35
PEDODONSIA Pencabutan Gigi Molar Pertama Permanen Mandibula Disusun Oleh: Gusnia Ira Hastuti Hutabarat (04121004048) Dosen Pembimbing: drg. Sri Wahyuni PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

  • Upload
    barcim

  • View
    169

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

eksodonsia

Citation preview

Page 1: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

PEDODONSIA

Pencabutan Gigi Molar Pertama Permanen Mandibula

Disusun Oleh:

Gusnia Ira Hastuti Hutabarat

(04121004048)

Dosen Pembimbing:

drg. Sri Wahyuni

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Page 2: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

A. Indikasi dan Kontraindikasi

Indikasi :

1. Karies yang meluas

Pada kasus karies yang meluas sehingga menyebabkan kesulitan dalam merestorasi,

ekstraksi merupakan pilihan terapi untuk mengurangi kemungkinan meluasnya infeksi ke

jaringan lain.

2. Nekrosis pulpa

Untuk mempertahankan gigi pada soketnya, gigi yang nekrosis memerlukan terapi

perawatan saluran akar yang relatif memakan waktu lama sehingga beberapa pasien

menolak dilakukannya perawatan endodontik. Pada kasus demikian, ekstraksi merupakan

terapi pilihan. Demikian pula untuk kasus kegagalan terapi endodontik, di mana terapi

endodontik telah dilakukan namun gagal mengurangi rasa sakit atau memberikan

drainage.

3. Penyakit Periodontal yang Parah

Pada kasus periodontitis dengan kehilangan tulang dan mobilitas gigi yang irreversible,

ekstraksi merupakan indikasi.

4. Keperluan Orthodontik

Pasien yang akan mendapatkan perawatan orthodontik sering kali dikonsulkan untuk

dilakukan ekstraksi pada gigi premolar I atau II dengan tujuan menyediakan ruangan

yang cukup untuk gigi.

5. Malposisi gigi

Malposisi gigi yang sering menyebabkan trauma jaringan lunak di sekitarnya merupakan

indikasi ekstraksi. Sebagai contoh, gigi molar 3 maksila yang seringkali tumbuh

bukoversi sehingga menyebabkan trauma pada mukosa bukal. Malposisi gigi lain yang

diindikasikan untuk dilakukan ekstraksi adalah gigi yang mengalami ekstrusi akibat

Page 3: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

kehilangan gigi lawannya dan menyebabkan terlalu kecilnya ruangan bagi gigi artificial

apabila akan dilakukan pembuatan prostetik untuk rahang pada regio lawannya.

6. Fraktur gigi

Tidak semua kasus fraktur gigi diindikasikan untuk pencabutan. Namun, untuk kasus

fraktur akar terutama kasus fraktur pada 1/3 apikal merupakan indikasi ekstraksi gigi.

7. Ekstraksi Preprostetik

Ekstraksi preprostetik dilakukan apabila gigi mempengaruhi desain dan penempatan

protesa, baik gigi tiruan lengkap, sebagian, maupun cekat.

8. Gigi impaksi

Ekstraksi merupakan indikasi bagi gigi yang impaksi dengan alasan dapat mengubah

posisi geligi yang lain, melukai jaringan lunak, ataupun mengalami inflamasi.

9. Gigi Supernumerary

Gigi supernumerary yang seringkali impaksi umumnya diekstraksi karena mungkin

mengganggu erupsi benih gigi lain di sekitarnya dan memiliki potensi untuk

menyebabkan displacement atau resorpsi gigi sekitarnya tersebut.

10. Terapi Preradiasi

Pasien yang akan mendapatkan terapi radiasi untuk tumor di sekitar leher kepala dan

memiliki geligi yang mengalami kerusakan perlu mendapatkan terapi preradiasi berupa

ekstraksi gigi karena dikhawatirkan gigi pasien akan mengalami osteoradionekrosis pada

saat terapi radiasi.

11. Geligi yang terlibat pada fraktur rahang

Ekstraksi geligi yang terlibat pada fraktur rahang dengan keadaan trauma dan luksasi

pada sekitar jaringan tulang perlu diekstraksi untuk mencegah infeksi.

Page 4: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

12. Estetik

Pasien dengan staining pada gigi atau fluorosis mungkin menginginkan gigi dengan

keluhan tersebut diekstraksi.

13. Ekonomi

Faktor ekonomi merupakan faktor terakhir yang cukup mempengaruhi indikasi untuk

pencabutan. Apabila pasien tidak mau atau tidak mampu untuk melakukan terapi yang

dapat mempertahankan keadaan gigi, maka ekstraksi diindikasikan untuk dilakukan pada

pasien tersebut.

