92
Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan Skripsi Oleh : Safri Hamdani Panjaitan 131101108 Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan 2017 Universitas Sumatera Utara

Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan

Skripsi

Oleh :

Safri Hamdani Panjaitan

131101108

Fakultas keperawatan

Universitas Sumatera Utara

Medan

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

PRAKATA

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini dengan judul “Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan” dengan baik. Penelitian ini merupakan salah

satu persyaratan untuk mengikuti sidang skripsi dan memperoleh gelar sarjana

keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penulisan skripsi ini, penulis tidak luput dari hambatan dan

kesulitan. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak maka skripsi

ini dapat terselesaikan. Selanjutnya melalui kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara;

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep sebagai Wakil Dekan I Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara;

3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.Kmb sebagai Wakil Dekan

II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara;

4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kep, M.Kep, Sp.Mat sebagai Wakil Dekan III

Fakultas Universitas Sumatera Utara;

5. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.Kmb sebagai dosen

pembimbing yang telah memberikan arahan, dukungan dan masukan terhadap

penyelesaian penelitian ini;

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

6. Bapak Roymond H Simamora S.Kep Ns, M.Kep sebagai Penguji Skripsi

yang telah memberikan masukan, motivasi dan dorongan kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini;

7. Ibu Diah Arruum, S.Kep, Ns, M.Kep sebagai Penguji Skripsi yang telah

memberikan masukan, motivasi dan dorongan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini;

8. Ibu Nur Asiah S.Kep, Ns, M. Biomed sebagai Pembimbing Akademik yang

telah memberikan bimbingan kepada penulis selama perkuliahan di Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara;

9. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis Ayahanda Lukman Panjaitan

dan Ibunda Siti Mardiah yang senantiasa dengan penuh cinta kasih

memberikan dukungan baik doa, moril, maupun materil serta semangat demi

kelancaran penyelesaian skripsi ini;

10. Adik Nur Halimah panjaitan dan Adik Salsabila Hanim Panjaitan yang selalu

memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini;

11. Seluruh Staf Dosen dan Pegawai Administrasi pada Program Studi S-1

Keperawatan Universitas Sumatera Utara;

12. Direktur beserta Staf Pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota

Medan;

13. Kabid Keperawatan, Kepala Ruangan di Ruang Rawat Inap serta Seluruh Perawat

di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan;

14. Seluruh kakanda adinda serta teman-teman mahasiswa di Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara khususnya Melsa Lestari, Zainal Marzuki Syaputra

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

Lubis, Khairul Fadli, Riky Andria, Fernanda Imanuel Purba, Deka Agnesia,

Abihud Lukas Sawaki, Maghdalena, Mia Rahmayani, Rina Arnita, Annisa Fitriani,

Eliza Fitri, Boy Sudiaman, Insanul Fikri Wiselly, Andri Suranta Karoce, Mustafa

Ahmad Juanda, Yohannes Zenriano Tarigan dan semua pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan doa, dan memberikan

semangat serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu, semoga Allah SWT yang Maha Pengasih selalu mencurahkan berkat dan

kasih karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis.

Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat demi kemajuan Ilmu Pengetahuan

khusunya profesi keperawatan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi

ini masih ada kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya.

Medan, Agustus 2017

Penulis

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

DAFTAR ISI

Halaman judul ......................................................................................... i

Halaman persetujuan .............................................................................. ii

Prakata .................................................................................................... iii

Daftar isi ................................................................................................. vi

Bab I Pendahuluan .................................................................................. 1

1.1.Latar belakang ......................................................................... 1

1.2.Rumusan masalah .................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 5

1.4. Manfaat penelitian .................................................................. 5

Bab II Tinjauan pustaka .......................................................................... 8

2.1.Konsep penerapan manajemen pasien safety .......................... 8

2.1.1. Defenisi ........................................................................ 8

2.1.2. Manfaat pasien safety ................................................... 10

2.1.3. Pelaksanaan keselamatan pasien di Rumah Sakit ........ 11

2.1.3.1. Tim keselamatan pasien Rumah Sakit ............. 11

2.1.3.2. Standar keselamatan pasien Rumah Sakit ....... 12

2.1.3.3. Sasaran keselamatan pasien ............................. 20

2.1.3.4. Peran perawat dalam Keselamatan pasien ....... 31

2.1.4. Pencegahan resiko jatuh ............................................... 32

2.1.4.1. Pencegahan resiko jatuh pada pasien di unit

penyakit dalam dewasa ................................... 32

Bab III Kerangka penelitian ................................................................... 36

3.1. Kerangka penelitian................................................................ 36

3.2. Defenisi operasional ............................................................... 37

Bab IV Metedologi penelitian ................................................................ 38

4.1. Desain penelitian .................................................................... 38

4.2. Populasi dan sampel ............................................................... 38

4.2.1. Populasi ........................................................................ 38

4.2.2. Sampel .......................................................................... 38

4.2.2.1. Perawat ...................................................................... 39

4.2.2.2. Pasien ........................................................................ 39

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

4.3. Lokasi dan waktu penelitian ................................................... 39

4.4. Pertimbangan etik ................................................................... 40

4.5. Instrumen penelitian ............................................................... 41

4.6. Validitas dan reliabilitas ......................................................... 42

4.7. Pengumpulan data .................................................................. 43

4.8. Analisa data ............................................................................ 44

Bab V Hasil dan Pembahasan ................................................................. 46

5.1. Hasil Penelitian ...................................................................... 436

5.1.1. Karakteristik Responden Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di

Ruang Penyakit Dalam RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan ........... 46

5.1.2. Hasil Tindakan dan Observasi Tentang Pencegahan Risiko

Jatuh di Ruang Penyakit Dalam RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan48

5.2. Pembahasan ............................................................................ 49

5.2.1. Hasil Tindakan Perawat dalam Mencegah Risiko pasien

Jatuh .............................................................................................. 49

.. 5.2.2. Hasil Observasi Tindakan Perawat dalam Mencegah

Risiko Pasien Jatuh.... ................................................................52

Bab VI Kesimpulan dan Saran ..............................................................56

6.1. Kesimpulan..... ....................................................................56

6.2. Saran ...... .............................................................................57

DAFTAR PUSTAKA ..... ....................................................................58

LAMPIRAN 1. ....................................................................................... 58

LAMPIRAN 2. ....................................................................................... 60

LAMPIRAN 3. ...................................................................................... 60

LAMPIRAN 4. ....................................................................................... 60

LAMPIRAN 5 ........................................................................................ 60

LAMPIRAN 6 ........................................................................................ 62

LAMPIRAN 7 ........................................................................................ 64

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

Nama : Safri Hamdani Panjaitan NIM : 131101108 Judul :Pencegahan Resiko Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan. Jurusan : S1 Keperawatan Tahun Akademik : 2016-2017

ABSTRAK

Jatuh adalah kejadian yang menyebabkan subjek yang sadar menjadi berada di lantai tanpa disengaja yang dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera, kerusakan fisik dan psikologis. Banyaknya kasus pasien jatuh di rumah sakit maka sangat dibutuhkannya suatu tindakan pencegahan agar pasien dapat terhindar dari cedera. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu mengidentifikasi pencegahan resiko jatuh di ruang penyakit dalam RSUD. Dr. Pirngadi kota Medan. Populasi penelitian ini adalah perawat dan pasien yang berada di ruang penyakit dalam dengan jumlah perawat 30 orang dan pasien 152 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling untuk perawat dan purposive sampling untuk pasien. Total sampling artinya seluruh populasi di jadikan sampen dan purposive sampling artinya pengambilan sample berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui, sehingga jumlah responden perawat adalah 30 orang dan pasien 68 orang. Hasil penelitian menunjukkan 86,7% perawat melakukan pencegahan risiko jatuh, 89,7% pasien menilai perawat melakukan pencegahan risiko jatuh, 80% perawat melakukan tindakan yang sesuai dengan SOP rumah sakit tersebut. Hasil penelitian di RSUD. Dr. Pirngadi medan dapat di ambil kesimpulan kebanyakan perawat melaukan tindakan pencegahan risiko jatuh dan sebagian besar tindakan perawat sesuai dengan SOP rumah sakit. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu keperawatan dalam menangani tentang betapa pentingnya tindakan mencegah risiko pasien jatuh, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan, acuan, dan pertimbangan bagi institusi pelayanan kesehatan untuk meningkatan mutu pelayanan, kemudian diharapkan dapat menambah referensi, wawasan dan data dasar untuk mengembangkan penelitian berikutnya terutama yang berhubungan

Kata kunci : Pencegahan, Risiko Jatuh

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Keselamatan telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit,

ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatandi rumah sakit yaitu :

keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan

bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak pada pasien dan

petugas, keselamatan lingkunganyang kelangsungan hidup rumah sakit.

Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal

tersebut terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit (Depkes, 2006).

LaporanClinical Excelence Commissiontahun 2013, di New South Wales,

telah terjadi 64.225 kejadian tidak diharapkan(KTD) di seluruh fasilitas kesehatan

yang ada. Kejadian tidak diharapkan yang paling sering terjadi antara lain pasien

jatuh 12.670 kasus. Angka insiden pasien jatuh setiap tahun di seluruh rumah sakit

yang terdapat di Amerika Serikat diperkirakan 700 sampai 1000 pasien,

diantaranya ada yang menyebabkan patah tulang dan perdarahan internal (Pusat

Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cedera Amerika Serikat, 2008).

Hasil penelitian Hill, Keith et all. (2007), didapatkan bahwa ada 1.073

pasien jatuh dari 3 135.772 pasien setiap hari dengan perbandingan setara 790

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

12

jatuh/1000 tempat tidur per hari. Padahal jika berdasarkan standar JCI

menyatakan bahwa untuk kejadian jatuh pasien diharapkan tidak terjadi dirumah

sakit, karena jika kejadian jatuh pasien terjadi dapat menggambarkan rendahnya

penerapan keselamatan pasien di rumah sakit yang dapat berakibat kepada mutu

pelayanan dan bersinergi dengan komponen penilaian akreditasi rumah sakit.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang

Standar Pelayanan Minimal (SPM) rumah sakit bahwa kejadian pasien jatuh yang

berakhir dengan kecacatan/kematian diharapkan 100% tidak terjadi di rumah

sakit. Laporan dari kongres XII PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia),

tahun 2012 menunjukan bahwa kejadian pasien jatuh termasuk ke dalam tiga

besar insiden medis rumah sakit dan menduduki peringkat kedua setelah medicine

error. Hal ini membuktikan bahwa kejadian jatuh pasien masih tinggi di Indonesia

(Komariah, 2012).

Pengkajian risiko jatuh pada pasien dilaksanakan saat pasien pertama kali

masuk ke rumah sakit dan saat pasien mengalami perubahan status klinis

(Boushon, dkk, 2008). Data kejadian pasien jatuh di Indonesia berdasarkan

Kongres XII PERSI (2012) melaporkan bahwa kejadian pasien jatuh tercatat

sebesar 14%, padahal untuk mewujudkan keselamatan pasien angka kejadian

pasien jatuh seharusnya 0%.

