53
Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan kawasan perkotaan dan tingginya pertumbuhan penduduk di Kota Muaro Bungo Kabupaten Bungo dalam kurun waktu terakhir ini, berpengaruh pada tingginya frekuensi kegiatan di pusat-pusat perniagaan, sehingga permintaan jasa transportasi semakin tinggi. Sebagian besar masyarakat banyak menggunakan kendaraan, hal inilah yang mendorong semakin tingginya motorisasi masyarakat dari tahun ke tahun, khususnya di daerah pasar dan pertokoan dan tentunya akan terjadi bangkitan dan tarikan lalu lintas dan parkir menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem transportasi kota Muara Bungo khususnya. Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan yang menginginkan kendaraannya dapat parkir di tempat yang mudah dicapai, salah satunya adaIah di tepi jaIan umum dan jenis parkir ini dapat mengakibatkan turunnya kapasitas jalan karena mengambil bagian dari jalan sehingga badan jalan menjadi menyempit dan akibatnya mengganggun kelancaran arus lalu lintas. Kawasan komplek Permata Bungo Plaza Muara Bungo merupakan pusat perbelanjaan dan hotel sudah menyediakan fasilitas parkir bagi pengunjung dan karyawan berupa area parkir yang belum tertata dengan baik dari segi sirkulasi dan posisi pakir maupun kondisi pelataran parkir sudah mengalami kerusakan. Dengan memperhatikan kondisi pelataran parkir dikawasan Permata Bungo Plaza saat ini, Badan Usaha Pemerintah Daerah (BUMD) Kabupaten Bungo PT. Bungo Dani Mandiri (Persero) sebagai pengelola akan melaksanakan pekerjaan penataan fasilitas parkir berupa rehabilitasi perkerasan pelataran (paving block) dan penyediaan fasilitas & sarana parkir yang dibutuhkan lainnya.

Penataan Parkir

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pesatnya perkembangan kawasan perkotaan dan tingginya

pertumbuhan penduduk di Kota Muaro Bungo Kabupaten Bungo dalam

kurun waktu terakhir ini, berpengaruh pada tingginya frekuensi kegiatan

di pusat-pusat perniagaan, sehingga permintaan jasa transportasi

semakin tinggi. Sebagian besar masyarakat banyak menggunakan

kendaraan, hal inilah yang mendorong semakin tingginya motorisasi

masyarakat dari tahun ke tahun, khususnya di daerah pasar dan

pertokoan dan tentunya akan terjadi bangkitan dan tarikan lalu lintas

dan parkir menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem transportasi kota

Muara Bungo khususnya.

Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan yang

menginginkan kendaraannya dapat parkir di tempat yang mudah dicapai,

salah satunya adaIah di tepi jaIan umum dan jenis parkir ini dapat

mengakibatkan turunnya kapasitas jalan karena mengambil bagian dari

jalan sehingga badan jalan menjadi menyempit dan akibatnya

mengganggun kelancaran arus lalu lintas.

Kawasan komplek Permata Bungo Plaza Muara Bungo merupakan

pusat perbelanjaan dan hotel sudah menyediakan fasilitas parkir bagi

pengunjung dan karyawan berupa area parkir yang belum tertata dengan

baik dari segi sirkulasi dan posisi pakir maupun kondisi pelataran parkir

sudah mengalami kerusakan. Dengan memperhatikan kondisi pelataran

parkir dikawasan Permata Bungo Plaza saat ini, Badan Usaha Pemerintah

Daerah (BUMD) Kabupaten Bungo PT. Bungo Dani Mandiri (Persero)

sebagai pengelola akan melaksanakan pekerjaan penataan fasilitas parkir

berupa rehabilitasi perkerasan pelataran (paving block) dan penyediaan

fasilitas & sarana parkir yang dibutuhkan lainnya.

Page 2: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 2

Sebagai tahap awal dari rencana pekerjaan tersebut diatas, akan

melaksanakan perencanaan/desain Penataan Parkir Kawasan Permata

Bungo Plaza Muara Bungo Kabupaten Bungo.

1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran

1.2.1. Maksud

Maksud dilaksanakannya pekerjaan Perencanaan Penataan Parkir

Kawasan Permata Bungo Plaza. adalah untuk merancang terhadap

kebutuhan dan pelayanan ruang parkir yang tepat dengan menerapkan

teknis perencanaan struktur konstruksi dan spesifikasi sehingga

dihasilkan suatu konstruksi yang memenuhi syarat teknis, efektif dan

efesien serta layak untuk dipergunakan.

1.2.2. Tujuan

Tujuan dilaksanakan pekerjaan tersebut diatas adalah untuk

menghasilkan rancangan teknis pelataran parkir dan sarana

pendukungnya, yang dapat dijadikan sebagai patokan atau pedoman

dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya.

1.2.3. Sasaran

Sasaran utama dari kebijaksanaan fasilitas parkir adalah sebagai

berikut :

a. Untuk mengendalikan jumlah kendaraan yang masuk ke

kawasan Permata Bungo Plaza.

b. Meningkatkan pendapatan asli daerah yang dikumpulkan melalui

retribusi parkir.

c. Meningkatkan fungsi jalan umum disekitar kawasan Permata

Bungo Plaza Bungo sehingga sesuai dengan peranannya.

d. Meningkatkan kelancaran dan keselamatan lalu lintas dalam kota

Muara Bungo pada umumnya.

Page 3: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 3

1.3. Ruang Lingkup Pekerjaan

Perencanaan untuk Penataan Parkir Kawasan Komplek Permata

Bungo Plaza serta sarana pendukungnya perlu pembatasan perencanaan

agar lebih fokus pada masalah yang dihadapi, diantaranya:

1. Lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang parkir adalah lahan

yang hak gunanya dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Bungo yang

berlokasi dalam komplek Permata Bungo Plaza.

2. Pengoptimalkan lahan parkir ( off street parking) yang tersedia untuk

ruang parkir agar dapat menampung dan melayani kebutuhan

pengguna jasa untuk saat ini dan masa yang akan datang yang

berlokasi dalam komplek Permata Bungo Plaza .

3. Penataan parkir dan pola pengkajiannya mengacu pada Pedoman

Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir yang dikeluarkan oleh

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, tahun 1997, peraturan dan

ketentuan yang berlaku serta pendapat-pendapat lain yang relevan.

4. Analisa dan perhitungan kualitas dan kuantitas konstruksi,

berdasarkan hasil dari data-data yang telah dikumpulkan dan

dianalisis, serta kegiatan penggambaran dari hasil perencanaan

berpedoman pada spesifikasi dan pedoman teknis yang berlaku.

Secara garis besar ruang lingkup pekerjaan Perencanaan Penataan

Parkir Kawasan Permata Bungo Plaza meliputi kegiatan-kegiatan sebagai

berikut :

1. Survey Pendahuluan (orientasi lapangan).

2. Perencanaan Teknis.

Kegiatan-kegiatan tersebut diatas diuraikan lebih lanjut pada bab-bab

dihalaman berikutnya.

Page 4: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 4

II. HASIL SURVEY AWAL

Dalam melaksanakan survey pendahuluan tim survey mencatat

seluruh data yang diperlukan. Hal ini diperlukan untuk langkah

selanjutnya dalam tahap perencanaan, disamping mengadakan diskusi

dan koordinasi dengan pihak manajemen PT.Bungo Dani Mandiri

(Persero) dan instansi lainnya yang terkait dalam rangka mendapatkan

masukan atau bahan-bahan pertimbangan dan pedoman kerja secara

umum.

2.1. Survey Awal

Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan survey pendahuluan adalah

meliputi :

1. Meninjau kondisi areal/pelataran parkir yang ada saat ini baik secara

teknis berupa kondisi perkerasan parkir dan bangunan sekitar

komplek dan akses menuju lokasi parkir.

2. Mengadakan pengukuran awal dan pendataan yang berhubungan

dengan kegiatan perencanaan teknis.

2.2. Data dan Kesimpulan Survey

Dari kegiatan-kegiatan survey tersebut diatas, maka didapatkan data dan

kesimpulan data awal berupa :

1. Luas lahan yang dipergunakan untuk fasilitas parkir adalah sebesar ±

3.400 m2 berupa pelataran parkir untuk melayani kebutuhan parkir

bagi karyawan swalayan, pertokoan/perkantoram dikawasan komplek

Permata Bungo Plaza dan sebagian besar pengunjung swalayan.

2. Kondisi paving block yang sudah mengalami kerusakan berat yaitu

bata beton (material paving block) yang pecah dan lepas sehingga

mengakibatkan pelataran parkir berlobang cukup besar dan tergenang

air. Kerusakan paving block antara lain disebabkan lapisan pondasi

tidak mampu menerima beban lalu lintas berat. Hal ini perlu

Page 5: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 5

pekerjaan rehabilitasi pondasi bawah sebelum pemasangan

perkerasan diatasnya (paving block).

3. Tapak lahan parkir berupa areal relatif rata dengan dengan bentuk

/tata ruang tidak simetris antara blok bangunan yang ada yang

mengakibatkan tidak optimalnya pemanfaatan lahan untuk

dipergunakan sebagai ruang parkir.

4. Dengan mengasumsikan lahan parkir yang ada sebagai ruang parkir

berbentuk pelataran, maka dari hasil analisa ketersediaan ruang

parkir kapasitas ruang parkir maksimum yang bisa didapatkan adalah

sebanyak 183 SRP , dengan rincian 83 SRP untuk mobil penumpang

dan 100 SRP untuk sepeda motor. Sedangkan untuk konfigurasi

parkir yang digunakan untuk ruang parkir mobil konfigurasi bersudut

900 dan 450 dan sepeda motor adalah konfigurasi bersudut 900

terhadap sumbu jalan.