Kontraindikasi:

Secara umum, kontraindikasi pencabutan gigi dibagi atas kontraindikasi sistemik dan

kontraindikasi lokal. Pencabutan gigi menjadi kontraindikasi bagi pasien- pasien dengan

kondisi dan situasi yang tidak memungkinkan bagi pasien sehingga pecabutan gigi harus

ditangguhkan sampai pasien mendapatkan terapi tambahan dan dinyatakan terbebas dari

kasus lain yang menyebabkan pencabutan tidak dapat dilakukan.

1. Kontraindikasi Sistemik

Kontraindikasi sistemik meliputi kondisi sistemik pasien yang tidak memungkinkan

pasien untuk mendapatkan terapi bedah, seperti pasien dengan uncontrolled metabolic

diseases , seperti diabetes yang tidak terkontrol dan penyakit ginjal yang parah. Pasien

dengan leukemia atau limfoma yang tidak terkontrol juga merupakan kontraindikasi

untuk ekstraksi gigi karena berpotensi cukup besar untuk mengalami komplikasi infeksi

dan perdarahan berat. Pasien dengan penyakit jantung yang tidak terkontrol pun harus

menunda ekstraksi giginya hingga penyakit tersebut terkontrol. Begitu pula pada pasien

dengan hipertensi yang tidak terkontrol karena dapat menyebabkan perdarahan yang

persisten, akut myocardial insuffiensi, dan cerebrovascular accident.

Page 5: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

Kehamilan relatif merupakan kontraindikasi pencabutan. Pencabutan pada wanita hamil

dapat dilakukan pada akkhir trimester awal, trimester kedua, dan awal trimester akhir.

Namun, tindakan yang lebih ekstensif harus ditunda sampai kelahiran.

Pasien hemophilia atau pasien dengan platelet disorder tidak boleh dilakukan ekstraksi

gigi hingga koagulopati yang diderita dinyatakan sembuh.

2. Kontraindikasi Lokal

Kondisi- kondisi yang termasuk dalam kontraindikasi lokal dari pencabutan gigi adalah:

a. Ekstraksi pada area radiasi

b. Gigi pada area tumor malignan

c. Perikoronitis maupun radang akut lainnya

d. Gigi dengan abses dentoalveolar.

B. Teknik Anastesi

Anestesi Topikal

Anestesi topikal digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan pada saat insersi jarum

ke membran mukosa. Selain itu, interaksi operator dengan anak untuk mengalihkan

perhatian mereka dan meningkatkan sugestibilitas mereka terhadap kecemasan dapat

mengurangi kekurangan dari anestesi topical. Anastesi topical efektif pada permukaan

jaringan (kedalaman 2-3 mm).

Bahan anastesi topikal yang dipakai dapat dibagi sebagai berikut :

1. Menurut bentuknya : Cairan, salep, gel

2. Menurut penggunaannya : Spray, dioleskan, ditempelkan

3. Menurut bahan obatnya : Chlor Etil, Xylestesin Ointment, Xylocain Oitment, Xylocain

Spray

Page 6: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

4. Anastesi topikal benzokain (masa kerja cepat) dibuat dengan konsentrasi > 20 %,

lidokain tersedia dalam bentuk cairan atau salep > 5 % dan dalam bentuk spray dengan

konsentrasi > 10%.

Cara melakukan anastesi topikal adalah :

1. Membran mukosa dikeringkan untuk mencegah larutnya bahan anastesi topikal.

2. Bahan anastesi topikal dioleskan melebihi area yang akan disuntik (Gambar 5) ± 15

detik (tergantung petunjuk pabrik) kurang dari waktu tersebut, obat tidak efektif.

3. Pasien bayi dapat menggunakan syring tanpa jarum untuk mengoleskan topikal

aplikasi (Gambar 6)

4. Anastesi topikal harus dipertahankan pada membran mukosa minimal 2 menit, agar

obat bekerja efektif. Salah satu kesalahan yang dibuat pada pemakaian anastesi topikal

adalah kegagalan operator untuk memberikan waktu yang cukup bagi bahan anastesi

topikal untuk menghasilkan efek yang maksimum.

Gambar 5. Gunakan cotton bud untuk mengoleskan topikal anastesi pada area yang akan disuntik

Gambar 6. Aplikasi topical anastesi dengan syringe tanpa jarum

Page 7: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

Anestesi topical yang disarankan untuk digunakan yaitu benzocaine yang memiliki rasa

yang nyaman bagi anak-anak jumlah yang berlebihan dihindari pada pemberian anestesi

topical.

