Author
nguyenkhanh
View
221
Download
0
Embed Size (px)
PENANGGULANGAN MEDIK KEDARURATAN NUKLIR
DEKONTAMINASI EKSTERNAL
I.PENDAHULUAN
Dewasa ini sudah menjadi kelaziman di negara-negara maju untuk
melaksanakan pemanfaatan tenaga nuklir disegala bidang kehidupan
masyarakat, seperti dalam bidang pertanian, peternakan, kesehatan,
penelitian, industri, energi listrik dan energi sebagai salah satu upaya untuk
mengisi pembangunan nasional demi untuk mewujudkan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat serta untuk penguasaan teknologi nuklir itu sendiri.
Meskipun demikian perlu diingat bahwa disamping manfaat demikian besar,
tenaga nuklir juga mempunyai potensi bahaya radiasi yang harus
dikendalikan.
Dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1997 disebutkan bahwa setiap
kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan tenaga nuklir wajib
memperhatikan keselamatan, keamanan, ketentraman dan kesehatan pekerja
dan anggota masyarakat, serta perlindungan terhadap lingkungan hidup.
Untuk mencapai suasana yang aman dan sehat serta untuk melindungi akibat
buruk yang mungkin terjadi terhadap pekerja ditetapkan Peraturan Pemerintah
No. 11 tahun 1975 tentang keselamatan kerja terhadap radiasi yang
didalamnya antara lain mencantumkan bahwa :
Setiap pekerja/calon pekerja radiasi wajib mendapatkan
pemeriksaan/check kesehatan secara teliti dan menyeluruh oleh dokter
yang ditunjuk oleh BATAN.
Dalam hal terjadi kecelakaan, setiap instalasi atom diwajibkan mengambil
tindakan dan menyelenggarakan pengamanan untuk keadaan darurat dan
dalam semua tindakan pertolongan terhadap kecelakaan, keselamatan
manusia diutamakan.
Dalam kaitan dengan setiap kecelakaan radiasi, selalu terdapat aspek
medis dalam penanggulangannya. Untuk itu tenaga medis dan fasilitas
kesehatan mulai yang terdekat dengan masyarakat yaitu para dokter
Puskesmas, perusahaan, rumah sakit terutama yang berada di garis depan
Badan Tenaga Nuklir Nasional 1
seperti Unit Gawat Darurat seyogyanya harus mengenali dan memberi
bantuan pada korban kecelakaan radiasi. Tetapi tidak semua rumah sakit
memiliki tenaga medis dan fasilitas untuk menangani kecelakaan radiasi.
Dengan ini kami susun Prosedur PENANGGULANGAN MEDIS KONTAMINASI
EKSTERNAL pada Kedaruratan Nuklir/Kecelakaan Radiasi yang dapat
digunakan sebagai buku panduan.
II. DEKONTAMINASI EKSTERNAL
Tujuan Dekontaminasi :
Tujuan dekontaminasi eksternal adalah untuk melepaskan radionuklida
yang menempel/melekat pada permukaan tubuh pada pekerja/masyarakat
yang mengalami kecelakaan radiasi (pasien), juga mengurangi/meminimalkan
jumlah dosis yang diterima oleh pasien tersebut akibat kontaminasi
eksternal.
Lapisan kulit bagian luar secara konstan diperbaharui dari lapisan
dasamya. Sifat sel kulit yang selalu membelah merupakan keuntungan karena
adanya proses dekontaminasi alami sehingga kontaminasi pada lapisan kulit
paling atas akan hilang sejalan dengan regenerasi kulit. Namun proses
tersebut membutuhkan waktu, sehingga perlu dilakukan dekontaminasi
eksternal secepatnya. Hal ini untuk meminimalkan penyerapan radionuklida
pada kulit sehingga dapat mencegah kontaminasi internal.
III. Manajemen Tim Medis Penanggulangan KONTAMINASI
EKSTERNAL
Pada Kedaruratan Nuklir/Kecelakaan Radiasi
A. Tim medis penanggulangan kedaruratan nuklir/kecelakaan radiasi
terdiri dari :
1. Koordinator tim yang bertugas sebagai pemimpin penasehat dan
koordinator
2. Tim P3K PMKN/Tim emergensi/Tim AGD Kedaruratan Nuklir
3. Tim Dekontaminasi
Badan Tenaga Nuklir Nasional 2
4. Dokter tugasnya mendiagnosa, menanggulangi dan menyiapkan untuk
tindakan medis selanjutnya
5. Petugas Triage melakukan pembagian kemana pasien untuk tindakan
selanjutnya
6. PPR melakukan pengukuran dan memantau tingkat
kontaminasi,membaca pendose tim pmkn
7. Perawat tugasnya membantu dokter
8. Analis laboratorium (laboratorium klinik bioassay) tugasnya
menganalisa/ mencacah sampel biologis pasien
9. Petugas laboratorium Whole Body Counter (WBC) tugasnya memeriksa
korban yang diduga terkontaminasi internal
10.Pencatat tugasnya mencatat dan mendokumentasikan data medis
korban
11.Petugas administrasi bertugas pengadaan bahan dan alat
12.Petugas informasi
13. Petugas sekuriti : mengamankan ruang kedaruratan dari orang-orang
yang tidak berkepentingan
B. Perlengkapan tim medis Kedaruratan Nuklir :
1. Pakaian : celana panjang dan baju lengan panjang bermanset/overall
2. Penutup kepala
3. Masker
4. Pelindung mata
5. Sarung tangan karet (dua warna)
6. Shoe cover
7. Film badge
8. Pen dose
9. Plester perekat
10. Apron dari bahan plastik
11.Survey meter (khusus Petugas Proteksi Radiasi/PPR)
Badan Tenaga Nuklir Nasional 3
C. Tujuan Perlengkapan/Pelindung Tim
Tujuan dari perlengkapan/pelindung tim adalah untuk menjaga agar
anggota tim terlindungi dari kontaminan atau terbebas dari kontaminasi yang
berasal dari pasien (badan, baju, sepatu, dll.).
Untuk tim dekontaminasi harus memakai pakaian bedah lengkap (baju
lengan panjang, celana panjang, penutup kepala, masker, pelindung mata,
sarung tangan rangkap dua, apron, shoe cover, pen dose dan film badge).
Sambungan yang terbuka seperti pada pergelangan tangan (antara baju dan
sarung tangan) dan pergelangan kaki (antara celana dan shoe cover) harus
ditutup dengan memakai perekat. Sarung tangan yang dipakai harus rangkap,
sarung tangan pertama direkatkan dengan perekat seperti lackband ke ujung
lengan baju, sarung tangan kedua tidak direkatkan agar mudah dilepas
apabila robek atau terkontaminasi dan setiap tahapan melakukan
dekontaminasi harus mengganti sarung tangan lapis kedua.
Dosimeter radiasi (pen dose) harus dipasang pada baju bagian luar di
sekitar leher agar supaya petugas PPR dapat dengan mudah mengambil untuk
dibaca. Film badge dipasang dibagian dalam baju bedah. Apron dipakai di
bagian paling luar dari pakaian bedah anggota tim dekontaminasi.
D. Tata Cara Berpakaian Tim Medis PMKN
1. Pakai celana panjang yang bermanset dibagian bawahnya (pergelangan
kaki) dan baju lengan panjang bermanset dipergelangan tangannya
2. Kemudian pakai pelindung sepatu (shoecover)
3. Pakai masker
4. Pakai tutup kepala
5. Kemudian pakai sarung lapisan pertama, direkatkan ke manset baju
dengan lakband
6. Pakai film badge yang diletakkan di dada sebelah kiri
7. Pakai pendos yang digantungkan disekitar leher dibagian luar baju agar
memudahkan petugas PPR untuk mengambil dan membaca selama
bekerja sebagai tim dekontaminasi eksternal.
Badan Tenaga Nuklir Nasional 4
8. Pakai apron dari bahan plastik
9. Pakai sarung tangan karet sebagai lapis kedua
10.Dengan bantuan asisten dipasangkan identitas dipunggung tim
dekontaminasi (dokter, asisten, paramedis, pencatat, PPR)
11.Pakai (kaca mata) sebagai pelindung mata
12. Tim dekontaminasi siap untuk melakukan dekontaminasi eksternal.
E. Tata Cara Tim Dekontaminasi Keluar Dari Ruangan Dekontaminasi :
1. Tim Dekontaminasi mendekati garis merah batas ruang Dekontaminasi
2. Lepaskan sarung tangan lapisan luar dan dimasukkan pada tempat yang
sudah disiapkan
3. PPR melakukan pengukuran/survei pada kedua tangan tim
Dekontaminasi
4. Lepaskan pendose dan film badge, masukkan kedalam kantong plastik
5. Lepaskan apron, masukkan kedalam kantong plastik
6. Lepaskan baju bedah/overall, masukkan kedalam kantong plastik
7. Lepaskan tutup kepala dan masker, dimasukkan kedalam tempat yang
sudah disiapkan
8. Lepaskan shoe cover sebelah kiri dan masukkan kedalam kantong
plastik, angkat kaki kiri dan disurvey oleh PPR, kalau dinyatakan bersih
langkahkan kaki ke garis batas dan dilanjutkan dengan pelepasan shoe
cover yang sebelah lagi dengan cara yang sama
9. Lepaskan sarung tangan lapis luar, masukkan kedalam kantong plastik
10.Dilakukan survey seluruh tubuh oleh petugas PPR yang berada di luar
ruangan.
11.Mandi
Prosedur ini dilakukan pada seluruh tim medis yang berada di ruang dekontaminasi.
Badan Tenaga Nuklir Nasional 5
IV. MANAJEMEN RUANG PENANGGULANGAN MEDIK DEKONTAMINASI EKSTERNAL PADA KEDARURATAN NUKLIR/ KECELAKAAN RADIASI :
A. Ruang penanggulangan medis terdiri dari :
1. Ruang Triage
2. Ruang Dekontaminas
3. Kamar mandi (dekontaminasi mandiri)
4. Ruang rawat sementara
5. Ruang Laboratorium Klinik, Bioassay, Sitogenetik dan ruang Whole Body
Counter (WBC)
B. Persiapan ruangan :
1. Menutupi lantai dengan kertas yang tidak mudah robek, pasang
lackband pada setiap sambungan dan tepi
2. Membuat garis batas area dekontaminasi
3. Membatasi ventilasi, hal ini untuk mencegah kontaminan menyebar ke
ruang lain
4. Menyiapkan lampu penerangan
5. Menyiapkan meja instrumen dilapisi plastik
6. Menyiapkan tempat tidur korban/sretcher dilapisi plastik
7. Menyiapkan tempat sampah dilapisi dengan kantong plastik
8. Pintu bagian luar dipasang tanda bahaya radiasi
C. Persiapan bahan-bahan perlengkapan dan Peralatan :
1. Formulir korban Kecelakaan Radiasi/ Nuklir
2. Cairan pencuci yang steril seperti : aquabides, NaCl 0,9%,
3. Radiac wash
4. Betadin, phisohex, hidrogen peroksida, alkohol
5. Sabun cair pH netral
6. Botol plastik semprot
7. Kit P3K
8. Survey meter
9. Stetoskop
10.Tensimeter
11.Senter
Badan Tenaga Nuklir Nasional 6
12.Minor surgery
13.Infus set
14.Spuit 10 cc
15.Duk disposable kedap air
16.Kassa, kapas
17.Pembalut. verband
18.Spidol
19.Lakband kertas
20.Lakband warna merah
21.Plastik transparan
22.Kantong plastik bening berklip ukuran 8x10 cm
23.Kantong plastik bening berklip ukuran 10x20 cm
24.Selimut
25.Baju ganti korban
26.Sikat halus/spons
27.Lidi kapas
28.Cotton bud
29.Survey meter dilapisi plastik
30.Stetoskop dilapisi plastik
31.Tensimeter, manset dilapisi plastik
32.Senter dilapasi plasti
V. PROSEDUR PENANGGULANGAN MEDIK DEKONTAMINASI
EKSTERNAL
PADA KEDARURATAN NUKLIR/KECELAKAAN RADIASI :
1. Pengarahan koordinator
1. Persipan Tim PMKN: Tim Dekontaminasi, Tim AGD ,Tim PPR dan Tim
Pencatat
2. Persiapan Ambulans, ruang triase, ruang dekontaminasi, ruang
laboratorium klinik, sitogenetik dan ruang WBC
3. Persiapan bahan dan alat perlengkapan Penanggulangan Medik
Dekontaminasi Eksternal pada kedaruratan nuklir/kecelakaan radiasi
4. Penanganan di TKP
Badan Tenaga Nuklir Nasional 7
5. Pengangkutan pasien ke fasilitas ruang PMKN atau RS terdekat yang
telah siap melakukan PMKN
6. Penyerahan korban ke tim Triase
7. Pensurveyan terhadap tim AGD sebelum meninggalkan ruang PMKN
atau RS
8. Korban dibawa masuk ke ruang dekontaminasi untuk dilakukan
dekontaminasi
9. Cara keluar korban dari ruang PMKN
10. Pemindahan korban ke ruang rawat sementara (bila perlu)
11. Pemindahan korban keruang WBC (jika perlu)
VI. RINCIAN PMKN DEKONTAMINASI EKSTERNAL
1. Segera koordinator memberi pengarahan kepada seluruh tim medis
kedaruratan nuklir
2. Segera mempersiapkan bahan, alat dan ruang
3. Berpakaian lengkap
4. Tim AGD berangkat ke TKP dengan menggunakan ambulans yang sudah
dipersiapkan
5. Sesampainya di TKP, segera tim AGD PMKN memeriksa keadaan umum
korban dan memberikan pertolongan
6. PPR segera mengukur/ mensurvey korban dan segera beri tanda daerah
kontaminasi
7. Pencatat segera mencatat data korban baik dari PPR ataupun dari tim
AGD
8. Kemudian segera lepaskan pakaian korban
9. Setelah selesai pertolongan di TKP, maka segera korban dibawa ke
Ruang penanggulangan Medik Kedaruratan nuklir/ RS terdekat yang
telah siap menanggulangi korban darurat nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional 8
10.Tim AGD melepaskan sarung tangan lapis luar dan dilakukan
pengukuran oleh PPR
11.Selama diperjalanan korban dimonitor terus dan melaporkan ke
koordinator tim PMKN
12.Setibanya di ruang PMKN, segera turunkan korban dari ambulans dan
dibawa keruang triage (lantainya sudah dilapisi kertas yang tidak
mudah robek dan direkatkan kelantai dengan menggunakan lakban),
diruang triage korban segera dipindahkan ke blankar ruang PMKN dan
segera diperiksa kembali keadaan umum dan PPR mensurvey korban
kembali diikuti penyerahan data data korban kepada pencatat yang
berada diruang PMKN. Di ruang triage ini menentukan apakah korban
masuk ke ruang dekonmandiri, dekon rambut/kepala,atau
dekontaminasi dengan bantuan tim medis.
13.Segera korban didorong keruang Dekontamionasi (lantai dilapisi plastik
yang tidak licin atau kertas yang tidak mudah robek, semua peralatan
dilapisi plastik dan bahan dekontaminasi sudah siap) dan pintu ruang
dekontaminasi segera ditutup dan beri tanda bahaya radiasi didaun
pintunya
14.PPR segera mensurvey ambulans dan seluruh tim AGD, setelah
dinyatakan bersih tidak terkontaminasi maka ambulans,tim AGD dan
PPR TKP boleh meninggalkan Ruang PMKN, kalau dinyatakan
terkontaminasi maka harus dilakukan dekontaminasi.
15. SegeraPPR mensurvei untuk menentukan lokasi daerah kontaminasi,
kemudian
16. Paramedik menandai daerah kontaminasi dan pencatat segera
mencatatnya.
17. Swab daerah kontaminasi dan dari berbagai lobang organik seperti
hidung, mulut, telinga dan Ambil darah untuk dilakukan pengujian
lymfosit absolut dan abrasi kromosom, kemudian masukkan ke dalam
kantong plastik berklip, diberi identitas, serahkan sampel ke petugas
yang berada di luar garis merah batas daerah kerja tim dekontaminasi,
untuk dikirimkan ke laboratorium
Badan Tenaga Nuklir Nasional 9
18.Buka pakaian korban/ lakukan pengguntingan baju atau celana pada
daerah yang terkontaminasi untuk menghindari kontaminasi ke daerah
lain ( apabila masih ada)
19.Masukkan semua barang, pakaian yang berasal dari pasien kedalam
wadah yang sudah disiapkan
20.Pasang duk sebagai alas daerah kontaminasi dan pasang duk pada
daerak
21.kontaminasi dan diberi perekat untuk mencegah cairan pencuci yang
kemungkinan mengandung kontaminan mengalir ke bagian tubuh yang
sebelumnya tidak terkontaminasi
22. Cuci dengan air yang mengalir, tampung limbah cairan pencuci kedalam
tempat yang sudah disiapkan
23.Lakukan penggosokan dengan menggunakan sikat halus/spons yang
sudah diberi sabun cair dengan arah melingkar dari tepi menuju ke
dalam. Semua spons bekas pakai ditempatkan/dimasukkan kedalam
kantong plastik
24.Lakukan pembilasan dengan air yang mengalir, tampung cairan bilasan
kewadah yang sudah disiapkan, kemudian keringkan dengan
kapas/kassa, kemudian dokter menganjurkan kepada PPR untuk
mensurvey hasil dekontaminasi
25. PPR melakukan pengukuran/survey pada daerah yang telah dilakukan
dekontaminasi. Apabila PPR menyatakan kontaminan masih ada
dengan aktifitas yang lebih kecil/menurun, maka tim dekon mengganti
sarung tangan bagian luar untuk melakukan dekontaminasi ulang
26.Pencatat melakukan pencatatan seluruh laporan dari Tim
Dekontaminasi dan PPR
27.Lakukan pembacaan PENDOS tim Medis oleh PPR, apabila hasil
pembacaan PENDOS menyatakan telah melampaui batas yang telah
ditentukan, maka segera tim dekontaminasi diganti
28.Lakukan penggantian duk yang dipasang di daerah kontaminasi dengan
yang baru
29. Lakukan penggosokan daerah kontaminasi dengan menambahkan
sabun cair atau radiac wash dengan cara melingkar dari bagian luar ke
bagian dalam daerah kontaminan
Badan Tenaga Nuklir Nasional 10
30.Alirkan limbah dan buanglah kassa/spons bekas ketempat yang sudah
disiapkan
31.Lakukan pembilasan dengan air yang mengalir, alirkan limbah bilasan
ketempat yang sudah disiapkan kemudian keringkan, dokter
menganjurkan kepada PPR untuk mensurvey kembali hasil
dekontaminasi
32.Lakukan survey oleh PPR dan hasilnya dicatat oleh pencatat
33.Bila hasil survey menunjukkan kontaminan masih ada maka
dekontaminasi diulang dari mulai tahap pemasangan duk dan lakukan
proses dekontaminasi dengan cairan radiac wash
34.Setelah tiga kali dilakukan dekontaminasi tapi masih belum
hilang/bersih maka dekontaminasi ditunda/dibentikan
35. Apabila hasil survey PPR menyatakan sudah bersih dari kontaminan,
maka dekontaminasi selesai
36. PPR melakukan pengukuran/survey seluruh tubuh korban/pasien
sebelum keluar dari ruang PMKN, korban diberi pakaian ganti
37. Pindahkan korban/pasien ke blankar/stretcher ruang rawat sementara
(apabila perlu perawatan sementara)
38. Korban/pasien dibawa keruang WBC untuk dilakukan counting untuk
menentukan apakah ada kontaminasi interna atau tidak (apabila perlu)
39. Apabila korban/pasien tidak memerlukan perawatan sementara atau
dilakukan pengukuran/counting dengan alat WBC, maka korban/pasien
diperbolehkan pulang setelah diberi penjelasan oleh dokter tim
dekontaminasi
40.PPR melakukan pengukuran/survey terhadap tim medis PMKN sebelum
meninggal-kan/keluar dari ruang dekontaminasi (lihat tata cara tim
Dekontaminasi keluar meninggalkan ruangan Dekontaminasi)
41. Jika kontaminasi masih menetap walaupun sudah dilakukan tiga kali
proses dekontaminasi , bisa dilakukan dengan cara
menempelkan/menutup dengan plester perekat pada daerah yang
terkontaminasi dan setelah beberapa jam plester tersebut diangkat.
Cara seperti ini diharapkan kontaminan akan melekat/ menempel pada
plester. Atau bisa juga dilakukan dengan cara memberikan salep
topical antiflogistik untuk tindakan dekontaminasi lekat, dengan cara
Badan Tenaga Nuklir Nasional 11
salep dibiarkan menempel pada kulit yang terkontaminasi kemudian
ditutup dan dibiarkan selama 24 – 48 jam, proses ini akan
menyebabkan gradien osmosis yang akan memompa keluar
radionuklida tersebut dari kulit. Selama waktu tersebut, pasien tetap
harus berada di dalam ruang dekontaminasi.
PPR harus selalu membaca PENDOS tim dekontaminasi setiap melakukan tahapan
dekontaminasi
Tim dekontaminasi harus selalu mengganti sarung tangan lapisan luarnya pada setiap tahapan
Pencatat harus selalu mencatat setiap tahapan kegiatan tim dekon dan hasil survey
PPR
A. DEKONTAMINASI EKSTERNAL PADA KULIT LUKA TERKONTAMINASI
Metode yang digunakan sama dengan dekontaminasi eksternal. Lakukan
penanganan luka yang mengancam jiwa. Apabila luka ringan dengan
perdarahan sedikit, jangan dilakukan pemberhentian pendarahan, biarkan
perdarahan mengalir dengan tujuan kontaminan ikut keluar (tidak masuk
ke aliran darah) sehingga tidak terjadi kontaminasi internal. Kemudian
lakukan dekontaminasi seperti metode Dekontaminasi Eksternal, yaitu :
1. Dipasang duk sebagai alas dan sekeliling daerah bagian luar luka
yang terkontaminasi yang direkatkan untuk mencegah limbah
yang mengandung kontaminan mengalir ke bagian kulit/tubuh
sekitarnya.
2. Cairan pencuci yang digunakan harus steril.
3. Rasa sakit selama proses dekontaminasi dapat dikurangi dengan
menggunakan agen anastetik pada permukaan.
4. Setiap melakukan satu tahap dekontaminasi sarung tangan
dokter/tim medis dekontaminasi harus diganti dan petugas
proteksi radiasi melakukan survey terhadap luka yang
terkontaminasi untuk memastikan apakah kontaminan sudah
terangkat atau belum.
Badan Tenaga Nuklir Nasional 12
5. Monitor/survey juga dilakukan terhadap tim dekontaminasi
dengan cara membaca Pendose yang dipakai, apabila dalam
pembacaan terdapat nilai/angka yang melebihi dengan nilai yang
sudah ditentukan maka personil tersebut segera keluar dari ruang
dekontaminasi dan diganti oleh asisten lainnya.
6. Bila sudah dilakukan berulangkali tapi kontaminan masih ada,
harus dipertimbangkan tindakan debrideman. Sementara luka
ditutup/dibungkus dengan pembalut dan dikirim ke bagian bedah.
7. Apabila PPR telah menyatakan bersih dari kontaminan, maka
selesailah Dekontaminasi Eksternal.
8. Spesimen urin, feses dan darah harus dikumpulkan untuk setiap
kasus luka terkontaminasi agar analisis radiokimia dapat
dilakukan dengan tujuan pemantauan apakah terjadi kontaminasi
internal.
9. Korban dibawa keruang WBC untuk dilakukan pengukuran in-vivo
dengan Whole Body Counter
10.Setelah dinyatakan bebas dari kontaminasi internal maka
selesailah penanganan pasien.
B. DEKONTAMINASI MATA
• Pastikan bola mata utuh
• Pasang duk sekitar mata dan rekatkan
• Cuci dengan air steril/NaCl 0.9% dengan menggunakan spuit secara
berulang dengan cara arah air dari medial ke lateral
• Limbah air cucian ditampung pada tempat yang sudah disediakan.
• Monitor dan bila belum bersih, prosedur diulang kembali.
C. DEKONTAMINASI LUBANG TELINGA
• Pastikan membran tympani utuh
• Pasang duk disekitar telinga
• Kepala pasien dimiringkan ke arah luar telinga yang terkontaminasi
• Cuci dengan air steril/NaCl 0.9% dengan menggunakan spuit
Badan Tenaga Nuklir Nasional 13
• Limbah air cucian ditampung pada tempat yang sudah disediakan
• Ukur hasil dekontaminasi dengan survey meter dan bila belum bersih
diulang kembali.
D. DEKONTAMINASI HIDUNG
• Putar kepala ke samping atau ke bawah sesuai dengan yang
dimungkinkan oleh kondisi pasien. Cuci hidung perlahan dengan air
steril/NaCl 0.9% secara berulang.
• Monitor, apabila masih belum bersih prosedur diulang kembali.
• Cuci hidung perlahan dengan air steril/NaCl 0.9% secara berulang.
• Monitor, apabila masih belum bersih prosedur diulang kembali.
E. DEKONTAMINASI GIGI DAN MULUT
• Jika pasien sadar, sikat gigi secara hati hati dan kumur dengan air steril/
NaCl 0.9% secara berulang
• Bila perlu lakukan penyedotan (suction) secara berulang dan harus
dihindari masuknya air kedalam lambung.
• Monitor, apabila masih belum bersih prosedur diulang kembali.
F. DEKONTAMINASI RAMBUT
• Pasang duk kedap air yang berperekat antara rambut dan muka/kulit
untuk mencegah air cucian mengalir ke muka/kulit sekitarnya.
• Cucilah dengan air yang mengalir lalu tambahkan shampo kemudian
dibilas.
• Monitor, apabila masih belum bersih dapat diulang kembali.
• Apabila kontaminasi masih menetap maka potonglah rambut, hindari
pencukuran pada kulit kepala untuk menghindari perlukaan kulit kepala
Badan Tenaga Nuklir Nasional 14
VII. BAHAN LAIN YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK DEKONTAMINASI EKSTERNAL
• Sabun cair pH balans untuk kulit dan shampoo tanpa kondisioner untuk
rambut
• Larutan kelasi : larutan EDTA 10% untuk kulit atau rambut yang
terkontaminasi transuranium, logam tanah jarang dan logam transisi.
• DTPA 1% dalam larutan asam (pH sekitar 4) untuk pencucian kulit setelah
terkontaminasi transuranium, unsur lantanida atau logam (kobalt, besi,
seng, mangan).
• Kalium Permanganat 5% dalam air (oksidator untuk melepaskan lapisan
korneal superfisial kulit) harus dilakukan dengan hati-hati :
♣ tidak dianjurkan untuk muka, lubang tubuh dan daerah genital
♣ digunakan jika pencucian biasa tidak efektif
♣ harus diikuti dengan pencucian reduktor dan dibilas dengan air.
• Hidroksilarnin atau natrium hifosulfit, 5% dalam larutan cair dan segar.
Merupakan larutan reduktor yang digunakan setelah pemakaian KIMNO4
atau larutan lugol, dan dilanjutkan dengan pembilasan memakai air.
• Larutan NaCl isotonis untuk mata.
• Larutan lugol (50 mg iodin dalam 100 mg KI per inililiter) untuk kontaminasi
lodium; harus diikuti dengan pemakaian natrium hiposulfit dan dibilas
dengan air.
• Larutan asam asetat (pH 4-5) atau larutan cuka, untuk kontaminasi oleh 32P
; dicuci dan dibilas dengan air.
• Larutan isotonis bikarbonat 1,4% untuk menghilangkan kontaminasi
uranium
DAFTAR PUSTAKA
1. Medical Handling of Accidental Exposed Individuals, IAEA, Safety Series No.
88, 1988.
2. IAEA, Diagnosis and Treatment of Radiation Injuries, Safety Series No. 2,
1998.
3. Preparedness and Medical Response of Radiation Accidents, IAEA Regional
Training Course, Chiba, JAPAN, 2001.
Badan Tenaga Nuklir Nasional 15
4. Radiation Accident Management for Emergency Personal, Training Course
REACT/TC, Oak Ridge TN, USA.
5. Generic procedures for medical response during a nuclear or radiological
emergency, EPR- Medical 2005, Emergency Preparedness And Response,
IAEA
6. IAEA, Planing The Medical Response To adiological Accidents,
SafetyReports Series No.4
Badan Tenaga Nuklir Nasional 16
FORMULIR KORBAN KECELAKAAN RADIASI/NUKLIR
IDENTITAS KORBAN :
Nama Lengkap : .................................. ............................ ......................
Umur/tanggal lahir : ............................................................... ......................
Jenis kelamin : L/P
Pekerjaan : ...............................................................................
IDENTITAS INDIVIDU YANG MENGISI FORMULIR:
Nama Lengkap : ........................................ ....................... .....................
Jabatan : ........................................ ....................... .....................
Organisasi : ........................................ ....................... .....................
Waktu pengisian formulir
Tanggal : ................................................... ......................... ........
Jam : ................................................... ......................... ........
KECELAKAAN : Tanggal kejadian : ....................................................... ..................... ........
Perkiraan jam : ..............................................................................
Jalan masuk Radioaktif: Pernafasan (menghirup)/ Mulut (menelan)
Jenis radioaktif : ..............................................................................
KONDISI PAJANAN:
Waktu mulai : ......................................................... ..(Jika diketahui)
Akhir pajanan : ................................................... ..................... ............
Lama pajanan : .................................................... ..................... ...........
Posisi korban : ........................................... ..................... .....................
Pekerjan korban : ........................................... ..................... .....................
INFORMASI DOSIMETRI :
Korban memakai dosimeter Ya / Tidak
Dosimeter ditemukan Ya / Tidak
Bila ya, nomor dosimeter ......................................... ..................... ....
Pemakaian pelindung pernafasan Ya /Tidak
Kontaminasi pakaian Ya/Tidak
Badan Tenaga Nuklir Nasional 17
FORMULIR KORBAN KECELAKAAN RADIASI / NUKLIR
POSTERIOR ANTERIOR
Tandai lokasi kontaminasi dan luka
Badan Tenaga Nuklir Nasional 18
GEJALA AWAL DAN PERTOLONGAN MEDIK AWAL
Kondisi Waktu pemunculan dan Pertolongan pertama
KLINIS KORBAN
YA / TIDAK
WAKTU TIMBUL
(URAIKAN TINDAKAN YANG DIBERIKAN)
Nausea Ya / Tidak
Muntah Ya / Tidak
Luka Ya / Tidak
Trauma Ya / Tidak
Luka bakar Ya / Tidak
TEMUAN MEDIK (diisi oleh dokter)
Nama dokter : .................................................... ..................... ................
Nama korban : ................................................. ..................... ....................
Tanggal Pemeriksaan : ........................................ ....... Jam ............ .....................
Asthenia Ya / Tidak
Capalgia Ya / Tidak
Waktu pemunculan :................................................. ..................... ....................
Nausea Ya /Tidak Frekuensi :.................................................
Muntah Ya /Tidak Frekuensi :.................................................
Diare Ya /Tidak Frekuensi :.................................................
Suhu : ……......... oC
Nadi : ……......... x/menit
Tekanan Darah : ……......... mmHg
Kesadaran : Normal/Tidak normal (gelisah, mengigau, pingsan, koma)
Gangguan kesetimbangan : Ya / Tidak
Gangguan koordinasi : Ya / Tidak
Kulit dan mucosa : oedema Ya / Tidak, erythema Ya / Tidak
Temuan lain : ............. ......................................................................................
.................. ..................... ................................................... ........
.................. ..................... ................................................... ........
Badan Tenaga Nuklir Nasional 19
TINDAKAN YANG DILAKUKAN :
Undressing Ya / TidakDekontaminasi Ya / TidakDTPA Ya / TidakPrussian blue Ya / Tidaklodin stabil Ya / Tidak
UJI LABORATORIUM :
SAMPEL DARAH
1. Sampel pertama jika mungkin, sebelum tiga jam
Tanggal : ........................................... Jam : ..........................................
Hitung sel darah Ya / Tidak
Sitogenetik Ya / Tidak
Sampel untuk Spektrometri Ya / Tidak
2. Sampel kedua jika mungkin, dua jam/empat jam setelah sampel pertamaTanggal : ........................................... Jam : ...........................................
Hitung sel darah Ya / Tidak
Sitogenetik Ya / Tidak
Sampel untuk Spektrometri Ya / Tidak
SWAB # Luka Ya / Tidak# Lubang telinga Ya / Tidak# Lubang hidung Ya / Tidak
SAMPEL URIN (Jika mungkin, untuk spektrometri gamma) Ya / Tidak
SAMPEL FAESES............................... ........... Ya / Tidak
UJI WBC :........................................................................................ ...........................................
........................................................................................ ...........................................
KESIMPULAN :
........................................................................................ ...........................................
........................................................................................ ...........................................
........................................................................................ ...........................................
........................................................................................ ...........................................
........................................................................................ ...........................................
Badan Tenaga Nuklir Nasional 20
TINDAK LANJUT PADA KORBAN :
........................................................................................ ...........................................
........................................................................................ ...........................................
........................................................................................ ...........................................
........................................................................................ ...........................................
........................................................................................ ...........................................
........................., .....................200.......
Dokter Pemeriksa
Nama : NIP :
Badan Tenaga Nuklir Nasional 21