5. Sebagai fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking) yaitu

berupa taman parkir yang keberadaannya untuk umum harus

menunjang keselamatan, kelancaran lalu-lintas dan kenyamanan

pengguna parkir, maka diperlukan penyediaan sarana perparkiran

seperti marka jalan, rambu lalu lintas dan lampu jalan/taman parkir

dan bangunan pendukung untuk estetika taman parkir.

Page 6: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 6

III. TINJAUAN PUSTAKA

Untuk mengenal perparkiran maka perlu menggali lebih banyak

sumber informasi sebagai dasar teori. Dari hasil studi pustaka, ada

beberapa teori perparkiran yang bisa digunakan sebagai landasan untuk

mendalami penyelenggaran fasilitas parkir, yaitu karateristik parkir, tipe

parkir, dan satuan ruang parkir serta sarana/prasana operasional parkir.

3.1. Peran dan Fungsi Parkir

Peran parkir dalam sistem transpotasi kota adalah bahwa tempat

parkir telah menjadi suatu rangkaian kompleks yang saling mendukung

dengan pola jaringan jalan dan karakteristik tata guna lahan tertentu,

dimana tempat inilah yang akan membedakan antara tempat pergerakan

dan tempat untuk pemberhentian. Sedangkan fungsi parkir dalam

perencanaan kota khususnya sistem transportasi adalah sebagai

penyedia tempat menyimpan kendaraan bagi tujuan akhir suatu

pergerakan kendaraan.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa parkir

merupakan sarana pemberhentian dari serangkaian pergerakan yang

dilakukan oleh manusia sehubungan dengan kegiatannya yang

menggunakan jaringan jalan sebagai prasarana penghubung

3.2.Pengertian

1. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak

bersifat sementara.

2. Berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan untuk

sementara dengan pengemudi tidak meninggalkan kendaraan.

3. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat

pemberhentian kendaraan yang tidak bersifat sementara untuk

melakukan kegiatan pada suatu kurun waktu.

4. Tempat parkir di badan jalan, (on street parking) adalah fasilitas

parkir yang menggunakan tepi jalan.

Page 7: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 7

5. Fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking) adalah

fasilitas parkir kendaraan di luar tepi jalan umum yang dibuat

khusus atau penunjang kegiatan yang dapat berupa pelataran

parkir dan/atau gedung parkir.

6. Jalan adalah tempat jalan yang diperuntukan bagi lalu lintas

umum.

7. Satuan ruang parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk

meletakkan kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda

motor), termasuk ruang bebas dan lebar buka pintu. Untuk hal-hal

tertentu bila tanpa penjelasan, SRP adalah SRP untuk mobil

penumpang.

8. Jalur sirkulasi (jalur untuk perpindahan pergerakan ) adalah

tempat, yang digunakan untuk pergerakan kendaraan yang masuk

dan keluar dari fasilitas parkir.

9. Jalur gang (jalur untuk manuver keluar dari parkir) merupakan

jalur antara dua deretan ruang parkir yang berdekatan.

10. Kawasan parkir adalah kawasan atau areal yang memanfaatkan

badan jalan sebagai fasilitas parkir dan terdapat pengendalian

parkir melalui pintu masuk.

3.3. Fasilitas Parkir

Penyelenggaraan fasilitas parkir adalah suatu metode perencanaan

dalam menyelenggarakan fasilitas parkir kendaraan, baik di badan jalan

maupun di luar badan jalan.

3.3.1.Tujuan

Fasilitas parkir bertujuan :

a. memberikan tempat istirahat kendaraan;

b. menunjang kelancaran arus lalu-lintas.

3.3.2.Jenis Parkir

a. Parkir di badan jalan (on street parking )

Parkir di badan jalan (On Street Parking) ini mengambil tempat di

sepanjang jalan, dengan atau tanpa melebarkan jalan untuk

Page 8: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 8

pembatas parkir. Jenis parkir ini baik untuk pengunjung yang ingin

dekat dengan tempat tujuannya. Tetapi parkir di badan jalan ini

terkadang tidak diperbolehkan pada kondisi arus lalu-lintas yang

padat. Parkir di badan jalan atau yang menggunakan sebagian dari

perkerasan jalan sangat kecil biaya yang dikeluarkan oleh

pengemudi atau bahkan bisa gratis, tetapi mengakibatkan

banyaknya masalah lalu-lintas. Turunnya kapasitas jalan,

terhambatnya arus lalu-lintas dan penggunaan jalan manjadi tidak

efektif dan teratur merupakan akibat dari parkir di badan dan di

sebagian badan jalan.

Parkir pada badan jalan sangat dipengaruhi oleh sudut parkir,

lokasi parkir dan panjang jalan yang digunakan untuk parkir.

b. Parkir di luar badan jalan (off street parking )

Parkir di luar badan jalan (Off Street Parking) dengan cara

menempati pelataran parkir tertentu di luar badan jalan, baik di

halaman terbuka atau di dalam bangunan parkir (gedung parkir).

Ditinjau dari posisi parkirnya dapat dilakukan seperti pada On

Street Parking, hanya saja pengaturan sudut parkir banyak

dipengaruhi oleh luas dan bentuk pelataran parkir, jalur sirkulasi

(jalur untuk perpindahan pergerakan), jalur gang (jalur untuk

manuver keluar dari parkir), dimensi ruang parkir. Off Street

Parking ini mengeluarkan biaya yang cukup mahal bagi pengemudi

kendaraan, karena biaya tersebut digunakan untuk biaya atas

tanah, konstruksi bangunan dan operasional serta perawatan

fasilitas parkir. Keberadaan fasilitas parkir untuk umum, dapat

berupa gedung parkir atau taman parkir yang harus menunjang

keselamatan dan kelancaran lalu-lintas, sehingga penetapan

lokasinya terutama menyangkut akses keluar masuk kendaraan,

fasilitas parkir harus dirancang agar tidak mengganggu kelancaran

lalulintas.

Page 9: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 9

3.3.4.Penentuan kebutuhan ruang parkir

a. Jenis peruntukan kebutuhan parkir sebagai berikut :

1) Kegiatan parkir yang tetap

Pusat pedagangan

Pusat perkantoran swasta atau pemerintahan

Pusat pedagangan eceran atau pasar swalayan

Pasar

Sekolah

Tempat rekreasi

Hotel dan tempat penginapan

Rumah sakit

2) Kegiatan parkir yang bersifat sementara

Bioskop

Tempat pertunjukan

Tempat pertandingan olahraga

Rumah ibadah.

b. Ukuran kebutuhan ruang parkir pada pusat kegiatan ditentukan

antara lain sebagai berikut.:

Pusat perdagangan

Luas Areal Total (100m2) 10 20 50 100 500 1000 1500 2000

Kebutuhan (SRP) 59 67 59 67 88 125 415 777 1140 1502

Pasar swalayan

Luas Areal Total (100 m2)

50 75 100 150 200 300 400 500 1000

Kebutuhan (SRP) 225 250 270 310 350 440 520 600 1050

Pasar

Luas Areal Total (100m2)

40 50 75 100 200 300 400 500 1000

Kebutuhan (SRP) 160 185 240 300 520 750 970 1200 2300

Page 10: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 10

Hotel dan tempat penginapan

Jumlah Kamar (buah) 100 150 200 250 350 400 550 550 600

Tarip Standart ($)

< 100 154 155 156 158 161 162 165 166 167

100 - 150 300 450 476 477 480 481 484 485 487

150 - 200 300 450 600 798 799 800 803 804 806

200 - 250 300 450 600 900 1050 1119 1122 1124 1425

(Sumber : Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir,1996)

3.4.Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP).

a. Dimensi Ruang

Suatu “Satuan Ruang Parkir” (SRP) adalah tempat untuk satu

kendaraan. Dimensi ruang parkir berdasarkan Pedoman Teknis

Penyelenggaran Fasilitas Parkir, Dirjen Perhubungan Darat 1996,

dipengaruhi oleh:

Lebar total kendaraan

Panjang total kendaraan

Jarak bebas

Jarak bebas areal lateral

Dimensi kendaraan standar untuk mobil penumpang seperti Gambar

3.1.

Gambar. 3.1

Dimensi Kendaraan Standar untuk Mobil Penumpang

Page 11: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 11

b. Ruang bebas kendaraan parkir

Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan

longitudinal kendaraan.

Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat posisi pintu

kendaraan dibuka, yang diukur dari ujung terluar pintu ke badan

kendaraan parkir yang ada di sampingnya.Ruang bebas ini diberikan

agar tidak terjadi benturan antara pintu kendaraan dan kendaraan

yang parkir di sampingnya pada saat penumpang turun dari

kendaraan.

Ruang bebas arah longitudinal/memanjang diberikan di depan

kendaraan untuk menghindari benturan dengan dinding atau

kendaraan yang lewat jalur gang (aisle). Jarak bebas arah lateral

diambil sebesar 5 cm dan jarak bebas arah longitudinal sebesar 30

cm.

c. Lebar bukaan pintu kendaraan

Ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai

kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir. Sebagai contoh, lebar

bukaan pintu kendaraan karyawan kantor akan berbeda dengan

lebar bukaan pintu kendaraan pengunjung pusat kegiatan

perbelanjaan. Dalam hal ini, karakteristik pengguna kendaraan yang

memanfaatkan fasilitas parkir dipilih menjadi tiga golongan seperti

Tabel 3.1.

