17
PENDATAAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN (KOMODITAS HORTIKULTURA, PERKEBUNAN, SEMUSIM DAN TAHUNAN PADA TAHUN 2018) BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (LITBANG) DPP POPMASEPI 2019-2021

PENDATAAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN...Hortikultura, Perkebunan, Semusim dan Tahunan pada tahun 2018)” pada triwulan pertama. Adapun tujuan dari penulisan pendataan ekspor ini adalah

  • Upload
    others

  • View
    27

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENDATAAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN...Hortikultura, Perkebunan, Semusim dan Tahunan pada tahun 2018)” pada triwulan pertama. Adapun tujuan dari penulisan pendataan ekspor ini adalah

1

PENDATAAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN

(KOMODITAS HORTIKULTURA, PERKEBUNAN, SEMUSIM DAN

TAHUNAN PADA TAHUN 2018)

BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

(LITBANG)

DPP POPMASEPI 2019-2021

Page 2: PENDATAAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN...Hortikultura, Perkebunan, Semusim dan Tahunan pada tahun 2018)” pada triwulan pertama. Adapun tujuan dari penulisan pendataan ekspor ini adalah

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan

pendataan ekspor yang berjudul ‘Pendatan Komoditas Ekspor Pertanian (Komoditas

Hortikultura, Perkebunan, Semusim dan Tahunan pada tahun 2018)” pada triwulan

pertama.

Adapun tujuan dari penulisan pendataan ekspor ini adalah untuk memenuhi program

kerja bidang DPP Penelitian dan Pengembangan (Litbang) POPMASEPI. Selain itu, pendataan

ekspor ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang data ekspor bagi para pembaca

dan juga bagi penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi

sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendataan ekspor ini.

Penulis menyadari, pendataan ekspor yang penulis tulis ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi

kesempurnaan pendataan ekspor ini.

09 Mei 2020

Penulis

KATA PENGANTAR

Page 3: PENDATAAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN...Hortikultura, Perkebunan, Semusim dan Tahunan pada tahun 2018)” pada triwulan pertama. Adapun tujuan dari penulisan pendataan ekspor ini adalah

3

DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR……………………………………….. .... 2

DAFTAR ISI………...………………………………………... .3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………….. .............................. 4

1.2 Tujuan Penulisan…………………………………………..4

1.3 Data dan Sumber Data……………………………………. 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Ekspor Indonesia………….………………5

2.2 Komoditas Tanaman Semusim, Tahunan dan Pengembangbiakan

Tanaman………………………………………………………...6

2.3 Pertanian Hortikultura…………………………………….7

2.4 Pertanian Perkebunan……………………………………..8

2.4.1 Tembakau………………………………………….8

2.4.2 Kopi ......................................................................11

2.4.3 Karet……………………………………………...13

2.4.4 Kakao…………………… ...……………………. 15

DAFTAR ISI

Page 4: PENDATAAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN...Hortikultura, Perkebunan, Semusim dan Tahunan pada tahun 2018)” pada triwulan pertama. Adapun tujuan dari penulisan pendataan ekspor ini adalah

4

1.1 Latar Belakang

Ekspor adalah penjualan barang ke luar negeri dengan menggunakan sistem pembayaran,

kualitas, kuantitas dan syarat penjualan lainnya yang telah disetujui oleh pihak eksportir dan

importer. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau

komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Menurut rekomendasi yang

tercantum dalam manual International Merchandise Trade Statistics (IMTS) 2010, statistik

perdagangan internasional mencatat semua barang yang menambah atau mengurangi stok

sumber daya suatu negara dengan cara masuk (impor) atau keluar (ekspor) ke/dari wilayah

teritorial ekonominya. Bisa juga dikatakan bahwa ekspor adalah seluruh barang yang dibawa

keluar dari wilayah suatu negara, baik bersifat komersial maupun bukan komersial (barang

hibah, sumbangan, hadiah), serta barang yang akan diolah di luar negeri dan hasilnya

dimasukkan kembali ke negara tersebut secara legal. Seiring dengan perkembangan globalisasi,

kegiatan ekspor menjadi semakin penting karena merupakan salah satu penggerak

perekonomian bagi suatu negara. Era globalisasi dan perdagangan bebas telah mendorong

persaingan antarnegara menjadi semakin ketat. Setiap negara, termasuk Indonesia, berusaha

terus meningkatkan kuantitas dan juga kualitas ekspornya. Setiap negara terus meningkatkan

daya saing produknya agar lebih efisien dan laku di pasar internasional.