Infiltrasi Lokal pada Membran Mukosa (submucosal injection)

1. Saraf yang teranestesi: ujung cabang saraf terminal

2. Daerah yang teranestesi: terbatas pada tempat di mana larutan anestesi lokal

diinjeksikan

3. Pedoman anatomis: tidak ada pedoman khusus karena cairan anestesi diinjeksikan

langsung pada tempat yang dituju

4. Indikasi: untuk menganestesi membran mukosa dan jaringan submukosa pada daerah

yang akan dilakukan tindakan, misalnya:

a) pada insisi mukosa, gingivektomi, atau eksisi lesi pada jaringan lunak

b) untuk menganestesi gingiva sisi lingual pada pencabutan gigi-gigi anterior rahang

bawah untuk menganestesi gingival sisi bukal pada pencabutan gigi-gigi posterior

rahang bawah

5. Teknik: jarum ditusukkan pada membran mukosa sampai sedalam jaringan

submukosa kemudian cairan anestesi diinjeksikan perlahan-lahan (gambar 1)

6. Gejala subyektif: terasa kebas pada daerah yang dianestesi

Gambar 1. Infiltrasi lokal dengan teknik submucosal injection pada mukosa bukal rahang bawah (kiri) dan mukosa alveolaris lingual rahang bawah (kanan), jarum ditusukkan pada membran mukosa sedalam jaringan submukosa kemudian cairan anestesi diinjeksikan dengan perlahan-lahan

Page 8: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

Mandibula Anesthesia

Mandibular anesthesia adalah gabungan teknik inferior alveolar nerve block dan lingual

nerve block dalam satu kesatuan prosedur tindakan.

1. Saraf yang teranestesi: nervus alveolaris inferior dan cabang-cabangnya yaitu rami

dentalis, nervus mentalis, nervus insisivus dan nervus lingualis beserta cabang-

cabangnya.

2. Daerah yang teranestesi: corpus mandibula dan bagian inferior ramus ascendens pada

sisi yang dianestesi, seluruh gigi rahang bawah termasuk jaringan penyangga dan

processus alveolaris pada sisi yang dianestesi, mukoperiosteum dan gingiva sisi bukal

atau labial mulai dari foramen mentalis sampai dengan linea mediana, mukosa bibir

bawah dan kulit dagu pada sisi yang dianestesi ditambah dengan daerah yang dilayani

oleh nervus lingualis yaitu: dua pertiga anterior lidah, mukosa dasar mulut, dan

mukosa gingiva dan alveolaris sisi lingual mulai region retromolar sampai dengan

linea mediana.

3. Pedoman anatomis: linea oblique externa, linea oblique interna, bagian anterior ramus

ascendens, dan coronoid notch.

4. Indikasi: digunakan pada pencabutan gigi-gigi posterior rahang bawah, perlu ditambah

dengan teknik lain untuk menganestesi mukosa gingiva sisi bukal gigi yang akan

dilakukan pencabutan.

5. Teknik: Jari telunjuk meraba coronoid notch (kiri atas); jarum ditusukkan pada

pertengahan ujung jari telunjuk dari arah kontralateral sampai ujung jarum menyentuh

tulang (tengah atas); jarum ditarik sedikit kemudian arah syringe diubah sehingga

menjadi sejajar dengan gigi-gigi posterior rahang bawah pada sisi yang sama (kanan

atas); jarum dimasukkan ke arah posterior sejauh kira-kira 10 mm sambil menyusuri

tulang linea oblique interna (kiri bawah); kemudian syringe diubah lagi posisinya dari

arah kontralateral (tengah bawah); langkah terakhir jarum dimasukkan lagi ke dalam

jaringan sampai ujung jarum terasa menyentuh tulang, jarum ditarik sedikit, dilakukan

aspirasi, kemudian cairan anestesi diinjeksikan dengan perlahan-lahan sebanyak 1,0 –

1,5 ml (kanan bawah), setelah itu dilakukan lingual nerve block yaitu dengan menarik

jarum kira-kira 10 mm kemudian cairan diinjeksikan perlahan-lahan sebanyak 0,5 ml

Page 9: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

untuk menganestesikan nervus lingualis, setelah selesai jarum ditarik ke luar dari

mukosa dengan perlahan-lahan. (Gambar 2)

6. Gejala subyektif: rasa kesemutan pada ujung lidah pada sisi yang dianestesi.

Gambar 2. Lingual nerve block sebagai bagian dari mandibular anesthesia. Setelah

inferior alveolar nerve block selesai dilakukan maka jarum selanjutnya ditarik sejauh

kira-kira 10 mm, kemudian cairan anestesi diinjeksikan perlahan-lahan untuk

menganestesi nervus lingualis

C. Bahan Anestesi (Anestetikum)

Sejumlah anastetikum yang ada dapat bekerja 10 menit – 6 jam, dikenal dengan bahan

Long Acting. Namun anastesi lokal dengan masa kerja panjang (seperti bupivakain) tidak

direkomendasikan untuk pasien anak terutama dengan gangguan mental. Hal ini berkaitan

dengan masa kerja yang panjang karena dapat menambah resiko injuri pada jaringan lunak.

