49
LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN HORTIKULTURA (JERUK) SRI SURYANI M. RAMBE BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2016 No. Kode:

PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

LAPORAN AKHIR

PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGIBARU MENDUKUNG PENGEMBANGANKAWASAN HORTIKULTURA (JERUK)

SRI SURYANI M. RAMBE

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULUBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

2016

No. Kode:

Page 2: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

LAPORAN AKHIR

PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGIBARU MENDUKUNG PENGEMBANGANKAWASAN HORTIKULTURA (JERUK)

Sri Suryani M. RambeKusmea Dinata

Lina IvantiRahmat Oktafia

Rizal EfendiJohardi

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULUBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

2016

Page 3: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Kegiatan Kegiatan

Pendampingan Penerapan Teknologi Baru Mendukung Pengembangan Kawasan

Hortikultura (Jeruk). Kegiatan ini mempunyai arti penting mendukung

pelaksanaan penelitian dan pengkajian oleh BPTP Bengkulu.

Laporan ini telah kami susun semaksimal mungkin dan tentunya dengan

bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pelaksanaan

kegiatan dan pembuatan laporan tengah tahun ini.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari aspek

penyusun bahasanya maupun aspek lainnya. Untuk itu kritik dan sarannya

sangat kami harapkan. Semoga Laporan ini bermanfaat.

Bengkulu, Desember 2016

Penanggung Jawab Kegiatan,

Ir. Sri Suryani M.Rambe, M.AgrNIP. 19630805 198705 2 007

Page 4: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

ii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RDHP : Pendampingan Penerapan Teknologi BaruMendukung Pengembangan Kawasan TanamanHortikultura (Jeruk) di Bengkulu

2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu 381194. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu5. Status Kegiatan : Lanjutan6. Penanggung Jawab

a. Nama : Ir. Sri Suryani M.Rambe, M.Agrb. Pangkat/Golongan : Pembina Utama Madya/IVdc. Jabatan : Penyuluh Pertanian Utama

7. Lokasi : Provinsi Bengkulu8. Agroekosistem : Lahan kering9. Jangka waktu : 3 tahun10. Tahun mulai : 201511. Tahun selesai : 201712. Output Tahunan : 1. Percepatan penyebarluasan dan penerapan

inovasi teknologi baru dalam pengembangankawasan jeruk di Provinsi Bengkulu.

2. Peningkatan pengetahuan dan keterampilanpetani dan petugas terhadap inovasiteknologi dalam pengembangan kawasanjeruk di Provinsi Bengkulu.

13. Output Akhir : Percepatan adopsi teknologi baru dalampengembangan kawasan jeruk di ProvinsiBengkulu

14. Biaya : Rp. 96.000.000 (Sembilan Puluh Enam JutaRupiah)

Koordinator Program

Dr. Shannora Yuliasari, MPNIP. 19740731 200312 2 001

Penanggung Jawab RDHP

Ir. Sri Suryani M.Rambe,M.AgrNIP.19630805 198703 2 007

Mengetahui,Kepala BBP2TP,

Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEANIP. 19680415 199203 1 001

Kepala BPTP Bengkulu,

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MPNIP.19590206 198603 1 002

Page 5: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

iii

DAFTAR ISI

HalamanKATA PENGANTAR.................................................................................... iLEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iiDAFTAR ISI.............................................................................................. iiiDAFTAR TABEL......................................................................................... ivDAFTAR LAMPIRAN................................................................................... vRINGKASAN ............................................................................................. viSUMMARY................................................................................................ viii

I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 11.1. Latar Belakang............................................................................. 11.2. Tujuan ........................................................................................ 21.3. Keluaran ..................................................................................... 31.4. Perkiraan Manfaat dan Dampak..................................................... 31.5. Dampak yang diharapkan ............................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5

III. PROSEDUR KERJA............................................................................... 103.1. Lokasi dan Waktu ........................................................................ 103.2. Ruang Lingkup Kegiatan............................................................... 103.3 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan...................................................... 10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 214.1 Kegiatan percepatan penyebarluasan dan penerapan inovasi

teknologi dalam pengembangan kawasan jeruk di Provinsi Bengkulu 21a. Program Kegiatan Pendampingan............................................... 21b. Peningkatan penerapan teknologi............................................... 22c. Tingkat Produksi Tanaman Jeruk ................................................ 23

4.2 Kegiatan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani danpetugas terhadap inovasi teknologi................................................ 24a. Peningkatan kinerja kelembagaan kelompok tani......................... 26b. Menjadi narasumber dalam kegiatan pengembangan kawasan

jeruk....................................................................................... 26

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 27KINERJA HASIL ........................................................................................ 27DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 28ANALISIS RISIKO ..................................................................................... 30JADWAL KERJA......................................................................................... 31PEMBIAYAAN ........................................................................................... 32PERSONALIA ............................................................................................ 34LAMPIRAN ............................................................................................... 35

Page 6: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Program pengembangan kawasan jeruk di Provinsi Bengkulu ................. 21

2. Kegiatan diseminasi yang dilakukan pada kawasan pengembangan

jeruk berdasarkan sumber anggaran pada tahun 2016…………………………. 22

3. Komponen teknologi PTT yang diadopsi oleh petani jeruk di kab.

Lebong tahun 2016 ............................................................................ 25

4. Tingkat pengetahuan petani tentang teknologi PTT jeruk tahun 2016

di Provinsi Bengkulu .......................................................................... 25

5. Tingkat keterampilan petani dalam penerapan teknologi PTT jeruk

tahun 2016 di Provinsi Bengkulu ......................................................... 25

6. Tingkat pengetahuan petugas tentang teknologi PTT jeruk tahun

2016 di Provinsi Bengkulu ..................................................................

7. Daftar resiko pelaksanaan kegiatan pendampingan pengembangan

kawasan jeruk di Provinsi Bengkulu tahun 2016. ................................... 29

8. Daftar penanganan resiko pelaksanaan kegiatan pendampingan

pengembangan kawasan jeruk di Provinsi Bengkulu tahun 2016............. 29

9. Jadwal Kerja Kegiatan. ....................................................................... 30

10. Rencana Anggaran Belanja (RAB) Kegiatan. ....................................... 31

11. Realisasi Anggaran Belanja (RAB) Kegiatan. ....................................... 32

12. Personalia Kegiatan.......................................................................... 34

Page 7: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman1. Dokumentasi rangkaian kegiatan Pendampingan Penerapan

Teknologi Baru Mendukung Pengembangan Kawasan Hortikultura(Jeruk) tahun 2016 .......................................................................... 34

Page 8: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

vi

RINGKASAN

1. Judul : Pendampingan Penerapan Teknologi BaruMendukung Pengembangan Kawasan TanamanHortikultura (Jeruk) di Bengkulu

2. Unit kerja : BPTP Bengkulu3. Lokasi : Provinsi Bengkulu4. Agroekosistem : Lahan kering5. Status (L/B) : Lanjutan6. Tujuan : 1. Mempercepat penyebaran dan penerapan

inovasi teknologi baru dalam pengembangankawasan jeruk di Provinsi Bengkulu

2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilanpetani dan petugas terhadap inovasiteknologi dalam pengembangan kawasanjeruk di Provinsi Bengkulu

7. Keluaran : 1. Percepatan penyebarluasan dan penerapaninovasi teknologi baru dalam pengembangankawasan jeruk di Provinsi Bengkulu

2. Peningkatan pengetahuan dan keterampilanpetani dan petugas terhadap inovasi teknologidalam pengembangan kawasan jeruk diProvinsi Bengkulu

8. Hasil : 1. Tersedianya demplot pengelolaan tanamanterpadu (PTT) jeruk seluas 5 ha

2. Terlaksananya 7 kali pelatihan pengelolaanterpadu tanaman jeruk

3. Terjadi peningkatan pengetahuan danketerampilan petani dan penyuluh

9. Prakiraan Manfaat : 1. Mendekatkan teknologi untuk komoditasjeruk kepada pengguna antara (penyuluhpertanian) dan pengguna akhir (petani),sehingga dapat meningkatnya akselerasidiseminasi hasil penelitian dan pengkajian.

2. Peningkatan produktivitas tanaman jerukyang diikuti oleh peningkatan pendapatanpetani

10. Prakiraan Dampak : 1.Meningkatkan kesejahteraan petani danmewujudkan pertanian yang berkelanjutandan ramah lingkungan.

2.Terciptanya kawasan agribisnis jeruk yangberdaya saing

Page 9: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

vii

11. Metodologi : 1. Pendampingan kawasan pengembangan jerukdilaksanakan di 4 kabupaten/kota di ProvinsiBengkulu dimulai tahun 2015 s/d 2017.

2. Ruang lingkup kegiatanpendampingan meliputi: 1) penyediaaninovasi teknologi tepat guna; 2) penyusunandan penyebaran bahan diseminasi; 3)demplot pengelolaan terpadu tanaman (PTT)jeruk spesifik lokasi ; 4) apresiasi/temulapang; 5) pertemuan/ pelatihan; 6)pembinaan kinerja kelompok tani; dan 7)sebagai nara sumber.

3.Tahapan pelaksanaan kegiatan pendampinganmeliputi: 1) Kegiatan persiapan (desk study,penyusunan dan penyempurnaan RDHP,RODHP dan juklak dan koordinasi internal daneksternal/konsultasi; 2) Kegiatan pelaksanaan(penyediaan inovasi teknologi, penyusunandan penyebaran bahan diseminasi;pengawalan demplot PTT jeruk; pertemuan/pelatihan; temu lapang/sosialisasi kegiatanserta sebagai nara sumber 3) Pengumpulandan analisis data serta 4) Pelaporan.

12 Jangka Waktu : 3 (tiga) tahun (2015 -2017)

13 Biaya : Rp.96.000.000 (Sembilan Puluh Enam JutaRupiah)

Page 10: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

viii

SUMMARY

1 Title : Guarding/Assisting for New TechnologyApplication in Citrus Development Area inBengkulu Province

2 Implementation Unit : AIAT Bengkulu3 Location : Bengkulu Province4 Agro-ecosystem : Dry land5 Status : Advanced6 Objectives : 1. To accelerate dissemination and adoption of

new technology innovation in supportingdevelopment area of citrus in BengkuluProvince

2. To improve the knowledge and skill of farmerand field officer in development area of citrusin Bengkulu Province

7 Output : 1. Acceleration of dissemination and adoption ofnew technology innovation in supportingdevelopment area of citrus in BengkuluProvince

2. Improvement of the knowledge and skill offarmer and field officer in development areaof citrus in Bengkulu Province

8 Outcome : 1. The availability of demonstration plot ofspecific location of integrated management ofcitrus for 3 kinds of citrus plants

2. Improvement of farmers and extensionworker skills and knowledge of integratedmanagement of citrus

9. Expected benefit : 1. Acceleration of dissemination and adoption ofassessment and research increase becauseinnovation technology from extension workerbecome closer to beneficiaries

2. Increasing the citrus productivity and farmer’sincome

10 Expected Impact : 1. Improving the farmers' welfare indevelopment area of citrus

2. Creating competitive areas of citrusagribusinesses

11 Methodology : This activity is starting from 2015 until 2017.The scope of assistance activities include:1) preparing citrus technology innovation; 2);preparing and disseminating information ofcitrus technology innovation; 3) escortingdemonstration plot; 4) meetings/ trainings; 5)open field/socialization; 6) guiding farmer group;and 8) as the resource person.The stage of activities include: 1) preparationactivities (desk study, writing and refinementRDHP, RODHP and guidelines, internal and

Page 11: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

ix

external coordination/consultation; 2)implementation activities (preparing anddisseminating information of innovationtechnology, escorting demonstration plot;meeting training; open-field/socialization,become the resource person; 3) collecting data,analyzing data, and 4) reporting.