1.2 Tujuan Penulisan

Informasi mengenai data ekspor komoditas pertanian Indonesia 2017-2019 yang datanya

diperoleh oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia diolah oleh DPP Litbang POPMASEPI

bertujuan untuk member informasi terkait perkembangan ekspor Indonesia, menjadi bahan

acuan ketika melaksanakan kegiatan mitra desa DPP maupun DPW dan sebagai bahan

informasi public mengenai komoditas ekspor pertaniana Indonesia. Adapun ruang lingkup

dalam pendataan ini adalah komoditas ekspor hasil pertanian Indonesia.

1.3 Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data ekspor Indonesia selama tahun 2012

sampai 2018. Data ekspor Indonesia tersebut bersumber dari dokumen Pemberitahuan Ekspor

Barang (PEB) dan data Non-PEB yang selanjutnya dikompilasi dan diolah oleh Badan Pusat

Statistik (BPS) lalu diolah kembali oleh DPP Litbang POPMASEPI . Data tahun 2012 sampai

dengan 2018 menggunakan kode Harmonized System (HS) 2017 tapi dalam pengambilan data

tersebut hanya berpacu pada komoditas ekspor pertanian Indonesia tahun 2018.

BAB I

PENDAHULUAN

Page 5: PENDATAAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN...Hortikultura, Perkebunan, Semusim dan Tahunan pada tahun 2018)” pada triwulan pertama. Adapun tujuan dari penulisan pendataan ekspor ini adalah

5

Ribu ton Juta US$

800

700

600

500

400

300

200

100

-

190,0 182,6 176,0 180,0

168,8

150,4 145,1

200

180

160

140

120

100

80

60

40

20

-

2012 2013 2014

Berat (ribu ton)

2015 2016 2017 2018

Nilai FOB (juta US$)

2.1 Perkembangan Ekspor Indonesia

Pada tahun 2012 nilai ekspor Indonesia mencapai US$190,0 miliar. Nilai ekspor Indonesia

kemudian terus mengalami penurunan sampai tahun 2016. Pada tahun 2016 nilai ekspor

Indonesia mencapai US$145,1 miliar. Selama 2012‒2018, penurunan nilai ekspor yang terbesar

terjadi pada tahun 2015 yaitu 14,55 persen. Pada tahun 2017 dan 2018 nilai ekspor Indonesia

sudah menunjukkan perbaikan. Tahun 2017 nilai ekspor meningkat 16,33 persen, tahun 2018

meningkat 6,62 persen. Data mengenai nilai ekspor selama periode 2012‒2018 dapat dilihat

pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Perkembangan Nilai dan Berat Ekspor Indonesia tahun 2012-2018

Sumber: Data BPS menurut dokumen PEB dan Non PEB

Pada tahun 2018 nilai ekspor Indonesia mencapai nilai US$180,0 miliar, sementara

beratnya mencapai 608,9 juta ton. Dibandingkan dengan tahun 2017, nilai dan berat ekspor

Indonesia masing-masing mengalami peningkatan 6,62 persen dan 11,55 persen. Jika dilihat ke

dalam komoditas ekspornya, peningkatan nilai ekspor pada tahun 2018 disebabkan oleh

peningkatan nilai ekspor komoditas migas sebesar 9,07 persen dan komoditas nonmigas sebesar

BAB II

PENDATAAN EKSPOR

Page 6: PENDATAAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN...Hortikultura, Perkebunan, Semusim dan Tahunan pada tahun 2018)” pada triwulan pertama. Adapun tujuan dari penulisan pendataan ekspor ini adalah

6

Juta US$

3 000

2 500

2 000

1 500

1 000

500

0

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Tanaman Semusim Tanaman Tahunan Tanaman Hias dan Lainnya

6,37 persen. Selanjutnya peningkatan berat ekspor Indonesia disebabkan oleh peningkatan berat

ekspor komoditas nonmigas sebesar 13,61 persen, sedangkan berat ekspor komoditas migas

mengalami penurunan sebesar 12,82 persen.

