimewaSe'elah itu, barulah Seng Thian Taysu meng gembleng muridnja ini dengan ilmu silat tji,) taannja dipuntjt k Hongsar,. Tidak lagi ia be rada dipuntjak Tiang peksan, karena setelah ber-bulan? berada di Tiang pek san itu, ia merasa rindu dengan puntjak Hong San.Oleh sebab itu, dipuntjak Hong San inilah sekarang Tjie Lay menerima gemblengan ilmu silat Hong sua tjap djie liong sin kianshoat jang hebat luar biasaSedjak i'u puntjak Tiang pek san dilupakan orang !X3KITA tinggalkan dulu Song Tjie Lay jang terori digembleng o'eb supeknja Seng Thian Taysu dipuntjak pegunungan Hong ssn, dan marilah sekarang kita meng ikuti pengalaman Surg Tiang Le jang ban tung lengan kanacnja karena ditebas oleh pedang Bwe Hwa. Tentu sadja karena ia ti dak nentira akan serangan Bwe Hwa jang tiba2 itu, maka tar pa dapat dielakan lagi tangan kanannja telah putung sebatas pundak Rasa terkedjut d?n besan membuat ia tak merasakan lagi akan lengsnnja jang buntung itu. Mati nja teibtla'ak memar dang Bwe Hwa. Ktmiden bersamaan rasa njeri jang menusuk r u ik dibagian pui daknja. bersamaan ituf>6dites; kannja pula kepalanja berdenjutH amat keras sekali. Ia tfihujung2. sementara hudjan menyirami tubuhnja jang semakin kujup. Da rah rcerah mtrggecarg dibawah kakinja. Tak tahu lagi ia ara jang terdjadi selandjutnja Karena ia telah pingsan tak ingat suatu apa lagi!Tak tahu Tiang Le kalau pada saat itu. 'Kedua sumoynja bertempur mati?an. la tidak (abu kalau Sian Hwa telah mengamuk ganas menerdjang Bwe Hwa dengan sambaran2 pe dangnja,Dan apabila kedua gadis remadja itu te ngah mengadu njawa. tak tabu ia kalau per lahan' bandjir jang menjerhu dari sungai itu mulai mengangkat tubuhnja. membawanja ke atus jang amat deras sekali.Tubuh itu sebentar timbul dan sebentar tenggelam dipermainkan oleh air sungai jang keijoklaf an menggelombang tinggi dan me rurun lagi menghempaskan tubuh jang belum sadar. Stmtntsra hudjan bertambah menggilaPetir diatai berkeredepan laksana lidah api jang hendak membumi hanguskan dunia tai. Dan gt ntur J'ng tjerewet itu tak henti2nja menggelegar mengedjutkan mac'alukL dibu ml ini. Bandjir telah nampak mulai meluapdari sungai itu melanda sebala apa dijawab", menggulung sawab2 jang menghtdjau, roeng-ha' (utkan batang? pohOD dan ranting 2 jaag terserakas.Apabila !aigit diatas mulai tjerab, dan ge ijfuispun tberenjai merupakan tangisan jang tak kunijung henti dan riak gelombang. Me bgalir tenang. Menghanjutkan sesosok tubuh jang tiada djua sadar akan apa jang lerdjadi pada dirinja. Ar jang mengalir tenang, angin jang sudah meninggalkan riuhan jang meng ganas dan banja si>a2 hembusan jang menjt djukan dan diatas i.u langit j*ng semula ber air dan suram buram menakutkan perlahan Uban mulai sirna berganti dengan latar be I * kang kebiruan jang amat tjerah dan bersih.

Page 23: Pendekar Lengan Buntung 01

Sebuah perahu meluntjur perlahan, didalam i• ia terdengar suara merdu njaricg bersih mendendangkan sebuah lagu. Merdu sekali lagu. mengalun, mengeriak diantara lunrjur nn per*hu meiadju terbawa air deras Semen tara angin bei hembus sedjuk membawa suara njaricg merdu dikes.jupan angin angin mc njepci basah,Suara itu merdu sekali. Suara seorang gadis.Terdengar gadis itu mendendang lagi, dan tanganeja jang ketjil dan halus menggelepak ngelepakan dajungnja pada air mengeriak ladju.23S"Angin pun resah..." rmatahan kedinginan. ]sudah it j sunjiiIni terdjadi dilembah merpati disuatu pagi, *ketika asap2 saldju meng sap tinggi, sepasang kekasih memadu djandji, disini sendiriditinggalkan kenangan saati?Selessiia n.endendang. dilihatnja langit di Etssnle ijerah membiru Segumpalan awan pu '«h irenjeiiak Iambat2 menggantikan «wrn hi t*ni jsrg mulai i>rna.Meii1 at wadjahnja, gadis itu tidak lebih ?udjuh belas tahi n usiania Miaih remadja, ia sendirian diperahu jang ketjil itu. Pakaian nja sederhana berwarna kersbang? rambutnja digelung keatas. diberi pita kupu2 merah. Ma nis sekali gadis ini* Mjtarjr jang bulat ia be ielit2 menikmati pemandangan alam sehabi* ruidjan tadi. Merjapu permukaan air sungai <ang berwarna ketjoklat2an itu. Dan terbe lak mata.apabila didekatnja dipinggir perahumengapung sebuah lubuh jang tengah tidak sa darkan diri. Rasa terkedjut dan herannja, mem buat sigadis tjepat2 mentjongkelkan udjung da jungnja membalikkan tubuh itu.Dan minta ampun !!Itu tubuh seorang pemuda.Sambung jiid 2