Hasil penelitian Susanto tahun 2014 di sebuah rumah sakit di kota Medan

pada tahun 2007 sampai 2012 terdapat 69 kasus cedera pasien, diantaranya 41

kasus KTD, 29 kasus KNC dan 2 kasus adalah Kondisi Potensial Cidera (KPC) .

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

13

Beberapa kasus berakibat pada kematian dan luka berat. Jatuh dapat

mengakibatkan berbagai jenis cedera, kerusakan fisik dan psikologis. Kerusakan

fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah tulang panggul. Jenis

fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur pergelangan tangan,

lengan atas dan pelvis serta kerusakan jaringan lunak. Dampak psikologis adalah

walaupun cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh

lagi dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk ansietas, hilangnya rasa

percaya diri, pembatasan dalam aktivitas sehari-hari, falafobia atau fobia jatuh

(Stanley, 2006).

Beberapa intervensi yang dapat dilakukan perawat untuk mencegah

terjadinya jatuh pada pasien antara lain: Mengorientasikan pasien pada saat masuk

rumah sakit dan menjelaskan sistem komunikasi yang ada, bersikap hati-hati saat

mengkaji pasien dengan keterbatasan gerak, melakukan supervisi ketat pada awal

pasien dirawat terutama malam hari, menganjurkan menggunakan bel bila

membutuhkan bantuan, memberikan alas kaki yang tidak licin, memberikan

pencahayaan yang adekuat, memasang pengaman tempat tidur terutama pada

pasien dengan penurunan kesadaran dan gangguan mobilitas, dan menjaga lantai

kamar mandi agar tidak licin (Potter & Perry, 2009).

Penyebab yang lazim terjadinya cedera pasien yaitu perintah medis yang

tak terbaca dan rancu yang rentan untuk salah terjemahan, prosedur yang

dijalankan pasien yang keliru, pembedahan yang keliru tempat, kesalahan medis,

penundaan ruang darurat, para perawat yang tak berdaya untuk turun tangan

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

14

saatmereka melaporkan perubahan signifikan pasien, ketidakmauan bertindak

sebelum suatu situasi menjadi kritis, ketidakmauan membelanjakan uang untuk

pencegahan, dokumentasi tak memadai dan kurangnya komunikasi (Fabre, 2010).

Perawat merupakan petugas kesehatan yang mempunyai peranan yang

sangat penting dalam proses pengobatan pasien. Perawat memiliki peran utama

dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong

klien untuk lebih proaktif selama menjalani perawatan.Perawat berusaha

membantu klien dalam membangun pengertian yang benar dan jelas tentang

pengobatan yang sedang dijalaninya, memberikan pendidikan kesehatan kepada

klien dan keluarganya setiap pelayanan yang diberikan dan turut serta

bertanggung jawab dalam pengambilan tindakan tentang pelayanan yang di

berikan bersama dengan tenaga kesehatan lain.

Undang-Undang No 12 Tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit,

disebutkan bahwa akreditasi bertujuan meningkatkan keselamatan pasien rumah

sakit dan meningkatkan perlindungan bagi pasien, masyarakat, sumber daya

manusia rumah sakit dan rumah sakit sebagai institusi. Rumah sakit wajib

melaksanakan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan

efektif, dengan mengutamakan kepentingan pasien. Rumah sakit wajib memenuhi hak

pasien memperoleh keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan di rumah

sakit. Acuan bagi rumah sakit untuk pelaksanaan pogram keselamatan pasien di

rumah sakit sesuai standar yang ditetapkan (Permenkes RI 2011). Tindakan yang

menyebabkan terjadinya insiden keselamatan pasien di suatu rumah sakit, akan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

15

memberikan dampak yang merugikan rumah sakit, staf, dan pasien khususnya

sebagai penerima pelayanan. Adapun dampak yang di timbulkan adalah

menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan

kesehatan.(Flynn, 2002 dalam Cahyono, 2008).

Mentri Kesehatan Republik Indonesia mencanangkan Gerakan

Keselamatan Pasien Rumah Sakit (GKPRS) pada 21 Agustus 2005 guna

meningkatkan mutu pelayanan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat,

diantaranya melalui program keselamatan pasien.GKPRS adalah suatu sistem

yang mencegah terjadinya cidera yang disebabkan kesalahan akibat

melakukan(commission) atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya di ambil

(ommission).

Dengan meningkatnya keselamatan pasien rumah sakit diharapkan

kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit dapat meningkat. Selain

itu keselamatan pasien juga dapat mengurangi KTD, yang selain berdampak

terhadap peningkatan biaya pelayanan juga dapat membawa rumah sakit ke arena

blamming, menimbulkan konflik antara dokter/petugas kesehatan dan pasien,

menimbulkan sengketa medis, tuntutan dan proses hukum, tuduhan malpraktek,

blow up ke mass media yang akhirnya menimbulkan opini negatif terhadap

pelayanan rumah sakit, selain itu rumah sakit dan dokter bersusah payah

melindungi dirinya dengan asuransi, pengacara dan sebagainya. Tetapi pada

akhirnya tidak ada pihak yang menang, bahkan menurunkan kepercayaan

masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit (Depkes RI,2006). Hal inilah yang

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

16

menjadi alasan kenapa sistem keselamatan pasien di rumah sakit sangat penting

untuk diterapkan di rumah sakit.

Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Januari 2017 diperoleh

jumlah perawat diruang penyakit dalam RSUD. Dr. Pirngadi kota Medan

berjumlah 30 orang dan jumlah pasien sebanyak 152 orang dengan pasien risiko

jatuh sebanyak 68 orang. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti

bagaimana pencegah risiko pasien jatuh di ruang penyakit dalam RSUD. Dr.

Pirngadi Kota Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Atas dasar pemikiran yang diutarakan pada latar belakang tersebut, maka

perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagainama pencegah risiko pasien

jatuh di ruang penyakit dalam RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pencegah risiko

pasien jatuh di ruang penyakit dalam RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

17

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi pihak rumah sakit dalam menerapkan

manejemen pasien safety dalam mencegah risiko pasien jatuh demi

meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.

2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan peneliti dibidang sistem

keselamatan pasien dirumah sakit.

3. Sebagai sumber referensi bagi peneliti lain untuk mengembangkan atau

membuat penelitian terkait pencegah risiko pasien jatuh di ruang penyakit

dalam RSU Dr. Pirngadi Medan.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Penerapan manajemen pasien safety

2.1.1. Defenisi

Keselamatan pasien didefinisikan sebagai layanan yang tidak mencederai

dan merugikan pasien ataupun sebagai suatu sistem dimana rumah sakit membuat

asuhan pasien lebih aman (IOM dalam Cahyono, 2008; Depkes RI,

2006).Keselamatan pasien merupakan acuan bagi rumah sakit di Indonesia untuk

melaksanakan kegiatannya sehingga hal tersebut dijadikan standar guna

meningkatkan mutu pelayanan. Salah satu dari standar keselamatan pasien yang

ada adalah hak pasien dalam menerima asuhan yang aman (Permenkes RI, 2011)

Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit/KKP-RS (2008) mendefinisikan

bahwa keselamatan (safety) adalah bebas dari bahaya atau risiko (hazard).

Keselamatan pasien (Patientsafety) adalah pasien bebas dari harm/cedera yang

tidak seharusnya terjadi atau bebas dari harm yang potensial akan terjadi

(penyakit, cedera fisik, sosial, psikologi, cacat, kematian dan lain-lain), terkait

dengan pelayanan kesehatan.

Rumah sakit sebagai pemberi layanan kesehatan harus memperhatikan dan

menjamin keselamatan pasien. Rumah sakit merupakan organisasi yang berisiko

tinggi terhadap terjadinya incident keselamatan pasien yang diakibatkan oleh

kesalahan manusia. (Reason, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

10

Menurut (Stanley, 2006) risiko jatuh adalah suatu kejadian yang

menyebabkan subjek yang sadar menjadi berada di lantai tanpa disengaja.Bukan

merupakan jatuh bila kejadian jatuh diakibatkan pukulan keras, kehilangan

kesadaran atau kejang. Kejadian jatuh merupakan penyebab spesifik yang berbeda

dari mereka yang dalam keadaan sadar mengalami jatuh

Beberapa kasus berakibat pada kematian dan luka berat.Jatuh dapat

mengakibatkan berbagai jenis cedera, kerusakan fisik dan psikologis.Kerusakan

fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah tulang panggul. Jenis

fracturlain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fractur pergelangan tangan,

lengan atas dan pelvis serta kerusakan jaringan lunak. Dampak psikologis adalah

walaupun cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh

lagi dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk ansietas, hilangnya rasa

percaya diri, pembatasan dalam aktivitas sehari-hari, falafobia atau fobia jatuh

(Stanley, 2006).

Strategi meningkatkan keselamatan pasien oleh Permenkes (2011) melalui

enam sasaran keselamatan pasien rumah sakit meliputi identifikasi pasien dengan

tepat, meningkatkan komunikasi yang efektif, meningkatkan keamanan obat perlu

diwaspadai, memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi,

mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan mengurangi risiko

jatuh. Joint Commision International (JCI) menetapkan sasaran internasional

keselamatan pasien dengan meningkatkan keamanan obat-obatan, memastikan

lokasi pembedahan, prosedur yang benar dan pembedahan pada pasien yang

benar, memastikan keamanan risiko jatuh pasien ( JCI, 2011).

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

11

Adapun tujuan dari keselamatan pasien di rumah sakit adalah agar

terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatnya

akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya Kejadian

Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit dan terlaksananya program – program

pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan

(Depkes RI,2008)

2.1.2. Manfaat Patient Safety

1. Budaya keamanan meningkat dan berkembang

2. Komunikasi dengan pasien berkembang

3. Kejadian tidak diharapakn (KTD) menurun

4. Risiko klinis menurun

5. Keluhan berkurang

6. Mutu pelayan Rumah Sakit meningkat

7. Citra Rumah Sakit dan kepercayaan masyarakat

meningkat, diikuti dengan kepercayaan diri yang meningkat

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

12

2.1.3. Pelaksanaan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit

2.1.3.1. Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Menurut Permenkes Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 bahwa rumah

sakit dan tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit wajib melaksanakan

program dengan mengacu pada kebijakan nasional Komite Nasional Keselamatan

Pasien Rumah Sakit.Setiap rumah sakit wajib membetuk Tim Keselamatan Pasien

Rumah Sakit (TKPRS) yang ditetapkan oleh kepala rumah sakit sebagai

pelaksana kegiatan keselamatan pasien.TKPRS yang dimaksud bertanggungjawab

kepada kepala rumah sakit.Keanggotaan TKPRS terdiri dari manajemen rumah

sakit dan unsur dari profesi kesehatan di rumah sakit. TKPRS melaksanakan

tugasnya sebagai berikut :

1) Mengembangkan program keselamatan pasien di rumah sakit sesuai

dengan kekhususan rumah sakit tersebut

2) Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program keselamatan

pasien rumah sakit

3) Menjalankan peran untuk melakukan motivasi, edukasi, konsultasi,

pamantauan (monitoring) dan penilaian (evaluasi) tentang terapan

(implementasi) program keselamatan pasien rumah sakit

4) Bekerjasama dengan bagian pendidikan dan pelatihan rumah sakit untuk

melakukan pelatihan internal keselamatan pasien rumah sakit

5) Melakukan pencatatan, pelaporan insiden, analisa insiden serta

mengembangkan solusi untuk pembelajaran

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

13

6) Memberikan masukan dan pertimbangan kepada kepala rumah sakit dalam

rangka pengambilan kebijakan keselamatan pasien rumah sakit, dan

7) Membuat laporan kegiatan kepada kepala rumah sakit (DepKes RI, 2008).