2.2 Komoditas Tanaman Semusim, Tahunan dan Pengembangbiakan Tanaman

Komoditas tanaman semusim mencakup penanaman tanaman yang tidak berlangsung lebih

dari dua musim. Termasuk di dalamnya adalah penanaman tanaman dalam berbagai media dan

budidaya tanaman secara genetik dan juga penanaman untuk tujuan pembibitan dan

pembenihan, contohnya adalah beberapa jenis sayur-sayuran. Adapun komoditas tanaman

tahunan mencakup penanaman tanaman yang berlangsung lebih dari dua musim tanam, baik

tanaman yang setiap musim mati atau tanaman yang tumbuh terus menerus, termasuk

penanaman tanaman untuk keperluan pembibitan dan pembenihan. Golongan ini juga mencakup

kegiatan penanaman tanaman pertanian hortikultura dan perkebunan.

Gambar 2.2

Nilai Ekspor Tanaman Semusim, Tahunan, Hias dan Pengembangbiakan Tanaman Tahun

2012–2018

Sumber: Data BPS menurut dokumen PEB dan Non PEB

Komoditas tanaman hias mencakup kegiatan pengembangbiakan tanaman secara

vegetatif yang meliputi penyetekan batang dan penyemaian untuk perkembangbiakan

tanaman secara langsung atau mendapatkan batang okulasi tanaman pada keturunan terpilih

yang diokulasi yang pada akhirnya ditanam untuk menghasilkan tanaman. Termasuk di

dalam komoditas tanaman hias adalah pertanian tanaman hias dan kegiatan pembibitan.

Dari Gambar dapat dilihat nilai ekspor komoditas tanaman tahunan mendominasi

Page 7: PENDATAAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN...Hortikultura, Perkebunan, Semusim dan Tahunan pada tahun 2018)” pada triwulan pertama. Adapun tujuan dari penulisan pendataan ekspor ini adalah

7

dibandingkan ekspor tanaman semusim dan hias dan lainnya. Pada tahun 2015 tiga

kelompok komoditas ini mengalami peningkatan yang positif baik dari sisi berat maupun

nilai. Komoditas tanaman hias dan pengembangbiakan tanaman memiliki peningkatan

paling tinggi dari sisi berat yaitu sebesar 24,60 persen. Sedangkan komoditas tanaman

tahunan memiliki peningkatan paling tinggi dari sisi nilai yaitu sebesar 18,34 persen. Pada

tahun 2016 tiga kelompok komoditas ini mengalami penurunan dari sisi nilai yaitu tanaman

semusim sebesar 39,56 persen, tanaman tahunan sebesar 10,06 persen, dan tanaman hias

dan pengembangbiakan tanaman sebesar 6,66 persen. Namun pada tahun 2017 ketiga

kelompok komoditas tersebut mengalami peningkatan dari segi nilainya yaitu tanaman

semusim 4,94 persen, tanaman tahunan sebesar 6,18 persen dan tanaman hias dan

pengembangbiakan tanaman sebesar 1,38 persen.

Pada tahun 2018 tanaman tahunan mengalami penurunan baik dari segi nilai maupun

beratnya yaitu berturut-turut sebesar 17,98 persen dan 20,90 persen. Sementara itu tanaman

semusim dan tanaman hias mengalami peningkatan dari segi nilainya dibandingkan tahun 2017

yaitu masing-masing sebesar 57,04 persen dan 10,25 persen

2.3 Pertanian Hortikultura

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil sayuran dan buah-buahan semusim.

Tahun 2018, lima komoditas sayuran semusim dengan produksi terbesar secara berurutan

adalah bawang merah, kubis, cabai rawit, kentang, dan cabai besar. Bisa dilihat pada table

dibawah ini tentang perbandingan luas panen, hasil panen dan hasil tanaman per hektar tahun

2017.