Tabel. 3.1

Lebar Bukaan Pintu Kendaraan

Jenis Bukaan Pintu Pengguna dan/atau Peruntukan

Fasilitas Parkir Gol

Pintu depan/belakang ter-buka tahap awal 55 cm.

Karyawan/pekerja kantor

Tamu/ pengunjung pusat kegiatan perkantoran, per-dagangan, pemerintahan, universitas

I

Page 12: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 12

Pintu depan/belakang ter-buka penuh 75 cm

Pengunjung tempat olahraga, pusat hiburan/ rekreasi, hotel, pusat perdagangan eceran /swalayan, rumah sakit, bioskop

II

Pintu depan terbuka penuh dan ditambah untuk per-gerakan kursi roda

Orang cacat III

(Sumber : Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir,1996)

d. Penentuan Satuan Ruang Parkir

Dari Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir 1996,

penentuan satuan ruang parkir berdasarkan jenis kendaraan

dikelompokan menjadi tiga jenis seperti bawah ini:

1) Satuan Ruang Parkir untuk Mobil Penumpang

Gambar. 3.2

Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Mobil Penumpang

La2

a1

B ROBp

Lp

SRP

B = lebar kendaraan R = jarak bebas samping

L = panjang kendaraan Bp = lebar minimum SRP

O = lebar bukaan pintu Lp = panjang minium SRP

a1,a2 = jarak bebas depan/belakang

Page 13: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 13

Tabel. 3.2

SRP untuk Mobil Penumpang (dalam cm)

Gol. I

B = 1,70 a1 = 0,10 Bp = B + O + R

O = 0,55 L = 4,70 Lp = L + a1 + a2

R = 0,05 a2 = 0,20 Bp = 2,30 Lp = 5,00

Gol. II

B = 1,70 a1 = 0,10

O = 0,75 L = 4,70

R = 0,05 a2 = 0,20 Bp = 2,50 Lp = 5,00

Gol. III

B = 1,70 a1 = 0,10

O = 0,80 L = 4,70

R = 0,05 a2 = 0,20 Bp = 3,00 Lp = 5,00

(Sumber : Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir,1996)

2) Satuan Ruang Parkir untuk Bus/Truk

Gambar. 3.3

Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Truk/Bus

B

La2

a1

ROBp

Lp

B = lebar kendaraan R = jarak bebas samping

L = panjang kendaraan Bp = lebar minimum SRP

O = lebar bukaan pintu Lp = panjang minium SRP

a1,a2 = jarak bebas depan/belakang

SRPSRP

Page 14: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 14

Tabel. 3.4.

SRP untuk Bus/Truk (dalam cm)

Kecil

B = 1,70 a1 = 0,10 Bp = B + O + R

O = 0,80 L = 4,70 Lp = L + a1 + a2

R = 0,30 a2 = 0,20 Bp = 2,80 Lp = 5,00

Sedang

B = 2,00 a1 = 0,20

O = 0,80 L = 8,00

R = 0,40 a2 = 0,20 Bp = 3,20 Lp = 8,40

Besar

B = 2,50 a1 = 0,30

O = 0,80 L = 12,00

R = 0,50 a2 = 0,20 Bp = 3,80 Lp = 12,50

(Sumber : Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir,1996)

3) Satuan Ruang Parkir Sepeda Motor

Gambar. 3.5

Satuan Ruang Parkir (SRP) Sepeda Motor (dalam cm)

70

20

75

5

75

20

0 SRP

Berdasarkan angka 1),2) dan 3), penentuan Satuan Ruang Parkir

(SRP) dibagi atas tiga jenis kendaraan seperti pada Tabel 3.6.

Page 15: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 15

Tabel. 3.6

Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP)

Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir

(m2)

1. a. Mobil penumpang untuk golongan I 2,30 x 5,00

b. Mobil penumpang untuk golongan II 2,50 x 5,00

c. Mobil penumpang untuk golongan III 3,00 x 5,00

2. Bus/truk 3,40 x 12,50

3. Sepeda motor 0,75 x 2,00

(Sumber : Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir,1996)

3.5. Pola Parkir Diluar Badan Jalan (off street parking)

Cara ini menempati pelataran parkir di luar badan jalan (off street

parking) pada halaman terbuka dalam bentuk taman parkir yang

mempunyai pintu pelayanan masuk untuk tempat mengambil karcis

parkir dan pintu pelayanan keluar untuk menyerahkan karcis parkir

sehingga dapat diketahui secara pasti jumlah kendaraan yang parkir

dan jangka waktu kendaraan parkir.

3.5.1. Taman Parkir

a. Pola Parkir Mobil Penumpang

1) parkir kendaraan satu sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang sempit.

a) membentuk sudut 90o

Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika

dibandingkan dengan pola parkir paralel, tetapi kemudahan

dan kenyamanan pengemudi melakukan manuver masuk dan

keluar ke ruangan parkir lebih sedikit jika dibandingkan

dengan pola parkir dengan sudut yang lebih kecil dari 900.

Page 16: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 16

Gambar 3.6.

b) membentuk sudut 30o, 45o, 60o

Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika

dibandingkan dengan pola parkir paralel, dan kemudahan dan

kenyamanan pengemudi melakukan manuver masuk dan

keluar ke ruangan parkir lebih besar jika dibandingkan dengan

pola parkir dengan sudut 90 o.

Gambar 3.7.

2) Parkir kendaraan dua sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup

memadai.

a) membentuk sudut 90o

Gambar 3.8

Page 17: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 17

b) membentuk sudut 30o, 45o, 60o

Gambar 3.9

3) Pola parkir pulau

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas.

a) membentuk sudut 900

Gambar 3.10

b) membentuk sudut 450

(1) bentuk tulang ikan tipe A

Gambar 3.11

Page 18: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 18

(2) bentuk tulang ikan tipe B

Gambar 3.12

(3) bentuk tulang ikan tipe C

Gambar 3.13

b. Pola Parkir Sepeda Motor

Pada umumnya posisi kendaraan adalah 90o. Dari segi efektifitas

ruang, posisi sudut 900 paling menguntungkan.

1) Pola Parkir Satu Sisi

Pola ini diterapkan apabila ketersediaan ruang sempit.

Gambar 3.14

Page 19: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 19

2) Pola Parkir Dua Sisi

Pola ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup memadai

(lebarruas > 5,6 m

Gambar 3.15

3) Pola Parkir Pulau

Pola ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas.

Gambar 3.16

3.5.2.Jalur Sirkulasi, Gang, dan Modul

Perbedaan antara jalur sirkulasi dan jalur gang terutama terletak pada

penggunaannya. Patokan umum yang dipakai adalah :

a. panjang sebuah jalur gang tidak lebih dari 100 meter;

b. jalur gang yang ini dimaksudkan untuk melayani lebih dari 50

kendaraan dianggap sebagai jalur sirkulasi.

Lebar minimum jalur sirkulasi :

- untuk jalan satu arah = 3,5 meter,

- untuk jalan dua arah = 6,5 meter.

Page 20: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 20

Gambar. 3.17

Gambar .3.18

Tabel.3.7.

Lebar Jalur Gang

Page 21: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 21

3.5.3. Jalan Masuk dan Keluar

Ukuran pintu jalan keluar-masuk dapat ditentukan, yaitu lebar 3 meter

dan panjangnya harus dapat menampung tiga mobil berurutan dengan

jarak antarmobil (spacing) sekitar 1,5 meter.

a. Pintu Masuk dan Keluar Terpisah

Satu jalur : Dua jalur:

B = 3,00 - 3,50 m b = 6,00 m

D = 0,80 - 1,00 m d = 0,80 - 1,00 m

R1 = 6,00 - 6,50 m R1 = 3,50 - 5,00 m

R2 = 3,50 - 4,00 m R2 = 1,00 - 2,50 m

Gambar.3.19

b. Pintu Masuk dan Keluar Menjadi Satu

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pintu masuk

dan keluar adalah sebagai berikut.

- Letak jalan masuk/keluar ditempatkan sejauh mungkin dari

persimpangan

- Letak jalan masuk/keluar ditempatkan sedemikian rupa

sehingga kemungkinan konflik dengan pejalan kaki dan yang

lain dapat dihindarkan.

Page 22: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 22

- Letak jalan keluar ditempatkan sedemikian rupa sehingga

memberikan jarak pandang yang cukup saat memasuki arus

lalu lintas.

- Secara teoretis dapat dikatakan bahwa lebar jalan masuk dan

keluar (dalam pengertian jumlah jalur) sebaiknya ditentukan

berdasarkan analisis kapasitas.

Gambar.3.20

Pintu Masuk dan Keluar Menjadi Satu

3.5.4. Tata Letak Areal Parkir

Tata letak areal parkir kendaraan dapat dibuat bervariasi, bergantung

pada ketersediaan bentuk dan ukuran tempat serta jumlah dan letak

pintu masuk dan keluar.

Tata letak area parkir dapat digolongkan sebagai berikut

a. Pintu masuk dan keluar terpisah dan terletak pada satu ruas jalan,

seperti Gambar 3.21.

Gambar.3.21

Page 23: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 23

b. Pintu masuk dan keluar terpisah dan tidak terletak pada satu ruas .

Gambar.3.22

c. Pintu masuk dan keluar terpisah dan tidak terletak pada satu ruas.