2.1.3.2. Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Setiap rumah sakit wajib menerapkan Standar Keselamatan Pasien Rumah

Sakit. Standar ini diusun merujuk pada “Hospital Patient Safety Standards” yang

dikeluarkan oleh “Joint Comission on Accreditation of Health

Organizations,Illionis, USA, tahun 2002 dan di Indonesia sudah dijadikan

Permenkes1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit.

Dalam penerapannya, standar ini akan dinilai menggunankan Instrumen

Akreditasi Rumah Sakit.Adapun standar tersebut adalah sebagai berikut :

1) Hak Pasien

2) Mendidik pasien dan keluarga

3) Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan

4) Penggunaaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan

program peningkatan keselamatan pasien

5) Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

6) Mendidik staf tentang keselamatan pasien

7) Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan

pasien Standar keselamatan pasien di atas jika diurai satu per satu maka

akan lebih jelas maksud dan tujuannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

14

1) Standar I : Hak Pasien

Standar :

Pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mendapatkan informasi

tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya

Kejadian Tidak Diharapkan.

Kriteria :

a. Harus ada dokter penanggungjawab pelayanan

b. Dokter penanggungjawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan

c. Dokter penanggungjawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara

jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil

pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan

terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan.

2) Standar II : Mendidik pasien dan keluarga

Standar :

Rumah Sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang

kewajiban dan tanggungjawab pasien dalam asuhan pasien

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

15

Kriteria :

Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan

keterlibatan pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan. Karena

itu, di rumah sakit harus ada sistem dan mekanisme mendidik pasien dan

keluarga tentang kewajiban dan tanggungjawab pasien dalam asuhan pasien.

Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat :

a. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur

b. Mengetahui kewajiban dan tanggungjawab pasien dan keluarga

c. Mengajukan pertanyaan – pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti

d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan

e. Memenuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit

f. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa

g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati

3) Standar III : Keselamatan Pasien dan kesinambungan pelayanan

Standar :

Rumah sakit menjamim kesinambungan pelayanan dan menjamin

koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

16

Kriteria :

a. Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien

masuk, pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan,

rujukan dan saat pasien keluar dari rumah sakit.

b. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien

dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga pada seluruh

tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancar.

c. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi

untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, pelayanan

sosial, konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut

lainnya

d. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan

sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman, dan efektif.

4) Standar IV : Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan

evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien

Standar :

Rumah sakit harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses

yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,

menganalisis secara intensif Kejadian Tidak Diharapkan, dan melakukan

perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.

Kriteria :

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

17

a. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang

baik, mengacu pada visi, misi, dan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien, petugas

pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat, dan faktor –

faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan “Tujuh Langkah

Menuju Keselamatan Pasien Rumah sakit”

b. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja yang antara

lain terkait dengan : pelaporan insiden, akreditasi, manajemen risiko, utilisasi,

mutu pelayanan, keuangan.

c. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi terkait dengan semua

Kejadian Tidak Diharapkan, dan secara proaktif melakukan evaluasi satu proses

kasus risiko tinggi.

d. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil

analisis untuk menentukan perubahan sistem yang diperlukan, agar kinerja dan

keselamatan pasien terjamin.

5) Standar V : Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

Standar :

a. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan

pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “Tujuh

Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”

b. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi

risiko keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi

Kejadian Tidak Diharapkan

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

18

c. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi

antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan

tentang keselamatan pasien.

d. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,

mengkaji dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta meningkatkan

keselamatan pasien.

e. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam

meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien

Kriteria :

a. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan

pasien.

b. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan

program meminimalkan insiden, yang mencakup jenis-jenis Kejadian

yang memerlukan perhatian, mulai “Kejadian Nyaris Cedera”

(NearMiss) sampai dengan “Kejadian Tidak Diharapkan”

(AdverseEvent)

c. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen

dari rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi dalam program

keselamatan pasien.

d. Tersedia prosedur “cepat tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan

kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain

dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan

analisis

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

19

e. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan

insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang

Analisis Akar Masalah (RCA) “Kejadian Nyaris Cedera”

(NearMiss)dan “Kejadian Sentinel” pada saat program keselamatan

pasien mulai dilaksanakan.

f. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden,

misalnya menangani “Kejadian Sentinel” (SentinelEvent) atau

kegiatan proaktif untuk memperkecil risiko, termasuk mekanisme

untuk mendukung staf dalam kaitan dengan “Kejadian Sentinel”

g. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit

dan antar pengelola pelayanan di dalam rumah sakit dengan

pendekatan antar disiplin.

h. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam

kegiatan perbaikan kinerja rumah sakit dan perbaikan keselamatan

pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya

tersebut

i. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan

kriteria objektif untuk mengevaluasi efektifitas perbaikan kinerja

rumah sakit dan keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut

dan implementasinya.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

20

6) Standar VI : Mendidik staf tentang keselamatan pasien

Standar :

a. Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap

jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas.

b. Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan

untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta

mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.

Kriteria :

a. Setiap rumah sakit harus memiliki program pendidikan, pelatihan serta

orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai dengan

tugasnya masing – masing.

b. Setiap rumah sakit harus mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam

setiap kegiatan in – service training dan memberi pedoman yang jelas tentang

pelaporan insiden.

c. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama

kelompok (teamwork) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif

dalam rangka melayani pasien.

7) Standar VII :Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai

keselamatan pasien.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

21

Standar :

a. Rumah sakit merencanakan dan merancang proses manajemen informasi

keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan

eksternal.

b. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat

Kriteria :

a. Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan merancang proses

manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal – hal terkait dengan

keselamatan pasien.

b. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi

untuk merevisi manajemen informasi yang ada

2.1.3.3. Sasaran Keselamatan Pasien

Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua

rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Penyusunan

sasaran ini mengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari

WorldHealth Organization (WHO) Patient Safety (2007) yang digunakan juga

oleh KomiteKeselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKP-RS, PERSI), dan dari

JointComission International (JCI). Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien

adalahmendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien.

Enam sasaran keselamatan pasien adalah tercapainya hal – hal sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

22

1) Sasaran I : Ketepatan Identifikasi Pasien

Standar SKP I :

Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki/

meningkatkan ketelitian identifikasi pasien.

Maksud dan tujuan sasaran I :

Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi di hampir

semua aspek/ tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan identifikasi

pasien bisa terjadi pada pasien yang dalam keadaan terbius/ tersedasi,

mengalami disorientasi, tidak sadar, bertukar tempat tidur/kamar/ lokasi di

rumah sakit, adanya kelainan sensori, atau akibat situasi lain. Maksud sasaran

ini adalah untuk melakukan dua kali pengecekan yaitu: pertama, untuk

identifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima pelayanan dan

pengobatan, dan kedua, untuk kesesuain pelayanan atau pengobatan terhadap

individu tersebut. Kebijakan dan/ atau prosedur yang secara kolaboratif

dikembangkan untuk memperbaiki proses identifikasi, khususnya pada proses

untuk mengidentifikasi pasien ketika pemberian obat, darah, atau produk

darah, pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis, atau

pemberian pengobatan atau tindakan lain. Kebijakan dan/ atau prosedur

memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi seorang pasien,

seperti nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir, gelang identitas

pasien dengan barcode, dan lain - lain.

.

Elemen Penilaian Sasaran I :

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

23

a. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien misalnya nama dan

tanggal lahir pasien. Tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.

b. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.

c. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk

pemeriksaan klinis.

d. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/

prosedur.

e. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang

konsisten pada semua situasi dan lokasi.

2) Sasaran II : Peningkatan Komunikasi Yang Efektif

Standar SKP II :

Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas

komunikasi antar pemberi layanan.

Maksud dan Tujuan Sasaran II :

Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang

dipahami oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan

peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan,

atau tertulis.Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada

saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon.

Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan atau

prosedur untuk perintah lisan dan telepon termasuk : mencatat (atau memasukkan

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

24

ke komputer) perintah yang lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima

perintah, kemudian penerima perintah membacakan kembali (read back) perintah

atau hasil pemeriksaan, dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan

dan dibaca ulang adalah akurat. Kebijakan dan atau prosedur pengidentifikasian

juga menjelaskan bahwa diperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali

(read back) bila tidak memungkinkan seperti di kamar operasi dan situasi gawat

darurat di Instalasi Gawat Darurat atau Intensive Care Unit.

Elemen Penilaian Sasaran II :

Perintah lengkap secara lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan

dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.

a. Perintah lengkap lisan dan telepon atau hasil pemeriksaan dibacakan

kembali secara lengkap oleh penerima perintah.

b. Perintah atau pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang

menyampaikan hasil pemeriksaan.

c. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan

komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten.

3) Sasaran III : Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (High –

Alert).

Standar SKP III :

Rumah Sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki

keamanan obat – obat yang perlu diwaspadai (High – Alert).

Maksud dan Tujuan Sasaran III :

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

25

Bila obat – obatan menjadi bagian dari rencana pengobatan pasien

manajemen harus berperan secar kritis untuk memastikan keselamatan pasien.

Obat – obatan yang perlu diwaspadai (High Alert Medications) adalah obat yang

sering menyebabkan terjadi kesalahan - kesalahan serius (Sentinel Event), obat

yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan

(adverseoutcome) seperti obat – obat yang terlihat mirip dan kedengarannya

mirip(Nama Obat, Rupa, dan Ucapan Mirip/ NORUM, atau Look

AlikeSoundAlike/ LASA). Obat – obatan yang sering disebutkan dalam isu

keselamatan pasien adalah pemberian elektrolit konsentrat. Secara tidak sengaja

(misalnya, kalium klorida 2 meq/ ml atau yang lebih pekat, kalium fosfat, natrium

klorida lebih pekat dari 0,9%, dan magnesium sulfat sama dengan 50% atau

lebih pekat). Kesalahan ini bisa terjadi bila perawat tidak mendapatkan

orientasi dengan baik diunit pelayanan pasien, atau bila perawat kontrak tidak

diorientasikan terlebih dahulu sebelum ditugaskan, atau pada keadaan gawat

darurat. Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau mengeliminasi

kejadian tersebut adalah dengan meningkatkan proses pengelolaan obat – obat

yang perlu diwaspadai termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari unit

pelayanan pasien ke farmasi. Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan

suatu kebijakan dan/ atau prosedur untuk membuat daftar obat – obat yang

perlu diwaspadai berdasarkan data yang ada dirumah sakit.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

26

Elemen Penilaian Sasaran III :

a. Kebijakan dan/ atau prosedur dikembangkan agar memuat proses

identifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label, dan penyimpanan elektrolit

konsentrat.

b. Implementasi kebijakan dan prosedur

c. Elekrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika

dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang

kurang hati – hati diarea tersebut sesuai kebijakan.

d. Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan pasien harus

diberi label yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted).

4) Sasaran IV : Kepastian Tepat – Lokasi, Tepat – Prosedur, Tepat – Pasien

Operasi.

