30
AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus 2015 91 PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD STUDI KRITIS TERHADAP KITAB FĪ ẒILĀLI SURAT AL-TAWBAH Ahmad Musonnif Alfi STAI Al Anwar Sarang Rembang [email protected] Abdul Ghofur STAI Al Anwar Sarang Rembang [email protected] Abstrak Abdullah Azzam dikenal sebagai ideolog jihad modern di dunia dan menjadi rujukan utama kaum Mujahidin dalam melakukan aksi radikal. Ia meyakini surat al-Tawbah telah me-naskh lebih dari 120 ayat tentang perdamaian yang turun sebelumnya. Namun terdapat beberapa masalah pada kaidah naskh yang digunakannya. Pertama, kaidah naskh adalah pilihan pertama dan tidak menganggap adanya munasabah sebelum dilakukan naskh. Kedua, kaidah naskh yang digunakannya bertentangan dengan kaidah naskh ‘Ulum al-Qur`an yang berlaku. Ketiga, ia tidak konsisten dalam menggunakan kaidah naskh yang dibangunnya sendiri. Terbukti pada kesempatan lain ia masih menggunakan ayat yang dianggapnya telah mansūkh. Key Words: Abdullah Azzam, kaidah naskh, ayat-ayat jihad, studi kritis. A. Latar Belakang Salah satu bagian integral Islam sejak masa awal hingga kontemporer adalah jihad. Al- Qur`an mengartikan jihad sebagai perjuangan dakwah sejak periode Islam di Makkah. Sedangkan Nabi Muhammad Ṣalla Allāh Alayhi wa Sallam memperkenalkan jihad dalam pengertian yang lebih luas meliputi perjanjian Islam yang dikenal dengan nama Piagam Madinah yang dibuat setelah Nabi hijrah ke Madinah. 1 ‘Ulama dan para cendikiawan Muslim banyak terlibat dalam pembahasan jihad dalam kaitannya dengan fikih, sejarah, maupun politik Dari segi bahasa, jihad berarti bersungguh-sungguh, mencurahkan tenaga untuk mencapai tujuan. 2 Adapun secara istilah, jihad berarti berperang dengan orang kafir demi memperjuangkan hukum Allah, mendakwahkan serta menegakkannya. 3 Sementara itu, 1 Fakhr al-Dīn al-Rāzi, Mafātiḥ al-Ghayb, ( Bairut: Dār al-Kutub al-Ilmiyah, tth), 1:1537. 2 Muḥammad bin Mukarrom Abū al-Fadal Jamāluddīn Ibnu al-Manzūr, Lisān al-‘Arab, (Bairut: Dār Ṣādir, tth), 3: 133. 3 Ahmad bin Ghanīm, al-Fawākih al-Diwānī, (ttp: Maktabah al-Thaqāfah al-Dīniyah, tth), 2:879.

PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus 2015 91

PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD

STUDI KRITIS TERHADAP KITAB FĪ ẒILĀLI SURAT AL-TAWBAH

Ahmad Musonnif Alfi

STAI Al Anwar Sarang Rembang

[email protected]

Abdul Ghofur

STAI Al Anwar Sarang Rembang

[email protected]

Abstrak

Abdullah Azzam dikenal sebagai ideolog jihad modern di dunia dan menjadi rujukanutama kaum Mujahidin dalam melakukan aksi radikal. Ia meyakini surat al-Tawbahtelah me-naskh lebih dari 120 ayat tentang perdamaian yang turun sebelumnya. Namunterdapat beberapa masalah pada kaidah naskh yang digunakannya. Pertama, kaidahnaskh adalah pilihan pertama dan tidak menganggap adanya munasabah sebelumdilakukan naskh. Kedua, kaidah naskh yang digunakannya bertentangan dengan kaidahnaskh ‘Ulum al-Qur`an yang berlaku. Ketiga, ia tidak konsisten dalam menggunakankaidah naskh yang dibangunnya sendiri. Terbukti pada kesempatan lain ia masihmenggunakan ayat yang dianggapnya telah mansūkh.

Key Words: Abdullah Azzam, kaidah naskh, ayat-ayat jihad, studi kritis.

A. Latar Belakang

Salah satu bagian integral Islam sejak masa awal hingga kontemporer adalah jihad. Al-

Qur`an mengartikan jihad sebagai perjuangan dakwah sejak periode Islam di Makkah.

Sedangkan Nabi Muhammad Ṣalla Allāh Alayhi wa Sallam memperkenalkan jihad dalam

pengertian yang lebih luas meliputi perjanjian Islam yang dikenal dengan nama Piagam

Madinah yang dibuat setelah Nabi hijrah ke Madinah.1 ‘Ulama dan para cendikiawan Muslim

banyak terlibat dalam pembahasan jihad dalam kaitannya dengan fikih, sejarah, maupun

politik

Dari segi bahasa, jihad berarti bersungguh-sungguh, mencurahkan tenaga untuk

mencapai tujuan.2 Adapun secara istilah, jihad berarti berperang dengan orang kafir demi

memperjuangkan hukum Allah, mendakwahkan serta menegakkannya.3 Sementara itu,

1 Fakhr al-Dīn al-Rāzi, Mafātiḥ al-Ghayb, ( Bairut: Dār al-Kutub al-Ilmiyah, tth), 1:1537.

2 Muḥammad bin Mukarrom Abū al-Fadal Jamāluddīn Ibnu al-Manzūr, Lisān al-‘Arab, (Bairut: Dār Ṣādir, tth),3: 133.

3 Ahmad bin Ghanīm, al-Fawākih al-Diwānī, (ttp: Maktabah al-Thaqāfah al-Dīniyah, tth), 2:879.

Page 2: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus92

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

Ibrāhīm al-Bayjūrī mengatakan bahwa termasuk bagian dari jihad adalah berperang untuk

menegakkan agama Islam.4 Melihat kedua defenis

jihad adalah menegakkan agama Islam.

Dewasa ini hubungan damai dan permusuhan antara umat Islam dan non

menjadi hal yang problematis. Sejumlah kalangan umat Islam ada yang

bermusuhan, didasarkan pada keyakinan bahwa Islam sebagai agama dan umat belum meraih

cita-cita ya’lū wa lā yu’lā ‘alayh

penyerangan al-Qaeda terhadap kompleks Pentagon dan WTC yang menelan korban 2.973

jiwa. Penyerangan ini menyebabkan Amerika menyerang negara yang dianggap melindungi

Osama sebagai pemimpin al-

menjadikan hubungan disharmoni antara umat Islam dan non

Contoh lain yang paling aktual adalah penyerangan Paris pada 13 Nopember 2015.

Pada kasus tersebut, ISIS menyatakan telah mengirimkan delapan pasukannya untuk

menyerang Paris. Jawa Pos mengabarkan sedikitnya 128 orang tewas dan 200 orang lebih

luka-luka. Kondisi 99 korban luka kritis. Penyerangan terjadi di enam lokasi yang semuanya

berada di Paris.7 Selang beberapa hari, Perancis membalas dengan mengirimkan dua belas

pesawat dan jet tempur ke markas ISIS di Irak. Serang

komando, pusat perekrutan, gudang senjata, dan kamp pelatihan ISIS.

menambahkan adanya disharmoni antara umat Islam dan non

Qaeda menganggap hal seperti ini adalah jihad.

Hal di atas dianggap membentuk stereotipe bahwa jihad adalah suatu perang

suci dalam rangka memerangi musuh guna menyebarkan agama Islam. Stereotipe

tersebut pada akhirnya memberikan stigma kepada Islam sebagai agama yang

mengajarkan kekerasan. Sementara itu, dalam khazanah Islam modern, pembahasan

jihad sering disatukan dengan pembahasan perang. Padahal dalam tafsir

4 Ibrāhīm al-Bayjūrī, Hāshiyah al-Shaykh IbrāhKutub al-Islamiyyah, 2007), 2:510.

5 Abdul Ghofur Maimoen, “Peperangan Nabi Muhammad SAW., dan AyatAnwar, 1, (2015), 1.

6 As’ad Said Ali, Al-Qaeda Tinjauan Sosial Politik, Ideologi, dan Sepak Terjangnya102-103.

7 Jawa Pos, Minggu 15 Nopember 2015.

8 Jawa Pos, Selasa 17 Nopember 2015

Agustus 2015

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

mengatakan bahwa termasuk bagian dari jihad adalah berperang untuk

Melihat kedua defenisi tersebut dapat dipahami bahwa tujuan dari

jihad adalah menegakkan agama Islam.

Dewasa ini hubungan damai dan permusuhan antara umat Islam dan non

menjadi hal yang problematis. Sejumlah kalangan umat Islam ada yang lebih memilih untuk

bermusuhan, didasarkan pada keyakinan bahwa Islam sebagai agama dan umat belum meraih

wa lā yu’lā ‘alayh (Islam yang superior di atas semuanya).

Qaeda terhadap kompleks Pentagon dan WTC yang menelan korban 2.973

jiwa. Penyerangan ini menyebabkan Amerika menyerang negara yang dianggap melindungi

-Qaeda dan jaringannya yaitu Afghanistan dan Irak.

menjadikan hubungan disharmoni antara umat Islam dan non-Islam.

Contoh lain yang paling aktual adalah penyerangan Paris pada 13 Nopember 2015.

Pada kasus tersebut, ISIS menyatakan telah mengirimkan delapan pasukannya untuk

mengabarkan sedikitnya 128 orang tewas dan 200 orang lebih

ondisi 99 korban luka kritis. Penyerangan terjadi di enam lokasi yang semuanya

Selang beberapa hari, Perancis membalas dengan mengirimkan dua belas

pesawat dan jet tempur ke markas ISIS di Irak. Serangan Perancis menghancurkan pusat

komando, pusat perekrutan, gudang senjata, dan kamp pelatihan ISIS.8 Gerakan radikal ini

menambahkan adanya disharmoni antara umat Islam dan non-Islam. Baik ISIS maupun al

hal seperti ini adalah jihad.

Hal di atas dianggap membentuk stereotipe bahwa jihad adalah suatu perang

suci dalam rangka memerangi musuh guna menyebarkan agama Islam. Stereotipe

tersebut pada akhirnya memberikan stigma kepada Islam sebagai agama yang

gajarkan kekerasan. Sementara itu, dalam khazanah Islam modern, pembahasan

jihad sering disatukan dengan pembahasan perang. Padahal dalam tafsir

Shaykh Ibrāhīm al-Bayjūrī ‘alā Fatḥi al-Qarīb al-Muj

Peperangan Nabi Muhammad SAW., dan Ayat-Ayat Qita

Qaeda Tinjauan Sosial Politik, Ideologi, dan Sepak Terjangnya, (Jakarta: LP3ES, 2014),

, Minggu 15 Nopember 2015.

, Selasa 17 Nopember 2015

mengatakan bahwa termasuk bagian dari jihad adalah berperang untuk

i tersebut dapat dipahami bahwa tujuan dari

Dewasa ini hubungan damai dan permusuhan antara umat Islam dan non-Islam

lebih memilih untuk

bermusuhan, didasarkan pada keyakinan bahwa Islam sebagai agama dan umat belum meraih

(Islam yang superior di atas semuanya).5 Misalnya

Qaeda terhadap kompleks Pentagon dan WTC yang menelan korban 2.973

jiwa. Penyerangan ini menyebabkan Amerika menyerang negara yang dianggap melindungi

aringannya yaitu Afghanistan dan Irak.6 Sehingga

Contoh lain yang paling aktual adalah penyerangan Paris pada 13 Nopember 2015.

Pada kasus tersebut, ISIS menyatakan telah mengirimkan delapan pasukannya untuk

mengabarkan sedikitnya 128 orang tewas dan 200 orang lebih

ondisi 99 korban luka kritis. Penyerangan terjadi di enam lokasi yang semuanya

Selang beberapa hari, Perancis membalas dengan mengirimkan dua belas

an Perancis menghancurkan pusat

Gerakan radikal ini

Islam. Baik ISIS maupun al-

Hal di atas dianggap membentuk stereotipe bahwa jihad adalah suatu perang

suci dalam rangka memerangi musuh guna menyebarkan agama Islam. Stereotipe

tersebut pada akhirnya memberikan stigma kepada Islam sebagai agama yang

gajarkan kekerasan. Sementara itu, dalam khazanah Islam modern, pembahasan

jihad sering disatukan dengan pembahasan perang. Padahal dalam tafsir Mafātiḥ al-

Mujīb, (Jakarta: Dār al-

al”, al-Itqan, STAI al-

, (Jakarta: LP3ES, 2014),

Page 3: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

Ghayb, al-Rāzi berpandangan bahwa Islam sebagai agama

Bahkan Rudolph Peters dalam tulisannya yang berjudul

Qadīman wa Hadīthan secara tegas mengatakan bahwa Islam tidak mensyariatkan

berperang kecuali untuk menolak musuh atau demi keamanan dakwah Islam.

Sejumlah kelompok lain dari umat Islam lebih memilih hidup damai dengan non

Muslim. Peperangan dan berhadap

dilakukan karena terpaksa dan demi kemaslahatan yang lebih besar. Kehidupan damai dan

harmoni merupakan pilihan pertama selama hal tersebut masih dimungkinkan. Rudolph Peters

mengutip pendapat Maḥmūd Syalt

pemahaman yang sudah disebutkan sebelumnya.

mendukung pemahaman yang sama dengan

Abdul Ghofur bahwa disebut abu

mengidolakan adanya negara Islam dan kewajiban mempertahankannya meski melalui

peperangan apabila telah dimungkinkan.

Dalam jaringan Mujahidin antar bangsa, posisi dan peran Abdullah Azzam tidak bisa

diabaikan. Ia berperan sebagai ulama yang menjadi sandaran bagi para Mujahidin di dunia.

Gabungan antara komitmen jihad dengan kemampuannya dalam bidang fikih menjadikannya

sangat dihormati oleh kalangan para Mujahidin. Osama bin Laden mengakuinya sebagai

ulama bagi kaum Mujahidin. Pengakuan tersebut tidak hanya dari anggota al

dipimpinnya, melainkan juga hampir seluruh kaum Mujahidin kontemporer.

Dalam pandangan Azzam, jihad adalah satu

mendirikan Daulah Islamiyah dalam rangka menegakkan hukum

Islam. Menurutnya, langkah awal yang harus ditempuh untuk mendirikan

Daulah Islamiyah adalah memerangi para

Daulah Islamiyah berkuasa, baru Islam ditawarkan kepada rakyat,

termasuk prinsip tidak ada paksaan dalam beragama.

Azzam untuk menegakkan Islam

9 Al-Rāzi, Mafātiḥ al-Ghayb, 22:4.

10 Rudolph Peters, al-Jihād fī al-Islām Qad

11 Peters, al-Jihād fī al-Islām, 85.

12 Abdul Ghofur Maimoen, “Peperangan Nabi Muhammad SAW

13 As’ad Said Ali, Al-Qaeda….., 41.

14 Abdullah Azzam, Fī Ẓilāli Surat al

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

berpandangan bahwa Islam sebagai agama raḥmatan li al

Bahkan Rudolph Peters dalam tulisannya yang berjudul al-Jihād f

secara tegas mengatakan bahwa Islam tidak mensyariatkan

berperang kecuali untuk menolak musuh atau demi keamanan dakwah Islam.

Sejumlah kelompok lain dari umat Islam lebih memilih hidup damai dengan non

Muslim. Peperangan dan berhadap-hadapan secara konfrontatif adalah sikap yang bo

dilakukan karena terpaksa dan demi kemaslahatan yang lebih besar. Kehidupan damai dan

harmoni merupakan pilihan pertama selama hal tersebut masih dimungkinkan. Rudolph Peters

d Syaltūt memaklumatkan sikap demikian serta mengkritik

pemahaman yang sudah disebutkan sebelumnya.11 Sedikit abu-abu, Ramdān al

mendukung pemahaman yang sama dengan Maḥmūd Syaltūt. Sebagaimana dikutip dari

bahwa disebut abu-abu karena di berbagai tempat dalam bukunya masih

mengidolakan adanya negara Islam dan kewajiban mempertahankannya meski melalui

peperangan apabila telah dimungkinkan.12

Dalam jaringan Mujahidin antar bangsa, posisi dan peran Abdullah Azzam tidak bisa

diabaikan. Ia berperan sebagai ulama yang menjadi sandaran bagi para Mujahidin di dunia.

Gabungan antara komitmen jihad dengan kemampuannya dalam bidang fikih menjadikannya

angat dihormati oleh kalangan para Mujahidin. Osama bin Laden mengakuinya sebagai

ulama bagi kaum Mujahidin. Pengakuan tersebut tidak hanya dari anggota al

dipimpinnya, melainkan juga hampir seluruh kaum Mujahidin kontemporer.

Dalam pandangan Azzam, jihad adalah satu-satunya cara untuk

mendirikan Daulah Islamiyah dalam rangka menegakkan hukum

Islam. Menurutnya, langkah awal yang harus ditempuh untuk mendirikan

Daulah Islamiyah adalah memerangi para tāghūt. Kemudian setelah

Daulah Islamiyah berkuasa, baru Islam ditawarkan kepada rakyat,

termasuk prinsip tidak ada paksaan dalam beragama.14 Semangat Abdullah

Azzam untuk menegakkan Islam dengan cara berjihad

Islām Qadīman wa Hadīthan, (al-Qāhirat: Markaz al-Ahrām, 1996), 7.

Peperangan Nabi Muhammad SAW., 2.

li Surat al-Tawbah (Pakistan: Lajnah al-Nisāiyyah al-Arabiyyah, tth), 44.

Volume 1, No. 2, Agustus 2015 93

matan li al-‘ālamīn.9

Jihād fī al-Islām

secara tegas mengatakan bahwa Islam tidak mensyariatkan

berperang kecuali untuk menolak musuh atau demi keamanan dakwah Islam.10

Sejumlah kelompok lain dari umat Islam lebih memilih hidup damai dengan non-

hadapan secara konfrontatif adalah sikap yang boleh

dilakukan karena terpaksa dan demi kemaslahatan yang lebih besar. Kehidupan damai dan

harmoni merupakan pilihan pertama selama hal tersebut masih dimungkinkan. Rudolph Peters

memaklumatkan sikap demikian serta mengkritik

Ramdān al-Būti juga

. Sebagaimana dikutip dari

abu karena di berbagai tempat dalam bukunya masih

mengidolakan adanya negara Islam dan kewajiban mempertahankannya meski melalui

Dalam jaringan Mujahidin antar bangsa, posisi dan peran Abdullah Azzam tidak bisa

diabaikan. Ia berperan sebagai ulama yang menjadi sandaran bagi para Mujahidin di dunia.

Gabungan antara komitmen jihad dengan kemampuannya dalam bidang fikih menjadikannya

angat dihormati oleh kalangan para Mujahidin. Osama bin Laden mengakuinya sebagai

ulama bagi kaum Mujahidin. Pengakuan tersebut tidak hanya dari anggota al-Qaeda yang

dipimpinnya, melainkan juga hampir seluruh kaum Mujahidin kontemporer.13

satunya cara untuk

mendirikan Daulah Islamiyah dalam rangka menegakkan hukum-hukum

Islam. Menurutnya, langkah awal yang harus ditempuh untuk mendirikan

Kemudian setelah

Daulah Islamiyah berkuasa, baru Islam ditawarkan kepada rakyat,

Semangat Abdullah

berjihad membuatnya

Ahrām, 1996), 7.

Arabiyyah, tth), 44.

Page 4: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus94

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

dijuluki sebagai pemimpin

Sayyaf dan Hekmatiar.15

Penafsiran Abdullah Azzam terhadap QS:9 ayat 5 dalam bukunya

Tawbah menegaskan bahwa membunuh orang musyrik dapat menggunakan

menambahkan dalam argumennya, bahwa Abu Bakar dan Ali juga pernah membunuh orang

yang murtad dan kafir dengan membakarnya.

gagasan Azzam inilah para Mujahidin melakukan tindakan radikal yang ekstrim termasuk

bom bunuh diri.