Tabel 2.1

Perbandingan Luas Panen, Luas Produksi dan Hasil Produksi 2017-2018

Tahun : 2017 / Year : 2017 Tahun : 2018 / Year : 2018

Komoditas Luas Panen Produksi Hasil Luas Panen Produksi Hasil

Commodity Harvested Area Production Yield Harvested Area Production Yield

(Ha) (Ton) (Ton/Ha) (Ha) (Ton)

(Ton/Ha)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Bawang Daun/ Welch Onion 60 953 510 476 8,37 63 261 573 245 9,06

2 Bawang Merah/ Shallot 158 172 1 470 155 9,29 156 779 1 503 446 9,59

3 Bawang Putih/ Garlic 2 146 19 510 9,09 5 013 39 301 7,84

4 Kacang Merah/ Red Bean 13 596 74 364 5,47 13 064 67 876 5,20

5 Kembang Kol/ Cauliflower 13 466 152 869 11,35 12 531 152 135 12,14

6 Kentang/ Potato 75 611 1 164 738 15,4 68 683 1 284 773 18,71

7 Kubis/ Cabbage 90 838 1 442 624 15,88 66 110 1 407 940 21,30

8 Lobak/ Radish 3 052 22 417 7,35 1 499 27 243 18,17

Page 8: PENDATAAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN...Hortikultura, Perkebunan, Semusim dan Tahunan pada tahun 2018)” pada triwulan pertama. Adapun tujuan dari penulisan pendataan ekspor ini adalah

8

Sumber: Badan Pusat Statistik, Statistik Tanaman Sayuran dan Buahan Semusim

Produksi bawang merah, cabai rawit, kentang, dan cabai rawit pada tahun 2018

mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2017. Hanya produksi kubis pada tahun

2018 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai produktivitas dari

lima komoditas tersebut mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2017. Adapun

komoditi yang terunggul dalam produksi tahun 2018 yaitu bawang merah, Kubis,

Kentang, Cabe Rawit dan Cabe Besar.

Ekspor komoditas ini dari tahun ke tahun menunjukkan kenaikan kecuali pada tahun

2013, 2016 dan 2018. Selama periode tahun 2012-2018 berat ekspor komoditas ini

cenderung fluktuatif. Pada tahun 2012 nilai ekspornya naik sebesar 66,51 persen menjadi

US$76,0 juta, sedangkan beratnya naik sebesar 123,99 persen menjadi 168,2 ribu ton.

Peningkatan nilai ekspor juga terjadi di tahun 2014 dan 2015. Tahun 2014 dan 2015 nilai

ekspor komoditas ini mencapai US$75,1 juta dan US$92,0 juta. Sementara itu untuk

beratnya pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 29,91 persen atau mencapai

90,5 ribu ton. Sedangkan tahun 2015 berat ekspor komoditas sayur-sayuran kembali

meningkat sebesar 98,90 persen atau 180,0 ribu ton. Adapun tabel perkembangan ekspor

sayur-sayuran tahun 2012-2018 sebagai berikut:

Tabel 2.2

Perkembangan Ekspor Sayur-Sayuran Tahun 2012‒2018

Tahun Berat Bersih

(ribu ton)

Nilai

(juta US$) % Perubahan nilai

(1) (2) (3) (4)

