16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor transportasi telah dikenal sebagai salah satu sektor indikatif yng sangat berperan dalam pembangunan ekonomi yang menyeluruh. Perkembangan sektor ini akan secara berlangsung mencerminkan pertumbuhan pembangunan ekonomi yang sedang berlangsung. Namun demikian, sektor ini dikenal pula sebagai salah satu sektor yang dapat memberikan dampak terhadap lingkungan dalam cakupan spasial dan temporal yang besar. Udara merupakan factor yang penting dalam bhidup dan kehidupan. Namun pada era modern ini, sejalan dengan perkembangan pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industry serta berkembangnya transportasi maka, kulitas udara pun mengalami perubahan yang disebabkan oleh terjadinyaa pencemaran udara, atau, sebagai berubahnya salah satu komposisi udara dari keadaan yang normal; yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara dalam jumlah tertentu untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan, tanaman (BPLH DKI Jakarta, 2013). 1

Pencemaran Udara Akibat Transportasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pencemaran Udara Akibat Transportasi

Citation preview

Page 1: Pencemaran Udara Akibat Transportasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor transportasi telah dikenal sebagai salah satu sektor indikatif yng

sangat berperan dalam pembangunan ekonomi yang menyeluruh.

Perkembangan sektor ini akan secara berlangsung mencerminkan

pertumbuhan pembangunan ekonomi yang sedang berlangsung. Namun

demikian, sektor ini dikenal pula sebagai salah satu sektor yang dapat

memberikan dampak terhadap lingkungan dalam cakupan spasial dan

temporal yang besar.

Udara merupakan factor yang penting dalam bhidup dan kehidupan.

Namun pada era modern ini, sejalan dengan perkembangan pembangunan

fisik kota dan pusat-pusat industry serta berkembangnya transportasi maka,

kulitas udara pun mengalami perubahan yang disebabkan oleh terjadinyaa

pencemaran udara, atau, sebagai berubahnya salah satu komposisi udara dari

keadaan yang normal; yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan

partikel kecil/aerosol) ke dalam udara dalam jumlah tertentu untuk jangka

waktu yang cukup lama sehingga dapat mengganggu kehidupan manusia,

hewan, tanaman (BPLH DKI Jakarta, 2013).

Jumlah pertumbuhan kendaran bermotor, ternyata merupakan tindakan

yang dapat dilihat dengan progressive contextulization (Vayda, 1986). Ketika

ingin mendeskripsikan suatu pengrusakan lingkungan (terkait disini masalah

pendemaran udara akibat transportasi) terbukti tidak terbatas hanya melihat

factor-faktor pengguna transportasi saja. Namun, kita juga dapat melihat lebih

luas lagi bahwa tindakan-tindakan tersebut berdampak bagi hidup dan

kehidupan.

1

Page 2: Pencemaran Udara Akibat Transportasi

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang harus dibahas dalam

makalah ini adalah:

1. Apa pengertian dari pencemaran udara?

2. Apa saja jenis pencemaran udara?

3. Bagaimana dampak pencemaran udara akibat transportasi?

4. Bagaimana cara mencegah pencemaran udara akibat transportasi?

1.3 Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas Mata

Kuliah Penyehatan Udara-A mengenai “Pencemaran Udara Akibat

Transportasi” beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan dan

kesehatan manusia.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan kita

mengenai pencemaran udara, jenis-jenisnya, sumber, dampak, dan bagaimana

cara kita untuk menanggulangi pencemaran udara akibat transportasi.

2

Page 3: Pencemaran Udara Akibat Transportasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pencemaran Udara

Udara merupakan komponen alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk

hidup. Tanpa udara, tak mungkin ada makhluk hidup yang bisa bertahan

hidup. Secara umum udara dimaknai sebagai campuran berbagai gas yang

tidak berwarna dan tidak berbau yang memenuhi ruang dipermukaan bumi.

Sebagai faktor yang penting dalam kehidupan, saat ini kualitas udara telah

mengalami perubahan yang seiring dengan meningkatnya pembangunan fisik

kota dan pusat-pusat industri, sehingga sudah banyak terkontaminasi oleh

berbagai sumber pencemar kualitas udara. Perubahan lingkungan udara pada

umumnya disebabkan pencemaran udara, yaitu masuknya zat pencemar

(berbentuk gas-gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara. Masuknya zat

pencemar ke dalam udara dapat secara alamiah, misalnya asap kebakaran

hutan, letusan gunung berapi, debu meteorit dan pancaran garamdari laut; juga

sebagian besar disebabkan oleh kegiatan manusia, misalnya aktivitas

transportasi, industri, pembuangan sampah, baik akibat proses dekomposisi

ataupun pembakaran serta kegiatan rumah tangga.