Bahan yang sering digunakan sebagai anastetikum adalah lidocaine dan epinephrine

(adrenaline). Lidocaine 2 % dan epinephrine 1 : 80.000 merupakan pilihan utama (kecuali

bila ada alergi). Anastetikum tanpa adrenalin kurang efektif dibandingkan dengan adrenalin.

Epinephrin dapat menurunkan perdarahan pada regio injeksi.

Contoh bahan anastetikum :

1. Lidocaine (Xylocaine) HCl 2 % dengan epinephrine 1 : 100.000

2. Mepicaine (Carbocaine) HCl 2 % dengan levanordefrin (Neo-cobefrin) 1 : 20.000.

Page 10: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

3. Prilocaine (Citanest Forte) HCl 4 % dengan epinephrine 1 : 200.000

4. Hal yang penting bagi drg ketika akan menganastesi pasien anak adalah dosis.

Dosis yang diperkenankan adalah berdasarkan berat badan anak (tabel).

Tabel 1 : Dosis anastesi lokal maksimum yang direkomendasikan (Malamed)

Pemilihan syringe dan jarum

Pemilihan jarum harus disesuaikan dengan kedalaman anastesi yang akan dilakukan. Jarum

suntik pada kedokteran gigi tersedia dalam 3 ukuran (sesuai standar American Dental

Association = ADA) ; panjang (32 mm), pendek (20 mm, dan superpendek (10 mm).

Petunjuk :

1. Dalam pelaksanaan anastesi lokal pada gigi, dokter gigi harus menggunakan syringe

sesuai standar ADA.

Page 11: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

2. Jarum pendek dapat digunakan untuk beberapa injeksi pada jaringan lunak yang tipis,

jarum panjang digunakan untuk injeksi yang lebih dalam.

3. Jarum cenderung tidak dipenetrasikan lebih dalam untuk mencegah patahnya jarum.

4. Jarum yang digunakan harus tajam dan lurus dengan bevel yang relative pendek,

dipasangkan pada syringe. Gunakan jarum sekali pakai (disposable) untuk menjamin

ketajaman dan sterilisasinya. Penggunaan jarum berulang dapat sebagai transfer penyakit.

5. Citojet dapat digunakan untuk injeksi intraligamen.

D. Instrumen

Pencabutan

Gigi

Tang

1. Desain tang : Desain yang umum dari tang dilengkapi dengan pegangan, engsel dan

paruh. Pegangan bisa horizontal dan vertikal. Tang horizontal tersedia untuk rahang

bawah dan rahang atas sedangkan desain vertikal hanya untuk rahang bawah saja.

Tang horizontal dimodifikasi dengan pegangan lurus atau melengkung dan kadang

diperlengkapi dengan suatu ring pada salah satu sisi pegangan. Paruh merupakan

bagian kerja dari tang dibuat dengan berbagai macam desain. Klasifikasi tang yang

pertama didasarkan pada kesimetrisan paruh. Paruh yang simetris adalah yang

Page 12: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

universal yaitu tang yang bisa digunakan untuk mencabut gigi kanan ataupun gigi kiri

pada suatu rahang (hanya RA/RB). Lebar paruh yang lebih lebar digunakan untuk

gigi molar. Angulasi paruh terhadap pegangan menunjukkan fungsinya, yang

mempunyai sudut hampir 90 derajat terhadap pegangan digunakan untuk rahang

bawah.

2. Jenis tang untuk Molar Satu Rahang Bawah

Tang #17 didesain untuk pencabutan gigi molar rahang bawah. Paruhnya simetris

dengan tonjolan bagian tengah atau ujung pada masing-masing paruh , yang ditujukan

agar mencengkeram bifurkasi atau groove akar bukal atau lingual. Ujung tersebut

apabila dikembinasikan dengan peruh yang lebar akan memberikan adaptasi, molar

yang lebih baik (permukaan lebih luas) dibandingkan dengan tang #151. Tang lain yang

sering digunakan untuk rahang bawah #23 (cow horn). Paruhnnya simetris dan

berbentuk seperti tanduk konus, yang didesain untuk beradaptasi dengan baik di

bifurkasi gigi molar. Tang ini digunakan dengan tekanan menutup yang kuat dan kontinu

yang dikombinasikan dengan tekanan ke arah bukal dan lingual.

Page 13: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

Tang #151, tang mandibula mempunyai paruh yang hamper membentuk sudut 900

dengan pegangan. Tang #151 dulu didesain untuk gigi premolar bawah tetapi mellaui

pengalaman, bentuk universal ini (bisa untuk kanan atau kiri) menjadi murni digunakan

untuk

pencabutan gigi

bawah

termasuk

seluruh molar

bawah.