2012 16

8,2

76,

0 66,51

2013 12

9,1

64,

3 -15,37

2014 90,

5

75,

1 16,80

9 Petsai/Sawi/ Chinese Cabbage 61 133 627 598 10,27 61 047 635 988 10,42

10 Wortel/ Carrot 30 654 537 341 17,53 35 876 609 633 16,99

11 Bayam/ Spinach 40 608 148 295 3,65 39 725 162 309 4,09

12 Buncis/ Green Bean 23 746 279 041 11,75 25 014 304 477 12,17

13 Cabai Besar/ Chili (Capsicum A.) 142 547 1 206 272 8,46 137 596 1 206 768 8,77

14 Cabai Rawit/ Chili (Capsicum. F.) 167 600 1 153 159 6,88 172 847 1 335 624 7,73

15 Jamur/ Mushroom 475 37 020 77,94 440 31 051 70,57

16 Kacang Panjang/ Yard Long Bean 56 111 381 189 6,79 53 405 370 225 6,93

17 Kangkung/ Kangkong 47 805 276 976 5,79 48 575 289 595 5,96

18 Ketimun/ Cucumber 39 809 424 918 10,67 39 850 433 965 10,89

19 Labu Siam/ Chayote 8 917 566 852 63,57 8 002 454 010 56,74

20 Paprika/ Sweet Pepper 257 7 391 28,76 350 18 151 51,86

21 Terung/ Eggplant 43 905 535 421 12,19 44 535 551 562 12,38

22 Tomat/ Tomato 55 623 962 849 17,31 54 158 976 809 18,04

Page 9: PENDATAAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN...Hortikultura, Perkebunan, Semusim dan Tahunan pada tahun 2018)” pada triwulan pertama. Adapun tujuan dari penulisan pendataan ekspor ini adalah

9

2015 18

0,0

92,

0 22,48

2016 11

3,2

61,

8 -32,76

2017 91,

4

71,

5 15,72

2018 91,

8

70,

5 -1,49

Sumber: Badan Pusat Statistik, Statistik Tanaman Sayuran dan Buahan Semusim

Pada tahun 2016 baik nilai dan berat ekspor komoditas sayur-sayuran mengalami penurunan

masing-masing sebesar 32,76 persen dan 37,10 persen. Namun di tahun 2017 nilai ekspor

komoditas sayur-sayuran meningkat 15,72 persen menjadi US$71,5 juta, kemudian mengalami

penurunan kembali pada tahun 2018 sebesar 1,49 persen menjadi US$70,5 juta.

Lima komoditas unggulan sayuran semusim tersebut dihasilkan hampir di setiap provinsi

di Indonesia. Provinsi penghasil kelima komoditas unggulan dengan potensi yang besar

adalah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Gambar 2.3

Presentase lima komoditas unggulan beserta provinsi tahun 2018

Sumber: Badan Pusat Statistik, Statistik Tanaman Sayuran dan Buahan Semusim

Dari data diatas, lima komoditas unggulan sayuran semusim tersebut dihasilkan hampir

di setiap provinsi di Indonesia. Provinsi penghasil kelima komoditas unggulan dengan

potensi yang besar adalah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Tanaman

bawang merah merupakan tanaman sayuran semusim. Tahun 2018, produksi nasional

bawang merah mencapai 1,50 juta ton. Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara

Barat, Jawa Barat, dan Sumatera Barat merupakan provinsi penghasil bawang merah

Page 10: PENDATAAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN...Hortikultura, Perkebunan, Semusim dan Tahunan pada tahun 2018)” pada triwulan pertama. Adapun tujuan dari penulisan pendataan ekspor ini adalah

10

Ribu ton

25

Juta US$

120

20 100

80 15

60

10

40

5 20

0 0

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Berat (ribu ton) Nilai (juta US$)

terbesar dengan produksi mencapai 1,31 juta ton atau 86,94 persen dari produksi nasional.

Produksi bawang merah di lima provinsi tersebut.

Masing-masing adalah 0,45 juta ton di Jawa Tengah, 0,37 juta ton di Jawa Timur, 0,21

juta ton di Nusa Tenggara Barat, 0,17 juta ton di Jawa Barat, serta 0,11 juta ton di Sumatera

Barat. Untuk komoditi Kubis Provinsi presentase tertinggi yaitu Jawa Tengah sebanyak 21,57%

lalu Jawa Barat sebesar 19,92% lalu ketiga Jawa Timur sebesar 15,45% Provinsi kelima yaitu

Sumatera Utara senamyak 12,28%, lalu Sulawesi Utara sebanyak 5,37%. Untuk komoditi Cabe

Rawit dan Kentang Provinsi presentase yang tertinggi dicapai oleh Jawa Timur dan untuk

komoditi Cabai Besar dimiliki oleh Provinsi Jawa Barat.

2.4 Pertanian Perkebunan

2.4.1 Tembakau

Komoditas lain yang mempunyai potensi dalam mendatangkan devisa adalah tembakau.

Nilai ekspor komoditas tembakau Indonesia pada tahun 2012 sebesar US$61,6 juta. Pada tahun

2013 nilai ekspor tembakau meningkat menjadi US$97,1 juta atau naik 57,56 persen dari tahun

sebelumnya.

