Penangulangan Banjir 2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooookkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

Citation preview

TUGASANMANAJEMEN PENANGGULANGAN BANJIR, GROGOL, JAKARTA BARAT, 2013

Pembimbing :dr. Gita Tarigan

Disusun Oleh:NOR UBUDIAH BINTI SETI03008293

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKATJAKARTAPERIODE 24 MARET 31 MEI 2014FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

MANAJEMEN RESIKO BENCANA BANJIR Bencana banjir merupakan kejadian alam yang dapat terjadi setiap saat dan sering mengakibatkan kehilangan jiwa, kerugian harta, dan benda. Kejadian banjir tidak dapat dicegah, namun dapat dikendalikan dan dikurangi dampak kerugian yang diakibatkannya.Karena datangnya relatif cepat, untuk mengurangi kerugian akibat bencana tersebut perlu dipersiapkan penanganan secara cepat, tepat, dan terpadu. Sebagian tugas Dinas dan/atau Badan Hukum yang mengelola Wilayah Sungai adalah melaksanakan pengendalian banjir dan penanggulangan kekeringan.

Pengertian BanjirBanjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan, karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai. Pengertian yang lain yaitu, Banjir adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran.

SkenarioBanjir di Grogol ,Jakarta Barat pada tahun 2013.Banjir telah berlangsung selama 3 minggu dan telah melibatkan 2056 mangsa banjir di area tersebut.

Hazard Mapping

MANAJEMENT PENAGGULANGAN BENCANA 1. PRE-BENCANA Menilai kemungkinan terjadinya banjir Memberitahu agar penduduk sekitar bersiap siaga ,penyebarluasan peraturan perundang-undangan atau informasi-informasi, baik dari Pemerintah maupun pemerintah daerah, berkaitan dengan masalah banjir pemantauan lokasi-lokasi rawan (kritis) secara terus-menerus optimasi pengoperasian prasarana dan sarana pengendali banjir penyebarluasan informasi daerah rawan banjir, ancaman/bahaya, dan tindakan yang harus diambil oleh masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana persiapan evakuasi ke lokasi yang lebih aman; penyediaan bahan-bahan banjiran untuk keadaan darurat, seperti: karung plastik, bronjong kawat, dan material-material pengisinya (pasir, batu ,dan lain-lain), dan disediakan pada lokasi-lokasi yang diperkirakan rawan/kritis. penyiapan peralatan dan kelengkapan evakuasi, seperti: speed boat, perahu, pelampung, dan lain-lain.

2. SAAT BENCANA Pelan bencana alamLokasi: Jakarta BaratTanggal: 16 Januari 2013Banjir di kecamatan Grogol: pukul 17.00 WIB, Meliputi 3 kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Grogol:1. Kel. Grogol, 114502. 2. Kel. Tomang, 114403. 3. Tanjung Duren selatan , 11470 Ketinggian air: Kel. Grogol sekitar 26 225 cm Kel. Tomang sekitar 10 60 cm Penduduk terkena: 2056 orang Penduduk rentan: 1. Ibu hamil dan anak dibawah 5 tahun.2. Orang lanjut usia.3. Penduduk sosioekonomi rendah.4. Mahasiswa/supir/tukang makanan.5. Penduduk dengan ukuran badan besar.6. Penduduk yang sakit berat atau cacat anggota tubuh. Korban luka/wafat: tidak ada korban meninggal maupun luka-lukaPengungsi:a) Kel. Grogol Lokasi pengungsian: di tenda-tenda darurat dan lokasi ketinggian.Jumlah pengungsi: 1216 orang.b) Kel. TomangLokasi pengungsian: SMAN 23Jumlah pengungsi: 840 orang.

Pengorganisasian: Satlak Penanggulangan KLB dan Bencana bidang kesehatan, sukarelawan. Organisasi: Puskesmas Kecamatan Grogol PetamburanJl. Wijaya VIII Duta Mas Jakarta Barat, DKI Jakarta, IndonesiaJumlah dokter: 4 orangJumlah tenaga kesehatan: 20 orang

Kemungkinan: 1. Kerusakan Sarana dan Prasarana (Jembatan, jalan, rumah, gedung sekolah). 2. Dampak sosial ekonomi (kerusakan toko, tanaman)3. Pelayanan kesehatan terganggu (kerusakan puskesmas, kekurangan obat-obatan dan tenaga kesehatan) 4. Korban luka/ cacat atau rentan penyakit (demam denggi, leptospirosis, diare)5. Dampak psikososial (depresi)Saran: 1. Pengadaan sarana dan prasarana untuk kegiatan penanganan bencana seperti alat pengolah data di lapangan (laptop, kendara operasional yang bisa menjangkau ke lokasi bencana, uniform pertugas, tenda dll.2. Adanya penganggaran khusus dan proporsional untuk kegiatan operasional penanganan bencana.3. Perlu pelatihan penanganan bencana untuk petugas khususnya petugas di lapangan / puskesmas yang rawan bencana.4. Menyiagakan puskesmas selama 24 jam dalam menghadapi bencana sehubungan masih berlangsungnya musim hujan dan lebih mengaktifkan Pusling ke lokasi bencana untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.5. Sangat diperlukan adanya sarana Mobile Water Treatment di lokasi bencana untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat yang terkena dampak dari bencana banjir/longsor.6. Bantuan makanan yang bergizi untuk membekalkan energi sepanjang hari.7. Pemberian immunisasi.

Organisasi PuskesmasUnsur pimpinan : Kepala Puskesmas 1.Memimpin dan mengelola tim RS lapangan dan SDM setempat guna mencapai tujuan RS lapangan selama masa tugas. 2. Mengkoordinasikan operasional RS lapangan secara internal dan eksternal (dengan institusi kesehatan setempat dan institusi lain). 3. Memantau dan mengevaluasi operasionalisasi RS lapangan sesuai standar pelayanan secara rutin.4. Bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan RS lapangan. 5. Melaporkan seluruh kegiatan RS lapangan ke dinas kesehatan setempat dan PPK secara berkala (laporan harian, mingguan, bulanan, laporan akhir) yang mencakup data statistik kesehatan berdasarkan sistem pemantauan kesehatan. 6. Merencanakan dan menyiapkan serah terima tanggung jawab kepada tim pengganti yang meliputi unsur-unsur teknis dan administratif. Pelayanan Medik dan Keperawatan Unit-unit yang berada di bawah pelayanan medik dan keperawatan meliputi unit gawat darurat, bedah dan anestesi, rawat intensif, rawat inap, dan unit rawat jalan. Tugas koordinator pelayanan medik dan keperawatan dan penanggung jawab masing-masing unitnya dapat dilihat di bawah ini.

Unsur pelaksana : Terdiri dari tenaga dalam jabatan fungsional Tugas koordinator pelayanan medik dan keperawatan, antara lain: Mengelola pelayanan medik dan keperawatan. Mengkoordinasikan pelayanan medik dan keperawatan (antenatal care, persalinan, postnatal care). Mengkoordinasikan sistem rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. Menyiapkan sistem on-call untuk pelayanan medik dan keperawatan Menginformasikan kapasitas tempat tidur tersisa setiap hari. Bertanggung jawab terhadap pemakaian dan pengendalian bahan medis dan non-medis. Memberdayakan dan membimbing SDM kesehatan setempat, bila memungkinkan. Mengkoordinasikan dokumentasi dan pelaporan kegiatan pelayanan medik dan keperawatan ke kepala RS lapangan.

7. Membuat SOP menangani korban banjir Mencari lapangan yang bertanah tinggi dan akses mudah serta aman.contoh sekolah, karena sesuai untuk dijadikan tempat pengungsian. Mencari sumber air bersih dan lingkungan yang bersih. Menyiapkan peralatan medis dan obat-obatan. Semua perawat dan bidan. Menyiapkan ruang triase dan evakuasi. Memastikan ada jalur komunikasi, terutama sinyal telpon dan akses untuk keluar sekiranya perlu dirujuk ke rumah sakit, atau kondisi semakin memburuk. Menguruskan stok makanan hari pertama sambil mengusahakan mencari stok makanan KJbuat hari berikutnya. 10 orang diperlukan. Menyiapkan ruang rawat umum untuk cedera ringan dan ruang perawatan khusus untuk kasus yang lebih berat dan perlu dimonitor. Menguruskan informasi bencana dan lain-lain. Memantau kondisi korban dan lingkungan dari tempat pengungsian. Keperluan asas seperti selimut dan pakaian kering disediakan. Memantau kecukupan makanan dan keperluan lain. Memastikan keamanan dari tempat pengungsian dari kejadianyang tidak diingini seperti kecurian dan sebagainya.

Fasilitas/ Pelayanan Kesehatan: Posko Kesehatan di Dinas Kesehatan dan Pos Kesehatan Khusus untuk pelayanan korban akibat banjir dan di Puskesmas dan Pelayanan Kesehatan bergerak.Logistik : Pelayanan kesehatan dan obat-obatan untuk penanggualangan korban akibat banjir baik dari puskesmas maupun dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jakarta, perlengkapan kerja penunjang (antara lain: sekop, gergaji, cangkul, pompa air), perlengkapan untuk evakuasi (antara lain: tenda darurat, perahu karet, dapur umum, obat obatan), bahan banjiran (a.l. karung plastik, bronjong kawat, bambu, dolken kayu).Dana : Dana yang diperlukan tersebut harus dialokasikan sebagai dana cadangan yang bersumber dari APBN, APBD, sumber dari puskesmas atau sumber dana lainnya. Dana cadangan disediakan sesuai ketentuan yang berlaku.

3. POST-BENCANA Bantuan terus-menerus Restorasi kerusakan infrastruktur Pemulihan kembali pemukiman penduduk Pengembalian penduduk ke tempat semula. Pengamatan, pendataan kerugian dan kerusakan banjir. Rekonstruksi Pemulihan ekonomi dan social Berlangsung pembangunan Asesmen resiko mitigasi