Selain instrumen tang, dalam ekstraksi gigi untuk anak anak juga menggunakan alat bantu

seperti bend atau elevator, dan beberapa instrumen standar untuk pemeriksaan seperti :

- Kaca mulut

- Sonde

- Pinset

- Injektor

- Ekskavator

- Cotton roll

Page 14: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

- Betadine cane yg diisi betadin

- Dan lain lain.

Beberapa alat yang harus dipersiapkan sebelum pencabutan gigi pada anak

E. Metode Pencabutan Gigi

Gigi yang erupsi bisa diekstraksi dengan salah satu dari dua teknik utama, yaitu tertutup dan

terbuka. Teknik tertutup juga dikenal sebagai teknik simple forceps. Teknik terbuka dikenal juga

sebagai teknik operasi atau flap. Teknik yang benar seharusnya menghasilkan ekstraksi yang

atraumatik, dan sebaliknya pada teknik operasi yang telah dapat mengakibatkan ekstraksi yang

traumatik.

Teknik apapun yang dipilih, ada tiga syarat utama yang diperlukan untuk mendapatkan ekstraksi yang

baik yatu:

1. Akses dan dan visualisasi pada daerah yang akan di ekstraksi

2. Jalur yang tidak terhalang unuk mengekstraksi gigi

3. Penggunaan gigi tenaga yang terkontrol

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika ekstraksi antara lain:

1. Posisi saat ekstraksi

a. Untuk ekstraksi gigi maxilla, dental chair diposisikan sekitar 60 derajat terhadap

lantai

b. Selama ekstraksi pada kuadran maxilla sebelah kanan, kepala pasien seharusnya

mengarah ke operator, sehingga akses yang cukup dan visualisasi bisa didapatkan

c. Untuk ekstraksi gigi anterior maxilla, kepala pasien harus diposisikan lurus kedepan

Page 15: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

d. Pada ekstraksi kuadran maxilla sebelah kiri, kepala pasien hanya sedikit diarahkan ke

operator.

e. Untuk ekstraksi mandibula, pasien harus diposisikan lebih tegak lurus sehingga ketika

mulut dibuka, occlusal plane sejajar dengan lantai

f. Posisi kursi harus lebih rendah dari pada posisi kursi saat ekstraksi gigi permanen,

dan lengan operator pada sudut 120 derajat pada siku.

Gambar

A. Posisi ekstraksi gigi-gigi rahang atas

B. Posisi ekstraksi gigi-gigi rahang bawah kuadran kiri

C. Posisi ekstraksi gigi-gigi bawah kuadran kanan

2. Peran non-working hand

a. Membantu melindungi gigi sekitarnya dari foeceps

b. Membantu menstabilkan posisi kepala pasien selama proses ekstraksi

Page 16: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

c. Memiliki peran penting pada saat ekstraksi gigi mandibula karena tangan kiri

menyokong dan menstabilkan posisi rahang bawah ketika ekstraksi dilakukan.

d. Gigi molar Rahang Bawah

Pencabutan Intra Alveolar

Pencabutan intra alveolar adalah pencabutan gigi atau akar gigi dengan menggunakan

tang atau bein atau dengan kedua alat tersebut. Metode ini sering juga di sebut forceps

extraction dan merupakan metode yang biasa dilakukan pada sebagian besar kasus

pencabutan gigi.

Dalam metode ini, blade atau instrument yaitu tang atau bein ditekan masuk ke dalam

ligamentum periodontal diantara akar gigi dengan dinding tulang alveolar. Bila akar telah

berpegang kuat oleh tang, dilakukan gerakan kea rah buko-lingual atau buko-palatal dengan

maksud menggerakkan gigi dari socketnya. Gerakan rotasi kemudian dilakukan setelah

dirasakan gigi agak goyang. Tekanan dan gerakan yang dilakukan haruslah merata dan

terkontrol sehingga fraktur gigi dapat dihindari.

Pencabutan Trans Alveolar

Pada beberapa kasus terutama pada gigi impaksi, pencabutan dengan metode intra

alveolar sering kali mengalami kegagalan sehingga perlu dilakukan pencabutan dengan

metode trans alveolar. Metode pencabutan ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengambil

Page 17: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

sebagian tulang penyangga gigi. Metode ini juga sering disebut metode terbuka atau metode

surgical yang digunakan pada kasus-kasus:

- Gigi tidak dapat dicabut dengan menggunakan metode intra alveolar

- Gigi yang mengalami hypersementosis atau ankylosis

- Gigi yang mengalami germinasi atau dilacerasi

- Sisa akar yang tidak dapat dipegang dengan tang atau dikeluarkan dengan bein, terutama sisa

akar yang berhubungan dengan sinus maxillaris.

Perencanaan dalam setiap tahap dari metode trans alveolar harus dibuat secermat

mungkin untuk menghindari kemungkinan yang tidak diinginkan. Masing-masing kasus

membutuhkan perencanaan yang berbeda yang disesuaikan dengan keadaan dari setiap kasus.