Gambar 2.4

Ekspor Tembakau Tahun 2012–2018

Sumber: Data BPS, menurut dokumen PEB dan Non PEB

Tahun 2014 sampai tahun 2016 nilai ekspor tembakau terus menurun, sedangkan pada

tahun 2017 dan tahun 2018 kembali menunjukkan kenaikan. Penurunan tertinggi terjadi

pada tahun 2015 yaitu sebesar 28,93 persen dengan nilai ekspor US$59,1 juta. Pada tahun

Page 11: PENDATAAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN...Hortikultura, Perkebunan, Semusim dan Tahunan pada tahun 2018)” pada triwulan pertama. Adapun tujuan dari penulisan pendataan ekspor ini adalah

11

2017 berat ekspor tembakau menurun menjadi 11,3 ribu ton atau mengalami penurunan

11,14 persen, namun nilai ekspornya mengalami peningkatan sebesar 11,88 persen menjadi

US$55,9 juta. Tahun 2018 ekspor tembakau mengalami peningkatan baik dari segi berat

maupun nilainya. Beratnya meningkat 4,91 persen menjadi 11,8 ribu ton dan nilainya

meningkat 21,25 persen menjadi US$67,8 juta lebih tinggi dibanding tahun 2017.

Peningkatan nilai ekspor tembakau pada saat beratnya menurun mengindikasikan adanya

peningkatan harga ekspor tembakau Indonesia di pasar ekspor.

Gambar 2.5

Provinsi Penghasil Tembakau Terbesar Indonesia 2018

Sumber: Databoks, Kementan RI

Pada table diatas menjelaskan bahwa untuk penghasil Tembakau terbesar di Indonesia pada

tahun 2018 yaitu Jawa Timur menduduki peringkat tertinggi sebanyak 55,45% yang kedua

diduduki oleh Provinsi Jawa Tengan sebanyak 22,12% lalu ketiga diduduki oleh Provinsi Nusa

Tenggara Timur sebanyak 12,10% dan kemudian diduduki oleh Provinsi Jawa Barat sebanyak

3,77% Provinsi D.I Yogyakarta sebanyak 1,67% Provinsi Sumatera Utara sebanyak 1,35% dan

terakhir ada Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 1,31%

2.4.2 Kopi

Komoditas kopi adalah salah satu ekspor andalan pada sektor pertanian tanaman tahunan.

Pada periode 2012–2015 pertumbuhan nilai ekspor komoditas kopi cenderung berfluktuatif.

Perkembangan ekspor komoditas ini cenderung melambat yang dikarenakan diberlakukannya

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

Jawa Timur JawaTengah

NusaTenggara

Timur

Jawa Barat D.I.Yogyakarta

SumateraUtara

SulawesiSelatan

Provinsi Penghasil Tembakau Terbesar Indonesia 2018

Page 12: PENDATAAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN...Hortikultura, Perkebunan, Semusim dan Tahunan pada tahun 2018)” pada triwulan pertama. Adapun tujuan dari penulisan pendataan ekspor ini adalah

12

Ribu ton

600

Juta US$

1 400 500 1

200

400 1 000

800

300

600

200 400

100 200

00 00 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Berat (ribu ton)

Nilai (juta US$)

sistem kuota, serta banyaknya negara saingan terutama negara-negara Amerika Latin dan

Afrika. Pada tahun 2014, 2016 dan 2018 ekspor komoditas ini mengalami penurunan dari segi

beratnya berturut-turut sebesar 28,07 persen; 17,46 persen; dan 40,24 persen. Namun di tahun

2012, 2013, 2015 dan 2017 ekspor komoditas ini menunjukkan peningkatan dari segi beratnya

sebesar 29,17 persen; 19,04 persen; 30,53 persen; dan 12,57 persen. Berikut adalah gambar

presentasenya pada gambar 2.5 sebagai berikut

Gambar 2.6

Presentase Perkembanan Ekspor Kopi tahun 2012-2018

Sumber: Data BPS, dokumen menurut PEB dan Non PEB

Tahun 2018 nilai ekspor kopi mencapai US$806,9 juta. Negara tujuan utama ekspor kopi

pada tahun 2018 adalah Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Mesir, dan Italia. Nilai ekspor kopi