12 Duration : 3 (three) years (2015 – 2017)13 Budget : IDR 96.000.000

Page 12: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

1

I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengembangan kawasan hortikultura merupakan program hortikultura di

tingkat nasional yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan mutu

hasil komoditas hortikultura. Pendekatan pengembangan hortikultura dilakukan

secara terpadu dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yang

dikenal dengan 6 (enam) pilar pengembangan hortikultura, yaitu : 1)

pengembangan kawasan agribisnis hortikultura, 2) penataan manajemen rantai

pasokan, 3) penerapan budidaya pertanian yang baik (good agricultural

practices/GAP) dan standard operating procedure (SOP), 4) fasilitasi terpadu

investasi hortikultura, 5) pengembangan kelembagaan usaha, dan 6)

peningkatan konsumsi dan akselerasi ekspor. Semua program di atas dapat

dilakukan melalui peningkatan daya saing dan dukungan inovasi di semua lini

dari hulu ke hilir melalui sistem agribisnis.

Salah satu komoditas hortikultura buah-buahan unggulan nasional adalah

komoditas jeruk. Kebutuhan buah-buahan termasuk jeruk belum dapat dipenuhi

dari pasokan dalam negeri. Produksi jeruk siam, jeruk keprok dan jeruk besar di

Indonesia sebesar 1.615.191 ton.

Jeruk merupakan salah satu komoditas unggulan Provinsi Bengkulu.

Produksi jeruk di Provinsi Bengkulu selama tiga tahun cenderung menurun yaitu

10.319 ton/ha, 9.439,6 ton/ha dan 7.263,6 ton/ha. Permasalahan yang dihadapi

yaitu produktivitas tanaman dan kualitas buah jeruk relatif masih rendah. Hal ini

disebabkan antara lain karena pengetahuan petani dan petugas masih terbatas

sehingga penerapan inovasi teknologi belum optimal. Inovasi teknologi untuk

komoditas jeruk sudah tersedia. Mengacu pada inovasi teknologi yang dihasilkan

oleh Badan Litbang Pertanian yaitu pengelolaan terpadu kebun jeruk sehat

(PTKJS) telah dihasilkan inovasi teknologi untuk komoditas jeruk yang spesifik

Bengkulu pengelolaan terpadu tanaman jeruk (PTT jeruk) spesifik Bengkulu yang

meliputi 4 komponen teknologi yaitu: 1) penggunaan benih yang sehat; 2)

pemeliharaan tanaman yang optimal; 3) Pengendalian hama penyakit utama dan

4) koordinasi antar petani dalam suatu kawasan jeruk.

Page 13: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

2

Produksi jeruk di Provinsi Bengkulu dapat ditingkatkan melalui program

pengembangan kawasan jeruk yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman

Pangan dan Hortikultura Provinsi Bengkulu. Pengembangan kawasan jeruk

dilaksanakan pada 4 kabupaten di Provinsi Bengkulu yaitu di Kabupaten Lebong,

Kepahiang, Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah.

Salah satu kunci keberhasilan dari program pengembangan kawasan jeruk

adalah tingkat inovasi teknologi yang diterapkan oleh pelaku usaha dari hulu

sampai ke hilir. Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan berbagai hasil

penelitian dalam bentuk paket teknologi yang dapat meningkatkan mutu dan

produktivitas komoditas jeruk.

Untuk mendukung program tersebut diperlukan kegiatan diseminasi untuk

mempercepat penyampaian inovasi teknologi jeruk. Pendampingan merupakan

salah satu aspek penting yang dibutuhkan dalam mendukung mensukseskan

program strategis kementerian pertanian. Pendampingan yang holistik,

bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua

pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan.

Melalui pengawalan/pendampingan kegiatan pengembangan kawasan agribisnis

hortikultura diharapkan minimal dapat menggunakan 25% inovasi teknologi

Badan Litbang Pertanian (Hendayana et al., 2009).

Dalam rangka mendukung program pengembangan kawasan jeruk,

diperlukan kegiatan pendampingan untuk mempercepat penyampaian inovasi

teknologi jeruk. Kegiatan pendampingan pengembangan kawasan jeruk mulai

dilaksanakan tahun 2015 pada 4 kabupaten yang mempunyai program

pengembangan kawasan jeruk. Pada tahun pertama kegiatan pendampingan

difokuskan pada 1 kabupaten yaitu kabupaten Lebong. Untuk meningkatkan

penerapan inovasi teknologi dalam rangka mendukung pengembangan kawasan

jeruk di wilayah Bengkulu, maka pada tahun 2016 masih perlu dilakukan

kegiatan pendampingan yang lebih intensif terutama pada lokasi pengembangan

kawasan pada ketiga kabupaten lainnya.

1.2. Tujuan

Tujuan Jangka Panjang:

Mempercepat adopsi teknologi baru pada kawasan pengembangan jeruk di

Provinsi Bengkulu.

Page 14: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

3

Tujuan Tahun 2016 :

1. Mempercepat penyebaran dan penerapan inovasi teknologi baru dalam

pengembangan kawasan jeruk di Provinsi Bengkulu.

2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dan petugas terhadap

inovasi teknologi baru dalam pengembangan kawasan jeruk di Provinsi

Bengkulu.

1.3. Keluaran

Keluaran Jangka Panjang:

Percepatan adopsi teknologi baru pada kawasan pengembangan jeruk di Provinsi

Bengkulu.

Keluaran Tahun 2016 :

1. Percepatan penyebarluasan dan penerapan inovasi teknologi baru dalam

pengembangan kawasan jeruk di Provinsi Bengkulu.

2. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dan petugas terhadap

inovasi teknologi baru dalam pengembangan kawasan jeruk di Provinsi

Bengkulu.

1.4. Perkiraan Manfaat dan Dampak

Perkiraan manfaat yang akan diperoleh yaitu: a) terjadinya percepatan

penyebaran inovasi teknologi produksi dan pascapanen jeruk baik pengguna

utama dan pengguna usaha di sektor pertanian, dan b) terjadinya peningkatan

kinerja kelembagaan petani dan tumbuhnya kelembagaan agribisnis.

Dengan berkembangnya jumlah petani yang mengadopsi inovasi teknologi

yang di diseminasikan akan berdampak dalam meningkatkan luas pertanaman

jeruk yang menerapkan teknologi yang direkomendasikan sehingga produksi dan

produktivitas, sekaligus pendapatan dan kesejahteraan petani akan meningkat.

1.5. Dampak yang diharapkan

Manfaat yang diperoleh yaitu: a) terjadinya percepatan penyebaran inovasi

teknologi pengelolaan terpadu kebun jeruk sehat, teknologi produksi dan

teknologi pascapanen jeruk kepada pengguna di kawasan pengembangan jeruk,

dan b) terjadinya peningkatan kinerja kelompok binaan sehingga tingkat adopsi

teknologi untuk komoditas jeruk dapat meningkat. Dengan meningkatnya jumlah

Page 15: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

4

petani yang mengadopsi inovasi teknologi yang di diseminasikan berdampak

dalam peningkatan luas pertanaman jeruk yang menerapkan teknologi yang

direkomendasikan. Dengan demikian terjadi peningkatan produksi jeruk sekaligus

peningkatan pendapatan petani di kawasan pengembangan jeruk.

Page 16: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis

2.1.1.Kawasan Hortikultura

Mulai tahun 2007, Ditjen Hortikultura memperkenalkan dan melaksanakan

pembangunan hortikultura melalui pendekatan pembangunan hortikultura melalui

pendekatan Kawasan Agribisnis Hortikultura (KAH), yang dirancang berdasarkan

kesesuaian potensi daerah dan bersifat multi komoditas, keterkaitan antar

wilayah pengembangan, kesamaan infrastruktur ekonomi, serta berorientasi pada

peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Pendekatan KAH

merupakan suatu terobosan dan perubahan paradigma dalam pembangunan

hortikultura dengan memperhatikan kepentingan pelaku usaha dan petani, serta

dukungan dari berbagai institusi, sehingga hasilnya lebih optimal,

menguntungkan dan berkelanjutan (Badan Litbang Pertanian, 2012).

Pembangunan kawasan agribisnis hortikutura bertujuan : 1) meningkatkan

produksi, produktivitas dan mutu komoditas hortikultura potensial di masing-

masing kawasan; 2) mengembangkan keanekaragaman usaha pertanian yang

menjamin pelestarian fungsi dan manfaat lahan; 3) meningkatkan efektivitas dan

efisiensi layanan dan 4) meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.1.2.Tanaman Jeruk

Tanaman jeruk dapat ditanam dimana saja, baik didataran rendah maupun

didataran tinggi.Jeruk merupakan salah satu komoditi buah-buahan yang

mempunyai peranan penting di pasaran dunia maupun di dalam negeri. Karena

mempunyai nilai ekonomis tinggi, maka pemerintah tidak hanya mengarahkan

pengelolaan jeruk bagi petani kecil saja, tetapi juga mengorientasikan kepada pola

pengembangan industri jeruk yang komprehensif. Prospek yang lebih cerah ke

arah agribisnis jeruk semakin nyata dengan memperhatikan berbagai potensi yang

ada seperti potensi lahan yaitu ketersediaan lahan pertanian untuk tanaman buah-

buahan meliputi jutaan hektar sehingga mempunyai peluang yang cukup besar

untuk membuka perkebunan dengan skala besar dengan memperhatikan

kesesuaian agroklimat, potensi produksi dapat dicapai jika pengelolaan usahatani

jeruk dilakukan secara intensif untuk mengarah ke agribisnis, dan potensi pasar

diperkirakan permintaan terhadap buah jeruk akan semakin meningkat dengan

Page 17: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

6

memperhitungkan peningkatan pendapatan, pertambahan jumlah penduduk dan

elastisitas pendapatan terhadap permintaan (Soelarso, 1996). Produktivitas jeruk

di Indonesia mengalami penurunan atau kemunduran hasil, akibat dari gangguan

penyakit terutama CVPD (Citrus Vein Phloen Degeneration) yang menyebabkan

kerugian besar tanaman jeruk di berbagai sentra produksi (Soelarso, 1996).