Secara garis besarnya, komponen penting dalam perencanaan adalah bentuk flap

mukoperiostal, cara yang digunakan untuk mengeluarkan gigi atau akar gigi dari socketnya,

seberapa banyak pengambilan tulang yang diperlukan.

Selain itu dua metode diatas, dalam melakukan pencabutan gigi kita perlu memperhatikan

tekanannya. Tekanan lateral permulaan untuk pencabutan gigi molar adalah kearah lingual.

Tulang bukal yang tebal menghalangi gerakan ke bukal dan pada awal pencabutan gerak ini

hanya mengimbangi tekanan lingual yang lebih efektif. Gigi molar sering dikeluarkan kearah

lingual.

F. Komplikasi dan Penanggulangan Pencabutan Gigi

1. Kegagalan anastesi.

Kegagalan anastesi biasanya berhubungan dengan teknik anastesi yang salah atau dosis

obat anastesi tidak cukup.

Page 18: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

Kegagalan pencabutan gigi.

Bila gigi gagal dicabut dengan menggunakan aplikasi tang atau elevator dengan tekanan

yang cukup maka instrumen tersebut harus dikesampingkan dan dicari sebab kesulitan.

Pada kebanyakan kasus lebih mudah dicabut dengan tindakan pembedahan.

2. Fraktur mahkota gigi.

Tindakan penanggulangannya dapat dilakukan dengan memberitahukan kepada pasien

bahwa ada gigi yang tertinggal kemudian dicari penyebabnya secara klinis dengan

melalui bantuan radiografi. Pemeriksaan dengan radiografi dilakukan untuk memperoleh

petunjuk yang berguna untuk mengidentifikasi ukuran dan posisi fraktur gigi yang

tertinggal. Selanjutnya operator mempersiapkan. Namun hal ini sering juga disebabkan

oleh tidak tepatnya aplikasi tang pada gigi, bila tang diaplikasikan pada mahkota gigi

bukan pada akar atau masa akar gigi, atau dengan sumbu panjang tang tidak sejajar

dengan sumbu panjang gigi. Tindakan penanggulangannya dapat dilakukan dengan

memberitahukan kepada pasien bahwa ada gigi yang tertinggal kemudian dicari

penyebabnya secara klinis dengan melalui bantuan radiografi.Pemeriksaan dengan

radiografi dilakukan untuk memperoleh petunjuk yang berguna untuk mengidentifikasi

ukuran dan posisi fraktur gigi yang tertinggal. Selanjutnya operator mempersiapkan alat

yang diperlukan untuk menyelesaikan pencabutan dan menginformasikan perkiraan

waktu yang diperlukan untuk tindakan tersebut. Sedangkan metode yang digunakan bisa

dengan cara membelah bifurkasi (metode tertutup) atau dengan dengan pembedahan

melalui pembukaan flap (metode terbuka).

3. Dry Socket

Komplikasi ini jarang terjadi karena vaskularisasi pada anak cukup baik, bila terjadi di

bawah umur 10 tahun mungkin ada gangguan sistemik seperti pada penderita anemia,

defisiensi vitamin, gangguan nutrisi atau terdapat infeksi. Cara penanggulangannya bila

terjadi dry socket adalah ditujukan untuk menghilangkan sakit dan mempercepat

penyembuhan. Soket harus diirigasi dengan larutan normal saline hangat dan semua

bekuan darah degenerasi dikuret. Tulang yang tajam dihaluskan dengan bone file/knabel

tang kemudian diberi resep antibiotika dan analgetika yang adekuat.

4. Perdarahan

Page 19: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

Hal ini mungkin terjadi bila anak menderita penyakit darah atau kemungkinan ada sisa

akar atau tulang yang menyebabkan iritasi terhadap jaringan.Perembesan darah secara

konstan selama pencabutan gigi dapat diatasi dengan aplikasi gulungan tampon atau

dengan penggunaan suction. Perdarahan yang lebih parah dapat diatasi dengan pemberian

tampon yang diberi larutan adrenalin : aqua bidest 1 : 1000 dan dibiarkan selama 2 menit

dalam soket. Perdarahan yang disebabkan pembuluh darah besar jarang terjadi dan bila

ini terjadi maka pembuluh darah tersebut harus ditarik dan dijepit dengan arteri klem

kemudian dijahit/cauter. Perdarahan pasca operasi dapat terjadi karena pasien tidak

mematuhi instruksi atau sebab lain yang harus segera ditemukan. Cara penanggulangan

komplikasi seperti pada kebanyakan kasus disarankan untuk melakukan penjahitan pada

muko periosteal, jahitan horizontal terputus paling cocok dan untuk tujuan ini harus

diletakkan pada soket sesegera mungkin. Tujuan dari penjahitan ini adalah bukan untuk