Standar SKP IV :

Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan

tepat - lokasi, tepat – prosedur, tepat – pasien operasi.

Maksud dan Tujuan Sasaran IV :

Salah – lokasi, salah – prosedur, salah - pasien pada operasi, adalah

sesuatu yang mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit.

Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau yang tidak

adekuat antara anggota tim bedah, kurang/ tidak melibatkan pasien di dalam

penandaan lokasi (site marking).

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

27

Rumah sakit perlu untuk secara kolaboratif mengembangkan suatu

kebijakan dan/ atau prosedur yang efektif didalam mengeliminasi masalah

yang mengkhawatirkan ini. Digunakan juga praktek berbasis bukti, seperti

yang digambarkan diSurgical Safety Checklist dari WHO Patient Safety

(2009), juga The Joint Commitions Universal Protocol for Preventing Wrong

Site, Wrong Procedure, Wrong Persont Surgary. Penandaan lokasi operasi

perlumelibatkan pasien dan dilakukan atas satu tanda yang dapat dikenali.

Tanda itu harus digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus dibuat

oleh operator/ orang melakukan tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga dan

sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat.

Penandaan lokasi operasi dilakukan pada semua kasus termasuk

sisi(laterality), multiple struktur (jari tangan, jari kaki lesi), atau multiple

level(tulang belakang).

Maksud proses verifikasi praoperatif adalah untuk :

a) Memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar

b) Memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil pemeriksaan

yang relevan yang tersedia, diberi label dengan baik dan dipampang.

c) Verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/ atau inplant – inplant yang

dibutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

28

Tahap “sebelum insisi” (time out) memungkinkan semua pertanyaan

atau kekeliruan diselesaikan.Time out dilakukan ditempat dimana tindakan

akan dilakukan tepat sebelum tindakan dimulai dan melibatkan seluruh tim

operasi. Rumah sakit menetapkan bagaimana proses itu didokumentasikan

secara ringkas, misalnya menggunakan checklist.

Elemen Penilaian Sasaran IV :

a. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk

identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien didalam proses penandaan.

b. Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk

memverifikasi saat praoperasi tepat – lokasi, tepat – prosedur, tepat – pasien

operasi dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia tepat dan

fungsional.

c. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum

insisi” (time out). Tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/ tindakan

pembedahan.

d. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung proses yang

seragam untuk memastikan tepat – lokasi, tepat – prosedur, tepat – pasien,

termasuk prosedur medis dan dental yang dilaksanakan diluar kamar operasi.

5) Sasaran V : Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan

Standar SKP V :

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

29

Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi

risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

Maksud dan Tujuan Sasaran V :

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan tantangan terbesar

dalam tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi

infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakan

keprihatinan besar bagi pasien maupun para profesional pelayanan

kesehatan.Infeksi biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan

kesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah

(bloodstream infections) dan pneumonia (sering kali dihubungkan dengan

ventilasi mekanis).Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi – infeksi

lain adalah Cuci Tangan (handhygiene yang tepat).Pedoman hand hygiene

bisa dibaca dikepustakan WHOdan berbagai organisasi Nasional maupun

Internasional. Rumah sakit mempunyai proses kolaboratif untuk

mengembangkan kebijakan dan atau prosedur yang menyesuaikan atau

mengadopsi petunjuk hand hygiene yang diterima secara umum dan untuk

implementasi sebagai petunjuk di rumah sakit.

Elemen Penilaian Sasaran V :

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

30

a. Rumah sakit mengadopsi dan mengadaptasi pedoman hand hygiene

terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (antara lain dari

WHO Patient Safety).

b. Rumah sakit menerapkan hand hygiene yang efektif

c. Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan

pengurangan secara berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait

pelayanan kesehatan.

d. Sasaran VI : Pengurangan Risiko Pasien Jatuh

Standar SKP VI : Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk

mengurangi risiko pasien dari cedera karena jatuh.

Maksud dan Tujuan Sasaran VI :

Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi

pasien rawat inap.Dalam konteks populasi atau masyarakat yang dilayani,

pelayanan yang disediakan fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi

risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera

bila pasien jatuh. Evaluasi bisa termasuk riwayat jatuh, obat dan telaah

terhadap konsumsi obat, gaya jalan dan keseimbangan, serta alat bantu yang

digunakan oleh pasien. Program tersebut harus diterapkan oleh rumah sakit.

Elemen Penilaian Sasaran VI :

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

31

Rumah sakit merupakan proses assesmen awal atas pasien terhadap

risiko jatuh dan melakukan asessment ulang pasien bila diindikasikan terjadi

perubahan kondisi atau pengobatan, dan lain – lain.

a. Langkah – langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka

yang pada hasil asessment berisiko jatuh

b. Langkah – langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan

cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian yang tidak diharapkan.

c. Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan

pengurangan berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh dirumah

sakit.

2.1.3.4. Peran Perawat dalam Keselamatan Pasien (Patient Safety)

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

1239/MenKes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat pada pasal 1

ayat 1 yang berbunyi Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan

perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang undangan yang berlaku, ini dapat didefinisikan bahwa perawat

memiliki kewajiban dan berperan penting dalam keselamatan pasien di rumah

sakit.

Universitas Sumatera Utara

Page 41: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

32

Menurut (Kuntoro, 2010), peran perawat dalam mewujudkan patient safety di

rumah sakit yaitu:

1. Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat mematuhi standar

pelayanan dan SOP yang telah ditetapkan.

2. Menerapkan komunikasi yang baik terhadap pasien dan keluarganya

3. Peka, proaktif dan melakukan penyelesaian masalah terhadap kejadian

tidak diharapkan (KTD).

4. Serta mendokumentasikan dengan benar semua asuhan keperawatan yang

diberikan kepada pasien dan keluarga.

5. Menerapkan prinsip-prinsip etik dalam pemberian pelayanan keperawatan.

6. Memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga tentang asuhan yang

diberikan.

7. Menerapkan kerjasama tim kesehatan yang handal dalam pemberian

pelayanan kesehatan.

2.1.4. Pencegahan Risiko Jatuh

2.1.4.1. Pencegahan Risiko Jatuh Pada Pasien di Unit Penyakit Dalam

Dewasa

Beberapa intervensi yang dapat dilakukan perawat untuk mencegah

terjadinya jatuh pada pasien antara lain: Mengorientasikan pasien pada saat

masuk rumah sakit dan menjelaskan sistem komunikasi yang ada, bersikap hati-

hati saat mengkaji pasien dengan keterbatasan gerak, melakukan supervisi ketat

pada awal pasien dirawat terutama malam hari, menganjurkan menggunakan bel

bila membutuhkan bantuan, memberikan alas kaki yang tidak licin, memberikan

Universitas Sumatera Utara

Page 42: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

33

pencahayaan yang adekuat, memasang pengaman tempat tidur terutama pada

pasien dengan penurunan kesadaran dan gangguan mobilitas, dan menjaga lantai

kamar mandi agar tidak licin (Potter & Perry, 2009).

Pencegahan risiko jatuh pada pasien menurut SOP RSU. Dr. Pirngadi

Medan tahun 2016 di bagi menjadi 2 yaitu :

A. Pencegahan standar risiko pasien jatuh.

1. Mengorientasika pasien dan atau keluarga dengan lingkungan kamarnya

dan staf yang bertugas.

2. Mengatur tempat tidur pada posisi paling rendah dengan roda terkunci

dan pagar pengaman tempat tidur tetap terpasang dan aman.

3. Menempatkan bel, telepon, barang – barang pribadi dan alat bantu yang

diperlukan seperti walkers, tongkat berada dalam jangkauan pasien dan

mudah di lihat.

4. Menilai kemampuan pasien untuk ke kamar mandi/toilet, bantu ika di

perlukan.

5. Menyingkirkan benda – benda yang membahayakan.

6. Memastikan jalur ke kamar mandi/toilet bebas hambatan, tidak licin dan

terang.

7. Memastikan pencahayaan yang cukup untuk memastikan ambulasi yang

aman.

8. Segera laporkan untuk perbaikan jika fasilitas dan lingkunagan tidak

aman.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

34

9. Menjelaskan tentang;

a. Kemungkinan risiko jatuh dan pencegahan jatuh

b. Cara memanggil tenaga perawat atau menggunakan bel untuk

meminta bantuan sebelum turun dari tempat tidur.

c. Cara menggunakan pagar pengaman tempat tidur.

d. Cara menggunakan alat ambulasi.

e. Cara menggunakan alas kaki yang tidak licin.

f. Pengunaan pakaian dengan ukuran yang sesuai untuk mencegah

risiko tersandung.

10. Menjawab panggilan pasien/keluarga dengan segera.

11. Melakukan assesmen ulang risiko jatuh jika ada perubahan kondisi

pasien.

12. Memastikan pasien yang dibawa dengan brankad/ tempat tidur, posisi

bed side rel dalam keadaan terpasang.

B. Pencegahan pasien jatuh risiko tinggi

1. Memasang gelang risiko jatuh berwarna kuning dan memasang tanda

berwarna kuning di tempat tidur klien.

2. Menjelaskan kepada pasien tentang kemungkinan risiko jatuh dan

tindakan pencegahan risiko jatuh.

3. Melakukan pencegahan standart risiko jatuh.

4. Merapatkan tempat tidur kedinding/tembok/pasang pagar pengaman

tempat tidur.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

35

5. Memindahkan pasien berisiko jatuh dekat nurse station, jika tidak ada

kelurga.

6. Mendampingi pasien ketika berjalan atau mobilisasi, jika tidak ada

keluarga.

7. Memantau respon teraupetik yang menimbulkan perubahan

keseimbangan pasien yang akan meningkatkan risiko jatuh.

8. Membiarkan pintu selalu terbuka, kecuali pasien yang membutuhkan

ruang isolasi.

9. Mengontrol pasien tiap 2 jam.

10. Melakukan assesmen ulang risiko jatuh setiap awal shift/ ketika

pemberian obat yang menimbulkan perubahan keseimbangan.

11. Memastikan pasien risiko tinggi jatuh di daerah diagnostic atau

pengobatan didampingi keluarga/ petugas rumah sakit.

12. Konsul kefarmasi klinik/Apoteker rawat inap untuk kemungkinan

interaksi yang menimbulkan perubahan keseimbangan pasien.

13. Konsul kerehabilitasi medik untuk masalah mobilitas dan aktivitas.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

36

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pencegahan risiko pasien jatuh di ruang penyakit dalam RSUD Dr. Pirngadi kota

Medan tahun 2017.

Pencegah risiko pasien jatuh :

1. Mengorientasikan

pasien.

2. Pengkajian pasien

risiko jatuh.

3. Supervisi ketat.

4. Anjurkan

menggunakan bel

jika membutuhkan

bantuan.

5. Alas kaki yg tidak

licin.

6. Pencahayaan yang

adekuat.

7. Pemasangan

pengaman tempat

tidur.

8. Lantai kamar mandi

tidak licin.

9. Pemasangan tanda

risiko jatuh.

10. Fasilitas rumah

sakit yang aman.

1. Dilakukan

2. Tidak

dilakukan

Universitas Sumatera Utara

Page 46: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

37

3.2 Definisi Operasional

Variabel dan Sub Variabel Defenisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Skala

Pencegah risiko pasien

jatuh :

1. Mengorientasikan

pasien.