Sikap bermusuhan demikian menurut Abdul Ghofur adalah warisan dari Khilafah

Islamiyah yang sedang menguasai dunia, sehingga tidak beresik

berhadap-hadapan dengan umat lain. Pedoman utamanya dalam membaca al

sejarah terakhir Madinah setelah meraih kemenangan terutama pasca terbukanya kota

Makkah. Pandangan mereka tidak berpijak pada sejarah Islam di M

awal Madinah.17 Hal ini mengindikasikan adanya pemahaman ayat

parsial.

Piranti yang digemari oleh cara pandang seperti di atas adalah

Misalnya pandangan Azzam tentang ayat

bahwa ayat-ayat jihad surat al

sebelumnya.18 Teori nāskh-mans

terselesaikan dengan syarat diketahui sejarah pewahyuannya. Dalil yang turun belakangan

membatalkan dalil yang turun lebih awal. Teori tersebut adalah pilihan belakangan setelah

opsi lain tidak dimungkinkan, misalnya tentang teori

ayat yang bertentangan.20

Untuk itu, tulisan ini akan memberikan suatu gambaran bagaimana kaidah, teori, dan

penafsiran Abdullah Azzam atas ayat

yang dianggap sebagai sumber pedoman jihad dan me

15 Greg Fealy dan Anthony Bubalo,Muzakki, (Bandung: Mizan Pustaka, 2007), 18.

16 Abdullah Azzam, Fī Ẓilāli Surat a

17 Abdul Ghofur Maimoen, “Peperangan Nabi Muhammad SAW

18 Abdullah Azzam, Fī Ẓilāli Surat a

19 Apabila ada dua dalil yang bertentangan maka salah satu langkahnya adalahkonteks masing-masing dalil tersebut

20 Aḥmad Abd al-Latīf, al-Nafaḥāt ‘

Agustus 2015

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

pemimpin para penggerak jihad modern seperti Rasul

Penafsiran Abdullah Azzam terhadap QS:9 ayat 5 dalam bukunya

menegaskan bahwa membunuh orang musyrik dapat menggunakan

menambahkan dalam argumennya, bahwa Abu Bakar dan Ali juga pernah membunuh orang

yang murtad dan kafir dengan membakarnya.16 Hal ini menjadikan adanya

gagasan Azzam inilah para Mujahidin melakukan tindakan radikal yang ekstrim termasuk

Sikap bermusuhan demikian menurut Abdul Ghofur adalah warisan dari Khilafah

Islamiyah yang sedang menguasai dunia, sehingga tidak beresiko mengambil sikap keras dan

hadapan dengan umat lain. Pedoman utamanya dalam membaca al

sejarah terakhir Madinah setelah meraih kemenangan terutama pasca terbukanya kota

Makkah. Pandangan mereka tidak berpijak pada sejarah Islam di Makkah dan tidak pula era

Hal ini mengindikasikan adanya pemahaman ayat-ayat al

Piranti yang digemari oleh cara pandang seperti di atas adalah

Misalnya pandangan Azzam tentang ayat-ayat jihad dalam surat al-Tawbah. Ia berpendapat

ayat jihad surat al-Tawbah dengan otomatis me-naskh ayat-ayat jihad yang turun

mansūkh lahir dari adanya pertentangan dua dalil yang tidak bisa

terselesaikan dengan syarat diketahui sejarah pewahyuannya. Dalil yang turun belakangan

membatalkan dalil yang turun lebih awal. Teori tersebut adalah pilihan belakangan setelah

ak dimungkinkan, misalnya tentang teori al-jam’u19 (mengkompromikan) ayat

Untuk itu, tulisan ini akan memberikan suatu gambaran bagaimana kaidah, teori, dan

penafsiran Abdullah Azzam atas ayat-ayat jihad dalam karyanya Fī Ẓilā

yang dianggap sebagai sumber pedoman jihad dan me-naskh ayat-ayat lain yang turun

Jejak Kafilah ; Pengaruh Radikalisme Timur Tengah di IndonesiaMuzakki, (Bandung: Mizan Pustaka, 2007), 18.

urat al-Tawbah, 14.

Peperangan Nabi Muhammad SAW., 2.

urat al-Tawbah, 176.

Apabila ada dua dalil yang bertentangan maka salah satu langkahnya adalah dikompromikanmasing dalil tersebut

t ‘ala Sharḥ al-Waraqāt, (ttp: Al-Haramain Jaya, 2006), 110.

penggerak jihad modern seperti Rasul

Penafsiran Abdullah Azzam terhadap QS:9 ayat 5 dalam bukunya Fī Ẓilāli Surat al-

menegaskan bahwa membunuh orang musyrik dapat menggunakan segala cara. Ia

menambahkan dalam argumennya, bahwa Abu Bakar dan Ali juga pernah membunuh orang

dugaan bahwa dari

gagasan Azzam inilah para Mujahidin melakukan tindakan radikal yang ekstrim termasuk

Sikap bermusuhan demikian menurut Abdul Ghofur adalah warisan dari Khilafah

o mengambil sikap keras dan

hadapan dengan umat lain. Pedoman utamanya dalam membaca al-Qur`an adalah

sejarah terakhir Madinah setelah meraih kemenangan terutama pasca terbukanya kota

akkah dan tidak pula era

ayat al-Qur`an secara

Piranti yang digemari oleh cara pandang seperti di atas adalah nāskh-mansūkh.

Tawbah. Ia berpendapat

ayat jihad yang turun

lahir dari adanya pertentangan dua dalil yang tidak bisa

terselesaikan dengan syarat diketahui sejarah pewahyuannya. Dalil yang turun belakangan

membatalkan dalil yang turun lebih awal. Teori tersebut adalah pilihan belakangan setelah

(mengkompromikan) ayat-

Untuk itu, tulisan ini akan memberikan suatu gambaran bagaimana kaidah, teori, dan

āli Surat al-Tawbah

ayat lain yang turun

lah ; Pengaruh Radikalisme Timur Tengah di Indonesia, terj. Akh.

kompromikan sesuai dengan

Haramain Jaya, 2006), 110.

Page 5: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

sebelumnya. Dewasa ini banyak kalangan umat Islam bertindak radikal dengan

mengatasnamakan dirinya sebagai Mujahid. Hal tersebut dimungkinkan adanya pemahaman

terhadap ayat-ayat al-Qur`an secara parsial.

Dalam kaitannya dengan pemahaman terhadap al

‘Ulum al-Qur`an. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai pemahaman yang utuh terhadap ayat

yang akan dikaji. Maka dalam tulisan ini akan suguhkan kaidah

mutashābih dan nāskh-mans

menafsirkan ayat-ayat jihad. Selain itu, tulisan ini juga akan memaparkan kaidah

digunakannya dalam menafsirkan ayat

dalam menggunakan kaidah naksh

Salah satu ilmu pokok untuk memahami ayat al

mutashābih. Dalam hal ini,

mutashābih. Oleh sebab itu,

ditemukan beberapa ayat atau hadis yang bertentangan dengan kaidah

dikompromikan sehingga tidak terjadi kerancauan dalam kaidah

Selain teori muḥkam-mutash

memiliki keterkaitan bahwa jika

terjadi kerancauan dalam memahami ayat al

hukum yang berbentuk perintah

berupa kalam khabar yang memiliki

Sedangkan yang tidak termasuk

bermakna talab, misal lafadz-lafadz

Prinsip lain dari kaidah

berkaitan dengan pokok-

ditetapkan batasan waktunya

dapat dipahami bahwa kaidah

realitas.25

21 Jalāl Al-Dīn bin Abdu al-Raḥman al‘Ilmiyyah,2012), 310.

22 Abdu al-Latīf, al-Nafaḥāt, 110.

23 al-Sayūṭī, al-Itqān fī ‘Ulūm al-Qur`an.

24 Abdul Wahab Kholaf, Ilmu Uṣul al

25 Wahbah al-Zuḥayly, al-Wajīz fī U

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

sebelumnya. Dewasa ini banyak kalangan umat Islam bertindak radikal dengan

mengatasnamakan dirinya sebagai Mujahid. Hal tersebut dimungkinkan adanya pemahaman

Qur`an secara parsial.

Dalam kaitannya dengan pemahaman terhadap al-Qur`an, sangat diperlukan adanya

Qur`an. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai pemahaman yang utuh terhadap ayat

yang akan dikaji. Maka dalam tulisan ini akan suguhkan kaidah ‘Ulum al

mansūkh untuk melihat pemahaman Abdullah Azzam dalam

ayat jihad. Selain itu, tulisan ini juga akan memaparkan kaidah

digunakannya dalam menafsirkan ayat-ayat jihad. Kemudian akan melihat konsistensinya

naksh yang dibangunnya sendiri.

Salah satu ilmu pokok untuk memahami ayat al-Qur`an adalah teori

muḥkam dipahami sebagai prinsip pokok dalam memahami

tu, muḥkam adalah ayat-ayat yang tidak boleh di

ditemukan beberapa ayat atau hadis yang bertentangan dengan kaidah mu

dikompromikan sehingga tidak terjadi kerancauan dalam kaidah muḥkam-mutash

mutashābih, disuguhkan juga kaidah nāskh-mans

memiliki keterkaitan bahwa jika muḥkam yang menjadi prinsip pokok di

terjadi kerancauan dalam memahami ayat al-Qur`an.22 Kaidah naskh hanya

perintah dan larangan, baik diungkapkan secara

memiliki makna amar atau nahi, sebagaimana dijelaska

termasuk dalam wilayah naskh adalah lafadz

lafadz yang bermakna janji dan ancaman.23

kaidah naskh adalah tidak berlakunya

-pokok agama, ibadah, mu’amalah, naskh

waktunya dan kejadian di masa lampau.24 Dengan

dapat dipahami bahwa kaidah naskh hanya berlaku pada persoalan hukum bukan

man al-Sayūṭī, al-Itqān fī ‘Ulūm al-Qur`an, (Lebanon: Dār al

Qur`an., 339

ul al-Fīqhi, (Surabaya: Haromain, 2004), 226.

Wajīz fī Uṣūl al-Fīqh, (ttp: tnp, tth), 237.

Volume 1, No. 2, Agustus 2015 95

sebelumnya. Dewasa ini banyak kalangan umat Islam bertindak radikal dengan

mengatasnamakan dirinya sebagai Mujahid. Hal tersebut dimungkinkan adanya pemahaman

Qur`an, sangat diperlukan adanya

Qur`an. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai pemahaman yang utuh terhadap ayat

‘Ulum al-Qur`an muḥkam-

untuk melihat pemahaman Abdullah Azzam dalam

ayat jihad. Selain itu, tulisan ini juga akan memaparkan kaidah naskh yang

melihat konsistensinya

Qur`an adalah teori muḥkam-

dipahami sebagai prinsip pokok dalam memahami

ayat yang tidak boleh di-naskh. Jika

muḥkam, maka harus

mutashābih.21

mansūkh. Keduanya

yang menjadi prinsip pokok di-naskh, maka akan

hanya terjadi pada

secara jelas maupun

dijelaskan al-Suyuti.

khabar yang tidak

berlakunya persoalan yang

naskh yang sudah

Dengan demikian,

hanya berlaku pada persoalan hukum bukan

, (Lebanon: Dār al-Kutub al-

Page 6: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus96

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

Langkah penelitian ini adalah sebagai berikut:

menyeleksi data, khususnya karya

dengan objek yang diteliti. Data

analisis mendalam tentang konstruksi metodis Abdullah Azzam dalam karya tafsirnya secara

deskriptif-kualitatif sesuai data yang terkumpul.

menggunakan kaidah ‘Ulum al

analisis.

B. Konteks Intelektual Abdullah Azzam

1. Latar Belakang kehidupan

Nama lengkap Abdullah Azzam adalah Abdullah Yusuf Azzam.

Barat Yordania tahun 1941 M di kampung Sailat al

laut kota Jenin, Palestina. Ia dijuluki Sayyid Qutb ‘Amman. Ayahnya bernama Yusuf

Musthafa Azzam yang wafat pada tahun 1990 M, sedangkan ibunya bernama Zakiyyah Shalih

Husain al-Ahmad dan wafat pada tahun 1988 M. Kedu

Sailat al-Hārithiyah.27 Di bawah asuhan ayahnya, ia terbiasa menghafalkan a

dikenal dengan kecerdasan, keberanian, serta jiwa kepemimpinannya.

Sejak kecil Azzam sudah dididik oleh Jama’ah Ikhwanul Muslimin. Ia diasuh Syafiq

As’ad yang bertugas mendidik kader

kader Ikhwan tersebut dididik dengan akhlak dan metode dakwah Ikhwanul Muslimin. Oleh

sebab itu, Azzam sudah mengenal Ikhwanul Muslimin sejak masa kecil.

Azzam juga bertemu dengan Abdur Rahman Khalifah yaitu ketua cabang Ikhwanul

Muslimin Yordania-Pakistan. Ia menceritakan sepak terjang Azzam pada wakt

Dalam satu ziarah, saya pergi ke cabang Ikhwan di Jenin pada tahun limapuluhan, ketika saya sedang duduk bersama dengan wakil Ikhwan di Jenin, tibatiba datang seorang anak kepadaku dan berkata, “Saya adalah Abdullah Azzamdari Sailat al-Haritsiyah dan telah masuk Ikhwanul Muslimin. Saya belajar dikelas tujuh. Saya telah membentuk kelompok dakwah yang terdiri dari kerabatdan teman-teman saya. Saya mengadakan pertemuan dengan mereka di masjid

26 Said Ali, al-Qaeda., 82

27 Iyād Abdul Hamīd ‘Aql, “Ma’ālim alUniversitas Islam Ghaza, Pakistan, 2008), 22.

28 Hermasyah Anwar, “Pemikiran Dr. Abdullah Azzam Tentang Jihad dan Pengaruhnya di Afghanistan (19791989)”, (Skripsi di Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), 69.

29 Hamīd ‘Aql, Ma’ālim al-Tarbiyyah

Agustus 2015

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

Langkah penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, menginventarisasi dan

menyeleksi data, khususnya karya-karya Abdullah Azzam dan karya-karya lain dan terkait

dengan objek yang diteliti. Data-data primer dijadikan referensi utama.

alisis mendalam tentang konstruksi metodis Abdullah Azzam dalam karya tafsirnya secara

kualitatif sesuai data yang terkumpul. Ketiga, melakukan interpretasi data dengan

menggunakan kaidah ‘Ulum al-Qur`an dan kaidah yang digunakan Azzam seb

Konteks Intelektual Abdullah Azzam

Latar Belakang kehidupan

Nama lengkap Abdullah Azzam adalah Abdullah Yusuf Azzam.26

Barat Yordania tahun 1941 M di kampung Sailat al-Hārithiyah kira-kira 20 km sebelah Barat

laut kota Jenin, Palestina. Ia dijuluki Sayyid Qutb ‘Amman. Ayahnya bernama Yusuf

Musthafa Azzam yang wafat pada tahun 1990 M, sedangkan ibunya bernama Zakiyyah Shalih

Ahmad dan wafat pada tahun 1988 M. Kedua orang tua Azzam juga berasal dari

Di bawah asuhan ayahnya, ia terbiasa menghafalkan a

dikenal dengan kecerdasan, keberanian, serta jiwa kepemimpinannya.28

kecil Azzam sudah dididik oleh Jama’ah Ikhwanul Muslimin. Ia diasuh Syafiq

As’ad yang bertugas mendidik kader-kader Jama’ah Ikhwan di desa Sailat al

kader Ikhwan tersebut dididik dengan akhlak dan metode dakwah Ikhwanul Muslimin. Oleh

b itu, Azzam sudah mengenal Ikhwanul Muslimin sejak masa kecil.29

Azzam juga bertemu dengan Abdur Rahman Khalifah yaitu ketua cabang Ikhwanul

Pakistan. Ia menceritakan sepak terjang Azzam pada wakt

Dalam satu ziarah, saya pergi ke cabang Ikhwan di Jenin pada tahun limapuluhan, ketika saya sedang duduk bersama dengan wakil Ikhwan di Jenin, tibatiba datang seorang anak kepadaku dan berkata, “Saya adalah Abdullah Azzam

yah dan telah masuk Ikhwanul Muslimin. Saya belajar dikelas tujuh. Saya telah membentuk kelompok dakwah yang terdiri dari kerabat

teman saya. Saya mengadakan pertemuan dengan mereka di masjid

Ma’ālim al-Tarbiyyah Fī Ḍaui Kitābāti al-Syaikh Adullah AzzamUniversitas Islam Ghaza, Pakistan, 2008), 22.

Pemikiran Dr. Abdullah Azzam Tentang Jihad dan Pengaruhnya di Afghanistan (1979(Skripsi di Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), 69.

Tarbiyyah., 28.

menginventarisasi dan

karya lain dan terkait

Kedua, melakukan

alisis mendalam tentang konstruksi metodis Abdullah Azzam dalam karya tafsirnya secara

melakukan interpretasi data dengan

dan kaidah yang digunakan Azzam sebagai alat

Azzam lahir di tepi

kira 20 km sebelah Barat

laut kota Jenin, Palestina. Ia dijuluki Sayyid Qutb ‘Amman. Ayahnya bernama Yusuf

Musthafa Azzam yang wafat pada tahun 1990 M, sedangkan ibunya bernama Zakiyyah Shalih

a orang tua Azzam juga berasal dari

Di bawah asuhan ayahnya, ia terbiasa menghafalkan al-Qur`an. Azzam

kecil Azzam sudah dididik oleh Jama’ah Ikhwanul Muslimin. Ia diasuh Syafiq

kader Jama’ah Ikhwan di desa Sailat al-Haritsiyah. Para

kader Ikhwan tersebut dididik dengan akhlak dan metode dakwah Ikhwanul Muslimin. Oleh

Azzam juga bertemu dengan Abdur Rahman Khalifah yaitu ketua cabang Ikhwanul

Pakistan. Ia menceritakan sepak terjang Azzam pada waktu kecil :

Dalam satu ziarah, saya pergi ke cabang Ikhwan di Jenin pada tahun limapuluhan, ketika saya sedang duduk bersama dengan wakil Ikhwan di Jenin, tiba-tiba datang seorang anak kepadaku dan berkata, “Saya adalah Abdullah Azzam

yah dan telah masuk Ikhwanul Muslimin. Saya belajar dikelas tujuh. Saya telah membentuk kelompok dakwah yang terdiri dari kerabat

teman saya. Saya mengadakan pertemuan dengan mereka di masjid

Syaikh Adullah Azzam”, (Tesis di

Pemikiran Dr. Abdullah Azzam Tentang Jihad dan Pengaruhnya di Afghanistan (1979-

Page 7: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

desa. Saya mengundang Anda untuk mengunjungi kami.” Lmengunjunginya saat ziarah ke Jenin berikutnya. Dan benar, pada kunjungankedua aku datangi Sailat aldapati Abdullah Azzam dan kelompoknya duduk di pojok masjid, mereka sangatgembira dengan kunjunganku. Lalu aku kembali ke Jenin dan aku tidak bisamelupakan pertemuan yang sangat mengesankan itu.

Azzam banyak terpengaruh dengan pemikiran Hassan Al

dan Sayyid Qutb. Ia banyak membaca karya

jamaah Ikhwanul Muslimin lainnya.

2. Pergulatan Intelektual

Pendidikan dasar Abdullah Azzam dihabiskan di kampung ha

melanjutkan tingkat Tsanawiyyah (SMA) di kota Jenin. Sedangkan strata satunya dilanjutkan

di Universitas Khudorri pada jurusan pertanian, Tulkarem, Palestina Utara.