Gambar.3.23

3.5.5. Tata Cara Parkir

Dalam melaksanakan parkir, baik pengemudi maupun juru parkir

harus memperhatikan hal-hal berikut:

a. batas parkir yang dinyatakan dengan marka jalan pembatas.

b. keamanan kendaraan, dengan mengunci pintu kendaraan dan

memasang rem parkir.

Sesuai dengan jenis fasilitasnya, tata cara parkir adalah sebagai berikut.

a. Fasilitas parkir tanpa pengendalian parkir :

- dalam melakukan parkir, juru parkir dapat memandu pengemudi

kendaraan;

- juru parkir memberi karcis bukti pembayaran sebelum kendaraan

meninggalkan ruang parkir;

Page 24: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 24

- juru parkir harus menggenakan seragam dan identitas.

b. Fasilitas parkir dengan pengendalian parkir (menggunakan pintu

masuk/ keluar):

- pada pintu masuk, baik dengan petugas maupun dengan pintu

otomatis , pengemudi harus mendapatkan karcis tanda parkir,

yang mencantumkan jam masuk (bila diperlukan, petugas

mencatat nomor kendaraan);

- dengan dan tanpa juru parkir, pengemudi memarkirkan

kendaraan sesuai dengan tata-cara parkir;

- Pada pintu keluar, petugas harus memeriksa kebenaran karcis

tanda parkir, mencatat lama parkir, menghitung tarif parkir

sesuai dengan ketentuan, menerima pembayaran parkir dengan

menyerahkan karcis bukti pembayaran pada pengemudi.

3.6. Konstruksi Pelataran Parkir

Konstruksi perkerasan terdari dari lapisan-lapisan yang diletakkan di

atas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut

berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkannya ke

lapisan di bawahnya.

Pada umumnya konstruksi perkerasan terdari dari:

a. Lapisan permukaan (suface course)

b. Lapisan pondasi atas (base course)

c. Lapisan pondasi bawah (subbase course)

d. Lapisan tanah dasar (subgrade).

Adapun beban lalu lintas yang bekerja di atas konstruksi perkerasan

dapat dibedakan atas:

a. Muatan kendaraan berupa gaya vertical

b. Gaya rem kendaraan berupa gaya horizontal

c. Pukulan roda kendaraan berupa getaran-getaran.

Karena sifat penyebaran gaya, maka muatan yang diterima oleh masing

masing lapisan berbeda dan semakin ke bawah semakin kecil. Lapisan

permukaan harus menerima seluruh jenis gaya yang bekerja, lapis

Page 25: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 25

pondasi atas menerima gaya vertikal dan getaran, sedangkan tanah dasar

dianggap hanya menerima gaya vertikal saja.

Lapisan perkerasan berfungsi untuk menerima dan menyebarkan

beban lalu lintas tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada

konstruksi perkerasan itu sendiri. Dengan demikian memberikan

kenyamanan kepada pengguna fasilitas lalu lintas selama masa

pelayanan bangunan konstruksi tersebut. Untuk itu, dalam perencanaan

perlu dipertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi

pelayanan konstruksi perkerasan seperti:

- Fungsi Perkerasan

- Kinerja perkerasan

- Umur rencana

- Lalu lintas kendaraan yang merupakan beban dari perkerasan jalan

- Sifat tanah dasar dan kondisi lingkungan

- Sifat dan banyak material tersedia di lokasi, yang akan dipergunakan

sebagai bahan lapisan perkerasan.

- Bentuk geometrik lapisan perkerasan.

Jenis konstruksi perkerasan yang dapat digunakan sebagai konstruksi

pelataran parkir yaitu:

1) Aspal beton campuran panas, adalah campuran merata antara

agregat dan aspal sebagai bahan pengikat pada suhu tertentu.

2) Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) adalah perkerasan yang

menggunakan semen (Portland cement) sebagai bahan pengikat. Pelat

beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar

dengan atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian

besar dipikul oleh pelat beton yang bersifat sebagai balok di atas

permukaan.

Memerlukan biaya yang cukup mahal. karena banyak memerlukan

peralatan berat dan pengerjaannya memerlukan keahlian khusus

serta tidak dapat langsung dibuka untuk lalu-lintas.

Page 26: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 26

3) Paving block, adalah konstruksi blok/bata beton yang dibuat dari

campuran portland cement atau bahan perekat hidrolis sejenisnya,

air dan agregat dengan atau tanpa bahan lainnya.

Keuntungan dari Paving Block antara lain :

- Pelaksanaannya mudah dan tidak memerlukan alat berat

serta dapat diproduksi secara masal serta dapat

memanfaatkan material lokal.

- Pemeliharaannya mudah dan dapat dipasang kembali setelah

dibongkar;

- Tahan terhadap beban statis, dinamik dan kejut.

Kelemahan Paving Block

- Mudah bergelombang bila pondasinya tidak kuat dan kurang

nyaman untuk kendaraan dengan kecepatan tinggi.

- Sehingga perkerasan paving block sangat cocok untuk

mengendalikan kecepatan kendaraan dilingkungan

permukiman dan perkotaan yang padat.

3.7. Bata Beton (Paving Block)

3.7.1. Definisi Paving Block

Paving block atau bata beton menurut SNI 03-0691-1996 ”Bata Beton

(Paving Block)” adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat

dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis

sejenisnva, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan

lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton itu.

Dan menurut SK SNI T-04-1990-F “Tata Cara Pemasangan Blok Beton

Terkunci Untuk Permukaan Jalan”, blok beton terkunci adalah

segmen-segmen kecil yang terbuat dari beton dengan bentuk segi

empat atau segi banyak yang dipasang sedemikian rupa sehingga

saling mengunci.

3.7.2. Klasifikasi

- Bata beton mutu A : digunakan untuk jalan

- Bata beton mute B : digunakan untuk pelataran parkir

Page 27: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 27

- Bata beton mutu C : digunakan untuk pejalan kaki

- Bata beton mutu D : digunakan untuk taman dan penggunaan lain

3.7.3. Syarat mutu

a. Sifat tampak

Bata beton harus mempunyai permukaan yang rata, tidak terdapat

retak-retak dan cacat, bagian sudut dan rusuknya tidak mudah

direpihkan dengan kekuatan jari tangan.

b. Ukuran

Bata beton harus mempunyai ukuran tebal nominal minimum 60

mm dengan toleransi + 8%.

c. Sifat fisika

Bata beton harus mempunyai sifat-sifat fisika seperti pada tabel 3.7

Tabel 3.7

Sifat-sifat fisika

Mutu

Kuat Tekan

( Mpa )

Ketahanan Aus

( mm/menit )

Penyerapan Air

Rata - rata maks.

Rata - rata Min. Rata - rata Min. ( % )

A 40 35 0,090 0,103 3

B 20 17,0 0,130 0,149 6

C 15 12,5 0,160 0,184 8

D 10 8,5 0,219 0,251 10

Sumber : SNI 03-0691-1996

Catatan : MPa =Mega Pascal, 1MPa=10,2 kg/cm2

3.7.4. Klasifikasi Paving Block

Berdasarkan SK SNI T – 04 – 1990 – F, klasifikasi blok beton terkunci

adalah sebagai berikut :

a. Klasifikasi berdasarkan bentuk

Bentuk paving block secara garis besar terbagi atas dua macam,

yaitu :

- Paving block bentuk segi empat

- Paving block bentuk segi banyak

b. Klasifikasi berdasarkan ketebalan

- Paving block dengan ketebalan 60 mm

Page 28: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 28

- Paving block dengan ketebalan 80 mm

- Paving block dengan ketebalan 100 mm

c. Klasifikasi berdasarkan warna

Warna yang tersedia dipasaran antara lain abu-abu, hitam, dan

merah.

Paving block yang berwarna kecuali untuk menambah keindahan

juga dapat digunakan untuk memberi batas pada perkerasan

seperti tempat parkir, tali air, dan lain-lain. Pemilihan bentuk dan

ketebalan dalam pemakaian harus disesuaikan dengan rencana

penggunaannya dan kuat tekan paving block tersebut juga harus

diperhatikan

3.7.5. Pola Pemasangan Blok Beton Terkunci

Pola yang umum dipergunakan ialah susun bata ( strecher ),

anyaman tikar ( basket weave ), dan tulang ikan ( herring bone ).

Untuk perkerasan jalan diutamakan pola tulang ikan karena

mempunyai kuncian yang baik. Pola Pemasangan seperti gambar

sebagai berikut.

Gambar 3.22

Pola Pemasangan

Pola Susun BataPenguncian Paling Rendah

Pola Anyam TikarPenguncian Sedang

Pola Tulang Ikan 900

Penguncian Paling Baik

Pola Tulang Ikan 450

Penguncian Paling Baik

Page 29: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 29

3.7.6. Kombinasi Pola Pemasangan Paving Block

Kombinasi antara pola pemasangan, bentuk, mutu, tebal dan pola

pemasangannya dapat dilihat pada Tabel 3.8. Pemasangan paving

block dapat dibuat mosaik dengan kombinasi warna sesuai estetika

yang dirancang, dapat berupa logo, tulisan dan batasan area parkir

atau penunjuk arah pada suatu daerah pemukiman.

Tabel 3.8

Kombinasi Mutu, Bentuk, Tebal dan Pola Pemasangan

Paving Block.

No Penggunaan Kombinasi

Kelas Bentuk Tebal (mm) Pola

1 Trotoar dan Pertamanan II A,B,C,X 60 SB, AT, TI

2 Tempat Parkir & Garasi II A, B, C 60 SB, AT, TI

3 Jalan Lingkungan I/II A atau C 60/80 TI

4 Terminal Bus I A atau C 80 TI

5 Container Yard,Taxy way I A 100 TI

Sumber : SK SNI T – 04 – 1990 – F. Catatan Pola : SB = Susun Bata; AT = Anyaman Tikar; TI = Tulang Ikan.

Page 30: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 30

IV. PENATAAN PARKIR KAWASAN

PERMATA BUNGO PLAZA

Bab ini berisi penerapan hasil analisis data yang digunakan untuk

desain teknis berupa gambar dan spesifikasi teknis meliputi pekerjaan

konstruksi pelataran parkir, konfigurasi sudut parkir yang cocok dan

arana dan prasarana yang dibutuhkan untuk operasional pengelolaan

parkir.

Tujuan dari gambar dan spesifikasi teknis adalah :

- Sebagai pedoman dalam pelaksanaan.

- Mempermudah dalam pengawasan saat pelaksanaan.

4. 1. Gambar Rencana

Beberapa hal yang dapat dituangkan dalam gambar rencana

penataan parkir adalah sebagai berikut :

1. Gambar existing dan site plan.

2. Gambar konfigurasi sudut parkir pada lahan yang tersedia untuk

parkir, plotting zona-zona parkir yang disesuaikan dengan kategori

pengguna ruang parkir.

3. Plotting median jalan, kereb , marka parkir, rambu, lampu

penerangan, dan bangunan pelangkap lainnya.

4. Gambar pola dan potongan melintang dari perkerasan pelataran

parkir (paving block).

5. Gambar detail-detail berupa kereb, median, saluran drainase,

rambu, dan ilustrasi pot bunga, lampu penerangan dll.

4.2. Lingkup Pekerjaan

Memperhatikan kondisi pelataran parkir kawasan Permata Bungo

Plaza yang ada dimana perkerasan blok beton terkunci (paving block)

mengalami kerusakan berat antara lain sebagian besar material blok

beton pecah , permukaan tidak rata disebabkan penurunan lapisan

Page 31: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 31

pondasi, tertutupnya celah antar blok beton (nat) mengakibatkan

genangan air dipermukaan. Disamping itu belum adanya sarana

penunjang dalam upaya agar kondisi paving block tetap terpelihara untuk

pelayanan bagi pengguna parkir dengan baik .

Dengan alasan seperti diatas, direncanakan pekerjaan penataan

parkir komplek Permata Bungo Plaza dengan pertimbangan efektif,

ekonomis, punya nilai estetika.

Adapun lingkup pekerjaan pokok penataan parkir antara lain sebagai

berikut :

1) Rehabilitasi lapisan pondasi bawah baik berupa pemasangan baru

maupun leveling lapisan pondasi lama untuk mencapai kepadatan

optimal dengan ketebalan lapisan minimal.

2) Rehabilitasi paving block sebagai material penutup pelataran parkir

dengan melaksanakan pembongkaran blok beton lama dan diganti

dengan pemasangan blok beton baru dengan pertimbangan :

paving block banyak mengalami kerusakan (pecah),

jarak antara (naat) blok beton tidak memberi ruang untuk air

meresap kedalam tanah (kedap air).

3) Pemasangan kereb pembatas tepi paving block yang merupakan

salah satu bagian paving block yang fungsinya menjepit dan

menahan paving block agar tidak bergeser pada waktu menerima

beban lalulintas, sehingga blok beton tetap saling mengunci

(interlocking).

4) Pemasang kereb beton median jalan keluar dan kereb beton

pembatas zona parkir.

5) Pembuatan saluran drainase kawasan berupa pasangan batu bata

dan beton tidak bertulang untuk menampung dan mengalirkan air

buangan pengguna bangunan dan air hujan yang tidak terserap

olah paving block.

6) Pemasangan marka, rambu lalu lintas dan lampu penerangan

untuk kebutuhan pengaturan dan kenyaman&keselamatan

pengguna parkir.

Page 32: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 32

4.3. Kapasitas dan Zona Parkir

Dengan luas dan layout pelataran parkir yang ada adalah ± 34.000 m2

dapat dimanfaatkan sebagai off street parking, maka kapasitas ruang

parkir adalah sebanyak 184 SRP, dengan rincian 84 SRP untuk mobil

penumpang dan 100 SRP untuk sepeda motor. Kapasitas ini didapatkan

dari analisa ketersedian ruang parkir dan hasil plotting SRP dengan

menggunakan konfigurasi sudut parkir 900 dan 450.

Gambar 4.1

Kapasitas dan Plotting SRP

4.3.1. Zoning Ruang Parkir

Zona parkir perlu dibedakan untuk tiap kategori pengguna, karena

aktifitas dan kepentingan pemakai tidaklah sama. Untuk mewujudkan

suatu kondisi beraktifitas yang nyaman bagi setiap orang, maka perlu

pengaturan khusus untuk lokasi parkir. Ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam menentukan lokasi zona parkir pada perencanaan

Zona B = 40 SRP MP

Zona B = 56 SRP SP

2143

6587

109

1211

1413

161517

6.00

Linta

s Sum

ater

a

JL. M.Yamin

1918

2120

2322

252426 27 28 29

35

3031

3233

34

37

38

39

40

41

42

43

44

36

Zona A = 44 SRP MP

19

2120

2322

2524

2726

2928

1211

1413

1615

1817

9

10

7

8

5

6

3

4

2

1

3940

37

38

35

36

33

34

31

32

30

67

10

89

111

2131

4151

617

45

192

02

3

212

2

18

242

5262

7282

930

23

1

53

52

49

51

50

48

47

46

45

44

40

39

36

38

37 4

1

35

34

33

32

31

54

55

56

42

43

Zon

a C

= 4

4 SR

P S

P2

36

45

1

78

91 0

1 1

1 2

1 3

1 6

1 7

2 01 8

1 91 5

2 1

2 2

2 3

2 4

2 5

2 6

2 7

1 4

2 8

2 9

3 0

3 1

3 2

3 3

3 4

3 5

3 6

3 7

3 8

3 9

4 0

4 1

4 2

4 3

4 4

Page 33: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 33

area parkir 34.000 m2 yaitu kategori pengguna dan jarak zona

terhadap tempat aktifitas utama.

a. Kategori Pengguna Pelataran Parkir

Sebagai pusat perbelanjaan dan perhotelan harus menyediakan

sarana dan prasarana yang memadai dan mencukupi untuk

berbagai aktifitas dan kepentingan dari masyarakat yang

memanfaatkannya.

Untuk mewujudkan aktifitas parkir yang tertib dan lancar,

pengguna fasilitas parkir yang memiliki karakter dan tujuan hampir

sama dapat ditempatkan pada satu zona/lokasi. Adapun kategori

dan karakteristik dari pengguna ruang parkir yang

dipertimbangkan pada zona-zona parkir ini , adalah sebagaimana

penjelasan berikut ini:

1) Karyawan

- Menginginkan lokasi yang dekat dengan pos kerja masing-

masing dalam komplek Permata Bungo Plaza..

- Lokasi berada ditempat yang aman dan nyaman, karena

kendaraan akan ditinggalkan selama bekerja seharian.

2) Pengunjung

- Lokasi parkir tidak jauh dari pusat perbelanjaan

- Lokasi berada dilokasi yang strategis dan dekat dengan jalan

akses.

- Mudah untuk menemukan zona parkir yang tepat dan kosong

b. Penempatan Zona Parkir

Pengaturan lokasi parkir untuk masing-masing pengguna parkir

perlu dibedakan, hal ini untuk memberikan kemudahan bagi

pengguna untuk memakirkan kendaraannya dan pengaturan

penggunaan ruang parkir.

Pengaturan lokasi parkir berupa penegasan keperuntukan ruang

parkir yang dapat berupa pemisahan lokasi parkir untuk tiap

kategori pengguna yang berbeda dan pemasangan rambu petunjuk

Page 34: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 34

yang memberikan informasi sejelas mungkin pada pengguna ruang

parkir.

Dengan memperhatikan kategori dan karateristik pengguna lahan

parkir, maka keterangan berikut adalah pembagian zona parkir

yang disesuaikan dengan pengguna ruang parkir.

4.3.2. Zona Parkir Mobil Penumpang

a. Zona A

Ini adalah zona parkir kendaraan roda empat yang disediakan

untuk pengunjung dan karyawan. Kapasitas yang tersedia pada

zona ini adalah sebanyak 44 SRP Mobil Penumpang,. Jarak ruang

parkir terjauh ke pintu masuk adalah ± 70 meter.

b. Zona B

Ini adalah zona parkir kendaraan roda empat disediakan untuk

pengunjung. Kapasitas yang tersedia pada zona ini adalah

sebanyak 40 SRP Mobil Penumpang,. Jarak ruang parkir terjauh ke

pintu masuk adalah ± 50 meter.

4.3.3. Zona Parkir Sepeda Motor

a. Zona B

Zona yang terakhir ini disediakan untuk parkir sepeda motor bagi

pengunjung. Daya tamping zona ini adalah sebanyak 56 SRP

Sepeda Motor, Jarak terjauh dari ruang parkir ke pintu masuk

adalah ± 60 meter.

b. Zona D

Zona yang terakhir ini disediakan untuk parkir sepeda motor bagi

karyawan. Daya tampung zona ini adalah sebanyak 44 SRP Sepeda

Motor. Jarak terjauh dari ruang parkir ke pintu masuk adalah 40

meter.