2. Pengkajian pasien

risiko jatuh.

3. Supervisi ketat.

4. Anjurkan

menggunakan bel

jika membutuhkan

bantuan.

5. Alas kaki yg tidak

licin.

6. Pencahayaan yang

adekuat.

7. Pemasangan

pengaman tempat

tidur.

8. Lantai kamar

mandi tidak licin.

9. Pemasangan tanda

risiko jatuh.

10. Fasilitas rumah

sakit yang aman.

Pencegahan

risiko jatuh

adalah

tindakan

perawat

dimana

pasien bebas

dari

harm/cedera

yang tidak

seharusnya

terjadi atau

bebas dari

harm yang

potensial

akan terjadi

(penyakit,

cedera fisik,

psikologi,

cacat,

kematian dan

lain-lain),

terkait

dengan

pelayanan

kesehatan.

Kuesioner

yang terdiri

dari 25

penyataan

kepada

perawat, 25

penyataan

kepada

pasien. yang

dinilai

dengan

menggunak

an skala

guttman: di

lakukan (1),

tidak

dilakukan

(0)

1. Dilakukan

= 13-25

2. Tidak

dilakukan

=0-12

ordinal

Universitas Sumatera Utara

Page 47: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

38

Observasi yang terdiri

dari 25

penyataan

kepada

perawat, 25

penyataan

kepada

pasien.

yang dinilai

dengan

menggunak

an skala

guttman:

sesuai (1),

tidak sesuai

(0)

1. sesuai= 13-25

2. Tidak

sesuai=

0-12

ordial

Universitas Sumatera Utara

Page 48: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

38

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

mengetahui tentang bagaimana pencegahan pasien risiko pasien jatuh di ruang

penyakit dalam RSUD. Dr. Pirngadi Medan tahun 2017.

4.2. Populasi dan Sampel

4.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah setiap subjek (misalnya manusia atau

pasien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2009).

Berdasarkan survey awal yang dilakukan terdapat jumlah populasi perawat yang

bertugas di ruang penyakit dalam RSU. Dr. Pirngadi Medan November 2016

berjumlah 30 orang. sedangkan jumlah pasien yg di rawat di ruang penyakit

dalam berjumlah 152 orang.

4.2.2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki populasi (Hidayat, 2009). Sampel

penelitian ini adalah perawat yg bertugas dan pasien yang di rawat di ruang

penyakit dalam RSUD. Dr. Pirngadi Medan tahun 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 49: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

39

4.2.2.1. Perawat

Teknik sampel yg di gunakan peneliti adalah total sampling yg

artinya semua populasi perawat di jadikan sebagai sampel penelitian.

Jadi jumlah sampel untuk perawat dalam penelitian ini adalah 30 orang

berasal dari populasi perawat yang bertugas di ruang penyakit dalam RSU. Dr.

Pirngadi Medan tahun 2017.

4.2.2.2. Pasien

Teknik sample yang di gunakan peneliti adalah purposive sampling

yang atrinya pengambilan sample berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu

seperti sifat-sifat populasi ataupun cirri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya

(Notoadmodjo, 2010).

Sample penelitian ini adalah pasien yang berisiko jatuh. Pasien risiko

jatuh di ruang penyakit dalam RSUD. Dr. Pirngadi kota medan berjumlah 68

orang.

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUD. Dr. Pirngadi Medan yang beralamat

di Jln Prof. H. M. Yamin SH. Penelitian ini dilakukan pada bulan juni sampai

dengan juli 2017. Alasan pemilihan rumah sakit ini sebagai objek penelitian

adalah karena RSUD. Dr. Pirngadi merupakan rumah sakit pendidikan yang telah

diberi SK dari dinas pendidikan. Selain itu, juga merupakan salah satu rumah sakit

pemerintah kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

Page 50: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

40

4.4. Pertimbangan Etik

Pengumpulan data dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek etika

sebagai berikut:

4.4.1. Perizinan

Penelitian ini dilakukan setelah dinyatakan lulus sidang proposal

penelitian oleh pihak penguji sidang proposal FKep USU serta mendapatkan

izin dari pihak Komite Etik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

(USU) dan Direktur Utama RSU. Dr. Pirngadi Medan.

4.4.2. Lembar persetujuan (informed concent)

Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti akan meminta izin

kepada kepala ruangan untuk melakukan pengambilan data dan

menyampaikan kepada responden agar responden mengerti maksud dan tujuan

dari penelitian yang dilakukan. Jika responden bersedia dengan

menandatangani informed concent, pengambilan data dapat dilakukan. Namun

jika responden menolak, maka peneliti harus menghormati hak responden.

4.4.3. Tanpa nama (anonimity)

Menjelaskan kepada perawat bahwa dalam pelaksanaan penelitian,

responden tidak perlu menuliskan nama pada lembar kuesioner melainkan

dengan menuliskan inisial dari nama responden karena hasil pengambilan data

tidak berpengaruh pada karir perawat di rumah sakit.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

41

4.4.4. Kerahasiaan (confidentiality)

Menjelaskan kepada perawat bahwa kerahasiaan data yang diperoleh

dari perawat dijamin terjaga oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang

akan dilaporkan pada hasil penelitian.

4.5. Instrumen Penelitian

4.5.1. Lembar data demografi

Lembar data demografi pasien terdiri dari: usia, dan jenis kelamin.

Sedangkan data demografi perawat terdiri dari: jenis kelamin, dan usia.

4.5.2. Kuesioner

Instrumen Penelitian yang di gunakan peneliti adalah kuesioner.

kuesioner terdiri dari 25 pernyataan pencegahan risiko jatuh, skala yang

digunakan dalam penelitian ini ada lah skala guttman dimana dilakukan(1) tidak

dilakukan(0).

Untuk menghitung hasil akhir peneliti menggunakan rumus rentang :

Maka hasilnya jika dilakukan=13-25, dan tidak dilakukan= 0-12

Universitas Sumatera Utara

Page 52: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

42

4.5.3. Lembar observasi.

Peneliti juga menggunakan lembar observasi sebagai insrumen penelitian.

Lembar observasi terdiri dari 25 pernyataan pencegahan risiko jatuh, skala yang

digunakan dalam penelitian ini ada lah skala guttman dimana sesuai(1) tidak

sesuai (0).

Untuk menghitung hasil akhir peneliti menggunakan rumus rentang :

Maka hasilnya jika sesuai =13-25, dan tidak sesuai = 0-12.

4.6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan

kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti tepat. Tinggi rendahnya validitas

instrumen menunjukkan sejauh mana data terkumpul tidak menyimpang dari gambaran

tentang validitas yang dimaksud. Untuk menguji tingkat validitas instrumen, peneliti

mencoba instrumentersebut pada sasaran dalam penelitian (Arikunto, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Page 53: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

43

Uji validitas kuesioner dalam penelitian ini divalidasi oleh dosen Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu bapak Achmad Fathi Skep,Ns, MNS dan

ibu Afrinayanti.W. Siregar, S.Kep,Ns. Hasil uji validitas dalam penelitian ini adalah

sebesar 0,91 untuk instrumen pencegahan risiko pasien jatuh untuk perawat dan 1 untuk

instrumen risiko pasien jatuh untuk pasien.

4.6.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Uji realibilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Uji

reliabilitas penting dilakukan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau

kemampuan alat ukur untuk dpat digunakan atau tidak. Sebelum melakukan,

terlebih dahulu peneliti melakukan uji reliabilitas pada instrumen penelitian. Uji

reliabilitas dilakukan di RSUD. Dr. Pirngadi kota Medan di ruang inap Melati

dengan jumlah 30 responden penelitian. Menggunakan formula KR20 dengan

reliabilitas 0,75 untuk kuesioner perawat dan 0,73 untuk kuesioner pasien.

Dikatakan reliabe apabila hasil menunjukkan angka 0,7-1.

4.7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengajukan surat

permohonan izin melukakan penelitian pada pihak RSUD. Dr. Pirngadi kota

Medan. Setelah mendapat ijin peneliti mengadakan pendekatan terhadap calon

responden untuk mendapatkan persetujuannya sebagai sampel penelitian.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner

dan lembar observasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 54: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

44

Lembar observasi di isi oleh peneliti dengan melihat tindakan perawat.

Sebelum mengisi kuesioner, responden terlebih dahulu diberi penjelasan dan

menandatangani informed concent sebagai tanda persetujuan menjadi responden

penelitian. Responden menjawab pertanyaan yang terdapat pada lembaran

kuesioner sesuai dengan petunjuk pada masing-masing bagian. Mengingatkan

responden untuk mengisi kuesioner sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan,

dilakukan oleh responden dan harus diisi sendiri. Setelah diisi, kuesioner

dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya.

4.8. Analisa Data

Setelah semua data penelitian terkumpul, maka peneliti melakukan

penelitian data dengan menggunakan komputerisasi. Data yang akan dikumpulkan

diolah dengan beberapa tahap-tahap berikut (Notoatmodjo, 2012) : Setelah semua

data penelitian terkumpul, maka peneliti melakukan penelitian data dengan

menggunakan komputerisasi. Data yang akan dikumpulkan diolah dengan beberapa

tahap-tahap berikut (Notoatmodjo, 2012) :

1. Editing, peneliti memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau

dikumpulkan melalui kuesioner. Dapat dilakukan pada tahap pengumpulan

data.

2. Coding, peneliti mengubah kata berbentuk kalimat atau huruf

menjadi angka atau bilangan menjadi kode pada kuesioner. Kemudian

membuat daftar kode dan artinya dalam satu buku untuk memudahkan

kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari variabel.

Universitas Sumatera Utara

Page 55: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

45

3. Data Entry , peneliti memasukkan jawaban dari responden yang berbentuk

kode kedalam database komputer.

4. Cleaning, peneliti mengecek kembali kemungkinan adanya kesalahan-

kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan

pembetulan atau koreksi.

Data demografi dan data penerapan manajemen pasien safety dalam

mencegah risiko pasien jatuh yang sudah diolah disajikan dalam bentuk distribusi

frekuensi dan persentase.

Universitas Sumatera Utara

Page 56: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

46

BAB 5

Hasil dan Pembahasan

5.1. Hasil Penelitian

Bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan

mengenai pencegahan risiko jatuh di ruang penyakit dalam RSUD. Dr. Pirngadi

kota Medan. Penelitian ini akan mendeskripsikan persepsi perawat dan pasien

mengenai pencegahan risiko jatuh serta mendeskripsikan hasil observasi tentang

tindakan perawat dalam melakukan pencegahan risiko jatuh sesuai dengan standar

operasional prosedur (SOP) RSUD. Dr. Pirngadi kota Medan.

5.1.1. Karakteristik Responden Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang

Penyakit Dalam RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan

Penelitian ini memiliki 30 responden, dengan data demografi yang akan di

uraikan berupa ; usia, dan jenis kelamin. Usia responden kebanyakan berusia 17-

25 tahun dengan jumlah 15 orang (50,0%), usia responden antara 26-35 dengan

jumlah 14 orang (46,7%). Responden seluruhnya berjenis kelamin perempuan.

Penelitian ini memiliki 68 responden, dengan data demografi yang akan di

uraikan berupa ; usia, dan jenis kelamin. Usia responden kebanyakan berusia 46-

55 tahun dengan jumlah 24 orang (35,3%), usia responden antara 26-35tahun

berjumlah 19 orang (27,9%), dan usia responden antara 36-45 tahun berjumlah 18

orang (26,5%). Responden kebanyakan berjenis kelamin perempuan sebanyak 50

orang (73,5%).

Universitas Sumatera Utara

Page 57: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

47

Tabel. 5.1.1. Karakteristik Responden Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di

Ruang Penyakit Dalam RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan

Karakteristik Demografi Frekuensi Persentase(%)

Perawat

Usia

17-25 15 50

26-35 14 46,7

36-45 1 3,3

Jenis kelamin

Laki-laki 0 0

Perempuan 30 100

Pasien

Usia

17-25 3 4,4

26-35 19 27,9

36-45 18 26,6

46-55 24 35,3

56-65 4 5,9

Jenis Kelamin

Laki-laki 18 26,5

Perempuan 50 73,5

Universitas Sumatera Utara

Page 58: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

48

5.1.2. Hasil Tindakan dan Observasi Tentang Pencegahan Risiko Jatuh di

Ruang Penyakit Dalam RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

Hasil yang akan di uraikan ialah tindakan dan observasi perawat dalam

melakukan pencegahan risiko jatuh di ruangan penyakit dalam RSUD. Dr.

Pirngadi kota Medan. Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner dan

lembar observasi yang di berikan kepada perawat dan pasien, jumlah item

pernyataan sebanyak 25 pernyataan. Hasil yang di dapat dari penelitian ini ialah

;sebanyak 26 orang perawat melakukan pencegahan risiko pasien jatuh (86,7%)

dan perawat yang tidak melakukan sebanyak 4 orang (13,3%). Instrumen

kuesioner yang diberikan kepada pasien. Hasil yang didapat dari penelitian ini

ialah ; sebanyak 61 orang pasien menilai perawat telah melakukan tindakan

pencegahan risiko jatuh (89,7%) dan pasien yang menilai perawat tidak

melakukan tindakan pencegahan risiko jatuh yaitu sebanyak 7 orang (10,3%).

Penelitian ini juga akan mendeskripsikan hasil observasi yang

dilakukan peneliti tentang pencegahan risiko jatuh diruang penyakit dalam RSUD.

Dr. Pirngadi kota Medan. Penelitian ini menggunakan intrumen lembar observasi

yang di sesuaikan dengan standar operasional prosedur (SOP) RSUD. Dr.

Pirngadi kota Medan. Hasil penelitian yang di dapatkan bahwa tindakan perawat

dalam pencegahan risiko jatuh telah sesuai sebanyak 24 orang (80%) dan yang

tidak sesuai SOP sebanyak 6 orang (20%).

Universitas Sumatera Utara

Page 59: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

49

Table. 5.1.2. . Hasil Tindakan dan Observasi Tentang Pencegahan Risiko

Jatuh di Ruang Penyakit Dalam RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

Hasil Tindakan Frekuensi Persentase(%)

Perawat

Dilakukan 26 86,7

Tidak dilakukan 4 13,3

Pasien

Dilakukan 61 89,7

Tidak dilakukan 7 10,3

Obervasi

Sesuai 24 80

Tidak sesuai 6 20

5.2. Pembahasan

5.2.1. Hasil Tindakan Perawat dalam Mencegah Risiko pasien Jatuh

Keamanan adalah prinsip yang paling fundamental dalam pemberian

pelayanan kesehatan maupun keperawatan, dan sekaligus aspek yang paling kritis

manajemen kualitas. Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit

membuat asuhan pasien lebih aman. Jatuh merupakan hal sering terjadi pada

pasien rawat inap dirumah sakit. Maka untuk menghindari pasien jatuh maka

penting sekali dilakukan tindakan - tindakan pencegahan. Beberapa rumah sakit

telah membuat SOP untuk menghindari terjadinya pasien jatuh. Penelitian ini

ditemukan bahwa perawat telah melakukan tindakan pencegahan.

Universitas Sumatera Utara

Page 60: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

50

Menurut Undang-Undang NO. 36 Tahun 2009 pasal 190 menyatakan

pelayanan/ tenaga kesehatan yang mengakibatkan terjadinya kecacatan atau

kematian pada pasien, pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga

kesehatan tersebut dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun

dan denda paling banyak satu miliar rupiah.

Penyebab yang lazim terjadinya cedera pasien yaitu perintah medis yang

tak terbaca dan rancu yang rentan untuk salah terjemahan, prosedur yang

dijalankan pasien yang keliru, pembedahan yang keliru tempat, kesalahan medis,

penundaan ruang darurat, para perawat yang tak berdaya untuk turun tangan saat

mereka melaporkan perubahan signifikan pasien, ketidakmauan bertindak

sebelum suatu situasi menjadi kritis, ketidakmauan membelanjakan uang untuk

pencegahan, dokumentasi tak memadai dan kurangnya komunikasi (Fabre, 2010).

Survey awal menunjukkan bahwa jumlah pasien dengan risiko jatuh

sebanyak 68 orang, hasil dari penelitian yang di lakukan di peroleh bahwa

pencegahan risiko jatuh di ruang penyakit dalam RSUD. Dr. Pirngadi kota medan

dalam keriteria baik, hal ini di tunjukkan dari data hasil penilaian pasien

menunjukkan bahwa 89,7% pasien menilai perawat telah melakukan tindakan

pencegahan risiko jatuh, dan dari observasi yang dilakukan peneliti 80% perawat

telah melakukan tindakan yang sesuai dengan SOP rumah sakit tersebut. Hal itu di

tunjang dengan angka kejadian jatuh di RSUD. Dr. Pirngadi kota Medan pada

awal tahun 2017 sebanyak 0%.

Universitas Sumatera Utara

Page 61: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

51

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Elizabeth (2010) tentang

Pelaksanaan Standar Prosedur Operasional: Identifikasi Risiko Pasien Jatuh

Menggunakan sekala jatuh Morse. Hasil penelitian Elizabeth menyatakan 66,48%

dinyatakan memiliki kriteria baik dalam pelaksanaan standar operasional risiko

pasien jatuh. Ada beberapa faktor yang menjadi penilaian penelitiannya antara

lain; faktor lingkungan, dan faktor pasien.

Faktor lingkungan mengorientasikan pasien pada saat masuk rumah sakit dan

menjelaskan sistem komunikasi yang ada, bersikap hati-hati saat mengkaji pasien

dengan keterbatasan gerak, melakukan supervisi ketat pada awal pasien dirawat

terutama malam hari, menganjurkan menggunakan bel bila membutuhkan

bantuan, memberikan alas kaki yang tidak licin, memberikan pencahayaan yang

adekuat, memasang pengaman tempat tidur terutama pada pasien dengan

penurunan kesadaran dan gangguan mobilitas, dan menjaga lantai kamar mandi

agar tidak licin (Potter & Perry, 2009).

Untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya pasien jatuh perlu di lakukan

pengkajian diawal maupun pengkajian ulang secara berkala mengenai risiko

pasien jatuh, termasuk risiko potensial yang berhubungan dengan jadwal

pembetian obat serta mengambil tindakan yang sudah diidentifikasikan tersebut.

Antisipasi lain dari faktor pasien ialah melibatkan keluarga pasien dalam

pencegahan jatuh ini dengan mengajarkan hal-hal atau tindakan yang dapat

dilakukan untuk mencegah pasien jatuh, misalnya tidak meninggalkan pasien

sendiri, menutup pengaman tempat tidur dan anjurkan keluarga untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 62: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

52

memberitahu perawat bila akan meninggalkan pasien. Segala upaya pencegahan

jatuh telah perawat lakukan dalam upaya meminimalkan dan tidak terjadinya

pasien jatuh (Potter & Perry, 2009).

Jatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera, kerusakan fisik dan

psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah

tulang panggul. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur

pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis serta kerusakan jaringan lunak.

Dampak psikologis adalah walaupun cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh

dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk

ansietas, hilangnya rasa percaya diri, pembatasan dalam aktivitas sehari-hari,

falafobia atau fobia jatuh (Stanley, 2006). Mengingat risiko pasien jatuh sangat

besar maka kita perlu memikirkan berbagai macam cara untuk mengurangi

terjadinya hal tersebut. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mencegah atau

mengurangi risiko pasien mengalami cedera sehingga mempercepat daripada

proses penyembuhannya. Misalnya kita dapat memberikan penambahan tempat

tidur yang mempunyai penghalang disamping tempat tidur. Pemasangan

pengaman tempat tidur ini sangat penting disediakan terutama pada pasien dengan

penurunan kesadaran dan gangguan mobilitas.. (Lumbantobing, 2014).

5.2.2. Hasil Observasi Tindakan Perawat dalam Mencegah Risiko Pasien

Jatuh

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa 80% perawat di ruang penyakit

dalam RSUD. Dr. Pirngadi telah melakukan tindakan pencegahan risiko jatuh dan

Universitas Sumatera Utara

Page 63: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

53

telah sesuai dengan SOP rumah sakit tersebut. Perawat di ruangan sudah

memahami dan melaksanakan tanggung jawab dalam hal memberikan informasi

atau edukasi pada pasien dan keluarga tentang kemungkinan risiko jatuh. Setiap

hari dengan pembagian 3 shift, perawat ruangan di RSUD. Dr. Pirngadi kota

Medan selalu melihat perkembangan dari kesehatan pasien, dan jika ada

perubahan kearah lebih baik ataupun kurang baik, maka perawat akan melakukaan

penilaian ulang terhadap risiko jatuh dan akan mendokumentasikan hasilnya

kedalam rekam medis pasien. Apabila perawat menemukan pasien dengan risiko

sedang dan risiko tinggi maka pasien akan di pasang gelang identitas risiko jatuh,

yang selanjutnya akan diberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang

pasien risiko jatuh, serta dilakukan penanganan sesuai dengan pengelolaan pasien

risiko jatuh, penanganan pasien jatuh dan pelaporan insiden pasien jatuh. Perawat

di ruang rawat inap sudah cukup baik dalam menerapkan standar prosedur

operasional (SPO). Hasil observasi memperlihatkan bahwa perawat senantiasa

memperhatikan faktor lingkungan dan faktor pasien dalam memberikan

pelayanan.

Oliver (2004) menyatakan risiko jatuh dapat terjadi karena beberapa hal,

diantaranya: salah memperkirakan jarak dari tempat tidur ke lantai, merasa lemah

atau pusing pada saat mencoba untuk bangun, merubah posisi terlalu cepat dan

kehilangan keseimbangan ketika mencoba untuk bangun dari kursi. Hal ini umum

terjadi khususnya pada pasien usia lanjut, penyebab lain tidak meliputi tidak

mengenal lingkungan sekelilingnya, meminum obat yang membuat kesadaran

mereka terhadap lingkungan berkurang, berada di tempat gelap, gangguan status

Universitas Sumatera Utara

Page 64: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

54

mental (misalnya: bingung atau disorientasi), gangguan mobilitas (misalnya:

gangguan berjalan, kelemahan fisik, menurunnya mobilitas tungkai bawah,

gangguan keseimbangan), riwayat jatuh sebelumnya, obat-obatan (sedatif dan

penenang, obat-obatan yang berlebihan), kerkebutuhan khusus dalam hal toileting

(memerlukan bantuan untuk buang air, mengalami inkontinensia, diare, tidak

dapat menahan keinginan buang air) dan usia lanjut. Antisipasi dari faktor pasien

salah satunya adalah melibatkan keluarga atau penunggu pasien dalam

pencegahan terjadinya jatuh, mengajak untuk terlibat dan berperan aktif.