Barat Palestina dikuasai Israel pada tahun 1967 M, ia pindah ke Yordania, kemudian

melanjutkan program megister di Universitas al

jurusan Ushul Fiqh. Pada tahun 1971 M, ia mengajar di Universitas Yordania, kemudian

mendapat beasiswa program doktoral di Universitas Al

program doktoralnya pada tahun 1973 M dan lulus dengan predikat

‘ula (Cumlaude dengan penghargaan tingkat pertama).

Pada saat di Mesir inilah, Azzam

Sayyid Qutb34, Hasan al-Banna

30 Anwar, Pemikiran Dr. Abdullah Azzam

31 Hamīd ‘Aql, Ma’ālim al-Tarbiyyah

32 Anwar, Pemikiran Dr. Abdullah Azzam

33 Ibid., 72.

34 Sayyid Qutb, lahir pada 9 Oktober di desa Musya dekat kota Asyut, Mesir. Ayahnya adalah alIbrahim, seorang anggota Hizb al-Wathani. Pada usia 13 tahunHasan al-Banna, ia juga masuk sekolah guru dan mengenyam pendidikan tinggi di Universitas DKairo. Ia kemudian bekerja di Kementriankritik sastra dan puisi. Kemudian pada tahun 1948, ia dikirim ke Amerika untuk mempelajari sBarat, dan pada 1951, ia mengunjungi beberapakembali ke Mesir dan menjadi penulis. Kemudian pada tahun 1953,dan ditunjuk sebagai penyunting surat kabar, kemudian menjadi direktur propaganda, jajaran komite kerja dandewan pembimbing. Tahun 1954,dengan Gamal Abdul Nasser, mengecam perjanjian dengan Inggris, yang kemudian membuatnya divonis 15tahun di penjara. Tahun 1964, ia dibebaskantahun 1965, ia ditangkap kembali dengan dakwaan tero

35 Hasan al-Banna (1906-1949) adalah pendiri Ikhwanul Muslimin (1928). Ia memulai karirnya sebagai gurusetelah lulus dari Universitas Dārul Ulum. Ketika menjadi mahasiswa, ia dikenal sang

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

desa. Saya mengundang Anda untuk mengunjungi kami.” Lalu aku janjikan untukmengunjunginya saat ziarah ke Jenin berikutnya. Dan benar, pada kunjungankedua aku datangi Sailat al-Haritsiyah sekaligus shalat Ashar di masjidnya. Akudapati Abdullah Azzam dan kelompoknya duduk di pojok masjid, mereka sangat

ira dengan kunjunganku. Lalu aku kembali ke Jenin dan aku tidak bisamelupakan pertemuan yang sangat mengesankan itu.30

Azzam banyak terpengaruh dengan pemikiran Hassan Al-Banna, Abdul Qodir ‘Audah,

b. Ia banyak membaca karya-karya mereka sebagaimana yang dilakukan

jamaah Ikhwanul Muslimin lainnya.31

Pendidikan dasar Abdullah Azzam dihabiskan di kampung ha

melanjutkan tingkat Tsanawiyyah (SMA) di kota Jenin. Sedangkan strata satunya dilanjutkan

di Universitas Khudorri pada jurusan pertanian, Tulkarem, Palestina Utara.

asai Israel pada tahun 1967 M, ia pindah ke Yordania, kemudian

melanjutkan program megister di Universitas al-Azhar Mesir dan lulus pada tahun 1969 M di

jurusan Ushul Fiqh. Pada tahun 1971 M, ia mengajar di Universitas Yordania, kemudian

program doktoral di Universitas Al-Azhar, Mesir. Ia menyelesaikan

program doktoralnya pada tahun 1973 M dan lulus dengan predikat imtiyaz bimartabah syaraf

(Cumlaude dengan penghargaan tingkat pertama).33

Pada saat di Mesir inilah, Azzam berkesempatan memperdalam gagasan

Banna35, Ibnu Taimiyyah hingga Ibnu Qayyum. Masa studinya di

Pemikiran Dr. Abdullah Azzam., 70.

Tarbiyyah., 29.

Pemikiran Dr. Abdullah Azzam., 70.

Sayyid Qutb, lahir pada 9 Oktober di desa Musya dekat kota Asyut, Mesir. Ayahnya adalah alWathani. Pada usia 13 tahun, ia mampu menghafal al-

Banna, ia juga masuk sekolah guru dan mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Dementrian Pendidikan. Pada tahun 1930, Qutb menulis beberapa karya

udian pada tahun 1948, ia dikirim ke Amerika untuk mempelajari sBarat, dan pada 1951, ia mengunjungi beberapa negara, di antaranya Inggris, Swis, dan Italia. Tahun 1951, Qutbkembali ke Mesir dan menjadi penulis. Kemudian pada tahun 1953, ia bergabung dengan Ikhwanul Muslimin,dan ditunjuk sebagai penyunting surat kabar, kemudian menjadi direktur propaganda, jajaran komite kerja dan

satu tahun setelah bergabung dengan Ikhwanul Muslimin, Qutb berselisihamal Abdul Nasser, mengecam perjanjian dengan Inggris, yang kemudian membuatnya divonis 15

tahun di penjara. Tahun 1964, ia dibebaskan dari penjara akibat intervensi Presiden Irak, Abd. Salam Arief. Pada, ia ditangkap kembali dengan dakwaan teroris, kemudian divonis hukuman mati pada tahun 1966.

1949) adalah pendiri Ikhwanul Muslimin (1928). Ia memulai karirnya sebagai gururi Universitas Dārul Ulum. Ketika menjadi mahasiswa, ia dikenal sangat taat terhadap agamanya.

Volume 1, No. 2, Agustus 2015 97

alu aku janjikan untukmengunjunginya saat ziarah ke Jenin berikutnya. Dan benar, pada kunjungan

Haritsiyah sekaligus shalat Ashar di masjidnya. Akudapati Abdullah Azzam dan kelompoknya duduk di pojok masjid, mereka sangat

ira dengan kunjunganku. Lalu aku kembali ke Jenin dan aku tidak bisa

Banna, Abdul Qodir ‘Audah,

karya mereka sebagaimana yang dilakukan

Pendidikan dasar Abdullah Azzam dihabiskan di kampung halamannya dan

melanjutkan tingkat Tsanawiyyah (SMA) di kota Jenin. Sedangkan strata satunya dilanjutkan

di Universitas Khudorri pada jurusan pertanian, Tulkarem, Palestina Utara.32 Setelah tepi

asai Israel pada tahun 1967 M, ia pindah ke Yordania, kemudian

Azhar Mesir dan lulus pada tahun 1969 M di

jurusan Ushul Fiqh. Pada tahun 1971 M, ia mengajar di Universitas Yordania, kemudian

Azhar, Mesir. Ia menyelesaikan

imtiyaz bimartabah syaraf

berkesempatan memperdalam gagasan-gagasan

, Ibnu Taimiyyah hingga Ibnu Qayyum. Masa studinya di

Sayyid Qutb, lahir pada 9 Oktober di desa Musya dekat kota Asyut, Mesir. Ayahnya adalah al-Hajj Qutb-Qur`an. Seperti halnya

Banna, ia juga masuk sekolah guru dan mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Darul Ulum,endidikan. Pada tahun 1930, Qutb menulis beberapa karya fīksi,

udian pada tahun 1948, ia dikirim ke Amerika untuk mempelajari sistem pendidikanegara, di antaranya Inggris, Swis, dan Italia. Tahun 1951, Qutb

ia bergabung dengan Ikhwanul Muslimin,dan ditunjuk sebagai penyunting surat kabar, kemudian menjadi direktur propaganda, jajaran komite kerja dan

lah bergabung dengan Ikhwanul Muslimin, Qutb berselisihamal Abdul Nasser, mengecam perjanjian dengan Inggris, yang kemudian membuatnya divonis 15

ri penjara akibat intervensi Presiden Irak, Abd. Salam Arief. Padaemudian divonis hukuman mati pada tahun 1966.

1949) adalah pendiri Ikhwanul Muslimin (1928). Ia memulai karirnya sebagai guruat taat terhadap agamanya.

Page 8: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus98

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

Mesir juga mendekatkannya dengan jaringan Ikhwan Mesir.

teman keluarga dari Sayyid Qutb, Ayman al

Sekembali dari Mesir, ia meneruskan mengajar di Universitas Yordania pada Fakultas

Syariah.39 Pada masa ini ia dianggap sebagai tokoh yang keras karena mengajarkan

pemisahan kelas putra dan putri. Ia juga mewaji

menghapus kegiatan rekreasi, dan memobilisasi kalangan muda dalam barisan gerakan

Ikhwan Yordania. Tindakannya dianggap meresahkan pemerintah Yordania. Pada tahun 1980

M ia dipecat dan pergi ke Saudi Arabia untuk me

Sementara itu, Osama bin Laden merupakan mahasiswa di Universitas tersebut. Banyak yang

meyakini bahwa di sinilah Osama pertama kali terpengaruh dengan pemikiran Azzam.

Uni Soviet menginvasi Afghanistan, Azzam meminta ijin pada rektor di Universitas King

Abdul Aziz untuk membantu mengajar di Universitas Islamabad.

3. Karya-karya Abdullah Azzam

Abdullah Azzam merupakan seorang yang produktif dalam menghasilkan

karya tulis. Beberapa karyanya antara lain adalah:

Bashariyyah, Ilḥāq bi al-Qāfila

Jihādiyyah wa al-Binā, al

Ahammu Furūdl al-A’yān,

Jarīmatu Qotli Nafsi al-Muslimah

Selain itu, ia juga aktif sebagai anggota golongan suJamuluddin al-Afghani serta Muhammad Abduh menjadi simpatinya. Dari albukan untuk kepentingan diri sendiri, tetapi untuk membantu seseorang atau masyarakat dalam memperolehkehidupan yang lebih baik. Atas inspirasi inilah ia mengatakan “maka tugas kita adalah mengubahnyaawalnya sebagai organisasi sosial-kemasyarakatan dan menjadi partai politik pada tahun 1938.

36 Said Ali, al -Qaeda., 62.

37 Nama lengkapnya adalah Ayman Muhammad Rabie alProfesinya adalah dokter dan juga guru. Ia dianggap sebagai aktormenjadi pemimpin al-Qaeda. Seperti halnya Osama bin Laden, ia dilahirkan dari keluarga berada danmempunyai banyak koneksi. al-Zawahiri menempuh kuliah jurusan kedokteran di Universitas aldan lulus sebagai dokter anak. Selama kuliah, ia terlibat dalam kelompok politik salakelompok jihad. Ia memiliki hubungan

38 Said Ali, al-Qaeda., 82.

39 Anwar, Pemikiran Dr. Abdullah Azzam

40 Said Ali, al-Qaeda., 62.

41 Ibid., 82.

42 Hamīd ‘Aql, Ma’ālim al-Tarbiyyah

Agustus 2015

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

Mesir juga mendekatkannya dengan jaringan Ikhwan Mesir.36 Saat itu pula Azzam menjadi

teman keluarga dari Sayyid Qutb, Ayman al-Zawahiri37, dan Umar Abdul Rahman.

Sekembali dari Mesir, ia meneruskan mengajar di Universitas Yordania pada Fakultas

Pada masa ini ia dianggap sebagai tokoh yang keras karena mengajarkan

pemisahan kelas putra dan putri. Ia juga mewajibkan mengenakan jilbab bagi siswa putri,

menghapus kegiatan rekreasi, dan memobilisasi kalangan muda dalam barisan gerakan

Ikhwan Yordania. Tindakannya dianggap meresahkan pemerintah Yordania. Pada tahun 1980

M ia dipecat dan pergi ke Saudi Arabia untuk mengajar di Universitas King Abdul Aziz.

Sementara itu, Osama bin Laden merupakan mahasiswa di Universitas tersebut. Banyak yang

meyakini bahwa di sinilah Osama pertama kali terpengaruh dengan pemikiran Azzam.

Uni Soviet menginvasi Afghanistan, Azzam meminta ijin pada rektor di Universitas King

Abdul Aziz untuk membantu mengajar di Universitas Islamabad.42

ah Azzam

Abdullah Azzam merupakan seorang yang produktif dalam menghasilkan

karya tulis. Beberapa karyanya antara lain adalah: al-Islām wa Mustaqbal al

Qāfila, �yāt al-Raḥmān fī Jihād al-Afghān

al-Manārah al-Mafqūdah, al-Difā’ ‘an Arā

, al-Sarṭān al-Ahmār, Fi al-Jihād Adāb wa Ahkām

Muslimah, Jihād Sha’bun Muslim, al-Aqīdah wa Atharuha fi

Selain itu, ia juga aktif sebagai anggota golongan sufi Musafiyah. Karya-karya alAfghani serta Muhammad Abduh menjadi simpatinya. Dari al-Ghazali ia meneguk bahwa ilmu

ri sendiri, tetapi untuk membantu seseorang atau masyarakat dalam memperolehkehidupan yang lebih baik. Atas inspirasi inilah ia mengatakan “Jika fīlosuf telah berusaha memahami dunia ini,maka tugas kita adalah mengubahnya.” Inilah yang mendorong al-Banna membentuk Ikhwanul Muslimin yang

kemasyarakatan dan menjadi partai politik pada tahun 1938.

Nama lengkapnya adalah Ayman Muhammad Rabie al-Zawahiri. Ia lahir pada 19 Juni pada tahun 1951.Profesinya adalah dokter dan juga guru. Ia dianggap sebagai aktor intelektual di balik Osama bin Laden yang

Qaeda. Seperti halnya Osama bin Laden, ia dilahirkan dari keluarga berada danZawahiri menempuh kuliah jurusan kedokteran di Universitas al

ebagai dokter anak. Selama kuliah, ia terlibat dalam kelompok politik salafihubungan yang baik dengan Abdullah Azzam, pelopor berdirinya

Pemikiran Dr. Abdullah Azzam..., 72

Tarbiyyah..., 24.

Saat itu pula Azzam menjadi

, dan Umar Abdul Rahman.38

Sekembali dari Mesir, ia meneruskan mengajar di Universitas Yordania pada Fakultas

Pada masa ini ia dianggap sebagai tokoh yang keras karena mengajarkan

bkan mengenakan jilbab bagi siswa putri,

menghapus kegiatan rekreasi, dan memobilisasi kalangan muda dalam barisan gerakan

Ikhwan Yordania. Tindakannya dianggap meresahkan pemerintah Yordania. Pada tahun 1980

ngajar di Universitas King Abdul Aziz.40

Sementara itu, Osama bin Laden merupakan mahasiswa di Universitas tersebut. Banyak yang

meyakini bahwa di sinilah Osama pertama kali terpengaruh dengan pemikiran Azzam.41 Saat

Uni Soviet menginvasi Afghanistan, Azzam meminta ijin pada rektor di Universitas King

Abdullah Azzam merupakan seorang yang produktif dalam menghasilkan

Islām wa Mustaqbal al-

Afghān, al-Tarbiyah al-

Difā’ ‘an Arāḍi al-Muslimin

Jihād Adāb wa Ahkām,

Aqīdah wa Atharuha fi

karya al-Ghazali dan gagasanGhazali ia meneguk bahwa ilmu

ri sendiri, tetapi untuk membantu seseorang atau masyarakat dalam memperolehīlosuf telah berusaha memahami dunia ini,

membentuk Ikhwanul Muslimin yangkemasyarakatan dan menjadi partai politik pada tahun 1938.

Zawahiri. Ia lahir pada 19 Juni pada tahun 1951.balik Osama bin Laden yang

Qaeda. Seperti halnya Osama bin Laden, ia dilahirkan dari keluarga berada danZawahiri menempuh kuliah jurusan kedokteran di Universitas al-Azhar, Kairo,

dan bergabung denganpelopor berdirinya al-Qaeda.

Page 9: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

Bināi al-Jayl, ‘Ibārun wa Ba

Kalimātun min Khoṭi al-Nār,

Tārikīh wa al-Mīthāq43, Fī Ẓil

C. Penafsiran Abdullah Azzam

1. Tafsir Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah

Tafsir Fī Ẓilāli Surat a

hanya menafsirkan surat al-Ta

ini pada tahun 1987 M saat berada

Uni Soviet yang ingin mengambil

Tawbah karena menurutnya surat

berlaku hingga hari kiamat. Selain

ayat al-Qur`an yang turun sebelumnya

Dalam menafsirkan surat

surat. Kemudian menjelaskan

ringkas. Setelah itu, ia membahas

banyak mengulas tentang masalah

bisa dimaklumi karena ia lulusan

Tafsir Fī Ẓilāli Surat

diselenggarakan Abdullah Azzam.

menggunakan metode dialog.

turunnya surat al-Tawbah dan

Bukti lain bahwa tafsir

mengatakan dalam tafsirnya �����

akan ditafsirkannya. Selain

membaca ta’awudh. Hal ini cukup

surat al-Tawbah merupakan hasil

diketahui secara pasti kapan tafsir

tafsir Azzam tidak diketahui secara

43 Ibid., 33.

44 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah.,

45 Ibid., 2.

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

‘Ibārun wa Baṣāirun li al-Jihād fi al-Aṣri al-Hāḍir,

Nār, Fī Khādhmi al-Ma’rakah, Hammās al

ilāli Surat al-Tawbah, Fī al-Jihād : Fiqh wa Ijtihād.

Penafsiran Abdullah Azzam

Tawbah

al-Tawbah karya Abdullah Azzam adalah tafsir

Tawbah. Tafsir ini terdiri dari satu jilid. Azzam

berada di Peshawar, Pakistan pada saat terjadinya

mengambil alih Afghanistan. Alasan Azzam menafsirkan

surat tersebut turun belakangan dan menjadi

Selain itu, ia juga memaklumatkan agar tidak

sebelumnya dalam masalah jihad.44

surat al-Tawbah, Azzam menafsirkannya sesuai

menjelaskan potongan-potongan ayat tersebut dengan

membahas secara panjang lebar mengenai ayat yang

masalah fikih yang kemudian dikaitkan dengan Afghanistan.

lulusan program doktoral dari Universitas al-Azhar

Surat at-Tawbah dimungkinkan berupa pengajian

Azzam. Oleh sebab itu, dalam menafsirkan

dialog. Dalam kata pengantar tafsirnya, ia menjelaskan

berbicara tentang hakikat surat tersebut.45

tafsir tersebut merupakan pengajian rutin Azzam

����� ���� (saya kemarin mengucapkan) setelah membaca

itu, setiap akan melakukan penafsiran ayat,

cukup menjadi bukti bahwa penafsiran Abdullah

hasil dari pengajian rutin yang diselenggarakannya

tafsir ini ditulis dan siapa yang menulisnya.

secara pasti jumlah, daerah asal, serta latar belakangnya.

Tawbah., 176.

Volume 1, No. 2, Agustus 2015 99

Bashāirun Naṣri,

Hammās al-Judūr wa al-

Jihād : Fiqh wa Ijtihād.

tafsir al-Qur`an yang

Azzam menafsirkan surat

terjadinya perang melawan

menafsirkan surat al-

hukum paten yang

merujuk pada ayat-

sesuai urutan ayat dalam

dengan penjelasan yang

yang ditafsirkannya. Ia

Afghanistan. Hal ini

Azhar Kairo.

pengajian rutin yang

ayat, ia cenderung

menjelaskan tempat

Azzam adalah ketika ia

membaca ayat yang

ayat, Azzam selalu

Abdullah Azzam terhadap

diselenggarakannya. Namun tidak

Jama’ah pengajian

belakangnya.