menutup soket tetapi untuk mendekatkan jaringan lunak diatas soket untuk

mengencangkan muko perioteal yang menutupi tulang sehingga menjadi iakemik. Karena

pada kebanyakan kasus perdarahan tidak timbul dari soket tetapi berasal dari jaringan

lunak yang berada disekitarnya, selanjutnyapasien diinstruksikan untuk menggigit

tampon selama 5 menit setelah penjahitan. Bila perdarahan belum teratasi maka kedalam

soket gigi dapat dimasukkan preparat foam gelatin atau fibrin (surgicel, kalsium alginat)

setelah itu pasien disuruh menggigit tampon dan kemudian dievaluasi kembali dan bila

tetap tidak dapat diatasi sebaiknya segera dirujuk ke Rumah sakit terdekat untuk

memperoleh perawatan lebih intensif lagi.

6. Infeksi.

Penyebab yang sering terjadi pembengkakan pasca operasi adalah infeksi pada daerah

bekas pencabutan karena masuknya mikroorganisme yang patogen. Bila terdapat pus dan

fluktuasi positif harus harus dilakukan insisi dan drainase serta pemberian antibiotika

yang adekuat. Sedang jika infeksi cukup parah atau telah meluas ke submaxilla dan

sublingual sebaiknya segera dirujuk ke Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas Bedah

Mulut.

7. Trismus.

Trismus dapat didefinisikan sebagai ketidak mampuan membuka mulut akibat spasme

otot. Keadaan ini dapat disebabkan edema pasca operasi, pembentukan hematoma atau

Page 20: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

peradangan jaringan lunak. Pasien dengan arthritia traumatik sendi temporo mandibular

joint juga dapat memiliki keterbatasan membuka mulut (gerakan mandibula). Terapi

trismus bervariasi tergantung penyebabnya. Kompres panas/penyinaran dengan solux

atau kumur-kumur dengan normal saline hangat dapat mengurangi rasa sakit padakasus

ringan, tapi pada kasus lain kadang-kadang diperlukan pemberian antibiotika, anti

inflamasi atau analgetika yang mengandung muscle relaxan, neurotropik vitamin atau

dirujuk kepada spesialis bedah mulut ahli temporo mandibular joint untuk mengurangi

gejalanya.

G. Instruksi Pasca Pencabutan Gigi

1. Mengigit tampon selama 30 menit, tetapi jangan dikunyah.

2. Tidak menggunakan sedotan pada saat minum setelah 24 jam.

3. Menggosok gigi setiap hari, tetapi tidak menggunakan mouthwash pada hari

pencabutan.

4. Meminum obat analgesic jika terasa sakit.

5. Jika nyeri meningkat setelah 48 jam atau perdarahan abnormal terjadi segera hubungi

dokter.

6. Untuk mencegah perdarahan dan pembengkakan, posisi kepala lebih ditinggikan saat

tidur.

7. Jangan meludah, karena meludah dapt menyebabkan perdarahan.

8. Jika perdarahan terjadi lagi, pasang kembali lagi tampon.

9. Es dapat digunakan setelah pencabutan untuk mengurangi pembengkakan.

10. Makan dan minum seperti biasa.

Page 21: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

H. Obat-obat Pasca Pencabutan

1. Obat Analgesik

PARACETAMOL 500MG

Golongan : GenerikIndikasi : Menghilangkan rasa sakit & penurun panas.Kontraindikasi : Gagal ginjal & hati.Perhatian : Pasien alkoholik.Efek samping : Reaksi kulit, hematologis, reaksi alergi yang lain.Kemasan : Kotak isi 100 tablet.Dosis : - Dewasa : 3-4 kali sehari :1-2 tablet

- Anak : 6-12 tahun : ½ - 1 tablet tiap 4 - 6 jam.- Anak : 2-5 tahun : ¼ - ½ tablet tiap 4 - 6 jam

PARACETAMOL 120 mg/ 5ml SIRUP

Indikasi : Mengurangi rasa sakit kepala,sakit gigi dan menurunkan panas.

Efek samping : Reaksi hipersensitif, dosis tinggi merusak hati.

Dosis : 0 – 1 tahun : ½ sendok takar (2,5 ml) / 3 – 4 kali sehari

1 – 2 tahun : 1 sendok takar (5 ml) / 3 – 4 kali sehari

2 – 6 tahun : 1 – 2 sendok takar (5-10 ml) / 3 – 4 kali sehari

6 – 9 tahun : 2 – 3 sendok takar (10-15 ml) / 3 – 4 kali sehari

9 – 12 tahun: 3 – 4 sendok takar (15-20 ml) / 3 – 4 kali sehari

Kemasan : Botol 60 ml.

