26
Penalaran Numerik (HG1) Zachra Nur Alifia Soni Andrie Wijaka Maulida Muna Wulan Ayu Anisa Fitria Irfan Zayanto

Penalaran Numerik.pptx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas MPKT-B

Citation preview

Penalaran Numerik (HG1)

Zachra Nur AlifiaSoni Andrie Wijaka

Maulida MunaWulan AyuAnisa Fitria

Irfan Zayanto

SOAL 1, Nomor 1

Produksi cabai besar segar dengan tangkai tahun 2011 sebesar 888,852 ribu ton dengan luas panen cabai besar tahun 2011 sebesar 121,063 ribu hektar, dan rata-rata produktivitas 7,34 ton per hektar. Dibandingkan tahun 2010, terjadi kenaikan produksi sebesar 81,692 ribu ton (10,12 persen). Kenaikan ini disebabkan kenaikan produktivitas sebesar 0,76 ton per hektar (11,55 persen) sementara luas panen terjadi penurunan sebesar 1,692 ribu hektar (1,38 persen) dibandingkan tahun 2010.

Penggambaran isi tabel:

2010 2011

Hasil panen 807,16 ton 888,852 ton

Luas lahan 122,755 ha 121,063 ha

Rata-rata produktivitas

6,575 ton/ha 7,34 ton/ha

a. Tentukan mana yang menjadi peubah bebas dan terikat pada soal di atas!

Jawab:

2010 2011

Variabel Bebas 6.575 ton/ha 7,34 ton/ha

Variabel Terikat 122,755 ha 121,063 ha

Perhitungan Relasi

Luas lahan

Produktivitas lahan

(ton/ha)

Hasil Panen

2010 2011 2010 2011

0 ha 6,575 7,34 0 ton 020 ha 6,575 7,34 131.5 ton 146.840 ha 6,575 7,34 263 ton 293.660 ha 6,575 7,34 394.5 ton 440.480 ha 6,575 7,34 526 ton 587.2100 ha 6,575 7,34 657.5 ton 734120 ha 6,575 7,34 789 ton 880.8140 ha 6,575 7,34 920.5 ton 1027.6

0 20 40 60 80 100 120 1400

200

400

600

800

1000

1200

Grafik Relasi luas lahan dan hasil produksi

20102011

luas lahan (ha)

jum

lah

hasil p

an

en

(to

n)

Prediksi Untuk memprediksi suatu keadaan yang

sejenis, maka kita harus menggunakan kejadian yang sama dengan kejadian tahun sebelumnya.

Dari kasus nomor 1, diketahui bahwa terjadi penurunan luas lahan dari tahun 2010 ke 2011 sejumlah 1,692 ha. Namun juga terjadi kenaikan produktivitas lahan sebesar 0,76 ton pada setiap hektar lahan.

Untuk itu kita mengestimasi bahwa pada tahun 2012 terjadi hal yang serupa.

Kondisi tahun 2012 (jika terjadi hal serupa)

Keterangan:*diperoleh dari: 8,1 x 119,371** diperoleh dari 121,063 – 1,692***diperoleh dari 7,34 + 0,76

2010 2011 2012

Hasil panen 807,16 ton 888,852 ton 966,905 ton *

Luas lahan 122,755 ha 121,063 ha 119,371 ha **

Rata-rata produktivitas

6,575 ton/ha 7,34 ton/ha 8,1 ton/ha ***

Hasil prediksi: Jadi, jika pada tahun 2012 terjadi hal yang

sama maka hasil panen yang diperoleh adalah sebesar 966,905 ton.

SOAL 2, Nomor 1 Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut

Provinsi

Variabel yang Terlibat Peubah Bebas : Provinsi dan Tahun Peubah Terikat : Laju Pertumbuhan

Penduduk per Tahun

Grafik

1971-1980 1980-1990 1990-20000.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

3.93

2.42

0.17

2.66 2.57

2.03

Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Provinsi

DKI JakartaJawa Barat

Kesimpulan Pada periode 1980-1990 terjadi penurunan

laju pertumbuhan penduduk di DKI Jakarta sebesar 2.57 dari 2.66 pada periode 1971-1980.

Penurunan laju pertumbuhan penduduk juga terjadi di Jawa Barat, pada periode 1971-1980 laju pertumbuhan pendudukJawa Barat sebesar 3.93 dan menurun pada periode 1980-1990 sebesar 2.42.

Maksimum Lokal Maksimum lokal laju pertumbuhan

pendudukDKI Jakarta terjadi pada periode 1980-1990, karena terjadi penurunan sangat besar yaitu 2.25 (2.42-0.17)

Sedangkan maksimum lokal laju pertumbuhan penduduk Jawa Barat terjadi juga pada periode 1980-1990.

Nilai ekspor Indonesia Juni 2012 mencapai US$15,36 miliar atau

mengalami penurunan sebesar 8,70 persen dibanding ekspor Mei 2012. Demikian juga bila dibanding Juni 2011 mengalami penurunan sebesar 16,44 persen. Ekspor nonmigas Juni 2012 mencapai US$12,58 miliar, turun 4,04 persen dibanding Mei 2012, demikian juga bila dibanding ekspor Juni 2011 turun 15,00 persen. Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari–Juni 2012 mencapai US$96,88 miliar atau turun 1,76 persen dibanding periode yang sama tahun 2011, sementara ekspor nonmigas mencapai US$76,83 miliar atau turun 2,79 persen. ; Penurunan ekspor nonmigas terbesar Juni 2012 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$334,8 juta, sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$137,9 juta. Ekspor nonmigas ke Cina Juni 2012 mencapai angka terbesar, yaitu US$1,57 miliar, disusul Jepang US$1,45miliar dan Amerika Serikat US$1,31 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 34,45 persen. Sementara, ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,38 miliar.

Soal 1, Nomor 4

Peubah Bebas : Bulan – Tahun Peubah Terikat : Total Ekspor Indonesia

(karena total ekspor Indonesia ditentukan oleh besarnya ekspor migas dan nonmigas)

Variabel yang Terlibat

Ekspor Nonmigas Ekspor Migas Total Ekspor

Indonesia

Mei 2012 13104.60 3724.90 16829.50

Juni 2012 12575.80 2789.10 15364.90

Jan-Juni 2011 79034.50 19581.50 98616.00

Jan-Juni 2012 76825.70 20059.00 96884.70

Perhitungan Relasi (dalam juta)

Grafik Relasi Ekspor Migas dan Nonmigas dengan Total Ekspor

Indonesia

Mei 2012 Juni 2012 Jan-Juni 2011 Jan-Juni 20120.00

50000.00

100000.00

150000.00

200000.00

250000.00

Total Ekspor IndonesiaEkspor MigasEkspor Nonmigas

Untuk memprediksi suatu keadaan yang sejenis, maka kita harus menggunakan kejadian yang sama dengan kejadian tahun sebelumnya.

Dari kasus nomor soal 1 nomor 4, diketahui bahwa terjadi penurunan total ekspor Indonesia dari bulan Mei 2012 sampai Juni 2012, begitupun jika dilihat dari periode Jan-Juni 2011 sampai Jan-Juni 2012.

Untuk itu kita mengestimasi bahwa pada periode Juli 2012 terjadi hal yang serupa.

Prediksi

Kondisi Juli 2012 (Jika terjadi hal serupa)

• Keterangan:*diperoleh dari: 12575,80 - 528,8** diperoleh dari 2789.10 – 935.8***diperoleh dari 12047 + 1853.3

Mei 2012 Juni 2012 Juli 2012

Ekspor Nonmigas

13104.60 12575.80 12047 *

Ekspor Migas 3724.90 2789.10 1853.3 **

Total Ekspor Indonesia

16829.50 15364.90 13900.3***

Jadi, jika pada Juli 2012 terjadi hal yang sama maka total ekspor Indonesia adalah sebesar US$ 13,9 miliar

Hasil Prediksi

Berikut Data Status Gizi Anak Balita di Indonesia dari Tahun 2001 s/d 2005

Soal 2, Nomor 4

Peubah Bebas : Bulan – Tahun Peubah Terikat : Status Gizi Balita

2001 2002 2003 20050.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

Status Gizi Balita di Indonesia

Gizi BurukGizi Kurang

Perbandingan Status Gizi Buruk dan Gizi Kurang Anak

Balita di Indonesia

Kesimpulan

• Pada kondisi gizi buruk, terjadi peningkatan persentase jumlah pada anak balita di Indonesia dari tahun 2001 sampai 2005.

• Sedangkan pada kondisi gizi kurang yang terjadi pada anak balita di Indonesia bersifat fluktuatif (berubah-ubah) dari tahun 2001 sampai 2005.

2001 2002 2003 2005

Status Gizi Buruk Anak Balita di Indonesia

Gizi Buruk

2001 2002 2003 2005

Status Gizi Kurang Anak Balita di Indonesia

Gizi Kurang

Pada gizi buruk, maksimum lokal terdapat pada tahun 2005, karena grafik dari tahun ke tahun terus meningkat.

Pada gizi kurang maksimal lokal terdapat pada tahun 2001, karena setelah tahun 2001 terjadi penurunan jumlah balita gizi kurang di Indonesia

Maksimum Lokal

2001 2002 2003 2005

Status Gizi Buruk Anak Balita di

Indonesia

Gizi Buruk

2001 2002 2003 2005

Status Gizi Kurang Anak Balita di In-

donesia

Gizi Kurang

Pada gizi buruk minimum lokal terdapat pada tahun 2001, karena grafik meningkat secara tajam pada tahun 2001 dan 2002.

Pada gizi kurang minimum lokal terdapat pada tahun 2002, karena grafik memiliki selisih peningkatan yang cukup signifikan.

Minimum Lokal

2001 2002 2003 2005

Status Gizi Buruk Anak Balita di

Indonesia

Gizi Buruk

2001 2002 2003 2005

Status Gizi Kurang Anak Balita di In-

donesia

Gizi Kurang