Jeruk terdiri dari berbagai varietas yang mempunyai arti penting dari segi

ekonomis. Berdasarkan karakteristik (bentuk, sifat fisik buah dan manfaatnya),

jeruk yang dibudidayakan di Indonesia dapat dibagi menjadi lima golongan, yang

pertama yaitu jeruk keprok, jenis ini tumbuh baik di dataran tinggi (Keprok Siem,

Keprok Garut, Keprok Punten, Keprok Tejakula, dan Keprok Madura). Golongan

yang kedua adalah Jeruk Manis, terdiri dari dua kelompok yaitu yang diusahakan di

dataran rendah (Norris, Pineapple, Valencia Late Orange (VLO)) dan yang

diusahakan di dataran tinggi (Jeruk Manis Punten, Washington Navel Orange

(WNO)). Golongan yang ketiga adalah Jeruk Besar, jeruk ini secara ekonomis

kurang dan daerah penghasil terbatas yaitu Nambangan-Madiun, Gulung,

Pandanwangi. Golongan yang keempat adalah Jeruk Sayur atau Jeruk Bumbu,

jeruk ini buahnya masam, bermanfaat untuk sayur dan bumbu (Jeruk Nipis atau

Jeruk Pecel, Jeruk Purut, Jeruk Sambal). Golongan kelima adalah Jeruk Hibrida,

jeruk ini berfungsi sebagai batang bawah, perakarannya dalam dan luas, diambil

bijinya untuk batang bawah (Japanesche Citroen), sebagai batang buah (Rough

Lemon) (Soelarso, 1996).Jeruk Keprok RGL merupakan komoditas unggulan

Provinsi Bengkulu. Jerukinimempunyai keunggulan kompetitif, yaitu buahnya

berwarna kuning-orange, berbuah sepanjang tahun, ukuran buah besar 200-350

gram, kadar sari buah tinggi dan mempunyai potensi pasar yang baik

(Rambe,2013).

2.1.3.Kegiatan Pendampingan BPTP

Target darimembangun perdesaan melalui inovasi pertanian adalah untuk

mendukung visi pembangunan pertanian menuju terwujudnya pertanian

unggulan berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan

kemandirian, nilai tambah, daya saing ekspor dan kesejahteraan petani

(Hendayana, 2011).

Salah satu aktivitas Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian

guna mendukung pembangunan pertanian menuju terwujudnya pertanian

Page 18: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

7

unggulan berkelanjutan, adalah melalui pengawalan/pendampingan inovasi

teknologi pertanian. Kegiatan pendampingan perlu dilakukan untuk menjamin

kesinambungan pelaksanaan program. Wujud pendampingan untuk setiap

program strategis Kementerian Pertanian disesuaikan dengan karakteristik

kegiatan, sehingga pelaksanaan pendampingan berjalan dengan efektif. Tujuan

pendampingan adalah menciptakan aktifitas agar peserta atau subjek dampingan

dapat terlibat langsung dalam proses pendidikan sekaligus terlibat dalam

keseluruhan proses kegiatan tersebut.

Dukungan inovasi teknologi melalui pendampingan oleh BPTP provinsi

dilaksanakan di kawasan berdasarkan Kepmentan no: 45 Tahun 2015. Bentuk

pendampingan melalui : 1) koordinasi dengan pemda setempat; 2) membangun

demplot sebagai contoh penerapan teknologi anjuran; 3) pelatihan penerapan

teknologi inovatif; 4) pengembangan inovasi kelembagaan petani; dan 5) nara

sumber pertemuan dan pelatihan. Indikator keberhasilan meliputi peningkatan

produktivitas, efisiensi usahatani, pendapatan petani, komponen teknologi yang

diperbaiki, respon petani terhadap demplot, peningkatan aktivitas poktan,

peningkatan aktivitas kelembagaan, peningkatan jumlah petani adopter dan

tingkat adopsi, dan kehadiran petugas lapang yang berkunjung ke temu lapang/

demplot.

Inovasi pertanian yang telah diadaptasikan perlu didiseminasikan kepada

pengguna.Kegiatan diseminasi teknologi pertanian bertujuan meningkatkan

adopsi dan inovasi pertanian hasil litkaji melalui berbagai kegiatan komunikasi,

promosi dan komersialisasi serta penyebaran paket teknologi unggul yang

dibutuhkan dan menghasilkan nilai tambah bagi berbagai khalayak pengguna dan

menyelenggarakan kegiatan penyebarluasan materi penyuluhan baik secara

tercetak maupun media elektronik.Perubahan yang diharapkan dari kegiatan

diseminasi adalah pengetahuan, ketrampilan teknis dan sikap perilaku.

Dalam konteks pembangunan pertanian, diseminasi diartikan secara praktis

sebagai cara dan proses penyampaian hasil-hasil pengkajian teknologi kepada

masyarakat atau pengguna untuk diketahui dan dimanfaatkan (Permentan No:

20 tahun 2008). Di dalam Permentan No. 03/ Kpts/HK.060/1/2005, dijelaskan

bahwa hasil-hasil pengkajian teknologi di bidang pertanian tersebut merupakan

inovasi yang mengandung ilmu pengetahuan baru atau cara baru untuk

menerapkan pengetahuan dan teknologi ke dalam produk atau proses produksi.

Page 19: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

8

Inovasi yang dimaksud mencakup teknologi pertanian dan kelembagaan

agribisnis unggul mutakhir hasil temuan atau ciptaan Badan Litbang Pertanian.

Syarat yang diperlukan dalam bidang penyebaran informasi teknologi

pertanian untuk mendukung percepatan akses informasi teknologi adalah data

base tentang berbagai inovasi teknologi pertanian yang dikelola sedemikian rupa

sehingga mudah untuk diakses oleh pengguna. Praktek penyalurannya bisa

dilakukan melalui berbagai kanal/saluran. Penyaluran informasi teknologi harus

sesuai dengan perencanaan, yaitu apa yang disalurkan dapat dengan mudah

diterima pengguna. Untuk itu agar diseminasi itu lebih efektif,

mutlakmenggunakan berbagai saluran komunikasi dan media yang merupakan

komponen penting pada SDMC seperti percontohan, temu lapang, media cetak,

media elektronik dan lain-lain (Badan Litbang Pertanian, 2011). Pemilihan media

yang akan digunakan dalam penyebaran inovasi harus dilihat dari target

komunikannya.

Menurut Ridwan et al. (2008), faktor utama yang memengaruhi tinggi

rendahnya adopsi teknologi adalah faktor keuntungan, kesesuaian, dan

kerumitan dari teknologi tersebut dibanding teknologi kebiasaan

petani.Soekartawi (1988), menyatakan bahwa mereka yang berpendidikan

tinggi relatif cepat dalam melaksanakan adopsi teknologi, begitu juga

sebaliknya mereka yang berpendidikan rendah relatif lebih agak sulit untuk

melaksanakan adopsi inovasi dengan cepat. Jika pengetahuan petani tinggi dan

petani bersikap positif terhadap suatu teknologi baru di bidang pertanian, maka

penerapan teknologi tersebut akan menjadi lebih sempurna, yang pada akhirnya

akan memberikan hasil secara lebih memuaskan baik secara kuantitas maupun

kualitas (Sudarta, 2005).

2.2. Hasil-hasil Penelitian Sebelumnya

Inovasi teknologi yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian adalah

Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk sehat (PTKJS) yang meliputi lima komponen

teknologi, yaitu : (1) menggunakan bibit jeruk berlabel bebas penyakit, (2)

mengendalikan serangga penular CPVD D. citri secara cermat, (3) melakukan

sanitasi kebun secara cermat, (4) memelihara tanaman secara optimal, (5)

konsolidasi pengelolaan kebun (Dwiastuti et al., 2011). Berdasarkan hasil kajian

Endarto et al. (2006) PTKJS efektif untuk menurunkan serangan D. Citri hingga

Page 20: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

9

4% dan menghambat laju perkembangan penyakit CVPD dan penyakit lainnya.

Untuk memperoleh tanaman jeruk yang sehat, salah satu komponen PTKJS

yang perlu diperhatikan adalah pemeliharaan tanaman secara optimal antara lain

pemupukan. Rambe et al. (2012) menyatakan bahwa pemupukan berdasarkan

analisis tanah/tanaman meningkatkan produktivitas jeruk lebih tinggi daripada

cara petani ataupun metode pemupukan lainnya. Menurut Sugiyatno, et al.

(2004) dalam Suyanto dan Irianti (2011), pemupukan merupakan faktor yang

paling berpengaruh terhadap perkembangan buah karena dengan pemberian

pupuk, ketersediaan hara di dalam tanah menjadi seimbang.

Menurut Wutscher dan Smith (1996) dalam Suyanto dan Irianti (2011),

buah yang tidak berair dapat terjadi karena ketidak seimbangan hara.Kahat

fosfor (P) dapat menyebabkan rasa hambar dan buah tidak berair, sedangkan

kahat K dapat menyebabkan aroma buah kurang kuat dan rasanya asam.Taufik

et al. (2005) dalam Suyanto dan Irianti (2011) menyatakan bahwa kekahatan K

pada pertanaman jeruk berkaitan dengan tingginya kandungan kalsium (Ca)

dalam tanah.Kedua unsur tersebut bersifat antagonis.Tanah dengan pH rendah

menyebabkan unsur P kurang tersedia dalam tanah karena dijerap tanah.

Menurut Pangestuti dan Supriyanto (2009),jeruk Gerga lebih unggul

dibandingkan jeruk keprok yang lainkarena ukurannya yang besar. Selain itu,

kandungan jus buah yang dihasilkan berkisar antara 41.60-55.50%, telah

melampaui standar minimum kandungan jus buah jeruk Bali jenis ‘Star Ruby’

untuk pemasaran yakni 35% (CODEX alimentarius). Kandungan jus jeruk RGL

juga telah memenuhi standar internasional untuk jeruk jenis mandarin yang

ditetapkan United Nation/ Economic and Social Council (2000)yaitu sebesar 33%.

Hasil kajian Rambe dan Dinata (2013) memperlihatkan bahwa penyuluhan

dengan menggunakan sistem diseminasi multi channel (SDMC) dapat

meningkatkan pengetahuan petani kelurahan Rimbo Pengadang tentang inovasi

teknologi PTKJS sebanyak 26,89% dan peningkatan minat petani sebesar 90%.

Rambe et al. (2013) menyatakan bahwa dengan diseminasi yang menggunakan

metode temu lapang inovasi teknologi PTKJS mampu meningkatkan pengetahuan

petani peserta temu lapang sebesar 30,2 %, peningkatan minat sebesar 90,03%

dan penerapan komponen teknologi PTKJS sebanyak 26,7%.

Page 21: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

10

III. PROSEDUR KERJA

3. 1. Lokasi dan Waktu

Kegiatan pendampingan dilaksanakan pada 4 kabupaten yang merupakan

kawasan pengembangan jeruk di Provinsi Bengkulu yang meliputi Kabupaten

Lebong, Kepahiang, Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah.

3. 2. Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan pendampingan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 yaitu:

1) Percepatan penyebarluasan dan penerapan inovasi teknologi dalam

pengembangan kawasan jeruk di Provinsi Bengkulu. Ruang lingkup kegiatan ini

meliputi: (1) penyediaan inovasi teknologi; (2) penyiapan dan penyebaran bahan

diseminasi; (3) display/demplot PTT jeruk dan (4) temu lapang/sosialisasi.

2) Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dan petugas terhadap

inovasi teknologi. Ruang lingkup kegiatan ini meliputi: (1) pertemuan/pelatihan;

(2) pembinaan kinerja kelompok tani dan (3) nara sumber.

3. 3. Tahapan Pelaksanaan kegiatan

Tahapan pelaksanaan kegiatan pendampingan tahun 2016 meliputi:

a. Persiapan

Desk study, penyusunan dan penyempurnaan RODHP dan juklak

Koordinasi internal dilakukan bersama dengan seluruh tim kegiatan

pendampingan.

Koordinasi eksternal di lakukan dengan Dinas Pertanian, Badan Pelaksana

Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) dan Balai

Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Penyuluh Pertanian

Lapangan serta Ketua Gapoktan/kelompoktani di 4 kabupaten (Lebong,

Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara dan Kepahiang).

b. Pelaksanaan:

Koordinasi Kegiatan Pendampingan

Koordinasi kegiatan dilakukan dengan Puslit Hortikultura dengan mengikuti rapat

kerja/workshop yang diselenggarakan oleh Badan Litbang Pertanian Kementerian

Pertanian di yang diikuti oleh 32 BPTP, BBP2TP, Pusat Penelitian Hortikultura,

Balai Penelitian lingkup hortikultura dan peneliti-peneliti senior dengan peserta

berjumlah 250 orang. Hasil koordinasi secara keseluruhan untuk 33 BPTP se

Page 22: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

11

Provinsi Bengkulu disarankan agar memperhatikan benang merah antara

pendahuluan, tujuan dan metode pelaksanaan kegiatan pendmpingan. Khusus

untuk rencana kegiatan pendampingan dari BPTP Bengkulu perlu keterangan

lebih rinci pada inovasi teknologi pengelolaan terpadu tanaman jeruk, khususnya

komponen teknologi penggunaan benih sehat.

Dari hasil koordinasi ke Dinas Pertanian Kabupaten Lebong diperoleh

informasi bahwa program Dinas Pertanian untuk pengembangan kawasan jeruk

di Kabupaten Lebong berupa bantuan benih jeruk Gerga (RGL) tahun 2015

seluas 135 ha tidak terealisasi dan tahun 2016 tidak ada program PKAH jeruk.

Program PKAH yang dimulai sejak tahun 2011 di Kecamatan Rimbo Pengadang

seluas 180 ha perlu didampingi. Hasil koordinasi ke Badan Pelaksana Penyuluhan

Pertanian (BP4K) Kabupaten Lebong di Desa Sukabumi antara lain program BP4K

untuk kawasan pengembangan jeruk berupa pembinaan/bimbingan ke petani

jeruk melalui sistim latihan dan kunjungan (sistim LAKU), khususnya penyuluh

dari Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Air Dingin.

Hasil Koordinasi dengan Koordinator Penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan Air Dingin yang mempunyai wilayah kerja pada dua

kecamatan yang merupakan kawasan pengembangan jeruk yaitu kecamatan

Rimbo Pengadang dan kecamatan Tapus. Hasil koordinasi dengan ketua

Gapoktan Rimbo Besamo Kelurahan Rimbo Pengadang berupa permasalahan-

permasalahan yang dihadapi petani jeruk saat ini.

Hasil koordinasi ke Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Utara antara

lain: program Dinas Pertanian untuk pengembangan kawasan jeruk hingga 2015

seluas 30 ha yang tersebar dibeberapa kecamatan. Jenis jeruk yang

dikembangkan pada tahun 2015 adalah jeruk siam Madu dan jeruk keprok

Tejakula. Program pengembangan jeruk diarahkan pada Kecamatan Air Besi

(Desa Genting Pelengkap), Kecamatan Kerkap (Desa Penyangkak) dan

Kecamatan Tanjung Agung Palik (Sengkuang dan Tanjung Putus) dan Kecamatan

Hulu Palik (Desa Batu Raja R). Tahun 2016 tidak ada program pengembangan

kawasan jeruk baik dari pusat maupun daerah. Program pengembangan kawasan

tahun 2015 tetap memerlukan pendampingan dari BPTP Bengkulu terutama dari

aspek teknologinya, karena pengetahuan petani dan petugas tentang teknologi

untuk komoditas jeruk masih sangat terbatas.

Page 23: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

12

Hasil koordinasi dengan Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan

Peternakan Kabupaten Bengkulu Tengah antara lain: program Dinas Pertanian

untuk pengembangan kawasan jeruk tahun 2015 seluas 25 ha (jeruk kalamansi)

tidak terealisasi karena masalah benih tanaman yang belum memenuhi kriteria.

Untuk tahun 2016 juga tidak ada program pengembangan jeruk dari dana pusat,

tetapi dari dana APBD direncanakan program pengembangan jeruk seluas 12 ha.

Hasil koordinasi ke Dinas Pertanian Kabupaten Kepahiang antara lain

adalah program pengembangan jeruk yang terealisasi pada tahun 2015 seluas 82

ha, sedangkan untuk tahun 2016 kegiatan CPCL untuk program pengembangan

kawasan agribisnis hortikultura di Kabupaten Kepahiang dilakukan bulan

September 2016. Pengembangan kawasan jeruk seluas 50 ha dengan benih jeruk

Gerga dengan lokasi kecamatan Kabawetan, Ujan Mas, Sebrang Musi dan

Bermani Ilir.

Penyiapan dan penyebarluasan bahan diseminasi

Kegiatan ini dilaksanakan pada awal kegiatan. Bahan diseminasi yang

disiapkan berupa leaflet/brosur/buku dan CD. Penyusunan bahan/materi

diseminasi meliputi 6 judul leaflet, 1 judul buku dan 1 naskah RRI. Materi

diseminasi yang disusun meliputi Pengelolaan Terpadu Tanaman Jeruk, Teknologi

Budidaya Jeruk RGL, Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman jeruk.

Teknologi Pengendalian Busuk Akar, Aplikasi Kompos Trichoderma pada

Tanaman jeruk, Pembuatan bubur kalifornia/belerang. Jumlah bahan diseminasi

yang dicetak sebanyak 1.000. lembar.

Penyebarluasan bahan diseminasi dilakukan melalui berbagai metode/media

diseminasi seperti metode pelatihan, temu lapang, anjangsana dan lainnya

dengan menggunakan media elektronik meliputi RRI/website/ pemutaran

film/VCD dan media cetak meliputi buku/brosur/leaflet). Penyebarluasan bahan

diseminasi meliputi 4 (empat) kabupaten yang mempunyai program

pengembangan kawasan jeruk di Provinsi Bengkulu yaitu Kabupaten Lebong,

Kepahiang, Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah.

Pelaksanaan demplot inovasi teknologi

Pelaksanaan percontohan berupa demplot inovasi teknologi pengelolaan

tanaman terpadu jeruk dilakukan pada pertanaman jeruk keprok RGL seluas 3,5

Page 24: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

13

ha di Kecamatan Rimbo Pengadang, 1 ha jeruk keprok Tejakula di Kecamatan

Hulu Palik dan 0,5 ha jeruk Kalamansi di Kecamatan Pondok Kubang.

Inovasi teknologi produksi komoditas jeruk yang diimplementasikan adalah

Pengelolaan Terpadu Tanaman (PTT) Jeruk yang terdiri dari empat komponen

teknologi, yaitu : (1) penggunaan benih jeruk sehat, (2) pemeliharaan tanaman

secara optimal, (3) pengendalian hama penyakit utama dan (4) koordinasi

pengelolaan kebun.

a. Demplot jeruk keprok Tejakula di Kabupaten Bengkulu Utara

Demplot pengelolaan terpadu tanaman jeruk dilaksanakan di lahan

pertanaman jeruk kelompoktani dengan ketinggian tempat yaitu 485 dpl. Luas

demplot 1 ha (380 batang). Petani kooperator: Suryadi, kelompok tani Dulang

Jaya. Jarak tanam 5 m x 5 m. Jenis jeruk keprok Tejakula. Jeruk ditanam bulan

November tahun 2015. Pada tahun 2015, demplot jeruk difasilitasi oleh Dinas

Pertanian Kabupaten Bengkulu Utara. Mulai awal tahun 2016, BPTP Bengkulu

yang memfasilitasi demplot jeruk tersebut. Untuk pertanaman jeruk muda (fase

vegetatif), pertanaman sela dianjurkan untuk meningkatkan produktivitas lahan,

karena jarak tanam yang cukup besar sedangkan tanaman jeruk masih kecil.

Pada demplot jeruk diterapkan teknologi PTT. Pemangkasan bentuk tanaman

dilakukan secara bertahap, sesuai dengan kondisi pertanaman.

b. Demplot jeruk keprok RGL di Kabupaten Lebong

Demplot PTT jeruk RGL dilaksanakan pada kelompoktani Maju Bersama dan

Rimba Jaya seluas 3,5 ha. Umur tanaman jeruk 4-5 tahun. Kondisi pertanaman

jeruk baik (pertumbuhan optimal), kondisi buah baik (tidak burik kusam), rasa

jeruk manis. Hama penyakit yang menyerang antara lain lalat buah dan

penggerek buah, kutu daun dan embun jelaga. Hama penyakit tersebut sudah

dikendalikan dengan menggunakan perangkap metil eugenol, perangkap likat

kuning, bubur belerang, pestisida kimia.

c. Demplot jeruk Kalamansi di Kabupaten Bengkulu Tengah

Demplot jeruk kalamansi yang dilaksanakan di Kecamatan Pondok Kubang

menunjukkan perbaikan. Pada awalnya pertanaman jeruk tidak terpelihara

dengan baik karena lingkungannya kotor sehingga banyak serangan hama dan

penyakit. Setelah aplikasi teknologi PTT jeruk, serangan hama penyakit pada

pertanaman jeruk, baik pada batang, daun dan buah mulai berkurang. Aplikasi

Page 25: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

14

kompos trichoderma, bubur belerang, perangkap likat kuning serta pestisida

kimia dilakukan pada demplot jeruk tersebut.

Pelatihan Teknis

a. Pelatihan di Kabupaten Bengkulu Utara

Pelatihan/pertemuan kelompok tani jeruk Dulang Jaya dilaksanakan di

Madrasah Aliyah Desa Batu Raja R, Kec. Hulu Palik, Kecamatan Bengkulu Utara.

Jumlah peserta 15 orang yang terdiri dari petani jeruk, kepala desa, Koordinator

Penyuluh BP3K Batu Roto dan penyuluh pertanian. Acara dibuka oleh Ketua

kelompoktani Dulang Jaya Bapak Guntoyo, dilanjutkan dengan kata sambutan

dari kepala Dusun dan Koordinator Penyuluh BP3K Batu Roto Bapak Sihaloho.

Materi yang disampaikan adalah (1) pengelolaan terpadu tanaman (PTT) jeruk

(Ir. Sri Suryani M. Rambe, M.Agr), dan (2) pengendalian hama penyakit tanaman

jeruk (Kusmea Dinata, SP). Diskusi dilakukan untuk memperdalam permasalahan

dilapangan, antara lain tentang waktu penyemprotan insektisida untuk mencegah

hama perusak daun. Anjurannya dilakukan penyemprotan saat keluar tunas daun

(pupus), jika terlambat, serangan tetap merusak daun. Permasalahan lainnya

adalah serangan kutu sisik. Pengendalian hama kutu sisik pada batang bisa

dilakukan dengan pelaburan bubur kalifornia, sedangkan jika serangan juga

menyerang daun maka dilakukan penyemprotan dengan insektisida Alika (racun

kuat) sehingga hama kutu sisik mati kemudian rontok. Praktek lapang dilakukan

dengan memperagakan cara pemangkasan bentuk tanaman, cara pengendalian

busuk akar dengan penggunaan kompos trichoderma, serta pengamatan gejala

yang disebabkan hama perusak daun pada pertanaman jeruk.

Pelatihan/pertemuan kelompok wanita tani Lestari dilaksanakan di Balai

desa Genting Perangkap, Kec. Air Besi, Kecamatan Bengkulu Utara. Jumlah

peserta 18 orang yang terdiri dari petani jeruk, kepala desa, Koordinator

Penyuluh BP3K Air Besi dan penyuluh pertanian. Acara dibuka oleh Penyuluh

Pertanian Bapak Kasimin, SP dan dilanjutkan dengan kata sambutan dari kepala

desa Bapak Sukirman dan Koordinator Penyuluh BP3K Air Besi, Bapak Muryono.

Materi yang disampaikan adalah (1) pengelolaan terpadu tanaman (PTT) jeruk

(Ir. Sri Suryani M. Rambe, M.Agr), dan (2) pengendalian hama penyakit tanaman

jeruk (Kusmea Dinata, SP). Diskusi dilakukan untuk memperdalam permasalahan

dilapangan. Antara lain tentang hama penyakit tanaman seperti hama perusak

Page 26: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

15

daun (ulat peliang daun, kutu daun), penyakit busuk akar, dan pemangkasan

bentuk. Praktek lapang dilakukan dengan memperagakan cara pemupukan, cara

pemangkasan bentuk dan cara pemangkasan pemeliharaan.

b. Pelatihan di Kabupaten Kepahiang

Pelatihan/pertemuan kelompok tani jeruk Harapan Ite dan Delta Agro

dilaksanakan di Balai Desa Kembang Sri Kec. Bermani Ilir, Kecamatan

Kepahiang. Jumlah peserta 25 orang yang terdiri dari petani jeruk (2

kelompoktani), kepala desa, Koordinator Penyuluh BP3K Keban Agung dan

penyuluh pertanian. Acara dibuka oleh Koordinator Penyuluh BP3K Kebun Agung,

Bapak Askarudin, SP, dilanjutkan dengan kata sambutan dari yang mewakili

Kepala Desa yaitu Kaur Pembangunan. Materi yang disampaikan adalah (1)

pengelolaan terpadu tanaman (PTT) jeruk (Ir. Sri Suryani M. Rambe, M.Agr), dan

(2) pengendalian hama penyakit tanaman jeruk (Kusmea Dinata, SP). Diskusi

dilakukan untuk memperdalam permasalahan dilapangan, antara lain tentang

hama-penyakit yang menyerang tanaman jeruk. Praktek lapang dilakukan

dengan memperagakan cara pemangkasan bentuk, cara pengendalian penyakit

kanker pada daun, serta cara pengendalian hama perusak daun.

Pelatihan/pertemuan kelompok tani dilaksanakan di Rumah Ketua

Kelompok desa Kelompoktani Makmur, Kec. Bermani Ilir, Kabupaten Kepahiang.

Jumlah peserta 20 orang yang terdiri dari petani jeruk, kepala desa, Koordinator

Penyuluh BP3K Keban Agung dan penyuluh pertanian. Acara dibuka oleh

Koordinator Penyuluh Bapak Askarudin dan dilanjutkan dengan kata sambutan

dari Ketua Kelompoktani Makmur. Materi yang disampaikan adalah (1)

pengelolaan terpadu tanaman (PTT) jeruk (Ir. Sri Suryani M. Rambe, M.Agr), dan

(2) pengendalian hama penyakit tanaman jeruk (Kusmea Dinata, SP). Diskusi

dilakukan untuk memperdalam permasalahan dilapangan. Antara lain tentang

hama penyakit tanaman seperti hama perusak daun (ulat peliang daun, kutu

dompolan), pemangkasan bentuk dan pemangkasan pemeliharaan. Praktek

lapang dilakukan dengan memperagakan cara pemangkasan bentuk dan cara

pemangkasan pemeliharaan.

Pelatihan/pertemuan kelompok tani jeruk dilaksanakan di Balai Desa Taba

Padang, Kec. Sebrang Musi, Kecamatan Kepahiang. Jumlah peserta 30 orang

yang terdiri dari petani jeruk, kepala desa, Koordinator Penyuluh BP3K Batu Roto

Page 27: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

16

dan penyuluh pertanian. Acara dibuka oleh Penyuluh Pertanian Desa Taba

Padang, dan dilanjutkan dengan kata sambutan Kepala Desa Taba Padang

dilanjutkan dengan kata sambutan dari Kepala BPTP Bengkulu yang diwakili oleh

penanggung Jawab Kegiatan Pendampingan Jeruk. Materi yang disampaikan

adalah (1) pengelolaan terpadu tanaman (PTT) jeruk (Ir. Sri Suryani M. Rambe,

M.Agr), dan (2) pengendalian hama penyakit tanaman jeruk (Kusmea Dinata,

SP). Diskusi dilakukan untuk memperdalam permasalahan dilapangan, antara lain

tentang hama penyakit tanaman seperti hama dan penyakit perusak daun (ulat

peliang daun, kutu daun serta kanker daun), penyakit busuk akar, dan

pemangkasan bentuk, waktu penyemprotan insektisida untuk mencegah hama

perusak daun. Anjurannya dilakukan penyemprotan saat keluar tunas daun

(pupus). Tanaman dilokasi praktek sudah disemprot dengan insektisida tetapi

agak terlambat karena tunas daun sudah menjadi daun muda, sehingga

serangan hama tetap merusak daun. Permasalahan lainnya adalah serangan

penyakit kanker daun yang disebabkan oleh bakteri. Pengendalian penyakit

kanker ini bisa dilakukan dengan penyemprotan cairan bubur kalifornia/bubur

belerang, atau bisa dengan penyemprotan dengan benlate. Praktek lapang

dilakukan dengan memperagakan cara pengamatan serangan hama dan penyakit

tanaman dan cara pengendalian busuk akar, pengendalian hama perusak daun,

cara pemupukan, dan cara pemangkasan bentuk.

Pelatihan/pertemuan kelompok tani jeruk dilaksanakan di rumah penyuluh

pertanian Desa Suro Baru Kec. Ujan Mas, Kecamatan Kepahiang. Jumlah peserta

20 orang yang terdiri dari petani jeruk, kepala desa, Koordinator Penyuluh BP3K

Ujan Mas dan penyuluh pertanian. Acara dibuka oleh Koordinator Penyuluh BP3K,

dilanjutkan dengan kata sambutan dari Kepala Desa. Materi yang disampaikan

adalah (1) pengelolaan terpadu tanaman (PTT) jeruk (Ir. Sri Suryani M. Rambe,

M.Agr), dan (2) pengendalian hama penyakit tanaman jeruk. Diskusi dilakukan

untuk memperdalam permasalahan dilapangan, antara lain tentang hama-

penyakit yang menyerang tanaman jeruk. Praktek lapang dilakukan dengan

memperagakan cara pemangkasan bentuk dan cara pemupukan.

4.5. Bimbingan Teknis

Bimbingan teknis pengamatan hama penyakit tanaman jeruk dilakukan

pada demplot PTT jeruk. Dari hasil pengamatan terdapat serangan hama yang

Page 28: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

17

dominan yaitu serangan hama kutu daun dan penyakit kudis dan kanker

penyebab burik kusam pada buah jeruk pada lokasi pertanaman jeruk Kalamansi

di Bengkulu Tengah

Hama kutu daun menyerang mulai dari pucuk daun muda, bunga, buah

hingga cabang tanaman jeruk. Hama ini menyerang dengan menghisap cairan

tanaman sehingga pada daun muda, bentuk daun menjadi abnormal. Untuk

mengendalikan hama kutu dilakukan dengan penyemprotan insektisida pada

daun tanaman saat keluar tunas. Penyakit kudis dan kanker yang disebabkan

bakteri juga menyerang buah jeruk pada pertanaman jeruk di Kecamatan

Pondok Kubang. Petani di wilayah tersebut belum menerapkan penggunaan

bubur kalifornia. Untuk pengendaliannya digunakan pestisida berbahan aktif

benomil/thiaphanatemet untuk penyakit kudis dan copper/streptomisin/

kloromisetin untuk penyakit kanker. Anjuran penyemprotan untuk pencegahan

yaitu pada saat tunas muda hingga fruit set.

Pada pertanaman jeruk kelompoktani Maju Bersama, serangan hama

penyakit rendah. Pada sebagian tanaman masih ada daun yang menggulung

keatas, yang disebabkan oleh hama kutu. Pada kelompok ini, sudah dilakukan

pembuatan bubur belerang bersama-sama dengan anggota kelompoknya yang

dibimbing oleh ketua kelompoknya. Penerapan teknologi pengendalian hama dan

penyakit menggunakan bubur belerang dan larutan supernatannya sudah mulai

diterapkan anggota kelompoknya. Saran pengendalian hama kutu dengan

melakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif imidaklorpit.

Pengamatan hama penyakit pada demplot PTT jeruk dilakukan di lahan

pertanaman jeruk kelompoktani kelompok tani Dulang Jaya. Dari hasil

pengamatan hama penyakit tanaman jeruk, terdapat serangan hama peliang

daun dan penyakit kudis (karena bakteri) dan penyakit busuk akar. Pengendalian

peliang daun dilakukan dengan pemangkasan daun yang terserang dan

penyemprotan pada tunas yang baru dengan insektisida sistemik berbahan aktif

imidakloprid. Pengendalian penyakit kudis dengan bakterisida contohnya

puanmur. Pengendalian penyakit busuk akar dengan pemberian kompos

trichoderma.

Serangan penyakit busuk akar pada tanaman jeruk bersifat perlahan dan

sulit dideteksi secara dini. Gejala akan nampak apabila keadaan tanaman sudah

agak parah, maka dari itu perlu penanganan dengan cara pencegahan sedini

Page 29: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

18

mungkin. Pengendalian pada penyakit busuk akar harus dilakukan dengan

intensif dan berkelanjutan. Penyakit ini berkembang secara perlahan dan

mematikan tanaman apabila sudah terserang berat. Pengendalian pada demplot

jeruk dilakukan dengan cara memberikan kompos trichoderma. Pengendalian

dengan menggunakan jamur Trichoderma harus terus dilakukan dengan cara

melakukan penyiraman atau penyemprotan pada pada pangkal batang tanaman

jeruk. Pada tanaman jeruk yang akar sudah terinfeksi berat perlu dibantu dengan

pemberian fungisida berbahan aktif benomyl dapat dengan cara ditabur atau

dengan dilabur pada pangkal batang tanaman. Sebaiknya bagian tanaman yang

sakit segera dipotong agar pemulihan berjalan lebih cepat yang ditandai dengan

munculnya tunas baru.

4.6. Pemberdayaan kelembagaan petani

Pemberdayaan kelembagaan berupa pertemuan kelompok tani/gapoktan

untuk meningkatkan kinerja (fungsi dan peran) sebagai saluran untuk

mempercepat transfer teknologi. Pertemuan dilaksanakan sebanyak 4 kali.

Permasalahan kelembagaan yang dihadapi dalam pengembangan kawasan jeruk

yang utama adalah kelompok tani. Kelompok tani yang ada belum menunjukkan

kinerja yang optimal.Dalam melakukan usahataninya masih secara

perorangan.Lembaga penyuluhan sudah ada di tingkat kecamatan (BP3K), tetapi

tenaga penyuluh yang ahli untuk komoditas jeruk belum ada. Sebagian

kelompoktani belum aktif terjadi karena kesibukan pengurusnya sehingga tidak

dapat melaksanakan pertemuan ataupun kunjungan lapangan.Diperlukan

dorongan yang terusmenerus serta motivasi oleh petugas/penyuluh setempat

kepada kelompoktani yang masih non-aktif tersebut.

c. Kegiatan pengumpulan data dan metode analisis

Indikator/Parameter Pengamatan

1. Peningkatan produktivitas dan kualitas tanaman

2. Peningkatan pendapatan

3. Peningkatan efisiensi usahatani (R/C dan

marginal B/C ratio)

4. Komponen teknologi yang diperbaiki

5. Respon petani terhadap hasil demarea

Page 30: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

19

6. Peningkatan aktivitas kelompok tani/gapoktan

(frekuensi pertemuan, materi yang dibahas, aktivitas lainnya)

7. Peningkatan jumlah petani adopter (yang

mengadopsi teknologi yang didemonstrasikan)

8. Jumlah stakeholder (PPL, petugas Dinas

kabupaten/kecamatan) yang berkunjung dalam temu lapang/promosi

demarea)

Untuk memperoleh data produktivitas tanaman jeruk digunakan metode

observasi pada pertanaman jeruk di lokasi demarea inovasi teknologi

produksi/PTKJS di Kecamatan Rimbo Pengadang dan pertanaman jeruk di

sekitarnya pada awal dan akhir kegiatan pendampingan. Selain itu akan

dilakukan wawancara dengan petani jeruk.

Metode pre-test dan post-test dilakukan untuk mengukur tingkat

pengetahuan dan keterampilan petani/petugas sebelum dan sesaat setelah

pelaksanaan diseminasi dilakukan pada seluruh peserta diseminasi. Untuk

mengukur tingkat pengetahuan petani pada akhir kegiatan pendampingan

(pengetahuan yang sebenarnya) dilakukan dengan menggunakan alat bantu

kuesioner.

Untuk mengukur peningkatan kinerja kelembagaan digunakan metode

before-after. Kinerja yang diukur meliputi keaktifan poktan/gapoktan dalam

mendukung pelaksanaan usahatani jeruk, jumlah unit agribisnis input dan output

serta pengolahan buah/produk.

Untuk mengukur respon petani terhadap teknologi yang dipromosikan serta

mengukur jumlah adopter teknologi dilakukan penyebaran kuesioner pada setiap

kegiatan diseminasi yang dilakukan. Pengumpulan data menggunakan teknik

wawancara langsung dengan alat bantu kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan

tentang tahapan adopsi yang telah dilakukan oleh petani serta perannya dalam

penyampaian teknologi kepada pengguna/petani. Data yang diperoleh dianalisis

secara diskriptif dan analisis non parametrik. Selain itu juga akan dilakukan uji t

untuk mengetahui signifikansinya.

d. Pelaporan

Page 31: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

20

Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan dilakukan setiap

bulan (Laporan Bulanan), pada pertengahan tahun (Laporan Tengah Tahun) dan

akhir tahun (Laporan Akhir Tahun).

e. Supervisi, monitoring dan evaluasi

Kegiatan supervisi, monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh tim Monev

internal (BPTP Bengkulu) maupun tim pusat dari Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian/ tim dari Pusat Penelitian Hortikultura.

Page 32: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kegiatan percepatan penyebarluasan dan penerapan inovasi

teknologi dalam pengembangan kawasan jeruk di Provinsi

Bengkulu

a. Program Pengembangan Kawasan Jeruk

Program pengembangan kawasan jeruk di Provinsi Bengkulu disajikan

pada Tabel 1. Luas pengembangan kawasan jeruk tahun 2011 s/d 2015

seluas 232 ha, sedangkan tahun 2016 seluas 294 ha. Diseminasi teknologi

dilakukan pada kelompoktani di 4 kabupaten yang mencakup 294 ha

kawasan jeruk.

Tabel 1. Program pengembangan kawasan jeruk di Provinsi Bengkulu

No Kabupaten Kecamatan 2011-2015(ha)

2016(ha)

Total(ha)

Keterangan

1 BengkuluTengah

Pagar Jati, MerigiSakti, MerigiKelindan

0 12 12 APBD

2 Kepahiang Kabawetan, UjanMas, Bermani Ilir,Sebrang Musi

82 50 132 APBN

3 BengkuluUtara

Hulu Palik, Kerkap 30 0 30 APBN

4 Lebong Rimbo Pengadang,Tapus

120 0 120 APBN

Untuk melaksanakan percepatan penyebarluasan inovasi teknologi

dilakukan berbagai kegiatan diseminasi. Kegiatan diseminasi yang sumber dana

dan pelaksanaannya dilakukan oleh pemerintah daerah dan kegiatan diseminasi

yang sumber dana dan pelaksanaannya oleh BPTP Bengkulu disajikan pada Tabel

2. Pada tabel ini terlihat bahwa terjadi percepatan penyebaran inovasi teknologi

melalui demplot, pertemuan, pelatihan, temu lapang/sosialisasi dengan

menggunakan media cetak dan elektronik. Jumlah demplot yang diselenggarakan

pemerintah daerah tahun 2016 tidak ada. Demplot yang bersumber dari BPTP

Bengkulu ada 3 unit. Dengan demikian dari 1 unit meningkat menjadi 3 unit ( 3

kali lipat), dengan luas demplot dari tidak ada menjadi 5 ha (5 kali lipat).

Demikian juga dengan frekuensi pelatihan, pertemuan, temu lapang serta

pembagian media cetak menjadi meningkat. Pelatihan/pertemuan/kunjungan

Page 33: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

22

meningkat dari 1 x menjadi 28 x (28 kali lipat). Demikian juga dengan

penyebaran media cetak, dimana pemerintah daerah tidak melakukan

penyebaran sedangkan BPTP Bengkulu mendistribusikan leaflet dan buku.

Petugas lapang/penyuluh pertanian selanjutnya juga menyebarkan pengetahuan

yang diterimanya ke kelompok taninya. Dengan demikian, terjadi percepatan

penyebaran inovasi teknologi.

Tabel 2. Kegiatan diseminasi yang dilakukan pada kawasan pengembanganjeruk berdasarkan sumber anggaran pada tahun 2016

Lokasi

Jumlah kegiatan/bahan diseminasi

Sumber Anggaran Pemda Sumber Anggaran BPTPPelatihan/sosialisasi/pertemuankunjungan

Demplot

Mediacetak/elektro

nik

Pelatihan/sosialisasi/pertemuankunjungan

DemplotMediacetak/

Elektronik

Lebong 0 0 0 6 x 3,5 ha 250

BengkuluTengah

0 0 0 4 x 0,5 ha 50

BengkuluUtara

0 0 0 6 x 1 ha 200

Kepahiang 0 0 0 12 x 0 470

Provinsi 1 x 0 0 0 0 30

Total 1 x 0 0 28 x 5 ha 1.000

b. Peningkatan penerapan teknologi

Komponen teknologi PTT yang diterapkan petani disajikan pada Tabel 3.

Hasil tersebut memperlihatkan bahwa terjadi perubahan tingkat penerapan

komponen teknologi PTT jeruk sebesar 36,07% yaitu dari 39,95% menjadi

73,30%.

Komponen teknologi yang sudah diterapkan oleh semua petani yaitu

penggunaan benih sehat, hal ini karena para petani mengikuti program

pengembangan jeruk yang dilaksanakan oleh dinas terkait, jadi pengadaan benih

harus melalui sertifikasi terlebih dahulu sebelum dibagikan ke petani. Diluar

peserta program, banyak juga yang masyarakat yang mulai berkebun jeruk.

Benih tanaman yang digunakan tidak berlabel tetapi berasal dari penangkar

benih tanaman jeruk di wilayah setempat.

Page 34: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

23

Tabel 3. Komponen teknologi PTT yang diadopsi oleh petani jeruk di kab. Lebongtahun 2016

No TeknologiSebelum

pendampinganSesudah

pendampingan

Perubahantingkatadopsi

%1 Benih bersertifikat 100 100 0.002 Pemangkasan bentuk 61.72 78.1 16.383 pemangkasan

pemeliharaan 75.30 93.02 17.72

4 Pemberian kompos 41.97 79.07 37.105 Cara pemupukan 79.07 83.72 4.656 Dosis pemupukan 74.07 86.67 12.607 Penggunaan perangkap

kuning 8.33 32.56 24.23

8 Penggunaan perangkapmetil eugenol 3.33 46.51 43.18

9 Pengamatan hama kutuloncat 50.61 65.12 14.51

10 Penggunaan buburbelerang 7.40 55.81 48.41

11 Pengendalian hamadengan saputan batang 3.70 65.12 61.79

12 Pengendalian OPTberdasarkan serangan 73.33 100 26.67

13 Sanitasitanaman/membuangbagian tanamanterserang OPT

19.75

76.74 56.99

14 Mengubur buah yanggugur 19.75 46.51 26.76

15 Melakukan penjaranganbuah 3.33 83.72 80.39

16 Panen 8.33 69.77 61.4417 Koordinasi antar

poktan/ gapoktan 0 83.72 80.39

Rata-rata 39.95 73.30 36.07

Tingkat penerapan teknologi yang masih rendah yaitu pengamatan hama

kutu loncat, dan penggunaan bubur belerang, penggunaan perangkap,

pengendalian hama dengan saputan batang serta penguburan buah gugur.

c. Tingkat Produktivitas Tanaman Jeruk

Tingkat produktivitas tanaman jeruk meningkat sesuai dengan semakin

tua umur tanamannya. Pada pertanaman jeruk umur 4 tahun yang menerapkan

Page 35: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

24

teknologi PTT jeruk di Kabupaten Lebong, terjadi peningkatan produktivitas

sebesar 6,7 ton/ha dari 1,3 ton/ha menjadi 8 ton/ha, sedangkan pada tanaman

jeruk umur 5-6 tahun terjadi peningkatan sebesar 7 ton/ha dari 3 ton/ha menjadi

10 ton/ha. Dengan penerapan PTT jeruk, terjadi peningkatan produktivitas

tanaman dibandingkan dengan pertanaman jeruk yang tidak menerapkan

teknologi PTT jeruk.

4.2. Kegiatan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani danpetugas terhadap inovasi teknologiDengan adanya kegiatan pendampingan dari BPTP, pengetahuan dan

keterampilan petani dapat ditingkatkan baik melalui pelaksanaan temu lapang,

pelatihan, pertemuan kelompoktani, pelaksanaan demplot maupun kunjungan ke

lapangan (Tabel 4 dan 5).

Tabel 4. Tingkat pengetahuan petani tentang teknologi PTT jeruk tahun 2016 diProvinsi Bengkulu

No Kabupaten Sebelumpendampingan

Sesudahpendampingan

Perubahantingkat

pengetahuan1 Kepahiang 11,73 63,9 51,362 Lebong 51,94 82,46 30,523 Bengkulu Utara 26,32 66,63 39,954 Bengkulu Tengah 26,32 44,33 18,01

Rata-rata 29,08 64,33 34,96

Pada Tabel 4 terlihat bahwa terjadi perubahan positif tingkat pengetahuan

petani tentang teknologi PTT jeruk berkisar dari 18,01 s/d 51,36. Peningkatan

tertinggi terjadi pada petani di Kabupaten Kepahiang karena pengetahuan petani

sebelum pendampingan dari BPTP Bengkulu masih sangat rendah (11,73%).

Tingkat pengetahuan petani tentang PTT jeruk yang tertinggi adalah petani di

Kabupaten Lebong. Hal ini terjadi karena mulai tahun 2012 dilakukan berbagai

kegiatan pengkajian dan diseminasi di di Kabupaten Lebong sehingga tingkat

pengetahuan petani sudah meningkat secara bertahap dari tahun ketahun. Hal

ini membuktikan bahwa peningkatan pengetahuan petani perlu dilakukan secara

bertahap dan terus menerus sehingga pada akhirnya petani mampu menguasai

sebagian besar pengetahuan tentang PTT jeruk.

Tabel 5 memperlihatkan peningkatan keterampilan petani sebesar 50,38

tentang PTT jeruk meliputi cara pemupukan, cara pemangkasan bentuk,

pembuatan bubur belerang, pelaburan serta penyaputan batang yang berkisar

Page 36: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

25

dari 39,77 hingga 64,93. Tingkat keterampilan petani sesudah pendampingan

yang tertinggi pada komponen teknologi cara pemupukan dan pembuatan dan

pelaburan bubur belerang.

Tabel 5. Tingkat keterampilan petani tentang teknologi PTT jeruk tahun 2016 diProvinsi Bengkulu

No Uraian Sebelumpendampingan

Sesudahpendampingan

Perubahantingkat

pengetahuan1 Cara pemupukan 60,23 100 39,772 Cara pemangkasan bentuk 10,50 75,43 64,933 Pembuatan bubur belerang 29,33 80,12 50,794 Pelaburan bubur belerang 29,33 80,12 50,795 Penyaputan batang 19,77 65,45 45,62

Rata-rata 29,83 80,22 50,38

Pengetahuan petugas tentang PTT jeruk mengalami peningkatan sebesar

41,82 setelah dilakukan pendampingan BPTP yaitu dari 25,45 menjadi 67,27

(Tabel 6).

Tabel 6. Peningkatan pengetahuan petugas tentang teknologi PTT jeruk tahun2016

No TeknologiTingkat pengetahuan petugas

Sebelumpendampingan

Sesudahpendampingan

Perubahan(%)

1 Pengertian PTKJS 0 100 1002 Tujuan PTKJS 0 100 1003 Penyebab penyakit CVPD 20 40 204 Serangga Penular CVPD 20 100 80

5Metode pengendalianCVPD 20 20 0

6 Pemangkasan bentuk 80 100 207 Cara pemupukan 100 100 08 Rekomendasi pupuk 0 40 40

9Penggunaan buburkalifornia 40 100 60

10Pengendalian denganpestisida yg tepat 0 0 0

11 Panen 0 40 40Rata2 25,45 67,27 41,82

Tingkat pengetahuan petugas tentang metode pengendalian CVPD dan

pengendalian dengan pestisida yang tepat masih rendah, oleh karena itu masih

Page 37: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

26

diperlukan diseminasi teknologi tentang pengendalian hama penyakit tanaman

jeruk kepada petugas secara bertahap dengan lebih intensif.

a. Peningkatan Kinerja Kelembagaan Kelompok Tani

Permasalahan kelembagaan yang dihadapi dalam pengembangan kawasan

jeruk yang utama adalah kelompok tani. Kelompok tani yang ada di kawasan

pengembangan jeruk umumnya belum menunjukkan kinerja yang optimal.

Diperlukan dorongan yang terus menerus serta motivasi oleh petugas/penyuluh

setempat kepada kelompok tani yang masih non-aktif tersebut.

Dengan adanya pendampingan maka terjadi peningkatan kinerja

kelembagaan petani, khususnya peningkatan frekuensi pertemuan maupun

kunjungan ke lapangan oleh pengurus kelompok tani. Sebanyak 90% dari

kelompoktani jeruk sudah melaksanakan pertemuan kelompok/kunjungan ke

lapangan dari 2-3 kali setahun menjadi 6-10 kali setahun (peningkatan kinerja

kelompok tani sekitar 40%). Permasalahan yang ada di kebun petani anggota

kelompok tani mulai diatasi secara bersama-sama dengan pengurus kelompok

tani maupun petani lain yang lebih berpengalaman, terutama dalam melakukan

pengendalian hama penyakit tanaman.

Dengan demikian, transfer teknologi dari pengurus kelompok tani kepada

anggotanya sudah berjalan. PTT jeruk tidak dapat dilakukan secara perorangan,

namun harus melibatkan kelompok tani pada suatu wilayah/ kawasan sehingga

keaktifan gabungan kelompok tani menjadi penentu keberhasilan PTT.

b. Menjadi Nara Sumber dalam Kegiatan Pengembangan Kawasan

Jeruk

Dalam sosialisasi kegiatan pengembangan kawasan jeruk yang

diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu dengan peserta petugas

dari kabupaten, BPTP Bengkulu diundang untuk menjadi narasumber dengan

materi yang berjudul “Teknologi budidaya untuk kawasan pengembangan jeruk”.

Page 38: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

27

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1.Dengan kegiatan pendampingan terjadi percepatan penyebaran inovasi

teknologi pada lokasi pengembangan kawasan jeruk di Provinsi Bengkulu

seluas 294 ha (120 ha di Kabupaten Lebong, 132 ha di Kabupaten

Kepahiang, 15 ha di Kabupaten Bengkulu Utara serta 12 ha di Kabupaten

Bengkulu Tengah). Penerapan inovasi teknologi pengelolaan terpadu

tanaman jeruk meningkat sebesar 36,07%. Produktivitas tanaman jeruk RGL

di Kabupaten Lebong meningkat dari 6,7 hingga 7 ton/ha.

2.Pengetahuan dan keterampilan petani jeruk tentang teknologi PTT jeruk di

kawasan pengembangan jeruk Provinsi Bengkulu berturut-turut meningkat

sebesar 34,96% dan 50,38%, sedangkan pengetahuan petugas meningkat

sebesar 41,82%.

3.Program pengembangan kawasan jeruk di Kabupaten Kepahiang 2015 s/d

2017 seluas 182 ha, sehingga sangat diperlukan demonstrasi plot sebagai

salah satu metode penyuluhannya.

4.Untuk mendukung peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani jeruk

khususnya pengendalian hama penyakit, diperlukan metode penyuluhan

berupa sekolah lapang.

Page 39: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

28

KINERJA HASIL

Dengan adanya kegiatan pendampingan jeruk telah dilaksanakan pelatihan

PTT jeruk, pertemuan, temu lapang, dan kunjungan untuk petani jeruk dan

penyuluh dan pembinaan kelompoktani sebanyak 28 kali di 4 kecamatan (di

Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Lebong), pelaksanaan demplot PTT

jeruk sebanyak 3 unit (RGL, Tejakula dan kalamansi). Kawasan jeruk di 4

Kabupaten Provinsi Bengkulu yang didampingi seluas 294 ha. Selain itu juga

terjadi peningkatkan kinerja kelompok tani dalam mentransfer teknologi kepada

anggotanya dan petani sekitarnya.

Page 40: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

29

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 2011. Pedoman Umum Spectrum Diseminasi MultiChannel (SDMC). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.Kementerian Pertanian.

Badan Litbang Pertanian. 2012. Panduan Umum Program DukunganPengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura (PDPKAH). BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian.

Departemen Pertanian. 2011. Perkembangan produksi tanaman buah periode2008 – 2012.hortikultura.deptan.go.id [12 Februari 2014].

Dwiastuti, M. E., A. Triwiratno, O. Endarto, S. Wuryantini, dan Yunimar. 2011.Panduan Teknis Pengenalan dan Pengendalian Hama dan PenyakitTanaman Jeruk. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika.Pusat Penelitian Hortikultura. Badan Litbang Pertanian. KementerianPertanian.

Endarto, O., A. Supriyanto, S. Wuryantini, A. Triwiratno. 2006. EvaluasiPenerapan Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS) pada DaerahEndemis CVPD (Evaluation on Integratied Management for Healthy CitrusOrchards (IMHCO) at CVPD Endemik. Prosiding Seminar Nasional JerukTropika Indonesia Batu, 28 – 29 Juli 2005:hal.277-295.

Hendayana, R. 2011. Mempercepat Pembangunan Perdesaan dengan InovasiPertanian.http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2011/02/13/mempercepat-pembangunan-perdesaan-dengan-inovasi-pertanian/ [diakses tanggal22Juni 2011].

Pangestuti, R dan A. Supriyanto. 2009. <http://www.bsn.go.id/bsn successstory.php?id= 1337>, Badan Standardisasi. Nasional.Jurnal Standardisasivol 11 No. 2 [diakses tanggal 27 October 2011].

Ridwan, H.K., A. Ruswandi, Winarno, A. Muharam dan Hadiyanto. 2008. “Sifatinovasi dan aplikasi teknologi pengelolaan terpadu kebun jeruk sehat dalampengembangan agribisnis jeruk di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat”.Jurnal Hortikultura 18: 477-490.

Rambe, S.S.M., I. Calista, K. Dinata. 2013. Site Specific Fertilizing of RGL Citrus inLebong District Bengkulu Province. Proceeding of the 3rd InternationalSymposium for sustainable Humanonspare between people and ecoystemfor the future of human sustainability.Bengkulu University.

----------------------------. 2013. Peranan Metode Temu Lapang TerhadapPeningkatan Pengetahuan Petani Di Kawasan Pengembangan Jeruk RimboPengadang. Prosiding Inovasi Teknologi Pertanian Ramah LingkunganSpesifik Lokasi Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan diProvinsi Bengkulu.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulubekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah ProvinsiBengkulu.

Page 41: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

30

Rambe, S.S.M. dan K. Dinata. 2013. Model Pengembangan Pertanian PerdesaanMelalui Inovasi (m-P3MI) Jeruk di Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu.Prosiding Inovasi Teknologi Pertanian Ramah Lingkungan Spesifik LokasiMendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan di Provinsi Bengkulu.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu bekerjasama dengan BadanPenelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Bengkulu.

Soelarso. 1996. Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Kanisius, Jakarta.

Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Penerbit UniversitasIndonesia. Jakarta.

Sudarta, W. 2005. Pengetahuan dan Sikap Petani Terhadap PengendalianHamaTanaman Terpadu. http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/(6)%20 soca-sudarta-pks%20pht(2).pdf [diakses 15 Desember 2014].

Suyanto, A. dan T. P. Irianti. 2011. Studi Hubungan Karakteristik Tipologi Lahanyang Digunakan Terhadap Kualitas Hasil Jeruk Siem (Citrus Nobilis Var.Microcarpa) di Kabupaten Sambas. J. Tek. Perkebunan dan PSDL. Vol (1).No. 2 : 42-48.

Page 42: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

31

ANALISIS RISIKO

Analisis risiko yang terdiri dari Daftar risiko dan Daftar penanganan risiko

kegiatan pendampingan kawasan pengembangan jeruk di Provinsi Bengkulu

disajikan pada Tabel 7 dan Tabel 8.

Tabel 7. Daftar risiko pelaksanaan kegiatan pendampingan pengembangankawasan hortikultura di Provinsi Bengkulu tahun 2016.

No. Risiko Penyebab Dampak

1. Koordinasiantar SKPDpendukungkurang lancar

- Masing-masing SKPDmenjalankan tupoksinyasendiri dan belumterintegrasi

- Programpengembangan kawasanhortikultura tidakberjalan optimal

2 Penyediaanbahandiseminasiterlambat

- Pencetakanbahan diseminasiterlambat

- Pelaksanaanaplikasi inovasi teknologitidak sesuai rekomendasi

3 Teknologi tidaksepenuhnyadiadopsi petani

- Teknologiyang diintroduksikansulit diterapkan

- Peningkatanproduktivitas tidakoptimal

Tabel 8. Daftar penanganan risiko dalam pelaksanaan kegiatan pendampinganpengembangan kawasan hortikultura di Provinsi Bengkulu tahun 2016

No. Risiko Penyebab Penanganan

1 Koordinasi antarSKPD pendukungkurang lancar

- Masing-masing SKPDmenjalankan tupoksinyasendiri dan belumterintegrasi

- Melakukankoordinasi lebih intensif

2 Penyediaanbahan diseminasiterlambat

- Pencetakanbahan diseminasiterlambat

- Melakukanpencetakan di tempatlain

3 Teknologi tidaksepenuhnyadiadopsi petani

- Teknologiyang diintroduksikansulit diterapkan

- Melakukanmodifikasi agarteknologi lebih mudahdigunakan

Page 43: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

32

JADWAL KERJA

Jadwal kerja kegiatan pendampingan jeruk tahun 2016 selama 12 bulan

disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Jadwal Kerja Kegiatan

No. Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121. Persiapan:

Desk studyPenyusunan RODHP danjuklakKoordinasi InternalKoordinasi dengan instansiterkaitPenyusunan kuesioner

2. Pelaksanaan:Identifikasi potensisumber dayaIdentifikasi kebutuhanteknologiPelaksanaandisplay/demfarm PTKJSBimbingan teknisPenyiapan bahan/materidiseminasiPenyebaran materidiseminasi melalui mediacetak dan elektronikPemberdayaankelembagaanPengumpulan dataTemu Lapang

3. Pengolahan data4. Penulisan Laporan5. Seminar6. Penulisan laporan akhir7. Penggandaan laporan

Page 44: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

33

PEMBIAYAAN

Rencana dan realisasi anggaran belanja kegiatan pendampingan jeruk

tahun 2016

Tabel 10. Rencana Anggaran Belanja (RAB) Kegiatan

No. Mata Anggaran VolumeHarga Satuan

(Rp.)Jumlah(Rp)

1 Belanja Bahan 13.000.000

Penggandaan dan penjilidan 1 paket 1.500.000 1.500.000

Dokumentasi 1 paket 1.500.000 1.500.000Konsumsi rapat koordinasi,sosialisasi, pertemuan 200 OK 50.000 10.000.000

2 Honor output kegiatan 8.000.000

Honor Petugas lapang,dll 80 OH 100.000 8.000.0003 Belanja barang non operasional

lainnya 5.000.000

UHL petani kooperator 100 OH 50.000 5.000.0003 Belanja barang untuk persediaan

barang konsumsi 16.000.000

Bahan pendampingan dan bahanpendukung lainnya 1 tahun 16.528.000 10.000.000

ATK, Komputer Suplies dan pelaporan 1 paket 3.972.000 3.000.000Bahan diseminasi/penyuluhan(modul, brosur, leaflet, CD, buku) 1 paket 6.000.000 3.000.000

4 Belanja jasa Profesi 2.000.000Narasumber, fasilitator, evaluator,moderator 9 OJ 500.000 2.000.000

5 Belanja Perjalanan Biasa 45.000.000Perjalanan dalam rangkapelaksanaan kegiatan (berkisarantara Rp.365.000,- s/dRp.5.000.000)

9 OP 5.000.000 45.000.000

6 Belanja Perjalanan Dinas PaketMeeting Luar Kota 7.000.000

Uang harian dan transport perjalanankeluar propinsi/ pusat dalam rangkapelaksanaan kegiatan

1 OH 2.900.000 2.900.000

Penginapan perjalanan ke luarpropinsi/pusat dalam rangkapelaksanaan kegiatan

2 OP 700.000 1.400.000

Akomodasi temu lapang, sosialisasi,FGD, pertemuan 15 OH 180.000 2.700.000

Total 96.000.000

Page 45: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

34

Tabel 11. Realisasi Anggaran Belanja (RAB) Kegiatan

No. Mata AnggaranRealisasiAnggaran

(Rp.)

PersentaseKeuangan

(%)

PersentaseFisik(%)

1 Belanja BahanBahan pendampingan dan bahanpendukung lainnya 9.660.000

99 100

ATK, Komputer Suplies 3.000.000 100 100Penggandaan, penjilidan laporan 750.000Bahan diseminasi/penyuluhan 3.000.000 100 100Dokumentasi 1.500.000 100 100

Konsumsi 10.000.000 100 1002 Honor output kegiatan

UHL 5000000 100 100

Petugas lapang 8.000.000 100 1003 Belanja jasa Profesi

Narasumber/Pengarah 2.000.000 100 100

4 Belanja Perjalanan LainnyaPerjalanan dalam rangkapelaksanaan kegiatan

41.700.000 92,7 100

Total 99 100

Page 46: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

35

PERSONALIA

Tabel 12. Personalia kegiatan pendampingan jeruk tahun 2016

No Nama/NIPJabatan

Fungsional/Bidang

keahlian

Jabatandalam

KegiatanUraian Tugas

AlokasiWaktu(Jam/

minggu)1 Ir. Sri Suryani

Rambe M.Agr/19630805198703 2 007

PenyuluhPertanian

Madya/IlmuTanah

Penang-gungjawab

Mengkoordiniranggota tim dalampelaksanaankegiatan, Membuatperencanaan danmengevaluasikegiatan danMenyusun laporankegiatan secaraperiodik

15

2. Lina Ivanti,SP/19841001200901 2 004

PenelitiPertama/Pas

ca Panen

Anggota Membantuperencanaankegiatan danMembantupelaksanaankegiatan

5

3. Kusmea Dinata,SP/19831024201101 1 007

PenelitiPertama/Hama Penyakit

Tanaman

Anggota Membantuperencanaan danpelaksanaankegiatan, 2.Mengkoordinirkegiatan teknisbudidaya dilapangan danMembantupengolahan databudidaya.

10

4. Rizal Efendi,SE/19720605200003 1 001

Keuangan Anggota Membantukegiatan teknis dilapangan danMembantuadministrasi

5

5. Rahmat Oktavia,SP/19791003200701 1 001

Agribisnis Anggota Membantukegiatan teknis dilapangan,Membantupengolahan datasosial ekonomi danMembantuadministrasi

10

6 Johardi/19720110200710 1 001

- Anggota Membantu kegiatanteknis di lapangandan Membantuadministrasi

5

Page 47: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

36

Lampiran 1. Rangkaian kegiatan pendampingan pengembangan kawasanpertanian nasional hortikultural (jeruk) tahun 2016

Koordinasi dengan Kepala Dinas PertanianKabupaten Bengkulu Utara

Demplot PTT jeruk RGL di KabupatenLebong

Kondisi pertanaman produktif padademplot PTT jeruk RGL di Kabupaten

Lebong

Koordinasi dengan BP4K KabupetenKepahiang

Bimbingan teknologi pada petanikooperator di lokasi demplot PTT jerukTejakula di Kabupaten Bengkulu Utara

Pelatihan PTT jeruk di Kec. Bermani IlirKabupaten Kepahiang

Page 48: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

31

Foto kegiatan pertemuan dalam rangka penyampaian materi PTT jerukdi Kabupaten Kepahiang

Foto kegiatan praktek cara pemangkasan tanamandi Kabupaten Kepahiang

Foto kegiatan praktek cara pemangkasan tanaman

Page 49: PENDAMPINGAN PENERAPAN TEKNOLOGI BARU …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/laphir/2016/lapkir-pendampingan-jeruk.pdf · laporan akhir pendampingan penerapan teknologi baru

32

di Kabupaten Bengkulu Utara

Foto kegiatan temu lapang di Kabupaten Lebong