Page 35: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 35

4.4. Perkerasan Bata Beton (paving block)

Spesifikasi blok beton (paving block) yang digunakan untuk pelataran

parkir komplek Permata Bungo Plaza mengacu pada SNI 03-0691-1996”

Bata Beton (Paving Block)” dan SK SNI T-04-1990-F Tata Cara

Pemasangan Blok Beton Terkunci Untuk Permukaan Jalan, sebagai

berikut:

- Tipe Bata : Segi Empat (produksi pabrik/pracetak )

- Warna : Natural

- Dimensi : 21 x 10,5 x 6 cm

- Kuat Tekan : 20 Mpa -17 MPa

- Ketahanan aus : 0,13-0,149 mm/menit

- Pola Pemasangan : Anyam Tikar Tipe I

Gambar 4.2

Paving Block

Persyaratan teknis dan ketentuan pelaksanaan pekerjaan Paving

Block dituangkan pada Spesifikasi Teknis Penataan Parkir Permata

Bungo Plaza.

10.00

Lantai Kerja (1:3:5) =5cm

Pasir Alas 5 cm

Lapis Pondasi Bawah

PAVING BLOCK

Pot. Paving BlockSkala : 1:10

Pola Pemasangan Paving Block

Pasir Pengisi Celah (nat) 2-4 mm

KEREB TIPE D

KEREB TIPE D

8.00

Beton Penyokong

AA

Blok Beton 21 x10,5 x 6 cm

Blok Beton 21 x10,5 x 6 cm

Page 36: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 36

4.5. Lapis Pondasi Bawah

Lapis pondasi bawah adalah lapisan pondasi yang meneruskan beban

dari paving block kepada tanah dasar yang berupa bahan berbutir yang

telah dibentuk dan dipadatkan.

Lingkup pekerjaan Lapis Pondasi Bawah adalah :

a. Perataan (leveling) pondasi lama yang mengalami penurunan

kondisi dan permukaan dengan tebal lapisan minimal 10 cm.

b. Pemasangan lapis pondasi bawah pada area yang belum ada

lapisan pondasi bawah dengan ketebalan 15-20 cm dan atau

berdasarkan pertimbangan teknis.

Persyaratan teknis dan ketentuan pelaksanaan pekerjaan Lapis

Pondasi Bawah selanjutnya dituangkan pada Spesifikasi Teknis Penataan

Parkir Permata Bungo Plaza.

4.6. Kereb Beton

Penggunaan kereb memiliki berbagai fungsi yang dapat membantu

kelancaran lalu lintas di pelataran parkir karena dapat memudahkan

pengemudi dalam mengidentifikasi ruang pergerakan kendaraan dan

memberikan keamanan tersendiri bagi pejalan kaki dan kendaraan yang

sedang diparkir. Kereb Beton pembatas tepi paving block berfungsi untuk

menahan paving pada tiap sisi agar paving block tidak bergeser sehingga

paving block akan lebih rapi pada hasil akhirnya.

Mengacu pada SNI 2442:2008 Spesifikasi kereb beton untuk jalan dan

Standar Spesifikasi Kereb No.011/S/BNKT/1990 yang mengatur fungsi,

struktur dan dimensi kereb, maka jenis kereb yang digunakan pembatas

tepi pelataran parkir komplek Permata Bungo Plaza ini adalah berupa

kereb tegak tanpa komponen horisontal, dengan pertimbangan bahwa

kereb tegak ini mampu memberikan batasan yang jelas antara jalur

sirkulasi kendaraan dengan bagian badan jalan lainnya seperti pelataran

parkir dan trotoar.

Page 37: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 37

Spesifikasi kereb yang digunakan untuk pelataran parkir komplek

Permata Bungo Plaza adalah sebagai berikut:

- Kereb dibuat dari beton tanpa tulangan dengan mutu beton minimal

K.225.

- Ukuran butir agregat maksimum 20 mm.

4.6.1.Fungsi,struktur dan dimensi kereb

a. Kereb Median

- Bahan/Tipe : Kereb Beton Tipe B

- Dimensi : 21 x 18 x 30 cm

- Mutu Beton : K.225

Gambar 4.3

b. Kereb Median

- Bahan/Tipe : Kereb Beton Tipe C

- Dimensi : 15 x 17 x 20 cm

- Mutu Beton : K.225

Gambar 4.4

c. Kereb Pembatas Parkir

Bahan/Tipe : Kereb Beton Tipe D

Dimensi : 15x 15 x 20 cm

Mutu Beton : K.225

Gambar 4.5

18

30

10

21

R 5.00

5

TIPE B

Beton K.225

Lantai Kerja 1:3:5

15

17

20

5

TIPE C

Beton K.225

Lantai Kerja 1:3:5

5

15

20

TIPE D

15

Beton K.225

5

Lantai Kerja 1:3:5

Page 38: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 38

4.6.2. Lokasi Pemasangan Kereb

a. Kereb Median Jalan Tipe B

Pembuatan median jalan dibutuhkan untuk mengatur zona parkir

BPP-A dan pengaturan arus lalu lintas dari zona parkir BPP-A yang

akan keluar dari pelataran parkir.

Median jalan ini dipesiapkan untuk penempatan lampu penerangan

dan tanaman lempengan rumput.

b. Kereb Zona Parkir Tipe B

Sebagai pembatas zona parkir mobil penumpang BPP-B dengan zona

parkir sepeda motor dan sekaligus berfungsi untuk penempatan

lampu penerangan dan penghijauan dengan tanaman rumput.

c. Kereb Pembatas Paving Block Tipe D

Merupakan salah satu bagian paving block yang fungsinya menjepit

dan menahan paving block agar tidak bergeser pada waktu menerima

beban lalulintas, sehingga blok beton tetap saling mengunci

(interlocking).

Kereb pembatas paving block ditempatkan antara selasar bangunan

ruko dengan tepi luar paving block dan juga berfungsi menjaga

keselamatan pemakai jalan sepanjang selasar ruko.

4.7. Saluran Drainase

Pemasangan saluran drainase diperlukan untuk menampung air air

hujan , sebagian air limbah pengguna bangunan dikawasan Permata

Bungo Plaza dan perbaikan saluran drainase yang ada tetapi tidak

berfungsi dengan baik sehingga menyebabkan genangan air. Jenis dan

dimensi saluram drainase direncanakan pada pekerjaan penataan parkir

Permata Bungo Plaza selain menampung air permukaan dan juga

pertimbangan keterbatasan lahan pemasangan saluran drainase seperti

gambar 4,6.

Page 39: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 39

Gambar 4.6

Potongan Saluran Samping

Arah pengaliran dan tipe saluran drainase yang direncanakan

ditentukan setelah pengukuran ulang titik peil paving blok , tapak

bangunan gedung yang ada dan kondisi sistem drainase sekunder Jalan

Veteran (depan Juan Foto Studio) yang tidak terawatt dan sebagian sudah

mengalami kerusakan konstruksi.

Pada saluran drainase tipe B dan tipe C dipasang plat beton tulangan

praktis dengan ukuran 1,00 x 44 cm sebagai penutup saluran sepanjang

kebutuhan dilapangan.

4.8. Rambu Lalu Lintas

Dalam penyelenggaraan fasiltas parkir di komplek Permata Bungo

Plaza, rambu dan marka sangat diperlukan untuk memudahkan parkir

saat mengoperasikan kendaraannya . Oleh karena itu, rambu dan marka

jalan yang berfungsi sebagai pemandu dan penunjuk bagi pengemudi

pada saat parkir harus diletakkan pada tempat yang tepat sehingga

pengemudi dapat melihat dengan jelas tanpa mengganggu pergerakan

10

4 X 0 10 -25 cm

5 0 10

DETAILPELAT PENUTUP

Skala : 1:20

Lantai Kerja Beton 1:3:5

7

60

467

10

15

10

55

90

3015 15

BETON KEREB TIPE D

10

BETON K.175

1.01.0

POTONGAN

10

BETON KEREB TIPE D

Lantai Kerja Beton 1:3:5

1.0 1.0

PAS.BATU BATA

3015 15

7

60

467

10

7040

10

POTONGAN

TIPE B

TIPE C

50

50

10

60

40

POTONGAN

Lantai Kerja Beton 1:3:5

10

30

10

10 10

PAS.BATU BATA

TIPE A

Page 40: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 40

kendaraannya. Pada komplek Permata Bungo Plaza, rencana

pemasangan rambu dan marka parkir yang digunakan mengacu

Keputusan Menteri Perhubungan KM 61 Tahun 1993 beserta

perubahannya tentang rambu-rambu lalu lintas di jalan dan KM 60

Tahun 1993 tentang marka jalan.

Rambu sebagai perlengkapan pelataran parkir yang berfungsi untuk

memberikan informasi kepada pengendara berupa berupa lambang,

huruf, angka, kalimat danatau perpaduan diantaranya yang menyatakan

petunjuk, peringatan, larangan, atau perintah yang hanya berlaku untuk

pengguna jalan ataupun perihal lainnya sebagai hasil rekayasa lalu

lintas.

Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan KM 61 1993, menurut

fungsinya, rambu dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:

a. Rambu Larangan adalah rambu yang digunakan untuk

menyatakan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pengguna

jalan.

Warna dasar rambu peringatan adalah warna kuning dengan

lambang atau tulisan berwarna hitam.

b. Rambu Perintah adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan

perintah yang wajib dilakukan oleh pengguna jalan.

Warna dasar rambu perintah adalah warna biru dengan lambang

atau tulisan berwarna putih serta merah untuk garis serong

sebagai batas akhir perintah.

c. Rambu Petunjuk adalah yang digunakan untuk meyatakan

petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat,

pengaturan, fasilitas dan lain-lain bagi pengguna jalan.

Warna dasar rambu petunjuk adalah hijau dengan lambang

dan/atau tulisan warna putih.

d. Rambu Peringatan adalah rambu yang digunakan untuk memberi

peringatan kemungkinan ada bahaya atau tempat berbahaya di

bagian jalan di depannya.

Page 41: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 41

Warna dasar rambu larangan adalah warna putih dan untuk

lambang atau tulisan berwarna hitam atau merah.

Contoh rambu dan papan penunjuk yang akan digunakan pada

operasional pelataran parkir komplek Permata Bungo Plaza terlihat pada

Tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1.

Contoh Rambu Lalu Lintas

RAMBU KETERANGAN

Area diperbolehkan parkir

Wajib mengikuti arah ke

kanan

Lajur yang wajib dilewati

Wajb melewati salah satu

jalur yang ditunjuk

Wajb mengikuti arah yang

ditunjuk

Wajib mengikuti arah ke kiri

60

cm

60

cm

60

cm

60

cm

60

cm

60

cm

Putih

Biru

Putih

Biru

Putih

Biru

Putih

Biru

Putih

Biru

Putih

Biru

1

2

3

5

4

6

Untuk kendaraan roda 2RODA 2

RODA 4 Untuk kendaraan roda 4

Berlakunya rambu untuk

karyawan sesuai arah

panah ke kiri dan ke

kanan xx M

Putih

Hitam

KHUSUS KARYAWAN

xx Mxx M

RAMBU KETERANGANNO NO

Dilarang berhenti

Dilarang masuk

Dilarang parkir

s

60

cm

60

cm

60

cm

Putih

Hitam

Merah

Merah

Putih

Putih

Hitam

Merah

Putih

Hitam

7

8

9

10

11

12

4.9. Marka Lalu LIntas

Marka berfungsi untuk mengatur lalu lintas atau memperingatkan

atau menuntun pemakai jalan dalam berlalu lintas di jalan. Marka pada

area parkir berfungsi untuk menyatakan tempat untuk parkir kendaraan

yang berupa parkir dalam posisi paralel ataupun parkir bersudut.

Dalam Keputusan Menteri Perhubungan KM 60 Tahun 1993 tentang

Marka Jalan ditentukan beberapa marka yang digunakan sebagai

petunjuk tempat parkir dan larangan parkir. Adapun penjelasan dan

contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:

Page 42: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 42

1. Marka Membujur

2. Marka Melintang

3. Marka Serong

4. Marka Lambang

5. Marka Lainnya.

Ketetapan marka parkir mengacu pada Keputusan Menteri

Perhubungan Nomor Km 60 Tahun 1993 Tentang Marka Jalan memiliki

lebar garis 12 cm dengan panjang mengikuti dimensi SRP yang digunakan

dengan jarak antar garis 2,5 m.

Marka yang digunakan dalam perencanaan pelataran parkir di

komplek Permata Bungo Plaza adalah marka bersudut 450 dan 90°, hal ini

disesuaikan dengan disain konfigurasi sudut parkir kendaraan yang

bersudut 450 dan 900. Adapun penggunaan marka terbagi menjadi dua

sesuai dengan jenis kendaraan, yaitu sebagai berikut:

a. Marka Parkir Mobil Penumpang

Marka yang digunakan untuk ruang parkir kendaraan Mobil

Penumpang (MP) di pelataran parkir komplek Permata Bungo Plaza

ini adalah marka tegak lurus atau bersudut 90° dan bersudut 450

seperti yang terlihat pada Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 berikut:

Gambar 4.7

Marka Parkir MP sudut 900

5,00

90°

6,00

5,00

Garis marka tebal 12 cm2,50

Lalu lintas satu arah

Ga

ng

Page 43: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 43

Gambar 4.8

Marka Parkir MP sudut 450

b. Marka Parkir Sepeda Motor

Marka yang digunakan untuk ruang parkir kendaraan Sepeda

Motor dalam perencanaan ruang parkir di Permata Bungo Plaza

ini adalah marka jalan tegak lurus atau bersudut 90° seperti yang

terlihat pada Gambar 4.6 berikut:

Gambar 4.9

Marka Parkir SM sudut 900

45°

45°

Lalu lintas satu arah5,00

2,50

Garis marka tebal 12 cm

3.5

05

.60

5.6

0

Catatan : Gang dengan fasiltas pejalan kaki

12 cm

75 cm

20

0 c

m

Median

90°

Page 44: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 44

4.10. Lampu penerangan

Pencahayaan yang baik merupakan unsur perancangan yang utama

bagi kendaraan dalam melakukan pergerakan, baik di jalan umum

maupun di area parkir. Lampu penerangan jalan adalah bagian dari

bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan atau dipasang di

kiri/kanan gang dan atau di tengah (di bagian median jalan) yang

digunakan untuk menerangi pelataran parkir. Lampu penerangan

merupakan suatu unit lengkap yang terdiri dari sumber cahaya, elemen

optik, elemen elektrik dan struktur penopang serta pondasi tiang lampu.

Penerangan jalan di suatu area parkir mempunyai fungsi antara lain:

1. Menghasilkan kekontrasan antara obyek dan permukaan jalan.

2. Sebagai alat bantu navigasi pengguna jalan.

3. Meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna fasilitas

parkir, khususnya pada malam hari.

4. Mendukung keamanan lingkungan.

5. Memberikan keindahan lingkungan area parkir.

Pada pelataran parkir, pencahayaan sangat diperlukan sejak sore

hingga pagi hari. Pengguna parkir membutuhkan pencahayaan untuk

menunjang jarak pandang ketika melakukan manuver kendaraan, baik

itu saat masuk mencari ruang parkir atau saat akan keluar. Pencahayaan

yang mencukupi juga membantu petugas dalam mengawasi keadaan dan

keamanan di area parkir termasuk terhadap kendaraan saat diparkir.

Berdasarkan standar lampu penerangan jalan dalam SNI 7391:2008,

SNI 7391:2008 “ Spesifikasi penerangan jalan di kawasan perkotaan “

ketentuan yang digunakan sebagai dasar perencanaan penerangan

tempat parkir, yaitu:

a. Pencahayaan pada pelataran parkir

Kuat pencahayaan (iluminansi, E) adalah jumlah cahaya yang jatuh

pada permukaan jalan, yang dinyatakan dalam satuan lux. Kuat

pencahayaan pada daerah tempat parkir ditentukan seperti pada

Tabel 2.4 dibawah ini.

Page 45: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 45

Tabel 4.2 Kuat pencahayaan pada daerah tempat parkir

Kuat pencahayaan pada tempat parkir terbuka (lux)

Tingkat kegiatan lingkungan di lokasi

Untuk tujuan

Lalu-lintas kendaraan Keselamatan pejalan kaki

Rendah 5 2

Sedang 11 6

Tinggi 22 10

Kuat pencahayaan pada tempat parkir tertutup (lux)

Daerah Siang hari Malam hari

Daerah tempat parkir dan pejalan kaki

54 54

Kegiatan sedang/tinggi 110 54

Sumber : SNI 7391:2008 Spesifikasi penerangan jalan di kawasan perkotaan

Berdasarkan standar kuat pencahayaan (iluminansi, E) pada

daerah tempat parkir seperti tertera pada Tabel 4.2, kuat

pencahayaan yang digunakan untuk menerangi pelataran parkir

Permata Bungo Plaza adalah sebesar 11 lux, dimana diasumsikan

penerangan diberikan untuk lalu lintas kendaraan dengan tingkat

kegiatan di lingkungan lokasi sedang .

b. Jenis lampu

Jenis lampu yang digunakan erat kaitannya dengan kualitas dan

kuantitas pencahayaan yang diinginkan pada lokasi pemasangan.

Selain itu, kemudahan perawatan dan ketahanan menjadi faktor

penting untuk dipertimbangkan, karena sebagai alat untuk

kepentingan publik, diharapkan kinerja yang diberikan dapat

maksimal.

Jenis lampu penerangan jalan ditinjau dari karakteristik dan

penggunaannya menurut standar spesifikasi SNI 7391:2008, secara

umum seperti tertera pada tabel 4.3. sebagai berikut.

Page 46: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 46

Tabel 4.3.Jenis lampu penerangan jalan secara umum menurut

karakteristik dan penggunaannya

Jenis

Lampu

Efisiensi

rata-rata

(lumen/watt)

Umur rencana

rata-rata (jam)

Daya

(watt)

Pengaruh

thd warna

obyek

Keterangan

Lampu

tabung

fluorescent

tekanan

rendah

60 – 70 8.000 –10.000 18 – 20

36 - 40 Sedang

- Untuk jalan kolektor dan

lokal

- Efisiensi cukup tinggi

tetapi berumur pendek

- Jenis lampu ini masih

dapat digunakan untuk

hal-hal yang terbatas.

Lampu gas

merkuri

tekanan

tinggi

(MBF/U)

50 – 55 16.000 –24.000

125;

250;

400; 700

Sedang

- Untuk jalan kolektor, lokal

dan persimpangan

- Efisiensi rendah, umur

panjang dan ukuran

lampu kecil

- Jenis lampu ini masih

dapat digunakan secara

terbatas

Lampu gas

sodium

bertekanan

rendah

(SOX)

100 - 200 8.000 -10.000 90;180 Sangat

buruk

- Untuk jalan kolektor,

lokal,persimpangan,

penyeberangan,

terowongan, tempat

peristirahatan (restarea)

- Efisiensi sangat tinggi,

umur cukup panjang,

ukuran lampu besar

sehingga sulit untuk

mengontrol cahayanya

dan cahaya lampu sangat

buruk karena warna

kuning

- Jenis lampu ini dianjurkan

digunakan karena faktor

efisiensinya yang sangat

tinggi

Lampu gas

sodium

tekanan

tinggi

(SON)

110 12.000 -

20.000

150;

250; 400 Buruk

- Untuk jalan tol, arteri,

kolektor, persimpangan

besar/luas dan

interchange - efisiensi

tinggi, umur sangat

panjang, ukuran lampu

kecil, sehingga mudah

pengontrolan cahayanya

- Jenis lampu ini

dianjurkan digunakan

karena faktor efisiensinya

yang sangat tinggi

Sumber : SNI 7391:2008 Spesifikasi penerangan jalan di kawasan perkotaan

Untuk menentukan jenis lampu, berdasarkan Tabel 4.2 sebagai

acuan dan pertimbangan nilai efisiensi;umur rencana;kekontrasan

permukaan jalan dan obyek, maka untuk penerangan pelataran

parkir Permata Bungo Plaza direncanakan menggunakan jenis

Lampu Gas Sodium Bertekanan Rendah (SOX) karena selain

Page 47: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 47

digunakan untuk untuk jalan kolektor, lokal, dan persimpangan,

lampu ini juga bisa digunakan untuk tempat peristirahatan

(restarea), yang mana diasumsikan karakternya mirip dengan

pelataran parkir. Adapun spesifikasi lampu jenis SOX tersebut

adalah sebagai berikut:

- Efisiensi rata-ratanya antara 100 sampai 200 (lumen/watt).

- Umur rencana rata-rata adalah 8.000 sampai 10.000 (jam).

- Daya yang dibutuhkan 90 hingga 180 (watt).

- Pengaruh terhadap warna obyek termasuk sangat buruk.

- Penempatan lampu pada tempat peristirahatan (restarea),

c. Penempatan lampu penerangan

Penempatan lampu penerangan pada ruang parkir harus

direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan:

- Kemerataan pencahayaan yang sesuai

- Keselamatan dan keamanan bagi pengguna fasilitas parkir

- Arah dan petunjuk (guide) yang jelas bagi pengguna ruang parkir

dan pejalan kaki

Perencanaan dan penempatan lampu penerangan jalan mengacu

pada SNI 7391:2008 .

Batasan penempatan lampu penerangan jalan tergantung dari tipe

lampu, tinggi lampu, lebar jalan dan tingkat kemerataan pencahayaan

dari lampu yang akan digunakan. Jarak antar lampu penerangan secara

umum dapat mengikuti batasan BSN seperti tertera pada Tabel 4.4 dan

4.5. Dalam tabel tersebut dipisahkan antara dua tipe rumah lampu,

berupa jarak antar tiang lampu penerangan (E) didasarkan pada tipikal

distribusi pencahayaan dan klasifikasi lampu.

Rumah lampu (lantern) tipe A mempunyai penyebaran sorotan

cahaya/sinar lebih luas, tipe ini adalah jenis lampu gas sodium

bertekanan rendah, sedangkan tipe B mempunyai sorotan cahaya lebih

ringan/kecil, terutama yang langsung ke jalan, yaitu jenis lampu gas

merkuri atau sodium bertekanan tinggi.

Page 48: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 48

Tabel 4.4. Jarak antar lampu penerangan untuk rumah lampu tipe A

Jenis

lampu

Tinggi lampu

(m)

Lebar jalan ( m ) Tingkat

pencahayaan

4 5 6 7 8 9 10 11

35W SOX

4 32 32 32 - - - - - 3,5 LUX

5 35 35 35 35 35 34 32 -

6 42 40 38 36 33 31 30 29

55W SOX 6 42 40 38 36 33 32 30 28

6,0 LUX

90W SOX 8 60 60 58 55 52 50 48 46

90W SOX 8 36 35 35 33 31 30 29 28

10,0 LUX

135W SOX 10 46 45 45 44 43 41 40 39

135W SOX 10 - - 25 24 23 22 21 20

20,0 LUX

180W SOX 10 - - 37 36 35 33 32 31

180W SOX 10 - - - - 22 21 20 20 30,0 LUX

Sumber : SNI 7391:2008 Spesifikasi penerangan jalan di kawasan perkotaan

Batasan penempatan lampu penerangan kawasan parkir Permatan

Bungo Plaza direncanakan lebar gang pelataran parkir sebesar 8 – 9

meter, kuat pencahayaan yang diinginkan adalah 11 lux, jenis lampu

yang digunakan adalah tipe SOX. Berdasarkan standar dalam SNI 7391:

2008 yang tertera pada Tabel 4.4, maka tinggi lampu yang diperlukan

adalah 8 meter dan jarak penempatan antar lampu adalah sejauh 30

meter.

Sebagai bahan pertimbangan dapat menggunakan Lampu Penerangan

Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) sebagai sumber listrik dengan jarak

antar tiang tergantung ketinggian tiang, jenis lampu, dan cahaya yang

dibutuhkan (brightness).

Page 49: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 49

Keunggulan menggunakan PJU-TS adalah :

Instalasi mudah

Tidak memerlukan Jaringan listrik

Usia lampu LED mencapai 50.000 jam

PJU bersifat standalone

Maintenance mudah

4.11. Pengendalian Parkir

4.11.1. Pintu Masuk dan Keluar

Pelataran parkir Permata Bungo Plaza yang ada sudah disediakan 3

pintu masuk dan pintu keluar yang melayani pengunjung dari ruas jalan

yang berbeda.

Gambar 4.10.

Penempatan Pintu Masuk dan Keluar

6.27

JL. M.Yamin

Lint

as S

umat

era

Page 50: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 50

4.11.2. Pos Jaga Parkir

REF…..

Page 51: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 51

V. PENUTUP

5.1.Kesimpulan

1) Berdasarkan hasil analisa konfigurasi sudut parkir, penggunaan

sudut parkir 90° dan sudut 450 dapat mengoptimal penggunaan

lahan parkir yang ada sehingga dapat mencukupi kebutuhan ruang

parkir baik dari jenis kendaraan mobil penumpang maupun sepeda

motor, yakni sebanyak 83 SRP mobil penumpang dan 100 SRP

sepeda motor.

2) Perkerasan pelataran parkir direncanakan menggunakan paving

block berdimensi 21x10,5x 6 cm3 dengan pola pemasangan Anyam

Tikar Tipe I dengan mutu kuat tekan 17 MPa (K.225).

3) Dalam upaya memberikan konstribusi Pendapatan Asli Daerah

(PAD), penyelengaraan parkir kawasan Permata Bungo Plaza

memberlakukan restribusi pelayanan parkir oleh Pemerintah

Kabupaten Bungo.

5.2. Saran

1. Untuk menjamin agar pelataran tetap dalam kondisi baik,

pemeliharaan dilakukan dengan cara :

a. sekurang-kurangnya setiap pagi hari pelataran parkir dibersihkan

agar bebas dari sampah dan air yang tergenang;

b. pelataran parkir yang sudah berlubang-lubang atau rusak

ditambah atau diperbaiki;

c. secara rutin pada saat tertentu, pelapisan (overlay) pada

perkerasan pelaratan parkir perlu dilakukan.

Untuk memelihara pelataran parkir tersebut, pihak pengelola parkir

wajib menyiapkan fasilitas/peralatan pemeliharaan perkerasan

pelataran parkir.

Page 52: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 52

2. Karena berfungsi sebagai pemandu dan penunjuk bagi pengemudi

pada saat parkir, marka dan rambu jalan harus dijaga agar tetap

dapat terlihat jelas.

a. Marka Jalan

Secara berkala marka jalan dicat kembali agar terlihat jelas

oleh pengemudi.

Bersamaan dengan pembersihan pelataran parkir, bagian

marka jalan harus dibersihkan secara khusus.

b. Rambu Jalan

Rambu jalan harus diganti apabila sudah tidak terlihat jelas

tulisannya atau sudah rusak.

Secara rutin daun rambu jalan harus dibersihkan agar tidak

tertutup oleh kotoran.

Page 53: Penataan Parkir

Penataan Parkir Kompek Permata Bungo Plaza 53

VI. DAFTAR PUSTAKA

Menteri Perhubungan,” Keputusan Menteri Perhubungan Nomor Km

60 Tahun 1993 Tentang Marka Jalan”, Jakarta, 1993.

Menteri Perhubungan,” Keputusan Menteri Perhubungan Nomor

Km61 Tahun 1993 Tentang Rambu Lalu Lintas di Jalan”, Jakarta,1993.

“Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir”, Direktorat

Jenderal Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan, Jakarta, 1996.

”Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir”, Direktorat

Jenderal Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan, Jakarta, 1998.

”SNI 7391:2008 Spesifikasi penerangan jalan di kawasan perkotaan”,

Badan Standardisasi Nasional, 2008.

”SNI 2442:2008 Spesifikasi kereb beton untuk jalan”, Badan

Standardisasi Nasional, 2008.

”SNI 03-0691-1996 Bata Beton (Paving Block)” Badan Standardisasi

Nasional, 1996.

“SK SNI T-04-1990-F Tata Cara Pemasangan Blok Beton Terkunci

Untuk Permukaan Jalan, Departemen Pekerjaan Umum, 1999.