Mengajarkan hal-hal atau tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah pasien

jatuh, misalnya tidak meninggalkan pasien sendiri, menutup pengaman tempat

tidur dan anjurkan keluarga untuk memberitahukan perawat bila akan

meninggalkan pasien. Segala upaya pencegahan jatuh telah perawat lakukan

dalam upaya meminimalkan dan tidak terjadinya pasien jatuh di RSUD. Dr.

Pirngadi kota Medan.

Penilaian terhadap pasien risiko jatuh diharapkan dapat mengurangi risiko

jatuh dan meningkatkan kewaspadaan terhadap pasien berisiko jatuh. Dengan

mengenali risiko jatuh maka akan dapat diprediksi risiko jatuh seseorang, dan

dilakukan tindakan pencegahan yang sesuai. Oleh karena itu, memahami risiko

jatuh, melakukan tindakan pencegahan, dan penanganan pasien jatuh, merupakan

langkah yang harus dilakukan untuk menurunkan risiko jatuh dan cidera pada

pasien yang dirawat. Kegiatan manajemen risiko pasien jatuh ini terus

dilaksanakan oleh seluruh petugas khususnya perawat dalam melakukan screening

risiko jatuh terhadap semua pasien yang di rawat. Hal ini juga di tunjang dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 65: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

55

adanya hubungan pengetahuan perawat yang baik dengan pelaksanaan

keselamatan pasien (patient safety) di ruang rawat inap. Penilaian ini

menunjukkan bahwa penerapan manajemen pasien risiko memerlukan kebijakan,

prosedur yang diikuti dengan supervisi dan monitoring (setyarini, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Page 66: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

56

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan

penelitian yang sudah dilakukan peneliti.

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan, peneliti dapat mengambil

kesimpulan bahwa tindakan pencegahan risiko pasien jatuh di ruang penyakit

dalam RSUD. Dr. Pirngadi kota Medan masih dalam kriteria baik dengan

persentase hasil yaitu 86,7% perawat melakukan tindakan pencegahan risiko

jatuh, 89,7 % pasien menilai perawat melakukan tindakan pencegahan risiko

jatuh, dan 80 % perawat melakukan tindakan yang sesuai dengan SOP rumah

sakit tesebut.

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang di uraikan di atas maka, saran yang dapat

diberikan sebagai berikut.

1. Bagi Profesi Keperawatan

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan dalam

pengembangan ilmu keperawatan dalam menangani tentang betapa

pentingnya tindakan mencegah risiko pasien jatuh.

2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan, acuan,

dan pertimbangan bagi institusi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan

Universitas Sumatera Utara

Page 67: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

57

mutu pelayanan yang ada di rumah sakit dengan menyediakan ruangan khusus

pasien dan alat-alat pengaman di ruangan pasien untuk membantu

meminimalisasi keadaan yang di alami pasien.

3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini

diharapkan dapat menambah referensi, wawasan dan data dasar untuk

mengembangkan penelitian berikutnya terutama yang berhubungan dengan

pasien jatuh yang belum di teliti.

Universitas Sumatera Utara

Page 68: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

58

Daftar Pustaka

Elizabeth, (2010). Pelaksanaan Standar Prosedur Operasional: Identifikasi

Risiko Pasien Jatuh Menggunakan Skala Jatuh Morse. Bandung

Cahyono, Suharjo B. (2008). Membangun Budaya Keselamatan Pasien

dalam Praktik Kedokteran. Yogyakarta: Kanisius.

Departemen Kesehatan RI. (2006). Panduan Keselamatan Pasien Rumah

Sakit ( Patient Safety ). Jakarta.

Hidayat, A. A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis

Data. Jakarta: Salemba Medika.

JCI. (2011). Joint Commission International Accreditation Standards for

Hosipitals, 4th Edition. Oakbrook Terrace, Illinois USA.

Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS). (2008). Pedoman

Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient Safety Incident

Report). Jakarta: PERSI, KKP-RS.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Universitas Sumatera Utara

Page 69: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

59

Permenkes. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1691/Menkes/per/VIII/2011 tanggal 8 Agustus 2011 tentang

Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan.

Potter, P.A & Perry, A.G. (2010). Fundamental of nursing: Concepts, process

& practice. St. Louis: Mosby Year Book. Inc.

RSU Dr.Pirngadi Medan. (2016). Standar Operasional Prosedur Rumah

Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

Stanley, M. & Beare, P. G. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik.

Jakarta: EGC.

WHO. (2007). Pasient Safety. www. WHO. Int

WHO. (2009). Pasient Safety. www. WHO. Int

Universitas Sumatera Utara

Page 70: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

58

Lampiran 1

JADWAL TENTATIF PENELITIAN

No Uraian Kegiatan Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan judul

2 Proses persetujuan

judul

3 Menyusun Bab 1

Pendahuluan

4 Menyusun Bab 2

Tinjauan Pustaka

5 Menyusun Bab 3

Kerangka Penelitian

6 Menyusun Bab 4

Metodologi Penelitian

7 Menyusun instrumen

penelitian

8 Sidang proposal

9 Perbaikan proposal

10 Uji validitas dan

reliabilitas instrumen

11 Uji etik penelitian

12 Pengumpulan data

13 Analisa data

14 Penyusunan laporan

15 Sidang akhir

penelitian

16 Perbaikan laporan

akhir

17 Penyerahan laporan

dan manuskrip

Universitas Sumatera Utara

Page 71: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

58

Universitas Sumatera Utara

Page 72: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

58

Universitas Sumatera Utara

Page 73: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

58

Universitas Sumatera Utara

Page 74: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

58

LEMBAR KUESIONER

Nama (inisial) :

Usia :

Jenis kelamin :

PENCEGAHAN PASIEN RESIKO JATUH

NO TINDAKAN PENCEGAHAN DILAKUKAN TIDAK DILAKUKAN

1

Saya memasang gelang resiko jatuh

berwarna kuning dan memasang tanda

berwarna kuning di tempat tidur klien.

2 Saya menjelaskan kepada pasien tentang

kemungkinan resiko jatuh dan tindakan

pencegahan resiko jatuh

3 Saya mengorientasikan kepada pasien dan

atau keluarga dengan lingkungan

kamarnya dan staf yang bertugas.

4 Saya merapatkan tempat tidur

kedinding/tembok/pasang pagar pengaman

tempat tidur

5 Saya memindahkan pasien beresiko jatuh

dekat nurse station, jika tidak ada keluarga

6 Saya mendampingi pasien ketika berjalan

atau mobilisasi, jika tidak ada keluarga.

7

Saya menilai kemampuan pasien untuk ke

kamar mandi/toilet, bantu jika di perlukan.

8

Saya mengatur tempat tidur pada posisi

paling rendah dengan roda terkunci dan

pagar pengaman tempat tidur tetap

terpasang dan aman.

9 Saya menempatkan bel, telepon, barang –

barang pribadi dan alat bantu yang

diperlukan berada dalam jangkauan pasien

dan mudah di lihat.

10 Saya menyingkirkan benda – benda yang

membahayakan

11 Saya mengontrol pasien tiap 2 jam

Universitas Sumatera Utara

Page 75: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

58

12

Saya memastikan jalur ke kamar mandi/toilet bebas hambatan, tidak licin

dan terang.

.

13

Saya segera melaporkan untuk perbaikan

jika fasilitas dan lingkunagan tidak aman.

14

Saya melakukan assesmen ulang resiko

jatuh setiap awal shift/ ketika pemberian

obat yang menimbulkan perubahan

keseimbangan

15 Konsul kerehabilitasi medik untuk masalah

mobilitas dan aktivitas.

16 Saya menjelaskan tentang;

a. Kemungkinan resiko jatuh dan

pencegahan jatuh

17

b. Cara memanggil tenaga perawat atau

menggunakan bel untuk meminta

bantuan sebelum turun dari tempat

tidur.

18 c. Cara menggunakan pagar pengaman

tempat tidur.

19 d. Cara menggunakan alat ambulasi.

20 e. Cara menggunakan alas kaki yang tidak

licin.

21 f. Pengunaan pakaian dengan ukuran

yang sesuai untuk mencegah resiko

tersandung.

22 Saya memantau respon teraupetik yang

menimbulkan perubahan keseimbangan

pasien yang akan meningkatkan resiko.

23 Saya melakukan konsultasi kefarmasi

klinik/Apoteker rawat inap untuk

kemungkinan interaksi yang menimbulkan

perubahan keseimbangan pasien.

24 Saya segera menjawab panggilan

pasien/keluarga jika di perlukam.

25 Saya memastikan pasien yang dibawa

dengan brankad/ tempat tidur, posisi bed

side rel dalam keadaan terpasang.

Universitas Sumatera Utara

Page 76: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

58

LEMBAR KUESIONER

Nama (inisial) :

Usia :

Jenis kelamin :

PENCEGAHAN PASIEN RISIKO JATUH

NO TINDAKAN PENCEGAHAN DILAKUKAN TIDAK DILAKUKAN

1

Perawat memasang gelang resiko jatuh

berwarna kuning dan memasang tanda

berwarna kuning di tempat tidur saya.

2 Perawat menjelaskan kepada saya tentang

kemungkinan resiko jatuh dan tindakan

pencegahan resiko jatuh

3 Perawat mengorientasikan kepada saya dan

atau keluarga dengan lingkungan

kamarnya dan staf yang bertugas.

4 Perawat merapatkan tempat tidur saya

kedinding/tembok/pasang pagar pengaman

tempat tidur

5 Perawat memindahkan saya dekat nurse

station, jika tidak ada keluarga

6 Perawat mendampingi saya ketika berjalan

atau mobilisasi, jika tidak ada keluarga.

7

Perawat menilai kemampuan saya untuk ke

kamar mandi/toilet, dan membantu saya

jika di perlukan.

8

Perawat mengatur tempat tidur pada posisi

paling rendah dengan roda terkunci dan

pagar pengaman tempat tidur tetap

terpasang dan aman.

9 Perawat menempatkan bel, telepon, barang

– barang pribadi dan alat bantu yang

diperlukan berada dalam jangkauan pasien

dan mudah di lihat.

10 Perawat menyingkirkan benda – benda

yang membahayakan saya.

11 Perawat mengontrol saya tiap 2 jam

Universitas Sumatera Utara

Page 77: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

58

12

Perawat memastikan jalur ke kamar mandi/toilet bebas hambatan, tidak licin

dan terang.

13

Perawat segera melaporkan untuk

perbaikan jika fasilitas dan lingkunagan

tidak aman.

14

Perawat melakukan assesmen ulang resiko

jatuh setiap awal shift/ ketika pemberian

obat yang menimbulkan perubahan

keseimbangan

15 Perawat Konsul kerehabilitasi medik untuk

masalah mobilitas dan aktivitas saya.