Pembangunan fisik kota dan berdirinya pusat-pusat industri disertai

dengan melonjaknya produksi kendaraan bermotor, mengakibatkan

peningkatan kepadatan lalulintas dan hasil produksi sampingan yang

merupakan salah satu sumber pencemaran udara. Konsentrasi pencemaran

udara di beberapa kota besar dan daerah industri Indonesia menyebabkan

adanya gangguan pernapasan, iritasi pada mata dan telinga, serta timbulnya

penyakit tertentu. Selain itu juga mengakibatkan gangguan jarak pandang

(visibilitas) yang sering menimbulkan kecelakaan lalu lintas (terutama lalu

lintas di udara dan laut).

3

Page 4: Pencemaran Udara Akibat Transportasi

2.2 Transportasi Sebagai Sumber Pencemaran Udara

Sumber pencemaran udara dapat berasal dari aktivitas alam (natural) yang

terjadi secara alamiah dan kegiatan antrogenik atau dari aktivitas manusia.

Contoh sumber alami adalah letusan gunung berapi, kebakaran hutan,

sekomposisi biotik, debu, spora tumbuhan, dan lain sebagainya. Pencemaran

udara yang diakibatkan oleh aktivitas manusia (kegiatan antrogenik), secara

kuantitas dapat dikatakan sebagai sumber terbesar dalam penyumbang dalam

pencemaran udara. Untuk kategori ini, sumber-sumber pencemarnya dapat

dibagi dalam beberapa bagian, yaitu pencemaran akibat aktivitas transportasi,

industri, dan persampahan, baik akibat proses dekomposisi ataupun

pembakaran, dan rumah tangga.

Pencemaran udara akibat kegiatan transportasi yang menjadi salah satu

pengaruh terbesar terhadap lingkungan adalah akibat kendaraan bermotor di

darat. Kendaraan bermotor merupakan sumber pencemaran udara yaitu dengan

dihasilkannya gas CO2 (karbondioksida), NOx, HC (hidrokarbon), SO2, dan

tetraethyl lead, yang merupakan bahan logam timah yang ditambahkan ke

dalam bensin berkualitas rendah untuk meningkatkan nilai oktan guna

mencegah terjadinya letupan pada mesin. Parameter-parameter penting akibat

aktivitas ini adalah CO2, partikulat, NOx, HC, Pb, dan SOx.

2.3 Dampak Transportasi terhadap Pencemaran Udara

Kegiatan perkotaan yang meliputi kegiatan sektor-sektor permukiman,

transportasi, komersial, industri, pengelolaan limbah padat, dan sektor

penunjang lainnya merupakan kegiatan yang potensial dalam merubah kualitas

udara perkotaan. Perkembangan sektor-sektor perkotaan ini sangat mengikuti

perkembangan social dan ekonomi perkotaan sendiri. Dengan demikian dapat

diperkirakan pula, bahwa dengan semakin berkembangnya perkotaan dalam

hal hal wilayah spasial dan aktivitas ekonominya, akan semakin besar pula

beban pencemaran udara yang dikeluarkan ke atmosfer perkotaan. Dampak ini

akan semakin terasa di daerah-daerah pusat kegiatan yang ada.

4

Page 5: Pencemaran Udara Akibat Transportasi

Pencemaran udara pada dasarnya berbentuk partikel (debu, aerosol, timah

hitam) dan gas (CO, NOx, SOx, H2S, hidrokarbon). Udrara yang tercemar

dengan partikel dan gas ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang

berbeda tingkatan dan jenisnya tergantung dari macam, ukuran, dan komposisi

kimiawinya. Gangguan tersebut terutama terjadi pada fungsi fatal dari organ

tertentu, seperti paru-paru dan pembuluh darah, atau menyebabkan iritasi pada

mata dan kulit.

Pencemaran udara karena partikel debu biasanya menyebabkan penyakit

pernapasan kronis, seperti bronchitis kronis, enfiesma paru, asma bronchial,

dan bahkan kanker paru. Sedangkan bahan pencemar gas yang terlarut dalam

udara dapat langsung masuk ke dalam tubuh sampai ke paru-paru dan pada

akhirnya diserap oleh sistem peredaran darah.

Dari berbagai sektor yasng potensial dalam mencemari udara, pada

umumnya sektor transportasi memegang peran yang sangat besar

dibandingkan dengan sektor lainnya. Faktor perencanaan sistem transportasi

akan sangat mempengaruhi penyebaran pencemaran yang diemisikan,

mengikuti jalur-jalur transportasi yang direncanakan. Pengelolaan dan

pengendalian pencemaran udara perkotaan, dalam berbagai hal akan sangat

tergantung dari aspek transportasi kendaraan bermotor, meskipun sektor

potensial lainnya tidak dapat diabaikan begitu saja.