Page 10: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus100

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

Dalam menafsirkan surat

tetapi hanya sebagian besar ayat

ayat 6, 17-27, 38-41, 73-90,

mengapa ayat-ayat tersebut tidak

2. Sumber dan Metode Penafsiran

Berbicara mengenai sumber

yang dirujuk olehnya. Salah satu

tersebut dapat dilihat dalam penafsirannya

���� �����]٩:٥٣[٤٦

Katakanlah, wahai Muhammad, kepada orangyang kalian cintai secara suka rela atau dengan terpaksa. Allah tidak menerimaperbuatan kalian. Sesungguhnya adalah orang

Setelah menjelaskan ayat

menegakkan agamanya. Ia berpendapat

adalah kewajiban umat Islam.

dengan ayat lain47 yaitu :

���������� �����������������

Kami benar-benar telah mengutus para rasul yang Kami pilih dengan membawabeberapa mukjizat yang kuat. Bersama mereka juga Kami turunkan kitab sucikitab suci agama, dan timbangan yang mewujudkan keadilan dalam hubunganantar manusia.

Selain itu, penafsiran Azzam juga

Dan di antara manusia terdapat orangmenyakiti hati Nabi dan mengatakan bahwa Nabi telah tertipu oleh apa yangdidengarnya.

46 Al-Qur`an, 9 : 53.

47 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah

48 Al-Qur`an, 57 : 25.

49 Al-Qur`an, 9 : 61.

Agustus 2015

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

surat al-Tawbah, Azzam tidak menafsirkan keseluruhan

ayat saja. Ayat-ayat yang tidak ditafsirkan Azzam

90, 105, 113, dan 116. Tidak ditemukan alasan

tidak ditafsirkannya.

etode Penafsiran

sumber penafsiran Abdullah Azzam, ditemukan

satu sumber tafsir yang digunakan Azzam adalah

penafsirannya pada QS. 9 ayat 53:

������� �� ������������ ������������ ������� �������� ����� ���������� ���� �����

Katakanlah, wahai Muhammad, kepada orang-orang munafik "Infakkanlah apayang kalian cintai secara suka rela atau dengan terpaksa. Allah tidak menerimaperbuatan kalian. Sesungguhnya adalah orang-orang fasik."

ayat di atas, Azzam mengatakan bahwa semua

berpendapat bahwa tugas menegakkan keadilan

Islam. Dalam hal ini, Azzam kemudian mengkaitkan

������������ ������������������������� �������� ���������� �������������

telah mengutus para rasul yang Kami pilih dengan membawayang kuat. Bersama mereka juga Kami turunkan kitab suci

kitab suci agama, dan timbangan yang mewujudkan keadilan dalam hubungan

juga bersumber dari hadis Nabi. Dalam QS. 9

���������� � ������ ������������� ���� ������....]٩:٦١[٤٩

Dan di antara manusia terdapat orang-orang munafik yang dengan sengajamenyakiti hati Nabi dan mengatakan bahwa Nabi telah tertipu oleh apa yang

Tawbah., 91.

keseluruhan ayatnya,

Azzam di antaranya

alasan yang mendasar

ditemukan beberapa sumber

adalah al-Qur`an. Hal

��������������������

ang munafik "Infakkanlah apayang kalian cintai secara suka rela atau dengan terpaksa. Allah tidak menerima

semua umat Islam harus

keadilan di muka bumi

mengkaitkan penafsirannya

��������������������������

]٥٧:٢٥[٤٨

telah mengutus para rasul yang Kami pilih dengan membawayang kuat. Bersama mereka juga Kami turunkan kitab suci-

kitab suci agama, dan timbangan yang mewujudkan keadilan dalam hubungan

9 ayat 61:

������� ���� �������� ����������

orang munafik yang dengan sengajamenyakiti hati Nabi dan mengatakan bahwa Nabi telah tertipu oleh apa yang

Page 11: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

Sebagaimana dikutip dari

al-ladhina pada ayat tersebut

pendapat lain mengatakan bahwa

menyebut hadis Nabi yang berbunyi

Barang siapa yang ingin

Penafsiran Azzam pada ayat di

Jāmi’ li Ahkāmi al-Qur`an.52 al

Abdullah Azzam juga

penafsiran QS. 9 ayat 8:

٥٤]٨

Bagaimana mungkin ada perjanjian demikian, padahal jika mereka memperolehkemenangan atas kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatandenganmu dan tidak pula mengindahkan perjanjian.

Dalam penafsiran tersebut, Sayyid

orang-orang musyrik kita harus

Makkah hingga masa sekarang

ini, meskipun peperangan jangka

terjadi. Peperangan jangka panjang

tidak menafikan adanya peperangan

ini.55

Ulama lain yang dijadikan rujukan Azzam adalah

penafsirannya pada ayat 67:

50 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah

51 Hadis ini tidak ditemukan dalam kitabmisalnya tafsir al-Alusi.

52 Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr alDār ‘Alim al-Kutub, 2003), 8:192.

53 Mahmūd al-Alūsi Abu al-Faḍl, Rūh alIhyā‘ al-Turath al-‘Arabi, tth), 10:126.

54 Al-Qur`an, 9:7.

55 Sayyid Qutb, Fī Ẓilāli al-Qur`anTawbah., 21-22.

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

dari al-Qurtubi, Azzam mengatakan bahwa yang

adalah orang munafik yang bernama Atāb bin

bahwa yang dimaksud adalah Nabtal bin al-Hārith.

berbunyi :

��������������������������������٥١

ingin melihat setan maka lihatlah Nabtal bin al-Hārith.

di atas dapat ditemukan dalam karya al-Qurtubi

al-Alūsi juga membenarkan penafsiran demikian.

juga menggunakan sumber dari tafsir Sayyid Qutb

���������� ���������� �������������� ������� ���� ������.....]٩:٨

Bagaimana mungkin ada perjanjian demikian, padahal jika mereka memperolehkemenangan atas kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatandenganmu dan tidak pula mengindahkan perjanjian.

Sayyid Qutb menjelaskan bahwa dalam mengambil

harus menengok kembali sejarah Islam mulai dari

sekarang agar dapat mengetahui secara benar apa yang

jangka panjang antara umat Islam dengan orang

panjang hanya terjadi antara Islam dan Ahli Kitab.

peperangan jangka panjang seperti yang diisya

Ulama lain yang dijadikan rujukan Azzam adalah al-Qurṭūbi.

Tawbah., 105.

Hadis ini tidak ditemukan dalam kitab-kitab Hadis. Namun banyak ditemukan dalam kitab

Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr al-Qurṭūbī, al-Jāmi’ li Ahkāmi al

Rūh al-Ma’ānī fī Tafsīr al-Qur`an al-Aẓīm wa al-Sab’i aArabi, tth), 10:126.

Qur`an, (ttp: Dār ulum, tth), 3:483-485. Lihat juga Azzam,

Volume 1, No. 2, Agustus 2015 101

yang dimaksud kata

bin Qushayr. Namun

Hārith.50 Kemudian ia

������������

Hārith.

Qurtubi yang berjudul al-

demikian.53

Qutb misalnya pada

���������������������

Bagaimana mungkin ada perjanjian demikian, padahal jika mereka memperolehkemenangan atas kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan

mengambil sikap terhadap

dari masa dakwah di

yang dimaksud ayat

orang kafir tidak pernah

Kitab. Namun hal ini

diisyaratkan dalam ayat

ūbi. Seperti dalam

kitab Hadis. Namun banyak ditemukan dalam kitab-kitab tafsir,

mi’ li Ahkāmi al-Qur`an, (Arab Saudi:

a-Mathānī, (Bairut: Dār

485. Lihat juga Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-

Page 12: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus102

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

������������ ���� ���������� ���� ������������

����� ��������٥٦

Orang-orang munafik lakisama, mereka menyuruh berbuat yang munkar dan mencegah perbuatan yangMakruf dan mereka menggenggamkan tangannya, mereka telah melupakankepada Allah, maka Allah melupakan mereka pulmunafik itulah orang-orang yang fasik.

Azzam menafsirkan – sebagaimana

������������� diartikan berjihad karena

Selain itu, Azzam juga banyak menggunakan pendapatnya sendiri. Dalam

penafsirannya pada ayat 8 misalnya, Allah berfirman :

���������������� �������� �� �������������

Bagaimana mungkin ada perjanjian demikian, padahal jika mereka memperolehkemenangan atas kamu, mereka tiddenganmu dan tidak pula mengindahkan perjanjian. Mereka menyenangkanhatimu dengan mulutnya, sedangkan hati mereka menolak. Kebanyakan merekaadalah orang-orang fasik(tidak menepati janji).

Azzam menafsirkan lafadz ����� ������

lafadz-lafadz lain seperti ������������

yang menurutnya berkaitan dengan

bahwa sifat “mereka menipu

dengan kebencian” tidak tertentu

orang-orang musyrik.59

56 Al-Qur`an, 9:67.

57 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah

58 Al-Qur`an, 9:8.

59 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah

Agustus 2015

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

���������� �������������������� ������� ����������� ������������

������������������� ������ ������� ������� ���� ��������� ����� ���� ����� ��������

orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalahsama, mereka menyuruh berbuat yang munkar dan mencegah perbuatan yangMakruf dan mereka menggenggamkan tangannya, mereka telah melupakankepada Allah, maka Allah melupakan mereka pula, sesungguhnya orang

orang yang fasik.

sebagaimana yang ia kutip dari tafsir al-Qurtubi – bahwa

konteks ayat ini berbicara tentang jihad.57

Selain itu, Azzam juga banyak menggunakan pendapatnya sendiri. Dalam

penafsirannya pada ayat 8 misalnya, Allah berfirman :

���������� ���������� �� ������������ ������� ���� �������������������

����� �����]٥٨]٩:٨

Bagaimana mungkin ada perjanjian demikian, padahal jika mereka memperolehkemenangan atas kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatandenganmu dan tidak pula mengindahkan perjanjian. Mereka menyenangkanhatimu dengan mulutnya, sedangkan hati mereka menolak. Kebanyakan mereka

orang fasik(tidak menepati janji).

������ dengan ������� yaitu menjaga perjanjian. Begitu

yang diartikan dengan ���. Kemudian ia menjelaskan

dengan ayat yang dibahasnya. Pada ayat di atas,

kalian dengan kata-kata manis, sedangkan

tertentu pada orang munafik, melainkan juga orang

Tawbah., 120. Lihat juga al-Qurtubi, al-Jāmi’ li Ahkāmi al-Qur`an

Tawbah., 27.

���������� ����� ���������� �������

������� ������� �������������

laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalahsama, mereka menyuruh berbuat yang munkar dan mencegah perbuatan yangMakruf dan mereka menggenggamkan tangannya, mereka telah melupakan

a, sesungguhnya orang-orang

bahwa lafadh ��������������

Selain itu, Azzam juga banyak menggunakan pendapatnya sendiri. Dalam

���������������������

��������� ������ ����� �����

Bagaimana mungkin ada perjanjian demikian, padahal jika mereka memperolehak memelihara hubungan kekerabatan

denganmu dan tidak pula mengindahkan perjanjian. Mereka menyenangkanhatimu dengan mulutnya, sedangkan hati mereka menolak. Kebanyakan mereka

Begitu juga dengan

menjelaskan hal lain

atas, ia menjelaskan

hati mereka penuh

orang-orang kafir dan

Qur`an, 8:199.

Page 13: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

Dari keluasan penjelasan

Azzam masuk dalam kategori

ayat secara terperinci dan detail.

Penafsiran Azzam dalam

fiqh dan konteks Afghanistan

������������� ���� ��������� ��������������

٩:٦٠[٦١

Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orangyang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, orang yang dilunakkanhatinya (mualaf), untuk membebaskan orang yang berhutang, untuk jalan jalanAllah, dan untuk orang yanAllah. Allah Maha Mengetahui Maha bijaksana.

Azzam mengartikan lafadz �����

kemungkinan makna-makna

mendirikan rumah sakit. Lebih

berperang adalah hal yang sia

Hanafi, dan Maliki yang juga menafsirkan

Selanjutnya ketika Azzam menafsirkan ayat 61, ia mengaitkannya dengan ayat 60

yang juga menyinggung pendapat

Apakah boleh seluruh harta zakat didistribusikan untuk kepentingan berperang?Semua ulama memperbolehkannya kecuali imam Syafi’i. Bahkan pada kondisisekarang, seluruh harta zakat hukumnya wajib didistribusikan untuk berperangjika dimungkinkan.63

Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban umat Islam saat inizakatnya untuk kepentinganIslam dapat ditegakkan kembali.

Penafsiran Azzam yang menyinggung

dikaitkannya dalam konteks perang

60 Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran

61 Al-Qur`an, 9:60.

62 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah.

63 Ibid., 106

64 Ibid., 106.

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

jelasan atau penafsirannya, tafsir Fī Ẓilāli Surat

tafsir dengan metode tahlili, yaitu penafsiran

detail.60

dalam surat al-Tawbah banyak dikaitkan dengan

pada saat ia menulis tafsirnya. Pada ayat 60 misalnya

������������� �������������� ���� ������������� ������� ��������������� �������������

������� ��������� ��������� ���� ������ �������� ������� �������]٩

Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, orangyang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, orang yang dilunakkanhatinya (mualaf), untuk membebaskan orang yang berhutang, untuk jalan jalanAllah, dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dariAllah. Allah Maha Mengetahui Maha bijaksana.

������� �� dengan orang-orang yang berperang. Ia

lain seperti membangun madrasah, mendirikan

Lebih jauh, ia menyebut bahwa mendistribusikan

sia-sia. Azzam juga mengutip pendapat imam

menafsirkan kata sabilillah dengan berperang.

Selanjutnya ketika Azzam menafsirkan ayat 61, ia mengaitkannya dengan ayat 60

yang juga menyinggung pendapat-pendapat ulama di atas. Ia mengatakan :

boleh seluruh harta zakat didistribusikan untuk kepentingan berperang?Semua ulama memperbolehkannya kecuali imam Syafi’i. Bahkan pada kondisisekarang, seluruh harta zakat hukumnya wajib didistribusikan untuk berperang

Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban umat Islam saat ini agarkepentingan perang di Afghanistan hingga pada akhirnya negara

Islam dapat ditegakkan kembali.64

menyinggung kata sabilillah dengan konotasi perang

perang di Afghanistan, menunjukkan bahwa

Penafsiran al-Qur`an, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2012), 31.

Tawbah., 104.

Volume 1, No. 2, Agustus 2015 103

Surat al-Tawbah karya

penafsiran yang mengartikan

dengan pendapat ulama

misalnya :

����� ����������� �������������

���� ����� �� ������

orang fakir, orang miskin, orangyang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, orang yang dilunakkanhatinya (mualaf), untuk membebaskan orang yang berhutang, untuk jalan jalan

g sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari

Ia tidak menganggap

mendirikan masjid, dan

mendistribusikan zakat selain untuk

imam Syafi’i, Hambali,

berperang.62

Selanjutnya ketika Azzam menafsirkan ayat 61, ia mengaitkannya dengan ayat 60

boleh seluruh harta zakat didistribusikan untuk kepentingan berperang?.Semua ulama memperbolehkannya kecuali imam Syafi’i. Bahkan pada kondisisekarang, seluruh harta zakat hukumnya wajib didistribusikan untuk berperang

agar memberikanAfghanistan hingga pada akhirnya negara

perang atau jihad yang

bahwa penafsiran Azzam

, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2012), 31.

Page 14: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus104

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

erat kaitannya dengan konteks

disimpulkan bahwa tafsir Abdullah

yang beroreintasi pada sastra budaya

D. Tafsir Ayat-ayat Jihad

1. Ayat Jihad yang Murni

Dalam menafsirkan ayat

konteks perang di Afghanistan. Hal ini bisa dimaklumi karena ia menafsirkan al

terjadinya perang di Afghanistan. Misalnya penafsiran Azzam pada ayat 36:

������ ������������ ����� �����

����������� ������ ������� ������������

Sesunguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, sebagaimanaketetapan Allah pada waktu menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empatbulan haram. Itulah ketetapan agama yang ldirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanyasebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allahbeserta orang- orang yang bertakwa.

Azzam menafsirkan ayat tersebut

ada dua belas.67 Di antara jumlah

Rajab, Dhulqa’dah, Dhulhijah

berbuat kezaliman yaitu berperang

adalah bulan suci karena digunakan

Kemudian Azzam m

mengatakan bahwa ayat di atas menuntut semua umat Islam untuk memerangi seluruh kaum

musyrik. Oleh sebab itu, jihad menjadi

kifayah. Jihad fardhu kifayah hanya terjadi pada masa sahabat, tabi’in, dan Muawiyyah karena

berupa futūhāt (pembebasan). Pada pembahasan selanjutnya, Azzam mengkaitkannya dengan

65 Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran

66 Al-Qur`an, 9 : 36.

67 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah.,

68 Ibid., 74.

Agustus 2015

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

konteks sosial yang di alaminya pada saat di Afghanistan.

Abdullah Azzam bercorak adabi ijtima’i yaitu

budaya (sosial) kemasyarakatan.65

ayat-ayat jihad, Abdullah Azzam selalu mengaitkannya dengan

konteks perang di Afghanistan. Hal ini bisa dimaklumi karena ia menafsirkan al

terjadinya perang di Afghanistan. Misalnya penafsiran Azzam pada ayat 36:

��������� ����� ������������� ��������� ���� �� ������� ������ ����� ��

������ ������ ������� ��������� ������ �������� ������� ����������������������

������� ����������� ���� ������ ���� �����������٦٦

Sesunguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, sebagaimanaketetapan Allah pada waktu menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empatbulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimidirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanyasebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah

orang yang bertakwa.

tersebut dengan menjelaskan jumlah bulan yang

jumlah bulan tersebut ada empat bulan yang

Dhulhijah dan Muharram. Pada empat bulan tersebut tidak

berperang dengan kaum musyrik. Menurutnya,

digunakan untuk ibadah puasa dan haji.68

Kemudian Azzam menjelaskan perintah untuk memerangi kaum musyrik. Ia

mengatakan bahwa ayat di atas menuntut semua umat Islam untuk memerangi seluruh kaum

musyrik. Oleh sebab itu, jihad menjadi fardhu ‘ain walaupun hukum asalnya adalah

hanya terjadi pada masa sahabat, tabi’in, dan Muawiyyah karena

(pembebasan). Pada pembahasan selanjutnya, Azzam mengkaitkannya dengan

Penafsiran Al-Qur`an, 9.

Tawbah., 73.

Afghanistan. Jadi, dapat

yaitu produk penafsiran

ayat jihad, Abdullah Azzam selalu mengaitkannya dengan

konteks perang di Afghanistan. Hal ini bisa dimaklumi karena ia menafsirkan al-Qur`an saat

terjadinya perang di Afghanistan. Misalnya penafsiran Azzam pada ayat 36:

���� ������ ���������

�������� ����������� ������

����������������� �������

Sesunguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, sebagaimanaketetapan Allah pada waktu menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat

urus, maka janganlah kamu menzalimidirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanyasebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah

yang ditetapkan Allah

yang dimuliakan yaitu

tidak diperbolehkan

keempat bulan ini

enjelaskan perintah untuk memerangi kaum musyrik. Ia

mengatakan bahwa ayat di atas menuntut semua umat Islam untuk memerangi seluruh kaum

walaupun hukum asalnya adalah fardhu

hanya terjadi pada masa sahabat, tabi’in, dan Muawiyyah karena

(pembebasan). Pada pembahasan selanjutnya, Azzam mengkaitkannya dengan

Page 15: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

konteks jihad di Afghanistan. Ketika Rusia dan Komunis memasuki Afghanistan, maka

seluruh warganya wajib berjihad. Apabila Rusia sulit ditaklukkan, maka umat Islam di negara

lain wajib membantunya sehingga hukum

dunia.69

Ayat lain yang berkenaan dengan jihad adalah ayat 123. Allah berfirman :

������� ���������� ��������� ���� ������

Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang kafir yang di sekitarmu itu, danhendaklah mereka menemuiAllah bersama orang-orang yang bertakwa.

Dalam penafsiran Azzam, ayat ini memberi pesan kekerasan mela

terhadap orang kafir dan lemah lembut terhadap sesama umat Islam. Kemudian Azzam

menyebut QS. al-Maidah ayat 54 :

������ �������� �������� �� ������������ ��������

���� ��������� �������� ���� �� �����

Dalam penafsirannya, Azzam mengatakan:

Empat sifat yang disukai Allah dan manusia adalah bersikap lemah lembutterhadap orang-orang yang beriman, bersikap keras terhadap orangberjihad di jalan Allah, dan tidakberada pada urutan ketiga,Maka, ketika manusia tidak memiliki sikap lemah lembut terhadap orangyang beriman, berarti ia tidak berjihad. Maka bergabunglah dan berjihadlahbersama-sama orang di sekitarmu.

Penafsiran Azzam terhadap ayat di atas sebagai bentuk propaganda untuk berperang.

Ia mengungkapkan bahwa Allah menyukai orang

69 Ibid., 74

70 Al-Qur`an., 9 : 123.

71 Al-Qur`an., 5 : 54.

72 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah.,

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

konteks jihad di Afghanistan. Ketika Rusia dan Komunis memasuki Afghanistan, maka

rjihad. Apabila Rusia sulit ditaklukkan, maka umat Islam di negara

lain wajib membantunya sehingga hukum fardhu ‘ain berlaku untuk kaum muslim di seluruh

Ayat lain yang berkenaan dengan jihad adalah ayat 123. Allah berfirman :

���������������� ������������������� ���� �������������� �������� �������

٩:١٢٣[٧٠

orang yang beriman, perangilah orang kafir yang di sekitarmu itu, danhendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah bahwasannya

orang yang bertakwa.

Azzam, ayat ini memberi pesan kekerasan melalui kata

terhadap orang kafir dan lemah lembut terhadap sesama umat Islam. Kemudian Azzam

Maidah ayat 54 :

���������� ��������� ���������� ������� �������� ������ ������

������������� �������� ����� ����������� �� ������� ������ ����

����� �������� ��� ���� �������� �� ����� �������]٥:٥٤[٧١

Dalam penafsirannya, Azzam mengatakan:

Empat sifat yang disukai Allah dan manusia adalah bersikap lemah lembutorang yang beriman, bersikap keras terhadap orang

berjihad di jalan Allah, dan tidak takut celaan orang yang suka menberada pada urutan ketiga, karena jihad adalah ibadah yang sifatnya kolektif.Maka, ketika manusia tidak memiliki sikap lemah lembut terhadap orangyang beriman, berarti ia tidak berjihad. Maka bergabunglah dan berjihadlah

ang di sekitarmu.72

Penafsiran Azzam terhadap ayat di atas sebagai bentuk propaganda untuk berperang.

Ia mengungkapkan bahwa Allah menyukai orang-orang yang berjihad. Oleh sebab itu, jihad

Tawbah., 164.

Volume 1, No. 2, Agustus 2015 105

konteks jihad di Afghanistan. Ketika Rusia dan Komunis memasuki Afghanistan, maka

rjihad. Apabila Rusia sulit ditaklukkan, maka umat Islam di negara

berlaku untuk kaum muslim di seluruh

Ayat lain yang berkenaan dengan jihad adalah ayat 123. Allah berfirman :

��� �������� ���������������

���� �����������]٩

orang yang beriman, perangilah orang kafir yang di sekitarmu itu, dandaripadamu, dan ketahuilah bahwasannya

��������; bersikap keras

terhadap orang kafir dan lemah lembut terhadap sesama umat Islam. Kemudian Azzam

����������� ���������������

����� ���� ���������

������ ������ ����� �����

Empat sifat yang disukai Allah dan manusia adalah bersikap lemah lembutorang yang beriman, bersikap keras terhadap orang-orang kafir,

celaan orang yang suka mencela. Jihadkarena jihad adalah ibadah yang sifatnya kolektif.

Maka, ketika manusia tidak memiliki sikap lemah lembut terhadap orang-orangyang beriman, berarti ia tidak berjihad. Maka bergabunglah dan berjihadlah

Penafsiran Azzam terhadap ayat di atas sebagai bentuk propaganda untuk berperang.

orang yang berjihad. Oleh sebab itu, jihad

Page 16: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus106

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

berada di urutan ketiga sebagai ibadah yang kolektif. Karena umat Islam berjama’ah, mak

jihad pun harus dilakukan secara berjama’ah.

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa ayat

perang Afghanistan. Azzam menjadikan ayat tersebut sebagai propaganda untuk berperang

dalam rangka berjihad. Sehingga ia me

sekarang adalah fardhu ‘ain.

2. Ayat Jihad Semu

Pandangan Azzam tentang ayat jihad juga tercermin dari ayat jihad yang semu.

Disebut semu karena dalam ayat ter

terdapat pembahasan tentang jihad. Misalnya ayat 12:

�������� ��������� ��������� �� ��������

Apabila mereka melanggar perjanjian yang mereka setujui sebelumnya, dan terusmenerus mencerca agama kalian, maka perangilah para pemimpin kafir, karenamereka sebenarnya tidak memiliki perjanjian, agar mereka berhenti.

Lafadz �������� ��������� ditafsirkan Azzam sebagai perusak perjanjian dan tidak diartikan

sebagai pemimpin. Selanjutnya Azzam menjelaskan bahwa orang

bisa dihentikan kecuali dengan menakut

mengatakan “Berperanglah maka engkau akan selamat” dengan mengulanginya sebanyak dua

kali. Perkataan tersebut mengindikasikan adanya propaganda perang di bumi Afghanistan. Ia

juga menegaskan bahwa perang akan tetap berlanjut hingga tidak ditemukan l

kemusyirikan.74

Pada ayat 9:

������� ������������]٧٥]٩:٩

Mereka (kaum musyrik) memperjual belikan ayatmurah, lalu mereka menghalangburuknya apa yang mereka kerjakan.

73 Al-Qur`an, 9 : 12.

74 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah.,

75 Al-Qur`an, 9 : 9.

Agustus 2015

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

berada di urutan ketiga sebagai ibadah yang kolektif. Karena umat Islam berjama’ah, mak

jihad pun harus dilakukan secara berjama’ah.

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa ayat-ayat jihad selalu dikaitkan dengan

perang Afghanistan. Azzam menjadikan ayat tersebut sebagai propaganda untuk berperang

dalam rangka berjihad. Sehingga ia mencetuskan sebuah hukum bahwa jihad pada saat

Azzam tentang ayat jihad juga tercermin dari ayat jihad yang semu.

Disebut semu karena dalam ayat tersebut tidak ada perintah jihad namun secara implisit

terdapat pembahasan tentang jihad. Misalnya ayat 12:

��������������� ������� ������ �������������� �� ���������������������

�����������٧٣

Apabila mereka melanggar perjanjian yang mereka setujui sebelumnya, dan terusmenerus mencerca agama kalian, maka perangilah para pemimpin kafir, karenamereka sebenarnya tidak memiliki perjanjian, agar mereka berhenti.

ditafsirkan Azzam sebagai perusak perjanjian dan tidak diartikan

sebagai pemimpin. Selanjutnya Azzam menjelaskan bahwa orang-orang kafir tidak mungkin

bisa dihentikan kecuali dengan menakut-nakuti dan memerangi mereka. Lebih lanj

mengatakan “Berperanglah maka engkau akan selamat” dengan mengulanginya sebanyak dua

kali. Perkataan tersebut mengindikasikan adanya propaganda perang di bumi Afghanistan. Ia

juga menegaskan bahwa perang akan tetap berlanjut hingga tidak ditemukan l

������������ ������������������ ��������� ��������� ���������������

Mereka (kaum musyrik) memperjual belikan ayat-ayat Allah dengan harga yangmurah, lalu mereka menghalang-hangi orang dari jalan Allah. Sungguh betapaburuknya apa yang mereka kerjakan.

Tawbah., 31.

berada di urutan ketiga sebagai ibadah yang kolektif. Karena umat Islam berjama’ah, maka

ayat jihad selalu dikaitkan dengan

perang Afghanistan. Azzam menjadikan ayat tersebut sebagai propaganda untuk berperang

ncetuskan sebuah hukum bahwa jihad pada saat

Azzam tentang ayat jihad juga tercermin dari ayat jihad yang semu.

sebut tidak ada perintah jihad namun secara implisit

��������� ����������������

����� ���������� �����������

Apabila mereka melanggar perjanjian yang mereka setujui sebelumnya, dan terus-menerus mencerca agama kalian, maka perangilah para pemimpin kafir, karena

ditafsirkan Azzam sebagai perusak perjanjian dan tidak diartikan

orang kafir tidak mungkin

nakuti dan memerangi mereka. Lebih lanjut, ia

mengatakan “Berperanglah maka engkau akan selamat” dengan mengulanginya sebanyak dua

kali. Perkataan tersebut mengindikasikan adanya propaganda perang di bumi Afghanistan. Ia

juga menegaskan bahwa perang akan tetap berlanjut hingga tidak ditemukan lagi

�������� ��� �������� ������

ayat Allah dengan harga yanghangi orang dari jalan Allah. Sungguh betapa

Page 17: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

Azzam menafsirkan lafadz

berpendapat bahwa ketika terdapat kata

perang.76 Dengan pernyataan tersebut jelas bahwa Azzam selalu menafsirkan kata

dengan berperang dan tidak menganggap kemungkinan makna

Ayat semu tentang jihad juga diarahkan Abdullah Azzam untuk membahas jihad.

Bahkan pada ayat pertama, ia juga menggunakan ayat sebagai alat propaganda perang. Hal ini

tidak jauh beda dengan penafsirannya pada ayat

3. Bukan Ayat Jihad

Di antara ayat yang tidak terkait tentang jihad, namun ditafsirkan dan dikaitkan Azzam

dengan perang di Afghanistan adalah ayat 71 :

�������������� �������������� ���� ����������

�������������� ������ ���� ������ �������

Dan orang-orang Mukmin, lakimenolong satu sama lain, mereka menyuruh untuk melakukan kebaikan, danmencegah dari keburukan, mengerjakan salat, membayar zakat, mematuhiperintah Allah dan rasulAllah, sungguh, Allah sungguh Maha Kuasa, Maha Bijaksana.

Dalam menafsirkan ayat ini, Azzam mengutip pendapat Ibnu Taimiyah yang

mengatakan bahwa seorang Muslim wajib menolong sesama muslim dan tidak boleh

menghina serta mengumbar aibnya. Oleh sebab itu, ia mengatakan bahwa keberadaan saya di

Afghanistan adalah untuk membantu saudara sesama Muslim. Ia juga mengartikan bahwa

maksud dari menolong Afghanistan adalah memberikan segalanya termasuk mengorbankan

seluruh harta.78 Ayat lain yang tidak berhubungan namun dikait

adalah ayat 66 :

76 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah.,

77 Al-Qur`an, 9 : 71.

78 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

Azzam menafsirkan lafadz ������� �� ��� ������ dengan menghalangi jihad. Kemudian ia

berpendapat bahwa ketika terdapat kata sabilillah maka yang dimaksud adalah jihad atau

Dengan pernyataan tersebut jelas bahwa Azzam selalu menafsirkan kata

dengan berperang dan tidak menganggap kemungkinan makna-makna yang lain.

Ayat semu tentang jihad juga diarahkan Abdullah Azzam untuk membahas jihad.

Bahkan pada ayat pertama, ia juga menggunakan ayat sebagai alat propaganda perang. Hal ini

tidak jauh beda dengan penafsirannya pada ayat-ayat yang murni memerintahkan jihad.

Di antara ayat yang tidak terkait tentang jihad, namun ditafsirkan dan dikaitkan Azzam

dengan perang di Afghanistan adalah ayat 71 :

���������������� ����������� ������� ���� ������� ����������� ��������������

�� ������ ������������ ��������� ������������ ������ ����������� ��������� ��������������

٧١[٧٧

orang Mukmin, laki-laki dan perempuan, saling mencintai danmenolong satu sama lain, mereka menyuruh untuk melakukan kebaikan, danmencegah dari keburukan, mengerjakan salat, membayar zakat, mematuhiperintah Allah dan rasul-Nya. Merekalah yang akan selalu berada dalam rahmatAllah, sungguh, Allah sungguh Maha Kuasa, Maha Bijaksana.

Dalam menafsirkan ayat ini, Azzam mengutip pendapat Ibnu Taimiyah yang

mengatakan bahwa seorang Muslim wajib menolong sesama muslim dan tidak boleh

umbar aibnya. Oleh sebab itu, ia mengatakan bahwa keberadaan saya di

Afghanistan adalah untuk membantu saudara sesama Muslim. Ia juga mengartikan bahwa

maksud dari menolong Afghanistan adalah memberikan segalanya termasuk mengorbankan

Ayat lain yang tidak berhubungan namun dikait-kaitkan Azzam dengan jihad

Tawbah., 24.

Tawbah .,126.

Volume 1, No. 2, Agustus 2015 107

dengan menghalangi jihad. Kemudian ia

maka yang dimaksud adalah jihad atau

Dengan pernyataan tersebut jelas bahwa Azzam selalu menafsirkan kata sabilillah

makna yang lain.

Ayat semu tentang jihad juga diarahkan Abdullah Azzam untuk membahas jihad.

Bahkan pada ayat pertama, ia juga menggunakan ayat sebagai alat propaganda perang. Hal ini

ayat yang murni memerintahkan jihad.

Di antara ayat yang tidak terkait tentang jihad, namun ditafsirkan dan dikaitkan Azzam

���������������� ����������������

������������ �� ������

�������]٩:٧١

laki dan perempuan, saling mencintai danmenolong satu sama lain, mereka menyuruh untuk melakukan kebaikan, danmencegah dari keburukan, mengerjakan salat, membayar zakat, mematuhi

kan selalu berada dalam rahmat

Dalam menafsirkan ayat ini, Azzam mengutip pendapat Ibnu Taimiyah yang

mengatakan bahwa seorang Muslim wajib menolong sesama muslim dan tidak boleh

umbar aibnya. Oleh sebab itu, ia mengatakan bahwa keberadaan saya di

Afghanistan adalah untuk membantu saudara sesama Muslim. Ia juga mengartikan bahwa

maksud dari menolong Afghanistan adalah memberikan segalanya termasuk mengorbankan

kaitkan Azzam dengan jihad

Page 18: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus108

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

������������ �������������� ���� ������������

����� ��������]٩:٦٧[٧٩

Orang-orang munafik lakisama. Mereka menyuruh berbuat yang munkar dan mencegah perbuatan yangma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya, mereka telah melupakan Allah,maka Allah melupakan mereka pula. Sesungguhnya orangorang-orang yang fasik.

Ayat ini menjelaskan kesamaan orang

perempuan, baik karakter maupun perbuatannya.

munafik adalah memerintahkan keburukan dan melarang kebaikan. Kemudian ia menegaskan

bahwa seseorang yang melarang orang lain untuk berjihad adalah ciri orang munafik. Tidak

ada perbedaan antara orang-orang yang melarang untuk berjihad dengan orang yang melarang

untuk shalat dan berpuasa di bulan ramadhan.

Dari bentuk-bentuk penafsiran terhadap ayat

Azzam sangat terpengaruh dengan kondisi sosial yang dialaminya saat tafsirnya ditulis,

sehingga setiap menemukan ayat akan selalu dikait

sebenarnya ayat tersebut tidak terkait dengan konteks jihad sama sekali.

4. Sasaran Jihad Menurut

Sasaran jihad menurut Azz

jihad melawan hawa nafsu. Bahkan sejumlah hadis yang menerangkan bahwa berperang

adalah jihad kecil dan memerangi hawa nafsu adalah jihad besar dinilainya sebagai hadis

palsu.82 Namun sebenarnya sasaran jihad bukan hanya orang kafir, melainkan juga

dan orang Islam yang bekerjasama dengan orang

penafsiran Azzam pada ayat pertama dalam surat al

٨٣

79 Al-Qur`an, 9 : 67.

80 Kementrian Agama RI, al-Qur`an dan Tafsirnya

81 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah.

82 Zulkarnain Haron dan Nordin Hussin “Interpretasi Jihad oleh al-Jamaah a

83 Al-Qur`an, 9 : 1.

Agustus 2015

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

���������� �������������������� ������� ����������� ������������

��������������� ������ ������� ������� ���� ��������� ����� ���� ����� ��������

orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalahsama. Mereka menyuruh berbuat yang munkar dan mencegah perbuatan yang

ruf dan mereka menggenggamkan tangannya, mereka telah melupakan Allah,maka Allah melupakan mereka pula. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah

Ayat ini menjelaskan kesamaan orang-orang munafik, baik laki

perempuan, baik karakter maupun perbuatannya.80 Azzam menjelaskan bahwa karakter orang

rintahkan keburukan dan melarang kebaikan. Kemudian ia menegaskan

bahwa seseorang yang melarang orang lain untuk berjihad adalah ciri orang munafik. Tidak

orang yang melarang untuk berjihad dengan orang yang melarang

dan berpuasa di bulan ramadhan.81

bentuk penafsiran terhadap ayat-ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa

Azzam sangat terpengaruh dengan kondisi sosial yang dialaminya saat tafsirnya ditulis,

etiap menemukan ayat akan selalu dikait-kaitkan dengan jihad, meskipun

sebenarnya ayat tersebut tidak terkait dengan konteks jihad sama sekali.

Abdullah Azzam

Sasaran jihad menurut Azzam adalah orang-orang kafir. Ia tidak menganggap adanya

jihad melawan hawa nafsu. Bahkan sejumlah hadis yang menerangkan bahwa berperang

adalah jihad kecil dan memerangi hawa nafsu adalah jihad besar dinilainya sebagai hadis

Namun sebenarnya sasaran jihad bukan hanya orang kafir, melainkan juga

dan orang Islam yang bekerjasama dengan orang-orang kafir. Hal ini dapat dipahami dari

penafsiran Azzam pada ayat pertama dalam surat al-Tawbah:

����������� ���� �������� �������� ���� ������ �������]٨٣]٩:١

Qur`an dan Tafsirnya, (tnp: Jakarta; 2010), 4: 149.

Tawbah., 120.

ordin Hussin “Islam di Malaysia: Penilaian Semula Fahaman Salaal-Islamiyah”, Geografia, 9, (2013), Universiti Kebangsaan Malaysia, 134.

��������������� ���������� �������

������� ������� ���� ���������

laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalahsama. Mereka menyuruh berbuat yang munkar dan mencegah perbuatan yang

ruf dan mereka menggenggamkan tangannya, mereka telah melupakan Allah,orang munafik itulah

orang munafik, baik laki-laki maupun

Azzam menjelaskan bahwa karakter orang

rintahkan keburukan dan melarang kebaikan. Kemudian ia menegaskan

bahwa seseorang yang melarang orang lain untuk berjihad adalah ciri orang munafik. Tidak

orang yang melarang untuk berjihad dengan orang yang melarang

ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa

Azzam sangat terpengaruh dengan kondisi sosial yang dialaminya saat tafsirnya ditulis,

kaitkan dengan jihad, meskipun

orang kafir. Ia tidak menganggap adanya

jihad melawan hawa nafsu. Bahkan sejumlah hadis yang menerangkan bahwa berperang

adalah jihad kecil dan memerangi hawa nafsu adalah jihad besar dinilainya sebagai hadis

Namun sebenarnya sasaran jihad bukan hanya orang kafir, melainkan juga Ahli Kitab

orang kafir. Hal ini dapat dipahami dari

���������� ���� ������ �����������

Islam di Malaysia: Penilaian Semula Fahaman Salafi Jihadi dan9, (2013), Universiti Kebangsaan Malaysia, 134.

Page 19: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

Inilah pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan rasulorang musyrik yang kamu telah mengadakan perjanjian dengan mereka.

Azzam menjelaskan bahwa selain orang

Kitab. Dan memerangi Ahli Kitab adalah bentuk kewajiban karena akidah mereka yang salah.

Dalam tafsirnya ia berkata :

Bagaimana mungkin Ahli Kitabmempunyai kitab dan beriman kepada Nabi Isa?. Almenjelaskannya dan kita diwajibkan untuk memerangi Ahli Kitab.

Ia juga menuturkan bahwa seorang Muslim yang dianggap

wajib diperangi. Azzam menegaskan :

Ketika kita masih bernafas dan belum jelas apakah yang di depan kita orang kafiratau bukan, maka kita wajib memeranginya. Teman“Apakah kami juga harus memerangi orankomunis?, sedangkan kami mendengar adzan pada waktu shalat lima waktu,bagaimana kami bisa memeranginya sedangkan mereka adalah orang Islam. Makasaya menjawab, “Meskipun mereka semua yang ada dalam markas komunisadalah orang-orang Muslim, maka perangilah mereka, karena mereka adalahbughat; mereka telah menghalang

Pernyataan Azzam ini menegaskan bahwa seorang Muslim tidak diperbolehkan

bergaul atau bertempat tinggal bersam

tinggal bersama orang-orang kafir, maka memerangi mereka hukumnya adalah wajib.

E. Kaidah Abdullah Azzam dalam Menafsirkan Ayat

Dalam karya Azzam yang berjudul

jihad dalam arti damai dan persuasif disebutkan dalam QS. al

���� �������� ���� ������ ����

Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan kebenaran yang diperintahkan olehTuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik, damereka dengan cara sebaik

84 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah.,

85 Ibid., 6.

86 Al-Qur`an, 16 : 125.

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

Inilah pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan rasul-Nya kepada orangorang musyrik yang kamu telah mengadakan perjanjian dengan mereka.

Azzam menjelaskan bahwa selain orang-orang musyrik, musuh Islam adalah Ahli

Ahli Kitab adalah bentuk kewajiban karena akidah mereka yang salah.

Bagaimana mungkin Ahli Kitab juga diperangi? bukankah mereka jugamempunyai kitab dan beriman kepada Nabi Isa?. Al-Qur`an sudahmenjelaskannya dan kita diwajibkan untuk memerangi Ahli Kitab.84

Ia juga menuturkan bahwa seorang Muslim yang dianggap menghalangi jihad, juga

wajib diperangi. Azzam menegaskan :

Ketika kita masih bernafas dan belum jelas apakah yang di depan kita orang kafiratau bukan, maka kita wajib memeranginya. Teman-teman bertanya kepada saya,“Apakah kami juga harus memerangi orang-orang yang berada dalam markaskomunis?, sedangkan kami mendengar adzan pada waktu shalat lima waktu,bagaimana kami bisa memeranginya sedangkan mereka adalah orang Islam. Makasaya menjawab, “Meskipun mereka semua yang ada dalam markas komunis

orang Muslim, maka perangilah mereka, karena mereka adalahmereka telah menghalang-halangi orang-orang untuk berjihad.

Pernyataan Azzam ini menegaskan bahwa seorang Muslim tidak diperbolehkan

bergaul atau bertempat tinggal bersama orang kafir. Apabila ada orang Muslim bergaul dan

orang kafir, maka memerangi mereka hukumnya adalah wajib.

Kaidah Abdullah Azzam dalam Menafsirkan Ayat-ayat Jihad

Dalam karya Azzam yang berjudul Fi al-Jihād: Fiqh wa Ijtihād,

jihad dalam arti damai dan persuasif disebutkan dalam QS. al-Nahl ayat 125:

������ ������������ ��������������� ��������������������� �������

��� ��������� �� ���� �������� ������� ���������]٨٦]١٦:١٢٥

Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan kebenaran yang diperintahkan olehTuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah denganmereka dengan cara sebaik-baiknya perdebatan, Dialah Maha yang lebih

Tawbah., 5.

Volume 1, No. 2, Agustus 2015 109

Nya kepada orang-orang musyrik yang kamu telah mengadakan perjanjian dengan mereka.

orang musyrik, musuh Islam adalah Ahli

Ahli Kitab adalah bentuk kewajiban karena akidah mereka yang salah.

juga diperangi? bukankah mereka jugaQur`an sudah

menghalangi jihad, juga

Ketika kita masih bernafas dan belum jelas apakah yang di depan kita orang kafirteman bertanya kepada saya,

orang yang berada dalam markaskomunis?, sedangkan kami mendengar adzan pada waktu shalat lima waktu,bagaimana kami bisa memeranginya sedangkan mereka adalah orang Islam. Makasaya menjawab, “Meskipun mereka semua yang ada dalam markas komunis

orang Muslim, maka perangilah mereka, karena mereka adalahorang untuk berjihad.85

Pernyataan Azzam ini menegaskan bahwa seorang Muslim tidak diperbolehkan

a orang kafir. Apabila ada orang Muslim bergaul dan

orang kafir, maka memerangi mereka hukumnya adalah wajib.

Jihād: Fiqh wa Ijtihād, disebutkan bahwa

Nahl ayat 125:

����� ���� ����� ��

������������ ����

Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan kebenaran yang diperintahkan olehn berdebatlah dengan

baiknya perdebatan, Dialah Maha yang lebih

Page 20: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus110

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

mengetahui siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih mengetahuisiapa yang mendapat petunjuk.

Surat al-Hujūrāt ayat 15 yang berbunyi :

�������������� ���� ��������� �� �������

Sesungguhnya orang-orang Mukmin yang sebenarnya adalah orangberiman kepada Allah dan Rasulnya, kemudian tidak ada keraguan sedikit pun didalam hati mereka dan berjihad dengan harta dan jiwa. Hanya mereka itulahorang-orang yang benar.

Ayat-ayat yang mengandung perdamaian menurut Azzam telah dihapus oleh ayat

pedang. Ayat pedang yang dimaksud adalah ayat 5 dan ayat 36 pada surat al

mengatakan bahwa ketika seorang Muslim menggali sebuah hukum dari al

wajib merujuk surat al-Tawbah,

hukum paten dan merupakan surat yang diturunkan belakangan.

Nordin Hussin juga mengatakan hal demikian.

Di dalam kitab Azzam yang lain yang berjudul

Ẓilāli Surat al-Tawbah disebutkan bahwa ayat 5 dan 36 telah menghapus 120 lebih ayat

tentang perdamaian yang turun sebelumnya. Ia berargumen karena surat al

belakangan. Secara otomatis kedua ayat tersebut menghap

Dengan pernyataan ini, dapat disimpulkan bahwa kaidah

didasarkan pada pemahaman bahwa ayat yang kedua pasti menghapus ayat yang pertama.

Kaidah lain yang digunakan Azzam dalam menafsirkan ayat al

asbāb al-nuzūl. Hal ini dapat ditemukan misalnya pada ayat 61. Azzam mengatakan bahwa

yang dimaksud ayat tersebut adalah orang munafik yang bernama Atāb bin Qushayr. Namun

pendapat lain mengatakan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah Nab

87 Al-Qur`an, 49 : 15.

88 Abdullah Azzam, Fī al-Jihād : Fiqh wa Ijtihād,juga Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah

89 Zulkarnain Haron dan Nordin Hussin

89 Al-Qur`an, 9 : 1.

90 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah,

Agustus 2015

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

mengetahui siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih mengetahuisiapa yang mendapat petunjuk.

Hujūrāt ayat 15 yang berbunyi :

��������������� �������� ����������� ��� �������������������������� ��������������

������������]٤٩:١٥[٨٧

orang Mukmin yang sebenarnya adalah orangberiman kepada Allah dan Rasulnya, kemudian tidak ada keraguan sedikit pun didalam hati mereka dan berjihad dengan harta dan jiwa. Hanya mereka itulah

orang yang benar.

at yang mengandung perdamaian menurut Azzam telah dihapus oleh ayat

pedang. Ayat pedang yang dimaksud adalah ayat 5 dan ayat 36 pada surat al

mengatakan bahwa ketika seorang Muslim menggali sebuah hukum dari al

Tawbah, terlebih dalam hal jihad. Karena surat al

hukum paten dan merupakan surat yang diturunkan belakangan.88 Zulkarnain Haron dan

mengatakan hal demikian.89

Di dalam kitab Azzam yang lain yang berjudul Fī al-Jihād: Fiqh wa Ijtihād

disebutkan bahwa ayat 5 dan 36 telah menghapus 120 lebih ayat

tentang perdamaian yang turun sebelumnya. Ia berargumen karena surat al

belakangan. Secara otomatis kedua ayat tersebut menghapus ayat yang turun sebelumnya.

Dengan pernyataan ini, dapat disimpulkan bahwa kaidah naskh yang digunakan Azzam

didasarkan pada pemahaman bahwa ayat yang kedua pasti menghapus ayat yang pertama.

Kaidah lain yang digunakan Azzam dalam menafsirkan ayat al-Qur`an adalah kaidah

. Hal ini dapat ditemukan misalnya pada ayat 61. Azzam mengatakan bahwa

yang dimaksud ayat tersebut adalah orang munafik yang bernama Atāb bin Qushayr. Namun

pendapat lain mengatakan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah Nabtal bin al

Jihād : Fiqh wa Ijtihād, (Peshawar : Markaz al-Shahid Azzam, 1395 H), 4Tawbah, 176 dan 5.

Zulkarnain Haron dan Nordin Hussin, “Islam di Malaysia , 134.

Tawbah, 105.

mengetahui siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih mengetahui

����� ����������� ��� ��������

������ ��������� ����

orang Mukmin yang sebenarnya adalah orang-orang yangberiman kepada Allah dan Rasulnya, kemudian tidak ada keraguan sedikit pun didalam hati mereka dan berjihad dengan harta dan jiwa. Hanya mereka itulah

at yang mengandung perdamaian menurut Azzam telah dihapus oleh ayat-ayat

pedang. Ayat pedang yang dimaksud adalah ayat 5 dan ayat 36 pada surat al-Tawbah. Ia juga

mengatakan bahwa ketika seorang Muslim menggali sebuah hukum dari al-Qur`an, maka ia

terlebih dalam hal jihad. Karena surat al-Tawbah adalah

Zulkarnain Haron dan

d: Fiqh wa Ijtihād dan Fi

disebutkan bahwa ayat 5 dan 36 telah menghapus 120 lebih ayat-ayat

tentang perdamaian yang turun sebelumnya. Ia berargumen karena surat al-Tawbah turun

us ayat yang turun sebelumnya.

yang digunakan Azzam

didasarkan pada pemahaman bahwa ayat yang kedua pasti menghapus ayat yang pertama.

ur`an adalah kaidah

. Hal ini dapat ditemukan misalnya pada ayat 61. Azzam mengatakan bahwa

yang dimaksud ayat tersebut adalah orang munafik yang bernama Atāb bin Qushayr. Namun

tal bin al-Hārith 90.

Shahid Azzam, 1395 H), 4-5. Lihat

Page 21: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Abdullah Azzam menggunakan

kaidah ‘Ulum al-Qur`an nāsikh

jihad pada surat al-Tawbah.

F. Ayat-ayat Muḥkam dan Kaidah Tafsir Abdullah Azzam

1. Sebagian Ayat Muḥkam

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa ayat

karena akan menimbulkan kerancauan. Pemaksaan dalam beragama Islam akan bertentangan

dengan kodrat keimanan, karenanya tidak boleh dilakukan. Jika terjadi

keimanan tersebut, maka hukum akan berubah bunyinya “Sekarang kodrat keimanan suda

berubah, keimanan dapat dipaksa.” Logika

yang rancau dan kontradiktif dalam memahami ayat

Dari logika di atas, sebagaimana dijelaskan Abd

dakwah yang tidak boleh bertentangan dengan perintah perang.

kufur adalah kebebasan menentukan pilihan. Iman tidak bisa dipaksakan dan kufur pun juga

demikian. Allah berfirman :

���� ������� ����������� ����������

Berkata Nuh, "Wahai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku mempunyai buktiyang nyata dari Tuhanku, dan diberinya aku rahmat dari sisinya, tetapi rahmat itudisamarkan bagimu. Apa kami akan paksakankah kamu menerimanya, padahalkamu tiada menyukainya ?

Al-Māwardi menjelaskan bahwa iman tidak bisa dipaksakan. Apabila iman

dipaksakan, maka tidak sah dan tidak diterima Allah.

Kedua: Syariat Islam tidak m

al-Baqarah ayat 256 :

91 Abdul Ghofur Maimoen, “Peperangan Nabi Muhammad SAW

92 Ibid., 8.

93 Al-Qur`an, 11 : 26.

94 Abu al-Hasan ‘Ali bin Muhammad al

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Abdullah Azzam menggunakan

sikh-mansūkh dan asbāb al-nuzūl dalam menafsirkan ayat

dan Kaidah Tafsir Abdullah Azzam

Merupakan Prinsip Dakwah

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa ayat-ayat muḥkam tidak boleh di

karena akan menimbulkan kerancauan. Pemaksaan dalam beragama Islam akan bertentangan

dengan kodrat keimanan, karenanya tidak boleh dilakukan. Jika terjadi

nan tersebut, maka hukum akan berubah bunyinya “Sekarang kodrat keimanan suda

berubah, keimanan dapat dipaksa.” Logika naskh demikian akan melahirkan pemahaman

yang rancau dan kontradiktif dalam memahami ayat-ayat al-Qur`an.91

Dari logika di atas, sebagaimana dijelaskan Abdul Ghofur terdapat sejumlah prinsip

dakwah yang tidak boleh bertentangan dengan perintah perang.92 Pertama

kufur adalah kebebasan menentukan pilihan. Iman tidak bisa dipaksakan dan kufur pun juga

���������������� ��������� ������������� ���� �������� ������� ����

������������� �������� ��]١١:٢٨[٩٣

Berkata Nuh, "Wahai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku mempunyai buktiyang nyata dari Tuhanku, dan diberinya aku rahmat dari sisinya, tetapi rahmat itudisamarkan bagimu. Apa kami akan paksakankah kamu menerimanya, padahalkamu tiada menyukainya ?

Māwardi menjelaskan bahwa iman tidak bisa dipaksakan. Apabila iman

dipaksakan, maka tidak sah dan tidak diterima Allah.94

: Syariat Islam tidak memperbolehkan pemaksaan sebagai sarana dakwah. QS.

���������� � �������� �������� ���� �������....]٩٥]٢:٢٥٦

Peperangan Nabi Muhammad SAW., 7.

Hasan ‘Ali bin Muhammad al-Māwardi, al-Nukat wa al-‘Uyūn, (Bairut: Dār al-Kutub, tth), 2, 465.

Volume 1, No. 2, Agustus 2015 111

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Abdullah Azzam menggunakan

dalam menafsirkan ayat-ayat

tidak boleh di-naskh,

karena akan menimbulkan kerancauan. Pemaksaan dalam beragama Islam akan bertentangan

naskh pada kodrat

nan tersebut, maka hukum akan berubah bunyinya “Sekarang kodrat keimanan sudah

demikian akan melahirkan pemahaman

ul Ghofur terdapat sejumlah prinsip

Pertama: Asas iman dan

kufur adalah kebebasan menentukan pilihan. Iman tidak bisa dipaksakan dan kufur pun juga

�������� ������� �������������

������������������� ���������

Berkata Nuh, "Wahai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku mempunyai buktiyang nyata dari Tuhanku, dan diberinya aku rahmat dari sisinya, tetapi rahmat itudisamarkan bagimu. Apa kami akan paksakankah kamu menerimanya, padahal

Māwardi menjelaskan bahwa iman tidak bisa dipaksakan. Apabila iman

emperbolehkan pemaksaan sebagai sarana dakwah. QS.

�� ����� ���� �� �������

Kutub, tth), 2, 465.

Page 22: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus112

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

Tidak ada paksaan bagi seseorang untuk memeluk agama (Islam). Sesungguhnyatelah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.

Maksud dari ayat ��� ���� �� ����� ���� ��

memeluk Islam merupakan kehendak Allah bukan menjadi kehendak manusia. Jika seseorang

memeluk Islam dalam keadaan terpaksa, maka keislaman orang tersebut tidak berarti baginya.

Hal inilah yang diungkapkan Abu al

Aẓīm. Ia juga menambahkan bahwa meskipun ayat ini diturunkan berkenaan dengan kaum

Anshar, akan tetapi yang dimaksudkan adalah secara umum.

Ketiga: Allah tidak menerima imannya seseorang yang didasarkan pada keterpaksaan.

Seperti pada surat Ghafir ayat 84

������ ����)٨٤( ������� ���� �����������

�� ������ ������� �� �������������

Maka tatkala mereka melihat azab kami, mereka berkata : kami beriman hanyakepada allah dan kami kafir kepada sesembahanpersekutukan dengan Allah. Maka iman mereka tiada yang berguna bagi merekatatkala mereka telah melihat siksa kami. Itulah supada hamba-hambanya. Dan diwaktu itu, binasalah orang

Keempat: Nabi Muhammad dan penerus perjuangannya tidak dimintai

pertanggungjawaban mengenai hasil dakwahnya. Yang dimintai pertanggungjawabannya

adalah dakwah itu sendiri, yang berarti menyampaikan pesan

dan lewat ungkapan-ungkapan y

54:

�������������� �������������� ����������

95 Al-Qur`an, 2 : 256.

96 Abu al-Fīda‘ Ismail Ibnu Kathir, Tafsīr al

97 Al-Qur`an, 40 : 85.

98 Abdu al-Rahman bin Nāṣir bin Abdullah al(ttp: Muassat al-Risālah, tth), 572.

99 Al-Qur`an, 24 : 54.

Agustus 2015

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

Tidak ada paksaan bagi seseorang untuk memeluk agama (Islam). Sesungguhnyatelah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.

������� �� ����� ���� �� adalah tidak ada paksaan dalam beragama Islam. Karena

memeluk Islam merupakan kehendak Allah bukan menjadi kehendak manusia. Jika seseorang

memeluk Islam dalam keadaan terpaksa, maka keislaman orang tersebut tidak berarti baginya.

an Abu al-Fida’ Ibnu Kathir dalam tafsirnya Tafsīr al

. Ia juga menambahkan bahwa meskipun ayat ini diturunkan berkenaan dengan kaum

Anshar, akan tetapi yang dimaksudkan adalah secara umum.96

: Allah tidak menerima imannya seseorang yang didasarkan pada keterpaksaan.

Seperti pada surat Ghafir ayat 84-85 :

��� ������������������� �������� ���� ������������������������ ���� ������ ����

���������������� ������ ������ ����� ���� ������ �� ���������

ka melihat azab kami, mereka berkata : kami beriman hanyakepada allah dan kami kafir kepada sesembahan-sesembahan yang telah kamipersekutukan dengan Allah. Maka iman mereka tiada yang berguna bagi merekatatkala mereka telah melihat siksa kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku

hambanya. Dan diwaktu itu, binasalah orang-orang kafir.

: Nabi Muhammad dan penerus perjuangannya tidak dimintai

pertanggungjawaban mengenai hasil dakwahnya. Yang dimintai pertanggungjawabannya

adalah dakwah itu sendiri, yang berarti menyampaikan pesan-pesan al-Qur`an dengan hikmah

ungkapan yang lemah lembut.98 Allah berfirman dalam QS. al

����� ������ �������������� ������������������ ����������� ����������������

����� ��������� ���� �� ������� ���������]٢٤:٥٤[٩٩

Tafsīr al-Qur`an al-Aẓīm, (Bairut, Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1999),

ir bin Abdullah al-Sa’di, Taisīr al-Karīm al-Rahman Fī Tafsīr

Tidak ada paksaan bagi seseorang untuk memeluk agama (Islam). Sesungguhnya

adalah tidak ada paksaan dalam beragama Islam. Karena

memeluk Islam merupakan kehendak Allah bukan menjadi kehendak manusia. Jika seseorang

memeluk Islam dalam keadaan terpaksa, maka keislaman orang tersebut tidak berarti baginya.

Tafsīr al-Qur`an al-

. Ia juga menambahkan bahwa meskipun ayat ini diturunkan berkenaan dengan kaum

: Allah tidak menerima imannya seseorang yang didasarkan pada keterpaksaan.

������������������ ������

������������������������

]٤٠:٨٥[٩٧

ka melihat azab kami, mereka berkata : kami beriman hanyasesembahan yang telah kami

persekutukan dengan Allah. Maka iman mereka tiada yang berguna bagi merekannah Allah yang telah berlaku

orang kafir.

: Nabi Muhammad dan penerus perjuangannya tidak dimintai

pertanggungjawaban mengenai hasil dakwahnya. Yang dimintai pertanggungjawabannya

Qur`an dengan hikmah

Allah berfirman dalam QS. al-Nur ayat

������������� ������

������ ���������������

‘Ilmiyyah, 1999), 1: 682.

afsīr Kalām al-Mannān,

Page 23: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

Katakanlah: Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul, dan jika berpalingmaka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya,dan kewajiban kamu adalah sematajika kamu taat kepadanya, nisckewajiban rasul itu menyampaikan amanat Allah dengan terang.

Selain ayat di atas, juga terdapat ayat yang menerangkan bahwa agama Islam dibawa

dengan penuh kedamaian seperti dalam QS. al

���� �������� ���� ������ ����

١٠٠

Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan kebenaran yang diperintahkan olehTuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah denganmereka dengan cara sebaikmengetahui siapa yang sesat dari jalannysiapa yang mendapat petunjuk.

Dakwah bil al-hikmah

berkenaan dengan rahasia, faedah, dan maksud dari wahyu Ilahi. Dakwah ini disesuaikan

dengan kondisi dan situasi agar mudah dipahami umat.

2. Kontradiksi Kaidah Tafsir Abdullah Azzam

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa Abdullah Azzam menggunakan kaidah

dalam menafsirkan QS. al-Tawbah ayat 5 dan 36. Menurutn

menghapus ayat-ayat tentang perdamaian yang turun sebelumnya yaitu QS. al

dan QS. al-Hujurat ayat 15. Namun Azzam tidak menjelaskan alasan dihapusnya ayat

tentang perdamaian tersebut dan hanya memberikan alas

belakangan. Jika ayat yang turun belakangan bertentangan dengan ayat sebelumnya, maka

menurut Azzam ayat yang kedua akan menghapus ayat yang pertama.

Azzam juga berpendapat bahwa konsep perdamaian adalah prinsip pokok dalam

menyebarkan agama Islam, sehingga ketika ada ayat al

dengan prinsip perdamaian, maka ayat atau hadis tersebut harus disesuaikan agar tidak terjadi

kerancauan dalam memahami ayat al

kedamaian. Jika konsep perdamaian dihapus, maka akan memunculkan pemahaman bahwa

Islam atau Allah tidak menyukai kedamaian. Oleh sebab itu, pendapat Azzam bahwa QS. al

100 Al-Qur`an, 16 : 125.

101 Kementrian Agama RI, al-Qur`an dan Tafsirnya

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

Katakanlah: Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul, dan jika berpalingmaka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya,dan kewajiban kamu adalah semata-mata apa yang diwajibkan kepadamu. Danjika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lainkewajiban rasul itu menyampaikan amanat Allah dengan terang.

Selain ayat di atas, juga terdapat ayat yang menerangkan bahwa agama Islam dibawa

dengan penuh kedamaian seperti dalam QS. al-Nahl ayat 125 :

������ ������������ ��������������� ��������������������� �������

��� ��������� ������ �������� ������� ���������]١٦:١٢٥[١٠٠

Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan kebenaran yang diperintahkan olehTuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah denganmereka dengan cara sebaik-baiknya perdebatan, Dialah Maha yang lebihmengetahui siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih mengetahuisiapa yang mendapat petunjuk.

hikmah adalah dakwah dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang

berkenaan dengan rahasia, faedah, dan maksud dari wahyu Ilahi. Dakwah ini disesuaikan

ar mudah dipahami umat.101

Kontradiksi Kaidah Tafsir Abdullah Azzam

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa Abdullah Azzam menggunakan kaidah

Tawbah ayat 5 dan 36. Menurutnya kedua ayat tersebut telah

ayat tentang perdamaian yang turun sebelumnya yaitu QS. al

Hujurat ayat 15. Namun Azzam tidak menjelaskan alasan dihapusnya ayat

tentang perdamaian tersebut dan hanya memberikan alasan karena surat al

belakangan. Jika ayat yang turun belakangan bertentangan dengan ayat sebelumnya, maka

menurut Azzam ayat yang kedua akan menghapus ayat yang pertama.

Azzam juga berpendapat bahwa konsep perdamaian adalah prinsip pokok dalam

menyebarkan agama Islam, sehingga ketika ada ayat al-Qur`an atau hadis yang bertentangan

dengan prinsip perdamaian, maka ayat atau hadis tersebut harus disesuaikan agar tidak terjadi

kerancauan dalam memahami ayat al-Qur`an. Hal ini menunjukkan bahwa Alla

kedamaian. Jika konsep perdamaian dihapus, maka akan memunculkan pemahaman bahwa

Islam atau Allah tidak menyukai kedamaian. Oleh sebab itu, pendapat Azzam bahwa QS. al

Qur`an dan Tafsirnya, 5 : 418.

Volume 1, No. 2, Agustus 2015 113

Katakanlah: Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul, dan jika berpalingmaka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya,

mata apa yang diwajibkan kepadamu. Danaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain

Selain ayat di atas, juga terdapat ayat yang menerangkan bahwa agama Islam dibawa

����� ���� ����� ��

������������ ����

Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan kebenaran yang diperintahkan olehTuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan

baiknya perdebatan, Dialah Maha yang lebiha dan Dialah yang lebih mengetahui

adalah dakwah dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang

berkenaan dengan rahasia, faedah, dan maksud dari wahyu Ilahi. Dakwah ini disesuaikan

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa Abdullah Azzam menggunakan kaidah naskh

ya kedua ayat tersebut telah

ayat tentang perdamaian yang turun sebelumnya yaitu QS. al-Nahl ayat 125

Hujurat ayat 15. Namun Azzam tidak menjelaskan alasan dihapusnya ayat-ayat

an karena surat al-Tawbah turun

belakangan. Jika ayat yang turun belakangan bertentangan dengan ayat sebelumnya, maka

Azzam juga berpendapat bahwa konsep perdamaian adalah prinsip pokok dalam

Qur`an atau hadis yang bertentangan

dengan prinsip perdamaian, maka ayat atau hadis tersebut harus disesuaikan agar tidak terjadi

Qur`an. Hal ini menunjukkan bahwa Allah menyukai

kedamaian. Jika konsep perdamaian dihapus, maka akan memunculkan pemahaman bahwa

Islam atau Allah tidak menyukai kedamaian. Oleh sebab itu, pendapat Azzam bahwa QS. al-

Page 24: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus114

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

Tawbah ayat 5 dan 36 yang berisi perintah untuk berperang telah menghapus aya

yang turun sebelumnya bertentangan dengan kaidah umum ‘Ulum al

Di dalam ‘Ulum al-Qur’an disebutkan bahwa cara untuk mengetahui

tiga: Pertama, keterangan tegas dari Nabi atau sahabat.

ayat ini nāsikh dan yang itu mansūkh

ayat yang turun belakangan.102

Azzam, baik penafsirannya terhadap QS. al

tentang dihapusnya hukum yang terkandung dalam QS. al

ayat 15 dan ayat-ayat tentang perdamaian lainnya. Namun ada yang berpendapat bahwa QS.

al-Tawbah ayat 5 dan 36 me-naskh

�������������� ����� �� ������ ���� ����������� ���� ����������������� �������� ������ ����� �� ��١٠٣

Dan perangilah orang-orang yangbatas, sungguh, Allah tidak suka kepada orang

Al-Tabari dalam tafsirnya menyebutkan sebuah riwayat yang mengatakan bahwa ayat

di atas telah di-naskh oleh QS. al

bahwa ayat tersebut tidak di-

memerangi orang kafir adalah perintah Allah. Tetapi dalam memeranginya tidak boleh

melampaui batas. Melampaui batas yang dimaksud adalah tidak membunuh para wanita,

anak-anak, dan orang-orang kafir

(munasabah) antara QS. al-Baqarah

ayat 190 menjadi penjelas bahwa memerangi orang

melampaui batas.

Jika dapat dibenarkan bahwa ayat 5

yang turun sebelumnya, maka prinsip dakwah Islam akan berbunyi:

a. Iman adalah pilihan yang wajib dipaksakan.

b. Syariat Islam memperbolehkan

c. Allah menerima iman sese

102 Manna’ al-Qaṭān, Mabāhith Fī ‘Ulum al

103 Al-Qur`an, 2 : 190.

104 Muhammad Ibnu Jarir Abu Ja’far alRisālah, 2000), 3:562.

Agustus 2015

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

Tawbah ayat 5 dan 36 yang berisi perintah untuk berperang telah menghapus aya

yang turun sebelumnya bertentangan dengan kaidah umum ‘Ulum al-Qur’an.

Qur’an disebutkan bahwa cara untuk mengetahui

keterangan tegas dari Nabi atau sahabat. Kedua, kesepakatan ulama’ bahwa

mansūkh. Ketiga, mengetahui ayat yang turun terlebih dahulu dan

102 Ketiga ketentuan tersebut tidak ditemukan dalam penafsiran

Azzam, baik penafsirannya terhadap QS. al-Tawbah ayat 5 dan 36 maupun pendapatnya

tentang dihapusnya hukum yang terkandung dalam QS. al-Nahl ayat 125 dan QS. al

ng perdamaian lainnya. Namun ada yang berpendapat bahwa QS.

naskh QS. al-Baqarah ayat 190:

�������������� ����� �� ������ ���� ����������� ���� ����������������� �������� ������ ������� ��

orang yang memerangi kamu, tetapi jangan mbatas, sungguh, Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas.

Tabari dalam tafsirnya menyebutkan sebuah riwayat yang mengatakan bahwa ayat

QS. al-Tawbah ayat 5 dan 36. Tetapi riwayat lain mengatakan

-naskh, dan tidak bertentangan dengan ayat 5 dan 36. Bahkan

memerangi orang kafir adalah perintah Allah. Tetapi dalam memeranginya tidak boleh

i batas yang dimaksud adalah tidak membunuh para wanita,

orang kafir dhimmi.104 Pada riwayat kedua terdapat korelasi

Baqarah ayat 190 dengan QS. al-Tawbah ayat 5 dan 36, dimana

ayat 190 menjadi penjelas bahwa memerangi orang-orang kafir tidak diperbolehkan

Jika dapat dibenarkan bahwa ayat 5 dan 36 telah me-naskh ayat tentang perdamai

yang turun sebelumnya, maka prinsip dakwah Islam akan berbunyi:

man adalah pilihan yang wajib dipaksakan.

Syariat Islam memperbolehkan adanya pemaksaan sebagai sarana dakwah.

Allah menerima iman seseorang yang didasarkan atas keterpaksaan.

Ulum al-Qur’an. (ttp: tnp, tth), 233.

uhammad Ibnu Jarir Abu Ja’far al-Thabari, Jāmi’ al-Bayān Fī Ta‘wīl al-Qur`an, (Kairo:

Tawbah ayat 5 dan 36 yang berisi perintah untuk berperang telah menghapus ayat-ayat damai

Qur’an.

Qur’an disebutkan bahwa cara untuk mengetahui naskh hanya ada

kesepakatan ulama’ bahwa

mengetahui ayat yang turun terlebih dahulu dan

Ketiga ketentuan tersebut tidak ditemukan dalam penafsiran

Tawbah ayat 5 dan 36 maupun pendapatnya

Nahl ayat 125 dan QS. al-Hujurat

ng perdamaian lainnya. Namun ada yang berpendapat bahwa QS.

����������� �������������� ����� �� ������ ���� ����������� ���� ����������������� �������� ������ ������� ��

memerangi kamu, tetapi jangan melampauiorang yang melampaui batas.

Tabari dalam tafsirnya menyebutkan sebuah riwayat yang mengatakan bahwa ayat

Tawbah ayat 5 dan 36. Tetapi riwayat lain mengatakan

, dan tidak bertentangan dengan ayat 5 dan 36. Bahkan

memerangi orang kafir adalah perintah Allah. Tetapi dalam memeranginya tidak boleh

i batas yang dimaksud adalah tidak membunuh para wanita,

Pada riwayat kedua terdapat korelasi

Tawbah ayat 5 dan 36, dimana

orang kafir tidak diperbolehkan

ayat tentang perdamaian

pemaksaan sebagai sarana dakwah.

, (Kairo: Muassasat al-

Page 25: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

d. Nabi Muhammad dan juga penerus perjuangannya dimintai pertanggungjawaban

mengenai hasil dakwahnya.

Ayat-ayat perdamaian yang telah disebutkan merupakan ayat

damai di-naskh maka akan berten

nask-mansukh di atas maka menjadi jelas bahwa ayat yang diusung Azzam tidak bisa me

naskh ayat-ayat tentang perdamaian, karena ayat

ayat yang mansukh. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kaidah ‘Ulum al

Azzam tidak sesuai dengan kaidah ‘Ulum al

terhadap ayat-ayat jihad dalam surat at

3. Konsistensi Abdullah Azzam dalam Kaidah

Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam pandangan Abdullah Azzam ayat 5 dan 36

telah menghapus 120 lebih ayat

QS. al-Nahl ayat 125 dan QS. al

al-Tawbah turun belakangan. Hal ini mensyaratkan kedua ayat tersebut menghapus ayat yang

turun sebelumnya.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah Azzam konsisten dengan kaidah

dibangunnya sendiri?. Dan apakah Azzam juga konsisten menganggap ayat damai sebagai

ayat yang mansukh?.

Di tempat lain dalam tafsirnya

sebagai berikut:

���������� ���� �������������� �������������� ����������� ������� ������� ���� ����������� ����� ����������� ����� �����������

������ ���� ������ �������������� ��������� ����������� ������ ������������ ��� ������ ������������ �� ������ ������������ �������

Dan orang-orang Mukmin, lakimenolong satu sama lain, mereka menyuruh untuk melakukan kebaikan, danmencegah dari keburukan, mengerjakan salat, membayar zakat, mematuhiperintah Allah dan RasulAllah, sungguh, Allah sungguh Maha Kuasa, Maha Bijaksana.

Dalam menafsirkan ayat tersebut, Azzam memaparkan syarat amar ma’ruf sebagai

berikut:

105 al-Qur`an., 9 : 71.

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

Nabi Muhammad dan juga penerus perjuangannya dimintai pertanggungjawaban

mengenai hasil dakwahnya.

ayat perdamaian yang telah disebutkan merupakan ayat-ayat

maka akan bertentangan dengan prinsip muḥkam-mutashabih

di atas maka menjadi jelas bahwa ayat yang diusung Azzam tidak bisa me

ayat tentang perdamaian, karena ayat-ayat perdamaian tidak masuk dalam wilayah

. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kaidah ‘Ulum al-Qur`an yang digunakan

Azzam tidak sesuai dengan kaidah ‘Ulum al-Qur`an yang berlaku pada penafsirannya

ayat jihad dalam surat at-Tawbah.

si Abdullah Azzam dalam Kaidah naskh yang dibangunnya

Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam pandangan Abdullah Azzam ayat 5 dan 36

telah menghapus 120 lebih ayat-ayat tentang perdamaian yang turun sebelumnya termasuk

Nahl ayat 125 dan QS. al-Hujurat ayat 15. Ia menyampaikan argumennya karena surat

Tawbah turun belakangan. Hal ini mensyaratkan kedua ayat tersebut menghapus ayat yang

nyaan adalah apakah Azzam konsisten dengan kaidah

dibangunnya sendiri?. Dan apakah Azzam juga konsisten menganggap ayat damai sebagai

Di tempat lain dalam tafsirnya Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah, Azzam menafsirkan ayat 71

���������� ���� �������������� �������������� ����������� ������� ������� ���� ����������� ���������������� ����� �����������

������ ���� ������ �������������� ��������� ����������� ������ ������������ ��� ������ ������������ �� ������ ������������

٧١[١٠٥

orang Mukmin, laki-laki dan perempuan, saling mencintai danmenolong satu sama lain, mereka menyuruh untuk melakukan kebaikan, danmencegah dari keburukan, mengerjakan salat, membayar zakat, mematuhiperintah Allah dan Rasul-Nya. Merekalah yang akan selalu berada dalam rahmatAllah, sungguh, Allah sungguh Maha Kuasa, Maha Bijaksana.

Dalam menafsirkan ayat tersebut, Azzam memaparkan syarat amar ma’ruf sebagai

Volume 1, No. 2, Agustus 2015 115

Nabi Muhammad dan juga penerus perjuangannya dimintai pertanggungjawaban

ayat muḥkam. Jika ayat

mutashabih. Melihat kaidah

di atas maka menjadi jelas bahwa ayat yang diusung Azzam tidak bisa me-

ayat perdamaian tidak masuk dalam wilayah

Qur`an yang digunakan

Qur`an yang berlaku pada penafsirannya

angunnya

Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam pandangan Abdullah Azzam ayat 5 dan 36

erdamaian yang turun sebelumnya termasuk

Hujurat ayat 15. Ia menyampaikan argumennya karena surat

Tawbah turun belakangan. Hal ini mensyaratkan kedua ayat tersebut menghapus ayat yang

nyaan adalah apakah Azzam konsisten dengan kaidah naskh yang

dibangunnya sendiri?. Dan apakah Azzam juga konsisten menganggap ayat damai sebagai

Azzam menafsirkan ayat 71

���������� ���� �������������� �������������� ����������� ������� ������� ���� ����������� ���������������� ����� �����������

������ ���� ������ �������������� ��������� ����������� ������ ������������ ��� ������ ������������ �� ������ ������������

�������]٩:٧١

laki dan perempuan, saling mencintai danmenolong satu sama lain, mereka menyuruh untuk melakukan kebaikan, danmencegah dari keburukan, mengerjakan salat, membayar zakat, mematuhi

kan selalu berada dalam rahmat

Dalam menafsirkan ayat tersebut, Azzam memaparkan syarat amar ma’ruf sebagai

Page 26: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus116

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

Pertama, ikhlas. Azzam menjelaskan bahwa ikhlas itu adalah melakukan sesuatu kare

Allah. Kedua, seorang yang menyuruh ma’ruf, harus mengetahui hakikat ma’ruf itu sendiri,

yaitu mengetahui hukum syara’ dan perbedaan pendapat ‘ulama fiqih. Ia mencontohkan amar

ma’ruf sebagai berikut: orang Islam pergi ke rumah orang Nashrani lalu menga

memeluk Islam dengan mengatakan “Islamlah, kalau kamu tidak mau memeluk Islam maka

saya akan membunuhmu.” Orang yang mengajak kebaikan (ma’ruf) harus mengetahui secara

benar hakikat dari ma’ruf itu sendiri. Lalu ketika ia mengajak orang lain un

kebaikan, ia melakukannya dengan hikmah, tanpa kekerasan dan dengan ungkapan

yang lemah lembut.106 Kemudian Azzam menyebut QS. al

���� ������ ���� �������� ���� ������� ����������� ���������� ������١٠٧

Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan kebenaran yang diperintahkan olehTuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah denganmereka dengan cara sebaikmengetahui siapa yang sesat dari jalannysiapa yang mendapat petunjuk.

Terdapat inkonsistensi

a. Azzam mengatakan bahwa

Namun justru ia menggunakannya untuk menafsirkan QS.

b. Azzam mengatakan bahwa

di sisi yang lain ia mengatakan bahwa ayat tersebut mengandung kekerasan.

mengatakan bahwa mengajak orang masuk Islam itu harus dengan ma

mencontohkan hal ini ia cenderung menggunakan kekerasan dan pemaksaan.

c. Contoh ma’ruf yang dikemukakan

Ayat 71 berisi anjuran untuk s

mencontohkan bolehnya

kekerasan.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa Azzam tidak konsisten menggunakan kaidah tafsir

yang ia bangun sendiri. Ternyata dalam ke

106 Azzam, Fī Ẓilāli Surat al-Tawbah.,

107 al-Qur`an., 16 : 125.

Agustus 2015

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

, ikhlas. Azzam menjelaskan bahwa ikhlas itu adalah melakukan sesuatu kare

, seorang yang menyuruh ma’ruf, harus mengetahui hakikat ma’ruf itu sendiri,

yaitu mengetahui hukum syara’ dan perbedaan pendapat ‘ulama fiqih. Ia mencontohkan amar

ma’ruf sebagai berikut: orang Islam pergi ke rumah orang Nashrani lalu menga

memeluk Islam dengan mengatakan “Islamlah, kalau kamu tidak mau memeluk Islam maka

saya akan membunuhmu.” Orang yang mengajak kebaikan (ma’ruf) harus mengetahui secara

benar hakikat dari ma’ruf itu sendiri. Lalu ketika ia mengajak orang lain un

kebaikan, ia melakukannya dengan hikmah, tanpa kekerasan dan dengan ungkapan

Kemudian Azzam menyebut QS. al-Nahl ayat 125:

�� ������� ���� �������� ������ ������� ���� ����� ���� ������ ���� �������� ���� ������� ����������� ���� ������ ������

������ ������� �� ��� ���� ���� �������� ������� ��������� ��������]١٦:١٢٥[١٠٧

Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan kebenaran yang diperintahkan olehTuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah denganmereka dengan cara sebaik-baiknya perdebatan, Dialah Maha yang lebihmengetahui siapa yang sesat dari jalannya dan Dialah yang lebih mengetahuisiapa yang mendapat petunjuk.

pada penafsiran Azzam di antaranya adalah:

Azzam mengatakan bahwa QS. al-Nahl ayat 125 dianggap sebagai ayat

Namun justru ia menggunakannya untuk menafsirkan QS. al-Tawbah ayat 71.

Azzam mengatakan bahwa QS. al-Nahl ayat 125 adalah ayat tentang per

ia mengatakan bahwa ayat tersebut mengandung kekerasan.

ahwa mengajak orang masuk Islam itu harus dengan ma

mencontohkan hal ini ia cenderung menggunakan kekerasan dan pemaksaan.

kemukakan Azzam tidak sesuai dengan ayat yang ditafsirkannya.

isi anjuran untuk saling tolong menolong sesama M

mengajak orang Nashrani untuk masuk Islam dengan cara

Dari sini dapat disimpulkan bahwa Azzam tidak konsisten menggunakan kaidah tafsir

yang ia bangun sendiri. Ternyata dalam kesempatan lain ditemukan ia masih menggunakan

Tawbah., 128.

, ikhlas. Azzam menjelaskan bahwa ikhlas itu adalah melakukan sesuatu karena

, seorang yang menyuruh ma’ruf, harus mengetahui hakikat ma’ruf itu sendiri,

yaitu mengetahui hukum syara’ dan perbedaan pendapat ‘ulama fiqih. Ia mencontohkan amar

ma’ruf sebagai berikut: orang Islam pergi ke rumah orang Nashrani lalu mengajaknya agar

memeluk Islam dengan mengatakan “Islamlah, kalau kamu tidak mau memeluk Islam maka

saya akan membunuhmu.” Orang yang mengajak kebaikan (ma’ruf) harus mengetahui secara

benar hakikat dari ma’ruf itu sendiri. Lalu ketika ia mengajak orang lain untuk berbuat

kebaikan, ia melakukannya dengan hikmah, tanpa kekerasan dan dengan ungkapan-ungkapan

�� ������� ���� �������� ������ ������� ���� �����

������ ������� �� ��� ���� ���� ��������

Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan kebenaran yang diperintahkan olehTuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan

baiknya perdebatan, Dialah Maha yang lebiha dan Dialah yang lebih mengetahui

sebagai ayat yang mansukh.

ayat 71.

tentang perdamaian. Namun

ia mengatakan bahwa ayat tersebut mengandung kekerasan. Meskipun ia

ahwa mengajak orang masuk Islam itu harus dengan ma’ruf tetapi dalam

mencontohkan hal ini ia cenderung menggunakan kekerasan dan pemaksaan.

Azzam tidak sesuai dengan ayat yang ditafsirkannya.

Muslim, namun ia

ashrani untuk masuk Islam dengan cara

Dari sini dapat disimpulkan bahwa Azzam tidak konsisten menggunakan kaidah tafsir

sempatan lain ditemukan ia masih menggunakan

Page 27: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

ayat yang dianggapnya mansukh

al-Nahl ayat 125 sebagai ayat damai, karena dalam kesempatan lain ia mengartikannya

dengan kekerasan.

G. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tafsir Fī Ẓilāli Surat al-

bahasa Arab. Dalam tafsirnya,

antara lain ayat 6, 17-27,

urutan ayat dalam surat,

Sumber penafsirannya berupa

pendapat Sayyid Qutb.

Azzam banyak menyinggung

Afghanistan. Oleh sebab itu,

mengambil metode tahlili.

murni ayat jihad, ayat jihad

jihad. Sasaran jihadnya

bekerjasama dengan orang

negara Islam.

2. Selain Fī Ẓilāli Surat al-

Ijtihād. Di dalam kedua buku

120 lebih ayat-ayat tentang

al-Tawbah turun belakangan.

bahwa ayat yang kedua

menggunakan kaidah asbab

3. Kaidah naskh yang digunakan

berlaku. Misalnya mengenai

karena akan menimbulkan

4. Ketika menafsirkan ayat 71,

adalah: Pertama, ikhlas. Azzam

karena Allah. Kedua, seorang

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

mansukh. Selain itu, ia juga tidak konsisten mengatakan bahwa QS.

Nahl ayat 125 sebagai ayat damai, karena dalam kesempatan lain ia mengartikannya

Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

-Tawbah ditulis pada tahun 1987 di Peshawar,

tafsirnya, ada beberapa ayat yang tidak ditafsirkan

27, 38-41, 73-90, 105, 113, dan 116. Tafsir tersebut

dan bersumber dari pengajian rutin yang diselenggarakannya

berupa al-Qur`an, al-Hadis, pendapat ulama

menyinggung konteks sosial yang dialaminya

itu, tafsir ini dapat dikategorikan bercorak adabi

ahlili. Tafsir ayat-ayat jihad Abdullah Azzam terbagi

jihad yang semu, dan bukan ayat jihad tetapi dikait

adalah orang kafir, Ahli Kitab, dan orang

orang-orang kafir. Sedangkan tujuan jihadnya

-Tawbah, buku Azzam yang lain adalah Fī

buku tersebut disebutkan bahwa ayat 5 dan 36

tentang perdamaian yang turun sebelumnya. Alasannya

belakangan. Azzam mendasarkan kaidah naskh-nya

kedua menghapus ayat yang pertama. Selain

sbab al-nuzul..

gunakan Azzam bertentangan dengan kaidah ‘Ulum

mengenai ayat-ayat muḥkam yang menurutnya tidak

menimbulkan kerancauan.

71, Azzam menjelaskan tentang syarat amar ma’ruf,

Azzam menjelaskan bahwa ikhlas itu adalah

seorang yang menyuruh ma’ruf, harus mengetahui

Volume 1, No. 2, Agustus 2015 117

. Selain itu, ia juga tidak konsisten mengatakan bahwa QS.

Nahl ayat 125 sebagai ayat damai, karena dalam kesempatan lain ia mengartikannya

Peshawar, Pakistan dalam

ditafsirkan oleh Azzam

tersebut ditulis sesuai

diselenggarakannya.

ulama terdahulu, dan

yaitu perang di

adabi ijtima’i dengan

terbagi menjadi tiga;

dikait-kaitkan dengan

orang-orang Islam yang

adalah mendirikan

al-Jihād: Fiqh wa

36 telah menghapus

Alasannya karena surat

nya pada pemahaman

itu, Azzam juga

Ulum al-Qur`an yang

tidak boleh di-naskh

ma’ruf, diantaranya

melakukan sesuatu

mengetahui hakikat ma’ruf

Page 28: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus118

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

itu sendiri, yaitu mengetahui

mencontohkan amar ma’ruf

lalu mengajaknya agar memeluk

mau memeluk Islam maka

(ma’ruf) harus mengetahui

mengajak orang lain untuk

kekerasan dan dengan

menyebut QS. al-Nahl ayat

Terdapat inkonsistensi pada penafsiran Azzam di antaranya adalah:

1. Azzam mengatakan bahwa

Namun justru ia menggunakannya untuk menafsirkan QS.

2. Azzam mengatakan bahwa

di sisi yang lain ia mengatakan bahwa ayat tersebut mengandung kekerasan.

mengatakan bahwa mengajak orang masuk Islam itu harus dengan ma

mencontohkan hal ini ia cenderung menggunakan kekerasan dan pemaksaan.

3. Contoh ma’ruf yang dikemukakan

Ayat 71 berisi anjuran untuk saling tolong menolong

mencontohkan bolehnya

kekerasan.

Agustus 2015

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

mengetahui hukum syara’ dan perbedaan pendapat

ma’ruf sebagai berikut: orang Islam pergi ke rumah

memeluk Islam dengan mengatakan “Islamlah,

maka saya akan membunuhmu.” Orang yang mengajak

mengetahui secara benar hakikat dari ma’ruf itu sendiri.

untuk berbuat kebaikan, ia melakukannya dengan

ungkapan-ungkapan yang lemah lembut.

ayat 125 yang menurutnya telah mansukh.

Terdapat inkonsistensi pada penafsiran Azzam di antaranya adalah:

Azzam mengatakan bahwa QS. al-Nahl ayat 125 dianggap sebagai ayat

Namun justru ia menggunakannya untuk menafsirkan QS. al-Tawbah ayat 71.

Azzam mengatakan bahwa QS. al-Nahl ayat 125 adalah ayat tentang per

ia mengatakan bahwa ayat tersebut mengandung kekerasan.

mengatakan bahwa mengajak orang masuk Islam itu harus dengan ma

mencontohkan hal ini ia cenderung menggunakan kekerasan dan pemaksaan.

kemukakan Azzam tidak sesuai dengan ayat yang ditafsirkannya.

anjuran untuk saling tolong menolong sesama M

mengajak orang Nashrani untuk masuk Islam dengan cara

pendapat ‘ulama fiqih. Ia

rumah orang Nashrani

“Islamlah, kalau kamu tidak

mengajak kebaikan

sendiri. Lalu ketika ia

dengan hikmah, tanpa

Kemudian Azzam

sebagai ayat yang mansukh.

ayat 71.

tentang perdamaian. Namun

ia mengatakan bahwa ayat tersebut mengandung kekerasan. Meskipun ia

mengatakan bahwa mengajak orang masuk Islam itu harus dengan ma’ruf tetapi dalam

mencontohkan hal ini ia cenderung menggunakan kekerasan dan pemaksaan.

Azzam tidak sesuai dengan ayat yang ditafsirkannya.

Muslim, namun ia

ashrani untuk masuk Islam dengan cara

Page 29: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

Al-Qur’an.

‘Aql, Iyād Abdul Hamīd, “Ma’ālim alAzzam”, Tesis di Universitas Islam Ghaza, Pakistan, 2008.

Ali, As’ad Said, Al Qaeda Tinjauan Sosial Politik dan Sepak Terjangnya2014.

Anwar, Hermasyah, Pemikiran Dr. Abdullah Azzam Tentang Jihad dan Pengaruhnya diAfghanistan (1979-1989

Azzam, Abdullah, Fī al-Jihād: Fiqh wa Ijtihād,H.

____________ Fī ẓilāli Surat at

Baidan, Nashruddin, Metodologi

Bayjurī (al), Ibrāhīm, ḤashiyahJakarta: Dār al-Kutub al

Damsyiqī (al), Abū al-Fīdā‘ Ismā’il Ibn Umar Ibn KathīAḍīm, Dār at Tayyibah, 1999.

Faḍl (al), Mahmūd al-Alūsi Abu,Mathānī, Bairut: Dār Ihyā‘ al

Ghanīm, Ahmad, al-Fawākih al

Greg Fealy dan Anthony Bubalo,Indonesia, terj. Akh. Muzakki, Bandung: Mizan Pustaka, 2007.

Ibnu al-Manẓūr, Lisan al-‘Arab

Jalāl Al-Dīn bin Abdu al-RaḥKutub al-‘Ilmiyyah, 2012.

Jawa Pos, Minggu 15 Nopember 2015.

Jawa Pos, Selasa 17 Nopember 2015.

Kementrian Agama RI, al-Qur`an dan Tafsirnya

Kholaf, Abdul Wahab, Ilmu U

Latīf (al), Ahmad Abdu, al-Nafa

Maimoen, Abdul Ghofur, “Peperangan Nabi Muhammad SAW., dan AyatItqân, 1, STAI Al Anwar, 2015.

Māwardi (al), Abu al-Hasan ‘Ali bin Muhammad,Kutub, tth.

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2,

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

DAFTAR PUSTAKA

‘Aql, Iyād Abdul Hamīd, “Ma’ālim al-Tarbiyyah Fī Ḍaui Kitābāti alAzzam”, Tesis di Universitas Islam Ghaza, Pakistan, 2008.

Al Qaeda Tinjauan Sosial Politik dan Sepak Terjangnya

Anwar, Hermasyah, Pemikiran Dr. Abdullah Azzam Tentang Jihad dan Pengaruhnya di1989), (Skripsi di Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), 69.

Jihād: Fiqh wa Ijtihād, Peshawar: Markaz al-Shahid Azzam, 1395

ilāli Surat at-Tawbah, Pakistan: Lajnah al-Nisāiyyah al

Metodologi Penafsiran Al-Qur`an, Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2012.

ashiyah al-Shaykh Ibrāhīm al-Bayjurī ‘Ala Fathil Qarīb alKutub al-Islamiyyah, 2007.

Fīdā‘ Ismā’il Ibn Umar Ibn Kathīr al-Qurasī, Tafsīr al, Dār at Tayyibah, 1999.

Alūsi Abu, Rūh al-Ma’ānī Fī Tafsīr al-Qur`an al-ABairut: Dār Ihyā‘ al-turath al-‘Arabi, tth.

Fawākih al-Diwānī, ttp: Maktabah al-Thaqāfah al-Dinīyah, tth.

Greg Fealy dan Anthony Bubalo, Jejak Kafīlah; Pengaruh Radikalisme Timur Tengah di, terj. Akh. Muzakki, Bandung: Mizan Pustaka, 2007.

‘Arab, Bairut: Dār Ṣādir, tth.

ḥman al-Sayūṭī, al-Itqān fī ‘Ulūm al-Qur`an‘Ilmiyyah, 2012.

, Minggu 15 Nopember 2015.

, Selasa 17 Nopember 2015.

Qur`an dan Tafsirnya, tnp: Jakarta; 2010.

, Ilmu Uṣul al-Fīqhi, Surabaya: Haromain, 2004.

Nafaḥāt ‘Ala Sharḥ al-Waraqāt, ttp: Al-Haramain Jaya, 2006.

Maimoen, Abdul Ghofur, “Peperangan Nabi Muhammad SAW., dan AyatItqân, 1, STAI Al Anwar, 2015.

Hasan ‘Ali bin Muhammad, al-Nukat wa al-‘Uyūn

Volume 1, No. 2, Agustus 2015 119

aui Kitābāti al-Syaikh Adullah

Al Qaeda Tinjauan Sosial Politik dan Sepak Terjangnya, Jakarta: LP3ES,

Anwar, Hermasyah, Pemikiran Dr. Abdullah Azzam Tentang Jihad dan Pengaruhnya di), (Skripsi di Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), 69.

Shahid Azzam, 1395

Nisāiyyah al-Arabiyyah, tth.

, Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2012.

Bayjurī ‘Ala Fathil Qarīb al-Mujīb.

Tafsīr al-Qur’an al-

Aẓīm wa al-Sab’i a-

Dinīyah, tth.

Jejak Kafīlah; Pengaruh Radikalisme Timur Tengah di

Qur`an, Lebanon: Dār al-

Haramain Jaya, 2006.

Maimoen, Abdul Ghofur, “Peperangan Nabi Muhammad SAW., dan Ayat-Ayat Qitâl”, Al

‘Uyūn, Beirut: Dār al-

Page 30: PENAFSIRAN ABDULLAH AZZAM ATAS AYAT-AYAT JIHAD …

AL-ITQĀN, Volume 1, No. 2, Agustus120

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat

Ahmad Musonnif Alfi

Peters, Rudolph, al-Jihād Qadīmān wa

Qaṭān, Manna’, Mabāhith Fī ‘Ulum al

Qurthubī (al), Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr,Qur`an, Arab Saudi: D

Razi (al), Fakhr al-dīn, Mafāti

Sa’di (al), Abdu al-Rahman bin Nākalām al-Mannān, ttp: Muassat al

Sayyid Qutb, Fī Ẓilāli al-Qur‘an, ttp: Dār ‘Ulum, tth.

Suyuṭi (al), Jalāl al-Dīn bin Abdu alKutub al-‘Ilmiyyah, 2012.

Thabari (al), Muhammad Ibnu Jarir Abu Ja’far,Kairo:Muassasat al-Risālah, 2000.

Yusuf, Abū Ḥayyan Muhammad,

Zuḥayly (al), Wahbah, al-Wajīz fī U

Zulkarnain Haron dan Nordin HuJihadi dan Interpretasi Jihad oleh Al jamaah Al Islamiyah”, GeograFīa,9, (2013),Universiti Kebangsaan Malaysia, 134.

Agustus 2015

Penafsiran Abdullah Azzam atas Ayat-Ayat Jihad

Ahmad Musonnif Alfi & Abdul Ghofur

Jihād Qadīmān wa Ḥadīthān, al-Qāhirat: Markaz al-Ahrām, 1996.

Mabāhith Fī ‘Ulum al-Qur’an, (ttp: tnp, tth), 233.

bdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr, al-Jāmi’ li Ahkāmi alArab Saudi: Dār ‘Alim al-Kutub, 2003.

Mafātiḥ al-Ghayb, Bairut: Dār al-Kutub al-Ilmiyah, tth.

Rahman bin Nāṣir bin Abdullah, Taisīr al-Karīm al, ttp: Muassat al-Risālah, tth.

Qur‘an, ttp: Dār ‘Ulum, tth.

Dīn bin Abdu al-Raḥman, al-Itqān fī `Ulūm al-Qur‘an, Lebanon: Dār al‘Ilmiyyah, 2012.

Muhammad Ibnu Jarir Abu Ja’far, Jāmi’ al-Bayān Fī Ta‘wīl alRisālah, 2000.

ayyan Muhammad, al-Baḥr al-Muḥīṭ, ttp: tnp, tth.

Wajīz fī Uṣūl al-Fīqh, ttp: tnp, tth.

Zulkarnain Haron dan Nordin Hussin “Islam di Malaysia: Penilaian Semula Fahaman SalafīJihadi dan Interpretasi Jihad oleh Al jamaah Al Islamiyah”, GeograFīa,9, (2013),Universiti Kebangsaan Malaysia, 134.

Ahrām, 1996.

Jāmi’ li Ahkāmi al-

Ilmiyah, tth.

m al-Rahman Fī tafsīr

‘an, Lebanon: Dār al-

Bayān Fī Ta‘wīl al-Qur`an,

ssin “Islam di Malaysia: Penilaian Semula Fahaman SalafīJihadi dan Interpretasi Jihad oleh Al jamaah Al Islamiyah”, GeograFīa,9, (2013),