2. Obat antibiotik

AMOXICILLIN

Komposisi : - Tiap kapsul mengandung Amoxicillin Anhidrat 250 mg - Tiap kaplet mengandung Amoxicillin Anhidrat 500 mg

Page 22: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

Cara kerja obat : Amoxicillin adalah senyawa Penisilina semisintetik dengan aktivitas antibakteri spektrum luas yang bersifat bakterisid, efektif terhadap sebagian besar bakteri gram positif dan beberapa gram negatif yang patogen. Bakteri patogen yang sensitif terhadap Amoxicillin antara lain : Staphylococci, Streptococci, Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H influenzas, E. coli, dan P. mirabiiis. Amoxicillin kurang efefktif terhadap species Shigella dan bakteri penghasil beta laktamase.  

Indikasi :Infeksi yang disebabkan oleh kuman-kuman gram positif dan gram negatif yang peka terhadap Amoxicillin, seperti infeksi pada saluran pernapasan bagian atas, otitis media, bronchitis akut dan kronik, pneumonia cystitis, urethris, pyelonephritis, gonorhea yang tidak terkomplikasi, infeksi kulit dan jaringan lunak.

Dosis :Disesuaikan dengan jenis dan beratnya infeksi

- Anak-anak dengan berat badan kurang dari 20 kg : 20-40 mg/kg berat badan per hari dibagi dalam 3 dosis.

- Dewasa dan anak dengan berat badan di atas 20 kg : sehari 750-1500 mg dalam dosis terbagi, diberikan tiap 8 jam sebelum makan.

- Pada infeksi yang lebih berat digunakan dosis yang lebih besar atau menurut petunjuk dokter.

- Untuk gangguan ginjal dengan kreatinin klirens 10 ml/menit, dosis tidak boleh lebih dari 500 mg tiap 12 jam.

- Untuk gonorhea yang tidak terkomplikasi - Dewasa : 3 gram Amoxicillin dosis tunggal.- Anak-anak pra pubertas : 50 mg/kg BB Amoxicillin + 25 mg /kg BB Probenecid

diberikan bersama dalam dosis tunggal.  

Peringatan dan perhatian :

- Penggunaan dosis tinggi dalam jangka lama dapat menimbulkan super infeksi (biasanya disebabkan Enterobacter, Pseudomonas, S. aureus, Candida) terutama pada saluran gastro intestinal.

- Pemakaian pada wanita hamil belum diketahui keamanannya dengan pasti.- Hati - hati pemberian pada wanita menyusui karena dapat menyebabkan

sensitifitas pada bayi.

Page 23: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

- Pada kasus gonorhea : hati-hati penggunaan pada anak-anak karena probenecid dikontra-indikasikan untuk anak-anak dibawah 2 tahun.

- Pengobatan dengan Amoxicillin dalam jangka waktu yang lama harus disertai dengan pemeriksaan terhadap fungsi ginjal, hati dan darah.

Efek samping :

- Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urticaria, ruam kulit, angioedema dan gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomatitis.

- Kemungkinan reaksi anafilaksi.

Kontraindikasi :

- Penderita yang hipersensitif terhadap Penicillin dan turunannya.- Bayi baru lahir dimana ibunya hipersensitif terhadap Penicillin atau turunannya.- Jangan digunakan untuk pengobatan meningitis atau infeksi pada tulang sendi karena

Amoxicillin oral tidak menembus ke dalam cairan cerebrospinal atau sinovial.

Interaksi Obat :

- Probenecid memperiambat ekskresi Amoxicillin- Penggunaan bersama-sama allopurinol dapat meningkatkan terjadinya reaksi kulit.

Cara Penyimpanan :

Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya.

Kemasan :

- Amoxicillin kapsul 250 mg dus 10 strip @ 10 kapsul No. Reg. GKL 0007113501 A1- Amoxicillin kapiet 500 mg dus 10 strip @ 10 kaplet No. Reg. GKL 0007113604 A1  

I. Waktu Erupsi

Page 24: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

SOAL

1. Jenis tang yang digunakan untuk mencabut gigi molar mandibula adalah ….

a. Tang # 151

b. Tang # 15

c. Tang #22

d. Tang #124

2. Saraf yang dituju pada teknik anestesi mandibula adalah ….

a. N. palatinus mayor

b. N. alveolaris superior anterior

c. N. alveolaris superior medius

d. N. alveolaris inferior dan N. lingualis

3. Bahan anestesi yang paling sering digunakan adalah ….

a. Prilocaine (Citanest Forte) HCl 4 % dengan epinephrine 1 : 200.000

Page 25: Pencabutan Gigi Molar Satu Permanen Mandibula

b. Mepicaine (Carbocaine) HCl 2 % dengan levanordefrin (Neo-cobefrin) 1 : 20.000.

c. Lidocaine (Xylocaine) HCl 2 % dengan epinephrine 1 : 100.000

d. Lidocaine (Xylocaine) HCl 2 % dengan epinephrine 1 : 200.000