16 Perawat menjelaskan kepada saya tentang;

g. Kemungkinan resiko jatuh dan

pencegahan jatuh

17

h. Cara memanggil tenaga perawat atau

menggunakan bel untuk meminta

bantuan sebelum turun dari tempat

tidur.

18 i. Cara menggunakan pagar pengaman

tempat tidur.

19 j. Cara menggunakan alat ambulasi.

20 k. Cara menggunakan alas kaki yang tidak

licin.

21 l. Pengunaan pakaian dengan ukuran

yang sesuai untuk mencegah resiko

tersandung.

22 Perawat memantau respon teraupetik saya

yang menimbulkan perubahan

keseimbangan pasien yang akan

meningkatkan resiko.

23 Perawat melakukan konsultasi kefarmasi

klinik/Apoteker rawat inap untuk

kemungkinan interaksi yang menimbulkan

perubahan keseimbangan saya.

24 Perawat segera menjawab panggilan

saya/keluarga jika di perlukan.

25 Perawat memastikan saya yang dibawa

dengan brankad/ tempat tidur, posisi bed

side rel dalam keadaan terpasang.

Universitas Sumatera Utara

Page 78: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

58

LEMBAR OBSERVASI

Nama (inisial) :

Jenis kelamin :

PENCEGAHAN PASIEN RESIKO JATUH

NO TINDAKAN PENCEGAHAN SESUAI TIDAK SESUAI

1

Memasang gelang resiko jatuh berwarna

kuning dan memasang tanda berwarna

kuning di tempat tidur klien.

2 Menjelaskan kepada pasien tentang

kemungkinan resiko jatuh dan tindakan

pencegahan resiko jatuh

3 Mengorientasikan kepada pasien dan atau

keluarga dengan lingkungan kamarnya dan

staf yang bertugas.

4 Merapatkan tempat tidur

kedinding/tembok/pasang pagar pengaman

tempat tidur

5 Memindahkan pasien beresiko jatuh dekat

nurse station, jika tidak ada keluarga

6 Mendampingi pasien ketika berjalan atau

mobilisasi, jika tidak ada keluarga.

7 Menilai kemampuan pasien untuk ke

kamar mandi/toilet, bantu jika di perlukan.

8

Mengatur tempat tidur pada posisi paling

rendah dengan roda terkunci dan pagar

pengaman tempat tidur tetap terpasang dan

aman.

9 Menempatkan bel, telepon, barang –

barang pribadi dan alat bantu yang

diperlukan berada dalam jangkauan pasien

dan mudah di lihat.

10 Menyingkirkan benda – benda yang

membahayakan

11 Mengontrol pasien tiap 2 jam

12 Memastikan jalur ke kamar mandi/toilet

bebas hambatan, tidak licin dan terang.

13 Segera melaporkan untuk perbaikan jika

fasilitas dan lingkunagan tidak aman.

Universitas Sumatera Utara

Page 79: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

58

14

Melakukan assesmen ulang resiko jatuh

setiap awal shift/ ketika pemberian obat

yang menimbulkan perubahan.

15 Konsul kerehabilitasi medik untuk masalah

mobilitas dan aktivitas.

16 Menjelaskan tentang;

m. Kemungkinan resiko jatuh dan

pencegahan jatuh

17

n. Cara memanggil tenaga perawat atau

menggunakan bel untuk meminta

bantuan sebelum turun dari tempat

tidur.

18 o. Cara menggunakan pagar pengaman

tempat tidur.

19 p. Cara menggunakan alat ambulasi.

20 q. Cara menggunakan alas kaki yang tidak

licin.

21 r. Pengunaan pakaian dengan ukuran

yang sesuai untuk mencegah resiko

tersandung.

22 Memantau respon teraupetik yang

menimbulkan perubahan keseimbangan

pasien yang akan meningkatkan resiko.

23 Melakukan konsultasi kefarmasi

klinik/Apoteker rawat inap untuk

kemungkinan interaksi yang menimbulkan

perubahan keseimbangan pasien.

24 Segera menjawab panggilan

pasien/keluarga jika di perlukam.

25 Memastikan pasien yang dibawa dengan

brankad/ tempat tidur, posisi bed side rel

dalam keadaan terpasang.

Universitas Sumatera Utara

Page 80: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

58

Universitas Sumatera Utara

Page 81: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

58

Universitas Sumatera Utara

Page 82: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

62

Lampiran 6

PERHITUNGAN CONTENT VALIDITY INDEKS (CVI)

Koefisien Validitas Isi-Aikens

Keterangan:

S = R-L0

L0 = Angka penilaian validitas terendah

C = Angka penilaian validitas tertinggi

R = Angka yang diberikan oleh penilai

n = Jumlah penilai ahli

1. Instrumen Pencegahan Resiko Pasien Jatuh untuk Perawat

Item Skor (R)

S = R-L0 Validitas Indeks

V = ∑ S/n(C-1) Validator 1 Validator 2

P1 3 4 5 V = 5/2(3) = 0,83

P2 3 4 5 V = 5/2(3) = 0,83

P3 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P4 3 4 5 V = 5/2(3) = 0,83

P5 3 4 5 V = 5/2(3) = 0,83

P6 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P7 2 4 4 V = 4/2(3) = 0,67

P8 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P9 2 4 4 V = 4/2(3) = 0,67

P10 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P11 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P12 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P13 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P14 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P15 2 4 4 V = 4/2(3) = 0,67

P16 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P17 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P18 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P19 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P20 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P21 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P22 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P23 2 4 4 V = 4/2(3) = 0,67

P24 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P25 3 4 5 V = 5/2(3) = 0,83

Total 22,83/25 = 0,91

V = ∑ S/n(C-1)

Universitas Sumatera Utara

Page 83: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

63

Kesimpulan: nilai CVI kuesioner penelitian Pencegahan Resiko Pasien

Jatuh untuk Perawat adalah 0,91

1. Instrumen Pencegahan Resiko Pasien Jatuh untuk Pasien

Item Skor (R)

S = R-L0 Validitas Indeks

V = ∑ S/n(C-1) Validator 1 Validator 2

P1 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P2 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P3 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P4 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P5 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P6 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P7 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P8 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P9 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P10 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P11 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P12 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P13 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P14 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P15 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P16 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P17 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P18 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P19 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P20 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P21 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P22 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P23 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P24 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

P25 4 4 6 V = 6/2(3) = 1

Total 25/25 = 1

Kesimpulan: nilai CVI kuesioner penelitian Pencegahan Resiko Pasien

Jatuh untuk Pasien adalah 1

Universitas Sumatera Utara

Page 84: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

62

Lembar Reliabilitas Instrumen

Universitas Sumatera Utara

Page 85: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

62

Universitas Sumatera Utara

Page 86: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

62

Universitas Sumatera Utara

Page 87: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

HASIL PENELITIAN

1. Data Demografi Responden Pencegahan Resiko Jatuh di Ruang Penyakit

Dalam RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan

a. Pasien

Jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

laki-laki 18 26,5 26,5 26,5

Perempuan 50 73,5 73,5 100,0

Total 68 100,0 100,0

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

17-25 tahun 3 4,4 4,4 4,4

26-35 tahun 19 27,9 27,9 32,4

36-45 tahun 18 26,5 26,5 58,8

46-55 tahun 24 35,3 35,3 94,1

56-65 tahun 4 5,9 5,9 100,0

Total 68 100,0 100,0

b. Perawat

Jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid perempuan 30 100,0 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 88: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

17-25 tahun 15 50,0 50,0 50,0

26-35 tahun 14 46,7 46,7 96,7

36-45 tahun 1 3,3 3,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

2. Hasil penelitian Pencegahan Risiko Jatuh di Ruang Penyakit Dalam RSUD. Dr.

Pirngadi Kota Medan.

Pasien

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

tidak dilakukan 7 10,3 10,3 10,3

dilakukan 61 89,7 89,7 100,0

Total 68 100,0 100,0

Perawat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

tidak dilakukan 4 13,3 13,3 13,3

dilakukan 26 86,7 86,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Observasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

tidak sesuai 6 20,0 20,0 20,0

sesuai 24 80,0 80,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 89: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 90: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

RINCIAN BIAYA PENELITIAN

Nama : SAFRI HAMDANI PANJAITAN

NIM : 131101108

Judul : Pencegahan Resiko Jatuh di Ruang Penyakit Dalam RSUD Dr.

Pirngadi Kota Medan

Tabel Rincian Biaya Penelitian

1. Persiapan Proposal Penelitian

Nama Jumlah Harga Satuan Jumlah

Pencetakan referensi dari internet 100 lbr Rp. 100,00 Rp. 10.000,00

Kertas AVS 2 rim Rp. 40.000,00 Rp. 80.000,00

Fotocopy buku 5 buku Rp. 10.000,00 Rp. 50.000,00

Pencetakan proposal bimbingan 100 lbr Rp. 300,00 Rp. 30.000,00

Pencetakan proposal 70 lbr Rp. 300,00 Rp. 21.000,00

Fotocopy dan jilid proposal 5 buah Rp. 15.000,00 Rp. 75.000,00

Pencetakan dan jilid revisi

proposal

5 buah Rp. 20.000,00 Rp. 100.000,00

Survey pendahuluan Rp. 200.000

Konsumsi Seminar Proposal 3 buah Rp. 30.000 Rp. 90.000

Total Rp. 656.000,00

2. Pelaksanaan Penelitian

Nama Jumlah Harga Satuan Jumlah

Pencetakan lembar penjelasan

dan surat izin penelitian

2 lbr Rp. 500,00 Rp. 1000,00

Administrasi untuk tempat penelitian Rp. 250.000,00

Fotocopy kuesioner penelitian

(@3 lbr)

75 set Rp. 150,00 Rp. 33.750,00

Total Rp. 284.750,00

Universitas Sumatera Utara

Page 91: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

3. Persiapan Sidang Hasil

Nama Jumlah Harga Satuan Jumlah

Pencetakan Skripsi 1 Rp. 40.000,00 Rp. 40.000,00

Fotocopy dan jilid skripsi 5 Rp. 65.000,00 Rp. 325.000,00

CD 1 Rp. 10.000,00 Rp. 10.000,00

Konsumsi 3 Rp. 50.000 Rp. 150.000

Total Rp. 525.000,00

4. Transportasi Rp. 150.000,00

Total Rp.

1.615.750,00

Biaya tak terduga 10% Rp. 161.575,00

Total Biaya Keseluruhan Rp.

1.777.325,00

Universitas Sumatera Utara

Page 92: Pencegahan Risiko Pasien Jatuh di Ruang Penyakit Dalam

RIWAYAT HIDUP

Nama : Safri Hamdani Panjaitan

Tempat/tanggal lahir : Simalungun/ 22 Juli1995

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat : Jln. Pembangunan USU gg. Rezeki no 5B

Email :[email protected]

Nomor Telp : 082320069165

Orang Tua : Ayah : Lukman Panjaitan

Ibu : Siti Mardiah

Riwayat pendidikan :

1. SDN 101910 Pir Trans Sosa V Padang Lawas, Sumatera Utara

2. SMPS Nurul’ilmi Padangsidimpuan, Sumatera Utara

3. MAN Sibuhuan Padang Lawas, Sumatera Utara

4. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara