77
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT KEUANGAN UMUM 2007 DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI PENGELOLAAN KEKAYAAN NEGARA (Diklat Jarak Jauh) MODUL Pengelolaan Barang Milik Negara: Penatausahaan Barang Milik Negara

Penatausahaan BMN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penatausahaan BMN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PUSDIKLAT KEUANGAN UMUM 2007

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI PENGELOLAAN KEKAYAAN NEGARA

(Diklat Jarak Jauh)

MODUL

Pengelolaan Barang Milik Negara: ­ Penatausahaan Barang Milik Negara

Page 2: Penatausahaan BMN

i

KATA PENGANTAR

Proses pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu sarana yang

senantiasa diperlukan oleh setiap orang, termasuk mereka yang tengah bekerja dalam

rangka meningkatkan karir kerja dalam kehidupannya, karena proses pembelajaran

pada hakekatnya adalah salah satu cara untuk terjadinya peningkatan dan

pengembangan sumber daya manusia dalam rangka mengantisipasi permasalahan dan

pemenuhan kebutuhan kerja di masa depan.

Modul ‘Penatausahaan Barang Milik Negara’ yang ditulis oleh Saudara Lukman

Efendi, SE., ME. ini disusun dan digunakan dalam Diklat Teknis Substantif Spesialisasi

(DTSS) Pengelolaan Kekayaan Negara yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Keuangan

Umum bagi pegawai dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Departemen

Keuangan, dan dirancang untuk memberi bekal pengetahuan dan keterampilan yang

diperlukan bagi pegawai DJKN dalam bidang kekayaan negara guna meningkatkan

motivasi dan memperlancar kemampuan dalam rangka penugasan tugas di lingkungan

kerja DJKN. Modul ini sudah mendapatkan masukan­masukan dari berbagai pihak,

diantaranya Saudara Drs. Tyas Miyanto, M.Ec. (dari DJKN) dan Ibu Dr. Durri Andriani

(dari Universitas Terbuka).

Kami menghargai dan berterima kasih atas upaya penulis dan pereview dalam

mempersiapkan dan menyusun modul ini sehingga turut membantu memberikan

kemudahan bagi peserta pendidikan dan pelatihan di lingkungan Pusdiklat Keuangan

Umum Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Departemen Keuangan.

Jakarta, November 2007 Kepala Pusdiklat Keuangan Umum,

ttd

Agus Hermanto NIP 060048497

Page 3: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Pengantar .......................................................................................... 1 B. Deskripsi Singkat .............................................................................. 1

C. Tujuan Instrusional Umum ................................................................ 2 D. Tujuan Instrusional Khusus ............................................................... 2

BAB II : PENGORGANISASIAN DAN TUGAS PELAKSANA PENATAUSAHAAN ......................................................................

3

A. Latar Belakang Perlunya Penatausahaan BMN .................................. 3

1. Pengantar ..................................................................................... 3 2. Tujuan Penatausahaan BMN ........................................................ 4

3. Ruang Lingkup............................................................................. 4 4. Penatausahaan BMN.................................................................... 5

B. Pengorganisasian................................................................................ 6 C. Bagan Organisasi Penatausahaan BMN............................................. 7

D. Tugas Pelaksana Penatausahaan........................................................ 8 5. Pengguna Barang........................................................................ 8

6. Pengelola barang......................................................................... 13 E. Rangkuman........................................................................................ 17

F. Tes Formatif...................................................................................... 18 G. Umpan Balik dan Tindak lanjut........................................................ 19

BAB III : PEMBUKUAN BMN ...................................................................... 20

A. Tatacara Pembukuan pada Pengguan Barang...................................... 20 1. Tingkat UPKPB.......................................................................... 20

2. Tingkat UPPB­W........................................................................ 26 3. Tingkat UPPB­E1....................................................................... 27

4. Tingkat UPPB............................................................................. 28 B. Tatacara Pembukuan Pada Pengelola Barang.................................... 30

1. Tingkat KPKNL......................................................................... 30

Page 4: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) iii

2. Tingkat Kanwil DJKN.............................................................. 34 3. Tingkat DJKN........................................................................... 36

C. Rangkuman......................................................................................... 37 D. Test Formatif...................................................................................... 38

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut........................................................ 39

BAB IV : INVENTARISASI BMN ................................................................ 40 A. Ketentuan Umum............................................................................... 40

B. Pengguna Barang .............................................................................. 41 1. Tingkat UPKPB………………………………………………... 41

2. Tingkat UPPB­W………………………………………………. 42 3. Tingkat UPPB­E1……………………………………………… 43

4. Tingkat UPPB………………………………………………….. 44 C. Pengelola Barang…………………………………………………. 45

1. Tingkat KPKNL……………………………………………….. 45 2. Tingkat Kanwil DJKN………………………………………… 46

3. Tingkat DJKN…………………………………………………. 47 D. Rangkuman………………………………………………………... 47

E. Test Formatif……………………………………………………… 48 F. Umpan Balik dan Tidak Lanjut…………………………………… 49

BAB V : PELAPORAN BMN ....................................................................... 50

A. Batasan Penyajian Daftar BMN dan Penyampaian Daftar dan Mutasi BMN .................................................................................... 50

B. Batasan Penyajian untuk Pelaporan BMN ........................................ 51 C. Tatacara Pelaporan BMN pada Pengguna Barang ............................. 51

1. Tingkat UPKPB…………………………………………….......... 51 2. Tingkat UPPB­W………………………………………………… 53

3. Tingkat UPPB­E1………………………………………………... 55 4. Tingkat UPPB……………………………………………………. 57

D. Tatacara Pelaporan pada Pengelola Barang…………………….......... 59 1. Tingkat KPKNL…………………………………………………. 59

2. Tingkat Kanwil DJKN……………………………………........... 62 3. Tingkat DJKN…………………………………………………… 65

E. Rangkuman…………………………………………………………... 66 F. Test Formatif……………………………………………………........ 66

Page 5: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) iv

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut……………………………….......... 68

BAB VI : PENUTUP ....................................................................................... 69

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 72

­ ­ ­ ­ ­

Page 6: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 1

PENDAHULUAN

1. Pengantar Modul Penatausahaan Barang Milik Negara (BMN) ini dikembangkan untuk

peserta DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Keuangan Umum BPPK Departemen Keuangan. Modul ini dimaksudkan untuk membantu pemahaman peserta Diklat terhadap kegiatan penatausahaan BMN sehingga diharapkan dapat mempermudah pelaksanaan kegiatan penatausahaan BMN di lingkungan kantor masing­masing. Materi modul Penatausahaan BMN ini diambil dari berbagai Peraturan Perundang­Undangan yang menyangkut BMN khususnya yang terkait dengan penatausahaan BMN. Oleh karena itu, para peserta Diklat sangat dianjurkan untuk membaca dan memahami seluruh ketentuan yang ada dalam literatur maupun Peraturan Perundang­Undangan terkait dengan penatausahaan BMN.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006, penatausahaan BMN diartikan sebagai sub kegiatan pengelolaan BMN yang meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan BMN/D sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Peranan penatausahaan BMN dalam pengelolaan BMN menempati posisi yang sangat strategis karena semua kebijakan lebih efektif jika didasarkan pada data akurat yang diperoleh dari kegiatan penatausahaan BMN.

Sampai saat ini masalah akurasi data BMN belum mendapat perhatian yang sungguh­sungguh dari mayoritas Kementerian Negara/Lembaga. Oleh karena itu tidak mustahil bahwa sampai saat ini pemerintah salalu menghadapi kesulitan dalam mengetahui berapa sebenarnya jumlah dan nilai BMN. Kesulitan ini akan sangat terasa pada saat penyusunan neraca pemerintah pusat pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan pada saat melakukan pengelolaan BMN seperti penghapusan, pemindahtanganan, pemanfaatan, dan penilaian. Pada saat menyusun neraca pemerintah pusat sangat dibutuhkan nilai akuntansi dari keseluruhan BMN dan pada saat melakukan pengelolaan dibutuhkan data rinci/detil dari setiap BMN tersebut.

Bertolak dari hal­hal tersebut maka pembahasan dalam Modul ini yang difokuskan pada masalah penatausahaan barang milik negara akan disajikan secara terstruktur mulai dari pendahuluan, latar belakang, pengorganisasian, pembukuan, inventarisasi, pelaporan, penggolongan dan kodefikasi, dan penutup.

2. Deskripsi Singkat Materi Penatausahaan BMN merupakan bagian dari Pengelolaan BMN, yang

disajikan dengan maksud untuk menambah wawasan bagi mereka yang belum pernah mendapat tugas sebagai pengelola BMN khususnya penatausahaana BMN dan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan mengenai penatausahaan BMN bagi mereka yang sudah atau sedang melaksanakan tugas dimaksud.

Page 7: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 2

3. Tujuan Instruksional Umum Setelah mempelajari Modul Penatausahaan BMN ini, peserta diharapkan dapat

memahami prosedur penatausahaan BMN dengan baik, karena sudah mengetahui dengan baik kegiatan­kegiatan yang dilaksanakan dalam penatausahaan BMN. Selain itu, dengan mengetahui betapa pentingnya peranan data/informasi, maka dapat dimengerti bagaimanapentingnya fungsi penatausahaan dalam rangka mengelola BMN. Dengan demikian, tujuan penatausahaan yaitu tertib administrasi dan mendukung tertib pengelolaan BMN dapat diwujudkan.

4. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti diklat ini peserta diklat diharapkan dapat :

a) Menjelaskan pengorganisasian penatasauhaan BMN

b) Melaksanakan pembukuan BMN

c) Melaksanakan inventarisasi barang milik negara

d) Melaksanakan pelaporan barang milik negara

e) Melaksanakan penggolongan dan kodefikasi barang milik negara

f) Menjelaskan pentingnya penatausahaan barang milik negara.

Page 8: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 3

KEGIATAN BELAJAR 1

PENGORGANISASIAN DAN TUGAS PELAKSANA PENATAUSAHAAN

Pada kegiatan belajar ini, akan dijelaskan mengenai latar belakang, tujuan dan pengertian penatausahaan BMN. Selain itu dijelaskan pula struktur organisasi penatausahaan BMN baik pada pengguna barang maupun pengelola barang. Selanjutnya agar setiap pelaksana penatausahaan mengerti apasaja yang harus dikerjakan dalam kegiatan penatausahaan, maka dijelaskan pula tugas dan tanggung jawab pelaksana penatausahaan pada setiap tingkatan baik pada pengguna barang maupun pengelola barang.

A. Latar belakang perlunya penatausahaan BMN

1. Pengantar

Sebagai pelaksanaan dari ketentuan Pasal 48 ayat (2) dan Pasal 49 ayat (6) Undang­Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan untuk menjamin terlaksananya tertib administrasi dan tertib pengelolaan BMN/D, telah diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan BMN/D.

PP Nomor 6 tahun 2006 pada dasarnya merupakan penyatuan peraturan­ peraturan mengenai pengelolaan BMN yang telah ada sebelumnya, mengatur hal­hal yang belum tertampung dalam peraturan­peraturan yang ada sebelumnya, dan memberikan landasan hukum yang lebih kuat agar tertib administrasi dan tertib pengelolaan BMN/D dimaksud dapat diwujudkan. Oleh karena itu, dengan adanya PP Nomor 6 Tahun 2006 diharapkan pengelolaan BMN/D semakin tertib baik dalam hal pengadministrasiannya maupun pengelolaannya sehingga pengadaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan, serta pengamanan BMN/D di masa mendatang dapat lebih efektif dan efisien.

Adapun pengertian BMN/D sesuai dengan pasal 1 angka 10 dan 11 Undang­ Undang Nomor 1 Tahun 2004 adalah “semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN/D atau berasal dari perolehan lain yang sah”. Selanjutnya, dalam pasal 2 ayat (2) PP Nomor 6 Tahun 2006, dari pengertian BMN/D yang berasal dari perolehan lain yang sah dimaksud dirinci dalam 4 bagian, yaitu: (a) barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan/sejenisnya, (b) diperoleh sebagai pelaksanaan perjanjian/kontrak, (c) diperoleh berdasarkan ketentuan undang­undang, dan (d) diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Dalam PP Nomor 6 Tahun 2006 diatur pejabat yang melakukan pengelolaan BMN/D termasuk kewenangannya. Untuk pengelolaan BMN, Menteri Keuangan

Page 9: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 4

adalah Pengelola Barang, menteri/pimpinan lembaga adalah Pengguna Barang, dan Kepala Kantor Satuan Kerja adalah Kuasa Pengguna Barang.

Ruang lingkup pengelolaan BMN/D dalam PP Nomor 6 Tahun 2006 adalah meliputi semua aktivitas yang berkaitan dengan BMN/D terdiri dari perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan (meliputi sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, dan bangun guna serah/bangun serah guna), pengamanan (meliputi administrasi, fisik dan hukum) dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan (meliputi penjualan, tukar menukar, hibah, dan PMP), penatausahaan (meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan), pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

Namun demikian, PP Nomor 6 Tahun 2006 adalah mengatur mengenai pokok­pokok pengelolaan BMN/D. Agar pengelolaan BMN/D tersebut lebih operasional tentunya masih diperlukan aturan yang lebih tehnis sebagaimana diamanatkan oleh PP dimaksud, baik berupa Peraturan Menteri Keuangan (PMK) ataupun berupa peraturan pelaksanaan lainnya. Hal­hal yang perlu diatur dalam peraturan pelaksanaan dimaksud antara lain berupa kebijakan mengenai penatausahaan (pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan) BMN.

Menindaklanjuti ketentuan dalam PP nomor 6 tahun 2006 dimaksud dan dalam upaya mewujudkan tertib administrasi dan mendukung terwujudnya tertib pengelolaan BMN, dibuat suatu pedoman yang mengatur tentang prosedur/tatacara penatausahaan barang milik negara.

2. Tujuan Penatausahaan BMN

Prosedur/tatacara penatausahaan BMN ini bertujuan memberikan petunjuk umum bagi pelaksana penatausahaan BMN yang berada di Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang dan Pengelola Barang dalam rangka mewujudkan tertib administrasi dan mendukung terwujudnya tertib pengelolaan BMN, yaitu :

a) Penatausahaan BMN pada Pengelola Barang di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, dan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;

b) Penatausahaan BMN pada Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang di tingkat Satuan Kerja, Wilayah, Eselon­I, Kementerian Negara/Lembaga, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk dana Dekonsentrasi/dana Tugas Pembantuan, serta Koordinator Wilayah dana Dekonsentrasi/dana Tugas Pembantuan.

3. Ruang Lingkup

Pedoman dan Tatacara Penatausahaan BMN ini berlaku untuk seluruh pelaksana penatausahaan BMN pada Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang dan pelaksana penatausahaan BMN pada Pengelola Barang, termasuk pelaksana

Page 10: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 5

penatausahaan BMN pada Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan dana Dekonsentrasi dan/atau dana Tugas Pembantuan.

4. Penatausahaan BMN

Seluruh BMN merupakan objek penatausahaan, yakni semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah, yang berada dalam penguasaan Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang, dan berada dalam pengelolaan Pengelola Barang.

Penatausahaan BMN meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan BMN. Dalam penatausahaan BMN ini termasuk didalamnya melaksanakan tugas dan fungsi akuntansi BMN. Penatausahaan BMN dalam rangka mewujudkan tertib administrasi termasuk menyusun Laporan BMN yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan neraca pemerintah pusat. Sedangkan penatausahaan BMN dalam rangka mendukung terwujudnya tertib pengelolaan BMN adalah menyediakan data agar pelaksanaan pengelolaan BMN dapat dilaksanakan sesuai dengan azas fungsional, kapastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai.

Pelaksanaan tugas penatausahaan termasuk melaksanakan dan fungsi akuntansi BMN. Aturan yang digunakan mengacu pada Standar Akuntasi Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan melalui PP Nomor 24 Tahun 2005. Dalam SAP dimaksud, BMN terbagi atas persediaan pada pos aset lancar, aset tetap, aset tak berwujud, dan aset lain­lain pada pos aset lainnya. Berikut ini penjelasan dari masing­ masing aset.

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang­barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap terdiri dari tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.

Aset lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, dan dana cadangan. Adapun BMN yang berada pada pos aset lainnya adalah aset tak berwujud dan aset lain­lain. Aset tak berwujud meliputi software komputer, lisensi dan franchise, hak cipta (copyright), paten, dan hak lainnya, serta hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang. Selanjutnya, pos aset lain­lain digunakan untuk mencatat BMN berupa aset lainnya yang tidak dapat dikelompokkan kedalam aset tak berwujud, seperti aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah.

Page 11: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 6

Hasil penatausahaan BMN ini nantinya dapat digunakan dalam rangka (a) penyusunan negara pemerintah pusat setiap tahun, (b) perencanaan kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan BMN setiap tahun untuk digunakan sebagai bahan penyusunan rencana anggaran, dan (c) pengamanan administrasi BMN.

B. Pengorganisasian

Barang milik negara tersebar pada 78 kementerian negara/lembaga yang terbagi lagi pada lebih kurang 20.000 satuan kerja yang lokasinya tersebar di seluruh Indonesia sehingga dibutuhkan koordinasi yang baik agar tujuan penatausahaan dapat tercapai. Untuk itu, diperlukan pengorganisasian dalam alur proses penatausahaan BMN.

Penatausahaan BMN meliputi penatausahaan pada Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang dan Pengelola Barang. Pelaksana penataausahaan BMN pada Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang dilakukan oleh unit penatausahaan Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang; dan pada Pengelola Barang dilakukan oleh unit penatausahaan Pengelola Barang. Selanjutnya dalam pelaksanaan penatausahaan BMN di Kantor Wilayah dan/atau Unit Eselon I, Pengguna Barang dibantu oleh unit penatausahaan wilayah dan/atau unit penatausahaan eselon I. Sedangkan Pengelola Barang dibantu oleh Kantor Vertikal DJKN di daerah yaitu Kanwil DJKN dan KPKNL.

Adapun organisasi penatausahaan BMN pada Pengguna Barang adalah sebagai berikut.

1. Unit Penatausahaan Pengguna Barang (UPPB)

UPPB adalah unit penatausahaan BMN pada tingkat Kementerian Negara/Lembaga (pengguna barang) yang secara fungsional dilakukan oleh unit eselon I yang membidangi kesekretariatan, unit eselon II, unit eselon III dan unit eselon IV yang membidangi BMN. Penanggung jawab UPPB adalah Menteri/Pimpinan Lembaga. UPPB ini membawahi UPPB­E1, UPPB­W dan/atau UPKPB.

2. Unit Penatausahaan Pengguna Barang – Eselon I (UPPB­E1)

UPPB­E1 adalah unit penatausahaan BMN pada tingkat eselon I yang secara fungsional dilakukan oleh unit eselon II yang membidangi kesekretariatan, unit eselon III dan unit eselon IV yang membidangi BMN. Penanggung jawab UPPB­E1 adalah pejabat eselon I. UPPB­E1 ini membawahi UPPB­W dan/atau UPKPB.

3. Unit Penatausahaan Pengguna Barang – Wilayah (UPPB­W)

a. UPPB­W adalah unit penatausahaan BMN pada tingkat kantor wilayah atau unit kerja lain di wilayah yang ditetapkan sebagai UPPB­W yang secara fungsional dilakukan oleh unit eselon III yang membidangi kesekretariatan dan unit eselon IV yang membidangi BMN. Penanggung jawab UPPB­W adalah Kepala Kantor Wilayah atau Kepala unit kerja yang ditetapkan sebagai UPPB­W. UPPB­W ini membawahi UPKPB.

b. Untuk unit penatausahaan BMN Dana Dekonsentrasi, penanggung jawab UPPB­ W adalah Gubernur, sedangkan untuk penatausahaan BMN Dana Tugas Pembantuan, penanggung jawab UPPB­W adalah Kepala Daerah sesuai dengan

Page 12: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 7

BLU Dana TP

Dana Dekon Kementerian Negara/Lembaga

UPPB

UPPB­E1

UPPB­W

UPKPB UPKPB

UPPB­W

UPKPB UPKPB

UPPB­W UPPB­W

UPKPB UPKPB UPKPB

BAGAN ORGANISASI PENATAUSAHAAN BAGAN ORGANISASI PENATAUSAHAAN PADA PENGGUNA BARANG PADA PENGGUNA BARANG

RPMK

penugasan yang diberikan oleh pemerintah melalui Kementerian Negara/Lembaga.

4. Unit Penatausahaan Kuasa Pengguna Barang (UPKPB)

a. UPKPB adalah unit penatausahaan BMN pada tingkat satuan kerja (Kuasa Pengguna Barang) yang secara fungsional dilakukan oleh unit eselon III, eselon IV dan/atau eselon V yang membidangi kesekretariatan dan/atau BMN. Penanggung jawab UPKPB adalah Kepala Kantor/Kepala Satuan Kerja.

b. Untuk unit penatausahaan BMN dari Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan, penanggung jawab UPKPB adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

c. Untuk unit penatausahaan BMN pada BLU, penanggung jawab UPKPB adalah Pimpinan BLU atau Pimpinan Satuan Kerja pada BLU.

Organisasi penatausahaan BMN pada Pengelola Barang adalah sebagai berikut :

1. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)

DJKN adalah unit penatausahaan BMN pada tingkat Pengelola Barang, yang dilakukan oleh unit eselon II, unit eselon III dan unit eselon IV yang membidangi BMN pada Direktorat BMN I dan Direktorat BMN II. Penanggung jawabnya adalah Direktur Jenderal Kekayaan Negara. DJKN membawahi KW­DJKN dan KPKNL.

2. Kantor Wilayah­Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (KW­DJKN)

KW­DJKN adalah unit penatausahaan BMN pada tingkat Kantor Wilayah, yang dilakukan oleh unit eselon III dan unit eselon IV yang membidangi BMN. Penanggung jawabnya adalah Kepala Kantor Wilayah DJKN. KW­DJKN membawahi KPKNL.

3. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)

KPKNL adalah unit penatausahaan BMN pada tingkat kantor daerah, yang dilakukan oleh unit eselon IV yang membidangi BMN. Penanggung jawabnya adalah Kepala KPKNL.