Terdapat tiga aspek utama yang menentukan intensitas dampak terhadap

lingkungan, khusunya pencemaran udara dan kebisingan dan penggunaan

energy di daerah perkotaan yaitu:

a. Aspek perencanaan transportasi (barang dan manusia).

b. Aspek rekayasa transportasi meliputi pola aliran moda transportasi, sarana

jalan, sistem lalu lintas, dan faktor transportasi lainnya.

c. Aspek teknik mesin dan sumber energi (bahan bakar) alat transportasi.

Kepadatan lalu lintas yang disertai dengan hambatan-hambatan

(kemacetan), pola jalan-berhenti yang sering, kecepatan aliran lalu lintas dan

seterusnya akan secara langsung mempengaruhi besarnya emisi unsure-unsur

tercemar yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor. Di lain pihak, jenis dan

5

Page 6: Pencemaran Udara Akibat Transportasi

karakterisktik perangkat mesin, sistem pembakaran, jenis bahan bakar

merupakan faktor yang akan menentukan tingkat emisi pencemar yang keluar

dari setiap jenis kendaraan.

Pengendalian pencemaran udara perkotaan karenanya mempunyai

implikasi yang luas, mencakup aspek perencanaan kota sendiri sistem

transportasi, sarana dan alat transportasi serta sistem bahan bakar yang

digunakan.

Faktor penting yang menyebabkan dominannya pengaruh sektor

transportasi terhadap pencemaran udara perkotaan di Indonesia antara

a. Perkembangan jumlah kendaraan yang cepat atau (eksponensial).

b. Tidak seimbangnya prasarana transportasi dengan jumlah kendaraan

yang ada.

c. Pola lalu lintas perkotaan yang berorientasi memusat, akibat

terpusatnya kegiatan-kegiatan perekonomian dan perkantoran di pusat

kota.

d. Masalah turunan akibat pelaksanaan kebijakan pengembangan kota

yang ada, misalnya daerah pemukiman penduduk yang semakin

menjauhi pusat kota.

e. Kesamaan waktu aliran lalu lintas.

f. Jenis, umur, dan karakteristik kendaraan motor.

g. Faktor perawatan kendaraan.

h. Jenis bahan bakar yang digunakan.

i. Jenis permukaan jalan.

j. Siklus dan pola mengemudi atau driving pattern.

Disamping faktor-faktor yang menentukan intensitas emisi pencemar

sumber seperti tersebut diatas, faktor penting lainnya adalah faktor potensi

disperse atmosfer daerah perkotaan yang akan sangat bergantung kepada

kondisi dan perilaku meteorologi.

6

Page 7: Pencemaran Udara Akibat Transportasi

2.4 Pengelolaan dan Pengendalian Pencemaran Udara Akibat Transportasi

Pengendalian pencemaran udara akibat kendaraan bermotor, pada

dasarnya merupakan salah satu bagian dalam pengendalian penceramaran

udara akibat sistem dan sarana transportasi. Kendaraan bermotor, pada

dasarnya merupakan salah satu bagian dalam pengendalian pencemaran udara

akibat sistem dan sarana transportasi. Kendaraan bermotor dalam hal ini

merupakan salah satu sumber pencemar yang terkait dengan sistem dan sarana

transportasi.

Dasar dalam penetapan kebijakan pengendalian pencemaran udara pada

dasarnya mencakup banyak pertimbangan, baik dalam aspek teknik dan

teknologi pengendaliaannya sendiri, maupun aspek ekonomi dan sosial yang

akan terkait dengan strategi pengendaliaan dan teknologi pengendaliaan yang

diterapkan. Aspek kelembagaan dalam pelaksanaan strategi tersebut menjadi

pertimbangan dasar lainnya, meliputi bentuk kelembagaan, mekanisme dan

pelaksanaan operasionalnya. Selain itu perlu pula dipertimbangkan bahwa

masalah pencemaran udara perkotaan merupakan masalah yang melibatkan

berbagai sektor dalam kegiatan perkotaan yang ada dalam penerapan dan

pelaksanaan suatu strategi penanggulangan masalah pencemaran udara, yaitu

bahwa suatu program penanggulangan yang terpadu dan komprehensif perlu

dilalukan.

Kendaraan bermotor adalah sumber langsung yang mengemisikan

pencemar ke atmosfer, sedangkan jumlah trip dan kendaraan perkilometer

yang menentukan besaran emisi, lebih banyak ditentukan, oleh faktor

perkotaan dalam sistem transportasi yang ada.

Pengendalian pencemaran akibat kendaraan bermotor akan mencakup

upaya-upaya pengendalian baik langsung maupun tak langsung, yang dapat

menurunkan tingkat emisi dari kendaraan bermotor secara efektif. Dua

pendekatan strategis yang mungkin diterapkan adalah:

a. Penurunan laju emisi pencemar dari setiap kendaraan untuk setiap

kilometer jalan yang ditempuh, atau,

7

Page 8: Pencemaran Udara Akibat Transportasi

b. Penurunan jumlah dan kerapatan total kendaraan didalam suatu daerah

tertenntu.

Upaya pengendalian pencemaran udara akibat kendaraan bermotor

mencakup upaya-upaya pengendalian baik langsuhng maupun tidak langsung,

akan dapat menurunkan tingkat emisi dari kendaraan bermotor secara efektif

antara lain (Sudrajad, 2006):

a. Mengurangi jumlah mobil lalu lalang. Misalnya dengan jalan kaki,

naik sepeda, kendaraan umum, atau naik satu kendaraan pribadi

bersama teman-teman (car pooling).

b. Selalu merawat kendaraan dengan seksama agar tidak boros bahan

bakar dan asapnya tidak mengotori udara.

c. Meminimalkan pemakaian AC. Pilihlah AC non- CFC dan hemat

energy.

d. Memilih bensin yang bebas timbal (unleaded fuel).

8

Page 9: Pencemaran Udara Akibat Transportasi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penanggulangan dampak lingkungan yang timbul, maupun peningkatan

efisiensi penggunaan energi secara tuntas hanya dapat dilakukan dengan

mulai dari faktor generik penyebabnya. Bila hal ini tidak dapat terlaksana,

penanggulangan yang dilakukan hanya akan bersifat sementara dan berjangka

waktu pendek. Umumnya upaya remedial yang dilakukan juga hanya akan

membawa perbaikan yang bersifat lokal, atau bahkan sering memindahkan

masalah ke tempat lain.

Jenis mesin pada kendaraan bermotor berbahan bakar bensin ternyata

berpengaruh terhadap besarnya emisi yang dihasilkan. Mesin kendaraan yang

memiliki kapasitas lebih besar akan mengeluarkan zat-zat pencemar yang

lebih besar. Tetapi sebaliknya kendaraan yang berkapasitas lebih kecil akan

menghasilkan opacity yang lebih rendah.

Rekayasa transportasi dan lalulintas pada dasarnya telah mensyaratkan

kriteriia yang ditujukan untuk mengurangi atau mitigasi dampak yang

mungkin timbul terhadap lingkungan. Criteria dan persyaratan mengenai

pengendalian kebisingan, kecepatan rata-rata, jalur hijau antara lain ditujukan

untuk mengurangi dampak lingkungan yang timbul.

3.2 Saran

Solusi atau saran untuk mengatasi polusi udara kota, terutama ditujukan

pada pembenahan sektor transportasi dengan tanpa mengabaikan sektor-sektor

lain. Maka, tidak ada kata lain kecuali harus mau belajar dari kota-kota besar

lain di dunia yang telah berhasil menurunkan polusi udaran dan angka

kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya. Di antaranya, dengan

pembatasan izin bagi angkutan umum kecil, dengan memperbanyak kendaraan

angkutan masal; seperti bus dan kereta api, diperbanyak. Kemudian, control

9

Page 10: Pencemaran Udara Akibat Transportasi

terhadap jumlah kendaraan pribadi juga dapat dilakukan seiiring dengan

perbaikan pada sejumlah angkutan umum.

Selanjutnya, pembatasan usia kendaraan terutamna bagi angkutan umum

juga perlu mendapatkan pertimbangan secara khusus, mengingat semakin tua

kendaraan, apalagi yang kurang terawat, sangat berpotensi besar sebagai

penyumbang polutan udara. Selaras dengan itu, pembangunan MRT, dan

Electronic Road Pricing (ERP), juga mendesak untuk direalisasikan.

Disamping itu, pengaturan lau lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas

terhadap pelanggaran berkendaraan benmar-benar dapat diwujudkan, begitu

juga uji emisi yang dilakukan secara berkala, serta penanaman pohon berdaun

lebar di pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat, dapat juga

mengurangi polusi udara.

10

Page 11: Pencemaran Udara Akibat Transportasi

DAFTAR PUSTAKA

Sastrawijaya, A. Tresna. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta. Penertbit PT

Rineka Cipta.

Soedomo, Moestikahardi. 2001. Pencemaran Udara. Bandung. Penerbit ITB.

http://ejournal.stmt-trisakti.ac.id/index.php/JMTRANSLOG/article/download/

27/51 (Diakses pada tanggal 11 Oktober 2015 pukul 14:30)

11