14
Penanganan Emergensi Luka Bakar terkini Dr.Ulfa Elfiah,M.Kes,SpBP-RE a. Definisi Luka Bakar Suatu trauma panas yang disebabkan oleh air/ uap panas,arus listrik, bahan kimia, radiasi dan petir yang terutama mengenai jaringan permukaan yang menyebabkan kerusakan atau kehilangan jaringan. Insiden luka bakar di tiap Negara berbeda-beda seperti di Amerika, berdasarkan National Burn Repository of the American Burn Association tahun 2010, sekitar lebih dari148.000pasien dirawat di 83 fasilitas perawatan khusus untuk luka bakar di Kanada dan Amerika Serikat selama10 tahun ( Januari 2000 - Juni 2009). India dengan populasi lebih dari 1 miliar, sekitar 700.000-800.000 penduduk menderita luka bakar setiap tahunnya. Penduduk Autralia dan Selandia Baru menyebutkan bahwa sekitar 1% penduduknya (220.000) menderita luka bakar dan membutuhkan perawatan medis serta menghabiskan biaya sebesar 700.000 dollar untuk lukabakar berat(70%) untuk fase akut saja. Di Indonesia, pada Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta dilaporkan 107 kasus luka bakar yang dirawat pada tahun 1998, dengan angka kematian 37,38% sedangkan di Rumah Sakit Dr. Sutomo Surabaya pada tahun 2000 dirawat 106 kasus luka bakar dengan angka kematian 26,41%. Berdasarkan data catatan medis Rumah Sakit dr. Kariadi Semarang, pada lima tahun terakhir

Penanganan Luka Bakar Terkini

  • Upload
    imamezy

  • View
    20

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penanganan luka bakar..............

Citation preview

Penanganan Emergensi Luka Bakar terkini

Dr.Ulfa Elfiah,M.Kes,SpBP-RE

a. Definisi Luka Bakar

Suatu trauma panas yang disebabkan oleh air/ uap panas,arus listrik, bahan kimia, radiasi dan petir yang terutama mengenai jaringan permukaan yang menyebabkan kerusakan atau kehilangan jaringan.

Insiden luka bakar di tiap Negara berbeda-beda seperti di Amerika, berdasarkan National Burn Repository of the American Burn Association tahun 2010, sekitar lebih dari148.000pasien dirawat di 83 fasilitas perawatan khusus untuk luka bakar di Kanada dan Amerika Serikat selama10 tahun ( Januari 2000 - Juni 2009). India dengan populasi lebih dari 1 miliar, sekitar 700.000-800.000 penduduk menderita luka bakar setiap tahunnya. Penduduk Autralia dan Selandia Baru menyebutkan bahwa sekitar 1% penduduknya (220.000) menderita luka bakar dan membutuhkan perawatan medis serta menghabiskan biaya sebesar 700.000 dollar untuk lukabakar berat(70%) untuk fase akut saja. Di Indonesia, pada Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta dilaporkan 107 kasus luka bakar yang dirawat pada tahun 1998, dengan angka kematian 37,38% sedangkan di Rumah Sakit Dr. Sutomo Surabaya pada tahun 2000 dirawat 106 kasus luka bakar dengan angka kematian 26,41%. Berdasarkan data catatan medis Rumah Sakit dr. Kariadi Semarang, pada lima tahun terakhir (Januari 2006- Oktober 2010) sebanyak 250 pasien dirawat karena menderita luka bakar.

Fakta disimpulkan oleh WHO bahwa luka bakar menyebabkan 195.000 kematian/tahun di seluruh dunia terutama di negara miskin dan berkembang.Luka bakar yg tidak menyebabkan kematian pun ternyata menimbulkan kecacatan pada penderitanya. Wanita di ASEAN memiliki tingkat terkena luka bakar lebih tinggi dari wilayah lainnya, dimana 27%nya berkontribusi menyebabkan kematian di seluruh dunia, dan hampir 70%nya merupakan penyebab kematian di Asia Tenggara. Luka bakar terutama terjadi di rumah dan di tempat kerja yg seharusnya bisa dicegah sebelum terjadi.

Kejadian luka bakar dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin,usia, pekerjaan atau staus soaial ekonomi, lingkungan tempat tinggal dan status kesehatan seseorang. Berdasarkanjenis kelamin menurut data wanita lebih sering terkena luka bakar dari pada pria. Hal ini disebabkan aktifitas wanita yang beresiko seperti memasak, menggunakan kompor yang mungkin sudah tidaklayak/aman untuk digunakan, pakaian saat digunakan saat wanita memasak yang mudah sekali terbakar karena menjuntai atau bahan yang mudah tersambar api serta menggunakan alat-alat elektronik yang menghasilkan panas seperti dispenser, sterika, colokan listrik, catokan rambut dan lain sebagainya.

Berdasarkan usia, maka usia rentan terkena luka bakar adalah wanita dewasa dan anak-anak, disebutkan bahwa angka kejadian luka bakar pada anak juga dipengaruhi akibat kelalaian orang tua menjaga anaknya dan akibat keterlambatan atau kesalahan dalam penanganan sejak awal luka bakar.Berdasarkan status sosial ekonomi, maka warna yang tinggal di perkampungan padat penduduk dan miskin mempunyai resiko yang tinggi untuk mengalami luka bakar.mengalami luka bakar.Sedangkan gangguan kesehatan seperti epilepsi, gangguan saraf tepi, gangguan fisik dan mental lainnya juga merupakan salah satu orang yang memiliki resiko tinggi mengalami luka bakar.

b. Patofisiologi Luka Bakar

Lukar bakar menyebabkan berbagai perubahan dalam tubuh sampai ke tingkat seluler. Reaksi lokal yang terjadi akibat panas adalah terjadinya nekrosis jaringan pada daerah yang paling dekat dengan sumber panas. Panas yang tidak dapat dikonduksikan secara cepat dab baik menyebabkan koagulasi dari protein sel. Daerah sekitar nekrosis mengalami gangguan sirkulasi yang disebut sebagai zona stasis yang bila tidak ditangani akan menjadi zona nekrosis.Zona statis ini dikelilingi oleh daerah yang sangat hiperemi sebagai akibat pelepasan mediator inflamasi. Zona hiperemi ini bersifat hiperdinamik dan akan kembali normal.

Gambar1. Respon lokal jaringan terhadap luka bakar.

Sumber :Budhi Arifin Noor, dkk dalam burn injury,

Respon sistemik pada luka bakar ditunukkan dengan adanya perubahan pada semua sistem organ secara nyata. Perubahan yang terjadi karena dilepaskannya mediator inflamasi dan rangsangan neural, yangmenyebabkan perubahan dalam pengendalian fungsi tubuh akibat reaksi langsung terhadap mediator di sirkulasi. Perubahan tersebut antara lain:

Efek langsung pada sirkulasi. Hipovolumia yang terjadi karena kebocoran cairan dan protein ke jaringan interstitium akibat peningkatan permiabilitas kapiler sistemik.

Kondisi hipermetabolik karena sekresi hormon stress seperti kortisol dan katekolamin

Imunosupresi akibat deperesi dari sistem imun baik seluler maupun humoral

Fungsi dari barrier usus terganggu

Terjadinya perubahan inflamatorik pada paru menyebabkan terjadinya Acute respiratory Syndrome

Perubahan jangka panjang adanya gangguan pertumbuhan secara normal secara keseluruhan yang tidak pernah tercapai beberapa bulan sampai tahun setelah perubahan sistemik pasca luka bakar.

c. Penilaian Luka Bakar

Berdasarkan :

1. Kedalaman luka bakar

Derajat I: Epidermis

Derajat II: Dermis

A. Superfisial/ permukaan

B. Dalam

Derajat III : Seluruh tebal kulit/ lebih dalam sampai otot, tulang

Gambar 2. Drajat kedalaman luka

Tabel 3. Derajat kedalaman luka

Derajat Kedalaman

Klinis

Rasa nyeri

Derajat I

Hyperemis

Hyper estesia

Derajat II A

Bulla, merah

Hyper estesia

Derajat II B

Bulla, pucat

Hypo estesia

Derajat III

Hitam, kering

An estesia

Kedalaman luka bakar tergantung:

Tingginya panas

Penyebab

Lamanya kontak

Ketebalan kulit

Suplai darah

d. Luas luka bakar

Faktor penting dalam memprediksi kematian terkait luka bakar, memerlukan perawatan khususatau tidak, kemungkinan komplikasi, rencana perawatan, termasuk resusitasi awal dan kebutuhan gizi selanjutnya adalah luas luka bakar.Ada beberapa metode untuk penilaian luas luka bakar, antara lain rule of nine, grafik Lund and Browder atau dengan menggunakan tapak tangan pasien. Metode rule of nine dikatakancukup akurat pada orang dewasa dan luka bakar kecil,akan tetapi tidak akurat dalam kasus luka bakar yang merata dan pada kasus anak. Metode grafik Lund and Browder lebih akurat dibandingkan dengan metode rule of nine.Namun metode ini kurang nyamandalam aplikasinyakarena grafik penilaian tidak selalu tersedia terutama di luar lingkungan rumah sakit untuk penilaian awal.

Cara paling praktis adalah dengan menggunakan tapak tangan yang dianggap sebagai 1% luas permukaan tubuh pasien.Ada perdebatan mengenai persentase luas tapak tangan pada berbagai literatur. Penelitian di India menyebutkan bahwa pada populasi India rasio luas tapak tangan dengan jari pada orang dewasa adalah 0,92%, dan rasio tapak tangantanpa jari pada orang dewasa laki-laki dan perempuan adalah 0,49% dan 0,51%. Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Perry di Inggris menunjukkan bahwa rasio luas tapak tangan dengan jari orang dewasa sebesar 0,77% dan rasio tapak tangan tanpa jari pada orang dewasa 0,41%. Penelitian yang dilakukan oleh Rizky (2011) terhadap 3 kelompok orang dewasa menyebutkan bahwa rata-rata persentase luas tapak tangan dengan jari pada kelompok kurusadalah 0,789%, normal 0,761%, dan gemuk 0,664%. Rata- rata persentase luastapak tangan tanpa jari pada kelompok kurus adalah 0,444%, normal 0,437%, dan gemuk 0,378%. Namun, dari hasil uji analisis didapatkan bahwa hanya padakelompok gemuk yang memiliki perbedaan bermakna dengan p10% pada dewasa dan >5% pada anak-anak

Luka bakar dengan seluruh ketebalan kulit (full thickness) >5%

Luka bakar area khusu wajah, tangan, kaki, genitalia& perineum, persendian,

dada dan ekstremitas yang melingkar

- Luka bar kimia, listrik, dengan penyakit komorbid, trauma berat, wanita hamil, usia lanjut dan luka bakar bukan karena kecelakaan.

Daftar pustaka

Noer MS, Saputro ID, Perdanakusuma DS. Penanganan Luka Bakar. Surabaya, Airlangga University Press, 2006.

Marzoeki D. Pengelolaan Luka Bakar. Surabaya: Airlangga University Press; 1991.

Moenajat Y. Luka Bakar Pengetahuan Klinis Praktis. Edisi II, Jakarta : Balai Penerbit UI; 2001.

ABLS Course Providers manual American Burn Association, 2001

The Education Commite of Australian and New Zealand burn association, Mergency Management of severe burn translated by moenajat Y, 2013