ke Amerika Serikat mencapai US$254,0 juta atau turun sebesar 0,91 persen jika dibandingkan

pada tahun 2017, sedangkan nilai ekspor kopi ke Jepang Sumatera Selatan merupakan lumbung

kopi terbesar di Indonesia. Provinsi dengan ibu kota Palembang tersebut memproduksi kopi

seberat 184.168 ton pada 2018. Jumlah tersebut setara dengan 25 persen total produksi nasional

yang mencapai 722.461 ton. Provinsi dengan produksi kopi terbesar kedua adalah Lampung,

yakni mencapai 106.746 ton, diikuti Jawa Timur dengan produksi 71,551 ton di urutan ketiga.

Total produksi dari 10 provinsi penghasil kopi terbesar ini mencapai 643.398 ton atau sekitar 89

persen dari total produksi nasional.

Page 13: PENDATAAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN...Hortikultura, Perkebunan, Semusim dan Tahunan pada tahun 2018)” pada triwulan pertama. Adapun tujuan dari penulisan pendataan ekspor ini adalah

13

Gambar 2.7

Daftar 10 Provinsi Indonesia penghasil kopi terbesar.

Sumber: Databoks, Kementan RI

2.4.3 Karet

Karet adalah salah satu komoditas penting di dunia ini. Karet merupakan bahan baku

untuk produk-produk yang memerlukan kelenturan dan tahan goncangan seperti ban, tali kipas

mesin, sambungan pipa minyak, selang pipa, bola, kasur, penghapus pensil dan masih banyak

lagi. Hampir semua sektor industri menggunakan karet, mulai dari peralatan rumah, alat tulis

sekolah dan perkantoran, alat-alat pertambangan, otomotif, alat-alat kesehatan, mesin produksi

Page 14: PENDATAAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN...Hortikultura, Perkebunan, Semusim dan Tahunan pada tahun 2018)” pada triwulan pertama. Adapun tujuan dari penulisan pendataan ekspor ini adalah

14

Ribu ton

60

Juta US$

60

50 50

40 40

30 30

20 20

10 10

0 0

2012 2013 2014

Berat (ribu ton)

2015 2016 2017

Nilai (juta US$)

2018

hingga ke peralatan militer dan luar angkasa. Karet merupakan komoditi yang diekspor Pada

periode 2012‒2018 ekspor getah karet dan sejenisnya menunjukkan tren yang berfluktuatif,

begitu pula dengan kontribusinya terhadap total ekspor pemungutan hasil hutan bukan kayu.

Ekspor komoditas ini pada tahun 2012 mengalami penurunan baik dari segi nilai maupun

beratnya. Beratnya turun sebesar 5,04 persen menjadi 31,7 ribu ton dan nilainya turun sebesar

4,66 persen menjadi US$35,1 juta. Kemudian tahun 2013 nilai ekspor getah karet dan

sejenisnya kembali meningkat baik dari segi berat maupun nilainya. Beratnya meningkat

sebesar 7,61 persen menjadi 34,2 ribu ton dan nilainya juga meningkat sebesar 14,89 persen

menjadi US$40,3 juta.

Gambar 4.15

Ekspor Getah Karet dan Sejenisnya Tahun 2012–2018

Sumber : Dokumen PEB dan Non PEB, diolah oleh BPS

Jika dilihat dari negara tujuan ekspor getah karet dan sejenisnya, tercatat bahwa di tahun

2018 ekspor terbesar ditujukan ke India dengan nilai US$15,4 juta atau sebesar 27,23

persen dari total ekspor getah karet dan sejenisnya. Selanjutnya ekspor ke Vietnam sebesar

US$12,9 juta,T iongkok sebesar US$8,3 juta, Singapura sebesar US$3,3 juta dan

Bangladesh sebesar US$2,5 juta. Adapun presentase provinsi penghasil getah karet di

Indonesia pada tahun 2018:

Page 15: PENDATAAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN...Hortikultura, Perkebunan, Semusim dan Tahunan pada tahun 2018)” pada triwulan pertama. Adapun tujuan dari penulisan pendataan ekspor ini adalah

15

Sumber: Databoks, Kementan RI

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil karet terbesar di dunia Bersama

Thailand dan Malaysia. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, produksi karet nasional pada

2018 mencapai 3,63 juta ton (angka sementara) turun 1,36% dibandingkan tahun

sebelumnya.Provinsi penghasil karet terbesar adalah Sumatera Selatan, yang menghasilkan 982

ribu ton atau sekitar 27% dari total produksi karet nasional. Di urutan kedua, Sumatera Utara

dengan produksi 461 ribu ton atau sekitar 12,7% dari total dan ketiga, Riau dengan produksi

369 ribu ton atau sekitar 9,5% dari total. Dari 10 provinsi penghasil karet terbesar, tujuh di

antaranya dari Sumatera.(Baca Databoks: Inilah 10 Negara Utama Tujuan Ekspor Karet

Indonesia)Sebanyak 3 juta ton atau lebih dari 80 persen karet Indonesia dihasilkan dari

perkebunan rakyat. Sebanyak 247 ribu ton karet nasional dihasilkan dari perkebunan besar

negara dan 378 ribu ton dari perkebunan swasta.

2.2.4 Kakao

Menurut data BPS, sepanjang 2018, nilai ekspor lemak dan minyak kakao mencapai

USD824,05 juta. Indonesia telah menjadi penyuplai bahan baku kakao terbesar ketiga di dunia.

Diharapkan, di masa depan, Indonesia bisa menjadi negara unggulan eksportir barang jadi

produk kakao, bukan lagi eksportir bahan baku. Sementara itu, Jaringan Perguruan Tinggi untuk

Pengembangan Ekspor Indonesia atau University Network for Indonesia Export Development

(UNIED) memprediksi, nilai ekspor kakao tahun ini akan tumbuh 8,3 persen dibanding tahun

lalu. Untuk melihat perkembangan hasil kakao Indoensia selama 5 tahun berturut pada tabel:

Page 16: PENDATAAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN...Hortikultura, Perkebunan, Semusim dan Tahunan pada tahun 2018)” pada triwulan pertama. Adapun tujuan dari penulisan pendataan ekspor ini adalah

16

Sumber: Databoks, Kementan RI

Produksi kakao Indonesia sebagian besar diekspor kemancanegara dan sisanya

dipasarkan di dalam negeri. Ekspor kakao Indonesia menjangkau lima benua yaitu Asia,

Amerika, Eropa, Afrika, dan Australia dengan pangsa utama di Asia. Pada tahun 2018,

limabesar negara pengimpor kakao Indonesia adalah Malaysia, Amerika, India, China, dan

Belanda. Berikut adalah daftar provinsi penyumbang kakao terbesar di Indonesia:

Sumber: Databoks, Kementan RI

Page 17: PENDATAAN KOMODITAS EKSPOR PERTANIAN...Hortikultura, Perkebunan, Semusim dan Tahunan pada tahun 2018)” pada triwulan pertama. Adapun tujuan dari penulisan pendataan ekspor ini adalah

17

Sulawesi Tengah merupakan provinsi penghasil kakao terbesar pada 2018.

Menurut data Kementerian Pertanian, produksi kakao provinsi dengan ibu kota Palu

tersebut mencapai 100.702 ton. Sementara di urutan kedua Sulawesi Selatan dengan

produksi 100. 567 ton dan di posisi ketiga Sulawesi Tenggara 93.301 ton. Kakao

merupakan tanaman penghasil cokelat.Dari 10 provinsi penghasil kakao terbesar

mencapai 524.056 ton atau sekitar 88% total produksi kakao nasional sebesar 593.833

ton. Berdasarkan regional, Sulawesi merupakan penghasil utama kakao pada tahun

lalu, yakni mencapai 358.125 ton atau lebih dari 60% produksi jagung nasional. Empat

penghasil kakao terbesar berasal dari Sulawesi. Sisanya, Sumatera Barat, Lampung,

Aceh, Sumatera Utara, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT).Sebagai

informasi, Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor kakao. Pada 2017,

ekspor kakao mencapai 354.752 ton dengan nilai US$ 1,2 miliar atau setara Rp 14

triliun dengan kurs Rp 12 ribu per dolar Amerika Serikat.