C. Bagan Organisasi Penatausahaan BMN

1. Bagan Organisasi Pada Pelaksana Penatausahaan pada Pengguna Barang.

Page 13: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 8

2. Alur organisasi penatausahaan BMN pada Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang dan pada Pengelola Barang adalah sebagai berikut:

D. Tugas Pelaksana Penatausahaan

Tugas Pelaksana Penatausahaan sesuai dengan ketentuan dalam PP Nomor 6 tahun 2006 meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan. Selain itu juga termasuk tugas dari pelaksana penatausahaan adalah pengamanan dokumen. Secara rinci tugas dari pelaksana penatausahaan adalah sebagai berikut.

5. Pengguna Barang

a. Tingkat UPKPB

UPKPB bertugas menyelenggarakan penatausahaan BMN pada Kuasa Pengguna Barang, meliputi :

1) Membuat Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP) yang meliputi DBPK Persediaan, tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin (alat angkutan bermotor, alat besar, alat persenjataan dan peralatan lainnya), jalan/irigasi/jaringan, konstruksi dalam pengerjaan, barang bersejarah dan aset lainnya.

2) Melakukan Pembukuan BMN yang meliputi :

a) Jenis Buku/Kartu Identitas/Daftar:

i. Buku Barang Intrakomptabel ii. Buku Barang Ekstrakomptabel iii. Buku Barang Bersejarah iv. Buku Barang Persediaan v. Buku Barang Konstruksi Dalam Pengerjaan vi. Kartu Identitas Barang (KIB), meliputi KIB Tanah, KIB Bangunan

Gedung, KIB Bangunan Air, KIB Alat Angkutan Bermotor, KIB Alat Besar Darat, dan KIB Alat Persenjataan.

vii. Daftar Barang Ruangan

UPPB

UPPB­E1

UPPB­W

UPKPB

KW­DJKN

Menkeu cq DJKN

KPKNL

DIT. APK DJPBN

UAKPA/PPK

PENGORGANISASIAN DAN ARUS PELAPORAN PENGORGANISASIAN DAN ARUS PELAPORAN PENATAUSAHAAN BMN PENATAUSAHAAN BMN

RPMK : Alur Laporan/Daftar Barang (Semesteran/Tahunan)

: Alur Tembusan Laporan/Daftar Barang (Semesteran/Tahunan) : Alur Rekonsiliasi Laporan/Daftar Barang (Semesteran/Tahunan)

Page 14: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 9

viii. Daftar Barang lainnya ix. Buku Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

b) Jenis Kegiatan :

i. Membukukan dan mencatat semua BMN yang telah ada, mencatat setiap mutasi barang, dan membukukan dan mencatat hasil inventarisasi ke dalam Buku Barang dan/atau Kartu Indentitas Barang.

ii. Menyusun Daftar Barang yang datanya berasal dari Buku Barang dan Kartu Indentitas Barang.

iii. Mencatat semua barang dan perubahannya atas perpindahan barang antar lokasi/ruangan ke dalam Daftar Barang Ruangan dan/atau Daftar Barang Lainnya.

iv. Mencatat perubahan kondisi barang ke dalam Buku Barang. v. Mencatat PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang

berada dalam penguasaannya.

Dalam membukukan dan mencatat BMN ke dalam Buku Barang, Kartu Identitas Barang, Daftar Barang Ruangan dan Daftar Barang Lainnya dapat menggunakan Sistem Aplikasi yang sudah ada.

3) Melakukan Inventarisasi BMN, meliputi BMN yang berada dalam penguasaannya sekurang­kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun dan BMN berupa persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan setiap tahun.

4) Melakukan rekonsiliasi data BMN dengan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) dan/atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

5) Melakukan rekonsiliasi DBKP pada UPKPB dengan Daftar Barang Milik Negara Kantor Daerah per Kementerian Negara/Lembaga (DBMN­KD­K/L) pada KPKNL, jika diperlukan.

6) Melakukan Pelaporan BMN, meliputi penyampaikan DBKP yang berisi semua BMN untuk pertama kali, mutasi BMN pada DBKP secara periodik, menyusun dan menyampaikan laporan hasil inventarisasi BMN, menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP) Semesteran dan Tahunan secara periodik, menyusun dan menyampaikan Laporan Kondisi Barang secara periodik, dan menyusun dan menyampaikan Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN kepada UPPB­W, UPPB­E1 atau UPPB dan KPKNL.

7) Melakukan Pengamanan Dokumen, meliputi menyimpan asli dokumen kepemilikan BMN selain tanah dan/atau bangunan yang berada dalam penguasaannya, menyimpan fotocopy/salinan dokumen kepemilikan BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang berada dalam penguasaannya, dan menyimpan asli dan/atau fotocopy/salinan dokumen penatausahaan BMN.

Page 15: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 10

b. Tingkat UPPB­W

UPPB­W bertugas menyelenggarakan penatausahaan BMN pada Tingkat Wilayah, meliputi :

1) Membuat Daftar Barang Pengguna Wilayah (DBP­W), yang meliputi DBP­W Persediaan, tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin (alat angkutan bermotor, alat besar, alat persenjataan dan peralatan lainnya), jalan/irigasi/jaringan, konstruksi dalam pengerjaan, barang bersejarah dan aset lainnya.

2) Melakukan Pembukuan BMN, meliputi mendaftarkan dan mencatat semua BMN, setiap mutasi BMN, dan hasil inventarisasi BMN ke dalam Daftar Barang, yang datanya berasal dari UPKPB yang berada di wilayah kerjanya, dan mencatat PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN, yang datanya berasal dari UPKPB.

3) Mengkoordinasikan pelaksanaan Inventarisasi BMN di wilayah kerjanya, meliputi BMN yang berada dalam pengusaannya sekurang­kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun dan BMN berupa persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan setiap tahun.

4) Melakukan Pelaporan BMN, meliputi : a) Menyampaikan DBP­W yang berisi semua BMN untuk pertama kali,

mutasi BMN pada DBP­W secara periodik, Menghimpun dan menyampaikan laporan hasil inventarisasi BMN yang datanya berasal dari UPKPB, Menyusun Laporan Barang Pengguna Wilayah (LBPW) Semesteran dan Tahunan secara periodik yang datanya berasal dari UPKPB, dan menyampaikannya kepada UPPB­E1 atau UPPB dan KANWIL DJKN.

b) Menyusun dan menyampaikan Laporan Kondisi Barang yang datanya berasal dari UPKPB secara periodik kepada UPPB­E1 atau UPPB dan tembusan kepada Kanwil DJKN.

c) Menyusun dan menyampaikan Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang datanya berasal dari UPKPB kepada UPPB­E1 atau UPPB dengan tembusan kepada Kanwil DJKN.

5) Jika diperlukan UPPB­W dapat melakukan pemutakhiran data dalam rangka penyusunan LBPW semesteran dan tahunan dengan UPKPB di wilayah kerjanya.

6) Dapat melakukan pembinaan penatausahaan BMN kepada UPKPB di wilayah kerjanya.

7) Melakukan Pengamanan Dokumen, meliputi menyimpan fotocopy/salinan dokumen kepemilikan BMN selain tanah dan/atau bangunan yang berada dalam penguasaannya, menyimpan fotocopy/salinan dokumen kepemilikan BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang berada dalam penguasaannya,

Page 16: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 11

dan menyimpan asli dan/atau fotocopy/salinan dokumen penatausahaan BMN.

c. Tingkat UPPB­E1

UPPB­E1 bertugas menyelenggarakan penatausahaan BMN pada Tingkat Eselon I, meliputi :

1) Membuat Daftar Barang Pengguna Wilayah (DBP­E1), yang meliputi DBP­ E1 Persediaan, tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin (alat angkutan bermotor, alat besar, alat persenjataan dan peralatan lainnya), jalan/irigasi/jaringan, konstruksi dalam pengerjaan, barang bersejarah dan aset lainnya.

2) Melakukan Pembukuan BMN, meliputi mendaftarkan dan mencatat semua BMN, setiap mutasi BMN, dan hasil inventarisasi BMN ke dalam Daftar Barang yang datanya berasal dari UPPB­W atau UPKPB yang berada di wilayah kerjanya, dan mencatat PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang datanya berasal dari UPPB­W atau UPKPB.

3) Mengkoordinasikan pelaksanaan Inventarisasi BMN di wilayah kerjanya, meliputi BMN yang berada dalam pengusaannya sekurang­kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun dan BMN berupa persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan setiap tahun.

4) Melakukan Pelaporan BMN, meliputi :

a) Menyampaikan DBP­E1 untuk pertama kali, mutasi BMN pada DBP­E1 secara periodik, menghimpun dan menyampaikan laporan hasil inventarisasi BMN yang datanya berasal dari UPPB­W atau UPKPB, dan menyusun Laporan Barang Pengguna Eselon I (LBPE1) Semesteran dan Tahunan secara periodik yang datanya berasal dari UPPB­W atau UPKPB, dan menyampaikannya kepada UPPB dengan tembusan kepada DJKN.

b) Menyusun dan menyampaikan Laporan Kondisi Barang yang datanya berasal dari UPPB­W secara periodik kepada UPPB dan tembusan kepada DJKN.

c) Menyusun dan menyampaikan Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang datanya berasal dari UPPB­W kepada UPPB.

5) Jika diperlukan UPPB­E1 dapat melakukan pemutakhiran data dalam rangka penyusunan LBPE1 semesteran dan tahunan dengan UPPB­W dan/atau UPKPB di wilayah kerjanya.

6) Dapat melakukan pembinaan penatausahaan BMN kepada UPPB­W dan/atau UPKPB di wilayah kerjanya.

7) Melakukan Pengamanan Dokumen, meliputi menyimpan fotocopy/salinan dokumen kepemilikan BMN selain tanah dan/atau bangunan yang berada dalam penguasaannya, menyimpan fotocopy/salinan dokumen kepemilikan

Page 17: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 12

BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang berada dalam penguasaannya, dan menyimpan asli dan/atau fotocopy/salinan dokumen penatausahaan BMN.

d. Tingkat UPPB

UPPB bertugas menyelenggarakan penatausahaan BMN pada Tingkat Pusat, meliputi :

1) Membuat Daftar Barang Pengguna (DBP), yang meliputi DBPPersediaan, tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin (alat angkutan bermotor, alat besar, alat persenjataan dan peralatan lainnya), jalan/irigasi/jaringan, konstruksi dalam pengerjaan, barang bersejarah dan aset lainnya.

2) Melakukan Pembukuan BMN, meliputi mendaftarkan dan mencatat semua BMN, setiap mutasi BMN, dan hasil inventarisasi BMN ke dalam Daftar Barang yang datanya berasal dari UPPB­E1, UPPB­W dan/atau UPKPB, dan mencatat PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang datanya berasal dari UPPB­E1, UPPB­W dan/atau UPKPB.

3) Mengkoordinasikan pelaksanaan Inventarisasi BMN di wilayah kerjanya, meliputi BMN yang berada dalam pengusaannya sekurang­kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun dan BMN berupa persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan setiap tahun.

4) Melakukan rekonsiliasi DBP pada UPPB dengan DBMN­K/L pada DJKN jika diperlukan.

5) Melakukan Pelaporan BMN, meliputi :

a) Menyampaikan DBP yang berisi semua BMN untuk pertama kali, mutasi BMN pada DBP secara periodik, menghimpun dan menyampaikan laporan hasil inventarisasi BMN yang datanya berasal dari UPPB­E1, UPPB­W dan/atau UPKPB, menyusun Laporan Barang Pengguna (LBP) Semesteran dan Tahunan secara periodik yang datanya berasal dari UPPB­E1, UPPB­W dan/atau UPKPB, dan menyampaikannya kepada Menteri Keuangan cq. DJKN.

b) Menyusun Laporan Kondisi Barang yang datanya berasal dari UPPB­E1, UPPB­W dan/atau UPKPB, dan menyampaikannya secara periodik kepada Menteri Keuangan cq. DJKN.

c) Menyusun dan menyampaikan Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang datanya berasal dari UPPB­E1, UPPB­W dan/atau UPKPB kepada Menteri Keuangan cq. DJKN

6) Jika diperlukan UPPB dapat melakukan pemutakhiran data dalam rangka penyusunan LBP semesteran dan tahunan dengan UPPB­E1, UPPB­W dan/atau UPKPB.

7) Melakukan pemutakhiran dan/atau rekonsiliasi data dalam rangka penyusunan LBMN semesteran dan tahunan dengan DJKN.

Page 18: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 13

8) Melakukan pembinaan penatausahaan BMN kepada UPPB­E1, UPPB­W dan/atau UPKPB.

9) Melakukan Pengamanan Dokumen, meliputi menyimpan fotocopy/salinan dokumen kepemilikan BMN selain tanah dan/atau bangunan yang berada dalam penguasaannya, menyimpan fotocopy/salinan dokumen kepemilikan BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang berada dalam penguasaannya, dan menyimpan asli dan/atau fotocopy/salinan dokumen penatausahaan BMN.

6. Pengelola Barang

a. Tingkat KPKNL

KPKNL bertugas menyelenggarakan penatausahaan BMN, meliputi:

1) Membuat Daftar BMN Kantor Daerah berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle (DBMN­KD­T/B), meliputi DBMN­KD­T/B Tanah dan DBMN­KD­T/B Gedung dan Bangunan.

2) Membuat Daftar BMN Kantor Daerah per­Kementerian Negara/ Lembaga (DBMN­KD­K/L) berupa himpunan DBKP di wilayah kerjanya, yang berisi DBMN­KD­K/L Persediaan, tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin (alat angkutan bermotor, alat besar, alat persenjataan dan peralatan lainnya), jalan/irigasi/jaringan, konstruksi dalam pengerjaan, barang bersejarah dan aset lainnya.

3) Melakukan Pembukuan BMN, meliputi :

a) Jenis­jenis buku ada dua yaitu Buku Tanah Idle dan Buku Gedung dan Bangunan Idle

b) Jenis Kegiatan : i. Membukukan dan mencatat semua BMN dan setiap mutasi BMN

berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle, ke dalam Buku Tanah Idle dan Buku Gedung dan Bangunan Idle.

ii. Menyusun DBMN­KD yang datanya berasal dari Buku Tanah Idle dan Buku Gedung dan Bangunan Idle.

iii. Menghimpun semua BMN, setiap mutasi BMN, kedalam DBMN­ KD per­Kementerian Negara/Lembaga (DBMN­KD­K/L) yang datanya berasal dari UPKPB Kementerian Negara/Lembaga yang berada di wilayah kerjanya.

iv. Membukukan dan mencatat hasil inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle ke dalam DBMN­KD Tanah dan/atau Bangunan Idle (DBMN­KD­T/B).

v. Menghimpun Laporan Kondisi Barang dari UPKPB Kementerian Negara/Lembaga di wilayah kerjanya.

vi. Mencatat PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle yang dalam penguasaannya.

Page 19: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 14

4) Melakukan inventarisasi BMN, berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle yang berada dalam penguasaannya di wilayah kerjanya sekurang­kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun.

5) Melakukan rekonsiliasi DBMN­KD­K/L pada KPKNL dengan DBKPB pada UPKPB.

6) Menerima Laporan Hasil Inventarisasi BMN dari UPKPB Kementerian Negara/Lembaga di wilayah kerjanya

7) Melakukan Pelaporan BMN, meliputi :

a) Menyampaikan DBMN­KD­T/B yang berisi semua data, dan mutasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle untuk pertama kali kepada Kanwil DJKN.

b) Menyampaikan DBMN­KD­K/L yang berisi semua BMN untuk pertama kali dan mutasi BMN pada DBMN­KD­K/L secara periodik kepada Kanwil DJKN.

c) Menyusun dan menyampaikan laporan hasil inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle kepada Kanwil DJKN selambat­lambatnya 1 bulan setelah inventarisasi dilakukan.

d) Menyusun Laporan BMN Kantor Daerah (LBMN­KD) berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle dan Semesteran dan Tahunan, dan Laporan BMN Kantor Daerah (LBMN­KD) Per­Kementerian Negara/Lembaga yang datanya berasal dari himpunan LBKP Semesteran dan Tahunan di wilayah kerjanya secara periodik, dan menyampaikannya kepada Kanwil DJKN.

e) Menyampaikan Laporan Kondisi Barang per­Kementerian Negara/Lembaga yang datanya berasal dari UPKPB di wilayah kerjanya kepada Kanwil DJKN.

f) Menyampaikan Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle kepada Kanwil DJKN.

8) Melakukan Pengamanan Dokumen, meliputi peenyimpanan asli dokumen kepemilikan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan yang berada dalam pengelolaannya dan penyimpanan asli dan/atau fotocopy/salinan dokumen penatausahaan BMN.

b. Tingkat Kanwil DJKN

Kanwil DJKN bertugas menyelenggarakan penatausahaan BMN, meliputi:

1) Membuat Daftar BMN Kantor Wilayah Tanah dan/atau Bangunan Idle (DBMN­KW­T/B), meliputi DBMN­KW­T/B Tanah dan DBMN­KW­T/B Gedung dan Bangunan.

2) Membuat Daftar BMN Kantor Wilayah per­Kementerian Negara/Lembaga (DBMN­KW­K/L) berupa himpunan DBMN­KD­K/L di wilayah kerjanya, yang berisi DBMN­KW­K/L Persediaan, tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin (alat angkutan bermotor, alat besar, alat persenjataan dan

Page 20: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 15

peralatan lainnya), jalan/irigasi/jaringan, konstruksi dalam pengerjaan, barang bersejarah dan aset lainnya

3) Melakukan Pembukuan BMN, meliputi : a) Mendaftarkan dan mencatat semua BMN, dan setiap mutasi BMN berupa

Tanah dan/atau Bangunan Idle ke dalam DBMN­KW Tanah dan/atau Bangunan Idle (DBMN­KW­T/B) yang datanya berasal dari DBMN­KD­ T/B di wilayah kerjanya.

b) Menghimpun semua BMN, setiap mutasi BMN ke dalam DBMN­KW Per­Kementerian Negara/ Lembaga (DBMN­KW­K/L) yang datanya berasal dari DBMN­KD­K/L dan/atau DBP­W yang berada di wilayah kerjanya.

c) Mendaftarkan dan mencatat hasil inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle ke dalam DBMN­KW­T/B yang datanya berasal dari DBMN­KD­T/B yang berada di wilayah kerjanya.

d) Menghimpun Laporan Kondisi Barang dari KPKNL dan/atau UPPB­W di wilayah kerjanya.

e) Menghimpun PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle yang datanya berasal dari KPKNL di wilayah kerjanya.

4) Mengkoordinasikan pelaksanaan Inventarisasi BMN, berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle di wilayah kerjanya sekurang­kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun.

5) Menerima Laporan Hasil Inventarisasi BMN dari KPKNL dan/atau UPPB­W di wilayah kerjanya.

6) Melakukan Pelaporan BMN, meliputi :

a) Menyampaikan DBMN­KW­T/B yang berisi semua data, dan mutasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle untuk pertama kali kepada DJKN.

b) Menyampaikan DBMN­KW­K/L yang berisi semua BMN per­ Kementerian Negara/Lembaga untuk pertama kali, dan mutasi BMN per­ Kementerian Negara/Lembaga pada DBMN­KW­K/L secara periodik kepada DJKN.

c) Menghimpun dan menyampaikan laporan hasil inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle kepada DJKN selambat­lambatnya 1 bulan setelah diterimanya hasil inventarisasi dari KPKNL.

d) Menyusun Laporan BMN Kantor Wilayah (LBMN­KW) berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle Semesteran dan Tahunan secara periodik yang datanya berasal dari LBMN­KD, dan LBMN­KW Per­Kementerian Negara/Lembaga Semesteran dan Tahunan secara periodik, yang datanya berasal dari LBMN­KD yang berada di wilayah kerjanya dan menyampaikannya kepada DJKN.

Page 21: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 16

e) Menyampaikan Laporan Kondisi Barang per­Kementerian Negara/Lembaga yang datanya berasal dari KPKNL dan/atau UPPB­W di wilayah kerjanya kepada DJKN.

f) Menyampaikan Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle kepada DJKN.

7) Melakukan Pengamanan Dokumen, meliputi penyimpanan fotocopy/salinan dokumen kepemilikan BMN berupa tanah dan bangunan yang berada dalam pengelolaannya dan penyimpanan asli dan/atau fotocopy/salinan dokumen penatausahaan BMN.

c. Tingkat DJKN

DJKN bertugas menyelenggarakan penatausahaan BMN, meliputi:

1) Membuat Daftar BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle (DBMN­T/B), meliputi DBMN­T/B Tanah dan DBMN­T/B Gedung dan Bangunan.

2) Membuat Daftar BMN per­Kementerian Negara/Lembaga (DBMN­K/L) berupa himpunan DBMN­KW­K/L, yang berisi DBMN­K/L Persediaan, tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin (alat angkutan bermotor, alat besar, alat persenjataan dan peralatan lainnya), jalan/irigasi/jaringan, konstruksi dalam pengerjaan, barang bersejarah dan aset lainnya.

3) Melakukan Pembukuan BMN, meliputi : a) Mendaftarkan dan mencatat semua BMN, setiap mutasi BMN berupa

Tanah dan/atau Bangunan Idle ke dalam DBMN Tanah dan/atau Bangunan Idle (DBMN­T/B) yang datanya berasal dari DBMN­KW­T/B.

b) Menghimpun semua BMN, dan setiap mutasi BMN ke dalam DBMN Per­Kementerian Negara/ Lembaga (DBMN­K/L) yang datanya berasal dari DBMN­KW­K/L dan/atau DBP.

c) Mendaftarkan dan mencatat hasil inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle ke dalam DBMN­T/B yang datanya berasal dari DBMN­KW­T/B.

d) Menghimpun Laporan Kondisi Barang dari Kanwil DJKN dan/atau UPPB.

e) Menghimpun data PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle yang datanya berasal dari Kanwil DJKN, dan

f) Menghimpun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bersumber dari pengelolaan BMN yang datanya berasal dari UPPB.

4) Mengkoordinasikan pelaksanaan Inventarisasi BMN, berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle sekurang­kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun.

5) Melakukan rekonsiliasi DBMN­K/L pada DJKN dengan DBP pada UPPB jika diperlukan.

Page 22: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 17

6) Menerima Laporan Hasil Inventarisasi BMN dari Kanwil DJKN dan/atau UPPB.

7) Melakukan pemutakhiran data dalam rangka penyusunan LBMN tahunan dan dapat melakuan rekonsiliasi data dalam rangka penyusunan LBMN semester I dengan UPPB.

8) Melakukan Pelaporan BMN, meliputi menyusun Laporan BMN (LBMN) berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle Semesteran dan Tahunan secara periodik yang datanya berasal dari LBMN­KW­T/B, dan menyampaikannya kepada Menteri Keuangan, dan menyusun LBMN Semesteran dan Tahunan secara periodik yang datanya berasal dari LBMN­KW­K/L dan/atau LBP, dan menyampaikannya kepada Menteri Keuangan.

9) Dapat melakukan pembinaan dan bimbingan teknis mengenai penatausahaan BMN kepada pelaksana penatausahaan BMN pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang.

10) Melakukan Pengamanan Dokumen, meliputi penyimpanan fotocopy/ salinan dokumen kepemilikan BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang berada dalam pengelolaannya, dan penuimpanan asli dan/atau fotocopy/salinan dokumen penatausahaan BMN.

E. RANGKUMAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan pekerjaan penatausahaan BMN terlebih dahulu dibuatkan suatu organisasi yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan penatausahaan. Setelah itu, ditetapkan suatu alur proses baik untuk alur perintah/koordinasi maupun alur pelaporan. Hal ini dimaksudkan agar semua kegiatan yang dilakukan dapat terkoordinasi dengan baik dan jelas alurnya mulai dari unit penatausahaan paling bawah sampai dengan unit penatausahaan paling tinggi. Selain itu, agar terjadi harmonisasi dan terbentuknya kejelasan hal dan tanggung jawab masing­

Berdasarkan PP Nomor 6 Tahun 2006, tugas pelaksana penatausahaan dibedakan menjadi tugas penatausahaan pada pengguna barang dan tuga penatausahaan pada pengelola barang. Dapatkan Anda menyebutkan tiga perbedaan pokok antara antara tugas pelaksana penatausahaan pada pengguna barang dan pada pengelola barang.

Tulis jawaban Anda pada kotak ini.

Page 23: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 18

masing pihak pada setiap unit penatausahaan, maka ditetapkanlah tugas dari masing­ masing pelaksana penatausahaan. Tugas­tugas disini meliputi tapi tidak terbatas pada pembukuan, inventarisasi, pelaporan, pemutakhiran/rekonsiliasi datam pembinaan, dan pengamanan dokumen.

Dengan telah terbentuknya organisasi, dibuatnya alur proses, tugas dari masing­ masing pelaksana penatausahaan, maka tugas penatasuahaan dapat dilakukan dengan baik.

F. TES FORMATIF

Lingkarilah jawaban yang benar atas pernyataan berikut ini :

1. ( B – S ) : Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006, telah di atur bahwa Menteri Keuangan adalah selaku Pengguna Barang dan Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengelola Barang.

2. ( B – S ) : Ruang lingkup penatausahaan BMN adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau dari perolehan lainnya yang sah, kecuali untuk barang yang diperoleh dari Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (BA 69), Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.

3. ( B – S ) : Unit penatausahaan BMN di tingkat Ditjen Kekayaan Negara pada pengelola barang, secara fungsional dilakukan oleh unit eselon II yang membidangi kesekretariatan, unit eselon III dan IV yang membidangi BMN.

4. ( B – S ) : Unit Penatausahaan BMN di tingkat UPKPB pada pengguna barang melakukan rekonsiliasi dengan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UPKPA) dan/atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

5. ( B – S ) : Unit Penatausahaan BMN di tingkat UPKPB pada pengguna barang wajib melakukan rekonsiliasi DBKP pada UPKPB dengan Daftar BMN Kantor Daerah per KN/L pada KPKNL

6. ( B – S ) : Unit Penatausahaan BMN di tingkat UPKPB pada pengguna barang menyimpan asli dokumen kepemilikan BMN berupa tanah dan/atau bangunan yang berada dalam pengusaannya

7. ( B – S ) : Unit Penatausahaan BMN di tingkat UPPB­W pada pengguna barang melakukan pembukuan dengan mendaftarkan dan mencatat hasil inventarisasi BMN ke dalam Daftar Barang, yang datanya berasal dari UPKPB yang berada diwilayah kerjanya

8. ( B – S ) : Unit Penatausahaan BMN di tingkat UPPB­E1 pada pengguna barang mengkoordinasikan pelaksanaan inventarisasi BMN di wilayah kerjanya

9. ( B – S ) : Unit Penatausahaan BMN di tingkat KPKNL pada pengelola barang melakukan inventarisasi BMN berupa tanah dan/atau bangunan di wilayah kerjanya

Page 24: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 19

10. ( B – S ) : Unit Penatausahaan BMN di tingkat DJKN pada pengelola barang dapat melakukan pembinaan dan bimbingan tehnis mengenai penatausahaan kepada pelaksana penatausahaan BMN pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang

Kunci jawaban (1/s, 2/s, 3/s, 4/b, 5/s, 6/s, 7/b, 8/b, 9/s, 10/b)

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar IV. Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90% ­ 100% = baik sekali 80% ­ 89% = baik 70% ­ 79% = cukup

­ 69% = kurang

Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar. Namun apabila tingkat penguasaan Anda kurang dari 80%, maka Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar, terutama pada materi yang belum Anda kuasai.

Tingkat Penguasaan = Jumlah semua soal

Jumlah jawaban Anda yang benar x 100%

Page 25: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 20

KEGIATAN BELAJAR 2

PEMBUKUAN BMN

Pada Kegiatan Belajar 1 telah dibahas latar belakang, pengorganisasian, dan pelaksanaan penatausahaan BMN. Langkah selanjutnya yang diperlukan untuk implementasi penatausahaan BMN dengan efektif adalah pembukuan BMN. Kegiatan Belajar 2 akan difokuskan pada pembahasan mengenai tata cara pembukuan pada setiap pelaksana penatausahaan baik pada Pengguna Barang maupun pada Pengelola Barang.

Dalam kaitan ini, pada Pasal 67 PP Nomor 6 Tahun 2006 disebutkan bahwa Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang harus melakukan pendaftaran dan pencatatan barang milik Negara ke dalam Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP)/Daftar Barang Pengguna (DBP) menurut penggolongan dan kodefikasi barang. Pengelola Barang harus melakukan pendaftaran dan pencatatan barang milik negara berupa tanah dan/atau bangunan dalam Daftar Barang Milik Negara (DBMN) menurut penggolongan dan kodefikasi barang. Adapun penggolongan dan kodefikasi barang dimaksud ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Selanjutnya, dalam Pasal 68 PP Nomor 6 Tahun 2006 disebutkan bahwa Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang harus menyimpan dokumen kepemilikan barang milik negara selain tanah dan/atau bangunan yang berada dalam penguasannya. Pengelola Barang harus menyimpan dokumen kepemilikan tanah dan/atau bangunan yang berada dalam pengelolaannya.

Terkait dengan ketentuan tersebut maka untuk membatu pelaksana penatausahaan melakukan pembukuan BMN, dibuat tatacara pembukuan BMN pada semua tingkatan pelaksana penatausahaan mulai dari UPKPB, UPPB­W, UPPB­E1, UPPB, KPKNL, Kanwil DJKN dan DJKN. Berikut penjelasan tata cara pembukuan untuk semua tingkatan pelaksana penatausahaan.

A. Tatacara pembukuan pada Pengguna Barang

1. Tingkat UPKPB.

UPKPB melaksanakan proses pembukuan atas dokumen sumber dalam rangka menghasilkan data transaksi BMN, Laporan BMN dan laporan manajerial lainnya termasuk yang dananya bersumber dari anggaran pembiayaan dan perhitungan. Untuk keakuratan dan akuntabilitas data transaksi BMN, UPKPB bersama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) dan/atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melakukan rekonsiliasi secara periodik. Untuk mewujudkan tertib administrasi BMN, UAKPA dan/atau PPK harus menyampaikan dokumen pengadaan termasuk fotocopy SPM dan SP2D kepada UPKPB. UPKPB Dekonsentrasi/UPKPB Tugas Pembantuan harus melaksanakan proses pembukuan atas dokumen sumber dalam rangka menghasilkan data transaksi BMN, Laporan BMN dan laporan manajerial lainnya atas perolehan BMN yang dananya bersumber dari Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.

Page 26: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 21

a. Dokumen Sumber

UPKPB termasuk UPKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melakukan proses pembukuan dokumen sumber dan verifikasi BMN. Dokumen sumber dalam pembukuan BMN termasuk yang berasal dari transaksi BMN yang sumber dananya berasal dari Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan. Dokumen sumber yang digunakan dalam proses pembukuan BMN pada tingkat UPKPB adalah sebagai berikut.

1) Saldo Awal, meliputi Catatan, buku, DBKP, dan LBKP BMN periode sebelumnya, dan apabila diperlukan dapat dilakukan inventarisasi.

2) Mutasi, meliputi perolehan, perubahan dan penghapusan, adalah :

a) Berita Acara Serah Terima BMN b) Dokumen Kepemilikan BMN c) Dokumen pengadaan dan/atau pemeliharaan BMN:

i. SPM/SP2D ii. Faktur pembelian iii. Kuitansi iv. Surat Keterangan Penyelesaian Pembangunan v. Surat Perintah Kerja (SPK) vi. Surat Perjanjian/Kontrak

d) Dokumen pengelolaan BMN e) Dokumen lainnya yang sah.

b. Jenis Transaksi Pembukuan BMN

Transaksi yang dicatat dalam pembukuan BMN meliputi tiga jenis, yaitu saldo awal, perolehan, serta perubahan dan penghapusan.

1) Saldo Awal

a) Saldo akhir periode sebelumnya merupakan akumulasi dari seluruh transaksi BMN periode sebelumnya.

b) Koreksi saldo merupakan koreksi perubahan atas saldo akhir BMN pada periode sebelumnya yang dikarenakan : (a) adanya koreksi pencatatan atas nilai/kuantitas BMN yang telah dicatat dan telah dilaporkan dalam periode sebelumnya, dan (b) penambahan/ pengurangan sebagai akibat dari pelaksanaan inventarisasi.

2) Perolehan BMN.

a) Hibah merupakan transaksi perolehan BMN yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis dari luar Pemerintah Pusat;

b) Pembelian merupakan transaksi perolehan BMN yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN;

Page 27: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 22

c) Penyelesaian Pembangunan merupakan transaksi perolehan BMN dari hasil penyelesaian pembangunan berupa bangunan/gedung dan BMN lainnya yang telah diserahterimakan dengan Berita Acara Serah Terima.

d) Pelaksanaan dari perjanjian/kontrak, merupakan barang yang diperoleh dari pelaksanaan kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah/bangun serah guna, tukar menukar, dan perjanjian/kontrak lainnya;

e) Pembatalan penghapusan, merupakan pencatatan BMN dari hasil pembatalan penghapusan yang sebelumnya telah dihapuskan/ dikeluarkan dari pembukuan berdasarkan Surat Keputusan Penghapusan;

f) Rampasan, merupakan transaksi perolehan BMN dari hasil rampasan berdasarkan pelaksanaan ketentuan undang­undang atau putusan pengadilan yang telah memperoleh kekutan hukum tetap;

g) Reklasifikasi Masuk, merupakan transaksi BMN yang sebelumnya telah dicatat dengan penggolongan dan kodefikasi BMN yang lain;

h) Transfer masuk, merupakan transaksi perolehan BMN dari Kuasa Pengguna Barang lain dari satu Pengguna Barang atau dari Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang lainnya.

3) Perubahan BMN

a) Pengurangan, merupakan transaksi pengurangan kuantitas/nilai BMN yang menggunakan satuan luas atau satuan lain yang pengurangannya tidak menyebabkan keseluruhan BMN hilang;

b) Pengembangan, merupakan transaksi pengembangan BMN yang dikapitalisir yang mengakibatkan pemindahbukuan di Buku Barang Ekstrakomptabel ke Buku Barang Intrakomptabel atau perubahan nilai/satuan BMN dalam Buku Barang Intrakomptabel;

c) Perubahan Kondisi, merupakan pencatatan perubahan kondisi BMN;

d) Revaluasi, merupakan transaksi perubahan nilai BMN yang dikarenakan adanya nilai baru dari BMN yang bersangkutan sebagai akibat dari pelaksanaan penilaian BMN.

4) Penghapusan BMN.

a) Penghapusan, merupakan transaksi untuk menghapus BMN dari pembukuan berdasarkan suatu Surat Keputusan Penghapusan.

b) Tranfer Keluar, merupakan transaksi penyerahan BMN ke Kuasa Pengguna Barang lain dari satu Pengguna Barang atau ke Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang lainnya.

c) Hibah, merupakan transaksi penyerahan BMN yang disebabkan oleh pelaksanaan hibah atau yang sejenis dari luar Pemerintah Pusat.

Page 28: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 23

d) Reklasifikasi Keluar, merupakan transaksi BMN kepada pihak lain ke dalam penggolongan dan kodefikasi BMN yang lain. Transaksi ini berkaitan dengan transaksi reklasifikasi masuk.

c. Penggolongan dan Kodefikasi BMN

Penggolongan dan kodefikasi BMN didasarkan pada ketentuan tentang penggolongan dan kodefikasi BMN yang berlaku. Pada pembukuan BMN, barang dapat diklasifikasikan ke dalam : golongan, bidang, kelompok, sub kelompok dan sub­sub kelompok. Apabila terdapat BMN yang belum terdaftar pada ketentuan tersebut, agar menggunakan klasifikasi dan kode barang yang mendekati jenis dan/atau fungsinya. Tatacara penggolongan dan kodefikasi BMN diatur dalam Lampiran VI Peraturan Menteri Keuangan ini.

d. Nomor Urut Pendaftaran (NUP)

Nomor Urut Pendaftaran adalah nomor yang menunjukkan urutan pendaftaran BMN pada Buku Barang, Buku Barang Bersejarah, dan DBKP per sub­sub kelompok BMN, disusun berdasarkan urutan perolehan.

e. Satuan Barang

Satuan barang dalam pembukuan BMN menggunakan satuan yang terukur dan baku. Tatacara penggunaan satuan barang diatur dalam Lampiran VI Peraturan Menteri Keuangan ini.

f. Kapitalisasi BMN

Penentuan nilai kapitalisasi dalam pembukuan BMN mengacu pada Lampiran VII Peraturan Menteri Keuangan ini. Penerapan kapitalisasi dalam pembukuan BMN, mengakibatkan Buku Barang dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu:

1) Buku Barang Intrakomptabel, mencakup BMN berupa aset tetap yang memenuhi kriteria kapitalisasi dan seluruh BMN yang diperoleh sebelum berlakunya kebijakan kapitalisasi, dan BMN yang diperoleh melalui transaksi Transfer Masuk/Penerimaan dari pertukaran/ pengalihan masuk serta BMN yang dipindahbukukan dari Buku Barang Ekstrakomptabel pada saat nilai akumulasi biaya perolehan dan nilai pengembangannya telah mencapai batas minimum kapitalisasi.

2) Buku Barang Ekstrakomptabel, mencakup BMN berupa aset tetap yang tidak memenuhi kriteria kapitalisasi.

Barang Bersejarah (heritage assets) dibukukan dan dilaporkan dalam kuantitasnya dan tanpa nilai karena nilai kultural, lingkungan, pendidikan, dan sejarahnya tidak mungkin secara penuh dilambangkan dengan nilai keuangan berdasarkan harga pasar maupun harga perolehannya;

Biaya untuk perolehan, konstruksi, peningkatan dan rekonstruksi harus dibebankan sebagai belanja tahun terjadinya pengeluaran tersebut, tidak dikapitalisasi menjadi nilai barang atau penambah nilai barang. Biaya tersebut

Page 29: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 24

termasuk seluruh biaya yang berlangsung untuk menjadikan aset bersejarah tersebut dalam kondisi dan lokasi yang ada pada periode berjalan. BMN yang memenuhi kriteria aset bersejarah (heritage assets) dibukukan dalam Buku Barang Bersejarah dan Daftar Barang Bersejarah.

g. Penentuan Kondisi BMN

Penentuan kondisi BMN mengacu kepada Lampiran VII Peraturan Menteri Keuangan ini. Kriteria kondisi BMN terdiri dari Baik (B), Rusak Ringan (RR), dan Rusak Berat (RB).

h. Kode Lokasi

Kode Lokasi adalah kode yang dipergunakan untuk mengidentifikasi unit penanggung jawab penatausahaan BMN. Kode ini terdiri dari 16 (enam belas) angka yang memuat kode UPPB, UPPB­E1, UPPB­W, dan UPKPB. Tatacara pemberian Kode Lokasi diatur dalam Lampiran VI Peraturan Menteri Keuangan ini. Organisasi penatausahaan BMN yang tidak menguasai bagian anggaran atau yang mengelola dana sendiri (swadana), menggunakan kode khusus dengan persetujuan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

i. Kode Barang

Kode Barang terdiri dari golongan, bidang, kelompok, sub kelompok dan sub­sub kelompok, dengan susunan sebagaimana diatur dalam Lampiran VI Peraturan Menteri Keuangan ini.

j. Kode Registrasi

Kode Registrasi adalah kode yang terdiri dari Kode Lokasi ditambah dengan tahun perolehan dan Kode Barang ditambah dengan nomor urut pendaftaran. Kode registrasi merupakan tanda pengenal BMN dengan susunan sebagaimana diatur dalam Lampiran VI Peraturan Menteri Keuangan ini.

Contoh: Pada Periode Akuntansi 2006 Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Departemen Keuangan (kode kantor 411792.000) melakukan pembelian Komputer Note Book. Pada saat perolehan barang tersebut nomor pencatatan terakhir untuk Note Book yang dikuasai satuan kerja yang bersangkutan adalah 000040. Berdasarkan hal tersebut UPKPB dapat memberikan tanda pada Note Book tersebut sebagai berikut :

015 10 00 411792 000 2006 2 12 01 02 003 000041

Pada umumnya BMN berupa persediaan dan Konstruksi Dalam Pengerjaan tidak memerlukan kode registrasi barang.

Page 30: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 25

k. Persediaan

1) Persediaan dicatat dalam Buku Persediaan untuk setiap jenis barang. 2) Laporan Persediaan disusun berdasarkan saldo per jenis persediaan pada Buku

Persediaan, menurut Subkelompok Barang dan dilaporkan setiap akhir periode pelaporan (semesteran dan tahunan) berdasarkan saldo akhir per­ Subkelompok barang pada buku persediaan. Khusus untuk laporan tahunan, saldo akhir persediaan didasarkan pada hasil opname fisik.

3) Penyajian perkiraan persediaan dalam Neraca didasarkan pada hasil proses mapping klasifikasi BMN sesuai Keputusan Menteri Keuangan yang mengatur tentang penggolongan dan kodefikasi barang.

l. Keluaran dari proses pembukuan tingkat UPKPB

Dokumen yang dihasilkan dari proses pembukuan BMN tingkat UPKPB :

1) Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP), meliputi DBKP Persediaan, DBKP Tanah, DBKP Gedung dan Bangunan, DBKP Peralatan dan Mesin (DBKP Alat Angkutan Bermotor, DBKP Alat Besar, DBKP Alat Persenjataan, dan DBKP Peralatan lainnya), DBKP Jalan, Irigasi, dan Jaringan, DBKP Aset Tetap lainnya, DBKP Konstruksi Dalam Pengerjaan, DBKP Barang Bersejarah, dan DBKP Aset Lainnya.

2) Buku Barang dan Kartu Identitas Barang, meliputi Buku Barang Intrakomptabel, Buku Barang Ekstrakomptabel, Buku Barang Bersejarah, Buku Barang Persediaan, Buku Barang Konstruksi Dalam Pengerjaan, Kartu Identitas Barang (KIB) (KIB Tanah, KIB Bangunan Gedung, KIB Bangunan Air, KIB Alat Angkutan Bermotor, KIB Alat Besar Darat, KIB Alat Persenjataan), Daftar Barang Ruangan, Daftar Barang Lainnya, dan Buku PNBP.

m. Prosedur Pembukuan

1) Proses pertama kali, meliputi membukukan dan mencatat semua BMN yang telah ada sebelum diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan ini ke dalam Buku Barang dan/atau Kartu Indentitas Barang, menyusun dan mendaftarkan semua BMN yang telah ada sebelum diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan ini ke dalam DBKP, dan meminta pengesahan DBKP pertama kali kepada penanggung jawab UPKPB

2) Proses rutin a) Membukukan dan mencatat data transaksi BMN ke dalam Buku Barang

Intrakomptabel, Buku Barang Ekstrakomptabel, Buku Barang Bersejarah, Buku KDP dan Buku Persediaan berdasarkan dokumen sumber.

b) Membukukan dan mencatat semua barang dan perubahannya atas perpindahan barang antar lokasi/ruangan ke dalam Daftar Barang Ruangan (DBR) dan/atau Daftar Barang Lainnya (DBL).

c) Membuat dan/atau memutakhirkan KIB, DBR dan DBL.

Page 31: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 26

d) Membukukan dan mencatat perubahan kondisi barang ke dalam Buku Barang Intrakomptabel, Buku Barang Ekstrakomptabel dan Buku Barang Bersejarah berdasarkan dokumen sumber.

e) Membukukan dan mencatat PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang berada dalam penguasaannya kedalam Buku PNBP.

f) Mengarsipkan dokumen penatausahaan dan dokumen kepemilikan BMN secara tertib.

3) Proses Bulanan, yaitu melakukan rekonsiliasi data transaksi BMN dengan UAKPA dan/atau pejabat pembuat komitmen.

4) Proses Semesteran, meliputi mencatat setiap perubahan data BMN kedalam DBKP berdasarkan data dari Buku Barang dan KIB, meminta pengesahan DBKP kepada penanggung jawab UPKPB, dan melakukan rekonsiliasi atas DBKP dengan DBMN­KD pada KPKNL, jika diperlukan.

5) Proses Akhir Periode Pembukuan, meliputi menginstruksikan kepada setiap Penanggungjawab Ruangan untuk melakukan pengecekan ulang kondisi BMN yang berada di ruangan masing­masing, mencatat perubahan kondisi BMN yang telah disahkan oleh Penanggungjawab Ruangan ke dalam DBKP serta Buku Barang dan KIB, dan melakukan proses back up data dan tutup tahun.

6) Proses Lainnya, yaitu membukukan dan mencatat hasil inventarisasi ke dalam Buku Barang dan/atau Kartu Identitas Barang.

2. Tingkat UPPB­W.

UPPB­W melaksanakan proses pembukuan atas dokumen sumber dalam rangka menghasilkan data transaksi BMN, Laporan BMN dan laporan manajerial lainnya termasuk yang dananya bersumber dari anggaran pembiayaan dan perhitungan. UPPB­W Dekonsentrasi/UPPB­W Tugas Pembantuan harus melaksanakan proses pembukuan atas dokumen sumber dalam rangka menghasilkan data transaksi BMN, Laporan BMN dan laporan manajerial lainnya atas perolehan BMN yang dananya bersumber dari Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.

a. Dokumen Sumber.

UPPB­W termasuk UPPB­W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melakukan proses pembukuan dokumen sumber dan verifikasi BMN. Dokumen sumber yang digunakan dalam proses pembukuan BMN pada tingkat UPPB­W adalah sebagai berikut :

1) Saldo Awal, adalah berupa DBP­W dan LBP­W periode sebelumnya, dan DBKP, LBKP BMN, laporan mutasi BMN, laporan kondisi barang, dan laporan inventarisasi BMN dari UPKPB.

Page 32: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 27

2) Mutasi, meliputi perolehan, perubahan dan penghapusan yang dilaporkan oleh UPKPB, meliputi DBKP, LBKP BMN, laporan mutasi BMN, laporan kondisi barang dan laporan inventarisasi BMN dari UPKPB.

b. Keluaran dari proses pembukuan BMN tingkat UPPB­W

Daftar barang yang dihasilkan dari proses pembukuan BMN tingkat UPPB­W, meliputi DBP­W Persediaan, DBP­W Tanah, DBP­W Gedung dan Bangunan, DBP­W Peralatan dan Mesin (DBP­W Alat Angkutan Bermotor, DBP­W Alat Besar, DBP­W Alat Persenjataan, dan DBP­W Peralatan Lainnya), DBP­W Jalan/Irigasi/Jaringan, DBP­W Aset Tetap Lainnya, DBP­W Konstruksi Dalam Pengerjaan, DBP­W Barang Bersejarah, dan DBP­W Aset Lainnya.

c. Prosedur Pembukuan

1) Proses pertama kali, adalah mendaftarkan semua BMN yang telah ada sebelum diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan ini ke dalam DBP­W, yang datanya berasal dari DBKP di wilayah kerjanya, dan meminta pengesahan DBP­W pertama kali kepada penanggung jawab UPPB­W.

2) Proses rutin, adalah mendaftarkan data mutasi BMN ke dalam DBP­W berdasarkan dokumen sumber, mencatat perubahan kondisi barang ke dalam DBP­W berdasarkan dokumen sumber, menghimpun data Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bersumber dari pengelolaan BMN yang berasal dari Laporan PNBP UPKPB di wilayah kerjanya, dan mengarsipkan asli atau fotocopy/salinan dokumen penatausahaan dan dokumen kepemilikan BMN secara tertib.

3) Proses Semesteran, adalah mencatat setiap perubahan DBP­W berdasarkan data dari DBKP di wilayah kerjanya, dan meminta pengesahan DBP­W kepada penanggung jawab UPPB­W.

4) Proses Akhir Periode Pembukuan yaitu melakukan proses back up data dan tutup tahun.

3. Tingkat UPPB­E1

UPPB­E1 melaksanakan proses pembukuan atas dokumen sumber dalam rangka menghasilkan data transaksi BMN, Laporan BMN dan laporan manajerial lainnya termasuk yang dananya bersumber dari anggaran pembiayaan dan perhitungan.

a. Dokumen Sumber.

UPPB­E1 melakukan proses pembukuan dokumen sumber dan verifikasi BMN. Dokumen sumber yang digunakan dalam proses pembukuan BMN pada tingkat UPPB­E1 adalah sebagai berikut :

1) Saldo Awal, adalah DBP­E1 dan LBP­E1 periode sebelumnya, dan DBP­W atau DBKP, LBP­W atau LBKP, laporan mutasi BMN, laporan kondisi barang, dan laporan inventarisasi BMN dari UPKPB atau UPPB­W.

Page 33: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 28

2) Mutasi, meliputi perolehan, perubahan dan penghapusan yang dilaporkan oleh UPKPB meliputi : DBKP, LBKP BMN, laporan mutasi BMN, laporan kondisi barang, dan laporan inventarisasi BMN dari UPKPB, atau UPPB­W meliputi : DBP­W, LBP­W BMN, laporan mutasi BMN, laporan kondisi barang, dan laporan inventarisasi BMN dari UPPB­W.

b. Keluaran dari proses pembukuan BMN tingkat UPPB­E1

Daftar barang yang dihasilkan dari proses pembukuan BMN tingkat UPPB­E1, meliputi Daftar Barang Pengguna Eselon I (DBP­E1) terdiri dari DBP­E1 Persediaan, DBP­E1 Tanah, DBP­E1 Gedung dan Bangunan, DBP­E1 Peralatan dan Mesin (DBP­E1 Alat Angkutan Bermotor, DBP­E1 Alat Besar, DBP­E1 Alat Persenjataan, dan DBP­E1 Peralatan Lainnya), DBP­E1 Jalan/Irigasi/Jaringan, DBP­E1 Aset Tetap Lainnya, DBP­E1 Konstruksi Dalam Pengerjaan, DBP­E1 Barang Bersejarah, dan DBP­E1 Aset Lainnya.

c. Prosedur Pembukuan

1) Proses pertama kali, adalah mendaftarkan semua BMN yang telah ada sebelum diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan ini ke dalam DBP­E1, yang datanya berasal dari DBKP atau DBP­W di wilayah kerjanya, dan meminta pengesahan DBP­E1 pertama kali kepada penanggung jawab UPPB­ E1.

2) Proses rutin, adalah mendaftarkan data mutasi BMN ke dalam DBP­E1 berdasarkan dokumen sumber, mencatat perubahan kondisi barang ke dalam DBP­E1 berdasarkan dokumen sumber, menghimpun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bersumber dari pengelolaan BMN yang berasal dari Laporan PNBP UPKPB atau UPPB­W di wilayah kerjanya, dan mengarsipkan asli atau fotocopy/salinan dokumen penatausahaan dan kepemilikan BMN secara tertib.

3) Proses Semesteran, adalah mencatat setiap perubahan DBP­E1 berdasarkan data dari DBKP atau DBP­W di wilayah kerjanya, dan meminta pengesahan DBP­E1 kepada penanggung jawab UPPB­E1.

4) Proses Akhir Periode Pembukuan yaitu melakukan proses back up data dan tutup tahun

4. Tingkat UPPB

UPPB melaksanakan proses pembukuan atas dokumen sumber dalam rangka menghasilkan data transaksi BMN, Laporan BMN dan laporan manajerial lainnya termasuk yang dananya bersumber dari anggaran pembiayaan dan perhitungan.

a. Dokumen Sumber.

UPPB melakukan proses pembukuan dokumen sumber, verifikasi, dan pelaporan BMN. Dokumen sumber yang digunakan dalam proses pembukuan BMN pada tingkat UPPB­E1 adalah sebagai berikut :

Page 34: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 29

1) Saldo Awal, adalah DBP dan LBP periode sebelumnya, dan DBP­E1 dan/atau DBP­W dan/atau DBKP, LBP­E1 dan/atau LBP­W dan/atau LBKP, laporan mutasi BMN, laporan kondisi barang, dan laporan inventarisasi BMN dari UPKPB dan/atau UPPB­W dan/atau UPPB­E1.

2) Mutasi, meliputi perolehan, perubahan dan penghapusan yang dilaporkan oleh UPKPB meliputi : DBKP, LBKP BMN, laporan mutasi BMN, laporan kondisi barang, dan laporan inventarisasi BMN dari UPKPB, dan/atau UPPB­ W meliputi : DBP­W, LBP­W BMN, laporan mutasi BMN, laporan kondisi barang, dan laporan inventarisasi BMN dari UPPB­W, dan/atau UPPB­E1 meliputi : DBP­E1, LBP­E1 BMN, laporan mutasi BMN, laporan kondisi barang, dan laporan inventarisasi BMN dari UPPB­E1

b. Keluaran dari proses pembukuan BMN tingkat UPPB

Daftar barang yang dihasilkan dari proses pembukuan BMN tingkat UPPB, meliputi Daftar Barang Pengguna (DBP) terdiri dari DBP Persediaan, DBP Tanah, DBP Gedung dan Bangunan, DBP Peralatan dan Mesin (DBP Alat Angkutan Bermotor, DBP Alat Besar, DBP Alat Persenjataan, dan DBP Peralatan Lainnya), DBP Jalan/Irigasi/Jaringan, DBP Aset Tetap Lainnya, DBP Konstruksi Dalam Pengerjaan, DBP Barang Bersejarah, dan DBP Aset Lainnya.

c. Prosedur Pembukuan

1) Proses pertama kali, adalah mendaftarkan semua BMN yang telah ada sebelum diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan ini ke dalam DBP, yang datanya berasal dari DBKP, DBP­W dan/atau DBP­E1, dan meminta pengesahan DBP pertama kali kepada penanggung jawab UPPB.

2) Proses rutin, adalah mendaftarkan data mutasi BMN ke dalam DBP berdasarkan dokumen sumber, mncatat perubahan kondisi barang ke dalam DBP berdasarkan dokumen sumber, menghimpun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bersumber dari pengelolaan BMN yang berasal dari Laporan PNBP UPKPB, UPPB­W dan/atau UPPB­E1, mengarsipkan asli atau fotocopy/salinan dokumen penatausahaan BMN secara tertib, dan mengarsipkan fotocopy/salinan dokumen kepemilikan BMN secara tertib.

3) Proses Semesteran, adalah mencatat setiap perubahan DBP berdasarkan data dari DBKP, DBP­W dan/atau DBP­E1, meminta pengesahan DBP kepada penanggung jawab UPPB, dan melakukan rekonsiliasi atas DBP dengan DJKN.

4) Proses Akhir Periode Pembukuan adalah melakukan proses back up data dan tutup tahun

Page 35: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 30

B. Tatacara pembukuan Pada Pengelola Barang :

1. Tingkat KPKNL

KPKNL melaksanakan proses pembukuan atas dokumen sumber dalam rangka menghasilkan data transaksi BMN, laporan BMN dan laporan manajerial lainnya termasuk yang dananya bersumber dari anggaran pembiayaan dan perhitungan. Proses pembukuan meliputi pembukuan untuk Tanah dan/atau Bangunan Idle dan pembukuan untuk BMN per­Kementerian Negara/Lembaga.

a. Dokumen Sumber.

KPKNL melakukan proses pembukuan dokumen sumber dan verifikasi BMN.

1) Pembukuan Tanah dan/atau Bangunan Idle

Dokumen sumber yang digunakan dalam proses pembukuan BMN berupa Buku Tanah Idle dan Buku Gedung dan Bangunan Idle pada tingkat KPKNL adalah sebagai berikut :

a) Saldo Awal, adalah Catatan, Buku Tanah Idle, Buku Gedung dan Bangunan Idle, DBKP, LBKP, DBMN­KD Tanah dan/atau Bangunan Idle, dan LBMN­KD Tanah dan/atau Bangunan Idle periode sebelumnya, dan apabila diperlukan dapat dilakukan inventarisasi.

b) Mutasi, meliputi perolehan, perubahan, dan penghapusan, yaitu Berita Acara Serah Terima BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle, Dokumen Kepemilikan tanah dan/atau bangunan, Dokumen Pengadaan dan/atau pemeliharaan Tanah dan/atau bangunan, Dokumen pengelolaan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle, dan Dokumen lainnya yang sah.

2) Pembukuan BMN per­Kementerian Negara/Lembaga

Dokumen sumber yang digunakan dalam proses pembukuan BMN per­ Kementerian Negara/Lembaga pada tingkat KPKNL adalah sebagai berikut :

a) Saldo Awal, meliputi DBMN­KD dan LBMN­KD periode sebelumnya, dan DBKP, LBKP, laporan mutasi BMN, laporan kondisi barang, dan laporan inventarisasi BMN dari UPKPB.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 120/PMK.06/2007 disebutkan bahwa pada pengguna barang terdapat beberapa tingkatan pelaksana penatausahaan. Dapatkah anda menyebutkan apa hubungan setiap tingkatan dimaksud dalam hal pelaksanaan pembukuan BMN pada pengguna barang.

Tulis jawaban Anda pada kotak ini.

Page 36: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 31

b) Mutasi, meliputi perolehan, perubahan dan penghapusan yang dilaporkan oleh UPKPB, meliputi DBKP, LBKP BMN, laporan mutasi BMN, laporan kondisi barang dan laporan inventarisasi BMN dari UPKPB.

b. Jenis Transaksi Pembukuan BMN

Transaksi yang dicatat dalam pembukuan BMN oleh KPKNL hanya untuk Tanah dan/atau Bangunan Idle, meliputi saldo awal, perolehan, perubahan, dan penghapusan.

1) Saldo awal a) Saldo akhir periode sebelumnya, merupakan akumulasi dari seluruh

transaksi BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle periode sebelumnya. b) Koreksi saldo, merupakan koreksi perubahan atas saldo akhir BMN Tanah

dan/atau Bangunan Idle pada periode sebelumnya yang dikarenakan : (a) adanya koreksi pencatatan atas nilai/kuantitas BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle yang telah dicatat dan telah dilaporkan dalam periode sebelumnya, dan (b) penambahan/ pengurangan sebagai akibat dari pelaksanaan inventarisasi.

2) Perolehan

a) Hibah, merupakan transaksi perolehan BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis dari luar Pemerintah Pusat;

b) Pelimpahan Masuk, merupakan transaksi perolehan BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle dari KPKNL dalam lingkup Kanwil DJKN yang sama atau dari KPKNL dalam lingkup Kanwil DJKN yang lain.

c) Penyelesaian Pembangunan, merupakan transaksi perolehan BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle dari hasil penyelesaian pembangunan berupa bangunan/gedung dan BMN lainnya yang telah diserahterimakan dengan Berita Acara Serah Terima.

d) Pelaksanaan dari perjanjian/kontrak, merupakan Tanah dan/atau Bangunan Idle yang diperoleh dari pelaksanaan kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah/bangun serah guna, tukar menukar, dan perjanjian/kontrak lainnya;

e) Pembatalan penghapusan, merupakan pencatatan BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle dari hasil pembatalan penghapusan yang sebelumnya telah dihapuskan/dikeluarkan dari pembukuan berdasarkan surat keputusan penghapusan;

f) Rampasan, merupakan transaksi perolehan BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle dari hasil rampasan berdasarkan pelaksanaan ketentuan undang­undang atau putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

Page 37: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 32

g) Reklasifikasi Masuk, merupakan transaksi BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle yang sebelumnya telah dicatat dengan penggolongan dan kodefikasi BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle yang lain;

h) Transfer masuk, merupakan transaksi penyerahan BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle dari KPB kepada KPKNL.

3) Perubahan BMN

a) Pengurangan, merupakan transaksi pengurangan kuantitas/nilai BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle yang menggunakan satuan luas atau satuan lain yang pengurangannya tidak menyebabkan keseluruhan BMN hilang;

b) Pengembangan, merupakan transaksi pengembangan BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle yang dikapitalisir yang mengakibatkan perubahan nilai/satuan BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle dalam Buku Tanah Idle dan/atau Buku Gedung dan Bangunan Idle;

c) Perubahan Kondisi, merupakan pencatatan perubahan kondisi BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle;

d) Revaluasi, merupakan transaksi perubahan nilai BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle yang dikarenakan adanya nilai baru dari BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle.

4) Penghapusan BMN

a) Penghapusan, merupakan transaksi untuk menghapus BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle dari pembukuan berdasarkan suatu Surat Keputusan Penghapusan.

b) Tranfer Keluar, merupakan transaksi penyerahan BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle dari KPKNL kepada KPB.

c) Hibah, merupakan transaksi penyerahan BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle yang disebabkan oleh pelaksanaan hibah atau yang sejenis dari luar Pemerintah Pusat.

d) Reklasifikasi Keluar, merupakan transaksi BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle ke dalam penggolongan dan kodefikasi BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle yang lain. Transaksi ini berkaitan dengan transaksi reklasifikasi masuk.

e) Pelimpahan Keluar, merupakan transaksi penyerahan BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle kepada KPKNL dalam lingkup Kanwil DJKN yang sama atau kepada KPKNL dalam lingkup Kanwil DJKN yang lain.

c. Penggolongan dan Kodefikasi, Nomor Urut Pendaftaran (NUP), Satuan Barang, Kapitalisasi Barang, Penentuan Kondisi, Kode Lokasi, Kode Barang, dan Kode Registrasi untuk BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle mengacu pada ketentuan dalam butir E.1.g sampai dengan E.1.n di atas.

Page 38: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 33

d. Keluaran dari proses pembukuan tingkat KPKNL

Dokumen yang dihasilkan dari proses pembukuan BMN di KPKNL antara lain meliputi:

1) Daftar BMN Kantor Daerah berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle (DBMN­ KD­T/B), meliputi DBMN­KD­T/B Tanah dan DBMN­KD­T/B Gedung dan Bangunan

2) Daftar BMN Kantor Daerah per­Kementerian Negara/Lembaga (DBMN­KD­ K/L) berupa himpunan DBKP di wilayah kerjanya, yang berisi DBMN­KD­ K/L Persediaan, DBMN­KD­K/L Tanah, DBMN­KD­K/L Gedung dan Bangunan, DBMN­KD­K/L Peralatan dan Mesin (DBMN­KD­K/L Alat Angkutan Bermotor, DBMN­KD­K/L Alat Besar, DBMN­KD­K/L Alat Persenjataan, DBMN­KD­K/L Peralatan Lainnya), DBMN­KD­K/L Jalan/Irigasi/Jaringan, DBMN­KD­K/L Aset Tetap Lainnya, DBMN­KD­K/L Konstruksi Dalam Pengerjaan, DBMN­KD­K/L Barang Bersejarah, dan DBMN­KD­K/L Aset Lainnya

3) Buku Tanah dan/atau Bangunan Idle, meliputi Buku Tanah Idle, Buku Gedung dan Bangunan Idle, dan Buku Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Idle

e. Prosedur Pembukuan

1) Proses pertama kali

a) Pembukuan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle, yaitu membukukan dan mencatat semua BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle yang telah ada sebelum diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan ini ke dalam Buku Tanah Idle dan Buku Gedung dan Bangunan Idle, menyusun dan mendaftarkan semua BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle yang telah ada sebelum diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan ini ke dalam DBMN­KD­T/B, dan meminta pengesahan DBMN­KD­T/B pertama kali kepada penanggung jawab KPKNL (Kepala Kantor).

b) Pembukuan BMN per­Kementerian Negara/Lembaga, meliputi mendaftarkan semua BMN yang telah ada sebelum diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan ini ke dalam DBMN­KD­K/L, yang datanya berasal dari DBKP di wilayah kerjanya, dan meminta pengesahan DBMN­KD­K/L pertama kali kepada penanggung jawab KPKNL (Kepala Kantor).

2) Proses rutin a) Pembukuan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle

i. Membukukan dan mencatat data transaksi BMN dan perubahan kondisi Tanah dan/atau Bangunan Idle ke dalam Buku Tanah Idle dan Buku Gedung dan Bangunan Idle berdasarkan dokumen sumber.

Page 39: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 34

ii. Membukukan dan mencatat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bersumber dari pengelolaan BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle yang berada dalam penguasaannya.

iii. Mengarsipkan dokumen penatausahaan dan kepemilikan BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle secara tertib.

b) Pembukuan BMN per­Kementerian Negara/Lembaga i. Mendaftarkan data mutasi BMN ke dalam DBMN­KD­K/L

berdasarkan dokumen sumber. ii. Mencatat perubahan kondisi barang ke dalam DBMN­KD­K/L

berdasarkan dokumen sumber. iii. Menghimpun data Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang

bersumber dari pengelolaan BMN yang berasal dari Laporan PNBP UPKPB di wilayah kerjanya.

iv. Mengarsipkan asli atau fotocopy/salinan dokumen penatausahaan dan kepemilikan BMN secara tertib.

3) Proses Semesteran a) Pembukuan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle, meliputi

mencatat setiap perubahan DBMN­KD­T/B berdasarkan data dari Buku Tanah dan Buku Gedung dan Bangunan, dan meminta pengesahan DBMN­KD­T/B kepada penanggung jawab KPKNL.

b) Pembukuan BMN per­Kementerian Negara/Lembaga, meliputi mencatat setiap perubahan DBMN­KD­K/L berdasarkan data dari DBKP di wilayah kerjanya, meminta pengesahan DBMN­KD­K/L kepada penanggung jawab KPKNL, dan melakukan rekonsiliasi atas DBMN­ KD­K/L dengan DBKP pada UPKPB, jika diperlukan.

4) Proses Akhir Periode Pembukuan a) Pembukuan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle, meliputi

mencatat perubahan kondisi BMN Tanah dan/atau Bangunan Idle yang telah disahkan oleh penanggungjawab KPKNL ke dalam DBMN­KD­ T/B, Buku Tanah Idle, dan Buku Gedung dan Bangunan Idle, dan melakukan proses back up data dan tutup tahun.

b) Pembukuan BMN per­Kementerian Negara/Lembaga Melakukan proses back up data dan tutup tahun.

5) Proses Lainnya adalah membukukan dan mencatat hasil inventarisasi ke dalam Buku Tanah Idle dan Buku Gedung dan Bangunan Idle.

2. Tingkat Kanwil DJKN

a. Kanwil DJKN melaksanakan proses pembukuan atas dokumen sumber dalam rangka menghasilkan data transaksi BMN, Laporan BMN dan laporan manajerial lainnya termasuk yang dananya bersumber dari anggaran pembiayaan dan perhitungan.

Page 40: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 35

b. Dokumen Sumber.

Kanwil DJKN melakukan proses pembukuan dokumen sumber dan verifikasi BMN. Dokumen sumber yang digunakan dalam proses pembukuan BMN pada tingkat Kanwil DJKN adalah sebagai berikut :

1) Saldo Awal, meliputi DBMN­KW­T/B dan LBMN­KW­T/B periode sebelumnya, DBMN­KW­K/L dan LBMN­KW­K/L periode sebelumnya, DBMN­KD­T/B, DBMN­KD­K/L, LBMN­KD­T/B, LBMN­KD­K/L, laporan mutasi BMN, laporan kondisi barang dan laporan inventarisasi BMN dari KPKNL, dan LBP­W dari UPPB­W.

2) Mutasi, meliputi perolehan, perubahan, dan penghapusan yang dilaporkan meliputi DBMN­KD­T/B, DBMN­KD­K/L, LBMN­KD­T/B, LBMN­KD­ K/L, laporan mutasi BMN, laporan kondisi barang, dan laporan inventarisasi BMN dari KPKNL.

c. Keluaran dari proses pembukuan BMN tingkat Kanwil DJKN.

Dokumen yang dihasilkan dari proses pembukuan BMN tingkat Kanwil DJKN, meliputi:

1) Daftar Barang Milik Negara Kantor Wilayah berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle (DBMN­KW­T/B) meliputi DBMN­KW­T/B Tanah dan DBMN­KW­T/B Gedung dan Bangunan.

2) Daftar Barang Milik Negara Kantor Wilayah per­Kementerian Negara/Lembaga (DBMN­KW­K/L), meliputi DBMN­KW­K/L Persediaan, DBMN­KW­K/L Tanah, DBMN­KW­K/L Gedung dan Bangunan, DBMN­ KW­K/L Peralatan dan Mesin (DBMN­KW­K/L Alat Angkutan Bermotor, DBMN­KW­K/L Alat Besar, DBMN­KW­K/L Alat Persenjataan, dan DBMN­KW­K/L Peralatan Lainnya), DBMN­KW­K/L Jalan/Irigasi/Jaringan, DBMN­KW­K/L Aset Tetap Lainnya, DBMN­KW­K/L Konstruksi Dalam Pengerjaan, DBMN­KW­K/L Barang Bersejarah, dan DBMN­KW­K/L Aset Lainnya.

d. Prosedur Pembukuan

1) Proses pertama kali, meliputi a) Mendaftarkan semua BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle yang

telah ada ke dalam DBMN­KW­T/B, dan semua BMN per­Kementerian Negara/Lembaga yang telah ada ke dalam DBMN­KW­K/L yang datanya berasal dari DBMN­KD­T/B di wilayah kerjanya.

b) Meminta pengesahan DBMN­KW pertama kali kepada penanggung jawab Kanwil DJKN.

2) Proses rutin, meliputi mendaftarkan data mutasi BMN ke dalam DBMN­KW berdasarkan dokumen sumber, mencatat perubahan kondisi barang ke dalam DBMN­KW berdasarkan dokumen sumber, menghimpun data Penerimaan

Page 41: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 36

Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bersumber dari pengelolaan BMN yang berasal dari Laporan PNBP KPKNL di wilayah kerjanya, dan mengarsipkan asli atau fotocopy/salinan dokumen penatausahaan dan kepemilikan BMN secara tertib.

3) Proses Semesteran, meliputi mencatat setiap perubahan DBMN­KW berdasarkan data dari LBMN­KD dan LBP­W di wilayah kerjanya, dan meminta pengesahan DBMN­KW kepada penanggung jawab Kanwil DJKN.

4) Proses Akhir Periode Pembukuan yaitu melakukan proses back up data dan tutup tahun.

3. Tingkat DJKN

a. DJKN melaksanakan proses pembukuan atas dokumen sumber dalam rangka menghasilkan data transaksi BMN, Laporan BMN dan laporan manajerial lainnya termasuk yang dananya bersumber dari anggaran pembiayaan dan perhitungan.

b. Dokumen Sumber.

DJKN melakukan proses pembukuan dokumen sumber dan verifikasi BMN. Dokumen sumber yang digunakan dalam proses pembukuan BMN pada tingkat DJKN adalah sebagai berikut :

1) Saldo Awal, meliputi DBMN­T/B dan LBMN­T/B periode sebelumnya, DBMN­K/L dan LBMN­K/L periode sebelumnya, DBMN­KW­T/B, DBMN­ KW­K/L, LBMN­KW­T/B, LBMN­KW­K/L, laporan mutasi BMN, laporan kondisi barang, dan laporan inventarisasi BMN dari Kanwil DJKN, dan LBP, laporan mutasi BMN, laporan kondisi barang, dan laporan inventarisasi BMN dari UPPB dan/atau UPPB­E1.

2) Mutasi, meliputi perolehan, perubahan, dan penghapusan yang dilaporkan meliputi DBMN­KW­T/B, DBMN­KW­K/L, LBMN­KW­T/B, LBMN­KW­ K/L, laporan mutasi BMN, laporan kondisi barang, dan laporan inventarisasi BMN dari Kanwil DJKN, dan LBP, Laporan mutasi BMN, laporan kondisi barang, dan laporan inventarisasi BMN dari UPPB dan/atau UPPB­E1.

c. Keluaran dari proses pembukuan BMN tingkat DJKN.

Dokumen yang dihasilkan dari proses pembukuan BMN tingkat DJKN, meliputi:

1) Daftar Barang Milik Negara berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle (DBMN­ T/B), meliputi DBMN­T/B Tanah dan DBMN­T/B Gedung dan Bangunan.

2) Daftar Barang Milik Negara per­Kementerian Negara/Lembaga (DBMN­ K/L), meliputi DBMN­K/L Persediaan, DBMN­K/L Tanah, DBMN­K/L Gedung dan Bangunan, DBMN­K/L Peralatan dan Mesin (DBMN­K/L Alat Angkutan Bermotor, DBMN­K/L Alat Besar, DBMN­K/L Alat Persenjataan, dan DBMN­K/L Peralatan Lainnya), DBMN­K/L Jalan/Irigasi/Jaringan,

Page 42: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 37

DBMN­K/L Aset Tetap Lainnya, DBMN­K/L Konstruksi Dalam Pengerjaan, DBMN­K/L Barang Bersejarah, dan DBMN­K/L Aset Lainnya.

d. Prosedur Pembukuan

1) Proses pertama kali, meliputi a) Mendaftarkan semua BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle ke

dalam DBMN ­T/B, dan semua BMN per­Kementerian Negara/Lembaga ke dalam DBMN­K/L yang datanya berasal dari DBMN­KW­T/B.

b) Meminta pengesahan DBMN pertama kali kepada penanggung jawab DJKN.

2) Proses rutin, meliputi mendaftarkan data mutasi BMN ke dalam DBMN berdasarkan dokumen sumber, mencatat perubahan kondisi barang ke dalam DBMN berdasarkan dokumen sumber, menghimpun data Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bersumber dari pengelolaan BMN yang berasal dari Laporan PNBP Kanwil DJKN dan UPPB, dan mengarsipkan asli atau fotocopy/salinan dokumen penatausahaan dan kepemilikan BMN secara tertib.

3) Proses Semesteran, meliputi menyusun DBMN­T/B berdasarkan data dari LBMN­KW, menyusun DBMN­K/L berdasarkan data dari LBP, meminta pengesahan DBMN kepada penanggung jawab DJKN, dan melakukan rekonsiliasi atas DBMN dengan DBP pada UPPB.

4) Proses Akhir Periode Pembukuan yaitu melakukan proses back up data dan tutup tahun.

C. RANGKUMAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan pekerjaan pembukuan BMN adalah merupakan satu kesatuan dari penatausahaan BMN. Tata urutan dalam pelaksanaan penatausahaan BMN tidak ada urutan yang mana yang lebih dahulu tetapi antara pembukuan seperti yang diuraikan di atas, dan inventarisasi, dan pelaporan BMN yang akan diuraikan pada KB yang akan dating akan saling terkait. Dalam KB 2 ini disajikan tentang ketentuan dalam melakukan pembukuan dan tata cara pelaksanaan pembukuan baik pada pengguna barang mapun pada pengelolaan barang. Selanjutnya, diuraikan pula tugas­tugas pembukuan, dan pembuatan daftar barang, serta tata cara secera rinci mengenai pembukuan BMN. Diuraikan pula fungsi dari masing­masing pelaksana penatausahaan serta hubungan antar pelaksana penatausahaan dalam hal pembukuan BMN, sehingga terjalin harmonisasi dalam pelaksanaan pembukuan secara baik dalam upaya mendukung pelaksanaan penatausahaan secara keseluruhan.

Dengan dilakukan pembukuan dengan baik ini, tentunya hasil yang dicapai akan maksimal dengan arti semua BMN pada masing­masing kementerian Negara/lembaga akan tercatat dengan baik dengan mengikuti pola yang terstruktur sehingga dapat dikelompokkan dan diintegrasikan kedalam data base BMN baik pada kuasa pengguna barang/pengguna barang maupun pada pengelola barang.

Page 43: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 38

D. TES FORMATIF

Lingkarilah jawaban yang benar atas pernyataan berikut ini :

1. ( B – S ) : Hibah adalah merupakan transaksi prolehan BMN dari hibah/sumbangan atau sejenis dari kementerian negara/lembaga lainnya.

2. ( B – S ) : Nomor Urut Pendaftaran (NUP) adalah nomor yang menunjukkan urutan pendaftaran BMN pada Buku Barang, Buku Barang Bersejarah, dan Daftar Barang Kuasa Pengguna per sub­sub kelompok BMN, disusun berdasarkan urutan perolehan.

3. ( B – S ) : Buku Barang Ekstrakomptabel adalah mencakup BMN berupa aset tetap yang tidak memenuhi kriteria kapitalisasi.

4. ( B – S ) : Proses akhir periode pembukuan pada setiap unit penatausahaan BMN adalah melakukan proses back up datadan tutup tahun.

5. ( B – S ) : Transaksi yang dicatat dalam pembukuan BMN oleh Kantor Pelayanan Kekayaan dan Lelang (KPKNL) adalah untuk semua tanah dan atau bangunan, yang meliputi saldo awal, perolehan, perubahan, dan penghapusan.

6. ( B – S ) : Kode registrasi adalah kode yang terdiri dari kode barang ditambah dengan nomor urut pendaftaran.

7. ( B – S ) : Barang bersejarah (heritage assets) dibukukan dan dilaporkan dalam kuantitasnya dan tanpa nilai karena nilai kultural, lingkungan, pendidikan dan sejarahnya tidak mungkin secara penuh dilambangkan dengan nilai uang berdasarkan harga pasar maupun harga perolehannya.

8. ( B – S ) : Penghapusan adalah merupakan transaksi untuk menghapus BMN dari pembukuan berdasarkan suatu Surat KeputusanPenghapusan.

9. ( B – S ) : Reklasifikasi keluar, adalah merupakan transaksi BMN kepada pihak lain ke dalam penggolongan dan kodefikasi BMN yang lain.

10. ( B – S ) : Biaya untuk perolehan, konstruksi, peningkatan, dan rekonstruksi tidak harus dibebankan sebagai belanja tahun terjadinya pengeluaran tersebut, dan tidak harus dikapitalisasi menjadi nilai barang atau penambah nilai barang.

Kunci jawaban (1/s, 2/b, 3/b, 4/b, 5/s, 6/s, 7/b, 8/b, 9/b, 10/s)

Page 44: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 39

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar IV. Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90% ­ 100% = baik sekali 80% ­ 89% = baik 70% ­ 79% = cukup

­ 69% = kurang

Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar. Namun apabila tingkat penguasaan Anda kurang dari 80%, maka Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar, terutama pada materi yang belum Anda kuasai.

Tingkat Penguasaan = Jumlah semua soal

Jumlah jawaban Anda yang benar x 100%

Page 45: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 40

KEGIATAN BELAJAR 3

INVENTARISASI BMN

Pada Kegiatan Belajar 2 telah dibahas mengenai Pembukuan BMN. Langkah selanjutnya yang diperlukan untuk implementasi penatausahaan BMN dengan efektif adalah Invnetarisasi BMN. Kegiatan Belajar 3 akan difokuskan pada pembahasan mengenai tata cara inventarisasi pada setiap pelaksana penatausahaan baik pada Pengguna Barang maupun pada Pengelola Barang.

Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan dan pelaporan hasil pendataan BMN. Maksud inventarisasi adalah untuk mengetahui jumlah dan nilai serta kondisi BMN yang sebenarnya, baik yang berada dalam penguasaan Pengguna Barang maupun yang berada dalam pengelolaan Pengelola Barang. Adapun tujuan inventarisasi adalah (a) agar semua BMN dapat terdata dengan baik dalam upaya mewujudkan tertib administrasi dan (b) untuk mempermudah pelaksanaan pengelolaan BMN.

Adapun sasaran inventarisasi yaitu semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), atau berasal dari perolehan lainnya yang sah, baik yang berada dalam penguasaan Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang maupun yang berada dalam pengelolaan Pengelola Barang.

A. Ketentuan Umum

Pengguna Barang melakukan inventarisasi BMN sekurang­kurangnya sekali dalam 5 tahun, kecuali untuk barang persediaan dan kontruksi dalam pengerjaan dilakukan setiap tahun. Pengelola Barang melakukan inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle yang berada dalam pengelolaannya sekurang­kurangnya sekali dalam 5 tahun. Yang dimaksud dengan inventarisasi dalam waktu sekurang­kurangnya sekali dalam 5 tahun adalah sensus barang, dan yang dimaksud dengan inventarisasi terhadap persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan antara lain adalah opname fisik. Jika diperlukan, dalam pelaksanaan inventarisasi dapat dibentuk Tim Inventarisasi pada masing­masing tingkat unit penatausahaan pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang dan dapat dibantu oleh unit kerja lain pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang. Dalam rangka pelaksanaan inventarisasi BMN atas Tanah dan/atau Bangunan Idle, Pengguna/Kuasa Pengguna Barang yang sebelumnya menyerahkan tanah dan/atau bangunan dimaksud tetap berkewajiban membantu pelaksanaan hasil inventarisasi BMN atas Tanah dan/atau Bangunan Idle. Dalam rangka pelaksanaan inventarisasi BMN, apabila BMN yang diinventarisasi bukan berada dalam penguasaan masing­masing unit penatausahaan pada Pengguna Barang atau Pengelola Barang, maka dapat dibuat Berita Acara Inventarisasi antara unit penatausahaan dengan pihak yang menguasai barang dimaksud.

Pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan inventarisasi harus menyertakan penjelasan atas setiap perbedaan antara data BMN dalam daftar barang dan hasil inventarisasi. Sedangkan penanggungjawab pelaksanaan inventarisasi BMN pada

Page 46: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 41

Pengguna Barang adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan, dan penanggungjawab pelaksanaan inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle pada Pengelola Barang adalah Direktur Jenderal Kekayaan Negara, atau pejabat yang dikuasakan.

B. Pengguna Barang

1. Tingkat UPKPB

1. Dokumen Sumber, pada tingkat UPKPB dalam pelaksanaan inventarisasi BMN meliputi Daftar Barang Kuasa Penggguna, Buku Barang, Kartu Identitas Barang, Daftar Barang Ruangan, Daftar Barang Lainnya, Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran dan Tahunan, Dokumen kepemilikan BMN, Dokumen pengelolaan dan penatausahaan, dan Dokumen lainnya yang dianggap perlu

2. Keluaran dari inventarisasi, adalah dokumen yang dihasilkan dalam pelaksanaan inventarisasi BMN pada tingkat UPKPB meliputi Laporan Hasil Inventarisasi BMN, Surat pernyataan kebenaran hasil pelaksanaan inventarisasi BMN, Blanko label sementara dan permanen, Kertas Kerja Inventarisasi, dan Daftar Barang Hasil Inventarisasi meliputi Baik dan Rusak Ringan, Rusak Berat, Tidak Diketemukan/hilang, dan Berlebih.

Prosedur Inventarisasi, pada tingkat UPKPB terdiri dari 5 (lima) tahap :

a. Tahap persiapan, meliputi menyusun rencana kerja pelaksanaan inventarisasi, mengumpulkan dokumen sumber, melakukan pemetaan pelaksanaan inventarisasi (antara lain menyiapkan denah lokasi dan memberi nomor/nama ruangan dan penanggungjawab ruangan pada denah lokasi), menyiapkan blanko label sementara (dari kertas) yang akan ditempelkan pada BMN yang bersangkutan, menyiapkan data awal, menyiapkan Kertas Kerja Inventarisasi beserta tata cara pengisiannya. Selanjutnya, dalam pelaksanaan inventarisasi, dapat dibentuk tim inventarisasi di bawah koordinasi UPPB­W, UPPB­E1 atau UPPB, dan dapat dibantu oleh unit kerja lain pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang.

b. Tahap pelaksanaan

1) Tahap pendataan, meliputi menghitung jumlah barang, meneliti kondisi barang (baik, rusak ringan atau rusak berat), menempelkan label registrasi sementara pada BMN yang telah dihitung, dan mencatat hasil inventarisasi tersebut pada Kertas Kerja Inventarisasi.

2) Tahap identifikasi, meliputi pemberian nilai BMN sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan, mengelompokkan barang dan memberikan kode barang sesuai penggolongan dan kodefikasi barang, pemisahan barang­ barang berdasarkan kategori kondisi, meliputi Barang Baik dan Rusak Ringan, dan Barang Rusak Berat /tidak dapat dipakai lagi, dan meneliti kelengkapan/eksistensi barang dengan membandingkan data hasil

Page 47: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 42

inventarisasi dan data awal/dokumen sumber, meliputi Barang yang tidak diketemukan/hilang, dan Barang yang berlebih.

c. Tahap pelaporan

1) Menyusun Daftar Barang Hasil Inventarisasi (DBHI) yang telah diinventarisasi berdasarkan data kertas kerja dan hasil identifikasi, dengan kriteria Barang Baik dan Rusak Ringan, Barang Rusak Berat/tidak dapat dipakai lagi, Barang yang tidak diketemukan/ hilang, dan Barang yang berlebih.

2) Membuat surat pernyataan kebenaran hasil pelaksanaan inventarisasi. 3) Menyusun laporan hasil inventarisasi BMN. 4) Meminta pengesahan atas laporan hasil inventarisasi BMN beserta DBHI

dan surat pernyataan kepada penanggung jawab UPKPB. 5) Menyampaikan laporan hasil inventarisasi beserta kelengkapannya kepada

UPPB­W, UPPB­E1, atau UPPB dengan tembusan kepada KPKNL.

d. Tahap tindak lanjut, meliputi membukukan dan mendaftarkan data hasil inventarisasi pada Buku Barang, Kartu Identitas Barang (KIB) dan Daftar Barang Kuasa Pengguna, memperbaharui DBR dan DBL sesuai dengan hasil inventarisasi yang telah ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan, menempelkan blanko label permanen pada masing­ masing barang yang diinventarisasi sesuai hasil inventarisasi. Jika diperlukan, UPKPB dapat melakukan rekonsiliasi/pemutakhiran data hasil inventarisasi dengan UPPB­W, UPPB­E1 atau UPPB dan KPKNL. Untuk barang yang hilang/tidak diketemukan agar ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Tingkat UPPB­W

1. Dokumen Sumber, pada tingkat UPPB­W dalam pelaksanaan inventarisasi BMN meliputi laporan hasil inventarisasi dari UPKPB, Daftar Barang Hasil Inventarisasi (DBHI) dari UPKPB, dan Surat pernyataan kebenaran hasil pelaksanaan inventarisasi

2. Keluaran dari inventarisasi, merupakan dokumen yang dihasilkan dalam pelaksanaan inventarisasi BMN pada tingkat UPPB­W adalah laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN.

3. Prosedur Inventarisasi

Prosedur pelaksanaan Inventarisasi BMN pada tingkat UPPB­W terdiri dari 4 (empat) tahap, meliputi :

a. Tahap persiapan, meliputi mengkoordinasikan rencana pelaksanaan inventarisasi BMN dengan UPKPB di wilayah kerjanya, dan mengumpulkan dokumen sumber.

b. Tahap pelaksanaan, adalah melakukan bimbingan dan memberikan arahan kepada UPKPB di wilayah kerjanya dalam melakukan inventarisasi BMN.

Page 48: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 43

c. Tahap pelaporan, meliputi menyusun laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN yang datanya berasal dari himpunan laporan hasil inventarisasi BMN dari UPKPB di wilayah kerjanya, meminta pengesahan atas laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN kepada pejabat penanggung jawab UPPB­W, dan menyampaikan laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN beserta kelengkapannya kepada UPPB­E1 atau UPPB.

d. Tahap tindak lanjut, meliputi mencatat dan mendaftarkan hasil pelaksanaan inventarisasi yang telah ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan pada DBP­W, dan jika diperlukan, UPPB­W dapat melakukan rekonsiliasi/ pemutakhiran data hasil inventarisasi dengan UPKPB.

3. Tingkat UPPB­E1

1. Dokumen Sumber, pada tingkat UPPB­E1 dalam pelaksanaan inventarisasi BMN meliputi laporan hasil inventarisasi BMN dari UPKPB dan/atau laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN dari UPPB­W.

2. Keluaran dari inventarisasi, merupakan dokumen yang dihasilkan dalam pelaksanaan inventarisasi BMN pada tingkat UPPB­E1 adalah Laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN.

3. Prosedur Inventarisasi

a. Tahap persiapan, meliputi mengkoordinasikan rencana pelaksanaan inventarisasi BMN dengan UPPB­W atau UPKPB di wilayah kerjanya, dalam pelaksanaan inventarisasi, dapat dibentuk tim inventarisasi yang dikoordinir oleh UPPB dan dapat dibantu oleh unit kerja lain pada lingkup Eselon 1 yang bersangkutan pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang, dan mengumpulkan dokumen sumber.

b. Tahap pelaksanaan, meliputi melakukan bimbingan dan memberikan arahan kepada UPKPB atau UPPB­W di wilayah kerjanya dalam melakukan inventarisasi BMN, dan jika diperlukan, UPPB­E1 dapat melakukan rekonsiliasi/ pemutakhiran data hasil inventarisasi dengan UPPB­W atau UPKPB.

c. Tahap pelaporan, meliputi menyusun laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN yang datanya berasal dari himpunan hasil inventarisasi dari UPKPB atau laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN, meminta pengesahan atas laporan rekaputilasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN kepada penanggung jawab UPPB­E1, dan menyampaikan laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi kepada UPPB.

d. Tahap evaluasi/tindak lanjut, yaitu mencatat dan mendaftarkan hasil pelaksanaan inventarisasi yang telah ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan, pada DBP­E1.

Page 49: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 44

4. Tingkat UPPB

1. Dokumen Sumber

Dokumen sumber pada tingkat UPPB dalam pelaksanaan inventarisasi BMN meliputi laporan hasil inventarisasi BMN dari UPKPB dan/atau laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN dari UPPB­W, dan/atau laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN dari UPPB­E1.

2. Keluaran dari inventarisasi, adalah dokumen yang dihasilkan dalam pelaksanaan inventarisasi BMN pada tingkat UPPB meliputi Rekapitulasi Laporan Hasil Inventarisasi BMN dan Surat Penetapan Hasil Pelaksanaan Inventarisasi BMN.

3. Prosedur Inventarisasi

a. Tahap persiapan, meliputi mengkoordinasikan rencana pelaksanaan inventarisasi BMN dengan UPKPB, UPPB­W dan/atau UPPB­E1, dalam pelaksanaan inventarisasi, dapat dibentuk tim inventarisasi dan dapat dibantu oleh unit kerja lain pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang, dan mengumpulkan dokumen sumber.

b. Tahap pelaksanaan, adalah menghimpun hasil pelaksanaan inventarisasi dari UPKPB, UPPB­W atau UPPB­E1 ke dalam Daftar Barang Inventarisasi.

c. Tahap pelaporan

1) Menyusun laporan hasil inventarisasi berdasarkan himpunan hasil inventarisasi dari UPKPB, UPPB­W atau UPPB­E1.

2) Menyusun konsep surat pernyataan kebenaran pelaksanaan inventarisasi dari Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan.

3) Meminta pengesahan atas laporan hasil inventarisasi beserta daftar barang inventarisasi dan surat pernyataan kepada penanggung jawab UPPB.

4) Meminta pengesahan atas konsep surat pernyataan kebenaran pelaksanaan inventarisasi dari Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan.

5) Menyampaikan laporan hasil inventarisasi kepada DJKN.

d. Tahap tindak lanjut, meliputi mencatat dan mendaftarkan hasil inventarisasi yang telah ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga pada DBP, dan jika diperlukan, UPPB dapat melakukan rekonsiliasi/pemutakhiran data hasil inventarisasi dengan UPKPB, UPPB­W atau UPPB­E1.

Dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 120/PMK.06/2007 disebutkan bahwa Pengguna Barang melakukan inventarisasi BMN sekurang­kurangnya sekali dalam 5 tahun, kecuali untuk barang persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan dilakukan setiap tahun. Coba sebutkan pelaksana penatasauhaan yang mana pada pengguna barang yang sebaiknya melakukan inventarisasi BMN, dan bagaimana fungsi dari pelaksana penatausahaan yang lainnya pada pengguna barang.

Page 50: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 45

C. Pengelola Barang

1. Tingkat KPKNL

1. Dokumen Sumber, pada tingkat KPKNL dalam pelaksanaan inventarisasi BMN berupa meliputi Daftar BMN – Kantor Daerah berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle (DBMN­KD­T/B), Buku Barang Tanah dan/atau Bangunan Idle, Laporan Kuasa Pengguna Semesteran dan Tahunan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle (LBMN­KD­T/B), Dokumen kepemilikan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle, Dokumen pengelolaan dan penatausahaan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle dan Dokumen lainnya yang dianggap perlu.

2. Keluaran dari inventarisasi

Dokumen yang dihasilkan dalam pelaksanaan inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idlepada KPKNL meliputi Laporan Hasil Inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle, Surat pernyataan kebenaran hasil inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle, Kertas Kerja Inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle, Daftar Barang Inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle, dan Laporan rekapitulasi hasil inventarisasi BMN per Kementerian Negara/Lembaga dari UPKPB

3. Prosedur Inventarisasi

a. Tahap persiapan, meliputi menyusun rencana kerja pelaksanaan inventarisasi, mengumpulkan dokumen sumber, melakukan pemetaan pelaksanaan inventarisasi, menyiapkan kertas kerja inventarisasi beserta tata cara pengisiannya. Dalam pelaksanaan inventarisasi, dapat dibentuk tim inventarisasi yang dikoordinir oleh Kanwil DJKN dan dapat dibantu oleh unit kerja lain pada KPKNL.

b. Tahap pelaksanaan

1) Tahap pendataan, meliputi menghitung jumlah barang, meneliti kondisi barang (baik, rusak ringan atau rusak berat), menempelkan label registrasi sementara pada BMN yang telah dihitung, dan mencatat hasil inventarisasi tersebut pada Kertas Kerja Inventarisasi.

2) Tahap identifikasi, meliputi pemberian nilai BMN sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan, mengelompokkan barang dan memberikan kode barang sesuai penggolongan dan kodefikasi barang, pemisahan barang­ barang berdasarkan kategori kondisi yaitu Barang Baik dan Rusak Ringan, dan Barang Rusak Berat /tidak dapat dipakai lagi, dan meneliti kelengkapan/eksistensi barang dengan membandingkan data hasil inventarisasi dan data awal/dokumen sumber, yaitu Barang yang tidak diketemukan/hilang, dan Barang yang berlebih.

Page 51: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 46

c. Tahap pelaporan

1) Menyusun daftar barang yang telah diinventarisasi berdasarkan data kertas kerja dan hasil identifikasi, dengan kriteria Barang Baik dan Rusak Ringan, Barang yang rusak berat, Barang yang tidak diketemukan/hilang, dan Barang yang berlebih

2) Membuat surat pernyataan kebenaran hasil inventarisasi. 3) Menyusun laporan hasil inventarisasi. 4) Meminta pengesahan atas laporan hasil inventarisasi beserta daftar barang

inventarisasi dan surat pernyataan kepada penanggung jawab KPKNL. 5) Menyampaikan laporan hasil inventarisasi kepada Kanwil DJKN.

d. Tahap evaluasi/tindak lanjut, adalah membukukan dan mendaftarkan hasil inventarisasi pada Buku Barang dan DBMN­KD.

2. Tingkat Kanwil DJKN

1. Dokumen Sumber, pada tingkat KPKNL dalam pelaksanaan inventarisasi BMN meliputi Laporan hasil inventarisasi dari KPKNL di wilayah kerjanya, Daftar barang hasil inventarisasi (DBHI) dari KPKNL di wilayah kerjanya, dan Surat pernyataan kebenaran hasil inventarisasi BMN dari KPKNL.

2. Keluaran dari inventarisasi, yaitu dokumen yang dihasilkan dalam pelaksanaan inventarisasi BMN pada tingkat Kanwil DJKN adalah laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle.

3. Prosedur Inventarisasi

a. Tahap persiapan, meliputi mengkoordinasikan pelaksanaan inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle dengan KPKNL di wilayah kerjanya, dan mengumpulkan dokumen sumber.

b. Tahap pelaksanaan, adalah melakukan bimbingan dan memberikan arahan kepada KPKNL dalam melakukan inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle.

c. Tahap pelaporan, meluputi menyusun laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle berdasarkan himpunan laporan hasil inventarisasi dari KPKNL, meminta pengesahan atas laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN berupa tanah dan/atau bangunan kepada penanggung jawab Kanwil DJKN, dan menyampaikan laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN berupa tanah dan/atau bangunan kepada DJKN.

d. Tahap evaluasi/tindak lanjut, yaitu mencatat dan mendaftarkan hasil inventarisasi pada Buku Barang dan DBMN­KW, dan jika diperlukan, Kanwil DJKN dapat melakukan rekonsiliasi/ pemutakhiran data hasil inventarisasi dengan KPKNL.

Page 52: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 47

3. Tingkat DJKN

1. Dokumen Sumber, pada DJKN dalam pelaksanaan inventarisasi BMN berupa tanah dan/atau bangunan adalah Laporan rekapitulasi hasil inventarisasi pada Daftar BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle dari Kanwil DJKN.

2. Keluaran dari inventarisasi, yaitu dokumen yang dihasilkan dalam pelaksanaan inventarisasi adalah Laporan Hasil Inventarisasi (LHI) BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle.

3. Prosedur Inventarisasi

a. Tahap persiapan, meliputi mengkoordinasikan pelaksanaan inventarisasi dengan Kanwil DJKN, dan mengumpulkan dokumen sumber.

b. Tahap pelaksanaan, meliputi melakukan bimbingan dan memberikan arahan kepada Kanwil DJKN dalam melakukan inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle.

c. Tahap pelaporan, meliputi menyusun LHI BMN berupa tanah dan/atau bangunan berdasarkan himpunan laporan rekapitulasi hasil inventarisasi dari Kanwil DJKN atau laporan hasil pelaksanaan inventarisasi dari KPKNL, meminta pengesahan atas laporan hasil inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle kepada penanggung jawab DJKN, dan menyampaikan laporan hasil inventarisasi kepada Menteri Keuangan.

d. Tahap evaluasi/tindak lanjut, meliputi membukukan dan mendaftarkan hasil inventarisasi pada Daftar BMN, dan jika diperlukan, DJKN dapat melakukan rekonsiliasi/pemutakhiran data hasil inventarisasi dengan Kanwil DJKN atau KPKNL.

D. RANGKUMAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan pekerjaan inventarisasi BMN adalah merupakan satu kesatuan dari penatausahaan BMN. Tata urutan dalam pelaksanaan penatausahaan BMN tidak ada urutan yang mana yang lebih dahulu tetapi antara pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan BMN akan saling terkait. Dalam KB ini disajikan tentang ketentuan dalam melakukan inventarisasi dan tata cara pelaksanaan inventarisasi baik pada pengguna barang mapun pada pengelolaan barang. Selanjutnya, diuraikan pula fungsi dari masing­masing pelaksana penatausahaan serta hubungan antar pelaksana penatausahaan, sehingga terjalin harmonisasi dalam pelaksanaan inventarisasi secara baik dan terpadu.

Dengan dilakukan inventarisasi dengan baik ini, tentunya hasil yang dicapai akan maksimal dengan arti semua BMN pada masing­masing Kementerian Negara/Lembaga akan terdata dan tertata dengan baik.

Page 53: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 48

E. TES FORMATIF

Lingkarilah jawaban yang benar atas pernyataan berikut ini :

1. ( B – S ) : Pengguna Barang melakukan inventarisasi BMN sekurang­kurangnya sekali dalam 5 tahun termasuk barang persediaan dan konstruksi dalam pengerjaa.

2. ( B – S ) : Unit Penatausahaan BMN di tingkat UPPB­E1 pada pengguna barang mengkoordinasikan pelaksanaan inventarisasi BMN di wilayah kerjanya

3. ( B – S ) : Unit Penatausahaan BMN di tingkat KPKNL pada pengelola barang melakukan inventarisasi BMN berupa tanah dan/atau bangunan di wilayah kerjanya

4. ( B – S ) : Pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan invetarisasi BMN harus menyertakan penjelasan atas setiap perbedaan antara data BMN dalam daftar barang dan hasil inventarisasi.

5. ( B – S ) : Dalam pelaksanaan inventarisasi, dapat dibentuk tim inventarisasi di bawah koordinasi UPPB­W, UPPB­E1 atau UPPB, dan dapat dibantu oleh unit kerja lain pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang.

6. ( B – S ) : Untuk barang yang hilang/tidak diketemukan dapat tidak ditindaklanjuti.

7. ( B – S ) : Penanggung jawab pelaksanaan inventarisasi BMN pada pengguna barang adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan.

8. ( B – S ) : Yang dimaksud dengan inventarisasi dalam waktu sekurang­kurangnya 5 tahun adalah opname fisik.

9. ( B – S ) : Dalam pelaksanaan inventarisasi BMN, apabila BMN yang diinventarisasi bukan berada dalam penguasaan pengguna barang atau pengelola barang, maka dapat dibuat Berita Acara Inventarisasi antara unit penatausahaan dengan pihak yang menguasai barang tersebut.

10. ( B – S ) : Pengguna barang menyampaikan laporan hasil inventarisasi kepada pengelola barang selambat­lambatnya tiga bulan setelah selesainya inventarisasi.

Kunci jawaban (1/s, 2/b, 3/s, 4/b, 5/b, 6/s, 7/b, 8/s, 9/b, 10/b)

Page 54: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 49

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar IV. Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90% ­ 100% = baik sekali 80% ­ 89% = baik 70% ­ 79% = cukup

­ 69% = kurang

Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar. Namun apabila tingkat penguasaan Anda kurang dari 80%, maka Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar, terutama pada materi yang belum Anda kuasai.

Tingkat Penguasaan = Jumlah semua soal

Jumlah jawaban Anda yang benar x 100%

Page 55: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 50

KEGIATAN BELAJAR 4

PELAPORAN BMN

Pada Kegiatan Belajar 2 dan Kegiatan Belajar 3 telah diuraikan mengenai pembukuan BMN dan inventarisasi BMN. Selanjutnya, pada Kegiatan Belajar 4 ini akan diuraikan mengenai Pelaporan BMN

Pelaporan adalah kegiatan penyampaian data dan informasi yang dilakukan oleh unit pelaksana penatausahaan BMN pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang. Maksud pelaporan adalah agar semua data dan informasi mengenai BMN dapat disajikan dan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan dengan akurat guna mendukung pelaksanaan pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan BMN dan sebagai bahan penyusunan Neraca Pemerintah Pusat. Pelaksana pelaporan adalah seluruh pelaksana penatausahaan pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang.

Tujuan Pelaporan adalah untuk menyampaikan/mendapatkan data dan informasi BMN hasil pembukuan dan inventarisasi yang dilakukan oleh pelaksana penatausahaan pada pengguna barang dan pengelola barang yang akurat sebagai bahan pengambilan kebijakan mengenai pengelolaan BMN dan sebagai bahan penyusunan Neraca Pemerintah Pusat.

Seluruh BMN merupakan sasaran pelaporan yaitu semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah, yang berada dalam penguasaan Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang dan yang berada dalam pengelolaan Pengelola Barang.

A. Batasan Penyajian Daftar BMN dan Penyampaian Daftar dan Mutasi BMN

Batasan penyajian daftar BMN pada unit penatausahaan pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang, batasan penyajian untuk penyampaian daftar BMN untuk pertamakali, dan batasan penyajian untuk penyampaian mutasi BMN oleh unit penatausahaan pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang adalah sbb :

1. Daftar BMN berupa persediaan Tingkat UPKPB, sampai dengan sub­sub kelompok barang, dan Tingkat KPKNL, UPPB­W, UPPB­E1, UPPB, dan DJKN sampai dengan sub kelompok barang.

2. Daftar BMN berupa Aset Tetap

a. Tanah, gedung dan bangunan, dan alat angkutan bermotor, disajikan oleh masing­ masing tingkat organisasi pelaksana penatausahaan BMN pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang sampai dengan sub­sub kelompok barang.

b. Aset tetap selain tanah, gedung dan bangunan, dan alat angkutan bermotor, disajikan Tingkat UPKPB dan KPKNL sampai dengan sub­sub kelompok barang, Tingkat UPPB­W, UPPB­E1, Kanwil DJKN sampai dengan sub kelompok barang, dan Tingkat UPPB dan DJKN sampai dengan kelompok barang.

Page 56: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 51

3. Daftar BMN berupa Aset Lainnya

a. Tanah, gedung dan bangunan, dan alat angkut bermotor, disajikan oleh masing­ masing tingkat organisasi pelaksana penatausahaan BMN pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang sampai dengan sub­sub kelompok barang.

b. Aset tetap selain tanah, gedung dan bangunan, dan alat angkut bermotor, disajikan Tingkat UPKPB dan KPKNL sampai dengan sub­sub kelompok barang, Tingkat UPPB­W, UPPB­E1, Kanwil DJKN sampai dengan sub kelompok barang, dan Tingkat UPPB dan DJKN sampai dengan kelompok barang.

B. Batasan Penyajian untuk Pelaporan BMN

Batasan penyajian untuk penyampaian laporan berupa laporan barang semesteran dan tahunan termasuk laporan kondisi barang pada masing­masing unit pelaksana penatausahaan baik pada Pengguna Barang maupun pada Pengelola Barang adalah sebagai berikut.

1. Pelaporan BMN berupa persediaan:

a. Tingkat UPKPB, sampai dengan sub kelompok barang. b. Tingkat UPPB­W, UPPB­E1, UPPB, KPKNL dan Kanwil DJKN sampai dengan

kelompok barang.

2. Pelaporan BMN berupa Aset Tetap dan Aset Lainnya

a. Tingkat UPKPB, sampai dengan sub­sub kelompok barang. b. Tingkat UPPB­W dan KPKNL, sampai dengan sub kelompok barang. c. Tingkat UPPB­E1, UPPB, dan Kanwil DJKN sampai dengan kelompok barang.

C. Tatacara Pelaporan BMN pada Pengguna Barang :

1. Tingkat UPKPB

a. Dokumen Sumber, meliputi Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP), Buku Barang, Kartu Identitas Barang (KIB), Dokumen inventarisasi BMN, dan Dokumen pembukuan lainnya.

b. Jenis laporan: 1) Daftar Barang Kuasa Pengguna (untuk pertama kali) 2) Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran (LBKPS)

a) Laporan Persediaan b) Laporan Aset Tetap (Tanah, Gedung dan Bangunan, Peralatan dan Mesin,

dan Jalan, Irigasi, dan Jaringan), meliputi: ­ Laporan intrakomptabel ­ Laporan ekstrakomptabel ­ Laporan gabungan intrakomptabel dan ekstrakomptabel

c) Laporan Konstruksi Dalam Pengerjaan d) Laporan Aset Lainnya

Page 57: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 52

e) Laporan Barang Bersejarah f) Catatan Ringkas Barang (CRB)

3) Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT) a) Laporan Persediaan b) Laporan Aset Tetap (Tanah, Gedung dan Bangunan, Peralatan dan Mesin,

dan Jalan, Irigasi, dan Jaringan), meliputi Laporan intrakomptabel, Laporan ekstrakomptabel, dan Laporan gabungan intrakomptabel dan ekstrakomptabel

c) Laporan Konstruksi Dalam Pengerjaan d) Laporan Aset Lainnya e) Laporan Barang Bersejarah f) Catatan Ringkas Barang (CRB)

4) Laporan mutasi BMN 5) Laporan Kondisi Barang (LKB) 6) Laporan Hasil Inventarisasi (LHI) 7) Laporan PNBP (yang bersumber dari pengelolaan BMN) 8) Arsip Data Komputer (ADK)

c. Prosedur pelaporan

1) Proses pertama kali Menyampaikan DBKP yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPKPB yang berisi semua BMN beserta ADK­nya untuk pertama kali kepada UPPB­ W, UPPB­E1, atau UPPB dan KPKNL.

2) Proses semesteran a) Menyusun laporan mutasi BMN pada DBKP berdasarkan data transaksi

BMN, meminta pengesahan laporan mutasi BMN kepada pejabat penanggung jawab UPKPB, dan menyampaikan laporan mutasi BMN pada DBKP yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPKPB beserta ADK­nya kepada UPPB­W, UPPB­E1, atau UPPB dan KPKNL.

b) Menyusun Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran (LBKPS) yang datanya berasal dari Buku Barang, KIB, dan DBKP, meminta pengesahan LBKPS kepada pejabat penanggung jawab UPKPB, dan menyampaikan LBKPS yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPKPB beserta ADK­nya secara periodik kepada UPPB­W, UPPB­E1, atau UPPB dan KPKNL

c) Menyusun Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN, meminta pengesahan Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN kepada pejabat penanggung jawab UPKPB, dan menyampaikan Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPKPB secara semesteran kepada UPPB­W, UPPB­E1, atau UPPB.

Page 58: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 53

3) Proses akhir periode pembukuan a) Menyusun Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT) yang

datanya berasal dari Buku Barang, KIB, dan Daftar Barang, meminta pengesahan LBKPT kepada pejabat penanggung jawab UPKPB, dan menyampaikan LBKPT yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPKPB beserta ADK­nya secara periodik kepada UPPB­W, UPPB­E1, atau UPPB dan KPKNL.

b) Menyusun Laporan Kondisi Barang (LKB), meminta pengesahan LKB kepada pejabat penanggung jawab UPKPB, dan menyampaikan LKB yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPKPB secara tahunan kepada UPPB­W, UPPB­E1, atau UPPB dengan tembusan kepada KPKNL.

4) Proses lainnya yaitu menyusun Laporan Hasil Inventarisasi (LHI) BMN, meminta pengesahan LHI BMN kepada pejabat penanggung jawab UPKPB, dan menyampaikan LHI BMN yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPKPB kepada UPPB­W, UPPB­E1, atau UPPB dan KPKNL.

d. Untuk UPKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan selain mengirimkan Laporan kepada UPPB­W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan juga mengirimkan Laporan kepada UPPB­E1 pada Kementerian Negara/Lembaga yang mengalokasikan dana dekonsentrasi/tugas pembantuan.

2. Tingkat UPPB­W

a. Dokumen sumber, meliputi Daftar Barang Pengguna – Wilayah (DBP­W), Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP) Semesteran dan Tahunan dari UPKPB di wilayah kerjanya, Laporan kondisi barang (LKB) dari UPKPB di wilayah kerjanya, Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN dari UPKPB di wilayah kerjanya, Dokumen inventarisasi BMN, dan Dokumen pembukuan lainnya

b. Jenis laporan 1) Daftar Barang Pengguna – Wilayah (untuk pertama kali) 2) Laporan Barang Pengguna – Wilayah Semesteran (LBPWS)

a) Laporan Persediaan b) Laporan Aset Tetap (Tanah, Gedung dan Bangunan, Peralatan dan Mesin,

dan Jalan, Irigasi, dan Jaringan), meliputi laporan intrakomptabel, laporan ekstrakomptabel, dan laporan gabungan intrakomptabel dan ekstrakomptabel

c) Laporan Konstruksi Dalam Pengerjaan d) Laporan Aset Lainnya e) Laporan Barang Bersejarah f) Catatan Ringkas Barang (CRB)

3) Laporan Barang Pengguna – Wilayah Tahunan (LBPWT)

Page 59: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 54

a) Laporan Persediaan b) Laporan Aset Tetap (Tanah, Gedung dan Bangunan, Peralatan dan Mesin,

dan Jalan, Irigasi, dan Jaringan), meliputi laporan intrakomptabel, laporan ekstrakomptabel, dan laporan gabungan intrakomptabel dan ekstrakomptabel

c) Laporan Konstruksi Dalam Pengerjaan d) Laporan Aset Lainnya e) Laporan Barang Bersejarah f) Catatan Ringkas Barang (CRB)

4) Laporan mutasi barang 5) Laporan Kondisi Barang (LKB) 6) Laporan Hasil Inventarisasi (LHI) 7) Laporan PNBP (yang bersumber dari pengelolaan BMN) 8) Arsip Data Komputer (ADK)

c. Prosedur pelaporan 1) Proses pertama kali, yaitu menyampaikan DBP­W yang telah disahkan oleh

penanggung jawab UPPB­W yang berisi semua BMN beserta ADK­nya untuk pertama kali kepada UPPB­E1 atau UPPB dan Kanwil DJKN.

2) Proses semesteran a) Menyusun laporan mutasi BMN pada DBP­W yang datanya berasal dari

himpunan laporan mutasi BMN dari UPKPB, meminta pengesahan laporan mutasi BMN pada DBP­W kepada pejabat penanggung jawab UPPB­W, dan menyampaikan laporan mutasi BMN pada DBP­W yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPPB­W beserta ADK­nya kepada UPPB­E1 atau UPPB dengan tembusan kepada Kanwil DJKN.

b) Menyusun Laporan Barang Pengguna Wilayah Semesteran (LBPWS) yang datanya berasal dari himpunan LBKPS dari UPKPB, meminta pengesahan LBPWS kepada pejabat penanggung jawab UPPB­W, dan menyampaikan LBPWS yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPPB­W beserta ADK­nya secara periodik yang datanya berasal dari UPKPB, dan menyampaikannya kepada UPPB­E1 atau UPPB dengan tembusan kepada Kanwil DJKN.

c) Menyusun Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN, yang datanya berasal dari himpunan Laporan PNBP dari UPKPB, meminta pengesahan Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN kepada pejabat penanggung jawab UPPB­W, dan menyampaikan Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPPB­W yang datanya berasal dari UPKPB secara semesteran kepada UPPB­E1 atau UPPB.

3) Proses akhir periode pembukuan a) Menyusun Laporan Barang Pengguna Wilayah Tahunan (LBPWT) yang

datanya berasal dari himpunan LBKPT dari UPKPB, meminta pengesahan

Page 60: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 55

LBPWT kepada pejabat penanggung jwab UPPB­W, dan menyampaikan LBPWT yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPPB­W beserta ADK­nya secara periodik kepada UPPB­E1 atau UPPB dengan tembusan kepada Kanwil DJKN.

b) Menyusun Laporan Kondisi Barang (LKB) yang datanya berasal dari himpunan LKB dari UPKPB, meminta pengesahan LKB kepada pejabat penanggung jawab UPPB­W, dan menyampaikan LKB yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPPB­W yang datanya berasal dari UPKPB secara tahunan kepada UPPB­E1 atau UPPB dengan tembusan kepada Kanwil DJKN.

4) Proses lainnya, yaitu menyusun Laporan Hasil Inventarisasi (LHI) BMN yang datanya berasal dari himpunan LHI BMN dari UPKPB, meminta pengesahan LHI BMN kepada pejabat penanggung UPPB­W, dan menyampaikan yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPPB­W kepada UPPB­E1 atau UPPB dengan tembusan kepada Kanwil DJKN.

d. Jika diperlukan UPPB­W dapat melakukan pemutakhiran data dalam rangka penyusunan LBPW semesteran dan tahunan dengan UPKPB di wilayah kerjanya.

3. Tingkat UPPB­E1 a. Dokumen sumber, meliputi Daftar Barang Pengguna – Eselon 1 (DBP­E1),

Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP) Semesteran dan Tahunan dari UPKPB dan/atau Laporan Barang Pengguna – Wilayah (LBP­W) dari UPPB­W di wilayah kerjanya, Laporan kondisi barang (LKB) dari UPKPB dan/atau UPPB­W di wilayah kerjanya, Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN dari UPKPB dan/atau UPPB­W di wilayah kerjanya, Dokumen inventarisasi BMN, dan Dokumen pembukuan lainnya

b. Jenis laporan 1) Daftar Barang Pengguna – Eselon I (untuk pertama kali) 2) Laporan Barang Pengguna – Eselon I Semesteran (LBPES)

a) Laporan Persediaan b) Laporan Aset Tetap (Tanah, Gedung dan Bangunan, Peralatan dan Mesin,

dan Jalan, Irigasi, dan Jaringan), meliputi laporan intrakomptabel, laporan ekstrakomptabel, dan laporan gabungan intrakomptabel dan ekstrakomptabel

c) Laporan Konstruksi Dalam Pengerjaan d) Laporan Aset Lainnya e) Laporan Barang Bersejarah f) Catatan Ringkas Barang (CRB)

3) Laporan Barang Pengguna – Eselon I Tahunan (LBPET) a) Laporan Persediaan b) Laporan Aset Tetap (Tanah, Gedung dan Bangunan, Peralatan dan Mesin,

dan Jalan, Irigasi, dan Jaringan), meliputi laporan intrakomptabel, laporan

Page 61: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 56

ekstrakomptabel, dan laporan gabungan intrakomptabel dan ekstrakomptabel

c) Laporan Konstruksi Dalam Pengerjaan d) Laporan Aset Lainnya e) Laporan Barang Bersejarah f) Catatan Ringkas Barang (CRB)

4) Laporan mutasi barang 5) Laporan Kondisi Barang (LKB) 6) Laporan Hasil Inventarisasi (LHI) 7) Laporan PNBP (yang bersumber dari pengelolaan BMN) 8) Arsip Data Komputer (ADK)

c. Prosedur pelaporan

1) Proses pertama kali, yaitu menyampaikan DBP­E1 yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPPB­E1 yang berisi semua BMN beserta ADK­nya untuk pertama kali kepada Kanwil DJKN dan UPPB.

2) Proses semesteran a) Menyusun Laporan mutasi BMN pada DBP­E1 yang datanya berasal dari

himpunan laporan mutasi BMN dari UPKPB atau UPPB­W, meminta pengesahan Laporan mutasi BMN kepada penanggung jawab UPPB­E1, dan menyampaikan Laporan mutasi BMN yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPPB­E1 beserta ADK­nya kepada UPPB.

b) Menyusun Laporan Barang Pengguna Eselon I Semesteran (LBPES) yang datanya berasal dari himpunan LBKPS dari UPKPB atau LBP­W dari UPPB­W, meminta pengesahan LBPES kepada penanggung jawab UPPB­E1, dan menyampaikan LBPES yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPPB­E1 beserta ADK­nya secara periodik kepada UPPB.

c) Menyusun Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang datanya berasal dari himpunan Laporan PNBP dari UPKPB atau UPPB­ W, meminta pengesahan Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN kepada penangung jawab UPPB­E1, dan menyampaikan Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPPB­E1 secara semesteran kepada UPPB.

3) Proses akhir periode pembukuan a) Menyusun Laporan Barang Pengguna Eselon I Tahunan (LBPET) yang

datanya berasal dari himpunan LBKPT pada UPKPB atau LBPET pada UPPB­W, meminta pengesahan LBPET kepada penanggung jawab UPPB­E1, dan menyampaikan LBPET yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPPB­E1 beserta ADK­nya secara periodik kepada UPPB.

Page 62: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 57

b) Menyusun Laporan Kondisi Barang (LKB) yang datanya berasal dari himpunan LKB dari UPKPB atau UPPB­W, meminta pengesahan LKB kepada penanggung jawab UPPB­E1, dan menyampaikan LKB yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPPB­E1 secara tahunan kepada UPPB.

4) Proses lainnya, yaitu menyusun/menghimpun Laporan Hasil Inventarisasi (LHI) BMN yang datanya berasal dari himpunan LHI BMN dari UPKPB atau UPPB­W, meminta pengesahan LHI kepada pejabat penanggungjawab UPPB­E1, dan menyampaikan LHI BMN yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPPB­E1 yang datanya berasal dari UPKPB atau UPPB­ W kepada UPPB.

5) Jika diperlukan, UPPB­E1 dapat melakukan pemutakhiran data dalam rangka penyusunan LBPE1 semesteran dan tahunan dengan UPKPB atau UPPB­W di wilayah kerjanya.

4. Tingkat UPPB

a. Dokumen sumber, meliputi Daftar Barang Pengguna (DBP), Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP) Semesteran dan Tahunan dari UPKPB dan/atau Laporan Barang Pengguna – Wilayah (LBP­W) dari UPPB­W dan/atau Laporan Barang Pengguna Eselon I (LBP­E1), Laporan Kondisi Barang (LKB) dari UPKPB, UPPB­W dan/atau UPPB­E1, Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN dari UPKPB dan/atau UPPB­W dan/atau UPPB­E1, Dokumen inventarisasi BMN, dan Dokumen pembukuan lainnya

b. Jenis laporan 1) Daftar Barang Pengguna (untuk pertama kali) 2) Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS)

a) Laporan Persediaan b) Laporan Aset Tetap (Tanah, Gedung dan Bangunan, Peralatan dan Mesin,

dan Jalan, Irigasi, dan Jaringan), meliputi laporan intrakomptabel, laporan ekstrakomptabel, dan laporan gabungan intrakomptabel dan ekstrakomptabel

c) Laporan Konstruksi Dalam Pengerjaan d) Laporan Aset Lainnya e) Laporan Barang Bersejarah f) Catatan Ringkas Barang (CRB)

3) Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) a) Laporan Persediaan b) Laporan Aset Tetap (Tanah, Gedung dan Bangunan, Peralatan dan Mesin,

dan Jalan, Irigasi, dan Jaringan), meliputi laporan intrakomptabel, laporan ekstrakomptabel, dan laporan gabungan intrakomptabel dan ekstrakomptabel

c) Laporan Konstruksi Dalam Pengerjaan d) Laporan Aset Lainnya

Page 63: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 58

e) Laporan Barang Bersejarah f) Catatan Ringkas Barang (CRB)

4) Laporan mutasi barang 5) Laporan Kondisi Barang (LKB) 6) Laporan Hasil Inventarisasi (LHI) 7) Laporan PNBP (yang bersumber dari pengelolaan BMN) 8) Arsip Data Komputer (ADK)

c. Proses pelaporan 1) Proses pertama kali, yaitu menyampaikan DBP yang telah disahkan oleh

penanggung jawab UPPB yang berisi semua BMN beserta ADK­nya untuk pertama kali kepada DJKN.

2) Proses semesteran a) Menyusun/menghimpun laporan mutasi BMN pada DBP yang datanya

berasal dari himpunan laporan mutasi BMN dari UPKPB, UPPB­W, dan/atau UPPB­E1, meminta pengesahan laporan mutasi BMN kepada pejabat penanggung jawab UPPB, dan menyampaikan laporan mutasi BMN yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPPB beserta ADK­ nya kepada DJKN.

b) Menyusun Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) yang datanya berasal dari himpunan LBKPS pada UPKPB, LBPWS pada UPPB­W, dan/atau LBPES pada UPPB­E1, meminta pengesahan LBPS kepada pejabat penanggung jawab UPPB, dan menyampaikan LBPS yang telah disahkan oleh pejabat penanggung jawab UPPB beserta ADK­nya secara periodik yang datanya berasal dari UPKPB, UPPB­W dan/atau UPPB­E1, dan menyampaikannya kepada DJKN.

c) Menyusun Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang datanya berasal dari himpunan Laporan PNBP dari UPKPB, UPPB­W, dan/atau UPPB­E1, meminta pengesahan Laporan PNBP kepada pejabat penanggung jawab UPPB, menyampaikan Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPPB yang datanya berasal dari UPKPB, UPPB­W dan/atau UPPB­E1 secara semesteran kepada DJKN.

3) Proses akhir periode pembukuan a) Menyusun Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) yang datanya

berasal dari himpunan LBKPS pada UPKPB, LBPWT pada UPPB­W, dan/atau LBPET pada UPPB­E1, meminta pengesahan LBPT kepada pejabat penanggung jawab UPPB, dan menyampaikan LBPT yang telah disahkan oleh pejabat penanggung jawab UPPB beserta ADK­nya secara periodik kepada DJKN.

b) Menyusun Laporan Kondisi Barang (LKB) yang datanya berasal dari himpunan LKB dari UPKPB, UPPB­W atau UPPB­E1, meminta pengesahan LKB kepada pejabat penanggung jawab UPPB, dan

Page 64: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 59

menyampaikan LKB yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPPB secara tahunan kepada DJKN.

4) Proses lainnya, yaitu menyusun laporan hasil inventarisasi (LHI) BMN yang datanya berasal dari himpunan LHI BMN dari UPKPB, UPPB­W dan/atau UPPB­E1, meminta pengesahan LHI BMN kepada pejabat penanggung jawab UPPB, dan menyampaikan LHI BMN yang telah disahkan oleh penanggung jawab UPPB kepada DJKN.

5) Jika diperlukan UPPB dapat melakukan rekonsiliasi/pemutakhiran data dalam rangka penyusunan LBP semesteran dan tahunan dengan UPKPB, UPPB­W dan/atau UPPB­E1.

D. Tata cara pelaporan pada Pengelola Barang

1. Tingkat KPKNL

a. Dokumen sumber, meliputi Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP), Daftar Barang Milik Negara ­ Kantor Daerah (DBMN­KD), Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP) Semesteran dan Tahunan dari UPKPB di wilayah kerjanya, Laporan Kondisi Barang (LKB) dari UPKPB di wilayah kerjanya, Dokumen inventarisasi BMN, dan Dokumen pembukuan lainnya

b. Jenis laporan 1) Daftar Barang Milik Negara – Kantor Daerah (untuk pertama kali), meliputi

Daftar Barang Milik Negara – Kantor Daerah per Kementerian Negara (DBMN­KD­K/L), dan Daftar Barang Milik Negara – Kantor Daerah berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle (DBMN­KD­T/B)

2) Laporan Barang Milik Negara Semesteran – Kantor Daerah per Kementerian Negara/Lembaga (LBMNS­KD­K/L) a) Laporan Persediaan b) Laporan Aset Tetap (Tanah, Gedung dan Bangunan, Peralatan dan Mesin,

dan Jalan, Irigasi, dan Jaringan), meliputi laporan intrakomptabel, laporan ekstrakomptabel, dan laporan gabungan intrakomptabel dan ekstrakomptabel

c) Laporan Konstruksi Dalam Pengerjaan d) Laporan Aset Lainnya e) Laporan Barang Bersejarah

3) Laporan Barang Milik Negara Tahunan – Kantor Daerah per Kementerian Negara/Lembaga (LBMNT­KD­K/L)

Jika diperlukan Unit Penatausahaan Pengelola Barang (UPPB), UPPB­E1 atau UPPB­W dapat melakukan rekonsiliasi/pemutakhiran dengan unit penatausahaan diwilayah kerjanya. Coba dijelaskan apa kebaikan dan risiko yang akan dihadapi oleh Kementerian Negara/Lembaga apabila kegiatan tersebut sifatnya wajib.

Page 65: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 60

a) Laporan Persediaan b) Laporan Aset Tetap (Tanah, Gedung dan Bangunan, Peralatan dan Mesin,

dan Jalan, Irigasi, dan Jaringan), meliputi laporan intrakomptabel, laporan ekstrakomptabel, dan laporan gabungan intrakomptabel dan ekstrakomptabel

c) Laporan Konstruksi Dalam Pengerjaan d) Laporan Aset Lainnya e) Laporan Barang Bersejarah

4) Laporan Barang Milik Negara Semesteran – Kantor Daerah berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle (LBMNS­KD­T/B)

5) Laporan Barang Milik Negara Tahunan – Kantor Daerah berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle (LBMNS­KD­T/B)

6) Laporan mutasi barang, meliputi Mutasi daftar barang per Kementerian Negara/Lembaga, dan Mutasi daftar barang berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle

7) Laporan kondisi barang (LKB), meliputi BMN per Kementerian Negara/Lembaga, dan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle

8) Laporan hasil inventarisasi 9) Laporan PNBP (yang bersumber dari pengelolaan BMN berupa Tanah

dan/atau Bangunan Idle) 10) Catatan Ringkas Barang (CRB) 11) Arsip Data Komputer (ADK)

c. Prosedur pelaporan

1) Proses pertama kali a) Pelaporan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle, yaitu

menyampaikan DBMN­KD­T/B yang berisi semua data Tanah dan/atau Bangunan Idle beserta ADK­nya untuk pertama kali kepada Kanwil DJKN.

b) Pelaporan BMN per Kementerian Negara/Lembaga, yaitu menyampaikan DBMN­KD­K/L yang berisi himpunan semua data BMN per­ Kementerian Negara/Lembaga beserta ADK­nya untuk pertama kali kepada Kanwil DJKN.

2) Proses semesteran

a) Pelaporan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle i. Menyusun laporan mutasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan

Idle berdasarkan data transaksi pada DBMN­KD­T/B kepada Kanwil DJKN, meminta pengesahan laporan mutasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle kepada pejabat penanggung jawab KPKNL, dan menyampaikan laporan mutasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle yang telah disahkan oleh pejabat

Page 66: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 61

penanggung jawab KPKNL beserta ADK­nya kepada Kanwil DJKN.

ii. Menyusun Laporan BMN Semesteran Kantor Daerah berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle (LBMNS­KD­T/B) yang datanya berasal dari DBMN­KD­T/B, meminta pengesahan atas LBMNS­KD­T/B kepada pejabat penanggung jawab KPKNL, menyampaikan LBMNS­KD­T/B yang telah disahkan oleh pajabat penanggung jawab KPKNL beserta ADK­nya kepada Kanwil DJKN.

iii. Menyusun Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle, meminta pengesahan atas Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle kepada pejabat penanggung jawab KPKNL, dan menyampaikan Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle yang telah disahkan oleh pejabat penanggung jawab KPKNL kepada Kanwil DJKN.

b) Pelaporan BMN per Kementerian Negara/Lembaga i. Menyusun laporan mutasi BMN per­Kementerian Negara/Lembaga

yang datanya berasal dari himpunan laporan mutasi yang disampaikan UPKPB, meminta pengesahan laporan mutasi BMN per­Kementerian Negara/Lembaga kepada pejabat penanggung jawab KPKNL, dan menyampaikan laporan mutasi BMN yang telah disahkan oleh pajabat penanggung jawab KPKNL beserta ADK­nya kepada Kanwil DJKN.

ii. Menyusun Laporan BMN Semesteran Kantor Daerah per­ Kementerian Negara/Lembaga (LBMNS­KD­K/L) yang datanya berasal dari himpunan LBKPS dari UPKPB di wilayah kerjanya, meminta pengesahan atas LBMNS­KD­K/L kepada pejabat penanggung jawab KPKNL, dan menyampaikan LBMNS­KD­K/L yang telah disahkan oleh pejabat penanggung jawab KPKNL beserta ADK­nya kepada Kanwil DJKN.

3) Proses akhir periode pembukuan a) Pelaporan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle, menyusun

Laporan BMN Tahunan Kantor Daerah berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle (LBMNT­KD­T/B), meminta pengesahan LBMNT­KD­T/B kepada pejabat penangung jawab KPKNL, dan menyampaikan LBMNT­KD­T/B yang telah disahkan oleh pejabat penanggung jawab KPKNL beserta ADK­nya kepada Kanwil DJKN.

b) Pelaporan BMN per Kementerian Negara/Lembaga i. Menyusun Laporan BMN Tahunan Kantor Daerah Tahunan per­

Kementerian Negara/Lembaga (LBMNT­KD­K/L) yang datanya berasal dari himpunan LBKPT dari UPKPB di wilayah kerjanya,

Page 67: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 62

meminta pengesahan LBMNT­KD­K/L kepada pejabat penanggung jawab KPKNL, dan menyampaikannya LBMNT­KD­K/L yang telah disahkan oleh pejabat penanggung jawab KPKNL beserta ADK­nya kepada Kanwil DJKN.

ii. Menyusun Laporan Kondisi Barang (LKB) per­Kementerian Negara/Lembaga yang datanya berasal dari himpunan LKB dari UPKPB di wilayah kerjanya, meminta pengesahan atas LKB kepada pejabat penanggung jawab KPKNL, dan menyampaikan LKB per­ Kementerian Negara/Lembaga yang telah disahkan oleh pejabat penanggung jawab KPKNL kepada Kanwil DJKN.

4) Proses lainnya, yaitu menyusun laporan hasil inventarisasi (LHI) BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle di wilayah kerjanya, meminta pengesahan LHI BMN kepada pejabat penanggung jawab KPKNL, dan menyampaikan LHI BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle yang telah disahkan oleh pejabat penanggung jawab KPKNL kepada Kanwil DJKN.

2. Tingkat Kanwil DJKN

a. Dokumen Sumber, meliputi Daftar Barang Pengguna –Wilayah (DBP­W), Daftar Barang Milik Negara – Kantor Wilayah (DBMN­KW), Laporan Barang Milik Negara – Kantor Daerah (LBMN­KD) dari KPKNL di wilayah kerjanya, Laporan Kondisi Barang (LKB) dari KPKNL di wilayah kerjanya, Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN dari KPKNL di wilayah kerjanya, Dokumen inventarisasi BMN, dan Dokumen pembukuan lainnya

b. Jenis laporan

1) Daftar Barang Milik Negara – Kantor Wilayah (untuk pertama kali), meluputi Daftar Barang Milik Negara – Kantor Wilayah per Kementerian Negara/Lembaga (DBMN­KW­K/L), dan Daftar Barang Milik Negara – Kantor Wilayah berupa Tanah dan/atau Bangunan (DBMN­KW­T/B)

2) Laporan Barang Milik Negara Semesteran – Kantor Wilayah per Kementerian Negara/Lembaga (LBMNS­KW­K/L) a) Laporan Persediaan b) Laporan Aset Tetap (Tanah, Gedung dan Bangunan, Peralatan dan Mesin,

dan Jalan, Irigasi, dan Jaringan), meliputi laporan intrakomptabel, laporan ekstrakomptabel, dan laporan gabungan intrakomptabel dan ekstrakomptabel

c) Laporan Konstruksi Dalam Pengerjaan d) Laporan Aset Lainnya e) Laporan Barang Bersejarah

3) Laporan Barang Milik Negara Tahunan – Kantor Wilayah per Kementerian Negara/Lembaga (LBMNT­KW­K/L) a) Laporan Persediaan

Page 68: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 63

b) Laporan Aset Tetap (Tanah, Gedung dan Bangunan, Peralatan dan Mesin, dan Jalan, Irigasi, dan Jaringan), meliputi laporan intrakomptabel, laporan ekstrakomptabel, dan laporan gabungan intrakomptabel dan ekstrakomptabel

c) Laporan Konstruksi Dalam Pengerjaan d) Laporan Aset Lainnya e) Laporan Barang Bersejarah

4) Laporan Barang Milik Negara Semesteran – Kantor Wilayah berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle (LBMNS­KW­T/B)

5) Laporan Barang Milik Negara Tahunan – Kantor Wilayah berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle (LBMNT­KW­T/B)

6) Laporan mutasi barang, meliputi mutasi daftar barang per Kementerian Negara/Lembaga, dan mutasi daftar barang berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle

7) Laporan Kondisi Barang (LKB), meliputi BMN per Kementerian Negara/Lembaga, dan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle

8) Laporan Hasil Inventarisasi (LHI) dan Laporan PNBP (yang bersumber dari pengelolaan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle)

9) Catatan Ringkas Barang (CRB) 10) Arsip Data Komputer (ADK)

c. Prosedur pelaporan

1) Proses pertama kali a) Pelaporan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle, yaitu

menyampaikan DBMN­KW­T/B yang berisi semua data Tanah dan/atau Bangunan Idle beserta ADK­nya untuk pertama kali kepada DJKN.

b) Pelaporan BMN per­Kementerian Negara/Lembaga, yaitu menyampaikan DBMN­KW­K/L yang berisi semua BMN per­Kementerian Negara/Lembaga beserta ADK­nya untuk pertama kali kepada DJKN.

2) Proses semesteran a) Pelaporan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle

i. Menyusun laporan mutasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle yang datanya berasal dari himpunan laporan mutasi BMN dari KPKNL di wilayah kerjanya, meminta pengesahan atas laporan mutasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle kepada pejabat penanggung jawab Kanwil DJKN, dan menyampaikan laporan mutasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle yang telah disahkan oleh pejabat penanggung jawab Kanwil DJKN beserta ADK­nya kepada DJKN.

ii. Menyusun Laporan BMN Semesteran Kantor Wilayah berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle (LBMNS­KW­T/B) yang datanya berasal dari himpunan LBMNS­KD­T/B dari KPKNL di wilayah

Page 69: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 64

kerjanya, meminta pengesahan atas LBMNS­KW­T/B kepada pejabat penanggung jawab Kanwil DJKN, dan menyampaikan LBMNS­KW­T/B yang telah disahkan oleh pejabat penanggung jawab Kanwil DJKN beserta ADK­nya kepada DJKN.

iii. Menyusun Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle yang berasal dari himpunan Laporan PNBP dari KPKNL di wilayah kerjanya, meminta pengesahan Laporan PNBP kepada pejabat penanggung jawab Kanwil DJKN, dan menyampaikan Laporan PNBP yang telah disahkan oleh pejabat penanggung jawab Kanwil DJKN kepada DJKN.

b) Pelaporan BMN per­Kementerian Negara/Lembaga

i. Menyusun laporan mutasi BMN per­Kementerian Negara/Lembaga yang datanya berasal dari himpunan laporan mutasi BMN dari KPKNL di wilayah kerjanya, meminta pengesahan atas laporan mutasi BMN kepada pejabat penanggung jawab Kanwil DJKN, dan menyampaikan laporan mutasi BMN per­Kementerian Negara/Lembaga yang telah disahkan oleh pejabat penanggung jawab Kanwil DJKN beserta ADK­nya kepada DJKN.

ii. Menyusun Laporan BMN Semesteran Kantor Wilayah per­ Kementerian Negara/Lembaga (LBMNS­KW­K/L) yang datanya berasal dari himpunan LBMNS­KD­K/L dari KPKNL di wilayah kerjanya, meminta pengesahan atas LBMNS­KW­K/L kepada pejabat penanggung jawab Kanwil DJKN, dan menyampaikan LBMNS­KW­K/L yang telah disahkan oleh pejabat penaggung jawab Kanwil DJKN beserta ADK­nya kepada DJKN.

3) Proses akhir periode pembukuan a) Pelaporan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle, yaitu menyusun

Laporan BMN Tahunan Kantor Wilayah berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle (LBMNT­KW­T/B) yang datanya berasal dari himpunan LBMNT­KD­T/B dari KPKNL di wilayah kerjanya, meminta pengesahan atas LBMNT­KW­T/B kepada pejabat penanggung jawab Kanwil DJKN, dan menyampaikan LBMNT­KW­T/B yang telah disahkan oleh pejabat penanggung jawab Kanwil DJKN beserta ADK­nya kepada DJKN.

b) Pelaporan BMN per­Kementerian Negara/Lembaga

i. Menyusun Laporan BMN Tahunan Kantor Wilayah per­Kementerian Negara/Lembaga (LBMNT­KW­K/L), yang datanya berasal dari himpunan LBMNT­KD­K/L dari KPKNL yang berada di wilayah kerjanya, meminta pengesahan atas LBMNT­KW­K/L kepada pejabat penanggung jawab Kanwil DJKN, dan menyampaikan LBMNT­KW­ K/L yang telah disahkan oleh pejabat penanggung jawab Kanwil DJKN beserta ADK­nya kepada DJKN.

Page 70: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 65

ii. Menyusun Laporan Kondisi Barang (LKB) per­Kementerian Negara/Lembaga yang datanya berasal dari himpunan Laporan Kondisi Barang dari KPKNL di wilayah kerjanya, meminta pengesahan atas LKB kepada pejabat penanggung jawab Kanwil DJKN, dan menyampaikan LKB yang telah disahkan oleh pajabat penanggung jawab Kanwil DJKN kepada DJKN.

4) Proses lainnya, yaitu menyusun Laporan Hasil Inventarisasi (LHI) BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle yang datanya berasal dari himpunan LHI BMN dari KPKNL, meminta pengesahan atas LHI BMN kepada pejabat penanggung jawab Kanwil DJKN, dan menyampaikan LHI BMN yang telah disahkan oleh pejabat penanggung jawab Kanwil DJKN kepada DJKN.

3. Tingkat DJKN

a. Dokumen Sumber, meliputi Daftar Barang Pengelola (DBP), Laporan Barang Milik Negara – Kantor Wilayah (LBMN­KW) dari Kanwil DJKN, Laporan Kondisi Barang (LKB) dari UPPB, Laporan Kondisi Barang (LKB) dari Kanwil DJKN, Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN dari UPPB, Laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle dari Kanwil DJKN, Dokumen inventarisasi BMN, dan Dokumen pembukuan lainnya

b. Jenis laporan

1) Laporan Hasil Inventarisasi 2) Laporan Barang Milik Negara Semesteran (LBMNS), meliputi Laporan

Barang Milik Negara Semesteran per Kementerian Negara/Lembaga (LBMNS­K/L), dan Laporan Barang Milik Negara Semesteran berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle (LBMNS­T/B)

3) Laporan Barang Milik Negara Tahunan (LBMNT), meliputi Laporan Barang Milik Negara Tahunan per Kementerian Negara/Lembaga (LBMNT­K/L), dan Laporan Barang Milik Negara Tahunan berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle (LBMNT­T/B)

LBMN termasuk BMN yang merupakan Barang Bersejarah. LBMN Barang Bersejarah hanya menyajikan kuantitas tanpa nilai.

c. Prosedur pelaporan

1) Proses semesteran a) Menyusun Laporan BMN Semesteran berupa Tanah dan/atau Bangunan

Idle (LBMNS­T/B) yang datanya berasal dari himpunan LBMNS­KW­ T/B dari Kanwil DJKN.

b) Menyusun Laporan BMN Semesteran per­Kementerian Negara/Lembaga (LBMNS­K/L) yang datanya berasal dari himpunan LBPS dari UPPB.

Page 71: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 66

c) Meminta pengesahan atas LBMNS­T/B dan LBMNS­K/L kepada pejabat penanggung jawab DJKN, dan Menyampaikan LBMNS­TB dan LBMNS­ K/L kepada Menteri Keuangan.

2) Proses akhir periode pembukuan a) Menyusun Laporan BMN Tahunan berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle

(LBMNT­T/B) yang datanya berasal dari himpunan LBMNT­KW­T/B dari Kanwil DJKN.

b) Menyusun Laporan BMN Tahunan per­Kementerian Negara/Lembaga (LBMNT­K/L) yang datanya berasal dari himpunan LBPT dari UPPB.

c) Meminta pengesahan atas LBMNT­T/B dan LBMNT­K/L kepada pejabat penanggung jawab DJKN, dan menyampaikan LBMNT­T/B dan LBMNT­K/L kepada Menteri Keuangan.

3) Proses lainnya, meliputi menyusun Laporan Hasil Inventarisasi (LHI) BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle (LBMNS­T/B) yang datanya berasal dari himpunan LHI BMN dari Kanwil DJKN, dan meminta pengesahan atas LHI BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle kepada pejabat penanggung jawab DJKN, serta menyampaikan LHI BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle kepada Menteri Keuangan.

E. RANGKUMAN

Kegiatan pelaporan ini adalah merupakan bagian dari penatausahaan BMN. Pelaporan ini adalah kegiatan penyampaian data dan informasi yang dilakukan oleh unit pelaksana penatausahaan BMN pada pengguna barang dan pengelola barang. Tata cara pelaporan ini tentunya akan efektif apabila dilakukan dengan benar dan mengikuti alur pelaporan mulai dari unit penatausahaan terkecil pada pengguna barang dan pengelola barang hingga sampai ke pimpinan kementerian negara/lembaga dan Menteri Keuangan. Dapat dibayangkan bagaimana sulitnya Kementerian Negara/Lembaga yang mempunyai satker lebih dari 500 satker dalam menghimpun data dengan cepat, tepat dan akuran sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Hal ini tentunya sangat memerlukan pola pelaporan yang baik dan disiplin dari setiap unit penatausahaan.

Dengan adanya pelaporan ini diharapkan seluruh data dan informasi mengenai BMN yang berada di satker dapat disajikan dan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan dengan akurat guna mendukung pelaksanaan pengambilan keputusan dan rangka pengelolaan BMN dan sebagai bahan penyusunan Neraca Pemerintah Pusat pada LKPP.

F. TES FORMATIF

Lingkarilah jawaban yang benar atas pernyataan berikut ini :

1. ( B – S ) : Pengguna barang harus menyampaikan Laporan Barang Pengguna Semesteran dan Tahunan untuk disampaikan kepada Pengelola Barang.

Page 72: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 67

2. ( B – S ) : Pengelola Barang harus menghimpun Laporan Barang Pengguna Semesteran dan Tahunan dan Laporan Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan.

3. ( B – S ) : Lapaoran Barang Milik Negara digunakan sebagai bahan untuk penyusunan Neraca Pemerintah Pusat.

4. ( B – S ) : Tanah, gedung dan bangunan, dan alat angkutan bermotor, disajikan oleh masing­masing tingkat organisasi pelaksana penatausahaan BMN pada pengguna barang dan pengelola barang sampai dengan sub­sub kelompok barang.

5. ( B – S ) : Unit Penatausahaan Kuasa Pengguna Barang (UPKPB) Dana Dekonsentrasi dan Tugas pembantuan tidak harus menyampaikan laporan kepada UPPB­ E1 pada Kementerian Negara/Lembaga yang mengalokasikan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan dimaksud.

6. ( B – S ) : Unit penatausahaan harus menyampaikan laporan PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN.

7. ( B – S ) : UPPB­W harus melakukan pemutakhiran data dalam rangka penyusunan Laporan Barang Pengguna Wilayah semesteran dan tahunan dengan UPKPB di wilayah kerjanya.

8. ( B – S ) : Laporan aset tetap (tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, dan jalan, irigasi dan jaringan) adalahan meliputi laporan gabungan intrakomptabel dan ekstrakomptabel.

9. ( B – S ) : Pengguna barang harus menyusun laporan hasil inventarisasi (LHI) BMN dan menyampaikannya kepada Ditjen Kekayaan Negara.

10. ( B – S ) : Pengelola barang harus menyusun laporan BMN berupa tanah dan/atau bangunan idel dan menyusunan laporan BMN per Kementerian Negara/Lembaga.

Kunci jawaban (1/b, 2/b, 3/b, 4/b, 5/s, 6/b, 7/2, 8/s, 9/b, 10/b)

Page 73: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 68

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar IV. Rumus:

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai : 90% ­ 100% = baik sekali 80% ­ 89% = baik 70% ­ 79% = cukup

­ 69% = kurang

Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, maka Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar. Namun apabila tingkat penguasaan Anda kurang dari 80%, maka Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar, terutama pada materi yang belum Anda kuasai.

Tingkat Penguasaan = Jumlah semua soal

Jumlah jawaban Anda yang benar x 100%

Page 74: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 69

P E N U T U P

Sebagaimana telah di uraikan sebelumnya bahwa sebagai tindak lanjut dari PP Nomor 6 tahun 2006 telah ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 120/PMK.06/2007 tanggal 27 September 2007 tentang Penatausahaan BMN. Tujuan dari PMK ini adalah untuk mewujudkan tertib administrasi dan mendukung tertib pengelolaan BMN. Dalam PMK ini diatur secara rinci tata cara penatausahaan BMN yang meliputi tata cara pembukuan, inventarisasi, pelaporan, penggolongan dan kodefikasi BMN, dan kebijakan penatausahaan BMN (Kebijakan di bidang akuntasi BMN, mapping kode barang ke kode buku besar, dan kebijakan di bidang kapitalisasi). Selain PMK nomor 120/PMK.06/2007 dimaksud, dalam melakukan penatausahaan BMN mengacu pula kepada peraturan perundang­undangan lainnya terkait dengan penatausahaan BMN. Dengan berbagai peraturan perundang­undangan dimaksud khususnya PMK nomor 120/PMK.06/2007, dapat dijadikan pedoman bagi Departemen Keuangan selaku pengelola barang dan Kementerian Negara/Lembaga selaku pengguna/kuasa pengguna barang dalam melakukan penatausahaan BMN.

Berdasarkan peraturan perundang­undangan terkait dengan penatausahaan BMN dimaksud pula telah disusun modul pentausahaan BMN. Dengan modul ini tentunya diharapkan kepada seluruh perserta diklat akan mampu untuk mengerti, memahami, melaksanakan, dan menjelaskan tentang pentausahaan BMN. Mengingat bahwa peserta diklat adalah pejabat/pelaksana di lingkungan Ditjen Kekayaan Negara yang dalam hal ini selaku pengelola barang, tentunya harus mampu untuk menatausahakan seluruh BMN yang ada di Kementerian Negara/Lembaga. Dalam rangka penatausahaan BMN dimaksud, maka pejabat/pegawai di lingkungan Ditjen Kekayaan Negara diharapkan sudah mampu untuk memberikan bimbingan tehnis, asistensi maupun pembinaan kepada Kementerian Negara/Lembaga dan unit vertikalnya di daerah.

Dengan kemampuan yang dimiliki oleh peserta diklat dalam melakukan penatausahaan BMN dimaksud, tentunya akan sangat membantu pemerintah didalam menyediakan data yang akurat dan dapat dipertangungjawabkan, sehingga apapun kebijakan yang dibuat oleh pemerintah akan lebih mudah dan akan tepat sasaran. Hasil dari penatausahaan BMN ini akan digunakan dalam rangka penyusunan neraca pemerintah pusat pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, Perencanaan kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan BMN untuk penyusunan rencana anggaran, dan pengamanan administratif terhadap BMN. Selain itu, hasil penatausahaan BMN ini juga akan sangat bermanfaat baik bagi pengguna barang maupun pengelola barang dalam pengelolaan BMN seperti pemanfaatan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, pengawasan dan pengendalian dan lain sebagainya.

Dengan kemampuan yang dimiliki oleh peserta diklat ini maka tugas berat yang dibebankan kepada Ditjen Kekayaan Negara sebagai wujud pendelagasian tugas dan kewenangan dari Menteri Keuangan selaku Pengelola Barang dapat diemban dengan baik. Tugas berat ini tentunya harus didukung dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh seluruh kantor vertikal Ditjen Kekayaan Negara yaitu Kantor Wilayah Ditjen Kekayaan Negara dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang.

Page 75: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 70

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Kepanjangan

BLU Badan Layanan Umum BMN Barang Milik Negara CaLK Catatan atas Laporan Keuangan CRB Catatan Ringkas Barang DBHI Daftar Barang Hasil Inventarisasi DBKP Daftar Barang Kuasa Pengguna DBL Daftar Barang Lainnya DBMN Daftar Barang Milik Negara DBMN­K/L Daftar Barang Milik Negara per Kementerian Negara/Lembaga DBMN­KD Daftar Barang Milik Negara ­ Kantor Daerah DBMN­KD­K/L Daftar Barang Milik Negara ­ Kantor Daerah per Kementerian

Negara/Lembaga DBMN­KD­T/B Daftar Barang Milik Negara ­ Kantor Daerah berupa Tanah dan/atau

Bangunan Idle DBMN­KW Daftar Barang Milik Negara ­ Kantor Wilayah DBMN­KW­K/L Daftar Barang Milik Negara ­ Kantor Wilayah per Kementerian

Negara/Lembaga DBMN­KW­T/B Daftar Barang Milik Negara ­ Kantor Wilayah berupa Tanah

dan/atau Bangunan Idle DBMN­T/B Daftar Barang Milik Negara berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle DBP Daftar Barang Pengguna DBP­E1 Daftar Barang Pengguna ­ Eselon I DBP­W Daftar Barang Pengguna ­ Wilayah DBR Daftar Barang Ruangan DJKN Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kanwil Kantor Wilayah KDP Konstruksi Dalam Pengerjaan KIB Kartu Identitas Barang KPKNL Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang LBKP Laporan Barang Kuasa Pengguna LBKPS Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran LBKPT Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan LBMN Laporan Barang Milik Negara LBMN­K/L Laporan Barang Milik Negara per Kementerian Negara/Lembaga LBMN­KD­K/L Laporan Barang Milik Negara ­ Kantor Daerah per Kementerian

Negara/Lembaga LBMN­KD­T/B Laporan Barang Milik Negara ­ Kantor Daerah berupa Tanah

dan/atau Bangunan Idle LBMN­KW­K/L Laporan Barang Milik Negara ­ Kantor Wilayah per Kementerian

Page 76: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 71

Singkatan Kepanjangan

Negara/Lembaga LBMN­KW­T/B Laporan Barang Milik Negara ­ Kantor Wilayah berupa Tanah

dan/atau Bangunan Idle LBMNS Laporan Barang Milik Negara Semesteran LBMNT Laporan Barang Milik Negara Tahunan LBMN­T/B Laporan Barang Milik Negara berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle LBP Laporan Barang Pengguna LBP­E1 Laporan Barang Pengguna ­ Eselon I LBPES Laporan Barang Pengguna Semesteran ­ Eselon I LBPES Laporan Barang Pengguna Semesteran ­ Wilayah LBPET Laporan Barang Pengguna Tahunan ­ Eselon I LBPET Laporan Barang Pengguna Tahunan ­ Wilayah LBPS Laporan Barang Pengguna Semesteran LBPT Laporan Barang Pengguna Tahunan LBP­W Laporan Barang Pengguna ­ Wilayah LKB Laporan Kondisi Barang LKPP Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Permenkeu Peraturan Menteri Keuangan PMK Peraturan Menteri Keuangan PNBP Penerimaan Negara Bukan Pajak PP Peraturan Pemerintah SABMN Sistem Akuntansi Barang Milik Negara SAI Sistem Akuntansi Instansi SAK Sistem Akuntansi Keuangan SAKUN Sistem Akuntansi Kas Umum Negara SAPP Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat Satker Satuan Kerja SAU Sistem Akuntansi Umum SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah SP2D Surat Perintah Pencairan Dana SPM Surat Perintah Membayar UAKPA Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran UAPA Unit Akuntansi Pengguna Anggaran UAPKPA Unit Akuntansi Pembantu Kuasa Pengguna Anggaran UAPPA­E1 Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran ­ Eselon I UAPPA­W Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran ­ Wilayah UPKPB Unit Penatausahaan Kuasa Pengguna Barang UPPB Unit Penatausahaan Pengguna Barang UPPB­E1 Unit Penatausahaan Pengguna Barang ­ Eselon I UPPB­W Unit Penatausahaan Pengguna Barang ­ Wilayah UU Undang­undang

Page 77: Penatausahaan BMN

DTSS Pengelolaan Kekayaan Negara Pusdiklat Keuangan Umum

Modul :Pengelolaan Barang Milik Negara ( Penatausahaan Barang Milik Negara) 72

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang­Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

2. Undang­Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

3. Undang­Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara

4. Undang­Undang nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.06/2005 tentang Bagan Perkiraan Standar

8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

9. Peraturan Menteri Keuangan nomor 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara

10. Peraturan Menteri Keuangan nomor 97/PMK.06/2007 tanggal 4 September 2007 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara

11. Peraturan Menteri Keuangan nomor 120/PMK.06/2007 tanggal 27 September 2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara

12. Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan.